Telaah Perbedaan Sunni dan Syiah(I).

Telaah Perbedaan Sunni dan Syiah.

Tulisan ini adalah tanggapan sederhana atas tulisan di situs ini yang berjudul Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ?. Untuk memenuhi permintaan saudara Gura dalam tulisan saya yang lalu. Tulisan yang bercetak miring adalah tulisan di situs tersebut. Sebelumnya perlu diingatkan bahwa apa yang penulis(saya) sampaikan adalah bersumber dari apa yang penulis baca dari sumber-sumber Syiah sendiri.

Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki.Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?.

Penulis(saya) menjawab benar perbedaan Sunni dan Syiah memang tidak sebatas Furu’iyah tetapi juga berkaitan dengan masalah Ushulli. Tetapi tetap saja Syiah adalah Islam(lihat tulisan ini). Kita akan lihat nanti. Tidak ada masalah dengan pendekatan Sunni dan Syiah karena tidak semuanya berbeda, terdapat cukup banyak persamaan antara Sunni dan Syiah.

Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui. Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya

Jawaban saya, kata-kata ini juga bisa ditujukan pada penulis itu sendiri, minimnya pengetahuan dia tentang Syiah kecuali yang di dapat dari Syaikh-syaikhnya. Kemudian berbicara seperti orang yang sok tahu segalanya. Dan berkomentar sebelum memahami persoalan sebenarnya.

Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul.

Bukankah baik kalau mengenal sesuatu dari sumbernya sendiri yaitu Ulama Syiah. Kalau si penulis itu menganggap Ulama Syiah Cuma berpura-pura lalu kenapa dia tidak menganggap Syaikh-Syaikh mereka itu yang sengaja mendistorsi tentang Syiah. Subjektivitas sangat berperan, anda tentu tidak akan mendengar hal yang baik tentang Syiah dari Ulama yang membenci dan mengkafirkan Syiah. Pengetahuan yang berimbang diperlukan jika ingin bersikap objektif. Sekali lagi perbedaan itu benar tidak sebatas Furu’iyah.

Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita(Ahlussunnah).
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.

Kata-kata yang begitu kurang tepat, yang benar adalah Syiah meyakini Rukun Iman dan Rukun Islam yang dimiliki Sunni tetapi mereka merumuskannya dengan cara yang berbeda dan memang terdapat perbedaan tertentu pada Syiah yang tidak diyakini Sunni.
Kitab Hadis Syiah benar berbeda dengan Kitab Hadis Sunni karena Syiah menerima hadis dari Ahlul Bait as(hal ini ada dasarnya bahkan dalam kitab hadis Sunni lihat hadis Tsaqalain) sedangkan Sunni sebagian besar hadisnya dari Sahabat Nabi ra.
sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita. Ini adalah kebohongan, yang benar Ulama-Ulama Syiah menyatakan bahwa Al Quran mereka sama dengan Al Quran Sunni. Yang mengatakan bahwa Al Quran Syiah berbeda dengan Al Quran Sunni adalah kaum Syiah Akhbariyah yang bahkan ditentang oleh Ulama-Ulama Syiah. Kaum Akhbariyah ini yang dicap oleh penulis itu sebagai Ulama Syiah. Sudah keliru generalisasi pula. Penafsiran Al Quran yang berlainan bukan masalah, dalam Sunni sendiri perbedaan tersebut banyak terjadi.

Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.

Yang berkata seperti ini adalah Ulama-ulama Salafi, karena terdapat Ulama Ahlussunah yang mengatakan Syiah itu Islam seperti Syaikh Saltut, Syaikh Muhammad Al Ghazali, Syaikh Yusuf Qardhawi, dan lain-lain. Sebenarnya yang populer di kalangan Sunni adalah Syiah itu Islam tetapi golongan pembid’ah. Cuma Salafi yang dengan ekstremnya menyebut Syiah agama tersendiri.

Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).

Saya akan menanggapi satu persatu pernyataan penulis ini

1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah

Jawaban: Saya tidak tahu apa sumber penukilan penulis ini, yang jelas Syiah juga meyakini Islam dimulai dengan Syahadat. Jadi sebenarnya Syiah meyakini semua rukun Islam Sunni hanya saja mereka menambahkan Al Wilayah. Yang ini yang tidak diakui Sunni, tentu perbedaan ini ada dasarnya.

2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad

Syiah jelas meyakini atau mengimani semua yang disebutkan dalam rukun iman Sunni, hanya saja mereka ,merumuskannya dengan cara berbeda seperti yang penulis itu sampaikan. Rukun iman Syiah selain Imamah mengandung semua rukun iman Sunni. Perbedaannya Syiah meyakini Imamah dan Sunni tidak, sekali lagi perbedaan ini ada dasarnya.

3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka

Ini tidak benar karena syahadat dalam Sunni dan Syiah adalah sama Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Tidak mungkinnya pernyataan penulis itu adalah bagaimana dengan mereka orang Islam pada zaman Rasulullah SAW, zaman Imam Ali, zaman Imam Hasan dan zaman Imam Husain. Bukankah jelas pada saat itu belum terdapat 12 imam.

4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.

Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka

Imam Sunni tidak terbatas karena setiap ulama bisa saja disebut Imam oleh orang Sunni. Bagi Syiah tidak seperti itu, 12 imam mereka ada dasarnya sendiri dalam sumber mereka, dan terdapat juga dalam Sumber Sunni tentang 12 khalifah dan Imam dari Quraisy. Intinya Syiah dan Sunni berbeda pandangan tentang apa yang disebut Imam. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Pernyataan ini hanya sekedar persepsi, tidak dibenarkan berdasarkan apa, jelas sekali penulis ini tidak memahami pengertian Imam dalam Syiah.

Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka. Saya tidak tahu apa dasar penulis itu, yang saya tahu Ulama Syiah selalu menyebut Sunni sebagai Islam dan saudara mereka. Anda dapat melihat dalam Al Fushul Al Muhimmah Fi Ta’lif Al Ummah oleh Ulama Syiah Syaikh Syarafuddin Al Musawi(terjemahannya Isu-isu Penting Ikhtilaf Sunnah dan Syiah hal 33 yang membuat bab khusus yang berjudul Keterangan Para Imam Ahlul Bait Tentang Sahnya Keislaman Ahlussunnah) Atau anda dapat merujuk Al ’Adl Al Ilahy karya Murtadha Muthahhari( terjemahannya Keadilan Ilahi hal 271-275).

5. Ahlussunnah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).

Pembahasan masalah ini adalah cukup pelik, oleh karenanya saya akan memaparkan garis besarnya saja. Benar sekali khulafaurrosyidin yang diakui Sunni adalah seperti yang penulis itu sebutkan. Syiah tidak mengakui 3 khalifah pertama karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka Imam Ali ditunjuk sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Pernyataan (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka), disini lagi-lagi terjadi perbedaan. Sunni berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan sukarela. Tetapi Syiah berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan terpaksa. Hal yang patut diperhitungkan adalah Syiah juga memakai sumber Sunni untuk membuktikan anggapan ini, diantaranya hadis dan sirah yang menyatakan keterlambatan baiat Imam Ali kepada khalifah Abu Bakar yaitu setelah 6 bulan. Sekali lagi perbedaan ini memiliki dasar masing-masing di kedua belah pihak baik Sunni dan Syiah, jika ingin bersikap objektif tentu harus membahasnya secara berimbang dan tidak berat sebelah. Perbedaan masalah khalifah ini juga tidak perlu dikaitkan dengan Islam atau tidak, bukankah masalah khalifah ini jelas tidak termasuk dalam rukun iman dan rukun islam Sunni yang disebutkan oleh penulis itu. Oleh karenanya jika Syiah berbeda dalam hal ini maka itu tidak menunjukkan Syiah keluar dari Islam.

Sebelum mengakhiri bagian pertama ini, ada yang perlu diperjelas. Syiah meyakini rukun iman dan rukun islam Sunni hanya saja Syiah berbeda merumuskannya. Oleh karenanya dalam pandangan Sunni, Syiah itu Islam. Syiah meyakini Imamah yang merupakan masalah Ushulli dalam rukun Iman Syiah. Sunni tidak meyakini hal ini. Dalam pandangan Syiah, Sunni tetap sah keislamannya berdasarkan keterangan dari para Imam Ahlul Bait . Anda dapat merujuk ke sumber yang saya sebutkan. Bersambung , Salam damai

1.154 Tanggapan

  1. bozzz syiah sendiri memiliki banyak sempalan dan bisa jadi masing – masing sempalan berbeda juga akidahnya… CMIIW yaaa…

  2. @ Ferry ZK
    benar Mas, Syiah memang memiliki banyak aliran dalam perkembangannya
    Tapi oleh karena situs yang saya maksud membicarakan Syiah Imamiyah maka itulah Syiah yang saya maksud
    dan sebenarnya mayoritas sekarang itulah yang disebut Syiah
    😀

  3. kita semua Islam

  4. @ aswad
    ya yang Islam toh Mas
    yang nonmuslim mah bukan
    he he he 😀

  5. maaf kenapa kali ini anda tidak mencantumkan referensi setiap jawaban anda?

  6. @ antifaithfreedom
    gak perlu kok, situs yang saya maksud juga gak ada referensinya
    paling tidak untuk hal tertentu saya cantumkan referensinya

  7. dari dulu orang selalu mempermasalahkan sunnah-syiah. Masing2 punya pendirian dan merasa benar.

    Kalo dilihat dari sejarah, memang posisi syiah menguntungkan.

    Saya sendiri masih mempelajari keduanya. Mencari kenyamanan buat batin saya.

  8. @ Hana
    ya tugas kita hanyalah berusaha semampunya untuk belajar dengan baik
    tentang apa hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT
    salam 😀

  9. […] bahwa Sunni adalah sah keislamannya. Ini adalah pendapat yang muktabar di sisi Syiah seperti dalam tulisan saya. Tidak hanya Muhammad Husain Kasyif Al-Githa yang menyatakan seperti itu, Sayyid Abdul Husain […]

  10. Pembahasan masalah ini adalah cukup pelik, oleh karenanya saya akan memaparkan garis besarnya saja. Benar sekali khulafaurrosyidin yang diakui Sunni adalah seperti yang penulis itu sebutkan. Syiah tidak mengakui 3 khalifah pertama karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka Imam Ali ditunjuk sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Pernyataan (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka), disini lagi-lagi terjadi perbedaan. Sunni berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan sukarela. Tetapi Syiah berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan terpaksa. Hal yang patut diperhitungkan adalah Syiah juga memakai sumber Sunni untuk membuktikan anggapan ini, diantaranya hadis dan sirah yang menyatakan keterlambatan baiat Imam Ali kepada khalifah Abu Bakar yaitu setelah 6 bulan. Sekali lagi perbedaan ini memiliki dasar masing-masing di kedua belah pihak baik Sunni dan Syiah, jika ingin bersikap objektif tentu harus membahasnya secara berimbang dan tidak berat sebelah. Perbedaan masalah khalifah ini juga tidak perlu dikaitkan dengan Islam atau tidak, bukankah masalah khalifah ini jelas tidak termasuk dalam rukun iman dan rukun islam Sunni yang disebutkan oleh penulis itu. Oleh karenanya jika Syiah berbeda dalam hal ini maka itu tidak menunjukkan Syiah keluar dari Islam.

    jelasin dong, kenapa syiah gak mengakui 3 sahabat pertama, kan nabi SAW sendiri bersabdah bahwa 4 sahabat adalah utama, trus kenapa menurut kamu yang tiga tidak kamu akui ???? aku masih linglung nih

    karena yang beredar, dan orang yang pernah ikutan acara mengenang sayidina husain, mengatakan bahwa ke tiga sahabat pertama itu dihujat, dicaci, tukang rebut posisi khalifa, dll tolong diluruskan, kalau memang tuduhan itu gak benar jadi kalian masih mengakui ketiga sahabat pertama dong, trus ada kawin mut’ah kok puyeng tambahan. kalau memang syiah itu pecinta ahlul bayt, kenapa kelihatannya posisi Imam ali dipojokkan dengan membuat argumen bahwa sebenarnya imam ali yang berhak menjadi khalifah, bukan shohabat 3, kliatnnya jadi bahwa imam ali haus kekuasaan mintanya menjadi khalifah yang pertama, kenapa argumen itu sangat kuat dihembuskan dari kamu, mestinya sebagai pecinta ahlul bayt membela imma ali dari fitnah kejam seperti itu.

    trus acara mengenang sayidina husain diisi dengan hujatan, cacian, memukul mukul kepala, sampai berdarah darah ( aku liat sekilas di web ) padahal putra nabi SAW yaitu ibrahim yang meninggal di usia balita, nabi tidak melakukan acara pukul memukul, kalau alasannya sayidinah husain matinya dibunuh, bagai mana dengan sahabat hamzah yang mayatnya dicincang oleh hindun, beliau adalah paman dari Nabi kita, yang diambil hatinya trus dimakan mentah mentah, toh Nabi tidak serta merta teriak teriak seperti orang gila, merobek robek baju, dan perbuatan jahil lainnya, kan ada hadistnya jangan meratapi mayat, merobek baju, memukul mukul kepala tanda putus asa dengan ketetapan Allah, lah ini yang paling dijadikan pertanyaan sebagian isi bumi, kenapa semua itu dilakukan oleh kalian. kalau kalian bisa menjelaskan secara betul, dan sesuai dengan tuntunan, tidak mungkin kalian di cap sebagai orang yang fasik ( bukan berarti kalian kafir, karena hanya yang tidak membaca 2 kalima sahadat yang bisa dihukumi kafir)

    tapi mencintai ahlul bayt , tanpa dibarengi dengan cinta kepada para sahabat, apalagi sahabat yang tersebut di kitab kaum suni dijamin Nabi masuk Surga, maka kecintaan serasa kurang sempurna.

    he he he terlalu banyak punyeng ya, ya udah dikomen dulu, aku gak menghujat, tapi juga gak mebenarkan, kasian sahabat tiga yang membela islam mulai dari pertama islam ( sahabat abu bakar, orang tua yang masuk islam ) mebela nabi mati matian, sampai disengat binatang berbisa pada saat di gua hiro, sahabat ali yang menyatakan islam walaupun umur beliau masih sangat kecil,islam yang masih lemah ( sampai munculnya sayidina umar, karena Nabi berdoa kepada Allah agar islam dikuatkan dari salah satu dari dua pembesar kaum qurais saat itu , maka belaiau masuk islam) islam yang masih miskin ( banyaknya harta yang disumbang sayidina utsman untuk perjuangan islam ), masak hanya karena perbedaan politik, kalian terus tidak mengakui 3 sahabat yang diakui oleh Nabi, trus kedudukan kalian dengan Nabi itu apa, wong Nabi tidak pernah menghujat para sahabatnya. tolong di jelaskan, biar gak pelik

  11. mengenai penghinaan dan fitnah pd para sahabat adalah penghinaan atas Nabi saw, menghina salah satu dari Khulafa’urrasyidin hukumnya kufur, dan menghina Utsman bin Affan ra adalah menghina Rasul saw karena ia Menantu Rasul saw dua kali, dua putri Rasul saw dinikahkan oleh Rasul saw pada Utsman bin Affan ra, mereka menganggap Rasul saw itu bodoh memilih mantu seorang koruptor dan nepotisme, padahal Rasul saw banyak tahu kejadian yg akan terjadi, bahkan wafatnya ustman Rasul saw mengetahuinya, wafatnya Ali kw, wafatnya husein bin ali ra Rasul saw mengetahuinya dan mengabarkannya jauh sebelum terjadi.

    mereka ini mengambil sejarah yg sesat dan kebodohan yg nyata, karena kalau benar itu terjadi maka mereka telah menganggap Ali bin Abi Thalib kw pengecut dan pengkhianat agama pula, karena Ali kw berdiam diri saja melihat kebatilan.

    Umar bin Khattab ra dan Abubakar ra adalah mertua Rasul saw, maka fahamlah kita bahwa Abubakar, Umar, Utsman, Ali radhiyallahu’anhum kesemuanya adalah kerabat dg Rasul saw.

    faham mereka ini adalah faham yg berkedok pecinta ahlulbait namun mereka adalah pengkhianat ahlulbait dan musuh besar ahlulbait

    sory nukil, tapi nukil yang manfaat kalau salah, tolong dibela itu semua para sahabat, tanpa terkecuai

  12. jelasin dong, kenapa syiah gak mengakui 3 sahabat pertama, kan nabi SAW sendiri bersabdah bahwa 4 sahabat adalah utama, trus kenapa menurut kamu yang tiga tidak kamu akui ???? aku masih linglung nih

    Makanya pahami dulu yang benar
    Syiah tidak mengakui 3 sahabat itu sebagai khalifah karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka dan dalil hadis Al Ghadir disisi Sunni Khlaifah setelah Rasulullah SAW adalah Imam Ali.
    Tunjukkan hadis yang mengatakan kalau 3 sahabat itu ditunjuk Nabi sebagai khalifah pengganti Beliau SAW

    trus ada kawin mut’ah kok puyeng tambahan.

    Lho padahal memang ada hadisnya dari Rasulullah SAW bahwa dibolehkan Nikah Mut’ah dan begitu juga yang dilakukan sahabat Nabi
    (lihat hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim)
    Apa sampean mau menolak hadis?

    kenapa kelihatannya posisi Imam Ali dipojokkan dengan membuat argumen bahwa sebenarnya imam ali yang berhak menjadi khalifah, bukan shohabat 3, kliatnnya jadi bahwa imam ali haus kekuasaan mintanya menjadi khalifah yang pertama, kenapa argumen itu sangat kuat dihembuskan dari kamu, mestinya sebagai pecinta ahlul bayt membela imma ali dari fitnah kejam seperti itu.

    Lho lihat dulu hadis Al Ghadir dan hadis “Sesungguhnya Ali bagian diriku dan aku bagian darinya. Dan dia adalah pemimpin setiap orang mukmin yang sesudahku” (Shahih Sunan Tirmidzino 3712)
    Bukannya itu sudah ketetapan Rasulullah SAW
    Jadi siapa sebenarnya yang haus kekuasaan, orang yang membela haknya atau merampas hak orang lain

    Soal karbala itu, aduh basi tunjukkan dalilnya di sisi Syiah yang membolehkan menyakiti diri seperti itu
    Memangnya seluruh orang Syiah seperti itu
    oh jelas tidak, makanya teliti dulu dong jangan sembarang generalisasi

    tapi mencintai ahlul bayt , tanpa dibarengi dengan cinta kepada para sahabat, apalagi sahabat yang tersebut di kitab kaum suni dijamin Nabi masuk Surga, maka kecintaan serasa kurang sempurna.

    Dijamin masuk surga, ayo tunjukkan dalilnya yang jelas
    Terus gimana Cinta yang sempurna menurut sampean
    Jangan2 sampean saja gak tahu siapa Ahlul Bait

    ( sampai munculnya sayidina umar, karena Nabi berdoa kepada Allah agar islam dikuatkan dari salah satu dari dua pembesar kaum qurais saat itu , maka belaiau masuk islam)

    Makanya bahas dulu hadisnya valid atau tidak
    lihat disini http://jakfari.wordpress.com/2007/08/21/allah-swt-menjayakan-islam-dengan-umar-ibn-al-khtahthab/

    mengenai penghinaan dan fitnah pd para sahabat adalah penghinaan atas Nabi saw, menghina salah satu dari Khulafa’urrasyidin hukumnya kufur,

    Mana dalilnya, jangan cuma bicara
    Apa sampean gak pernah denger hadis Shahih Bukhari bahwa Khalid bin Walid pernah mencela Ammar bin Yasir
    Hadis Shahih Bukhari bahwa Zainab mencela Aisyah
    Mana dalilnya menghina sahabat kufur, apa anda mau mengufurkan sahabat juga karena mereka pernah saling menghina
    Gak percaya, ya cari dong hadis Shahih Bukhari yang saya maksud

    mereka ini mengambil sejarah yg sesat dan kebodohan yg nyata, karena kalau benar itu terjadi maka mereka telah menganggap Ali bin Abi Thalib kw pengecut dan pengkhianat agama pula, karena Ali kw berdiam diri saja melihat kebatilan.

    Sejarah yang benar itu yang bagaimana dan yang sesat itu yang bagaimana.
    jangan asal bicara ntar ketahuan siapa yang bodoh

    Apa sejarah yang ini
    Imam Ali yang menunda baiat kepada Abu Bakar sampai 6 bulan
    Sayyidah Fathimah yang marah kepada Abu Bakar selama 6 bulan berkaitan masalah Fadak. Shahih Bukhari lho, jadi sesat gitu?

    Umar yang mengancam membakar rumah Ahlul Bait, lihat Tarikh Ath Thabari dan Al Istiab, sesat gitu padahal itu kitab Sunni lho

    Siapa yang bilang Imam Ali pengecut dan pengkhianat agama, tidak akan pernah Syiah berkata begitu
    Nyatanya kamu yang bilang begitu, jangan memfitnah sembarangan

    Abu Bakar, Umar dan Usman bukan Ahlul Bait dan itu sudah sangat jelas

    faham mereka ini adalah faham yg berkedok pecinta ahlulbait namun mereka adalah pengkhianat ahlulbait dan musuh besar ahlulbait

    Bicara sembarangan lagi, siapa yang mencintai Ahlul Bait dan berpegang teguh kepada mereka(lihat Hadis Tsaqalain yang menyatakan agar tidak sesat maka berpegang teguhlah kepada Al Quran dan Ahlul Bait) selain Syiah
    Memangnya sampean tahu siapa Ahlul Bait?

    tolong dibela itu semua para sahabat, tanpa terkecuai

    Sahabat itu juga manusia, yang benar ya benar
    yang salah tetap salah walaupun dia sahabat
    Muawiyah dan Amr bin Ash berdasarkan dalil yang jelas telah salah memerangi Imam Ali khalifah yang sah
    Jadi kenapa yang salah harus dibela dan dibilang benar lantaran sahabat
    Itu Ghuluw namanya

  13. Uups maaf, maaf Pak penulis
    komentar saya di atas buat menanggapi komentar saudara Aditya
    he he he agak buru-buru sih dan panjang pulak :mrgreen:

  14. puanjang buanget puyeng aku, yo baca yuk ….
    tanah fadak
    1. barangkali yg anda maksud adalah tanah Fadak, tanah fadak adalah milik baitulmaal, karena Rasul saw telah berdabda bahwa tiada nabi yg mewariskan harta, maka tanah itu milik Baytul Maal, dan Rasulullah saw tak pernah mewariskannya kepada siapapun, dan mustahil Khalifah Abubakar shiddiq ra dan Khalifah Umar bin Khattab ra merebut tanah waris ahlulbait Rasul saw, karena mereka berdua itu sangat mencintai ahlulbait Rasul saw.

    riwayat mana yg mengatakan Bunda Suci Fathimah Azzahra ra ngotot minta warisan?, riwayat itu adalah riwayat syiah berhati busuk, mereka kira putri Rasul saw sama dengan mereka yg serakah atas harta dunia dan berebutan warisan?

    jika kita menganggap umar bin abdul aziz lebih patut dipercaya, maka kita telah mendustakan Imam Ali bin ABi Thalib kw, dan Imam Hasan bin Ali kw yg keduanya menjabat khalifah dan mereka tetap menaruh tanah fadak pada posisinya,

    apakah Imam Ali kw itu tak tahu menjalankan hak waris?, dan riwayat umar bin abdul aziz mengembalikan tanah fadak itu riwayat manakah?, karena saat itu Sayyidah Fathimah Azzahra ra telah wafat, demikian pula Imam Ali kw, demikian pula Sayyidina Hasan dan husein radhiyallahu’anhuma, lalu kepada siapa tanah itu diberikan?, sedangkan keturunan Sayyidina Hasan sangatlah banyak, lalu apakah setelah dibagi bagikan kepada mereka yg mungkin sudah tersebar ke baghdad, persia dan wilayah wilayah lainnya, lalu ditarik lagi, tampaknya riwayat itu rancu, adakah anda dapat membuktikan darimana riwayat itu datang?

    Nabi SAW menerangkan tentang akan terjadinya perang jamal

    sabda Rasulullah saw : “Tiadalah datang hari kiamat kecuali beradunya dua kelompok besar, dan keduanya membela hal yg sama” (Shahih Bukhari),

    mengenai hadits ini berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalaniy : hadits ini menunjukkan peperangan antara dua kelompok besar muslimin yg keduanya benar, yaitu perang Jamal, antara kelompok Sayyidina Ali kw dan Ummulmukminin Aisyah ra, bahwa keduanya dalam kebenaran, karena Aisyah ra dan beberapa sahabat lainnya bersatu untuk mencari pembunuh Khalifah Utsman ra, dan mereka itu berlindung di Pasukan Khalifah Ali kw,

    maka mereka meminta agar para pembunuh itu diserahkan pada mereka untuk kemudian diadili, namun Imam Ali kw menolak, yaitu agar terlebih dulu dipastikan betul dg saksi saksi yg jelas diantara mereka yg betul2 terlibat pembunuhan langsung dg tangannya. (Fathul Baari ALmasyhur li Ibn Hajar Bab Alamat Nubuwwah fil islam)
    maka pasukan Ummulmukminin bertujuan membunuh para pembunuh Utsman ra, dan Pasukan Ali kw menahan serangan mereka.

    tentunya telah jelas sabda Nabi saw yg memberitahukan tentang kejadian ini.
    beliau ra menanyakan tentang tanah fadak lalu setelah dijelaskan maka beliau ra tidak lagi memintanya,

    semua sahabat empat adalah keluarga dekat Nabi, siapa mencela berarti sama dengan menganggap Nabi Bodoh karena keluarganya berantakan saling bermusuhan.

    Ummulmukminin tentunya bukan ma’shum, demikian pula Sayyidah Fathimah Azzahra ra pun pernah melakukan kesalahan, yg ma’shum hanya Rasul saw,

    dan mereka keluar bukan untuk saling bunuh, namun untuk menyelesaikan masalah pembunuhan Khalifah Utsman ra,

    saudaraku saran saya anda tak perlu kacau dengan akidah syiah, untuk apa mencari cela dan aib Istri Rasulullah saw?, mereka semua keluarga Rasulullah saw,

    karena Abubakar ra dan Umar bin Khattab ra adalah mertua Nabi saw, dan Utsman bin Affan ra adalah menanti Rasulullah saw, dan Imam Ali kw adalah sepupu dan menantu Rasul saw, dan Sayyidah Fathimah ra adalah putri kesayangan Rasul saw, da Aisyah ra adalah Istri Rasulullah saw,

    tak adakah kesibukan lain selain mencari aib keluarga Rasulullah saw?, adakah anda syak pada kenabian sang Nabi agung saw?, hingga keluarganya semua berantakan, penipu, pengkhianat, ini penghinaan atas Nabi saw.

    muawiyah adalah sahabat
    imam ali sendiri yang bilang
    beliau menceritakan mengenai apa yang terjadi antara beliau (Imam Ali) dengan Ahli Syam (Muawiyah) dalam perang Siffin sbb:

    كان بدء امرنا انا التقينا والقوم من اهل الشام، والظاهر ان ربنا واحد، ونبينا واحد، ودعوتنا فى الاسلام واحد، ولا نستزيدهم فى الاسلام بالله والتصديق برسوله، ولا يستزيدوننا، الامر واحد الا ما اختلفنا فيه من دم عثمان، ونحن منه براء

    ( نهج البلاغة- ٤٤٨ )

    Adapun mas’alah kita, yaitu telah terjadi pertempuran antara kami dengan ahli syam (Muawiyah dan Syiahnya).
    Yang jelas Tuhan kita sama, Nabi kita juga sama dan da’wah kita dalam Islam juga sama. Begitu pula Iman kami pada Allah serta keyakinan kami kepada Rasulullah, tidak melebihi iman mereka, dan iman mereka juga tidak melebihi iman kami.
    Masalahnya hanya satu, yaitu perselisihan kita dalam peristiwa terbunuhnya (Kholifah) Usman, sedang kami dalam peristiwa tersebut, tidak terlibat.”
    (Nahjul Balaghoh – 448)

    Selanjutnya, oleh karena permasalahannya hanya dalam masalah politik yang dikarenakan terbunuhnya Khalifah usman RA dan bukan dalam masalah aqidah, maka ketika Imam Ali mendengar ada dari pengikutnya yang mencaci maki Muawiyah dan kelompoknya, beliau marah dan melarang, seraya berkata:

    انى اكره لكم ان تكونوا سبابين ، لكنكم لو وصفتم اعمالهم، وذكرتم حالهم، كان اصوب فى القول وابلغ فى العذر، وقلتم مكان سبكم اياهم، اللهم احقن دماءنا ودماءهم، واصلح

    ذات بيننا وبينهم ( نهج البلاغة -٣٢٣)

    “ Aku tidak suka kalian menjadi pengumpat (pencaci-maki), tapi andaikata kalian tunjukkan perbuatan mereka dan kalian sebutkan keadaan mereka, maka hal yang demikian itu akan lebih diterima sebagai alasan. Selanjutnya kalian ganti cacian kalian kepada mereka dengan :
    Yaa Allah selamatkanlah darah kami dan darah mereka, serta damaikanlah kami dengan mereka
    (Nahjul Balaghoh – 323)

    Demikian pengarahan Imam Ali kepada pengikutnya dan pecintanya. Jika mencaci maki Muawiyah dan pengikutnya saja dilarang oleh Imam Ali, lalu bagaimana dengan orang-orang Syiah sekarang yang mencaci maki bahkan mengkafirkan Muawiyah dan pengikut-pengikutnya, layakkah mereka disebut sebagai pengikut Imam Ali

    mereka tentunya dalam kejahilan dan kesesatan yg nyata, karena rasul saw bersabda bahwa “janganlah kau caci sahabatku, sungguh bila kalian mampu menginfaq kan emas sebesar gunung uhud sekalipun itu belum menyupai genggaman tangan mereka” (shahih Bukhari shahih Muslim).

    nah loooo ketahuan deh bo’ongnya

  15. @ aditya
    wah panjang
    ya terserah Mas kalau merasa begitu
    kita kan sama-sama belajar 😀

    @ almirza
    ah ini malah lebih panjang
    Mas, tahan betul nulisnya 😀

    @ aditya

    riwayat mana yg mengatakan Bunda Suci Fathimah Azzahra ra ngotot minta warisan?, riwayat itu adalah riwayat syiah berhati busuk, mereka kira putri Rasul saw sama dengan mereka yg serakah atas harta dunia dan berebutan warisan?

    Riwayat Shahih Bukhari Bab Khumus, Sayyidah Fathimah datang ke Abu Bakar dan meminta warisannya dari tanah Fadak tetapi Abu Bakar menolak dengan mengatakan hadis “apa yang ditinggalkan Nabi SAW adalah sedekah” dan menolak memberikan warisan kepada sayyidah Fathimah. Mendengar itu Sayyidah Fathimah marah selama 6 bulan dan ketika meninggal beliau tidak mengizinkan Abu Bakar menshalatkan jenazahnya

    Kalau tidak salah itu garis besar bunyi hadisnya, sebaiknya cek sendiri. Masalah ini tidak perlu selalu dikaitkan dengan Syiah dan Sunni
    Mas sayyidah Fathimah meminta warisan karena itu haknya, dalam Al Quran jelas kalau yang mempunyai hubungan darah berhak waris mewarisi.
    Yang jadi masalah adalah
    Hadis Abu Bakar yang dikemukakannya itu tidak diketahui oleh ahli waris Nabi SAW yaitu Sayyidah Fathimah sendiri dan Istri-istri Beliau SAW kecuali Aisyah(lihat Al Muwatta, Istri-istri nabi SAW mengutus Usman untuk meminta bagian warisan)
    Padahal ahli waris Nabi SAW jelas yang lebih berhak mengetahui hadis tersebut karena mereka yang berkepentingan
    Kemudian kalau memang begitu kenapa Sayyidah Fathimah mesti marah selama 6 bulan kepada Abu Bakar
    Dalam hadis Shahih Bukhari terdapat sabda Rasulullah SAW
    Fathimah adalah bagian dariku dan barang siapa yang membuat dia marah berarti membuatKu marah
    Masalah kedua adalah harta warisan Nabi tidak cuma Fadak, rumah-rumah buat istri-istri Nabi SAW juga harta Nabi SAW tetapi menjadi milik Istri Beliau SAW

    kemudian hadis tsaqalain menjelaskan kalau Ahlul Bait senantiasa bersama Al Quran dan manusia harus berpegang teguh pada Al Quran dan Ahlul Bait. Dan Sayyidah Fathimah adalah Ahlul Bait sesuai dengan hadis Kisa’. Lihat tulisan saya soal hadis Tsaqalain dan Ahlul Bait

    Dan maaf anda tidak perlu mengumbar kata-kata seperti riwayat Syiah berhati busuk.
    Di sini digunakan hadis-hadis Sunni Mas 😀

    Dan maaf sebaiknya anda menjaga lisan anda dari kata-kata ,Putri Rasul serakah masalah harta, jangan berlebihan
    menuntut hak adalah wajar bukan serakah jadi harap berhati-hati Mas
    Bukankah kita sama-sama mencintai Ahlul Bait

    Hadis yang anda bawa menarik

    sabda Rasulullah saw : “Tiadalah datang hari kiamat kecuali beradunya dua kelompok besar, dan keduanya membela hal yg sama” (Shahih Bukhari),

    Mas berhujjah dengan penjelasan Ibnu Hajar
    Pertanyaannya, hadis itu tidak menjelaskan siapa golongannya
    dan apa buktinya kalau hadis itu merujuk ke Ali ra dan Muawiyah ra
    Bisa saja kan hadis itu merujuk ke peristiwa di akhir zaman nanti
    Yang jelas penunjukkan dalil itu tidak jelas

    Mari kita lihat hadis yang lebih jelas
    bahwa Rasulullah SAW bersabda “barangsiapa taat kepadaKu, berarti ia taat kepada Allah dan siapa yang menentangKu berarti ia menentang Allah dan siapa yang taat kepada Ali berarti ia taat kepadaKu dan siapa yang menentang Ali berarti ia menentangKu.”
    Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak juz 3 hal 121. Al Hakim dalam Al Mustadrak berkata hadis ini shahih sanadnya akan tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Adz Dzahabi juga mengakui kalau hadis ini shahih dalam Talkhis Al Mustadrak.

    dan ada hadis shahih Bukhari yang menjelaskan kalau Ammar bin Yasir akan mati di tangan kelompok yang baghy(pemberontak)
    Coba cari di kitab Sirah, Ammar bin Yasir meninggal saat perang Shiffin dan beliau berada di pihak Imam Ali. Ammar bin Yasir mati di tangan kelompok Muawiyah

    Dalil di atas sangat jelas bahwa Imam Ali di posisi yang benar dan Muawiyah di sisi yang salah

    Maaf saya heran, anda berdalil dengan Nahjul balaghah padahal kitab itu populer dikalangan Syiah. Dan anda sebelumnya mengatakan ,riwayat Syiah berhati busuk. Antagonis menurut saya
    Lagipula kalau anda benar-benar membaca Nahjul Balaghah tentang peristiwa Shiffin ini anda akan tahu kalau Imam Ali justru menyatakan kalau Muawiyah di posisi yang salah
    silakan baca sendiri Nahjul Balaghah surat Imam Ali kepada Muawiyah

    Kan memang tidak perlu menghina cukup yang benar katakan benar dan kalau salah ya katakan salah
    Ceritakan apa adanya
    begitulah yang dikatakan Imam Ali

    nah loooo ketahuan deh bo’ongnya

    Ini ditujukan buat siapa sih, saya ya
    Perasaan saya gak bohong
    Atau buat Mas Mirza?
    Gak ada yang bohong kok disini
    Yang penting memaparkan dalil dan hujjah masing-masing
    Diskusikan bersama dan kalau memang masih tetap berbeda ya sudah
    serahkan saja pada Allah SWT,kita cuma belajar

    Wah capek juga nih, ah mungkin lebih enak kalau dibuat postingan khusus
    Mas Aditya kenapa tidak buat tulisan saja, biar bisa bagi-bagi ilmunya 😀
    Salam

  16. Fathimah adalah bagian dariku dan barang siapa yang membuat dia marah berarti membuatKu marah

    ini maksutnya apa, kenapa Baginda Nabi berkata begitu, kan mesti ada sebabnya, contoh kalimat yang terdapat di Al-Qur’an “semua orang akan merugi” kalau kata ini tidak diteruskan maka buat apa kita hidup, wong akan merugi, tul gak.

    klo gak salah sih hadis diatas menjelaskan bagaimana baginda Nabi dilapori bunda fatimah, karena suaminya akan menikah lagi, maka muncullah seperti tertera diatas.

    kemudian hadis tsaqalain menjelaskan kalau Ahlul Bait senantiasa bersama Al Quran dan manusia harus berpegang teguh pada Al Quran dan Ahlul Bait. Dan Sayyidah Fathimah adalah Ahlul Bait sesuai dengan hadis Kisa’. Lihat tulisan saya soal hadis Tsaqalain dan Ahlul Bait

    petikannya ”
    Aku tinggalkan dua perkara (tsaqalain)….” Yang satu menyatakan, “Kitabullah dan Sunahku”, yang kedua “Kitabullah dan Ahlul Baitku/Keluargaku”

    jawabannya

    Saudaraku yg kumuliakan,
    Hadits yg ahli baitku sanad nya hasanun gharib, demikian diriwayatkan pada Sunan Imam Attirmidziy hadits no.3786

    Hadits kedua diriwayatkan pada Sunan Imam baihaqi Al Kubra Juz 10 hal.114 dan Sunan Addaruqutniy sanadnya shahih.
    1. kedua versi itu adalah Hadits Rasulullah saw, yg kedua lebih shahih dari yg pertama.

    tentunya dalam hadits sering terdapat hal hal seperti ini, misalnya dalam suatu hadits Rasul saw bersabda sebaik baik amal adalah shalat pada waktunya, dalam hadits lain rasul saw bersabda sebaik baik amal adalah Iman pada Allah dan Jihad fi sabilillah, maka dalam menyikapi hal hal seperti ini menunjukkan bahwa hal hal tersebut merupakan kemuliaan.
    Dan satu sama lain saling berkaitan, tentunya Alqur’an tak akan terlepas dari sunnah, dan Ahlul bait yg patut dipanut adalah ahlul bait yg mengikuti sunnah, saya kira demikian yg lebih sempurna dalam menyatukan dua hadits tersebut

    2. tsaqalain bersumber dari kalimat tsaqala yatsqulu tsaqiilan, yaitu berat, tsaqalain berarti dua hal yg berat, disebut demikian karena mengamalkan keduanya merupakan hal yg cukup berat.

    3. maksudnya bergandengan dg mereka, jangan berpisah dan memusuhi mereka, menjaga mereka, mencintai mereka, dan menaungi mereka, termasuk diantaranya menegur mereka bila mereka salah, membimbing mereka jika mereka dalam kesilapan, itu adalah salah satu permintaan Nabi saw kepada ummatnya.

    sekarang begini loh, kalau memang 3 sahabat itu menurut kamu gak pantas disebut dengan sahabat, trus kenapa ketiganya dijadikan saudara oleh Nabi kita, masak sopan mengatakan bunda fatimah, ngambek selama 6 bulan sampai sampai tidak mau diziarahi oleh sahabat abu bakar. klo memang itu ada hadistnya, knapa Nabi tidak pernah memprediksikannya sebelumnya, seperti kematian Imam Ali, Imam Hasa,Imam Husein, sampai sampai secara detail Nabi menyampaikan bahwa Imam Husain akan mati sebagai sahid, nah kalau memang masalah tanah fadak itu sangat besar, sampai ada istilah permusuhan ( sayidina Umar yang akan membakar rumah ahlul bayt ) antara Imam Ali, dengan sahabat lainnya, kenapa Nabi tidak menerangkannya bahwa kelak sahabat sahabatnya akan terpecah belah ???? ( tanda Tanya BESAR ) entar jangan – jangan kalian juga berprasangka buruk

    OK kalau kalian memang pecinta Ahlul byt sejati, jelaskan janga hanya menukil dari hadis, tapi gak tau sebab turunnya hadist, trus kapan diturnkannya, atau tepatnya sanad hadist tersebut. mending coba baca karangan buku yang menentang syiah, trus pelajari dengan seksama

    Aku termasuk pecinta Ahlul Bayt, tetapi juga pecinta sahabat

    kutipan dari coretan orang yang mencintai ahlul bayt.

    Saudaraku yg kumuliakan,
    adakah ajaran islam untuk dendam pada orang yg telah wafat?, Allah swt yg berhak menghukumi dan mengadili para pendosa, kita berpegang pada Thariqah alawiyyin sebagai Thariqah ahlulbait yg bersifat pemaaf, dan mereka yg bersifat pendendam maka mereka telah bertentangan dg ajaran ahlulbait itu sendiri, seluruh Ulama Ahlul Bait telah memaafkan Muawiyah dan Yazid, karena mewarisi sifat pemaaf dari Datuknya, sayyidina Muhammad saw.

    Sayyidina Hasan ra sendiri yg berkata : “aku tahu siapa yg meracuniku namun aku telah memaafkannya, dan Sayyidina Husein ra pun tentunya demikian, inilah sifat sifat Nabawi yg mesti kita warisi, dan kita bukan pewaris sifat pendendam, karena pendendam adalah sifat Iblis yg semestinya tak ada pada jiwa setiap mukmin,

    Sayyidina Hasan ra dan Husein ra telah termuliakan dg kejadian itu, mereka telah mendapat balasan atas perjuangan mereka, demikian pula Muawiyah dan Yazid, mereka sudah mendapat ganjaran atas perbuatan mereka, jika Allah mau maka mereka diampuni, jika tidak maka akan disiksa, lalu apa urusan kita mencampuri urusan Allah swt untuk turut mengadili?

    terkecuali bila kejadian itu baru terjadi, maka kita akan menimbang masalah ini, siapa saksinya, bagaimana kejadiannya, namun jika itu telah terjadi 14 abad yg silam lalu kita masih mendendamnya?,

    seakan kita merasa Allah swt tidak cukup adil hinga kita harus ikut mengadili mereka,mengenai kedua sahabat tsb telah sepakat Ahlussunnah waljamaah bahwa mereka adalah Radhiyallahu’anhum, wafat dalam cahaya tobat dan kebenaran,

    penghinaan thd mereka adalah penghinaan thd Rasul saw, sebagaimana sabda beliau saw : “Jangan kalian mencaci sahabatku, jika kalian berinfak Emas sebesar Gunung Uhud, belum menyamai satu genggaman mereka atau setengahnya” (Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan banyak lagi).

    maka telah sepakat para Ulama dan Imam Ahlulbait dan Imam lainnya untuk beradab kepada Nabi saw dengan memuliakan seluruh sahabat beliau saw,

    jika kita melihat pada ayah atau ibu kita ada cela, maka apakah kita melaknatnya dan membencinya?, tantunya kita memuliakannya dan memaafkannya dan diam tuk tak mau mencampurinya,

    cukuplah pengadilan Allah swt yg menyelesaikan kebenaran dan kesalahan mereka, namun ada beberapa orang menganggap pengadilan Allah tak cukup, mereka harus turut mengadili pula diatas Allah swt atas perbuatan sahabat Nabi Nya swt.

    Allah telah memuliakan mereka dan memilih mereka sebagai sahabat Nabi Nya, maka patutlah kita menghargai keputusan Allah swt dan Rasul Nya.

    ataukah Allah harus tunduk patuh pada kemauan kita untuk menghapus kedua nama itu dari sahabat Nabi Nya?,

    kasihan mereka itu, entah kemana iman dan pengagungan mereka kepada Allah dan Rasul Nya.

    banyak sekali hadits hadits Rasul saw yg melarang kita mencaci apalagi mengkafirkan orang muslim.

    sabda beliau saw : “Mencaci orang muslim hukumnya fasiq, dan memeranginya adalah kufur” (shahih Bukhari)

    “ketika seorang berkata pada orang lain : Wahai Kafir, maka akan jatuh pada orang itu atau balik pada dirinya” (Shahih Bukhari)

    dan puluhan hadits lainnya yg semakna..

    lalu kalau itu perbuatan pada sesama muslim maka bagaimana kalau yg dicaci adalah mertua Rasulullah saw..?

    Rasul saw ada menantu Abubakar shiddiq ra dan Umar ra.

    dan Rasul saw adalah mertua Utsman bin Affan dan Ali kwh

    masak tega berbuat demikian sama kerabat Nabi SAW

    merenung ……………………………… merenung …………………… merenung……………………………….merenung

  17. @Aditya
    Maaf Mas mari kita bahas satu-persatu
    Hadis tentang Sayyidina Fathimah riwayat Shahih Bukhari, memang ada riwayat yang mengkaitkan hadis itu dengan putri Abu Jahal.
    tetapi ada juga hadis yang tidak mengaitkan dengan peristiwa tersebut. Tentu saja baik jika mengetahui asbabul wurud hadis tersebut, nah seandainya kita menggabungkan kedua riwayat tersebut. Maka arti yang tepat adalah Apa saja yang membuat Sayyidina Fathimah marah maka itu membuat Nabi SAW marah.
    Apakah dengan melihat sebabnya, anda akan langsung berkata bahwa hadis itu hanya terbatas peristiwa itu saja dan tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa lain. Pernyataan ini jelas tidak benar karena dua alasan
    1. Adalah prinsip dalam pengambilan dalil berlandaskan dengan keumuman lafal bukan kekhusususan sebab.
    2. Banyak hadis tersebut yang matannya tidak sedikitpun mengandung peristiwa yang berkaitan dengan putri Abu Jahal itu. Jadi hadis ini bermakna umum, tidak dikhususkan.

    Masalah hadis Kitab Allah dan AhlulBaitku, anda kurang lengkap menyebutkan. Hadis itu tidak hanya diriwayatkan Tirmidzi tetapi juga diriwayatkan oleh Ahmad,Thabrani, Thahawi, Al Hakim, Al Haitsami ,As Suyuthi, Ibnu Khuzaimah dll.
    Kemudian anda hanya mengutip pernyataan Tirmidzi hasan gharib padahal dalam Shahih Sunan Tirmidzi Takhrij Syaikh Al Albani, beliau menyatakan hadis itu shahih. hadis ini juga dishahihkan oleh Al Hakim, Al haitsami, As Suyuthi dan Adz Dzahabi. Sepertinya anda belum membaca tulisan saya tentang hadis Tsaqalain.https://secondprince.wordpress.com/2007/07/21/hadis-tsaqalain/. Jadi hadis ini banyak sanadnya dan shahih.

    Kemudian hadis Kitab Allah dan Sunahku, anda menyebutkan dalam Sunan Baihaqi dan Sunan Daruquthni. Apa benar anda sudah memeriksa sanadnya. Lihat pembahasan saya tentang hadis ini, hadis ini maaf sanadnya dhaif Mas. https://secondprince.wordpress.com/2007/07/27/19/. Jadi justru hadis Kitab Allah dan Ahlul Baitku yang shahih sanadnya.

    Artinya sekali lagi cukup jelas kita harus berpegang kepada Al quran dan AhlulBait supaya tidak sesat. Itu berarti AhlulBait sudah jelas yang paling paham tentang Sunah Rasulullah SAW. Jangan membalikkan persoalan dengan berkata menilai AhlulBait harus mengikuti Sunnah, karena mereka pasti mengikuti Sunnah
    hadis Tsaqalain menyatakan kalau AhlulBait akan bersama dengan Al Quran dan mereka yang paling paham Sunah Rasulullah SAW.

    Anda termasuk mereka yang mendistorsi arti hadis Tsaqalain dengan berkata

    maksudnya bergandengan dg mereka, jangan berpisah dan memusuhi mereka, menjaga mereka, mencintai mereka, dan menaungi mereka, termasuk diantaranya menegur mereka bila mereka salah, membimbing mereka jika mereka dalam kesilapan, itu adalah salah satu permintaan Nabi saw kepada ummatnya

    Memang sebagian yang anda sebutkan itu memang harus kita lakukan tetapi hadis Tsaqalain memiliki makna yang jelas bahwa kita harus berpegang teguh kepada Al Quran dan AhlulBait. Tunjukkan Mas adakah dalam hadis Tsaqalain teks yang menyebutkan kalau yang dimaksud itu adalah mencintai mereka, menaungi mereka, menghormati mereka. bahkan yang lucu anda bilang menegur mereka kalau mereka salah. Lihat saja teks hadis tsaqalain manusialah yang harus berpegang teguh kepada Ahlul Bait bukan sok menilai dan menegur segala. Baca Tulisan saya yang ini https://secondprince.wordpress.com/2007/10/30/kritik-terhadap-distorsi-hadis-tsaqalain/
    Atau tulisan saya yang ini https://secondprince.wordpress.com/2007/10/30/kekeliruan-hafiz-firdaus-dalam-memahami-hadis-tsaqalain/.

    Kata-kata anda

    sekarang begini loh, kalau memang 3 sahabat itu menurut kamu gak pantas disebut dengan sahabat

    Lho siapa yang bilang begini, saya gak pernah bilang begitu. Mereka memang shahabat Nabi tetapi saya tidak pernah mengkultuskan.
    Kalau mereka salah, saya cuma menunjukkan apa yang mereka lakukan

    Soal hadis Fadak,la khan anda yang terlebih dahulu menyatakan kalau itu cuma riwayat syiah. terbukti toh anda salah.
    Anda berkata

    masak sopan mengatakan bunda fatimah, ngambek selama 6 bulan sampai sampai tidak mau diziarahi oleh sahabat abu bakar. klo memang itu ada hadistnya, knapa Nabi tidak pernah memprediksikannya sebelumnya

    Kata-kata itu lebih baik tujukan pada Imam Bukhari, dia memasukkan hadis itu dalam Shahihnya. Tidak perlu berkelit. Bukti nyata hadis itu ada dan sanadnya shahih dan teksnya memang jelas menyatakan Sayyidah Fathimah marah dan tidak berbicara kepada Abu bakar ra selama 6 bulan.
    Anda mengaku mencintai Ahlul Bait, tetapi anda entah benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu riwayat ini. Aneh sekali.
    Tidak ada saya menghina shahabat. Saya cuma berkata dalam masalah Fadak saya jelas memihak kepada Sayyidah Fathimah karena beliaulah yang benar menurut saya(tentu pendapat saya ada dasarnya). Kalau bagi anda itu berarti menghina shahabat, ya terserah anda.

    Kemudian kata-kata anda

    kenapa Nabi tidak menerangkannya bahwa kelak sahabat sahabatnya akan terpecah belah ???? ( tanda Tanya BESAR ) entar jangan – jangan kalian juga berprasangka buruk

    Kata-kata anda menunjukkan ketidaktahuan anda terhadap hadisnya.

    Contohnya hadis Shahih Bukhari juz 8 hal 150 diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda ”Akan datang di hadapanKu kelak sekelompok shahabatKu tapi kemudian mereka dihalau. Aku bertanya ”wahai TuhanKu mereka adalah shahabat-shahabatKu”. Lalu dikatakan ”Engkau Tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu. Sesungguhnya mereka murtad dan berpaling.”.

    Itu cuma salah satu Mas, dan banyak kok yang lain. yang penting saya tidak mencaci atau menghina siapapun saya cuma menyatakan kalau menyakiti AhlulBait adalah sebuah kesalahan.

    Masalah Ahlul Bait yang memaafkan mereka yang menyakitinya. Itu referensinya dari mana, tentu saya ingin tahu.
    Kemudian apakah dengan itu kita tidak bisa mengatakan kalau menyakiti Ahlul bait itu salah.
    Meracuni Imam Hasan jelas kesalahan besar, membunuh imam Husain jelas kesalahan besar kan.
    Masalah hukum memang Allah yang menentukan, tetapi adalah wajar kalau kita ingin mengetahui yang mana yang benar. Tidak ada yang berniat mengadili, kalau bagi anda semua itu tidak ada masalah, ya itu terserah anda. Mungkin memang begitu cara anda mencintai Ahlul Bait.

    Kata-kata anda

    maka telah sepakat para Ulama dan Imam Ahlulbait dan Imam lainnya untuk beradab kepada Nabi saw dengan memuliakan seluruh sahabat beliau saw,

    mana buktinya, dari mana referensinya, siapa sahabat yang dimaksud?

    Sahabat Nabi memang mulia, itu benar tetapi mereka tidak bebas dari kesalahan. Justru mereka sahabat Nabi mendapat wasiat hadis Tsaqalain dari Nabi SAW agar berpegang teguh kepada Al Quran dan Ahlul Bait. Bagi saya pribadi dalil-dalil yang jelas menunjukkan Ahlul Bait adalah pribadi yang mulia setelah Rasul dan mereka selalu bersama kebenaran. Siapapun yang menyelisihi mereka termasuk Shahabat adalah tidak benar. Sekali lagi saya tidak menghina.

    Kemudian kata-kata anda

    lalu kalau itu perbuatan pada sesama muslim maka bagaimana kalau yg dicaci adalah mertua Rasulullah saw..?

    Tidak perlu mencaci, cukup yang benar katakan benar dan salah katakan salah(tentu berdasarkan dalil)
    Lagipula kata-kata anda itu bisa dibalik untuk anda sendiri. Bagaimana dengan orang yang membuat marah Sayyidah Fathimah selama 6 bulan, dan yang dibuat marah itu Putri tercinta Rasulullah SAW

    Renungkan dengan baik. Kecintaan dan pengkultusan kepada Shahabat jangan sampai mengurangi keutamaan Ahlul Bait dan membuat tidak ambil pusing dengan perkara yang menyakiti Ahlul bait.

    Soal hadis Tsaqalain, sekali lagi itu shahih dan artinya jelas. Saya heran dengan mereka yang mengaku mencintai Ahlul Bait tetapi meragukan sanad hadis ini atau mendistorsi makna yang sebenarnya.

  18. @ Aditya

    OK kalau kalian memang pecinta Ahlul byt sejati, jelaskan janga hanya menukil dari hadis, tapi gak tau sebab turunnya hadist, trus kapan diturnkannya, atau tepatnya sanad hadist tersebut. mending coba baca karangan buku yang menentang syiah, trus pelajari dengan seksama

    Shahih Bukhari tuh, jadi anda yang perlu belajar dengan seksama. Pakai sok tahu bicara Syiah lagi :mrgreen:

    Aku termasuk pecinta Ahlul Bayt, tetapi juga pecinta sahabat

    Anda pecinta sahabat, gak usah ngaku pecinta ahlul bait deh kalau soal Fadak saja gak tahu, apalagi tidak berpihak pada Sayyidah Fathimah as.

    penghinaan thd mereka adalah penghinaan thd Rasul saw, sebagaimana sabda beliau saw : “Jangan kalian mencaci sahabatku, jika kalian berinfak Emas sebesar Gunung Uhud, belum menyamai satu genggaman mereka atau setengahnya” (Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan banyak lagi).

    Kalau asbabul wurud hadis ini anda tahu tidak
    Biar saya kasih tahu, pada saat itu ada sahabat Nabi yang menghina sahabat Nabi yang lain(Khalid dan Ammar).
    Aneh tidak, jadi perkataan Nabi SAW itu ditujukan kepada sahabat juga ya
    Atau menurut anda yang menghina itu bukan sahabat Nabi SAW, nah gimana itu

  19. @almirza
    Mungkin saudara Aditya mencintai Ahlul Bait dengan caranya sendiri Mas 😀

  20. KENAPA SIH BUNDA FATIMAH TERUS MENJADI OBYEK MASALAH FADAK, KAN YANG NUNTUT FADAK BUKAN HANYA BUNDA FATIMAH, ADA PAMAN NABI , ISTRI ISTRI NABI ( KATANYA PECINTA AHLUL BAYT ) , SELALU BUNDA FATIMAH YANG DIMAJUKAN SELALU IMAM ALI YANG DITABRAKKAN , SUDAH BACA BLOM HADIST BUKHORI DENGAN BETUL, KLO UDAH PASTI AKAN FAHAM DENGAN PENJELASAN SAYID ABUBAKAR ( MERTUA NABI SAW ), TRUS KLO MEMANG TANAH FADAK ITU MILIK AHLUL BAYT, DAN KEPUTUSAN SAYID ABUBAKAR SALAH, KENAPA PADA SAAT IMAM ALI MENJADI KHALIFAH TIDAK DIAMBIL HAKNYA ITU, IMAM HASAN MENJADI KHALIFAH JUGA GAK MINTA KOK, HI HI HI , MERENUNG …………… MERENUNG …………….. MERENUNG.

    OH IYA UNTUK SAHABAT ALMIRZAN , MEMANG SAHABAT ITU MANUSIA BIASA YANG BISA SALAH, MAKA DARI ITU TIDAK ADA YANG MA’SUM KECUALI NABI, KALAU ADA PENDAPAT YANG MENGATAKAN SESEORANG BUKAN NABI MEMPUNYAI DERAJAT MA’SUM WAH ITU NAMANYA YANG KEBABLASAN. MUAWIYAH BERSALAH BIAR ADA HUKUMANNYA, KHADID BIN WALID SALAH BIAR NANTI KAN ADA MIZAN, MAKANYA NABI BERSABDAH “Jangan kalian mencaci sahabatku, jika kalian berinfak Emas sebesar Gunung Uhud, belum menyamai satu genggaman mereka atau setengahnya” (Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan banyak lagi). trus klo kalid bin walid sadr dan tobat, bagaimana dengan kita yang jauhhhhh pangkatnya dengan khalid bin walid yang terus berujar sahabat ini salah, sahabat itu salah, sahabat anu gak benar, wah wah kita nantinya jadi umat penghujat ( dalihnya yang benar katakan benar, yang salah katakan salah ) tapi ingat mas @limra, eeee @lmirzan (maaf ) yang saya sebut kan adalah

    ” mengenai penghinaan dan fitnah pd para sahabat adalah penghinaan atas Nabi saw, menghina salah satu dari Khulafa’urrasyidin hukumnya kufur,,

    SEKALI LAGI MENGHINA SAHABAT NABI ADALAH PENGHINAAN TERHADAP NABI.
    YANG KEDUA MENGHINA SALAH SATU DARI Khulafa’urrasyidin HUKUMNYA KUFUR,

    DALIL BANYAK, JANGAN AMBIL REFERENSI SENDIRI AJA YANG DICARI, CARI REFERENSI YANG LAINNYA,

    MAAF MAS secondprince, SEBENARNYA saya mau tanya aja kok, lah yang muncul kok orang lain, ok kita lanjutkan lagi masalah fadak

    ini hadis dari buchori nomor. 1264, Dari abu huraira ra
    Nabi bersabdah ” ahli warisku tiada mempusakai dinar dan dirham, ada yang aku tinggalkan, selai dari belanja istriku dan keperluan pembantuku, adalah sedekah (harta umum )

    hadist di atas diperkuat nomor. 1793, dari aisyah ra

    Bahwa fatimah, dan abbas keduanya datang kepada abu bakar, abu bakar mengatakan kepada keduanya bahwa saya mendengar Nabi bersabdah ( seperti diatas ), maka demi Allah saya tidak akan melebihkan apa yang Nabi perintahkan,

    ingat disini bukan hanya bunda fatimah yang meminta, tetapi ada paman Nabi, dalam riwayat lain istri istri nabi, tuhh trus kenapa masalah fadak kok cuma mumcul nama bunda fatimah, ( kan gak adil dong ), maaf mas biar gak setres jadi saya sedikit bercanda, tapi jangan marah loh, karena ahlul byt itu orangnya tidak gampang pemarah. ( loh apa hubungannya ……….. maaf , maaf maaf )

    tolong ini dulu yang di jelaskan, Insya Allah kita lanjutkan lagi lainnya ( karena masih banyak pembahasannya, mumpung saya baru beli suatu kitab bagus ) dan belum semua saya kupas . boleh kan, kan mas bilang sendiri disini kita sama sama belajar. untuk nas @lmirzan, maaf ya klo ada kata kata saya yang menghujat, saya berharap sampean tidak seperti syiah yang sering saya lihat ( terutama di web syiah ) amin

  21. maaf ya puanjang, karena satu buku nih, mari satu persatu kita bahas, yang diatas adalah mokodima 9 maaf ya panjang )

    1. kata anda
    Mereka memang shahabat Nabi tetapi saya tidak pernah mengkultuskan.
    Kalau mereka salah, saya cuma menunjukkan apa yang mereka lakukan

    apa sih arti kata kultus ?????? kan sampean orang indonesia. jadi pasti tau arti kultus

    apa kesalahan sahabat ( kalau memang benar – benar salah ) itu bisa merontokkan kebenaran sahabat ??? arti lainnya klo ditimbang maka akan kelihatan salahnya doang ????

    2. kata anda
    Kata-kata itu lebih baik tujukan pada Imam Bukhari, tolong hadis nomor berapa sih ? aku kan gak hapal wong aku ini kantongnya dosa, bukan muhadist ( orang yang hafal ribuan hadis beserta mantannya, perawinya, sebab turunnya dll )

    3. kata anda
    menyatakan Sayyidah Fathimah marah dan tidak berbicara kepada Abu bakar ra selama 6 bulan.

    kontra dengan hadist Nabi, barang siapa sesama muslim yang tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari ……………………………., masak bunda fatimah gak tau klo abahnya pernah mengeluarkan sabdah seperti tersebut diatas ??????

    4. kata anda
    Saya cuma berkata dalam masalah Fadak saya jelas memihak kepada Sayyidah Fathimah karena beliaulah yang benar menurut saya(tentu pendapat saya ada dasarnya).

    anda pernah dengar, begini ” pada suatu malam Nabi berkunjung ke kediaman imam Ali, didapatinya beliau lagi tidur, lalu Nabi bersabadah, kenapa kalian tidak bangun untuk sholat malam, jawab imam Ali, kalau memang Allah akan membangunkan kita maka akan bangun, jikalau tidak maka akan tidak bangun (maknanya terserah kepada Allah, kita mau dibangunkan apa tidak) mendengan jawaban tersebut Nabi pergi tanpa memberi penjelasa, tetapi samar jelas imam Ali mendengan Nabi berkata manusia banyak bantahannya, sambil memukul paha ”

    klo menurut saya ini adalah teguran yang halus dari Nabi, bahwa kita harus selalu berusaha untuk melakukan kebaikan, tidak menunggu biar Allah yang memerintahkan ( walau semuanya memang sudah diatur oleh yang maha kuasa ) nah loooo Nabi aja memperingatkan keluarga imam Ali untuk melakukan sholat malam, padahal sholat malam adalah ibadah sunah.

    ada kisah lain masalah, bunda fatimah yang memakai kalung emas, pada saat Nabi tahu bunda fatimah memakainya Nabi tidak senang, walaupun perempuan memakai kalung emas hukumnya boleh, karena inging menyenangkan hati Nabi maka dijualnya kalung itu,dan hebatnya uangnya tidak untuk dirinya sendiri, tetapi digunakan untuk membeli budak dan budak itu dimerdekaan, Masya Allah sungguh mulia hati bunda fatimah, yang rela melepas kalung (yang sebenarnya adalah barang halal ) bagaimana klo hanya sebidang tanah ??????? yang nantinya mati tidak dibawa ……….. sangat kontra dengan hadist yang anda riwayatkan ( itupun klo anda benar cara menafsirkannya )

    masalah fadak, kenapa hanya bunda fatimah (udah saya urai diatas. mohon dibaca )

    5. kata anda
    bahkan yang lucu anda bilang menegur mereka kalau mereka salah. Lihat saja teks hadis tsaqalain manusialah yang harus berpegang teguh kepada Ahlul Bait bukan sok menilai dan menegur segala.

    kami bukan sok, tapi Nabi sendiri juga pernah menegur (baca tulisan saya, cari referensinya, klo gak ketemu, baca referensinya ahli sunah, pasti ketemu) ahlul bait juga manusia biasa yang mempunyai salah ( tapi kesalahan para ahlul bait tertutup, dengan banyaknya kebaikan kebaikannya ) karena ahlul bait bukan ma’sum seperti halnya para Nabi, kami menghormati para ahlul bait pada kedudukannya tanpa melebihkah sampai sederajat dengan Nabi, atau bahkan mengungguli Nabi , nauzu billah

    6. kata anda
    Contohnya hadis Shahih Bukhari juz 8 hal 150 diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda ”Akan datang di hadapanKu kelak sekelompok shahabatKu tapi kemudian mereka dihalau. Aku bertanya ”wahai TuhanKu mereka adalah shahabat-shahabatKu”. Lalu dikatakan ”Engkau Tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu. Sesungguhnya mereka murtad dan berpaling.”.

    mas , tolong dibedakan arti sahabat ya ???
    begini mas, semoga dijauhkan dari piktor
    definisi sahabat adalah orang yang berkumpul, atau berjumpa, dengan nabi mengimani Allah serta Rasulnya, dan berkumpulnya itu dalam keadaan iman, serta matinya masih iman itu yang dinamakan sahabat, kalau berkumpulnya beriman trus mati dalam keadaan murtad yo bukan sahabat itu namanya, orang yang berkumpul dengan Nabi, tapi hanya beriman dibibir saja alias munafik itu juga bukan sahabat, ngerti kan.
    contok kehidupan sekarang. tolong di perhatikan
    sampean punya sahabat kueentaalll sekalai, kemana mana berdua, anda sering memuji sahabat anda, semua kerabat , anak istri, saudara anda kenal baik denganya,trus anda meninggal dunia,setelah anda meninggal dunia ternyata dengan muslihatnya, istri anda diganggu, anak anda di terlantarka, nama anda dijelek jelekkan di khalayak ramai dengan tujuan agar keturunan anda menjadi orang yang dihinaka, apa ahli waris anda masih mengatakan bahwa sahabat anda itu adalah sahabat ( kan ada lagunya pagar makan tanaman ) TOLONG DIBEDAKAN YA ……….

    7. data anda
    saya cuma menyatakan kalau menyakiti AhlulBait adalah sebuah kesalahan.

    mana dalilnya yang menyatakan menyakiti, tolong disebut satu persatu dong …………..

    8. kata anda
    Meracuni Imam Hasan jelas kesalahan besar, membunuh imam Husain jelas kesalahan besar kan.
    betul, tapi biar Allah yang menghukum, wong yang diracun saja bisa memaafkan orang yang meracun ( cari referensinya tentang imam hasan yang mengetahui siapa yang meracunnya, dan telah memaafkannya )masak kita yang katanya cinta, tidak ikut apa kata Imam hasan, Imam Husain mati di padang karbalah adalah suatu keberkahan tersendiri, sapa yang gak mau disebut mati syahid, yang tidak perlu dihisab besok di hari kiamat, kalau Imam husain disuruh memilih, mati di singgasanah mewah bertahtahkan berlian, atau mati di medan perang sebagai sahid, pasti beliau akan memilih sahid, karena pahala sahid lebih besar ( nah kenapa kita kok tidak meniru imam kita )

    9. kata anda komentar dari pernyataan saya
    Kata-kata anda

    ( maka telah sepakat para Ulama dan Imam Ahlulbait dan Imam lainnya untuk beradab kepada Nabi saw dengan memuliakan seluruh sahabat beliau saw, )

    mana buktinya, dari mana referensinya, siapa sahabat yang dimaksud?
    saya kutib dari kitab Nahjul Balaqhoh, sebuah kitab yang diagungkan oleh orang syiah
    berkata amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib :
    ” Saya sudah lihat sendiri sahabat sahabat Nabi, tidak seorang pund ari kalian yang dapat menyamai mereka. mereka siang hari banyak berdiri ruku’ dan sujud silih berganti, ………………… maaf panjang sekali, karena aku baca kitabnya mending anda cari dan baca sendiri deh, kan anda pasti punya kitabnya dong
    Imam Ja’far Shadigh berkata
    “disamping saya mengharap syafaat daru Ali, saya juga mengharap syafaat dari Abubakar (hr. ad Daraqutni )
    dan masih banyak lagi yang serupa, klo saya tulis wah saya bisa gak tidur mas, maaf ya
    imam Ali berkata
    ” Orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya adalah abu bakar, kemudian umar (hr Bukhari )

    apa yang dikatakan Imam Ali terhadap kedua Khalifah tidak lain karena beliau mengetahui kedudukan keduanya disisi Allah dan RasulNYA.
    dalam kesempatan lain imam Ali berkata
    “andaikan dihadapkan pada saya, seseorang yang mempunyai faham bahwa saya lebih afdhol dari Abu Bakar dan Umar, niscaya orang itu akan saya pukul Khadul Muftari ” (hr Ad Daraqutni )
    masih kurang dalilnya ???? ya cari sendiri deh pasti ketemu, hanya orang yang berusaha pasti ketemu jalannya.

    10. kata anda
    Bagi saya pribadi dalil-dalil yang jelas menunjukkan Ahlul Bait adalah pribadi yang mulia setelah Rasul dan mereka selalu bersama kebenaran. Siapapun yang menyelisihi mereka termasuk Shahabat adalah tidak benar. Sekali lagi saya tidak menghina.
    kan udah saya urai diatas sih, ok saya ada pertanyaan kepada semua saja yang membaca tulisan ini
    1. SIAPA YANG MEMANDIKAN BUNDA FATIMAH SELAI IMAM ALI, PASTI BELIAU YANG MEMANDIKAN PEREMPUAN, SIAPA DIA ISTRI SIAPA DIA, WASIAT APA YANG DISAMPAIKAN BUNDA FATIMAH KEPADA BELIAU ????
    2. SIAPA SUAMI DARI UMMI KALSUM PITRI DARI BUNDA FATIMAH
    KLO KURANG NANTI SAYA TAMBAHI

    11. kata anda
    Renungkan dengan baik. Kecintaan dan pengkultusan kepada Shahabat jangan sampai mengurangi keutamaan Ahlul Bait dan membuat tidak ambil pusing dengan perkara yang menyakiti Ahlul bait.
    saya tidak mengkultuskan ( cari dulu arti kata mengkultuskan )

    untuk semua mari kita baca
    Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18
    kalau ada keluha mari kita diskusikan bersama
    bersambung pada masalah khalifah

  22. aditya:::
    mas,bikin blog sendiri, mas. jgn lupa, redaksionalnya yg bagus juga ya 😀
    saya bakal sering2 baca ke sana nanti

  23. tuk masShelling Ford, , gimana sih biar bisa bikin blog, ajarin dong trims ya

  24. @aditya
    Lho tidak apa-apa kan saya ikutan
    Nah saudara aditya kalau menurut anda tidak hanya Bunda Fathimah saja yang menuntut, maka seharusnya anda tahu kalau Ahlul Bait sendiri asing dengan hadis Abu Bakar itu(alias tidak tahu). Lagipula Secondprince itu sudah bilang kan

    Hadis Abu Bakar yang dikemukakannya itu tidak diketahui oleh ahli waris Nabi SAW yaitu Sayyidah Fathimah sendiri dan Istri-istri Beliau SAW kecuali Aisyah(lihat Al Muwatta, Istri-istri nabi SAW mengutus Usman untuk meminta bagian warisan)
    Padahal ahli waris Nabi SAW jelas yang lebih berhak mengetahui hadis tersebut karena mereka yang berkepentingan

    Anda juga apa sudah baca hadis Shahih Bukhari itu dengan betul?, walaupun setelah mendengar penjelasan Abu Bakar, Bunda Fathimah tetap marah dan tidak berbicara dengan Abu Bakar selama 6 bulan, ini bukan penafsiran tapi teks hadisnya. Pahami dulu, kemudian anda juga harus paham siapa Bunda Fathimah, beliau adalah salah satu dari Ahlul Bait dalam hadis Tsaqalain dan Hadis Kisa’. Dalam hadis Tsaqalain itu jelas kalau manusia (termasuk sahabat)diharuskan berpegang teguh kepada Ahlul Bait. Nah nyambung kan, tidak mungkin Ahlul Bait tidak mengetahui hadis yang bahkan menyangkut kepentingan mereka.
    Apakah anda menuduh Nabi SAW tidak mewasiatkan kepada Ahlul Bait, yang benar saja.
    Lagipula yang agak lucu menurut saya, anda memakai hujjah yang memberatkan anda sendiri. Kata-kata anda yang ini

    masak bunda fatimah gak tau klo abahnya pernah mengeluarkan sabdah seperti tersebut diatas ??????

    Jadi masa’ Ahlul Bait sendiri tidak tahu hadis dari Abu Bakar???????(tanya kenapa)

    Kalau bicara dalil lebih baik dengan referensi, jangan memutar balik dengan menyuruh orang lain mencari. Kan sampean yang bawa cerita semua ahlul bait sudah memaafkan mereka yang menyakitinya itu,maka tunjukkan buktinya

    Soal hadis Tsaqalain
    Kemudian anda juga bilang

    kami bukan sok, tapi Nabi sendiri juga pernah menegur (baca tulisan saya, cari referensinya, klo gak ketemu, baca referensinya ahli sunah, pasti ketemu) ahlul bait juga manusia biasa yang mempunyai salah ( tapi kesalahan para ahlul bait tertutup, dengan banyaknya kebaikan kebaikannya ) karena ahlul bait bukan ma’sum seperti halnya para Nabi, kami menghormati para ahlul bait pada kedudukannya tanpa melebihkah sampai sederajat dengan Nabi, atau bahkan mengungguli Nabi , nauzu billah

    Mau bilang bukan sok tetapi tetap aja sok. Artinya sampean dan yang sama pandangannya dengan sampean mau merasa diri semulia Nabi SAW, sehingga berhak menegur Ahlul Bait. Soal teguran jika itu memang benar maka itu adalah bagian dari pendidikan Nabi SAW kepada Ahlul Baitnya, kemudian di akhir hidupnya Nabi SAW telah meresmikan kalau Ahlul Bait adalah pedoman hidup bagi manusia bersama dengan Al Quran. Hadis Tsaqalain itu jelas sekali, sangat jelas malah. Jadi tidak perlu berbelit-belit. Gak perlu bicara dulu soal ma’sum atau melebihi taraf Nabi SAW(ini juga apa maksudnya)

    Lebih baik kalau memang mau bahas atau diskusi fokus dulu kepada satu permasalahan. Misalnya Hadis Tsaqalain dulu baru merambat ke yang lain.

    Soal Hadis Fadak sudut pandang anda jelas berbeda dengan sudut pandang saudara Secondprince apalagi saya. Setidaknya kami sama-sama menyadari bahwa Ahlul Bait adalah pribadi mulia yang telah ditetapkan Nabi SAW sebagai panutan bagi sahabat-sahabatnya setelah Nabi SAW meninggal dunia. Tapi kalau bagi anda, Bunda Fathimah itu sama saja seperti sahabat lainnya, nah kan prakonsepsinya sudah beda dari awal.

    Jadi bahas satu-satu dulu

    kritik buat anda soal referensi, Saudara Secondprince itu sudah menyebutkan referensi hadis Fadak

    Riwayat Shahih Bukhari Bab Khumus, Sayyidah Fathimah datang ke Abu Bakar dan meminta warisannya dari tanah Fadak tetapi Abu Bakar menolak dengan mengatakan hadis “apa yang ditinggalkan Nabi SAW adalah sedekah” dan menolak memberikan warisan kepada sayyidah Fathimah. Mendengar itu Sayyidah Fathimah marah selama 6 bulan dan ketika meninggal beliau tidak mengizinkan Abu Bakar menshalatkan jenazahnya

    Saya maklum saja kalau beliau tidak hapal no hadisnya. Tapi kalau anda memang punya niat, hadis Fadak dalam Shahih Bukhari itu mudah sekali untuk dicek karena saudara Secondprince sudah menyebut Bab Khumus, nah tinggal lihat hadis-hadis di Bab itu.
    Ah ya bisa saya tambahkan Shahih Bukhari juz 3 kitab Al Maghazi bab Perang Khaibar, nah anda juga bisa lihat disitu, gak perlu pakai no karena Shahih Bukhari itu mudah sekali dicek kalau sudah jelas Kitab dan Babnya

    Kemudian anda kalau bawa hadis lain seperti Sunan Daruquthni lebih baik pakai keterangan apakah hadis itu shahih atau tidak di sisi Ahlus sunnah sendiri. Kalau dhaif ya tidak bs jadi hujjah.
    Sunan Daruquthni bukanlah kitab Shahih seperti Shahih Bukhari

    Berikutnya
    Anda menulis

    mas , tolong dibedakan arti sahabat ya ???
    begini mas, semoga dijauhkan dari piktor

    Aneh bagian yang mana yang piktor, jawaban anda dan penjelasan anda itu malah berkesan piktor
    Karena menurut penjelasan anda itu berarti anda dan orang sepaham dengan anda berpendapat bahwa Rasulullah SAW tidak bisa membedakan sahabat-sahabatnya. Hadisnya berbunyi

    Aku bertanya ”wahai TuhanKu mereka adalah shahabat-shahabatKu”. Lalu dikatakan ”Engkau Tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu. Sesungguhnya mereka murtad dan berpaling.”.

    Jadi Nabi SAW sendiri awalnya menyatakan bahwa mereka Sahabat Beliau, kemudian dijelaskan bahwa diantara sahabat itu ada yang murtad dan ada yang berpaling dari kebenaran. Jadi sahabat meski banyak kebaikannya tetap saja bisa salah.

    Kemudian anda mengutip Kitab Nahjul Balaghah, kata-kata Imam Ali

    ” Saya sudah lihat sendiri sahabat sahabat Nabi, tidak seorang pund ari kalian yang dapat menyamai mereka. mereka siang hari banyak berdiri ruku’ dan sujud silih berganti, …………………

    terus anda berkata

    maaf panjang sekali, karena aku baca kitabnya mending anda cari dan baca sendiri deh, kan anda pasti punya kitabnya dong

    Teks yang anda maksud Khutbah no 96 Kitab Nahjul Balaghah, memang panjang begini teks aslinya

    “Tengoklah anggota keluarga Nabi. Bertautlah pada arahan mereka. Ikutilah langkah mereka, karena mereka tak pernah membiarkan anda tanpa petunjuk, dan tak akan pernah melemparkan anda ke dalam kehancuran. Apabila mereka duduk, duduklah anda; dan apabila mereka bangkit, bangkitlah anda. Janganlah mendahului mereka, karena dengan itu anda akan tersesat; dan jangan tertinggal di belakang mereka, karena dengan itu anda akan runtuh. Saya telah melihat para sahabat Nabi, tetapi saya tidak menemukan seorangpun yang menyerupai mereka. Mereka mengawali hari dengan debu di rambut dan wajah, dan melewatkan malam dengan sujud dan berdiri dalam sholat…

    Yang anda kutip itu yang dicetak tebal, pengertiannya justru semua kata ganti merekapada kalimat khutbah ini kembali kepada Ahlul Bait as(anggota keluarga Nabi SAW). Oleh karena itu, kalimat Saya telah melihat para sahabat Nabi, tetapi saya tidak menemukan seorangpun yang menyerupai merekamaksudnya adalah Imam Ali as tidak menemukan seorangpun dari para sahabat Nabi saww yang menyerupai Ahlul Bait as.

    Jadi maaf saya tidak yakin kalau anda baca sendiri Kitab Nahjul Balaghah, Anda mengutip dari mana?

    Cukup itu dulu, kalau anda merasa terganggu saya ikutan lebih baik bilang saja, saya akan undur diri
    Maaf saya agak gatal kalau baca komentar anda
    jadi tidak tahan ingin berkomentar juga :mrgreen:

  25. bukan main sabar mas secondprince ini……. Salut ! Untuk almirza go ahead !

  26. alhamdulillah aku udah dapat jawabannya.
    1. tanah fadak
    ini hadis dari buchori nomor. 1264, Dari abu huraira ra
    Nabi bersabdah ” ahli warisku tiada mempusakai dinar dan dirham, ada yang aku tinggalkan, selai dari belanja istriku dan keperluan pembantuku, adalah sedekah (harta umum )

    hadist di atas diperkuat nomor. 1793, dari aisyah ra

    Bahwa fatimah, dan abbas keduanya datang kepada abu bakar, abu bakar mengatakan kepada keduanya bahwa saya mendengar Nabi bersabdah ( seperti diatas ), maka demi Allah saya tidak akan melebihkan apa yang Nabi perintahkan, trus apa bunyi teks hadist tertolak walaupun yang meriwayatkan bukan ahlul bayt, ingat disana ada abu huraira yang kesehariannya selalu bersama Nabi ( tapi perlu digaris bawahi sekali lagi saya pecinta ahlul bait )

    2. kata anda : Mau bilang bukan sok tetapi tetap aja sok. Artinya sampean dan yang sama pandangannya dengan sampean mau merasa diri semulia Nabi SAW, sehingga berhak menegur Ahlul Bait. Soal teguran jika itu memang benar maka itu adalah bagian dari pendidikan Nabi SAW kepada Ahlul Baitnya,

    betul kan pembelajaran, karena ahlul bait juga manusia, dan maka dari itu tidak luput dari khilaf, ingat hadist Nabi itu banyak, dan banyak juga yang meriwayatkan bukan dari ahlul bait, tapi kami tetap memakai pedoman, gak tebang pilih didalam menjalankan sunah, ( imam ali, bunda fatimah, abu huraira, siti aisyah, abu bakar, umar, dll adalah termasuk golongan yang bersua Nabi , dan matipun dalam keadaan masih iman, terus terang saya ragu dengan teks yang anda bawa, wong masalah mut’ah saya teks yang anda bawa tidak komplit, jadi maaf ya mas almirza.

    3. kata anda
    Bunda Fathimah tetap marah dan tidak berbicara dengan Abu Bakar selama 6 bulan, ini bukan penafsiran tapi teks hadisnya. Pahami dulu, kemudian anda juga harus paham siapa Bunda Fathimah, beliau adalah salah satu dari Ahlul Bait

    apa pantas penyandang gelar sayidatul jannah punya sifat pendendam, sampek 6 bulan lamanya ( saya memang kawatir konteks hadistnya sudah berubah, atau penafsirannya secara serampangan ) INGAT MAS almirza
    ADA HADITS MENGENAI NABI MELARANG SESAMA MUSLIM TIDAK BERTEGUR SAPA SELAMA TIGA HARI. INGAT ….. INGAT …. masak mungkin seorang seperti bunda fatimah akan mengesampingkan makna hadis larangan Nabi hanya karena fadak, trus kenapa hanya bunda fatimah yang marah sampai 6 bulan, kenapa siti aisyah ( yang juga istri Nabi, yang sebenarnya juga berhak atas tanah itu ) tidak ikut ngambek, apa karena yang memberi perintah adalah bapaknya, bagaimana kalau paman Nabi hamzah, kok gak ikutan ngambek, dan yang lebih tidak masuk akal

    INGA’ INGA’ …… Imam Ali pernah menjadi khalifah, Imam hasan juga telah menjadi khalifah
    ” KENAPA TIDAK SAAT BELIAU MENJADI KHALIFAH HARTA ITU DIBAGI, ATAU PERINTAH KHALIFAH ABU BAKAR DIANULIR DIGANTI DENGAN PERINTAH IMAM ALI ATAU IMAM HUSAIN UNTUK DIBAGIKAN KEMBALI WARIS TANAH FADAK, TERNYATA TIDAK TO TANAH ITU TETAP SEBAGAIMANA MESTINYA …………… JAWAB YANG INI ………
    dan yang paling tidak saya mengerti adalah, bahwa kliatanya hanya bunda fatimah yang ngotot, kok gak ada dri istri – istri Nabi yang lainnya yang ngotot juga, klo yang diperbuat oleh sahabat abu bakar sebagai kemungkaran.

    JAWAB YANG INI, SIAPA SIH YANG MEMANDIKAN BUNDA FATIMAH,…………… SELAI IMAM ALI ………… JAWAB DONG ……. BIAR SEMUANYA JELAS ……….

    4. kata anda
    Apakah anda menuduh Nabi SAW tidak mewasiatkan kepada Ahlul Bait, yang benar saja.

    lah baca dong hadist ini hadis dari bukhari nomor. 1264, Dari abu huraira ra
    Nabi bersabdah ” ahli warisku tiada mempusakai dinar dan dirham, ada yang aku tinggalkan, selai dari belanja istriku dan keperluan pembantuku, adalah sedekah (harta umum )

    hadist di atas diperkuat nomor. 1793, dari aisyah ra, kalaupun bunda fatimah tidak tau, hadis ini, kenapa kok masih dijalankan pada saat pemerintahan Imam Ali.
    5. kata anda
    Riwayat Shahih Bukhari Bab Khumus, Sayyidah Fathimah datang ke Abu Bakar dan meminta warisannya dari tanah Fadak tetapi Abu Bakar menolak dengan mengatakan hadis “apa yang ditinggalkan Nabi SAW adalah sedekah” dan menolak memberikan warisan kepada sayyidah Fathimah. Mendengar itu Sayyidah Fathimah marah selama 6 bulan dan ketika meninggal beliau tidak mengizinkan Abu Bakar menshalatkan jenazahnya

    Saya maklum saja kalau beliau tidak hapal no hadisnya. Tapi kalau anda memang punya niat, hadis Fadak dalam Shahih Bukhari itu mudah sekali untuk dicek karena saudara Secondprince sudah menyebut Bab Khumus, nah tinggal lihat hadis-hadis di Bab itu.

    apa memang ada kata kata “tidak mengijinkan untuk disholati ” trus apa Imam Ali diam saja melihat istrinya membawa dendam sapai dibawa mati ( ingat orang tidak akan diampuni oleh Allah, sebelum kesalahan kepada orang lain diluruskan dulu ) penghinaan macam mana lagi ini, ” HAI ORANG ORANG YANG TIDAK MEPUNYAI HATI” tegakah kalian menghina bunda Fatimah dengan kata kata, 1.tidak mau diholat ( itu artinya tidak mau didoakan, karena didalam sholat jenazah itu doa untuk mayit)
    2.tidak tegur sapa selama 6 bulan
    3.marah hanya karena sebidang tanah yang tidak akan dibawa mat
    HAI ORANG ORANG JAHIL, bunda suci fatimah adalah Sayidatul jannah, orang yang tidak perduli dengan harta, orang yang ramah, orang yang berhati pemaaf, mulia,
    HAI ORANG ORANG YANG JAHIL pantaskah bunda fatimah mempunyai sifat, pemarah, pendendam, penghasut,
    KATANYA PECINTA ahlul bait, tapi kok menyandarkan kata kata yang tidak pantas , masak orang mulia mfempunya sifat keduniaan, pemarah, pfendendam, penghasut,
    CAMKAN DIHATI HAI ORANG YANG BERAKAL

    6. kata anda
    Jadi Nabi SAW sendiri awalnya menyatakan bahwa mereka Sahabat Beliau, kemudian dijelaskan bahwa diantara sahabat itu ada yang murtad dan ada yang berpaling dari kebenaran. Jadi sahabat meski banyak kebaikannya tetap saja bisa salah
    kalau dikatagorikan begini loh mas
    anda bilang kalau Nabi yang menegur dikatakan pembelajaran ( kalau saya sih teguran yang sopan )
    CONTOH ” tolong jangan merokok disini, karena baunya tidak sedap “, ini teguran halus, atau pembelajaran sih ………., anda bilang kalau sahabat itu juga salah, ya memang salah, saya setuju karena sahabat bukan orang yang ma’sum, sama seperti ahlul bait juga kalau salah ya salah karena bukan ma’sum. faham gak, nanti mbulet lagi, katanya gak boleh mengkultuskan ……….. ( hi hi hi itu aja blum dijawab kok apa arti kultus )

    7. kata anda
    Jadi masa’ Ahlul Bait sendiri tidak tahu hadis dari Abu Bakar???????(tanya kenapa), ha ha ha makanya baca konteks hadis, kepada siapa hadis itu diriwayatkan trus sapa yang menyampaikan, bukan berarti tidak tahu, nyatanya setelah medengar penjelasan ( sesuai hadist di atas ) para ahlul bait menerima kok. baca hadistnya dong , nomornya sudah aku cantumkan.
    HAI MAS ALMIRZA CAMKAN YA ………. baca ahlak mulia bunda fatimah ( sudah saya contohkan diatas ) masalah Nabi yang tidak suka bunda fatimah memakai kalung emas, trus mejualnya dan uang hasilnya dibelikan budak dan dimerdekaan. APAKAH ANDA MASIH MENGANGGAP BUNDA FATIMAH MENGEJAR HARTA (tanah fadak ), APA SOPAN SEORANG PECINTA MENGATAKAN ORANG YANG DICINTAI MENDENDAM, GAK MAU DISHOLATI, WAH WAH
    8. HAI MAS ALMIRZA YANG MEMPUNYAI AKAL

    BACA INI : PENTING
    1. Imam Ja’far Shadigh berkata
    “disamping saya mengharap syafaat daru Ali, saya juga mengharap syafaat dari Abubakar (hr. ad Daraqutni )
    2.imam Ali berkata
    ” Orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya adalah abu bakar, kemudian umar (hr Bukhari )

    apa yang dikatakan Imam Ali terhadap kedua Khalifah tidak lain karena beliau mengetahui kedudukan keduanya disisi Allah dan RasulNYA.
    dalam kesempatan lain imam Ali berkata
    “andaikan dihadapkan pada saya, seseorang yang mempunyai faham bahwa saya lebih afdhol dari Abu Bakar dan Umar, niscaya orang itu akan saya pukul Khadul Muftari ” (hr Ad Daraqutni )

    KURANG . BACA RESAPI SATU PERSATU.

    TERAKHIR MARI KITA MAIN LOGIKA ( itupun klo logika yang berjalan dinaungi kebenara yang hakiki )
    1. PADA SAAT IMAM ALI, DAN IMAM HASAN MENJADI KHALIFAH KENAPA TANAH FADAK TIDAK DIKEMBALIKAN KEPADA PARA WARISNYA ( WALAU BUNDA FATIMAH TELAH MENINGGAL )
    2.APA KALIAN SUDAH MERUBAH MAKNA DARI PENGHUNI SURGA, JIKALAU PENGHUNI TERSEBUT MASIH MEMPUNYAI SIFAT YANG TIDAK TERPUJI ( pendendam sampai 6 bulan lamanya , pemarah, penghasut, dll )
    3. Sejak kapan bunda FATIMAH MEMPUNYAI SIFAT YANG ANDA GAMBARKAN sebagai PENDENDAM, TIDAK MAU BERTEGUR SAPA, PEMARAH DLL yang semestinya tidak ada di dalam hati beliau
    3. SIAPAKAH HAFSAH YANG TELAH DIBERI WASIAT UNTUK MEMBUAT KERANDA ( untuk menutupi mayat ) DAN MEMANDIKAN BELIAU, APA HUBUNGA DENGA BELIAU BUNDA FATIMAN
    4. KENAPA IMAM ALI MEMERANGI MUAWIYAH, TRUS KENAPA IMAM HASAN MELAKUKAN SEBALIKNYA TERHADAP MUAWIYAH, APA INI. MAKNANYA

    tolong untuk dijawab oleh mas almirza ( ini belum soal mut’ah )
    MARI KITA MEMAKAI DALIL YANG BENAR, DAN MEMAKAI LOGIKA AKAL KITA ( walau terbatas )

    KALAU KALIAN MEMBACA AL-QUR’AN TOLONG DIBACA JUGA
    Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18
    jangan hanya salut, mari berpikir yang logis
    T Mulya, di/pada November 15th, 2007 pada 4:23 pm Said:

    bukan main sabar mas secondprince ini……. Salut ! Untuk almirza go ahead, jangan karena salut trus memperlihatkan kebodohan kita,
    SATU LAGI
    APA KITA AKAN TERIMA KALAU IBU KITA DIKATAIN ORANG LAIN SEBAGAI PRIBADI PENDENDAM, SUKA MARAH, GAK MAU DIJENGUK ………………… APA ITU SIFAT DARI PENGHUNI SURGA ?? ??(besa )?????, trus APA BEDA DENGA PENGHUNI NERAKA YANG GILA HARTA, KARENA HARTA BERANI MEMUTUSKAN TALI SILATURAHMI, PEMARAH, SALING TIDAK TEGUR SAPA,
    CAMKAN DIHATI PENGHINAAN ANDA TERHADAP BUNDA FATIMAH

  27. tuk mas seconprince, maaf kalau kata kata saya terlalu berlebiha, karena lebih asyik berdiskusi dengan sampena,yang berhati lembut, jarang berkata kasar ( tapi mencela ulama’ yang hafal jutaan hadis beserta perawinya, tau hukum riwayat turunnya hadist, trus hadist itu bermakna, yang kesemuanya pasti dengan ilmu yang dalam dan lama, dan jamannya dengan jaman Nabi tidak terpaut jauuuuuuuuuuhh seperti jaman kita dengan Nabi ) ingat mas mencela bukan perbuatan yang dibolehkan dalam agama, janga karena konteks pemahaman berbeda turs menjadikan kita sebagai pencela, apa beda kita dengan orang yahudi yang jago mencela, wong nabinya sediri dicela kok. sekali lagi maaf ya masssss
    untuk anda banyak pertanyaan yang akan saya ajukan. mohon tidak kapok terus mengomentari tulisan saya trims ( mumpung bukunya blum aku kembalikan loh )

  28. @aditya
    Aduh kalau diskusi sibuk dengan pikirannya sendiri, ini yang payah
    kesalahan anda itu, anda sendiri tidak menempatkan diri dalam metode yang benar
    Hadis fadak itu jelas kata-katanya bahwa Sayyidah Fathimah marah dan tidak bebicara selama 6 bulan kepada Abu Bakar. hadis ini shahih kemudian anda berhujjah dengan hadis Abu Bakar, Aisyah dan Abu Hurairah
    Hadis yang menurut anda tidak diketahui oleh Ahlul Bait, nah saya dalam hal ini berhujjah dengan hadis Tsaqalain bahwa Sayyidah Fathimah adalah Ahlul Bait tempat dimana seharusnya para sahabat berpedoman
    Tapi buktinya sahabat yang anda sebutkan itu menyelisihi Ahlul Bait
    Tidak mungkin Sayyidah Fathimah seorang putri Nabi SAW Ahlul Bait sebagai tempat pedoman yang selalu bersama Al Quran selalu bersama kebenaran tidak tahu hadis yang seharusnya jadi urusannya. Anda memang tidak memperhatikan sedikitpun hadis Tsaqalain
    Mau dikemanakan juga Ayat al Quran yang menyatakan bahwa mereka yang punya hubungan darah itu berhak saling waris-mewarisi, Ayat Al Quran yang menyatakan bahwa para Nabi juga saling mewarisi
    Mana bukti cinta anda????????

    Andalah yang menghina Sayyidah Fathimah dengan menuduh gila harta dan pendendam
    Padahal dalam hal ini Sayyidah Fathimah hanya menyatakan yang benar. Ini bukan sekedar masalah harta tetapi masalah menuntut sesuatu yang adalah haknya
    Jadi siapa yang gila harta yang merampas atau yang menuntut haknya

    Dan Sahabat yang anda agungkan itulah yang salah, jadi dialah yang seharusnya menemui Sayyidah Fathimah dan meminta maaf dengannya. Tapi itu semua tidak terjadi kan, so hadis Shahih Bukhari soal 3 hari itu justru memberatkan Abu Bakar sendiri.

    Kemudian anda bertanya kenapa ketika Imam Ali as dan Imam Hasan as menjadi Khalifah tidak mengurusi masalah fadak
    Jangan konyol, memang sampean tidak tahu apa kalau masa pemerintahan Imam Ali dan Imam Hasan justru mendapat pertentangan dari Aisyah Thalhah Zubair dan Muawiyah. Jadi pada masa kepemimpinan mereka, mereka disibukkan dengan perang yang terus-terusan.
    Saya yakin kalau tidak ada masalah perang terus-terusan itu masalah Fadak juga akan diselesaikan, Buktinya ada dalam kitab Nahjul Balaghah yang anda kutip sebagian-sebagian itu(pakai ngaku baca sendiri lagi)

    Anda juga tidak menghiraukan kata-kata saya. Kalau berhujjah dengan hadis selain dari Kitab Shahih itu tentukan dulu sanad hadisnya shahih atau tidak.

    anda berkata

    anda bilang kalau sahabat itu juga salah, ya memang salah, saya setuju karena sahabat bukan orang yang ma’sum, sama seperti ahlul bait juga kalau salah ya salah karena bukan ma’sum

    inilah maksud saya pikiran anda itu sudah beda dari awal
    Anda memang tidak memahami Hadis tsaqalain(anehnya nyuruh orang paham paham terus)
    Hadis Tsaqalain itu menyatakan Ahlul Bait selalu dalam kebenaran, hadisnya jelas. Lihat lagi bunyi hadisnya
    Jangan hanya menurutkan nafsu anda saja
    Kesalahan anda, anda menyamakan sahabat dengan Ahlul Bait. Ahlul Bait kedudukannya jelas dalam Hadis Tsaqalain jadi mana bisa disamakan dengan sahabat. Sikap anda yang menyamakan sahabat dengan ahlul bait adalah sikap mengkultuskan sahabat dan mengurangi keutamaan Ahlul Bait. Jadi phami dulu hadis Tsaqalain, pahami dulu siapa Ahlul Bait itu baru berhujjah
    Ngakunya cinta tapi tidak paham kedudukan Ahlul Bait
    Apakah pribadi yang selalu bersama Al Quran dan pribadi yang menjadi pedoman bagi umat islam agar tidak sesat itu bisa salah. Wah kacau itu jadinya, Apakah anda mau bilang kalau Al Quran dan As Sunnah itu bisa salah juga. Mereka Ahlul Bait akan selalu bersama Al Quran.

    Sekali lagi tidak ada yang bilang Sayyidah Fathimah mengejar harta
    Nyatanya Anda yang bilang begitu
    Masalah kalung itu, oh jelas sekali karena Rasulullah langsung yang menyatakannya kepada Sayyidah Fathimah
    tapi Masalah Fadak itu Abu Bakar yang bilang
    Dan dalam shahih Bukhari Sayyidah Fathimah tidak menerima hujjah Abu Bakar makanya Beliau marah
    kemarahan Sayyidah Fathimah adalah dalam kebenaran karena sama halnya dengan kemarahan Nabi SAW.(ini juga hadis Shahih Bukhari).
    Jadi cukup dengan hadis-hadis dalam kitab shahih anda sudah jelas kalau yang benar adalah Sayyidah Fathimah
    dan Hadis yang dibawa oleh Abu Bakar itu adalah keliru. Kecuali kalau anda menerima semua kontradiksi dalam kitab shahih anda

    Jangan sok bicara konteks pemahaman, memang sampean bisa buktikan kalau konteks sampean itu yang benar. Bicara konteks padahal Penghalusan untuk mendistorsi atau mengartikan sesuai dengan pikiran sendiri

    Satu hal lagi andalah yang harus mendefinisikan arti mencela. menyatakan apa adanya dari kesalahan apa itu mencela. Memangnya secondprince itu menghina siapa? atau saya? yang mana kata saya yang menghina
    Jangan sibuk dengan bahasa sendiri

    Kata-kata anda

    BACA INI : PENTING
    1. Imam Ja’far Shadigh berkata
    “disamping saya mengharap syafaat daru Ali, saya juga mengharap syafaat dari Abubakar (hr. ad Daraqutni )
    2.imam Ali berkata
    ” Orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya adalah abu bakar, kemudian umar (hr Bukhari )

    apa yang dikatakan Imam Ali terhadap kedua Khalifah tidak lain karena beliau mengetahui kedudukan keduanya disisi Allah dan RasulNYA.
    dalam kesempatan lain imam Ali berkata
    “andaikan dihadapkan pada saya, seseorang yang mempunyai faham bahwa saya lebih afdhol dari Abu Bakar dan Umar, niscaya orang itu akan saya pukul Khadul Muftari ” (hr Ad Daraqutni )

    Mana buktinya hadis itu shahih hah
    asal mengutip sih saya juga bisa
    Dalam Shahih Bukhari Imam Ali menunda baiatnya kepada Abu Bakar selama 6 bulan, jadi bagaimana bisa anda mengatakan Imam Ali paham kedudukan mulia Abu Bakar
    Kemuliaan Imam Ali jelas diatas Abu Bakar karena Imam Ali adalah Ahlul Bait dalam hadis Tsaqalain

    dari mana anda bisa berkata Hafsah yang memandikan Sayyidah Fathimah
    Salah besar
    yang memandikan itu Imam Ali dan ditemani oleh Asma(ini wasuat dari Sayyidah Fathimah sendiri)

    Ini logika anda

    4. KENAPA IMAM ALI MEMERANGI MUAWIYAH, TRUS KENAPA IMAM HASAN MELAKUKAN SEBALIKNYA TERHADAP MUAWIYAH, APA INI. MAKNANYA

    Imam Ali memerangi Muawiyah karena Muawiyah memberontak dan memerangi Imam Ali
    Apa maksudnya sebaliknya
    Imam Hasan justru memerangi Muawiyah karena Muawiyah jelas dalam posisi yang salah
    Baca sejarah Makzulnya imam Hasan bukan karena Muawiyah tetapi karena beliau mau menyatukan umat muslim dan mencegah pertumpahan darah. Seharusnya yang benar itu Muawiyah tidak layak untu memerangi Imam Ali dan Imam Hasan. bukan mempermasalahkan dan menilai Imam Ahlul Bait
    Pengakuan cinta anda lucu sekali.

    Sekali lagi kata-kata anda

    APA KITA AKAN TERIMA KALAU IBU KITA DIKATAIN ORANG LAIN SEBAGAI PRIBADI PENDENDAM, SUKA MARAH, GAK MAU DIJENGUK ………………… APA ITU SIFAT DARI PENGHUNI SURGA ?? ??(besa )?????, trus APA BEDA DENGA PENGHUNI NERAKA YANG GILA HARTA, KARENA HARTA BERANI MEMUTUSKAN TALI SILATURAHMI, PEMARAH, SALING TIDAK TEGUR SAPA,
    CAMKAN DIHATI PENGHINAAN ANDA TERHADAP BUNDA FATIMAH

    Lho yang bilang begitu kan anda sendiri, Andalah yang berpikiran seperti itu. Begitukah pemahaman anda terhadap Sayyidah Fathimah
    Kemarahan Sayyidah Fathimah adalah dalam kebenaran karena marahnya Beliau adalah marahnya Nabi SAW

    Pendendam dan gak mau dijenguk, huh jangan asal bicara yang pokok permasalahan itu sahabat yang anda agungkan itu. Adakah dia meminta maaf kepada sayyidah Fathimah
    Siapa yang zalim

    Gila harta, lagi-lagi kekonyolan anda
    sejak kapan orang masuk neraka karena menuntut haknya
    Waris mewarisi sudah ditetapkan dalam Al Quran

    Jelas sekali buku yang anda baca itu adalah buku-buku Salafi yang suka mendeskriditkan Syiah danmengurangi keutamaan Ahlul Bait
    tetapi berteriak cinta kepada Ahlul Bait

    Cuma bualan :mrgreen:

  29. 1. kata anda
    Tapi buktinya sahabat yang anda sebutkan itu menyelisihi Ahlul Bait
    Tidak mungkin Sayyidah Fathimah seorang putri Nabi SAW Ahlul Bait sebagai tempat pedoman yang selalu bersama Al Quran selalu bersama kebenaran tidak tahu hadis yang seharusnya jadi urusannya. Anda memang tidak memperhatikan sedikitpun hadis Tsaqalain

    ini kejahilan nyata dari seseorang yang tidak bisa membedakan, saya udah baca kok riwayat tanah fadak, dan sebenarnya bukan yang seperti anda tuduhkan, saya bertanya kepada ahlul bait beliau sendiri, dan tidak ada kok dari jawaban beliau yang menyalahkan sahabat, kalau hadist yang saya bawa ( beserta nomor urutnya ) tidak anda terima, padahal itu sama dengan yang anda klaim riwayat bukhari juga masalah bunda fatimah marah sampai 6 bulan, kenapa anda memaksakan bahwa bunda Fatimah marah selama 6 bulan, kenapa tidak hadist yang saya sampaikan ??????besar?????? bisa diterima juga ….. double ???, KENAPA TIDAK DUA DUANYA YANG DITERIMA

    2. kata anda
    Mau dikemanakan juga Ayat al Quran yang menyatakan bahwa mereka yang punya hubungan darah itu berhak saling waris-mewarisi, Ayat Al Quran yang menyatakan bahwa para Nabi juga saling mewarisi
    Mana bukti cinta anda????????
    hi hi hi ternyata teks books toh, makanya cari referensi jangan hanya lewat internet, datangi orang alim yang punya garis keturunan sampai kepada Nabi ( saya lohhh punya )
    di dalam Al-Quran itu harus tafsirkan mas…… ku sayang, untung gak saya BAWA referensinya ke sini, itu perbedaan cara penafsiran antara imam Ali dan para sahabat, bukan suatu yang besar kok. hiihihihih lucu juga nih orang.

    3. kata anda
    Dan Sahabat yang anda agungkan itulah yang salah, jadi dialah yang seharusnya menemui Sayyidah Fathimah dan meminta maaf dengannya. Tapi itu semua tidak terjadi kan, so hadis Shahih Bukhari soal 3 hari itu justru memberatkan Abu Bakar sendiri.

    nah looo ketahuan bahlulnya, makanya cari referensi jangan dari internet doang, booooo
    saya udah baca riwayat singkat tanah fadak, sampai dengan perbedaan cara penafsiran Imam Ali dengan sahabat ( itupun referensi yang tidak berat sebelah ) masalah fadak memang bukan masalah harta kok hanya masalah hukum, yang keduanya itu mempunyai dasar yang kuat, tuhhhh kan gak berat sebelah.
    dan sekarang hanya bermodal potongan riwayat, atau nukilan setengah setengah, anda berani mengatakan sahabat Abubakar salah (bukan aku mengkultuskan lohhh, wong arti kultus aja blum dijawab sampek dengan hari ini )

    ” MAKANYA BACA AL – QUR’AN YANG BENAR (itupun klo bukan cetakan teheran lohhhh )
    baca ini
    Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18
    apa kamu orang masih berani mengatakan Para sahabat itu salah …………………………………. pikir dong, ayo brani gak bacanya ……………..

    5.kata anda
    Mana bukti cinta anda????????
    saya cinta kepada ahlul bait, karena guru saya juga ahlul bait kok tapi juga cinta sahabat hayooooooo, klo ada ahlul bait yang berbuat seperti tuduhan orang syiah selama ini ( wes gak usah ditutupin deh, banyak contohnya kok, kenapa ada aliran sesat, kalau bukan Allah yang memberi tahu ) ya saya gak setuju klo ahlul bait dituduh yang macam macam, tapi klo ada rafidah ( tau rafidah ??? ) yang menjelekkan sahabat ya saya gak setuju dong, jadi mana yang benar, yang benar diam saja, tanpa menyalahkan kesana kemari.

    6. kata anda
    Kemudian anda bertanya kenapa ketika Imam Ali as dan Imam Hasan as menjadi Khalifah tidak mengurusi masalah fadak
    Jangan konyol, memang sampean tidak tahu apa kalau masa pemerintahan Imam Ali dan Imam Hasan justru mendapat pertentangan dari Aisyah Thalhah Zubair dan Muawiyah. Jadi pada masa kepemimpinan mereka, mereka disibukkan dengan perang yang terus-terusan.

    lah ini juga kejahilan yang nyata, masak setelah dilantik terus perang, jangan bodoh ya. klo memang sejak semula tanah fadak itu dipermasalahkan oleh Imam Ali ( itupun klo benar dipermasalahkan ) kenapa bukan menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan ( ini nanti ada pembahasan tersendiri kok )

    7. kata anda
    Saya yakin kalau tidak ada masalah perang terus-terusan itu masalah Fadak juga akan diselesaikan, Buktinya ada dalam kitab Nahjul Balaghah yang anda kutip sebagian-sebagian itu(pakai ngaku baca sendiri lagi)
    saya sempat baca, tapi juga sempat baca para pengkritiknya, bahwa kitab tersebut tidak mungkin ditulis oleh imam ali sendiri, karena penulisannya jauhhh setelah imam Ali tidak ada, terlihat dari tata bahasa prosanya yang tidak mungkin ditulis pada jaman itu, tapi bukan turus saya bilang baca kitab Nahjul Balaghah halooom, entar salah sangka lagi repot.

    8. kata anda
    Kesalahan anda, anda menyamakan sahabat dengan Ahlul Bait. Ahlul Bait kedudukannya jelas dalam Hadis Tsaqalain jadi mana bisa disamakan dengan sahabat. Sikap anda yang menyamakan sahabat dengan ahlul bait adalah sikap mengkultuskan sahabat dan mengurangi keutamaan Ahlul Bait. Jadi phami dulu hadis Tsaqalain, pahami dulu siapa Ahlul Bait itu baru berhujjah
    Ngakunya cinta tapi tidak paham kedudukan Ahlul Bait

    nah loo ketahuan lagi kan, kan udah saya bilang saya mencintai ahlul bait, juga sahabat, apa salah saya ( lucu juga nih orang )
    HAI ORANG YANG BERAKAL APA SIH ARTI KATA KULTUS, KAYAK ORANG WAHABI SAJA , BILANG BILANG KULTUS, TAPI GAK TAU ARTINYA.
    nih tak kasih tau KULTUS ITU SAMA DENGAN MENDEWAKAN, ATAU MEMUJA SEBAGA RAJA DIRAJA DAN HARUS BERSUJUD.
    intinya saya tidak membenci salah satu, makanya klo ada dari salah satu yang kurang berkenan, maka saya mending diam, gak ikut ikutakomentar, menyalahkan sini, sana seperti kaum rafidah gak kayak kamu bilangnya cinta, tapi membuka aib Bunda fatimah yang marah salama 6 bulan, apa ini yang dianggap cinta, membuka aib yang dicintai. kebodohannya ha itu tadi, kamu tahu kekurangan istri kamu, apa kamu tega kekurangan istri kamu dipertontonkan orang banyak, HAI ORANG JAHIILLLLL

    HAI ORANG JAHILLL SEKALI LAGI BACA KITAB SUCIMU ………

    9. kata anda
    Sekali lagi tidak ada yang bilang Sayyidah Fathimah mengejar harta
    Nyatanya Anda yang bilang begitu
    Masalah kalung itu, oh jelas sekali karena Rasulullah langsung yang menyatakannya kepada Sayyidah Fathimah
    tapi Masalah Fadak itu Abu Bakar yang bilang
    Dan dalam shahih Bukhari Sayyidah Fathimah tidak menerima hujjah Abu Bakar makanya Beliau marah,
    dan Hadis yang dibawa oleh Abu Bakar itu adalah keliru.

    Kecuali kalau anda menerima semua kontradiksi dalam kitab shahih anda ( anda bilang kontradiksi, walahhhh wong kamu bisanya baca riwayat aja dari internet, itupun terjemahannya, nuki nukil lagi, trus setelah nukil masih dipotong lagi,beda jauuuuuuuuh dengan imam bukhari yang bergelar muhadis ( sudah perna saya bahas apa itu muhadist ). bilang kontradiksi lagi, ya kamu itu yang nggak ngerti tatacara membaca hadistnya, atau hukum matannya gimana, kayak orang buta aja, kesasar sasar

    nih orang gak kapok kapok ya. ooo jadi klo dari Nabi saja yang membawa, atau dari keturunannya saja ( ahlul bait ) hujah yang kamu terima ……………… walahhhhhhh ya ngomong dong dari kemaren kemaren klo tebang pilih.
    HAI ORANG YANG PUNYA AKAL
    KAMU MENERIMA HADIST BUKHARI YANG SATUNYA, TAPI KAMU TOLAK HADIST BUKHARI YANG LAINNYA, APA BEDANYA KAMU DENGAN JAKSA YAN DITUDUH TEBANG PILIHH DALAM MEMBERANTAS KORUPSI, BACA YANG BENAR DONG, RIWAYAT ITU SHAHIH, DAN TIDAK ADA PERTENTANGAN, CUMA KARENA YANG BACA TUKANG NUKIL NUKIL TOK YA BEGINI JADINYA.

    10. kata anda
    Satu hal lagi andalah yang harus mendefinisikan arti mencela. menyatakan apa adanya dari kesalahan apa itu mencela. Memangnya secondprince itu menghina siapa? atau saya? yang mana kata saya yang menghina
    Jangan sibuk dengan bahasa sendiri
    OK SAYA MINTA MAAF KARENA MENGANGGAP ANDA TUKANG MENCELA, ya maklum wong semua orang ( dan ada buktinya, gak usah saya sebut, entar saya dikira mengada ada ) mengatakan bahwa rafidah itu tukang mencela sahabat. itu aja, ya baiklah klo memang anda tidak mencela sahabat, tapi trus apa bisa dikatakan orang benar menyalahkan sahabat , apa lagi sahabat utama ( Abu Bakar, Umar , Utsman, Ali ) makanya saya tekankan, baca Al-Quran yang lengkap, trus janga diartikan semaunya sendiri. apa kalian lebih utama sampe mengatakan sahabat ini salah, sahabat itu salah, belajarlah dari Al-Qur’an, kisah Nabi Musa denga Qidhir, disitu terletak kebenaran yang belum terungkap, bisa baca gak ……………..

    11. kata anda
    Mana buktinya hadis itu shahih hah
    asal mengutip sih saya juga bisa
    Dalam Shahih Bukhari Imam Ali menunda baiatnya kepada Abu Bakar selama 6 bulan, jadi bagaimana bisa anda mengatakan Imam Ali paham kedudukan mulia Abu Bakar
    Kemuliaan Imam Ali jelas diatas Abu Bakar karena Imam Ali adalah Ahlul Bait dalam hadis Tsaqalain

    nah looo gobloknya ditampakkan lagi, makanya klo gak ngerti hukum mantannya hadist , gak usalah berujar apa shahih hadist itu, wong yang bawa hadist ini lebih mumpuni dari anda yang hanya tukan comot, tukang nukil.
    HAI ORANG JAHIIIIIILL, TURUS APA IMAM ALI JUGA MENUNDA BAIAT TERHADAP SAHABAT UMAR, UTSMAN ??????? BRAPA BULAN PENUNDAAN UNTUK MASING MASING SAHABAT ???????

    12. kata anda
    dari mana anda bisa berkata Hafsah yang memandikan Sayyidah Fathimah
    Salah besar
    yang memandikan itu Imam Ali dan ditemani oleh Asma(ini wasuat dari Sayyidah Fathimah sendiri),
    nah looooo ngarang lagi dehh, ketahuan dek gobloknya, ya jelas gak ketemu wong carinya di kitab bukhari karangan …………………. ( ????? tanda tanya besar ???????? ) wong kitab suci terbitan teheran aja ………………………………. ( gak usah maksa loh wong memang palsu kok )

    13. kata anda dan ini yang paling berkesa dan tak tunggu tunggu

    ” Imam Ali memerangi Muawiyah karena Muawiyah memberontak dan memerangi Imam Ali

    inilah kebodohan anda, Itulah keberanian Imam Ali yang saya junjung tinggi, disamping berani bertaruh nyawa untuk Nabinya ( pada saat disuruh menggantikan tidur beliau, untuk keluar dengan Sahabat Abubakar ( yang anda bilang salah, tetapi mau mendampingi sang kekasihnya Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ), tidak gentar dengan muawiyah.
    HAIII ORANG JAHIIL, KENAPA BARU SAAT MUAWIYAH YANG MEMINTA KEKUASAAN DALAM ARTI MEMINTA PAKSA, TERUS DIPERANGI OLEH IMAM ALI, KENAPA BUKAN MEMERANGI SAHABAT ABU BAKAR, UMAR, UTSMAN, JAWABANNYA KARENA MUAWIYAH TIDAK IKUT MEMBAIAT IMAM ALI, KEMAPA IMAM ALI MASIH MEMERANGI MUAWIYAH, KARENA ORANG YANG MEMBAIAT IMAM ALI JUGA, ORANG YANG DULU MEMBAIAT TIGA SAHABAT TERDAHULU ITU BAIAT YANG SAH , NGERTI KAN SEKARANG KENAPA HANYA DENGAN MUAWIYAH IMAM ALI ANGKAT SENJATA ????????? KARENA MUAWIYAH MEMBERONTAK KEKUASAAN YANG SAH
    Apa maksudnya sebaliknya
    Imam Hasan justru memerangi Muawiyah karena Muawiyah jelas dalam posisi yang salah
    Baca sejarah Makzulnya imam Hasan bukan karena Muawiyah tetapi karena beliau mau menyatukan umat muslim dan mencegah pertumpahan darah. Seharusnya yang benar itu Muawiyah tidak layak untu memerangi Imam Ali dan Imam Hasan. bukan mempermasalahkan dan menilai Imam Ahlul Bait
    Pengakuan cinta anda lucu sekali.

    Nah itulah kebesaran para ahlul bait, dimana Imam Ali berani memerangi muawiyah karena memang salah muawiyah yang memberontak khalifah yang sah, tapi Imam hasan bertindak sebaliknya ( pas dengan apa yang diramalkan Nabi dalam sabdah beliau yang terekam dalam sahih Bukhari )karena itu ada perjanjian bahwa khalifah dipimpin muawiyah, dengan sayarat klo muawiyah meninggal maka khalifah pindah lagi ke tangan Imam Hasan, tapi keburu Imam hasan meninggal, trus muawiyah mengangkat yazid, dan seterusnya sampai Imam Hasan …………………………. terjadi di karbalah …………..
    BISA GAK MBEDAKAN KEKUASAAN YANG SAH, ITU PERLU DITEGAKKAN
    DENGAN PEMBERONTAKAN YANG GILA KEKUASAAN.
    BISA KAN LOGIKA BICARA, IMAM ALI TIDAK PERNAH MEMINTA KEKUASAAN DARI SIAPA PUN, TAPI PADA SAAT KEKUASAAN DITANGAN SIAPA PUN TIDAK BOLEH MENGGANGGU GUGAT. PAHAM

    14. kata anda
    Pendendam dan gak mau dijenguk, huh jangan asal bicara yang pokok permasalahan itu sahabat yang anda agungkan itu. Adakah dia meminta maaf kepada sayyidah Fathimah
    Siapa yang zalim
    nah looo sejarah udah berani diputar balikkan, makanya jangan hanya makan pikiran kotor aja, sekali kali makan pikiran jernih ( seperti perlakuan Nabi pada saat penahlukan makah, yang semua orang bebas, padahal sebelummnya memusuhi, Nabi, sampai sampai pernah diboikot ) biar pikiran gak penuh denga piktor aja

    15. kata anda
    Jelas sekali buku yang anda baca itu adalah buku-buku Salafi yang suka mendeskriditkan Syiah danmengurangi keutamaan Ahlul Bait
    tetapi berteriak cinta kepada Ahlul Bait

    nah loo karena dari awal salah ya salah semua boooo, aku bukan wahabi, tapi juga bukan syiah ( bingung kan )
    AKU ADALAH HAMBA PENUH DOSA, PECINTA AHLUL BAIT, PECINTA SAHABAT, GAK PERNAH BILANG AHLUL BAIT TIDAK UTAMA, JUGA GAK PERNAH BILANG SAHABAT TUKANG SALAH, GURUKU JUGA AHLUL BAIT ( bingung kan ) gak percaya yo gak po po, tapi klo mau syiah gak la yau, wong imammnya aja berani negur Nabi kok, kitabnya diganti seenak sendiri kok ( jangan maksa ……. terbitan teheran aku udah punya lohhh), zina dibolehkan kok, mengenang Imam Husain dengan kesedihan dan ratapan jahiliyah yang mendalam ( padalah beliau sahid dalam keagungan ) , jangan membantah banya faktanya. mengatakan bahwa rujukannya Al.kahfi terdapat hadist yang dhoif ( banyak yang mengatakannya lohhh jangan dibantah )

    15. kata anda
    Cuma bualan …… kria kira berani manah aku sama sampean, yang berani menganggap salah ahlul jannah ( Sahabat Abubakar, Umar, Utsma, Ali ) hayooooo pake otak mikirnya,
    INGAT INI BELUM ZINA YANG BERSELUBUNG MUT’AH YANG KAYTANYA DIHALALKAN LOHHHHH

  30. @ Almirza
    Eh maaf soal yang kemarin
    Ya saya lagi sibuk
    Wah anehnya malah u yang rajin kesini 😀

    @ Aditya
    Buat Mas Aditya, maaf bahasa anda itu agak runyam kayaknya
    kalau anda lagi diskusi dengan seseorang
    dan ingin menjawabnya, maka lebih baik pakai tanda untuk siapa komen itu ditujukan
    jujur saja waktu baca komen terkahir Mas dengan nama bara ini, saya jadi bingung. Itu komentar buat Mas Mirza kan sebenarnya

    Ya saya lihat diskusi anda dan saudara Mirza, cukup menarik. Walaupun bahasanya patut disayangkan.
    Tidak perlu emosi Mas, kan disini memaparkan pandangan masing-masing jadi tidak perlu saling menghina, cukup biasa saja.
    Ah ya ini juga buat Mas Mirza tentunya

    Melihat komentar anda berdua, memang benar anda berdua termasuk saya berbeda pandangan tentang Ahlul Bait. Saya sendiri sebelum membahas masalah fadak dan yang lainnya sudah memahami terlebih dahulu hadis Tsaqalain. Dan saya lihat anda rasanya tidak sedikitpun membahas hadis Tsaqalain. Jadi menurut saya lebih baik kalau kita bahas tuntas dahulu hadis Tsaqalain ini biar jelas masalahnya.

    Saya akan paparkan kekeliruan komentar anda yang terakhir
    Kekeliruan anda yang pertama, anda menilai orang lain tapi tidak menilai diri sendiri, Anda mengkritik orang lain soal referensi misalnya referensi dari internet. Padahal anda tahu dari mana kalau referensi lawan bicara anda itu dari internet. Terus kalau dari internet apa langsung jadi salah. Ini maaf cuma prakonsepsi anda dan sebenarnya tidak perlu diungkapkan saat berargumen. Orang yang kritis tahu jelas kekeliruan prakonsepsi ini. Karena intinya cuma tuduhan.

    Yang lain, misalnya ketika anda ditanya kedudukan hadis yang anda bawa dalam berargumen. Anda bukannya menjawab bagaimana kedudukan hadisnya, tapi malah berdalih dengan yang lain.

    Kemudian anda kadang mengatakan orang lain tukang comot atau tukang nukil. Padahal jaman sekarang mana ada yang bukan tukang nukil bahkan termasuk anda sendiri. Jadi arah pernyataan anda itu tidak jelas mau kemana. Saya sih mempersepsi bahwa komentar anda itu lebih banyak luapan emosinya ketimbang kualitas argumennya.

    Anda kadang mengaku seolah punya dan membaca sendiri kitab yang anda jadikan argumen. Tapi ternyata saya lihat argumen anda soal Nahjul Balaghah bahwa imam Ali memuji sahabat itu tidak begitu mengena. Artinya beda kok. Dan dalam hal ini saya sependapat dengan Mas Mirza artinya tidak seperti yang anda katakan.
    Jadi yang seperti ini membuat ragu apa benar anda membaca sendiri atau menukil. Pernyataan seperti yang anda katakan itu pernah saya baca dalam Gen Syiah Ustad Mamduh dan maaf beliau cuma menukil separuh dari khotbah yang dimaksud, jadi artinya berbeda.

    Anda sering mengatakan referensi orang lain tidak benar, cuma terjemahan banyak salahnya dll. Padahal argumen anda sendiri tidak lebih baik dari itu
    Seharusnya kalau anda membuat tuduhan harus dengan bukti, jadi tampilkan mana yang benar menurut anda, terjemahan mana yang salah dan benarkan, begitu lebih baik.
    Bahkan maaf kalau soal rujukan atau kutipan, anda sendiri tidak memahami dengan baik. Contoh nyata adalah ketika saya merujuk Shahih Bukhari dan menyebutkan Kitab dan Babnya, eh anda malah tanya no hadisnya dengan alasan susah mencari karena hadis itu banyak. Padahal yang begitu tidak perlu, Shahih Bukhari bisa dirujuk dari babnya atau no hadisnya. Salah satu saja sudah cukup.

    Satu hal lagi tidak perlu meributkan soal label yang diajak bicara, kita memperhatikan argumennya bukan siapa dia. Jadi kalau anda menjawab komentar orang lain tidak perlu mengaitkan dengan persepsi anda sendiri. Misalnya Anda menganggap saya atau Mas Mirza sebagai Syiah(padahal belum tentu benar). Oleh karena itu bagi anda kami ini jelas bukan orang yang benar untuk diperhatikan kata-katanya. Yang seperti ini tidak perlu menurut saya. Apalagi dalam komentar anda, anda terkesan menyudutkan syiah padahal awalnya cuma bicara masalah Fadak.
    Yang perlu diperhatikan semua yang anda pahami tentang Syiah juga belum tentu benar. Lebih baik anda berhati-hati kalau bicara bagaimana keyakinan Syiah jika anda sendiri cuma menukil.

    Sekarang daripada pembicaraan kita meluas entah kemana. Maka terlebih dahulu saya ingin mengajak anda untuk membahas hadis Tsaqalain, ya cukup hadis itu dulu. Baru yang lain. Setelah tuntas baru bicara yang lain, biar jelas semuanya. Saya harap anda dapat membuktikan kalau anda memang punya niat baik dan ingin berdiskusi bukan mau menang sendiri. Sekali lagi kita bahas Hadis Tsaqalain itu dulu. Anda bisa membahasnya langsung dalam tulisan saya tentang Hadis Tsaqalain, ada banyak kan.

    Oh iya kalau anda mau membalas komentar, lebih baik tampilkan untuk siapa komentar itu dituju, Biar jelas dan tidak salah paham. Yang seperti ini saya rasa anda bisa.
    Salam

  31. nah ini untuk mas second dulu yaaa
    wahhhh baru nongol dehhh omm secon, lame tak jumpe ( wek wek wek )
    trimakasih atas kritik diatas, memang masalah tata bahasa aku bukan ahlinya, memang
    maaf klo saya menuduh anda rafidah, sekali lagi maaf. kenapa saya bilang begitu, karena jamak orang akan mengatakan begitu, karena lisan adalah pencerminan dari hati, walau tidak seperti orang munafik yang dibibir sama dihati bertolak belakang.
    maaf klo kata kata saya kasar, tapi memang itu muncul karena sebab dan akibat, tapi saya sadari bahwa itu bukan hal yang baik, makanya saya minta maaf kepada semuanya atas kata kata saya yang kurang berkenan.

    1. kata anda
    Anda mengkritik orang lain soal referensi misalnya referensi dari internet. Padahal anda tahu dari mana kalau referensi lawan bicara anda itu dari internet. Terus kalau dari internet apa langsung jadi salah. Ini maaf cuma prakonsepsi anda dan sebenarnya tidak perlu diungkapkan saat berargumen. Orang yang kritis tahu jelas kekeliruan prakonsepsi ini. Karena intinya cuma tuduhan.
    jawab saya
    ok barang kali saya menuduh, ok kalau memang ada rujukannya ( apa lagi hadist bukhari ) kenapa hanya hadits masalah kemarahan bunda Fatimah yang menjadi rujukan pokok, kenapa tidak dilihat sama sekali hadits yang lainnya ( rujukan serta halamannya jelas mas ditulisan saya yang telah lampau ) padahal sama sama dari hadist Bukhari mas.
    2. kata anda
    Yang lain, misalnya ketika anda ditanya kedudukan hadis yang anda bawa dalam berargumen. Anda bukannya menjawab bagaimana kedudukan hadisnya, tapi malah berdalih dengan yang lain.
    jawab saya
    sudah jelas kedudukan hadist yang saya bawa juga bersumber dari kitab bukhari mas, klo tanya kesahihannya, saya lebih condong ke bukhari mas, karena sebelum bapak kita lahir Imam bukhari sudah menelorkan ribuan hadist mas, ga kaya kita yang hanya ambil dari buku, atau kitab mas. kalau masalah kedudukan saya sudah tanya kepada pakarnya mast, beliau seorang guru yang guru beliau seorang muhadits ( tau kan siapa orang yang deberi gelar muhadist ) dan hadits yang saya ketengahkan ( beserta nomornya, biar gak susah mencarinya ) beliau memakai dasar hadits itu mas, trus mas ………………… kana aku gak tau mas ambil dari mana ( gak nuduh loh entar dibilang akun tukang tuduh )
    3. kata anda
    Anda sering mengatakan referensi orang lain tidak benar, cuma terjemahan banyak salahnya dll. Padahal argumen anda sendiri tidak lebih baik dari itu
    Seharusnya kalau anda membuat tuduhan harus dengan bukti, jadi tampilkan mana yang benar menurut anda, terjemahan mana yang salah dan benarkan, begitu lebih baik.
    jawab saya
    itu sudah basi mas, wong saya tanyak mut’ah dijawab Nabi pernah melakukannya kok, ( hihihihihi sambil ketawa ) ini yang sebenarnya tidak ada bukti disandarkan kepada Nabi.
    ingat khomer juga tidak secara langsung dilarang, sama dengan mut’ah yang dulunya pernah ada trus dilarang, ini yang saya sebut tukang comot mas, hadist ya banyak ( coba cari deh kan anda seorang yang pandai sampai bisa mengkeritik ulama’ )
    4. kata anda
    Anda kadang mengaku seolah punya dan membaca sendiri kitab yang anda jadikan argumen. Tapi ternyata saya lihat argumen anda soal Nahjul Balaghah bahwa imam Ali memuji sahabat itu tidak begitu mengena. Artinya beda kok. Dan dalam hal ini saya sependapat dengan Mas Mirza artinya tidak seperti yang anda katakan.
    jawab saya
    memang saya ambil kutipan dari orang ahli sunnah mas, tapi juga saya sempat membaca kritikan kitab tersebut mas, yang ditulis seorang syarif yang menulis jauuuuhhhhh setelah Imam Ali wafat mas, pengkritik itu menyebutkan bahwa tatabahasa dalam kitab itu tidak sama dengan tatabahasa pada jaman Imam Ali, tapi saya pribadi tidak mengambil pusing dengan kritikan itu, saya anggap kata kata dalam kitab itu sebagai kata mutiara yang patutu dibanggakan mas.
    tapi perlu anda baca ulang hadits yang saya bawa
    imam Ali berkata
    ” Orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya adalah abu bakar, kemudian umar (hr Bukhari )

    apa yang dikatakan Imam Ali terhadap kedua Khalifah tidak lain karena beliau mengetahui kedudukan keduanya disisi Allah dan RasulNYA.
    dalam kesempatan lain imam Ali berkata
    “andaikan dihadapkan pada saya, seseorang yang mempunyai faham bahwa saya lebih afdhol dari Abu Bakar dan Umar, niscaya orang itu akan saya pukul Khadul Muftari ” (hr Ad Daraqutni )
    dan lebih dari 80 an yang mengutib hadits diatas
    sekali lagi saya tidak mengesampingkan Nahjul Balagha, tapi saya juga tidak mungkin mengingkari hadist karena apa ……………. tentunya sampean tau jawabannya
    5 kata anda
    Bahkan maaf kalau soal rujukan atau kutipan, anda sendiri tidak memahami dengan baik. Contoh nyata adalah ketika saya merujuk Shahih Bukhari dan menyebutkan Kitab dan Babnya, eh anda malah tanya no hadisnya dengan alasan susah mencari karena hadis itu banyak. Padahal yang begitu tidak perlu, Shahih Bukhari bisa dirujuk dari babnya atau no hadisnya. Salah satu saja sudah cukup.
    jawab saya
    wajar tohhh wong saya inibukan muhadist yang hapal dilura kepala mas, ya klo memang itu ada sebut dong nomor berapa, baru nanti saya cari lagi gitu lohh, kenapa sih kok sepertinya diputar balikkan, wong saya pengen tahu trus anda yang lebih tahu ditanya gitu kok susah jawabnya jangan berbelit mas, saya coma tanyak di nomor brapa mas …………. tinggal jawab kan, anggaplah saya gak tau bab khumus ok, bisa kan
    6. kata anda
    Misalnya Anda menganggap saya atau Mas Mirza sebagai Syiah(padahal belum tentu benar). Oleh karena itu bagi anda kami ini jelas bukan orang yang benar untuk diperhatikan kata-katanya.
    jawab saya
    trus anda ini siapa syiah bukan, sunni bukan, apa kalian orang bebas seng penting islam, kayak islam Liberal yang mengartikan makna islam seenak otaknys sendir itapi kok kritik sana kritik sini, menyalahkan sahabat ( yang salah ya katakan salah ………..)maaf mas, di faham kami siapa yang menganggap salah sahabat ( terutama sahabat utama ) hukumnya fasik mas mendekati kuffur mas. lah contoh riil nya ya syiah mas, klo kalain gak begitu yaaaa maaf kan saya dong wong didepan yang saya baca, membantai pikiran ………….., mengkritik makna pikiran ……………….. membantai tuduhan ………………….. ini apa apaan katanya islam kok membantai, mengkritik dll

    kata anda
    Yang seperti ini tidak perlu menurut saya. Apalagi dalam komentar anda, anda terkesan menyudutkan syiah padahal awalnya cuma bicara masalah Fadak.
    jawab saya
    karena syiah menydutkan sahabat hanya karena berbeda cara penafsiran, apa kalian bisa bertanggung jawab di hadapan Allah, ternyata yang selama ini sampena anggap salah, ternyata gak seperti itu ……………… trussss pikiran itu tertular ke banyak orang …… bayangkan dong …………
    kalau kamu memilih selamat mas, kami gak mau serampangan memaknai hadist mas, biar proporsinya seimbang dengan hadits lain. ngerti kan masak harus dengan contoh …………. kan anda orang yang pinter

    kata anda
    Yang perlu diperhatikan semua yang anda pahami tentang Syiah juga belum tentu benar. Lebih baik anda berhati-hati kalau bicara bagaimana keyakinan Syiah jika anda sendiri cuma menukil.
    jawab saya
    mas mas sampena ini aneh, ada ajaran yang menyimpang kok dibilang belum tentu salah, jangan jangan anda tau diluaran saja ( banyak contohnya mas ) itupun datangnya dari ulama’ ahlul bait ( nah loooo ) bingun kan, makanya cari pembenaran mau contoh waaahhhhh buanyak mas.
    klo mau paham tentang kedudukan sahabat baca
    Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18
    tapi saya juga menjunjung tinggi para ahlul bait ( terbukti saya punya guru seorang keturunan dari bunda fatimah )
    saya faham hadits tsakalain sesuai dengan yang saya terima dari guru saya, jadi saya menjunjung tinggi keduanya , ya ahlul bait, ya sahabat, nanti pada saatnya saya akan tuliskan rangkuman tentang pernyataan seorang ulama’ ahlul bait.

    klo masalah hadits tsakalai saya tetap pada pendirian saya yang bersumber dari guru saya bahwa hadits itu hasan gharib, tapi saya sekali lagi tidak menafikkan nya, saya tetap menjunjung tinggi para ahlul bait, seperti saya juga menjunjung tinggi para sahabat Nabi, Al-Qur’ar tempat saya berijak telah menerangkan dengan sejelas jelasnya, jadi kedudukan ahlul bait, dan para sahabat menurut pribadi saya adalah bagaikan dua jari yang berdekatat, jikalau ada perselisihan itu saya anggap sebagai hal yang wajar, bukan trus menyalahkan salah satu fihak hanya mengandalkan hadits tsakalain saja, terus menafikkan hadist yang lainnya mengerti kan, klo anda gak sepaham ya saya anggap anda kurang memahami arti dari kitab sucinya orang Islam , faham kan
    terima kasih
    saya berharap tuduhan saya bahwa anda adalah golonga rafidah semoga tak terjadi, karena apa ………………. jawab saendiri pakai hati nurani mas

  32. Buat SecondPrince
    sudahlah orang seperti bara itu gak usah ditanggapin. Intinya cuma mau menyalahkan saja. Lebih baik anda buat tulisan khusus lengkap dengan hujjahnya ketimbang menanggapi komen-komen yang mau menang sendiri dan tendensius kemahzabannya.
    Seolah Islam itu cuma Sunni saja padahal Syiah jelas adalah Islam juga.
    Biasa memang mudah sekali mengaku pecinta ahlul bait padahal tidak sedikitpun membela ahlul bait
    Terus menulis ya

  33. Sebenarnya inti tulisan ini Syiah dan Sunni adalah Islam dan bersaudara jadi tidak perlu ribut-ribut

  34. Apa benar ada sahabat yang mau membakar rumah Ahlul Bait? tolong dijawab Mas, saya pernah baca tapi benarkan cerita itu

  35. To Bara
    Memangnya kenapa kalau Rafidhah, apa anda tidak tahu kalau banyak perawi hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Sunan yang ternyata juga dikatakan Rafidhah.

    Saya sendiri Sunni tapi saya lebih mencintai Ahlul Bait, Dalam masalah Fadak anda tidak bisa memilih dua-duanya. Jika anda memihak sahabat berarti anda menyatakan ahlul bait salah tapi sebaliknya jika anda memihak ahlul bait maka sahabat salah

    Saya lihat dari komentar anda, anda menganggap sahabat tidak mungkin salah . Jadi itu berarti Ahlul Bait yang salah dalam hal ini Sayyidah Fathimah as putri tercinta Rasul SAW salah karena menuntut yang bukan haknya.

    Jadi Ahlul Bait bisa salah dan sahabat tidak, anda berlebih-lebihan dan mana dasarnya. Padahal Sahabat harus merujuk ke Ahlul Bait

    Saya jelas tidak sependapat dengan anda, bagi saya Fathimah as jelas dalam kebenaran dan kemarahannya adalah kemarahan Nabi SAW.

  36. TO RAFI
    NAH LOOOO NGAKU SUNNI TAPI GAK MUDENG ( KATA ORANG JAWA ) WONG PIK TOR DIPELIHARA,

    HAIII ORANG YANG KETULARAN JAHIL
    AKU PECINTA AHLUL BAIT ( guru saya keturunan dari imam Husain ra, gak percaya yoo gak po po )
    KARENA CINTANYA AKU GAK BERANI IKUT CAMPUR TERLALU DALAM MASALAH YANG TIMBUL SETELAH NABI WAFAT ( bukan penakut ) DALAM MASALAH FADAK JELAS KEDUANYA TIDAK SALAH DONG, WONG SAMA SAMA MELONTARKAN PENDAPAT YANG SEMUANYA BERSUMBER DARI NABI SAW.
    BUNDA FATIMAH BENAR, SAHABAT BENAR ( YANG MENGANGGAP SALAH HANYALAH KUMPULAN ORANG YANG TIDAK PERDULI DENGAN KITAB SUCINYA )

    kata anda
    Saya sendiri Sunni tapi saya lebih mencintai Ahlul Bait, Dalam masalah Fadak anda tidak bisa memilih dua-duanya. Jika anda memihak sahabat berarti anda menyatakan ahlul bait salah tapi sebaliknya jika anda memihak ahlul bait maka sahabat salah

    jawab saya
    ini jawaban yang konyol, disuruh milih diantara pilihan yang sebenarnya benar semua, tidak ada yang salah.
    contoh nyata
    kamu membunuh seseorang karena istrimu diganggu, siapa yang salah kamu apa orang yang dibunuh, sedangkan waktu itu tidak ada saksi bahwa istrimu benar benar diganggu …………..
    trus saya mo bilang apa, wong memang itu kenyataannya. klo memang semua benar,
    lah emang hadistnya bilang begitu, masak palsu haditsnya, trus apa dong penilaian Nabi terhadap sahabat Abubakar yang pernah diberi gelar Asyidik karena membenarkan Nabi pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj, padahal banyak orang yang mengatakan gila kepada Nabi. klo ternyata dikemudian hari Sahabat abukakar ternyata pembuat hadist palsu. wa ha ha ha ha ha ha sunni tapi gak ngerti sejarah bingung aku jadinya

    kata anda
    Saya lihat dari komentar anda, anda menganggap sahabat tidak mungkin salah . Jadi itu berarti Ahlul Bait yang salah dalam hal ini Sayyidah Fathimah as putri tercinta Rasul SAW salah karena menuntut yang bukan haknya.
    saya katakan sekali lagi yaaaa, Bunda Fatimah juga tidak salah, sahabat juga tidak salah ……………… makanya baca sejarah yang benar …………….. gak punya bukunya, beli dong judulnya sahabat Imam Ali, pasti ketemu deh. brani gak bacanya entar gak berani baca yo percuma dong

    kata anda
    jadi Ahlul Bait bisa salah dan sahabat tidak, anda berlebih-lebihan dan mana dasarnya. Padahal Sahabat harus merujuk ke Ahlul Bait
    ahlul bait bisa salah, sahabat juga bisa salah, memang mereka bukan orang yang ma’sum kok, tapi kesalahannya bukan hal yang mendasar, wong Tuhannya masih sama, Nabinya masih sama , trus kenapa harus diperdebatkan
    keutamaan ahlul bait banyak mas ( gak usah saya sebut pasti anda sudah hapal ) keutamaan sahabat juga ada mas ( yang ini aku sebut, kawatir anda gak pernah baca saja )
    BACA :
    Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18
    setelah faham baru komentar, janga belum ngerti komentar dulu
    HAIII NGAKU SUNNI TAPI GAK TAU SOPAN SANTUN, membiarkan aib keluarga Nabi diblejeti seenak perutmu sendiri aja
    APA MAU KEJELEKAN SAUDARAMU DIUMUMKAN DI MUKA ORANG BANYAK, MIKIR DONG BAGAIMANA SEDIH HATI NABI LIAT TINGKAH LAKUMU, GAK NYESAL TAH WES BUAT ARGUMEN YANG MENGAKIBATKAN KELUARGA BESAR NABI TERCEMAR GARA GARA OCEHANMU
    INGAT MAS
    1. Bunda Fatimah beserta Imam Ali dan keturunannya adalah ahlul bait Nabi
    2. Semua istri Nabi adalah umul mukminin
    3. Sahabat 4 ( Abu bakar, Umar, Utsman, Ali ) adalah sahabat terpilih. semuanya adalah kerabat yang berhubungan karena mertua, atau menantu
    HAIIIIII ORANG JAHILL APA KALIAN TEGA MERUSAK TATANAN NABI, MERUSAK SALAH SATU DARI RUMPUN NABI, MEMAKSAKAN PIKIRANMU BAHWA SALAH SATU DARI ITU SALAH
    sholawat baca sholawat, disitu tertera ” berilah salam kepada Nabi kami, beserta anak keturuna, termasuk istri istri beliau”

    CAMKAN WAHAI SAUDARA RAFI YANG MENGAKU SUNNI, JANGA HANYA MENGAKU NGAKU TAPI GAK TAU BAGAIMANA KITA BERSIKAP

  37. @ YATI
    tolong janga sampai akidahmu rusak hanya karena membaca sesuatu yang barangkali tidak tepat, atau mungkin salah. yang kamu sendiri gak ngerti makna nya
    kita tidak mau kan klo keluarga besar kita dijadikan ajang penghinaan karena ada salah faham diantaranya. klo anda mau ada situs bagus untuk pencerahan, karena pembimbingnya seorang keturunan ahlul bait

  38. @ anjar
    ya betul emang, al qiadah juga mengaku islam, lia eden juga mengaku islam, aliran ahmadiyah juga mengaku islam, wahabi juga mengaku islam, alirsyad juga mengaku islam, rafidhah juga mengaku islam, yang menjadi pertanyaan islam yang bagai mana yang menurut Nabi yang paling benar ???????

  39. @ ali
    anda berkata
    sudahlah orang seperti bara itu gak usah ditanggapin. Intinya cuma mau menyalahkan saja. Lebih baik anda buat tulisan khusus lengkap dengan hujjahnya ketimbang menanggapi komen-komen yang mau menang sendiri dan tendensius kemahzabannya.
    jawab saya
    nih orang lucu juga yaaa. mazhab saya ahli sunnah itu jelas

    kata anda
    Seolah Islam itu cuma Sunni saja padahal Syiah jelas adalah Islam juga.

    jawab saya
    al qiadah juga mengaku islam, lia edden juga mengaku islam, tapi …………………. ( jawab sendiri deh )

    kata anda
    Biasa memang mudah sekali mengaku pecinta ahlul bait padahal tidak sedikitpun membela ahlul bait
    jawab saya
    inilah kebodohan anda,
    1.saya berusaha mati matian agar sifat pemarah ( yang ditujukan oleh segolongan orang yang mengaku cinta )pada bunda fatimah berusaha menutupi dengan jalan tidak membesar besarkan masalah itu ( baca sejarah yang benar dong )
    2.saya berusaha mengatakan bahwa memang Imam Ali terpilih setelah 3 sahabat terdahulu, bukan berarti imam ali marah terus terlambat baiat smpai 6 bulan. (baca sejarah kenapa Imam Ali memerangi muawiyah, tapi tidak memerangi tiga sahabat terdahulu )
    3. meratapi kematian sayidina Husain dengan cara jahiliyah
    apa itu yang kamu namakan cinta kepada ahlul bait wahai manusia yang punya hati nurani
    JAWAB DENGA HATI SAJA, GAK USAH EMOSI, ENTAR DIMARAHI LOH SAMA MAS SECOND

  40. @ Bara

    ini kejahilan nyata dari seseorang yang tidak bisa membedakan, saya udah baca kok riwayat tanah fadak, dan sebenarnya bukan yang seperti anda tuduhkan, saya bertanya kepada ahlul bait beliau sendiri, dan tidak ada kok dari jawaban beliau yang menyalahkan sahabat, kalau hadist yang saya bawa ( beserta nomor urutnya ) tidak anda terima, padahal itu sama dengan yang anda klaim riwayat bukhari juga masalah bunda fatimah marah sampai 6 bulan, kenapa anda memaksakan bahwa bunda Fatimah marah selama 6 bulan, kenapa tidak hadist yang saya sampaikan ??????besar?????? bisa diterima juga ….. double ???, KENAPA TIDAK DUA DUANYA YANG DITERIMA

    Benar kenapa tidak dua-duanya yang anda terima, mau dikemanakan itu hadis yang menunjukkan Sayyidah Fatimah as marah, sampean yang jahil toh. Masa’ gak ketemu, nyari dimana memang kitab karangan Salafi :mrgreen: . Saya terima saja kok hadis anda itu berarti memang benar sayyidah Fathimah, Abbas dan istri-istri Nabi SAW menuntut warisan. Nah ada juga hadis lain yang menjelaskan kalau sayyidah Fathimah marah dan mendiamkan Abu Bakar selama 6 bulan. Memangnya Ahlul bait mana yang sampean tanya(gak usah bawa-bawa deh). maksudnya keturunan ahlul bait, kayak yang namanya keturunan ahlul bait cuma guru sampean. Banyak kok ulama syiah yang keturunan ahlul bait. Saya terima dua-duanya jadi sampean juga terima dong. kalau iya berarti kita sepakat kalau Sayyidah fatimah marah :mrgreen:

    2.

    hi hi hi ternyata teks books toh, makanya cari referensi jangan hanya lewat internet, datangi orang alim yang punya garis keturunan sampai kepada Nabi ( saya lohhh punya )
    di dalam Al-Quran itu harus tafsirkan mas…… ku sayang, untung gak saya BAWA referensinya ke sini, itu perbedaan cara penafsiran antara imam Ali dan para sahabat, bukan suatu yang besar kok. hiihihihih lucu juga nih orang.

    😆 siapa bilang lewat internet, sok tahu nih. Memangnya sampean sendiri yang punya orang alim garis keturunan sampai kepada Nabi. Lagian tiap orang kan bisa ngaku-ngaku kalau di internet :mrgreen: . Bawa saja referensi sampean, kenapa? takut terbongkar kedoknya, asal kutip lagi tapi ngakunya baca sendiri 😆
    Perbedaan penafsiran Imam Ali dan sahabat. Terus kalau beda gimana, sampean adem saja, dua-duanya benar gitu padahal jelas banget berbeda, kalau yang satu salah yang lain benar. kalau dua-duanya benar berarti akal sampean kurang beres. Ayo gunakan akalmu (ah maaf logika sampean saja kacau).

    3.

    nah looo ketahuan bahlulnya, makanya cari referensi jangan dari internet doang, booooo
    saya udah baca riwayat singkat tanah fadak, sampai dengan perbedaan cara penafsiran Imam Ali dengan sahabat ( itupun referensi yang tidak berat sebelah ) masalah fadak memang bukan masalah harta kok hanya masalah hukum, yang keduanya itu mempunyai dasar yang kuat, tuhhhh kan gak berat sebelah.
    dan sekarang hanya bermodal potongan riwayat, atau nukilan setengah setengah, anda berani mengatakan sahabat Abubakar salah (bukan aku mengkultuskan lohhh, wong arti kultus aja blum dijawab sampek dengan hari ini )

    .
    Nah loo kelihatan bahlulnya, referensi internet dari mana sih? sok tahu nih. 😆 sekarang baru ngaku kalau bukan masalah harta, baru ngerti ya, terus mau dikemanakan kata-kata sampean

    trus APA BEDA DENGA PENGHUNI NERAKA YANG GILA HARTA, KARENA HARTA BERANI MEMUTUSKAN TALI SILATURAHMI, PEMARAH, SALING TIDAK TEGUR SAPA,
    CAMKAN DIHATI PENGHINAAN ANDA TERHADAP BUNDA FATIMAH

    Jadi yang awalnya mikir itu masalah harta, siapa? sampean kan. 😆
    Bukannya sampean yang bermodalkan potongan riwayat, alah kitab shahih Bukhari aja gak punya(buktinya masa’ gak ketemu riwayat marah sayyidah fatimah).
    gak berat sebelah, la iyalah sampean kan gak tahu kedudukan ahlul bait, Hadis tsaqalain aja gak paham, kalau memang paham pasti tahu hujjah yang menyelisihi Ahlul Bait jelas tidak benar. Sama kuat dari mana, ah gak adil itu. Yang lebih kuat masa’ dibilang sama. Memangnya yang Tsaqalain itu Ahlul bait atau sahabat 😀
    Lho masih belum paham arti kultus(kebanyakan bahlul sih), ah iya lah kan sampean yang kultus wajar gak paham. Bukannya udah dibilang kalau menyamakan Ahlul Bait dengan sahabat itu artinya kultus. Ahlul bait lebih mulia dari sahabat. Alasannya Sederhana, yang disuruh merujuk siapa? sahabat, terus yang jadi rujukan siapa? Ahlul bait. nah jadi yang lebih mulia jelas dong.

    ” MAKANYA BACA AL – QUR’AN YANG BENAR (itupun klo bukan cetakan teheran lohhhh )
    baca ini
    Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18
    apa kamu orang masih berani mengatakan Para sahabat itu salah …………………………………. pikir dong, ayo brani gak bacanya …

    .
    Sudah dibaca, ayat itu menjelaskan keutamaan mereka yang mengikuti Rasulullah SAW dalam hal ini termasuk juga sahabat. lantas kenapa, makanya pahami dulu yang benar. Al Quran sendiri mengecam dan menyatakan salah sahabat dalam kasus tertentu. Lihat saja Al Jumuah :11. Jadi yang benar sahabat itu bisa benar dan bisa salah. yang benar dan tetap istiqamah akan mendapat keutamaan yang besar dari Allah SWT.

    4.

    saya cinta kepada ahlul bait, karena guru saya juga ahlul bait kok tapi juga cinta sahabat hayooooooo,

    Kagak nyambung nih kita kan ngaomongin sayyidah Fatimah bukan guru sampean. Kalau keturunan Ahlul Bait sekarang banyak tersebar di antara Sunni dan Syiah.
    Saya juga cinta sahabat yang istiqamah mentaati Allah dan Rasulnya, saya mencintai ahlu bait makanya yang menyelisihi mereka saya bilang salah, karena begitulah kedudukan Ahlul Bait, kalau sampean ngaku cinta tapi gak tahu kedudukan ahlul bait, (ahlul bait aja gak jelas menurut sampean, pakai gak nyambung bicara soal gurunya) nah hayoo……….

    ( wes gak usah ditutupin deh, banyak contohnya kok, kenapa ada aliran sesat, kalau bukan Allah yang memberi tahu )

    Oh benar sekali makanya Rasulullah SAW mewasiatkan agar berpegang teguh kepada Al Quran dan Ahlul Bait biar gak sesat, nah sampean gimana?(memangnya guru sampean yang dimaksud Rasulullah SAW itu).

    ya saya gak setuju klo ahlul bait dituduh yang macam macam

    😆 bukannya anda menuduh Sayyidah Fatimah tidak tahu hadis Abu Bakar, sampean juga menuduh sayyidah Fatimah pemarah kan, ini lho buktinya

    saya berusaha mati matian agar sifat pemarah ( yang ditujukan oleh segolongan orang yang mengaku cinta )pada bunda fatimah berusaha menutupi dengan jalan tidak membesar besarkan masalah itu ( baca sejarah yang benar dong )

    .
    Sampeanlah yang berpikir bunda Fatimah pemarah, mau ditutupi bagaimana ,laa yang membuka masalahnya kan Imam Bukhari sampean. Ngapain ditulis kalau mau ditutupin 😆

    jadi mana yang benar, yang benar diam saja, tanpa menyalahkan kesana kemari.

    😆 ini yang paling bahlul, yang benar itu yang mengatakan yang benar. yang diam saja ya gak ngapa-ngapain :mrgreen: , Alah bukannya diam itu karena gak tahu yang benar atau bingung yang mana yang benar. pakai ditutupin bilang dua-duanya benar.
    Periksa logika anda
    Orang pertama menuntut warisnya karena menurutnya itu hak warisnya
    Orang kedua bilang orang pertama tidak punya hak waris
    Tuh kalau orang pertama benar maka orang kedua salah begitu juga sebaliknya. Makanya akal itu dipakai, wahai orang-orang berakal :mrgreen:
    Mana bisa dua-duanya benar 😆

    5.

    lah ini juga kejahilan yang nyata, masak setelah dilantik terus perang, jangan bodoh ya. klo memang sejak semula tanah fadak itu dipermasalahkan oleh Imam Ali ( itupun klo benar dipermasalahkan ) kenapa bukan menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan ( ini nanti ada pembahasan tersendiri kok )

    Inilah kejahilan sampean. Ngaku baca sejarah, masa’ gak tahu setelah dilantik aisyah, talhah dan Zubair bangkit menghimpun pasukan(alasannya sih menuntut darah Usman). Bukannya sampean yang bilang Imam Ali beda penafsiran sama sahabat soal ayat waris itu heh apa gak baca (Thabaqat Ibnu Saad). Ada riwayat Imam Ali pergi bersama Sayyidah Fatimah soal fadak.
    Memangnya sampean tahu yang mana yang lebih prioritas utama dibanding imam Ali. Pandangan Imam Ali jelas jauh lebih baik dari sampean. 😆 sampean lebih lucu ternyata
    pembahasan tersendiri Alah mau bahas dimana hah :mrgreen:

    7.

    saya sempat baca, tapi juga sempat baca para pengkritiknya, bahwa kitab tersebut tidak mungkin ditulis oleh imam ali sendiri, karena penulisannya jauhhh setelah imam Ali tidak ada, terlihat dari tata bahasa prosanya yang tidak mungkin ditulis pada jaman itu, tapi bukan turus saya bilang baca kitab Nahjul Balaghah halooom, entar salah sangka lagi repot.

    Sempat baca ya, bukan ngutip dari Salafi.
    😆 memangnya siapa yang bilang kitab itu ditulis Imam Ali sendiri. Apa Shahih bukhari itu ditulis sendiri oleh Rasul SAW. Kitab itu berisi ucapan Imam Ali bukan ditulis sendiri, ngaco nih, tuh kebanyakan ngomong sih.
    Terus apa sampean pernah baca mereka yang menyatakan bahwa kitab itu memang berisi khotbah-khotbah Imam Ali, banyak kok yang justru menyatakan sebaliknya apa yang diklaim oleh pengkritik yang anda maksud itu. Bahasa yang segitu bagusnya cuma bisa dibuat oleh Imam Ali pada zaman itu.
    Memangnya yakin pengkritik yang anda maksud itu benar. jangan-jangan cuma orang Salafi yang anda maksud.

    8.

    nah loo ketahuan lagi kan, kan udah saya bilang saya mencintai ahlul bait, juga sahabat, apa salah saya ( lucu juga nih orang )
    HAI ORANG YANG BERAKAL APA SIH ARTI KATA KULTUS, KAYAK ORANG WAHABI SAJA , BILANG BILANG KULTUS, TAPI GAK TAU ARTINYA.
    nih tak kasih tau KULTUS ITU SAMA DENGAN MENDEWAKAN, ATAU MEMUJA SEBAGA RAJA DIRAJA DAN HARUS BERSUJUD.
    intinya saya tidak membenci salah satu, makanya klo ada dari salah satu yang kurang berkenan, maka saya mending diam, gak ikut ikutakomentar, menyalahkan sini, sana seperti kaum rafidah gak kayak kamu bilangnya cinta, tapi membuka aib Bunda fatimah yang marah salama 6 bulan, apa ini yang dianggap cinta, membuka aib yang dicintai. kebodohannya ha itu tadi, kamu tahu kekurangan istri kamu, apa kamu tega kekurangan istri kamu dipertontonkan orang banyak, HAI ORANG JAHIILLLLL

    HAI ORANG JAHILLL SEKALI LAGI BACA KITAB SUCIMU

    Lho kenapa kalau saya bilang sampean cuma ngaku-ngaku cinta
    buktinya sampean yang bilang kalau kemarahan bunda fatimah itu aib atau kekurangan.
    Asal, kemarahan bunda fatimah itu dalam kebenaran. dan maaf itu bukan kekurangan, sampeanlah yang mikir begitu. Itu ya bukti cinta, sudah jelas sekali siapa yang jahil
    Gak paham nih bilang cinta tapi pikirannya kotor masa’ bilang itu aib dan kekurangan. Padahal marahnya Sayyidah Fatimah adalah marahnya Nabi SAW. naudzubillah sampean menisbatkan aib dan kekurangan pada diri Nabi SAW, super jahil….antum
    Lagian Imam sampean tuh Bukhari yang buka apa itu yang anda bilang aib dan kekurangan, Tuh kenapa gak komen apa-apa tuh sama dia. Ho hooo ulama selalu benar :mrgreen:

    Kultus itu mendewakan, wah itu kan cuma pengertian kamu. pengertian saya gak mesti begitu. saya udah kasih tahu maksudnya . Camkan ya biar gak Jahiil

    9.

    ( anda bilang kontradiksi, walahhhh wong kamu bisanya baca riwayat aja dari internet, itupun terjemahannya, nuki nukil lagi, trus setelah nukil masih dipotong lagi,beda jauuuuuuuuh dengan imam bukhari yang bergelar muhadis ( sudah perna saya bahas apa itu muhadist ).

    😆 bahlulnya kelihatan lagi, sembarangan menuduh nih gak beda sama Wahabi or salafi(ngakunya bukan)
    bukannya kamu juga cuma nukil, bedanya saya lebih teliti dan kamu gak teliti(buktinya gak dapet) Eh malah bilang orang lain cuma buat-buat
    he he he tuh kan puji saja Imam anda yang kata anda membuka aib 😆
    memang kenapa kalau muhadis, memangnya kita sedang tanding dengan Bukhari soal hadis, lucu kamu saya malah berhujjah dengan hadis yang dishahihkan Imam kamu itu

    bilang kontradiksi lagi, ya kamu itu yang nggak ngerti tatacara membaca hadistnya, atau hukum matannya gimana, kayak orang buta aja, kesasar sasar

    😆 iyalah sampean baca hadisnya gak pake akal, udah buta akalnya sampai gak tahu lagi yang mana yang kontradiksi, sudah saya jelaskan di atas. jawab kalau bisa :mrgreen:
    Jadi yang kesasar bilang kesasar 😆

    nih orang gak kapok kapok ya. ooo jadi klo dari Nabi saja yang membawa, atau dari keturunannya saja ( ahlul bait ) hujah yang kamu terima ……………… walahhhhhhh ya ngomong dong dari kemaren kemaren klo tebang pilih.

    Lho Cukup dari Nabi dan Ahlul Baitnya, karena dalilnya begitu kalau mau selamat dan tidak tersesat. Sampean memang gak paham hadis Tsaqalain. Sampean kan pahamnya cuma yang dari guru sampean yang katanya ……..

    HAI ORANG YANG PUNYA AKAL
    KAMU MENERIMA HADIST BUKHARI YANG SATUNYA, TAPI KAMU TOLAK HADIST BUKHARI YANG LAINNYA, APA BEDANYA KAMU DENGAN JAKSA YAN DITUDUH TEBANG PILIHH DALAM MEMBERANTAS KORUPSI, BACA YANG BENAR DONG, RIWAYAT ITU SHAHIH, DAN TIDAK ADA PERTENTANGAN, CUMA KARENA YANG BACA TUKANG NUKIL NUKIL TOK YA BEGINI JADINYA.

    Hai orang yang katanya punya akal, saya berhujjah pakai Bukhari karena itu kitab hadis sampean. kalau pakai kitab hadis yang saya pakai. Sampean kan bisanya bilang sesat doang atau buat-buat padahal ada di kitab hadis sampean sendiri. Saya tidak punya kewajiban atuh menyatakan benar semua isi kitab Shahih anda. maaf saja Ya

    10.

    makanya saya tekankan, baca Al-Quran yang lengkap, trus janga diartikan semaunya sendiri

    benar baca yang lengkap, masa’ gak ketemu kalau Al quran juga mengecam sahabat yang salah dan istri Nabi (Aisyah dan Hafsah)

    11.

    nah looo gobloknya ditampakkan lagi, makanya klo gak ngerti hukum mantannya hadist , gak usalah berujar apa shahih hadist itu, wong yang bawa hadist ini lebih mumpuni dari anda yang hanya tukan comot, tukang nukil.

    Gak ada hubungannya goblok, yang bawa hadis itu Daruquthni dan kitab hadisnya bukan kitab shahih jadi menurut ilmu jarh wat ta’dil kamu itu hadis shahih tidak . Bilang aja gak tahu, bisanya tukang nukil doang.

    HAI ORANG JAHIIIIIILL, TURUS APA IMAM ALI JUGA MENUNDA BAIAT TERHADAP SAHABAT UMAR, UTSMAN ??????? BRAPA BULAN PENUNDAAN UNTUK MASING MASING SAHABAT ???????

    Hai orang jahil berarti kamu mengakui kalau Imam Ali menunda baiat 6 bulan untuk Abu Bakar, baca dong Shahih Bukhari jangan cuma dengar kata guru kamu doang. Guru kamu Sunni, iya lah bagus semua yang dibilang.
    Kalau yang lain saya gak tahu tuh

    12.

    nah looooo ngarang lagi dehh, ketahuan dek gobloknya, ya jelas gak ketemu wong carinya di kitab bukhari karangan …………………. ( ????? tanda tanya besar ???????? ) wong kitab suci terbitan teheran aja ………………………………. ( gak usah maksa loh wong memang palsu kok )

    Nah lo ini yang goblok teriak goblok, perasaan U gak bilang di kitab mana sampean cuma bilang

    3. SIAPAKAH HAFSAH YANG TELAH DIBERI WASIAT UNTUK MEMBUAT KERANDA ( untuk menutupi mayat ) DAN MEMANDIKAN BELIAU, APA HUBUNGA DENGA BELIAU BUNDA FATIMAN

    Jadi siapa yang goblok, memang sampean baca Shahih Bukhari mana, masa’ sih yang beginian ketemu tapi yang marahnya Sayyidah Fatimah gak ketemu, jangan maksa kalau palsu :mrgreen:

    13.

    inilah kebodohan anda, Itulah keberanian Imam Ali yang saya junjung tinggi, disamping berani bertaruh nyawa untuk Nabinya ( pada saat disuruh menggantikan tidur beliau, untuk keluar dengan Sahabat Abubakar ( yang anda bilang salah, tetapi mau mendampingi sang kekasihnya Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ), tidak gentar dengan muawiyah.

    Inilah kebodohan anda, bukannya anda sedang bicara

    ” Imam Ali memerangi Muawiyah karena Muawiyah memberontak dan memerangi Imam Ali

    Memangnya apa hubungannya Muawiyah dengan cerita Abu Bakar
    Lho Abu Bakar kan salah soal Fadak bukan soal hijrah, mulai ngaco’ nih. Udah capek nulis (baca: mikir) ya

    Nah itulah kebesaran para ahlul bait, dimana Imam Ali berani memerangi muawiyah karena memang salah muawiyah yang memberontak khalifah yang sah, tapi Imam hasan bertindak sebaliknya

    Tuh sampean saja bilang Muawiyah salah, padahal kata sampean dia sahabat Nabi. jadi mana buktinya sahabat gak boleh salah. Udah baca belum Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18, atau sahabat itu pilih-pilih juga bisa benar atau salah , ya jadi sampean ngeributin apa

    14.

    nah looo sejarah udah berani diputar balikkan, makanya jangan hanya makan pikiran kotor aja, sekali kali makan pikiran jernih ( seperti perlakuan Nabi pada saat penahlukan makah, yang semua orang bebas, padahal sebelummnya memusuhi, Nabi, sampai sampai pernah diboikot ) biar pikiran gak penuh dengan piktor aja

    Ah dari tadi sampeanlah yang piktor masa’ bilang aib dan kekurangan, pemarah gila harta pada Sayyidah Fatimah
    Siapa yang piktor, ngaco’ nih

    15.

    nah loo karena dari awal salah ya salah semua boooo, aku bukan wahabi, tapi juga bukan syiah ( bingung kan )

    Nah lo omongan orang aja nggak ngerti, saya bilang sampean itu baca buku Salafi yang menjelekkan Syiah bukannya
    saya menuduh sampean Salafi(kenapa tersinggung ya :mrgreen: )
    makanya jangan keburu mau komen aja, pikir dulu baru komen

    AKU ADALAH HAMBA PENUH DOSA, PECINTA AHLUL BAIT, PECINTA SAHABAT, GAK PERNAH BILANG AHLUL BAIT TIDAK UTAMA, JUGA GAK PERNAH BILANG SAHABAT TUKANG SALAH, GURUKU JUGA AHLUL BAIT ( bingung kan ) gak percaya yo gak po po, tapi klo mau syiah gak la yau, wong imammnya aja berani negur Nabi kok, kitabnya diganti seenak sendiri kok ( jangan maksa ……. terbitan teheran aku udah punya lohhh), zina dibolehkan kok, mengenang Imam Husain dengan kesedihan dan ratapan jahiliyah yang mendalam ( padalah beliau sahid dalam keagungan ) , jangan membantah banya faktanya. mengatakan bahwa rujukannya Al.kahfi terdapat hadist yang dhoif ( banyak yang mengatakannya lohhh jangan dibantah )

    Alah cuma ngaku pecinta ahlul bait tapi piktor sama sayyidah Fatimah masa ‘ sampean nuduh aib, kekurangan pemarah, gila harta. Cinta dari mana .Sikap begini mirip sikap Neo nawasib bilang cinta tapi intinya mengurangi keutamaan ahlul Bait
    Ck ck angkuhnya bilang punya padahal dari awal ngaku baca sendiri nahjul Balaghah eh tahunya cuma mengutip sepotong terus artinya dimaksain jadi beda gitu 😆
    Gak percaya saya, memangnya sampean ngaku lebih ahli soal Syiah ketimbang penganutnya sendiri

    15.

    Cuma bualan …… kria kira berani manah aku sama sampean, yang berani menganggap salah ahlul jannah ( Sahabat Abubakar, Umar, Utsma, Ali ) hayooooo pake otak mikirnya,

    Memangnya Ahlul jannah pasti selalu benar, wah sedikit amat yang masuk surga makanya jangan sembarangan berhujjah

    INGAT INI BELUM ZINA YANG BERSELUBUNG MUT’AH YANG KAYTANYA DIHALALKAN LOHHHHH

    😆 bahkan sahabat yang kamu banggakan ternyata kamu bilang pezina

    Ilmu itu dalemi dulu baru ngomong, selepas Rasulullah SAW wafat masih ada sahabat yang mut’ah9 Shahih Bukhari)

    Sudah dulu nih

  41. 1. kata anda
    Benar kenapa tidak dua-duanya yang anda terima, mau dikemanakan itu hadis yang menunjukkan Sayyidah Fatimah as marah,
    Jawab saya
    Tuh kan , masih menganggap bunda fatimah marah ……………… katanya …………. Kok ……………. ( wes gak ngomong wes biar dipikir sendiri )

    Kata anda
    sampean yang jahil toh. Masa’ gak ketemu, nyari dimana memang kitab karangan Salafi .
    Jawab saya
    Lah memang belum ketemu kok, wes gak usah mbulet, kan kamu yang pinter tinggal sebut di hadist nomor berapa sih, kan gak sulit ( itupun klo kamu baca sendiri lohh ) TINGGAL BILANG NOMOR HADIST BRAPA ????? GAK SULIT KAN

    Kata anda
    Saya terima saja kok hadis anda itu berarti memang benar sayyidah Fathimah, Abbas dan istri-istri Nabi SAW menuntut warisan.
    Jawab saya
    Tuh kan dipotong lagi hadistnya, knapa sih alergi baca yang komplit, kurang tuhh bacanya kurang komplit ( katanya mau nerima kok bacanya gak komplit apa gak apal ?????? )

    Kata anda
    Saya terima dua-duanya jadi sampean juga terima dong. kalau iya berarti kita sepakat kalau Sayyidah fatimah marah
    Jawab saya
    Tuh kan maksa lagi, knapa sih maksa maksa harus dikatakan bunda fatimah pemarah, terus terang mas aku risih klo berkata bunda Fatimah marah, jadi aku gak akan berkata bunda Fatimah marah mas, jadi maaf ya, saya tetap berprinsip bunda fatimah ahlul jannah dan tidak mungkin memiliki sifat pemarah, pendendam dll, klo sampean cari di kitab bukhari ada kata kata itu, ya biarin gak gue pikirin mas, itupun klo belum ada pemalsuan, atau penafsiran udel bodong.

    2.
    kata anda
    Lagian tiap orang kan bisa ngaku-ngaku kalau di internet .
    Jawab saya
    Termasuk sampena paling yoo, ngaku ngaku pecinta ahlul bait, tapi gak tau cara melakukannya

    Kata anda
    Bawa saja referensi sampean, kenapa? takut terbongkar kedoknya, asal kutip lagi tapi ngakunya baca sendiri
    Jawab saya
    Beli sendiri terbitan Teheran, pasti ketemu deh

    Kata anda
    Perbedaan penafsiran Imam Ali dan sahabat. Terus kalau beda gimana, sampean adem saja, dua-duanya benar gitu padahal jelas banget berbeda, kalau yang satu salah yang lain benar. kalau dua-duanya benar berarti akal sampean kurang beres. Ayo gunakan akalmu (ah maaf logika sampean saja kacau).
    Jawab saya
    Trus apa harus ada benar dan salah …………
    She aku mo Tanya sama sampean
    Gimana kedudukan Nabi Adam AS, dimata anda
    Trus klo menurut anda cerita buah dari sorga, yang mengakibatkan Nabi Adam turun kebumi ????
    Apa turs anda bilang klo Nabi Adam AS salah ?????? karena terbujuk rayu syetan hayoooooo jawab dong ( TAU KAN RIWAYATNYA )
    Klo sampek anda bilang Nabi Adam salah, maka pikiran anda yang kacau balau ditambah sesat yang nyata . NGERTI KAN SEKARANG, SETIAP PERMASALAHAN HARUS DILIHAT SECARA AKAL DAN KEIMANAN
    3.
    kata anda
    Nah loo kelihatan bahlulnya, referensi internet dari mana sih? sok tahu nih. sekarang baru ngaku kalau bukan masalah harta, baru ngerti ya, terus mau dikemanakan kata-kata sampean
    trus APA BEDA DENGA PENGHUNI NERAKA YANG GILA HARTA, KARENA HARTA BERANI MEMUTUSKAN TALI SILATURAHMI, PEMARAH, SALING TIDAK TEGUR SAPA,
    CAMKAN DIHATI PENGHINAAN ANDA TERHADAP BUNDA FATIMAH
    jawab saya
    emang jago kok , makanya pada saat sampean paksa saya tuk bilang bahwa Bunda Fatiman marah, ( sepetri kutipan diatas ) aku nolak mentah mentah mas, gokil juga nih bocah, coba deh obral kata kata anda itu di forum terbuka, masalah fadak, khalifah, perang …………… dll, yang ada pasti cercaan dan hinaan terhadap bunda Fatimah, wong Nabi SAW saja berperang membela akidah, dan kebenaran karena diperangi oleh orang kafir jaman dulu aja, sama orang – orang kafir jaman sekarang ( sampek muncul karikaturnya segala )masih dicap sebagai tukang perang, tukang pembuat onar, NGERTI GAK SIH YANG AKU MAKSUT, NANTI GAK NGERTI MALAH DIPUTAR BALIKKAN, DIPELINTIR dll.
    Kata anda
    kalau memang paham pasti tahu hujjah yang menyelisihi Ahlul Bait jelas tidak benar. Sama kuat dari mana, ah gak adil itu. Yang lebih kuat masa’ dibilang sama. Memangnya yang Tsaqalain itu Ahlul bait atau sahabat
    jawab saya
    tuh kan gokil kan, baca kitab suci dong

    kata anda
    Bukannya udah dibilang kalau menyamakan Ahlul Bait dengan sahabat itu artinya kultus. Jawab saya
    Nah loooo, gak pernah baca kamus Indonesia, janga janga kamusnya terbitan Teheran juga nihh
    Kata anda
    Sudah dibaca, ayat itu menjelaskan keutamaan mereka yang mengikuti Rasulullah SAW dalam hal ini termasuk juga sahabat. lantas kenapa, makanya pahami dulu yang benar.
    Jawab saya
    Tapi kok masih nyatain sahabat Abubakar salah yaaaa …. Bingung aku jadinya
    4.
    kata anda
    Saya juga cinta sahabat yang istiqamah mentaati Allah dan Rasulnya, saya mencintai ahlu bait makanya yang menyelisihi mereka saya bilang salah,
    jawab saya
    jadi anda masih mengatakan Sahabat abu bakar salah ????? bingung aku jadinya.
    Kedukan ahlul bait jelas, tapi juga sama halnya kedudukan sahabat juga sudah jelas, yang masih ngotot ngatain salah ya jelas, jadi apa yang salah sih, anda ngotot sahabat salah, sudah jelas dong pemahaman anda segitu doang, aku menyatakan, dan semoga istqomah bahwa hakikatnya bunda Fatimah bukan marah seperti yang kamu bilang itu jelas, yang kamu anggal menyelisihi menurut saya bukan perselisihan itu jelas, klo ngotot percuma mas wong pemahaman sampean terbatas kok, Cuma teks book alias baca terjemahan doing.
    Kata anda
    Oh benar sekali makanya Rasulullah SAW mewasiatkan agar berpegang teguh kepada Al Quran dan Ahlul Bait biar gak sesat, nah sampean gimana?(memangnya guru sampean yang dimaksud Rasulullah SAW itu).
    Jawab saya
    Wahhhhh ini orang lucu deh, yang saya maksut itu bahwa rafidha itu sesat, dan Hanya kepada Allah aku berlindung mas ………………….
    Kata anda
    bukannya anda menuduh Sayyidah Fatimah tidak tahu hadis Abu Bakar, sampean juga menuduh sayyidah Fatimah pemarah kan,
    jawab saya lohhh kok dibalik, yang mengatakan marah sampai 6 bulan itu siapa mas, ( entar dijawab imam Bukhari lagi )masak saya yang ngatain itu, makanya mas baca hadist itu harus dengan hukumnya mas, jangan terjemahannya dong
    kata anda
    Sampeanlah yang berpikir bunda Fatimah pemarah, mau ditutupi bagaimana ,laa yang membuka masalahnya kan Imam Bukhari sampean. Ngapain ditulis kalau mau ditutupin
    jawab anda
    tuh kan jadi menurut anda , imam bukhari itu yang ngatai bunda Fatimah marah, apa yang baca terjemahannya yang ngatain begitu ( jangan – jangan terbitan Teheran )
    kata anda
    ini yang paling bahlul, yang benar itu yang mengatakan yang benar. yang diam saja ya gak ngapa-ngapain , Alah bukannya diam itu karena gak tahu yang benar atau bingung yang mana yang benar. pakai ditutupin bilang dua-duanya benar.
    Periksa logika anda
    Orang pertama menuntut warisnya karena menurutnya itu hak warisnya
    Orang kedua bilang orang pertama tidak punya hak waris
    Tuh kalau orang pertama benar maka orang kedua salah begitu juga sebaliknya. Makanya akal itu dipakai, wahai orang-orang berakal
    Mana bisa dua-duanya benar
    jawab saya
    Nih orang emang terlalu teks book, ditambah lucu juga, salah ngeyel ………….
    Ada riwayat bahwa suatu saat Nabi sholat 2 rakaat, yang mestinya 4, rakaat., trus sahabat dibelakang beliau menanyakan apa sholat diringkas atau dirubah, trus Nabi menanyakan kepada halayak ramai, maka sahabat menjawab iya, maka Nabi berdiri turus menabah kekurangan sholat yang dimanakan sujud sahwi
    TRUS APA KITA AKAN MENGATAKAN BAGINDA SAW LUPA, NAUDZUBILLAH, SEMOGA ALLAH MEMAAFKAN SAYA, HAIIII ORANG YANG KATANYA BERAKAL
    APA TRUS KITA MAU MENGATAKAN ………………. TERUSKAN SENDIRI DEH
    5.
    kata anda
    Inilah kejahilan sampean. Ngaku baca sejarah, masa’ gak tahu setelah dilantik aisyah, talhah dan Zubair bangkit menghimpun pasukan(alasannya sih menuntut darah Usman). Bukannya sampean yang bilang Imam Ali beda penafsiran sama sahabat soal ayat waris itu heh apa gak baca (Thabaqat Ibnu Saad). Ada riwayat Imam Ali pergi bersama Sayyidah Fatimah soal fadak.
    Memangnya sampean tahu yang mana yang lebih prioritas utama dibanding imam Ali. Pandangan Imam Ali jelas jauh lebih baik dari sampean. sampean lebih lucu ternyata
    Jawab saya
    Yo wes, seng benar riwayat anda wes, biar senang, PUAS ………PUAS ……….PUAS ………
    Lah memang mau nuntut untuk diselenggarakan, atau dikhisash dulu pembunuh sahabat utsman, anda bacanya gak lengkap, atau emang terbitan Teheran yang laen dari pada yang laennya. Yang anda baca …………….. ya mending gak koment ………
    Ini yang aku tunggu tunggu juga
    1. Bunda Fatimah menuntut hak waris kepada sabahat Abubakar, menurut anda ………………… ( adalah benar bunda Fatimah, salah Sahabat Abubakar ), karena memang ada di kitab suci tentang hak waris
    2.Siti Aisyah menuntut hak qhisas kepada sahabat Ali, menurut anda ……………… ( adalah benar Imam Ali, salah Siti Aisyah ), karena memang ada di kitab suci tentang qhisas
    apa karena hadist Tsaqalain, trus mo dikemanain kitab sucimu hooeeeee
    nah looooo bingung kan, logikamu kan klo menuntut hak waris itu benar ( karena ada di kitab suci ) kan jadinya sama dong dengan menuntut hak qhisash ( sama sama ada di kitab suci )
    klo logika saya, saya tidak akan berpendapat melebihi gurus saya mas, biar aman, wong saya ini kantong dosa. Klo anda berfikir seperti diatas ( tanah fadak ) maka jawaban anda akan mental lagi dengan kasus ( terbunuhnya sahabat utsman ), bingung kan. Ingat loh jangan di putar balik lohhh, bisa bisa salah kaprah. Tapi klo masih ngotot pake dalil hadist Tsaqalain, maka keterangan kitab suci jadi dikesampingkan loh, ati ati lohhhhh. Hemat saya
    kasus bunda Fatimah dengan sahabat Abubakar, adalah perbedaan pandangan saja yang berbeda, sama seperti kasus ke dua, Imam Ali dengan Siti Aisyah, mempunyai argument yang sumbernya juga dari kitab suci, dan hadist Nabi. Nahh looooo bingung kan nanti dipelintir sejarahnya, bingung lagi aku,
    7.kata anda
    Sempat baca ya, bukan ngutip dari Salafi.
    memangnya siapa yang bilang kitab itu ditulis Imam Ali sendiri. Apa Shahih bukhari itu ditulis sendiri oleh Rasul SAW. Kitab itu berisi ucapan Imam Ali bukan ditulis sendiri, ngaco nih, tuh kebanyakan ngomong sih.
    Jawab saya
    Ini gokil apa purak purak ya, aku kan ngomong bahwa yang menulis, bukan membukukan loh, ( bego amat nih orang ), emang jaman Nabi kitab suci ditulis ????????????

    kata anda
    Memangnya yakin pengkritik yang anda maksud itu benar. jangan-jangan cuma orang Salafi yang anda maksud.
    Jawab saya
    Wong gak ngerti arti salaf aja, ngaku ngaku pecinta ……………
    8.
    kata anda
    Lho kenapa kalau saya bilang sampean cuma ngaku-ngaku cinta
    buktinya sampean yang bilang kalau kemarahan bunda fatimah itu aib atau kekurangan.
    Asal, kemarahan bunda fatimah itu dalam kebenaran. dan maaf itu bukan kekurangan, sampeanlah yang mikir begitu. Itu ya bukti cinta, sudah jelas sekali siapa yang jahil
    Gak paham nih bilang cinta tapi pikirannya kotor masa’ bilang itu aib dan kekurangan. Padahal marahnya Sayyidah Fatimah adalah marahnya Nabi SAW. naudzubillah sampean menisbatkan aib dan kekurangan pada diri Nabi SAW, super jahil….antum
    jawab saya
    Wah wah super, deh masssssss …………… saya sih lebih mending gak menganggap marah mas, dari pada sebab marah menjadikan kelihatan ada permusuhan ( padahal permusuhan itu tidak ada )
    Kata anda
    Lagian Imam sampean tuh Bukhari yang buka apa itu yang anda bilang aib dan kekurangan, Tuh kenapa gak komen apa-apa tuh sama dia. Ho hooo ulama selalu benar
    Jawab saya
    Karena saya lebih percaya Imam bukhari, dari pada kumpulan orang yang ngaku pecinta tetapi hatinya busuk …………. Mau bukti ( beli buku Dialog apa dan siapa syiah ) biar kebuka piktormu … wahai orang yang jahil, pelajari al kahfi sampek jelas, biar semua jelas
    Kata anda
    Kultus itu mendewakan, wah itu kan cuma pengertian kamu. pengertian saya gak mesti begitu. saya udah kasih tahu maksudnya . Camkan ya biar gak Jahiil
    Jawab saya
    Makanya kursus bahasa Indonesia yang baik, beli kamusnya, jangan hanya bisa tau tanpa ngerti artinya, wah bisa bisa semua diartikan salah nih, wong arti kata kultus aja dibuat sak enak udelnya sendiri ( BACA KAMUS BAHASA INDONESIA )
    9.
    kata anda
    bukannya kamu juga cuma nukil, bedanya saya lebih teliti dan kamu gak teliti(buktinya gak dapet) Eh malah bilang orang lain cuma buat-buat
    he he he tuh kan puji saja Imam anda yang kata anda membuka aib
    memang kenapa kalau muhadis, memangnya kita sedang tanding dengan Bukhari soal hadis, lucu kamu saya malah berhujjah dengan hadis yang dishahihkan Imam kamu itu
    jawab saya
    aku juga kawatir sama terbitan Teheran, jangan jangan hadistnya terbitan Teheran ayng duah ditambah tambah weh weh weh weh weh weh wong nomornya aja gak apal kok, Cuma nyebut bab, sebut dong nomornya , trus itu terjemahan apa bukan, trus yang nerjemahkan siapa ………..
    kata nada
    nih orang gak kapok kapok ya. ooo jadi klo dari Nabi saja yang membawa, atau dari keturunannya saja ( ahlul bait ) hujah yang kamu terima ……………… walahhhhhhh ya ngomong dong dari kemaren kemaren klo tebang pilih.
    Lho Cukup dari Nabi dan Ahlul Baitnya, karena dalilnya begitu kalau mau selamat dan tidak tersesat. Sampean memang gak paham hadis Tsaqalain. Sampean kan pahamnya cuma yang dari guru sampean yang katanya ……..
    Jawab saya
    Nih tak bawa satu riwayat dari Imam Ali
    “ Orang yang paling afdal dari umat ini setelah Nabinya,a dalah abu bakar dan umar “
    UCAPAN DIATAS DIRIWAYATKAN LEBIH DARI 80 RIWAYAT SEHINGGA MERUPAKAN RIWAYAT YANG KUAT.
    Ada lagi
    “ andaikan atau apa bila dihadapkan pada saya orang yang mempunyai faham bahwa saya lebih afdal dari abubakar dan umar, niscaya orang itu akan saya pukul khaddul muftari
    MAU MENOLAK, YO MESTI MENOLAK WONG KAMU ORANG ……………. SUKA ………….
    Kata anda
    Hai orang yang katanya punya akal, saya berhujjah pakai Bukhari karena itu kitab hadis sampean. kalau pakai kitab hadis yang saya pakai. Sampean kan bisanya bilang sesat doang atau buat-buat padahal ada di kitab hadis sampean sendiri. Saya tidak punya kewajiban atuh menyatakan benar semua isi kitab Shahih anda. maaf saja Ya
    Jawab saya
    Tohh kan ketahuan, katanya berhujah pake kitab bukhari, pas dibawakan bukhari yang menyatakan tidak sesuai dengan fahamu teriak – teriak gak sahih dll. Bodohnya udah keliatan tuh mas, gak usah ditutupi. Jadi intinya sampean bawa hadits dari kitab sunni, trus saya bawa kitab hadits dari sunni juga tertolah, bingung aku jadinya …………. Masak mau yang dari al kahfi …. Boleh lah mumpung aku baru punya nukilannya ( hi hi hi hi nyamar ahhhhh )
    10.
    kata anda
    benar baca yang lengkap, masa’ gak ketemu kalau Al quran juga mengecam sahabat yang salah dan istri Nabi (Aisyah dan Hafsah)
    jawab saya
    nahh lo setengan setengah kan bacanya, trus kisah siti aisyah yang diabadikan di kitab sucinya mana bossss, kelupaan atau memang gak ada , atau terhapus, tereliminasi ???? kayak kitabnya orang nasrani ???????
    11.
    HAI ORANG JAHIIIIIILL, TURUS APA IMAM ALI JUGA MENUNDA BAIAT TERHADAP SAHABAT UMAR, UTSMAN ??????? BRAPA BULAN PENUNDAAN UNTUK MASING MASING SAHABAT ???????
    Kata nada
    Hai orang jahil berarti kamu mengakui kalau Imam Ali menunda baiat 6 bulan untuk Abu Bakar,
    Jawab saya
    Ya tau lahh, wong saya ini jug pecinta ahlul bait, tapi gak seperti pemahaman sesat kamu, yang terlambat karena tanah fadak, dll
    Klo pendapat saya karena Imam Ali sudah berjanji bahwa akan lebih mengurus rumah tangganya dengan bunda Fatimah, pergi keluar hanya untuk sholat berjamaah. FAHAM GAK SIH INI ORANG , NANTI DIPELINTIR LAGI SUSAH LAGI DEH
    Kenapa pertanyaan saya gak dijawab, kenapa gak ada kata terlambat pembaiatan sahabat Umar, dan sahabat Utsman ( masih cari ya )
    JAWAB DONG ………………. ADAKAH KETERLAMBATAN, ADAKAH ………..
    12.
    kata anda
    SIAPAKAH HAFSAH YANG TELAH DIBERI WASIAT UNTUK MEMBUAT KERANDA ( untuk menutupi mayat ) DAN MEMANDIKAN BELIAU, APA HUBUNGA DENGA BELIAU BUNDA FATIMAN
    Jadi siapa yang goblok, memang sampean baca Shahih Bukhari mana, masa’ sih yang beginian ketemu tapi yang marahnya Sayyidah Fatimah gak ketemu, jangan maksa kalau palsu
    Jawab saya
    Ini dari tulisan anda yang mebenarkan saya karena saya salah tulis
    dari mana anda bisa berkata Hafsah yang memandikan Sayyidah Fathimah
    Salah besar
    yang memandikan itu Imam Ali dan ditemani oleh Asma(ini wasuat dari Sayyidah Fathimah sendiri)
    saya mau Tanya kepada anda siapa sebenarnya Asma’ umais ????????
    jawab ya kasih tau saya, kan saya kantong dosa …………

    13.
    kata anda
    Inilah kebodohan anda, bukannya anda sedang bicara
    ” Imam Ali memerangi Muawiyah karena Muawiyah memberontak dan memerangi Imam Ali
    Memangnya apa hubungannya Muawiyah dengan cerita Abu Bakar
    Lho Abu Bakar kan salah soal Fadak bukan soal hijrah, mulai ngaco’ nih. Udah capek nulis (baca: mikir) ya
    Jawab saya
    Hubunga Muawiyah sama sahabat Abubakar, yakan sam sama jadih khalifah, yang pertama sah ( tapi menurut kamu mencuri kekhalifahan Imam Ali ), yang kedua tidak sah karena merebut kekalifahan. HAI JANGAN DI BERHENTIKAN PEMAHAMAN KAMU DONG, WONG YANG SAYA BAHAS MASALAH KHALIFAH , KAMU BELOK LAGI KE FADAK, GOBLOK NIH ORANG
    Kata anda
    Tuh sampean saja bilang Muawiyah salah, padahal kata sampean dia sahabat Nabi. jadi mana buktinya sahabat gak boleh salah. Udah baca belum Qs-At-Taubah : 100
    Qs-At-Anfal : 74
    Qs-At-Fath : 18, atau sahabat itu pilih-pilih juga bisa benar atau salah , ya jadi sampean ngeributin apa ,
    Jawab saya, masalah khalifah itu beda mas, makanya simak.
    HAI ORANG JAHIIIILLLLLLLLL
    SEBAGAI PEMBANDING BACA NI :
    MUAWIYAH DIPERANGI IMAM ALI KARENA MEREBUT KEKALIFAHAN YANG SAH
    ABU BAKAR, UMAR, UTSMAN, KENAPA GAK DIPERANGI IMAM ALI KLO MENURUT ANDA KEKALIFAHANNYA GAK SAH
    BACA DONG, JANGAN HANYA ARGUMEN DIPUTAR PUTAR ……….
    Kata anda
    Ah dari tadi sampeanlah yang piktor masa’ bilang aib dan kekurangan, pemarah gila harta pada Sayyidah Fatimah
    Siapa yang piktor, ngaco’ nih
    Jawab saya
    Tuh dari tadi berujar bunda fatimah marah sampai 6 bulan, klaifah abu bakar, umar, utsman, merebut kekuasaan dll ( bukti banyak mas wong rafidah sendrii yang bilang )
    15.
    kata anda
    Nah lo omongan orang aja nggak ngerti, saya bilang sampean itu baca buku Salafi yang menjelekkan Syiah bukannya
    saya menuduh sampean Salafi(kenapa tersinggung ya )
    makanya jangan keburu mau komen aja, pikir dulu baru komen
    Jawab saya
    Tuh kan gokil lagi, wong yang say baca ini buku syiah kok, hi hi hi hi hi ketahuan deh gobloknya.
    Kata anda
    Alah cuma ngaku pecinta ahlul bait tapi piktor sama sayyidah Fatimah masa ‘ sampean nuduh aib, kekurangan pemarah, gila harta. Cinta dari mana .
    Jawab saya
    Tuh kan gokil lagi, plintir lagi, kan bukan aku yang bawa hadits masalah kemarahan bunda fatimah, dan saya tidak akan mengatakan marah ( lupa sendiri dengan tulisannya ya ……… ngantuk ya, apa udah merem …………. )
    15.
    kata anda
    Memangnya Ahlul jannah pasti selalu benar, wah sedikit amat yang masuk surga makanya jangan sembarangan berhujjah

    Kata anda
    Nah itu kan kata anda sendiri yang pik tor, aku gak pernah ngatain begitu, aku kan bilang gak mungkin ahlul jannah memiliki sifat tercela. CAM KAN DONG KLO ORANG NGOMONG
    Udah ya

  42. @ Al Mirza & Aditya
    Maaf kalau mau diskusi sebaiknya jangan saling menghinalah
    Yang penting kan cuma memaparkan pandangan masing-masing
    Gak setuju ya sudah 😀

  43. @Aditya
    Ah saya lihat ada yang menarik dalam salah satu komentar anda itu, anda berkata

    Ada riwayat bahwa suatu saat Nabi sholat 2 rakaat, yang mestinya 4, rakaat., trus sahabat dibelakang beliau menanyakan apa sholat diringkas atau dirubah, trus Nabi menanyakan kepada halayak ramai, maka sahabat menjawab iya, maka Nabi berdiri turus menabah kekurangan sholat yang dimanakan sujud sahwi
    TRUS APA KITA AKAN MENGATAKAN BAGINDA SAW LUPA, NAUDZUBILLAH, SEMOGA ALLAH MEMAAFKAN SAYA, HAIIII ORANG YANG KATANYA BERAKAL
    APA TRUS KITA MAU MENGATAKAN ………………. TERUSKAN SENDIRI DEH

    Jadi kalau menurut Mas sendiri bagaimana arti hadis itu sebenarnya
    Mas gak stuju kalau Nabi SAW lupa
    jadi kenapa shlat 2 rakaat yang seharusnya 4 rakaat
    Kalau sengaja kenapa pula Rasulullah SAW mesti bertanya
    begini saja coba lihat hadisnya yang benar

    “Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam shalat Dhuhur atau Ashar bersama para sahabat. Beliau salam setelah shalat dua rakaat, kemudian orang-orang yang bergegas keluar dari pintu masjid berkata, ‘Shalat telah diqashar (dikurangi)?’ Nabi pun berdiri untuk bersandar pada sebuah kayu, sepertinya beliau marah. Kemudian berdirilah seorang laki-laki dan bertanya kepadanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah Anda lupa atau memang shalat telah diqashar?.’ Nabi berkata, ‘Aku tidak lupa dan shalat pun tidak diqashar.’ Laki-laki itu kembali berkata, ‘Kalau begitu Anda memang lupa wahai Rasulullah.’ Nabi shallallaahu alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat, ‘Benarkah apa yang dikatakannya?’. Mereka pun menga-takan, ‘Benar.’ Maka majulah Nabi shallallaahu alaihi wasallam, selanjutnya beliau shalat untuk melengkapi kekurangan tadi, kemudian salam, lalu sujud dua kali, dan salam lagi.” (Muttafaq ‘alaih)

    Nah siapa yang mengatakan kalau Rasulullah SAW lupa, kalau berdasarkan riwayat di atas maka sahabatlah yang bilang
    Atau saya salah tafsir ya

    Kalau begitu lihat hadis ini

    hadits Abdullah bin Mas‘ud ra. Bahwa Rasulullah SAW shalat bersama kami lima rakaat. Lalu kami bertanya, ”Apakah ada perubahan (tambahan) dalam shalat?” Beliau bertanya, ”Memangnya kenapa?”. ”Anda shalat lima rakaat wahai Rasulullah”, jawab kami. “Sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian, jadi aku mengingat seperti kalian mengingat dan lupa seperti kalian lupa.”. Lalu beliau sujud dua kali.” (HR. Muslim)

    Sekarang saya yang jadi bingung dengan anda
    Lebih baik kalau diskusi jangan suka melebarkan masalah, kan jadi lebih aneh apalagi memasukkan prasangka anda sendiri
    Saya ingin dengar jawaban anda Mas
    Salam

  44. @Ali
    Gapapa kok
    Ya sebenarnya ada niat juga sih nulis tema itu
    doakan saja
    semoga sempat

    @Anjar
    nggak ribut
    cuma memaparkan pandangan masing-masing
    Sayangnya kata-kata memang sulit untuk dikontrol 😀

    @Yati
    saya juga pernah baca
    ntarlah saya cari lagi

    @Rafi
    hmm begitu ya
    tapi saudara Bara memang sudut pandangnya dari awal sudah lain

  45. @ second
    terimah kasih mas mau ngingatkan saya, tapi itu tadi, karena nafs yang berperan jadinya sulit untuk kontrol, saya minta maaf kepada halayak ramai tentang hal ini, sudi kiranya maapin, terutama buat almirza, mumpung sempat gue juga minta maaf.
    tak jawab mas ya
    klo masalah begitu aja mas gak bisa mbedakan atau hanya terjemahan yang terungkap, maka ya sama dengan kita kita dong, yang pandai mencari terjemahan, ya jauuhhhh mas dengan orang yang belajar ilmunya mas.
    trus soal Nabi Adam, gimana dong, apa trus kita juga menyalahkan Beliau AS, karena tragedi buah quldi ?????
    Nah disini bukan akal yang bicara mas, tapi aqidah, klo akal yang terbatas pasti bilang nabi Adam tergoda bujuk rayu setan, iya kan. tapi akal juga membantah
    ada satu riwayat dimana suatu hari syekh Abdul Qadir didatangi suara yang mengaku tuhan menyatakan bahwa semua perkara yang haram menjadi halal, langsung saja dilontar itu suara karena yaqin bahwa itu datangnya dari setan, nah klo sang syekh tidak mempan terkecoh oleh bujuk rayu setan, apalagi Nabi Adam AS ( klo gak tau riwayatnya ya wajar, karena riwayat ini adanya di kaum sufi sunni )
    nah tentang komentar saya perihal hadist yang sampean bawa itu, pelajaran yang saya terima bahwa itu semua sebagai pembelajaran umat mas, ada sebab dan akibat, banyak mas pernyataan tersebut
    CONTOH :
    sabdah baginda taukah kalian bahwa siapa yang datang, ……………….jawab serempak para sahabat hanya Allah dan RasulNYA yang tau ………….. dan masih banyak lagi mas

    dan memang tidak pantas seorang Nabi, apalagi penghulu Nabi SAW mempunyai sifat pelupa ……………. nah itu pelajaran dari kaum alawiyin mas. klo mas mau ngartikan bahwa Nabi lupa ……………….. entar ada comen dari orang yang tidak tau menahu, lah klo Nabinya aja pelupa, gimana kitab sucinya dong ……………… nah looo tambah runyam kan, nah disini dibutuhkan ketelitian mas, tidak hanya pada arti harfiyah saja mas. kira kira faham gak …………
    sifat Nabi itu yang wajib kan ada 4, dan didalamnya tidak termuat sifat pelupa,

    PERTANYAAN SAYA AJA BLOM ADA JAWABANNYA BERAPA NOMOR HALAMAN YANG MENCERITAKAN BUNDA FATIMAH MARAH, KOK LAMA LUPA YA ……………. WAJAR KLO SAMPEAN LUPA,
    DAN ALHAMDULILLAH JAWABANNYA SEPERTI YANG SAYA YAQINI SELAMA INI
    INI KUTIPANNYA MAS
    pertanyaan saya kepada narasumber
    apa benar ada hadits bukhari yang menerangkan kemarahan bunda suci fatimah kepada sahabat Abu bakar, saya dapati tulisan menyebutkan ada di bab khumus, klo memang ada bagaimana cara kita menyikapi biar hati ini terus lurus dan yaqin bahwa tidak mungkin bunda Fatimah melakukannya
    jawaban narasumber
    sepenuh shahih Bukhari yg haditsnya berkisar 7000 hadits, tak ada satupun riwayat murkanya Fathimah Azzahra ra pada siapapun.

    nah looo jadi bingung kan, trus itu bukhari penerbit mana ya ……………… aku kan jadi ragu, apa sampean punya kitab suci terbitan teheran ?????? apa sama kasusnya dengan itu …………………… kitabnya bukhari mas, tapi yang nyebarin tukan cetak, atau penerbit …………. trus ……………..bagaimana legalitasnya, wong muhadist saja gak nemukan yang mas sebut, trus saya disuruh percaya gimana dong ……………
    OK DARI PADA BERBELIT TOLONG DIKOMEN AJA TULISAN SAYA
    SAYA ULANG
    1. Gimana kedudukan Nabi Adam AS, dimata anda
    Trus klo menurut anda cerita buah dari sorga, yang mengakibatkan Nabi Adam turun kebumi ????
    Apa turs anda bilang klo Nabi Adam AS salah ?????? karena terbujuk rayu syetan hayoooooo jawab dong
    siapa yang salah siapa yang benar ……………?????
    2. Bunda Fatimah menuntut hak waris kepada sabahat Abubakar, menurut anda ………………… ( adalah benar bunda Fatimah, salah Sahabat Abubakar ), karena memang ada di kitab suci tentang hak waris
    Siti Aisyah menuntut hak qhisas kepada sahabat Ali, menurut anda ……………… ( adalah benar Imam Ali, salah Siti Aisyah ), karena memang ada di kitab suci tentang qhisas
    yang saya tanyakan hukunya mas, bukan poara pelakunya mas, hilangkan para pelakunya mas, ngerti kan. anggap itu contoh di jaman sekarang mas ngerti kan
    3.Nih tak bawa satu riwayat dari Imam Ali
    “ Orang yang paling afdal dari umat ini setelah Nabinya,a dalah abu bakar dan umar “
    UCAPAN DIATAS DIRIWAYATKAN LEBIH DARI 80 RIWAYAT SEHINGGA MERUPAKAN RIWAYAT YANG KUAT.
    Ada lagi
    “ andaikan atau apa bila dihadapkan pada saya orang yang mempunyai faham bahwa saya lebih afdal dari abubakar dan umar, niscaya orang itu akan saya pukul khaddul muftari
    masih bilang hadist doif ????? trus menurut sampean siapa yang bisa bilang itu doif, apa cuma sampean ?????
    4.kenapa anda seolah membawa hadist tsaqalain, tapi anda tidak memperhatikan sanjungan Allah terhadap hamba pilihannya ??????????
    ini kutipan mas, tapi bukan kutipan omong kosong lohh
    Mengenai seorang sahabat terdekat Rasul Allah saw., Allah telah berfirman :
    “Jika kalian tidak menolong dia (Muhammad saw.), Allah telah menolongnya, yaitu ketika orang-orang kafir mengusirnya dan menjadi salah satu dari dua orang berada di dalam gua. Ketika itu ia berkata kepada sahabatnya: “Janganlah bersedih hati, sungguh, Allah beserta kita. “Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan memberinya kekuatan dengan pasukan yang tidak tampak olehmu.” dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. At Taubah:40]
    ini dialamatkan kepada sipa sih mas ???? trus apa kita mau mengesampingkan dengan alasan karena beda situasi, dan beda masalah ?????? trus apa mas lebih lega klo bilang beliau itu salah ( kutipan anda, ” yang salah katakan salah, yang benar katakan benar ) jangan mendistorsikan arti dari kitab sucimu lohh mas, arti itu umum mengenai keutamaan seseorang
    sekian dulu mas, saya senang sampean ngaku ke saya ( lewat almirza ) bahwa sampean bukan syiah, tapi klo sampena ternyata syiah maka tidak ada gunanya dong kita diskusi seperti ini
    wassalam

  46. @Bara
    Kalau soal Fadak dan hadis itu ntarlah saya buat tulisan khusus, soal referensi kan dari awal saya sudah bilang kalau memang anda berniat mencarinya lewat kitab Shahih Bukhari maka saya katakan
    Bagi yang terbiasa baca kitab Shahih Bukhari cukup disebutkan Babnya, insya Allah dapat
    Ya tapi ternyata anda juga bertanya pada orang lain yang menurut anda muhadis
    Sudahlah insya Allah kalau saya sempat saya buat tulisan tentang itu(tunggu saja dalam waktu dekat)

    Ah iya ada lagi yang menarik dalam tulisan anda
    Masalah Nabi lupa itu ternyata bertentangan dengan ajaran Ulama Alawiyin, ya gapapa toh
    Padahal teks hadis itu jelas kan
    saya menganggap yang seperti ini adalah formulasi ulama ,ulama mengambil suatu pemahaman agama dengan dasar-dasar tertentu
    Tapi sekali lagi ulama itu banyak dan referensi juga banyak dan bisa dilihat secara langsung
    Ulama anda boleh saja tidak setuju tapi ulama lain juga bisa tidak setuju dengan ulam anda karena disini terjadi perbedaan dalam menyikapi teks atau referensi
    Makanya saya bilang disini kita mencoba memaparkan pandangan masing-masing sesuai dalil yang dipahami

    sekian dulu mas, saya senang sampean ngaku ke saya ( lewat almirza ) bahwa sampean bukan syiah, tapi klo sampena ternyata syiah maka tidak ada gunanya dong kita diskusi seperti ini

    Ah ya saya bilang ke dia begitu karena dia awalnya memberi tahu saya yang bagaimana yang bisa disebut Syiah,
    setelah saya menilai diri saya sendiri sesuai dengan apa yang ia sampaikan maka saya sebenarnya bukan Syiah

    Kalau dengan orang yang lain, yah cukup dengan tulisan di blog saya dia langsung saja bilang “ah penganut Syiah nih”
    Tulisan saya memang banyak membahas soal ahlul bait ya karena saya memang banyak mempelajari itu

    Terserah Mas kalau Mas punya anggapan buruk tentang Syiah
    Bagi saya pribadi, setelah mempelajari bagaimana Syiah itu, saya cukup dengan mengatakan kalau Syiah juga Islam sama seperti Sunni. Itulah inti tulisan saya di atas.
    Kalau Mas tetap tidak sependapat ya terserah
    Tetapi perlu saya ingatkan Ulama Syiah juga punya itu yang namanya Formulasi tentang keyakinan mereka sesuai dalil di sisi mereka
    Diskusi tetap selalu baik jika diiringi dengan niat baik

    Ah iya pertanyaan anda saya jawab nanti, lebih baik saya memikirkannya dulu ya, gapapa kan
    salam

  47. @ second
    ok tak tunggu diskusinya, nah gini yang bikin ati gak ancut ancutan, ( maaf bukan membandingkan )
    sedikit komentar
    1. kata anda
    bagi yang terbiasa baca kitab Shahih Bukhari cukup disebutkan Babnya, insya Allah dapat
    Ya tapi ternyata anda juga bertanya pada orang lain yang menurut anda muhadis
    Sudahlah insya Allah kalau saya sempat saya buat tulisan tentang itu(tunggu saja dalam waktu dekat)
    jawab saya
    maaf mas guru saya mempunyai sanad sampai ke imam bukhari mas ( bukan pamer ) jadi bukan terjemahan atau kutipan dari ulama’ ini, atau itu, karena belajarnya dengan guru yang dapatnya dari guru dan terus nyambung sampai ke imam bukhari ( nanti pada saatnya saya akan paparkan silsilah ilmu hadist menurut pengetahuan yang saya dapat )
    2. kata anda
    Padahal teks hadis itu jelas kan
    saya menganggap yang seperti ini adalah formulasi ulama ,ulama mengambil suatu pemahaman agama dengan dasar-dasar tertentu
    Tapi sekali lagi ulama itu banyak dan referensi juga banyak dan bisa dilihat secara langsung
    Ulama anda boleh saja tidak setuju tapi ulama lain juga bisa tidak setuju dengan ulam anda karena disini terjadi perbedaan dalam menyikapi teks atau referensi
    Makanya saya bilang disini kita mencoba memaparkan pandangan masing-masing sesuai dalil yang dipahami
    jawab saya
    ini kutipan mas mohon dipelajari klo gak berkenan tolong di ulas tanpa hujatan tentunya ( bedakan dengan orang lain ya mas )
    bunyi kutipan
    AYAT TASYBIH
    Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan Muhadditsin selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat masa kini, mereka selalu mencoba menusuk kepada jantung tauhid yg sedikit saja salah memahami maka akan terjatuh dalam jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai tangan, wajah dll yg hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat ayat dan hadits tersebut.

    Sebagaimana makna Istiwa, yg sebagian kaum muslimin sesat sangat gemar membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di Arsy, dengan menafsirkan kalimat ”ISTIWA” dengan makna ”BERSEMAYAM atau ADA DI SUATU TEMPAT” , entah darimana pula mereka menemukan makna kalimat Istawa adalah semayam, padahal tak mungkin kita katakan bahwa Allah itu bersemayam disuatu tempat, karena bertentangan dengan ayat ayat dan Nash hadits lain, bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud seperti makhluk, sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan Allah swt turun kelangit yg terendah saat sepertiga malam terakhir, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits no.758, sedangkan kita memahami bahwa waktu di permukaan bumi terus bergilir,

    maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah malam itu tidak sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan terus ke yang lebih barat, tentulah berarti Allah itu selalu bergelantungan mengitari Bumi di langit yg terendah, maka semakin ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya pemahaman mereka, jelaslah bahwa hujjah yg mengatakan Allah ada di Arsy telah bertentangan dg hadits qudsiy diatas, yg berarti Allah itu tetap di langit yg terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan ayat itu mengatakan bahwa Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy mengatakan Allah dilangit yg terendah.
    3. kata anda
    Terserah Mas kalau Mas punya anggapan buruk tentang Syiah
    Bagi saya pribadi, setelah mempelajari bagaimana Syiah itu, saya cukup dengan mengatakan kalau Syiah juga Islam sama seperti Sunni. Itulah inti tulisan saya di atas.
    jawab saya
    seperti wahabi yang saling bid’ahkan orang, terus terang mas saya taunya syiah juga dari buku mereka sendiri, dan ulama’ sunni terutama keturunan ahlul bait ( itupun klo sampean sependapat bahwa sampai sekarang banyak ulamak ahlul bait ) menerangkan bahayanya faham syiah
    cobalah berfikir kritis dengan yang anda hadapi,
    coba dengan hati yang jernih, pasti akan muncul pertanyaan apa benar begitu sihhh, apa benar tulisan itu sihhhhh, cobalah Insya Allah klo dengan hati yang kuat maka akan terlihat semua kebuntuan, mau coba atau gak ya kembali kepada hati mu semata, Allah gak akan merubah kalau tidak dari diri kamu sendiri ( nanti saya akan paparkan pendapat Ulama’ yang saya maksut )

    terima kasih denga waktunya
    tetap saya pecinta ahlul bait ( makanya saya mengakui semuanya, tidak pandang bulu hanya dari keturunan imam Husain saja, tapi juga dari imam Hasan juga )
    saya juga pecinta sahabat yang sudah gamblang diterangkan di dalam kitab suci umat islam
    saya mencintai islam yang tidak saling menyalahkan

  48. aku ingin tanya pada anda secondprince! apa anda percaya 100% alquran sekarang? jika alquran asli di bawa imam mahdi mu tunjukkanlah pada ku. kami akan masuk ajaranmu dan hadis2mu akan aku akui apa bila imam mahdi mu membawa kitab selain sekarang. kenapa bertele2? bukankah kamu melihat ayat alquran yg kamu suka dan tidak suka yg lain/? yakan? janganlah memandang sebelah nanti yg sebelah mata kamu anggap imam mahdi. AKU INGIN ANDA BELAJAR TENTANG YAHUDI KRISTEN DAN KAITKAN DGN DAJJAL. DAN STLAH ANDA MANTAP TOLONG KAJI ANTARA IMAM MAHDI , ISA AS, DAN DAJJAL. ITUSAJA DARIKU. DGN HORMAT

  49. antara syiah yg satu dgn yg lain tentu imam mahdi nya beda iyakan? andai kamu mati tidak dapat imam mahdimu dan kitab aslimu, itu bagaimana? kalian bukan tandingan sunni untuk debat. tapi kalian harus lurusin dulu pengikut maupun syiah yg lain. kami orang sunni akan masuk syiah menyeluruh apabila imam mahdimu membawa kitab aslimu. MAKANYA ANTARA KALIAN DAN KAMI SUNNI TIDAK BOLEH DEBAT TAPI BUKTI NYATA DAN ITULAH YG DI TUNGGU. SETUJUKAN

  50. @ sejati_lk
    Jangan ngawurlah, inti komentar sampean itu apa
    Kalau anda gak tahu Syiah, gak usahlah sok tahu
    Mana ada Muslim yang tidak percaya 100% Al Quran
    Kalau percaya Al Quran tidak lengkap, itu sudah bukan muslim namanya
    Semua yang anda katakan gak ada kaitannya dengan Syiah
    Sunni dan Syiah sama-sama mempercayai keaslian Al Quran tanpa perubahan
    Lagian ngapain juga tanya empunya blog ini
    Memang U kira dia itu Syiah apa

    kalian bukan tandingan sunni untuk debat. tapi kalian harus lurusin dulu pengikut maupun syiah yg lain. kami orang sunni akan masuk syiah menyeluruh apabila imam mahdimu membawa kitab aslimu.

