Dalil Ahlul Bait Bukanlah Istri-istri Nabi

Dalil Ahlul Bait Bukanlah Istri-istri Nabi

Salah satu situs yang mengaku salafy pernah membawakan pembahasan istri-istri Nabi sebagai Ahlul Bait. Situs tersebut berhujjah dengan hadis shalawat yang ditujukan kepada Nabi, Istri-istrinya dan keturunannya. Ternyata banyak pula orang yang ikut-ikutan alias taklid kepada situs tersebut padahal hujjah seperti itu tidak ada nilainya di sisi orang yang memang mengenal ilmu hadis. Silakan perhatikan hujjah yang dimaksud. Situs itu membawakan riwayat Al Bukhari tentang shalawat

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad, dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia” [Shahih Bukhari no. 3370].

اللهم صل على محمد وعلى أزواجه وذريته. كما صليت على آل إبراهيم. وبارك على محمد وعلى أزواجه وذريته. كما باركت على آل إبراهيم. إنك حميد مجيد

“Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahim. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad, dan kepada istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia” [Shahih Bukhari no. 3369 dan Shahih Muslim no. 407].

Dengan kedua hadis ini mereka berpendapat bahwa Lafaz “wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi” (dan kepada istri-istrinya serta keturunannya) merupakan penafsir dari lafaz “wa ‘alaa aali Muhammad” (dan kepada keluarga Muhammad). Kemudian mereka menyimpulkan bahwa Ahlul Bait adalah istri-istri dan keturunan Nabi SAW.

Hujjah mereka ini keliru, entah mengapa mereka tidak menyadari lompatan kesimpulan mereka yang seenaknya. Silahkan perhatikan hadis shalawat dalam Musnad Ahmad berikut

اللهم صل على محمد وعلى أهل بيته وعلى أزواجه وذريته كما صليت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد وبارك على محمد وعلى أهل بيته وعلى أزواجه وذريته كما باركت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Ya Allah, berilah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada Ahlul baitnya dan kepada istri-istrinya serta keturunannya sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berikanlah barakah kepada Muhammad dan kepada Ahli Baitnya, istri-istrinya, serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” [Hadis Musnad Ahmad 5/374 no 23221 dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth].

Dengan memperhatikan ketiga hadis tersebut maka yang dimaksud Aali Muhammad [keluarga Muhammad] adalah

  • Ahlul Bait Muhammad SAW
  • Istri-istri Muhammad SAW
  • Keturunan Muhammad SAW

Bukankah ini justru menunjukkan kalau Ahlu Bait dan Istri-istri Nabi adalah dua entitas yang berbeda walaupun keduanya termasuk “keluarga Muhammad”. Ditambah lagi terdapat hadis shahih lain yang menunjukkan dengan jelas kalau Istri-istri Nabi SAW bukan Ahlul Bait yaitu riwayat Zaid bin Arqam. Tetapi anehnya salafiyun ketika berhujjah mereka hanya membawakan hadis Zaid bin Arqam yang berikut

عن يزيد بن حيان قال قال زيد بن أرقم قام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما فينا خطيبا بماء يدعى خما بين مكة والمدينة. فحمد الله وأثنى عليه ووعظ وذكر ثم قال “أما بعد ألا أيها الناس فإنما أنا بشر يوشك أن يأتي رسول ربي فأجيب وأنا تارك فيكم ثقلين أولهما كتاب الله فيه الهدى والنور فخذوا بكتاب الله واستمسكوا به” فحث على كتاب الله ورغب فيه ثم قال “وأهل بيتي أذكركم الله في أهل بيتي أذكركم الله في أهل بيتي أذكركم الله في أهل بيتي” فقال له حصين ومن أهل بيته؟ يا زيد أليس نساؤه من أهل بيته؟ قال نساؤه من أهل بيته ولكن أهل بيته من حرم الصدقة بعده قال وهم؟ قال هم آل علي، وآل عقيل وآل جعفروآل عباس قال كل هؤلاء حرم الصدقة؟ قال نعم

Dari Yaziid bin Hayyaan ia berkata Telah berkata Zaid bin Arqam “Pada satu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri dan berkhutbah di sebuah mata air yang disebut Khumm. Beliau memuji Allah, kemudian menyampaikan nasihat dan peringatan kepada kami “Amma ba’du, ketahuilah wahai sekalian manusia, bahwasannya aku hanyalah seorang manusia sama seperti kalian. Sebentar lagi utusan Rabb-ku (yaitu malaikat maut) akan datang dan dia diperkenankan. Aku akan meninggalkan kepada kalian dua hal yang berat, yaitu Al-Qur’an yang berisi petunjuk dan cahaya, karena itu laksanakanlah isi Al-Qur’an itu dan berpegangteguhlah kepadanya – beliau mendorong dan menghimbau pengamalan Al-Qur’an – dan Ahlul-Baitku (keluargaku). Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul-Bait-ku (beliau mengucapkan tiga kali)”. Hushain berkata kepada Zaid “Wahai Zaid, siapakah ahlul-bait Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ? Bukankah istri-istri beliau adalah ahlul-baitnya ?”. Zaid bin Arqam menjawab “Istri-istri beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam memang ahlul-baitnya. Namun ahlul-bait beliau adalah orang-orang yang diharamkan menerima zakat sepeninggal beliau”. Hushain berkata “Siapakah mereka itu ?”. Zaid menjawab “Mereka adalah keluarga ‘Ali, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas”. Hushain berkata “Apakah mereka semua itu diharamkan menerima zakat ?”. Zaid menjawab “Ya” [Shahih Muslim no. 2408 dan Shahih Ibnu Khuzaimah no. 2357].

Mereka salafiyun patut disayangkan seolah-olah tidak pernah membaca hadis riwayat Muslim lain [yang berada tepat di bawah hadis di atas dalam Shahih Muslim] yang bertentangan dengan hujjah mereka [dimana dalam hadis ini Zaid bin Arqam bersumpah “Demi Allah”]

فقلنا من أهل بيته ؟ نساؤه ؟ قال لا وايم الله إن المرأة تكون مع الرجل العصر من الدهر ثم يطلقها فترجع إلى أبيها وقومها أهل بيته أصله وعصبته الذين حرموا الصدقة بعده

“Kami berkata “Siapa Ahlul Bait? Apakah istri-istri Nabi? . Kemudian Zaid menjawab ” Tidak, Demi Allah seorang wanita(istri) hidup dengan suaminya dalam masa tertentu jika suaminya menceraikannya dia akan kembali ke orang tua dan kaumnya. Ahlul Bait Nabi adalah keturunannya yang diharamkan untuk menerima sedekah”. [Shahih Muslim no 2408]

Tulisan ini hanya ingin menunjukkan betapa cara pendalilan mereka yang ngakunya salafiyun itu terkesan seenaknya. Terdapat dalil shahih yang menunjukkan bahwa Ahlul Bait Nabi SAW bukanlah istri-istri Nabi sebagaimana terdapat pula dalil shahih dimana Nabi SAW terkadang memanggil istrinya dengan sebutan Ahlul Bait. Kami telah membahas tentang ini dalam pembahasan tersendiri. Sebutan Ahlul Bait bisa memiliki makna umum maupun khusus. Secara umum baik istri Nabi ataupun kerabat Nabi lainnya [keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas] bisa saja disebut sebagai Ahlul Bait tetapi secara khusus Nabi SAW pernah mengkhususkan siapa yang dimaksud Ahlul Bait terkait dengan keutamaan dan kemuliaan khusus yang mereka sandang seperti Ahlul Bait dalam Ayat Tathir yang dikhususkan oleh Nabi SAW untuk Sayyidah Fathimah AS, Imam Ali AS, Imam Hasan AS dan Imam Husain AS.

93 Tanggapan

  1. @SP
    Dengan memperhatikan ketiga hadis tersebut maka yang dimaksud Aali Muhammad [keluarga Muhammad] adalah
    -Ahlul Bait Muhammad SAW
    -Istri-istri Muhammad SAW
    -Keturunan Muhammad SAW

    Bukankah ini justru menunjukkan kalau Ahlu Bait dan Istri-istri Nabi adalah dua entitas yang berbeda walaupun keduanya termasuk “keluarga Muhammad”.

    jwb:
    Kalau anda mengatakan ketiga golongan di atas merupakan entitas yg BERBEDA,
    jadi Fatimah ra, Hasan ra, Husein ra itu masuk yg mana, mas? Ahlul Bait Muhammad saw atau Keturunan Muhammad saw? :mrgreen:

  2. Koq ke 2 hadis Muslim tsb sama2x bernomer 2408 yah? Apakah 1 nomor hadis bisa ada dua hadis yg berbeda?

  3. @ KAB,…
    anda memang harusnya minum cerebrofit,….
    ahlul bayt dah jelas lah keturunan, tapi keturunan belum tentu jadi ahlul bayt…. ngarti gak luh,…. kebangeten.
    Kalau emang semua keturunan itu adalah ahlul bayt, ngapain musti disebutin secara tersendiri..??
    kalau usaha men degradasi ahluh bayt gagal,… jangan lantas mbanting stir masukin semua-mua jadi ahlul bayt lah…. aya-aya wae…

  4. @aqidah…..
    Anda selalu ingin mencari kesalahan orang dengan asumsi anda tanpa pakai akal.
    Ahlulbait sudah jelas siapa2 mereka: Yakni Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.
    Jadi kalau dalam hadits tsb diatas disebut AHLULBAIT berarti mereka berempat kemudian ditambah dgn istri2 Nabi dan keturunan Nabi. Tentu yang dimaksud keturunan Nabi disini adalah keturunan yang berasal dari Sayidati Fatimah as.
    Anda perlu belajar lebih banyak mengenai keturunan Nabi.
    Anda harus tahu maha tingkatan/kedudukan keturunan Nabi bertingkat:
    Tingkat pertama AHLULBAIT (maqam paling tinggi)
    Tingkat kedua ITRAHTI AHLULBAIT ( keturunan dari Ahlulbait yang maqamnya dibawah Ahlulbait.
    Tingkat ketiga adalah ZURIAT Nabi ( mereka adalah keturunan dari garis Sayidati Fatimah as)

  5. Ada pertanyaan yg menggelitik dari hadits2 kepada siapa kita harus bershalawat ini. Yakni, mengapa shalawat ditujukan kepada orang2 yg berbeda dari masing2 hadits yg senada ini? 🙄

    Apakah Nabi saw mensabdakan hal yg berbeda? Artinya Nabi menyampaikan keutamaan ini berkali-kali dan di setiap kesempatan menyampaikan hal yg berbeda? Tidak mungkinlah rasanya. Karena apa? Karena setiap yg disampaikan oleh Nabi saw tentu hal yg sdh pasti benar dan Beliau saw tdk mungkin main-main, lalai, alpa atau pun lupa. Bahkan kita pun tdk mendengar kabar bahwa shalawat sebelumnya dimansukh dan diganti dgn shalawat baru.

    Sehingga kemungkinan yg paling besar adalah kelalaian atau kealpaan dari periwayat hadits ini. Apakah disengaja atau tidak entahlah. Wallahua’lam.

    Adakah @SP bisa menjelaskan? Ehem…@Aqidah juga boleh menjelaskan kok.

    Salam

  6. @KAB

    pertanyaan anda begitu simple tetapi berbobot..wuakakakak

    kalo SP membedakan entitas antara ahlul bait dan istri-istri Nabi seharusnya dia juga membedakan entitas antara ahlul bait dan keturunan beliau

    jika SP menganggap hadits Ahmad di ata sebagai dalil bahwa ahlul bait bukan istri2 Nabi, maka seharusnya SP juga menganggap bahwa keturunan Nabi juga bukan ahlul bait beliau, jadi Fatimah, Hasan, Husain dan seluruh keturunan mereka yg terdiri dari imam2 ahlul bait sampai yg diduga sedang sembunyi adalah bukan ahlul bait

    two thumbs for you KAB.. wuakakakak

    lagian riwayat kutubussittah lebih shahih lah daripada riwayat yang bukan dari kutubussittah… wuakakakak..

