Hadis Dhaif Keutamaan Shahabat Nabi

Hadis Dhaif Keutamaan Shahabat Nabi

Sungguh mengherankan jika orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Sunnah, yang mengaku sebagai Firqatun Najiyah (golongan yang selamat), yang mengaku sebagai orang yang berpegang pada hadis shahih saja ternyata mau-maunya berhujjah dengan hadis dhaif. Pengakuan yang manis di mulut saja, jika hadis itu mendukung mahzabnya maka tidak mengapa berhujjah dengan hadis yang dhaif tetapi jika mahzab lain berhujjah dengan hadis yang menurut mereka dhaif, mereka mencibir dan menuduhnya sesat. Antagonisme yang menyedihkan. Lihatlah hadis berikut yang dijadikan hujjah oleh mereka para salafiyun

Diriwayatkan Imam Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi 5/696 no 3862

حدثنا محمد بن يحيى حدثنا يعقوب بن إبراهيم بن سعد حدثنا عبيدة بن أبي رائطة عن عبد الرحمن بن زياد عن عبد الله بن مغفل قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم الله الله في أصحابي الله الله في أصحابي لا تتخذوهم غرضا بعدي فمن أحبهم فبحي أحبهم ومن أبغضهم فببغضي أبغضهم ومن آذاهم فقد آذاني ومن آذاني فقد آذى الله ومن آذى الله فيوشك أن يأخذه

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya yang berkata telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaidah bin Abi Ra’ithah dari Abdurrahman bin Ziyad dari Abdullah bin Mughaffal yang berkata Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah, Demi Allah tentang shahabatKu, Demi Allah, Demi Allah tentang shahabatKu, Janganlah kalian menjadikannya sebagai sasaran caci maki sepeninggalKu. Barangsiapa mencintai mereka maka karena cinta kepadakulah dia mencintai mereka dan barang siapa membenci mereka maka karena benci kepadakulah dia membenci mereka dan barangsiapa menyakiti mereka maka dia menyakiti Aku dan siapa yang menyakiti Aku sungguh ia telah menyakiti Allah SWT dan barang siapa menyakiti Allah SWT dikhawatirkan Allah SWT akan menyiksanya.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad 5/54 no 20568 dan Musnad Ahmad 5/57 no 20597 juga dalam Fadhail Ash Shahabah no 1, Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman 2/191 no 1511, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliya 8/287, Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban 16/244 no 7256, Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah no 992, Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir juz 5 no 389, Al Uqaili dalam Adh Dhu’afa 2/272 no 833, Ibnu Ady dalam Al Kamil 4/167, Al Khatib dalam Tarikh Baghdad 9/125 no 4741 dan Sayyid An Nuri dalam Musnad Al Jami’ no 9479. Semua sanad hadis itu berujung pada Ubaidah bin Abi Ra’ithah dari Abdurrahman bin Ziyad atau Abdurrahman bin Abdullah atau Abdullah bin Abdurrahman atau Abdurrahman bin Abi Ziyad dari Abdullah bin Mughaffal

.

.

Kedudukan Hadis

Hadis ini sanadnya dhaif karena di dalamnya terdapat perawi yang majhul (tidak dikenal) yaitu Abdurrahman bin Ziyad. Ia adalah perawi yang tidak jelas, ada yang menyebutkan namanya Abdurrahman bin Ziyad, ada yang menyebutkan namanya Abdurrahman bin Abdullah, ada pula yang menyebutnya Abdullah bin Abdurrahman dan ada pula yang menyebutnya Abdurrahman bin Abi Ziyad. Perbedaan nama-nama tersebut menunjukkan ketidakjelasan siapa dia sebenarnya.

  1. Abdurrahman bin Ziyad (Musnad Ahmad 5/54 no 20568, Musnad Ahmad 5/57 no 20597, Fadhail Ash Shahabah no 1, Musnad Al Jami’ no 9479, Syu’ab Al Iman 2/191 no 1511, Tarikh Baghdad 9/125 no 4741)
  2. Abdullah bin Abdurrahman (Hilyatul Awliya 8/287, Shahih Ibnu Hibban 16/244 no 7256, As Sunnah no 992, Tarikh Al Kabir juz 5 no 389, Adh Dhu’afa 2/272 no 833, Al Kamil 4/167)
  3. Abdurrahman bin Abdullah (Musnad Ahmad 5/54 no 20568, Musnad Ahmad 5/57 no 20597, Fadhail Ash Shahabah no 1, Musnad Al Jami’ no 9479, Syu’ab Al Iman 2/191 no 1511, Tarikh Baghdad 9/125 no 4741)
  4. Abdurrahman bin Abi Ziyad (Adh Dhu’afa Al Uqaili 2/272 no 833).
  5. Abdul Malik bin Abdurrahman (Tahdzib At Tahdzib juz 6 no 359)

Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir juz 5 no 389 menyebutkan namanya Abdullah bin Abdurrahman dan Bukhari telah memberikan cacat padanya dengan sebutan fiihi nazhar (perlu diteliti lagi). Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 6 no 359 dan Adz Dzahabi dalam Mizan Al I’tidal no 4867 menyebutkan biografi Abdurrahman bin Ziyad dan mengutip Ibnu Main yang mengatakan bahwa Abdurrahman bin Ziyad tidak dikenal. Adz Dzahabi dalam Al Mizan no 4412 dan Ibnu Hajar dalam Lisan Al Mizan juz 3 no 1269 menyebutkan biografi Abdullah bin Abdurrahman seraya  mengatakan bahwa ia tidak dikenal dan mengutip pencacatan oleh Al Bukhari. Al Uqaili telah menyebutkan biografi Abdullah bin Abdurrahman dalam kitabnya tentang perawi dhaif yaitu Ad Dhu’afa no 833.

Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/569 memberikan predikat maqbul padanya, hal ini merupakan keanehan yang muncul dari Ibnu Hajar. Tidak diragukan lagi kalau Abdurrahman bin Ziyad hadisnya hanya diriwayatkan oleh satu orang perawi yaitu Ubaidillah bin Abi Ra’ithah dan tidak ada yang memberikan predikat ta’dil pada Abdurrahman bin Ziyad ditambah lagi ia telah dinyatakan majhul oleh Ibnu Ma’in dan dicacatkan oleh Al Bukhari. Oleh karena itu Syaikh Syu’aib Al Arnauth dan Bashar Awad Ma’ruf dalam Tahrir At Taqrib no 3863 mengoreksi Ibnu Hajar dan memberikan predikat majhul pada Abdurrahman bin Ziyad. Semua keterangan ini menunjukkan bahwa Abdullah bin Abdurrahman atau Abdurrahman bin Ziyad adalah perawi yang majhul dan keberadaannya hanya diketahui dari hadis ini saja.

Diantara mereka ahli hadis yang mendhaifkan hadis ini adalah

  • Al Uqaili yang memasukkan hadis ini dalam kitabnya Ad Dhu’afa Al Uqaili 2/272 no 833
  • Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiqnya terhadap Musnad Ahmad 5/54 no 20568, Musnad Ahmad 5/57 no 20597 dan tahqiqnya terhadap Shahih Ibnu Hibban 16/244 no 7256.
  • Syaikh Wasiullah bin Muhammad Abbas dalam tahqiqnya terhadap kitab Fadhail As Shahabah hadis no 1.
  • Bashar Awad Ma’ruf dalam tahqiqnya terhadap kitab Tarikh Baghdad 10/179 no 4694.
  • Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ad Dhaifah no 2901, Dhaif Sunan Tirmidzi no 3862,  Zhilal Al Jannah no 992 dan Dhaif Jami’ As Shaghir no 1160.

Anehnya walaupun sudah jelas kedhaifannya, Syaikh Salafi yang terkenal Shalih bin Fauzan tetap saja berhujjah dengan hadis tersebut dalam risalahnya Al Wala’ Al Bara’ hal 14, ia berkata

وأشدُ الناسِ محاربةً للهِ مَنْ عادى أصحابَ رسولِ اللهِ  وسبَّهم وتنَقصهمْ وقد قال  : (اللَّهَ اللَّهَ فِي أَصْحَابِي لَا تَتَّخِذُوهُمْ غَرَضاً ، فمَنْ آذَاهُمْ فَقَدْ آذَانِي وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى اللَّهَ وَمَنْ آذَى اللَّهَ يُوشِكُ أَنْ يَأْخُذَهُ ) . أخرجه الترمذيُ وغيرُه وقد صارتْ معاداةُ الصحابةِ وسبُّهم ديناً وعقيدةً عند بعضِ الطوائفِ الضالةِ

Orang yang paling besar permusuhannya kepada Allah SWT adalah orang yang memusuhi sahabat Nabi dan mencela serta merendahkan mereka, padahal Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah, Demi Allah tentang sahabatku, janganlah kalian jadikan mereka sebagai sasaran caci maki, barangsiapa menyakiti mereka maka mereka menyakiti aku dan barangsiapa menyakiti aku sungguh ia menyakiti Allah SWT dan siapa yang menyakiti Allah SWT maka dikhawatirkan Allah akan menyiksanya”. Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan selainnya. Dan sungguh sikap memusuhi dan mencela sahabat Nabi telah menjadi agama dan aqidah sebagian kelompok sesat.

Kami tidak meragukan kalau mencela sesama Muslim adalah suatu kemungkaran bahkan walaupun itu dilakukan oleh sahabat Nabi seperti Muawiyah dan Mughirah bin Syu’bah yang telah mencaci Ali bin Abi Thalib. Sungguh setiap kemungkaran tidak layak untuk mendapatkan pembenaran walaupun kemungkaran itu dilakukan oleh sahabat Nabi.

Salam Damai

110 Tanggapan

  1. Utk Secondprine :

    Ulasan anda belum lengkap; Di Tarmiji, selain hadis diatas, ada pula hadis2 lain yg bisa dipercaya dalam Bab Keutamaan sahabat : sperti Bab keutamaan Abubakar, Bab keutamaan Umar bin Hattab, bab keutamaan Ali, bab keutamaan Hasan, dan lain2. Jadi, walaupun hadis diatas tak anda manfaatkan, masih ada hadis2 lain yg mengangkat keutamaan sahabat. Membahas jangan se potong sepotong bung, nanti anda dikira Mencari Pembenaran, bukan Kebenaran.

  2. @Lahuntermaru
    makanya kalau baca tolong pahami dulu yang benar, saya cuma menampilkan hadis keutamaan sahabat yang dijadikan hujjah oleh salafy padahal hadis tersebut dhaif. Hadis lain saya gak ada msalah tuh. So kalau komentar jangan buru2 menuduh dong, pahami dulu yang baik :mrgreen:

  3. Anda betul hanya menampilkan satu hadis ini saja. Tapi dari judul saja, orang bisa salah persepsi, se olah2 pendapat yang bahwa terdapat keutamaan para sahabat berasal dari hadis doif.

  4. @Lahuntermaru
    siapa suruh makan judul, makanya memahami sebuah tulisan harus dibaca sampai habis, btw saya yakin kok kalau dibaca dengan baik gak ada yang bakal salah persepsi kecuali orang yang memang sengaja memahaminya dengan salah.

  5. @Lahuntermaru

    Setahu saya hadits keutamaan Abubakar cs adalah ciptaan Muawiyah yg memerintahkan para Gubernurnya, demi kepentingan kekuasaannya yg direbut dari Imam Hasan as. Fenomena ini hampir sama dengan Abubakar cs yang merebut kekhalifahan yg sah dari tangan Imam Ali as di Saqifah Bani Sa’idah.

  6. Dalil versus dalil tak ada habisnya…
    Untuk sekedar “mendinginkan” suasana ke dua belah pihak kunjungilah blog kami http://tamanlangit.wordpress.com/
    kalian akan terkejut, benarkah Nabi sudah tahu tentang “dunia internet??” mohon tanggapannya.
    Salam Damai.

  7. Utk Dede :

    Dari dulu anda ini ngak pintar2 ya….
    Jika Abunakar, Umar, Usman tak di ridhoi Imam Ali sbgai khalifah kenapa Imam Ali tak ber fatwa di masa berkuasanya tiga khalifah tsb bahwa kepemimpinan tiga khalifah tak sah, lalu Imam Ali mengajak orang2 utk misah tak mengakui 3 khalifah ? nyatanya kan nggak, malah Imam Ali bergabung di dalamnya untuk memperkuat pemerintahan 3 khalifah.