    Jangan sok dong, buktikan
    Sampean saja komentarnya basi minta ampun
    Gak ada urusan kok Sunni mau jadi Syiah atau sebaliknya
    Yang penting seseorang itu meyakini sesuatu dengan dasar dan dalil, begitu pula tidak mempercayai sesuatu dengan dasar dan dalil
    Kalau sampean mau sibuk dengan pikiran sendiri terus saja celoteh gak karuan soal tahrif Al Quran
    Tunjukkan kalau Sunni memang bukan tandingan Syiah dalam berdebat
    Buktikan dimulai dari U sendiri
    Saya tantang anda untuk berdebat, masalahnya silakan tentukan

  51. Maaf kalau mau diskusi sebaiknya jangan saling menghinalah
    Yang penting kan cuma memaparkan pandangan masing-masing
    Gak setuju ya sudah 😀

    Saya cuma menuruti etika lawan bicara saya :mrgreen:

  52. eh ada tulisan nih
    jangan-kafirkan-sesama-muslim

  53. Hahh,, selalu jadinya gini,, Lama lama orang yang niatnya pengen nyari pelajaran pelajaran dan ilmu baru jadi males,,

    Ngobrol ga pake ngatain atau nuduh ga bisa ya??? Ayo belajar lagi bareng bareng tentang fallacy,, ga enak kan kalo ngomong panjang lebar kalo ternyata mentah,,

    Eh Bharma, kemaren Ma ga sempet ngobrol2 nih waktu pulang,, 😀

  54. @ almirza
    haiiii orang yang berakal …………….. loe punya akal gak sih, klo punya ngaapain sih nanggapin yang gak perlu, kamu itu gak usah nimpalin yang bukan bidangmu itu tulisan buat secon, buat kamu cukup dari saya jawab dulu, gak usah komen aneh aneh, ngerti gak sih, aku sebenarnya meles soale nanti aku yang dimarahi sama second, soale berkata yang gak baik, padahal kamu yang molai, ngerti gak sih ………….. merenung…….merenung…..merenung……… udalah, gak usah menghujat, apalagi itu gak dialamatkan kepada kamu, kamu kan bukan syiah …….. ngapain bingung klo syiah dikritik ………………….. faham gak ……

    @ sejati_ik
    sabar men, semua mental klo cuma mengandalkan cerita orang, wong saya aja ayng punya terbitan teheran aja tertolak kok, klo diskusi dengan mereka, jadi paparkan aja kejanggalan menurut sunni agar kita juga belajar bersama, ok saya yaqin sampean yang berakhlak ahli sunnah pasti mempunyai hujjah, tidak hanya bantahan, nanti eman bisa bisa sejajar dengan yang saya komen di atas ( tau kan ……….. ) bisanya cuma bicara dari bicaranya orang lain, semoga sampean gak salah sangka

  55. @al mirza. yg aku maksud semuanya aku benar2 ingin tanya dari hati sampai batinmu. apakah kamu sama dgn aku? aku batin dan jiwaku menyatakan nabi kita muhammad saw dan alquran lah yg terakhir diturunkan? satu rangkaian alquran seluruh isinya adalah rantai yg ga bisa pisah. semua ada kaitannya. sangat ga waras kitab ataupun hadis yg ditulis manusia memprotes alquran. anda pasti setuju karena anda bilang quran kita sama.aku ga akan pakai ayat ataupun hadis untuk debat ama kalian,karena aku tau ga akan ada penyelesaiannya. dan ini juga adalah amalan yg dinyatakan dalam alquran. (JADI BUKAN UNTUK DEBAT)yg di butuh kan cari sama atau tidaknya secara garis besar. oh ya aku amat bosan selama ini berdebat dgn pembawa agama kristen dikorea. yg aku temukan adalah MANUSIA MENJADI TUHAN DAN TUHAN ADALAH MANUSIA. INILAH pernyataan orang KAFIR tsb. MUDAH2AN KITA SEMUA SAMA. AMIN

  56. KALAU INGIN SMS KIRIM KE HP KU 00700821086905715. ALHAMDULILLAH SAMPAI

  57. @bara

    maaf mas guru saya mempunyai sanad sampai ke imam bukhari mas ( bukan pamer ) jadi bukan terjemahan atau kutipan dari ulama’ ini, atau itu, karena belajarnya dengan guru yang dapatnya dari guru dan terus nyambung sampai ke imam bukhari ( nanti pada saatnya saya akan paparkan silsilah ilmu hadist menurut pengetahuan yang saya dapat )

    Ya bisa saja kalau anda memang seperti itu, tapi dalam tempat seperti ini yang seperti itu sulit dibuktikan dan maaf bagi saya kitab Shahih Bukhari lebih layak untuk dikutip karena saya tidak tahu-menahu soal hadis anda dan guru anda. Kalau memang ada di kitab Shahih Bukhari ya gak masalah kan bisa dilihat langsung tapi kalau gak ada dan hanya berdasarkan ucapan guru anda ya maaf sulit kok diterima

    Kutipan yang anda maksud sudah saya pelajari, terus?

    seperti wahabi yang saling bid’ahkan orang, terus terang mas saya taunya syiah juga dari buku mereka sendiri,

    Terserah anda kok, tapi apa maksud buku mereka sendiri?coba sebutkan dan berdasarkan apa anda menilai buku itu, apakah anda mengkaji sendiri terus apa anda mengetahui bagaimana pandangan Ulama Syiah tentang buku itu dan bagaimana penjelasan ulama syiah tentang yang anda pelajari. Apa kajian anda memang objektif?apa benar anda tidak dipengaruhi kemahzaban anda(anda Sunni kan). Masa’ sih anda merasa yang mempelajari Syiah itu anda sendiri, orang lain kan bisa juga belajar nah hasilnya mungkin beda. Lantas apa langsung dibilang salah?kenapa anda tidak berpikir bukankah anda juga bisa salah. Kenapa tidak memperhatikan bagaimana hasil kajian orang lain. Telaah komparatif seperti ini yang perlu

    dan ulama’ sunni terutama keturunan ahlul bait ( itupun klo sampean sependapat bahwa sampai sekarang banyak ulamak ahlul bait ) menerangkan bahayanya faham syiah

    Saya tahu kok yang anda maksud itu ulama Alawiy kan, tapi sayangnya anda mengabaikan kalau Syiah juga banyak memiliki ulama keturunan Ahlul Bait, jadi hujjah anda tetap sepihak kan

    tetap saya pecinta ahlul bait ( makanya saya mengakui semuanya, tidak pandang bulu hanya dari keturunan imam Husain saja, tapi juga dari imam Hasan juga )

    Gak ada kok yang membenci keturunan Imam Hasan jadi siapa yang pandang bulu, saya juga mencintai mereka

    saya juga pecinta sahabat yang sudah gamblang diterangkan di dalam kitab suci umat islam

    Tentu, mereka telah memberi jasa yang besar bagi Islam

    saya mencintai islam yang tidak saling menyalahkan

    Terserah anda, apa maksudnya semua benar menurut anda? anehnya anda malah pernah komen kalau yang ngaku islam banyak ya kan
    Menyalahkan atau tidak tentu ada dasarnya dan ya belum tentu apa yang dikatakan salah itu memang salah. Semuanya dinilai dengan dalilnya Mas

    @sejati_lk
    saya percaya kok, kalau Al Quran itu dipelihara oleh Allah SWT. Kalau gak percaya bukan muslim namanya

    kami akan masuk ajaranmu dan hadis2mu akan aku akui apa bila imam mahdi mu membawa kitab selain sekarang. kenapa bertele2? bukankah kamu melihat ayat alquran yg kamu suka dan tidak suka yg lain/? yakan?

    Kenapa anda berbicara dengan prasangka anda, memangnya apa ajaran saya, memangnya apa hadis-hadis saya atau maksudnya hadis-hadis di tulisan saya, wah kayaknya Sunni semua Mas
    Jadi maksudnya apa?

    AKU INGIN ANDA BELAJAR TENTANG YAHUDI KRISTEN DAN KAITKAN DGN DAJJAL. DAN STLAH ANDA MANTAP TOLONG KAJI ANTARA IMAM MAHDI , ISA AS, DAN DAJJAL. ITUSAJA DARIKU

    Sebenarnya ini maunya ke arah mana, kajian yang bagaimana yang anda maksud. Saya sudah lama mengkaji ini. Tapi maksud Mas itu ke arah mana?

    antara syiah yg satu dgn yg lain tentu imam mahdi nya beda iyakan? andai kamu mati tidak dapat imam mahdimu dan kitab aslimu, itu bagaimana? kalian bukan tandingan sunni untuk debat. tapi kalian harus lurusin dulu pengikut maupun syiah yg lain. kami orang sunni akan masuk syiah menyeluruh apabila imam mahdimu membawa kitab aslimu.

    Ini juga ke arah mana sih, saya jadi mikir Mas beranggapan kalau saya Syiah ya
    Soal debat Sunni Syiah saya rasa gak perlu pakai kata seperti yang anda katakan bukan tandingan, lihat saja sendiri setiap pihak punya dalil masing-masing . Wajar kalau anda bilang begitu karena anda Sunni, yang Syiah mah belum tentu bilang begitu. Kalau soal bukti nyata dan hujjah itu kan bisa dinilai yang mana yang benar
    Nah telaah perbandingan seperti itu lebih baik daripada vonis sepihak seperti yang Mas katakan

    MAKANYA ANTARA KALIAN DAN KAMI SUNNI TIDAK BOLEH DEBAT TAPI BUKTI NYATA DAN ITULAH YG DI TUNGGU

    Apa bukti nyata yang Mas maksud? coba perjelas?saya kadang aneh melihat komen-komen disini.
    bukannya saya tidak suka, tapi kadang gak berhubungan langsung dengan tulisan saya
    Tulisan saya di atas intinya Syiah dan Sunni itu adalah Islam. Kalau ada yang tidak setuju silakan tunjukkan dimana kesalahannya
    Kalau cuma berdasarkan konsepsi pribadi semata dan tidak mau menerima dalil orang lain ya kan gak ada bedanya dengan fanatisme

    @almirza
    Gimana kalau debat sama saya 😛

    Saya cuma menuruti etika lawan bicara saya

    Mata dibalas mata ya

    eh ada tulisan nih
    jangan-kafirkan-sesama-muslim

    Iya gak boleh nih :mrgreen:
    *btw apa itu buat saya ya*

    @Rizma
    Perkara seperti ini memang sensitif sih
    Tapi bukan berarti tidak bisa
    Iya nih masa’ langsung pulang begitu saja

    @bara

    haiiii orang yang berakal …………….. loe punya akal gak sih, klo punya ngaapain sih nanggapin yang gak perlu

    sebenarnya saya gak keberatan kok kalau ada orang yang mau menanggapi komentar orang lain , ya sama seperti anda juga kan

    @sejati_lk
    Menurut saya Mas baik Syiah maupun Sunni percaya dengan keaslian Al Quran dan percaya dengan Kenabian Nabi Muhammad SAW.
    Jadi ya secara garis besarnya sama tetap Islam, Lihat lagi tulisan saya di atas

  58. kata anda
    Ya bisa saja kalau anda memang seperti itu, tapi dalam tempat seperti ini yang seperti itu sulit dibuktikan dan maaf bagi saya kitab Shahih Bukhari lebih layak untuk dikutip karena saya tidak tahu-menahu soal hadis anda dan guru anda. Kalau memang ada di kitab Shahih Bukhari ya gak masalah kan bisa dilihat langsung tapi kalau gak ada dan hanya berdasarkan ucapan guru anda ya maaf sulit kok diterima
    jawab saya
    nah dari pernyataan anda sendiri aja, sepertinya sampean membaca mas, bukan mengkaji, buktinya anda berkata bagi saya shahih bukhari lebih layak untuk dikutip, jadi timbul pertanyaan, emang sampean kenal sama imam bukhari???, trus klo tidak kenal kenalnya dari siapa???, apa dari buku???, trus yang mengarang buku itu apa kenal sama imam bukhari ???, trus apa yaqin bahwa yang sampean baca itu benar-benar dari imam bukhari ???, nah ini pertanyaan mendasar mas. bisa gak menterjemahkannya, barang kali orang akan percaya dipermukaan ini lohhh bukunya imam bukhari, tapi setelah didalami, kok ternyata cetakan, dan yang menulis bukan asli imam bukhari ( bisa terjadi pemalsuan ) itu cuma terjemahan kan , nah trus klo orang tanya apa ini otentik dari imam bukhari ???? bagaimana cara anda menerangkan ???, nah kami para ahli sunnah bisa menjawab bahwa kitab itu memang kitab imam bukhari, dari mana pembuktiannya , silahkan teliti orang yang mengajarkan kepada kami, dari seorang guru , ke atas, terus sampai ke imam bukhari mas, itu yang dinamakan mata rantai yang tidak terputus mas ( nanti suatu saat saya akan kutib apa itu sanad mas ) semoga mas ngerti, contoh sederhana, sampean seorang dokter, bisakah anda belajar cara mebedah pasien, kalau hanay bermodalkan buku ???, pasti dan sangat pasti ada pembimbingnya mas. dari yang mencetuskan cara mengoperasi pertama kali, diturunkan kepada muridnya ( disertai buku panduan ) truuuusss sampai ke tangan anda ( masuk kah logika ini, itupun klo kita memakai logika lohh) terus terang mas, klo belajar sistem kutib, atau membaca sendiri, aku kawatir 10 atau 20 tahun lagi, gak ada ilmu yang sama dengan pada saat diturunkan, ingat hadist Nabi
    ” Allah akan mencabut ilmu itu bukan langsung mencabut ilmu tersebut, tapi Allah memakai cara mematikan orang yang faham ilmu ”
    nah looo ………………. trus ……………..
    sekali lagi mata rantai ilmu itu penting mas, klo mas menyepelekan ………. ya terserah, dan yang perlu digaris bawahi, walau dengan guru, juga tidak menjamin, iya klo gurunya lurus, tapi klo bengkok, atau mengajar dengan cara sendiri ……………………. nah maka dari itu, pendapat terbesar umat islam bisa dijadikan pegangan, atau dikatakan pendapat terbanyak dan terkuat, ngerti kan
    logikakan, anda seorang dokter yang tidak butuh dengan keterangan senior anda ……………

    kata anda
    Saya tahu kok yang anda maksud itu ulama Alawiy kan, tapi sayangnya anda mengabaikan kalau Syiah juga banyak memiliki ulama keturunan Ahlul Bait, jadi hujjah anda tetap sepihak kan
    jawab saya
    sebenarnya klo jeli bukan sepihak mas, tapi golongan yang terbanyak mas. begini aja contoh misal ( tapi jangan dianggap aku ngelantur loh )
    pada saat anda berjalan jalan kesuatu daerah yang anda belum mengenal dengan baik, anda dapati kerumunan orang yang lagi makan bakso dengan lahapnya, silih berganti orang keluar masuk untuk menikmati semangkok bakso, tak jau dari situ ada kedai bakso juga, yang berdirih megah, tetapi sepi pengunjung, ada apa ini, apa anda akan memaksakan untuk datang ke tempat bakso yang sepi pengunjung, barang kalai anda sebagai orang yang normal, akan lebih condong memilih yang banyak pengunjungnya karena bisa mungkin baksonya emang paling enak di daerah itu ……………….. memang gak ada hubunganya antara bakso dan kitab, tapi coba dicerna dengan benar dan seksama ………. moga moga bermanfaat baksonya amin

  59. @ second alhamdulillah! dari anda aku dapat jawaban nya dan mudah2an kalau semua syiah sprti anda tidak ada keraguan dalam hati. kita adalah saudara. TAPI sprti yg aku bilang karena yg anggap kitab skrang telah berubah adalah syiah yg lain( ini nyata mas) maka dari itu wajar kalau saya bilang lurusin dulu syiah sprti itu(gulat). karena sunni memprotes itu disebabkan mendengar langsung orang syiah sprti itu membuka rahasianya sprti itu. UNTUK ANDA KETAHUI KAMI TELAH BERKESIMPULAN TENTANG CAMPUR TANGAN SETAN MAUPUN FITNAH DAJJAL TNTANG AGAMA. PASTINYA ANDA TAUKAN? CONTOH 1. PENDIRI AGAMA BUDHA GAUTAMA DIFITNAH ( DIPERLIHATKAN KEPADA SESEORANG BAHWA DIA MENJADI TUHAN/ATAU TUHAN) 2. AGAMA KRISTEN NABIKITA ISA AS DI FITNAH( DIPERLIHAT KAN KEPADA SESEORANG/PAUS) BAHWA DIA ADALAH TUHAN. 3. AGAMA KITA ISLAM(kami berani mnyimpulkan kajian kami) BAHWA SAIDINA ALI lah( ahlulbait kita) yg difitnah menjadi tuhan. dan orang yg mengatakan saidina ali itu tuhan adalah orang yg menginginkan saidina ali mati. dan fitnah seterusnya akan berlanjut sampai hari KEMUNCULANNYA( yg punya fitnah). semua contoh diatas adlah bertentangan dengan ajaran YG DIFITNAH tsb. trima kasih kalau mau menanggapi ini mungkin ada kesamaannya antara kita. sekali lagi saya tekankan kita perlu KESAMAAN dan kalau ada PERBEDAAN bukan hal yg diperdebatkan. kita semua ciptaan allahswt, yg gaib, yg keliatan maupun tidak keliatan bahkan WAKTU pun ciptaan nya. hanya orang SEBENAR2NYA KAFIR YG MENGATAKAN ALI JADI(adalah) TUHAN ataupun ISA AL MASIH JADI TUHAN. KITA SAUDARA!

  60. @bara
    Kelihatan sekali kalau sampean ini gak mau menerima siapapun yang berbeda dengan sampean
    bahkan sekarang kitab shahih Bukhari saja sudah sampean ragukan keasliannya,lucu juga nih orang
    Sampean bilang

    nah kami para ahli sunnah bisa menjawab bahwa kitab itu memang kitab imam bukhari, dari mana pembuktiannya , silahkan teliti orang yang mengajarkan kepada kami, dari seorang guru , ke atas, terus sampai ke imam bukhari mas, itu yang dinamakan mata rantai yang tidak terputus mas

    Tidak terputus atau tidak mesti diperiksa kan, terus apa benar perawi-perawi yang adalah guru-guru anda adalah orang yang tsiqat dan dhabit
    untuk mengetahui kedudukan perawi hadis harus melalui Kitab Rijal atau Jarh wat Ta’dil, nah guru-guru anda itu ada tidak biografinya dalam kitab tersebut
    Masalahnya kalau cuma kata-kata guru anda itu tidak objektif, dan yang terkesan dan menghormati guru anda adalah orang yang belajar dengan guru anda sedangkan yang tidak pernah bertemu mah mana tahu

    Jadi kalau soal sanad gak perlu deh ngajarin empunya blog ini, saya sering OL ama dia dan dia bukan orang baru soal sanad hadis walaupun saya sering gak setuju

    Kalau sampean meragukan hadis-hadis yang dibawakan penulis blog ini, gak perlu banyak bicara yang bukan-bukan
    Kasih tahu aja dimana salahnya, kalau cuma bilang orang lain hanya mengutip dan membanggakan diri sendiri dengan sanad guru anda
    Itu sih gak ada gunanya
    Coba tanya guru anda hadis-hadis yang ditulis penulis blog ini(padahal udah jelas ada dalam kitab hadisnya)
    Apa hadisnya asli atau palsu?
    Tapi muhadis anda itu ternyata bisa salah juga ya, masa’ dia bilang hadis Sayyidah Fatimah marah itu gak ada dalam Shahih Bukhari padahal jelas-jelas ada
    Jadi wajar kalau saya ragu dengan semua ucapan anda soal sanad dan guru-guru anda,
    maaf saja ya dan gak perlu tersinggung

    Eh soal kata-kata kasar kayaknya anda dulu deh yang mulai
    Buktinya saya lihat kembali komentar atau jawaban sampean kepada saya sering memakai kata “hai orang jahil”, kadang bilang bahlul, bloon, bodoh dan goblog
    Makanya saya juga pakai buat sampean
    Coba cek komen U di atas, lihat sendiri jadi kata-kata anda soal ini jelas ngawur

    aku sebenarnya meles soale nanti aku yang dimarahi sama second, soale berkata yang gak baik, padahal kamu yang molai, ngerti gak sih
    Kayaknya sampean yang dulu mulai

    Padahal anda yang mulai, buktinya ada di atas

  61. @bara
    Maaf kayaknya kali ini anda kembali melebarkan masalah

    nah dari pernyataan anda sendiri aja, sepertinya sampean membaca mas, bukan mengkaji,

    Maaf saya membaca dan mengkajinya, coba lihat sendiri tulisan-tulisan saya kecuali kalau anda terlalu sulit memahami tulisan saya

    buktinya anda berkata bagi saya shahih bukhari lebih layak untuk dikutip,

    Tentu saja layak dikutip kalau seseorang mau bicara berdasarkan hadis, sumber hadis itu dari Kitab Hadis Mas walaupun ya bisa juga dengan sanad sendiri dari guru anda misalnya

    jadi timbul pertanyaan, emang sampean kenal sama imam bukhari???,

    Kenal itu maksudnya apa, tentu saya tahu siapa Beliau ya kan posisinya sama saja dengan Mas atau guru Mas yang tidak bertemu langsung dengan bukhari
    Bedanya mungkin saya mengenalnya dari sumber-sumber sjarah
    ,

    trus klo tidak kenal kenalnya dari siapa???, apa dari buku???, trus yang mengarang buku itu apa kenal sama imam bukhari ???,

    Banyak kok Mas buku yang membahas para ahli hadis salah satunya Bukhari, setiap buku punya sumber dan referensi dan jika dirunut referensi itu bisa berasal dari karya ulama yang mengenal Bukhari atau malah karya Bukhari sendiri

    trus apa yaqin bahwa yang sampean baca itu benar-benar dari imam bukhari ???

    Yakin kok, kitabnya kan sudah ada dimana-mana jadi kalau ada perubahan pasti ketahuan,

    nah ini pertanyaan mendasar mas. bisa gak menterjemahkannya, barang kali orang akan percaya dipermukaan ini lohhh bukunya imam bukhari, tapi setelah didalami, kok ternyata cetakan,

    Iya lah Mas kalau hanya mau membaca hasil tulis Bukhari sendiri saya rasa alangkah anehnya
    Sebenarnya sederhana saja karya Bukhari itu kan bisa diperbanyak oleh orang lain dan seterusnya sampai sekarangdan

    yang menulis bukan asli imam bukhari ( bisa terjadi pemalsuan )

    Jelas bukan itu kan hasil perbanyakan jadi jelas ditulis atau dicetak ulang, dan gak ada masalah kok dengan itu
    Wah kalau cuma prasangka gak berarti apa-apa kok, buktikan dong kalau itu pemalsuan

    itu cuma terjemahan kan

    Ada arabnya beserta terjemahan, terus kenapa kalau menurut anda tidak benar lantas tunjukkan yang benar
    Kalau cuma bicara seperti itu gak ada artinya
    Orang gak sembarangan menerjemahkan sekali lagi kalau salah tunjukkan, jangan cuma menyebar keraguan Mas

    , nah trus klo orang tanya apa ini otentik dari imam bukhari ???? bagaimana cara anda menerangkan ???,

    Mudah, cukup dibilang seperti inilah karya Bukhari dan telah ditulis ulang oleh banyak ulama sampai sekarang

    nah kami para ahli sunnah bisa menjawab bahwa kitab itu memang kitab imam bukhari, dari mana pembuktiannya , silahkan teliti orang yang mengajarkan kepada kami, dari seorang guru , ke atas, terus sampai ke imam bukhari mas, itu yang dinamakan mata rantai yang tidak terputus mas ( nanti suatu saat saya akan kutib apa itu sanad mas ) semoga mas ngerti

    Saya ngerti kok, memang begitu jelas sekali dalam Kitab Shahih Bukhari hadis-hadisnya disertai dengan sanad yang sampai ke Bukhari makanya para ulama yang menyeleksi kitab Shahih Bukhari menyatakan bahwa hadis-hadis dalam kitab itu shahih

    , contoh sederhana, sampean seorang dokter, bisakah anda belajar cara mebedah pasien, kalau hanay bermodalkan buku ???, pasti dan sangat pasti ada pembimbingnya mas. dari yang mencetuskan cara mengoperasi pertama kali, diturunkan kepada muridnya ( disertai buku panduan ) truuuusss sampai ke tangan anda

    Sayangnya analogi anda tidak relevan, cara membedah itu ketrampilan tetapi kalau cuma kata-kata seperti hadis itu cukup lewat Kitab Hadis
    Lebih relevan kalau contoh anda itu misalnya matematikawan
    nah yang mau belajar berbagai rumus dan penemuan para matematikawan sebelumnya cukup dengan membaca karya-karya mereka
    Sayangnya Mas setiap ilmu pengetahuan sekarang selalu punya kitab rujukan bukan dengan sanad seperti yang anda bilang

    ( masuk kah logika ini, itupun klo kita memakai logika lohh) terus terang mas, klo belajar sistem kutib, atau membaca sendiri, aku kawatir 10 atau 20 tahun lagi, gak ada ilmu yang sama dengan pada saat diturunkan,

    Ya itu kan pendapat anda dan dugaan anda
    Semakin banyak yang menulis atau mengutip kitab hadis maka hadis-hadis itu akan semakin terpelihara
    bahkan lebih terpelihara ketimbang lewat ucapan manusia
    hadis itu ada banyak dan ya manusia bisa mati kapan saja kan jadi ikatlah ilmu lewat tulisan

    Sebenarnya inti komentar anda itu sudah menyimpang jauh mas. Sepertinya anda cuma menebar keraguan bahwa apa yang saya tulis atau hadis-hadisnya itu tidak benar
    bahkan anda mempermasalahkan kitab hadis yang bisa dibaca siapa saja sekarang
    Justru yang patut dipermasalahkan adalah hadis dengan sanad anda atau guru anda itu
    Dalam kitab Shahih Bukhari sanad hadis berasal dari Nabi SAW hingga Bukhari dan setiap perawinya sudah diperiksa oleh para Ulama hadis beradasarkan kitab Jarh wat Ta’dil perawi hadis. Kitab Shahih Bukhari itu jelas dipelihara oleh orang-orang setelah Beliau hingga sekarang
    sedangkan sanad anda atau guru anda berlanjut dari Bukhari hingga anda atau guru anda, nah pertanyaannya perawi-perawi dalam sanad ini termasuk anda dan guru anda itu bagaimana kedudukannya sebagai perawi hadis, apakah tsiqat ,shaduq dan dhabit?, atau apakah dhaif,matruk,mudallis dan sebagainya?.
    biasanya untuk tahu yang begitu berdasarkan kitab Jarh wat ta’dil karya Ulama Rijal, nah pertanyaannya anda atau guru anda dan perawi-perawi sampai ke bukhari itu ada tidak dalam kitab ulama Rijal
    Hal ini penting untuk mengetahui hadis yang disampaikan itu shahih atau tidak
    syarat hadis shahih tidak hanya bersambung sanadnya tetapi sanadnya berasal dari orang-orang yang tsiqat dan dhabit serta terhindar dari illat dan syaz
    Makanya hadis-hadis dalam kitab hadis lebih layak untuk dikutip Mas

    kemudian komentar anda yang lain

    sebenarnya klo jeli bukan sepihak mas, tapi golongan yang terbanyak mas.

    sayangnya tidak ada landasan kalau yang benar itu selalu dari yang terbanyak

    begini aja contoh misal ( tapi jangan dianggap aku ngelantur loh )
    pada saat anda berjalan jalan kesuatu daerah yang anda belum mengenal dengan baik, anda dapati kerumunan orang yang lagi makan bakso dengan lahapnya, silih berganti orang keluar masuk untuk menikmati semangkok bakso, tak jau dari situ ada kedai bakso juga, yang berdirih megah, tetapi sepi pengunjung, ada apa ini, apa anda akan memaksakan untuk datang ke tempat bakso yang sepi pengunjung, barang kalai anda sebagai orang yang normal, akan lebih condong memilih yang banyak pengunjungnya karena bisa mungkin baksonya emang paling enak di daerah itu ……………….. memang gak ada hubunganya antara bakso dan kitab, tapi coba dicerna dengan benar dan seksama ………. moga moga bermanfaat baksonya amin

    Analaoginya juga gak pas tuh, yang anda kemukakan itu cuma dugaan saja
    apalagi soal bakso enak atau tidak, maaf itu kan tergantung selera
    Misalnya Kalau menurut saya yang lebih enak itu yang ditempat sepi maka saya akan pergi kesana
    untuk mengetahui enak atau tidak bukan dengan melihat banyaknya pengunjung tapi datang dan rasakan sendiri
    lagian bisa saja yang sepi itu ternyata lebih bersih dari yang ramai, (saya kan cukup perhatian soal itu) dan maaf kebanyakan orang cuma memikirkan rasa tetapi jarang observasi sekelilingnya
    Tuh jadi ya analogi anda gak pas,
    saran saya gak usah berargumen dengan analogi karena selalu banyak celahnya dan ya tergantung persepsi orang
    Awalnya kan anda cuma bilang ulama dari ahlul bait nah saya jawab Syiah juga punya banyak ulama dari keturunan ahlul Bait, kalau masalah yang mana yang terbanyak itu kan harus didata mas antara Sunni dan Syiah yang mana yang lebih banyak ulama dari keturunan ahlul baitnya, jadi ya jangan cuma menduga-duga sendiri

    @sejati_lk
    sebenarnya saya heran anda bicara golongan yang mana
    Rasanya syiah dan sunni itu menyembah Allah SWT dan mengakui Muhammad adalah Rasulullah SAW.

    @almirza
    Gapapa Mas, lagian saya tahu kok siapa yang mulai duluan
    kan tinggal dilihat saja dari komen-komen di atas
    Yang penting biasa dan nyantai aja Mas 😀

  62. […] sih yang membuat dua aliran yang diridhoi Allah swt ini bermusuhan? Memang ada beberapa hal yang prinsipil dari segi historis maupun penafsiran serta isnya. Tetapi kenapa harus menjadi konflik terbuka nan […]

  63. @ second
    kenapa yang ini gak kamu kutib
    ” Allah akan mencabut ilmu itu bukan langsung mencabut ilmu tersebut, tapi Allah memakai cara mematikan orang yang faham ilmu ”
    trus klo yang faham ilmu mati, masak bisa hanya tulisan yang bicara ( ingat yang saya maksut inti dari ilmu, atau nyawa dari ilmu )

    terus terang, klo kamu bukan rafidhah gak usalah bingung, aku tidak sepaham dengan rafidah, wong contoh soalnya banyak ko tentang penyimpangan dari rafidhah, jadi mau tutp mata ??? atau tutup telinga ???

    masalah bakso saya udah menduga sampean akan menjawab itu ( selera ) aku udah perhitungkan, selera bersambung sama hati kan, nah masalah hati gak bisa dipaksa kok, yang saya maksut selera kita makan bakso berlawanan dengan kebanyakan orang, nah itu yang di maksut dengan ………………..
    anda katankan ilmu matemaitka 1+1 =2, tapi apakan anda pernah mendengar orang sukses itu hanya dari membaca dari buku ?????, tidak satu kalipun berinteraksi dengan orang yang memiliki ilmu ????, apakah ada seorang dokter yang diakui dan diperbolehkan praktek hanya bermodalkan membaca buku ??? ( itu urusan dunia lohh mas)
    terus terang mas, aku punya kopian masalah pemalsuan kitab suci, yang diterbitkan teheran, dan india, isinya gak sama denga kitab suci pada umumnya ( tapi klo kamu gak umum sih ya menjadi laen permasalahannya )
    renungkan aja mas
    buku panduan itu penting, tapi tanpa yang membimbing ……………………… ( tanda tanya besar )

  64. @ almiraz
    kata anda
    Kelihatan sekali kalau sampean ini gak mau menerima siapapun yang berbeda dengan sampean
    bahkan sekarang kitab shahih Bukhari saja sudah sampean ragukan keasliannya,lucu juga nih orang
    jawab saya
    kebodohan nyata, aku gak ragu sama imam bukhari, tapi yang saya ragukan cetakan yang mencetak kitab itu son, bedakan dong jangan asal njeplak
    cek tulisan saya mengenai arti muhadist mas
    yagn tertuang dalam kitab hadist itu hanya sekitar 1% mas, ingat imam bukhari hafal sekitar 300 ribu hadits ( 300 ribuuuu ) tapi yang tertulis di dalam kitab hanya sekitar 7000, trus sisanya ???????????
    ITU YANG SAYA MAKSUT MAS , HARUS PAKE GURU,

  65. Assalaamu alaykum wr.wb.
    Saya pernah mendapatkan hadits yang berbunyi (Riwayat lupa, tetapi jelas dari Kutubus-Sitah):
    “Ajarkan anak-anakmu 3 perkara:
    1. Membaca AlQuran
    2. Sholat
    3. Mencintai Ahlulbayt”

    Sepertinya hadits ini bisa dijadikan salah satu pemersatu antara Sunni dan Syiah, bahwa mencintai Ahlulbayt itu wajib bagi semua ummat Islam.

    Jika anda menbaca Sunan Thirmidhi akan banyak menemukan hadits-hadits tentang kemuliaan Ahlulbayt.

  66. @bara
    Benar kok, ulama itu perlu tapi masalahnya kan ulama itu banyak dan ya tidak tiap ulama bisa dikontak langsung makanya karya-karya mereka bisa dipelajari
    Saya tidak pernah menolak peran ulama tetapi ya mereka juga manusia tetap saja tidak selamanya benar

    Maaf kalau anda mau mempersepsi buruk Syiah ya terserah sampean atuh, sopo yang maksa
    Apalagi soal tuduhan tahrif sampean itu, lebih baik gak usah bicara kalau cuma tuduhan tampilkan saja buktinya kalau cuma bicara cetakan ini cetakan itu tanpa menyebut sumbernya dengan jelas wah itu gak ada artinya sama seperti kabar burung

    soal bakso untuk apa pula lanjut dibahas, kan sudah dibilang analogi itu gak pas masih aja ngotot, apalagi analogi dokter juga gak pas, maaf Mas kalau matematikawan banyak kok yang otodidak alias belajar dari buku

    Lagian inti tulisan saya itu saya mengutip hadisnya dari Kitab hadis kalau anda ragu soal cetakan tunjukkan dong dimana salahnya
    jangan cuma komen aneh gak karuan, keraguan begitu cuma dibuat-buat karena anda lebih percaya dengan guru anda

    kemudian komen anda sama Mas almirza

    kebodohan nyata, aku gak ragu sama imam bukhari, tapi yang saya ragukan cetakan yang mencetak kitab itu son, bedakan dong jangan asal njeplak
    cek tulisan saya mengenai arti muhadist mas

    gak perlu menghina Mas, bodoh atau tidak itu terlihat dari komentarnya jadi gak perlu menghina
    Anda mungkin saja pintar atau benar tapi ya anda tidak punya hak menghina orang lain

    Mas almirza menanggapi bahwa anda meragukan kitab Shahih Bukhari yang ada sekarang bukan Imam Bukharinya
    Kitab Shahih Bukhari yang tersebar sekarang semuanya adalah hasil cetakan dan bukan tulisan Imam Bukhari sendiri, nah jadi anda masih mau meragukan keaslian kitab hasil cetakan
    maunya hasil tulisan Bukhari sendiri atau sanad guru anda ya silakan saja

    , masalah sanad guru anda itu tolong dijawab Mas, perawi dalam sanad anda atau guru anda itu ada tidak biografinya dalam kitab Rijal perawi?

    soal hadis yang dihafal Bukhari, memang tidak semua hadis itu termuat dalam Shahih Bukhari tetapi banyak yang terdapat dalam kitab hadis lain seperti Al Mustadrak, Musnad Ahmad dan lain-lain (kitab hadis itu banyak)
    Lagipula apa semua hadis yang dihafal Bukhari itu shahih sanadnya

    Saya heran anda mempermasalahkan apa
    Sepertinya anda cuma mau bilang bahwa saya tidak seperti anda yang punya guru pembimbing
    silakan saja Mas, soal salah tidak gak ada kaitan langsung dengan ulama pembimbing tetapi dengan dalil Mas, lihat dalil yang digunakan dan bagaimana cara menarik kesimpulan,
    Buktikan dong kalau ada tulisan saya yang salah, gak perlu bicara yang aneh-aneh
    Maaf, coba tolong dijawab dulu masalah sanad anda atau guru anda itu

    @Sunni sejati
    Tentu saja, yang penting Sunni dan Syiah itu Islam dan bersaudara
    Kenapa tidak menyikapi perbedaan itu dengan toleransi yang baik?
    berbeda ya gapapa 😀

  67. @ second
    Lah yang mana yang aneh aneh, saya kan cuma tanyak siapa yang merekomendasikan hadist itu ????? apa imam bukhari ???? kalau cuma darri kutubusitah itu baru 1% mas, aku gak bilang almiraz bodoh, bukan orangnya lohhhhh pemahaman saja yang diputar balik, anda bilang matematika otodidak, sapa emang ……………… trus klo kerja bisalah pake otodidak ?????, lah ini aja udah gak faham sampean, apa sampean bisa menyebutkan jumlah yang ditulis selain imam bukhari ( kira kira 293 ribu lagi yang tidak terdapat di Kuttubusitah )

    @ sunni sejati
    aku juga cinta ahlul bait, terbukti semua guruku bersambung ke para imam ahlul bait, tapi semua sesua dengan ketentuan Allah. Insya Allah tidak ada pada diri kami menggurui orang orang alim, tidak ada dari kami yang membenarkan sesuatu, tanpa dasar yang kuat, tidak ada dari kami kamu menyalahkan para pembela islam, tapi klo disuruh rafidhah …………. maaf mas, guru saya melarang, Nabi saya melarang, Tuhan saya melarang,

  68. @bara
    yang merekomendasikan hadis mana? kalau dalam tulisan saya jelas kok hadisnya kan saya sebut kitabnya
    sekali lagi kalau soal hadis kitab hadis itu banyak
    jadi apa yang perlu dipermasalahkan
    kitab-kitab hadis yang ada sekarang baik kutubus sittah dan yang lainnya seperti Musnad Ahmad, Musnad abu Ya’la, Musnad Al Bazzar, Shahih Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Khuzaimah, Mu’jam At Thabrani, Al Mustadrak ash Shahihain, Jami As Saghir, Majma Az Zawaid dan lain-lain semuanya mencantumkan sanad yang jelas sampai ke pengarang kitabnya
    semua perawi tersebut bisa diteliti keadilannya lewat kitab Rijal hadis
    Nah kalau sanad anda dan guru anda itu apa ada keterangannya dalam kitab Rijal hadis
    sekali lagi tolong dijawab Mas
    Sebenarnya Mas ini mempermasalahkan apa, hadis yang mana dari tulisan saya yang bermasalah?

    apa sampean bisa menyebutkan jumlah yang ditulis selain imam bukhari ( kira kira 293 ribu lagi yang tidak terdapat di Kuttubusitah )

    kenapa meributkan ini? arahnya kemana? lagipula angka 293 ribu itu tahu dari mana?

  69. […] saia bikin postingan mengenai Sunni dan Syiah, dan menghimbau agar kedua kubu yang sesungguhnya bersaudara untuk berdamai. Tetapi apa yang saia dapat sungguh diluar perkiraan, saia justru di caci maki […]

  70. @ SECOND
    liat tulisan saya di riwayat tahan fadak, siapa al albani ??????
    klo mau tau siapa dia tanya orang yang anda bantai tulisannya , seperti anton salaf, blog salaf dll, karena saya memang pernah dengar mereka merujuk dari al albahi, tapi saya gak berani mengatakan mereka salah, karena saya ditak pernah mebantai pemikiran mereka walau bersebrangan

  71. @ second
    kata anda
    kitab-kitab hadis yang ada sekarang baik kutubus sittah dan yang lainnya seperti Musnad Ahmad, Musnad abu Ya’la, Musnad Al Bazzar, Shahih Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Khuzaimah, Mu’jam At Thabrani, Al Mustadrak ash Shahihain, Jami As Saghir, Majma Az Zawaid dan lain-lain semuanya mencantumkan sanad yang jelas sampai ke pengarang kitabnya
    jawab saya
    apa ini berlaku untuk semua cetaka ?????? klo iya knapa bisa beda yaaaa …………. antara albani dengan muhadist lainnya ??????????

  72. @ al mirza hai sobat, aku ingin tanya. apakah sebelum niat shalatmu , anda mengingat/membayangkan foto guru besarmu dulu? aku tanya ini tampa prasangka, dan aku mohon anda juga ga prasangka. karena prasangka bukan ajaran islam.

  73. to bara;
    anda dalam posisi yg benar. tapi sebaiknya kamu tidak memperdebatkan yg beda, tapi mencari kesamaan. yg aku ga suka dari syiah adalah kecenderungannya meninggalkankan sunnah rasulnya. ga ada dalam alquran(ajaran islam) membenci orang kafir adalah sebuah amalan sampai begitu dahsyatnya. sprti pada 3 sahabat sedangkan yg ke4 tidak membenci ke 3 tsb.

    to almirza;
    ingat ga ayat alquran “perangilah orang kafir yg memerangi kamu dan janganlah melampaui batas sesungguhnya allah tidak suka orang yg melampaui batas ” jika 3 sahabat menurut anda benar2 kafir. maka kepada orang kafir anda harus mengamalkan ayat di atas. INGAT! JANGAH MENGAMALKAN SEBELAHNYA, ingat juga jangan prasangka sama saya.

  74. @bara
    Yang penting kan anda sudah sadar kan kalau begitu memang benar
    kalau masalah cetakan, nah itu pintar-pintarlah memilih yang lengkap menampilkan sanadnya
    Kalau masalah perbedaan pendapat Muhadis, wah dari dulu sudah banyak perbedaan pendapat
    Terus gimana pertanyaan saya?itu penting lho, jadi coba tolong dijawab

  75. @sejati_lk
    Mas kok saya gek ngerti maksud komentar anda, kira-kira arahnya kemana ya

    Soal menurut anda yang mana yang benar ya itu terserah andalah
    setiap orang punya persepsi masing-masing
    Yang penting perlu diingat kebenaran diukur lewat dalil bukan cuma perasaan

    ah iya saya tertarik dengan komentar anda

    yg aku ga suka dari syiah adalah kecenderungannya meninggalkankan sunnah rasulnya.

    Rasanya ini cuma tuduhan anda, Syiah juga berpegang pada hadis Rasulullah SAW
    Itu kalau anda objektif dalam menilai
    Jadi coba tolong tunjukkan bukti perkataan anda itu 😀

  76. @al alqar dan mirza

    adakah dalam alquran membenci orang kafir sebuah amalan? tolong dijawab apakah anda membayangkan foto gurumu sebelum niat salat? apakah anda tahu NEGARA IRAN persentase AIDS nya berapa? jangan prasangka

  77. negara iran dipandang dari kehidupan masarakatnya bahkan menghalalkan mut”ah degan istri orang asalkan sembunyi.

  78. aku kan udah bilang mengurus syiah yg gulat itu lebih penting karena darisitulah kami melihat perbedaannya.

  79. @sejati_lk
    Jangan cuma prasangka

    negara iran dipandang dari kehidupan masarakatnya bahkan menghalalkan mut”ah degan istri orang asalkan sembunyi.

    buktikan dong kata-kata anda itu, anda tahu dari mana?

    soal persentase AIDS Iran. itu apa hubungannya?memangnya anda juga tahu persentase AIDS di Indonesia?Ngurusin negara orang, negara sendiri saja belum tentu tahu

    Perasaan, yang main prasangka itu anda kok
    semua pertanyaan anda itu gak nyambung, aneh sekali

    urus saja Syiah Ghulat kalau anda mau, yang jelas gak ada kaitannya dengan Syiah sekarang karena merekapun menolak Syiah Ghulat
    Gak perlu bicara seolah anda tahu semuanya, coba angkat satu topik saja untuk dibincangkan, tapi yang jelas dan fokus ke masalahnya
    Seperti kata anda kan, jangan berprasangka mari diskusikan dengan jelas
    Sebelumnya, saya minta izin dulu kepada yang empunya blog, apakah boleh berdiskusi disini?

  80. #
    J Algar, di/pada Desember 8th, 2007 pada 8:41 pm Dikatakan:

    @bara
    Yang penting kan anda sudah sadar kan kalau begitu memang benar
    kalau masalah cetakan, nah itu pintar-pintarlah memilih yang lengkap menampilkan sanadnya
    Kalau masalah perbedaan pendapat Muhadis, wah dari dulu sudah banyak perbedaan pendapat
    Terus gimana pertanyaan saya?itu penting lho, jadi coba tolong dijawab
    pertanyaan yang mana ?????? aku kok bingung

  81. @bara
    Makanya kan gak enak saya ulang-ulang terus
    jadi cukup langsung dijawab
    Apakah perawi-perawi dalam sanad anda dan guru anda itu memiliki keterangan atau biografinya dalam Kitab Rijal Perawi hadis?Jika ada tolong sebutkan kitabnya?

  82. Belum dijawab kali sama Habibnya 😀

  83. @sejati_lk
    maksud pertanyaan itu apa
    saya aja risih dengernya

  84. @almirza

    Belum dijawab kali sama Habibnya

    udah dijawab kok

    maksud pertanyaan itu apa
    saya aja risih dengernya

    jawab saja, sayang tuh dia sudah nanya

  85. @ Almiraz, atau @ second
    klo mau sanad guru saya, tolong aku dikasih alamat e-mile kamu, nanti baru aku kirim, aku gak mau nampilin di blog ini, karena gak perlu aja, ngerti kan, atau cari di rijal hadist bukhari

  86. @bara
    Pertanyaan Saya itu
    Apakah ada dalam Kitab Rijal hadis keterangan tentang anda, guru anda dan perawi-perawi sampai ke Imam Bukhari misalnya? Jawab saja ada atau tidak
    kalau ada tolong disebutkan kitab Rijal hadis yang dimaksud
    Nah itu dulu, saya belum nanya bagaimana sanad anda atau guru anda
    Jadi maaf setelah diulang-ulang pun anda masih belum mengerti juga, saya belum meminta sanad guru anda
    seandainya anda menjawab ada dan menyebutkan Kitab Rijal hadisnya
    maka baru saya akan meminta sanad guru anda
    Jadi jawab dulu Mas

  87. @ali dan almirza
    akukan cuma tanya. kalo tidak ya tidak. aku pernah ikut syiah yg gulat(kemungkinan). tapi aku tidak minum air yg dikasih ama guru tsb. karena air tsb seteleh diteliti ada kesamaan dgn air kebaktian kristen(AIR DAJJAL). UNTUK semua aku sarankan agar jangan menunjukkan hadist masing2 karena aku SUDAH MUAK. INGAT dajjal membutakan sebelahhati,

    @ bara

    sebaiknya anda cari persamaan jangan debat pada ahli kitab seperti mereka. agama melahirkan kasih sayang. agama yg punya semangat BALAS DENDAM adalah agama sesat. jika anda panas ama mereka maka jalan terbaik adalah mendinginkan yg panas tsb

  88. @ sejati
    trima kasih mas atas sarannya, terus terang kita orang cinta ahlul bait, makanya tidak ingin ahlul bait dibuat seperti mendendam sampai 6 bulan, marah karena hak khalifah direbut …. dll, tak mungkin saya sebut karena pasti dianggap membual nantinya. saya sudah faham pas mereka mengeluarkan sikap memakai rujukan ulama’ yang tidak diakui oleh muhadist, saya berkesimpulan mereka pandai dalam membaca, tetapi …………………….
    @ second
    kan sampean udan tahu majelis saya, ayo saya undang untuk menjadi member, atau sekedar mendengar, trus klo baca yang komplit ya, kan ada dibawahnya itu terusannya ……………….. baca terus deh pasti ketemu, klo masih bingung mending gak usah mengumbar kata kata ok

  89. @bara
    Wah, wah maaf Mas bagi saya, andalah yang cuma mengumbar kata-kata
    Saya bacanya komplit kok 🙂

  90. @ jagal
    saya gak tanya sama guru saya karena gak perlu, mending cek sendiri aja ok, klo sanan cek yang ini
    Muhammad – Ali – Muhammad Shohib Mirbath – Ali Khali’ Qasam – Alwi – Muhammad – Alwi – Ubaidillah – Ahmad Al-Muhajir – Isa Ar-Rumi – Muhammad An-Naqib – Ali Al-‘Uraidhi – Ja’far Ash-Shodiq – Muhammad Al-Baqir – Ali Zainal Abidin

    muhammad ali diatas mempunyai guru
    1.Al Musnid Al Imam Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadiid mempunyai guru
    2.Al Musnid Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Ibn Abi Shaif Alyamaniy, mempunyai guru
    3.Assyeikh Al Musnid Abil Hasan Ali bin Humaid bin Ammar Al Athrabalsiy, mempunyai guru
    4.Assyeikh Al Musnid Abu Maktum Isa bin Abi Dzarr Al harawiy, mempunyai guru
    5.Assyeikh Abu Dzarr bin Abd bin Ahmad Al harawiy, mempunyai guru
    6.Abu Ishaq Ibrahim bin Amad Al Balakhiy Almustamaliy, mempunyai guru
    7.Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Matharr AL Firabriy, mempunyai guru
    8. terakhir ………….. emmmm

  91. to@bara
    mas saya ini pingin belajar tp selalu kesandung dgn anggapan yg ini salah dan yg itu salah… bisa kirim alamat ato bgmn utk jadi member dr majelis anda ato bisa diakses lewat internet… saya sering baca koment anda…skrg saya msh diLN lepas dr sni saya ingin belajar.. please ??????+9656158070
    @second
    maaf mas dijadiin ajang bertanya..numpang..makasih..

  92. @jon
    Silakan 🙂

  93. @ jon
    emang nomor +9656158070, ini nomor apa yaa ???, bisa bisa diakses, silahkan kunjungi majelis rasulullah, Insya Alaah bermanfaat, didalamnya tidak ada faham lain selain faham Habibullah Muhammad, tidak suka mengkafirkan orang, mengambil ilmu seperti suatu urutan anak tangga yang tida terputus, karena ilmu agama harus ada sanadnya, ilmu tanpa sanad bathil berfatwah, pecinta ahlul bait, karena guru guru kami bersumber kepadanya tanpa pilih pilih, tidak senang kalau ahlul bait difitnah macam macam, pecinta ahlul badr ( sahabat – sahabat nabi ), monggo menjelajah
    @ second
    bagaimana sanad guru saya udah dicek kah …………… , kalau ada yang tidak valid bisa komentar kok, setelah itu baru saya mau tanya sanad guru anda ok ……….

  94. @bersatu
    Memangnya saya meminta sanad guru anda
    Saya cuma tanya sanad guru anda ada tidak biografinya dalam kitab Jarh wat Ta’dil
    Mereka yang anda sebutkan bagaimana saya tahu tentang sejarah mereka?dari kitab apa Mas?
    Sanad guru saya? wah maaf saja Mas, saya selalu mengutip hadis dari kitab-kitab hadis bukan peroral

  95. @ second
    makanya sampena kan jago ngecek kebenaran, tolong sampena cari nama nama yang saya sebut ada gak, klo gak ketemu ya udah gak usah ngoyo, wong sampean kan beda cara pengambilan fatwahnya , dan saya mulai bisa faham metode anda, ya gak jauh beda dengan al banni, yang mempunyai ruangan khusus di suatu perpustakaan untuk menelaah kitab kitab, dan bukan dari orang yang bikin kitab, ya memang metode itu gak ada sama sekali dijaman Nabi, sahabat, tabi’in dan seterusnya sampek sekarang, dan anda akui anda hanya mengkutip, bukan mendengar dari orang yang mendengar suatu riwayat

  96. @bara:
    Seru….:), tp juga gregetan utk para sunni (soalnya saya sunni, tp sy tdk benci syi’ah, buat saya syi’ah memperkaya khasanah Islam). Begini aja dehh, yg jelas semua tuduhan yg disampaikan kita (sunni) selama ini ke syi’ah ternyata tdk berdasar (ternyata hadir dr mrk yg dendam & benci dg keutamaan ahlul bayt, sayangnya oleh sunni alawiyin yg gak ngerti ditelan mentah2 tanpa cek ricek). Saya jg sering bertemu dg para Habib yg sunni, rata2 mrk tdk ada yg mempermasalahkan syi’ah, hanya saja mrk menarik diri dr meributkannya krn pertimbangan keutuhan umat. Pada saat org mengkafirkan syi’ah mk mrk akan membela syi’ah, pd saat ada oknum syi’ah kebablasan mk mrk pun akan menegurnya.
    Ada bbrp kesalahan yg dilakukan oleh saudara “bara” yg jgn terus dilakukan krn akan membuat jemu kt yg mengikuti (saya kagum dg kesabaran “second prince (SP)”:
    1. Sebagian besar yg digugat oleh “bara” adalah kutipan SP dr sumber sunni (Shahih Bukahori), jd logikanya kl anda menggugat mk gugatlah Bukhori yg merawikan.
    2. Cara pikir/logika anda tdk runut dan liar dan sering terjadi kontaradiksi. Shg anda menafikan logika hanya utk mebenarkan pendapat, misal: 2 org berperang bs dua2nya benar, ini aneh dan tdk msk akal. Bagi anda oke2 saja yg penting tujuan dua2nya benar bs tercapai.
    3. Anda tdk mengerti hakekat dr hadits tsaqalain, shg anda tdk tahu konsekuensi dr mengimani hadits tsb. Konsekuensinya adalah kalau tdk mau tersesat mk pilih/ikuti keduanya. Dan kl keduanya berselisih dg someone, mk konsekuensinya anda hrs berani memilih ygmn anda hrs ikuti/taati.
    4. Anda dtg kesini dg prasangka bhw mrk/SP adalah pembenci sahabat. Pdhal bagi sy jelas2 mrk tdk menyatakan itu, mrk hanya menyampaikan bhw ada perselisihan antara sahabat, antar sahabat dg ahl bayt. Dan ingat yg mrk sampaikan adalah apa2 yg ditulis oleh sunni (Bukhori). Jadi tdk ada hasut/fitnah dll. Sy menangkapnya adalah mrk ingin mengajak kt utk realistis/logis bhw sahabat itu macam2. Tp lagi2 kita/sunni. Memaksakan utk meyakini semua sahabat benar/adil (bhkn terkadang maksum). Sampai2 membunuh, memperkosa, menolak perintah Rasulullah SAW pun sah2 saja bagi sahabat, inikan jelas2 bertentangan dg Al-Qur’an. Semuanya jd benar hanya dg “hadits” ijtihad benar 2 pahala salah 1 pahala => absurd gak cara pikir spt itu.
    5. Anda tdk bs membedakan kebenaran hakiki. Spt Jiddah Fatimah menuntut hak (knp anda masukkan kpd serakah?? aneh lho cara pikir spt itu), dan krn haknya tdk diberikan kmd marah, sy pikir normal2 saja, bhkn hrs spt itu, knp anda tdk melihat sisi Sayidina Abu Bakar yg mestinya datang minta maaf?. Ada cth yg bs kt gunakan: jika sebagian tanah/halaman anda diaku oleh tetangga (muslim) anda, kira2 islam mengajarkan kt hrs bagaimana?. Apakah kt diam dan hrs tetap senyum dan ramah kpd mrk?. Apakah jika kt marah kpd mrk dan tdk menegur mrk kmd kita menjadi salah dan mrk yg selamat??.
    6. Anda berulang2 mengucapkan rafidha kpd mrk, itu ucapan dr org2 yg kehabisan akal dan tdk pd tempatnya dlm diskusi, krn: 1. syiah 12 imam tdk sama dg “rafidhah”, 2. Mrk tdk pernah bilang mrk syi’ah, 3. Kalau sy sunni trus sy ngawur apakah sy tetap benar, dan kl rafidhah benar akan jd salah krn mrk rafidhah??. Intinya anda tdk otomatis benar hanya krn anda sunni, mrk tdk otomatis salah krn mrk syi’ah. Kalau begitu anggapan anda mk utk apa mencari kebenaran ataupun diskusi2.
    7. Anda tdk mengerti dlm diskusi, yg apalg berbeda pandangan/mazhab kt tdk bs memaksakan hanya pd teks2 yg kt yakini (yg blm tentu mrk yakini), tp kt hrs membuktikan dg argumen2/logika2. Jd anda hrs runut menyoroti kesalahan2 mrk menurut logika/teks yg disetujui bersama. Jgn anda melebar tdk karuan.
    8. SP menyampaikan teks/dalil dr sumber yg anda imani, anda tolak dg alasan2 yg ngawur berat (jika org lain menggunakan argumen spt yg anda gunakan anda pasti akan tertawa). Misal: ada yg bilang bhw anda salah dengar apa yg guru anda katakan, kmd mrk menanyakan apakah anda mendengar langsung, hr apa jam brp dimana? inikan semua jenis argumen ngawur, jd tolong anda jg jgn terjebak dlm argumen spt ini. Jgn pakai azas: pokonya tolak semua dalil mrk (walaupun mrk pakai dalil guru kamu..:)).
    Dicukupkan dulu. Terima kasih semuanya yg telah memberi pencerahan, salut utk SP semoga dg tulisan2 anda umat Islam Indonesia bisa rukun dan berhenti saling kafir mengkafirkan. Allah Maha Tahu apa yg sdg anda usung, ada yg tdk bs mengerti dan merasa terancam mk itu hanyalah bagian dr cobaan. Oyaa jgn salah paham dg Habib2 ya. Habib2 yg sy kenal mrk sangat bijak menyikapi hadirnya syi’ah. Pd saat muncul org2 yg mengancam/ mengkafirkan syi’ah mrk tampil ke depan utk membela syi’ah. Jika ada org syi’ah yg teriak2/mencaci sahabat mrk tampil ke depan utk menegur. Kita semua bs baca/lihat dr hasil dialog Habib Umar Hafidz dg Taher Alkaff bgm pandangan Habib dlm issue2 spt ini.
    Insyaallah kita dipertemukan dlm kebenaran.

    Wassalam.

  97. @truthseeker1964
    Terimakasih masukannya
    Pandangan saya terhadap Para Habib adalah mereka Ulama yang berjasa besar bagi umat Islam
    Saya juga mengambil ilmu dari karya-karya mereka
    Salam 🙂

  98. @truthseeker1964
    Alhamdulillah ada yang negor saya, terima kasih sekali. tapi sekali lagi saya tidak bilang bahwa sp,adalah syiah, karena dia bilang dia bukan syiah, dan klo saya bilang rafidah apa salah, memang itu ada dalam sejarah, bagaimana beda dengan faham kawarij ????, mereka islam tapi kenapa kok pemikirannya aditentang oleh imam Ali, anda sudah faham bahwa riwayat fadak, perang jamal, perang sifin adalah bagian dari sejarah islam, pembantaian karbalah dll, semua sudah diprediksi, atau diisyaratkan oleh Nabi. saya setuju dengan tulisan anda ” Saya jg sering bertemu dg para Habib yg sunni, rata2 mrk tdk ada yg mempermasalahkan syi’ah, hanya saja mrk menarik diri dr meributkannya krn pertimbangan keutuhan umat. ” kata ka tamenarik diri untuk tidak meributkan apa yang terjadi antara sahabat satu degan yang lainnya, tapi ternyata anda salah karena , hampir kesemuanya tulisan di blog ini mengedepankan dalil yang katanya falid, tapi meragukan sarah para imam, ( baca tulisan sp yang membahas masalah fada, ) disitu dijelaskan dia lebih senang mfemakai dalil nash bukhari tanpa meriwayatkan sarah para imam, seperti imam binu hajar yang menerangkan riwayat hadist tanah fadak, tetapi ditolak mentah mentah karena dalil kurang kuat, nah kalau begini siapa yang memulai hayoooo. ada perkataan ulama yang saya pakai, langsung saja saya sebut. Al habib abdullah al hadad ” bahwa orang yang memiliki ilmu yang tinggi akan berusaha menghindar pembahasan masalah yang pernah terjadi diantara para sahabat Nabi, bukan mengumbar dengan dalil katakan benar jike benar katakan salah jika salah. nah ini mas yang coba saya uraikan di setiap tulisan saya, sekali lagi saya tidak mau ada perpecahan karena dari dangkalnya penafsira orang tentang para sahabat ( ingat ahlul ba’it juga sahabat, jangan salah sangka loh ) jadi yang ada tuduhkan kepada saya bahwa saya mengkafirkan syiah tidak tepat, yang saya permasalahkan adalah aqidahnya mas, nah klo anda mau jujur, coba telaah tulisan atau keterangan dari berbagai sumber, kesalahan anda adalah bahwa anda tidak membaca teks ini keseluruhan, tapi itu tadi saya juga tidak bisa paksa orang untuk mengatakan bahwa yang menulis bodoh, anda hanya bisa bermain di permukaan saja. klo anda memang sunni coba gali kenapa kok banyak buku yang menentang pemahaman syiah, awas jangan dipeluntir yang saya salahkan adalah pemahama, saya jadi ragu atas kesunnian anda karena pemahaman anda tentang sunni saja kurang ( yang paling menonjol adalah kata anda ” Anda tdk bs membedakan kebenaran hakiki. Spt Jiddah Fatimah menuntut hak (knp anda masukkan kpd serakah?? aneh lho cara pikir spt itu), dan krn haknya tdk diberikan kmd marah, sy pikir normal2 saja, bhkn hrs spt itu, knp anda tdk melihat sisi Sayidina Abu Bakar yg mestinya datang minta maaf? ” ) nah ini pemikiran model kuno yang dangkal, karena pemahaman yang gak berdasar. hanya berpatokan kepada teks saja, tanpa memperhatikan sarah hadistnya bagaimana. bagaimana anda bilang menuntut hak kalau sudah dijelaskan oleh sahabat abubakar, dan maraknya bukan karena hak atas fadak yang tida diberi, tapi karena hadist dari abubakar didengar dari orang lain. jadi intinya pemikiran anda tidak jauh beda. ok stop percuma dibahas, saya sudah sering membahasnya dengan SP, sampek dia menuangkan tulisan bantaha, tapi beliaunya tidak sanggup jawab denga dalih bahwa malas ngomong dengan saya.terbukti setiap bantahan saya tidak pernah ditanggapinya.

  99. kalau anda ingin lebih mengenal para imam ahlul bait yang bebas dari omongan caci maki, mari jernihkan hati belajar dengan orang yang mempunyai nasab sampai kepada baginda Nabi

  100. @bersatu

    hampir kesemuanya tulisan di blog ini mengedepankan dalil yang katanya falid, tapi meragukan sarah para imam, ( baca tulisan sp yang membahas masalah fada, ) disitu dijelaskan dia lebih senang mfemakai dalil nash bukhari tanpa meriwayatkan sarah para imam, seperti imam binu hajar yang menerangkan riwayat hadist tanah fadak, tetapi ditolak mentah mentah karena dalil kurang kuat, nah kalau begini siapa yang memulai hayoooo

    Yah begitulah memang kalau otak gak dipake, bisanya taklid melulu
    Lihat baik-baik teks hadisnya dan perhatikan Syarh Ibnu Hajar, penjelasan Ibnu Hajar cuma mengada-ngada dan tidak sesuai dengan kaidah logis dalam penarikan kesimpulan
    Bukannya saudara secondprince sudah membahas tuntas kekeliruan Syarh Ibnu Hajar soal hadis fadak, nah anda cuma bisa teriak salah tapi gak bisa menunjukkan dimana salahnya
    Siapa yang degil hayooooo
    Sudahlah jangan sok pintar dan sok menyalahkan kalau gak tahu apa-apa
    pikiran anda memang dangkal,sehingga teks hadis yang mudah saja tidak bisa dimengerti
    Syarh Ibnu Hajar jelas dipaksakan karena beliau tidak suka melihat adanya perselisihan antara Abu Bakar dan Sayyidah Fatimah. Ibnu Hajar membela Abu Bakar karena menurutnya Abu Bakar adalah sahabat yang mulia dan tidak mungkin salah, padahal teks hadis sudah jelas menunjukkan perselisihan yang nyata sampai 6 bulan
    Jangan sok berilmu kalau bisanya berlindung di balik kesalahan ulama

  101. kalau anda ingin lebih mengenal para imam ahlul bait yang bebas dari omongan caci maki, mari jernihkan hati belajar dengan orang yang mempunyai nasab sampai kepada baginda Nabi

    Promosi nih, dan hasilnya adalah orang-orang seperti anda yang gak punya pemahaman kecuali kopi paste pemahaman gurunya. Bahkan kesalahan sang guru dikopi paste pula dan dianggap sebagai kebenaran
    Dan hasilnya orang seperti anda yang suka mencaci orang Islam Syiah. Saya masih ingat bagaimana anda mencaci mereka “Riwayat Syiah yang berhati busuk”. Itu yang pernah anda katakan, Huh anda ini memang terlalu banyak bicara tapi tidak ada isinya dan penuh kontradiksi

  102. ah maaf saudara secondprince, komen di atas itu saya tujukan buat yang namanya bersatu

  103. @ ali
    Alhamdulillah, ternyata banyak juga yang ngaku pecinta ahlul bait, tetapi tidak bisa lepas dari omongan sehari hari yang suka mencaci, memaki, ya itu udah jadi rahasia umum kok. lah masalah fadak aja anda masih berpaku kepada teks, nah sekelas anda yang tidak sampai hafal ratusan, bahkan seperti saya yang bisanya cuma baca ( hi hi hi ) udah berani terial ibnu hajar ( yang dikalangan ahli ahdist mempunyai predikat muhadis ) anda tolak menta mentah, apa kecukupan ilmu nukil dan comot telah menodahi arti sesungguhnya. sungguh kasihan hati yang telah dipenuhi hawa nafsu, sampe sampe gak sadar telah mengkeritik ulama’ yang faham di bidangnya, gak jauh beda dengan tukang kritik bola kampungan, yang nyalahin pemain bola profesional ( hi hi hi hi hi ) sangat disayangkan, saya udah katakan bahwa SP tidak setuju karena dia mengedepankan apa yang dikatakan ilmu kritik hadis. CAM KAN APA KAMU JUGA MAU NGARTIKAN AYAT YANG MENYATAKAN BAHWA NABI ADAM SALAH SEHINGGA BELIAU DITURUNKAN KE BUMI ???, apa pemahamanmu itu hanya sebatas teks ………., OK MEMANG DULU SAYA ngutib riwayat syiah berhati busuk, jlentrehkan dong klo emang bukan busuk, hayooooo …………..

  104. @Ali
    Damai, damai Mas

    @bersatu

    Alhamdulillah, ternyata banyak juga yang ngaku pecinta ahlul bait, tetapi tidak bisa lepas dari omongan sehari hari yang suka mencaci, memaki, ya itu udah jadi rahasia umum kok

    Wah Mas tapi kok anda justru mencaci juga akhirnya

    OK MEMANG DULU SAYA ngutib riwayat syiah berhati busuk, jlentrehkan dong klo emang bukan busuk, hayooooo …………..

    Ah iya Mas soal kata-kata anda yang ini

    CAM KAN APA KAMU JUGA MAU NGARTIKAN AYAT YANG MENYATAKAN BAHWA NABI ADAM SALAH SEHINGGA BELIAU DITURUNKAN KE BUMI ???, apa pemahamanmu itu hanya sebatas teks ……….,

    Hati-hati Mas, saya ingatkan anda juga pernah keliru soal Nabi Muhammad yang bisa lupa

  105. @ ali dan second price

    —kesimpulan;;tidak syah anda menjadi syiah kalau anda percaya alquran ini asli.

    —saran;;jika anda mimpi tentang imam2, guru2mu untuk membuktikan keimanan mu , maka kamu harus tahu siapa sebenar nya dan apa mimpi itu.

    —cukuplah kata islam tempat kita bersatu, dan selebihnya tidak sama sekali.

    ****jika kita belajar agama, akan menjadi kuat iman atau akan jadi SATAN.
    — habib ali yg aku kenal dgn kepandaian nya membuat orang menangis dan tidak takut mati. adalah setan(satan).
    salah satu ciri setan adalah menganggap dirinya lebih baik dari yg lain bahkan kepada orang awam pun. dalam alquran kata :lebih baik adalah ciri /sifat satan.

    —kalian yg sebabkan palestina hancur.

    –kalian adalah teroris.

    –alqumoini dan ahmadinajed adalah pembohong besar. dgn katakan bahwa dia akan melawan amerika. dasar pembohong!!!!

    AKU TAHU PRASANGKA SEBAGIAN NYA DOSA. AKUPUN TAHU INI DOSA. TAPI PELAJARI TULISAN DI ATAS.

    @ BARA

    menghadapi mereka cukup tanya arti kata TIADA TUHAN SELAIN ALLAH , dalam pembahasan mereka apa? yg lain malah merepotkan

    setan adalah musuh yg nyata. yakan? bagaimana pun manusia adalah manusia. wassalam

  106. @sejatilk

    —kesimpulan;;tidak syah anda menjadi syiah kalau anda percaya alquran ini asli.

    Wah Mas ngawurnya jangan diterusin dong, memangnya yang anda tuduh Syiah itu siapa?Seenaknya saja nih 🙂
    untuk saat ini komentar anda yang lain tidak menampilkan sesuatu yang bisa saya komentari(mungkin saya kurang mengerti)
    Salam

  107. […] saya sangat setuju dengan pernyataan Quraish Shihab, hal ini pernah saya tulis dalam tulisan saya Telaah Perbedaan Sunni dan Syiah. Bagi pengkaji yang baik dan berpengalaman dalam masalah Sunni dan Syiah, maka kesimpulan Quraish […]

  108. buat syiah ,tepatnya RAFIDHAH

    sebagai sesama manusia aku sangat menghormati apapun anda, tapi di lihat dari segi akidah jika AKU menjadi anda . maka aku anggap diriku KAFIR MURTAD, anda punya BANYAK yg dirahasiakan dalam agamamu. dan aku sudah bosan dengan rahasia itu.

    kalian sambutlah IMAM MAHDI mu dan tidak diragukan lagi dialah DAJJAL

    seperti nasrani , datang dalam mimpi tuhan yesus nya. padahal itu adalah dajjal

    OK**********

    KALIAN ANGGAP AKU NGAWUR? MEMANG AKU NGAWUR JIKA BERDEBAT DENGAN AGAMA DAJJAL. RAFIDHAH= PEMBOHONG,

  109. @ second

    minta maaf aku kira anda rafidhah.

    UNTUK SEMUA TAHU; YG PUNYA TUJUAN KUASAI MEKAH DAN MADINAH TIADA LAIN HANYALAH RAFIDAH.

    kalau rafidah jujur pasti dia jawab : benar,
    tapi ini adalah rahasia agama nya yakan?

    ngawur lagi akukan?

  110. @sejati lk

    buat syiah ,tepatnya RAFIDHAH

    Maaf Mas salah alamat kayaknya, tapi yah sekalian saja saya komentari 🙂

    sebagai sesama manusia aku sangat menghormati apapun anda,

    Semoga saja benar

    tapi di lihat dari segi akidah jika AKU menjadi anda . maka aku anggap diriku KAFIR MURTAD

    Maaf Mas, Syiah Rafidhah itu bukan nama orang sehingga kata ganti anda itu kurang tepat, lebih tepat adalah anda anda atau anda semua. Kesannya kayak ngomong sama saya tapi ya saya ikhlaskan kekeliruan Mas itu
    Silakan beranggap-anggap

    anda punya BANYAK yg dirahasiakan dalam agamamu. dan aku sudah bosan dengan rahasia itu.

    Kalau agama anda banyak rahasianya tidak? saya bosan dengan mereka yang suka menghina orang lain dengan azaz Pokoknya bin Syiahpobhia

    kalian sambutlah IMAM MAHDI mu dan tidak diragukan lagi dialah DAJJAL

    Dajjal itu bukan Imam Mahdi Mas, cobalah belajar lagi dengan betul ya 🙂
    btw yang ini kata gantinya betul kalian bukan anda
    *jadi curiga andayang tadi tertuju buat siapa ya*

    seperti nasrani , datang dalam mimpi tuhan yesus nya. padahal itu adalah dajjal

    OK**********

    Tidak perlu mendiskreditkan saudara kita yang Nasrani, apa hubungannya coba? ah aneh sekali, jagalah lisan anda Mas

    KALIAN ANGGAP AKU NGAWUR? MEMANG AKU NGAWUR JIKA BERDEBAT DENGAN AGAMA DAJJAL. RAFIDHAH= PEMBOHONG,

    Saya setuju sekali kalau anda ngawur, tulisan saya ini soal perbedaan Islam Sunni dan Islam Syiah yang keduanya adalah Islam. Sayangnya anda komen ngawur gak jelas soal agama aneh Dajjal
    Lagipula kapan anda berdebat di tulisan ini, anda Maaf cuma cuap-cuap saja yang berkesan menghina. Saya lihat ada beberapa orang yang mengajak anda diskusi baik-baik tetapi anda tidak menanggapi.
    Nah kalau anda bersedia, saya ingin mengajak anda berdiskusi baik-baik soal tulisan ini. Silakan 🙂

  111. @sejatilk

    minta maaf aku kira anda rafidhah.

    Saya maafkan Mas 🙂

    UNTUK SEMUA TAHU; YG PUNYA TUJUAN KUASAI MEKAH DAN MADINAH TIADA LAIN HANYALAH RAFIDAH.

    wah saya gak tahu ini, Rafidah yang anda katakan itu siapa sih?kok serem amat

    kalau rafidah jujur pasti dia jawab : benar,
    tapi ini adalah rahasia agama nya yakan?

    ngawur lagi akukan?

    Kayaknya iya deh Mas ngawur, siapalah yang bisa jawab pertanyaan itu? kalau ternyata memang nggak ada orangnya

  112. @sejatilk
    Sungguh indah sekali perkataan Anda. Lebih indah lagi kalau ucapan Anda itu digunakan untuk berdiskusi secara ilmiah di sini.

    monggo…silakan…sok atuh…

  113. @ressay
    Menurut saya, itu tidak indah lho :mrgreen:

  114. @ressay
    Terkadang lukisan yang beraliran real itu tidak selalu indah. Terkadang lukisan abstrak itu lebih indah.

    Untuk kali ini, komentar abstrak dari sejatilk aku nilai sebagai komentar indah.

  115. Assalamualaikum…
    sy mempunyai kemusykilan berkenaan dengan fahaman syih. sy pernah membaca satu buku bertajuk kitab sulaim yang mana kandungannya amat membela dan mengagungkan Ali . Tetapi yang menjadi persoalannya Saidina Abu Bakar dan Umar seolah-olah seperti orang yang amat membenci saidina Ali dan di dalam buku tersebut juga ada menceritakan bahawa saidina Abu Bakar pernah memerintahkan Khalid Al-Walid untuk membunuh Saidina Ali. Sy menjadi bertambah keliru dengan syiah dan sunni apabila membaca buku tersebut. Kalau ada sesiapa yang dapat membantu merungkaikan masalah sy, amt berterima kasih dan emailkan ke email sy psakmal@yahoo.com

  116. @akmalz
    Saya rasa buku yg anda baca merupakan provokasi utk menciptakan permushan antara mereka yg menyitai Abubakar dan Umar dan mereka yg mecintai Ali. Sebab dlm sejarah mereka klu menghadapi kesulitan ttg agama selalu meminta bantuan Imam Ali. Jd utk sdr akmalz saya anjurkan hati2 membaca buku2 apalagi terbitan sekarang. Kira2 drmikian saran saya

  117. @ressay
    he he he kita beda pendapat ya akhi 🙂

    @akmalz
    wah begitu ya, untuk masalah ini mungkin Mas bisa tanya sama saudara Syiah saja, karena kayaknya mereka lebih tahu literatur yang Mas sebutkan, terimakasih komennya
    Salam

    @aburahat
    hmmm begitu ya, kalau saya sih nggak tahu 🙂

  118. syiah memang juga umat islam tapi jika mereka tak mengakui bahwa abu bakar,umardan usman sebagai khalifah menurut saya itu sudah menyalahi sunnah rasul

  119. @zubaili
    Saya kira teman-teman syiah mengakui kok mas bahwa ke-3 org itu khalifah 🙂 Emang kenyataanya begitu.
    Kalau ngga mengakui mah bukan menyalahi sunnah rasul, tapi menyalahi sunnatullah :mrgreen:

  120. @zubali
    Saya memberikan penjelasan tambahan. Syiah berarti golongan/pengikut Jd Syiah Immamyah adalah pengikut 12 Imam notabene pencinta Ahlulbait. Imam I yaitu Imam Ali ra setelah 6 baru memberikan baiatnya pada khalifah Abubaka demi menjaga keutuhan agama Islam. Jd para Imam sesudh Imam Ali hrs mencontohi perbuatan Imam I. Dan Syiah Immamyah tdk pernah mecela 3 khalifah itu. Terkecuali perbuatan mereka. Sdgkan Jabatan Khalifah tdk dipersoalkan. Krn mereka tdk gila kekuasaan dunia

  121. @ zulbaili

    syiah memang juga umat islam tapi jika mereka tak mengakui bahwa abu bakar,umardan usman sebagai khalifah menurut saya itu sudah menyalahi sunnah rasul

    Mahzab sampean apa sih, kalau Sunni maka Sunah Rasulnya adalah tidak ada khalifah yang ditunjuk sepeninggal Nabi SAW. Jadi mengingkari ketiga khalifah itu mana bisa disebut menyalahi Sunnah Rasul, lah memang ketiganya nggak ditunjuk toh, sah-sah aja lagi. Ngaca dong :mrgreen:

  122. Bung SP yang baik,

    Jika suatu saat Anda dapat membuat tulisan, “Telaah Persamaan antara Sunni dan Syi’ah,” saya akan sangat mengapresiasnyai. Saya yakin apabila saling menghujat antar mazhab atau organisasi Islam bisa dihapuskan, persatuan muslim bisa diwujudkan. Saya percaya dengan keilmuan Anda 🙂

    Soalnya, umat Islam suka disibukkan dengan PR orang lain yang ditiup dari pihak luar. Coba deh isu Ahmadiyah, Film Fitna, gambar karikatur Rasulullah SAWW, dsb.

    Negara Islam yang baru bisa “memberikan PR” buat pihak luar adalah Iran, saat Ahmadinejad mengatakan “Negara Israel harus Dihapuskan dari Peta Dunia” he3x…

    Namun demikian, saya memberikan apresiasi terhadap tulisan Anda. Sebab persatuan takkan mungkin diwujudkan tanpa memahami perbedaan yang ada. Semoga arah ke depannya kepada persatuan umat muslim.

    Sekali lagi, syukran, yaa akhi.

  123. @Bara
    “jawab saya
    ini jawaban yang konyol, disuruh milih diantara pilihan yang sebenarnya benar semua, tidak ada yang salah.
    contoh nyata
    kamu membunuh seseorang karena istrimu diganggu, siapa yang salah kamu apa orang yang dibunuh, sedangkan waktu itu tidak ada saksi bahwa istrimu benar benar diganggu …………..
    trus saya mo bilang apa, wong memang itu kenyataannya. klo memang semua benar,
    lah emang hadistnya bilang begitu, masak palsu haditsnya, trus apa dong penilaian Nabi terhadap sahabat Abubakar yang pernah diberi gelar Asyidik karena membenarkan Nabi pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj, padahal banyak orang yang mengatakan gila kepada Nabi. klo ternyata dikemudian hari Sahabat abukakar ternyata pembuat hadist palsu. wa ha ha ha ha ha ha sunni tapi gak ngerti sejarah bingung aku jadinya”

    ———————-
    Terlihat bahwa Anda tidak menguasai Manthiq (ilmu logika). “Dua hal yang kontradiktif tidak mungkin mempunyai kebenaran yang sama,” ini salah satu prinspinya. Antara Tuhan satu dengan Tuhan lebih dari satu, apakah keduanya sama2 benar? Jelas tidak. Kita harus memilih salah satu.

    Kalau dari contoh yang Anda gunakan, dua isu yang bisa diangkat adalah:
    Pertama, “Membunuh pengganggu istri” dengan “tidak membunuh pengganggu istri”;

    Kedua, “mengganggu istri orang lain” dengan “tidak mengganggu istri orang lain”.

    Jawabannya jelas, untuk yang pertama “tidak membunuh pengganggu istri” adalah benar. Sementara yang kedua, tidak mengganggu istri orang lain adalah benar. Logika yang Anda gunakan sangat salah, membandingkan antara “membunuh pembunuh istri” dengan “mengganggu istri”. Keduanya sama-sama salah, jadi tidak kontradiktif. Kalau begitu, tidak bisa dipilih mana yang beanr atau mana yang salah.

    Dengan akal sehat di atas pun kita tahu, apakah memilih Imam Ali ataukan Aisyah dalam Perang Shiffin. Akal digunakan untuk menilai sejarah, Bung!

  124. klo menurut saya Syiah dan Ahlulsunnah kok sama2 ada kekurangannya.terus gimana?Padahal klo menurut saya gimana klo qtq rmskan sendiri aja konsepsi pemakaian sunnah yg seharusx dan sesuai konteks

  125. Teman, klo da informasi lagi tolong di up date kan sama2 belajar.peace

  126. @zulbaili
    saya tidak tahu Mas kalau kekhalifahan Abu Bakar RA, Umar RA dan Usman RA itu berdasarkan Sunnah Rasulullah SAW :mrgreen:

    @armand
    wah begitu ya 😛

    @abu rahat
    *menyimak*

    @almirza
    nah Mas saya sependapat itu 🙂
    *tumben sependapat*

    @doonukuneke
    hmm Persamaan Sunni dan Syiah, ya itu kan Mas sama-sama Islam :mrgreen:
    *ntarlah ya*

    @Rani

    klo menurut saya Syiah dan Ahlulsunnah kok sama2 ada kekurangannya.terus gimana?Padahal klo menurut saya gimana klo qtq rmskan sendiri aja konsepsi pemakaian sunnah yg seharusx dan sesuai konteks

    Teman saya pernah bilang, Jangan terjebak dengan polarisasi Sunnah dan Syiah. Ambil saja yang benar dan tinggalkan yang meragukan
    Insya Allah diupdate
    Salam kenal

  127. @second

    anda benar2 polos bahkan aku anggap orang baru lahir ,kalo anda masih saja tidak tahu.

    kecuali kalau anda syiah baru aku ngerti, mungkin anda pakai TAQIYAH.

    anda harus benar2 memilih salah satu antara syiah dan sunni(SALAFI). mungkin anda dari muhamadiyah atau NU.

    @al mirza(syi’i)

    aku mohon kejujuran anda sekali aja!
    pertanyaan;

    NEGARA IRAN menyatakan kepada media BAHWA AKAN MELAWAN ISRAIL DAN AMERIKA.

    SEDANGKAN DI IRAN ,ORANG ISRAIL BEBAS KELUAR MASUK IRAN.

    ADA APA??????????????????????

    @BAGI YANG BUKAN SYIAH ATAU 4 MAZHAB.

    IMAM2 KITA(MALIK, SHAFI’I DLL) MELARANG BERBICARA DENGAN MEREKA. WALAUPUN BERCANDA .

    ANDA HARUS INGAT DISEKELILING SAUDI ARABIA MUSUH SEMUA.

    MAKANYA AKU MOHON JANGAN POLOS LAGI. MUNGKIN DISINI ADA YANG PESANTREN ,INTELEKTUAL, SARJANA PUNYA PANGKAT,DLL

    JANGAN JADI INTELEKTUAL TAPI BEGO, DUNGU.
    BODOH TOLOL LAGI.

  128. KEPADA SYIAH

    SEKALI LAGI AKU PRIBADI MAU TANYA . KAPAN ANDA MENYERANG MAKKAH DAN MADINAH.

    SECONDPRICE TAK USAH JAWABLAH , AKU MAKLUM . MUDAH2AN NGAWURKU INI BIKIN ENAK TIDUR

  129. KEPADA SEMUA IHWAN YANG BUKAN SYIAH.

    PESANKU;

    JANGAN BERPAHAM IHWANUL MUSLIMIN. ANDA AKAN DITARIK KE SYIAH KARENA KE POLOSAN ANDA

    ANDA HARUS MEMISAHKAN ANTARA SUNNI DAN SYIAH. WASSALAM

  130. @sejatilk
    Anda memaki orang bodoh. Anda mempromosi mazhab anda. Dan nda anda bodoh sehingga jawaban anda ngawur begitu juga cara propaganda anda. Anda katakan IMAM2 KITA(MALIK, SHAFI’I DLL) MELARANG BERBICARA DENGAN MEREKA. WALAUPUN BERCANDA . Klu kata2 anda ini benar maka mereka para Imam tsb keluar dari Sunnah Rasul. Karena Rasul pernah berbicara dg orang Yahudi dan pernah membantu dan pernah memasukan mereka Islam

  131. @sejatilk

    aku mohon kejujuran anda sekali aja!
    pertanyaan;,/blockquote>
    Alhamdulillah saya dari awal sudah jujur, justru saya mengharap sampean sekali saja komen yang jujur :mrgreen:

    NEGARA IRAN menyatakan kepada media BAHWA AKAN MELAWAN ISRAIL DAN AMERIKA.

    SEDANGKAN DI IRAN ,ORANG ISRAIL BEBAS KELUAR MASUK IRAN.
    Jangan sembarangan sampean, asal menuduh ya bisa aja 😆 , lagipula kalau orang Israil mau bertamu ke iran, yah sebagai tuan rumah yang baik gak ada salahnya dijamu toh

    ADA APA??????????????????????

    Ada orang yang ngawurnya gak ketulungan 😆

  132. @doonukuneke

    Sudah ada bukunya karya Quraish Shihab yang mengupas persamaan Sunni dan Syiah. Bertajuk “Sunni-Syi’ah Mungkinkah Bergandengan Tangan”….

  133. sayangnya, cuman pada baca Qur’an saja itu pun Qur’an yang terbuat dari kertas yang sama dengan kertas koran.

    Cobalah menyentuh sedikit saja pembahasan tentang logika, insya Allah ndak perlu tuh komentar-komentar yang sebenarnya ndak mutu.

  134. @sejati lk

    anda benar2 polos bahkan aku anggap orang baru lahir ,kalo anda masih saja tidak tahu.

    Terimakasih atas pujiannya 🙂

    kecuali kalau anda syiah baru aku ngerti, mungkin anda pakai TAQIYAH.

    Patut disayangkan tuduhan Mas ini, 😦

    anda harus benar2 memilih salah satu antara syiah dan sunni(SALAFI). mungkin anda dari muhamadiyah atau NU.

    Saya seorang Pencari Kebenaran dan akan mengambil kebenaran dari manapun itu

    oh iya seperti kata Mas, saya tidak akan menanggapi semua komentar ngawur Mas
    Salam

    @aburahat
    sabar aja Mas, nyantai aja 🙂

    @almirza
    dia udah ngaku lho kalau memang ngawur 🙂

    @Mbak hilda
    he he he promosi nih

    @ressay
    Gapapalah Mas, komentar bermutu sih bagus tapi kalau nggak bisa ya mau gimana lagi, kan gak bisa dipaksa. Jangan paksakan sesuatu yang berada di luar kemampuan :mrgreen:

  135. @SP
    Selamat ketemu lagi mas. Mau tanya kemana aja. Tp nda jadi masa mau cari tau urusan pribadi orang? Memang harus banyak sabar menghadapi orang2 demikian mas

  136. @sejatilk

    SEKALI LAGI AKU PRIBADI MAU TANYA . KAPAN ANDA MENYERANG MAKKAH DAN MADINAH.

    Saya jamin SP tdk akan menyerang Makkah & Madinah.
    Tapi kalau mas sejatik sangat concern dg siapa yg menyerang kedua kota suci tsb, mk mas sejatik bs menuntut Yazid b Muawiyah yg telah dg arogannya menyerang Makkah & Madinah, atau mas sejatik akan berikan alasan dan pembelaan bhw yg dilakukan Yazid adalah sah2 saja krn beliau pujaan hati salafy?.

  137. Hidup Abdullah bin Baz
    second price bukan Syiah tapi Rafidhah, kayak dia hidup jaman itu, orang rafidhah ngeku beriman sama Imam Ali as dan keturunannya aneh-nya Hasan-husein sampe Imam Zaid tinggal nya di madinah kok bisa yach, sampe ada dari mereka megatakan disalah satu blognya yh disamping Makam Nabi Bukan Syadina Abu bakr dan Syadina Umar, kenapa Imam Zaid gk protes yach waktu itu, mereka ngaku pecinta Ahlul bait, tapi isteri nabi yang lain dianggap sampah disamakan seperti Isteri nabi Luth as dan Lucunya apakah Nabi gk tau sampe2 Nabi menikahkan kedua puterinya Sama Syadina Utsman, Om Rafidhah ada bedanya antara mengkritik dan Menghujatm apa yang dilakukan Oleh Muawiyah gk ada hubungan ama Abu bakr dan Umar, mereka mengatakn cinta Ahlul bait tapi mereka memfitnah Ahlull bait, Ali as gk protes waktu sahabat yang tiga jadi Khalifah, kenapa kalian harus protes, inilah yang dinamakan Pihak ketiga, orang yang memadu kasih mereka yang repot

  138. Hidup Abdullah bin Baz?? Bukannya dia udah meninggal mas? abdullah bin baz bilang ngga boleh ngagungin manusia..Bid’ah…

    Mas Maliq, silahkan baca hadist mubahalah, hadist mantel, dll yang menjelaskan soal siapa itu “Ahlul Bayt”, dan kenapa istri2 nabi tidak termasuk..

    Salah seorang guru saya waktu kuliah mengatakan sesuatu, dan ini terngiang di telinga saya sampai detik ini:
    “Bila kamu menemukan suatu postulat yang memiliki kejanggalan atau pertentangan, maka pelajarilah postulat tersebut dari kedua sisi, baik yang pro maupun yang kontra. Tanyalah dan cari bukti otentik dari pihak yang memahami permasalahan tersebut, baik dari pihak yg pro maupun pihak yang kontra. Dari situ, gunakanlah rasionalitas dan bukti yang kuat untuk menarik benang merah dan mengambil kesimpulan yang hakiki, sehingga semua postulat dan keputusan akhir serta pendapat pribadi kita bisa dipertanggungjawabkan”

    Kalo saya pribadi, hint-nya: “Kenalilah seseorang dari keluarga-nya, karena keluarga mengenal orang tersebut lebih baik dari pihak luar”

    Setuju atau ngga setuju silahkan, ngga ada larangan.
    Asal jangan ngehujat, nge-begoin orang, apalagi KKK – “Kafar, Kafir, Kufur”-in orang lain.

    Buktiin kalo kita bangsa yang beradab, mau ambil contoh baik dari Nabi silahkan, atau punya referensi sendiri seperti mursyid-nya, suhu-nya, terserah.

    Syukran wa afwan.

  139. @maliq
    Aneh pertanyaan anda. Anda bertanya mengapa Imam Zaid tdk protes. Anda tau siapa waktu itu Penguasa Madinah ?
    Kemudian pernyataan anda bahwa Ahlulbait menganggap isteri2 Nabi SAMPAH. Siapa mengatakan demikian? Buktikan dong.
    Kemudian anda katakan: Apakah Nabi tdk tau sehingga mengawinkan anak Nabi dgn Utsman. Kapan Nabi mengawinkan dgn Utsman. Sesdh atau sblm menjadi Khalifah? Pikir dong baru ngomong jgn hanya asal bunyi aja. wasalam

  140. Bismillahi ta’ala
    Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad
    @oky
    saya setuju buat oky, tambahan dari saya kata guru saya “dalam menelaah, menganalisa atawa mempelajari sesuatu hal apalagi agama, hati kita harus netral (kalau perlu anggap saja kita ini atheis sekalian) tidak ad pro ini dan itu, dan memungkinkan hasil yang kita capai itu sangat obyektif” tidak menuruti nafsu….kayak itu tuh saudara2 kita yg sering menggunakan kata2 bodoh, jail etc etc…pppuuuaaahhhh

    @sp
    mas second….Allah beserta kita mas….maju terus

  141. mas sp….usul nih…kalau mas sp dicap syiah….iya kan saja, biar urusannya beres, Saya gak takut dibilang syiah, toh Allah hakim seadil-adilnya, yang penting kita (lo aj kalee gw enggak..) tak pantang surut untuk mencari kebenaran itu…hail !!

  142. @sejatilk,

    KEPADA SYIAH

    SEKALI LAGI AKU PRIBADI MAU TANYA . KAPAN ANDA MENYERANG MAKKAH DAN MADINAH.

    bos !! dapet berita dari mane ?? kok gua kagak tau, di tipi kagak ade ?? ngaco kali lu yaaaa…..jangan asal ngejeplaxx dong…….eloh tooooh jangan ngumbar napsu looohhh ajeh yeh, ingat hargai dan hormati orang yang berbeda dengan hhllooohhh, jangan sekali-kali memaksakan paham yang hllooohh yakini ke orang lain, setiap orang bebas memilih, terserah mao neraka atao sorga yang pasti Allah adalah hakim yang seadil-adilnya, mangnye ukuran iman seseorang itu hhllloooh yang menilai, sori broooo itu hak “hak “-nya Allah.
    Tak kenal maka tak sayang. eloooh harus mengenal syiah dulu itu apa, jauhkan dulu madzhab yang eloohh pake, jadikan hati kita netral dalam menyelami, mengenali sesuatu, mau kenal syiah tapi hhlloooh dah nafsu dulu. Kalo mau tau syiah, masuk dulu ke syiah, kenali ajarannya, akhlak orang-orangnya, pemikirannya, cara pandangnya dsb etc wtc , baru hhhlllooooh komentar dehhh. JANGAN SUKA men-SESATKAN orang lah, belum tentu ente akhlaknya beresssss……….XXXXXX

  143. @Sejatik
    Sekali lagi aku mau nanya, anda denger itu darimana?
    Jangan suka berprasangka ah kalo tidak ada bukti otentik.

    Bisa dilihat tulisan bung secondprince, setau saya dia sedang menulis soal ‘penelaahan sunni-syiah’ yang berasal dari akar sejarah (hadist).

    Maaf, omongan anda soal “penyerangan” berhubungan dengan konteks masa depan karena dalam sejarah belum pernah ada cerita orang – orang Syiah menyerang Makkah dan Madinah.

    Dari sini ucapan anda sudah keluar dari konteks “penelaahan sunni-syiah” dan itu tidak memiliki argumentatif yang ilmiah (ya susah, wong lagi ngomongin apa, argumen-nya apa)

    Ini beda-nya masa depan dengan masa lalu mas, masa depan tidak bisa dianalisa atau dipastikan. Mau sampe pusing 7 keliling, kita berdebat soal masa depan, tidak ada dari kita yang bisa memastikan-nya, kecuali Allah SWT dan dari kabar2 yang diberitakan oleh Muhammad saww soal masa depan (kapan-nya itu terjadi pun hanya Allah SWT yang tau dan orang – orang yang dikehendakiNYA).

    Sedangkan masa lalu bisa dianalisa dan dibuktikan dengan bukti-bukti yang ada baik bukti catatan sejarah, purbakala, benda – benda peninggalan, dsb.

    Gini deh, Seandainya-pun itu terjadi di masa yang akan datang(dalam skenario Allah, dan itu adalah Rahasia Allah SWT), maka siapakah tangan – tangan jahil selanjutnya, demi Allah saya tidak bisa dan tidak mampu memastikan siapa mereka dengan cara menunjuk langsung apakah itu orang – orang syiah, sunni, wahabi – salafy, atau dari luar Islam seperti yang antum lakukan, karena menurut saya, saya tidak didalam posisi untuk menunjuk dan memastikan bahwa itu si A, atau si B, atau si C.

    Kalaupun saya tidak setuju dengan pemikiran beberapa mazhab Islam, itu tidak perlu diakhiri dengan sebuah tuduhan (apalagi kalo ngga paham paham amat, trus nuduh)

    Mas percaya akan kesucian kota Makkah dan Madinah? Kalo mas percaya, percayalah Allah SWT akan selalu melindungi kedua kota suci tersebut dari “tangan – tangan jahil”*.

    Mas ngga usah khawatir. Kalau mas yakin Allah SWT punya kekuatan yang luar biasa, inget ngga kejadian Abrahah? Bahkan Allah SWT langsung melindungi baitullah dengan turunnya burung – burung ababil yang memusnahkan mereka.

    *Tangan2 jahil ini bisa siapapun, karena orang-orang jahil ADA di semua kalangan baik sunni, syiah, wahabi – salafy, non-muslim dsb (tidak ada penuduhan ya disini).

  144. Maaf, ada yang salah di tulisan saya diatas. Maksud saya “Masa depan hanya bisa dianalisa (prediksi), tapi tidak bisa dipastikan”.

    Kalo bisa dipastikan, saya mau nanya besok index saham naik apa turun, saat jual atau beli? tapi analis2 saham bilangnya “Kemungkinan index akan….”

    Mungkin mas sejatik yang bisa memastikan masa depan, daripada ribut soal nanti syiah pasti akan nyerang makkah madinah, minta tolong pastikan besok index saham brapa, saham Astra brapa harganya, naek apa turun..Nanti mas saya kasih komisi, kita kaya’ bareng…

    Afwan Afwan..

  145. @oky
    mas sekalian aja minta peruntungan buat masa depan, ntar aku ikut nebeng he…he….

  146. @Abu Syahzanan
    Iya betul mas,

    Kalo ada realisasinya, Saya senang, Mas Abu Syahzanan senang, Mas Sejatik senang..Semua senang…

    Tapi kalo jadi, kita harus bagi2 komisi ke bung SP nih kayaknya, kita khan nebeng blog beliau buat ngobrolin peruntungan..heheheh

    Hehehe….enak-nya sebuah diskusi diakhirin sama obrolan warung kopi..yang bikin sama – sama senang.

  147. Link Bagus buat yg doyan KKK:

    Belom tergerak juga hati-nya? Semoga hati anda diliputi kedamaian, saudara…

  148. @abu sahzanan

    dengan hormat, emang aku akhlak nya gak beres. setelah aku sedikit tau apa itu syiah? alhamdulillah aku ingin memperbaiki diri dengan tauhid yg bersih.

    aku tidak terpengaruh oleh berita media.
    hari ini aku angkat satu pertanyaan ilmiah

    AL AQSA adalah mesjid yg di bangun pertama di palestina. KHALIFAH UMAR sembahyang di tempat itu, maka dibangunkan masjid itu. singkat nya seprti itu.

    pertanyaan;

    BAGAIMANA MUNGKIN ANDA MAU MELINDUNGI AL AQSA SEDANGKAN ALAQSA TIDAK BISA DI PISAHKAN DARI KEBESARAN UMAR.

    @OKY
    PERTANYAAN SAMA.

    @SP
    PERTANYAAN SAMA

    MOHON DI JAWAB, KARENA INI BARU TERJADI. BUKAN MASA DEPAN. BUKAN PULA KA.RBALA.

    AKU PIKIR PASTI ADA JAWABAN NYA

  149. aku punya 2 penyelesaian buat masalah sunni syiah,

    1.PISAHKAN

    2.pisahkan

  150. @truthseeker

    mudah2an ISA ALMASIH cepat datang. untuk memutuskan masalah yg rumit tsb sprti karbala. karena secara logika dan psikologi secara mendasar
    perilaku peringatan tsb bukan KECINTAAN tapi PENYESALAN.
    ini yg aku sedang pelajari.

    dan jangan sangka kami tidak cinta pada al_kisa(ahlul bait)

    sebagaimana sangkaan orang kristen bahwa kami tidak cinta almasih

  151. Pd waktu pemerintahan Soekarno dibangun Gelora Bung Karno
    Pertanyaannya:
    BAGAIMANA ANDA MAU MELINDUNGI GELORA BUNG KARNO (JAMAN PAK HARTO) SEDANGKAN GELORA BUNG KARNO TDK BISA DIPISAHKAN DARI KEBESARAN BUNG KARNO

    MOHON DIJAWAB INI BUKAN MASA DEPAN BUKAN PULA LUBANG BUAYA
    jngan disangka kami tdk cinta DWI TUNGGAL, tapi kami selalu mendiskritkan mereka

  152. @sejati lk

    Kejelasan seperti apa yg butuh menunggu Nabi Isa?
    Apakah kejelasan sebagaimana kaum Yahudi menunggu Nabi akhir jaman, yg ktk datang malah dimusuhi?

    Kesedihan atas penganiyayaan atas org2 yg kita cintai pastinya memunculkan kesedihan/kedukaan yg mendalam. Rasulullah meneteskan air mata dg mengetahui bhw cucu tersayangnya dan keturunan beliau dan pengikutakanya dibantai oleh mrk yg jg mengaku islam. Apakah salah jika mrk yg mencintai bersedih sebagaimana sedihnya Rasulullah dan Sayiddah Fathimah?
    Apakah patut kita mengaku mencintai as-syahid Husein namun kita mencela mrk yg bersedih atas dianiayanya beliau?
    Lidah tak bertulang.. :mrgreen:

  153. @sejati
    alhamdulillah aku ingin memperbaiki diri dengan tauhid yg bersih.

    Sekalian mas sama perbaiki akhlak kita (kita ??? hhlllooo aje kali gw gak…) biar tiidak gampang mensesatkan orang, sebab akhlak itu yang utama, kita contoh akhlak Rasulullah yang tidak gampang memerangi orang kecuali orang yang jelas memerangi islam.

    setelah aku sedikit tau apa itu syiah?

    Yaaah hanya karena tau sedikit itulah kelemahan anda saudaraku, coba anda terus pelajari apa itu syiah, saya harap Allah benar2 membuka pintu hati anda. Tidak usahlah berharap anda pindah madzhab, tapi setidaknya anda bisa menjaga ukhuwah islamiyah tanpa harus memperlebar kebencian anda terhadap syiah dan menghormati sesama muslim. Hail !!

  154. @sejati
    aku punya 2 penyelesaian buat masalah sunni syiah,
    1.PISAHKAN
    2.pisahkan

    Syiah bersyahadat (2 syahadat; asyhadualla ilaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah), Shalat 5 waktu, puasa, zakat, melaksanakan haji, apa yang yang harus dipisahkan bang ???? Hanya karena masalah fiqih ? masalah karbala ? masalah mut’ah? masalah takiah? masalah ini…masalah itu…? Subhanallah, mengapa anda harus menolak satu (syiah) sedangkan anda menerima 4 (syafi’i, hanbali, maliki, hanafi) yang nyatanya juga ada perbedaan ???? Sedangkan salah satu yang 4 ini belajar kepada imam Ja’far (syiah/ahlul bayt), Dan yang satu (syiah) telah ada sebelum yang 4 ini.Allahu akbar !!!!! Marilah saudaraku bergandengan tangan, banyak permasalahan yang harus dihadapi selain sekedar menebar FITNAH (bukan saya menuduh anda memfitnah) dan BENCI………..yuk mariii…HAIL !!!!

  155. @sejati
    aku punya 2 penyelesaian buat masalah sunni syiah,
    1.PISAHKAN
    2.pisahkan

    Mas aku tambahin mungkin sekedar buat pengetahuan bua t anda ( kalau udah tau sukur deh…!!!) Madzhab Hanafi nama aslinya Nu’man bin Tsabit, beliau lahir pada tahun 80 Hijrah, beliau belajar kepada Imam Ja’far Shadiq as (Imam syiah/ahlul Bayt) selama dua tahun di Madinah. Ucapannya yang terkenal beliau, “Kalaulah tidak ada dua tahun itu maka celaka lah Nu’man.”

    Madzhab Maliki nama aslinya Malik bin Anas bin Malik, dilahirkan pada tahun 93 Hijrah, Maliki bersahabat dan belajar dengan Imam Ja’far ash-Shadiq as,

    Madhab Syafi’i nama aslinya Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’. Dia dilahirkan pada tahun 150 Hijrah, Syafi’i belajar kepada Sufyan bin Uyaynah, salah seorang murid Imam Ja’far ash-Shadiq as. Syafi’i juga belajar kepada Malik bin Anas di Madinah. Imam Syafi’i pernah dituduh sebagai syiah

    Madzhab Hanbali nama aslinya adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dia berguru kepada Syafi’i;

    Nah silahkan anda menyikapinya…..mungkin anda mau belajar sejarah ?????…….wallahu alam, HAIL

  156. @Sejati_ik
    Lho ini lebih ngga nyambung lagi dengan diskusinya diatas.

    Sama2 belajar ya Mas. Silahkan mas merujuk ke buku “Rahasia di balik penggalian Al Aqsa”, karya Abu Aiman. Buku ini bukan buku Syiah, bukan buku wahabi, bukan buku sunni. Ini general, bahkan didalamnya juga membawa fakta sejarah, termasuk ayat – ayat dalam Al kitab.

    Di dalamnya bisa dilihat, bahwa Abu Aiman secara menarik menulis:

    “Bangunan manakah yang disebut sebagai Masjid Al Aqsa? Apakah bangunan itu Qubbah as -Sakhra, ataukah justru sebuah mesjid yang saat ini dikenal dengan nama masjid al Aqsha, yang letaknya disudut tebing barat daya, agak ke selatan? Atau, apakah mungkin sebutan masjid al-Aqsha di dalam qur’an merujuk kepada seluruh pelataran yang mewadahi seluruh bangunan diatasnya?”

    Beliau Abu Aiman juga menulis:
    Menurut Sumber dari Thabari, ketika Umar bertanya kepada Ka’ab, “Menurut pendapat anda dimana sebaiknya kita mendirikan Mushalah?” Kaab pun menjawab, “Menghadap ke Batu itu (tempat rasulullah bermi’raj ke langit)”, tetapi kata Umar, “Ka’ab anda sudah meniru ajaran Yahudi. saya sudah melihat anda dan cara anda membuka alas kaki. Tidak! Kita akan membuat kiblat itu di bagian depan seperti yang dilakukkah rasulullah saww, kiblat masjid kita(semuanya) berada di depan. Kita tidak diperintahkan menghadap ke batu, tetapi perintah itu menghadap ke Ka’bah.” Setelah itu khalifah umar mendirikan masjid di bagian depannya yang menghadap ke Ka’bah saja, dan bukan menghada ke Batu Nabi Yakub as, tetapi membelakanginya.(Hal 68)

    Riwayat ini berkaitan dengan pembagunan sebuah Mushala mas..berarti Mushala yang baru didirikan pada zaman khalifah Umar yang tentunya pembangunannya SETELAH peristiwa Isra Miraj.

    Jadi bisa dipastikan Masjid Al Aqsha yang di dalam Qur’an memang tidak merujuk kepada sebuah bangunan “masjid” yang letaknya di sisi selatan Haram as-Syarif- karena bangunan itu sebenarnya adalah masjid umar- yang mana sekitar tahun 710 atau tahun 711 masehi, namanya diubah oleh al-Walid, putra Abdul Malik bin Marwan menjadi Masjid Al Aqsha. (Hal 124)

    Masjid Al Aqsha yang dirujuk dalam Quran memanglah bait Allah yang dasar – dasarnya pernah didirikan oleh nabi Daud di kota yerussalem, lalu pembangunan fisiknya dilanjutkan oleh putranya nabi Sulaiman as.

    Masjid dalam bahasa arab berarti tempat sujud, dan tidak harus merujuk kepada sebuah bangunan Masjid. (Hal 125)

    Semua pihak sangat sepakat mas, khalifah umar memang membangun sebuah masjid di wilayah zion/yerussalem. Tetapi, hal ini sebenarnya menurut saya pribadi tidak ada hubungannya dengan keagungan Baitul Maqdis/Masjid Al Aqsa yang disebutkan di dalam Qur’an. Karena jelas, baitul maqdis sebagai tempat yang disebutkan di Qur’an sudah ada sebelum muslim menguasai kota Zion/Yerussalem..

    Saat kita melihat candi borobudur, kita mengenang dinasti syailendra, karena berkat mereka candi borbudur ada. Tapi siapa pemugar-nya, sudah tidak relevan dengan keagungan tempat itu sendiri..karena tempat itu sudah ada sebelum dipugar atau direstorasi..

    Pertanyaan mas lagi – lagi ngga nyambung. Lebih nyambung kalau pertanyaannya adalah:

    BAGAIMANA MUNGKIN ANDA MAU MELINDUNGI AL AQSA SEDANGKAN ALAQSA TIDAK BISA DI PISAHKAN DARI KEBESARAN DAUD DAN SULAIMAN AS?

    Jawabnya: 5 Mazhab mengakui mereka adalah Nabi – Nabi Allah yang memiliki jasa besar dalam menegakkan Agama Allah SWT.

    Jadi ngga ada masalah donk ya???

    Silahkan mas baca buku ini, kalo di Gramedia atau di Gunung Agung, katanya sih udah beberapa kali cetak ulang..

    Semoga menjawab pertanyaan mas..karena memang ada jawaban-nya mas..kalo masih penasaran, silahkan Mas beli buku-nya..Afwan

  157. tolong dong saya minta gambar dan penjelasan soal silsilah

    alawiyin al-imam husein dan al-imam hasan bin ali r.a

    thank’s klo dah dicantumkan permintaan saya

    asalamualaikum wr. wb.

  158. assalaamualaikum abu shahzanan;

    AKU INGIN BELAJAR WALAUPUN DARI SESUATU YG BERTENTANGAN SEPRTI ANDA, TAPI ADA SARAT2 AKU TERIMA AJARAN ANDA.

    aku adalah hamba allah
    swt yg paling durhaka menurut saya sendiri. dan ketika terdengar kabar bahwa orang islam di palestina di usir dan dibantai oleh kaum kafir. maka bangkit dihatiku, dan keluar airmataku.

    dan aku mencaci maki setiap orang islam yg anggap teroris ( apa2 yg menantang amerika) itu ga benar.
    ada keinginan ku ntuk jihad. tapi banyak tanggungan.
    keluarga

    maka, orang yg melarang jihad akan adu mulut denganku.

    aku selalu ingin tau masalah agama. DAN AKU SUKA BANDING KAN PERBEDAAN SYIAH , SUFI,
    SUNNI ATAU TEPATNYA SALAFI.

    dan juga membaca karya2 masa kini seprti harunyahya. irf. dr jakirnaik

    IRF condong ke salafi.
    HARUNYAHYA condong ke sufi
    walaupun ada perbedaan pendapat tapi aku anggap yg kembali kepada sunnah lebih aman.

    aku amat kritis apabila menerima sesuatu yg baru.

    tapi kritis tampa ada hawa nafsu.
    sedangkan ajaran syiah yg di utamakan adalah hawa nafsu.
    seperti rasa sedih . balas dendam. kecintaan berlebih.dll

    dan sampailah aku sekarang suka baca buku salafi. tentu saja melalui kritikan2 tajam untuk terima ajaran salafi.
    tentusaja antara salafi dgn sufi dll banyak perbedaan.
    orang islam yg lahir di sufi adalah banyak orang2 ikhlas tapi mudah di tipu.

    -salafi selalu berdebat melawan nasrani dan yahudi laknatullah
    -sufi menghindari perdebatan karena ITB(ikhlas tertipu bodoh)

    syiah ga pernah dengar berdebat sama yahudi

    dan aku simpulkan aku bisa menerima syiah dengan sarat;

    1.kecurigaanku kepada keterlibatan iran atas kejadian2 selama ini, harus terbukti TIDAK TERLIBAT. maksudnya terlibat membantai sunni dengan argumen penyatuan islam.

    2. apabila aku udah melihat bahwa ALQURAN ASLI benar2 dibawa imam mahdimu(BUKAN DAJAL).

    3.apabila imam mahdimu sudah masuki makkah madinnah. melaksanakan RAJ’AH

    4. APABILA ISA AL MASIH BERPIHAK PADA ANDA. kalau orang syiah mirip yahudi seperti tuduhan sunni, kemungkinan besar tidak percaya sampai
    100% bahwa nabi isa akan datang.(kurang dari 100%)
    DLL

    aku tidak ada bahas masalah dari jaman nabi karena sudah jelas tidak bisa di satukan . kita omong yg dekat2 aja menurut masing2.OK!

    OYA 1+1=2
    TIDAK MUNGKIN MENJADI SATU.
    1+1=1 paling2 satunya di buang atau di bantai

    wassalam abu shahzanan mudah2an hati kita menyatu

  159. @OKY
    AKU NGERTI SOAL ITU DAN SEKARANG SUDAH JELASKAN? KALIAN DENGAN YAHUDI SAMA2 BENCI APA YG DIBANGUN ATAS NAMA UMAR, WALAUPUN MISALNYA TEMPATNYA AMAT JAUH DARI BAITUL MAQDIS.

  160. @SAUDARAKU SYIAH

    BERIKAN TEKS2 YG BIKIN AKU TERTARIK AMA SYIAH, WALAUPUN ANDA MENDATANGKAN HABIB ALIMU. DAN BAGAIMANAPUN HARUS LEWATI SARAT TSB TIATAS

  161. @Sejati_ik

    Sorry mas, anda sudah menuduh. Dari sini saya bisa melihat kontradiksi antara pribadi anda, dengan tulisan anda:

    “aku amat kritis apabila menerima sesuatu yg baru.
    tapi kritis tampa ada hawa nafsu”

    Ditulisan anda, terdapat Hawa Nafsu mas. Anda menuduh tanpa bukti. Kalo memang ngerti soal Al Aqsa, Ngapain nanya?

    Anda mau menghormati bangunan Al Aqsa yg disebutkan oleh Al Qur’an, atau Al Aqsa yang dibangun oleh Umar? Hasil akhirnya, saya serahkan ke sampean koq..gak ada pemaksaan..

    Maaf, anda bisa baca mas? Adakah tulisan saya yang mengatakan atau menganjurkan saya untuk membenci apa – apa yang dibangun oleh Umar?

    Sekali lagi saya tanya anda, Adakah tulisan saya yang mengatakan atau menganjurkan saya untuk membenci apa – apa yang dibangun oleh Umar?

    Sekali lagi saya tanya anda, Adakah tulisan saya yang mengatakan atau menganjurkan saya untuk membenci apa – apa yang dibangun oleh Umar?

    Di atas saya bilang, semua menyetujui, termasuk kaum syiah bahwa memang Umar membangun sebuah bangunan Masjid di wilayah Zion.

    Ditulisan saya diatas, saya hanya memaparkan sebuah fakta sejarah.

    Bahkan anda bisa buka encyclopedia brittania, wikipedia, atau encyclopedia milik kaum wahabi dimana secara garis besar, mereka semua menyetujui riwayat Thabari tersebut.

    Bisa saya tau referensi anda, sehingga anda menyebutkan orang syiah mendahulukan hawa nafsu? Nafsu seperti apa? Semua orang terlahir dengan nafsu, dan nafsu tidak ada hubungan-nya dengan sebuah ajaran ilahiah baik itu muslim, maupun non-muslim. Banyak muslim yang memiliki nafsu liar, dan banyak juga non – muslim yang lebih baik dalam mengontrol hawa nafsu dibanding orang muslim.

    Argumen anda ngga kuat mas..bahkan tuduhan anda juga merupakan suatu pengedepanan hawa nafsu anda sendiri. Lalu, apakah anda tidak melihat hal itu pada diri anda sendiri?

    Dikarenakan hawa nafsu anda sendiri yang membuat anda berputar – putar pada diri anda, saya sarankan SEBELUM ANDA MENUDUH orang lain, silahkan lihat diri anda sendiri. Saya pun masih banyak kekurangan, sehingga saya katakan, saya tidak dalam posisi menuduh, tapi ditulisan saya sebelumnya, saya hanya berusaha memaparkan sebuah fakta sejarah.

    Untuk itu, ada baiknya saya sudahi diskusi saya dengan anda, segala perbedaan merupakan rahmat Allah, semoga Allah memberikan yang terbaik bagi hambanya.

    Allahumma Shalli ala Muhammad, wa aali Muhammad.

  162. @Oky
    Mas sabar, masih bersyukur mas sejati mau mencoba untuk belajar syiah, mudah-mudahan, beliau mau menerima apa-apa yang diyakini syiah dan menghargainya.

  163. • sejati _lk, di/pada Juli 13th, 2008 pada 6:43 am Dikatakan:
    assalaamualaikum abu shahzanan;

    Waalaikum salam mas sejati, mudah2an mas sehat selalu….

    Sebelumnya saya mau kasih tau sama mas, bahwa saya bukan orang syiah, saya jg bukan orang suni, akan tetapi saya muslim yang mau menerima dan sedang belajar apapun dan dari manapun. Saya tau syiah itu bagaimana karena saya senang belajar dan TIDAK KELUAR DARI ISLAM, dan saya ambil banyak hikmah dari sana, dan saya tidak suka banyak orang memojokkan syiah hanya karena ketidak tahuannya, yang saya mau bahwa orang muslim itu saling bergandeng tangan. Kita janganlah mencontoh perilaku orang2 yg merasa benar WALAUPUN ITU DARI GURU KITA, USTADZ KITA, HABIB KITA DLL, DST, ETC, DSB.
    Saya dulu seperti anda, membenci syiah, JIL, Wahabi dll. Saya paling gampang mem-bi’dah kan, mengkafirkan, mensesatkan orang, teman, keluarga saya yang tidak sepaham dgn saya (karena saya seorang kader salah satu organisasi keagamaan terbesar ke-2 di RI ini). Hingga suatu waktu saya ditegur oleh adik saya, “Bang, lo gak ada hak untuk mengukur kualitas iman seseorang hanya lewat perbedaan ibadah (fiqh) atau lainnya. Inget bang, Allahlah yang akan menilai diri seseorang itu hanya dari takwanya. Emang abang tau takwanya orang-perorang diseluruh jagad ini” Ok, itu hanya cerita“batu loncatan” yang membuat saya tambah mencintai Islam. Hingga sekarang saya malah dicap SESAT.

    “TAPI ADA SARAT2 AKU TERIMA AJARAN ANDA.”

    Maaf mas ini bukan ajaran saya, saya gak punya ajaran. Tapi saya meyakini & menganut ajaran yang murni dari Rasulullah SAW. Yang murni itu menurut pandangan saya (bukan Islam yang dibawa/diajarkan oleh para sahabat……terserah menurut anda), saya gak tau menurut pandangan dari mas sejati, yah terserah mas, saya bukan/tidak ingin mempengaruhi mas. SAYA TIDAK PUNYA AJARAN APA-APA.

    “aku adalah hamba allah”

    Saya juga hamba Allah dan bukan hamba nafsu, ataupun hamba setan

    “orang yg melarang jihad akan adu mulut denganku. “

    Banyak arti dari jihad itu sendiri, namun bagi saya, jihad yang terbesar adalah jihad melawan diri (nafsu) saya sendiri, ketimbang jihad “dar-der-dor” perang, maaf itu bagi saya, terserah anda. Jihad sebagai tanggung jawab saya kepada Allah menghidupi keluarga saya, anak2 saya (saya memiliki 2 orang putri yang cantik2) Saya harus membesarkan dan mendidik agar kelak menjadi anak2 yang solehah, yang memiliki pemahaman Islam lebih baik dari saya serta membuat bangga orang tua. Itulah arti JIHAD TEBESAR YANG BERARTI BAGI HIDUP SAYA. Ketimbang mati konyol dan meninggalkan keluarga tercinta yang tak ternafkahi. (jangan komentar, itu terserah anda)

    “aku selalu ingin tau masalah agama. DAN AKU SUKA BANDING KAN PERBEDAAN SYIAH , SUFI,
    SUNNI ATAU TEPATNYA SALAFI.”

    Itu bagus. Saran saya kalau belajar masalah agama buang sektarian anda, madzhab anda, netralkan hati anda, buang kebencian anda dan yang utama BELAJARLAH DARI ORANG YANG TAU/ULAMANYA (ulama madzhab tersebut), jangan belajar dari ORANG YANG MEMBENCI MADZHAB tersebut, sebab kalau tidak, akan mendapat kan ilmu tidak sesuai dgn madzhab tsb, atawa kebencian seperti saya (dulu tuuuh) atau seperti anda sekarang ini yang kurang suka dengan syiah

    “aku amat kritis apabila menerima sesuatu yg baru. “

    Bagus dan itu perlu, anda jangan menelan begitu saja.
    “sedangkan ajaran syiah yg di utamakan adalah hawa nafsu, seperti rasa sedih, balas dendam. kecintaan berlebih.dll “
    Hawa nafsu ? bisa dijelaskan ?…….rasa sedih ? Ketika Rasulullah mendapat musibah, yaitu meninggalnya putra tercinta beliau, Rasulullah ditanya oleh sahabat, Ya Rasul mengapa anda menangis berlebihan ? jawab Rasul, ini adalah ungkapan rasa cinta yang mendalam, akan tetapi tak akan mengurangi rasa cintaku kepada Allah. (mas sp, bisa Bantu mengenai riwayat ini, karena saya kehilangan buku2 saya mengenai riwayat tsb) Nah apakah itu tidak boleh kita merasa sedih ? Anda tentunya pernah doong merasa sedih ? Balas Dendam ? yang mana tuh mas ? Kecintaan yang berlebihan ? Syiah sangat mencintai Rasulullah dan ahlul bayt nya (suni jg dooong….ya gak?) Gak salah dong, kita sangat mencintai mereka apa itu hal yg salah ? Apa ada yg aneh mas ? Boleh dijelaskan ?

    “orang islam yg lahir di sufi adalah banyak orang2 ikhlas tapi mudah di tipu.”

    Semua nya sampai sufi, salafi….. anda serang, Anda sebenarnya mau islam yg bagaimana ? Kalau saya cenderung islam yang indah, islam penuh kasih, islam yang rahmat bagi seluruh alam, bukan islam horror bin terror, ini-itu neraka, ini-itu kafir bla…bla…bla….

    “syiah ga pernah dengar berdebat sama yahudi”

    Mas, Imam Ridha’ AS pernah berkumpul dalam suatu perdebatan dengan orang Yahudi, Nasrani, Zoroasther, Katholik dan penganut keyakinan lain, coba baca kitab Bihâr al-Anwâr riwayatnya Hasan bin Muhammad al-Nufali. Nah apalagi sekarang mas, mungkin memang tidak terlalu terlihat, tapiiii apakah itu perlu ? “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

    “dan aku simpulkan aku bisa menerima syiah dengan
    sarat;”

    Syarat ????? (God help us)……Orang2 syiah mungkin gak terlalu rugi jika anda tidak ikut paham syiah, maaf nih mas, apalagi anda harus pake sarat, memangnya syiah mo melamar anda ? memangnya anda itu siapa ? Maaf loh mas… Syiah/orang2 syiah tidak pernah memaksa untuk masuk atau meyakini paham mereka. Kalau anda pakai syarat, berarti keyakinan yang sekarang anda pahami itu sudah menerima syarat yg anda ajukan, sehingga secara gampangnya “keyakinan” itu menerima anda beserta syarat anda ?

    “aku tidak ada bahas masalah dari jaman nabi karena sudah jelas tidak bisa di satukan . kita omong yg dekat2 aja menurut masing2.OK!”

    Saya rasa semua madzhab itu banyak sekali persamaan, kenapa kita harus pusing2 meributkan yang beda ?

    “OYA 1+1=2 TIDAK MUNGKIN MENJADI SATU. 1+1=1 paling2 satunya di buang atau di bantai “
    Sepertinya hitung2an seperti itu memang hanya untuk matematika saja mas, tapi kalo mas meyakini bahwa perbedaan itu suatu hikmah, bukan suatu hal yg tidak mungkin. Secara sederhana ajalah mas, semua ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menilai keberagamaan seseorang dari pendapatnya yang bermacam-macam, tetapi dari amal salih yang ia lakukan. Di Quran udah jelas “Dan masing-masing orang memperoleh derajat yang sesuai dengan amalnya.” (QS. Al-An’am; 132) Janganlah kita melihat saudara-saudara kita dari mazhab yang mereka anut, ukurlah mereka dari akhlak dan amalnya; dari kontribusi mereka bagi kepentingan kaum muslimin dan seluruh manusia. Rasulullah saw bersabda, “Yang paling baik di antara kamu, ialah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.” Dalam hal ini, semua ulama sepertinya sepakat ; orang seperti itulah yang paling utama, apapun mazhabnya. Persaudaraan seagama adalah sebaik-baiknya dan sekuat-kuatnya persaudaraan. Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah diantara saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat49:10)

    “BERIKAN TEKS2 YG BIKIN AKU TERTARIK AMA SYIAH, WALAUPUN ANDA MENDATANGKAN HABIB ALIMU. DAN BAGAIMANAPUN HARUS LEWATI SARAT TSB TIATAS”

    Mas, mau dibikin SEMENARIK APAPUN, kalau dalam hati kita ada suatu kebencian, dengki atau ketidak sukaan yaaaa akan percuma.Oke, sekarang terserah anda kok, anda mau belajar madzhab apapun ataupun mau ikut madzhab apapun terserah anda. Tidak ada yang dirugikan kok mas, saya gak rugi, syiah gak rugi,saya gak maksa, org syiah jg ga maksa, mas oky juga gak maksa, mas sp ga maksa tapi yaaaa sekali lagi pelajarilah ajaran setiap mazhab, baik ushûl maupun furû’, langsung dari ulama-ulama mazhabnya. Sebab, kalau melalui orang-orang yang tidak mengerti atau melalui pihak-¬pihak yang memusuhi mazhab tersebut, yaaaa pasti yang didapat hanya bisa meng-KAFIR kan madzhab lain, akhirnya malah kebencian seperti yang mas dapatkan. Apakah memang ada teks lain yang membuat tertarik seseorang untuk suka terhadap ajaran lain??? ”Masuklah lah kamu dalam keyakinan syiah, nanti kamu dapet rumah type 72, 1 buah mobil merk Ferrari keluaran terbaru, dan akan dinikahkan dengan Madonna” (???????????) sori mas becanda……

    Sebuah pengalaman pribadi saya: Tahun 1999, Saya dan teman2 membuat suatu pengajian rutin (Khairuummah) setiap Selasa malam. Pada awalnya kami berjumlah 16 orang hanya sekedar membuat forum diskusi bebas, politik, agama, social, musik, yaaah sampai hal yang kecil2 ga berguna kita omongin. Kami terdiri dari lintas madzab, profesi, partai, suku (mayoritas Sumatra siiiih, Jawa dan Maluku), namun yang pasti kami semua sama2 satu alumnus SMP Muhammadiyah di Jakarta dan anggota sebuah perguruan pencak.

    Hingga akhirnya terlintas oleh kami, mengapa kita tidak jadikan kumpulan ini menjadi kumpulan pengajian yang bermanfaat. Kami fokuskan yang utama mengkaji masalah syiah/ahlul bayt, alasan kami “mengapa islam yg satu ini agak unik”, mengapa jumlah terbesar hanya ada di Iran. Kebetulan sekali salah satu dosen teman kami di UIN Jakarta adalah S2 lulusan Qom, Iran dan juga salah satu pimpinan cabang Muhammadiyah di Jakarta, hingga kami menjadikannya sebagai pembimbing, nara sumber kami. Ada pesan moral dari beliau yang ditanamkan kepada kami sebelum mendapat bimbingan dari beliau:
    1. Jaga akhlak, karena Rasulullullah sangat mengutamakan akhlak dalam menyebarkan syariat Islam
    2. Lepaskan madzhab (fanatic), karena kalau kita bermadzhab kita tidak akan cerdas, dan semua madzhab itu bisa kita ambil sesuai dgn keyakinan kita
    3. Cari kebenaran itu, sambil mengutip motto sebuah perguruan pencak silat yang kami anut: “To seek and to find that which is right, Doing in silence”— mencari hingga mendapatkan suatu kebenaran walau itu dalam keheningan.
    4. Kita mencoba menyebarkan suatu kebenaran, sudah pasti banyak tantangan, terlebih cap sesat, kafir…..sikapi dengan irfan/arif

    Semua dalam pembelajaran itu kami kupas, kaji dengan bimbingan beliau yang juga adalah pengajar di ICC & ICAS Jakarta. Hingga akhirnya kami dicap “SESAT” oleh sebuah partai politik islam berlambang padi dengan dua bulan kembarnya hanya karena kami sering mengumandangkan shalawat dan tahlilan (?????……kami adalah warga Muhammadiyah yang tidak mengharamkan ber-shalawat dan tahlil), padahal kalau tuduhan tersebut diarahkan kepada warga NU pasti akan luas efeknya.

    Kami tidak mau dibilang sesat, hingga kami undang untuk berdiskusi sekaligus mengisi kuliah shubuh setiap minggu dengan maksud biarlah para jemaah shalat yang menilai kami sesat atau tidak. Namun mereka tidak memperlihatkan batang hidungnya, alasannya adalah haram berdiskusi dengan kami ( ooo my god !!).

    Lain waktu kami undang pada acara resmi khusus berdialog yang dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat yang memang sudah “gerah” melihat mereka selalu gencar melarang maulid, barzanzi, marawis dll. Seperti biasa mereka mengeluarkan alasan retro klasik bin jadul: “HARAM” berdialog dengan ahli bid’ah (….ooooo shit !!!).

    Namun pengajian kami tetap berjalan secara underground. Kami ajak keluarga, teman, dan semuanya lintas madzhab. Mereka mau menerima dan menghargai kami, sungguh-sungguh besar penghormatan masyarakat (mayoritas adalah NU/SUNI) terhadap kami yang sebagian orang-orang muda tapi mau merangkul bersama memajukan islam tanpa melihat apakah itu madzhab suni, syiah, orang Muhammadiyah, NU, Washliyah, Liberal (??) dll. KENAPA KAMI BISA BERGANDENGAN TANGAN, karena kami selalu menghormati tanpa harus merasa paham kami benar-anda salah, anda bid’ah-kami tidak, dll.

    Puncaknya, ketika tahun 2007 lalu, kami mengadakan Maulid Nabi SAW. Kurang lebih 500-an undangan hadir dari Lurah (Kelurahan Kayu Putih Jakarta Timur, dan bisa dikonfirmasi) majlis ta’lim NU-Muhammadiyah, jamaah yang memiliki Habib (yang habibnya turut bertabligh bahwa syiah itu adalah saudara kita yang berbeda madzhab saja), jamaah al washliyah, tarekat dan banyak sekali dan berakhir dengan sukses, bahwa opini masyarakat setempat terhadap kami adalah positip dan bukan SESAT !!!!….

    Hingga saat ini anggota kami kian bertambah; dari anak muda yg narkoba, preman, majlis taklim ibu2-bapak2 yg cuma doyan rumpi atau nongkrong di pos ronda, semua kami rangkul. Selain itu kami adakan pelatihan keterampilan buat rekan2 yang kurang beruntung, computer, bengkel ac/elektronik, pengetikan computer, madding di masjid, hingga antar jemput beras untuk kami salurkan ke gepeng lampu merah di setiap perempatan di Jakarta Timur. Rencana kami ingin mendirikan koperasi sembako sekaligus penyaluran ZIS, tapi kendala klasik dihadapan: MODAL.

    Seperti mimpi bagi kami bisa menggabungkan, bergandengan tangan dengan saudara muslim lainnya yang benar2 lintas madzhab tanpa harus mengatakan KAMU SSSSEEESSSAAAATTTTTTT, BBBIIIDD’AAAAHHHH , KKKAAAAFFFIIIIRRR !!!!!, Itu contoh 1 + 1 = BANYAK, bagaimana dengan anda, saudara2 kami yang lain ??? masih doyang mengumbar kata2 sesat bin kafir ???? Wallahu alam,Yuk mari, HAIL

    @mas sp, sori nih curhatnya saya agak Kepanjangan……he…he….

  164. • sejati _lk, di/pada Juli 13th, 2008 pada 6:43 am Dikatakan:
    assalaamualaikum abu shahzanan;

    Waalaikum salam mas sejati, mudah2an mas sehat selalu….

    Sebelumnya saya mau kasih tau sama mas, bahwa saya bukan orang syiah, saya jg bukan orang suni, akan tetapi saya muslim yang mau menerima dan sedang belajar apapun dan dari manapun. Saya tau syiah itu bagaimana karena saya senang belajar dan TIDAK KELUAR DARI ISLAM, dan saya ambil banyak hikmah dari sana, dan saya tidak suka banyak orang memojokkan syiah hanya karena ketidak tahuannya, yang saya mau bahwa orang muslim itu saling bergandeng tangan. Kita janganlah mencontoh perilaku orang2 yg merasa benar WALAUPUN ITU DARI GURU KITA, USTADZ KITA, HABIB KITA DLL, DST, ETC, DSB.
    Saya dulu seperti anda, membenci syiah, JIL, Wahabi dll. Saya paling gampang mem-bi’dah kan, mengkafirkan, mensesatkan orang, teman, keluarga saya yang tidak sepaham dgn saya (karena saya seorang kader salah satu organisasi keagamaan terbesar ke-2 di RI ini). Hingga suatu waktu saya ditegur oleh adik saya, “Bang, lo gak ada hak untuk mengukur kualitas iman seseorang hanya lewat perbedaan ibadah (fiqh) atau lainnya. Inget bang, Allahlah yang akan menilai diri seseorang itu hanya dari takwanya. Emang abang tau takwanya orang-perorang diseluruh jagad ini” Ok, itu hanya cerita“batu loncatan” yang membuat saya tambah mencintai Islam. Hingga sekarang saya malah dicap SESAT.

    “TAPI ADA SARAT2 AKU TERIMA AJARAN ANDA.”

    Maaf mas ini bukan ajaran saya, saya gak punya ajaran. Tapi saya meyakini & menganut ajaran yang murni dari Rasulullah SAW. Yang murni itu menurut pandangan saya (bukan Islam yang dibawa/diajarkan oleh para sahabat……terserah menurut anda), saya gak tau menurut pandangan dari mas sejati, yah terserah mas, saya bukan/tidak ingin mempengaruhi mas. SAYA TIDAK PUNYA AJARAN APA-APA.

    “aku adalah hamba allah”

    Saya juga hamba Allah dan bukan hamba nafsu, ataupun hamba setan

    “orang yg melarang jihad akan adu mulut denganku. “

    Banyak arti dari jihad itu sendiri, namun bagi saya, jihad yang terbesar adalah jihad melawan diri (nafsu) saya sendiri, ketimbang jihad “dar-der-dor” perang, maaf itu bagi saya, terserah anda. Jihad sebagai tanggung jawab saya kepada Allah menghidupi keluarga saya, anak2 saya (saya memiliki 2 orang putri yang cantik2) Saya harus membesarkan dan mendidik agar kelak menjadi anak2 yang solehah, yang memiliki pemahaman Islam lebih baik dari saya serta membuat bangga orang tua. Itulah arti JIHAD TEBESAR YANG BERARTI BAGI HIDUP SAYA. Ketimbang mati konyol dan meninggalkan keluarga tercinta yang tak ternafkahi. (jangan komentar, itu terserah anda)

    “aku selalu ingin tau masalah agama. DAN AKU SUKA BANDING KAN PERBEDAAN SYIAH , SUFI,
    SUNNI ATAU TEPATNYA SALAFI.”

    Itu bagus. Saran saya kalau belajar masalah agama buang sektarian anda, madzhab anda, netralkan hati anda, buang kebencian anda dan yang utama BELAJARLAH DARI ORANG YANG TAU/ULAMANYA (ulama madzhab tersebut), jangan belajar dari ORANG YANG MEMBENCI MADZHAB tersebut, sebab kalau tidak, akan mendapat kan ilmu tidak sesuai dgn madzhab tsb, atawa kebencian seperti saya (dulu tuuuh) atau seperti anda sekarang ini yang kurang suka dengan syiah

    “aku amat kritis apabila menerima sesuatu yg baru. “

    Bagus dan itu perlu, anda jangan menelan begitu saja.
    “sedangkan ajaran syiah yg di utamakan adalah hawa nafsu, seperti rasa sedih, balas dendam. kecintaan berlebih.dll “
    Hawa nafsu ? bisa dijelaskan ?…….rasa sedih ? Ketika Rasulullah mendapat musibah, yaitu meninggalnya putra tercinta beliau, Rasulullah ditanya oleh sahabat, Ya Rasul mengapa anda menangis berlebihan ? jawab Rasul, ini adalah ungkapan rasa cinta yang mendalam, akan tetapi tak akan mengurangi rasa cintaku kepada Allah. (mas sp, bisa Bantu mengenai riwayat ini, karena saya kehilangan buku2 saya mengenai riwayat tsb) Nah apakah itu tidak boleh kita merasa sedih ? Anda tentunya pernah doong merasa sedih ? Balas Dendam ? yang mana tuh mas ? Kecintaan yang berlebihan ? Syiah sangat mencintai Rasulullah dan ahlul bayt nya (suni jg dooong….ya gak?) Gak salah dong, kita sangat mencintai mereka apa itu hal yg salah ? Apa ada yg aneh mas ? Boleh dijelaskan ?

    “orang islam yg lahir di sufi adalah banyak orang2 ikhlas tapi mudah di tipu.”

    Semua nya sampai sufi, salafi….. anda serang, Anda sebenarnya mau islam yg bagaimana ? Kalau saya cenderung islam yang indah, islam penuh kasih, islam yang rahmat bagi seluruh alam, bukan islam horror bin terror, ini-itu neraka, ini-itu kafir bla…bla…bla….

    “syiah ga pernah dengar berdebat sama yahudi”

    Mas, Imam Ridha’ AS pernah berkumpul dalam suatu perdebatan dengan orang Yahudi, Nasrani, Zoroasther, Katholik dan penganut keyakinan lain, coba baca kitab Bihâr al-Anwâr riwayatnya Hasan bin Muhammad al-Nufali. Nah apalagi sekarang mas, mungkin memang tidak terlalu terlihat, tapiiii apakah itu perlu ? “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

    “dan aku simpulkan aku bisa menerima syiah dengan
    sarat;”

    Syarat ????? (God help us)……Orang2 syiah mungkin gak terlalu rugi jika anda tidak ikut paham syiah, maaf nih mas, apalagi anda harus pake sarat, memangnya syiah mo melamar anda ? memangnya anda itu siapa ? Maaf loh mas… Syiah/orang2 syiah tidak pernah memaksa untuk masuk atau meyakini paham mereka. Kalau anda pakai syarat, berarti keyakinan yang sekarang anda pahami itu sudah menerima syarat yg anda ajukan, sehingga secara gampangnya “keyakinan” itu menerima anda beserta syarat anda ?

    “aku tidak ada bahas masalah dari jaman nabi karena sudah jelas tidak bisa di satukan . kita omong yg dekat2 aja menurut masing2.OK!”

    Saya rasa semua madzhab itu banyak sekali persamaan, kenapa kita harus pusing2 meributkan yang beda ?

    “OYA 1+1=2 TIDAK MUNGKIN MENJADI SATU. 1+1=1 paling2 satunya di buang atau di bantai “
    Sepertinya hitung2an seperti itu memang hanya untuk matematika saja mas, tapi kalo mas meyakini bahwa perbedaan itu suatu hikmah, bukan suatu hal yg tidak mungkin. Secara sederhana ajalah mas, semua ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menilai keberagamaan seseorang dari pendapatnya yang bermacam-macam, tetapi dari amal salih yang ia lakukan. Di Quran udah jelas “Dan masing-masing orang memperoleh derajat yang sesuai dengan amalnya.” (QS. Al-An’am; 132) Janganlah kita melihat saudara-saudara kita dari mazhab yang mereka anut, ukurlah mereka dari akhlak dan amalnya; dari kontribusi mereka bagi kepentingan kaum muslimin dan seluruh manusia. Rasulullah saw bersabda, “Yang paling baik di antara kamu, ialah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.” Dalam hal ini, semua ulama sepertinya sepakat ; orang seperti itulah yang paling utama, apapun mazhabnya. Persaudaraan seagama adalah sebaik-baiknya dan sekuat-kuatnya persaudaraan. Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah diantara saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat49:10)

    “BERIKAN TEKS2 YG BIKIN AKU TERTARIK AMA SYIAH, WALAUPUN ANDA MENDATANGKAN HABIB ALIMU. DAN BAGAIMANAPUN HARUS LEWATI SARAT TSB TIATAS”

    Mas, mau dibikin SEMENARIK APAPUN, kalau dalam hati kita ada suatu kebencian, dengki atau ketidak sukaan yaaaa akan percuma.Oke, sekarang terserah anda kok, anda mau belajar madzhab apapun ataupun mau ikut madzhab apapun terserah anda. Tidak ada yang dirugikan kok mas, saya gak rugi, syiah gak rugi,saya gak maksa, org syiah jg ga maksa, mas oky juga gak maksa, mas sp ga maksa tapi yaaaa sekali lagi pelajarilah ajaran setiap mazhab, baik ushûl maupun furû’, langsung dari ulama-ulama mazhabnya. Sebab, kalau melalui orang-orang yang tidak mengerti atau melalui pihak-¬pihak yang memusuhi mazhab tersebut, yaaaa pasti yang didapat hanya bisa meng-KAFIR kan madzhab lain, akhirnya malah kebencian seperti yang mas dapatkan. Apakah memang ada teks lain yang membuat tertarik seseorang untuk suka terhadap ajaran lain??? ”Masuklah lah kamu dalam keyakinan syiah, nanti kamu dapet rumah type 72, 1 buah mobil merk Ferrari keluaran terbaru, dan akan dinikahkan dengan Madonna” (???????????) sori mas becanda……

    Sebuah pengalaman pribadi saya: Tahun 1999, Saya dan teman2 membuat suatu pengajian rutin (Khairuummah) setiap Selasa malam. Pada awalnya kami berjumlah 16 orang hanya sekedar membuat forum diskusi bebas, politik, agama, social, musik, yaaah sampai hal yang kecil2 ga berguna kita omongin. Kami terdiri dari lintas madzab, profesi, partai, suku (mayoritas Sumatra siiiih, Jawa dan Maluku), namun yang pasti kami semua sama2 satu alumnus SMP Muhammadiyah di Jakarta dan anggota sebuah perguruan pencak.

    Hingga akhirnya terlintas oleh kami, mengapa kita tidak jadikan kumpulan ini menjadi kumpulan pengajian yang bermanfaat. Kami fokuskan yang utama mengkaji masalah syiah/ahlul bayt, alasan kami “mengapa islam yg satu ini agak unik”, mengapa jumlah terbesar hanya ada di Iran. Kebetulan sekali salah satu dosen teman kami di UIN Jakarta adalah S2 lulusan Qom, Iran dan juga salah satu pimpinan cabang Muhammadiyah di Jakarta, hingga kami menjadikannya sebagai pembimbing, nara sumber kami. Ada pesan moral dari beliau yang ditanamkan kepada kami sebelum mendapat bimbingan dari beliau:
    1. Jaga akhlak, karena Rasulullullah sangat mengutamakan akhlak dalam menyebarkan syariat Islam
    2. Lepaskan madzhab (fanatic), karena kalau kita bermadzhab kita tidak akan cerdas, dan semua madzhab itu bisa kita ambil sesuai dgn keyakinan kita
    3. Cari kebenaran itu, sambil mengutip motto sebuah perguruan pencak silat yang kami anut: “To seek and to find that which is right, Doing in silence”— mencari hingga mendapatkan suatu kebenaran walau itu dalam keheningan.
    4. Kita mencoba menyebarkan suatu kebenaran, sudah pasti banyak tantangan, terlebih cap sesat, kafir…..sikapi dengan irfan/arif

    Semua dalam pembelajaran itu kami kupas, kaji dengan bimbingan beliau yang juga adalah pengajar di ICC & ICAS Jakarta. Hingga akhirnya kami dicap “SESAT” oleh sebuah partai politik islam berlambang padi dengan dua bulan kembarnya hanya karena kami sering mengumandangkan shalawat dan tahlilan (?????……kami adalah warga Muhammadiyah yang tidak mengharamkan ber-shalawat dan tahlil), padahal kalau tuduhan tersebut diarahkan kepada warga NU pasti akan luas efeknya.

    Kami tidak mau dibilang sesat, hingga kami undang untuk berdiskusi sekaligus mengisi kuliah shubuh setiap minggu dengan maksud biarlah para jemaah shalat yang menilai kami sesat atau tidak. Namun mereka tidak memperlihatkan batang hidungnya, alasannya adalah haram berdiskusi dengan kami ( ooo my god !!).

    Lain waktu kami undang pada acara resmi khusus berdialog yang dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat yang memang sudah “gerah” melihat mereka selalu gencar melarang maulid, barzanzi, marawis dll. Seperti biasa mereka mengeluarkan alasan retro klasik bin jadul: “HARAM” berdialog dengan ahli bid’ah (….ooooo shit !!!).

    Namun pengajian kami tetap berjalan secara underground. Kami ajak keluarga, teman, dan semuanya lintas madzhab. Mereka mau menerima dan menghargai kami, sungguh-sungguh besar penghormatan masyarakat (mayoritas adalah NU/SUNI) terhadap kami yang sebagian orang-orang muda tapi mau merangkul bersama memajukan islam tanpa melihat apakah itu madzhab suni, syiah, orang Muhammadiyah, NU, Washliyah, Liberal (??) dll. KENAPA KAMI BISA BERGANDENGAN TANGAN, karena kami selalu menghormati tanpa harus merasa paham kami benar-anda salah, anda bid’ah-kami tidak, dll.

    Puncaknya, ketika tahun 2007 lalu, kami mengadakan Maulid Nabi SAW. Kurang lebih 500-an undangan hadir dari Lurah (Kelurahan Kayu Putih Jakarta Timur, dan bisa dikonfirmasi) majlis ta’lim NU-Muhammadiyah, jamaah yang memiliki Habib (yang habibnya turut bertabligh bahwa syiah itu adalah saudara kita yang berbeda madzhab saja), jamaah al washliyah, tarekat dan banyak sekali dan berakhir dengan sukses, bahwa opini masyarakat setempat terhadap kami adalah positip dan bukan SESAT !!!!….

    Hingga saat ini anggota kami kian bertambah; dari anak muda yg narkoba, preman, majlis taklim ibu2-bapak2 yg cuma doyan rumpi atau nongkrong di pos ronda, semua kami rangkul. Selain itu kami adakan pelatihan keterampilan buat rekan2 yang kurang beruntung, computer, bengkel ac/elektronik, pengetikan computer, madding di masjid, hingga antar jemput beras untuk kami salurkan ke gepeng lampu merah di setiap perempatan di Jakarta Timur. Rencana kami ingin mendirikan koperasi sembako sekaligus penyaluran ZIS, tapi kendala klasik dihadapan: MODAL.

    Seperti mimpi bagi kami bisa menggabungkan, bergandengan tangan dengan saudara muslim lainnya yang benar2 lintas madzhab tanpa harus mengatakan KAMU SSSSEEESSSAAAATTTTTTT, BBBIIIDD’AAAAHHHH , KKKAAAAFFFIIIIRRR !!!!!, Itu contoh 1 + 1 = BANYAK, bagaimana dengan anda, saudara2 kami yang lain ??? masih doyang mengumbar kata2 sesat bin kafir ???? Wallahu alam,Yuk mari, HAIL

    @mas sp, sori nih curhatnya saya agak Kepanjangan……he…he….

  165. @Abu Syahzanan

    Terima kasih mas abu sudah mengingatkan saya. Kekhilafan manusia adalah lumrah, tapi mengingatkan saudara-nya yang berbuat khilaf adalah luar biasa. Syukran mas.

    Mungkin karena ditulisan saya yang sebelumnya, saya sempat beberapa kali menulis, jangan menuduh bila tidak ada bukti, namun lagi – lagi penuduhan lah yang didapat.

    Semoga mas sekeluarga beserta rekan – rekan di majlis selalu mendapatkan syafaat dari rasulullah saww dan para imam as.

    Mas tinggal di daerah kayu putih? Saya di daerah Rawamangun, boleh nih kapan – kapan kopi darat atau saya datang ke pengajian antum?

    Salam,

  166. @naruto
    Salam mas naruto, untuk referensi general, anda bisa lihat di wikipedia, silahkan masukkan islam. Di bagian branches, anda bisa lihat dua branches sunni dan shi’ia. Silahkan klik shi’a disitu ada penjelasannya.

    Sejauh ini saya baca sih, tidak ada yg keluar konteks (semoga masih sama)

    Maaf bila kurang menjawab enquiry mas. Semoga mas selalu diliputi kesehatan dan kebahagian dari Allah swt.

    Shalawat untuk rasulullah dan keluarganya!..

  167. @Oky
    Allahu Akbar, mas Oky Insya Allah ya. Ternyata orang deket rumah. Alhamdulillah pengajian (bukan majelis….kayaknya hebat banget dibilang majelis he…he…) masih berjalan hingga kini. Kami semua sehat2 aj, walaupun banyak “angin” yang berhembus disana-sini, Alhamdulillah kami tetap eksis. Seperti yang saya ceritakan, pengajian kita “underground” maksudnya sih kita loncat-loncat. Tapi base camp kita ada di Mushalla Istiqomah daerah mardongan mas. Yaaah karena anggota kita banyak yg berjauhan, Bekasi, Mampang, Depok dll (saya di Bogor, dulu di Pulomas), jadi kita lompat sana-sini. Yang paling sering kita lakukan di daerah kota bambu, tn abang. Kita fokuskan disana untuk mewadahi rekan/saudara kita yg “rada” ngaco (preman), dan juga pembimbing kita bertempat tinggal disana. Kadang kita ada di Balai Pustaka tuh (Cabang Muhammadiyah) Rw Mangun (mensyiahkan org Muhammadiyah he..he…gak ding akar/pola pikir Muhammadiyah itu lebih mirip ke ahlul bayt/syiah, tul gak ?) atau ke ICC Mampang, Insya Allah kita akan ketemu. Insya Allah. Salam buat keluarga mas, beserta majlis mas, Allahumma shalli ala Muhammad, wa ali Muhammad, Assalamualaikum.

  168. • sejati _lk, di/pada Juli 13th, 2008 pada 6:56 am Dikatakan:
    “AKU NGERTI SOAL ITU DAN SEKARANG SUDAH JELASKAN? KALIAN DENGAN YAHUDI SAMA2 BENCI APA YG DIBANGUN ATAS NAMA UMAR, WALAUPUN MISALNYA TEMPATNYA AMAT JAUH DARI BAITUL MAQDIS”

    Mas sejati, tidak ada kebencian dari orang2 Syi’ah/ahlul bayt terhadap Umar ra khususnya terlebih kepada para sahabat umumnya. Akan tetapi orang2 syiah/ab hanya menunjukkan perbuatan2 dari para sahabat yang menyalahi al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dan semua itu ada dan tercatat dalam kitab sejarah dan Hadits baik dari kalangan suni ataupun syiah. Bukan kebencian mas, bahkan syiah sangat menghormati para sahabat yang telah berjuang demi perkembangan islam. Mereka mengakui perjuangan para sahabat setelah Rasul wafat.

    Sedikit mengenai “sahabat” menurut paham/madzhab syiah nih mas (silahkan dibaca, kalau gak mau ya sudah…atau sudah pernah tau ??..), mereka berpendapat sahabat terbagi ke dalam beberapa golongan

    Pertama,sahabat yang baik dan telah mengenal Allah dan Rasul-Nya dengan pengetahuan yang sempurna. Mereka bersedia berkorban untuk Rasul; selalu menemaninya, jujur dalam ucapan dan ikhlas. Mereka tidak berpaling dari jalan Rasul sepeninggalnya, bahkan tetap setia dengan janji-janjinya. Mereka telah memperoleh pujian dari Allah dalam sejumlah ayat-ayatnya. Rasul juga telah memujinya di dalam berbagai tempat. Mereka disebut oleh orang-orang Syi’ah dengan penuh hormat dan takzim. Apabila nama mereka disebut, maka ia disebut dengan mengucapkan kalimat Radhiallah A’nhum.

    Kedua, adalah sahabat yang memeluk Islam dan ikut Rasulullah karena suatu tujuan: menginginkan sesuatu atau takut pada sesuatu. Mereka meminta jasa dari Rasul atas keislaman mereka. Kadang-kadang mereka mengganggunya dan tidak patuh pada perintah atau larangannya. Bahkan mengutamakan pendapat sendiri di hadapan nas-nas yang jelas, sehingga Allah turunkan untuk mereka ayat yang mencela atau kadang-kadang yang mengancam mereka. Dalam berbagai ayat Allah telah mempermalukan mereka; dan Rasul juga telah memperingatkan mereka dalam berbagai sabdanya. Kepada sahabat sejenis ini orang-orang Syi’ah memang tidak menghormati mereka apalagi mengkultuskan.

    Ketiga, sahabat munafik yang “menemani” Rasul karena ingin memperdayakannya. Mereka menampakkan diri sebagai Muslim sementara hati mereka menyimpan kekufuran. Mereka mendekat kepada Islam agar dapat memperdayakan kaum muslimin. Allah telah turunkan kepada mereka satu surah penuh. Disebutnya mereka dalam berbagai tempat dan diancamnya mereka dengan siksa api neraka yang sangat pedih. Rasul juga telah menyebut mereka dan mengancam mereka. Sebagian sahabat telah diberitahu nama-nama mereka dan tanda-tandanya. Sunnah dan Syi’ah sepakat untuk melaknat dan menjauhkan diri dari mereka.

    Terakhir kelompok sahabat yang sangat istimewa, lantaran kekerabatan mereka dengan nabi, ketinggian akhlak dan kemurnian jiwa yang dimiliki dan kekhususan yang telah dikaruniakan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka hingga tiada satu pun orang yang dapat menyainginya. Mereka adalah golongan Ahlul Bait yang telah dibersihkan oleh Allah dari segala dosa dan disucikan mereka sesuci-sucinya (QS. Al Ahzab: 33); diwajibkan kepada kaum muslimin untuk bersalawat pada mereka sebagaimana juga pada Rasul; mereka disertakan sebagai golongan yang wajib diberikan khumus (QS. Al Anfaal: 41); diwajibkan kepada orang-orang Islam untuk mencintai mereka sebagai imbalan dari Risalah Muhammad (QS. Asy Syuura: 23); sebagai ulul amri yang wajib dipatuhi (QS. An Nisa: 59); sebagai orang-orang yang rusukh di dalam ilmu pengetahuan dan arif dalam mentakwil AlQuran serta membedakan antara yang mutasyabih dengan yang muhkam (QS. Ali Imran: 7); sebagai Ahli Zikr yang dijadikan oleh Rasul sebagai pendamping AlQuran dan wajib berpegang teguh kepadanya seperti dalam hadis as-Tsaqalain (lihat Kanzul Ummal[1: 44]); Musnad Ahmad (5: 182); sebagai Bahtera Nabi Nuh sehingga siapa yang mengikutinya akan selamat dan yang tinggal akan tenggelam (lihat Mustadrak al-Hakim 3:151; Sawwaiq al-Muhriqah Oleh Ibnu Hajar hal. 184 dan 234). Para sahabat inilah yg mengetahui kedudukan Ahlul Bait, menghormati bahkan mentakzimkan mereka. Dan Syi’ah ikut jejak mereka serta mendahulukan mereka atas semua sahabat. Dalam hal ini kelompok Syi’ah memegang nas-nas yang tak terbantahkan.

    Sementara dari suni tidak menerima adanya klasifikasi sahabat seperti ini. Mereka tidak menganggap orang-orang munafik sebagai bagian dari sahabat. Bagi suni sahabat adalah manusia yang paling baik setelah Rasul.

    Mas mungkin bisa menilai dari kutipan sejarah ini (saya ambil dari buku Akhirnya kutemukan Kebenaran, karya Al Musawi), Pada tahun ke-6 H, Rasul bersama 1400 para sahabatnya pergi ber-umrah. Rasul memerintahkan para sahabat menyarungkan pedangnya masing-masing. Mereka berihram sambil membawa binatang korban agar orang-orang Quraisy tahu bahwa kedatangan mereka bukan untuk perang. Namun orang-orang Quraisy tidak mau menerima kedatangan Rasul beserta sahabat kecuali tahun depan dan dengan syarat hanya selama tiga hari untuk berumrah serta persyaratan lain yang sangat berat yang kemudian diterima oleh Nabi berdasarkan kemaslahatan yang dilihatnya dan wahyu Allah kepadanya.

    Akan tetapi sebagian sahabat tidak senang dengan sikap Nabi seperti ini. Termasuk Umar menentangnya dengan keras. Umar bin Khattab datang dan berkata: “Apakah benar bahwa engkau adalah Nabi Allah yang sesungguhnya?” “Ya”, jawab Nabi. “Bukankah kita dalam hak dan musuh kita dalam batil?” “Ya”. Sahut Nabi. “Lalu kenapa kita hinakan agama kita?” Desak Umar. “Aku adalah Rasulullah. Aku tidak melanggar perintah-Nya dan Dialah penolongku.” Jawab Nabi. “Bukankah engkau mengatakan kepada kami bahwa kita akan mendatangi Rumah Allah dan bertawaf di sana ?” “Ya. Tetapi apakah aku katakan kepadamu pada tahun ini juga?” Tanya Nabi. “Tidak”.Jawab Umar. “Engkau akan datang ke sana dan tawaf di sekitarnya.” Kata Nabi mengakhiri.

    Kemudian Umar datang kepada Abu Bakar dan bertanya: “Wahai Abu Bakar! Benarkah bahwa dia adalah seorang Nabi yang sesungguhnya?” “Ya” Jawab Abu Bakar. Kemudian Umar mengajukan pertanyaan serupa kepada Abu Bakar dan dijawab dengan jawaban yang serupa juga. “Wahai saudara!” Kata Abu Bakar kepada Umar. “Beliau adalah Rasul Allah yang sesungguhnya. Beliau tidak melanggar perintah-Nya dan Dialah Penolongnya. Maka percayalah padanya.” . (Lihat buku-buku sejarah dan sirah. Juga lihat Shahih Bukhori dalam Bab as-Syuruthi Jihad 2:122; juga Shahih Muslim Bab Sulhul Hudaibiyah Jil. 2)

    Silahkan anda menilai mas, Umar meragukan Rasulullah. UMAR MERAGUKAN RASULULLAH, itukah yang kita ikuti ??????? Syiah sangat-sangat-sangat menghormatinya (Umar) tidak membencinya, akan tetapi Umar ra bukan untuk diikuti apalagi untuk diteladani dan syiah bukan Yahudi, faktanya mereka (Hizbullah/syiah) berperang dengan Israel !!!!!!, tanya kepada diri anda dan kita sama2 merenung….maaf kalau ada kata yg kurang berkenan….wallahu alam, yuk mari…HAIL

  169. @abu shahzanan

    dari semua inilah harus di pisahkan.

    aku mohon agar anda mau memakluminya.

    ada sebuah hadis , aku lupa nomornya dan kalimatnya degan lengkap. yg berisi
    DISEBUAH DAERAH DI IRAN DAJJAL AKAN DI SAMBUT OLEH 70000 ORANG YAHUDI.

    jadi menurut anda ini adalah hadis yg tidak di pakai.

    tetapi kalu di pantau dari lapangan udah jelas yahudi semakin bertambah di iran.

    saya memihak pada fakta tersebut.

    aku mohon jika anda sudah menguasai suatu kampung , janganlah anda membantai saudara sunnimu sebagai mana pengakuan lidahmu.

    ABU SHAHZANAN , kalu sama saya jangan lah berbohong tentang sikap hizbullah kepada israil.

    boleh anda dan imam mahdi mu menguasai daerah yg lain tapi tidak akan terwujud untuk masuk kota makkah dan madinah.

    saya pribadi tegaskan sebagai saran kepada anda yg lebih tua.
    1.imam mahdimu adalah dajjal
    2.rajah tidak akan terwujud
    3.agama anda didasar atas fitnah.

    aku kasian pada anda sebagai mana aku kasian pada agama kristen. agama fitnah dajjal.

    sekarang yg dilirik mesir. kapan dengan terang terangan lirik makkah madinnajh,
    walaupun sudah banyak yg dikirim secara takiyah ke arab saudi.

    kalau sarat2 saya agar menerima syiah di atas belum terpenuhi, maka saya akan terus benci anda atas dasar sayang kepada anda.,

    bebas kan hawa nafsu anda. hanya kepada allahlah tempat kembali

  170. @ sejati_lk,
    “dari semua inilah harus di pisahkan”

    Saya telah uraikan diawal komentar saya, itu terserah mas. Kalau sekiranya mas sejati tetap bersikeras mau dipisahkan, silahkan anda pisahkan, terserah umat yang menilai tentang paham/madzhab syiah, bukan anda secara pribadi ingin memisahkan, monggoooooo mas, silahkan

    “aku mohon agar anda mau memakluminya.”

    Saya orangnya asik aja kok, dan saya bisa “memaklumi” (…….)

    “ada sebuah hadis , aku lupa nomornya dan kalimatnya degan lengkap. yg berisi DISEBUAH DAERAH DI IRAN DAJJAL AKAN DI SAMBUT OLEH 70000 ORANG YAHUDI.”

    Jangan lupa mas, ditunggu “asal-usul” hadits itu, dapet dari mana ? riwayat siapa? , biar rekan pembaca lain bisa menilai itu hadits tersebut benar atau tidak ? Masalahnya anda mengutip sepotong2…..

    “jadi menurut anda ini adalah hadis yg tidak di pakai.”
    Yang mana ???? Hadits siapa itu ???

    “tetapi kalu di pantau dari lapangan udah jelas yahudi semakin bertambah di iran, saya memihak pada fakta tersebut.”

    Fakta darimana, bisa anda sebutkan sumber nya ? Oh ya anda pernah ke Iran ????

    “aku mohon jika anda sudah menguasai suatu kampung , janganlah anda membantai saudara sunnimu sebagai mana pengakuan lidahmu.”

    Pernah anda mempelajari sejarah atau setidaknya membaca sejarah bahwa sejak dulu para pengikut syiahlah yang banyak dibantai, baca lagi mas, baca lagi, jangan males baca. Tidak ada sedikitit pun para pengikut syiah doyan membantai…….kasih contoh deh mas satu aja, kecuali konflik yang terjadi di Irak sekarang ini, karena itu adalah siasat adu domba tentara Amerika. Satu contoh aja mas. Sebaliknya, kita dapat temui ratusan tulisan fatwa dan ajaran yang bersumber dari Ibnu Taimiyah yang sekarang ini dijadikan sebagai simbol kesunnian di Mesir, Arab Saudi dan berbagai wilayah lainnya yang digunakan dalam mengkafirkan kelompok selainnya. Mari mas belajar lagi, tolong anda jangan menutup mata, jangan mengeluarkan pernyataan atau tulisan yang tidak ada dasarnya mas. Apalagi kata mas berdasarkan fakta dilapangan, lapangan bola ? lapangan futsal?, sebutkan sumbernya dari mana.
    Malah sekarang ini, sudah bertahun-tahun dengan kepemimpinan dan kemampuan yang dimiliki oleh Republik Islam di Iran, malah banyak toleransi terhadap saudara2 sunni mas, syiar persatuan Islam sangat diagungkan mas (mas sendiri aja yg suka pisah…..pisah…..pisah……). Pemimpin tertinggi di Iran sana sangat menyerukan hal tersebut. Contoh: membolehkan untuk melakukan shalat berjamaah di belakang imam jama’ah Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah). Itu bukan hanya bertindak toleran dan bersahabat terhadap para pembenci syiah yang sangat ekstrim di luar Iran, tapi di Iran sendiri tetap menjaga hak-hak pengikut Sunni di dalam negerinya. Mas cari dong fakta2 yang baik, jangan hanya sekedar omong karena ketidak sukaan mas terhadap madzhab syiah (maaf mas) FAKTA…..FAKTA….FAKTA

    Mas fakta sejarah yang terjadi justru banyak tekanan terhadap syiah yang terbantai dari pihak kerajaan Saudi Arabia terhadap para pengikut Syi’ah, lalu pada jaman Usmani ataupun di masa-masa kerajaan dan golongan partai Ba’tsi dalam menentang Syi’ah. Tidak ada rangkaian balas dendam dari pengikut syiah mas, sekali lagi…cari dan buktikan mas ssaaaaaatuuuuu aja !!!!

    “ABU SHAHZANAN , kalu sama saya jangan lah berbohong tentang sikap hizbullah kepada israil.”

    Saya katakan sekali lagi….cari dan baca mas, anda rajin-rajinlah mencari informasi yang sumbernya sangat dekat dengan hal yang anda cari, biar informasinya baik dan benar, tidak sekedar selentingan saja, Gak ada untungnya saya berbohong kepada mas sejati. Kalau rugi iya mas…….capek saya meladeni mas yang gak mau mencari sumber, data yang benar ( ooops sori bratha’)

    “boleh anda dan imam mahdi mu menguasai daerah yg lain tapi tidak akan terwujud untuk masuk kota makkah dan madinah.”

    No comment, mungkin anda lagi meracau…..

    “saya pribadi tegaskan sebagai saran kepada anda yg lebih tua. 1.imam mahdimu adalah dajjal 2.rajah tidak akan terwujud 3.agama anda didasar atas fitnah.”
    No comment

    “aku kasian pada anda sebagai mana aku kasian pada agama kristen. agama fitnah dajjal.”

    Terima Kasih sudah dikasihani, tapi saya gak perlu dikasihani mas, saya orang yang mapan mas, mapan secara ilmu dan pemahaman saya, Insya Allah saya akan baik2 saja dengan apa yang sudah saya miliki.

    “sekarang yg dilirik mesir. kapan dengan terang terangan lirik makkah madinnajh, walaupun sudah banyak yg dikirim secara takiyah ke arab saudi.”

    ………………………..

    “kalau sarat2 saya agar menerima syiah di atas belum terpenuhi, maka saya akan terus benci anda atas dasar sayang kepada anda.,”

    Gak masalah mas, orang syiah gak rugi kok, apa lagi saya mas, silahkan….

    “bebas kan hawa nafsu anda. hanya kepada allahlah tempat kembali”

    Saya nafsunya kalo :
    1. lagi liat sambal pete goreng dengan lalap, kalo daging kurang suka tuh.
    2. dengar lagu2 dari band Cannibal Corpse saya nafsu mau head banger
    3. ngeliat anak saya yang 1 tahun jalan ogel2an, nafsu mao saya gigit pipinya
    Allah selalu menjadi tempat pengharapan saya mas, terima kasih…..silahkan anda berjalan dengan keyakinan anda, saya menghargai itu. Pesan saya dijalan, jangan suka menghujat keyakinan, pemahaman, madzhab orang lain, kita harus selalu saling menghargai, dan kalau mendapat informasi atau berita atau mengeluarkan pernyataan/komentar harus mendasar dan jangan setengah2. Mudah2an kita akan selalu mendapat hidayah, rahmat dan pencerahan dari Allah….… ….selamat jalan, hormat saya kepada mas sejati….yuk mari…HAIL

  171. Gak mau diskusi, cuman ngga bisa nahan senyum..Hihi, hadistnya futuristik tuh..bisa tau jaman sekarang namanya bakalan “Iran”…gak pernah tuh liat hadis yg isinya merujuk ke spesifik “Iran”..xi xi xi (no comment)..saya mendingan nyambut Dave Matthews Band main di Jakarta (mm..kapan ya?)….

  172. @sejati_lk

    ada sebuah hadis , aku lupa nomornya dan kalimatnya degan lengkap. yg berisi
    DISEBUAH DAERAH DI IRAN DAJJAL AKAN DI SAMBUT OLEH 70000 ORANG YAHUDI.

    Coba bandingkan dg yg berikut:

    Mereka adalah golongan Ahlul Bait yang telah dibersihkan oleh Allah dari segala dosa dan disucikan mereka sesuci-sucinya (QS. Al Ahzab: 33); diwajibkan kepada kaum muslimin untuk bersalawat pada mereka sebagaimana juga pada Rasul; mereka disertakan sebagai golongan yang wajib diberikan khumus (QS. Al Anfaal: 41); diwajibkan kepada orang-orang Islam untuk mencintai mereka sebagai imbalan dari Risalah Muhammad (QS. Asy Syuura: 23); sebagai ulul amri yang wajib dipatuhi (QS. An Nisa: 59); sebagai orang-orang yang rusukh di dalam ilmu pengetahuan dan arif dalam mentakwil AlQuran serta membedakan antara yang mutasyabih dengan yang muhkam (QS. Ali Imran: 7); sebagai Ahli Zikr yang dijadikan oleh Rasul sebagai pendamping AlQuran dan wajib berpegang teguh kepadanya seperti dalam hadis as-Tsaqalain (lihat Kanzul Ummal[1: 44]); Musnad Ahmad (5: 182); sebagai Bahtera Nabi Nuh sehingga siapa yang mengikutinya akan selamat dan yang tinggal akan tenggelam

    Tidak salah jika Al-Qur’an memperingatkan:

    QS:47:25 Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.

    QS:3:103 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

    Siapakah/apakah Tali Allah? Ahl Bayt, dan jika tdk beroegang kpd Ahl Bayt maka bercerai berai, spt skr ini?.

    QS:3:104 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dr yg munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

    Dr sejarah, jelas2 bhw hanya ahl bayt dan ittrari sajalah yg secara konsisten menyuruh kpd yg ma’ruf dan mencegah yg munkar.

    QS:3:105 Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

    Golongan manakah yg bercerai berai? Keterangan apakah yg sdh jelas yg msh tdk diterima shg umat islam berselisih?
    Mohon jika ada yg bisa membantu mencerahkan.

    Wassalam.

  173. @sejati_lk

    jadi menurut anda ini adalah hadis yg tidak di pakai.

    Memangnya menurut mas sejati apa sih syarat2 hadits itu bisa dipakai/dietrima atau tdk. Jika ada seseorg (syi’ah) menyampaikan hadits dg cara spt mas Sejati, apakah mas Sejati akan menerima?..saya yakin mas Sejati akan mencaci maki dan mengatakan fasiq dll. Sangat tdk adil adil (dzalim) jika mas Sejati mengharapkan org lain menerima hadits tsb (yg bhkn anda sendiri ragu dg sumbernya).

    Tetapi kalu di pantau dari lapangan udah jelas yahudi semakin bertambah di iran.
    saya memihak pada fakta tersebut.

    1. Apa hubungannya bertambah dan berkurangnya Yahudi? Anda bisa menerima hal2 yg tdk nyambung spt ini?
    2. Dari mana datanya? Anda bs menerima sumber yg gak jelas?.

    aku mohon jika anda sudah menguasai suatu kampung , janganlah anda membantai saudara sunnimu sebagai mana pengakuan lidahmu.

    Prasangka? ataukah fakta? Apa bedanya dg provokasi (menyebarkan kebohongan) dan fitnah? Lidah saya kelu utk mengucapkan kalimat2 provokasi spt ini?

    saya pribadi tegaskan sebagai saran kepada anda yg lebih tua.
    1.imam mahdimu adalah dajjal
    2.rajah tidak akan terwujud
    3.agama anda didasar atas fitnah.

    “Tidak lah aku diutus kecuali utk menyempurnakan akhlak”
    QS:29:46 “Janganlah kalian berdebat dg ahli kitab kecuali dg cara yg baik…” dg ahli kitab saja hrs dg cara yg baik, apalg dg sesama muslim.
    Mas Sejati, mmgnya mas Sejati mazhab apa? Krn setahu saya Sunni jg mengimani akan datangnya Imam Mahdi.

    sekarang yg dilirik mesir. kapan dengan terang terangan lirik makkah madinnajh,
    walaupun sudah banyak yg dikirim secara takiyah ke arab saudi.

    Lagi ngomong apa mas?
    Segala sesuatu di dunia ini berubah, kecuali tulisan yg menentang Syi’ah.
    Semuanya permulaan ada akhirnya, kecuali tuduhan thd Syi’ah.
    Semua vonis hrs berdasarkan bukti. kecuali vonis thd Syi’ah”

    Bukankah semakin jelas siapa yg dzalim dan siapa yg didzalimi?. Syia’h dlm berdebat hrs pakai segala macam dalil (aqli maupun naqli), itupun msh ditolak. Tapi kalian boleh pakai apa saja utk mencaci dan memfitnah Syia’h, boleh pakai prasangka, boleh pakai hadits dhaif, boleh pakai fitnah, boleh bertentangan dg akal, boleh tanpa bukti, boleh tdk berakhlak, boleh kata2 kotor dll. Bukankah jelas siapa yg dzalim?

    Wassalam

  174. @truthseeker & @oky

    Mas2, udah ah, kita akan selalu membuang waktu kita dengan meladeni hal2 yang terlontar tanpa ada dasarnya seperti mas sejati. Kita persilahkan saja mas sejati dengan pemahamannya, dan kita dengan pemahaman masing2. Kita tak pernah memaksa, mas oky & mas truthseeker pernah memaksa??? Kita hormati saja mas sejati dengan pemahamannya. Biarkan saja mas sejati ber asumsi macam2 ttg syiah. Kebenaran tak pernah pudar kok asal kita tetap di jalan Allah. Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad, ikhlas saya menerimanya, yuk mari…HAIL

    @mas sp
    tidur aj neeehh

  175. @sejati
    Assalumu A’laikumutk semua pencinta blog ini. Saya hanya seorang musfir lalu.
    Saya coba menginformasikan utk sejati: UTK MENCARI KEBENARAN TAK PERLU PAKAI SYARAT2AN. Krn kebanaran itu utk kita sendiri. Cukup banyak penjelasan yg disampaikan oleh sdr Oky, truthseeker dan abu Syahzanan. Coba anda baca berita2 siapa yg berjihad menentang Yahudi di Palestina dan Libanon. Siapa yg ingin menyerang negara Yahudi, siapa yg tdk takut pd Imprialis Amerika dan sekutu2nya. Siapa penyebab terjadi permusuhan antara Syiah dan Suni di Irag dan hampir seluruh Asia. Siapakah Provokatornya. Pikirlah tanpa fanatik dan EMOSI . Wasalam

  176. Mana ada orang Majedub bisa memberi pencerahan

  177. Memberikan peringatan, nasehat kepada jenis manusia seperti sejati_lk ini yang amat Syiahphobia sepertinya ga pernah efektif dan mengena. Mereka bergeming dan ga pernah tergerak. Bahkan sekedar utk jadi bahan pemikiran juga tidak. Keras, kaku seperti batu cadas dimana dihantam dengan godam sedahsyat apa pun sepertinya ga pernah hancur (nunggu kiamat kali baru bisa hancur 🙂 ). Namun sayangnya kosong seperti gentong nasi yang jika tetes air jatuh ke dalamnya, ia bergema bagai guntur. Tetapi alhamdulillah, kewajiban kita2 utk memberikan wawasan dan pencerahan sdh dijalankan. Bukankah itu juga jalan yang ditempuh oleh manusia-manusia mulia pilihan Allah swt?
    Kira-kira adakah cara lain agar batu cadas ini bisa luluh dan gentong bisa terisi penuh?

    Damai….damai

  178. Doakan saja mas..sama2 saling mendoakan..Belajar itu susah kalo pake nafsu, tapi kalo pake hati..gampang bgt..stuju?

  179. @ABU SHAHZANAN DKK

    DENGAN HORMAT.
    aku bukan salafi. bukan sufi. akuadalah orang yg tertarik ingin mengetahui konflik selama ini.

    aku juga pendukung iran dulu nya.

    tetapi aku tertipu,bukan karena aku belajar sama salafi.

    demi lahir dan batin yg di berikan oleh allah swt sepatut kita bersepakat saling mendoakan agar kita saling mempengaruhi. salam

  180. @Sejati-ik
    Salam mas, semoga perbedaan yg ada antara saya dan anda menjadikan makna perdamaian dan persatuan menjadi suatu makna yang lebih hakiki, bukan hanya di tag-line, tetapi juga dalam kehidupan beragama, dan bermasyarakat.

    Semoga kesehatan dan kesejahteraan selalu bersama mas sejati-ik. Allahumma amien..

  181. @OKY DKK

    salam juga.aku setuju persatuan yg hakiki.
    sebagaimana aku namai nickname ku sejati.
    TAPI hakiki yg aku maksud adalah hakiki apa sebenarnya di balik kejadian di irak.iran adalah dibalik semua itu bahkan sampai palestina.

    dan aku amat setuju apabila yg hakiki itu semua terungkap. dan kalau terungkap jangan jawab sambil menangis
    ;INI SEMUA KALAU DI BANDING KARBALA TIDAKLAH BESAR KARENA GINI GITU GINI GITU’

    aku cuma kasian ama orang2 yg bilang kalau amerika mau serang arab saudi
    maka hadapi dulu iran.
    amat kasian aku.

    sampai2 ulama2 syiah menangis saat membacakan kisah karbala.

    oky !!!!!!!!!
    aku tegur kamu karena kasian ama kamu. mudah2an oky juga kasian ama aku.

    AKU SETUJU YANG HAKIKI
    SALAM.

  182. @Sejati-ik
    Terima kasih sudah kasian sama saya, tapi saya belum butuh rasa kasihan dari anda mas..masih banyak yang perlu dikasihani, lebih baik mas kasihan terhadap nasib mayoritas masyarakat Indonesia yang masih di bawah garis kemiskinan, atau saudara-saudara kita yang tertindas diluar sana (Kalo nick anda benar2 “Sejati”)..Semoga rahmat dan perlindungan Allah Swt selalu bersama mereka, dan semoga rasul saww dan para imam as selalu mendoakan mereka..

    Dan saya ngga perlu ditegur hanya karena berbeda pendapat dengan mas, ini forum diskusi bukan? tempatnya untuk mendiskusikan sesuatu..dan dalam forum diskusi, sangat wajar terdapat perbedaan pendapat..Seinget saya, saya tidak pernah melakukan penghinaan kepada situ (silahkan baca lagi dari atas), kecuali anda benar2 sensi atau mungkin lagi PMS mas..

    Maaf, “teguran” anda “terpaksa” saya acuhkan..karena tidak relevan dan bukan peruntukkan-nya.

  183. @abu shahzanan dan oky

    salam

    bapak abu s ,oky ,apa gerangan anda terpengaruh ama syiah, suatu agama yg ga berdasarkan amalan tapi kebohongan untuk suatu tujuan.
    dan menghalalkan segala cara.

    bahkan sama aku yg ga tahu apa2 msasalah agama pun anda berbohong,
    sama seperti AHMADINAJED , aku kasian mahasiswa pun tertipu oleh kebohongan anda. bahkan ulama besarpun.

    anda bilang alquran inilah yg asli padahal bukan.

    kalian tidak akan kuasai MAKKAH DAN MADINNAH,
    HARAM BUAT IMAM MAHDIMU alias dajjal mu.

    wassalam

  184. @abu shahzanan oky

    contoh sirik;

    yahudi;

    berdoa tawassul dgn nabi nya dan keturunan

    krsten;

    tawassul dengan nabi , pastor2. bunda maryam

    syiah;

    tawassul kepada nabi. imam2 nya,

    ISLAM ADALAH AGAMA YG BEBAS DARI KESYIRIKAN ITU. tawasul yg sesuai ajaran saja.

    karena kafirnya umat2 terdahulu , setelah meninggalnya nabi2 tsb mereka bertawasul kepada nabi2nya dan orang shaleh lain nya.

    KESEMUA SYIRIK TERSEBUT ADALAH AJARAN DAJJAL.

    SALLAM

  185. kalau berani, tinggal diskusi saja disini. Tunjuk salah satu diantara kami untuk menjadi lawan Anda di forum ini.

    ya itu sih kalau berani dan mampu. Atau Anda hanya mampu berkicau?

  186. @Oky
    setuju, met puasa bossss

    @sejati-lk
    Terserah mas bagaimana menilai kami atau ajaran syiah, itu hak anda. Intinya kita2 sudah bicara jujur, dan tidak berbicara sesuai dengan nafsu kami serta apa adanya dan bukan ada apanya. Meyambut Ramadhan saya mohon maaf untuk semua, terutama mas sejati.

    @ressay
    jangan saya mas, ilmu saya masih jauh tertinggal. Met puasa y pak…

    @ALL
    Saya gak mau ada “ganjelan” di Ramadhan nanti, saya minta maaf untuk semua atas perkataan atau tulisan yang kurang berkenan, met puasa…

  187. Yang punya anak pada pernah ngajarin anaknya gak? Atau kalau belum punya anak silakan mengingat2 lagi waktu msh SD diajarin ama ortu.
    Kesulitan terbesar saya dlm mengajar anak yg SD adalah bhw semua cara saya yg berbeda dg guru mereka adalah bid’ah, kadang kesel, kadang gemes tapi mau apalg wong saya jg seperti waktu msh SD. Dikasi tau bhw hakikatnya sama, tidak mau terima, bhw ini lebih tinggi krn bisa terus dipakai sampai SMP dstnya malah ngambek. Si Anak: “Pokoknya gak mau, itu salah krn beda dg yg diajarkan sama guru”. Mau ngomong ke gurunya ntar jadi intervensi dan malah bikin ribet. Kita ikut belajar spt mrk jadinya, walaupun saya befikir jika setiap muncul “kurikulum (baca: mazhab) baru kmd kita hrs beradaptasi lagi jadi repot dah, akhirnya mending panggil guru les aja. Dan saya hanya menunggu anak saya jika sdh besar/dewasa (baca: pintar) bisa memahami hal2 (baca: perbedaan) seperti ini. Karena sebagaimana terjadi pd anak saya itu pula yg terjadi pada saya (yg penting saya mengajarkan kpdnya utk berfikiran terbuka, dan tdk pengen menang sendiri).

    Wassalam

  188. @truthseeker
    Hehehe…benar….benar……
    Masalahnya mas, kita ngga punya pegangan anak SD yang satu ini kapan baru bisa lulus SDnya :mrgreen:

  189. @armand
    Sebetulnya ini hanya illustrasi yg mengadopt dr cerita saudara kita dr NU. Santri2 NU belakangan ini khan gregetan dg adanya saudara2 dr mazhab baru yg dg enteng & angkuhnya mengkafirkan kiai2 mrk dan institusi mrk. Akhirnya si santri laporan (dg geram) dan komplain knp kiai2nya koq pada diam, bukankah diam berarti mengiakan?. Dengan tenang sambil tersenyum sang kiai mengatakan bhw: “susah kalauberbicara dg orang yg ilmunya tdk seimbang, sebagaimana kalian berbicara dg anak SD, mrk tdk peduli apa yg engkau katakan dan mrk menganggap mrk yg benar”.
    Santri: “Tapi kan mrk sudah keterlaluan, sampai mengkafir2kan”
    Kiai: “Lhoo emangnya kalau mrk mengatakan kita kafir apa trus kita jadi kafir?.
    Santri: “Iyya sih, tp ini kalau didiamkan bisa membahayakan”
    Kiai: “Lebih bahaya lagi kalau ditanggapi, wong memang itu yg diinginkan iblis. Dan iblis tdk pernah puas, lihat saja mrk tdk akan pernah puas, sebentar lagi wali songo yg jasanya tdk terkira dg mengislamkan Indonesia shg menjadi islam terbesar di dunia pun tdk lepas dr sasaran mrk, jadi apalah saya hanya seorang kiai”
    Santri: “Masa sihh? Wali Songo pun ikut kebagian? Sempit sekali pemikiran mereka? Koq semua hanya dilihat dg hitam putih saja. Kenapa bisa sampai spt itu?”
    Kiai: “Ojo gumunan dan ojo kagetan, masih banyak lagi yg lebih mengagetkan koq. Apa kamu lupa, cucu Rasul yg tercinta dan Allah mewajibkan kita umat islam utk mencintai mrk ternyata terbunuh oleh umat islam juga?, masa kamu masih masih bisa kaget dengan apa2 yg bisa dilakukan oleh Iblis?”.
    Santri: “Nggih, saya paham maafkan saya. Terus apa yg terbaik yg bisa kita lakukan?”
    Kiai: “Sudah ada koq di AQ jalan keluarnya”.. 🙂
    Santri: “Apa itu kiai?”
    Kiai: “Sabar dan berdo’a, semoga saudara2 kita cepat2 naik kelas, sehingga bisa mengerti bagaimana cara kerja mereka yg derajatnya lebih tinggi”.
    Santri: “Terima kasih kiai”
    Kiai: “Jangan kaget ya kalau beberapa wali besar pun akan mendapatkan cacian dan pengkafiran mrk..”
    Santri: “Assalamualaykum”
    Kiai: “Wa alaykum salam wr wb”

    Wassalam

  190. he he he.

    saya doain deh biar cepet naik kelas tuh anak SD, biar cepet pada mudeng.

    salam

  191. Baru sadar neh ternyata kajian ini mulai dari Desember 2007 sampai sekarang Bulan Agustus 2008 berarti sebulan lagi ngelahirin neh…..

    ud hampir 9 Bulan tapi masih keukeh ya mencaci….

    piss…pisss

  192. waduh saudara g, secondprince terima kasih atas bahasannya… saya masih belajar jadi belum bisa memberi komentar atau tanggapan.. semuanya saya cerna dan bandingkan dengan sumber nya dulu yaa..

    terima kasih buat saudara almirza, oky, en sejati juga..

    hehe.. oh iya soal hadis futuristik.. jadi inget dulu pernah baca buku armageddon.. lupa pengarangnya sapa.. tapi bikin g enggak enak tidur.. bikin pingin nangis.. bikin pingin mati lebih cepat.. walaupun saya enggak tau pernah cari tau juga apa hadis yang dipaparkan di buku itu benar atau tidak..

    sekali lagi terima kasih, afwan..

  193. SEMUA PENDAPAT SYAH22 AJA! TP SEMUA HARUS BANYAK SISI SUMBER YG OTENTIK, KENAPA KALO SAHABAT ITU DIJULUKIN KHULAFAURASYIDIN TP KOQ PD BAKAR RUMAH FATIMAH, TRUS NABI MAU MENINGGAL DIANGGAP PIKUN! UDAH MENINGGAL KNP PD GAK BERKABUNG KOQ MALAH REBUTAN JABATAN! TRUS KENAPA ANAK CU2 RASUL YG MAKSUM DAN SUCI KOQ DIBANTAI,DIRACUN, KEPALA DIPENGGAL DAN DITINGGAL GITU AJA, TRUS KENAPA ALI IMAM SUCI YG MEMANG DITAKDIRKAN ORANG KE2 SETELAH RASUL SAMPEK NABI DIPAKSA MALAIKAT JIBRIL MENG IKKRARKAN NUBUWAH ALI BAHWA RISALAH NABI TANPA ALI AKAN SIA-SIA, SAMPAI IMAM ALI MENGGELANDANG? KENAPA PD GAK PERHATIAN THD ORANG SUCI! APA MAKSUD ALI SAMPAI MENGGELANDANG? ITULAH PERTANYAANNYA? ALI MENGGELANDANG KARENA DIKEJAR DAN DIBURU AGAR TDK MENYAINGI PROPAGANDA KEKUASAAN ABU2 YG GAK JELAS. MOGA2 ALLAH RABBY SELALU MENJADIKAN IMAM ALI SYAFAAT BG PENGIKUTNYA DAN AHLIL BAYYTNYA, DAN SEMOGA KITA MENDAPAT TETESAN SYAFAAT IMAM MAKSUM BESERTA AHLUL BAYYT…AMIIIN

  194. Salam,..

    Kehadiran Imam Ali bin Abi Thalib as Menjelang Kematian Seseorang

    Harits Hamadani, sahabat Imam Ali as yang telah lanjut usia, jatuh sakit. Suatu hari, dengan susah payah ia menemui Imam Ali as dan mengungkapkan kesedihannya karena kesenjaan usianya dan jauhnya jarak yang telah menghalanginya untuk sesering mungkin dapat bertemu dengan sang Imam as.
    Imam Ali as berkata kepadanya:
    “Wahai Harits, setiap orang yang mati, pasti akan melihatku saat ajal menjemputnya. Engkau akan melihatku membagi surga dan neraka di Shirat kelak, dan akan menempatkan ahli neraka di neraka dan ahli surga di surga, dan apabila ada diantara sahabatku berada di neraka, aku akan mengeluarkannya.

    Janganlah memandang mustahil perkara ini, karena,
    Pertama, banyak sekali manusia yang hadir diatas pembaringan orang yang hendak mati atau para mujahid yang dalam keadaan syahid, tiba-tiba yang hendak meninggal itu bangun atau duduk untuk menghormati para nabi dan imam suci, dan bertanya kepada hadirin di sekelilingnya, mengapa kalian tidak menghormati kedatangan mereka?
    Kedua, kehadiran ini tidaklah bersifat fisik, melainkan kehadiran spiritual yang hanya dapat dilihat oleh orang yang hendak mati itu. Bila ia ahli ibadah, maka ia melihat para Nabi dan Imam suci itu dalam keadaan berwajah bahagia dan lembut, tetapi sebaliknya bila ia ahli maksiat, maka yang datang dengan wajah masam dan marah.
    dikutip dr kisah2 imam ali as, karya ali shofi
    salam

  195. yang mengaku syiah baca dulu kitab Al Kafi, didalamnya boleh berbohon, kotoran imam harum, dimakan jadi obat, imam lahir dari paha, imam lebih tinggi dari nabi, dan keanehan keanehan lainnya, mbo ya mikir………………….toh
    jadi kita harus tau apa yan kita cintai dan apa yan kita benci, tidak mungkin kita mencibtai sesuatu atau membenci sesuatu yang tidak kita ketahui, atau membela dan memerangi sesuatu yang kita tidak ketahui

  196. ustadz, kalau memang mau diskusi, diskusilah yang baik. ndak usah nyebar propaganda busuk seperti itu. masa mau niru2 tingkahnya Zionis Israel?

  197. @yulhendri Ibrahim
    Kalau mas Ibrahim meminta syi’ah membaca al kafi, begitu juga syi’ah meminta sunni uk membaca shahih bukhari. Yang mana sahih bukhari banyak bercerita tentang kesalahan2 sahabat, pembangkangan sahabat kpd Rasulullah, dan dalil2 lainya yang orang sunni sendiri kaget koq bisa bukhari menulis seperti itu tentang sahabat.
    Dan yang menjadi dongkol sunni adalah bhw sunni mengklaim bhw hadits Bukhari semua shahih, sedang syi’ah tidak pernah menganggap al kafi sbg sahih.
    Jadi kita sunni terbelenggu pada hadits Bukhari dan harus terima apa adanya, sedang syi’ah yg mmg tdk menganggap al kafi sbg sahih bebas2 saja memilah2 isi al kafi.

    Wassalam

  198. @yulhendri Ibrahim.
    Imam lebih tinggi dari Nabi? Wah udah pernah dibahas..ini Allah sendiri yang menyatakan di surah Al Baqarah 124:
    “Dan (ingatlah) ketika ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu ibrahim menunaikannya. Allah berfirman “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata:”(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: “Janjiku (ini) tidak menegai orang orang yang dzalim”.

    Saat itu nabi ibrahim SUDAH menjadi nabi dan diuji oleh Allah SWT. Beberapa contohnya, meninggalkan istrinya, mengorbankan putra-nya dsb, dan sebagai reward atas hal2 yang mulia itu, Allah SWT menganugrahkan nabi ibrahim kedudukan imamah “Jaa ‘ilukalinnaasi imaamaan”..

    Jadi sebetulnya siapa yang keliru mas? Qur’an yang saya pakai ini Qur’an yang didapat ketika keluarga ada yang ke tanah suci, ngga ada beda-nya dengan Qur’an yang mas pakai. Allah lah yang bilang gitu, bukan saya, bukan mas SP, bukan para imam syi’ah, bukan juga kulainy…

  199. Assalamaulaikum Wr. Wb.Saya rasa, tujuan kita belajar di dunia ini adalah untuk menjadi manusia sejati, manusia yang memakai akal fikirannya untuk menciptakan sebuah kebaikan dan kemuliaan, memperjuangkan kebenaran dan meluruskan kesesatan menjadi kebaikan, islam adalah agama langit dan bumi terlepas berbicara tentang syiah dan sunni mari kita berfikir jernih, penggalan ciri2 islam: 1. agama yang penuh kasih sayang, 2. pemeluk islam yang terhormat tidak berkasih sayang dengan orang2 kafir, hal ini tidak di jumpai di negara2 islam di dunia ini lihatlah contoh : Arab saudi (kaki tangan Amerika dan inggris), Indonesia (Budak negara Kafir), Malaysia (ketiak Inggris) kecuali negara IRAN, yang benar2 menjalankan islam sebagai aturan tertinggi bagi nusa dan bangsanya…sehingga perkembangan IPTEKnya tidak kalah bersaing dengan barat IPTEK maju, Akhlak juga mulia…Mayoritas penduduk Iran beraliran Islam Syiah….Wassalam..

  200. CIRI2 PEMELUK ISLAM YANG BENAR:
    1. Lemah lembut
    2. penuh kasih sayang
    3. Cinta Damai
    4. Suka menolong sesama umat
    5. Gemar belajar, membaca
    6. berfikir jernih dan penuh sopan santun
    4. tidak menjalin kasih dan sayang dengan orang Kafir (kapitalis) dan penindas sesama manusia.

    coba sebutkan negara islam yang benar2 mandiri hidup tanpa bantuan bangsa kafir? kebanyakan Negara dengan mayoritas islam Sunni menjalin kasih dan sayang dengan bangsa Kafir bahkan menjadi budak sekulerisme……trimakasih moga kita dapat berfikir jernih dan senantiasa membaca situasi..

  201. Wuihh,…. Yang sabar yah mas Second…
    saya butuh 2 hari baca pembahasan ini (ternyata umurnya udah 1 tahun).

    1. Pertama saya ingin memberitahukan kepada saudara2 yang anti Syiah, dan telah mengkafirkan syiah. bahwa saya bermazhab Syiah Imammiyah itsna Asyariyah (Ja’fariyah).

    kalau kalian keberatan saya sebut “saudara” atau kalian artikan sebagai yang najis, saya mohon maaf.

    2. apakah kalian merasa, kritik kalian kepada tulisan SP ternyata lari, tidak focus, blurr… dan cenderung menimbulkan masalah lain ( lho bukannya di blog ini paling sering seperti itu ? ).

    Karena keberatan kalian lebih kepada pembelaan diri terhadap apa yang telah kalian percayai sejak kalian dapat hingga sekarang. dan kalian tidak dapat berhujah dengan dalil yang mendukung apa yang kalian telah percayai… tapi demi Allah tidak ada sedikitpun saya menganggap kalian (sunni) adalah kafir.

    3. Masalah keharusan ditutup rapat mengenai peristiwa tersebut diatas. Apakah mungkin suatu peristiwa harus ditutupi hanya untuk tujuan persatuan ?? apakah ini yang disebut White Lie ?
    dan kenapa hal itu tidak dari awal di tutupi hingga tidak tercatat dalam kitab Imam Bukhari.

    4. Sekali lagi yang saya lihat dari tulisannya mas SP tidak ada sangkut paut dengan Syiah, bahkan dia sendiri tidak mengaku bahwa dirinya Syiah. kenapa kalian langsung menghujat kami dengan tuduhan kami adalah sesat… dengan kebanggaan bahwa guru kalian silsilahnya sampai ke Nabi, (bukannya banyak mas habib di Indonesia? ) dan kalian dengan ringan mengatakan Pisahkan Syiah dari Islam…. Mahzab kami diakui oleh negara yang mayoritas Sunni, Al-azhar (kairo) sendiri telah lama mengakui bahwa Syiah tidak ubahnya dengan 4 mahzab lainnya. apa yang mendorong kalian merasa lebih dari ulama2 kalian sendiri dalam menilai kami.

    5. Kebencian kalian sampai ke Negara Islam Iran, fitnah ke Ahmadinejad, masalah HIV… hanya karena negara itu mayoritas bermahzab Syiah. kalian telah membutakan diri kalian hanya karena itu adalah Syiah. apa perlu saya utarakan apa yang telah dilakukan Ali syariati kepada kaum intelektual barat, apa yang Imam Khomeini lakukan kepada kekuatan barat di timur tengah?
    Apa yang telah dilakukan Sayyid Hasan Nasrullah kepada bangsa Israel ? dan penduduk Lebanon ?

    Sejarah mencatat itu, meskipun mereka adalah Syiah !!

    6. Finah apalagi tentang Syiah ingin menguasai Mekkah ?? saya pribadi ingin menguasai Mekkah bahkan saya memiliki cita-cita Mekkah terlepas dari kerajaan Saudi Arabia, Hingga Mekkah dan Madinah akan menjadi kota umat Islam sedunia tanpa harus memaukkan keuntungan materi kepada kerajaan Saudi. kalau cita-cita saya salah tolong difikirkan lagi, kalo Mekkah milik umat Islam sedunia mungkin biaya haji bisa turun 70%.

    Saya kenal Habib Munzir (semoga cahaya datuknya selalu menyinari majelisnya), dan beberapa kali sempat mengunjungi blogs majelis RasullAllah.
    meskipun dia tidak kenal saya. tapi seandainya saya bertemu langsung saya akan mencium tangannya wujud dari penghormatan saya kepada beliau.

    Semoga Allah senantiasa memberi kesejahteran kepada NabiNYA dan para Imam yang mulia dari keluarganya, sampaikan sebanyak-banyaknya salam.

  202. 🙂 wa alhamdulillahir Rabbil ‘alamin 🙂
    salam al-Mubarak

  203. Salamun

    @Bara
    Mahukah kalian menegur yang dikalangan kalian yang masuk ke disco di malam hari?
    Kalian nampak mereka… Kalian hampiri padanya yang mana kalian melihat ia muslim… Tanyalah pada ia… “Adakah kamu Pengikut Ahlul Sunnah Wal Jama’ah atau Syi’ah?
    Pada fikiran kalian… Adakah mudah untuk memperbetulkan Syi’ah yang Ghulat. padahal kalian telah sampai pesanan orang yg degil sukar untuk menerima nasihat. wasSalam

  204. *padahal telah sampai pesanan kpd kalian bahawa orang yg degil sukar untuk menerima nasihat. wasSalam

  205. BAGAIMANA DHGN YG INI/

    Diriwayatkan dari Dawud bin Farqod. Dia berkata : “Saya berkata pada Abi Abdillah AS. Apa pendapatmu tentang membunuh seorang Nasibi? Ia berkata: halal darahnya akan tetapi hati-hatilah dan bila kau dapat runtuhkan dinding atas mereka dan tenggelamkan mereka kedalam air supaya tidak ada bukti/ jejak”.(Wasa’ilusyi’ah 18/463, Biharul Anwar 27/231).

    Komentar Imam Khumaini terhadap kutipan di atas : “jika kamu dapat mengambil hartanya maka ambillah, jangan lupa memberi kami seperlimanya”. Di samping ketarangan di atas, Khomeini mengatakan dalam kitabnya Tahrirul Wasilah jilid 1 hal 352 : pendapat yang terkuat adalah menyamakan Nasibi dengan orang kafir dalam hal diperbolehkan mengambil hartanya sebagai ghanimah dan wajibnya memberikan seperlima dari rampasan harta itu, dan yang jelas diperbolehkan mengambil harta mereka di mana saja dengan cara apa saja serta wajib memberikan seperlima dari harta tersebut pada kami.

    Sayid Ni’matullah Al Jazairi salah satu tokoh (Syiah) Rofidhoh berkata (sesungguhnya pada suatu kita Ali bin Yaqthin menteri salah seoran menteri yang bermazhab syi’ah. Suatu kali dalam penjaranya terdapat sekelompok orangg yan gtidak bermazhab syi’ah, lalu dia menyuruh anak buahnya agar merobohkan atap penjara maka sejumlah 500 orang mati tertimpa atap bangunan) Kitab Al Anwar Annu’maniyah jilid 3 hal 308.

  206. TOLONG JELAS KAN YG INI

    Sayid Ni’matullah Aljazairi berkata tentang nasibi (sebentar lagi pembaca akan mengatahui, siapa itu Nasibi) : “ Ulama Syi’ah sepakat bahwa bahwa nasibi adalah orang-orang kafir dan najis, lebih jahat dari orang-orang Yahudi dan Nasrani . ciri-ciri Nasibi adalah mendahulukan orang selain Ali dalam kepemimpinan kaum muslimin setelah wafatnya Rasulullah”. Al Anwar Annu’maniyah jilid 2 hal 207-208.

  207. HEHEHEHE….logika minor yang digunakan.

  208. INI NUKILAN ANDA DAN PENDSAPAT KAMI

    TOLONG KOMENTARI

    1.Al Mufid –Muhammad bin Nu’man- mengatakan:

    Banyak sekali hadits-hadits dari para imam yang membawa petunjuk – a’immatil huda- dari keluarga Nabi Muhammad SAAW bahwa Al Qur’an yang ada bukan lagi asli, juga memuat berita tentang orang-orang zhalim yang menambah dan mengurangi isi Al Qur’an. Lihat Awa’ilul Maqalat hal 91.

    2.Abul Hasan Al Amili mengatakan:

    Ketahuilah, kebenaran yang disimpulkan dari riwayat mutawatir yang akan dipaparkan kemudian, dan riwayat lain yang tidak kami jelaskan di sini, bahwa Al Qur’an yang ada di tangan kita saat itu, telah mengalami perubahan sepeninggal Rasulullah SAAW. Para penulis Al Qur’an sepeninggal Nabi SAAW telah menghapus banyak ayat dan kata dari ayat Al Qur’an.
    Muqaddimah kedua dari tafsir Miraatul Anwar wa Mishkatul Asrar hal 36, dicetak sebagai pengantar bagi Tafsir Al Burhan karya Al Bahrani.

    3.Ni’matullah Al Jaza’iri

    Figur yang satu ini lebih memilih untuk percaya riwayat-riwayat mutawatir menurut versinya daripada Kalam Ilahi yang terhimpun dalam Al Qur’an. Katanya:
    Dengan menganggap Al Qur’an yang ada sekarang ini adalah mutawatir dari wahyu ilahi, [artinya diriwayatkan secara mutawatir berasal dari Nabi yang menerima wahyu dari Allah], dan meyakini bahwa Al Qur’an yang ada sekarang ini adalah Al Qur’an yang diturunkan oleh Ruhul Amin [Malaikat Jibril] mengandung konsekwensi penolakan terhadap riwayat yang banyak sekali, bahkan mencapai derajat mutawatir, yang menyatakan bahwa Al Qur’an telah dirubah, isinya, kalimatnya dan I’rabnya. Padahal ulama mazhab kami telah sepakat bahwa riwayat itu valid adanya dan mereka yakin pada isi riwayat itu. Al Anwar An Nu’maniyah jilid 2 hal 357.

    4. Al Allamah Al Hujjah Sayyid Adnan Al Bahrani

    riwayat tak terhitung banyaknya, yang menerangkan bahwa Al Qur’an telah dirubah, sungguh banyak, melebihi derajat mutawatir. Masyariq Asy Syumus Ad Durriyah, hal 126.

    5.Sulthan Muhammad Al Khurasani

    Mengatakan dalam kitabnya, Tafsir Bayanus Sa’adah fi Maqamatil Ibadah, cet. Muassasah Al A’lami hal 19

    6.Begitu juga Husein Nuri Thabrasi,

    yang getol

    menyatakan Al Qur’an telah dirubah, sampai-sampai dia menulis sebuah kitab yang diberi judul Fashlul Khitab fi Itsbati Tahrifi Kitabi Rabbil Arbabi [pemutus ucapan, pembuktian bahwa kitab Allah telah dirubah]. Kita simak ucapannya dalam kitab di atas hal. 227 :
    Hadits yang memuat hal itu [perubahan Al Qur’an] berjumlah lebih dari 2000 hadits, sejumlah ulama besar menyatakan banyaknya riwayat yang menyatakan hal itu, seperti Al Mufid, Al Muhaqqiq Ad Damad, Majlisi dan lainnya.

    7. Muhammad Baqir Al Majlisi
    ketika membahas hadits riwayat Hisyam bin Salim dari Abu Abdillah Alaihissalam; Sesungguhnya Al Qur’an yang diturunkan oleh Jibril Alihissalam kepada Muhammad SAAW ada 17000 ayat. Majlisi mengomentari riwayat ini: [riwayat ini] dipercaya, dalam cetakan lain tertulis Hisyam bin Salim di posisi Harun bin Salim. Riwayat ini shahih, seperti sudah diketahui bahwa riwayat ini juga banyak riwayat shahih yang menerangkan dengan jelas bahwa Al Qur’an yang ada saat ini telah dikurangi dan diubah, bagi saya hadits-hadits yang menyatakan perubahan Al Qur’an mencapai derajat mutawatir ma’nawi. Menolak riwayat ini mengharuskan kita untuk menolak seluruh riwayat [hadits Ahlulbait]. Saya kira hadits yang mengatakan hal ini[perubahan Al Qur’an] tidak kalah banyak dari riwayat hadits yang membahas imamah, bagaimana masalah imamah bisa dibuktikan dengan riwayat? Mir’atul Uqul, jilid 12 hal 525.

  209. APA AKU PERCAYA SAMA BUKU APA UCAPAN ANDA WAHAI SYIAH

  210. AKU DAH DAPART BUKU NYA APA PERLU AKU ROBEK?

  211. JIKA OMONGAN ANDA GA SAMA DENGAN BUKU MANA YG HARUS DI ROBEK, MULUT ANDA APA BUKU

  212. @ABELARDO

    anda udah jawab dengan trik pula mengenai anda ingin kuasai makkah madinnah.
    TAPI SELURUH PELURU YG DI PERSIAP KAN IRAN ;

    BAHKAN OLEH MANUSIA DAN JIN SETAN TAK AKAN MAMPU MENAKLUK KAN NYA.

    PEMIMPIN MU ITU AKAN CUMA MENGANGA DI LUAR DAN KALIAN BERSAMA NYA. MUDAH2AN PEMIMPIN KALIAN CEPAT DATANG

  213. Hehe, Al Qur’an ngga sama dengan yang sekarang? Di Sunni juga ada oom, hadist shahih lagi…di Syi’ah gak ada hadis shahih oom, ngga ada satu buku pun selain Qur’an yang dibilang shahih, termasuk Nahjul Balaghah..gak ada cap shahih shahih-nya….ngga pengen robek2 hadist sunni dulu?

    Kenapa dia jadi emosi sendiri? Ade apeeeeeee…

  214. 1. Syaikh Muhammad bin Ali bin Husain bin Babawaih Al-QummiAl-Qummi dikenal dengan ash Shadûq dan Rais al-Muhadditsîn (w. 381 H).:

    إعتقادُنا في القرآن أنَّه كلامُ اللهِ و وحيُه و تنزيلُه و قولُهُ و كتابُهُ، و أنه لا يأتيهِ الباطِلُ من بين يديه ولا من خلفه، تنزيلٌ من حكيمٍ عليمٍ ؛ و أنه القصص الحقُّ، و أنه لقولٌ فصلٌ و ما هو بالهزلِ، و أنه تبارك و تعالى محدثُه و منزله و وربُّه و حافظهو المتكلم به.

    إعتقادُنا أَنَّ القرآن الذي أنزلَهُ الله على نبينا (صلى الله عليه و آله و سلم) هُو ما بين الدفَّتين، و هو ما بِأَيدي الناس، ليس بِأَكثر من ذلك. و مبلغ سوره عند الناس مائة و أربع عشر سورةو عندنا أنَّ الضحى و ألم نشرح سورة واحدة، و لايلاف و ألم تر كيف سورة واحدة. و من نَسَبَ إلينا أنَّا نقول أنه أكثر من ذلك فهو كاذبٌ….

    “Keyakinan kami tentang Al Qur’an bahwa ia adalah Kalam Allah, wahyu,firman dan kitab suci-Nya. Dan ia tidak sediktipun didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun belakang. Ia adalah diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijak dan Maha Mengetahui. Ia (Al QUr’an) adalah kisah-kisah yang haq, ia adalah ucapan pelerai, bukan sendau gurau. Dan sesungguhnya Allah Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi yang menfirmankan, menurunkan, memelihara dan berbicara dengannya.

    Keyakinan kami bahwa Al Qur’an yang diturunkan Allah kepada nabi-Ny; Muhammad saw. adalah apa yang termuat di antara dua sampul (mush-haf), yaitu yang sekarang beredar di kalangan manusia. Tidak lebih dari itu. Jumlah surahnya adalah 114 surah. Dan menurut kami surah Wa adh Dhuhâ dan Alam Nasyrah dihitung satu surah dan surah Li ilâfi dan Alam Tara Kaifa dihitung satu surah. Dan barang siapa menisbahkan kepada kami bahwa kami meyakini bahwa Al Qur’an lebih dari itu maka ia adalah pembohong! …

    (al I’tiqâdât:93, dicetak dipinggir kitab al Bâb al Hâdi ‘Asyar)

    2. Syeikh Mufid (w.413 H):

    وَ قَدْ قال جماعَةٌ مِنْ أهل الإمامة: إنَّه لم ينقص من كلمة، ولا آية ، ولا سورة، و لكن حُذِفَ ما كان مثبَتًا في مصحف أمير المؤمنين (عليه السلام) من تَأويليه، و تفسير معانيه على حقيقة تنزيله، و ذلك كان ثابتًا مُنَزَّلاً و إنْ لِمْ يكن من جملةِ كلام الله تعالى الذي هو القرآن المعجِز. و عندي أنَّ هذا أشبهُ من مقال من ادَّعى نُقْصان كلِمٍ من نفسِ القرآن على الحقيقة دون التأويل، إليه أميلٌ، و الله أسأل توفيقه للصواب.

    “Telah berkata sekelompok Ahli imamah (Syi’ah): bahwa Al Qur’an tidak berkurang walaupun hanya satu kata, atau satu ayat atau satu surah, akan tetapi (yang) dihapus (adalah) apa-apa yang tetap dalam mush-haf Amirul Mukminin (Ali) as. berupa ta’wîl dan tafsir makna-maknanya sesuai dengan hakikat tanzîlnya. Yang demikian (ta’wîl dan tafsir) adalah tetap, terbukti telah diturunkan (Allah) walaupun ini bukan dari bagian firman Allah sebagai Al Qur’an yang mu’jiz (mu’jizat). Dan menurut saya pendapat ini lebih tepat dari pada pendapat orang yang menganggap adanya pengurangan beberapa firman dari Al Qur’an itu sendiri bukan ta’wîl nya. Dan saya cenderung kepada pendapat ini. Hanya kepada Allah lah saya memohon tawfiq untuk kebenaran.” (Awâil al Maqâlât fî al Madzâhib al Mukhtârât: 55-56).