  7. OOt…
    mas @sp ente pasang link haula syiah kok dianya nggak pasang link ente…CMIW

  8. @aqidah yang benar

    Kalau anda mengatakan ketiga golongan di atas merupakan entitas yg BERBEDA,
    jadi Fatimah ra, Hasan ra, Husein ra itu masuk yg mana, mas? Ahlul Bait Muhammad saw atau Keturunan Muhammad saw?

    Saya sih sederhana saja. Berdasarkan hadisnya lafaz Ahlul Bait, istri, keturunan itu dihubungkan dengan kata penghubung “dan”. Nah itu berarti objek yang berbeda bukan. kalau menurut anda entitas2 itu sama yo wes terserah. Ehem kok Gak sekalian tanya tuh, jadi Sayyidah Fatimah AS, Imam Hasan AS, Imam Husain AS termasuk Ahlul Bait atau istri-istri Nabi? :mrgreen:

    @Nomad

    Koq ke 2 hadis Muslim tsb sama2x bernomer 2408 yah? Apakah 1 nomor hadis bisa ada dua hadis yg berbeda?

    Hadis Shahih Muslim yang saya maksud adalah tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Hadis pertama no (2408)-36 sedangkan hadis kedua no (2408)-37. kedua hadis itu ada di Shahih Muslim 4/1873.

    @Gandung
    he he he nyantai saja Mas 🙂

    @aburahat
    yup si Aqidah itu mesti belajar lagi 🙂

    @armand
    kurang tahu sih, teks hadisnya seperti itu, apa mau dikata :mrgreen:

    @bob
    *bingung*

  9. Tp jg ada riwayat dimana Rasul saw yg menyatakan siti Aisyah dan Salman itu Ahlul Bayt. Jd Ahlul Bayt bisa:
    1. Ahlul Kisa
    2. Siti Aisyah
    3. Salman
    4. eluarga ‘Ali, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas”.

    TP Ahlul Bayt yg disucikan ya yg Ahlul Kisa.Ya ga?

  10. semuanya salah, yang bener hanya Allah saja. wallahu a’lam. mohon hentikan diskusi ngalor ngidul ini..

  11. @ Alexander, kenapa? Kaget ya?
    Kalau tahu semuanya salah jadi anda ikut yg mana? Yg benar menurut Allah itu seperti apa? Wahai Alexander yang sudah mengenal Allah…!!

  12. @alexander…………………….,

    klau tdk paham ga usah komentar, cukup ikuti saja.
    Diskusi ini sdh benar dan sgt bagus, byk informasi2 y sgt berguna dan semakin tampak jelas siapa y Fanatik dg taklid buta dan y mencari kebenaran shgg mendptkan pencerahan cuma kdg kala ada y nyampah sembarangan jd ngotori tempat y bersih ini.

    @alexander……….,

    klu benar sdh mengenal Allah pastinya sdh mengenal ciptaan-Nya krn Allah dpt dikenali lewat ciptaan2Nya.

    salam

    salam

  13. @ SP……………….,

    Ahlul Bayt apakah termasuk istri2 nabi?

    1. Ditinjau dari sisi ayat. (Qs 33:30)
    – Ada ancaman dr Allah kpd istri2 nabi yg mengerjakan perbuatan keji akan dilipat gandakan 2x siksaan.
    (Dgn adanya ancaman dr Allah ini berarti ada kecenderungan dari istri2 nabi utk mengerjakan perbuatan keji)

    2. Ditinjau dari Bahasa. (Qs 33:33)
    * kata ganti ……..KUNNA…… adalah untuk perempuan lebih dari satu, ayat ini untuk istri2 nabi.
    Bahwa istri2 nabi diperintahkan untuk:
    – Tetap dirumah
    – Tdh boleh berhias
    – Dirikanlah shalat
    – Tunaikan zakat
    – Taati Allah dan Rosul

    * Akhir ayat…………’ANKUMUR…………. adalah berlaku untuk perempuan dan laki2

    3. Ditinjau dari Gramar (Qs 33:33)
    Kata …INNAMAA….., dlm bahasa arab adlh kalimat pembatas jadi antara kalimat pertama dengan kalimat berikutnya tdk ada hubungannya.
    Jadi utk kalimat diatas innama untuk istri2 nabi dan kalimat dibawah innama untuk Ahli Bayt nabi

    4. Ditinjau dari sejarah (Qs 33:33)
    Awal kalimat, ” tetaplah kamu/istri2 nabi dirumahmu
    Faktanya: ada seorang istri nabi y tdk hanya keluar rumah ttp malah memimpin perang dan yg diperangi nafsu nabi (jiwa nabi).

    Dengan meninjau dari bbrp segi apakah mungkin istri2 nabi tmsk dlm Ahlul Bayt yang disucikan dlm QS 33:33 ??

    Tambahan,
    Dalam Ringkasan Sahih Muslim Hal 946 Hadist 1656 Bab Keutamaan Ahlil Bait Nabi SAW
    Diriwayatkan dari AISYAH bahwa Ahlil Bait disini adalah:
    1. Rosulullah
    2. Hasan
    3. Husain
    4, Fathimah
    5. Ali

    Kayanya sudah jelas sekali

    salam

  14. @sp
    Ehem kok Gak sekalian tanya tuh, jadi Sayyidah Fatimah AS, Imam Hasan AS, Imam Husain AS termasuk Ahlul Bait atau istri-istri Nabi?

    jwb:
    waduh2 sejak kapan saya bertanya begitu mas…… logika anda di taruh di mana? :mrgreen:
    Kalau Sayyidah Fatimah ra termasuk Ahlul bait dan keturunannya, maka
    Berarti kemungkinan Siti Aisyah ra misalnya, termasuk Ahlul bait sekaligus istri2 nabi saw bisa saja kan? :mrgreen:

    @sp
    Saya sih sederhana saja. Berdasarkan hadisnya lafaz Ahlul Bait, istri, keturunan itu dihubungkan dengan kata penghubung “dan”. Nah itu berarti objek yang berbeda bukan.

    jwb:
    Karena kesederhanaan cara berpikir itulah anda jadi menggampangkan perbedaan itu. Dan lagi2 berdasarkan LAFAZ (dangkal banget) :mrgreen:
    Cuma karena kata “dan”…..

    Kalau begitu tolong tafsirkan untuk saya
    QS Al-Ashr:
    3. Kecuali orang-orang yang beriman DAN berbuat amal saleh, DAN saling menasihati untuk kebenaran, DAN saling menasihati untuk kesabaran.

    Apakah mereka objek yg berbeda, mas? Berhati-hatilah…

    @zahra
    1. Ditinjau dari sisi ayat. (Qs 33:30)
    – Ada ancaman dr Allah kpd istri2 nabi yg mengerjakan perbuatan keji akan dilipat gandakan 2x siksaan.
    (Dgn adanya ancaman dr Allah ini berarti ada kecenderungan dari istri2 nabi utk mengerjakan perbuatan keji)

    jwb:
    hati2lah anda, Rasul saw saja menyuruh kita bershalawat kepada Nabi saw dan istri2nya, Janganlah mencari kesalahan mereka.
    Yah saya maklumi, karena aqidah anda yg SESAT penuh dengan cacian dan hinaan kepada istri nabi dan para sahabatnya. Sehingga menafsirkan seenaknya terhadap Al-qur’an.

  15. @armand
    waduh kurang tahu tuh? Yg jelas shalawat kepada mereka dibolehkan dan BUKAN bid’ah bukan? Dan celakalah orang2 yg mencela mereka ( apalagi menafsirkan Al-Qur’an dg seenaknya untuk mendiskreditkan mereka) karena Rasul saw saja menyuruh bershalawat kpd mereka.

    😀 😀

  16. Aneh ya, saya menyimak diskusi di atas saya tidak menemukan adanya orang2 yang menafsiran al-Quran yang seenaknya atau yang mendiskreditkan istri2 Nabi seperti yang di sebut oleh saudara Aqidah Yg Benar.

    Kalau saya lihat akhlak Aqidah Yang Benar dalam beberapa komentarnya di berbagai artikel blog ini kayaknya dia BUKAN ORANG ISLAM DEH, dengan menuduh orang lain sesat seenaknya, Sabda Nabi.saw: Seseorang yang menuduh orang laen sesat tanpa bukti maka DIALAH YANG SESAT. Berarti yang sudah pasti sesat adalah orang yang menuduh tanpa bukti.

    Maaf……semoga saya tidak termasuk dalam golongannya yang sesat itu.
    Btw, apa yang disuguhkan oleh Secondprince sangat menambah wawasan keilmuan kita.
    Berjuang terus mas SP, kebenaran yang anda suguhkan mulai membuat ajaran kebatilan semakin terpojok, tinggal menunggu detik2 kehancuran.

    Salam

  17. @aqidah

    waduh2 sejak kapan saya bertanya begitu mas…… logika anda di taruh di mana?

    waduh2 sejak kapan saya mengatakan kalau anda bertanya begitu. saya justru tanya kok sekalian anda gak pake nanya jadi Sayyidah Fatimah AS, Imam Hasan AS, Imam Husain AS termasuk Ahlul Bait atau istri-istri Nabi?. Memahami komentar orang lain saja anda tidak bisa, wah wah 🙂

    Kalau Sayyidah Fatimah ra termasuk Ahlul bait dan keturunannya, maka
    Berarti kemungkinan Siti Aisyah ra misalnya, termasuk Ahlul bait sekaligus istri2 nabi saw bisa saja kan?

    Lha iya toh apa masalahnya, apa situ gak baca paragraf terakhir tulisan saya. Justru tulisan saya menunjukkan kalau cara berdalil anda itu gak ada kenanya sama sekali. Bukankah sebelumnya anda pernah berhujjah dengan hadis shalawat kalau istri Nabi termasuk Ahlul Bait. Padahal justru dalam shalawat tersebut kata Ahlul Bait dibedakan dengan kata istri dan dibedakan dengan kata keturunan. silakan deh situ baca baik-baik paragraf terakhir yang saya tulis. Tolong matanya digunakan dengan benar ya 🙂

    Karena kesederhanaan cara berpikir itulah anda jadi menggampangkan perbedaan itu. Dan lagi2 berdasarkan LAFAZ (dangkal banget) :mrgreen:
    Cuma karena kata “dan”…..

    Jelas sekali lafaz hadis itu pedoman utama kalau anda mau berhujjah dengan hadis. Kalau mau pake khayalan anda atau imajinasi anda atau takwil anda yang gak karuan ya dari awal gak usah berhujjah pake hadis dong :mrgreen:

    Kalau begitu tolong tafsirkan untuk saya
    QS Al-Ashr:
    3. Kecuali orang-orang yang beriman DAN berbuat amal saleh, DAN saling menasihati untuk kebenaran, DAN saling menasihati untuk kesabaran.