  8. Utk Sescondprince :

    Anda ini memang aneh…suatu hadis doif jika diperkuat oleh hadis2 lain yg sohih yg isinya kurang lebih sama yg bisa saling melengkapi, maka hadis doif tsb dapat dijadikan hujjah pula. Biasanya doif hanya dari sudut sanad, namun matannya asli dari nabi karena ada hadis lain yg bisa dipercaya utk memperkuat hadis doif tsb.

  9. @Lahuntermaru,

    Karena kekhalifahan Imam Ali as direbut oleh Abubakar cs, maka dapat dikatakan bahwa kekuasaan Muawiyah adalah kelanjutan dari kekuasaan Abubakar cs. Karena sama bahwa kekhalifahan (pimpinan) umat Islam ditentukan oleh pilihan manusia. Berbeda dgn ajaran Ahlul Bait/Syi’ah bahwa kepemimpinan umat Islam ditentukan atas perintah Allah dan Rasul-Nya berdasarkan nash Al Qur’an dan Al Hadits.

    Coba anda pahami penjelasan saya dgn hati yg bersih dan niat yg lurus, sambil berdo’a supaya diberikan hidayah dari Allah swt. Jangan lupa membaca Istighfar dan Shalawat, ditutup dgn membaca Al Fathihah. Semoga anda hati terbuka untuk menemukan kebenaran, amin.

    Wassalam…

  10. Ralat:

    Semoga hati anda terbuka untuk menemukan kebenaran, amin.

  11. @SP

    5 point yang mas tulis diatas saya COPAS

    1 # Abdurrahman bin Ziyad (Musnad Ahmad 5/54 no 20568, Musnad Ahmad 5/57 no 20597, Fadhail Ash Shahabah no 1, Musnad Al Jami’ no 9479, Syu’ab Al Iman 2/191 no 1511, Tarikh Baghdad 9/125 no 4741)
    2 # Abdullah bin Abdurrahman (Hilyatul Awliya 8/287, Shahih Ibnu Hibban 16/244 no 7256, As Sunnah no 992, Tarikh Al Kabir juz 5 no 389, Adh Dhu’afa 2/272 no 833, Al Kamil 4/167)
    3 # Abdurrahman bin Abdullah (Musnad Ahmad 5/54 no 20568, Musnad Ahmad 5/57 no 20597, Fadhail Ash Shahabah no 1, Musnad Al Jami’ no 9479, Syu’ab Al Iman 2/191 no 1511, Tarikh Baghdad 9/125 no 4741)
    4. # Abdurrahman bin Abi Ziyad (Adh Dhu’afa Al Uqaili 2/272 no 833).
    5. # Abdul Malik bin Abdurrahman (Tahdzib At Tahdzib juz 6 no 359

    Apakah mereka memasukan hadits2 tsb dalam Shahih atau Musnad merekan tanpa pikir? Apakah tidak tahu bahwa hadits tsb buhung? Berani menyebar luaskan sesuatu yang tak pernah Rasul ucapkan.
    Padahal Rasul pernah bersabda: Siapa2 saja yang mengatas namakan atas namaku yang tdk pernah aku ucapkan maka neraka jahanam tempatnya. Apakah mereka2 kebal terhadap api Neraka? Wasalam

  12. Utk SP :
    Anda hanya mengangkat hadis doif dalam pembahasan anda, sehingga ada kesan anda melakukan PEMBENARAN. Andai anda masukan pula hadis yg sohih seperti dibawah ini yg makna hadis agak mirip yaitu tentang keutamaan sahabat maka baru layak bahwa anda menganalisis kebenaran.

    عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

    Dari Abu Sa’id Al Khudriy Radhiyallahu’anhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah bersabda: ‘Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti gunung uhud tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. (HSR. Bukhori, Muslim)

  13. @Lahuntermaru

    Kelihatan copas dari blog Salay ni ye, ngga ada sanad dan matannya. Kalo cuma itu lebih baik asumsi aja lah, hehehe… :mrgreen:

  14. Assalamu’alaikum,

    Boleh ikutan belanjar kan.

    Wassalam

  15. Utk Dede :

    Ya..saya baru copas tu hadis, daripada cari2 buku, pusing. Seharusnya yg ditampilkan bung SP adalah hadis yg sohih, bukan hadis yg doif, karena akan menimbulkan pencitraan yg negatif. Tapi memang itulah tujuan bung SP dalam membuka blog ini.

  16. @Lahuntermaru

    Sekali anda copas tu hadits, sayang haditsnya palsu. Suatu hal yg mustahil bagi Rasulullah saw menyamakan para sahabat dgn infaq emas, Kasihan deh elu :mrgreen:

  17. To kang Dede, setuju

    To Lahuntermaru,
    “Jika Abunakar, Umar, Usman tak di ridhoi Imam Ali sbgai khalifah kenapa Imam Ali tak ber fatwa di masa berkuasanya tiga khalifah tsb bahwa kepemimpinan tiga khalifah tak sah, lalu Imam Ali mengajak orang2 utk misah tak mengakui 3 khalifah ? nyatanya kan nggak, malah Imam Ali bergabung di dalamnya untuk memperkuat pemerintahan 3 khalifah”

    Coba kita renungkan tp tdk dg emosi
    Bila imam Ali as tdk punya masalah dg ke-3 khalifah pendahulunya mengapa beliau tdk mengikuti perang apapun y terjadi di masa pemenrintahan ke-3nya, padahal jihad melawan kaum kafir dipandang sebagai suatu tugas besar bagi kaum muslim?
    jk beliau tdk memandangnya penting pd masa itu, lalu mengapa pa masa pemerintahannya sendiri kala beliau berusia lima puluhan beliau menghunuskan pedang dan mengikuti perang Jamal, Shiffin, dan Naharwan.

    Wassalam

  18. Muawiyyah sepertinya bukan sahabat Nabi, ia adalah keturunan dari Abu Shufyan yang dicela Allah di surat Abasa

    http://qarrobin.wordpress.com/2009/07/18/abu-shofian-dan-muhammad/

  19. Mau nanya nih mas SP,
    1. Mengapa Ali bin Abi Thalib tidak marah (malah ikut membai’at) ketika Abu Bakar merebut haknya sebagai khalifah (pengganti) Rasulullah saw?
    2. Mengapa Rasulullah saw memilih Abu Bakar sebagai pendamping saat hijrah ke Madinah dan Ali justru disuruh menggantikan beliau di rumahnya yang artinya menjadi tameng hidup bagi Rasulullah dan Abu Bakar?
    Makasih sebelumnya

  20. @Lingga,
    1. Ali as tidak membaiat Abu Bakar
    2. Rasulullah saaw tidak mengajak apalagi memilih abu bakar, coba mas baca riwayatnya, dia yang mengikuti Rasul yang terpaksa harus membawanya karena keadaan yg memaksanya.

    Yang terpenting; dialah Ali as yang mengorbankan dirinya untuk menjadi pengganti jiwa Rasulullah saww, (bukan abu bakar). inilah pengejawantahan dari kata yang sering diucapkan oleh para kekasih rasul ” Jiwaku jadi tebusanmu”

  21. Memalukan ari gini masih meributkan sahabat nabi.
    yang jelas pada saat itu,umar,abu bakar,usman,ali dll.punya keutamaan,karena jasanya dalam mendukung da’wah nabi saw.
    ‘seandainya kalian menyumbangkan emas sebesar gunung,tidak sebanding dengan segenggam emas sahabat.
    jadi logikanya,anda beriman ataupun tidak,tidak mempengaruhi islam dalam artian luas.
    coba saudara bayangkan,bagaìmana jadinya dakwah nabi saat itu tanpa dukungan sahabat,terutama yang empat itu.
    ‘oke’

  22. @ibeng
    Mas, anda bawa hadis dhaif ke blog ini, Master SP pasti cuman bisa ketawain

  23. @Salafy/Syiahphobia

    Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti gunung uhud tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya

    Apakah pertanyaan ini sdh bisa dijawab?

    Didahapan siapa Rasul saw bersabda? Kepada sahabatnya bukan? Lalu mengapa Rasul saw mengingatkan tentang sahabatnya di hadapan sahabat? Tidakkah ini aneh?

    Salam

  24. @all syii-er

    percuma meladeni orang syiah..apalagi kalo dihatinya mengutamakan sesuatu / seseorang melebihi yang lainnya..jadinya banyak asumsi-asumsi.
    Siapapun orangynya tidak akan bisa melawan kaum seperti ini karena otaknya tidak dipakai, hanya perasaan saja yang menggebu2 terhadap sst/sso yang dicintainya itu..dgn mengambil secuil-sepotong-potong riwayat yang mendukung hujjah mereka.

    Kaum seperti ini kalau diberikan contoh/perumpaan yang gampang saja, pasti tidak akan dijawab atau jawabannya melecehkan dengan alasan asumsi-lah, tidak ada dalil-lah, dll alasan yg dibuat-buat yang sebenarnya mereka tidak mampu menjawab contoh kecil itu..

    itu saja sudah tidak proporsional..gak balance, tidak ilmiah..

    Nah ini sekedar contoh kecil..
    bahwa kaidah ilmiah mengatakan sekiranya kita ingin meneliti sesuatu, diantaranya kita harus punya sikap ilmiah : netral dan objektif.

    apakah syiah mempunyai ini?
    -netralkah syiah dalam mensikapi para sahabat?
    -objektifkah syiah dalam mensikapi para sahabat?

    jawabannya:
    yang ada : sikap ghuluw…..over, lebay……..

    jadi secara ilmiah : ajaran kalian TERTOLAK!

  25. @rafsanjani
    semua yang dibahas di blog ini mengenai para sahabat sudah netral dan objektif…. apa anda belum membaca semua pembahasannya?? Kalau belum, baca dulu baru komentar, memalukan!!

  26. @plaf

    Anda yang memalukan, dibaca atau tidak dibaca blog ini, sama saja!

    yang perlu dibaca itu Alquran dan sejarah yang objektif, bukan yang LEBAY, GHULUW…

    shame on you..

  27. @rafsanjani
    Objektif dan netralnya sih setuju koq. Coba anda analisa berikut ini:
    1. Semua yang pernah melihat/bertemu Rasul adalah sahabat ==> Netral dan objektif kah??
    2. Semua sahabat adalah adil (benar?) bahkan walaupun diantara mereka saling membunuh ==> Netral dan objektif kah??
    3. Syi’ah menggunakan dalil2 Sunni (Bukhori, Muslim dll) untuk diajukan hujjah untuk membuktikan kebenaran teori mereka ==> bukankah ini yang dinamakan netral dan objketif??
    4. Diantara sahabat saling mencela dan menyalahkan dan ini diriwayatkan oleh ulama dan ahli hadits Sunni ==> bagaimanakah suatu pandangan netral dan objektif menyimpulkan hal2 seperti ini?
    5. Sahabat adalah manusia2 yang tidak maksum, maka bisa salah dan tidak mungkin semuanya benar/adil ==> bukankah ini netral dan objektif??
    6. Janganlah kalian (bukan sahabat??) mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti gunung uhud tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. Bukankah pemahaman yang netral dan objektif
    akan menyimpulkan bhw kata “kalian” tsb adalah bukan sahabat. Pertanyaannya kepada siapakah Rasulullah berkata2? ==> bukankah pertanyaan ini pertanyaan yang netral dan objektif??
    7. Ketika ada manusia2 yang menyakiti dan bahkan membunuh keluarga Rasul (yang jelas2 sangat dikasihi Rasul) maka tidak mungkin mereka yang menyakiti keluarga Rasul dikategorikan sahabat ==> bukankah ini yang netral dan objektif??
    8. Bukankah setelah semua informasi dan dalil dari Sunni menunjukkan ada sahabat yang dzalim, membangkang, berbuat dosa, menyakiti keluarga Rasul, kemudian para nashibi tetap memuja musuh2 keluarga Rasul tsb. ==> apakah ini dikatakan netral dan objektif, bukankah sebaliknya mereka para nashibi ini ghuluw kpd “sahabat”??
    Setiap orang/kelompok bisa mengklaim segala kebaikan/kebenaran ada pada diri mereka dan golongannya. Ini sudah menjadi suatu yang tidak perlu diherankan. Sehingga semua dari kita (saya, anda, kelompok anda dan juga syi’ah) mestinya selalu mengevaluasi diri, bukankah kita semua bisa terjebak kepada kesalahan yang sama.

