Analisis Riwayat Fadak Antara Sayyidah Fatimah Az Zahra AS Dan Abu Bakar RA.

Perhatian sebelumnya tulisan ini sangat panjang dan membutuhkan sedikit analisis yang rumit, jadi diingatkan jangan salah paham dan cobalah mengerti kalau ini hanya pandangan. 😀

🙂 ………………….Eng ing eng……………………. 🙂

 

Sudut Pandang dan Hujjah

Muqaddimah

Hadis Tentang Fadak

Analisis Riwayat Fadak

Bagaimana Menyikapi Riwayat Fadak

Apakah masalah ini tidak penting dan membuka aib keluarga Nabi SAW?

Pembahasan

Analisis Terhadap Kedudukan Sayyidah Fatimah AS

  • Kedudukan Sayyidah Fatimah AS sebagai Ahlul Bait
  • Kedudukan Sayyidah Fatimah AS Sebagai Ahli Waris Nabi SAW

Analisis Terhadap Hadis Yang Disampaikan Abu Bakar RA.

  • Bertentangan Dengan Hadis Lain
  • Perbedaan Pendapat Abu Bakar dan Umar bin Khattab Serta Pendirian Ali dan Abbas
  • Bertentangan Dengan Al Quranul Karim
  • Al Kitab Juga Menyatakan Nabi Mewariskan Harta

Kesimpulan Analisis

…………………..Mari Kita Mulai……………………

 

Muqaddimah

Selepas kematian Junjungan yang mulia Rasulullah SAW terjadi suatu perselisihan antara Ahlul Bait yang dalam hal ini Sayyidah Fatimah Az Zahra AS dengan sahabat Nabi yaitu Abu Bakar ra. Perselisihan ini berkaitan dengan tanah Fadak. Fadak adalah tanah harta milik Rasulullah SAW. Sayyidah Fatimah Az Zahra AS menuntut bagiannya dari tanah Fadak karena itu adalah haknya sebagai Ahli Waris Rasulullah SAW. Abu Bakar ra dalam hal ini menolak permintaan Sayyidah Fatimah Az Zahra AS dengan membawakan hadis “Kami para Nabi tidaklah mewarisi dan apa yang kami tinggalkan menjadi sedekah”. Berdasarkan hadis ini Abu Bakar ra menolak permintaan Sayyidah Fatimah AS karena harta milik Nabi Muhammad SAW tidak menjadi milik Ahli Waris Beliau SAW tetapi menjadi sedekah bagi kaum muslimin.

Tulisan ini akan membahas lebih lanjut masalah ini. Sebelumnya akan dijelaskan bahwa masalah ini memang sensitif dan tidak jarang menimbulkan rasa tidak senang di kalangan tertentu. Masalah ini sudah menjadi isu yang seringkali dipermasalahkan oleh dua kelompok besar Islam yaitu Sunni dan Syiah. Sunni dalam hal ini cenderung tidak menganggap penting masalah ini. Kebanyakan dari Sunni berpendapat bahwa perselisihan itu adalah ijtihad dari masing-masing pihak sedangkan Syiah cenderung membela Ahlul Bait atau Sayyidah Fatimah Az Zahra AS dan dalam hal ini mereka tidak segan-segan menyalahkan Abu Bakar ra. Pendapat Syiah ini ditolak oleh Sunni karena Abu Bakar ra dalam hal ini hanya berpegang pada hadis Rasulullah SAW.

Perselisihan antara Islam Sunni dan Syiah memang sudah sangat lama dan masing-masing pihak memiliki dasar dan dalil sendiri. Sayangnya perselisihan ini justru menimbulkan persepsi yang aneh di kalangan tertentu.

  • Ada sebagian orang yang memiliki persepi yang buruk tentang Syiah tidak segan-segan menolak riwayat Fadak dan menuduh itu Cuma cerita buatan Syiah.
  • Sebagian lagi suka menuduh siapa saja yang mengungkit kisah Fadak ini maka dia adalah Syiah.
  • Siapa saja yang berpendapat kalau Abu Bakar ra salah dalam hal ini maka dia adalah Syiah.

Persepsi aneh tersebut muncul karena pengaruh propaganda pihak-pihak tertentu yang suka menyudutkan dan mengkafirkan Syiah. Sehingga nama Syiah selalu menimbulkan persepsi yang buruk dan mempengaruhi jalan pikiran orang-orang tertentu. Orang-orang seperti ini yang menjadikan prasangka sebagai keyakinan dan yah bisa ditebak kalau mereka ini sukar sekali memahami pembicaraan dan dalil orang lain. Karena semua hujjah dan dalil orang lain dinilai dengan prasangka yang belum tentu benar.

Singkatnya semua persepsi aneh ini tidak terlepas dari kerangka kemahzaban. Seolah-olah pendapat yang benar dalam masalah ini adalah apa yang bertentangan dengan pendapat Syiah. Seolah-olah siapa saja yang berpendapat seperti yang Syiah katakan maka dia jelas salah. Yang seperti ini tidak lain hanya fanatisme belaka. Kebenaran tidak diukur dari golongan tetapi sebaliknya golongan itulah yang mesti diukur dengan kebenaran.

Dalam pembahasan masalah Fadak ini penulis akan berlepas diri dari semua fanatisme mahzab dan berusaha menganalisisnya secara objektif. Walaupun pada akhirnya tetap ada saja yang suka menuduh macam-macam 😀

Hadis Tentang Fadak
Hadis ini terdapat dalam Shahih Bukhari Kitab Fardh Al Khumus Bab Khumus no 1345. Berikut adalah hadis tentang Fadak yang dimaksud yang penulis ambil dari Kitab Mukhtasar Shahih Bukhari oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani jilid 3 hal 608 dengan no hadis 1345 terbitan Pustaka Azzam Cetakan pertama 2007 dengan penerjemah :Muhammad Faisal dan Thahirin Suparta.

Dari Aisyah, Ummul Mukminah RA, ia berkata “Sesungguhnya Fatimah AS binti Rasulullah SAW meminta kepada Abu Bakar sesudah wafat Rasulullah SAW supaya membagikan kepadanya harta warisan bagiannya dari harta yang ditinggalkan Rasulullah SAW dari harta fa’i yang dianugerahkan oleh Allah kepada Beliau.[Dalam riwayat lain :kamu meminta harta Nabi SAW yang berada di Madinah dan Fadak dan yang tersisa dari seperlima Khaibar 4/120] Abu Bakar lalu berkata kepadanya, [Dalam riwayat lain :Sesungguhnya Fatimah dan Abbas datang kepada Abu Bakar meminta dibagikan warisan untuk mereka berdua apa yang ditinggalkan Rasulullah SAW, saat itu mereka berdua meminta dibagi tanah dari Fadak dan saham keduanya dari tanah (Khaibar) lalu pada keduanya berkata 7/3] Abu Bakar “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Harta Kami tidaklah diwaris ,Harta yang kami tinggalkan adalah sedekah [Sesungguhnya keluarga Muhammad hanya makan dari harta ini, [maksudnya adalah harta Allah- Mereka tidak boleh menambah jatah makan] Abu Bakar berkata “Aku tidak akan biarkan satu urusan yang aku lihat Rasulullah SAW melakukannya kecuali aku akan melakukannya] Lalu Fatimah binti Rasulullah SAW marah kemudian ia senantiasa mendiamkan Abu Bakar [Ia tidak mau berbicara dengannya]. Pendiaman itu berlangsung hingga ia wafat dan ia hidup selama 6 bulan sesudah Rasulullah SAW.
Ketika Fatimah meninggal dunia, suaminya Ali RA yang menguburkannya pada malam hari dan tidak memberitahukan kepada Abu Bakar. Kemudian Ia menshalatinya.

Di kitab yang sama Mukhtasar Shahih Bukhari hal 609, disebutkan

Aisyah berkata “Fatimah meminta bagiannya kepada Abu Bakar dari harta yang ditinggalkan Rasulullah SAW berupa tanah di Khaibar dan Fadak dan sedekah Beliau624 di Madinah. Abu Bakar menolak yang demikian kepadanya dan Abu Bakar berkata “Aku tidak meninggalkan sesuatu yang dulu diperbuat oleh Rasulullah SAW kecuali akan melaksanakannya, Sesungguhnya aku khawatir menyimpang dari kebenaran bila aku meninggalkan sesuatu dari urusan Beliau”. Adapun sedekah Beliau di Madinah, oleh Umar diserahkan kepada Ali dan Abbas. Adapun tanah Khaibar dan Fadak maka Umarlah yang menanganinya, Ia berkata “Keduanya adalah sedekah Rasulullah keduanya untuk hak-hak Beliau yang biasa dibebankan kepada Beliau dan untuk kebutuhan-kebutuhan Beliau. Sedangkan urusan itu diserahkan kepada orang yang memegang kekuasaan.

Di catatan kaki no 624 disebutkan bahwa sedekah Beliau SAW di Madinah yang dimaksud adalah Kurma Bani Nadhir yang jaraknya dekat dengan Madinah.

Analisis Riwayat Fadak
Riwayat pertama dan kedua dengan jelas menunjukkan bahwa Sayyidah Fatimah meminta bagian warisnya dari harta yang ditinggalkan Rasulullah SAW salah satunya adalah tanah Fadak. Hal ini menunjukkan Sayyidah Fatimah AS tidak tahu bahwa harta yang ditinggalkan Nabi SAW adalah sedekah(berdasarkan hadis yang dikatakan Abu Bakar). Sebenarnya tidak hanya Sayyidah Fatimah yang meminta bagian waris dari Harta Nabi SAW, Paman Nabi Abbas RA dan Istri-istri Nabi SAW selain Aisyah juga meminta bagian waris mereka. Jadi kebanyakan keluarga Nabi SAW yang adalah Ahli waris Nabi tidak mengetahui kalau harta yang ditinggalkan Nabi SAW adalah sedekah(berdasarkan hadis yang dikatakan Abu Bakar).

Abu Bakar RA dalam hal ini menolak permintaan Sayyidah Fatimah AS dengan membawakan hadis bahwa Para Nabi tidak mewarisi, apa yang ditinggalkan menjadi sedekah. Setelah mendengar pernyataan Abu Bakar, Sayyidah Fatimah AS marah dan mendiamkan atau tidak mau berbicara kepada Abu Bakar sampai Beliau wafat yaitu selama 6 bulan. Semua penjelasan ini sudah cukup untuk menyatakan memang terjadi perselisihan paham antara Abu Bakar RA dan Sayyidah Fatimah AS.

Bagaimana Menyikapi Riwayat Fadak
Banyak hal yang akan mempengaruhi orang dalam mempersepsi riwayat ini.

  1. Ada yang beranggapan kalau masalah ini adalah perbedaan penafsiran atau ijtihad masing-masing dan dalam hal ini keduanya benar
  2. Ada yang beranggapan bahwa masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan karena menganggap permasalahan ini tidak penting dan hanya membuka aib keluarga Nabi SAW.
  3. Ada yang beranggapan dalam masalah ini yang benar adalah Abu Bakar RA
  4. Ada yang beranggapan bahwa yang benar dalam masalah ini adalah Sayyidah Fatimah AS.