    Apakah mereka objek yg berbeda, mas? Berhati-hatilah…

    Apanya yang berhati-hati. Silakan deh anda itu belajar lagi struktur kalimat dengan benar. kata dan dalam surat Al Ashr di atas itu memisahkan bagian kata yang disebut predikat dan maaf kayaknya gak secara spesifik menunjuk objek tertentu. Nah kalau hadis shalawat itu jelas sekali kata dan memisahkan objek yang memang dituju yaitu Ahlul Bait dan istri dan keturunan. btw kalau menurut anda dengan hadis shalawat itu istri bisa disebut Ahlul Bait, kok anda gak sekalian bilang istri bisa juga disebut keturunantolong digunakan deh logika bahasanya kalau memang anda punya :mrgreen:

  18. @imem

    pertanyaan anda begitu simple tetapi berbobot..wuakakakak

    ya bobotnya gak jauh beda dengan komentar anda :mrgreen:

    kalo SP membedakan entitas antara ahlul bait dan istri-istri Nabi seharusnya dia juga membedakan entitas antara ahlul bait dan keturunan beliau

    baca tuh paragraf terakhir, heran deh kok mata tidak digunakan dengan benar. Sederhana saja, dalam hadis shalawat di atas Rasulullah SAW memang membedakan kata Ahlul Bait dan kata istri dan kata keturunan. Lagian yang sedang dibahas kan hadis shalawat itu 🙂

    jika SP menganggap hadits Ahmad di ata sebagai dalil bahwa ahlul bait bukan istri2 Nabi, maka seharusnya SP juga menganggap bahwa keturunan Nabi juga bukan ahlul bait beliau, jadi Fatimah, Hasan, Husain dan seluruh keturunan mereka yg terdiri dari imam2 ahlul bait sampai yg diduga sedang sembunyi adalah bukan ahlul bait

    aduduh Mas, ada kok hadis shahih yang menunjukkan siapa Ahlul Bait yaitu Sayyidah Fathimah AS, Imam Ali AS, Imam Hasan AS dan Imam Husain AS. Mereka adalah Ahlul Bait Nabi dan selain Imam Ali AS adalah keturunan Nabi. Sangat jelas sekali kok. Justru saya nih yang nanya kalau dengan hadis shalawat itu anda berhujjah istri Nabi disebut Ahlul Bait, kok gak sekalian anda bilang istri Nabi itu disebut keturunan Nabi. :mrgreen:

    lagian riwayat kutubussittah lebih shahih lah daripada riwayat yang bukan dari kutubussittah… wuakakakak..

    Terkadang saya ingin sekali menertawakan kebodohan tapi saya justru kasihan. Rasanya cukup banyak hadis kutubussittah yang tidak sesuai dengan paham anda malah anda tolak. ehem dan syaikh salafy anda itu cukup banyak lho menyatakan dhaif bahkan palsu hadis kutubussittah. Lha kok sekarang pakai dalih begitu, sok membangga-banggakan. Bangun bung, kutubussittah itu cuma nama saja, itu kan doktrin yang sudah melekat jadi penyakit di keyakinan anda. Silakan deh belajar ilmunya, hadis itu yang dilihat ya perawi-perawinya. Kalau saja anda tahu ilmunya maka anda pasti akan mentertawakan komentar anda sendiri. perawi-perawi hadis Ahmad di atas adalah perawi syaikhan alias Bukhari Muslim, nah itu perawi kutubussittah kan. So kalau anda mengerti sekarang tolong tertawakan komentar anda sendiri :mrgreen:

  19. aku aja deh yang menertawakan.

    hahahahahaha….

  20. @Aqida & Inem
    Komentar anda2 yang merupakan pertanyaan sbb:jika SP menganggap hadits Ahmad di ata sebagai dalil bahwa ahlul bait bukan istri2 Nabi, maka seharusnya SP juga menganggap bahwa keturunan Nabi juga bukan ahlul bait beliau, jadi Fatimah, Hasan, Husain dan seluruh keturunan mereka yg terdiri dari imam2 ahlul bait sampai yg diduga sedang sembunyi adalah bukan ahlul bait

    Anda2 ini pernah baca sejarah Islam atau tidak. Atau anda2 bodoh karena tidak paham sejarah atau para PENGINGKAR?
    Istri2 Rasul terkecuali Sayidati Khadijah Al Qubra semua tidak pernah melahirkan anak dari Rasulullah. Jadi mereka tidak punya keturunan yang seperti anda2 maksud yang melibatkan Imam Hasan as dan Imam Husein as dan keturunan mereka as Syaidati Khadijah Al Qubrah yang melahirkan Syaidati Fatimah as pun tidak termasuk Ahlulbait. Padahal beliau adalah istri TERCINTA Rasul. Apalagi mereka istri2 Rasul yang kemudian yang tdk punya keturunan.
    Jadi pemisahan yang dibuat SP logis. Kalau saja Syaidati Fatimah az-Zahra anak dari salah satu istri sesudah SYaidati Khadijah. Anda2 benar dan SP salah. Atau anda2 menganggap Syaidati Fatimah anak Aisyah bt. Abubakar ra atau anak Habsah bt Umar Khattab ra?
    Anda2 ini ternyata hanya ngomong dengan nafsu manhaj anda2.

  21. @sp
    Secara umum baik istri Nabi ataupun kerabat Nabi lainnya [keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas] bisa saja disebut sebagai Ahlul Bait tetapi secara khusus Nabi SAW pernah mengkhususkan siapa yang dimaksud Ahlul Bait terkait dengan keutamaan dan kemuliaan khusus yang mereka sandang seperti Ahlul Bait dalam Ayat Tathir yang dikhususkan oleh Nabi SAW untuk Sayyidah Fathimah AS, Imam Ali AS, Imam Hasan AS dan Imam Husain AS.

    jwb:

    Secara LAFAZ pun ayat tathir itu berbicara tentang istri2 nabi saw. Kenapa anda sampai berani atas Nabi saw mengkhususkan hanya untuk Sayyidah Fathimah ra, Ali ra, Hasan ra dan Husain ra saja.

    Coba lihat selengkapnya :

    Ahlul Bait dalam Surat Al-Ahzab : 33

    Makanya mas, jangan merasa BENAR sendiri .

  22. @aqidah yang

    Secara LAFAZ pun ayat tathir itu berbicara tentang istri2 nabi saw. Kenapa anda sampai berani atas Nabi saw mengkhususkan hanya untuk Sayyidah Fathimah ra, Ali ra, Hasan ra dan Husain ra saja.

    Justru secara lafaz ayat tersebut tidak mungkin untuk istri-istri Nabi, karena kata ganti yang digunakan adalah ‘kum”. Kalau memang untuk istri-istri Nabi maka kata gantinya harusnya jadi “kunna”. Selain dengan lafaz terdapat tuh hadis shahih asbabun nuzul ayat tathir yang dengan jelas menyatakan kalau ayat tersebut turun untuk Ahlul Kisa’ dan bukan untuk istri-istri Nabi SAW. btw saya sih sudah menulis jauh lebih banyak dan lebih komprehensif soal ini, silakan tuh dicek sendiri. btw gak usah sok pamer blog alfanarku deh, yang punya blog itu kan si antirafidhah yang suka menggerutu disini :mrgreen:

    Makanya mas, jangan merasa BENAR sendiri .

    Wah Maling teriak maling, coba deh saudara lihat komentar saudara sendiri di blog saya ini. Orang yang komentarnya suka mensesatkan orang lain ya anda ini, nah bukankah anda ini yang merasa benar sendiri, padahal argumen dan hujjahnya cuma kopipaste hujjah abul-jauzaa atau si antirafidhah (alfanarku) 😛

  23. ya bobotnya gak jauh beda dengan komentar anda

    :mrgreen: :mrgreen:

  24. mbok coba baca alquran “tilka ummatun qod holat lahaa maa katsabat walakum maa kasabtum walaa tusalunna amma kanu ya,maluun”

  25. artinya?

  26. @mkhadziq

    maksudnya apa pak? tolong di jelaskan.

  27. @aqidah yg benar

    kehabisan peluru mau ngeles n melebaaaaar

  28. Blog ini punya pemaham syiah, percuma dikomentari.

  29. @KAB
    saudaraku …anda boleh berkomentar tapi jangan sampai ngomong orang lain Sesat atau hanya anda sendiri yang punya akidah benar.
    ingat perintah Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 10 dan 11
    “sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara……”
    “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memperolok-olokan golongan lain, sebab bisa jadigolonganyang di perolok-olokan itu lebih baik daripada golonganmu……”

    dan untuk bertabayun sesuai dengan yang Allah perintahkan dalam ayat 6 surat Al-Hujurat anda bisa baca bukunya Prof. Dr. Muhammad Tijani yang berjudul “Al-Syiah Hum Ahlu Sunnah” atau kalo di indonesiakan “Syiah sebenar-benarnya Ahlu Sunnah Nabi (SAWW)”

    masih bisa baca kan saudaraku?

  30. betuuuuuuuuuul banget,
    jangan kayak gitu dong,jangan kan karna blog ini kepunyaan syiah trus gak mau ikutan ngebahas/berkomentar,

  31. @Ytse-Jam & abu daffa

    coba lihat komennya @zahra

    1. Ditinjau dari sisi ayat. (Qs 33:30)
    – Ada ancaman dr Allah kpd istri2 nabi yg mengerjakan perbuatan keji akan dilipat gandakan 2x siksaan.
    (Dgn adanya ancaman dr Allah ini berarti ada kecenderungan dari istri2 nabi utk mengerjakan perbuatan keji)
    ————————————————————————–

    Kalau anda2 ANGGAP komennya @zahra BUKANlah sesuatu yg aneh dan mengada2 alias menuduh yg bukan2 thd istri2 nabi, dan hal itu TIDAK MASALAH BUAT ANDA 2 , yaaa silahkan itu hak2 anda2….

    dan saya berlindung dari Allah swt dari perkataan2 spt itu… :mrgreen:

    Dan saran saya, bershalawatlah thd Nabi saw dan istri2 beliau.

  32. @KAB………………,

    Coba buka hati dan pikiran antum.
    -apa yang aneh atau mengada ada dari Qs 33:30 itu ?
    itu ayat memang turun untuk istri2 nabi, dan saran antum kayanya harus di fikirkan kembali dgn menyuruh bershalawat thd istri2 nabi.
    Coba antum buka Qs 66 : 10, ttg istri Nabi Luth dan istri Nabi Nuh yang Allah ancam dengan siksaan. Bgmn kita mau shalawat kepada mereka…………..?1
    Itu menunjukan bahwa tidak semua istri nabi itu suci dan masuk surga……………,
    Makanya bangun …………., dalami Alqur’an ( Tadabur) seperti Allah suruh untuk Tadabur dlm Qs 4:82
    Silahkan Alquran dibaca tapi Allah mewajibkan untuk Tadabur, pelajari ayat demi ayat supaya paham sehingga tdk ada pertentangan lagi.

    salam

  33. @zahra
    kayaknya hadits yg dibawakan SP di atas cukup untuk menjawab anda, bershalawatlah kepada Nabi Muhammad saw beserta istri2 beliau…

    :mrgreen:

  34. @KAB lagi
    Emangnya apa hubungannya shalawat kepada istri2 Rasul dengan komentar zahra?
    Apakah anda beranggapan mereka yang masuk dalam shalawat itu disucikan? Apakah ketika anda bershalawat kepada para sahabat, tabi’in dstnya, maka berarti menganggap mereka disucikan?
    Ahlul bayt disucikan bukan karena mereka masuk dalam shalawat, tapi karena pernyataan Allah di QS: 33:33.
    Jadi jangan lagi dehh menghubungkan shalawat dengan kesucian.
    Anda dari pertama diskusi selalu menganggap ahlul bayt itu termasuk istri Nabi, krn istri Nabi juga ada dalam shalawat. Gak ada hubungannya… !
    Jadi selama ini anda menolak ahlul bayt tidak termasuk istri Rasul, hanya karena mereka masuk dalam shalawat? …ccckk..cckk..gak nyambung.

  35. @KAB

    Mestinya riwayat dalam Sunan Tirmidzi hadis no 3205 dalam Shahih Sunan Tirmidzi ini bisa menjadi penjelas bagi sampeyan;

    Dari Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang berkata’
    “Ayat ini turun kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam {Al-Ahzab: 33) di rumah Ummu Salamah. Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Fatimah, Hasan dan Husain dan menutup mereka dengan kain dan Ali berada di belakang Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau juga menutupinya dengan kain. Kemudian Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Ya Allah Mereka adalah Ahlul Baitku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.”

    Ummu Salamah berkata, “Apakah Aku bersama Mereka, Ya Nabi Allah?

    Beliau berkata, “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.