    3. Asy Syarif Al Murtadha (w.436 H):

    Dalam bukunya berjudul Al-Masaail Al-Tharablusiyyaat, Al-Murtadha mengatakan, seperti dikutip penulis buku Majma’ Al-Bayân dikatakan:

    …أنَّ العلمَ بصحة نقلِ القرآن كالعلم بالبلدتن و الحوادث الكبار و الوقائع العظام و الكتب المشهورة و أشعار العرب المسطورة، فإنََّ العناية اشتدَّت و الدواعي توفَّرت على نقلِهِ و حراسته، و بلغت إلى حدٍّ لِمْ يبلغْه فيما ذكرنا. لأنَّ معجزة النبوة و مأخذ العلوم الشرعية و الأحكام الدينية و علماء المسلمين قد بلغوا في حفظه و حمايته الغاية حتى عرفوا كل شيئ اختلف فيه من إعرابه و قراءته و حروفه و آياته، فكيف يجوز أن يكون مغيرا أو منقوصا مع العناية الصادقة و الضبط الشديد أن القرآن كان على عهد رسولِ اللهِ (ص) مجموعًا مُؤلَّفًا على ما هو عليه الآن… و أنَّ جماعةً من الصحابة مثل عبد الله بن مسعود و أبي بن كعب و غيرهمت قد ختموا القرآن على النبي (ص) عدّة ختمات ، و كل ذلك يدل بأدنى تأمل على أنه كان مجموعًا مرتَّبًا غير مبتورٍ ولا مبثوثٍ…

    و أن من خالف من الإمامية الحشوية لا يُعْتَدُّ بخلافهم، فإن الخلاف مضافٌ إلى قومٍ من أصحابِ الحديث نقلوا أخبارًا ضعيفَةً ظنوا صحتها لا يُرجع بمثلها عن المعلوم المقطوع على صحتِهِ.

    “Bahwa kadar kepastian akan penukilan Al Qur’an adalah seperti kepastian ilmu bumi dan kejadian-kejadian besar dalam sejarah. Begitu basar perhatian yang telah dicurahkan demi kelestarian dan keutuhannya. Seluruh faktor telah berkumpul menjadi sempurna dan menyatu mendukung terjaganya Al-Quran dari segala macam penyelewengan dengan pengawasan yang ketat. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang dijaga dengan rapi, seperti Al-Quran. Sebab Al-Quran adalah mukjizat kenabian Muhammad saw., sumber segala ilmu dan hukum utama syariat agama (Islam). Para ulama muslimin sendiri telah bersungguh-sungguh dalam menjaga dan melestarikannya sehingga mencapai puncaknya, sampai-sampai mereka mengetahui segala sesuatu yang diperselisihkan di dalamnya untuk diteliti tentang i’rab, nada, cara membacanya, jumlah huruf-huruf dan ayat-ayatnyanya.

    Lalu bagaimana mungkin buku yang telah dijaga sedemikian rupa dapat diubah-ubah atau dikurangi dengan mudah. Al-Quran sejak zaman Nabi saw. telah tersusun rapi dalam bentuk yang sempurna, sebagaimana yang ada sekarang….

    Dan sesungguhnya sekelompok sahabat telah mengkhatamkan Al Qur’an berulang-ulang di hadapan beliau. Semua itu adalah bukti –dengah sedikit merenung- bahwa Al Qur’an sejak ,masa Nabi telah terkumpul dan tersusun rapi, tidak terpotong-potong dan tercecer….

    Dan sesiapa di antara Syi’ah Imamiyah dan Al Hasyawiyah/di sekelompok dari Ahlus-Sunnah yang menolak kenyataan itu tidak perlu diperhatikan. Sebab perselisihan dalam masalah ini selain hanya disandarkan kepada sekelmpok dari Ahli Hadis yang menukil khabar-khabar (riwayat) yang lemah yang mereka sangka shahih,ia juga tidak dapat dirujuk dalam masalah-masalah keyakinan dengan meninggalkan yang diketahui secara pasti kebenarannya.” (Majma’ al Bayân,1/15).

  215. @ Sejati (merek rokok ya mas..?)

    Mas mas…buku apa yg anda punya..? Buku Al Kafi? buku Tafsir Al Burhan, Biharul Anwar..? Atau BUKU COPY PASTEAN HAKEKAT mas..??

    hehehe…

    panjangin jenggot mas aja, dr pd byk omong tapi ga mutu..sok tau syiah, suni aja ga ngerti..! makanya..pelajari tuh kitab suni, cari ada ga masalah kalian meyakini Tahrif..!

    Btw, mo robek2 kitab2 syiah jg urusan ente ko…ga RUGI mas..! yg beli ente sendiri..duit2 ente…hehehe

    ASBUN..asal bunyi…!

    masih mending burung Kenari gw, asbun tapi suaranya enak..!

  216. Sekalian les ngetik di Juliana Jaya deh (Eh itu les jahit ya?, ya boleh juga deh)

  217. @Sejati
    anda tipikal teroris yah… kebodohan dan kekerasan sama kuatnya.
    memang ada banyak trik untuk menghindari kawan diskusi salah satunya yaitu : membuat kawan diskusi menjadi MUAK dan JIJIK hingga pergi menghindari pembahasan. (sepertinya anda memakai trik ini)

    tapi kami sudah terbiasa menghadapi tipikal teroris seperti kalian. meskipun kami MUAK dan JIJIK tapi kami tidak pernah menghindar.
    kami bukan pejuang2 kalian yang lebih gemar mencuci otak jamaahnya, dan akhirnya bersembunyi di Goa-Goa.

  218. Loh, masih jalan juga ya?
    Enak ini, bisa mengerjakan PBL saya dengan mudah.
    Mohon bantuannya (PBL itu semacam makalah. Untuk SMP.)

  219. Ass. Wr. Wb.

    Saya seorang muslim ingin mengajak kpd semua umat Islam sedunia, janganlah perbedaan diantara kita menjadikan ukhwuah Islamiah terpecah belah, apapun golongan/mahzab anda hrslah tetap bersatu padu menggalang kekuatan yg sengaja dikobarkan oleh musuh-musuh Islam, Islam adalah Islam tidak kebarat ataupun ketimur. Al-Qur’an dan Al-Hadist adalah tali yg kuat untuk menggalang persatuan umat. Berpesan-pesanlah dengan benar dan kesabaran, wahai orang-orang yang berfikir.

    Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

  220. maaf, saya baru tau bahwa Al-Qur’an dan Al-hadits yang jadi pegangan kuat bagi kita untuk menggalang persatuan.

  221. Yang dimaksud adlh hadist dari itrah Ahlul bait Nabi Muhammad saw. kan utk merangkul semua mahzab/golongan. Mas Ressay sy minta no telp atau alamat mas, boleh kan ?

  222. […] berimbas pada tudingan yang macam-macam pada pribadi saya, misalnya tendensius, antek Yahudi, pengikut Syiah, atau apapun yang dianggap sebagai si penuding sebagai cara untuk mematikan karakter saya (hehe, […]

  223. hare gene masih berdebat antah berantah!
    kalau diskusi yang objektif and rasionil donk.

    buat yang ngerasa syiah, ayo dibuka alkaafy nya. ayo kitab itu didistribusikan ke toko-toko buku. biar masyarakat aksesnya gampang and bisa baca sendiri, kagak ngebayangin aje. and biar alkaafy kagak dibilang kitab misterius. kasihan kan, kalau ada ideologi yang rujukan utamanya misterius.

    juga kagak usah repot2 nyibukin diri ngupas albukhary sebelum syiah membuka kitab hadis mereka.

    12 imam yang ada pasti udah kasih tahu hadis2 mana yang bener buat pengikutnya kan? ayo, dibuka kitab hadis itu dong.
    atau jangan-jangan 12 imam nya kelupaan kagak kasih tahu?

    kalau syiah bilang bahwa rujukan utama (alkaafy atau apaun namanya) masih menagndung “hal-hal yang perlu dikoreksi/ dikritisi”, maka jelasin transparansinya :

    bab apa yang sudah dikoreksi?
    kenapa dikoreksi? salahkah?
    salah siapa? penulis kitab, perawi hadis, atau imamnya?

    yang transparan dong. biar diskusinya kagak antah berantah gini.

  224. @atasku

    Dengan terpaksa saya setuju dg anda mbak… mbok yao jgn referensi sunni aja yg dibedah… referensi syi’ah perlu jg tuch dipreteli… sehingga semangat “mengikuti ahlul bait” itu bukan sekedar slogan aja… tapi apakah bener dan yakin kita telah ngambil ilmu dari mereka ahlul bait? bgmana metode penyaringan dan pencatatannya? apakah lebih baik, sama ato lebih parah daripd sunni… sehingga dg begitu bisa diminimalisir org2 yg syiahphobia maupun yg sunniphobia…

    Buat apa kita ngotot mempertahankan keyakinan bahwa ahlul bait adlh merupakan pedoman, jika ga bisa meyakinkan kesahihan metode dlm pengambilan ilmu dari mereka…buat apa kita keluar dari rekayasa yg satu terus masuk ke rekayasa yg lain…

    Kalau mempreteli referensi sunni begitu byk kesempatan, kenapa mempreteli referensi syi’ah ga pernah ada sempatnya…

    hanya sekedar suggestion…jika tak berkenan, forget it.. 🙂

    Salam damai selalu…

  225. @dewicanda & soegi

    Klo setuju jangan terpaksa dond, harus ikhlas dan ridho……………..
    Baca dan teliti lagi diskusi ini, jangan-jangan anda tidak membaca tanggapan dan jawaban antara sipenulis dengan yg lainnya. Banyak juga yg sudah dilinkan, coba dibuka dan dibaca. Buku-buku referensi mengenai Allul Bait sudah banyak di toko buku, mungkin anda tidak berusaha mencarinya. Klo mempreteli referensi sunni sudah biasa tiap hari juga ada dimajelis taklim, di TV, diradio dsb. Bukan rekayasa, tapi menurut Al Qur”an dan Al Hadist, sekali lagi baca dan ikuti diskusi ini dengan teliti. Jangan cepat menyerah, tak kenal maka tak sayang, yah begitulah.

    Salam damai juga….selalu

  226. Saya betul-betul ingin menyaksikan pemaparan dari ustadz soegi nih mengenai kitab-kitab syiah. Anggap saja mas secondprince ini ndak mengetahuinya sehingga ustadz soegi bisa memberitahukannya.

    saya tunggu lho ustadz. sapa tahu mas secondprince bisa pindah mazhab jadi mazhab takfiri.

    Beberapa komentar Anda sebelumnya, begitu menunjukkan bahwa diri Anda itu sebenarnya mengetahui kok poin-poin yang biasa digunakan oleh mazhab takfiri kekinian untuk mendiskreditkan syiah. Poin-poin itu berbeda temanya dengan kelompok takfiri jaman dahulu. Sekarang sudah mulai berani beretorika.

    saya setia menanti lho ustadz.

    Sekali lagi, anggap saja mas secondprince gak tahu. khan amar ma’ruf nahi mungkar. Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit. Katakan saja ustadz. JIHAD….

  227. @ressay

    Salam

    Saya juga betul2 ingin menyaksikan pemaparan dr pemilik blog ini mengenai kitab2 syi’ah dan saya tidak bisa menganggap beliau tdk mengetahuinya… ato gini aja… mas Ressay aja dech yg mewakilinya… saya kira anda lebih berkompeten… sedangkan saya hanya browser di dunia maya ini mas…pnya blog aja kagak… nah poin2 dr koment sy sblmnya saya sering baca dr blog2 lain yg mgkin itu yg mas maksud blognya mazhab takfiri…wah dr pada nanti saya dicap termasuk mazhab takfiri TM, mending yg berkompeten lah yg menjelaskannya… jd biar para browser kyk sy & lain ga bingung & dpt informasi berimbang gituch..

    o iya mazhab takfiri itu apaan & siapa sih mas? wah kyknya ada istilah baru nich… mohon pencerahannya donk..

    saya juga setia menanti lho mas…

    salam damai selalu…

  228. Ustadz, seharusnya yang melemparkan wacana itulah yang memulai menjelaskannya. Ya setidaknya menyampaikan sedikit pendapatnya.

    Anggap saja Anda mengetahuinya dan Anda ingin menunjukkan kepada semua orang. Bukankah itu dakwah tuh ustadz? karena memang beberapa komentar Anda sebelumnya menunjukkan anda itu tahu mengenai hal itu.

    Jika Anda enggan menyampaikan hanya karena Anda tidak punya blog, saya pikir itu hanya alasan yang dibuat-buat saja. Toh selama ini Anda pun menyampaikan pendapat Anda melalui blog ini khan? Anda menyampaikan informasi atau pengetahuan yang anda miliki dalam forum ini khan? saya yakin mas secondprince pun mempersilakan Anda untuk menyampaikan hal itu.

    Jadi, tinggal menunggu waktu saja, kapan ustadz siap untuk menghadirkan ilmu yang bermanfaat itu di forum tercinta ini.

    Silakan ustadz dimulai.

    wassalam.

  229. @soegi
    Salam kenal.
    Saya ingin berada diluar diskusi mas soegi vs mas ressay. Masing2 sama2 rendah hati jadi kita disini gak bisa dapat ilmu nihh… 🙂
    Saya hanya ingin mendalami lagi komentar dari mas soegi.

    apakah bener dan yakin kita telah ngambil ilmu dari mereka ahlul bait? bgmana metode penyaringan dan pencatatannya? apakah lebih baik, sama ato lebih parah daripd sunni… sehingga dg begitu bisa diminimalisir org2 yg syiahphobia maupun yg sunniphobia…

    Saya termasuk orang yang meyakini bahwa Allah & Rasul-Nya telah mempersiapkan suatu sistem dalam Islam dimana ini dimana jika kita taat dengan sistem tsb maka kita akan selamat. Kenapa saya meyakini itu? Karena saya menganggap keyakinan saya tsb sebagai konsekuensi dari keyakinan saya bahwa Islam adalah agama yang sempurna.
    Sangat tidak masuk akal meyakini agama Islam sebagai sempurna jika dengan kita taat kepada aturan2nya (Allah & Rasul-Nya) kemudian kita “celaka”. Sempurna disini tentunya dunia-akhirat.
    Sehingga dengan melihat kondisi yang ada, maka mau tidak mau saya meyakini bahwa umat Islam sekarang (pasca Rasulullah) sudah tidak lagi ta’at kepada Risalah yang dibawakan beliau (sering kita mendengar hadits yang menyatakan kegundahan Rasulullah atas apa yang terjadi di masa depan, begitu juga kecaman2 Allah di AQ sendiri). Walaupun atas dasar keyakinan ini saya tidak ingin terjebak dalam hujat menghujat.
    Salah satu konflik terbesar dalam diri saya adalah ketika melihat kenyataan bahwa Islam adalah agama yang mengatur seluruh gerak gerik jasad kita, gerak gerik jiwa kita dan gerak gerik akal kita, begitu detil dan begitu sempurna. Sehingga bahkan hal ini menjadi suatu yang tak terbayangkan bagi non-muslim bahwa umat Islam menerima dirinya diatur sedemikian rupa (mereka tidak bisa mengerti & memahami arti dari Islam/berserah diri). Pada saat yang bersamaan saya menemukan pada sistem yang ada sekarang bahwa “Islam telah lalai” mengurusi hal yang terbesar dalam tatanan kehidupan, yaitu KEPEMIMPINAN. Bagi saya tidaklah akan ada suatu institusi tanpa ada kepemimpinan dan metoda kepemimpinan di dalamnya. Tidak mungkin suatu organisasi yang sebesar Islam tidak memiliki konsep kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu fitrah, organisasi arisan yang begiu remeh pun ada pemimpinnya. main bola pun ada kaptennya (padahal kita melihat hampir tidak ada fungsinya, tapi tetap diperlukan/diadakan).
    Maaf saya tidak sedang mengklaim syi’ah dan mazhab2 berkepemimpinan sudah pasti benar. Dan saya juga tidak sedang membawa diskusi ini ke arah sana. Yang saya tanyakan dari komentar mas soegi adalah:
    Atas dasar apa mas soegi meyakini bahwa sistem seleksi hadits yang dilakukan sunni sudah tepat atau mengikuti perintah Allah & Rasul?. Bagaimana mas soegi menjamin bahwa semua ajaran Rasulullah (baik yang bersifat umum maupu khusus) tersampaikan kepada kita sekarang ini?
    Apakah semua ajaran Rasulullah kepada kerabat2nya yang dekat sudah tercatat dalam hadits yang ada?. Bagaimana Rasulullah mendidik dan mebesarkan Fatimah az-Zahra? dimana sabda2 beliau?.
    Apakah Islam tidak pernah mengajarkan bagaimana cara agar semua ajaran beliau ini terjaga hingga ke segala jaman?

    Inilah mas soegi keresahan2 yang ada yang tak terjawabkan jika sekedar berpatok pada mainstream yang ada.
    Harap kita semua membuka diri membicarakan syi’ah bukan berarti hanya membicarakan caci maki sahabat, bicara ttg sunni bukan hanya bicara tentang fanatisme kepada sahabat dan pengabaian ahl bayt.
    Banyak hal yang kita bisa belajar dari keduanya, walaupun tentunya Iblis tidak akan berdiam diri jika ada dari keduanya rukun2 saja. Bagi saya pertentangan ini adalah proyek besa dari Iblis cs.

    Wassalam

    Wassalam

  230. Ass. Wr. Wb.

    @thruhseeker08
    Salam kenal, susah juga ngetik nama anda. Setelah membaca tanggapan diatas yg ditujukan buat mas soegi, ma’af sy jeda dulu, boleh kan. Hemm…biasa mikir dulu….apa ya? mungkin itu fenomena yg sudah terjadi ribuan tahun setelah Rasulullah Saw wafat hingga kini didepan komputer sambil mikir, mengapa umat Islam seakan-akan/memang benar terkotak-kotak menjadi berbagai mahzab/golongan? krisis kepemimpinankah? mungkin juga. Kalau dilihat dari kenyataan yang ada, banyak/mayoritas ulama yg berpendapat bahwa agama harus dipisahkan dengan politik, sedangkan Islam adalah agama yang mengatur segala sendi tatanan kehidupan manusia, berarti politik bagian dalam agama. Kalau begitu Islam berarti agama politik. Setelah Rasul Saw wafat para ulama banyak dipengaruhi oleh penguasa. Banyak propaganda yang dibuat penguasa dengan menggunakan para ulama untuk menuliskan ribuan hadist demi kepentingan kekuasaanya, sehingga hadist tsb sampailah kepada kita, setelah dipisahkan ribuan tahun yg lalu. Mungkin inilah sebabnya mayoritas ulama berpendapat agama dengan politik berjalan sendiri-sendiri. Poltik cenderung mengarah kpd kekuasaan, kalau ulamanya dikebiri, akan kemanakah wajah Islam kita?
    Itu semua menjadi tugas kita yg ada didepan komputer untuk muluruskannya. Ya Allah tujukkanlah jalan yang lurus kepada orang-orang yang benar dan taqwa. Hemmm…udah dulu ya, suntuk nih mikirnya. Kritk dan saran, selalu ditunggu.

    Wass. Wr. Wb.

  231. @truthseeker08

    Salam Kenal juga…

    Atas dasar apa mas soegi meyakini bahwa sistem seleksi hadits yang dilakukan sunni sudah tepat atau mengikuti perintah Allah & Rasul?. Bagaimana mas soegi menjamin bahwa semua ajaran Rasulullah (baik yang bersifat umum maupu khusus) tersampaikan kepada kita sekarang ini?
    Apakah semua ajaran Rasulullah kepada kerabat2nya yang dekat sudah tercatat dalam hadits yang ada?. Bagaimana Rasulullah mendidik dan mebesarkan Fatimah az-Zahra? dimana sabda2 beliau?.
    Apakah Islam tidak pernah mengajarkan bagaimana cara agar semua ajaran beliau ini terjaga hingga ke segala jaman?

    Mas, justru yang saya tanyakan itu bagaimana mazhab ahlul bait mengambil ilmu dari ahlul bait, bagaimana metode pencatatan dan penyaringannya, apakah lebih baik, sama, ato lebih parah daripada sunni… kalo tentang rekayasa sunnah ala sunni sdh dibahas oleh pemilik blog (terlepas benar atau tidaknya paparan beliau), nah yg saya tanyakan, bagaimana dengan rekayasa sunnah ala mazhab ahlul bait? Bagaimana mereka bisa yakin kalau yg mereka pegang atau yakini selama ini adalah bener2 seperti apa yang dipegang dan diyakini oleh Ahlul Bait… gituch mas…

    Pertanyaan anda akan bisa terjawab sempurna jika kita juga bisa mengcompare antar 2 mazhab tsb…

    Salam damai selalu…

  232. Salam
    @Soegi
    Menurut analisis saya, Secondprince menggunakan hadis2 dari Ahlulssunah, semata-mata beliau ingin mengatakan bahwa “Ini loh hadis2 dari rekan ahlussunah” sehingga rekan2 dari ahlussunah mau mengkaji hadis2 tsb, benar atau tidak hadis2 tsb adalah dari kitab Bukhari-Muslim dan kitab ahlussunah lainnya..
    Jika beliau mengambil hadis2 dari Syiah, sudah pasti rekan2 dari ahlussunah tidak akan memberi komentar di blog ini…karena mereka sudah jijik dulu, dan berkomentar, “Hadis dari Syiah, ngapain dibaca apalagi ditanggepin”….
    Notabene Ahlussunah adalah Islam mayoritas di dunia…Sehingga umat Islam di dunia akan memahami realitas hadis2 mereka itu seperti apa….
    Damai damai…

  233. Salamunalaika

    @Muhammad bin Abubakar
    Betul apa yg dikatakan anda, tapi tidak selalu yg mayoritas benar. Mungkin rekan-rekan diatas dalam sebuah proses dalam mencari kebenaran.
    Ayo teruskan saja, sementara saya disini selalu setia memahaminya. Mohon ma’af apabila tanggapan saya diatas ada yang salah kaprah.
    Walahu’alam Bishawab.

    Wass. Wr. Wb.

  234. makin seru nih…( senyum….karena tidak mengerti).

    @sejati

    kayaknya buku itu pernah saya baca deh, Klo ga salah mengapa aku keluar dari syiah..penulisnya klo ga salah juga husain al musawy.

  235. SP ini singkatan lainnya SUNNI PALSU

    sering mengaku kalo sunni tapi selau menohok sunni, dan pendapatnya berbeda dengan seluruh ulama sunni.

    jujur gitu lho, g ada yang mau mbunuh sampeyan kalo sampeyan ngaku syi’i,

    anda juga g dapet duit kalo ngaku sunni

  236. @Abdul Hakim A

    sering mengaku kalo sunni tapi selau menohok sunni,

    Saya juga gak pernah ngaku Sunni lho Mas
    heran saja saya, memangnya Sunni Syiah itu penting untuk dibuat bangga-banggan gitu sehingga tiap-tiap orang mesti dilabel dengan itu. Sunni Syiah itu belakangan yang awal sekali itu adalah Allah, RasulNya dan Ahlul Bait.

    dan pendapatnya berbeda dengan seluruh ulama sunni.

    Sepertinya, Mas mungkin bisa jadi syok neurogenik jika saya menunjukkan Ulama-ulama Sunni yang sependapat dengan saya. Atau Mas bisa dibilang tidak begitu awas matanya sehingga tidak bisa melihat nama Ulama Sunni yang saya tulis. Atau Mas bisa dibilang tidak memiliki kapabilitas untuk mengenal nama-nama Ulama Sunni. Atau Mas bisa dibilang yang Ulama Sunni itu adalah hanya Ulama yang Mas kenal saja. 🙂
    Salam

  237. menurut mas SP imamah itu bukan masalah ushul ya?

    lalu apa hukumnya orang yang tidak percaya pada 12 imam syiah?

  238. @Abdul Hakim A

    menurut mas SP imamah itu bukan masalah ushul ya?

    sudah saya tulis di atas

    lalu apa hukumnya orang yang tidak percaya pada 12 imam syiah?

    silakan saja, yah gak perlu dihukum apa-apa
    Keyakinan mah tidak bisa dipaksakan 🙂
    *tanya pendapat saya kan* :mrgreen:
    Salam

  239. silahkan aja mas tunjukkan dengan jujur ulama sunni yang tidak setuju dengan pengangktan Abubakar sebagai khalifah. ini sebagai tes kejujuran buat mas

    tapi adanya satu atau dua gelintir ulama mazhab tidak bisa dipakai sebagai klaim untuk pernyataan suatu mazhab lho

    sebagaimana biasa dinyatakan oleh teman-teman syiah

  240. lah mas g usah takut-takut ngomong, g ada yang mau bunuh mas,

    kalo yang tidak mengimani imamah tidak ada hukumnya terus apa bedanya antara yang beriman dengan imamah dan yang tidak?

    kalau begitu Abubakar dan sahabat Nabi yang lain juga tidak salah wong tidak ada hukumnya mengingkari imamah.

    gimana mas?

  241. @Abdul Hakim A

    silahkan aja mas tunjukkan dengan jujur ulama sunni yang tidak setuju dengan pengangktan Abubakar sebagai khalifah. ini sebagai tes kejujuran buat mas

    sebelum saya jawab, maka buktikan dulu dalam tulisan mana saya menyatakan tidak setuju dengan pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah 🙂
    Maklumlah, saya sudah banyak menulis dan lupa di bagian mana(kalau memang ada) 🙂

    tapi adanya satu atau dua gelintir ulama mazhab tidak bisa dipakai sebagai klaim untuk pernyataan suatu mazhab lho

    Intinya kan yang penting ada Ulama Sunni yang bilang begitu, That’s the point

    kalo yang tidak mengimani imamah tidak ada hukumnya terus apa bedanya antara yang beriman dengan imamah dan yang tidak?

    Berarti jumlah yang diimani beda dong. yang mengimani Imamah punya satu lebih banyak yang diimani dibandingkan dengan yang tidak mengimani imamah
    *dengan asumsi bahwa keduanya sebelumnya mengimani banyak hal dalam jumlah yang sama*

    kalau begitu Abubakar dan sahabat Nabi yang lain juga tidak salah wong tidak ada hukumnya mengingkari imamah.

    gimana mas?

    Mungkin ya, sejauh saya memang gak tahu pasti soal Imamah yang sedang Mas bicarakan. Apakah itu soal kekhalifahan dalam arti pemerintahan? Ataukah Imamah dalam arti Kepemimpinan Ahlul Bait sebagai sumber rujukan umat islam selepas Rasulullah SAW?.
    Semoga Mas bisa menjabarkan lebih lanjut
    *btw saya gak takut kok, apa komentar saya menyiratkan ketakutan? tenang saja Mas. Saya memang seperti ini dari dulu*
    Salam

  242. mungkin saya perlu memperjelas lagi :

    apa pendapat mazhab syiah imamiyah itsna asyariyah tentang mereka yang tidak beriman pada 12 imam syiah?

    bukan pendapat mas pribadi

  243. Subhanallah, articlenya menarik, juga komentar dan jawaban-jawabannya. InsyaAllah mencerahkan.

    Mudah-mudahan tidak mempengaruhi dengan apa yang saya yakini saat ini dan tidak berada dalam posisi yang saling bertikai. Meskipun begitu, tidak ada kata berhenti untuk terus belajar.

    Huuph… tidakkah kita lelah dengan keyakinan merasa yang paling benar dan yang lain sesat?? 😥

  244. Salam….

    @Ibn Abd Muis

    Salam kenal.
    Huuph… tidakkah kita lelah dengan keyakinan merasa yang paling benar dan yang lain sesat??
    ——–
    Iya betul, saya juga merasa lelah dan sedih. Kenapa umat Islam ko’ begitu. Kalo menurut anda siapa yang paling benar ? Apa yang anda yakini saat ini ? Biar tidak bertikai terus !

    Wasalam…

  245. pertanyaan saya rupanya sulit sekali

    sejak tanggal 21 bulan Oktober sampai hari ini tanggal 8 November

  246. @Abdul Hakim A
    Saya bukan mazhab Syiah. Tap hampir semua mazhab akan berkata itu urusan anda. Tidak ada paksaan dlm agama. Pun tdk ada paksaan utntuk mengakui 12 Imam. Klu anda bukan syiah maka tdk ada kewajiban bagi anda utk beriman kepda 12 Imam. Wasalam

  247. @Abdul Hakim A

    pertanyaan saya rupanya sulit sekali

    sejak tanggal 21 bulan Oktober sampai hari ini tanggal 8 November

    Wah wah apa iya tuh, cobalah untuk melihat lebih dalam mengapa saya tidak menjawab. Apkah pertanyaan ini yang anda maksud

    mungkin saya perlu memperjelas lagi :

    apa pendapat mazhab syiah imamiyah itsna asyariyah tentang mereka yang tidak beriman pada 12 imam syiah?

    bukan pendapat mas pribadi

    Pengetahuan saya tentang ini sudah saya bahas dalam tulisan di atas tentang tanggapan terhadap Al Bayyinat. Situs Al Bayyinat menuliskan

    Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.

    Saya jawab pada tulisan di atas yaitu dengan kata-kata

    Saya tidak tahu apa dasar penulis itu, yang saya tahu Ulama Syiah selalu menyebut Sunni sebagai Islam dan saudara mereka. Anda dapat melihat dalam Al Fushul Al Muhimmah Fi Ta’lif Al Ummah oleh Ulama Syiah Syaikh Syarafuddin Al Musawi(terjemahannya Isu-isu Penting Ikhtilaf Sunnah dan Syiah hal 33 yang membuat bab khusus yang berjudul Keterangan Para Imam Ahlul Bait Tentang Sahnya Keislaman Ahlussunnah) Atau anda dapat merujuk Al ’Adl Al Ilahy karya Murtadha Muthahhari( terjemahannya Keadilan Ilahi hal 271-275).

    Bahkan di akhir tulisan saya sudah menyimpulkan begini

    Syiah meyakini Imamah yang merupakan masalah Ushulli dalam rukun Iman Syiah. Sunni tidak meyakini hal ini. Dalam pandangan Syiah, Sunni tetap sah keislamannya berdasarkan keterangan dari para Imam Ahlul Bait .

    Jadi Mas menanyakan sesuatu yang sudah saya tuliskan dengan jelas dalam tulisan saya di atas. Itulah yang menyebabkan saya merasa tidak perlu menjawab. Percaya deh, agak berat menjelaskan hal yang sama berulang-ulang. Silakan dibaca dengan baik tulisan saya di atas
    Salam

  248. kalo memang sunni tetap sah keislamannya tanpa meyakini imamah,

    berarti imamah bukan masalah ushuli donk, karena konsekuensi masalah ushuli adalah ketika orang tidak meyakini atau mengamalkannya maka dipandang sesat

    bukan begitu?

  249. @abdul hakim
    Anda seperti tdk mengerti apa yg telah diampaika oleh SP Anda seorang suni yg tdk mengakui syiah. Ya pasti anda tdk akui 12 imam. Terkecuali anda netral, dan berusaha mencari kebenaran.
    Saya ambil contoh; orang keristen tdk mengakui Nabi Muhammad karena mereka tdk mengakui Islam. Harus kita apakan mereka. Begitu juga anda yg tdk mengakui Syiah Imamyiah jadi pasti anda tdk mengakui 12 Imam. Bagaimana mengenai orang Keristen tadi. bagi orang Islam menganggap mereka sesat. Begitu juga Syiah menganggap mereka yg tdk percaya pd 12 Imam sesat.
    Krn Rasul bersabda: Siapa yg tdk mengenal Imam pd masanya maka ia mati seperti orang jahilyiah dimasa jahiliyah. Saya menjelaskan agak keras krn anda kurang paham. Wasalam

  250. saya tidak mempertanyakan sunni atau syiah,

    saya hanya bertanya apa hukum orang islam yang tidak beriman pada 12 imam, contohnya saya.

    berarti menurut anda sunni adalah sesat. ya bagus tuh anda mengakui,

    tapi menurut mas SP katanya islamnya sah, berarti tidak ada masalah jika tidak mengimani 12 imam,

    jika memang keislaman jadi sah tanpa mengimani 12 imam lalu apa gunanya mengimani 12 imam? apa benefit saya dalam mengimani 12 imam kalo memang islam saya sah tanpa mengimani 12 imam?

  251. Kepada semuanya,

    Terima kasih semoga Allah merahmati semuanya yang telah memberikan pemahaman kepada saya tentang Syiah. Terutama kepada Mas SP, sayang sangat hormat pada intelektualitas Mas, yang mampu berdiskusi dengan lapang dada meski sering menerima tuduhan dan hujatan.

    Saya kadang heran dengan sebagian orang Islam yang sering tidak jujur tentang Islam, ketika bicara tentang jumlah umat Islam, mereka memasukkan semuanya: Sunni, Syiah, Wahabi, dst… dst sehingga jumlahnya menjadi sekian banyak. Tapi ketika bicara tentang refresentasi Islam mereka mengakui hanya kelompoknyalah yang berhak sebagai refresentasi Islam. “Saya atau kamilah paling Islam sehingga hanya kamilah yang berhak disebut Islam dan berhak mewakili Islam. Kelompok lain tidak berhak, karena bukan Islam (apalagi Islam “Sejati”).

    Semoga Allah melindungi saya dari prasangka.

  252. @Abdul Hakim A

    berarti imamah bukan masalah ushuli donk, karena konsekuensi masalah ushuli adalah ketika orang tidak meyakini atau mengamalkannya maka dipandang sesat

    bukan begitu?

    Bisa dibilang syiah agak luar biasa disini, yang tampak oleh saya adalah Hal yang paling Ushulli bagi Syiah adalah Berpegang pada Ahlul Bait. Jadi jika ahlul bait menetapkan begitu mereka tidak perlu mencari dalih lain, mungkin sih 🙂

    tapi menurut mas SP katanya islamnya sah, berarti tidak ada masalah jika tidak mengimani 12 imam,

    jika memang keislaman jadi sah tanpa mengimani 12 imam lalu apa gunanya mengimani 12 imam? apa benefit saya dalam mengimani 12 imam kalo memang islam saya sah tanpa mengimani 12 imam?

    Kalau soal benefit saya juga kurang tahu, tapi kalau secara saya pribadi, saya meyakini sesuatu karena sesuatu itu saya anggap benar. Dan saya tidak meyakini sesuatu bisa jadi karena saya masih ragu dengan hal itu. Jadi dalam hal ini saya gak terlalu elit untuk memikirkan apa benefit buat saya. Tapi saya dan Mas adalah manusia yang berbeda
    Salam

    @arje
    Salam kenal
    semoga Allah SWT juga memberikan rahmat yang berlimpah kepada anda 🙂

  253. @Abdul Hakim A (AHA)

    jika memang keislaman jadi sah tanpa mengimani 12 imam lalu apa gunanya mengimani 12 imam? apa benefit saya dalam mengimani 12 imam kalo memang islam saya sah tanpa mengimani 12 imam?

    Wahhh..aneh juga yaa logika (kalau memang bisa dimasukkan sebagai logika) mas AHA. Coba mas jawab dulu pertanyaan saya:
    1. Apa benefitnya saya mengerjakan shalat, kalau memang islam saya sah tanpa saya mengerjakan shalat?.
    2. Apa benefitnya saya mengakui/menghormati para khalifah, jika memang islam saya tetap sah tanpa saya mengakui mereka?.
    3. Apa benefitnya saya baca shalawat, jika islam saya tetap sah tanpa saya bershalawat?

    Mas AHA, ada banyak lagi pertanyaan2 yang seirama/sekelas dg pertanyaan pertanyaan mas AHA. Tapi khan tidak sesederhana itu.
    Apakah memang kita semua hanya mentarget sah atau tidaknya? Apakah kita beragama hanya pertimbangan benefit?
    Jika keterhubungan kita dg Allah SWT hanya bisa tercapai jika kita terhubung (shalli/shalawat) kepada Rasulullah SAW, dan keterhubungan kita kepada Rasulullah hanya bisa tercapai dengan keterhubungan (shalli/shalawat) kepada ali Muhammad (ahl bayt). Benefit apalagi yang hendak mas AHA harapkan?

    Wassalam

  254. malah jadi memfokus ke benefit,

    artinya buat apa beriman pada 12 imam kalo tidak beriman saja masih selamat.

    intinya gitu.

  255. @Abdul Hakim A
    Baik mas saya anggap anda sedang mencari kebenaran atas keimanan dan tdk mendiskritkan salah satu mazab. Anda salah menafsirkan contoh saya. OK lah saya balik. Taruh orang2 Siayah tidak mengakui kekhalifaan Abubakar dan Umar apakah orang2 syiah berarti tdk beriman?

    Sekarang mari kita tinjau apakah beriman pada 12 Imam merupakan suatu keimanan bukan. Tapi sebelum kita membahas mengenai 12 Imam agar mempunyai persepsi yg sama maka saya ingin bertanya:
    Apakah anda mengakui mensyahihkan hadits2 Rasul dibawah ini:
    Rasulullah bersabda:
    1. Mereka yg mati tdk mengenal IMAM pada masanya
    mereka mati sebagai orang JAHILIYAH pd masa
    Jahiliyah.
    2. Sepeninggalku agar kamu tdk sesat berpegalah
    kepada Alqur’an dan Itrahti Ahlulbait (bunyi lengkap
    ada)
    3. Ali dengan aku seperti Harun dan Musa tetapi tidak Nabi
    setelah aku.
    4. Aku kota Ilmu dan Ali adalah gerbangnya
    5. Ali adalah wali setiap mukmin setelahku
    6. Menyintai Ali adalah Iman dan membenci adalah nifak
    7. Sesungguhnya perumpamaan Ahlulbaitku disisi kalian
    bagaikan bahtera Nabi Nuh disisi kaumnya. Siapa yg
    ikut selamat dan yg tertinggal akan tenggelam

    Ini hanya sebagian kecil hadits dari Imam Ali dan Ahlulbait Nabi.
    Kalau anda mengakui hadits2 tsb sahih. Baru saya jelaskan pada anda didukung dengan firman2 Allah. Kemudian anda pikir apakah meyakini 12 Imam termasuk IMAN atau bukan. Wasalam

  256. @sp
    Salam kenal kembali Mas. Senang sekali berkenalan dengan anda. Maaf baru kemarin saya “tak sengaja” masuk ke blog anda dan saya sangat terkesan.

    Maaf saya tidak bisa ikut komentar karena ilmu agama saya sangat sedikit. Hanya cukup untuk diamalkan untuk diri sendiri dan belum bisa untuk didiskusikan panjang lebar dengan orang lain. Biarlah saya menjadi “penyimak” dari berbagai diskusi tentang agama, mudah-mudahan saya dapat intisarinya untuk diamalkan.

    Tiap hari saya selalu kirim fatiha kepada empat sahabat nabi tersebut dengan harapan agar Allah memberikan saya iman dan ilmu sebagaimana yang diberikan-Nya kepada empat sahabat tersebut.

    Saya juga berdoa semoga di aherat nanti kita terkejut bukan kepalang, ternyata semua saudara muslim kita dari berbagai aliran (termasuk yang telah kita kafirkan dan dianggap sehat) bisa berkumpul bersama kita dalam surga yang dijanjikan Allah SWT.

    Salam takzim saya buat semua yang ikut diskusi dalam blog ini. Terima kasih atas ilmunya, semoga Allah SWT selalu memberi rahmat kepada kalian. Amien.

  257. @aburahat

    inti dari permasalahan sudah jelas, anda menganggap mereka yang tidak beriman pada 12 imam adalah sesat, maka anda pun menganggap ahlus sunnah adalah kelompok sesat.

    apakah ini ukhuwah islamiyah yang selalu dikumandangkan oleh ustadz2 syiah?

    banyak syiah yang marah ketika dianggap sesat, tapi mereka sendiri mengklaim ahlussunnah adalah sesat.

    lalu syiah adalah kelompok yang benar, karena beriman pada 12 imam yang dianggap sebagai salah satu perkara ushul bagi penganut syiah imamiyah.

    masalah dalil itu adalah pokok bahaasn yang berbeda dan saya tidak ingin membahasnya.

    tapi satu hal saya salut pada anda, anda berani berterus terang, tidak putar-putar tujuh keliling seperti mas SP.

    bukan begitu mas SP?

  258. @aburahat

    tapi jika mas rahat mau memberikan pada saya dalil2 mengenai kewajiban beriman pada 12 imam silahkan saja, saya akan simak tanpa mendiskusikan dalil2 itu.

    terimakasih

  259. @mas abdul hakim

    Menurut saya, inti diskusi ini adalah agar kita saling memahami posisi masing-masing, tapi… sekali lagi tapi…. jangan ada yang mengklaim sebagai pemegang pintu surga.

    Soal dianggap sesat, saya fikir, jangankan oleh faham yang berbeda jauh… antar sesama yang mengaku sebagai ahlus sunnah saja sering ada yang menuduh kelompok lain sesat…. bidah.. dan pasti masuk neraka.

    Saya surprise dengan mas Hakim yang mau mendengarkan dalil-dalil keyakinan pihak lain tanpa mendiskusikan… menurut saya ini adalah paling baik karena percuma didiskusikan jika antar pihak-pihak tidak mungkin lagi akan mencapai sepakat.

    Salam.

  260. @Abdul Hakim A

    Saya rasa Mas Aburahat tidak menganggap selain syiah sesat (ahlulsunnah sesat), akan tetapi beliau hanya mencoba menjawab pertanyaan mas “hukum orang islam yang tidak beriman pada 12 imam…”, contohnya mas AHA hingga akhirnya mas menanyakan keuntungan apa yg didapat jika beriman kepada 12 imam.

    Untuk mendiskusikannya saya rasa itu perlu, mungkin bukan kata sepakat yang kita cari, akan tetapi yang dicari adalah pemahaman yang benar dan tidak keliru.

    “apakah ini ukhuwah islamiyah yang selalu dikumandangkan oleh ustadz2 syiah?”

    Ukhuwah yang mana mas ?? Ustadz syiah tidak pernah mengajarkan ukhuwah yang keliru mas, apalagi saling menyesatkan terhadap madzhab yg lain. Sejauh ini malah org yg bermadzhab syiah selalu diserang akan pemahamannya. Dan pemeluk madzhab syiah dengan santun “menangkisnya”.
    Peace ah..

  261. @Abu Syahzanan
    Terima kasih mas. Tapi saya rasa kalau orang senang menyebar fitnah selalu mecari kesalahan orang utk memfitnah.
    @AHA.
    Kapan saya katakan MEREKA YG TAK BERIMAN PADA 12 IMAM SESAT. Jangan meng-ada2 dan menyebar fitnah. Atau anda tdk bisa membaca. Dalil sdh saya komentari pada tulisan sebelumnya. Wasalam

  262. @Abdul Hakim dan Aburahat
    Menurut saya pendapat dan keyakinan bahwa kelompok dan golongan lain yang berbeda dengannya dianggap sesat adalah masih dalam ranah ….yah boleh-boleh saja. Namun sebaiknya cukup disimpan sendiri dan tidak ditindaklanjuti dengan sikap-sikap dan tindakan yang tak terpuji. Sama halnya seperti kita mengganggap agama Kristen sesat, (sebagian) kita mengatakan Ahmadiyah sesat, dsb. Dilarangkah itu? Kemudian apakah dengan menganggap mereka sesat lantas kita berhak dan memiliki keharusan menyebarkan kebencian terhadap mereka, memfitnah mereka, memberikan predikat-predikat negatif yang berlebih-lebihan, merendahkan martabat mereka, memproklamirkan peperangan thd mereka secara sepihak dengan cara-cara yang tak bertanggunjawab dan pengecut? Bukankah ada media dialog yang dapat kita gunakan untuk mengklarifikasi serta mempertahankan keyakinan kita?
    Bagi yang ‘terlanjur’ menyatakan kelompok lain sesat, maka bagi mereka seyogjanya memiliki dasar dan argumen yang kuat. Sementara bagi yang dianggap sesat sebaiknya mampu menunjukkan bahwa pandangan dan keyakinan mereka adalah ‘sudah pada jalur yang benar’ dan mereka-mereka yang suka memvonis sesat adalah pandangan yang keliru dan menyesatkan. Lagipula kan tidak mesti atau tidak serta-merta mereka-mereka yang divonis sesat memang benar-benar sesat? Jangan-jangan si pemberi vonis yang sesat ….eh, yang keliru? 🙂

    Jadi menurut saya, apa pun klaim yang suka dikeluarkan oleh mereka yang menganggap kita sesat sebaiknya TENANG-TENANG SAJA *baca dgn bahasa Batak* dan kita coba dengan memaparkan bagaimana benarnya dan lurusnya jalan yang sudah kita ambil serta betapa kelirunya vonis yang mereka cetuskan 🙂

    Salam

  263. ya jelas sesat donk, masa ada satu hal dianggap sebagai ushuluddin, masa yang tidak meyakini ushuluddin tidak sesat

    ya kalo tidak sesat namanya ya bukan ushuluddin, tapi masalah furu’

    ini yang takut dikatakan oleh syiah2 yang “junior” di indonesia,

    masalah perbedaan sunni dan syiah tergantung pensikapan syiah terhadap perbedaan itu, yaitu masalah imamah.

    jika imamah dianggap sebagai hal furu’ maka perbedaan sunni dan syiah menjadi furu’.

    tapi ketika syiah menganggap imamah sebagai hal furu’ maka resikonya sangat besarrrrrrrrr. saya tidak perlu menjelaskan itu.

  264. @armand

    Ada benarnya juga.
    Akan tetapi jika TENANG-TENANG SAJA *baca dgn bahasa Batak* (kebetulan asli batak neh…), apa yang telah kita yakini sebagai keyakinan kita dan benar, akankah kita diam saja selalu dihujat, dicaci, bla..bla tanpa ada pembelaan dengan argumen . Setidaknya ada azas “praduga kagak berdosa” dengan dalil yg kita yakini, yah terima atau tidak, minimal yg kita harapkan mereka mau mengerti, memahami dan menghormati apa yg kita yakini.

    Jadi buat mas AHA juga, syiah menganggap ahlulsunnah sebagai saudaranya, bukan mengkafirkan yg tidak berimam kpd 12 imam. Allah saja dalam Alqur’an telah mensucikan, mengagungkan, memuliakan ahlul bayt Rasulallah, dan syariat org syiah mewajibkan untuk berimam kepada 12 imam maksum tsb dan memuliakan (ahlul bayt), dan banyak penjelasan dan uraiannya. Intinya bagi org2 syiah, Allah saja memuliakan ahlul bayt (12 imam tsb) mengapa mereka tidak.

    Nah jika ahlulsunnah dlm syariatnya tidak diwajibkan yaa gak masalah toh, mereka tetap muslim, bersyahadat, shalat dll. dan ustadz2/org syiah sangat menghormati itu.
    Mungkin begitu, maaf klo ad kata yg salah, peace ah, yuk dadah

  265. @AHA
    Maaf saya pakai singkatan menyebut nama anda.
    Saya disini hanya ingin menyampaikan ayat dan beberapa Hadits yg menyatakan bahwa keyakinan terhadap Imam merupakan Iman. Dan terserah anda utk menilai:

    1. Surah asyajadah ayat 24
    24. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
    Lawannya Surah Al Azhab:

    67. Dan mereka berkata;:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
    Surah As Syafaat:
    29. Pemimpin2 mereka menjawab: “Sebenarnya kamu yang tidak beriman”
    Ayat yg mewajibkan kita mempunyai pimpinan:
    Surah Al Anbiyaa:
    73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,
    Surah Al a’raf ayat 71:
    Ingatlah suatu hari (yg dihari itu) kami panggil tiap dengan pemimpinnya”.

    Haidts2 Rasul:
    1.Menyintai Ali adalah IMAN dan membencinya adalah NIFAK ( Shahih Muslim jil.2 hal. 61)

    2. Ali adalah wali (pemimpin) setiap MUKMIN setelahku.
    (Musnad Ahmad b. Hanbal jil.5 hal.25; Mustadrak al-Hakim jil 3 hal.134)

    3. Siapa yg menjadikan aku sebagai maulanya (pemimpinnya) maka Ali adalah maulanya. Ya Allah bantullah mereka yang mewila’nya dan musuhi mereka yg memusuhinya. (Shahih Muslim jil.2 hal.362; Mustadrak al-Hakim jil 3 hal.109; Musnad Ahmad b Hanbal jil. 4 hal.281)

    4. Wahai manusia telah kutinggalkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang padanya, maka kalian tidak akan tersesat se-lama2nya ialah Kitab Allah dan Itrahti ahlulbaitku” (Shahih Muslim jil.5 hal.122.; Shahih Turmuzi jil.5 hal.328; Mustadrak al-Hakim jil3. hal.146; Musnad Ahmad b. Hamnbal jil.3 hal.17.

    Dan siapa2 12 Imam yg telah disampaikan oleh Rasul (setahu saya ada Haditsnya.) anda bisa baca dlm kita2 ulama sunnah ialah: al-Fushuul al-Muhimah; Ibnu Shabbagh al-Maliki,. as-Shawig al-Muhrigah; Ibnu Hajar al-Haitsami pd bab11. Nuur al-Absar fil Managih aal an-Nabi al-Mukhtaar; Syekhg asy-Syablanji dan Is’aaf ar-Ragghibiin; Ibnu Shabban.

    Ini saya sampaikan mudah2an ada sedikit penjelasan buat anda utk direnungkan. Wasalam

  266. Assalamu’alaikum…..

    Salam kenal untuk semua…..

    Saya hanya penonton dari diskusi saudara-saudara semua (menarik dan seru).

    Saya hanya ingin menyampaikan bahwa:
    a. Seandainya syiah itu memerangi zionis israel di palestina & libanon, demi Allah & Rasul-Nya saya seorang syiah.
    b. Seandainya sunni itu melawan neo-liberalisme & imperialisme, demi Allah & Rasul-Nya saya seorang sunni.
    c. Seandainya Syiah itu memerangi kemiskinan dan kebodohan, demi Allah & Rasul-Nya saya seorang Syiah
    d. Seandainya Sunni itu mengajak kita untuk berakhlak baik, demi Allah & Rasul-Nya saya seorang sunni.

    Untuk mas SP, Subhanallah untuk kesabarannya. dan mohon dikirimkan artikel atau sumber2 (via email) yang berhubungan dengan syiah, Soalnya saya hidup di lingkungan Sunni dan saya pun bermazhab sunni.

    Salam perdamaian…..

    “Barang siapa mendengar keburukan orang kemudian menyebarkannya ia sama berdosanya seperti orang yang melakukan keburukan itu” -Nabi SAW, Madinah, Al Balaghah 1:99-

    Lets kick out phobia of (sunni and syiah) froam islam…..

  267. Abdul Hakim Abdat yach? yang pernah ngisi kajian di UGM itu yach?

  268. @Zidane
    Anda benar mas saya bawakan 2 ayat utk menjadi pegangan dalam diskusi:

    1. surah Asyuura ayat ayat 15
    Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita).”

    2.. Al Qashash ayat 55
    Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.”

    Harusnya kita berpatokan pada firman Allah tsb. Dalam diskusi kita hanya berusaha mendapatkan kebenaran. Jadi tdk perlu menghujat satu sama yg lain. Atau mencari kesalahan lawan bicara utk menjadi hujah dlm perdepatan. Wasalam

  269. @Abdul Hakim A

    tapi satu hal saya salut pada anda, anda berani berterus terang, tidak putar-putar tujuh keliling seperti mas SP.

    bukan begitu mas SP?

    Wah maaf saya tidak merasa begitu, saya sudah menyampaikan yang terang dan jelas. Jadi kalau ada yang merasa apa yang saya sampaikan itu berputar-putar berarti masalahnya bukan pada saya dong. 🙂
    Salam

  270. @SP
    menurut anda ahlus sunnah yang tidak meyakini wajibnya imamah 12 imam syiah sesat atau tidak ?

  271. @ressay

    bukan tuh mungkin namanya aja sama

  272. menurut anda ahlus sunnah yang tidak meyakini wajibnya imamah 12 imam syiah sesat atau tidak ?

    Bagi saya nggak, udah saya jawab kan 🙂
    Salam

  273. berarti sahabat yang tidak meyakini keimamahan ali tidak sesat?

  274. @Abdul HAkim A
    Salam ‘Alaikum mas AHA…

    Terlepas sesat atau tidak sesat, banyak sekali penjelasan/uraian mengenai sahabat, mas AHA bisa menilai sahabat mana yg sesat…

  275. Abdul Hakim A
    Memangnya ada kriteria baku sesat dalam islam? Yang menurut Allah & rasul-Nya lhoo yaa, jangan tambahan yang dibuat2.
    Yang jelas nih mas AHA, mereka yang tidak mengakui keimamahan Imam Ali berarti mereka tidak ta’at kepada Allah & Rasul-Nya. Nahh, kalau apakah ada sahabat yg tidak ta’at kepada Allah & Rasul-Nya? Banyak (jika kita percaya dg hadits Bukhori cs.)

    Wassalam

  276. @atasku

    ganti aza namanya jadi truthfounder bukan truthseeker lg… soalnya dah cenderung ke pemikiran tertentu seh… :mrgreen: becanda mas…

    Salam damai selalu…

  277. @AHA
    Mas, bagaimana tanggapan mas terhadap ayat2 dan hadits yg sampaikan utk mas. Tidaka tanggapan?

  278. @AHA
    Mas, bagaimana tanggapan mas terhadap ayat2 dan hadits yg sampaikan utk mas. Tidak ada tanggapan?

  279. @soegi
    Masih nyari koq mas soegi. Dalam mencari kebenaran terkadang kita harus mengutarakan kebenaran (sementara) yang kita yakini. Karena dengan begitu kita bisa mendapatkan respon dari mereka yang berbeda dengan kita. Yang penting saya siap merubah keyakinan saya jika memang pendapat tersebut jauh lebih baik/benar dari kebenaran yang saya pahami sekarang.
    Jadi bagi saya sebagai pencari kebenaran bukan berarti saya sama sekali tidak memiliki kebenaran yang saya yakini, tapi lebih pada kesiapan saya untuk menguji, memperbaiki bahkan mengganti kebenaran yang sekarang saya pahami.
    Btw thank you sudah mengingatkan, semoga saya tidak masuk dalam kelompok mereka yang jumud maupun yang naif

    Wassalam

  280. @aburahat

    saya kan sudah ngomong kalo tidak membahas dalil-dalil anda, saya cuma mau menyimak saja, mungkin lain kali bisa saya telaah, minta maaf kali ini blm bisa memberi komentar

    buat SP

    apakah orang yang tidak meyakini imamah 12 imam masih bisa disebut beriman?

  281. saya mau menanggapi apa yan disampaikan oleh abdul hakim tentang syi’ah, sebelum saya menanggapi saya mau bertanya dahulu, pertanyaan saya apakah hadis yang bapak sebutkan shahih kalau shahih tolong sebutkan perawinya beserta senadnya,karena dalam ilmu hadis kalau ternyata sanadnya terputus berarti hadis itu tidak shahih, mohon dikirimkan

  282. @SP

    mungkin pertanyaan saya perlu diperjelas lagi:

    apakah orang yang tidak beriman dengan 12 imam bisa disebut orang beriman dan nanti di akherat dapat masuk dalam sorga?

  283. @AHA
    Saya tidak tahu apa maksud anda dgn mendesak terus sdr SP dgn pertanyaan demikian. Kelihatan anda hendak memojokkan sdr SP. Kalau anda ingin berdiskusi dan mencari kebenaran seharusnya anda teliti ayat dan hadits yang saya sampaikan. Kalau anda tidak menerima ayat dan hadits tsb kita diskusikan. Dan apabila anda menerima maka pertanyaan anda sudah terjawab. Maaf saya ikut2an. Tapi kita dalam blog adalah kita yang ingin mencari kebenaran dan bukan ingin memojokan salah satu teman diskusi. Wasalam

  284. @AHA

    apakah orang yang tidak beriman dengan 12 imam bisa disebut orang beriman dan nanti di akherat dapat masuk dalam sorga?

    Menurut pendapat mas sendiri gimana? Yang penting keyakinan mas kan? Bukan pendapat SP?
    Lagipula saya kira mas SP sudah kasi komennya tuh di:
    16-Nopember, 12:37 pm

    Salam

  285. ya saya pengen tahu saja pendapat syiah tentang orang yang tidak mengimani imamah, apakah dianggap beriman atau bukan.

    abdul husein -seperti dinukil SP – mengakui keislaman ahlus sunnah, tapi yang kita ketahui ada perbedaan antara definisi islam dan iman.

    nah apakah ahlus sunnah juga orang beriman yang akan selamat di akherat? walaupun tidak meyakini adanya imamah.

    mungkin yang lain mau nimbrung silahkan aja

    @aburahat
    silahkan saja menyingkat nama saya 😀
    masalah ayat ada pertanyaan, apakah ayat2 yang anda kemukakan ada hubungannya dengan kewajiban mengimani 12 imam syiah?

  286. Salam
    @Abdul Hakim A
    Pusing2 amat toh mas dgn pertanyaan itu untuk SP…
    Ikuti kata hati Anda saja, toh yang menilai bukan mas SP,tapi hak prerogatif itu ada pada Allah (tentang mengimani imamah atau tidak;masuk sorga atau tidak, beriman atau tidak,sesat atau tidak)…mungkin Anda tanyakan langsung ke Allah gih…berdoa(bertanya kepada Allah) tentang yang Anda maksud (imamah) supaya diberi jawaban (hikmah) oleh Allah…Semoga Allah merahmati Anda…
    Salam

  287. @Arif

    saya bertanya pada SP dalam kapasitasnya sebagai orang yang tahu tentang mazhab syiah dan menelaah kitab-kitab dari para ulama syiah, tentunya dalam kitab yang dibacanya ada keterangan dan bisa disimpulkan

    jika memang tidak mengimani 12 imam syiah tidak mengakibatkan konsekuensi kafir apa bedanya sunni dengan syiah, mengapa ada orang yang beralih ke syiah jika memang mazhab ahlussunnah adalah kebenaran dan keselamatan?

  288. @AHA
    Kalau mas hanya ingin bertanya bagaimana pendapat Syiah bagi mereka yang tidak mengimani 12 Imam. Kalu saya bisa berkata belum lengkap. Apa sebab? Orang2 Syiah mengimani 12 Imam dan mereka yakin atas kebenarannya.
    Mas harus tahu sejarah keimamah ini. Menurut mazhab Syiah. Mereka berpegang dengan hadits2
    sesuai hadits yang mereka yakini shahih, serta persiapan Allah dgn ayat2Nya yang mereka tafsir sebagai persiapan ULIL AMRI sesudah Rasul. Ulil amri yang terdapat dalam Surah An-Nisaa’ : Taati Allah dan Rasul dan Ulil Amri minkum. Dan sabda Rasul di KHAidi GHUM serta hadits Tsagalain. Serta sabda Rasul wajib mempunayi Imam dan Imam ada 12 berakhir dengan Imam Mahdi. Setelah diteliti tdk ada jumlah 12 Imam dari mazhab2 yang lain yang bersinambungan terkecuali yang dari ahlulbait yang dalam hadits Tsagalain disebut dengan ITRAHTI AHLULBAITI.
    Kemudian pertanyaan mas: masalah ayat ada pertanyaan, apakah ayat2 yang anda kemukakan ada hubungannya dengan kewajiban mengimani 12 imam syiah?.

    Menurut saya sangat erat. Allah tidak menyebut perinciannya. Tetapi persiapan pimpinan pasca Rasul harus ada. Dan melalui Rasul Allah wahyukan bagaimana harusnya seorang pimpinan yang Allah kehendaki. Dan untuk ini pasti Rasul mempersiapkan sesuai ketentuan Allah. Karena Agama ini adalah agama Allah kalau bisa saya katakan Organisasi Allah, maka kelanjutan kepimpinanpun harus berdasarkan petunjuk Allah dan bukan atas dasar musyawarah manusia. Ini penjelasan saya. Sedangkan mereka yang tidak mengimani 12 Imam dipandangan Allah Wallahu A’lam. Allah Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Pengampun. Wasalam

  289. Taati Allah dan Rasul dan Ulil Amri minkum
    Surah An-Nisaa’

    Saya orang awam kok heran ini di claim utk menjadikan ketaatan kepada 12 imam syiah.

    Padahal disitu tidak tertulis “taat’ sebelum kata Ulil Amri.

    siapa yang salah, mungkin kah Syiah sedang menggugat Allah ??

    kalau immah itu penting sekali, dan utama, tetntunya Allah maha tahu,
    maka akan disampaikan demikian: Taati Allah dan Rasul dan taatilah Ali.

    Beres..!!
    Mudah bagi Allah, seprti mudahnyanya dimasukan nama Fir’aun.

    Masa sich Ali sehina dan serendah Fir’aun.

    Abu lahab calon besan rasul saja masuk dan diabadikan oleh Allah dalam Al-quran..

    1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
    QS.Al Lahab.1

    Kok bisa yach…musuh allah dan rasulnya mau dijadikan besan oleh sayyidina Ali.

    Pantesan Allah dan Rasulnya marah berat sama Ali.

  290. Koreksi ::
    Abu lahab calon besan Sayyidina Ali saja masuk dan diabadikan oleh Allah dalam Al-quran..

    1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
    QS.Al Lahab.1

    Kok bisa yach…musuh allah dan rasulnya mau dijadikan besan oleh sayyidina Ali.

    Pantesan Allah dan Rasulnya marah berat sama Ali.

  291. @prima
    Dek Prima, kok anda semakin ngaco……komentar you tak tentu rudu, paham tak ?

  292. 3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat
    Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka

    Saya ingin menambahkan komentar mas SP mengenai Syahadat ini. Seringkali orang2 Sunni yang mengangkat isyu Syahadat ini ketika mempermasalahkan perbedaan Sunni dan Syi’ah.

    Saya menduga penulis di blog tsb sengaja hanya mengutip kalimat Syahadat dalam Adzan dan tidak mengutip kalimat Syahadat dalam Shalat. Padahal Syahadat dalam shalat dlm buku2 pelajaran Shalat Syi’ah sama saja dengan Syahadat Sunni (lihat buku “Fiqih Lima Mazhab” karangan M. Jawad Al-Mughniyah, penerbit Lentera atau buku “Shalat Dalam Mazhab Ahlul Bait” karangan Syarif Hidayatullah Husain Al-Habsyi, Yayasan Abna’ Al-Husein, cet II, 2001).

    Sebenarnya lafadz adzan pada zaman Rasulullah saw adalah spt ini :

    Allahu Akbar 4 x

    Asyhadu anlaa ilaaha illallah 2 x

    Asyhadu anna Muhammadar rosulullah 2x

    Hayya ‘alash Sholah 2x

    Hayya ‘alal falah 2x

    Hayya ‘alal khoirul ‘amal 2x

    Allahu Akbar 2x

    Laa ilahaa illallah

    Kalimat “Hayya ‘alal khoirul ‘amal” yang diucapkan setelah “Hayya ‘alal falah” diucapkan oleh Ibnu Umar putra Umar ibnu Khattab sendiri ketika adzan pada zaman Rasulullah saw (Sunan Al-Baihaqi, jilid I, hal 124) kemudian dihilangkan oleh Umar ketika dia berkuasa sebagai khalifah.

    Adapun tambahan kalimat “Asyhadu anna ‘aliyyan waliyullah dalam adzan Syi’ah, para fuqoha Syi’ah sepakat bahwa kalimat tsb bukan bagian dari azan, dan barang siapa mengucapkannya dengan niat bahwa itu bagian dari adzan, berarti ia telah membuat bid’ah dalam agama dan telah memasukkan sesuatu yang di luar agama ke dalam agama (Fiqih Imam Ja’far Shadiq, Muhammad Jawad Mughniyah, Lentera, cet I, 1999).

    Mengenai asal usul disyariatkannya adzan, Sunni berpendapat bahwa adzan ditetapkan oleh Rasulullah saw berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid (Ibnu Hajar Asqalani, Fathul Bari, Syarh Al-Bukhori dlm “Fiqih Imam Ja’far Shadiq)*.

    Sementara Syi’ah berpendapat bahwa adzan ditetapkan melalui wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya melalui Jibril, sama seperti cara shalat dan ibadah serta hukum2 lainnya. (idem*)

    Kalangan Syi’ah menyatakan, pandangan bahwa adzan itu ditetapkan berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid adalah keliru, karena perkara2 syariat, terutama yang penting adzan ini, hanya ditetapkan melalui wahyu. (idem*)

    Masalah tambahan kalimat lain kedalam adzan sebenarnya juga dilakukan oleh Sunni spt dalam adzan Shalat Subuh, yaitu “Asholatu khoirum minanaum”. Kalimat ini lagi2 ditambahkan oleh Umar ibnu Khattab sendiri ketika dia berkuasa.

    Sebenarnya tulisan yang berjudul “Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah” yang saya dapatkan dari suatu blog (lupa nama blognya) masih ada sambungannya spt ini.

    6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum.
    Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.
    Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma’’hum, seperti para Nabi.

    Komentar : yah pantas aja karena imam engga maksum, maka mereka sulit untuk menguasai Al-Quran & Sunnah Rasulullah saw shg banyak melakukan “ijtihad” yang nabrak nash sana sini. Para ulama Sunni mencatat khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman telah ber-‘ijtihad” yang menyalahi nash sebanyak 180 perkara, dg rincian Abu Bakar 32 perkara, Umar 107 perkara dan Usman 41 perkara.

    7. Ahlussunnah : Dilarang mencaci-maki para sahabat.
    Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.

    Komentar : Kalo orang Syi’ah menganggap para Imam 12 maksum, apa bedanya dg orang Sunni yang selalu memakai bahasa “malu2” yakni “melarang mencaci-maki para sahabat” ? Bukankah ini bentuk lain dari “penyucian para sahabat” ?

    Coba simak pernyataan Ibnu Hajar mengenai para sahabat :
    “Kelompok Ahlu Sunnah bersepakat bahwa seluruh sahabat adalah orang2 yang adil. “Wajib” bagi kaum muslimin untuk meyakini sikap sahabat tersebut karena telah ditetapkan bahwa seluruh sahabat adalah ahli surga. Apabila kamu melihat seorang laki2 melemahkan salah seorang sahabat Rasulullah saw, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia adalah KAFIR dan orang2 yang melemahkan secara mutlak salah seorang sahabat Rasulullah saw, maka mereka juga orang2 KAFIR dan PATUT DIANIAYA. Siapa saja yang mencela dan mengatakan bahwa para sahabat itu lemah, maka tidak diperbolehkan untuk memberikan perlindungan, bermusyawarah dan menyalati mereka.” (Ibnu Hajar “Al_Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah”)

    Lihatlah Sunni memposisikan para sahabat sedemikian rupa spt “the untouchable” shg dalam verifikasi hadispun mereka tidak bisa disentuh oleh Ilmu Rijal Hadis atau Jarh wa Ta’dil yang sudah cape2 disusun oleh para ahli hadis Sunni.

    Sebenarnya Syi’ah tidak pernah mencaci-maki para sahabat secara langsung. Mereka hanya mengutip pernyataan Al-Quran dan Hadis khususnya mengenai mayoritas sahabat yang murtad ketika Nabi saw wafat (lihat QS Ali Imran 144 dan hadis Al-Haudh riwayat Bukhori dan Muslim). Ini ayat dan hadis sahih mau dicampakkan kemana ?

    8. Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.
    Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.

    Komentar : sama spt diatas, para istri Nabi terutama Aisyah dan Hafsah banyak dikecam oleh Al-Quran (Al Ahzab 28-29 dan At Tahrim ayat 10).
    Gimana mau dicampakkan juga ?

    9. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :
    a) Bukhari
    b) Muslim
    c) Abu Daud
    d) Turmudzi
    e) Ibnu Majah
    f) An Nasa’i
    (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).

    Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat :
    a) Al Kaafi
    b) Al Istibshor
    c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
    d) Att Tahdziib
    (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).

    Komentar : itulah bedanya para ulama Sunni dan Syi’ah. Menurut saya apa perlunya kitab2 hadis spt Sahih Bukhori atau Al-Kafi dll “diumbar” di seluruh dunia. Apa memang seluruh umat Islam punya kemampuan menelaah hadis spt ahli fiqih atau mujtahid ? Makanya akibat terlalu diumbarnya kitab hadis Sunni, maka jangan kebakaran jenggot kalo ada musuh Islam yang memanfaatkan hadis dhaif atau maudhu yang masih nyampur dalam Sahih Bukhori, Muslim dll untuk menghujat islam atau menghina Nabi Muhammad saw ! Contoh hadis Al-Gharaniq yang dimanfaatkan oleh Salman Rusdi dlm “Ayat2 Setan” dsb.

    Kitab-kitab tersebut (Al-Kafi dll) tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah) ?

    Komentar : di kampung saya ada teman dari Syi’ah yang di rumahnya punya perpustakaan buku2 agama yang isinya antara lain kitab hadis Al-Kafi (orginal). Juga di toko2 buku sudah terbit buku berbahasa Indonesia yang berisi hadis2 Al-Kafi berjudul “Sabda Ilmu”, disusun oleh Ali Umar Al-Habsyi, Al-Huda, 2006. Begitu juga Biharul Anwar.
    Jadi siapa takut ?

    10. Ahlussunnah : Al-Qur’an tetap orisinil
    Syiah : Al-Qur’an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

    Komentar : engga jauh2 ke Iran. Coba datang ke rumah orang Syi’ah di seluruh Indonesia, saya jamin Qurannya sama !

    11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.
    Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.
    Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah.
    Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.

    Komentar : Dlm kasus yg spt itu ada riwayat dari Imam Ja’far, beliau berkata, Rasulullah saw bersabda :”Sungguh pada setiap kebenaran itu ada hakikatnya. Dan diatas setiap yang benar itu ada cahayanya. Maka apa yang sesuai dg Kitab Allah, ambillah. Dan apa yang menyalahi Kitab Allah, tinggalkanlah.”

    12. Ahlussunnah : Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.

    Syiah : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
    Setelah mereka semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.

    Komentar: boleh jadi Raj’ah ada dalam riwayat2 Syi’ah. Tapi kan terlihat jelas tidak ada dalam Rukun Iman Syi’ah ? (lihat diatas). Jadi Raj’ah bukan akidah Syi’ah. Meyakini atau tidak meyakini Raj’ah tidak akan menggugurkan Iman seseorang.

    Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

    Komentar : Ya emang benar. Dan sekarang sudah muncul tapi masih gaib.
    Gimana Imam Mahdi Ahlu Sunnah kapan munculnya ? Dari keturunan siapa dan apa ciri2nya supaya bisa dibedakan dg orang2 yang mengaku Imam Mahdi alias palsu ?

    13. Ahlussunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.
    Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.

    Komentar : Allah Swt berfirman :”Famas tamta’tum bihi min hunna fa’atu hunna ujuro hunna faridhoh, “dan untuk kenikmatan yang kamu peroleh dari mereka, berilah maskawin (ujur) mereka, sebagai suatu kewajiban.” (QS An-Nisa 24).
    Ayat diatas merupakan dalil yang menjelaskan bahwa “mut’ah” merupakan NIKAH SAH ! Dan ayat ini tidak dihapus atau dinasakh, sampai Umar melarangnya (Sahih Muslim jilid 7, Bab Nikah Mut’ah)
    (lagi2 Umar).

    Jangan lupa bahwa salah satu sahabat yang telah mempraktekkan kawin mut’ah adalah Umar ibnu Khattab sendiri ! jadi kalo Ahlu Sunnah menganggap kawin mut’ah sama dengan zina, maka Umar adalah pezina !

    14. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci.
    Syiah : Khamer/ arak suci.

    Komentar : Setelah saya cek di buku “Fiqih Imam Ja’far Shadiq” penulis “Perbedaan antara Sunni Syi’ah” itu yang menuduh Syi’ah pembohong, ternyata pembohong beneran ! Saya kutip isi buku fiqih Syi’ah diatas : “8. Arak : Diriwayatkan dari Imam Shadiq, “Jika pakaianmu terkena arak, nabidz atau sesuatu yang memabukkan, cucilah ia jika kamu tahu tempatnya. Jika kamu tidak tahu tempatnya, cucilah semuanya. Dan jika kamu sudah salat dengan pakaian tsb, ulangi salatmu.”

    15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.
    Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.

    Komentar : Nah, kalau di sini si penulis tidak mengutip seutuhnya. Sengaja dia memotong kalimat supaya ada pengertian lain. Biasanya ini dilakukan oleh kaum nawashib (pembenci Ahlul Bait).
    Kalimat seutuhnya adalah sbb:”Air yang bekas digunakan untuk membersihkan tempat keluar kencing dan tinja adalah suci, DENGAN SYARAT IA TIDAK BERUBAH KARENA NAJIS TERSEBUT, tidak ada najis dari luar yang mengenainya, kencing atau tinja yang keluar itu tidak meluber ke mana-mana, tidak ada darah yang keluar bersamanya, dan tidak terdapat bagian-bagian tinja pada air tersebut. (Fiqih Imam Ja’far Shadiq).

    16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.

    Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.
    (jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).

    Komentar : Di kalangan Fuqaha Syi’ah ada 3 pendapat :

    1.Haram
    2.Haram tapi tidak membatalkan
    3.Tidak haram dan tidak membatalkan kecuali apabila seseorang melakukannya dg niat bahwa hal itu (bersedekap) diperintah dan disukai di dalm syariat. Jika seseorang melakukannya tanpa niat demikian maka tidak apa2.
    (Fiqih Imam Ja’far Shadiq).

    Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.
    (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

    Komentar : Yah ini sama saja dengan orang Wahabi menganggap orang2 Nahdiyyin bid’ah karena membaca do’a qunut dalam shalat.

    18. Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i.
    Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

    Komentar : Beginilah kalau kurang membaca kitab2 hadis ulamanya sendiri. Coba simak ini : Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnadnya juz I, hal 221, menyebutkan hadis riwayat Ibnu Abbas, bahwa beliau berkata :”Rasulullah saw shalat tujuh rakaat dan delapan rakaat di Madinah bukan pada saat musafir.
    Imam Muslim dalam Sahihnya Juz 2 hal 151 dalam Bab Jama’ antara du shalat pada saat berada di rumah sendiri (tidak musafir) meriwayatkan, bahwa Ibnu Abaas berkata:”Rasulullah saw melaksanakan shalat Dzuhur dan Ashar bersama-sama dan shalat Maghrib dan ‘Isya bersama-sama bukan dalam keadaan takut dan bukan dalam perjalanan.
    Hadis ini bisa ditemukan pula dalam buku “1000 Hadis” terbitan Gema Insani.

    19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan.
    Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
    (padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).

    Komentar : Setahu saya Nabi saw tidak pernah mencontohkan shalat Dhuha ini. Kalau engga salah salat Dhuha ini ada hubungan dengan salat yang dilakukan seseorang sebagai rasa syukur atas terbunuhnya Imam Ali. Silahkan tebak, siapa orang itu.

    Komentar Penutup :

    Ini yang bikin tulisan sangat2 lucu, menghukumi ajaran Syi’ah dengan ajaran Ahlu Sunnah yang didirikan oleh Muawiyah dan “disempurnakan” oleh Abu Hasan Al-Asy’ari di bidang Akidah dan 4 Imam mazhab di bidang Fiqih dg dukungan para penguasa zalim pada abad ke 3 Hijriyah. Kalau mau fair, baik Sunni maupun Syi’ah sebagai “produk sejarah” harus didudukkan dibawah sorotan Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya.

  293. Waduh, ini koq pembahasan ngalor-ngidul begini. Buat yang punya Blog, komentar yang terlalu panjang atau yang hanya copy paste lebih baik U SPAM-kan, sebab ini hanya kolom komentar. Carut-marut begini kebarat-ketimur, jadi tidak karuan. Harus U yang membahas, yang lain memberi komentar. Jika masing-masing komentator taruh pembahasan disini jadi REPOT dong, U punya Blog arahnya mau kemana? Apa dan yang mana, yang mau dikritisi? dan pembahasan yang mana mau dijawab dan siapa yang menjawab? Jika seperti ini terus, berantakaaaaaan.

  294. @jenggot naga
    Blog ini mencari kebenaran siapa saja yang ingin mencari kebenaran saya rasa pemilik blog ini membiarkan untuk kita berdiskusi. Itulah sebabnya blog ini sukses Kalau kita pengikut blog ini hanya mengkomentar tanpa ada bahasan. Yah jadilah pengikut ilmu terpimpin. Wasalam

  295. @Abdul Hakim A

    Salam kenal

    Anda mengatakan,
    jika memang tidak mengimani 12 imam syiah tidak mengakibatkan konsekuensi kafir apa bedanya sunni dengan syiah, mengapa ada orang yang beralih ke syiah jika memang mazhab ahlussunnah adalah kebenaran dan keselamatan?

    Kalau berbicara mengenai 12 Imam syi’ah, menurut pemahaman saya begini, kita harus kembali pada tittik persoalannya yakni QS Al Maidah: 67, hadist Tsaqalain dan hadist Ghadir Khum.

    Apakah anda meyakini kebenaran ayat dan hadist tsb? Kalau ya, berarti anda meyakini kebenaran Al Qur’an dan hadist Nabi saw, begitu juga sebaliknya.

    Bagi mereka yg sudah meyakini kebenaran tsb, tentunya tidak dengan serta merta menyalahkan kepada orang yg belum meyakini kebenaran tsb. Ini memerlukan proses yg sangat panjang sampai ribuan tahun setelah Rasulullah saw wafat hingga sampai sekarang. Masih saja menjadi polemik diantara sunni dan syi’ah.

    Dengan hati nurani yg bersih dan ikhtiar yg sungguh-sungguh, mungkin kita akan dapat menerima kebenaran tsb. Yang tentunya semua tergantung kepada hidayah dari Allah swt.

    Sementara itu dulu tanggapan dari saya.

    Wasalam

  296. @Khalisa dkk

    asskum wr wb.

    KETERAANGAN dari Pak/Ibu KHALISA sbb :

    15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.
    Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.

    Komentar : Nah, kalau di sini si penulis tidak mengutip seutuhnya. Sengaja dia memotong kalimat supaya ada pengertian lain. Biasanya ini dilakukan oleh kaum nawashib (pembenci Ahlul Bait).
    Kalimat seutuhnya adalah sbb:”Air yang bekas digunakan untuk membersihkan tempat keluar kencing dan tinja adalah suci, DENGAN SYARAT IA TIDAK BERUBAH KARENA NAJIS TERSEBUT, tidak ada najis dari luar yang mengenainya, kencing atau tinja yang keluar itu tidak meluber ke mana-mana, tidak ada darah yang keluar bersamanya, dan tidak terdapat bagian-bagian tinja pada air tersebut. (Fiqih Imam Ja’far Shadiq).

    =====> Yang saya mau tanyakan : <============

    1. bagaimana Memastikan AIR itu tidak Najis (tidak ada fesses & air seni ) dengan menggunakan mata telanjang ?

    2. Pada CEBOKAN keberapakah AIR tsb di katakan bersih(tidak Najis), Karena setahu saya cebokan pertama saja masih “KOTOR” apa lagi MAAF( sedang berak2/mencret2) ?

    3. Dapat di gunakan sebagai apa sajakah air ini dan oleh siapa saja ?, apakah termasuk bisa buat wudhu juga ?

    4.Apakah di jamin kebersihan & kesehatannya, misal yg melakukan sedang mengidap penyakit?

    5. Apakah ini hanya di lakukan untuk Darurat, kalau memang benar dalam keadaan bagai mana yaa agar kita di benarkan untuk cara ini ?

    Mohon di jelaskan,, sejelas2 nya,, kalau bisa ada dalilnya.. & tatacara melakukannya..?

    mba/pak Khalisa sudah pernah coba apa blm yaa..? 🙂

    Maaf yaa mba/pak pertannyaan dasar banget/datar banget,, tapi itu penting buat saya….

    thanks,

    wassalam,
    anak bawang

  297. @Khalisa

    sepertinya anda sangat berkompeten dengan mazhab anda,

    anda bilang:
    Komentar: boleh jadi Raj’ah ada dalam riwayat2 Syi’ah. Tapi kan terlihat jelas tidak ada dalam Rukun Iman Syi’ah ? (lihat diatas).
    Jadi Raj’ah bukan akidah Syi’ah. Meyakini atau tidak meyakini Raj’ah tidak akan menggugurkan Iman seseorang.

    bagaimana dengan yang tidak meyakini adanya imamah? imannya gugur atau tidak?

    saya harap anda tidak muter-muter tujuh keliling seperti SP
    Ini yang bikin tulisan sangat2 lucu, menghukumi ajaran Syi’ah dengan ajaran Ahlu Sunnah yang didirikan oleh Muawiyah dan “disempurnakan” oleh Abu Hasan Al-Asy’ari di bidang Akidah dan 4 Imam mazhab di bidang Fiqih dg dukungan para penguasa zalim pada abad ke 3 Hijriyah. Kalau mau fair, baik Sunni maupun Syi’ah sebagai “produk sejarah” harus didudukkan dibawah sorotan Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya.

    berarti ajaran ahlussunnah bukan dari Allah dan Rasul? berarti ajaran ahlussunnah buatan manusia?

    gitu kan?

    muawiyah masih lebih baik daripada HISYAM BIN HAKAM dan ZURARAH,

    saya yakin anda kenal mereka berdua.

    @rona

    apakah al maidah ayat 67 itu berhubungan dengan 12 imam? apakah ayat di atas juga berhubungan dengan ghadir khum?

    masalah meyakini kebenaran bukan hanya emosi tapi dengan bukti.

  298. @AHA
    Anda selalu mengulangi pertanyaan anda yang itu2. Saya minta anda tanggapi jawaban saya tanggal 14 Nopember dan 21 Nop anda menghindari tapi beralih lagi dengan pertanyaan yang sama. Mungkin anda tidak mengerti atau sengaja tidak mau mengerti. Wasalam

  299. @aburahat

    anda memang rahat,

    saya tanya apa hubungan ayat al maidah 67 dan peritiwa ghadir khum anda tidak mau jawab, anda menukil banyak dalil, saya sejatinya tidak ingin membahas, tapi supaya anda lega maka saya bahas satu persatu.

    tapi anda tidak mau menjelaskan.

  300. Salimna

    @Hamba
    Muawiyah yang pertama sukar untuk di terima kejujurannya. Tapi Muawiyah yang kedua adalah menarik akal fikiran tentang perbuatannya.

    wasSalam

  301. salam SP. abu shahzanan, oky dkk

    sebagaimana yg SP dkk katakan, untuk mencari kebenaran kita harus NETRAL,

    jika ada pihak netral ,misalnya orang2 ateis membaca tulisan di atas,ataupun kita kumpulkan orang2 berotak yg belom berpihak, maka pertanyaan dari ABDUL HAKIM A. adalah pilihan nya menrt saya.

    yaitu pertanyaan;

    apakah orang yg tidak beriman kepada imama 12 masih di anggap beriman?

    hanya pertanyaan itu yg logis menurut saya.

  302. aku menarik semua kecurigaan ku teradap SP, dkk. aku terlalu jauh menuduh dalam tulisan ngawurku sebelum nya. terlalu jauh aku melaju. MAAFKAN SAYA, aku sadar sekarang.

    oleh karena itu aku ingin tahu jawaban syiah terhadap pertanyaan ABDUL HAKIM A. supaya aku bisa mencari kebenaran.

    terima kasih atas jawaban nya

  303. @Abdul H.A

    QS Al-Maidah: 67 tentu saja ada hubungannya dengan hadist Tsaqalain dan Ghadir Khum, karena ayat ini diturunkan pada waktu Rasulullah SAW menjalankan haji wada yg terakhir. Yang isinya antara lain pidato Rasulullah SAW dihadapan seratus ribu orang lebih para sahabat dan kaum muslimin untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Ithrah Ahlulbait Nabi SAW ( 12 Imam as).

    Salam

  304. @rona

    jadi ayat di atas turun di haji wada’, bukan di ghadir khum?

    jangan dicampur antara haji wada’ dan ghadir khum, yang dihadiri oleh 100 ribu sahabat adalah peristiwa haji wada’, dan ghadir khum hanya dihadiri oleh sahabat penduduk madinah saja.

    gimana? di haji wada atau di ghadir khum? atau haji wada’ adalah ghadir khum?

    @sejati_lk
    jika iman pada imamah adalah sama statusnya dengan iman pada Allah, dan pada Nubuwat (kenabian), maka ahlussunnah adalah kafir karena tidak beriman pada ushuluddin.
    jika imamah bukan ushuluddin artinya ahlussunnah tidak kafir dan imam ali tidak wajib jadi khalifah, karena imamah adalah hal furu’ sebagaimana berkumur di waktu wudhu dan menyela jenggot. jika imamah bukan ushuluddin maka 12 imam syiah sama dengan imam syafii dan hanafi.

    tapi syiah akan marah jika dibilang imamah bukan ushuluddin.

    jika mas sejati mengikuti diskusi saya, nampak sekali syiah menghindar dari pertanyaan ini, karena pertanyaan ini akan menyibak asap yang selama ini dibuat.

  305. Jadi ingat percakapan Imam Ja’far Ash-Shodiq.

  306. salam

    @Abdul Hakim A
    Kamu kelihatannya sedang menghakimi suatu-suatu perkara?

    wasSalam

  307. @Abdul Hakim A,

    Ma’af, ada kesalahan pada komentar saya tsb diatas, mungkin karena sudah suntuk dan terburu-buru, harusnya begini,
    QS Al-Maidah: 67 tentu saja ada hubungannya dengan hadist Tsaqalain dan Ghadir Khum, karena ayat ini diturunkan setelah Rasulullah SAW menjalankan haji wada yg terakhir. Kemudian mengumpulkan kurang lebih seratus ribu para sahabat dan kaum muslimin dikalangan ansor dan muhajirin di suatu tempat yg bernama Khum.. Yang isinya antara lain seruan Rasulullah SAW untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Ithrah Ahlulbait Nabi SAW ( 12 Imam as) dan pengangkatan Imam Ali as sebagai khalifah (Maula=Imam) bagi kaum muslimin.

    Salam

  308. @ressay

    ikutan jawab aja, atau mau pertanyaan lain? jawab yang ini saja:
    apakah imamah adalah ushuluddin seperti iman pada Allah dan Rasul,
    atau furu’ seperti sholat hari raya dan puasa senin kamis?

    @rona

    Mestinya Nabi mengangkat Ali sebagai khalifah saat haji wada’, bukan di ghadir Khum karena di ghadir khum banyak jamaah haji yang sudah pulang ke negeri masing-masing.

    Ghadir khum adalah tempat di antara Mekah dan Medinah,yang dilalui oleh jamaah haji yang akan menuju Medinah. sedangkan jumlah sahabat penduduk madinah tidak mencapai seratus ribu seperti yang anda katakan.

    Mengapa Nabi tidak mengangkat Ali di haji wada’?
    Mengapa Nabi mengangkat Ali di Ghadir Khum?

    ini jika kita anggap Nabi mengangkat Ali.

    juga seakan-akan inti risalah Islam adalah pengangkatan Ali bukan yang lainnya. ini jika kita lihat ayat 67 Al Maidah

    saya perlu bertanya sekali lagi apakah benar ayat 67 Al Maidah turun di Ghadir Khum?
    mestinya anda tidak sedang berada di sana, tapi ada referensi yang anda jadikan rujukan.

  309. @Abdul Hakim A

    Rasulullah saw menyeru kembali semua kaum Anshar dan Muhajirin yg sudah berlalu dan yg akan berlalu pulang ketempatnya masing-masing. Kemudian berkumpul kembali di Ghadir Khum, tentunya kurang lebih 100 ribu yg hadir.

    Perlu digaris bawahi QS Al-Maidah 67 turun setelah Rasulullah saw melaksanakan haji wada yg terakhir.

    Dalam isi khotbahnya Rasulullah saw merasa sudah akan dipanggil Allah swt. Dan perintah QS Al Maidah 67, begitu mendesak karena saat itulah seluruh umat Islam dari kalangan Anshar dan Muhajirin berkumpul.

    Inilah inti risalah Islam, karena didalamnya adalah seruan Rasulullah saw kepada kaum muslimin untuk berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Ithrah Ahlulbait Nabi saw, agar tidak akan tersesat selama-lamanya.

    Referensi sebagai rujukan cari saja sendiri.

    Kalau menurut pemahaman anda bagaimana?

    Salam

  310. @Abdul Hakim A

    Ma’af, saya ikut menjawab pertanyaan anda untuk saudara Ressay. Tentu saja Imamah merupakan ushuluddin dalam syariat Islam, karena erat kaitannya dengan QS Al Maidah 67, hadist Tsaqalain dan Ghadir Khum.

    Salam

  311. hehehehe…saya cuman bilang jadi ingat sama dialog imam ja’far dengan sahabatnya.

    Dan disanalah jawabannya.

    Sedari awal saya dapat menjawab pertanyaan Anda. Tetapi saya tidak ingin membuat forum ini kacau.

    Ok. Lebih baik kita semua tamu yang ada d sini, menanggapi tulisan-tulisan mas SP yang tidak sedang memposisikan dirinya sunni atau syiah.

  312. @rona

    wah anda ilmiyah banget, bagaimana saya bisa tahu referensi anda kalo anda tidak mau menyebutkan

    jangan-jangan anda meyakini semua itu hanya karena mendengar dari guru anda, yang juga tidak menyebutkan referensi.

    anda bilang:
    Perlu digaris bawahi QS Al-Maidah 67 turun setelah Rasulullah saw melaksanakan haji wada yg terakhir.

    berarti ayat itu turun sebelum nabi melantik Ali menjadi khalifah? karena Ali “dilantik ” di Ghadir Khum, bukan saat haji wada’

    anda tahu dari mana? jika tidak ada referensi berarti anda ikut hadir saat itu, dan ini mustahil, tapi mungkin saja, wong imam mahdi saja bisa hidup ribuan tahun, mungkin anda juga bisa.

    juga masalah ushuluddin, berarti sama dengan beriman pada Allah dan Rasul

    lalu bagaimana status mereka yang menolak beriman pada Rasul?

  313. @Abdul Hakim A

    Berarti anda belum mengerti pemahaman Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah. jadi percuma saya jelaskan panjang lebar. Referensinya cari saja di internet atau literatur buku yg ada hubungangannya dengan pemahaman Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah .

    Salam

  314. @rona

    pemahaman syiah mana yang saya blm paham? saya hanya mencoba berpikir menelaah paparan anda. tidak menerimanya mentah-mentah

  315. Saya lihat perdebatan di sini mirip perdebatan antara muslim dan kristen. Sama-sama gak mau kalah, gak mau menerima sedikitpun kebenaran, kalo itu gak sesuai dengan pahamnya. Jadinya debat kusir deh..

  316. Ini namanya sedang mencari titik temu. Tujuannya sama mencari kebenaran. Setiap orang berangkat dgn kendaraannya masing-masing dan mengambil jalannya sendiri-sendiri. Namun Insya Allah jika arah yang dituju sama, maka pada saatnya akan bertemu di satu titik yang sama. Syaratnya juga tidak ada hasad dan kedengkian. Jika salah seorang sdh keliatan sampai di titik temu (tujuan), maka selayaknya seorang lain yang masih di jalan dan masih mencari-cari arah bertanya kepada yang sdh tiba, jalan mana yang ia ambil serta dengan kendaraan apa sehingga ia bisa segera tiba di tujuan? Jangan karena hasad dan dengki, mencegahnya untuk bertanya.

    Ga nyambung ya? 🙂

    Salam

  317. Israel dan Iran : Ada Apa?
    Rabu, 31 Desember 2008 14:15

    Pertanyaan

    Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Kemarin ustadz ceramah dan saya hadir. Ada satu statemen ustadz yang menggelitik saya, yaitu ustadz katakan saat pesawat-pesawat Isreal menghabisi rakyat tak berdosa di Palestina, kenapa ya Iran yang selama ini dibangga-banggakan sebagai negeri yang kuat dan berani terhadap Israel, kok diam saja. Tidak ada serangan balasan dari Iran yang saya dengar.

    Mohon ustadz jelaskan lagi, memang apa yang ustadz sampaikan itu jadi bahan pertanyaan yang menarik sekali. Bagaimana pendapat ustadz?

    Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Ali

    Jawaban

    Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Memang benar sekali bahwa kenyataan Iran tidak melakukan sesuatu yang berarti membuat banyak pihak menjadi bertanya-tanya. Sebab sesumbar Iran selama ini kan konon ingin mengalahkan yahudi. Iran juga mengaku punya senjata missil atau peluru kendali jarak jauh yang bisa diarahkan ke Israel.

    Pendeknya banyak orang yang tidak kenal hakikat Iran, jadi terkagum-kagum. Apalagi pesona Ahmadi Nedjat yang selalu diekspose sebagai presiden yang adil, berani menentang barat, punya nyali kepada Israel dan bla bla lainnya.

    Tapi memang semua itu jadi tidak ada artinya dan cenderung hanya pepesan kosong belaka. Karena saat kemarin pesawat-pesawat Israel memborbardir rakyat Palestina dengan bom, sampai ratusan nyawa tak berdosa melayang dan ribuan luka-luka, ternyata bukan hanya negara Arab saja yang diam seribu bahasa. Ternyata Iran yang selama ini sesumbar, bisanya cuma mengutuk dan mengecam. Tidak lebih. Dan ini sangat aneh.

    Wah, kalau cuma mengutuk dan mengecam, orang kafir non muslim di seluruh dunia pun juga sudah melakukannya. Di Amerika latin, saya lihat banyak rakyat non muslim yang demo ke jalan mengutuk Israel.

    Tapi negara sekuat dan seperkasa Iran yang selama ini banyak dielu-elukan pendukungnya, termasuk segelintir orang di Indonesia, ternyata bisanya cuma mengutuk. Lalu kemana tentara nasionalnya? Kenapa yang bergerak malah mahasiswa, bukan tentara terlatih?

    Kalau cuma sekedar menurunkan mahasiswa yang turun ke jalan, kita di Indonesia juga sudah melakukannya.

    Buat negara sehebat Iran, kalau cuma sekedar mengutuk dan mengecam, jelas-jelas terbukti bahwa ada hubungan gelap antara Iran dan Israel. Sangat patut dicurigai. Sebab di Irak jelas-jelas tentara bayaran milisi syiah itu didukung sepenuhnya oleh pemerintah Iran. Dimana tugas utama mereka adalah menyembelih muslim sunni. Dan kemana-mana Iran melakukan syi’ahisasi.

    Kini ketika yahudi Israel kesetanan membunuh rakyat yang tak berdosa, sama sekali tidak ada aksi yang serius dari Iran. Tidak mengirim pasukan, tidak juga menembakkan peluru kendali jarak jauhnya.

    Padahal kalau mau, apa susahnya tinggal pencet tombol kok. Saya sangat yakin tidak perlu semua missil dikirimkan, cukup satu saya, tapi yang gedean dikit lah, dijatuhkan tepat di jantung kota Tel Aviv, percaya deh bahwa Israel langsung minta ampun.

    Sebab tentara yahudi itu terkenal pengecut, lawan anak-anak kecil Hamas saja ketakutan kok. Dan mereka juga stress berat tatkala tahu bahwa Hamas sudah bisa membuat petasan ‘janowe’ yang agak gedean dikit, yang kemudian disebut roket itu. Lumayan karena bisa terbang sejauh 25-an kilometer. Kira-kira jarak dari Depok ke Monas.

    Baru roket-roketan begitu, yahudi di Palestina sudah kebakaran jenggot, dadanya sesak, pikirannya kacau, jantungnya mau copot, emosinya tidak terkendali. Pendeknya, persis fiman Allah :

    Turhibuna bihi aduwwallahi wa aduwwakum (Dengan itu kamu dapat menakuti musuh Allah dan musuhmu)

    Apalagi kalau yang ditembakkan berupa peluru kendali, missil, torpedo atau apalah istilahnya. Tidak perlu 100 biji, satu saja ditembakkan dan jatuh meledak di tengah-tengah kumpulan yahudi itu, pasti mereka ketakutan. Menjatuhkannya pas tengah malam menjelang shubuh, biar mereka tidak bisa tidur.

    Bagaimana Dengan Aksi Solidaritas?

    Wah itu sudah bagus, bagus sekali bahkan. Karena buat ukuran kita kita yang hidup miskin di negeri miskin dengan pemerintah serba korup ini, memang yang maksimal bisa kita lakukan cuma itu, tidak lebih.

    Kita bikin acara munasharah, demo, pengajian akbar, orasi, takbir, bakar bendera Israel, nimpukin gambar Bush, galang dana dan ya sudah. Itu saja sudah lebih dari cukup.

    Apakah yahudi Israel tahu? Kayaknya enggak deh. Lagian buat yahudi, urusan diteriaki sebagai bahlul, terkutuk, dan sumpah serapah lainnya, sudah kebal dan tidak mempan lagi. Mereka sudah biasa dicaci maki, bukan hanya oleh kita, tapi oleh semua orang.

    Tapi bagi yahudi, semua itu (maaf) bullshit saja. Gak ngaruh, kata orang betawi. Mereka cuek bebek saja, tanpa rasa bersalah menembaki manusia tiap hari. Tidak harus menunggu insiden bombardir dengan pesawat tempur seperti sekarang ini. Karena tiap hari mereka sudah melakukannya. Hanya yang sekarang ini cukup bombastis.

    Tapi percayalah, buat zionis Israel dan teman-teman dekatnya semacam USA dan lainnya, urusan itu sih biasa saja. Tidak ada kaitannya dengan keberadaan mereka di wilayah pendudukan.

    Bahasa yang mudah dipahami oleh Israel itu cuma satu, yaitu kekerasan. Intinya mereka harus dibom biar bubar jalan grak. Kita ucapkan terima kasih kepada semua orang, muslim atau non muslim, di seluruh dunia, yang sudah memberikan doa, semangat, dana, obat, makanan dan semuanya. Termasuk juga sudah ikut puasa tidak makan McDonald, tidak minum Coca Cola, tidak pakai hape Nokia, juga tidak pakai kartu operator hape yang milik yahudi (lah emangnya ada yang bukan milik yahdui), tidak pakai sepatu Nike, tidak pakai ini dan tidak pakai itu. Terima kasih banyak atas semua itu.

    Allah pasti membalas semua amal baik itu, Amin.

    Tapi yang lebih dibutuhkan oleh muslim Palestina sekarang ini adalah roket yang bisa meledakkan Tel Aviv. Dan itu wajib hukumnya. Sayangnya satu-satunya yang punya roket seperti itu ya…cuma Iran.

    Ngomong-ngomong Iran kemana ya? Kok nggak kelihatan? Halo halo bisa bicara dengan Iran… Jangan-jangan….wah

    Wallahu a’lam bishsawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    http://warnaislam.com/syariah/daulah/2008/12/31/51300/Israel_dan_Iran_Ada_Apa.htm

  318. Tidak Adakah Cara untuk Menghentikan Agresi Israel?
    Jumat, 02 Januari 2009 08:36

    Pertanyaan

    Assalaamualaikum wr. wb.

    Ustadz yang dirahmati oleh Allah.

    Sampai kapan kita akan terus mengalah pada kebiadaban zionis Israel? Mengapa kaum muslimin tidak bersatu untuk melakukan perang melawan Israel, mana semangat ummat yang terbaik? Apa tidak ada cara untuk menghentikan agresi Israel kepada ummat Islam?

    Jazakallah atas dijawabnya pertanyaan ini.

    Wassalaamualaikum wr. wb.

    Jawaban

    Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Seandainya seluruh umat Islam berpikiran seperti anda, baik rakyatnya maupun pejabatnya hingga pemimpin tertinggi negaranya, insya Allah dalam waktu singkat Israel segera angkat kaki dari Palestina. Tidak perlu menunggu bertahun-tahun, cukup hanya dalam bilangan hari saja.

    Sayangnya, umat Islam yang seperti anda sangat sedikit, apalagi yang terhitung pejabat dan presiden, rasanya tidak ada. Maka begitulah jadinya, Israel tetap saja bercokol di negeri yang diberkahi Allah dengan gagahnya.

    Sementara itu umat Islam dari ujung barat Maroko hingga ujung Timur Marauke, hanya tergugu, diam, sayapnya terkulai, kakinya patah, nyalinya ciut, wajahnya tertunduk lesu, matanya sayu.

    Kegagahan para shahabat di masa lalu saat menembus gurun pasir membawa panji-panji Islam ke Afrika, Eropa dan Asia, kini tinggal kenangan. Surat-surat Nabi Muhammad SAW yang dulu pernah dikirim dengan gagahnya untuk mengajak para raja dunia masuk Islam, kini tak pernah terkirim lagi.

    Kewibawaan Khalifah Umar bin Al-Khattab ra ketika menerima kunci Baitul Maqdis dari penguasa tertinggi umat Kristiani, kini tidak ada lagi.

    Keberanian Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad ketika membakar perahu mereka sendiri, agar prajuritnya tidak punya pilihan lain selain maju menembus tanah Spanyol, kini hanya sebuah mimpi masa silam.

    Kehebatan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi ketika merebut Al-Aqsha dari tangan-tangan berdarah penguasa salib Eropa, kini hanya tinggal lagu kenangan.

    Kegagah-perkasaan Sultan Muhammad Al-Fatih (The Conqueror) ketika menggempur Konstantinopel hanya tinggal sejarah.

    Cara Menghentikan Kebiadaban Yahudi

    Yahudi ditakdirkan hanya akan dikalahkan dengan cara peperangan fisik. Dan itu hanya dilakukan oleh umat Islam.

    Pada hakikatnya mereka adalah bangsa paling pengecut dan paling takut mati. Tidak pernah ada sejarahnya Yahudi berani berhadapan muka langsung dalam peperangan. Mereka selalu berperang dengan cara sembunyi di balik benteng, sebagaimana firman Allah SWT.

    لا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَاء جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ

    Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14)

    Dan menarik untuk disimak dari ayat ini, ternyata Yahudi pun terdiri dari berbagai kelompok, di mana satu dan lainnya tidak pernah bersatu.

    Tetapi ketika umat Islam tidak tahu titik lemah Yahudi, maka jadilah Yahudi seolah-olah sangat kuat dan tidak terkalahkan. Padahal sesungguhnya mereka sangat lemah, pengecut dan tidak kompak.

    Sayangnya, di balik semua kelemahan Yahudi itu, justru umat Islam jauh lebih lemah lagi. Bukan sekedar cinta dunia dan takut mati, bahkan lebih jauh dari itu, justru umat Islam saling berpecah belah.

    Satu dengan yang lain selalu bentrok, saling hujat, saling caci, saling maki, lalu merasa kelompoknya saja yang benar. Yang tidak ikut paham dan aliran mereka, langsung dicap ahli bid’ah, bukan ahli sunnah, teroris dan khawarij.

    Semua ulama dikafirkan, semua jamaah dikucilkan, semua yang tidak sama dengan dirinya dianggap ahli neraka. Seolah-oleh surga itu kavling milik pribadi mereka saja.

    Dari sisi ekonomi, nyaris semua negeri Islam punya potensi kekayaan alam. Minyak bumi yang jadi ‘nyawa’ peradaban dunia, justru disedot habis dari bumi milik umat Islam oleh drakula jahat yaudi. Sebaliknya, umat Islam yang hidup di atas ladang-ladang minyak itu mati kelaparan, lantaran diembargo oleh negara-negara yang secara de facto dikuasai oleh kekuatan Yahudi.

    Dari sisi pendidikan, secara sengaja barat telah merasuki para penentu kebijakan di tiap negeri muslim, agar kurikulum pendidikan di tiap negeri Islam menjadi mandul. Meski lulusannya tetap bergelar sarjana dan doktor, tetapi mentalitasnya tetap tidak jauh dari kaki tangan dan antek Yahudi.

    Aqidah dan fikrahnya tetap sekuler, anti Islam dan anti syariah. Sedangkan dari sisi kualitas lulusan, sangat rendah dan tidak bisa bersaing dengan lulusan dari barat.

    Dari sisi politik, hanya orang-orang yang terdidik dengan mentalitas seperti ini saja yang bisa masuk ke dalam struktur pemerintahan dan menentukan kebijakan suatu negara.

    Dan ujung-ujungnya, arah politik negeri Islam sudah bisa ditebak, yaitu SANGAT taat, tunduk dan patuh kepada barat secara mutlak tanpa reserve. Bahkan ketika negara-negara Islam membentuk OIC (OKI) atau apapun namanya, tetap sama saja karakternya: lemah, pengecut dan tidak lebih dari macan ‘ompong’.

    Dari sisi militer, tak satu pun negeri Islam yang mampu membuat senjata sendiri. Kalau pun mampu, belum tentu bebas membuatnya. Karena itu meski semua negara Islam bersatu, secara hitungan di atas kertas, tetap saja kalah dari sisi persenjataan dengan Yahudi.

    Meskipun kita sangat yakin bahwa senjata bukan satu-satunya faktor kemenangan. Tetapi adanya senjata itu tetap penting dan Allah SWT sendiri menyebutkan manfaatnya, yaitu untuk menggetarkan lawan.

    Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu…(QS. Al-Anfal: 60)

    Yahudi Bukan Apa-apa

    Sebelum seratus tahun yang lalu, Yahudi bukan siapa-siapa. Mereka adalah gelandangan miskin yang terusir dari semua negara, tertindas, terpinggirkan, tidak punya negara, kelaparan dan kedinginan.

    Memang betul dan harus kita akui bahwa Yahudi itu umumnya terdiri dari orang-orang yang ulet, tahan uji, biasa hidup melarat. Mungkin hal inilah yang menempa mereka menjadi semakin kuat secara sunnatullah. Dan menjadi dendam kesumat tujuh turunan yang mereka wariskan dari nenek moyang.

    Tentang terusirnya Yahudi dari berbagai belahan bumi, hal itu disebabkan karena karakter mereka yang culas, licik, makan teman, gemar berdusta, hobi berkhianat, pandai menipu, lintah darat, pelit, egois, suka menjilat dan oportunis. Dan satu lagi karakter asli mereka, pengecut…

    Ledakkan

    Maka untuk menghentikan kebengisan Israel hanya ada satu cara, bombardir perumahan mereka dengan peluru kendali. Kalau kita jatuhkan bom berton-ton di atas pemukiman mereka, sebentar saja mereka pasti menyerah kalah.

    Dalam perang ini, ada pendapat yang boleh dikaji, yaitu tidak ada lagi istilah sipil atau militer dari kalangan Yahudi Israel. Mereka semua sama saja, halal darahnya danh hartanya juga, karena mereka datang dari negeri yang jauh lalu tiba-tiba mencaplok sebuah negeri yang merdeka.

    Maka siapa saja yang masuk ke sebuah negara berdaulat lalu melakukan makar di dalamnya, baik sipil atau pun militer, keduanya sama-sama penjajah. Halal darahnya dan hartanya.

    Kalau mereka mengaku sebagai orang sipil, seharusnya mereka tidak ada di tengah kancah peperangan. Seharusnya mereka segera mengungsi keluar dari bumi Palestina, atau sebelumnya tidak perlu datang ke Palestina. Bukankah dunia tahu bahwa kedatangan mereka sebagai penjajah?

    Mengaku sebagai sipil tapi tetap nongkrong di wilayah peperangan, sama saja menyerahkan nyawa. Dan mereka tidak berhak untuk mengaku sebagai penduduk sipil, karena pada dasarnya rumah mereka bukan di Palestina. Mereka adalah pendatang yang masuk untuk menjajah dan membunuh rakyat sipil asli, yaitu rakyat Palestina.

    Maka sebaiknya negara OKI tidak perlu bersidang, cukup kirimkan misil ke atas perumahan Yahudilaknatullahi ‘alaihim. Sidang OKI hanya buang waktu dan buang energi, tidak akan pernah membuat Yahudi gemetar.

    Apa Kabar Iran? Kemana Aja?

    Yang menjadi sangat misterius adalah posisi Iran dalam hal ini. Kita tahu persis bahwa Ahmadinejad sering sesumbar di depan publik, bisa mengalahkan Israel. Perang mulut antara Israel dan Iran banyak menghasilkan decak kagum sebagian kalangan.

    Mereka pikir, harapan akan perlawanan dan penggempuran terhadap Israel bisa ditambatkan di Iran. Bahkan Nejad sesumbar akan menghapus Israel dari peta dunia.

    Tapi sekarang terbukti bahwa sesumbar itu hanya pepesan kosong, alias tidak terbukti. Mana peluru kendali yang dibangga-banggakan itu? Mana janji mau menghapus Israel dari peta dunia?

    Alih-alih menembakkan roket ke Israel, Iran malah mau mengirim 7.000 mahasiswa suka rela. Kasihan sekali para mahasiswa itu, bukan karena mau mengecilkan peran dan semangat juang mereka. Tapi bukankah untuk perang wajib ada pelatihan dulu? Wajib harus ada pembekalan ini dan itu. Sekarang Israel sudah meledakkan rakyat Palestina, masak sih yang dikirim hanya mahasiswa? Rasanya kok kurang pas ya?

    Seharusnya yang dikirim adalah tentara pengawal revolusi, atau apalah. Yang penting tentara profesional. Bukan mahasiswa yang masih harus dilatih dulu. Orang sudah perang kok baru mau latihan.

    Apa sih susahnya meluncurkan missil antar benua, pasti akan lebih efektif dan efisien. Cukup tekan tombal dan wussss Israel meledak. Mudah, cepat, murah dan

    Masih terngiang janji manis Iran beberapa waktu yang lalu :

    “Mereka seharusnya takut bahwa rudal yang memiliki jangkauan tembak 2.000km akan menghantam jantung kota Tel Aviv,” kata Ayatollah Ahmad Khatami. Ia mengacu pada rudal Shahab-3 Iran yang dapat menghantam sasaran sejauh sekitar 2.000km.

    “Kami akan memusnahkan Israel,” kata Jenderal Muhammad Riza Asytiani.

    “Pasukan bersenjata Iran akan menyerang pusat Israel dan 32 pangkalan AS di kawasan ini sebelum debu dari serangan itu mengendap,” kata Mojtaba Zolnoor.

    Sekarang kita menunggu-nunggu ancaman itu, sebab memang sekarang lah saat yang paling tepat. Tapi kok tidak pernah dilaksanakan. Tadinya saya bilang, kenapa kita hanya demo ke Kedubes AS di Jakarta, kenapa kita tidak sekalian demo ke Kedubes Iran? Demo ke Kedubes Iran? Ya, karena mereka punya senjata yang berimbang dan tegas menyatakan mampu membungkam Israel.

    Nah ini saat yang paling tepat untuk membuktikan bahwa Sahab-3 itu benar-benar bisa menembus jarak 2.000 km, penerbangan langsung from Iran to Tel Aviv. Tapi unfortunetly, Iran ternyata diam saja. Malah hanya mengirim anak-anak mahasiswa. Bukan mengirim roket Sahab-3 nya.

    Tiba-tiba seorang teman berbisik,”Ustadz, Iran baru akan melakukan serangan itu hanya kalau fasilitas nuklirnya diserang oleh Israel. Sedangkan kalau Israel membunuh rakyat Palestina, meski korban sudah jatuh sampai 300-400 orang, mereka sih masih tenang-tenang saja”.

    Glek, saya hanya duduk terdiam sambil berlinang air mata. Oh, gitu ya. Kok bisa ya mereka santai-santai sementara tiap hari korban berjatuhan. Wahai, kekuatan apa yang membuat para penguasa di Iran jadi kaku tanggannya untuk memencet tombol. Apakah karena rakyat Palestina bukan syiah tapi sunni??? Semoga tidak.

    Dan 1001 pertanyaan berkecamuk di kepala….La ilaaha illallah…

    Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Ahmad Sarwat, Lc.

    http://warnaislam.com/syariah/daulah/2009/1/2/30960/Tidak_Adakah_Cara_Menghentikan_Agresi_Israel.htm

  319. @ anak bawang

    Kasus perselisihan antara orang Arab ini rupanya perlu diselesaikan oleh orang persia. nah memang begitulah selalunya.
    Mas, Iran tentu saja boleh mengebom Israel secara terus, namun ia akan hanya membuka kepada satu peluang baru bagi Barat, israel dan musuh2 Arabnya untuk mewajarkan perang ke atas Iran yang selama ini mereka cari2. Kalau mas lebih mahu mengkaji politik semasa, hal ini tidak terselindung.

    Dunia mengetahui bahawa di Palestin sekarang perang yang terjadi adalah di antara Zionist, US, Saudi, Jordan, Mesir di satu bahagian V.S Hamas, Hezbollah, Iran dan Syria di bahagian lainnya. Anda dapat perhatikan bagaimana baik Mesir, Arab Saudi dan Jordan masing2nya menyalahkan Hamas sebagai punca problem – hal ini tidak kelihatan aneh kerana memang negara2 ini adalah proksinya Zionis dan US sejak dari dulu lagi. Dan mereka terang2 memusuhi Hamas kerana keterikatan Hamas dengan Iran.
    Mas, ustadz anda mungkin boleh mempengaruhi orang2 yang malas mengkaji serta orang2 yang memang sudah lama menaruh kesumat terhadap Syiah yang diwakili Iran. Menyalahkan Iran jelas satu usaha untuk membasuh darah saudara2 Palestine yang melekat di tangan saudara Arab mereka khususnya kaum Wahabi.

    rupanya ustadz anda percaya bahawa masalah 230 juta umat Arab hanya dapat diselesaikan oleh orang2 Persia, maka bayangkan apakah yang selama ini dilakukan oleh negara2 Arab Sunni terhadap saudara Arab mereka.

  320. @anak bawang
    Hussh…hussh..hushh! Ini urusan politik, anak-anak jangan ikut-ikutan! 🙂

    Aneh anak bawang menginginkan Iran turut langsung ambil bagian mengebom Israel tanpa ada serangan langsung dari Israel ke iran. Apakah anak bawang tidak mengetahui hukum Internasional? Tentu saja jika mereka menyerang fasilitas nuklir Iran, maka Iran berhak sebagai negara yang berdaulat untuk membalas. Namun mereka Iran masih bisa meminta Banser mereka Hizbullah untuk melakukan perang gerilya terhadap Zionis Israel.

    Saya ada baca dari sebuah blog yang membuktikan Hizbullah sebagai Banser NU-nya Iran ikut terjun langsung di peperangan di Palestina. Ini mungkin bisa memuaskan pertanyaan anak bawang.

    Surat kabar International Herald Tribune menurunkan sebuah tulisan yang mengharukan. Berikut tulisannya:

    “Hizbullah datang,” pekik warga Palestina pada Kamis (13/03) saat pemakaman pejuang-pejuang Palestina yang dibunuh Israel, di mana jenazah mereka dibalut oleh bendera Hizbullah, bersama panji-panji Hamas.

    Hizbullah sejak lama telah beroperasi di wilayah-wilayah Palestina, menyalurkan dana jutaan dolar bagi kelompok-kelompok pejuang Palestina, demikian diungkap sejumlah pejabat keamanan Israel. Pengaruh gerakan perlawanan Lebanon ini semakin terlihat di Tepi Barat sejak pembunuhan atas komandan militernya, Imad Mughniyah, satu bulan lalu, dalam sebuah ledakan di Damaskus, yang diduga kuat dilakukan dinas rahasia Israel, Mossad.

    Masih tidak jelas apakah para pejuang Palestina semata mendapatkan dukungan dari Hizbullah, ataukah kelompok gerilya Lebanon itu terlebih secara langsung dalam perlawanan di dalam wilayah Palestina.

    Sejak gugurnya Mughniyah, para pemimpin Hizbullah telah memberi sinyal akan adanya serangan balasan di dalam wilayah Israel, dan bukan terhadap target-target Israel di luar negeri, demikian papar Amal Saad-Ghurayib, seorang spesialis Hizbullah di Lebanon.

    Pemerintahan Mahmoud Abbas dari Fatah di Tepi Barat terus berupaya membatasi pengaruh Hizbullah, tetapi pada saat yang sama Hizbullah justru mendapatkan sekutu yang sehati di dalam diri Hamas, yang mengendalikan Jalur Gaza.

    Para pejabat Israel dan Fatah mencurigai kerja sama Hizbullah dan Hamas dalam beberapa aksi perlawanan, terutama yang terjadi di Tepi Barat.

    Pada Kamis itu, para pelayat yang berbaris dalam prosesi pemakaman empat pejuang Palestina yang ditembak mati unit penyamaran militer Israel di Bethlehem memekikkan, “Hizbullah datang.” Tubuh-tubuh pejuang, termasuk di antaranya pemimpin Jihad Islam Muhammad Syahadah, itu pun ditutupi oleh bendera-bendera Hizbullah.

    “Muhammad adalah pengagum berat metode perlawanan Hizbullah dalam menghadapi pendudukan Israel,” kata Khalil, sang sepupu.

    Popularitas Hizbullah di mata rakyat Palestina semakin luas karena aksi-aksi heroiknya dalam perang melawan Israel, termasuk taktik perang gerilya yang memaksa Israel mundur dari selatan Lebanon pada Mei 2000. Bintangnya pun semakin berkibar setelah membuktikan kelemahan militer Israel yang konon digdaya itu pada perang musim panas 2006.

    Israel mengajukan komplain kepada aparat keamanan Fatah di Tepi Barat karena masih banyaknya aktivis perlawanan Palestina yang melakukan kontak dengan Hizbullah, kata Mayjen Raji al-Nijmi, pejabat keamanan Fatah.

    Sementara itu, analis Israel Efraim Inbar mengatakan bahwa ia percaya pengaruh Hizbullah di Palestina sedang meluas, tetapi sulit untuk dipastikan tingkatnya. Inbar mengatakan Israel seharusnya lebih fokus kepada peran Hizbullah di Gaza. “Kami telah melihat metode-metode Hizbullah di Gaza. Kami tahu bahwa beberapa pejuang Palestina telah menjalani latihan di kamp-kamp Hizbullah,” katanya
    [Sumber: Muhsin Labib]

    Salam

  321. @anak bawang

    Bagian yang ini cukup asyik dipermasalahkan 🙂

    Tiba-tiba seorang teman berbisik,”Ustadz, Iran baru akan melakukan serangan itu hanya kalau fasilitas nuklirnya diserang oleh Israel. Sedangkan kalau Israel membunuh rakyat Palestina, meski korban sudah jatuh sampai 300-400 orang, mereka sih masih tenang-tenang saja”.

    (1) Kenapa seseorang mesti berbisik, kan isinya mirip dengan penjelasan si Ustadz?
    (2) Ini yang ustadz yang mana? Kalau bukan mas, kok mas bisa mendengar bisikan?
    (3) Yang berbisik kenapa masih tenang-tenang dan tidak segera ke Palestina? 🙄

    Glek, saya hanya duduk terdiam sambil berlinang air mata. Oh, gitu ya. Kok bisa ya mereka santai-santai sementara tiap hari korban berjatuhan. Wahai, kekuatan apa yang membuat para penguasa di Iran jadi kaku tanggannya untuk memencet tombol. Apakah karena rakyat Palestina bukan syiah tapi sunni??? Semoga tidak.

    (1) Karakter yang aneh. Mestinya marah, bukan berlinang air mata. Kalau teringat penderitaan rakyat Palestina barulah berlinang air mata. Bukankah begitu mas?
    (2) Sampai saat ini tidak ada bukti, baik tindakan maupun ucapan dari Iran (Hizbullah) yang menunjukkan mereka hanya membela Syiah, sementara kaum Sunni yang menderita mereka tinggalkan. Darimana prasangka buruk mas itu muncul?
    Bacalah kutipan koran yang saya copas di atas.

    Salam

  322. @anak bawang

    Anak bawang sdh baca belum berita Kompas tgl 30-Des kemarin?

    Selasa, 30 Desember 2008 | 09:59 WIB

    TEHERAN, SELASA — Sedikitnya 7.000 mahasiswa dari kota Isfahan di bagian tengah Iran, Senin (29/12), mendaftarkan diri untuk memerangi Israel.

    “Pada hari pertama pendaftaran untuk memerangi rezim Zionis dan membantu rakyat Palestina, 7.000 mahasiswa dari berbagai universitas di Isfahan telah menyampaikan kesediaan,” kata Mohammad Zarifi, anggota Perhimpunan Mahasiswa Islam Iran, sebagaimana dikutip kantor berita Iran, Fars.

    Masih pada hari yang sama, satu lagi kelompok mahasiswa Iran, Mahasiswa Basij (Relawan) dari Teheran Universities, mengumumkan, organisasi tersebut mendaftar relawan untuk memerangi Israel.

    Pendaftaran itu dilakukan sehari setelah pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan fatwa yang menyatakan, siapa saja yang meninggal dalam perang melawan Israel dan membela Jalur Gaza akan menjadi syahid.

    “Sebagai jawaban atas fatwa pemimpin spiritual mengenai Jihad (perang suci), mahasiswa Basij dari seluruh universitas Iran telah mendaftarkan diri dan pendaftaran akan dibuka besok,” kata Alireza Zahedi, anggota Mahasiswa Basij di Teheran University, tanpa menyebutkan berapa jumlah mahasiswa yang sudah mendaftar.

    “Dalam waktu dekat, mahasiswa yang terdaftar akan mengadakan pertemuan guna menyampaikan kesediaan kepada pemimpin spiritual untuk berperang di wilayah pendudukan (Palestina),” katanya.

    Ribuan orang Iran, termasuk mahasiswa, melancarkan pawai di Teheran pada Senin pagi untuk mengutuk serangan Israel di Jalur Gaza. Mereka membawa spanduk yang berisi slogan anti-Israel dan anti-AS.

    Sejak Sabtu pagi, Israel melancarkan serangan udara besar yang dikatakannya ditujukan kepada anggota Hamas di Jalur Gaza dan menewaskan sedikitnya 345 orang serta melukai lebih dari 1.000 orang.

    Hamas menguasai Jalur Gaza, mendapat dukungan kuat Iran, yang tak mengakui Israel sebagai salah satu negara masyarakat internasional.

    Di markas besar PBB, New York, duta besar Mesir dan Palestina di badan dunia itu mengatakan, Senin, mereka meminta Dewan Keamanan PBB membuat Israel mematuhi seruan dunia untuk segera menghentikan kekerasan dan aksi militer di Jalur Gaza.

    Darimana prasangka buruk mas mengenai Iran muncul?

    Salam

  323. @anak bawang

    Bandingkan dengan fatwa yang seperti ini;

    Hukum Demonstrasi untuk Palestina
    3 Januari 09 oleh Wira
    Oleh: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan

    Soal Pertama:
    Fadhilatussyaikh, banyak pertanyaan yang muncul tentang apa yang hendaknya dilakukan oleh seorang muslim berkenaan dengan apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina, menyangkut doa untuk mereka, memberikan bantuan finansial, atau berjihad bersama mereka.

    Jawab:
    Apa yang wajib bagi setiap muslim adalah hendaknya mereka berdoa bagi saudaranya sesama muslim, dan membantu mereka dengan bantuan finansial. Hendaknya mereka membantu dalam bentuk finansial dan doa. Ini adalah yang wajib bagi mereka dan yang bermanfaat bagi Muslimin Palestina.

    Mana fatwa jihadnya?

    Soal kedua:
    Jazakallahu khairan ya Syaikh, penanya berikutnya berkata, “Apa hukum demonstrasi, apakah ini termasuk berjihad karena Allah?”

    Jawab:
    Demonstrasi itu tidak ada manfaatnya, ini hanya bentuk keributan belaka. Demonstrasi merupakan bentuk kekacauan. Bagaimana hal tersebut bisa menimpakan bahaya bagi para musuh, jika orang-orang keluar dan berdemonstrasi di jalan-jalan, mengangkat suara mereka? Bahkan, ini akan membuat para musuh puas dan senang. Mereka akan mengatakan, “Apa yang kita lakukan telah memudharatkan dan melukai mereka.” Para musuh akan bergembira.

    Islam adalah agama yang tenang dan penuh kehati-hatian, Islam adalah agama ilmu, bukan agama yang suka keributan. Islam adalah agama yang mendorong untuk bertindak tenang dan hati-hati, di mana pada saat yang bersamaan, Islam mendorong amalan shalih, yang bermanfaat dan terpuji, seperti menyediakan bantuan kepada sesama muslim, berdoa untuk mereka, dan memberikan bantuan finansial dan senjata.

    Ini adalah perkara yang terpuji. Selain itu (perkara yang bermanfaat
    lainnya adalah) berbicara atas nama muslim Palestina dengan berbagai negara untuk menuntaskan opresi yang sedang mereka hadapi dan meminta kepada negara-negara yang mengklaim bersistem demokrasi tersebut agar memberikan hak-hak muslim Palestina, dan hak-hak asasi
    manusia adalah apa yang sangat mereka banggakan serta besar-besarkan.

    Bagaimana pun juga, bagi mereka, ‘manusia’ (yang dimaksud di dalam HAM) adalah orang-orang kafir, di mana muslim tidaklah mereka anggap sebagai manusia -orang muslim adalah teroris! Mereka memanggil muslim sebagai teroris, dan ‘manusia’ dalam definisi HAM hanyalah orang-orang kafir!

    Jadi, kaum muslimin harus mengikuti dan berpegang teguh dengan ajaran Islam yang telah disyariatkan dalam permasalahan ini dan demikian pula pada kejadian lainnya.

    Islam tidaklah mengajarkan demonstrasi, berteriak-teriak dan meninggikan suara. Tidaklah disyariatkan untuk menghancurkan properti-properti atau melakukan tindakan anarki. Ini bukanlah bagian Islam. Bahkan perkara-perkara ini tidaklah memberikan manfaat. Ini justru membahayakan kaum muslimin, tidak membahayakan musuh. Kenyataannya, musuh-musuh mereka akan bergembira dan berkata kepada diri mereka sendiri, “Aku telah memudharatkan mereka”, “Aku telah membuat mereka murka”, “Aku telah berhasil mempengaruhi mereka”.

    (Ditranskrip dan diterjemahkan untuk blog ulamasunnah (www.ulamasunnah.wordpress.com dari Question and Answer session on Paltalk, dari email Abu Khadeejah – SalafiPublication forum@salafipublications.com pada tanggal 5 Muharram 1430 -2 Januari 2009

    Siapa sesungguhnya yang harus mas koreksi dan kritisi?

    Salam

  324. Logika yang aneh dan jungkir balik. Kalau hanya anak bawang yg membawa lgika tsb masih bisa ditolerir, tapi ustad juga sama junkir baliknya..disebarkan pula kepada orang awam…inikah cermin sebagian umat islam.
    Iran cs yang sudah berbuat banyak untuk Islam dicaci maki. Saudi yang diam, berfoya2 dg petro dollar, bercengkrama dg USA, berpesta dg Bush, memenjarakan Ulama yg menentang Yahudi (Israel) tetap dipuja dan jadi panutan. Logika apa ini???
    Belum lagi kalau bicara kubu Fatah, saudara2nya dibantai oleh mereka masih asik2an dg Israel.
    Mesir??? saudara/tetangga dibantai buka pintu saja tidak mau karena punya perjanjian dg Israel..
    Anak bawang, suruh ustad2 anda prihatin/mengecam Fatah, Mesir dan Saudi…jangan terlalu memikirkan Iran, Iran sudah menunjukkan kepada dunia jika mereka telah berbuat.
    Mau tau kalau Iran menyerang Israel?? Arab Saudi akan menyiapkan pangkalannya utk USA menyerang Iran.
    Atas dasar apa Iran bisa menyerang Israel???

    Hasut dan dengki sudah merasuk hati umat…

    Wassalam

  325. Hasut dan dengki sudah membutakan mata hati dan menutup akal pikiran

  326. SEBAIK NYA SETIAP PERNYATAAN HARUSLAH DI SAH KAN DENGAN TANDA TANGAN SUPAYA TIDAK ADA KERAGUAN SEBAGAI SAUDARA.

    MISALNYA;
    1. SEPERTI PERTANYAAN ABDUL HAKIM A.
    2.PERNYATAAN SYIAH MENGIMANI ALQURAN YG
    SEKARANG???
    3.DLL BANYAK

    YG menurut saya harus lah di nyatakan secara tertulis oleh syiah maupun sunni.

    KALO TIDAK MAU BERARTI TENTARA NYA DAJJAL

  327. Kaum syiah percis bangsa yahudi dalam mencari kebenaran berdasarkan keturunan. harus keturunan nabi..kalau tidak, maka tidak atau kurang sah..

    Justru Allah memutar balikan itu semua, dan ternyata nabi terakhir yang ditunggu-tunggu yahudi adalah berasal dari arab.

    dunia berputar, dan pola itu akhirnya terulang kembali…

    dan imam mahdi yang ditunggu-tunggu itu (yg katanya Ghaib) juga ternyata dari golongan lain (yg jelas bukan syiah)

  328. Dunia berputar..
    maka kalau dulu ada dua kerajaan besar yang dikalahkan oleh islam yaitu Romawi dan Persia

    maka…

    sekarang jelas terulang kembali dua kerajaan tersebut menjelma menjadi blok Amerika cs (romawi) dan Iran cs (persia)

    …(jadi sdah dari sononya Iran (persia) itu selalu dipihak yang berseberangan dengan islam….

    wahai kaum yg punya otak..
    berpikirlah………………………………

  329. dunia berputar..
    Firaun I dan Firaun II ada dijaman ini..yaitu Bush I dan Bush II dan Amrik adalah mesirnya jaman sekarang..

    firaun II yang tenggelam mati di laut karena mengejar-ngejar nabi musa terulang kembali yaitu bush II mengejar-ngejar Osama hingga tentara amrik di Afganistan mengalami kekalahan telak dan akhirnya Bush II ‘jatuh tenggelam’ sebagai presiden amrik yang paling jelek popularitasnya dari seluruh presiden amrik..

  330. dunia berputar..
    dan pengganti firaun II adalah seorang mesir juga namun dia lebih baik dari firaun II dan pernah melanglang buana ke dunia Timur..

    …terbukti pengganti Bush II adalah Obama yang pernah melanglang buana ke dunia Timur (Indonesia)

  331. dunia berputar..
    Firaun I dan Firaun II versi Indonesia??
    adalah Sukarno dan Suharto..
    lalu siapa ‘obamanya’?
    yang pst dia pernah ke wilayah timur. anak seorang ‘begawan’ . Bapaknya pernah dikejar-kejar oleh raja pertama karena bermusuhan hingga keluar negeri…

    dan dia adalah satria piningit, jaka lelana….

    siapakah yang cocok dengan kriteria tersebut?
    anda tebak sendiri..(yang jelas dia pernah bertugas di Timor Timur)..begwan ekonomi yg bermusuhan dengan sukarno…

  332. Salamun’alaikum

    @Husaini sedang tenggelam dalam penjelmaan…. 🙂
    Makanya wahai Husaini, apakah itu Hari Dihidupkan semula? Kamu tidak mengimani ayat-ayat ALLAH?

    wasSalam

  333. @Husaini

    Maksud anda, hadis Tsaqalain yg Nabi saaw jadikan bekalan buat menyelamatkan umat dari tersesat, mirip yahudi? Kemudian Allah memutarbalikkan sabda NabiNya sendiri?

    Imam Mahdi ajf mmg bukan Syiah, yg Syiah tuh pengikut beliau ajf.

    Anda sok bicara tanpa dalil ya?

    Salam

  334. @Husaini

    Sala kenal

    dunia berputar…

    Husaini adalah seorang pengarang yang jenaka dan suka berkelakar, hehehe…

    Wassalam

  335. untuk semuanya

    dunia berputar…
    sebagaimana kaum yahudi yang tidak akan pernah mau mengakui dan memutar balikan kebenaran

    dalil itu banyak: dalil akli dan naqli. jujur, akal itulah yang banyak bicara utk kebenaran, karena fitrahnya memang demikian. beda dengan perasaan (cinta-benci),, itu sangat SUBJEKTIF.

    Dunia berputar
    kemudian dijaman sekarang pun ada yang mirip seperti itu, baik yahudi asli maupun yahudi aspal yang mengikut gaya hidup maupun pola pikir, sikap mereka.

    gampang saja rumusnya: yang sami’na wa atho’na itulah pengikut Rasulullah yang hanif. Rasulullah SAW saja tidak mempermasalahkan latar belakang Abu Bakar,Umar, Usman dan sahabat lain yg dulunya tukang bo’ong, ini wahai para Syiah kenapa dan ada apa dengan kalian???

  336. dunia berputar..

    sejarah mengatakan bahwa dulunya sebelum ada adam-hawa, Iblis dan Malaikat BER-1 menyembah Allah.. lalu Allah ciptakan Adam sebagai bahan ujian bagi ke 2 nya untuk melihat mana Taat dan mana yang Membangkang..

    LALU Iblis merasa lebih baik ciptaannya dari adam dan sombong karena telah ribuan tahun menyembah Allah, maka iblis KAFIR….

    dunia berputar..
    dulunya umat Islam BER-1 sami’na wa atho’na kpd Rasulullah..lalu Allah ingin menguji umat ini siapa saja yg sami’na wa atho’na dan siapa yang membangkang. Maka munculah Ali sebagai bahan ujiann

    LALU ada kaum yang merasa lebih baik karena Ali keturunan/keluarga nabi dan Ali sejak kecil islam..
    maka…..(jawab sendiri yaaa)

  337. @Husaini

    Kalau memahami komentar anda, saya jadi ingat sabda Nabi saw:

    “Sesungguhnya bagi mereka disetiap zaman ada seorang Imam yang menolak penyimpangan dari orang-orang yang berlebihan, menginginkan kebatilan dan penakwilan orang-orang jahil terhadap agama”

    Wassalam

  338. @Husaini

    Benar…Rasul tidak mempermasalahkan latarbelakang mereka, yg dipermasalahkan adalah latardepan mereka.

    Ali dijadikan bahan uji…maka anda?

    Salam

  339. @Husaini

    Ga nyambung mas antara Ali kemudian ada kaum yang mengikutinya.

    Seharusnya untuk mebandingkan Adam, Malaikat dan Iblis adalah seperti ini terhadap Ali seperti ini:

    Dunia berputar..
    Dulunya umat Islam BER-1 sami’na wa atho’na kpd Rasulullah. Lalu Allah & Rasul-Nya ingin menguji umat ini siapa saja yg Beriman dan siapa yang Munafik.

    Maka munculah Ali sebagai bahan ujian.

    Golongan Beriman mengikuti dan taat kepada Ali.
    Golongan Munafik menyalahi dan membangkang terhadap Ali.

    Salam

  340. Dunia berpuar…
    Tapi anda “Cuma duduk doank”

    Klik nih :

    Benarkah Imam Mahdi Dari Keturunan Imam Hasan?

    baca artikel dan komentarnya

    Dunia berputar…

    Rasul saww bersabda :

    “Wahai Ali, engkau adalah pemimpin bagi setiap mukmin setelah wafatku nanti” (Mustadrak al-Hakim, jilid 3/111 Musnad Ibnu Hanbal, jilid 1/331

  341. Dunia berputar? Atau kepala anda yang sedang berputar? ..:P
    Maksudnya bumi? dunia yang mana nih?
    Kalau maksudnya bumi yang berputar maka anda bisa dianggap sesat oleh salafiyun… 🙂

  342. wahai kaumku, saudaraku

    dunia berputar
    sejarah terulang

    seperti itulah kalian. diberi soal cetek..eh malah dipelintir-pelintir lagi ..(anak SD aja ngerti)..saya hanya menghimbau, tidak memaksa. hanya ngajak mikir dikiiit. ..

    Ali memang terbukti jadi pemimpin setelah wafatnya Nabi, sbg khalifah ke-empat..dan itu dialog berdua antar mereka, bukan perintah, apalagi sampai mengurusi tetek bengek suksesi..sungguh kalian over tafsir thd hadits yg jelas-jelas hanya ngobrol sifatnya.

    jangan suka meperolok-olok, karena siapa tahu mereka lebih baik dari yg mengolok-olok

    tolong deh, dipakai dulu otaknya, simpan emosinya.
    ga perlu pake dalil yg rumit-rumit, cukup pake perumpamaan yg semua orang bisa ngerti.

    bung armand..logika anda ga nyambung
    bukan taat kepada ali, tapi kepada Rasulullah, dan orang-2 yang mencintai beliau SAW.

    sekali lagi..Rasulullah saja mencintai mereka (para sahabat) dan tidak mempermasalahkan masa lalu maupun masa depannya, kenapa kalian?? ada apa dengan kalian, are you all BETTER than them??

    wahai saudaraku,
    …just answer me first straightly to the point. no dalil, no link, no complicated arguement coz the question is very easy too

    umat membutuhkan logika sederhana dulu untuk memahami agama

    answer easily as a simply as 1+1=?

  343. wahai saudaraku..

    dunia berputar
    sejarah terulang..

    kembalilah kepada fitrah, kepada awal kejadian, kepada Allah dan RasulNya jikalau segala senjata ‘dalil’ telah kalian muntahkan tapi tetep aja ga ada yang mati, ga ada yang kalah-menang..
    coz yg dicari kebenaran, maka semua merasa BENAR!

    kembalilah,kembalilah,kembalilah!
    dulu kita umat yang satu…
    dan Allah menguji kita semua..!
    sekarang..dan selamanya hingga ..

    dunia berhenti berputar………………………………………..
    sejarah berhenti.

  344. Salam..

    @Husaini

    Mari kita melihat fatamorgana… Tp, diwaktu panas terik janganlah diwaktu hujan dan diwaktu mendung. Yang jelas bumi tetap berputar pada pusingannya. Bumi tetap mengelilingi mengikut putarannya. Tidak begitu…

    wasSalam

  345. Salam..

    @Husaini

    Mari kita melihat fatamorgana… Tp, diwaktu panas terik janganlah diwaktu hujan dan diwaktu mendung. Yang jelas bumi tetap berputar pada pusingannya. Bumi tetap mengelilingi mengikut putarannya. Apakah sebegitu…

    wasSalam

  346. @Husaini

    Anda memang ahli filsafat yang handal dan lucu, hehehe…100x

  347. @Husaini

    Terima kasih sdh memberi sedikit hiburan di thread ini 🙂
    Asyik juga…

    Salam

  348. Salam

    dunia berputar
    sejarah berulang

    Judul lagu :
    “kembali pulang”

    penyanyi Abdullah Assegaf (lagunya keren lho..)

    hehehe..sori OOT ga pd tempatnya..

    wassalam

    kabuuur,,,,

  349. dunia berputar
    ..dan masih berputar…
    hingga akhir jaman..

    janganlah kalian mengolok-olok setelah datang kebenaran…

    mudah soalnya, mudah pula jawabannya,
    no dalil, no arguement, no hurt feeling

    maka kembalilah setelah habis peluru kalian dimuntahkan..but noone dead, no one looser-winner..
    and the happiest is Jews and konco-konconya

    kembali kepada Allah dan Rasulnya.
    No Ali, no syiah, no sunni…
    ….back to laptop eh Allah dan rasulNya.

    Rasul mencintai semua sahabatnya, terutama siapa saja yg bersyahadat.

    Rasul berpikir untuk umat, hingga akhir hayatnya cuma umat yang dipikirkannya, bukan kerabatnya!

    I really mean it!

  350. Well…natural enthusiasm and vigour seems to have sent you rushing down the wrong path huh?…your ‘point’ is never anything cerebral Mr Husaini

    Salam

  351. Salam..

    Sampai sudah kepada umat terdahulu dan terkemudian.
    Yang Kufur Nikmat itu adalah kebanyakannya, sentiasa diulang-ulang.

    innalillahi wa innalillahi raji’un.

    wasSalam

  352. @Husaini

    Benar, umat seperti anda yang bicaranya ngelantur.

  353. Assalamu’alaikum
    @ mas SP kenapa sih ga anda tutup aja ini topik, semakin banyak orang berhujat semakin banyak orang berbuat dosa.

    @semuanya hanya Allah lah yang tahu kejadian semuanya emang kalian udah pada lahir jaman itu??
    jangan tunjukan keburukan orang lain, tapi benahi dulu diri kalian apakah sudah benarkah diri anda?
    wallohu’alam

    saya minta maaf bila kurang berkenan
    Wassalam

  354. @Lita

    Memang Allah Maha Mengetahui segala galanya, tapi kita diperintahkan utk mempelajarinya agar bisa tetap di jalanNya yg lurus:

    ‘Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah2 agar mereka berfikir’ QS Al A’raf : 176

    ‘Sesungguhnya pada kisah2 mereka itu terdapat pengajaran bagi orang2 yang mempunyai akal’ QS Yusuf :111

    Mbak Lita, satu cara membenahi diri adalah dgn mempelajari sejarah, agar kita bisa melihat jalan kebenaran yg kemudian kita jadikan panutan. Bukankah kita selalu bermohon kepada Allah utk itu dalam solat kita dgn meminta kepadaNya;

    ‘Tunjukkanlah kami jalanMu yang lurus , (yaitu) jalan orang2 yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

    Mbak…kata Socrates: ‘ Those who cannot remember the past are condemn to repeat it’ bermaksud ‘Mereka yang tidak belajar dari sejarah akan mengulangi kisah yang sama’

    Maka apa yg Mas SP lakukan ini dan apa yg komentator2 lakukan adalah membedah sejarah atas perintah agama itu sendiri

    Salam Damai

  355. @Lita

    Terimakasih atas kritik dan sarannya. Ma’af mas SP saya mencoba untuk menjawabnya terlebih dahulu.

    Buat sdri Lita mungkin anda belum mengenal hakikat mazhab Ahlul Bait Nabi saw yang mengajarkan bahwa mengapa kita harus terus memelihara rasa benci terhadap para pembenci dan pembantai keluarga Rasulullah saw di Padang Karbala yang peristiwanya terjadi belasan abad yang lalu? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa hal yang harus dipahami.

    Pertama, kebencian terhadap perbuatan jahat dan buruk haruslah dipelihara terus oleh seorang muslim. Inilah ajaran Al­-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.

    Kedua, ada makhluk­-makhluk tertentu di dunia yang menjadi manifestasi utuh dari perbuatan jahat dan buruk. Maka dari itu, Al­ Quran dan Sunnah Nabi saw juga mengajarkan kepada kita untuk membenci makhluk tersebut.

    Contoh paling jelas untuk hal ini adalah makhluk yang bernama Iblis. Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk memelihara kebencian terhadap Iblis dan segala perbuatannya. Pemeliharan kebencian terhadap keburukan dan simbol keburukan itu diajarkan oleh agama supaya kita tidak terjatuh ke dalam perbuatan jahat dan buruk tsb.

    Yang menjadi pertanyaan kita sekarang ini, apakah mungkin makhluk yang menjadi simbol perbuatan buruk itu berupa manusia? Dengan kalimat lain, mungkinkah ada manusia yang menjadi simbol perbuatan jahat dan buruk tersebut sehingga ia dan segala perbuatannya harus kita benci? Dalam sejarah umat manusia Al­ Quran memperkenalkan tokoh­-tokoh jahat semacam Qabil (putera Nabi Adam as), Namrud, Firaun, Qorun, Abu Lahab, Abu Jahal dll.

    Semasa Rasulullah saw hidup, Al­ Quran juga melaknat sejumlah sahabat yang munafik karena perbuatan jahat dan buruk mereka. Dari sisi ini, kita bisa mengatakan bahwa pemeliharaan kebencian terhadap perbuatan jahat dan para pelaku perbuatan itu sebagaimana yang digelar oleh para pembenci dan pembantai keluarga Nabi saw di Padang Karbala bukan hanya tidak bertentangan dengan ajaran agama, melainkan malah sebuah ajaran abadi yang harus terus kita hidupkan. Itu semua karena karakteristik para pembenci dan pembantai keluarga Imam Husein as dan sahabat­-sahabatnya setianya sama dengan karakteristik manusia­-manusia yang dilaknat oleh Al­ Quran dan Sunnah Nabi saw.

    Demikian juga yang terjadi kepada sahabat-sahabat Nabi saw setelah Beliau wafat. Banyak diantara mereka yang ingkar kepada Al Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu saya sangat mendukung kehadiran blog ini, supaya umat Islam mengetahui siapa saja sahabat-sahabat yang ingkar tsb. Sehingga umat Islam tidak terjebak kedalam sejarah yang keliru akibat perbuatan jahat dan buruk mereka yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah Nabi saw.

    Semoga anda berkenan.

    Wassalam

  356. sebenarnya pemaparan saudara sudah cukup mengelabui namun sayangnya saudara cuman pandai berapologi tanpa dasar yang akurat sehingga pernyataan saudara menjurus kepembodohan umat islam. dimasa lalu sebenarnya semua umat Muhammad paska wafatnya beliau adalah umat yang satu yaitu penganut Ahlu sunnah waljamaah namun berjalannya waktu para yahudi berhasil menghasut kaum muslimin untuk memperjuangkan hak asasinya sebagai mahluk berpikir yang bebas mengutak atik agama sekalipun sehingga banyak umat islam yang akhirnya terjerumus pada hal-hal yang sifatnya memerdekaan kebutuhannya selama ini yang terkesan dibatasi oleh agama sampai berlalunya generasi sampai hari ini .satu contoh yang paling kurang ngajar dari orang-orang syiah di iran adalah sampai mencetak gambar-gambar poster yg dianggab masa muda nabi muhammad sekalipun gambar itu karangan dari fotografer prancis.naudzhubillah

  357. numpang tanya mas , ahlu sunnah waljamaah lahirnya kapan yah ?? waktu jaman Khulafur rasyidin,tabiin kok belum ada yah ? siapa pendiri nya yah ?

    salam,

  358. @Husaini

    Great Job with that word
    Salam kenal ya mas
    blh minta email gak?
    kyknya asik tuch klo bisa sling tukar pikiran
    ane lg dluar negri skrng
    lg haus diskusi mslh Islam dan persoalan yg menimpa umat ini
    dan kyk nya mas slh satu dr beberapa kandidat yg tepat buat dijadiin temen bertukarn pikran

    so i will wait for it
    hope you response it
    syuhada.muttaqin@gmail.com
    thats my email

  359. Abu Bakar adalah org yg jugha dipuji oleh Allah dlm Qur’an
    dlm surat al lail, dan jugha surat Attaubah ayat 40, Dan jugha surat Azzumar 33

    Begitu pula umar dlm surah Al Anfal 64,
    Dan bukankah beberapa ayat qur’an itu turun berhubungan dengan Umar (ex. Al-baqarah 125, Al-Ahzab ; 53, Annisa :43, Al-Maidah 90- 91,Al waqiah:39-40 dan Annur :58)

    Sebagaimana Ustman (Al Fath 18)

    Dan Ali dlm surat Al ahzab 33

    Ayat2 diatas saya cantumkan Tidak bermaksud melebih kan satu shabat dengan yg lain (krn hny Allah yg tau kadar keimanan mereka) mungikin terlihat saya menuliskan ayat2 tentang abu bakar dan umar melebihin yg lain, itu melainkan karena kelemahan saya sebg manusia biasa yg g bisa menghafal seluruh ayat qur an dan asbabun nuzulnya

    Lagi pula mereka berempat sebagai sahabat Rasulullah adalah org2 yg Allah telah ridha kepada mereka

    “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”. (Qs: at-Taubah : 100).

    Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qs. at-Taubah 89)

    “Apakah engkau mengetahui, bahwa Allah Ta’ala telah melihat (ke dalam hati) orang-orang yang ikut dalam perang Badar, lalu Ia berfirman: “Lakukanlah apa yang kalian kehendaki, sungguh Aku telah mengampuni kalian”.HR. al-Bukhari, no. 3983, dan Muslim, no. 2494

    hadits riwayat Imam at-Tirmidzi no. 4112
    bersabda: “Abu Bakar di syurga, Umar di syurga, Utsman di syurga, Ali di syurga, Thalhah di syurga, Zubair di syurga, Abdurahman ibn Auf di syurga, Sa’ad (ibn Abi Waqqash) di syurga, Said (ibn Zaid ibn Amru ibn Nufail) di syurga, Abu Ubaidah ibn al-Jarrah di syurga”

    Dalam banyak riwayat yang shahih, ketika Ali ibn Abi Thalib ra. ditanya tentang orang yang paling mulia setelah Rasulullah saw., dengan tegas beliau menjawab: Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman ra., bahkan beliau mengancam akan mencambuk siapa saja yang melebihkan beliau atas Abu Bakar dan Umar ra. (Lihat riwayat al-Bukhari , Imam Ahmad dalam Musnad Ali ibn Abi Thalib ra. no. 834, 836, 837,879,880, dan Imam Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah no. 1001 dan 826).

    Dan hadist2 diatas bukan bermaksud jugha bahwasnaya saya tidak mencintai ahlul bait, krn sya jugha akan mengutip hadist

    Abu Bakar ra, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari (7/98):
    “Sungguh, keluarga Rasulullah saw. lebih aku cintai dari keluargaku sendiri”
    Bahkan Zaid ibn Tsabit ra. ketika bertemu Abdullah bin Abbas ra. di sebuah jalan, beliau turun dari kendaraan lalu mempersilahkan beliau mengendarainya, seraya berkata: “Demikianlah Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk memperlakukan (dengan baik) keluarga beliau”.

    Sungguh merendahkan sahabat adalah sesuatu yg tercela
    dan hanya memberikan kesan kepada kaum non muslim bahwasanya itu adalah kegagalan Rasulullah untuk mendidik sahabatnya dan Islam hanya cocok sampai Rasulullah meninggal dunia

    lagi pula ……

    Dari Abu Sa’id ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jangan kalian mencela seorang-pun dari sahabatku. Sungguh jika salah seorang diantara kalian berinfaq sebesar gunung uhud emas, maka itu belum menyamai segenggam (dari infaq) mereka dan tidak pula setengahnya”. HR. al-Bukhari, no: 3673, Muslim, no: 2541

    Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata: “Jangan kalian memaki sahabat-sahabat Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sungguh keberadaan mereka sesaat (di sisi Nabi shallallahu alaihi wasallam) lebih baik dari pada amal ibadah kalian selama empat puluh tahun”. Riwayat Ahmad dalam Fadhailus Shahabah, I/57, Ibnu Majah no: 158, Ibnu Abi Ashim, II/484. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah, I/32.

    Dari Uwaim bin Sa’idah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memilih diriku, lalu memilih untukku para sahabat dan menjadikan mereka sebagai pendamping dan penolong. Maka siapa yang mencela mereka, atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah”. HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak, beliau berkata: Sanadnya Shahih, dan disepakati oleh az-Dzahabi, III/632. Akan tetapi didhaifkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ad-Dhaifah, no: 3157

    Dari Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Berhati-hatilah tentang sahabatku, jangan kalian jadikan mereka bahan ejekan sepeninggalanku. Siapa yang mencintai mereka, maka dengan cintaku aku mencintainya. Dan siapa yang membenci mereka maka dengan kebencianku akupun membenci mereka. Siapa yang menyakiti mereka maka sungguh ia telah menyakiti aku. Siapa yang menyakiti aku maka ia telah menyakiti Allah. Dan siapa yang menyakiti Allah, maka pasti Ia akan menyiksanya”. (HR. at-Tirmidzi, beliau berkata: Hadits ini Hasan. Akan tetapi Syaikh al-Albani menyatakan dha’if dalam Dha’if at-Tirmidzi no: 808.)

    Sungguh bagi org2 yg membicarakan kejelkan dan merendahkan para shabat Rasulullah abik itu ahlul bait maupun tidak adalah suatu keslhan, dan sudah menjadi kehrzan bg org tersebut untuk mendoakan org yg dibicarakan kejelkannya ataupun direndahkan olehnya, maka berinfaklah dijalan allah untuk menebus dosa tersebut dan bertobatlah

    sungguh membicarakan kejelekan org lain dan merendahkan adalah suatu yg haram dlm Islam

    Dan janganlah sebagian kalian ghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]

    ahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?. Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnah (mengucapkan kebohongan)” [HR Muslim : 4690]

    Ketika beliau di mi’rajkan, beliau melewati sekelompok orang yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku tembaga tersebut. Lalu beliau bertanya kepada Jibril : Wahai Jibril siapa mereka itu?. Jibril menjawab : Mereka adalah orang-orang yang sering makan daging manusia, dan mereka yang suka membicarakan kejelekan orang lain” [HR Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad jayid dari Anas Radhiyallahu ‘anhu]
    Al-Allamah Ibnu Muflih berkata : Sanad hadits tersebut shahih. Beliau berkata : Dan Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad hasan sebuah hadits dari Abu Hurairah secara marfu.

    Dan ingatlah jugha bahwasnaya Rasulullah telah menyatukan ke empat shabat dlm suatu hubungan kekrabatan dan persaudaraan atas nama Islam, dan bukanlah hak kita untuk memutuskan ikatan yg Rasulullah telah jalin bersama mereka, Abu bakar yg anaknya dinikahi Rasulullah, Umar yg anaknya dinikahi Rasulullah dan menikahi ANak ALi bin Abi thalib, Utsman yang dinikahkan dengan 2 putri Rasulullah, dan Ali bin Abi thalib yang dinikahkan dengan Fatimah oleh RAsulullah, dan ALi adalah keponakan Rasulullah. RAsulullah telah memilih mereka sebagai pemimpin2 sesudah beliau yg dengan mereka Islam saat ini sampai di Indonesia

    Dan kalaupun ada konflik dan problem diantara mereka, itu adalah hsl ijtihad mereka dan kita tidak perlu menghakimi apa yg mereka lakukan biarlah Allah dan Rasulnya yg menghakimi

    Itu adalah umat yg telah lalu, baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggung jawaban tentang apa yang telah mereka lakukan (Al- Baqarah 141)

    Dan apabila ada perbedaan pendapat diantara mereka kita harus bersikap sebgaimana Ali ra menyikapi perbedaan diantara sesama Muslim dengan mengatakan krn mereka sahabat bukanlah org2 yg muysrik ALi berkata tentang para shabat yg memeranginya, “Sesungguhnya mereka telah melarikan diri dr kemusyirkan”, dan mereka bukan org munafik, ALi saat ditanya mslh itu, “Kami berlindung kpd Allah dari kemunafikan. Sebab, org2 yang munafik tdk pernah mengingat Allah kecuali sedikit.” dan Ali pun ditanya, lalu siapakah mereka? ali menjawab, “Mereka adalah saudara2 yang menentang kita”

    Dan sepertinya Pemikiran ALi adalah pemikiran yg pling benar untuk menyikapi perbedaan

    Dan semoga Allah mengahapuskan kebencian dan menjadikan sodara dan semoga itu jugha terjadi pada kita yang sedang membaca di forum2 ini

    “Dan KAmi lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap- hadapan di atas dipan dipan (Al-Hijr: 47)

    AMiin aminn ya rabbal alamin

  360. Diskusi hangat Sunni dan Syiah

    Sunni dan syiah adalah dua mazhab besar dalam Islam. Sebagian kaum muslimin berpendapat bahwa dua mazhab ini tak akan dapat dipersatukan. Sebagian lagi berpendapat dapat dipersatukan. Paling tidak, diadakan pendekatan melalui diskusi-diskusi yang objektif berdasarkan dalil2 yang tekstual yang disepakati dan argumen2 rasional.

    Pertanyaannya: Benarkah kedua mazhab besar ini tidak dapat dipersatukan? Mengapa tidak dapat dipersatukan? Apakah karena dasar2 nashnya berbeda? Apakah perbedaan itu hanya berada dalam dataran pemahaman terhadap nash-nash Al-Qur’an dan hadis. Topik-topik persoalan apa saja yang tak dapat ditemukan atau belum ditemukan titik persamaannya?

    Ada beberapa topik persoalan yang sulit ditemukan titik temu antara dua mazhab besar tersebut. Tapi tidak berarti ada titik temunya, mungkin belum dijumpai titik temunya. Saya hal tersebut bukan dasar-dasar nashnya yang berbeda, tetapi perbedaannya adalah dataran dan tingkat pemahaman terhadap dalil-dalil nash Al-Qur’an dan hadis. Misalnya topik-topik persoalan berikut ini:

    1. Soal sistem kepemimpinan pasca Nabi saw. Yakni system musyawarah dan demokrasi atau penunjukan?
    2. Soal sahabat Nabi saw yakni apakah semua sahabat itu adil? Memiliki tingkatan yang sama dalam kebaikan, kecerdasan dan kedekatannya dengan Nabi saw?
    3. Soal keluarga Nabi saw. Yakni apakah kekuarga Nabi saw itu termasuk isteri2nya atau orang2 tertentu?
    4. Soal apakah Nabi saw memiliki harta yang harus diwariskan kepada keluarganya, atau tidak?

    Silahkan undang teman2 anda, kemudian klik disisi:
    http://www.facebook.com/group.php?gid=55699992009

  361. @Ekiyama

    Yg menjadi pokok permasalahan adalah ketika ada diantara para sahabat yg ingkar atas perintah Allah saw dan Rasulullah saw dlm QS Al Maidah 67 tentang hadist Tsaqalain dan Ghadir Khum. Disinilah kita seharusnya sdh dapat menilai siapa saja sahabat yg ingkar tsb.

    Adapun penjelasan anda mengenai ayat2 Al Qur’an dan hadist tsb diatas keliru dalam menyandarkannya. Seperti contoh laki2 yg pertama dan terdahulu masuk Islam tiada lain adalah Sayidina Ali ra. Dan msh banyak lagi yg semisal dgn itu.

    Perlu digarisbawahi bahwa pemahaman Sunni dgn Ahlusunnah Waljama’ahnya mulai dikenal pd zaman Muawiyah.

    Salam

  362. Padahal keturunan Nabi SAW saja hampir semuanya Sunni. Tanya kenapa??

  363. Padahal anaknya Nabi Nuh pun dilaknat Allah.

  364. apa ada yang lebih dijamin dari ahlulbait,……..kenapa sunni benci ahlulbait

  365. Tidak ada yang membenci ahlul bait diantara kita, justru ada yang sangat ghuluw membenci sahabat dan sangat ghuluw mengkultuskan ahlul bait

  366. @anda

    Sunni benci ahlulbait adalah klaim negatif yg jauh dari realitas. Warga Sunni (baca: Nahdliyin) sangat menghormati dan mengagungkan Ahlulbayt Nabi. Menurut mas, darimana wirid-wirid, ratib-ratib, qasidah-qasidah serta perayaan maulid yang kita kenal sekarang yang selalu diamalkan oleh kelompok ini dan menjadi amalan kita pula? Apa isi dari qasidah-qasidah dan maulid? Kecintaan mereka (Nahdliyin) kepada Ahlulbayt Nabi sdh tdk perlu disangsikan. Namun yang masih meragukan adalah mereka-mereka yang sering mengaku sebagai Ahlussunnah Waljamaah yang konon katanya adalah sebagai Pemurni Aqidah. Yang kita kenal dengan Wahabi/Salafy. Kelompok inilah (menurut saya sih bukan Sunni) yang seharusnya menjadi sasaran kritikan mas.

    Pernyataan mas Dede adalah sebuah realitas yang tak terbantah yang apa pun jawabannya sejatinya diambil hikmahnya. Itu apabila kita mengakui dan meyakini bahwa para Habib Alawiyyin seperti Habib Abubakar Syakran, Habib Umar Alattas, Habib Abubakar Alattas, Habib Umar Hafidz, dan banyak lainnya, adalah para ulama yang dapat dijadikan panutan dan wadah mendapatkan pembelajaran.

    Semoga Rahmat Allah swt selalu dilimpahkan kepada kita semua.

    Salam

  367. Sunny tidak membenci ahlul bayt. Perbedaannya, syiah sangat mencintai ahlul bayt (katanya) sampai mereka mengkultuskan ahlul bayt dan terjerumus sehingga menjadi sesat dengan pengkultusannya.

  368. @kembali ke aqidah yg benar

    Benar…sunni tidak membenci Ahlul Bayt, sama spt mereka mencintai musuh2 Ahlul Bayt.
    Sisi mana saja ya, menurut anda, Syiah mengkultuskan Ahlul Bayt hingga tersesat?

  369. @kembali ke aqidah yg benar
    Saya ingin tanyakan apa yg anda pahami tentang kultus? Bagi saya kultus tidak selalu salah (bahkan Allah & Rasul yg memerintahkan “mengkultuskan” ahlul bayt).
    Anda harus mere-evaluate pemahaman anda ttg kultus. Apakah setiap mendengar kata kultus maka anda membayangkan memposisikan sesuatu sbg tuhan?.
    Saya sarankan anda jangan serampangan mengklaim apa yg sudah dilakukan oleh orang/mazhab lain sebelum anda sendiri memahaminya.
    Saya sarankan kepada kita semua:”janganlah perbedaan menjadikan kita bermusuhan”. Perbedaan bukan hanya terjadi pada sunni & syi’ah bahkan tidak sedikit perbedaan antar sunni sendiri.

    Wassalam

  370. fuih…perdebatan panjang ya…. semua sama saja.itu hanya hubungan kita dengan allah.sip…

  371. Bagi saya untuk menakar sebuah kebenaran, itu tdak lagi dengan dalil naqli dari Al quran apalagi alhadist. Meskipun saya mengimani 100 % kebenaran Alquran, krn meskipun dalil yang diajukan itu sudah benar, masih saja bisa diplintar plintir sehingga menjadi salah atau seolah-olah salah
    Kebenaran itu harus ditakar dari hasil yang baik, Maka mari kita lihat apa yang sudah dihasilkan orang Sunni dan apa yang sudah dihasilkan orang Shiah. Menurut saya , maaf sekali lagi menurut saya apa yang sudah dihasilkan orang Shiah meskipun mereka minoritas jauh lebih baik ketimbang apa yang sudah dihasilkan orang Sunni sebagai mayoritas.
    Apa yg sudah dicapai bangsa Iran itu jauh lebih membanggakan ketimbang Arab Saudi, Mesir dan Pakistan. Dan Reputasi jihad Hizbullah dan Al Qaeda dalam memperebutkan pertolongan Allah terbukti…… siapa yang pantas mendapatkan pertolongan Allah

  372. Satu lg korban media pemberitaan…

  373. untuk berbicara masalah ini tuan/puan perlu membuka minda terlebih dahulu supaya mudah berfikfir secara rational. Maksud nya tidak perlu penjelasan berkenaan mazhab.
    Yang utama perlu merujuk Alquran yang ada pada kita dan hadis yang kita kenali kemudian buat rujukan sendiri bukan sekadar mendapat jawapan dari orang lain.
    Alquran mudah di baca dan mudah difahami maksud nya cuma ada beberapa persoalan perlu dirujuk kepada orang yang mahir tetapi tidak berpehak dan berkata benar apa maksud bahasa arab alquran dan sunnah.
    misalnya telah pun banyak hadist dan ayat alquran yang telah disebut seperti dalam dailog tersebut.

  374. aku atheis. sejati benarkah yang kau bahas. bukankah itu katanya aja yang hanya dengan dasar wajib percaya. benarkah kau tau bahwa ibumu yang melahirkanmu kaupun tidak tahu kecuali diberitau dan kau percaya juga

  375. apalagi nabi, rahib, biksu, pendeta, dan lain-lain hanya katanyakan?. paling-paling mengharapkan orang selalu beramal untuk kehidupan dan kelompok atau pribadi saja

  376. @rudi hermawan

    Gunakan lah akal dan nurani agar tidak terjebak dan stuck di “katanya”.
    Semua yang kita inderai jangan berhenti sampai disana. Nanti saya bisa bilang kepada anda bahwa semua yang anda dengar dan anda yakini adalah hanya katanya… 😛
    Jadi saran saya, kalau anda masih di area “katanya” (belum bisa memilah2 dan mencari kebenaran dari suatu berita) maka jangan menjudge dan berprasangka bahwa orang lain juga seperti anda.

    Mudah2an gak jadi OOT… 🙂

    Salam.

  377. @truthseeker08

    ini dia kultusnya:

    “Sesungguhnya Allah akan memasukkan ke dalam surga siapa saja yang mentaati imam Ali WALAUPUN IA MENDURHAKAI ALLAH, dan sesungguhnya Allah akan memasukkan neraka siapa saja yang menentang imam Ali WALAUPUN IA MENTAATI ALLAH TA’ALA.”(Lihat kitab “Kasyful Yakin fi Fadhail Amiril Mukminin” karya Hasan bin Yusuf Al-Muthahhir Al-Hulli, hal.8)
    Mereka berkata: “Seungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dialah yang membagi surga dan neraka. Dia akan memasukkan penduduk surga kedalamnya dan penduduk neraka kedalamnya.” (Lihat kitab “Bashair Ad-Darajaat” karya Ash-Shaffar, 8/235)

    “Sesunggunya Fathimah radhiallahu ‘anha adalah titisan tuhan yang menjelma dalam bentuk seorang wanita.” (Lihat kitab “Al-Asrarul Fathimiyyah” karya Muhammad Al-Mas’udi, hal.355)

  378. @kembali ke aqidah yg benar

    Mungkin anda perlu melihat di dalam kitab2 anda dahulu ttg ini. Kami bantu anda:

    1. Rasulullah Saw bersabda:

    لو أن عبداً عبد الله ألف عام وألف عام

    وألف عام بين الركن والمقام ثمن

    لقي الله عز وجل مبغضاً لعلي بن أبي طالب

    وعترتي أكبَّه الله على منخريه في النار

    Apabila seorang hamba hidup selama seribu tahun, seribu tahun, seribu tahun beribadah kepada Tuhan di antara rukun dan makam (di sekitar Ka’bah terdapat empat rukun, dan makam Nabi Ibrahim As. Beribadah di tempat ini memiliki ganjaran yang sangat melimpah ), akan tetapi ia membenci ‘Ali dan Ahli Baitku, maka Tuhan akan melemparkannya ke dalam jahannam.
    (Farâidh as-Simthain, jilid 1, ha. 332, bab 61, hadits ke-257, dan Târikh Dimasyq, jilid 1, hal. 148, hadits ke-182.)

    2. Sabda Nabi saaw, ‘“Wahai ‘Ali! Apabila umatku sedemikian ia berpuasa sehingga badannya menjadi bungkuk. Dan sedemikian ia mengerjakan shalat sehingga raganya seolah-olah mengejang, lalu ia membencimu, maka Allah Swt akan melemparkannya ke dalam jahannam’
    (Târikh Dimasyq, jilid 1, hal. 145, hadits ke-179.)

    3. Rasulullah Saw bersabda kepadanya:

    أنت قسيم النار

    “Engkau adalah pembagi neraka.”
    (Farâidh as-Simthain, jilid 1, hal. 325, bab 59, hadits ke-5 dan 234, Târikh Dimasyq, jilid 2, hal. 224, hadits ke-762, Ash-Shawâiq al-Muhriqah, hal. 195, hadits ke-40.)

    Mereka juga mengkultus Imam Ali as, menurut anda?

  379. Bagaimana derajat hadits yg anda tulis di atas? shahih atau bukan?

  380. @kembali ke aqidah yg benar

    Kami membuktikan bahawa apa yg anda ambil dari riwayat kami, malah ada juga dlm jalur anda.
    Dan anda, apa, darjat hadis yg anda bawakan itu shahih atau bukan?

  381. Ass. Saya hanya hamba ALLAH yang hanya menginginkan keridhoan-Nya atas hidup dan mati saya dunia akhirat. Sahabat semua cobalah kita lebih menilik kedalam hati kita yang paling dalam bahwasannya mengkaji Al-Quran dan hadits adalah perbuatan mulia kalaupun pada akhirnya timbul perbedaan didalamya anggaplah sebagai pelajaran agar kita banyak berpikir atas nikmay ALLAH karena saya yakun bahwa setiap kejadian yang ALLAH berikan pasti mengandung hikmah dan sebaik baik umat adalah yang berhati sabar dan pandai bersyukur dan jika terjadi kebuntuan yang tidak bisa diselesaikan oleh manusia maka kembalikan kepada ALLAH banyak berdoa.berdzikir,bertahajut dan membaca Al Quran serta berdoa sesungguhnya ALLAH itu pemalu jika hambanya menegadahkan tangannya meminta sesuatu kepadanya tanpa ALLAH kabulkan.

  382. PENGKULTUSAN Syiah yg ditulis oleh situs “ummat islam aliran syiah”

    Inilah copy pastenya:

    Kembali ke Semboyan

    Maka apa apa yang dimaksud dengan semboyan itu: “Karbala dimana-mana; setiap bulan Muharam; setiap hari adalah Ashura”? (Shi’a Islam: From Religion to Revolution. hal.136)

    Ashura adalah hari ke-10 dari bulan Muharam, dan pada saat itu dalam pada tahun 640 A.D., di perang Karbala, anak laki-laki Ali bernama Husein dan prajuritnya dibunuh. Itu terjadi pada saat itu bahwa banyak orang Syi’ah percaya ia menderita karena dosanya di dunia.
    Pada hari kesebelas, orang Syi’ah tergeletak di tempat tidur dengan kepala yang terluka, memperingati kematian Husein.
    Ini pada hari kesepuluh bahwa beberapa orang Syi’ah mencambuki diri mereka sendiri. Mullah Syi’ah telah mempersoalkan fatwa mengatakan ini tak harus dilakukan, tetapi banyak orang Syi’ah masih melakukannya. Satu tujuannya yaitu mengatakan bahwa jika mereka telah hidup pada saat itu, mereka seharusnya bersama dengan Husein dan mati dengannya. Bertentangan dengan itu, imam ke-4, Ali Zaynu al-’Abidin, anak laki-laki Husayn, terbaring sakit dalam tendanya dan tidak ikut perang

    Jika anda adalah kaum Syi’ah yang mencambuki punggungmu, dan darahnya membasahi kulitmu yang memar, ketahuilah ini: kamu tidak mempunyai darah yang cukup. Kamu tidak cukup menderita kesakitan dalam proporsi dosamu melawan Tuhan yang Tak Terbatas. Ketika anda berdoa dan memuja pada sesuatu selain Tuhan, anda hanya sama saja dengan perlu diberikan pengampunan yang lebih.

    Jika kita mempunyai sepuluh kali darah lebih banyak dari yang kita punya, noda dosa, itupun tidak cukup untuk membayar ganti dosa kita, menjadi penebus untuk keselamatan kita dari Lembah Api. Karena kamu tidak dapat cukup melukai dirimu sendiri karena dosamu, kamu dapat berhenti sekarang.

    DARI SINI KITA AMBIL KESIMPULAN
    ————————————————–
    Ummat syiah melakukan pencambukan diri untuk menebus dosa, sama seperti keyakinan mereka bahwa Imam Husein menderita karena dosanya di dunia.
    Sama halnya ummat Nasrani yg melukai badan mereka untuk memperingati kesengsaraan yesus menempuh “via do lo rosa” yg akhirnya disalib untuk menebus dosa.

    Maka ummat syiah menganggap Imam Husein seperti Yesus. Menderita karena dosanya di dunia.

  383. @kembali ke..
    Kesimpulan yang anda buat berdasarkan informasi yg anda dapat merupakan kesimpulan yg penuh kebencian dan hasut. Saya tidak mengerti mengapa anda membuat kesimpulan yang demikian.
    Beberapa golongan dari kaum syiah ingin melampiaskan kesedihan dan penyesalan dengan cara yang demikian anda membuat kesimpulan itu se-akan2 semua yang bermazhab syiah demikian.
    Bagaimana kalau saya juga membuat kesimpulan atas pernyataan Syech2 anda yakni Ibnu Taymiah dan Ben Bazz yang mengatakan bahwa Tuhannya berjisim (mempunyai tangan, duduk seperti manusia dikursi dlsb). Bukankah itu seperti tuhanya nasrani YESUS. Wasalam

  384. @aburahat

    Oke, kalau tidak semua syiah begitu. saya setuju. Tetapi kenapa itu dilakukan di karbala. Salah satu tempat terSUCI kaum syiah. Dan juga tempat yg lain.

  385. Lalu kenapa sih BEBERAPA kaum syiah melakukan hal-hal KONYOL seperti itu? melakukan pencambukan diri? Bukankah melukai diri dilarang dalam agama islam?( kalau anda merasa beragama islam). Kalau ingin dosa kita dihapus atau ditebus, bukankah Allah SWT sudah memberikan kita jalan yg benar dan lurus untuk kita lakukan. Karena hanya Allah swt lah yg mampu menghapus dosa kita, bukan Imam Husein atau Imam yg lain (kalau aqidah kita benar dan lurus).
    Dan mengapa BEBERAPA kaum syiah meniru ritual ibadah agama lain. Melukai diri sendiri?

  386. Oke, baik saya ralat omongan saya bahwa ummat syiah TIDAK menganggap Imam Husein seperti yesus.
    Tetapi, kasihan sekali cucu Nabi SAW ini. (Imam Husein), kematiannya di salah gunakan oleh beberapa kaum syiah untuk meratap dan menyesali. Padahal Imam Husein tidak mengharapkan demikian. Dan sekali lagi, hal ini bukan sikap orang yg beraqidah yg benar dan lurus. MENIRU RITUAL AGAMA NASRANI. MELUKAI DIRI SENDIRI.

  387. @kembali keaqidah yang benar
    Syukurlah anda sudah mulai agak lunak terhadap mereka yang bermazhab lain. Insya Allah kita semua mendapat petunjuk kejalan yang benar.
    Saudara yang kembali keaqidah yang benar. Kita melihat syariat yang mereka laksanakan tetapi kita tidak tahu isi bathinnya. Maka biarlah mereka dengan cara mereka biar Allah yang menentukan benar salahnya. Marilah kita sama2 mendoakan mereka. Kalau mereka dijalan yang salah agar Allah memberikan mereka petunjuk. Dan apabila mereka benar tidak usah kita menghujat mereka. Agar kita umat Islam yang disatukan dengan kalimat Tauhid: Laa ilaha illallah. bisa rukun hidupnya. Insya Allah anda sependapat dengan saya AMIIN. Wasalam

  388. @kembali ke aqidah yg benar

    Ketika saya jalan2 ke beberapa blog syi’ah, yang saya temukan adalah bahwa syi’ah (ulama2 syi’ah) menentang dan mengharamkan perbuatan menyakiti diri yang banyak terjadi pd peringatan tsb. Dan ulama2 syi’ah akan mengeluarkan fatwa atas itu.
    Mari kita bedakan ajaran dengan perilaku penganutnya. sebagaimana Islam tidaklah bisa diwakili oleh sebagian penganutnya. Banyak salah paham atas Islam muncul dr cara berfikir seperti ini. Jadi jika kita menolak tuduhan2 atas Islam krn adanya perilaku oknum (penganutnya).

    berikut adalah bbrp cuplikan dr tulisan2 tsb:

    Perbuatan melukai diri haram. Segera terbit FATWA-FATWA II (Soal Jawab Seputar Fikih Non Ibadah Ayatullah Khamenei).

    Link: http://muhsinlabib.wordpress.com/2008/01/19/2-juta-warga-irak-peringati-asyura/

    Wassalam

  389. @kembali ke aqidah….

    Link ini Insya Allah jg bisa sebag bahan acuan

    http://salehlapadi.blogspot.com/2007/01/fatwa-ayatullah-sayid-ali-khamenei.html

    Salam

  390. Yang belum tuntas di sini adalah mengapa itu dilakukan di karbala, salah satu tempat Paling SUCI kaum syiah?

    Kalau untuk perihal Tragedi Karbala, coba lihat juga

    http://suluhperadaban.blogspot.com/

    untuk pemberitaan yg lebih berimbang.

  391. @kembali ke aqidah yang benar
    Kalau dikatakan tempat Paling Suci menurut syiah saya rasa anda keliru. Tetapi kalau dikatakan tempat paling dikenang sebagai tempat pembantaian Imam Husein cucu Rasul, itu benar. Kita tidak perlu heran apabila ada golongan yang melampiaskan penyesalan pada suatu tempat dimana telah terjadi sesuatu yang membuat mereka menderita karena penyesalan.
    Contoh, walaupun tidak sama yaitu peringatan 1 Oktober dimana terjadi pembantaian para jenderal, ditempat yg disebut LUBANG BUAYA. Setiap peringatan 1 Okt. mereka adakan ditempat yang bernama lubang buaya. Wasalam

  392. Keterangan lebih lanjut tentang kesesatan syiah klik :
    http:/ban-syiah.blogspot.com/

  393. @kembali ke aqidah yg benar

    Akan tetapi pemahaman aqidahnya keliru…hehehe

    Salam

  394. @harlan fauzan ali

    Tulisan yg sama saja. Sarat kebencian dan penuh fitnah. Sy heran mengapa anda-anda sangat membenci syiah padahal keberadaannya sebenarnya justru memperkaya khazanah Islam. Sy memperhatikan bahwa tulisan-tulisan mrk, buku-buku mrk sungguh luar biasa yg mampu membuka wawasan kita mengenai agama Islam ini yg maaf, tdk dimiliki oleh anda para pembenci. Lagi pula tuduhan bahwa mazhab ini adalah sesat setahu sy hanya dari anda dan Wahabi, yg notebene selalu menunjukkan kebencian dan permusuhannya pada Syiah secara membabi-buta (hati-hati dgn virus flu ini). Ulama-ulama Sunni tdk demikian. Sdh jauh-jauh tahun mereka mengakui kelurusan mazhab Syiah. Hal ini ditunjukkan salah satunya dgn tdk adanya halangan bagi pendatang dari Syiah (Iran) utk melaksanakan Umrah dan Haji di Mekkah. Apakah anda dan kelompok Wahabi anda tdk menyadari ini?

    Sy ingin memberi komen di blog tsb, namun anda harus menjamin bahwa tdk ada komen yg dimoderasi apalagi di hilangkan. Pengalaman yg buruk yg sy terima dgn memberikan komen di Haulasyiah, Hakekat.com, Muslim.or.id. Komen dimoderasi. Komen pertama dimasukkan, namun komen & kritikan seterusnya tdk pernah muncul? Sy liat jg tdk ada komen-komen di blog tsb?

    Jika anda bermaksud utk berdiskusi dan bukan sekedar mendistribusikan fitnah dan tuduhan, bersediakah anda menjawab jika ada pertanyaan ke anda sehubungan link yg anda arahkan itu? Atau anda hanya satu dari mereka yg “lempar batu sembunyi tangan”?

    Salam

  395. @farian fauzan
    Blog2 yang senada dengan blog anda semua kami ikuti. Tapi ternyat blog tsb. hanya untuk propaganda kebencian terhadap mazhab lain. Dan bukan sebagai data2 ilmiah untuk didiskusikan. Kita2 ini bukan orang2 yang dengan mudah untuk di indoktrinasi. Kita semua menilai sesuatu DENGAN AKAL YANG SEHAT UNTUK MELIHAT KEBENARAN.
    Dan untuk mendapatkan kebenaran perlu didiskusikan. Bukan secara fanatik mempertahankan keinginannya. Wasalam

  396. Sebetulnya yg dituduhkan bahwa mendistribusikan fitnah, tuduhan,kebencian dsb. Coba hal itu dibalikkan ke AQIDAH SYIAH. AQIDAH SYIAH berdiri di atas kebencian dan fitnah terhadap para sahabat Nabi SAW.

    AQIDAH SYIAH paling J A G O kalau untuk menyebar fitnah thd para sahabt Nabi SAW. Mulai dari riwayat fadak untuk memfitnah ABU BAKAR ra, riwayat Pemukulan Fatimah untuk memfitnah Ummar ra dll. Tragedi Karbala untuk menyudutkan Muawiyah tanpa pemberitaan yg seimbang. Penghinaan besar-besaran thd pengemban periwayat hadits Nabi SAW, yaitu Abu Hurairah ra. Tentang hadits 10 sahabat yg masuk surga. DLLLLLLLLL.

    Dari blog2 syiah, hampir semuanya bernada sama. PEMFITNAHAN. Dan sekali lagi, AQIDAH SYIAH BERDIRI DI ATAS PEMFITNAHAN DAN KEBENCIAN.

  397. @armand

    Kalau masalah tulisan2 bagus, orang amerika dan australia dan singapura pun tulisannya bagus2. Seperti John L Esposito. Apa bedanya?

    Saya juga sering ke blog2 syiah, seperti “islam syiah”
    tetapi tulisan saya juga beberapa dimoderasi, alias tidak muncul.Apa bedanya?

  398. @armand

    Kita di sini sedang membicarakan Aqidah.

    Jangan mengalihkan pembicaraan!
    Jangan mengalihkan pembicaraan!

    Kalau masalah tulisan yg bagus, orang seperti John L Esposito juga menulis tentang islam, sangat menarik dan bagus, coba lihat:

    http://jagatalit.com/2008/10/26/john-l-esposito-pembela-islam-yang-sesungguhnya/

    TETAPI, hal itu tidak mengubah aqidahnya, beliau tetaplah seorang katolik.
    Siapa saja boleh menulis tentang islam, tidak ada yg melarang.

    Perbedaan sunny dan syiah bukan sekedar tulisan2. TETAPI masalah AQIDAH yg pokok. Hal itu tidak bisa DISEMBUNYIKAN.

  399. Coba hal itu dibalikkan ke AQIDAH SYIAH. AQIDAH SYIAH berdiri di atas kebencian dan fitnah terhadap para sahabat Nabi SAW.

    Sepanjang pengetahuan sy, apa yang anda pahami mengenai aqidah syiah spt itu adalah keliru. Mereka berdiri di atas kesaksian Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Sama seperti landasan aqidah anda. Kebencian mungkin menghinggapi sebagian penganutnya, namun itu adalah hal yang manusiawi, seperti sama manusiawinya saya dan anda. Tapi jika dikatakan bahwa kebencian itu melandasi keyakinan syiah mereka tentu saja tidak benar. Bedanya dengan anda dan manhaj anda pembenci syiah adalah penunjukan kebencian atau ketidaksukaan sebagian pengikut syiah (mohon yg syiah mengoreksi jika sy keliru) terhadap sebagian sahabat Nabi saw ditampilkan dan dipaparkan dengan dalil dan nash yang nyata dan kuat serta dipertajam dengan logika-logika yang universal. Sebaliknya, anda dan pembenci syiah, sy perhatikan menyatakan kebenciannya dengan tuduhan dan fitnah tanpa dalil yang kuat dan hanya dipenuhi dengan prasangka-prasangka buruk dan bayangan-bayangan kosong mengenai syiah. Bahkan parahnya bagi pembenci syiah, memutarbalikkan, menghapus, mengganti nash-nash adalah merupakan sebuah keniscayaan demi tercapainya tujuan penghancuran syiah. Coba anda ikuti komen pembenci syiah – termasuk Hakekat.com – yang menggunakan dalil-dalil syiah (dari Najhul Balaghah dll), betapa tdk malu-malunya mrk menghilangkan sebagian kalimat dari riwayat yg mrk kutip demi tercapainya maksud buruk mereka.
    Tuduhan-tuduhan anda dan pembenci syiah terhadap syiah yg sdh dijawab dengan baiknya, namun toh anda dan manhaj pembenci syiah tdk pernah mau memahami.

    AQIDAH SYIAH paling J A G O kalau untuk menyebar fitnah thd para sahabt Nabi SAW. Mulai dari riwayat fadak untuk memfitnah ABU BAKAR ra, riwayat Pemukulan Fatimah untuk memfitnah Ummar ra dll. Tragedi Karbala untuk menyudutkan Muawiyah tanpa pemberitaan yg seimbang. Penghinaan besar-besaran thd pengemban periwayat hadits Nabi SAW, yaitu Abu Hurairah ra. Tentang hadits 10 sahabat yg masuk surga. DLLLLLLLLL.
    Dari blog2 syiah, hampir semuanya bernada sama. PEMFITNAHAN. Dan sekali lagi, AQIDAH SYIAH BERDIRI DI ATAS PEMFITNAHAN DAN KEBENCIAN.

    Sungguh anda tdk dapat membedakan mana pemaparan yg bertujuan melakukan fitnah dan mana paparan yg bertujuan utk memeriksa dan mendapatkan kebenaran. Masalah-masalah yg coba anda tunjukan sebagai contoh fitnah di atas adalah bukan fitnah. Ia jelas-jelas termaktub dalam kitab-kitab riwayat dari manhaj anda sendiri. Jika anda menganggap itu sebuah fitnah, maka yang melakukan fitnah pertama kali adalah para perawi yang notabene tokoh-tokoh manhaj anda yang menjadi andalan anda. Menurut sy, sangkaan fitnah yang anda keluarkan terhadap syiah atas hal-hal tsb adalah karena ketidakmampuan anda dan manhaj anda menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang sangat kritis serta kelemahan logika anda membela manusia-manusia pujaan anda. Itu saja.

    Sekali lagi, fitnah dan mencari kebenaran adalah berbeda. Yang satu penuh prasangka dan tanpa dalil yang kuat serta bersifat doktrinasi. Yang satu berdasarkan dalil dan argumen yang kuat disertai logika-logika yang umum dipahami bersama.

    Semoga kita dapat dibukakan hati untuk menerima kebenaran

    Salam

  400. @kembali ke aqidah ….& pembenci syiah

    SP adalah penulis yg lembut dan santun. Dalil dan argumen mengenai “kekeliruan” syiahphobia dan Hakekat.com diusahakan ditampilkan dgn gaya yang tetap menjaga perasaan mereka.
    Anda dan manhaj anda harus membaca tulisan-tulisan yg tidak segan-segan menghancurkan pembenci syiah, yang benar-benar tajam setajam silet dan betul-betul akan mengiris kulit dan daging pembenci syiah. Tulisan yg menghajar fitnah-fitnah pembenci syiah. Tulisan-tulisan dengan nash dan argumen yang kuat yang nyata-nyata menelanjangi kebohongan-kebohongan Hakekat.com sehingga Insya Allah mata, hati dan otak anda menjadi terbuka. Sy rekomendasikan ke anda utk juga membaca blog berikut:

    http://satriasyiah.wordpress.com/

    Perhatikan bahwa tulisan-tulisan yang membantah, menyerang Hakekat.com di blog ini selalu disertai nash dan argumen yang kuat, yang merupakan ciri dan kelebihan dari para syiah dan para pencinta ahlulbait.

    Salam

  401. Wallahi, demi dzat yang jiwaku berada ditangannya.
    Bahaya Syiah Sebuah Realita

    Dewasa ini kebid’ahan telah merebak di dalam tubuh kaum muslimin sedemikian hebatnya sehingga banyak kaum muslimin yang tidak mengerti bahaya kebid’ahan padahal kebid’ahan tersebut dapat merusak mereka dan merusak keutuhan dan persatuan kaum muslimin bahkan banyak negara Islam yang hancur lantarannya seperti daulah bani Umayah yang jatuh disebabkan kebid’ahan Ja’d bin Dirham (Jahmiyah) lihatlah pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika mengomentari sejarah keruntuhan bani Umayah: “Sesungguhnya daulah bani Umayah hancur disebabkan oleh Ja’ad Al Mu’athil.”[1] Dan berkata:”Jika muncul kebid’ahan-kebid’ahan yang menyelisihi Rasulullah maka Allah akan akan membalas (dengan kejelekan) pada orang yang menyelisihi Rasul dan memberi kemenangan kepada yang lainnya.”[2].

    Dan dalam tempat yang lain beliau berkata: “Maka iman kepada Rasul dan Jihad membela agamanya adalah sebab kebaikan dunia dan akhirat dan sebaliknya kebid’ahan dan penyimpangan agama serta penyelisihan terhadap sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam adalah sebab kejelekan dunia dan akhirat.”[3]

    Bahaya syiah terhadap kaum muslimin merupakan satu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri oleh setiap muslim lebih-lebih yang telah meneliti dan membaca sejarah mereka sejak masa awal pertumbuhan dan perkembangannya sampai saat ini, rentang waktu yang cukup panjang dengan segala peristiwa berdarah yang telah menumpahkan darah ribuan bahkan jutaan kaum muslimin.

    Mengenal dan meneliti bahaya dan implikasi syiah merupakan pembahasan yang cukup luas dan panjang lagi penting agar setiap muslim dapat mengambil pelajaran, kemudian tidak terperosok dalam satu lubang berkali-kali. Apalagi dimasa sekarang mereka telah berusaha dengan segala sarana dan prasarana yang mereka miliki untuk menyebarkan dakwah mereka di seluruh pelosok dunia dengan perlahan-lahan namun pasti yang pada akhirnya mereka akan menampakkan hakikatnya bila telah mencapai apa yang menjadi tujuan mereka. Oleh sebab itu memahamkan masyarakat Islam tentang bahaya mereka dalam ideologi, politik, ekonomi dan sosial kaum muslimin saat ini merupakan hal yang mendesak, karena besarnya bahaya syiah terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat dan Negara Islam, apalagi di Indonesia yang kebanyakan kaum muslimin belum mengenal siapa mereka dan bagaimana bahaya mereka terhadap kaum muslimin ditambah lagi dengan munculnya nama-nama baru perwujudan dari syiah ini seperti IJABI (Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia),[4] yang telah mulai menancapkan kuku-kuku beracunnya ke dalam tubuh kaum muslimin dengan tameng kecintaan ahlil bait. Mudah-mudahan dengan pembahasan ini dapat memberikan peringatan kepada segenap kaum muslimin dan menjadi teguran kepada sebagian kaum muslimin yang mencoba menganggap syiah sebagai kawan dan sahabat, dan menganggap mereka tidak membahayakan dan merugikan kaum muslimin.

    Bahaya Syiah terhadap Ideologi dan Pemikiran Kaum Muslimin

    Bahaya mereka dalam bidang ini banyak sekali, diantaranya:
    1. Memasukkan kesyirikan kedalam masyarakat Islam bahkan sebagian Ahlil Ilmu menetapkan mereka sebagai orang yang pertama membuat kesyirikan dan penyembahan kubur pada umat Islam.

    Hal ini terjadi lantaran sikap ekstrim mereka dalam mencintai para imam Syiah, sehingga membawa mereka kepada sikap ekstrim terhadap kuburan, dan membuat riwayat-riwayat yang dijadikan oleh mereka sebagai dasar amalan tersebut.

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Ar Rodd Alal Akhnaa’iy hal.47 : “Orang pertama yang memalsukan hadits-hadits pembolehan bepergian untuk menziarohi keramat-keramat yang ada diatas kuburan adalah ahlil bidah dari kalangan Rafidhah (Syiah) dan yang sejenisnya dari orang-orang yang meninggalkan masjid dan mengagungkan tempat keramat yang ada padanya kesyirikan, kedustaan dan kebid’ahan terhadap agama Islam yang tidak ada padanya hujjah dari Allah Ta’ala , karena Al kitab dan As Sunnah hanya menyebutkan ibadah di masjid-masjid dan tidak di tempat-tempat keramat.”

    Sekarang tempat-tempat keramat dan tempat-tempat ziaroh syiah menjadi tempat kesyirikan dan paganis, dan ini dapat dilihat di negeri-negeri Syiah seperti Iran demikian juga buku-buku mereka memperbolehkan bahkan menyeru kepada kesyirikan tersebut.

    Syaikh Musa Jaarullah berkata, setelah menziarohi negara Iran dan Irak dan tinggal disana beberapa bulan bahwa dia telah melihat tempat-tempat keramat dan kuburan-kuburan ditempat mereka disembah.

    Syaikh Abul Hasan Annadwiy berkata tentang bangunan keramat di kuburan Ali Ar Ridha dalam makalahnya Min Nahri Kaabul Ila Nahri Al Yarmuuk hal 93 majalah Al I’tishom, tahun (41) edisi ke-3 setelah menziarohi Iran : “Setiap orang asing yang menziarohi keramat Ali Ar Ridho akan merasa seakan-akan di dalam masjid Al Haram, dia mendengar teriakan, tangisan dan desis ratapan, dipenuhi oleh laki-laki dan perempuan , dihiasi dengan hiasan-hiasan yang megah yang dibuat dengan harta benda yang sangat banyak sekali.”[5]

    Imam Al Aluusiy pengarang kitab At Tuhfah Al Itsba Asyariyah menyatakan, bahwa mereka (kaum syiah) selalu ekstrim menyembah dan menthawaf-i kuburan para imam mereka bahkan sampai shalat menghadapnya tidak menghadap Ka’bah dan masih banyak lagi yang lainnya yang pernah dilakukan oleh kaum musyrikin terhadap berhala mereka. [6]

    Kemudian beliau berkata: “Jika ada padamu keraguan tentang hal itu silahkan pergi ke sebagian tempat keramat-keramat mereka agar kamu melihat kenyataan ini dengan kedua matamu.”[7]

    Inilah persaksian mereka yang telah melihat langsung keadaan mereka akan tetapi amat disayangkan musibah dan bencana ini akhirnya terbawa dan masuk kenegeri-negeri Islam dan menjadi kebiasaan sebagian kaum muslimin sehingga merusak aqidah dan ideologi mereka.

    2. Merusak agama Islam dan menyesatkan kaum muslimin

    Demikianlah pemikiran syiah dengan segala keanehan dan kesesatannya terus didakwahkan dan disebarkan dengan segala sarana yang mereka miliki untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang akan mengikutinya dan semakin banyak orang yang meninggalkan agama Islam yang shahih dengan segala provokasi para syaikh mereka yang selalu berusaha memperbanyak jumlah pengikut mereka. Provokasi ini didasarkan diatas kedustaan dan penipuan yang mereka pakai dalam menipu pengikut mereka dan orang-orang awam dari kaum muslimin diantaranya adalah slogan tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syiah dan pernyataan mereka bahwa keganjilan ajaran syiah sesungguhnya ada dasarnya di dalam riwayat-riwayat ahli sunnah.

    Tidak diragukan lagi dakwah dan penyebaran aqidah Syiah dan provokasi yang berisi ketetapan syiah merupakan bagian dari Islam adalah salah satu sebab penting dalam usaha merusak dan menyesatkan kaum muslimin, apalagi sekarang ada Negara Ayatullah di Iran yang mereka jadikan sarana untuk menghadapi kemunculan dan kebangkitan Islam karena munculnya Negara yang merusak citra keindahan dan kesempurnaan Islam, dan memberi gambaran yang berlawanan dengan keinginan dan kebangkitan Islam yang sejati akan menghapus dan mengendorkan semangat dan keinginan untuk bangkit mendirikan kekhilafahan yang berdasarkan kepada Al Quran dan As Sunnah. Di dada para pemuda Islam, hal ini telah dimanfaatkan oleh para penjajah (kolonialis) dan mereka sangat bergembira dan memperhatikan kemunculan pemikiran dan ajaran-ajaran kebid’ahan melalui orang-orang yang dinamakan Orientalis yang memiliki kedudukan, seperti penasehat bagi kementrian luar negeri mereka dan mereka tidak pernah lupa dengan sejarah mereka terhadap kaum muslimin.

    Bagaimanapun juga, munculnya Syiah dengan ajaran-ajaran anehnya tanpa diragukan lagi menghambat manusia untuk berjalan dijalan Allah dan menyesatkan kaum muslimin dari agamanya yang lurus.

    3. Penyebab munculnya Golongan Zindiq

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan dasar kesesatan Ismailiyah dan Nusairiyah dan sekte-sekte lainnya dari orang-orang mulhid dan zindiq adalah pembenaran berita dan riwayat dusta Rafidhah Syiah yang mereka paparkan dalam menafsirkan Al Quran dan hadits, beliau berkata: “Para pemimpin Ubaidiyiin (bani Ubaid) hanya menegakkan dasar dakwahnya dengan kedustaan-kedustaan yang dibuat-buat oleh kaum Rafidhah, agar pengikut syiah yang sesat dapat menerimanya. Kemudian orang-orang tersebut berpindah dari mencela para sahabat kepada mencela Ali kemudian mencela Allah, oleh karena itu ajaran Syiah Rafidhah adalah pintu dan jalan yang menghantar kepada kekufuran dan penyimpanga.” [8]

    Bahkan Syaikh Muhibuddib Al khothib mencatat bahwa tasayu’ (ajaran Syiah) menjadi satu faktor pendukung tersebarnya ajaran komunis dan bahaiyah di Iran[9].

    4. Berusaha menyesatkan kaum muslimin dengan merusak sunnah Rasululloh shallalahu ‘alaihi wassalam.

    Ini merupakan usaha yang mereka lakukan untuk menyesatkan kaum muslimin, sehingga mereka masuk ke kalangan ahlil hadits dan setelah itu memasukkan riwayat-riwayat palsu mereka sehingga banyak para ulama Islam yang terkecoh dengannya, akan tetapi Alhamdulillah Allah tidak membiarkan begitu saja bahkan membangkitkan para imam ahlil hadits untuk membongkar makar busuk mereka itu. Syaikh As Suwaidiy berkata : “Sebagian Ulama mereka bergelut dengan ilmu hadits , mendengar hadits-hadits dari para ahli tsiqat dari ahli sunnah serta menghapal sanad-sanad periwayatan ahli sunnah yang shahih, lalu menghiasi diri dengan ketakwaan dan wara’ sehingga mereka diakui termasuk kalangan ahli hadits kemudian mereka meriwayatkan hadits-hadits yang shahih dan hasan dan memasukkan hadits-hadits palsu mereka.[10]

    Al Alusiy menyatakan bahwa diantara mereka itu adalah Jaabir Al Ju’fiy [11], bahkan Ibnul Qayim menjelaskan bahwa Syiah telah memalsukan hadits tentang Ali dan ahlil bait sebanyak lebih dari 3000 hadits.[12]

    Bahaya Syiah terhadap Kaum Muslimin dalam Bidang Politik

    Syiah seperti telah ditandaskan dalam kitab-kitab pokok mereka tidak meyakini keabsahan negera apapun juga di dunia Islam kecuali kekhilafahan Ali bin Abi Thalib dan anaknya Al Hasan dan menganggap khalifah di dunia Islam ini adalah Thaghut dan negaranya tidak sah sebagaimana dalam riwayat-riwayat mereka: “Setiap panji yang ditegakkan sebelum bangkit imam yang ditunggu-tunggu kebangkitannya, maka pelakunya adalah thoghut.

    Oleh Karena itu jadilah syiah tempat yang mapan bagi musuh-musuh Islam dan orang-orang yang berkonspirasi menghancurkan Islam sampai sekarang, dan itu terbukti dengan pengakuan dari mereka seperti duta besar Rusia di Iran Kanyaz Dakurki yang mengambil nama samaran Syaikh Isa sebagaimana dijelaskan oleh majalah yang diterbitkan kementrian rusia tahun 1924-1925, demikian juga Jenderal berkebangsaan Inggris Juaifir Alikhaan dan lain-lainnya.

    Syaikhul Islam menyatakan: “Kebanyakan penganut agama Syiah tidak beriman kepada Islam, akan tetapi menampakkan diri sebagai orang Syiah karena dangkal dan bodohnya akal Syiah untuk mengantarkan mereka kepada tujuan-tujuan kepentingan mereka. (Minhajus Sunnah 2/48)

    Orang yang mengerti sejarah Islam akan berpendapat para pengaku Syiah ternyata adalah musuh yang paling berbahaya yang menyerang negara Islam, karena mereka itu secara lahiriyah adalah muslimin akan tetapi di bathinnya menyimpan kekufuran dan permusuhan yang besar sekali terhadap Islam, sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya asal setiap fitnah dan bencana adalah Syiah, dan orang yang mengikuti mereka dan kebanyakan pedang yang menumpahkan darah kaum muslimin adalah dari mereka dan pada mereka bersembunyi para zindiq.”[13].

    Dan karena mereka menganggap kaum muslimin lebih kufur dari yahudi dan nashrani, sehingga mereka bersama bahu membahu dalam menghancurkan umat Islam , Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sungguh kami dan kaum muslimin telah melihat apabila kaum muslimin diserang musuh kafir maka Syiah bersama mereka menghadapi kaum muslimin.”[14]

    Lihatlah kisah masuknya Hulaghu Khan (raja Tartar Mongol) ke negeri Syam tahun 658 H, dimana kaum Syiah menjadi penolong dan pembantu mereka yang paling besar dalam menghancurkan Negara Islam dan menegakkan Negara mereka. Dan ini telah diketahui dengan jelas dalam buku-buku sejarah khususnya di Iraq dimana menteri khalifah waktu itu yang bernama Ibnul Alqaamiy dan kaum Syiah menjadi pembantu Hulaghu Khan dalam menaklukkan Iraq dan menumpahkan darah kaum muslimin yang tidak terhitung jumlahnya. Ringkas kejadiannya Ibnul Alqaamiy adalah seorang menteri pada khalifah bani Abasiyah yang bernama Al Mu’tashim seorang Ahli Sunnah, akan tetapi dia lengah dan tidak memperhatikan bahaya Syiah sehingga mengangkat seorang Syiah sebagai menterinya, padahal menterinya ini telah merencanakan makar busuk dalam rangka menghancurkan negaranya dan kaum muslimin serta menegakkan Negara Syiah, ketika mendapat jabatan tinggi tersebut maka dia memanfaatkannya untuk merealisasikan makarnya menghancurkan Negara Islam dengan melakukan tiga marhalah:

    Pertama: melemahkan tentara muslimin dengan menghapus gaji dan bantuan kepada para tentara dan mengurangi jumlahnya. Ibnu Katsir berkata: “Menteri Ibnul Alqaamiy berusaha keras untuk menyingkirkan para tentara dan menghapus namanya dari dewan kerajaan. Pada akhir masa pemerintahan Al Muntashir,[15] tentara kaum muslimin mendekati jumlah seratus ribu tentar, dan dia terus berusaha menguranginya sehingga tidak tinggal kecuali sepuluh ribu orang tentara saja.[16]

    Kedua : menghubungi Tartar, Ibnu Katsir memaparkan bahwa dia menghubungi Tartar dan memotivasi mereka untuk merebut wilayah Islam serta mempermudah mereka untuk itu lalu dia menceritakan keadaan yang sesungguhnya dan menceritakan kelemahan-kelemahan para tokoh pemimpin Islam.[17]

    Ketiga: melarang orang memerangi Tartar dan menipu khalifah dan masyarakat Islam, Ibnul Alqoomiy melarang orang untuk memerangi Tartar dan menipu khalifah dan para penasehatnya, dengan mengatakan bahwa Tartar tidak ingin perang akan tetapi ingin membuat perjanjian damai dengan mereka dan meminta khalifah untuk menyambut mereka untuk kemudian berdamai dengan memberi separuh hasil pemasukan negeri Iraq untuk tartar dan separuhnya untuk khalifah. Lalu khalifah berangkat bersama tujuh ratus orang dari para hakim, ahli fiqih, amir-amir dan pembantu-pembantunya… lalu dengan tipu daya ini terbunuhlah khalifah dan orang yang bersamanya dari para panglima tentara dan prajurit pilihannya tanpa susah payah dari Tartar. Sedang orang-orang Syiah lainnya menasehati Hulaghu Khan untuk tidak menerima perdamaian kholifah dengan mengatakanbahwa kalau terjadi perdamaianpun tidak akan bertahan kecuali setahun atau dua tahu saja kemudian kembali seperti sebelumnya dan memotivasi Hulaghu khan untuk membunuh Kholifah, dan dikisahkan yang menyuruh membunuh khalifah adalah Ibnul Alqaamiy dan Nushair Ath Thusiy.[18]

    Kemudian mereka masuk ke negeri Iraq dan membunuh semua orang yang dapat dibunuh dari kalangan laki-laki, perempuan, anak-anak, orang jompo, dan tidak ada yang lolos kecuali ahli dzimmah dari kalangan Nashrani dan Yahudi serta orang-orang yang berlindung kepada mereka dan ke rumah Ibnul Alqaamiy .[19]

    Dalam peristiwa tragis tersebut, terbunuh lebih dari belasan juta orang dan belum ada dalam sejarah Islam bencana seperti bencana yang ditimbulkan orang tartar mongol, mereka membunuhi orang-orang bani Haasyim, menawan para wanita Abasyiyah dan selain Abasyiyah. Lalu apakah ada orang yang berloyalitas kepada ahli bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam lalu memudahkan kaum Kafir untuk membunuh dan menawan mereka dan kaum muslimin?[20]

    Lihatlah dan renungkanlah kejadian besar ini dan ambillah pelajaran wahai Ahli Sunnah dalam melakukan pendekatan terhadap mereka!!!![21]

    Bahaya Syiah dalam Bidang Sosial

    Orang Syiah yang hidup bersama kaum muslimin selalu menyembunyikan hakikatnya dan selalu menggunakan tipu daya, khianat dan berbuat jahat cukuplah pernyataan Syaikh Islam ibnu Taimiyah tentang mereka menjadi saksi akan hal tersebut sejak dahulu kala dan dapat dirasakan di zaman kita ini, berkata Syaikhul Islam: “Adapun Rafidhah (Syiah), mereka tidak berinteraksi sosial dengan orang lain kecuali menggunakan kenifakan karena agama yang ada dihatinya adalah agama yang rusak yang membawanya untuk berdusta, khianat, menipu, dan berbuat jahat terhadap orang sehingga dia melakukan kejahatan apa saja.[22]

    Ini persaksian seorang tokoh Sunni, mungkin ada yang mengatakan: “Itukan hanya tuduhan belaka tanpa bukti. Akan tetapi, jika kita melihat kembali kekitab-kitab rujukan mereka didapatkan pemaparan beliau ini sesuai. Lihatlah dalam kitab Rijal Al Kisysyiy ada kisah seorang Syiah kepada imamnya bagaiman dia membunuh sejumlah orang yang menyelisihinya, ia berkata: “Diantara mereka ada yang saya naik ke atap rumahnya dengan tangga dan saya bunuh, ada yang saya ajak keluar di malam hari, ketika dia keluar pintu langsung saya bunuh, ada yang saya temani dalam perjalannya,lalu ketika bersendirian saya bunuh.[23]

    Syaikh Syiah yang bernama Ni’matullah Al Jazaairiy bercerita tentang menteri Ar Rasyid yang bernama Ali bin Yaqthiin, dia di penjara bersama sejumlah orang yang menyelisihinya (dalam madzhab), lalu dia memerintahkan para budaknya untuk merobohkan atap penjara tempat mereka lalu mereka mati seluruhnya, dan jumlah mereka waktu itu lima ratus orang, kemudian dia ingin mengelak dari tuntutan darah mereka lalu dia mengutus orang ke Imam Maulana Al kaadzim dan sang imam membalas dengan menulis jawabannya: “Seandainya engkau telah memberitahukan saya sebelum membunuh mereka, maka kamu lolos dari tuntutan darah tersebut dan ketika kamu tidak memberitahukan saya terlebih dahulu, maka bayarlah sebagain tebusannya satu kambing untuk setiap orang dan seekor kambing itu lebih baik daripada mereka.”[24]

    Lihatlah bagaimana mereka tinggal ditengah-tengah kaum muslimin, bagaimana imam mereka menyetujui pembunuhan lima ratus orang, hanya sekedar mereka bukanlah orang syiah dan hanya memerintahkan membayar satu kambing per orang lantaran tidak izin dahulu kepada imam mereka dan jika sudah izin kepada imam mereka atau wakilnya yaitu para faaqiih maka bisa berbuat semaunya.

    Kemudian tokoh Syiah ini berkomentar tentang kisah tersebut: “Lihatlah tebusan yang rendah ini yang tidak sampai menyamai tebusan (diyat) adik mereka yaitu anjing buruan karena diyatnya (tebusan) dua puluh dirham dan tidak pula diyat (tebusan) kakak mereka yaitu orang Yahudi atau Majusi karena diyatnya (tebusannya) delapan ratus dirham.”[25]

    Sejarah membuktikan bahwa mereka banyak menyulut fitnah dikalangan kaum muslimin, karena mereka berani mencela dan melecehkan para sahabat dalam setiap pertemuan tahunan mereka, dan kalau kita melihat sejarah terjadinya pertumpahan darah antara Syiah dengan Ahlis Sunnah yang pertama di Baghdad adalah tahun 238 H, kemudian berlanjut fitnah-fitnah yang telah benyak memakan korban dari kalangan kaum muslimin.

    Diantara bahaya Syiah terhadap tatanan social masyarakat Islam adalah pembolehan nikah Mut’ah yaitu kesepakatan rahasia untuk melakukan hubungan suami istri kepada wanita yang telah sepakat dengannya walaupun dari kalangan Pekerja Seks Komersil (PSK) atau wanita yang masih bersuami, lihat pendapatnya Ath Thusiy, ia berkata: “Tidak mengapa bermut’ah dengan wanita fajiroh,26] dan khumainiy juga berfatwa bolehnya bermut’ah dengan pezinah.”[27] Oleh karena itu, mereka mungkin bersepakat untuk sehari, dua hari atau sekali dan dua kali.

    Al Aluusy berkata: “Barangsiapa yang melihat keadaan orang-orang Syiah sekarang dalam masalah Mut’ah tidak butuh dalam menghukum mereka berzina kepada bukti-bukti karena seorang wanita berzina dengan dua puluh laki-laki dalam satu hari satu malam dan mengatakan bahwa dia berbuat mut’ah. Dan buat mereka tersedia lokalisasi-lokalisasi untuk Mut’ah yang berpajangan, disana para wanita dan mereka memiliki mucikari-mucikari yang menghubungkan laki-laki dengan para wanita atau para wanita dengan para laki-laki sehingga mereka memilih yang mereka senangi dan memberikan upahnya dan menarik para wanita tersebut kepada laknat Allah.”[28]

    Bukankah ini semua merupakan bahaya yang sangat besar, ambillah pelajaran wahai Ulil Abshar!

    Bahaya Syiah dalam Bidang Ekonomi

    Demikian pula Syiah memiliki pengaruh jelek dalam bidang ekonomi bagi kaum muslimin, hal ini cukup jelas kalau di pandang dari bahaya mereka dalam bidang-bidnag yang lain, sebab kerusakan politik, ideologi, dan pemikiran serta tatanan sosial amat berpengaruh dalam bidang ekonomi, lihatlah fitnah-fitnah yang mereka timbulkan banyak menghabiskan harta benda, nyawa, dan waktu sehingga memberikan kesempatan yang luas bagi musuh-musuh Islam menghancurkan ekonomi dan budaya kaum muslimin. Apalagi dipandang dari sudut aqidah, mereka yang menganggap harta dan jiwa kaum muslimin yang bertentangan dengan mereka adalah harta yang boleh dirampas dan diambil dengan dakwaan yang dusta, bahwa hal itu adalah hak ahlil bait padahal harta-harta tersebut dipergunakan untuk merealisasikan keinginan-keinginan khusus mereka dan untuk menjalankan makar dan tipu daya mereka dalam menghadapi umat Islam .

    Dr Ali Assaalus berkata: “Dari kenyataan madzhab Ja’fariyah pada saat-saat ini kita dapatkan orang yang ingin berhaji harus menghitung jumlah hartanya semua, kemudian membayar seperlima harga hartanya untuk diserahkan kepada para ahli fiqih, yang berfatwa kewajiban khumus dan yang tidak membayarnya tidak dibolehkan haji dengan demikian para ahli fiqih Syiah tersebut telah menghalalakan pengambilan harta dengan kebatilan.”[29]

    Berkata Syaikhul Islam : “Adapun pendapat Rafidhah bahwa Khumus hasil pendapatan kaum muslimin diambil dari mereka dan dibayarkan kepada orang yang mereka anggap sebagai pengganti imam yang maksum atau kepada yang lainnya, adalah pendapat yang tidak pernah dikatakan oleh seorang sahabatpun, tidak juga Ali, dan yang lainnya serta tidak dikatakan oleh seorang tabiin dan dari kerabat bani Hasyim atau yang lainnya.

    Semua penukilan dari Ali atau Ulama ahlil bait seperti Al Hasan, Al Husein, Ali bin Al Husein, Abu Ja’far Al baaqir, Ja’far bin Muhamad adalah kedustaan karena itu menyelisihi riwayata yang mutawatir dari sejarah Ali bin Abi Thalib, karena beliau memerintah kaum muslimin selama empat tahun dan belum pernah mengambil dari kaum muslimin sedikitpun hartanya, bahkan tidak ada dimasa pemerintahannya pembagian khumus sama sekali. Adapun kaum muslimin tidak diambil khumus hartanya oleh beliau atau orang lain, dan kaum kufarlah yang kapan dirampas dari harta mereka diambil seperlimanya dengan dasar Al Kitab dan As Sunnah, akan tetapi di zaman beliau kaum muslimin tidak melakukan peperangan dengan kaum kufar, disebabkan adanya perselisihan diantara mereka dari fitnah dan perpecahan. Demikian juga telah diketahui secara pasti, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah mengambil khumus harta kaum muslimin dan tidak juga meminta dari seorang muslim pun khumus hartanya.[30]

    Demikianlah, mereka mengambil khumus dalam rangka untuk memenuhi kepentingan dan keinginan ulama-ulama mereka dan inilah selintas tentang bahaya Syiah yang telah menjadi satu kenyataan, dan bukan untuk menjelaskan keseluruhannya dan cukuplah kitab-kitab para ulama Islam telah menjelaskan semuanya dan kita hanya dituntut unruk membaca kembali dan berhati-hati dari mereka dan gerakannya.