Riwayat di atas memang menunjukkan perbedaan pandangan Abu Bakar RA dan Sayyidah Fatimah AS. Sayangnya pernyataan keduanya benar adalah tidak tepat. Alasannya sangat jelas keduanya memiliki pandangan yang benar-benar bertolak belakang. Artinya jika yang satu benar maka yang lain salah begitu juga sebaliknya. Mari kita lihat
Sayyidah Fatimah AS tidak menganggap bahwa harta peninggalan Rasulullah SAW adalah sedekah. Beliau berpandangan bahwa harta peninggalan Rasulullah SAW menjadi milik ahli waris Beliau SAW oleh karena itu Beliau meminta bagian warisan tanah Fadak.
Abu Bakar menolak permintaan Sayyidah Fatimah AS dengan membawakan hadis bahwa para Nabi tidak mewarisi apa yang kami tinggalkan menjadi sedekah.
Sayyidah Fatimah AS setelah mendengar perkataan Abu Bakar menjadi marah dan tidak berbicara dengan Abu Bakar sampai Beliau wafat. Artinya Sayyidah Fatimah tidak sependapat dengan Abu Bakar oleh karena itu Beliau marah.
Jadi tidak bisa dinyatakan bahwa keduanya benar. Yang benar dalam masalah ini terletak pada salah satunya.

Apakah masalah ini tidak penting dan membuka aib keluarga Nabi SAW?

Jawabannya ini hanya sekedar persepsi. Dari awal orang yang berpikiran kalau masalah ini adalah aib pasti memiliki prakonsepsi bahwa memang terjadi perselisihan antara Abu Bakar dan Sayyidah Fatimah AS. Masalahnya kalau memang tidak ada apa-apa atau hanya sekedar beda penafsiran jelas tidak perlu dianggap aib. Kemungkinan besar dari awal orang yang berpikiran seperti ini menyatakan bahwa Abu Bakar RA benar dalam hal ini. Sehingga dia beranggapan ketidaktahuan Sayyidah Fatimah dengan hadis Abu Bakar dan sikap marah serta mendiamkan oleh Sayyidah Fatimah sebagai aib yang tidak perlu diungkit-ungkit. Menurutnya tidak mungkin Sayyidah Fatimah pemarah dan pendendam. Orang seperti ini jelas tidak memahami dengan baik. Maaf ya 🙂

Sebenarnya hadis diatas tidak menyatakan bahwa Sayyidah Fatimah seorang pemarah, yang benar bahwa Sayyidah Fatimah marah kepada Abu Bakar. 😦 Marah dan pemarah adalah dua hal yang berbeda karena Pemarah menunjukkan sikap atau pribadi yang mudah marah sedangkan Marah adalah suatu keadaan tertentu bukan sikap atau kepibadian. Mengkaitkan kata pendendam pada riwayat ini juga tidak relevan. Sikap marah dan mendiamkan Abu Bakar RA yang dilakukan Sayyidah Fatimah berkaitan dengan pandangan Beliau bahwa Beliau jelas dalam posisi yang benar sehingga sikap tersebut justru menunjukkan keteguhan Sayyidah Fatimah pada apa yang Beliau anggap benar. Sayyidah Fatimah tidaklah sama dengan manusia lain, yang bisa sembarangan marah dan hanya meluapkan emosi semata. Kemarahan Beliau selalu terkait dengan kebenaran oleh karenanya Rasulullah SAW bersabda

“Fathimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”(Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari jilid 5 Bab Fadhail Fathimah no 61).

Jelas sekali kalau kemarahan Sayyidah Fatimah AS adalah kemarahan Rasulullah SAW. Apa yang membuat Sayyidah Fatimah marah maka hal itu juga membuat Rasulullah SAW marah. Oleh karena itu berkenaan dengan perselisihan pandangan Sayyidah Fatimah dan Abu Bakar RA saya beranggapan bahwa kebenaran terletak pada salah satunya dan tidak keduanya. Dalam hal ini saya beranggapan bahwa kebenaran ada pada Sayyidah Fatimah Az Zahra AS. Berikut pembahasannya

Analisis Terhadap Kedudukan Sayyidah Fatimah AS
Analisis pertama dimulai dari kedudukan Sayyidah Fatimah Az Zahra AS, Dalam tulisan saya sebelumnya saya telah membahas masalah Siapa Sebenarnya Sayyidah Fatimah Az Zahra AS?. Kesimpulan tulisan itu bahwa Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang senantiasa bersama kebenaran.

Sebelumnya akan ditanggapi terlebih dahulu pernyataan sebagian orang “Kenapa dalam masalah Fadak yang dibahas hanya Sayyidah Fatimah AS saja, bukankah ada juga yang lain yang menuntut waris?”. Sebenarnya pernyataan Ada yang lain justru memperkuat kebenaran Sayyidah Fatimah AS, apa sebenarnya masalah orang yang berkata seperti ini?. Padahal kalau saja mereka tahu kedudukan Sayyidah Fatimah AS yang sebenarnya maka mereka tidak perlu bertanya yang aneh seperti ini. Sayyidah Fatimah berbeda dengan yang lain karena Beliau AS adalah Ahlul Bait yang disucikan oleh Allah SWT dan salah satu Tsaqalain yang menjadi pegangan umat Islam. Sayyidah Fatimah AS berbeda dengan yang lain karena kemarahan Beliau AS adalah kemarahan Rasulullah SAW dan menjadi hujjah akan benar atau tidaknya sesuatu.

Kedudukan Sayyidah Fatimah AS sebagai Ahlul Bait
Mari kita lihat kembali hadis Tsaqalain. Hadis itu disampaikan oleh Rasulullah SAW sebelum Beliau SAW wafat, Beliau SAW berpesan kepada sahabat-sahabatnya untuk berpegang teguh pada Al Quran dan Ahlul Bait agar tidak sesat. Sabda Rasulullah SAW ini adalah bukti jelas bahwa sahabat diperintahkan untuk berpedoman kepada Ahlul Bait dan bukan sebaliknya. Ahlul Bait yang dimaksud juga sudah saya jelaskan dalam tulisan saya Al Quran dan Ahlul Bait selalu dalam kebenaran. Sudah jelas sekali kalau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait Rasulullah SAW.

Mari kita lihat hadis Fadak, dari hadis itu didapati bahwa Sayyidah Fatimah tidak mengetahui kalau Para Nabi tidak mewariskan atau harta peninggalan para Nabi menjadi sedekah. Hal ini menimbulkan kemusykilan karena Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang menjadi pedoman bagi sahabat, Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang selalu bersama Al Quran dan kebenaran sehingga tidak mungkin tidak mengetahui perkara seperti ini.

  • Menerima kalau Sayyidah Fatimah AS tidak tahu itu berarti menerima kalau Beliau pada awalnya menuntut sesuatu yang bukan haknya.
  • Menerima kalau Sayyidah Fatimah AS tidak tahu itu berarti menerima bahwa Beliau pada awalnya adalah keliru.

Mungkinkah Ahlul Bait yang menjadi tempat pedoman para sahabat agar tidak sesat bisa tidak mengetahui hadis ini?, Mungkinkah Ahlul Bait yang selalu bersama Al Quran dan selalu bersama kebenaran bisa keliru?, Mungkinkah Ahlul Bait yang disucikan oleh Allah SWT menuntut sesuatu yang bukan haknya?. Jawabannya jelas tidak.
Kemudian mari kita lihat lagi, ternyata setelah mendengar pernyataan Abu Bakar RA yang membawakan hadis Para Nabi tidak mewariskan atau harta peninggalan para Nabi menjadi sedekah, Sayyidah Fatimah menjadi marah dan mendiamkan Abu Bakar selama 6 bulan. Mungkinkah Sayyidah Fatimah AS atau Ahlul Bait akan menjadi marah mendengar hadis Rasulullah SAW? Jawabannya juga tidak, seandainya hadis itu memang benar maka Sayyidah Fatimah dengan kedudukan Beliau AS yang mulia pasti akan menerima hadis Rasulullah SAW. Bagaimana mungkin Pribadi yang merupakan salah satu dari Tsaqalain dan selalu bersama Al Quran akan menolak hadis Rasulullah SAW.

Lihat kembali hadis Rasulullah SAW yang menyatakan apa saja yang membuat Sayyidah Fatimah AS marah maka itu juga membuat Rasulullah SAW marah. Dalam hadis fadak, Sayyidah Fatimah marah setelah mendengar hadis Rasulullah SAW yang disampaikan Abu Bakar. Hal ini berarti jika Rasulullah SAW ada disitu saat itu maka Rasulullah SAW pun akan marah juga berdasarkan hadis di atas. Jadi mungkinkah Rasulullah SAW marah dengan apa yang Beliau katakan sendiri?, atau justru sebenarnya hadis yang disampaikan Abu Bakar RA itu tidak benar. Lihat banyak sekali kemusykilan yang ditimbulkan hadis yang disampaikan Abu Bakar RA.

Kedudukan Sayyidah Fatimah AS Sebagai Ahli Waris Nabi SAW
Sayyidah Fatimah AS adalah Putri tercinta Rasulullah SAW yang dalam hal ini jelas merupakan Ahli waris Beliau SAW. Oleh karena itu tentu sebagai Ahli waris, Beliau lebih layak untuk mengetahui apapun perihal hak warisnya termasuk hadis yang disampaikan Abu Bakar RA. Mari kita lihat hadis Fadak, dari hadis itu didapati Ahli waris Nabi SAW ternyata tidak mengetahui hadis ini. Padahal Ahli waris Nabi SAW tentu lebih layak mengetahui hadis ini karena masalah ini adalah urusannya. Mari kita lihat kemungkinannya

  1. Ahli waris Nabi SAW dalam hal ini Sayyidah Fatimah AS pura-pura tidak tahu dengan hadis ini. Kemungkinan ini jelas tidak benar, mempercayai kemungkinan ini berarti Sayyidah Fatimah AS telah mengabaikan perintah Rasulullah SAW. Hal ini jelas tidak mungkin bagi Ahlul Bait yang disucikan dan selalu bersama Al Quran.
  2. Ahli waris Nabi SAW dalam hal ini Sayyidah Fatimah AS lupa dengan hadis ini. Pernyataan ini juga tidak tepat, kalau memang lupa kenapa pula menjadi marah setelah diingatkan dengan hadis yang disampaikan Abu Bakar RA. Kemarahan Sayyidah Fatimah AS menunjukkan ketidaksukaan dan penolakan Beliau terhadap hadis yang disampaikan Abu Bakar RA.
  3. Rasulullah SAW tidak memberitahu Sayyidah Fatimah AS tentang hadis ini. Mungkinkah yang seperti ini terjadi, Bagaimana mungkin Rasulullah SAW tidak memberitahu kepada Ahli waris Beliau SAW?. Sedangkan Beliau SAW justru memberitahu hadis ini kepada Abu Bakar RA yang justru bukanlah Ahli Waris Beliau SAW. Apakah Rasulullah SAW lupa? Atau Apakah Rasulullah SAW sengaja tidak memberitahu hal ini yang ternyata menimbulkan perselisihan?. Jawabannya tidak karena kesucian Rasulullah SAW jelas tidak memungkinkan hal ini terjadi. Kemungkinan ini ternyata juga sama tidak benarnya dengan yang lain.

