Siapakah Fatimah Az Zahra AS?.
Beliau AS adalah Putri tercinta Rasulullah SAW. Beliau AS lahir dari Keluarga yang paling mulia dan dididik dalam lingkungan Kenabian. Beliau AS adalah sosok yang mulia dan panutan bagi umat muslim setelah Rasulullah SAW. Beliau AS adalah semulia-mulia teladan bagi wanita yang mukmin.. Beliau AS adalah pribadi yang selalu berada dalam kebenaran. Beliau AS adalah Pribadi yang disucikan oleh Allah SWT dari segala dosa.
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Wanita penghuni surga yang paling utama
Rasulullah SAW bersabda” Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim istri Firaun.(Hadis shahih riwayat Ahmad,Thabrani,Hakim,Thahawi dalam Shahih Al Jami’As Saghir no 1135 dan Silsilah Al Hadits Al Shahihah no1508).
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Pemimpin atau penghulu seluruh wanita di surga
Bahwa ada malaikat yang datang menemui Rasulullah SAW dan berkata “sesungguhnya Fathimah adalah penghulu seluruh wanita di dalam surga”.(Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad yang baik).
Rasululah SAW bersabda kepada Fathimah“Tidakkah Engkau senang jika Engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam” (Hadis riwayat Al Bukhari dalam kitab Al Maghazi) .
Beliau AS adalah semulia-mulia wanita dan Sayyidah wanita sedunia.
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Fathimah, tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari ummat ini atau wanita mukmin”(Hadis dalam Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I hlm 518 ,Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI hlm 282,Mustadrak Al Hakim jilid III hlm156).
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah bagian dari diri Rasulullah SAW. Siapapun yang meragukan Beliau AS berarti meragukan Rasulullah SAW. Kemarahan Beliau AS adalah Kemarahan Rasulullah SAW. Tentu kemarahan ini selalu berada dalam kebenaran dan tidak hanya berlandaskan emosi semata.
Bahwa Rasulullah SAW bersabda “Fathimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”(Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari Bab Fadhail Fathimah no 61).
Rasulullah SAW bersabda “Fathimah adalah sebahagian daripadaku; barangsiapa ragu terhadapnya, berarti ragu terhadapku, dan membohonginya adalah membohongiku”(Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari kitab nikah bab Dzabb ar-Rajuli).
Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang disucikan sesuci-sucinya oleh Allah SWT dari segala dosa. Oleh karena itu Beliau AS terhindar dari kesalahan dan perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah yang berkata, “ Ayat berikut ini turun kepada Nabi Muhammad SAW, Sesungguhnya Allah bekehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya.(QS Al Ahzab 33). Ayat tersebut turun di rumah Ummu Salamah , lalu Nabi Muhammad SAW memanggil Fathimah,Hasan dan Husain, lalu Rasulullah SAW menutupi mereka dengan kain sedang Ali bin Abi Thalib ada di belakang punggung Nabi SAW .Beliau SAW pun menutupinya dengan kain Kemudian Beliau bersabda” Allahumma( ya Allah ) mereka itu Ahlul BaitKu maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.Ummu Salamah berkata,” Dan apakah aku beserta mereka wahai Rasulullah SAW? . Beliau bersabda “ engkau mempunyai tempat sendiri dan engkau menuju kebaikan. (Hadis Sunan Tirmidzi no 3205 dan no 3871 dishahihkan oleh Syaikh Nashirudin Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi ).
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang disucikan dan oleh karenanya Beliau jelas sekali adalah Ahlul Bait yang dimaksud dalam hadis Tsaqalain bahwa Mereka selalu bersama Al Quran dan selalu bersama kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda. “Kutinggalkan kepadamu dua peninggalan (Ats Tsaqalain), kitab Allah dan Ahlul BaitKu. Sesungguhnya keduanya tak akan berpisah, sampai keduanya kembali kepadaKu di Al Haudh. (Mustadrak As Shahihain Al Hakim juz III hal 148 Al Hakim menyatakan dalam Al Mustadrak As Shahihain bahwa sanad hadis ini shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim).
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait tempat berpegang umat Islam agar terhindar dari kesesatan.
Bahwa Rasulullah SAW bersabda “Wahai manusia sesungguhnya Aku meninggalkan untuk kalian apa yang jika kalian berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat ,Kitab Allah dan Itrati Ahlul BaitKu”.(Hadis riwayat Tirmidzi,Ahmad,Thabrani,Thahawi dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albany dalam kitabnya Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1761).
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait pemberi petunjuk keselamatan bagi umat Islam
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda”Bintang-bintang adalah petunjuk keselamatan penghuni bumi dari bahaya tenggelam di tengah lautan.Adapun Ahlul BaitKu adalah petunjuk keselamatan bagi umatKu dari perpecahan.Maka apabila ada kabilah arab yang berlawanan jalan dengan Mereka niscaya akan berpecah belah dan menjadi partai iblis”.(Hadis riwayat Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain jilid 3 hal 149, Al Hakim menyatakan bahwa hadis ini shahih sesuai persyaratan Bukhari Muslim).
Beliau Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait laksana Bahtera Nabi Nuh AS yang barangsiapa menaikinya mereka akan selamat dan barangsiapa yang tidak mengikutinya maka mereka akan tenggelam
Hanash Kanani meriwayatkan “aku melihat Abu Dzar memegang pintu ka’bah (baitullah)dan berkata”wahai manusia jika engkau mengenalku aku adalah yang engkau kenal,jika tidak maka aku adalah Abu Dzar.Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Ahlul BaitKu seperti perahu Nabi Nuh,barangsiapa menaikinya mereka akan selamat dan barangsiapa yang tidak mengikutinya maka mereka akan tenggelam”.(Hadis riwayat Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain jilid 2 hal 343 dan Al Hakim menyatakan bahwa hadis ini shahih).
Semua keutamaan di atas jelas sekali menunjukkan bahwa Sayyidah Fatimah AS tidak sama dengan sahabat-sahabat Nabi ra. Beliau AS memiliki keutamaan jauh di atas mereka. Mereka para sahabat Nabi lebih layak merujuk dan berpedoman kepada Beliau Sayyidah Fatimah AS yang merupakan Ahlul Bait Rasulullah SAW. Bukankah mereka para sahabat Nabi ra telah mendengarkan wasiat Rasulullah SAW dalam hadis Tsaqalain bahwa mereka harus berpegang teguh kepada Al Quran dan Ahlul Bait. Jadi sungguh aneh sekali kalau ada yang berkata bahwa Sayyidah Fatimah AS layaknya sahabat Nabi yang lain yang juga bisa salah atau dipengaruhi kecenderungan pribadi, atau pendapat Beliau AS hanyalah penafsiran yang juga bisa salah, pendapat ini jelas bertentangan dengan dalil yang shahih. Oleh karena itu Seandainya ada perselisihan antara Sayyidah Fatimah AS dan sahabat Nabi ra maka sudah pasti kebenaran ada pada Sayyidah Fatimah AS karena Beliau AS adalah pribadi yang disucikan oleh Allah SWT dan senantiasa berada dalam kebenaran.
Filed under: Hadis, Kritik Syiahphobia |
Fatimah Azzahra memang wanita yang mulia. istri sholehah dari Ali bin Abi Thalib.
beliau semulia sahabiyah yang lainnya. dalam sejarah islam, banyak sekali muslimah2 yang agung perilakunya dan patut menjadi tauladan para muslimah kini.
seperti juga siti khadijah,aisyah, dan lainnya. bagi saya sih, siapapun diantara mereka yang lebih utama tak jadi masalah. mereka adalah orang terpilih yang mempunyai pemahaman islam yang tangguh dan komit terhadap islam.
dan juga, meskipun kita mengagumi sesosok manusia, janganlah sampai kita mengkultuskannya apalgi menyembahnya, dan meremehkan yang lain. sebab mereka tetaplah manusia 😀
Masih adakah Fatimah2 lain di jaman ini? klo ada aku daftar dong! 😀
🙂
wanita surga 🙂
*amin*
@eMina
Sebenarnya gak ada cerita mengkultuskan kok. Karena tulisan saya di atas ada dasar dan dalilnya
kalau anda tidak sependapat ya terserah
saya cuma berpandangan sesuai dalilnya kok, dan tidak merasa-rasa
Menyembah Maaf saya jelas Muslim kok, dan saya rasa tidak ada indikasi yang seperti itu dalam tulisan diatas
Dalam tulisan di atas juga tidak ada niat meremehkan yang lain. setiap keutamaan kan dinilai dengan dalilnya
salam 😀
@Benbego
Gak tahu ya, Mas
kalau saya cukup dapat istri yang solehah 🙂
@SaRe’
wah Iya deh diaminin 😀
salam buat kakaknya
nah ini baru benar, gak mengkultuskan ( karena arti kata kultus adalah menyembah, jadi gak ada kok yang mengkultuskan )
haooeee om secon, bilangin sama almirza tentang arti kata pengkultusan dong
tapi juga baca kitab sucinya dong
Qs-At-Taubah : 100
Qs-At-Anfal : 74
Qs-At-Fath : 18
, jadi tolong dong jangan pake kata memperselisihkan, risih rasanya hati ini, kok masih meperselisihkan.
emang siapa yang meperselisihkan ?????? trus apa yang diperselisihkan, kenapa menurut anda kok berselisih, apa gak ada ungkapan yang lebih menyejukkna hati, dari pada perselisihan, pertengkaran, rebutan ???????
sayidah Fatimah adalah bunda suci, yang jauhhh dari hal hal tentang perselisihan, janganlah, karena itu trus anda mengatakan yang menyelisihi itu salah, dan yang salah itu tempatnya dineraka ( nantinya kan kesana arahnya ). haooeee mas second yang pake logika
nomor berapa harus saya cari bab marah ?????? bantu saya dong ???????
siapakah fatiham az zahra? seorang###############
@Bara
Ya setiap orang juga kadang punya istilah sendiri 🙂
Sudah dibaca Mas 😀
Menurut saya ya kata itu yang pas, kalau menurut Mas gak pas ya coba kasih tahu apa kata-kata yang pas.
