Jakarta : Cerita Perjalanan

Jakarta : Cerita Perjalanan

Dari awal sudah bikin kesal, masa’ pesawatnya delay lama banget kasihan kan mereka yang jadwalnya padat. Ada yang ngeluh bakal ketinggalan travel terus mau nginap dimana. Untunglah saya tak perlu menghabiskan energi untuk menunjukkan kekesalan, cukup banyak bapak-bapak yang berteriak dan menggerutu. Lagipula gak ada kok orang yang patut dimarahi karena insiden ini 😦

Sampai di Jakarta Alhamdulillah ada jemputan, rasanya capek tapi harus beres-beres baru tidur. Kepingin langsung tidur ternyata gak bisa, walau badan capek [besoknya mulai sakit] mata masih saja bandel. Dengerin Vivaldi & Piazzola sambil menunggu tidur 😛

Besoknya janjian sama Mas-mas yang baik. Itu pertama kalinya bertemu. Ho ho ternyata memang agak berumur. Diajak berkeliling, ke toko buku ternyata banyak calon istri yang cantik tapi gak bikin nafsu. Sebagian kitab-kitab itu saya sudah punya, sebagian yang saya tidak punya kurang familiar dan harganya wah mikir-mikir dulu. Beberapa buku udah saya baca, cukup banyak yang udah ada di Palembang dan sisanya saya kurang berminat. Alhasil saya gak dapet istri tetapi Mas itu malah ngeborong halah halah 😉

Terus makan [gak nafsu sih maklumlah], nah ini saya gak tahu tempat apa itu pokoknya rame banget, makanannya aneh banget [terlalu asin] dan tempatnya dingin banget [padahal udah pake jaket]. Ehem Mas yang baik itu ternyata pengertian juga, so kita pindah ke tempat yang lebih hangat sambil minum kopi. Ngobrol serius soal hadis, salafy, Ahlul Bait, Habib dan tasawuf [pokoknya berat deh]. Alhamdulillah mereka gak menginterogasi saya [sedikit sih soal klub SP], sepertinya mereka gak tertarik untuk mengenal lebih dalam keseharian saya yang menyedihkan [masih rahasia jadinya] :mrgreen:

Gak terasa sudah sore tapi saya menyempatkan diri untuk main ke rumah mereka. Rumahnya enak, adem dan yang lebih menyenangkan “gak dingin”. Keluarga yang baik dan ramah walaupun saya cukup kecewa tidak bisa bertemu dengan Mas yang satunya dan Mbak yang ternyata lagi gak ada di Jakarta. Kita lanjut ngobrol, pokok bahasannya masih sama cuma beda tempat doang. Setelah jamuan makan malam baru saya diantar pulang [setelah di sms dan ditelepon terus]. Kesimpulannya hari yang menyenangkan 😀

Kemudian selama tiga hari saya harus berurusan dengan profesi aneh yang membosankan. Alhamdulillah selesai dengan baik dan maaf saya gak mau banyak cerita bagian yang membosankan. Ok kita lanjut keesokan harinya [yaitu hari saya pulang]. Jalan-jalan sama temen [baik banget] dari pagi sampai siang. Ke Gramedia Matraman, wah besar sekali lho. Setelah muter-muter akhirnya saya terpikat dengan istri yang luar biasa cantik dan maharnya gak begitu mahal. Akhirnya istri saya nambah satu lagi :mrgreen:

Habis itu diajak cari oleh-oleh buat keluarga dan si Dia. Dari Pasar Senen terus ke tanah abang, yah lumayanlah, minimal ada yang bisa dibawa pulang. Hmm tapi yang bikin saya penasaran kok aura di matraman itu lebih berwarna dibanding di pasar senen ataupun tanah abang.  Senen dan tanah abang agak “abu-abu” yah termasuk kurang menyenangkanlah 🙄 Mungkin terlalu banyak orang kali, keramaian memang cukup mengganggu “penglihatan” atau lebih tepatnya terlalu banyak yang dilihat sampai-sampai saya rada mual dan gak tahan harus keluar dari sana. Siang menjelang sore pulang ke rumah beres-beres dan langsung berangkat ke Bandara. Perjalanan pulang gak menyenangkan, badan saya gak enak dan sampai di rumah [Palembang] malah gemetaran terus disuruh istirahat. Yah ternyata saya lupa minum obat hari itu [ya ampun bisa-bisanya sih] padahal harus beres-beres lagi. Jadi gak enak nih sama si Dia 😦

