Kritik Atas Buku “Hitam Di Balik Putih” : Al Kaafiy Dan Sahabat Nabi

Kritik Atas Buku “Hitam Di Balik Putih” : Al Kaafiy Dan Sahabat Nabi

Mengapa Amin Muchtar penulis buku “Hitam Di Balik Putih” bersikeras berpegang pada metode mutaqaddimin dan menyalahkan metode muta’akhirin dalam menentukan kedudukan hadis-hadis Syi’ah?. Jawabannya karena hal itu akan memberi jalan baginya dan para pencela lainnya agar bisa seenaknya mencomot hadis-hadis Syi’ah untuk dijadikan bahan celaan atas mazhab Syi’ah. Jadi Amin Muchtar [dan para pencela lainnya] tidak perlu repot membicarakan soal shahih tidaknya riwayat tersebut dan Ia juga tidak merasa perlu untuk menafsirkan riwayat-riwayat tersebut sebagaimana manhaj mutaqaddimin dalam membahas dan menafsirkan riwayat.

Salah satu manhaj ulama mutaqaddimin mazhab Syi’ah dalam membahas dan berhujjah dengan riwayat adalah menilai matan riwayat dengan qarinah-qarinah tertentu diantaranya

  1. Apakah riwayat itu bertentangan dengan Al Qur’an atau tidak?.
  2. Apakah riwayat itu bertentangan dengan riwayat-riwayat shahih lain atau tidak?.
  3. Apakah riwayat itu bertentangan dengan ushul mazhab Syi’ah atau tidak?

Oleh karena itu sering ditemukan bahwa walaupun suatu riwayat berasal dari kitab yang mu’tabar tetap tidak bisa dijadikan hujjah [secara zhahirnya] karena memiliki cacat pada matannya atau ditakwilkan dengan hadis lain. Contohnya dapat dilihat dari manhaj Syaikh Ath Thuusiy dalam kitabnya Tahdzib Al Ahkam. Perkara inilah yang tidak diperhatikan oleh Amin Muchtar sehingga ia terkadang jatuh dalam keanehan atau kekeliruan ketika berhujjah dengan riwayat Syi’ah

.

.

Berikut akan kami bawakan contoh keanehan Amin Muchtar dalam bukunya “Hitam Di Balik Putih” yaitu riwayat Al Kafiy yang ia nukil mengenai celaan terhadap para sahabat Nabi.

.

Hitam Di Balik Putih Hal 105

Hitam Di Balik Putih Hal 105

Hitam Di Balik Putih Hal 106

Hitam Di Balik Putih Hal 106

.

Riwayat Al Kafiy di atas [dalam catatan kaki no 84] memang sudah masyhur dikutip oleh para pencela dan pendusta demi menjelekkan mazhab Syi’ah di kalangan orang-orang awam. Kami sebenarnya sudah pernah meneliti secara khusus tentang kedudukan riwayat tersebut berdasarkan ilmu hadis mazhab Syi’ah [yaitu manhaj muta’akhirin mazhab Syi’ah]. Silakan bagi pembaca yang berminat untuk melihat pembahasannya dalam tulisan disini.

Tetapi kali ini kami cukupkan saja dengan mengutip berbagai riwayat Al Kafiy yang mungkin luput dari kedua mata Amin Muchtar atau mungkin dengan sengaja tidak ia kutip karena bertentangan dengan kepentingannya. Kami katakan cukup bagi Amin Muchtar karena di sisi Amin Muchtar ia berhujjah dengan pendapat yang menyatakan shahih keseluruhan hadis dalam Al Kaafiy. Riwayat Al Kaafiy yang membicarakan tentang sahabat Nabi tidak hanya riwayat “murtad kecuali tiga orang” di atas tetapi terdapat pula riwayat lain yang memuji para sahabat Nabi baik secara umum maupun secara khusus.

.

Al Kafiy

.

Al Kafiy 1

.