    Ini artinya kedudukan Fatimah, Ali, Hasan & Husein adalah berbeda dgn kedudukan Ummu Salamah. Jika memang sapeyan masih maksa dan ngotot bahwa Ummu Salamah jg ahlulbait, ya udah….kedudukan ahlulbait Ummu Salamah berbeda dgn kedudukan ahlulbait Fatimah, Ali, Hasan & Husein dimana keempat manusia suci inilah yg bersama Rasul saw dalam sebuah ahlulbait yg mulia.

    Semoga paham dan benar-benar kembali ke aqidah yang benar 🙂

    Salam

  36. Dlm hadis bukhari no.3369, muslim no.407 dan ahmad no.23221 diatas nabi muhammad aja sholawat untk istri2nya. Artinya para istri2ny beliau mulia. Lah knp syiah anti istri nabi yah trutama aisyah r.a??? Wew…

  37. @KAB……………..,

    Baca…..baca………baca………………..3x
    pahami isinya.
    Knp ga nyambung gini ya………………..,
    apakah ini yang namanya Allah sudah tutup hati dan pikiran……..?
    Astaghfirullah………,

  38. @armand

    Ini artinya kedudukan Fatimah, Ali, Hasan & Husein adalah berbeda dgn kedudukan Ummu Salamah.

    jwb:

    hanya asumsi, :mrgreen: kedudukan apa? Yg bagaimana? Bisa dijelaskan?

    Jelas2 di dalam Al-Qur’an, yang namanya Ahlul Bait yaitu:

    1. Nabi Ibrahim dan istrinya, berdasarkan
    (QS Huud : 72-73)

    2. Nabi Muhammad saw dan istri2nya berdasarkan
    (QS Al- Ahzab :33)

    kemudian diperluas maknanya oleh Nabi Muhammad saw melalui hadits kisa’.

    Jelas ituu…… Kalau ingin mengeluarkan Istri2 Nabi saw dari ayat thatir, seperti ingin mengeluarkan tuan rumah dari rumahnya.

  39. @KAB

    hanya asumsi, :mrgreen: kedudukan apa? Yg bagaimana? Bisa dijelaskan?

    perhatikan hadis riwayat Tirmidzi itu baik-baik. Rasulullah SAW setelah menyelimuti berkata

    “Ya Allah Mereka adalah Ahlul Baitku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.”

    perkataan Rasulullah SAW ini menunjukkan kalau mereka adalah Ahlul Bait yang disucikan
    setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW yang ini Ummu Salamah berkata

    Ummu Salamah berkata, “Apakah Aku bersama Mereka, Ya Nabi Allah?

    Disini Ummu Salamah bertanya apakah ia bisa ikut bersama mereka sebagai Ahlul Bait yang disucikan. kemudian Rasulullah SAW menjawab

    Beliau berkata, “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”

    Disini Rasul SAW menjawab kalau Ummu Salamah punya kedudukan sendiri artinya dia gak masuk bersama mereka sebagai ahlul bait yang disucikan tetapi walaupun begitu Ummu salamah tetap dikatakan Nabi bahwa ia dalam kebaikan. hadisnya jelas kok, kalian saja yang tidak bisa memahaminya karena bertentangan kalii dengan mahzab kalian. jadi belajar dulu deh mamahami apa itu asumsi. :mrgreen:

    2. Nabi Muhammad saw dan istri2nya berdasarkan
    (QS Al- Ahzab :33)

    kemudian diperluas maknanya oleh Nabi Muhammad saw melalui hadits kisa’.

    Justru hadis yang dimaksud mengkhususkan Ahlul Bait pada Ahlul Kisa’. Istri Nabi Ummu Salamah saja gak merasa tuh sebagai ahlul bait yang dituju, buktinya dia bertanya apa dia bisa ikut bersama mereka. Lha kalau memang Ummu Salamah sebagai istri Nabi dituju oleh ayat itu ngapain dia pake nanya. istri Nabi aja gak merasa gitu.

    Jelas ituu…… Kalau ingin mengeluarkan Istri2 Nabi saw dari ayat thatir, seperti ingin mengeluarkan tuan rumah dari rumahnya.

    Istri Nabi Ummu Salamah aja tidak merasa diikutkan dalam surah Al Ahzab 33 buktinya dia bertanya kepada Nabi apa bisa dia ikut bersama mereka. pikirlah dengan baik. ini kan bukti kalau hadis itu membatasi bukannya memperluas seperti klaim anda, antirafidhah [alfanarku] dan abul jauzaa’ dkk.

  40. Di dalam Al-Qur’an, yang namanya Ahlul Bait yaitu:

    1.Nabi Ibrahim dan istrinya, berdasarkan
    (QS Huud : 72-73)

    2. Nabi Muhammad saw dan istri2nya berdasarkan
    (QS Al- Ahzab :33)

    di QS surat Huud: 72-73 Jelas2 Ahlul bait adalah Nabi Ibrahim AS dan istrinya , itu tidak bisa dibantah, ya kan?

    * Tetapi mengapa, anda ingin sekali mengatakan
    istri2 Nabi Muhammad saw tidak termasuk dalam
    Al-Ahzab :33 ?

    * Lalu apa makna Ahlul Bait dalam Al-Qur’an? Apakah
    BERBEDA, makna Ahlul Bait dalam ayat dan surat
    yg berbeda?

  41. @KAB

    Di dalam Al-Qur’an, yang namanya Ahlul Bait yaitu:

    1.Nabi Ibrahim dan istrinya, berdasarkan
    (QS Huud : 72-73)

    Ini jelas kok karena sesuai dengan lafaz ayat tersebut

    2. Nabi Muhammad saw dan istri2nya berdasarkan
    (QS Al- Ahzab :33)

    Ini tidak sesuai dengan lafaz ayatnya. ayat sebelum dan sesudahnya adalah ayat yang berbicara dengan lafaz khusus wanita bahkan ayat tersebut berbicara tentang “jangan berhias” atau “tetaplah di rumahmu” atau “jangan bertingkah laku seperti jahiliah” perintah ini berlaku buat istri-istri Nabi bukan buat Nabi SAW. Tidak masuk akal menyuruh agar Nabi SAW jangan berhias apalagi menyuruh Nabi SAW tetap di rumah atau menyuruh Nabi jangan bertingkah laku jahiliah [naudzubillah]. Jadi penggalan pertama Al Ahzab 33 memang untuk istri-istri Nabi bukan untuk Nabi. sedangkan penggalan terakhir al Ahzab 33 adalah ayat yang turun terpisah dari penggalan sebelumnya karena disini terdapat hadis shahih yang menjelaskan kalau ayat penggalan terakhir ini khusus untuk ahlul kisa’. Kalau anda memaksakan penggalan terkahir Al Ahzab 33 itu lanjutan penggalan sebelumnya maka itu mustahil karena kalau memang seperti itu maka kata ganti yang digunakan harusnya khusus wanita karena perintah itu khusus untuk wanita. Faktanya lafaz yang ada malah bukan khusus wanita yaitu lafaz “kum” yang menunjukkan itu untuk pria atau pria dan wanita. lafaz kum tidak mungkin untuk khusus wanita. Lucunya antirafidhah dan abul-jauzaa berdalih kalau lafaz kum itu mencakup Nabi SAW dan istri-istri Nabi. Ini cuma dalih dicari-cari, perintah dlm Al Ahzab 33 adalah perintah khusus buat wanita bukan buat Nabi. Masa’ Nabi disuruh tetap di rumah, jangan berhias dan jangan bertingkah laku jahiliah. wah wah yang benar saja, begitulah kalau kebanyakan berdalih tapi gak pakai mikir 🙂

  42. @kab
    sy yg bodoh ini sj sdh sangat2 jelas apa yg disampaikan olh sp n zahra
    meliahat dari konteks kalimatnya saja sy sdh tau bahwa ankuna diperuntukan utk perempuan yg banyak tdk ada unsur laki2,berbeda dg ankum
    apalg ditambah dg asbabunnuzul n hadits ummu salamah.
    akal anda sdh tertutup dg nafsu n dengki.

  43. aneh-aneh aja si KAB nih…

  44. No 1. penggalan pertama Al Ahzab 33 memang untuk istri-istri Nabi bukan untuk Nabi. sedangkan penggalan terakhir al Ahzab 33 adalah ayat yang turun terpisah dari penggalan sebelumnya.

    No 2. Faktanya lafaz yang ada malah bukan khusus wanita yaitu lafaz “kum” yang menunjukkan itu untuk pria atau pria dan wanita.Ini cuma dalih dicari-cari, perintah dlm Al Ahzab 33 adalah perintah khusus buat wanita bukan buat Nabi. Masa’ Nabi disuruh tetap di rumah, jangan berhias dan jangan bertingkah laku jahiliah. wah wah yang benar saja, begitulah kalau kebanyakan berdalih tapi gak pakai mikir

    jawaban:
    No 1. Ok, kalau begitu.

    No 2. Bagaimana kalau lafaz “kum” di penggalan terakhir itu menunjukkan suami dan istrinya. Bisa kan? Jelas itu.

    Lihat juga penggalan hadits Ummu Salamah:

    “Beliau berkata, “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.

    Jawaban Nabi saw ini mengundang pertanyaan:
    -kedudukan seperti apa yg ditujukan kepada Ummu
    Salamah?
    -Tidak ada kata yg tegas yg menunjukkan bahwa Nabi mengatakan Ummu Salamah termasuk atau tidak termasuk Ahlul Baitnya yg disucikan. Tidak ada kata “Ya atau Tidak” dari Nabi saw.

    Bahkan sebetulnya kedudukan Istri2 Nabi saw sudah dijawab oleh Allah swt pada ayat sebelumnya:

    يَانِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ
    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya.” (Al Ahzab: 32)

    Jadi seperti apa kedudukannya?

    Apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari yg wanita lain (termasuk Fatimah ra)??? ❓

    Tolong kalau ada yg bisa menjawab?

  45. @KAB

    No 2. Bagaimana kalau lafaz “kum” di penggalan terakhir itu menunjukkan suami dan istrinya. Bisa kan? Jelas itu.

    Jelas gak bisa Mas. Al Ahzab 33 berbunyi sebagai berikut :

    dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan mensucikanmu sesuci-sucinya.

    Perhatikan baik-baik jika anda mau berhujjah dengan siyaq atau urutan ayat maka sudah jelas kalau maksud disucikan disini terkait dengan perintah yang Allah tetapkan. Artinya mensucikan dan menghilangkan dosa Ahlul Bait terjadi jika istri-istri Nabi mentaati apa yang Allah SWT tetapkan yaitu ” tetaplah di rumahmu” dan “janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyah” serta ” dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya”. Nah jika memang begitu maka Ahlul Bait yang dimaksud tidk bisa tidak hanya terbatas pada istri-istri Nabi SAW dan tidak termasuk Nabi karena mana mungkin Nabi SAW dikenakan perintah “tetaplah dirumahmu” atau “jangan berhias seperti jahiliyah” apalagi perintah “taatilah Allah dan Rasul-Nya” lha yang Rasul itu kan Nabi sendiri. Maka tidak mungkin memasukkan Nabi kedalam Ahlul Bait Al Ahzab 33 jika anda bersikeras berpegang pada urutan ayat. Oleh karena perintah itu merupakan perintah khusus wanita maka Ahlul Bait yang dimaksud jika memang istri-istri Nabi harus menggunakan lafal kunna bukan kum. tetapi faktanya yang ada malah lafaz “kum”. Dari sini maka seharusnya kita tahu bahwa hujjah berdasarkan urutan ayat bertentangan dengan lafaz Al Qur’an.

    Kemudian Jika kita melihat hadis asbabun nuzulnya maka diketahui kalau penggalan terakhir Al Ahzab 33 tidak turun untuk istri-istri Nabi tetapi kepada pribadi2 lain yaitu Nabi SAW, Sayyidah Fathimah AS, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain. Karena Mereka berlima adalah wanita dan laki-laki maka lafaz yang digunakan adalah “kum”. Dari hadis asbabun nuzulnya bahwa penggalan terakhir ayat tersebut terpisah dari sebelumnya maka maksud “menghilangkan dosa dan menyucikan” disini tidak terkait dengan perintah sebelumnya yaitu “tetap di rumahmu” dan “jangan berhias” melainkan kesucian itu bersifat iradah takwiniyah atau ketetapan Allah SWT yang menunjukkan keutamaan sehingga Nabi SAW memang masuk dalam lafaz Ahlul Bait.

