Al Mahdi Khalifah Allah SWT

Al Mahdi Khalifah Allah SWT

Imam Mahdi adalah sosok yang sangat dimuliakan dan sangat dinanti-nanti oleh umat Islam. Terdapat berbagai kontroversi seputar Imam Mahdi dari yang menolak keberadaannya sampai klaim mengenai siapakah sebenarnya Imam Mahdi. Tulisan ini sayangnya bukan mau membahas mengenai kontroversi tersebut. Bagi kami keberadaan dan datangnya Imam Mahdi adalah perkara hak yang telah dikabarkan melalui kabar-kabar shahih dan mutawatir. Tulisan ini akan membahas sebuah hadis tentang Al Mahdi yang menjadi korban kesinisan kaum salafiyun yaitu Hadis Al Mahdi Khalifah Allah. Salafiyun berkeras menyatakan dhaif hadis tersebut padahal kenyataannya hadis tersebut bersanad shahih.

Hadis tersebut salah satunya diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah 2/1367 no 4084

حدثنا محمد بن يحيى وأحمد بن يوسف قالا حدثنا عبد الرزاق عن سفيان الثوري عن خالد الحذاء عن أبي قلابة عن أبي أسماء الرحبي عن ثوبان قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( يقتيل عند كنزكم ثلاثة كلهم ابن خليفة . ثم لا يصير إلى واحد منهم . ثم نطلع الرايات السود من قبل المشرق . فيقتلونكم قتلا لم يقتله قوم ) ثم ذكر شيئا لا أحفظه . فقال ( فإذا رأيتموه فبايعوه ولو حبوا على الثلج . فإنه خليفة الله المهدي )

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Yusuf yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Sufyan Ats Tsawri dari Khalid Al Hidza’ dari Abi Qilabah dari Abi Asma’ Ar Rahabi dari Tsawban yang berkata Rasulullah SAW bersabda “Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaan kalian, mereka bertiga adalah putera Khalifah. Tetapi tidak seorangpun diantara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian bendera-bendera hitam akan muncul dari arah Timur, maka mereka memerangi kalian dengan perang yang belum pernah dialami oleh kaum sebelum kalian. Kemudian Rasulullah SAW mengucapkan sesuatu yang aku tidak hafal. Beliau SAW kemudian bersabda “Maka siapa diantara kamu yang melihatnya, berikanlah baiat kepadanya walaupun dengan merangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifah Allah Al Mahdi.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Mustadrak As Shahihain 4/510 no 8432, Dalail An Nubuwah Baihaqi hal 516, Musnad Al Bazzar 10/100 no 4163

Hadis di atas adalah hadis yang shahih dan para perawinya tsiqat. Al Buushiriy berkata dalam Zawaaid Ibnu Majah no 1370
.
zawaid-ibnu-majah-no-1370-mahdi-khalifah-allah
.

هذا إسناد صحيح رجاله ثقات رواه الحاكم في المستدرك من طريق الحسين بن حفص عن سفيان به وقال هذا حديث صحيح على شرط الشيخين

Hadis ini sanadnya shahih dan para perawinya terpercaya. Diriwayatkan Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan jalan Al Husain bin Hafsh dari Sufyan-dengan sanad seperti di atas- dan ia berkata “hadis shahih dengan syarat Bukhari Muslim”.

Selain Al Hafiz Al Buushiriy hadis ini telah dishahihkan oleh banyak ulama di antaranya

  • Al Hakim dalam Al Mustadrak 4/510 no 8432 berkata “hadis shahih sesuai syarat Bukhari Muslim”. Hal ini disepakati oleh Adz Dzahabi dalam At Talkhis.
  • Al Bazzar dalam Bahru Az Zukhar Musnad Al Bazzar 10/100 no 4163 berkata “sanadnya shahih”.
  • Ibnu Katsir dalam An Nihayah Fi Fitan Wal Malahim hal 34 no 67 berkata “sanad hadis ini kuat shahih”
  • Al Qurtubi dalam kitabnya At Tadzkirah Fi Ahwal Al Mawta 3/1201 menyatakan bahwa “sanadnya shahih”.
  • Syaikh Abdul Alim Abdul Azhim Al Bustawi dalam kitabnya Al Hadits Al Waridah Fil Mahdi Fi Mizanil Jarh Wat Ta’dil hadis no 7 hal 151 menyatakan bahwa “sanadnya shahih”.
  • Syaikh Mustafha Al Adawy dalam As Shahihul Musnad Min Ahadits Al Fitan Wal Malahim hal 337 menyatakan “sanadnya shahih”

 

Al Hakim Dalam Mustadrak Ash Shahihain 4/510 no 8432

.

al-mustadrak-no-8432-mahdi-khalifah-allah

.

Al Bazzar Dalam Musnad Al Bazzar 10/100 no 4163

.

musnad-al-bazzar-no-4163-mahdi-khalifah-allah

.

Ibnu Katsir Dalam An Nihayah Fi Fitan Wal Malahim Hal 34 No 67

.

an-nihayah-ibnu-katsir-hal-34-mahdi-khalifah-allah

.

Al Qurtubi Dalam Kitab At Tadzkirah Bi Ahwal Al Mawta 3/1201

.

tazkirah-al-qurthubiy-juz-2-hal-1201-mahdi-khalifah-allah

.

Syaikh Abdul Alim Abdul Azhim Al Bustawi Kitab Al Hadits Al Waridah Fil Mahdi Fi Mizanil Jarh Wat Ta’dil Hadis no 7 Hal 151

.

ahadits-al-waridhah-fi-mahdi-fil-mizan-hal-151-mahdi-khalifah-allah

.

Syaikh Mustafha Al Adawy Dalam As Shahihul Musnad Min Ahadits Al Fitan Wal Malahim Hal 337

musnad-as-shahih-fitan-hal-337-mustafa-adhawiy-mahdi-khalifah-allah

.

.

Sungguh hal yang aneh sekali, Syaikh Al Albani memasukkan hadis ini dalam Dhaif Sunan Ibnu Majah no 4084 dan Silsilah Ahadits Ad Dhaifah no 85 seraya berkata

و هذه الزيادة خليفة الله ليس لها طريق ثابت , و لا ما يصلح أن يكون شاهدا لها , فهي منكرة

Dan tambahan “Khalifah Allah” tidaklah memiliki jalan yang tsabit dan shahih serta tidak memiliki syahid sehingga lafal tersebut munkar.

Tentu saja perkataan ini keliru. Hadis riwayat Tsauban di atas sangat jelas keshahihannya. Justru pencacatan Syaikh terkesan dicari-cari dan tidak berdasar. Syaikh mengatakan bahwa cacat hadis ini karena Abu Qilabah seorang mudallis dan riwayatnya di atas dengan ‘an ‘an ah. Pencacatan syaikh sangat jelas kekeliruannya bagi mereka yang paham dengan ilmu hadis.

  • Mudallis memiliki banyak tingkatan dan tidak setiap mudallis dinyatakan dhaif hadisnya dengan lafal ‘an ‘an ah. Ibnu Hajar memasukkan Abu Qilabah dalam Thabaqat Al Mudallisin no 15 artinya Abu Qilabah adalah mudallis tingkatan pertama. Mudallis tingkatan pertama adalah mudallis yang dijadikan hujjah hadisnya walaupun dengan lafal ‘an‘anah. Termasuk dalam kelompok pertama ini adalah Malik bin Anas, Yahya bin Said, Muhammad bin Ismail Al Bukhari dan Muslim bin Hajjaj. Mereka semua dijadikan hujjah ‘an ‘an ahnya.
  • Syaikh Al Albani sendiri telah menyatakan shahih hadis ‘an ‘an ah Abu Qilabah dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no 1672 dan Irwa’ Al Ghalil 7/100 no 2035. Dalam Al Irwa’ syaikh menyebutkan takhrij hadis (tentang thalaq) dan semuanya berakhir pada ‘an ‘an ah Abu Qilabah. Di sini beliau tidak mendhaifkan hadis tersebut bahkan menyatakan hadis tersebut shahih.

Syaikh Al Albani juga menyatakan bahwa hadis tersebut munkar karena kata-kata Khalifah Allah menurut beliau bertentangan dengan syariat. Syaikh mengutip pernyataan Ibnu Taimiyah dalam Al Fatawa Al Qubra 2/416

و قد ظن بعض القائلين الغالطين كابن عربي , أن الخليفة هو الخليفة عن الله , مثل نائب الله , و الله تعالى لا يجوز له خليفة , و لهذا قالوا لأبي بكر : يا خليفة الله ! فقال : لست بخليفة الله , و لكن خليفة رسول الله صلى الله عليه وسلم

Sungguh banyak orang mengira dengan salah seperti Ibnu Arabi bahwa yang dimaksud Khalifah adalah Khalifah Tuhan sebagai wakil Tuhan. Allah tidak memiliki wakil. Oleh karena itu ketika ada yang berkata kepada Abu Bakar “wahai Khalifah Allah” Ia berkata “Aku bukanlah Khalifah Allah tetapi Khalifah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]

Pernyataan Ibnu Taimiyyah itu patut diberikan catatan. Tidak ada masalah jika dikatakan Allah SWT mempunyai wakil, tentu wakil dalam arti orang yang ditunjuk oleh Allah SWT untuk melaksanakan tugas seperti para Nabi atau orang yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai Imam bagi manusia. Aneh sekali kalau Ibnu Taimiyyah atau Syaikh beranggapan bahwa satu-satunya arti Khalifah adalah Pengganti (Pengganti bagi mereka yang sudah tidak ada). Sehingga jika dikatakan khalifah Allah maka sama saja mengatakan Allah SWT telah digantikan dan ini batil. Pernyataan Khalifah Allah tidaklah semata-mata memiliki arti seperti itu. Perhatikanlah dengan baik, Orang yang mengucapkan kata-kata “Khalifah Allah” adalah Rasulullah SAW jadi sangat tidak mungkin kalau yang dimaksud Rasulullah SAW adalah tafsiran batil versi Ibnu Taimiyyah. Pengingkaran Ibnu Taimiyyah benar-benar sangat berlebihan sampai akhirnya ia berkata “Barang siapa yang menjadikan-Nya mempunyai Khalifah, orang itu berarti telah menyekutukanNya yakni musyrik”. Sungguh kami tidak mengerti bagaimana mungkin jika terbukti dengan sanad yang shahih bahwa Rasulullah SAW berkata “Al Mahdi Khalifah Allah” maka akan datang seorang ulama yang mengatakan perkataan itu sebagai suatu kesyirikan, naudzubillah.

Khalifah Allah yang dimaksud dalam hadis di atas adalah Khalifah yang ditunjuk, diangkat atau ditetapkan oleh Allah SWT dan jelas sekali Allah SWT berkuasa untuk itu. Al Mahdi adalah Khalifah bagi umat manusia yang diangkat dan ditetapkan oleh Allah  SWT oleh karena itulah Imam Mahdi dikatakan sebagai Khalifah Allah. Bisa dimaklumi kalau seandainya Ibnu Taimiyyah dan Syaikh Al Albani tidak pernah terpikirkan adanya tafsir seperti ini karena mungkin saja bagi mereka seorang Khalifah itu harus selalu dipilih oleh manusia bukan diangkat oleh Allah SWT.

112 Tanggapan

  1. Amat banyak hadis2 tentang Imam Mahdi. Ada beberapa versi tentang apa dan siapa Al Mahdi.

    Versi 1 : Imam Mahdi adalah imam yg menunjukkan JALAN LURUS (banyak Imam Mahdi), salah satunya adalah keturunan Nabi yg bernama Muhammad bin Abdullah (bukan anak Hasan Askari).

    Versi 2 Syiah : Imam mahdi adalah anak yg Hasan Asykari yg masih Goib.

    Versi 3 : Imam Mahdi merupakan suatu GERAKAN PEMURNIAN AGAMA, yg dipimpin oleh imam imam suatu jamaah (bisa keturunan nabi, bisa bukan.) secara estafet dan gerakkan tersebut mungkin sudah dan sedang berlangsung.

    Salam Damai, I Love You Full

  2. @Lahuntermaru
    Anda berkata:Versi 1 : Imam Mahdi adalah imam yg menunjukkan JALAN LURUS (banyak Imam Mahdi), salah satunya adalah keturunan Nabi yg bernama Muhammad bin Abdullah (bukan anak Hasan Askari).

    Saya bertanya: Tunjukan NASH bahwa Imam Mahdi menunjukan JALAN LURUS dan tolong anda beritahukan Silsilah Muhammad bin Abdullah dst sampai ke Rasul

    Anda berkata:Versi 3 : Imam Mahdi merupakan suatu GERAKAN PEMURNIAN AGAMA, yg dipimpin oleh imam imam suatu jamaah (bisa keturunan nabi, bisa bukan.) secara estafet dan gerakkan tersebut mungkin sudah dan sedang berlangsung

    Saya bertanya , Tolong berikan Nashnya

    Saya sangat berharap anda jawab pertanyaan saya.
    agar diskusi bisa berlanjut
    Kalau tidak anda hanya omong kosong sok tahu dan diskusi dengan anda tdk perlu dilanjuti

  3. Rasul pernah bersabda Ulama dari umatku sama dengan para anbiya sebelumku.
    Yang menjadi masalah Ulama yang mana yang dimaksud sama dengan para anbiya. Kalau yang dimaksud Rasul para Imam dari Ahlulbait Nabi. Maka dapat dibenarkan karena kedudukan Imam diatas Nabi seperti Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat,124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diujiTuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.
    Dilihat dari Firman Allah tsb, maka setelah Nabi Ibrahim diuji baru diberi predikat sebagai Imam.
    Sekarang mengenai Khalifah Allah.
    Firman Allah dalam Surah as Saad ayat 26. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
    Berdasarkan firman tsb diatas ,maka ,memurut saya
    apabila Allah menunjuk maka ini merupakan khalifah
    Allah. Wasalam

  4. Dalil pendapat versi 1 ada pada bung SP, ia tahu apa saja tugas dan fungsi imam mahdi berdasar nash.

    Dalil pendapat versi 2 : ada pada kitab2 yg ditulis tokoh2 Kulayni, Saduq, Tusi, Mufid dan Majlisi.