Analisis Terhadap Hadis Yang Disampaikan Abu Bakar RA.
Hadis yang disampaikan oleh Abu Bakar RA bahwa Para Nabi tidak mewariskan atau harta peninggalan para Nabi menjadi sedekah ternyata bertentangan dengan hadis lain dan Al Quranul Karim.

Bertentangan Dengan Hadis Lain

Dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka mendatangi Madinah dari sisi Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin Ali RA, Al Miswar bin Makhramah menjumpainya, lalu ia berkata kepadanya ” Adakah sesuatu hajat kepadaku yang dapat kau perintahkan kepadaku”. Aku berkata kepadanya “tidak”. Dia berkata kepadanya “Maka apakah engkau memberikan kepadaku pedang Rasulullah SAW karena aku khawatir terhadap kaum akan mengalahkanmu sementara pedang itu berada di tangan mereka. Demi Allah sungguh bila engkau memberikannya kepadaku maka tidaklah pedang itu lepas kepada mereka selama-lamanya sehingga nyawaku direnggut (Mukhtasar Shahih Bukhari Syaikh Nashiruddin Al Albani jilid 3 hadis no 1351 hal 619 cetakan pertama Pustaka Azzam 2007, penerjemah M Faisal & Thahirin Suparta).

Hadis di atas menyatakan bahwa Ali bin Husain RA (Keturunan Ahlul bait) memiliki pedang Rasulullah SAW. Bukankah pedang Rasulullah SAW adalah harta milik Beliau SAW. Tentu berdasarkan hadis Abu Bakar RA maka harta Rasulullah SAW menjadi sedekah dan milik kaum Muslimin. Jadi mengapa pedang Rasulullah SAW ada pada Ahlul Bait Beliau SAW. Bukankah itu berarti Pedang tersebut diwariskan kepada Ahlul Bait Rasulullah SAW.

Nah sudah mulai pusing belum :mrgreen:

Perbedaan Pendapat Abu Bakar dan Umar bin Khattab Serta Pendirian Ali dan Abbas
Abu Bakar dan Umar bin Khattab memiliki sedikit pandangan yang berbeda soal hadis yang dibawa Abu Bakar tersebut. Lihat riwayat Fadak yang kedua, mula-mula Abu Bakar menolak semua permintaan sayyidah Fatimah

Aisyah berkata “Fatimah meminta bagiannya kepada Abu Bakar dari harta yang ditinggalkan Rasulullah SAW berupa tanah di Khaibar dan Fadak dan sedekah Beliau(kurma bani Nadhir) di Madinah. Abu Bakar menolak yang demikian kepadanya dan Abu Bakar berkata “Aku tidak meninggalkan sesuatu yang dulu diperbuat oleh Rasulullah SAW kecuali akan melaksanakannya, Sesungguhnya aku khawatir menyimpang dari kebenaran bila aku meninggalkan sesuatu dari urusan Beliau”.

Sedangkan pada masa pemerintahan Umar sedekah Nabi SAW di Madinah justru diserahkan kepada Ali dan Abbas. Setidaknya ada beberapa hal yang ditangkap dari hal ini. Kemungkinan Ali dan Abbas kembali meminta seperti apa yang diminta Sayyidah Fatimah pada masa pemerintahan Umar, ini berarti mereka tetap menolak pernyataan hadis yang dibawa Abu Bakar. Kemudian Umar bin Khattab RA menolak memberikan tanah Khaibar dan Fadak tetapi memberikan sedekah Nabi SAW(kurma bani Nadhir) di Madinah, lihat lanjutan hadisnya

Adapun sedekah Beliau di Madinah, oleh Umar diserahkan kepada Ali dan Abbas. Adapun tanah Khaibar dan Fadak maka Umarlah yang menanganinya, Ia berkata “Keduanya adalah sedekah Rasulullah keduanya untuk hak-hak Beliau yang biasa dibebankan kepada Beliau dan untuk kebutuhan-kebutuhan Beliau. Sedangkan urusan itu diserahkan kepada orang yang memegang kekuasaan.

Sebenarnya baik tanah Khaibar, Fadak dan sedekah Nabi SAW di madinah adalah sama-sama sedekah kalau menurut apa yang dikatakan Abu Bakar RA dan Umar RA tetapi anehnya Umar RA justru memberikan sedekah Nabi SAW di Madinah kepada Ahlul Bait yaitu Ali dan Abbas. Padahal berdasarkan hadis Shahih sedekah diharamkan bagi Ahlul Bait. Jadi jika hadis yang dinyatakan Abu Bakar itu benar maka pendapat Umar yang menyerahkan sedekah Nabi SAW di Madinah adalah keliru karena bertentangan dengan hadis shahih bahwa sedekah diharamkan bagi Ahlul Bait.

Mari kita lihat dari sisi yang lain, Ali RA dan Abbas RA ternyata tetap menerima sedekah Nabi SAW di Madinah(kurma bani Nadhir) itu bisa berarti

  • Mereka keliru karena menerima sedekah
  • Mereka menganggap kurma bani Nadhir bukanlah sedekah tapi harta milik Rasulullah SAW.

Imam Ali dalam hal ini adalah Ahlul Bait yang disucikan Allah SWT dan telah jelas sabda Rasulullah SAW bahwa Beliau Imam Ali selalu bersama Al Quran dan Al Quran bersama Imam Ali berdasarkan hadis

bahwa Rasulullah SAW bersabda “Ali bersama Al Quran dan Al Quran bersama Ali. Keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya menemuiku di telaga Haudh”.(Hadis riwayat Al Hafidz Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain juz 3 hal 124. Hadis ini dishahihkan oleh Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain yang berkata “ini hadis yang shahih tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya”. Dalam Talkhis Mustadrak Adz Dzahabi juga mengakui keshahihan hadis ini).

Dan juga hadis berikut menunjukkan Imam Ali selalu bersama Allah dan RasulNya

bahwa Rasulullah SAW bersabda “barangsiapa taat kepadaKu, berarti ia taat kepada Allah dan siapa yang menentangKu berarti ia menentang Allah dan siapa yang taat kepada Ali berarti ia taat kepadaKu dan siapa yang menentang Ali berarti ia menentangKu.” (Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak juz 3 hal 121. Al Hakim dalam Al Mustadrak berkata hadis ini shahih sanadnya akan tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Adz Dzahabi juga mengakui kalau hadis ini shahih dalam Talkhis Al Mustadrak).

Jadi adalah tidak mungkin Imam Ali keliru dalam hal ini sehingga yang benar adalah pernyataan bahwa Ali RA dan Abbas RA menganggap kurma bani Nadhir bukanlah sedekah tapi harta milik Rasulullah SAW.
Jika benar seperti ini maka Ali RA dan Abbas RA telah mewarisi harta Rasulullah SAW dan hal ini jelas bertentangan dengan hadis Abu Bakar RA.

Bagaimana sedikit rumitkah? 🙂

Bertentangan Dengan Al Quranul Karim
Al Quranul Karim telah menjelaskan banyak hukum tentang waris, salah satunya

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu(seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis didalam Kitab (Allah).(QS :Al Ahzab ayat 6).

Al Quran jelas-jelas menyatakan bahwa Yang mempunyai hubungan darah itu berhak untuk saling waris- mewarisi berdasarkan ketentuan Allah SWT. Dalam hal ini Sayyidah Fatimah AS berhak mewarisi Rasulullah SAW yang adalah ayah Beliau . Sebagian orang membela hadis Abu Bakar RA dengan mengatakan Ayat Al Quran di atas telah ditakhsis oleh hadis tersebut. Jadi ayat ini tidak berlaku untuk para Nabi. Sayangnya pendapat ini juga keliru karena Al Quran juga menjelaskan bahwa para Nabi juga mewarisi.

Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata”.(QS: An Naml ayat 16).

(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariya, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhan-Nya dengan suara yang lembut. Ia berkata”Ya Tuhan-ku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepadaku telah ditumbuhi uban dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhan-ku. Dan sesungguhnya aku khawtir tentang mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub dan jadikanlah ia, ya Tuhan-ku seorang yang diridhai.(QS:Maryam ayat 2-6).

Al Quran pun dengan jelas menyatakan bahwa para Nabi juga mewariskan. Sebagian orang tetap berkeras dengan mengatakan bahwa yang dimaksud mewariskan di atas adalah mewariskan kenabian, hikmah atau ilmu bukan masalah harta. Pendapat ini pun keliru karena Kenabian tidaklah diwariskan tapi diangkat atau dipilih langsung oleh Allah SWT begitu juga hikmah dan ilmu para Nabi adalah langsung pemberian Allah SWT. Cukuplah bagi mereka Al Quran sendiri yang mengatakan

Berkata Isa “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab(Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi“.(QS :Maryam 30).

Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.(QS :Al Baqarah 130)

Allah berfirman “hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu dari manusia yang lain untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.(QS :Al A’raf 144).

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariyya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab(katanya) “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya yang membenarkan Kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh“.(QS Ali Imran 39)

Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia, Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS :Al Hajj 75).

Hikmah dan Ilmu para Nabi adalah pemberian langsung dari Allah SWT, dalilnya adalah sebagai berikut

Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya Hikmah selagi ia masih kanak-kanak(QS Maryam 12)

Dan Kepada Luth Kami berikan Hikmah dan Ilmu dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik.(QS Al Anbiya’ 74)

Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan Hikmah dan Ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kami-lah yang melakukannya.(QS Al Anbiya’ 79)

Dan Sesungguhnya Kami telah memberikan Ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman”.(QS An Naml 301).

Al Kitab Juga Menyatakan Nabi Mewariskan Harta
Dalam Al Kitab Taurat dijelaskan ternyata Nabi itu juga mewariskan, Nabi Ibrahim misalnya mewariskan harta untuk keturunannya.

Kemudian datanglah Firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan “Janganlah takut Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar”. Abram menjawab “Ya Tuhan Allah, apakah yang Engkau akan berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku adalah Elizer orang Damsyik itu“. Lagi kata Abram “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku”. Tetapi datnglah firman Tuhan kepadanya, demikian “Orang ini tidakakan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu”. Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya”. Maka firman-Nya kepadanya “demikianlah nanti banyaknya keturunanmu”. Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (Kejadian 15, 1-6 Perjanjian Allah dengan Abram ; Janji tentang keturunannya).