    Lihat juga penggalan hadits Ummu Salamah:

    “Beliau berkata, “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.

    Jawaban Nabi saw ini mengundang pertanyaan:
    -kedudukan seperti apa yg ditujukan kepada Ummu
    Salamah?

    Kedudukan yang dimaksud sudah dijelaskan Rasulullah SAW sendiri yaitu dalam kebaikan dan jawaban Rasulullah SAW justru menunjukkan bahwa kedudukan mereka yang diselimuti kain [yang disebut Nabi sebagai Ahlul Bait] berbeda dengan kedudukan Ummu salamah.

    -Tidak ada kata yg tegas yg menunjukkan bahwa Nabi mengatakan Ummu Salamah termasuk atau tidak termasuk Ahlul Baitnya yg disucikan. Tidak ada kata “Ya atau Tidak” dari Nabi saw.

    Ummu Salamah RA itu sedang bertanya apakah ia bisa ikut bersama mereka [sebagai Ahlul Bait yang disucikan] dan Rasul SAW menjawab “kamu punya kedudukan sendiri”. Jawaban ini jelas menunjukkan penolakan halus dari Rasul SAW bahwa Ummau Salamah itu kedudukannya berbeda dengan mereka yang diselimuti sehingga Ummu Salamah tidak bisa ikut bersama mereka. Justru kalau memang Ummu Salamah adalah Ahlul Bait dalam ayat Al Ahzab 33 maka ia tidak perlu bertanya dan Rasul SAW pasti akan mengiyakan pertanyaan Ummu Salamah tetapi yang terjadi Rasul SAW menolak secara halus dan agar tidak mengecewakan Ummu Salamah Rasul SAW menyampaikan kalau kedudukan Ummu Salamah itu dalam kebaikan. jelas sekali bukan 🙂

    Bahkan sebetulnya kedudukan Istri2 Nabi saw sudah dijawab oleh Allah swt pada ayat sebelumnya:

    يَانِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ
    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya.” (Al Ahzab: 32)

    Justru kalau anda berhujjah dengan ayat sebelumnya maka lafaz “kum” itu jelas tidak klop seperti yang sudah saya jelaskan. Urutan ayat bertentangan dengan lafaz Al Qur’annya sendiri [dalam Al Ahzab 33]

    Jadi seperti apa kedudukannya?

    Apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari yg wanita lain (termasuk Fatimah ra)??? ❓

    Tolong kalau ada yg bisa menjawab?

    Istri-istri Nabi SAW punya kedudukan sendiri, mereka yang dikenal dengan sebutan Ummul Mukminin. Mereka yang dikenakan perintah oleh Allah SWT agar “tetaplah dirumahmu” atau “jangan berhias dan bertingkah laku seperti jahiliyah”. Mengenai kedudukan Sayyidah Fathimah AS maka Beliau adalah Pemimpin or penghulu wanita di surga dan Sayyidah wanita mukmin dari umat Islam

  46. Saya ingin menambahkan tanggapan terhadap hujjah batil dari alfanarku alias antirafidhah, ia berkata

    sedangkan pertanyaan Ummu Salamah kepada Nabi adalah hal yang sangat bisa dimaklumi, jika posisi kita menjadi Ummu Salamah saat itu, kita pasti akan heran dan mau ga mau akan bertanya melihat apa yang dilakukan oleh Rasul yang tiba-tiba memanggil keluarga Fatimah ke tempat kediamannya dan berdo’a kepada Allah untuk mereka tak lama setelah ayat tsb turun.

    Sepertinya alfanarku mau menjawab mengapa Ummu Salamah mengajukan pertanyaan kepada Nabi SAW. Disini ada kesan memaksakan hujjah sendiri tetapi tanpa disadari telah mengurangi keutamaan Nabi sebagai penyampai wahyu. Perhatikanlah baik-baik, Alfanarku mengklaim kalau ayat tathir turun untuk istri-istri Nabi SAW. Nah jika memang begitu maka seharusnya yang dilakukan oleh Nabi SAW pertama kali adalah menyampaikan ayat tersebut kepada Ummu Salamah dan memanggil istri-istri Beliau yang lain kemudian menyampaikan ayat tersebut. Tetapi apa yang terjadi bukan demikian Rasulullah SAW malah memanggil pribadi-pribadi lain. Ini menunjukkan kalau ayat tersebut tidak ditujukan untuk istri-istri Nabi SAW.

    Kemudian Alfanarku mengklaim kalau Ahlul Kisa’ itu hanya perluasan dari ayat tersebut berdasarkan kehendak Nabi. Ia berkata

    Karena kecintaan Nabi yang begitu besar terhadap mereka (dan ini adalah sebesar-besar keutamaan keluarga Fathimah ra), maka Rasulullah berkehendak untuk memasukkan mereka sebagai ahlul bait beliau yang dibersihkan oleh Allah

    Jadi jika kita menuruti logika alfanarku ini maka Rasulullah SAW lebih mementingkan kehendak Beliau daripada menyampaikan terlebih dahulu ayat tersebut kepada istri-istrinya. Hal ini sangat mustahil terjadi pada diri Nabi SAW [kita berlindung kepada Allah SWT dari hujjah alfanarku ini]. Fakta yang sebenarnya adalah ayat tersebut memang ditujukan untuk Ahlul Kisa’ sehingga Rasulullah SAW memanggil mereka dan ini sangat sesuai dengan tugas Rasul SAW menyampaikan kepada mereka yang dituju oleh ayat tersebut.

    Lagipula Ummu Salamah menyampaikan hadis ini setelah Rasulullah SAW wafat jadi sudah pasti kalau memang alfanarku benar maka Ummu Salamah akan tahu kalau ialah ahlul bait yang dituju dalam ayat tathir artinya Ummu Salamah akan tahu kalau pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya kepada Nabi SAW itu sangat tidak perlu maka Ummu Salamah akan menjelaskan kesalahpahamannya itu ketika ia menyampaikan hadis tersebut kepada para tabiin. Faktanya tidak ada hadis shahih yang menjelaskan pernyataan Ummu salamah yang meralat pertanyaannya. justru terdapat hadis shahih kalau Ummu Salamah mengakui bahwa ayat tathir turun untuk Nabi SAW, Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain. Bukankah ini bukti kalau hujjah alfanarku itu mengada-ada dan yang benar ayat tathir memang turun untuk ahlul kisa’ bukan perluasan seperti yang diklaim antirafidhah alias alfanarku.

    Pernyataan alfanarku kalau Rasul SAW berkehendak memasukkan keluarga Fathimah sebagai ahlul bait karena kecintaan yang besar terhadap mereka adalah hujjah yang tidak nyambung. Cukuplah kita jawab apakah Rasulullah SAW tidak mencintai Pamannya Abbas beserta keluarganya [Ibnu Abbas]?. Apakah Rasul SAW tidak mencintai keluarga Aqil?. Sudah pasti Rasulullah SAW mencintai mereka tetapi mengapa Rasulullah SAW tidak melakukan hal yang sama kepada keluarga Abbas dan keluarga Aqil?. Inilah kerancuan hujjah alfanarku yang tidak ia mengerti karena maaf ia tidak bisa berpikir secara logis dengan metode yang baik dan benar. Bagi kami ini bukan perkara kecintaan tetapi hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT sehingga hanya keluarga Fathimah saja [Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain] yang ikut bersama Nabi sebagai Ahlul Bait dalam ayat tathir. Sedangkan keluarga yang lain tidak dimasukkan karena memang ketetapan Allah dan Rasul-Nya menetapkan demikian.

  47. Alfanarku kemudian berkata

    Demikian juga dalam al-Ahzab 33, jelas dari awal Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril berbicara dengan istri-istri Nabi pada kalimat “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya”

    Perhatikanlah baik-baik, disini alfanarku memastikan kalau yang dituju itu istri-istri Nabi.

    kemudian selanjutnya Allah menggunakan jama’ muzakkar pada kalimat berikutnya “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” karena ada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam di situ sebagai penerima wahyu dan sebagai sayyidul bait.

    Nah disini muncul kerancuan yang tidak bisa dihindari alfanarku. sudah jelas bahwa yang dituju terhadap perintah tersebut adalah istri-istri Nabi. Lantas maka mengapa sekarang ia malah memasukkan Nabi pula sebagai yang dituju. Perhatikan kata-kata dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Bukankah kalau ayat tersebut turun bersamaan maka itu bermaksud bahwa jika istri Nabi mentaati Allah dan Rasul-nya maka itu akan menghilangkan dosa dari mereka dan mensucikannya sesuci-sucinya. Artinya perintah itu menjadi syarat kesucian yang dimaksud, nah kalau memang begitu maka sangat tidak mungkin Nabi SAW yang dituju dalam ayat penyucian tersebut karena Nabi SAW tidak dikenakan perintah “taatilah Allah dan Rasul-Nya”. Bukankah ini sangat tidak masuk akal.

    sungguh begitu jelas hal ini, jadi Allah berbicara kepada istri-istri Nabi, tetapi ketika menyinggung ahlul bait (penghuni rumah) ya otomatislah suami mereka dimasukkan ke dalamnya, bukankah para suami adalah sayyidul bait? dan mereka juga penghuni rumah (ahlul bait)?

    Alfanarku tidak memahami ayat tersebut dengan baik. lafaz Ahlul Bait dalam Al Ahzab 33 adalah lafaz yang tertuju pada pribadi yang dihilangkan dosa dan disucikan. Nah bukankan berdasarkan urutan ayat maka syarat kesucian ini adalah perintah yang Allah SWT tetapkan yaitu “tetaplah dirumahmu” dan “janganlah berhias” dan “taatilah Allah dan Rasul-Nya”. Bagaimana mungkin Nabi SAW terikat dengan syarat tersebut, sungguh ini menjadi bukti kalau alfanarku sedang bermain kata-kata untuk menyesuaikan dengan dogma yang ia yakini tanpa ia menyadari implikasi dari permainan kata-katanya. Sungguh patut dikasihani.

    apa lagi suami tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul yang menerima wahyu/ayat tsb turun, maka secara otomatis berubahlah kata penunjuknya menjadi jama’ muzakkar,

    Cukuplah sebagai jawaban bahwa walaupun Nabi SAW sebagai penerima wahyu maka tidak setiap wahyu yang turun kepada Nabi SAW itu tertuju kepada Nabi juga. Bukankah banyak ayat-ayat yang memerintahkan umat islam untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ayat-ayat ini terkadang menggunakan kata “hai orang-orang beriman”. Bukankah Rasul SAW itu beriman lantas apakah Rasul SAW juga menjadi orang yang dituju untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sungguh logika yang kacau balau. 🙂

  48. Ada lg bantahan salafi:
    ” Menurut tafsir Syi’ah ayat Tathir turun terpisah dgn ayat sblm & ssdhnya. Ayat tathirnya turun duluan baru hadis kisa’nya. . Koq bisa ada kata KUM sementara yg diajak bicara oleh Allah SWT blm ada?”