Ya deh daripada ngotot terus. Ntar saya buat tulisan khusus soal Fadak
Menurut saya Mas kalau memang punya niat cari pasti ketemu(maksudnya kalau memang punya Shahih Bukhari)
Kenapa anda biasa sekali memasukkan prasangka anda dalam membahas sesuatu
kita kan gak bicara soal siapa yang masuk surga atau neraka
salah itu biasa kok bagi manusia yang tidak terjaga kesuciannya
Jadi tidak perlu dikaitkan kesana
Kalau logika setiap orang punya tapi ya kualitasnya gak sama
@Total Manager
gunakan kata-kata yang pantas
kalau tidak suka lebih baik diam
akhlak anda buruk amat sih 😦
Bharma, sabar ya,,
anw, yang disalamin udah dateng nih,, 😀
@ second
kata anda
Menurut saya Mas kalau memang punya niat cari pasti ketemu(maksudnya kalau memang punya Shahih Bukhari)
jawab saya
saya punya terjemahannya mas, sampul hijau isinya itu berurutan menurut nomor hadistnya mas, dan saya cari juga gak ketemu, trus pas tak konfirmasi, jawabannya emang gak ada mas, yaaaa klo mas ketemu itu suatu yang sangat janggal, karena aku kawatir anda baca terjemahannya mas, karena bahasa arab, sama bahasa indonesia beda mas 9bukan menuduh lohh , entar salah sangka lagi )
2. kata anda
salah itu biasa kok bagi manusia yang tidak terjaga kesuciannya
Jadi tidak perlu dikaitkan kesana
Kalau logika setiap orang punya tapi ya kualitasnya gak sama
jawab saya
maksutnya apa dong ????
jadi semua orang bisa berbuat salah, kecuali Nabi yang ma’sum ??? klo itu sih aku udah setuju bos
koment ya ????
@ Bara>
Berarti Terjemahan itu gak memuat Kitab sama Babnya dong, wah males sekali tuh yang bikin
>arena aku kawatir anda baca terjemahannya mas, karena bahasa arab, sama bahasa indonesia beda mas 9bukan menuduh lohh , entar salah sangka lagi )>
Padahal sendirinya juga baca terjemahan
[…] Siapakah Fatimah Az Zahra AS?. […]
@ almirza
nih orang emang gak habis habis bloonnya, karena itu mas almirza yang lagi pake akal, aku gak brani bilang atau merumuskan sendiri mas , mana yang shahih mana yang gak, aku tanya sama ahlinya bahwa sebanyak 7000 hadist sahih bukhari, gak ada satu riwayat yang mengatakan bahwa bunda fatimah marah selama 6 bulan, dan itu pake ilmu mas, namanya sanad yang bersambung sampe kepada imam bukhari, bukan menukil atau mebaca sendiri kitab bukhari, dan terbukti itupun cetakan, dan ada penulisnya kan, lengkap penerbitnya segala ( di salah satu tulisan second ), ini yang saya maksut
gak kayak orang atu’ ini. bicaranya sering ngutib, atau ngitub ……….
Saya rasa anda sudah membaca tulisan saya yang baru-baru ini, nah semoga menangkap maksudnya
@almirza
waduh buru-buru amat komennya
sekarang kayaknya udah jarang OL nih
@bara
wah kok begitu sih kata-katanya
Sebenarnya Mas, dari awal sudut pandang kita udah lain
Waktu saya atau Mas Mirza bilang hadis Bukhari jelas yang dimaksud hadis dalam Shahih Bukhari bukan seperti yang anda maksud.
Sekali lagi kalau soal mengutip, itu biasa kok
Yang penting kutipannya benar kan
@ second
mas, mas, katanya dokter tapi kok belajarnya ngutip, apa ada dokter yang ngutib, ilmu itu harus ada yang ngajari mas, dan yang ngajari juga bukan orang sembarangan mas, memang jelas tulisannya hadist bukhari, tapi itu dari imam bukhari atau cuma cetakan mas, ayolah katanya pengen maju, kok begini aja gak bisa, anda bilang itu dari bukhari jelas, tapi …………. sekali lagi tapi apa bisa anda buktikan bahwa itu memang dari imam bukhari ??????, BEDA LOH MAS, klo saya berkata begitu, itu menandakan bahwa kalau hanya cetakan, atau kutipan, itu tidak bisa dijadikan sandaran hukum mas, apalagi ini hadist yang bisa dipalsukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab ( ingat kan gonjang ganjing masalah pendidikan nasional yang sebagian pelajarannya di anulir oleh orde baru ), dan untuk ilmu agama itu butuh sanad mas, ok barang kali di blog ini terbiasa membaca saja, tidak mendalami atau mencari rujukan, klo itu masalahnya ya sama dengan dongeng mas ………….
@ second
makna musnid
Saudaraku yg kumuliakan,
untuk lebih lengkapnya, Al Musnid adalah gelar bagi orang yg sudah mampu menyebutkan hadits beserta sanad dirinya, kepada muhaddits, lalu kepada Rasul saw,
misalnya second adalah Almusnid, maka second mampu menyebut hadits bukan dari shahih bukhari atau muhaddits atau lainnya, tapi second menyebut hadits itu dari gurunya, dari gurunya, hingga muhaddits,
misalnya : dari guruku / temanku fulan, dari fulan, dari fulan, dari fulan, dari fulan, dari Imam Bukhari, yg Imam Bukhari adalah dari fulan, dari fulan…dst, dari Rasulullah saw. (Ibanatul Ahkam Syarh Bulughul Maram)
rantai yang tidak terputus mas.
mereka yg memegang banyak riwayat hadits musalsal itu adalah Musnid,
Umumnya Musnid mendapatkan hadits dg talaqqiy (berjumpa dan mendengar langsung) atau dengan Murasalah (saling berkirim surat), sehingga dari banyaknya hadits yg ada pada mereka maka mereka menjadi marja’ (induk) bagi ahli hadits di zamannya,
Musnid sama dengan Muhaddits, cuma Muhaddits lebih luas memahami jalur setiap rantai sanad, seperti hari lahir dan wafatnya, kebiasaannya, guru gurunya, demikian setiap rantai sanad diketahui dengan Jelas oleh Muhaddits siapa mereka.
2. semua musnid mestilah mencatatat silsilah haditsnya, namun kebanyakan belum dicetak dan diperbanyak, namun masih tertulis tangan, karena mungkin kurangnya semangat muslimin untuk memperdalam hal ini
namun masih banyak yg tersebar sebatas fotocopy saja, sebagaimana sanad Guru Mulia saya kepada Kutubussittah, (Tirmidzi, Nasai, Ibn Majah, Abu dawud, Bukhari dan Muslim) juga Imam Ahmad bin Hanbal, sanad kepada Imam Syafii, sanad pada par Muhaddits, beliau memiliki sanadnya, dan mengajar kepada kami dengan sanad tersebut, sampailah sanad itu pada kami,
beliau adalah Musnid, karena banyak sekali menyimpan hadits musalsal dan beliau hafal sanadnya hingga Rasul saw, namun sebagian hadits hadits tersebut telah ada pada Kutubussittah, walaupun ada juga hadits hadits yg tak ada pada kutubussittah, yaitu jalur sanadnya tak tercantum pada buku buku para Muhaddits tsb
ketika saya tanyakan pada beliau, maka jawaban beliau seperti itu, yaitu mereka para Muhaddits tak mampu menulis semua hadits yg mereka ketahui, Imam Ahmad bin Hanbal hafal alf alaf hadits (1 juta hadits), namun beliau hanya mampu menuliskan sekitar 20 ribu hadits, maka sekitar 980 ribu hadits tak tertulis namun dihafal dan tersebar di benak murid muridnya,
Imam Bukhari hafal 600 ribu hadits dan beliau hanya mampu menulis sekitar 7 ribu hadits dalam shahihnya, lalu sekitar 593 ribu hadits terwariskan ke benak murid muridnya,
maka sebenarnya ilmu hadits yg paling tsiqah adalah pada para guru guru yg memegang sanad mereka, karena hadits yg tertulis sangat terbatas.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
semoga faham mas, ingat saja hadits Nabi SAW, bagaimana cara Allah mencabut (keberkahan ) ilmu, ya dengan cara mematikan orang yang faham akan ilmu itu mas, jadi buku atau cetakan ………. maaf mas bukan suatu hujah yang kuat, tapi sekali lagi, klo blog ini lebih memilih yang tersurat, dari pada yang tersirat, maka saya kembalikan kepada semuanya.