Kesimpulan Analisis
Semua pembahasan diatas menunjukkan bahwa dalam masalah Fadak kebenaran berada pada Sayyidah Fatimah Az Zahra AS. Walaupun begitu tidak ada niat sedikitpun bagi saya untuk mengatakan bahwa Abu Bakar RA adalah pembuat hadis palsu. Dalam masalah ini saya mengambil pandangan bahwa Abu Bakar RA telah keliru dalam memahami hadis tersebut. Mungkin saja beliau memang mendengar sendiri hadis tersebut tetapi berbeda pemahamannya dengan pemahaman Ahlul Bait oleh karena itu Sayyidah Fatimah Ahlul Bait Nabi menolak hadis Abu Bakar dengan menunjukkan sikap marah dan mendiamkan Abu Bakar RA. Wallahu ‘alam

Salam damai

75 Tanggapan

  1. semua mempunyai bukti dan hukum yang kuat, mungkinkah disini kita bisa melihat dari sisi kemanusian ya
    🙂
    btw.. ini pembahasan yang sangat lengkap dari segi ilmu n sangat penting sekali oi…

  2. Pembahasan yang lengkap sekali, sepertinya akan serukah?

  3. hmmm, merenung …………merenung ………….. merenung, kok …………… cuma itu yang diriwayatkan, ……………..merenung …………. merenung ………….. merenung ………………. merenung …………… kok cuma separuh yang teriwayatkan …………….. sayang

  4. @almascatie
    wah lama tak jumpa boy
    salam 🙂

    @Ali
    Gak tahu ya :mrgreen:

    @bara
    maksudnya apa? apa soal riwayat Fadak yang lain, ya gapapalah kan sudah cukup mewakili
    Atau maksudnya hadis yang saya tulis, iya memang yang saya tulis kan yang berhubungan dengan masalah Fadak. Yang lainnya kan gak dibahas jadi gak perlu ditulis
    So, maksudnya gimana?
    jadi wajar kan kalau cuma itu yang diriwayatkan 😀

  5. Lengkap juga ya
    Tuh ada lho yang bilang gak ketemu hadisnya :mrgreen:
    btw, gimana dengan referensi yang saya sebutkan kemarin kok tidak dimasukkan
    Kayaknya cukup relevan kan 😀

  6. @ almirza
    ya mesti gak ketemu, wong cetakane berbeda mas

  7. @almirza
    Maaf saya tidak menganggap kuat hujjah dari kitab imamah was Siyasah, jadinya tidak saya masukkan

    @bara
    Gak perlu bertele-tele Mas
    sebutkan dengan lengkap cetakan kitab anda kalau memang anda punya
    saya heran, bukannya anda bertanya sama muhadis anda
    jadi kenapa sekarang cetakannya beda
    Perlu dikasih tahu Mas, semua Kitab Shahih Bukhari cetakan manapun yang saya lihat(sejauh yang saya temukan) selalu menampilkan daftar isi dalam susunan Kitab kemudian Bab baru no hadis
    Jadi kalau mau mebandingkan mudah sekali
    tinggal dilihat Kitab dan Babnya kalau anda tidak hafal no hadisnya
    Makanya saya heran anda memusingkan no hadis padahal soal kitab dan bab sudah jelas, atau ya mungkin saja kitab hadis anda memang seperti itu
    Oh iya sekalian juga saya mau tanya ,menurut anda Kitab hadis anda itu apa benar layak dipercaya dan autentik atau justru ditulis Bukhari sendiri?
    Sekarang coba tunjukkan kitab hadis Mas yangmana Mas tidak menemukan hadis yang saya maksud

  8. @ second
    lah wes tak bilang kok, bahwa saya itu punya cetakan kitab (sampul hijau, saya lupa percetakan, dan yang membukukan )
    tapi kami tidak bisa berhujah hanya berdasar kitab mas, kami memiliki guru mas, sekali lagi kami bukan ahli baca terjemahan, klo ada keraguan di hati kami ( karena keterbatasan pengetahuan kami ) maka kami tanya sama yang mempunyai ilmu tersebut mas, bukan trus mencaris sendiri. sabar mas masalahnya udah jelas kok, sampean bukan rafidhah, tapi keterangan kita berbeda masalah sanad mas, klo mas sudah faham dengan sanad ( itupun katanya almiraz )
    mestinya tidak bekutat dengan kitab cetakan mas, ok tulusan sampean sudah saya kutib, tinggal mencari ke dalam bab yang sampean maksut

  9. Kl tdk salah, yang terpelihara dari kesalahan hanya para nabi dan rasul. Lalu bukankah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW itu Abu Bakar RA? Dan bahwa jika ditimbang keimanan Abu Bakar RA dengan keimanan umat ini, niscaya keimanan Abu Bakar RA akan lebih berat. Lalu mana dalil yang menyatakan bahwa kita harus mengikuti al-Qur’an dan ahlul bait juga mengenai ahlul bait yang selalu ada didlm kebenaran? Bukannya yang hrs kita ikuti adalah al-Qur’an dan as-Sunnah? Itu yang Rasulullah SAW katakan sebelum beliau wafat.

  10. @bara
    Silakan saja, tiap orang memang punya kecenderungan sendiri terhadap ulama tertentu
    soal sanad hadis, maaf jelas sekali dalam kitab hadis
    Kitan hadis sudah memiliki sanad Mas
    Lagipula bagaimana jawaban Mas perihal sanad Mas atau guru Mas itu, ada tidak biografinya dalam kitab rijal hadis

    oh iya komen Mas yang ini

    lah wes tak bilang kok, bahwa saya itu punya cetakan kitab (sampul hijau, saya lupa percetakan, dan yang membukukan )

    lupa? kan bisa dilihat langsung di kitabnya, bukannya Mas bilang sudah memeriksa hadis soal fadak di kitab itu, jadi kitabnya ada kan?nah tinggal dilihat Mas
    masa’ sih tu Kitab gak ada cetakan dan siapa yang membukukan
    Terus kitab anda itu kan cetakan juga, jadi anda percaya sama kitab itu atau yakin kitab itu autentik?

    @Taufiq
    Sepertinya Mas baru membaca sedikit tulisan saya
    kalau soal orang yang paling dicintai Rasulullah SAW ada juga kok hadisnya dalam Mustadrak As Shahihain dishahihkan oleh al Hakim bahwa yang paling dicintai Rasulullah SAW adalah Sayyidah Fatimah dan Imam Ali,
    kemudian hadis dalam Sunan Tirmidzi bahwa yang paling dicintai Rasulullah SAW adalah Usamah bin Zaid, hadis ini juga dimuat dalam Silsilah Al Hadis As Shahihah Syaikh Al Albani
    Dalam Shahih Bukhari Bab manaqib Al Anshar malah ada hadis yang menyatakan bahwa yang paling dicintai Rasulullah SAW adalah kaum Anshar

    Kalau soal iman Abu Bakar lebih berat dari iman umat ini itu dalilnya dari mana, tolong tunjukkan? biar jelas gitu

    Kalau soal mengikuti Ahlul Bait lihat tulisan saya

    Al Quran Dan Hadis Menyatakan Ahlul Bait Selalu Dalam Kebenaran


    dan Maaf Mas justru Rasulullah sebelum wafat mewasiatkan umatnya untuk mengikuti Al Quran dan Ahlul Bait
    coba baca yang ini

    Analisis Hadis “Kitab Allah dan SunahKu”


    dan tulisan ini

    Hadis Tsaqalain


    Salam Mas

  11. Ketika ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam siapa yang paling dicintainya, beliau shallallahu `alaihi wa sallam menjawab: “Abu Bakar”. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari ‘Amr bin ‘Ash radhiallahu ‘anhuma berikut:
    Bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah mengutus pasukan dalam perang dzatu tsalatsil. Maka aku mendatanginya, dan bertanya kepadanya: “Siapakah orang yang paling engkau cintai?” Beliau shallallahu`alaihi wa sallam menjawab: “Aisyah.” Aku berkata: “Dari kalangan laki-laki wahai Rasulllah?” Beliau menjawab: “Ayahnya”. Aku berkata: “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Umar”. Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang. (HR. Bukhari dalam Fadhailil A’mal, fathul Bari juz ke 7, hal. 18 dan Muslim dalam Fadhailus Shahabah juz ke-4 hal. 1856 no. 2384)
    Itulah kenapa saya mengatakan Abu Bakar RA adalah orang yang paling dicintai oleh Rasululllah shallallahu `alaihi wa.
    Silahkan anda cek!

  12. @ taufik
    sabar mas, entar kan ada tulisan bahwa tulisan mas itu doif, mursal, sanadnya terputus, dll. kayaknya udah jadi bagian umum, sahabat utama disalahkan, tapi gak papa kok kebenaran pasti akan datang

  13. kok macet

  14. @Taufiq
    Ah iya, saya tahu kok hadis itu
    kan sudah saya bilang ada juga hadis yang menyatakan bahwa yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW adalah Sayyidah Fatimah dan Abu Bakar,(Mustadrak al Hakim dan beliau shahihkn)
    Terus ada juga hadis yang menyatakan yang paling dicintai Nabi SAW adalah Usamah bin Zaid(Shahih Sunan Tirmidzi Takhrij syaikh Al albani)
    Ada juga hadis yang menyatakan bahwa yang paling dicintai Nabi SAW adalah Kaum Anshar(hadis Shahih Bukhari)
    Jadi semua hadis itu shahih sanadnya makanya saya terima
    Jadi banyak yang paling dicintai Nabi SAW, bersikaplah objektif

    @bara

    sabar mas, entar kan ada tulisan bahwa tulisan mas itu doif, mursal, sanadnya terputus, dll. kayaknya udah jadi bagian umum, sahabat utama disalahkan, tapi gak papa kok kebenaran pasti akan datang

    Ah apa iya, masa’ sih
    jangan suka menduga-duga kalau belum tentu benar
    saya pernah baca kok hadis itu di Shahih Bukhari
    Anda memang suka menyebar keraguan

  15. @Taufiq
    Dalam Fath al Bari 14 hal 158-159
    Ibnu Hajar menyebutkan sebuah hadis dari Aisyah yang mengakui bahwa Ali lebih dicintai Nabi ketimbang Abu Bakar, ayahnya sendiri. Hadis itu diakui kesahihannya oleh Ibnu Hajar. Ibnu Hajar berkata, “Ahmad, Abu Daud dan an Nasa’i meriwayatkan, dan ia mensahihkannya dengan sanad dari Nu’man ibn Basyir, ia berkata, ‘Abu Bakar meminta izin masuk ke rumah Nabi saw., lalu ia mendengar suara keras Aisyah, ia sedang mengangkat suaranya seraya berkata:
    “Aku benar-benar telah tahu bahwa Ali lebih engkau cintai ketimbang ayahku.”

    Menurut anda bagaimana hadis ini?

  16. […] dengan tulisan saya yang berjudul Analisis Riwayat Fadak Antara Sayyidah Fatimah Az Zahra AS Dan Abu Bakar RA., telah muncul beberapa komentar yang menanggapi tulisan tersebut. Walaupun sedikit mengecewakan […]

  17. @ second
    hi hi hi sabar mas, pasti muncul pendapat kok

  18. @bara
    Iya lah, namanya juga manusia
    pasti banyak pendaptnya

  19. @secondprince
    Maksudnya pendapat habibnya :mrgreen:

  20. […] Analisis Riwayat Fadak Antara Sayyidah Fatimah Az Zahra AS Dan Abu Bakar RA. […]

  21. @almirza
    oh, saya tahu kok 😀

  22. @ second
    semua sudah dijawab tuntas, ternyata benar, sampean pake hadist bukhari yang disarikan oleh ulama’ yang bukan dari golongan muhadist, jadi apapun yang saya ungkapkan pasti gak bisa diterima, karena hadistnya langsung ditelan mentak mentah
    @ almiraz
    ya jelas om, aku nunggu jawaban dari yang lebih mampu, masak kamu belajar ilmu kimia, kamu bertanya sama tukang sayur ……………., bertanya itu menjadikan ilmu kita nyambung om

  23. @ second
    kata anda
    Kalau soal iman Abu Bakar lebih berat dari iman umat ini itu dalilnya dari mana, tolong tunjukkan? biar jelas gitu
    jawab saya
    yang saya tahu sih dalam kitab suci om, itupun saya udah pernah tulis, jadi gak usah tak ulang, cari sendiri deh

  24. @ second
    tapi yang saya sebut keutamaan lohhhh, bukan yang lainnya, jadi klo ada yang masih menyalahkan sahabat Abubakar, jadi kitab suci ditaruh dimana itu ??????