    Dalil pendapat versi 3 : Hanya asumsi dari tinjauan beberapa hadis, yg mana setiap peristiwa yg dialami Imam mahdi sesuai hadisnya rasanya sulit hanya dialami oleh satu orang Imam mahdi.

  5. Abubakar berkata : “Aku bukanlah Khalifah Allah

    Khalifah Allah yang dimaksud dalam hadis di atas adalah Khalifah yang ditunjuk, diangkat atau ditetapkan oleh Allah SWT

    Nyadar juga Si Abu ini.. :mrgreen:

  6. Utk Baqir :

    Yang pasti, Abu bakar berfungsi sebagai Imam pemimpin jamaah/Umat islam di masa ia sebagai khalfah. Saat itu tak ada yg ber baiat pada Ali Ra, dan Ali Ra belum berfungsi sebagai pemimpin suatu jamaah.

  7. hihihi…kembali lg ke tempoe dooeloe komentarnya…muter2 ya..mending ente masuk satu2 ke artikel2 disini, dan bc komen2nya semua…br nt asal ngomong lg..oke Mbah..? :mrgreen:

  8. Ada yang sedang bermimpi jadi TARZAN. Kalau ditanya, harimau anda makanannya apa? Jawabnya tanyakan sendiri ke HARIMAU.

  9. Siapapun tak bisa membantah bahwa di saat 3 khalifah (Abubakar, Umar, Usman) masih menjabat, Imam Ali belum sebagai pemimpin/Imam suatu golongan atau umat atau negara. Karena saat itu belum ada yg ber baiat pada Ali Ra, dan Ali pun tak berfatwa agar umat ber baiat/mengangkat Imam Ali sebagai pemimpin selama 3 khalifah tsb masih menjabat.

  10. Ali Rela Dengan Kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman

    Syi’ah menuduh, Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘Anhuma adalah Kafir. Padahal kami dapati bahwa ali, seorang imam yang ma’shum menurut Syi’ah, telah ridha dengan kekhalifahan keduanya, membaiat masing-masing dari keduanya, tidak memberontak terhadap keduanya. Ini berkonsekwensi bahwa Ali Radhiyallahu ‘Anhu tidak ma’shum, karena ia membaiat orang kafir, zhalim lagi membenci ahli bait, sebagai bentuk persetujuan kepada keduanya. Ini merusak kema’shuman dan menolong orang zhalim atas kezhalimannya. Ini tidak mungkin dilakukan oleh orang yang ma’shum sama sekali. Atau apa yang dilakukannya adalah kebenaran; karena keduanya adalah khalifah yang beriman, jujur dan adil. Dengan demikian, kaum syi’ah telah menyelisihi imam mereka, karena mengkafirkan, mencaci maki, melaknat, dan tidak ridha dengan kekhalifahan keduanya. Maka dari itu kita-pun bertanya, mengikuti jalan imam Ali yang ma’shum-menutut syi’ah-?? Atau kita mengikuti jalan kaum Syi’ah yang bermaksiat dengan menyelisihi Imam mereka ????

    Apakah Ali Hilang Keberaniannya Setelah Kematian Rasulullah???

    Jika Ali Radhiyallahu ‘Anhu mengetahui bahwa ia khalifah dari Allah yang telah dinash-kan, lalu nmengapa ia membaiat Abu Bakar, Umar dan Utsman???!!!

    Jika kalian mengatakan bahwa ia (Ali) lemah, maka orang yang lemah itu tidak layak menjadi imam, karena keimaman itu hanya layak untuk orang yang mampu memikul tampuk kepemimpinan.

    Jika kalian mengatakan bahwa ia mampu tetapi tidak melakukannya, maka ini adalah pengkhianatan. Sedangkan pengkhiat itu tidak patut sebagai imam..!!!! dan tidak bias dipercaya untuk memimpin rakyat..!!! padahal, tidak mungkin Ali seperti itu.

    Lantas apa jawaban kalian jika kalian mempunyai jawaban nyang benar..???!!!!

    Ketika Ali Menjadi Khalifah, Ali Tidak Menyelisih para Sahabat..!!!

    Ketika Ali menjadi Khalifah, kami tidak mendapatinya menyelisih Khulafaur Rasyidin sebelumnya. Ia tidak mengeluarkan kepada manusia Qur’an selain Qur’an yang ada pada Khulafaur Rasyidin yang sebelumnya yakni Abu bakar, Umar dan Utsman, dan bahkan Ali tidak mengingkari seorangpun dari mereka sedikitpun. Bahkan diriwayatkan secara mutawatir perkataannya diatas mimbar, “Sebaik-baik umat ini setelah Nabi mereka adalah Abu Bakar dan Umar.” Ia (Ali) tidak mensyariatkan kawin mut’ah, tidak mewajibkan haji Tamattu’ kepada manusia, tidak memaklumatkan “Hayya ‘Ala Khairi al-‘Amal” dalam adzan, dan tidak pula menghapus Ash-Shalatu Khair min an-Naum.”

    Seandainya Abu Bakar dan Umar adalah kafir –sebagaimana keyakinan anda (Syi’ah) yang juga telah merampas khalifah dari Ali- lalu mengapa ia tidak menerangkan hal itu, padahal tampuk kekuasaan berada ditangannya?! Justeru kita dapati sebaliknya, yaitu pujian dan sanjungan terhadap keduanya.

    Kalian leluasa atau kalian harus mengatakan, ia telah mengkhianati umat dan tidak menjelaskan hal itu kepada mereka. Tidak mungkin Ali demikian.

    Ali Menolak Menjadi Khalifah

    Penulis Kitab Nahj al-Balaghah -Suatu kitab pegangan di kalangan syi’ah- meriwayatkan, Ali Radhiyallahu ‘Anhu menolak menjadi khalifah dan mengatakan, “Tinggalkanlah aku, dan carilah orang selainku.” (Lihat: Nahj al-Balaghah, hal. 136. Lihat pula hal. 366-367, dan hal. 322). Ini jelas menunjukkan kebatilan Syi’ah. Sebab bagaimana mungkin ia menolak menjadi khalifah, padahal pengangkatannya sebagai imam dan khalifah adalah perintah fardhu dari Allah –menurut kalian (syi’ah)- yang harus dituntut dari Abu Bakar seperti yang kalian duga???!!!

    Mengapa Ali tidak Berbicara Kepada Rasulullah untuk Dituliskan wasiat???

    Mengapa Ali tidak berbicara , ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjelang wafatnya meminta agar dituliskan untuk mereka suatu wasiat yang mereka tidak akan tersesat setelah itu selamanya, padahal ia seorang pemberani yang tidak takut kecuali kepada Allah?! Dia juga tahu, orang yang diam dari kebenaran adalah setan bisu!!

    Menurut Syi’ah, Ali Radhiyallahu ‘Anhu adalah penerima wasiat sebagai khalifah sepeninggal Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun beliau membaiat Abu Bakar ash-shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu!!.
    Apakah keberanian Ali terhenti setelah wafat Nabi sehingga Ali tidak berani menuntut haknya??!!!

    Peristiwa Ghadir Khum

    Jika syi’ah menyangka bahwa mereka yang hadir di Ghadir Khum itu ribuan sahabat yang semuanya telah mendengar wasiat tentang tampuk kekhalifahan untuk Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu begitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, mengapa tidak satu-pun dari ribuan sahabat itu datang dan marah karena Ali bin Abi Thalib, bahkan tidak pula Ammar bin Yasar, al-Miqdad bin aswad atau Salman al-Farisi seraya mengatakan, “Wahai Abu Bakar, mengapa anda merampas kekhalifahan dari Ali, sedangkan engkau mengetahui apa yang disampaikan Rasulullah di Ghadir Khum?!”

    Allah Menolong dan Merahmati 3 Khalifah (Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘Anhum) dengan tersebarnya islam dimasa mereka

    Syi’ah menuduh bahwa khulafaur Rasyidin adalah kafir, lalu mengapa Allah menolong dan menaklukan negeri-negeri lewat tangan mereka. Islam jaya dan berwibawa ditangan mereka, dimana kaum muslimin tidak pernah melihat satu masa dimana Allah lebih memuliakan islam dibandingkan pada masa mereka.

    Apakah ini sejalan dengan sunnah Allah yang telah ditetapkan untuk menghinakan kaum kafir dan munafik??!! Sebaliknya kami melihat pada masa “al-Ma’shum” (Ali) yang kepemimpinannya dijadikan Allah sebagai rahmat bagi manusia-seperti yang syi’ah katakana- umat berpecah belah dan saling memerangi, sehingga musuh memangsa islam dan pemeluknya. Adalah rahmat yang diraih umat ini dari kepemimpinan “al-Ma’shum”?? jika kalian berakal.

    Mengapa Ali Tidak Mengimami Orang-orang Shalat???

    Mengapa Ali tidak mengimami orang-orang shalat sekalipun saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sakit yang membawanya kepada kematiannya. Selagi ia adalah imam sepeninggalnya –sebagaimana yang kalian sangka?! Imamah Sughra (kepemimpinan kecil, dalam hal ini shalat) adalah bukti atas imamah kubra (Kepemimpinan besar, dalam hal ini khilafah)?

  11. @ Belajar, “bangsa yang besar adalah bangsa yang membuang sampah pada tempatnya” mas buang sampah jangan disini jauh jauh disana,

  12. @Lahuntermaru @belajar

    Mengenai sikap Imam Ali as pada saat berkuasanya Abubakar cs sudah dijelaskan berulangkali, namun dikau tidak mengerti juga, hehehe… :mrgreen:

  13. @belajar
    Anda baru belajar Islam jadi anda tidak mengetahui TINGKAT ILMU IMAM ALI as. Imam Ali as mengetahui mana yang akan dilaksanakan, mana yang didiamkan dan mana yang harus dilawan. Jadi mengapa Imam Ali tdk merebut Khalifah, karena Allah telah takdirkan dan Imam Ali as tdk melawan takdir Allah agar kita bisa ketahui mana yang sesat dan mana yang lurus Kepada siapa kita harus teguh berpegang dan kepada siapa yang harus kita tolak> Semua kejadian adalah contoh/cobaan Allah. Allah akan melihat sampai dimana ciptaan Allah yang paling mulia itu (AKAL) untuk membedakan.

  14. @rafidhah

    Kalau berbicara takdir, maka apa perlunya penolakan dan ketidakpengakuan thd kekhaklifahan Abubakar, Umar dan Utsman? Apakah kita ingin mencoba-coba mempertanyakan ketetapan Allah?

    Jika semua sdh ditakdirkan, mengapa kita repot-repot mencari alasan mengapa Imam Ali tdk segera membaiat dan mengapa Imam Ali baru membaiat setelah 6 bulan?

    Jika semua kejadian di masa silam adalah merupakan ketetapan Allah swt, maka apa perlunya kita mendendam dan sakit hati dgn musuh-musuh ahlulbait Nabi?

  15. @ truthchecker : Iblis juga ditakdirkan utk berumur panjang sampai hari kiamat utk mengganggu manusia. Walaupun takdir tetep ajah kita hrs memusuhi Iblis. Yg ptg bukan takdirnya, tp yg telah tjd diridhoi tdk oleh Allah SWT? Begitu jg dgn kepemimpinan ke 3 Khilafah tsb, diridhoi tdk ? Hanya Allah yg tahu…

  16. @Nomad

    Iblis juga ditakdirkan utk berumur panjang sampai hari kiamat utk mengganggu manusia. Walaupun takdir tetep ajah kita hrs memusuhi Iblis.

    Iblis ditakdirkan berumur panjang. Iblis pun ditakdirkan untuk mengganggu manusia. Manusia ditakdirkan untuk tergoda dan juga ada yg ditakdirkan untuk tidak tergoda. Itukah maksud anda?

    Yg ptg bukan takdirnya, tp yg telah tjd diridhoi tdk oleh Allah SWT?

    Jadi maksud anda Allah swt telah menetapkan sesuatu yg kemudian Dia berbalik bisa saja tidak meridloi? Begitukah?

    Begitu jg dgn kepemimpinan ke 3 Khilafah tsb, diridhoi tdk ? Hanya Allah yg tahu…

    Jika anda tidak tau, mengapa anda dengan penuh keyakinan tidak ridho dgn kepemimpinan mereka? Bukankah seharusnya anda berlepas diri saja?

  17. @ truthchecker : K’lo saya membunuh anda tanpa hak, kemudian anda tewas, itu sdh ditentukan dan diizinkan oleh Allah SWT. Tp Allah SWT meridhoi tdk ? Baginda Rasul SAW meramalkan Ammar bin Yassir akan dibunuh oleh kaum pemberontak dan itu tjd, tp Allah meridhoi pembunuhnya tdk ? Baginda Rasul SAW menyatakan Ali sbg khalfiah bg setiap muslim setelah beliau,tp yg naik adl Abu Bakr, Umar dan Usman. Usaha mrk semua diizinkan oleh Allah jd khalifah, tp Allah meridhoi tdk? Utk masalah tsb saya hanya cukup tahu k’llo para sahabat kelakuannya spt itu, selanjutnya saya serahkan semua ke Allah SWT.