@bara
Sayang sekali andalah yang tidak mengerti,
Dalam kitab hadis, selalu disampaikan sanad hadis tersebut dan diteliti oleh ulama yang ahli apakah sanad hadis tersebut shahih atau tidak
Jadi untuk mengetahui hadis dari bukhari ya lewat Shahih Bukhari dong, Ulama anda boleh saja punya sanad sendiri ke Bukhari tapi Shahih bukhari juga ada sanadnya dan banyak ulama yang sudah menyatakan shahih
makanya umat islam Sunni bisa merujuk ke kitab Shahih bukhari termasuk empunya blog ini
Ilmu lewat membaca adalah umum bahkan dokter pun ilmunya lewat membaca bukan dengan sanad seperti yang sampean katakan
jelas bisa karena begitulah dari dulu Kitab Shahih Bukhari, apa anda mau bilang kalau hadis Bukhari itu hanya dari sanad guru anda, wah kacau sekali ya Sunni yang tidak punya guru seperti anda
Shahih Bukhari sudah tersebar kemana-mana kalau sampean meragukan apa benar hadis itu dari Bukhari wah semuanya jadi aneh
sanad guru anda yang harus dibuktikan
Ingat , sanad itu perlu diperiksa kedudukan perawinya melalui kitab Jarh wat Ta’dil
Nah guru anda itu atau guru-gurunya anda sampai ke Bukhari apa ada riwayatnya dalam kitab Rijal Sunni?
Jadi hadis yang tidak ada dalam Kitab hadis yang berdasarkan sanad guru-guru anda itu juga mesti melewati penyeleksian juga
@ almiraz
kata anda
Dalam kitab hadis, selalu disampaikan sanad hadis tersebut dan diteliti oleh ulama yang ahli apakah sanad hadis tersebut shahih atau tidak
Jadi untuk mengetahui hadis dari bukhari ya lewat Shahih Bukhari dong
jawab saya
trus ternyata kitab imam bukhari itu yang menterjemahkan orang rafidah trus gimana dong.
CONTOH SOAL NYATA CETAKAN TEHERAN
1. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan dari anak-anak Adam keturunannya dari tulang sulbinya (tulang belakang) dan menyuruh mereka bersaksi terhadap diri sendiri (atas pertanyaan): Bukankah Aku Tuhan kalian, dan Muhammad itu Rasul-Ku dan ‘Ali itu Amirul Mu’minin?” [Al Kafiy, Kitab Al Hujjah, Bab An Nawadir, hal. 412, Jilid I, cet. Teheran; hal. 261, cet. India]
Setiap Muslim tahu benar, bahwa kalimat “Muhammad itu Rasul-Ku dan ‘Ali itu Amirul Mu’minin” sama sekali bukan firman Allah Rabbul ‘Alamin. (Lihat: QS. Al-Araf : 172).
2. “Jika kalian masih meragukan apa yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) mengenai Ali, maka coba buatlah sebuah surah serupa itu.” [Al Kafiy, Kitab Al Hujjah, Bab Tanzil, hal. 417, Jilid I, cet. Teheran; hal. 263, cet. India] Kalimat yang digarisbawahi tidak terdapat dalam Al-Qur’an (pemalsuan terhadap ayat 23 Surah Al- Baqarah).
3. dll
apa kamu menganggap sampah yang saya baca ??????
klo iya, bagaimana saya bisa yakin yang anda baca ????
@bara
Maaf Mas, sebanarnya kita kan sedang bicara Shahih Bukhari
jadi coba tunjukkan kekeliruan terjemahan Shahih Bukhari yang Mas tahu atau ya cetakan teheran seperti kata anda
Kebiasaan anda yang suka melebarkan pembicaraan belum berubah juga
Kalau soal hadis al Kafi, maaf Mas setahu saya di sisi Syiah tidak ada yang menyatakan hadis didalamnya shahih semua
Jadi coba tolong tunjukkan ulama hadis syiah yang menyatakan hadis yang Mas bawa dari al Kafi itu shahih
Biar tidak salah paham, kan bisa saja hadis yang anda bawa ternyata dhaif atau ditolak disisi Syiah sendiri
Intinya tolong tunjukkan kalau riwayat Al Kafi yang Mas bawa itu shahih
Saya juga ingin tahu kok
Anehnya Mas malah tidak menjawab pertanyaan Mas Al mirza soal sanad mas atau guru Mas itu
Bagaimana mengetahui keadilan perawi-perawi dalam sanad mas atau guru Mas?
(rasanya saya juga nanya itu)
salam
@bara
Ada pertanyaan buat Mas
Apa hadis yang tidak tercatat dalam kitab hadis itu bisa dipalsukan atau tidak oleh perawi-perawinya?
Tunjukkan buktinya Mas
@second
cek dulu ini mas ………..
kalau benar riwayat yg anda tulis itu adalah dari Al Albani, maka jelaslah sudah kebodohannya.
hadits itu adalah riwayat Aisyah ra sbgbr :
ُ
أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ
Bahwa Fathimah alaihassalam (Imam Bukhari salah satu imam yg mengucapkan alaihissalam pada Fathimah ra dan Ali bin Abi Thalib kw), putri Rasulullah saw menanyakan pada Abubakar Shiddiq ra setelah wafatnya Rasulullah saw agar membagikan padanya hak warisnya dari apa apa yg diberikan Allah swt pada beliau saw, maka berkatalah padanya Abubakar shiddiq ra : Sungguh Rasul saw bersabda : “Kami tidak mewarisi, apa yg kami tinggalkan adalah sedekah”. maka marahlah Fathimah putri Rasul saw dan menghindar dari Abubakar shiddiq ra dan ia terus menghindar darinya hingga wafat, dan beliau hidup hingga 6 bulan setwlah wafatnya Rasul saw. (Shahih Bukhari bab fardhulkhumus).
kita lihat syarh tentang hadits ini, Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari : Bahwa Fathimah ra marah bukan karena ditolak, namun karena Abubakar shiddiq ra mendengarnya bukan dari Rasul saw namun dari orang lain, dan berkata Imam Ibn Hajar pada halaman yg sama : diriwayatkan oleh Al Baihaqiy dari Assya’biyy bahwa kemudian Abubakar shiddiq ra menjenguk Fathimah ra, dan berkata Ali bin Abi Thalib kw kepada Fathimah ra : Ini Abubakar mohon izin padamu.., maka berkata Fathimah ra : apakah kau menginginkan aku mengizinkannya?, Ali kw berkata : betul, maka Fathimah ra mengizinkan Abubakar shiddiq ra, lalu Abubakar shiddiq ra meminta maaf dan ridho pada Fathimah ra, hingga Fathimah ra ridho padanya.
jikapun riwayat ini mursal, namun sanadnya kepada Assya’biyyu shahih.
dan riwayat ini menyelesaikan permasalahan dan anggapan permusuhan Abubakar ra dengan Fathimah ra.
dan berkata para Muhadditsin, bahwa menghindarnya fathimah ra dari Abubakar adalah menghindari berkumpul bersamanya, dan hal itu bukan hal yg diharamkan, dan Fathimah ra saat selepas kejadian itu sibuk dengan kesedihannya atas wafat Rasul saw dan sakit yg dideritanya hingga wafat.
(Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Fardhul Khumus)
dijelaskan pula oleh Imam Nawawi bahwa hal itu diteruskan hingga dimasa Khalifah Ali bin Abi Thalib kw pun demikian, tidak dirubah, maka jika Abubakar ra salah dalam hal ini atau Umar ra, mestilah Utsman ra mengubahnya, atau mestilah Ali bin Abi Thalib kw mengubahnya, dan berkata Imam Nawawi pada halaman yg sama, mengenai dikuburkannya Fathimah ra dimalam hari maka hal itu merupakan hal yg diperbolehkan. (Syarah Nawawi Ala shahih Muslim Bab Jihad wassayr)
bahkan Abubakar shiddiq ra pun dikuburkan di malam hari..
mengenai syeikh Al Bani beliau tak diakui sebagai Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg bertemu dengan periwayat hadits, dan Al Bani tak bertemu dengan seorang rawi pun, ia hanya berjumpa dengan buku buku mereka lalu berfatwa, maka fatwanya batil, terbukti penjelasannya tentang hadits diatas jauh bertentangan dg syarah Imam Ibn Hajar pada kitabnya Fathul Baari yg sudah menjadi rujukan seluruh Madzhab dan para Huffadh sesudah beliau.
saya tambahkan sedikit, dalam ilmu hadits, ada gelar Al Hafidh, yaitu orang yg telah hafal lebih dari 100 ribu hadits berikut sanad dan hukum matannya, adalagi derajat Alhujjah, yaitu yg hafal lebih dari 300 ribu hadits berikut sanad dan hukum matannya,
Imam Ahmad bin Hanbal hafal 1 juta hadits dg sanad dan hukum matannya, namun Imam Ahmad hanya sempat menulis sekitar 20 ribu hadits saja pada musnadnya, maka kira kira 980.000 hadits yg ada padanya tak sempat tertuliskan, dan Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid dari Imam Syafii
Imam Bukhari hafal 600 ribu hadits berikut sanad dan hukum matannya dan ia digelari Raja para Ahli Hadits, namun beliau hanya mampu menulis sekitar 7.000 hadits dalam shahihnya bersama beberapa kitab hadits kecil lainnya, lalu kira kira 593.000 hadits sirna dan tak tertuliskan,
SAYA SUDAHI PENJELASAN TER AKURAT MASALAH FADAK, KLO KAMU MASIH BANTAH SAYA ANGGAP BANTAHANMU TIDAK LEBIH DARI SEBUAH DONGENG, KARENA ILMU SUDAH JELAS.