    PS: mengetahui kebenaran bukan berarti boleh meninggalkan akhlak. Allah mengamanati kebenaran kepada beberapa dari kita, kita harus berhati2 dalam menjaga dan menyebarkannya. Tidak mudah diamanati kebenraran. Waspada lah, karena ketika kita merasa benar, kita cenderung untuk sombong, suka mencela, dan menghakimi orang lain.

    Wassalam..

    Mereka yang benar maupun mereka yang salah tidak berhak/dibenarkan untuk mencela

  28. @ALL

    Mengetahui kebenaran tidaklah otomatis menjadikan kita manusia benar.

    Wassalam

  29. @truthseeker

    semua point diatas sudah terjawab di sejarah ilmiah dan hadis2 suni baik yang positif maupun yang negatif..inilah yang namanya objektif/adil.

    ===kalian lebay dengan mengatakan ‘SEMUA’=====

    saya tidak setuju karena yang hidup dijaman Rasul juga meliputi abujahal, abulahab, abdulah bin ubay, dll kaum musyrikin dan munafikin.
    jadi tolong jangan naif dengan mengatakan ‘SEMUA’
    yg kita bicarakan adalah yang kalian klaim sebagai ‘perebut’ kekuasan, yaitu ketiga khalifah pertama. itu saja dulu.

    objektif adalah ketika seseorang mengakui kelemahan dan kelebihan seseorang menurut fitrahnya seorang manusia.

    netral adalah tidak membawa-bawa perasaan, baik benci maupun cinta (apalagi lebay, berlebih2an)..tapi berdasarkan kebenaran dan keadilan (proporsional)

    understood??

    PS: kalian lebay tidak?

  30. @rafsanjani

    saya tidak setuju karena yang hidup dijaman Rasul juga meliputi abujahal, abulahab, abdulah bin ubay, dll kaum musyrikin dan munafikin.
    jadi tolong jangan naif dengan mengatakan ‘SEMUA’

    Saya tidak sedang mengutarakan definisi anda tentang sahabat. Silakan anda merujuk kepada kitab2 sunni. Ada beberapa definisi ttg sahabat (semuanya menurut ulama yang hidup di jaman setelah Rasulullah). Sayangnya saya belum menemukan deinisi sahabat menurut Rasulullah sendiri.
    Protesnya anda sebagaimana protesnya syi’ah atas definisi sahabat oleh Sunni (kayaknya secara fitrah anda juga syi’ah… 😉 ).

    yg kita bicarakan adalah yang kalian klaim sebagai ‘perebut’ kekuasan, yaitu ketiga khalifah pertama. itu saja dulu.

    Jangan melebar dulu ahhh. Masalah itu juga sudah ada arenanya sendiri. Dan saya kurang tertarik.. 🙂

    ===kalian lebay dengan mengatakan ‘SEMUA’=====

    Apa sih lebay?? Apakah bagian dari kata2 celaan or makian?.
    Anda termasuk lhoo yang dilarang mencela oleh Allah dan Rasul-Nya… 😀
    Akan sulit sepertinya karena definisi kita tentang netral dan objektif ternyata masih belum sama.. 🙂

    Anda juga perlu objektif untuk melihat apa yang disampaikan, bukan siapa yang menyampaikan, dan juga bukan bagaimana cara menyampaikannya
    Jadi mari kritisi apa yang disampaikan, jangan melebar kpd bgm mereka menyampaikan dan siapa mereka. itu juga jika anda ingin objektif.. 😉

    Wassalam

  31. Salah Paham Tentang Konsep ‘Adalah Sahabat

    Di sini, saya melihat ada kesalahpahaman tentang konsep ‘adalah para sahabat. Sebenarnya konsep “‘adalah sahabat” sederhana saja, yaitu menilai diri para sahabat Nabi saw. sebagai jalur penyampai yang bisa dipercayai bagi Al Qur`an, hadis-hadis Nabi saw., serta seluk beluk kehidupan Nabi saw. selama beliau hidup, bagi generasi berikutnya.

    Hal tersebut tidak berarti memberikan penilaian mereka sebagai sosok yang maksum yang tak mungkin berbuat salah, tidak mungkin lupa, tidak mungkin berbuat dosa, atau melakukan suatu kemaksiatan. Mereka bisa saja melakukan semua itu. Karena sifat maksum atau terhindar dari dosa hanya bagi Nabi saw. saja. ..selanjutnya…. baca di sini

    ‘Adalah Sahâbah (Keadilan Para Sahabat)

  32. ‘Adalah Sahabat Nabi Saw. Menurut Para Imam Ahlul Bait ?

    ‘Adalah Sahabat (Keadilan Sahabat)-2

  33. lebay = berlebihan = fanatik

  34. @rafsanjani

    Ajaran Syi’ah TERTOLAK oleh pengikut sahabat yg SESAT, ops :mrgreen:

  35. @antirafidhah

    Setelah membaca link tsb, komentar saya adalah:
    Ternyata jelas sekali bahwa para sahabat apabila bersama Nabi saw merasa beriman, namun setelah jauh dgn Nabi saw merasa munafik. Apalagi setelah Nabi saw wafat, sebagian besar berada dalam kesesatan. Seperti Abubakar dan Umar yg mengadakan pemilihan khalifah di Saqifah Bani Sa’idah. Jelas bukan ?

    Wassalam

  36. @dede
    Absolutely clear. tak terbantahkan

  37. “Lebih baik tahu daripada tidak tahu”.
    Lebih baik tahu keburukan sebagian sahabat dariapda tdk tahu sama sekali. Tujuannya adl kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian2x tsb. Spt contoh, kita bisa mencontoh perjuangan Fatimah AS dlm menuntut hak tanah Fadak dari khalifah Abu Bakr, kita bisa mencontoh ahlak Imam Ali KW dlm menghadapi pemberontakan dari sesama org Islam yakni Aisyah dan Mu’awiyah, bahkan kita bisa mencontoh perjuangan Imam Husain dlm menghadapi kezaliman khalifah Yazid. Sekali lg “Lebih baik tahu daripada tidak tahu”.

  38. @ rafsanjani

    lebay itu masuk kaidah ilmiah?

  39. Saya jadi ikutan suka dgn kata lebayini ,ada sebagian orang yang begitu lebaynya dlm mempertahankan reputasi seseorang, sehingga menutup mata dan hatinya dan juga logika ilmiahnya,..jawabannya adalah karena AQIDAH, orang orang ini mengambil dan merujuk agamanya dari orang yg dipertahankannya ini, jadi kalau setuju bahwa orang tersebut tercela maka akan tercela pula aqidahnya, makanya dengan sekuat tenaga akan dipertahankannya hatta dengan hadis dhaif sekalipun,…

  40. @Lahuntermaru
    salam persahabatan, saya udah menjawab koment mas, postingan saya bukan hasil pemikiran saya, tetapi translate artikel dari Hans von Aiberg

    Jika saya menafsirkan Annaazi’aati qharqan = yang tercabut dahsyat. Dan sepertinya ayat ini menceritakan tentang Big Bang, Penciptaan kosmos yang tercabut dari singularity. Apakah salah jika kita berusaha menggali dan meriset al quran, bukannya sekedar katanyah dan bukan sekedar taqlid ilmu fisika yang sudah ada. Iqro, sepertinya Allah pertama kali memberi perintah untuk membaca, bukankah dengan membaca kita bisa meriset

    bisakah Lahuntermaru lebih spesifik tentang ayat yang mana yang tidak sesuai dengan penjelasan Muhammad?

    Dan bagaimanakah Muhammad menjelaskannya, jika Lahuntermaru tahu?

    Maaf, tapi sepertinya mas Lahuntermaru lupa menuliskan nama Muhammad sebagai Rasulullah

    Koreksi : Mohon maaf mas, postingan saya tidak membahas filsafat Islam, tapi membahas science, quran dan haniif, millah Ibrahim(Imam Pertama).

    karna saya awam, saya mau tanya ilmu faraid itu apa?

    Sepertinya koment Lahuntermaru belum jelas, dalam menyanggah postingan saya, bisakah Lahuntermaru memberikan hujjah, agar saya mengerti apa yang Lahuntermaru sanggah.
    Dan mohon hujjahnya dari Al Quran

    hatur tengkiu udah singgah

  41. @dede

    @antirafidhah

    Setelah membaca link tsb, komentar saya adalah:
    Ternyata jelas sekali bahwa para sahabat apabila bersama Nabi saw merasa beriman, namun setelah jauh dgn Nabi saw merasa munafik. Apalagi setelah Nabi saw wafat, sebagian besar berada dalam kesesatan. Seperti Abubakar dan Umar yg mengadakan pemilihan khalifah di Saqifah Bani Sa’idah. Jelas bukan ?

    Wah-wah baca lagi yang teliti donk sebelum menyimpulkan sesuatu, para sahabat bertanya kepada Rasulullah karena sikap kehati-hatian mereka, bukankah dalam riwayat Imam Ja’far Rasulullah sendiri mengatakan “Itu sama sekali bukan tanda kemunafikan kalian”

    wah.. wah… dede.. dede.. apanya yang jelas.. baca dulu sekali lagi dech.. 😆

  42. @qarrobin

    Biasanya Lahuntermaru berhujjahnya pake ASUMSI saja, jadi jangan berharap dia berhujjah dgn Al Qur’an dan Al Hadits. 🙂

  43. @antirafidhah

    Sudah dibaca bolak-balik bahwa Rasulullah saw mengatakan pada sahabatnya bahwa bukanlah kemunafikan kalian, tapi itu salah satu bentuk godaan syetan yang ingin membujukmu agar mencintai dunia. Nah
    setelah Rasulullah saw wafat ternyata sebagian besar sahabat lebih mencintai dunia dan tersesat dgn mengadakan pemilihan khalifah di Saqifah Bani Sa’idah.

    Wassalam…

  44. @antirafidhah

    Dan yg pertama membaiat Abubakar cs di Saqifah Bani Sa’idah menurut Rasulullah saw dalam haditsnya adalah syetan yg menyamar sebagai lelaki tua dgn tanda hitam pada wajahnya.

    Wassalam…

  45. Utk Zahra :

    Siapa bilang Ali Ra tak ikut berpartispasi dalam perang yg dilakukan 3 khalifah ?

    Ali Ra lah yg memberi masukan kepada Umar bin Hattab sebelum penaklukan Romawi dan Parsi ttg strategi yg sebaiknya diambil Umar agar suxes.

  46. @lamamurniru

    Siapa bilang Ali Ra tak ikut berpartispasi dalam perang yg dilakukan 3 khalifah ?

    Memang Imam Ali gak ikut berperang, anda aja yang tertipu oleh pikiran anda sendiri

  47. @antirafidhah

    Biar tidak sepotong2 komentar saya, sbb:

    Sudah dibaca bolak-balik bahwa Rasulullah saw mengatakan pada sahabatnya bahwa bukanlah kemunafikan kalian, tapi itu salah satu bentuk godaan syetan yang ingin membujukmu agar mencintai dunia.

    Nah setelah Rasulullah saw wafat ternyata sebagian besar sahabat terbujuk oleh godaan syetan dan lebih mencintai dunia, sehingga tersesat dgn mengadakan pemilihan khalifah di Saqifah Bani Sa’idah.

    Dan yg pertama membaiat Abubakar cs di Saqifah Bani Sa’idah menurut Rasulullah saw dalam haditsnya adalah syetan yg menyamar sebagai lelaki tua dgn tanda hitam pada wajahnya.

    Wassalam…

  48. @ antirafidhah

    saya suda baca blog yg anda link itu.

    .Kesimpulannya

    1.SAHABAT itu BISA SALAH, (pen ..pada beberapa kitab shohih sunni kesalahan mereka fatal)

    2. Penulis mencampuradukkan definisi sahabt setia dengan sahabat mbalelo…saat mengutip dari kitab2 syiah mereka menggunakan def sahabat setia, cilakanya saat mengambil konklusi penulis itu menggunakan definisi ini buat sahabt yg tdk maksum itu.