  18. @Nomad

    Bukannya sy yg sedang bertanya kepada anda? Bukannya anda dan @rafidhah yg lebih dulu berbicara mengenai takdir dan ridho Allah?

    Jadi tolong jawab, mungkinkah Allah swt tidak meridloi ketetapan-Nya sendiri? Apakah penetapan Allah swt dilakukan secara terpaksa sehingga Dia tidak ridho dengan apa yang telah ditetapkan-Nya?

    Baginda Rasul SAW meramalkan Ammar bin Yassir akan dibunuh oleh kaum pemberontak dan itu tjd, tp Allah meridhoi pembunuhnya tdk ?

    Nah kalimat ini lebih baik.

  19. @ truthchecker : K’lo menurut saya sich mungkin. Spt contoh saya mencuri tanpa hak dan itu tjd atas izin Nya, tp Allah meridhoi tdk? Menurut saya beda antara diridhoi dgn diizinkan. Yg shrsnya dicari oleh muslim adl keridhoan Nya.

  20. Utk Belajar :

    Betul sekali anda, saya sudah menerangkan seperti itu juga dulu2 disini, tapi dasar orang2 syiah agak budeg, susah mengertinya.

    Memang sudah Qodar bahwa Abu bakar, Umar, Usman menjadi khalifah. Tapi bukan qodar yg dipermasalahkan, tapi mengapa Imam Ali mau ber Baiat kepada mereka bertiga. Ali Ra mau karena hal tsb bukan merupakan PELANGGARAN AGAMA.
    Namun aneh orang2 Syiah ini, selalu mem POSISISI kan Imam Ali sebagai suatu anomali, yaitu berbuat suatu PENYIMPANGAN, tapi DIBENARKAN oleh Syiah.

  21. @truthcheker
    Anda tahu untuk apa anda hidup didunia.? Dunia ini adalah tempat cobaan atas Iman kita. Iman pada Allah, beriman pada firman2Nya beriman kepada Rasul termasuk ahlilbat Rasul dan itrahti.
    Allah telah mentakdirkan Abubakar sebagai Khalifah. Yang seharusnya milik Imam Ali as. Imam Ali dicoba walaupun sudah suci sebab dampaknya cobaan untuk Imam Ali adalah kita2 sekarang ini. Mengapa Imam Ali tidak langsung membaiat kalau tahu itu sudah TAKDIR. Imam Ali walaupun tahu tapi ia mempunyai akal. Mengapa ia tidak membaiat langsung.?Yang dipilirkan adalah umat yang kemudian. Kita juga harus berpikir. Apa sebab Sesudah 6 bln baru membaiat. Kalau kita mengakui Imam Ali orang yang sesudah Rasul menguasai segala hal. Maka kita yakin ada hikmahnya tindakan Imam Ali as. Allah mencoba segala ciptaan yang dimiliki tubuh kita sebagai manusia.
    Kaya/ miskin, sehat/sakit, pintar/bodoh, berpikir pakai akal/ dengkul, melihat/ buta masih banyak lagi yang dicoba Allah atas cuptaanNya Hanya tergantung kita bagaimana merespond cobaan tsb. Dalam agama Islam ada macam2 aliran itupun cobaan atas keyakinan kita.
    Atau kejadian pada kerajaan Muawiyah: Siapa yang mencaci Imam Ali mendapat hadiah dan siapa menolak dibunuh. Inipun cobaan atas keyakinan kita
    Akhir kata takdir dari Allah adalah cobaan bagi UmatNya. Wasalam

  22. @truthcheker

    Sungguh pertanyaan anda sangat naif…

  23. Jika ada suatu PELANGGARAN AGAMA ditakdirkan terjadi, apakah kita boleh terlibat di dalamnya ?

    Jika Abubakar dkk menjadi khalifah dianggap sebagai suatu PELANGGARAN AGAMA, apakah Imam Ali di bolehkan terlibat didalamnya ? bahkan ia sebagai panglima perang, bahakan ia menamai anak2nya dengan nama2 para sahabat ? bahkan Imam Ali menikahkan putrina Umu Kalsum dengan Umar bin Hattab

  24. @Lahuntermaru

    Apakah kalo ada orang Islam yg menyimpang kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, itu bukan disebut PELANGGARAN AGAMA?

  25. Utk Dede :

    Penyimpangan Agama = Pelanggaran Agama. Tak mungkin Ali Ra mau terlibat di dalam Penyimpangan Agama sesudah kepergian Rasulullah kan…?

  26. 25.

    Penyimpangan Agama = Pelanggaran Agama. Tak mungkin Ali Ra mau terlibat di dalam Penyimpangan Agama sesudah kepergian Rasulullah kan…?

    sebutkan saja literatur yg Imam Ali as terlibat dalam proses penyimpangan yg dilakukan beliau dgn tulus bukan dipaksa.
    ditunggu….

  27. @cahayamusafir

    Bagian mana yg naif dari pernyataan saya? Mari kita diskusikan.

  28. @rafidhah

    Allah telah mentakdirkan Abubakar sebagai Khalifah. Yang seharusnya milik Imam Ali as.

    Siapa yg mengharuskan Imam Ali as sebagai Khalifah? Kita? Rasulullah? Allah swt sendiri? Jika kita berbicara “Allah telah mentakdirkan…”, maka lepasnya kekhalifahan dari tangan Imam Ali as adalah sdh merupakan takdir Allah. Lalu apa yg mesti dikeluhkan? Bukankah sama saja kita mengeluhkan kekuasaan Allah swt? Ini artinya kita semua hrs bisa menerima dan mengakui kekhalifahan Abubakar tanpa syarat. Begitu pula kekhalifahan Umar, Utsman, Muawiyyah, Yazid, dll.
    Itu jika anda sangat menekankan masalah takdir Allah dan ketetapan Allah swt.

    Menurut saya seperti itu.

  29. @truthchecker: Fir’aun dan Namrud jg ditakdirkan menjadi raja oleh Nya. Trus Nabi Musa dan Ibrahim menerima ga?

  30. @Nomad

    Jika kita bicara “Allah telah mentakdirkan/Allah telah menetapkan” Firaun dan Namruz menjadi raja, maka penentangan atau penerimaan thd keduanya juga adalah sudah merupakan ketetapan. Sdh tdk lagi berbicara siapa yang menentang dan siapa yg menerima.

    Silakan dikoreksi jika sy keliru.

  31. @truthchecker
    Takdir sesuatu yang telah terjadi. Saya telah jelaskan bahwa kita hidup didunia ini dicoba Iman kita
    Anda berkata:Siapa yg mengharuskan Imam Ali as sebagai Khalifah? Kita? Rasulullah? Allah swt sendiri? Jika kita berbicara “Allah telah mentakdirkan
    Pertanyaan anda ini membuat anda berasumsi se-akan2 kalau Allah telah takdirkan maka kita berserah dan menerima saja. Apakah anda tdk pikir mengapa Allah melalui RasulNya menampilkan kemulian dan KEMAMPUAN Imam Ali as sebagai Seorang pemimpin, yang secara akal sehat kita harus katakan bahwa pasca Rasul yang harus melanjutkan misi Rasul adalah Imam Ali as. Tetapi kenyataannya bukan Imam Ali tapi Abubakar. Apakah anda tidak berpikir dengan akal yang Allah berikan pada anda cukup dengan pertanyaan MENGAPA YA? Wasalam Damai

  32. @rafidhah

    Pertanyaan anda ini membuat anda berasumsi se-akan2 kalau Allah telah takdirkan maka kita berserah dan menerima saja.

    Bukankah demikian? Peristiwa ini sdh lama terjadi yang merupakan ketetapan Allah, lalu apa yg perlu dikeluhkan?

    Apakah anda tidak berpikir dengan akal yang Allah berikan pada anda cukup dengan pertanyaan MENGAPA YA?

    Anda tdk menyatakan bahwa Abubakar jg memiliki akal untuk berpikir/memilih, dimana dia bisa memilih untuk menjadi khalifah atau tdk. Bila anda katakan bahwa Abubakar telah ditetapkan Allah sebagai khalifah, maka seharusnya bicara dampak yg muncul jg haruslah sdh dalam ketetapan Allah. Bahkan yang menolak dan yang menerima pun sdh dalam ketetapan Allah. Tidak bisa anda memilah, yang satu sudah ditetapkan Allah, sementara yang lain bisa berpkir/memilih.

  33. @truthchecker
    Anda masih berasumsi bahwa dengan takdir yang saya jelaskan anda berasumsi kalau itu KETATAPAN Allah. Saya katakan dari permulaan bahwa takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi. Yang belum terjadi itu bukan takdir tapi USAHA.
    Dia berusaha agar dalam perjalanan SELAMAT tetapi ternyata mendapat KECELAKAAN maka itulah TAKDIR.
    Kita jangan mencoba untuk mencapai Ilmu Allah. Ilmu yang Allah berikan pada kita hanya sedikit.
    Menurut akal kita yang kemampuan berpikir sangat terbatas, sehingga dengan keterbatasan pikiran kita, kita tdk dapat menerima sesuatu yang tidak masuk diakal kita. Jadi jangan coba2 memasuki Ilmu Gaib Allah. IlmuNya ini diberikan kepada siapa yang dikehendaki. Anda katakan. Untuk apa kita risaukan Kalau telah ditetapkan Allah. Bukan dirisaukan tapi dipikiri Hikmahnya
    Abubakar kenyataan tdk berniat untuk menjadi Khalifah terpikirpun tdk. Umar yang mendorong ia menjadi Khalifah.
    Yang saya heran anda memaksakan agar respond atas takdir harus resah, marah dll suatu respond yang negatif
    Tdk perlu respond kita harus demikian cukup mengambil HIKMAH dari kejadian tsb. Dan mengambil hikmahnya bukan dengan diam tapi dengan berpikir Mengapa (apa hikmah) demikian kejadiannya.Wasalam

  34. @rafidhah

    Pembicaraan ini akan menjadi tambah panjang dan semakin OOT bukan? Gimana kalau distop saja. Khawatir mengganggu, terutama, empunya blog.

  35. ikutan ya, jangan di stop dulu, dikit aja

    @rafidhah
    USAHA, apakah USAHA kita bukan takdir Allah?
    manusia ditakdirkan Allah diberikan kebebasan memilih.
    terimakasih

  36. @Lahuntermaru,

    Benarkah Ali ridho trhdp kekhalifahan Abu Bakar ? Benarkah diamnya Ali berarti menyetujui tindakan Abu Bakar ?

    Mari kita telusuri rentetan peristiwa yg terjadi setelah perdebatan di Saqifah Banu Sa’idah yg berakhir dg pembaiatan Abu Bakar.

    Dalam bukunya, “Tarikh”, Ya’qubi dan Thabari dan Ibnu Qutaibah dlm “Al-Imamah was Siyasah” meriwayatkan sbb :

    Petang hari itu juga setelah selesai pembaiatan, rombongan yg dipimpin oleh Abu Bakar dan Umar beramai-ramai datang ke Mesjid Madinah. Dan beberapa puluh meter dari Mesjid, di rumah Fatimah, Ali dan Abbas masih sedang mengurus jenazah Rasul.

    Abu Bakar dan Umar yg menyadari sepenuhnya akan tuntutan Ali bin Abi Talib, yg sepanjang hidup Rasul dianggap sbg saudara Rasul dlm pengertian luas, yg kedudukannya disamping Rasul sbg Harun bagi Musa, memerintahkan serombongan sahabat memanggil Ali untuk membaiat Abu Bakar di Mesjid. Ali menolak. Umar menasihati Abu Bakar untuk segera bertindak agar tidak terlambat. Umar lalu mengepung rumah Ali dg serombongan orang bersenjata dan mengancam akan membakar rumah itu.

    Abu Bakar dan Umar menyadari pentingnya baiat Ali sbg calon terkuat dari Bani Hasyim dan mengetahui kemungkinan akan timbulnya perlawanan dari kelompok Ali, apabila mereka tdk lekas bertindak.
    Para pengepung terdiri dari : Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, Abdurahman bin Auf, Ziyad bin Labid, Tsabit bin Qais bin Syammas, Muhammad bin Maslamah, Salamah bin Salim bin Waqasy, Salamah bin Aslam dan Usaid bin Hudhair.

    Kemudian Umar membawa kayu bakar dan mengancam hendak membakar rumah. Anggota rombongan Abu Bakar memperingatkan Umar :”wahai ayah Hafshah, sesungguhnya Fatimah berada di dalam rumah” dan Umar menjawab “Sekalipun (Fatimah ada di dalamnya) !”
    Berkata Abu Bakar kpd Umar dan Khalid bin Walid :”Pergilah kamu berdua ke tempat mereka (Ali dan Zubair) dan bawa mereka kemari”. Umar dan Khalid lalu mendekat ke rumah Fatimah. Umar masuk kedlam rumah dan Khalid berdiri di dekat pintu ke luar. Zubair sepupu Rasul, memegang pedang terhunus. Berkata Umar kpd Zubair :”Untuk apa pedang ini ? Zubair menjawab :”Untuk membaiat Ali”. Umar merampas pedang Zubair lalu mematahkannya dg memapaskannya ke batu. Zubair dikeluarkan dari rumah dan menyerahkannya kpd Khalid dan rombongannya. Umar berkata kpd Ali :”Mari, baiatlah Abu Bakar! Kalau tidak maka akan kami penggal lehermu !. Ali tetap tdk mau, maka dia lalu diseret dan diserahkan kpd Khalid spt Zubair.