2. kata anda
Ada pertanyaan buat Mas
Apa hadis yang tidak tercatat dalam kitab hadis itu bisa dipalsukan atau tidak oleh perawi-perawinya?
jawab saya
apakah kitab sucimu bisa dipalsukan, selama hafids Qur’an masih ada ( banyak buktinya penyelewengan kitab suci, termasuh terbitan teheran, terbongkar karena banyaknya hafids yang hafal kitab suci )
klo cetakan di palsu atau diubah maknanya buanyak mas ……………………. bukti , ya yang aku sebutkan diatas mas,
PEMALSUAN LAIN
Alqiadah bisa diketahui palsu, walau udan berjalan beberapa tahun ajaran sesat itu dari ……………….. ( jawab sendiri )
UPAL ( uang palsu ) terdeteksi karena banyak yang memahami perbedaan pemalsuan itu, atau dari pihak berwajib (dalam hal ini orangnya ) yang sudah mengetahui …………………….
trus pertanyaan sampean yang kurang berbobot itu ditujukan kepada siapa …………. emang perawi itu orang jual obat yang bisanya teriak sini teriak sana ……………… trus apa sampean perawi ??????????? semua ada ilmunya mas,terus terang saya tidak menampilkan sanad guru saya, saya kawatir pikiran dangkal akan mengatakan ini hanya karangan ( seperti orang kafir qurais, yang mengatakan Al-Quran sebagai kitab bikinan NABI MUHAMMAD saw ). cukup saya yang tau, klo gak faham atau gak ngerti mending jangan tanya buku ( karena buku tidak selamanya benar ), klo kamu bilang orang juga belum tentu benar, ya pastilah, manusia tempat salah dan lupa, apalagi buku yang cuma karangan ……… apalagi yang menulis ……….. ( seperti tulisan saya di atas )
wes gak usah dilebarkan tunjukkan kalau yang anda baca itu bisa dipertanggung jawabkan ……………. klo kamu pakai rujukan kitab sunni pakai juga pendapat ulama sunni yang arif, gak sekedar ………… ( seperti tulisan diatas ). cek dulu siapa yang menulis ulang kitab karangan imam bukhari ……………………… gak langsung asal pakai, tanpa ilmu.
NAH TERBUKTI KAN BAHWA YANG SAMPEAN KLAIM ITU, SALAH KAPRAH, PENYEBABNYA KARENA TIDAK ADA ILMU, YANG DIPAKAI ADALAH KITAB, DAN KITAB ITU DITULIS ORANG, DAN ORANG ITU ……………………………….. jawab sendiri
@ second
HAI ORANG YANG BAIK ……………………. MARI BERFIKIR LOGIKA
1. Pendidikan Nabi SAW kepada para sahabat mengenai kehidupan ( yang sekarang dikenal dengan Hadist ) apa para sahabat mencatatnya trus menjadikan kitab ????????
2. Para sahabat kepada tabi’in ………………
3. Para tabi’in kepada tabi’inu tabi’in ………………
4. dst ……………….. baru beberapa dasawarsa hadist dibukukan mas ( LOGIKA LOH )
trus apa pendapat Nabi ( hadist ) bisa dipalsu …………………… ternyata bisa dan yang tau paslu apa tidak itu …………………….. kitab, apa yang menulis kitab
sekali lagi mas sampena kan bukan rafidah jadi gak usalah sok ngatain ini salah, itu salah, wong sampena sendiri juga ………………..
@bara
Jangan buru-buru kok
Apa Mas kira saya tidak tahu semua yang Mas sampaikan
Mari kita bahas
soal hadis dari Sunan Baihaqi yang dibawakan Ibnu Hajar itu maka saya katakan hadis itu dhaif Mas karena terputus sanadnya, sekali lagi terputus sanadnya
Asy Sya’bi belum lahir ketika Abu Bakar RA dan Sayyidah Fatimah AS masih hidup jadi mana mungkin dia meriwayatkan seolah dia sendiri menyaksikan peristiwa itu
Maaf Mas riwayat Baihaqy tidak memenuhi standar hadis shahih
Sanad yang terputus jelas menunjukkan ketidakshahihannya, saya heran anda yang mengerti masalah sanad malah berhujjah dengan riwayat itu.
Begitulah, artinya hujjah dan penjelasan Ibnu Hajar itu tidak akurat dan maaf bertentangan dengan hadis shahih Bukhari riwayat Aisyah . Lihat baik-baik
Jadi hadis itu sendiri membuktikan bahwa Sayyidah Fatimah AS memang tidak berbicara kepada Abu Bakar sampai akhir hidupnya dan riwayat ini shahih Mas
anda boleh saja taklid dengan ulama, tetapi kalau saya menilai sesuatu dengan dalilnya Mas
Jadi siapa yang hanya taklid dan siapa yang berdasarkan dalil Mas?…..jawab sendiri
Bagi anda mungkin setiap ulama berkesan tidak bisa salah dan selalu benar tapi bagi saya, saya selalu melihat dalil-dalil yang mereka kemukakan
coba lihat hujjah anda yang ini
dari mana para muhadisin tersebut mengetahui yang dimaksud adalah seperti yang mereka katakan kecuali mereka menyaksikan sendiri atau memang ada riwayat yang berkata begitu
Mereka jelas tidak menyaksikan sendiri dan riwayat mana yang shahih yang menjelaskan apa yang mereka katakan
Bagi para penaklid, argumen seperti ini mudah sekali diterima tetapi bagi saya mana dalilnya penjelasan tersebut ,kalau cuma berdasar riwayat baihaqy, jelas sekali dalilnya tidak kuat
Apalagi yang ini
Ah cuma luapan emosi semata
Yang mana yang salah kaprah, anda saja berhujjah pada penjelasan orang yaitu Ibnu Hajar
Dan ya orang itu bisa salah kan, dalam hal ini beliau Ibnu Hajar berdalil dengan hadis yang tidak shahih karena terputus sanadnya, dalilnya tidak kuat Mas apalagi bertentangan dengan riwayat Shahih Bukhari
Kenapa anda mengesampingkan metode yang benar dan berhujjah dengan nama ulama
Masalah Muhadis
Terserah anda kalau anda mau bilang Syaikh Al Albani bukan muhadis, tetapi perlu diingatkan banyak juga yang mengatakan kalau beliau adalah muhadis
Bagi saya beliau adalah Ulama hadis yang tentu karya-karyanya layak untuk dipelajari(bukan berarti saya bertaklid dengan beliau)
kemudian kata-kata Mas
Lho kenapa jadi ngawur begitu, gak perlulah pakai ad hominem segala
bobot komentar dan tulisan saya tidak dinilai oleh kata-kata anda
Saya cuma tanya perawi dalam sanad anda atau guru anda ada tidak biografinya dalam kitab Rijal Hadis, jika ada coba sebutkan kitabnya
Saya tidak meminta Mas menyebutkan sanadnya
Bagi Mas sendiri adalah hak Mas untuk percaya dengan perawi sanad tersebut
tetapi bagi orang lain yang tidak tahu-menahu tentang sanad anda dan sanad guru anda maka pertanyaan tersebut relevan
standar hadis shahih dalam ulumul hadis salah satunya adalah keadilan dan dhabitnya para perawi sanad tersebut
Jadi yang saya tanyakan itu perlu kok, dari mana orang lain yang tidak mengenal anda atau guru anda mengetahui kedudukan perawi dalam sanad anda atau guru anda?
tapi kalau memang gak bisa jawab ya sudah
Soal pembukuan hadis
Awalnya memang tidak dibukukan lantas kenapa mesti dibukukan?coba jawab Mas
Terus kanapa perlu itu yang namanya Jarh wat Ta’dil, untuk apa itu , kenapa gak hanya lihat sanadnya saja bersambung atau tidak, untuk apa mengkritik perawi sanadnya
Itu karena maraknya pemalsuan hadis, orang bisa berbicara seenaknya soal sanad hadis
jadi analisis sanad hadis atau perawinya jelas perlu untuk menentukan shahih tidaknya hadis
Tahu palsu atau tidak melalui analisis sanad berdasarkan metode Ulumul Hadis
Tidak ada niat bagi saya meragukan keilmuan anda atau guru anda tetapi saya hanya berpegang pada metode yang benar
Saya rasa anda sudah tahu apa yang saya sampaikan hanya saja anda memang cuma mau meragukan tulisan saya, ya terserah atuh
Tapi kalau anda tidak tahu, yah saya gak bisa apa-apa
Soal jawaban pertanyaan saya
apakah hadis yang tidak tercatat dalam kitab hadis bisa dipalsukan?