    Sumber diskusi saya dgn para Wahabi di http://www.facebook.com/topic.php?uid=97110574531&topic=10819#topic_top

  49. Ehem alfanarku menjawab seperti ini

    Saya kira tidak ada cela dengan hal tersebut, toh Nabi hanya mendo’akan keluarga Fatimah saja kok, yg hal ini bisa kita maklumi, dengan Nabi memanggil mereka sesegera mungkin adalah agar mereka pun masuk dalam makna ahlul bait dalam ayat yang baru turun tersebut

    Wah sepertinya saudara alfanarku itu tidak memahami pembicaraan. Walaupun Nabi SAW ingin mendoakan keluarga Fathimah bukankah sebagai seorang Nabi SAW sudah seharusnya Beliau SAW menyampaikan terlebih dahulu ayat tersebut kepada istri-istri Beliau karena di dalam ayat tersebut terdapat perintah dan hal-hal yang harus ditaati istri-istri Nabi. Sangat tidak mungkin Nabi SAW lebih menuruti kehendak pribadi Beliau dan menunda menyampaikan ayat tersebut kepada istri-istri Nabi. Jika bagi alfanarku tidak ada masalah Nabi bersikap seperti itu, maka cukuplah kita berlepas diri darinya.

    Orang itu memastikan (untuk hadits kisa’ riwayat Tirmidzi) Ummu Salamah menyampaikannya saat Rasul sudah wafat, bagaimana dia bisa memastikan hal itu? kita tahu bahwa hadits Tirmidzi tersebut diriwayatkan oleh anak Ummu Salamah sendiri yaitu Umar bin Abi Salamah, apakah tidak mungkin beliau telah menceritakan peristiwa itu tak lama setelah kejadian itu kepada anaknya di saat Nabi masih hidup? dan itulah yang diingat oleh Umar bin Abi Salamah yang akhirnya dia ceritakan kepada perawi berikutnya.

    Btw hadis Ummu Salamah itu tidak hanya disampaikan kepada Umar bin Abi Salamah tetapi juga kepada para tabiin. Anehnya alfanarku tidak menangkap esensi pembicaraan. Perhatikan hadis riwayat Tirmidzi, anggap sajalah Ummu Salamah menceritakan kejadian itu kepada anaknya saat Nabi masih hidup. Nah bukankah jika memang Ummu Salamah menyadari kalau ia tidak perlu bertanya, Ummu Salamah pasti juga akan memberitahukan kepada anaknya kalau sebenarnya ketika itu Ummu Salamah tidak perlu bertanya. tapi faktanya tidak ada tuh kata-kata Ummu Salamah yang menjelaskan kesalahpahamannya.

    Sedangkan hadits Kisa’ riwayat Ahmad, jelas Ummu Salamah sendiri menceritakan di saat selepas Kematian Husein Ra. dan beliau telah menjelaskannya dalam hadits tersebut bahwa dia adalah termasuk ahlu (keluarga) Nabi,

    senyum saja deh lihat komentarnya, sepertinya alfanarku ini hanya tahu hadis kisa’ itu riwayat Tirmidzi dan riwayat Syahr bin Hausyab[Ahmad] sahaja. Riwayat Ahmad yang ia jadikan hujjah sudah pernah saya bahas secara komprehensif dalam tulisan khusus. kami tidak pernah menafikan kalau istri Nabi adalah ahlu Nabi bahkan keluarga Nabi yang lain juga bisa dibilang ahlu Nabi. Justru dalam riwayat Ahmad terdapat indikasi kalau Ummu Salamah tidak bersama Ahlul Kisa’ walaupun ia termasuk keluarga Nabi.

    Ingat, yang Nabi tolak adalah Ummu Salamah bersama dengan keluarga Fatimah yang sedang dido’akan oleh Rasulullah dengan alasan bahwa Ummu Salamah dalam kedudukannya sendiri dan dalam kebaikan, tetapi Nabi tidak menolak bahwa Ummu Salamah merupakan Ahlul Bait beliau.

    kami tidak menolak sebutan ahlul bait untuk istri Nabi. Yang jadi pokok bahasan adalah mereka ahlul bait yang disucikan itu adalah ahlul kisa’ bukan Ummu Salamah buktinya dalam hadis riwayat Ahmad Ummu Salamah tidak ikut masuk dalam lafaz penyucian yang diucapkan oleh Rasulullah SAW untuk ahlul kisa’.

    Hal ini semakin membuktikan bahwa memang QS 33:33 tersebut berkenaan dengan istri-istri Nabi, karena mereka sudah dalam kebaikan dan tidak perlu dido’akan lagi ketika ayat tersebut turun, sebaliknya jika ayat tsb memang utk ahlul kisa’, mengapa Rasul masih berdo’a (meminta kepada Allah) agar Ahlul Kisa’ dibersihkan dari kotoran dosa dan dibersihkan sebersih-bersihnya?.

    Lafaz yang dimaksud adalah “Ya Allah merekalah Ahlul Baitku maka hilangkanlah dosa mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. Lafaz ini adalah penjelasan Nabi SAW bahwa Ayat Tathir itu turun kepada Nabi SAW dan siapa Ahlul Bait yang dimaksud dalam ayat tersebut, yaitu orang yang kepada siapa Nabi mengucapkan lafaz tersebut. Buktinya Nabi SAW mengucapkan lafaz tersebut kepada Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain maka sudah jelas ayat tersebut turun untuk mereka. Kalau memang Ummu Salamah selaku istri Nabi adalah ahlul bait yang dimaksud maka ia tidak perlu bertanya kepada Nabi. Lagipula kalau cuma berdoa, Rasul SAW tidak perlu memanggil dan menyelimuti Ahlul Kisa’. Beliau cukup mendoakan saja. Tapi kenyataannya Rasul SAW memanggil Ahlul Kisa’ tentu saja ini dikarenakan merekalah yang dituju oleh ayat tersebut. Kitapun patut bertanya kepada alfanarku itu mengapa Nabi SAW tidak mendoakan keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas? Bukankah mereka semua keluarga Nabi SAW?. btw saya rasa sudah cukup jelas kok, apalagi banyak sekali riwayat lain yang cukup untuk membatalkan semua argumen basa-basi ala alfanarku itu. Salam

  50. @KAB

    Tidak ada kata yg tegas yg menunjukkan bahwa Nabi mengatakan Ummu Salamah termasuk atau tidak termasuk Ahlul Baitnya yg disucikan. Tidak ada kata “Ya atau Tidak” dari Nabi saw

    🙄

    Salam

  51. @kab
    Q alahzab 32. bkn menyatakan suatu kedudukan yg seperti kedudukan ahlul bait.n anda jg semestinya bc kalimat selanjutnya “JIKA kalian bertaqwa”
    dan jg mestinya anda baca ayat tsb mulai dari ayat 28.yg isinya berupa ancaman,peringatan n balasan.
    bebeda sekali dgn ayat ttg ahlul bait
    bgmn mungkin sesuatu yg disucikan sesuci sucinya akan mendapatkan peringatan JIKA kamu bertaqwa.tentu sj mereka yg disucikan jaminanya adalah taqwa.
    sy berharap anda bisa menerima kebenaran yg sdh d sampaikan,jgn anda terbelenggu dgn doktrin2 sehingga anda berusaha membuat argumen2 yg tdk masuk akal apalg keluar dr nas2 alquran n hadits,klu anda alergi dgn syiah, sesungguhnya dalil yg disampaikan oleh SP bkn hanya milik syiah,mdh2an allah memberi anda hidayah

  52. Menelaah catatan Anda tersebut, terkesan begitu menjelek-jelekkan mazhab tertentu. Seolah-olah Anda merasa benar sendiri. Menurut saya, ini sangat berbahaya. Silakan telaah ayat berikut dengan hati yang bersih.

    يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ
    مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
    “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”
    (QS al-Ahzab [33]: 32)

    وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
    “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS al-Ahzab [33]: 33)

    Semoga Allah membukakan hati Anda.

  53. @habibie
    maaf ya klu ada kesan seperti itu,tp dikalimat yg mana? n mahzab apa?

  54. Berikut Ahlul Bait Rasulullah saw yang saya ketahui:
    1. Para istri Rasulullah saw, berdasarkan konteks Al-Quran surah al-Ahzab ayat 33
    2. Putra-putri Rasulullah (tidak dikhususkan pada Fathimah saja)
    3. Abbas bin Abdul Muththalib dan keturunannya
    4. Al-Harits bin Abdul Muththalib dan keturunannya
    5. Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (tidak dikhususkan pada Al-Hasan dan Al-Husain saja)
    6. Ja’far bin Abi Thalib dan keturunannya
    7. Aqil bin Abi Thalib dan keturunannya

    Untuk lebih rincinya, silakan baca kitab “Syi’ah dan Ahlul Bait” dan “Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah”.

  55. @Habibie

    Menelaah catatan Anda tersebut, terkesan begitu menjelek-jelekkan mazhab tertentu. Seolah-olah Anda merasa benar sendiri. Menurut saya, ini sangat berbahaya

    silakan ditunjukkan bagian mana tulisan saya yang menjelekkan mahzab tertentu.

    Berikut Ahlul Bait Rasulullah saw yang saya ketahui:
    1. Para istri Rasulullah saw, berdasarkan konteks Al-Quran surah al-Ahzab ayat 33
    2. Putra-putri Rasulullah (tidak dikhususkan pada Fathimah saja)
    3. Abbas bin Abdul Muththalib dan keturunannya
    4. Al-Harits bin Abdul Muththalib dan keturunannya
    5. Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (tidak dikhususkan pada Al-Hasan dan Al-Husain saja)
    6. Ja’far bin Abi Thalib dan keturunannya
    7. Aqil bin Abi Thalib dan keturunannya

    Mereka semua memang bisa disebut Ahlul bait tetapi Ahlul Bait yang disucikan dalam Al Ahzab 33 adalah Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain dan dalilnya jelas kok 🙂

    Untuk lebih rincinya, silakan baca kitab “Syi’ah dan Ahlul Bait” dan “Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah”.

    terimakasih tetapi saya sudah lama sekali baca itu 🙂

  56. Ada tambahan lagi dari alfanarku

    Semakin membaca komentar terakhir orang itu, makin lebar aja kita tersenyum, dia mencoba melakukan putaran balik, syubhat yg sdh dijelaskan dimunculkan lg… 😀 ya maklum lah.. jadi ga perlu ditanggapi.. saran saya baca lagi dech artikel di atas, semua sudah dijelaskan dg mendetail & komprehensif syubhat2 macam itu

    Silakan saja tersenyum, lagian situ kan biasa ketawa ketawa disini. btw seperti biasa kalau sudah bingung or tidak bisa menjawab maka jusrus terakhirnya “semua sudah dijelaskan” :mrgreen:

    dan seperti biasa orang Syi’ah menterjemahkan hadits sesuai selera sendiri untuk mengelabui kaum awwam, contohnya mereka menterjemahkan hadits di atas seperti ini : “Ya Allah merekalah Ahlul Baitku maka hilangkanlah dosa mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya” lihatlah pada kalimat yg mereka gunakan “Ya Allah merekalah…” mereka ingin terlihat hadits tsb membatasi ahlul bait adalah utk ahlul kisa’ saja, padahal seharusnya terjemahannya “Ya Allah mereka adalah Ahlul Baitku” yang di sini tidak ada sama sekali indikasi pembatasan, dengan do’a tersebut Nabi ingin mereka dimasukkan ke dalam ahlul bait dalam QS 33:33 9lihat penjelasannya di atas).

    silakan deh pembaca yang bisa bahasa arab, coba lihat apakah terjemahan هؤلاء أهل بيتيyaitu Merekalah Ahlul BaitKu adalah terjemahan yang salah?. duh duh duh Mas silakan deh dipikirkan lagi kalau bicara 🙂

    Oho.. justru ini adalah esensi dari maksud Nabi memanggil mereka, karena pada faktanya mereka berpisah dengan Nabi dan mendiami rumah mereka sendiri, sedangkan ayat tsb menyinggung ahul bait (penghuni rumah) beliau, maka pemanggilan mereka ke rumah salah satu istri beliau dan penyelimutan mereka adalah ekspresi Nabi untuk memasukkan mereka dalam ahlul bait beliau yg dimaksud dlm ayat tsb, dan apa yang beliau lakukan adalah dalam rangka memohon dengan sebenar-benarnya kepada Allah agar do’a beliau dikabulkan. dan ini adalah sebesar-besar bukti bahwa awalnya memang ahlul kisa’ bukan termasuk dalam ahlul bait dlm ayat tsb, krn jika mereka yg dimaksud oleh ayat tsb ketika turun, mengapa Rasulullah masih memerlukan untuk berdo’a dengan segala ekspresi memohon beliau kepada Allah?? jadi jelas memang mereka sebelumnya bukanlah termasuk yg dimaksud ayat tsb.