    Maka orang-orangpun berkumpul untuk menonton dan penuhlah jalan-jalan Madinah dg kerumunan orang.

    Setelah Fatimah melihat apa yg telah diperbuat Umar, ia menjerit, shg berkumpullah para wanita Bani Hasyimdan yg lainnya. Fatimah lalu keluar dari pintu dan berseru :”Hai, Abu Bakar! Alangkah cepatnya anda menyerang keluarga Rasul. Demi Allah, saya tdk akan berbicara dg Umar sampai saya menemui Allah. Kalian telah membiarkan jenazah Rasul Allah bersama kami, dan kalian telah mengambil keputusan antara kalian sendiri, tanpa bermusyawarah dg kami dan tanpa menghormati hak2 kami. Demi Allah aku katakan, keluarlah kalian dari sini dg segera! Kalau tdk, dg rambut yg kusut ini, aku akan meminta keputusan Allah!.

    Dg munculnya Fatimah ini, maka rombongan itu pun bubarlah tanpa mendapatkan baiat dari Ali bin Abi Talib.

    Nah, kira2 logis engga kalau dikatakan Ali ridho dan menyetujui kekhalifahan Abu Bakar ? Jadi apa yg diungkapkan oleh “Lahuntermaru” dan “belajar” mengenai Ali yg seolah-olah setuju dg kekhalifahan Abu Bakar tidak klop dg fakta2 pengepungan rumah Fatimah yg saya ungkapkan diatas.

    @Lahuntermaru:
    …. Saat itu tak ada yg ber baiat pada Ali Ra, dan Ali Ra belum berfungsi sebagai pemimpin suatu jamaah.

    Kalimat yg lebih tepat bukannya tdk ada org yg berbaiat kpd Ali, tetapi hanya kelompok Ali/Bani Hasyim yg minoritas yg membaiat Ali. Pertanyaan berikutnya : Kenapa mayoritas Quraisy tdk membaiat Ali (Bani Hasyim) atau kenapa mayoritas Quraisy membaiat Abu Bakar (non bani Hasyim) ? Ini ada latar belakangnya yg kebanyakan org2 Sunni kurang mengetahuinya.

    Dibalik dibaiatnya Abu Bakar dan diamnya Ali bin Abi Talib sebenarnya ada fakta yg menunjukkan adanya dua kelompok yg saling bertentangan yaitu antara kelompok Abu Bakar vs kelompok Ali dan kalau diperhatikan latar belakangnya maka pertentangan ini tidak hanya urusan siapa yg jadi khalifah, tetapi lebih dalam lagi menyangkut dendam, dengki, rivalitas antar kabilah dan pertentangan ideologis, yaitu antara nilai2 Islam versus nilai2 Jahiliyah Quraisy. Dalam sejarah terungkap adanya persaingan antara kabilah Bani Hasyim vs kabilah Bani Umayah jauh sebelum Nabi Muhammad saw lahir dan diutus sbg Rasulullah yg memunculkan rasa dengki pada Bani Umayyah. Tapi ini hanya salah satu yg memicu pertentangan dan benar2 dimanfaatkan oleh elite Quraisy untuk menghancurkan Bani Hasyim/Ahlul Bait.

    Sebelum datangnya Islam, kabilah2 yg terdapat dlm suku Quraisy memiliki system perpolitikan yg dibangun atas dasar pembagian kekuasaan, yakni sejauh mana mereka mempunyai kekuatan dan mampu menaklukan kabilah lain. Mereka memegang jabatan sesuai dg saham politik yg telah mereka sumbangkan pada system tsb dan menganggap tradisi perpolitikan mereka sbg system terbaik. Tak ada satu kabilahpun yg berhak mengubah dan mengganti system politik yg ada. Kalau ada kabilah yg coba2 mau mengubah, maka akan menerima sanksinya. Tiap kabilah sudah tertanam rasa puas dg system politik ala Jahiliyah ini yg secara gradual dijadikan symbol dan rujukan berpolitik yg turun-temurun. Sistem warisan nenek moyang ini begitu kuat mengikat anggota suku Quraisy shg siapapun dari mereka tdk boleh keluar dari aturan2 leluhurnya itu.

    Sistem politik yg didukung oleh sub system lain spt perbudakan, ekonomi riba, penyembahan berhala dg system social pyramidal class benar2 sangat menguntungkan golongan elite Quraisy spt Abu Sufyan, Abu Jahal, Syu’bah bin Mughirah dll dan mereka sangat menikmatinya. Kemudian tersiar kabar akan munculnya seorang nabi yg diyakini oleh Abu Sufyan akan mengancam dan mengobrak-abrik system politik dan social yg ada yg sangat menguntungkan mereka diatas penderitaan rakyat kecil. Abu Sufyan sg pembesar Bani Umayyah sangat mengharapkan bahwa nabi ini muncul dari Bani Umayyah. Tapi ternyata Allah memilih Muhammad bin Abdullah yg berasal dari Bani Hasyim. Maka terjadilah penolakan terhadap kenabian Muhammad dan agama yg dibawa dg segala cara termasuk dg peperangan. Namun akhirnya kabilah2 Quraisy pimpinan Abu Sufyan sadar, bahwa munculnya nabi yg berasal dari bani Hasyim adalah takdir yg tak dapat dielakkan dan –kenabian- ini- tdk ada hubungannya sama sekali dg proses pemilihan pemimpin yg dipilih oleh manusia. Karena seandainya kenabian muncul melalui proses pemilihan, niscaya mereka sepenuhnya tidak akan rela jika nabi tsb berasal dari Bani Hasyim. Oleh karena itu, diam-diam mereka MENYUSUN STRATEGI LAIN UNTUK MENCEGAH BERKUMPULNYA KENABIAN DAN KEKHALIFAHAN/IMAMAH HANYA PADA BANI HASYIM.

    Waktu itu bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : 1. Kafir Quraisy yg mayoritas, 2. Pengikut setia Nabi Muhammad saw yg minoritas, 3. Kelompok peragu yg hanya mengikuti suara mayoritas.

    Ada dua langkah yg dilakukan Umar cs yaitu pertama menanamkan opini kpd umum bahwa kenabian dan khilafah tdk boleh berkumpul pada Bani Hasyim dg memanfaatkan rasa dendam dan dengki pihak Bani Umayyah, rival berat Bani Hasyim. Langkah yg lainnya adalah memecah belah umat, yaitu pada saat Nabi saw sakit keras dan meminta kertas dan alat tulis untuk menuliskan wasiatnya. Umar menolaknya dg mengatakan bahwa cukuplah Kitabullah di sisi kita. Maka umat terpecah menjadi dua kelompok, yaitu 1. kelompok mayoritas yg mendukung Umar yg menghalangi penulisan wasiat dan 2. kelompok minoritas yg menentang Umar.

    Mulai saat itu Umar telah berhasil menghimpun kekuatan mayoritas yg memang masih dominan kejahiliyahannya ditambah kelompok peragu untuk pada saat yg tepat digunakan untuk merebut hak kekhalifahan dari tangan Ali bin Abi Talib.

    Bukan suatu hal yg kebetulan, kalau Umar, Abu Bakar dan Abu Ubaidah diam2 berkumpul di Saqifah Banu Saidah ketika Ali dan Bani Hasyim berada di rumah mengurus jenazah Rasul. Dan bukan suatu kebetulan pula kalau dikatakan bahwa Abu Bakar dan Umar pada saat berkuasa telah membuka jalan bagi berkuasanya Bani Umayyah pada tampuk kekuasaan, mulai dari Muawiyah dst dan sebaliknya meminggirkan Ahlul Bait dari panggung kekuasaan. Boleh dikatakan Umar telah berhasil menggagalkan berkumpulnya kenabian dan khilafah/imamah pada Bani Hasyim.

    Jadi kalau dikatakan bahwa duduknya Abu Bakar pada kursi kekhalifahan merupakan proses yg wajar dan sah tidak sesuai dg faktanya. Dan yg lebih konyol lagi kalau ada yg mengukur kesahihan hadis Ghadir Khum dg de facto bahwa yg menjadi khalifah bukan Ali tetapi Abu Bakar dg mengatakan bahwa kalau memang Ali yg diangkat oleh Rasulullah sbg Khalifah melalui hadis Ghadir Khum, kenapa dalam kenyataan tidak terjadi ? Jangan lupa bahwa Allah tdk jabariyah. Semua tindakan yg dilakukan manusia adalah atas dasar pilihan yg ditawarkan Allah kpd manusia.

    Dan tidak berontaknya Ali trhdp kekuasaan yg ada tdk berarti membenarkan tindakan Abu Bakar. Ketidak-setujuan beliau tidak harus selalu diartikan pemberontakan. Beliau lebih memilih perdamaian yg jauh lebih bermaslahat bagi kaum muslimin. Kalau Ali secara de facto tdk jadi khalifah tidak berarti “SK” pengangkatan Ali sbg khalifah di Ghadir Khum menjadi tdk berlaku. Ali bin Abi Talib tetap sbg khalifah Rasulullah dan Abu Bakar tetap sbg khalifah tanpa embel2 Rasulullah alias khalifah Quraisy.

  37. @Truthchecker
    Saya setuju dihentikan. Masalah tidak akan habis2 dibicarakan.

  38. @heri h
    Sedikit aja lho. Ini bulan puasa harus tepati janji.
    Tidak boleh perpanjang. OK?
    Sdr. heri h USAHA bukan takdir tapi ikhtiar kita munusia dengan izin Allah. Laa hawlaa wa laa quwwata illa bi idznillah

  39. Salam…

    Sudah lah semuanya jangan berdebat yang pada dasarnya tidak ada yang nyambung dengan topik yang di buat tuan rumah. Makanya tuan rumah diam ja tuh. La wong yang di bahas tentang imam mahdi khalifah Allah. Sudah ja akui bahwa umat islam memang menanti almahdi dan tuan rumah bukan hendak membahas kontroversi siapa dan dari mana al mahdi.

  40. Salam…
    Saya kurang fasih dalam al hadist tapi saya punya persepsi sendiri tentang khalifah Allah. Mohon koreksi bagi yang tulus iklas ingin mengajarkan pengetahuannya
    biar berkah buat saya dan lingkungan saya.

    Dalam Qs. Al Baqarah : 30 Allah SWT memberitahukan bahwa akan menjadikan khalifah di muka bumi. Kemudian malaikat bertanya mengapa Engkau menjadikan khalifah di bumi orang yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Lalu Allah SWT kembali berfirman : sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Dari ayat tersebut secara langsung Allah sudah mengatakan bahwa akan ada khalifah dimuka bumi dan khalifah tersebut terpelihara dari berbuat kerusakan dan pertumpahan darah (maksum). Mungkin al mahdi salah satunya.

  41. @isthofa
    Kalau khalifah yang anda maksud dalam QS 2 : 30
    Menurut saya adalah khalifah dalam arti UMUM. Kita2 juga adalah khalifah
    Contoh dalam Surah al Faatir ayat39. Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.
    Dan Al A’raaf ayat 129. Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu
    Sedangkan Khalifahtullah yang dimiliki oleh Imam Mahdi lain. Kedudukan Khalifah Imam Mahdi seperti
    Khalifah yang Allah berikan pada Nabi Daud, Wasalam

  42. @rafidhah (soleh)

    kalau yang di maksud kekhalifahan dalam surat 2 : 30 masih terlihat umum saya sangat maklum karena saat itu Allah baru berkehendak. Tapi menurut saya kalimat yang di utarakan malaikat kepada Allah pada saat itu bukan bermaksud bantahan akan kehendak Allah. Tapi lebih kepada isyarat bahwa khalifah yang akan diciptakan tidak mungkin berbuat kerusakan. Atau dengan kata lain syarat utama khalifah adalah maksum.

    Apabila saudara soleh memaksudkan ayat tersebut menyebutkan manusia seperti kita,maka apa yang di utarakan oleh malaikat terbukti kebenarannya. Padahal Allah sudah membantahnya.

    Memang banyak di masyarakat yang mengatakan setiap manusia adalah khalifah, menurut saya pemahaman tersebut hanya hendak mengaburkan konsep khalifah yang sebenarnya sehingga khalifah harus di bedakan dari agama (makanya wajar sunni memaklumi kekhalifahan para sahabat) sama halnya dengan ketika kita tanya kepada istri2 kita siapa imam kalian, kebanyakan pasti mereka menjawab suami. Secara tidak langsung konsep imamah yang benar akhirnya menjadi kabur bahkan seperti hilang.

    Sedangkan kalo ditanya karena setiap manusia adalah khalifah maka manusia dimintai pertanggungjawabannya. Menurut saya manusia tidak akan pernah di tanyakan pertanggung jawabnya tentang khalifah karena yang ditanyakan hanya sholat, harta, ilmu. Mengapa karena tugas kita bukan menjadi khalifah melainkan diciptakannya jin dan manusia hanya untuk menyembah (beribadah).

    Mohon koreksi nya.