  25. @bara

    semua sudah dijawab tuntas, ternyata benar, sampean pake hadist bukhari yang disarikan oleh ulama’ yang bukan dari golongan muhadist, jadi apapun yang saya ungkapkan pasti gak bisa diterima, karena hadistnya langsung ditelan mentak mentah

    Gak perlu bicara yang aneh, hadis yang saya kutip bahkan ada dalam Fath al bari
    Syaikh Al Albani dalam hal ini tidak merubah hadis tersebut, saya kan cuma mengutip hadisnya bukan Syarhnya Mas
    jadi maaf andalah yang menelan mentah-mentah penjelasan guru anda.
    Soal sanad itu belum dijawab Ada tidak dalam Kitab rijal hadis kalau ada sebutkan saja nama kitabnya?

    Disini kita membahas dalil, eh anda malah meributkan Ulama, sambil membanggakan Ulama anda
    yang begitu gak perlu
    Tunjukkan dalil yang jelas dan akan kita bahas

    yang saya tahu sih dalam kitab suci om, itupun saya udah pernah tulis, jadi gak usah tak ulang, cari sendiri deh

    Maaf, kalau bicara yang jelas, tunjukkan dalilnya
    jangan asal bicara, di bagian mana dalam Kitab suci yang menyebutkan iman Abu Bakar lebih berat dari iman umat ini

    jadi klo ada yang masih menyalahkan sahabat Abubakar, jadi kitab suci ditaruh dimana itu ??????

    Di bagian mana dalam Kitab suci disebutkan Abu Bakar selalu benar, kalau tidak ada maka andalah yang akan malu sendiri

  26. @ second
    memang agak susak sih klo aku bilang , entar kamu pelintir, jadi menurtmu ahlul bait tidak pernah berbuat dosa ( walau dosanya termaafkan ), jadi sama dong derajatnya sama Nabi yang tidak punya dosa ???????

    kata anda
    Di bagian mana dalam Kitab suci disebutkan Abu Bakar selalu benar, kalau tidak ada maka andalah yang akan malu sendiri
    jawab saya
    tuh kan dipelintir
    padahal aku bilang ” tapi yang saya sebut keutamaan lohhhh, bukan yang lainnya, jadi klo ada yang masih menyalahkan sahabat Abubakar, jadi kitab suci ditaruh dimana itu ??????, apakah setelah dijelaskan keutamaan, trus lebih pantas ada yang mengatakan salah ????

  27. @bara
    Mas, setiap sahabat punya keutamaan. tapi bukan berarti bisa dibilang gak pernah salah

  28. @ second
    ok setuju, karena sahabat tidak maksum, seperti juga ahlul bait yang juga bukan kategori maksum,
    ehh mo tanya memang di kitab bukhari yang mendiamkan itu bunda fatimah apa sahabat abubakar ya
    tulisan anda
    putri Rasulullah saw menanyakan pada Abubakar Shiddiq ra setelah wafatnya Rasulullah saw agar membagikan padanya hak warisnya dari apa apa yg diberikan Allah swt pada beliau saw, maka berkatalah padanya Abubakar shiddiq ra : Sungguh Rasul saw bersabda : “Kami tidak mewarisi, apa yg kami tinggalkan adalah sedekah”. maka marahlah Fathimah putri Rasul saw dan menghindar dari Abubakar shiddiq ra dan ia terus menghindar darinya hingga wafat, dan beliau hidup hingga 6 bulan setwlah wafatnya Rasul saw. (Shahih Bukhari bab fardhulkhumus).

    jadi yang menghindar selama 6 bulan itu bunda fatimah ????, atau sahabat abubakar ?????
    tapi kata miraz begini ” Dan Sahabat yang anda agungkan itulah yang salah, jadi dialah yang seharusnya menemui Sayyidah Fathimah dan meminta maaf dengannya. Tapi itu semua tidak terjadi kan, so hadis Shahih Bukhari soal 3 hari itu justru memberatkan Abu Bakar sendiri. ” maksut tiga hari itu seorang muslim dilarang bertegur sapa lebih dari 3 hari
    kira kira miraz baca gak yaa tulisannya sendiri ????? di telaah perbedaan sunni & syiah

  29. secondprice, bukan hendak menyulitkan anda, tapi bisakah anda tuliskan hadits itu secara lengkap dengan sanadnya? karena bukankah telah kita kenal, bahwa sanad itu adalah sebagian dari agama?
    baiklah, akan saya cek keterangan dari secondprice itu langsung kpd ktb fath al bari untuk lbh meyakinkan saya.
    dan kepada mas secondprice, sebagaimana judul blog anda, kita disini untuk mencari kebenaran, bukan pembenaran.

  30. Maaf kl krng jelas! Yang saya maksud adalah hadits mengenai bahwa Fatimah RA, Usamah bin Zaid RA dan kaum anshar RA yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
    Lalu Insya Allah akan saya bawakan hadits mengenai bahwa keimanan Amirul Mukminin Abu Bakar ash-Shiddiq RA lebih berat timbangannya dari timbangan keimanan umat ini. Dan untuk informasi awal, saya tidak mengarang-ngarang mengenai kabar ini, karena telah sama kita ketahui nasib buruk orang-orang yang berdusta atas nama Rasulullah SAW, dan saya tidak akan mengambil tempat didalamnya. Saya mengetahui kabar ini dari kitab al-Bidayah wa Nihayah Bab Khulafaur Rasyidin karya Imam Ibnu Katsir Rahimahullah.

  31. mana almiraz ………… kok gak jawab lagi pertanyaan aku ………… haiiiii miraz jawab dong, apa benar tulisan kamu ini
    tapi kata miraz begini ” Dan Sahabat yang anda agungkan itulah yang salah, jadi dialah yang seharusnya menemui Sayyidah Fathimah dan meminta maaf dengannya. Tapi itu semua tidak terjadi kan, so hadis Shahih Bukhari soal 3 hari itu justru memberatkan Abu Bakar sendiri. ” maksut tiga hari itu seorang muslim dilarang bertegur sapa lebih dari 3 hari
    JAWAB DOOONG, JAGAN BENGONG ………..

  32. @bara

    ok setuju, karena sahabat tidak maksum, seperti juga ahlul bait yang juga bukan kategori maksum,

    saya sih tidak menggunakan kata maksum Mas
    Bagi saya soal Ahlul Bait berdasarkan dalil yang jelas mereka adalah rujukan dan pedoman bagi Umat Islam
    Makanya saya bilang Mereka selalu berada dalam kebenaran
    Saya sih gak pernah berpikir kalau pedoman umat islam biar tidak tersesat itu, bisa salah juga
    Setidaknya itu pemahaman saya Mas

    ehh mo tanya memang di kitab bukhari yang mendiamkan itu bunda fatimah apa sahabat abubakar ya

    Sayyidah Fatimah kok Mas 😀

    @Taufiq
    Hmm begitu ya
    terserah sih

    @bara
    tunggu aja Mas, atau sekalian ke blognya dia 🙂

  33. @ second
    blog nya enyang mana ????

  34. Ass mualaikum…

    soal tanah fadaq 1400 tahun lalu sudah beres.. pada saat itu keluarga dan keturunan ahlul bait tidak ada yang membahas soal tanah fadaq… ada apa dengan anda semua ko ungkit2 kasus yang sudah 1400 tahun? apa keuntungan anda? lagipula anda sok menjadi hakim soal fadaq.. urusin aja keluarga dekat anda..! jangan menjelek jelekan keluarga Nabi SAW dengan cara seperti itu… kalo anda jago hukum,, urusin saja kasus yang masih hangat BI, BLBI, BUMN termasuk kasusnya pak urip. wasalam.

  35. ass mualaikum…

    tema diatas pembahasan soal fadaq setelah saya amatai sangat tidak ilmiah… mungkin menurut anda pembahasan tersebut ilmiah, padahal tidak… terkesan penulis hal tersebut, bukan seorang ahli agama tapi cuma sering baca buku tanpa guru.. akhirnya analisanya berantakan karena sesuai logikanya saja…. walhasil, jangan menganalisa sejarah islam kalo anda bukan ahlinya… dampaknya banyak ummat awam yang salah faham.. wasalam

  36. @ abu haydar
    jangan cuma ngeyel bilang nggak ilmiah, kalau sendirinya cuma bisa komen rendahan gitu, memangnya situ bisa nulis

    “dampaknya banyak ummat awam yang salah faham.”

    Makanya kalau masih awam jangan banyak bicara

  37. @abu haydar

    soal tanah fadaq 1400 tahun lalu sudah beres.. pada saat itu keluarga dan keturunan ahlul bait tidak ada yang membahas soal tanah fadaq

    Bisa dibuktikan asumsi mas bahwa soal tanah fadaq 1400 tahun lalu sudah beres? Apa yang membuat mas berkesimpulan bahwa keluarga dan keturunan ahlul bait tidak ada yang membahas soal tanah fadaq? Jangan mudah mengeluarkan asumsi-asumsi yang tidak berdasar mas karena konsekuensinya berat. Lebih baik asumsi ini tidak usah dikeluarkan.

    apa keuntungan anda?

    Saya sih ngga tau SP mau cari untung di sini apa ngga, meskipun saya ngga liat apa yang dijual di sini.
    Menurut saya, itu adalah hak sepenuhnya bagi penulis karena (mungkin) menganalisis peristiwa-peristiwa penting yg menjadi perdebatan dlm sejarah Islam adalah merupakan bagian dari tugasnya untuk Mencari Kebenaran.

    lagipula anda sok menjadi hakim soal fadaq.. urusin aja keluarga dekat anda..! jangan menjelek jelekan keluarga Nabi SAW dengan cara seperti itu… kalo anda jago hukum,, urusin saja kasus yang masih hangat BI, BLBI, BUMN termasuk kasusnya pak urip. wasalam.

    Penyakit ke-3: Paranoid

    Bukannya ngga mau ngurusin masalah BI, BLBI, BUMN, saya kira karna SP ngga tertarik aja untuk menulisnya.

    tema diatas pembahasan soal fadaq setelah saya amatai sangat tidak ilmiah… mungkin menurut anda pembahasan tersebut ilmiah, padahal tidak ilmiah

    Yang ilmiah menurut mas seperti apa? Hobinya menyebarkan keraguan.

    terkesan penulis hal tersebut, bukan seorang ahli agama tapi cuma sering baca buku tanpa guru.. akhirnya analisanya berantakan karena sesuai logikanya saja

    Saya kira SP juga ngga pernah ngaku-ngaku ahli agama. Mungkin mas yang ahli agama? Coba dong tunjukkan gimana sebaiknya menganalisa yang menunjukkan ahli agama? Ayo mas jangan cuman ngomong.

    walhasil, jangan menganalisa sejarah islam kalo anda bukan ahlinya… dampaknya banyak ummat awam yang salah faham..