    Semoga Allah menjaga kita dari mereka, dan menunjuki kita ke jalan yang lurus.

    ——————————————————————————–
    [1] Lihat Majmu’ Fatawa 13/182

    [2] Ibid 13/177

    [3] Ibid 13/179

    [4] . Nama ini juga dikenal dalam istilah internasional dengan Jam’iyah Ahlil Bait, yang menunjukkan bahwa gerakan ini bersifat internasional dan bukan hanya nasional saja dan sebenarnya mereka tidak pantas dijadikan sebagai jamaah ahlil bait karena mereka telah mencela para Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang merupakan ahli baitnya beliau, maka berhati-hatilah!!!.

    [5] Lihat lebih detail lagi dalam kitab Ushul Madzhab Syiah Al Itsna Asyarah hal 1071-1072

    [6] Mukhtashor At-Tuhfah Al Itsna Asyarah hal.300

    [7] Ibid

    [8] Minhajus Sunnah 4/3

    [9] Lihat dalam Al-Khuthuth Al-Aridhoh hal. 44- 45

    [10] Dinukil oleh penulis Ushul Madzshab Syiah Itsna Asyara dari Naqdhi Aqaaidi Syiah, lihat Ushul Madzhab hal 1194.

    [11] Suyuf Al-Musyriqah hal.50

    [12] Lihat kitab Manaarul Muniif. Hal.116

    [13] Minhajus Sunnah 3/243

    [14] Ibid 4/110.

    [15] Kholifah sebelum Al Mu’tashim

    [16] Al-Bidayah Wan Nihaayah 13/202.

    [17] Ibid

    [18] Lihat kisah lengkapnya di Al Bidayah Wan Nihayah 13/201.

    [19] Al-Bidayah Wan Nihayah 13/201-202.

    [20] Lihat Minhajus Sunnah 3/38.

    [21] Dan masih banyak kisah-kisah lainnya seperti kisah Daulah Shofawiyah dll, yang sangat penjang sekali untuk diceritakan dalam kesempatan yang sempit ini.

    [22] Minhajus Sunnah 3/260.

    [23] Rijal Al Kisyi hal 342-343 (dinukil dari Ushul Madzhab Syiah hal 1232)

    [24] Al Anwaar An-Nu’maniyah 2/308

    [25] Ibid

    [26] An-Niyaahah hal.490

    [27] Tahriril Wasilah 2/292

    [28] Dinukil dari Ushul Madzhab Syiah hal. 1235-1236

    [29] Atsar Al-Imamah fil Fiqih Ja‘fari hal.391

  402. @farian fauzan
    Hebat 1000X hebat propaganda anda serta hasut yang anda munculkan dalam blog ini. Anda membanggakan Ibn taymiah syiah Muawiyah. Dan tahukah anda siapa yang membuat bid’ah pertama oranya adalah Umar b. Chattab khalifah II. Anda sudah mulai mendiskritkan Ahlulbait yang suci,
    harian fauzan. Anda telah menghasut ahlulbait. Siapa yang musyrik duluan? Orangnya adalah Muawiayah ibn Sofyan baca buku secara suni yang benar. Yang menjadi panutan anda adalah pembuat bid’ah pertama dan musyrik pertama. Lalu anda putar balikan supaya umat Islam lupa siapa pembuat bid’ah dan musyrik pertama. Selama ini umat islam tdk mepersoalkan hala tsb . Tetapi dengan kemunculan serta sifat2 hasut anda maka yang busuk itu akhirnya muncul. Wasalam

  403. Itulah contoh fitnah. Menebar kebencian dan menyebarkan kebohongan tanpa ada keinginan utk berdiskusi.

  404. Kita do’akan semoga tidak ada umat muslim yang berpandangan sebagaimana umat Yahudi, yaitu bahwa:
    Berakhlak, berbuat adil, bermoral, berkata jujur dan semua kebenaran hanya diperuntukan kepada sesama Yahudi, sehingga umat Yahudi menganggap terhadap musuh2nya (diluar Yahudi) mereka diijinkan untuk berdusta, membuat fitnah, membunuh, mencaci maki dan perbuatan2 buruk lainnya menjadi halal/sah ketika diterapkan kepada musuh2nya

    Wassalam

  405. Ya akhi..
    Kebenaran telah jelas kepada antum semua, kembalilah pada shirathal mustaqim. Tak ada orang yang paling merugi selain Ia telah mengetahui kebenaran tapi ia sombong (menolak kebenaran). Jangan kalian bela faham(manhaj) yang jelas2 telah sesat. Ana tidak ingin antum semua masuk dalam nerakanya Allah. Rasul bersabda “La ma yaribuk illa ma yaribuk” Tinggalkan apa2 yang meragukanmu menuju kepada apa2 yang tidak meragukanmu”. Rasul juga bersabda :”Aku tinggalkan kepada kalian 2 perkara, yang apabila kalian berpegang teguh dengannya, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, Sahabat bertanya : apa itu ya Rasulullah?, Rasul menjawab : Kitabullah (al-qur’an) dan Assunnah (hadist)”. Sesuai pemahaman para sahabat (salaffusshalih).
    Rasul juga mengancam dengan keras orang yang berdusta mengatasnamakan beliau (membuat hadist palsu) :”Barang siapa yang sengaja berdusta mengatasnamakan aku maka hendaknya dia menyediakan tempat duduknya dari api neraka.” (muttafaq alaih). Mulailah dari sekarang saudara2ku, bukalah pintu hati kalian untuk menerima hidayah Allah. Ana sayang pada antum semua..

  406. @armand

    Saya setuju dengan pernyataan anda, MARI KITA MENCARI KEBENARAN BUKAN FITNAH.
    KEBENARAN BERDASARKAN DALIL DAN NASH.

    Saya ambil satu riwayat, yaitu:

    PEMUKULAN FATIMAH HINGGA JANINNYA GUGUR
    _________________________________________

    -Qunfudz diutus oleh Abubakar dan mencambuk Fatimah
    Fatimah menghalangi para penyerang hingga tidak bisa menyentuh Ali di pintu rumah, lalu Qunfudz mencambuknya dengan cambuk, sampai di sini, sementara dalam bagian lain disebutkan : Abubakar mengutus Qunfudz untuk mencambuk Fatimah, lalu berhasil memaksa Fatimah untuk berada di balik pintu, lalu Qunfudz mendorongnya hingga tulang rusuknya patah dan janin yang dikandungnya gugur.
    Lihat Al Ihtijaj jilid 1 hal 212, Mir’atul Uqul jilid 5 hal 320.

    -Qunfudz mencengkeramnya di pintu rumah
    Qunfudz berhasil membuat Fatimah terpepet di pintu dan berhasil didorong, lalu Qunfudh mematahkan tulang rusuk dan janin yang ada di perutnya seketika keluar, Fatimah terbaring di tempat tidur hingga wafat sebagai syahid.
    Lihat Kitab Sulaim bin Qais, Tahqiq Muhammad Baqir Al Anshari. Jilid 3 hal 588

    -Qunfudz budak orang itu, memukul Fatimah dengan gagang pedang
    Dari Abu Bashir, dari Abu Abdillah Alaihissalam dalam haditsnya : sebab wafatnya Fatimah adalah ketika Qunfudz budak orang itu memukulnya dengan gagang pedang atas perintahya, lalu menggugurkan janin Muhsin, dan membuat Fatimah sakit parah, dia melarang orang yang menyakitinya dari menjenguknya,
    Lihat Dala’ilul Imamah, At Thabari, hal 45

    -Umar menendang pintu dan pintu, Fatimah jatuh tertimpa pintu, -tanpa patah tulang-
    Fatimah mendorong pintu agar menghalangi mereka masuk, Umar menendang pintu hingga terlepas dan mengenai perut Fatimah hingga Muhsin gugur dari perut ibunya.
    Multaqal Bahrain hal 81, Al Jannah Al Ashimah hal 251

    -Umar menggunakan pedang dan cambuk tanpa menyentuh pintu
    Fatimah berteriak Wahai Ayahku, Wahai Rasulullah, lalu Umar mengangkat pedang yang masih di sarungnya dan memukul perut Fatimah, lalu Fatimah berteriak lagi, wahai ayahku, lalu Umar mencambuk tangan Fatimah, Fatimah memanggil Wahai Rasulullah, betapa buruk penggantim, Abubakar dan Umar, Ali melompat dan mencengkeram baju Umar dan membantingnya, dan memukul hidung serta lehernya. Ali berniat membunuh Umar tetapi dia teringat wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam.
    Kitab Sulaim bin Qais , jilid 3 hal 538

    -Fatimah didorong di pintu, tanpa ditendang, tanpa pedang, cambuk atau paku
    Al Mas’udi, seorang ahli sejarah mengatakan : Amirul Mu’minin Ali tinggal di rumahnya beserta beberapa pengikutnya, seperti yang dipesankan oleh Rasulullah, lalu mereka menuju rumah Ali dan menyerbunya, membakar pintu rumah dan memaksa orang yang di dalamnya untuk keluar, mereka mendorong Fatimah di pintu hingga janinnya gugur, mereka memaksa Ali untuk berbaiat dan Ali menolak, dan mengatakan : aku tidak mau, mereka mengatakan : kalau begitu kami akan membunuhmu, Ali mengatakan: jika kalian membunuhku maka aku adalah Hamba Allah dan saudara RasulNya. Lihat Itsbatul Washiyyah hal 123.

    -Yang memukul Fatimah adalah Mughirah bin Syu’bah
    Imam Hasan berbicara pada Mughirah bin Syu’bah di majlis Muawiyah: kamu memukul fatmah binti Rasulullah hingga berdarah dan gugur janinnya, kamu melakukan itu untuk menghinakan Rasulullah, dan melanggar perintahnya, menghina kehormatannya, Rasulullah pernah bersabda padanya : engkau adalah penghulu wanita penghuni sorga, semoga Allah memasukkanmu ke dalam neraka. Lihat dalam Al Ihtijaj dan Biharul Anwar jilid 10.

    -Umar menyerbu rumah Ali bersama tiga ratus orang.
    Diriwayatkan mengenai penyebab wafatnya Fatimah : Umar bin Khattab menyerang rumah Ali dan Fatimah bersama tiga ratus orang. Lihat dalam kitab Al Awalim jilid 2 hal 58

    -Umar memukul Fatimah di jalan, bukan di rumah
    Fatimah berhasil meminta surat dari Abubakar yang berisi pengembalian tanah Fadak pada Fatimah, ketika di jalan Fatimah bertemu Umar dan kemudian Umar bertanya: wahai putri Muhammad, surat apa yang ada di tanganmu? Fatimah menjawab: surat dari Abubakar tentang pengembalian tanah Fadak, Umar berkata lagi : bawa sini surat itu, Fatimah menolak menyerahkan surat itu, lalu Umar menendang Fatimah
    Amali Mufid hal 38, juga kitab Al Ikhtishash

    -Yang mencengkram Fatimah hingga janinnya gugur adalah Khalid bin Walid
    At Thuraihi mengatakan : ketika Khalid binWalid mencengkeramnya dan janin Muhsin pun gugur.
    Lihat Ma’sat Az Zahra jilid 2 hal 143, Sayyid Ja’far Murtadha
    Al Muntakhab, hal 136 karya At Thuraihi

    -Tidak jelas siapa yang memukul Fatimah
    As Shaduq meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam bersabda : seakan saya melihat rumahnya dimasuki kehinaan, kehormatannya dilecehkan, diserobot haknya, dihalangi untuk menerima warisannya, tulang rusuknya dipatahkan, dan janinnya digugurkan.
    Amali Shaduq hal 100

    -Fatimah dicambuk.
    Yang disesalkan adalah mereka memukul Fatimah Alaihassalam, telah diriwayatkan bahwa mereka memukulnya dengan cambuk
    Talkhis Syafi jilid 3 hal 156

    -Punggungnya dicambuk dan dipukul dengan pedang.
    Lalu Miqdad berdiri dan mengatakan : putri Nabi telah meninggal dunia, sedang darah mengalir di punggung dan rusuknya karena kalian mencambuknya dan memukulnya dengan pedang, sedangkan di mata kalian aku lebih hina dibanding Ali dan Fatimah
    Ahwal Saqifah/ Kamil Al Baha’I, Hasan bin Ali bin Muhamamd bin Ali bin Hasan At Thabari yang dikenal dengan nama Imadudin At Thabari, jilid 1 hal 312

    Menurut anda, siapa yg memukul Fatimah hingga janinnya gugur? BERDASARKAN NASH DAN DALIL DI ATAS JIKA ANDA INGIN MENCARI KEBENARAN! bukan FITNAH .

  407. @truthseeker08

    Dan karena syiah adalah buatan Abdullah bin Saba (Yahudi pendiri syiah), maka jadilah aqidah syiah gudangnya PEMFITNAHAN pada orang di luar aqidah syiah. Termasuk thd Sahabat Besar Nabi SAW.

  408. Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Ahlus Sunnah

    Tentunya sangat banyak sekali penyebutan Abdullah bin Saba’ dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah yang kesemuanya tidak lain menunjukkan keyakinan mereka akan keberadaannya:

    -Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari seorang Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
    -Imam Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang ekstrim, ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
    -Ibnu Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling ekstrim…. Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaum Sabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin Abi Thalib. Beliau telah membakar mereka dengan api pada masa kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
    -Abul Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika menceritakan tentang As-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang membakar mereka adalah Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang meyakini padanya (pada Ali) ada sifat ketuhanan, merekalah yang disebut kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
    -Abdullah bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil Hadits 1/21 berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada manusia selain mereka (yaitu rafidhah ekstrim). Sesungguhnya Abdullah bin Saba’ meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali.”
    -Az Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.” (Al-A’lam 4/88)
    -Demikian pula, para ulama’ Ahlus Sunnah sering sekali menjuluki seorang rawi yang beraqidah Rafidhah ekstrim sebagai Sabaiyyah (pengikut Abdullah bin Saba’), kalau seandainya Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif mana mungkin mereka memakai istilah tersebut.

    -Ash-Shafadi berkata, “As-Sabaiyyah dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’.’ (Al-Wafil Wafayat 5/30)
    Beliau juga berkata, “Pendiri As-Sabaiyyah adalah Abdullah bin Saba’, dialah pendiri kelompok Sabaiyyah, dia pula yang berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ‘Kamu adalah Tuhan.” (5/393)
    -Ibnu Hibban berkata, “Dan adalah al-Kalbi seorang Sabaiyyah termasuk yang berkeyakinan Sesungguhnya Ali belum mati, dia akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat…” (Al-Majruhin 2/253)
    -Ibnu Makula berkata dalam kitab Rijalnya, “Faraj bin Sa’id bin ‘Alqamah bin Abyadh bin Hamal As Sabay… dan Sabayyah termasuk rafidhah yang paling ekstrim nisbah kepada Abdullah bin Saba’. (lihat Ikmalul Kamal 4/536)
    -As Sam’ani dalam kitabnya Al Ansab 3/209 berkata, “Dan Abdullah bin Wahb as Saba’i, gembong khawarij, menurutku bahwa Abdullah bin Wahb ini dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’, dia dari rafidhah, dan jama’ah dari mereka yang dinisbahkan kepadanya disebut, as Sabaiyyah.”
    -As Suyuthi dalam kitabnya Lubbul Lubab fi Tahriril Ansab 1/42 berkata, “…Dan (dinisbahkan juga) kepada Abdullah bin Saba’ pendiri Sabaiyyah dari rafidhah.”
    -Dan selain mereka banyak sekali.

    Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Syi’ah

    -Al Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad bin Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin Abdillah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan Muhammad bin ‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi dari Aban bin Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata, ‘La’nat Allah atas Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah! Amirul Mukminin hanyalah seorang hamba yang taat.”
    -Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti diatas dengan sanad yang berbeda.
    -Dan selain keduanya.

    Maka dari uraian diatas kita mengetahui bahwa Abdullah bin Saba’ bukanlah tokoh fiktif/khayalan/rekaan/dongeng. Ini telah menjadi kesepakatan para ‘ulama sejarah, hadits, dan pengarang kitab tentang firqah, thabaqat, Rijal, adab, dan Ansab. Maka kaum syi’ah tidak memiliki celah untuk mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’.

    Jadi pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada dalam kitab Tarikh Ath-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun beliau adalah seorang yang dapat dijadikan sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan diatas.

    Setelah ini semua, masihkah kita mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’ si Yahudi yang berpura-pura masuk islam?

  409. Biarkan Syi’ah Bercerita Tentang Kesesatan Agamanya (1)

    Segala puji bagi Allah Robb semesta alam, sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya, istri-istrinya dan orang-orang yang senantiasa setia mengikuti jalannya hingga hari akhir nanti.

    Enam tahun yang silam di salah satu pesantren terbesar di Indonesia, penulis menjadi salah satu peserta dauroh yang diadakan oleh Jami’ah Islamiyah Madinah. Kebetulan ada suatu kisah yang tidak terlupakan hingga detik ini. Seperti biasanya, sebelum pelajaran dimulai, para dosen (baca: masyayikh) mengabsen peserta dauroh satu persatu. Hingga sampai ke suatu nama, dosen tersebut mengernyitkan dahinya dan terheran-heran, nama itu adalah Ayatullah Khomeini, (kebetulan dia salah seorang teman akrab penulis di pesantren). Dosen itu bertanya, “Kamu sunni (termasuk golongan ahlus sunnah)?”, dengan tenangnya peserta itu menjawab, “Iya”, “Mengapa kamu pakai nama dedengkot Syiah?”, “Karena bapak ana ngasih nama seperti itu”, sahutnya. Setelah dialog singkat itu sang dosen minta agar teman kami tersebut mengganti namanya.

    Penulis -dengan lugunya- berkata dalam hati, “Memangnya kenapa sich nggak boleh pakai nama tokoh Syi’ah tersebut? Masa gitu saja dipermasalahkan! Toh dia juga salah satu pejuang besar dunia?!”

    Hari berganti hari, bulan berganti bulan; setahun kemudian penulis diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk menuntut ilmu di kota Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tepatnya di Jami’ah Islamiyah. Di situlah wawasannya mulai terbuka sedikit demi sedikit, pengetahuannya tentang kelompok-kelompok yang menisbatkan diri mereka kepada agama Islam sedikit demi sedikit mulai bertambah. Hingga terbelalaklah matanya tatkala mengetahui hakikat kelompok Syi’ah. Dan hilanglah sudah keheran-heranan dia enam tahun yang silam, mengapa sang dosen pengajar dauroh itu begitu ‘ngotot’-nya minta agar peserta Ayatullah Khomeini mengganti namanya.

    Maka, dalam rangka menyampaikan ilmu walaupun hanya sedikit, juga berhubung semakin menjamur dan larisnya ajaran itu di tanah air kita, penulis merasa berkewajiban untuk menyampaikan sedikit dari apa yang diketahuinya tentang agama yang satu ini. Tulisan ini ditranskrip, diterjemahkan dan diringkas dari sebuah ceramah ilmiah dalam suatu kaset yang berjudul “Waqafat Ma’a Du’at at-Taqrib” (Beberapa renungan beserta para da’i penyeru persatuan antara Ahlusunnah dengan Syi’ah) yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah as-Salafy. Kaset ini bukan hanya membawakan fakta dari perkataan-perkataan ulama klasik Syi’ah saja, tapi juga membawakan fakta dari perkataan-perkataan ulama kontemporer mereka yang suaranya sempat terekam dalam kaset, dan jatuh ke tangan Ahlusunnah(*). Kami ucapkan kepada para pembaca yang budiman, Selamat menikmati!

    (*) Perkataan-perkataan ulama klasik mereka kami sebutkan dengan referensinya beserta nomor jilid dan halamannya. Bagi yang menginginkan bukti otentik fakta-fakta tersebut bisa merujuk ke kitab Ulama asy-Syi’ah Yaqulun, Watsaiq Mushawwarah Min Kutub asy-Syi’ah, yang diterbitkan oleh Markaz Ihya Turots Alul Bait. Adapun perkataan-perkataan ulama kontemporer mereka jika terdapat dalam suatu kaset, maka kami sebutkan dengan kata-kata, “Dengarlah perkataan fulan…” Suara asli mereka bisa didengarkan dalam kaset Waqafat Ma’a Du’at at-Taqrib.

    FAKTA PERTAMA: Syi’ah bercerita tentang keyakinan mereka mengenai Ahlul Bait (keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

    Ahlul bait adalah: keluarga Ali, ‘Aqil, Ja’far dan Abbas. Tidak diragukan lagi (menurut Ahlus Sunnah) bahwa istri-istri nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk ahlul bait karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

    يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوفاً. وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

    “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al Ahzab: 32-33)

    Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk ahlul bait (keluarga) nya.

    Ahlusunnah mencintai dan mengasihi ahlul bait, mencintai dan mengasihi para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi mereka (Ahlusunnah) juga meyakini bahwa tidak ada yang ma’shum melainkan hanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara keyakinan mereka juga: wahyu telah terputus dengan wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada yang mengetahui hal yang gaib kecuali hanya Allah subhanahu wa ta’ala, dan tidak seorang pun dari para manusia yang telah mati bangkit kembali sebelum hari kiamat. Jadi, kita Ahlusunnah menjunjung tinggi keutamaan ahlul bait dan selalu mendoakan mereka agar senantiasa mendapatkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala, tidak lupa kita juga berlepas diri dari musuh-musuh mereka.

    Di pihak lain, orang-orang Rafidhah (Rafidhah adalah salah satu julukan kelompok Syi’ah. Julukan ini disebutkan oleh ulama kontemporer mereka Al Majlisy dalam kitabnya Bihar al-Anwar hal 68, 96 dan 97. Kata-kata Rafidhah berasal dari fi’il rafadha yang berarti menolak. Adapun asal muasal mengapa mereka digelari Rafidhah, ada berbagai versi. Antara lain:

    Karena mereka menolak kekhilafahan Abu Bakar dan Umar.
    Versi lain mengatakan karena mereka menolak agama Islam. (lihat Maqalat al-Islamiyin, karya Abu al-Hasan al-Asy’ary jilid I, hal 89).
    Selain berlebih-lebihan dalam mengagung-agungkan imam-imam mereka dengan mengatakan bahwasanya mereka itu ma’shum dan lebih utama dari para nabi dan para rasul, mereka juga melekatkan sifat-sifat tuhan di dalam diri para imam, hingga mengeluarkan mereka dari batas-batas kemakhlukan! Tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan sikap ghuluw (berlebih-lebihan) yang paling besar, paling jelek, paling rusak dan paling kufur.

    Di antara sikap ekstrem mereka, klaim mereka bahwa para imam mengetahui hal-hal yang gaib, dan mereka mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi, tidak terkecuali. Mereka mengetahui apa-apa yang ada dalam hati, apa-apa yang ada dalam tulang belakang kaum pria dan apa-apa yang ada dalam rahim kaum wanita. Mereka juga mengetahui apa yang telah lalu dan yang akan datang hingga hari kiamat.

    Al Kulainy dalam kitabnya al-Kaafi -yang mana ini merupakan kitab yang paling shahih menurut Rafidhah-, dia telah mengkhususkan di dalamnya bab-bab yang menguatkan sikap ekstrem tersebut. Contohnya: di jilid I, hal 261, dia berkata, “Bab bahwasanya para imam mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, serta bahwasanya tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi dari pengetahuan mereka.” Dia juga telah meriwayatkan dalam halaman yang sama dari sebagian sahabat-sahabatnya bahwa mereka mendengar Abu Abdillah ‘alaihis salam (yang dia maksud adalah Ja’far ash-Shadiq) berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui apa-apa yang ada di langit dan di bumi, aku mengetahui apa-apa yang ada di dalam surya dan aku mengetahui apa yang telah lalu serta yang akan datang.”

    Dia juga berkata dalam jilid I, hal 258, “Bab bahwasanya para imam mengetahui kapan mereka akan mati dan mereka tidak akan mati kecuali dengan kemauan mereka sendiri.”

    Di antara bukti-bukti sikap ekstrem orang-orang Syi’ah, klaim mereka para imam memiliki kekuasaan untuk mengatur alam semesta ini semau mereka; mereka bisa menghidupkan orang yang telah mati, juga menyembuhkan orang yang buta, orang yang terkena kusta, kemudian dunia akhirat milik para imam, mereka berikan kepada siapa saja sesuai dengan kehendak mereka.

    Al-Kulainy di jilid I, hal 470 meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Bashir bahwa ia bertanya kepada Abu Ja’far ‘alaihis salam, “Apakah kalian pewaris nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Dia menjawab, “Benar!” Lantas aku bertanya lagi, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pewaris para nabi mengetahui apa yang mereka ketahui?” “Benar!”, jawabnya. Aku kembali bertanya, “Mampukah kalian menghidupkan orang yang sudah mati dan menyembuhkan orang yang buta dan orang yang terkena penyakit kusta?” “Ya, dengan izin Allah”, sahutnya.”

    Husain bin Abdul Wahab dalam kitabnya ‘Uyun al-Mu’jizat hal 28 bercerita bahwasanya, Ali pernah berkata kepada sesosok mayat yang tidak diketahui pembunuhnya, “Berdirilah -dengan izin Allah- wahai Mudrik bin Handzalah bin Ghassan bin Buhairah bin ‘Amr bin al-Fadhl bin Hubab! Sesungguhnya Allah dengan izin-Nya telah menghidupkanmu dengan kedua tanganku!” Maka berkatalah Abu Ja’far Maytsam, Sesosok tubuh itu bangkit dalam keadaan memiliki sifat-sifat yang lebih sempurna dari matahari dan bulan, sembari berkata, “Aku dengar panggilanmu wahai yang menghidupkan tulang, wahai hujjah Allah di kalangan umat manusia, wahai satu-satunya yang memberikan kebaikan dan kenikmatan. Aku dengar panggilanmu wahai Ali, wahai Yang Maha Mengetahui.” Maka berkatalah amirul-mu’minin, “Siapakah yang telah membunuhmu?” Lantas orang tersebut memberitahukan pembunuhnya.

    Berkata al-Kasany dalam kitabnya ‘Ilm al-Yaqin fi Ma’rifati Ushul ad-Din jilid II, hal 597, “Semua makhluk diciptakan untuk mereka (para imam), dari mereka, karena mereka, dengan mereka dan akan kembali kepada mereka. Karena -tanpa diragukan lagi- Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan dunia dan akhirat hanya untuk mereka. Dunia dan akhirat untuk mereka dan milik mereka. Para manusia adalah budak-budak mereka!”

    Dengarlah salah seorang syaikh mereka Baqir al-faly yang mengatakan bahwasanya Nabiyullah Isa ‘alaihis salam mendapatkan kehormatan untuk menjadi budak Ali rodhiallahu ‘anhu, “Wahai para manusia, beberapa hari yang lalu telah dirayakan hari kelahiran Isa al-Masih, yang telah mendapatkan kehormatan untuk menjadi budak Ali bin Abi Thalib!”

    Berkata Imam mereka Ayatullah al-Khomeini di dalam kitabnya Al-Hukumah al- Islamiyah hal 52, “Sesungguhnya para Imam memiliki kedudukan terpuji, derajat yang tinggi dan kekuasaan terhadap alam semesta, di mana seluruh bagian alam ini tunduk terhadap kekuasaan dan pengawasan mereka.”

    Sulaim bin Qois dalam kitabnya hal 245 dengan ‘gagahnya’ berdusta dengan perkataannya, Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Ali, “Wahai Ali, sesungguhnya engkau adalah ilmu pengetahuan Allah yang paling agung sesudahku, engkau adalah tempat bersandar yang paling besar di hari kiamat. Barang siapa bernaung di bawah bayanganmu niscaya akan meraih kemenangan. Karena hisab (penghitungan amal) para makhluk berada di tanganmu, tempat kembali mereka adalah kepadamu. Mizan (timbangan amalan), shirath (jalan yang mengantarkan para hamba ke surga), dan al-mauqif (tempat berkumpulnya semua makhluk di hari akhir) semua itu adalah milikmu. Maka barang siapa yang bersandar kepadamu, niscaya akan selamat dan barang siapa yang menyelisihimu niscaya akan celaka dan binasa! Ya Allah, saksikanlah 3x!”

    Na’udzubillah…

    Dengarlah Basim al-Karbalaiy menghasung dan mendorong orang-orang Rafidhah untuk pergi ke kuburan Ali radhiallahu ‘anhu dan meminta kesembuhan darinya, berihram dan thawaf di sekitar kuburannya, “Wahai yang berada di bawah kubah putih di kota Najaf! Wahai Ali! Barang siapa yang berziarah ke kuburanmu dan meminta kesembuhan darimu niscaya dia akan sembuh!”
    Di dalam kitab Wasail ad-Darojat karangan ash-Shaffar (hal 84), Abu Abdillah berkata: Konon Amirul Mu’minin pernah berkata, “Aku adalah ilmu Allah, aku adalah hati Allah yang sadar, aku adalah mulut Allah yang berbicara, aku adalah mata Allah yang melihat, aku adalah pinggang Allah, aku adalah tangan Allah.”

    Na’uzubillah dari ghuluw ini!

    Dengarlah Muhsin al-Khuwailidy dalam khotbah kufurnya di mana dia melekatkan kepada Ali sifat-sifat rububiyah Allah, “Dan di antara khutbah-khutbahnya shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku mempunyai semua kunci hal-hal yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya sesudah Rasulullah kecuali aku. Aku-lah penguasa hisab, aku pemilik sirath dan mauqif, aku pembagi (distributor) surga dan neraka dengan perintah Robb-ku. Akulah yang menumbuhkan dedaunan dan mematangkan buah-buahan. Akulah yang memancarkan mata air dan mengalirkan sungai-sungai. Akulah yang menyimpan ilmu, akulah yang meniupkan tiupan pertama yang mengguncangkan alam, akulah sang petir, akulah shaihah. Aku adalah Al Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya. Akulah asma al-husna yang para hamba diperintahkan untuk berdoa dengannya. Akulah yang memiliki sangkakala dan yang membangkitkan manusia dari dalam kubur. Akulah penguasa hari kebangkitan. Akulah yang menyelamatkan Nuh, yang menyembuhkan Ayub. Akulah yang menegakkan langit dengan perintah Tuhanku. Akulah si pemegang keputusan yang tidak dapat diubah, hisab para makhluk berada di tanganku. Para makhluk menyerahkan urusannya kepadaku. Akulah yang mengokohkan gunung-gunung yang menjulang tinggi, yang memancarkan mata air, dan yang menciptakan alam semesta. Akulah yang membangkitkan para mayat, yang menurunkan kuburan. Akulah yang memberi cahaya matahari, bulan dan bintang. Akulah yang membangkitkan hari kiamat, yang mengetahui hal yang telah lalu dan yang akan datang. Akulah yang membinasakan para raja lalim terdahulu dan yang melenyapkan negeri-negeri. Akulah yang menciptakan gempa, yang membuat gerhana matahari dan bulan. Aku pula yang menghancurkan fir’aun-fir’aun dengan pedangku ini. Akulah yang ditugasi Allah untuk melindungi orang-orang lemah dan Allah perintahkan mereka taat kepadaku.”

    Dalam kitab Kasyf al-Yaqin Fi Fadhail Amir al-Mu’minin karya Hasan bin Yusuf bin al- Muthahhir al-Hilly (hal 8) disebutkan, Akhthab Khawarizm meriwayatkan dari Abdulloh bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tatkala Allah ciptakan Adam dan Dia tiupkan ruh-Nya ke dalamnya, Adam bersin lantas mengucapkan, “Alhamdulillah!” Maka Allah mewahyukan padanya, “Engkau telah memuji-Ku wahai hamba-Ku, demi kekuatan dan keagungan-Ku kalau bukan karena dua hamba yang akan Kutempatkan mereka di dunia, niscaya Aku tidak akan menciptakanmu wahai Adam!” Serta merta Adam bertanya, “Mereka berdua dari keturunanku?”, “Betul wahai Adam. Angkatlah kepalamu dan lihatlah!” Maka Adam mengangkat kepalanya, dan ternyata telah tertulis di atas ‘Arsy, “Tidak ada yang berhak disembah selain Allah, Muhammad nabi kasih sayang dan Ali penegak hujjah. Barang siapa yang mengetahui hak Ali maka dia akan suci dan bahagia, dan barang siapa yang taat kepadanya meskipun dia berbuat maksiat kepada-Ku akan Kumasukkan ke dalam surga. Aku bersumpah demi kepekerkasaan-Ku; barang siapa yang tidak taat kepada Ali meskipun dia taat kepada-Ku, niscaya akan Kumasukkan ke dalam neraka!”

    Lihatlah wahai para hamba Allah, bagaimana dia mengedepankan ketaatan kepada Ali di atas ketaatan kepada Allah!!!

    Berkata Ni’matullah al-Jazairy dalam kitabnya al-Anwar an-Nu’maniyah (jilid I, hal 33): Pengarang buku Masyariq al-Anwar telah meriwayatkan dengan sanadnya kepada al-Mufadhal bin ‘Amr: Aku pernah bertanya kepada Abu Abdillah ‘alaihis salaam tentang perihal sang imam; bagaimana ia bisa tahu apa yang ada di penjuru bumi, padahal ia berada di rumah yang tertutup? Lantas ia menjawab, “Wahai Mufadhal, sesungguhnya Allah telah menciptakan di dalam diri mereka 5 ruh:

    Ruh kehidupan, yang dengannya dia bisa memukul dan naik.
    Ruh kekuatan, yang dengannya dia bisa bangkit.
    Ruh syahwat, yang dengannya dia bisa makan dan minum.
    Ruh keimanan, yang dengannya dia memerintahkan dan berbuat adil.
    Ruh kudus, yang dengannya dia mengemban kenabian. Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, berpindahlah ruh kudus ke tubuh sang imam, maka dia tidak akan pernah lalai dan lengah. Dengan ruh itulah dia bisa melihat apapun yang ada di penjuru dunia. Tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang tersembunyi dari sang imam. Dia bisa mengetahui semua yang ada di langit semesta, sekecil dan selirih apapun dia. Barang siapa yang tidak memiliki sifat-sifat ini, maka dia bukanlah seorang imam!”
    Na’udzubillah dari ghuluw ini!!

    Berkata Ni’matullah al-Jazairy dalam kitabnya al-Anwar an-Nu’maniyah (jilid I, hal 30), Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku bersama Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api dan akulah yang menjadikan api itu dingin serta menyelamatkan. Aku juga bersama Nuh di kapalnya lantas akulah yang menyelamatkan dia dari ketenggelaman. Aku juga bersama Musa, lantas aku ajarkan Taurat kepadanya. Aku jugalah yang menjadikan Isa berbicara saat dia masih dalam buaian, kemudian kuajarkan Injil padanya. Akulah yang bersama Yusuf di dalam sumur, lantas kuselamatkan dia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani, kemudian aku hembuskan angin baginya.”

    Lantas apa yang tersisa untuk Allah?! Na’udzubillah dari ghuluw ini!!

    Ziarah Makam Husain Lebih Utama Dari Haji Ke Baitullah

    Dalam kitab Wasail asy-Syiah karangan al-Hurr al-’Amily (jilid I, hal 371) dan di dalam kitab al-Mazar karangan al-Mufid (hal 58) disebutkan: Dari Yunus bin Dzobyan, berkata Abu Abdillah, “Barang siapa yang ziarah ke makam Husain pada malam pertengahan bulan Sya’ban, malam Idul Fitri dan malam hari Arafah dalam satu tahun, niscaya Allah akan tuliskan baginya pahala 1000 ibadah haji yang mabrur, 1000 ibadah umrah yang diterima dan akan dikabulkan baginya 1000 doa yang berkenaan dengan kebutuhan-kebutuhan dia di dunia dan akhirat.”

    Bahkan menurut orang-orang Rafidhah, para penziarah makam Husain itu lebih utama daripada orang-orang yang berada di padang Arafah. Dalam kitab Wasail asy-Syiah karangan al-Hurr al-’Amily (jilid X,hal 361) dan kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid VI, hal 42) disebutkan: Dari Ali bin Asbath, dari sebagian sahabat-sahabat kami, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam bahwa dia ditanya, “Benarkah Allah mendahulukan ‘menengok’ para peziarah makam Ali bin Husain ‘alaihi salam sebelum ‘menengok’ orang-orang yang berada di padang Arafah?”, “Betul” jawabnya. Lantas dia kembali ditanya, “Bagaimana itu bisa terjadi?” Dia menjawab, “Karena di antara orang-orang yang berada di padang Arafah terdapat anak-anak hasil perzinaan, adapun para penziarah makam Husain seluruhnya suci tidak ada satupun anak hasil perzinaan.” (Bagaimana mungkin mereka menganggap semua orang Syi’ah suci dan bukan hasil perzinaan, padahal zina (baca: nikah mut’ah) sendiri mereka anggap merupakan salah satu ritual ibadah yang paling utama?!! (-pen).

    Na’udzubillah!

    Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372) disebutkan: Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihis salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi Allah di ‘Arsy-Nya.”

    Na’udzubillah dari ghuluw dan kesesatan ini!

    –bersambung insya Allah–

    ***

    Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman al-Atsary Abdullah Zaen, Lc. (Mahasiswa S2, Universitas Islam Madinah)

  410. @harlan fauzan ali

    …….. kembalilah pada shirathal mustaqim. Tak ada orang yang paling merugi selain Ia telah mengetahui kebenaran tapi ia sombong (menolak kebenaran).

    Tidak ada yg membantah seruan ini. Seruan yang baik dan bersih. Hanya masalahnya anda meletakkan posisi kebenaran dengan persepsi anda dan manhaj anda sendiri. Anda dan manhaj anda terlalu berlebihan dan bisa dikatakan telah menyeleweng dalam menafsirkan kebenaran. Bahwa kebenaran hanya di manhaj anda dan dengan demikian di luar manhaj yang anda yakini sudah pasti keliru dan sesat. Padahal setiap kelompok dan golongan niscaya akan menganggap kelompok dan golongannya berada dalam kebenaran. Hanya kebencian dan permusuhan yang akan timbul jika keyakinan akan kebenaran manhajnya dibarengi dengan klaim sesat terhadap manhaj lain. Apakah anda dan manhaj anda tidak berpikir sedikitpun bahwa manhaj lain pun memiliki dasar dan dalil dalam meyakini kebenaran mereka? Setahu saya, hanya anda dan kelompok anda lah yang getol mengkafirkan, mengklaim sesat, mengklaim bidah golongan lain utamanya syiah. Padahal saya tahu benar bahwa syiah dan para ulamanya menganggap semua manhaj dalam Islam yang mengakui dan beraqidah bahwa “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, melaksanakan shalat, puasa dan haji” adalah saudara se-Islam. Jika ada klaim-klaim negatif dari golongan syiah terhadap manhaj anda (mohon dikoreksi jika keliru), setahu saya itu hanya ditujukan kepada pribadi-pribadi tertentu bukan pada manhaj sunnah wal jama’ahnya. Anda dan manhaj anda berbeda sekali. Yang anda fitnah dan tuduh selain ulama-ulama syiah juga mazhab syiahnya.

    Banyak sekali larangan-larangan pengkafiran terhadap kelompok islam lain dari nash-nash dan dari beberapa ulama baik sunni maupun syiah yang saya kira anda pernah juga membaca dan mendengarnya. Sy rasa tdk perlu mengutipnya di sini.

    Jangan kalian bela faham(manhaj) yang jelas2 telah sesat.

    Anda harusnya faham dan sadar bahwa manhaj-manhaj yang bersaksi bahwa “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, melaksanakan shalat, puasa dan haji” adalah jelas tidak sesat. Jelas berbeda dengan faham-faham yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad bukan utusan-Nya, tidak perlu ada shalat, dll yang boleh dikatakan sesat. Cobalah anda berfikir lebih jernih, lebih terbuka. Ah, sy prihatin dan pesimis mengenai ini.

    Ana tidak ingin antum semua masuk dalam nerakanya Allah.

    Sungguh sebuah kesombongan dan kebodohan yang menyatu. Kesombongan karena anda merasa anda dan manhaj andalah yang paling benar dan sudah pasti masuk surga serta golongan lain masuk neraka. Bodoh karena anda tidak bisa dan tidak mau memahami apa sesungguhnya hakikat kebenaran itu dan dimana ia berada. Tidak memahami sifat-sifat Allah yang Maha Mengetahui, Maha Pengampun dan Pemberi Rahmat serta Maha Sombong.

    Rasul bersabda “La ma yaribuk illa ma yaribuk” Tinggalkan apa2 yang meragukanmu menuju kepada apa2 yang tidak meragukanmu”.

    Ga nyambung. Lagi pula apakah kami memiliki keraguan dan tentang apa keraguan itu anda juga tdk mengetahui. Sy heran apa yg mendasari anda mengucapkan ini?

    Rasul juga bersabda :”Aku tinggalkan kepada kalian 2 perkara, yang apabila kalian berpegang teguh dengannya, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, Sahabat bertanya : apa itu ya Rasulullah?, Rasul menjawab : Kitabullah (al-qur’an) dan Assunnah (hadist)”. Sesuai pemahaman para sahabat (salaffusshalih).

    Jangan bawakan riwayat ini, karena anda tak akan mampu mempertahankan kevalidannya. Di blog ini sdh dibahas mengenainya dan riwayat mana yang sesungguhnya yang pernah disampaikan Nabi saw. Cari dan mari kita berdiskusi di sana.

    Rasul juga mengancam dengan keras orang yang berdusta mengatasnamakan beliau (membuat hadist palsu) :”Barang siapa yang sengaja berdusta mengatasnamakan aku maka hendaknya dia menyediakan tempat duduknya dari api neraka.” (muttafaq alaih).

    Bukan main. Setahu sy anda dan manhaj anda-Salafy- lah yang sering melakukan hal ini.

    Mulailah dari sekarang saudara2ku, bukalah pintu hati kalian untuk menerima hidayah Allah. Ana sayang pada antum semua.

    Sama-sama

    Salam

  411. @kembali ke aqidah yg benar & anti syiah

    Saya ingatkan kembali bahwa yg menjadi inti permasalahan adalah ketika para sahabat Nabi saw banyak yg ingkar thdp perintah Allah swt dlm QS Al Maidah 67 dan sunnah Nabi saw dlm hadist Tsaqalain dan Ghadir Khum. Semestinya umat Islam sudah dapat membedakan mana yg haq dan yg bathil.

    Wassalam

  412. @armand

    SAYA TUNGGU JAWABAN ANDA. MARI KITA MENCARI KEBENARAN BUKAN
    FITNAH !!!
    SAYA TUNGGU TULISAN2 SYIAH YG MEMPERKAYA WAWASAN KEISLAMAN, BUKAN MEMPERKAYA FITNAH!!!

    @asep
    JGN MENGALIHKAN PEMBICARAAN ATAU ANDA TIDAK BISA BERDISKUSI.

  413. @kembali ke aqidah yg benar,

    Saya cuma mengingatkan saja, kalau anda meyakini kebenaran perintah Allah swt dan hadits Nabi saw tsb diatas, berarti anda betul-betul kembali kepada aqidah yg benar. Alhamdulillah…

    Wassalam

  414. Pokok-Pokok Kesesatan Syiah
    Agar Tak Ada Lagi Saudara2 Kita Yang Taqlid Buta Mengikuti Ajarannya.

    Syiah merupakan aliran yang awalnya dipelopori oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman. Kesesatannya sedemikian banyak, dalam artikel ini dibahas pokok-pokok kesesatan yang ada pada mereka. Semoga dengan membaca artikel ini kita menjadi lebih waspada terhadap ajakan para propagandis Syi’ah yang biasanya mereka berkedok dengan nama Wajib mengikuti madzhab Ahlul Bait.

    Asal-usul Syiah
    Syiah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu Abdullah bin Saba’ mengintrodusir ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa kepemimpinan (baca: imamah) sesudah Nabi saw sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Namun, menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut.

    Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain.

    Aliran Syi’ah pada abad pertama hijriyah belum merupakan aliran yang solid sebagai trend yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 hijriyah dan abad-abad berikutnya.

    Pokok-Pokok Penyimpangan Syiah pada Periode Pertama:
    1. Keyakinan bahwa imam sesudah Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib ra.

    2. Keyakinan bahwa imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa)

    3. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari Kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.

    4. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Imam.

    5. Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut.

    6. Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut

    7. Keyakinan mencaci maki para Sahabat atau sebagian Sahabat seperti Utsman bin Affan (lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql hal. 237)

    Pada abad ke-2 hijriyah, perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaini dan dijadikan sebagai aliran resmi negara Iran sejak 1979.

    Pokok-Pokok Penyimpangan Syi’ah Secara Umum:
    1. Pada Rukun Iman:
    Syiah hanya memiliki 5 rukun iman, tanpa menyebut keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qadha dan Qadar- yaitu: 1. Tauhid (keesaan Allah), 2. Al-‘Adl (keadilan Allah) 3. Nubuwwah (kenabian), 4. Imamah (kepemimpinan Imam), 5.Ma’ad (hari kebangkitan dan pembalasan). (Lihat ‘Aqa’idul Imamiyah oleh Muhammad Ridha Mudhoffar dll)

    2. Pada Rukum Islam:
    Syiah tidak mencantumkan Syahadatain dalam rukun Islam, yaitu: 1.Shalat, 2.Zakat, 3.Puasa, 4.Haji, 5.Wilayah (perwalian) (lihat Al-Khafie juz II hal 18)

    3. Syi’ah meyakini bahwa Al-Qur’an sekarang ini telah dirubah, ditambahi atau dikurangi dari yang seharusnya, seperti:
    wa inkuntum fii roibim mimma nazzalna ‘ala ‘abdina FII ‘ALIYYIN fa`tu bi shuratim mim mits lih (Al-Kafie, Kitabul Hujjah: I/417)
    Ada tambahan fii ‘Aliyyin dari teks asli Al-Qur’an yang berbunyi:
    wa inkuntum fii roibim mimma nazzalna ‘ala ‘abdina fa`tu bi shuratim mim mits lih (Al-Baqarah:23)

    Karena itu mereka meyakini bahwa: Abu Abdillah a.s (imam Syiah) berkata: Al-Qur’an yang dibawa oleh Jibril a.s kepada Nabi Muhammad saw adalah 17.000 ayat (Al-Kafi fil Ushul Juz II hal.634). Al-Qur’an mereka yang berjumlah 17.000 ayat itu disebut Mushaf Fatimah (lihat kitab Syi’ah Al-Kafi fil Ushul juz I hal 240-241 dan Fashlul Khithab karangan An-Nuri Ath-Thibrisy)

    4. Syi’ah meyakini bahwa para Sahabat sepeninggal Nabi saw, mereka murtad, kecuali beberapa orang saja, seperti: Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifary dan Salman Al-Farisy (Ar Raudhah minal Kafi juz VIII hal.245, Al-Ushul minal Kafi juz II hal 244)
    5. Syi’ah menggunakan senjata taqiyyah yaitu berbohong, dengan cara menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya, untuk mengelabui (Al Kafi fil Ushul Juz II hal.217)

    6. Syi’ah percaya kepada Ar-Raj’ah yaitu kembalinya roh-roh ke jasadnya masing-masing di dunia ini sebelum Qiamat dikala imam Ghaib mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-anaknya untuk balas dendam kepada lawan-lawannya.

    7. Syi’ah percaya kepada Al-Bada’, yakni tampak bagi Allah dalam hal keimaman Ismail (yang telah dinobatkan keimamannya oleh ayahnya, Ja’far As-Shadiq, tetapi kemudian meninggal disaat ayahnya masih hidup) yang tadinya tidak tampak. Jadi bagi mereka, Allah boleh khilaf, tetapi Imam mereka tetap maksum (terjaga).

    8. Syiah membolehkan nikah mut’ah, yaitu nikah kontrak dengan jangka waktu tertentu (lihat Tafsir Minhajus Shadiqin Juz II hal.493). Padahal hal itu telah diharamkan oleh Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib sendiri.

    Nikah Mut’ah
    Nikah mut’ah ialah perkawinan antara seorang lelaki dan wanita dengan maskawin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, dimana suami tidak berkewajiban memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, serta tidak menimbulkan pewarisan antara keduanya.

    Ada 6 perbedaan prinsip antara nikah mut’ah dan nikah sunni (syar’i):
    1. Nikah mut’ah dibatasi oleh waktu, nikah sunni tidak dibatasi oleh waktu.
    2. Nikah mut’ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam akad atau fasakh, sedangkan nikah sunni berakhir dengan talaq atau meninggal dunia
    3. Nikah mut’ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami istri, nikah sunni menimbulkan pewarisan antara keduanya.
    4. Nikah mut’ah tidak membatasi jumlah istri, nikah sunni dibatasi dengan jumlah istri hingga maksimal 4 orang.
    5. Nikah mut’ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah sunni harus dilaksanakan dengan wali dan saksi.
    6. Nikah mut’ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri, nikah sunni mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri.

    Dalil-Dali Haramnya Nikah Mut’ah
    Haramnya nikah mut’ah berlandaskan dalil-dalil hadits Nabi saw juga pendapat para ulama dari 4 madzhab.

    Dalil dari hadits Nabi saw yang diwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim menyatakan bahwa dari Sabrah bin Ma’bad Al-Juhaini, ia berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan haji. Pada suatu saat kami berjalan bersama saudara sepupu kami dan bertemu dengan seorang wanita. Jiwa muda kami mengagumi wanita tersebut, sementara dia mengagumi selimut (selendang) yang dipakai oleh saudaraku itu. Kemudian wanita tadi berkata: Ada selimut seperti selimut. Akhirnya aku menikahinya dan tidur bersamanya satu malam. Keesokan harinya aku pergi ke Masjidil Haram, dan tiba-tiba aku melihat Rasulullah saw sedang berpidato diantara pintu Ka’bah dan Hijr Ismail. Beliau bersabda, Wahai sekalian manusia, aku pernah mengizinkan kepada kalian untuk melakukan nikah mut’ah. Maka sekarang siapa yang memiliki istri dengan cara nikah mut’ah, haruslah ia menceraikannya, dan segala sesuatu yang telah kalian berikan kepadanya, janganlah kalian ambil lagi. Karena Allah azza wa jalla telah mengharamkan nikah mut’ah sampai Hari Kiamat (Shahih Muslim II/1024)

    Dalil hadits lainnya: Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia berkata kepada Ibnu Abbas ra bahwa Nabi Muhammad saw melarang nikah mut’ah dan memakan daging keledai jinak pada waktu perang Khaibar (Fathul Bari IX/71)

    Pendapat Para Ulama
    Berdasarkan hadits-hadits tersebut diatas, para ulama berpendapat sebagai berikut:

    – Dari Madzhab Hanafi, Imam Syamsuddin Al-Sarkhasi (wafat 490 H) dalam kitabnya Al-Mabsuth (V/152) mengatakan: Nikah mut’ah ini bathil menurut madzhab kami. Demikian pula Imam Ala Al Din Al-Kasani (wafat 587 H) dalam kitabnya Bada’i Al-Sana’i fi Tartib Al-Syara’i (II/272) mengatakan, Tidak boleh nikah yang bersifat sementara, yaitu nikah mut’ah

    – Dari Madzhab Maliki, Imam Ibnu Rusyd (wafat 595 H) dalam kitabnya Bidayatul Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid (IV/325 s.d 334) mengatakan, hadits-hadits yang mengharamkan nikah mut’ah mencapai peringkat mutawatir Sementara itu Imam Malik bin Anas (wafat 179 H) dalam kitabnya Al-Mudawanah Al-Kubra (II/130) mengatakan, Apabila seorang lelaki menikahi wanita dengan dibatasi waktu, maka nikahnya batil.

    – Dari Madzhab Syafi’, Imam Syafi’i (wafat 204 H) dalam kitabnya Al-Umm (V/85) mengatakan, Nikah mut’ah yang dilarang itu adalah semua nikah yang dibatasi dengan waktu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seperti ucapan seorang lelaki kepada seorang perempuan, aku nikahi kamu selama satu hari, sepuluh hari atau satu bulan. Sementara itu Imam Nawawi (wafat 676 H) dalam kitabnya Al-Majmu’ (XVII/356) mengatakan, Nikah mut’ah tidak diperbolehkan, karena pernikahan itu pada dasarnya adalah suatu aqad yang bersifat mutlaq, maka tidak sah apabila dibatasi dengan waktu.

    – Dari Madzhab Hambali, Imam Ibnu Qudamah (wafat 620 H) dalam kitabnya Al-Mughni (X/46) mengatakan, Nikah Mut’ah ini adalah nikah yang bathil. Ibnu Qudamah juga menukil pendapat Imam Ahmad bin Hambal (wafat 242 H) yang menegaskan bahwa nikah mut’ah adalah haram.

    Dan masih banyak lagi kesesatan dan penyimpangan Syi’ah. Kami ingatkan kepada kaum muslimin agar waspada terhadap ajakan para propagandis Syi’ah yang biasanya mereka berkedok dengan nama Wajib mengikuti madzhab Ahlul Bait, sementara pada hakikatnya Ahlul Bait berlepas diri dari mereka, itulah manipulasi mereka. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang lurus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih.

    Rujukan:
    1. Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, Dirasat fil ahwa wal firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minha
    2. Drs. KH Dawam Anwar dkk, Mengapa Kita menolak Syi’ah
    3. H. Hartono Ahmad Jaiz, Di bawah Bayang-bayang Soekarno-Soeharto
    4. Abdullah bin Sa’id Al-Junaid, Perbandingan antara Sunnah dan Syi’ah.
    5. Dan lain-lain, kitab-kitab karangan orang Syi’ah.

  415. @kembali aqidah yg benar

    Ngga usah pake huruf besar dan tanda seru kayak gitu. Saya bisa baca kok tulisan anda.

    Mari kita luruskan beberapa hal mas,

    Apakah yang dinamakan fitnah?

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Fitnah adalah, “perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang…”

    Istilah ini masih memiliki beberapa pertanyaan mendasar, seperti:
    -Bagaimana kita tau bahwa berita itu bohong atau tanpa dasar kebenaran?
    -Bagaimana kita tau ia disebarkan dengan maksud menjelekkan orang?

    Disinilah perlunya menurut saya diskusi yang terbuka dan ilmiah, yang disatu sisi untuk membuktikan bahwa berita yg disebarkan hanya bermaksud untuk menjelekkan orang serta di satu sisi lain untuk membuktikan bahwa berita tsb adalah sebuah kebohongan serta tidak memiliki dasar kebenaran.
    Dasar kebenaran yang kita anut atau kita pegang sejatinya sama. Misalnya kita sepakat tentang keshahihan atau ketidakshahihan suatu hadits. Kita sepakat bahwa Bukhari adalah pengumpul hadits yang dapat dipercaya, dll.

    Jika katakanlah, seorang pemilik berita menyampai berita “kejelekan” seseorang atau sebuah paham, baik secara langsung maupun tidak, kepada khalayak dengan – katanya – untuk menguji dan mencoba mencari kebenaran (meskipun ada sekelompok manusia lain bertujuan untuk mempengaruhi) akan berita tsb yang dilakukan dengan landasan-landasan argumen/dalil yang logis, kuat dan bersih dari rekayasa, serta dengan cara membuka ruang diskusi, maka menurut saya hal itu tidaklah termasuk fitnah.
    Sebagai contoh, apakah fitnah jika SP memaparkan riwayat tentang kejatuhan Utsman dimana orang-orang yang dikenal sebagai sahabat melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji? Saya tdk pernah membaca ada komentator yang menyebutnya sebagai fitnah, kecuali sebutan ghibah. Kita tdk mengatakan riwayat tsb sebagai fitnah karena ia dilandasi dengan argumen dan dalil yang kuat, terbukanya ruang diskusi untuk mengecek kebenarnnya serta kita tdk berbeda pendapat akan keadaan perawi hadits tsb, bukan?

    Sebaliknya, adalah sebuah fitnah jika si pemilik berita menyampaikan berita “kejelekan” seseorang atau sebuah paham, baik secara langsung maupun tidak, kepada khalayak dengan tujuan bukan untuk menguji dan mencoba mencari kebenaran namun hanya bertujuan untuk mempengaruhi dan doktrinasi. Terutama penyebaran tsb dilakukan dengan tanpa mengindahkan landasan-landasan argumen/dalil yang logis, kuat dan bersih dari rekayasa, serta tidak dengan cara membuka ruang diskusi. Sehingga pihak yang dirugikan atas berita tsb tdk mampu menjawab. Itu baru dibilang fitnah.

    Semoga istilah atau pendekatan ini bisa anda pahami dan kita sepakati.

    Kembali ke persoalan anda.

    Riwayat mengenai penganiayaan fisik terhadap Sayyidatina Fatimah oleh sekelompok orang di pasca meninggalnya Nabi saw menurut saya pribadi, mohon maaf, merupakan berita yang tidak dapat dipercaya keshahihannya. Mudah saja.

    (1) Penganiayaan fisik seperti itu tdk akan pernah terjadi kepada pribadi mulia nan halus, puteri kesayangan Nabi saw yang terjaga kesuciannya langsung oleh Allah swt. Jangankan kekerasan fisik, bertemu muka dan bersentuhan fisik saja beliau a.s selalu terhindar.

    (2) Imam Ali adalah peribadi yang sangat disegani dan ditakuti akan keberanian dan ketegasannya dalam menentang kezaliman. Dimana Imam Ali a.s pada saat dan setelah peristiwa itu (jika pernah) terjadi?

    Kemudian, apakah riwayat itu adalah fitnah atau bukan, tergantung dari apakah penyampaian berita tsb tdk disertai dengan ruang diskusi sebagai hak jawab dari kelompok yang dirugikan? Syarat dalil sdh dipenuhi. Yang belum adalah argumen (logis/tidak), kebersihan dari rekayasa serta ada tidaknya ruang diskusi.

    Demikian, semoga dapat dipahami.

    Selanjutnya saya punya saran, jika ingin mengajak diskusi mohon tdk dengan cara melempar copy paste dan dengan tema yg sangat beragam. Males jawabnya.

    Salam

  416. Salam

    Seperti biasa, Ibnu Saba’ dijadikan sbg senjata pamungkas dlm menyerang Syiah. Kami ada beberapa soalan buat mereka yg mengimani keberadaan Ibnu Saba’ dan peran yg dimainkannya atas para sahabat yg berakibat terjadinya Fitna al Kubra:

    1. Andai peran si Ibnu Saba ini begitu mendalam, apakah Nabi saaw tidak mengingatkan para sahabat khususnya dan umat amnya ttg bahaya yg bakal menimpa mereka oleh ulah si Ibnu Saba’ ini, seperti peringatan Nabi saaw ttg fitnah dari rumah Aisyah dan fitnah Najd?

    2. Apabila Ibnu Saba’ ini benar2 pendiri dan pengasas ajaran Syiah, kami mohon agar anda bawakan kami satu saja riwayat yg bersanad kpd Ibnu Saba’ ini dlm ajaran Syiah baik dari sisi akidah, fiqh, falsafah atau apapun saja…yg penting riwayat tersebut ada dia sbg satu perawinya.

    Oleh kerana anda riuh berteriak ttg ajaran Syiah dan kaitannya dgn Ibnu Saba’, tanpa membawakan riwayat yg sahih(yg kami tahu anda tidak bisa mampu), izinkan kami mengajar anda cara2 membuktikan sesuatu fakta itu.

    Kami akan bawakan hujah bagaimana kepercayaan andalah yg terserap dgn ajaran Yahudi.

    Teruskan membaca:

    Pada rekaman Hadis Muslim, Kitab 039, No 6707, Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi menggenggam tanganku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan:
    Tanah pada hari Sabtu dan
    Gunung pada hari Minggu dan
    Pepohonan pada hari Senin dan
    Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada Selasa dan
    cahaya pada hari Rabu dan
    Dan menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan
    Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam

    Lalu perhatikan apa kata Syeikhul Wahabi Ibnu Taimiyah ttg hadis riwayat Abu Hurairah tersebut:
    ‘Mereka yg lebih berilmu dari al Muslim, seperti al Bukhari dan Yahya bin Ma’in telah mengkritik hadis ini. Al Bukhari berkata, ‘Ini bukan sabda Rasul saaw TETAPI KA’AB AL AHBAR’.
    (Ibn Taimiyyah, Majmu’ Fatawa (37 vols., ed. ‘Abd al-Rahman b. Qasim & his son Muhammad, Riyad, 1398), 18:18f.)

    Bagaiman hal ini bisa terjadi?

    Daynuri dan Ibnu Kathir meriwayatkan bahawa Ibn Said berkata, ‘Bertakwalah kpd Allah dan janganlah meriwayatkan hadis, kerana demi Allah, aku pernah bersama Abu Hurairah, di mana dia meriwayatkan sebuah hadis dari Rasul saaw dan sebuah riwayat dari KA’AB AL AHBAR, lalu dia menyampaikannya kpd beberapa orang dikeliling kami dan menyatakan RIWAYAT KA’AB KPD RASUL SAAW DAN HADIS RASUL SAAW KPD KA’AB’.
    (Ibnu Kathir, al Bidayah, jilid 8, hlm 109, Qutaibah Daynuri, Ta’wil Mukhtalaful Hadith, hlm 48 dan 50)

    Az Dzahabi, spt yg dipetik oleh Mahmud Abu Rayyah, berkata, ‘KA’AB berkata, ‘AKU TIDAK PERNAH MELIHAT SEORANG YG TIDAK MEMPELAJARI TAURAT TETAPI LEBIH MENGETAHUINYA DARI ABU HURAIRAH’
    (Mahmud Abu Rayyah, Adhwa’an alal Sunnatil Muhammadiyah, hlm 207)

    Diriwayatkan juga bahawa Abdullah bin Amru al Ash memiliki 2 unta yg SARAT DGN BUKU2 AHLUL KITAB DAN DIA BIASA MERIWAYATKANNYA KPD ORANGRAMAI’

    Utk itu Ibnu Hajar berkata, ‘Kerana inilah banyak ulama2 terkenal diantara murid2 para sahabat Nabi saaw menjauhi riwayat Abdullah bin Amru al Ash
    (Fath al Bari, jilid 1, hlm167)

    Sayyid Muhammad Rashid Rida, in his magazine Al-Manar of Egypt, said about Ka’b (correcting those who stated that Ka’b is very knowledgeable):
    “Being extremely knowledgeable does not necessarily mean being truthful.” Ka’b’s knowledge was attributed to the Old Testament so that it would be accepted. He also reported from other books and attributed these reports to the Old Testament to make them acceptable.

    Sayyid Muhammad Rashid Rida added that Ka’b was undoubtedly one of the most intelligent Rabbis before declaring his Islam and very capable of deceiving the Muslims.

    Sayyid Muhammad Rida also said that Ka’b was one of the Jewish heretics who displayed Islam and worshipped only to make his religious reports and opinions accepted. His conspiracy became popular and it deceived some of the companions. When some of the companions conveyed Ka’b’s reports without attributing them to him, some of their students and people after them took the reports as the words of the Prophet Muhammad. The scholar and journalist Sayyid Rida said “Ka’b was a volcano of fabricated hadiths. I am sure that he was a liar and I have no confidence in his Islam.” (Al-Manar magazine, part 27, page 541)

    Sekarang bagaimana, apa mazhab anda tidak tercemari ajaran Yahudi?

    Bawakan kami kisah spt ini ttg Ibnu Saba’ spt yg kami pertanyakan di atas.

  417. Ternyata Abdullah bin Saba’ bukan Tokoh Rekaan

    Bismillah
    Para ‘ulama terdahulu, baik dari kalangan ahli hadits, ahli sejarah, ataupun yang lainnya telah sepakat akan keberadaan tokoh besar syi’ah sekaligus pendirinya yang bernama Abdullah bin Saba’, tidak ada yang mengingkarinya kecuali sebagian syi’ah rafidhah.

    Masalah imamah (kepemimpinan umat) adalah masalah yang selalu ditonjolkan oleh Syi’ah Rafidhah, sehingga mereka dikenal dengan sebutan Syi’ah Imamiyah. Demikian pula membatasi masalah imamah ini hanya 12 imam yaitu Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Sehingga mereka dikenal pula dengan sebutan Syi’ah Itsna ‘Asyariyah.
    Pemikiran ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan pemikiran Yahudi, karena memang pendiri Syi’ah yang bernama Abdullah bin Saba’ adalah seorang Yahudi. Al Imam Abu Hafs bin Syahin di dalam kitabnya Al Lathifu fis Sunnah menyebutkan tentang mereka: “Diantara tanda-tanda mereka (Syi’ah), bahwasanya kesesatannya mirip dengan kesesatan Yahudi. Orang-orang Yahudi mengatakan: ‘Tidaklah berhak menjadi raja kecuali dari keturunan Nabi Daud.’ Demikian pula orang-orang Syi’ah mengatakan: ‘Tidaklah berhak memegang tampuk kepemimpinan umat kecuali keturunan Ali bin Abi Thalib.” (Minhajus Sunnah 1/24-25)
    Adapun yang mereka yakini sebagai pemimpin itu adalah:
    1. Ali bin Abi Thalib yang mereka juluki Al-Murtadha (lahir 10 tahun sebelum hijrah Nabi – 40 H)
    2. Al Hasan bin Ali (Az Zaki) (3-50 H)
    3. Al Husain bin Ali (Sayyid Syuhada’) (4-61 H)
    4. Ali bin Husain (Zainal Abidin) (4-95 H)
    5. Muhammad bin Ali bin Husain (Al Baqir) (38-95 H)
    6. Ja’far bin Muhammad (Ash Shadiq) (83-148 H)
    7. Musa bin Ja’far (Al Khadim) (128-182 H)
    8. Ali bin Musa (Ar Ridha) (148-202 atau 203 H)
    9. Muhammad bin Ali (Al Jawwad) (195-220 H)
    10. Ali bin Muhammad (Al Hadi) (212-254 H)
    11. Abu Muhammad bin Al Hasan (Al Askari) (232-260 H)
    12. Muhammad bin Al Hasan yang mereka juluki Al Mahdi (256 H)
    Imam kedua belas inilah yang diyakini kaum Syi’ah Rafidhah sebagai Imam Mahdi yang akan muncul di akhir jaman.
    Diantara yang melatarbelakangi pemikiran itu adalah Abdullah bin Saba’ Al Yahudi –pendiri Syi’ah– berpendapat adanya pewaris kepemimpinan setelah Nabi ? wafat. Dia menyatakan demikian karena setiap nabi memiliki pewaris sebagaimana halnya Yusya’ bin Nuun adalah pewaris Nabi Musa ?. Adapun pewaris Nabi ? adalah Ali bin Abi Thalib ?.

    Abdullah bin Saba’ yang juga dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda’ adalah seorang Yahudi yang berasal dari negeri Yaman, tepatnya dari daerah Shan’a (Ibu kota Yaman). Ia berpura-pura masuk islam pada masa pemerintahan Utsman bin ‘Affan untuk menghancurkan islam dari dalam.

    Berbagai macam fitnah ia timbulkan. Ia terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman bin ‘Affan, juga terlibat mengobarkan fitnah pada perang Jamal antara Ali dan ‘Aisyah, dan perang Shiffin antara Ali dan Mu’awiyyah radhiallahu ‘anhum. Kemudian pada pemerintahan ‘Ali ia kembali membuat ulah dengan memunculkan satu fitnah besar yaitu mengajak manusia untuk meyakini Khalifah Ali sebagai Tuhan. Dengan sebab ulahnya itulah para Saba’iyyah ketika itu harus rela dibakar oleh seorang yang mereka anggap sebagai Tuhan.[1]

    Abdullah bin Saba’ atau yang juga disebut dengan Ibnu Sauda’ bukanlah tokoh fiktif sebagaimana sangkaan sebagian orang-orang syi’ah sekarang. Diantara alasan mereka yang tidak mengakui keberadaan Abdullah bin Saba’ adalah, kata mereka, riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang hakekat Abdullah bin Saba’ adalah lemah karena melewati jalur seorang perawi bernama Saif bin Umar At-Tamimi, ia telah dilemahkan oleh beberapa pakar hadits Ahlus Sunnah terkemuka.

    Alasan mereka yang sangat lemah ini dapat kita jawab dari beberapa sisi:

    Pertama: pernyataan mereka bahwa para ulama pakar hadits telah melemahkan Saif bin ‘Umar At-Tamimi adalah benar. Akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa yang mereka lemahkan adalah periwayatan haditsnya (maksudnya jika ia meriwayatkan hadits maka haditsnya lemah) adapun dalam masalah sejarah maka beliau dapat dijadikan sandaran dan rujukan, hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Hajar (beliau termasuk ulama yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) dalam kitabnya Tahdzibut Tahdzib 1/408 dan Taqribut Tahdzib 1/408 :

    Saif bin Umar At-Tamimi pengarang kitab Ar-Riddah, ada yang mengatakan dia Adh-Dhabi ada yang mengatakan selainnya, Al-Kufi Dha’if haditsnya, (akan tetapi) Umdah (bisa dijadikan sandaran) dalam bidang tarikh/sejarah.”

    Imam Adz-Dzahabi (juga ‘ulama yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) berkata dalam kitabnya Mizanul I’tidal 2/ 255, “Ia adalah pakar sejarah yang paham.”

    Demikian pula Al-Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi 10/249 menyebutkan seperti ucapan Ibnu Hajar diatas.

    Umar Kahalah dalam kitabnya Mu’jamul Muallifin 4/288 mengatakan, “Saif bin Umar At-Tamimi Al Burjumi, Ahli sejarah berasal dari Kufah.”

    Maka jelaslah bahwa yang dilemahkan oleh para muhaditsin adalah riwayat haditsnya, adapun dalam permasalahan sejarah maka beliau termasuk ahlinya yang dapat dijadikan sandaran.

    Kedua: perlu diketahui bahwa riwayat-riwayat yang menjelaskan keberadaan Abdullah bin Saba’ baik yang terdapat dalam kitab Tarikh Ibnu Asakir, Tarikh Thabari, atau selain keduanya tidak hanya datang dari jalur Saif bin Umar At-Tamimi, akan tetapi juga diriwayatkan dari beberapa jalur yang sebagiannya shahih. Diantaranya adalah:

    Diriwayatkan dari jalur Abu Khaitsamah ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abbad ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Ammar ad-Duhani katanya, saya mendengar Abu Thufail berkata …..”
    Diriwayatkan melalui jalur ‘Amr bin Marzuk ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Zain bin Wahb ia berkata, “Ali radhiallahu ‘anhu berkata, ‘ada apa denganku dan dengan orang jahat yang hitam ini (maksudnya Abdullah bin Saba’) ia telah mencela Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhu.”
    Diriwayatkan pula melalui jalur Muhammad bin ‘Utsman bin Abi Syaibah ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ala ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyas dari Mujalid dari Sya’bi ia berkata, “Pertama kali yang berdusta adalah Abdullah bin Saba’.”
    Ibnu Ya’la Al-Mushili berkata dalam kitab Musnadnya, “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan Al-Asadi ia berkata, telah menceritakan kepada kami Harun bin Shalih dari Harits bin Abdurrahman dari Abul Jallas katanya, ‘aku mendengar Ali berkata kepada Abdullah bin Saba’, ‘….”
    Berkata Abu Ishaq al-Fazzari dari Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Abu Za’ra’ dari Zaid bin Wahb …………. (lihat semuanya di Lisanul Mizan 2/40)
    Ketiga: juga terdapat dalam kitab rujukan Syi’ah baik itu kitab tentang firqah, hadits, atau rijal riwayat yang cukup banyak yang sama sekali tidak melewati jalur Saif bin Umar At-Tamimi. Sebagaimana yang akan kita jelaskan insya Allah

    Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Ahlus Sunnah

    Tentunya sangat banyak sekali penyebutan Abdullah bin Saba’ dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah yang kesemuanya tidak lain menunjukkan keyakinan mereka akan keberadaannya:

    Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari seorang Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
    Imam Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang ekstrim, ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
    Ibnu Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling ekstrim…. Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaum Sabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin Abi Thalib. Beliau telah membakar mereka dengan api pada masa kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
    Abul Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika menceritakan tentang As-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang membakar mereka adalah Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang meyakini padanya (pada Ali) ada sifat ketuhanan, merekalah yang disebut kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
    Abdullah bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil Hadits 1/21 berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada manusia selain mereka (yaitu rafidhah ekstrim). Sesungguhnya Abdullah bin Saba’ meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali.”
    Az Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.” (Al-A’lam 4/88)
    Demikian pula, para ulama’ Ahlus Sunnah sering sekali menjuluki seorang rawi yang beraqidah Rafidhah ekstrim sebagai Sabaiyyah (pengikut Abdullah bin Saba’), kalau seandainya Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif mana mungkin mereka memakai istilah tersebut.

    Ash-Shafadi berkata, “As-Sabaiyyah dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’.’ (Al-Wafil Wafayat 5/30)
    Beliau juga berkata, “Pendiri As-Sabaiyyah adalah Abdullah bin Saba’, dialah pendiri kelompok Sabaiyyah, dia pula yang berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ‘Kamu adalah Tuhan.” (5/393)
    Ibnu Hibban berkata, “Dan adalah al-Kalbi seorang Sabaiyyah termasuk yang berkeyakinan Sesungguhnya Ali belum mati, dia akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat…” (Al-Majruhin 2/253)
    Ibnu Makula berkata dalam kitab Rijalnya, “Faraj bin Sa’id bin ‘Alqamah bin Abyadh bin Hamal As Sabay… dan Sabayyah termasuk rafidhah yang paling ekstrim nisbah kepada Abdullah bin Saba’. (lihat Ikmalul Kamal 4/536)
    As Sam’ani dalam kitabnya Al Ansab 3/209 berkata, “Dan Abdullah bin Wahb as Saba’i, gembong khawarij, menurutku bahwa Abdullah bin Wahb ini dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’, dia dari rafidhah, dan jama’ah dari mereka yang dinisbahkan kepadanya disebut, as Sabaiyyah.”
    As Suyuthi dalam kitabnya Lubbul Lubab fi Tahriril Ansab 1/42 berkata, “…Dan (dinisbahkan juga) kepada Abdullah bin Saba’ pendiri Sabaiyyah dari rafidhah.”
    Dan selain mereka banyak sekali.
    Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Syi’ah

    Al Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad bin Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin Abdillah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan Muhammad bin ‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi dari Aban bin Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata, ‘La’nat Allah atas Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah! Amirul Mukminin hanyalah seorang hamba yang taat.”
    Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti diatas dengan sanad yang berbeda.
    Dan selain keduanya.
    Maka dari uraian diatas kita mengetahui bahwa Abdullah bin Saba’ bukanlah tokoh fiktif/khayalan/rekaan/dongeng. Ini telah menjadi kesepakatan para ‘ulama sejarah, hadits, dan pengarang kitab tentang firqah, thabaqat, Rijal, adab, dan Ansab. Maka kaum syi’ah tidak memiliki celah untuk mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’.

    Jadi pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada dalam kitab Tarikh Ath-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun beliau adalah seorang yang dapat dijadikan sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan diatas.

    Setelah ini semua, masihkah kita mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’ si Yahudi sebagai pencetus syiah rafidhah yang berpura-pura masuk islam?

    Inilah yang dapat kami suguhkan pada kesempatan kali ini. Wallahu a’lam bish shawwab.
    ——————————————————————————–
    [1] Lihat biografi Abdullah bin Saba’ selengkapnya di Tarikh Dimasyq 3/29, Tarikh Thabari, Al Kamil karya Ibnul Atsir, Al Ma’arif hal.622 karya Ibnu Qutaibah, Mizanul I’tidal 2/426, Al Milal wan Nihal hal.365 karya Asy-Syihristani, Al Wafi bil Wafayat 17/189.

  418. ABDULLAH BIN SABA TOKOH FIKTIF??

    Dakwaan yang mengatakan Abdullah bin Saba itu adalah tokoh fiktif, selalu dielu-elukan oleh orang syi’ah modern dan orang orentalis, agar mereka bisa diterima ditengah-temgah masyarakat. Dakwaan seperti ini bagaikan orang yang mengingkari cahaya matahari ditengah siang bolong lagi cerah.

    Marilah kita lihat apa pengakuan orang syiah terdahulu terhadap keberadaan Abdullah bin Saba, sebagai bukti yang konkrit atas keberadaannya :

    1) An Nasyi Al Akbar (293 H) mencantumkan tantang Ibnu Saba, dan golongan As Sabaiyah, yang teksnya: “Dan suatu golongan yang mereka mendakwahkan bahwa Ali ‘alaihi salam masih hidup dan tidak pernah mati, dan ia tidak akan mati sampai ia menghalau (mengumpulkan) orang arab dengan tongkatnya, orang ini adalah As Sabaiyah, pengikut Abdullah bin Saba. Dan adalah Abdullah bin Saba seorang laki-laki dari penduduk San’a, seorang yahudi, telah masuk Islam lewat tangan Ali dan bermukim di Al Madain….” [Masailul Imaamah Wa Muqtathofaat minil kitabil Ausath fil Maqalat / ditahqiq oleh Yusuf Faan As, (Bairut 1971) hal : 22, 23.]

    2) Al Qummi (301 H), menyebutkan : “Sesungguhnya Abdullah bin Saba adalah orang yang pertama sekali menampakkan celaan atas Abu Bakr, Umar, dan Utsman, serta para sahabat, dan berlepas diri dari mereka. Dan ia mendakwakan sesungguhnya Ali-lah yang memerintahkannya akan hal itu. Dan sesungguhnya Taqiyah tidak boleh. Lalu Ali diberitahukan, lantas Alipun menanyakannya akan hal itu, maka ia mengakuinya. Dan Ali memerintah untuk membunuhnya, lalu orang-orang berteriak dari setiap penjuru : “Wahai Amirul Mukminin apakah anda akan membunuh seorang yang mengajak kepada mencintai kalian Ahli Bait, dan mengajak kepada setia kepadamu dan berlepas diri dari musuh-musuhmu, maka biarkan dia pergi ke Al Madain” [Al Maqaalat wal Firaq, hal : 20. Diedit dan dikomenteri serta kata pengantar oleh Dr. Muhammad Jawad Masykur, diterbitkan oleh Muasasah Mathbu’ati ‘athani, Teheran 1963]

    3) An Naubakhti (310H) menyetujui Al Qummi dalam memperkuat barita-berita tentang Abdullah bin Saba, lalu ia menyebutkan satu contoh, yaitu bahwasanya tatkala sampai kepada Abdullah bin Saba berita kematian Ali di Madain, maka ia berkata kepada orang yang membawa berita itu : “Kamu telah berdusta kalau seandainya kamu datang kepada kami dengan otaknya sebanyak tujuh puluh kantong, dan kamu mendatangkan tujuh puluh saksi atas kematiannya, maka sungguh kami telah mengetahui sesungguhnya dia belum mati, dan tidak terbunuh, dan tidak akan mati sampai ia memiliki bumi”. [Firaqus Syi’ah : hal : 23. oleh Abu Muhammad Al Hasan bin Musa An Naubakhti, ditashhih oleh H. Raiter, Istambul, percetakan Ad Daulah, 1931]

    4) Al Kisysyi mencantumkan (dari tokoh-tokoh abad ke empat) beberapa riwayat yang menegaskan hakikat Ibnu Saba, dan menerangkan kabar beritanya, dan ini sebagiannya: “Telah menceritakan kepada saya Muhammad bin Quluwiyah Al Qummi, ia berkata : telah menceritakan kepada saya Sa’ad bin Abdillah bin Abi Khalaf Al Qummi, ia berkata telah menceritakan kepada saya Muhammad bin Utsman Al Abdi dari Yunus dengannya, Abdurrahman bin Abdillah bin Sinan telah berkata : telah menceritakan kepada saya Abu Ja’far Alaihis Salam : sesungguhnya Abdullah bin Saba, adalah orang yang mendakwakah kenabian, dan mendakwakan bahwa sesungguhnya Amirul Mukminin alaihi salam, sebagai Allah, Maha tinggi dari hal itu dengan ketinggian yang besar. Lalu berita itu sampai ke Amiril mukminin alaihis salam, beliau menanyakannya, maka iapun mengakui hal itu, dan berkata : Ya, engkau adalah Dia (Allah), dan sungguh telah dibisikkan ke dalam hatiku, bahwasanya engkau adalah Allah, dan saya adalah nabi. Lalu Amirul Mukminin berkata kepadanya : Celaka kamu, sungguh syaitan telah menguasaimu, kembalilah kamu (kepada kebanaran) dari ini, celaka ibumu, dan bertaubatlah. Maka iapun enggan (untuk bertaubat), lalu beliau menahannya, dan memintanya agar bertaubat selama tiga hari, namun belum juga bertaubat, lantas beliau membakarnya dengan api, dan berkata : syaitan telah menguasainya, selalu mendatanginya dan membisikkan ke dalam hatinya hal itu.” [Al Kisysyi : Rajalul Kasysyi hal : 98, 99, Ma’rifatu Akhbaarir Rijaal (al mathba’ah al musthafawiyah 1317) hal : 70]

    5) Abu Hatim Ar Razi (322H) (bukan Abu Hatim Sunni karena ia meninggal th 277 H) menyebutkan bahwasanya Abdullah bin Saba dan orang-orang yang mengikuti perkataannya dari kalangan As Sabaiyah, adalah mereka mendakwakan sesungguhnya Ali adalah Tuhan dan beliau menghidupkan orang mati, dan mendakwakah menghilangnya Ali setelah meninggal dunia dan berhenti sebatas itu… [Az Zinah Fil Kalimaatil Islamiyah Al ‘Arabiyah, hal : 305. ditahqiq oleh DR. Abdullah bin Salum As Samiraai (terbitan Daarul Huriyah litaba’ah, di baghdad 1392 H / 1972)].

    6) Berkata syeikh golongan ini : Abu Ja’far Muhammad bin Al Hasan at Thuusi (460 H) tentang Ibnu Saba, bahwa sesungguhnya ia telah kembali kepada kekafiran dan menampakkan pujian yang melampaui batas, kemudian ia menukilkan di kitabnya “Tahdziibul Ahkaam” sikap Ibnu Saba dimana ia menantang Ali dalam mengangkat kedua tangan ke langit. [At Thuusi “Tahdziibul Ahkaam” (diterbitkan oleh Darul Kutub Al Islamiyah / Teheran, cetakan ke dua) dita’liq oleh Hasan AL Musawi, 2/322.]

    7) Al Hasan bin Ali Al Hulliy (726 H) menyebutkan Abdullah bin Saba dari golongan-golongan orang yang lemah (tercela). [Ar Rijaal (cetakan AL Haidariyah / An Najfah 1392 H) : 2/71]

    8) Adapun Ibnu Murtadha (Ahmad bin Yahya meninggal tahun 840 H) yang ia itu adalah orang mu’tazilah dan menisbatkan dirinya ke Ahli Bait, dan termasuk imam (tokoh) syi’ah Zaidiyah, maka dia tidak hanya memperkuat keberadaan Ibnu saba, bahkan menegaskan bahwa sumber ajaran syiah dinisbatkan kepada Abdullah bin Saba, karena ia adalah orang yang pertama kali membuat perkataan adanya nas (ketetapan keimaman), dan perkataan keimaman dua belas imam. [Tabaqatul Mu’tizilah (diterbitkan oleh Faranz Syatain / cetakan Al Katolikiyah / Bairut hal : 5 dan 6) dan lihat juga Dirasaat fil firaq wa aqaidil Islamiyah (diterbitkan oleh Penerbit Irsayd Baghdad) hal : 5]

    Ini adalah sebagian kecil dari nash-nash yang dikandung oleh buku-buku syi’ah dan riwayat-riwayat mereka tentang Abdullah bin Saba, dan saya sebutkan di riwayat-riwayat di atas tanpa komentar karena nas itu sendiri sudah cukup untuk memberikan apa yang kita maksudkan di sini, nas-nas itu boleh dikatakan dokumen-dokumen tertulis yang membantah orang-orang dari kalangan syi’ah belakangan ini yang berusaha untuk mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba dan meragui kabar beritanya, dengan dalih sedikitnya berita atau lemahnya sumber-sumber yang menceritakan.

  419. Saif bin Umar At Tamimi

    Menurut orang Syi’ah modern Abdulah Bin Saba’ hanyalah tokoh fiktif ciptaan Saif bin Umar Tamimi yang disebut pertama kali dalam bukunya berjudul al-Futuh al Kabir wa ar Riddah dani al-jamal wamasiri Ali wa Aisyah (170 H). Mereka juga mengatakan bahwa keberadaan Abdullah bin Saba’ ini adalah fiktif, dikarenakan hanya bersumber dari satu orang yaitu Saif At-Tamimi, yang dinilai cacat (oleh ahli jarh wa ta’dil). Tertolaknya riwayat tentang Abdullah bin Saba’ bukan hanya karena dalam jalur periwayatannya terdapat Saif At-Tamimi, melainkan bahwa Saif At-Tamimi merupakan sumber tunggal tentang cerita keberadaan Abdullah bin Saba’ yang dengan predikat semacam itu maka sudah semestinya setiap kisah dari Saif At-Tamimi tidak bisa dipercaya, baik dalam wacana syari’at maupun tarikh.

    Perkataan tentang Saif bin Umar At Tamimi tersebut seakan mereka sedang berusaha untuk menegakkan benang basah, dengan dalih Saif bin Umar At Tamimi haditsnya tidak bisa diterima, maka saya katakan:

    Kalau seandainya yang anda cantumkan dari perkataan ulama jarh wa ta’dil tentang Saif bin Umar at Tamimi, bahwa lemah dan haditsnya tidak bisa diterima maka pembicaraan anda terfokus pada Saif bin Umar At Tamimi yang berkapasitas sebagai muhadits (ahli hadits dan yang meriwayatkan hadits). Tapi apa gerangan perkataan ulama tentang dia sebagai orang yang berkapasitas Ahli sejarah, marilah kita kembali ke buku-buku rijal (jarh wa ta’dil):

    Berkata Adz Dzahabi : “Adalah ia sebagai ahli sejarah yang mengetahui” (Mizan ‘Itidal : 2/255).

    Berkata Ibnu Hajar : “Lemah dalam Hadits, pakar (rujukan) dalam sejarah” (Taqriibut Tahdziib no 2724).

    Dangan ini habislah “lemah dan ditinggalkan” yang dinisbatkan ke diri Saif sebab perkataan itu ditujukan dalam segi Hadits bukan dalam segi sejarah. Inilah titik pembahasan kita.

    Perlu diketahui, kita harus membedakan antara meriwayatkan hadits dengan yang meriwayatkan sejarah (kisah), maka atas yang pertama (riwayat hadits) hukum-hukum dibangun dan ditegakkan, dilaksanakannya hudud, maka ia berhubungan langsung dengan pokok syariat agama yaitu sunnah nabi, dan sinilah ulama selalu sangat hati-hati menentukan syarat-syarat orang yang akan diambil riwayatnya. Berbeda halnya dengan riwayat sejarah (kisah), walaupun tak kalah penting -apalagi dalam mengisahkan sejarah sahabat- akan tetapi tidak melahirkan hukum-hukum yang lazim dari ajaran agama, karena perkataan seseorang itu bisa dipakai dan dibuang kecuali perkataan penghuni kubur ini (yaitu Nabi) sebagaimana kata Imam Malik. Sebab semua perkataan nabi menjadi syariat bagi kita, semua yang shahih harus diambil dan tidak boleh ditinggalkan.

    Sebagai argumen yang memperkuat perkataan kita bahwa Saif bin Umar at Tamimi ini adalah umdah, pokok, dan tempat bersandar dalam masalah sejarah, diantaranya:

    Bahwa Imam Thobari menukil darinya kejadian-kejadian fitnah lebih banyak daripada yang lain, sampai-sampai ia berpatokkan kepadanya. (lihat At Thobari :4/344).

    Kemudian Adz Dzahabi menjadikan Saif adalah salah satu sumber yang dipegangnya dalam kitabnya Tarikhul Islam. (lihat tarikhul Islam : 1/14,15).

    Adapun Ibnu Katsir ia lebih cenderung untuk menshahihkan riwayat Saif dalam kronologi terbunuhnya Utsman, walaupun ia mencatumkan lebih dari satu riwayat dalam bab itu, perlu diketahui bahwa di bab itu ada riwayat Khalifah bin Khayat (salah seorang guru Bukhari) dan riwayatnya lebih kuat dari riwayat Saif. (lihat bidayah wan nihayah : 7/203).

    Dari pandangan ahli sejarah yang terdahulu kita meninjau pendapat ahli sejarah masa kini tentang Saif bin Umar At Tamimi :

    Muhibbuddin Al Kahthib berkata tentang Saif : “. Dan beliau adalah ahli sejarah yang paling mengetahui tetang sejarah Iraq”

    Dan darinya dari guru-gurunya ia berkata : “dan ia orang yang lebih mengetahui dari kalangan ahli sejarah tetang kejadian di Iraq. “

    Berkata Ahmad Ratib ‘Armusy : “dan jelas dari referensi buku-buku biografi, bahwa sesungguhnya Saif tidak termasuk perowi hadits yang diandalkan (dipercayai), akan tetapi pengarang-pengarang buku biografi itu sepakat bahwa dia adalah pakar / pemimpin dalam sejarah, bahwasanya dia itu adalah ahli sejarah yang mengetahui, dan sungguhn At Thobari telah bersandar kepadanya dalam kejadian-kejadian di masa permulaan Islam.” [lihat buku Fitnah wa waqi’atul Jamal, hal : 27]

    Adapun Dr. Ammar At Tholibi mengisyaratkan bahwa Saif adalah termasuk ahli sejarah yang terdahulu, karena ia meninggal pada zaman pemerintahan Ar Rasyid (193 H) setelah tahun 170 H. dan dari segi lain ia merupakan rijal Tirmizi (279 H) -orang-orang yang melaluinya Tirmizi meriwayatkan hadits-, dan ia (Tirmizi) belum menyanggah riwayatnya akan perowi lain. Dan tidak seorangpun dari kalangan ahli hadits dan ahli sejarah yang membantah khabarnya (riwayatnya) khususnya berhubungan dengan Ibnu Saba. [lihat buku : Araa’ Khawarij : 77].

    Kita tambahkan lagi di sini bahwa sesungguhnya orang-orang yang menghukum Saif itu lemah (dalam hadits), dan berbicara tentang dirinya, mereka meyebutkan Ibnu saba, dan mereka tidak mengingkarinya, seperti : Ibnu Hibban (Al Majruhiin 1/208 dan 2/253), Adz Dzahabi (Al Mughni fi Du’afaa’ 1/399 dan di Mizanul ‘Itidal 2/426) dan Ibnu Hajar (Lisanul Mizan 3/290).

    Dengan demikian dapatlah kita memastikan bahwa Abdullah bin Saba, bukanlah tokoh fiktif akan tetapi adalah tokoh yang ada realitanya, dan terbukti ia itu ada. Hal itu telah disaksikan sendiri oleh buku-buku syiah terdahulu yang menjadi pegangan mereka. Dan sesungguhnya orang yang berusaha mengkaburkan dan mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba, sama dengan orang yang mengingkari cahaya matahari pada siang bolong yang terang benderang. Dan sama dengan orang yang mengingkari keberadaan Khumaini yang telah meninggal.

  420. @harlan fauzan ali,

    Sungguh penjelasan yg menyesatkan!!!

  421. Emang SYIAH sudah SESAT,, mau diapain lagi.
    TOBAT syeikh.. kembali kepada AL-QUR’AN wa SUNNAH ala fahmi SALAFUSSHALIH.

  422. menurut saya, tidak penting dan tidak wajib ‘Abdulullah bin Saba’ diperdebatkan ada atau tidak ada.
    sekarang pertanyaannya
    1. apa yang tidak sesuai dengan Al-Quran atas faham syiah
    2. apa yang tidak sesuai dengan faham Sunni

    sejarah memang harus diteliti, tetapi jangan lupa bahwa sjarah bisa diplintir, jangankan sudah terjadi ratusan tahun. peristiwa g30 s pki pun yang baru puluhan tahun bisa diplintir oleh para penguasa.

    Jika dibandingkan antara sahabat dan kerabat Rasul (Ahlul Byt) pasti sangat berbeda lah. tidak bisa disamakan antara anak dan teman/sahabat. jika saja Muawiyah menurunkan khalifahnya kepada Yazid anda tidak protes.
    kenapa Rasulullah kepada Imam Ali (dari bayi hingga dewasa diasuh rasulullah) anda Protes.
    PASTI TIDAK AKAN SAMA KUALITAS IMAM ALI DENGAN ORANG LAIN.

  423. @harlan fauzan

    Sy tdk tau sdh sampai dimana kedunguan anda dan manhaj anda yg menganggap Abdullah bin Saba sebag pendiri Syiah. Jika memang seperti itu keyakinan anda tentang Syiah, tolong jawab pertanyaan yang sederhana dari sdr Hadi;

    Apabila Ibnu Saba’ ini benar2 pendiri dan pengasas ajaran Syiah, kami mohon agar anda bawakan kami satu saja riwayat yg bersanad kpd Ibnu Saba’ ini dlm ajaran Syiah baik dari sisi akidah, fiqh, falsafah atau apapun saja…yg penting riwayat tersebut ada dia sbg satu perawinya.

    Jika anda tdk mampu menjawab, dan saya tau anda tak akan mampu, mohon tdk perlu diteruskan tuduhan-tuduhan ini.
    Ketidakmampuan anda menjawab menunjukkan apa yang anda terima dari mulut berbisa syaikh anda hanya anda telan mentah-mentah tanpa menggunakan otak yang telah dianugerahkan allah swt kepada anda.

    Salam

  424. @harlan fauzan ali,

    Terlepas dari fiktif dan non fiktifnya Abdullah bin Saba yg jelas mazhab Syi’ah Imamiah berpegang teguh kpd perintah Allah swt dlm QS Almaidah 67 dan sunnah Rasulullah saw dlm hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum. Adapun orang yg berbeda pemahamannya terlebih jauh lagi mengkafirkan atau menyesatkan mazhab tsb, mereka adalah orang-orang keliru mengambil kitab dari para pembenci Ahlulbait Nabi saw sebagai bahan rujukan.

    Wassalam

  425. @armand

    Saya pikir COPY PASTE tidak masalah, sepanjang untuk mencari kebenaran.
    Anda sendiri, mencari kebenaran aqidah dari KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Apa tidak RAPUH landasannya. Kalau ingin mencari kebenaran berdasarkan DALIL dan NASH, seperti yg anda katakan.

    Ada kontradiksi BESAR dalam pernyataan anda ,yaitu

    Anda mengatakan:

    Riwayat mengenai penganiayaan fisik terhadap Sayyidatina Fatimah oleh sekelompok orang di pasca meninggalnya Nabi saw menurut saya pribadi, mohon maaf, merupakan berita yang tidak dapat dipercaya KESAHIHANNYA. Mudah saja.

    Sedangkan anda bilang sebelumnya, bahwa syiah dipenuhi oleh kitab dan buku yg mampu memperkaya khazanah dan wawasan.

    BEGITU MUDAHKAH MULUT seorang SYIAH MEMUTAR BALIKKAN FAKTA DAN PERNYATAAN. BEGITU BANYAKKAH KITAB-KITAB SYIAH YANG TIDAK SAHIH.

    KITAB-KITAB yg memuat riwayat pemukulan Fatimah adalah:

    -Kitab Sulaim bin Qais, Tahqiq Muhammad Baqir Al Anshari. Jilid 3 hal 588
    -Dala’ilul Imamah, At Thabari, hal 45
    -Multaqal Bahrain hal 81, Al Jannah Al Ashimah hal 251
    -Kitab Sulaim bin Qais , jilid 3 hal 538
    -Itsbatul Washiyyah hal 123.
    -Al Ihtijaj dan Biharul Anwar jilid 10.
    -kitab Al Awalim jilid 2 hal 58
    -Amali Mufid hal 38
    – juga kitab Al Ikhtishash
    -Ma’sat Az Zahra jilid 2 hal 143, Sayyid Ja’far Murtadha
    Al Muntakhab, hal 136 karya At Thuraihi
    -Amali Shaduq hal 100
    -Talkhis Syafi jilid 3 hal 156
    -Ahwal Saqifah/ Kamil Al Baha’I, Hasan bin Ali bin Muhamamd bin Ali bin Hasan At Thabari yang dikenal dengan nama Imadudin At Thabari, jilid 1 hal 312
    -Al Ihtijaj jilid 1 hal 212, Mir’atul Uqul jilid 5 hal 320.

    BEGITU BANYAKKAH KITAB-KITAB YG TIDAK SAHIH?
    Bagaimana anda mau membuka wawasan dan khazanah dengan kitab-kitab TIDAK SAHIH tersebut?

    Yang benar yg mana?

    Menurut anda kitab2 di atas TIDAK SAHIH. Apakah anda mau menyalahi penulis-penulis yg ada di KITAB -KITAB SYIAH itu? Sejauh mana ke SYIAH an anda?

    BANYAK KONTRADIKSI DALAM PERNYATAAN ANDA , jadi males nanggapinnya.

  426. @abu rahat

    anda mengatakan TANAH KARBALA bukan tanah suci.
    saya bawakan riwayat dari syiah, yaitu:

    risalah (tulisan / karangan) yang ditulis oleh seorang Syi’ah yang biasa dipanggil As-Sayyid Abdur-Ridla Al-Mar’isyi Asy-Syihristaani dengan judul As-Sujud ‘ala At-Turbah Al-Husainiyyah pada hal. 15 dia berkata: “Telah diriwayatkan bahwa sujud di atas tanah Karbala paling utama karena kemuliaan dan kesucian tanah tersebut. Serta kesucian orang yang dikubur di tanah tersebut. Dan telah diriwayatkan hadits dari A`imatil ‘Ithrah Ath-Thahirah alaihimus salam[3] bahwa sujud di atas Karbala menerangi bumi yang ketujuh. Dalam riwayat lain: “Dapat menembus ketujuh hijab. Dan dalam riwayat lain: Allah menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala yang Dia tidak menerima shalat orang yang bersujud di selainnya. Dalam riwayat lain bahwa sujud di atas tanah kuburan Husein menerangi bumi.”

    Mana yg benar?

    Memang mulut syiah kalau meriwayatkan dan menulis sesuatu selalu membingungkan atau anda sedang menutup-nutupi.
    TULISAN ITU TERPAMPANG JELAS DI KITAB SYIAH.

    TOLONG, SAYA SEDANG MENCARI AQIDAH YG BENAR.

  427. @kembali ke aqidah yg benar

    TOLONG, SAYA SEDANG MENCARI AQIDAH YG BENAR.

    Saran saya, definisikan dengan tepat makna aqidah.
    Salah memaknai kata aqidah maka kita akan salah cari.
    Saya lihat anda berputar2 di masalah khilafiyah. Kecuali anda memaknai semua hal dari yang kecil hingga besar sbg aqidah.
    hati2, bisa2 anda terpaksa mengatakan bahwa perbedaan mazhab dalam sunni pun adalah perbedaan aqidah.

    Wassalam

  428. @kembali ke aqidah yang benar

    Kontadiksi? Silakan. Tapi coba baca ini;

    (1) Saya hanya mengutarakan pendapat pribadi saya berdasarkan teks yg anda kutip (benar/tidaknya teks tsb dari naskah aslinya sesungguhnya msh perlu pengesahan, terutama watak manhaj anda yg kerap mengubah-ubah teks).
    Tidak ada kaitannya pendapat saya dengan sunni-syiah. Siapa pun dan dari manhaj manapun berhak untuk memberikan argumen. Tidak perlu wahabi untuk menentang dan tidak harus syiah utk membenarkan.
    Pendapat saya tidak harus benar, silakan koreksi jika ada yang keliru.

    (2) Tidak shahihnya riwayat dalam suatu kitab adalah merupakan keniscayaan. Riwayat2 dalam kitab2 syiah pun begitu saya kira. Anda harusnya mengerti hal ini. Ah, saya lupa, anda tentu tdk mengerti karena semua kitab yang jadi rujukan anda dan manhaj sudah pasti shahih.

    (3) Mengenai kebenaran/ketidakbenaran riwayat atas sebuah kitab, ini pendapat saya:
    “Semua kitab adalah pantas untuk diragukan, kecuali kitabullah Alquran”.
    Tidak peduli kitab syiah, sunni, shahih bukhari, shahih muslim, kitab wahabi, tidak diyakini kebenarannya kecuali melalui keraguan.

    (4) Jika anda tidak percaya bahwa kitab-kitab syiah sungguh menambah wawasan keislaman, maka terserah anda, tidak ada paksaan. Sesungguhnya ketidakpercayaan bersumber dari ketidaktahuan.

    Salam

  429. @truthseeker08

    anda bilang bahwa perihal keutamaan sujud di atas tanah karbala BUKAN perkara AQIDAH? Hanya masalah KHILAFIYAH?

    LUAR BIASA.

    Dalam aqidah AHLUSSUNNAH itu adalah perkara syirik/menyekutukan Allah SWT.

    Coba lihat hadits yg saya bawa:

    “Allah menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala yang Dia tidak menerima shalat orang yang bersujud di selainnya. Dalam riwayat lain bahwa sujud di atas kuburan Husein menerangi bumi.”

    Apalagi penulis hadits membawa nama ALLAH SWT.

    Saya jadi bertanya-tanya, di manakah letak BATAS antara HANYA KHILAFIYAH dan SYIRIK menurut adidah SYIAH?

  430. @ kembali ke aqidah yg benar

    Coba saya mentakwilkan hadits yg anda bawakan, kalau seandainya kurang berkenan teman-teman yg lain boleh mengkoreksinya.

    “Allah menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala yang Dia tidak menerima shalat orang yang bersujud di selainnya. Dalam riwayat lain bahwa sujud di atas kuburan Husein menerangi bumi.”

    Begini takwilnya,

    Orang bersujud di tanah Karbala berarti orang yg menegakkan kebenaran risalah Islam, seperti syahidnya imam Husein as ketika berjuang demi tegaknya kebenaran risalah Islam yg dibawa oleh kakeknya Rasulullah saw untuk membela diri dari penguasa thagut Yazid bin Muawiyyah yg gila kekuasaan, sehingga syahid di tanah Karbala. Peristiwa ini tentu saja akan menerangi bumi.

    Wassalam

  431. memang percuma perdebatan antar mazhab disini, nantinya bias kemana-mana, belum tuntas pembahasan sahabat Vs Ahlul byt, lalu Karbala dll…
    semuanya berpegang pada ulama masing-masing,..
    karena semua bermuara pada siapa ulama yang dianut.
    Ibnu Taimiyah dan CS CS nya, atau Wahabinya
    atau
    Dari kalangan Imam, atau syiahnya..
    tetapi logika/analisa saya memutuskan ‘bahwa ulama yang wajib dipegang adalah yang rantai keilmuannya JELAS-JELAS HARUS TIDAK TERPUTUS DARI BAGINDA RASULULLAH SAW’ AGAR DPT DIPERTANGGUNG JAWABKAN DIDUNIA (Sekarang) DAN AKHIRAT (nanti).

    JIka sunni mengakui Imam Ali adalah sahabat yang paling utama, kenapa Tidak kita pelajari hadist/kitab2 yang berasal dari beliau. kitab2 dari cucu Rasulullah. bahkan terkesan LANGSUNG VONIS HARAM THD KITAB2 MEREKA.

    JIka Syiah telah menyakui adanya Ulama-ulama pewaris Ilmu Rasulullah kenapa Tidak terbuka juga mempelajari kitab2 yang berasal dari ulama Sunni yang tentunya harus senapas dng Al-quran. jangan tertutup tnd ijtihad

    Intinya CARILAH GURU/ULAMA Yang dapat bertanggung jawab di Dunia DAN Akhirat atas Kata2nya dan Fatwa-fatwanya.
    JIKA GURU/ULAMA TERSEBUT TIDAK MAU BERTANGGUNG JAWAB ATAS FATWANYA MAKA TINGGALKANLAH.
    jika masing-masing ngotot atas pembenaran masing2, maka mintalah pembuktian dhohir ilmu.
    Ingat ketika Islam Masuk Jawa…pembesar Hindu minta diadu Kesaktian, Islam tampil membela tanah Air dari Penjajah, itu semua dengan Pembuktian dan kebenaran Al-Quran.
    tapi jika hanya bisanya membidahkan/mengkafitkan golongan lebih baik diam aja, otaknya dibuka dulu agar dapat menganalisa pendapat kebenaran orang lain..
    shalawat…

  432. @harlan fauzan ali, di/pada Mei 13th, 2009 pada 4:09 pm Dikatakan:

    Emang SYIAH sudah SESAT,, mau diapain lagi.
    TOBAT syeikh.. kembali kepada AL-QUR’AN wa SUNNAH ala fahmi SALAFUSSHALIH.

    Dijawab:

    Biasa kalau sudah kehabisan akal, inilah yg selalu dikatakan oleh Salafy yg sukanya menyesatkan / mengkafirkan sesama umat Islam lainnya. Semestinya anda banyak belajar dan mengkaji lagi wawasan dalam kehidupan beragama anda. Janganlah suka mendoktrin dengan ucapan tsb diatas, orang sudah dapat menilai siapa sesungguhnya yg keliru.

    Wassalam

  433. [b]Mari Mengenal Manhaj Salaf[/b] Segala puji bagi Allah yeng telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membangkitkan para sahabat sebagai pendamping dan pembela dakwah beliau. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Muhammad, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa. Amma ba’du. Kaum muslimin sekalian, semoga Allah melimpahkan hidayah dan taufik-Nya kepada kita. Seringkali masyarakat dibingungkan oleh sebuah istilah yang belum mereka mengerti dengan baik. Nah, dibangun di atas kebingungan inilah kemudian muncul berbagai persangkaan dan bahkan tuduhan bukan-bukan kepada sesama saudara seiman. Perlu kita ingat bersama bahwa cek dan ricek merupakan bagian dari keindahan ajaran Islam yang harus kita jaga. Allah ta’ala berfirman yang artinya, [b]“Wahai orang-orang yang beriman jika orang fasik datang kepada kalian membawa berita maka telitilah kebenarannya…” (QS. Al Hujuraat: 6)[/b](Silakan baca penjelasan ayat ini di dalam rubrik Tafsir Majalah As Sunnah Edisi 01/Thn X/1427 H/2006 M, hal. 11-15). Saudara-saudara sekalian, di hadapan kita ada sebuah istilah yang cukup populer namun sering disalahpahami oleh sebagian orang. Istilah yang dimaksud adalah kata [b]salaf atau salafi dan salafiyah.[/b] Menimbang pentingnya hakikat permasalahan ini untuk diungkap dan dijelaskan maka kami memohon pertolongan kepada Allah ta’ala untuk turut berpartisipasi mengurai “benang kusut” ini. Semoga Allah menjadikan amal-amal kita ikhlas untuk mengharapkan wajah-Nya semata. Wallahu waliyyut taufiiq. Syaikh Salim Al Hilaly -salah satu murid senior Ahli Hadits abad ini Syaikh Al Albani- hafizhahullah telah membeberkan perkara ini dengan gamblang dalam buku beliau Limadza Ikhtartul Manhaj Salafy yang sudah diterjemahkan oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. hafizhahullah dengan judul [b]Mengapa Memilih Manhaj Salaf penerbit Pustaka Imam Bukhari, Solo.[/b] Kami sangat menganjurkan kepada para pembaca sekalian untuk memiliki atau membaca langsung buku tersebut. Orang bilang, “Tak kenal maka tak sayang…” [b]Pemahaman yang Benar dan Niat Baik[/b] Pada awal risalah ini kami ingin menukilkan sebuah perkataan berharga dari Imam Ibnul Qayyim demi mengingatkan kaum muslimin sekalian agar menjaga diri dari dua bahaya besar, yaitu kesalah pahaman dan niat yang buruk. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Pemahaman yang benar dan niat yang baik adalah termasuk nikmat paling agung yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya. Bahkan tidaklah seorang hamba mendapatkan pemberian yang lebih utama dan lebih agung setelah nikmat Islam daripada memperoleh kedua nikmat ini. Bahkan kedua hal ini adalah pilar tegaknya agama Islam, dan Islam tegak di atas pondasi keduanya. Dengan dua nikmat inilah hamba bisa menyelamatkan dirinya dari terjebak di jalan orang yang dimurkai (al maghdhuubi ‘alaihim) yaitu orang yang memiliki niat yang rusak. Dan juga dengan keduanya ia selamat dari jebakan jalan orang sesat (adh dhaalliin) yaitu orang-orang yang pemahamannya rusak. Sehingga dengan itulah dia akan termasuk orang yang meniti jalan orang yang diberi nikmat (an’amta ‘alaihim) yaitu orang-orang yang memiliki pemahaman dan niat yang baik. Mereka itulah pengikut shirathal mustaqim…” (I’laamul Muwaqqi’iin, 1/87, dinukil dari Min Washaaya Salaf, hal. 44). Oleh sebab itu di sini kami katakan: Hendaknya kita semua berusaha seoptimal mungkin untuk memahami persoalan yang kita hadapi ini sebaik-baiknya dengan dilandasi niat yang baik yaitu untuk mencari kebenaran dan kemudian mengikutinya. Hal ini sangatlah penting. Karena tidak sedikit kita saksikan orang-orang yang memiliki niat yang baik namun karena kurang bisa mencermati hakikat suatu permasalahan akhirnya dia terjatuh dalam kekeliruan, sungguh betapa banyak orang semacam ini… Di sisi lain adapula orang-orang yang apabila kita lihat dari sisi taraf pendidikan atau gelar akademis yang sudah didapatkannya (meskipun itu bukan menjadi parameter pemahaman) adalah termasuk golongan orang yang ‘mengerti’, namun amat disayangkan ilmu yang diperolehnya tidak melahirkan ketundukan terhadap manhaj salaf yang haq ini. Sehingga kita temui adanya sebagian da’i yang lebih memilih manhaj/metode selain manhaj salaf, padahal ia termasuk lulusan Universitas Islam Madinah Saudi Arabia (Ini sekaligus mengingatkan bahwa tempat sekolah seseorang bukanlah ukuran kebenaran). Bahkan ada di antara mereka yang berhasil mendapatkan predikat cum laude di sana, namun tatkala pulang ke Indonesia, kembalilah dia ke pangkuan hizbiyyah (kepartaian) dan larut dalam kancah politik ala Yahudi, ikut berebut kursi dan memperbanyak jumlah acungan jari… Wallahul musta’aan. Semoga Allah mengembalikan mereka kepada kebenaran. Marilah kita ingat sebuah ayat yang sangat indah yang akan menunjukkan jalan untuk memecahkan segala macam masalah. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta Ulul amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu urusan maka kembalikanlah pemecahannya kepada Allah dan Rasul, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu pasti lebih baik bagi kalian dan lebih bagus hasilnya.” (QS. An Nisaa’: 59) Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang dimaksud ulul amri adalah mencakup umara’ (penguasa/pemerintah) dan juga ulama (ahli ilmu agama). Beliau juga menjelaskan bahwa makna taatilah Allah artinya ikutilah Kitab-Nya (Al Qur’an). Sedangkan makna taatilah Rasul adalah ambillah ajaran (Sunnah) beliau. Adapun makna ketaatan kepada ulul amri adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah bukan dalam hal maksiat. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dalam hadits yang shahih, “Sesungguhnya ketaatan itu hanya boleh dalam perkara ma’ruf (bukan kemungkaran).” (HR. Bukhari dan Muslim). Kemudian apabila kalian berselisih dalam suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul. Kalimat tersebut maknanya adalah kembali merujuk kepada Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, demikianlah tafsiran Mujahid dan para ulama salaf yang lain. Kemudian Imam Ibnu Katsir berkata, “Ini merupakan perintah dari Allah ‘azza wa jalla bahwa segala sesuatu yang diperselisihkan oleh manusia yang berkaitan dengan permasalahan pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya hendaknya perselisihan tentang hal itu harus dikembalikan kepada Al Kitab dan As Sunnah. Ini sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan apa saja yang kalian perselisihkan maka keputusannya kembali kepada Allah.” (QS. Asy Syuura: 10). Maka segala keputusan yang diambil oleh Al Kitab dan As Sunnah serta dipersaksikan keabsahannya oleh keduanya itulah al haq (kebenaran). Dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan…” (lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, II/250). [b]Kata Salaf Secara Bahasa[/b] Salaf secara bahasa artinya orang yang terdahulu, baik dari sisi ilmu, keimanan, keutamaan atau jasa kebaikan. Seorang pakar bahasa Arab Ibnu Manzhur mengatakan, “Kata salaf juga berarti orang yang mendahului kamu, yaitu nenek moyangmu, sanak kerabatmu yang berada di atasmu dari sisi umur dan keutamaan. Oleh karenanya maka generasi awal yang mengikuti para sahabat disebut dengan salafush shalih (pendahulu yang baik).” (Lisanul ‘Arab, 9/159, dinukil dari Limadza, hal. 30). Makna semacam ini serupa dengan kata salaf yang terdapat di dalam ayat Allah yang artinya, “Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya di laut dan Kami jadikan mereka sebagai salaf (pelajaran) dan contoh bagi orang-orang kemudian.” (QS. Az Zukhruf: 55-56). Artinya adalah: Kami menjadikan mereka sebagai pelajaran pendahulu bagi orang yang melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan mereka supaya orang sesudah mereka mau mengambil pelajaran dan mengambil nasihat darinya. (lihat Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish Shalih, hal. 20). Dengan demikian kita bisa serupakan makna kata salaf ini dengan istilah nenek moyang dan leluhur dalam bahasa kita. Dalam kamus Islam kata ini bukan barang baru. Akan tetapi pada jaman Nabi kata ini sudah dikenal. Seperti terdapat dalam sebuah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada puterinya Fathimah radhiyallahu ‘anha. Beliau bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik salafmu adalah aku.” (HR. Muslim). Artinya sebaik-baik pendahulu. (lihat Limadza, hal. 30, baca juga Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah, hal. 7). Oleh sebab itu secara bahasa, semua orang terdahulu adalah salaf. Baik yang jahat seperti Fir’aun, Qarun, Abu Jahal maupun yang baik seperti Nabi-Nabi, para syuhada dan orang-orang shalih dari kalangan sahabat, dll. Adapun yang akan kita bicarakan sekarang bukanlah makna bahasanya, akan tetapi makna istilah. Hal ini supaya jelas bagi kita semuanya dan tidak muncul komentar, “Lho kalau begitu JIL juga salafi dong..! Mereka kan juga punya pendahulu”. Maaf, Mas… bukan itu yang kami maksudkan… Kemudian apabila muncul pertanyaan “Kenapa harus disebutkan pengertian secara bahasa apabila ternyata pengertian istilahnya menyelisihi pengertian bahasanya?”. Maka kami akan menjawabnya sebagaimana jawaban Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakan, “Faidahnya adalah supaya kita mengetahui keterkaitan makna antara objek penamaan syari’at dan objek penamaan lughawi (menurut bahasa). Sehingga akan tampak jelas bagi kita bahwasanya istilah-istilah syari’at tidaklah melenceng secara total dari sumber pemaknaan bahasanya. Bahkan sebenarnya ada keterkaitan satu sama lain. Oleh sebab itulah anda jumpai para fuqaha’ (ahli fikih atau ahli agama) rahimahumullah setiap kali hendak mendefinisikan sesuatu maka mereka pun menjelaskan bahwa pengertiannya secara etimologi (bahasa) adalah demikian sedangkan secara terminologi (istilah) adalah demikian; hal ini diperlukan supaya tampak jelas bagimu adanya keterkaitan antara makna lughawi dengan makna ishthilahi.” (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul, hal. 38). [b]Istilah Salaf di Kalangan Para Ulama[/b] Apabila para ulama akidah membahas dan menyebut-nyebut kata salaf maka yang mereka maksud adalah salah satu di antara 3 kemungkinan berikut: Pertama: Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kedua: Shahabat dan murid-murid mereka (tabi’in). Ketiga: Shahabat, tabi’in dan juga para Imam yang telah diakui kredibilitasnya di dalam Islam yaitu mereka yang senantiasa menghidupkan sunnah dan berjuang membasmi bid’ah (lihat Al Wajiz, hal. 21). Syaikh Salim Al Hilaly hafizhahullah menerangkan, “Adapun secara terminologi kata salaf berarti sebuah karakter yang melekat secara mutlak pada diri para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Adapun para ulama sesudah mereka juga tercakup dalam istilah ini karena sikap dan cara beragama mereka yang meneladani para sahabat.” (Limadza, hal. 30). Syaikh Doktor Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql mengatakan, “Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan (sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, -red). Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas manhaj mereka di sepanjang masa disebut sebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka.” (Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah, hal. 5-6). Al Qalsyani mengatakan di dalam kitabnya Tahrirul Maqalah min Syarhir Risalah, “Adapun Salafush shalih, mereka itu adalah generasi awal (Islam) yang mendalam ilmunya serta meniti jalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan senantiasa menjaga Sunnah beliau. Allah ta’ala telah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya. Para imam umat ini pun merasa ridha kepada mereka. Mereka telah berjihad di jalan Allah dengan penuh kesungguhan. Mereka kerahkan daya upaya mereka untuk menasihati umat dan memberikan kemanfaatan bagi mereka. Mereka juga mengorbankan diri demi menggapai keridhaan Allah…” ( lihat Limadza, hal. 31). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang adalah di jamanku (sahabat), kemudian orang sesudah mereka (tabi’in) dan kemudian orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim) Sehingga Rasul beserta para sahabatnya adalah salaf umat ini. Demikian pula setiap orang yang menyerukan dakwah sebagaimana mereka juga disebut sebagai orang yang menempuh manhaj/metode salaf, atau biasa disebut dengan istilah salafi, artinya pengikut Salaf. Adapun pembatasan istilah salaf hanya meliputi masa sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in adalah pembatasan yang keliru. Karena pada masa itupun sudah muncul tokoh-tokoh pelopor bid’ah dan kesesatan. Akan tetapi kriteria yang benar adalah kesesuaian akidah, hukum dan perilaku mereka dengan Al Kitab dan As Sunnah serta pemahaman salafush shalih. Oleh karena itulah siapapun orangnya asalkan dia sesuai dengan ajaran Al Kitab dan As Sunnah maka berarti dia adalah pengikut salaf. Meskipun jarak dan masanya jauh dari periode Kenabian. Ini artinya orang-orang yang semasa dengan Nabi dan sahabat akan tetapi tidak beragama sebagaimana mereka maka bukanlah termasuk golongan mereka, meskipun orang-orang itu sesuku atau bahkan saudara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat Al Wajiz, hal. 22, Limadza, hal. 33 dan Syarah Aqidah Ahlus Sunnah, hal. 8). [b]Contoh-Contoh Penggunaan Kata “Salaf”[/b] Kata salaf sering digunakan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahihnya. Imam Bukhari rahimahullah mengatakan, “Rasyid bin Sa’ad berkata: Para salaf menyukai kuda jantan. Karena ia lebih lincah dan lebih berani.” Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menafsirkan kata salaf tersebut, “Maksudnya adalah para sahabat dan orang sesudah mereka.” Syaikh Salim mengatakan, “Yang dimaksud (oleh Rasyid) adalah para sahabat radhiyallahu’anhum. Karena Rasyid bin Sa’ad adalah seorang tabi’in (murid sahabat), sehingga orang yang disebut salaf olehnya adalah para sahabat tanpa ada keraguan padanya.” Demikian pula perkataan Imam Bukhari, “Az Zuhri mengatakan mengenai tulang bangkai semacam gajah dan selainnya: Aku menemui sebagian para ulama salaf yang bersisir dengannya (tulang) dan menggunakannya sebagai tempat minyak rambut. Mereka memandangnya tidaklah mengapa.” Syaikh Salim mengatakan, “Yang dimaksud (dengan salaf di sini) adalah para sahabat radhiyallahu’anhum, karena Az Zuhri adalah seorang tabi’in.” (lihat Limadza, hal. 31-32). Kata salaf juga digunakan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya. Di dalam mukaddimahnya Imam Muslim mengeluarkan hadits dari jalan Muhammad bin ‘Abdullah. Ia (Muhammad) mengatakan: Aku mendengar ‘Ali bin Syaqiq mengatakan: Aku mendengar Abdullah bin Al Mubarak mengatakan di hadapan orang banyak, “Tinggalkanlah hadits (yang dibawakan) ‘Amr bin Tsabit. Karena dia mencaci kaum salaf.” Syaikh Salim mengatakan, “Yang dimaksud adalah para sahabat radhiyallahu ‘anhum.” (Limadza, hal. 32). Kata salaf juga sering dipakai oleh para ulama akidah di dalam kitab-kitab mereka. Seperti contohnya sebuah riwayat yang dibawakan oleh Imam Al Ajurri di dalam kitabnya yang berjudul Asy Syari’ah bahwa Imam Auza’i pernah berpesan, “Bersabarlah engkau di atas Sunnah. Bersikaplah sebagaimana kaum itu (salaf) bersikap. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan. Tahanlah dirimu sebagaimana sikap mereka menahan diri dari sesuatu. Dan titilah jalan salafmu yang shalih. Karena sesungguhnya sudah cukup bagimu apa yang membuat mereka cukup.” Syaikh Salim mengatakan, “Yang dimaksud adalah sahabat ridhwanullahi ‘alaihim.” (lihat Limadza, hal. 32) Hal ini karena Al Auza’i adalah seorang tabi’in. [b]Kerancuan Seputar Istilah Salafiyah[/b] Sedangkan yang dimaksud dengan salafiyah adalah penyandaran diri kepada kaum salaf. Sehingga bukanlah makna salafiyah sebagaimana yang disangka sebagian orang sebagai aliran pesantren yang menggunakan metode pengajaran yang kuno. Yang dengan persangkaan itu mereka anggap bahwa salafiyah bukan sebuah manhaj (metode beragama) akan tetapi sebagai sebuah sistem belajar mengajar yang belum mengalami modernisasi. Dan yang terbayang di pikiran mereka ketika mendengarnya adalah sosok para santri yang berpeci hitam dan memakai sarung kesana kemari dengan menenteng kitab-kitab kuning. Sebagaimana itulah kenyataan yang ada pada sebagian kalangan yang menisbatkan pondoknya sebagai pondok salafiyah, namun realitanya mereka jauh dari tradisi ilmiah kaum salaf. Syaikh Salim mengatakan, “Adapun salafiyah adalah penisbatan diri kepada kaum salaf. Ini merupakan penisbatan terpuji yang disandarkan kepada manhaj yang lurus dan bukanlah menciptakan sebuah madzhab yang baru ada.” (lihat Limadza, hal. 33). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Dan tidaklah tercela bagi orang yang menampakkan diri sebagai pengikut madzhab salaf, menyandarkan diri kepadanya dan merasa mulia dengannya. Bahkan wajib menerima pengakuannya itu dengan dasar kesepakatan (para ulama). Karena sesungguhnya madzhab salaf tidak lain adalah kebenaran itu sendiri.” (Majmu’ Fatawa, 4/149, lihat Limadza, hal. 33). Maka sungguh aneh apabila ada orang zaman sekarang ini yang menggambarkan kepada umat bahwasanya salafiyah adalah sebuah aliran baru yang dicetuskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab atau Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumallah yang ‘memberontak’ dari tatanan yang sudah ada dengan berbagai aksi penghancuran dan pengkafiran yang membabi buta. Sehingga apabila mereka mendengar istilah salafiyah maka yang tergambar di benak mereka adalah kaum Wahabi yang suka mengacaukan ketentraman umat dengan berbagai aksi penyerangan dan tindakan-tindakan tidak sopan. Atau ada lagi yang menganggap bahwa salafiyah adalah gerakan reformasi dakwah yang dipelopori oleh Jamaluddin Al Afghani bersama Muhammad ‘Abduh pada era penjajahan Inggris di Mesir. Padahal ini semua menunjukkan bahwa mereka itu sebenarnya tidak paham tentang sejarah munculnya istilah ini. Syaikh Salim mengatakan, “Orang yang mengeluarkan pernyataan semacam ini atau yang turut menyebarkannya adalah orang yang tidak mengerti sejarah kalimat ini menurut tinjauan makna, asal-usul dan perjalanan waktu yang hakikatnya tersambung dengan para salafush shalih. Oleh karena itu sudah menjadi kebiasaan para ulama pada masa terdahulu untuk mensifati setiap orang yang mengikuti pemahaman sahabat radhiyallahu ‘anhum dalam hal akidah dan manhaj sebagai seorang salafi (pengikut Salaf). Lihatlah ucapan seorang ahli sejarah Islam Al Hafizh Al Imam Adz Dzahabi di dalam kitabnya Siyar A’laamin Nubalaa’ (16/457) ketika membawakan ucapan Al Hafizh Ad Daruquthni, “Tidak ada yang lebih kubenci selain menekuni ilmu kalam/filsafat.” Maka Adz Dzahabi pun mengatakan (dengan nada memuji, red), “Orang ini (Ad Daruquthni) belum pernah terjun dalam ilmu kalam sama sekali begitu pula tidak menceburkan dirinya dalam dunia perdebatan (yang tercela) dan beliau juga tidak ikut meramaikan perbincangan di dalam hal itu. Akan tetapi beliau adalah seorang salafi.” (Limadza, hal. 34-35). Perlu kita ketahui bersama bahwa Imam Ad Daruquthni yang disebut sebagai ’salafi’ oleh Imam Adz Dzahabi di atas hidup pada tahun 306-385 H. Sedangkan Ibnu Taimiyah hidup pada tahun 661-728 H. Adapun Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab hidup pada tahun 1115-1206 H. Nah, pembaca bisa menyaksikan sendiri siapakah yang lahir terlebih dahulu. Apakah Ibnu Taimiyah atau bahkan Muhammad bin Abdul Wahhab itu lahir sebelum Ad Daruquthni sehingga beliau layak untuk disebut sebagai pengikut mereka berdua. Apakah dengan penukilan semacam ini kita akan menafsirkan bahwa Imam Ad Daruquthni adalah pengikut Ibnu Taimiyah atau Muhammad bin Abdul Wahhab?? Jawablah wahai kaum yang berakal… Anak kelas 5 SD pun (bukan bermaksud meremehkan, red) tahu kalau yang namanya pengikut itu adanya sesudah keberadaan yang diikuti, bukan sebaliknya. Wallaahul musta’aan. [b]Penamaan Salafiyah Bukan Bid’ah[/b] Kalau ada orang yang mengatakan bahwa istilah salafiyah adalah istilah bid’ah karena ia tidak digunakan pada masa sahabat radhiyallahu’anhum. Maka jawabannya ialah: Kata salafiyah memang belum digunakan oleh Rasul dan para sahabat karena pada saat itu hal ini belum dibutuhkan. Pada saat itu kaum muslimin generasi awal masih hidup di dalam pemahaman Islam yang shahih sehingga tidak dibutuhkan penamaan khusus seperti ini. Mereka bisa memahami Islam dengan murni tanpa perlu khawatir akan adanya penyimpangan karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih berada di antara mereka. Hal ini sebagaimana mereka mampu berbicara dengan bahasa Arab yang fasih tanpa perlu mempelajari ilmu Nahwu, Sharaf dan Balaghah. Apakah ada di antara para ulama yang membid’ahkan ilmu-ilmu tersebut karena semata-mata tidak ada di zaman Nabi ?! Oleh karena itulah tatkala muncul berbagai kekeliruan dan penyimpangan dalam penggunaan bahasa Arab maka muncullah ilmu-ilmu bahasa Arab tersebut demi meluruskan kembali pemahaman dan menjaga keutuhan bahasa Arab. Maka demikian pula dengan istilah salafiyah. Di saat sekarang ini ketika sekian banyak penyimpangan pemahaman bertebaran di udara kaum muslimin maka sangat dibutuhkan adanya rambu-rambu yang jelas demi mengembalikan pemahaman Islam kepada pemahaman yang masih murni dan lurus. Apalagi mayoritas kelompok yang menyerukan pemahaman yang menyimpang itu juga mengaku sebagai pengikut Al Qur’an dan As Sunnah. Berdasarkan realita inilah para ulama bangkit untuk berupaya memisahkan pemahaman yang masih murni ini dengan pemahaman-pemahaman lainnya dengan nama pemahaman ahli hadits dan salaf atau salafiyah (lihat Limadza, hal. 36). Kalaupun masih ada orang yang tetap ngotot mengingkari istilah ini maka kami akan katakan kepadanya: Kalau dia konsekuen dengan pengingkaran ini maka dia pun harus menolak penamaan lainnya yang tidak ada di zaman Nabi seperti istilah Hanbali (pengikut fikih Ahmad bin Hanbal), Hanafi (pengikut fikih Abu Hanifah), Nahdhiyyiin (pengikut Nahdhatul Ulama), dll. Kalau dia mengatakan, “Oo, kalau ini berbeda…!” Maka kami katakan: Baiklah, anggap istilah salafiyah berbeda dengan istilah-istilah itu, namun kami tetap mengatakan bahwa penamaan salafiyah lebih layak untuk dipakai daripada istilah Hanbali, Hanafi atau Nahdhiyyiin. Alasannya adalah karena salafiyah adalah penisbatan kepada generasi Shahabat yang sudah dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya dan terjaga secara umum dari bersepakat dalam kesalahan. Adapun Hanbali, Hanafi dan Nahdhiyyiin adalah penisbatan kepada individu dan kelompok yang tidak terdapat dalil tegas tentang keutamaannya serta tidak terjamin dari kesalahan mereka secara kelompok. Maka bagaimana mungkin kita bisa menerima penisbatan kepada pribadi dan kelompok yang tidak ma’shum (terpelihara dari kesalahan) dan justru menolak penisbatan kepada pribadi dan kelompok yang ma’shum…?? Laa haula wa laa quwwata illa billaah… (lihat Silsilah Abhaats Manhajiyah As Salafiyah 5 hal. 66-67 karya Doktor Muhammad Musa Nashr hafizhahullah, silakan baca juga fatwa para ulama tentang wajibnya berpegang teguh dengan manhaj Salaf di dalam Rubrik Fatwa, Majalah Al Furqan Edisi 8 Tahun V/Rabi’ul Awwal 1427 H/April 2006 M hal. 51-53. Bacalah…!). [b]Meninggalkan Salaf Berarti Meninggalkan Islam[/b] Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah pernah ditanya: Kenapa harus menamakan diri dengan salafiyah? Apakah ia sebuah dakwah yang menyeru kepada partai, kelompok atau madzhab tertentu. Ataukah ia merupakan sebuah firqah (kelompok) baru di dalam Islam? Maka beliau rahimahullah menjawab, “Sesungguhnya kata Salaf sudah sangat dikenal dalam bahasa Arab. Adapun yang penting kita pahami pada kesempatan ini adalah pengertiannya menurut pandangan syari’at. Dalam hal ini terdapat sebuah hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala beliau berkata kepada Sayyidah Fathimah radhiyallahu ‘anha di saat beliau menderita sakit menjelang kematiannya, “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Dan sesungguhnya sebaik-baik salaf (pendahulu)mu adalah aku.” Begitu pula para ulama banyak sekali memakai kata salaf. Dan ungkapan mereka dalam hal ini terlalu banyak untuk dihitung dan disebutkan. Cukuplah kiranya kami bawakan sebuah contoh saja. Ini adalah sebuah ungkapan yang digunakan para ulama dalam rangka memerangi berbagai macam bid’ah. Mereka mengatakan, “Semua kebaikan ada dalam sikap mengikuti kaum salaf… dan semua keburukan bersumber dalam bid’ah yang diciptakan kaum khalaf (belakangan).” …” Kemudian Syaikh melanjutkan penjelasannya, “Akan tetapi ternyata di sana ada orang yang mengaku dirinya termasuk ahli ilmu; ia mengingkari penisbatan ini dengan sangkaan bahwa istilah ini tidak ada dasarnya di dalam agama, sehingga ia mengatakan, “Tidak boleh bagi seorang muslim untuk mengatakan saya adalah seorang salafi.” Seolah-olah dia ini mengatakan, “Seorang muslim tidak boleh mengatakan: Saya adalah pengikut salafush shalih dalam hal akidah, ibadah dan perilaku.” Dan tidak diragukan lagi bahwasanya penolakan seperti ini -meskipun dia tidak bermaksud demikian- memberikan konsekuensi untuk berlepas diri dari Islam yang shahih yang diamalkan oleh para salafush shalih yang mendahului kita yang ditokohi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana disinggung di dalam hadits mutawatir di dalam shahihain dan selainnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah di zamanku (sahabat), kemudian diikuti orang sesudah mereka, dan kemudian sesudah mereka.” Oleh sebab itu maka tidaklah diperbolehkan bagi seorang muslim untuk berlepas diri dari menisbatkan dirinya kepada salafush shalih. Berbeda halnya dengan penisbatan (salafiyah) ini, seandainya dia berlepas diri dari penisbatan (kepada kaum atau kelompok) yang lainnya niscaya tidak ada seorang pun di antara para ulama yang akan menyandarkannya kepada kekafiran atau kefasikan…” (Al Manhaj As Salafi ‘inda Syaikh Al Albani, hal. 13-19, lihat Silsilah Abhaats Manhajiyah As Salafiyah 5 hal. 65-66 karya Doktor Muhammad Musa Nashr hafizhahullah). [b]Cinta Salaf Berarti Cinta Islam[/b] Ketahuilah saudaraku, sesungguhnya salaf atau para sahabat adalah generasi pilihan yang harus kita cintai. Sebagaimana kita mencintai Nabi maka kita pun harus mencintai orang-orang pertama yang telah mengorbankan jiwa, harta dan pikiran mereka untuk membela dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka itulah para sahabat yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Inilah akidah kita, tidak sebagaimana akidah kaum Rafidhah/Syi’ah yang membangun agamanya di atas kebencian kepada para sahabat Nabi. Imam Abu Ja’far Ath Thahawi rahimahullah mengatakan di dalam kitab ‘Aqidahnya yang menjadi rujukan umat Islam di sepanjang zaman, “Kami mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kami tidak melampaui batas dalam mencintai salah satu di antara mereka. Dan kami juga tidak berlepas diri dari seorangpun di antara mereka. Kami membenci orang yang membenci mereka dan kami juga membenci orang yang menceritakan mereka dengan cara tidak baik. Kami tidak menceritakan mereka kecuali dengan kebaikan. Mencintai mereka adalah termasuk agama, iman dan ihsan. Sedangkan membenci mereka adalah kekufuran, kemunafikan dan pelanggaran batas.” (Syarah ‘Aqidah Thahawiyah cet. Darul ‘Aqidah, hal. 488). Pernyataan beliau ini adalah kebenaran yang dibangun di atas dalil-dalil syari’at, bukan sekedar omong kosong dan bualan belaka sebagaimana akidahnya kaum Liberal. Marilah kita buktikan… Berikut ini dalil-dalil hadits yang menunjukkan bahwa mencintai kaum Anshar adalah tanda keimanan seseorang. Imam Bukhari rahimahullah membuat sebuah bab di dalam kitabul Iman di kitab Shahihnya dengan judul ‘Bab tanda keimanan ialah mencintai kaum Anshar’. Kemudian beliau membawakan sebuah hadits dari Anas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar, dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum Anshar.” (Bukhari no. 17). Imam Muslim juga mengeluarkan hadits ini di dalam Kitabul Iman dengan lafazh, “Tanda orang munafik adalah membenci Anshar. Dan tanda orang beriman adalah mencintai Anshar.” (Muslim no. 74) di dalam bab Fadha’il Anshar (Keutamaan kaum Anshar). Imam bukhari juga membawakan hadits Barra’ bin ‘Azib bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kaum Anshar, tidak ada orang yang mencintai mereka kecuali orang beriman.” Imam Muslim juga meriwayatkan di dalam kitab shahihnya dari Abu Sa’id bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir lantas membenci kaum Anshar.” (Muslim no. 77). Dalam riwayat lain dikatakan, “Tidaklah mencintai mereka kecuali orang beriman dan tidaklah membenci mereka kecuali orang munafik. Barangsiapa yang mencintai mereka maka Allah mencintainya. Dan barangsiapa yang membenci mereka maka Allah juga membencinya.” (Muslim no. 75). Begitu pula Imam Ahmad mengeluarkan hadits dari Abu Sa’id di dalam Musnadnya, bahwa Nabi bersabda, “Mencintai kaum Anshar adalah keimanan dan membenci mereka adalah kemunafikan.” (lihat Fathul Bari, 1/80, Syarah Muslim, 2/138-139). Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan sebagian hadits di atas mengatakan, “…Makna hadits-hadits ini adalah barangsiapa yang mengakui kedudukan kaum Anshar, keunggulan mereka dalam hal pembelaan terhadap agama Islam, upaya mereka dalam menampakkannya, dan melindungi umat Islam (dari serangan musuhnya), dan juga kesungguhan mereka dalam menunaikan tugas penting dalam agama Islam yang dibebankan kepada mereka, kecintaan mereka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kecintaan Nabi kepada mereka, kesungguhan mereka dalam mengerahkan harta dan jiwa di hadapan beliau, peperangan dan permusuhan mereka terhadap semua umat manusia (yang menentang dakwah Nabi, red) demi menjunjung tinggi Islam….maka ini semua menjadi salah satu tanda kebenaran iman dan ketulusannya dalam memeluk Islam…” (Syarah Muslim, 2/139). Selain itu dalil-dalil dari Al Qur’an juga lebih jelas lagi menunjukkan kepada kita bahwa mencintai para sahabat adalah bagian keimanan yang tidak bisa dipisahkan. Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Para sahabat adalah generasi terbaik, ini berdasarkan sabda Nabi ‘alaihis shalatu was salam, “Sebaik-baik kurun (masa) adalah masaku. Kemudian orang-orang yang mengikuti sesudah mereka. Dan kemudian generasi berikutnya yang sesudah mereka.” Maka mereka itu adalah kurun terbaik karena keutamaan mereka dalam bersahabat dengan Nabi ‘alaihish shalatu was salam. Sehingga mencintai mereka adalah keimanan dan membenci mereka adalah kemunafikan. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “…Supaya Allah membuat orang-orang kafir benci dengan adanya mereka (para sahabat).” (QS. Al Fath: 29). Maka kewajiban seluruh umat Islam adalah mencintai keseluruhan para sahabat dengan dalil tegas dari ayat ini. Karena Allah ‘azza wa jalla sudah mencintai mereka dan juga kecintaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka. Dan juga karena mereka telah berjihad di jalan Allah, menyebarkan agama Islam ke berbagai belahan timur dan barat bumi, mereka muliakan Rasul dan beriman kepada beliau. Mereka juga telah mengikuti cahaya petunjuk yang diturunkan bersamanya. Inilah akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.” (Syarah ‘Aqidah Thahawiyah, hal. 489-490). Catatan: Perlu kita perhatikan riwayat yang dibawakan oleh Syaikh Shalih Al Fauzan di atas yaitu hadits yang bunyinya, “Sebaik-baik kurun (masa) adalah masaku dst” dengan lafazh khairul quruun…. Syaikh Salim Al Hilaly mengatakan, “Hadits ini tersebar di dalam banyak kitab dengan lafazh khairul quruun (sebaik-baik masa). Saya (Syaikh Salim) katakan: Lafazh ini tidak terpelihara keotentikannya. Adapun yang benar adalah yang sudah kami sebutkan (yaitu Khairunnaas; sebaik-baik manusia, red).” (lihat Limadza Ikhtartul Manhaj Salafi, hal. 87). [b]Benci Salaf Berarti Benci Islam[/b] Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath: 29). Di dalam ayat ini disebutkan bahwa salah satu ciri para sahabat yaitu membuat jengkel dan marah orang-orang kafir. Imam Ibnu Katsir mengatakan di dalam tafsirnya terhadap ayat yang mulia ini, “Dan berdasarkan ayat inilah Imam Malik rahimahullah menarik sebuah kesimpulan hukum sebagaimana tertera dalam salah satu riwayat darinya untuk mengkafirkan kaum Rafidhah (bagian dari Syi’ah) yang membenci para sahabat radhiyallahu’anhum. Beliau (Imam Malik) mengatakan, “Hal itu karena mereka (para sahabat) membuat benci dan jengkel mereka (kaum Rafidhah). Barangsiapa yang membenci para sahabat radhiyallahu’anhum maka dia telah kafir berdasarkan ayat ini.” Dan sekelompok ulama radhiyallahu’anhum pun ikut menyetujui sikap beliau ini…” (lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/280). Dari perkataan Imam Malik dan penjelasan Imam Ibnu Katsir ini teranglah bagi kita bahwasanya konflik yang terjadi antara kaum Syi’ah (yang dulu maupun para pengikut Khomeini yang ada sekarang ini) dengan Ahlus Sunnah/Sunni bukanlah konflik politik atau perebutan kekuasaan yang diselimuti dengan jubah agama sebagaimana yang dikatakan oleh Gus Dur -semoga Allah memberinya petunjuk-, Kyai ini mengatakan di dalam sebuah wawancaranya dengan JIL (yang sama-sama suka menebarkan syubhat kepada umat Islam), “Konflik itu (maksudnya antara Syi’ah dan Sunni, red) muncul akibat doktrin agama yang dimanipulasi secara politis. Sejarah mengabarkan pada kita, dulu muncul peristiwa penganiyaan terhadap menantu Rasulullah, Ali bin Abi Thalib dan anak cucunya. Keluarga inilah yang disebut Ahlul Bayt, dan mereka memiliki pendukung fanatik. Pendukung atau pengikut di dalam bahasa Arab disebut syî’ah. Selanjutnya kata syî’ah ini menjadi sebutan dan identitas bagi pengikut Ali yang pada akhirnya menjadi salah satu firkah teologis dalam Islam. Sedangkan pihak yang menindas Ali dan pengikutnya dikenal dengan sebutan Sunni. Persoalan sesungguhnya waktu itu adalah tentang perebutan kekuasaan atau persoalan politik. Namun doktrin agama dibawa-bawa.” (wawancara JIL dengan Gus Dur tentang RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi) Ini adalah kedustaan… !!! (silakan baca tulisan Ustadz Abdul Hakim Abdat dalam Al Masaa’il jilid 3 Masalah 66, hal 42-72 yang membongkar kedok kaum Syi’ah dengan menyertakan fatwa-fatwa para ulama tentang Rafidhah/Syi’ah. Baca juga Majalah Al Furqon Edisi 6 Tahun V/Muharram 1427 dengan tema Agama Syi’ah Semoga Allah memberikan ganjaran yang besar kepada ustadz-ustadz kita karena jasa mereka ini. Bacalah!!). Imam Ibnu Katsir juga mengatakan, “…Para sahabat itu memiliki keutamaan lebih, begitu pula lebih dahulu (berjasa bagi umat Islam) dan lebih sempurna, yang tidak ada seorangpun di antara umat ini yang mampu menyamai kehebatan mereka, semoga Allah meridhai mereka dan aku pun ridha kepada mereka. Allah telah menyiapkan surga-surga Firdaus sebagai tempat tinggal mereka, dan Allah telah menetapkan hal itu. (Imam) Muslim mengatakan di dalam shahihnya: Yahya bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci para sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, seandainya ada salah seorang di antara kalian yang berinfak emas sebesar Gunung Uhud niscaya itu tidak bisa mencapai (pahala) satu mud sedekah mereka, bahkan setengahnya juga tidak.” (HR. Muslim dalam Fadha’il Shahabah, diriwayatkan juga Al Bukhari dalam kitab Al Manaaqib no. 3673).” (lihat Tafsir Ibnu Katsir 7/280). [b]Allah Meridhai Salaf dan Para Pengikutnya[/b] Di dalam ayat yang lain Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100). Di dalam ayat ini Allah memuji tiga golongan manusia yaitu: kaum Muhajirin, kaum Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Maka kita katakan bahwa Muhajirin dan Anshar itulah generasi salafsuh shalih. Sedangkan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik itulah yang disebut sebagai salafi. Al Ustadz Abdul Hakim Abdat hafizhahullah mengatakan, “Ayat yang mulia ini merupakan sebesar-besar ayat yang menjelaskan kepada kita pujian dan keridhaan Allah kepada para Shahabat radhiyallahu ‘anhum. Bahwa Allah ‘azza wa jalla telah ridha kepada para Shahabat dan mereka pun ridha kepada Allah ‘azza wa jalla. Dan Allah ‘azza wa jalla juga meridhai orang-orang yang mengikuti perjalanan para Shahabat dari tabi’in, tabi’ut tabi’in dan setrusnya dari orang alim sampai orang awam di timur dan di barat bumi sampai hari ini. Mafhum-nya, mereka yang tidak mengikuti perjalanan para Shahabat, apalagi sampai mengkafirkannya, maka mereka tidak akan mendapatkan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala.” (Al Masaa’il jilid 3, hal. 74). Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan tentang tafsir ayat ini, “Allah ta’ala mengabarkan bahwa keridhaan-Nya tertuju kepada orang-orang yang terlebih dahulu (masuk Islam) yaitu kaum Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Sedangkan bukti keridhaan-Nya kepada mereka adalah dengan mempersiapkan surga-surga yang penuh dengan kenikmatan serta kelezatan yang abadi bagi mereka…” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/140). Imam Al Alusi menerangkan bahwa yang dimaksud dengan As Saabiquun adalah seluruh kaum Muhajirin dan Anshar (Ruuhul Ma’aani, Maktabah Syamilah). Imam Syaukani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan, “Orang-orang yang mengikuti” di dalam ayat ini adalah orang-orang sesudah mereka (para sahabat) hingga hari kiamat. Adapun kata-kata, “dengan baik” merupakan ciri pembatas yang menunjukkan jati diri mereka. Artinya mereka adalah orang-orang yang mengikuti para sahabat dengan senantiasa berpegang teguh dengan kebaikan dalam hal perbuatan maupun perkataan sebagai bentuk peniruan mereka terhadap As Sabiquunal Awwaluun, tafsiran serupa juga disampaikan oleh Syaikh As Sa’di di dalam tafsirnya (Lihat Fathul Qadir dan Taisir Karimir Rahman, Maktabah Syamilah). Imam Ibnu Jarir Ath Thabari mengatakan di dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan “Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik” di dalam ayat ini adalah: Orang-orang yang meniti jalan mereka dalam beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berhijrah dari negeri kafir menuju negeri Islam dalam rangka mencari keridhaan Allah..” (Tafsir Ath Thabari, Maktabah Syamilah). Imam Asy Syinqithi rahimahullah mengatakan, “(Ayat) Ini merupakan dalil tegas dari Al Qur’an yang menunjukkan bahwasanya barangsiapa mencaci mereka (para sahabat) dan membenci mereka maka dia adalah orang yang sesat dan menentang Allah jalla wa ‘ala, dimana dia telah berani membenci suatu kaum yang telah diridhai Allah. Dan tidak diragukan lagi bahwa kebencian kepada orang yang sudah diridhai Allah merupakan sikap penentangan kepada Allah jalla wa ‘ala, tindakan congkak dan melampaui batas.” (lihat Adhwaa’ul Bayaan, Maktabah Syamilah). Masih dalam konteks penafsiran ayat ini Imam Ibnu Katsir rahimahullah memberikan sebuah komentar pedas yang akan membakar telinga ahlul bid’ah pencela shahabat. Beliau mengatakan, “Duhai alangkah celaka orang yang membenci atau mencela mereka (semua sahabat), sungguh celaka orang yang membenci atau mencela sebagian mereka…” Setelah memberitakan sikap orang-orang Rafidhah yang memusuhi, membenci dan mencela orang-orang terbaik sesudah Nabi (diantaranya Abu Bakar dan ‘Umar) Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Sikap ini (yaitu permusuhan, kebencian dan celaan kaum Rafidhah atau Syi’ah) menunjukkan bahwa akal mereka sudah terbalik dan hati mereka juga sudah terbalik. Lalu dimanakah letak keimanan mereka terhadap Al Qur’an sehingga berani-beraninya mereka mencela orang-orang yang telah diridhai oleh Allah?…” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/140) Maka hanguslah telinga-telinga ahlul bid’ah;… mereka yang membenci dan mencaci maki para shahabat; generasi terbaik yang pernah hidup di permukaan bumi ini, radhiyallahu ‘anhum wa ardhaahum (Allah ridha kepada mereka dan saya pun ridha kepada mereka). [b]Pemahaman Salaf Adalah Jalan Keluar Perselisihan[/b] Abu Naajih ‘Irbadh bin Saariyah radhiyallahu’anhu mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan sebuah nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati bergetar dan air mata bercucuran. Maka kamipun mengatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah. Seolah-olah ini merupakan nasihat dari orang yang hendak berpisah. Maka sudilah kiranya anda memberikan wasiat kepada kami”. Beliau pun bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian supaya senantiasa bertakwa kepada Allah. Dan tetaplah mendengar dan taat (kepada pemimpin). Meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup sesudahku niscaya akan menyaksikan banyak perselisihan. Maka berpeganglah dengan Sunnahku, dan Sunnah para khalifah yang lurus dan berpetunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi-gigi geraham. Serta jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (di dalam agama). Karena semua bid’ah (perkara yang diada-adakan dalam agama) adalah sesat.” Imam Nawawi mengatakan: (hadits ini) diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi. Beliau (Tirmidzi) menilainya ‘Hadits hasan shahih’. Pen-takhrij Ad Durrah As Salafiyah menyebutkan bahwa derajat hadits ini: shahih. Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (4/126), Abu Dawud (4607), Tirmidzi (2676), Al Haakim (1/174), Ibnu Hibaan (1/179) serta dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ hadits no. 2549 (lihat Ad Durrah As Salafiyyah Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, cet. Markaz Fajr lith Thab’ah hal. 199, Lihat juga Lau Kaana Khairan, hal. 164). Di dalam hadits yang mulia ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan sebuah solusi bagi umat tatkala menyaksikan sekian banyak perselisihan yang ada sesudah beliau wafat: yaitu berpegang teguh dengan Sunnah Nabi dan Sunnah Khulafa’ur Rasyidin. Imam Nawawi menerangkan bahwa yang dimaksud Khulafa’ur Rasyidin adalah para khalifah yang empat yaitu; Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu’anhum (lihat Ad Durrah As Salafiyah, hal. 201). Imam Ibnu Daqiqil ‘Ied juga menjelaskan bahwa mereka adalah keempat khalifah tersebut berdasarkan ijma’ (lihat Ad Durrah As Salafiyah, hal. 202). Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin mengatakan, “Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita tatkala melihat perselisihan ini (yaitu banyaknya perselisihan, sebagaimana disebutkan di dalam hadits) supaya berpegang teguh dengan Sunnah beliau. Arti dari ungkapan ‘alaikum bi sunnatii ialah; Berpegang teguhlah dengannya (dengan Sunnah Nabi)…”. Beliau rahimahullah juga berkata, “Sedangkan makna kata Sunnah beliau ‘alaihish shalaatu was salaam adalah: jalan yang beliau tempuh, yang mencakup akidah, akhlak, amal, ibadah dan lain sebagainya. Kita harus berpegang teguh dengan Sunnah (ajaran) beliau. Dan kita pun berhakim kepadanya. Sebagaimana yang difirmankan Allah ta’ala yang artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisaa’: 65). Dengan demikian Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi orang yang dikehendaki Allah untuk selamat dari berbagai perselisihan dan berbagai macam kebid’ahan…” (Syarh Riyadhush Shalihin, I/603). Di dalam keterangan beliau terhadap Hadits Arba’in Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “…Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan supaya kita berpegang teguh dengan Sunnah-nya; yaitu jalan beliau, dan juga supaya berpegang teguh dengan jalan Khulafa’ur Rasyidin Al Mahdiyyin. Dan juga termasuk di dalamnya (Khulafa’ur Rasyidin) adalah para khalifah/pengganti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ilmu, ibadah dan dakwah pada umatnya, dan sebagai pemuka mereka ialah empat orang Khalifah; yaitu Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu’anhum.” (lihat Ad Durrah As Salafiyah, hal. 203). Keterangan Syaikh ‘Utsaimin ini serupa dengan keterangan Imam Al Mubarakfuri. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya hadits itu umum berlaku bagi setiap khalifah yang lurus dan tidak dikhususkan bagi dua orang Syaikh (Abu Bakar dan ‘Umar) saja. Dan telah dimaklumi berdasarkan kaidah-kaidah syari’at bahwa seorang khalifah yang lurus tidak diperkenankan untuk menetapkan suatu jalan selain jalan yang ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tuhfatul Ahwadzi, 3/50-51, dinukil dari Limadza, hal. 74-75). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan (Majmu’ Fatawa, 1/282), “Adapun yang dimaksud dengan Sunnah (ajaran) Khulafa’ur Rasyidin maka sebenarnya mereka tidaklah menggariskan sebuah ajaran kecuali berdasarkan perintah beliau (Nabi), maka dengan begitu ia termasuk bagian dari Sunnah beliau…” (dinukil dari Limadza, hal. 73). Di dalam Tuhfatul Ahwadzi (3/50 dan 7/420) Al Mubarakfuri juga mengatakan, “Bukanlah yang dimaksud dengan Sunnah Khulafa’ur Rasyidin kecuali jalan hidup mereka yang sesuai dengan dengan jalan hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam…” (dinukil dari Limadza, hal. 73). Kesimpulan dari penjelasan para ulama di atas ialah sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Salim Al Hilali. Beliau mengatakan, “Dengan demikian kesimpulan semua keterangan ini menunjukkan bahwa Sunnah Khulafa’ur Rasyidin adalah pemahaman para Shahabat radhiyallahu ‘anhum terhadap agama, karena mereka senantiasa meniti jalan sebagaimana jalan pemahaman dan penerapan Islam yang diajarkan oleh Nabi mereka…” (Limadza, hal. 75) Maka kita juga mengatakan bahwasanya jalan keluar bagi umat Islam dari sekian banyak perselisihan yang dapat kita saksikan dengan mata kepala kita pada hari ini berupa munculnya berbagai macam firqah dan aliran-aliran adalah memegang teguh Sunnah (ajaran) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengikuti pemahaman para Shahabat radhiyallahu’anhum. Atau dengan kalimat yang ringkas kita katakan ‘Dengan mengikuti manhaj salaf’. Inilah hakikat dari istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Barangsiapa tidak mengikuti pemahaman para Shahabat maka dia telah menentang Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung ini. [b]Hakikat Ahlus Sunnah wal Jama’ah[/b] As Sunnah secara bahasa artinya jalan. Adapun secara istilah As Sunnah adalah ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabatnya, baik berupa keyakinan, perkataan maupun perbuatan. Dalam hal ini Sunnah menjadi lawan dari bid’ah. Bukan sunnah dalam terminologi fikih. Karena sunnah menurut istilah fikih adalah segala perbuatan ibadah yang bila dikerjakan berpahala akan tetapi bila ditinggalkan tidak berdosa. Maka sunnah yang dimaksud dalam istilah Ahlus Sunnah adalah seluruh ajaran Rasul dan para sahabat, baik yang hukumnya wajib maupun sunnah!! (silakan baca Lau Kaana Khairan karya Ustadz Abdul Hakim, hal. 14-17 baca juga Panduan Aqidah Lengkap penerbit Pustaka Ibnu Katsir hal. 36-40). Al Jama’ah secara bahasa artinya kumpulan orang yang bersepakat untuk suatu perkara. Sedangkan menurut istilah syar’i, al jama’ah berarti orang-orang yang bersatu di atas kebenaran yaitu jama’ah para sahabat beserta orang-orang sesudah mereka hingga hari kiamat yang meniti jejak mereka dalam beragama di atas Al Kitab dan As Sunnah secara lahir maupun batin. Oleh karena itu seorang Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Al Jama’ah adalah segala yang sesuai dengan al haq walaupun engkau seorang diri.” (lihat Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish Shalih, hal. 29 dan 30). Ukuran seseorang berada di atas jama’ah bukanlah jumlah. Akan tetapi ukurannya adalah sejauh mana dia berpegang teguh dengan kebenaran yaitu Islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum. Sebagaimana hal ini telah diisyaratkan oleh Rasul ketika menceritakan akan terjadi perpecahan umat ini menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu yaitu al jama’ah. Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beragama sebagaimana Nabi dan para sahabat. Hadits perpecahan umat adalah hadits yang sah menurut ulama ahli hadits. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan di dalam Majmu’ Fatawa (3/345), “Hadits tentang perpecahan umat adalah hadits yang shahih dan sangat populer di dalam kitab-kitab sunan dan musnad.” (lihat Al Minhah Al Ilahiyah fi Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, hal. 348, Silsilah Ash Shahihah no. 203 dan 204 karya Al Imam Al Albani rahimahullah, baca keterangan tentang status dan faidah-faidah dari hadits perpecahan umat di dalam buku Lau Kaana Khairan, hal. 190-196). Sehingga hakikat Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Sunnah para sahabatnya dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dan menempuh jalan mereka dalam berkeyakinan, berucap dan mengerjakan amalan, demikian pula orang-orang yang konsisten di atas jalur ittiba’ (mengikuti Sunnah) dan menjauhi jalur ibtida’ (mereka-reka bid’ah). Mereka senantiasa ada, eksis dan mendapatkan pertolongan (dari Allah) hingga datangnya hari kiamat. Oleh sebab itu maka mengikuti mereka adalah hidayah sedangkan menyelisihi mereka adalah kesesatan. Mereka itulah yang disebut dengan istilah ’salaf’ (lihat Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish Shalih, hal. 30, Panduan Aqidah Lengkap hal. 40, baca juga definisi Ahlus Sunnah di dalam Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah hal. 17-18, karya Syaikh Doktor Muhammad bin Husain Al Jizani hafizhahullah). Sedangkan lawan dari Ahlus Sunnah adalah Ahlul bid’ah yaitu orang-orang yang tetap mengerjakan bid’ah sesudah ditegakkan hujjah atas mereka, baik bid’ah i’tiqadiyyah (keyakinan) maupun bid’ah amaliyah (amalan), tetapi kemudian mereka tetap istiqamah dengan bid’ahnya (lihat Lau Kaana Khairan, hal. 170). Kita tidak boleh sembarangan dalam menghukumi seseorang atau jama’ah sebagai ahli bid’ah. Syaikh Al Albani berkata, “Terjatuhnya seorang ulama dalam bid’ah tidaklah secara otomatis menjadikannya sebagai seorang ahli bid’ah….” “…Ada dua persyaratan agar seseorang dikatakan sebagai ahli bid’ah: Ia bukanlah seorang mujtahid, namun seorang pengikut hawa nafsu. Berbuat bid’ah merupakan kebiasaannya (Silsilah Huda wa Nur, kaset no. 785) Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad (Ahli hadits Madinah saat ini) berkata, “Tidak semua orang yang melakukan bid’ah secara otomatis menjadi ahli bid’ah. Hanyalah dikatakan ahli bid’ah bagi orang yang telah jelas dan dikenal dengan bid’ahnya. Sebagian orang sangat berani dalam pembid’ahan sampai-sampai mentabdi’ orang yang memiliki kebaikan dan memberi manfaat yang banyak bagi masyarakat. Sebagian orang menyebut setiap orang yang menyelisihinya sebagai ahli bid’ah.” (dinukil dari Ringkasan buku Lerai Pertikaian, Sudahi Permusuhan karya Ustadz Abu Abdil Muhsin hafizhahullah). Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: Siapakah yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah? Beliau menjawab, “Yang disebut sebagai Ahlus Sunnah wal jama’ah hanyalah orang-orang yang benar-benar berpegang teguh dengan As Sunnah (ajaran Nabi) dan mereka bersatu di atasnya. Mereka tidak menyimpang kepada selain ajaran As Sunnah, baik dalam urusan keyakinan ilmiah maupun dalam masalah amal praktik hukum. Oleh sebab inilah mereka disebut dengan Ahlus Sunnah, yaitu karena mereka bersatu padu di atasnya (di atas Sunnah). Dan apabila anda cermati keadaan ahlul bid’ah niscaya anda dapatkan mereka itu berselisih dalam hal metode akidah dan amaliah, ini menunjukkan bahwa mereka itu sangat jauh dari petunjuk As Sunnah, tergantung dengan kadar kebid’ahan yang mereka ciptakan.” (Fatawa Arkanul Islam, hal. 21). Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki sebutan lain di kalangan para ulama yaitu: Ash-habul Hadits atau Ahlul Hadits (pengikut dan pembela hadits), Ahlul Atsar (pengikut jejak salaf), Ahlul Ittiba’ (Peniti Sunnah Nabi), Al Ghurabaa’ (Orang-orang yang terasing dari berbagai keburukan), Ath Thaa’ifah Al Manshurah (Kelompok yang mendapatkan pertolongan Allah) dan Al Firqah An Najiyah (Golongan yang selamat). Dan pada saat sekarang ini ketika banyak kelompok dalam tubuh umat Islam yang mengaku sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan pengikut Al Kitab dan As Sunnah namun ternyata praktik dan ajarannya jauh menyimpang dari prinsip-prinsip Salafush Shalih maka bangkitlah para ulama untuk memberikan sebuah istilah pembeda yaitu Salafiyun (para pengikut Salaf) (lihat Mujmal Ushul Ahlis Sunnah, hal. 6, Limadza hal. 36-38, Minhaaj Al Firqah An Najiyah, hal. 6-17 dan Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hal. 7-14). Apabila para pembaca ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah munculnya istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah maka kami sarankan untuk membaca Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang diterbitkan Pustaka At Taqwa hal. 14-17. Di sana beliau sudah menerangkan hal ini, semoga Allah memberikan balasan sebaik-baiknya kepada beliau. Dan bagi para pembaca yang ingin membaca keterangan yang menjelaskan bahwa Al Firqatun Najiyah adalah Ath Tha’ifah Al Manshurah juga sama dengan Ahlul Hadits maka silakan baca buku Mereka Adalah Teroris cet. I hal. 77-95. Semoga Allah merahmati para ustadz kita dan menyatukan mereka dalam barisan dakwah Salafiyah dalam membumihanguskan gerombolan dakwah Ahlul bid’ah, …Aammiin. [b]Hanya Satu yang Selamat![/b] Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberitakan tentang terjadinya perpecahan umatnya sesudah beliau wafat. Kami sangat mengharapkan keterangan dari yang mulia tentang hal itu? Beliau menjawab, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan dalam hadits-hadits yang sah (riwayat Abu Dawud di Kitab As Sunnah bab Syarhu Sunnah (4596), At Tirmidzi di Kitabul Iman bab Iftiraqu Hadzihihil Ummah (2642), Ibnu Majah di Kitabul Fitan bab Iftiraqul Ummah (3991)). Hadits-hadits itu menceritakan bahwa kaum Yahudi berpecah belah menjadi 71 kelompok/firqah. Sedangkan kaum Nashara berpecah menjadi 72 firqah. Dan umat ini akan berpecah menjadi 73 firqah. Seluruh firqah ini terancam berada di neraka kecuali satu firqah. Firqah tersebut terdiri dari orang-orang yang berpegang teguh dengan ajaran dan pemahaman agama sebagaimana yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabatnya. Kelompok inilah yang disebut dengan Al Firqah An Najiyah (kelompok yang selamat). Mereka selamat dari kebid’ahan ketika berada di dunia. Dan mereka terselamatkan dari api neraka ketika di akhirat kelak. Inilah Ath Thaa’ifah Al Manshuurah (kelompok yang diberi pertolongan dan dimenangkan) yang akan tetap eksis hingga datangnya hari kiamat. Mereka senantiasa menang dan mendapatkan ketegaran dalam menegakkan agama Allah ‘azza wa jalla.” “Tujuh puluh tiga firqah ini, salah satunya berada di atas kebenaran sedangkan selainnya berada di atas kebatilan. Sebagian ulama berusaha untuk merincinya satu persatu dan menyimpulkannya menjadi lima aliran utama ahlul bida’ (kaum pembela bid’ah). Dari setiap aliran itu mereka bagi lagi menjadi beberapa sekte sampai bisa mencapai total bilangan tersebut yang telah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan ulama yang lainnya memandang bahwa dalam hal ini sikap yang lebih baik ialah menahan diri untuk tidak merincinya. Mereka beralasan karena bukan hanya firqah-firqah yang sudah ada ini saja yang tersesat. Tetapi telah banyak kelompok orang yang tersesat dalam jumlah kelompok yang lebih besar di masa sebelumnya. Begitu pula banyak firqah baru yang muncul setelah tujuh puluh dua firqah yang ada sekarang. Mereka berpendapat bahwa bilangan ini tidak akan pernah terhenti dan tidak mungkin bisa diketahui sampai kapan berakhirnya kecuali nanti di akhir zaman ketika hari kiamat datang. Oleh sebab itu sikap yang lebih baik ialah kita sebutkan secara global saja bilangan yang sudah disebutkan secara global oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita katakan bahwasanya umat ini akan berpecah belah menjadi 73 firqah, semuanya berada di neraka kecuali satu. Kemudian kita katakan bahwa setiap orang yang menyimpang dari petunjuk dan pemahaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya adalah termasuk dalam firqah-firqah ini. Dan bisa juga Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan gambaran tentang pokok-pokok aliran sesat yang belum bisa kita ketahui keberadaannya sekarang ini kecuali hanya sebatas sepuluh aliran saja yang baru bisa kita lihat. Atau bisa juga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan beberapa pokok aliran sesat yang di dalamnya terkandung cabang-cabang sebagaimana pendapat demikian dipilih oleh sebagian ulama. Adapun ilmu yang sebenarnya ada di sisi Allah ‘azza wa jalla.” (Fatawa Arkaanul Islaam, hal. 21-22). [b]Firqah-Firqah yang Menyimpang[/b] Setelah kita mengetahui bersama bahwasanya satu-satunya jalan yang diridhai Allah dalam beragama adalah pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah; yaitu tegak di atas Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman salafush shalih. Maka tidak kalah pentingnya sekarang adalah mengetahui berbagai kelompok Islam atau firqah yang menyimpang dari pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Di sini kami ingin mengingatkan kembali perkataan Imam Ibnul Qayyim yang sangat penting untuk kita cermati. Beliau rahimahullah mengatakan, “Pemahaman yang benar dan niat yang baik adalah termasuk nikmat paling agung yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya. Bahkan tidaklah seorang hamba mendapatkan pemberian yang lebih utama dan lebih agung setelah nikmat Islam daripada memperoleh kedua nikmat ini. Bahkan kedua hal ini adalah pilar tegaknya agama Islam, dan Islam tegak di atas pondasi keduanya. Dengan dua nikmat inilah hamba bisa menyelamatkan dirinya dari terjebak di jalan orang yang dimurkai (al maghdhuubi ‘alaihim) yaitu orang yang memiliki niat yang rusak. Dan juga dengan keduanya ia selamat dari jebakan jalan orang sesat (adh dhaalliin) yaitu orang-orang yang pemahamannya rusak. Sehingga dengan itulah dia akan termasuk orang yang meniti jalan orang yang diberi nikmat (an’amta ‘alaihim) yaitu orang-orang yang memiliki pemahaman dan niat yang baik. Mereka itulah pengikut shirathal mustaqim..” (I’laamul Muwaqqi’iin, 1/87, dinukil dari Min Washaaya Salaf, hal. 44) Dari perkataan beliau ini kita bisa menarik kesimpulan berharga bahwasanya sumber penyimpangan manusia dari jalan yang lurus adalah buruknya pemahaman dan buruknya niat. Inilah dua pokok kesesatan yang ada, baik di dalam Islam maupun di luar Islam. Sebagian besar kelompok menyimpang yang ada sekarang ini pada hakikatnya mewarisi penyimpangan-penyimpangan yang ada pada para pendahulunya, sedikit maupun banyak. Ada di antara mereka yang murni mengikuti sebuah aliran masa silam tapi ada juga yang menggabung-gabungkan penyimpangan dari berbagai aliran masa silam ke dalam tubuh kelompok mereka. Dan kebanyakan dari mereka sudah tidak lagi memakai nama lama. Akan tetapi mereka kelabui umat dengan nama-nama yang indah dan mempesona. Ada lagi orang-orang yang merasa tidak puas dengan referensi-referensi Islam dan mencoba menggali ‘tambahan pelajaran’ dari produk pemikiran orang-orang Kafir. Di antara mereka ada yang masih berada dalam lingkaran Islam. Tetapi ada juga yang sudah mental keluar karena bosan dengan manhaj para ulama Salaf dan lebih senang dengan ajaran Orientalis. Maka jadilah orang-orang seperti ini sebagai orang-orang yang merasa memperjuangkan keagungan nilai ajaran agama Islam. Berdasarkan persangkaan ini maka mereka pun mengumpulkan manusia dan menyebarkan ide-ide mereka dalam bentuk ceramah maupun tulisan. Mereka bangun sekolah demi mengkader para penerus kesesatan mereka. Mereka racuni pikiran para generasi muda dan kaum cerdik cendekia. Bahkan tidak jarang ada di antara mereka yang nekat turun ke jalan dan mengerahkan massa. Atau lebih sangar lagi ada yang berani mengangkat senjata dan menumpahkan darah manusia tanpa hak. Subhaanallaah…!! Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan, [b]“Setiap golongan yang menamakan dirinya dengan selain identitas Islam dan Sunnah adalah mubtadi’ (ahli bid’ah) seperti contohnya: Rafidhah (Syi’ah), Jahmiyah, Khawarij, Qadariyah, Murji’ah, Mu’tazilah, Karramiyah, Kullabiyah, dan juga kelompok-kelompok lain yang serupa dengan mereka.[/b] Inilah firqah-firqah sesat dan kelompok-kelompok bid’ah, semoga Allah melindungi kita darinya.” (Lum’atul I’tiqad, dinukil dari Al Is’ad fi Syarhi Lum’atil I’tiqad hal 90. Namun di sana tidak disebutkan nama Khawarij, dugaan saya ini adalah salah cetak, sebagaimana tampak dari syarahnya yang juga menjelaskan firqah Khawarij. Silakan bandingkan dengan Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Al ‘Utsaimin, hal. 161). Setelah membawakan perkataan Imam Ibnu Qudamah ini Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan mengenai sebagian ciri-ciri Ahlul bid’ah. Beliau mengatakan, “Kaum Ahlul bid’ah itu memiliki beberapa ciri, di antara cirinya adalah: Mereka memiliki karakter selain karakter Islam dan Sunnah sebagai akibat dari bid’ah-bid’ah yang mereka ciptakan, baik yang menyangkut urusan perkataan, perbuatan maupun keyakinan. Mereka sangat fanatik kepada pendapat-pendapat golongan mereka. Sehingga mereka pun tidak mau kembali kepada kebenaran meskipun kebenaran itu sudah tampak jelas bagi mereka. Mereka membenci para Imam umat Islam dan para pemimpin agama (ulama) (Syarah Lum’atul I’tiqad, hal. 161). Kemudian Syaikh Al ‘Utsaimin menjelaskan satu persatu gambaran firqah sesat tersebut secara singkat. Berikut ini intisari penjelasan beliau dengan beberapa tambahan dari sumber lain. Mereka itu adalah: [b]Rafidhah (Syi’ah),[/b] yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam mengagungkan ahlul bait (keluarga Nabi). Mereka juga mengkafirkan orang-orang selain golongannya, baik itu dari kalangan para Shahabat maupun yang lainnya. Ada juga di antara mereka yang menuduh para Shahabat telah menjadi fasik sesudah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ini pun terdiri dari banyak sekte. Di antara mereka ada yang sangat ekstrim hingga berani mempertuhankan ‘Ali bin Abi Thalib, dan ada pula di antara mereka yang lebih rendah kesesatannya dibandingkan mereka ini. Tokoh mereka di zaman ini adalah Khomeini beserta begundal-begundalnya. (Silakan baca Majalah Al Furqon Edisi 6 Tahun V/Muharram 1427 hal. 49-53). [b]Jahmiyah. [/b]Disebut demikian karena mereka adalah penganut paham Jahm bin Shofwan yang madzhabnya sesat. Madzhab mereka dalam masalah tauhid adalah menolak sifat-sifat Allah. Sedangkan madzhab mereka dalam masalah takdir adalah menganut paham Jabriyah. Paham Jabriyah menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang terpaksa dan tidak memiliki pilihan dalam mengerjakan kebaikan dan keburukan. Adapun dalam masalah keimanan madzhab mereka adalah menganut paham Murji’ah yang menyatakan bahwa iman itu cukup dengan pengakuan hati tanpa harus diikuti dengan ucapan dan amalan. Sehingga konsekuensi dari pendapat mereka ialah pelaku dosa besar adalah seorang mukmin yang sempurna imannya. Wallaahul musta’aan. [b]Khawarij.[/b] Mereka ini adalah orang-orang yang memberontak kepada khalifah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu karena alasan pemutusan hukum. Di antara ciri pemahaman mereka ialah membolehkan pemberontakan kepada penguasa muslim dan mengkafirkan
  434. pelaku dosa besar. Mereka ini juga terbagi menjadi bersekte-sekte lagi. (Tentang Pemberontakan, silakan baca Majalah Al Furqon Edisi 6 Tahun V/Muharram 1427 hal. 31-36).
    [b]Qadariyah.[/b] Mereka ini adalah orang-orang yang berpendapat menolak keberadaan takdir. Sehingga mereka meyakini bahwa hamba memiliki kehendak bebas dan kemampuan berbuat yang terlepas sama sekali dari kehendak dan kekuasaan Allah. Pelopor yang menampakkan pendapat ini adalah Ma’bad Al Juhani di akhir-akhir periode kehidupan para Shahabat. Di antara mereka ada yang ekstrim dan ada yang tidak. Namun yang tidak ekstrim ini menyatakan bahwa terjadinya perbuatan hamba bukan karena kehendak, kekuasaan dan ciptaan Allah, jadi inipun sama sesatnya.
    [b]Murji’ah. [/b]Menurut mereka amal bukanlah bagian dari iman. Sehingga cukuplah iman itu dengan modal pengakuan hati saja. Konsekuensi pendapat mereka adalah pelaku dosa besar termasuk orang yang imannya sempurna. Meskipun dia melakukan kemaksiatan apapun dan meninggalkan ketaatan apapun. Madzhab mereka ini merupakan kebalikan dari madzhab Khawarij.
    [b]Mu’tazilah. [/b]Mereka adalah para pengikut Washil bin ‘Atha’ yang beri’tizal (menyempal) dari majelis pengajian Hasan Al Bashri. Dia menyatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar itu di dunia dihukumi sebagai orang yang berada di antara dua posisi (manzilah baina manzilatain), tidak kafir tapi juga tidak beriman. Akan tetapi menurutnya di akhirat mereka akhirnya juga akan kekal di dalam Neraka. Tokoh lain yang mengikuti jejaknya adalah Amr bin ‘Ubaid. Madzhab mereka dalam masalah tauhid Asma’ wa Shifat adalah menolak (ta’thil) sebagaimana kelakuan kaum Jahmiyah. Dalam masalah takdir mereka ini menganut paham Qadariyah. Sedang dalam masalah pelaku dosa besar mereka menganggapnya tidak kafir tapi juga tidak beriman. Dengan dua prinsip terakhir ini pada hakikatnya mereka bertentangan dengan Jahmiyah. Karena Jahmiyah menganut paham Jabriyah dan menganggap dosa tidaklah membahayakan keimanan. Inilah anehnya bid’ah, dua prinsip aliran sesat yang bertentangan bisa bertemu dalam satu tubuh. Tahsabuhum jamii’an wa quluubuhum syattaa. Kalian lihat mereka itu bersatu padu akan tetapi sebenarnya hati mereka tercerai-berai. (lihat QS. Al Hasyr: 14).
    [b]Karramiyah. [/b]Mereka adalah pengikut Muhammad bin Karram yang cenderung kepada madzhab Tasybih (penyerupaan sifat Allah dengan makhluk) dan mengikuti pendapat Murji’ah, mereka ini juga terdiri dari banyak sekte.
    [b]Kullabiyah. [/b]Mereka ini adalah pengikut Abdullah bin Sa’id bin Kullab Al Bashri. Mereka inilah yang mengeluarkan statemen tentang Tujuh Sifat Allah yang mereka tetapkan dengan akal. Kemudian kaum [b]Asya’irah (yang mengaku mengikuti Imam Abul Hasan Al Asy’ari) [/b]pada masa ini pun mengikuti jejak langkah mereka yang sesat itu. Perlu kita ketahui bahwa Imam Abul Hasan Al Asy’ari pada awalnya menganut paham Mu’tazilah sampai usia sekitar 40 tahun. Kemudian sesudah itu beliau bertaubat darinya dan membongkar kebatilan madzhab Mu’tazilah. Di tengah perjalanannya kembali kepada manhaj Ahlus Sunnah beliau sempat memiliki keyakinan semacam ini yang tidak mau mengakui sifat-sifat Allah kecuali tujuh saja yaitu: hidup, mengetahui, berkuasa, berbicara, berkehendak, mendengar dan melihat. Kemudian akhirnya beliau bertaubat secara total dan berpegang teguh dengan madzhab Ahlus Sunnah, semoga Allah merahmati beliau. (lihat Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 161-163).
    Syaikh Abdur Razzaq Al Jaza’iri hafizhahullah mengatakan, “Dan firqah-firqah sesat tidak terbatas pada beberapa firqah yang sudah disebutkan ini saja. Karena ini adalah sebagiannya saja. Di antara firqah sesat lainnya adalah: Kaum Shufiyah dengan berbagai macam tarekatnya, Kaum Syi’ah dengan sekte-sektenya, Kaum Mulahidah (atheis) dengan berbagai macam kelompoknya. Dan juga kelompok-kelompok yang gemar ber-tahazzub (bergolong-golongan) pada masa kini dengan berbagai macam alirannya, seperti contohnya: Jama’ah Hijrah wa Takfir yang menganut aliran Khawarij; yang dampak negatif ulah mereka telah menyebar kemana-mana (yaitu dengan maraknya pengeboman dan pemberontakan kepada penguasa, red), Jama’ah Tabligh dari India yang menganut aliran Sufi, Jama’ah-jama’ah Jihad yang mereka ini termasuk pengusung paham Khawarij tulen, kelompok Al Jaz’arah, begitu juga (gerakan) Al Ikhwan Al Muslimun baik di tingkat internasional maupun di kawasan regional (bacalah buku Menyingkap Syubhat dan Kerancuan Ikhwanul Muslimin karya Ustadz Andy Abu Thalib Al Atsary hafizhahullah). Sebagian di antara mereka (Ikhwanul Muslimin) ada juga yang tumbuh berkembang menjadi beberapa Jama’ah Takfiri (yang mudah mengkafirkan orang). Dan kelompok-kelompok sesat selain mereka masih banyak lagi.” (lihat Al Is’aad fii Syarhi Lum’atul I’tiqaad, hal. 91-92, bagi yang ingin menelaah lebih dalam tentang hakikat dan bahaya di balik jama’ah-jama’ah yang ada silakan membaca buku Jama’ah-Jama’ah Islam karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali hafizhahullah).

    [b]Haram Berpecah Belah Menjadi Berbagai Jama’ah dan Partai[/b]

    Berikut ini sebagian fatwa para ulama yang mengecam keras tindakan mendirikan berbagai jama’ah dan mengkotak-kotakkan umat Islam dalam sekat-sekat partai dan kelompok keagamaan. Komite Tetap urusan fatwa Kerajaan Saudi Arabia yang diketuai oleh Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya, “Apakah hukum berbilangnya jama’ah dan hizb/partai di dalam Islam, dan apakah hukum berloyalitas kepadanya ?” Komite tersebut menjawab: “Tidak diperbolehkan kaum muslimin terpecah belah dalam agama mereka menjadi berbagai kelompok dan golongan… Karena sesungguhnya perpecahan ini tergolong perkara yang dilarang Allah kepada kita. Allah mencela orang yang menciptakan dan juga orang yang mengikuti orang yang mencetuskannya. Dan Allah telah mengancam pelakunya dengan siksaan yang sangat besar. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan janganlah berpecah belah..” (QS. Ali ‘Imran : 103) sampai firman Allah ta’ala, “Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah belah dan senantiasa berselisih sesudah datang berbagai macam keterangan kepada mereka. Dan bagi mereka itulah siksaan yang sangat besar.” (QS. Ali ‘Imran: 105). Allah ta’ala juga berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka sehingga mereka pun menjadi bergolong-golongan tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka.” (QS. Al An’am : 159). Adapun apabila pemegang urusan kaum muslimin (Pemerintah, red) yang melakukan upaya pengaturan terhadap mereka serta memilah-milah mereka dalam berbagai kegiatan agama atau keduniaan (bukan untuk memecah belah, red) maka tindakan semacam ini disyari’atkan.” (Fatwa No. 1674 tertanggal 7/10/1397 H, lihat Silsilah Abhats Manhajiyah Salafiyah, hal. 52-53).

    Nasihat serupa juga disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakan, “Tidak terdapat dalil baik di dalam Al Kitab maupun di dalam As Sunnah yang membolehkan munculnya berbagai macam jama’ah dan hizb/partai. Akan tetapi yang ada di dalam Al Kitab dan As Sunnah justru mencela hal itu. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (QS. Al Mu’minuun: 53). Dan tidak ragu lagi bahwasanya keberadaan hizb-hizb ini bertentangan dengan perintah Allah, bahkan ia juga bertolak belakang dengan anjuran yang disinggung di dalam firman Allah ta’ala, “Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku.” (QS. Al Anbiyaa’: 92)” (lihat Silsilah Abhats Manhajiyah Salafiyah, hal. 54).

    Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah yang dulunya pernah membolehkan orang untuk khuruj (keluar daerah untuk berdakwah ala Tablighi dalam rentang waktu tertentu) bersama Jama’ah Tabligh pun dalam fatwa terakhirnya mengatakan, “Jama’ah Tabligh tidak memiliki bashirah (ilmu dan keterangan) dalam berbagai permasalahan akidah, sehingga tidak diperbolehkan untuk khuruj bersama mereka, kecuali bagi orang yang sudah mempunyai bekal ilmu dan bashirah (pemahaman yang dalam) dalam hal akidah lurus yang dipegang oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah supaya dia bisa mengarahkan dan menasihati mereka.” (Majalah Ad Da’wah, Riyadh No. 1438 tertanggal 13/1/1414 H dan tercantum dalam Majmu’ Fatawa beliau 8/331, dinukil dengan sedikit perubahan dari Silsilah Abhats Manhajiyah Salafiyah, hal. 55-56). Dalam permasalahan ini para ulama lainnya juga memberikan fatwa yang melarang terbentuknya berbagai jama’ah dan hizb semacam ini, di antara mereka adalah Syaikh Shalih Al Fauzan (anggota Lembaga Ulama Besar kerajaan Saudi Arabia), Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani (mujaddid dan ahli hadits abad ini), Syaikh Bakr Abu Zaid dan ulama-ulama yang lainnya dari negeri Saudi, Yaman, Yordan, dan negeri lain, semoga Allah menjaga mereka semua.

    Maka pada masa ini di negeri yang kita tempati, kita sungguh dibuat terheran-heran oleh ulah sebagian kelompok umat Islam yang menyerukan persatuan dan mengajak untuk mempererat jalinan ukhuwah di antara sesama muslim namun di saat yang sama mereka justru asyik mendengung-dengungkan kehebatan partainya sembari mengibar-ngibarkan bendera partainya, mengenakan kaos dan beraneka atribut partai, merentangkan spanduk kebanggaannya serta memobilisasi massa untuk mencoblos partai mereka dan tidak memilih partai Islam yang lainnya. Inilah salah satu keajaiban Harakah Islamiyah (Gerakan Islam) abad 21 yang berusaha ‘menegakkan benang basah’ dan rela untuk merengek-rengek kepada Demokrasi demi mendapatkan jatah kursi. Wallahul musta’aan. Adakah orang yang mau merenungkan?

    [b]Penutup[/b]

    Di akhir tulisan ini kami ingin menegaskan ulang bahwa [b]Salaf artinya para sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik, Salaf bukanlah pabrik atau partai atau organisasi atau yayasan atau perkumpulan atau perusahaan… jangan salah paham. Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam telah bersabda mensifati sebuah golongan yang selamat dari perpecahan di dunia dan siksa di akhirat, yang biasa disebut dengan istilah Al Firqah An Najiyah (golongan yang selamat) atau Ath Thaa’ifah Al Manshuurah (kelompok yang mendapat pertolongan) atau Al Jama’ah atau Al Ghurabaa’ (orang-orang yang asing), beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang beragama sebagaimana caraku dan cara para sahabatku pada hari ini.” (HR. Ahmad, dinukil dari Kitab Tauhid Syaikh Shalih Fauzan hal. 11).[/b]

    Maka sebenarnya pertanyaan yang harus kita tujukan pertama kali kepada diri-diri kita sekarang adalah; apakah akidah kita, ibadah kita, dakwah kita, garis perjuangan kita sudah selaras dengan petunjuk Rasul dan para sahabat ataukah belum? Pikirkanlah baik-baik dengan hati dan pikiran yang tenang: Benarkah apa yang selama ini kita peroleh dari para ustadz dan Murabbi serta Murabbiyat sudah sesuai dengan pemahaman sahabat ataukah belum? Kalau iya mana buktinya? Marilah kita ikuti jejak dakwah Rasul serta para sahabat dan juga para ulama Salaf dari zaman ke zaman. Ukurlah keadaan kita dengan timbangan Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman Salaf. Ingat, jangan ta’ashshub (fanatik buta). Pelajari dulu akidah dan manhaj yang benar, baru saudara akan bisa menilai apakah manhaj dan dakwah saudara-saudara sudah cocok dengan pemahaman sahabat ataukah belum cocok tapi dipaksa-paksa biar kelihatan cocok?! Orang yang bijak mengatakan: ‘Kenalilah kebenaran maka engkau akan mengenal siapa yang benar!’ Kenapa kita harus ngotot membela seorang tokoh, beberapa individu, sebuah partai, atau yayasan, atau organisasi, atau pergerakan, atau perhimpunan, atau kesatuan aksi, atau apapun namanya kalau ternyata itu semua menyimpang dari jalan Rasul dan para sahabat? Pikirkanlah ini baik-baik sebelum anda bertindak, berorasi, menulis, atau menggalang massa, sadarilah kita semua telah mendapatkan larangan dari Allah Ta’ala dari atas langit sana dengan firman-Nya yang artinya, “Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua itu pasti akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al Israa’ : 36). Peganglah akidah ini kuat-kuat!!

    Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

    Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam: [katakanlah] kepada manusia [inilah jalanku] artinya: jalan yang kutempuh dan kuajak kamu untuk menempuhnya. Yaitu suatu jalan yang akan mengantarkan menuju Allah dan negeri kemuliaan-Nya (surga). Jalan itu mencakup ilmu terhadap kebenaran dan mengamalkannya, menjunjung tinggi kebenaran serta mengikhlashkan ketaatan beragama hanya untuk Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. [aku mengajak kamu kepada Allah] artinya: aku memotivasi seluruh makhluk dan hamba-hamba agar menempuh jalan menuju Tuhan mereka. Aku senantiasa mendorong mereka untuk itu, dan aku memperingatkan mereka dari bahaya yang dapat menjauhkan dari jalan itu. Bersama itu akupun memiliki [hujjah yang nyata] dari ajaran agamaku, (dakwahku) tegak di atas landasan ilmu dan keyakinan, tidak ada keraguan, kebimbangan dan ketidakpastian. [dan] begitu pula [orang-orang yang mengikutiku], mereka mengajakmu kepada Allah sebagaimana ajakanku, berdasarkan hujjah yang nyata dari agama-Nya. [dan Maha suci Allah] dari segala sesuatu yang disandarkan kepada-Nya tapi tidak sesuai bagi kemuliaan-Nya atau mengurangi kesempurnaan-Nya. [dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik] dalam segala urusanku, tetapi aku menyembah Allah dengan mengikhlashkan agama untuk-Nya.” (Taisir Karimir Rahman, hal. 406).

    Demikianlah yang dimudahkan bagi kami untuk menyusun tulisan ini. Tulisan ini memang masih jauh dari kesempurnaan. Yang benar bersumber dari Allah. Sedangkan yang salah berasal dari kami dan dari syaithan, Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kesalahan kami. Dan kami memohon ampun kepada Allah atasnya. Nasihat dan kritik membangun dari para pembaca yang budiman sangat kami harapkan demi tegaknya kebenaran dan untuk mengharapkan limpahan ridha, rahmat dan barakah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga Allah menerima amal-amal kita. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada teladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat dan seluruh pengikut mereka yang setia. Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.

  435. @kembali keaqidah……
    Anda baca yang benar dulu dan coba berpikir jernih baru menjawab komentar lawan diskusi anda jangan ASJA (asal jawab)
    Anda mengatakan (baca kembali tulisan anda dan jawaban saya} ang belum tuntas di sini adalah mengapa itu dilakukan di karbala, salah satu tempat Paling SUCI kaum syiah? (copas).
    Dan jawaban saya pun:Aburahat, di/pada Mei 6th, 2009 pada 9:43 am Dikatakan:

    @kembali ke aqidah yang benar
    Kalau dikatakan tempat Paling Suci menurut syiah saya rasa anda keliru. Tetapi kalau dikatakan tempat paling dikenang sebagai tempat pembantaian Imam Husein cucu Rasul, itu benar. Kita tidak perlu heran apabila ada golongan yang melampiaskan penyesalan pada suatu tempat dimana telah terjadi sesuatu yang membuat mereka menderita karena penyesalan.
    Jawaban saya diatas anda putar balikkan dengan penulisan anda ini: kembali ke aqidah yg benar, di/pada Mei 13th, 2009 pada 7:32 pm Dikatakan:

    @abu rahat

    anda mengatakan TANAH KARBALA bukan tanah suci.
    saya bawakan riwayat dari syiah, yaitu:

    risalah (tulisan / karangan) yang ditulis oleh seorang Syi’ah yang biasa dipanggil As-Sayyid Abdur-Ridla Al-Mar’isyi Asy-Syihristaani dengan judul As-Sujud ‘ala At-Turbah Al-Husainiyyah pada hal. 15 dia berkata: “Telah diriwayatkan bahwa sujud di atas tanah Karbala paling utama karena kemuliaan dan kesucian tanah tersebut. Serta kesucian orang yang dikubur di tanah tersebut. Dan telah diriwayatkan hadits dari A`imatil ‘Ithrah Ath-Thahirah alaihimus salam[3] bahwa sujud di atas Karbala menerangi bumi yang ketujuh. Dalam riwayat lain: “Dapat menembus ketujuh hijab. Dan dalam riwayat lain: Allah menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala yang Dia tidak menerima shalat orang yang bersujud di selainnya. Dalam riwayat lain bahwa sujud di atas tanah kuburan Husein menerangi bumi.”

    Mana yg benar?

    Memang mulut syiah kalau meriwayatkan dan menulis sesuatu selalu membingungkan atau anda sedang menutup-nutupi.
    TULISAN ITU TERPAMPANG JELAS DI KITAB SYIAH.

    TOLONG, SAYA SEDANG MENCARI AQIDAH YG BENAR.

    Kalau tempat yg diaanggap suci oleh syiah saya OK. Tapi yang PALING suci TIDAK.
    Apakah kebiasaan anda2 yang anti syiah selalu memutar balikan kebenaran untuk membenarkan nafsu2 anda2?(saya katakan demikian karena dlm penulisan anda2 mendiskritkan syiah)
    Jangan senang memfitnah. Yang sekarang nyata dimata kita anda memfitnah se-akan2 saya menolak atas pernyataan syiah bahwa KARBALA TEMPAT SUCI. Padahal saya tidak pernah katakan bahwa syiah TIDAK MENGANGGAP KARBALA YEMPAT SUCI.
    Apalagi kejadian2 masa lalu yang kita ketahui hanya berdasarkan berita yang sampai pada kita melalui penyampaian ber-puluh2 orang. Yang mungkin didalamnya terdapat pemfitnah, pembohong, penghasut dlsbnya Wasalam

  436. @kembali ke aqidah yg benar

    Coba lihat hadits yg saya bawa:

    “Allah menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala yang Dia tidak menerima shalat orang yang bersujud di selainnya. Dalam riwayat lain bahwa sujud di atas kuburan Husein menerangi bumi.”

    Kalau anda punya keterbatasan dalam pemahaman bahasa, maka jgn sekali2 membaca buku2 syi’ah.
    Perhatikan baik2, akan sangat berbeda tafsir dr kalimat tsb jika kata yang diganti dengan kata dan, dan anda menafsirkannya sebagai “dan”. berikut saya ubah jika menggunakan kata “dan”, dan silakan rasakan bedanya.

    Allah menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala dan Dia tidak menerima shalat orang yang bersujud di selainnya. Dalam riwayat lain bahwa sujud di atas tanah kuburan Husein menerangi bumi.”

    Jika penjelasan ini pun belum bisa membuat anda paham, saya bersedia utk menjelaskan lebih detil.

    Wassalam

  437. @harlan fauzan ali, di/pada Mei 18th, 2009 pada 9:09 am

    Mari Mengenal Manhaj Salaf

    Perlu kita ingat bersama bahwa cek dan ricek merupakan bagian dari keindahan ajaran Islam yang harus kita jaga. Allah ta’ala berfirman yang artinya, [b]“Wahai orang-orang yang beriman jika orang fasik datang kepada kalian membawa berita maka telitilah kebenarannya…” (QS. Al Hujuraat: 6)[/b](Silakan baca penjelasan ayat ini di dalam rubrik Tafsir Majalah As Sunnah Edisi 01/Thn X/1427 H/2006 M, hal. 11-15).

    Tumben salafy bicara ttg cek & ricek. Bukankah mazhab kalian (dan juga dicontohkan oleh kalian di blog ini) penuh dg hujatan, fitnah, tuduhan. Ini menandakan kalian tdk memahami keindahan dari Islam?.
    Apakah kalian ingin mengatakan bhw untuk mengenal salafy maka hrs diterapkan konsep cek & ricek?. Jika untuk mengenal syi’ah maka silakan berbuat dzalim?. Apakah kalian pikir dg mengutip teks2 syi’ah dan menafsirkan menggunakan tafsir guru2 kalian yg membenci syi’ah (ahlul bayt) maka itu sdah bagian dr cek & ricek..??.

    Saudara-saudara sekalian, di hadapan kita ada sebuah istilah yang cukup populer namun sering disalahpahami oleh sebagian orang. Istilah yang dimaksud adalah kata salaf atau salafi dan salafiyah.

    Saudara-saudara sekalian, di hadapan kita ada sebuah istilah yang cukup populer namun sering disalahpahami oleh sebagian orang. Istilah yang dimaksud adalah kata syi’ah atau syi’i dan ahlul bayt.

    Kami sangat menganjurkan kepada para pembaca sekalian untuk memiliki atau membaca langsung buku (syi’ah) tersebut. Orang bilang, “Tak kenal maka tak sayang…”

    Pemahaman yang Benar dan Niat Baik

    Oleh sebab itu di sini kami katakan: Hendaknya kita semua berusaha seoptimal mungkin untuk memahami persoalan yang kita hadapi ini sebaik-baiknya dengan dilandasi niat yang baik yaitu untuk mencari kebenaran dan kemudian mengikutinya. Hal ini sangatlah penting. Karena tidak sedikit kita saksikan orang-orang yang memiliki niat yang baik namun karena kurang bisa mencermati hakikat suatu permasalahan akhirnya dia terjatuh dalam kekeliruan, sungguh betapa banyak orang semacam ini…

    Tepat sekali, nasihat yang sama yang harus kita sebarkan kepada manhaj salafy. karena persis masalah inilah yang sedang dihadapi oleh salafy. Saya pikir teman2 tidak perlu terlalu ngotot memberi nasihat kpd manhaj ini, krn mereka sendiri sudah punya teorinya. Mungkin masalahnya belum pernah diamalkan saja. Semoga Allah membuka hati mereka.

    Di sisi lain adapula orang-orang yang apabila kita lihat dari sisi taraf pendidikan atau gelar akademis yang sudah didapatkannya (meskipun itu bukan menjadi parameter pemahaman) adalah termasuk golongan orang yang ‘mengerti’, namun amat disayangkan ilmu yang diperolehnya tidak melahirkan ketundukan terhadap manhaj salaf yang haq ini. Sehingga kita temui adanya sebagian da’i yang lebih memilih manhaj/metode selain manhaj salaf, padahal ia termasuk lulusan Universitas Islam Madinah Saudi Arabia (Ini sekaligus mengingatkan bahwa tempat sekolah seseorang bukanlah ukuran kebenaran). Bahkan ada di antara mereka yang berhasil mendapatkan predikat cum laude di sana, namun tatkala pulang ke Indonesia, kembalilah dia ke pangkuan hizbiyyah (kepartaian) dan larut dalam kancah politik ala Yahudi, ikut berebut kursi dan memperbanyak jumlah acungan jari… Wallahul musta’aan.

    Wahhh diatas sudah dipuji, sekarang balik lagi muncul kejahilan mereka. Mulai lagi mengklaim diri sendiri paling benar (tidak pernah saya mendengar orang pintar teriak2 pintar).
    Semoga Allah mengembalikan mereka kepada kebenaran.

    Marilah kita ingat sebuah ayat yang sangat indah yang akan menunjukkan jalan untuk memecahkan segala macam masalah. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta Ulul amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu urusan maka kembalikanlah pemecahannya kepada Allah dan Rasul, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu pasti lebih baik bagi kalian dan lebih bagus hasilnya.” (QS. An Nisaa’: 59)

    menafsirkan ulil amri sebagai umara adalah kesalahan yang fatal. yang hanya menunjukkan ketidak mengertian thd konsep islam. Islam (Allah) tidak akan pernah memerintahkan keta’atan manusia kepada manusia lain yang berpotensi salah (tidak maksum) setinggi apapun kekuasaan mereka..
    Jadi ketika Allah memerintahkan anda ta’at kepada seseorang, maka pasti orang tsb pasti maksum/suci. Jangan lagi lah dipilah2 perintah dari orang.
    Perhatikan yang saya tebalkan pd terjemah ayat tsb. Salah Jika anda menerjemahkan sbg berselisih ttg sesuatu. Coba gunakan tafsir : jika kalian berselisih ttg siapa ulil amri itu, maka kembalikan (lihat lagi) kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (penjelasan Rasulullah ttg siapa ulil amri itu).
    Sangat mengkhawatirkan jika kalian memahami bhw kita wajib ta’at kepada umara. Kewajiban ta’at kita kpd umara hanya pada hal yang berkaitan dg kegiatan bernegara.

    Kemudian Imam Ibnu Katsir berkata, “Ini merupakan perintah dari Allah ‘azza wa jalla bahwa segala sesuatu yang diperselisihkan oleh manusia yang berkaitan dengan permasalahan pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya hendaknya perselisihan tentang hal itu harus dikembalikan kepada Al Kitab dan As Sunnah. Ini sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan apa saja yang kalian perselisihkan maka keputusannya kembali kepada Allah.” (QS. Asy Syuura: 10). Maka segala keputusan yang diambil oleh Al Kitab dan As Sunnah serta dipersaksikan keabsahannya oleh keduanya itulah al haq (kebenaran). Dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan…” (lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, II/250).

    Kebodohan kalian saja jika kalian menganggap manhaj selain kalian tidak merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits.
    Ok, saya kasi tau kepada anda bahwa, mazhab Maliki, Hanafi, Hambali, Syafi’i, Mazhab Syi’ah juga menggunakan dalil yang sama. Jika ada perbedaan itu dikarenakan perbedaan penafsiran para ulamanya.
    Sekonyong kalian datang dengan begitu naifnya mengatakan bahwa semua mereka yang berbeda dengan kalian adalah sesat karena mereka tidak menggunakan Al-Qur’an dan Hadits sebagai rujukan??. Paham tidak kalian kenapa semua mazhab (selain mazhab kalian) geleng2 kepala atas kejahilan kalian?

    Kata Salaf Secara Bahasa

    Makna semacam ini serupa dengan kata salaf yang terdapat di dalam ayat Allah yang artinya, “Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya di laut dan Kami jadikan mereka sebagai salaf (pelajaran) dan contoh bagi orang-orang kemudian.” (QS. Az Zukhruf: 55-56). Artinya adalah: Kami menjadikan mereka sebagai pelajaran pendahulu bagi orang yang melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan mereka supaya orang sesudah mereka mau mengambil pelajaran dan mengambil nasihat darinya. (lihat Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish Shalih, hal. 20).

    Bagus!
    Jadi anda sudah sadari bahwa semua yang terdahulu harus menjadi pelajaran buat kita. Dan juga jelas bahwa yang bisa menjadi pelajaran bagi kita itu bisa karena baik dan juga bisa karena buruk. Sebagaimana kita bisa belajar dari cerita Fir’aun. Oleh sebab itu secara bahasa, semua orang terdahulu adalah salaf. Baik yang jahat seperti Fir’aun, Qarun, Abu Jahal maupun yang baik seperti Nabi-Nabi, para syuhada dan orang-orang shalih dari kalangan sahabat, dll.
    Nahh, begitu juga dengan salaf, ada yang baik (benar) dan ada juga yang buruk (salah). Makanya kalau merujuk kepada salaf itu, pilih salaf yang salih.
    kesimpulan: Salaf ada yang baik dan ada yang buruk

    Istilah Salaf di Kalangan Para Ulama

    Apabila para ulama akidah (wahabi) membahas dan menyebut-nyebut kata salaf maka yang mereka maksud adalah salah satu di antara 3 kemungkinan berikut:

    Pertama: Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Kedua: Shahabat dan murid-murid mereka (tabi’in).

    Ketiga: Shahabat, tabi’in dan juga para Imam yang telah diakui kredibilitasnya di dalam Islam yaitu mereka yang senantiasa menghidupkan sunnah dan berjuang membasmi bid’ah (lihat Al Wajiz, hal. 21).

    Syaikh Salim Al Hilaly hafizhahullah menerangkan, “Adapun secara terminologi kata salaf berarti sebuah karakter yang melekat secara mutlak pada diri para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Adapun para ulama sesudah mereka juga tercakup dalam istilah ini karena sikap dan cara beragama mereka yang meneladani para sahabat.” (Limadza, hal. 30).

    NGAWUR…!!

    Syaikh Doktor Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql mengatakan, “Salaf (koreksi: salaf salih) adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan (sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, -red). Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas manhaj mereka di sepanjang masa disebut sebagai salafi (hehehehe) sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka.” (Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah, hal. 5-6).

    Al Qalsyani mengatakan di dalam kitabnya Tahrirul Maqalah min Syarhir Risalah, “Adapun Salafush shalih, mereka itu adalah generasi awal (Islam) yang mendalam ilmunya serta meniti jalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan senantiasa menjaga Sunnah beliau. Allah ta’ala telah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya. Para imam umat (siapa saja imam2 tsb, dan siapa saja yg kalian masukkan sbg salafus shalih?, kalian mengenal imam juga?..)ini pun merasa ridha kepada mereka. Mereka telah berjihad di jalan Allah dengan penuh kesungguhan. Mereka kerahkan daya upaya mereka untuk menasihati umat dan memberikan kemanfaatan bagi mereka. Mereka juga mengorbankan diri demi menggapai keridhaan Allah…” ( lihat Limadza, hal. 31).

    Sehingga Rasul beserta para sahabatnya adalah salaf umat ini. Demikian pula setiap orang yang menyerukan dakwah sebagaimana mereka juga disebut sebagai orang yang menempuh manhaj/metode salaf, atau biasa disebut dengan istilah salafi, artinya pengikut Salaf. Adapun pembatasan istilah salaf hanya meliputi masa sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in adalah pembatasan yang keliru. Karena pada masa itupun sudah muncul tokoh-tokoh pelopor bid’ah dan kesesatan. Akan tetapi kriteria yang benar adalah kesesuaian akidah, hukum dan perilaku mereka dengan Al Kitab dan As Sunnah serta pemahaman salafush shalih. Oleh karena itulah siapapun orangnya asalkan dia sesuai dengan ajaran Al Kitab dan As Sunnah maka berarti dia adalah pengikut salaf. Meskipun jarak dan masanya jauh dari periode Kenabian. Ini artinya orang-orang yang semasa dengan Nabi dan sahabat akan tetapi tidak beragama sebagaimana mereka maka bukanlah termasuk golongan mereka, meskipun orang-orang itu sesuku atau bahkan saudara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat Al Wajiz, hal. 22, Limadza, hal. 33 dan Syarah Aqidah Ahlus Sunnah, hal. 8).

    Dan akhirnya dengan sesuka hati kalian, kalian golongkan siapa yang salafus shalih, siapa yang berjalan di meneladai mereka? Artinya lagi2 kalian akan mengatakan bhw kalian yang murni, yang selain kalian adalah salah. Bahkan kelancangan kalian pun sampai berani mengutak atik sampai kepada keluarga Rasulullah yang beliau cintai.
    Kalian bisa sadari tidak bahwa perbedaan tafsir kalian atas siapa saja salafus shalih, siapa saja yang menjalankan Islam dg benar itulah yang menjadikan kalian tersesat?.

    (bersambung)

    Wassalam

  438. @harlan fauzan ali,

    Dari penjelasan anda yg panjang lebar sudah sangat jelas sekali bahwa banyak ulama Islam yg anda sebut imam para salafus shalih yg terjebak oleh kesesatan yg nyata. Dengan dalih mengikuti Al Qur’an dan As Sunnah, akan tetapi mereka secara sadar maupun tidak disadari telah ingkar kepada keduanya. Karena mereka sudah lupa pada perintah Allah swt dlm QS Al Maidah 67 dan sabda Rasulullah saw dlm hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum tentang Ahlulbait Nabi saw yg disucikan dlm QS Al Ahzab 33.

    Ah, saya kira tidak perlu lagi dijelaskan panjang lebar karena teman-teman yg lain dan tulisan-tulisan saudara SP sudah menjelaskan secara panjang lebar.

    Wassalam

  439. @harlan fauzan

    Buktikan jika manhaj anda adalah manhaj yg lurus dan benar dgn menjawab komen2 thd anda terutama komen truthseeker terakhir. Anda tdk ingin seperti Amerika yang suka berkoar-koar thd Iran tapi tdk berani berdialog, bukan? Manhaj anda tdk mau disebut manhajnya Yahudi yg gemar melakukan propaganda dan fasih dalam memutarbalikkan fakta, bukan? Ayolah berdiskusi, kecuali anda dan manhaj sama seperti prilaku mereka2 jua. Apa yg anda takutkan? Keterbatasan akal? Ketidakmampuan berargumen? Kelemahan dalil? Jika demikian, saya sarankan buang jauh-jauh keyakinan atas manhaj anda sekarang dan mulai mencari manhaj yang benar-benar menunjukkan anda pada jalan yang lurus, membuka wawasan, manhaj yang memanfaatkan akal yang telah dianugerahkan Allah swt. Jika tidak, maka mulailah mempertanggungjawabkan tulisan-tulisan dan copas anda.

    Salam

  440. @harian fauzan
    Tulisan anda yang begitu panjang sungguh mengesankan. Apakah itu tulisan dari pemikiran anda atau copas saya tidak tahu. Yang pasti anda sendiri tidak memahami isi tulisan itu.
    Anda mengatakan Istilah Salaf di Kalangan Para Ulama[/b]

    Apabila para ulama akidah membahas dan menyebut-nyebut kata salaf maka yang mereka maksud adalah salah satu di antara 3 kemungkinan berikut:

    Pertama: Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Kedua: Shahabat dan murid-murid mereka (tabi’in).

    Ketiga: Shahabat, tabi’in dan juga para Imam yang telah diakui kredibilitasnya di dalam Islam yaitu mereka yang senantiasa menghidupkan sunnah dan berjuang membasmi bid’ah (lihat Al Wajiz, hal. 21).

    Syaikh Salim Al Hilaly hafizhahullah menerangkan, “Adapun secara terminologi kata salaf berarti sebuah karakter yang melekat secara mutlak pada diri para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Adapun para ulama sesudah mereka juga tercakup dalam istilah ini karena sikap dan cara beragama mereka yang meneladani para sahabat.” (Limadza, hal. 30).
    OK anggaplah bahwa kreteria tsb benar. Predikat yg diberikan pada mereka setelah terbukti jasa2 mereka terhadap agama yang telah diridhai Allah. Dan tidak termasuk mereka yang berpaling setelah wafatnya Rasul.
    Pertanyaan saya: Apakah dengan memakai Predikat SALAF
    sudah berarti mereka berkreteria seperti yg anda sebut diatas. Apakah tidak mungkin mereka memakai nama SALAF untuk menutup kemunafikan mereka. Jaman sekarang hal2 yang demikian sudah umum. Para MAJUSI mempergunakan nama Muhammad nama yang berarti terpuji, Ali , Hasan dll nama2 yang baik untuk mengelabui umat Islam. Dan tingkah lakunya sangat bertentangan dgn nama yang disandang.
    Pertanyaan kedua yang saya copas dari tulisan anda: Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang dimaksud ulul amri adalah mencakup umara’ (penguasa/pemerintah) dan juga ulama (ahli ilmu agama). Beliau juga menjelaskan bahwa makna taatilah Allah artinya ikutilah Kitab-Nya (Al Qur’an). Sedangkan makna taatilah Rasul adalah ambillah ajaran (Sunnah) beliau. Adapun makna ketaatan kepada ulul amri adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah bukan dalam hal maksiat. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dalam hadits yang shahih, “Sesungguhnya ketaatan itu hanya boleh dalam perkara ma’ruf (bukan kemungkaran).” (HR. Bukhari dan Muslim). Kemudian apabila kalian berselisih dalam suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul. Kalimat tersebut maknanya adalah kembali merujuk kepada Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, demikianlah tafsiran Mujahid dan para ulama salaf yang lain.
    Kalau ini benar penafsiran dari Ibnu Katsir. Tolong anda tafsirkan yang dimaksudkan TAAT oleh ibn Katsir.
    Ibn Katsir mengatakan (seperti yg anda tulis)
    1. TAAT pada Allah berarti ikutilah kitabNya (Alqur’an)
    2.TAAT pada Rasul berarti ambil ajarannya (Sunahnya)
    3. TAAT pada Ulil Amri.Adapun makna ketaatan kepada ulul amri adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah bukan dalam hal maksiat.
    Tolong anda jelaskan supaya saya katakan ibn Katsir NGAWUR. Sebab klu yang tafsir akan lain anggapan sayaa.
    Wasalam

  441. Astaghfirullah.. Benar apa yang di kabarkan oleh salafusshalih bahwa “Berhati-hatilah kalian terhadap kaum RASIONALIS. Mereka adalah MUSUH2 SUNNAH, mereka kesulitan menghafal hadist2 sehingga berbicara dengan akalnya. Maka MEREKA SESAT DAN MENYESATKAN” (Umar bin Khatab radiallahuanhu).

    Afwan, u/antum semua itu yang bermanhaj SESAT (baca:kata rasulullah, para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in). Ana tidak ingin berdebat disebabkan Allah dan Rasul-Nya yang melarang.

    “Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari kiamat. Kami merasakan kepadanya adzab neraka yang membakar. (Akan dikatakan kepadanya): ‘Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya’.” (Al-Hajj: 8-10).