  43. @isthofa
    Khalifah tidak maksum. Dan Allah tdk butuh segala ibadah kita. Allah tidak membutuhkan apa2 dari kita. Allah Maha Kaya dalam segala hal. Yang Allah inginkan dari kita agar kita menjadi hamba yang MUFLIIHUN AGAR BISA MENGENAL MAHA PENCIPTA.
    Oleh karena itu dua ayat tadi menunjukan. Agar khalifah dimuka bumi menjadi hamba yang mufliihun.
    Dan satu lagi menjadi Khalifah sesat (menjadi khalifah syathan)
    Ada khalifah untuk diri kita dan ada khalifah kelompok dll. Jadi khalifah yang dimaksud dlm QS 2 : 30 adalah pemimpin secara umum.
    Sedangkan Khalifatullah adalah IMAM yang yang akan menjadi saksi terhadap umat Rasul.
    Perhatikan Firman Allah dalam Surah Al Baqarah
    ayat 143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
    Wasalam

  44. @ rafidhah (soleh)

    kayanya kita mis komunikasi sedikit atau saya yang lemot dikit.

    maksud saya gini loh mas soleh, saya mengakui bahwa al mahdi adalah khalifah Allah, tapi sekarang ini konsep khalifah itu menjadi salah tafsir. padahal Allah sudah membantah langsung apa yang diutarakan para malaikat bahwa yang akan dijadikan khalifah itu tidak akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah yaitu dengan berfirman “bahwa Aku lebih tahu daripada engkau”.

    klo memang konsep khalifah seperti yang diutarakan mas soleh yaitu secara umum bahwa setiap manusia adalah khalifah maka tidak salah bahwa keberadaan khulafaurrasyidin sah adanya (menurut sunni) karena secara gak langsung khalifah itu di pisahkan dari kuasa Allah (agama). maka wajar orang2 quraisyi pada zaman setelah wafatnya nabi memisahkan khilafah dari bani hasyim.

    Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
    (QS. 4:59) . Lalu bagaimana penafsiran kata ” ulil amri ” pada ayat diatas apakah semua pemimpin yang ada diantara kita. klo demikian adanya maka wajar klo banyak yang taat kepada kepemimpinan para sahabat beserta muawiyah bani umayah dan bani abasiyah pada saat itu. pada akhirnya khilafah,ulilamri menjadi kehendak manusia bukan dari kehendak Allah.sehingga wajar kalau kita tersesat saat ini sehingga tidak dapat menentukan siapa dan dari mana Al mahdi berasal.

  45. @lsthofa
    Kalau saya menafsirkan BAHWA AKU LEBIH TAHU DARI KAMU. Bukan berarti maksum mas isthofa.
    Allah menciptakan manusia sebagai pemimpin. Bisa pemimpim Kafir (Bush dll) bisa juag pemimpin diri sendiri
    Mas orang yang harus ditaati atas perintah Allah adalah mereka yang ditunjuk Allah. Bukan ditunjuk oleh manusia. Khalifah pasca Rasul ditunjuk oleh MABUSIA. Jadi siapa Ulil Amri harus orang yang SUCI yang tdk berbuat salah, malahan tdk terniat utk berbuat salah. menjalankan hukum2 Allah Dan mereka2 itu adalah yang telah Allah SUCIKAN QS 33 : 33. Menurut anda apakah pada jaman Rasul Ulil Amri sudah ada attau belum?
    Mereka syah apabila tidak ada ketentuan dari Allah dan Rasul. Seharusnya Khalifah Allah dibumi yang pemimpin kerajaan Allah (Islam) adalah mereka yang ditunjuk oleh Allah.
    Dan menurut hadits2 yang shahih, serta penafsir Alqur’an., bahwa siapa pengganti Rasul sudah dipersiapkan oleh Allah jauh sebelumnya. Wasalam

  46. Syaikh Al Albani sendiri telah menyatakan shahih hadis ‘an ‘an ah Abu Qilabah dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no 1672 dan Irwa’ Al Ghalil 7/100 no 2035. Dalam Al Irwa’ syaikh menyebutkan takhrij hadis (tentang thalaq) dan semuanya berakhir pada ‘an ‘an ah Abu Qilabah. Di sini beliau tidak mendhaifkan hadis tersebut bahkan menyatakan hadis tersebut shahih.

    inilah keanehan Ahli hadis andalan salafiyyun yang tidak konsisten alias kontradiksi pernyataannya.!

    PANTESAN SAJA AHLI HADIS DARI JORDADIA SYED HASAN ASSEQAF MENGUMPULKAN BANYAK KONTRADIKSI ALBANI DLM BUKUNYA “TANAQUDHOT ALBANI AL WADHIHAH” تناقضات الألباني الواضحات

    sIlahkan baca disini keanehan (baca kontradiksi2) Al-Bani lainnya:

    http://www.moujtaba.com/alfakih/imam.ali/thakafah/alsaqaf/alsaqaf1-1.htm

  47. Ass
    Liat komen diatas, sepertinya kita perlu bantuan Doraemon dgn mesin waktunya, biar tau aja sapa yg benar sapa yg salah.
    Jujur skrng saya tambah bingung tp yg penting Tuhan saya Allah, Nabi saya Muhammad SAW, kitab sy Al Qur’an.
    Piss ya he..he..
    Wass

  48. @ rafidhah

    klo menurut mas soleh, bahwa AKU LEBIH TAHU DARI PADA KAMU bukan pembantahan sehingga pada akhirnya sesuai dengan prediksi malaikat bahwa khalifah bisa berbuat kerusakan (seperti yang anda contohkan) tidaklah mengherankan. Tapi secara jelas dan tegas bahwa Allah membantahnya. Lalu apabila orang terpelihara dari berbuat kerusakan dan aniaya bukan maksum lalu apa mas ?…

    Andai di tilik pada kedua ayat Qs 2 :30 dan Qs 33 : 33 di sana ditemukan kata “HENDAK” seperti “Sesungguhnya Aku HENDAK menjadikan seorang khalifah… ” dan ” sesungguhnya Allah mengHENDAKI supaya menghilangkan kotoran dari kamu hai ahlulbait…”

    andai menurut mas soleh, bahwa apa yang menjadi kehendak Allah untuk menjadikan khalifah di muka bumi orang yang tidak akan pernah berbuat kerusakan, “gagal” ?… Maka ada kemungkinan kegagalan tersebut bisa terjadi juga pada Qs 33 : 33 sedangkan pada Qs 36 : 82 “…..apabila Dia mengHENDAKI sesuatu, Dia berkata kepadanya “jadilah” maka jadilah ia.”

    jadi menurut saya yang dimaksud khalifah pada Qs 2:30 adalah khalifatullah (khalifah) sedang yang di contohkan oleh mas soleh yaitu BUSH dkk. Itu bukan khalifah ataupun pemimpin karena mereka semua tidak hendak memimpin melainkan hendak berkuasa (nafsu) tetapi khalifah Allah ketika menjadi khalifah / pemimpin maka tidak bermaksud berkuasa (nafsu) melainkan benar2 memimpin untuk menunjukkan jalan yang di kehendaki oleh Allah karena mereka adalah hujah Allah baik di dunia dan akherat. Makasih

  49. @ rafidhah

    klo menurut mas soleh, bahwa AKU LEBIH TAHU DARI PADA KAMU bukan pembantahan sehingga pada akhirnya sesuai dengan prediksi malaikat bahwa khalifah bisa berbuat kerusakan (seperti yang anda contohkan) tidaklah mengherankan. Tapi secara jelas dan tegas bahwa Allah membantahnya. Lalu apabila orang terpelihara dari berbuat kerusakan dan aniaya bukan maksum lalu apa mas ?…

    Andai di tilik pada kedua ayat Qs 2 :30 dan Qs 33 : 33 di sana ditemukan kata “HENDAK” seperti “Sesungguhnya Aku HENDAK menjadikan seorang khalifah… ” dan ” sesungguhnya Allah mengHENDAKI supaya menghilangkan kotoran dari kamu hai ahlulbait…”

    andai menurut mas soleh, bahwa apa yang menjadi kehendak Allah untuk menjadikan khalifah di muka bumi orang yang tidak akan pernah berbuat kerusakan, “gagal” ?… Maka ada kemungkinan kegagalan tersebut bisa terjadi juga pada Qs 33 : 33 sedangkan pada Qs 36 : 82 “…..apabila Dia mengHENDAKI sesuatu, Dia berkata kepadanya “jadilah” maka jadilah ia.”

    jadi menurut saya yang dimaksud khalifah pada Qs 2:30 adalah khalifatullah (khalifah) sedang yang di contohkan oleh mas soleh yaitu BUSH dkk. Itu bukan khalifah ataupun pemimpin karena mereka semua tidak hendak memimpin melainkan hendak berkuasa (nafsu) tetapi khalifah Allah ketika menjadi khalifah / pemimpin maka tidak bermaksud berkuasa (nafsu) melainkan benar2 memimpin untuk menunjukkan jalan yang di kehendaki oleh Allah karena mereka adalah hujah2 Allah baik di dunia dan akherat. Makasih

  50. Utk Bob : Tak mungkin sepeninggal Rasul Imam Ali Ra takut utk menjaga aqidah agama yg lurus hanya dengan dipaksa, iya kan…
    Utk Semua : Taqdir Allah bisa berupa tejadinya kebaikan maupun keburukan/pelanggaran agama. Tinggal kita yg menyikapi, Jika kita mengalami kodar kebaikan maka kita syukuri. Jika kita mengalami qodar yg buruk/pelanggaran agama di depan kita maka cegahlah dengan kekuatan, atau dengan lisan, atau dengan doa, dan jangan ikut terlibat dalam keburukan tsb. Sahabat Abubakar Umar, Usman, di taqdirkan sebagai Khalifah, dan Ali Ra terlibat didalamnya dengan ber baiat kepada mereka bertiga, serta sebagai panglima perang. Maka artinya bahwa taqdir thd Abubakar, Umar, Usmn sbg kalifah adaah takdir yg baik, dan didukung oleh Ali Ra.
    Utk Rizal : Kisah ancaman pemakaran oleh Umar bin Hattab tak terdapat di kitab sohih Bukhori, artinya Bukhori tak menanggap kisah tersebut sohih. Dan sayapun tak terlalu percaya dengan kisah tsb. Yg pasti Ali bin Abi Tahlib bersedia membaiat Umar dan bersedia menjadi Panglima Perang di Era Umar . Juga anak2 Ali diberi nama Umar pemberian Umar bin Hattab. Berarti mereka di saat2 akhir sudah kompak, mungkin sudah saling memaafkan kesalahan2 masa lalu. Saat itu tak ada kelompok/jamaah yg terpisah dipimpin oleh Ali Ra utk tidak mengakui ke khalifan Umar bin Hattab.

  51. @Isthofa
    Apakah Bush bukan dari Adam?
    Tolong anda jawab pertanyaan saya dibawah ini:
    1.Apa dasar anda mengatakan bahwa kata AKU LEBIH TAHU DARI KAMU adalah bantahan?
    2. Dari kata bahasa Arab yang mana anda berkata bahwa
    pada QS 2 : 30 ada kata HENDAK dan juga dalam QS 33:33 sehingga kata HENDAK itu anda samakan
    3.Siapa khalifah yang menurut anda yang Allah ciptakan waktu berbicara dengan Malaikat tidak berbuat kerusakan?
    4. Mengapa Allah membiarkan Iblis tdk bersujud pada
    Adam dan membiarkan Khalifah disesatkan?
    5.Tunjukan pada saya perbedaan Khalifah dalam arti UMUM dan Khalifah Allah
    Dan saya harap anda jawab pertanyaan saya diatas. Wasalam

  52. disuruh nulisin literaturnya kok malah nulisin asumsinya…
    katrok ente…..
    Imam ali as kagak ada takutnya sama makhluk selain rasulullah saaw, wong yg maksa ajah lari terbirit di medan perang kok.. takut itu cuma milik ente. kok bikin asumsi karena takut …hehehehhe

    makanya dipakai akalnya…utk study literatur sehingga tdk mengambil kesimpulan yg serampangan…boss

  53. @ lahuntermaru

    mas salam kenal… Saya cuma mau nanya. Di atas pada komen anda untuk semua, mas mengatakan bahwa ali bin abi thalib berjuang juga di bawah panji para khalifah sahabat. Pada perang apa yah mas ?… Soalnya yang sy tahu ali bin abi thalib namanya tenggelam (menjadi petani) karena yang terkenal sebagai pemegang panji perangnya saat itu adalah khalid bin walid.

  54. @isthofa
    Pertanyaan anda sudah saya tanyakan beberapa kali tapi tdk dijawab dan silahkan anda tunggu jawabannya. Mana mau ia memperhatikan pertanyaan lawan diskusi? Oleh karena itu saya sebut si Pemimpi (tanpa M )

  55. Utk Istofa :

    Ali bin Abi Thalib sebagai panglima perang trdapat di buku pegangan Syiah nahjul Balagah terbitan Beirut hal 239.

    Ali bin Abi Thalib lah yg menawan Raja Romawi saat penaklukan Romawi, dan juga Ali bin Abi Thalib lah yg membawa 3 putri raja Parsi stelah penaklukan Parsi, lalu 3 putri raja tsb dihadapkan ke khalifah Umar Bin Hattab, lalu Umar memberi petunjuka agar 3 putri raja Parsi di nikahkan ke anak Ali bin Abi Thalib (Husein), juga ke anak Abu bakar (Muhamad bin Abubakar), dan juga ke anak Umar (Abdullah ibnu Umar).

  56. @Lahuntermaru

    Ali bin Abi Thalib sebagai panglima perang trdapat di buku pegangan Syiah nahjul Balagah terbitan Beirut hal 239.