    3. Penulis melakukan dispute pada pembaca, dengan mengatakan bahwa para Rasulullah bisa memahami kesalahan (padahal ini kesalahn kecil) dengan fakta kesalahan yg fatal yg tercantum dlm kitab shohih padahal yg ini yg banyak dikritik

    4. Menurut pebulis ,Kritik pada para sahabat ini akan menghancurkan sendi keberagaman suni, ( pen..Jadi beliau merasa harus dipertahankan habis2an apapun caranya)

    5. Salah satu pembelaan yg “habis-habisan” itu misalnya
    dengan mengatakan kitab quran itu tdk akan ada tanpa peran sahabat.
    – Dia lupa bahwa Alquran itu djaga Allah, jadi jangan kan hilang dipalsu saja tdk mungkin.

    – Bahkan dia juga menutup matanya terhadap fakta sejarah
    Bahwa Imam Ali as pernah memberikan Alqur’an yg disalinnya kepada para sahabat yg 3 di masjid nabi, tapi DITOLAK, sehingga perlu 3 tahun utk melihat kitab ini dibukukan

  49. ralat point
    2….Cilakanya saat mengambil kesimpulan/konklusi si penulis menggunakan definisi sahabat setia yg dimaksud kitab syiah itu utksemua sahabat baik yg setia maupung yg ingkar…

    3. Rasulullah saw bisa memahami kesalahan sahabat (padahal kesalahan ini kesalahan kecil seperti hadits yg dikutip), tapi kesimpulan ini dipakai utk melegalkan semua kesalahan yg dilakukan semua sahabat termasuk kesalahan besar…

    runtutan berfikir kaya begini mah…udah kebaca Om,,,,motivasinya

  50. @bob

    1.SAHABAT itu BISA SALAH, (pen ..pada beberapa kitab shohih sunni kesalahan mereka fatal)

    Lho kan sudah dibilang sahabat bisa kok berbuat salah, mengenai fatal tidaknya tergantung dari sudut mana anda melihatnya, dari pendengki atau pendo’a 😆

    2. Penulis mencampuradukkan definisi sahabt setia dengan sahabat mbalelo…saat mengutip dari kitab2 syiah mereka menggunakan def sahabat setia, cilakanya saat mengambil konklusi penulis itu menggunakan definisi ini buat sahabt yg tdk maksum itu.

    Ga juga, saya lihat penulis cukup proposional dalam menulis, sampeyan aja yg sensi kalau ada orang yang membela sahabat :mrgreen:

    3. Penulis melakukan dispute pada pembaca, dengan mengatakan bahwa para Rasulullah bisa memahami kesalahan (padahal ini kesalahn kecil) dengan fakta kesalahan yg fatal yg tercantum dlm kitab shohih padahal yg ini yg banyak dikritik

    Sok jadi hakim sampeyan ya 😆 btw anda percaya juga tho dengan kitab yang shohih ? :mrgreen: kalau pas sesuai prakonsepsi 😆

    4. Menurut pebulis ,Kritik pada para sahabat ini akan menghancurkan sendi keberagaman suni, ( pen..Jadi beliau merasa harus dipertahankan habis2an apapun caranya)

    kayaknya dah dijawab tuch… Islam ga akan hancur hanya karena kritikan atau celaan dari para pencela yang memusuhi Islam 😆 tetapi mencela/mengkritik sahabat memang biasa digunakan oleh musuh-musuh Islam dalam usaha meruntuhkan agama Islam dari dalam (modus orientalis) :mrgreen:

    5. Salah satu pembelaan yg “habis-habisan” itu misalnya
    dengan mengatakan kitab quran itu tdk akan ada tanpa peran sahabat.
    – Dia lupa bahwa Alquran itu djaga Allah, jadi jangan kan hilang dipalsu saja tdk mungkin.

    Yang jelas Al-Qur’an tidak sampai ke tangan kita melainkan melewati mereka terlebih dahulu, jadi para sahabat adalah salah satu alat penjagaan Al-Qur’an dan untuk menjaga Al-Qur’an tetap terjaga, Allah telah menjadikan generasi sahabat sebagai generasi adil dan terpercaya 😆

    – Bahkan dia juga menutup matanya terhadap fakta sejarah
    Bahwa Imam Ali as pernah memberikan Alqur’an yg disalinnya kepada para sahabat yg 3 di masjid nabi, tapi DITOLAK, sehingga perlu 3 tahun utk melihat kitab ini dibukukan

    Tolong tunjukkan dimana kitab itu berada, apakah kitab tsb sama dengan Al-Qur’an yang ada sekarang ini atau tidak? atau mungkin anda termasuk orang Syi’ah yang tidak percaya keotentikan Al-Qur’an yang ada pada kita saat ini? (mushaf Utsmani)

    Udah ketauan Om motovasi sampeyan 😆

  51. @antirafidhah

    salafy ini suka sama yg udah basi-basi yah.
    dah tahu pembahasan Alquran bg syiah itu sdh ngga ada masalah oleh Suni sejak dulu kala, msh juga di bahas.Basiii

    kagak ade bahan argumen lain kah…? bisanye cuman gitu doang..ah

  52. Ternyato para sahabat banyak yg jahiL yach??
    bukti Ne si Abu Bakar,yg membenarkan Ulah khalid bin Walid wahhhhhh,,nah si Umar mau nGebakOr rUmah Ahlul Bait RosuL,,weleh222222
    aGama Apo yg kalian Anut ini,,Bau haRuM Rosul tuch Msh teRcium,,kaLian sudAh beRani menYakiti Keluargax,,
    keLuarga RajO saJa kiTa cIum tanganx,,bgaimaNo keLuarga Rosul,,,hemhemhem,,boleh bOleh BoLeh kaTa “iPin”
    PISSSSSSS

  53. @chengho

    bukannya ente2 pade suka ama yg basi2 😆 suka mengungkit-ungkit, menggunjing hal-hal yg sudah lewat yg terjadi pada generasi awal Islam :mrgreen: mau merobohkan rumah sendiri ckckckck persis orientalis ga salah lagi 😆

    @dHava_dHede

    tuch terlihat jelas rafidhah itu sukanya mencela para sahabat Nabi, tapi pada ga mau ngaku.. alasan klise “mengkritik” orang awwam pun paham org itu lg mencela, mengkritik, ato menggunjing.. 😆

    Agamo apo pula yg kalian anut mengatasnamakan ahlul bait tetapi malah mencemarkan nama baik mereka, apakah mencintai ahlul bait itu dengan cara merendahkan dan mencela sahabat dan istri-istri Nabi yg juga mereka adalah ahlul bait Nabi? ingat ya Abu Bakar dan Umar itu juga mertua Nabi, dimana penghormatan kalian terhadap Nabi dengan pencelaan kalian terhadap mertua beliau yg dalam hadits2 shohih beliau selalu puji mereka.. agama apa ini hiiii djidjik aku 😆

  54. to all

    percuma meladeni orang syiah..apalagi kalo dihatinya mengutamakan sesuatu / seseorang melebihi yang lainnya..jadinya banyak asumsi-asumsi, perkiraan dan tebak2an.

    Siapapun orangnya tidak akan bisa melawan kaum seperti ini karena OTAKnya TIDAK dipakai, hanya perasaan yang menggebu2 terhadap sst/sso yang dicintainya itu..dgn mengambil secuil-sepotong-potong riwayat sejarah yang mendukung hujjah mereka. itu juga sejarah yang dibuat oleh yahudi..cuih.

    Kesimpulannya :
    1. ajaran syiah HIDUP dalam masa lalu yg penuh dendam
    === ‘perebutan’ kekuasaan oleh tiga khalifah pertama
    === tragedi karbala
    === sejarah dinasti Muawiyah

    2. ajaran syiah HIDUP penuh dengan khayalan
    === seandainya Ali ra yang jadi khalifah
    === seandainya para Imam 12 memimpin umatnya
    === seandainya imam ghoib muncul tiba-tiba dari alam ghoib!
    === seandainya tanah fadak
    === seandainya kawin mut’ah dipraktekkan
    === seandainya dunia ini surga, tidak ada kejahatan karena katanya tuhan hanya menciptakan kebaikan
    === dll seandainya yg out of sense!

    …..padahal kenyataannya tidak demikian terjadi…..

    3. ajaran syiah HIDUP dengan penghujatan
    === mereka asyik menghujat orang mati, padahal dirinya juga layak dihujat

    4. ajaran syiah HIDUP berdasarkan masa lalu
    === mereka asyik nengok terus ‘kebelakang’ padahal didepan masih panjang perjalanan

    5. ajaran syiah HIDUP penuh kontrakdiktif
    === mereka asyik menghujat orang mati, padahal kehidupan sekarang penuh hedonisme tidak dihujatnya
    === mereka asyik mengkritik orang mati, padahal banyak yang msih hidup berbuat dzolim dibiarkan saja

    6. ajaran syiah HIDUP percaya dengan ‘buku sejarah’
    ==== mereka asyik mendasarkan rasa keberagamaannya berdasarkan buku sejarah yang tidak shahih, karena banyak dibuat oleh musuh islam

    7. ajaran syiah HIDUP dengan emosi
    === mereka asyik cinta cintaan melebihi batas sekaligus benci membenci melebihi batas

    8. ajaran syiah HIDUP tidak menggunakan otak
    === tidak mengerti bahasa perumpamaan / nalar / logika walau sekelas anak SD sekalipun!

    9. ajaran syiah HIDUP dengan kritikan
    === kalau ada yg kasih masukan, mereka tidak terima, malah balik menuduh, memfitnah.

    10. ajaran syiah HIDUP dengan berbaik sangka
    === ini mungkin kekecualian, yaitu berteman dan baik sangka kepada mereka yang menghujat para sahabat 🙂

    itulah 10 kesimpulan pola/sikap yang menjadikan akidah para kaum syiah di indonesia, khususnya yg ada diblog ini..barangkali ada yang mau menambahkan?

  55. @raf……
    Anda sedang berkhotbah pada anak kecil Amerika di PLAY SCHOOL . Atau digereja.

  56. @rafsanjani

    Ajaran Sunni adalah ajaran para pengikut sahabat yg sesat dan munafik. Satu aja ah kesimpulannya :mrgreen:

  57. @antirafidhah : Ayahnya Nabi Ibrahim AS kafir, trus kita juga hrs menghormati ayahnya beliau? Anaknya nabi Nuh AS kafir, trus kita jg hrs menyayangi anaknya beliau?
    Sepeninggal Rasul SAW sebagian mertua Rasul sdh tdk sejalan lg dengan Rasul, trus kita jg hrs menghormati mereka ?

  58. Kembali kpd topik semula.

    Pada umumnya hadis2 keutamaan sahabat diproduksi untuk menjustifikasi tindakan atau ijtihad para sahabat yg bertentangan dg Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya. Dan hal ini terjadi terutama mulai zaman Muawiyah berkuasa yg berduet dg Abu Hurairah.

    Selain hadis yg diungkapkan SP diatas yg ternyata dhaif, ada pula hadis lain yg menyuruh kaum muslimin untuk berpegang teguh kpd sunnah khulafaurrasyidin selain kpd sunnah Rasul sendiri yg teks lengkapnya spt ini:

    ((عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ، تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَاِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
    ضَلاَلَةٌ))
    “Berpeganglah kamu sekalian dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Rashidin setelahku. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia erat-erat dengan gigi geraham. Jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan, karena setiap amalan yang diada-adakan itu bid’ah, sedang setiap bid’ah adalah sesat”

    Menurut saya hadis ini kalau diartikan memberi kewenangan kpd khalifah untuk membuat hukum baru (sunnah khulafa rasyidin), maka jelas bertentangan dg QS Nisa’ 59 yg berbunyi:”Wahai orang2 yg beriman, taatlah kalian kpd Allah, dan taatlah kpd Rasul-Nya dan Ulil Amri kalian. Maka jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka KEMBALIKANLAH KPD ALLAH DAN RASUL-NYA, jika kamu benar2 beriman kpd Allah dan Hari Akhir.”

    Di situ jelas bahwa setiap ada perselisihan antara kaum mukminin maka harus dikembalikan kpd Allah (Al-Quran) dan Rasul-Nya (Sunnah Rasul). Artinya hanya Allah dan Rasul-Nya yg berhak membuat hukum. Sementara Ulil Amri bukan pembuat hukum tetapi hanya sbg PELAKSANA hukum. Kalau memang Ulil Amri punya hak untuk membuat hukum pasti ayatnya berbunyi “…kembalikanlah kpd Allah, Rasul-Nya dan Ulil Amri minkum..”