Dan Anda menjawab
Aneh sekali anda menjawab dengan pertanyaan yang berkesan memaksa saya beranalogi
Padahal jelas sekali Mas, kita bicara soal hadis bukan Kitab suci, jadi maaf analogi anda tidak pas, cukup jawab saja, bisa atau tidak
soal kata anda yang cetakan Teheran, coba sebutkan dengan jelas dan rinci kitabnya biar kalau ada orang lain yang tahu atau orang yang ingin menjawab anda ,bisa menunjukkan hujjahnya
Saya sarankan Mas, dalam berdiskusi lebih baik hindari kata-kata yang menyerang lawan bicara (Ya, ini juga ditujukan buat siapa saja termasuk saya sendiri)
Btw, saya sudah berpikir denga logika sekarang giliran anda Mas
Salam
@ J algar
salam ketemu orang baru, loe dari mana asalnya kok dateng dateng langsung ok … he he he he he sebenarnya tuisan diatas untuk second, tapi biarlah mari kita bahas ya
1.kata anda
Asy Sya’bi belum lahir ketika Abu Bakar RA dan Sayyidah Fatimah AS masih hidup jadi mana mungkin dia meriwayatkan seolah dia sendiri menyaksikan peristiwa itu
Maaf Mas riwayat Baihaqy tidak memenuhi standar hadis shahih
jawab saya
trus apa imam bukhari udah lahir pada saat Sahabat Abubakar dan Bunda Fatimah ?????, banyak kok second yang ambil riwayat baihaqiy, emang kamu bisa nentukan ini doif, ini sahih, ini mursal. wah wah wah hebat dong, bisa bisa kamu seorang muhadist ( apa sih muhadits itu ???? ) ha ha ha haha maaf. tapi ilmunya dapat dari mana mas ………… klo kamu bicara di blog ini sih sebagian besar akan percaya, tapi klo kamu bicara di forum para muhadist bisa bisa kamu diusir mas. maaf ………..
2. kata anda
Jadi hadis itu sendiri membuktikan bahwa Sayyidah Fatimah AS memang tidak berbicara kepada Abu Bakar sampai akhir hidupnya dan riwayat ini shahih Mas
anda boleh saja taklid dengan ulama, tetapi kalau saya menilai sesuatu dengan dalilnya Mas
jawab saya
hai orang yang baik, klo mau pake rujukan imam sunni yang pake semua dong, jangan kitabnya dipakai tapi keterangan diambil bukan dari golongan yang dianggap ulama’ oleh sebagian besar kaum sunni NIH SATU LAGI YANG BELUMKAMU BACA
dijelaskan pula oleh Imam Nawawi bahwa hal itu diteruskan hingga dimasa Khalifah Ali bin Abi Thalib kw pun demikian, tidak dirubah, maka jika Abubakar ra salah dalam hal ini atau Umar ra, mestilah Utsman ra mengubahnya, atau mestilah Ali bin Abi Thalib kw mengubahnya, dan berkata Imam Nawawi pada halaman yg sama, mengenai dikuburkannya Fathimah ra dimalam hari maka hal itu merupakan hal yg diperbolehkan. (Syarah Nawawi Ala shahih Muslim Bab Jihad wassayr)
LOE MASIH MAU MENOLAK, KATANYA MUHADIST KOK CUMA SEPENGGAL SEPENGGAL ???????
3.kata anda
Bagi para penaklid, argumen seperti ini mudah sekali diterima tetapi bagi saya mana dalilnya penjelasan tersebut ,kalau cuma berdasar riwayat baihaqy, jelas sekali dalilnya tidak kuat
jawab saya
saya mo tanyak nihhh, emang kamu kenal gak sih sama baihaqih ???????? jangan janga dari kitab saja kenalnya, tanpa tahu siapa dia, mengarang kitab apa saja, murid muridnya siapa ????? nih basi mas. coba tantang ahli hadist mas, pasti kamu akan ……………. klo blog ini sih udah pasti dukung tulisan tulisan blog sebelumnya , karena taklid buta tanpa ilmu.
4. kata anda
Yang mana yang salah kaprah, anda saja berhujjah pada penjelasan orang yaitu Ibnu Hajar
jawab saya
lah second sendiri berujar, berdalil pake karangan al bani, dan ini yang terpenting
mengenai syeikh Al Bani beliau tak diakui sebagai Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg bertemu dengan periwayat hadits, dan Al Bani tak bertemu dengan seorang rawi pun, ia hanya berjumpa dengan buku buku mereka lalu berfatwa, maka fatwanya batil, terbukti penjelasannya tentang hadits diatas jauh bertentangan dg syarah Imam Ibn Hajar pada kitabnya Fathul Baari yg sudah menjadi rujukan seluruh Madzhab dan para Huffadh sesudah beliau. TAU KAN, KLO KAMU MUHADIST PASTI TAU, TAPI KLO CUMA ………….. MAAF MENTAH DEH, TANPA ILMU
5. kata anda
Terserah anda kalau anda mau bilang Syaikh Al Albani bukan muhadis, tetapi perlu diingatkan banyak juga yang mengatakan kalau beliau adalah muhadis
Bagi saya beliau adalah Ulama hadis yang tentu karya-karyanya layak untuk dipelajari(bukan berarti saya bertaklid dengan beliau)
jawab saya
NAH LO PENGEN MENANG SENDIRI, GILIRAN GITU, GAK MAU BERTAKLID, TRUS YANG KAMU TURUT SIAPA, KLO BUKAN AL BANNI, SIAPA DONG, JANGAN JANGAN KAMU PILIH PILIH, ULAMA INI MENGUNTUNGKAN AKU JADI TAK PAKE PENDAPATNYA, ULAMAK INI TIDAK MENGUNTUNGKAN AKU JADI TIDAK AKU PAKE PENDAPATNYA WAAHHHHHHHHHHH, KACAU MAS
5. tanya saya
emang di kitab rijal itu ada nama al bani, atau Ibnu hajar ???????
klo menurut kamu al bani adalah muhadits (yang berjumpa dengan yang meriwayatkan hadist, jadi bukan tukang baca kitab ) kenapa ibnu hajar kamu tolak, apa karena kamu klai hadist yang dibawa doif, emang yang nentukan doif dan bukan itu kamu ???????? ( second pernah bilang bahwa dia bukan penentu hadist doif, atau sahih )
@ j algar
emang kriteria muhadist menurut kamu itu apa dong…….. ?????
@ j algar
aku ada pertanyaan untuk kamu
1. kenapa rafidah dikatakan kafir ????
2. apa ajaran yang menyimpang ????
3. coba luruskan pemahaman ini klo emang lurus
– benarkah rafidah tidak mengakui 3 sahabat utama ( Abubakar, Umar, Utsman )
– benarkah rafidah menganggap murtad seluruh sahabat, kecuali tinggal beberapa ???
– benarkah rafidah menerapkan mut’ah
– benarkah rafidah mengatakan bahwa Al-Qur’an yang sekarang itu telah dirubah oleh orang
– benarkah bahwa pada saat natinya akan datang imam mahdi membawa kitab suci yang asli
-benarkah masalah penentuan 12 imam, barang siapa tidak percaya menjadi kafir
saya tahu kamu bukan rafidah, saya gak butuh penjelasan saya butuh masing masing jawaban iya atau tidak
@ j algar
siapakah 12 imam itu, keturunan siapa dia, bersambung kepada siapa mereka. tolong dirinci satu persatu
@bara
Wah Mas, saya cuma malas log in
masa’ gak kenal, kan udah lihat nama saya di penulis
Baiklah Mas saya tanggapi komen Mas
Mas sih nggak mengerti ternyata masalah sanad
Hadis dalam Shahih Bukhari soal fadak dipaparkan masing-masing sanadnya bersambung ke Rasulullah SAW dan sudah diseleksi perawi-perawinya oleh Bukhari sendiri jadi hadis dalam shahih bukhari insya Allah shahih dan layak dijadikan hujjah
Hadis dalam sunan Baihaqi yang Mas sebutkan dipaparkan oleh Baihaqi melalui sanad beliau sampai ke Asy Sya’bi, perawi-perawi dari baihaqi sampai asy Sya’bi dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Hajar tetapi hadis itu diriwayatkan asy sya’bi secara mursal makanya sanad hadisnya terputus
Lihat saja biografi asy Sya’bi dia lahir bukan pada zaman abu Bakar dan Sayyidah Fatimah masih hidup, jadi Asy Sya’bi mendengar riwayat itu dari seseorang yang tidak diketahui siapa dia
Jelas sekali kalau sanadnya mursal
Maaf sepertinya anda tidak mengerti syarat hadis dan riwayat yang shahih, coba teliti dulu Mas
jangan keburu nafsu, pahami maksud orang lain dengan benar
Ingat tidak semua hadis dalam kitab hadis itu shahih, ada metode untuk menentukan hadis itu shahih atau tidak, dan metode ini bisa dipelajari
jelas kok andalah yang bertaklid dalam hal ini
Buktinya ketika awal saya membawa hadis fadak shahih bukhari, Mas menolaknya dengan alasan ulama Mas yang Mas sebut muhadis mengatakan tidak ada hadis tersebut
Ketika sudah jelas saya paparkan referensi hadis dngn lengkap, eh Mas malah mempermasalahkan cetakan
kemudian setelah saya jawab tidak ada masalah dengan cetakan,
Mas malah berhujjah dengan Ibnu Hajar dan mengutip
Bukankah Ulama Muhadis anda itu bilang tidak ada riwayat Sayyidah fatimah marah terus sekarang anda malah bawa riwayat itu berdasarkan kitab Fathul bari Syarh Shahih Bukhari
Jadi semua bantahan Mas itu malah Mas bantah sendiri
Buktinya hadis Sayyidah fatimah marah itu benar ada dalam Shahih bukhari
Dan masalah cetakan itu cuma omong kosong buktinya anda malah menemukannya dalam Fathul bari Syarh Shahih Bukhari yang anda kutip
Saya cuma mengira Mas sepertinya cuma mau membantah saja
Yang saya ambil itu Rujukan hadisnya Mas, hadis shahih akan saya ambil di kitab hadis mana saja
soal penjelasan atau syarh Ulama selalu bisa dipelajari, dan maaf pengalaman saya belajar menunjukkan syarh ulama belum tentu benar. makanya disini saya menampilkan analisis saya berdasarkan metode yang benar. Kalau ada yang keliru sekali lagi tunjukkan,
Kalau memang mau mengatakan tulisan saya tidak ada apa-apanya karena saya bukan ulama, ya terserah Mas
Artinya Mas memang dari awal cuma mau menyalahkan saja dan tidak mau mengerti dalil orang lain
contoh nyata kekeliruan Mas dalam berhujjah dengan syarh imam nawawi
Coba lihat tulisan saya soal fadak, hadis shahih menjelaskan bahwa abu Bakar dan Umar berbeda pandangan soal ini, jadi maaf Syarh nawawi tidak sepenuhnya benar
Lagipula Mas melewatkan satu hal yaitu
jadi begitulah bunyi hadis shahihnya Mas, Imam Ali tidak memeberi tahu Abu Bakar
Maaf Mas saya berhujjah dengan hadis Shahih Bukhari yang diringkas oleh Syaikh al albani, ada bedanya itu
saya sedikitpun tidak berhujjah dengan penjelasan Syaikh al Albani
Cuma, hadis yang saya kutip itu dari shahih bukhari yang diringkas oleh syaikh al Albani
dan hadis itu dapat ditemui di kitab shahih Bukhari lain atau syarh ulama lain
Jadi saya tidak berhujjah dengan penjelasan syaikh Al Albani Mas, wah masa’ sih yang begini saja gak kelihatan dari tulisan saya
Sudah jelas kok kalau dalam komentar Mas, mas hanya bertaklid dengan ulama tanpa memahami dalil-dalilnya
Dalam kasus hadis Fadak ini Ibnu Hajar telah berhujjah dengan hadis mursal yang maaf hadis mursal jelas tidak shahih (sanad yang muttasil jelas adalah syarat hadis shahih)
Itu kalau mas tahu Ulumul hadis
Jadi maaf siapa yang tanpa ilmu dan bisanya bertaklid?