    Tolong disebutkan teks riwayatnya dan sebutkan ada di khutbah ke berapa 🙂

  57. Nahjul Balagah berisi 3 bagian yaitu
    a. Surat2 Ali
    b. Khatbah2 Ali
    c. Percakapan2 Ali.

    Yang saya kutip adalah PERCAKAPAN2 Ali Ra, temtu tak ada nomor. Lihat saja terbitan beirut, kalimat percakapannya sudah pernah saya tampilkan.

  58. @Lahuntermaru
    ada kok nomornya, perkataan anda justru membuktikan anda tidak pernah membuka kitab itu. btw silakan tampilkan teksnya karena maaf anda belum pernah menampilkannya 🙂

  59. @la hunter maru
    Anda ngomong ngawur. Saya sudah baca semua khoibah Imam Ali tapi tidak ada menyatakan ikiut berperang. Pernyataan Imam Ali: Aku tidak turut campur urasan politik. Bagaimana anda menyatakan ikut berperang dan memimpin . Itu satu kedustaan. Jangan berdusta dibln puasa. Kalau anda Islam batal puasanya

  60. Utk SP dan Rafidah :

    maaf ada kesalahan. Di Nahjul Balagah hal 193 terbitan Beirut :

    (terjemahan) : berkata Ali ttg(kepada) Umar bin Hattab Ra ketika ia akan berangkat perang memerangi Ruum : “sungguh bila engkau sendiri yg memimpin pasukan menghadapi musuh, bila engkau kesandung maka kaum muslimin akan kehilangan Pusat Pemerintahan (pengendali) yg akan menjangkau seluruh negeri, mereka akan kehilangan tempat kembali (bertanya atau memetus suatu ttg kenegaraan), sebab itu utuslah kepada mereka seorang ahli perang dan ikutkan besertanya ahli pengalaman dan nasihat. Bila Allah memenangkan maka itulah yg engkau inginkan, dan sekiranya kebalikan, engkau tetap melindngi rakyat dan tempat berhimpun utk kaum muslimin.
    Nahjul balagah hal 203 :
    Ketika Umar bermusyawarah dengan Ali utk memilih pimpinan perang utk memerangi Persia : “Pekerjaan ini (perang) tak tergantung kepada banyak orang atau sedikit utk menghasilkan kemenangan atau kekalahan, perang ini urusan agama Allah……..dst (panjang…malas ngetik…capek habis terawih..)

    Nahjul Balagah hal 266 :
    Berkata Ali menyanjung pemerintahan ketiga khalifah (abubakar, Umar, Usman) :” orang banyak sudah mengangkatku (sbg khalifah) ialah orang2 yg juga mengangkat Abubakar, Umar, Usman……..dst….

  61. @ mas soleh

    punten saya tadi pas masuk coba nanya ke mas lahuntemaru, baru kemudian saya lihat pertanyaan mas soleh. Pertanyaannya banyak amat mas. dan saya gak bisa copas karena bukan dari komputer tapi cuma dari hp dah gitu hp jadul lagi. Harap maklum ja yach?…

    Saya coba jawab tapi mohon maaf klo kurang memuaskan.

    Bush keturunan adam mas tapi jasmani aja sedangkan rohaninya kita semua tahu. Sedang kualifikasi untuk di berikan gelar khalifah tidak hanya jasmani tetapi rohaninya juga.

    1.menurut saya jelas itu suatu bantahan misal saya ingin membuat roti tapi orang di sebelah saya mengatakan paling roti nya gak enak lalu saya ucapkan saya lebih tahu dari pada kamu dan secara otomatis sy akan membuat roti yang paling enak. apakah itu bukan kalimat bantahan..?

    2. Klo yang ini sy tidak melihatnya dari kontek bahasa arab, karena saya hanya melihat dari kontek tarjamahan yang di keluarkan DEPAG RI.

    3. Adam as.

    4. Iblis tidak bersujud di karenakan dia takut bersujud kepada selain Allah.

    5. Saya tidak pernah menafsirkan khalifah secara umum seperti pandangan masyarakat dan mas soleh. Tapi saya menafsirkan arti khalifah apa adanya yaitu orang yang tidak berbuat kerusakan karena sudah terpelihara dan di sucikan dan menjadi hujah Allah di dunia dan akhirat.

    Siapa yang berprasangka kepada saudaranya maka prasangka itu kembali padanya. Sama saja Allah itu seperti apa yang di perasangkakan hambanya maka hendaknya selalu berkhusnudzonlah.

  62. @isthofa
    Terima kasih sdrku atas tangkapannya.
    Isthofa, terlalu banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan bahwa khalifah tidak Maksum. Yang MAKSUM adalah Imam, Ulil Amri atau mereka2 yang ditetapkan Allah.
    Sehubungan penjelasan saya diatas. Saya ingin pendapat anda. Pertanyaan sbb.

    1. Bagaimana penafsiran anda dengan Maksum?
    2. Apakah seorang beriman adalah khalifah atau
    Tidak
    Ini hanya 2 pertanyaan tdk banyak.
    Jawaban anda no 2 utk QS 2 : 30 adalah jaa i’lun artinya membuat
    Sedangkan QS 33:33 yuriid artinya berkeinginan
    Dan pertanyaan ke 3 Menurut anda semua Firman2 Allah dalam Al Qur’an (Qur’an di Lauhim Mahfud) lebih dahulu dari Nabi Muhammad SAW atau Nabi duluan baru ada Firman Allah. Wasalam

  63. @ mas soleh

    makasih atas tambahan ilmunya semoga berkah…

    Coba jawab lagi yach:
    1.saya tidak mengetahui apa itu maksum (apakah dari bahasa arab lagi yach…) sepanjang pengetahuan saya dan yang di jadi kan hujah Qs 33 : 33 (syiah) bukan maksum tapi tathirah (berusaha belajar bahasa arab dikit karena baru dapet ilmunya yang ternyata terjemahan DEPAG RI masih salah) yaitu disucikan. Lalu bagaimana bisa jadi maksum. Dan pada ayat tersebut tidak dikatakan imam tapi ahlulbait.

    Kata mas, terlalu banyak yang mengatakan bahwa dalam alquran khalifah tidak maksum. Klo memang khalifah tidak maksum lalu mas, al mahdi “khalifatullah” juga tidak maksum. Pada hal al mahdi juga mendapat gelar imam.

    Klo menurut saya kata khalifah, ulil amri dan imam itu sederajat (dia2 juga) maka mereka harus terpelihara dengan cara ya di sucikan. Makanya kata2 itu teh harus benar2 di tempatkan pada tempatnya. Gak bisa sembarangan maen nyebut khalifah,imam atau ulilamri tapi berbuat serakah dan tidak memimpin dengan menunjukkan kebenaran tapi berkuasa (nafsu) dan berbuat aniaya (semua sifat ini bisa di amati jelas oleh mata telanjang). Supaya pada akhirnya nanti maksud dari kata2 itu tidak berubah tetap seperti kemauan-Nya.
    2. Seorang beriman kepada Allah belum tentu khalifah lha wong baru beriman. Tapi seorang khalifah sudah pasti beriman lha wong tingkatannya sudah kekasih Allah.

    Makanya seperti komen saya di atas bahwa khalifah tidak bisa dipisahkan dari unsur agama karena arti khalifah bukan berkuasa tapi memimpin. Karena selagi ada nabi, kata “khalifah” tidak muncul. Dan ketika kata “khalifah” di salah artikan oleh masyarakat setelah nabi wafat sampai sekarang,maka yang menjadi tanding dari kata tersebut adalah imam (maksum) karena menurut masyarakat sendiri kata “khalifah”sudah tidak maksum.

  64. @Lahuntermaru

    berkata Ali ttg(kepada) Umar bin Hattab Ra ketika ia akan berangkat perang memerangi Ruum : “sungguh bila engkau sendiri yg memimpin pasukan menghadapi musuh,

    Coba dibaca dulu dengan benar. Itu kan Ali berkata kepada Umar artinya Umar yang memimpin perang bukan Imam Ali. btw saya tetap tidak menemukan kutipan anda ini 🙂

  65. Utk Sp ”

    Disitu Ali Ra menasihati Umar agar jangan berangkat memimpin perang. Cari orang lain saja. Dan Umar setuju. Di riwayat lain Ali lah akhirnya yg memimpin perang. Siahkan anda cari riwayat2 tentang penaklukan Parsi.

    Paling tidak si penyusun Nahjul Balagah mengakui bahwa Ali Ra bergabung dalam jamaah/Umat yg dipimpin Umar bin Hattab. Ali Ra turut menjaga keselamatan Khalifah Umar agar pemerintahan tetap stabil

  66. @Lahuntermaru

    Di riwayat lain Ali lah akhirnya yg memimpin perang. Siahkan anda cari riwayat2 tentang penaklukan Parsi

    Lho Mas kan dari awal anda itu dipinta untuk menunjukkan riwayat bahwa Imam Ali memimpin Perang, eh malah menampilkan riwayat Umar yang memimpin perang. Anda sepertinya sulit mengerti bahasa orang lain. saya ulang deh, silakan tunjukkan riwayat Imam Ali memimpin perang di masa Umar, anda yang bilang kok malah nyuruh saya yang nyari. lucu ituh 😛

    Paling tidak si penyusun Nahjul Balagah mengakui bahwa Ali Ra bergabung dalam jamaah/Umat yg dipimpin Umar bin Hattab.

    Dalam Nahjul Balaghah terdapat Khutbah Imam Ali yang terkenal dengan sebutan Khutbah Syiqsiqiyah, dalam khutbah itu Imam Ali mengecam khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman. Nah anda mau bilang apa lagi? 🙂

  67. http://sangkebenaran.blogspot.com/

    Inilah contoh ajaran PEDOFILIA Muhammad:

    Dikisahkan Jabir bin ‘Abdullah: Ketika aku menikah, Rasullah bersabda kepadaku, perempuan macam apa yang kamu nikahi? Aku menjawab, aku menikahi seorang janda muda? Beliau bersabda, Mengapa kamu tidak bernafsu pada para perawan dan memanjakannya? Jabir juga berkisah: Rasullah bersabda, mengapa kamu tidak menikahi seorang perawan muda sehingga kamu dapat memuaskan nafsumu dengannya dan dia denganmu?

    Hadits Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 17.

    A’isyah (Allah dibuatnya bahagia) diceritakan bahwa Rasullah (semoga damai sejahtera atas beliau) dinikahi ketika usianya tujuh tahun, dan diambilnya untuk rumahnya sebagai pengantin ketika dia sembilan tahun, dan bonekanya masih bersamanya; dan ketika beliau (Nabi Yang Kudus) mampus usianya delapan belas tahun.

    Kitab Sahih Muslim 8, Pasal 3311.

    Dikisahkan A’isyah: bahwa Nabi menikahinya ketika dia berusia enam tahun dan menikmati pernikahannya ketika berusia sembilan tahun. Hisham berkata: Aku telah menceritakan bahwa A’isyah menghabiskan waktunya dengan Nabi selama sembilan tahun (yaitu hingga kematiannya).

    Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 65.

    Muhammad telah bernasu birahi kepada anak berusia enam tahun. Apa yang tersimpan di dalam otak Muhammad? Apa pikiran mesum nabi merupakan perbuatan suci?

  68. @Isthofa
    Begini mas isthofa, mudah2an dialog kita ini dengan niat baik yakni mecari kebenaran dengan keridhaan Allah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang. Dan bukan untuk mencari kesalahan seorang utk menjadi penyebab perpecahan. Insya Allah Amin.
    Memang saya juga belum membaca dalam Al Qur’an kata Maksum. Tapi para ulama menyebut maksum dalam arti suci. (mungkin utk perbuatan disebut maksum). Yadi apabila mereka (Ali b. Abi Thalib, Fatimah binti Rasul, Hasan b. Ali dan Husein b. Ali)
    Yang Allah telah sucikan tidak mungkin berbuat bertentangan dengan Firman2 Allah dalam Al Qur’an
    dan memiliki akhlak yang mulia.
    Sedangkan KHALIFAH belum tentu maksum, TERKECUALI KHALIFAH YANG DITUNJUK ALLAH.
    Coba anda baca kembali penjelasan saya pada tgl 2 September jam 7.16 pm akan anda lihat firman Allah bahwa khalfah tdk maksum.
    Mas isthofa anda harus bedakan KHALIFAH dan KHALIFAHTULLAH. Ada juga yang disebut Khalifah Rasul
    Kalau Khalifahtullah adalah Khalifah yang ditunjuk Allah.
    Khalifah Rasul adalah khalifah yang ditunjuk oleh Rasul.
    Dan Saya adalah khalifah dalam keluarga saya.
    Mas isthofa anda mengatakan:Makanya seperti komen saya di atas bahwa khalifah tidak bisa dipisahkan dari unsur agama karena arti khalifah bukan berkuasa tapi memimpin. Karena selagi ada nabi, kata “khalifah” tidak muncul
    Mas isthofa yang saya jelaskan pada anda berdasarkan Firman Allah dan bukan pendapat manusia. Kata2 anda tsb adalah pendapat anda. Coba anda baca Al Qur’an lagi. Kata2 khalifah sdh muncul beberapa kali sblm Rasul.
    Mas isthofa anda harus mengerti urutan dan tugas mereka Ulil Amri, Imam dan khalfah. Oleh karenanya saya bertanya pada anda tapi anda tdk jawab adalah,
    menurut anda pada masa Rasul hidup Ulil Amri ada atau tidak? tolong dijawab agar diskusi kita lancar. Wasalam

  69. Salam

    Adakah maksud Berjuang demi Islam (Agama) itu sama dengan Berjuang demi mempertahankan harta benda ataupun mempertahankan tanahair?