    Menurut mas siapa yang ahlinya menganalisis tentang sejarah yang objektif dan tidak ada kecenderungan mazhab? Kasi tau kami.
    Blog-blog sejenis ini saya kira tidak pernah memaksakan pendapat dan keyakinan – seperti golongan mas – bagi yang tidak setuju, saya kira SP sangat memberikan keleluasaannya untuk menanggapi ataupun meninggalkan.

    Damai….damai

  38. sorry mas SP dan para komentator, ngeblockquotenya keliru ya? hehehe 🙂

  39. Pencerahan yg akan saya tulis adalah pencerahan bagi mereka yg mempergunakan akal yg merupakan ciptaan Allah termulia.Krna hanya dg akal manusia bisa membedakan yg benar dan salah yg baik dgn yg buruk. Sekarang saya akan menyampaikan firman Allah dan beberapa hadits dr Shahih Buchari yg dikatakan para ulama sebagai kitab terbaik sesudah Aqur’an agar bisa membedakan siapa yg benar dan salah. Saya melihat msh banyak para komentator dlm tlisan tsb diatas masih sibuk mempermaslahkan siapa yg benar antara Saidati Fatimah dan Abubakar ra. Saya rasa apa yg yg disampaikan oleh mas SP sdh cukup jelas tp msh ada yg meragukan mengenai Cetakan buku hadits yg dipergunakan mas SP. Tp baiklah saya akan menunjukan beberapa riwayat sejarah yg terdpt dlm Shahi Buchari, dan Minhaj as Sunnah olh Ibnu Taimiyah dan msh banyak perawi lain lg. Dan utk menjadi pemikiran cobalah dibandingkan dg Firman Allah dibawah ini S 10: 62-64
    Sesungguhnya wali2 Allah itu tiada KEKHAWATIRAN terhdp mereka dan tiada pula mereka BERSEDIH HATI; yaitu mereka yg beriman dan selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira didlm kehidupan di dunia dan diakhirat. Tdk ada perobahan bagi kalimat2 {janji2} Allah. Yg demikian itu adalah kemenangan yg besar.
    Dibawah ini saya akan sampaikan beberapa riwayat.:
    Anas b. Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda kp kaum Anshar: ” Suatu hari kalian akan menyaksikan sifat tamak yg dahsyat sepeninggalku. Krn itu bersabarlah sehingga kalian menemui Allah dan Rasulnya di Telaga Haudh. ” Anas berkata “kami tdk sabar” Shahih Buchari Jil.2 hal 135
    Ala’ b Musayyab dr ayahnya pernah berkata. “Aku berjumpa dg Barra b. Azib ra. Kukatakan pdnya: “Berbahagia anda krn dpt bersahabat dg Nabi SAW dan membai’at dibawah pohon{bai’ah tahta syajarah}. Barra. menjawab: Wahai putra sdrku ebgkau tdk tahu apa yg telah kami lakukan sepeninngalnya.” Shahih Buchari jil.3 hal.32
    Sejarah jg mencatat kata2 Umar ibnu Chattab ra sbb: Oh, alangkah beruntungnya apabila aku hanyalah seekor kambing milik keluargaku. Digemukkannya aku seperti mereka suka kemudian menjadi lahapan yg menyayanginya.. Mereka iris sebgn drku dan dipanggang sbgn yg lain. Kemudian aku dimakan dan dikeluarkan pula sbg najis. Oh, klu aku seperti itu tdk menjadi manusia. Minhaj as-Sunnah olh Ibnu Taimiyah jil.3 hal.131; Hilyat al-Auliya olh Ibnu Nu’aim jil.1 hal.32

    Sejarah jg mencatata kata2 Abubakar ra: Ketika Abu Bakar melihat sekor burung hinggap disuatu pohon dia berkata: “Berbahagialah engkau duhai burung. Engkau makan buah2an dan hingga di pohon, tanpa ada hisab atau balasan. Aku lebih suka kalau aku ini adalah sebtg pohon yg tumbuh ditepi jln, kemudian datang seekor onta lalu memakannya. Kemudian aku dikeluarkan dan tdk menjadi seorang manusia. {Tarikh Thabari hl.41; art-Riyadh an-Nadhirah jil.1 hl.134 ; Kanzul Ummal hal 361; Minhaj as-Sunnah jil.3 hal.120.
    Pertanyaan saya adalah. Mengapa Umar ra dan Abu Bakar ra yg satu ingin jd kambing dan yg satu ingin jd pohon. Padalah menjadi manusia yg bertakwa mendpt ganjaran sesuai Firman Allah pd S 10: 62-74. Apakah mrk tdk mengerti atas ayat tersebut atau mereka tlh bermaksiat pd Allah dan Rasul. Maaf kepanjangan. Tolong pikir dg akal yg sehat

  40. heran saya … 😦

  41. Hehehe….
    sang penulis melupakan satu hal. Bahwa Rasul lebih mengutamakan umatnya daripada keluarganya sendiri.
    Ingatkah satu kisah, yang menceritakan ketika Sayyidah Fathimah r.anha meminta seorang budak kepada Rasul dan hal ini ditolak oleh Rasul karena alasan menghindari kecemburuan sosial? Hal ini menunjukan bahwa Rasul ingin menanamkan kepaa ahlul baitnya, untuk mengutamakan umat daripada kepentingan pribadi.

    Dan apakah hal ini tidak menjadi pelajaran, bahwa ahlul bait Rasul bukanlah maksum seperti Rasul SAW sendiri, dan wajar apabila sekali waktu melakukan kesalahan ???
    Ingat, Sucikan ALLAH dan RasulNYA. Hormati dan sayangi para ahlul bait dan itrah Rasul karena kemuliaan nasab leluhurnya. Namun jangan lupakan syariah utama dalam hal tersebut.
    Jangan sampai pengkultusan kita kepada keluarga Rasul, melebihi daripada Rasul sendiri, dengan cara sampai melanggar perkataan RasuluLLAH SAW.

    Alafu Minkum. CMIIW ^_^

  42. @Muhibbin
    Siapa mengkultus siapa. Mereka pencinta dan pengikut Ahlulbait berpegang atau mengikuti Mazhab Ahlulbait. Krn Yakin akan Firman Allah dan Hadis Rasul. Logika Anda dimana sdr Muhibbin? Seseorang apabila dia mementingkan yg lain dpd dirinya berarti ia lbh tinggi derajatnya dpd orang yg diperhatikan. Penulisan anda mungkin anda tdk sadar bahwa kata2 anda, anda sendiri yg bantah. Anda baca lagi tulisan anda dan simak baik2. Apakah dlm kata2 anda, ada kontrakdisi apa tdk

  43. @abu haydar

    soal tanah fadaq 1400 tahun lalu sudah beres.. pada saat itu keluarga dan keturunan ahlul bait tidak ada yang membahas soal tanah fadaq… ada apa dengan anda semua ko ungkit2 kasus yang sudah 1400 tahun?

    Gimana sih mas haydar? Yg namanya bicara sejarah adalah bicara mengungkit2, apa sejarah jg gak boleh dianalisa utk mencari kebenaran? Mestinya mas haydar salahkan donk Bukhori dan perawi lain yg mencatat.
    Siapa2 yg merasa gerah dan tdk nyaman dg analisa sejarah adalah mrk2 yg berada di golongan yg terdakwa/salah.
    Mas haydar masalah ini akan selalu dibicarakan krn adanya kontroversi, kontradiksi dan penyelewengan shg akan trus dibahas. Jika kasus tanah fadaq ini dipersepsikan oleh semua org/mazhab dg cara pandang yg sama, mk akan sedikit yg berminat mencari tahu lg. Saya sih setiap apa yg saya imani terjadi kontradiksi pasti sy akan trus ingin menemukan ygmn yg benar. Kalau mas haydar nyaman2 saja dg kontradiksi ya itu urusan mas haydar, tp jgn salahkan org2 otaknya sehat utk mencari kebenaran.

  44. @abu haydar

    apa keuntungan anda? lagipula anda sok menjadi hakim soal fadaq.. urusin aja keluarga dekat anda..! jangan menjelek jelekan keluarga Nabi SAW dengan cara seperti itu… kalo anda jago hukum,, urusin saja kasus yang masih hangat BI, BLBI, BUMN termasuk kasusnya pak urip. wasalam.

    1. Apa keuntungan anda?
    Pertanyaan yg sangat ironis sekali ditanyakan oleh seorg yg beriman, memang apa sih keuntungan kita dlm mencari kebenaran?. Mmgnya mas haydar tdk peduli benar/salah dr apa2 yg mas imani dan pelajari? Wahh..kl mmg begitu mk kita dr spesies yg berbeda.. :mrgreen: *jgn marah yaa..just kidding koq..*

    2. Sok menjadi hakim soal fadaq?
    Gimana nih pengertian mas haydar ttg kata hakim?. Jauhlah tulisan tsb dr menghakimi, masa analisa pribadi dikatakan sbg penghakiman? Apa mas haydar dipaksa utk percaya? Atau brgkali mas haydar merasa bhw suara kebenaran dlm nurani mas haydar yg memaksa utk mengakui kebenaran tulisan tsb..? 🙂

    3. jangan menjelek jelekan keluarga Nabi SAW dengan cara seperti itu…

    Mas haydar sdg melakukan fitnah besar ini, dimananya bhw penulis sdg menjelek2an keluarga Nabi, masyaallah keluarga Nabi sdg dibela haknya koq? Apa mas haydar tdk percaya adanya hadits tsb? Wong data yg dipakai data yg valid dan diakui semua umat islam koq. Singkatnya apakah betul telah terjadi peristiwa dmn Sayiddah Fathimah menuntut hak beliau atas tanah Fadaq? Apakah benar khlaifah Abu Bakar menolaknya?
    Mas Haydar jika org menuntut hak adalah perbuatan yg mas haydar kategorikan jelek, saya jd bertanya2 bagaimana keadilan ditegakkan, knp bukan yg merampas hak org yg masuk kategori akhlak jelek?.
    Mungkin statement mas haydar hrs diganti dg:
    Hadits tsb menunjukkan bhw Bukhori sdg menjelek2an khalifah Abu Bakar..nah kl spt itu mk msh masuk akal dan bs dilanjutkan dg diskusi apakah Bukhori telah salah merekam sejarah.

    4. kalo anda jago hukum,, urusin saja kasus yang masih hangat BI, BLBI, BUMN termasuk kasusnya pak urip.

    Kalau mas haydar lbh tertarik masalah spt itu drpd mencari kebenaran dr sejarah agama mas haydar, yaa silakan saja tp jgn paksakan org lain atas apa2 yg menarik buat dia utk dipelajari/dianalisa…tdk dewasa lho memaksakan kpd org lain utk menyenangi apa2 yg kt senangi… :mrgreen:

  45. @abu haydar

    Mas haydar kalau anda seorg yg ilmiah, mk pd saat mas haydar mengatakan tulisan seseorg tdk ilmiah mk mas pasti bs menunjukkan dmn yg tdk ilmiah (bkn dg dugaan2), dan krn mas ilmiah mk mas haydar bs menunjukkan kaidah tulkisan ilmiah ygmn yg telah dilanggar oleh si penulis? syukur2 kl mas haydar bs menunjukkan tulisan mas haydar ttg Fadaq (yg ilmiah).