Maaf yang ingin menang sendiri kayaknya Mas deh, masalahnya Mas maunya membantah saja tanpa mengerti dalil orang lain ,Akibatnya saya malah sering mengulang-ngulang hal yang tidak perlu
Saya berpegang pada Al Quran dan hadis yang shahih singkatnya pada dalil yang shahih, tentu saya tidak pernah mengabaikan ulama makanya saya selalu mempelajari karya ulama dan menganalisisnya
Yang jelas beda dengan mereka yang hanya bertaklid dengan ulama walaupun pendapat ulama itu bertentangan dengan dalil yang shahih
Kemudian saoal jawaban pertanyaan saya soal sanad mas atau Guru Mas itu, mas malah balik bertanya
Dari awal saya tidak menganggap Syaikh Al Albani sebagai perawi hadis, saya menerima beliau sebagai Ulama yang mempelajari kitab hadis dan kitab Rijal hadis bukan sebagai perawi hadis
Sedangkan Mas dan Guru Mas dari awal mendakwa diri sebagai perawi hadis, jadi jelas sekali pertanyaan saya itu relevan buat anda dan guru anda, jadi apa jawabannya Adakah keterangan tentang anda , guru anda atau perawi-perawi dalam sanad anda dan guru anda itu dalam kitab Rijal perawi hadis?
Yang menentukan hadis itu shahih atau tidak itu dengan metode ulumul hadis Mas
Tentu saja Ulama hadis mengetahui tentang Ulumul hadis, tetapi dalam penerapannya ada juga yang dipengaruhi kecenderungan masing-masing
Soal semua pertanyaan Mas tentang Rafidhah itu gak ada kaitannya sedikitpun dengan saya
Jadi Maaf saya tidak perlu menjawabnya
Ini memang kebiasaan anda yang suka melebarkan permasalahan yang didiskusikan dan maaf gak ada kaitan langsung dengan masalah yang kita bicarakan
@ second
baca lagi ya
hadits itu adalah riwayat Aisyah ra sbgbr :
ُ
أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ
Bahwa Fathimah alaihassalam (Imam Bukhari salah satu imam yg mengucapkan alaihissalam pada Fathimah ra dan Ali bin Abi Thalib kw), putri Rasulullah saw menanyakan pada Abubakar Shiddiq ra setelah wafatnya Rasulullah saw agar membagikan padanya hak warisnya dari apa apa yg diberikan Allah swt pada beliau saw, maka berkatalah padanya Abubakar shiddiq ra : Sungguh Rasul saw bersabda : “Kami tidak mewarisi, apa yg kami tinggalkan adalah sedekah”. maka marahlah Fathimah putri Rasul saw dan menghindar dari Abubakar shiddiq ra dan ia terus menghindar darinya hingga wafat, dan beliau hidup hingga 6 bulan setwlah wafatnya Rasul saw. (Shahih Bukhari bab fardhulkhumus).
kita lihat syarh tentang hadits ini, Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari : Bahwa Fathimah ra marah bukan karena ditolak, namun karena Abubakar shiddiq ra mendengarnya bukan dari Rasul saw namun dari orang lain,
loe bilang marahnya karena tanah fadak, tapi menurut ibnu hajar kok bukan karena itu ya ?????
kata anda
Lihat saja biografi asy Sya’bi dia lahir bukan pada zaman abu Bakar dan Sayyidah Fatimah masih hidup, jadi Asy Sya’bi mendengar riwayat itu dari seseorang yang tidak diketahui siapa dia
Jelas sekali kalau sanadnya mursal
jawab saya
sapa yang mengatakan mursal ………… emang halaman berapa yang bilan mursal ???????, emang dengar dari siapa ?????? hai yang jelas dong klo ngomong
kata anda
Bukankah Ulama Muhadis anda itu bilang tidak ada riwayat Sayyidah fatimah marah terus sekarang anda malah bawa riwayat itu berdasarkan kitab Fathul bari Syarh Shahih Bukhari
jawab saya
kan udah dijawab klo al bani bilang marah karena tanah fadak, maka tertolak dengan Ibnu hajar yang marah bukan masalah fadak ( ngerti gak sih ini ) terserah dong, kamu mau berujar Bunda suci marah karena fadak, tapi saya ikut ibnu hajar marah bukan karena rebutan fadak . sabar mas janga diputar putar dong
kata anda
Bukankah Ulama Muhadis anda itu bilang tidak ada riwayat Sayyidah fatimah marah terus sekarang anda malah bawa riwayat itu berdasarkan kitab Fathul bari Syarh Shahih Bukhari
jawab saya
ha ha ha ha mas yang dimaksut marah itu bukan marah tanah fadak mas, tapi masalah laen
kata anda
Riwayat Shahih Bukhari Bab Khumus, Sayyidah Fathimah datang ke Abu Bakar dan meminta warisannya dari tanah Fadak tetapi Abu Bakar menolak dengan mengatakan hadis “apa yang ditinggalkan Nabi SAW adalah sedekah” dan menolak memberikan warisan kepada sayyidah Fathimah. Mendengar itu Sayyidah Fathimah marah selama 6 bulan dan ketika meninggal beliau tidak mengizinkan Abu Bakar menshalatkan jenazahnya
jawab saya
tapi yang ringkasan al bani, …………………………… yang ……….. ( uadah tak tulis )
kata anda
saya sedikitpun tidak berhujjah dengan penjelasan Syaikh al Albani
Cuma, hadis yang saya kutip itu dari shahih bukhari yang diringkas oleh syaikh al Albani
jawab saya
saya tidak berhujah dengan penjelasan ibnu hajar, tapi saya kutib dari sahih bukhari yang diringkas ibnu hajar ( SAMA GAK )
KATA ANDA
dan hadis itu dapat ditemui di kitab shahih Bukhari lain atau syarh ulama lain
Jadi saya tidak berhujjah dengan penjelasan syaikh Al Albani Mas, wah masa’ sih yang begini saja gak kelihatan dari tulisan saya
jawab saya
sapa lagi nehhhhh ………. jadi pengen tahu
kata anda
Jadi maaf siapa yang tanpa ilmu dan bisanya bertaklid?
jawab saya
mana buktinya
kata anda
Sedangkan Mas dan Guru Mas dari awal mendakwa diri sebagai perawi hadis
jawab saya
tunjukkan kata kata saya yang bilang guru saya adalah perawi
NIH NUKILAN SEDIKIT
An-Nu‘man bin Basyirzberkata:
Aku mendengar Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara samar (syubhat/tidak jelas halal haramnya) yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka siapa yang berhati-hati dari perkara samar (syubhat) ini berarti ia telah menjaga agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang jatuh dalam perkara syubhat berarti ia jatuh dalam keharaman, seperti seorang penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar daerah larangan, hampir-hampir ia melanggar daerah larangan tersebut. Ketahuilah, setiap raja itu memiliki daerah larangan. Ketahuilah, daerah larangan Allah adalah perkara-perkara yang Allah haramkan. Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila baik segumpal darah itu maka baik pula seluruh jasad. Sebaliknya apabila rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati 1”. (Hadits riwayat Bukhari no. 52, 2051 dan Muslim 1599)
Seputar Sanad Hadits
Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hambali t: “Hadits yang disepakati keshahihannya ini diriwayatkan oleh Asy Sya`bi dari An Nu`man bin Basyir c. Pada sebagian lafadznya ada beberapa tambahan dan pengurangan namun maknanya satu ataupun hampir sama. Hadits ini diriwayatkan pula dari Ibnu Umar, ‘Ammar bin Yasir, Jabir , Ibnu Mas`ud dan Ibnu Abbas –semoga Allah meridlai mereka semuanya- , namun hadits An Nu`man inilah yang shahih di antara hadits-hadits yang lain di dalam bab ini”. (Jami`ul Ulum , 1/193)
TRUS siapa yang mursal ????????