    Kelihatan sepertinya ada yang takut mati awal walaupun sudah berusia?

    wasSalam

  70. SecondPrince :
    Ok…saya hanya mengutid di nahjul balagah tentang pengakuan Ali thd Umar bin Hattab dan menasihatinuya agar tak usah memimpin langsung perang. Kenapa anda saya minta nyari hadis ttg penaklukan Parsi, karena katanya anda punya banyak literature, jadi tinggal comot saja. Khusus ttg kitab Nahjul Balagah, bagi saya hanya mengandung kebenaran 5 % saja, yg lainnya meragukan, sebagaimana kitab Kulayni dan kawan2nya. Lebih2 ttg Siksiq qiyah….nggak percaya banget. Berdasar ilmu mustolahul hadis, hadis tsb nggak masuk hitungan, alias nggak dipakai.

  71. @Lahuntermaru

    Ya sudah kalo tidak percaya banget, saya juga sangat tidak percaya sama sekali pada asumsi anda, hehehe :mrgreen:

  72. @soleh

    ulilamri pada jaman rosulullah ya rosulullah itu sendiri.

    Menurut mas sholeh kata2 khalifah lebih dulu muncul dari pada rasul. Lalu bagaimana komen anda bahwa nabi muhammad dan para imam sudah tercipta lebih dulu.
    Klo demikian rosul,nabi,imam adalah khalifah. Jadi gak da masalah kata manapun yang dulu muncul toh yang di tuju dia2 juga.

    Sekarang yang jadi permasalahan buat saya bukan khalifah secara murni tapi pengertian masyarakat yang seenaknya menyematkan kata khalifah sehingga maksud yang seutuhnya hilang.
    Andai saja kata itu di jaga kemurnian maknanya maka tidakkan pernah akan ada berani yang menyematkam kata khalifah pada pemimpin yang tidak memiliki ilmu tentang tauhid apalagi bagi mereka yang berniat mungkar sehingga tidak akan terjadi perdebatan sengit (sunni-syiah).

    Klo anda khalifah bagi keluarga anda itu menurut anda, lalu apa bedanya dengan ucapan anda kepada saya “saya berdasarkan al quran sedangkan itu menurut anda”, Jadi sama kan karena anda menempatkan kata khalifah pada anda menurut anda bukan menurut qur’an?…

    Jika anda tetap berprinsip sebagai khalifah di keluarga maka sama saja dengan orang yang mengatakan imam bagi keluarganya. Maka siap2lah menjadi hujah allah di dunia dan akhirat.

    Saya tidak menghawatirkan mas soleh yang memiliki keluasan ilmu pengetahuan tapi saya takut pada orang yang terbatas seperti saya ini. Karena pabila istri dan anak saya meninggal (karena sudah terpatri dalam keyakinannya) dan mendapat pertanyaan siapa imam mu? Mereka menjawab suami/bapak saya. Padahal saya pernah membaca “barang siapa tidak mengenal imam zamannya maka ia mati dalam keadaan kafir”.

    Tidakkah lebih afdhal apabila kata2 khalifah,imam dll tersebut ada pada tempatnya. Sehingga lebih enak dan tepat untuk mengatakan kepada keluarga kita bahwa saya bukan khalifah dan juga imam tapi saya sama dengan kalian orang yang mengikuti para khalifah (imam), karena kebenaran ada padanya dan Allah bersamanya.

  73. @Maru…
    Hahahaha… anda koq ngerasa kalau anda ini orang pintar dan seenaknya nyuruh2 orang yah …
    Jujur lah mas… jangan bilang ngutip dari kitab tapi beda sm yang di kitab. sayang anda tidak mengaku anda sunni (lagi ngumpet yah mas…) dibilang pengikut Maliki juga engga. kalo anda menganggap Nahjul Balagah 5% yang lainnya meragukan silahkan itu hak anda… (*ga ada yang percaya juga sama penilaian anda, tiap bawain dalil ngaco semua… kl andalannya asumsi silahkan cari teman2 sunni yg suka juga pake asumsi)

  74. @isathafo
    Anda bagaimana sih. Coba anda pikir dengan tenang:
    Menurut Al Qur’an kita ini semua adalah KHALIFAH.
    Khalifah untuk diri kita, Khalaifah untuk keluarga, Khalifa untuk kelompok, dll. Seharusnya sebagai seorang khalifah berbuat sebagai pemimpin yang sebenarnya yang dikehendaki Allah. Karena kekhalifahan/kepimpinannya ini maka di YAUMULHIZAB diminta pertanggung jawabnya oleh Allah. Kalau mas bukan khalifah pertanggung jawab
    apa yang akan diminta dari mas.
    Kalau mas tetap memaksakan KHALIFAH itu harus MAKSUM. Maka tolong mas bawakan Nash Alqur’an bahwa khalifah itu maksum. Ingat lho nabi Adam aja tdk maksum khalifah pertama.
    Mas berkata:ulilamri pada jaman rosulullah ya rosulullah itu sendiri.

    Menurut mas sholeh kata2 khalifah lebih dulu muncul dari pada rasul. Lalu bagaimana komen anda bahwa nabi muhammad dan para imam sudah tercipta lebih dulu.
    Klo demikian rosul,nabi,imam adalah khalifah. Jadi gak da masalah kata manapun yang dulu muncul toh yang di tuju dia2 juga.

    Lalu bagaimana perintah Allah dalam firmanNya:
    “Hai orang2 beriman taat pada Allah dan Rasu dan Ulil Amri dari kamu.
    Isthofa, sebenarnya kemana arah diskusi kita ini?
    Isthofa berbicara soal khalifah, Adam khalifah, Daud Khalifa apakah Adam dan Rasul siapa duluan

  75. @ mas soleh

    sebenarnya saya ingin menyampaikan dan meluruskan saja bahwa arti khalifah yang di kehendaki Allah ialah mereka yang berjalan di jalan-Nya, hidup dalam ridho-Nya tenggelam dalam rasa cinta kepada-Nya. Terserah berapapun banyak kata yang menyamainya seperti kata nabi,rosul,imam,ulilamri,dkk. Karena asal muasal yang di ciptakan adalah khalifah (yang lain ngikutin).

    apakah adam as maksum ? Menurut saya iyah karena kisah penyesatan yang di lakukan oleh iblis terhadap adam bukan bukti klo adam tidak maksum, karena apabila kisah itu tidak terjadi maka maksud Allah untuk menciptakan adam tidak terpenuhi,sebab adam bukan untuk ada di surga melainkan di bumi.

    Maksud diskusi saya sudah jelas, apabila ada yang menggunakan atau di sematkan kata khalifah pada orang yang tidak sesuai dari kriteria yang sudah di tetapkan oleh Allah maka gugur sifat kekhalifahannya. Maka jangan di sebut lagi khalifah tapi sebut saja penguasa. Karena yang di kejar oleh mereka bukan ridho tapi kekuasaan. Masa mas gak paham…?

    Lalu apa yang kita pertanggung jawabkan pada akhir nanti?…
    Maka jawaban saya adalah ibadah. Karena tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah. Beriman tidak beribadah gugur imannya.

    Klo menurut anda allah tidak butuh ibadah karena allah maha kaya. Wallahualam, allah maha tahu apa yang di butuhkan-Nya.

  76. @Isthofa
    Kalau demikian yang anda maksudkan mengenai khalifah yakni melaksanakan kepimpinan sesuai perintah Allah yang disampaikan oleh Rasul. Saya setuju.
    Sdrku isthofa. Bukan saya yang mengatakan bahwa Allah tidak memerlukan ibadah kita. Tapi Allah yang berfirman: Aku tidak membutuhkan amal ibadah kamu. Amal Ibadah kamu untuk kamu.
    Kemudian mas isthofa menukil ayat: Tidak kuciptakan Jin dan Manusia terkecuali menyembah/berbakti/beribadah padaku.
    Ayat ini adalah ayat MUTASYABIHAT, Jadi tdk dapat ditafsirkan secara apa adanya. Tetapi ditafsirkan ayat dengan ayat. Jadi yang dimaksudkan dengan liya’budu adalah beribadah agar menjadi hamba yang yang bertakwa agar mecapai tujuan sebabnya kita diciptakan ialah MA”RIFATULLAH. Wasalam

  77. @mas soleh dan juga untuk semua yang senang sekali mencari kebenaran islam

    makasih sudah dapat mengerti maksud saya (untuk mas soleh). Karena pada dasarnya saya hendak menyampaikan kegelisahan hati saya atas begitu hebatnya pertentangan antara sunni-syiah.

    Klo kita mau bersabar dalam berbagai hal baik diskusi maupun telaah maka kita akan mudah mendapatkan jalan temu dari permasalahan sebenarnya.

    Bukankah permasalahan mereka (sunni-syiah) hanya sekedar pengakuan khilafah dan imam. Jika saja penempatan kata khilafah tepat sasaran seperti diskusi saya dengan mas soleh maka tidak akan terjadi perbedaan dan perdebatan. Tinggal kita sama sama mengkaji saja, tentang khilafah yang di sematkan kepada para sahabat sesuai tempatnya gak?… Dan kenapa syiah tidak menyebut imam sebagai khilafah ? Sebab masyarakat sudah mengenal lebih dulu konsep khalifah dari pada imam…

    Kenapa saya utarakan bahwa konsep imam sama saja dengan khalifah,karena buktinya seperti yang sudah ditulis oleh mas SP yaitu “imam” al mahdi adalah “khalifah” (khalifatullah).

    Sejarah dimuat dalam al qur’an untuk diambil hikmahnya. Begitu juga sejarah perjalanan manusia harus di ambil hikmahnya. Sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.

    Sunni hebat di jamaahnya maka terkenal sunnah waljamaah dan syiah terkenal dengan kepemimpinannya yang terpelihara dari pada nafsu berkuasa dan aniaya (maksum) apabila keduanya bersatu maka akan cepat terwujudlah kerajaan allah (islam) di bumi ini.

    Itu semua hanya pendapat saya, orang yang berdiri di antara kalian (sunni-syiah) semoga jadi bahan pertimbangan. Mksh semuanya

    “al mahdi menunggu tentaranya, yang rapat barisannya lagi kokoh, untuk melawan kaum kafir”.

  78. Utk Abelardo :

    Maksud saya agar bung SP saya minta nyari sendiri hadis2 yg dimaksud agar saya tak di cap ngarang2, tak di cap meng ada2 tentang hadis.

  79. @Lahuntermaru

    Maksud saya agar bung SP saya minta nyari sendiri hadis2 yg dimaksud agar saya tak di cap ngarang2, tak di cap meng ada2 tentang hadis

    Aduh Mas, kalau memang tidak mau dicap mengarang-ngarang maka tunjukkan buktinya. Berbicara itu harusnya dengan dasar ilmu bukan asal bicara. Kalau tidak punya dasar lebih baik diam. Jangan suruh orang lain yang membuktikan hujjah anda, aneh sekali 🙂

  80. Utk SP :

    Ya..memang aneh preman speaker ini. Mau nya terima beres. Mau buka lemari gudang buku masih belum ketemu kuncinya,,,,Kunci gembok lagi…Tapi saya yakin bung SP kan banyak literatur, pasti udah ditelan semua, mungkin hafal luar kepala. Mungkin bung SP tinggal comot saja hadis2 tentang penaklukan Parsi. Jika ketemu hadis siapa panglima perangnya, tak lain dialah Ali bin Abi Thalib. Suer….! aku nggak bohong…taruhan ayo….

  81. Rasulullah saw bersabda:

    “Barang siapa yang ingin hidup seperti hidupku, mati seperti matiku dan menempati surga ‘Adn yang telah Tuhanku khususkan untukku, maka hendaknya ia berwilayah kepada Ali dan walinya serta mengikuti jejak para imam setelahku. Karena mereka adalah ‘itrahku. Mereka diciptakan dari tanah asal ciptaanku. Mereka telah dianugerahi kepahaman dan ilmu yang luas. Celakalah orang-orang yang membohongkan keutamaan mereka dan memutuskan hubungan denganku dengan mencampakkan mereka. Semoga Allah tidak memberikan syafa’atku kepada mereka”.

    Wassalam…

  82. @Lahuntermaru

    Mungkin bung SP tinggal comot saja hadis2 tentang penaklukan Parsi. Jika ketemu hadis siapa panglima perangnya, tak lain dialah Ali bin Abi Thalib. Suer….! aku nggak bohong…taruhan ayo…

    He he he justru karena saya tahu yang sebenarnya makanya saya sengaja memaksa anda menampilkan riwayat atau hujjah anda bahwa Imam Ali adalah panglima perang penaklukan Parsi, silakan tunjukkan kalau bisa. Buktikan kalau anda tidak berbohong? yah mungkin saja anda gak bohong tetapi anda kan sering sekali salah memahami apa yang anda baca :mrgreen:

  83. Utk Secondprince :

    Oh…Jadi anda tahu yg sebenarnya, siapa dong panglima perang penaklukan Parsi ? Siapa dong yg menawan 3 putri raja Parsi lalu membawanya ke hadapan Umar bin Hattab ?

  84. @Lahuntermaru
    lho masih nanya saya, maaf Mas yang bawa-bawa itu kan sampean, btw tunjukkan dong buktinya kalau gak bisa mending diam aja deh, saya juga males nanggepinnya 😛
    *btw saya akan menanggapi kalau anda menunjukkan teks riwayat bahwa Imam Ali menjadi panglima perang*

  85. Utk SP :

    Ok…akan saya tunjukan jika sudah saya buka kitabnya. Namun kan katanya anda tahu segalanya…barangkali sudah di luar kepala….Saya tak tahu profesi anda, Barangkali anda dosen, biasanya sudah menguasai kitab2 diluar kepala.