    Jelas hadis tsb tdk bisa digunakan sbg dalil untuk keutamaan sahabat.

    Selain itu ada pula hadis yg sering digunakan untuk mendukung keutamaan sahabat spt :

    (( خَيْرُ القُرُوْنِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ))

    “Sebaik baik generasi adalah generasi di masa keberadaanku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya” (HR Imam Ahmad, Al-Bukhari, Muslim )

    Lingkup hadis sangat umum shg bisa diartikan seluruh sahabat adalah sebaik-baik generasi. Apa benar generasi pertama adalah sebaik-sebaik generasi ? Kalau dicross-chek dg fakta2 yg terungkap dlm Al-Quran dan hadis perihal kelakuan para sahabat maka hadis tsb juga patut dipertanyakan.

    Jadi hadis yg sedang kita bahas diatas yg berbunyi :

    “Demi Allah, Demi Allah tentang shahabatKu, Demi Allah, Demi Allah tentang shahabatKu, Janganlah kalian menjadikannya sebagai sasaran caci maki sepeninggalKu. Barangsiapa mencintai mereka maka karena cinta kepadakulah dia mencintai mereka dan barang siapa membenci mereka maka karena benci kepadakulah dia membenci mereka dan barangsiapa menyakiti mereka maka dia menyakiti Aku dan siapa yang menyakiti Aku sungguh ia telah menyakiti Allah SWT dan barang siapa menyakiti Allah SWT dikhawatirkan Allah SWT akan menyiksanya.” tidak saja dari segi sanad bermasalah, tetapi juga bertentangan dg pernyataan Al-Quran yg menjelaskan adanya para sahabat yg saleh dan ada pula yg kafir dan munafik. Tidak mungkin Nabi saw dlm sabdanya menggeneralisir sahabat. Padahal Al-Quran sendiri menggolongkan para sahabat sesuai kadar imannya. Dan yg mustahil lagi tdk mungkin Nabi saw bersabda di depan para sahabat “wahai para sahabat janganlah mencaci para sahabatku”.

    Sangat jelas bahwa hadis ini sangat dibuat-buat.

    Sebenarnya dalam kenyataannya tidak ada orang yg mencaci sahabat selain hanya mengutip riwayat2 yg ada dlm kitab2 hadis Sunni sendiri yg jumlahnya sangat banyak.

  59. Dalam sejarah terbukti bahwa khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman “sangat produktif” membuat hukum2 baru (ijtihad) yg bertentangan dg nash yg kalau diungkapkan di sini akan sangat panjang.

    Jadi kalau kita ngukur ketiga khalifah tsb dg hadis :
    ((عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ، تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَاِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
    ضَلاَلَةٌ))
    “Berpeganglah kamu sekalian dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Rashidin setelahku. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia erat-erat dengan gigi geraham. Jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan, karena setiap amalan yang diada-adakan itu bid’ah, sedang setiap bid’ah adalah sesat”

    maka jelaslah siapa yg membuat perkara2 baru (bid’ah).

  60. @Rijal : “Dalam sejarah terbukti bahwa khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman “sangat produktif” membuat hukum2 baru (ijtihad) yg bertentangan dg nash yg kalau diungkapkan di sini akan sangat panjang”

    termasuk mushfaf alquran yang ada sekarang?? anda semua mengimani tidak alquran yang ada sekarang??

    …kalian memang HIDUP penuh dengan kontradiktif..

  61. @Raf
    masih lumayan ijtihad (membuat bid’ah). Yang hebat lagi menentang perintah Allah.
    Contoh Allah sudah tentukan hukum zinah. Waktu Khalid b. Walid meperkosa istri orang TIDAK DIBERI HUKUMAN oleh Abubakar ( Abbakar berijtihad)
    Umar, nyata2 dalam Alqur’an Nikah Mut’ah dan Haji Mu’tah
    Umar mengharamkan (Umar berijtihad)
    Rupanya Abubakar dan Umar tidak mengetahui dalam hal beijtihad. Kalau Abubakar dan Umar aja nda tau apalagi Usman, Muawiyah dll. Apakah orang2 yang demikian bisa menjadi KHALIFAH?

  62. @rafsanjani:
    …..termasuk mushfaf alquran yang ada sekarang?? anda semua mengimani tidak alquran yang ada sekarang??

    …kalian memang HIDUP penuh dengan kontradiktif..

    Anda rupanya dari awal belum sepenuhnya memahami tulisan SP. Sebenarnya siapa yg hidup dg kontradiktif ? Bukankah org yg hidup kontradiktif itu adalah org yg di satu pihak mengagungkan sahabat tertentu dg dukungan hadis2 pesanan, tapi di lain pihak fakta berbicara sebaliknya alias hidup dg kepalsuan.

    Kalau memang hadis yg diungkapkan SP tsb sahih/benar, kenapa ada hadis al-Haudh yg mengungkapkan adanya para sahabat yg murtad dan masuk neraka sepeninggal Nabi saw karena membuat bid’ah ? Bukankah ini membuktikan bahwa diantara hadis2 sunni sendiri terdpt kontradiksi ? Jadi istilah kontradiktif itu lebih tepatnya dialamatkan kpd siapa ?

    Masalah ayat2 Al-Quran memang diperintahkan oleh Nabi untuk ditulis dlm sebuah mushaf dan segera setelah Nabi wafat mushaf Al-Quran sdh terkompilasi secara utuh dan sempurna karena mustahil Allah yg menurunkan Al-Quran kpd Rasul-Nya kemudian berlepas tangan atau tdk memerintahkan kpd utusan-Nya untuk mengkompilasi ayat2-Nya menjadi sebuah mushaf.

    Adapun peran para khalifah termasuk Usman tidak lebih dari penyempurnaan mushaf yg bersifat teknis.
    Jadi tidak ada masalah dg apa yg dilakukan sahabat dlm kompilasi Al-Quran.

    Yg dimaksud dg ijtihad para khalifah yg bertentangan dg nash adalah spt contohnya Khalifah Abu Bakar telah menghentikan pemberian khums kepada keluarga Rasulullah SAWA. Ijttihadnya itu adalah bertentangan dengan Surah al-Anfal (18):41 dan berlawanan dengan Sunnah Rasulullah SAWA yang memberi khumus kepada keluarganya menurut ayat tersebut. Kmdn Khalifah Abu Bakar juga mengambil kembali Fadak daripada Fatimah AH selepas wafatnya Rasulullah SAWA. Abu Bakar memberi alasan “Kami para nabi tidak meninggalkan pusaka, tetapi apa yang kami tinggalkan ialah sadaqah.”Hujah yang diberikan oleh Abu Bakar tidak diterima oleh Fatimah dan Ali AS karena bertentangan dengan beberapa ayat al-Qur’an seperti ‘Allah mensyariatkan bagimu tentang
    (pembahagian pusaka) untuk anak-anakmu.”[Surah an-Nisa (4):11] Apa yang dimaksudkan dengan ‘anak-anak’ ialah termasuk anak-anak Nabi SAWA.

    Begtu pula dg khalifah Umar dan Usman.

    Inilah yg saya maksud dg adanya hadis2 yg diproduksi untuk menjustifikasi tindakan para khalifah/sahabat.

    Jadi tolong fokuskan tanggapan anda kpd topik yg sdg dibahas.

  63. @aburahat
    Anda membaca sejarah yg tidak shahih..anda sendiri punya pengetahuan tentang ini? apalagi fitnah terhadap shahabat khalid..ini luar biasa!! Anda sendiri melihatnya??

    @Rijal
    “Anda rupanya dari awal belum sepenuhnya memahami tulisan SP”

    saya tidak mengkritisi tulisan seseorang, camkan itu! saya tidak selevel dengan orang macam SP..yang saya kritisi adalah ajaran syiah..anda paham?

    “Jadi tolong fokuskan tanggapan anda kpd topik yg sdg dibahas”

    mari fokus, dan anda fokus dulu untuk menjawab kesepuluh poin saya sebelum melebar ke yang lain..koq tidak ada yang menanggapi? kalopun ada yg menanggapi malah ngelantur kemana-mana.

    “Bukankah org yg hidup kontradiktif itu adalah org yg di satu pihak mengagungkan sahabat tertentu….”

    mas, JANGAN SALAH KAPRAH! kami tidak mengagungkan-agungkan sahabat, camkan itu! kaum muslimin tidak mempunyai akidah kultus, kaum muslimin menerima mereka sebatas sahabat nabi yang nota bene mempunyai kelemahan dan kelebihan. CAMKAN!

    “Adapun peran para khalifah termasuk Usman tidak lebih dari penyempurnaan mushaf yg bersifat teknis.
    Jadi tidak ada masalah dg apa yg dilakukan sahabat dlm kompilasi Al-Quran.”

    ini yang saya maksud kontradiktif..tidak masalah? aneh!! katanya kembali kepada Allah dan Rasulnya??! kalo tidak suka dengan sahabat, apalagi dihujat dengan aib segala, konsisten dong, tinggalkan, dan jangan ambil walaupun sedikit. Bukankah kompilasi alquran itu tidak diajarkan nabi? bukankah itu bid’ah? bukankah usman itu bani umayah yang kalian benci karena memusuhi ahlubait? bukankan para khalifah menurut kalian penuh aib sehingga tidak layak sedikitpun dijadikan panutan?

  64. @Rijal cs

    intinya begini aja deh..
    kalian hidup dijaman sekarang..hadapi saja yang kalian lihat dan kalian rasakan. Beri makanan otak dengan membaca buku yang ‘halal’ dan ‘thoyyib’, jangan sembarang membaca sejarah yang tidak jelas sumbernya. Hal itu sama saja dengan ‘syubhat’ yang menjurus kepada ‘haram’ sehingga otak tercemar dengan segala aib dan kejelekan-kejelekan.

    artinya fokus saja dulu dengan diri–amal perbuatan–apakah sudah diridhoi Allah? atau malah penuh noda dosa?

    TENTANG SAHABAT :
    para sahabat dan orang jaman dahulu itu udah almarhum, biarkan saja Allah punya Keadilan. Kalau berdosa dihukum, kalau berbuat baik diberi pahala. dan itu hak prerogatif Allah SWT..bukan urusan kita!

    ..dan siapa tahu kesalahan2 mereka-pun sudah diampuni Allah SWT karena doa anak2nya yg sholeh, keturunannya, dan doa orang2 sholeh terkemudian???

  65. @rafsanjani

    Memang betul para sahabat yang sesat dan munafik telah almarhum, akan tetapi mereka meninggalkan ajaran yg keliru tentang Islam dan para pengikutnya adalah sebagian besar umat Islam. Kalo tidak diluruskan ajarannya yg keliru, maka dosa dan kesalahan para sahabat itu diakhirat akan bertambah dan bertambah terus. Oleh karenai itu kehadiran Blog ini sangatlah berguna bagi umat Islam, karena dgn membahas hadits2 para sahabat yg sesat dan munafik, maka umat Islam tidakakan terjebak lagi kedalam kesalahan yang sama. 🙂

    Wassalam…

  66. @dede
    “Memang betul para sahabat yang sesat dan munafik telah almarhum, akan tetapi mereka meninggalkan ajaran yg keliru tentang Islam dan para pengikutnya adalah sebagian besar umat Islam”

    sudikah anda STOP mengatakan mereka sesat dan munafik?? mau tidak nanti ada yang balik mengatakan hal yang sama kepada anda??

    pahami ini, tolong ya :
    …dan siapa tahu kesalahan2 mereka-pun sudah diampuni Allah SWT karena doa anak2nya yg sholeh, keturunannya, dan doa orang2 sholeh terkemudian???

  67. Asslm P’ Rafsanjani………….,

    Bener tu kata kang Dede.
    so ga usah emosi n jgn merasa bener sendiri,
    mumpung kita msh di dunia masih ada kesempatan utk beramal soleh. buka hati dan pikiran supaya ada informasi benar masuk jgn kotorin hati kita dg dugaan2 kotor shhg akan mengotori hati kita so mengeras, klu sdh mengeras takutnya jadi di tutup dech sekaliyan. yg rugi siapa, kita jg kan?