    Kayaknya argumen alfanarku itu cuma basabasi saja dan bisa dimaklumi karena ia tidak memiliki modal riwayat kecuali riwayat Tirmidzi dan riwayat Ahmad [itupun terbatas riwayat Syahr bin Hausab]. Silakan deh saya tambahkan riwayat Ahmad dari Syadad Abi Ammar dari Watsilah

    Syaddad Abi Ammar berkata “Aku masuk menemui Watsilah, ketika itu ada sekelompok orang yang menyebut-nyebut Ali lalu mencacinya. Akupun ikut mencaci bersama mereka. Setelah mereka bangun dan pergi, Watsilah menegur. Ia berkata “Kamu juga mencaci pribadi itu?”.Aku menjawab “aku melihat mereka mencacinya maka akupun mencacinya bersama mereka. Watsilah berkata “maukah kamu kuberitahu apa yang aku lihat dari Rasulullah SAW?”. aku menjawab “tentu”.Watsilah berkata “aku datang ke tempat Fathimah menanyakan tentang Ali”. Maka ia menjawab “Ia pergi menemui Rasulullah SAW” maka aku duduk menantinya. lalu datanglah Rasulullah SAW bersama Hasan dan Husain dan keduanya dituntun. Rasulullah SAW masuk mendekati Ali dan Fathimah mendudukkan keduanya di hadapan Beliau dan memangku Hasan dan Husain di pangkuan Beliau. kemudian Beliau menyelimuti mereka dengan kain dan membaca [Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya] kemudian berkata “Ya Allah merekalah ahlul baitku dan ahlul baitku yang haq” [Fadhail Shahabah Ahmad bin Hanbal no 978]

    Dari riwayat di atas diketahui bahwa kejadian penyelimutan ini juga terjadi di rumah Fathimah AS dan Imam Ali tidak berada di belakang punggung Beliau SAW.

    Mengapa hanya keluarga Fatimah saja yg beliau panggil? jawabannya sangat mudah, ya karena mereka adalah keluarga terdekat beliau berdasarkan hubungan Nasab dan yang sangat dicintai oleh beliau,

    Nabi juga mencintai pamannya Abbas beserta keluarganya? nah bingung tuh.

    jelas dalam hadits Tirmidzi, Ali di taruh di belakang punggung beliau, yang menurut Al-Akh Abul-Jauzaa hal itu menunjukkan pemisahan, karena menurut bahasa, orang yang di depan lah yang dido’akan beliau, sedangkan yg dibelakang tidak termasuk. Allahu A’lam

    Arahnya mau kemana, mau memisahkan Imam Ali juga. duh duh duh parah sekali ini. Silakan tuh lihat riwayat Watsilah dimana Imam Ali tidak berada di belakang punggung Nabi SAW. Begini jadinya kalau tidak punya modal riwayat selain mengkopi dari orang lain, btw tidak hanya itu bahkan cara berhujjah orang lain seperti abul-jauzaa’ yang tidak ada nilainya itu malah diikuti seenaknya alias taklid buta. Menurut bahasa “orang di depanlah yang didoakan” wah bahasa apa ya itu. Apakah setiap anda mau mendoakan seseorang anda harus buru-buru pergi ke hadapan orang tersebut, salut deh dengan anda :mrgreen:

  57. Masya Allah…!

    Tidakkah mereka sadar bahwa kebencian mrk kepada suatu kaum telah membutakan mata dan hati mereka? Sungguh mrk telah mengetahui kebenaran itu, namun mrk menutup-nutupinya.

    Salam

  58. “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab: 32)

    Jelas sekali menunjukkan kemuliaan istri2 nabi saw dibandingkan “wanita yang lain” secara umum, termasuk fatimah ra ( tidak ada objek khusus utk kata “wanita yg lain”). Mohon dikoreksi kalau salah.

    Maknanya, ketaqwaan yg dimiliki oleh istri2 Nabi saw, tidak dapat disamai oleh ketaqwaan wanita2 lain secara umum, (termasuk fatimah ra).

    Mungkin inilah yg dimaksud jawaban Nabi saw thd Ummu Salamah:

    “Beliau berkata, “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.

    Dan kalau dibilang istri2 nabi saw TIDAK bertaqwa (karena ada lafaz “jika kamu bertaqwa” pd ayat di atas), ini adalah jawaban yg sangat kurang ajar/bathil terhadap mereka. Begitu banyak dalil2 yg menunjukkan ketaqwaan mereka.

  59. KAB lagi berkata:

    Dan kalau dibilang istri2 nabi saw TIDAK bertaqwa (karena ada lafaz “jika kamu bertaqwa” pd ayat di atas), ini adalah jawaban yg sangat kurang ajar/bathil terhadap mereka. Begitu banyak dalil2 yg menunjukkan ketaqwaan mereka

    Setuju apa nggak ya???????

    Pengennya sih setuju tapi…….

    A. Dalam Shahih Bukhrari dan Muslim menyatakan:

    1. Istri-istri Nabi.saw SALING MENCACI MAKI…!!!!!

    2. Istri-istri Nabi.saw (yaitu Aisyah dan Hafsah) SUKA MENYAKITI NABI.SAW…!!!!

    3. Nabi menyatakan “Dari rumah Aisyah akan MUNCUL FITNAH dan dari sana pula MUNCUL QARNU SYAITHAN….!!!!!!”

    B. Dalam al-Quran juga ada ayat yang MENCELA sebagian Istri Nabi.saw..!!!

    APAKAH SEMUA FAKTA (A dan B) ITU JUGA BAGIAN DARI AMAL SHALEH MEREKA????

    Nah, saudara KAB lagi, SIAPA YANG KURANG AJAR dan BATIL TERHADAP MEREKA??????????????????????

    BERDASARKAN LOGIKA ANDA ATAU MANHAJ ANDA BERARTI ALLAH.SWT DAN RASUL.SAW LAH YANG KURANG AJAR

    Atau

    BUKHARI dan MUSLIM LAH YANG KURANG AJAR TERHADAP MEREKA.

    Bukan begitu saudara KAB lagi????

    Naudzubillahi minal manhaji Salafy

    Mohon Pencerahan anda!

  60. Manhaj Salafy jangankan untuk jadi agama, untuk jadi sinetron pun tak layak!!!

  61. @KAB lg
    klu istri2 nabi lebih mulia dr fatimah as,knp ummu salamah berkeinginan utk masuk dlm ahlul bait
    tolong beri dalil n riwayat yg menunjukan bhw istri2 rosul lebih mulia dr fatimah as
    ayat mubhahalah sdh cukup menyatakan bhw fatimah as tdk bisa dibanding2kan dg istri2 nabi pd saat itu

    JIKA kamu bertaqwa(alahzab 33) artinya,bisa saja mereka menjadi bertaqwa bisa jg tdk,
    fakta sejarah mngatakn bhw beberapa istri rosul memang telah beberapa kali melakukan kesalahan n menyakiti ht rosul
    wallahu alam apakah mereka trmsk istri2 yg bertaqwa ataw tdk

  62. @Ytse-Jam

    Sabar mas…hati-hati sdh menyinggung pribadi isteri2 Nabi.

    Salam

  63. @ aldj
    tolong beri dalil n riwayat yg menunjukan bhw istri2 rosul lebih mulia dr fatimah as

    jwb:

    Ya ini :

    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab: 32)

    kalau ente punya tafsiran lain dari kata “wanita yg lain ” pd ayat di atas, silahkan ajukan , sharing aja…. :mrgreen:

    jangan marah2 seperti yse-jam :mrgreen:

    @Ytse-Jam

    lihat QS Al-Ahzab: 6

    istri2 Nabi saw adalah ibunda kaum mukminin.
    Masa ibunda kaum mukminin Tidak bertaqwa??????? Yg bener aja…. :mrgreen:
    Kalau ente merasa orang yg beriman, anggaplah mereka sebagai ibunda ente…..

    (jgn emosi mas, tidak baik buat kesehatan)

  64. @ KAB lagi: Aku bukan marah2 lo, cuma menunjukkan ide yg anda itu tdk ilmiah.

  65. Kalau istri nabi bertakwa maka kedudukan mereka tdk sama dgn wanita biasa, tapi kalau mereka tdk bertakwa maka mereka juga akan mendapat azab 2x lipat dibanding wanita biasa. Ukurannya adalah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Banyak istri nabi yg taat, Ummu Salamah, Zainab dll. Ada juga yg tdk taat seperti Aisyah dan Hafsah. Tapi mereka semua adalah Ibu Kaum mukmin termasuk ibu saya juga tapi diantara semua istri nabi yg pantas diteladani adalah yg taat, mustahil kita meneladani yg tdk taat.

  66. Kalau istri nabi bertakwa maka kedudukan mereka tdk sama dgn wanita biasa, tapi kalau mereka tdk bertakwa maka mereka juga akan mendapat azab 2x lipat dibanding wanita biasa. Ukurannya adalah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Banyak istri nabi yg taat, Ummu Salamah, Zainab dll. Ada juga yg tdk taat seperti Aisyah dan Hafsah. Tapi mereka semua adalah Ibu Kaum mukmin termasuk ibu saya juga tapi diantara semua istri nabi yg pantas diteladani adalah yg taat, mustahil kita meneladani yg tdk taat.

  67. @ KAB yang pinter
    wah…kalo anda bilang ketakwaan istri-istri nabi diatas bunda fatimah as berdasarkan Al-ahzab ayat 33, ana kira nt keliru besar bro….oleh rasul bunda fatimah udah di jamin ahli surga beserta 3 wanita jaminan surga lainya. Aisyah binti Imran, Maryam dan Khadijah Al qubra. jd mhn maaf, saya agak sesnsitif nih kalo ada yang membandingkan Bunda Fatimah as dengan wanita2 lainya, Bunda Fatimah punya kelas diatas wanita2 yang hidup pada zamanya hingga kini.

    bunyi ayat , “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab: 32) adalah masih bentuk umum, blm masuk pada point nya…baru setelah dibaca ayat berikutnya akan kita temui point nya…

    wanita2 biasa kalo berbuat dosa akan dikasih balasan setimpal, begitu juga jika berbuat amal kebaikan akan dibalas dengan balasan yang sama,

    berbeda dengan wanita-wanita yang menjadi istri nabi yang mana jika melakukan dosa, siksanya dua kali lipat dan bila melakukan kebaikan maka balasanya juga dua kali lipat, ini maksud dari bunyi ayat “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab: 32), jadi sama sekali tidak menunjukan kedudukan nya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang lainya…lagian dlm bahasa arabnya tidak menunjukan kata “KEDUDUKAN” makannya kata itu ada dalam kurung. sebenernya ayat tersebut lebih menunjukan bahwa Istri-istri Rasul BERBEDA dengan wanita-wanita lainya, sekali lagi tidak menunjukkan kedudukan lebih tinggi atau lebih rendah

    pa, saya mau nanya ama antum….kalo ada suami nyuruh istrinya tinggal dirumah, dan jangan berdandan seperti orang jahiliah berarti istrinya baik atau gimana ya? sebab pengalaman saya, saya mau pergi ke luar kota untuk waktu yang agak lama aja, nda pernah tuh saya berpesan pd istri saya…”eh selama gua pergi lo tetep di rumah ya, jangan keluyuran kemana-mana ya!!!” atau “Jangan dandan lo ya” karena saya percaya istri saya orang baik2, dan tentunya tidak pernah menyusahkan Nabi eeh salah tidak pernah menyusahkan saya hehehehhee, jadi inget surat At- Tahrim ayat 4 yang bilang ada 2 orang istri Nabi yang selalu menyusahkan Nabi, siapa ya? semoga Nabi memaafkan mereka

  68. @kab lagi
    mata sy yg kabur ataw apa ya?
    masalahnya
    1..ayat tsb (alahzab 32)tdk ada pernyataan ttg kemuliaan,bhkan isinya adalah teguran,mlh klu anda baca ayat2 sblumnya malah berisi ancaman.
    2.kedudukan berbeda yg dimaksud adalah dlm konteks sebagai istri nabi,yg apabila berbuat keji balasannya 2 x lipat,n apabila beramal sholeh pahalanya 2 x lipat,n beda dgn wanita2 yg lain
    tolong carikan ayat yg lain.
    bukan maksud sy merendahkan mereka,

  69. Kepada semuanya, maaf ini ada pesan dari saudara truthseeker [saya pribadi sependapat dengan Beliau]

    Salah satu bentuk penghormatan kita kepada Rasulullah adalah dengan menghormati istri2 beliau.