    Mas Haydar sy akan melakukan analisa (yg tdk ilmiah) ttg reaksi mas haydar dkk ttg tulisan2 spt ini… 🙂
    Fakta: Mas Haydar gerah/tdk nyaman/marah atas tulisan spt ini.
    Kenapa seseorg marah/gerah dg suatu tulisan/pendapat?
    Biasanya ada 1 penyebab:
    krn tulisan tsb bertentangan dg kebenaran yg dia imani.
    Jika hal ini terjadi, mk muncul lg 2 kemungkinan lanjutan, bhw:
    1. krn tsb ngawur/fitnah dan membahayakan pahamnya.
    Jika ini yg terjadi , mk secara ilmiah yg bs dilakukan oleh dia adalah membuktikan bhw tulisan itu salah/ngawur dg secara ilmiah.
    2. krn tulisan itu benar dan meresahkan dia krn apa yg diimaninya ternyata salah.
    Jika ini yg terjadi mk muncul lg 4 kemungkinan:
    1. Tdk peduli.
    2. Marah dan berusaha menolak teori yg benar tsb dg cara apa saja. Dikarenakan ego dan nafsu bhw hanya dia yg benar.
    3. Menerima langsung kebenaran itu.
    4. Mempertimbangkan kebenaran baru tsb sbg kebenaran yg akan dia imani. Dg cara menambah pengetahuan ttg kebenaran baru tsb.

    Wassalam

  46. @muhibbin

    sang penulis melupakan satu hal. Bahwa Rasul lebih mengutamakan umatnya daripada keluarganya sendiri.

    Coba tolong mas muhibbin tunjukkan hubungan antara riwayat tanah Fadaq dg Rasul mengutamakan kepentingan umat?. Atau apakah mas muhibbin mau bilang bhw Sayiddah Fathimah salah krn tuntutan Sayiddah Fathimah bertentangan dg kepentingan umat?. maaf jk saya salah, tp kl itu yg dimksd mas, mk tolong jelaskan mas ini muhibbin kpd siapa yaa??.

    Ingatkah satu kisah, yang menceritakan ketika Sayyidah Fathimah r.anha meminta seorang budak kepada Rasul dan hal ini ditolak oleh Rasul karena alasan menghindari kecemburuan sosial? Hal ini menunjukan bahwa Rasul ingin menanamkan kepaa ahlul baitnya, untuk mengutamakan umat daripada kepentingan pribadi.

    Seorg yg muhibbin pasti akan menanyakan keabsahan cerita tsb. Apakah manusia sekaliber Sayiddah Fathimah tdk mengerti kepentingan umat, beliau yg makan sehari2 saja msh masalah ternyata tdk pernah meminta2, apalg hanya urusan budak.
    Mas muhibbin (kpd siapa ya?), ahl bayt itu punya hak khumus yg pasti jumlahnya tdk sedikit, mestinya tdk bermasalah dlm hal2 spt itu (keuangan), tp mrk mmg sengaja hidup zuhud dan tawadhu sebagai pilihannya.

    Dan apakah hal ini tidak menjadi pelajaran, bahwa ahlul bait Rasul bukanlah maksum seperti Rasul SAW sendiri, dan wajar apabila sekali waktu melakukan kesalahan ???

    Wahh..wahh..ana gak nyangka antum sdh sampai sengawur ini. Muhibbin kpd siapa sih?. Tdk perlu ada yg menyatakan/mengklaim bhw ahl bayt itu maksum, antum baca QS:33:33, Allah lah yg menyatakan mrk sdh disucikan.
    Antum sekalian ini paling getol mencari dalih utk spy ada dalil yg membatalkan kemaksuman ahl bayt. Bayangkan mas muhibbin, antum saja yg tdk ada kaitan dendam/musuh dg ahl bayt saja tdk rela kl mrk telah disucikan, apalagi musuh2 ahl bayt, wajar2 saja kl mrk keluarkan segala daya upaya utk memproduksi hadits dan riwayat agar umat selanjutnya menjadi spt antum, yg dmn Al-Qur’an saja msh ditolak dan menerima warisan dendam musuh2 ahl bayt.

  47. @Muhibbin

    Ingat, Sucikan ALLAH dan RasulNYA.

    Insyaalah tdk perlu antum ingatkan.

    Hormati dan sayangi para ahlul bait dan itrah Rasul karena kemuliaan nasab leluhurnya.

    Ooo..antum cm sampai disitu tohh, antum tdk tahu kalau kita bukan hanya hormat dan sayang, tp juga taat dan cinta kpd mrk, krn apa? kl antum hanya krn kemuliaan nasab?..jgn anggap kami jg hanya krn itu, insyaallah km cinta dan taat kpd mrk juga krn kemuliaan akhlak mrk, ketinggian ilmu mrk dan kedekatan mrk dg Allah SWT, dan tak lupa krn Allah memerintahkan utk taat & cinta kpd mrk.
    Dg info antum ini ana jd paham knp antum bs berpendapat begitu.

    Namun jangan lupakan syariah utama dalam hal tersebut.

    Maksudnya lupa syariah utama apa? emangnya ada syariah yg dilupakan?

    Jangan sampai pengkultusan kita kepada keluarga Rasul, melebihi daripada Rasul sendiri, dengan cara sampai melanggar perkataan RasuluLLAH SAW.

    Pengkultusan? Coba tolong jelaskan apa itu yg dimaksud mengkultuskan? Terus kmd tunjukkan tulisan siapa yg mengkultuskan keluarga Rasul?. Apa yg antum mksd mengkultuskan adalah krn kita taat dan beriman dg QS: 33: 33, mk itu disebut mengkultuskan?, wahh antum protes saja kpd Allah knp memerintahkan spt itu.

  48. @aburahat wa truthseeker,

    Harusnya kalo ente mengaku cinta Rasul dan ahlul baitnya, maka laksanakan sunnah yang paling utama, yaitu dengan menyebarkan hidayah ALLAH ke seluruh alam. dan bukan hanya sekedar menyatakan cinta di mulut saja, dan menodai kesucian akidah Sayyidah Fathimah dan Sayyidina Abu Bakr dengan cerita warisan tanah, yang titik kesimpulannya belum pasti.
    Apakah ente mengira, hal ini yang diinginkan oleh Rasul dan dan keluarganya ?

    Ingat satu hal,
    hanya Rasul pribadi yang maksum. Keluarga dan sahabatnya bukanlah pribadi maksum, dan wajar apabila melakukan kesalahan. dan itu adalah hak ALLAH untuk memproses lebih lanjut, dan bukan hak kita sebagai hamba.
    Kalaupun ada keluarga Rasul ataupun sahabat Beliau yang berbuat salah, maka itu adalah tanggung jawab mereka di hari akhir. Ambillah sisi positif, dan jangan jadikan hal itu sebagai hal pertentangan. Janganlah terlalu mengkultuskan suatu makhluk, melebihi pengkultusan terhadap ALLAH dan RAsulNYA.

    Hati2 ya akhi,
    jangan sampai postingan antum menjadi sumber perpecahan umat dan menjadi pintu penutup hidayah bagi mereka yang mau belajar Islam lebih lanjut. Takutlah akan laknat ALLAH !

    Alafu minkum. CMIIW

  49. @Muhibbin

    hanya Rasul pribadi yang maksum. Keluarga dan sahabatnya bukanlah pribadi maksum, dan wajar apabila melakukan kesalahan. dan itu adalah hak ALLAH untuk memproses lebih lanjut, dan bukan hak kita sebagai hamba.

    Makanya sampean itu belajar dulu, jangan asal tahu. Kesucian Rasulullah SAW dan Ahlul Bait Beliau AS telah ditetapkan oleh Al Quranul Karim dan Hadis Shahih. Pernah baca Hadis Tsaqalain? itu bukti nyata kemaksuman Ahlul Bait Rasul AS. Apa sampean mau melintir hadis Tsaqalain? Memang yang namanya Salafy paranoid itu suka sekali memelintir hadis yang bertentangan dengan mahzabnya :mrgreen:

  50. @Muhibin
    Ente siapa sih sok keluarkan fatwa. Menentang Shahih. Lihat dulu diri ente. Ente kenal agama baru dengar dari kaum wahabi salafy. Mau coba keluarkan fatwa. dgn pakai nama muhibin dan tau muhibin kesiapa. Ke Wahabi ya

  51. @Muhibbin
    Mas Muhibbin, Mbok ya hati – hati kalo mau ngomong..inget lho kata rasul:

    “Marah nya Fatimah adalah marahku”..

    Pikir yang bener..mendingan mbelain yang mana? Mbelain sayyidah Fatimah as karena perkataan Rasul, atau mbelain Abu Bakar yang ngga ada hubungan darah sama rasul tapi ada resiko-nya (resiko ditanggung sendiri lho ya…ngga ikutan 🙂 ) Nanti situ gak dapet Syafa’at dari Rasul waktu dihisab lho..apa udah ngga butuh syafaat Rasul?

    Abdul Aziz bin Baz lagi sibuk digoreng, ngga bisa nolongin sampeyan lho.. hehehe..

    Mas Muhibbin, yang paling tau soal kepribadian mas muhibbin itu orang rumah sampeyan. Tidur nya ngorok apa engga, ileran apa engga..mau tidur sikat gigi apa engga, cuci kaki apa engga..

    Begitu juga dengan Rasulullah saww, kalo kita mau mengenal dia dengan utuh, ya kenalilah dia dari orang rumah-nya/Ahlul Bayt as, bukan cuman dari sahabat..karena definisi sahabat ini juga rancu..ada yang cuman pernah ngobrol sebentar sama rasul dibilang sahabat koq.

    Tau ayat yang menjelaskan larangan untuk mengeraskan suara dihadapan Nabi? hayoo, siapa yang waktu itu teriak teriak di depan nabi hayo?

  52. Mas Muhibbin dan manusia sejenis mas selalu berucap bahwa tidak ada yang maksum selain pribadi Rasul saw, baik sahabat maupun keluargaNya Benarkah i’tikad mas seperti itu? Saya ragu. Coba jawab pertanyaan saya:
    (1) Bisakah mas menunjukkan riwayat bahwa Rasul saw yang katanya pernah lupa jumlah rakaat dalam shalat serta riwayat Rasul saw suatu ketika bermuka masam?
    (2) Mampukah mas menunjukkan kesalahan atau kealpaan atau kelupaan dari Abubakar, Umar atau Utsman?

    Kalau saya…..Rasul tidak mungkin berbuat salah, lupa apalagi bermuka masam karena Beliau maksum. Kemudian sudah ketemu riwayat mengenai kesalahan Abubakar, Umar dan Utsman? Mas pasti kesulitan mencarinya, bukan?

    SIAPA YANG LEBIH MAKSUM JADINYA MAS. RASUL SAW ATAU SAHABAT?

    Kemudian Mas, yang diinginkan mas truthseeker adalah agar mas memeriksa surah Al-Ahzab: 33. Karena di situ bukti bahwa Allah saw telah mensucikan Ahlulbayt. Mas udah baca ga sih? Kok masih ngotot ngomong bahwa Ahlulbayt tidak suci?
    Bunyinya gini mas:
    “…..dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan mensucikan sesuci-sucinya.”

    Udah jelas mas?