    Wasallam

  68. @zahra

    walkumslm..

    yang betul yang mana? kalau gampang menuduh sesat dan munafik itu apa sikap yang betul??bukankah ini merasa bener sendiri??

    kata-kata anda yang lain, no comment, karena udah saya tulis di atas (mungkin anda belum baca):

    Beri makanan otak dengan membaca buku yang ‘halal’ dan ‘thoyyib’, jangan sembarang membaca sejarah yang tidak jelas sumbernya. Hal itu sama saja dengan ’syubhat’ yang menjurus kepada ‘haram’ sehingga otak tercemar dengan segala aib dan kejelekan-kejelekan.

    artinya fokus saja dulu dengan diri–amal perbuatan–apakah sudah diridhoi Allah? atau malah penuh noda dosa?

  69. @rafsanjani

    Saya menyebut sahabat yg tersesat dan munafik, itu berdasarkan fakta yg ada. Bukannya saya merasa benar sendiri. Atau apakah anda ingin menyembunyikan kebenaran seperti halnya sahabat Muawiyah dan kaum Yahudi?

  70. @dede
    “Saya menyebut sahabat yg tersesat dan munafik, itu berdasarkan fakta yg ada”

    fakta atau baca?? hati-hati bung, jangan kebolak-bolak..

    fakta= anda melihat sendiri yg terjadi
    baca=anda hanya berdasarkan ‘katanya..katanya..’

    HARUS ada bukti anda mengatakan mereka sesat dan munafik. dan itu tidak cukup dengan ‘katanya..’

    pertanyaan saya belum dijawab kalau ada yang balik mengatakan hal yang sama kepada anda, perasaan anda bagaimana??

  71. Aneh berdialog sama org SCHIZOPHRENIC
    Muter-muter, kagak jelas dan banyak berdalih yg tdk ilmiah ?!?

    Bicara fakta hadis yg ada, eeh malah org yg memaparkan hadis ditanya, ‘ente melihat kejadian yg diceritakan hadis tsb tidak?’
    Gilla X yu yeeh

  72. yahudi tuh yg bilang SCHIZO…DAJJAL tuh yg bilang gila!

  73. @ pro akal sehat
    “fakta atau baca?? hati-hati bung, jangan kebolak-bolak..

    fakta= anda melihat sendiri yg terjadi
    baca=anda hanya berdasarkan ‘katanya..katanya..’”

    Akal nda yg ngga sehat kali yaah….kalo anda beranggapan para sahabat tdk ada yg tersesat dan munafik anda lihat mereka tidak ???? kalo anda tdk melihat yaah ngga terbukti dunk

  74. @rafsanjani

    Fakta = berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits

  75. Ndak perlu kita menggunakan banyak nama hanya untuk mendinamisasi forum ini. Cukup satu nama saja. Argumen kitalah yang nanti akan mendinamisasi forum ini, bukan banyaknya nama yang kita gunakan. Jika nama yang kita gunakan banyak, tetapi tipe komentarnya sama, ya sama aja boong. Itu jika kalian menyadari bahwa setiap orang memiliki karakter pembicaraan yang khas.

  76. @ressay

    “Ndak perlu kita menggunakan banyak nama hanya untuk mendinamisasi forum ini”

    emangnya dosa atau salah ya gonta-ganti nama di dunia antah berantah ini?

    bukankah anda sendiri bilang : “Argumen kitalah yang nanti akan mendinamisasi forum ini, bukan banyaknya nama yang kita gunakan”

    …kontradiktif…

  77. @ Rafsanjani… Seolah2 anda sentiasa dapat melihat masa depan dan masa lalu. Semoga kamu akan diberi kelebihan dan nyatanya kamu telah punya persediaan.

    wasSalam

  78. @abu zillan
    “kalo anda beranggapan para sahabat tdk ada yg tersesat dan munafik anda lihat mereka tidak ???? kalo anda tdk melihat yaah ngga terbukti dunk”

    kamu ini gimana sih..hal-2 seperti munafik or sesat itu kan urusan Allah dan hati, apa kamu bisa melihat hati saya sekarang? bisa tidak? tidak kan? Nah bagaimana bisa kamu menilai hati orang yang udah ribuan tahun meninggal??
    ….jadi, siapa yang ‘sakit’ akalnya………….

    ayoh..saya menantang kalian semua utk gunakan akal sehatnya!

    @dede
    tunjukan dalilnya mereka SESAT dan MUNAFIK.
    tapi kalau alquran bilang begitu, artinya anda juga munafik dan sesat dan lebih parah lagi :

    يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون
    (Qs:49:11)

  79. tidak akan pernah al-qur’an bertentangan dengan hadits yang shahih, begitu juga sebaliknya. jika seolah-olah itu bertentangan, berarti otak anda belum sampe untuk memahaminya dan perlu belajar banyak. kembalikanlah kepada yang ahli (ustadz, syeikh)

    untuk si peng-copy (bukan penulis)

    kikikikik begitu ilmiyahnya yah manhaj salaf, sampe2 diterangkannya secara detail dan gamblang. 1 lagi, sampe2 musuh ahlussunnah mengakuinya hingga meng-copy paste.

    Oh iya, hadits dhoif boleh di amalkan (berkaitan dengan fadhilah amal) dengan berbagai macam syarat. mau tau syarat2nya???

    BELAJARRRRR !!!!!

  80. @Abu Hudzaifah

    Tidak akan pernah al-qur’an bertentangan dengan hadits yang shahih, begitu juga sebaliknya.

    Jika maksud anda tidak bertentangan dgn ucapan dan prilaku Nabi saw, memang iya. Tapi dgn hadits yg sampai ke kita sekarang? Jangan buru-buru mengambil kesimpulanlah

    Salam

  81. @rafsanjani:

    Sebenarnya saya malas menanggapi 10 butir “khalayan” anda yg oleh rafidah disebut kuliah untuk anak2 tepatnya anak TK karena luar biasa ngawurnya. Tapi engga apa2.

    Ketika org mengungkapkan fakta2 otentik tentang sahabat yg berasal dari sumber Sunni sendiri, anda mengatakan itu bukan fakta tetapi dari sumber sejarah yg tidak jelas sumbernya.

    Kalau begitu dari mana anda tahu bahwa di dunia ini pernah ada org yg bernama Muhammad seorang utusan Allah ? Apa harus kembali ke masa awal abad ke 7 M ? Bukankah semua kejadian masa lalu itu terekam dalam dokumen2 tertulis yg bisa berbentuk kitab suci, buku sejarah, hadis dan dokumen lainnya.

    Pernyataan anda bahwa fakta=melihat sendiri membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Kalau begitu sampai saat ini anda masih belum meyakini adanya org yg bernama Muhammad saw karena berdasarkan rumus anda sendiri orang harus melihat sendiri org/kejadiannya dan artinya anda harus kembali (melalui time tunnel) ke zaman Nabi saw ! He he he silahkan saja kalau bisa.

    Perlu anda ketahui bahwa mengungkap kejadian2 masa lalu yg berarti terkait dg individu/figur2 tertentu bukanlah suatu kejelekan, apalagi kejadian2 tsb bukan kejadian yg sepele sifatnya tetapi sangat menentukan kualitas keberagamaan generasi selanjutnya. Keluarga Nabi, isteri2 Nabi dan para sahabat adalah generasi pertama yg menerima langsung agama yg diajarkan oleh Rasulullah saw sehingga utuh tidaknya agama yg disampaikan kpd generasi selanjutnya sangat tergantung kpd kualitas pemahaman dan akhlak generasi pertama.

    Contoh hadis yg diungkapkan oleh SP bukan semata-mata membuka aib sahabat, tetapi pada intinya untuk mengingatkan kpd kita baik Sunni maupun Syi’ah akan pentingnya masalah figur kepempiminan yg tepat pasca wafatnya Nabi. Posisi kepemimpinan Islam pasca Nabi saw tidak bisa diberikan kpd sembarang orang karena menyangkut nasib umat manusia baik di dunia dan akhirat.

    SP secara tdk langsung mengingatkan bahwa mekanisme pemilihan pengganti nabi yg tdk merujuk kpd nash tetapi diserahkan kpd org ramai adalah suatu kesalahan yg sangat fatal. Dampaknya sampai saat ini sangat terasa dan terlihat secara jelas dg terpisahnya agama dari manajemen kenegaraan (sekularisme). Fakta ini sangat terlihat pada negara2 Sunni di Timur Tengah spt Saudi Arabia, Mesir, Kuwait dan Turki. Kelihatannya negara spt Saudi memberlakukan syariat Islam, tetapi tdk mewarnai politik kenegaraannya. Lihat saja politik luar negerinya yg cenderung mesra dg musuh Islam sendiri yaitu Zionis AS. Turki engga usah dibilang lagi. Negara ini sudah sekuler 100% sejak seabad yg lalu.

    Ini adalah sekedar contoh dari dampak dipinggirkannya kepemimpinan Ilahiyah/Imamah dari kehidupan politik sejak terjadinya peristiwa Saqifah yg berlanjut dg tegaknya Dinasti Umayyah & Abbasiyyah sampai hari ini, sehingga di kalangan Sunni masalah Imamah yg sangat fundamental ini hanya ditempatkan pada aspek furu’ saja.

    Sementara Syi’ah secara konsisten menegakkan kepemimpinan Ilahiyah sejak generasi pertama sampai generasi yg merupakan the founding fathernya Republik Islam Iran (RII) dg semboyannya tdk Timur tdk Barat yg terbukti sampai detik ini merupakan musuh besarnya Zionis Israel , AS dan antek2nya dg konsekwensi mengalami embargo selama 30 tahun. Hikmah dari embargo adalah semakin mandirinya RII dalam semua aspek, termasuk dalam teknologi nuklir. Begitu pula dg Hizbullah Lebanon yg berhasil mengalahkan Isreal dlm perang 30 hari pada tahun 2008 dan menjadi kekuatan yg patut diperhitungkan baik di negara Lebanon sendiri maupun oleh Israel.

    Rasanya kalau org hidup dg ajaran yg hanya melihat ke masa lalu dan penuh khayalan, mustahil hari ini kaum Syi’ah masih eksis di muka bumi ini.

    Anda juga menuduh Syiah selalu berandai-andai tentang Imam Mahdi ? Lagi2 anda ngawur. Coba buka mata anda lebar2 apa yg sedang terjadi khususnya di Iran yg saat ini menjadi representasinya Syi’ah. Apa iya Syi’ah dg gaibnya Imam Mahdi menjadi melempem ? Tidak mas. Dari dulu Syi’ah selalu dalam posisi tertindas. Tapi justru dalam posisi spt itu Syi’ah menjadi sangat kreatif dan bertambah solid. Sementara negara-negara Sunny masih bingung dengan konsep Negara Islam itu seperti apa, Iran maju dengan konsepnya sendiri, yaitu Wilayah Al-Faqih, dimana pemerintahan dikendalikan oleh Fuqoha yg pada hakekatnya sbg pengejawantahan dan kesinambungan dari kepemimpinan Ilahiyah . Sebaliknya negara2 Islam Sunny tidak punya konsep. Mereka masih bingung cara mengkompromikan antara negara Islam dengan negara modern. Akibatnya mereka tetap terjebak pada konsep monarki/kerajaan. Ketika ada pemikiran progresif untuk mencapai negara modern, malah lahir sekularisme seperti di Turki atau Mesir.

    Dari informasi mantan pejabat CIA yg terungkap, konon yg paling ditakuti Amerika dari RII adalah system Marjaiyyahnya yg merupakan salah satu aspek dari Wilayah al-Faqih. Sementara itu apalagi yg harus ditakuti Amerika cs ketika negara2 Islam Sunni spt Saudi, Mesir, Turki, Yordania dll sudah menjadi sekuler baik secara parsial maupun total..

    Jadi kalau anda menuduh ajaran syiah hidup dalam masa lalu yg penuh dengan khayalan/pengandaian itu cuma khayalan anda sendiri saja.

    Ketika anda menuduh Syi’ah menggunakan sumber informasi dari musuh2 Islam/Yahudi, apakah anda hendak mengatakan bahwa para ulama hadis spt Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hajar, Thabari, Ibnu Qutaibah dll adalah musuh2 Islam/Yahudi karena dlm forum ini jug secara jelas ditunjukkan bahwa sumbernya adalah referensi Sunni itu sendiri.