    “Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Ghafir: 56)

    Telah diriwayatkan dari hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلىَ اللهِ اْلأَلَدُّ الْخَصِمُ
    “Orang yang paling dibenci Allah adalah yang suka berdebat.” (Muttafaq Alaihi)

    Juga dari hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوا الْجَدَلَ. ثُمَّ تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ اْلآيَةَ: {مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُوْنَ}
    “Tidaklah tersesat satu kaum setelah mendapatkan hidayah yang dahulu mereka di atasnya, melainkan mereka diberi sifat berdebat.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
    مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُوْنَ
    “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58) [HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5633]

    Abdurrahman bin Abiz Zinad berkata: “Kami mendapati orang-orang yang mulia dan ahli fiqih -dari orang-orang pilihan manusia- sangat mencela para ahli debat dan yang mendahulukan akalnya. Dan mereka melarang kami bertemu dan duduk bersama orang-orang itu. Mereka juga memperingatkan kami dengan keras dari mendekati mereka.” (lihat Al-Ibanah Al-Kubra 2/532, Mauqif Ahlis Sunnah, Asy-Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili 2/591)

    Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan: “Pokok-pokok ajaran As-Sunnah menurut kami adalah: berpegang teguh di atas metode para sahabat Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengikuti mereka, dan meninggalkan bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan meninggalkan pertengkaran serta duduk bersama pengekor hawa nafsu, juga meninggalkan dialog dan berdebat serta bertengkar dalam agama ini.” (Syarh Al-Lalika`i, 1/156, Mauqif Ahlis Sunnah, Ar-Ruhaili 2/591)

    Abu Bakr Al-Ajurri rahimahullahu berkata:
    “Jika seseorang berkata: ‘Jika seseorang yang telah diberi ilmu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu ada seseorang datang kepadanya bertanya tentang masalah agama, lalu mendebatnya; apakah menurutmu dia perlu mengajaknya berdialog agar sampai kepadanya hujjah dan membantah pemikirannya?’
    Maka katakan kepadanya: ‘Inilah yang kita dilarang dari melakukannya, dan inilah yang diperingatkan oleh para imam kaum muslimin yang terdahulu.’
    Jika ada yang bertanya: ‘Lalu apa yang harus kami lakukan?’
    Maka katakan kepadanya: ‘Jika orang yang menanyakan permasalahannya kepadamu adalah orang yang mengharapkan bimbingan kepada al-haq dan bukan perdebatan, maka bimbinglah dia dengan cara yang terbaik dengan penjelasan. Bimbinglah dia dengan ilmu dari Al-Kitab dan As-Sunnah, perkataan para shahabat dan ucapan para imam kaum muslimin. Dan jika dia ingin mendebatmu, maka inilah yang dibenci oleh para ulama, dan berhati-hatilah engkau terhadap agamamu.’
    Jika dia bertanya: ‘Apakah kita biarkan mereka berbicara dengan kebatilan dan kita mendiamkan mereka?’
    Maka katakan kepadanya: ‘Diamnya engkau dari mereka dan engkau meninggalkan mereka dalam apa yang mereka bicarakan itu lebih besar pengaruhnya atas mereka daripada engkau berdebat dengannya. Itulah yang diucapkan oleh para ulama terdahulu dari ulama salafush shalih kaum muslimin.” (Lammud Durr, Jamal Al-Haritsi hal. 160-162)

    Semoga Allah selalu membimbing kita dalam hidayahnya. Dan Menunjukkan kepada kita JALAN YANG HAQ yaitu JALANNYA PARA SAHABAT Radiallahuanhum ajma’in, TABI’IN dan TABIUT TABI’IN.

  442. @harlan fauzan ali

    Harap direnungkan dengan hati yang ikhlas. tinggalkan dahulu syak wasangka, fitnah dan tuduhan2 anda.

    Seorang laki-laki datang menemui ‘Umar bin Khathab: “Saya dalam keadaan junub dan tidak ada air.” Maksud kedatangannya untuk menanyakan apakah ia harus shalat atau tidak.

    ‘Umar menjawab, “Jangan shalat sampai engkau mendapatkan air.”
    ‘Ammar bin Yasir berkata pada ‘Umar bin Khathab: “Tidakkah Anda ingat. Dulu –engkau dan aku– pernah berada dalam perjalanan. Kita dalam keadaan junub. Engkau tidak shalat, sedangkan aku berguling-guling di atas tanah. Aku sampaikan kejadian ini kepada Rasulullah saw. Dan Nabi berkata, cukuplah bagi kamu berbuat demikian.”

    Mendengar demikian Umar menegur ‘Ammar: “Ya Ammar, takutlah pada Allah”, Kata Ammar, “Ya Amir al-Mu’minin, jika engkau inginkan, aku tidak akan menceritakan hadits ini selama engkau hidup.”

    “Yang dimaksud Ammar,” kata Ibn Hajar, “Aku melihat memang lebih baik tidak meriwayatkan hadits ini ketimbang meriwayatkannya Aku setuju denganmu, dan menahan diriku. Toh, aku sudah menyampaikannya, sehingga aku tidak bersalah.”

    Sejak itu, ‘Ammar tidak meriwayatkan peristiwa itu lagi. ‘Umar
    tetap berpegang teguh pada pendapatnya — orang junub, bila tidak ada air, tidak perlu shalat. “Wa hadza madzab masyhur ‘an ‘Umar,” kata Ibn Hajar. Semua sahabat menolak pendapat Umar, kecuali Abdullah bin Mas’ud. Al-Bukhari mencatat perdebatan Abdullah bin Mas’ud dengan Abu Musa al-Asy’ari tentang kasus ini pada hadits No. 247. Abu Musa menentang pendapat Abdullah –sekaligus madzhab Umar– dengan mengutip ayat (“jika kalian tak mendapatkan air hendaklah tayamum
    dengan tanah yang baik”). Menarik untuk dicatat bahwa kelak dengan merujuk ayat yang sama, mazhab Hanafi melanjutkan mazhab ‘Umar.

  443. @harlan fauzan ali

    Silakan direnungkan juga.

    Ibnu Asyur menjelaskan bahwa para sahabat nabi dan ulama-ulama terdahulu lebih mengfungsikan akal dan pengetahuan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Ibnu Asyur lebih cenderung menggunakan hadis yang menyatakan bahwa nabi Muhammad hanya menjelaskan al-Qur’an pada ayat-ayat tertentu. Selain itu, Ibnu Asyur juga mengutip pendapat al-Ghazali dan al-Qurthuby yang mengatakan bahwa tidak benar kiranya jika semua perkataan sahabat nabi bersumber dari nabi. Hal itu karena beberapa faktor, pertama; nabi Muhammad hanya menetapkan atau menafsirkan ayat-ayat tertentu dengan jumlah yang sedikit (sesuai hadis Aisyah), kedua; adanya perbedaan penafsiran al-Qur’an yang dilakukan oleh para sahabat. Jika tafsir-tafsir sahabat berdasarkan penjelasan atau mendengar langsung dari nabi, maka secara otomatis penafsiran terhadap al-Qur’an akan sama. Para ahli fikih dan sastrawan beranggapan bahwa membaca sedikit dengan pemahaman yang mendalam jauh lebih bagus daripada pembacaan yang banyak akan tetapi dangkal pemahaman.

  444. @harlan fauzan ali,

    Anda membawakan pernyataan dibawah ini:

    Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan: “Pokok-pokok ajaran As-Sunnah menurut kami adalah: berpegang teguh di atas metode para sahabat Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengikuti mereka, dan meninggalkan bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan meninggalkan pertengkaran serta duduk bersama pengekor hawa nafsu, juga meninggalkan dialog dan berdebat serta bertengkar dalam agama ini.” (Syarh Al-Lalika`i, 1/156, Mauqif Ahlis Sunnah, Ar-Ruhaili 2/591)

    Dijawab:

    Kata Umar bin Khatab bahwa sebaik-baik bid’ah adalah shalat tarawih. Sungguh sangat kontradiksi dengan pernyataan tsb diatas yaitu setiap bid’ah adalah sesat. Berarti Umar bin Khatab adlh seorang yg sesat, begitu bukan? maka tidak aneh kalau para pengikut/pendukung jalannya sahabat banyak yg sesat. Innalillahi wa innailaihi roji’un.

    Wassalam

  445. @harlan

    afwan, u/antum semua itu yang bermanhaj SESAT (baca:kata rasulullah, para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in). Ana tidak ingin berdebat disebabkan Allah dan Rasul-Nya yang melarang.

    “Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari kiamat. Kami merasakan kepadanya adzab neraka yang membakar. (Akan dikatakan kepadanya): ‘Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya’.” (Al-Hajj: 8-10).

    “Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Ghafir: 56)

    Saya tambahkan dengan surah An-Najm: ayat 2-6 agar anda lebih paham;

    “kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.”
    “dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.”
    “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
    “yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat”
    “yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.”

    Coba anda cermati bagaimana prilaku tokoh anda di Perjanjian Hudaibiyah;

    ……….Kemudian orang-orang Quraisy mengutus Suhail bin Amr, saudara Bani Amir bin Luai kepada Rasulullah saw. Mereka berkata kepada Suhail, “Pergilah kepada Muhammad, berdamailah dengannya, dan isi perdamaian itu adalah bahwa ia harus pergi dari tempat kita tahun ini. Demi Allah, orang-orang tidak boleh memperbincangkan kita bahwa ia datang kepada kami dengan kekerasan.”
    Suhail bin Amr berjumpa dengan Rasulullah saw. Melihat kedatangannya, Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang Quraisy menginginkan perdamaian dengan mengutus orang ini.”
    Perundingan berlangsung sangat alot. Jalannya perundingan disaksikan oleh seluruh rombongan Rasulullah saw.

    Ini pointnya;

    Tatkala segala sesuatunya sudah beres dan tinggal penulisan (teks perjanjian), Umar bin al-Khaththab berdiri dan mendatangi Abu Bakar. Ia tampak kurang berkenan dengan berbagai klausul perjanjian, tetapi jawaban Abu Bakar tidak memuaskannya.

    Kemudian Umar mendatangi Rasulullah saw. dan bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, bukankah engkau adalah utusan Allah?”

    (Coba, pantaskah ini diajukan oleh orang yg mengaku sahabat???)

    Rasulullah saw menjawab, “Ya, memang benar.”
    Umar bertanya lagi, “Bukankah kita ini adalah kaum Muslim?”
    Rasulullah saw. Menjawab, “Ya, memang benar.”
    Umar berkata lagi, “Bukankah mereka itu adalah orang-orang musyrik?”
    Rasulullah saw. Menjawab, “Ya, memang benar.”
    Umar berkata, “Jika demikian, mengapa kita menerima kehinaan untuk agama kita?”
    Lalu Rasulullah saw. Menjawab, “Aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak akan menentang perintah Allah dan Dia tidak akan melalaikan aku.”

    Coba anda perhatikan, – dan tolong gunakan akal anda – apakah pantas seorang yang mengaku sahabat yang telah bergaul bertahun-tahun masih meragukan dan tidak segan mendebat Nabi saw?
    Seyogjanya ucapan dan keputusan Nabi saw langsung dita’ati sebab ucapan Nabi saw adalah wahyu. Tapi tidak. Beliau malah meminta kepastian ke Abubakar terlebih dahulu (ini berarti Abubakar lebih utama dari Nabi saw). Selanjutnya karena tidak puas thd jawaban Abubakar beliau mendebat Nabi saw.

    Siapa sesungguhnya yang tidak boleh berdebat. Saya thd anda ataukah Umar thd Nabi saw?

    Saran saya. Janganlah menyampaikan informasi yang anda sendiri tak mampu mempertahankannya. Ketahuilah bahwa manhaj anda begitu rapuhnya sehingga selalu menghindar dari dialog.

    Salam

  446. @harlan

    Astaghfirullah.. Benar apa yang di kabarkan oleh salafusshalih bahwa “Berhati-hatilah kalian terhadap kaum RASIONALIS. Mereka adalah MUSUH2 SUNNAH, mereka kesulitan menghafal hadist2 sehingga berbicara dengan akalnya. Maka MEREKA SESAT DAN MENYESATKAN” (Umar bin Khatab radiallahuanhu).

    Inilah kata-kata Imam Ali a.s tentang akal;
    Amirul Mu’minin a.s berkata: Bilamana anda mendengar suatu hadits, ujilah itu menurut akal, jangan sekedar mendengar, karena riwayat pengetahuan ada banyak, tetapi yang menjaganya hanya sedikit. (Najhul Balghah, Hikmah ke-98).

    Inilah firman-firman Allah swt dalam Alquran tentang akal yang anda dan manhaj anda membencinya;

    Ath-Thalaq: 10
    Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu

    Qaaf: 37
    Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.

    Az-Zumar: 18
    Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

    Az-Zumar: 21
    Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

    Saran saya. Janganlah menyampaikan informasi yang anda sendiri tak mampu mempertahankannya. Ketahuilah bahwa manhaj anda begitu rapuhnya sehingga selalu menghindar dari dialog.

    Salam

  447. @harlan

    Tahukah anda? Kemuakan saya thd anda dan manhaj anda adalah karena terlalu gemar dan membabibuta menuduh sesat mereka yang tidak sejalan dengan manhaj anda dimana kemudian anda dan manhaj anda secara pengecut menghindar dari pertanyaan orang-orang dan manhaj yang anda tuduh sesat dan dengan tidak tahu malu menyampaikan dalil-dalil tentang keburukan debat.

    Coba katakan, selain kesombongan, kedunguan, sebutan apa lagi yang pantas bagi anda?

    Manhaj apa sesungguhnya ini?

    Salam

  448. @harian fauzan
    Anda memasuki blog ini untuk mempropagandakan COPAS anda atau mau berdiskusi.
    Anda belum menjawab atau menanggapi tulisan yang saya tujukan pada anda, anda masukan COPAS baru.
    Anda mengCOPAS ayat2dan hadits begitu banyak tdk ada hubungan dengan pertanyaan saya. Saya menanyakan atas ketidak TAHUAN anda atas tulisan anda. Anda tidak menjawab tapi mengeluarkan COPAS baru. Tidak sanggupkah anda menjawab apa yang saya ajukan pada anda tgl 19 Mei atau ustadz dan syech anda tdk bisa menjawab waktu anda tanya pada mereka. Wasalam
    @kembali ke aqidah yang benar
    KEMANA ANDA?

  449. @armand
    anda copas dari mana tentang perjanjian hudaibiyah?Atau ngutip dari mana?

    armand, di/pada Mei 20th, 2009 pada 10:16 am Dikatakan:

    Tatkala segala sesuatunya sudah beres dan tinggal penulisan (teks perjanjian), Umar bin al-Khaththab berdiri dan mendatangi Abu Bakar. Ia tampak kurang berkenan dengan berbagai klausul perjanjian, tetapi jawaban Abu Bakar tidak memuaskannya.

    Kemudian Umar mendatangi Rasulullah saw. dan bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, bukankah engkau adalah utusan Allah?”

    (Coba, pantaskah ini diajukan oleh orang yg mengaku sahabat???)

    Rasulullah saw menjawab, “Ya, memang benar.”
    Umar bertanya lagi, “Bukankah kita ini adalah kaum Muslim?”
    Rasulullah saw. Menjawab, “Ya, memang benar.”
    Umar berkata lagi, “Bukankah mereka itu adalah orang-orang musyrik?”
    Rasulullah saw. Menjawab, “Ya, memang benar.”
    Umar berkata, “Jika demikian, mengapa kita menerima kehinaan untuk agama kita?”
    Lalu Rasulullah saw. Menjawab, “Aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak akan menentang perintah Allah dan Dia tidak akan melalaikan aku.”

    Coba anda perhatikan, – dan tolong gunakan akal anda – apakah pantas seorang yang mengaku sahabat yang telah bergaul bertahun-tahun masih meragukan dan tidak segan mendebat Nabi saw?
    Seyogjanya ucapan dan keputusan Nabi saw langsung dita’ati sebab ucapan Nabi saw adalah wahyu. Tapi tidak. Beliau malah meminta kepastian ke Abubakar terlebih dahulu (ini berarti Abubakar lebih utama dari Nabi saw). Selanjutnya karena tidak puas thd jawaban Abubakar beliau mendebat Nabi SAW

    ANDA MENGATAKAN INI ADALAH PERDEBATAN ANTARA UMMAR RA DAN NABI SAW dan UMMAR RA MERAGUKAN KENABIAN NABI MUHAMMAD SAW.

    Coba lihat firman Allah SWT tentang dialog Allah SWT dengan Nabi Musa AS di lembah Thuwa dalam al-Qur’an :

    Surat Thahaa ayat 17-18:
    17. Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?
    18. Berkata Musa : “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”.

    saya coba bertanya kepada anda, PERCAKAPAN model apakah ini?

    TOLONG dijawab.

  450. @kembali ke aidah yg benar

    Maaf siapa yg bertanya ke anda?
    Pertanyaan sy ditujukan ke sdr @harlan. Apakah dia cukup berani dan mampu mempertanggungjawabkan kengawuran tulisan-tulisannya. Ataukah hanya sebangsa manusia yang “lempar batu sembunyi tangan”?

    Btw, anda juga boleh mengganti nama anda menjadi @harlan jika sdr @harlan tdk memiliki cukup malu utk itu. Silakan ber”taqiyyah” dengan versi manhaj anda.

    Salam

  451. Dear Ukhti………
    apa kabar imanmu hari ini?
    semoga selalu menapak maju
    apa kabar hatimu hari ini?
    semoga selalu bersih dari debu juga kelabu
    apa kabar cintamu hari ini?
    semoga selalu berpeluh rindu pada Nya…

    Ukhti..
    sungguh indah hidup setelah menikah
    apa yang sebelumnya haram menjadi halal
    semua perbuatannya mendapat pahala yang berlimpah di sisiNya
    suka duka dilalui berdua
    senang sedih ada yang menemani
    tawa tangis pun bersama

    Ukhti..
    menikah adalah setengah dien,
    dan ia menggenapkan dien menjadi satu…
    sungguh, menikah seperti melihat dunia lain
    yang tiada pernah dikunjungi sebelumnya…
    apa yang tidak bisa dilihat sebelum menikah
    kini tidak lagi,
    seakan membuka mata kanan
    yang sebelumnya belum pernah dibuka
    begitu luas, begitu indah,
    hingga Rasul pun menyunnahkan suatu pernikahan ini:

    “bukan termasuk ummatku, jika ia berkeinginan tidak menikah…”

    Ukhti..
    menikah adalah keputusan besar dari suatu perjanjian berat
    pernah ada yang berkata..
    “saat akad diucapkan Arsy tertinggi berguncang karena suatu perjanjian
    berat diucapkan, karena itu saat akad terjadi ada tangis disana..tangis
    suka, tangis duka…”
    Allah menjadi saksi karena Dia Yang Maha Melihat lagi Menatap
    dan setiap undangan yang datang akan mendoakan pernikahan ini

    Ukhti..yang sedang menanti “terkasih”
    nanti-lah dengan sabar…
    sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu
    siapkan dirimu, hatimu..
    sangat mudah bagiNya memberikan “terkasih” untukmu
    ataupun tidak berharap
    dan mintalah padaNya..
    pemilik alam raya dan pencipta “terkasih”mu

    Ukhti..yang sedang menjelang akad
    berdoa-lah selalu padaNya
    penentu segalaNya…
    mohon petunjukNya jika “terkasih” adalah yang terbaik untukmu
    kemudahan, juga kelancaran dalam peristiwa besar nanti
    sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu..
    siapkan dirimu, hatimu..

    Ukhti..yang telah menikah
    jagalah nikmatNya yang besar ini
    hanya dengan izinNya dirimu dan “terkasih”mu bersatu,
    tiada yang lain…
    jadilah penyejuk hati dan pandangannya..
    menjadi istri sholehah dambaan..

    Ukhti..
    bahagiamu adalah bahagiaku
    sedihmu juga sedihku
    tawamu, tawaku juga
    tangismu adalah tangisku
    semoga Allah Yang Maha Indah,
    memudahkan langkah ini..
    memberikan yang terbaik menurutNya
    dan menjadikan wanita dan istri juga ibu sholehah…

    Barakallah,, Ukhti.. semoga Allah memudahkan segala urusanmu untuk menuju “kesana”.. Amiiin Allahumma Amiiin…
    Aku ingin sekali bisa memenuhi undangan walimahanmu di Bandung,, tapi…. masih melobi ortu apakah aku diperbolehkan kesana.. Semoga aku bisa datang ya, May…

    Dan ini juga kupersembahkan untuk seluruh akhwat fillah yg ingin, akan atau sedang mempersiapkan serta yang sudah menuju kesana… semoga bisa menjadi renungan yg bermanfaat…

  452. @armand

    Saya memang bukan harlan, tetapi saya sangat GERAH melihat tulisan anda memojokkan sahabat besar Ummar bin Khattab ra. Yang sudah dijamin masuk surga.

  453. @All

    Hadits Nabi SAW: “Ummatku adalah yang ditengah”.

    Sunni yang ekstrim bukan umat Rasul SAW.
    Syia’h yang ekstrim bukan umat Rasul SAW.
    Wahabi/salafy yang ekstrim bukan umat Rasul SAW.

    Di setiap mazhab bisa ditemukan kebenaran, namun di setiap mazhab juga kita temukan kesalahan. Kebenaran krn terhubung kpd Rasulullah SAW. Kesalahan krn ada tambahan yang muncul dr ego/nafs ulama2nya.

    PS: Caci maki, fitnah, kebencian adalah indikasi2 ekstrimisme.

    Wassalam.

  454. Ego dan nafsu merasa diri dan kelompoknya paling benar adalah menjadi salah satu dasar permusuhan dan pertikaian antar mazhab yang tak kunjung habis. Andaikan tidak ada kelompok yang selalu merasa menjadi pelurus dan pembenar sekaligus merendahkan kelompok lain yang tidak sejalan, tentu umat Islam sedikit-dikitnya bisa merasakan kedamaian.

    Jika kita menolak dan menentang keras Amerika yg berkoar-koar sebagai polisi dunia dengan membawa nilai-nilainya sendiri tak peduli argumen dan nilai negara lain, maka mengapa kita di Islam melakukan hal yang sama? Apakah kita suka Islam dituduh teroris? Lalu mengapa kita melakukan hal yg serupa kepada kelompok lain yang tdk sejalan?

    Apakah kita adalah satu-satunya kelompok kebenaran dan kelompok lain begitu hinanya sementara jelas-jelas ada tanda-tanda dan bukti keislaman mereka?

    Sudah menjadi Tuhankah kita? Sudah menjadi Nabikah kita? Kitakah Kebenaran? Sehingga semua fiqh dan syareat yang berbeda yg sdh menyebar di delahan dunia harus melalui persetujuan kita? Yang mana jika tdk sejalan dengan nila-nilai yang kita anut maka ia lantas menjadi ajaran yg sesat?

    “Di setiap mazhab bisa ditemukan kebenaran, namun di setiap mazhab juga kita temukan kesalahan.”
    Logika sederhana ini seyogjanya bisa dipahami dengan mudah

    Semoga kita terhindar dari prilaku ekstrim dan merasa benar sendiri yang hanya menjerumuskan kita ke jurang kegancuran.

    Salam

  455. @kembali ke aqidah…

    Mohon maaf jika anda merasa tak nyaman. Sebenarnya saya hanya berusaha menunjukkan bahwa harlan dan manhajnya tdk selalu benar dan jangan sekali-kali merendahkan manhaj lain yang tdk sejalan, karena ia bisa jadi bumerang. Prilaku harlan yang tdk mau berdialog dengan alasan dilarangnya debat menunjukkan hal itu. Debat tdk diperbolehkan dilakukan oleh seorang murid thd guru (contoh Umar thd Nabi saw), bukan saya thd harlan. Tidak ada kewajiban sami’na wa atha’na saya thd harlan sehingga saya tidak boleh mendebat.

    Salam

  456. @truthseeker08,

    Setuju !

    @harlan fauzan ali,

    Saya bawakan juga hadits yg diriwayatkan oleh Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda:
    ” Sesungguhnya perkataan yg paling benar adalah kitabullah. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yg baru dlm agama (sesuatu yg tidak dikenal dalam agama, baik dalam Al-Qur’an maupun Sunnah). Setiap yg baru adalah bid’ah. Setiap bid’ah itu sesat. Dan setiap yg sesat itu neraka.” (Jami’ul Ushul, Ibnu al-Atsir: 5, psl ke 5, khutbah No. 3974)

    Wassalam

  457. Orang MUNAFIK salah satu cirinya kalau tidak mampu menghadapi masalah menghilang dan kembali dengan bermuka tebal setebal kulit badak. Se-akan2 tidak terjadi sesuatu dengannya. Jadi apa gunanya berdiskusi dengan orang2 yang demikian? Wasalam

  458. Cara Ahlul Bid’ah Beragumentasi

    Setiap (kelompok) yang menyimpang dari Sunnah namun mendakwahkan dirinya menerapkan Sunnah, mesti akan takalluf (memaksakan diri) mencari-cari dalil untuk membenarkan tindakannya (penyimpangan) mereka. Karena, kalau hal itu tidak mereka lakukan, (perbuatan mereka) mengesampingkan Sunnah itu sendiri telah membantah dakwaan mereka. Setiap pelaku bid’ah dari kalangan umat Islam ini mengaku bahwa dirinya adalah pengikut Sunnah -berbeda dengan firqah-firqah lain yang menyelisihinya- hanya saja mereka belum sampai kepada derajat memahami tentang Sunnah secara utuh. Hal itu mungkin karena tidak dalamnya pemahaman mereka tentang perkataan bahasa arab dan kurang paham maksud-maksud yang dikandung Sunnah. Atau, mungkin juga karena tidak dalamnya pemahaman mereka dalam hal pengetahuan kaidah-kaidah ushul.

    Sikap Terhadap Pelaku Bid’ah Dan Manhaj Ahlus Sunnah Dalam Menyanggah Pelaku Bid’ah

    Manhaj mereka dalam hal ini didasarkan pada Kitab dan Sunnah. Manhaj yang mantap dan tidak terbantah, di mana pertama kali mereka mengungkapkan syubhat-syubhat para pelaku bid’ah kemudian membantahnya (satu persatu). Dan dengan berdasarkan pada Kitab dan Sunnah, mereka mengungkapkan kewajiban berpegang teguh terhadap ajaran-ajaran syariat dan kewajiban meninggalkan berbagai macam bid’ah serta hal-hal yang diadakan. Ulama Ahlus Sunnah telah mengeluarkan banyak karya dalam hal ini. Dan di dalam buku-buku aqidah, mereka juga membantah para pelaku bid’ah yang berkaitan dengan iman dan aqidah. Bahkan, ada yang menulis karya-karya khusus untuk hal tersebut.

    Latar Belakang Munculnya Bid’ah

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hal itu dalam suatu hadits yang diriwayatkan sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat satu garis untuk kita, lalu bersabda : “Ini adalah jalan Allah”, kemudian beliau membuat garis-garis di sebelah kanannya dan disebelah kirinya, lalu bersabda : “Dan ini adalah beberapa jalan di atas setiap jalan tersebut ada syetan yang senantiasa mengajak (manusia) kepada jalan tersebut”. Maka barangsiapa yang berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah ; pasti akan selalu terbentur oleh jalan-jalan yang sesat dan bid’ah. Jadi latar belakang yang menyebabkan kepada munculnya bid’ah-bid’ah, secara ringkas adalah sebagai berikut : bodoh terhadap hukum-hukum Ad-Dien, mengikuti hawa nafsu.

    Bid’ah Dan Niat Baik

    Ketika sebagian orang melakukan bid’ah, mereka beralasan bahwa amal mereka dilakukan dengan niat yang baik, tidak bertujuan melawan syari’at, tidak mempunyai pikiran untuk mengoreksi agama, dan tidak terbersit dalam hati untuk melakukan bid’ah ! Bahkan sebagian mereka berdalil dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat” . Untuk membentangkan sejauh mana tingkat kebenaran cara mereka menyimpulkan dalil dan beberapa alasan yang mereka kemukakan tersebut, kami kemukakan bahwa kewajiban seorang muslim yang ingin mengetahui kebenaran yang sampai kepadanya serta hendak mengamalkannya adalah tidak boleh menggunakan sebagian dalil hadits dengan meninggalkan sebagian yang lain. Tetapi yang wajib dia lakukan adalah memperhatikan semua dalil secara umum hingga hukumnya lebih dekat kepada kebenaran dan jauh dari kesalahan. Demikianlah yang harus dilakukan bila dia termasuk orang yang mempunyai keahlian dalam menyimpulkan dalil.

    Sebab-Sebab Bid’ah

    Sesungguhnya bentuk kesalahan yang menyebabkan munculnya bid’ah adalah karena kebodohan tentang Sunnah, posisi qiyas dan tingkatannya, juga tentang gaya bahasa Arab. Kebodohan terhadap hadits mencakup kebodohan tentang hadits-hadits shahih dan kebodohan menggunakan hadits-hadits dalam penentuan hukum Islam. Dimana yang pertama berimplikasi kepada hilangnya hukum, padahal dasar hukumnya adalah hadits shahih, sedang yang kedua berdampak pada tidak dipakainya hadits-hadits shahih dan tidak berpedoman kepadanya, bahkan digantikan posisinya dengan argumen-argumen yang tidak dibenarkan dalam syari’at. Sedangkan kebodohan terhadap qiyas dalam penentuan hukum Islam adalah yang menjadikan ulama fikih generasi khalaf yang menetapkan qiyas dalam masalah-masalah ibadah dan menetapkannya dalam agama terhadap apa yang tidak terdapat dalam hadits dan amal, padahal banyaknya kebutuhan untuk mengamalkannya dan tidak ada yang menghalanginya.

    Wajib Mengenal Bid’ah Dan Meperingatkannya

    Tauhid tidak diketahui kecuali dengan menjauhi lawannya, yaitu syirik, dan iman tidak akan terealisasikan kecuali dengan menjauhi lawannya, yaitu kufur, maka kebenaran tidak akan didapatkan kecuali dengan mencermati kesalahan. Dan yang sepenuhnya sama seperti itu adalah “Sunnah”. Maka pemahaman sunnah tidak akan jelas dan tanda-tandanya tidak akan terang kecuali dengan mengetahui lawan katanya, yaitu “Bid’ah”. Dan sesungguhnya yang demikian itu telah disyaratkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya. “ Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kitabullah (Al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang baru, dan setiap yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah di dalam neraka”

    Akhir Kesudahan Ahlul Bid’ah

    Pelaku bid’ah diharamkan dari minum seteguk air yang nikmat dari tangannya Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam dan dari telaganya yang mana telaga itu lebih putih dari salju dan lebih manis daripada madu. Maka sungguh telah benar dari hadits Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ” Benar-benar suatu kaum dari umatku akan ditolak dari telaga sebagaimana unta asing ditolak (dari kerumunan unta)”, maka aku berkata : “Ya Allah itu adalah umatku”, maka dikatakan : “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu”. Maka demikianlah kesudahan akhir ahli bid’ah baik pada masa lampau atau masa sekarang, (Semoga Allah melindungi kita dari akhir kematiaan buruk seperti mereka). Maka apakah sadar mereka para ahli bid’ah pada setiap zaman dan tempat pada buruknya tempat kembali mereka?

    SUNGGUH JALAN KEBENARAN HANYA SATU, TIDAK BERBILANG.
    Hanya ORANG BODOH dan TIDAK FAHAM AGAMA yang mengatakan SYIAH JUGA PUNYA ULAMA, MEREKA PUNYA DALIL… Ulama yang mana?Ulama Su’u.! Dalil yang mana?Dalil dhaif atau maudhu (palsu).

    Sungguh Allah dan RasulNya telah memberi kabar tentang akan munculnya firqah-firqah (golongan-golongan) yang menyelisihi jamaah ahlus sunnah, dan menjelaskan tentang bagaimana kita bermuamalah (bersikap) dengan firqah-firqah ini. Allah Ta’ala telah berfirman.
    “Artinya : Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al-An’aam: 153]

    Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan hal tersebut dengan penjelasan yang gambalang, di mana beliau pernah menggaris satu garis lurus, lalu membuat garis-garis bengkok dari sebelah kanan dan kirinya, kemudian beliau bersabda mengenai garis yang lurus tersebut, “Ini adalah jalan Allah”, dan bersabda mengenai garis-baris bengkok, “Dan ini adalah jalan-jalan, pada setiap jalan tersebut ada setan yang mengajak manusia kepadanya.” [1]

    Dan sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam tentang suatu kaum yang datang di akhir zaman.
    “Artinya : (Akan ada) para penyeru (dai) yang berada di atas pintu-pintu Jahannam, siapa yang mentaatinya, maka mereka akan melemparkannya dia ke dalamnya.”[2]

    “Artinya : Maka sesungguhnya, siapa yang hidup di antara kalian, maka akan melihat perpecahan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnahnya para khalifah yang terbimbing.” [Hadits shahih dari beberapa jalan, dikeluarkan oleh Imam Ahmad IV/126, Imam At-Tirmidzi: 2676, Imam al-Hakim I/96, dan Al-Baghawi di dalam Syarhus Sunnah I/105 no. 102]

    Rasulullah memerintahkan untuk (selalu) berpegang teguh dengan sunnahnya dan sunnah para khalifah yang terbimbing serta (memerintahkan) untuk selalu komitmen terhadap jamaah kaum muslimin dan imamnya, ketika terjadi perselisihan dan perpecahan (umat).

    Footnote :
    [1]. Beliau hafizhahullah mengisyaratkan hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang tsabit (termaktub) di dalam Ash-Shahih bahwa ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuat satu garis dengan tangannya kemudian dia bersabda: “Ini adalah jalan Allah yang lurus.”
    Ibnu Mas’ud berkata: Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuat garis dari kanan dan kiri garis tersebut, kemudian beliaubersabda.
    “Ini adalah jalan-jalan, yang tidak satu jalan pun darinya kecualiada setan yang menyerunya.
    Kemudian beliau membaca.
    “Dan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah iadan jangan mengikuti jalan-jalan.” [HR. Imam Ahmad I/465]
    Dan lafazh yang mendekati adalah hadits yang diriwyatkan oleh Al-Hakim II/318, yang lafadznya: Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuat untuk kami suatu garis kemudian beliau membuat garis-garis dari kanan dan kirinya, kemudian bersabda.
    “Ini adalah jalan Allah, sedangkan ini adalah jalan-jalan yang pada setiap jalan ini ada setan yang menyeru kepadanya….” [Al-Hadits]
    Al-Hakim berkata, “Sanad hadits ini shahih, Bukhari dan Muslimi tidak mengeluarkannya”, dan adz-Dzahabi menyetujuinya.

    [2]. Ini adalah potongan hadits Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu di mana ia berkata, “Pada waktu itu manusia bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan, sedang aku bertanya kepadanya tentang kejelekan karena khawatir hal itu akan menimpaku, maka aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dulu pernah hidup pada masa jahiliyyah dan kejahatan. Kemudian Allah memberikan pada kita kebaikan (Islam), apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan’. Maka Rasulullah menjawab.
    ‘Benar, (hal itu akan terjadi, pent)’. Aku bertanya lagi: ‘Apakah setelah adanya kejelekan itu akan ada kebaikan?’, ‘Benar, di dalamnya ada kerusakan’. Lalu aku (Hudzaifan) bertanya lagi, ‘Dan apa setelahkebaikan ada kejelekan lagi?’
    Beliau menjawab.
    ‘Ada suatu kaum yang menunjuki tanpa dengan petunjukku, engkau mengenal di antara mereka dan engkau mengingkarinya.’
    Aku bertanya lagi, ‘Apakah setelah kebaikan ada kejelekan lagi?’
    Beliau menjawab.
    “Ya, (yaitu) para dai (yang menyeru) ke pintu Jahannam, siapa yang menjawab (seruan) mereka, ia akan mereka lemparkan ke dalamnya.’
    Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat merekakepada kami’.
    Beliau menjawab.
    ‘Mereka ini berasal dari kulit kita sendiri dan berbicara denganbahasa kita pula.’
    Saya bertanya, ‘Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami jika kami menjumpai hal itu?’
    Beliau menjawab.
    “Tetapi (jangan tingkalkan) jamaah kaum muslimin!”
    Aku berkata, “Jika mereka (muslimin) tidak memiliki jamaah dan Imam?”
    Maka beliau menjawab.
    “Berlepaslah kamu dari semua firqah-firqah (golongan-golongan),walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai engkau meninggal dunia sedang engkau dalam keadaan demikian.” [Dikeluarkan oleh Imam Bukhari no. 3411, dan ini lafazh bagi dia,dikeluarkan pula oleh Muslim, Al-Hakim dan yang lain]

  459. Subhanaka allahumma wabihamdika ashaduallailaahailla anta astaghfiruka waatuubuilaik.

  460. Ah, saya kira sdh siap berdiskusi. Nyatanya cuman menunjukkan kesombongan.

    SUNGGUH JALAN KEBENARAN HANYA SATU, TIDAK BERBILANG.
    Hanya ORANG BODOH dan TIDAK FAHAM AGAMA yang mengatakan SYIAH JUGA PUNYA ULAMA, MEREKA PUNYA DALIL… Ulama yang mana?Ulama Su’u.! Dalil yang mana?Dalil dhaif atau maudhu (palsu).

    Merasa diri dan kelompoknya paling benar sementara merendahkan kelompok lain rupanya sdh menjadi penyakit yang tak terobati.

    Teruskanlah kesombongan anda wahai harlan

    Lukman: 18
    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri

    Tuduh-Hujat-Lari

    Salam

  461. Tafsir Surat Luqman 18 – 19

    Surat Luqman dari ayat 13 sampai ayat 19 membahas tentang nasihat-nasihat Luqman kepada anak-anaknya yang bisa diklasipikasikan menjadi lima nasihat. Nasihat-nasihat ini sangat penting untuk kita cermati dan kita laksanakan. Di ayat 18 dan 19 ini khusus membahas tentang akhlaq, bagaimana bersikap dalam berkomunikasi, kesombongan, bagaimana berjalan dan berbicara yang baik.

    Sebelum membahas ayat ini, Ibnu Katsir meyebutkan beberapa Hadits Rasulullah tentang akhlaq yang mulia diantaranya. Dari Annas r.a. Berkata, bahwa Rasulullah saw, manusia yang paling baik akhlaqnya. Dalam hadits lain disebutkan, tugas Rasulullah adalah untuk menyempurnakan akhlaq yg mulia. Dalam rangka efektifitas tugas itu, beliau memberikan keteladanan terlebih dahulu, begitu juga yang seharusnya kita lakukan pada anak kita. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah ditanya tentang orang mukmin yang paling utama itu yang bagaimana kemudian Rasul menjawab yang paling baik akhlaqnya.

    Akhlaq yang mulia itu bisa mengangkat manusia itu menjadi mulia sekalipun dalam ibadahnya tidak banyak. Dari Annas dalam hadits marfu Rasulullah Saw, Bersabda, Seorang hamba dengan akhlaqnya yang mulia dia bisa mencapai derajat yang tinggi diakhirat sekalipun ibadahnya lemah, dan manusia itu dengan akhlaqnya yang buruk dia bisa tersungkur ke neraka paling rendah sekalipun dia ahli ibadah. Dalam hadits riwayat Aisyah Rasulullah Saw, bersabda, Seorang hamba dengan akhlaqnya yang mulia ia bisa mencapi derajat orang yang Qiyamullail terus menerus atau orang yang puasa terus menerus.

    Rasulullah ditanya apa yang paling banyak memasukkan orang kedalam surga, Rasulullah menjawab, bertaqwa kepada Allah dan akhlaq yg baik dan apa yang banyak memasukkan orang kepada neraka, beliau menjawab mulut dan kemaluannya. Satu kali Rasulullah ditanya oleh seorang badui, Apa yang paling baik yang dianugrahkan kepada manusia, “Rasul menjawab “akhlaq yg baik. Dari Abu Darda, Rasul bersabda “Tidak ada yang paling berat timbangannya dimata Allah melainkan akhlaq yg mulia”, selanjutnya dari Abdullah bin Amr, Manusia yg paling baik diantara kamu melainkan yang baik akhaqnya.

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman:18)

    Etika Berkomunikasi

    Ibnu katsir ketika menjelaskan ayat ini, jika anda berbicara kepada seseorang atau orang berbicara kepada anda. Jadi kalau dalam berkomunikasi kita berbicara jangan saling membuang muka, atau kita mendengar sambil mengalihkan pandangan kita, itu namanya tusha, Hakikatnya ungkapan ini adalah bentuk penghinan dan merasa dirinya lebih besar, ini bentuk ketakaburan. Seharusnya kita berkomunikasi seperti yang diajarkan Rasulullah, ketika berbicara menghadapkan seluruh tubuhnya, ketika kita berkomunikasi dengan etis maka respon orang pun akan lebih positif. Selain itu yang diajarkan Rasul dalam berkomunikasi adalah dengan muka yang ceria, dengan senyuman, dengan tidak memotong pembicaraan orang lain, dengan mendengarkan sepenuhnya.

    Ada sebuah hadits Rasulullah yang dikutipkan Ibnu Katsir, dimana kepada kita dianjurkan untuk bersodaqoh Walaupun hanya denegan menjumpai saudaramu sementara wajahmu itu ceria, dan janganlah memakai pakAian yang terseret (isbalul ijar) karena itu bentuk ketakaburan dan Allah tidak menyukai kesombongan itu, disebutkan pula, kata Ali bin Abi Talhah, Janganlah kamu bersifat takabur merendahkan orang lain dan berpaling tidak mau berhadapan ketika mereka berbicara kepadamu, sebetulnya orang menampakan ketakaburan itu tujuannya agar dirinya dihormati tapi dengan sikapnya seperti itu justru orang menjadi tidak simpati, kalau ingin dihormati kita harus memuliakan orang lain. Ada sebuah pesan yang cukup bagus dari Khalili bin Ahmad ketika dia berdoa “Ya Allah jadikanlah aku disisimu termasuk orang yang paling tinggi derajatnya, dan jadikanlah aku dalam diriku orang yang paling rendah dan ditengah-tengah manusia menjadi orang yang biasa-biasa saja” siapapun akan simpatik pada kita kalau seperti ini.
    Ada cerita seorang pengusaha yang berjiarah ke seorang kiyai, ketika dia datang mendapat sambutan yang istimewa padahal pertama kali dan kiyai itu belum mengenalnya tapi dia dilayani seperti seorang tamu, bahkan air minumnya langsung diberikan oleh kiyai itu, sampai dia berkata “saya tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa dari orang yang terpandang selain dari kiai ini”, dampaknya sungguh luar biasa semua sodaqohnya diberikan kepada kiai itu saja, bagaimana kita lihat dampak dari akhlaq yang mulia. Semakin kita tawadhu derajat kita akan semakin tinggi.

    Larangan Berlaku Sombong

    Kalu tadi dibicarakan etika dalam berkomunikasi, kata-kata setelahnya membahas tentang sikapnya. Keangkuhan merasa besar atau kesombongan yang tidak mau tunduk dan diatur, dikatakan disini janganlah melakukan perbuatan seperti itu Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi angkuh. Makna berjalan disini yaitu baik dia jalan kaki, atau dia memakai kendaraan. Satukali pernah ada seorang sahabat mendatangi Rasulullah kemudian dia berkata “Ya Rasulullah aku suka memakai pakain yang bersih sekali, dan sandal yang bagus, apakah itu bentuk ketakaburan. Rasulullah menjawab itu bukan bentuk ketakaburan, dan hakikat ketakaburan itu kamu mengabaikan yang haq dan menyepelekan orang lain”

    Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. Lukman:19)

    Kata qosd itu secara harfiah hemat, Ibnu Katsir menjelaskan berjalanlah yang biasa saja tidak sangat lambat dan tidak sangat cepat, jalanlah yang biasa itu cara berjalan yang sopan. “dan rendahkan suaramu” maknanya adalah janganlah berlebihan dalam berbicara dan jangan berlebihan mengangkatnya, makanya didalam Al Qur’an disebutkan janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi. Dan kemudian penutup ayat ini. “Sesunguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara himar”, Ibn Katsir menjelaskan, disebutkannya suara yang paling buruk adalah suara himar, ini menunjukan bahwa menngangkat suara yang paling keras itu bukan hanya tidak baik tapi juga tercela.

    Inti dari ayat ini adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain kemudian bagaimana cara berjalan, bagaimana cara kita menungkapkan kata-kata kita, dan bagaimana pula kita bersikap secara umum terhadap orang lain, kalau kita perhatikan akhlaq itu dibahas dibelakang karena dakwah bil ma’ruf itu akan efektif bilamana didukung dengan akhlaq yang mulia. Nasihat Luqman disini tidak sedikitpun membicarakan materi, karena nasihat yang lima itu adalah yang penting yang merupakan risalah utama manusia. Bukan berarti materi itu tidak penting, tapi tidak menjadi sesuatu yang diutamakan.

    JADI… YANG HARUS ANTUM FAHAMI ADALAH “BUKAN TERMASUK ORANG YANG SOMBONG, “JIKA DIA MEMBERITAHUKAN AL-HAQ DAN MENJELASKAN SECARA GAMBLANG TENTANG KESESATAN, SIAPA PENGIKUTNYA, BAGAIMANA SIKAP RASUL TERHADAPNYA, APA FATWA PARA SAHABAT, TABI’IN, TABIUT TABI’IN ATASNYA DAN BAGAIMANA ORANG-ORANG SHALIH TERDAHULU BERSIKAP KEPADANYA SERTA LARANGAN MENGIKUTINYA”.

    ETIKA BERKOMUNIKASI ATAU BERDEBAT ATAU MENYAMPAIKAN PENDAPAT, ITU DIANJURKAN PARA ULAMA AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH JIKA….”LAWAN BICARA KITA ITU AKAN MENERIMA DAN MEMBENARKAN SERTA TUNDUK ATAS SEMUA DALIL DAN HUJJAH YANG DATANG DARI ALLAH DAN RASULNYA SESUAI PEMAHAMAN SALAFUSSHALIH (ORANG SHALIH TERDAHULU) BUKAN PEMAHAMAN/TAFSIR ULAMA YANG SU’U ATAU TAFSIR ANDA SENDIRI”.. DAN “JIKA TUJUAN ANDA BEDEBAT ATAU BERKOMUNIKASI HANNNNYAAAAAA UNTUK MEMPERTAHANKAN PENDAPAT ANDA DENGAN MERUBAH, MEMBOLAK-BALIKKAN, MENGAMBIL SEBAGIAN DAN MEMBUANG SEBAGIAN AYAT ALLAH, MAKA SAYA SANGAT TAKUT KEPADA ALLAH SUBHANAHUWAATA’ALA DAN SAYA MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADANYA DARI NIAT JAHAT ORANG-ORANG YANG SESAT”.

  462. @harlan fauzan ali

    Cara Ahlul Bid’ah Beragumentasi

    Setiap (kelompok) yang menyimpang dari Sunnah siapa itu kelompok tsb? Dan siapa yang diijinkan oleh Allah & Rasul-Nya menentukan yang menyimpang?namun mendakwahkan dirinya menerapkan Sunnah, mesti akan takalluf (memaksakan diri) mencari-cari dalil untuk membenarkan tindakannya (penyimpangan) mereka Hal yang sama yang kami lihat yang telah dilakukan oleh Wahabi/salafy, yaitu wahabi yg paling ngotot ngaku paling sunnah dan paling memaksakan diri menacri dalil, jadi Wahabi dan salafi anda kelompokkan menyimpang dr sunnah?, atau semua teori anda hanya berlaku kpd kelompok lain dan wahabi steril dr segala hukum dan teori?. Karena, kalau hal itu tidak mereka lakukan, (perbuatan mereka) mengesampingkan Sunnah itu sendiri telah membantah dakwaan mereka tiap kelompok yg berseberangan menganggap kelompok lainnya mengesampingkan sunnah, jadi siapa yg menyimpang itu belum ada kesimpulannya. Setiap pelaku bid’ah dari kalangan umat Islam ini mengaku bahwa dirinya adalah pengikut Sunnah -berbeda dengan firqah-firqah lain yang menyelisihinya- hanya saja mereka belum sampai kepada derajat memahami tentang Sunnah secara utuh hehehe, sombong sekali. Ingat sombong pertama kali dilakukan oleh iblis. Jika anda mengelak bhw kalimat anda adalah sombong dg alasan menyampaikan kebenaran, maka sama artinya anda belum paham makna kata sombong. Hal itu mungkin karena tidak dalamnya pemahaman mereka tentang perkataan bahasa arab dan kurang paham maksud-maksud yang dikandung Sunnah Lagi2 sombong. Atau, mungkin juga karena tidak dalamnya pemahaman mereka dalam hal pengetahuan kaidah-kaidah ushul.Lagi2 sombong, begitu mudah anda mengatakan orang lain tdk bisa bahasa arab, tidak mengerti sunnah dan ushul. Orang2 yg anda klaim spt itu mungkin seribu kali lebih baik/alim dr idola2 anda. Anda bisa tanyakan ke mazhab lain ttg tokoh2 idola anda, apakah ada yg mengidolakan mrk?, Tanyakan dg mazhab syaf’i, atau Hanafi, atau Maliki, atau Hambali pandangan mrk ttg ulama2 yang anda bilang tidak paham.

    Anda selalu mengaku dalil dr salafus shalih, namun anda belum pernah membuktikan, selain anda mengutip dr Ibn Taymiyah, M. Abd Wahab dll. Semua adalah orang2 mazhab anda. Ketika orang lain datang dg dalil dr Bukhori, Muslim yg tdk sesuai dg nafsu anda, anda katakan mereka berdalil dg diri sendiri. Bukankah sangat jelas dalil2 teman2 disini juga mengacu kpd Sahabat, Bukhori, Muslim dan salafus shalil lainnya.
    Oyaa, apakah anda tahu bhw diantara salafus shalih juga terjadi perbedaan pandangan/tafsir dan perdebatan? Atau anda mau mengatakan bhw kami semua harus mengikuti pilihan2 kalian? (krn kesombongan kalian) Kalian yg menentukan salafus shalih yg mana yg boleh didengar, buku mana yg boleh dibaca, tafsir mana yg boleh dipakai, semua bid’ah adalah sesat kecuali bid’ah yg dilakukan oleh kalian dan idola2 kalian? Kalian juga akan mengatakan hanya kalian yg paham bahasa arab? Hanya kelompok kalian yg boleh berfatwa? Hanya kalian yg boleh menentukan salah & benar? Hanya kalian yg boleh menafsirkan kata, hadits, Al Qur’an?. Kayaknya Iblis saja belum sesombong itu.
    Saya selalu merenungkan apakah kalian sadar atau tidak bahwa di mata kelompok lain kalian adalah kelompok yang paling sombong, jumud, kaku, dan saking bodohnya sampai menyangka semua orang bodoh kecuali kalian, semua orang sesat kecuali kalian, semua orang menyimpang aqidahnya kecuali kalian, semua orang melakukan bid’ah kecuali kalian.
    Kayaknya Iblis saja belum sesombong itu.

    PS: Kayaknya akan dijawab dg copy paste lagi. Copy paste adalah bagian dr taklid buta.

    Wassalam

    Wassalam

  463. @harlan fauzan

    Coba saya bawakan sekali lagi,

    ” Sesungguhnya perkataan yg paling benar adalah kitabullah. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yg baru dlm agama (sesuatu yg tidak dikenal dalam agama, baik dalam Al-Qur’an maupun Sunnah). Setiap yg baru adalah bid’ah. Setiap bid’ah itu sesat. Dan setiap yg sesat itu neraka.” (Jami’ul Ushul, Ibnu al-Atsir: 5, psl ke 5, khutbah No. 3974)

    Sudah jelas inti hadits tsb diatas, setiap bid’ah adalah sesat. Namun Umar bin Khatab mengatakan sebaik-baik bid’ah adalah shalat Tarawih. Artinya setiap pelaku bid’ah adalah sesat, karena membuat hal yg baru dalam agama.

    Satu persatu saja pembahasannya, jangan panjang-panjang dulu. gimana tanggapan anda?

    Wassalam

  464. @harlan

    Bukan main…..!
    Saking takjubnya saya benar-benar hampir tertawa.

    Anda ini termasuk jenis manusia yang mana?
    Sombong, takabbur, dungu, naif, penuh prasangka, Apa lagi? Semua penyakit itu ada di anda.

    Lucunya anda malah berbicara mengenai akhlak dan larangan bersikap sombong.

    Salam

  465. @All (termasuk saya)

    Ternyata setiap kesombongan kita juga bukan dilakukan tanpa alasan (seolah2 benar). Iblis menolak sujud kepada Adam dengan mengqiyaskan kemuliaan api dibanding tanah, juga (bisa) dengan alasan menegakkan “tauhid” tidak menyembah selain Allah… (hormat bendera aja gak boleh… 😛 ).
    Yang bahayanya lagi bahwa setiap kita yang sombong tidak menyadarinya.

    Wassalam

  466. Kesombongan manusia yg satu ini lebih buruk dari kesombongan Iblis. Kesombongan Iblis murni kesombongan, tidak dicampurbaurkan dengan kedunguan.

    Kesombongan manusia yg satu ini lebih berbahaya dari kesombongan Iblis. Kesombongan Iblis dilakukan dengan kesadaran yang mengerti kedudukan tanah dan api. Manusia yang satu ini tidak.

    Salam

  467. @asep

    Mendudukkan Perkataan Umar bin Al Khattab r.a Tentang Bid’ah :

    Dalam menilai ijtihad para Imam itu, ialah dengan memahami dalil yang dipakai sebagai landasan pengertian tentang bid’ah itu. Dalam hal ini ialah dalil yang dipakai oleh Imam Asy Syafi’ie untuk menyatakan bahwa bid’ah itu ada yang sayyi’ah dan ada yang hasanah. Dan sebagaimana diketahui, bahwa dalil beliau dalam hal ini ialah omongan Umar bin Al Khattab yang bunyi riwayatnya demikian :
    (tulis riwayatnya di Fathul Bari jilid 4 halaman halaman 250 riwayat ke 2010)
    “Dari Abdurrahman bin Abdul Qari menceritakan : Aku pernah keluar rumah bersama Umar bin Al Khattab radhiyallahu anhu di malam Ramadhan menuju masjid. Ternyata didapati padanya kaum Muslimin sedang shalat terpisah-pisah di masjid masing-masing shalat tarawih sendiri-sendiri . Dan ada pula yang shalat diikuti oleh sekelompok orang. Maka ketika melihat pemandangan demikian, berkata Umar : Aku berpandangan seandainya mereka disatukan dengan satu imam, niscaya yang demikian itu lebih bagus. Kemudian beliau bertekat menjalankan pandangannya itu dengan disatukan dalam satu jama’ah shalat tarawih dengan imam yang beliau pilih, yaitu Ubai bin Ka’ab. Kemudian aku di malam lain keluar lagi bersama Umar ke masjid dan kaum Muslimin sedang shalat tarawih dengan satu jama’ah dan satu imam. Maka Umarpun menyatakan : Sebaik-baik bid’ah itu adalah yang demikian”. HR. Al Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Shalatit Tarawih Bab Fadhlu Man Qaama Ramadhaan, hadits ke 2010.
    Dalam menjelaskan riwayat ini, Al Imam IbnuTaimiyah rahimahullah menyatakan :
    “Adapun omongan Umar radhiyallahu anhu : Sebaik-baik bid’ah itu adalah ini”, maka mayoritas orang-orang yang berhujjah dengannya, bila kita hendak menetapkan suatu hukum dengan omongan Umar yang omongannya tidak mengandung unsur menyelisihi Sunnah Nabi, niscaya mereka akan mengatakan : Omongan Shahabat bukanlah hujjah (yakni dalil agama). Tetapi mengapa sekarang omongan Umar justru menjadi hujjah bagi mereka dalam perkara yang menyelisihi omongan Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Bahkan barangsiapa yang berkeyakinan bahwa omongan Shahabat itu adalah hujjah, maka dia tidaka akan meyakininya sebagai hujjah bila ternyata omongan itu menyelisihi Hadits Nabi. Maka baik yang berpendapat bahwa omongan Shahabat itu hujjah, ataukah yang berpendapat bahwa omongan Shahabat itu bukan hujjah, mereka yang berpendapat dengan kedua pendapat inipun meyakini bahwa tidak boleh mempertentangkan hadits Nabi dengan omongan seorang Shahabat. Memang benar, boleh menjadikan omongan Shahabat itu sebagai takhsis (yakni memberi batasan ma’na yang umum menjadi khusus –pent) terhadap makna yang umum pada hadits Nabi, tetapi hanyalah omongan Shahabat yang tidak menyelisihi hadis Nabi ”. Demikian Al Imam Ibnu Taimiyah menerangkan dalam kitab beliau Iqtidla’ Shirathal Mustaqim jilid 2 hal. 592. Kemudian beliau menambahkan keterangannya sebagai berikut :
    “Kemudian kita mengatakan : Penamaan Umar terhadap perbuatan Shalat Tarawih dengan satu imam itu sebagai bid’ah hasanah, adalah bid’ah dalam arti bahasa dan bukan bid’ah dalam pengertian Syari’ah. Dimana pengertian bid’ah secara bahasa ialah segala perbuatan yang baru dilakukan dengan tidak ada yang menduhuluinya. Sedangkan bid’ah dalam pengertian Syari’ah ialah semua perkara agama yang tidak dalillnya dari dalil-dalil Syar’ie”. Jilid 2 hal. 593.
    Selanjutnya beliau menambahkan :
    “Kalau begitu, maka kita dapati kenyataan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam dan para Shahabatnya telah pernah menunaikan shalat qiyam Ramadhan (yakni Tarawih -pent) baik dalam berjama’ah maupun sendiri-sendiri. Ketika mereka shalat Tarawih berjamaah di belakang Nabi shallallahu alai wa aalihi wasallam sejak hari pertama Ramadhan sampai hari ketiga atau hari keempat, Beliaupun akhirnya tidak keluar ke masjid ketika mereka sudah berkumpul untuk melaksanakan shalat Tarawih. Beliau mengemukakan alasannya mengapa tidak keluar ke masjid :
    (tulis haditsnya di Fathul Bari jilid 13 halaman 264 hadits ke 7290)
    “Sesungguhnya aku mengerti bahwa kalian berkumpul di masjid. Akan tetapi aku takut diwajibkannya shalat tarawih itu atas kalian. Dan seandainya diwajibkan, niscaya kalian tidak akan mampu menunaikannya. Oleh karena itu, silakan kalian shalat di rumah-rumah kalian. Karena seutama-utama shalatnya seorang pria itu adalah di rumahnya, kecuali shalat yang wajib”.
    Maka Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam mengemukakan alasan mengapa beliau tidak keluar ke masjid untuk memimpin shalat Tarawih, adalah karena takut untuk diwajibkannya shalat Tarawih tersebut. Maka diketahuilah dengan demikian bahwa beliau tetap ingin keluar ke masjid. Dan beliau seandainya tidak karena takut diwajibkannya Tarawih itu, niscaya beliau akan keluar ke masjid. Maka ketika di masa pemerintahan Umar radhiyallahu anhu, beliau menyatukan mereka dengan satu imam. Dan masjidpun di malam Ramadhan, diberi lampu. Maka jadilah model pengamalan semacam ini, yaitu berkumpulnya mereka di masjid untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan dipimpin oleh satu imam dan diteranginya masjid, sebagai amalan yang tidak pernah mereka kerjakan sebelumnya. Sehingga dinamakanlah amalan tersebut sebagai bid’ah. Karena secara bahasa memang demikian maknanya. Tetapi tidaklah istilah bid’ah yang dipakai dalam perkara ini adalah bid’ah dalam pengertian Syari’ah. Karena Sunnah Nabi telah mengkatagorikannya (yakni shalat Tarawih dengan berjama’ah itu –pent) sebagai amalan shaleh, seandainya tidak dikuatirkan untuk diwajibkannya amalan itu. Dan kekuatiran untuk diwajibkannya amalan shaleh ini telah hilang dengan telah wafatnya Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam, sehingga penghalang untuk dilaksanakannya amalan shaleh ini telah hilang”. Demikian Syeikhul Islam Al Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan dalam Iqtidha’ Shirathal Mustaqim jilid 2 halaman 594.
    Cukuplah dengan keterangan ini untuk sebagai kejelasan, bahwa kata bid’ah hasanah yang dipakai oleh Umar bin Al Khattab itu dalam menilai shalat Tarawih berjama’ah di masjid, bukanlah bid’ah dalam pengertian syar’ie. Tetapi adalah pengertian semantik (secara bahasa). Karena amalan shalat Tarawih berjama’ah di masjid itu telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para Shahabat beliau di masjid beliau. Jadi shalat Tarawih berjama’ah itu tidaklah dikatakan bid’ah secara syar’ie, bahkan dikatakan Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Karena bid’ah dalam pengertian syar’ie telah dikatakan dhalalah (sesat) semuanya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Jadi dalam pengertian ini telah dinafikan adanya bid’ah hasanah. Sehingga dengan demikian, omongan Umar yang menilai shalat Tarawih berjama’ah di masjid itu tidaklah bertentangan dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam yang menafikan adanya bid’ah hasanah. Karena omongan Umar itu adalah bid’ah dalam pengertian bahasa, sedangkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam itu adalah keterengan beliau tentang bid’ah dalam pengertian syar’ie. Umar menyatakan bahwa shalat Tarawih berjama’ah sebagai “sebaik-baik bid’ah” dalam keadaan mengerti bahwa amalan tersebut telah penah dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Jadi tidak mungkin Umar maksudkan dengan pernyataannya itu adalah bid’ah dalam pengertian syar’ie. Sebab dalam pengertian syar’ie, amalan yang telah dicontohkan oleh nabi shallallahu alaihi wa aalihi wa sallam itu tidaklah dinamakan bid’ah. Dan lagi Umar juga telah mengerti tentang sabda Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam yang menegaskan bahwa semua bid’ah itu adalah sesat dan tertolak. Maka dengan demikian mustahil Umar mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan ilmu yang ada pada dirinya. Dengan cara demikian pula kita memahami perkataan Al Hasan Al Bashri dalam menilai majlis yang khusus untuk dibawakan padanya berbagai cerita-cerita yang mengandung nasehat dan pelajaran bagi pendengarnya. Majlis yang demikian ini dikatakan oleh beliau sebagai “bid’ah yang baik”.
    Maka kalau perkataan Umar dan Al Hasan Al Basri tersebut tidak diartikan demikian, maka perkataan itu berarti menyelisihi sabda Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam.

    akhiru da’wana anilhamdulillahirobbil ‘alamin.

  468. Sedang meneliti buku ‘ilusi negara Islam’
    download gratis :
    http://karodalnet.blogspot.com/2009/05/download-buku-ilusi-negara-islam.html

  469. @harlan fauzan

    Terimakasih atas penjelasannya yg intinya adlh ada bid’ah hasanah dan bid’ah dhalalah. Tolong sebutkan hadits Nabi saw yg mengatakan demikian.

    Kemudian ulama anda mengatakan semua bid’ah sesat tertolak. Dan ulama anda sendiri dlm penjelasan sebelumnya mengatakan bahwa setiap bid’ah adalah sesat. Saya jadi bingung nih !

    Wassalam

  470. @harian Fauzan
    Umar b Chattab adalah pembuat bidah yang pertama. Dan BIDAH yang dibuat tidak tanggung2. Supaya anda tahu ini bukan FITNAH tapi kenyataan karena sampai sekarang bidah Umar b. Chttab masih dipakai. Saya rasa past anda tdk tanggapi . Sama dengan pertanyaan saya yang lalu. Paling2 dijawab dgn COPAS.

  471. @ asep

    Yang berkata SETIAP BID’AH ITU SESAT bukan ulama melainkan QOLA RASULULLAH Salallahu alahi wa sallam.
    Kalau disikapi dengan perkataan antum, sepertinya antum termasuk orang yang taqlid terhadap ulama atau kyai atau ustadz antum tanpa meneliti dari Al-Quran dan Sunnah.

    @aburahat

    Demi Allah yang jiwaku berada ditangannya. Berhati-hatilah antum dalam berbicara, karena semua itu akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.
    Dimana posisi antum dibandingkan sahabat Umar Radiyallahu ‘anhu. Sahabat Umar termasuk diantara 10 sahabat Rasulullah salallahu alaihi wa sallam yang dijamin surga oleh Allah. Sedangkan antum..????!!!!

    Pernah Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-‘Utsaimin Rahimahullahu ta’ala ditanya :

    Bagaimanakah pendapat anda tentang perkataan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu setelah memerintahkan kepada Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad-Dari agar mengimami orang-orang di bulan Ramadhan. Ketika keluar mendapatkan para jama’ah sedang berkumpul dengan imam mereka, beliau berkata : “inilah sebaik-baik bid’ah …. dst”.

    Jawabannya.

    Pertama.
    Bahwa tak seorangpun di antara kita boleh menentang sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, walaupun dengan perkataan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali atau dengan perkataan siapa saja selain mereka. Karena Allah Ta’ala berfirman :

    “Artinya : Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih”. [An-Nuur : 63].

    Imam Ahmad bin Hambal berkata : “Tahukah anda, apakah yang dimaksud dengan fitnah ?. Fitnah, yaitu syirik. Boleh jadi apabila menolak sebagian sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan terjadi pada hatinya suatu kesesatan, akhirnya akan binasa”.

    Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Hampir saja kalian dilempar batu dari atas langit. Kukatakan : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, tapi kalian menentangnya dengan ucapan Abu Bakar dan Umar”.

    Kedua.
    Kita yakin kalau Umar Radhiyallahu ‘anhu termasuk orang yang sangat menghormati firman Allah Ta’ala dan sabda Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam. Beliaupun terkenal sebagai orang yang berpijak pada ketentuan-ketentuan Allah, sehingga tak heran jika beliau mendapat julukan sebagai orang yang selalu berpegang teguh kepada kalamullah. Dan kisah perempuan yang berani menyanggah pernyataan beliau tentang pembatasan mahar (maskawin) dengan firman Allah, yang artinya : ” … sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak …” [An-Nisaa : 20] bukan rahasia lagi bagi umum, sehingga beliau tidak jadi melakukan pembatasan mahar.

    Sekalipun kisah ini perlu diteliti lagi tentang keshahihahnya, tetapi dimaksudkan dapat menjelaskan bahwa Umar adalah seorang yang senantiasa berpijak pada ketentuan-ketentuan Allah, tidak melanggarnya.

    Oleh karena itu, tak patut bila Umar Radhiyallahu ‘anhu menentang sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata tentang suatu bid’ah : “Inilah sebaik-baik bid’ah”, padahal bid’ah tersebut termasuk dalam kategori sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap bid’ah adalah kesesatan”.

    Akan tetapi bid’ah yang dikatakan oleh Umar, harus ditempatkan sebagai bid’ah yang tidak termasuk dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Maksudnya : adalah mengumpulkan orang-orang yang mau melaksanakan shalat sunat pada malam bulan Ramadhan dengan satu imam, di mana sebelumnya mereka melakukannya sendiri-sendiri.

    Sedangkan shalat sunat ini sendiri sudah ada dasarnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dinyatakan oleh Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan qiyamul lail (bersama para sahabat) tiga malam berturut-turut, kemudian beliau menghentikannnya pada malam keempat, dan bersabda :
    “Artinya : Sesungguhnya aku takut kalau shalat tersebut diwajibkan atas kamu, sedanghkan kamu tidak mampu untuk melaksanakannya”. [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim].

    Jadi qiyamul lail (shalat malam) di bulan Ramadhan dengan berjamaah termasuk sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun disebut bid’ah oleh Umar Radhiyallahu anhu dengan pertimbangan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah menghentikannya pada malam keempat, ada di antara orang-orang yang melakukannya sendiri-sendiri, ada yang melakukannya secara berjama’ah dengan orang banyak. Akhirnya Amirul Mu’minin Umar Radhiyallahu ‘anhu dengan pendapatnya yang benar mengumpulkan mereka dengan satu imam. Maka perbuatan yang dilakukan oleh Umar ini disebut bid’ah, bila dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang sebelum itu. Akan tetapi sebenarnya bukanlah bid’ah, karena pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Dengan penjelasan ini, tidak ada suatu alasan apapun bagi ahli bid’ah untuk menyatakan perbuatan bid’ah mereka sebagai bid’ah hasanah.

    Mungkin juga di antara anda ada yang bertanya : Ada hal-hal yang tidak pernah dilakukan pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi disambut baik dan diamalkan oleh umat Islam, seperti; adanya sekolah, penyusunan buku, dan lain sebagainya. Hal-hal baru seperti ini dinilai baik oleh umat Islam, diamalkan dan dipandang sebagai amal kebaikan. Lalu bagaimana hal ini, yang sudah hampir menjadi kesepakatan kaum Muslimin, dipadukan dengan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap bid’ah adalah kesesatan ?”.

    Jawabnya : Kita katakan bahwa hal-hal seperti ini sebenarnya bukan bid’ah, melainkan sebagai sarana untuk melaksanakan perintah, sedangkan sarana itu berbeda-beda sesuai tempat dan zamannya. Sebagaimana disebutkan dalam kaedah : “Sarana dihukumi menurut tujuannya”. Maka sarana untuk melaksanakan perintah, hukumnya diperintahkan ; sarana untuk perbuatan yang tidak diperintahkan, hukumnya tidak diperintahkan ; sedang sarana untuk perbuatan haram, hukumnya adalah haram. Untuk itu, suatu kebaikan jika dijadikan sarana untuk kejahatan, akan berubah hukumnya menjadi hal yang buruk dan jahat.

    Firman Allah Ta’ala.

    “Artinya : Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan”. [Al-An’aam : 108].

    Padahal menjelek-jelekkan sembahan orang-orang yang musyrik adalah perbuatan hak dan pada tempatnya. Sebaliknya, mejelek-jelekan Rabbul ‘Alamien adalah perbuatan durjana dan tidak pada tempatnya. Namun, karena perbuatan menjelek-jelekkan dan memaki sembahan orang-orang musyrik menyebabkan mereka akan mencaci maki Allah, maka perbuatan tersebut dilarang.

    Ayat ini sengaja kami kutip, karena merupakan dalil yang menunjukkan bahwa sarana dihukumi menurut tujuannya. Adanya sekolah-sekolah, karya ilmu pengetahuan dan penyusunan kitab-kitab dan lain sebagainya walaupun hal baru dan tidak ada seperti itu pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun bukan tujuan, tetapi merupakan sarana. Sedangkan sarana dihukumi menurut tujuannya. Jadi seandainya ada seseorang membangun gedung sekolah dengan tujuan untuk pengajaran ilmu yang haram, maka pembangunan tersebut hukumnya adalah haram. Sebaliknya, apabila bertujuan untuk pengajaran ilmu syar’i, maka pembangunannya adalah diperintahkan.

    Jika ada pula yang mempertanyakan : Bagaimana jawaban anda terhadap sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    “Artinya : Siapa yang memulai memberi contoh kebaikan dalam Islam maka ia mendapat pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikuti (meniru) perbuatannya itu ..”.

    “Sanna” di sini artinya : membuat atau mengadakan.

    Jawabnya :
    Bahwa orang yang menyampaikan ucapan tersebut adalah orang yang menyatakan pula : “Setiap bid’ah adalah kesesatan”. yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak mungkin sabda beliau sebagai orang yang jujur dan terpercaya ada yang bertentangan satu sama lainnya, sebagaimana firman Allah juga tidak ada yang saling bertentangan. Kalau ada yang beranggapan seperti itu, maka hendaklah ia meneliti kembali. Anggapan tersebut terjadi mungkin karena dirinya yang tidak mampu atau karena kurang jeli. Dan sama sekali tidak akan ada pertentangan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala atau sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Dengan demikian tidak ada pertentangan antara kedua hadits tersebut, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan : “man sanna fil islaam”, yang artinya : “Barangsiapa berbuat dalam Islam”, sedangkan bid’ah tidak termasuk dalam Islam ; kemudian menyatkan : “sunnah hasanah”, berarti : “Sunnah yang baik”, sedangkan bid’ah bukan yang baik. Tentu berbeda antara berbuat sunnah dan mengerjakan bid’ah.

    Jawaban lainnya, bahwa kata-kata “man sanna” bisa diartikan pula : “Barangsiapa menghidupkan suatu sunnah”, yang telah ditinggalkan dan pernah ada sebelumnya. Jadi kata “sanna” tidak berarti membuat sunnah dari dirinya sendiri, melainkan menghidupkan kembali suatu sunnah yang telah ditinggalkan.

    Ada juga jawaban lain yang ditunjukkan oleh sebab timbulnya hadits diatas, yaitu kisah orang-orang yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka itu dalam keadaan yang amat sulit. Maka beliau menghimbau kepada para sahabat untuk mendermakan sebagian dari harta mereka. Kemudian datanglah seorang Anshar dengan membawa sebungkus uang perak yang kelihatannya cukup banyak, lalu diletakkannya di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seketika itu berseri-serilah wajah beliau dan bersabda.

    “Artinya : Siapa yang memulai memberi contoh kebaikan dalam Islam maka ia mendapat pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikuti (meniru) perbuatannya itu ..”.

    Dari sini, dapat dipahami bahwa arti “sanna” ialah : melaksanakan (mengerjakan), bukan berarti membuat (mengadakan) suatu sunnah. Jadi arti dari sabda beliau : “Man Sanna fil Islaami Sunnatan Hasanan”, yaitu : “Barangsiapa melaksanakan sunnah yang baik”, bukan membuat atau mengadakannya, karena yang demikian ini dilarang. berdasarkan sabda beliau : “Kullu bid’atin dhalaalah”.

    [Disalin dari buku Al-Ibdaa’ fi Kamaalisy Syar’i wa Khatharil Ibtidaa’ edisi Indonesia Kesempurnaan Islam dan Bahaya Bid’ah karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-‘Utsaimin, penerjemah Ahmad Masykur MZ, terbitan Yayasan Minhajus Sunnah, Bogor – Jabar]

  472. @all

    Jangan bicara kalau tidak tahu ilmunya. Bisa menyesatkan!

    Untuk hal APAKAH Ummar Bin Khattab ra PEMBUAT BID’AH?, ini bisa dilihat juga

    http://www.almanhaj.or.id/content/1952/slash/0

    Lebih JELAS dan Insya ALLAH TIDAK DIcampuri DG NAFSU.

  473. @harlan fauzan

    Benar ! yg mengatakan setiap bid’ah itu sesat adalah Rasulullah saw. Kemudian ulama anda dgn berbagai macam alasan menjadi semua bid’ah itu sesat dan tertolak. Mana yg benar perkataan perkataan Rasulullah saw atau perkataan ulama anda dgn berbagai alasannya?

    Baiklah, kita kaji lagi pernyataan yg anda bawakan :

    Dan lagi Umar juga telah mengerti tentang sabda Nabi shallallahu alaihi wa aalihi wasallam yang menegaskan bahwa semua bid’ah itu adalah sesat dan tertolak. Maka dengan demikian mustahil Umar mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan ilmu yang ada pada dirinya.

    Dengan membawakan cerita tsb diatas seolah-olah ulama anda hidup pd zamannya Umar, lagi pula Umar telah lancang merubah hadits Rasulullah saw dgn mengatakan semua bid’ah sesat dan tertolak.

    Saya curiga ulama andalah yg suka mengarang cerita tsb diatas.

    Wassalam

  474. @Harian Fauzan
    Kalau ada yang mengatakan Umar salah anda ngamuk. Tapi kalau ada yang mengatakan Nabi salah anda diam. Apakah menurut anda Umar lebih Mulia dari Rasul. Atau ….
    Siapa yang memerintah shalat Tarawih berjama’a. Yang tidak ada pada masa Rasul.
    Siapa yang berkata; Dua Mut’ah yang ada pada jaman Rasul aku larang. Tolong anda jawab.
    Anda mncaci saya itu memang sifat anda. Apakah Umar salah atau tidak apabila membicarakan kesalahan Umar. Huuf. Anda ingat tau berapa banyak Umur menentang Rasul?. Wasalam

  475. @aburahat

    Anda mengatakan:
    Siapa yang memerintah shalat Tarawih berjama’a. Yang tidak ada pada masa Rasul.

    Ini jawabanya:
    Berjama’ah dalam shalat tarawih adalah bid’ah yang tidak penah ada di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Persepsi ini jelas amatlah keliru, tidak perlu banyak
    __________________________________________
    dikomentari karena sudah demikian jelasnya.
    ____________________________________

    Sebagai dalilnya, cukup bagi kita hadits-hadits terdahulu ; yaitu yang mengkisahkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan manusia kala itu dalam tiga malam bulan Ramadhan. Kalaupun akhirnya beliau meninggalkan berjama’ah, semata-mata hanya karena takut dianggap WAJIB.

  476. @kembali ke aqidah yg benar,

    Anda juga keliru dlm memahami Nabi saw yg shalat sunnah sendiri pd bulan ramadhan dan para sahabatnya mengikuti berjama’ah dibelakangnya. Kemudian Nabi saw keluar dan menyuruh para sahabatnya untuk shalat sunnah dirumahnya masing-masing, karena Allah swt tidak memerintahkan shalat sunnah berjama’ah pd bulan ramadhan yg kemudian dikenal dgn shalat tarawih.

    Justru Nabi saw melarang shalat berjama’ah di bulan Ramadhan dijadikan SUNNAH !

    Wassalam

  477. BAHAYA BICARA AGAMA TANPA ILMU

    Memahami ilmu agama merupakan kewajiban atas setiap muslim dan muslimah. Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:
    طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
    Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim. [HR. Ibnu Majah no:224, dan lainnya dari Anas bin Malik. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani]
    Dan agama adalah apa yang telah difirmankan oleh Alloh di dalam kitabNya, Al-Qur’anul Karim, dan disabdakan oleh RosulNya di dalam Sunnahnya. Oleh karena itulah termasuk kesalahan yang sangat berbahaya adalah berbicara masalah agama tanpa ilmu dari Alloh dan RosulNya.
    Sebagai nasehat sesama umat Islam, di sini kami sampaikan di antara bahaya berbicara masalah agama tanpa ilmu:

    1.Hal itu merupakan perkara tertinggi yang diharamkan oleh Allah.

    Alloh Ta’ala berfirman:
    قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
    Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)” (Al-A’raf:33)

    Syeikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz rohimahulloh berkata: “Berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk perkara terbesar yang diharamkan oleh Allah, bahkan hal itu disebutkan lebih tinggi daripada kedudukan syirik. Karena di dalam ayat tersebut Alloh mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
    Dan berbicara tentang Alloh tanpa ilmu meliputi: berbicara (tanpa ilmu) tentang hukum-hukumNya, syari’atNya, dan agamaNya. Termasuk berbicara tentang nama-namaNya dan sifat-sifatNya, yang hal ini lebih besar daripada berbicara (tanpa ilmu) tentang syari’atNya, dan agamaNya.” [Catatan kaki kitab At-Tanbihat Al-Lathifah ‘Ala Ma Ihtawat ‘alaihi Al-‘aqidah Al-Wasithiyah, hal: 34, tahqiq Syeikh Ali bin Hasan, penerbit:Dar Ibnil Qayyim]

    2. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk dusta atas (nama) Allah.

    Allah Ta’ala berfirman:
    وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
    Dan janganlah kamu mengatakan terhadapa apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. An-Nahl (16): 116)

    3.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan kesesatan dan menyesatkan orang lain.

    Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:
    إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
    Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hambaNya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang ‘alim-pun, orang-orang-pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain. (HSR. Bukhari no:100, Muslim, dan lainnya)

    Hadits ini menunjukkan bahwa “Barangsiapa tidak berilmu dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan tanpa ilmu, dan mengqias (membandingkan) dengan akalnya, sehingga mengharamkan apa yang Alloh halalkan dengan kebodohan, dan menghalalkan apa yang Allah haramkan dengan tanpa dia ketahui, maka inilah orang yang mengqias dengan akalnya, sehingga dia sesat dan menyesatkan. (Shahih Jami’il Ilmi Wa Fadhlihi, hal: 415, karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr, diringkas oleh Syeikh Abul Asybal Az-Zuhairi)

    4.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan sikap mengikuti hawa-nafsu.

    Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rohimahulloh berkata: “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allah telah berfirman:
    وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ
    Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun (Al-Qashshash:50)” (Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393)

    5.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan sikap mendahului Allah dan RasulNya.

    Allah berfirman:
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Hujuraat: 1)

    Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rohimahulloh berkata: “Ayat ini memuat adab terhadap Alloh dan RosulNya, juga pengagungan, penghormatan, dan pemuliaan kepadanya. Alloh telah memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman, dengan konsekwensi keimanan terhadap Alloh dan RosulNya, yaitu: menjalankan perintah-perintah Alloh dan menjauhi larangan-laranganNya. Dan agar mereka selalu berjalan mengikuti perintah Alloh dan Sunnah RosulNya di dalam seluruh perkara mereka. Dan agar mereka tidak mendahului Alloh dan RosulNya, sehingga janganlah mereka berkata, sampai Alloh berkata, dan janganlah mereka memerintah, sampai Alloh memerintah”. (Taisir Karimir Rahman, surat Al-Hujurat:1)

    6.Orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu menanggung dosa-dosa orang-orang yang dia sesatkan.

    Orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu adalah orang sesat dan mengajak kepada kesesatan, oleh karena itu dia menanggung dosa-dosa orang-orang yang telah dia sesatkan. Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam:
    مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
    Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HSR. Muslim no:2674, dari Abu Hurairah)

    7.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu akan dimintai tanggung-jawab.

    Alloh Ta’ala berfirman:
    وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
    Setelah menyebutkan pendapat para Salaf tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: “Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah: bahwa Alloh Ta’ala melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan persangkaan yang merupakan perkiraan dan khayalan.” (Tafsir Al-Qur’anul Azhim, surat Al-Isra’:36)

    8.Orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan.

    Syeikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami t menyatakan: “Fashal: Tentang Haramnya berbicara tentang Allah tanpa ilmu, dan haramnya berfatwa tentang agama Allah dengan apa yang menyelisihi nash-nash”. Kemudian beliau membawakan sejumlah ayat Al-Qur’an, di antaranya adalah firman Allah di bawah ini:
    وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ اللهُ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
    Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. 5:44)

    9.Berbicara agama tanpa ilmu menyelisihi jalan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

    Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rohimahulloh menyatakan di dalam aqidah Thahawiyahnya yang masyhur: “Dan kami berkata: “Wallahu A’lam (Allah Yang Mengetahui)”, terhadap perkara-perkara yang ilmunya samar bagi kami”. [Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393]

    10.Berbicara agama tanpa ilmu merupakan perintah syaithan.

    Allah berfirman:
    إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
    Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. 2:169)

    Keterangan ini kami akhiri dengan nasehat: barangsiapa yang ingin bebicara masalah agama hendaklah dia belajar lebih dahulu. Kemudian hendaklah dia hanya berbicara berdasarkan ilmu. Wallohu a’lam bish showwab. Al-hamdulillah Rabbil ‘alamin

  478. Maaf ikut komen,

    @aqidah….

    Anda sendiri meyakini bahwa Nabi saw tdk meneruskan shalat berjama’ah dan anda mengatakan alasannya bahwa Nabi saw takut apabila nantinya oleh umat dianggap WAJIB..

    Ingin tau lebih jauh i’tikad anda tentang Nabi saw dan Umar seperti apa:

    (1) Apakah tindakan Nabi saw meninggalkan shalat berjama’ah wajib dicontoh atau boleh dicontoh dan boleh dilanggar?

    (2) Apakah kekhawatiran Nabi saw terhadap umatnya bahwa shalat berjama’ah tsb akan dijadikan kewajiban boleh dinafikan? Artinya boleh dianggap kekhawatran yg berlebihan?

    (3) Apakah menurut anda Umar bin Khattab tdk mengkhawatirkan hal tsb akan dijadikan kewajiban (seperti yg kita lihat sekarang) ataukah Umar tdk begitu khawatir seperti Nabi saw yg artinya Umar lebih mengetahui keadaan umat daripada Nabi saw?

    (4) Menurut anda mana yang benar dan layak diikuti, kekhawatiran Nabi atau ijtihad Umar?

    Salam

  479. @armand

    “Ibnu Abdil Barr berkata : “Dalam hal itu Umar tidak sedikitpun membuat-buat sesuatu melainkan sekedar menjalani apa yang disunnahkan, disukai dan diridhai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dimana yang menghalangi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan secara kontinyu semata-mata karena takut dianggap wajib atas umatnya. Sedangkan beliau adalah orang yang pengasih lagi pemurah terhadap umatnya. TATKALA UMMAR MENGETAHUI ALASAN ITU DARI RASULULLAH, SEMENTARA IA MENGERTI BAHWA AMALAN-AMALAN WAJIB TIDAK AKAN BERTAMBAH ATAUPUN BERKURANG LAGI SESUDAH KEMATIAN NABI SAW; MAKA BELIAUPUN MULAI MENGHIDUPKANNYA DAN MENYURUH MANUSIA UNTUK MELAKUKANNYA. Kejadian itu berlangsung pada tahun 14 H. Itu adalah keutamaan yang Allah simpan lalu diperuntukkan bagi beliau Radhiyallahu ‘anhu. Yang mana Abu Bakar sekalipun tidak pernah terinspirasi untuk melakukannya. Meskipun, beliau lebih utama dan lebih segera melakukan kebaikan –secara umum- daripada Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Akan tetapi masing-masing dari keduanya dianugerahi Allah keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki yang lainnya”. As-Subki menyatakan.

  480. BILA SAJA AKU MENCINTAI AHLUL BAYT DIKATAKAN SUNNI, AKU RELA MEMPERTAHANKAN KEYAKINAN INI DENGAN DARAH DAN JIWAKU…

  481. Maksudnya :
    MARILAH KITA SAMA-SAMA MENGANGKAT/MENGAGUNGKAN MAZHAB AHLUL BYT NYA BUKAN MAZHAB SYIAH/SUNNINYA.
    JADI ARAH PIKIRANNYA KE ESENSI NYA JANGAN DIKULITNYA..
    Hayuuuu manggggg…goyang

  482. @armand

    Pada dasarnya, shalat tarawih secara jamaah itu sendiri pernah
    terjadi pada masa Nabi saw.. Karena, beliau mendorong kaum muslimin
    untuk melaksanakan shalat itu. Dan, banyak orang yang mengikuti shalat
    tarawih beliau selama beberapa malam. Namun, saat beliau mendapati
    banyak orang yang berkumpul untuk melaksanakan shalat tarawih bersama
    beliau, beliau tidak menemui mereka lagi untuk shalat bersama.
    Kemudian, pada pagi harinya, beliau bersabda, “Aku melihat apa yang
    kalian lakukan itu, dan yang menghalangi diriku untuk keluar dan shalat
    (tarawih) bersama kalian adalah karena aku takut jika shalat itu sampai
    diwajibkan atas kalian.”

    NABI SAW mengkhawatirkan menjadi wajib apabila dilakukan KONTINYU oleh Nabi SAW.

    Dan saya juga bertanya kepada anda, apakah Nabi SAW mengkhawatirkan shalat tarawih menjadi WAJIB apabila itu dilakukan KONTINYU oleh Ummar ra BUKAN oleh seorang NABI?
    Sedangkan Ummar ra tahu bahwa
    AMALAN-AMALAN WAJIB TIDAK AKAN BERTAMBAH ATAUPUN BERKURANG LAGI SESUDAH KEMATIAN NABI SAW.

  483. @armand

    kembali ke pemfitnahan anda thd Ummar ra tentang perjanjian hudaibiyah

    Coba lihat firman Allah SWT tentang dialog Allah SWT dengan Nabi Musa AS di lembah Thuwa dalam al-Qur’an :

    Surat Thahaa ayat 17-18:
    17. Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?
    18. Berkata Musa : “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”.

    Apakah Allah SWT Yang Maha Mengetahui, tidak tahu atau

    M E R A G U K A N

    bahwa yg ditangan kanan Nabi Musa as adalah sebuah tongkat?

    JAWABANNYA TENTU SAJA TIDAK.

    Sekarang ke perjanjian hudaibiyah ( saya tidak tahu dari mana anda ngutip riwayat ini?)

    Kemudian Umar mendatangi Rasulullah saw. dan bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, bukankah engkau adalah utusan Allah?”
    Rasulullah saw menjawab, “Ya, memang benar.”

    Saya bertanya kpd anda, apakah Ummar ra tidak tahu atau

    M E R A G U K AN

    bahwa yang dihadapannya adalah seorang NABI DAN RASUL?

  484. @harlan fauzan

    Benar, akan tetapi ilmu jangan disalahgunakan dgn berbagai alasan untuk merubah hadits Rasulullah saw. Sudah jelas Rasulullah saw mengatakan setiap bid’ah itu sesat, kemudian dgn berbagai alasan oleh ilmu ulama anda berubah menjadi bahwa semua bid’ah itu adalah sesat dan tertolak. LEBIH BERBAHAYYYA LAGI !

    Wassalam

  485. @kembali keaqidahIni jawabanya:
    Berjama’ah dalam shalat tarawih adalah bid’ah yang tidak penah ada di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Persepsi ini jelas amatlah keliru, tidak perlu banyak
    __________________________________________
    dikomentari karena sudah demikian jelasnya.
    Itukan menurut anda.
    Anda mengenal Umar b. Chattab dari riwayat dan kami juga demikian. Riwayat Umar mungkin anda dapat dari satu jalur sesuai manhaj anda tidak mau mengenal yang lain. Kita mengenal Umar dari riwayat beberapa mazhab. Dan banyak hadits yang menyatakan bahwa Umar selalu menentang dan merobah ketentuan Rasul. Mengapa karena Umar mengatakan ia setaraf dengan Rasul. Anda tau apa hukumnya orang yang tidak taat pada Rasul atau menentang? Wasalam

  486. @kembali ke aqidah yg benar,

    Sudah jelas shalat wajib dlm Al Qur’an adalah subuh, dhuhur, ashar, magrib, isya. Aneh ! apa yg ditakutkan Nabi saw menjadikan shalat sunnah menjadi wajib. Mustahil Nabi saw ketakutan, karena shalat wajib sudah digariskan dlm Al Qur’an.

    Mungkin ulama andalah yg ketakutan terbongkar rahasianya karena Umar bin Khatab lah yg melakukan bid’ah itu, kemudian dibela mati-matian dgn berbagai dalih dan alasan menjadi semua bid’ah sesat itu dan tertolak.

    Wassalam

  487. Sebenarnya apa yg diuraikan Kembali ke aqidah yang benar & Harlan sudah sangat jelas.. tetapi antah mengapa org2 di atas ini pada ngeyel sengeyel-ngeyelnya..

    begini runtutannya :

    Pada saat Rasulullah masih hidup, pada bulan Ramadhan beliau menyukai jika shalat malam berjama’ah, sehingga beberapa kali beliau shalat berjama’ah bersama kaum muslimin pada waktu itu..

    Tetapi kemudian beliau khawatir jika amalan tersebut diwajibkan oleh Allah, sehingga beliau meninggalkannya, dan hal itu wajar saja karena wahyu masih terus turun saat beliau masih hidup, dan beliau sangat menyayangi umatnya..

    Kemudian pada masa Umar, yang jelas wahyu ga bakalan turun lagi, Umar pun melanjutkan apa yang pernah sempat Rasulullah amalkan..

    Jadi jelas buka bid’ah apa yg dilakukan Umar tsb, ada contoh dari Rasul sebelumnya..

    Simple banget kok ini..

    Entah mengapa org syi’ah benci banget sama Umar, terutama org Iran, padahal Umar-lah yg menaklukkan Persia (Iran) saat itu, sehingga ajaran Islam bisa menyebar di Persia, tapi dasar org Persia ga tau terima kasih, malah si Majusi pembunuh Umar dipuja-puja dan dikultuskan kuburnya…

  488. @antirafidhah,

    Ingat ! Islam adalah agama yg rahmatan lil’alamin. Jadi jangan karena karena berdasarkan negara mana anda menilai orang. Orang munafik itu ada dimana-mana.

    Wassalam

  489. @ antirafidhah

    Pada saat Rasulullah masih hidup, pada bulan Ramadhan beliau menyukai jika shalat malam berjama’ah, sehingga beberapa kali beliau shalat berjama’ah bersama kaum muslimin pada waktu itu..

    Jelas apaan, mana buktinya Rasulullah SAW suka shalat tarawih berjamaah, semua riwayat yang ada cuma bilang awalnya Rasul SAW shalat sendiri, terus baru sahabat2 lain ikutan. Beda banget dengan pernyataan bohong harlan kalau Rasulullah SAW mengajak shalat tarawih berjamaah 😆

    Kemudian pada masa Umar, yang jelas wahyu ga bakalan turun lagi, Umar pun melanjutkan apa yang pernah sempat Rasulullah amalkan..

    si abu bakarmu itu ngapain, kok nggak kepikiran kayak umarmu, apa si abu bakar gak mau melakukan yang Rasulullah SAW amalkan, atau ente mau bilang wahyu masih bisa turun pada masa umar. 😆

    Entah mengapa org syi’ah benci banget sama Umar, terutama org Iran, padahal Umar-lah yg menaklukkan Persia (Iran) saat itu, sehingga ajaran Islam bisa menyebar di Persia, tapi dasar org Persia ga tau terima kasih, malah si Majusi pembunuh Umar dipuja-puja dan dikultuskan kuburnya…

    Persis orang penyakitan, hatinya hitam jadi setiap pendapat orang lain yang beda mesti dikata-katain, orang lagi ngomongin shalat tarawih berjamaah eh malah ngeloncat ke Persia, Iran, Majusi, capeeeee deh 😆

  490. eleh eleh ralat, yang ini
    ente mau bilang wahyu masih bisa turun pada masa umar.
    ganti
    ente mau bilang wahyu masih bisa turun pada masa abu bakar :mrgreen:
    😆 😆

  491. @antirafidhah

    Saya mah mau nanggapin yg ini aja ah. Anda mengatakan:

    Tetapi kemudian beliau khawatir jika amalan tersebut diwajibkan oleh Allah, sehingga beliau meninggalkannya, dan hal itu wajar saja karena wahyu masih terus turun saat beliau masih hidup, dan beliau sangat menyayangi umatnya.

    Aneh lagi, aneh lagi…lagi ko’ aneh? emangnya demo crazy!

    Kenapa Nabi saw khawatir amalan sunnah menjadi wajib? Kalaulah memang amalan sunnah itu kemudian diwajibkan oleh Allah swt, apakah kemudian Nabi saw menolak perintah Allah swt tsb???

    Gimana mau percaya dgn logika anda tsb, udah ketahuan deh belangnya, heuheuy deudeuh !

    Akan tetapi saya merasa prihatin dan sedih, sepertinya banyak orang Islam yg seperti anda. Coba banyak belajar lagi, buka wawasan beragama anda. Tanggalkan semua atribut mazhab dan golongan yg mau menang sendiri itu !

    Wassalam

  492. @kepada semua pengunjung entry ini
    sudah saya amati berbagai komentar yang masuk dalam tulisan ini dan bisa dikatakan saya cukup kecewa dengan anda semua terutama kepada orang yang kerjanya hanya mengkopipaste tulisan-tulisan lain yang tidak ada hubungannya dengan tulisan saya. Bukankah saya sudah menyediakan tempat OOT yang bisa digunakan dengan leluasa dan lagipula bukankah saya juga menulis beberapa tulisan yang terkait dengan apa yang kalian diskusikan, jadi tidak ada salahnya jika anda membuat diskusi disana. Ini hanya permintaan saya sebagai tuan rumah karena jujur saya kurang bisa mengikuti diskusi di entry ini. Tetapi jika permintaan saya terlalu sulit untuk dipenuhi maka mohon maaf jika saya tidak mau menanggapi dan silakan melanjutkan diskusi kalian 🙂
    Salam

  493. @aqidah….

    Coba lihat firman Allah SWT tentang dialog Allah SWT dengan Nabi Musa AS di lembah Thuwa dalam al-Qur’an :
    Surat Thahaa ayat 17-18:
    17. Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?
    18. Berkata Musa : “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”.
    Apakah Allah SWT Yang Maha Mengetahui, tidak tahu atau
    M E R A G U K A N
    bahwa yg ditangan kanan Nabi Musa as adalah sebuah tongkat?

    Waduh, jika ayat ini anda gunakan utk menunjukkan bolehnya keraguan Umar bin Khattab thd keputusan Nabi saw sungguh sangat keliru dan lancang sekali. (Jika anda mau menyimak dialog Umar dan Nabi saw di Perjanjian Hudaibiyah, maka anda akan melihat bahwa Umar sedang melakukan kritikan dan protes atas keputusan Nabi saw, sementara di ayat Thahaa ini jauh sekali dari hal itu).

    Tidak ada habis-habisnya saya mengeleng-gelengkan kepala dgn logika-logika yang kalian sodorkan. Betapa tidak, di bagian ini anda telah mensejajarkan kedudukan Nabi Muhammad saw dengan Nabi Musa as, dan Umar dengan Allah swt? Bagaimana sih sebenarnya persepsi anda thd Nabi saw dan thd Umar? Saya kadang jadi ragu thd i’tikad anda dan manhaj anda, siapa yang lebih hebat dan mulia kedudukannya, Nabi Muhammad saw ataukah Umar bin Khattab? Siapa sih yang lebih pantas menjadi menerima wahyu? Sepertinya ada kekeliruan dari malaikat yg menyampaikan wahyu, bukan?

    Dalil yang anda sodorkan untuk membela Umar menunjukkan i’tikad itu. Dan pembelaan-pembelaan spt ini saya kira sdh menjadi kebiasaan buruk yg tdk kalian sadari. Demi membela tokoh-tokoh pujaan kalian, kalian sama sekali tdk mengindahkan status, kedudukan serta perasaan Nabi saw.

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (A-Hujuraat: 2)

    “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya[1231]. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. (Al-Ahzab: 57).”

    “kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.”
    “dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.”
    “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
    “yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat”
    “yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.”
    (An-Najm: 2-6)

    Kedudukan Nabi saw thd Umar adalah seperti kedudukan guru dan murid, bahkan dengan status, kemuliaaan yang Beliau miliki, kedudukan Beliau saw jauh lebih dari itu. Tidak ada satu manusia pun bahkan nabi lain yang mampu menandingi keutamaan dan kemuliaan Beliau. Tidak ada kata-kata yg cukup utk menggambarkan kedudukan dan kemuliaan Beliau.
    Pantaskan seorang murid/sahabat, yang bukan nabi, bukan manusia suci, mantan pemuja berhala (maaf) melakukan protes dan bahkan menunjukkan ketidaksenangannya thd Nabi Allah yang ucapannya adalah wahyu?

    Semoga anda paham bahwa ayat di surah Thahaa tsb tdk layak untuk memperbandingkan.

    Perlu anda ketahui bahwa riwayat yg saya kutip berasal dari kitab “Hayat Muhammad” dan “Sejarah Hidup Umar bin Khattab” tulisan Muhamad Husein Haikal dimana anda sdh mahfum bahwa penulis ini termasuk yang dibilang “Pemuja Sahabat”. Anda bisa membacanya bagaimana pujaan kepada sang tokoh membuat sang penulis telah melalaikan kedudukan Nabi saw.

    Agar jelas, saya kutip sedikit bagian dari perjanjian Hudaibiyyah dari buku “Sejarah Hidup Umar bin Khattab yang saya download dari situs ini:

    http://www.dhuha.net/content/biografi-umar-bin-khattab

    Anda juga bisa membuka kitab “Hayat Muhammad” di sini:

    http://www.dhuha.net/downloads/ebook-islam/sejarah-hidup-nabi-muhammad-saw

    Rasulullah mengumumkan tentang keberangkatan menunaikan ibadah haji pada tahun keenam sesudah hijrah ke Medinah. Sesampainya ke dekat Mekah, pasukan berkuda Kuraisy menghadangnya dan melarang memasuki Mekah. Mereka bersumpah bahwa Muhammad tak boleh masuk dengan paksa, padahal kedatangan Rasulullah untuk menunaikan ibadah haji; bukan untuk berperang. Oleh karena itu ia dan sahabat-sahabatnya berhenti di Hudaibiah dan bermaksud mengadakan perundingan dengan pihak Kuraisy agar dibukakan jalan untuk melakukan tawaf di Ka’bah dan menyelesaikan kewajiban haji. Ia memanggil Umar bin Khattab supaya memasuki Mekah dan berbicara dengan Kuraisy mengenai maksud kedatangannya. Tetapi Umar berkata: “Rasulullah, saya khawatir Kuraisy akan mengadakan tindakan terhadap saya, mengingat di Mekah sudah tidak ada lagi Banu Adi bin Ka’b yang akan melindungi saya. Kuraisy sudah cukup mengetahui bagaimana permusuhan saya dan tindakan tegas saya terhadap mereka dulu. Saya ingin menyarankan orang yang lebih baik dalam hal ini daripada saya, yaitu Usman bin Affan.”

    Usman pun memasuki Mekah. Lama ia mengadakan pembicaraan dengan Kuraisy dan terpisah dari Muslimin, sehingga dikira ia sudah dibunuh. Maka Rasulullah dan sahabat-sahabatnya mengadakan ikrar atau yang dikenal dengan Bai’at Ridwan akan memerangi Kuraisy kalau sampai Usman dibunuh. Tetapi tak lama kemudian Usman kembali dan mengatakan bahwa untuk menjaga kewibawaan Kuraisy di kalangan orang-orang Arab mereka menolak kedatangan Muslimin ke Mekah tahun ini. Namun mereka tidak menolak perundingan untuk keluar dari suasana permusuhan, sesudah diyakinkan bahwa Muhammad datang akan menunaikan ibadah haji, bukan untuk berperang. Pembicaraan dilanjutkan antara kedua pihak untuk mengadakan perjanjian dan mencari perdamaian.

    Tetapi Umar tampaknya sudah kesal benar karena Nabi menyetujui pembicaraan demikian, sehingga ia melompat dan pergi menemui Abu Bakr (perhatikan, prilaku Umar ini dikesankan oleh Penulis)

    Umar berkata: Abu Bakr, bukankah dia Rasulullah?
    Abu Bakr menjawab: Ya, memang!
    Bukankah kita ini Muslimin? Tanya Umar lagi.
    Ya. memang! kata Abu Bakr
    Umar melanjutkan: Bukankah mereka kaum musyrik?
    Ya, benar! jawab Abu Bakr.
    Mengapa kita mau direndahkan dalam soal agama kita? tanya Umar.
    Akhirnya kata Abu Bakr kepada Umar: Umar, duduklah, taatilah dia dan jangan langgar
    perintahnya. Saya bersaksi, bahwa dia Rasulullah.
    Umar pun kemudian berkata: Saya bersaksi bahwa dia Rasulullah.

    Umar merasa tidak puas pembicaraannya dengan Abu Bakr. Ia pergi menemui Rasulullah dengan garis-garis kemarahan masih membayang di mukanya (perhatikan lagi, ekspresi Umar ini dikesankan oleh Penulis)
    Maka katanya: Rasulullah, bukankah Anda Rasulullah?
    Ya, memang, jawab Nabi.
    Bukankah kita ini Muslimin? Tanya Umar lagi.
    Ya, memang!
    Bukankah mereka kaum musyrik?
    Ya, benar!
    Tanya Umar lagi: Mengapa kita mau direndahkan dalam soal agama kita?
    Lalu kata Rasulullah: “Saya hamba Allah dan Rasul-Nya. Saya tidak akan melanggar
    perintah-Nya, dan Dia tidak akan menyesatkan saya.”
    Dengan jawaban itu Umar terdiam.

    Coba anda cerna tanya-jawab di atas dan perhatikan kalimat-kalimat yg saya beri huruf tebal. Ekspresi dan tingkah-laku Umar itu telah direkam dan secara berani ditampilkan dalam buku ini. Jika anda menganggap Umar dan Nabi Muhammad saw adalah dua manusia yang berbeda, baik status, kedudukan, keutamaan dan kemuliaannya, maka komen negatif saya thd prilaku Umar harusnya dianggap layak untuk disampaikan. Namun sebaliknya, jika anda menganggap tinggi kedudukan Umar sehingga melemahkan kedudukan Nabi saw, anda pantas untuk mengatakan saya sedang menghujat dan melakukan fitnah.

    Agar mudah, bayangkan saja bagaimana sikap dan prilaku anda thd guru anda jika dalam kondisi spt Umar (katakanlah thd Ibnu Taimiyyah).

    Semoga kita semua bisa dibukakan pintu hati dan akal pikiran untuk menerima kebenaran. Amin.

    Salam

  494. @SP

    Mohon maaf ya sdh ikutan OOT 🙂

  495. @secondprince,

    Saya fikir kan ini masih termasuk perbedaan pemahaman, makanya mungkin saudara-saudara yg lain ikut menelaahnya. Kalau tdk ditanggapi, lalu siapa lagi yg menanggapi?

    Wassalam

  496. @armand

    Kalau memang itu di kutip dari sebuah buku, maka itu adalah tanggung jawab PENULIS.

    Saya tidak bermaksud membandingkan Allah swt dg Ummar ra. Dan saya mohon ampun kpd Allah swt apabila ada perasaan spt itu.
    Cuma yg saya sesalkan, anda mengatakan bahwa Ummar ra sampai MERAGUKAN KENABIAN MUHAMMAD SAW yang dikutip dari buku itu. Sedangkan PENULISNYA TIDAK mengatakan demikian.

    LIHATLAH KELANJUTANNYA DARI BUKU ITU:

    Dengan jawaban itu Umar terdiam. Setelah itu kemudian ia pernah berkata: Saya masih
    mengeluarkan zakat, berpuasa, salat dan membebaskan budak di antara
    yang saya kerjakan waktu itu, sebab saya KHAWATIRKAN kata-kata yang
    saya ucapkan itu, sementara saya mengharapkan segala yang terbaik.
    Kita lihat bagaimana ia begitu percaya diri dan sangat membanggakan
    pendapatnya. Betapa Umar tidak akan merasa bangga dengan
    pendapatnya itu karena Qur’an sudah memperkuat sikapnya dalam
    menghadapi para tawanan Badr. la tetap dengan pendapatnya bahwa
    Abdullah bin Ubai harus dibunuh sampai kemudian ia dapat diyakinkan
    bahwa perintah Rasulullah lebih besar artinya daripada perintahnya.
    Begitu juga ia masih bertahan dengan pendapatnya mengenai Perjanjian
    Hudaibiah, sampai kemudian turun wahyu memperkuat Rasulullah dan
    disebutkan bahwa perjanjian itu akan merupakan kemenangan besar.
    Perdebatannya dengan Rasulullah seperti ia berdebat dengan orang lain
    sebelum dapat dibuktikan kebenarannya, baik dengan wahyu atau melihat
    bukti yang nyata atau sebaliknya.

    Apakah PENULISNYA atau ANDA KAH yang mengatakan bahwa Ummar ra MERAGUKAN KENABIAN MUHAMMAD SAW ?

  497. @kembali ke aqidah yg benar

    la tetap dengan pendapatnya bahwa
    Abdullah bin Ubai harus dibunuh sampai kemudian ia dapat diyakinkan
    bahwa perintah Rasulullah lebih besar artinya daripada perintahnya.

    Kita cocokkan dengan yang berikut:

    Begitu juga ia masih bertahan dengan pendapatnya mengenai Perjanjian
    Hudaibiah, sampai kemudian turun wahyu memperkuat Rasulullah dan
    disebutkan bahwa perjanjian itu akan merupakan kemenangan besar.

    Bukankah sabda Rasulullah tidak cukup bagi Beliau?
    Bukankah diperlukan Firman Allah. Apakah anda ingin mengatakan bahwa Beliau (khalifah Umar) hanya taat kepada Allah? Astagfirullah..

    Perdebatannya dengan Rasulullah seperti ia berdebat dengan orang lain
    sebelum dapat dibuktikan kebenarannya, baik dengan wahyu atau melihat
    bukti yang nyata atau sebaliknya.

    Jika anda membenarkan cara pikir seperti ini, berarti anda juga akan melakukan hal yang sama ketika Rasulullah bersabda maka anda akan mendebat sampai datang Firman?
    Bagaimana konsep anda ttg ta’at kepada Rasulullah? A[akah anda mengartikan bahwa bisa saja Rasulullah bertentangan denga Allah sehingga boleh diragukan/didebat?
    Apakah juga anda sedang mengatakan bhw Khalifah Umar menyamakan Rasulllah sebagaimana “orang lain” yg tidak ada kekhususan dan kemuliaan? shg membantah kpd Beliau menjadi sah?

    Apakah PENULISNYA atau ANDA KAH yang mengatakan bahwa Ummar ra MERAGUKAN KENABIAN MUHAMMAD SAW ?

    Apakah bagi anda selalu butuh kalimat eksplisit untuk menyimpulkan sesuatu.
    Sepertinya anda memang tdk mampu mengambil makna dari kalimat/bahasa, shg bahkan anda memperkuat lagi dg kata2: sebelum dapat dibuktikan kebenarannya, baik dengan wahyu atau melihat bukti yang nyata atau sebaliknya
    Apakah tidak cukup Rasulullah sbg jaminan kebenaran?
    Kalimat2 seperti tidak akan pernah keluar dr mulut mereka yang mencintai Beliau.
    Apakah dg begitu gamblangnya tulisan anda sendiri menunjukkan bhw anda sendiri meragukan Rasulullah (krn anda menyetujui konsep membantah Rasulullah sah2 saja, dan akan menerima titah beliau jika Allah berfirman yg sama… hmmmmm,,,,,

    Wassalam

  498. @asep

    anda mengatakan
    asep, di/pada Mei 29th, 2009 pada 8:44 pm Dikatakan:
    @kembali ke aqidah yg benar,

    Sudah jelas shalat wajib dlm Al Qur’an adalah subuh, dhuhur, ashar, magrib, isya. Aneh ! apa yg ditakutkan Nabi saw menjadikan shalat sunnah menjadi wajib. Mustahil Nabi saw ketakutan, karena shalat wajib sudah digariskan dlm Al Qur’an.

    Mungkin ulama andalah yg ketakutan terbongkar rahasianya karena Umar bin Khatab lah yg melakukan bid’ah itu, kemudian dibela mati-matian dgn berbagai dalih dan alasan menjadi semua bid’ah sesat itu dan tertolak.

    Wassalam

    @asep
    Coba lihat haditsnya:
    Kemudian, pada pagi harinya, beliau bersabda, “Aku melihat apa yang
    kalian lakukan itu, dan yang menghalangi diriku untuk keluar dan shalat
    (tarawih) bersama kalian adalah karena aku TAKUT jika shalat itu sampai
    diwajibkan atas kalian.”

    Nabi saw sendiri yg bersabda demikian. anda MAU MENOLAK? silahkan, terserah anda.

    JGN mengubah redaksi hadits, TANGGUNG JAWABNYA BERAT!

    Anda juga mengatakan: MUNGKIN ULAMA ANDALAH ……
    (sampai menuduh ulama segala!)

    Saya jadi males berdiskusi dg anda, asal ngomong tanpa ilmu.

  499. @kembali ke aqidah yg benar,

    Ma’af yah di selang. Penulis dalam buku itu menyatakan:

    Perdebatannya dengan Rasulullah seperti ia berdebat dengan orang lain sebelum dapat dibuktikan kebenarannya, baik dengan wahyu atau melihat bukti yang nyata atau sebaliknya.

    Menurut saya penulis buku itu harus tahu bahwa akhlak Rasulullah saw adalah akhlak Al Qur’an. Rasulullah saw adalah sebagai manifestasi daripada Al Qur’an itu sendiri. Kehendak Rasulullah saw berarti kehendak Allah swt. Kenapa mesti di debat lagi? Lagipula Umar menyamakan Rasulullah saw dgn orang lain. Sungguh keterlaluan ! kata bang Haji, hehehe…

    Wassalam

  500. @abu rahat

    oke MAAF saya akan ralat, karena itu dikutip dari buku, dan bukan saya PENULISNYA.
    Dan saya berlindung kpd Allah swt dari APA yg ditulisnya.

    wass.

  501. Ass.

    Nasehat-menasehati dalam kebenaran adalah Fardhu Illallah Iwarrasul.

    Zaman sekarang sdh ga perlu lg, saling gontok2an, merasa yg paling benar. Memperdebatkan masalah khilafiah yg dari dulu selalu menjadi perdebatan, masing2 merasa golongannya yg paling benar, sedangkan golongan lain sesat, kafir, mursal, tidak contohnya dari Nabi, Bid’ah, Haditsnya palsu, lemah, dll. Malu diketahui Oleh orang non muslim, dan mereka kalo mau masuk Islam jadi mikir2, takut salah pilih golongan.
    Ingat saudara2ku seagama kita itu satu yaitu ISLAM, tolong dijaga Ukhuwahnya, ga zamannya lg berdebat masalah khilafiah. Pake aja masing2 keyakinannya, wong masuk Surga/Neraka masing2 ga ngajak2. Selama meraka tidak keluar dari SYAHADAT yaitu LAILAHAILALLAHU WAASHADUANNA MUHAMMADARASULULLAH dia adalah saudara kita yg harus kita hargai pahamnya. Tunjukkan pada orang2 baik Muslim maupun Non Muslim, bahwa ISLAM itu Agama yg menjaga nilai2 persaudaraan.
    Ass, Wr, Wb. Saudaraku

  502. @kembali ke aqidah yg benar,

    Kalau dalilnya kan udah disampaikan oleh saudara yg lain, saya hanya menambah saja. Lagi pula saya menanggapi karena logika anda juga. Coba baca lagi baik-baik tanggapan saya.

    Siapa yg merubah redaksi hadits. O…mungkin masalah setiap bid’ah itu sesat ya! itu kan pernyataan yg teman anda bawakan. Coba tunjukkan hadits yg sudah saya robah!

    Kata mungkin ulama anda. Emangnya anda tdk punya ulama?

    Wassalam

  503. @Syafi’ie

    Wa’alaikumsalam…

    Benar sekali yg anda katakan; Nasehat-menasehati dalam kebenaran adalah Fardhu Illallah Iwarrasul. Akan tetapi ada umat Islam yg suka menyesatkan mazhab lainnya. Kalau tdk ditanggapi dan diluruskan kita juga jadi ikut dosa. Terimakasih atas nasihatnya.

    Wassalam

  504. @kembali ke aqidah yg benar

    Anda membawakan hadits:

    Kemudian, pada pagi harinya, beliau bersabda, “Aku melihat apa yang kalian lakukan itu, dan yang menghalangi diriku untuk keluar dan shalat(tarawih) bersama kalian adalah karena aku TAKUT jika shalat itu sampai diwajibkan atas kalian.”

    Apa jaminannya bahwa hadits yg anda bawakan itu benar? Lagi pula tidak ada shalat tarawih di dlm Al Quran. Harusnya anda jangan menelan bulat-bulat redaksi hadits tsb.

    Secara logika (dalil aqli) sudah jelas kenapa Nabi saw menjadi TAKUT kalau seandainya Allah swt menjadikan yg sunnah menjadi wajib! Shalat wajib kan sudah ditentukan didalam Al Qur’an.

    Ah, saya juga jadi males berdiskusi sama orang yg sempit wawasan dan ilmunya. (jangan males lu sep, tidak baik)

    Wassalam

  505. @asep

    Kalau tdk ditanggapi dan diluruskan kita juga jadi ikut dosa.

    Masa begitu?

  506. @armand

    anda mengatakan, kitab-kitab yg begitu banyak, yg memuat riwayat pemukulan fatimah TIDAK SAHIH.
    A P A L A G I
    buku sejarah dan biografi karangan Muhammad Husaen Haikal?

    Apakah anda bisa membuktikan kesahihannya?

  507. @armand

    Terutama tentang riwayat perjanjian hudaibiyah, antara ummar ra dan Nabi saw? Sahihkah?

  508. @asep

    “Rasulullah SAW pada suatu malam keluar dan shalat di masjid, orang-orang pun ikut shalat bersamanya, dan mereka memperbincangkan shalat tersebut, hingga berkumpullah banyak orang, ketika beliau shalat, merekapun ikut shalat bersamanya, mereka memperbincangkan lagi, hingga bertambah banyaklah penghuni masjid pada malam ketiga, Rasulullah SAW keluar dan shalat, ketika malam keempat masjid tidak mampu menampung jama’ah, hingga beliau hanya keluar untuk melakukan shalat subuh. Setelah selesai shalat beliau menghadap manusia dan bersyahadat kemudian bersabda: “Amma ba’du, Sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam, namun aku KHAWATIR diwajibkan atas kalian, sehingga kalian TIDAK MAMPU MENGAMALKANNYA.” Rasulullah wafat dalam keadaan tidak pernah lagi melakukan shalat tarawih secara berjama’ah.”
    (HR Bukhari dan Muslim)

    MASIH RAGUKAH ANDA TENTANG KEBENARAN HADITSNYA?

    Anda juga menafsirkan hadits, seolah-olah anda paling tahu KETAKUTAN Nabi saw.
    SOK TAHU!
    Apakah logika (dalil aqli) anda BISA DIJADIKAN HUJJAH?

    kayak ulama besar aja, anda ini.
    makin males jadinya.

  509. @truthseeker08,

    Gimana atuh baiknya menurut anda, apakah membiarkan saja?

  510. @asep
    😀
    Kalau bagaimana baiknya sihh, saya juga sedang belajar. Tapi kalau yang menurut pengetahuan yg saya miliki, diam tidak salah, bicara juga tidak salah. Yang terpenting diamnya kenapa, bicaranya benar atau tidak.
    Selisih pemahaman ini bukan baru kemarin sore, yang bicara juga bukan hanya kelas tanggung, yang kelas wahid juga sudah membahas ini.
    Tidak satupun boleh mengklaim paling benar (saya tidak setuju jika ada yg mengklaim ada 1 mazhab yang sanggup menampung seluruh ilmu Allah /kebenaran hakiki). Rasulullah yang begitu muliapun hanya dibebankan menyampaikan, menjelaskan dan memberi peringatan. Tidak ada tanggung jawab bagi manusia lainnya untuk merubah manusia lainnya.
    Akan menjadi salah ketika kita tidak sanggup menahan diri membalas komentar yang salah dg cara yang salah. Bahkan jika yg kita sampaikan benar, namun jika disampaikan dg cara yang maka bukanlah sunnah Rasul. Alhamdulillah bahwa anda tidak terjebak disitu.

    Tentu terbuka ruang bagi siapa saja yang mazhabnya digugat untuk melakukan klarifikasi
    Maaf itu hanya pendapat pribadi yang bisa salah.

    Wassalam

  511. @aqidah…

    Maaf, saya hanya mencoba memaparkan sebuah riwayat yang sejajar dengan paham anda mengenai sahabat Nabi saw. Terserah anda saja utk percaya atau tdk, bukan kapasitas sy utk menentukan shahih dan tidaknya riwayat. Lagi pula dengan anda menyodorkan surah Thahaa utk membenarkan tindakan Umar, sesungguhnya pada awalnya menunjukkan anda tdk mementingkan kebenaran riwayatnya.
    Begini saja, jika anda memiliki riwayat lain yg berbeda mungkin bisa kita diskusikan di sini.

    Sebenarnya bila anda juga termasuk yang tdk setuju dgn persfektif Muhammad Husen Haikal thd Umar, berarti kita paling tdk memiliki persamaan di sini.

    Salam

  512. @kembali ke aqidah yg benar,

    Baiklah kalau anda menghendaki dalil naqli :

    – Hadits yg diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, bahwa Nabi saw bersabda:

    “Shalatnya seseorang dirumahnya itu lebih utama daripada salatnya di mesjid kecuali shalat wajib” (Sunan Abu Daud, 2/69)

    – Zurarah, Muhammad bin Muslim dan al Fudhail pernah bertanya kepada Abu Ja’far al Baqir dan Abu Abdillah ash Shadiq as, tentang shalat sunnah pada malam hari bulan Ramadhan, apakah dikerjakan secara berjama’ah? lalu dijawab oleh keduanya:

    ” Sesungguhnya Nabi saw jika telah mengerjakan shalat isya, beliau pulang kerumahnya. Kemudian beliau keluar pada akhir malam ke mesjid, lalu beliau mengerjakan shalat malam. Kemudian pada suatu malam di awal bulan Ramadhan, beliau keluar ke mesjid untuk mengerjakan salat malam seperti biasa beliau lakukan, tetapi ternyata orang-orang berbaris di belakang beliau (bermakmum), maka beliau meninggalkan mereka dan pulang ke rumahnya. Lalu mereka melakukan itu selama tiga malam. Pada malam keempatnya, beliau berdiri diatas mimbarnya, memuji Allah dan menyanjungnya, kemudian beliau bersabda, ‘ Wahai orang-orang, sesungguhnya shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan dilakukan secara berjama’ah adalah bid’ah, dan shalat dhuha itu bid’ah. Oleh karena itu, janganlah kalian berkumpul pada malam hari di bulan Ramadhan untuk melakukan shalat sunnah berjama’ah dan jangan pula kalian mengerjakan shalat Dhuha, karena sesungguhnya hal itu adalah kemaksiatan (bid’ah). Ketahuilah ! Sesungguhnya setiap yang bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat itu jalannya adalah ke neraka’ “. Kemudian beliau turun dari mimbarnya seraya bersabda, ‘Melakukan perbuatan yang sedikit di dalam sunnah itu lebih baik daripada perbuatan yang banyak di dalam bid’ah’ ” ( At-Tahdzib, 3/69-70, al-Istibshar 1/467, al-Faqih 2/32 dan al-Wasa’il, 5/192)

    Jangan males ah, tidak baik.

    Wassalam

  513. @truthseeker08,

    Alhamdulillah…terimakasih atas nasihatnya. Benar, apa yg anda katakan bahwa Rasulullah yang begitu muliapun hanya dibebankan menyampaikan, menjelaskan dan memberi peringatan. Tidak ada tanggung jawab bagi manusia lainnya untuk merubah manusia lainnya. Tks.

    Wassalam

  514. @all
    Menurut pengertian saya kita berada diblog ini bukan untuk memberikan petunjuk kepada satu dengan yang lain. Memang petunjuk adalah hak Allah. Tapi kita disini berdiskusi agar dapat mengetahui mana Hak dan mana yang Bathil.Untuk berpegang kepada kebenaran hukumnya wajib.
    Dan untuk mendapat kebenaran/hak, maka kebathilan/yang tidak benar harus disingkirkan.
    Tapi sayangnya, walaupun kebenaran telah kelihatan didepan mata harusnya berkompromi agar kebenaran itu menjadi jelas malahan membuat lebih kabur. ngotok dengan kebathilan dengan macam2 alasan atau meninggalkan ruang diskusi begitu saja tanpa ada komentar. Wasalam

  515. @aburahat

    Benar mas, disini kita berdiskusi agar dapat mengetahui mana Hak dan mana yang Bathil. Untuk berpegang kepada kebenaran hukumnya wajib. Alhamdulillah…mas telah mengingatkan kepada semuanya.

    @kembali ke aqidah yg benar

    Gimana menurut logika anda (dalil aqli) hadits yg saya bawakan?

    Wassalam

  516. Soal salat tarawih memang menjadi salah satu isyu yg selalu menjadi kontroversial. Dari sudut pendukung Umar yg fanatik maka salat tarawih dipandang satu sunnah Rasul. Sementara dari sudut pandang pihak yg netral salat tarawih dipandang sbg bid’ah.

    Sebenarnya kalau seseorang melihatnya dari kacamata yg netral, maka dari hadis yg dikutip diatas ada dua indikasi yg menunjukkan bahwa salat ramadhan itu dilakukan secara sendiri2 dan lebih utama dilakukan di rumah.

    1. Nabi salat ramadhan di mesjid hanya 3 malam berturut2. Kenapa hanya 3 malam ? Tujuannya adalah untuk memberikan uswah/contoh salat ramadhan kpd umat/jamaah yg hadir di mesjid (ingat Nabi adalah Uswatun Hasanah).

    2. Nabi menegaskan alasan kenapa beliau hanya salat di mesjid selama 3 malam adalah bahwa beliau khawatir (salat ramadhan berjamaah) akan memberatkan umatnya. Artinya sangat jelas bahwa salat ramadhan berjamaah tdk diperintahkan oleh nabi saw.

    Dua indikasi ini sebenarnya sdh cukup menjadikan hujjah bahwa salat tarawih (salat ramadhan berjamaah) itu tdk dicontohkan oleh Nabi saw.

    Bahwa Nabi saw salat bersama-sama dg orang ramai di mesjid tidak berarti bahwa beliau SALAT BERJAMAAH. Sekali lagi diingatkan bahwa Nabi sengaja salat ramadhan di mesjid untuk memberikan uswah salat ramadhan. Mesjid adalah tempat yg tepat untuk “sosialisasi”.

    Ada lagi pendapat yg mengatakan bahwa dalam hadis itu secara eksplisit tdk ada larangan untuk menjamaahkan salat ramadhan, shg ditarik kesimpulan bahwa salat ramadhan jamaah dibolehkan. Menurut saya kalau hal spt ini dijadikan landasan bagi bolehnya suatu perbuatan ibadah, maka akan sangat banyak bid’ah2 dalam agama.

    Untuk mas “kembali ke aqidah yg benar”, saya ingatkan bahwa kekhawatiran Nabi mengenai salat ramadhan berjamaah akan menjadi kewajiban shg memberatkan bukanlah sesuatu yg sepele spt yg anda persepsikan. Kekhawatiran Nabi jauh menembus apa yg org2 termasuk anda persepsikan. Dg kata lain Nabi sangat khawatir bahwa salat tarawih menjadi suatu kewajiban dan “menyaingi” salat wajib Isya benar2 menjadi kenyataan alias terbukti. Silakan lihat di mesjid2 dimana saja pada bulan ramadhan. Mesjid2 selalu dipenuhi oleh jamaah. Coba bandingkan dg keadaan mesjid pada bulan di luar ramadhan. Selalu sepi atau tdk seramai pada bln ramadhan. Kalau anda tanya kepada salah seorang jamaah apakah tujuannya datang ke mesjid untuk salat Isya atau salat tarawih ? Maka jawaban pasti salat tarawih. Padahal yg sangat dianjurkan adalah salat wajib berjamaah di mesjid. Akhirnya setelah Ramadhan berlalu maka mesjid kembali menjadi sepi.

    Inilah yg dimaksud dg “kekhawatiran” Nabi saw.

  517. @All
    Menurut saya tidak ada shalat sunah berjama’ah. Terkecuali shalat mohon hujan. Shalat adalah untuk kepentingan masing2 orang untuk menambah amal ibadahnya (pahala). Namanya aja sunah. Dikerjakan dapat pahala ditinggalkan tidak apa2. Jadi menurut saya perbuatan yang berupa sunah tidak dibebankan pada kelompok tapi pribadi masing2. Saya tidak yakin kebenaran hadits yang menyatakan Rasul sembahyang sunah berjama’a. Wasalam

  518. @falseto

    Janganlah anda indikasikan atau persepsikan dari kacamata anda. Bisa jadi anda salah atau benar, anda tidak tahu bukan? Kalau salah, berarti anda berBOHONG atas nama Nabi saw. Berhati-hatilah.

    Apalagi anda persepsikan bahwa shalat tarawih mengalahkan shalat isya tanpa tahu NIAT mereka untuk apa mereka pergi shalat tarawih , anda tidak tahu kan?
    Lalu kenapa pada malam2 terakhir bln ramadhan semakin sepi dari shalat tarawih? Mau persepsi apalagi dari anda?
    Kemudian ketika shalat ied fitri, maka ramailah lagi mesjid, penuh sesak. Apakah shalat ied mengalahkan shalat subuh?
    Persepsi yg DANGKAL.

    Yang namanya menafsirkan hadits, harus tahu ilmunya. Jangan asal sembarangan. Kalau tidak tahu ilmunya, jgn asal menafsirkan. Bisa jadi hasilnya BERBOHONG atas nama Nabi saw. Berhati-hatilah.

    Saya lebih suka dalil yg jelas, daripada persepsi yg dangkal.

    @asep

    saya juga punya dalil naqli:

    Adapun penjelasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH , adalah berdasarkan hadits Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu.

    “Kami shaum Ramadhan bersama Rasulullah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan qiyamullail berjama’ah bersama kami, hingga hitungan puasa tinggal tujuh hari (malam keduapuluh tiga), maka Rasulullah mengajak kami untuk qiyamullail berjama’ah hingga berlalu sepertiga malam, lalu beliau tidak menegakkannya lagi ketika Ramadhan sisa enam hari (malam keduapuluh empat) dan berjama’ah kembali ketika sisa lima hari (malam keduapuluh lima) sampai berlalu pertengahan malam, kamipun lantas bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah tak sebaiknya engkau sisakan sebagian malam ini agar kami shalat sendiri ?” Beliaupun menjawab : “Sesunguhnya, barangsiapa yang SHALAT BERSAMA IMAM hingga selesai shalat, ia akan mendapatkan ganjaran shalat semalam suntuk ” Demikian juga yang disebutkan oleh Ibhu Nashr (hal 90) dari Imam Ahmad. Kemudian Abu Dawud melanjutkan kisahnya : “Imam Ahmad juga pernah ditanya dan saya mendengarnya sendiri : “Bagaimana kalau seorang itu mengakhirkan waktu shalatnya (pada waktu yang paling utama) ? Dia menjawab : “Tidak baik, termasuk sunnah kaum muslimin adalah shalat berjama’ah, hal itu lebih aku sukai”.

    [Disalin dari buku Shalati At-Tarawih, edisi Indonesia Shalat Tarawih penyusun Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tibyan, hal. 18 – 28, penerjrmah Abu Umar Basyir Al-Maidani]

  519. kenapa jadi berdebat sesuatu yang sunnah yak??, definisi sunnah kan sudah jelas.
    Yang pasti kita kan shalat wajib 5 x. Harus dan hukumya Wajib.
    mengenal ALLAH dan Mengenal Rasululullah dan Mengenal Ahlul Byat dan mengenal Ulama penerus Ahlul bayt adalah WAJIB.
    Berzikrullah dan berShalawat wajib.
    jika hal diatas sudah kita kerjakan yang wajib – wajibnya. maka perdebatan ‘kulit’ ini gak bakal meruncing. shalawat

  520. @aqidah…

    Janganlah anda indikasikan atau persepsikan dari kacamata anda. Bisa jadi anda salah atau benar, anda tidak tahu bukan? Kalau salah, berarti anda berBOHONG atas nama Nabi saw. Berhati-hatilah

    Apakah anda ingin mengatakan bahwa tokoh-tokoh ulama manhaj anda bisa salah?

    Salam

  521. @aqidah… (sambungan)

    Jika tidak, maka ucapan anda di atas sia-sia saja dan sekedar berlagak. Jika Ya, maka bisakah anda menyebutkan contoh ucapan-ucapan dari tokoh ulama anda yang keliru?

    Seyogjanya standart yang kita harapkan diterapkan ke orang lain juga mampu dan sudah kita terapkan ke diri kita.

    Salam

  522. @syaefullah

    Setuju.
    Begitu mudah diskusi pindah topik.

    Telaah ini mestinya berujung pada:
    Ooo..Syi’ah itu punya dalil yang kuat juga toh, ooo Sunni punya dalil yang kuat juga tohh. Dalil yang digunakan sama, Al-Qur’an dan Hadits. Bedanya ada pada Hadits mana yang didahulukan, dan ketika Hadits yang digunakan sama, tafsir seperti apa yang digunakan.
    Nahh kalau sperti itu saya pikir, kita sudah tidak boleh melakukan penilaian lebih lagi. Maka hanya Allah yang menilai niat dari penafsiran dan pemilihan dalil bagi mazhabnya masing2.
    Kalau kita begitu picik dan menilai sesuatu dg Hitam-Putih, maka jangan menilai Allah pun begitu dalam menilai hamba2Nya. Allah memiliki kemampuan menilai niat kita (yang kadang kita sendiri tidak menyadarinya) jadi tidak mungkin Allah menilai seperti cara kita menilai. Cukup banyak hadits/dalil yang menunjukkan bhw amalan/zahir saja adalah jauh dr cukup.
    Seseorang yang dalam perjalanan mencari kebenaran (Allah) dan ketika matinya masih belum beriman pun sudah mendapat surga Allah apalagi yang beriman dan sedang mencari kebenaran yang lebih tinggi.

    Sedih dan miris. Allah yang disembah sama, Nabi yang dita’ati dan dicintai pun sama.

    @Mas Syaefullah: saya jadi bertanya2 bagaimana Allah dan rasul-Nya menilai kesombongan dan fanatisme mazhab seperti ini yaaa?. Para sufi yang datang dr segala mazhab tidak ada satupun yang ribut. Mungkin mas syaefullah punya nasihat buat kita?

    Wassalam

  523. Sebagai tambahan, menurut saya telaah ini secara umum seyogjanya juga mengerucut pada hilangnya prasangka-prasangka yg negatif thd Syiah, yang berarti tidak ada lagi syiahphobia, mengingat mereka pun memiliki hujjah-hujjah dan dalil yang layak didengar dan diterima.

    Salam

  524. Dalam Al-Quran memang cuma ada dua tempat di akhirat nanti, Surga Atau Neraka.
    Tetapi Islam sangat menjungjung tinggi ADAB. baik ke orang kafir apalagi ke sesama Muslim. kita semua manusia biasa pasti punya dosa…amalan kita sendiri tidak akan pernah bisa menutupi dosa ini..yang kita lakukan hanyalah berusaha MENCINTAI Allah dan Rasulullah agar dapat DICINTAI oleh Allah dan Rasulullah (Syafaat), marilah kita sama-sama mengangkat MAZHAB CINTA (CINTA ALLAH,RASULULLAH,AHLUL BAYT, DAN ULAMA2 PENCINTA AB)…baik sunni atau syiah jika IBADAH KITA bukan didasarkan pada cinta yang tertanam di Qolbu-yang mampu dirasakan getarannya setiap ALLAH..ALLAH diucapkan. (QS.Al-Anfal :2)
    maka itu hanyalah CINTA PALSU,,,shalawat

  525. @kembali ke aqidah yg benar

    Sudah tidak malas lagi ya, baiklah kita lanjutkan diskusinya. Hadits yg anda bawakan apabila dilihat dari segi matannya bisa dikatakan dhaif, karena didalam Al Qur’an tidak ada yg namanya shalat qiyamullail berjama’ah. Ok

    Wassalam

  526. @truthseeker08

    Anda mengatakan:
    Maka hanya Allah yang menilai niat dari penafsiran dan pemilihan dalil bagi mazhabnya masing2.

    Saya jawab:
    Inilah yg mendasari perbedaan sunny dan syiah. NIAT itulah yg membedakan. Kalau penafsiran itu ditujukan untuk hal-hal KELIRU DAN MENYIMPANG. Dengan ilmu yang seadanya, ilmu yg tidak cukup untuk menafsirkan suatu hadits, apalagi untuk menafsirkan firman-firman Allah swt. Suatu hal yg SANGAT BERBAHAYA. dan dapat menjadi fitnah.
    Untuk tujuan aqidah sendiri, SAMPAI BERANI menafsirkan dg dangkal dan keliru.

    @armand

    Setiap ulama mempunyai kadar keilmuwan berbeda-beda. Terserah keyakinan masing-masing individu untuk memilih ulama yg mana untuk dijadikan sandaran. Dan setiap ulama tentu saja dg diiringi tanggung jawab untuk menyampaikan yg BENAR. Dan kitapun mempunyai tanggungjawab untuk mengikuti yg BENAR.
    Jangan mengikuti yg SALAH. Salah penafsiran, Salah berfatwa. Apalagi SALAH AQIDAH.

  527. @all

    Saya jadi teringat ketika kuliah dulu,ada teman yg berkata,” kalau ingin membaca buku dialog SUNNY-SYIAH hrs hati-hati. Ada yg ditulis oleh ulama sunny dan ada yg ditulis ulama syiah”.

    Saya jadi bertanya: Apa bedanya? Ooo ternyata perbedaan NIAT dan PENAFSIRAN itulah yg mendasarinya. Dengan kapasitas ilmu yg sama, masing-masing menafsirkan suatu dalil dari kacamata berbeda. Ada yg telah Allah anugerahkan kepada mereka bashirah, dan ilmu pengetahuan, dengan penuh ketelitian dan kesabaran mereka memisahkan antara hadits yang shahih dan dh’aif atau maudhu’, sehingga menafsirkan suatu dalil tanpa NIAT memfitnah.
    Ada lagi yg selalu berpegang dengan hadits-hadits yang lemah atau pendapat yang ganjil, dan menafsirkan untuk tujuan memfitnah.

    Silahkan masing2 berpegang pada siapa. Tentu saja dg diiringi tanggung jawab dunia akhirat.

  528. @kembali ke aqidah yg benar

    Ahhh lagi2 anda salah memahami kalimat2.
    Maksud dari tulisan saya adalah bahwa, hanya Allah yang berhak menilai niat seseorang.
    Kemudian anda malah mengklaim niat syi’ah berbeda dg sunni. Niat itu adalah milik orang per orang bukan milik mazhab. Bisa saja mungkin milik ulama2nya, namun bukan milik mazhab. Mazhab yang sama pun bisa saja niatnya berbeda.
    Saking salahnya, anda kemudian mengklaim bahwa niat syi’ah salah, dan niat sunni (anda) benar.
    Saya mengatakan hanya Allah yang bisa melihat niat seseorang, anda malah sudah sembarangan menilai niat orang lain.
    Kemudian kenapa saya miris dan sedih, karena kita semua muter2 tidak karuan. Anda mengklaim/menuduh syi’ah punya niat jelek, mereka juga menklaim hal yang sama. Anda menuduh mereka dangkal, mereka juga menuduh anda sangat dangkal.
    Kemudian atas dasar apa, klaim anda atau mereka yang benar?

    Yaa Allah, Nabi-Mu pun tidak engkau diijinkan menilai/bertindak atas niat manusia lainnya, betapa lancang dan sombongnya kami ini telah melebihi hak kami.

    Wassalam

  529. @aqidah….

    Setiap ulama mempunyai kadar keilmuwan berbeda-beda. Terserah keyakinan masing-masing individu untuk memilih ulama yg mana untuk dijadikan sandaran. Dan setiap ulama tentu saja dg diiringi tanggung jawab untuk menyampaikan yg BENAR. Dan kitapun mempunyai tanggungjawab untuk mengikuti yg BENAR.

    Apa yg anda sampaikan pada tataran ini mengandung kebenaran, saya tdk akan membantahnya. Semoga apa yang anda ucapkan juga dapat anda amalkan sehingga standart yang anda pakai adalah standart yang sama, yakni bahwa masing-masing manusia bertanggungjawab atas pilihan apa yang diyakininya serta tidak ada hak bagi manusia lain untuk memaksa merubah pilihannya kecuali sekedar menyampaikan dan nasehat. Bila anda sungguh-sungguh dengan ucapan anda, maka anda telah menyadari bahwa penghujatan, penistaan serta penzaliman kepada manusia atau kelompok keyakinan lain yang tidak sepaham dengan kelompok anda adalah suatu bentuk pelanggaran dari nilai-nilai yang anda ucapkan.

    Hanya sayangnya kalimat terakhir anda:

    Jangan mengikuti yg SALAH. Salah penafsiran, Salah berfatwa. Apalagi SALAH AQIDAH.

    masih sarat dengan prasangka

    Semoga Rahmat Allah selalu tercurah kepada kita semua.

    Salam

  530. @asep

    Anda mengatakan:
    Sudah tidak malas lagi ya, baiklah kita lanjutkan diskusinya. Hadits yg anda bawakan apabila dilihat dari segi matannya bisa dikatakan dhaif, karena didalam Al Qur’an tidak ada yg namanya shalat qiyamullail berjama’ah. Ok

    Saya jawab:
    Saya bawakan dalil lain yg ada hubungannya dg dalil yg saya bawa.

    Qiyamullail Berjamaah Diisyaratkan Oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan Kadang Dilakukan Para Sahabat

    Ada beberapa adillatul syar’iyyah (dalil-dalil syar’i) tentang ini. Di antaranya:

    1. Dari Abu Hurairah, dari Abu Said, bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa bangun malam dan membangunkan isterinya, lalu keduanya shalat dua rakaat dengan berjamaah (Shalla rak’ataini jami’an), ditetapkan pada malam itu termasuk orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah” (HR. Abu Daud dan Al Hakim. Di shahihkan oleh Syaikh al Albany dalam Shahihul Jami’ no. 5906)

    Hadits ini adalah petunjuk yang amat sharih (jelas) tentang masyru’(disyariatkan)-nya qiyamullail berjamaah. Wallahu A’lam

    2. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah Qiyamullail berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

    Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Aku pernah shalat bersama Rasulullah, beliau memanjangkan shalatnya sehingga aku menyangka yang tidak-tidak.” Ibnu Mas’ud ditanya, “Apa yang engkau pikirkan?” Aku jawab, “Aku berpikir untuk duduk dan meninggalkan baginda.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    3. Hudzaifah bin Yaman radhiallahu ‘anhu pernah Qiyamullail berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

    Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata, “Pada suatu malam aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau memulai shalat dengan membaca surat Al Baqarah. Aku katakan, ‘Beliau ruku’ setelah membaca seratus ayat pertama, kemudian meneruskan hingga selesai.’ Aku katakan, ‘Beliau shalat dengan (membaca semua ayat itu) dalam satu rakaat, lalu melanjutkan!’ Aku katakan, ‘Setelah itu beliau ruku’ dengannya, kemudian shalat lagi membaca surat An Nisa, lalu Ali Imran. Dia membaca pelan-pelan, jika membaca ayat tasbih ia bertasbih, jika melewati ayat permohonan ia memohon, jika membaca ayat perlindungan ia berta’awudz. Kemudian ruku’ seraya berkata, ‘Subhana rabbiyal ‘azhim’, ruku’nya sama panjangnya dengan berdirinya, kemudian berkata, ‘Sami’ Allahu liman hamidah’, kemudian berdiri lama seperti lamanya ruku’. Kemudian bersujud seraya berkata, ‘Subhana rabbiyal a’la’ dan lamanya waktu sujud mendekati lamanya waktu berdiri.” (HR. Muslim)

    4. Auf bin Malik al Asyja’i radhiallahu ‘anhu pernah qiyamullail bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

    Dari Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Pada suatu malam aku bangun (shalat malam) bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu beliau membaca Al Baqarah. Setiap kali melewati ayat-ayat rahmat beliau berhenti dan memohon, ketika membaca ayat-ayat azab beliau berhenti dan membaca ta’awudz”. Auf berkata, “Kemudian beliau ruku’ sepanjang waktu berdirinya. Di dalam ruku’nya beliau berkata, ‘Maha Suci Allah yang memiliki kekuasaan, kerajaan, kebesaran , dan keagungan.’ Kemudian ia bersujud sepanjang waktu dirinya, seraya berkata dalam sujudnya seperti itu. Kemudian beliau membaca surat Ali Imran, kemudian membaca surat demi surat.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh al Albany menghasankan dalam Misykat al Mashabih no. 882)

    5. Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu pernah berjamaah Qiyamullail bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

    Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah shalat malam.” Ibnu Abbas berkata lagi, “Saya bangun dan berwudhu kemudian datang dan berdiri di sebelah kirinya. Lalu beliau menarikku dan meletakkanku di sebelah kanannya, lalu shalat 13 rakaat.” (HR. Ahmad. Syaikh Ahmad Syakir menshahihkannya, no. 2276)

    Perhatikan baik-baik lima hadits ini. Semua menunjukkan tentang shalat malam berjamaah yang dilakukan para sahabat bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

    KALAU ANDA MENGATAKAN dalil yg saya bawa bisa jadi matannya dhaif, silahkan mengatakannya kepada ulama besar Syaikh Nasirruddin Al-Albani. Siapa yg lebih tahu?

  531. @kembali keaqidah yang benar.
    Anda ngaco! Atau tidak mengerti. Coba anda baca lagi fulisan anda. Kepada Truthseeker anda katakan: kembali ke aqidah yg benar, di/pada Juni 5th, 2009 pada 3:06 pm Dikatakan:

    @truthseeker08

    Anda mengatakan:
    Maka hanya Allah yang menilai niat dari penafsiran dan pemilihan dalil bagi mazhabnya masing2.

    Saya jawab:
    Inilah yg mendasari perbedaan sunny dan syiah. NIAT itulah yg membedakan. Kalau penafsiran itu ditujukan untuk hal-hal KELIRU DAN MENYIMPANG. Dengan ilmu yang seadanya, ilmu yg tidak cukup untuk menafsirkan suatu hadits, apalagi untuk menafsirkan firman-firman Allah swt. Suatu hal yg SANGAT BERBAHAYA. dan dapat menjadi fitnah.
    Untuk tujuan aqidah sendiri, SAMPAI BERANI menafsirkan dg dangkal dan keliru.

    Kenudian untuk sdr Armand anda katakan: @armand

    Setiap ulama mempunyai kadar keilmuwan berbeda-beda. Terserah keyakinan masing-masing individu untuk memilih ulama yg mana untuk dijadikan sandaran. Dan setiap ulama tentu saja dg diiringi tanggung jawab untuk menyampaikan yg BENAR. Dan kitapun mempunyai tanggungjawab untuk mengikuti yg BENAR.
    Jangan mengikuti yg SALAH. Salah penafsiran, Salah berfatwa. Apalagi SALAH AQIDAH.

    Apa beda NIAT dan Tafsir para ulama Mazhab dengan keyakinan ulama masing2. Anda sering lari apabila tidak menjwab baru sok bicara aqidah. Wasalam

  532. @kembali ke aqidah yg benar,

    Terimakasih atas penjelasan dan hadits2 yg anda bawakan. Coba bandingkan dgn hadits2 yg saya bawakan, sbb :

    1. Abdullah bin Mas’ud pernah bertanya kpd Rasulullah saw : “Manakah yg lebih utama; aku shalat dirumahku, ataukah aku shalat di mesjid?” Rasulullah saw menjawab, ” Bukankah engkau melihat bahwa rumahku sangatlah dekat ke mesjid? Akan tetapi, sungguh aku shalat di rumahku lebih aku sukai daripada aku shalat di mesjid kecuali shalat wajib.” (Shahih Ahmad Ibn Majah dan Ibn Kuzaimah)

    2. Diriwayatkan dari Tsabit bin Tsabit bahwa Rasulullah saw bersabda: “Shalatlah kalian wahai manusia di rumah kalian, karena sesungguhnya seutama-utamanya shalatnya seseorang itu adalah di rumahnya kecuali shalat wajib.” (Shahih an-Nasa’i dan Ibn Majah)

    3. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Muliakanlah rumah kalian dengan sebagian shalat kalian.'” (Shahih Bukhari Muslim)

    4. Diriwayatkan juga dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan rumah yang di dalamnya tidak disebut nama Allah (berdzikir) dan rumah yang di dalamnya tidak disebut nama Allah adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (Shahih Bukhari Muslim)

    5. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Jika kalian mengerjakan shalat di mesjid, maka hendaklah dia menjadikan untuk rumahnya bagian dari shalatnya, karena sesungguhnya Allah menjadikan kebaikan di rumahnya dari shalatnya itu.'” (Shahih Muslim dan lainnya, Shahih Ibn Khuzaimah dgn sanad sampai kpd Abu Sai’d)

    Seperti hadits yg saya bawakan pd komentar terdahulu bahwa Rasulullah saw mengatakan bahwa shalat malam sunnah berjama’ah adalah bid’ah, kemudian pada hadits2 yg saya bawakan tsb diatas bahwa shalat sunnah lebih utama dilakukan di rumah dan Allah swt menjadikannya kebaikan dari shalatnya itu.

    Saya mengingatkan kembali bahwa didalam Al Qur’an tidak ada yg namanya shalat qiyamullail berjama’ah, makanya Rasulullah saw melarang shalat sunnah tsb.

    Selanjutnya kita tinggal memilih antara hadits2 yg anda bawakan dan hadits2 yg saya bawakan. Dan semoga ulama besar Syaikh Nasirruddin Al-Albani membaca penjelasan dari saya.

    Wassalam

  533. Ya terang dong hadits yang disampaikam mas Asep yang benar dan masuk akal. Sedangkan hadits yang dibawah oleh saudara kembali kepada aqidah yang benar adalah hadits rekayasa untuk mendukung ijtihad Umar b. Chattab. Wasalam

  534. Ass, wr, wb.

    Hati2 dlm berdebat, jikalau Allah tidak hadir dalam Hati pada saat bedebat, Siapa yg ada?? Itulah syirik yg tidak dapat dilihat oleh mata kepala. Bagaikan semut hitam ditengah mlm yg gelap. Hati2 saudaraku. Lebih baik kita diam dari pada bicara (jgn Caci keadaan karena disetiap keadaan itu Aku ,Alah). Yang Berilmu itu hanya Allah, Ilmu kita ini hanya bagaikan debu yg ditiup angin. Berdiam dirilah saudaraku Perbanyaklah Zikir, karena zikir dapat melembutkan hati. Berdebat tanpa hadir Allah dihati hanya dapat mengeraskan hati. Jikalau ingin berdebat jagalah Adab ambillah air wudhu, tanamkan rasa saling mencintai, anggaplah kita ingin menasehati saudara yg kita sayangi maka itulah Nasehat menasehati dalam kebenaran adalah Fardhu Ilallah Iwarrasul. Kita bernasehat itu utk mengeratkan tali persaudaraan, bukan ingin mendatangkan permusuhan, merasa diri yg paling benar. Apakah yg menilai hadist itu shahih tidaknya hanya org2 ahli hadist, trus bagaimana dengan ahli2 yg lain. Menurut saya tidak ada hadist yg membawa kesesatan, selama isi hadist itu membawa kebaikan, knapa tdk. Kata Nabi Muhammad SAW sendiri Beragamalah Seperti aku dan para Sahabat. Mau dia ikut sahabat yg mana ga jd masalah. Toh para sahabat itu bersahabat, knapa kita tidak??? hanya dilandasi pada paham yg berbeda, majhab yg beda, organisasi yg berbeda, menjadikan kita saling bermusuhan (adakah Allah hadir disitu????, saya rasa tidak). Bermajhab itu hanya utk mendisiplinkan Ilmu, sejauh mana kita bisa berdisiplin utk selalu mendekatkan diri kepada Allah hanya itu, menpertajamnya dengan Ilmu Tauhid melalui jalan ma’rifat kepada Allah.

    Jikalu ingin berdebat Saya lah orang yg paling pertama maju utk menghujah orang2 berpaham yg syarat dengan muatan politik adu domba, utk mendapatkan kekuasan dunia, tanpa akherat. Tapi itu dulu, sekarang lebih banyak diam jikalau itu menimbulkan manfaat. jikalau kita belum mendapat Ijin utk berda’wah maka itu akan mendatangkan kehancuran, baik diri kita maupun orang lain, Jikalu kita sdh mendapat Ijin maka yg mengalir pada diri kita dikeluarkan oleh mulut kita ialah Ilham, yg apabila kita berbicara, org dg mudah memahaminya tidak menimbulkan perdebatan, itulah ilmu dr Sisi Allah. Sekarang marilah kita perbanyak berdiam diri berzikir, karena apabila zikir kita tepat, maka berhala2 yg nyata (dapat dilihat dengan mata) maupun yg tidak dpt dilihat (pada hati kita, maupun org lain) akan hancur dengan sendirinya.

    Belajarlah menjadi ORANG TUA yg apabila dia menasehati anak2nya dengan cara yg lembut, yg dapat langsung menyentuh kedalam hatinya.

    Mohon Maaf Jika ada kata2 yg salah, karena itu letak ke dhoiban seorang hamba.

    Wassalam, Saudaramu yg dhoib.

  535. @Syafi’ie,

    Wa’alaikumsalam…

    Alhamdulillah…terimakasih atas nasihatnya. Semoga saudara2 yg lainnya dapat menangkap maksud dan tujuan anda dgn hati yg ikhlas. Dan semoga diskusi ini menjadi pembelajaran dan pendewasaan diri dalam beragama. Yaa Allah, tunjukkanlah kami kepada jalan yg lurus, jalan yg Engkau ridhai, amiin.

    Wassalamu’alaikum…

  536. Assalamu’alaikum saudara ku sekaliannya,

    Berpegang teguhlah pada Tali Allah yakni Islam , cintailah junjungan besar kita , RasuLAllah SAW , selawat dan salam ke atas junjungan Baginda , ahli kerabat keluarga serta para Sahabat Baginda. Bersatulah atas nama ALLAH dan RasuLNya.

  537. @md islah

    Mau nanya,

    Jika Tali Allah adalah Islam, mengapa dengan “Islam” umat tidak pernah bersatu?

    Jika bersatu atas nama Allah dan Rasul-Nya, mengapa tetap tidak bersatu?

    Salam

  538. @Jami’an

    KASIIIIIHAN…
    Mau pada belajar Agama Islam yang benar, tapi salah tempat.
    Pada mau cari kebenaran, tapi salah ajaran.

    Bukan disini tempatnya ya Ikhwan…!!!!!

  539. Bantah donk ya pandir.

  540. @harlan…

    Jika anda tdk bersedia berdiskusi alangkah lebih baiknya jika diam, nonton dan tidak memancing-mancing perdebatan. Atau pakailah nama lain agar tidak ketahuan.

    Salam

  541. Nah.. Ikhwan…
    satu orang ketahuan dah tujuan dia…
    yang menamakan diri AL-AKH ARMAND,,,,,
    SUDAH TIDAK BAIK TUJUAN DIA.. DENGAN APA YANG KITA BACA DARI PERKATAANNYA..
    berdalih ingin mencari kebenaran,, bertukar pendapat,, TAPI JIKA HUJJAH KEBENARAN TELAH TAMPAK, IA ENGGAN MENERIMANYA..

    Naudzubillah biddholah..

  542. 🙄

  543. @asep

    anda mengatakan:

    Seperti hadits yg saya bawakan pd komentar terdahulu bahwa Rasulullah saw mengatakan bahwa shalat malam sunnah berjama’ah adalah bid’ah, kemudian pada hadits2 yg saya bawakan tsb diatas bahwa shalat sunnah lebih utama dilakukan di rumah dan Allah swt menjadikannya kebaikan dari shalatnya itu.

    saya jawab:

    BERANI SEKALI, ANDA MENGATAKAN SHALAT MALAM SUNNAH BERJAMA’AH ADALAH BID’AH. HATI-HATILAH DG MULUT ANDA.
    Apa anda tidak melihat hadits-hadits yg saya bawa pada komentar terdahulu menyatakan shalat malam sunnah berjama’ah yg dicontohkan oleh Nabi saw?

    Coba lihat juga jika ANDA KURANG JELAS:

    Sholat malam pernah dilakukan berjamaah oleh Rosululloh, walaupun hanya berdua dengan Ibnu Abbas r.a saja, dalilnya adalah dari Hadits Riwayat Al Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Al Nasa’i dan Ibn Majjah:

    “Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah.
    Pada malam tersebut Nabi SAW bangun lalu memenuhi hajatnya.
    Setelah membasuh wajah dan kedua tangannya beliau tidur, kemudian bangun lagi.
    Setelah itu beliau menuju ke gerabah (yaitu tempat untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu membuka penutupnya.
    Kemudian beliau berwudhu sebaik dan sesempurna mungkin lalu beliau Sholat.
    Melihat beliau berdiri untuk Sholat, akupun ikut sholat.
    Aku bergegas wudhu dengan diam-diam.
    Semula aku memilih tempat disebelah kiri, namun kemudian beliau menarik tanganku supaya aku pindah ke sebelah kanan saja”
    ::Redaksi Riwayat Muslim No Hadits 1274::

    Adapun penjelasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH , adalah berdasarkan hadits Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu.

    “Kami shaum Ramadhan bersama Rasulullah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan qiyamullail berjama’ah bersama kami, hingga hitungan puasa tinggal tujuh hari (malam keduapuluh tiga), maka Rasulullah mengajak kami untuk qiyamullail berjama’ah hingga berlalu sepertiga malam, lalu beliau tidak menegakkannya lagi ketika Ramadhan sisa enam hari (malam keduapuluh empat) dan berjama’ah kembali ketika sisa lima hari (malam keduapuluh lima) sampai berlalu pertengahan malam, kamipun lantas bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah tak sebaiknya engkau sisakan sebagian malam ini agar kami shalat sendiri ?” Beliaupun menjawab : “Sesunguhnya, barangsiapa yang SHALAT BERSAMA IMAM hingga selesai shalat, ia akan mendapatkan ganjaran shalat semalam suntuk ” Demikian juga yang disebutkan oleh Ibhu Nashr (hal 90) dari Imam Ahmad. Kemudian Abu Dawud melanjutkan kisahnya : “Imam Ahmad juga pernah ditanya dan saya mendengarnya sendiri : “Bagaimana kalau seorang itu mengakhirkan waktu shalatnya (pada waktu yang paling utama) ? Dia menjawab : “Tidak baik, termasuk sunnah kaum muslimin adalah shalat berjama’ah, hal itu lebih aku sukai”.

    [Disalin dari buku Shalati At-Tarawih, edisi Indonesia Shalat Tarawih penyusun Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tibyan, hal. 18 – 28, penerjrmah Abu Umar Basyir Al-Maidani]

    Mengenai sanadnya, yaitu:

    Ja’ad (I:4/2) dari Syu’bah bin Amru; dan derajat sanadnya SHAHIH. Diriwayatkan juga oleh imam Muslim ( II;186) dari jalur al-Mustaurid bin Al-Ahnaf, dengan lafaz yg mirip namun ada penambahan dan pengurangan, bahkan terkadang sebagiannya tidak sama.

    COBA LIHAT DI

    semoga bisa membuka wawasan dan tidak PICIK pandangan mengenai shalat tarawih.

    Dan tuduhan bahwa Ummar bin Khattab membuat bid’ah dg shalat sunnah tarawih berjama’ah adalah tuduhan FITNAH.

  544. @harian fauzan

    Anda berkata:@Jami’an

    KASIIIIIHAN…
    Mau pada belajar Agama Islam yang benar, tapi salah tempat.
    Pada mau cari kebenaran, tapi salah ajaran.

    Bukan disini tempatnya ya Ikhwan…!!!!!

    Lalu mengapa anda kesini? untuk mempropagandakan manhaj anda.
    KASIIIIIHAN. Kami tidak butuh

  545. @kembali ke……
    Saya yang mengatakan Umar berbuat BIDAH.
    Saya akan menjawab, tapi percuma. Karena apabila saya mengajukan pertanyaan pada anda pasti anda tidak bisa jawab. Lalu melarikan diri dan muncul dengan COPAS.
    Makahan saya akan membuktikan bahwa Umar b. Chattab Munafik. Dan apabila anda nanti mencaci atau mengeluarkan kata diluar batas maka anda akan mencaci Imam serta Syech anda. Silahkan anda mencaci dll pada saya karena saya hanya menyalin apa yang imam2 dab Syech2 anda katakan.
    Dab saya senang sekali. Silahkan terus mencaci. Wasalan

  546. @kembali ke aqidah yg benar

    Bukan saya yg mengatakan shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan dilakukan secara berjama’ah adalah bid’ah, akan tetapi Rasulullah saw. Coba baca lagi baik2 hadits yg saya bawakan:

    – Zurarah, Muhammad bin Muslim dan al Fudhail pernah bertanya kepada Abu Ja’far al Baqir dan Abu Abdillah ash Shadiq as, tentang shalat sunnah pada malam hari bulan Ramadhan, apakah dikerjakan secara berjama’ah? lalu dijawab oleh keduanya:

    ” Sesungguhnya Nabi saw jika telah mengerjakan shalat isya, beliau pulang kerumahnya. Kemudian beliau keluar pada akhir malam ke mesjid, lalu beliau mengerjakan shalat malam. Kemudian pada suatu malam di awal bulan Ramadhan, beliau keluar ke mesjid untuk mengerjakan salat malam seperti biasa beliau lakukan, tetapi ternyata orang-orang berbaris di belakang beliau (bermakmum), maka beliau meninggalkan mereka dan pulang ke rumahnya. Lalu mereka melakukan itu selama tiga malam. Pada malam keempatnya, beliau berdiri diatas mimbarnya, memuji Allah dan menyanjungnya, kemudian beliau bersabda, ‘ Wahai orang-orang, sesungguhnya shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan dilakukan secara berjama’ah adalah bid’ah, dan shalat dhuha itu bid’ah. Oleh karena itu, janganlah kalian berkumpul pada malam hari di bulan Ramadhan untuk melakukan shalat sunnah berjama’ah dan jangan pula kalian mengerjakan shalat Dhuha, karena sesungguhnya hal itu adalah kemaksiatan (bid’ah). Ketahuilah ! Sesungguhnya setiap yang bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat itu jalannya adalah ke neraka’ “. Kemudian beliau turun dari mimbarnya seraya bersabda, ‘Melakukan perbuatan yang sedikit di dalam sunnah itu lebih baik daripada perbuatan yang banyak di dalam bid’ah’ ” (At-Tahdzib, 3/69-70, al-Istibshar 1/467, al-Faqih 2/32 dan al-Wasa’il, 5/192)

    Jelas kan? Makanya kalau diskusi hrs dibaca apa yg dibawakan oleh lawan diskusi. Jangan langgsung nuduh aja. OK

    Wassalam

  547. @kembali ke aqidah yg benar

    Mungkin harus dgn huruf besar penggalan hadits tsb, biar terbaca…SESUNGGUHNYA SHALAT SUNNAH DI MALAM HARI BULAN RAMADHAN DILAKUKAN SECARA BERJAMA’AH ADALAH BID’AH…

    Wassalam

  548. Ya Ikhwan…

    telah jelas bagi orang yang berakal,,
    bagaimana kita melihat kata-kata dan tulisan yang menamakan dirinya AL AKH ABURAHAT.

    Berlindunglah kalian kepada Allah, ya.. ikhwan..
    Menjauhlah dari duduk-duduk atau berbincang-bincang dengan orang-orang MUNAFIQUN.

    Karena kalian kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
    Waliyadzubillah minadholal..
    Dan aku berlindung kepada Allah dari kesesatan.

  549. @harlan…

    Apakah anda sdh siap berdiskusi?

    Salam

  550. Salam

    telah jelas bagi orang yang berakal,,bagaimana kita melihat kata-kata dan tulisan yang menamakan dirinya AL AKH ABURAHAT.

    Ya, telah jelas bagi orang berakal bahwa sdr. Abu Rahat siap membuktikan apa yang beliau ucapkan.

    Dan telah jelas bagi orang berakal bahwa ucapan Sdra. abu Rahat yang ini :

    ..tapi percuma. Karena apabila saya mengajukan pertanyaan pada anda pasti anda tidak bisa jawab. Lalu melarikan diri dan muncul dengan COPAS.

    adalah BENAR..!

    Wassalam

  551. Sebelumnya kita sudah diklaim SESAT. Sekarang kita diklaim MUNAFIK. Uh…si Pandir ini akan menambah klaim apalagi ke kita?

    Salam

  552. waduh seru sekali,,maaf yach aq baru gabung ma blog ini,,kLo liat hasil diskusi sich saya sebagai orang awam cma mau mengatakan,,orang syiah pada pinter2 yach,,
    sya banyak belajar dri orang2 syiah N semua pembahasan mereka punya landasan N sangat Kuat,,yg nda ngakuin mereka menurut sya sich cma orang2 bodoh N takut pengikutnya pada Lari (nich aq contohnya),,7 tahun belajar islam baru ketemuan ma ajaran yg bener,,itu sich menurut sya,,
    kLo ada ustadz sunni bisa sehebat pengikut syiah boleh jga tuch,,tp syang hujjah mereka nda kokoh,,mau jelasin mslh qur’an mereka lupa,yg megang alquran kan cma orang2 suci N dtempatkan dLouful mahfuds (aduch dmana tuch??)”pst nga bisa jwab,,klo ma ulama syiah bisa tuch N jwabannya akurat N pake nash”,yg sucikan Ahlul Bait “Q.S 33:33.
    sunni cintanya bukan ma Ahlul Bait Rosul tp cinta ma oRang yg ngaku Ahlul Bait Rosul,,ini jelas N nda terbantahkan,,kLo mw bantah yach bantahin tu Hadist Shahih Muslim,,wah syiah itu sangat jeLas N akurat dengan landasan yg kokoh,,gra2 belajar ma ustadz salafi aq pernah ateis loh,,untung ktemuan ma ajaran syiah!!

  553. @all kecuali salafy
    Terima kasih untuk anda2. Saya siap dengan bukti2 untuk salafi. Anjuran dari Syech2 mereka terutam Ibnu Taimyiah bagaimana kita bersikap terhadap sahabat2 Nabi. Dan juga apa yang mereka tulis. Bagaimana Umar b. Chattab mengatakan ia setara dengan Nabi. Oleh karena itu Umar b. Chattab selalu menentang sabda Nabi. Serta kemunafikan Umar.
    Saya senang sekali harian fauzan mengatakan orang yang mengatakan Umar munafik adalah munafik. Maka ia telah mengatakan Imam2nya sendiri munafik. Karena semua yang saya katakan adalah kata2 mereka.
    Sebagai contoh, Umar mengatakan apabila dalam kepeminpinanku, aku jalankan dgn benar dukunglah aku, dan apabila aku salah tegur aku. Kenyataannya Umar selalu berjalan dengan tongkat terbuat dari batang korma. Siapa saja mengertiknya dipukul. Semua hidup dalam ketakutan. Anaknya sendiri dipukul sampai mati. .. Wasalam

  554. @kembali keaqidah yg benar & salafy cs

    Kalau diskusi baca baik2 penjelasan lawan diskusi anda. Saya perhatikan anda semua hanya mementingkan hawa nafsu (ego). Seperti contoh saya membawakan hadits shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan dilakukan secara berjama’ah adalah bid’ah. Kemudian saya membawakan hadits2 yg mendukungnya bahwa shalat sunnah lebih utama dilakukan dirumah. Dan didalam Al Qur’an tidak ada yg namanya shalat sunnah tarawih berjama’ah. Selanjutnya saya meminta anda semua untuk membandingkannya dgn hadits2 yg anda bawakan. Eh…malah menuduh yg bukan2. Sungguh terlalu! kata bang Haji.

    Wassalam

  555. @asep
    anda mengatakan:
    @kembali ke aqidah yg benar

    Mungkin harus dgn huruf besar penggalan hadits tsb, biar terbaca…SESUNGGUHNYA SHALAT SUNNAH DI MALAM HARI BULAN RAMADHAN DILAKUKAN SECARA BERJAMA’AH ADALAH BID’AH…

    saya jawab:
    Apa perlu dicopas berulang-ulang, nih?

    Adapun penjelasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH , adalah berdasarkan hadits Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu.

    “Kami shaum Ramadhan bersama Rasulullah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan qiyamullail berjama’ah bersama kami, hingga hitungan puasa tinggal tujuh hari (malam keduapuluh tiga), maka Rasulullah mengajak kami untuk qiyamullail berjama’ah hingga berlalu sepertiga malam, lalu beliau tidak menegakkannya lagi ketika Ramadhan sisa enam hari (malam keduapuluh empat) dan berjama’ah kembali ketika sisa lima hari (malam keduapuluh lima) sampai berlalu pertengahan malam, kamipun lantas bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah tak sebaiknya engkau sisakan sebagian malam ini agar kami shalat sendiri ?” Beliaupun menjawab : “Sesunguhnya, barangsiapa yang SHALAT BERSAMA IMAM hingga selesai shalat, ia akan mendapatkan ganjaran shalat semalam suntuk ” Demikian juga yang disebutkan oleh Ibhu Nashr (hal 90) dari Imam Ahmad. Kemudian Abu Dawud melanjutkan kisahnya : “Imam Ahmad juga pernah ditanya dan saya mendengarnya sendiri : “Bagaimana kalau seorang itu mengakhirkan waktu shalatnya (pada waktu yang paling utama) ? Dia menjawab : “Tidak baik, termasuk sunnah kaum muslimin adalah shalat berjama’ah, hal itu lebih aku sukai”.

    [Disalin dari buku Shalati At-Tarawih, edisi Indonesia Shalat Tarawih penyusun Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tibyan, hal. 18 – 28, penerjrmah Abu Umar Basyir Al-Maidani]

    Mengenai sanadnya, yaitu:

    Ja’ad (I:4/2) dari Syu’bah bin Amru; dan derajat sanadnya SHAHIH. Diriwayatkan juga oleh imam Muslim ( II;186) dari jalur al-Mustaurid bin Al-Ahnaf, dengan lafaz yg mirip namun ada penambahan dan pengurangan, bahkan terkadang sebagiannya tidak sama.

    COBA LIHAT DI

    semoga bisa membuka wawasan dan tidak PICIK pandangan mengenai shalat tarawih.

    BACA LAGI DOOOOOOOOOOOOOOOONG!

  556. @ABU RAHAT

    anda mengatakan:
    Bagaimana Umar b. Chattab mengatakan ia setara dengan Nabi. Oleh karena itu Umar b. Chattab selalu menentang sabda Nabi. Serta kemunafikan Umar.

    saya jawab:

    Dari Abdurrahman bin ‘Auf ra. berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Abu Bakar di
    surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga,
    Az-Zubair di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’d bin Abi Waqqash di
    surga, Said bin Zaid bin ‘Amru bin Nufail di surga, dan Abu ‘Ubaidah ibnul
    Jarrah di surga.” (HR At-Tirmizy dan Al-Baghawi dalam Al-Mashabih fil Hisan)

    Hadits di atas secara tegas menyebutkan nama-nama orang yang masuk surga, tak
    terkecuali di dalamnya Umar bin Al-Khattab ra. Mengingkari hadits ini sama saja
    dengan mengingkari ucapan Rasulullah SAW sendiri. Nauzu billahi min zalik.

    Dari Said bin Zaid ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”10 orang pasti
    masuk surga. Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga,
    Az-Zubair, Thalhah, Abdurrahman bin ‘Auf, Abu ‘Ubaidah ibnul Jarrah, Sa’d bin
    Abi Waqqash.” (Said bin Zaid) terdiam dan tidak menyebutkan yang ke-10. Ketika
    ditanyakan siapakah yang ke-10, beliau menjawab bahwa orang itu adalah dirinya
    sendiri.” (HR At-Tirmizy)

    Imam Al-Bukhari, penghulu muhadditsin menyebutkan bahwa hadits ini lebih shahih
    dari pada hadits sebelumnya dalam hadits tentang siapa saja yang termasuk 10
    orang yang dikabarkan masuk surga.

    LUCU YA, ORANG MUNAFIK BISA DIJAMIN MASUK SURGA.
    BUKANNYA ORANG MUNAFIK DI DASAR NERAKA?

    ( saya yg bingung, atau anda yg TOLOL!)

  557. @abu rahat

    anda sepertinya sudah menyerah dg pemfitnahan anda bahwa Ummar ra membuat bid’ah dg shalat tarawih berjamaah.
    Dan mengajukan fitnah baru.
    Dan kebiasaan orang syiah, apabila sudah terpojok mulai MENGALIHKAN PEMBICARAAN.

    FITNAH APALAGI NIH?

    anda mengatakan:
    Anjuran dari Syech2 mereka terutam Ibnu Taimyiah bagaimana kita bersikap terhadap sahabat2 Nabi. Dan juga apa yang mereka tulis. Bagaimana Umar b. Chattab mengatakan ia setara dengan Nabi. Oleh karena itu Umar b. Chattab selalu menentang sabda Nabi. Serta kemunafikan Umar.
    Sebagai contoh, Umar mengatakan apabila dalam kepeminpinanku, aku jalankan dgn benar dukunglah aku, dan apabila aku salah tegur aku. Kenyataannya Umar selalu berjalan dengan tongkat terbuat dari batang korma. Siapa saja mengertiknya dipukul. Semua hidup dalam ketakutan. Anaknya sendiri dipukul sampai mati ..

    Coba tunjukkan DARI MANA anda menukil fitnah2 tsb!

  558. @asep

    Jika Wahabi/salafy terjebak pada: apa2 saja yang diyakini syi’ah maka pasti salah dan harus ditentang bahkan walaupun dengan menjungkir balikkan akal dan logika. Apakah syi’ah juga akan terjebak pada hal yang sama?.
    Dari riwayat2 mengenai Tarawih berjama’ah, saya akan coba mengumpulkan point dimana semua mestinya setuju:

    1. Rasulullah membiarkan terjadinya shalat berjama’ah pada tarawih (minimal Rasulullah mendiamkan) dan tidak ada larangan explisit.
    2. Imam Ali pun membiarkan itu berlangsung di masa khalifah Umar.
    Jika kita semua sepakat disini, maka semua penolakan bagi tarawih berjama’ah adalah didasarkan penafsiran si penolak (dimana penafsiran yang berbeda adalah suatu yang biasa terjadi). Sehingga mengelompokkan tarawih berjama’ah sebagai bid’ah adalah suatu yang tergesa2 dan serampangan, bukankah kita sepakat bhw itu bukan suatu yang baru.

    Bagi saya pribadi saya memilih bahwa, afdholnya adalah tidak berjama’ah. Namun pada kondisi2 tertentu berjama’ah memiliki beberapa manfaat yang besar, dan tidak pernah dilarang.
    Fenomena seperti inilah yang sering membuat muncul perbedaan pada mazhab2 dan ulama2, yaitu ketika dihadapkan pada kedua2nya boleh, dan hanya berbeda pada afdholnya. Sering terjadi masing2 mazhab terjebak pada pengkutuban hitam putih.
    Menurut pendapat pribadi ada mmg mazhab yang hampir tidak mengenal afdhol,derajat dll (bagi mrk hanya ada: jika tidak halal maka haram, jika tidak benar maka salah. mereka tidak mengenal tingkatan2, derajat2, afdholnya dll), namun mestinya itu tidak terjadi pada syi’ah.

    Wassalam

  559. @kembali ke aqidah yg benar

    Anda menyatakan spt berikut: “Imam Al-Bukhari, penghulu muhadditsin menyebutkan bahwa hadits ini lebih shahih dari pada hadits sebelumnya dalam hadits tentang siapa saja yang termasuk 10
    orang yang dikabarkan masuk surga.”

    Lalu mengapa hadis ini tidak terdapat di dlm kitab hadis Sahih Bukhari?

  560. @kembali ke aqidah…

    Dari Said bin Zaid ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”10 orang pasti
    masuk surga. Abubakar…..

    Sy sdh sering mendengar mengenai hadits yg begitu aneh ini. Namun belum berkesempatan mendiskusikan dan mengoreksinya, tentu jika anda bersedia. Tapi sebelumnya tlg dijelaskan mengenai asbabun nuzulnya. Artinya pada peristiwa apa atau mengapa Nabi saw sampai mengeluarkan jaminan surga kepada 10 orang tsb?

    Salam

  561. @kembali keaqidah….
    Saya tidak membuat fitnah. Karena saya tidak hidup dizaman Nabi atau Umar b. Chattab. Saya hanya menukil dari tulisan Imam2 anda dan Syech2 anda. Kalau anda anggap apa yang saya tulis fitnah maka mereka yang menfitnah.

    Silahkan anda baca kitab2 ini dan setelah baca jangan lari.
    kita lanjutkan diskusinya. Dan jangan COPAS tapi pakai akal anda.

    Apa sebab Saya pindah ketulisan lain karena anda menghindar menjawab pertanyaan saya. Jadi buat apa menghadapi pengecut.
    Buku 1. Referensi hadits Wahabi: al Samir al-mas’ul ibnu Taimiyah hal 579 terbit ditahun 1402/1982 Alamul Kutub
    Buku 2 Syarh al-Figih al-akbar hal.130
    Buku 3. Tarikh ath-Thabari jil.4 hal.225 dll
    Buku 4 Shahih Bukhari hadits 4393,51716
    Silahkan anda simak siapa yg menfitnah. Dan saya trus menyodorkan pada anda siapa mereka2. Sekarang Umar nanti Abubakar, Utsman, Aisah dan Muawiyah. Wasalam

  562. @armand
    Apa kira2 kembali keaqidah yang benar mau berdiskusi. Orang
    yang mau berdiskusi harus punya dasar pengetahuan mengenai agama serta ada dasarnya.
    Kalau saja ia membaca di QS al Anfal 25 kemudian pernah membaca Musnad Ahmad, Tafsir ibn Katsir dan lain2. Dimana ayat tsb dikenakan pada sahabat Zubair,Abubakar, Umar Utsman dll, maka dia nda berani membawakan hadits tsb yang menyatakan mereka tsb termasuk yang 10. Wasalam

  563. @kembali ke aqidah yg benar,

    Memang sangat kotradiksi antara hadits2 yg anda bawakan dan hadits2 yg saya bawakan. Kan sudah saya bilang, kita tinggal memilihnya. Kalau anda yakin dgn kebenaran hadits2 tsb silahkan anda ambil, begitu juga sebaliknya. Karena tidak ada paksaan dlm agama.

    Wassalam

  564. @kembali ke aqidah yg benar,

    Sekali lagi ah ngejelasinnya…SESUNGGUHNYA SHALAT SUNNAH DI MALAM HARI BULAN RAMADHAN DILAKUKAN SECARA BERJAMA’AH ADALAH BID’AH…

    Itu kan penggalan dari hadits Nabi saw, bukan kata saya lho. BACA LAGI DOOOOOOOOOOOOOOOONG! DANG DING DONG…hehehe

    Wassalam

  565. @truthseeker08,

    Kalau saya pribadi sih percaya kepada apa yg dikatakan oleh Abu Ja’far al Baqir as dan Abu Abdillah ash Shadiq as. Soalnya kan ada hadits2 yg mendukungnya bahwa shalat sunnah lebih utama dilakukan dirumah. Trus kalau dilihat dari segi matannya tidak ada tuh yg namanya shalat tarawih berjama’ah.

    Anda mengatakan bahwa shalat tarawih berjama’ah sebagai bid’ah adalah suatu yang tergesa2 dan serampangan, bukankah kita sepakat bhw itu bukan suatu yang baru….dst…dst…

    Itu kan hanya argumen anda saja, tanpa ada referensi sebagai bahan rujukan. Lalu apa fungsi hadits2 Nabi saw, apakah hadits2 tsb akhirnya disimpulkan oleh argumen?

    Wassalam

  566. @asep
    anda mengatakan:
    Sekali lagi ah ngejelasinnya…SESUNGGUHNYA SHALAT SUNNAH DI MALAM HARI BULAN RAMADHAN DILAKUKAN SECARA BERJAMA’AH ADALAH BID’AH…

    SAHIHKAH sanadnya?

    Apakah mungkin Nabi berkontradiksi dg hadits yg lain? tentu saja TIDAK.

    Adapun penjelasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH , adalah berdasarkan hadits Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu.

    “Kami shaum Ramadhan bersama Rasulullah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan qiyamullail berjama’ah bersama kami, hingga hitungan puasa tinggal tujuh hari (malam keduapuluh tiga), maka Rasulullah mengajak kami untuk qiyamullail berjama’ah hingga berlalu sepertiga malam, lalu beliau tidak menegakkannya lagi ketika Ramadhan sisa enam hari (malam keduapuluh empat) dan berjama’ah kembali ketika sisa lima hari (malam keduapuluh lima) sampai berlalu pertengahan malam, kamipun lantas bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah tak sebaiknya engkau sisakan sebagian malam ini agar kami shalat sendiri ?” Beliaupun menjawab : “Sesunguhnya, barangsiapa yang SHALAT BERSAMA IMAM hingga selesai shalat, ia akan mendapatkan ganjaran shalat semalam suntuk ” Demikian juga yang disebutkan oleh Ibhu Nashr (hal 90) dari Imam Ahmad. Kemudian Abu Dawud melanjutkan kisahnya : “Imam Ahmad juga pernah ditanya dan saya mendengarnya sendiri : “Bagaimana kalau seorang itu mengakhirkan waktu shalatnya (pada waktu yang paling utama) ? Dia menjawab : “Tidak baik, termasuk sunnah kaum muslimin adalah shalat berjama’ah, hal itu lebih aku sukai”.

    [Disalin dari buku Shalati At-Tarawih, edisi Indonesia Shalat Tarawih penyusun Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tibyan, hal. 18 – 28, penerjrmah Abu Umar Basyir Al-Maidani]

    Mengenai sanadnya, yaitu:

    Ja’ad (I:4/2) dari Syu’bah bin Amru; dan derajat sanadnya SHAHIH. Diriwayatkan juga oleh imam Muslim ( II;186) dari jalur al-Mustaurid bin Al-Ahnaf, dengan lafaz yg mirip namun ada penambahan dan pengurangan, bahkan terkadang sebagiannya tidak sama.

    TELITI LAGI DOOOO000000000000000000000NG!

  567. @ABU RAHAT
    anda mengatakan:
    @kembali ke……
    Saya yang mengatakan Umar berbuat BIDAH.
    Saya akan menjawab, tapi percuma. Karena apabila saya mengajukan pertanyaan pada anda pasti anda tidak bisa jawab. Lalu melarikan diri dan muncul dengan COPAS.
    Makahan saya akan membuktikan bahwa Umar b. Chattab Munafik. Dan apabila anda nanti mencaci atau mengeluarkan kata diluar batas maka anda akan mencaci Imam serta Syech anda. Silahkan anda mencaci dll pada saya karena saya hanya menyalin apa yang imam2 dab Syech2 anda katakan.
    Dab saya senang sekali. Silahkan terus mencaci. Wasalan

    saya jawab:

    1.Mana jawaban anda, untuk tetap menyatakan bahwa Ummar ra membuat bid’ah? Tidak terlihat sama sekali pernyataan anda, kecuali sodoran dalil2 dari asep (yg tidak tahu sanadnya SAHIH atau BUKAN).
    Tetapi anda langsung menyodorkan fitnah yg lain.
    2. Apabila ingin menyalin dari syech2 salafy, saran saya maka janganlah parsial (sepotong-sepotong). Karena menilai orang secara parsial, SANGATLAH PICIK. Nilailah seseorang secara keseluruhan.
    Jangan hanya karena ingin memfitnah, maka muncullah penafsiran yg aneh2 dan dangkal. SANGAT TIDAK BISA DITERIMA.

  568. @kembali ke aqidah yg benar

    Jelas shahih karena diriwayatkan oleh Ja’far ash Shadiq as, Muhammad al Baqir as, Husein as Syuhada as, Hasan al Mutjaba as, Ali bin Abi Thalib al Murthada as sampai kepada Rasulullah saw.

    Wassalam

  569. @armand

    Di mana letak keANEHan Hadits 10 sahabat di jamin masuk surga?

  570. @kembali ke aqidah yg benar

    Saya bukannya memfitnah akan tetapi Rasulullah saw yg mengatakan dalam haditsnya bahwa…SESUNGGUHNYA SHALAT SUNNAH DI MALAM HARI BULAN RAMADHAN DILAKUKAN SECARA BERJAMA’AH ADALAH BID’AH…

    Ah, bolak balik teruuus. Saya pikir tinggal membandingkannya, apa kita mau ambil hadits yg sanadnya dekat kepada Rasulullah saw atau sanadnya jauh dari Rasulullah saw. Karena sesungguhnya tidak ada paksaan dalam agama. OK

    Wassalam

  571. @asep

    Saya memangh sedang menjelaskan pendapat saya, namun saya siap untuk merubahnya jika saya salah.. 🙂

    Alasan saya mengatakan bukan bid’ah krn sudah pernah terjadi di jaman Rasulullah (apakah saya salah?). Dan ketika itu terjadi Rasulullah tidak pernah secara explisit melarangnya (apakah saya salah?).

    Soalnya kan ada hadits2 yg mendukungnya bahwa shalat sunnah lebih utama dilakukan dirumah. Trus kalau dilihat dari segi matannya tidak ada tuh yg namanya shalat tarawih berjama’ah.

    Kalimat anda bhw lebih utama (afdhol) dilakukan di rumah khan cocok dg pernyataan saya.. :D.
    Masalah nama ataupun matan itu bukan masalah besar (mau namanya tarawih, qiyamul lail atau apapun saya pikir bukan yg menentukan bid’ah atau tidaknya sesuatu. Kalau anda kosisten dg konsep ini (konsep pembid’ahan spt ini) maka anda tdk bisa protes donk kpd wahabi jika banyak ibadah anda yg dikatakan mrk bid’ah krn masalah nama/matan.

    Saya akan kembali tanyakan, apakah tarawih (qiyamul lail?) berjama’ah pernah terjadi di masa Rasulullah atau tidak?

    Wassalam

  572. @kembali ke aqidah…

    Sebelum sempat terucap di sini karena sy khawatir keliru, apakah anda bersedia

    menjelaskan mengenai asbabun nuzulnya. Artinya pada peristiwa apa atau mengapa Nabi saw sampai mengeluarkan jaminan surga kepada 10 orang tsb?

    Namun jika anda terlalu sibuk – keliatannya seperti itu 🙂 – sy tdk memaksa anda utk mendiskusikannya.

    Salam

  573. @truthseeker08,

    Saya pikir sudah jelas dalam hadits di bawah ini, sbb:

    – Zurarah, Muhammad bin Muslim dan al Fudhail pernah bertanya kepada Abu Ja’far al Baqir as dan Abu Abdillah ash Shadiq as, tentang shalat sunnah pada malam hari bulan Ramadhan, apakah dikerjakan secara berjama’ah? lalu dijawab oleh keduanya:
    ”Sesungguhnya Nabi saw jika telah mengerjakan shalat isya, beliau pulang kerumahnya. Kemudian beliau keluar pada akhir malam ke mesjid, lalu beliau mengerjakan shalat malam. Kemudian pada suatu malam di awal bulan Ramadhan, beliau keluar ke mesjid untuk mengerjakan salat malam seperti biasa beliau lakukan, tetapi ternyata orang-orang berbaris di belakang beliau (bermakmum), maka beliau meninggalkan mereka dan pulang ke rumahnya. Lalu mereka melakukan itu selama tiga malam. Pada malam keempatnya, beliau berdiri diatas mimbarnya, memuji Allah dan menyanjungnya, kemudian beliau bersabda, ‘ Wahai orang-orang, sesungguhnya shalat sunnah di malam hari bulan Ramadhan dilakukan secara berjama’ah adalah bid’ah, dan shalat dhuha itu bid’ah. Oleh karena itu, janganlah kalian berkumpul pada malam hari di bulan Ramadhan untuk melakukan shalat sunnah berjama’ah dan jangan pula kalian mengerjakan shalat Dhuha, karena sesungguhnya hal itu adalah kemaksiatan (bid’ah). Ketahuilah ! Sesungguhnya setiap yang bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat itu jalannya adalah ke neraka’ “. Kemudian beliau turun dari mimbarnya seraya bersabda, ‘Melakukan perbuatan yang sedikit di dalam sunnah itu lebih baik daripada perbuatan yang banyak di dalam bid’ah’” (At-Tahdzib, 3/69-70, al-Istibshar 1/467, al-Faqih 2/32 dan al-Wasa’il, 5/192)

    Wassalam

  574. @kmbali keaqidah.
    Anda katakan anda telah menjawab pertanyaan saya. Dengan membawa hadits dhaif. Itu bukan menjawab namanya.
    Kalau anda mau kita berdialog apabila diperlukan nash pakai nash Alqur’an dan bukan hadits yang menurut kata sifulan. Wasalam

  575. @abu rahat

    Hadits dhoif? Maksudnya hadits 10 sahabat dijamin masuk surga.

    Coba baca:

    Ahlus Sunnah wal Jama’ah membenarkan berita tentang sepuluh orang yang dijamin masuk surga, seperti yang dinyatakan Rasulullah SAW kepada mereka. Setiap orang yang dinyatakan Nabi SAW akan masuk Surga maka demikian pula Ahlus Sunnah menyatakan pembenarannya. Nabi SAW bersabda, “Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Thalhah, Az-Zubari, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Saad bin Abi Waqqash, Said bin Zaid dan Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah (semuanya) di Surga.” (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Syaikh al-Albani). (HR. At-Tirmidzi no. 3747, lafazh hadits tersebut miliknya dan Ahmad (I/193) dari Sahabat ‘Abdurrahman bin ‘Auf, diriwayatkan pula oleh Abu Dawud no. 4649, Ibnu Majah no. 133, Ibnu Abi ‘Asihim dalam Kitaabus Sunnah no. 1430, 1433 dan Ahmad (I/187, 188,189) dari Sahabat Said bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Dishahihkan oleh Syaik al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ish Shaghiir no. 50 dan dimuat juga dalam Silsilatul Ahadiitsish Shahiihah jilid II hal. 531.

    Sungguh telah terdapat persaksian (dijamin masuk) Surga, untuk banyak orang dri kalangan Sahabat seperti ‘Ukkasyah bin Mihshan, ‘Abdullah bin Sallam, keluarga Yasir, Bilal bin Rabah, Ja’far bin Abi Thalib, ‘Amr bin Tsabit, Zaid bin Haritsah, ‘Abdullah bin Rawahah, Fatimah puteri Rasulullah SAW Khadijah bintu Khuwailid, ‘Aisyah, Shafiyyah, Hafshah dan semua isteri Nabi SAW serta lain-lainnya.

  576. @kembali keaqidah yang benar.
    Anda membawa hadits tersebut. Saya bawakan nash Alqur’an,
    Firman Allah dalam Surah al Anfal ayat 25 berbunyi:
    “Dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang2 yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya”
    Ibn Katsir,as-Suyuti, Syekh M. Abduh dan para mufassir lain menukil pernyataan seorang sahabat besar yang terjatuh dalam fitnah tersebut ia adalah Zubair b. al-Awwam, ia berkata
    “Firman Allah itu benar2 telah menakut nakuti kita dan ketika itu kita hidup bersama Rasulullah, kami tidak me menyangka bahwa ayat itu dikhususkan untuk kami. Dizaman Rasulullah SAW, Abubakar, Umar, Utsman dan kami tidak mengira bahwa kami adalah pemilik dari ayat tersebut sehingga terjadi dari kami apa yang terjadi”
    ( Hadits riwayat ibn Jarir dan abduh b. Humaid dari Hasan; Hadits riwayat Ibnu abi Syaibah, Nu’aim b Hammad, Ibn al-Mundzir, Ibnu Abi Hatim
    Hadits riwayat Ahmad, al Bazar, ibn Murdawaih dan ibn Asakir.
    Semua ini terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir 2/299,2/298-300; Tafsir ad Durr al–mantsur 4/46 dan banyak lagi.)

    Bagainana mungkin mereka Rasul jamin masuk surga sedangkan Allah mengancam mereka. Terkcuali anda seorang ahli hadits dan mendhaifkan hadits ini. Wasalam

  577. permisi mohon pencerahan

  578. @asep

    Terima kasih saudara Asep atas informasi hadits tsb.
    Sebelum saya ingin bertanya ttg matan hadits tsb, saya ingin menanyakan sanad, ataupun perawinya. Karena sebagaimana yang saya ketahui (koreksi jika saya salah), syi’ah tidak mengenal pengelompokkan hadits shahih. Ini juga saya masih bertanya kpd saudara sp, dan menyimak diskusi antara lamaru dg yg lain.
    Sangat sulit bagi saya menerima misalnya dalil dr al kafi jika al kafi sendiri tidak mengklaim hadits2 nya sbg shahih al kafi. Maka atas dasar apa suatu hadits dinyatakan shahih?. Tentu krn itu saya akan bertanya pd saudara Asep, atas dasar apa Asep meyakini (dan meyakinkan saya) bhw hadits tsb tersambung kpd Imam 12?

    Wassalam

  579. saya seorang bermahzab sunni.tapi tidak suni2 banget.yakni hanya dalam syareat,pada dsarnya sy juga mengakui dan mencintai keutamaan ahlul bait.buat saya syiah merupakan suatu hal yang tidak asing bagi saya tp tdk terlalu mendalam.
    Sy memakai suatu tariqah yg ujung2nya adalah Imam Ali.dan sy banyak bergaul n kenal dg habaib kalangan tua.yg saya tau mereka memiliki sifat2 mulia.yang jadi pertanyaan apa mesti menjadi orang syiah utk berwilayah ke imam ali? atau apa perlu menjadi syiah utk mendapat syafaat imam ali seperti yg ditulis oleh ulama2 syiah

  580. tidak adakah yg terketuk hatinya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mahluk yang bodoh ini

  581. @truthseeker08,

    Sebenarnya mudah untuk menentukan shalat malam sunnah berjama’ah (tarawih) itu bid’ah. Ini bisa dilihat dari ucapan Umar bin Khatab yg mengatakan sebaik-baik bid’ah adalah shalat tarawih. Artinya Umar mengakui bahwa shalat tarawih itu bid’ah. Para mufasir dari kalangan Sunni berpegang kepada ucapan Umar tsb (bisa ditelaah dari hadits2 saudara Sunni tsb diatas).

    Sedangkan Rasulullah saw dlm hadits2nya mengatakan setiap hal yg baru dalam agama adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat dan setiap yg sesat adalah neraka (bisa ditelaah juga dari hadits2 yg dibawakan oleh saudara2 Sunni tsb diatas).

    Jadi kesimpulannya apakah kita akan memilih hadits dari Rasulullah saw atau ucapan Umar bin Khatab?

    Yang saya ketahui dari literatur2 mazhab Syi’ah Imamiyah / mazhab Ahlul Bait. Mereka berhujjah atas dasar ucapan Imam Al Mahdi as yg mengatakan bahwa “Adapun terhadap peristiwa2 yg terjadi maka merujuklah kalian kepada para perawi hadits kami, karena mereka adalah hujjahku atas kalian, sedangkan aku adalah hujjah Allah atas kalian”

    Menurut pemahaman saya para perawi hadits kami adalah hadits2 yg diriwayatkan dari mulai Imam Ali as sampai dengan Imam Mahdi as, dijaga kelestariannya oleh para pengikutnya (Syi’ah Ali) dan dari kalangan Ahlul Bait itu sendiri, yang tentu saja sanadnya bersambung kepada Rasulullah saw.

    Demikian pemahaman saya yg serba terbatas ini, semoga anda berkenan.

    Wassalam

  582. @aldj

    Saudara aldj, dari tulisan anda yg singkat ttg diri anda saja saya merasa andalah yg akan mencerahkan saya… 🙂
    Jadi jangan sungkan2 silakan.

    Disini ada yang syiah totok, syiah ekstrim, ada yang syiah moderat, ada yang baru mau belajar syi’ah, ada yang gak tau apa itu syi’ah, ada yang tidak bermazhab, ada sunni yang pengagum syi’ah, ada sunni yang pendukung syi’ah, ada yang anti syi’ah, ada yang benci syi’ah, ada yang syi’ah phobia, dan tidak tertinggal ada juga yang seperti anda.
    Jadi pertanyaan anda akan mendapatkan jawaban yang berbeda2 sebagaimana latar belakang mereka.
    Bagi pertanyaan anda sudah semestinya dijawab oleh guru anda. Kecuali anda sedang hendak membuka diskusi baru.. 😉

    Wassalam

  583. @asep

    Betul jika kita hanya melihat pada riwayat tsb. Namun sayangnya saya dan anda tidak berhujjah dg hujjah khalifah Umar. Terlebih lagi kita belum selesai memaknai hadits utama ttg shalat malam berjama’ah. Pertanyaan2 saya:

    1. Bukankah Rasulullah jika shalat malam dan shalat2 sunnah lainnya dilakukan di rumah, sesuai dg hadits bhw sebaik2nya di rumah, sebagai mana hadits yg anda ajukan sendiri sbg dalil anda:

    Abdullah bin Mas’ud pernah bertanya kpd Rasulullah saw : “Manakah yg lebih utama; aku shalat dirumahku, ataukah aku shalat di mesjid?” Rasulullah saw menjawab, ” Bukankah engkau melihat bahwa rumahku sangatlah dekat ke mesjid? Akan tetapi, sungguh aku shalat di rumahku lebih aku sukai daripada aku shalat di mesjid kecuali shalat wajib.” (Shahih Ahmad Ibn Majah dan Ibn Kuzaimah)

    2. Jika memang shalat malam berjama’ah itu sesat (krn bid’ah) saya pikir Rasulullah tidak akan ke masjid terlebih Rasulullah tidak akan membiarkan itu terjadi. Apalagi kita tahu bhw shalat malam terdiri dr beberapa kali salam, bukankah beliau beliau bisa berhenti dan memberi tahu hal tsb dan tidak menunggu 3 hari atau menunggu menegur di mimbar, bukankah jika Rasulullah membiarkannya itu terjadi berarti beliau tidak berhak menegur (ketidaktahuan pengikutnya).
    3. Terlebih lagi ketika kita merujuk kpd hadits yg disampaikan oleh Abu Dzar.

    Begitu pemahaman saya, mohon pencerahan dr anda jika anda melihat ada yg kurang benar dalam logika dan pemahaman saya.

    Sedangkan mengenai hadits2 dr syi’ah. Saya meyakini bhw 12 imam maksum sehingga hadits2 yang disampaikan oleh mereka akan saya yakini tersambung kpd Rasulullah. Yang menjadi permasalahan dan pertanyaan adalah: apakah hadits2 tsb tersambung ke mereka (12 Imam)?
    Jadi harap anda artikan kertika saya sedang meragukan haditstsb maka itu adalah berupa keraguan thd tersambungnya hadits tsb kpd 12 Imam.

    Wassalam

  584. blm juga ada yg memberikan pencerahan sy,bisakah berikan jwbn atas pertanyaan sy.

  585. @aldj

    Pertanyaan mas cukup menarik dan jika belum ada yg memberikan jawaban yg memuaskan, maka teruslah mencari.
    Sebenarnya sederhana saja, menurut sy sendiri, kerinduan dan kecintaan kita kepada seseorang/sesuatu yang kita berharap syafa’at darinya tidaklah mampu dibatasi oleh ruang dan waktu yang bersifat materi, apalagi sekedar mazhab yang bahkan mazhab itu tidak pernah disyaratkan sebagai sarana percintaan oleh yang dianggap pemilik mazhab. Begitu pula sebaliknya kecintaan seseorang/sesuatu terhadap orang yang mencintainya tentu akan mampu menembus mazhab, ruang dan waktu.
    Para habib yang mulia (semoga Allah merahmati) yg saya kenal juga sering mengagung-agungkan Imam Ali dan ahlulbait lainnya sementara mazhab yang mereka anut bukanlah mazhab “khusus” untuk Imam Ali dan ahlulbaitnya.

    Mengingat kembali ucapan Imam Syafei yang begitu masyhur:
    “Jika kecintaanku kepada ahlulbait Nabi saw dikatakan Rafidhi, maka saksikanlah bahwa aku seorang Rafidhi.”

    Mohon maaf jika keliru

    Salam

  586. Salaam,
    @ armand, sungguh indah ungkapa anda tentang cinta…karena memang alu-albait as. tdk akan terpisah dengan cinta.

    @ aldj, Imam Ali as. berkata “Jika seseorang berada diantara kamu dan musuhmu maka gelindingkanlah ia ke arah musuh” yakni tiada mungkin anda menyatakan cinta anda tapi anda tidak mengikuti mereka. yang Allah perintahkan kepada kita adalah ‘mawaddah’ kpd aalulbait bukan ‘mahabbah’. jelas sekali perbedaan diantaranya. mawaddah jauh lebih tinggi posisinya karena ia harus diikuti dengan ketaatan kita untuk mengikuti mereka.
    Segala sesuatu yang bersentuhan dengan Arrasul saw dan keluarganya selalu menjadi mulia, saya teringat akan sebuah hadits yang dibawakan seorang ustadz tentang Fathimah as, ketika seluruh manusia berada di padang mahsyar dan Sayyidah Fathimah akan lewat, maka Allah perintahkan kpd semua mahluk untuk menundukan pandangannya dan ketika Fathimah as akan masuk ke dalam pintu surga ia berhenti dan bertanya kpn Allah Ta’ala ‘aku ingin mengetahui kedudukanku disisiMu wahai Tuhanku’ maka Allah memberikan kepada Fathimah as utk memilih (baca; memberi syafaat) orang2 yang mencintainya…dan ketika orang2 itu akan masuk ke pintu surga mereka berhenti kemudian bertanya ‘kami ingin mengetahui kedudukan kami disisiMu wahai Tuhan kami’ kemudian Allah Ta’ala memberikan mereka untuk mengajak orang2 yang mencintai mereka…sungguh luas rahmat Allah terhadap Ahlul bait dan para pencintanya.
    Teramat aneh jika ada orang2 yang dengan angkuhnya meng’rafidhah’kan bahkan mengkafirkan para pencinta ahlulbait. mahabbah saja tidak cukup, tapi yang Allah perintahkan adalah mawaddah.

    Afwan n Salaam

  587. @Hade

    oooh gitu yah…berarti Allah mewajibkan manusia untuk mencintai Ahlul bayt.

    salam,

  588. @ halwa
    betulll bro, bukan cuma cinta, tapi cinta dan taat.
    Makanya Allah mensucikan mereka sesuci2nya, karena ga mungkin dong kita taat pada yang tidak suci.

  589. @mas hade
    Betul kemaksuman Ahlul Byt tdk diragukan lagi dlm Al-quran, dan sejarah juga telah membuktian.

    tetapi yang jadi pertanyaan, bagaimana menjaga kemurnian/ajaran beliau yang maksum, agar dapat sampai ke kita dengan murni juga??? karena telah ratusan generasi dilalui antar kita dng beliau.
    jika kita hanya dapat membaca dibuku/kitab ulama yang mengaku pencinta Ahlul Byt, toh para penulis tsb juga mengakui adanya kemungkinan salah dalam kajiannya. jadi bagaimana caranya kita bisa memahami benar2 ajaran ahlul byt yang sesuai dengan yang diajarkan???

  590. @Syaefullah
    Kecintaan dan ketaatan yang akan membibing anda ke Ilmu Allah melalui Ahlulbait Nabi. Karena kecintaan dan ketaatan pasti Allah akan memberikan petunjuk. Hanya kita belum siap untuk menerima, sehingga petunjuk yang Allah berikan terbuang percuma. Wasalam

  591. @hade n arman
    trimaksh atas pencerahannya
    tp sy melihat ada perbedaan antara anda berdua.arman ;cukup mencintai sedang hade tdklah cukup utk mencintai tapi juga mengikuti/taat
    .posisi sy sekarang mencintai.apakh yg hade maksud dg mengikuti/taat?

  592. @aldj

    Berbedanya sedikit saya kira. Kecintaan dan kerinduan yang saya maksud adalah kecintaan dan kerinduan hingga menjadikannya “mabuk kepayang”. Kecintaan dan kerinduan yang membuat otak lemah tak berdaya sebaliknya hati menjadi berkuasa dan bersinar (bisa ga ya? 🙂 ). Keadaan seperti ini, menurut perasaan saya, menjadikan ketaatan dan kepatuhan hanyalah efek darinya, yang artinya tanpa diperintahkan pun dengan sendirinya ketaatan dan kepatuhan sdh menjadi hasrat yang sangat kuat demi memenuhi kebutuhan akan kecintaan dan kerinduannya.

    Kecintaan itulah yang menyebabkan memandang kehidupan sangat rendah. Kecintaan yang menyebabkan Imam Ali bersedia berbaring menggantikan Nabi tercintanya pada saat Nabi saw hijrah, kecintaan yang menyebabkan terbunuhnya pengikut Imam Husein di Karbala, kecintaan yang menyebabkan pencinta ahlulbait rela dianiaya demi menjaga kehormatan cucu-cucu Rasul saw, kecintaan dan kerinduanlah yang membuat kita menunggu-nunggu kedatangan Imam Mahdi dan bersiap sedia dengan panggilannya. Insya Allah.

    Semoga Allah swt terus memberikan anugerah kecintaan dan kerinduan ini kepada kita semua. Amin.

    Salam

  593. @truthseeker08,

    1.Yang saya ketahui dan pahami tentang hadits2 shalat sunnah lebih utama dilakukan dirumah yaitu hadits tsb ada setelah adanya hadits yg menyatakan shalat sunnah berjamaah dibulan Ramadhan adalah bid’ah.

    2. Saya pikir sudah jelas dlm redaksi hadits tsb bahwa Nabi saw shalat sunnah diawal bulan Ramadhan kemudian orang2 bermakmum dan Nabi saw meninggalkannya. Artinya Beliau pd saat itu juga meninggalkannya. Dan orang2 tidak mengerti atas sikap Beliau selama tiga hari, kemudian di hari yg ke empat Beliau menegaskan diatas mimbar bahwa shalat sunnah tsb adalah bid’ah.

    3. Adapun mengenai hadits2 tsb sampai kepada Imam 12 yaitu atas kehendak Allah swt dan Rasul-Nya dalam Tsaqalain, bahwa Al Qur’an dan Itrah Ahlul Bait Nabi saw akan dijaga Allah swt sampai akhir zaman. Walaupun banyak orang yg menentang dan memusuhinya yaitu dengan meriwayatkan hadits2 palsu pada kitab pegangan mazhab Syi’ah Imamiyah / Mazhab Ahlul Bait.

    Demikian penjelasan dari saya, kalau ada yg salah tolong dikoreksi. Dan saya mengharapkan penjelasan anda, karena saya yakin anda lebih mengetahuinya.

    Wassalam

  594. @truthseeker, asep

    Maaf pengen nimbrung,

    Riwayat yg bisa disepakati bersama adalah bahwa Rasulullah saw membiarkan para sahabat bermakmum hingga 3 hari dan tidak lagi pada hari keempat. Ini memang menimbulkan pertanyaan seperti yg diajukan oleh truthseeker. Sederhana saja, jika memang hal tsb dianggap bidah, mengapa Rasul saw tdk segera menegur? Bukankah membiarkan berbuat bidah berarti sama saja mebiarkannya tersesat dan menjerumuskannya ke neraka?

    Pertanyaannya kemudian yg ingin saya ajukan adalah;

    Apakah kita memiliki riwayat-riwayat mengenai shalat taraweh berjamaah ini setelah Nabi saw tidak lagi melaksanakannya secara berjamaah? Yakni;

    (1) Hingga wafatnya Rasul saw, apakah sudah tidak ada lagi shalat taraweh berjamaah? Kapan tepatnya peristiwa yang dikandung dalam riwayat shalat teraweh berjamaah itu?

    (2) Pada masa Umar yang mulai memberlakukan kembali shalat taraweh, apakah ada riwayat mengenai bagaimana sikap Imam Ali terhadap kebijakan ini? Menolak? Menerima? Sampai pada tingkat apa penerimaan dan penolakannya?

    Ada yang bisa memberikan jawabannya?

    Salam

  595. @arman
    ko pake perasaan,sy g bisa ngikut dong,
    apakah ketaatan yg dimaksud adalah dg mengikuti apa yg diaajarkan oleh ahlulbait?

  596. @armand,

    Yang perlu digarisbawahi dlm hadits tsb adalah pada saat itu Nabi saw meninggalkan shalat ketika orang2 bermakmum. Jadi shalat sunnah berjama’ah tsb belum terjadi. Ini dilakukan selama tiga hari, kemudian pada hari ke empat Nabi saw menegaskan diatas mimbar.

    Wassalam

  597. @aburahat

    Iya maklum masih merasa-rasa 🙂 meskipun ada keyakinan namun rasanya belum pernah mencapai puncak rasa itu.

    Iya maksud saya memang demikian, pencapaian kecintaan dan kerinduan kepada ahlulbait akan otomatis melakukan apa saja yang diminta oleh beliau-beliau as tanpa menilai dan menimbang. Penilaian dan pertimbangan yg kita lakukan saat ini adalah untuk memeriksa benar tidaknya ajaran tsb berasal dari ahlulbait Nabi saw.

    Salam

  598. @armand
    bgm dg apabila kita mencintai tapi kita memakai syareat bkn dari mereka(imam syafi”i)

  599. @aidj

    Menurut sy mazhab apa pun tidaklah menjadi penghalang bagi kita untuk mencintai para imam ahlulbait yang suci. Mazhab juga seharusnya tdk bisa menjadi penghalang bagi kita untuk melaksanakan ketataatan kita kepada imam ahlulbait sesuai hadits tsaqalain yang telah kita kenal.

    Mungkin pointnya adalah dimana kita dapat mengetahui dan mengenal keutamaan dan kemuliaan para Imam ini sehingga kita sampai pada taraf mencintai hingga mentaati mereka? Tentu pengetahuan dan pengenalan ini tidak sembarangan dan tidak sederhana. Di sini sy tdk sedang merekomendasikan mazhab tertentu, namun kita harus sungguh-sungguh dan pandai-pandai mencari dimana seharusnya atau dimana sebaiknya kita memperoleh pengetahuan mengenai keutamaan dan kemuliaan mereka ini. Yang pasti kita tdk akan bisa menemukannya pada mazhab-mazhab yang baik sengaja atau pun tidak, terus berusaha untuk melemahkan dan menyamarkan keutamaan dan kemuliaan mereka.

    bgm dg apabila kita mencintai tapi kita memakai syareat bkn dari mereka(imam syafi”i)

    Siapa yang mas maksud dengan mereka? Apakah mereka itu imam ahlulbait sendiri tapi pelaksanaan syareatnya melalui Syafii?
    Jika kita sudah memiliki hakekat kecintaan dan ketaatan kita kepada para imam ahlulbait nabi, maka sekedar cara bagaimana bertaqarrub kepada Allah swt dan bagaimana cara melaksanakan sunnah-sunah Nabi saw saja menurut saya tdk masalah. Semua mazhab memiliki caranya dan dalil masing-masing (ini menurut pribadi sy, mungkin bukan sebuah kebenaran).
    Apabila kita merasa cukup dengan mazhab Syafii untuk mengenal keutamaan dan kemuliaan ahlulbait nabi, menurut saya juga tidak mengapa. Sebagian para Habib dzuriat Nabi saw yang mulia sudah memiliki hakikat kecintaan dan ketaatan ini dan mereka tetap dengan mazhab Syafii mereka (tolong koreksi kalau sy keliru).

    Satu point lagi yang ingin sy kemukakan adalah bahwa ketaatan itu bahkan hanya bagian dari efek cinta. Puji-pujian dan syiar kemuliaan mereka yang kita ungkapkan juga bagian lain yang penting dari rasa ini.

    Sepertinya pertanyaan mas itu bukan pertanyaan utama kan? 🙂

    Salam

  600. @aldj

    bgm dg apabila kita mencintai tapi kita memakai syareat bkn dari mereka(imam syafi”i)

    Mungkin maksud anda fiqih?.
    Ketika kita bicara tentang cinta, kemudian kita sudah mulai membagi, klasifikasi, membuat kriteria tertentu maka kita tidak akan kemana2 mas aldj. Cinta kita kpd mereka tidak usah diobral/dikampanyekan. Biar Allah saja yang tahu. apakah karena si fulan syi’ah or sunni or apalah maka otomatis mencintai? gak toh..
    Jika pun kita ingin panduan bagaimana mencinta i mereka, maka cukupkan lah dengan meneladani mereka. Kemudia teladan seperti apa dan sampai seperti apa, tidak usah dibahaslah. Karena cinta adlah produk rasa/qalb, tidak usah didebatkan sudah atau belumnya jadikan itu sebagai sirr (rahasia) kita. Tidak krn orang lain menuduh kita tidak cinta kemudian ketika sewot. Seabagaimana ibadah lainnya, cinta juga pantang riya’.

    Wassalam

  601. @ almand
    Emang tiada yang lebih indah dari orang yang sedan jatuh cinta ya mas…

    @ aldj
    saya mgkn agak sedikit beda sama mas arman soal ‘cinta’ ini, Allah ta’ala dalam surah assyuura 23 memerintahkan kita agar berkasih sayang terhadap ahlilbayt Rasulillah, tapi Allah tidak menggunakan kata ‘mahabbah’ melainkan ‘mawaddah’, artinya cinta disini harus diikuti dengan ketaatan.
    Allah juga memerintahkan kita taat pda ulil amr, menurut anda siapa ulil amr ini? pemerintah? wah, tidak mungkin Allah memerintahkan kita untuk taat pada yang bisa berbuat salah dan dosa, dan dengan gamblang Allah menyebut kesucian Ahlul bayt (Alahzab; 33) dari segala dosa. skrg terserah anda jika anda mau menyerahkan masalah peribadatan anda kepada orang2 yang Allah sendiri yang menjamin kesuciannya atau pada orang2 yang tidak ada jaminan padanya.
    Lagian saya heran, Syafi’i tiada pernah memproklamirkan madzhabnya sendiri, tapi kok banyak org yg ngikutin dia sambil menyebut nama Syafi’i sebagai imam madzhab, coba anda teliti sejarah Syafi’i dan guru2nya, mudah2an anda bisa menemukan suatu hal yg berharga disitu.