11 Tanggapan

  1. Kirain sudah di hutan

  2. Syukurlah karena tidak semua perjalanan mengecewakan. Masih lumayan mas ke Jkt tanpa pengharapan yang muluk2. Makin banyak yang diharapkan makin banyak kekecewaan.

  3. @truthseeker08
    emang udah 😛

    @aburahat
    ah saya sudah belajar untuk tidak mengharap yang lebih 🙂

  4. @SP

    ah saya sudah belajar untuk tidak mengharap yang lebih 🙂

    Masa sihh, ini ada beberapa daftar yang menunjukkan sebaliknya:
    1. Dari awal sudah bikin kesal, masa’ pesawatnya delay lama banget kasihan kan mereka yang jadwalnya padat.
    2. Kepingin langsung tidur ternyata gak bisa,
    3. walau badan capek [besoknya mulai sakit] mata masih saja bandel.
    4. nah ini saya gak tahu tempat apa itu pokoknya rame banget, makanannya aneh banget [terlalu asin] dan tempatnya dingin banget [padahal udah pake jaket].
    5. Keluarga yang baik dan ramah walaupun saya cukup kecewa tidak bisa bertemu dengan Mas yang satunya dan Mbak yang ternyata lagi gak ada di Jakarta.
    6. Kemudian selama tiga hari saya harus berurusan dengan profesi aneh yang membosankan.
    7. Senen dan tanah abang agak “abu-abu” yah termasuk kurang menyenangkanlah 🙄 Mungkin terlalu banyak orang kali, keramaian memang cukup mengganggu “penglihatan” atau lebih tepatnya terlalu banyak yang dilihat sampai-sampai saya rada mual dan gak tahan harus keluar dari sana.

    Ahhh udah dulu terlalu banyak… :mrgreen:

  5. @truthseeker
    ehem pesawat gak delay kan “gak lebih”, bisa tidur normal juga “gak lebih”, makan yang biasa aja “gak lebih” juga. Ingin ketemu orang yang tinggal di rumahnya juga “gak lebih”. ehem 6 dan 7 itu saya gak berharap apa-apa 😆

  6. Nah…mas SP dalih apa lagi yg akan mas kemukakan :mrgreen:

  7. @SP

    Semua yang tidak lebih itu memang jadi keingnan semua orang.
    Semua yang tidak lebih itu ternyata adalah kesempurnaan:mrgreen:

  8. @SP
    Ah, saya reagukan mas, bahwa mas udah lulus dari “menharapkan lebih”. Sdr truthseeker sdh coba mengkoreksi.
    Manusia yang tidak mengharap lebih bertentangan dengan fitrah manusia. Terkecuali mereka yang telah disucikan. Tapi insya Allah mas lulus sehingga selalu bersyukur atas segala yang mas alami dalam perjalanan hidup mas. Wasalam

  9. Penuh misteri-ri-ri… ceritanya. Tapa kami merasakan cukup menarik juga. ha ha ha…. pokoknya ajib aja deh, walau penuh misteri. Yang penting blog ini bagus-gus-gus dan gus….
    http://ummatiummatiwordpress.com

  10. balik lagi ah, nggak ada penjaganya nih. Tapi nggak mau nyuri kok, cuma mau mbetulin url di atas sala nulis. Ini yang benernya, http://ummatiummati.wordpress.com
    Thank you, ya Bos?

  11. Mantap…sudah seharusnya kita merapatkan barisan untuk membedah kedustaan2 yang dilakukan oleh salafywahabi.

Tinggalkan komentar