    Apa benar org Syi’ah tidak pake otak dan tdk memahami bahasa ungkapan ? he he otak anda sendiri anda taro di dengkul. Sebenarnya tuduhan anda itu pantasnya dialamatkan kpd kaum Wahabi yg memahami Islam secara lateral/harfiah. Contohnya dalam Al-Quran ada ayat yg berbunyi :”Barang siapa yg buta di dunia maka di akhirat akan semakin buta.” Karena dasar pemahamannya lateral, maka Wahabi mengartikan buta di situ adalah buta secara fisik. Wah gimana dong dg para imam Mesjid di Mekkah dan Madinah yg konon buta matanya ?

    Untuk anda ketahui bahwa Syiah tdk pernah menutup pintu ijtihad, shg baik tradisi di bidang agama maupun intelektual/filsafat di kalangan Syiah sampai saat ini masih eksis dan berkembang terus.

    Sementara di kalangan Sunni sejak wafatnya empat imam mazhab maka pintu ijtihad ditutup dan org harus taklid kpd 4 imam mazhab tsb. Juga dunia intelektual/filsafatnya sudah lama mati sejak zaman Al-Ghazali masih hidup. Jadi lebih tepat kalau di dunia Sunni khususnya salafi wahabi “otak” sdh lama tdk dipake, termasuk anda tentunya.

    Kemudian anda juga menuduh Syi’ah hidup dalam masa lalu yg penuh dendam (Karbala). Kembali anda juga engga pake otak dan hanya melihat dari luar serta tdk memahami tujuan dari peringatan Karbala. Padahal Al-Quran pun berisi kisah2 MASA LALU untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Itupun bagi org2 yg mau memikirkannya. Apa anda juga mau mengkritik Al-Quran ?

    Peringatan Karbala sama sekali bukan mengungkit “dendam sejarah”. Tetapi untuk senantiasa menghidupkan semangat untuk melawan kezaliman di muka bumi ini siapapun mereka. Tidak hanya Yazid. Semangat ini sepertinya sudah tdk terlihat lagi di negara muslim sunni. Lagi2 semangat spt ini juga ditakuti oleh Amerika.

    Jadi semakin terlihat sangat ngawurnya 10 butir “khalayan” anda itu. Makanya pikir dulu sebelum ngomong !

  82. @raf……
    Anda sering membela sahabat. Sudah pernah ketemu mereka? Apa kata mereka? Tolong beritahukan kita yang nda pernah ketemu mereka? Atau anda ketahui karena KATA MEREKA / BERDASARKAN SAYA BACA/BERDASARKAN KATA SYEKH SAYA
    Anda tidak bisa membela mereka kalau cuma KATA MEREKA.
    Sebab anda tidak tahu tingkah laku mereka masa itu.

  83. @Abu Hudzaifah:
    “tidak akan pernah al-qur’an bertentangan dengan hadits yang shahih, begitu juga sebaliknya. jika seolah-olah itu bertentangan, berarti otak anda belum sampe untuk memahaminya dan perlu belajar banyak. kembalikanlah kepada yang ahli (ustadz, syeikh)”

    Belum tentu mas karena kesahihan suatu hadis harus mencakup dua hal, yaitu dari segi sanad dan matan. Boleh jadi suatu hadis dari segi sanad dinyatakan sahih, tetapi dari segi matan bertentangan dg Al-Quran atau hadis yg lebih sahih lagi. Ini bukan seolah-olah tapi betul2 kenyataan. Contohnya hadis2 “sahih” yg menggambarkan Allah secara tajsim dan Tasybih atau hadis2 yg menggambarkan pribadi Nabi saw spt pribadi yg tdk maksum yg ironisnya ada dalam kitab Sahih sendiri spt Bukhori.

    Hanya masalahnya kebanyakan ulama Ahlu Sunnah tdk berani mengungkapkan masalah ini karena harus menabrak rambu2 berupa dogma bahwa semua sahabat adil dan kalaupun ada kekeliruan kita harus diam dan tdk berkata2 apapun.

  84. @husin
    kontradiktif? ngomong apa itu kontradiksi? jadi inget prima principia nih kawan.

    Sekali-kali berfallacy ah.

    nih ada satu perkataan fallacy untuk Anda;
    “Hanya orang waras dan cerdas saya yang dapat memahami maksud dari perkataan saya.”

    Hayo fallacy apa itu yach?

  85. @rizal,
    “Anda juga menuduh Syiah selalu berandai-andai tentang Imam Mahdi ? Lagi2 anda ngawur. Coba buka mata anda lebar2 apa yg sedang terjadi khususnya di Iran yg saat ini menjadi representasinya Syi’ah. Apa iya Syi’ah dg gaibnya Imam Mahdi menjadi melempem ? Tidak mas. Dari dulu Syi’ah selalu dalam posisi tertindas. Tapi justru dalam posisi spt itu Syi’ah menjadi sangat kreatif dan bertambah solid. Sementara negara-negara Sunny masih bingung dengan konsep Negara Islam itu seperti apa,….”

    For all Anti-Syiah, (renungkan)
    betul apa yg dikatakan sdr.rizal. Negara2 Suni yg tdk begitu percaya akan kejadian Ghaib Imam Mahdi karena dianggap berkhayal, yang bebas aktif tanpa embargo, sampai skrg tertinggal jauh dlm hal kemampuan berfikir (teknologi) dg negara Iran, yg katanya(kata Suni) selalu berkhayal akan kehadiran Imam Mahdi as. yang Kebebasan Internasionalnya pun terbatas.

    Benar apa yg dikatakan para Imam Ahlulbait, bahwa nanti
    “Ilmu itu 27 huruf, semua yg dibawa para rassul tdk lebih daripada 2 huruf. Kelak bila Al Qaim bangkit, dia akan mengeluarkan 25 huruf sisanya dan menyebarkan sisanya keseluruh umat manusia (hingga bumi seluruhnya sejahtera).”
    Jadi memang warisan perbendaharaan ilmu itu ada pada pengikut Ahlulbait Nabi Saww, bukan pengikut Khulafaurrasyidin. Terbukti saat inikan ?

  86. @laxmaxru

    Nabi saw bersabda : “Tidak akan diterima suatu ucapan kecuali jika disertai dengan amal, tidak akan diterima suatu ucapan dan amal kecuali jika disertai dengan niat, dan tidak akan diterima suatu ucapan, amal dan niat kecuali jika sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya”.

  87. @ressay

    hahaha..anda ini lucu, sejak kapan disibukin sama istilah2 hahaha…

    …kontradiksi..kejebak juga sama si husin hahaha..
    …mbo yao yg kaya gini ndak usah diurusin toh hahaha…

  88. @rijal

    sebelumnya, saya cuma mau bilang senang diskusi dengan anda..

    “Sebenarnya saya malas menanggapi 10 butir “khalayan” anda yg oleh rafidah disebut kuliah untuk anak2 tepatnya anak TK karena luar biasa ngawurnya. Tapi engga apa2.”

    yaa ga apa2 untuk kritkannya, toh emang anda semua kan masih anak TK..wajar toh suka ‘rewel’ hehehe…

    “Ketika org mengungkapkan fakta2 otentik tentang sahabat yg berasal dari sumber Sunni sendiri, anda mengatakan itu bukan fakta tetapi dari sumber sejarah yg tidak jelas sumbernya.”

    begini, mas..masalah ini perlu didudukan pada tempatnya. dipisahkan dulu: bicara sejarah atau bicara hadits? saya ga ngomong hadits, sebab kalau hadits kan udah jelas, ada ilmunya, tidak sembarang orang bisa meriwayatkan hadits. Orang tersebut harus amanah, tsiqoh, terpercaya. Dan tidak sembarang orang bisa mengkritisinya, kecuali orang tersebut memang ulama mumpuni, arabnya fasih, sekolah tinggi, profesor dan segala gelar lainnya. Tapi kalau bicara sejarah, siapa saja bisa bikin buku sejarah..nah berhubung otak ini sama dengan perut yang perlu dikasih makanan, maka kita perlu ‘makanan’ untuk otak yg halal dan thoyyib, yang enak2 dn menyehatkan, ilmu yang bermanfaat. seperti halnya perut, dia akan otomatis menolak makanan2 yg jelek, ilmu yang menguak aib seseorang seyogyanya juga harus dihindari..apakah kita tidak tahu makanan yang ‘haram’ ? atau kita tidak tahu kejelekan seseorang?? pasti sedikitnya tahu kan? tapi apa lantas kita ungkit2 dan kita telan tuh jadi ‘makanan’ yg ‘haram’ tadi? tentu tidak ‘kan? cukup diri ini aja yang tahu dan tidak usah digembar-gemborkan keseluruh dunia, iya kan?

    jangan atas nama KEBENARAN lantas aib seseorang dibuka begitu saja, lalu dngn gampang menuduh orang lain menyembunyikan ‘KEBENARAN’ tersebut..

    yang namanya KEBENARAN adalah bukan membuka aib, kejelekan2 sesama saudara, tapi KEBENARAN adalah membuktikan ayat2 illahi dngn fakta sains, begitu sebaliknya; seperti puasa terbukti membuat orang semakin sehat, dll..
    …ini salah kaprahnya kalian disini….

    “Kalau begitu dari mana anda tahu bahwa di dunia ini pernah ada org yg bernama Muhammad seorang utusan Allah ?”

    lucu mas rijal ini..kitab suci dan hadits cukup sebagai saksi saya diakhirat..(dan ini bukan buku sejarah loh..)

    “Pernyataan anda bahwa fakta=melihat sendiri membuat saya tertawa terpingkal-pingkal”

    silakan tertawa sampe mencret (ups maaf) juga ga apa-apa..yg jelas masalah aib, fitnah HARUS kita sembunyikan (takut azab Allah) walapon kita tahu dan melihatnya. bukankah dalam ilmu hukum juga harus ada bukti dan SAKSI untuk membuktikan seseorang itu berbuat jahat? anda bisa jadi saksi??

    mas, yang saya angkat ke permukaan adalah buku sejarah, artikel atau semacamnya-lah! camkan, buku sejarah! buku sejarah yang banyak beredar dipasaran dengan sumber yang tidak jelas–syubhat! hati-hati saja.

    Kalian rupanya pengagum Iran ya..saran saya : wah jangan terpukau dulu mas. Dulu di jaman nabi saja Persia luar biasa hebatnya, bersanding dengan Romawi (Barat) sekarang. Dan sepertinya ini menjadi pola : akan selalu ada dua kekuatan yang saling berlawanan. Nah, kita seyogyanya berposisi seperti Nabi SAW, tidak berada di kedua-duanya, dan malah menjadi kekuatan ketiga yang tidak terduga kekuatannya karena tidak diperhitungkan. Hanya dengan kekuatan akidah yang benar saja sehingga Islam menang melawan kedua negara raksasa itu.

    Jangan terpukau dengan teknologi Iran itu disebabkan ajaran syiahnya, karena kita juga akan beralasan yang sama dengan Barat yang luar biasa teknologinya dengan ajaran nasraninya.

    artinya : otak dan akidah beda tempat, mas. saya ngomongin akidah syiah, jangan ngawur terus ke teknologi iran..itu urusan otak. Masalah otak sih Allah kasih ke siapa saja, islam, kristen, yahudi, dll.

    “Kemudian anda juga menuduh Syi’ah hidup dalam masa lalu yg penuh dendam (Karbala). Kembali anda juga engga pake otak dan hanya melihat dari luar serta tdk memahami tujuan dari peringatan Karbala. Padahal Al-Quran pun berisi kisah2 MASA LALU..”

    betul mas, alquran bercerita masa lalu, tapi tidak ttg karbala hehehe..
    lagi pula alquran bercerita ttg kaum kafir musyrikin vs kaum muslim..mana ada cerita ttg muslimin vs muslimin??

    “Peringatan Karbala sama sekali bukan mengungkit “dendam sejarah”. Tetapi untuk senantiasa menghidupkan semangat untuk melawan kezaliman di muka bumi ini siapapun mereka.”

    semangat melawan kezaliman? wow indah sekali permainan katanya..kenapa tidak pada saat 17 Agustus saja kita ‘rayakan’ semangat itu? Kenapa tidak pada saat pembantaian Bosnia? jelas toh musuh bersamanya, kaum kafir? Kezaliman yg lebih parah dari karbala lebih banyak, mas..