علي بن إبراهيم، عن أبيه، عن ابن أبي نجران، عن عاصم بن حميد، عن منصور بن حازم قال: قلت لابي عبدالله عليه السلام: ما بالي أسألك عن المسألة فتجيبني فيها بالجواب، ثم يجيئك غيري فتجيبه فيها بجواب آخر؟ فقال: إنا نجيب الناس على الزيادة والنقصان، قال: قلت: فأخبرني عن أصحاب رسول الله صلى الله عليه وآله صدقوا على محمد صلى الله عليه وآله أم كذبوا؟ قال: بل صدقوا، قال: قلت: فما بالهم اختلفوا؟ فقال: أما تعلم أن الرجل كان يأتي رسول الله صلى الله عليه وآله فيسأله عن المسألة فيجيبه فيها بالجواب ثم يجيبه بعد ذلك ما ينسخ ذلك الجواب، فنسخت الاحاديث بعضها بعضا

‘Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari Ibnu Abi Najraan dari ‘Aashim bin Humaid dari Manshuur bin Haazim yang berkata aku bertanya kepada Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] “Bagaimana bisa ketika aku bertanya suatu permasalahan maka engkau menjawabku dengan suatu jawaban kemudian orang lain datang kepadamu dan engkau menjawab dengan jawaban yang lain?. Maka Beliau berkata “Sesungguhnya kami menjawab manusia dengan kalimat yang lebih dan kalimat yang kurang”. Aku berkata “maka kabarkanlah kepadaku tentang para sahabat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi], apakah mereka seorang yang jujur atas Muhammad [shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi] ataukah mereka berdusta?”. Beliau berkata “bahkan mereka jujur”. Aku berkata “maka mengapa mereka berselisih”. Beliau berkata “tahukah engkau bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi] dan bertanya kepada Beliau suatu permasalahan maka Beliau menjawabnya dengan suatu jawaban kemudian setelah itu Beliau menjawab dengan jawaban yang menasakh jawaban yang pertama maka itulah sebagian hadis menasakh sebagian hadis lain [Al Kafiy Al Kulainiy 1/38 no 3]

.

Al Kafiy 2

.

علي بن إبراهيم عن أبيه عن ابن أبي عمير عن الحسين بن عثمان عن ذريح قال سمعت أبا عبد الله (عليه السلام) يقول قال علي بن الحسين عليهما السلام إن أبا سعيد الخدري كان من أصحاب رسول الله (صلى الله عليه وآله) وكان مستقيما فنزع ثلاثة أيام فغسله أهله ثم حمل إلى مصلاه فمات فيه

‘Aliy bin Ibrahiim dari Ayahnya dari Ibnu Abi ‘Umair dari Husain bin ‘Utsman dari Dzuraih yang berkata aku mendengar Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] mengatakan Aliy bin Husain [‘alaihimas salaam] berkata bahwa Abu Sa’id Al Khudri termasuk sahabat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi] dan ia seorang yang lurus, ia menderita sakit selama tiga hari maka keluarganya memandikannya kemudian membawanya ke tempat shalat maka ia mati dalam keadaan seperti itu [Al Kafiy Al Kulainiy 3/73 no 1]

Bukankah Amin Muchtar berpandangan bahwa semua riwayat Al Kafiy itu shahih maka itu berarti  [di sisi Amin Muchtar] pujian terhadap para sahabat Nabi di atas juga shahih. Jadi dapat disimpulkan bahwa mazhab Syi’ah juga memuji para sahabat Nabi. Tidak hanya itu bahkan dalam kitab Al Kafiy pun terdapat riwayat dari sahabat Nabi seperti contoh berikut

.

Al Kafiy Juz 1 Hal 288 No 4

Al Kafiy Juz 1 Hal 288 No 4

Al Kafiy Juz 5 Hal 91 No 18

Al Kafiy Juz 5 Hal 91 No 18

Al Kafiy Juz 7 Hal 50

Al Kafiy Juz 7 Hal 50

.

Sekali lagi dalam pandangan Amin Muchtar semua riwayat Al Kafiy itu shahih maka [di sisi Amin Muchtar] periwayatan sahabat Nabi di atas juga shahih. Apa mungkin Al Kulainiy mau menshahihkan riwayat dari orang yang murtad dari agama islam?. Atau jangan-jangan yang dimaksud murtad dalam riwayat tersebut memiliki pengertian lain yang bukan bermakna murtad dari agama islam.

Riwayat mengenai murtadnya para sahabat Nabi tidak hanya ditemukan dalam kitab Syi’ah tetapi juga ada dalam kitab Ahlus Sunnah yang sudah masyhur dikenal hadis Al Haudh. Kami yakin Amin Muchtar bisa berbasa-basi berakrobat sana sini untuk membahas dan menafsirkan hadis Al Haudh tersebut. Salah satu cara penafsiran yang dimasukkan dalam kitab lughah adalah seperti apa yang dinukil Ibnu Manzhur dalam Lisan Al Arab

.

Lisan Al Arab

.