    Damai…damai
    Pegel….pegel

  53. […] Abu Bakar keliru dalam masalah Fadak […]

  54. […] Fadak ini pun saya sudah membahasnya secara khusus. Bisa dibilang saya tidak akan banyak bicara karena bagi saya sudah cukup kebenaran itu berada pada […]

  55. Ass ww, mhn ampun kpd Allah swt & mhn maaf kalau saya keliru :
    Mnrt pendapat saya, ayat pada QS 33 : 33 adalah berkaitan dgn ayat sblmnya yaitu QS 33 : 32 yakni perintah Allah tsb ditujukan kpd para isteri nabi dan kalimat pada kedua ayat tsb TIDAK menyatakan bhw Allah TELAH mensucikan, melainkan bermaksud HENDAK menghilangkan dosa serta mensucikan sesuci sucinya ( sdh barang tentu ) apabila kondisi/persyaratan yg telah ditentukan oleh Allah swt dipenuhi oleh para isteri nabi tsb.
    Wass ww.

  56. @Jeffrey Muslim

    Salam

    Iya jelas lah anda keliru ttg penafsiran ayat Tathir tersebut.
    Perbahasan baik dari segi ayat, asbab an nuzul maupun sejarah membuktikan kebalikan dari kepercayaan anda.

    Salam Damai

  57. @Jeffrey Muslim
    Kira2 anda tahu mengapa Allah turunkan QS 33:33 (ayat Tathir.)? Apakah anda tidak tahu bahwa Alqur’an berlaku sampai akhir zaman?. Dan istri2 Rasul tidak sampai akhir zaman? Kalau untuk istri cukup Rasul katakan kepada istri2nya bahwa Allah Ridha pada anda2. Jadi pasti ayat tersebut dikhususkan kepada mereka2 yang nanti akan menjadi wakil2 Allah dibumi sampai akhir jaman untuk membimbing dan terus menjaga kermunian Firman2 Allah
    Sesuai Hadits Rasul berbunyi kurang lebih: Kutinggalkan dua pegangan kamu agar TIDAK SESAT. Yang pertama Alqur’an dan yang kedua Itrahti Ahlulbait. Ke-dua2 akan ber-sama2 sampai ketemu aku di Al Haudh. Wasalam

  58. Silahkan dibaca penjelasan mengenai ahlul bait di:

    http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/ahlul-bait-nabi-shallallaahu-alaihi-wa.html

    Salam

  59. @Jeffrey Muslim
    ” ayat tsb TIDAK menyatakan bhw Allah TELAH mensucikan, melainkan bermaksud HENDAK menghilangkan dosa serta mensucikan sesuci sucinya ( sdh barang tentu ) apabila kondisi/persyaratan yg telah ditentukan oleh Allah swt dipenuhi oleh para isteri nabi tsb.”
    1. anda sudah cukup berani dan sangat bagus untuk mau memberikan commnetnya, salut..tetapi …
    2 jika kita bicara ALLAH, apa bedanya Hendak dengan TELAH, mana KUN FAYAKUN nya ALLAH, jika hal tesbt beda.
    3. DLam ilmu bahasa Quran, disana ada pemisah/waqaf (silahkan tanya ke guru bhs arab), yang meskipun satu ayat tetapi waqaf tersebut memberikan arti pembahasan topik lain. dan bukankah ..
    4.Dalam ayat lain ALLAH sudah Memarahi Istri2 Rasul, jika ALLAH Telah mensucikan kenapa IStri Rasul Qalbunya masih harus dimarahin sama ALLH?

  60. al hamdullilah ! ini yang kucari selama ini ana udah lama mencari pembahasan ini, selama ini ana hanya denger dari mulut ke mulut.

    yang selama ini ana dengar, fatimah tidak meminta bagian warisan tapi menuntut bahwa dia yang paling berhak untuk mengurusi warisan itu karena dia adalah keluarga nabi (hanya sebagai pengurus saja bukan meminta warisan), karena fatimah sendiri percaya bahwa nabi tidak meniggalkan warisan.

    Dari situ kita dapat tahu bahwa fatimah dan abu bakar sama dalam ijtihadnya bahwa harta nabi tidak di waris, yang menjadi perbedaan adalah siapakah yang paling berhak untuk mengurusi harta itu. Karena pada saat itu abu bakar yang menjadi kholifah maka dia merasa lebih berhak untuk menjadi pengurusnya, karena itu dia mengatakan

    “Aku tidak akan biarkan satu urusan yang aku lihat Rasulullah SAW melakukannya kecuali aku akan melakukannya]

    Pada saat itu dia menjadi kholifah menggantikan kedudukan nabi sebagai seorang pemimpin.

    Sangat ironis sekali kalau kita mengakatan bahwa sayidatuna fatimah menuntut harta kemudian marah kepada abu bakar dan tidak menegornya sampai 6 bulan, dan sampai dibawa mati,

    Sedangkan kita tahu ahlul bait nabi adalh orang yang zuhud!

    Timbul dalam benak ana dimankah sifat kesatriaaan imam ali saat itu, kenapa dia tidak membela istrinya saat di dzolimi oleh abu bakar saat dia merebut haq istrinya?

    Mohon petunjuk .Syukron !!

  61. @ wazir ente baca ngak sih….
    kok kesimpulannya C A mior C minor A minor lagi….huakakaka

    baca lagih sana…

  62. @wazir
    Anda mengatakan:
    wazir, di/pada Juli 6th, 2009 pada 10:05 pm Dikatakan:

    al hamdullilah ! ini yang kucari selama ini ana udah lama mencari pembahasan ini, selama ini ana hanya denger dari mulut ke mulut
    Agar lebih jelas bagi anda saya sampaikan beberapa fakta:

    1.Pemilikan Tanah Fadak;
    a.Shahih Bukhari jil.4 hal 46; jil 7 hal 82; jil.9 hal.121-22
    b.Shahih Muslim jil. 5 hal.151
    c.Sunan Abu Daud jil.3 hal.139-41
    d. Musnad Ahmad ibnu Hambal hal. 25,48,60,208
    Meriwayatkan:
    Umar b. Khattab sendiri mengatakan bahwa tanah Fadak milik Nabi dgn penjelasan: “Harta milik Bani Nadhir adalah salah satu harta yang telah Allah anugerahkan kepada Nabi Muhammad, tidak ada kuda/unta yang ditunggangi kecuali milik Rasul

    2.Tanah Fadak Rasul wariskan kepada Fatimah
    Pada waktu turun ayat 26 Surah al-Isra: “Dan berikanlah hak untuk keluarga (mu)
    Rasul bertanya pada Jibril: “Siapa keluargaku dan apa hak mereka? ” Jibril menjawab:” Berilah Fadak kepada Fatimah karena itu adalah HAKnya dan apapun yang menjadi HAK Allah dan Rasul atas Fadak, hak tersebut juga adalah HAKnya, maka berikanlah Fadak itu kepadanya”
    Tafsir ayat diatas diriwayatkan Bazar,Abu Yala, Ibnu Hatim, Ibnu Marduaih dan lain2 dari Abu Said Khudri dan melalui Marduwaih melalui ibnu Abbas.
    Tafsir Durr al-Mantsur, jil.4 hal.177; Kanz al Ummal jil.2 hal 158; Sawaiq al-Muhriqah bab 15 hal.21-22 dll

    3.Fatimah menuntut tanah Fadak
    Sejarahwan Thabari juga menulis Abi Shaleh Dirari Abdurrazaq bin Humman dari Mamar dari Zuhri dari Urwah dari Aisyah:
    Fatimah dan Abbas menemui Abubakar menuntut warisan Rasulullah. Mereka menuntut hak Tanah Fadak dan Khaibar dst…..(Thabari jil.IX hal.196; Tabaqat ibn Sa’ad jil.VIII hal.29; Tarikh Ya’qubi jil.II hal.117 dll.)

    4.Hak mendistribusi warisan Rasulullah adalah Pewaris.
    Ali berkata bahwa ia mendengar Rasul berkata::” Aku telah mengaruniai Ali 5 hal, yang tidak seorang Rasulpun sebelum aku yang dianugerahi hal seperti itu. Salah satunya adalah bahwa Ali akan membayarkan hutang2ku dan memakamkanku.” (Musnad Ahmad jil.5 hal.45 dan jil.6 hal.155; Kanz al-Ummal jil.6 hal.153,155,404)
    Wasalam.

  63. Pandangan saya sangat mudah , Pertama kasih sayang pada Rasullah dan Ahlulbait perlu keutamaan melebehi diri sendiri. Penafsiran Hadith itu hal ke2. Waris Rasulullah harus mendapat pembelaan dari segi harta dan keselamatan. Apatah lagi waris jelas terdekat begitu sekali dan baru peninggalan Rasulallah.
    Kesimpulannya ini adalah ujian Allah keatas hambaNya. Samada taat atau sebaliknya. Barang siapa taat kepada Rasul sesungguhnya taat kpd Allah.
    Allah telah menguji malaikat dan Iblis dgn menjadikan Adam sebagai Khalifah di muka bumi supaya sujud kpd Adam melainkan Iblis. Inilah satu gambaran pandangan.

  64. […] berbeda dengan Abu Bakar. Soal ini sudah saya bahas khusus dalam tulisan saya panjang lebar soal Analisis Fadak, sepenuhnya saya mengatakan Sayyidah Fatimah AS adalah dalam posisi yang […]

  65. […] dengan tulisan saya yang berjudul Analisis Riwayat Fadak Antara Sayyidah Fatimah Az Zahra AS Dan Abu Bakar RA., telah muncul beberapa komentar yang menanggapi tulisan tersebut. Walaupun sedikit mengecewakan […]

  66. […] dengan tulisan saya yang berjudul Analisis Riwayat Fadak Antara Sayyidah Fatimah Az Zahra AS Dan Abu Bakar RA., telah muncul beberapa komentar yang menanggapi tulisan tersebut. Walaupun sedikit mengecewakan […]

  67. nama bapaknya khalifah
    abu bakar siapa y?kok g d cantumkan?
    ada apa?!apa mungkin beliau malu?
    atau ada yg d tutup2i…?
    mmm…misteri…hehe…

  68. tidaklah benar yang anda katakan. mana mungkin seorang putri rasul tergoda harta dunia, sedangkan rasul sendiri seorang yang zuhud dan fatimah adalah cerminan dari dirinya, karena rasul sendiri yang mendidik.

  69. Siapa kita untuk mengadili Sahabat Nabi dan Anak nabi.. Bukan urusan kita untuk mengadili mereka

  70. Ok semuanya, satu hal yang pasti bahwa syiah adalah kaum tersesat dan pendusta yang paling hebat. Jangan pernah percaya pada propaganda syiah.

  71. Bagaimana ya…
    Adakah nabi dlm hidupnya mementingkan harta?
    Lalu bagaimana anaknya bisa berbuat apa yg bukan dari mirip bapanya?

  72. Dan Sesungguhnya Kami telah memberikan Ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman”.(QS An Naml 301).

    (QS An Naml 301) SEHARUSNYA (QS An Naml 15).

    mohon koreksi

  73. Itu kisah menurut riwayat syiah. Bagaimaman menurut ahlussunnah wal jamaah? Apakah Tokoh besar semacam Ibn Hajar, yang memberikan catatan Hadits Bukhari menjelaskan soal ini?

    SIlakan baca di sini :

    https://almaryahya.blogspot.com/2022/01/menyikapi-perselisihan-tanah-fadak.html

Tinggalkan komentar