    Anda saksikan sendiri dan datang langsung deh ke Iran sana apa betul semangat melawan kezaliman atau didalamnya ada penghujatan2. Setelah itu baru ngomong soal semangat melawan kezaliman.

  89. @Rafsanjani

    semangat melawan kezaliman? wow indah sekali permainan katanya..kenapa tidak pada saat 17 Agustus saja kita ‘rayakan’ semangat itu? Kenapa tidak pada saat pembantaian Bosnia? jelas toh musuh bersamanya, kaum kafir? Kezaliman yg lebih parah dari karbala lebih banyak, mas..

    Hanya orang yang tidak pernah membaca Sejarah Pembantaian di Karbala yang akan berkomentar seperti ini. Yang lebih parah kezaliman besar seperti ini dilakukan oleh orang yang mengaku muslim dengan membantai Keluarga Nabi SAW yang sangat dimuliakan.

  90. @rafsanjani

    Kata anda:

    @dede
    tunjukan dalilnya mereka SESAT dan MUNAFIK.

    Jawaban:

    Rasulullah saw bersabda dlm hadits Tsaqalain bahwa barang siapa berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Itrah Ahlulbait, maka tidak akan tersesat selamanya.

    Selanjutnya dlm hadits Ghadir Khum setelah Imam Ali as dipilih atas perintah Allah dan Rasul-Nya, para sahabat berjanji untuk membaiat Imam Ali as dgn mengucapkan selamat atas terpilihnya sebagai khalifah umat Islam. Akan tetapi setelah Rasulullah wafat, sebagian besar sahabat menghianati janji tsb seperti Abubakar, Umar, Utsman dlsb dgn mengadakan pemilihan khalifah di Saqifah Bani Sa’idah.

    Jelas para sahabat tsb apabila mengingkari dan berkhianat atas perintah Allah dan Rasul-Nya dlm hadits tsb, maka dapat dikatakan sahabat yg SESAT dan MUNAFIK.

    Wassalam….

  91. @aburahat
    “Anda sering membela sahabat. Sudah pernah ketemu mereka? Apa kata mereka? Tolong beritahukan kita yang nda pernah ketemu mereka? Atau anda ketahui karena KATA MEREKA / BERDASARKAN SAYA BACA/BERDASARKAN KATA SYEKH SAYA
    Anda tidak bisa membela mereka kalau cuma KATA MEREKA.
    Sebab anda tidak tahu tingkah laku mereka masa itu”

    jangan begitu dong mas..ada pepatah: ‘lihat yg tersirat dari yang tersurat’ artinya substansinya apa yang ditulis. Makanya kawan2 syiah menganggap seolah2 saya membela sahabat..kaum muslimin itu akan membela AJARAN YANG BENAR dan OBJEKTIVE/NETRAL/ADIL bukan membela per individu yg akan selalu mengarah kepada kultus. Itu bahaya. makanya saya BERANI mengkritik AJARAN SYIAH karena sungguh berbahaya : menyebabkan seseorang menjadi berhalusinasi menjadi seseorang seperti sepuluh poin yang saya simpulkan di atas.

    Masalah lihat atau tidak lihat, kita semua tidak melihat mereka dan kita tidak tahu secuilpun tingkah laku gaya hidup mereka, kecuali semua kata buku/artikel sejarah dan ‘katanya..katanya…’

    Cuma camkan bedanya :
    1. Saya tidak BERANI memunafikan apalagi men’sesat’kan mereka. itu urusan hati dan Allah SWT yg paling berhak.
    2. Kalian memfitnah mereka dengan mengatakan munafik dan sesat..

    ayo bangun! bangun! mana yang lebih ‘elegan’, coba pilih, gunakan akal sehat ya!

    @SP
    “Hanya orang yang tidak pernah membaca Sejarah Pembantaian di Karbala yang akan berkomentar seperti ini. Yang lebih parah kezaliman besar seperti ini dilakukan oleh orang yang mengaku muslim dengan membantai Keluarga Nabi SAW yang sangat dimuliakan”

    thank you nih, suhunya baru turun gunung hehe..mas, sory saya tambahkan kata prihatin atas tragedi ini. tapi sikap saya sebagai ‘penonton’ adalah innalilahi wa innailaihi raji’un. ini tragedi memalukan dunia islam, tapi jangan lantas kita HANYUT lalu kemudian datang musuh2 Islam memanfaatkan sejarah ini sedemikian rupa sehingga diskenariokan menjadi ajang caci maki, dendam kesumat dan melupakan yang lebih penting lagi daripada bersedih-sedihan terus.

    bicara sejarah..bukankah banyak nabi dan rasul sebelum Muhammad SAW yang dibantai oleh kaummya sendiri? lebih tinggi mana kedudukannya : rasul atau sekedar keluarga rasul?

    ini mas, kita harus bersikap adil proporsional dalam mensikapi sejarah, termasuk karbala ini..

    @dede
    “Selanjutnya dlm hadits Ghadir Khum setelah Imam Ali as dipilih atas perintah Allah dan Rasul-Nya, para sahabat berjanji untuk membaiat Imam Ali as dgn mengucapkan selamat atas terpilihnya sebagai khalifah umat Islam. Akan tetapi setelah Rasulullah wafat, sebagian besar sahabat menghianati janji tsb seperti Abubakar, Umar, Utsman dlsb dgn mengadakan pemilihan khalifah di Saqifah Bani Sa’idah.”

    itu penafsiran kita yg hidup jauh dibelakang mereka..sah-sah saja orang punya penafsiran, tapi kalau bisa dari hati yang bersih jauh dari sikap hujat-menghujat dan saling menjelek2an. Tapi intinya ada tidak Rasul yg nyata-2 hidup dijaman mereka dan tahu berdasarkan wahyu menuduh langsung sahabat munafik dan sesat seperti yang dede lakukan??
    Kalau Rasul sendiri tidak berani melakukan itu, kenapa kamu berani sekali??

  92. @Rafsanjani
    Apakah semangat melawan kezaliman dilakukan dgn bergembira [lomba2 panjat pinang, misalnya]?

    Kezaliman pembantaian thd keluarga Nabi Muhammad saw. hendak dikecilkan/diremehkan dgn membandingkannya dgn tragedi lain yg jumlah korbannya lebih besar. Jika ada umat Islam yg sudah berani membantai keluarga Nabi saw., apakah yg akan menghalanginya utk melakukan kezaliman pada umat lain yg bukan keluarga Nabi saw? Kalau ada umat Islam [mufti lagi] yg membenarkan para pembantai keluarga Nabi saw. dan menyalahkan Imam Al-Husein, apakah yg akan menghalanginya utk memfatwakan syar’i-nya tindakan penguasa muslim yg berbuat zalim kpd umat Islam yg dizaliminya?

    Kalau kezaliman tidak dibenci, ditolak, dilawan, maka kezaliman itu akan dipandang biasa-biasa saja, lalu diberi pembenaran. Na’udzu billahi min al-fitan.

  93. @rafsanjani

    Yang mengatakan sahabat SESAT adalah Rasulullah saw, karena telah ingkar kepada hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum. Bukan saya loh :mrgreen:

  94. @dede
    “Yang mengatakan sahabat SESAT adalah Rasulullah saw, karena telah ingkar kepada hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum. Bukan saya loh ”

    Waduh, ngeles ya, atau mau lari dari tanggung jawab?
    dengan mudahnya melempar tuduhan itu kepada junjungan kita, Muhammad SAW? Rasulullah yang berakhlakul karimah, lembut dan sangat santun kepada musuh sekalipun BERANI mengatakan munafik dan sesat kepada sahabatnya sendiri? dimana akal sehat dede? hati-hati ini nanti jadi FITNAH dan kamu akan dihadapkan didepan Rasulullah di Mahkamah Allah kelak…berani?

  95. @rafsanjani

    Sembarangan saja anda mengatakan begitu, baca dan pelajari lagi deh hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum, jangan2 anda belum mengetahuinya :mrgreen:

  96. @rafsanjani

    Kamu juga berani ngga dihadapkan kepada Allah dan Rasul-Nya di Akhirat kelak, apabila menginkari perintah Allah dan Rasul-Nya dalam hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum? Jawab dgn jujur ! …

  97. @rafsanjani
    ya dibahaslah. saya dididik di HMI untuk senantiasa mempertanyakan kembali apa yang saya dapatkan.

    Termasuk definisi dari kontradiksi yang dimaksud oleh si husin.

    masa gitu aja dipertanyakan?

    ya iyalah karena saya yang orang jawa ini pernah hidup di tanah sunda .Hanya karena bahasa, semuanya bisa kacau.

    Gedang dalam jawa itu pisang. sedangkan dalam bahasa sunda itu pepaya.

    Jangan-jangan kontradiksi yang dimaksud husin berbeda dengan kontradiksi yang dimaksud oleh aristoteles.

    hayo…cik kumaha?

  98. @ressay
    boleh saja..sok wae atuh, tapi kan temanya bukan lagi ngebahas istilah2/bahasa, sabar dunk hehehe…atos paham?

  99. @dede
    ko malah balik tanya? ada apa nih?

    percis anak TK ditanya sama gurunya, disuruh tanggung jawab karena menghina temannya terus malah ngambek nyalahin gurunya hehehe..

  100. @rafsanjani

    Dikasih tahu tidak percaya, ya sudah ngga apa. Susah juga ngomong sama anak tidak sekolah mah, hihihi :mrgreen:

  101. @dede
    “Kamu juga berani ngga dihadapkan kepada Allah dan Rasul-Nya di Akhirat kelak, apabila menginkari perintah Allah dan Rasul-Nya dalam hadits Tsaqalain dan Ghadir Khum? Jawab dgn jujur !”

    jangan berandai-andai-lah: apabila, apabila lucu deh hahaha…

    nyatanya kamu yang memfitnah Rasulullah men-sesat-kan sahabatnya..ck…ck..ck..berani banget ya!

  102. @rafsanjani

    Jawab dulu dong kalau berani? Saya yakin anda tidak berani untuk menjawabnya :mrgreen:

  103. @rafsanjani

    Ya jelas berani kalau sebagian besar para sahabat telah ingkar kepada perintah Allah dan Rasul-Nya dlm Tsaqalain dan Ghadir Khum, bisa dikatakan telah SESAT dan MUNAFIK.

  104. @dede

    anggap lah lagi ngadepin anak manja, sy jawab deh:

    1. pertanyaannya salah alamat
    2. pertanyaannya bersifat pengandaian
    3. saya berani karena cuma dede yang bertanya
    4. saya berani karena tidak pernah memfitnah Rasul, menghina sahabat.

    nah sekarang giliran kamu ya…pasti ga berani yaaa..

  105. @rafsanjani

    Saya jelas berani kalau sebagian besar para sahabat telah ingkar kepada perintah Allah dan Rasul-Nya dlm Tsaqalain dan Ghadir Khum, bisa dikatakan telah SESAT dan MUNAFIK.

  106. @rafsanjani

    Komentar anda:

    anggap lah lagi ngadepin anak manja, sy jawab deh:

    1. pertanyaannya salah alamat
    2. pertanyaannya bersifat pengandaian
    3. saya berani karena cuma dede yang bertanya
    4. saya berani karena tidak pernah memfitnah Rasul, menghina sahabat

    Komentar saya :

    Sepertinya keberanian kamu setengah hati ya, pake syarat segala… :mrgreen:

  107. @dede

    bukan syarat tapi itulah yang sesungguhnya.
    lebih baik tobat, dik.
    belajar lagi ya akhlakul karimah, jangan baca buku2 sejarah sembarangan..segala hal yang tidak jelas itu syubhat, dan lama-lama bisa haram..

  108. @rafsanjani

    Ma’af, kakak yg harus belajar sejarah Islam yg benar mah, jangan mengikuti sahabat yg SESAT dan MUNAFIK. 😎

  109. @latmatru

    betul bung, kasihan sekali mereka..mereka terpesona dengan istilah : AHLUL BAYT../ KELUARGA NABI…kesannya ‘indah’ bukan?

  110. @Rafsanjani

    Betul, indahnya Ahlulbayt itu begitu mempesona kami, sesuai perintah Allah SWT dan Rasulullah SAWW darinyalah kami mengambil agama,……..kalau kalian tidak melihat kesan indah yang ada pada mereka maka kamilah yang kasihan sama kalian,…wahai para penyembah sahabat

Tinggalkan komentar