  602. lanjutan
    Meneladani ahlul bayt, misalnya:
    1. Meneladani sifat pemaaf mereka.
    2. Meneladani kedermawanan mereka.
    3. Meneladani kesucian mereka.
    4. Meneladani kecintaan mereka kpd semua makhluk.
    5. Meneladani kebersihan mereka dr sifat iri, dengki, benci dan hasut.
    6. Meneladani kezuhudan mereka.
    7. Meneladani keadilan mereka.
    8. Meneladani kebesaran jiwa mereka.
    9. dsbnya

    Apakah butuh mazhab untuk itu?

    Wassalam

  603. @ truthseeker
    Machiavelli berkata ‘the ends justify the means’…tujuan menghalalkan cara (+/- gtu deh artinya).
    Kita mesti membedakan makna ‘kebenaran’, ‘kebaikan’, dan ‘keadilan’. bagaimana mungkin kita dapat meneladani mereka tanpa ada jalur yang menunjukan kita ke arah itu, apa anda yakin anda sedang meneladani mereka.
    contoh; mereka sangat dermawan dan pemaaf, tapi mereka juga adil, sifat kepemaafan mereka tidak serta merta menghalangi mereka untuk berbuat adil mas. Imam Ali berkata; jika agama diringkas dalam sebuah kalimat, maka kalimat tersebut akan berbunyi…janganlah berbuat zhalim dan jangan mau dizhalimi. (sorry agak melebar).
    poin saya adalah, meneladani mereka artinya mempelajari mereka, mempelajari tentang mereka artinya harus dari media belajar yang benar, bagaimana kita bisa yakin kita sedang berada di jalan yng benar wong jalannya saja kita ga punya kok.

    afwan n salam

  604. @arman truth seeker n hade
    anda semua membuat sy semakin bingung
    tadinya sy pikir anda bertiga mewakili syiah tp ko beda.
    @hade
    ketaatan yg bagaimana yg hrs dilakukan,apakh dg meninggalkan apa2 yg saya pernah pake kemudian memakai apa2 yg difahami oleh syiah,
    sy melihat posisi sy seperti saudara arman n truth seeker tapi berbeda dg anda.Terus terang sy lagi mempelajari mengenai syiah.tp bwt saya ini sesuatu yg perlu dipelajari dg cermat,
    karena sangat banyak yg bertolak belakang dg apa yg sdh sy miliki.
    tapi ada juga suatu yg istimewa dr pemikiran2 gol syiah, sehigga membwt sy tertarik utk mempelajarinya lebih dalam
    jadi ke siapa yg mesti bertanya,ke andakah atau ke siapa?
    anda bertiga harus meberi tahu posisi anda sebenarnya,
    Dengan posisi sy skrg ini saya tdk setuju dg saudara truthseeker,maaf sy tdk bisa mempercayai truth seeker krn dia tidak menunjukan diposisi mana dia skrg ini

  605. aldj

    nahh gitu donk mas aldj, jangan nyumput2… 😀
    langsung saja ke pointnya.
    kalau sudah siap amunisi, silaka dikeluarkan.. 😛
    Mudah2an bisa meramaikan. :mrgreen:

  606. @Hade

    Maksud anda menyampaikan Machiavelli apakah anda setuju dg beliau? Saya jelas tidak setuju dg tujuan menghalalkan (segala) cara.
    Mengenai pengenalan kita thd ahlul bayt?. Tentu, bagaimana kita meneladani (mencintai) seseorang yang tidak kenali. Ada banyak literatur sejarah/manaqib ttg mereka. Yang manapun (mestinya bercerita ttg kemuliaan mereka). Jika derajat keilmuan kita hanya mengenal satu dr sekian banyak kemuliaan mereka, itupun tdk masalah, silakan amalkan dg ikhlas, rasa syukur dan penuh kecintaan, insyaallah Allah akan menambahkan pengetahuan dan kecintaan kita (dg macam2 cara).

    Wassalam

  607. @ aldj
    Maaf ya mas, saya juga sedang belajar dan berproses dan berusaha utk menjalankan proses itu sebaik2nya, namun sy jg mncoba memperjelas posisi (utk sy sndri) tnpa harus menghentikan proses itu.
    Sprt yg sdh kita ketahui, din/agama terbagi mnjadi 2 pokok; aqidah/aqa’id (keyakinan2) yg merupakan prinsip agama (ushul) dan hukum2 praktisnya sbg konswekensi logis dari keyakinan itu (furu’). Shg tugas kita adlh mencari keyakinan yg benar kemudian mengikuti hukum2 praktis sbg hasil dari keyakinan itu.
    Jika pencarian (yg benar) ini kemudian menghasilkan suatu hukum praktis yg berbeda dari yg anda miliki sblmnya ya itu suatu hal yg wajar dan boleh dikatakan pencarian anda berhasil mas, namun jika anda takut untuk merubah yg anda miliki, ya mending ga usah mencari (dan ini yg tdk bisa ditolerir).
    jika anda ingin bertanya, sy pikir bnyak sumber2 yg kompeten sbg bahan rujukan anda (SP oke jg tuh), jangan ke saya (siapa sy sih…).
    ” wa ana dhaifudz dzalil, al haqirul miskinul mustakiin”

  608. @ truthseeker
    Basically saya setuju dengan anda, namun pada kenyataannya smua org menklaim cinta mereka kpd Ahlulbayt (sprt anda) namun keteladanan mereka berbeda dgn prinsip2 ajaran Ahlulbayt, itu sbbnya sy mmbuka dgn statement machiavelli, sy pikir akan sgt disayangkan jika tujuan mulia utk mencntai Ahlulbayt tidak disertai dengan cara2 yg sehrsnya (maaf klo ada kesan maksa….tp cuma kesan kok) aplg kemudian mengkambinghitamkan derajat keilmuan, justru dengan pengenalan thd Ahlulbayt kita meningkatkan derajat keilmuan kita bukan dengan derajat keilmuan kita mencoba mengenal mereka, ga bakal nyampe dehh.

  609. @truth seeker
    maaf bkn maksd sy tdk percaya kpd anda yg dlm artian negatif,
    mksd sy,sy tdk bs menggadaikan diri sy tanpa sy tau posisi anda dimana
    @hade
    masya allah dg kerendahan hati anda,
    wlw sedikit yg sy dptkan tapi mungkin bnyk manfaatnya.
    sy memiki sumber yg sedikit dlm artian sosok manusia yg memahi dlm mslh syiah,
    sy bkn hanya memerlukan rujukan dr buku,tp jg sy perlukan pertanyaan2,bukankah kata2 bijak imam ali,kuncinya ilmu adalah bertanya.
    Dari awal sy katakan bhw sy butuh pencerahan,sy dlm posisi dilema tuk memilih,disatu pihak sy meyakini bhw org2(habaib)yg sy kenal befaham ahlusnah(?) memiliki sifat dan ahlak mulia. dilain pihak ada satu pemahaman baru bwt saya yg memiliki.nilai2 kebenaran dari sisi naqli maupun aqli

  610. @ aldj
    nuwon sewu ya mas,,permisi…
    saya coba utk memahami posisi anda yg dilematis, pertama2 bukan cuma sunni yg punya habaib, banyak dzurriah jg yg bermadzhab syi’i…bahkan jumlahnya (walaupun blm ada statistik resmi) habaib yg bermadzahab syi’i lbh bnyk jmlahnya mengingat habaib yg ada di indonesia (hadhramiyyun) itu hanya berasal dari Imam Ali Al’uraydi kemudian sampai ke Imam Ahmad almuhajir (yg ini jelas syiah) dst…hingga tersebar di indonesia ini, sedangkan keturunan Rasul saw dari Fathimah as sungguh banyak. sejarah mncatat btpa ahlulbayt selalu ada dlm tekanan dan ancaman penguasa, trmasuk keselamatan jiwanya, bahkan hingga saat ini.
    alhasil, para habaib biasanya lbh suka menyebut diri mereka dgn Thariqah Alawiyah drpd sunni ato syi’i, namun jika kita teliti thariqah ini mempunyai ke-khasan dalam pemahaman dan hukum praktisnya, sbg cntoh Habib Abdullah bib Alwi Alhaddad, seorang tokoh thariqah alawiyah, dari syair2nya yg terkenal dgn jelas ia sangat cinta dan kagum thd ahlulbayt shg sebagian orang menyebutnya berakidah syi’iyyun syafi’iyyun namun dalam fikihnya ia adlh syafi’iyyun syi’iyyun.
    sifat dan ahlak mulia para habaib (namun sy liat ga smua habaib tuhh, ada jg yg #**?2!…) mgkn tidak lepas dari kemuliaan yg dimiliki orang2 tua mereka (ahlulbayt, baik hasani maupun husaini), sehinga menghormati siapa saja yg berahlak baik adlh sebuah kewajiban, terlepas ia sunni atu syii atau bahkan non-islam sekalipun, bukankah ini ajaran Arrasul SAWW, namun kita sama sekali tidak wajib (bahkan tidak boleh) berakidah dgn cara2 ikut2an.
    Descartes mengatakan ‘doubting than you’re thinking’, jadi ketika anda meragukan keyakinan anda sekarang, kemudian anda berpikir (dgn objectif dan niat yg baik) maka outputnya hanya ada dua pilihan yaitu; 1. anda akan menemukan ‘keyakinan baru’ yg lebih baik, atau
    2. anda akan lebih yakin dengan seyakin2nya akan keyakinan anda saat ini.
    So, ga ada ruginya kan…krn hanya dengan berpikir (dan slalu berdoa akan hidayah & petunjuk Allah Ta’ala) kita akan mendapat keyakinan hakiki.
    – Selamat Ragu-ragu –

  611. @hade
    sy mengetahui dg baik ttg habaib2 dr hadramaut terutama generasi terdahulu,dan itulah buat sy yg menjadi pokok permasalahan,mereka bwt sy bukan hanya alim tp juga sholeh,sedang mereka bknlah termasuk dlm golongan syiah, tapi mereka memiliki kecintaan yg besar thdp para imam dari golongan syiah,ini terbukti dlm kitab n syair2 mereka.
    sprti imam ali uraidhi saudara imam musa kadzim,dlm kitab manaqibnya imam ali uraidhi bertemu dg cucu dr imam musa yaitu imam muhammad aljawad.sedang pada saat itu imam muhammad aljawad berumur belia,tapi penghormatan beliau trhadp cucu saudaranya mengagetkan murid2nya dan hampir tdk masuk akal.
    Jadi seperti pertanyaan sy semula,apakah seseorang harus menjadi syiah utk berwilayah ke imam ali,apakah harus menjadi syiah untuk mendapatkan syafat dari imam ali?

  612. Yg jelas kecintaan kepada Ahlul bait bukan monopoli syi’ah saja…

    Ibarat aja ya:

    Kecintaan kepada ahlul bait ra seperti kecintaan kepada Nabi Isa as

    Syi’ah Rafidhah = Nashrani
    An-Nawashib = Yahudi
    Ahlussunnah = Islam (Ummatan Wasathan/proporsional)

    Ayo silahkan yg pada mo komplen..

  613. yg jelas imem gak mungkin cinta pada ahlul bait
    ibaratnya
    imem=antirafidhah=nashrani=yahudi=an nawashib
    ayo silahkan yang mo komplen

  614. Permisi, mau ikutan….

    Yg jelas ada 3 jenis manusia yang alergi dengan kemuliaan ahlulbait, yaitu: yang posisinya terganggu, yang jiwanya terganggu dan yang otaknya terganggu.

    Ayo silakan yg pada mo komplen

    Salam

  615. Heuheuy deudeuh ! ketawa ngakak

    Ayo silakan yg pada mo komplen

  616. @imem
    Tolong anda jelaskan apa yang dimaksud dengan Ahlu Sunah
    Dan apa arti SYIAH supaya jelas siapa yang benar2……….. Wasalam

  617. bukan pencerahan yg didapat,tapi pencemaran….

  618. salam

    Syiah Rafidhah : Cinta pada Ahlul Bait, memusuhi musuh2 Ahlul Bait.

    Nasibi : membenci Ahlul Bait, menyintai musuh2 mereka (cinta benci)

    Ahlussunnah : (Ummatan Wasathan/proporsional) menyintai Ahlul Bait, menyintai juga musuh2 Ahlul Bait.

    Ayo silakan yg pada mo komplen

  619. @all
    maaf sy permisi keluar,ternyata disini sy tdk mendapat pencerahan,saya jadi ingat surah “abatsa watawalla”
    insya allah klu ada cahaya saya akan masuk lagi
    ibnu maktum(?) permisi
    salam…

  620. @aldj

    Pencerahan bukan dikarenakan orang lain. Pencerahan datang dr Allah SWT, dan ditangkap hanya oleh mereka yang berhati bersih.
    Pencerahan ada dimana2. Hati kita adalah jendela bagi masuknya pencerahan. Bersihkan hati, hilangkan prasangka benci, hasut dan dengki maka jendela akan terbuka lebar.

    Wassalam

  621. @imem
    Anda benar bahwa AHLULBAIT bukan milik Syiah saja tapi MILIK umat Rasulullah.
    Perbedaannya, ada yang memakainya dan dimanfaatkan, ada yang disimpan sampai rusak dan ada juga yang mencampakkan malahan ada yang merobek-robeknya. Wasalam

  622. @all
    Biasanya apabila sesorang memerlukan sesuatu ia akan menyebut keperluannya. Kalau seseorang minta pencerahan dalam bidang apa ia meminta pencerahan. Terlalu banyak masalah sekarang ini perlu pencerahan.Wasalam

  623. @ imem
    walaupun dengan selera humor yg horror, tp anda ttp mampu mmbuat saya tertawa (asli lucu lho) skaligus sedih…
    trnyata bukan jenazah yg perlu ditangisi, tp org2 sprti anda ini…
    @ aldj
    ya pencerahan bukan hanya di blog ini, sy yakin banyak tmpt (orang2) laen yg bisa memberikan wawasan baru…yg pnting ttp berdoa dan berusaha (jgn pernah berhenti aplg nyerah). dan jgn pernah mnjadi pelawak sprt sdr imem.

  624. @aldj

    insya allah klu ada cahaya saya akan masuk lagi

    Apakah maksud mas (di tempat) mas kesulitan mendapatkan lampu?

    Salam

  625. maaf krn ada panggilan sy pun balik
    @thruth seeker
    terlalu sempel buat anda rupanya cara utk mendapat pencerahan.Hal tersebut dipakiai oleh seorang pertapa.
    apa guna seorang rosul (menyampaikan)
    kenapa kita harus berwilayah
    Kenapa kita harus mencari guru,
    semua itu dimaksud agar seseorang bisa menjadikan dirinya bisa lebih baik dari sebelumnya
    @hade
    sy teringat satu cerita dijaman anbiya klu tdk salah
    yg mencari cahaya,yg asal muasal dirinya adalah seorang yg kejam lg dzalim.disetiap kota dia berusaha mencari seseorang yg bisa membuat dirinya lebih baik.tapi selalu ditolak,sampai akhirnya ajal menemui.
    @aburahat
    baca baik2 yg sy tulis sebelumnya

  626. sprti imam ali uraidhi saudara imam musa kadzim,dlm kitab manaqibnya imam ali uraidhi bertemu dg cucu dr imam musa yaitu imam muhammad aljawad.sedang pada saat itu imam muhammad aljawad berumur belia,tapi penghormatan beliau trhadp cucu saudaranya mengagetkan murid2nya dan hampir tdk masuk akal…..

    tapi sayang sebagian ulama suni meragukan mereka.

    Para Imam Ahlulbait as. Di Mata Ulama Sunni

  627. @aldj
    Kalau anda katakan itu terlalu simple, bagi sudah sangat sulit. Saya masih berjuang untuk bisa ikhlas dan sabar (masih jauh).

    Saya merasa berada di blog ini (dan media2 lainnya) jauh lebih simple. Pertanyaan yang sama anda hrus ajukan ke diri anda sendiri. Bagaimana anda bisa mengharapkan mendapat penecarahan di blog2 jika anda mewajibkan harus dr Rasul dan berwilayah.
    Rasul dan Imam datang pun tidak akan meberi pencerahan bagi mereka yang hatinya membatu.

    note:
    Apakah anda tidak pernah tercerahkan ketika melihat alam semesta ini? Apakah anda tidak pernah tercerahkan ketika melihatyang baik2? Apakah anda tidak pernah tercerahkan ketika melihat yang buruk2?

    Allah SWT menciptakan alam semesta penuh dg hikmah agar kita bisa tercerahkan darinya.

    Wassalam

  628. @thurth seeker
    yg anda sampaikan itu dlm artian kehidupan rabbani,biasa dilakukan oleh seorang rabbi dlm agama budha.
    Klu kita ummat islam adalah dg bertafaqqur ,tapi apakah cuma itu?
    apa anda tau caranya bertafaqqur?
    klu anda tau caranya,dari mana anda tau?apakah dpt begitu saja,atau ada yg mengajarkan.
    lagian mksd sy pencerahan bkn dr sisi itu.
    Jawablah dulu pertanyaan sy yg sblmnya nnt ada pertanyaan berikutnya,sehigga sy bs meyakini dg dalil naqli n aqli bhw yg sy pegang skrg ini memiliki bnyk kekurangan.
    pertanyaan sy adalah apa perlu menjadi syiah utk berwilayah kpd imam ali,n apa perlu menjadi syiah utk mendapatkan syafaat dr imam ali.

  629. Kembali ke Tema Awal : Perbedaan Sunni Syiah

    inti dari perbedaan ini adalah Tentang ‘Al-Waris’

    QS. 35 (Fathir): 32
    “Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”

    Pada QS. 35 (Fathir): 32 Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang menjadi pewaris adalah mereka yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah, jadi bukan rekayasa mereka sendiri. Dan meraka adalah orang-orang yang dapat menghambakan dirinya dengan tulus kepada Allah.

    Warisan apakah yang mereka terima…?

    Dijelaskan dalam QS. 35 (Fathir): 31 bahwa pewaris menerima warisan berupa Al-Qur’an.

    QS. 29 (Al-Ankabut): 49
    Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim.

    Warisan berupa Al-Qur’an yang terang dan jelas tersimpan di dalam hati dan dengan itu hamba yang menjadi pewaris menjadikan Al-qur’an sebagai panduan hidup dan dengan Al-qur’an yang ada di dalam hati itu pula ia mampu menafsirkan Al-Qur’an yang tertulis dalam kitab.

    Mereka juga mewarisi ilmu yang dengan ilmu itu ia dapat bermusyahadah kepada Nur Allah. Merekalah orang-orang yang berhak diikuti dan dijadikan sebagai pemandu dalam melakukan perjalanan spiritual guna menuju pencerahan bathin, karena mereka mampu menghantarkan kembali kepada Nur Allah.
    Hal ini dijelaskan dalam Al-qur’an sebagai berikut:

    QS. 7 (Al-A’raaf): 172
    Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”,
    ==
    Setahu saya, Perbedaan Mendasar adalah Antara Syiah dan Sunni diletak jalur Al-Waris nya.
    Syiah Meyakini bahwa AL-Waris hanya sampai kepada Imam Mahdi (/12 imam),

    sedangkan Sunni, meyakini Al-Waris akan terus ada kepada dada-dada ulama yang dipilih Allah(tapi mereka tdk maksum- hanya manusia terpilih yang selalu berusaha mensucikan dirinya dengan dzikrullah dan syafaat Rasulullah) sampai sekarang terus sampai kiamat. merekalah Para pembantu/badal Imam Mahdi/Ulil Amri dan sebagai wasilah yang dipastikan tidak akan pernah terputus jalur silsilah keilmuannya (bukan keturunan) dan harus bertemu fisik. sampai kepada Ahlul Byt terus ke Baginda RasulullaH.

    Untuk Menyampaikan/mengajarkah ajaran Ahlul Byt yang tinggi/luhur/agung/sempurna diperlukan para pewaris yang memang ditunjuk Allah untuk dapat menyampaikannya.
    PEWARIS DITUNJUK OLEH YANG MEWARISI

  630. @penah Qalbu
    Alhamamdulillah. Puji Syukur hanya kepada Allah Rabbul Alamin.
    Terima kasih yang atas pencerahan anda. Semua anda sampaikan menurut saya sangat benar dan bermanfaat.
    Hanya ada satu yang menurut saya kurang sepaham (bukan tidak sepaham).
    Terjadi perbedaan antara Syiah dan Suni sepaham saya (saya tidak bermazhab Syiah atau Suni. Saya melihat dan mengikuti yang benar) terjadai bukan pewaris terakhir (Imam Mahdi) Tetapi terjadi Pasca Rasulullah.
    Setelah Khalifah Pertama hingga ke 4 permasalahan belum meruncing. Meruncingnya mulai dengan kekhalifaan Muawyiyah.
    Mazhgab Suni berpedoman::
    1. Sahabat2ku laksankan bintang gemilang kepadfa siapa pun kamu meniru (sebagai panutan) kamu akan mendapat petunjuk (Jami’ Baayaan al Ilmi Juz 9 hal.410; Kitabul Fadhail, Hadits ke 6359 dan al-Muwafagat juz 4 hal 76)
    2.Ibnu Hajar berkata: Sahabat adalah setiap orang yang berjumpa dengan Nabi Saww dalam keadaan Iman dan mati dalam keadaan Islam, baik lama atau sebentar pertemuannya, pernah mwriwayatkan dari beliau atau tidak, pernah berperang bersama beliau atau tidak, siapa yang melihat beliau walaupun tidak pernah duduk bersama beliau dan orang yang tidak dapat melihat beliau karena halangan (buta). (al-Ishabah fi Tamyiiz ash-Shahabah, I/7,8 dan 9
    3. Asy-Syathibi berkata: Sunah para sahabat adalah sunah dapat dijadikan dasar amalan dan rujukan (al-Muwaafagaat 4/74)
    Sedangkan Syiah Imamiyah mengklasifikasi sahabat sbb:
    1.Orang2 Munafik yang telah diebut dalam Alqur’an
    2.Orang2 Munafik yang tersembunyi yang dijelaskan dalam Alqur’an QS, at-Taubah 101
    3. Kelompok2 yang terdiri dari orang2 yang sakit hati QS. 33 :12
    4.Kelompok Samma’un (at Taubah 45-47)
    5. Kelompok orang2 yang mencampurkan amal kebajikan dan maksiat (at-Taubah 102)
    6. Kelompok yang hampir Murtad ( al Imran 154
    7.KIelompok orang2 Fasik (al Hujurat 6)
    8.Kelompok yang menyatakan Muslim tapi ternyata tidak beriman (al-Hujurat 14)
    9. Para Mu’allaf (Tafsir ath Thabari juz 21 hal.62; Ibnu Katsir juz 3 hal 362)
    10 Orang2 yang melarikan diri dalam pertempuran (al-Anfal 15-16)
    Mereka2 ini tidak bisa menjadi rujukan dan panutan
    Sedangkan sahabat2 yang tergolong dalam:
    1. As-Sabiiguna al-Awwaluun ( at-Taubah 100)
    2. Orang2 yang berbaiat dibawah pohon, yaitu sekelompok dari sahabat. (al.Fath 18)
    3. Orang2 Muhajirin 4 orang yang disfati Allah dalam al Hasyir ayat 8
    4.Ashab al Fath (al Fath 29)
    Sahabat2 yang tergolong dalam 4 kelompok ini bisa menjadi rujukan dan panutan.

    Karena pandangan Syiah Imamiyah demikian maka oleh golongan lain mereka dipredikatkan KAFIR, darahnya HALAL. Syiah Imamiyah bukan tidak mengakui mereka. Tapi tidak bisa menjadi rujukan dan panutan. Wasalam

  631. @aldj

    ….biasa dilakukan oleh seorang rabbi dlm agama budha.

    Kayaknya mas keliru, setahu sy rabbi adalah panggilan utk pendeta Yahudi, ga ada kaitannya dengan budha 🙂

    Salam

  632. 😀

  633. @armand n thruthseeker
    ya benar memang rabbi itu di yahudi,maksud saya rahib.
    trims.
    tp jgn itu yg jd fokus dong,g terlalu penting,yg sy tanyakan dr awal anda berdua blm menjwb secara jelas n dg dalil yg kuat

  634. @aldj

    apa perlu menjadi syiah utk berwilayah kpd imam ali,n apa perlu menjadi syiah utk mendapatkan syafaat dr imam ali

    Mas sepertinya bukan bertanya tapi sebaliknnya ingin menegaskan keharusan berwilayah ke Imam Ali, bukan? Makanya jawaban-jawaban kami tdk memberikan pencerahan, yang bisa sy artikan bukan itu jawaban yg “diinginkan” mas. Kalau sy, jawabannya tetap sama, bahwa kecintaan (dan ketaatan) kepada Imam Ali tdk harus bermazhab, dan hal ini juga telah dijalankan oleh para habib yang mulia dari mazhab Syafii (Jika tdk sepakat mohon ditanggapi mengapa).
    Saya tidak tau apakah mas punya dalil yg qathi yg mengisyaratkan keharusan berwilayah ke Imam Ali? Jika ya, tolong dong diungkapkan.

    Mengenai safaat sy rasa (sesuai pengetahuan sy tentang kebesaran Imam Ali) Imam Ali tdk akan memilah-milah mana dari Syiah mana bukan. Yang beliau pilah adalah mana yang memiliki itikad kecintaan dan ketaatan kepada beliau dan kepada para imam suci keturunannya.

    Salam

  635. @ aburahat
    menurut saya, memang cukup sulit dijelaskan jika saya mengatakan bahwa ulama yang mengaku suni (dituliskan anda) adalah bukan ulama suni versi saya, mungkin lebih ke suni wahabi x (wahabi inginnya dicap sunni asli :(( )
    wahabi gak usah dimasukan ke sunni dlm dialog kita, krn gak jelas.. hehe.

    tetapi diindonesia ini (itulah kenapa saya cinta Indonesia banget), masih sangat banyak yang mengagungkan para imam ahlul byat karena mengadari betul bahwa Allah dan Rasulullah sudah meridhoi mereka sebagai pemangku ulil Amri,

    jadi SUNNI versi saya apa? Yang Mengagungkan Allah, Rasulullah, Al-Quran, Sunnah yang senafas Al-Quran, yang menolak segala hal-hal negatif thd Rasululah (Termasuk fitnah Rasulullah kena tombak berdarah, rasulullah kena Racun, Rasululllah kena sihir, Rasulullah lupa ayat Quran, Rasulullah tidur diluar pintu, Rasulullah kelaparan/miskin, dan lain-lain yang dapat menfitah Rasulullah baik sadar/tdk sadar).juga yang mengajarkan ttng Awaludin Marifatullah, juga mengajarkan kunci perjalanan penghambaan adalah dengan marifaturrasul, juga mengajarkan bahwa seorang ulama/pewaris ilmu Rasulllah haruslah mau mempertanggung jawabkan semua yang disampaikan/diajarkan didunia dan akhirat, juga dapat mengajarkan murid-muridnya bermi’roj dalam shalat, juga dapat membawa murid2nya bertemu dengan kekasih-kekasih ALLAH termasuk imam Mahdi…PERTEMUAN itulah sebagai bukti bahwa kita sudah berada dijalur pendakian menuju KEBENARAN MUTLAK.

    Allahumma shali ala sayyidina Muhammad waala ali sayyidina muhammad

  636. @pena Qalbu
    Terima kasih saudara pena Qalbu. Dengan menegetahui siapa lawan diskusi kita, diskusi lebih terarah karena presepsi kita sama disamping itu segala masalah kita hadapi dengan pikiran yang jernih dan akal yang sehat. Sehingga kebenaran bisa kita dekati bukan kebenara menurut X. Wasalam

  637. @abu rahat

    anda mengatakan:
    @kembali ke aqidah yg benar
    Anda membawa hadits tersebut. Saya bawakan nash Alqur’an,
    Firman Allah dalam Surah al Anfal ayat 25 berbunyi:
    “Dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang2 yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya”
    Ibn Katsir,as-Suyuti, Syekh M. Abduh dan para mufassir lain menukil pernyataan seorang sahabat besar yang terjatuh dalam fitnah tersebut ia adalah Zubair b. al-Awwam, ia berkata
    “Firman Allah itu benar2 telah menakut nakuti kita dan ketika itu kita hidup bersama Rasulullah, kami tidak me menyangka bahwa ayat itu dikhususkan untuk kami. Dizaman Rasulullah SAW, Abubakar, Umar, Utsman dan kami tidak mengira bahwa kami adalah pemilik dari ayat tersebut sehingga terjadi dari kami apa yang terjadi”
    ( Hadits riwayat ibn Jarir dan abduh b. Humaid dari Hasan; Hadits riwayat Ibnu abi Syaibah, Nu’aim b Hammad, Ibn al-Mundzir, Ibnu Abi Hatim
    Hadits riwayat Ahmad, al Bazar, ibn Murdawaih dan ibn Asakir.
    Semua ini terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir 2/299,2/298-300; Tafsir ad Durr al–mantsur 4/46 dan banyak lagi.)

    Bagainana mungkin mereka Rasul jamin masuk surga sedangkan Allah mengancam mereka. Terkcuali anda seorang ahli hadits dan mendhaifkan hadits ini. Wasalam

    saya jawab:

    Anda salah memahami ayat ini. Ayat ini sebenarnya ditujukan kepada ummat tidak hanya kpd para sahabat saja yang tidak mencegah KEMUNGKARAN. Para sahabat yang tidak mencegah kemungkaran maka akan diancam oleh ayat ini, yaitu fitnah yg menimpa semuanya tidak hanya pelaku kezaliman saja.
    Masalahnya anda menuduh Abu bakar ra, ummar ra, Usman ra tidak dijamin masuk surga oleh ayat ini. SALAH BESAR.
    Karena 3 sahabt besar tadi selalu mencegah KEMUNGKARAN (amar ma’ruf nahi munkar) pada zaman Nabi saw. Sehingga dijamin masuk surga oleh Nabi saw.

    Terus anda bawa hadits:
    “Firman Allah itu benar2 telah menakut nakuti kita dan ketika itu kita hidup bersama Rasulullah, kami tidak me menyangka bahwa ayat itu dikhususkan untuk kami. Dizaman Rasulullah SAW, Abubakar, Umar, Utsman dan kami tidak mengira bahwa kami adalah pemilik dari ayat tersebut sehingga terjadi dari kami apa yang terjadi”

    Ya jelas 3 sahabat besar ini takut akan siksa dan azab, KALAU tidak melaksanakan AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.

    Jelas kan?

    Coba lihat:

    Tafsir Syaikh as-S’ady Terhadap Ayat 25 Al-Anfal:

    Firman-Nya, “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu”;
    yakni bahkan menimpa pelaku kezhaliman dan orang selainnya, hal ini terjadi bila kezhaliman sudah begitu nyata, namun tidak dirubah sehingga siksaan-Nya mencakup pelakunya dan orang selainnya. Cara memelihara diri dari fitnah (siksaan) ini adalah dengan mencegah kemungkaran, melibas pelaku kejahatan dan kerusakan dengan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbuat maksiat dan berbuat zhalim sebisa mungkin.

    Firman-Nya, “Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”;
    yakni bagi orang yang sengaja menantang kemarahan-Nya dan bersimpangan dengan hal yang diridlai-Nya. (Tys)

  638. @abu rahat

    jangan membawa dalil yg nggak NYAMBUNG dan sepotong-sepotong!
    Terasa aneh dan dipaksakan!

  639. @ kembali ke aqidah…
    anda mengatakan;
    Anda salah memahami ayat ini…dst, Karena 3 sahabt besar tadi selalu mencegah KEMUNGKARAN …dst.

    ho ho ho…seakan2 anda yg paling paham dgn ayat ini, padahal penjelasan anda sangat subyektif, apa maksudnya sihhhh…

    anda mengatakan;
    @abu rahat

    jangan membawa dalil yg nggak NYAMBUNG dan sepotong-sepotong!
    Terasa aneh dan dipaksakan!

    … justru anda yg ga punya dalil dan lebih ga nyambung kalee…

  640. @hade

    Inilah bukti kalau abu rahat mengambil sepotong2:
    Membiarkan Kemungkaran: Mengundang Siksaan

    (Tafsir QS al-Anfal [8]: 25)
    Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

    “Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfal [8]: 25).

    Tafsir Ayat

    Allah Swt. berfirman: Wa’ttaqû fitnah (Peliharalah diri kalian dari siksaan). Menurut Zubair bin al-Awwam, Hasan al-Bashri, as-Sudi, dan lain-lain ayat ini turun untuk para Sahabat yang terlibat dalam Perang Jamal. Ahmad, al-Bazzar, Ibnu Mundzir, Ibnu Mardawaih, dan Ibnu Asyakir menuturkan riwayat dari az-Zubair yang berkata, “Sesungguhnya kami membaca ayat ini pada masa Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Kami tidak mengira bahwa kamilah orangnya hingga fitnah itu terjadi di tengah-tengah kami. [1]Fitnah besar memang melanda mereka setelah peristiwa terbunuhnya Utsman ra. Sedemikian besarnya fitnah itu hingga menyulut peperangan di antara kaum Muslim pada Perang Jamal dan Perang Shiffin, terbunuhnya al-Husain, serta munculnya banyak bid‘ah dan kemungkaran. Bahkan fitnah itu terus berlangsung hingga kini dalam berbagai bentuk, mulai dari fanatisme kesukuan, tafarruq fî ad-dîn (perpecahan dalam agama), terpolarisasinya umat Islam dalam berbagai kelompok keagamaan dan politik. [2]

    Kendati begitu, ayat ini tidak bisa dibatasi hanya untuk MEREKA.
    Pasalnya, ungkapan ayat ini bersifat umum untuk seluruh kaum MUKMIN.
    [3] Huruf al-wâwu di awal ayat ini merupakan harf al-‘athf yang menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya. Seruan pada ayat sebelumnya, Yâ ayyuhâ al-ladzîna âmanû ‘stajîbû li Allâh wa li ar-Rasûl (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya), menunjukkan bahwa pihak yang diseru adalah seluruh kaum Mukmin.

    Kata ittaqû oleh ar-Razi, Ibnu Katsir, ash-Shabuni, dan beberapa mufassir lainnya dimaknai ihdarû (berhati-hatilah).[4] Artinya, kaum Mukmin diperintahkan untuk berhati-hati, waspada, dan menjauhi terjadinya fitnah. Menurut al-Asfahani, pada awalnya kata fitnah berarti masuknya emas ke dalam api agar terlihat kebagusannya dari kulit luarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini juga digunakan untuk menyatakan masuknya manusia ke dalam api. (Lihat: QS adz-Dzariyat [51]: 13).[5] Artinya, kata fitnah bisa berarti azab.

    Selain itu, fitnah juga bisa bermakna ikhtibâr atau balâ’ (ujian atau cobaan), seperti dalam QS Thaha (20) ayat 40. Sekalipun dalam penggunaannya lebih banyak digunakan untuk ujian yang bersifat sulit dan sempit, fitnah mencakup semua ujian atau cobaan, baik keadaan lapang maupun sempit. (Lihat: Allah Swt. berfirman: QS al-Anbiya’ [21]: 35).

    Dalam konteks ayat ini, menurut az-Zamakhsyari, al-Alusi, dan al-Baidhawi fitnah berarti dosa.[6] Termasuk dalam tindakan dosa itu adalah membiarkan kemungkaran, meremehkan amar makruf nahi mungkar, terjadinya perpecahan, munculnya banyak bid‘ah, malas berjihad dan semacamnya. [7]

    Dalam pandangan an-Nasafi dan al-Baghawi, fitnah bermakna azab. [8] Al-Khazin, al-Baghawi dan az-Zuhaili menafsirkannya sebagai ibtilâ’ dan ikhtibâr (cobaan dan ujian).[9]

    Berikutnya Allah Swt. berfirman: lâ tushîbanna al-ladzîna zhalamû minkum khâshshah (azab yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian). Dalam pengertian syariah, setiap perbuatan atau keyakinan yang menyimpang dari ketentuan syariah dapat dikategorikan sebagai azh-zhulm. Dengan demikian, al-ladzîna zhalamû adalah orang-orang yang melakukan pelanggaran dan penyimpangan terhadap syariah. Kata kum merujuk kepada kaum Mukmin. Dengan demikian, frasa ini memberikan peringatan kepada kaum Mukmin berkenaan dengan fitnah yang diakibatkan oleh perbuatan zalim yang dilakukan oleh sebagian orang Mukmin. Begitulah pemahaman para mufassir tentang ayat ini.[10]

    Agar realitas itu tidak terjadi, orang-orang yang tidak ikut mengerjakan kemaksiatan harus mencegahnya. Amar makruf nahi mungkar harus dilakukan. Jika tidak, musibah yang terjadi akibat kemaksiatan itu akan menimpa seluruh masyarakat secara umum. Kenyataan ini juga digambarkan dalam beberapa hadis. Rasulullah saw., misalnya, pernah bersabda:

    إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَّةَ بِعَمَلِ الْخَاصَّةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُونَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوهُ فَلاَ يُنْكِرُوهُ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهِ الْخَاصَّةَ وَالْعَامَّةَ

    Sesungguhnya Allah tidak mengazab manusia secara umum karena perbuatan khusus (yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang) hingga mereka melihat kemungkaran di tengah-tengah mereka, mereka mampu mengingkarinya, namun mereka tidak mengingkarinya. Jika itu yang mereka lakukan, Allah mengazab yang umum maupun yang khusus. (HR Ahmad).

    Ayat ini diakhiri dengan firman-Nya: wa‘alamû anna Allâh syadîd al-‘iqâb (Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya). Hukuman yang sangat keras itu ditujukan kepada orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Ancaman itu kian mendorong kaum Mukmin untuk tidak ragu dan takut melakukan amar makruf nahi mungkar. Sebab, jika mereka mengabaikannya, mereka juga akan mendapatkan siksa-Nya yang amat dahsyat.

    Pentingnya Amar Makruf Nahi Mungkar

    Banyak pelajaran penting diberikan ayat ini. Pertama: penyimpangan terhadap syariah Allah Swt. akan mengakibatkan terjadinya fitnah, kerusakan, dan azab. Ini juga ditegaskan dalam beberapa ayat lain, seperti firman Allah Swt.:

    Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan karena perbuatan tangan-tangan manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS ar-Rum [30]: 41).

    Hampir semua mufassir sepakat, yang dimaksud dengan bimâ kasabat aydî al-nâs adalah kemaksiatan dan perbuatan dosa yang dikerjakan manusia. Ditegaskan dalam ayat ini, perbuatan maksiat itulah yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan nyata di daratan dan lautan. Dalam bentuk yang lebih spesifik, Nabi saw. menjelaskan, maraknya zina dan riba sebagai penyebab kehancuran sebuah masyarakat. Rasulullah saw. bersabda:

    إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ الله‏ِِ

    Apabila zina dan riba telah tampak di suatu kampung, sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah bagi mereka. (HR ath-Thabarani dan al-Hakim).

    Oleh karena kekufuran, kemaksiatan, dan perbuatan dosa merupakan penyebab terjadinya kerusakan. Tidak jarang, al-Quran menyebut semua tindakan itu dengan kerusakan. Seruan terhadap kaum munafik agar tidak berbuat kerusakan dalam QS al-Baqarah (2) ayat 11, misalnya, dipahami sebagai larangan berlaku kufur, syirik, dan maksiat.

    Kedua: fitnah, kerusakan, atau azab yang terjadi akibat perbuatan maksiat itu tidak hanya menimpa pelakunya, namun juga orang lain yang tidak terlibat langsung. Realitas ini digambarkan Rasulullah saw. dengan sabdanya:

    مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُوْدِ اللهِ وَالْوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوْا عَلَى سَفِيْنَةِ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِيْنَ فِيْ أَسْفَلَهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوْا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا ِفي نَصِيْبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعًا وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيِدِيْهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيْعاً

    Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang berbagi-bagi tempat di sebuah kapal, sebagian dari mereka ada yang mendapatkan bagian atas kapal, dan sebagian lainnya mendapatkan bagian bawahnya. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika hendak mengambil air, melewati orang-orang yang berada di atas mereka. Mereka berkata, “Seandainya kita melubangi bagian kita dari kapal ini, niscaya kita tidak akan mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.” Apabila mereka semua membiarkan orang-orang tersebut melaksanakan keinginannya, niscaya mereka semua akan binasa; jika mereka mencegah orang-orang tersebut, niscaya mereka selamat dan menyelatkan semuanya. (HR al-Bukhari).

    Ilustrasi Rasulullah saw. itu amat sesuai dengan realitas kehidupan. Sebagai contoh, korupsi dan privatisasi sumber daya alam milik umum adalah perbuatan maksiat. Ketika perbuatan itu dikerjakan oleh segelintir orang yang menjadi penguasa di negeri ini dan berakibat kepada kebangkrutan negara, seluruh rakyat ikut menanggung akibatnya. Demikian juga penggundulan dan pembakaran hutan. Banjir bandang, tanah longsor, dan pengapnya asap akibat perbuatan maksiat itu dirasakan seluruh orang.

    Ketiga: agar peristiwa mengerikan itu tidak terjadi, setiap kemungkaran harus dicegah. Syariah telah mewajibkan pelaksanaan amar makruf nahi mungkar. Syariah juga menetapkan beberapa mekanisme untuk memberantas kemungkaran. Secara individual, setiap Muslim yang melihat kemungkaran wajib mengubahnya dengan tangannya, atau dengan lisannya, atau dengan hatinya; dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim dari Abu Hurairah dan Ahmad dari Abu Said al-Khudri). Kewajiban melakukan amar makruf nahi mungkar juga dibebankan kepada kelompok, jamaah, atau partai dari kaum Muslim (QS Ali Imran [3]: 104).

    Kewajiban mencegah kemungkaran juga ditugaskan kepada penguasa. Penguasa dibebani tugas untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada setiap pelaku kemaksiatan. Telah maklum, dalam Islam terdapat empat jenis sanksi bagi pelaku kriminal, yakni hudûd, jinâyât, ta’zîr, dan mukhâlafât. Pemberlakuan berbagai sanksi tegas itu dapat mencegah berkembangnya kemaksiatan dan kemungkaran di tengah-tengah masyarakat.
    Oleh karena amar makruf nahi mungkar merupakan sebuah kewajiban, meninggalkannya merupakan kemaksiatan. Wajarlah jika suatu masyarakat meninggalkan aktivitas ini, mereka semua tertimpa musibah. Disadari atau tidak, membiarkan kemaksiatan sama halnya dengan bersekutu dalam maksiat.

    Wallâh a‘lam bi ash-shawâb.

    Kesimpulannya:
    1. Ayat ini bersifat umum, yaitu kepada seluruh kaum
    mukmin. Tidak hanya kepada sahabat saja.
    2. Ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang
    bermaksiat kepada-Nya, dan takut melakukan
    amar makruf nahi mungkar. Sebab, jika mereka
    mengabaikannya, mereka juga akan mendapatkan
    siksa-Nya yang amat dahsyat.

    Saya bertanya kepada anda, APAKAH ABU BAKAR ra, Ummar ra, dan Usman ra TIDAK mencegah kemungkaran, TIDAK berjihad untuk melawan fitnah, juga selalu melakukan kemaksiatan SEHINGGA MEREKA tidak berhak DIJAMIN MASUK SURGA?

  641. @ hade & abu rahat

    Mengambil riwayat sepotong2 adalah ciri khas kaum syiah untuk MENGHUJAT sahabat ra. Selain penafsiran yang aneh2 dan dangkal terhadap riwayat2 dari salafy.
    berhati-hatilah…….

  642. @abu rahat

    Ayat ini dan penafsirannya (tafsir yg betul dan lengkap lho..) sama sekali tidak bertentangan dengan hadits 10 sahabat dijamin masuk surga. Dan tidak menyanggah 10 sahabat dijamin masuk surga.

    Kecuali orang2 yang PICIK dan PARSIAL seperti anda yg berpendapat ayat ini menyanggah hadits 10 sahabat dijamin masuk surga.

  643. @kembali keaqidah yang benar

    Anda senang menfitnah ya anda mengatakan:Anda salah memahami ayat ini. Ayat ini sebenarnya ditujukan kepada ummat tidak hanya kpd para sahabat saja yang tidak mencegah KEMUNGKARAN. Para sahabat yang tidak mencegah kemungkaran maka akan diancam oleh ayat ini, yaitu fitnah yg menimpa semuanya tidak hanya pelaku kezaliman saja.
    Masalahnya anda menuduh Abu bakar ra, ummar ra, Usman ra tidak dijamin masuk surga oleh ayat ini. SALAH BESAR.
    Karena 3 sahabt besar tadi selalu mencegah KEMUNGKARAN (amar ma’ruf nahi munkar) pada zaman Nabi saw. Sehingga dijamin masuk surga oleh Nabi saw.

    Saya tidak menuduh saya bukan anda. Saya membawa riwayat seperti tertulis diatas. Marahi mereka katakan mereka menfitnah.
    Anda yang seperti ahli hadits tapi tidak tahu apa2 asal ngomong aja. Tanpa dasar. Anda hanya tukang COPAS

  644. @kembali …..

    Hadits jaminan masuk surga kepada 10 orang ini seharusnya jangan ditonjol-tonjolkan oleh para pemuja sahabat. Ia malah menunjukkan ketidak-utamaan sahabat.

    Salam

  645. arman

    Bagi yang mengerti.. :mrgreen:

    Kenapa redaksinya tidak: “semua sahabatku masuk surga”

    Begitu maksudnya arman?

    Wassalam

  646. Hadis 10 orang dijamin syurga itu kelihatannya bermasalah besar.

    Bukankah Talha dan Zubair yg dijamin itu adalah penyulut fitnah hingga terbunuhnya Usman yg juga dijamin syurga?

    Apakah yg menyulut dan yg yg terbunuh sama2 menempati makam yg sama…di syurga?

    Salam Damai

  647. @truthseeker

    🙂

  648. @abu rahat
    anda mengatakan:
    Saya tidak menuduh saya bukan anda. Saya membawa riwayat seperti tertulis diatas. Marahi mereka katakan mereka menfitnah.
    Anda yang seperti ahli hadits tapi tidak tahu apa2 asal ngomong aja. Tanpa dasar. Anda hanya tukang COPAS

    saya jawab:
    kalau anda membawa riwayat, saran saya jangan sepotong2.
    Anda sudah COPAS juga SEPOTONG2 lagi,
    pahami copasan saya, karena saya bukan ahli tafsir al-qur’an.
    Apakah isinya menghujat sahabat atau tidak?
    Dan saya lihat tafsirnya (tafsir yg betul) sama sekali tidak memfitnah sahabt.
    Sekali lagi kalau membawa riwayat dari salafy
    JANGAN SEPOTONG2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    (Ibarat 3 orang buta, ingin mengetahui tentang gajah)
    Bisa menimbulkan persepsi yg berbeda.

  649. @truthseeker08

    Apakah anda ingin menulis:
    “selain 10 sahabat akan masuk neraka?”
    (hanya bertanya……………….lho, kalau jawabannya TIDAK ya syukur alhamdulillah)

  650. @HADI

    aah… persepsi lagi, lari2nya penafsiran lagi…

    Hadits 10 sahabt dijamin surga, sudah jelas2 SAHIH.
    Kenapa diperdebatkan lagi. Kecuali anda ingin menjadi ahli hadits, ingin merubah derajat kesahihannya?

    Saya sudah muaaaaaaaaaaaak dengan penafsiran yg aneh2.

    Kenapa sih, tidak ada ruang di hati anda untuk tidak memfitnah sahabat?
    Apalagi yg sudah dijamin.

    Saya jadi semakin phobia dengan yg namanya SYIAH.

  651. @hadi

    Jangankan anda, presiden iranpun menghujat 2 sahabat Rasul saw.

    Di tengah eforia kemenangannya dalam pemilu Iran yang baru saja digelar, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

    Kecaman dan hinaan Ahmadinejad itu—lebih gila lagi—disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pemilu Iran.

    Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Rafidi Khomeini.

    Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”

    Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya.

    Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad sudah sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Bahkan, pendahulu Ahmadinejad, Rafidi menghina dan menganggap remeh alias menyepelekan 90% Muslim seluruh dunia.

    Namun demikian, masih banyak juga pihak atau pengagum Rafidi dan pengingkar sahabat Rasul lainnya seperti Ahmadinejad ini. Mereka adalah orang yang tidak menyadari gerakan Syiah atau mereka yang tak mau memahami rejim 12 Imam ini yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul. (sa/alqimmah/sunni-news/ayandenews)

    Sumber:

    http://www.eramuslim.com/berita/dunia/innalillahi-ahmadinejad-menghina-dua-sahabat-rasul.htm

    Mahmud Ahamadinejad dikecam di mana-mana

    Media internet dan milis di Timur Tengah ramai mengomentari masalah hinaan Ahmadinejad Presiden Iran terhadap dua sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Karena sama sekali penjelekan terhadap sahabat Nabi itu tidak layak bagi siapapun, apalagi penghujatnya seorang presiden. Sedangkan dua sahabat yang dijelekkan itu telah diyakini oleh Ahli Sunnah, termasuk dijamin (diberi khabar gembira) masuk surga oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Di antara kecaman yang bertubi-tubi terhadap Ahmadinejad akibat hinaannya terhadap Thalhah dan Zubair alaihimas salam itu, ada kecaman yang sopan dari Dr Auni anggota Majelis Syura Saudi Arabia yang disampaikan lewat situs islamtoday.

    Dr Sharif Hatim bin Arif Al-Auni anggota Majlis Syura Saudi mengkritik hinaan yang dilakukan Presiden Iran Mahmud Ahamdinejad terhadap dua shahabat besar, Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Al-Awwam radhiyallahu ‘anhuma. Auni berkata kepadanya, sesungguhnya engkau telah menjelekkan symbol semilyar Muslim Ahlis Sunnah dengan penjelekan yang memuncak dengan perkataan kacaumu terhadap dua orang besar symbol Islam bagi mereka.

    Dr Auni mengatakan dalam penjelasan lewat alislam alyaum (islamtoday) satu naskah diantaranya: Sesungguhnya tidak layak pada tokoh politik besar dalam tarap Kepala Negara untuk berbuat demikian, karena akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, dan menambah nyala api golonganisme di wilayah itu sampai pada tarap baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Dr Auni meminta, Ahmadinejad mesti harus mengajukan permintaan maaf secara resmi dari apa yang telah terlanjur darinya mengenai hak dua sahabat besar. Dan dia (Dr Aun) berkata: Surat ini walaupun surat khusus dariku, tetapi tuntutan untuk minta maaf itu adalah sebenarnya tuntutan ratusan juta dari Ahlus Sunnah di dunia dari orang yang memperolah keburukan ini darimu yang terhormat. Di samping adanya tuntutan dari umumnya Ahlis Sunnah, maka juga tuntutan pribadi-pribadi dari orang yang menyepakatiku mengenai keyakinan dari keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu sungguh saya merasakan sakit sekali karena kekacauan ucapanmu yang mulia terhadap dua symbol yang besar ini.

    Dikutip dari situs islamtoday, 21 Jumadil tsaniyah 1430.

    Teks dari Dr Auni sebagai berikut:

    فخامة الرئيس محمود أحمدي نجاد وفقه الله تعالى
    رئيس جمهورية إيران الإسلامية
    السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

    لقد استمع العالم الإسلامي لخطابكم الأول والثاني الذي تعرضتم فيه لشخصيتين عظيمتين في التاريخ الإسلامي ,وهما شخصيتا الصحابيين الجليلين :طلحة بن عبيد الله والزبير بن العوام رضي الله عنهما ,وهما عند أهل السنة (على الأقل) من سادة الأمة الإسلامية واثنان من العشرة المبشرين بالجنة .وقد اعترف فخامتكم في خطابكم الثاني أنهما كانا قد قدما خدمات جليلة للإسلام بحضرة النبي صلى الله عليه وسلم وفي حياته , ولكنكم وللأسف الشديد عدتم على هذا الثناء بالنقض ,عندما وصفتموهما بأنهما قد نكثا العهد بسبب ما حصل في موقعة الجمل ,وأنهما بذلك قد فقد المميزات التي استحقاها بجهادهما وبذلهما مع رسول الله صلى الله عليه وسلم .فبغض النظر عن الروايات التاريخية الملفقة أو المجتزأة التي تعزز رأيكم هذا حسب وجهة نظر أهل السنة ,وبغض النظر عن التفسيرات البعيدة للحوادث الثابتة في التاريخ ,وبغض النظر عن اللغة المتطرفة التي كتبت هذا الموضوع في الكتب الدينية والتاريخية لدى الشيعة والتي تبلغ حدا غاليا من التطرف , وحسب وجهة نظر أهل السنة أيضا ,بغض النظر عن ذلك كله وعن المناقشات الطويلة لأهل السنة له ,فلم يكن من المنتظر منكم ,وأنتم رئيس دولة ,أن تسيئوا إلى مشاعر مليار مسلم من أهل السنة هذه الإساءة البالغة بتعرضكم لاثنين من كبار رموز الإسلام عندهم, ولا يليق برجل سياسة كبير في مستوى رئيس دولة أن يفعل ذلك ؛لأنه سيخسر بذلك أكثر مما يربح ,ويزيد من النار الطائفية في المنطقة اشتعالا ,ويصل بها مستوى جديدا ,لم يكن قد وصل إليه سابقا ,فقد كان سابقا يقوده صراحة بعض رجال الدين وحدهم , فأصبح بخطابكم هذا يقوده السياسيون صراحة أيضا ,بل يقوده رئيس دولة مثل فخامتكم.

    ومع أني لا أسمح لنفسي هنا أن أناقشكم في قناعتكم الخاصة التي يوافقكم عليها عدد كبير من أبناء أمتكم العظيمة ,ويخالفكم فيها أهل السنة كلهم ,وهم الغالبية الكبرى من المسلمين ؛إلا أن المنتظر من فخامتكم أن تعتذروا للعالم الإسلامي عن هذه الإساءة , فالقناعات الخاصة لا تجيز الإساءة لمشاعر مئات الملايين من المسلمين ,وإذا كان الله تعالى قد نهانا أن نسب الأوثان التي كان يعبدها المشركون لكي لا يؤدي ذلك إلى مفسدة أعظم, وذلك في قوله تعالى (ولا تسبوا الذين يدعون من دون الله فيسبوا الله عدوا بغير علم ) فمن باب أولى أن يكون مما ينهانا عنه الله تعالى أن نعلن بشتم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ورضي الله عنهم أجمعين للسبب نفسه , وهو أن شتمهم سيزيد من نار الطائفية اشتعالا في المنطقة وسيسئ إلى مشاعر مليار مسلم .

    وهذا الخطاب وإن كان خطابا خاصا مني ,لكن المطالبة بالاعتذار هي في الحقيقة مطلب مئات الملايين من أهل السنة في العالم ممن ساءهم هذا التناول من فخامتكم ,وأضيف إلى كونه مطلبا من عموم أهل السنة فهو أيضا مطلب يخصني ويخص من يوافقني الاعتقاد من آل بيت النبي صلى الله عليه وسلم , وهو أني تألمت كثيرا لتعرض فخامتكم لهذين الرمزين الكبيرين , وأومن أن جدي أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه لو كان موجودا لتألم أكثر مني , لعظيم محبته لهما ,ولعلمه بحقيقة ما حصل مما لا يطعن في دين هذين السيدين الجليلين ولا يبطل جهادهما وبذلهما العظيمين لتوطيد أركان الدين ونصرة الإسلام. ولا أتصور كيف يحتمل فخامتكم إيذاء جدي أبي السبطين رضي الله عنه (ولو احتمالا) ,وإيذاء مشاعر عشرات الألوف من ذريته من أهل السنة ) يقينا ).

    فخامة الرئيس ليتكم تقودون أمتكم العظيمة إلى تجاوز التأزمات التاريخية القديمة إلى انفراج عقلاني مصلحي ,يبدد الأوهام التاريخية ويزيل الاحتقان الذي خلفته لعصرنا الحاضر .وخطابكم الأخير بخلاف ذلك تماما ,فهل تفكرون مليا في إعادة النظر فيه ؟

    وفق الله فخامتكم إلى ما فيه خير بلادكم وشعبكم ,وأن يعينكم مع بقية قادة العالم الإسلامي على توحيد الصف ونصرة الإسلام والمسلمين .

    والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته ،،،
    وكتب

    د/الشريف حاتم بن عارف العوني

    عضو مجلس الشورى السعودي

    http://www.islamtoday.net/albasheer/artshow-12-114495.htm

    PENULIS : Ustadz Hartono Ahmad Jaiz
    SUMBER : http://www.nahimunkar.com/innalillahi-ahmadinejad-menghina-dua-sahabat-rasul/

  652. HUKUM MENCELA SAHABAT

    Hukum bagi orang yang mencela atau mendiskreditkan para sahabat terbagi menjadi beberapa tingkatan :

    * Apabila orang tersebut mencela mereka sehingga celaannya itu melahirkan konsekuensi kafirnya semua sahabat atau sebagian besar di antara mereka, atau mendudukkan mayoritas mereka ke dalam golongan orang-orang fasik, maka tindakan semacam ini tidak diragukan lagi tentang kekafirannya. Karena dia telah berani mendustakan Allah, Rasul-Nya dan berdusta atas nama agama.
    * Orang yang mencaci mereka atau mengolok-olok perbuatan mereka. Dalam hal ini ada dua pendapat ulama tentang status kekafirannya. Perbedaan ini muncul disebabkan adanya perbedaan hukuman yang dijatuhkan akibat laknat yang muncul karena kemarahan temporal dengan laknat yang muncul akibat kemarahan permanen yang bersumber dari keyakinan hati
    * Orang yang mendiskreditkan mereka akan tetapi tidak sampai merusak citra keadilan dan agama mereka, seperti dengan menyebut mereka sebagai orang yang pengecut, pelit, tidak zuhud dan semacamnya, maka orang yang melakukan perbuatan seperti itu berhak menerima ta’zir (hukuman khusus) yang keras, ditahan dan dibatasi aktifitasnya oleh pemerintahan Islam. (lihat Al Is’aad, hal. 79)

    MENYIKAPI POLEMIK YANG TERJADI DI KALANGAN PARA SAHABAT

    Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Sikap mereka (Ahlus Sunnah) dalam menyikapi hal itu ialah; sesungguhnya polemik yang terjadi di antara mereka merupakan (perbedaan yang muncul dari) hasil ijtihad dari kedua belah pihak (antara pihak ‘Ali dengan pihak Mu’awiyah, red), bukan bersumber dari niat yang buruk. Sedangkan bagi seorang mujtahid apabila ia benar maka dia berhak mendapatkan dua pahala, sedangkan apabila ternyata dia tersalah maka dia berhak mendapatkan satu pahala. Dan polemik yang mencuat di tengah mereka bukanlah berasal dari keinginan untuk meraih posisi yang tinggi atau bermaksud membuat kerusakan di atas muka bumi; karena kondisi para sahabat radhiyallahu’anhum tidak memungkinkan untuk itu. Sebab mereka adalah orang yang paling tajam akalnya, paling kuat keimanannya, serta paling gigih dalam mencari kebenaran. Hal ini selaras dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik umat manusia adalah orang di jamanku (sahabat).” (HR. Bukhari dan Muslim) Dengan demikian maka jalan yang aman ialah kita memilih untuk diam dan tidak perlu sibuk memperbincangkan polemik yang terjadi di antara mereka dan kita pulangkan perkara mereka kepada Allah; sebab itulah sikap yang lebih aman supaya tidak memunculkan rasa permusuhan atau kedengkian kepada salah seorang di antara mereka.” (Mudzakkirah ‘alal ‘Aqidah Wasithiyah, hal. 82)

    Kemuliaan Para Sahabat Nabi

  653. @ARMAND

    apakah anda ingin menyanggah atau ingin saya untuk mempertanggungjawabkan COPASAN saya di atas?
    Karena sebelum saya COPAS pun rekan2 anda sudah menulis dan menunjukkan iktikad untuk menghujat sahabat ra.

  654. @ Kembali…
    anda mengatakan:

    Saya bertanya kepada anda, APAKAH ABU BAKAR ra, Ummar ra, dan Usman ra TIDAK mencegah kemungkaran, TIDAK berjihad untuk melawan fitnah, juga selalu melakukan kemaksiatan SEHINGGA MEREKA tidak berhak DIJAMIN MASUK SURGA?

    Saya jawab:
    1. Silahkan baca buku sejarah versi manapun, apakah mereka pernah “TIDAK mencegah kemungkaran” atau bahkan berbuat sesuatu yg efeknya sprti bola salju yg terus menggelinding.
    Seseorang yg pernah berbuat mencegah kemungkaran bukan berarti ia pasti tidak pernah berbuat mungkar, kecuali ada jaminan pensucian langsung dari Allah Ta’ala, saya pikir ada sesuatu yg salah dgn logika anda, maaf mas.
    2. “DIJAMIN MASUK SURGA”, beratt…..
    Suatu perbuatan tidak selalu otomatis menggugurkan perbuatan lainnya, aplg bobot dan efek masing2 perbuatan berbeda2, saya sama sekali tidak bermaksud mencela siapapun, hukum kausalitas sprti ini berlaku umum lahhh utk siapapun. Sy hanya menuntut anda utk bersikap dan berpikir seobjective mungkin, apa adanya laaahhh….

    – Salam Damai

  655. @kembali ke aqidah….

    Kok ditujukan ke saya? Apa hubungannya sy dgn Iran/Ahmadinejad? :mrgreen:

    Salam

  656. @kembali ke aqidah…

    Copas anda mengenai HUKUM MENCELA SAHABAT dan MENYIKAPI POLEMIK YANG TERJADI DI KALANGAN PARA SAHABAT benar-benar membuat sy gemas. 🙂

    Salam

  657. @kembali ke aqidah yg benar,

    Diantara hadis yg anda sajikan diantaranya : “…bagi seorang mujtahid apabila ia benar maka dia berhak mendapatkan dua pahala, sedangkan apabila ternyata dia tersalah maka dia berhak mendapatkan satu pahala…”

    Komentar:
    Menurut saya apabila Mujtahid tsb salah maka katakan salah, apabila benar katakan benar. Jangan dibuat remang2 dapat pahala satu dan dua segala. Enak benar Mutahid tsb, benar dan salah tetap aja dapat pahala. Pantesan banyak Ulama yg REMANG-REMANG, karena merujuk kepada hadis tsb.

    Salam

  658. @kembali

    Ada banyak masalah yg tidak beres Mas ttg hadis yg anda jaja itu.

    1. Ia tidak mengikat Syiah utk menerimanya kerana ia tiada dlm literatur Syiah

    2. Hadis ini sendiri dari mazhab anda dinyatakan bermasalah:

    Hadis itu memiliki dua sandaran (sanad) yang kedua-duanya tidak dapat dipercaya.

    Sanad pertama hadis itu kembali kepada pribadi yang bernama Humaid bin Abdurrahman bin Auf, dimana konon Umaid menukil hadis tersebut dari ayahnya, Abdurrahman. Padahal sewaktu ayahnya meninggal, Humaid masih berusia kanak-kanak, 10 tahun. (Tahdzib at-Tahdzib 3/40)

    Sanad kedua kembali kepada pribadi Abdullah bin Dzalim dimana kepribadiannya sangat ditentang oleh para ulama ilmu hadis Ahlusunnah sendiri, seperti: Bukhari, Ibnu ‘Adi, Aqili dan selainnya. (Tahdzib at-Tahdzib 5/236, adz-Dzu’afaa’ al-Kabir 2/267, al-Kamil fi adz-Dzu’afaa’ 4/223)

    3. Anda tidak menjawab persoalan, bagaimana yg terbabit dgn pembunuhan (Talhah dan Zubair)dan yg terbunuh (Usman) sama2 berada di syurga?

    4. Cuba anda perhatikan hadis shahih ini pula:

    Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, niscaya ia akan menemui Allah kelak pada Hari Kiamat tanpa memiliki hujjah, dan siapa saja yang mati, sementara tidak ada baiat di pundaknya, maka ia mati seperti kematian jahiliah. (HR. Muslim)

    Lalu…sejarah membuktikan bagaimana Talhah dan Zubair bukan sahaja membangkang terhadap Usman, bahkan terhadap Imam Ali juga hingga tercetusnya Perang Jamal.

    Dengan ini…tidakkah aneh hadis yg anda bawakan itu utk dijadikan hujjah?

    Mas…kami juga muak dgn dalil2 sepihak anda yg bukan saja tidak menepati etika dialog bahkan lemah utk dijadikan hujjah.

    Apakah tidak ada ruang di hati anda utk melihat kebenaran…

    Phobia anda pada Syiah justru kerna kebenaran itu pahit utk anda telan

    Salam Damai

  659. mereka mengatakan:
    “hari gini masih aja bicara seperti ini
    mereka antek-antek israel
    mereka didirikan oleh Tokoh Yahudi
    mereka begini-mereka begitu…

    HEIII!!!ii siapa yang mampu
    “membongkar sejarah sambil melepaskan satelit dan roket ke angkasa

    “membungkam barat dan orientalis pada saat yang sama menegakkan demokrasi terbesar sepanjang sejarah

    bersabar ditekan terus baik oleh lawan, setengah lawan maupun yang mengaku kawan, pada saat yang sama menjadi magnet umat dunia

    mengangkat muka di hadapn zionis dengan pengorbanan darah-darah suci ribuan tahun silam sekaligus menjadi kiblat penetahuan untuk yang haus

    terdepan dalam akal dan teknologi sekaligus terhebat dalam keyakinan akan Al Mahdi

    Terkenal dalam politik dan hubungan internasional seklaigus sufi-sufi dalam kesendirian

    siapa..siapa yang mampu…..

    bangunlah, bukan mata-buka telinga, singkirkan tempurung kelapamu, mau sampai kapan merasa nyaman berada di bawah persembunyianmu… lihatlah fakta, hari gini masih mau aja dibodohi sama doktrin gak jelas dan membelenggu…

    sungguh bukannya mata ini yang buta
    juga telingan yang menambah tuli
    apalagi mulut yang tak mau membaca
    tapi butanya hati telah terkunci……

  660. Utk Secondprince/Ressay :
    Tulisan ini khusus utk anda berdua. Silahkan hapus setelah membacanya.
    Anda kan “bersemangat” sekali membahas penyimpangan para sahabat. Namun anda tak minat membahas penyimpangan di Era Kulayni (dengan paham Goibnya Imam Mahdi dalam 2 phase) serta penyimpangan di era Mufid (sesudahnya) yg berkaitan dengan terbitnya Kitab Sulaim. Dua penyimpangan diatas tergolong TIADA TARA nya karena melahirkan suatu paham/ajaran yg sekarang dianut Syiah Imamiah. Anda mungkin terlupakan membahas penyimpangan ini karena terlalu sibuk dengan program NGRASANI Abubakar, Umar, Usman.
    Kitab Sulaim mulai terbit/dipublikasikan sekitar abad 6H setelah kitab itu dibacakan oleh Al Rais Al Ali Abu Al Baqa th 565 H. Kitab tersebut KATANYA ditulis oleh Sulaim bin Qois sahabat Imam Ali Ra. Suatu kitab yg ditulis di abad 1 H namun baru terbit abad 6 H, dengan alas an bahwa kitab tersebut adalah rahasia. Hanya orang terpercaya saja yg menyimpannya.
    Namun di kitab Biharul Anwar oleh Majlisi (abad 10H) bahwa Jafar Shodiq berkata :
    “ sesiapa di kalangan Syiah kami dan pecinta kami tidak memiliki kitab Sulaim bin Qois al Hilali maka mereka tak mengetahui urusan kami dengan sebenarnya. Mereka tak mengetahui sesuatupun daripada sebab sebab kami. Ia adalah abjad Syiah yg mengandung rahasia daripada rahasia keluarga nabi Muhammad SAW.”
    Maka tersirat bahwa Imam Jafar Shodiq mengetahui bahkan mewajibkan Umat Syiah utk mengetahui kitab tersebut.
    Namun sayang, di Era Kulayni dan para Wakil Imam (abad 4H) tak ada yg mengetahui keberadaan kitab tersebut. Lihat saja di Al Kaffy oleh Kulayni, juga di kitab Manla Yaduru al Faqih oleh Saduq (akhir abad 4H), tak ada satu tex pun yg me -nyebut2 adanya Kitab Sulaim yang katanya diwajibkan Jafar Shodiq.
    Kitab Sulaim oleh Al Rais katanya diperoleh dari Syeh Al Amin al Alim Abu Abdullah bin Ahmad bin Talal Al Miqdad yg memperolehnya dari Mufid bin Tussi. Lihat saja nama2 ini. Diantara mereka inilah yg MENGARANG kisah Kitab Sulaim. Diantara mereka inilah yg BERTANGGUNG JAWAB atas kebohongan/penyimpangan yg TIADA TARA nya tsb. Agar anda membahasnya jika ingin benar2 MENCARI KEBENARAN, sehingga tak ada kesan blog ini hanya sebagai PENCARI PEMBENARAN.

  661. oh itu to bedanya….kekekek

  662. Sebelum terjadi ZilZal atau time-quake, Maghty sebenernya telah turun, tetapi setelah 300 tahun, setelah mekanisme penjelajahan waktu dapat diwujudkan, 2 hari sebelum pelaksanaan, Yahudi mencuri perangkat tersebut, dan Alois Hiedler kembali ke tahun 1938, ia menghalangi Alias Adler untuk mempersatukan dunia.

    Akibatnya, Mighty dibekukan di kahfi, kedatangannya ditunda hingga 2247. Pada 2050 nanti, Mathias akan menghancurkan tembok berlin.

  663. @dede
    @ hadi

    Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun tak sepantasnya kita menafikan (meniadakan) hadits dhoif, karena hadits dhoif banyak pembagiannya, Dan telah sepakat jumhur para ulama untuk menerapkan beberapa hukum dengan berlandaskan dengan hadits dhoif.

    Hadits dhoif ini banyak pembagiannya, sebagian ulama mengklasifikasikannya menjadi 81 bagian, adapula yang menjadikannya 49 bagian dan adapula yang memecahnya
    dalam 42 bagian, namun para Imam telah menjelaskan kebolehan beramal dengan hadits dhoif bila untuk amal shalih, penyemangat, atau manaqib, inilah pendapat yang
    mu’tamad, namun tentunya bukanlah hadits dhoif yang telah digolongkan kepada hadits palsu.

    Sebagian besar hadits dhoif adalah hadits yang lemah sanad perawinya atau pada matannya, tetapi bukan berarti secara keseluruhan adalah palsu, karena hadits palsu
    dinamai hadits munkar, atau mardud, Batil, maka tidak sepantasnya kita menggolongkan semua hadits dhaif adalah hadits palsu, dan menafikan (menghilangkan) hadits dhaif karena sebagian hadits dhaif masih diakui sebagai ucapan Rasul saw, dan tak satu muhaddits pun yang berani menafikan keseluruhannya, karena menuduh seluruh hadist dhoif sebagai hadits yang palsu
    berarti mendustakan ucapan Rasul saw dan hukumnya kufur.
    Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang sengaja berdusta dengan ucapanku
    maka hendaknya ia bersiap siap mengambil tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari
    hadits no.110),
    Sabda beliau SAW pula : “sungguh dusta atasku tidak sama dengan dusta atas nama
    seseorang, barangsiapa yang sengaja berdusta atas namaku maka ia bersiap siap
    mengambil tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari hadits no.1229),
    Cobalah anda bayangkan, mereka yang melarang beramal dengan seluruh hadits dhoif
    berarti mereka melarang sebagian ucapan / sunnah Rasul saw, dan mendustakan
    ucapan Rasul saw.

    Wahai saudaraku ketahuilah, bahwa hukum hadits dan Ilmu hadits itu tak ada di zaman
    Rasulullah saw, ilmu hadits itu adalah Bid’ah hasanah, baru ada sejak Tabi’in, mereka membuat syarat perawi hadits, mereka membuat kategori periwayat yang hilang dan tak dikenal, namun mereka sangat berhati hati karena mereka mengerti hukum, bila mereka salah walau satu huruf saja, mereka bisa menjebak ummat hingga akhir zaman dalam kekufuran, maka tak sembarang orang menjadi muhaddits, lain dengan mereka ini yang dengan ringan saja melecehkan hadits Rasulullah saw.

    Sebagaimana para pakar hadits bukanlah sebagaimana yang terjadi dimasa kini yang mengaku ngaku sebagai pakar hadits, seorang ahli hadits mestilah telah mencapai
    derajat Alhafidh, alhafidh dalam para ahli hadits adalah yang telah hafal 100 ribu hadits berikut hukum sanad dan matannya, sedangkan 1 hadits yang bila panjangnya hanya
    sebaris saja itu bisa menjadi dua halaman bila ditulis berikut hukum sanad dan hukum matannya, lalu bagaimana dengan yang hafal 100 ribu hadits?.

    Diatas tingkatan Al Hafidh ini masih adalagi yang disebut Alhujjah, yaitu yang hafal 300 ribu hadits dengan hukum matan dan hukum sanadnya, diatasnya adalagi yang disebut : Hakim, yaitu yang pakar hadits yang sudah melewati derajat Ahafidh dan Alhujjah, dan mereka memahami banyak lagi hadits hadits yang teriwayatkan.
    (Hasyiah Luqathuddurar Bisyarh Nukhbatulfikar oleh Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Atsqalaniy)

    Maka muncullah dimasa kini pendapat pendapat dari beberapa saudara kita yang membaca satu dua buku, lalu berfatwa bahwa ucapan Imam Syafii Dhoif, ucapan Imam hakim dhoif, hadits ini munkar, hadits itu palsu, hadits ini batil, hadits itu mardud, atau berfatwa dengan semaunya dan fatwa fatwa mereka itu tak ada para Imam dan Muhaddits yang menelusurinya sebagaimana Imam imam terdahulu yang bila fatwanya salah maka sudah diluruskan oleh imam imam berikutnya

    Sebagaimana berkata Imam Syafii : “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu baker digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433), berkata pula Imam Atsauri : “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”, berkata pula Imam Ibnul Mubarak : “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad” (Faidhul
    Qadir juz 1 hal 433)

    Semakin dangkal ilmu seseorang, maka tentunya ia semakin mudah berfatwa dan menghukumi, semakin ahli dan tingginya ilmu seseorang, maka semakin ia berhati hati dalam berfatwa dan tidak ceroboh dalam menghukumi.
    Maka fahamlah kita, bahwa mereka mereka yang segera menafikan / menghapus hadits dhoif maka mereka itulah yang dangkal pemahaman haditsnya, mereka tak tahu
    mana hadits dhoif yang palsu dan mana hadits dhoif yang masih tsiqah untuk diamalkan, contohnya hadits dhoif yang periwayatnya maqthu’ (terputus), maka
    dihukumi dhoif, tapi makna haditsnya misalnya keutamaan suatu amal, maka para Muhaddits akan melihat para perawinya, bila para perawinya orang orang yang shahih,
    tsiqah, apalagi ulama hadits, maka hadits itu diterima walau tetap dhoif, namun boleh diamalkan karena perawinya orang orang terpercaya, Cuma satu saja yang hilang, dan yang lainnya diakui kejujurannya, maka mustahil mereka dusta atas hadits Rasul saw,
    namun tetap dihukumi dhoif, dan masih banyak lagi contoh contoh lainnya,

    Masya Allah dari gelapnya kebodohan.. sebagaimana ucapan para ulama salaf :
    “dalam kebodohan itu adalah kematian sebelum kematian, dan tubuh mereka telah
    terkubur (oleh dosa dan kebodohan) sebelum dikuburkan”.

  664. @bukan nabi

    Kami punya keyakinan sama bahawa hadis dhaif bisa dipakai dlm beramal…tiada masalah

    Namun…apabila hadis itu bertentangan dgn al Quran, hadis lain, sejarah dan akal sihat…adalah sulit utk akal kami mengatakan bahawa hadis itu diucapkan oleh Nabi saaw…iya kan?

    Coba anda lihat sejarah dan perhatikan hadis yg menjadi persoalan yg kami bawakan…jelas tidak cocok bukan?

    Contohnya:

    1. Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, niscaya ia akan menemui Allah kelak pada Hari Kiamat tanpa memiliki hujjah, dan siapa saja yang mati, sementara tidak ada baiat di pundaknya, maka ia mati seperti kematian jahiliah. (HR. Muslim)

    = Hadis ini sahih bukan? Lalu, apabila Talhah dan Zubair mencabut bai’ah mereka dari Imam Ali as, apakah hadis 10 sahabat dijamin syurga itu cocok buat mereka?

    2. Talhah dan Zubair telah menyulut api rusuhan terhadap Usman hingga membawa pada terbunuhnya Usman.

    =Apa mungkin, Allah redha pada yg menyulut pembunuhan dan yg terbunuh lalu mengirim mereka ke syurga bersama?

    Imam Ali as berkata: “Manusia itu semuanya tidur, mereka hanya sadar apabila mereka mati”

    Salam Damai

  665. Assalamu’alaikum wr wb
    Silahkan Antum sekalian kaji web ini http://www.salafy.or.id InsyaALLAH, jika Antum mengkajinya dengan fikiran yang bersih dan akal yang sehat (masih waras) tanpa ada kedengkian atau pikiran-pikiran yang dikotori dengan racun-racun dari Iblis dan antek-anteknya (jin & manusia) maka kita semua dapat menyaksikan dimana cahaya kebearan itu muncul.. Wallahul Musta’an.. Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla senantiasa menunjukkan kita kepada cahaya kebenaran dan menuntun langkah-langkah kaki kita yang rawan utuk tergelincir dalam kebid’ahan bahkan kekafiran tanpa sadar, Nau’dzubillahi min dzalik..
    Wassalam..

  666. Silakan Antum dan ustadz2 Antum berkunjung disini. Kita kaji dan diskusi disini. ok? cihuy..

  667. @abu ahmad
    Kalau ngomong sok pintar. Anda sangka apa kita belum ke web salafy. Semua omong kosong. Kalau komentar kita mengena kelemahan mereka. tdk akan dikeluarkan. abu ahmad, abu ahmad jangan sok pintar.

    @ressay
    Mengapa ustadz mereka, sekalian syech mereka Ben Bazzzzzz

  668. Syi’ah itu memang aneh..yang jelas mencintai Ahlul Bait itu hanya Ahlus Sunnah saja. karena kaum muslimin selain Syiah pada umumnya bermadzhab Ahlus Sunnah,,tapi syiah menyempal dari kaum muslimin..emangnya mencintai ahlil bait caranya begitu..huh sangat menjijikan!!!Mencintai ahlul bait itu harus dengan ilmu yang benar..waduch pokoknya aneh..kalo saya lihat dengan kacamata saya jika saya seorang mu’alaf pastinya saya tidak akan memilih Syiah ‘tk di jadikan Agama…mendingan kasarannya milih Nu atw Muhammadiyah..Yang jelas nanti Imam Mahdi akan memihak siapa, kaum muslimin -Ahlus Sunnah wal jama’ah- atau Syi’ah Rafidhoh..

  669. pokoknya Syiah yang di Indonesia ataupun di Iran yang dipimpin Ahmadimejad telah keluar dari agama Alloh ‘azza wa jalla..jangan mentang – mentang punya nuklir jadi kemaki sama kelompok lain..

  670. Syi’ah telah kafir!!!mereka cuma mengandalkan nafsu dengan mengambil hadits shahih dari Imam Bukhori dll..emangnya Imam Bukhori bukan Ahlus Sunnah..emang Imam Muslim,Imam At-tirmidzi bukan Ahlus sunnah…seharusnya kaliyan jangan menggunakan hadits2 dari mereka karena mereka Ahlus Sunnah wal Jama’ah…seharusnya kaliyan punya hadits2 sendiri,,,pokoknya Semua Sahabat,Tabi’in,Tabi’ut Tabi’in dan setelah mereka dari 4 imam madzhab adalah dari Ahlus Sunnah bukan Syi’ah…jika mereka mengambil dalil dari Imam2 Ahlus Sunnah mereka simpangkan dengan apa yang mereka maukan dan menjadikan kita kaum muslimin bingung oleh mereka..pokoknya kita tetap berpegang dengan Ahlus Sunnah..pake tuch dalil2 dari imam kaliyan wahai kaum syi’ah jangan pake hadits2 kami..dan jangan juga pake ucapan Nabi kami pake tuch ucapan2 nabi kaliyan dan imam kaliyan…tapi sekali lagi saya bersaksi bahwa Ali adalah Khalifah yang sah dan beliau adalah pengikut Nabi Muhammad dan beliau-Ali Ra-tidak menyempal dari Islam dan tidak pernah menambah – nambahi Rukun Iman dan Islam dan juga tidak membuat agama baru dan beliau – Ali bin Abi Thalib adalh seorang Ahlu Sunnah.

  671. K’lo ente berdiskusi dgn org Inggris ente pake bhs Indonesia atw Inggris? K’lo ente berdiskusi dgn org Arab ente pake bhs Indonesia atw Arab? K’lo Syi’ah berdiskusi dgn org Sunni ya pantesnya pake hadis Sunni, gt jg sebaliknya. Itu namanya etika berdiskusi, kecuali ga punya etika alias debat kusir dan merasa diri paling benar, spt wataknya Wahabi lah, “pokoknya”.

  672. @Pengikut abu bakar,umar,ustman…
    Sorry bukan karna nicknya kepanjangan tapi emang anda ga cocok jadi pengikut Imam Ali As.
    anda koq bisa-bisanya ASBUN kaya gini yah ??
    Jangan kebanyakan tidur dan buang2 waktu dengan main bung !! banyakin belajar agama, belajar sejarah, belajar jangan sombong… wah kayanya banyak belajar deh mas, biar ga malu-maluin Mazhab Ahlus sunnah.
    dan mulailah melihat pake kacamata yang baik, kayanya kacamata anda itu mesti diganti.

    Anda menulis :
    ..kalo saya lihat dengan kacamata saya jika saya seorang mu’alaf pastinya saya tidak akan memilih Syiah ‘tk di jadikan Agama…mendingan kasarannya milih Nu atw Muhammadiyah..Yang jelas nanti Imam Mahdi akan memihak siapa, kaum muslimin -Ahlus Sunnah wal jama’ah- atau Syi’ah Rafidhoh..

    “Pikirin deh tuh Kalimat : … Mending NU dan Mhdyh dari pada syiah ?? anda tau ga itu NU apa ? Muhammdiyah itu apa ??

    Anda tau ga 4 Imam itu belajar dari siapa ??
    koq bisa yah anda bawa2 iran? Ahmadinejad sama nuklir.
    emang nabinya syiah siapa ? trus Imam nya syiah itu siapa ??

    *koq gw jd buang-buang waktu nulis ke dia yah ??*

  673. @ abelardo

    Hehehe..lha wong Aisyah aja dibilang py keturunan .. Ini salah satu orang dungu yg mau ngajarin orang lain untuk jadi dungu spt dia :mrgreen:

    Pake Ngaku2 ahlu sunah lg…! :mrgreen:

  674. Mungkin aja mas bagir Aisyah punya anak tetapi yang pasti bukan anak Rasulullah

  675. Bismillah… Biarkan Syi’ah bicara tentang kesesatannya…

  676. Ujung2nya emang selalu ‘ mari mengarang ‘ siapa yg fitnah, malah dia yg nuduh fitnah…

  677. @Karim Ardhi

    Biar kami sambung ayat anda ya..

    Biarkan Syi’ah bicara tentang kesesatannya…mereka yg tidak mahu berpegang pada Tsaqalain.

    Bisa gitu?

    Jangan memfitnah dgn mengataskan nama Allah segala

  678. @pengikut abuBakar,umar,usman,ali
    aduch kamu ini bodoh yach,,kLo komentar pake otak dong,,kentara nich nda pernah belajar,,kasian madzhab anda jadi malu tuch dengan kebodohan anda,,
    @Karim
    nich lagi ikut2an bodoh,,jadi malu liat kebodohan kalian yg ngakux isLam,,
    beragama pada ngak pke akaL nich,,
    tRus paKe oPo??
    wajaN kali yeeeee,,

  679. salam…
    sudahlah…
    benarrr…. apa kata pengikut abu bakar,umar,utsman dan ali ; ” …..dan jangan juga pake ucapan Nabi kami pake tuch ucapan2 nabi kaliyan ”
    kalo dipikir-pikir bisa jadi nabinya orang Syiah berbeda dengan nabinya orang Ahlus Sunnah. mo bukti,

    -nabinya orang Syiah, ketika wafat berada dipangkuan sahabat Ali kw,
    -nabinya orang Ahlus Sunnah, ketika wafat berada dipangkuan Siti Aisyah ra.

    jadi jelas disitulah letak perbedaan antara sunni dan syiah.
    wong nabinya juga berbeda, jadi sudahlah…

    tidak percaya, silakan baca buku sejarah masing-masing.

    salam damai

  680. @heri h
    Anda benar. Dan Sangat benar
    Dan mereka yang mengatakan Rasul wawafat didada Aisyah
    Sama dengan bangsa Yahudi menggambarkan Rasul Mi’raj naik buraq gambarnya perempuan.
    Hadits Isaralit ini yang dipakai oleh mereka yang mengatakan Rasul wafat didada Aisyah. Apakah anda2 ingin juga menghina Rasul dengan anggapan Rasul senang WANITA. Kalau demikian anggapan anda biar Allah menentukan tempat anda diakhirat.

  681. salam..

    @rafidhah

    salam kenal, oo iya salam kenal juga pada pemilik blog ini.
    saya rasa kurang tepat kalau hadis yang dijadikan dalil oleh kalangan Ahlus Sunnah bahwa Nabi saw wafat dipangkuan Siti Aisyah ra adalah termasuk hadis Israiliat. dan saya kira juga para penulis sejarah Sunni tidak sembarangan mengambil dalil untuk dijadikan bahan tulisannya.
    Hadis wafatnya Rasul saw dipangkuan Aisyah ra diambil berdasarkan pengakuan Aisyah ra yang diberitakan baik oleh al-Bukhari maupun oleh Muslim dalam Shahih-nya.
    dan sepertinya hadis tersebut benar adanya.

    terimakasih.

    salam damai.

  682. salam……..

    wow……….. rame banget disini sampai2 lupa kalau sekarang lagi ramadan. Diskusinya asyik tapi kelewat asyik jadi lupa maksud dari diskusi itu sendiri. Disatu pihak selalu mau menang tanpa memperdulikan argumen2 yang dilontarkan walaupun ia menanggapi dengan argumen yang hanya disertai nafsu dan kebodohan. Dilain pihak walaupun mengatakan sesutu yang benar tapi karena disertai oleh ego bahwa aku yang paling paham tentang islam. Akhirnya semua jadi petaka karena kebodohan tetap melekat pada pemiliknya, sedang si pandai tidak mendapatkan sesutu apapun dari uraiannya. Bukan kah seorang pandai mengerti bagaimana menerapkan pemahamannya dengan bijak sehingga maksud dan tujuaannya tercapai. dan sibodoh tidak merasa digurui terlebih lagi sibodohnya orang yang merasa kalau dia sangat paham atas apa yang di anutnya.

    @heri h

    Salam kenal anda orang bijak…….. karena anda tidak memperkeruh diskusi yang sudah di dalamnya banyak kata2 umpatan.

    @rafidhah

    Salam kenal, pandai adalah bijak yaitu mengenal benar tentang kemampuaan dan keterbatasan serta ketidak ingin tahuaan.

    @pengikut abu bakar,umar,utsman dan ali

    Salam kenal,………memperhatikan argumen dengan renungan mungkin bisa membuka sesuatu yang menutupi. pandai bukan berarti tidak mau memperhatikan argumen orang lain.

    Tapi saya salut pada anda semua, karena secara tidak langsung anda semua sedang berjihad yaitu mencari kebenaran islam sehingga nantinya terbukalah islam yang diinginkan oleh Allah SWT dan rosul-Nya.

    wassalam…………

  683. @heri h
    Dalam sejarah terkenal Aisyah sangat tidak senang pada Imam Ali. Ingat pencetus perang Jamal.
    Dan Firman Allah yang menyatakan istri2nya tdk boleh ketemu laki2 yang bukan muhrim. Lalu bagaiman Rasul memerintah kepada begitu banyak sahabat untuk mengambil kertas dan tinta untuk berwasiat. Hari itu terkenal dengan TRAGEDI HARI KAMIS? Jadi berdasarkan hal tsb maka wafatnya Rasul bukan didada Aisyah.
    Anda berkata:saya rasa kurang tepat kalau hadis yang dijadikan dalil oleh kalangan Ahlus Sunnah bahwa Nabi saw wafat dipangkuan Siti Aisyah ra adalah termasuk hadis Israiliat. dan saya kira juga para penulis sejarah Sunni tidak sembarangan mengambil dalil untuk dijadikan bahan tulisannya.
    Apakah anda pernah baca dalam Shahih Bukhari bahwa Nabi Musa meninju Malaikat Malik sampai mata malaikat Malik terlepas?

  684. salam…

    @rafidhah
    rasanya saya tidak mengatakan dengan pasti, bahwa Nabi saw wafat disalah seorang yang mengaku bahwa Nabi saw meninggal dipangkuannya(sahabat Ali kw dan Siti Aisyah ra).
    membaca buku sejarah Nabi saw, versi Sunni dan Syiah(walaupun terjemahan,yaa.. barangkali tidak beda jauh dengan yang aslinya. mm.. terus terang saja saya tidak bisa bahasa Arab, baca Quran aja tidak lancar), walaupun pemeran utamanya sama, tapi pada akhir cerita, mengenai wafatnya berbeda.
    mengetahui itu dan melihat komentar saudara pengikut abu bakar,umar,utsman dan ali ; ” …..dan jangan juga pake ucapan Nabi kami pake tuch ucapan2 nabi kaliyan ”, jadi kepikiran, barangkali nabinya orang Sunni sama nabinya Orang Syiah berbeda.
    atau kalau supaya sama, begini aja;

    – Nabi saw wafat dipangkuan mereka berdua
    – Nabi saw wafatnya dua kali, pertama dipangkuan Aisyah ra, kemudian sekali lagi dipangkuan Ali kw, atau sebaliknya.

    bagaimana?

    Saya rasa cerita yang diriwayatkan Siti Aisyah ra, bahwa beliau mengaku Nabi saw meninggal dipangkuannya, dan diberitakan oleh al-Bukhari dan Muslim, tidak tercium bau Israilliat (mungkin penciuman saya tidak peka, maklum lagi pileg nih).
    saya ingin tanya, apakah anda tidak mengakui keberadaan hadis/cerita tersebut?
    kalau jawabannya tidak, mmm… sayang sekali.

    @isthofa
    salam kenal juga
    wahh.. jadi malu nih, sepertinya pujian itu pas untuk anda.
    sepertinya saya mulai betah disini (soalnya makanannya enak-enak), jadi saya harap anda jangan bikin saya tidak betah dengan pujian anda.

    ee… iya terimakasih buat tuan rumah, maaf ikut nyicipin hidangannya.

    terimakasih

    salam damai

  685. @rafidhah

    Dalam sejarah terkenal Aisyah sangat tidak senang pada Imam Ali. Ingat pencetus perang Jamal.

    Apa hubungannya ya?

    Dan Firman Allah yang menyatakan istri2nya tdk boleh ketemu laki2 yang bukan muhrim.

    Ini juga apa hubungannya dgn matinya Rasulullah di pangkuan ‘Aisyah?

    Lalu bagaiman Rasul memerintah kepada begitu banyak sahabat untuk mengambil kertas dan tinta untuk berwasiat. Hari itu terkenal dengan TRAGEDI HARI KAMIS? Jadi berdasarkan hal tsb maka wafatnya Rasul bukan didada Aisyah.

    Setahu sy kisah itu bukan menceritakan wafatnya Rasul saw. Coba periksa lagi deh…

  686. maaf . ada sedikit kesalahan mengenai pertanyaan saya kepada rafidhah, seharusnya begini :
    Apakah anda mengakui atau tidak keberadaan hadis atau cerita tersebut?

    makasih

  687. @heri h
    1. Sebab saya tdk percaya Rasul mati didada Aisyah
    Karena kata2 dari seseorang yang bersifat iri/hasut
    Tdk dapat dipercaya dan Aisyah sendiri yang
    mengatakannya sifat Aisyah ( Surah at-Tahrim ayat
    3 s/d 5)
    2. Saya lebih percaya apabila dekat ajal Rasul,
    Rasul berada dirumah anaknya Fatimah az-Zahra
    as. Karena dalam kitab Kasyf al-Ghummah jil.II hal.
    79.Sebelum ajal tiba ada berwasiat pada Sayyidati
    Fatimah as, yang menyebabkan ia menangis
    kemudian tertawa.
    3. Berbau isralit. Bangsa Yahudi dan Nasrani
    menyatakan Rasul gemar perempuan. Oleh
    karena itu hadits tsb menyebut wafat didada perempuan.

    @truthchecker

    Anda bertanya:Apa hubungannya ya?
    Jawab. Mungkin anda belum tahu bahwa Aisyah mengatakan bahwa Rasul tdk meninggalkan warisan/wasiat. Sedangkan Imam Ali as mengatakan bahwa Rasul ada memberi wasiat/warisan. Supaya kata2 Aisyah ini benar maka strateginya Rasul mati didada Aisyah agar apabila ada Wasiat/Warisan yg Rasul sampaikan pasti didengar Aisyah.
    Kalau para sahabat yang datang menjengguk Rasul sedangkan Rasul berada didada Aisyah. Apakah Aisyah akan menutup mata dan sahabat juga harus menutup mata agar tdk saling melihat?
    Apakah tragedi hari kamis Rasul dalam keadaan sehat wal afiah?

  688. @heri h
    1. Sebab saya tdk percaya Rasul mati didada Aisyah
    Karena kata2 dari seseorang yang bersifat iri/hasut
    Dan Aisyah termasuk dalam kelompok iri/hasut
    sifat Aisyah ( Surah at-Tahrim ayat
    3 s/d 5)
    2. Saya lebih percaya apabila dekat ajal Rasul,
    Rasul berada dirumah anaknya Fatimah az-Zahra
    as. Karena dalam kitab Kasyf al-Ghummah jil.II hal.
    79.Sebelum ajal tiba ada berwasiat pada Sayyidati
    Fatimah as, yang menyebabkan ia menangis
    kemudian tertawa.
    3. Berbau isralit. Bangsa Yahudi dan Nasrani
    menyatakan Rasul gemar perempuan. Oleh
    karena itu hadits tsb menyebut wafat didada perempuan.

    @truthchecker

    Anda bertanya:Apa hubungannya ya?
    Jawab. Mungkin anda belum tahu bahwa Aisyah mengatakan bahwa Rasul tdk meninggalkan warisan/wasiat. Sedangkan Imam Ali as mengatakan bahwa Rasul ada memberi wasiat/warisan. Supaya kata2 Aisyah ini benar maka strateginya Rasul mati didada Aisyah agar apabila ada Wasiat/Warisan yg Rasul sampaikan pasti didengar Aisyah.
    Kalau para sahabat yang datang menjengguk Rasul sedangkan Rasul berada didada Aisyah. Apakah Aisyah akan menutup mata dan sahabat juga harus menutup mata agar tdk saling melihat?
    Apakah tragedi hari kamis Rasul dalam keadaan sehat wal afiah?

  689. salam..

    @rafidhah
    ahhh.. rupanya saudaraku yang satu ini mengingkari cerita bahwa dalam sejarah, Siti Aisyah ra pernah berkata atau mengaku bahwa Nabi saw wafat dalam keadaan bersandar ke dadaku atau pada saat kepalanya diatas pangkuanku, yang banyak diberitakan baik oleh al-Bukhari maupun Muslim, dan banyak dijadikan dasar bagi para penulis sejarah Nabi saw.

    sayang sekali…

    salam damai

  690. @ all

    sebenarnya saya tidak ingin bahkan bermaksud membuat seseorang menjadi tidak kerasan di dalam diskusi ini. Tapi saya ingin semua berjalan dalam niat yang tulus untuk mencari titik terang dalam islam yang sama2 kita yakini sebagai agama yang benar.

    sedikit mau argumen ahk…. tentang wafatnya rosulullah. mudah2an ada yang berkenan untuk mengkoreksi.

    saya sebenarnya tidak fasih tentang hadis baik itu dari kalangan sunni maupun syiah, tapi saya pernah membaca sedikit tentang wafatnya rosulullah baik dari kalangan sunni maupun syiah.

    benar seperti yang disampaikan saudara heri (yang tidak berkenan akan pujian manusia karena memang jangan pernah berharap akan pujian manusia sebab akan menutupi pintu ikhlas). dalam riwayat sunni bahwa rosulullah wafat di pangkuan siti aisyah sedangkan dalam riwayat syiah mengatakan bahwa rosulullah wafat di pangkuaan ali. tapi yang jadi permasalahan buat saya bukan dimana rosulullah wafat. melainkan ucapan dalam kedua riwayat tersebut tentang wasiat.

    dalam riwayat sunni siti aisyah mengatakan bahwa rosulullah tidak mengatakan apa2 terlebih masalah wasiat. sedangkan kalangan syiah mengatakan bahwa rosulullah wafat di pankuan ali dan berwasiat.

    dan saya rasa semua muslim mengerti hukum wasiat yaitu wajib lihat Qs. Al Baqarah :180. andai rosulullah mensyariatkan hukum wasiat kepada umat muslim kecil kamungkinan rosulullah tidak melaksanakannya. dari sini sudah dapat dilihat riwayat tentang kebenaran antara sunni dan syiah.

    tentang hadis israiliat sebaiknya jangan terburu2 digunakan sebagai alasan untuk membantah. dikhawatirkan yang mengatakannya dianggap bani israel itu sendiri.

    salam kenal………
    maaf bagi yang tidak berkenan…….
    terimakasih juga buat tuan rumah……..semoga sukses selalu. Wassalam.

  691. @isthofa
    Sdr isthofa, kita umat Islam yang hidup pada pasca Rasul maupun sahabat atau Tabi’in, dan hidup pada jaman ini terkecuali Qur’an yang terjamin kebenarannya serta terjamin dari campur tangan manusia., Selain dari Qur’an diragukan kebenarannya.
    Maka setiap hadits atau riwayat harus kita teliti kebenarannya. Apakah Hadits tsb dari Suni ataupun Syiah. Kita tdk menelan begitu saja. Maka blog SP ini bagi saya sangat tepat untuk didiskusikan kebenaran hadits2 tsb. Pembanding yang kita pakai hanya satu ialah Al Qur’an. Karena kata2 Rasul tdk mungkin bertentangan dgn Alqur’an.
    Coba anda pikir dengan tdk berpihak. Apakah benar Rasul mengadakan tawar menawar dgn Allah utk shalat dari 50 menjadi 5 waktu gara2 Nabi Musa?

  692. @ rafidhah

    maaf sebelumnya saya tidak bermaksud menyebut anda rafidhah karena ucapan tersebut dipakai pada zaman muawiyah dan ditujukan kepada para tabi’in yang soleh. jadi lebih enak saya panggil anda soleh aja yach………..

    sebenarnya saya cuma bahas tentang komentar heri h yang membahas tentang wafat rosulullah itu akibat dari perbedaan antara nabinya orang syiah dengan nabinya orang sunni (berdasarkan komentar pangikut abu bakar …)

    kalau anda menanyakan kepada saya tentang riwayat solat lima waktu,jadi saya punya tambahan bukti bahwa rasanya emang benar antara syiah dan sunni nabinya beda.

    soalnya disyiah mengatakan bahwa nabi muhammad setelah mendapat wahyu di gua hira langsung diajarkan cara berwudlu dan juga sholat oleh malaikat jibril. sedangkan sunni mengatakan nabi muhammad mendapatkan perintah sholat padasaat mi’raj.

    jadi nambah lagi bukti perbedaan nabinya.

    kalau masalah hadist israiliat sepertinya hanya ungkapan saja walaupun saya tidak menampik bahwa banyak hadist yang di palsukan baik oleh orang muslim sendiri maupun musuh islam.

    kalau tawar menawar tentang sholat, sebenarnya sholat itu kebutuhan Allah SWT karena ingin di sembah atau kebutuhan kita sebagai seorang hamba yang diciptakan bahkan diprogram oleh Allah untuk menyembah. Jadi berapapun jumlah rakaatnya baik 50 rakaat menjadi lima 5 rakaat atau dari 50 waktu menjadi 5 waktu. sepertinya gak da masalah. masalahnya teks dari hadist tersebut saja sudash membingungkan bahwa dari 50 menjadi 5 waktu. disini 50 itu dalam bentuk waktu atau rakaat.

    lebih baik kita mengkaji hadist tentang isra mi’raj nya nabi sebagai suatu pembenaran ( kepada orang yahudi dan nasrani )bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT setelah nabi Isa as yaitu nabi Muhammad saaw (menurut syiah) atau nabi Muhammad saw (menurut sunni) – penulisan ini dimaksudkan untuk pembuktian selanjutnya bahwa nabinya berbeda -.mengadakan ziarah (napak tilas) tentang perjuangan nabi Isa as di yerussalem. kalo di kaji seperti itu insya Allah lebih bermanfaat ketimbang sibuk ribut tentang masalah sholat. saya masih ada bukti lain tentang sholat tapi komennya dah kepanjangan saya tunggu komen saudara soleh dulu atau yang lainnya. makasih

  693. salam…

    @rafidhah

    1. Sebab saya tdk percaya Rasul mati didada Aisyah
    Karena kata2 dari seseorang yang bersifat iri/hasut
    Dan Aisyah termasuk dalam kelompok iri/hasut
    sifat Aisyah ( Surah at-Tahrim ayat
    3 s/d 5)

    ketidakpercaan atas Aisyah ra, saya kira tidak bisa jadi alasan untuk menggugurkan keberadaan hadis/cerita pengakuan Aisyah ra.

    3. Berbau isralit. Bangsa Yahudi dan Nasrani
    menyatakan Rasul gemar perempuan. Oleh
    karena itu hadits tsb menyebut wafat didada perempuan.

    janganlah karena ada tuduhan dari bangsa Yahudi dan Nasrani yang menuduh Rasul saw gemar perempuan, kemudian menafikan hadis/cerita tsb dan mencapnya berbau Israilliat.
    andaikata pengakuan Aisyah ra benar, apa salahnya seorang suami meninggal diatas pangkuan istrinya.

    sodaraku, saya berharap anda dapat meyakinkan saya bahwa hadis/cerita mengenai pengakuan Aisyah ra tsb tidak benar keberadaanya. adapun alasan yang anda kemukakan sebelumnya belum meyakinkan.
    saya yakin anda bukan orang yang pelit akan ilmu pengetahuan.
    terima kasih

    salam damai

  694. Klasik mas!

  695. Salam

    Seperti mana dakwaan Aisyah, Imam Ali as juga mengatakan bahawa Nabi saaw wafat di sandarannya:

    sermon 197 from Nahj Al-Balaghah states in part:

    “When the Prophet – the peace and blessing of Allah be upon him and his descendants – died his head was on my chest, and his (last) breath blew over my palms and I passed it over my face. I performed his (funeral) ablution, may Allah bless him and his descendants, and the angels helped me. The house and the courtyard were full of them”.

    Bahkan kenyataan Imam Ali as ini disokong oleh Umm Salama:

    Umm Salamah has also narrated an authentic hadith saying: “By the One by Whom alone do I swear, `Ali was the closest to the Messenger of Allah upon his death. We [she and Ali] visited him one afternoon, and he happily and repeatedly said: `Ali has come! `Ali has come!’ Fatima inquired whether `Ali had been sent on an errand. Later on, `Ali came again, and I thought that probably he needed to have some privacy with the Prophet ; so, we came out and sat at the door. I was closer to the door. The Messenger of Allah bent his head over `Ali and started talking to him confidentially, addressing him affectionately, till he passed away; so, `Ali was the last person to be with him before his death.”

    This hadith is quoted by al-Hakim at the beginning of page 139, Vol. 3, of his authentic Al-Mustadrak, succeeded by his comment: “This hadith is authentic, but they [Bukhari and Muslim] did not publish it.” Al-Thahbi, too, has admitted its authenticity when he quoted it in his Talkhis al-Mustadrak. It is also quoted by Ibn Abu Shaybah in his Sunan, and it is hadith number 6096, page 400, Vol. 6, in Kanz al-`Ummal.

    Salam Damai

  696. salam

    @hadi
    salam kenal
    terimakasih atas infonya.

    kata anda:
    Seperti mana dakwaan Aisyah, Imam Ali as juga mengatakan bahawa Nabi saaw wafat di sandarannya

    sepertinya anda mengakui atas keberadaan hadis/cerita bahwa Aisyah ra mengaku Nabi SAW wafat dipangkuannya.

    @rafidhah
    saya ingin bertanya, apa untungnya mengatakan bahwa hadis/cerita bahwa Aisyah ra mengaku Nabi SAW wafat dipangkuannya, anda golongkan hadis/cerita yang berbau Israilliat, sehingga menganggap hadis/cerita itu tidak ada???

    @abi
    iya ya, habis gimana ya, kebetulan saya senangya yang klasik-klasik. salam kenal.

    terimakasih
    wassalam

  697. @heri h

    Salam kenal kembali.

    Kami mengatakan demikian kerana itu yg dikenali di mazhab Sunni.

    Namun mazhab Sunni juga merakamkan hadis Umm Salamah spt yg kami petik di atas yg juga sahih. Maka klaim Imam Ali as didukung oleh Umm Salamah dan Jabir bin Abdullah, Ibn Abbas(walau hadis2nya dipertikai).
    Manakala hadis Aisyah hanya bersumber dari dirinya sahaja.
    Kerana itu kami percaya bahawa Nabi saaw wafat dlm pangkuan Imam Ali as.

    Salam Damai

  698. salam..

    sebenarnya yang saya hairankan adalah pernyataan sodara rafidhah yang menyatakan bahwa hadis/cerita itu Israilliat dan tidak benar keberadaannya.

    saya setuju dengan apa yang diutarakan oleh sodara hadi.
    dakwaan Aisyah ra bahwa Nabi saw wafat dipangkuannya lebih tepat disanggah dengan dakwaan sahabat Ali kw dengan diperkuat oleh pernyataan yang lainnya. bukan dengan mencium adanya bau Israilliat.

    pada kenyataanya baik Aisyah ra maupun Ali kw, sama-sama mengaku bahwa Nabi saw wafat dipangkuannya.
    seandainya Nabi saw wafat dipangkuan Aisyah ra, berarti Ali kw mengatakan sesuatu hal yang tidak pernah dialaminya (bohong), begitu juga sebaliknya.
    disini kita dapat memilih siapa yang patut dijadikan panutan, apalagi keberadaan mereka menyangkut masalah AGAMA.
    dalam berAGAMA, tentunya kita tidak ingin mengikuti seseorang yang dengan entengnya mengatakan sesuatu hal yang tidak pernah dilaminya.

    perbedaan dalam hal ini sebenarnya yang paling mudah untuk diluruskan (seharusnya).

    begitu katanya.

    salam damai

  699. @heri h

    Salam kenal

    Kata anda: perbedaan dalam hal ini sebenarnya yang paling mudah untuk diluruskan (seharusnya).

    Komentar saya: seharusnya sih sangat mudah untuk diluruskan, kalo seandainya yg anti Syi’ah tidak bertaqlid buta kepada para sahabat yg sesat. Saya pikir banyak sekali hadits yg semisal dgn itu dlm periwatannya. Kalo menurut saya hadits yg shahih adalah Rasulullah saw wafat dipangkuan Imam Ali as, karena Rasulullah saw pernah bersabda: “Aku adalah kota ilmu, Ali adalah pintu gerbangnya”. Jadi suatu hal yg mustahil kalo Imam Ali as berbohong.

    Wassalam…

  700. @heri h
    Alasan saya menolak Rasul meninggal didada Aisyah sdh saya jelaskan
    Apa sebab saya lebih yakin kalau meninggalnya Rasul dlm pakuan Imam Ali karena dalam khotbah Imam Ali dalam Nahjul Balaqah dan buku ini oleh Mahzab Suni diakui sebagai buku sastra terbaik
    Imam Ali bersabda: “Ketika Rasulullah SAW wafat, kepala beliau berada didadaku dan nafas beliau yang terakhir menghembus di tanganku, maka aku mengusapkannya ke wajahku. Aku memandikan jenazah beliau saw…….dstnya.
    Anda bisa baca dalam Nahjul Balaqah atau rinkasan kata2 MUTIARA Imam Ali as dalam buku: AL IMAM ALI al-MUKHTAR MIN BAYANIHI WA HIKAMIHI. Yang dihimpun atas arahan Syakh Fadhullah al- Ha’iri terbitan London 1408H hal.30 no.8
    Jadi apabila anda ingin lebih jelas bacalah buku: Tanyalah AKU sebelum KAU kehilangan AKU. wasalam

  701. salam…

    @dede
    salam kenal kembali
    ya gitu dech.

    @rafidhah
    wah sepertinya saya kurang begitu pandai menjelaskan ya.
    atau saya yang salah tafsir mengenai pernyataan anda.
    begini saudaraku, anda menyatakan bahwa hadis/cerita pengakuan Aisyah ra adalah hadis Israilliat, karena hadis Israilliat maka hadis tersebut sebenarnya tidak ada, dengan kata lain kejadian pengakuan Aisyah ra tidak ada.
    yang saya tanyakan dari awal adalah kejadianya, sekali lagi kejadianya. bukan masalah benar atau tidaknya pengakuan Aisyah ra.

    terimakasih
    wassalam

  702. salam,
    bagaimana dgn nikah mut’ah???
    dalam ahlusunnah wal jamaah nikah mut’ah kan zina
    sementara di ajaran syiah nikah mut’ah sangat dianjurkan…
    juga bagaimana dgn taqiyah yg dilakukan oleh kelompok syiah?seperti perkataan Murtadha Al-Ansari dalam “Risaalatut Taqiyyah”hal 72 dari imam Al-Ma’shum

  703. @princeandalus
    Nikah mut’ah dlm Syi’ah tdk sangat dianjurkan, tapi dibolehkan karena perkara syar’i yang dihalalkan dalam islam. Allah SWT dan Rasul-Nya telah menyatakan bahwa nikah mut’ah adalah halal. Begitu pula para Imam Ahlul bait alaihissalam juga telah menghalalkan nikah mut’ah.
    QS.An Nisa’ ayat 24. Ulama panutan salafy Jalaludin Suyuthi dalam kitab tafisrnya durr al mantsur jilid 2 hal 140 ketika membahas surah An Nisa’ ayat 24 membawakan riwayat berikut
    Abdurrazaq, Abu Daud dalam kitab Nasikh dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hakim ketika ia ditanya “apakah ayat ini dimansukh”?. Ia berkata “tidak”, dan Ali berkata “kalau umar tidak melarang mut’ah maka tidak akan ada orang yang berzina kecuali orang yang benar-benar celaka”.
    Atsar ini disampaikan oleh orang-orang yang tsiqah sehingga tidak ada alasan untuk menolak dan menentangnya. Ibnu Jarir dalam tafsirnya jilid 4 hal 10 menyebutkan sanad atsar ini.

    Taqiyah,
    QS.Ali Imran:28, “janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat/tattaqu/taqiyah) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).”
    Qs.An-Nahl:106,
    “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.”
    Juga Cerita Tqiyahnya seorang lelaki di lingkungan kerajaan Fir’aun, Q.S.Al.Mukmin:28.

    Jadi, Syi’ah dlm hal melakukan semua di atas ada dasar Syar’inya di dalam Al Qur’an, Ok bung @princeandalus..

  704. bang ibnu jakfari,,,

    bagaimana dengan ini :

    Imam Suyuhti dalam tarikhul khulafa menjelaskan akan hadist2 ramalan rasulullah tentang 12 pemimpin dalam umat Islam yang disebut sebagai khalifah (bukan Imam Peace ahhh!)..
    rasulullah saw bersabda :

    ?????? ??? ????? ?? ???? ??? ??? ????? ???? ???? ?????? ???? ???? ???? ????? ?? ??? ??? ????

    “Umat tidak akan berantakan hingga ada DUA BELAS KHALIFAH yang memerintah yang semuanya melakukan kebaikan dan petunjuk serta agama yang benar. Dua dari duabelas itu adalah berasal dari ahlil bait muhammad.”

    (diriwayatkan Musaddad dalam Musnad al Kabir dari Abu al Khuldi)

    Imam Suyuthi mengatakan, bahwa telah ada di antara 12 orang itu adalah empat khulafaurrasyidin, hasan dan muawiyah, abdullah bin zubair, Umar bin Abdul azis, yang jumlahnya delapan orang, mungkin bisa dimasukkan dalam rombongan mereka adalah al Muhtadi dari bani abbas, sebab dia laksana umar bin abdul azis di kalangan bani umayyah. sebagaimana az zhahir yang memiliki sifat adil…
    Dengan demikian, kini hanya ada dua orang yang ditunggu, salah satunya adalah al Mahdi karena dia berasal dari ahlil bait.
    (tarikhul Khulafa – Imam Suyuthi)

    he..he..

  705. baca sejarah kalau ingin tahu kebenaran jangan dengar berita yang menyesatkan dan simpang siur kebenarannya

  706. @DodyKurniawan

    Kalau anda mempercayai ceritera dari Imam Suyuthi tsb diatas, alangkah bodohnya anda itu, karena sudah jelas dalam hadits2 Rasulullah saw bahwa 12 khalifah itu semua berasal dari Ahlul Bayt Nabi saw.

  707. ahlul bait kok ada muawiyah….
    mau pake definisi mana ajah juga kagak ada mas…
    pantesan ajah komentnya kagak di muat, sama ibnu ja’fary..
    koment kok ngawur sak ngawur ngawure manusia…

  708. @bob

    :mrgreen:

  709. Assalamu’alaikum,
    Alhamdulillah saya bisa belajar dari dua sisi yang berbeda (paling tidak).
    Kepada akhi SP, atau siapa saja, mohon bantuannya untuk menunjukan dalil berdasarkan alquran yang ada pembahasan mengenai ahlul bait dan imam yang 12, juga laman web versi pribadi antum atau versi syiah imamiyah. Karena saya rasa disinilah akar permasalahannya terjadinya pengelompokan2 yang terjadi sekarang ini.
    Soalnya kalau saya cari sendiri, tidak ada yang membuat saya yakin kalau ahlibait yang dimaksud surat 33:33 adalah Sayyid Ali kw, sayyidah Fatmah ra, sayyid Hassan ra dan sayyid Husein ra dst.
    Jazakallahu Khair.

  710. Banyak perbedaan antara Syiah dan sunni, bahkan terlalu banyak. diantaranya :
    Rasulullah Saww dalam pandangan Syiah adalah Ma’shum (disucikan Allah sesuci-sucinya) sedangkan dalam pandangan sunni Rasulullah pernah berbuat dosa, lupa bahkan pernah tersihir (astagfirullah…) bahkan Rasulullah Saww, dikatakan oleh saudara kita sunni bermuka masam. sementara menurut Syiah, yang disebut bermuka masam (dalam ayat ….abasa wata walla….) ialah sahabat. disini jelas bahwa Syiah membela Nabi Saww dan memuliakannya sesuai nash yang sangat jelas, sedangkan saudara sunni memojokkan Nabi Saww dan malah lebih memuliakan sahabat, seakan sahabat itu lebih mulia dan berakhlak dibanding Rasulullah Saww. aneeeeh… dan masih banyak lagi perbedaannya kalu mau tau lebih banyak lagi silahkan baca dibanyak referensi yang sekarang sangat mudah didapatkan. yang jelas “tidak ada paksaan dalam agama (Islam)”.

  711. @Habib

    Tapi tidak semua sunni setuju dengan hal2 tsb lho. Walaupun memang betul mainstream sunni seperti itu.
    Mana mungkin meyakini bahwa Rasulullah tidak maksum sekaligus meyakini bahwa Rasulullah saw bisa bertemu Allah sampai di Sidratul Muntaha, yang mana malaikat Jibril yang suci saja tidak sanggup. Hanya kesucian dan kemuliaan yang melebihi segala makhluk sehingga Allah memuliakan belaiu lebih dari makhluk-Nya yang lain.

    Salam Damai

  712. banyak ilmunya neh…..
    tp juga banyak yang gak sreg di hati…

    amin…

  713. paling enak kalo mau dialog, langsung tatap muka aja (bagi yang gak suka baca n chatting-an). Fuhh… pegel juga mata sampe pusing bacanya. kalo dialog jangan pake emosi, karena nanti jadi sempit hati. hati sempit, cuma adu lisan, ilmu tak terbagi.

    btw, salut secondprince, dengan referensi-referensi ilmunya serta kesabaran menanggapi emosi lawan bicara.

    fuhhh… kalo ana udah meledak-ledak ditanggapi kayak begitu

  714. Ahlul Bait tak dapat dibandingkan dengan sahabat. Banyak teguran buat sahabat didalam Al Qur’an (lihat Asbabun Nuzul). Sedangkan masalah Fadak sudah jelas dalil-dalilnya di Alqur’an. sedangkan hadits yang disampaikan Abu Bakar itu cuma 1 HAdits. mana mungkin melemahkan dalil-dalil tentang para Anbiya yang saling mewarisi di Alqur’an yang begitu kuat dan jelas. Apalagi jika dikembalikan ke dalam ilmu tata bahasa.

  715. wah susah cari kebenaran ama org fanatik…..(yg sudah didogma bahwa syiah itu kafir sejak masih ditete’in)
    wong kebanyakan dari mereka lebih membela Israel daripada Hizbullah….aneh gak??

  716. Assamualaikum wr.wb
    Untuk Anda yang bermazhab Syiah, kenapa orang-orang Sunni “SELALU” dan “LANGSUNG” menganggap Mazhab Anda “SESAT” karena ada beberapa hal yang tidak bisa kami Terima dan sangat bertolak belakang dengan ajaran yang kami anut yaitu Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
    Kami punya alasan yang cukup kuat mengapa kami bersikap seperti itu karena dari Ulama-Ulama kalianlah akhirnya kami tahu ajaran apa yang kalian bawa. Ulama Besar kalian memandang kami (Sunni) adalah Darah kami Halal Untuk DIBUNUH. Jangan dulu marah…Inilah yang dikatakan dalam buku-buku mereka tentang kami (Sunni)
    Syaikh Al-Hurra Al-Amili dalam Kitabnya Wasa’il As-Syiah,18/463 dan As-Sayyid Nilmatullah Al-Jaza’iri dalam kitabnya Al-anwaar An-Nu’maniyah,2/307, yang menyebutkan “ Kita boleh membunuh mereka para An-Nawasib (Ahli Sunnah) dan harta mereka halal.”
    Abu Ja’far At-Tusi dalam kitabnya Tahdzib Al-Ahkam, 3/122
    Imam Al-Faidh Al-Kasani dalam kitabnya Al-Wafi, 6/43
    Ad-Darazi Al-Bahrani dalam kitab Al-Majalis An-Nafsaniah, hal 168
    Telah di fatwakan oleh Marja’ (tokoh rujukan) terbesar Ruhullah Khumaini dalam kitabnya Tahrir Al-Wasilah, 1/352, yang berbunyi “Yang paling tepat adalah menghukumi para An-Nawasib (Ahli Sunnah) sebagaimana Ahli Harb yang boleh diambil hartanya sebagai harta rampasan perang (ghanimah) dan diambil 1/5 (khumus) darinya, bahkan secra terang-terangan boleh mengambil harta mereka dimanapun harta tersebut terdapat, dan wajib mengeluarkan khumusnya.”
    Marja Anda yang bernama Al-Marja’ Al-Ha’iri Al-Ihqaqi dalam kitabnya Ahkam As-Syiah , 1/137 Maktabah Ja’far As-Shadiq, Kuwait berkata, “Orang-orang yang najis berjumlah 12 golongan, termasuk di dalamnya para orang kafir,dan para An-Nawasib(Ahli Sunnah) terhitung sebagai golongan yang kafir.”
    Dan masih banyak lagi ulama-ulama besar Anda yang mengatakan DARAH,HARTA dan NYAWA kami HALAL untuk DIBUNUH, bahkan kami dianggap NAJIS dan KAFIR oleh ULAMA-ULAMA BESAR Anda.
    Dari mana rujukan Ulama-ulama besar Anda menganggap kami kaum Sunni seperti itu
    Syaikh Muhammad bin Ali bin Bawabih Al-Qummi yang digelari As-Shadduq, meriwayatkan dalam kitabnya Ilal As-Syara’I’ hal.601 terbitan Najaf dari Daud bin Farqud berkata,
    “ Aku berkata kepada Abi Abdillah As, ‘ Apa pendapat Anda mengenai hukum membunuh kaum An-Nasib (Ahli Sunnah)?’ Beliau menjawab, “ Darah kaum Sunni itu Halal,akan tetapi saya mengingatkan Anda , jika Anda mau untuk memendamnya dibawah dinding, atau menenggelamkannya di dalam air agar mereka tidak menyaksikan hal tersebut, maka lakukanlah!” Kemudian aku bertanya kembali mengenai hukum harta orang Ahli Sunnah? Ia menjawab,” Binasakanlah semampu Anda”
    Padahal Allah SWT berfirman :
    “Saudara orang beriman hanyalah orang beriman pula.”(QS.Al-Hujurat:10)
    Yang kedua Pandangan Ulama-ulama Besar Anda terhadap AL-QURAN
    Syaikh Al-Mufid dalam bukunya Awailul Maqalat hal,98 mengatakan, “Sesungguhnya akhbar (hadist-hadist) yang datang dari para imam-imam pemberi petunjuk dari Ahlul Bait Muhammad SAW telah mustafidah (mansyur) bahwa Al-Quran telah mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan oleh sebagian orang-orang dzalim
    Ulama Anda Al-Majlisi pengarang buku Biharul Anwar Fi Asy-Syiah was sunnah hal 150 mengatakan, “Menurut saya, hadist-hadist tentang bab ini (bab Al-Quran telah dirubah) telah mencapai derajat Mutawatir maknawi(secara makna bukan secara lafal). Menolak semua hadist-hadist ini berarti tidak bersandar (perpegangan) kepada hadist-hadist lagi. Bahkan, dugaan saya, hadist-hadist tentang bab ini bukan saja berasal dari hadist-hadist para imam.”
    As-Sayid Ni’matullah Al-Jazairi dalam bukunya Al-Anwar An-Nu’maniyah 2/357 mengatakan, “Sesungguhnya pendapat yang menyatakan Al-Quran terjaga dan terpelihara, menyebabkan ditolaknya hadist-hadist yang sudah mansyur (mustafidzah) bahkan mutawatir yang menunjukan dengan tegas akan terjadinya penyelewengan dalam Al-Quran.”
    Dan masih banyak lagi ulama-ulama besar Anda yang mengatakan TELAH TERJADI PERUBAHAN, PENAMBAHAN dan PENGURANGAN dalam Al-Quran.
    Tapi adakah Ulama-ulama besar Syiah yang Menolak pernyataan diatas bahwa Al-Quran sudah mengalami perubahan….? Ada. Inilah sebagian nama ulamanya.
    Al-Murtadha, Ash-Shaduq dan Asy-Syaikh At Tibrizi
    Namun apa yang dikatakan Ni’matullah Al-Jazairi dalam menyikapi ulama Syiah yang tidak percaya adanya perubahan atau penyelewengan Al-Quran di dalam bukunya Al-Anwar An-Nu’maniyah 2/357 “Bahwa orang-orang Syiah yang mengingkari pendapat Al-Quran telah diselewengkan, sebenarnya sedang melakukan TAQIYAH….namun yang kuat (dhahir) bahwa perkataan mereka ini untuk meraih banyak keuntungan/kepentingan….
    Dari mana juga Ulama-ulama besar Anda punya keyakinan seperti itu
    Di dalam Kitab Ushul Al-Kafi (kumpulan hadist-hadist kaum Syiah,yang kata pengarangnya isinya semua Shahih karena pernah diperlihatkan kepada Imam 12 yaitu Imam Al-Mahdi) karya Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini, 2/634 dari Abu Abdillah (Ja’far Ash-Shadiq) ia berkata,
    “Sesungguhnya Al-Quran yang dibawa Jibril kepada Muhammad ada 17.000 ayat.”
    Padahal Allah SWT berfirman:
    “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS.Al-Hijr:9)
    Kalau Anda keberatan dengan nama-nama ulama yang saya sebutkan bahwa mereka bukan dari golongan Anda…Tolong saya kasih tahu Ulama mana yang menjadi rujukan ajaran mazhab Syiah Anda…karena hanya nama-nama itulah yang sampai saat ini saya dapatkan. Jangankan terjemahan dari ulama-ulama Anda, Buku pedoman yang Utama saja yaitu AL-KAFI yang derajatnya sama dengan Kitab Bukhori-Muslim menurut pandangan ulama-ulama besar Anda, sampai saat ini belum bisa saya dapatkan dalam terjemahan Indonesia ,yang ada hanya dalam tulisan Aslinya “ARABIC” Saya tanya,”Kenapa tidak diterjemahkan?” Dengan enteng dijawab,”Ini masalah bisnis, biaya untuk menerjemahkan sangat mahal, kalau kita terjemahkan dan tidak ada yang beli kita rugi…” Ya Allah….Keselamatan dunia akherat terhalang oleh kepentingan bisnis, buku itu ada di majelis Syiah di daerah Gerlong, padahal sekarang ini sudah banyak orang-orang yang tasyayu ke Mazhab Syiah atau adakah sesuatu yang disembunyikan dalam buku itu yang tidak boleh diketahui khalayak ramai sehingga SANGAT SUKAR untuk bisa mengetahuinya…..ENTAHLAH….?????????

  717. @Manusia Ahmaq: Jelas2x terjemahan perkataan ust Syiah tsb salah. An Nawasib adl org2x yg membenci dan memerangi Ahlul Bayt, itu memang dlm Syi’ah wajib diperangi dst. Gw heran koq lu bisa mengartikan Nawasib adl org Sunni, tdk semua Sunni adl Nawasib tp ada Sunni yg terjangkit virus Nashibi shg menjadi Nawashib.
    Ada 3 kemungkinan mengapa lu salah menterjemahkannya:

    1. Anda tdk mengetahui arti Nawashib atw Nashibi
    2. Anda sengaja menterjemahkannya spt itu utk propaganda yg menyesatkan
    3. Anda mempercayai bhw Sunni adl Nashibi dan Nashibi adl Sunni, atw Mazhab Sunni adl mazhab yg membenci & memerangi Ahlul Bayt
    Silahkan pilih….

  718. Tambahan bwt si Ahmaq sang provokatro!

    ما تقول فِي الناصب؟ قال: حلالُ الدم …. قلتُ: فما ترى فِي ماله؟ قال: خُذ ما قَدِرْتَ عليه.

    Imam Ja’far as. ditanya, ‘Apa pendapat Anda tentang orang yang nâshib (membenci dan memerangi Ahlulbait as.), maka beliau menjawab: “Ia halal darahnya…. Apa pendapat Anda tentang hartanya? Beliau berkata,” Ambillah selagi kamu bias.“ (HR. Ash Shadq dalam Ilal asy Syarâi’)

    Fatwa Abul Qasim al Khu’I al Musawi (Rahmatullah ‘Alaihi):
    فِِي عددِ الأعيان النجِسة، و هي عشرة:…. العاشر: الكافر… ولا فرقَ بين الْمرتد و الكافر الأصلي الْحَربِي و الذمي و الْخارجي و الناصبي.

    “Barang najis jumlahnya sepuluh,,, sedangkan kesepuluh adalah orang kafir… Tidak ada bedanya antara orang murtad, kafir asli, harbi, dzimmi, khawarij dan nâshibi.” (Minhâj ash Shâlihîn,1/116)

    Silahkan pilih dari 3 kemungkinan yg gw tawarkan di thread atas yg terdpt di dlm diri lu & ust2x lu!!!

  719. Fitnah & propaganda buruk pada akhirnya mempermalukan diri sendiri. Mengapa ini tak pernah disadari? Entahlah. Sdh saatnya para pembenci menghentikan cara-cara yg tdk terpuji ini. Jika anda msh memiliki pandangan yg negatif tentang syiah alangkah baiknya dibicarakan dgn cara yg maruf dan adil. Tidakkah anda memiliki akal utk menimbang serta hati utk menilai?

    Jika anda msh memendam kebencian yg sangat thd syiah, maka ketahuilah bahwa kebencian akan merusak jiwa yang entah bagaimana dan kapan akan menghilang.

    Salam

  720. ha…ha…ha….orang yang baru msk syiah kemarin sore sudah berani membantah ulama kalian sendiri yang dari lahir sampe mati… SYIAH MURNI dan kalian…..hebat…hebat….
    skarang sy tanya dan tolong JAWAB DENGAN JUJUR…. JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA (no TAQIYAH)
    KAUM YANG MANAKAH ANGGAPAN KALIAN YANG MEMERANGI KELUARGA NABI……..?????????
    Apakah YAHUDI…NASRANI….ATAU MAJUSI….???????
    ULAMA KALIANLAH YANG BERBENTUK MANUSIA TAPI SEBENARNYA SETAAAAAAAN YANG MEMBERIKAN PROPAGANDA MENULIS KETERANGAN SEPERTI ITU…ITU ADA BUKTINYA BOSSSSSSSSSSS…..BUKAN FITNAHHHHHHHHHHHH DAN PROVOKATORRRRRRRRR……heheheheheheh….
    kalau kalian TIDAK MEMPERCAYAI ULAMA KALIAN……KALIAN PERCAYA PADA ULAMA YANG MANA….???? BERIKAN BUKTI PADA KAMI BAHWA ULAMA BESAR KALIAN TIDAK SEPERTI ITU……..(ada ga ya…..) bila kalian LUPA baca LAGI TULISAAN IMAM KHOMAINI…(SEMOGA ALLAH MELAKNATNYA DAN DITEMPATKAN DI NERAKA YANG PALING DASAR….AMIIIIIIIINNNN)
    Dan masalah Al-Quran mana BOSS tanggapanya…..oh iya saya hampir lupa kalian ga bisa BANTAH karena disisi kalian sudah ADA MUSHAF FATIMAH….yang kalian sendiri BELUM PERNAH MELIHATNYA…..hahahahhahaha…..aneh HARI GINI…..masih ada yang PERCAYA DONGENG ANGIN SURGA YANG DI HEMBUSKAN USTADZ-USTADZ CETEK KALIAN YANG MERASA PALING………???????????

  721. TERNYATA LU BENER2X AHMAQ!!!

    BACA BAIK2X DONG 2 FATWA YG GW KASIH DI ATAS. PERHATIKAN TEKS ARABNYA, ADA GA KATA2X “SUNNI”(dlm teks arab)DAN PERHATIKAN SIAPA YG MEMBERIKAN !!!

    Gw jelasin sekali lg yah. Kaum yg memerang keluarga Nabi adl kaum Nawashib. Nawashib adl kaum yg membenci, menghina dan memerangi Ahlul Bayt Nabi SAW. Mereka bisa dari golongan Sunni,Khawarij dll. Contoh Nawashib yg terkenal adl Mu’awiyah LA, Yazid LA, Ibnu Taymiyyah, SILAHKAN PELAJARI SAJA MEREKA DI BLOG INI, & JGN CUMAN BISA NGOCEH!!!

    K’lo menurut lu Sunni itu adl Nawashib, itu pasti ga bakal ada org Sunni satupun di Iran!!! Sunni itu blm tentu Nawashib, tp Sunni bs menjadi Nawashib.

    Skrg gw tanya ama elu, JAWAB DENGAN JUJUR…. JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA (no TAQIYAH): LU SENDIRI NASHIBI BKN ?
    Eit, tp kayaknya elu Nashibi deh. Buktinya lu ngomong:
    “ULAMA KALIANLAH YANG BERBENTUK MANUSIA TAPI SEBENARNYA SETAAAAAAAN YANG MEMBERIKAN PROPAGANDA MENULIS KETERANGAN SEPERTI ITU”
    Yg lu sebut PROPAGANDA itu adl fatwa dr Imam kami yg ke 6, Ja’far Ash Shadiq. Lu sendiri tahu ga siapa itu Ja’far Ash Shadiq,? Trus lu sebut dia sbg SETAAAAAN YG BERBENTUK MANUSIA, hehehe jgnkan org Syi’ah, org Sunnipun akan NGEGEBUKIN ANDA!! BERSIHIN DULU TUH BELEK DR MATA LU, BARU BACA YG BENER FATWA TSB,

    Mushaf Fattimah ? Jawab dulu pertanyaan gw td, k’lo lu Nashibi ya napain gw jelasin ke elu. Kan elu pembenci Fattimah as ?

  722. hahahahahha…..kalau sy g percya itu omongnya dr imam jafar…..makanya agak susah juga berargumen dgn orang yang hanya tahu dari KATANYA….baca dan telaah buku rujukan kalian AL-KAFI….berapa ribu hadist yang pertama dibuat…..tapi sekarang ada bverapa ribu hadist …..baca…baca….kalau kamu TIDAK TAHU…..TERJADI PENAMBAHAN BERIBU-RIBU HADIST……SAYA TANYA APA BEDANYA DENGAN INJIL…….KAMU TANYA SIAPA SAYA…… SAYA SUNNI TULEN…..YANG DIAANGGAP KAFIR…NAJIS… SAMA ULAMA ULAMA SETAN KALIAN……..OKE BOSSSSSS

  723. Dasar manusia bodoh (jahilliyah) yg tidak mau belajar sejarah Islam, makanya ngomongnya ngelantur teruuuuusss… :mrgreen:

  724. @manusia yg kurang akal

    Anda berkata berlaku penambahan beribu ribu hadis dlm al Kafi…? Bisa dinyatakan yg mana ditambah dan kapan ditambah serta oleh siapa?

    Tidak ada yg beranggapan bahawa Sunni itu kafir dan najis….anda menggaulkan antara Nasibi dan Sunni? Sunni bukan Nasibi ya, terkecuali jika mereka adalah pembenci Ahlul Bayt as? Apa anda tergolong dlm kelompok ini?

    Anda tidak percaya omongan siapa itu urusan anda, namun saat anda menafikannya buat org lain, anda harus punya dalil buat itu…bisa dikongsi dalilnya?

  725. Hidup syiah hidup sunni….!!!!

  726. Trima kasih ya …. salam kenal dari saya

  727. @Manusia bodoh.
    Anda menampilkan dalil dengan persepsi pribadi, dengan emosi, fitnah dan kebodohan anda. dasar apa anda mengartikan an-Nawasib adalah pengikut Ahlus sunnah ?

    kami disini sudah banyak berhadapan dengan orang-2 seperti anda. orang2 seperti anda selalu memakai nama2 bodoh, komentar sanad yang jelas, nash yang kalian pakai selalu di modifikasi, ditambah ketawa2, penuh penghinaan-makian dsb.

    kalau anda merasa sunni tulen yang dianggap kafir dan najis oleh ulama syiah… itu kan cuma perasaan anda yang berlebihan saja. TAPI…. kalo anda memang an-Nawasib yang mengaku sunni tulen, maka anda memang layak dianggap najis.

  728. assalaamualaikum…
    para ahlusunnah dan para pecinta ahlul bait…..

    saya dengan segala kebodohan….tiba2 saja muncul sebuah pemikiran agak aneh…saya takut pikiran ini dari syaitan…atau sebuah kesesatan. berikut pikiran2 saya:
    1. benarkah selama ini perdebatan di antara semua golongan islam itu karena menafsirkan Alquran melalui hadist yang berbeda-beda?
    2. pernahkah kita berpikir ulang tentang asbabun nuzul itu timbul menjadi berbeda2 karena perbedaan2 riwayat hadist?
    3. pernahkah kita mencoba untuk mencari sunnah Rasulullah yang sahih itu dengan menelaah AlQuran?, karena selama ini AlQuran ditelaah dengan beberapa cara yaitu 1) penisbahan ayat satu dengan yang lainnya 2)berdasarkan hadist3)tata bahasa dan bahkan dari budaya berbahasa di Arab4)logika. benarkah cara-cara tersebut memang wajib dilakukan untuk menelaah AlQuran sehingga terkesan AlQuran itu diturunkan dengan sulit dimengerti?
    4. Pernahkah kita menyadari berlogika itu adalah ruang lingkup kebenaran manusia (terbatas), sedangkan bermunajat dan mencari Tuhan itu adalah mendatangkan haq?
    5. kita telaah kembali pemikiran ini yang saya juga takut akan kesesatan sehingga dalam bentuk pertanyaan. dan berikut ini adalah gagasan dalam bentuk pernyataan
    a. kita wajib taat kepada Allah dan RasulNya. perintah ini dari AlQuran…sehingga bagaimana umat dalam menauladani Rasulullah itu memang tercantum dalam wahyu Allah SWT.
    b. Perintah Allah kepada Rasulullah ada dalam AlQuran sedemikian perintah Allah kepada umat sekalian alam dalam bahasa yang sangat jelas (dalam point a dan b ini saya kurang berilmu…sehingga ikhwan semua tolong bantu saya dalam menelaah AlQuran berhubungan dengan pernyataan nomor 3 ini..soalnya tatut euy).
    c. Selama ini (saya masih meragukan point c ini, tapi ikhwan semua coba lihat secara objektif mau membenarkan atau menyalahkan tapi sertai aqli dan naqlinya..sehingga khususnya saya mendapatkan ilmu) menafsirkan AlQuran itu dari referensi hadist2 yang diyakini masing-masing golongan atau dari perspektf logika manusia, atau dari poros sejarah. padahal kan ketiganya tingkat kebenarannya jauh di bawah Alquran. Sehingga timbul pemikiran dari saya…kita benar-benar melihat AlQuran itu dengan paradigma bahwa AlQuran itu MUDAH dipelajari karena diturunkan dalam satu bahasa (satu logika) sesuai dengan wahyu Allah dalam AzZukhruf ayat 2 gitu ya sehingga kebenaran mutlak itu mudah diterima oleh manusia. dan dengan paradigma ini, semua aturan, hukum, perikehidupan, fakta, perintah dan larangan sebenarnya sudah lengkap dalam AlQuran. oh ya kan dalam Ali Imran ayat 7 tuh ada keterangan tentang ayat muhkamat dan mutasyabihat tuh ya….nah itu coba kita lihat terusan ayatnya lagi…jadi ginilah: 1) Allah sudah memberikan kunci-kunci tentang mana yang bisa dipelajari umat yang biasa-biasa saja keilmuannya (kayak saya) dan mana yang bisa dipelajari para alim ulama 2)di sinilah fungsi kaum alim ulama yang dimaksud AlQuran
    Dan hadist adalah bahasa AlQuran yang diucapkan dan referensi perilaku yang diperintahkanNya dari seorang manusia yang ditunjuk (Rasul) kepada manusia yang lainnya (hal ini menjelaskan bahwa Allah itu Maha Suci, karenanya Allah tidak berkomunikasi langsung untuk memberikan perintah dan laranganNYa, tetapi melalui Malaikat Jibril AS lalu ke Rasulullah SAW kemudian ke manusia).
    KESIMPULAN:
    dari alur pemikiran ini maka saya berkesimpulan dalam menafsirkan AlQuran itu begini:
    1. Jika kondisinya Rasulullah masih hidup kita wajib bertanya kepada Rasulullah
    2. Jika kondisinya Rasulullah telah wafat, maka utamakan paradigma bahwa Alquran itu mudah dipahami..setelah menemui kesulitan untuk memahami..kemudian beristigfar..karena sesuai dengan yang tercantum dalam Alquran (aduh maaf….tolong ikhwan semua cek lagi ya) bahwa orang fasik itu gelap gullita dalam memperoleh hidayahNya…jadi bersihkan diri dulu (bertaubat misalnya) semampu dan semaksimal mungkin. masih sulit juga cari orang-orang yang telah diselidiki maksum. masih juga ga ada para orang-orang berkata benar itu…yang berserah diri (pada Allah tentunya)mungkin kiamat sudah dekat.
    3. Hadist-hadist sudah menyebar di muka bumi ini…..jutaan kali (eh..bener ya). Jadikanlah Alquran Hujjah yang kuat sehingga hadist-hadist itu benar-benar kita saring. jika paradigma di atas itu benar (ga tau kan kita) bahwa Alquran itu mudah dipelajari, maka kita pun mudah menyaring hadist-hadist itu.
    4. Para Ulama bertugas untuk pusat konsultasi sebagai orang yang berilmu….yah gitu kan…nah sekarang kalo semua orang mukmin itu memegang Alquran itu sebagai Hujjah yang kuat dan mengerti..tentunya para Ulama ini bertugas mempertahankan kepemahaman kaum mukminin dan pusat konsultasi keagamaan(bukan seperti sekarang….berusaha membuat paham kaum mukminin…konsep saya itu futuristik haha..lebih advance gitu lah kalo bahasa kerennya). karena kita wajib juga taat pada pemimpin diantara kita (yah.kan sekarang dengan adanya berbagai golongan itu jadi membingungkan umat yah).

    nah gitu saudara2…pemikiran ini sangat dan harus diberikan kritik…tapi tolong saya juga belum yakin sama pemikiran ini…jadi jangan langsung mengkafirkan saya yahhh…..atawa menajiskan saya….ini mah saya punya pikiran terus pikiran ini bukan dari mimpi ketemu kanjeng Rasulullah ataupun dari sebangsa kayak gitu lah…jadi bukan haq….sangat nisbi (relatif) gitoh. oke….hehe awas hati-hati klo mengkafirkan saya….soalnya dosa saya seabreg lo ntar pindah ke yang ngefitnah hahaha.

  729. Faktor politik nya ada ga yah ??

  730. @tatut ahh,

    Wa’alaikumsalam…
    Sahabat, saya akan mencoba untuk menjelaskan dan mereda sedikit ketakutan anda. Sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa seluruh umat Islam wajib untuk taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya didalam Al Qur’an dan As Sunnah. Hal ini ditegaskan dgn firman Allah swt:

    “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa’:59)

    Ayat ini menggambarkan agar orang yg beriman untuk mentaati secara bersamaan kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri. Maka dari itu, semestinya seluruh umat Islam dlm pemahamannya adalah sama, karena mentaati ketiganya sekaligus. Namun kenapa setelah Rasulullah saw wafat hingga kini, umat Islam seakan/memang sudah terpecah belah. Menurut hemat saya hal ini disebabkan dari penafsiran dari Ulil Amri yg berbeda-beda. Ada yg menyandarkan kepada: Ulama, Mursyid, Imam Shalat, Presiden (Umaro), Kepala Keluarga dlsb. Ini adalah penafsiran saudaraku yg Sunni (Ahlusunnah Waljama’ah) bahwa Ulil Amri dipilih berdasarkan pilihan manusia.

    Sedangkan menurut penafsiran saudaraku yg Syi’ah (Ahlul Bait) bahwa Ulil Amri itu sudah ditentukan atas perintah Allah dan Rasul-Nya dlm nash Al Qur’an dan As Sunnah yang berlaku ketika Rasulullah masih hidup, setelah wafat, pada saat ini s/d akhir zaman. Sehingga manusia, khususnya umat Islam senantiasa ada dalam kesatuan perintah.

    Jadi kita tinggal memilih saja; apakah yg benar penafsiran Sunni atau penafsiran Syi’ah? Saya kembalikan kepada semua Sahabat dgn kwalitas ilmu dan iman yg berbeda. Wallahu’alam Bishawab.

    Wassalamu’alaikum….

  731. @wawansyah17,
    Alhamdulillah
    kepada saudaraku…
    sebenarnya ketakutan saya tuh ya ketika …ini bener lo…bahwa saya kebetulan baca Alquran dan menemukan arRum ayat 32…pokoknya tentang orang yang tergolong menyekutukan Tuhan itu yang memecah belah agamanya dan fanatik terhadap golongannya. saya tanya sana-sini ternyata katanya ayat ini ditujukan pada ahlul kitab yang lain (yahudi dan nasrani) karena ada asbabun nuzulnya yang begitu lah kira2..tapi kan kalo ini fiilnya dalam ayat ini bukan masa lalu…berarti itu berlaku masa sekarang….nah gini..gini…maksud saya …ada 2 hal yang saya simpulkan dari penemuan ini (bukan menyimpulkan ayatnya ya)
    1. asbabun nuzul itu kan tentang peristiwa background suatu ayat…dan itu tuh banyak yang berbeda-beda…tapi pemahaman kita terhadap bahasa Alquran (Arab) itu yah pasti harusnya sama (kan satu logika bahasa)…nah saya tuh lihat perbedaan-perbedaan tafsir ini juga kadang timbul dari masalah perbedaan hadist. jadi seperti ayat ini yang dimaksud orang yang memecah belah itu
    jika ditafsirkan melalui perspektif hadist…maka hanya yahudi dan nasrani yang jadi objek. nah coba kalo perspektif menterjemahan Alquran saja…berarti ayat ini juga berlaku bagi kaum muslimin yang memecah belah agamanya (heheh bukan maksud nyindir yang lagi bertengkar neh…hanya kebeneran ajaw yah…jangan muarah gitoh).
    2. nah yang kedua ini kalo asumsi bahwa ayat ini berlaku untuk kaum muslimin juga….maka apa ga pada tatut tuh klo kita fanatik pada golongan kita saja…saya sendiri terus terang dari lahir sampai sekarang memang mengikuti jalur fiqih ahlusunnah…yaw tapi terus terang saya juga ga berani tuh memfitnah syiah dll…karena menurut pemahaman saya itu artinya saya fanatik terhadap golongan saya.. ini sama sesama muslim (yang bersyahadat)…Rasulullah kan pernah melarang kita untuk mengatakan bahwa orang-orang ahli kitab gitu yah adalah ahli neraka (maksudnya…sapa tahu mereka itu di akhir khayatnya masuk islam dan orang muslim yang ngomongnya malah masuk kristen atau yahudi..naudzubillahimindzalik). nah apalagi sesama muslim.. (eh kalo boleh ya…tapi ini mah baru pemahaman saya..kenapa saya stay di ahlusunnah…karena ini juga alasannya, di ahlusunnah tuh kita tidak boleh mencap sahabat apalagi ahlubait telah melanggar..dll. wallahua’lam deng…yah itu mah sayah..jangan juga saya dibantah soal ini…blon siap euy..soalnya saya juga lagi baca-baca juga tentang syiah, pecinta ahlul bait, ahlusunnah juga, kecintaan ahlusunnah terhadap ahlul bait, cara mencintai ahlul bait dari setiap golongan gtuh lah). nah terlalu ngelantur soal saya..kita balik lg. nah gimana menurut pendapat saudaraku tercinta (et jangan curiga dulu…kan sesama muslim harus saling mencintai..jenis kelamin no.2 hahaha), kalo saja yang dimaksud fanatik ini (arRum 32) bisa saja taqlid pada manusia..taqlid pada logika…taqlid pada tafsir.
    .tapi kita juga diperintahkan untuk bertanya pada orang-orang yang berilmu yang manusia juga …kita juga harus taat pada pemimpin diantara kita. namun juga manusia-manusia ini punya persyaratan yang ditafsirkannya berbeda-beda. nah di dalam hal ini…misalnya: menurut syiah..pemimpin ya dari keturunan Rasulullah garis keturunan Ali bin Abi Talib..menurut ahlusunnah yah lain lagi..asalkan dia memenuhi syarat berkata benar..beruku bersama orang yang ruku…dan bersodakoh dan lain-lain dalam Alquran ada lah pokonya…dd. semuanya punya alasan yang kuat. di madzhab ahlulbait…juga logis sih kalo misalnya dipandang dari ajaran-ajaran yang diturunkan di rumah Rasulullah dan saya baca kemaksuman beberapa imam-imam mereka..saya juga membaca tentang berdirinya ahlusunnah, imam asyari (eh namanya lupa) yang bermimpi bertemu Rasulullah untuk meninggalkan ajaran muktazillah (jaman Daulah Abbasyiah)..dan imam Syafei yang nasabnya juga ke Ali bin Abi Talib sama-sama keluarganya Rasulullah seperti halnya Imam Gazhali. heuehueu cek aja yah…takut saya salah…belum lagi yang saya baca kemaksuman Imam Ali bin Husein Zainal Abidin tuh ya banyak diceritakn oleh Imam Gazhali lo.
    hati saya penuh keraguan…tapi dalam keraguan ini saya punya ketakutan…mati dalam suatu golongan yang ditolak di akhirat nanti…oleh karena inilah do’a saya…tolong dibantu agar do’a ini tidak salah:
    bismillahirrahmanirrahim
    Astagfirullah alladzi lailaha illa huwalhayulqoyumu waatubu ilaih
    Allahumma Sola a’la Muhammad wa a’la ali Muhammad
    Ya Allah
    sesungguhnya saya adalah hambamu yang bergelimang kemaksiatan karena itu ampunilah dosa-dosaku ini
    sesungguhnya saya adalah hambamu yang hati dan akalnya tertutup untuk melihat cahaya kebenaranmu. tiada yang bisa membukakan hati dan akalku selain kekuasaanMu
    Ya Allah
    saya adalah hambamu yang mencintai Rasulullah SAW tapi juga sangat bodoh sehingga tidak tahu cara mencintainya. oleh karena itu…masukkanlah aku ke dalam umatnya
    Ya Allah
    tiada kebenaran selain itu datang dariMu
    maka datangkanlah kepadaku kebenaranMu.
    Ya Allah
    ampunilah ibuku, ayahku, saudara-saudaraku ikhwanul muslimin, para ahlul bait (istri-istri Rasul, Sayyidina Ali bin Abi Talib, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan, Sayyidina Husein), para khulafaur rasyidin (Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina Ali), para sahabat Rasulullah, para alim ulama, para amirul mukminin…aku ingin bersama-sama mereka semua dalam surgaMu.

    Amin

    saudara2ku…ini aku baru serius neh…saya mohon barang siapa saja bisa memberikan masukkan tentang doa untuk mendapatkan kebenaran…doa untuk bertemu Rasulullah…dari mana aja golongannya yah…saya tampung..siapa saja yang berusaha dekat dengan Allah. Allah akan selalu dekat dengannya….aduhhh….berusaha dekatnya ini lo….banyak halangan…tadi pagi…saya naek angkot…aduh banyak sekali pandangan yang menghalangi kita yah…
    menanggapi kita menaati Allah (Alquran), Rasul (Sunnah) dan Ulil Amri dalam waktu yang bersamaan di surat AnNisaa 59 tuh ya…ini saya jadi ada pertanyaan neh.
    jika saja ada suatu daerah dimana penduduknya baru saja masuk Islam…lalu karena sesuatu hal…AlQuran belum mereka terima seutuhnya selama beberapa lama(ini klo ga salah pernah terjadi di sebuah negeri dekat cina)…itu gimana apakah berdosa tidak mengikuti Alquran seutuhnya? yah semuanya juga tahu…kondisi manusia itu yang tidak disengaja bisa dimaklum. nah hal yang sama dengan hadist….riwayat itu menjadi gaib, nisbi…ketika kita hanya berperspektif pada akal manusia saja untuk menafsirkan mencari logikanya tentang keabsahan. kenapa nisbi…sampai sekarang ilmu sejarah itu tidak bisa memprediksi secara absah tentang kejadian masa lampau. nah gimana tuh…hal yang sama ketika kita melihat kriteria ulil amri minkum ituh..kalo belum ada mudah2an kita ga dosa kalo tidak membaiat imam masa kini (soal masa lalu mah itu urusan orang-orang masa lalu). jadi ngarep terus ampunan..sama Allah supaya kita selalu dekat denganNya (wah kaya dalil ajah…bukan2 ya..inga-inga ini bukan dalil). didekatkan kebenaranNya..didekatkan ajaran RasulNya…. yah gituh..cape …gimana sih supaya nulis tuh ga panjang-panjang….klo pendek takut salah sangka yang baca…panjang bahasanya sembradus…yah udah dulu yah para ahlusunnah dan para ahlul bait..meningan pada makan dulu yang belom yah..kayak saya…..cau semua ehhh Assalaamualaikum Warrahmah

  732. bagi saya (ini pendapat pribadi sy loh). Mudah bagi saya utk memahami islam, yg mana yg benar2 ikut Nabi atau selain nabi ?
    implementasi adalah wajib dari kita mengimani dan taat akan seluruh aturan agama yg kita anaut (Islam).
    Implementasi mesti menghasilkan Implikasi….nah ini yg perlu sekali kita cermati. Jika kita, khususnya para ulama, sdh benar mengimlementasikan seluruh ajaran agamanya, mestinya akan ada implikasi/akibatnya/hasilnya….bagi saya hasil yg timbul dari segala praktek pentaatan akan agama yg kita yakini benar, adalah sangat penting (walaupun banyak juga sebagian dari saudara2 kita yg cukup dg implementasi tanpa melihat hasil/achievment)….walaupun sy cukup sadar untuk mencapai hasil diperlukan waktu yg panjang dan berat…(yah paling tidak Citra Islam terhindar dari segala penistaan akibat dr perbuatan kita sendiri tentunya)
    Nah… apakah umat islam kita telah benar dalam implementasi agamanya dan bagaimana hasil yg di dapat bagi umat islam di dunia akan implementasinya itu sejauh ini? Citra Islam dan peranannya di dunia, penting untuk kita cermati sekarang ini.

  733. @pecinta kebenaran
    mmm….benul..benul….saudaraku ini bener…..
    tapi masalahnya selalu ada implikasi dari setiap implementasi “benar” yang memberikan efek “negatif ato positif yah (konstruktif atau destruktif lah)” terhadap implementasi “benar” yang lainnya….
    trus begini…barangkali saudaraku ini lebih mudah mengikuti Rasulullah,,,kayaknya saya harus belajar banyak neh…
    konsep mengikuti Rasulullah saat ini saya perumpamakan seperti sekelompok orang berada di Hutan padat pepohonan dan gelap gulita dan cari jalan keluar. setiap orang berlainan pendapat..karena ada yang menyentuh ranting..ada yang menginjak akar…ada yang kakinya terendam sebelah di danau dan lain sebagainya. Konsep mengikuti Rasulullah untuk di jaman khoirul ummah itu perumpamaan seperti sekelompok orang sedang memandangi sebuah karya seni di sebuah tempat yang terang benderang.. mereka berbincang mengeluarkan pendapat..tentang karya seni tersebut …berbeda-beda memang pendapatnya…namun sang senimanlah yang memutuskan pendapat mana yang benar dan karena terangnya pencahayaan maka tidak bisa pula dibantah.
    namun beberapa saudara kita juga, menurut pendapat saya, mereka yakin keadaan mereka itu sama seperti jaman khoirul ummah….sangat jelas tak terbantahkan. saya belum serta merta membantah keyakinan mereka itu. karena ketidaksepakatan saya terhadap apa yang menjadi keyakinan mereka itu berawal dari pemikiran saya, orang yang berada di dalam hutan yang gelap bersama-sama dengan sekelompok orang yang terus berceloteh tentang jalan keluar.
    para muslimin di jaman khoirul ummah yang terang benderang saja masih banyak yang harus dibimbing. apalagi sekarang…yang pastinya harus lebih bertakwa, lebih merendahkan logikanya saat bertemu haqiqi….harus mau berusaha keras mencari Tuhan dan segala Kebenaran-kebenaraNya.

    tapi saya sepakat soal citra….pabila kita merusak citra Islam..tentunya bisa menjadi penyebab tidak maunya orang kafir masuk Islam dan naudzubillahimindzalik…buat muslim jadi murtad,

    yah gitu yah para sahabat pecinta ahlulbait dan ahlussunnah…diantara kita ada yang merasa yakin dengan terang benderangnya kebenaran tapi ada juga yang tidak yakin…. haruskah kita pertanyakan lagi tentang benderangnya cahaya yang kita yakini sebagai kebenaran, karena mungkin benderangnya cahaya yang kita yakini sebenarnya gulitanya malam? ataukah kita berhenti dengan cahaya ini karena kita yakini sebagai cahaya? ataukah kita berhenti dengan gulitanya malam…karena kenistaan kita…tinggal memohonkan ampunanNya? ataukah kita harus berharap akan cahaya yang lebih benderang setelah mendapatkan cahaya sekarang ini…sehingga kita menjadi orang yang rakus akan kebenaran?

  734. assalamu alaikum semua bagi yang muslim…
    bolehkah saya gabung dlm forum ini…jujur saya baru tau masalah perbedaan islam sunni n syiah, dikarenakan dr facebook teman yg diprofilenya tertulis islam sunni…saya penasaran n cari tahu di google dan ketemulah forum ini.

    alhamdulillah setelah baca tulisan2 dari atas hingga bawah, saya memahaminya, ternyata yg saya yakini dari kecil dengan ajaran org tua adalah islam sunni…islam yg menurut saya sesuai dengan ajaran apa yg terumuskan dalam Al-qur’an & Al-hadist…

    saya memang bukan org yg pintar/ahli dlm agama….tapi saya punya harapan besar agar semua islam untuk bersatu, jgn terpecah berai kr perbedaan sudut pandang…point agama islam menurut saya adalah jgn mengsekutukan ALLAH, menjalankan solat 5waktu n puasa juga zakat, berbuat baik terhadap sesama, berusaha untuk menjauhi segala dosa, dan selalu memandang Rosululloh sebagai panutan hidup kita sehari2…manusia seperti kita yg bukan manusia pilihan memang susah yg namanya menghindari dosa, apalagi dosa kecil yg acap kali kita tdk sadari…tp kita masih bisa berusaha untuk berpikir n berdoa.

    Dan saya juga kurang suka jika melihat org islam yang fanatik banget dengan memusuhi orang yang non muslim …saya rasa bukankah islam mengajarkan berbuat baik terhadap sesama…dengan kita berbuat baik terhadap non muslim, mereka akan melihat bahwa agama islam adalah agama yg sempurna dimata mereka…

    agama yg menyekutukan ALLAH memang musuh islam…tp itu biarlah di akhirat,,,yg terpenting kita tetep melakukan pendekatan2 baik terhadap sekitarnya n berdoa agar Allah membukakan isi hati mereka…

    dan satu lagi yg menjadi pertanyaan saya…tentang Malaysia…negara jiran adalah negara yg mayoritasnya juga byk menganut muslim, tp kenapa disana byk sekali org2 indonesia yg tersiksa…sebenarnya islam jenis apa yg dianut mereka….karena terlihat org malaysia itu sombong & juga angkuh kr mereka melihat org indonesia hanya sebelah mata

    mgkn ini saja dulu yg dapat sampaikan, terima kasih jika ada yg memberi saya masukan tentang islam untuk lebih lanjut.

  735. @Takut ah
    Saya coba untuk sharing dgn anda tentang tafsir Alqur’an dan Hadits.
    Yang pertama sebagai tolak ukur kita atau pegangan kita untuk mengetahui apakah yang dimaksud firman Allah dalam Alqur’an itu sesuai yang kita pahami atau sesuai tafsiran kita atau tidak. Kemudian Hadits yang sedang kita baca ini benar dari Rasul atau Tidak.
    Untuk menjawab ini harus bertanya:
    1.(kita orang awam) siapa yang bisa menjelaskan mengenai Alqur’an/ hadits/sunah Rasul.
    2.Siapa yang lebih memahami hadits dan Sunah Rasul
    3. Siapa yang memiliki Akhlak yang paling mulia.
    Dari ketiga persyaratan tsb (yang penting) Rasululllah SAW telah tentukan. Yakni : AGAR KAMU TIDK SESAT BERPEGANG TEGUH PADA ALQUR’AN DAN ITRAHTI AHLULBAITI.
    Manurut saya ke-dua2nya telah dijamin Allah berdasarkan beberapa firmannya.
    Maka untuk mendapat penjelasan tafisr Alqur’an serta keshahihan Hdits dan Sunah Rasul kita HARUS bertanya pada mereka yakni Itrahti Ahlulbaiti
    Tapi karena mereka kita tidak ketemu sekarang ini, maka mempelajari melalui sejarah cara mereka menyampaikan hadits serta sunah Rasul dan cara mereka menafsir (kalau belum mereka tafsirkan)
    Sedangkan bagaimana cara penafsiran yang belum kita ketahui hasil tafsiran mereka, maka tafsiran berdasarkan ayat dengan ayat dan bukan berdasarkan ASHBABUN NUZUL.
    Sedangkan hadits dikonfrontasi dengan firman Allah.
    Sedangkan Sunah Rasul dengan Akhlak, Karena Rasul memiliki AKHLAK ADHIM. .Wasalam

  736. @hamba Allah yg ingin mencari ketenangan
    setuju sekali…….islam yg baik semestinya tdk semestinya membabi buta memusuhi orang2 non Islam (dg syarat, jika mereka tdk memusuhi terlebih dahulu). Karena Allah SWT pun dalam Kemaha Pengasihan Nya, tdk memandang siapapun mereka. Segala kebaikan manusia di dunia akan Allah balas Kebaikan/Pahala di Dunia. Al-quran pada surat 5 ayat 69 :

    “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

    Tetapi bagi siapapun yg suka memcah belah Umat di dunia dia akan mendapat hukum Musyrik dr Allah Swt, Q.S.Ar-Rum, 31-32:

    31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
    32. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

    Targetnya bisa siapa saja, termasuk orang Islam yg gemar memecahbelah.

    @
    Islam bukan utk mempersulit umatnya. Memahami Hakekat Kebenaran Islam berbeda dg Pelaku hakekat Kebenaran itu sendiri. Memahami Kebenaran mudah, tetapi prakteknya sangat sulit, dikarenakan sisi Hawa Nafsu kita ternyata masih Dominan dr Sisi Keilahian. Tinggal tergantung dari manusianya itu sendiri, Kebenaran sudah jelas penampakannya, mudah, dan tdk tersembunyi, hanya saja banyak Oknum Jahil yg sengaja menyembunyikan Kebenaran itu utk kepentingan Hawa Nafsu hinanya (biasanya oleh mereka yg bejubah kekuasan ).
    jadi gunakan lah akal anda utk melihat kebenaran di dunia ini yg sdh jelas nampak dari Nabi Adam smp Akhir Zaman, hakekat kebenaran Islam Tdk akan hilang tenggelam walau sedetik.
    Wallahu a’lam bisowwab

  737. Mempertegas pernyataan sdr. Aburahat,

    “Dari ketiga persyaratan tsb (yang penting) Rasululllah SAW telah tentukan. Yakni : AGAR KAMU TIDK SESAT BERPEGANG TEGUH PADA ALQUR’AN DAN ITRAHTI AHLULBAITI.”

  738. he…he..

    oya membahas perbedaan sunni syiah ya, numpang bagi info ya…n tolong jangan dihapus..

    FAHAM SYIAH – MAJELIS ULAMA INDONESIA

    Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut :

    Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya :

    * Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.

    * Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).

    * Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.

    * Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/Pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan ummat.

    * Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).

    * Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (Pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.

    http://www.mui.or.id/konten/fatwa-mui/faham-syiah

    he…he…

    salam…

  739. @ Dody: He…he… Dasar ente org ketinggalan jaman, itu fatwa jadul brur 25 thn yg lalu. Sdh liat fatwa yg baru blm? Sdh tahu blm k’lo ketua MUI pusat berkunjung ke Iran? Emang ngapain pula ia kesana? Nekat ngelanggar fatwa pendahulunya?

    Berita org 2x MUI + wawancara ketua MUI Umar Shihhab setelah berkunjung ke Iran : http://www.mui.or.id/mui_in/news.php?id=191 + http://www.taghrib.ir/indonesia/index.php?option=com_content&view=article&id=94:wawancara-eksklusif-dengan-prof-dr-kh-umar-shihab-ketua-mui-pusat-&catid=41:1388-06-21-07-30-27&Itemid=62.

    Bung Dody, org 2x sdh make Office 2009 ente msh ajah pake Word Star + Lotus 123 . Itu teknologi 20an thn yg lalu brur.

    Salam He…he…

  740. @DK
    Apakah anda bisa berkata jujur atau hanya berkata FANATIK: right or wrong my believer.
    Dalam mazhab suni sendiri terjadi banyak perbedaan yang fatal antara beberapa imam Mazhab tapi anda tidak pernah singgung. Bagi anda yang penting mereka yakin akan KEBENARAN DAN KEADILAN SAHABAT. Tidak perduli apakah sahabat berbuat salah atau tidak mengerti hukum2 Allah atau menentang Rasul. Pokoknya siapa saja yang menjunyung tinggi sahabat dia Islam. Hehehe, walaupun dia seorang Yahudi.

  741. assalam sy islam sunni tetapi ada keraguan tentang sunnah yang diajarkan nabi dgn snnh yg diajarkan sahabat(merajam pezinah, padahal telah diampuni oleh Allah),+ jalan pemikiran yang berbeda para ulama sunni lebih cenderung ke sunnah perawi/riwayat abad ke7-8(abu hurairoh/imam muslim), yang padahal sunnah itu belum tentu betul/sah (Allah menyempurnakan sesuatu{prosses} dgn melalui perantara hambanya, laa kun fayakun)

    selalu mengikuti jln pemikiran ulama yg belum tntu benar pula/dizaman perang atas roma, pemikiran syiah lebih islam secara global budaya timur,tengah,barat dengan ada imam disetiap zaman agar tidak sesat dan terpecah,aliran sufi islam, musik, seni lukisan,puisi,filusuf, ilmupengetahuan(sains) kebanyakan berpusat di baghdad,dan persia/iran

    pakaian hitam yang mereka kenakan sebagai simbol mengenang atas penindasan,pembunuhan/ tragedi yang terjadi sempanjang sejarah syiah.

    lihat sekarang pemikiran extrim lahir di sunni wahhabi yg jalan pikirannya berpusat pada (sebagian hadist perawi)ulama yang mewajibkan perang atas kafirun. jika kita hidup secara islam tetapi anti budaya,pemerintahan,orang(secara fisik) barat jalan pikir kita akan tambah sesat. insya Allah fitnah dajjal/kebohongan besar ini akan tuntas atas seijin Allah. puisi
    kanan/kiri
    syiah/sunni
    sufistik/extrimis
    semuanya bertumpu pada Allah dan sunnah nabi
    wa asalam

  742. baca situs ini ,sangat meyakinkan

  743. sekarangk liat buktinya aja bro..
    negara islam mana yang paling maju n sukses??
    jawabannya IRAN ……..kenapa??
    cous mayoritas d sana kaum syi’ah ..
    lyat azza arab, iraq n palestine..mreka kwalahan mnghadapi israel sama amerika ..kenapa coba??….
    lyat hizbullah yg sbagian besar kaum syi’ah …mereka berani mati demi memerangi kaum kafir ..mreka lebih cinta MATI sbg husnul khatimah drpada HIDUP..tentu SANGAT BERBEDA dgn orng arab dan palestina ..
    cat:ISRAEL LEBIH TAKUT SAMA ORANG SYI’AH DRIPADA ORNG SUNNI…………..

  744. @All

    Sunni dan Syi’ah keduanya adalah Islam dan dalam masalah keyakinan, hukum, akhlak dan sebagainya, memiliki banyak kesamaan. Namun keduanya juga memiliki perbedaan yang tidak dapat dipungkiri. Hanya saja perbedaan ini tidak boleh berujung pada kebencian dan permusuhan dan menciderai asas persatuan dan persaudaraan Islam.

    Wassalam…

  745. @wawansyah17

    Amin.
    Alhamdulillah.

  746. Yang saya tahu, Syiah tergolong menjadi 3:
    1. Ghulat, yang menganggap bahwa Ali itu bagian dari Uluhiyyah
    2. Rafidhah, yang menganggap bahwa imam yang hak setelah Rasul adalah Ali
    3. Mufadhdhilah, yang memuliakan Ali daripada Abu Bakar dan Umar.

    Di buku yang lain, saya temukan juga golongan Saba’iyyah, yaitu para pengikutnya Abdullah bin Saba (orang Yahudi)

    Yang menjadi pertanyaan, logisnya golongan mana yang paling arogan dan melebih-lebihkan Ali? Bukannya lslam melarang umatnya untuk berlebihan mengagungkan seseorang?
    Mohon dijawab secepatnya! Syukran lakum.

  747. Kebersamaan dan persatuan sdh pasti dlm Islam.
    Namun jangan sampai mengingkari keniscayaan yg ada dlm mazhab suni bahwa banyak Periwayatan yg Merendahkan Keagungan Rasululloh Saww dan Para Imam dr Ahlulbayt Al Kisa As.

  748. mas @deejay

    sebelum anda bicara seperti ini

    logisnya golongan mana yang paling arogan dan melebih-lebihkan Ali? Bukannya lslam melarang umatnya untuk berlebihan mengagungkan seseorang?

    bagusnya anda baca tulisan @SP tentang keutamaan Imam Ali as dalam Hadits nabi saww syukur2 anda bisa membahas kesohihan haditsnya sekaligus meng ” argue” pendapat @sp
    bukan cuma kata2nya.

    Anda bisa terima hadits itu juga bisa anda tolak, sehingga jelas anda itu termasuk yg melebih2kan atau yg merendah2kan atau juga yg belum tahu….

  749. INILAH YG JADI PERSELISIHAN SYIAH N SUNNI, TENTANG PENKAFIRAN/PELAKNATAN/DOA2 YANG BURUK/ PEMFITNAHAN PARA PEMBESAR SUNNI N ULAMA2 ABAD PERTENGAHAN ATAS SYIAH N PARA IMAM NYA,DAN DISITUS PANAPUN SELALU ADA PEMFITNAHAN ATAS INI PELAKNATAN ATAS IMAM SYIAH (YANG BERHAK MELAKNAT IALAH ALLAH)………SEMOGA JALAN PIKIR YG SEHAT SELALU TERBENAK DI SETIAP MUSLIMIN……..AMIN

  750. Saya tidak pernah mengagung2kan sahabat Rasulullah, bahkan merendahkan para sahabatnya. Ali bin Abi Thalib saja tidak meminta untuk diagung2kan? Allah lah yang patut kita agungkan dan bershalawat atas Rasulullah, Muhammad saw. Tolong tuliskan hadistnya (sanad, matan dan rawinya). Menurut saya, sebaiknya jangan dicampuradukkan antara politik dan agama.

  751. deejay

    Yang menjadi pertanyaan, logisnya golongan mana yang paling arogan dan melebih-lebihkan Ali? Bukannya lslam melarang umatnya untuk berlebihan mengagungkan seseorang?

    1. Di semua golongan ada orang2 yang arogan. Arogan adalah penyakit hati yang bisa menjadi milik personal di semua mazhab. Yang anti syi’ah bilang syi’ah arogan. Yang anti wahabi bilang wahabi paling arogan (mengklaim hanya mrk yang benar).

    2. Apa batasan melebih2kan dan proporsional? Yang mencintai Sayidina Ali emuliakan beliau sesuai dengan perintah Rasul tidak dilebih2kan (bahkan takut masih kurang). Bagi mereka yang membenci Sayidina Ali (sadar maupun tidak sadar) tentu menganggap setiap kebaikan & kemuliaan Sayyidina Ali adalah sebagai ghuluw (ini hanyalah penyakit yang sudah biasa kita temukan sehari2 koq).

    3. Dimana dalil yang melarang melebihkan seseorang dari yang lain? Apakah anda tidak meyakini bahwa setiap orang punya derajat yang berbeda? Punya keimanan yang berbeda? punya ketaatan kepada Allah & Rasul berbeda2? Ketaqwaan yang berbeda?
    Saya pikir anda yang paling marah dan emosi jika kami menyamakan syeikh2 anda dengan manusia biasa?. Bukankah anda2 juga yang membedakan sahabat dengan kita2?, Bukankah anda2 yang melebih2kan salaf dengan bukan salaf? Bukankah anda2 juga yang menyatakan sayidina Abu Bakar adalah sahabat paling mulia. Bukankah anda2 juga yang ngotot dengan hadits bahwa kalau ada Nabi setelah aku, maka itu adalah Umar?.
    Bukankah sangat terang benderang bukan memuliakan dan melebihkan seseorang yang anda2 permasalahkan, yang anda2 permasalahkan adalah bahwa hati anda dengki dan menolak Sayidina Ali mendapatkan kemuliaan yang sepatutnya beliau dapatkan..??

    Salam damai

  752. @deejay

    Anda mengatakan:

    “Menurut saya, sebaiknya jangan dicampuradukkan antara politik dan agama”

    Menurut saya;

    “Justru agamalah yg mengatur seluruh sendi kehidupan manusia. Apabila agama dipisahkan dengan poltik, maka tunggulah azab dari Allah swt”

    Wassalam…

  753. @deejay
    Anda berkata:Bukannya lslam melarang umatnya untuk berlebihan mengagungkan seseorang?
    Tolong anda sebutkan Nashnya ( Firman Allah atau sabda Rasul)
    Jangan seenaknya berkata tanpa Nash. Allah memuliakan Rasul dan hamba2Nya yang taat. Rasul memuliakan Imam Ali as. Apakah salah kita juga memuliakan Imam Ali as?

  754. @truthseeker08: Menurut saya, akui para sahabat Nabi (Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan) sebagai khalifah setelah Rasulullah. Mereka berjuang menegakkan Islam juga kan? Kami pun mengakui bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah setelah Rasulullah. Tingkat keimanan seseorang itu relatif, memangnya Anda bisa mengukur? Mohon dicantumkan wasiat dan nash yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang hak setelah Rasulullah saw? Syukran
    Salam Damai juga ….

    @wawansyah17: Saya sangat sepakat agama Islam lah yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia. Karena Islam agama rahmatan lil ‘alamin. Maksud saya keyakinan terhadap agama Islam (akidah) jangan dicampuradukkan dalam masalah politik. Dengan demikian politik jangan mencampuri urusan agama.

    @aburahat: Tidak salah memuliakan Imam Ali bin Abi Thalib, namun jangan berlebihan. Itu saja. Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan dalam segala hal. Apalagi menuhankan manusia.
    وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
    … dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS al-An’am [6]: 141)

  755. @deejay

    Menurut saya, akui para sahabat Nabi (Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan) sebagai khalifah setelah Rasulullah. Mereka berjuang menegakkan Islam juga kan?

    Ahhh..anda yang aneh2 saja:
    1. Kapan saya tidak mengakui mereka sebagai khalifah?.
    2. Ada yang mengakui ataupun tidak tetap saja mereka khalifah.
    3. Saya tidak sedang menggugat kekhalifahan. Saya sedang menyampaikan pandangan saya tentang kemuliaan Sayyidina Ali, tanpa harus mengutak-atik khalifah lainnya.
    4. Kesan yang saya tangkap adalah bahwa anda menyisihkan kemuliaan Sayyidina Ali hanya karena ada kelompok yang menghina ataupun menolak kekhalifahan Sy Abu Bakar, sy Umar, dan sy Usman?. Koq kekanak2an sekali.

    Kami pun mengakui bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah setelah Rasulullah.

    Emangnya ini dagang? karena anda mengakui Sayyidina Ali sebagai khalifah maka kelompok lain juga harus mengakui ketiga lainnya sebagai khalifah?
    Bagi saya saya mengakui keempatnya sebagai khalifah tanpa mempertimbangkan pendapat anda ataupun pendapat yang menentang kekhalifahan sy Abu Bakar, sy Umar dan sy Usman.
    Note: Kita sedang bicara kemuliaan Sayyidina Ali, bukan kekhalifahannya dan juga tidak bicara ketiga sahabat lainnya.

    Tingkat keimanan seseorang itu relatif, memangnya Anda bisa mengukur?

    Memangnya kapan saya mengukur keimanan dan kemuliaan seseorang? Yang sedang saya lakukan adalah mengikuti apa2 yang disampaikan (penilaian) Allah dalam firman2-Nya dan apa yang disampaikan dan dipesankan oleh Rasulullah. Harap anda kokoh dengan pikiran anda, jangan terkacaukan dengan prasangka2 anda (baca lagi comment saya).

    Mohon dicantumkan wasiat dan nash yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang hak setelah Rasulullah saw?

    1. Saya sedang bicara tentang kemuliaan Sayyidina Ali, koq anda terkacaukan dengan kekhalifahan (harap berfikir yang kokoh..!).
    2. Dalil dan nash tentang kemuliaan Sayyidina Ali sudah bertebaran di blog ini maupun di internet. Yang masalah adalah keengganan/penolakan kelompok tertentu akan kemuliaan Sayyidina Ali (ahlul bayt). Tidak ada habisnya saya berfikir kenapa begitu sulit bagi salafy/wahabi menerima kemuliaan yang Allah berikan kepada keluarga Rasul kita. Dan koq bisa mereka menerima doktrin (menolak kemuliaan ahlul bayt) yang tidak masuk akal itu dengan alasan yang tidak masuk akal :ghuluw. Mereka mengorbankan banyak hal (menentang Allah & Rasul0Nya) hanya untuk menghindari (ghuluw) sesuatu yang tidak jelas batasannya (dimana batas ghuluw dan tidak ghuluw???). Kami yang memuliakan ahlul bayt tahu dengan pasti bahwa kami tidak pernah melewati batas2 tsb.

    Syukran ==> sama-sama
    Salam Damai juga …. ==> damai..damai..

  756. @deejay

    Apabila dalam sebuah negara kehidupan beragama dipisahkan dengan politik, maka tunggulah kehancurannya. Kemudian apabila politik tidak dilandasi dengan agama, maka hukuim rimbalah yg berlaku dalam politik tersebut.

  757. @jeejaay…

    sudah berulang kali saya sebut, baca hadist nabi diblog ini ttg keutamaan Imam Ali as, kalo ini juga anda katakan berlebihan maka saya tdk mengerti anda pake ukuran rasulullah saww atau tdk.

    baca ayat Alquran yg memuji ttg Imam Ali as, dimulai dari
    1. ayat ttg da’wah pertama kali pada keluarga,
    2. ayat ttg menggantikan Nabi saat hijrah,
    3. ayat ttg bersedekah sebelum bertemu Rasul saww,
    4. ayat ttg org yg bersedekah saat sholatnya
    5. ayat ttg org2 yg pertama memeluk islam
    dst banyak lagi…

    kalo ini juga anda katakan sebagai berlebihan…

    maka saya melihat anda tdk mau menerima kebenaran pada intinya, sehingga anda nampak Dungu dimata saya dan pengunjung blok ini.

  758. @truthseeker08: Saya mengakui kemuliaan Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Bait. Namun, tidaklah berlebihan. Mungkin, salafy/wahabi sulit menerima kemuliaan yang Allah berikan kepada Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Bait. Namun maaf, saya tidak demikian.

    Bagaiman menurut Anda atas tulisan (penulis blog) artikel di atas?
    “Benar sekali khulafaurrosyidin yang diakui Sunni adalah seperti yang penulis itu sebutkan. Syiah tidak mengakui 3 khalifah pertama karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka Imam Ali ditunjuk sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW.”

    Syukran wa jazakumullah khairan katsiran,
    Salam damai ….

    @wawansyah17: Saya sepakat dengan pernyataan Anda sekarang.

    @bob: Saya menerima kebenaran atas kemuliaan Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Bait. Namun jangan berlebihan. Itu saja, dan saya pun tidak menuduh Anda berlebih-lebihan. Ko, Anda malah tersinggung? Maaf, saya tidak dungu. Ingat setiap ucapan Anda akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

  759. @deejay
    Ada beberapa poin lagi yang menjadi pandangan saya:

    1. Saya tidak menuntut orang lain untuk memuliakan Sayyidina Ali a.s. Kemuliaan beliau a.s. adalah anugerah dari Allah tanpa dipengaruhi oleh sikap kita kepada beliau a.s.
    2. Yang sdang saya sampaikan adalah tidak perlu anda menilai sikap mereka yang memuliakan dengan kata2 memuliakan yang berlebihan. Selain bahwa batas2nya pun anda tidak bisa berikan. Sedangkan kami yang memuliakan tahu betul batas2 yang ada (mis: Rasulullah adalah makhluk paling mulia). Sehingga setiap kami memuliakan Sayyidina Ali otomatis kami juga memuliakan Rasulullah SAW, yang berarti juga memuliakan Allah sebagai Sang Khaliq.
    Jadi tidak perlulah mengekstrimkan sikap kami yang normal2 saja. Hanya saja sikap kami yang normal ini secara subjektif bagi anda berlebih2an. Maka kami yang menyarankan kepada anda untuk merevisi standard anda ttg memuliakan yang berlebih2an.
    Untuk memuliakan ahlul bayt a.s. membutuhkan ilmu, dan keilmuan kami masih jauh dibawah para ulama2 besar yang terdahulu dalam memuliakan ahlul bayt a.s.

    3. Mengenai penulis, saya hanya akan berkomentra secara general. Analisa saya ttg beliau adalah beliau pecinta ahlul bayt (yang kesyi’ahannya diragukan… :mrgreen: ). Beliau bekerja keras dalam meneliti setiap nash yang berkaitan dengan ahlul bayt agar kita yang awam bisa melihat secara menyeluruh dan seakurat mungkin mengenai posisi Ahlul Bayt a.s. Anda harus lebih hati2 dalam membaca tulisan2 beliau, karena sebagian besar tulisan beliau adalah pendapat ulama2 besar Sunni. Hampir sulit ditemukan pendapat pribadi beliau yang berdiri sendiri tanpa dalil kuat yang menunjang.

    Salam Damai

  760. khalifaah…oh …khalifah
    perbuatanmu membuat umat berselisih
    hanya karena gila hormat, gila jabatan, dan gila dunia
    hak orang miskinpun mereka tindas
    pantas lah para pemimpin dan wakil rakyat negriku banyak seperti itu…..karena para khalifah dijadikan panutan mulia.
    sungguh berat bagi mereka utk mengatakan mereka itu salah dan tdk pantas memimpin……dalihnya untuk persatuan umat
    kebenaran tdk butuh banyaknya umat
    kebenaran tdk butuh persatuan yang bercampur kesalahan
    kebenaran mesti satu
    kebenaran hanya sebatas menyampaikan, membimbing/petunjuk
    kebenaran adalah aqilah mujarrad bukan waahimah

  761. @dejay…

    Saya td mengatakan anda Dungu, saya mengatakan anda menjadi dunggu jika fakta2 hadist yg beterbaran di blog ini dan fakta pujian alquran thd Imam ali as anda abaikan . maka predikat dungu itu layak anda sandang.

    Lagi2 anda menuduh tanpa kriteria yang jelas..
    jgnlah berlebihan dalam memuji Imam ali as, coba sebutkan kriteria berlebihan anda. Adakah dlm tulisan diatas yg menurut anda berlebihan.
    Atau statement mengambang anda ada mahzab yg ghuluw terhadap imam Ali as coba anda sebutkan kriterianya dan dasar nashnya…
    jgn asal menebar syak wasangka kepada org lain, pdhl anda sendiri yg tdk paham apa itu defitnisi berlebihaan.

    Biar mudah saya sebutkan beberapa contoh berlebihan buat anda menurut saya
    1.Mengatakan bahwa khalifah setelah rasulullah saww itu ditentukan oleh Allah swt maka itu saya sebut berlebihan
    2. Mengatakan semua sahabat itu Adil/udul maka itu ghuluw dan berlebihan.
    3. Mengatakan sahabat sedang berijtihad, padahal rasul masih ada atau hukum Allah dan rasulnya sudah terang benderang itu berlebihan namanya…
    4. Mengatakan semua sahabat itu adalah generasi terbaik itu berlebihan namanya…
    dst

  762. @Bob: Saya perlu meneliti hadits2 yang ada di blog ini. Saya tidak mudah percaya dan taklid seperti Anda, mungkin. Jadi jangan secepat itu Anda mengatakan saya Dungu. Artikel di blog ini juga masih ada yang keliru. Ko, Anda memaksa saya harus mengatakan “BENAR” semua yang ada di blog ini. Jangan merasa paling benar dan memaksa orang untuk menyatakan benar.

    Surah apa dan ayat berapa, yang mengatakan fakta pujian Al-Quran terhadap Ali bin Abi Thalib?

    Bagaimana menurut Anda tentang pernyataan ini (penulis blog)

    1. “Benar sekali khulafaurrosyidin yang diakui Sunni adalah seperti yang penulis itu sebutkan. Syiah tidak mengakui 3 khalifah pertama karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka Imam Ali ditunjuk sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW.”
    2. “Penulis(saya) menjawab benar perbedaan Sunni dan Syiah memang tidak sebatas Furu’iyah tetapi juga berkaitan dengan masalah Ushulli.”
    Bagaimana 3 khalifah pertama tidak diakui Syiah?
    Perbedaan tidak dalam hal furu’iyyah saja, namun ushuliyyah juga. Bagaimana Islam mau bersatu kalau ada pernyataan seperti ini?
    Bagaimana saya mengatakan blog ini benar kalau pernyataannya saja seperti ini?

    Salam Damai ….
    Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh ….

  763. @deejay
    pantas kalo anda disebut dungu
    mas, sy sajah merasa masih bodoh dlm hal ilmu agama, tapi kalo melihat komentar anda yaa kok ternyata anda parah sekali…

    1. anda bilang, Surah apa dan ayat berapa, yang mengatakan fakta pujian Al-Quran terhadap Ali bin Abi Thalib? yaa baca Al quran tdk spt baca komik mas, anda baca juga Tafsir2nya oleh para salafussoleh, karena AlQurankan ada yg muhkamat dan mutasyabihat. . Dlm suni pun mengakui keutamaan Para Khalifah yg 3 tdk ada dlm Al Quran, tetapi ada dlm Kitab Tafsirannya.

    2. khalifah/imamah dlm sunni tdk ada dlm rukun iman dan Islam, bagaimana hal ini bisa dianggap hal yg Ushuli ?

    bagaimana mau mengatakan anda ini tdk DUNGU mas ?

  764. @Mahabbah: Salaam ‘alaik ya akhie! Wassalam ….

  765. @deejay
    Anda menjawab dengan surah Al-An A’m 141.
    Saya harap anda jika membaca Alqur’an agar memahami maksudnya. Jangan asal menafsirkan mengikuti nafsu anda.
    Dalam hal apa menurut ayat tsb dikatakan jangan berlebihan?
    Apakah dalam beribadah pada Allah juga tidak bisa berlebihan?
    Allah Yang begitu Agung memuliakan Imam Ali as. Sedangkan kita, setinggi apapun memuliakan Imam Ali as masih jauh dibawah Firman Allah. Silahkan baca lagi Firman2 Allah dengan benar

  766. @deejay

    Penolakan terhadap 3 khalifah sebelum Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib as oleh Syiah bukan berarti mereka menafikan sejarah, namun, mereka berpegang pada perintah Nabi saaw bahawa hak Khilafiyah adalah hak Ahlul Bayt as.

    Jika anda melihat sejarah, pasti anda terbaca, bahawa Saad bin Ubadah, pemuka kaum Ansar sendiri, menolak membaiah Abu Bakar dan Umar hinggalah beliau wafat pada zaman pemerintahan Umar.

    Apakah anda mengakui dia sebagai sahabat Nabi saaw setelah apa yg dia lakukan itu? Jika jawaban anda ya, berarti bukan sulit utk anda menerima saudara Syiah anda, dgn mencari persamaan dan mengenepikan perbedaan….bisakan?

    Mengenai masalah melebihkan Imam Ali as, kami tidak melihat adanya unsur2 melebihkan lebih dari apa yg Allah dan RasulNya telah tetapkan. Jika mmg ada, cuba anda tampilkan, biar kita yg lain lihat, apakah ada ciri2 melebihkan melebihi batas yg Allah dan RasulNya telah tetapkan atau tidak.

  767. deejay
    Apakah anda tidak tahu atau pura2 tidak tahu bahwa hadits yang disampaikan oleh penulis adalah hadits2 yang juga diakui sahih oleh ulama2 dan kitab2 sahih sunni.
    Apakah setiap kita membenarkan sesuatu maka akan dikategorikan mudah percaya dan taklid (buta?).
    Ketika anda menolak sesuatu dikarenakan percaya kepada sesuatu yang lain itupun bisa dikategorikan taklid buta. Sebagaimana rekan2 kita dari salafy, mereka taklid buta kepada syaikh2 mereka sembari mereka menuduh orang lain taklid buta kepada hadits2 sahih. Yang saking taklidnya mereka sampai mereka mendhaifkan hadits yang oleh sunni masuk dalam kategori sahih (Bukhori, Muslim dll). Pada saat yang bersamaan mereka akan siap membunuh mereka yang diluar mazhab mereka yang mempertanyakan/mengkritisi kesahihan hadits2 Bukhori yang mereka syarah. Jika anda juga ketularan kegilaan dan kerancuan berfikir seperti itu maka akan sulit diskusi ini, karena akan dipastikan akan tidak kemana2.
    Suatu diskusi tidak akan menghasilkan sesuatu (kebenaran) ketika paradoks, dan inconcistency dihalalkan.
    Jadi lebih baik tinggalkan tuduhan2 taklid (buta) dan cepat percaya.
    Anda sendiri tahu bahwa kebanyakan dari mereka yang syi’ah (yang tadinya sunni) adalah dikarenakan mereka tidak taklid buta, karena mereka kritis dan berhati2 dalam meyakini hadits2 yang ada sehingga akhirnya mereka memilih bermazhab syi’ah.
    Jadi tuduhan2 anda hanya akan menunjukkan kejumudan anda saja, ketika anda tidak menunjukkan kesalahan yang anda klaim tsb.
    Kalau anda belum bisa membedakan mana yang pendapat pribadi penulis dan mana yang kutipan penulis dari Ulama2/Muhadits2, maka tahan dulu komentar2/tuduhan2 anda

    Salam damai.

  768. saya pingin belajar lebih kedalam tentang Ahlul bait,tapi saya bingung kemana harus belajar/apa anda bisa ajari lebih dalam? ato dimana saya harus bertemu ama rekan2 Ahlul bait?

  769. @nurul

    disitus ini juga bagus kok…coba baca dari file yg lalu2 berkaitan dgna ahlul bait…

  770. @truthseeker: Syukran lakum ya akhie atas peringatannya….
    Salam Damai ….
    @hadi: Mungkin Anda bisa buka dan membacanya situs http://www.hakekat.com (Hakekat tersembunyi Syiah Imamiyah)
    @aburahat: Syukran lakum,
    Salam Damai ….

    @All: Semoga Allah menyelamatkan kaum Muslimin Al-Quds di Palestina dari keserakahan Yahudi-Zionis …Allaahumma sallimnal Islama wal muslimin, wa zalzil aqdamal kafirin wa syaththith syamlahum wa mazziq jam’ahum, امين يا رب العالمين
    والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

  771. @deejay
    Sama2.

    @hadi: Mungkin Anda bisa buka dan membacanya situs http://www.hakekat.com (Hakekat tersembunyi Syiah Imamiyah)

    Anda juga bisa buka dan membaca situs:
    http://satriasyiah.wordpress.com/ (Hakikat tersembunyi Hakikat.com). Disini anda dapat membaca kebohongan2 dari hakikat.com. Tragisnya pengikut hakikat.com tidak peduli dengan kebohongan mereka. Mungkin bagi mereka cukup dengan anti-syiah maka berbohong, fitnah, manipulasi adalah halal…menyedihkan.

    Salam

  772. @deejay

    Benar kata saudara kami Mas truthseeker…baca situs yg beliau berikan dan mula menalar dgn waras….

  773. saya rindu Rasulullah SAW…
    Mungkin apabila Rasulullah SAW masih ada, tak akan ada Sunni atau Syiah, NU atau Muhammadiyah, semuanya bersatu dan khidmat kepada ajaran yang satu dari Rasullah SAW.
    Tetapi, mungkin inilah jalan cerita yang telah disusun sedemikian rupa oleh ALLOH SWT , pasti ada hikmah dibalik semua ini.
    Kembalikan saja kepada ALLOH SWT, Rabb kita semua

  774. @nothing
    Anda benar. Semua kejadian dalam ketentuan Allah. Tapi kita harus ingat bahwa dunia ini tempat cobaan IMAN kita. Dan semua kejadian/ sejarah/masa lalu merupakan pelajaran bagi kita untuk dianalisa agar kita tidak SESAT.
    Menurut saya semua kejadian masa lalu harus diungkap dan diteliti agar kita tidak salah dalam beribadah pada Allah.
    Salah pegangan dan anutan NERAKA tempatnya FI HA KHALIDINA. Ya Allah berikan kami petunjuk serta ilmu untuk dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Amin

  775. Keragaman pemikiran dan keyakinan adalah salah satu keniscayaan. Ia muncul karena Allah swt menciptakan kemampuan berpikir dan kecenderungan hati yang berbeda derajat bagi setiap manusia. Bagi yang dapat menerima dan ridla berbahagialah ia. Bagi yang enggan dan tetap dengan kejumudannya, maka bersiaplah dengan kepahitan & kekecewaan. Bagi yang berpikiran dan berhati luas, maka ia bersabar dan berserahdiri terhadap penolakan. Manusia seperti ini telah mengikuti sebagian dari sunnah Rasul saw. Menyampaikan tanpa memaksa dan merendahkan martabat. Bagi yang berpikiran dan berhati sempit, maka penolakan baginya menunjukkan penolakan thd Allah & Rasulullah saw. Menyampaikan, memaksa & merendahkan martabat. Manusia jenis ini telah mengingkari sebagian dari sunnah Rasul saw.

    Salam

  776. @truthseeker08 n’ hadi: Syukran informasinya, Jazakallah ….

  777. @deejay
    Sama2.
    Maaf jika ada salah kata.

    Salam damai.

  778. @deejay

    Terima kasih kembali

    Semoga maklumat balas dari situs itu bisa menjelaskan betapa curangnya situs Hakekat.com, dan semoga anda meraih manfaat darinya

    Jazakallah

  779. sesama umat islam saling menghujat, sungguh disayangkan. orang2 yahudi pasti tertawa riang kalau mampir dan membaca thread ini…

  780. @wahyu,

    Justru Blog ini menconter orang Islam yg suka menghujat dan mengkafirkan sesama Muslim. Sungguh disayangkan anda tidak mengerti.

    Wassalam…

  781. @wahyu
    Orang Yahudi mentertawakan umat Islam bukan baru sekarang ini. Malahan sejak pasca Rasul.
    Tetapi sekarang, Orang yahudi hidup tidak tenang karena ada sekolompok Islam yang benar2 mampu menunjukan GIGI.
    Dan dalam blog ini kita berdiskusi agar mereka2 yang dulu dibodohi Yahudi dan masih sampai sekarang ini bamyak pengikutnya yang tidak sadar akan kebodohannya.
    Tapi sayang mereka belum sadar atas kebodohannya.
    Mereka masih FANATIK buta.

  782. MENARIK……!!!

    ingat kah kita ayat terakhir yg turun?? (haji wada’)
    disitu sdh jelas bagi org2 yg berpikir..

    entah sunni atau syi’ah jgn lah saling merasa benar, karena kesalahan itu milik kita manusia, kebenaran mutlak milik ALLAH

    ingat kah hadist “sesungguhnya kaum muslim = bersaudara”
    ini kah yg dinamakan “saudara”?? saling menghina, menghujat??

    HAHAHAHAHA…. sadar kah kita, saat kita berdebat, saling menghujat, iblis cs tertawa ria,
    tdk cukup kh nenek moyang kita dijajah belanda 3,5abad dengan politik devide et impera nya???

    ingat kah kita Rasulullah SAW pernah berkata di akhir dunia ini ISLAM terbagi dalam 72 aliran dan hanya 1 yg benar??? siapa yg benar, hanya ALLAH en Rasulullah yg tau..

    INGAT….!!! jangan kan kita manusia biasa, senior qt Adam en hawa pun pernah ditipu iblis, apalah arti kita???? malaikat pun sujud ketika disuruh ALLAH sujud kpd Nabi Adam tp iblis pun berhasil menipu Nabi Adam… apalagi orang awam seperti kita ini.. betul?
    apa kh kita tidak berpikir??? jangan lah kita di tipudaya iblis…
    ============ STOP PERMUSUHAN ============

    “sesama muslim itu bersaudara”

  783. Assalamu’alaikum…

    Wahdat (kesatuan) Islamiyah tidak bermakna menyatukan mazhab-mazhab atau men-Syi’ah-kan orang Sunni atau me-Sunni-kan orang Syi’ah, melainkan bermakna ittihad (persatuan) dan keutuhan para pengikut ragam mazhab dalam Islam. Seluruh kaum Muslimin selagi mereka berbeda satu dengan yang lainnya mereka dapat bersandar pada hal-hal yang disepakati secara umum (common) di hadapan musuh-musuh Islam dan membentuk barisan tunggal serta mengantisipasi infiltrasi dan penetrasi para musuh dan dominasi para penjajah atas kaum Muslimin.

    Maka dari itu; Syi’ah dan Sunni keduanya adalah Muslim dan dalam masalah keyakinan, hukum, akhlak dan sebagainya memiliki banyak kesamaan. Namun keduanya juga memiliki perbedaan yang tidak dapat dipungkiri. Hanya saja perbedaan ini tidak boleh berujung pada kebencian dan permusuhan yang menciderai asas persatuan dan persaudaraan Islam.

    Wassalamul’aikum…

  784. Mo Tau lebih dalam gimana sesatnya Paham Syiah gampang kok …. klik aja http://www.hakekat.com !

  785. Mau tau lebih detail betapa besarnya fitnah dan kebodohan situs http://www.hakekat.com….klik aja http://satriasyiah.wordpress.com/ beres

    Mudah bukan? Kalau itu cara anda (mas firman) belajar tentang kebenaran….lalu siapa yg menyimpang ya?

  786. “Telaah Perbedaan Sunni dan Syiah.” Jelas berbeda, sama tapi tak serupa. Ibarat air tidak bisa menyatu dengan minyak. Titik.
    Gimana mau bersatu Islam ini, kalau melihat komentar2 di atas. Debat melulu, tak ada ujungnya. Ayo, bersatu sekarang juga! Iran jangan cuma ngomong aja atas nama Islam. Serang Amerika dan Zionis Israel, bantu umat Islam di Irak, Afghanistan, dan Palestina.

  787. Saya tantang orang yang anti syi’ah untuk bermubahalah. Biarlah Alloh menjadi hakim pertentangan kita.

  788. @h-bieb

    ente kelihatannya nafsu amat sih, pake menyuruh Iran menyerang… dasar provokator… :mrgreen:

  789. Mas SP salam kenal,
    Kapan neh telaah sepak terjang saudi di dunia islam? Setahu saya pangkalan militer amerika ada di saudi. Dari situlah mereka mengendalikan perang teluk 1 dan 2. Saya tinggal di middle east sejak tahun 2000. Jadi saya tahu betul. Banyak paradoks.

  790. Rasulullah saw bersabda:

    لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

    “Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah, ‘Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)’.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda:

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ

    “Wahai manusia, jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan dalam beragama, karena sesungguhnya sikap berlebihan dalam beragama itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

    Berdasarkan hadits tersebut. Saya hanya sekadar mengingatkan, janganlah berlebihan dalam memuji Ali bin Abi Thalib ra. Memuji secara berlebihan ditakutkan memiliki sifat Ilahiyah dan Rububiyyah yang sebenarnya hanya milik Allah Swt.

    Sadarlah dan kembalilah kepada Islam yang murni, yang dibawa oleh Rasulullah saw dari Allah Swt, Rabb semesta alam. Allah yubarik fiekum ….

  791. قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم

    “Katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3]: 31)

    Berdasarkan ayat tersebut menunjukkan bahwa kecintaan yang sesungguhnya harus dibuktikan dengan ittiba’ dan mencontoh, bukan membuat hal-hal yang baru.
    Mudah-mudahan Allah menampakkan kebenaran bagi kita dan memberikan kita taufik, Amin.

  792. Heran…siapa sih yg berlebih2an memuji Nabi Muhammad saw dan Imam Ali as? Malah rasanya msh kurang?

    O mungkin karna sampeyan mengganggap kedua makhluk mulia ini manusia biasa sehingga pujiannya jg tdk boleh melebihi pujian yg disandang manusia biasa?

    Salam

  793. @habibie
    tunjukan dong mana yg anda maksd berlebihan dlm memuji rosul n imam ali
    kayanya sdh basi deh kata tsb,klu yg dulu2 pake kata mengkultuskan

  794. Saya tantang orang yang anti sy’iah untuk bermubahalah. Biarlah Alloh yang menjadi hakim pertentangan kita.

  795. @Habibie

    Berdasarkan hadits tersebut. Saya hanya sekadar mengingatkan, janganlah berlebihan dalam memuji Ali bin Abi Thalib ra. Memuji secara berlebihan ditakutkan memiliki sifat Ilahiyah dan Rububiyyah yang sebenarnya hanya milik Allah Swt.

    Terima kasih sudah mengingatkan.
    Untuk supaya menjadi jelas bahwa anda sedang mengingatkan dan bukan sedang memfitnah, harap diperjelas dengan pernyataan anda memuji berlebih2an. Mohon tunjukkan yang mana yang berlebihan (apalagi menyamakan dengan Tuhan). Saya (kami?)siap mengkoreksi diri.
    Sebagaimana pernyataan arman, saya juga merasa sangat kurang dalam memuliakan mereka sebagaimana sahabat/salafus shaleh memuliakan Rasulullah SAW dan Imam Ali krw. Saya sedang terus berburu ilmu yang menceritakan lebih lagi tentang kemuliaan keduanya.
    Ingat mas Habibie, tidak mungkin kami memuliakan mereka melebihi yang sudah dilakukan salafus shalih (sahabat). Bisa mendekati cara mereka memuliakan Rasulullah saja sudah keberuntungan besar bagi saya.

    PS: Saya lebih takut jika ketemu Rasulullah dan Imam Ali dan didakwa memangkas kemuliaan (menjelek2an) mereka.

    Salam damai.

  796. berlebihan dalam memuji ?
    @mas habibie n rekan2 yang mengingatkan agar tidak berlebihan dalam memuji

    pernah merasakan jatuh cinta??? mungkin dari sisi inilah rekan2 yang memuji Rasul dan Imam Ali (yg kata anda berlebihan ), melihat dan bertindak menunjukkan ekspresi mereka.
    bagi yang sedang jatuh cinta, hal ini adalah wajar, bahkan terkadang mereka merasa selalu kurang dalam hal menunjukkan kecintaan mereka, trlebih jika mereka melihat ada orang lain yang memiliki kecintaan yang lebih dibandiing kecintaan mereka terhadap sosok yang dicintainya.

    bagi anda yang hanya melihat dari luar, dalam pandangan anda, kelakuan yang mereka tunjukkan mungkin sangat berlebihan.
    tapi toch, ternyata bagi rekan2 diatas yang merasakan, ekspresi mereka masih sangat kurang seperti yang diakui oleh mas truthseeker08
    “tidak mungkin kami memuliakan mereka melebihi yang sudah dilakukan salafus shalih (sahabat). Bisa mendekati cara mereka memuliakan Rasulullah saja sudah keberuntungan besar bagi saya”

    saya pribadi sering cemburu melihat orang2 seperti truthseeker08 dan kawan2. mampu memiliki kecintaan yang begitu besar terhadap sosok yang memang sangat pantas untuk dicintai
    mencintai ahlul bait akan membawa kita pada cinta Rasul, dan cinta Rasul akan membawa kita pada cinta Allah….

    salam
    ampun. kalau ada salah2 kata…..

  797. @All: Allah yubarik fiekum … Allah yarhamukum ….

  798. @Habibie

    Allah yubarik fieka….Allah yarhamuka

    Salam

  799. Orang yang tidak mengenal imam zaman, berdebatnya sering ngaco.

  800. perbedaan dalam islam memang indah…
    semua punya cara pandang nya masing2…
    per erat silaturahmi jangan sampai orang2 yg tidak senang dengan islam memanfaatkan perbedaan ini untuk merusak islam…
    pintu surga bukan cuma satu pintu neraka juga tidak satu…
    terserah mau masuk pintu yang mana untuk masuk surga tapi jangan sampai masuk neraka dari pintu mana pun…

  801. Semoga kita semua bisa sebijak anda.

    Salam damai.

  802. @truthseeker08
    sama sama….
    masih banyak persoalan yang lebih jelas didepan mata…
    kebodohan adalah musuh utama umat islam,karena dengan kebodohan dengan mudah nya kita dapat di adu domba oleh para zionis,yahudi,kristen ataupun bahkan umat islam itu sendiri…
    yang saya tahu islam terbagi menjadi 72 golongan tapi yang benar hanya 1….
    klau sunni – syiah saja seperti ini apalagi kalau yang 70 ikut nimbrung ya….
    bisa kacau dunia persilat….(kidding)….piss,,,,

  803. ingat waktu awal2 dakwah Rosulullah Saww, para pemuka kaum kapir quraish membujuk sang Paman Nabi tercinta, Abu Thalib Ra utk menghentikan segala dakwah keponakannya itu dengan dalih dakwah Sang Nabiullah Saww itu dikhawatirkan bisa membuat PERSATUAN dan KESATUAN umat di Makkah yg sudah beruratakar buyar oleh Pemahaman dan Keyakinan/Hujjah yg PAripurna.

    Persatuan adalah Hal penting, tetapi tdk dg menafikan Kenyataan yg terpampang jelas tentang KEBENARAN itu sendiri. Seperti riwayat diatas, Perpecahan bisa terjadi justru oleh dalih PERSATUAN UMAT.

  804. pesan saya:
    hati-hati mengambil hadist…
    mana yang masih asli dan mana yang palsu…..
    kalau baca hadist ingat alqur’an, apakah bertentangan . kalau bertentangan berarti hadist itu tidak benar…, jangan gunakan dalih manusia tidak lepas dari kesalahan…. itu akan membuat semakin bingung….., jikalau memang 3 khalifah lain salah islam sudah perang darah saat nabi saw meninggal. tapi kenyataannya tidak dan baik2 saja sampai khalifah ali yang terakhir, dari sini kita bisa melihat kebenaran fitnah timbul setelah meninggalnya khalifah ali…,

  805. DASAR SYIAH!!! SESATTT…

  806. @satriapratama

    Jangan mengatakan suatu mahzab ssesat bisa2 anda sendiri yang sesat. Karena ketidak tahuan anda

  807. @all:

    Sepertinya perdebatan-perdebatan yang kalian lakukan ini hanya akan menambah perasaan saling benci dan permusuhan. Yang satu mencela yang lainnya. Apa maksud kalian sebenarnya? Sadarkah kalian ini adalah media umum? Yang bisa diakses oleh siapa saja? Tak terpikirkah kalian jika perdebatan ini hanya akan menambah pusing orang-orang yang ilmu agamanya biasa saja? Bahkan silap-silap perdebatan kalian hanya akan menambah daftar murtadin? Sadarkah kalian dengan apa yang telah kalian lakukan? Aku berfikir, kalian tidak lebih dari kumpulan orang-orang sombong yang sedang mempertontonkan kepandaian saja. Tanpa berfikir efek yang akan diterima oleh saudara-saudara kalian yang lain. Ulama kah kalian? Jika iya, kenapa kalian sedikitpun tidak menunjukkan adab layakanya seorang ulama?

  808. @penunggang

    Terus maunya mas bagaimana?

  809. @penunggang,

    Kebenaran wajib disampaikan! saya pikir pemilik blog hanya menyampaikan informasi apa adanya, sehingga orang awam jadi mengetahuinya. Justru andalah yg sombong yg tidak mau belajar dan membaca 🙂

  810. @armand: Santai.. Tidak perlu mencela yang lain.

    @yadi: Pakai mata anda untuk membaca kembali komentar saya dengan baik. Saya tahu tujuan komentar anda ke saya hanya untuk memancing emosi agar timbul perdebatan baru. Ya kan? Cara anda itu basi dan kekanak-kanakan. Anda juga tau kalau komentar saya bukan diarahkan ke pemilik blog. Tapi isi komentar yang memunculkan pertengkaran.

    “Kebenaran wajib disampaikan!?”

    Siapa anda yang dengan angkuhnya berani cakap seperti itu? “Sadar dirikah” anda bicara seperti itu? Hhah.. Sayapun menyesal menanggapi komentar anda.

  811. @penunggang.
    Hahaha hehehe. Anda dengan sok mengatakan jangan saling mencela/menghina. Pada hal anda sendiri telah menghina mereka diblog ini. Jangan menasehatkan orang lain kalau diri sendiri tidak mampu melaksanakan.
    Lain yang diucapkan lain yang diperbuat.

  812. Satu hal lagi:

    Tidak perlu sibuk-sibuk untuk mencari perbedaan antara sunni dan syiah. Istilah ini tidak pernah terdengar di saat Rasulullah saw masih hidup. Tujuan Rasul mengajak umat untuk masuk islam adalah untuk membuat seluruh manusia mengikuti perintah Allah SWT dan meninggalkan larangannya dan pada akhirnya menuju ke satu tujuan utama yaitu tinggal si Syurga Allah pada hari akhirat nanti.

  813. @penunggang
    Setahu saya tidak pernah kita menyalahkan mazhab lain, terkecuali kita dicaci. Bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu.
    Kita disini tidak menghendaki tersesat karena berpegang atas kata2 ulama terdahulu. Maka kita mencari kebenaran, agar jangan tersesat. Masing2 dihadapan Allah bertanggung jawab atas diri sendiri. Dan Ulama terdahulu tidak menjamin kita masuk surga apabila mengikuti paham mereka. Saya tidak menyesal masuk neraka karena beryakinan saya benar. Tapi saya akan menyesal mengikuti paham ulama yang menyebabkan saya masuk Neraka. Saya akan mengikuti/berpegang pada Ulama yang saya yakin KEBENARANNYA.

  814. @penunggang

    Klo tidak disampaikan, maka orang awam tidak akan pernah tahu. Karena anda tidak mau membaca dan belajar, maka anda tidak akan pernah tahu.

  815. @penunggang

    Santai & tidak perlu mencela yg lain? Setuju. Masalahnya nasehat ini sdh sering disampaikan namun seperti jg kejadian di dunia ini, prilaku dan sikap manusia tdk bisa dikendalikan, masing2 memiliki ego dan kecenderungan sendiri2. Bahkan tanpa disadari kadang nasehat jg menyerang dan memakan diri mrk sendiri. Spt nasehat ini;

    Aku berfikir, kalian tidak lebih dari kumpulan orang-orang sombong yang sedang mempertontonkan kepandaian saja. Tanpa berfikir efek yang akan diterima oleh saudara-saudara kalian yang lain. Ulama kah kalian? Jika iya, kenapa kalian sedikitpun tidak menunjukkan adab layakanya seorang ulama?

    Nasehatnya mengajak agar berkomen yg santai dan tdk mencela orang lain. Tapi nada & isinya begitu serius dan telah melakukan pencelaan.

    Salam

  816. @all
    Kalau saya lihat komentar/nasihat dari penunggang baik2 saja.
    Yang saya tangkap adalah keprihatinan dia atas keliaran diskusi, bukan pada kebenaran yang disampaikan. Hal ini tidak bisa dipungkiri juga khan, bahwa diskusi yang kita harapkan berjalan baik ternyata menjadi ajang caci maki, salah menyalahkan, cela mencela, bahkan tanpa disadari figur2 kedua belah pihak ikut dicela. Masing2 berfikir bahwa argumennya akan bisa menunjukkan kesalahan lawan dan menunjukkan kebenaran diri. Akhirnya yang berbenturan adalah EGO, dan ketika EGO berbenturan tentu saja akan berujung pada semakin meruncingnya perbedaan.
    Nasihat tsb sejalan dengan nasihat Rasulullah. Mungkin yang ingin disampaikan oleh penunggang adalah bahwa “ada perbedaan besar antara diskusi dengan bantah2an”.
    Jadi juga tidak bisa setiap nasihat untuk kita jangan berbantah2an dicounter dengan pernyataan bahwa: kebenaran harus diungkapkan; kebenaran wajib disampaikan. bagi beberapa orang kalimat seperti ini adalah kalimat yang berat (butuh maqam yangsangat tinggi untuk boleh mengucapkan ini).
    Saran saya, nasihat2 seperti ini jangan dilihat secara sempit.