    Teladan terbaik sudah diberikan Imam Ali dengan menghantar Sayyidina Aisyah pulang (setelah perang Unta) dengan hormat, akhlak dan cara terbaik. Tidak ada satupun dari kita yang mengaku umat Muhammad berhak mencela istri2 beliau.

    Memuliakan ahlul bayt bukanlah berarti mencela selain mereka (bahkan musuh2 mereka, ataupun mereka yang tidak sepaham dengan mereka).

    Salam damai

  70. astagfirullah…. sukron tuk sp n truthseekers

  71. Ya baik sekali. Begitulah sy kira cinta yang tanpa syarat.

    Salam

  72. silahkan antum baca ma’alim al-madrasatain terkait hal ini.

  73. @ Abu Daffa Al tjirboni

    Maaf anda salah ketik ketika menulis
    Aisyah binti Imran

    yang benar
    Asiyah binti Imran

    Salam

  74. @abu daffa

    wanita2 biasa kalo berbuat dosa akan dikasih balasan setimpal, begitu juga jika berbuat amal kebaikan akan dibalas dengan balasan yang sama,

    berbeda dengan wanita-wanita yang menjadi istri nabi yang mana jika melakukan dosa, siksanya dua kali lipat dan bila melakukan kebaikan maka balasanya juga dua kali lipat, ini maksud dari bunyi ayat “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab: 32)

    jawab:

    Kalau tafsirannya begitu maka seharusnya ayatnya berbunyi begini:

    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa dan berbuat dosa” Yaaa kan??

    Tetapi pada kenyataannya ayatnya berbunyi begini:

    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab:32)

    COBA PIKIRKAN…..

  75. @KAB
    kayaknya anda yang perlu mikir, jangan sok berasa bahwa anda paling mengerti apa yang harus difirmankan Allah SWT. Perkataan

    berbeda dengan wanita-wanita yang menjadi istri nabi yang mana jika melakukan dosa, siksanya dua kali lipat dan bila melakukan kebaikan maka balasanya juga dua kali lipat,

    bersumber dari Al Qur’an Al Ahzab 30-31 yang berbunyi Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barang siapa di antara kamu sekalian (istri-istri Nabi) tetap taat pada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.. Jadi apa maksudnya anda sok berasa-rasa ngatur ayat Al Qur’an harus bagaimana, sudah jelas perkataan itu memang disebutkan dalam Al Qur’an.

  76. @SP

    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa dan berbuat dosa

    apakah lafaznya seperti ini…??

    😀

    Ayat 32 berbeda dengan ayat sebelumnya, ayat 32 hanya berbicara masalah ketaqwaan istri2 nabi, itu saja. Yang menunjukkan perbedaan ketaqwaan mereka dengan wanita2 yg lain…

    silahkan dipikirkan…

  77. @KAB
    ayat 30-31 juga bicara soal istri Nabi kok Mas tumben banget sekarang anda bilang ayat 32 berbeda dengan ayat sebelumnya, silakan anda yang pikirkan saja sendiri. Kalau istri Nabi SAW bertakwa dan berbuat amal shaleh maka pahalanya dua kali lipat tetapi jika mereka mengerjakan perbuatan yang keji siksaannya dua kali lipat. Begitulah yang disebutkan Al Qur’an. Saya kurang tahu tuh anda ini mau bahas apa, gak jelas jadi apa yang mau dipikirkan 🙂
    Kami mengakui kalau kedudukan istri Nabi adalah kedudukan yang mulia tetapi kami menempatkan sesuatu dengan objektif. Jika istri Nabi melakukan kesalahan maka kami katakan salah. Jika benar ya katakan benar. Sangat sederhana kok 🙂

  78. @SP
    ayat 30-31 juga bicara soal istri Nabi kok Mas tumben banget sekarang anda bilang ayat 32 berbeda dengan ayat sebelumnya,

    jawb:

    Jawaban anda itu terlalu melebar, yg kita bicarakan adalah tafsir ayat 32 yg berbicara masalah ketaqwaan istri2 Nabi

    ITU SAJAAA kok

    Ketaqwaan mereka tidak dapat disamakan dengan ketaqwaan wanita lain…. 😀

  79. @all
    Saya kira sdr KAB tdk mengerti bahasa BUMI. Rupanya ia dari PLANEET lain. Sudah jelas Firman Allah: Dan barang siapa di antara kamu sekalian (istri-istri Nabi) tetap taat pada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.
    Kalau kita adakan pertanyaan: Kalau mereka (isteri2 Nabi) tidak taat pada Allah dan Rasul. Apakah mereka mendapat pahala 2X lipat?
    Mungkin KAB mengartikan TAAT atau tidak TAAT pada Allah dan Rasul tetap mendapat pahala. Wasalam

  80. @rafidhah
    menurut hadis yg dibaca KAB, taat dpt 2xlipat, tak taat dapat 1 pahala…hehehehe…saya gak terima jika sahabt yg lakuin keslahan dpt 1 pahala…saya akan tuntut sahabat Nabi SAWW diakhirat…

  81. @ari
    Hadits yang anda sebut itu adalah hadits orang MUNAFIK.
    Karena yang meyakini hadits tsb sama dengan teori Marxis yakni: MENGHALALKAN SEGALA CARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN. Wasalam

  82. @rafidah

    Mungkin KAB mengartikan TAAT atau tidak TAAT pada Allah dan Rasul tetap mendapat pahala. Wasalam

    jwb:

    Kapan saya ngomong begitu mas, 🙄 jangan mengada-ada.

    Setiap manusia mengerjakan perbuatan kebajikan dan dosa, jelas itu, tidak terkecuali dengan Ali ra, Fatimah ra, bahkan istri2 Nabi saw.
    Tetapi, proporsinya lebih banyak yg mana ???
    Mengingat Istri2 Nabi saw sebagai Ummahatul mukminin, maka jelaslah ketaqwaannya melebihi perbuatan dosanya.

    Yang menjadi sorotan adalah derajat ketaqwaan istri2 nabi saw yg tidak dapat disamakan dengan wanita lain, yg tercantum pada ayat 32

    “Wahai istri Nabi, (kedudukan) kalian bukanlah seperti wanita-wanita yang lainnya, jika kamu bertaqwa” (Al Ahzab:32)

    @ari

    menurut hadis yg dibaca KAB, taat dpt 2xlipat, tak taat dapat 1 pahala…hehehehe…

    jwb:

    hadits yang manaa yaaa? 🙄 jgn mengada- ada lagi ..

  83. @animateholic
    Mungkin anda KAB yang merobah nama. Jangan sering merobah nama nanti disebut BOUNGLON.
    Baca dong oada siapa saya komentar mengenai TAAT
    Kalau saya mengomentari cara berfikir anda maka anda lebih banyak berasumsi.
    Coba anda jawab pertanyaan saya ini. Apa maksud Firman Allah :Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.

  84. Eh? Se-umur2 koq ane baru denger kalau ada yang namanya asbabun nuzul ayat Al-Quran yang terjadi SESUDAH AYAT AL-QURAN ITU TURUN?????
    Btw, apakah di sini tidak ada yang tahu APA YANG DIMAKSUD DENGAN ASBABUN NUZUL??
    Hmmm…

    Ada gak di sini yang tahu, peristiwa nabi memanggil Fathimah radhiyalaahu ‘anha, Hasan radhiyalaahu ‘anhu, Husain radhiyalaahu ‘anhu dan ‘Ali radhiyalaahu ‘anhu itu terjadi SEBELUM AYAT AL-AHZAB diturunkan atau SESUDAH AYAT AL-AHZAB diturunkan??

    Jika SEBELUM, maka itu MEMANG BENAR NAMANYA ASBABUN NUZUL
    Jika SESUDAH, maka berarti ada orang YANG MEMAKSAKAN HADITS ITU SEBAGAI ASBABUN NUZUL.

  85. @damai

    Eh? Se-umur2 koq ane baru denger kalau ada yang namanya asbabun nuzul ayat Al-Quran yang terjadi SESUDAH AYAT AL-QURAN ITU TURUN?????

    Yah berarti umur anda kurang panjang kali, jelas banget tuh kalau ada suatu ayat turun dan Rasul SAW langsung memanggil orang-orang tertentu kemudian membacakan ayat tersebut maka sudah jelas orang-orang tersebut adalah orang yang dituju oleh ayat yang dimaksud.

    Btw, apakah di sini tidak ada yang tahu APA YANG DIMAKSUD DENGAN ASBABUN NUZUL??
    Hmmm…

    Kenapa nggak anda saja yang menyebutkan kalau memang anda berasa sok yang paling tahu :mrgreen:

    Ada gak di sini yang tahu, peristiwa nabi memanggil Fathimah radhiyalaahu ‘anha, Hasan radhiyalaahu ‘anhu, Husain radhiyalaahu ‘anhu dan ‘Ali radhiyalaahu ‘anhu itu terjadi SEBELUM AYAT AL-AHZAB diturunkan atau SESUDAH AYAT AL-AHZAB diturunkan??

    Heh baca tuh baik-baik hadis yang menjelaskan siapa ahlul bait yang dimaksud dalam al ahzab, ngapain anda komen di thread ini. Komen tuh di tempat yang sudah saya bahas hadis-hadisnya. Lucu ya orang yang hanya bisa “teriak-teriak” 😛

    Jika SEBELUM, maka itu MEMANG BENAR NAMANYA ASBABUN NUZUL
    Jika SESUDAH, maka berarti ada orang YANG MEMAKSAKAN HADITS ITU SEBAGAI ASBABUN NUZUL.

    Ngapain teriak-teriak, kalau cuma segitu ilmu anda, ya gak usah sok deh. Hadis tentng Al Ahzab 33 udah dibahas banyak disini. silakan cari, malas saya mengurusi orang yang cuma bisa nge-Troll. Silakan cek dan komen disana 😛

  86. @damai
    dasar salafy-wahabi…bego…untung gua ngga lagi ikut orang bego..he..he..he 3x…kalo ngga anak keturunan gua bego smua..waliyadzubillaahimindzalik.

  87. Salam……… Nama saya ABU SHADRA, mohon dukungan, kami hendak membantai pemahaman kaum Salafi dan membongkar kebohongan kaum Salafi.Gabung ke email fb kami Abu_sadra19@yahoo.com…. gabung ke fb abu Shadra.<Mari kita bongkar habis kedustaan demi kedustaan kaum Salafi dalam DIALOG TERBUKA VIA FACEBOOK MEMBONGKAR KEBOHONGAN SALAFI .Ditunggu ya

  88. ^_^ wahaby ya pakai kitab wahaby….kalau salafy ya salafy pakailah imam masing-masing aku sih ikuut fathul baarii aja syarahnya soheh bukhori dstu jelas khilafiahnya……saya lihat dari atas panjang lebar bahas membahas,kelihatannya kalian ahli mantiq tapi balaghah 0 ho ho….maaf saya hanya numpang liwat jangan di bom rumah saya kita kan sesama muslim.إنما المؤمنون إخوة الآية

Tinggalkan komentar