kata saya
inilah DEFINISI AHLUL BAYT yang sebenar, iaitu golongan yang diharamkan menerima sedekah yang meliputi keluarga Ali, Ja’afar , Aqil dan juga Abbas.
kata saya
saya udah cek ternyata , pendapat anda bertentangan dengan pendapat ulama, maaf mas
ada diriwayatkan oleh al-Hafidz al-Baihaqi dari Amir as-Sya’bi, dia berkata, ketika Fatimah sakit Abu Bakr datang menemuinya dan meminta diberi izin masuk. Ali berkata padanya, “Wahai Fatimah, Abu Bakr datang dan meminta izin agar diizinkan masuk.” Fatimah bertanya, “Apakah engkau ingin agarku memberikan izin baginya?” Ali berkata, “Ya!” Maka Abu Bakr masuk dan berusaha meminta maaf kepadanya sambil berkata, “Demi Allah tidaklah aku tinggalkan seluruh rumahku, hartaku, keluarga dan kerabatku kecuali hanya mencari redha Allah, redha RasulNya dan Redha kalian wahai Ahlul Bayt.” Dan Abu Bakr terus memujuk sehingga akhirnya Fatimah rela dan akhirnya memaafkannya. (Dala’il an-Nubuwwah, Jil. 7 Hal. 281)
Riwayat tersebut datang dengan sanad yang baik dan kuat.
klo anda bilang mursal, maaf mas musadhek saja bilang bahwa dia adalah rasul
@bara
wakakakak 😆
bukannya di komentar sebelumnya dia malah bilang begini
Memang udah kacau nih orang, gak ingat lagi dengan kata-katanya sendiri
Udahlah J, orang begini sih memang cuma mau menang sendiri
Saya juga udah cek, hadis Baihaqi yang dibawanya itu sanadnya berakhir pada Asy Sya’bi bukan Nu’man bin Basyir
jadi ngapain dia tulis soal Nu’man bin Basyir
jelas sekali riwayat itu mursal, masih mau ngotot ya begitulah para penaklid 😆
@bara
Wah sekarang bilang Abu Bakar mendengar bukan dari Rasul SAW tapi dari orang lain
artinya itu bukan hadis Rasulullah SAW dong tapi hadis orang lain
wah selesai deh urusannya, Sayyidah Fatimah yang benar kan
Makanya jangan asal membantah
@bara
😆 ini juga gak kalah lucunya
sebelumnya dia malah bilang begini sambil bangga-bangganya
orang-orang yang ada dalam rantai sanad adalah perawi hadis, masa’ gak tahu
alah belajar aja gak bener, apalagi ngomong
nih orang komen asal-asalan
yang penting harus membantah
wakakakakak 😆
@bara
Apa dalilnya pendapat Ibnu Hajar itu, apakah dia menyaksikan sendiri atau ia punya bukti dari hadis lain?
Terus siapa orang lain itu? jangan cuma menduga-duga
sekarang
Kalau dari hadis riwayat Aisyah sendiri
Sayyidah Fatimah marah justru setelah mendengar hadis Abu Bakar, jelas sekali kan dari hadisnya
gak ada tuh keterangan seperti yang dikatakan Ibnu Hajar soal mendengar dari orang lain
Kan sudah saya bilang, sanad hadis itu terputus karena sanadnya hanya sampai Asy Sya’bi dan Asy Sya’bi jelas belum lahir ketika peristiwa itu terjadi, jadi bagaimana mungkin dia menyaksikan peristiwa itu
Mas ini kan belajar ilmu hadis, tahu kan artinya mursal
jadi saya sudah jelas sekali ngomongnya
Maaf mas saja yang tidak paham
Ah Mas, awalnya kan Mas malah menolak Sayyidah Fatimah marah kepada Abu Bakar terlepas dari masalahnya apa
Lagian saya gak berhujjah dengan penjelasan Al Albani
saya cuma mengutip hadisnya Mas
Kalau menurut anda sih Sayyidah Fatimah marah karena hadis Abu Bakar itu bukan hadis yang didengar dari Rasulullah SAW tetapi dari orang lain
Kalau begitu jelas sekali Sayyidah Fatimah menolak hadis tersebut kan
Jadi ya tetap saja kebenaran ada pada Sayyidah Fatimah
Eh iya Mas coba lihat hadis Aisyah itu
Sepertinya jelas kok kalau Abu Bakar meriwayatkan langsung dari Rasulullah SAW,
tapi kok anda bisa-bisanya menuduh Abu Bakar meriwayatkan itu dari orang lain dengan berhujjah atas nama Ibnu Hajar
Ya beda atuh Mas, nyata-nyata Mas menulis berdasarkan Syarh Ibnu Hajar
sedangkan saya cuma mengutip hadis Mukhtasar Shahih Bukhari oleh Syaikh Al Albani
ada tidak nama Syaikh Al Albani tidak mempengaruhi tulisan saya, itu cuma menunjukkan referensi yang jelas
Saya cuma mengutip hadisnya karena Mas ngotot gak ketemu hadisnya kan,
Berdasarkan dalil yang jelas yaitu Al Quran dan Hadis Shahih
Ah jelas kok buktinya
yaitu anda berpegang pada perkataan Ulama bahwa hadis tersebut sanadnya kuat padahal berdasarkan Ulumul Hadis, hadis riwayat Baihaqi itu jelas mursal
dan mursal menunjukkan hadis tersebut tidak shahih
Mas pernah bilang guru Mas punya sanad sendiri ke Bukhari dan beliau juga menyampaikan hadis kepada Mas
jadi orang yang merawikan hadis adalah perawi hadis
Ini jelas sekali dan tidak perlu ditanya
Nah kelihatan jelas tuh
Untuk apa anda bawa hadis lain
sekarang tunjukkan hadis riwayat Baihaqi yang Mas bawa
tunjukkan sanad yang jelas hadis ini, dimana akhir sanadnya
sudah jelas sanad hadis ini berakhir pada Asy Sya’bi bukan pada Nu’man bin Basyir
Asy Sya’bi tidak menyebutkan dari siapa beliau mendengar
anda berkata
saya tidak menafikan ini karena ini dikemukakan oleh Zaid bin Arqam
sedangkan Rasulullah SAW mengatakan
kata anda
sekali lagi Mas analisis sanadnya, jangan cuma bertaklid
makanya belajar Ulumul Hadis
yang terakhir analogi anda terlalu rancu, apa kaitannya dengan mushadek
jangan suka merendahkan orang Mas
@ almiraz wahhhhhh nongol juga tuh orang, he he he he
kata anda
Wah sekarang bilang Abu Bakar mendengar bukan dari Rasul SAW tapi dari orang lain
artinya itu bukan hadis Rasulullah SAW dong tapi hadis orang lain
wah selesai deh urusannya, Sayyidah Fatimah yang benar kan
Makanya jangan asal membantah
jawab saya
maksutnya itu bukan mendengar sendiri mas miraz, tapi mendengar dari orang lain, bedakan dong jangan asal njeplak, buanyak riwayat yang datang dari Nabi kepada para sahabat terus disampaikan kepadada sahabat lainnya
kok. makanya baca hadist yang benar ………… pengen bukti ( baca sendiri ).apa kamu bisa sholat itu langsung dari Nabi, atau ada yang ngajari ????????
kata anda
Saya juga udah cek, hadis Baihaqi yang dibawanya itu sanadnya berakhir pada Asy Sya’bi bukan Nu’man bin Basyir
jawab saya
hi hi hi hi terlalu teks book deh, klo saya sih lebih condong ke Asy sya’bi ( karena banyak juga riwayat yang dibawanya ), makanya aku gak mau baca tok, tapi juga bertanya
kata anda
orang-orang yang ada dalam rantai sanad adalah perawi hadis, masa’ gak tahu
alah belajar aja gak bener, apalagi ngomong
jawab saya
oooh jadi udan faham toh, hi hi hi hi lucu juga dehhhh ternyata kamu juga faham muhadist, jadi nanti fatwahnya gak sesat, gak asal comot, asal nukil, asal baca
test test
@ second
kata anda
Maaf Mas saya berhujjah dengan hadis Shahih Bukhari yang diringkas oleh Syaikh al albani, ada bedanya itu
saya sedikitpun tidak berhujjah dengan penjelasan Syaikh al Albani
Cuma, hadis yang saya kutip itu dari shahih bukhari yang diringkas oleh syaikh al Albani
jawab saya
oohh gitu ta, ok aku faham sekarang, sampean baca hadits bukhari ringkasan al banni ( padahal menurut ulama’ al banni bukan muhadist ). makanya gak nyambung yaaaaa yo wes aku faham sekarang, bahwa …………….