    @penunggang
    Anda sudah melaksanakan ewajiban anda, jangan memaksakan lebih dari itu. Semua ini adalah sesuai dengan takdir Allah. ketika semua sebab sudah terpenuhi maka akibat akan ada. Ketika semua sebab untuk terjadinya permusuhan, perbantahan, cela mencela terpenuhi maka akan terjadilah cela mencela, perbantahan dsbnya. Tentu juga setiap dari kita akan mempersiapkan pembenaran atas yang kita lakukan, termasuk anda dan saya.
    Do’akan saja semoga kita semua mendapat hidayah, dan umat Islam akan dipersatukan.

    Salam damai

  817. @Armand, chany dan yadi:

    Komentar-komentar anda lebih pantas disebut “ngeyel” ketimbang disebut komentar. Sama sekali tidak pantas untuk dilayani.

  818. @penunggang
    Anda memulai penghinaan lagi. Mungkin anda jadi penunggang Wahabi/Nashibi

  819. @penunggang

    Jika mas bisa mengkritik, maka siapkan diri jg utk dikritik. Tidak ada yg aneh. Mengenai nasehat mas sendiri tentang santai dan tdk melakukan pencelaan, sy pribadi sangat menghargai.

    Salam

  820. Sebab itu sampaikanlah berita gembira kepada hamba-hamba-Ku (yaitu) orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. QS.az-Zumar:17-18.

  821. @channy dan armand:
    terserah apa kata anda berdua. Saya hanya orang biasa. Kalau kalian menganggap saya mengkritik, syukurlah.. tapi saya tidak pernah menganggap kalian mengkritik saya. Saya tidak akan masuk surga atau neraka hanya dengan komentar basi kalian berdua. Jadi saya juga tidak perduli dengan anggapan kalian. Silahkan kalian berdua menggunakan istilah-istilah islam untuk mengejek saya atau bahkan orang lain seperti yang chany lakukan. Biar semakin keliatan bagaimana sebenarnya sifat kalian itu.

    @Prihatin: Trimakasih sudah mengingatkan. Semoga qta semua bisa mengamalkan firman ini. Amien

  822. @penunggang

    Klo tidak disampaikan, maka orang awam tidak akan pernah tahu. Karena anda tidak mau membaca dan belajar, maka anda tidak akan pernah tahu kebenaran dlm agama sesuai dgn Al Qur’an dan hadits yg benar. Klo tidak mau melayani, buat apa anda hadir disini. Wassalam

  823. @yadi: sebaiknya tulisan anda terakhir itu ditujukan pada diri anda sendiri saja. Baru anda pikir sekali lagi, apakah anda juga layak untuk hadir disini..

  824. @yadi: saya tanya satu hal pada anda. Kapan istilah Syiah dan Sunni pertama kali dikenal? Saat Rasulullah masih hidup atau setelah Rasul saw wafat? Tapi kalau anda tidak mau menjawab juga tidak mengapa. Tidak berarti apa-apa buat saya respon anda. Karena pertanyaan ini datang dari saya sebagai orang awam agama.

  825. @penunggang

    Klo saya mencoba untuk belajar dan membaca, krn saya juga awam dlm agama. Namun saya masih bisa membedakan mana yg benar dan yg keliru berdasarkan tulisan di blog ini. Sepengetahuan saya istilah Syiah pertama kai dikenal ketika Rasulullah saw masih hidup dan Beliau saw yg pertama kali menyebutkan Syiah kepada umat Islam dlm haditsnya, sedangkan Sunni mulai dikenal ketika Muawiyah berkuasa.

    Wassalam

  826. Blog ini sudah nyata2 (menurut pemiliknya) bukan blog syi’ah or sunni.
    Betul sebagian besar tulisannya memberitakan kemuliaan Ahlul Bayt, yang mana juga menjadi milik dankeyakinan Sunni.
    Khususan tulisan ini dibuat untuk merespon berita negatif bahwa Sunni dan Syiah tidak bisa bersatu. Tulisan ini ingin mengajak kita semua menelaah bahwa walaupun ada banyak perbedaan di keduanya namun keduanya tetaplah Islam, sebagaimana mazhab2 lainnya yang saling berbeda.
    Yang menjadi masalah:
    1. Yang (sebagian) Syi’ah merasa blog ini adalah blog (pembelaan atas) syi’ah. Plus ditambah dengan kesombongan (sebagian) Syi’ah yang merasa paling benar dan sedang menyampaikan kebenaran.

    2. Yang (sebagian) Sunni dengan penuh rasa curiga dan hasut mementahka kebenaran dikarenakan subjektivitas.

    3. Yang (sebagian) Salafy dengan kesombongan dan kekakuan doktrinnya, menolak semua yang berbeda dengan doktrinnya.

    Akan kemana jadinya jika yang ditonjolkan adalah EGO2 ini? Akan berujung hanya pada berbantah2an dan permusuhan.

    Salam damai.

  827. @yadi
    Jika bagi anda kebenaran adalah sebagaimana yang anda sampaikan (secara kaku). Tentu jika itu suatu kebenaran maka semestinya sudah dilakukan pula oleh Imam 12 a.s.
    Sekarang tunjukkan kepada saya yang beliau Imam 12 a.s. lakukan yang sama dengan yang anda sampaikan.

    1. Apakah mereka menyampaikan semua kebenaran tsb? Misalnya dengan menulis buku hadits sehingga semua kebenaran terungkap.
    2. Mengapa anda tidak memilih Zaidiyah, bukankah mereka lebih bersesuaian dengan prinsip anda?

    Salam damai

  828. @truthseeker08

    Yg saya ketahui bahwa mazhab Syiah berkeyakinan bahwa:

    1. Masalah khilafah merupakan masalah pengangkatan (intishabi) dan ditentukan dari sisi Allah Swt dan Rasulullah Saw berulang kali, sesuai dengan perintah Allah Swt memproklamirkan Ali As sebagai pengganti dan khalifah setelahnya di hadapan kaum Muslimin.

    2. Pengganti dan khalifah Rasulullah Saw terdiri dari dua belas orang dan redaksi “itsna asyar” (dua belas) disebutkan pada kitab-kitab dua mazhab (Sunni dan Syiah) bahwa khalifah pertama (dari dua belas khalifah) adalah Ali bin Abi Thalib As dan khalifah terakhir adalah Hadhrat Hujjat bin al-Hasan al-Askari Ajf (Imam Mahdi As).

    3. Kendati Baginda Ali As merupakan seorang khalifah yang diangkat oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw namun pada masa tertentu, dikarenakan beberapa faktor, beliau menjauh dari pos khilafah ini demi kemaslahatan Islam dan kaum Muslimin. Meski demikian, beliau tetap memberikan counseling, pandangan yang penuh hikmah dan musyawarah konstruktif untuk membantu para khalifah sebelumnya (Abu Bakar, Umar dan Utsman) dan tidak membiarkan mereka sendiri dalam menghadapi musuh-musuh Islam.

    Yg ingin saya tanyakan kpd anda adalah Zaidiyah, bagaimana prinsipnya? saya kurang mengetahuinya.

    Wassalam

  829. @all
    Soal keyakinan tiap2 orang tdk dapat diganggu gugat. Itu merupakan hak masing2 pribadi. Oleh karena itu jangan melecehkan keyakinan seseorang.
    Mencari kebenaran adalah wajib bagi kita umat Islam. Tapi jangan dalam mencari kebenaran melecehkan seseorang karena fanatik terhadap manhajnya.’pahamnya.
    Kita tidak akan sombong apabila kebenaran dipihak kita.
    Semua yang dipostong oleh pemilik BLOG ini mengajak kita untuk berpikir berdasarkan logika tapi mempunyai dasar/nash.
    Rasul dan mereka2 yang Allah beri petunjuk membawa KEBENARAN. Dan kebenaran yang Rasul ucapkan yang disebut HADITS sedang kita pelajari KESHAHIHANnya. Karena hadits yg sampai pada kita sekarang belum tentu semua benar.
    Firman Allah dalam Surah Al; Faatir ayat 24. Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita
    gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
    Al An’am:ayat
    104. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu, maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). Wasalam

    .

  830. @truthseeker08

    Sepakat dengan anda. Dan inilah yang saya inginkan untuk menjadi bahan komentar para komentator. Apapun pembahasannya tetap harus mengarah ke persatuan umat muslim. Karena sejak saya membaca komen-komen ini dari tahun 2007, isinya sebagian besar adalah membela Syiah, membela sunni, membela sahabat atau membela ahlul bait. Padahal seharusnya umat muslim itu saling bersaudara. Tanpa terlalu membesar-besarkan embel-embel apapun. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk membela islam.

    Sedikit intermezo:
    Saya pernah membaca beberapa tulisan di internet yang isinya mencela Rasulullah dan menginjak-injak Alquran. Pastinya tulisan itu dibuat oleh kafirun. Ingin memposting websitenya disini agar qta semua sadar terhadap orang luar yang sedang menari-nari di atas pertengkaran para muslim. Tapi hati ini terlalu takut terhadap dampak negatif jika saya memposting website tersebut. Mungkin anda-anda juga pernah membacanya.
    Nah, membaca komentar-komentar disini yang mengarah ke permusuhan persaudaraan semuslim, hati ini jadi marah. Bagaimana mungkin sesama muslim tega melakukan pertengkaran demi ego masing-masing yang belum tentu benar, sementara ada tugas yang lebih mulia lagi yaitu MENYADARKAN KAUM KAFIR untuk segera menerima indahnya islam agar dapat merasakan Syurga Allah bersama mukminin lainnya.

    Wassalam.

  831. @penunggang

    Benar kata anda, semestinya Sunni dan Syiah bersatu untuk MENYADARKAN KAUM KAFIR. Yg disayangkan ada saja salah satu mazhab Islam yg suka mengkafirkan saudaranya sendiri. Karena anda dan saya awam dlm masalah agama, yuk kita sama2 belajar di Blog yg penuh berkah ini.

    Wassalam

  832. @yadi
    Saya tidak akan mengomentari no 1 & 2.

    3. Kendati Baginda Ali As merupakan seorang khalifah yang diangkat oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw namun pada masa tertentu, dikarenakan beberapa faktor, beliau menjauh dari pos khilafah ini demi kemaslahatan Islam dan kaum Muslimin. Meski demikian, beliau tetap memberikan counseling, pandangan yang penuh hikmah dan musyawarah konstruktif untuk membantu para khalifah sebelumnya (Abu Bakar, Umar dan Utsman) dan tidak membiarkan mereka sendiri dalam menghadapi musuh-musuh Islam.

    Bukankah indah sekali yang sudah dicontohkan oleh Baginda Ali a.s.? Mengapa kita tidak mencontoh kepada beliau a.s.?
    Saya pernah mengomentari beberapa saudara syi’ah yang gemar mencaci sahabat, bahwa dalam rangka “membela” Baginda Ali a.s. ternyata melakukan dengan cara dan akhlak Muawiyah, bukankah sangat tragis?

    Yg disayangkan ada saja salah satu mazhab Islam yg suka mengkafirkan saudaranya sendiri.

    Betul kita prihatin dengan siapa saja atau mazhab apa saja yang mencap, mencaci saudaranya yang muslim. Namun ternyata itu terjadi di semua mazhab termasuk syi’ah, hanya bentuknya yang berbeda. Kalau yang lain mengkafirkan, maka syi’ah mencap, mencela idola2 (rujukan) mereka dengan munafiqun. Yang konsekuensinya tidak berbeda dengan mencap sesat mazhab yang merujuk pada para munafiqun. Bedanya hanya bahwa celaan tsb tidak langsung ke mazhab tapi kepada pendiri mazhab.
    Sangat naif kalau sebagian syi’ah mengatakan bahwa kami tidak pernah mengkafirkan sunni namun sekaligus mencaci pendiri2 sunni sebagai munafiqun.

    Semoga kita sanggup mendengar bedah yang tajam ini dan mengambil pelajaran darinya. dan semoga Allah SWT ridha.

    Maaf jika ada salah kata.

    Salam damai.

  833. @all
    Mengikuti komentar anda2 tentang kedudukan Imam Ali as.
    Saya ingin bertanya bagaimana kita menganalysa KEBENARAN tanpa mengetahui yang salah?
    Kedua Bagaimana mungkin kita bisa mencontohi Imam Ali as yang maksum. Tidak memiliki EMOSI, mengetahui apa yang bakal terjadi, dan mengetahui KEADILAN serta hukum2 Allah dan tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi?. Wasalam

  834. Imam Ali bin Abi Thalib:
    “Tidak seorangpun dapat menemukan kebenaran sebelum dia bisa menerima bahwa jalan kebenaran itu sendiri mungkin salah”

    Salam damai

  835. Firman Allah Surah Yunus ayat 35. Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang menunjuki kepada kebenaran?” Katakanlah “Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran.” Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan
    Dan Firman Allah dalam Surah Az Zukhruf ayat 78. Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. Wasalm

  836. @truthseeker08 & @chany

    Terimakasih atas nasihat2nya, banyak hikmah yg dapat saya ambil didalamnya. Berkenaan dengan sahabat Rasulullah Saw, mazhab Syiah meyakini bahwa untuk mengkaji dan mempelajari karakteristik setiap orang, maka seluruh perilaku dan perbuatannya harus dikaji dan ditelisik tentang kedudukan serta jabatan yang dimiliki seseorang tidak boleh menjadi penghalang adanya penelitian dan pengkajian. Menjadi seorang sahabat dan menyertai Rasulullah Saw, kendati merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan besar, namun hal ini tidak menjadi dalil bahwa mereka maksum atau kita menutup mata atas kesalahan-kesalahan mereka.
    Sebagaimana hal ini disebutkan dalam al-Qur’an yang mengecam sebagian Muhajirin dan Anshar atas kesalahan dan blunder telanjang mereka. Seperti orang-orang munafik yang tersembunyi dan tidak diketahui identitasnya. Firman Allah: “Diantara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah ada sekelompok orang yang keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kami-lah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.” (Qs. Al-Taubah [9]:101)
    Atau orang-orang yang lemah imannya dan hatinya sakit. Firman Allah: “Di situlah diuji orang-orang yang beriman dan mereka diguncangkan dengan guncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hati mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya (janji bohong).” (Qs. Al-Ahzab [33]:11-12)

    Wassalam

  837. @yadi
    Kehidupan (beragama) bukanlah Hitam-Putih, bukanlah tekstual.
    Dalam kehidupanada banyak terakit aspek2 lainnya termasuk akhlak.
    Saya pribadi tidak pernah potes dg kajian2 tentang siapa saja. Namun sangat berbeda antara menemukan kesalahan sesorang (kajian) dengan menyalahkan/mencela (akhlak) orang2 tsb.
    Jika mencaci maki para munafiqun adalah suatu kebenaran, maka semestinya sudah dicontohkan oleh Imam Ali a.s..
    Apakah Imam Ali a.s. seharinya sibuk dengan mencaci mereka2 yang dicaci maki oleh beberapa orang disini?
    kalau ya , maka tolong berikan saya dalilnya, jika tidak maka kemudian kepada siapa mereka mencontoh?

    Salam damai.

  838. @truthseeker
    Anda benar. Kita mencari kesalahan hasil dari perbuatan/ijtihad/pendapat mereka tapi tidak menyalahkan mujtahidnya/pribadi yang berbuat salah.
    Hanya seringkali kita tidak bisa melepaskan diri dari menilai orang yang berijtihad atau menyampaikan atau berbuat sesuatu.
    Contoh yang sering kita dapati adalah dalam merawikan hadits2. Yang disorot adalah pribadi2 tsb.. Salam Damai,
    Wasalam

  839. @all
    saya kira dlm hal menilai para sahabat, lebih dari sekedar masalah benar atau tdknya Ijtihad mereka.
    tapi banyak dari para sahabat justru telah membangkang perintah Rosulullah SAww dan membuat aturan2 baru tanpa seizin Rosulullah Saww, baik ketika Beliau Saww masih hidup maupun setelah wafatnya…..

    akhlakulkarimah..hmmm……dlm kita menelitinya sebagai mercusuar/cermin ukurannya pasti tidak terlepas dari 2 hal (wabilkhusus pd para sahabat) yaitu patuh/berbuat baik dan Membangkang/berbuat dosa pd Nabi termasuk ajarannya…..MAs SP saya lihat sedang bermain pd jalur ini…penilaian saya pribadi tentunya sangat jauh dari kalimat penghujatan/cacian dan seluruh artikel @SP masih dalam jalur/kaedah Analisa yg berAkhlakul Karimah……….sebab bukti yg tak terbantahkan baik dari jalur Syiah maupun Suni bahwa adanya para sahabat yg sering membangkang bahkan berucap suara tinggi di depan Rosulullah adalah bukan Cacian itu sendiri, karena itu adalah bagian dari ukuran/cermin dlm kita menilai akhlak.

    Salam Damai

  840. di awal menarik tapi selanjutnya membosankan karena diisi dengan penuh emosi oleh saudara-saudara yang tidak sepaham dengan saudara secondprince (yang santun dalam menjawab). Saya setuju dengan saudara secondprice cari dulu dalil sahihnya baru bicara.

  841. ya jelas….. ketiga sahabat tidak diakui oleh kaum syiah, apa kalian tidak tahu siapa yang menyakiti siti fatimah “ketika siti fatimah hamil yang mendobrak pintu rumah siti fatimah adalah salah satu sahabat tiga itu sampai2 siti fatimah keguguguran” alasannya sahabat 3 itu adalah ketika imam ali tidak mau membai’at abu bakar.” bagaimana imam ali mau memba’iat abu bakar waktu itu rasulullah masih meninggal kurang lebih belum genap satu minggu”
    sampai2 salah satu sahabat berkata bahwa “kalau imam ali tidak mau membai’at abu bakar sebagai khalifah maka aku akan membakar rumahnya” padahal rumah tersebut termasuk rumah siti fatimah karena beliau istri imam ali.
    sebagai manusia tentu siti fatimah merasa diinjak2 harga diri dan disakiti oleh mereka.
    padahal dalam hadist sunni dan syiah “rasulullah bersabda : barang siapa yang mencintai keluargaku berarti ia mencintaiku dan barang siapa yang membenci dan menyakiti keluargaku berarti ia menyakitiku dan tempatnya adalah neraka”
    dan mengapa kuburan siti fatimah gak ada yang tahu ada dimana kuburannya?
    hal ini yang perlu ditanyakan oleh umat islam
    menurut sumber yang saya ketahui “pada waktu siti fatimah r.a sakit beliau berpesan agar sewaktu ia meninggal beliau tidak mau di sholatkan oleh para tiga sahabat beserta pengikutnya dan beliau berpesan kepada imam ali beserta pengikut setia imam ali agar merahasiakan kuburannya. sebagai bentuk protes atas kelakuan para sahabat yang sewenang-wenang 1.ya… salah satunya termasuk merampas tanah yang dimiliki oleh siti fatimah padahal tanah itu diberikan langsung oleh rasullullah saw.
    artikel diatas adalah versi sunni syiah dan mengapa kalian tidak membuka mata mana yang benar dan mana yang keliru.
    padahal rasulullah bersabda ” Islam akan lurus apabila ada 12 Imam dan 12 imam itu adalah keturunaku” dan hadist ini ada di sunni dan syiah. bagaimana abu bakar, usman, umar adalah imam. sedangkan mereka bertiga bukan keluarga rasulullah saw. sedangkan ada hadist bahwa Imam ALI lah yang berhak menjadi imam setelah rasulullah meninggal karena kebanyakan hadist tertuju kepada Imam Ali.
    Sahabat adalah manusia biasa cuma mereka hidup pada zaman Rasulullah dan hukum Allah tetap adil bagi siapapun termasuk para sahabat.
    sahabat mencuri tetap akan dihukum oleh Allah
    sebagaimana rasulullah bersabda” apabila siti fatimah mencuri, rasulullah sendiri yang akan memotong tangannya” padahal siti fatimah sudah dijamin masuk surga karena keturunan Rasulullah”
    apalagi sahabat. jadi hukum Allah berlaku pada semua manusia.
    semoga penjelasan tadi bermanfaat, dan semoga Allah menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk.
    di zaman akhir kalau belum munculimam mahdi belum kelihatan mana Islam yang benar dan mana yang keliru. meskipun kita semua Islam kalau kita tidak meniru ajaran Rasulullah maka Islam itu giman gitu…..salam. by Kacong from Lekok

  842. saya ini mutabtabin sebenarnya……
    ibaratnya itu ada di tengah!
    jadi menurut saya jangan kita bertengkar masalah imam.
    lebih baik kita bersatu untuk melawan Israel dan sekutu2nya.
    berani-beraninya sama saudara sendiri yaitu Islam
    masak ama orang kafir yang jelas-jelas menindas umat Islam di Palestina gak ada yang berani.
    buktikan dong kalau kita memang benar-benar pengikut Rasulullah SAW.
    membela yang lemah, membela kebenaran, menumpas nahi mungkar. “hidup Palestina”
    “TNI kamu beraninya perang sama orang kecil, tragedi alastlogo itu buktinya”
    suruh perang ama orang Israel nyalimu menciut kayak tikus ketemu kucing” kalau kamu gak suka jadi tikus ya deh aku jadikan kamu kucing tapi nyalimu juga menciut kalau kamu ketemu ama asu/alias anjing / patek..
    semoga palestina merdeka
    hidup hizbullah, hidup amrozi, hidup imam samudera semoga pengorbanan mereka diterima oleh Allah SWT.

  843. DEBAT SUNNI VS SYIAH Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Segala puji bagi Allah atas karunia dan pemberiannya. Shalawat dan salam atas semulia-mulia Nabi dan Rasul, pemuka duta-duta Ilahi dan pemimpin kita, Abul Qasim Muhammad SAW serta keluarganya yang ibarat pelita-pelita yang menyinari dalam kegelapan malam. Kiranya tak tersembunyi lagi bagi siapa yang mau menggunakan pendengaran-nya dan ia menyaksikannya. Bahwa masalah khilafah sepeninggal Nabi yang mulia saww termasuk sepentig-penting apa yang berbutar disekelilingnya roda pembahasan dan perhatian antara ulama islam dan pemuka kaum muslim serta terjadi perdebatan antara mereka tentang seorang yang benar-benar berhak mendudukinya. Dari sanalah pena-pena pengarang terbaik dari dua golongan berlomba dalam lapangan ini. Yaitu antara di depan,belakang dan apa yang mengiringi keduanya. Diantara mereka ada yang lebih dahulu dalam perlombaan, dan bertaut betis kiri dengan betis kanannya sampai ia mendapat kemenangan, kejayaan dan keberhasilan. Lau dri pena pena mereka yang berputar itulah tercipta buku-buku dan kitab-kitab. Seperti al-husniyyah dan lain lainnya Tapi meskipun demikian , yang terbaik diantara kitab-kitab itu dalam hal ketegasan ucapannya, kebesaran acuannya, kebaikan maksudnya, keteguhan pendiriannya dan kekuatan dalilnya, adalah kitab kongres ulama Baghdad. Buku walaupun kecil bentuknya, ringan timbangannya dan sedikit halamannya, namun isinya penuh dengan hal hal yang amatpenting tentang perbincangan antara seorang alim. Syarif alawi (syi’i) dan seorang alim Qurasyi abbasi (sunni) dihadapan sultan malik syah saljuqi di Baghdad dengan disaksikan oleh wazirnya yang sejarawan kritis, Abu ali al-hasan al-khurasani yang wafat pada tahun 485 H, pendiri madrasah an-Nidzamiyah dinegri itu . . . . . . . . dan pada akhirnya kemenangan bagi al-alawi. Demi hidupku, sekiranya anak-anak ahlussunnah wal jama’ah dan pemuka-pemuka mereka mau memperhatikan bahasan ini dengan mata kesadaran, niscaya mereka akan mendapatinya sebagai obat bagi yang sakit dan kepuasan bagi yang haus. Kemudian hendaklah diketahui bahwa muqatil adalah nama sekelompok ulama. Diantaranya: muqatil bin khissan an-Nabathi al-Balkhi, muqatil bin Basyir al-Ajali al-Kufi, seorang perawi dari Syuraih bin hani dan muqatil bin sulaiman al-Azadi al-Khurasani ahli tafsir terkenal yang wafat pada tahun 150 H, di Basrah. Pendapat-pendapat dan ucapan-ucapannya disebutkan dalam kitab-kitab tafsir, dan ia lebih di kenal dengfan nama ini, sehingga jika orang memanggilnya, berpalinglah ia melihat kepadanya. Penyusun buku ini bukanlah mereka, tapi sejarawan besar yang terpercaya dan analis yan kritis, abuk haija’ syiblud daulah muqatil bin Athiyyah bin muqatil al-Bakri nasabnya dan hanafi madzhabnya, menantu wazir tersebut yana ketika mertuanya itu tewas terbunuh, ia menangisinya seraya berkata: Wazir pengatur kerajaan ibarat mutiara berharga di ciptakan oleh ar-Rahman dari renik-renik kemuliaan mu;lia, tapi saying zaman tak mengenal nilainya ia di kembalikan kesiputnya karena cemburu daripadanya. Sebagaimana sya’ir ini disebutkan oleh sejarawan terkenal, Ibnu Khallikin dalam kitabnya “Wafiyyat al-A’yan” Ia berkunjung ke baghdad, ibu kota kerajaan Abbasiyah, dan hadir dalam majlis yang padanya terjadi perdebatan. Raja menjadi hakik diantara para pembahas dan wazir membenarkan pertanyaan yang diajukan raja. pada mulanya naskah buku ini tak berkembang. Sampai Allah memberikan taufiqnya kepada sebagian orang yang berbakti untuk mengembangkanya dengan cara yang lebih baik. Lalu ketika naskah-naskah itu habis, seorang alawi pendukung nenek moyangnya yang diberkati, promotor mazhab mereka yang kuat, dan ia yakin menyebarluaskan keutamaan-keutamaan, yaitu hujjatul islam al-hajj as-sayyid hidayatullah al-mustarhami memperbanyak kitab ini dengan menyetaknya atas bantuan sebagian kaum mukminin diantara orang-orang yang berbakti dan hamba-hamba Allah yang shaleh . . . , semoga dia membalas mereka dengan balasan yang baik dan menggembirakan mereka dengan gelas yang indah sempurna dihari yang tidak ada kepuasan, kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Akhirnya, kami mengharap dari saudara-saudara kami para pengikut keluaga suci Rasulullah saww, terutama orang-orang yang berpenghasilan dan bekerja diantara mereka untuk membaca buku ini dan mendapat keterangan daripadanya . . . ; semoga Allah tuhan yang maha perkasa berkenan menjaga mereka dari kerusakan dan bencana, dantetap menunjuki mereka dalam memperoleh ilmu-ilmu agama dan hukum-hukum syari’at aamiin-aamiin . . . . dan kami tak puas dengan sekali, hinga ditambahkan kepadanya seribu aamiin . . . . dan Allah mengasihi seorang hamba yang mengucapkan aamiin. Prolog I ni ditulis dengan pena dan tangannya serta diucapkan dengan mulut dan lidahnya, oleh seorang hamba yang duka dan rendah diri, pelayan ilmu-ilmu Ahlul Bait as. Abul Ma’ali syihabuddin al-husaini al-mar’asyi an-Najafi (semoga Allah mengumpulkan beliau- di akherat kelak-bersama pendahulu-pendahulunya yang suci dari keluarga suci Rasulullah saww. Dan mengurniakan kepada beliau- didunia ini- kesempatan berziarah kemakam-makam mereka yang mulia. Akhir malam sabtu, 7 shafar 1399 H, masyhad as-sayyidah Fatimah al-Ma’suma (semoga nyawa kami menjadi tebusannya ) . . . . . . . ********* Bissmillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah saja, Shalawat dan salam atas seorang yag di utus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, Nabi besar Muhammad saww dan keluarga sucinya serta sahabat-sahabatnya yang taat (kepadanya) Buku ini (kongres ulama Baghdad) menyampaikan antara sunnah dan syi’ah yang di kumpulkan oleh raja Syah saljuqi di bawah pengawasan seorang alim besar. Wazir (pengatur kerajaan) kisahnya demikia; raja syah saljuqi bukanlah seorang fanatis yang bertaqlid buta kepada nenek moyangnya, tetapi ia seorang pemuda yang bersifat terbuka serta menyukai ilmu dan ulama, meskipun pemuda lain sebayanya saat itu sangat suka kepada permainan, berburu dan mengail. adapun wazirnya, seorang yang bijaksana, berkeutamaan,zuhud dan jemu akan dunia, berkemaun kuat, menyukai kebajikan dan pelakunya, senantiasa mencari kebenaran serta menyintai ahlul Bait nabi saww dengan kecintaan yang besar dan mendalam, ia adalah pendiri sekolah an-Nidzamiyyah-di Baghdad dan penjamin gaji bulanan para guru yang di dalamnya serta mengasihi para fakir dan miskin. Pada suatu hari, seorang ulama besar dari kalangan syi’ah, namanya: Al-husain bin ali al-Alawi, masuk menghadapo raja syah, ketika si-alim itu keluar dari sisi raja, orang-orang yang hadir memperolok-olokkan dan mengecamnya. Mengapa anda memperolok-olokkanya? . . . . . tanya raja, bukankah anda tahu ia adalah sebagian dari orang-orang kafir yang Allah murka dan mengutuk mereka? . . . . ujar seorang laki-laki diantara mereka. Mengapa demikian? Bukankah ia seorang muslim? . . . . . tanya raja keheranan. Tidak,ia adalah seorang syi’i………………………..jawabnya. Apa arti syi’i? bukankah syi’ah itu adalah salah satu dari beberapa golongan kaum muslimin?……tanya raja. Tidak, sesungguhnya mereka tidak mengakui kekhilafahan abubakar, umar dan usman;ujarnya. Adakah seorang muslim yang tidak mengakui kepemimpinan mereka bertiga?……….tanya raja. Ya, dan mereka itu ialah kaum syi’ah;……………..jawabnya. Jika mereka tidak mengakui kepemimpinan sahabat bertiga itu,mengapa mereka disebut kaum muslim?……………….tanya raja. Sebab itulah kukatakan bahwa mereka adalah orang-orang kafir……..;ujarnya. Raja berfikir sejenak kemudian berkata: kalau begitu, kami tak dapat tidak musti menghadirkan wazir untuk melihat kondisi ini dengan jelas. Raja meghadirkan wazir pengatur kerajaan dan bertanya kepadanya: apakah kaum muslimin? Wazir menjawab: kaum ahlus Sunnah berselisih pendapt tentangnya, Sekolompok dari mereka mengatakan bahwa syi’ah adalah kaum muslimin disebabkan mereka mengikrarkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat , puasa dan lain sebagainya, dan sekolompok lagi mengatakan bahwa kaum syi’ah adalah orang-orang kafir. Berapakah jumlah mereka? . . . . . . . .: tanya raja. Kami tak mampu menghitung jumlah mereka secara persis,Tapi mereka itu kurang lebih separo dari jumlah kaum muslimin seluruhnya . . . . . . . .; jawab wazir. Apkah separo dari kaum muslimin ini adalah orang-orang kafir? . . . . . . .; tanya raja. Sesungguhnya sebagian ulama menganggap kaum syi’ah itu orang-orang kafir, tapi kami tidak mengkafirkan mereka . . . . . . ; jawab wazir. Sanggupkah anda mendatangkan ulama syi’ah dan sunnah, agar kita dapat melihat keadan mereka dengan sejelas-jelasnya? . . . . . . . . tanya raja kepada wazirnya. Itu adalah urusan yag sulit dan dalam hal ini, kami khawatir akan kesalamatan raja dan kerajaan! . . . . .; jawab wazir. Mengapa? . . . . tanya raja Karena urusan syi’ah dan sunnah bukanlah urusan yang mudah, tapi ia urusan hak dan batil yang padanya darah akan akn tertumpah, perpustakaan terbakar, kaum wanita di tawan, buku-buku di susun dan peperangan-peperangan terjadi karenanya . . . . . .; jawab wazir menerangkan. Raja muda itu heran persoalan aneh ini. Dan setelah berpikir sejenak, lalu berkata; hai wazir: anda tentu maklum bahwa Allah SWT menganugerahkan nikmat atas kita dengan kerajaan yang besar dan pasukan yang kuat. Maka tak dapat. Tidak mesti bersukur kepadanya atas nikmat ini dengan cara mencari kebenaran menunjuki orang yang sesat kepada jalan yang lurus. Salah satu dari kedua golongan itu papsti berada diatas yang khaq dan lainnya diatas yang batil. Sebab itulah kita harus mengetahui yang khaq untuk kita ikuti dan yang batil untuk kita tinggalkan. Sebaiknya anda mempersiapkan diri untuk mengadakan semacam kongres ini dengan mendangkan ulama dari kalangan syi’ahdan sunnah, panglima-panglima, para penulis dan semua pembesar kerajaan. Jika kita melihat yang khaq itu bersama Ahlu sunnah dengan kekuatan. Wajir berkata; jika syi’ah tidak meneri untuk masuk dalam mazhab sunnah.apakah yang anda lakukan? Kita bunuh mereka . . . .; jawab raja, Mungkinkah kita membunuh separo kaum muslimib ? . . . .; tanya wazir. Kalau begitu, bagaimana jalan kejuarnya ? tanya raja pula. Anda tinggalkan saja urusan ini, jawab wazir. Selesailah dialok antara raja dan wazirnya yang bijak dan alim itu. Tetapi selama raja merenung gelisah dan tidak tidur sampai pagi. Betapa sulitnya pekerjaan penting ini baginya. Pada esok paginya, raja memanggil wazir dan berkata kepadanya: Baiklah, kami akan kedatangan ulama dari dua golongan itu dan memperhatikan dialok-dialok dan perdebatan-perdebatan yang terjadi antara mereka, (dengan harapan) agar kita mengetahui yang khaq itu bersama yang mana diantara keduanya. Apabila yang khaq itu bersama mazhab sunnah, kami akan mengajak kaum syi’ah kedalam sunnahdengan kebijaksanaan dan pelajaran yang baik serta menarik mereka dengan harta dan kedudukan seperti yang dilakukan Rasulullah saw terhadap kaum mu’allaf. Dengan demikian, kita bisa berbuat sesutu untuk Islam dankaum musjimin. Pendapat anda baik, tapi kami khawatir (terjadi sesuatu) dalam kongres itu; kata wazir. Apa yang anda khawatirkan ? . . . . tanya raja. Kami khawatir, kaum syi’ah akan menguasai sunnah dan mengetengahkan hujjah-hujjah mereka yang kuat kepada kita. Hingga dengan demikian, orang-orang akan jatuh dalam keraguan dan kebimbangan! . . . . ; jawab wazir. Mungkinkah yang demikian ini terjadi ? . . . . ; tanya raja. Ya, karena kaum syi’ah memiliki dalil-dalil yang kuat alasan-alasan yang jelas dari AL-qur’an dan hadis-hadis suci menurut kebenaran mazhab dan hakikat aqidah mereka . . . . ; jawab wazir. Raja tak puas dengan jawaban wazir, dan beliau berkata padanya; tak dapat tidak kita mesti mendatangkan ulama dari kedua golongan agar kita dapat mengetahui yang khaq dan memisahkannya dari yang batil. Untuk keperluan tersebut. Wazir mints penanggulangan waktu sampai sebulan guna persiapannya; tapi raja tidak memperkenankan dan akhirnya diputuskannya lima belas hari; Dalam beberapa hari itu, wazir mengumpulkan sepuluh orang Ulama besar sunnah yang menjadi sandaran dalam masalah sejarah, Fiqih, dan hadis, usnul dan Jadal (perdebatan) sebagaimana ia mendatangkan sepuluh orang ulama besar syi’ah. Hal ini terjadi pada bulan sa’ban. Di madrasah an-nidzamiah bagdad. Wazir menetapkan agar kongres berjalan diatas syarat-syarat sebagai berikut; Pertama . . . : Agar kongres berjalan terus dari pagi sampai sore. Kecuali waktu sholat makan dan istirahat; Kedua . . . . : Agar percakapan-percakapan bersandar pada sumber-sumber yang kuat dan kitab-kitab yang muktabar. Bukan dari berita-berita dan siaran-siaran yang di dengar. Ke tiga . . . . : agar pembicaraan-pembicaraan dalam kongres di catat. Pada hari yang tlah di tentukan. Duduklah raja,wazirnya dan para komandan pasukannya. Sebagaimana duduk pula ulama sunnah di kanan raja dan ulama syi’ah di kirinya. Kemudian wazir membuka kongres seraya berkata: Dengan nama Allah yang maha pengasih maha penyayang, Sholawt atas Nabi Muhammad saw dan keluarga serta sahabatnya, kemudian ia berkata: perdebatan suci dan mencari kebenaran haruslah menjadi motivasi semuanya dan kehendaknya tak seorangpun menyebutkan sahabat Rosullah saw dengan kecaman atau keburukan. Seorang ulama besar sunnah(yang bergelar syeikh Al-abbasi) berkata: kami tak sanggup berdebat dengan suatu mazhab yang mengkafirkan semua sahabat. Siapakah mereka yang mengkafirkan sahabat? . . . . . .; tanya ulama besar syi’ah(yang bergelar al-alawi dan namanya al-husain bin Ali) Kalian kaum syi’ahlah yang mengkafirkan semua sahabat . . . . . . . . . ; jawab al-abbasi. Ucapan anda bertentangan dengan kenyataan. Bukankah Ali, Abbas, Salman, Ibnu Abbas, Miqdad, Abu dzar, dan lain-lainnya termasuk sahabat, dan apakah kami kaum syi’ah mengkafirkan mereka? . . . . . . ; tanya al-alawi Yang kami maksudkan dengan semua sahabat adalah Abu bakar, Umar, Usman, dan para pengikut mereka: jawab al-abbasi. Anda telah membinasakan diri anda dengan diri anda pula, bukankah logikawan menetapkan bahwa sebagian adalah lawan dari semua? Pertama kali anda mnengatakan kaum syi’ah mengkafirkan semua sahabat dan kedua kalinya anda mengatakan kaum syi’ah mengkafirkan sebagian sahabat . . . . . . . ; kata al-alawi Disini wazir akan berbicara, tapi al-alawi tak memberinya kesempatan seraya berkata: Hai wazir: tidak berhak atas seorangpun untuk berbicara(dalam dialog ini) kecuali apabila kami sudah tidak mampu menjawab, dan jika tidak demikian niscaya pembahasan akan kacau dan pembicaraan akan keluar dari alurnya dengan tanpa kesimpulan. Kemudian al-alawi melanjutkan seraya berkata: Hai Abbasi, hendaknya anda menerangkan bahwa ucapan anda yang mengatakan kaum syi’ah mengfkafirkan semua sahabat itu adalah suatu kebohongan yang nyata. Al-abbsi tidak mampu menjawab dan wajahnya merah karena malu. Kemudian ia berkata: tinggalkanlah kami dari masalah ini, tetapi apakah kalian kaum syi’ah mengecam Abu bakar, Umar dan Usman? Sesungguhnya diantara kaum syi’ah, ada yang mengecam mereka dan ada pula yang tidak . . . . . . jawab al-alawi Anda termasuk kelompok yang mana diantara mereka? . . . . . . . ; tanya al-abbasi Kami termasuk orang-orang yang tidak mengeca. Tetapi pendapat kami, orang-orang yang mengecam itu mempunyai alasan yang rasional dan kecamannya terhadap mereka bertiga itu tidak menyebabkan suatu apapun. . ; tidak kafir, fasik dan tidak termasuk dosa, dosa kecil . . . . . ; jawab al-alawi. Hai raja, bukanlah anda mendengar apa yang di katakan oleh laki-laki ini? . . . . . . ; ujar al-abbasi Hai abbasi. Percakapan yanmg anda tunjukan kepada raja tidak dapat di benarkan, karna ia menghadirkan kita untuk berdialog sekitar hujjah dan dalil, bukan untuk mertahkim kepada senjata dan kuat . . . . . . . ; kata al-alawi. Benar apa yang di katakan al-alawi ; apa jawaban anda hai abbasi . . . . . ; tanya raja Jelas bagi anda dan tidak bagi kami ; apa dalil yang mengatakan kekafiran orang yang mengecam sahabat? Tidaklah anda mengakui, bahwa siapa saja yang di kecam oleh Rosul saw, berarti ia layak di kecam . . . . ; tanya al-alawi Kami mengetahui . . . . . ; jawab al-abbasi Padahal Rosul saw telah mengecam abu bakar umar . . . . ; kata al-alawi Dimana Rosul saw mengecam mereka? Ini adalah suatu kebohongan atas Rosulullah saw . . . . ; ujar al-abbasi Para ahli sejarah dari kalangan ahlussunnah menyebutkan; Rosulullah saw menyiapkan pasukan dengan komandan usamah, dan dalam pasukan itu terdapat abu bakar dan umar. Lalu beliau bersabda: Allah mengutuk siapa saja yang membelot dari pasukan usamah . . . . . ; dan ternyata, abu bakar dan umar membelot dari padanya. Sebab itulah kecaman Rosulullah saw meliputi mereka, dan siapa saja yang di kecam oleh Rosul saw, wajiblah atas seorang muslim untuk mengecamnya pula . . . . . ; jawab al-alawi Disinilah al-abbasi menundukkan kepalanya dan tak berkata apapun. Raja menghadapkan wajahnya kepada wazir seraya bertanya padanya ; benarkah apa di sebutkan al-alawi? Para ahli sejarah menyebutkan demikian1 ; jawab wazir. Apabila hukum mengecam sahabat haram dan kafir mengapa kalian tidak mengkafirkan mu’awiyah bin abu sofyan dan tidak pula menghukum kefasikan dan kejahatannya, padahal dia mengecam Imam Ali bin abi thalib sampai empat puluh tahun dan telah di perpanjang lagi sampai tujuh puluh tahun?! . . . . ; tanya al-alawi. Hentikanlah pembicaraan ini, dan berbicaralah sekitar masalah lain . . . . . . ; ujar raja. Sebagian dari bid’ah kalian kaum syi’ah ialah bahwa kalian tidak mengakui (kemurnian) Al-qur’an. . . . . ; kata al-abbasi Bahkan sebagian dari bid’ah kalian kaum sunnah bahwa kalian tidak mengakui ( kemurnian ) alqur’an . bukti atas hal ini ialah ucapan kalian yang mengatakan bahwa al-qur’an di himpun oleh usman, apkah Rosulullah saw tidak tahu apa yang dilakukan usman, sehingga beliau tidak menghimpun al-qur’an; dan kemudian datang usman menghimpunnya, bagaimana al-qur’an belum terhimpun di zaman Nabi saw, padahal beliau memerintahkan kaum dan sahabatnya untuk menghatamkan al-qur’an seraya berkata: barangsiapa yang menghatamkan al-qur’an maka baginya adalah pahala dan ganjaran . . . . . ( demikian seterusnya ) mungkinkah beliau memertintahkan pengkhatam al-qur’an padahal ia belum terhimpun, dan apakah kaum muslimin dalam kesesatan, sehingga usman menyelamat mereka? . . . . . . tanya al-alawi Benarkah apa yang dikatakn al-alawi bahwa kaum ahlussunnah berkata: orang yang menghimpun al-qur’an adalah usman 2 ? . . . . . ; tanya raja kepada wazir. Demikian para ahli tafsir dan sejarah menyebutkan . . . . . . . ; jawab wazir. Ketahuilah bahwa kaum syi’ah percaya, al-qur’an telah terhimpun di zaman Nabi saw sebagaimana yang anda lihat sekarang. Tidak kurang tidak lebih satu hurufpun di dalamnya. Ada pun kaum ahlusunnah berkata: dalam Al-qur’an terdapat penambahan dan pengurangan serta pendahuluan dan pengahiran; dan Rosulullah saw tidak menghimpunnya. Tetapi usman yang menghimpunnya setelah ia memipin pemerintahan dan menjadi raja . . . .; ujar al-alawi. Dengarkah anda, bahwa laki-laki ini tidak menyebutkan usman sebagai khalifah. Tapi raja . . . .; kata al-abbasi mempergunakan kesempatan’ Ya Usmsn memang bukan khalifah . . . ; ujar al-alawi. Mengapa demikian? . . . .; tanya raja. Karena kaum syi’ah percaya akan batilnya kekhilafahan Abu b akar.Umar dan usman . . .; jawab al-alawi. Mengapa demikian? . . . .; tanya raja lagi keheranan. Karena usman menduduki kursi kepeminpinan dalam pemerintah berdasarkan permusyawaratan enam orang yang di tentukan umar dan(ternyata) tidak semua permusyawaratan oti memilih usman. Tapi hanya tiga atau dua orang diantara mereka. Dengan demikian hukum kekhilafahan usman berdasarkan kepada umar. Kemudian umar sendiri memimpin pemerintahan berdasarkan wasiatAbu bakar. Dengan demikian hukum kekhalifahan umar hanya bersandar kepada Abu bakar seorang.Adapun kekhalifahan Abu bakar berdasarkan pilihan sekelompok kecil manusia di bawah tajamnya pedang dan kekerasan. Dengan demikian, hukum: kekhalifahan Abu bakar bersandar pada senjata dan kekuatan. Sebab itulah umar berkata: Sesungguhnya bai’at abubakar berlangsung secara tiba-tiba tanpa di pikirkan (faltah) namun Allah SWT berkenan memelihara kaum muslimin dari akibat bukuknya. Barang siapa yang mengulang perbuatan faltah itu, hendaklah ia dibunuh 3 Abubakar sendiri berkata:hentikanlah aku (dari jabatanku) . . . . ; aku tak baik bagi kalian , sementara Ali ada diantara kalian 4 Sebab itulah, kaum, syi’ah percaya bahwa kekhalifahan mereka itu batil dari dasarnya . . . . . . . . . ; ujar al-alawi Benarkah apa yang di ucapkan al-alawi tentang perkataan abu bakar dan umar? .. . . . . tanya raja kepada wazirnya Benar, para ahli sejarah menyebutkan demikian . . . . . . . ; jawab wazir Mengapa kita menghormati bertiga? . . . . . tanya raja Demi menngikuti yang shaleh . . . . . . . jawab wazir Hai raja, tanyakan kepada wazir: kebenarankah yang lebih baik untuk di ikuti atau pendahulu (kita ) . . . . . . . ; kata al-alawi kepada wazir. Kemudian al-alawi menambahkan seraya bertanya: bukankah taqlid kepada pendahulu kita ( salaf ) yang berlawanan dengan kebenaran itu di liputi oleh firman Allah Swt: “ sesungguhnya kam I mendapatkan bapak-bapak kami menganut suatu agama dan kami adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dengan ( mengikuti ) jejak mereka? (QS 43:22 ) Jika mereka bertiga bukan khalifah-khalifah Rosulullah saw, lalu siapa khalifah beliau? . . . . . Tanya raja kepada al-alawi Khalifah Rosulullah saw adalah al-Imam Ali bin abi thalib . . . . . . jawab al-alawi Mengapa demikian? . .. .. .. Tanya raja Karna Rosul saw telah menetapkan dia sebagai khalifa sepeninggalan beliau-5 dimana beliau menunjuk kepada khalifah Ali dalam banyak tempat. Sebagian daripadanya ialah, disebut di suatu daerah makkah dan madinah ( khadir khum ) seraya mengangkat lengan Ali, beliau bersabda: barangsiapa yan g menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpin juga; ya Allah cintailah siapa yang memperwalikannya; musuhilah siapa yang memusuhinya; tolong siapa yang menolongnyan dan terlantarkanlah siapa yang menelantarkanya; lalu beliau turun dari mimbar dan berkata kepada kaum muslimin- yang jumlahnya lebih dari seratus dua puluh ribu orang-sampaikanlah ucapan selamat kepada Ali sehubung dengan kepemimpinan kaum mukminin baginya. Maka merekapun datang satu persatu seraya berkata kepadanya; selamat atas anda hai amirul mikminin . kemudian datang pula abu bakar dan umar. Dan keduanya mengucapkan selamat kepada Ali atas kepemimpinan kaum mukminin baginya. Umar berkata: alangkah bahagianya anda hai ibnu abi thalib; anda menjadi pemimpinku dan pemimpin setiap mukmin dan mukminat-6 dengan demikian , khalifah Rosulullah saw secara syar’I adalah Ali bin abi thalib; jawab al-alawi Benarkah apa yang disebutkan al-alawi . . . . . . ; Tanya raja pada wazir. Benar, para ahli tarih dan tafsir memang menyebutkan demikian . . . . . . jawab wazir. Tinggalkanlah pembicaraan ini, dan berbicaralah sekitar subyek yang lain . . . . . kata raja memerintahkan. Sesungguhnya kaum syi’ah mengatakan padanya pemalsuan al-qur’an . . . . . kata al-abbasi Bahkan yang terkenal disisi kalian kaum ahlussunnah- bahwa kalian mengatakan adanya perubahan al-qur’an kata al-alawi Ini adalah suat kebohongan yang nyata kata al-abbasi. Bukankah kalian bias melihat dalam kitab-kitab kalian yng menyebutkan bahwa telah turun kepada Rosulullah saw beberapa ayat sekitar gharaniq ( berhala-behala berbentuk burung ) kemudian ayat-ayat itu di hapus dan di buang dari al-qur’an? . . . . .ujar al-alawi. Benarkah apa yang didakwakan al-alawi ? . . . Tanya raja kepada wazir. Benar, para ahli tafsir menyebutkan demikian . . . . . . jawab wazir. Mengapa alqur’an yang di ubah itu di jadikan pegangan? . .. .. . . Tanya raja. Ketahuilah hai raja , sesungguhnya kami tidak mengatakan hal itu, tapi yang demikian ini hanyalah kaum ahlussunnah, al-qur;an pada kami dapat di pegangi dan sah ( mu’tamad ) sedang alqur’an pada ahlussunnah tidak mu’tamad ! . . . . . kata al-alawi kepada raja Bukankah sebagian hadist-hadist dalam kitab-kitab kalian dan dari ulama kalian memberitakan hal itu? . . . . . . kata al-abbasi Pertama: hadist-hadist itu sedikit. Kedua. Palsu dan di ada-adakan oleh lawan-lawan kaum syi’ah yang sengaja akan merusak citra mereka, ketiga. Perawi-perawi dan sanad-sanadnya tidak shaheh dan hanya di kutip dari sebagian ulama, hingga ucapan mereka tidak dapat dijadikan pegangan. Sedangkan ulama-ulama besar kami yang kami berpegang pada mereka tidak mengatakan adanya perubahan ( dalam al-qur’an ) dan tidak menyebutkan seperti yang kalian sebutkan bahwa Allah menurunkan ayat-ayat berkenaan dengan memuji berhala-berhala seraya berfiman: itu adalah berhala-berhala tinggi yang dari padanya dapart di harapkan syafa’at maha suci Allah dari berfirman demikian . . . . . . ; kata al-alawi Tinggalkanlah pembicaraan ini dan berbicaralah hal yang lain . . . . . . . ; kata raja Kaum ahlussunnah menghubungkan kepada Allah SWT apa yang tidak dengan kebesarannya . . . ; al-alawi Seperti apakah itu? . . . . ; tanya al-abbasi. Seperti mereka mengatakan: Allah berjisim: dia seperti manusia: tertawa, menangis, bertangan, berkaki, bermata, beraurut, memasukan kakinya dalam mereka di hari kiamat kelak dan turun dari langit-langit tingi kelangit dunia dengan mengendarai keledainya . . . . ;kata al-alawi. Apa yang dapat mencegahnya dari berbuat demikian, padahal Al-qur’an menyatakan)Datanglah Tuhanmu . . . . ) dan dia berfirman; (Pahari betis disingkapkan) (Tangan Allah ditas tangan mereka); dan haditspun telah memberitan: Allah menginjakkan kakinya di neraka! . . . . ; ujar al-abbsi, Bagi kami hadits seperti di atas adalah bathil, dusta dan diada-adakan, Karena sesunguhnya Abu Hurairah dan orang-orang yang sebangsanya telah berdusta atas Rosulullah SAW, hingga umar-pun mencegah abu hurairah dari mengutip . . . . ; kata al-alawi. Benarkah umar mencegah Abu hurairah dari mengutip hadits ? . . . . ; tanya raja kepada wazir. Benar, umar mencegahnya, sebagaimana tersebut dalam kitab-kitab sejarah . . . . ; jawab wazir. Mengapa kita berpegang kepada hadits-hadits Abu hurairah? . . . . ; tanya raja. Karena para Ulama berpegang kepada hadits-haditsnya . . . . ; jawab wazir. Kalau begitu para ulama lebih tau dari pada Umar, Karena umar mencegah abu hurairah dari mengutip hadits disebabkan kebohongannya atas Rosul SAW, tapi para ulama berpegang pada hadits-haditsnya yang palsu? . . . . ; tanya raja . Baiklag- hai alawi- bahwa hadits-hadits yang memberikan tentang Allah SWT tidak shahih: tapi apakah yang akan anda katakan tentang ayat-ayat Al-qur’an? . . . . ; tanya al-abbasi. Dalam Al-qur’an terdapat ayat-ayat muhkamat (jelas maksudnya) itulah pokok-pokok isi Al-qur’an dan yang lain ayat-ayat mutyasabihat (samar artinya ) diantaranya ada juga ada yang zhahir (nyata) dan ada oula yang bathin (samat ) yang muhkam dan zahir bisa diamalkan menurut arti lahiriahnya. Adapun yang mutasyabih haruslah disesuaikan dengan apa yang di kehendaki oleh balaghah (sastra) tentang kiasan, sindiran dan taqlirnya. Jika tidak demikian, tentu takkan benar artinya, baik secara akal maupun syara’; sperti misalnya : jika anda membawakan firman Allah SWT (Dan datanglah tuhanmu ) menurut arti lahiriahnya, berarti anda telah menentang akal syara’ yang memutuskan adanya Allah SWT di setiap tempat, dan tak sunyi dari padanya satu tempatpun selama-lamanya . lahiriah ayat mengatakan : Allah berjisim,dan jisim memerlukan ruang. Ini berarti, seandainya Allah berada di langit; bumi kosong darinya, dan sekiranya Dia berada di bumi; langit kosong darinya. Pengertian seperti ini tidak dapat di benarkan, baik menurut penalaran akal, maupun syara’ . . . . . . . ; kata al-alawi. Karena fikiran al-abbasi kacau dldm menghadapi logika yang nyata ini dan bingung dalam menjawab, lalu ia berkata : kami tak dapat menerima pembicaraan ini, dan wajib atas kami berpegang kepada arti lahiriah ayat-ayat al-qur’an. Apakah yang akan anda lakukan dengan ayat-ayat yang mutasyabihat? Sunggu anda tak mungkin berpegang kepada semua arti lahiriah dari ayat-ayat al-qur’an, jika tidak demikian, maka teman anda yang duduk di samping anda, asy-syeih ahmad usman ( ulama sunnah yang buta ) lazim menjadi penghuni neraka . . . . . . ; kata al-alawi. Mwngapa demikian? . . . . . . ; tanya al-abbasi. Karena Allah SWT berfirman : barang siapa yang buta di dunia ini, niscaya di akherat ( kelak ) , ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS 17:72) Disebabkan syeih ahmad itu buta di dunia ini maka ia akan lebih buta pula di akherat kelak dan lebih tersesat dari ( jalan yang benar ). Relakah anda dengan pemahaman seperti ini? . . . . . tanya al-alawi kepada syeih ahmad. Tidak,sesungguhnya yang di maksud dengan buta dalam ayat itu ialah menyimpang dari jalan yang benar . . . . . ; jawab syeih ahmad. Kalau begitu, jelas bahwa manusia tidak mungkin beramal menurut semua arti lahiriah dari al-qur’an . . . . . . ; kata al-alawi. Disinilah terjadi perdebatan keras sekitar arti-arti lahiriah al-qur’an, dan al-alawi membuat al-abbasi diam dengan dalil-dalil dan alasan yang kuat, hingga raja berkata: tinggalkanlah subyek pembicaraan ini dan beralihlah kepada subyek lainnya. Sebagian dari khurafat-khurafat dan kebathilan-kebathilan kalian-kaum ahlussunnah- ialah bahwa kali9an berkata : sesungguhnya Allah SWT memaksa hamba-hambanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan durhak-durhaka dan haram, kemudian Dia menyiksa mereka karenanya . . . . . ; kata al-alawi. Ini benar, karena Allah SWT berfirman: ( Dan barang siapa yang di sesatkan Allah . .) Dan Dia berfirman pula : ( Allah telah mengunci mati hati mereka . . .) . . . ; kata al-abbasi. Ucapan anda terdapat dalam al-qur’an; tetapi dalam al-qur’an terdapat sindiran-sindiran dan kiasan-kiasan yang orang harus kembali padanya. Sebab itulah yang di maksud menyesatkan ialah: Allah meniggalkan dan membiarkan orang yang celaka , hingga ia sesat. Yang demikian ini adalah seperti kita kata: (pemerintah telah merusak manusia ) artinya pemerintah meninggalkan urusan mereka dan tidak memperhatikannya . . . . . . . : ini yang pertama. Kedua, tidaklah anda mendengar Firman Allah SWT : (sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan)perbutan yang keji ) . . . . . ; dan firmannya pula) sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus,(tetapi) ada yang bersyukur,dan ada pula yang kafir) . . . .(dan kami menunjukkan kepadanya dua jalan. Ketiga, secara akal tak mungkin Allah menyuruh ( hambanya ) berbuat durhaka kemudian Dia menyiksanya. Perbuatan seperti ini jauh dari kebanyakan manusia, apalagi dari Allah yanh maha adil. Maha duci dan maha tinggi dia dari apa yang katakan orang-orang musyrik dan zalim dengan ketinggian yang sebesar-besarnya . . . . . ; ujar al-alawi Tidak . . . . . ; tidak mungkin Allah memaksa manusia berbuat durhaka kemudian menyiksanya. Ini adalah kezaliman yang nyata, Dan Allah suci dari kezaliman dan kerusakan . . . . . . .(sesungguhnya Allah tak sekali- kali menganiaya hamba- hambanya). Kami tidak menyangka, kaum ahlussunnah dapat menerima ucapan al-abbasi kata raja. Kemudian raja bertanya kepada wazir seraya berkata: apakah kaum ahlussunnah menerima hal yang demikian? Benar: seperti itulah yang kenal di kalangan mereka . . . . . . jawab wazir. Mengapa mereka mengatakan apa yang bertentangan dengan akal? . . . . Tanya raja. Mereka dalam hal ini mempunyai penakwilan-penakwilan dan alasan-alasan (tersendiri) . . . . jawab wazir. Apapun penakwilan dan alasan-alasannya namun tidak dapat di terima akal, kecuali pendapat sayyid al-alawi yang menyatakan bahwa Allah tidak memaksa seorangpun untuk berada di atas kekafiran dan kedurhakaan . . . . . .kata raja. Kemudian kaum ahlussunnah berkata: Rosulullah saw ragu terhadap kenabiannya . . . . ; kata al-alawi. Ini adalah suatu kebohongan yang nyata . . . . .kat al- abbasi. Bukankah kalian dapat melihat dalam kitab-kitab kalian bahwa Rosulullah saw bersabda: tak sekali saja jibril terlambat datang kepadaku,melainkan aku menyangka ia dating kepada ibnul khattab . . . . ; padahal kita mengerti, dalam al-qur’an banyak ayat yang menunjukkan, Allah SWT telah mengambil perjanjian dari Nabi Muhammad saw atas kenabiannya? . . . . Tanya al-alawi. Benarkah apa yang dikatakan al-alawi bahwa hadits itu ada dalam kitab-kitab ahlussunnah? . . . . ; Tanya raja kepada wazir. Benar, hadits itu bisa didapati dalam sebagian kitab mereka? . . . . . ; jawab wazir. Ini adalah kekafiran yang nyata . . . . . kata raja. Kemudian kaum ahlussunnah mengutip dalam kitab-kitab mereka, bahwa Rosulullah saw mendukung aisyah di atas kedua bahunya untuk menonton orang-orang yang sedang memainkan genderang-genderag dan sulingnya . . . . . ; apkah ini pantas dengan kedudukan Rosulullah saw . . . . . . . ; Tanya al-alawi. Sesungguhnya hal itu tidak membawa mudzarrat atas beliau . . . . ; jawab al-abbasi. Apakah anda melakukan hal itu . . . . . sebagai manusia, apakah and juga mendukung istri anda di atas bahu anda untuk menonton orang-orang yang sedang memainkan genderangnya? . . . . . . ; Tanya al-alawi. Sesungguhnya orang yang mempunyai sedikit rasa malu dan cemburu, tentu tidak ia berbuat demikian betapa lagi dengan Rosulullah saw, padahal beliau adalah sebagai suri teladan malu, cemburu dan iman. Benarkah riwayat itu tercantum dalam kitab-kitab ahlussunnah? . . . . . . ; tanya raja. Benarkah,riwayat itu terdapat dalam sebagian kitab mereka . . . . . . . jawab wazir. Mengapa kita beriman kepada seorang nabi yang meragukan kenabiannya ?. . . . . . ;Tanya raja. Riwayat itu harus di takwil;kata al-abbasi. Pantaskah riwayat itu di takwilkan?tahukah anda –hairaja-bahwa kaum ahlussunnah percaya kepada khurafat-khurafat,kebatilan –kebatilan dan lelucon-lelucon ini?. . . . . . ;ujar al-alawi. Kebatilan-kebatilan dan khurafat-khurafat,apa saja yang anda maksudkan ?. . . . . . . . . ;Tanya al-abbasi. Sesungguhnya kami telah menerangkan bahwa kalian berkata ; 1. Allah seperti manusia,bertangan.berkaki,bergerak dan diam. 2. Al-qur’an telah di ubah dan di dalamnya terdapat penambahan dan pengurangan. 3. Rosulullah saw melakukan apa yang tidak dilakukan meski oleh orang-orang biasa yaitu mendukung aisyah diatas bahunya untuk menonton ( permainan genderang ). 4. Rosulullah saw ragu akan kenabiannya. 5. orang-orang yang memimpin pemerintah sebelum Ali bin abi thalib bersandar kepada pedangdan kekuatan dalam menguatkan kedudukan mereka dan tiada syari’at bagi mereka. 6. kitab-kitab mereka merawikan dari abu hurairah dan orang yang sebangsanya diantara pengada-ada kaum dajjal dan orang-orang yang menyimpang lainya . . . . . . kata al-alawi mengulangi keterangannya. Tinggalkan subyek ini dan beralih kepada subyek yang lain . . . . . . ; kata raja memerintahkan. Kemudian kaum ahlussunnah mendakwakan kepada Rosullah saw, apa yang tidak di bolehkan meski atas manusia biasa . . . ; ujar al-alawi. Seperti apakah itu . . . . ; tanya al- abbasi,. Seperti mereka berkata: sesungguhnya surat ( Abasa wa tawalla ) turun berkenaan dengan Rosul saw! . . . . . ; jawab al-alawi . Apa yang mencegah hal itu? . . . . . ; tanya al-abbasi. Yang mencengah ialah firman Allah SWT: “ sesunguhnya kau benar-benar berbudi pekerti yang agung” . . . . ; dan firmannya pula: “ Tiadalah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” Rasionilkah, seorang Rasul yang dilukiskan Allah SWT sebagai berbudi lohor yang dan menjadi r ahmat bagi semesta alam melakukan perbuatan yang tidak manusiawi te rhadap seorang tunanetra mukmin? . . . . ; Tanya al-alawi, tidak dapat diterima akal, jijka merbuatan tidak manusiawi itu dilakukan seorang Rasul yang berperikemanusiaan tinggi dan nabi yang menjadi rahmat bagi semesta alam; dan kalau begitu, berkenaan dengan siapa diturunkannya surat itu? . . . . ; Tanya raja kepada al-alawi. Hadits-hadits shahih dari ahlul bait nabi saw yang Al-qur’an turun dikediaman mereka, menyebutkan bahwa surat (Abasa) turun berkenaan dengan (tindakan) Usman bin Affan. Yang demikian ini ialah, ketika ibnu Ummi. Maktim datang menghadap kepadanya, Usman berpaling dan memutar punggungnya kehadap Ibnu Ummimaktum…….jawab al-Alawi. Disinilah syyid jamalludin (seorang alim dari kalangan Syi’ah yang hadir dalam majlis itu) memotong pembicaraanseraya berkata : telah terjadi padaku kisa tentang surat ini : seorang pedeta nasrani berkata padaku : Nabi kami Isa lebih utama daripada Nabi kalian Muhammad. Mengapa demikian?…….., tanyaku. Nabi kalian berbudi pekerti jahat dan bermasam muka terhadap orang-orang buta serta memutar punggungnya kehadapan mereka. Sedangkan Nabi Isa, berbudi pekerti luhur, menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang ber-penyakit sopak………, jawab pendeta nasrani. Hai kaum masehi, ketahuilah, bahwa kami kaum Sy’iah mengatakan, surat ‘Abasa turun berkenaan dengan (tindakan) Usman bin Affan dan bukan berkenaandengan Rasulullah saw. Nabi kami Muhammad saw berbudi pekerti agung dan berperangai terpuji. Tuhan kami, Allah SWT telah berfirman mengenai beliu : Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung …..; dan Firman-nya pula ; Kami tiada mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmad bagi semesta alam ……… kataku menjelaskan. Sesunggunya kami telah mendengar ucapan seperti yang anda katakana tadi, dari seorang pengkhotbah dimasjid Baghdad!…., kata kaum orang masehi itu. Al-Alawi berkata : sudah sangat terkenal dikalangan kami , bahwa sebagian perawi yang jahat dan penjilat, menghubungkan kisah ini kepada rusulullah sai untuk membebaskan pihak Usman bin Affan. Mereka mendskwakan kebohongan kepada Allah dan rusulNya untuk menyucikan khalifah-khalifah dan penguasa-penguasa meraka. Tinggalkanlah pembicaraan ini dan berbicaralah tentang lainnya …….. kata raja. Sesungguhnya kaum Syi’ah mengingkari iman ketika khalifah (pendahulu Ali), dan ini tidak dapat dibenarkan; karena sekiranya mereka bukan kaum mukminin, mengapa Rulullah saw mengawini anak-anak perempuan mereka? ……………; Tanya al-Abbasi. Kaum Syi’hah percaya bahwa mereka bertiga bukanlah orang-orang yang beriman dalam hati dan batinnya, meskipun mereka menampakkan Islam dengan lidah dan lahirahnya. Rasul al-A’dzam saw menerima Islam setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Meskipun sebenarnya ia seorang munafiq dan beliuau memperlakukan mereka seperti memperlakukan kaum muslimin. Dan perkawinan Nabi saw dengan anak-anak perempuan mereka adalah karena bab ini juga!……….; jawab al-Alawi. Apakah dalil yang menunjukkan atas tidak adanya iman Abubakar?…………… Tanya al-Abbaas! Dalil-dalil yang kuat atas hal ini amat banyak, diantaranya: Ia menghianati rasul saw dibeberapa tempat, yaitu membelot dari pasukan Usamah dan mendurhakai perintah rasul saw dalam hal ini. Al-Qur’anu! Karim meniadakan iman setiap orang yang mentang beliau, sebagian Firman Allah SWT : maka demi tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadi kamu (Nabi saw) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan seenuhnya. (QS 4 : 65). Abubakar mendurhakai dan menentang perintah Rusulullah saw, hingga ia masuk dalam ayat yang meniadakan iman dari siapa saja yang mentang beliau saw. Tambahan lagi. Rusulullah saw telah mengutuk orang yang membelot dari pasukan Usmah. Sebagaimana kami sebutkan dimuka bahwa abubakar membelot dari pasukan Usmah …………; apkah Rasulullah saw mengutuk orang mukmin? Tenyu tidak………..; kata al-Alawi. Kalau begitu, benarkah apa yang dikatakan al-Alawi bahwa Abubakar bukan seorang mukmin……; ujar raja. Kaum Ahlus sunnah mempunyai beberapa penakwilan dalam hal pembelotan Abubakar……; kata wazir. Apakah takwil dapat mengapus kesalahan? Seandainya kita membuka pintu penakwilan ini, tentu setiap orang yang bersalah akan membuat penakwil- penakwil bagi kesalahannya. Seorang pencuri akan berkata : Aku mencuri karena kemiskinan. Peminum arak akan berkata : Aku minum arak karena banyak kesedian yang menimpahku. Seorang yang berzina akan berkata : Aku berzina karena begini dan begitu……….; akhirnya rusaklah peraturan dan orang- orang berani berbuat kedurhakaan………..; tidak, penakwilan-penakwilan tidak bermanfaat bagi kita …. Kata raja. Merahlah wajah al-Abbasi dan bingung apa yang akan diucapkan ……..; akhirnya ia berkata dengan suara yang gagap : Apakah dalil yang menunjukkan atas tidak adanya iman Umar? Dalil yang menunjukkan demikian amat banyak, diantaranya ialah : Umar mengakui sendiri atas ketiadaan imannya! ……; jawab al-Alawi. Ditempat apakah itu?…..; Tanya al-Abbasi. Ketika ia berkata: “Tidaklah aku ragu pada kenabian muhammad (saw) seperti keraguanku dalam peristiwa Hudaibiyyah”. Ucapan Umar ini menunjukkan atas adanya keraguan abadi terhadap kenabian Nabi kita saw, hanya saja keraguannya dalam peristiwa Hudaibiyyah lebih banyak, lebih dalam dan lebih besar dari pada keraguannya pada kenabian Muhammad saw. Hai Abbasi, katakanlah kepadaku dengan menyebut nama tuhanmu, apakah orang yang ragu terhadap kenabian Muhammad saw bisa dianggap sebagai seorang mukmin? Tanya al-Alawi kembali. Al-Abbasi diam dan menundukkan kepalanya karena malu. Benarkah ucapan al-Alawi bahwa Umar berkata demikian? ……..; Tanya raja kepada wazir. Para perawi menyebutkan demikian : jawab wazir. Aneh…..aneh sekali. Kami mengaggap Umar termasuk golongan orang yang terdahulu dalam memeluk Islam dan imannya berkualitas tinggi. Tapi sekarang Nampak jelas bagiku bahwa ia dalam keraguan! …………; kata raja. Hai raja, janganlah anda tergesah-gesa (dalam memutuskan sesuatu), tetaplah pada keyakinan anda dan janganlah anda terpedaya dengan Pembohong ini….. kata al-Abasi. Raja memalingkan wajahnya dari al-Absi dan berkata dengan nada marah : Wazir mengatakan bahwa keterangan al-Alawi benar adanya dan ucapan Umar emang diberitakan dalam kitab-kitab, sedangkan al- abbasi mengatakan bahwa al-alawi pembohong. Bukankah ini kontradiksi yang nyata? Majlis menjadi tenang mencekam dan raja marah serta ragu terhadap ucapan al-abbasi. Al-abbasi dan semua ulama sunnah tidak berbicara dan w azirpun berdiam diri Tingal Al-alawi yang mengangkat kepalanya memandang wajah untuk melihat kesimpulan. Beberapa saat Al-abbasi ditimpa kesulitan, hingga rasanya ia ingin bumi ini terbelah untuk tempat persembunyiannya, dengan segera karena sangat malunya, nampak nyata kebatilan mazhabnya dan khuragat akidahnya dihqapan raja, wazir, semua Ulama dan pembesar-pembesar kerajaan. Tetapi apa yang akan dilakukannya? Iia didatangkan raja untuk tanya jawab dan memisahkan antara khaq dan bathil, Sebab itulah ia mengumpulkan kekuataannya dan mengangkat kepalanya seraya bertanya lagi: alawi, mengapa anda mengatakan bahwa usman bukan seorang yang mukmin dalam hatinya. Padahal Rasululullah saw telah mengawinkan dia dengan kedua anak perempuan beliau. Ruqayyah dan ummu kaltsum?. Al-alawi menjawab: bukti-bukti tentang ketiadaan imam usman sangat banyak. Cukup kiranya dalam hal ini bahwa kaum muslimin diantaranya para shabat- telah sepakat: untuk membumuhnya. Padahal kalian tentu mengerti bahwa Nabi saw bersabda: (ummatku takkan bersepakat atas( sesuatu) yang salah)…………: apakah kaum muslimin- diantara shabat- bersepakat atas pembunuhan seorang mukmin?, A’isyah telah menyerupakan usman dengan seorang yahudi dan memerintahkan untuk membunuhnya seraya berkata: bunuhlah Na’tsal- nama seorang laki-laki yahudi. Sesungguhnya ia telah kafir……..: bunuhlah na’tsal . semoga Allah mengutuknya 8 : kebinasaanlah bagi na,tsal dan terjauhlah ia dari rahmatnya ………; Usman juga telah mendera Abdullah bin mas’ud. Seorang sahabat besar. Hingga menderita patah tulang dan terbaring di atas tempat tidurnya sampai wafat. ia telah pula mengusir abu dzar al-ghiffari. Seorang sahabat besar. Membuang-nya dan menjauhkannya dari madinah al-munawwarah sekali atau dua kali. Kemudian ke ribdzah- tanah garsang diantara mekah dan madinah- sampai ia wafat dalam keadaan lapar dan dahaga, disaat usman sendiri bergelimang dalam baitul mal kaum muslimin dan membagi-bagikan kepada kerabat-kerabatnya diantara Umawiyyin dan marwaniyyin!. Benarkan ucapan al-alawi ini?………….tanya raja kepada wazir. Para ahli sejarah menyebutkan demikian 9 :…………; jawab wajir. Mengapa kaum muslimin menjadikannya sebagai khalifah?……….: tanya raja Karena dasar musyawarah……..; jawab wazir. Hai wajir. Janganlah tergesa-gesa (memutuskan sesuatu) dan janganlah mengatakan apa yang tidak benar …………. Kata al-Alawi. apa yang anda katakan, hai Alawi……..; tanya raja. Sesunggunya wazir telah berbuat salah dalam ucapannya. Usman menduduki kursi kepemimpinan hanyalah dengan wasiatdari Umardan pilihan tiga orang dari kaum munafiqi, yaitu : Thalhak, sa’ad bin abi Waqqas dan Abdurrahkan bin Auf. Apakah ketiga orang munafiq itu mewakili kaum muslimin semuanya? Kemudian menyebutkan bahwa mereka bertiga yang memilih Usman itu pada akhirnya berpaling darinya ketika mereka melihat kezaliman dan kekejaman Usman terhadap sahabat-sahabat rusulullah saw, sikapnya yang suka bermusyawarah tentang urusan kaum muslimin dengan Ka’ab al-Akhbar yang yahudi dan perbuatannya membagi-bagi harta kaum muslimin kepada Bani Marwa. Sebab itu mereka bertiga ini kemudian- mengajak orang-orang untuk membunuh Usman!……..jawab al-Alawi. Benarkah apa yang dikatakan al-Abbasi!?……….; tanya raja kepada wazirnya, Benar, seperti itulah ahli sejarah menyebutkan………. Jawab wazir. Mengapa anda berkata, Usman menduduki khalifah atas atas dasar musyawarah?……….. tanyaraja lagi. Yang kumaksutkan adalah musywarah mereka bertiga!……..; jawab wazir. Apakah pilihan tiga orang itu bisa disebutkan sebagai musyswarah yang benar? ……….; tanya raja. Sesungguhnya mereka bertiga itu telah diparsaksikan Rasulullah saw sebagai penghuni syrga……, kata wazir. Hari wazir, hati-hatilah, dan jangan anda mengatakan apa yang tidak benar, essunggunya hadits. (sepuluh orang yang mendapat berita gembira dengan surga) itu adlah suatu kepalsuan dan kedustaan atas Rusulullah saw!…..; ujar al-Alawi Bagaimana anda mengatakan hadits itu palsu, padahal ia diberitakan oleh para pewari yang terpercaya (tsiqah)? ………; tanya al-Abbasi. Banyak dalil yang menunjukkan atas kebohongan dan kebatilan hadits itu. Kami akan menyebutkan kepada anda tiga diantaranya : Pretama, bagaimana rusulullah saw bersaksi dengan surga atas orang yang menyakiti beliau, yaitu Thalha! Sebagian ahli tafsir dan tarih menyebutkan bahwa Thalha berkata : jika muhammad wafat, niscaya kami kawini istri-istrinya sepeninggalnya, atau niscaya kukawini A’isyah. Karena ucpan Thalhah ini, rasulullah merasa sakit, dan Allah SWT menurunkan wahyunya : (Tidak boleh kamu menyakiti hati Rusulullah saw dan tidak pula mengawini istri-istrinya sesudah ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnyaperbuatan itu adalah amat besar (dosanya) disisi Allah) (QS 33;53). Kedua, sesungguhnya Thalhah dan Zubair memerangi Ali bin Abi Thalib as, padalah Rusulsllah saw telah bersabdah tentang hak Ali : (Hai Ali, yang memerangimu berarti memerangiku, dan yang berdamai denganmu, berarti berdamai denganku). -10 Dan sabdahnya : (Barang siapa yang mentaati Ali, berarti ia telah mentaatiku, dan barang siapa yang mendurhakainya, berarti ia telah mendurhakaiku). -11 Dan sabdahnya lagi : Ali (selalu) bersama al-quran dan al-qur’an selalu bersamanya, Keduanya benar-benar tak terpisah, hingga datang (menghadap) kepadaku di al-Khaudh. -12 Dan sabdanya pula : Ali (selalu) bersama yang khaq dan yang khaq (selalu) bersama Ali. Dimana saja yang khaq itu berputar, ia selalu bersama Ali.-13 Ketiga, Thalhah dan Zubair berupaya untuk membunuh Usman, karenanya, mungkinkah Usman, Thalhah dan Zubair didalam surga?………… ; padahal sebagaian mereka memerangi sebagai yang lain, dan Rysulullah saw telah bersbda dalam suatu haditsnya : “Yang membunuh dan yang dibunuh ………, keduanya dineraka”…….. jawab al-Alawi menegaskan. Apakah semua yang dikatakan al-Alawi ini benar? …………, tanya raja keheranan. Disinilah wazir, al-Abbasi dan kelompoknya berdiam diri, tak berkata apapun. Apakah yang akan mereka katakan?………. apakah mereka akan mengatakan yang hak? Maukah syetan mengakui kebenaran? Relakah nafsu yang mengajak kejahatan tunduk kepada pada yang hak dan nyata? Apakah anda mengira bahwa mengakui yang hak itu suatu urusan yang mudah? Tidak, sesungguhnya mengakui yang hak itu sangat sulit disebabkan ia mengajak kepada mengikis habis fanatisme jahiliyah dan memerangi hawa nafsu: padahal kebanyakan manusia mengikuti hawa nafsu dan kebathilan, kecuali orang-orang yang beriman…………… dan sangatlah sedikitlah mereka itu!. Demikianlah al-alawi mengoyak tabir kesunyian seraya berkata lagi : hai raja, sesungghnya wazir, al-abbasi dan semua ulama mengetahui kebenaran dan hakikat pembicaraan kami. Seandainya mereka mengingkari hal ini, di baghdad ada yang menjadi saksi atas kebenaran, kejujuran serta hakikat ucapan kami, dan dalam al-mari perpustkaan sekolah ini terdapat kitab-kitab dan sumber-sumber rujukan yang menyebutkan dan menerangkan kebenaran ucapan kami, jika kalian mengakuinya; maka itulah yang dituntut dan jika tidak kamipun bersedia memberi anda kitab-kitab, sumber-sumber rujukan dan bukti-bukti itu Raja bertanya kepada wazir : benarkah kata al-alawi bahwa kitab-kitab dari sumber-sumber rujukan menerangkan kebenaran ucapan dan pembicaraanya? Ya ………….. jawab wazir. Mengapa sejak tadi anda diam saja?……. tanya raja. Karena kamu tak suka mengecam sahabat-sahabat rasulullah!……….; jawab wazir. Aneh! Anda tak suka yang demikian. Padahal Allah dan Rasulnya suka. Diantara dia memberitahukan kemunafikan sebagai sahabat dan memerintahkan Rasulnya untuk memerangai mereka sebagaimana memerangi orang-orang kafir. Dan Rasul saw sendiri mengutuk sebagian sahabatnya!………; ujar raja. Tidaklah anda mendengar ucapan umar: Sesungguhnya semua sahabat Rasul saw adalah sebanding(udul)? ……………. ; tanya wazir kepada al-alaw. Kami mend engar hal itu, tetapi kami mengetahui bahwa ucapan itu dusta dan mengada-ngada. Bagaimana mungkin sahabat Rasul saw sebanding padahal Allah danRasulnya mengutuki sebagian mereka dan sebagian mereka mengutuki memerangi, mengecam dan membunuh sebaagian yang lain?………;kata al-alawi Disinilah al-abbasi mendapat pintu hidayahnya tertutup. Sebab itulah ia masuk melalui pintu yang lain seraya berkata: Hai raja, Katakanlah kepada al-alawi jika ketiga khalifah itu bukan orang-orang yang beriman. Mengapa kaum muslimin menjadikan mereka sebagai khalifah dan mengutuknya? Al-alawi menjawab; Pertama: Tidak semua kaum muslimin mengatakan mereka sebagai khalifah: tetap nanya kaum ahlusunnah. Kedua: orang-orang yang percaya pada kekhalifahan mereka terbagi atas dua bagian yaitu: jahil dan keras kepala. Adapun orang yang jahil. Tentu tidak mengetahui dan hakikat mereka yang sebernya. Dan orang yang keras kepala, tentu tidak bermanfaat baginya dalil dan argumentasi selama ia tetap berada di atas kesombonganya. Ketiga : Sesungguhnys orang-orang yang menjadikan mereka (bertiga) sebagian khalifah telah berbuat salah dalam memilih. Sebagaimana kesalahan yang dilakukan kaum masehi ketika mereka berkata:(al-masih adalah anank Allah) dan kaum yahudi ketika mereka berkata (uzair adalah anak Allah); padahal manusia diwajibkan untuk menaati Allah dan Rasulnya saw serta mengikuti yang hak, bukan mengikuti orang-orang yang berada diatas kesalahan dan kebatilan. Allah SWT berfirman:” Taatilah Allah dan Taatilah Rasul(NYA) “(QS 4:59). Tinggalkanlah pembicaraan ini dan berbicaralah sekitar subyek yang lain ………..; kata raja memerintahkan. Sebagian dari kesalahan-kesalahan dan keraguan-keraguan kaum Ahlus sunnah ialah: Meninggalkan Ali bin abi thalib dan mengikuti ucapan orang-orang terdahulu………….; kata al-alawi. Mengapa?…………; Tanya al-abbasi. Karena Ali bin abi thalib ditetapkan oleh Rasul saw, sedang mereka bretiga tidak…….; jawab al-alawi. Kemudian ia menambahkan seraya berkata Hai raja, seandainya anda telah menetapkan seorang manusia sebagai pengganti anda, haruskah para wazir dan anggauta-anggauta pemerintahan yang lain mengikuti anda, atau mereka berhak untuk meninggalkan khalifah anda dan menetapkan orang lain sebagai penggantinya; Raja menjawab: Tidak, bahkan mereka harus mengikuti khalifah yang telah kami tetapkan dan menaati perintah kami didalamnya. Sepreti itulah yang dilakukan kaum syi’ah. Mereka mengikuti khalifah Rasulullah saw yang telah ditetapkan, beliau atas perintah Allah SWT. Yaitu Ali bin abi thalib dan meninggalkan yang lain…; kata al-alawi. Tetapi Ali bin abi thalibtidak layak menduduki kursi khilafah karena usianya yang masih muda, sementara usia abubakar sudah cukup banyak.(selain itu Ali bin abi thalib telah membunuh tokoh-tokoh bangsa Arab dan membinasakan pahlawan-pahlawan mereka hingga bangsa arab tidak senang dengannya, sedangkan abubakar tidak demikian………; kata al-abbasi. Hai raja, bukankah anda telah mendengar al-abbasi berkata Sesungguhnya manusia lebih tau daripada Allah dan Rasulnya dalam hal menentukan(siapa) yang lebih baik, karena ia tidak berpegang pada firman Allah dan sabda Rosulnya dalam menentukan Ali bin abi thalib, tetapi kepada ucapan sebagian orang yang mengatakan lebih baiknya abu Bakar. Seolah-olah Allah yang maha mengatahui dan maha bijaksana tidak mengerti mana yang lebih baik dan utama. Hingga datang sebagian orang-orang jahil, lalu mereka memilih yang dianggap lebih baik padahal bukankah Allah SWT telah berfirman:( tidaklah patut bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, pabila Allah dan telah menentukan suatu ketetapan, lalu mereka memilih ( yang lain ) tentang urusan mereka. Barang siapa yang mendurkai Allah dan Rosulnya, sesungguhnya ia telah sesat: secara nyata)?………..(QS-33:36) Bukankah Allah SWT telah berfirman pula: ( hai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan Rosul, apabila Rosul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu)?…………… (QS-8:24) kata al-alawi menjelaskan. Tidak, sesungguhny kami tidak mengatakan manusia lebih tahu dari pada Allah dan Rosulnya………… kata al-abbasi. Kalau begitu, ucapan anda itu tidak ada artinya maka jika Allah dan Rosulnya telah menetapkan seorang manusia sebagai khalifah dan(pemegang)imamah. Haruslah anda mengikutinya, baik manusia senang maupun tidak!………………… kata al-alawi. Tetapi kelayakan-kelayakan Ali bin abi thalib sedikit adanya……………….. ; kata al-abbasi Pertama, ucapan anda mengandung arti bahwa Allah SWT tidak mengetahui ( kondisi ) Ali dengan pengatahuan yang sebenarnya dan tidak pula mengetahui bahwa kelayakan-kelayakan pada diri Ali sedikit adanya, hingga ditepatkanNya Ali sebagai Khalifah. Anggapan demikian merupakan suatu kekafiran yang nyata. Kedua. Pada kenyataannya kelayakan-kelayakan (mendududki kursi ) Khalifah dan imamah, banyak terdapat pada dari Ali bin Abi Thaiib dan tidak pada dari orang-orang selain dia!………..; kata Al-Alawi. Apakah kenyataan-kenyataan itu…..; tanya Al-Abbasi. Sesungguhnya kelayakan pada dari Ali bin Abi Thaiib sangat banyak, yang pertama diantaranya ialah : Ketetapan Allah dan RusulNya tentang khalifah bagi Ali as. Kedua : Ali adalah orang yang paling mengerti diantara semua sahabat. Rusulullah saw bersabda : Yang memutuskan (hukuman) diantara kalian adalah ali”.-14- Rasulullah saw bersabda pula : Aku adalah kota ilmu dan Ali pintu gerbangnya. Barang siapa yang ingin masuk kekota ilmu, hendaklah ia datang dipitunya.15- Ali as sendiri bersabda : Rusulullah saw telah mengajarkan kepadaku seribu bagian dari ilmu, dan yang satu bagian membukakan bagiku seribu bagian (yang lain) -16- Jelas, bahwa seorang yang alima (mengetaui) lebih diutmakan atas yang jahil (tidak mengetaui), Allah SWT berfirman : “Samakah orang-orang yang mengetaui dengan orang-orang yang tidak mengetaui?”……………..(QS 39:9) Ketiga : Ali as tak memerlukan beliau; bukankah Aubakar berkata: “ Hentikanlah aku; aku bukanlah yang terpilih diantara kalian, padahal Ali pada kalian?” Bukankah Umar seringkali berkata lebih daripada ditujuh puluh tempat dan peristiwa: “ Sekirsnys bukan karena Ali, niscaya binasalah umar, 17. Semogs Allah tidak menimpakan kesulitan dalam hidupkku, disaat Abul hasan tiada didalamnya.18. dan janganlah salah seorang kamu memberikan fatwa di masjid, padahal Ali hadir (disana)? Ke-empat; Ali bin abi thalib as tak pernah mendurhakai Allah SWT dan menyembah selain dia atau berhala sepanjang hidupnya selama-lamanya. Sedangkan mereka bertiga mendurhakai Allah SWT, menyembah selain dia dan sujud kepada berhala-berhala, padahal Allah SWT berfirman:” Janjiku ini tidak akan dicapai orang-orang yang zalim”……………………………………..(QS.2:124), Jelas, orang yang durhaka adalah zalim. Sebab itulah ia tak pantas untuk menyapai janji Allah, yakni: kenabian dan khalifahan. Kelima: Ali bin abi thalib mempunyai pikuran yangsehat, akal yang kuat dan pendapat yang benar yang di bangkitkan oleh Islam. Sedangkan yang lain mempunyai pikiran yang tidak cemerlang yang dibangkiykan oleh syitan. Abu bakar telah berkata: “Sesungguhnya bagiku ada syitan yang meliputiku” Umar telah menyalahi Rasulullah dalam berbagai peristiwa. Usman lemah pikirannya, hingga dapat di pengaruhi oleh pendamping-pendampingnya yang jahat, seperti si-cecak anak cecak yang dikutuk oleh Rasulullah saw dan dikutuk pula siapa yang lahir dari tulang sulbinya- kecuali seorang mukmin, dan amat sedikitlah mereka itu- (Marwan bin hakam), Ka’ab al-Ahbaral-yahudi dan orang-orang lain yang sebangsanya………………..; demikian kata al-alawi, Benarkah Abu bakar berkata: Sesungguhnya bagiku ada syitan yang meliputiku?……..; tanya raja kepada wazir. Ini terdapat dalam kitab-kitab sejarah;19 ………;jawab wazir. Benarkah Umar menyalahi Rasulullah saw?………….;tanya raja lagi. Sebaiknya kita minta keterangan dari al-alawi mengenahi maksud ucapannya …………………;jawab wazir. Al-alawi menerangkan seraya berkata: Baiklah, para ulama dari kalangan ahlussunnah menyebutkan dalam kitab-kitab yang mu’tabar( dianggap dan mendapat perhatian), bahwa Umar telah menyalahi Rasulullah saw dalam beberapa tempat dan menyalahi beliau dalam berbagai peristiwa: antara lain: 1-Ketika Rasulullah saw bermaksut mengerjakan shalat antar jenajah abdullah bin ubal, Umar menyegah beliau secara kasar hingga Rasulullah merasa sakit karenanya, padahal! Allah SWT berfirman: “ orang-orang yang menyakiti Rasulullah (saw), bagi mereka azab yang pedih”……………(QS.9:61), 2-ketika Rosulullah saw menyuruh untuk memisahkan antara umrah tamattu’ dan haji tamattu’ , dan membolehkan suami mendekati istrinya diantara umrah dan haji, umar menyanggah beliau dengan mengucapkan kata-kata yang keji: ( apakah kita berpakaian ihram, sementara beberapa orang laki-laki meneteskan maniny?). maka Nabi saw pun membantahnya seraya berkata ( kepada umar): sesungguhnya anda tak kan percaya kepada (perintah) ini selama-lamanya…….. ; dan dengar keterangan yang tegas ini ,Nabi saw memberitahukan bahwa umar termasuk orang yang percaya kepada sebagian dan ingkar kepada sebagian yang lain( dari al-Qur’an ). 3- umar tidak percaya kepada mut’ah denga perempuan (nikah temporer , dan ketika telah memerintah serta menduduki kursi khilafah, ia berkata: (dua(macam)mut’ah yang berlaku di zaman Rosulullah saw, kini keduanya itu kuharamkan dan kuhukum siapa yang melakukannya); padahal Allah SWT berfirman dalam Al-qur’anul karim: (maka istri-istri yang kamu telah bersenang-senang (campuri) diantara mereka’ berikanlah kepada mereka maharnya),………….. dimana para ahli tafsir menyebutkan, ayat ini turun berkena’an denagn di bolehkannya mut’ah. Pada waktu itu, kaum muslimin melakukannya, sampai masa pemerintahan umar, daa ketika ia mengharamkan mut’ah, tersebar luaslah perzinaan dan perbuatan-perbuatan keji diantara kaum muslimin-20. Dengan tindakannya(melarang mu’ah )ini,berarti umar telah membuat tidak berlakunya hukum Allah dan sunnah rosul saw serta tersebar luasnya perzinaandan kekejian! Dengan demikian.ia diliputi ayat (barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang di turunkan allah.maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim ………; fasiqdan…….(Qs 5:44-45-47). 4-Mengenai perjanjian damai ai-khudaibiah.sebagai mana telah disebutkan dimuka.dan beberapa peristiwa lain,dimana Umar menyalahi dan menyakiti rasulullah saw dengan ucapannya yang menunjukkan kekerasan hatinya! Pada hakikatnya,kami sendiri tidak suka dengan mut’ah (nikah temporer):itu. . . . . kata raja. Anda mengakui atau tidak bahwa mut’ah ini disyari’atkan dalam islam?. . . . . . .tanya al-alawi ke pada raja . Kami tidak mengakui . . . . . . . . . . .. . . . . . jawab raja. Kalau begitu, apa maksud ayat:(maka isteri-isteri yang kamu bersenang-senang (campuri)di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya)?dan apa pula maksud ucapan umar:(Dua(macam) mut’ah yang berlaku dimasa rasulullah (saw),kini aku haramkan . . . . .)?bukankah ucapan umar ini menunjukkan di bolehkan dan berlakunya mut’ah di masa rasulullah saw dan abu bakar serta sebagian dari masa pemerintahan Umar,kemudian ia melarangnya?tambahan lagi,Umar sendiri pernah melakukan mut’ah,dan abdullah bin zubair di lahirkan dari suatu perkawinan secara mut’ah! Apa yang anda letakan hal wazir . . . . . . . . .;tannya raja. Alasan al-alawi kuat dan benar,tetapi di sebabkan Umar melarang(mut’ah )haruslah kita mengikutinya . . . . . . . jawab wazir. Allah dan rasulnya yang berhak diikuti atau Umar?Hai wazir,bukankah anda membaca firman Allah swt:(apa yang di perintahkan rasul kepadamu, kerjakanlah.dan apa yang dilarangnya bagimu,tinggalkanlah ) (QS 56:7) (taatilah rasul) (QS 4:59) (Sesungguhnya pada(diri) Rasulullah saw itu terdapat suri teladan yang baik )(QS 33:21) Dan sebuah hadits yang masyhur menyatakan: (apa)yang dihalalkan (Rasulullah ) Muhammad saw,adalah halal sampai:hari kiamat.dan apa yang di haramkannya adalah haram sampai hari kiamat . . . . . . . . . . .demikian kata al-alawi menegaskan. Kami beriman kepada semua syari’at islam;tetapi kami tidak mengerti illah (sebab)disyari’atkanya mut’ah. sukakah salah seorang kamu memberikan anak atau saudara perempuannya kepada seorang laki-laki agar ia bersenang-senang sesaat denganya? Bukankah hal ini merupakan suatu keburukan?. . . . . . . . . . .ujar raja Sukakah orang menikahkan anak atau saudara perempuannya dengan nikah permanen kepada seorang laki-laki yag ia tahu akan menceraikannya sesaat setelah lelaki itu bersenang-senang dengannya?……….. tanya al-alawi. Tidak jawab raja. Lalu al-alawi berkata: bagaimanapun juga kaum ahlussunnah mengakui bahwa nikah permanen semacam ini dibenarkan dan perceraian(yang terjadi)sesudahnya dibenarkan pula, sehingga dengan demikian tak ada perbedaan antara nikah permanen dan temporer, kecuali hanya mut’ah itu berakhir dengan berakhirnya masa yang telah diikrarkan dan nikah permanen terputus dengan adanya perceraian. Dengan kata lain, kedudukan akad mut’ah ini seperti sewa dan akad permanen seperti milik. Dimana sewa akan berakhir dengan berakhirnya masa sewa dan milik berakhir dengan dijual-misalnya-1 Dengan demikian tasyri’ mut’ah ini sehat dan benar disebabkan ia (merupakan upaya) memenuhi kebutuhan biologis, sebagaimana tasyri’ nikah permanen yang terputus dengan perceraian juga sehat dan benar, disebabkan ia merupakan upaya memenuhi kebutuhan biologis pula. Hai raja, kami bertanya kepada anda apakah yang anda katakan tentang wanita-wanita janda yang kehilangan suaminya dan tak seorangpun yang datang meminang mereka? Bukankah akad mut’ah-dalam hal ini merupakan obat satu-satunya untuk memelihara mereka dari kerusakan dan kekejian? Bukankah dengan mut’ah, mereka mendapatkan sejumlah harta yang dapat dipergunakan untuk keperluan diri dan anak-anak mereka yang bersesatus yatim? Apkah yang akan anda katakan tentang para pemuda dan orang-orang yang keadaan tidak mengizinkan mereka untuk melaksanakan nikah permanen? Bukankah mut’ah merupakan jalan satu-satunya bagi mereka untuk melepaskan dirinya dari tekanan sksual yang kuat dan memelihara mereka dari kefasikan dan penyimpangan? Bukankah mut’
  844. Kita nunggu komentar mereka atas dialog diatas. Apakah mereka lebih pintar dari Ulama mereka. Wasalam

  845. Debat SUNNI VS SYIAH Diatas telah menyadarkan kita akan kebenaran kaum SYIAH dari versi sejarah.
    aku kagum pada kaum SYIAH karena mereka lebih dekat ke Ahlul Bait ketimbang SUNNI
    Buktinya ” SUNNI lebih kenal SYAIKH ABDUL QODIR AL-JAILANI ketimbang cucunya Kanjeng Nabi yaitu IMAM HUSAIN yang mati syahid demi menegakkan ajaran Rasulullah SAW”
    mana kaum SUNNI yang mengabaikan peristiwa karbala dengan terbunuhnya IMAM HUSAIN dan penyiksaan kepada keluarganya.
    bersikap tak peduli bukankah ingkar janji kita kepada Nabi kita?tentu saja iya.
    mana janji kita kepada Rasulullah?apa kita tak malu disebut sebagai umat Islam!
    memang sekarang sudah terbukti akan hadist Rasulullah SAW yaitu : “Pengikutku setelah aku wafat di dunia akan mengalami tiga cobaan yaitu : 1. dikucilkan 2. diusir 3. dibunuh”
    memang terbuktikan sekarang bahwa pengikut sejati rasulullah SAW, kalau tidak dikucilkan ya diusir,kalau tidak diusir ya dibunuh oleh kaum yang bertopeng syetan

    dari dalam hatiku:
    “aku bukan syiah tetapi aku sunni tetapi kalau ada yang membenci atau menginjak-nginjak harga diri Ahlul Bait dan Rasulullah SAW saksikanlah sekarang bahwa aku SYIAH”

  846. Ah sudahlah di jaman sekarang masih masalahin kayak begini. Mungkin penulis Blog ini oarang yang tergolong yang buta realitas karerna menerka-nerka Syiah tch gimana padahal dia tidak tau realitas yang sebenarnya

    kalau mau tahu Syaiah & Sunni bedanya tuh, anda harus lihat faktanya di Pakistan, Afghanistan, Iraq, Iran, Arab Saudi… bagaimana mereka saling bunuh satu sama lain kenapa??? kalau dengan argumen di blog diatas anda mana mungkin yang begitu banyak kesamaanya bisa berperang sampai 1500 tahun…..

    kalau saya sih, gak pentin tuh Khalifah yang mana yang bener yang Bner cuman ALLAH, Quran dan Nabi.. beres dah.. kalau Hadist shahi bilang Abubakar yng benar, emang yang sahih buat kita shahi juga buat Syiah….. urusan dunia menjadi urusan mereka ber4, saya tidak menghormati mereka sebagai hamba Allah cuman manusia biasa kok>> mau dibilang Kufur kek, yng penting tch sahabat nabi ber4 ndak sempurna2 amat negjalanin perintah Nabi.. so mereka orang biasa kok bisa salah dan banyak salahnya …. peace

  847. nimbrung neyh.,,,
    ada yang bisa bantu aku ga??
    kalo aliran Al QIyadah Al ISlamiyah pimpinan Ahmad Mussadeq itu termasuk sunni, syiah, wahabi, atau apa yaaa??
    penting banget ni buat skripsi saya…
    mohon bantuannya yaaa.. =)

  848. salam semuanya, sudah saatnya ummat islam ini bangkit dan bersatu singkirkanlah perbedaan-perbedaan itu, peganglah keyakinan masing-masing, jangan ada lagi saling tuduh menuduh, yang mengatakan yang itu sesat dan yang itu sesat, tidakkah kita lihat agama yahudi dan nashroni bersatu untuk menghancurkan islam, tidakkah kalian menyadari itu? israel dan amerika bersatu padu membunuh dan memperkosa hak hak orang-orang palestina yang mayoritas sunni tetapi ummat islam yang laen hanya diam saja mereka sibuk dengan poerbedaan-perbedaan’ bahkan mesir yang mayoritas sunni malah menutup perbatasannya, kalau yahudi dan nashroni saja bs bersatu, kenapa kita tidak? padahal tuhan kita satu, nabi kita sama kitab kita sama kiblat kita sama, kalau ummat islam terus begini, maka kita akan menjadi lemah, lihatlah tentara hizbullah yang mazhab syi’ah mereka mampu mengusir israel karena bersatu padu, tidakkah kita lihat hizbullah yang syi’ah mau menolong palestina yang mayoritas sunni, mereka bersatu mengenyampingkan perbedaan, dan lihatlah mesir yang mayoritas sunni yang tidak membantu saudara-saudaranya yang seagama dan semazhab, ‘GILA BUTA BENER MESIR’

    buat kacong setahuku, belum pernah ku lihat dan ku dengar hadits mu ini……………………hadist Rasulullah SAW yaitu : “Pengikutku setelah aku wafat di dunia akan mengalami tiga cobaan yaitu : 1. dikucilkan 2. diusir 3. dibunuh”
    memang terbuktikan sekarang bahwa pengikut sejati rasulullah SAW, kalau tidak dikucilkan ya diusir,kalau tidak diusir ya dibunuh oleh kaum yang bertopeng syetan. ada di kitab mana tuch?

  849. Ingin bersatu hilangkan pada diri kita sifat2:

    1. Hasut. 2 iri, 3.dengki, 4.sombong (merasa diri selalu benar)
    5.Kibr, 6 Ri’ya dlsb.
    Semasih ada sifat2 penyaki hati ini saya rasa sangat susah.
    Apalagi berbuat tidak untuk Allah tapi untuk IBLIS, yakni perbuatan dengan PAMRIH untuk AKU. Wasalam

  850. maaf hadits ku sebutkan keliru, sebenarnya itu sabda-sabdanya Imam ALI a.s.
    kalau gak salah ada di kitab Nahjul Balagoh.

  851. kalau gak tahu kitabnya jangan mengeluarkan pendapat dulu, kayak TOMO itu buktinya kata ini “Pengikutku setelah aku wafat di dunia akan mengalami tiga cobaan yaitu : 1. dikucilkan 2. diusir 3. dibunuh”
    memang terbuktikan sekarang bahwa pengikut sejati rasulullah SAW, kalau tidak dikucilkan ya diusir,kalau tidak diusir ya dibunuh oleh kaum yang bertopeng syetan” di bilangnya dari Rasulullah tapi setelah di protes ama orang sunniyah ia bilang dari Imam Ali.
    jadi kalau mengeluarkan pendapat lihat dulu kitabnya atau istilah bahasanya source nya.
    ATEM itu sok ustad…..!kan kalau begini jadi malu sendiri.
    ATEM-ATEM….. KERJAAANNNYA KATA LUKMAN TUKANG BELANTEK ELMOH.

  852. TO SEMUANYA,
    salam untuk semua saudara-saudara ku yang se-agama, aku salut pada kalian yang telah membuka dialog tentang perbedaan aqidah sunni dan syiah agar terbuka tabir-tabir kepalsuan diantara dua aqidah tersebut,aku yakin jika kita melepaskan baju fanatisme dan menggunakan akal penalaran yang benar pasti kita akan menemukan satu aqidah yang benar, aku ingat sebuah kisah nyata yang terjadi pada diriku, aku tinggal di suatu dusun kecil yang masyarakatnya mayoritas sunni dan sebagian kecil syi’i dan muhammadiyyah,teman-teman ku ada yang bermazhab syi’i. suatu hari aku di ajak teman ku yang bermazhab syi’i tersebut ke tempat bibinya, kebetulan adik ipar dari bibinya itu seorang kiyai dan mempunyai pondok besar(maaf nama kiyai dan pondoknya tidak disebutkan)saat tiba di rumahnya, bibi itu langsung memanggil kiyai tersebut, ketika kiyai itu datang, dia langsung memberikan ceramah pada kita berdua, dan dia memberikan nasehat agar kita tidak terjerumus kedalam mazhab syi’ah, singkat cerita. dia menceritakan tragedi karbala yang menimpa cucu Rosulullah saww, dia mengatakan bahwa yang membunuh imam husaen tidak berdosa bahkan mendapatkan 1pahala karena alasan ijtihad,
    saya bertnya pada kiayi tersebut: andaikata saya membunuh karena alasan ijtihad mendapat 1pahala juga ya pak kiyai? tanya saya dengan polos.
    kiyai menjawab: och tidak boleh nanti kamu berdosa dan masuk neraka!
    saya bertanya kembali: kan saya ijtihat yai?
    yai menjawab: kalau zaman sekarang gak ada ijtihat hanya para sahabat dan ulama-ulama salafi yang boleh berijtihat,
    kalo orang mau berijtihat harus memahami al-Qur’an dan hadits-hadits nabi.
    saya bertanya lagi: kalo begitu hukum-hukum Allah tidak berlaku kepada para sahabat dan hanya berlaku kepada selain sahabat, begitu yai?
    yai menjawab: och tidak begitu
    saya bertanya kembali: terus bagaimana yang benar yai?
    kiyai itu diam sampai sekarang belum menjawabnya;
    saya bingung dengan jawaban yang tidak memuaskan akal yang haus akan ilmu, akhirnya saya pulang dengan temanku yang syi’i dengan perasaan yang bingung.
    sampai sekarang saya masih berteman baik dengan temanku yang syi’i dan yang muhammdiyyah walaupun sampai sekarang tuduhan kepada syi’i makin meluas; ada yang mengatakan syi’i itu kalo shalat telanjang, menuhankan imam Ali, dan menuduh malaikat jibril keliru menyampaikan wahyu dan lain-lain. saya tidak percaya sama sekali karena saya tahu tuduhan itu hanya fitnah belaka.

  853. tomo…………………………………………………………………………………………………………………..

  854. Tuk. saudara-saudaraku, kenapa kita berdebat tanpa akhir, sesungguhnya ketika kita sudah di puncak maka akan terlihat jelas untuk menuju puncak jalan manapun akan sampai, yang menjadi masalah adalah kita berdebat berebut yang paling benar, seolah-olah sudah pada berjalan menuju jalan tersebut, yang sesungguhnya kita hanya berjalan ditempat, bahkan tidak berjalan, karena sibuk memikirkan perdebatan tersebut, ayo sadar lah wahai saudaraku… umur kita terbatas jangan hanya dihabiskan untuk berdebat, karena saya khawatir bahwa perdebatan tersebut hanya pada tata pikir saja tdk masuk dalam kolbu, karena ketika kita mengagungkan pola pikir saja maka kita akan terjebak pada ego diri, yang ujung-ujung perdebatan atau perbedaan tersbut bukan merupakan RAHMAT akan tetapi hanya perbuatan yang sia-sia, ingat Allah tidak melihat jasadi seorang hamba tapi yang dilihat adalah HATI, apakah saudara-saudara ku sudah melihat atau mengenali diri sendiri, karena apabila ingin kenal Alah maka kenali diri sendiri. kalau kita sudah merasa memasuki alam ketauhidan mestinya kita malu pada bumi, gunung-gunung tumbuhan batu air bahwa iblis sekalipun karena mereka begitu patuh pada perintah Allah. ayoo.. sadarlah …. kembali… kembali …. pada Tali Allah.

  855. assalamu’alaikum wr wb…

    maaf, saya tertarik ingin belajar tentang syiah lebih lanjut,…
    saya tinggal di daerah cibubur…
    thx…

    www

  856. @joko
    Kalau kita telah yakin bahwa kita ada dalam jalan yang benar maka kita akan bersyukur. Tetapi kita sedang mencari kebenaran yang sedang tersembunyi di-mana2.
    Dari dialog ini kita ingin melihat/mendapat kebenaran. Sayangnya ada beberapa dari tamu2 diblog ini berdiskusi tanpa Nash. Kalau Nashnya lemah dan kita minta pertanggung jawab atas Nash mereka. Maka jawaban mereka berupa CACIAN dan TUDUHAN.
    Saudara joko anda katakan:” apakah saudara-saudara ku sudah melihat atau mengenali diri sendiri, karena apabila ingin kenal Alah maka kenali diri sendiri”
    Maka saya akan jelaskan pada anda sedikit
    Awwaluddin Ma’rifattullah. Jadi sebelum anda mengenal Allah berarti anda belum beragama. Dan untuk mengenal Allah harus mengenal diri sendiri. Kalau melihat kata2 orang arif ini. Maka banyak dari kita belum beragama. Salam damai wasalam

  857. assalamu’alaikum wr wb

    setelah membaca diskusi di atas yang panjang dan melelahkan saya merasa aneh pada orang yang mengaku mencintai ahlulbait tapi dia juga mencintai musuh-musuh ahlulbait malahan mereka habis-habisan membela meraka sungguh aneh dunia ini yah

    salam damai

  858. @G2
    Seorang gadis mengatakan AKU CINTA PADAMU, ternyata dilain tempat dimana berkumpul musuh2 anda menysusn rencana menjelek jelek anda. Kira2 sigadis ini kita sebut orang apa ya?

  859. @chany
    yang pasti disebut penghianat bisa, disebut pendusta bisa

  860. malahan disebut munafik bisa

  861. @G2

    Dulunya sy sangka mrk berprasangka baik pada “musuh-musuh” ahlulbayt. Hal ini bagi sy msh bisa dipahami mengingat hati kita seyogjanya dipenuhi dgn kebaikan.
    Tapi seiring perjalanan dialog-dialog yg terjadi di sini, sy perhatikan bahwa bukan prasangka baik itu yg mrk miliki, namun sayangnya karna mrk menganggap enteng kedudukan ahlulbayt dan sebaliknya menganggap tinggi kedudukan di luar ahlulbayt. Sehingga tdk heran bila begitu banyaknya hadits2 dan riwayat keutamaan ahlulbayt tdk pernah dianggap, sementara mrk berusaha menonjol-nonjolkan “keutamaan” manusia2 di luar ahlulbayt. Semakin parah dengan memaksakan hadits yg lemah dan mengagungkan “musuh-musuh” ahlulbayt.

    Kemudian, yg begini ternyata sdh menjadi penyakit yg jika tdk segera diobati akan merembet ke seluruh panca indera dan tubuh mrk.

    Salam

  862. Allah melarang kta berprasangka karena berperasngka itu tidak akan membawa pada kebenaran. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya persangkaan itu tidak akan berguna sedikitpun untuk mencapai kebenaran”, (QS Yunus [10] : 360

    kita sering berprasangka mana mungkin orang tua kita salah, terus mana mungkin orang kebanyakan salah dan mana mungkin orang alim kita juga salah. ternyata dalam alquran di bantah bahw hal tersebut tidak akan membawa pada kebenaran malahan akan membawa pada kesesatan.

    makanya dalam mencari kebenaran dan keselamatan kita harus buang jauh2 sifat prasangka tersebut.

    saya pernah membaca tentang kehidupan Sayyidah Fatimah Azzahra bahwa Sayyidah Fatimah Azzahra berwasiat bahwa beliau tidak mau Abu Bakar dan Umar bin Khatab menshalati beliau ketika beliau wafat dan beliau juga berwasiat agar kedua “sahabat” tersebut jangn mengetahui letak kuburannya.

    saya ingin bertanya kalau saja Sayyidah Fatimah Azzahra benar tidak marah pada Abu Bakar dan Umar bin Khatab kenapa Sayyidah Fatimah menjelang wafatnya berwasiat begitu? yakni jangan dishalati oleh mereka juga mereka jangan sampai tahu letak kuburannya, kenapa?

    maaf jadi panjang komentarnya
    wasslam

  863. @G2

    kita sering berprasangka mana mungkin orang tua kita salah, terus mana mungkin orang kebanyakan salah dan mana mungkin orang alim kita juga salah

    Sy rasa ini bukan prasangka, serta bukan ini yg sy maksudkan 🙂
    Yg mas tulis adalah sebuah sikap kejumudan / kefanatikan yg muncul dari cara berpikir yg serba “pokoknya”. Yg sy kira tdk berkaitan dgn hati. Berprasangka (baik) adalah masalah hati.

    Salam

  864. @all
    Janganlah berprasangka baik terhadap sesesorang kalau kita telah mengetahui ketidak benarannya.
    Allah telah memperingati dalam menghadapi oran2 yang demikian. Salam damai Wasalam

  865. @G2
    Saya sependapat atas predikat anda berikan atas mereka yang bermuka dua. Salam damai wasalam

  866. @armand
    terima kasih atas koreksinya

    wassalam

  867. @sp…….slam knal bng…..

    wah seru x…………….

    bng Sp boleh mnta email facebook nya gax?????

    ana mo plajari btol tntang syiah ne………

    ana sedih lyat np umat islam berpecah belah?????

    padahal firman Alllah….wa’tashamuu bihablillaahi jamii’awwalaa tafarraquu…..

  868. lebih baik kita jangan bertengkar, udah besar malu ama diri kita sendiri.ok brow. ini q ariel meskipun di dalam penjara aku bisa tetap kasih komentar buat loe-loe semua.
    supaya kalian bisa damai.peace…!

  869. Buat ariel, besok aku nyusul ke penjara. jangan ikut campur masalah debat sunni syiah lebih baik kita mikirin kasus tentang video kita itu. q tunggu ariel
    i love ariel…….. muach,,,,,3x

  870. Weit…! Ngapain kamu berdua muncul di sini? Mau nambahin stress ya?!!

    Awas sy tembak lho ….Doorr…doorr!!

  871. huahauahuahua
    kok ga beres2 bahas ginian, kapan majunya ente semua?

    lihat saja lah persamaan, kesampingkan perbedaan
    berlombalah mendekati Allah, dengan cara apa saja, ga usah ganggu cara lain, ga usah menyalahkan metode lain, yakini saja metodemu sendiri

  872. bagi saya semua sahabat nabi harus di cintai! keluarga n orang2 saleh yg mengikuti rasulullah saw,sampai hari kiamat..,jd nasehat buat saudara2 sekalian,jika mengaku mencintai ahlu bait,maka cintailah seluruh ahlu bait itu sendiri…wassalamu alikum wr.wb

  873. udah lah saya tantang anda kirim hadis( perawai ahli bait) anda yang harus di ikuti sumpah yang di pakai ali bin abi thalib ra sebagai berikut” kami keluar dari kekuasan dan kehebatan allah swt apabila hadis ahli bait diluar kata2 nabi muhammad saw”

  874. @aris
    Sudahlah kami tidak menyuruh anda percaya kok.
    Abu Hurairah ada tidak bersumpah dalam meriwayatkan hadits. Atau ia bersumpah dihadapan anda? Kasihan terhadap orang yang baru melek

  875. @ aris

    Apa yang anda tantang itu sedikitpun tidak akan membebani Syiah. Seharusnya yang anda tantang adalah mazhab anda sendiri! Bila Syiah anda tantang dengan pola pikir anda itu Syiah jauh akan lebih selamat dibanding Sunni karena mata rantai hadis2 Syiah jauh lebih dapat dipertanggung jawabkan daripada mata rantai hadis Sunni walaupun yang paling sahih yang kalian punya sekalipun.

    Perawi hadis Sunni yang paling banyak hadisnya (Abu Hurairah) justru TIDAK AKAN LOLOS HADISNYA bila di-jahr wa ta’dil-kan dengan metode yang dibangun oleh mazhab anda sendiri.

    Seluruh hadis Abu Hurairah akan GUGUR dengan sendirinya bila kita ukur dengan metode anda. Satu saja bukti yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim sudah lebih dari cukup untuk MENOLAK SELURUH HADIS YANG BERSUMBER DARI ABU HURAIRAH belum lagi bila dikonfrontasikan dengan pandangan Umar bin Khattab dan Imam Ali bin Abi Thalib.as dan bila ditambah lagi dengan persaksian ulama2 anda akan sangat sangat absah bahwa Abu Hurairah adalah PEMBOHONG dan PEMALSU HADIS.

    Dalam Shahih Muslim Aisyah dengan tegas mengatakan HADIS ABU HURAIRAH ADALAH DUSTA.

    Dalam Kitab Thabaqat al-Kubra dan Kitab al-Bidayah wa an-Nihayah ABU HURAIRAH TERTUDUH MENDAPATKAN HADIS DARI PENDETA YAHUDI dan dalam Kitab Siyar A’lam an-Nubala diberitakan bahwa Umar Bin Khattab menuduh Abu Hurairah adalah PEMBOHONG, PENCURI dan MUSUH ALLAH.

    Apakah perlu saya tuliskan berita tersebut untuk anda agar mulut anda itu tidak berbicara seenaknya??????????

    Anda pikir dengan mengeluarkan statement dungu anda itu akan membuat Syiah diragukan???? Justeru bila anda menggunakan cara yang sama maka mazhab anda lah yang akan hancur berkeping2 tanpa sisa walau sebesar zarrah sekalipun sementara Syiah tetap tegak dan makin kuat dan makin terbukti klaim2 Syiah dapat dipertanggung jawabkan secara Ilmiyah…!!!!

  876. memang benar… hadist syiah memang dapat dipertanggungjawabkan dan sangat kuat sumbernya dan dapat dipercaya.q baru tahun mengenal syiah memang hadist2x sungguh hebat dan masuk akal semuanya.dan lebih masuk akal daripada punyanya sunni.
    “kasihan bagi orang yang tidak mau mikir, itu akibat ulah doktrin Ayahnya yazid pembunuh imam husein”sampai sekrang!q jd sedih lagi kalo mndengar cerita imam husein betapa sadisx mereka para sahabat berbulu domba.
    aku bertanya pada ustad, kyai di daerahku, mereka semua mengatakan bahwa itu adalah ijtihad!q heran mengapa jawabanx sama semua,ap dari sumber yang sama atau gimana!tapi mengapa ijtihad bertentangan dengan Al-qur’an, dimana letak keadilanx Allah SWT.mari kita saling memikirkan hai kawan by ebiet ABCD.
    dan mengapa hal ini disembunyikan?????pikir wahai para sunni

  877. @ebiet ABCD
    Begitulah cara berpikir orang2 yang FANATIK gara2 TAKLID BUTA. Wasalam

  878. @aris,

    saya tantang anda bersumpah bermubahalaah mengenai fatwa Ibnu Bin Baz. Taruhannya gaji gw setahun deh, kalo elo berani. Nih bunyi sumpahnya : “Saya berlepas diri dari kekuasaan Allah jika bumi itu bulat. Saya berlepas diri dari kekuasaan Allah jika bumi mengelilingi matahari. Karena saya percaya bumi itu ceper dan matahari mengelilingi bumi”.

    Gimana, berani gak lu?

  879. salam…

    @wahabi_kampret

    Jgnlah begitu….. jgn mendesak terhadap hal begitu. Mari kita belajar sebagaimana Hisyam bin al-Hakam belajar. Santailah…. wasalam

  880. @all
    sedikit meramaikan diskusi ini.
    menurut sy,
    syiah meyakini (sebenarnya dalil suni pun juga)bhw imamah adalah bag dr ke imanan.sehingga bagi siapa yg tdk mengimani nya maka dia telah tersesat.
    ini bisa dibuktikan dr dalil2 alquran (taat kpd ulil amr,wali kalian adalah..,..,orang2 mukmin yg ketika dia sholat dia bersedekah seraya ruku, dll).
    jg pernyataan dlm alquran yg memperingatkan ummat muhammad ttg akan terjadi kemurtadan stlh wafatnya beliau.
    dan satu lg Qs;alkahfi 103-106
    belum lagi hadits
    1.wajibnya berpegang ke tsqalain
    2.mati jahiliyah apabila tdk mengenal imam pd zamannya.
    sehingga sy berfikir bisa jadi talqin pd seorang mayit
    sperti man robbuka? man nabiyyuka? jg bisa jd ternyata man imammuka? bukan maa imammuka.
    tp yg jd pertanyaan apakah selain syiah adalah sesat yg berakibat dia akan di azab di dlm neraka?
    menurut sy blum tentu.
    ada 2 hal yg menyebabkan blum tentu
    1.krn mereka yg tdk mengetahui ttg perkara ini tdklah mendapat kan hukuman dr allah
    2.mereka mengetahui tp mereka hanya sebatas mencintai
    dgn sebenar2nya kecintaan,
    tentu sj mungkin menurut syiah kedua2nya tdk lebih baik dr pd di ikuti dgn ketaatan kpd aimmah
    sementara ini sj,spy keilihatan tanggung n bisa ada tanggapan
    he..he..he.. maaf oon
    sekali lagi biar agak rame,sekaligus pingin dpt pencerahan dr gol syiah n suni
    salam damai…

  881. hah..ini orang2 sok bener semua…pantesan Indo kaga maju2..wong isinya orang2 begini semua… udahlaaah..pake cara masing2 aja, soal bener apa ngganya nanti juga ketauan kalo kita dah pada modyarr…klo yg bener cara ente, yaa selamat deh..ente masuk sorga…tapi klo yg bener cara ane, yaa..kecian deh lu…

  882. masyaAllahu kariiim…ikhwahfillah, sy tidak mau bilang syiahlah yg benar ataupun sebaliknya. Ada benang merah yang selalu sy yakinkan yaitu, kenapa Rasul tidak pernah memerintahkan 4 sahabat beliau (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) untuk memimpin perang?hmm?atau kenapa 4 sahabat tsb tidak mati syahid dlm peperangan pd zaman rasul??padahalkan itu impian mereka 😀 jawabannya adalah karena Rasul tahu bahwa di tangan merekalah umat islam pasca sepeninggalan Rasul akan di pimpin oleh mereka, jadi…bukankah Rasul tahu apa yang akan terjadi setelah sepeninggalnya Beliau? hmm? gitu aja kok repot..ISLAM BERSATULAH!

  883. SYIAH SESAT !!!! penistaan agama islam

  884. @dody
    Anda benar, mengapa para sahabat (Abubakar, Umar dan Usman) tidak pernah memimpin perang. Karena Rasul mengetahui benar mereka akan lari m,eninggalkan medan pertempuran. Oleh karena itu hanya Imam Ali as yang bisa memimpin pasukan, Wasalam.

  885. @atok
    islam mah sekarang tuh udah nista bung….umatnya kebanyakan jadi budak kaum kafir…dinegrinya sendiri aja jadi budak pekerja para pengusaha kapir yg menanamkan modal,…kekayaan alamnya dikuras umat Islam kagak berkutik kaya kerbau dicocor hidungnya…..di dunia internasional ngga punya harga diri lg….jumud…prestasi jeblokkkk…..ngga ada yg di banggakan…adakah yg tersisa yg bisa kita banggakan dari Islam yg sekarang ini ?????

  886. maaf …
    bahwa Islam menjadi Nista adalah bukan karena Ajarannya…tetapi menjadi hina akibat dari umatnya sendiri yg rela untuk dinistakan oleh orang2 kapirrr….

  887. @dodi
    antum mesti banyakin baca buku sejarah dulu sebelum berkomentar..
    dari buku sejarah mana Sayidina Ali Ra tdk pernah ditunjuk memimpin perang ..? antum jg perlu tahu…bahwa Abubakar dan Umar dlm perang ahzab pernah diminta Rasul utk membawa Bendera Islam…namun ternyata mereka berdua tdk sanggup…hingga Bendera itu/kepemimpinan perang diserahkan pd Sayidina Ali Ra dan sukses berat….sehingga Islam luput dari kehinaan dan menjadi Jaya dan mulia dibawah komandonya.

  888. maaf sy koreksi…..

    Imam Ahmad, Nasa‘i, Ibnu Hibban dan al-Hakim meriwayatkan dari hadits Buraidah bin Khashib ia berkata: Pada waktu perang Khaibar, Abu Bakar memegang panji tetapi tidak berhasil menaklukkannya lalu ia kembali. Keesokkan harinya panji itu diambil Umar ra, tetapi ia pun tidak berhasil menaklukkannya. Kemudian Nabi saw bersabda: “Besok pagi panji peperangan akan kuserahkan kepada seseorang yang melalui kedua tangannya Allah akan menaklukannya (perkampungan ini). Seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.“

    http://daffodilmuslimah.multiply.com/reviews/item/127

  889. Saudara saudaraku sekalian…. tolonglah berhenti dalam caci-maki yg tdk ada ujungnya pangkal ini, kenapa…karena masing2 tdk pernah secara langsung dan pasti melihat sejarah yg sebenarnya.. hanya berbekal membaca buku, dan mendengarkanya saja, apakah diantara kalian ada yang pernah/mengalami hidup di masa/jaman Rasulullah saw, Insya ALLAH Swt. Saya yakin, kalian pasti belum ada pada jaman tersebut…dan Saya yakin, Saudaraku semua tdk serta merta tahu persis apa sih yg sebenarnya terjadi pada jaman Rosululloh Saw pada saat itu,untuk itu cukuplah jangan buang2 waktu untuk perselisihan pendapat yg tidak ada ujungnya, mari saudaraku..sadarlah, bahwa sebenarnya Musuh Kita yang Amat Sangat dan Paling Berbahaya adalah bukanya Kaum Yahudi maupun Nasrani akan tetapi “Perselisihan Pendapat semacam ini dan Sejenisnya”, intinya Kita semua sudah sepakat/sepaham dan Percaya bahwa Tuhan Kita adalah: ALLAH Swt. Rasul Kita adalah Muhammad Saw. “..ALLAHUAKBAR…33x.. “

  890. @Muhammad Masoed Soebari

    Saya SETUJU dengan pendapat anda jangan SALING MENCACI MAKI. Karena tidak TAHU apa2 yang terjadi pada jaman Rasul.

    Sekarang saya ingin bertanya pada anda.: ANJURAN RASUL YANG MANA MENJADI PEGANGAN KITA AGAR SELAMAT DUNIA DAN AKHIRAT. Wasalam

  891. Para sejarahwan menyebutkan bahwa kekhalifahan Abu Bakar diperoleh melalui jalan pencalonan dan pemilihannya di Saqifah Bani Sa’idah. Peristiwa Saqifah, pada kenyataannya merupakan pijakan dasar yang dijadikan sandaran oleh Abu Bakar di dalam kekhalifahannya atas kaum Muslimin. Tidak mungkin seorang Muslim berpegang kepada kekhalifahannya kecuali jika dia mempercayai bahwa apa yang terjadi di Saqifah itu benar, dan menganggapnya sebagai satu-satunya jalan untuk bisa menentukan khalifah kaum Muslimin. Oleh karena pada pembahasan yang lalu kita telah membuktikan ketidakbenaran konsep musyawarah sebagai alat untuk mengangkat khalifah kaum Muslimin, maka pada kesempatan ini kita bermaksud ingin mengemukakan peristiwa Saqifah, yang merupakan penerapan lapangan dari konsep musyawarah, sehingga kita dapat menyingkap sampai sejauh mana kelurusan dan kebenaran konsep ini, untuk kemudian kita menyimpulkan apakah akan berpegang kepadanya atau tidak berpegang kepadanya

    Thabari menceritakan peristiwa ini secara rinci di dalam kita tarikhnya, jilid 2, terbitan al-Istiqlal Kairo, tahun 1358 Hijrah, atau bertepatan dengan tahun 1939 Masehi. Kita akan menukilkannya secara ringkas, sesuai kebutuhan, dari halaman 455 – 460 sebagai berikut:“Orang-orang Anshar telah berkumpul di Saqifah Bani Sa’idah. Mereka meninggalkan jenezah Rasulullah saw yang sedang dimandikan oleh keluarganya. Mereka berkata, ‘Kami menyerahkan urusan ini kepada Sa’ad bin ‘Ubadah sepeninggal Rasulullah saw. Kemudian mereka menghadirkan Sa’ad bin ‘Ubadah ke tengah-tengah mereka yang ketika itu sedang sakit. Maka Sa’ad bin ‘Ubadah pun mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT, lalu dia menyebutkan kedahuluan mereka di dalam agama, keutamaan-keutamaan mereka di dalam Islam, pemuliaan mereka terhadap Rasulullah dan para sahabatnya, serta jihad mereka di dalam melawan musuh-musuhnya, sehingga bangsa Arab tegak dan Rasulullah saw meninggal dunia dalam keadaan rida kepada mereka. Sa’ad bin ‘Ubadah berkata, ‘Maka gengamlah kuat-kuat urusan ini, jangan sampai orang lain yang menggenggamnya.’ Orang-orang Anshar menjawab, ‘Sungguh tepat pendapat Anda, dan sungguh benar perkataan Anda. Kami tidak akan melanggar apa yang Anda perintahkan, dan akan kami angkat Anda sebagai pemimpin. Dan kaum Muslimin yang saleh tentu akan menyenangi.’Kemudian mereka saling bertukar kata di antara mereka. Sebagian di antara mereka berkata, ‘Bagaimana apabila kaum Muhajirin menolak dan berkata, ‘Kami adalah kaum Muhajirin dan sahabat-sahabat Rasulullah saw yang pertama, kami adalah keluarganya dan wali-walinya, maka kenapa Anda hendak bertengkar dengan kami mengenai kepemimpinan sesudah Rasulullah saw?’ Lalu sebagian mereka yang lain berkata, ‘Jika demikian, maka kita akan menjawab, ‘Seorang pemimpin dari kami, dan seorang pemimpin dari kamu. Selain begini, kita sama sekali tidak akan rela. Kita adalah pemberi perumahan, pelindung dan penolong, sementara mereka yang melakukan hijrah. Kita berpegang kepada Al-Qur’an sebagaimana mereka. Apa pun alasan yang mereka ajukan, kita akan mengajukan dalil yang sama. Kita tidak hendak memonopoli kekuasaan terhadap mereka, maka bagi kita harus ada seorang pemimpin dan bagi mereka seorang pemimpin.’ Maka berkatalah Sa’ad bin ‘Ubadah, ‘lniah awal kelemahan!’Abu Bakar dan Umar mendengar apa yang tengah dilakukan oleh orang-orang Anshar, maka mereka berdua pun bergegas pergi ke Saqifah dengan ditemani oleh Abu ‘Ubaidah bin Jarrah, dan kemudian bergabung bersama mereka Usaid bin Hudhair, ‘Awim bin Sa’idah dan ‘Ashim bin ‘Adi, dari kalangan Bani ‘Ajlan. Kemudian Abu Bakar berbicara, setelah sebelumnya melarang ‘Umar berbicara. Pertama-tama Abu Bakar mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT, dan kemudian menyebutkan kedahuluan orang-orang Muhajir di dalam membenarkan Rasulullah saw, sebelum seluruh orang Arab yang lain. Abu Bakar berkata, ‘Mereka adalah orang-orang yang pertama menyembah Allah SWT di muka bumi dan beriman kepada Rasulullah saw. Mereka itu adalah keluarganya dan wali-walinya, dan manusia yang paling berhak atas urusan ini sepeninggalnya, serta tidak ada yang bertengkar dengan mereka di dalam urusan itu kecuali orang yang zalim.’ Kemudian Abu Bakar menyebutkan keutamaan-keutamaan orang Anshar. Setelah itu dia berkata, ‘Setelah orang-orang Muhajir yang pertama tidak ada orang yang mempunyai kedudukan di sisi kita selain orang-orang Anshar. Maka oleh karena itu kami adalah pemimpin sedangkan Anda adalah wazir (pembantu).’Maka Hubab bin Mundzir berkata, ‘Wahai kaum Anshar, peganglah urusan Anda. Sesungguhnya manusia berada di bawah naungan Anda, dan tidak akan ada seorang pemberani yang berani menentang Anda. Oleh karena itu, janganlah Anda berselisih, sehingga akan merasak pendapat Anda dan menodai urusan Anda. Apabila mereka menolak kecuali sebagaimana yang telah Anda dengar, maka biarlah dari kita seorang pemimpin dan dari mereka seorang pemimpin.’Umar berkata, ‘Demi Allah, dua pedang tidak akan masuk ke dalam satu sarung. Orang Arab tidak akan menerima kepemimpinan Anda, wahai orang Anshar, karena Nabi bukan berasal dari Anda. Akan tetapi orang Arab tidak akan keberatan dipimpin oleh kaum yang Nabi berasal dari mereka. Tentang ini, kami mempunyai bukti yang jelas. Siapa yang memperselisihkan kami atas kekuasaan Muhammad dan pemerintahannya, padahal kami adalah wali-walinya dan kaum kerabatnya.’Hubab bin Mundzir berdiri dan berkata, ‘Wahai kaum Anshar, jangan Anda dengarkan orang-orang ini, Umar dan sahabat-sahabatnya. Mereka akan mengambil hak Anda dan merampas kebebasan kalian untuk memilih. Jika mereka tidak setuju, kirim mereka pulang dan biarkan mereka membentuk pemerintahannya sendiri di sana. Demi Allah, Anda lebih berhak menjadi pemimpin dari mereka. Karena dengan perantaraan pedang Anda, orang-orang yang sebelumnya tidak memeluk agama ini menjadi memeluk agama ini.’Umar berkata, ‘Kalau begitu, mudah-mudahan Allah SWT membunuhmu.’Hubab bin Mundzir berdiri, ‘Tidak, justru mudah-mudahan kamu yang dibunuh oleh Allah SWT.’Abu ‘Ubaidah berkata, ‘Wahai kaum Anshar, Anda adalah yang pertama membela Islam, maka janganlah Anda menjadi orang yang pertama memisahkan diri dan berubah.’Maka berdirilah Basyir bin Sa’ad al-Khazraji, ayah Nu’man bin Basyir berkata, ‘Wahai kaum Anshar, kita kaum Anshar telah memerangi kaum kafir dan membela Islam bukanlah untuk kehormatan duniawi, tetapi untuk memperoleh keridaan Allah SWT. Kita tidak mengejar kedudukan. Nabi Muhammad adalah orang Quraisy, dari kaum Muhajirin, dan layaklah sudah apabila seorang dari keluarganya menjadi penggantinya. Saya bersumpah dengan nama Allah, bahwa saya tidak akan melawan mereka. Saya harap Anda sekalian pun demikian.’Kemudian Abu Bakar berdiri dan berkata, ‘lni Umar, dan ini Abu ‘Ubaidah, silahkan Anda baiat yang mana saja di antara mereka yang Anda suka.’Tetapi keduanya berkata, ‘Demi Allah, kami tidak akan mau memegang urusan ini selama Anda masih ada.’Lalu Abdurrahman bin ‘Auf berdiri dan berkata, ‘Wahai kaum Anshar, meskipun Anda berada di atas keutamaan, namun tidak ada di tengah Anda orang seperti Abu Bakar, Umar dan Ali.’ Mendengar itu Mundzir bin Arqam berdiri dan berkata, ‘Kami tidak menolak keutamaan orang-orang yang Anda sebutkan, namun di antara mereka ada seseorang yang jika dia menuntut urusan ini maka tidak ada seorang pun yang memperselisihkannya, yaitu Ali bin Abi Thalib.’(Maka orang-orang Anshar atau sebagian orang Anshar berkata, ‘Kami tidak akan membaiat kecuali Ali.’)(Umar berkata, ‘Suasana menjadi hangat dan suara-suara menjadi keras, dan untuk menghindari perpecahan saya berkata, ‘Bentangkan tangan Anda, wahai Abu Bakar, supaya aku membaitmu!’) Manakala keduanya bangkit hendak membait Abu Bakar, Basyir bin Sa’ad men-dahului keduanya membait Abu Bakar.Hubab bin Mundzir berteriak kepada Basyir bin Sa’ad, ‘Wahai Basyir bin Sa’ad! Hai orang durhaka, orang tuamu sendiri tidak menyukaimu. Engkau telah menyangkal ikatan keluarga, engkau dengki dan tidak mau melihat saudara sepupumu menjadi pemimpin.’Basyir bin Sa’ad berkata, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak mau berselisih dengan satu kaum tentang suatu hak yang telah Allah SWT jadikan untuk mereka.’ Manakala kaum Aus melihat apa yang telah dilakukan Basyir bin Sa’ad, apa yang diseru oleh kaum Quraisy dan apa yang diminta oleh kaum Khazraj untuk menjadikan Sa’ad bin ‘Ubadah sebagai pemimpin, sebagian mereka berkata kepada sebagian mereka yang lain, di antaranya adalah Usaid bin Hudhair, ‘Demi Allah, bila kaum Khazraj sekali berkuasa atas dirimu, mereka akan seterasnya mempertahankan keunggulannya atas diri kamu, dan tidak akan pernah membagi kekuasaan itu kepadamu untuk selama-lama-nya; maka berdirilah, dan baiatlah Abu Bakar.’Maka mereka pun berdiri dan membaiatnya. Dan hancurlah kesepakatan yang telah mereka peroleh atas Sa’ad bin ‘Ubadah dan kaum Khazraj. Orang-orang berdatangan dari semua sudut untuk membaiat Abu Bakar, hingga hampir saja mereka menginjak Sa’ad bin ‘Ubadah.Para sahabat Sa’ad bin ‘Ubadah berkata, ‘Hati-hati, jangan sampai menginjak Sa’ad.’Pada saat itu Umar berkata, ‘Bunuh dia, mudah-mudahan Allah membunuhnya.’Kemudian Umar mendekatinya seraya berkata, ‘Saya ingin menginjak-injak engkau sampai remuk.’Putra Sa’ad bin ‘Ubadah, Qais, menjambak janggut Umar dan berkata kepadanya, ‘Bila engkau menyentuh sehelai saja rambutnya, aku akan rontokkan semua gigimu!’Abu Bakar berteriak, ‘Tenang Umar! Dalam keadaan seperti ini kita harus tenang.’Maka Umar pun pergi meninggalkan Sa’ad, tetapi Sa’ad berteriak, ‘Demi Allah, seandainya aku dapat berdiri, aku akan membuat huru hara di kota Madinah, agar engkau dan teman-temanmu bersembunyi ketakutan. Kemudian aku akan menjadikanmu pelayan, bukan penguasa. Bawa aku dari tempat ini.’ Maka mereka pun membawa Sa’ad bin ‘Ubadah dan memasukkannya ke dalam rumahnya…”Kejadian ini tidak memerlukan penjelasan dan komentar lagi, dia sendiri dapat menyingkap bagaimana proses terjadinya pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifab… Sungguh proses tersebut jauh sekali dari proses musyawarah. Musyawarah tidak layak dilakukan di tempat yang tidak tepat ini, di mana Saqifah Bani Sa’idah terletak di sebuah ladang di luar kota Madinah. Tentunya Mesjid Rasulullah saw lebih utama untuk dijadikan tempat melakukan hal ini. Karena Mesjid Rasulullah saw adalah tempat berkumpulnya kaum Muslimin dan tempat dilakukannya musyawarah untuk membahas urusan-urusan dunia dan urusan-urusan agama. Di samping juga waktunya tidak sesuai, karena jenazah Rasulullah saw masih terbujur dan belum di-makamkan. Bagaimana bisa mereka meninggalkan jenazah Rasulullah saw dalam keadaan seperti ini, untuk memperebutkan urusan kekhalifahan, sementara sahabat-sahabat besar sedang sibuk mengurus jenazah Rasulullah saw.Apakah ada seorang yang berakal yang menamakan peristiwa ini sebagai musyawarah?!Pada kenyataannya mereka tidak sedang mencari kekhilafahan Islam yang mendapat petunjuk, yang dengan perantaraannya akan terjaga persatuan dan eksistensi kaum Muslimin. Kata-kata yang mereka ucapkan memberi petunjuk kepada hal ini.Kata-kata Sa’ad yang berbunyi, “Maka genggamlah kuat-kuat urusan ini, jangan sampai orang lain yang menggenggamnya”, lalu orang-orang Anshar menjawab, “Sungguh tepat pendapat Anda, dan sungguh benar perkataan Anda. Kami tidak akan melanggar apa yang Anda perintahkan”, dan begitu juga kata-kata Umar yang berbunyi, “Siapa yang memperselisihkan kami atas kekuasaan Muhammad dan pemerintahannya?”Seluruh kata-kata ini menyingkap jati diri mereka. Mereka tidak menginginkan apa-apa kecuali kekuasaan.Di samping kata-kata kasar yang terjadi di antara para sahabat, padahal Rasulullah saw telah bersusah payah mendidik mereka selama dua puluh tiga tahun. Misalnya perkataan Umar terhadap Hubab, “Mudah-mudahan Allah membunuhmu”, dan begitu juga perkataan Hubab terhadap Umar, “Tidak, justru mudah-mudahan engkau yang dibunuh oleh Allah.” Atau perkataan Umar kepada Sa’ad bin Ubadah, “Bunuhlah dia, mudah-mudahan Allah membunuhnya.” Atau perkata-an Umar yang lain kepada Sa’ad, “Saya akan menginjak-injak engkau hingga remuk.” Atau perkataan Qais bin Sa’ad kepada Umar sambil menjambak janggutnya, “Demi Allah, apabila engkau sentuh satu helai saja dari rambutnya, aku akan rontokkan semua gigimu.” Semua ini memberikan gambaran yang jelas bagi Anda.Kata-kata keji yang seperti ini yang dilontarkan di tempat pemilihan yang sangat sensitif ini, hingga sampai tahap ancaman, pemukulan dan ajakkan untuk membunuh, semua ini menunjukkan betapa orang-orang yang berkumpul tersebut dipenuhi dengan rasa kedengkian dan permusuhan terhadap satu sama lain. Bagaimana mungkin kita bisa menerima musyawarah dari orang-orang seperti mereka —itu pun apabila musyawarah itu sah.Kemudian, lihatlah kata-kata dan argumentasi yang mereka lontarkan terhadap satu sama lain, semua itu adalah argumentasi yang kosong dan jauh dari kebenaran. Sebagai contoh —misalnya— argumentasi Umar, yang merupakan argumentasi yang paling kuat, “Orang Arab tidak akan menerima kepemimpinan Anda, wahai orang Anshar, karena Nabi bukan berasal dari Anda. Akan tetapi orang Arab akan menerima dipimpin apabila oleh kaum yang Nabi berasal dari mereka.”Jika orang Arab tidak menerima kepemimpinan orang yang jauh dari Rasulullah saw, maka tentu mereka akan menerima kepemimpinan orang yang paling dekat hubungannya dengan Rasulullah saw, yaitu Ali bin Abi Thalib as. Oleh karena itu, Amirul Mukminin as berhujjah, “Mereka berhujjah dengan pohan kenabian namun mereka meninggal-kan buahnya.”[92]Jika orang Arab tidak menerima kepemimpinan Ali as, maka tentu mereka lebih tidak menerima lagi kepemimpinan seorang laki-laki yang berasal dari kabilah Tim. Jika ini yang menjadi hujjah mereka, maka tentu hal ini akan menjadi hujjah yang kuat bagi Ali asAbu Bakar al-Jawahiri berkata tentang argumentasi Ali as, “Ali berkata, ‘Saya adalah hamba Allah dan saudara Rasulullah.’ Berita itu sampai kepada Abu Bakar. Lalu Abu Bakar berkata kepada Ali, ‘Berbaiatlah.’ Ali as menjawab, ‘Aku lebih berhak dari Anda atas kepemimpinan ini. Aku tidak akan berbaiat kepada Anda, justru Anda yang lebih layak berbaiat kepadaku. Anda telah merebut kepemimpinan ini dari kaum Anshar dengan berhujjah kepada mereka dengan kekerabat-an Anda dengan Rasulullah, maka mereka pun menyerahkan kepe-mimpinan kepada Anda. Dan sekarang saya mengajukan hujjah yang sama dengan hujjah yang Anda ajukan kepada orang-orang Anshar. Maka bersikap adillah kepada kami, jika Anda memang mengkhawatirkan Allah atas diri Anda. Dan berikanlah pengakuan yang serupa kepada kami sebagaimana yang telah diberikan oleh kaum Anshar kepada Anda. Jika tidak, maka berarti Anda telah berlaku zalim dan Anda mengetahuinya.’Umar berkata kepada Ali, ‘Anda tidak akan dibiarkan hingga Anda berbaiat.’Ali menjawab, ‘Anda sedang memerah susu untuk Abu Bakar dan diri Anda sendiri. Anda bekerja untuknya hari ini, dan besok dia akan mengangkat Anda menjadi penggantinya. Demi Allah, saya tidak akan menerima kata-kata Anda, dan tidak akan mengikuti Anda.’”[93]Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan baiat dari Ali, bahkan dengan cara kekerasan sekali pun.Umar berkata, “Kita mendapat kabar bahwa Ali dan Zubair serta orang-orang yang bersamanya memisahkan diri dari kita dan ber-kumpul di rumah Fatimah.”[94]Kemudian Umar datang beserta rombongannya dengan membawa kayu bakar dan bermaksud membakar rumah Fatimah. Maka Fatimah datang menemui mereka dan berkata, “Apakah Anda datang dengan maksud hendak membakar rumah kami, wahai Putra Khattab?”Umar menjawab, “Ya, atau Anda semua melakukan sebagaimana yang telah dilakukan oleh umat.”[95]Dalam kitab Ansab al-Asyraf disebutkan,“Fatimah menemui Umar di pintu dan berkata kepadanya,‘Wahai Putra Khattab, apakah Anda akan tetap membakar rumah sementara aku berada di belakang pintunya?’Umar menjawab, ‘Ya.’”[96]Para sejarahwan mencatat orang-orang yang datang menyerbu untuk membakar rumah Fatimah:1. Umar bin Khattab.2. Khalid bin Walid.3. Abdurrahman bin ‘Auf.4. Tsabit bin Qais bin Syammas.5. Ziyad bin Labid.6. Muhammad bin Muslim.7. Zaid bin Tsabit.8. Salmah bin Salamah bin Waghasy.9. Salmah bin Aslam.10. Usaid bin Hudhair.Ya’qubi berkata, “Mereka datang berkelompok menyerang rumah, hingga pedang Ali patah dan mereka masuk ke dalam rumah.”[97]Thabari berkata, “Umar memasuki rumah Ali, sementara di dalam rumah ada Zubair, Thalhah dan beberapa orang dari kaum Muhajir. Kemudian Zubair keluar dengan pedang terhunus, namun dia tergelincir dan pedangnya lepas dari tangannya. Maka mereka pun menangkap dan membawanya.”[98]Fatimah melihat apa yang dilakukan Umar terhadap keduanya – Ali dan Zubair— maka dia berdiri di samping pintu kamar dan berkata, “Hai Abu Bakar, alangkah cepatnya Anda menyerang keluarga Rasulullah. Demi Allah, saya tidak akan berbicara dengan Umar sampai saya menemui Allah.”[99]Karena peristiwa ini dan juga karena peristiwa penahanan warisan yang diterimanya dari Rasulullah saw serta peristiwa-peristiwa lainnya, Fatimah marah kepada Abu Bakar, dan tidak mau berbicara dengannya hingga meninggal dunia. Fatimah az-Zahra hidup selama enam bulan sepeninggal Rasulullah saw. Ketika Fatimah az-Zahra wafat, jenazahnya dikuburkan oleh suaminya pada malam hari, dan tidak diizinkan Abu Bakar untuk melihat jenazahnya.[100]Pada sebuah riwayat disebutkan bahwa Fatimah az-Zahra berkata kepada Abu Bakar, “Demi Allah, saya akan mendoakan keburukan bagimu pada setiap salat yang saya kerjakan.”[101]Oleh karena itu, Abu Bakar berkata pada saat hendak meninggal dunia, “Tidak ada satu pun yang saya sesali dari dunia ini kecuali tiga hal yang telah saya lakukan. Saya sangat berharap tidak melakukannya.” (Hingga dia mengatakan), “Adapun ketiga hal yang telah saya lakukan itu: Saya sangat berharap tidak membuka paksa rumah Fatimah, meski pun mereka menguncinya untuk melakukan peperangan.”[102]Di dalam Tarikh Ya’qubi disebutkan, “Oh, seandainya saya tidak membuka paksa rumah Fatimah dan memasukkan orang-orang ke dalamnya meski pun mereka menguncinya untuk melakukan peperangan.”[103]Seorang penyair Mesir, Hafidz Ibrahim, menulis di dalam syairnya,“Kepada Ali, Umar berkata, ‘Rumahmu akan kubakar! Bila engkau tidak berbaiat kepada Abu Bakar’Meski pun Fatimah putri Musthafa ada di dalam Abu Hafshah tidak segan melawan Ali, pahlawan Adnan.”Tidak hanya sampai di situ, bahkan mereka mengancam akan membunuh Ali. Mereka menyeret Ali dengan paksa keluar dari rumahnya, dan membawanya ke hadapan Abu Bakar. Mereka berkata, “Berbaiatlah.” Ali berkata, “Kalau aku tidak mau, bagaimana?”Mereka menjawab, “Kalau demikian, demi Allah, kami akan penggal kepalamu.” Ali menjawab, “Kalau begitu, kamu akan memenggal kepala hamba Allah dan saudara Rasulullah?”[104]Kekhalifahan yang dimulai dengan pemaksaan dan diakhiri dengan ancaman pembunuhan tidak dapat menjadi bukti bagi konsep musyawarah.Ketika Abu Bakar dan Umar menyadari keburukan yang telah dilakukannya, mereka datang untuk meminta maaf kepada Fatimah. Namun kesempatan telah terlambat.Fatimah berkata kepada mereka, “Apakah Anda mau mendengar apabila aku katakan kepada Anda suatu perkataan yang berasal dari Rasulullah saw, yang Anda kenal dan Anda telah berjuang untuk beliau?”Mereka berdua menjawab, “Ya.”Kemudian Fatimah berkata, “Apakah Anda tidak mendengar Rasulullah saw telah bersabda, ‘Keridaan Fatimah adalah keridaanku, dan kemarahan Fatimah adalah kemarahanku. Barangsiapa yang mencintai Fatimah, Puteriku, maka berarti dia telah mencintaiku, dan barangsiapa yang membuat Fatimah marah, maka berarti dia telah membuatku marah?”Mereka berdua menjawab, “Ya, kami telah mendengarnya dari Rasulullah saw.”Kemudian Fatimah berkata, “Saya bersaksi kepada Allah para malaikat-Nya, sesungguhnya Anda berdua telah membuat saya marah dan Anda berdua telah membuat saya tidak rida. Seandainya kelak saya bertemu dengan Nabi saw, saya akan adukan Anda berdua kepada beliau.”Selanjutnya Fatimah berkata kepada Abu Bakar, “… Demi Allah, saya akan mendoakan keburukan bagimu pada setiap salat yang saya kerjakan.”[105]Demikianlah, Abu Bakar tidak berhak atas kekhalifahan kaum Muslimin melalui syura. Karena musyawarah tersebut tidak sah secara teoritis, dan tidak ada wujudnya dalam tataran kenyataan. Jika kita tetap mengakui bahwa Abu Bakar telah memperoleh kekhalifahan kaum Muslimin melalui syura, dan itu merupakan satu-satunya cara untuk itu, maka yang perlu kita tanyakan ialah, atas hak apa Abu Bakar mengangkat Umar menjadi khalifah sepeninggalnya?Oleh karena itu, Abu Bakar dan kekhalifahannya menghadapi dua masalah:Pertama, musyawarah sebagai jalan yang Allah SWT tetapkan untuk mengangkat seorang khalifah. Maka di sini berarti Abu Bakar telah membangkang perintah Allah SWT dengan mengangkat Umar sebagai khalifah penggantinya, tanpa proses musyawarah.Kedua, musyawarah bukan merupakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. Maka dengan demikian kekhalifahan Abu Bakar tidak sah, karena muncul melalui musyawarah yang tidak diperintahkan oleh Allah SWT.Demikian juga kekhalifahan Umar dan Usman tidak sah, kecuali kekhalifahan Ali as. Seluruh umat sepakat untuk membaiat Ali setelah Usman terbunuh, di samping nas-nas dari Allah dan Rasul-Nya yang menunjukkan kepada kekhalifahan dan keimamahannya. Jika di sana terdapat musyawarah maka kekhalifahan untuk Ali, dan begitu juga jika ditetapkan berdasarkan pengangkatan maka kekhalifahan tetap untuk Ali. Sebagaimana yang diceritakan secara mutawatir oleh riwayat-riwayat.Untuk menyempurnakan pembahasan, marilah kita akhiri pembahasan ini dengan dialog berikut: Ali bin Maitsam ditanya, “Kenapa Ali duduk berdiam diri tidak memerangi mereka?”Ali bin Maitsam menjawab, “Sebagaimana duduk berdiam dirinya Harun terhadap Samiri, padahal mereka telah menyembah patung anak sapi. Seperti Harun ketika mengatakan, ‘(Harun berkata), ‘Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah.’ (QS. al-A’raf: 150) Seperti Nuh tatkala berkata, ‘Aku ini orang yang dikalahkan, oleh karena itu menangkanlah (aku).’(QS. al-Qamar: 10) Seperti Luth tatkala mengatakan, ‘Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).’ (QS. Hud: 80) Dan seperti Musa dan Harun tatkala mengatakan, ‘Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku.’” (QS. al-Maidah: 25)]Makna ini dapat kita ambil dari perkataan Amirul Mukminin as manakala sampai berita kepadanya bahwa dia tidak memerangi dua orang yang pertama. Imam Ali as berkata, “Saya mempunyai suri teladan dari enam nabi. Yang pertama ialah Ibrahim al-Khalil as, tatkala dia mengatakan, ‘Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah.’ (QS. Maryam: 48)Jika Anda mengatakan, ‘Dia menjauhkan diri dari mereka dengan tanpa ada sesuatu yang tidak disukai’, maka Anda telah kafir.Jika Anda mengatakan, ‘Dia menjauhkan diri dari mereka disebabkan dia melihat sesuatu yang tidak disukai’, maka washi dimaafkan.Yang berikutnya adalah Luth as, tatkala dia mengatakan, ‘Seandainya aku ada mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).’ (QS. Hud: 80)Jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya Luth mempunyai kekuatan untuk menolak mereka’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya dia tidak mempunyai kekuatan untuk menolak mereka’, maka washi dimaafkan.Yang berikutnya adalah Yusuf as tatkala dia mengatakan, ‘Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku.’ (QS. Yusuf: 33)Jika Anda mengatakan, ‘Nabi Yusuf meminta penjara dengan tanpa adanya sesuatu yang tidak disukai yang dibenci oleh Allah SWT’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya dia diajak kepada sesuatu yang dimurkai Allah’, maka washi dimaafkan.Yang berikutnya adalah Musa as, tatkala dia mengatakan, ‘Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu.’ (QS. asy-Syu’ara: 21)Jika anda mengatakan, ‘Sesungguhnya Nabi Musa as lari dengan tanpa ada sesuatu yang ditakutkan’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya dia lari meninggalkan mereka disebabkan mereka ingin berbuat jahat kepadanya’, maka washi dimaafkan.Yang berikutnya adalah Harun, tatkala dia berkata kepada saudaranya, ‘Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku.’ (QS. Al-A’raf: 150)Jika Anda mengatakan, ‘Mereka tidak menganggap Harun as lemah dan tidak hampir membunuhnya’, berarti Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Mereka telah menganggap Harun as lemah dan hampir membunuhnya, dan oleh karena itu dia mendiamkan mereka’, maka washi dimaafkan.Selanjutnya adalah Muhammad saw tatkala dia lari ke gua dan meninggalkan saya di ranjangnya, dan saya mempersembahkan nyawa saya kepada Allah.Jika Anda mengatakan, ‘Muhammad telah lari dengan tanpa adanya sesuatu yang mengancamnya dari pihak mereka’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Mereka telah mengancamnya, dan tidak ada jalan lain baginya kecuali lari ke gua’, maka washi dimaafkan.”Lalu orang-orang berkata, “Anda benar, wahai Amirul Mukminin.”[106]

  892. @chany:

    “…hanya Imam Ali as yang bisa memimpin pasukan…”

    haditsnya gan?? ayoo…klo mereka pengecut atau apalah itu mnurut anda, pasti Rasul pernah mengeluarkan statement klo 3 sahabat itu ga berani perang dong??mana haditsnya??jangan asal jeplak bro *peace 😀

    heloooo…memimpin perang apa memimpin pasukan??harap di bedakan dong, belajar lagi gih..hus hus hus..(peace :D) sahabat ko di hina?? 3 sahabat itu (Abu bakar, Umar, Usman) ko di hina??aneh…padahal Ali r.a. aja ga pernah hina mereka, lw siapa?? masalah Ali ikhlas atau terpaksa mengenai kepemimpinan mereka itu hny Allah yg tahu, lucu lw ah..yg tahu perasaan seorang hamba hanyalah Allah, bukannya dikau, siapa pulalah kau?? lw manusia kan?bukan Rasul?peace gan 😀

    nb: MUSUH KITA itu ZIONIS YAHUDI! WE are BROTHERS!

    @ mulyadika:

    “..antum mesti banyakin baca buku sejarah dulu sebelum berkomentar..”

    wah..sprtinya di rumah antm jadi gudang buku ya??hehehe..minjem dong 😀
    antm jg baca dulu lah baru komentar,komentar ko dikoreksi, itu kan berarti antm komen dulu baru baca hehe (peace gan :D)

    dari hadits yang antm kasih, ya wajar, setiap sahabat pasti punya kelebihan dan kelemahan, jangan anggap Ali itu paling hebat dan menganggap bahwa sahabat lain itu tidak hebat, sy jg keturunan Rasul (sayyid) tp ga prnah merasa diri gimana gitu, yg bedakan cuma ketakwaan kita, so, klo sprti itu namanya antm ga perspektif, btw 4 sahabat itu adalah mereka yang terbaik, mereka sudah melakukan apa yang mereka bisa, Rasul aja ga komplain, so siapa lw?? *peace 😀

    nb: MUSUH KITA itu ZIONIS YAHUDI! WE are BROTHERS!

  893. Sunni Syiah Dalam Diskusi Aqidah Bag 1
    Tags: Syi’ah, Aqidah
    Bookmark and Share

    Bismillah… was sholatu wassalamu ala rosulillah… wa’ ala alihi wa shohbihi wa man tabi’a hudah… amma ba’du:

    Perbincangan untuk mengkritisi ajaran syiah, memang sangat menarik untuk disimak. Apalagi di masa sekarang ini… masa dimana mereka lagi gencar-gencarnya menyebarkan paham sesat itu ke seantero dunia… terutama negara kita tercinta INDONESIA…

    Dengan NEGARA IRAN sebagai pusat kekuatan jasmani dan rohaninya… mereka tidak ragu-ragu untuk mendakwahkan idiologinya dengan dinar dan dolar yang besar… Karena pada akhirnya nanti, mereka akan meraup keuntungan yang berlipat ganda… mereka akan tajir bin kaya raya, dengan kewajiban membayar seperlima kekayaan dari setiap pengikutnya… Tidak hanya itu, mereka juga akan mampu dengan bebas merenggut kehormatan setiap wanita super cantik yang diinginkannya, dengan iming-iming pahala kawin mut’ah yang mereka buat-buat dan palsukan…

    Memang, sekarang kita belum banyak melihat perbedaan antara SUNNI dan SYIAH… Itu karena mereka selalu berlindung di balik tabir TAKIYAH (baca: kedustaan)… tabir yang mereka gunakan untuk menghalangi sinar matahari yang akan menampakkan wajah buruk mereka…

    Tapi kita tak perlu khawatir… bi idznillah dengan berjalannya waktu, kita yakin tabir itu akan rapuh dan koyak… kita yakin, -dengan pertolongan Alloh, usaha dan sumabangsih umat sunni- sinar matahari hidayah itu, akan dapat menembus tabir setan itu… dan kita akan tahu, siapa sebenarnya mereka…?!!

    Tulisan ini ibarat lentera kecil, yang akan membantu anda menerangi dalam menjelajahi alam kelabu ajaran sesat ini, semoga bisa memberikan tambahan pencerahan dalam pikiran… sehingga kita bisa melihat dan mengerti… mana yang benar yang harus diikuti… dan mana yang batil, yang harus dijauhi…

    Selanjutnya, kami persilahkan anda menyimak diskusi antara SUNNAH dengan SYIAH…, semoga bermanfaat… amin

    (1) Al-Kulainiy menyebutkan dalam kitabnya al-Kafi (1/258): “Sebenarnya para imam kita itu tahu kapan mereka akan meninggal, dan mereka tidak akan meninggal kecuali setelah mereka memilihnya”. Di sisi lain, Al-Majlisiy dalam kitabnya Biharul Anwar (43/364), menyebutkan sebuah hadits yang berbunyi: “Tidak ada imam yang mati, melainkan dibunuh atau diracun”.

    Seandainya seorang imam itu mengetahui hal yang ghaib, sebagaimana dikatakan oleh Kulainiy, tentunya ia akan tahu setiap makanan dan minuman yang disuguhkan kepadanya. Apabila makanan itu mengandung racun, tentunya ia tahu hal tersebut dan akan menjauhinya. Karena apabila ia tetap memakannya, berarti matinya bunuh diri! Mengapa? Karena ia tahu bahwa makanan itu mengandung racun, dan ia akan membunuh dirinya sendiri jika memakannya. Padahal Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- telah mengabarkan bahwa orang bunuh diri tempatnya di neraka! Apakah kaum syiah rela hal ini diterapkan kepada para imam mereka??!!

    (2) Apabila Ali r.a. mengetahui, bahwa dirinya adalah kholifah dari Alloh (langsung sepeninggal Rosul -shollallohu alaihi wasallam-) yang termaktub dalam wasiat beliau.

    Pertanyannya: Mengapa Ali r.a. malah membaiat Abu bakar r.a., kemudian Umar r.a., kemudian Utsman r.a., untuk menjadi kholifah??!

    Apabila kalian mengatakan: “Pada waktu itu ia sedang lemah”. Maka kami katakan: Seharusnya orang yang lemah tidaklah pantas menjadi kholifah, karena kholifah hanya khusus bagi mereka yang mampu mengembannya.

    Apabila kalian mengatakan: “Ia mampu, tapi tidak melakukannya”. Maka kami katakan: itu berarti sebuah penghianatan… padahal seorang penghianat tidak pantas menjadi kholifah, tidak pula dapat dipercaya. –sungguh Ali r.a. bersih dari semua tuduhan mereka itu-.

    Jika demikian, lalu apa jawaban kalian…??!

    (3) Kaum Syiah berkeyakinan bahwa Ali r.a. adalah imam yang ma’shum (bebas dosa). Tapi disisi lain, kita dapati fakta –yang juga diakui oleh kaum syiah[1]- bahwa dia mengawinkan putrinya, Ummu Kultsum (yang juga saudari kandung Hasan dan Husein), dengan Umar bin Khottob!!!

    Menyikapi fakta ini, ada dua kemungkinan jawaban, yang dua-duanya bertentangan dengan keyakinan mereka:

    Kemungkinan Pertama, Ali r.a. tidak ma’shum. Mengapa?? Karena ia telah menikahkan putrinya dengan orang yang (mereka anggap) telah kafir. Dan ini bertentangan dengan dasar-dasar keyakinan mereka.

    Kemungkinan Kedua , Umar r.a. itu seorang muslim, yang telah diridhoi oleh Ali r.a. sebagai menantunya!! (Ini juga bertentangan dengan keyakinan mereka).

    Dua jawaban… yang sungguh sangat membingungkan…

    (4) Kaum Syiah beranggapan bahwa Abu Bakar dan Umar r.a. itu kafir. Tapi di sisi lain kita dapati fakta bahwa Ali r.a., -yang dianggap ma’shum oleh kaum syiah-, telah rela dengan kekhilafahan keduanya, Ali r.a. juga membaiat mereka berdua, satu demi satu, dan tidak pernah keluar dari pemerintahan mereka.

    Fakta ini melazimkan ke-tidak ma’shum-an Ali r.a., Mengapa? Karena ia telah setuju dan bersedia membaiat dua orang yang menurut keyakinan mereka adalah kafir, dholim, dan memusuhi ahlul bait. Padahal perbuatan tersebut dapat merusak ke-ma’shum-an seseorang, karena sama saja menolong orang yang dzolim dalam melakukan kedzolimannya, dan ini tidak mungkin dilakukan oleh orang yang ma’shum.

    Atau, mereka akan mengatakan bahwa perbuatan tersebut benar, karena Abu bakar dan Umar r.a. adalah kholifah yang mukmin, jujur, dan adil. Dan jika fakta ini benar adanya, berarti kaum syiah telah menyelisihi imam mereka dalam mengkafirkan, menghujat, melaknat dan tidak rela dengan kekhilafahan keduanya.

    Kenyataan ini, tentunya membuat kita bingung sendiri, kita akan mengikuti jalan siapa? jalan yang dipilih oleh Ali r.a. (yang ma’shum), atau kita akan mengikuti jalan pengikutnya yang bergelimang kemaksiatan??!

    (5) Setelah meninggalnya Fatimah r.a. Ali telah menikah dengan baberapa wanita, dan lahir dari mereka banyak anak, diantaranya:

    Lahir dari rahim Ummul Banin binti Hizam: Abbas, Abdulloh, Ja’far, Utsman.

    Lahir dari rahim Laila binti Mas’ud: Ubaidulloh dan Abu Bakar.

    Lahir dari rahim Asma’ binti Umais: Yahya, Muhammad al-Ashghor, dan Aun.

    Lahir dari Ummu Habib binti Robi’ah: Ruqoyyah dan Umar yang meninggal pada usia 35 tahun.

    Lahir dari Ummu Mas’ud binti Urwah: Ummul Hasan dan Romlah al-Kubro.

    Lihatlah bagaiman Ali menamai Anaknya dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Pertanyaannya: Apakah seorang ayah akan memberikan nama kepada buah hatinya dengan nama musuh bebuyutannya?! Apalagi jika ayah tersebut adalah sang Ali r.a. [2]

    Bagaimana mungkin Ali r.a. menamai anak-anaknya dengan nama orang yang kalian anggap sebagai musuhnya?! Apakah orang yang berakal mau menamai anak kesayangannya dengan nama-nama musuhnya??!

    (6) Pengarang kitab Nahjul Balaghoh -yakni salah satu kitab sandaran kaum syiah- meriwayatkan, bahwa Ali telah mengundurkan diri untuk menerima tampuk khilafah, ia mengatakan: “Tinggalkan aku, dan carilah orang selainku”.[3]

    Fakta ini menunjukkan batilnya pemahaman syiah, mengapa?? Karena, bagaiamana mungkin ia mengundurkan diri untuk menerima tampuk khilafah, padahal menurut kalian, pengangkatan dirinya sebagai imam dan kholifah adalah sebuah kewajiban dari Alloh, bahkan menurut anggapan kalian ia pernah meminta kekhilafan tersebut kepada Abu bakar r.a.??!

    (7) Kaum syiah beranggapan bahwa, Fatimah r.a. adalah buah hati Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- yang di masa Abu Bakar r.a., telah dihinakan, dipatahkan tulang rusuknya, hendak dibakar rumahnya, dan hendak digugurkan kandungannya yang dinamai Muhsin!!

    Pertanyaanya: Dimanakah Ali saat terjadinya semua peristiwa ini??! Mengapa ia tidak membela Fatimah, padahal ia adalah seorang yang dikenal sangat dan sangat pemberani sekali??! Ini menunjukkan bahwa kabar tersebut, hanyalah kebohongan yang disebar-sebarkan oleh syiah, untuk menghujat ahlus sunnah… semoga Alloh membalas keburukan mereka dengan balasan yang setimpal… amin.

    (8) Kita dapati banyak fakta, yang mengatakan bahwa para sahabat telah menikahkan keluarga mereka dengan keluarga Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, mereka menikahinya, dan juga sebaliknya. Terutama Abu Bakar r.a dan Umar r.a. (syaikhoin = julukan untuk keduanya). Dan fakta ini telah disepakati oleh para sejarahan dan ahli riwayat, baik dari kalangan syiah maupun dari Ahlus Sunnah.

    Lihatlah bagaimana Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah menikah dengan Aisyah r.a., puterinya Abu Bakar r.a. Beliau juga menikahi Hafshoh r.a., putrinya Umar r.a.

    Sebaliknya, beliau menikahkan dua puterinya (Ruqoyyah r.a. dan Ummu Kultsum r.a.) dengan kholifah ketiga, yang dermawan dan tinggi rasa malunya, yakni Utsman r.a. karenanya ia mendapatkan julukan dzunnuroin (peraih dua cahaya).

    Kemudian, anaknya Utsman r.a. juga menikah dengan Ummu Kultsum r.a., yakni putrinya Abdulloh bin Ja’far bin Abu Tholib.

    Begitu pula Marwan bin Aban bin Utsman r.a., juga menikah dengan Ummul Qosim binti Hasan bin Hasan bin Ali bin Abi Tholib r.a.

    Lalu Zaid bin Amr bin Utman bin Affan r.a., juga menikah dengan Sakinah binti Husain r.a.

    Dan Abdulloh bin Amr bin Utsman bin Affan r.a., telah menikah dengan Fatimah binti Husain bin Ali r.a..

    Di sini kami hanya akan menyebutkan tiga sahabat, yang termasuk khulafaur rosyidin, yakni Abu Bakar r.a, Umar r.a, dan Utsman r.a., padahal sebenarnya banyak pula para sahabat lain yang menjalin hubungan saudara dengan keluarga melalui pernikahan.

    Tujuan kami tidak lain ingin menjelaskan, bahwa sebenarnya keluarga Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dahulu sangat simpati dengan mereka, Inilah yang mendasari dijalinnya persaudaraan dengan pernikahan-pernikahan tersebut.[4]

    Kita juga dapati, para Keluarga Nabi -shollallohu alaihi wasallam- (ahlul bait), banyak memberikan nama kepada anak-ankanya dengan namanya para sahabat Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, sebagaimana disepakati oleh para sejarawan dan ahli riwayat, baik dari kalangan Ahlus Sunnah maupun syiah.

    * Lihatlah bagaimana Ali, -sebagaimana disebutkan dalam literatur kaum syiah-, menamai salah satu anaknya, yang lahir dari rahim Laila binti Mas’ud, dengan nama Abu Bakar. Yang dengannya, ia menjadi orang pertama kali dari bani hasyim, yang menamai anaknya dengan nama Abu Bakar.[5]
    * Hasan bin Ali, juga menamai anak-anaknya dengan nama: Abu Bakar, Abdur Rohman, Tholhah, dan Ubaidulloh.[6]
    * Demikan pula Hasan bin Hasan bin Ali, ia juga menamai anaknya dengan nama Abu Bakar.[7]
    * Ada juga kalangan ahlul bait yang memakai kunyah (panggilan kesayangan yang diawali dengan abu atau ummu) Abu bakar, seperti: Zainul Abidin bin Ali[8] dan Ali bin Musa (ar-Ridho).[9]

    Ahlul bait juga banyak yang menamai anaknya dengan nama Umar r.a. diantaranya:

    * Ali r.a., ia menamai anaknya dengan nama Umar al-Akbar, yang lahir dari rahim Ummu Habib binti Robiah, ia meninggal di Althof bersama saudara kandungnya Husain r.a. Ali r.a. juga memiliki anak lain dengan nama Umar al-Ashghor, yang lahir dari rahim as-Shohba’ at-Taghlibiyyah, dan anak ini diberikan umur panjang sehingga setelah saudara-saudaranya meninggal, ia mewarisi mereka.[10]
    * Hasan bin Ali r.a, menamai kedua anaknya dengan nama: Abu Bakar dan Umar.[11]
    * Diantara ahlul bait lainya yang menamakan anak dengan nama Umar antara lain: Ali Zainal Abidin, Musa al-Kazhim, Husain bin Zaid bin Ali, Ishaq bini Hasan bin Ali bin Husain, Hasan bin Ali bin Hasan bin Husain bin Hasan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kami cukupkan sekian penyebutan namanya, agar tidak lebih menambah panjang tulisan ini.[12]

    Disamping itu, ada juga Ahlul bait yang memberikan nama Aisyah kepada putrinya, seperti: Musa al-Kazhim[13] dan Ali al-Hadi.[14]

    Diantara putra Ali, ada juga yang diberi nama Utsman r.a, ia lahir dari istrinya yang bernama Ummul Banin binti Hizam.

    Fakta-fakta di atas, menunjukkan kepada kita akan besarnya kecintaan dan kedekatan ahlul bait terhadap ketiga kholifah pertama itu. Apakah syiah masih mengingkari fakta nyata yang teramat banyak ini??!

    (9) Hasan bin Ali r.a telah mengalah kepada Muawiyah dan menyerahkan tampuk pimpinan kepadanya, di waktu kaum anshor dan pasukannya bersatu mendukungnya, padahal sangat mungkin baginya untuk meneruskan peperangan itu.

    Di sisi lain saudaranya Husain r.a. malah keluar dari pemerintahan Yazid, ketika sedikit pendukungnya, padahal seharusnya ia bisa mengurungkan niat tersebut dan berdamai dengannya.

    Dua keputusan itu, tentunya ada yang benar dan ada yang salah. Mengapa?? Karena seandainya keputusan Hasan r.a. untuk mengalah, -di saat ia mampu meneruskan peperangan itu- benar, berarti keluarnya Husein r.a. yang tanpa dukungan kekuatan, -di saat ia mampu untuk berdamai- itu salah.

    Sebaliknya, apabila keluarnya Husein r.a. ketika sedang lemah itu benar, berarti tindakan Hasan r.a. yang mengalah ketika sedang kuat itu salah..!

    Fenomena ini, menjadikan syiah berada pada posisi yang mengambang, karena selama ini mereka mengatakan, bahwa keputusan yang diambil keduanya itu benar. Dengan begitu, mereka telah mengumpulkan dua hal yang sangat bertentangan dan tak dapat disatukan. Sungguh fenomena ini benar-benar meluluhkan dasar-dasar keyakinan mereka.

    Seandainya mereka mengatakan bahwa tindakan Hasan r.a. itu salah, berarti sama saja mengatakan bahwa ke-imam-annya pudar, dan jika dikatakan ke-imam-annya pudar berarti sama saja membatalkan ke-imamah-an dan ke-ma’shum-an ayahnya, mengapa?? Karena ayahnya telah mewasiatkan kepemimpinan itu kepadanya, dan imam yang ma’shum tidak akan mewasiatkan kecuali kepada imam yang ma’shum, sebagaimana anggapan mereka.

    Sebaliknya, seandainya mereka mengatakan bahwa tindakan Husein r.a. itu salah, berarti sama saja mengatakan bahwa ke-imam-an dan ke-ma’shum-annya pudar, padahal pudarnya ke-imam-an dan ke-ma’shum-annya itu berakibat pada pudarnya ke-imam-an dan ke-ma’shum-an seluruh anak dan keturunannya, mengapa?? Karena pokok seluruh ke-imam-an mereka itu berasal darinya, dari dirinya-lah ke-imam-an itu bercabang-cabang. Dan jika sudah pudar pokoknya, berarti pudar pula apa yang berasal darinya..!

    (10) al-Kulainiy menyebutkan dalam kitabnya al-Kafi (1/239): Abi Bashiroh mengatakan: suatu saat aku pernah menemui abu abdilloh a.s. Aku mengatakan kepadanya: “Diriku menjadi tebusan untukmu! Sungguh aku ingin menanyakan sesuatu, dan tidak ada orang yang mendengar perkataanku ini”. Ia mengatakan: Maka abu abdillah a.s. pun mengangkat tirai yang menutup antara dia dan rumah sebelahnya, ia lalu memeriksa sekitarnya. Lalu ia mengatakan: “Wahai Abu Muhammad, tanyakan apa saja yang ada dalam benakmu!”. Aku menjawab: “Diriku menjadi tebusan untukmu…” ia diam sejenak, lalu mengatakan: “Sungguh kami memiliki Mushaf Fatimah. Tahukah mereka apa mushaf fatimah itu?”. Ia mengatakan lagi: “Itu adalah mushaf yang di dalamnya berisi tiga kali lipatnya qur’an kalian ini, demi Alloh tidak ada (dalam mushaf tersebut) satu huruf pun yang sama dengan qur’an kalian ini”. Aku pun mengatakan: “Sungguh demi Alloh, ini benar-benar ilmu”. (Tapi) ia malah menimpali: “Memang benar itu adalah ilmu, tapi itu belum seberapa!”.

    Untuk mengkritisi kisah tersebut, maka kita tanyakan kepada mereka: Apakah Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dahulu tahu tentang mushaf fatimah itu?!

    Seandainya beliau tidak mengetahuinya, bagaimana ahlul bait yang derajatnya dibawahnya bisa mengetahuinya?!

    Dan Seandainya beliau mengetahuinya, mengapa beliau menyembunyikannya dari umatnya?! Padahal Alloh telah men-firman-kan: “Wahai Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya” (al-Maidah:67).

    (11) Pada juz pertama kitab al-Kafi karangan al-Kulainiy, terdapat banyak nama yang meriwayatkan hadits Rosul -shollallohu alaihi wasallam- untuk kaum syiah, mereka juga banyak menukil perkataan ahlul bait, diantara banyak nama itu adalah:

    Mufadh-dhol bin Umar, Ahmad bin Umar al-Halabiy, Umar bin Aban, Umar bin Udzainah, Umar bin Abdul Aziz, Ibrohim bin Umar, Umar bin Handzolah, Musa bin Umar, Abbas bin Umar dst…

    Coba anda perhatikan nama-nama tersebut, tidakkah anda melihat bahwa semuanya berkisar pada satu nama yang sama, yakni nama Umar?!

    Pertanyaannya: Mengapa Para Ahlul bait itu menamakan dirinya dengan nama Umar?!

    (12) Alloh ta’ala berfirman: “Sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang bersabar (.) Yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan: “Inna lillah wa inna ilaihi rojiun” (sesungguhnya kami milik Alloh dan kepada-Nyalah kami akan kembali). (.) Mereka itulah orang yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-Nya, dan mereka itulah orang yang mendapat petunjuk”. (al-Baqoroh 156-157)

    Dalam kitab Nahjul Balaghoh juga disebutkan: Setelah wafatnya Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, Ali r.a. berkata: “Andai saja engkau tidak melarang untuk bersedih yang berlebih (karena kematian), tidak memerintahkan untuk bersabar, tentunya kami akan habiskan air mata ini”.[15]

    Ia juga menyebutkan: bahwa Ali r.a. mengatakan: “Barangsiapa ketika dirundung musibah memukulkan tangannya ke pahannya, maka sirnalah (pahala) amalnya”.[16]

    Pengarang kitab Muntahal Aamal menyebutkan: Bahwa Husein r.a. ketika di Karbala, berpesan kepada saudarinya Zainab r.a.: “Wahai saudariku, aku memohon kepadamu dengan nama Alloh, untuk menghormati permohonanku ini, apabila nantinya aku dibunuh, maka janganlah engkau merobek-robek saku bajumu karena kematianku, jangan pula engkau lukai wajahmu dengan kuku-kukumu, dan jangan pula engkau meneriakkan hujatan dan cemoohan atas syahidnya aku!”.[17]

    Abu Ja’far al-Qummiy menukil, bahwa Amirul Mukminin (Ali) r.a. mengatakan kepada para sahabatnya: “Janganlah kalian berpakaian hitam, karena itu adalah pakaiannya Fir’aun!”.[18]

    Di dalam kitab as-Shofi, menafsiri ayat (yang artinya): “…dan (apabila para wanita itu berbaiat untuk) tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik” dikatakan: Sesungguhnya Nabi membaiat para wanita itu, untuk tidak berpakaian hitam, tidak merobek-robek sakunya, dan tidak meneriakkan hujatan (saat ada kematian).

    Dalam kitab Furu’ul Kafi (5/527), karangan Kulainiy dikatakan: Bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- berwasiat kepada Fatimah r.a.: “Jika aku nanti mati, maka janganlah kau lukai wajahmu, jangan kau lepas rambutmu, jangan kau teriakkan hujatan, dan jangan pula meratapi kematianku!”.

    Syaikhnya kaum syiah Muhammad bin Husain bin Babawaih al-Qummiy, -yang berjuluk as-Shoduq (yang dipercaya)- mengatakan: Termasuk sabda-sabda Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- yang belum pernah dikatakan oleh orang sebelumnya adalah: “Meratapi mayit adalah termasuk perbuatan orang jahiliyyah”.[19]

    Para ulama mereka, (diantaranya: al-Majlisiy, an-Nuriy, dan al-Brujardiy), meriwayatkan bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pernah bersabda: “Dua amalan yang terlaknat dan dibenci Alloh: Menangis keras ketika musibah, dan suara ketika naghmah, yakni ratapan dan nyanyian”.[20]

    Sekarang pertanyaannya adalah: Mengapa kaum syiah menyelisihi riwayat-riwayat di atas?! Lalu siapa yang kita percaya, Rosul -shollallohu alaihi wasallam- dan Ahlul bait… atau para malaliy (pemuka syiah)?!

    (13) Apabila tathbir (melukai kepala ketika upacara di bulan Asyuro),[21] meratap, dan memukul-mukul dada itu fadhilah dan keutamaannya sangat besar,[22] lalu mengapa para malaliy (pemuka syiah) tidak melakukannya??!

    (14) apabila syiah beranggapan bahwa peristiwa ghodir khom itu dihadiri oleh ribuan sahabat, dan semuanya mendengar wasiat beliau untuk menjadikan Ali sebagai kholifah langsung setelah beliau wafat.

    Pertanyaannya: Mengapa tidak ada satu pun dari ribuan sahabat itu yang protes untuk membela Ali r.a.??!

    Bahkan Ammar bin Yasir r.a., Miqdad bin Amr r.a. dan Salman al-Farisiy r.a. pun tidak melakukannya??!

    Mengapa tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan: “Wahai Abu Bakar, mengapa engkau rampas kekhilafahan itu dari Ali, padahal engkau tahu wasiat Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- di ghodirkhom itu?!

    Sungguh itu merupakan kebohongan besar yang digembar-gemborkan oleh para malaliy (baca: gembong syiah)

    (15) Di akhir hayatnya, Rosul -shollallohu alaihi wasallam- meminta untuk menulis wasiat, yang dengannya umatnya akan selamanya terjaga dari kesesatan setelah beliau wafat.

    Pertanyaannya: Mengapa ketika itu Ali r.a. tidak mengatakan apa-apa??! Padahal kita tahu bahwa dia adalah orang yang sangat dan sangat pemberani, tidak takut apapun selain Alloh.

    Mengapa ia tidak mengingatkan Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- akan prihal kekhilafahannya??! Bukankah ia tahu bahwa menyembunyikan kebenaran adalah setan bisu??!

    (16) Bukankah syiah mengatakan, bahwa sebagian besar riwayat yang ada dalam kitab al-Kafi itu lemah?! Mereka juga mengatakan bahwa: Kita (kaum syiah) tidak memiliki riwayat yang shohih kecuali Alqur’an?!

    Pertanyaannya: Lantas, mengapa mereka mengaku bahwa dalam kitab yang agung itu (al-Kafi) terdapat tafsiran Tuhan untuk Alquran, padahal mereka mengakui sendiri banyak riwayat yang lemah di dalamnya??!

    (17) Penghambaan hanyalah khusus bagi Alloh, sebagaimana firmannya (yang artinya): “Hanya kepada Alloh-lah kalian menghamba (menyembah)!” (az-Zumar:66)

    Pertanyaannya: Mengapa kaum syiah menggunakan nama: Abdul Husain (hambanya Husain), Abdul Ali (Hambanya Ali), Abduz Zahro (Hambanya Fatimah az-Zahro), Abdul Imam (Hambanya Imam Ali) dll??!

    Apakah nama Abdul Husain (Hamba Husain) bisa dimaknai dengan Khodimul Husain (Pelayan Husain) padahal dia sudah mati syahid??! Apakah dia akan menyuguhkan kepadanya makanan dan minuman, atau dia akan mengambilkan air wudhu ke makamnya, agar bisa dikatakan sebagai pelayannya??!

    (18) Ketika Ali r.a. memimpin sebagai kholifah, ia tidak menyelisihi para kholifah sebelumnya (Abu Bakar r.a., Umar r.a. dan Utsman r.a.). Bahkan telah mutawatir pujian Ali r.a. yang mengatakan: “Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya, adalah Abu Bakar dan Umar”.

    Ia juga tidak mengeluarkan Qur’an yang berbeda dengan Qur’an mereka, tidak men-syariatkan kawin mut’ah, tidak mewajibkan mut’ah kepada umat ketika berangkat haji, tidak mengumumkan ucapan “hayya ala khoiril amal” ketika adzan, dan tidak pula ia membuang lafal “as-sholatu khoirum minan naum” dalam adzan shubuh.

    Pertanyaannya: Seandainya Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. itu kafir dan telah merampas kekhilafahan -sebagaimana anggapan kalian-, mengapa Ali r.a. tidak menjelaskan hal itu kepada umat islam, ketika kekuasaan berada di tangannya??! Bahkan sebaliknya ia malah memuji dan menyanjung keduanya! Bukankah seharusnya kalian menirunya?!

    Atau kalian akan mengatakan bahwa ia telah menghianati umat ini, karena tidak memberitahukan hal itu kepada mereka??!

    Sungguh Ali r.a. tidak akan melakukan apa yang mereka tuduhkan itu…

    (19) Kaum syiah berkeyakinan bahwa tiga kholifah pertama itu kafir.

    Pertanyaannya: Mengapa Alloh memberikan kemuliaan dan kekuatan kepada mereka?!

    Mengapa di zaman mereka banyak negara ditaklukkan, Islam menjadi kuat dan disegani musuh. Bahkan tidak ada dalam sejarah, dimana Alloh menguatkan Islam melebihi zaman pemerintahan mereka!!

    Apakah fakta ini sesuai dengan hukum Alloh, yang akan selalu menghinakan kekufuran dan kemunafikan?!

    Di sisi lain, kita dapati masanya al-Ma’shum, yang -sebagaimana kalian katakan- Alloh menjadikan kekuasaannya rahmat bagi seluruh alam, malah terjadi perpecahan umat dan peperangan!! Hingga keadaan itu menumbuhkan harapan kepada musuh-musuh Islam untuk menaklukkan umat islam.

    Lantas, rahmat apa yang didapat oleh umat Islam pada masanya al-Ma’shum itu??! Tidakkah kalian merenungkannya…?!

    (20) Kaum syiah menganggap bahwa Mu’awiyah r.a. itu kafir, tapi di sisi lain kita dapati Hasan bin Ali r.a. malah mengalah untuk menyerahkan kekholifahannya kepadanya, padahal ia adalah imam yang ma’shum.

    Hal ini melazimkan mereka untuk mengatakan: bahwa Hasan r.a. menyerahkan kekholifahan kepada orang kafir, dan ini sangat bertentangan dengan ke-ma’shum-annya.

    Atau akan mengatakan, bahwa Muawiyah r.a. adalah seorang muslim, dan ini bertentangan juga dengan keyakinan dasar mereka.

    Lalu apa yang akan mereka katakan…?!

    (21) Apakah Rosul -shollallohu alaihi wasallam- pernah sujud kepada turbah husainiyyah (tanah karbala, tempat terbunuhnya Husain r.a.), yang dibuat sujud oleh kaum syiah?!

    Jika mereka mengatakan: “Pernah”, maka sungguh demi Tuhannya Ka’bah, itu kedustaan yang nyata.

    Tapi jika mengatakan: “Tidak pernah”, maka kita katakan: apabila demikian, apakah jalan kalian itu lebih lurus dari pada jalannya Rosul -shollallohu alaihi wasallam-?!

    Meskipun kita tahu, riwayat-riwayat mereka mengatakan bahwa Jibril pernah datang kepada Rosul -shollallohu alaihi wasallam- dengan membawa tanah dari karbala.

    (22) Kaum syiah berkeyakinan bahwa sepeninggal Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, para sahabat keluar dari Islam dan berbalik memusuhi beliau.

    Pertanyaannya: Apakah para sahabat sebelum Rosul -shollallohu alaihi wasallam-wafat memeluk syiah, kemudian setelah itu memeluk agama Ahlus Sunnah?! Atau mereka itu asalnya Ahlus Sunnah, kemudian beralih ke syiah?!

    (23) Kita semua tahu, bahwa Hasan r.a. adalah putra pasangan Ali r.a. dan Fatimah r.a., ia termasuk imam yang ma’shum menurut keyakinan syiah, keadaannya sama dengan Husain r.a..

    Pertanyannya: Mengapa pangkat imamah-nya Hasan r.a. terputus dan tidak turun kepada anak-anaknya?! sedangkan pangkat imamah-nya Husein r.a. terus turun-temurun kepada keturunannya??!

    Bukankah kita tahu dua-duanya adalah dari bapak dan ibu yang sama?! Bukankah keduanya adalah sayyidnya pemuda surga??!

    Bahkan Hasan r.a. melebihi Husain r.a. dalam segi usia dan juga lebih dahulu memimpin!

    Adakah jawaban yang memuaskan….??!

    (24) Mengapa pada saat sakitnya Nabi -shollallohu alaihi wasallam- yang terakhir, Ali r.a. tidak pernah sekalipun menjadi imam memimpin sholatnya kaum muslimin??!

    Seandainya ia adalah orang yang paling berhak memimpin sepeninggal beliau, seharusnya sekali-kali ia pernah menjadi imam utama dalam sholat!!

    Bukankah kepemimpinan dalam sholat itu merupakan cabang dari kepemimpinan dalam khilafah, sebagaimana dipraktekkan oleh Nabi -shollallohu alaihi wasallam-??!

    (25) Kalian mengatakan bahwa penyebab menghilangnya imam kalian yang ke-12 dari negeri Sardab adalah ketakutan terhadap pemimpin yang dholim.

    Pertanyannya: Mengapa ia sampai sekarang masih bersembunyi, padahal bahaya tersebut telah lama hilang dengan berdirinya banyak negara syiah dalam sejarah, seperti: Negara Ubaidiyyin, Negara Buwaihiyyin, Negara Shofawiyyin, dan yang sekarang masih kuat dan eksis adalah Negara Iran…??!

    Mengapa ia tidak keluar sekarang??! Padahal kaum syiah sekarang tentunya mampu membelanya mati-matian dan melindunginya di negara mereka (Iran)??!

    Ditambah lagi jumlah mereka yang jutaan dan mereka juga bersedia mengorbankan jiwanya kapan pun diminta…!!

    Sekali lagi mengapa ia tidak keluar sekarang??!

    (26) Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- menjadikan Abu Bakar as-Shiddiq r.a. sebagai rekan hijrahnya dan mengusahakan agar ia tetap selamat… Di sisi lain beliau menjadikan Ali bin Abi Tholib r.a. dalam posisi yang bisa mengancam hidupnya di atas ranjang beliau…

    Pertanyaannya: Seandainya Ali r.a. itu imam dan kholifah yang diwasiatkan, maka apakah beliau akan membahayakan hidup Ali r.a., di saat beliau mengusahakan agar Abu Bakar r.a. tetap selamat…??!

    Padahal seandainya Abu Bakar r.a. yang mati, maka tentunya tidak akan membahayakan ke-imamah-annya, karena menurut kalian ia tidak ada hubungannya sama sekali dengan imamah…!

    Siapakah yang lebih pantas hidupnya selamat, dan siapakah yang lebih pantas untuk menanggung bahaya pembunuhan di atas ranjang maut itu…?!

    Jika kalian mengatakan: “Ali r.a. mengetahui yang ghaib”, lalu keutamaan apa yang diraihnya dengan tidur di ranjang beliau?!

    (27) Takiyah tidak disyariatkan kecuali karena adanya rasa takut, sedangkan takut itu disebabkan dua hal: (1) Takut akan keselamatan diri (2) Takut memberatkan diri, karena dianiaya, dihujat, dicerca, dan dirusak kehormatannya.

    Kita katakan: Adapun ketakutan yang pertama (takut mati), maka itu tidak ada dalam diri para imam. Mengapa?? Karena dua hal:

    (a) Karena kematian para imam itu -sebagaimana keyakinan syiah- adalah atas kehendak para imam sendiri, jika mereka tidak menghendaki mati, mereka tidak akan mati.

    (b) Karena para imam -sebagaimana keyakinan syiah-, itu tahu apa yang telah dan akan terjadi. Mereka tahu kapan ajal menjemput, cara matinya dan waktu matinya dengan sangat detail… Jika keadaanya demikian, seharusnya mereka tidak akan takut akan keselamatannya! Dan tidak ada gunanya mereka bertakiyah, yakni berlaku munafik dalam agama dan menipu para awamnya kaum muslimin!!

    Adapun ketakutan yang kedua (takut cobaan), tentunya mereka tahu bahwa hal tersebut adalah akibat yang banyak dialami oleh para ulama, dan ahlul bait tentunya orang yang paling pantas untuk mendapatkan keutamaan bersabar dalam cobaan itu, apalagi untuk membela agama kakek mereka Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-.

    Jika faktanya demikian, lalu untuk apa takiyah itu tetap diterapkan??!

    (28) Kewajiban mengangkat imam yang ma’shum –menurut syiah- adalah untuk tujuan menghilangkan kelaliman dan kejahatan dari seluruh penjuru dunia, dengan menjujung tinggi nilai keadilan.

    Pertanyaannya: Apakah kalian mengatakan bahwa di setiap kota dan desa, akan selalu ada orang ma’shum yang akan terus memerangi kelaliman?!

    Apabila kalian mengatakan: “Ya”. Maka itu merupakan pengingkaran yang jelas terhadap kenyataan yang ada! Apakah kalian melihat ada orang yang ma’shum di daerah kafir yang dihuni oleh para musyrikin dan ahlul kitab (yahudi nasrani)??!… Apakah di negeri syam ketika pemerintahan Mu’awiyah juga ada orang yang ma’shum??!

    Apabila kalian mengatakan: “Orang yang ma’shum hanya satu, tapi dia mempunyai banyak asisten di seluruh penjuru kota dan desa”.

    Maka kami jawab: “Dia memiliki asisten di seluruh kota dan desa, yang ada di muka bumi ini, atau sebagiannya saja?”

    Jika jawaban kalian “Di seluruh kota dan desa, yang ada di muka bumi ini”, maka kami katakan: Ini juga pengingkaran yang jelas, seperti jawaban kami yang pertama.

    Dan jika jawaban kalian “Asisten itu hanya ada di sebagian kota atau desa”, maka kami katakan: seluruh kota dan desa di bumi ini, mempunyai kebutuhan yang sama terhadap imam yang ma’shum, lalu mengapa kalian beda-bedakan??! …. (bersambung)

    [1] Kaum syi’ah sendiri mengakui terjadinya pernikahan ini, diantara menetapkannya adalah: al-Kulainy dalam al-Kafi fil Furu’ (6/115), at-Thusiy dalam Tahdzibul Ahkam (8/148 dan 2/380), juga dalam Alistibshor (3/356), al-Mazandaroniy dalam Manaqib Aalu Abi Tholib (3/162), Murtadho Ilmil Huda dalam asy-Syafi (111), Ibnu Abil Hadid dalam Syarhu Nahjil Balaghoh (3/124), al-Ardubailiy dalam Hadiqotusy Syi’ah (277), asy-Syusytariy dalam Majalisul Mukminin (76, 82), dan al-Majlisiy dalam Biharul Anwar (621). Untuk tambahan silahkan untuk merujuk kitab Zawaju Umar bin Khottob min Ummi Kultsum binti Ali bin Abi Tholib -haqiqotun waftiro’-, karya Abu Mu’adz al-Isma’iliy.

    [2] Lihat keterangan ini dalam Kasyful Ghummah fi Ma’rifatil Aimmah, karya Ali al-Irbiliy (2/66)

    [3] Nahjul Balaghoh (hal. 136, 366-367, dan 322)

    [4] Keterangan lebih luas tentang masalah perkawinan para sahabat dengan keluarga nabi (ahlul bait), dapat dirujuk ke kitab ad-Durrul Mantsur min Turotsi Ahlil Bait, karangan al-Faqih al-Imamiy Alauddin al-Mudarris.

    [5] al-Irsyad karya al-Mufid (354), Maqotilut tholibiyyin karya Abul Faroj al-Ashbahaniy as-Syi’iy (91), dan Tarikhul Ya’qubiy as-Syi’iy (2/213).

    [6] At-Tanbih wal Isyrof karya Mas’udi as-Syi’ie (263)

    [7] Maqotilut Tholibiyyin karya Abul Faroj al-Ashbahaniy as-Syi’ie (188)

    [8] Kasyful Ghummah karya Arbiliy (2/317)

    [9] Maqotilut Tholibiyyin karya Abul Faroj al-Ashbahaniy as-Syi’ie (561-562)

    [10] Al-Irsyad karangan al-Mufid (354), Mu’jamu Rijalil Hadits karangan al-Khu’iy (1351), Maqotilut Tholibiyyin karangan Abul Faroj al-Ashbahaniy (84), Umdatut Tholib (361), Jala’ul Uyun (570).

    [11] Al-Irsyad karangan al-Mufid (194), Muntahal Amal (1/240), Umdatut Tholib (81), Jala’ul Uyun karangan al-Majlisiy (582), Mu’jamu Rijalil Hadits karangan al-Khu’iy (13/29), Kasyful Ghummah (2/102)

    [12] Keterangan lebih detail bisa anda rujuk ke kitab Maqotilut Tholibiyyin dan kitab-kitab syiah imamiyyah lainnya, seperti kitab ad-Durrul Mantsur, karangan Ala’uddin al-Mudarris (hal. 56-69)

    [13] Al-Irsyad (302), al-Fushulul Muhimmah (242), Kasyful Ghummah karya Arbiliy (3/26)

    [14] Al-Irsyad karya al-Mufid (2/312)

    [15] Nahjul Balaghoh (576), Mustadrokul Wasa’il (2/445)

    [16] Al-Khishol karangan as-Shoduq (621) dan Wasa’ilus Syiah (3/270)

    [17] Muntahal Amal (1/248)

    [18] Man la yahdhuruhul faqih, karangan Abu Ja’far Muhammad bin Babawaih al-Qummiy (1/232), Wasa’ilus Syiah (2/916)

    [19] Diriwayatkan oleh as-Shoduq dalam kitab Man la Yahdhuruhul Faqih (4/271-272), juga diriwayatkan oleh al-Hurrul Amiliy dalam kitab Wasailus Syiah karangan (2/915), Yusuf al-Bahrony dalam al-Hadaiqun Nadhiroh (4/149), Hajj Husain al-Brujardiy dalam Jami’ Ahaditsus Syi’ah (3/488), Muhammad Baqir al-Majlisiy dalam Biharul Anwar 82/103)

    [20] Dikeluarkan oleh al-Majlisiy dalam Biharul Anwar (82/103), Mustadrokul Wasa’il (1/143-144), Jami’ Ahaditsus Syi’ah (3/488), Man la Yahdhuruhul Faqih (2/271).

    [21] Shirotun Najah karangan at-Tibriziy (1/432)

    [22] Irsyadus Sa’il (184)

  894. ‘Audzubillahiminasyaithonirrojim, Bismillahirrahmanirrahim :

    “..Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”(Qs. Al-Zumar [39]:9)

    Sepanjang sejarah perjalanan umat manusia, polemik dan perbedaan pendapat telah menjadi keniscayaan tersendiri yang tak terelakkan. Adanya paradigma (cara pandang) yang berbeda pada umat manusia adalah konklusi dari dua jalan (kebajikan dan kejahatan) yang telah diilhamkan Allah Swt dalam diri setiap manusia (baca Qs. Al-Syams [91]:10)

    Oleh karenanya, keberadaan tolok ukur kebenaran yang menjadi rujukan semua pihak adalah suatu keniscayaan pula, yang eksistensinya bagian dari hikmah Ilahi. Allah Swt telah menurunkan kitab pedoman yang merupakan tolok ukur kebenaran dan menjadi penengah untuk menyelesaikan berbagai hal yang diperselisihkan umat manusia.

    Allah Swt berfirman: “Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (Qs. Al-Baqarah [2]:213)

    Ayat ini menjelaskan bahwa manusia tanpa bimbingan dan petunjuk Ilahi akan berpecah belah dan bergolong-golongan. Penggalan selanjutnya pada ayat yang sama menjelaskan pula, bahwa kedengkian dan memperturutkan hawa nafsulah yang menyebabkan manusia terlibat dalam perselisihan dan perpecahan.

    Kebijaksanaan Ilahilah yang kemudian menurunkan sang penengah (para nabi As) yang membawa kitab-kitab yang menerangi. Kitab-kitab Ilahiah terutama Al-Qur’an memberikan petunjuk dan arahan yang jelas tentang kebenaran yang seharusnya ditempuh umat manusia. Allah Swt menjelaskan bahwa salah satu fungsi diutusnya rasul adalah untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan pola fikir manusia, ” ….dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah ….” (Qs. Al-Jumu’ah [62]:2). Namun hawa nafsu, kedengkian, kedurhakaan dan juga kebodohan telah menjerumuskan manusia jauh berpaling dari mata air jernih kebenaran.

    Puluhan ribu nabi telah diutus sepanjang sejarah hidup manusia di segala penjuru dunia. Umat Islam meyakini mata rantai kenabian bermula dari Nabi Adam As dan berakhir di tangan Muhammad Saw dan tidak ada lagi nabi sesudahnya.

    Ditutupnya kenabian hanya bisa sesuai dengan hikmah dan falsafah diutusnya para nabi bila syariat samawi yang terakhir tersebut memenuhi seluruh kebutuhan umat manusia, di setiap masa dan di setiap tempat. Al-Qur’an sebagai kitab samawi terakhir telah dijamin oleh Allah Swt keabadian dan keutuhannya dari berbagai penyimpangan hingga akhir masa.

    Akan tetapi secara zahir Al-Qur’an tidak menjelaskan hukum-hukum dan ajaran Islam secara mendetail. Oleh karenanya penjelasan perincian hukum menjadi tanggung jawab nabi untuk menerangkannya kepada seluruh umatnya.

    Sewaktu Nabi Muhammad Saw masih hidup tanggung jawab itu berada dipundaknya. Karena itu hadis-hadis Nabi Muhammad Saw menjadi hujah dan sumber autentik ajaran Islam. Namun apakah semasa hidupnya, Rasulullah Saw telah menjelaskan seluruh hukum dan syariat Islam kepada seluruh umat? Kalau tidak semua, siapa yang bertanggung jawab untuk menjelaskannya? Siapa pula yang bertanggung jawab menengahi silang sengketa sekiranya terjadi penafsiran yang berbeda tentang ayat-ayat Al-Qur’an dalam tubuh umat Islam?

    Kita tentu sulit menerima jika dikatakan tanggung jawab penjelasan syariat Islam pasca Rasul jatuh ke tangan para sahabat. Sementara untuk contoh sederhana sahabat sendiri berbeda pendapat bagaimana cara Rasulullah melakukan wudhu dan salat yang benar, padahal Rasul mempraktikkan wudhu dan salat bertahun-tahun di hadapan mereka.

    Untuk persoalan wudhu saja mereka menukilkan pendapat yang berbeda-beda, karenanya pada masalah yang lebih rumit sangat mungkin terjadi penukilan yang keliru. Ataupun tanggung jawab penafsiran Al-Qur’an jatuh kepada keempat imam mazhab yang untuk sekadar menafsirkan apa yang dimaksud debu pada surah Al-Maidah ayat 6 saja sulit menemukan kesepakatan.

    Kata mazhab Syafi’i debu meliputi pasir dan tanah; tanah saja kata Hanbali; tanah, pasir, batuan, salju dan logam kata Maliki; tanah, pasir dan batuan kata Hanafi (Al-Mughniyah, 1960; Al-Jaziri, 1986).

    Islam hanya dapat ditawarkan sebagai agama yang sempurna, yang dapat memenuhi segala kebutuhan manusia jika di dalam agama itu sendiri tidak terdapat perselisihan dan perpecahan. Karenanya, hikmah Ilahi meniscayakan adanya orang-orang yang memiliki kriteria seperti yang dimiliki Nabi Muhammad Saw untuk memberikan bimbingan kepada umat manusia di setiap masa tentunya selain syariat.

    Ilmu yang mereka miliki tidak terbatas dengan apa yang pernah disampaikan Nabi Muhammad Saw (sebagaimana maklum Nabi tidak sempat menjelaskan semua tentang syariat Islam) namun juga memiliki potensi mendapatkan ilmu langsung dari Allah Swt ataupun melalui perantara sebagaimana ilham yang diterima Siti Maryam dan ibu Nabi Musa As (Lihat Qs. Ali-Imran [3]:42); (Qs. Thaha [20]:38).

    Mereka menguasai ilmu Al-Qur’an sebagaimana penguasaan Nabi Muhammad Saw sehingga ucapan-ucapan merekapun merupakan hujjah dan sumber autentik ajaran Islam. Masalah ini berkaitan dengan Al-Qur’an sebagai mukjizat, berkaitan dengan kedalaman dan ketinggian Al-Quran, sehingga hukumnya membutuhkan penafsir dan pengulas.

    Al-Quran adalah petunjuk untuk seluruh ummat manusia sampai akhir zaman karenanya akan selalu berlaku dan akan selalu ada yang akan menjelaskannya sesuai dengan pengetahuan Ilahi. “Sungguh, Kami telah mendatangkan kitab (Al-Quran) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-A’raf [7]:52).

    Pada ayat lain, Allah Swt berfirman, “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. ” (Qs. Al-Nahl [16]:64).

    Dengan pemahaman seperti ini maka jelaslah maksud dari penggalan hadis Rasulullah, Kutinggalkan bagi kalian dua hal yang berharga, Al-Qur’an dan Ahlulbaitku (HR Muslim). Bahwa keduanya, Al-Qur’an dan Ahlulbait adalah dua hal yang tak terpisahkan hingga hari kiamat. Memisahkan satu sama lain akibatnya adalah kesesatan dan di luar dari koridor ajaran Islam itu sendiri.

    Penyimpangan

    Rasul menyebut keduanya (Al-Qur’an dan Ahlulbaitnya) sebagai tsaqalain yakni dua pusaka yang sangat berharga. Keduanya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Penerus nabi adalah orang-orang yang tahu interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan makna sejatinya, sesuai dengan karakter esensial Islam, sebagaimana yang dikehendaki Allah Swt.

    Rasulullah menjamin bahwa siapapun yang bersungguh-sungguh dan berpegang pada kedua tsaqal ini, maka tidak akan pernah mengalami kesesatan. Kemunduran dan penyimpangan kaum Muslimin terjadi ketika mencoba memisahkan kedua tsaqal (dua pusaka) ini.

    Al-Qur’an adalah petunjuk untuk seluruh ummat manusia sampai akhir zaman karenanya akan selalu berlaku dan akan selalu ada yang akan menjelaskannya sesuai dengan pengetahuan Ilahi. “Sungguh, Kami telah mendatangkan kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-A’raf [7]: 52). Dan menurut hadis Rasulullah Ahlulbaitlah yang meneruskan tugas Rasulullah untuk menjelaskan secara terperinci ayat-ayat Al-Qur’an. Penerus nabi adalah orang-orang tahu interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan makna sejatinya, sesuai dengan karakter esensial Islam, sesuai yang dikehendaki Allah Swt. Imam Ali As dalam salah satu khutbahnya yang dihimpun dalam Nahj Al-Balaghah, khutbah ke-4, “Melalui kami kalian akan dibimbing dalam kegelapan dan akan mampu menapakkan kaki di jalan yang benar. Dengan bantuan kami kalian dapat melihat cahaya fajar setelah sebelumnya berada dalam kegelapan malam. Tulilah telinga yang tidak mendengarkan seruan (nasihat) sang pemandu”. Tentang Imam Ali As Rasulullah bersabda, “Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali adalah pintunya. Barang siapa yang menghendaki ilmu, hendaklah ia mendatangi pintunya”. Hadis ini disepakati keshahihannya oleh kaum muslimin sebab banyak terdapat dalam kitab-kitab hadis, diantaranya At-Thabari, Hakim, Ibnu Hajar, Ibnu Katsir dan lainnya. Dalil yang menyatakan bahwa tidak hanya Rasulullah yang mengetahui makna Ilahiah Al-Qur’an, maksud sebagaimana yang diinginkan Allah Swt terdapat dalam ayat, “Sebenarnya (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas dalam dada orang-orang berilmu.” (Qs. Al-Ankabut [29]:49). Ayat ini juga memberi penetapan bahwa akan senantiasa ada di muka bumi orang-orang yang menerima pengetahuan dari sumber Ilahiah. Imam Ali As berkata, “Pengetahuan masuk ke mereka, sehingga mereka mempunyai pengetahuan mendalam tentang kebenaran.” Mereka memiliki pengetahuan bukan hasil belajar dan terlepas dari kekeliruan. Mereka pun memiliki ‘Roh Tuhan’ yang menghubungkan mereka dengan dunia gaib.

    Islam adalah keduanya (Al-Quran dan Ahlulbait) yang tidak akan terpisah hingga akhir zaman, hingga kehadiran Ahlulbait Rasulullah Saw yang terakhir, Imam Mahdi Ajf yang dinanti-nantikan. Ahlulbait adalah madrasah yang paling komplit yang mengandung berbagai khazanah ke-Islaman. Madrasah ini telah terbukti menghasilkan kader-kader yang mumpuni dan telah mempersembahkan karya-karya cemerlang bagi kehidupan umat manusia.

    Suhrawardi, Haidar Amuli, Mulla Shadra, Imam Khomeini, Murtadha Muthahari, adalah sebagian kecil orang-orang besar yang terlahir dari madrasah ini.

    “Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al-An’am [6]:117”[].

    Wassalam

  895. salam ziarah kembali dari saya bagus blog anda

  896. SETUJU..!!… 😉

    Salam damai

  897. “… Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah kucukupkan nikmatKu kepadamu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu ….” (Al Maidah:3)

    Tidak perlu membawa tafsir fulan bin fulan, cukup berpedoman pada Al-Qur’an, Sunnah Rasullullah SAW dan Teladan baik Para Sahabat.

    Jadi siapapun yang merubah atau menambahkan, apa yang telah disampaikan oleh Rasullullah SAW, atas dasar dan alasan apapun adalah bid’ah.

    Siapakah anda yang merasa berhak?! Sedangkan para sahabat pun mengikuti Al-Qur’an dan Rasullullah SAW. Bahkan para Imam besarpun mengakuinya..

    Bertaubatlah..

  898. :mrgreen:
    Paham tidak arti dari tafsir?
    Yang anda sedang lakukan adalah mentafsir ayat tsb.
    *geleng..geleng*

    Salam damai

  899. wuakakakakakak……
    bener kate ente @ truthseeker….

    ini org kagak ngarti arti tafsir, otaknya ketinggalan di jamban kale….

  900. @abahnajibril

    lihat juga ini:

    http://jakfari.wordpress.com/

  901. @abahnajibril
    Semua sahabat adil? Jika dengan definisi sahabat yang sering diapakai sekarang ini, maka statement ini pasti salahnya. jangan dipaksa2kan mencari dalil, karena bagi mereka yang berakal, sejarah islam menunjukkan bahwa itu tidak mungkin.
    Haram hukumnya mencaci-maki mereka?
    Setuju2 aja tuh. Mencaci maki siapa saja haram.

    Salam damai.