والردة : الاسم من الارتداد . وفي حديث القيامة والحوض فيقال : إنهم لم يزالوا مرتدين على أعقابهم أي : متخلفين عن بعض الواجبات

Riddah yaitu isim dari Irtidad. Dan dalam hadis hari kiamat dan Al Haudh dikatakan “sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu” yaitu bermakna menyelisihi sebagian perkara yang wajib [Lisan Al Arab Ibnu Manzhuur 3/173]

Intinya adalah Riddah tidak selalu bermakna kafir atau murtad dari agama tetapi bisa juga bermakna berpaling atau membangkang terhadap perkara tertentu yang diwajibkan dalam agama. Dan makna ini dianggap lebih sesuai jika riwayat tersebut ingin dijamak dengan berbagai riwayat lain yang menunjukkan pujian terhadap para sahabat Nabi. Bukan berarti kami sepakat dengan penafsiran seperti ini tetapi kami hanya ingin menunjukkan bahwa di setiap mazhab akan ada saja penafsiran terhadap suatu riwayat yang bertentangan dengan riwayat shahih lainnya.

.

.

Kesimpulan

Amin Muchtar hakikatnya tidak berbeda dengan para pencela lainnya yang asal mencomot riwayat dalam kitab mazhab Syi’ah kemudian menafsirkan sesuka hatinya [tanpa memperhatikan kaidah ilmiah]. Kalau ia konsisten berpegang pada kitab Al Kafiy maka ia tidak akan sampai pada kesimpulan mazhab Syi’ah menolak periwayatan para sahabat dan menganggap mereka murtad kecuali tiga.

10 Tanggapan

  1. Pembahasan yang mantap dari Bung SP…..

  2. semoga Allah senantiasa menjaga anda wahai pak SP, memberi sehat afiat dan ilmu yang melimpah dalam keridhaan Allah. Anda benar-benar pencari kebenaran sejati. penerang dalam kegelapan.

  3. Ini yang bener. Debat lewat buku, mumpung lagi libur ke toko buku dolo nyari bukunya. Sambil ngerokok, ngopi, leyeh santai baca buku ntar sore. Kalau debat muka ketemu muka malah ricuh berujung pemukulan. Ada contohnya seorang ustadz NU yang dipukul kepalanya pas bulan puasa kemaren. Hadeegh sampai segitunya dalam membela hawa nafsunya, eh salah mazhabnya.

  4. Bung SP yth mohon dibahas tentang imam imam di alquran sebagaimana janji Allah akan menjadikan Nabi Ibrahim sebagai imam bagi manusia, dan anak cucu juga bisa jdi imam kecuali yg zholim, hadist2 di sunni dan syiah tentang imam mahdi, tentang bendera hitam, tolong bahas juga tentang taat kepada Allah, rasul dan ulil amri, karena ulil amri ini ditafsirkan macem2 sama ahlu sunnah, bisa khalifah, amir, pemimpin kelompok dll, tetapi penjelasan ustad ahlul bait logikanya kalo Allah itu benar, rasul benar dan maksum maka ulil amri jg harus benar dan maksum maka ulil amri menurut syiah adalah imam2 maksum mereka, terima kasih.

  5. ijin kopas artikelnya ya pa….

  6. cuman bisa menyimak aja pa….

  7. Saya bingung dengan hadis al haudh ini, apakah hadis al haudh itu kejadiannya setelah mereka semua mempertanggung jawabkan amal dan ibadahnya atau sebelum mereka dikumpulkan dihadapan Allah guna mempertanggung jawabkan amal dan ibadah selama hidup di dunia.

    Kalau kejadian hadis al haudh sebelum adanya hisab, maka boleh saja mereka dihalau dari telaga kemudian mereka digiring untuk dihisab. Saat dihisab amal dan ibadah, mereka akan mempertanggung jawabkan “kemurtadan” mereka di hadapan Allah. Pada saat itu boleh saja Allah menerima alasan mereka atau tidak.

    Tapi kalau kejadian hadis al haudh setelah hisab, maka nasib mereka sedikit menakutkan, karena pertanyaan saya adalah bila mereka dihalau dari telaga kemudian digiring kemana orang-orang itu.

    Ada yang bisa memberikan pencerahannhya disini. Saya ucapkan terima kasih sebelumnya.

  8. Syiah sangat jitu dlm hal berTAQIYAH.!!!

  9. ada beberapa poin yang bisa ditarik dari tulisan diatas,,,

  10. Dapatkah berkenalan dengan Kang SP…
    Kalau boleh minta alamatnya…
    Kami akan mengundang beliau….

Tinggalkan komentar