Imam Nawawi juga tertolak ?????
dijelaskan pula oleh Imam Nawawi bahwa hal itu diteruskan hingga dimasa Khalifah Ali bin Abi Thalib kw pun demikian, tidak dirubah, maka jika Abubakar ra salah dalam hal ini atau Umar ra, mestilah Utsman ra mengubahnya, atau mestilah Ali bin Abi Thalib kw mengubahnya, dan berkata Imam Nawawi pada halaman yg sama, mengenai dikuburkannya Fathimah ra dimalam hari maka hal itu merupakan hal yg diperbolehkan. (Syarah Nawawi Ala shahih Muslim Bab Jihad wassayr)
klo kamu masih menganggap marahnya bunda fatimah karena haknya diambil sahabat Abubakar (itupun tidak dipakai pribadi, tapi untuk kemaslahatan umat muslim ), ya terserah wong rujukannya berbeda, kamu barang kali pandai, tapi sayang kepandaianmu tidak lebih dari …………………….. kaitannya dengan musadek, hampir sama, dia pernah menjabat MUI, pernah jadi pelatih ( yang perkataannya diikuti orang ) tapi akhirnya ………………… karena pemahaman tentang agama diambil dari ………………… pikiran sendiri dirumuskan sendiri, di telaah sendiri ………… gak usah bantah pikir pake hati nurani
@bara
salamun… salamun…….
@ andeswaaa
salamun … salamun
@bara
yang bilang Syaikh Al Albani bukan muhadis adalah ulama anda kan,
ingat Mas Ulama ada banyak, kalau anda gak kenal ya gapapa
bagi anda yang namanya ulama itu adalah Ulama anda
Sudahlah
Yang penting hadis itu bahkan ada dalam Fath al bari, ingat hadisnya lho, bukan syarahnya
Soal pendapat Imam Nawawi, lihat lagi hadis Shahih Bukhari Mas, Abu Bakar dan Umar menetapkan keputusan yang berbeda soal hadis yang disampaikan Abu Bakar
Makanya Mas baca tulisan saya soal Fadak dan komen saja disana
Semua dugaan anda gak ada gunanya buat saya
Anda saja suka menulis tidak jelas
Suka menebar keraguan, kalau menurut saya
Tulisan saya tidak pernah memaksa pandangan orang
Kalau gak sependapat ya sudah
Dari awal juga saya sudah pikir pakai hati nurani
Bersikap objektif dan berpegang pada dalil yang shahih
Kenapa anda belum menjawab pertanyaan yang saya ajukan
Sanad anda atau guru anda sampai ke Bukhari pasti ada perawinya kan, apakah biografi mereka ada dalam Kitab Rijal Hadis, kalau ada sebutkan kitabnya?
Nah
@ second
maaf mas kitab beliau banyak ratusan sanad beliau, klo ingin meneliti, kasih saya alamat e-mile mu nanti tak kirim ok
gak usah sedih, katanya butuh ketenangan tanpa menyalahkan ………………
@bara
Yah, kok diulangi terus. saya belum meminta sanad Beliau, saya cuma mau Mas sebutkan kitab Rijal hadis yang memuat keterangn perawi dalam sanad guru Mas
Misalnya kitab rijal hadis itu
Jarh wat Ta’dil Ibnu Abi Hatim
Ats Tsiqat Ibnu Hibban
Mizan Al I’tidal Adz Dzahabi
Tahdzib at Tahdzib Ibnu Hajar
Al Kamil Ibnu Adiy
Dan lain-lainlah, tinggal sebutkan ada di kitab mana, setelah anda sebutkan kitab rijalnya maka saya mungkin akan meminta sanad guru anda, jika belum jelas.
Saya belum tanya kitab Beliau lho
Siapa yang sedih Mas, wah saya heran
@ second
wah saya gak tau mas, mending tak kasih sanadnya aja ya nanti seleksi sendiri ya, soale aku gak tanya kepada guru saya di kitab mana. ok gampang kok tinggal mana alamatnya tak kirimi, terus telaah sendiri, mau pake ok, gak juga terserah, kan selera , seperti makan bakso ya ……
@bara
begitu ya 😀
@ second
iya, lah kamu mau gak tak kasih pribadi, klo mau bilang iya, klo gak mau belajar lagi ya ( hi hi hi bercanda kok )serius klo mau aku siap kasih, klo gak mau mending coba cari dari karangan imam bukhari
@ second
udah ketemu blooom
@ second
belum ketemu ya rijal hadits bukharinya …………..
@burit
Apanya yang ketemu Mas?
@second
saya masih meragukan autentisitas hadist2 yang anda kutip. dari sisi matan tertangkap kesan bahwa rasul telah “memprediksi” perpecahan umat antara yang mendukung ahlul bait dan yang mendukung sahabat. padahal, dalam pembacaanku terhadap sirah nabi, gagasan besar Islam adalah Tauhid dan prinsip persamaan hak setiap manusia, irrespective SARA dan jabatan/suku. ahlul bait selalu berada di luar struktur sirah nabi (ketertindasan pada periode mekah, hijrah, mendirikan madinah di yastrib dan pembebasan mekkah). saya meragukan metode hadist, bila anda berdaih bahwa dalil2 yang anda kemukakan itu “sahih”.
dan sekalipun faktual, perkataan-perkataan nabi itu sebaiknya dimengerti dalam konteks yang bersifat definitif dan tidak berlaku umum. saya kira apa yang dikatakan Muhammad dan al-Qur’an, tidak semuanya dapat dijadikan dasar hukum/asumsi yang bersifat umum. secara pribadi, saya menganggap teks keagamaan Islam telah final setelah Muhammad wafat. setelah itu tidak ada lagi teks sebagai sumber, yang ada hanyalah refleksi/pantulan al-Qur’an dan sirah nabawiyah, yang melibatkan ahlul bait, sahabat, kaum kafir mekkah dan ahli kitab.
wallahu a’lam
@second
koreksi bung. maksud saya, KEUTAMAAN ahlul bait selalu berada di luar struktur sirah nabi (ketertindasan pada periode mekah, hijrah, mendirikan madinah di yastrib dan pembebasan mekkah).
@gentole
Ah itu kan persepsi anda Mas
Kalau soal keutamaan pribadi-pribadi tertentu tidak pernah bertentangan dengan prinsip-prinsip persamaan hak manusia
Al Quran telah memuliakan sebagian keluarga para Nabi dan keturunannya
Hal itu cukup jelas
Tapi ya begitulah
Silakan berpendapat 😀
@secondprince
yah itu kan juga persepsi anda juga mas. 😀 saya kira kita memang berbeda pendapat. yang saya pahami dari entry ini, anda benar-benar mengaitkan keutamaan dengan urusan epistemologi Islam, yakni ahlul bait sebagai sumber pengetahuan autoritatif. ini yang menurut saya absurd. anyway, silahkan berpendapat juga. 😀
@ Gentole
Kalau soal absurd atau tidak itu tergantung apa dasarnya
Berkaitan dengan Epistemologi Islam adanya sumber rujukan adalah sangat penting dan mendasar
Dan yang absurd adalah menjadikan setiap orang bebas berpendapat apapun soal agama tanpa berpikiran apakah itu benar atau tidak
Pada awalnya kita harus menetapkan dulu standar kebenaran, kalau dari awal saja kita berpikiran bahwa yang benar itu tidak ada dan yang ada adalah multi tafsir atau multiinterpretasi terus maka yang begitu lebih nyata disebut Absurd
Seolah-olah pada akhirnya tidak ada yang namanya kebenaran
Mudahnya, lihat saja empunya blog ini bilang andalah yang absurd sedngkan anda bilang empunya blog yang absurd
Jadi keduanya absurd begitu, atau justru ada yang keliru
Saya kira ukuran kebenaran bukan dinilai dari apa pendapat dan persepsi manusia karena kalau begitu maka semua pendapat akan menjadi kebenaran dan Ini jelas Yang Paling Absurd
@second
sudah dicari blom …….. klo udah kasih tau aku ya
@ semoea
yang benar cuma Allah, gak ada yang lain, Nabi mahluk paling dicintai Allah, kerabat nabi mewarisi budi pekerti dari Nabi, sahabat Nabi mewarisi budi pekerti Nabi, nah kalo kita …………………. kantong dosa mas
baik ahlul bait maupun para shahabat adalah generasi generasi paling mulia dari umat ini. mereka memiliki kedudukan2 amat mulia disisi ALLAH,Kita tak usah meributkan hal itu allah yang lebih tahu kedudukan dan kemuliaan mereka.bagi kita yang penting perbaikan diri… ga usah ribut hadist itu dhaif atau lainnya yang nimbulin perpecahan…. yang lebih kita perhatikan adalah biarlah masing masing orang dengan keyakinannya sendiri akan shaih tdknya suatu hadits.dan kita dalam keyakinan kita.kita tidak bisa menilai diri kita…hanya allah yang berhak jadi…damai saja ya….
@Ali
Waduh saya juga absurd ya
@burit
Apaya yang dicari? 🙂
Udah tahu kok 🙂
@zahra
Ya tentu mereka mulia, tetapi bagi saya Ahlul Bait jelas lebih mulia dari sahabat Nabi SAW. Begitu yang saya tahu dari telaah saya terhadap al Quran dan Hadis Nabi SAW
Soal dhaif shahihnya hadis itu soal metodologi, mau berbeda atau tidak kan sudah ada dasar penilaiannya
Iya Damai, gak perlu tegang-tegangan kan
Nyantai aja 🙂
[…] kedudukan Sayyidah Fatimah Az Zahra AS, Dalam tulisan saya sebelumnya saya telah membahas masalah Siapa Sebenarnya Sayyidah Fatimah Az Zahra AS?. Kesimpulan tulisan itu bahwa Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang senantiasa bersama […]
[…] kedudukan Sayyidah Fatimah Az Zahra AS, Dalam tulisan saya sebelumnya saya telah membahas masalah Siapa Sebenarnya Sayyidah Fatimah Az Zahra AS?. Kesimpulan tulisan itu bahwa Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang senantiasa bersama […]