  902. @abahnajibril

    Mungkin yg perlu diklarifikasi adalah: siapa yg dimaksud “sahabat” serta apa yg dimaksud “adil”? Jangan2 persepsi sy, mas truthseeker dan seluruh manusia yg berakal mengenai makna “adil” ini berbeda dgn sampeyan? Bisakah sampeyan menjelaskannya?

    Salam

  903. @bob

    ini org kagak ngarti arti tafsir, otaknya ketinggalan di jamban kale….

    Maaf saya sempat terbaca komentar ini, saya cuma menyarankan untuk santai sajalah, tidak perlu pakai kata-kata seperti itu. Semoga saran saya ini diperhatikan, maaf 🙂

  904. All,

    Allah Swt. melarang orang-orang yang beriman mencaci-maki tuhan orang-orang kafir, kendati cacian itu dianggap pembelaan terhadap Allah dan menghinakan tuhan-tuhan mereka. Allah Swt. berfirman,

    Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. “ (Al-An’am : 108)

    Karena hal itu dapat menyebabkan mereka memaki Allah Swt., maka kemaslahatan untuk tidak memaki Allah Swt. itu lebih utama daripada memaki tuhan-tuhan mereka. Ini merupakan larangan yang tegas terhadap sesuatu yang diperbolehkan, agar tidak menjadi penyebab dilakukannya sesuatu yang tidak boleh.

    Bahkan lebih dari itu Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun a.s untuk memperlembut perkataannya terhadap Fir’aun, padahal Fir’aun musuh Allah yang paling besar, paling kufur, dan paling durhaka (gie: bahkan mengaku sebagai tuhan). Demikian itu agar ucapan yang keras tersebut tidak menjadi penyebab larinya Fir’aun sehingga ia tidak sabar menerima penjelasan dan argumen. Allah Swt. berfirman,

    Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, Sesungguhnya dia telah melampaui batas; Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (Thaahaa: 43-44)

  905. @truthseeker

    Tepat sekali!

    Salam

  906. setuju buat @sp…
    semoga bisa konsisten kesetiap org..
    mohon maaf…

  907. Salam juga Simpay.. 😉

  908. Salam untuk semua, semoga sehat sejahtera selalu ya… terutama buat mas SP, gmn kabarnya dimusim ujan gini mas?? moga sehat ya..
    Baru aja sembuh dari demam nih…

    @mas armand… : makna sahabat & makna adil sudah dijelaskan di artikel, coba lihat deh di blognya,
    @ mas truthseeker : dah baca seluruh isi artikelnya?? perinciannya lumayan lengkap kok…

    1 lagi info buat semua….tentang apakah al-qur’an syi’ah dengan sunni itu sama atau tidak…silahkan kunjungi ya…
    http://abahnajibril.wordpress.com/2010/10/22/al-quran-syiah-sunni-samabenarkah/

    salam damai juga buat semua…
    mas SP syukron atas dimuatnya…

  909. Silahkan dilihat yang ini, untuk lebih mencerahkan tentang apa dan bagaimana yang kita sering2 sebut sebagai wahhabi…
    selamat membaca :

    http://abahnajibril.wordpress.com/2010/10/22/menepis-tuduhan-tentang-wahabi/
    http://abahnajibril.wordpress.com/2010/10/22/penjelasan-terhadap-fatwa-tentang-wahabi/

    Salam damai
    Mas SP syukron atas dimuatnya

  910. @abahnajibril

    Salam untuk semua, semoga sehat sejahtera selalu ya… terutama buat mas SP, gmn kabarnya dimusim ujan gini mas?? moga sehat ya..
    Baru aja sembuh dari demam nih…

    Salam, dan terimakasih untuk doa-nya. Saya doakan semoga anda juga dalam keadaan sehat 🙂

    1 lagi info buat semua….tentang apakah al-qur’an syi’ah dengan sunni itu sama atau tidak…silahkan kunjungi ya…
    http://abahnajibril.wordpress.com/2010/10/22/al-quran-syiah-sunni-samabenarkah/

    Ini ada tulisan dengan tema yang sama sebagai perbandingan walaupun itu seluruhnya bukan tulisan saya 🙂

    Akidah Syiah Tentang Al Quran


    Salam 🙂

  911. @abahnajibril

    ini ada link websitenya syiah…ente baca sendiri dan periksa sendiri yah…

    http://www.al-shia.org/
    http://www.islamshia-w.com/Portal/Cultcure/Indonesian/71223.aspx

    kalo kgk percaya disitus, dateng ajah ke kedubes Iran minta qurannya….yah

    jadi jelas siapa yg menebar fitnah sebenarnya…

  912. kao belum puas juga nih gua kasih link satu lagih

    http://quran.al-shia.org/id/

  913. @bob : tulisan disitus saya itu bersumber dari kitab seorang ulama syi’ah loh…. lihat deh situs saya da baca baik2…
    jadi aneh juga ya kalo orang syi’ah sekarang dah beda dengan para ulamanya?? apa kitab yang dijadkan rujukan di situs saya itu penulisnya (ulamanya) sudah ndak dipakai lagi orang2 syi’ah?? duh ternyata di syi’ah juga banyak kontradiksinya ya… dalam hal aqidah terhadap al-qur’an lagi, kitab landasan yang paling dasar, kalo sudah beda begini bagaimana mencari mana yang benarnya ya?…
    salam damai.. 🙂

    @ mas SP…
    obat batuk yang bagus apa nih mas?? tenggorokan gatal, siapa tau konsul disini mah garatiss…he he he…. 🙂 becanda mas, tapi serius loh… 🙂

  914. Wahai para pengikut Wahabi/Salafy, kalian sadarlah dgn penistaan kpd Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya artinya kalian telah tersesat dari Islam. Semestinya rumah Rasulullah SAW menjadi hak Ahlul Bait Nabi SAW, kenapa mesti dihancurkan??? whyyy???

  915. Syi’ah? Agama baru mungkin, kitabnya aja beda dengan Qur’an, terus ada i’tikad yang menyeramkan, tentang kewajiban merobohkan masjid dan membunuh sunni, Allahu Muwafiq

  916. @Teguh Tabayun dulu akang … darimana dapat info nya ? pasar senen ?

  917. @abahna jibril

    knp sih anda suka berdusta, apakah mahzab anda mengajarkan seperti itu..
    saya suruh lihat faktualnya…kok malah ngarang

    saya sdh lihat link anda tuh malah yg saya temukan Dusta anda yg bilang anda punya 2 quran versi syiah.

    coba anda scan tunjukkan quran yg aneh itu versi syiah…
    di blog anda…sekaligus ditulis kan penerbitnya.
    sdh jelas saya kasih link situs syiah luar negri dan dalam negri , kgk ada tuh yg seperti anda omongin.

    artikel anda itu basi, dan sdh dibahas dan sdh ditelanjangi di situs dibawah ini. artikel anda itu kgk lebih hebat fitnahnya dari Sidogiri, jgn2 anda nyontek mereka lalu koar2 sdh baca kitab syiah…coba anda scan kitab itu dan munculkan pak saya mau tahu tu.

    ini link bantahan artikel fitnah anda pak

    Menjawab Sidogiri (1)

    Menjawab Sidogiri (2)

    Menjawab Sidogiri (3)

    Menjawab Sidogiri (4)

    Al Kulaini, al Kâfi Dan Tahrîf Al Qur’an

    dst lihat diblog itu,

    sekalian lihat juga tahrif alquran Versi Umar ibn khattab yah
    pak dlm kitab sunni..biar ente ngaca..sebenernya yg bikin TAHRIF itu siapa ? nih ane kasih tahu…

    Tahrif Al Qur’an Dalam Riwayat-riwayat Ahlusunnah (1)

    Tahrif Al Qur’an Dalam Riwayat-riwayat Ahlusunnah (2)

    Tahrif Al-Qur’an Dalam Riwayat-riwayat Ahlussunnah (3)


    http://jakfari.wordpress.com/2008/02/18/tahrif-al-qur%E2%80%99an-dalam-riwayat-riwayat-ahlusunnah-4/
    http://jakfari.wordpress.com/2008/02/18/tahrif-al-qur%E2%80%99an-dalam-riwayat-riwayat-ahlusunnah-5/

    dst

    semoga anda kgk suka Ngibul lagi ya Pak…abahna jibril….

  918. sekalian nih ente baca versi Umar ibn khattab
    kalo quran itu

    أَيُّها الناس! لا يَجْزِعَن مِنْ آيَةِ الرَجْمِ، فَإِنَها أيَةٌ نزلَتْ في كتابِ اللهِ و قَرَأْناها، و لَكِنَّها ذَهَبَتْ في قُرْآنٍ كَثِيْرٍ ذهَبَ معَ محَمَّدٍ.

    “Hai sekalian manusia! Jangan ada orang yang sedih atas ayat Rajam. Sesungguhnya ia adalah ayat yang diturunkan dalam Kitab Allah, kami semua membacanya, akan tetapi ia hilang bersama banyak ayat Al Qur’an yang hilang bersama (kematian) Muhammad.” [3]
    ([3] Mushannaf; ash Shan’âni,7/345, hadis no.13329)

    link nya…

    Benarkah Al Qur’an Sunni Masih Lengkap?

    puas..puas..puas…gaya tukul arwana..wakakakak

  919. @bob 🙂
    knp sih anda suka berdusta, apakah mahzab anda mengajarkan seperti itu..
    saya suruh lihat faktualnya…kok malah ngarang
    =====================================
    “oh jadi anda adalah sdr. wong kito galo juga ya? ..
    siapa yang ngarang? tulisa diblog saya adalah murni nukilan dari 2 ulama syi’ah yang terkenal loh? apa berarti anda mengatakan bahwa beliau itu ngarang?
    ======================================
    saya sdh lihat link anda tuh malah yg saya temukan Dusta anda yg bilang anda punya 2 quran versi syiah.

    coba anda scan tunjukkan quran yg aneh itu versi syiah…
    di blog anda…sekaligus ditulis kan penerbitnya.
    sdh jelas saya kasih link situs syiah luar negri dan dalam negri , kgk ada tuh yg seperti anda omongin.

    artikel anda itu basi, dan sdh dibahas dan sdh ditelanjangi di situs dibawah ini. artikel anda itu kgk lebih hebat fitnahnya dari Sidogiri, jgn2 anda nyontek mereka lalu koar2 sdh baca kitab syiah…coba anda scan kitab itu dan munculkan pak saya mau tahu tu.
    ===========================================
    Untuk sebuah kritis yang bersumber dari tulisan para ulama syi’ah tidak lagi memmerlukan pembuktian dengan asas terbalik yaitu menscan kitab, mengapa? karena referensinya adalah kitab dari syi’ah sendiri, kalau saya rujukan nya berasal dari kitab sunni, maka wajib memerlukan pembuktian terbalik agar tidak dituduh berdusta, karena harus bisa dipertanggung jawabkan penukilannya, justru kami yang harusnya menuntut orang2 yang mengatakan bahwa syaikh muhammad bin abdul wahab seorang takfiri, termasuk akhi jakfari yang mencantumkan foto foto para ulama ahlu sunnah dengan label jama’ah takfiriyah, maka buktikan scan kitabnya, dikitab mana mereka menulis hal hal tersebut?anda memberikan saya link ke akh jakfari kan, maka saya tuntut anda dan akh jakfari untuk memberikan scan kitabnya secara jelas, sedangkan saya mengambil referensi dari seorang ulama syi’ah, maka anda tinggal cek saja kekitabnya, mudahkan?anda seorang syi’ah kah ?

    Adapun yang ada di link anda berikan, tidaklah menjelaskan tentang apa yang dijelaskan dikitab yang kami jadikan referensi, yang kami ingin ketahui adalah, eksistensi ulama penulis kitab yang kami jadikan rujukan tersebut sampai hari ini masih diakui tidak? jika sudah dianggap basi dan tidak lagi diakui, maka pembahasan itu akan kami tutup, karena berarti referensi kami tidak lagi valid, karena mengambil referensi bukan dari kaumnya…
    =============================================
    sekalian nih ente baca versi Umar ibn khattab
    kalo quran itu

    أَيُّها الناس! لا يَجْزِعَن مِنْ آيَةِ الرَجْمِ، فَإِنَها أيَةٌ نزلَتْ في كتابِ اللهِ و قَرَأْناها، و لَكِنَّها ذَهَبَتْ في قُرْآنٍ كَثِيْرٍ ذهَبَ معَ محَمَّدٍ.

    “Hai sekalian manusia! Jangan ada orang yang sedih atas ayat Rajam. Sesungguhnya ia adalah ayat yang diturunkan dalam Kitab Allah, kami semua membacanya, akan tetapi ia hilang bersama banyak ayat Al Qur’an yang hilang bersama (kematian) Muhammad.” [3]
    ([3] Mushannaf; ash Shan’âni,7/345, hadis no.13329)

    link nya…

    Benarkah Al Qur’an Sunni Masih Lengkap?


    =============================================
    wah justru dengan membaca tulisan di link ini, orang akan semakin yakin yakin seyakin yakinnya kalo syi’ah memang benar menolak qur’an sunni, walau 1000x pemilik blog katakan bahwa dia iman pada qur’an yang sekarang, namun apalah artinya jika mengingkari kalamulloh “Alloh yang menurunkan Al-qur’an. dan Alloh lah yang akan menjaganya..” … seorang pengikut nashoro saja masih membela mati matian atas tuduhan tahrif pada kitab mereka, apalagi kita yang sudah jelas mendapati petunjuk langsung dari kalamulloh?? apa anda sependapat dengan sdr jakfari?jika anda sependapat mari kita tutup diskusi kita, karena sudah jelas bagi saya siapa anda, dan jika dilanjutkan pun selamanya hanya akan saling caci maki dan menghujat, karena kita berpijak di rel yang berbeda, anda yakin tentang ketidak utuhan qur’an (menolak secara halus petunjuk dan ketegasan Alloh) sedangkan saya yakin dengan kalamulloh, bagi saya dan para sunni lainnya, aqidah keutuhan qur’an adalah batas keimanan dan kekafiran seorang muslim, karena jika sudah tidak yakin lagi dengan isi yang ada pada qur’an diantaranya tentang ayat terjaganya al-qur’an, maka buat apa saya beriman lagi, berarti Islam ini tidak beda dengan agama nashroni dan yang lainnya yang sudah mengubah kitab dengan tangan dan lisan mereka… dan sebaiknya kita hentikan saja discuss kita ya 🙂 karena ga akan ada titik temu lagi, tapi jika anda memang masih menyenangi menghujat saya, silahkan saja… al-haya-u minal iman…yaa akhi… 🙂
    ===========================================
    puas..puas..puas…gaya tukul arwana..wakakakak
    ===========================================
    oooh rupanya anda fan’s berat tukul arwana juga ya, senang sama artis juga ya? baru tau saya, rupanya selain banyak menela’ah kitab anda juga senang nonton acara tukul sampai nge fan’s gitu mas…. 🙂
    ============================================
    salam damai…
    bye bye ….. 🙂

  920. @abahna jibril

    tulisan anda yg dibawah ini saja sdh menunjukkan kalau anda tdk membaca artikel yg saya link….anda hanya memasukkan isi fikiran anda bukan kesimpulan tulisannya ibnu jakfary.
    [blockquote]
    apa anda sependapat dengan sdr jakfari?jika anda sependapat mari kita tutup diskusi kita, karena sudah jelas bagi saya siapa anda, dan jika dilanjutkan pun selamanya hanya akan saling caci maki dan menghujat, karena kita berpijak di rel yang berbeda, anda yakin tentang ketidak utuhan qur’an (menolak secara halus petunjuk dan ketegasan Alloh)
    [/blockquote]

    dalam link itu juga jelas diterangkan sekaligus juga membuktikan anda tdk punya kitab syiah itu kecuali anda hanya mengutip dari kitab fitnah itu,

    Anda tdk bisa membuktikan Ulama siapa yg mentakhrij hadits2 itu shohih, kecuali anda hanya menyebutkan ada dalam kitab2 syiah.
    Anda lupa atau atdk tahu atu malah tdk mau tahu tepatnya sebaagian dari isi kitab itu didhaifkan oleh ulama syiah bahkan ada beberap hadits yg disebutkan malahan adalah contoh hadits didalam sunni yg sdng dibahas sekaligus dijadikan perbandingan mas.

    jadi jgn pakai kacamata sunni, seperti anda meyakini kitab shohih bukhori, karena didlm syiah tdk ada jaminan kitab kumpulan hadits itu shohih 100% itu membutuhkan verifikasi dan pendapat ulama syiah. jadi sangat berbeda Mas..
    hal ini juga, membuktikan kalo anda tdk membaca link yg saya berikan.

    kesimpulan ibnu jakfary tdk seperti yg anda tulis…ma abah

    shame of you ….
    ternyata justru dalam kitab2 sunni banyak ditemukan dalam hadits berkategori shahih pengakuan adanya tahrif,
    bahkan Umar ibn khattab mengakui adanya ayat Rajam…yg hilang .ini masyhur dikalangan sunni pak.
    jadi jgn katakan pendapat itu hanya ada di ulama syiah,
    walaupun pendapat itu hanya pada kelompok ulama syiah ghuluw.
    ternyata di ulama sunni bahkan di salah satu TOKOH besar sunni pun ada yaitu Umar ibn khattab, dan ada yg lain.

    saya kok heran ada sepertinya tdk percaya kalo quran itu dijaga Allah, jelas itu ayat quran.
    Pake berani beraninya bilang ada quran versi syiah yg berbeda.
    hal Jelas menunjukkan anda

    1. Ingkar terhadap ayat tsb

    2. Berbohong ttg quran syiah itu (saya sdh minta anda scan dan tunjukkan qurannya dan ayatnya yg berbeda)
    jgn2 anda tdk bisa membedakan antara quran dan mushaf yah..hehehehhe

    3. Penyebar fitnah

    silahkan anda renungi artikel diatas itu dan anda cari literatur sunninya..yah..

    salam damai

  921. sebenarnya apa penulis yang mengatakan syiah itu kafir sc??????????????????
    padahal kita ini adalah saudara sesama musliam………..
    peace…………

  922. sebenarnya apa maunya penulis yang mengatakan syiah itu kafir sc??????????????????
    padahal kita ini adalah saudara sesama musliam………..
    peace…………forever from syiah for sunni………….

  923. @ abahnajibril

    klarifikasi: saya dan saudara Bob 2 orang yg berbeda.

  924. geregetan saya sama si BOb,…tuan Bob makanya kalo baca artikel Syiah jgn sambil ngedumel….nyantai aja…nih baca tanggapan ustd Jakfari atas kritikan orang2 seperti anda:

    Suryadi, di/pada Februari 18, 2008 pada 6:10 am Dikatakan: r

    Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,

    Saya belum pernah membaca dari buku-buku yg ditulis oleh kalangan Ahlusunnah bahwa ada para ulama Ahlusunnah yg berkeyakinan bahwa Al Qur’an yg ada sekarang tidak lengkap atau ada bagian yg hilang seperti yg diyakini oleh Syi’ah.
    Malah sebaliknya mereka berkeyakinan Al Qur’an sekarang sudahlah lengkap, karena ALLAH yg menjaganya.

    “Sungguh, Kamilah yang menurunkannya (Al Qur’an) dan kamilah yang menjaganya.” [Al Hijr: 9]

    Orang yg mengatakan bahwa Al Qur’an tidak lengkap/hilang, berarti ia telah mendustakan (Al Qur’an) ayat di atas. Tidak mungkin ALLAH lalai dalam menjaga Al Qur’an.

    Saya khawatir, tulisan di atas hanyalah akal-akalan Syiah saja untuk “mencari teman” untuk mengatakan bahwa bahwa Al Qur’an tidak lengkap. Dari pengajian yg pernah saya ikuti, tidak pernah sekalipun para ulama dan ustadz Ahlusunnah mengatakan bahwa Al Qur’an yg sekarang tidak lengkap/ada bagian yg hilang.

    Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

    ____________
    -Ibnu Jakfari-

    Akhi Suryadi yang saya hormati.
    Saya berharap Anda membaca artikel saya di atas dengan cermat.

    Ada dua hal yang perlu Anda renungkan.
    Pertama, Adanya riwayat-riwayat yang mengatakan telah terjadinya perubahan pada Al-Qur’an Al-Karim. Riwayat-riwayat seperti itu ada, baik dalam buku-buku hadis maupun tafsir Ahlusunnah dan juga Syi’ah.

    Kedua, Adanya segelintir ulama yang meyakini apa adanya kandungan riwayat-riwayat seperti baik dari kalangan Syia’h maupn Ahlusunnah sendiri. Ini bukan akal-akalan Syiah saja untuk “mencari teman” untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an tidak lengkap!.

    Seperti telah saya tegaskan bahwa Al Qur’an adalah kitab suci yang terjaga dari perubahan, dan itulah keyakinan umat Islam baik Syi’ah maupun Ahlusunnah. dan pendapat yang nyeleneh tidak layak untuk dihiraukan.

    Kalau Anda selama ini tidak pernah membaca dalam buku-buku ulama Ahlusunah adanya seorang ulama Sunni yang meyakini adanya tahrif, itu bukan berarti tidak ada. Jangan jadikan ketidak tahuan Anda sebagai tolok ukur dan penentu akhir. Fas’aluu Ahladz dzikri in kuntum laa ta’lamun.
    Mas Suryadi, yang penting sekarang ialah, apakah Anda meyakini kesahihan riwayat-riwayat yang saya sebutkan di atas?
    Kalau jawabnya: Ya. lalu apa tafsiran Anda tentangnya?
    Apakah riwayat-riwayat di atas bukan pernyataan adanya perubahan dalam Al Qur’an?!

    Wassalam.

  925. @abahna jib….
    Maaf Bob madsud saya si Abahna ji….namanaya serem euyy

    geregetan saya sama si abahna jib…,…tuan abahnaji…. makanya kalo baca artikel Syiah jgn sambil ngedumel….nyantai aja…nih baca tanggapan ustd Jakfari atas kritikan orang2 seperti anda:

    Suryadi, di/pada Februari 18, 2008 pada 6:10 am Dikatakan: r

    Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,

    Saya belum pernah membaca dari buku-buku yg ditulis oleh kalangan Ahlusunnah bahwa ada para ulama Ahlusunnah yg berkeyakinan bahwa Al Qur’an yg ada sekarang tidak lengkap atau ada bagian yg hilang seperti yg diyakini oleh Syi’ah.
    Malah sebaliknya mereka berkeyakinan Al Qur’an sekarang sudahlah lengkap, karena ALLAH yg menjaganya.

    “Sungguh, Kamilah yang menurunkannya (Al Qur’an) dan kamilah yang menjaganya.” [Al Hijr: 9]

    Orang yg mengatakan bahwa Al Qur’an tidak lengkap/hilang, berarti ia telah mendustakan (Al Qur’an) ayat di atas. Tidak mungkin ALLAH lalai dalam menjaga Al Qur’an.

    Saya khawatir, tulisan di atas hanyalah akal-akalan Syiah saja untuk “mencari teman” untuk mengatakan bahwa bahwa Al Qur’an tidak lengkap. Dari pengajian yg pernah saya ikuti, tidak pernah sekalipun para ulama dan ustadz Ahlusunnah mengatakan bahwa Al Qur’an yg sekarang tidak lengkap/ada bagian yg hilang.

    Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

    ____________
    -Ibnu Jakfari-

    Akhi Suryadi yang saya hormati.
    Saya berharap Anda membaca artikel saya di atas dengan cermat.

    Ada dua hal yang perlu Anda renungkan.
    Pertama, Adanya riwayat-riwayat yang mengatakan telah terjadinya perubahan pada Al-Qur’an Al-Karim. Riwayat-riwayat seperti itu ada, baik dalam buku-buku hadis maupun tafsir Ahlusunnah dan juga Syi’ah.

    Kedua, Adanya segelintir ulama yang meyakini apa adanya kandungan riwayat-riwayat seperti baik dari kalangan Syia’h maupn Ahlusunnah sendiri. Ini bukan akal-akalan Syiah saja untuk “mencari teman” untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an tidak lengkap!.

    Seperti telah saya tegaskan bahwa Al Qur’an adalah kitab suci yang terjaga dari perubahan, dan itulah keyakinan umat Islam baik Syi’ah maupun Ahlusunnah. dan pendapat yang nyeleneh tidak layak untuk dihiraukan.

    Kalau Anda selama ini tidak pernah membaca dalam buku-buku ulama Ahlusunah adanya seorang ulama Sunni yang meyakini adanya tahrif, itu bukan berarti tidak ada. Jangan jadikan ketidak tahuan Anda sebagai tolok ukur dan penentu akhir. Fas’aluu Ahladz dzikri in kuntum laa ta’lamun.
    Mas Suryadi, yang penting sekarang ialah, apakah Anda meyakini kesahihan riwayat-riwayat yang saya sebutkan di atas?
    Kalau jawabnya: Ya. lalu apa tafsiran Anda tentangnya?
    Apakah riwayat-riwayat di atas bukan pernyataan adanya perubahan dalam Al Qur’an?!

    Wassalam.

  926. @abahna jib….
    Maaf Bob maksud saya si Abahna ji….namanya serem euyy

    geregetan saya sama si abahna jib…,…tuan abahnaji…. makanya kalo baca artikel Syiah jgn sambil ngedumel….nyantai aja…nih baca tanggapan ustd Jakfari atas kritikan orang2 seperti anda:

    Suryadi, di/pada Februari 18, 2008 pada 6:10 am Dikatakan: r

    Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,

    Saya belum pernah membaca dari buku-buku yg ditulis oleh kalangan Ahlusunnah bahwa ada para ulama Ahlusunnah yg berkeyakinan bahwa Al Qur’an yg ada sekarang tidak lengkap atau ada bagian yg hilang seperti yg diyakini oleh Syi’ah.
    Malah sebaliknya mereka berkeyakinan Al Qur’an sekarang sudahlah lengkap, karena ALLAH yg menjaganya.

    “Sungguh, Kamilah yang menurunkannya (Al Qur’an) dan kamilah yang menjaganya.” [Al Hijr: 9]

    Orang yg mengatakan bahwa Al Qur’an tidak lengkap/hilang, berarti ia telah mendustakan (Al Qur’an) ayat di atas. Tidak mungkin ALLAH lalai dalam menjaga Al Qur’an.

    Saya khawatir, tulisan di atas hanyalah akal-akalan Syiah saja untuk “mencari teman” untuk mengatakan bahwa bahwa Al Qur’an tidak lengkap. Dari pengajian yg pernah saya ikuti, tidak pernah sekalipun para ulama dan ustadz Ahlusunnah mengatakan bahwa Al Qur’an yg sekarang tidak lengkap/ada bagian yg hilang.

    Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

    ____________
    -Ibnu Jakfari-

    Akhi Suryadi yang saya hormati.
    Saya berharap Anda membaca artikel saya di atas dengan cermat.

    Ada dua hal yang perlu Anda renungkan.
    Pertama, Adanya riwayat-riwayat yang mengatakan telah terjadinya perubahan pada Al-Qur’an Al-Karim. Riwayat-riwayat seperti itu ada, baik dalam buku-buku hadis maupun tafsir Ahlusunnah dan juga Syi’ah.

    Kedua, Adanya segelintir ulama yang meyakini apa adanya kandungan riwayat-riwayat seperti baik dari kalangan Syia’h maupn Ahlusunnah sendiri. Ini bukan akal-akalan Syiah saja untuk “mencari teman” untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an tidak lengkap!.

    Seperti telah saya tegaskan bahwa Al Qur’an adalah kitab suci yang terjaga dari perubahan, dan itulah keyakinan umat Islam baik Syi’ah maupun Ahlusunnah. dan pendapat yang nyeleneh tidak layak untuk dihiraukan.

    Kalau Anda selama ini tidak pernah membaca dalam buku-buku ulama Ahlusunah adanya seorang ulama Sunni yang meyakini adanya tahrif, itu bukan berarti tidak ada. Jangan jadikan ketidak tahuan Anda sebagai tolok ukur dan penentu akhir. Fas’aluu Ahladz dzikri in kuntum laa ta’lamun.
    Mas Suryadi, yang penting sekarang ialah, apakah Anda meyakini kesahihan riwayat-riwayat yang saya sebutkan di atas?
    Kalau jawabnya: Ya. lalu apa tafsiran Anda tentangnya?
    Apakah riwayat-riwayat di atas bukan pernyataan adanya perubahan dalam Al Qur’an?!

    Wassalam.

  927. @ Ol : aduh saya bingung baca koment anda nih 🙂 afwan ya..
    justru anda yang harus baca koment dari atas sampe bawah, nanti keliatan yang ngedumel siapa, 🙂
    mungkin anda sampe semangatnya jadi salah menujukan koment ya :p
    ada nama yang lebih serem mah, seperti abdul husain karena artinya hambanya / budaknya husain, yang bagus mah abdulloh, abdur rahman, dll.. 🙂
    mengenai link akh jakfari saya sudah baca, dan kesimpulannya seperti yang sudah saya katakan diatas…

    @wong kito galo : oh ya afwan, ana kira antum 1 orang yang sama dengan bob, soalnya komentnya sama banget, kaya dah janjian 🙂

    salam bagja ah 🙂

  928. @abahnajibril
    Harap anda periksa lagi argumen2 anda. Bagi saya anda naif dan tidak konsisten.
    Naif:
    Bagaimana mungkin seorang yang beriman mencukupkan beritanya/statementnya dengan mengutip dari orang lain tanpa Tabayyun. terlebih lagi tuduhan yang dilakukannya berdampak sangat fatal (berapa banyak nyawa yang hilang atas fitnah2 keji ini).
    Apa susahnya bagi anda membuktikan dengan melihat sendiri Qur’an syi’ah. Jika anda tidak berminat untuk melihat sendiri Qur’an syiah, bukankah lebih baik anda diam dalam hal ini?
    Semoga ayat berikut ini bisa membuat anda berfikir seribu kali sebelum membuat tuduhan2.
    ang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat: 6)

    Tidak Konsisten

    wah justru dengan membaca tulisan di link ini, orang akan semakin yakin yakin seyakin yakinnya kalo syi’ah memang benar menolak qur’an sunni, walau 1000x pemilik blog katakan bahwa dia iman pada qur’an yang sekarang, namun apalah artinya jika mengingkari kalamulloh “Alloh yang menurunkan Al-qur’an. dan Alloh lah yang akan menjaganya..” … seorang pengikut nashoro saja masih membela mati matian atas tuduhan tahrif pada kitab mereka, apalagi kita yang sudah jelas mendapati petunjuk langsung dari kalamulloh?? apa anda sependapat dengan sdr jakfari?jika anda sependapat mari kita tutup diskusi kita, karena sudah jelas bagi saya siapa anda, dan jika dilanjutkan pun selamanya hanya akan saling caci maki dan menghujat, karena kita berpijak di rel yang berbeda, anda yakin tentang ketidak utuhan qur’an (menolak secara halus petunjuk dan ketegasan Alloh) sedangkan saya yakin dengan kalamulloh, bagi saya dan para sunni lainnya, aqidah keutuhan qur’an adalah batas keimanan dan kekafiran seorang muslim, karena jika sudah tidak yakin lagi dengan isi yang ada pada qur’an diantaranya tentang ayat terjaganya al-qur’an, maka buat apa saya beriman lagi, berarti Islam ini tidak beda dengan agama nashroni dan yang lainnya yang sudah mengubah kitab dengan tangan dan lisan mereka… dan sebaiknya kita hentikan saja discuss kita ya 🙂 karena ga akan ada titik temu lagi, tapi jika anda memang masih menyenangi menghujat saya, silahkan saja… al-haya-u minal iman…yaa akhi… 🙂

    Sadarkah anda bahwa kami semua disini menentang adanya perubahan/tahrif dalam Al-Qur’an, sehingga dengan tegas kami (Sunni wa Syi’ah) semua menenang tuduhan anda yang menyatakan bahwa Al-Qur’an syiah berbeda.
    Sadarkah anda bahwa tuduhan anda sama dengan anda meyakini adanya Qur’an yang berbeda (yang ditahrif).

    Pertanyaan untuk anda:

    Apakah anda bisa memahami argumen dari jakfari:
    Dalam kitab2 rujukan baik Syiah maupun Sunni mencatat bahwa ada ulama2 mereka (kedua mazhab) yang meyakini adanya tahrif namun Mazhab keduanya (Sunni & SYiah) tidak meyakini (menentang) paham tahrif tsb dan meyakini bahwa Al-Qur’an terjaga?.

    Salam damai

  929. @abahnajibrl
    tdk usah repot dgn koment panjangbuktikan aja mana scan dr anda ttg adanya alquran versi syiah.
    kecali anda ternyata hanya seorang ahli fitnah.

  930. untuk oi jangan sembarangan klom bicara
    ingat………
    ingat……..
    ingat……….
    orang-orang kafir akan memanfaatkan perbedaan ini
    kapan ummat islam mau damai ???????????????????
    kalau cuma masalah ini dibesar besarkan
    anda tau gk sabda rasulullah SAW:’al-ikhtilafu ummati rahmatun” kawan
    ingat………
    ingat…..
    ingat itu kawanku
    allah berfirman di dalam al-qur’an:”‘walantardho ankalyahuudu walnnashooroo hatta tattabi’a millatahum”
    bisa dimengerti gak????????????
    jadi saya harap jangan sembarangan kalau bicara …………..

  931. SYI’AH=SUNNI
    NU=MUHAMMADIYAH
    DLL
    kapan mau peace nc klo tetep begini???????????????????

  932. nu muhammadiyah sama saja asal jangan ahmadiyah kawan…………..

  933. salam
    ana mengikuti seluruh komentar di sini dari yg awal sehingga akhir ini…

    rasenya cukuplah…
    dan kita harus bagi pujian kepada kedua pihak dgn mendatangkan hujah masing2..

    kesimpulannya, sejujurnya secara pribadi ana melihat tidak akan ada titik pertemuan antara Sunni dengan Syiah…

    sebab jika ada titik pertemuannya langsung jadi berbaik maka nantinya Raj’ah tidak akan terjadi, tentunya berlawanan dgn pegangan…

    justeru, supaya tidak berlarutan… disaran mana2 pihak supaya tidak usah lagi bangkitkan perkara2 sensitive pihak yg lain…

    tapi jika masih mahu diterus kehangatan ini, sebenarnya agak menarik juga mengikutinya… maka enpunya blog harus pilih satu topik dan diskusi harus berkisar lingkungan topik itu sahaja… jangan lompat sana sini…

    contoh: kalau ingin diskusi hal Imamah; maka bawakan hujah2nya dgn dalil al-Qur’an, hadith dan semua2 yg ada…

    senang yg mengikuti menilainya… boleh gitu?
    salam semua..

  934. waaaahhhh…… tambah banyak ilmu neeehhh

  935. iya ana juga setuju kalau seandainya di situs ini ada diskusi khusus buat kiat kalau memang situs ini untuk mencari kebenaran, karena telah kita ketahui bersama bahwasanya tujuan dari diskusi itu sendiri untuk mencari kebenaran bersama
    salam damai…………………

  936. syi`ah salafi/ wahabi sama – sama sesat hanya ahlusunnah yang selamat dari kesesatan. emang dari dulunya juga syi`ah vs khowarij sekarang diwakili neo khowarij salafi wahabi, ahlusunnah vs semua madzhab sesat.

  937. Sebuah Renungan :

    Ketika aku putuskan untuk beramal sesuai AlQuran & Sunnah dengan faham As Salafush Shaleh, Akupun dipanggil Wahabi
    Ketika aku minta segala hajatku hanya kepada Allah subhaanahu wa ta’ala tidak kepada Nabi & Wali .… Akupun dituduh Wahabi

    Ketika aku meyakini Alquran itu kalam Ilahi, bukan makhluq …. Akupun diklaim sebagai Wahabi
    Ketika aku takut mengkafirkan dan memberontak penguasa yang dzalim, Akupun dipasangi platform Wahabi

    Ketika aku tidak lagi shalat, ngaji serta ngais berkah di makam-makam keramat… Akupun dijuluki Wahabi
    Ketika aku putuskan keluar dari tarekat sekte sufi yang berani menjaminku masuk surga… Akupun diembel-embeli Wahabi

    Ketika aku katakan tahlilan dilarang oleh Imam Syafi’i
    Akupun dihujat sebagai Wahabi
    Ketika aku tinggalkan maulidan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah ajarkan … Akupun dikirimi “berkat” Wahabi

    Ketika aku takut mengatakan bahwa Allah subhaanahu wa ta’ala itu dimana-mana sampai ditubuh babipun ada… Akupun dibubuhi stempel Wahabi
    Ketika aku mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjangkan jenggot, memotong celana diatas dua mata kaki, …,…., Akupun dilontari kecaman Wahabi

    Ketika aku tanya apa itu Wahabi…?
    Merekapun gelengkan kepala tanda tak ngerti
    Ketika ku tanya siapa itu wahabi…?
    merekapun tidak tahu dengan apa harus menimpali

    Tapi…!
    Apabila Wahabi mengajakku beribadah sesuai dengan AlQuran dan Sunnah… Maka aku rela mendapat gelar Wahabi !
    Apabila Wahabi mengajakku hanya menyembah dan memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’ala … Maka aku Pe–De memakai mahkota Wahabi !

    coba kunjungi link ini sebagai pencerahan:
    http://www.firanda.com/index.php/artikel/31-bantahan/76-mengungkap-tipu-muslihat-abu-salafy-cs

  938. ya………bagus sh semuanya !!!!!!!!!!!!!!!!!! kita sebagai mahluk yang di berikan akal dan pikiran bukan hanya untuk ngeritik tapi jadikan semua nya sebagai pelajaran ambil yang bagus buang yang jelek beres kan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  939. Salam semua…
    kembali kpd pernyataan saya di atas bertarikh Oktober 30, 2010 pada 5:09 seperti saranan saya supaya diskusi kita harus berkisar dalam lingkungan tajuk… maksud saya begini…

    kita kembali kepada tajuk asal iaitu: Telaah Perbedaan Sunni dan Syiah(I) lalu seterusnya empunya blog memberi ulasan (atau pandangannya berdasarkan sumber yg didapatinya…) utk menganalisis perbedaan antara sumber yg penulis perolehi dgn pernyataan sumber dari tempat lain… di mana digariskan lebih kurang 5 perbedaan yg ketara… iaitu perbedaan dalam hal bab rukun Iman, rukun Islam, lafas syahadah, hal Imam duabelas dan seterusnya…

    lantas beliau (blogger) membuka tirai diskusi, maka seharusnya kita berdiskusi dalam perkara atau hal-hal yg seperti dinyakan oleh beliau (sebenarnya ada diperbincangkan tetapi tidak tersusun sbb emosi menguasai salah satu pihak lalu terkeluar atau tergelincir perbicaraan dari kitaran topik asal…

    justeru, mari kita kembali kepada asalnya berbicaraan iaitu tentang hal rukun Islam, Iman, Syahadah dan sebagainya seperti dalam analisis blogger ini… saya bersetuju yang diutarakannya itu lebih utama sbb perkara Rukun Iman, Islam dan seterusnya ini ada TIANG AGAMA, maksudnya jika pegangan ini tersasul maka kemungkinan besar tergelincirlah Imam seseorang itu… hal-hal tentang yang lain itu nampak agak longgar utk dibicarakan atau didiskusikan kerna agak tidak sesuai… contohnya: “hal pemahaman dan penentuan di dalam kepala utk menentukan distinasi masih belum diputuskan, fokas sudah teralih kpd hal tompok hitam dicelah kuku kaki hingga bertelagah berhari-hari mempersoalankan apakah hukumnya tompok hitam dicelah kuku kaki itu.?

    oleh itu saya sarankan supaya para cendiakawan di sini dpt menafaat ruang yg blogger berikan sebelum tindakan (jika ada) darinya… iaitu kita bincang topik2 asal dan pokok itu dgn membawa nas2 dari al-Qur’an, dalil2 hadith (tidak kiralah dari sahih, ahad, hasan, dhaif, mursal, dan berbagai….), hujah ijma’ ulama atau para Imam, pendapat dari qiyas2 yg bernas dan pandangan dari ulama dahulu dan skrg dan akhir sekali barulah kalian beri pandangan menurut pemahaman kalian…. boleh begitu (supaya ana bersama rakan2 reaktor yg lain boleh buat penilaian -kami mengikuti perbincangan ini -agak menarik)

    setakat itulah sekadarnya, mudah-mudahan kita mendapat iktibar, ilmu, pengalaman dan hidayah dari Allah Swt supaya tertegaknya yg Haq dan tenggelamnya Kebatilan…

    Keputusannya.?: berserah kpd Allah SwT yg MAHA Mengatur Segalanya… ana rasa semua faham tentang definasi Qada dan Qadar, kita hanya melaksanakan tanggungjawab sebagai umat… ucapan salam kasih sayang ana pada semua yg mengikuti diskusi ini… sila teruskan…

  940. Komentar pertama : November 8, 2007 at 1:18 pm

    Komentar sekarang : November 10, 2010 at 10:19 am.

    Terus. Hasilnya apa ????????? huahahahahaha ?
    Dah pada cape belum debatnya ????

  941. Salam alaikum…

    Kita simpulkan di sini…
    Biarkanlah Syiah dgn fahaman dan ajarannya…
    Sunni (Wahabbi) dgn pandangannya… serta Ahlus Sunnah dgn pegangannya… mudah-mudahan kesemuaan dapat kembali kpd Allah Swt dgn selamat… ameen…
    Selamat Menyambut Eidul Adha…. maaf zahir dan batin jika ada terkasar bahasa atau menyinggung perasaan mana2 pihak… kalau dibenarkan oleh @sp, insya’Allah ana akan bukukan seluruhnya sebagai tatapan umat yg lain yg tidak kesempatan mengikuti diskusi yg panjang ini, insya’Allah…

  942. asalamualaikum….

    baik syiah maupun suni bagiku sama2 umat islam marilah kita sama2 dijalan allah(fisabililah) dan menghentikan Perpecahan antar selama muslim walaupun ajaran berbeda tp tujuan yg sama yaitu Allah s.w.t …..

  943. @ mas Mirza:
    Sayyidah Fathimah yang marah kepada Abu Bakar selama 6 bulan berkaitan masalah Fadak. ini hadis siapa?…. hatur nuhun

  944. Dalam sejarah – yang ditulis oleh kitab-kitab syi’ah sendiri – tercantum kenyataan bahwa Ali memberi nama anak-anaknya dengan nama-nama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tokoh-tokoh yang dianggap lebih kafir oleh syi’ah. Begitu juga imam Hasan dan Imam Husein memberi nama anaknya dengan nama Umar. Padahal Muhammad Baqir Al Majlisi – seorang pakar hadits syiah – menyatakan:

    “Saya katakan, dalil lah yang menunjukkan bahwa Abu Bakar, Umar dan orang yang sejalan dengan mereka adalah kafir, juga dalil menunjukkan pahala melaknat dan memusuhi mereka, dan menunjukkan bid’ah mereka, terlalu banyak jika disebutkan dalam satu jilid atau berjilid-jilid buku, apa yang telah kami nukilkan di atas sudah cukup bagi orang yang diberi petunjuk Allah ke jalan yang lurus. (Biharul Anwar, jilid. 30, hal. 399).

    Bukan hanya dikafirkan, tapi juga harus dilaknat, mereka beranggapan bahwa melaknat Abu Bakar, Umar dan Utsman serta Ahlus Sunnah dapat mendatangkan pahala.
    ??????????
    mohon tanggapannya…. jazz….

  945. @TAUFIQ
    Sayyidah Fathimah yang marah kepada Abu Bakar selama 6 bulan berkaitan masalah Fadak. iTU hadis siapa?….
    terus saya mau nanya sama ente kalo ada orang yang percaya sama 4JJ1, terus cinta kepada Nabi muhammad SAW. terus cinta kepada sahabat yang empat yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, ALi apakah mereka termasuk kafir?..
    Tolong dijawab yang sebenar-benarnya,…
    apakah dalam islam sejahat apapun orang kalau dia orang islam kita jangan sembarangan menyebutnya kafir!!! berbahayyyyyyyyyyyyaaaaaaa,…..

  946. @ujo
    Makanya bang, gw minta tlg tanggapan dari para pakar syiah alias si empunya blog ini.
    statemen sy diatas yang jadi pertanyaan kita semua,,,, betul ga syiah punya paham seperti itu???

  947. salut..salut!! sama pengetahuan sejarah kalian.. tp lebih salut lg kalo kalian mencari persamaan drpd perbedaan. mencari persamaan untuk bersatu menghancurkan musuh yg sama..

  948. mana ada persamaannya jon…

    sejarah syi’ah

    http://www.facebook.com/notes/al-fawaid/hegemoni-syiah/10150374606985175

    menurut Ahlussunnah Waljamaah = yahudi

  949. @budi

    Persamaan sunni dan syiah? Wah banyak mas. Dua2nya kan sama2 Islam. Satu contoh saja, syahadatnya sama : Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.

    Persamaan yg lain, baca dan pahami tulisan mas SP di atas. Atau literatur yg lain, baca buku Quraish Shihab : “Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan Mungkinkah?”

    Jangan terkungkung oleh literatur dalam satu mazhab saja, Islam itu luas dan Islam tidak hanya terkotak dalam satu mazhab saja. Perluas wawasan untuk mencari kebenaran.

    Link yang anda tunjukkan itu sumbernya dari situs muslim.or.id. Wah dogmatis banget tulisan2 di situs itu. Sangat tidak menarik bagi orang2 yang mempunyai daya kritis dalam pemikirannya. Tapi lumayanlah untuk mengetahui pola fikir dan pemahaman Salafy.

    menurut Ahlussunnah Waljamaah = yahudi

    Maksud sampeyan?

  950. ASS. WR.WB

    KALAU ANE LIHAT DAN BACA DARI SEMUA SITUS YANG BERFAHAM SYI’AH HAMPIR SEMUA MENGEDEPANKAN TOPIK SEJARAH TANAH FADAK, HADIST TSAQALAIN, KAMIS KELABU, DAN YANG PALING SEREM UMAR MEMUKUL FATIMAH HINGGA PATAH TULANG RUSUKNYA…IH SEREM KALI YAH.

    YANG PADA INTINYA MEREKA MENGABARKAN INILAH YANG TERJADI PADA WAKTU DULU KELAKUAN BEBERAPA SAHABAT ROSULULLAH YANG TELAH MENYELEWENG DAN MENYAKITI KELUARGA ROSULULLAH…

    DENGAN SLOGAN “ KATAKAN SALAH KALAU ITU SALAH DAN KATAKAN BENAR KALAU ITU BENAR “ HEBAT…HEBAT…LAKSANA PAHLAWAN YANG MEMBERITAKAN KEBENARAN…

    TAPI ANE TANYA SAMA ENTE KAUM SYI’AH…ADA GA KEMASHLATAN UNTUK UMAT ISLAM PADA UMUMNYA ENTE MENGABARKAN ITU SEMUA ? ENTE PASTI JAWAB ADA…YA ADA TAPI UNTUK KAUM ENTE SENDIRI, MAKIN BENCI KAUM ENTE SAMA SAHABAT.

    DAN YANG MEMBUAT HERAN ANE, HAMPIR SEMUA DALIL YANG ENTE GUNAKAN MENGGUNAKAN DALIL-DALIL KAUM SUNNI, ENTE PAKSAKAN PEMAHAMAN ENTE KEPADA KAUM SUNNI, PADAHAL PEMAHAMAN YANG ENTE KEMUKAKAN JAUH SEKALI BERBEDA DENGAN PEMAHAMAN KAUM SUNNI SEPERTI LANGIT DAN BUMI…ANEH TAPI NYATA…NAMUN MEMANG TERJADI.

    TAPI KALAU ENTE MENGANGGAP PARA SAHABAT TERUTAMA ABU BAKAR, UMAR DAN USTMAN TELAH BERBUAT SALAH SAMA ALI TOLONG JUGA CERITAKAN SEJARAH MENGAPA ALI MENIKAHKAN PUTRINYA UMMU KULTSUM KE SAHABAT YANG ENTE ANGGAP TELAH BERBUAT SALAH, DAN KENAPA ALI MENAMAKAN KETURUNANNYA ABU BAKAR DAN UMAR YANG ENTE TUDUH TELAH MERAMPAS KEKHALIFAHAN ALI…APAKAH ENTE YANG SELALU BERPRASANGKA BURUK TERHADAP SAHABAT ATAU ALI YANG SALAH, MAU MENIKAHKAN ANAKNYA KE SAHABAT DAN KETURUNANNYA DINAMAKAN MUSUH-MUSUHNYA PADAHAL ENTE BERKEYAKINAN ALI ITU SUCI, MUSTAHIL ALI SALAH JADI YANG SALAH DAN SUKA BERBURUK SANGKA DISINI SIAPA…?????

    DARI TAHUN MONYET SAMPAI TAHUN GAJAH ENTE MENCERITAKAN HAL-HAL YANG ITU-ITU SAJA BASI…KAYA OBAT NYAMUK MUTER-MUTER…KATA ANAK SEKARANG LEBAY…

    CARI TOPIK BARU…SEPERTI KEYAKINAN ENTE TENTANG AL-QUR’AN YANG SUDAH TIDAK MURNI LAGI NAH NYAMBUNG LAGI KENAPA ALI TIDAK PROTES TERHADAP AL-QUR’AN YANG DI SUSUN USTMAN YANG KATANYA TIDAK MURNI LAGI PADAHAL ALI ADALAH PINTUNYA ILMU YANG ARTINYA ALI PASTI LEBIH TAHU TENTANG AL-QUR’AN KENAPA ALI DIAM SERIBU BAHASA MELIHAT AL-QUR’AN BANYAK YANG DIKURANGI DAN BANYAK YANG DI TAMBAH.
    TRUS TENTANG MUSHAF FATIMAH YANG KATANYA ADA DI SIMPAN DI KELUARGA NABI YANG BERISI 17 RIBU AYAT
    TRUS TENTANG IMAM-IMAM YANG MAKSUM BAHKAN KATA KHOMAENI DERAJATNYA IMAM-IMAM MELEBIHI MALAIKAT DAN NABI
    TRUS TENTANG IMAM MAHDI YANG NGUMPET DI GOA, PADAHAL ENTE YANG SELALU MANGGIL-MANGIL SUPAYA CEPAT KELUAR EH MALAHAN MAKIN ASIK NGUMPET…PEMIMPIN YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
    TRUS TENTANG TAQIYAH YANG KATANYA KALAU TIDAK BER TAQIYAH ENTE BUKAN GOLONGAN SYI’AH TRUS TENTANG MUT’AH…NAH INI IBADAH YANG PALING SERU…CERITA DONG JANGAN MALU-MALU…KALAU DARI CERITA-CERITA YANG ANE BACA DAN DENGAR UENAAAK TENAN NIH IBADAH…MAU DONG…TAPI ANE AKAN BERTANYA SAMA ENTE…APAKAH ENTE RIDHO BILA IBU ENTE ANE MUT’AH, ISTRI ENTE ANE MUT’AH, KAKAK PEREMPUAN ENTE ANE MUT’AH, ADIK PEREMPUAN ENTE ANE MUT’AH ATAU BAHKAN ANAK-ANAK PEREMPUAN ENTE ANE MUT’AH…AYO JAWAB BILA ENTE MASIH BERKEYAKINAN AJARAN ITU MASIH BERLAKU SAMPAI SEKARANG…ANE BERDO’A MUDAH-MUDAHAN ITU TERJADI PADA KELUARGA ENTE…AMIN…

    PERNAH ANE TANYA SAMA USTADZ ENTE TENTANG KABAR YANG KATANYA KAUM SYI’AH MEMPECAYAI ADANYA PERUBAHAN AL-QUR’AN DIA JAWAB,

    “ MEMANG ITU KEYAKINAN KAMI YAITU PERUBAHAN SUSUNAN SURAT-SURATNYA YANG TIDAK SAMA WAKTU DITURUNKAN PERTAMA KALI, KAUM SUNNI JUGA PERCAYA AKAN PERUBAHAN ITU ( NASAKH TILAWAH YANG SETELAH ANE TAHU TERNYATA BUKAN ITU MAKSUDNYA DAN HAL INI SELALU MENJADI PEGANGAN KAUM SYIAH BILA ADA YANG MENANYAKAN TENTANG PERUBAHAN AL-QUR’AN ) , SEPERTI CONTOH SURAT AL-ALAQ APAKAH DI SIMPAN DI HALAMAN PERTAMA AL-QUR’AN, TIDAK KAN, ITULAH KEYAKINAN KAMI ATAS PERUBAHAN AL-QUR’AN “

    TAPI WAKTU ANE BACA DI INTERNET ULAMA-ULAMA BESAR ENTE MENULISKAN BAHWA HADIST-HADIST YANG MENGATAKAN PERUBAHAN AL-QUR’AN YANG DIKURANGI DAN DITAMBAH-TAMBAH MEMPUNYAI DERAJAT MUTAWATIR, ANE TANYA UNTUK ORANG YANG MAU BERPIKIR.

    ” SAMA TIDAK ARTINYA PERUBAHAN SUSUNAN SEWAKTU TURUN DENGAN PERUBAHAN YANG DIKURANGI DAN DI TAMBAH “ ?

    HERAN ANE DENGAN KAUM ENTE YANG MUDAH MEMUTAR BALIKAN FAKTA HADIST APAKAH ENTE MERASA LEBIH PINTAR SEHINGGA BERANI BERBUAT SEPERTI ITU PADAHAL YANG MENCERITAKAN HADIST-HADIST ITU ULAMA-ULAMA BESAR ENTE YANG DARI HIDUP SAMPAI MATI ADALAH SYI’AH SEDANG ENTE DAN USTADZ-USTADZ ENTE BARU KEMARIN SORE IKUT AJARAN SYI’AH TAPI BERANI MELAWAN ULAMA-ULAMA BESAR ENTE, JADI ANE TANYA LAGI, ULAMA SYIAH YANG MANA YANG ENTE IKUTI, AJARAN SYI’AH YANG MANA ENTE JALANKAN KARENA YANG ANE TAHU BAPAK MOYANGNYA AJARAN SYI’AH SEPERTI ITU AQIDAHNYA,
    DEMI ALLAH ANE NANYA SAMA ENTE PERCAYA TIDAK SAMA KATA-KATA ALLAH YANG AKAN MENJAGA AL-QUR’AN ? KALAU ULAMA-ULAMA BESAR ENTE SUDAH TIDAK PERCAYA LAGI KEASLIAN AL-QUR’AN KITAB APA YANG ENTE PERCAYAI SEKARANG ATAU ENTE BIKIN AJARAN SYI’AH BARU VERSI INDONESIA..??

    DAN YANG GA LEBIH PENTING TERJEMAHKAN KITAB ENTE YANG NAMANYA AL-KAFI, KAN ITU KITAB SUDAH DIPERLIHATKAN SAMA IMAM MAHDI DAN DIA SETUJU YANG ARTINYA BERARTI SHOHIH SEMUA HADIST-HADISTNYA SEPERTI KITAB BUCHORI-MUSLIM NYA ORANG SUNNI…BUKTIKAN KALAU ITU KITAB HADIST-HADISTNYA AHLU BAIT JANGAN CUMAN DENGER DARI USTADZ-USTADZ TAPI ISI BUKU YANG SEBENARNYA ENTE TIDAK PERNAH TAHU ATAU JANGAN-JANGAN USTAD-USTADNYA JUGA TIDAK PERNAH TAHU…

    APA SEPERTI INI CARA ENTE MENCARI KEBENARAN CARI DALIL-DALIL DI KITAB ORANG SUNNI YANG ENTE RASA COCOK DENGAN PEMAHAMAN ENTE DIAMBIL TRUS DIJADIKAN SANDARAN TAPI DIKALA DALIL YANG LAIN MEMATAHKAN DALIL YANG ENTE AMBIL DENGAN RASA KEYAKINAN PENUH PERCAYA DIRI ENTE JAWAB HARUS DITELITI LAGI KEABSAHAN DALILNYA DAN MEMANG AKAN BERTOLAK BELAKANG DENGAN PEMAHAMAN ENTE KARENA ENTE PAKSAKAN PEMAHANNYA SEBAGAI CONTOH BIAR ENTE PADA NGERTI

    ENTE MENGANGGAP PARA SAHABAT TIDAK MENTAATI HADIST GHADIR KHUM TRUS SAHABAT MENCEGAH NABI MEMBUAT WASIAT YANG DALAM ANGAN-ANGAN ENTE BAHWA NABI AKAN MEMBERITAHUKAN BAHWA ALI LAH YANG AKAN MENJADI PENERUS NABI, ENTE COCOKAN DENGAN ANGAN-ANGAN ENTE, ENTE CARI DI KITAB ORANG SUNNI “ LIHAT ALI MEMBAIAT ABU BAKAR BEBERAPA BULAN KEMUDIAN INI ARTINYA APA BAHWA MEMANG ALI TIDAK RELA DENGAN KEKHALIFAHAN ABU BAKAR “ INI YANG SELALU DAN SELALU ENTE HEMBUSKAN DI MAJELIS ENTE TAPI….INI KAN ANGAN-ANGAN DAN PEMAHAMAN ENTE…ANGAN-ANGAN INGIN ALI MENJADI KHALIFAH PERTAMA NAMUN TAKDIR MENENTUKAN SAHABAT, MERTUA, BAPAK MOYANGNYA ORANG-ORANG YANG ENTE ANGGAP SUCI, YANG ALI NIKAHI ISTRINYA SETELAH BELIAU WAFAT YANG ALI ABADIKAN NAMANYA DIKETURUNAN ALI, TERMASUK UMAT TERBAIK PADA MASA ITU ABU BAKAR RA.

    TAPI BILA ADA DALIL, ALI MENGATAKAN KEUTAMAAN SAHABAT DENGAN ENTENG KAN KALIAN JAWAB HARUS DITELITI DULU KEABSAHANNYA ATAU ITU KAN RIWAYAT DARI MUAWIYAH KARENA KALAU ENTE PERCAYA DENGAN DALIL ALI MENGATAKAN KEUTAMAAN SAHABAT BUBAR SUDAH KEYAKIAN ENTE ATAU ANGAN-ANGAN ENTE AGAR ALI JADI PENERUS PERTAMA NABI MAKA DALILNYA AKAN SALING BERTENTANGAN DAN YANG BIKIN ANE MIRIS ADA GOLONGAN ENTE MENGELUARKAN DALIL DARI SITI AISYAH YANG JUGA ENTE BENCI KARENA BERANI MELAWAN ALI. ORANGNYA ENTE HUJAT TAPI DALILNYA ENTE PAKE SAMPAI ENTE FITNAH SITI AISYAH MAU TAHU CERITANTA, ANE TANYA KENAPA KAUM ENTE MENG-BID’AH KAN SHOLAT DUHA, USTADZ ENTE JAWAB KARENA PADA WAKTU ALI TERBUNUH SITI AISYAH SUJUD SYUKUR NAH SUJUD SYUKUR INILAH YANG DIJADIKAN SHOLAT DHUHA OLEH KAUM SUNNI SEKARANG, INI YANG DICERITAKAN USTADZ ENTE KE ANE. SUNGGUH KEJI ENTE MENELAN BULAT-BULAT KEPERCAYAAN INI DAN CERITA INI DI HEMBUSKAN WAKTU ANE MASIH BERADA DI JEMAAT ENTE, SEPERTI INIKAH YANG DINAMAKAN GOLONGAN “ PENCARI KEBENARAN “ DENGAN EMBEL-EMBEL PECINTA KELUARGA NABI MENGHALALKAN SEGALA CARA DAN UPAYA UNTUK MEMAKSAKAN PEMAHAMAN ENTE TERHADAP ORANG-ORANG YANG TIDAK TAHU INTI AJARAN GOLONGAN ENTE…TERLALU….

    KALAU ADA SESEORANG BIKIN BUKU YANG MEMBONGKAR AJARAN ENTE ANE KASIH CONTOH WAKTU ANE TANYAKAN KEBENARAN BUKU YANG BERJUDUL “ MENGAPA SAYA KELUAR DARI MAZHAB SYIAH “ DAN BUKU “ 12 IMAM “ DALAM BUKU YANG PERTAMA DIA DAHULU TERMASUK ULAMA BESAR SYIAH KARENA ALLAH MEMBERI HIDAYAH AHIRNYA DIA KELUAR DARI AJARAN SYI’AH YANG KEDUA TENTANG IMAM 12 KALIAN , DISANA ADA HADIST YANG MENGATAKAN KEKUASAAN ALI LEBIH BESAR DARI NABI MUHAMMAD DENGAN ENTENG USTADZ ENTE JAWAB ITU BIKINAN ORANG SUNNI YANG BENCI SAMA AJARAN KITA…ANE TANYA SAMA ENTE, APA UNTUNGNYA ORANG SUNNI BIKIN BUKU-BUKU SEPERTI INI ? PENDAPAT ANE AKAN LEBIH MENGUNTUNGKAN JIKA ORANG SUNNI MENTERJEMAHKAN BUKU KITAB AL-KAFI DALAM BAHASA INDONESIA BIAR ORANG AWAM TAHU AJARAN DAN AQIDAH ENTE ITU SEPERTI APA TAPI APAKAH ADA ORANG SUNNI DI INDONESIA YANG MELAKUKAN HAL SEPERT ITU ? ITU ADALAH TANGGUNG JAWAB ENTE KALAU ENTE SANGAT YAKIN AKAN KEBENARAN AQIDAH DAN AJARAN ENTE. TERJEMAHKAN DAN SEBARKAN KE SELURUH INDONESIA,
    KARENA PERNAH ANE COBA UNTUK MENCARI TERJEMAHAN AL-KAFI DI TEMPAT LAIN YANG MASIH SEGOLONGAN ENTE JAWABNYA

    “ TIDAK ADA, KARENA UNTUK MENERJEMAHKAN AL-KAFI BUTUH BIAYA BANYAK SEDANG KAN KAMI BISNIS BILA TIDAK ADA YANG BELI KAMI RUGI “

    KALAU ANE NANYA KE TOKO BUKU ATAU KEPERCETAKAN YANG BIASA MENERJEMAHKAN BUKU ANE FAHAM TAPI INI ANE MENANYAKAN KE GOLONGAN ENTE YANG HARUSNYA PUNYA TANGGUNG JAWAB BESAR UNTUK MEMBERITAHUKAN AKAN KEBENARAN AJARAN ENTE, KALAU MERASA MEMANG AJARAN ENTE BENAR MASA MASALAH AKHIRAT DIKAITKAN DENGAN BISNIS, YANG TERJADI SEPERTI INI HAMPIR SEMUA GOLONGAN ENTE HANYA TAHU SUMBER AQIDAHNYA ITU DARI DONGENG-DONGENG USTADZ-USTADZ ENTE TANPA PERNAH TAHU ADA APA DI BALIK SEMUA AQIDAH ITU.

    ANE YAKIN BANYAK DARI GOLONGAN ENTE YANG KAYA-KAYA ATAU DARI HABIB-HABIB YANG MENERIMA KHUMUS DARI JEMAATNYA TRUS YANG PINTAR-PINTAR BAHASA ARAB SANA PASTI BANYAK DAN BANYAK USTADZ-USTADZ ENTE YANG SUDAH DIKIRIM KE IRAN TAPI KENAPA SAMPAI SEKARANG KAGAK ADA TUH YANG NAMANYA KITAB AL-KAFI TERJEMAHAN INDONESIA KENAPA YAH…JANGAN-JANGAN… JANGAN-JANGAN…DARI KELAS 4 SD NIH ANE TUNGGU-TUNGGU…

    ANE MAU SEDIKIT CERITA WAKTU ANE MASUK JEMAAT SYI’AH MAU PERCAYA MAU TIDAK ITU TERSERAH ENTE..EMANG ANE PIKIRIN…

    “…JADI IMAM MAHDI ITU SETIAP MALAM LAILATUR QODAR MENERIMA SEMUA TAKDIR YANG DITURUNKAN ALLAH UNTUK SELURUH MANUSIA DARI LAHIR, HIDUP SAMPE MATI KARENA NANTI IMAM MAHDI LAH YANG AKAN MEMBAGIKAN SEMUA ITU KE SELURUH MANUSIA KALAU ALLAH MEMBERIKAN LANGSUNG SAMA MANUSIA SEWAKTU DIA LAHIR, DUNIA INI TAK AKAN SANGGUP MENERIMANYA YANG BERAKIBAT KEHANCURAN…” PERCAYA, KAGA PERCAYA…TERSERAH…

    SATU LAGI KEYAKINAN YANG TIDAK DI BUKA KE KHALAYAK RAME..
    “…SAAT ITU IMAM ALI DATANG KESATU DAERAH PINGGIR LAUT UNTUK MENYEBARKAN AGAMA ISLAM SEWAKTU TIBA DI PINGGIR LAUT IMAM ALI BERBICARA DALAM BAHASA BINATANG MENGUCAPKAN SALAM…SEMUA IKAN DAN BINATANG DI LAUT MEMBALAS UCAPAN SALAM IMAM ALI…KECUALI ADA YANG TIDAK MEMBALAS SALAM IMAM ALI YAITU BINATANG ATAU IKAN YANG TIDAK BERSISIK, SEHINGGA IMAM ALI MENGATAKAN “ AKU HARAMKAN UNTUK KALIAN MAKAN BINATANG YANG TIDAK BERSISIK “

    KITA TAHU KAN BINATANG YANG TIDAK BERSISIK..KAYA CUMI-CUMI, SOTONG, LELE DAN BANYAK LAGI, MAKANYA KITA GA AKAN LIHAT KAUM SYI’AH MAKAN PECEL LELE SAMA CUMI BAKAR…HARAM MAN…

    TAPI WAKTU ITU ANE NANYA KENAPA CUMI-CUMI DAN LELE DI HARAMKAN SANG USTADZ JAWAB “ KARENA MEREKA TIDAK MEMBALAS SALAM YANG KEDUA IMAM ALI LEBIH TAHU, BAHWA DIDALAM CUMI-CUMI ITU MENGANDUNG RACUN YAITU TINTANYA DAN UNTUK LELE JUGA BEGITU KARENA LELE BISA HIDUP DI TEMPAT-TEMPAT KOTOR YANG NANTI DAGINGNYA BISA MENJADI RACUN, ITU BERBAHAYA “

    ANE SANGGAH “ LEBIH BERBAHAYA MANA SAMA ROKOK..? KARENA ROKOK SETIAP HARI KITA HISAP SEDANG CUMI SAMA LELE JARANG KITA MAKAN KENAPA ROKOK TIDAK DIHARAMKAN SAMA IMAM ALI ?
    SANG USTADZ…DIAM SERIBU BAHASA….KARENA DIA TAHU HAMPIR SEMUA JEMAAT YANG LAKI-LAKI MEROKOK BAHKAN SANG HABIB PUN MEROKOK ATAU ADA DIANTARA ENTE YANG MAU BANTU SANG USTAD.

    YANG TIDAK KURANG LEBIH SERU TENTANG PEMAHAMAN BAHWA NABI MUHAMMAD TIDAK BUTA HURUF, CERMATI, INI SEPERTI PEMAHAMAN ORANG KAFIR YANG MENUDUH NABI MUHAMMAD SAW SENDIRI YANG MEMBUAT AL-QUR’AN TRUS PAMANYA ABU THOLIB ITU ADALAH SEORANG MUSLIM TIDAK MUNGKIN ABU THOLIB SEORANG KAFIR ALASANNYA ABU THOLIB HIDUP DENGAN ORANG PEMBAWA AGAMA ISLAM YAITU KEPONAKANNYA SENDIRI…

    DAN KATANYA DI MAJELIS YANG ANE IKUTI ITU PUNYA GAMBAR NABI MUHAMMAD SAW SEWAKTU BELIAU MASIH KECIL, WAKTU ANE TANYA, DARIMANA USTAD DAPAT GAMBAR NABI, DARI KELUARGA NABI KATANYA. CUMAN SAYANG ANE GAK BISA LIHAT GAMBAR ITU KARENA DI SIMPAN DIRUANGAN HABIB DAN HANYA UNTUK JEMAAT YANG SUDAH BENAR-BENAR MENJADI SYIAH ATAU USTADZ BISA MELIHAT GAMBAR ITU.

    PEMAHAMAN YANG TIDAK KONSISTEN TERHADAP AL-QUR’AN
    KAUM ENTE LAIN CARA WUDLU NYA ALASANNYA LIHAT DI AL-QUR’AN CARA-CARA WUDLU.
    BUKA PUASA ENTE LAIN WAKTUNYA ALASANNYA LIHAT DI AL-QURAN KAPAN KITA HARUS BUKA PUASA
    SHOLAT JUM’AT TIDAK WAJIB DILAKSANAKAN ALASANNYA
    1. IMAM MAHDI BELUM TURUN
    2. JANGAN MENJADI MAKMUN DI ORANG-ORANG YANG BELUM TAHU BENAR AKAN KETAQWAANYA.
    3. JARAK ANTARA SATU MESJID DENGAN MESJID LAINNYA TIDAK BOLEH KURANG DARI 300-400 METER.

    PERINTAH SHOLAT JUM’AT DI DALAM AL-QUR’AN SUDAH JELAS SEKALI , TANPA HARUS BERPIKIR LAMA-LAMA.
    ENTE LIHAT ALASAN PERTAMA DAN KEDUA YANG TIDAK MASUK AKAL, UNTUK YANG KETIGA MASUK AKAL TAPI ITU JUGA UNTUK ORANG YANG HIDUPNYA DIMANA AGAMA ISLAM MENJADI MINORITAS TAPI KALAU DI INDONESIA ? APA MESTI KE PULAU BALI UNTUK SHOLAT JUM’AT ?

    JADI ALASAN-ALASAN ITU SEBENARNYA SUPAYA JANGAN SHOLAT JUM’AT. NAUDZUBILLAH

    ANE SARANKAN KALAU ENTE MENDENGAR SUATU PEMAHAMAN YANG BARU, CARI TAHU JUGA APA YANG TERSIRAT DALAM PEMAHAMAN TERSEBUT JANGAN ENTE TELAN BULAT-BULAT ITU PEMAHAMAN, HANYA KARENA ENTE SUDAH MERASA YAKIN BAHWA AJARAN YANG ENTE IKUTI SUDAH BENAR TAPI SEBENARNYA MENINGGALKAN AQIDAH YANG NYATA…
    MAU IKUT SARAN…BAGUS..TIDAK IKUT SARAN TERSERAH…

    ALHAMDULILLAH GARA-GARA INILAH ANE DIBERI HIDAYAH UNTUK BERPIKIR LEBIH KRITIS TERHADAP AJARAN YANG AKAN ANE IKUTI WALAUPUN MEREK AJARANNYA DI EMBEL-EMBELI DENGAN KATA CINTA PADAHAL INTI AJARAN SEBENARNYA JAUH PANGGANG DARIPADA API.

    ANE MAU NGOMONG SAMA ORANG SUNNI…NGAPAIN ENTE BANTAH OMONGAN-OMONGAN ORANG SYI’AH…CAPE KAGAK KEPAKE, ENTE BUANG-BUANG ENERGI TIDAK ADA GUNA , LEBIH BAIK KITA BELAJAR LEBIH BANYAK LAGI TENTANG AGAMA KITA KARENA ADA BANYAK SITUS-SITUS YANG MENGHINA AGAMA DAN NABI AGUNG KITA KARENA BELUM ANE TEMUKAN ORANG YANG KATANYA CINTA KELUARGA ROSSUL IKUT NGEBANTAH PADAHAL YANG DIHINA BAPAK MOYANGNYA IMAM-IMAM YANG SUCI, TAPI KALAU SUDAH ADA ANE UCAPKAN BERIBU RIBU TERIMAKASIH KARENA MASIH ADA HARAPAN ENTE UNTUK BERPIKIR LEBIH KRITIS TENTANG SATU AJARAN YANG ENTE IKUTI.

    KALAU ORANG SYIAH MAU NGEBAHAS MASALAH YANG SUDAH ANE TULIS DIATAS KHUSUSNYA TENTANG AQIDAH MEREKA, MARI KITA DISKUSI TAPI ANE TIDAK YAKIN MEREKA MAU DAN BERKATA JUJUR…PAN ENTE TAHU ADA AQIDAH TAQIYAH DI IMAN MEREKA, MAKANYA ANE CEPAT-CEPAT KABUR DARI KAUM MEREKA KARENA PRINSIP ANE

    KALAU MAU MENCARI “ KEBENARAN “ KEBOHONGAN JANGAN DIHALALKAN SEBAB NANTINYA YANG TIMBUL ADALAH “ PEMBENARAN “

    MEMANG BENAR YANG ALLAH SWT BILANG DI DALAM AL-QUR’AN KITA YANG MASIH SUCI, TIDAK ADA PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN DAN AKAN ALLAH JAGA SAMPAI HARI AKHIR.

    SURAT AL-HAJJ AYAT 46
    ” KARENA SESUNGGUHNYA BUKANLAH MATA ITU YANG BUTA,TETAPI YANG BUTA IALAH HATI YANG DI DALAM DADA “ ( KAYA TETANGGA ANE )

    SURAT AL-FATH AYAT 11:
    “…MEREKA MENGUCAPKAN DENGAN LIDAHNYA APA YANG TIDAK ADA DALAM HATINYA…””
    ( KAYA ORANG-ORANG BADUI ARAB)

    TERAKHIR KATA …YA ALLAH SAMPAIKAN SHOLAWAT DAN SALAM KAMI KEPADA HAMBA-MU YANG MULIA NABI MUHAMMAD SAW, KEPADA SEMUA KELURGA DAN KETURUNAN BELIAU DAN JUGA KEPADA SAHABAT-SAHABAT BELIAU TERUTAMA UNTUK SAHABAT ABU BAKAR RA, UMAR RA, USTMAN RA DAN ALI RA YANG TELAH MENGORBANKAN JIWA DAN RAGA MEREKA UNTUK MEMBELA AGAMA YANG ENGKAU RIDHOI PADAHAL KAMI SAAT ITU MASIH BERADA DALAM GENGGAMAN-MU SEDANG MEREKA SUDAH BANYAK BERBUAT UNTUK AGAMA-MU…AMIN…

  951. @abu bakar
    ngomong apa nih org kgk mutu dan kgk nyambung sama topik diatasnya….nulisnya huruf besar semua lagih, kgk ngerti tata krama diskusi yah

  952. @bob
    Biasa. Tong kosong bunyinya NYARING. Kalau tongnya berisi ada manfaatnya. Kalau tongnya kosong hanya ada angin yang BAU. Wasalam

  953. @bayu

    Benar, anda hrs bangga disebut Wahabi krn mereka beribadah seperti Umat Islam.

    Wassalam

  954. Ass wr.wb, semua…

    saya termasuk pengunjung tetap laman ini kalau dihitung mungkin sdh hampir sekitar setahun lebih saya rutin berkunjung. Cukup sering tulisan2x mas SP menggugah nurani saya tentang landasan pikiran ajaran islam sunni yang saya dan keluarga saya selama ini pahami.

    Akan tetapi beberapa saat lalu saya menjadi bertanya-tanya. Apakah tulisan2x mas SP ini hanya bekerja sebagai tulisan teologis semata dan ketika masuk ke lingkup kehidupan masyarakat praktis konsep sunnah ahul bait menjadi relatif? (maaf ketidak tahuan saya) maksud saya adalah sbg contoh, dalam pandangan syiah ahlul bait konsep negara teokratis adalah sesuatu yang mutlak dan tdk dapat dikompromikan? akan tetapi praktek yang terjadi di iran saat ini apakah konsep negara teokratis iran tsb bisa dijadikan landasan dan contoh mengenai konsep negara islam sebagaimana yang Nabi SAW praktekkan???ataukah menjadi relatif mengingat peran individu-individu yang menjalankannya?

    Beberapa waktu lalu saya secara tdk sengaja mengenal sosok ulama iran syiah (alm) ayatollah hosain ali montazeri. bahan2x yang saya baca tentang sejarah hidup beliau dan pikiran-2x beliau tdk terlalu lengkap memang mengingat sebagian besar bahan masih dalam bahasa parsi. yang menjadi pertanyaan dan menggaggu pikiran saya adlh apakah mungkin negara yang menjunjung tinggi sunnah keluarga nabi bisa berlaku demikian terhadap salah seorang ulama mereka? kalau demikian yang berlaku apa bedanya konsep negara teokratis iran ini dengan negara2x islam sunni lainnya? kalau hidup seseorang bisa dengan gampang dinafikkan oleh negara atas nama agama?

    saya jadi teringat sebuah tulisan pendek ulama sunni …islam adalah 100% benar pendekatan apapun selalu membawa kita kepada kebenaran…50+50=100 60+40=100 dst. atau islam itu bagaikkan sebuah kebun buah kita masuk kedalamnya kita bebas memilih yang suka anggur silahkan memetik, duku silahkan mengambilnya. Dengan kata lain dalam wahabi ada kebenaran, dalam syiah ada kebenaran, dalam sunni pun ada kebenaran…mungkinkah ini yang Nabi SAW ingin sampaikan kepada kita??? wallahu a’lam

  955. Setiap yang tidak suci pasti tidak sanggup menampung (mengelola) Kebenaran (Mutlak)…

    Salam Damai

  956. @cahaya musafir

    Saudaraku seagama.
    Dalam blog ini kalau saya tidak salah tangkap, bahwa kita berdiskusi untguk mencari kebenaran dalam menjalankan ibadah pada Allah Apakah sudah benar apa yang kita amalkan sesuai anjuran Rasulullah atau ada yang keliru akibat penyampaian yang keliru.
    Dan tidak kita berdiskusi kekuasaan (politik) yang dipimpin oleh Syiah atau Suni atau Wahabi. Kita membicarakan apakah HAKEKAT atau SYARIAT ISLAM yang sampai pada kita atas petunjuk Rasul dan disampaikan pada kita oleh syiah/suni/wahabi BENAR atau TIDAK.
    Kalau berbicara tentang KEKUASAAn pasti ada tujuan dan pamrih untuk kepentingan PENGUASA,
    Mereka tidak IKHLAS. Dan yang mampu menjalankan KEKUASAAN (politik) dan AGAMA sekaligus hanya Rasulullah SAW dan ULIL AMRI, Dan setahu saya SP tidak berbicara soal mahzab Syiah tetapi yang menjadi FOKUS adalah bagaimana padangan Syiah dan Suni terhadap Ahlulbait sebagai sentral sesudah Rasulullah SAW/ dalammenyebaran Islam.
    Wasalam

  957. @cahaya musafir

    pertama sekali saya cuma mau bilang komentar anda tdk pas dengan judul/artikel diatasnya.sehingga rasa kurang adil jika dimuat disini atau lebih tepatnya tdk pada tempatnya.
    utk sedikit meberi gambaran ttg ayatollah hussain motazeru perlu juga antum baca beberapa artikel pembanding. satu hal yg pasti Murid Imam khomeini tdk lah mesti punya kualitas yg sama seperti gurunya, sama halnya dengan Murid2 Rasul Saaw.
    Ayatullah Hussain Motazerri tdk setuju dengan konsep waliyatul faqih, hampir sama dgn pendapat ayatullah Sistani ini tdk jadi soal karena teori ini hanyap metode/cara menjelang kedatangan Imam Mahdi as, karena dlm terminologi syiah Imam Mahdi as lah yg berhak dan punya otoritas mengatur sistem ini.

    Tapi jgn anda LUPA bahwa sistem Waliyatul Faqih ini adalah formulasi yg dibuat/usulkan utk koreksi terhadap sistem demokrasi barat.

    Dan sistem ini ditentukan Secara REFERENDUM oleh rakyat Iran dengan suara setuju lebih dari 80 -90%, itu pun setelah mereka dijarkan baca tulis, karena saat Syah iran jatuh yg bisa baca tulis rendah. jadi refferendumnya TERTULIS bukan coblos.

    Ini sdh konstitusi negara, Oleh karenanya setiap pelanggaran terhadap konstitusi negara dimanapun negaranya maka itu ada konsekuensi HUKUMNYA. inilah yg anda katakan sebagai “perlakuan ”

    Tahukan anda saat Rahbar ayatullah Khameinei memerintahkan utk menggugat hasil pemilu lewat pengadilan (MK versi indonesia) dan menghentikan demo anarkis dijalan2. tapi beliau dan pengikutnya malah membangkang dan tdk menggunakan saluran hukum yg seharusnya.

    kekalahan kubu ulama “Borju” dengan hasil telak dgn selisih kurleb 70% vs 30% dari ahmadinejad
    jelas sangat tdk mungkin bisa menang di pengadilan. oleh karenanya mereka tdk mau menggunakan jalur ini.

    sekali lagi, Pelanggaran terhadap hukum positif di Iran tetaplah pelanggaran dan ada konsekuensi hukumya. karena ini bukan diskursus tapi sdh pelanggaran Hukum positif…

    berikut link yg mungkin berguna buat anda

    Montazeri “Titip Kedengkian” Dalam Ketegangan Politik Iran

    Pendukung Mosavi Tak Indahkan Seruan Ayatullah Khamenei


    walllahu alam

  958. ass wr.wb semua,

    @truthseeker08
    terima kasih utk saya diingatkan kembali

    @chany
    anda benar saya sepertinya telah menyimpang dari topik bahasan dan benar laman mas SP ini tidak berbicara mengenai kekuasaan dan penguasa. akan tetapi bukankah titik tolak perbedaan sunni dan syiah diawali dengan peristiwa saqifah? dan bukankah suatu negara yang berlandaskan islam harus mampu menunjukkan keunggulan atas konsep pengelolaan kenegaraannya dibandingkan dengan negara yang bukan berlandaskan islam. jujur bukan dalam porsi saya untuk menilai tapi saya hanya bertanya di forum yang mungkin tidak tepat ini

    @bob,
    terima kasih atas link-nya…
    Dalam biografi ayatollah khomeini, seseorang dapat dengan jelas melihat betapa beliau menjunjung tinggi uu negara perancis yang bukan berlandaskan islam. dengan tidak berkurban kambing dibelakang rumah pengasingan beliau sebagai contohnya mengingat hukum perancis melarangnya, mengenai kesederhanaan hidup beliau saya pikir semua orang yang mengenalnya pasti mengetahuinya.
    Link yang anda berikan mungkin benar mungkin juga tidak, sedikit melengkapi link yang anda berikan perseteruan ayatollah hosein montazeri dikarenakan, konon, sakit hati beliau meskipun beliau merupakan calon pengganti ayatollah khomeini akan tetapi beliau montazeri tidak bergelar sayyid sehingga keputusan sebagian ulama tidak berpihak kepadanya? bagaimana dengan surat yang beliau tunjukkan kepada imam khomeini tentang hukuman atas tawanan politik? bukankah Nabi SAW sendiri tidak pernah memiliki tawanan politik…bagaimana dengan peristiwa fathu makkah? bukankah tawanan politik diberikan amnesti kecuali beberapa yang Allah kehendaki?sekali lagi bukan dalam porsi saya untuk menilai…

    Bila memang sebagai murid ayatollah hosain ali montazeri berbeda pendapat dengan guru beliau dikarenakan kualitas beliau tidak sama dengan sang guru seperti yang anda tulis, apakah kemudian hal ini menjadi dasar pembenaran untuk mencabut hak-hak beliau sebagai warga negara dan ulama?

    saya tidak mengerti bagaimana mungkin seorang dengan gampang memberi penilaian atas pribadi beliau berdua…beliau berdua merupakan orang yang Allah pilih untuk membimbing umat dan umat sepatutnya dibebaskan untuk memilih siapa ulama yang akan diikuti dan negara sepatutnya memberikan keleluasaan bagi para ulama untuk menyampaikan pesan-pesannya…

    wallahu a’lam

  959. @cahaya musafir
    Sekali lagi saya sampaikan kita tidak akan terjebak pada pertentangan/perbedaan Syiah/Suni.
    Anda mengatakan bahwa asal mula perbedaan adalah peristiwa Sagifa.
    Bagi kami yang mencari kebenaran, akan ber-tanya2 dan menganalisa. Apakah benar tindakan segolongan pengikut yang mengatakan Sami’na wa atha’na kepada Rasulullah berebutan kekuasaan, sedangkan jasad Rasul belum dimakamkan.
    Bagaimana menurut anda? Apakah BENAR tindakan mereka tsb. INGAT bahwa mereka kita sebut sebagai SAHABAT TERDEKAT. Wasalam

  960. ane perhatikan disini yang paling kenceng ucapannya chany, truthseker,bob..sekarang ane mau tanya sama ente ente semua…supaya ente bisa lebih mengeksplore kebenaran menurut ente, berani ga kalo ente diajak diskusi terbuka dengan ustadz2 wahhaby? ane bisa atur waktunya, bahkan ane bisa atur supaya masuk TV dan Radio dengan mengundang MUI dan tokoh2 Islam, supaya keliatan kalo ente bener2 punya ilmu dan bashiroh, kagak saling tereak, ada beberapa ustadz wahhaby yang bisa ente pilih buat dialog, mau sama ustadz Yazid?Ustadz Zaenal Abidin?Atau Ustadz Abdul Hakim?Ustadz Firanda juga insya Alloh bisa hadir kalo waktunya tepat…silahkan ane undang antum yang ane sebut sekaligus pemilik blog ini. Salafy da’wahnya terbuka kagak sirriyah, ustadz2 nya real, mudah diajak dialog dan diskusi terbuka, nah ente kan yakin kalo mereka tuh sesat, maka ane ajak untuk dialog terbuka supaya umat tau kalo emang mereka sesat. Jangan cuma seperti Iblis, ada kesesatannya, ada pemikirannya, ada syubhatnya, tapi kagak keliatan wujudnya..ane yakin ente bukan iblis, pasti mau donk ketemuan?apalagi ente sepertinya pinter2 dan ‘alim, tau sejarah banget, makanya umat perlu tau ada ‘alim baru ya ente2 ini, suapa umat tau siapa ulamanya, dan bisa ngambil faidah elmunya…kagak salahkan ane? Ustadz2 wahhaby kagak ada yang majhul, rupanya, kajiannya, majlisnya, udah tersebar, bahkan berani saat diundang MUI dan PERSIS, Lah ente juga mesti berani tampil didepan umat donk, kecuali ente cuma tong kosong yang nyaring bunyinya kayak yang disebut CHANY….ada yang berani??kayaknya kalo ente2 bukan Iblis alias pengusung kebenaran harusnya berani donk…

  961. @212
    Splahkan. Supaya anda tahu bahwa kami selalu ingin mendapat kebenaran.
    Komentar anda atas diskusi kami selam se-akan2 menghina paham anda. Tapi anda tidak memperhatikan cara konco2 anda berdiskusi, Silahkan anda munculkan ustadz2 anda. Kami akan melayani selama mereka berdiskosi dengan ETIKA berdiskusi. Wasalam

  962. @chany : coba ungkap akun facebook ente, ustadz firanda ada di fb,nnt kita add…

  963. @212
    Maaf ya saya tidak berminat di facebook hingga saya tidak pernah mengetahui mengenai facebook. Wasalam

  964. Koq saya dibawa2… 😀
    Kayaknya saya tidak tampil mewakili golongan manapun.

    Btw, masalah tantang menantang kayaknya gak feasible deh..
    Semua kemungkinan sudah pernah terwakilkan.
    Sunni menantang Syi’ah; sudah ada
    Syi’ah menantang Sunni; juga sudah ada.
    Sunni menantang Salafy; sudah ada.
    Salafy menantang Sunni; juga sudah ada.
    Syi’ah menantang Salafy; sudah ada.
    Salafy menantang Syi’ah; juga sudah ada.

    Masing2 pun sudah mengeluarkan bukunya masing2 untuk mengklaim mazhabnya yang paling benar.

    Kalau ada dari syi’ah yang mulutnya kasar, maka begitu juga di Sunni maupun Salafy.
    Jadi tidak perlu kelewat tegang. Abaikan mereka yang tidak tertib, komentari saja mereka yang tertib dan yang bisa diharapkan bisa memberi jawaban yang argumentatif.

    Salam damai

  965. Saya dari Persis, mengucapkan salut sama ustad-ustad salafy dalam kegigihannya membela sunnah.. sekali lagi salut.. teruskan.
    Setelah 3 bulan berturut-turut berdebat dengan teman saya yang syi’i (dia lagi s3 sekarang di Iran).. begitu tambah yakin akan kebenaran ahlus sunnah wal jama’ah..
    Ternyata pergumulan syi’ah-sunny sudah berlagnsung sejak jaman sahabat.. dan pertentanganpun terus berlanjut sampai sekarang. Yang ini mengeluarkan buku- yang itu membantahnya..
    Dan ternyata mudah saja mengindentifikasi syi’ah rafidhah yaitu : 1. berbohong dalam berhujjah; 2. mengambil ayat dan hadits sepotong-sepotong; 3. memutar balikkan fakta.
    dan itu yang aku dapati, Wallohu A’lam bishawab. Hanya kepada Allohlah dikembalikan segala sesuatu. Dan nanti kelak Alloh akan memutuskan tentang apa yang kamu perselisihkan..
    Silahkan berpegang dengan keyakinannya masing2.. dengan catatan bener gak antum yakin?

  966. mumet gan…. aku mumet baca comment2nya disini. ehm… bagiku sunni dan shia sama-sama muslim, gunakan hati dan pikiran untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah.
    aku pilih “just muslim” dibilang nggak tahu apa2 sedih.. padahal wa mumet mo sunni pa shia.
    Toh… Allah menjanjikan yang masuk surga bukan aliran sunni atau shia, tapi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
    aku punya temen dari Iran, aku tanya2 bab shia dia jawab, n dia nggak memandang buruk sunni, mereka menganggap sunni juga saudara muslim, tapi giliran wa tanya yang sunni mereka bilang shia bukan muslim. sedih… wong jelas2 kitab Al Qur’annya sama kok (aku tanya nih), ngerjain sholat juga, hajji juga, zakat juga, ehm…
    Eh..hadist ini:
    sabda Rasulullah saw : “Tiadalah datang hari kiamat kecuali beradunya dua kelompok besar, dan keduanya membela hal yg sama” (Shahih Bukhari),

    == kayanya emang akhir zaman deh, klo menurut pikiranku sih, terus.. 2 golongan disini kayanya sunni and shia. tapi yang dibela aku belum tahu. Siapa tahu klo Palestina. hehe..serem kita kan umat akhir zaman,… drpd ngeributin sunni-shiah mending perbanyak menanam kebaikan antar sesama, beribadah yang baik, jgn saling hina.
    Udah ah…masih pengen nulis panjang sih.. tapi aku saran saya hargai perbedaan pendapat, kita diskusi bukan untuk cari siapa pemenang, tapi cari solusi. gitu aja ya..

  967. Kalau seorang mukmin sudah tentu cinta Rassul,kalu cinta rassul sudah pasti cinta Ahlul baitnya,kalau cinta ahlul bait nya so pasti tdk akan emncaci maki sahabat rassul..kalau masih ada yg mencaci memng nya Lo ikut berjuang menegakan Islam..

  968. @ Reno

    O begitu ya. Kalo Muawiyah gimana? Muawiyah adalah orang yang mentradisikan pencaci makian terhadap Imam Ali selama masa kekuasaan dinasti Umayyah. Berarti jelas dong Muawiyah tidak ikut berjuang menegakkan Islam…

  969. @ lintas mazhab

    Apakah berarti: karena Muawiyah mencaci maki Ahlul Bayt maka jadi wajib bagi anda untuk mencaci maki Muawiyah (bahkan sahabat?).
    Apakah jika begitu bisa saya simpulkan bahwa anda sedang mencontoh akhlak Muawiyah?.

    Salam damai

  970. laknatullah atas musuh2 (yazid n muawiyah)ahlulbait
    apakah ini termasuk caci maki?

  971. Mencaci (maki): Mengeluarkan perkataan buruk, perkataan yang menyebabkan orang marah.

    Al-An’am : ayat 108

    ” Dan janganlah kamu memaki sesembahan yg mereka sembah selain Allah, kerana mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik perbuatan mereka. Kemudian kepada Tuhan, tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yg telah mereka kerjakan.”

    Mari kita periksa, apakah kata tsb akan menyebabkan serangan balik (mengakibatkan ada yang mencaci ahlul bayt?).
    Tidak sedikit saya temukan mereka yang membela Muawiyah cs, mencaci ahlul bayt sbg respon/kemarahan mereka.

    “… maka adakanlah perdamaian di antara saudara-saudaramu, dan takutlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (al-Hujurat: 10)

    Apakah perkataan tsb menuju kepada [erdamaian ataukah permusuhan dan perpecahan?

    Yang tidak masuk akal di saya adalah, apakah manfaat bagi (oknum) syiah dengan memasanga gelar/olok2 tsb?
    Apakah dengan begitu syiah menjadi mulia? apakah dengan begitu hati menjadi suci?
    Apakah para imam mencontohkan? Kepada siapakah kalian mencontoh?
    Kalau kalian menganggap itu sebagai ibadah kenapa harus ditunjukkan kpd orang lain?

    Apakah jika si Fulan maling, maka kita ubah namanya menjadi Fulan Maling dan mengucapkannya selalu di depan anak istrinya?

    Silakan baca juga komentar2 dari wahabi kampret cs.

    Salam damai

  972. @cahaya musafir

    saya tdk paham dan tdk habis mengerti, anda membaca tulisan saya atau tdk. sehingga kesimpulan anda seperti org yg tdk membaca jawaban saya.

    jelas sekali bahwa saya menyebutkan Ayatullah mutazerri melakukan PELANGGARAN HUKUM positif.
    bahwa setelah itu ada konsekuensi beliau harus bertanggung jawab, knp pula anda melarikan kepersoalan diskursus pemikiran…

    Dan siapa bilang hak keilmuannya dicabut ? beliau tetap menjadi Marja terutama pada kelompok anti ahmadinejad…dari mana anda berkesimpulan seperti itu. cuma yg mentaklidi beliau tdk sebanyak Muqollidnya Ayatullah Khamenei’, jgn suka membuat fitnah..kawan…

    Setiap pelanggaran konstitusi dan Hukum di Iran knp dan pemberian hukum atas pelanggaran itu anda asosiasikan semua pada Imam Khomeini sebagai figur yg identik dengan Rasulullah saww?

    dimana logikanya..Apakah anda mau mengatakan bahwa hukum itu ada ditangan Imam khomeini ?
    salah bro…masalah peraturan itu ada institusi sendiri beliau pada tingkat terakhir mengkoreksi itu bila di waliyatul faqih ditemukan ketidaksesuaian dgn hukum islam. eksekusi pelaksanaannya diserahkan pada lembaga yg bertanggung jawab.

    Anda sok demokratis tapi pikiran anda meminta Imam khomeini bertindak otoriter,,,logika macem apa ini…

    Anda melakukan kesalahan berfikir Om, Rasulullah saww memaafkan semua kesalahan yg berkaitan dengan kesalahan kepada beliau pribadi, tapi yg berkaitan dengan hukum yg sdh disepakati atau hukum Allah tdk ada kompromi, hukum harus ditegakkan.

    Bahwa kemudian kelompok Sosialis dan komunis di Iran sebelumnya diberi kesempatan memerintah lebih dahulu contohnya Bani sadr, tapi setelah mereka melakukan pelanggaran konstitusi maka mereka harus bertanggung jawab.

    apakah anda bermaksud mengatakan bahwa setiap pelanggaran di maafkan saja, walau kita sdh memiliki aturan yg sdh disepakati…
    negara macam apaan yg ada dlm benak anda …hehehehehe…

    @212
    ente kebanyakan omong, tahun 2010 itu ada seminar tema besar nya adalah epistemologi hukum islam , ini bukan perdebatan mahzab cuma pemaparan konsep masing2 kelompok/mahzab.

    Kelompok salafy yg anda banggakan itu TDK Datang Mas, dgn alasan yg tdk jelas padahal sdh diundang…
    jadi nggak Usah melempari Rumah org ,kalau rumah ente terbuat dari kaca…

  973. @Truthseeker 08

    Kata-kata mana saya yang menunjukkan bahwa saya mencaci maki Muawiyah? Saya hanya menunjukkan bahwa logika mas Reno bisa berbalik menjadi bumerang pada mereka sendiri bila diterapkan secara konsisten. So saya tidak mencaci siapa pun, saya hanya mengkritisi logika mereka.

    Lagi pula Anda kayaknya agak sensitif. Tolong dibedakan antara mencaci dan mengkritisi. Saya harap anda bisa membedakan keduanya.

  974. @lintas mazhab

    Maaf komentar saya tidak khusus ditujukan kepada anda.
    Komentar saya bersifat umum dan menanggapi pertanyaan aldj.
    Mengenai apakah komentar saya adalah reaksi saya, krn saya sensitif? ahhh anda sedang bicara sesuatu yang relatif. Bisa saja anda benar, namun juga bisa saja saya biasa2 saja dan anda kasar.. 🙂
    Namun yang jelas sepertinya bukan hanya saya yang “risih”,/i> dengan olok2 yang ada.
    Di bagian awal tulisan saya, saya mengutip definisi mencaci dari kamus bahasa Indonesia (tidak perlu kita berdebat ttg ini jika anda tidak setuju)…:)
    Namun, kalau anda saya terlalu sensitif, maka bagaimana jika olok2, cacian tsb disematkan kpd idola2 syi’ah? Jika anda tidak keberatan, maka saya akan mengevaluasi ulang tingkat sensitivitas saya.

    salam damai

  975. Sunni dan Syiah sudah saatnya menuju persatuan Islam yang mempunyai dua makna : Pertama, dalam menghadapi musuh-musuh Islam, seluruh kaum muslimin dengan aqidah dan fiqih masing-masing harus benar-benar kompak, saling membantu, bekerjasama dan satu pemikiran. Kedua, masing-masing penganut aliran Islam berusaha untuk saling mendekat dengan sesama Muslim sehingga tercipta kesepahaman dan saling mengkomparasikan pandangan fiqih masing-masing. Banyak sekali fatwa Fukaha dan Ulama yang bisa berdekatan dengan hanya membuat sedikit penyesuaian, tentunya dengan melalui pembahasan fiqih secara mendalam seperti yang ada didalam situs ini yg menyajikan aqidah Sunni, namun dapat dimengerti oleh semua aliran Islam.

    Wassalam

  976. @Truthseeker 08

    Saya sebenarnya hanya menanggapi formulasi logika yang disampaikan mas Reno

    Kalau seorang mukmin sudah tentu cinta Rassul,kalu cinta rassul sudah pasti cinta Ahlul baitnya,kalau cinta ahlul bait nya so pasti tdk akan emncaci maki sahabat rassul..kalau masih ada yg mencaci memng nya Lo ikut berjuang menegakan Islam..

    Nah, sebagai variabelnya saya masukkan tokoh yang cukup terkenal di dunia Islam : Muawiyah bin Abu Sufyan. Seperti kita ketahui, berdasarkan hadis-hadis dan riwayat yang shahih, Muawiyah adalah seorang nashibi yang gemar mencaci maki Imam Ali. Maka hasil dari formulasi logika mas Reno di atas dengan variabel Muawiyah adalah :
    “ memng nya Lo ikut berjuang menegakan Islam..”

    Saya hanya menunjukkan kalo mas Reno konsisten dengan formulasi logikanya tersebut maka bisa menjadi bumerang yang menghantam tokoh pujaan Salafi-Wahabi itu. Jadi saya tidak mencaci maki Muawiyah, saya hanya mengkritisi logika mas Reno. Itu saja.

    Tapi sayangnya Anda menilai kritikan saya tersebut sebagai bentuk cacian terhadap Muawiyah. Maka saya pun menilai, anda gagal untuk membedakan mana cacian dan mana kritikan. 🙂

  977. Sejak seribu tahun lalu, Syiah dan Sunni diadudomba. Satu pihak menulis buku yang menghujat pihak lain. Terjadilah aksi saling melecehkan kehormatan, sehingga pemikiran akan permusuhan meresap ke lapisan masyarakat awam, baik Syiah maupun Sunni. Kondisi latar belakang pemikiran seperti ini lantas dimanfaatkan oleh musuh untuk menciptakan perpecahan antara dua kubu Islam yang besar. Inilah yang terjadi di sejumlah negara Islam. Ulama Syiah dihadapkan pada kondisi yang memaksanya mengungkapkan hal-hal yang bisa memancing emosi masyarakat umum Sunni. Demikian juga sebaliknya, ulama Sunni dipaksa mengucapkan kata-kata yang memancing emosi kalangan umum Syiah. Sayangnya, seperti inilah kondisi di sejumlah negara Islam. Jika para ulama terpanggil oleh rasa tanggung jawab dalam masalah ini dan tidak merasa cukup mengetahui kondisi yang ada, serta tidak pula merasa cukup dengan hubungan persaudaraannya dengan para ulama Syiah, mereka harus mensosialisasikan persaudaraan Islam ke tengah masyarakat umum dan membongkar konspirasi musuh kepada masyarakat. Jika itu terlaksana, pintu bagi musuh untuk melakukan konspirasi di tengah masyarakat akan tertutup.

    Wassalam

  978. @lintas mazhab

    Maafkan saya salah.

    Salam.

  979. @Truthseeker08
    bgmn dgn ayat mubahalah(qs;alimron 61)

  980. @aldj
    …semoga la’nat Allah ditimpakan kepada yang dusta.

    1. Disini kita malah melihat bahwa tidak ada person yang disebut. Yang dilaknat adalah sifat buru (berdusta yang berakibat fatal)
    2. Perintahnya spesifik.
    3. La’nat disini bukan gelar yang disandingkan di belakang nama seseorang (terlebih lagi sudah meninggal).
    4. La’nat Allah disini sebagai ancaman hukuman sebelum dilakukannya mubahalah (bukan cacian).

    Kasus2 khusus yang spesifik tidak bisa dipakai secara general terlebih lagi ketika itu bertentangan dengan AQ itu sendiri. Ini yang saya ketahui yang diajarkan AQ dan dicontohkan oleh Ahlul Bayt
    1. Menjaga perdamaian.
    2. Menjaga lisan.
    3. Mendoakan semoga diampunkan alih2 melaknat.
    4. Memaafkan alih2 mencerca/mendendam.
    5. Berakhlak mulia.

    Salam damai.

  981. @Yang punya blog ini:
    tidak bisa jawab pertanyaan inyong,..

  982. @Truthseeker08

    Maafkan bila ada kata-kata saya yang tidak pantas.

  983. @Truthseeker08
    kt anda:
    . Disini kita malah melihat bahwa tidak ada person yang disebut. Yang dilaknat adalah sifat buru
    kt sy:
    utk kasus tsb memang betul,tp toh asbabunnuzul utk mereka.
    tp ada kasus yg justru sebaliknya,yaitu hadits mengenai allah melaknat muawiyah n hadits allah melaknat abusofyan n muawiyah.
    kt anda:
    . La’nat disini bukan gelar yang disandingkan di belakang nama seseorang (terlebih lagi sudah meninggal).
    kt sy
    sy jg tdk menganggapx sprt itu.
    menurut sy ucapan tsb dikarnakan kita mengingat apa yg telah mereka perbuat atas rosul n ahlulbaitnya.
    kt anda:
    La’nat Allah disini sebagai ancaman hukuman sebelum dilakukannya mubahalah (bukan cacian).
    kt sy:
    menurut sy tdk ada masalah antara sblum n sesudah mubahalah,
    yg jd mslh hati mereka ttp condong kpd kedustaan.
    contoh hadits yg sy sampaikan sdh merupakan hukuman.
    jd kita msh blum bisa membuat kesimpulan dulu bhw laknat allah adalah suatu caci maki.
    salam damai

  984. @aldj

    Bukankah kita diajarkan untuk membenci perbuatan buruk bukan orangnya?

    Melaknat mereka yg sdh wafat bukankah berarti melaknat orangnya? Bagi seseorang yg sdh wafat, perbuatan buruk apa lagi yg bisa dilakukannya?

    Salam

  985. @armand
    menurut sy ucapan tsb dikarnakan kita mengingat apa yg telah mereka perbuat atas rosul n ahlulbaitnya.

  986. @lintas mazhab
    Pantas..pantas.., tidak ada yang tidak pantas…. 🙂

    Salam damai

  987. @aldj
    Mari kita mengambil pelajaran dan hikmah dari cerita penaklukan Mekkah. Temukan pesan yang Rasulullah SAW sampaikan kepada kita.
    Kita semua tahu bagaimana peran Abu Sofyan dalam menentang dan menghalangi Rasulullah menyiarkan Islam. Kita juga seberapa besar kebencian mereka (termasuk Hindun). Kita juga tahu seberapa besar kegeraman umat ketika itu kepada keluarga tsb (janganlah kita merasa lebih layka untuk geram dan marah kepada keluarga tsb, krn tidak sedikit jiwa sahabat dan keluarga mereka yang jadi korban mereka). Namun, ketika Mekkah ditaklukan, apakah yang Rasululllah putuskan? Suatu kemenangan fenomenal yang menjadi sempurna dg adanya pengampunan atas Abu Sofyan sekeluarga (bahkan diberi penghormatan rumahnya menjadi tempat berlindung kaum kafir) ==> dari peristiwa ini saja jika semua manusia jujur, maka semua manusia akan berlomba2 masuk Islam alih2 mereka melakukan penghinaan dan pendustaan atas figur Sayyidil Wujud Muhammad SAW.
    Sekarang bayangan reaksi umat (sahabat) saat itu. Dan kita tahu bahwa tidak sedikit yang bereaksi sebagaimana kita sekarang (tidak sedikit yang meninggikan suaranya atas Nabi SAW).
    Namun alhamdulillah sekejap mereka menyadari bahwa ketaatan dan kecintaan kepada Nabi SAW harus diatas segala nafsu mereka.
    Dimanakah Imam Ali krw as saat itu, dan bagaimanakah reaksi beliau as ketika mendengar bahwa orang yang memakan jantung pamannya di maafkan?.
    Wahai maaf, engkau hanya 4 huruf namun betapa berat untuk memanggulmu. Engkau menjadi hiasan bagi ahlul bayt

    *banyak yang dipanggil hanya sedikit yang datang*

    “Bila engkau beroleh kemenangan atas musuhmu, jadikanlah pengampunanmu atas dirinya sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangan itu” (Imam Ali as)

    Salam damai.

  988. @aldj

    Apakah memang mas berkeyakinan bahwa utk mengingat atau katakanlah meningkatkan kecintaan kita kepada ahlulbait Rasul saw adalah dgn melaknat musuh2 mereka?

    Apakah mas merasa ini bukan sesuatu yang keterlaluan dan penyelewengan?

    Bisakah mas menggambarkan bagaimana menyatunya rasa benci dan cinta itu dalam jiwa kita, sementara keduanya adalah jiwa-jiwa yang berlainan yg sangat bertolak belakang. Satu adalah nafsu ammarah yg satu adalah nafsu mutmainnah?

    Salam

  989. Truthseeker08
    apa yg anda sampaikan benar adanya.
    tp permasalahannya anda sdh memasukan ucapan laknat allah trhadap mereka adalah bagian dr caci maki.
    padahal sy mengajak anda berdiskusi dlm “apakah ucapan laknat allah terhadap mereka(musuh2ahlulbait) adalah termasuk caci maki?”
    dan anda juga jgn dulu mengambil kesimpulan bhw sy jg telah mencaci mereka
    intinya sy juga tdk setuju dgn caci maki trhdp siapa pun
    salam damai…

  990. @armand
    mas apakah doa kunut imam ali trhdp muawiyah n amr bin ash agar allah menghukum mereka adalah bag dr kebencian imam ali trhdp mereka?
    dan apakah anda akan katakan bhw imam ali menggunakan nafsu amarah?

  991. @aldj

    Mas aldj yang sy cintai, mohon maaf jika diskusi ini berkembang lbh jauh.

    1. Imam Ali as tdk perlu mengungkapkan kebencian kepada musuh ahlulbait utk mengingat ahlulbait karena beliau sendiri adalah ahlulbait.

    2. Doa qunut beliau as yang berbunyi “Ya Allah hukumlah Muawiyah dan pengikutnya, Amru bin Ash dan pengikutnya, Abu As Sulami dan pengikutnya, Abdullah bin Qais dan pengikutnya”. (https://secondprince.wordpress.com/2010/02/05/doa-qunut-imam-ali-terhadap-muawiyah-dan-amru-bin-ash-beserta-pengikut-mereka/) adalah bukan menunjukkan kebencian kepada muawiyyah dan sekutu2nya. Karena kebencian adalah buah nafsu amarah, sementara riwayat2 yg kita dapati serta jaminan dari Allah swt dan Nabi-Nya bahwa beliau as selalu terjaga dari sifat2 buruk ini. Kayaknya kita sepaham dalam hal ini.

    3. Jika memang “pelaknatan” yang mas maksud tidak disertai dgn kebencian dan tidak lebih sedikit pun dari apa yang diucapkan oleh Imam Ali as, maka sy kira tdk ada yg perlu diperdebatkan lagi di sini dan sy mohon ma’af jika sdh berprasangka.

    Sehgg yg perlu diklarifikasi adalah model pelaknatan spt apa yg mas pahami.

    Salam

  992. Assalamualaikum wr.wb.
    Saya merasa diri saya bukan syiah, namun beberapa bulan terakhir saya mengalami pergumulan batin yang hebat. Saya menjadi sangsi terhadap 3 khalifah setelah Nabi Muhammad SAW.banyak cerita2 miring tentang mereka bertiga. awalnya saya tidak percaya,tapi setelah saya berpikir tentang kondisi bangsa arab sekarang (yang notabene pewaris secara moral kekhalifahan), saya merasa benar2 sangsi apakah pantas menjadikan mereka panutan???bangsa arab berkelakuan sangat bar2 terhadap TKI2 kita,saya merasa mereka tetap berada di zaman jahiliyah,,saya pun teringat kepada kisah2 ada khalifah yang membakar rumah orang karena penghuninya tidak shalat di masjid,kisah2 pembantaian abu bakar terhadap pengikut musailamah, (nabi saja tidak mau membunuh tapi berdiplomasi) dan kisah2 yang menurut saya membuat mngernyitkan dahi,,dan semua kisah itu terjadi di bawah kepemimpinan 3 khalifah pertama,saya rasa radikalisme Islam sekarang adalah buah dari apa yang ketiga khalifah pertama ini lakukan,,,,

    saya merasa di bawah tiga khalifah ini, Islam mulai berubah,,Islam tidak menjadi Islam Universal, tapi menjadi Islam versi masing2 khalifah,,jiwa jahiliyah bar-bar yang terpendam selama ini di bangkitkan lagi oleh ketiga khalifah,,Islam tidak lagi damai tapi bermuka keras,kejam,haus darah, dan berhasrat menaklukan,,,,

    tapi apapun,itu hanya opini saya,,saya hanya mencoba menggunakan akal dan hati nurani saya,,,

    saya merasa saya masih sunni, namun dalam praktek keseharian saya mulai membedakan mana2 ajaran dan tuntuna yang datang dari nabi Muhammad dan mana2 yang muncul semasa 3 khalifah tersebut,,,

    Waalikumsalam wr.wb.

  993. @nasser
    mari sama2 kita mencari kesempurnaan ahlak

  994. Saya tidak ikut campur anda akan bermazhab apa, namun karena anda sudah menulis disini, maka saya tertarik untuk mengomentarinya.
    Cara anda menilai kesalahan ajaran/mazhab sunni dari yang anda tulis, rasanya tidak tepat.
    Kondisi politiklah dan fanatisme mazhab yang telah mengkutubkan sunni dan syi’ah sebagai mana yang anda sebutkan. Apakah ketika ada pemerintahan (yang mengaku) syi’ah berbuat salah maka syi’ah menjadi salah?
    Jika ditarik lebih jauh maka cara pikir tsb akan membawa pada kesimpulan, apakah Islam diwakili oleh negara (yang mengaku) Islam?.

    Ketika anda berlabuh di sunni maka berlabuhlah dengan benar. Ketika anda berlabuh di syi’ah maka berlabuhlah dengan benar.
    Ketka menjadi sunni, jadilah sunni yang berakhlak, ketika menjadi syi’ah jadilah syi’ah yang berakhlak.
    Kebenaran pada sesuatu bukanlah karena anda melihat kesalahan pada seterunya.

    Salam damai

  995. orang yg berpengetahuan adalah orang yg mengetahui perbedaan2.

    meyakini bhw apa yg selama ini dipegang adalah yg paling benar adalh sesuatu yg dibenarkan.
    tp meyakini bukan merupakan fanatisme.
    meyakini yg dimaksud adalah berdasarkan ilmu.
    sesuatu yg luar biasa apabila seseorang berhijrah dr suatu pemahaman ke pemahaman yg lain krn mengetahui bhw ada yg lebih benar dr yg sebelumnya.
    tp memang tetap sj tujuan akhir adalah kesempurnaan ahlak

  996. Ass. Wr.Wb
    Klo menurut saya sebagai seorang muslim yang memang hanya sebagai penerus dan bukan sebagai saksi mata perkembangan islam, dimana dalam perkembangannya tidak luput dari gerusan jaman/sejarah, politik, hasrat dll. Maka kita jalankan hukum-hukum Allah (AlQuran dah Sunah) Jalankan Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dan Ibadah2 lain seperti yg kita lakukan menurut ilmu/pedoman/tatacara yang telah kita dapatkan sambil mencari Ilmu kembali tentang mengenai tuntunan ibadah2 tersebut dari berbagai sumber, lalu ambil mana yang menurut hati dan pikiran kita terasa nyaman dan kita jalankan dengan sebaik2nya, dan serahkan semuanya kepada Allah atas segala apa yang telah kita jalankan.
    Manusia diberi hati dan pikiran sehingga wajar timbul segala macam pendapat. hindari memaksakan bahwa sesuatu pendapat yang paling benar (sekali lagi karena kita bukan sebagai saksi mata, dan Allah maha mengetahui).
    Tapi sepenuhnya kita yakini Allah swt Tuhan ku, Al Quran Kitab ku dan Rosul akhir Muhammad saw.

    Manusia berusaha semoga Allah membimbing dan menentukannya.
    Kata bang Ali Nurdin (dalam Islam KTP). ada rahasia dibalik rahasia. itulah kehendak Allah agar manusia dalam menyikapinya dengan baik dan tak berlebihan krn Allah tidak menyukai sesuatu yg berlebihan.

    Wassalam.

  997. setuju mas Budi. 🙂

    salam damai

  998. @aldj

    Laknat Allah bukanlah suatu caci maki. Allah melaknat seseorang atau suatu kaum disebabkan orang / kaum tsb berbuat dzalim yang telah melampaui batas.

    Yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil iktibar agar kita tidak terjatuh ke dalam kedzaliman yang sama sebagaimana yang dilakukan orang/ kaum tsb sehingga bisa saja tanpa kita sadari kita akan mendapat laknat yang sama.

  999. @ Nasser

    Katakanlah kita sedang mem”format ulang” pemahaman dan keyakinan kita, maka pertanyaan pertama yang muncul untuk melandasi keyakinan kita adalah : Apakah/ siapakah pedoman kita? Sebagian besar umat Islam tentu akan menjawab : Al Quran dan Sunnah Nabi. Tapi benarkah demikian?

    Sebagian besar umat Islam terlahir dalam keluarga yang bermazhab Sunni dan biasanya lebih familiar dengan kitab-kitab dan kaidah keilmuan Sunni. Maka tidak ada salahnya bila terlebih dahulu kita memakai sumber Sunni untuk menjawab pertanyaan di atas.

    Seperti kita ketahui, blog mas SP ini menggunakan kitab2 sunni sebagai obyek analisisnya dan kaidah keilmuan hadis sunni sebagai pisau analisisnya. Kita dapati dalam blog mas SP ini beberapa artikel yang sesuai untuk menjawab pertanyaan di atas, antara lain (silakan lihat pada daftar artikel):
    1. Analisis Hadis “Kitab Allah dan SunahKu”
    2. Hadis Tsaqalain
    3. Tinjauan Ulang Hadis Tsaqalain
    4. Kekeliruan Hafiz Firdaus Dalam Memahami
    Hadis Tsaqalain
    5. Kekeliruan Ibnu Taimiyyah Terhadap Hadis
    Tsaqalain

    Silakan dilihat bagaimana hasil analisisnya.

    Itu baru hasil analisis dari sumber Sunni. Bagaimana menurut sumber Syiah? Untuk lebih
    mudahnya silakan dicari pada blog-blog Syiah. (Yang benar-benar blog Syiah lho, banyak tuh orang2 yang anti Syiah tapi memakai nama Syiah dalam pembuatan blog atau situsnya).

    Meneliti dan membandingkan satu pemahaman dengan pemahaman yang lain akan membawa kita untuk memahami persamaan dan perbedaan pemahaman2 tsb yang pada akhirnya akan menuntun kita untuk mengetahui pemahaman mana yang benar atau setidaknya lebih benar dari pemahaman yang lain.

    Jadi sebenarnya bermazhab Sunni, Syiah, Salafi-Wahabi atau yang lain adalah suatu pilihan. Dan memahami atas dasar apa kita memilih adalah suatu “keharusan”.

  1000. Ass Wr Wb

    Sebelumnya saya minta ijin k mas secondprice ..
    sya cuman salut soalnya blog ini bisa bertahan sampe 2010..dan sya nulis ini di 2011..ternyata sya banyak belajar jg dari blog ini..
    dari diskusi2 d atas ternyata perbedaan bisa buat marah,seneng sampe lucu2an..
    Yang pgn sya sampein semoga perbedaan apapun tidak lsg d cap sesat,kafir ato salah arah dan bila masing2 tidak d beri jln keluar pada ahirnya hanya Allah SWT yg bkl menilai semuanya.,smoga kita selalu dlm lindunganNya..

    Wassalam..

  1001. hidup islam ……………………………………………hidup islam………………………………………..hidup islam………………………………………………

  1002. . . . sy print smuanya, 49 halaman, heu

  1003. saya heran baca komen2,sebenar’y pinter2 tp kok kliatan rada2 emosi ya n kadank2 saling hina?
    alangkah indahnya klu Islam bersatu dan tidak berkelompok2 begini,….
    beda mazhab wajar tp jangan dengan enteng’y menvonis salah,kafir dll siapa tahu yg salah itu adalah kebenaran, nah anda bisa bayangkan sebesar apa dosanya?….
    kelemahan umat islam adalah karna tercerai berai, jadi ummat2 yg masih kurang ilmu contohnya saya jadi pada kebingungan…
    wallahu alam, doa yg baik buat anda sekalian, amien…

  1004. @Muhammad Gani
    Anda benae. Mazhab apapun yang dianutnya, apabila diyakini benar tdk perlu dihujat. Karena nanti waktu menghadap Allah masing2 bertanggung jawab sendiri2. Apa sebab mereka membenci mazhab lain karena mereka menjadi antek2 dari negara lain yang takut atas mazhab tsb

  1005. @Muhammad Gani
    setuju
    @chany
    wah tersinggung gua, soalnya wa kaga tau wa mazhad apa, logika mazhab wa kali ^_^.
    karena saya percaya, jika meminta kepada Allah, maka akan diberikan, sekalipun itu adalah hal yang buruk.
    karena jujur, wa ga pernah mikirin soal akhirat, yang wa pikir hanya soal kehidupan, karena saya percaya, apabila kita baik didunia niscaya akan baik pula diakhirat….
    Agama Islam hanya untuk orang2 yang berakal(menggunakan akalnya)
    munggunakan akal bukan berarti menuhankan akal tapi mensyukuri pemberiannya dengan mempergunakannya…

    nabi muhammad, satu2nya nabi yang diberi keajaiban berupa logika, dan menunjukkan perjuangan nabi yang tidak hanya meminta tapi juga berusaha mewujudkan permohonannya….

    mari teman2 kita bersatu membersihkan mekkah dari tangan2 dinasti muawiyah yang jelas2 memanfaatkan umat islam hanya untuk bisnis…
    ini bukan soal syiah ataupun sunni tapi sampai kapan kiblat kita dipimpin sebuah dinasti yang telah memerangi rasulullah…

    coba teman2 pakai logika, sebut saja Muawiyah bin Abu Sufyan…. dia tidak menerima islam ketika rasulullah menunjukkan kedasyatannya dengan membela bulan menjadi dua, tapi ketika mekkah ditaklukkan (yang berhubungan dengan kekuasaan) dia masuk islam.
    tegakkan kembali khilafah dimulai dari mekkah, bukan dinasti…….

    teman2 pasti sudah tidak asing dengan ketik adilan TKW di arab sana, padahal seharusnya disana hak mereka lebih dihormati…….

    mari bersatu, islam hanyalah simbol, yang kita harus bela dan cintai adalah pemilik simbol

  1006. aslmlkm semua.
    sadar g sih kalian semua, apa yg telah kalian lakukan, kalian semua pinter agama, tapi knpa sunni dan syi’ah kalian jdkan sbg ajang perdebatan, liat dri kalian sndri dlu, sudahkah kalian mngenal dri kalian sndri, sdahkah badan ini mengenal allah yg d sembah, g da manfaat kl kalian smw mngeluarkan pndpat sperti ini, emosian, yg penting adlh…bgmn cranya supaya kita mengenl yg kita smbah, dan dr mna kita akn bsa mengenlnya, …debat terus, g da kerjaan lain apa, lbh baik zkir slama kita mengetik tulisan yg bgtu banyak, ku kira itu lbh bermanfaat dr pd adu otak kayak gtu.

  1007. Islam adl RAHMATAN LIL ALAMIN…Mari jd Umat Islam yg tdk mudah mngkultuskan/menghakimi golongn laen…Setiap perjalanan bangsa/golongan adakalanya trjadi distorsi informasi/sejarah…Kita hanya slh 1 manusia brpakaian khilaf/lupa diantara trilyunan hambaNya….

  1008. Islam adl RAHMATAN LIL ALAMIN…..Mari jd Umat Islam yg tdk mudah mngkultuskan/menghakimi golongn laen…..Tiap perjalanan bangsa/ golongan adakalanya mengalami distorsi informasi/sejarah thd penerusnya..…Kita hanyala slh 1 manusia yg sesempurna apapun pst snantias brpakaian khilaf/lupa diantara trilyunan hamba-Nya yang trcipta…..

  1009. muslimin wal muslimat :
    assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu .
    salam salam salam salam salam islammm . (yang terlontar ketika mendengar islam saat pertama kali di benak ku adalah salam saling mengasihi , saling menyayangi)
    tetapi ada apa di page ini ?
    semua yg comment disini muslim ?
    saya sendiri bukan sunni , bukan pula syiah , tetapi ISLAMM SALAM SALAM SALAM .

    jika hukum keagamaan kita tidak lebih baik daripada ahli Taurat dan Injil maka niscaya Allah haramkan Surga bagi-Nya (kutip Injil)

    ‘ulaaaika kal’an am’ (ingat sindiran Allah)
    manakala ketika hewan-hewan gembalaan (sapi, kuda, kambing, keledai, dll) dilepaskan di dalam padang yang lebat , mereka tidak berhujat dan berdebat dalam merumput , mereka merumput bersama .
    sapi : berbeda suara dan olahan dengan kamping, kuda dan gembalaan lain.
    begitu juga kuda dan yang gembalaan lain .
    tetapi ketika dilepaskan bersamaan di dalam padang rumputyang luas , mereka tidak ribut .

    ‘ulaaika kal’an am’ (mereka itu seperti hewan)
    didalam Qu’an Allah menyindir , (mereka) adalah orang yang memperdebatkan hal yang padahal mereka tidak mengetahui hakikat kebenarannya , melainkan hanya pernyataan yang samar-samar .

    Nabi pernah bersabda, : “Sesungguhnya yang halal itu jelas , sedangkan yang haram itu juga jelas.” tetapi nabi juga pernah bersabda :”Sesungguhnya diantara yang halal dan haram itu ada hal yang syuh’bat (samar-samar) , barangsiapa dapat menjauhinya maka itu lebih baik baginya.” (Al-Hadits)

    “yashuddanna kumusy syaithan , innaka lakum aduwwum mubin”
    (jangan pernah kalian dipalingkan syeithan , sesungguhnya ia (syeithan) adalah musuh yang nyata bagiimu.)

    sudah lebih benarkah islam yang dalam keadaan seperti sekarang ?
    bisakah kita asyik saling menghujat, saling mengajukan asumsinya masing-masing sementara kita sendiri belum benar ?
    sistem khilafah sendiri sudah diruntuhkan kapitalisme , masihkah ada hak kita berhujat ?
    tegakan dulu sistem islam (khilafah) , barulah kita merasakan indahnya islam .

    mohon maaf yang comment ini sendiri belum dalam masa satu tahun keislaman ku (alhamdulillahilladzi)
    mohon akhi dan ukhti , saudaraku .
    istighfarlah jika kita merasa kita semua pasti mati .
    kita semua disini mengharap ridho Allah , karena tidak ada syafa’at jika bukan dari pada-Nya .
    Ihdinash shirathal mustaqiim (TUNJUKILAH KAMI JALAN YANG LURUS)

    allahuma shalli wassalim wabarik alaih , assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu :)) Islammm salammmun salammm

  1010. saya kira yang terbaik adalah jalankan syariat agama islam dengan baik, shalat 5 waktu tepat waktu, bagi kaum pria sebaiknya melaksanakan shalat dimasjid dan jalankan pula rukun-rukun iman sesuai keyakinan sunni dan syiah, toh semuanya tetap i s l a m . Allahu Akbar. . . .
    wasalam.
    BT

  1011. @wahyu
    Anda berkata: “karena saya percaya, jika meminta kepada Allah, maka akan diberikan, sekalipun itu adalah hal yang buruk,
    Subhanallah. Maha suci Allah dari sifat mendhalimi hamba2nya. Perhatikan ayat2 dibawah ini

    1. QS 2 :186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
    Jadi tdk sembarang orang yang memohon Allah kabulkan
    2.QS 14 : 15. Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala
    Jadi mereka yang memohon untuk kenurukan BINASA
    3.QS11 : 46. Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”
    Jadi memohonpun harus pakai AKAL

  1012. em….kl bwat saya artikel ini terlalu tinggi, rumit untuk sy bhs dg sumber” & kemampuan saya…
    bwt saya belajar thaharoh/bersuci & sholat lima waktu aja sudah ga akan habis, hal sepele yg justru bnyak orang yg mengabaikannya..

    kita memang ISLAM, tp harus jelas ISLAM yg mana, tidak islam yang ikut”an orang banyak.

    ingat, banyak belum tentu benar…

  1013. salam.

    1)apakah pandangan syiah terhadap ahlusunnah.
    2)adakah syiah mengaku ahlusunnah sebagai 3)saudara seislam mereka..
    4)apakah pandangan syiah terhadap Sheikh Ni’matullah jazairi dan kitabnya al-anwar nu’maniyah

    “Kita (Syiah) tidak bersama-sama dengan mereka (Ahli Sunnah) dalam persoalan Tuhan, Nabi dan Imam. Kerana mereka (Ahli Sunnah) berkata bahawa Tuhan mereka ialah Tuhan yang mana Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam ialah nabiNya, dan Abu Bakar ialah khalifahnya. Sedangkan kita tidak mengatakan Tuhan yang demikian, dan Nabi yang demikian. Bahkan kita mengatakan bahawa Tuhan yang mana khalifah nabiNya ialah Abu Bakar BUKAN Tuhan kami, dan Nabi tersebut BUKAN Nabi kami”. (Al-Anwar al-Nukmaniyyah 2/278).

    bisa dijelas

  1014. Klo kita memperbesar perbedaan, tentunya akan semakin memperlebar jarak antara Sunni dan Syiah, padahal keduanya saudara kita sendiri yaitu Islam. Yg dibutuhkan saat ini persatuan (ukwuah Islam). Fatwa dari masing2 mazhab bisa dirangkai sedemikian rupa, yg satu mencari kesalahan yg lain, demikian juga sebaliknya. Entah sudah berapa banyak korban akibat perbedaan tsb sepeninggal Rasulullah SAW.

    Salam Ukwuah

  1015. sebenarnya suni-syiah hampir tdk ada perbedaan dr sisi akidah asal masing2 konsekwen dgn dalil2 shahihnya.

  1016. @netral
    Sebenarnya setahu saya blog ini tidak mempermasalahkan/membicarakan Mahzab. Masing2 bertanggung jawab atas anutannya (lanaa a’malanaa wa lakum a’malakum). Tapi karena ada perbedaan pendapat antara pemahaman Suni dan Syiah, maka kita diblog ini mencoba membahas mana yang benar. Kalau Syiah benar itu yang kita anut, Kalau Suni benar itu yang kita anut. Tapi gara2 Wahaby/Salafy yang memusuhi Syiah. Maka setiap pembahasan apabila paham syiah mendekati kebenaran mereka langsung memvonis Syiah KAFIR dll.
    Tapi saya tdk heran atas tingkah laku mereka karena tipe mereka sama dengan Yahudi dan Amerika berusaha memecah belah Umat Islam.
    Ada yang mengaku dari Suni menyatakan Bahwa Syiah dan Suni tdk bisa bersatu. Coba anda bayangkan suatu pernyataan gila. Seharusnya apabila tdk bisa bersatu karena pahamnya berbeda biarlah tapi tdk perlu dimusuhi.
    Padahal mereka sendiri mengatakan: ” PEREBEDAAN ADALAH RAKHMAT. Tapi nyatanya mereka tdk mau menerima.
    KITA TDK MEM-BEDA2KAN MAHZAB YANG DIBEDAKAN ADALAH PEMAHAN ATAS SUATU NASH. Mudah2an anda bisa mengerti. Wasalam

  1017. 1.syiah mengakui adax 12 imam,suni mengakui 12 khalifah,klu memakai al-qunduzi(suni) nama mrk sama dgn imam2 syiah.
    2.sama2 mengakui yg dipegang alquran n ittrah ahlulbait rosul(thurmdzi)
    3.sama2 mengakui bhw mut’ah dibolehkan oleh rosul,cuma sbg suni menerima pelarangan dr umar
    4.sm2 memiliki pentakfiran alquran,tp sm2 tdk menerima pentakfiran
    5.sama2 mengakui bhw imam ali adalah pengganti rosul,sbg besar ahlusunah(bkn wahabi)tnp disadari berthareqat yg semuanya berujung pd imam ali ba’da rosul.
    apa yg berbeda dr suni n syiah? yg berbeda adalah wahabi,krn mereka wahabi mengutamakan musuh2 ahlulbait.n tdk mengakui keutamaan ahlulbait.
    sebenarnya mereka dengki trhdp rosul krn mereka mengatakan bhw ortu n paman rosul(abu thalib) musriq.
    jadi bersatulah suni-syiah melalui ahlulbait rosul..!!
    jgn terpengaruh oleh hasutan wahabi salafi,krn keberadaan mrk sdh disampaikan oleh rosul.

  1018. @aldj @chany

    Terimakasih atas pencerahannya, berarti yg memperlebar jarak antara Sunni dan Syiah adlh Wahabi/Salafy yg kata Rasul SAW mereka keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya. Yg menjadi pertanyaan adlh kenapa Rasul SAW berkata demikian?

    Salam Ukhwuah

  1019. @netral
    Agar kita hati2 dalam menilai setiap ucapan mereka agar jangan ikut tersesat, Terlalu banyak sabda Rasul dan Fitman Allah yang mengisyaratkan kepada kita siapa2 yang menjadi pembimbing dan pemberi petunjuk dalam beribadah pada Allah. Dan siapa2 yang kita harus ber-hati2
    Karena yang kita terima berupa isyarat (tafsir Alque’an serta hadits melalui manusia) maka disini diblog ini kita berusaha mengungkap kebenaran berdasarkan nash. Dan pendapat kita belum tentu benar maka kita diskusikan dengan teman2 lain. Demikianlah kita diblog ini berusaha mencari/ se-tidak2nya mendekati kebenaran agar kita selamat dari api neraka. Mungkin ada teman lain yang lebih jelas memberi penjelasan. Wasalam

  1020. kita harus bisa melupakan dendam sejarah, karena jika sejarah masa lalu yang kelam dan penuh dendam terus kita pelihara akan membawa kesengsaraan yang menjadi kita umat yang kerdil padahal umat lain sudah terbang ke bulan, gara -gara statmen orang yang kita akui mumpuni (kyai, seh, guru besar, imam dsb) membunuh sesama muslim dianggap sah padahal takbirnya sama, solatnya sama, sahadatnya sama MARI KIT ALUPAKAN SEJARAH YANG KELAM UNTUK MEMBANGUN UMAT

  1021. @nasbargom
    Mengapa anda mengatakan “dendam sejarah”
    Kami tidak pernah mendendam sesuatu/\sejarah.
    Apakah anda tdk paham apa yang selama ini kita bahas? YANG KITA BAHAS ADALAH ILMU.
    Karena kita tdk mau SALAH berpegang terhadap berita yang sampai pada kita. Wasalam

  1022. @nasbargom
    mas/mbak yang terhormat…apakah anda lupa bahwa Al Quran dan semua kitab Suci adalah juga SEJARAH…semua HADIS Kutubussitoh pun Sejarah, didalamnya beisi riwayat2 yg kelam dan menerangkan! aPAKAH LALU dengan statemen anda seperti itu ingin mengatakan ” Ambil Cerita/Riwayat2 yang Terang/enak dari Al Quran dan Buang cerita2 yg Kelamnya???

    mas Ciri Kemunduran Umat/Negara karena Mereka Mudah Melupkan Sejarah, dan Ciri Majunya Umat/Negara tidak terlepas dari adanya Hikamah Sejarah yg mereka pelajari, baik yg suram/kelam maupun sejarah yg Digjaya!
    wassalam

  1023. Rasanya beda deh; melupakan dendam sejarah dengan melupakan sejarah.. 🙂
    Melupakan dendam sejarah artinya saling memaafkan sehingga sejarah memberi nilai2 positif dan bukannya malah memperpanjang permusuhan.

    @chany, rasa2nya ajakan @nasbargom ditujukan kepada semua kita disini, bukan dikhususkan kepada seseorang/sekelompok. Jadi jika ada yang tidak memiliki dendam sejarah ya syukur alhamdulillah, sehingga ajakan tsb adalah bagi mereka yang masih punya dendam sejarah.

    @nasbargom.
    Ketika anda meminta kita melupakan dendam sejarah maka itu adalah baik. Namun melupakan sejarah itu tidak benar. Sejarah yang kelam perlu kita ketahui agar kita tidak terjebak di dalamnya.
    Namun saya dengan positive thinking, bahwa yang anda maksud adalah sebagaimana yang saya maksud juga.. 😉

    Salam damai.

  1024. @Truthseeker 08
    Mungkin. Kita lihat perkembangan selanjutnya

  1025. Sibuk mencari perbedaan …pusing bacanya….nafsi nafsi ajalah…mana yang kamu anggap itu paling benar itulah yg kamu pilih,…dan tidak usah saling mencela….dan saling menggap diri paling benar .para sahabat nabi juga manusia …dan yang nulis sejarahnya juga manusia …emang ente melihat langsung ….dengan mata dan kepala ente kejadiannya….hanya Allah lah yang maha mengetahui mana yang paling benar…..jadi berjalanlah dengan keimanan dan keyakinan kalian masing-masing……

  1026. mau Syiah dan Sunni,saya tidak ingin pusing-pusing memikirkan keduanya. karena yang saya kenal hanyalah ALLAH SWT TUHAN KITA SEMUA, NABI MUHAMMAD RASUL KITA TERCINTA, DAN ISLAM AGAMA KITA.

    MUSLIM BERSATULAH!

  1027. @Yoga
    Anda benar.
    Saya hanya ingin menanyakan pada anda.

    1. Allah yang mana? ( sebab ada yang menganggap Allah ber Jisim.
    2. Nabi Muhammad yang mana? ( sebab ada yang menganggap Rasul manusia biasa yang bisa lupa dan berbuat salah dlsb.)
    3. Islam yang mana? ( sebab ada yang menganggap Islam hanya milik Mahzab mereka lain dari pada itu KAFIR). Mudah2an saya mendapat penjelasan dari anda. Wasalam

  1028. @Penunjuk_Jalan yg Lurus

    Klo sesama muslim amar ma’ruf nahi munkar, bukannya nafsi nafsi ajalah… ente bukan muslim kali.. :mrgreen:

  1029. lebih baik jadi Setan dari pada kalian ngaku2 Muslim tapi bermusuhan dan Menghujat hahahahaahahah, Selamat Menghujat kawan……

  1030. @Orang Bodoh

    Maklumlah komentar anda begitu, karena anda Orang Bodoh yg tidak mau belajar menjadi pintar… :mrgreen:

  1031. Liat tulisan debat panjang2 begini dan tidak ada titik temu, mengingatkan saya dgn debat dialog lintas agama atau debat dialog antara islam dan ahmadiyah. Saling bersikeras mempertahankan pendapatnya masing2. Debat ini telah membuktikan bahwa sunni dan syi’ah memang tidak pernah bisa bersatu. Artinya apa? secara de facto dapat disimpulkan bahwa sunni dan syi’ah adalah memang 2 agama yg berbeda. Yang satu Islam asli dan yang satunya lagi Islam palsu. Dimanakah kita mencari yg asli? Faktanya adalah yg palsu pasti menirukan yg asli. dan yg asli adalah selalu lahir pertama, baru diikuti yg palsu. Faktanya dari dulu jg (dr jaman Rosul SAW) Islam itu adalah satu, sampai akhirnya ada yg mengaku2 sebagai Islam Syi’ah. Artinya bisa kita lihat sendiri siapa yg lahir belakangan dan memecah2. sekian, *sampai bertemu di medan perang*

  1032. Liat tulisan debat panjang2 begini dan tidak ada titik temu, mengingatkan saya dgn debat dialog lintas agama atau debat dialog antara islam dan ahmadiyah. Saling bersikeras mempertahankan pendapatnya masing2. Debat ini telah membuktikan bahwa sunni dan syi’ah memang tidak pernah bisa bersatu. Artinya apa? secara de facto dapat disimpulkan bahwa sunni dan syi’ah adalah memang 2 agama yg berbeda. Yang satu Islam asli dan yang satunya lagi Islam palsu. Dimanakah kita mencari yg asli? Faktanya adalah selalu yg palsu pasti menirukan yg asli. dan yg asli adalah selalu lahir pertama, baru diikuti yg palsu. Faktanya dari dulu jg (dr jaman Rosul SAW) Islam itu adalah satu, sampai akhirnya ada yg mengaku2 sebagai Islam Syi’ah. Artinya bisa kita lihat sendiri siapa yg lahir belakangan dan memecah2. sekian, *sampai bertemu di medan perang*

  1033. Sejarah itu bisa dibelokan demi kepentingan penguasa….apapun dilakukan, termasuk membuat hadist2 palsu yang mengatasnamakan Rasul Allah. Beberapa orang yang membuat hadist2 palsu diantaranya adalah , Samurah Bin Jundab, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Amr bin Ash…dll. Mereka telah berdusta dngan membuat Hadis2 palsu…..Pertanyaan saya adalah. “Bagaimana mungkin kita mempercayai orang yang telah berdusta dengan mengatasnamakan Rasulullah?”…Apakah kita akan mempercayainya….kemudian.
    Jawabnya sederhana : Tidak…nah bgitulah…
    Kenapa kita harus membuka kembali lembaran sejarah…..agar kita tahu siapa yang pantas diikuti.
    Golongan ALi as, atau Muawiyah..?

    wassalam

  1034. @marsadi….
    yang bnar justru syiahlah yg ada duluan, nih sy kasih tahu bukti sejarahnya belajar lagi yah bung,

    kata “Syiah” sudah ada/digunakan dari zaman dahulu. Di dalam Al-Quran misalnya, dalam surah Ash-Shaffat ayat 83: “Dan sungguh, salah satu syiah (pengikut) nya adalah Ibrahim”. Begitu pula yang disebutkan dalam surah Al-Qashash ayat 15: “…yang seorang dari syiah (pengikut/golongan) nya dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir’aun).”

    Al-Hafizh Abu Na’im adalah seorang ulama Ahlus Sunnah yang disebutkan oleh para ulama bahwa ia adalah seorang “mahkota hadis” dan “guru para hadis tsiqqat/terpercaya.” Beliau dalam kitabnya Hilyah Al-Awliya’ dengan sanad dari Ibn Abbas: Ketika turun ayat yang mulia: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS. Al-Bayyinah 7), Rasulallah SAW bersabda kepada Ali ibn Abi Thalib, “Wahai Ali, itu adalah engkau dan pengikut (syiah) mu. Engkau dan syiahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diridhai.” Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Mu’ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam kitabnya Al-Manaqib pasal 17 tentang turunnya ayat tersebut.

    Hadis senada juga terdapat dalam kitab Tadzkirah Khawwash Al-Ummah karya Sabath ibn Al-Jawzi, hlm. 56, yang sanadnya berasal dari Abu Sa’id Al-Khudri: “Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib, lalu bersabda, ‘Orang ini dan para pengikut (syiah) nya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat’.”
    Abu Mu’ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam Al-Manaqib, pasal 9, hadis no. 10 dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari: Kami bersama Nabi SAW, kemudian datang Ali ibn Abi Thalib. Beliau bersabda, “Telah datang saudaraku kepada kalian”. Kemudian beliau memukulkan tangannya. Beliau bersabda, “Demi yang diriku dalam kekuasaan-Nya, orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yang beroleh kemenangan pada hari kiamat. Kemudian, ia adalah orang yang pertama yang beriman di antara kalian, yang paling setia menepati janji Allah, yang paling keras menegakkan perintah Allah, yang paling adil dalam memimpin, yang paling adil dalam membagi, dan yang paling agung keutamaannya di sisi Allah.” Perawi menambahkan kemudian turun ayat: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk (khayrulbariyyah)… Selanjutnya perawi berkata: Apabila Ali datang, para sahabat Muhammad SAW berkata, “Telah datang khayrulbariyyah.” Allamah Al-Kanji Asy-Syafi’i meriwayatkan dalam kitabnya Kifayah Ath-Thalib bab 62 dengan sanad dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari.
    Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Engkau dan syiahmu berada di surga.” (Tarikh Baghdad, juz 2, hlm. 289) dan banyak lagi…

    Lalu anda mengaku bahwa Suni adalah ajaran murni dan lebih ada duluan ketimbang syiah …mohon di berikan bukti hujjah anda sodaraku…

    by the way rupanya anda doyan sekali berperang..?

  1035. @doni
    Karena orang yang selalu merasa dirinya Pintar dan Benar-lah yang menyebabkan Perpecahan di muka bumi ini hahahahahah….
    Padahal jelas “Disisi ALLAH yang lebih Tinggi Derajatnya adalah Yang Lebih Taqwa”

  1036. Diskursus yang bagus. Islam apapun alirannya – mudah2an tidak sampai menjadi sekte; masih jauh lebih bagus dari agama yang lain. Hanya, jika terlalu detail untuk yang bukan aqidah – fundamental kita kehilangan waktu. Akibatnya untuk ayat-ayat kauniyah – lingkungan, pohon, fauna dan lainnya ummat Islam ketinggalan. Soal sapi perah adalah warisan Belanda, sapi Bali dari orang Hindu Bali yang memdomestikasikan banteng. ….wa ma yudhillubihi illal fasiqiin. Kelewat batas akibatnya ketinggalan untuk hal lain.

  1037. yang jelas sy’ah = yahudi, , mutlak keabsahannya!!
    wassalam

  1038. @harun
    Anda berteriak :yang jelas sy’ah = yahudi, , mutlak keabsahannya!!
    Itu adalah kata2 Wahaby.Cukup singkat jawaban saya MALING BERTERIAK MALING.

  1039. @Chany

    Harun tidak perlu dilayani, typical orang seperti dia banyak.
    Cirik orang yg baru memiliki ilmu yg sedikit tapi sudah sombong, wajar asal “jeplak”/bicara, tidak sesuai dengan namanya.

  1040. Bagi sy tidak penting Syiah, Sunni atau Wahaby.

    Yang penting:
    1. Menjadikan Nabi saw, ahlulbaitnya dan Alquran sebagai Pedoman Berkehidupan
    2. Tidak mendustakan dan tidak mengingkari keagungan dan kemuliaan ketiganya.
    3. Berakhlak baik, tidak gemar memfitnah, tidak doyan mencaci-maki, tidak bicara kotor, tidak melecehkan orang dan mazhab lain.
    4. Mampu memanfaatkan akal yg dianugerahkan Allah swt untuk membedakan kebenaran dan kejahilan. Sehgg tidak sia-sialah sisi kemanusiaannya.
    5. Mampu berlogika dan merasakan kekonsistenan dan ketidakkonsistenan dalam berdiskusi.

    Demikian pun sdh cukup.

    Salam

  1041. @armand.
    Anda berkata: “Bagi sy tidak penting Syiah, Sunni atau Wahaby”
    Bagaimana kalau paham Wahaby meyakini Allah BERJISIM?
    Salam Damai.

  1042. @chany

    Kalau Wahabiyyun mampu menjelaskan keyakinan mereka bhw Allah berjism dan akal bisa menerima sy kira it is no problema. Meskipun sy ragu. Belum lagi masalah konsistensi.

    Salam

  1043. @amang
    Bagaimana kalau begini: : “Bagi sy tidak penting Syiah, Sunni tanpa Wahaby”

  1044. @armand
    rupanya point 1 anda msh kurang ya,sehingga anda tambah sampai 5 poin

  1045. @amang itu siapa yaa??.. 😉

  1046. Ada apa lagi ini???
    Byk berdebat hanya mempertahankan argumen masing2…
    ngga malu apa diliatin agama selain islam…
    coba deh damai aja…toh juga mw dicari hubungan ngga akan ketemu juga,,karena sama2 bawa keegoisan masing aja….

    Nanti deh tunggu aja di hari penghisaban siapa yang benar dan salah,,klo di dunia kyk gini jgn cuma berdebat aja……
    emang kalian berfikir semua udh benar ya??

    jangan cuma pengen menang sendiri aja donk satu-satu…..
    kyk apa aja…ngga malu agama lain menertawan kita,,hahahahaahaaaa…
    ternyata islam sendiri bisa berantem juga…

    Ingat Iblis selalu ada di sisi kanan dan kiri kita…
    dia mw kita ikut dalam neraka bersama dia ….
    klo gw mah ogah deh…
    aku mending jadi muslim yang taat aja..
    toh aku juga g tw aku sunni apa syiah…
    bagi gw ibadah udh cukup…. asal ikhlas….

    Banyak bicara saja…….,

  1047. @ecko
    Kita berdiskusi mencari kebenaran untuk menghadap Allah/ Mana yang benar mengenai sabda Rasul dari pandangan Syiah dan Suni.
    Hanya sayang ada golongan2 tertentu memanfaatkan judul topik untuk memperruncing keadaan. Sehingga diskusi nerobah menjadi perdebatan Mahzab.
    Anda berkata : ” Nanti deh tunggu aja di hari penghisaban siapa yang benar dan salah.” Apakah anda tdk merasa terlambaT? Ingat anda tdk dizinkan oleh pengadilan akhirat untuk kembali kedunia dan MENCARI KEBENARAN. Wasalam

  1048. @truthseeker

    Iya tuh… siapa yg dimaksud amang? 🙂

    @aldj
    Ah mas tau aja 🙂

    @ecko

    Ingat Iblis selalu ada di sisi kanan dan kiri kita…

    Maaf, setahu sy yang di kanan ada Raqid dan di kiri ada Atid deh 🙂

    Salam

  1049. amaaaaang

  1050. @truthseeker, aldj dan armand.
    Anda bertiga ???????????????

  1051. Salam, saya telah membaca dari awal diskusi kawan2 semua. saya sangat awam dan sangat ingin kejelasan mengenai bolehnya mut’ah dan tidak wajibnya shalat Jum’at sebelum turunnya Imam Mahdi menurut mazhab Syiah. dan satu lagi mengenai taqqiyah menurut mazhab Syiah karena menurut pendapat2 yang semuanya datang dari mahzab lain taqqiyah identik dengan berdusta. kalau ada kesalahan dalam penyampaian saya mohon maaf.

  1052. Muslim yg baik akan menebarkan kasih sayang kepada seluruh manusia, Rasululllah Muhammad SAW adalah sebaik-baiknya Teladan Manusia, bahkan kepada Orang yg selalu mencaci Beliau pun. beliau masih memberikan kasih sayangnya, sehingga orang tsb akhirnya mengucapkan 2 kalimat syahadah.
    Ikutilah teladan Nabi Muhammad SAW ini.

  1053. Kalau imamah termasuk dalam rukun iman bagi Syiah ini berarti secara otomatis Syiah mengkafirkan sunni karena imamah termasuk rukun iman pada iktikad mereka padahal sunni tidak mengiktikadkan imamah sebagai rukun hanya cabang.Ahh..Bulshitlah syiah.Awas kalian!Neraka menunggu!

  1054. Tidaklah pantas sesama Muslim saling melaknat, apalagi sekarang bulan ramadhan, dimana kita harus menjaga mulut kita.
    kita yg hidup diakhir zaman ini sebaiknya bersama mencari kebaikan dan kedamaian,
    muslim sejati akan ikut berbaiat terhadap imam mahdi yg akan datang nanti, dari golongan manapun harus berbaiat terhadap imam mahdi.
    dan semua muslim yg berbaiat thd imam mahdi adalah saudara. yg harus saling membantu, bekerja sama sebagai pasukan imam mahdi dalam mengalahkan yahudi dan pasukan dajjal.

  1055. Bagus…bagus….
    Good job.
    Ini adalah miniatur Indonesia.
    Inilah pintu pembuka Indonesia Raya menuju Indonesia Mulia.
    Teruskan diskusinya.

  1056. Bangsa Indonesia dilahirkan di sebuah permukaan bumi terindah sejagat. Untuk mengatur wilayah kepulauan nan indah beserta sumber daya alaminya ini dibutuhkan SDM (sumber daya mu’min) yang handal. Saya yakin Alloh tidak akan salah menempatkan hamba2Nya yang ada di kepulauan ini.
    Marilah kita eksplorasi potensi Mu’min Indonesia.
    Jangan berhenti di Telaah Perbedaan Sunni dan Syiah(I)
    Lanjutkan versi ke dua.
    Saran saya: mulai dengan satu riwayat dulu yang merupakan persoalan pokok (minimal menurut pandangan bung SP).

  1057. semasa nabi islam ga ada aliran nya…. kalian yg membagi islam dgn beberapa aliran dan kelompok…. masalah sahabat dan ahlul bait?????? apa yg kalian perdebatkan, sebab nama2 yg kalian bahas adalala orang2 yg di jamin sorga.. ga usah kalian belaJAr untuk mencari2 kesalahan orang… cari kesalahan kalian sendiri… tu lebih baik

  1058. Ngomel ke siapa mas?.. 😀
    *kayaknya imam2 mazhab deh yang diomelin*
    siapa sih yang pertama membagi2 islam menurut anda?

    salam damai

  1059. Terima kasih atas penjelasannya. Dari artikel dan komentar-komentar diatas saya jadi tau banyak. Sebelumnya saya masih mencari tau mengenai sunni dan syiah.. Namun saat ini saya menetapkan diri sebagai sunni.

    Yang ingin saya sampaikan kepada yang lain, jangan anggap semua sama kalau tidak belajar. Pelajari dahulu, baru anda mengerti.

    Sebenarnya inti permasalahannya sering dibalik-balik.. Sebenarnya kaum sunni ingin menegaskan bahwa seseorang yang dianggap sahabat oleh Nabi Muhammad SAW (disanjung dan dipuji) malah dijauhi dan dicela oleh kaum syiah
    Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti gunung uhud tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.’ (HR. Bukhari dan Muslim dan Lainnya)

    Ketika Anda memiliki seorang sahabat yang anda sanjung dan puji, kemudian sahabat anda dicela oleh orang lain, bagaimanakah perasaan Anda?

    Lantas mengapa ummat syiah banyak mencela para sahabat Nabi SAW ?

  1060. @ilham

    Ahh..Bulshitlah syiah.Awas kalian!Neraka menunggu!

    Emang neraka milik siapa? Milik sampeyan? Sudah jadi Tuhankah sampeyan?
    Lagipula biarin aja neraka nunggu. Emangnya kenapa? Kalau sampeyan yg pengen masuk ya silakan.

    Salam

  1061. syiah dan NU kayak e buat saya kurang sreg dan maknyus..salam cinta damai tapi tetep berdebat sehat.

  1062. jadi kesimpulannya islam mana yang diterima oleh allah swt ?

  1063. sungguh sesat syiah itu

  1064. @siska, on September 10, 2011 at 5:30 pm said:

    “sungguh sesat syiah itu”
    Kenapa sesat non?tulung tunjukan pada diriku sesatnya dimana non?
    jika menurut anda prasangka bisa dijadikan sandaran kebenaran maka anda juga setuju jika saya katakan “anda wanita murahan”.:mrgreen:
    ups maaf non itu cuma prasangka saya saja.:mrgreen:

  1065. @ SP
    Penulis(saya) menjawab benar perbedaan Sunni dan Syiah memang tidak sebatas Furu’iyah tetapi juga berkaitan dengan masalah Ushulli. Tetapi tetap saja Syiah adalah Islam(lihat tulisan ini). Kita akan lihat nanti. Tidak ada masalah dengan pendekatan Sunni dan Syiah karena tidak semuanya berbeda, terdapat cukup banyak persamaan antara Sunni dan Syiah.

    Joe: Bang Sp, saya mo nanya ne, Jika memang perbedaan Syiah dan sunni itu juga berkaitan dengan Ushulli,lalu dimana perbedaannya?
    Bukankah beda dalam wilayah penafsiran adalah wajar, tapi berbeda dalam hal ushullli berarti beda agama?
    Jika peryataan saya keliru, lalu apa yang harus dijadikan patokan bahwa sesuatu mazab layak dikatakan agama Islam dan/atau layak dikatakan bukan Islam???
    Jika anda mengatakan bahwa cukup banyak persamaan antara SUnni dan Syiah, tolong sebutkan persamaannya dimana saja?
    Jika hanya bicara persamaan,maka antara monyet dan manusiapun terdapat banyak persamaan.

  1066. Assalamu’allaikum saudara musLim sekalian….
    sya sdah bnyak mmbaca perdebatan sunni syiah disni,,ternyta sangat seru….bahkan lebih seru yg sya byangkan,,,,shubungan sya baru kemaksiatan dan konsentrasi dalam perkara agama,
    dsni sya mendapati komentar2 kritis antara keduabelah pihak yg sama2 berbobot, tapi dirumah sya…sya yg sbagai AHLUSSUNNAH, dan Keluarga saya AHLU BAIT.
    Drumah kami masih sling mncintai, gep pun tak prnah ada dan tidak serentang yg aku pikirkan, apkah sunni-syiah dpat rukun??? tdk sperti minyak dan air???

  1067. saya buat research kecil2an tentang sunni dan syiah disini:
    http://achmad.glclearningcenter.com/2011/09/14/mengenal-lebih-dekat-islam-sunni-syiah-research-kecil-kecilan/
    mohon bagi rekan2 yang berkenan untuk menjadi respondennya

  1068. SUNNI ADA BANYAK GOLONGAN DAN SYIAH JUGA BANYAK GOLONGAN (WALALUPUN SEKARANG SYIAH DIDOMINASI OLEH ‘SYIAH IMAMIYAH’)

    DIDALAM TUBUH SUNNI SENDIRI PARA ULAMANYA JUGA BERBEDA2 PEMAHAMAN (DAN KALAU KITA MAU JUJUR SEBENARNYA SUNNI JUGA PECAH DAN TIDAK BISA DISATUKAN WALAUPUN DARI LUAR TERLIHAT BERSATU) BEGITU JUGA DI TUBUH SYIAH!

    NAMUN BEGITU SUNNI – SYIAH HARUS BERUSAHA BERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, SALING MENGHORMATI, MENYAYANGI DAN MENCINTAI, SALING MEMBANTU SATU SAMA LIAN, DSB. DSB.

    JADI…… ALANGKAH TEPATNYA HADITS RASULULLAH SAW YG BERBUNYI:

    “Aku tinggalkan untuk kalian yang apabila kalian berpegang-teguh kepadanya maka kalian tidak akan sesat yaitu Kitab Allah azza wa jalla dan ItrahKu Ahlul Baitku dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali kepadaKu di Al Haudh ”

    NAH MENURUT SAYA UMMAT ISLAM YG BENAR ADALAH UMMAT ISLAM YG BERPEGANG KEPADA HADIS TSB DI ATAS! TERLEPAS UMMAT ITU SUNNI ATAUPUN SYIAH, HEHEHEH

    SALAM DAMAI SELALU

  1069. yang pasti syiah telah melahirkan orang sekaliber Khomeini. Berarti pabrikan atau produksinya bagus, karena mampu mencetak orang seperti ini. Agama bukan prosesnya, tatapi hasil endingnya. Proses atau ibadah-ibadah yang dilakukan untuk menghasilkan performance seseorang yang diridhoi Sang Pencipta.

  1070. yg jadi pokok permasalahan. Apakah syiah itu mengkafirkan kholifah abu bakar,umar,ustman. Semoga saja tdk mengkafirkan ketiganya. Lo mengkafirkan sungguh bertolak belakang dg nabi. Karena nabi sangat menghargai ketiganya. Abu bakar di beri gelar oleh nabi as siddiq. Umar al faruq,asadulloh. Keduanya mertua nabi.usman jg menantu 2 kali putri nabi. Tp syiah menggelari ketiganya perebut hak ali. Sy sedih lo syiah benar, ternyata islam yg rohmatal lil alamin di sebarkan oleh tiga org yg ga bnr. Merebut hak org. Bukan kah ini kezaliman bsr. Berarti penerus nabi itu org-org zalim. Tlg jlskan di sertai sumber referensi nya. Jgn dg taqiyah dan akal-akalan

  1071. woe yg punya blog ini, dr tulisan2 dan logat bhs anda.. Jelas terlihat bhwa anda adalah pengikut aliran sesat syiah., apa anda tdk pernah melihat membca dan memahami bhwa syiah bukanlah bagian drpd islam.. Mulai dr megkafirkan khulafaarasyidin, br angapn bhwa alquan yg skrg bkn alquran YG asli dll, anda sangat picik dalam membela syiah dgn artikel anda di ataz..

  1072. asslmkm wr wb…saya tidak percaya dengan ajaran syiah ini..karena memang menurut saya sesat. saya sendiri yang mengalami, saya punya saudara kandung,anak bungsu dari 7 bersaudara, skrg dia telah terpedaya masuk syiah. semua orang yang tidak ikut dia, di cap sesat. sayapun abangnya yg jauh perbedaan usia dgn dia (kebetulan saya no2) dianggap sesat. dan tidak diakui sebagai saudara lagi. putus hubungan. dan ke 2 orang tua yang sudah meninggalkan pun, dianggap sesat. nauzubillahi minzalik…mana ada ajaran yang mengajarkan kebencian pada orang lain. ajaran apa ini?????
    pakailah logika..nabi besar Muhammad saw adalah diangkat dan ditunjuk oleh Allah swt..bgmn mngkin Ali yg adalah menantunya dan bukan siapa2 umat…jadi lebih utama bagi pemeluk syiah.
    stupid people all of you….
    wa alaikum salam wr wb.

  1073. komentarnya sampe 1000 lebih, males ngikutinya.
    atasku, karena anda telah mendapatkan KEBENARAN dengan final dan tanpa mempertnyakan lagi, anda harus bersyukur karenanya,
    apakah itu baik ?
    nyatanya baik kan.
    namuan ada sebuah cerita dari negeri eropa tentang orang india

    seorang brahmana kecewa, pencarianya tentang kebenaran, hakekat waktu dan kehidupan tak juga sampa kata final. dan dilihatnya seorang nenek tua yang percaya keajaiban sungai gangga dan keabadian wisnu tampak bahagia.

    itulah pilihan anda. mudah saja. untuk hidup bahagia matikanlah pikiran kita. taklidlah dan semua ada yang membereskanya.
    mudah saja.

    tetangga saya hidup dengan damai, karena tak pernah mempertanyakan yang rumut-rumit. ada kotak tempat kita tinggal. jika memasuki kotak lain, lebih bijak kita mempelajari kotak yang kta masuki.

  1074. @ SP

    Salam SP, kami mohon pencerahan apa pandangan Sunni, apakah status Azar, apakah beliau bapa kandung atau bapa tiri/paman Nabi Ibrahim a.s ?

  1075. Islam kok sperti agama robot tidak pakai hati. semua minta bukti dalil persis seperti robot/mesin/komputer yg jalan berdasarkan program/text/dalil, biar benar menurut hati manusia tetap disalahkan krn tidak ada dalil?…kenapa tidak beragama pakai hati? kenapa beragama mengikuti gaya orang2 arab yg kurang beradab? Please jadilah manusia yang berhati (bukan berdalil). emang ada manusia berdalil mulia? berhati mulia lah….

  1076. @Junaidi

    Assalamualaikum w.b.t,

    “menurut anda” bukan ukuran kebenaran yg hakiki. Kalau anda mengukur sesuatu ajaran itu berdasarkan perilaku pengikutnya, maka, saya juga boleh mengatakan bhw fahaman anda justeru menghalalkan zina, merempit, minum arak, bermaksiat. Kerna didapati tak sedikit pengikut yg sama fahaman dgn anda yg beramal spt itu.

    Memang tak ada ajaran yg membenci org lain. Tapi saya lihat anda sendiri dah benci orang lain. (kata-kata anda memakan diri anda).

    Memang semua Sunni dan Syiah bersepakat Rasulullah SAW adalah utusanNya (rasul). Menurut riwayat sahih bahkan mutawatir di sisi Sunni sendiri memaklumkan Imam Ali a.s adalah wasi’/imam/khalifah sepeninggalan Nabi. Itu yg diwasiatkan oleh Nabi. Apakah anda tidak pernah menyelak kitab2 hadis anda?

    Pergi belajar lagi ya… Akhlak anda yg mengatakan “stupid” melambangkan ajaran anda tidak pernah mengajarkan akhlak yg baik kpd org lain.

    Wassalam.

  1077. maaf ya sebelumya, saya bukan muslim, tapi saya prihatin, kalo bisa yang muslim di Indonesia tetap berpikir dan berprilaku mencerminkan negara kesatuan Indonesia. Agama adalah masalah kepercayaan dan sifatnya individu, gak usahlah dibesar-besarkan. kalo bisa kita hidup harmonis. cobalah ke Bali, lihat bagimana kita hidup rukun, gak masalah agama apa mereka karena yang tidak beragamapun kita ajak bersama. maaf jika ada tulisan saya yang menyinggung perasaan.

  1078. pemahaman terhadap Islam berbeda-beda setelah nabi Muhammad SAW wafat itu hal yang wajar, karena sudah diperkirakan. kenapa kita ribut soal perbedaan. kita masuk surga tidak ada urusannya dengan orang lain, orang tua sendiri juga tidak bisa membantu. jadi pelajari Islam, pahami. mana diantara kedua aliran yang jelas asalnya (silsilahnya). ini pendapat saya bisa salah bisa juga benar, biasanya yang mempertahankan tradisi atau aturan yg diwariskan kerajaan adalah turunan atau keluarga raja, orang lain atau bawahan biasanya tidak punya kepentingan. karena jarak waktu kita dengan nabi Muhammad SAW sangat jauh sehingga pasti ada perubahan. pertanyaannya siapa yang bisa menjaga kemurnian ajaran Nabi Muhammad SAW? turunannya atau orang lain. jangan kita saling mengkafirkan satu sama lain, percayai apa yg kita yakini benar.

  1079. kometar yg itu-itu saja
    ” syiah mencela sahabat”
    ngak ada cerita lain tentang syiah apa ya ???
    dicari ajarnya yang ditanya tampangnya.
    orang suni juga main bom. orang hindu juga, orang kristen juga (di india, di irlandia). premisnya diperbaiki dong

  1080. mengapa setiap ada cerita tanah fadak tanggapan pertama
    … anda menuduh Putri Nabi Serakah ?…
    kok ngak di balik
    … anda menuduh abu bakar yang bergelas as sidiq bohong?…

  1081. @andi sentosa

    Ini yang saya bisa sharingkan. Silakan simak ini. Jika ingin yang lebih lengkap silakan cari di sumber2 resmi syi’ah:

    Kairo-Jumat, 30 September 2011 14:28 Redaksi .

    Pimpinan Al-Azhar menyambut baik fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Iran yang melarang menghina para sahabat Nabi Muhammad dan istri-istrinya. Dr. Ahmad al-Tayyib mengatakan, bahwa fatwa yang diterbitkan oleh Pemimpin Revolusi Syi’ah Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengeluarkan fatwa yang melarang menghina para sahabat Nabi Muhammad dan istri-istrinya. Statemen ini tak ayal mengundang simpati pemimpin Al-Azhar, Kairo.

    Jadi kalau mereka berimam kepada Imam Ali Khamenei, dan tetap menghina sahabat dan istri Rasulullah SAW (terlebih lagi mengkafirkan), maka rasa2nya mereka adalah syi’ah yang hanya ngaku2.:D

    salam damai

  1082. @junaidi

    Wahh aneh ya saya belum dengar ada kasus seperti itu di mereka yang pindah ke mazhab syi’ah. Mungkin anda salah. Ada banyak saya dengar mereka2 yang masuk ke mazhab sempalannya wahabi yang seperti itu.
    Oya, saran saya kepada anda jangan menilai sesuatu (terlebih sebuah mazhab/agama) dengan gegabah, hanya dari mendengar dari orang lain (terutama musuh2nya), juga dari oknum2. Aneh juga anda dengan hanya melihat kelakuan saudara anda kemudian membuat kesimpulan yang sangat mendasar.. :D. Rasa2nya ada yang salah dalam cara pikir anda. Jika memang yang dilakukan oleh saudara anda adalah ajaran syi’ah, bukankah tidak hanya terjadi pada diri keluarga anda saja, karena ada banyak orang yang bermazhab syi’ah dan keluarganya tidak.

    salam damai.

  1083. Aku itu bingung loh…..diantara syah dan Sunny manakah yang paling meiliki nilai agama warisan Nabi Muhammad?

    Kalau memang Sunny ma yang paling benar mengapa harus menggunakan kekerasan untuk membatasi Islam aliran syah di Indonesia?

    Ingat loh……kalau saya tidak salah Iran itu mayoritas Syah…mereka pintar2 semua dan sekarang mampu bersaing dengan USA loh.. semoga saya tidak salah…negara kaya minyak sprt Arab, Qatar dan lainnya adalah sekutu dekat USA loh…..

    Menurut anda semua Kelompok Osama itu berasal dari aliran islam yang mana ia?

    Antara syah dan Sunny Siapakah yang paling anti USA?

  1084. @ Maute

    silahkan ke http://husaynjan.wordpress.com/2011/03/11/bukti-nyata-kebenaran-mahzab-syiah/

    “Kalau memang Sunny ma yang paling benar mengapa harus menggunakan kekerasan untuk membatasi Islam aliran syah di Indonesia?” ; Karena indonesia adalah negara dengan pemeluk islam terbesar didunia. jadi jika 10-50% muslim indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi’i (sunni) pindah ke syiah sudah barang tentu ikut mempengaruhi peranan kerajaan Arab Saudi bentukan Wahabi.

    Iya memang sekarang ini hanya syiah yg berani ama amrik, liat aja pejuang Hizbullah yang banyak masih keturunan ahlul bait dan juga syiah, kalo arab saudi sih cuma jagain kerajaannya ajah jangan sampe runtuh ato jadi kaya iran direvolusi.

  1085. Ketika kalian melihat umat Islam terjebak dalam perpecahan, ketahuilah bahwa hal itu terjadi karena umat Islam tidak menyadari dengan benar bahwa persatuan tak dapat dipisahkan dari agama. Hari ini umat Islam, baik kalangan elit politik, kebudayaan, dan agama maupun masyarakat umum harus lebih tanggap dan waspada dibanding sebelumnya serta harus lebih mengenal tipu daya musuh dan melawannya. Salah satu cara efektif yang digunakan musuh adalah mengobarkan api perselisihan antara Sunni dan Syiah. Dengan mengucurkan dana dan bekerja keras tanpa kenal henti, mereka terus mengupayakan agar umat Islam sibuk dengan perselisihan di antara mereka. Dengan memanfaatkan kelalaian, kesalahpahaman dan fanatisme, musuh mengadu domba kaum muslimin…..

  1086. sebenarnya dari dulu sunni syiah harmonis, wahabilah penyebab semua penyulut perselisihan> wahabi dari mana sih?

  1087. Ufff…masyaa Allah… panjang benar diskusi ini, saya jadi ikutan komentar… 😀

  1088. doa penutup majlis

  1089. belajar dari sejarah masa lalu untuk masa depan yg lebih baik. perbedaan di ciptakan untuk perpecahan lihat sejarah bangsa kita yg sulit untuk merdeka saat terpecah2 tetapi pada saat bersatu kemerdekaan pasti di dapat

  1090. @junaidi, Kalau syiah bukan islam,.. Syiah sesat, mengapa yang pertama kali membela muslim palestina adalah Hizbullah dan iran?… padahal jelas bahwa muslim palestina adalah sunni,.. tapi dimana kalian yang mengaku sunni tak pernah perduli dengan saudara2 palestin?… Iran=syiah, hizbullah=syiah,.. iran dan hizbullah lebanon yang selama ini membantu palestina apakah anda katakan sesat?…

  1091. untuk SEMUA..

    baik saudara sunni maupun syiah,.. ada baiknya untuk diskusi janganlah memakai emosi atau hawa nafsu,. kalau memang mengaku sebagai pengikut Rasulullah saaw, berusahalah santun dalam berdiskusi, akhlaq adalah dasar utama untuk merajut ukhuwwah..

    salam damai

  1092. jika terjadi masalah antara kaum muslimin maka kembalilah kepada alquran dan hadist

  1093. @Budi Hartawan

    Kembali kpd Al Qur’an … OK, klo kembali ke Hadits? masih banyak pertanyaan…. soalnya banyak hadits yg palsu…. 🙂

  1094. Assalaamu’alaikum wa rohmatullahi wa barookaatuhu….!
    Wahai saudara-saudaraku…! kita semua bersaudara diikat dengan kalimat “Asyhaduallaa ilaha illallah wa asyhaduanna muhammadarrosulullah”
    Syiah yg menyatakan mengaku akan rukun iman itu 5 perkara dan rukun islam 6 perkara sama dengan sunni yg mengakui hal tersebut maka kita semua bersaudara.
    apa yang telah saya baca tentang pemahaman syi’ah hal tsb jikalaulah benar2 mereka katakan dengan zhohir dan bathin krn Allah dan Rosul-Nya maka saya katakan kalian adalah orang2 yg benar (menurut analisa saya)
    Bgt juga dengan orang sunni apa yg mereka utarakan mereka juga adalah orang yang benar (menurut analisa saya)
    (Selama para syi’ah tidak melebihi ahlu-l-bait Rosulullah dgn Rosulullah dalam hal apapun dan selama para sunni tidak melebihi sahabat-sahabat Rosulullah dengan Rosulullah dalam hal apa pun) maka saya bersaksi bahwa “Perbedana antara sunni dan syi’ah dalam kacamata faham saya, saya melihat hanya setipis dan sehalus benang”.
    Akar akan tetap dikatakan akar, batang akan tetap dikatakan batang, ranting akan tetap dikatakan ranting dan daun akan tetap dikatakan daun. Maka kesemuanya ini bila kita gabungkan akan bernama POHON.
    Seandainya seluruh bagian POHON mereka mengatakan:
    Akar berkata : “Akulah pohon, sedangkan batang, ranting dan daun bukan pohon…!
    Batang berkata : “Akulah pohon, sedangkan akar, ranting dan daun bukanlah pohon…!
    Ranting berkata : “Akulah pohon, sedangkan akar, batang dan daun bukanlah pohon…! dan seterusnya…..
    Apakaha akar berhak menyatakan dirinya adalah pohon bila tdk berbatang, berranting, berdaun dan berbuah…..?
    Apakah batang boleh disebut pohon bila tdk berakar, berranting, berdaun dan berbuah…..? dan seterusnya…….
    Maka seluruh bagian pohon ini tidak akan pernah berbuah untuk selama-lamanya….!
    Mari kita menjadi POHON….!
    Kelak POHON ini akan berbuah yang harum lagi manis rasanya.
    Wahai syi’ah…! Jangan anda mengatakan diri anda adalah Muslim yg beriman sedangkan anda menyatakan sunni bukan Muslim yg beriman…tWahai sunni….! Jangan anda mengatakan diri anda Muslim yg beriman sedangkan anda menyatakan syi’ah itu bukan muslim yg beriman…! dan seterusnya…..
    Saya katakan kepada anda-anda semua, bahwa yang sesat lg menyesatkan adalah akar yg menyatakan dirinya adalah POHON sedangkan dia tetaplah akar dan tidak pernah melengkapi dirinya dengan batang, ranting dan daun maka selama-lamanya dia tidak akan pernah berbuah…..!
    Allahumma sholli wasalim wa baarik ‘alaa sayyidina Muhammad Nuru Dzati wa sirri wamin jami’i wa-l-asroori asmaa-i wa-s-shifaat.

  1095. Asholaatu wa salamu ‘alaika ya sayyidii ya.. Rosulullah khudz biyadi qoddooqot hiilati adriknii ya habiiballah.

  1096. sunni syiah bersaudara, yang berbahaya bagi dunia islam adalah aliran wahabi saudi..

  1097. Alhamdulillah…Khatam….setelah dibaca 4 hari…buat pengikut syi’ah atau simpatisannya, kalau sy ingin membaca kitab2 ushulnya spt al-kahfy atau kitab2 salafnya syi’ah yg lain tentang aqidah tentang hukum atau tentang akhlak dimana ya bisa sy dapatkan???INGAT!!!yg terjemahannya aja, sy ga bisa bhs Arab apalgi Persia….Kalau kitab2 Sunni alhamdulillah sdh banyak beredar di pasaran dan sebagian ada yg sdh sy baca….

    SARAN:
    Ada baiknya kitab2 Syi’ah tersebut diedarkan spy masyarakat bisa tahu dan mengerti syukur2 dpt hidayah. Kayanya kitab yg urgen utk diketahui masyarakat adalah kitab2 yg kalau di Dunni spt: Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Imam Ahmad, Al-Umm Syafii, al-Muwattha Malik dll.

    Terimakasih

    NB. Utk semua, teruslah berdebat, tp tolong dengan akhlaqul karimah sambil selalu minta petunjuk kpd Allah.

  1098. @budy
    Kalau terjadi perselisihan kembalilah kepada al-quran dan ahlulbayt.a.s..

    @all
    bukankah musuh2 islam senang dalam perpecahan suni syiah?.. maka dari itu, persatuan sunni syiah, dengan saling menghargai dan menghormati perbedaan,.. itulah jawabanya,..

    karna sejatinya sunni dan syiah sama2 mazhab islam yg layak diapresiasi,.. salam damai…

  1099. boss, kalo ada orang nyang ga ngeyakinin wilayah ama imamah

    ntu orang kafir ga?

  1100. Islam itu satu.

    jadi kalau ada islam ini dan itu dapat dipastikan rekayasa hawa nafsu manusia..

  1101. Kalian tahu, Kyai di Desaku juga pernah menjelek2 kan Syiah, bilang macam2 kalau shiah itu kafir karena ini karena itu dll.

    Karena kurangnya pengetahuanku tentang sunni-syiah aku jadi gak bisa bilang apa2 cuma bisa mengelus dada karena tak paham.

    Setelah baca2 buku yg cukup adil di kedua pihak, baru aku sadar bahwa mereka para alim telah terjebak orang2 kafir yang ingin memecah belah umat, yg aku pahami sekarang sunni-syiah adalah sama2 Islam Allah SWT.

    Aku bukan orang sunni, bukan pula syiah, tapi yang aku tahu keduanya sama-sama pengikut Nabi Muhammad SAW, berTuhan ALLAH SWT, percaya pada Al Qur’an 100% dst.

    Berbagai tuduhan2 miris yang bahkan disampaikan oleh seorang kyai itu ternyata 99% FITNAH belaka tanpa dia menyadarinya. Semoga Allah SWT menyadarkan mereka bahwa semua kita bersaudara. Tangan2 orang kafir telah sampai terlalu dalam.

    Kalian tahu, suatu saat jika hal spt ini tetap berlanjut, NU dan Muhammadiah akan saling berperang dan saling membunuh di indonesia cuma dengan sedikit bumbu2 orang yahudi. Kalian mau itu terjadi sodara2ku?

  1102. saya mau tanya klu bisa jawab nja besok sudah selesai
    enak kok pertantanyaan saya
    1.asal usul tokoh syiah ja’fariyah ?
    2.wakil dan daerah kelahiran nya ?
    3.gurua2 nya ?
    4.pokok aliran syiah ja’fariyah ?
    5.daerah perkembngan ne ?
    6.masa kemasa and runtuh nya syiah ja’fariyah ?
    7.wafat nya dan tokoh pendiri ?

    tolong dibales ya ?

  1103. Wahh…. kalo tujuan pembahasan ini utk mencari kesepakatan saling pengertian… hmm.. susah.. dan mungkin ngk bakal tercapai..makna isi bahasan masing2 pihak sepertinya “Sama aja” sama-sama sudah mulai mengarah ke makna “Aku pihak yang benar, Kamu pihak yang Salah”, “Aku lebih tahu dari kamu, kamu tidak lebih tahu dari aku” dan hal lainnya yang kurang lebih seperti maksudnya. padahal mungkin kalian bukan juru bicara resmi utusan kelompok masing-masing.

    Kalau pun tujuan bahasan langsung maupun tidak, bertujuan agar salah satu pihak mengaku salah lalu pindah mengikuti pihak lainnya..hmm..!! sepertinya susah dan mungkin ngk bakal terjadi. Orang2 terdahulu aja di seluruh dunia, yang mungkin jauh lebih berpengetahuan dari kalian, sampai sekarang belum mampu membuat pihak lawannya mengaku telah salah dan patuh mengikuti pihaknya.

    Mudah2an bahasan selanjunya bisa saya dapatkan apa yang saya cari, yaitu sesuatu yang jauh lebih manfaat dan faedah dimana masing-masing pihak melakukan bahasan ke arah mencari cara dan solusi,paling jitu, tentang bagaimana caranya (di indonesia dulu aja deh) atau setidaknya untuk lingkungan kita masing2,agar kedua pihak ini bisa hidup ‘ikhlas’ berdampingan dengan saling pengertian dalam menjalankan apa yang diyakini oleh masing-masing pihak.

  1104. boss syiahprince tanya dong
    kalo orang nyang ga ngeyakinin imamah ama wilayah ala syiah, kafir ga?

  1105. Allah mengetahui mana yang benar. di massa Rosul. yang seperti ini nggak ada. tauhid cuma satu, berbeda ya di dibersihkan.

  1106. Bagiku, semua sama, jgn merasa benar, yg penting jalankam perintah dan jauhi larangan2 Allah.

  1107. syukran sudah berbagi analisisnya… bagi saya sudah jelas,. bahwa sunni dan syiah sama-sama mazhab yang sah dalam islam,… dan bebasa memilih diantara keduanya,.. sunni syiah salam damai…

  1108. syiah bukan islam

  1109. @ oranganjuk

    Kalau benar Syiah itu bukan Islam, maka tindakan Jabatan Agama Islam Malaysia yg diselanggara oleh Sunni ini apa maknanya?

    http://www.islam.gov.my/presiden-republik-iran-solat-jumaat-di-masjid-wilayah-persekutuan-kl

    Adakah Sunni pun bertaqiyyah?

    Kurang2kan paparan goblok mu yah Mas. pergi belajar lagi

  1110. syiah laknatullah

  1111. Wah kalo tentang Syiah Imamiah, ane lebih suka ke blog ini –

    http://tenteradajjal.blogspot.com/

  1112. UNTUK SAUDARA2KU SEBAIKNYA GAK USAH MEMBAHAS MASALAH PERBEDAAN ANTARA SUNNI&SYIAH,…KARENA HANYA AKAN MEMBUAT KECEWA&LUKA HATI SALAH SATU NYA.. BAHKAN KEDUA-2NYA…MESKIPU MASING2 MEMAPARKAN DALIL,MENURUTKU ITU PERCUMA… KARENA PENAPSIRAN DARI KEDUA BELAHPIHAK SUDAH PASTI BERBEDA……JALANKAN SAJA YG MENURUT SAUDARA2KU BENAR….SERTA KALAU MAU BELAJAR CARILAH GURU…..YANG TIDAK MENGKAPIRKAN SESAMA MUSLIM…

  1113. ALANGKAH INDAH KALO JUSTRU PERSAMAANNYA YANG DIKEDEPANKAN DAN SAMA2 DITINGKATKATKAN DALAM MLAKSANAKANNYA…..SEMISAL..SHOLAT FARDU…PUASA(SAUM)…BERZAKAT…DAN KESAMAAN LAINYA…AGAR ISLAM ITU TETAP BERSATU….WASALLAMUALIKUM WAROHMATULLAHIWABAROKATU….YANG MAU BERSAHABAT BOLEH….089656130283.

  1114. @oranganjuk,
    Amiin, kalau memang sesat, kalau menurut Allah syiah benar, maka semoga doa anda kembali kediri anda sendiri


  1115. tiada tuhan selain basar? apakah ini akidah syiah?

  1116. saya heran dengan orang2 islam yang mengaku katanya agamanya rahmatan lil alamin, agama damai, lha kok antara sesama muslim, saling sesat, saling hujat, bahkan kalau saling ketemu kayanya bakal saling tonjok deh ,,diskusinya juga tidak ilmiah ngawur kesana kemari seperti orang debat pinggir jalan, bagaimana orang beragama lain merasa aman berdampingan dengan muslim??wong yang islam saja tidak merasa aman didekat muslim yang beda pendapat (mazhab??/aliran??) makanya harus pada dididik budi perkerti dulu deh

  1117. @surdai jika atas video itu aja kau masih menghindar, percuma diskusi, silakan jadikan imam-imam syiah jadi panutan, kelak di akhirat silakan minta tolong ke imam syiah.


    komentarku cukup disini aja

  1118. syiah sukany beretorika saja ,…bila sudah kepepet alasanya muter-muter…..

  1119. katanya sih membela hak imam ali yang di rampas oleh sahabat ,tapi sayang imam ali sendiri tidak merasa di dholimi oleh sahabat,sudah tau gitu eh mASIH NGEYEL kalo di kasih tau,sok pahlawan tapi yag di bela nggak butuh,,,,,…pengorbanan yang sia sia…..

  1120. Sejak dulu hingga sekarang syiah difitnah sesat dan menyesatkan, namun kenyataannya musuh2 Islam sekarang mulai gentar dgn perkembangan Islam di Iran, jadi silahkan ente yg anti syiah ngomong macam2, namun Islam akan jaya hingga akhir jaman dgn 12 Imamah/Khalifah dari Ahlul Bait Nabi SAW. Shalawat…

  1121. Yth komar di tempat,…sebenarnya kita juga cinta ahlul bait sebagimana orang syiah,tapi yang saya tidak suka terhadap syiah cuman pandanganya terhadap para sahabat nabi yang kata syiah munafik telah mendholimi imam Ali KW selain yang empat ato lima itu,

  1122. @Nizar.. sekarang saya mau tanya; kalau sahabat melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, sahabat yg demikian disebut apa?

  1123. @komar …..sahabat siapa?melanggar apa? apa anda akan bilang sahabat nabi yang selain 4 itu melanggar Allah dan Rosul? Rasional sedikit dong sahabat nabi ribuan pada saat itu,….

  1124. @komar.. sekarang saya mau tanya; kalau sahabat melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, sahabat yg demikian disebut apa?contoh: ini versi syiah bukan menurut saya camkan itu, IMAM ALI TELAH DI ANGKAT OLEH NABI DAN ALLAH MENJADI PENGGANTINYA SEBAGAI KHOLIFAH TETAPI JUSTRU IMAM ALI MEMBIARKAN KURSI KEHALIFAHAN JATUH KEPADA ABU BAKAR,UMAR DAN UTSMAN ,tolong di jawab karna ini menurut versi anda .” SAHABAT YANG TELAH MENDAPAT AMANAH DARI ALLAH DAN ROSUL DAN TIDAK MELKASANAKNNYA DISEBUT APA” kalau saya, sih tidak perlu menjawab karena dari awal saya sudah bilang ALI TIDAK MENDAPAT AMANAH. saya berterimaksih sekali kalau jawabannya tidak muter2.

  1125. @nizar. hehehe.. anda tidak mengerti ketika sahabat berselisih di saqifah utk jabatan khalifah, bukankah sahabat itu sudah lama mengidamkan jabatan tsb? belum juga Rasulullah SAW dipulasara dan dimakamkan? dimana hati nurani anda thdp sahabat yg seperti itu?

  1126. @komar ……ciri has syiah sekali jawabanya muter2,dari awal sya dah tanya siapa nama para sahabat yang melanggar perintah Allah dan rosul melanggar apa?menurut versi anda sahabat yang dipilih oleh nabi dan allah menjadi penggati sebagai kholifah trus tidak melaksanaknya.apa itu namaya? kata anda” bukankah sahabat itu sudah lama mengidamkan jabatan tsb?” ini juga kebiasaan syiah membuat retorika yang tidak masuk akal,kalau anda atas nama syiah tidak mau di sebut memfitnah anda bilang sahabt sudah mengidaamkan jabatan kholifah sejak kapan?nabi tau ndak? Ya Allah saya doakan semoga jawabnya tidak muter2 ,soalnya kasihan soal yang dulu belum d jawab eh buat persoalan lagi….Amin

  1127. @nizar… bukan fitnah itu adalah kenyataan tentang sahabat berselisih di saqifah… anda tahu ngga sih riwayatnya? silahkan cari di posting saqifah..

  1128. @komar……kalau memang benar klaim syiah ali telah di pilih oleh allah dan nabinya dan sahabat telah merebutnya,bukankah melaksanakan amanah itu wajib mengapa ali tidak melaksnakannya,…..apakah mungkin kaderisasi nabi muhammad membina umat islam gagal total….ketika nabi muhammad baru meninggal sahabat telah berebut kekuasaan…khumaini ja bisa menbina sahabat masak nabi muhammad ndak,…apakah mungkin wasiat nabi tidak di sampikan gara2 di halangi umar…brarti risalah nabi ada yang tertinggal donk…apakah anda mau bilang saahabt2 yang mati di medan perang membela islam dengan tetes darah dan keringat anda bilang orang kafir…apakah anda akan bilang syiah penyelamat islam dimana tidak pernah melakukan perang menaklukan daerah /bangsa lain meski hanya sejengkal…..apakah anda akan bilang sahabat sekitar 4000 orang selain yang 4 telah berhianat kepada nabi,….tapi faktanya sepeninggal nabi agamaya tetap islam.,,,,…apakah mungkin para sahabat yang ribuan itu semua sudah mengidam idamkan kedudukan dan harta benda,….emangya apa hebatnya jadi kholifah dan nabi emangnya meninggalkan deposito serta kepengan mas yang ada adalah tanggung jawab melkasakan jihad dngn jiwa dan raga. apakah anda akan bilang dalam dunia islam tidak ada uhuwah islamiyah para sahabat yang selalu bersmama nabi tidak punya rasa kasih syang meraka harus saling membunuh. …..ringkasya kalau pendapat syiah memang benar agama islam itu hebatnya apasih …baru saja di tinggalkan nabi satu menit sudah saling bunuh, saling bakar rumah ,saling berebut kekuasaan, saling berebut harta,saling hujat saling fitnah,…sedangkan sahabat yang mendapat amanah juga tidak melaksanaknya…..inilah gambaran islam yang selalu di gembor2 kan syiah,….sedangkan faktanya agama islam solid,agama islam valid, tidak mungkin nabi tidak mampu menjalankan misi kenabiannya…….@komar maaf saya sengaja tidak bertanya karna sya dah hafal tabiat orang syiah……ORANG KALAU SUDAH SEKALI BERBOHONG UNTUK MENUTUPI KEBOHONGANNYA IA AKAN BOHONG LAGI… Wasallam

  1129. @nizar… hehehe… anda hanya pandai mengira-ngira saja, baca dong posting2 di blog ini (hadis2nya). Sy bukan syiah seperti anda tuduhkan dan saya tidak mengatakan sahabat kafir, mereka hanya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya dlm al-Maidah : 5 dan hadis shahih ats-Tsaqalain. Hehehe.. siapa yg berbohong? setiap tuduhan akan kembali lagi kepada penuduhnya… Wassalam..

  1130. @komar….ndak usah taqiyah ini tidak membahayakan anda…..anda syiah aja nda papa kok,…eh numpang tanya ..APAKAH SETAN ITU BELAJARNYA TAQIYAH NYA SAMA SYIAH YA….,@ KOMAR …anda punya saudara perempuan,anak perempuan. Ibu perempuan,keponakan perempuan,..ipar prempuan…GIMANA KALAU NIKAH MUT’AH SAMA SAYA AJA?….,EH anda kan bukan syiah tolong di ingatin orang syiah itu,sebenernya imamnya kan Cuma 11 wong nyatanya yang satu masih ngumpet….masak imam main petak umpet sih,tanggung jawab dong ini umat lagi kisruh kok Malah masih ngumpet-ngumpet.
    @komar….la yang sahabat tidak melaksankan amanat dari allah dan rosul nasibnya gimana…?lho anda kok menyebut-nyebut alqur’an surat maidah,padahal itu mushaf usmani,sahabat yang meriwayatkannya,…,masak kok anda membacakan mushaf y diriwayatkan orang-orang yang melanggar perintah allah dan rosul,…kayaknya ada sang salah ini,kalau bukan alqunnya pasti otaknya….’’teman –teman tolong aku ya yang salah otaknya atau alqurannya…jawabnya lewat sms ja trim,…
    @komar…gimana kalau kamu sya ajak membuat usaha yang bergerak di bidang jasa yaitu ‘’ BIRO JASA KAWIN MUT’AH(GERMO)’’ ?pasti banyak peminatnyya,apalagi kalau kita mebuatnya dekat ama tempatnya orang-orang syiah.di jamin rame….gimana kamu setuju……kok diam,berarti setuju….
    SAMPAI JUMPA EPISODE BERIKUTNYA LUSA JAM YANG SAMA……

  1131. ingat Islam terbagi 72 golongan, hanya satu yang selamat, jadi salam damai hanya untuk dunia saja.

  1132. saya yg tak tahu apa itu siah dan apa itu suni aku cuma numpang lewat.islam adalah agama rahmatan alamin orang2 diluar islam tak akan senang sebelum orang islam meninggalkan agamanya minimal membelot.jadi jelas apapun agama diluar islam akan berusaha agar islam tidak boleh jadi agama yg benar maka dicarilah berbagai jalan, jalan yg terbaik adalah memecah islam itu sendiri dari dalam. menurut aku islam memang agama yg benar yg tak benar adalah mereka2 yg melaksanakan islam itu sendiri.contoh dalam cara bepakaian ,beradap tasi semua diatur malah sampai2 urusan buang ajat. jadi kesimpulannya yg jadi petaka orang2 yg ngaku islam tidak memahami islam secara utuh sesuai ajaran yg ada di Alquran dan sunah Nabi . Islam yg sekarang sudah dimasuki ajaran yg diakali yaitu kedunian ,pada hal Islam mengatur tata kehidupan di dunia dan akhirat maaf ya kalau ada yg tersinggung maklum numpang lewat

  1133. @smal ….kita sama-sama numpang lewat,dari awal saya juga tidak mempermasalahkan suni ato syiah yang saya ndak suka itu cuma kalau ada orang yang mengatakan bahwa para sahabat nabi setelah di tinggal wafat nabi, mereka akidahnya telah salah, yang benar hanya 4 sahabat saja,..iIMAM ALI KW,ABU DZAR,SALAMAN AL FARISI ,SAMA MIQDAD saja,..karena sahabat pada saat nabi menggigal itu jumlahnya ribuan sahabat,jadi menurut saya keyakinan yang seperti itu tidak benar. wassalm

  1134. @nizar.. seperti biasa umat Islam terpropaganda dgn khilafiyah; nikah mut’ah, taqiyah, ibnu saba… sehingga terjadi keretakan ukhwuah diantara Sunni dan Syiah… sebelum anda komen lagi, saya sarankan baca seluruh posting di blog ini, jadi kita tidak salah paham tentang sahabat… Wassalam…

  1135. KESALAH PAHAMAN ANTARA AHLUSSUNAH DAN SYIAH
    1. Ahlussanah dan syiah adalah sama jika masalah Imamah adalah menjadi masalah furu’iyah saja bukan usuliyah (aqidah),jadi syiah hanya bermadhab ja’fari dan ahlussunah bermadhad maliki,syafii,hambali,hanafi.
    2. Ahlussunah adalah orang-orang yang merasa /berpola fikir/berideologi mengikuti nabi SAW bukan suatu organisasai yang ada pembuatnya,yang ada anggotanya,yang ada legalitasnya.
    3. Ahlussunah bukanlah ciptaan muawiyah,nasibi (memusuhi ahlul bait) yang berdasarkan asumsi ketika Ali KW berperang melawan Muawiyah,Pasukan Ali KW terpecah menjadi 2,yaitu Syiah dan Khowarij,kemudian orang –orang banyak yang salah paham mengatakan Ahlussunah Adalah golongan yang ke tiga yaitu pasukannya muawiyah.
    4. Syiah adalah murni masalah politik tidak ada hubungannya dengan gerakan agama,bukan agama ciptaan ali bukan agama penyembah Ali,
    5. Masalah penafsiran Washi mestinya artinya pemimpin agama saja (bukan Kholifah:pemimpin negara) fakta nabi muhammad adalah pemimpin agama bukan kholifah pertama,
    6. Ahlul bait nabi adalah bagian dari Sunah nabi,tidak mungkin kita mengikuti nabi tanpa menggunakan sunnah nabi.
    7. Nabi adalah manusia yang ahlaqnya paling sempurna,Juga Rohmatan Lil Alamin,juga yang menjadi teladan terbaik, juga menjadi catatan sejarah pemimpin paling terbaik di dunia (orang-orang barat yang mengakuinya bukan islam saja)
    8. Tidak mungkin setelah beliu wafat hanya mampu mengislamkan sekitar 7 orang saja,tak mungkin nabi mengalami kegagalan dalam pengkaderisasi islam,karena tak mungkin Allah salah dalam firmannya,tak mungkin sejarah berbohong.
    9. Tak ada yang mustahil Ahlussunah dan syiah bersatu bila kita sama mau berfikir kritis dan rasional, tidak fanatik buta,tidak terprofokasi politik adu domba musuh-musuh islam,
    10. Islam adalah agama dari Allah hanya untuk orang-orang yang berhati bersih,orang yang mempuyai akal dan mau menggunakan akal tersebut untuk kebaikan.
    SEMOGA ISLAM BISA BERSATU DAN BERDAULAT DALAM SATU BENDERA
    ALLAHUMMA SHOLLI ALA MUHAMMAD WA ALA’ALIHI WASOHBIHI ‘AJMAIN.

  1136. Pernyataan anda hanya dugaan saja, coba pahami hadis ini:

    Dari Zaid bin Tsabit RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian dua Khalifah yaitu Kitab Allah yang merupakan Tali yang terbentang antara bumi dan langit, serta KeturunanKu Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan berpisah sampai menemuiKu di Telaga Surga Al Haudh. (Hadis Ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad jilid 5 hal 182, Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad menyatakan bahwa hadis ini shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir jilid 5 hal 154, Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid jilid 1 hal 170 berkata “para perawi hadis ini tsiqah”. Hadis ini juga disebutkan oleh As Suyuthi dalam Jami’ Ash Shaghir hadis no 2631 dan beliau menyatakan hadis tersebut Shahih.)

    Hadis di atas adalah Hadis Tsaqalain dengan matan yang khusus menggunakan kata Khalifah. Hadis ini adalah hadis yang Shahih sanadnya dan dengan jelas menyatakan bahwa Al Ithrah Ahlul Bait Nabi SAW adalah Khalifah bagi Umat Islam.

  1137. @nizar elroziqie, anda boleh tidak setuju mengenai mutah, saya juga meragukan apakah masih berlaku atau tidak, tapi janganlah sembarangan menistakan mutah, bukankah dizaman nabi mutah dihalalkan?, begitu pula dizaman Abubakar siddiq? terus menurut anda dizaman tsb siapa germonya? hati2 lo asal nyeplos mencela tanpa tahu asal usulnya bisa2 kualat, jangan karena kebencian anda terhadap segala berbau syiah terus jadi ngawur

  1138. menarik… emang asal mulanya masalah politis perbedaan kekalifahan… tapi seiring waktu berubah menjadi perbedaan pokok keimanan antara sunni dan syiah…

  1139. Janji Allah adalah hal yg mutlak… Allah tidak akan pernah lalai menjaga Alqur’an… Apakah Nabi Muhammad pernah mencaci maki para sahabat??? kepada orang diluar islampun Nabi Muhammad tidak pernah mencaci maki… apakah Ali ra pernah mencaci maki para sahabat dan istri Nabi??? tidak pernah… itu saja sdh cukup menjelaskan…

  1140. Mas dadan. sepertinya perkataan anda melambangkan anda tidak pernah menelaah kitab hadis anda. Dlm Sahih Muslim anda mencatatkan keyakinan Umar bahwa Imam Ali a.s menganggap Abu Bakar sebagai pembohong, pendosa, penipu dan pengkhianat. Ini riwayat sahihnya Mas:

    فلما توفي رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم قال أبو بكر: أنا وليُّ رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم، فجئتما تطلب ميراثك كن ابن أخيك و يطلب هذا ميراث إمرأته من أبيها فقال أبو بكر: قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال: ما نورث ما تركنا صدقة! فرأيتماه كاذبا آثما غادرا خائنا والله يعلم أنه فيها صادق بار راشد تابع للحق …..
    “… Dan ketika Rasulullah saw. wafat, Abu Bakar berkata, ‘Aku adalah walinya Rasulullah, lalu kalian berdua (Ali dan Abbas) dating menuntut warisanmu dari anak saudaramu dan yang ini menuntut bagian warisan istrinya dari ayahnya. Maka Abu Bakar berkata, ‘Rasulullah saw. bersabda: “Kami tidak diwarisi, apa- apa yang kami tinggalkan adalah shadaqah.”, lalu kalian berdua memandangnya sebagai pembohong, pendosa, penipu dan pengkhianat. Demi Allah ia adalahseorang yang jujur, bakti, terbimbing dan mengikuti kebenaran. Kemudian Abu Bakar wafat dan aku berkata, ‘Akulah walinya Rasulullah saw. dan walinya Abu Bakar, lalu kalian berdua memandangku sebagai pembohong, pendosa, penipu dan pengkhianat….”

    Tidak cukup dengan itu,

    tahukah anda Sahabat Nabi iaitu Hasan bin Tsabit justru pernah berbicara tidak baik ke atas Aisha? Dan Urwah (tabi’in) pula mencaci Hasan bin Tsabit? Ini riwayat sahih pegangan anda Mas:

    Narrated ‘Urwa: I started abusing Hassan in front of ‘Aisha, whereupon she said. “Don’t abuse him, for he used to defend the Prophet”. (Sahih Bukhari, Volume 4, Book 56, Number 731)

    dan banyak lagi riwayat-riwayat Sahih dalam kitab hadis anda yang kaya dengan bukti Sahabat mencaci Sahabat.. seperti Muawiyah (laknatullah alaih) mencaci Imam Ali a.s, Mughirah bin Syu’bah (laknatullah alaih) mencaci Imam Ali a.s, Abu Hanifah mencaci Abu Bakar.

    aneh ya.. Mengapa mereka mengingkari sabda Nabi saw (yang melarang mencaci sahabat) ya Mas?

    kalau perbuatan saling mencaci sesama mereka Sahabat dibenarkan, lalu atas sebab apa kalian mengkritik Syiah Imamiyah dalam kasus ini?

    Salam Damai.

  1141. Caci maki = menggugat?
    Caci maki = kritikan?
    Caci maki = mengecam?
    Caci maki = membahas?
    ATAU
    Caci maki = MEMFITNAH, MENGUMPAT, MENGHUJAT, BERKATA KOTOR

    TANYA DIRI SENDIRI

  1142. Tak pikir telaahnya “ilmiah”, ternyata pembelaan membabi buta.
    Taqiyah = MODE ON banget..!!

  1143. Dari halaman ini saja bisa dimengerti, mengapa umat islam cenderung berada dalam situasi yg tdk menguntungkan. Umat dibentur-benturkan pada perbedaan-perbedaan. Semakin hari situasi ini tdk semakin baik. Generasi umat yg baru sdh dicekoki kondisi yg tdk masuk akal ini. Masing-masing merasa dirinya benar, yg lain adalah salah dan sesat bahkan sampai pd pengkafiran. Kebenaran Qur’an dan Hadis didangkalkan oleh pemahaman manusia yg sangat terbatas. Coba perhatikan bagaimana angkuhnya ketika tiap-tiap golongan memaparkan yg dianggapnya kesalahan-kesalahan golongan yg lainnya. Problem ini memang sdh mengakar, hampir tdk mungkin dipertemukan kecuali dengan datangnya situasi dahsyat dimana segala kesombongan manusia diruntuhkan. Sampai situasi itu datang, tidakkah lebih baik jika sekarang kita cukup meyakini apa yg kita anggap benar itu sbg batasan kesanggupan kita memahami Qur’an dan Hadis?, kita hanya bertanggung-jawab pada apa yang kita yakini, orang lain juga seperti itu. Bergelimpangannya nyawa baik dari kaum suni maupun syiah akibat dari kecekcokan ini semoga menyadarkan kita bahwa keangkuhan hanya melahirkan malapetaka. Ya Allah, berilah kelembutan pada hati-hati kami yg mengeras oleh keangkuhan dan kesombongan.

  1144. tradisi debat ilmiah adalah tradisi Islam yg sdh ada sejak jaman Nabi Muhammad Saw sampai pd para Ahlulbayt Nabi Saw pun sbg bagian dari dakwah syiarnya………sejarah dan alquran sdh mencatat debat ilmiah Nabi saw dgn ahlulkitab pd pristiwa mubahalah……upaya manusia biasa yg berusaha mencukupi kebenaran pemahaman hadist dan alquran sebatas kemampuan dirinya sendiri adalah juga suatu tindakan kesombongan manusia…padahal kita sdh di ajak utk memahami Al Quran dan Sunnah Nabi Saw melalui Ahlulbytnya saja kalau ingin selamat.

  1145. labbaika yaa huseini…kebenaran akan yang haq akan menumbangkan kebatilan….

  1146. assalamualaikum warahmtullhiwbrktuh……saya berpaham ahlu sunnah wal jamaah, alhamdullillah sejak setahun yl, sebelumnya saya terpengaruh wahabi, awal ketertarikan saya pada suni dikenlkan suami yang waktu itu belajar ttg hbib munzir(lewat internet karena kmi tidak berdomisili di jkt), saat habib munzir meninggal kemaren(semoga Allah mengampunin dosny dn mengumpulkannya bersma orang yg sngt dicintainya, Rasullullah SAW ) saya akhirnnya turun gunung u belajar sendiri….perbedaan yg nyata yg saya rasakan adalah, rasa disayangi Allah, habib munzir banyak membahas cinta kepadda Allah, kepada rasullullah dan kepada ahlul bait, saya merasa bimbingan langsung Allah sampai hari ini lewat imam2 dan wali waliNYA subhanAllah….berbekal pengetahuan bahwa Allah menyayangi saya, saya menjadi lebih mencintai diri sendiri yang akhirnya saya bisa memberikan cinta ke sekitar saya, sehingga saya bisa berfungsi maksimal sebagai seorng ibu..pendapat saya ttg syiahpun berubah, karena sebelumnya sumber saya ttg syiah bukan dari syiah, seperti dulu saya menganggap rendah suni karena saya tidak cek lngsung ke sumber suni melainkan dari ulama2 wahabi…..

    1. mengenai mutah, suni dan syiaah punya dasar masing2, karena nabi pernah membolehkan dn melarang, sebaiknya pelajari masing2 landasan kenpa suni dan syiah berbeda untuk akhirnya putuskan dengan hati nurani dan akal sehat sendiri mana yg lebih kuat….saya pribadi adalah seorang wanita dengan 2 orang anak wanita, saya tidak akan membiarkan diri saya dalam jenis pernikhn ini, dan tidak rela jika anak2 sayapun terlibat dengan jenis pernikahan ini. disamping menurut saya pendapat suni lebih kuat(ngga usah diperdebatkan), pernikahan inipun saangat tidaak adil u wanita dan anak2 hsil pernikahan ini……kalau ada yg memilih bahwa mutah boleh, itupun ngga masalah, karena tiap keputusan dan pilihan2 kita addalah tanggung jawab pribadi masing2….namun sebagai wanita, saya yakin wanita dalam kondisi normal dan terlindungi, secure dan menghargai dirinya ngga akan memilih jenis pernikahan ini, mereka lebih memilih menikah yang lebih menghrgi dan memberi rasa aman…..jika semuaa wanita merasa secure walaupun bgi yg membolehkan pada akhirnya praktek ini pun akan hilang seperti hilangnya perbudakan, karena islam mendorong penghpusan budak walau perbudakan tidak dilrang(dengan adanya aturan2 ttg budak&majikan) ,jadi propaganda mutah lebih mulia dari nikah dan mendorong orang u mutah sebaiknya jangan dilakukan, karena ketika dulu dibolehknpun, situasinya bukan situasi normal.

    2. ttg spesialnya posisi ahlul bait dn keturunan nabi, suni tidk bersselisih ttg ini, jadi percuma juga berdebat ttg ini…

    3.mengenai para sahabat, tentunya para ulama suni memahami adanya perselisihan antara sahabat tersebut…jadi ngga usah juga sling berdebat, perbedaannyaa adalah dalam penyikapan.
    syiah terpku dengan masa lalu dan beranggapan dengn terus mengingat2 dn mendendm ttg hal itu adlah wujud kecintaaannya terhadap ahlul bait, sementara
    suni dan para habib suni (yang notabene keturunn nabi), mengmbil sikp u memaafkan dan mengambil hal2 yg baik dari para sahabat itu, kesalahan2 mereka ngga dibahas2 terus seakan2 kita orng bersih, namun kesalahan diakui pernah terjadi, dengn penulis artikel ini mengambil dari sumber2 suni sudah membuktikn bahwaa imam dan ulama suni tidak pernah menganggap itu tidak terjadi, perumpamaannya seperti sesudah reformasi dulu apakah suharto harus diadili atau dimaafkan karena berbagai sebab. pilihan y ditngn kita msing2 mau ikut yng mana.

    kalau saya pribadi , dengn pengalaman lama di paham yang tidak toleransi dengan perbedan, yang gampang nyalah2in orang, saya memiliih yg memaafkan, saya memilih u tidak membiarkan hati saya tergnggu apalagi u hal dimasa lalu dan kesalahan orang lain, krena saya juga manusia, saya punya banyak kesalahan(pasti), ketika saya meliht diri saya dimasa dulu, saya bergidik, tapi saya memutuskan u memaafkan diri saya dimasa lalu…dari semua kejelekan saya dimasa lalu banyak juga hal2 baik, yg sampai sat ini terus saya pertahankan, hal sama juga saya lakukan terhdap kesalahan orang2 terhadp saya, waktu sd, smp sy sempat dibulying guru2 yg akibatny membekas sampai saya dewasa, mempengaruhi saya secara negatif, butuh tafakur lama untuk sy menyaddari ada yg salah dengan diri saya, dan butuh waktu juga u mengetahui penyebab dan menyembuhkannya…dan saya menyembuhknnya dengan memaaafkan mereka, mereka tetap melakukan kesalahan tersebut, tapi saya tidak membiarkannya u mempengaruhi saya lagi, saaya tidak memberikn para guru tersebut kendali u membuat saya merasa negtif…

    dulu saya beranggapan beragama tidak boleh pakai emosi, harus objektif pakai logika, namun itu kesalahan fatal, karena Allah menciptakan kita ada akal dan hati, saat cenderung k satu sisi kita mengabaikan yang lainnya, akan terjadi ketidak seimbangan, dan kita tidak berfungsi mksimal sebagai manusia, sebagai muslim, sebagai rahmatanlilalamin……wahaabi walaupun berusaha meniadakan keterikatan emosi(pengalaman saya dengan wahabi dulu seperti ini, mungkin pengalman orang lain berbeda), sebenarny diikat oleh kesamaan emosi dalm memerangi pelaku ahli bidah, musrik, ahli kubur(menurut mereka), karena saya berada dilingkungn tersebut, oknum yg bersemangat dengn faham ini hampir selalu, membahas ini, merasa pling bersih, dn mengolok olok yg lainnya(inipun pengalaman saya, beberapa yg lain mungkin tidak seperti ini) , syiah diikat emosi dengan peristiwa karbala, dan musibah yg menimpa, anak, menantu dan cucu2 nabi….suni(sependek pengalaman saya, saya baru mengenal habib munzir) diikaat dengan emosi kecintaan kepada Allah dan rasullullah, dan sy memilih yg terakhir, karena saya lebih memilih ikataan dalam emosi positif dibanding emosi negatif. Karena perasaan dicintai dan mencintai membuat saya penuh cinta, untuk selanjutnya bisa memberikan cinta tersebut k anak2 saya, yg sekarng merupakan amanah Allah swt u saya, dn kepada yang lain, sehingga islam sebagai rahmatalilalamin bukan hanya slogan….

    nasehat saya u saya yang lebih muda
    1. dalam hal beragama jangan sok berpendapat, kamu ngga punya ilmu yg cukup u mempeljari hadis2 tersebut, seejarahnya, konteksny, nsukh masukhnya….yang kamu bisa lakukan hnyalah memilih pendapat para ulama….
    2.jangan gampang menyebut seorng muslim sesat, kafir dll…karena nabi memberi peingatan keras bagi yg menuduh….karena kalau tuduhan itu salah berarti kamu yg sesaat kaafir dan ahli bidah(nauzubillaahmindzalik), khawarij disebut keluar dari islam bukan karena ibadahnya, malahan ibdahnya bagus, jadi segala debat adu ilmu ngga ada gunannya(dan memang nabi dan salifun saleh melarang kita berdebat, bedakan dengan menyediakan informasi), tapi karena pendapatnya yg menkafirkan, mebidahkan dan haal2 jelek lainnya kepada sesama muslim…..
    3. kamu ngga tau akhir hidup seseorng, jangan fokus pada keslahan orang dan juga kesalahanmu, ingat dosa sebesaar apapun bahkan musryik sekalipun akan diampuni Allah jika pelaku tobat dan melakukan perbaikan….fokus ke tobat, jangan lihat kebelakang untuk meratapi semua kesalahanmu…lakukan yg terbaik agar Allah selalu mencintaaimu..hidup u hari ini, saat ini, bukaan u masa lalu ataupun masa depan…karena masa lalu tidak akan bisaa dirubah, dan masa depan akan menjadi saat ini
    3.jangan suka menggeneralisir…

  1147. Dari pada mencari perbedaan akan lebih baik kita mencari persamaan nya. Mari kita bersatu uncuk menghancurkan musuh2 kita. Kita akan menjadi kuat kalo kita be

  1148. Dari pada mencari perbedaan akan lebih baik kita mencari persamaan nya. Mari kita bersatu uncuk menghancurkan musuh2 kita. Kita akan menjadi kuat kalo kita bersatu.

  1149. Distorsi terjd di sunni krn mendewakan semua sahabat udul. Pdhal sdh banyak yg saling bunuh2an demi dunianya… Udulnya dimana ???

Tinggalkan komentar