  86. http://qarrobin.wordpress.com/2009/08/21/science-behind-i-robot/

    Kami tidak khawatir tentang AntiGracers yang rencana nya akan gagal, tapi kami khawatir tentang Sophianists. Karena orang yang akan meng-handle Exodus adalah Yesus (Isa yang returns back). Perjuangan kita adalah untuk menjadi prajurit pelopor dari Mighty yang akan mendekati kemenangan. Yesus akan meng-handle orang-orang Yahudi dengan ‘Bencana Ke-tiga’. Tetapi perang Mighty-Sophianist tidak seperti itu. Ini bukan sebuah perangkap dengan bermain catur in time. Sophianism adalah bencana terbesar yang ada pada kita, muslims, sepanjang sejarah. Mereka bekerjasama dengan zionists. Mereka juga akan bersatu dengan zionist di masa yang akan datang. Mereka akan dihentikan oleh muslims Asia Tengah. Ini adalah cucu dari Yesevi pada waktunya. Hingga hari kemerdekaan, mereka bersumpah untuk sebuah bendera hitam, sampai perdamaian=white flag returns with Mighty. Karena mereka bersumpah untuk sebuah bendera putih jika Mighty menang.

  87. http://qarrobin.wordpress.com/2009/09/05/accross-this-new-divide/

    These are the types of writings that we should rediscover our religion. Sampai saat ini kami telah mengkategorikan Islam dalam 3 kelompok.
    1.Hadithian Islam
    2.Khaniffated Islam
    3.Light Islam

    Anda mengetahui kelompok pertama. Kelompok ke-dua adalah minoritas. Type yang ke-tiga sangat tersebar luas. Jika Anda menghapus khaniffs, sisanya adalah hadithian dan light muslims. Pekerjaan kami sangat sulit. Di masa mendatang, kita akan dibagi menjadi 3 dalam perang besar Islam. Sophianists, Mahdianists dan yang lari dari perang. Ini adalah the light muslims. Tugas mereka adalah untuk melepaskan diri dari perang. Mereka akan mengatakan ‘mereka akan mendukung kelompok yang menang’. Jadi siapa yang hadits, siapa yang khaniff, dan siapa yang light?

  88. lagi2 si Luthermaru kelatan kepandirannya…huakakakkak
    org pandir itu semakin banyak dia ngomong semakin kelihatan kepandirannya…hheheheh

  89. Utk SP :
    Saya baru ketemu dalil yg anda minta ttg wajibnya pergi jika tak menemukan Jamaah dan Imam. Belum sempat buka kitab…ee malah kebetulan ketemu di situs lain. Ini terjemahan saja ya, ketika seseorang bertanya pada nabi :

    Saya bertanya, ‘Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami jika kami menjumpai hal itu?’ Beliau menjawab. “Tetapi (jangan tingkalkan) jamaah kaum muslimin!” Aku berkata, “Jika mereka (muslimin) tidak memiliki jamaah dan Imam?” Maka beliau menjawab. “Berlepaslah kamu dari semua firqah-firqah (golongan-golongan),walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai engkau meninggal dunia sedang engkau dalam keadaan demikian.” [Dikeluarkan oleh Imam Bukhari no. 3411, dan ini lafazh bagi dia,dikeluarkan pula oleh Muslim, Al-Hakim dan yang lain

    Riwayat ttg Ali sbg panglima perang di era Umar masih saya cari, sabar ya….I Love you full

  90. Ketahuilah kalian bahwa Imam Mahdi itu sudah turun ke dunia ini,silakan kalian cari tahu sendiri siapa dia. Alhamdulillah saya sudah mengimani Imam akhir zaman tersebut dan merasakan bahwa inilah islam yang hakiki.

  91. @Lahuntermaru,

    Aneh anda itu baru mau mencari Imam Ali as sebagai panglima perang pada waktu berkuasanya Abubakar cs. Berarti asumsi selama ini anda hanya omong kosong saja ya. Selanjutnya juga ngomong aja di besarin, hahaha… :mrgreen:

  92. @daniel
    sudah turun baru2 ini kah?
    bukankah Imam Mahdi As sdh ada sejak terjadinya Ghaib Qubra ?

    Imam Mahdi versi mana nih menurut anda

  93. @chengho,

    tahun berapakah ghaib qubra?

    bisakah dijelaskan secara fisika?

    apakah ada penjelasan ghaibnya di al quran?

    hatur tengkiu sobat atas kesediaannya menjawab

  94. kayanya masalah ghaib qubranya Imam Mahdi as sdh banyak didiskusikan deh di blog Master SP ini. Anda tinggal telusuri sajah.

    masalah ghaibnya Imam Mahdi adalah ilmu Allah SWT, sama kita meyakini dengan masih adanya ya’juj ma’juj dan dajjal, yg sebenarnya sdh ada sebelum Nabi SAWW.
    Ilmu fisika adalah sebagian ilmu Allah yg diturunkan ke bumi 1% sajah.
    koreksi jika sy kliru….

  95. Kita kedatangan tanu yg amat meng agung kan ilmu pengetahuan dunia (saint) yaitu QARROBIN

  96. To Lahunter,

    ” Riwayat ttg Ali sbg panglima perang di era Umar masih saya cari, sabar ya….I Love you full”

    Nda usah cape2 cari mas nda bakalan ketemu, lha wong imam Ali as punya masalah dg khalifah Umar moso dukung?
    Konsekwen ya, klu nda ketemu bilang jgn trus sepi2 aja, biar kita sama2 meluruskan sejarah yang ga benar. Belajar tdk ada kata terlambat ko.
    itulah sejarah yang nyata.

    Wassalam

  97. @la hunter lamaru
    Saya usulkan anda jangan dicari deh siapa panglima perang
    yang mengalahkan Persia. Sampai anda masuk liang kubur
    anda tdk bisa ketemu kalau Imam Ali yang memimpin.
    Saya punya sejarahnya kok. Kalau mau tau baca sejarah, bagaimana Imam Husein mengawini Putri Persia Syarbanun,
    tawanan hasil mengalahkan Persia

  98. @SP
    Siapakah Ulil Amri dijaman sekarang???

    Bagaimana kita cara bertemu dengan Imam Mahdi???

    terima kasih

  99. zen…….. antum……

  100. utk Aburahat :Memang belum saya temukan riwayat di era pemerintahan 4 khalifah, para sahabat terlibat langsung di pertempuran. Misal di Era Abubakar, maka Umar, Usman, Ali tak terlibat langsung di medan tempur. Mereka hanya sbg penasihat saja.Begitu juga di Era Umar, maka Usman dan Ali tak terlibat lansung di medan tempur. Namun di akhir pemerintahan Usman, di saat2 ia diserang pendemo, maka Ali Ra dan 3 orang anaknya aktif menjaga Usman dari serangan. Ali Ra di gerbang depan, Hasan Husin di gerbang belakang. Namun akhirnya jebol juga. Ini menunjukan bahwa Ali Ra dan anak2nya tetap setia kepada Usman, mendukung agar Usman tetap sebagai khalifah.

  101. @laxmaxru

    Suatu hal yang mustahil kalau Imam Ali as mengikuti Abubakar cs yg telah menyimpang dan tersesat di dalam agama, itu mah hanya asumsi kamu doang… :mrgreen:

  102. Ukt Dede :

    Kenapa mustahil, Buktinya Ali Ra dan anak2nya ber baiat kepada Abubakar, Umar, Usman. Mau ngomong apa lagi ? Mau mengatakan bahwa Ali Ra dipaksa ? Ali ra penakut dong, mustahil Ali Ra penakut dalam mengakkan kebenaran.

  103. @Salafy/Syiahphobia

    Apakah di pikiran kalian yg cupat itu hanya ada berani dan takut dalam berhadapan dengan kezaliman? Jika tidak menunjukkan penentangan kepada kezaliman yg sesuai selera kalian, maka disebut penakut? Ketahuilah oleh kalian bahwa di antara keberanian itu ada yang namanya kelapangan dada, kebijaksanaan, kesabaran, pertimbangan panjang, dll yg tidak pernah terlintas muncul di pikiran kalian tentang ahlulbait Nabi saw.

    Jika kalian msh tdk memahami pribadi mereka ahlulbait Nabi saw, dalam berhadapan dgn kezaliman/musuh, maka cobalah pelajari kembali riwayat Perjanjian Hudaibiyah yg dibuat oleh Nabi saw dan kaum kafir Qurays. Bagaimana sikap anda thd “penyerahan” oleh Nabi saw? Apakah anda pun akan mengatakan bahwa Nabi saw penakut karena tdk sesuai dgn selera anda tentang keberanian? Apakah anda pun akan bersikap layaknya Umar yg berang dan marah utk menyatakan ketidaksetujuannya?

    Salam

  104. @la hunter maru
    Anda yanh mengatakan Imam Ali as adalah Panhlima perang pada waktu mengalahkan Persia itu yang saya dan mas SP tanyakan BUKTINYA, Bukan penggulingan Usman.

  105. Namanya juga lamaru, nanti kalo ditanya literaturt imam ali as jagain rumah usman dia bakalan bikin topik baru lagi. Ini gaya
    Khas dia dalam berdisskusi

  106. alhamdulillah

  107. sy baru liat judul ini,
    menarik klu diteruskan.
    imam mahdi adalah bukti kuat bhw kekhalifahan bada rosul adalah penunjukan dr allah n rosulnya.

  108. APAKAH MASIH ADA ‘KETURUNAN’ AHLUL BAIT?

    Dlm Al Quran yang menyebut ‘ahlulbait’, rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.

    1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.

    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.

    2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: ‘Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu ‘ahlulbait’ yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?

    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As.

    3. QS. 33:33: “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu ‘ahlulbait’ dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.

    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.

    Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. para isteri dan anak-anak beliau.

    Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifatnya menjadi universal terdiri dari:
    1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg ‘nabi’ dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu.
    2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau ‘anak tunggal’ dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah.
    3. Isteri-isteri beliau.
    4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan ‘nasab’-nya, sayangnya tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan.

    Seandainya ada anak lelaki beliau yang berkeluarga, dan ada anak lelaki pula, wah masalah pewaris tahta ‘ahlul bait’ akan semakin seru dan hebat. Mungkin inilah salah satu mukjizat atau hikmah, mengapa Saidina Nabi Muhammad SAW tak diberi oleh Allah SWT anak lelaki sampai usianya dewasa dan berketurunan?. Pasti, perebutan waris tahta ahlul baitnya akan semakin dahsyat.

    Bagaimana tentang pewaris tahta ‘ahlul bait’ dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5 sbb.:

    Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).

    Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [QS. 33:4-5]
    jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam. Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.

    Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, karena kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya.

    Dengan demikian sistim nasab yang diterapkan itu tidan sistim nasab berzigzag, setelah nasab perempuan lalu lari atau kembali lagi ke nasab laki-laki, ya seharusnya diambil dari nasab perempuan seterusnya.

    Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta ‘ahlul bait’.

    Kesimpulan dari tulisan di atas, maka pewaris tahta ‘ahlul bait’ yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya Saidina Hasan dan Husein bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT.

    Ya jika Saidina Hasan dan Husein saja bukan Ahlul Bait, pastilah anak-anaknya dan keturunan berikutnya otomatis bukan pewaris Ahlul Bait, mereka murni adalah bernasab pada Saidina Ali bin Abi Thalib.

    Dengan demikian sudah waktunya kita menutup debat, perbincangan dan perebutan masalah keturunan Ahlul Bait ini. Fihak-fihak baik kelompok sunni, habaib maupun kelompok syiah yang juga ada habaibnya selama ini saling mengklaim bahwa mereka adalah yang berhak atas keturunan ahlul bait itu. Sebenarnya mereka kedua kelompok tersebut tidak ada haknya sebagai pewaris ahlul bait. Akibatnya pertaringan dua kelompok besar ini adalah menimbulkan adanya peruncingan hubungan sesama Muslim.

  109. Kalau tulisan di atas kita mempertanyakan tentang keturunan Ahlu Bait, apakah masih ada?, maka di bawah ini saya mencoba menjawab masalah Imam Mahdi yang kabarnya berasal dari keturunan Ahlul Bait tadi?.

    Issu kedatangan Imam Mahdi itu sebenarnya wujud harapan pengikut Nabi Ibrahim As. setelah beliau berdoa sbb.: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. 2:129).

    Oleh katurunan beliau ini selanjutnya, ditunggu-tunggulah kedatangannya sampai datang nabi terakhir dari dinasti Bani Israel yakni Nabi Isa As bin Maryam. Namun sayang, dalam Injil masih disebut issu Imam Mahdi, Mesiah, Satrio Piningit dsb. berarti masih akan datang lagi Imam Mahdi yang pamungkas, yang sesungguhnya.

    Maka akhirnya, lahirlah Nabi kita Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan sekaligus penutup para nabi (QS. 33:40) dengan membawa Al Quran yang didalamnya memuat pernyataan atau ikrar Allah SWT bahwa Nabi Muhammad SAW dianugerahi agama ISLAM (QS. 5:3). Nama Islam tidak pernah termuat dalam kitab-kitab suci sebelum Al Quran.

    Dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sekaligus juga terjawablah issu tentang akan datang lagi Nabi Isa bin Maryam dan issu Imam Mahdi. Nabi Isa As. tidak akan datang lagi karena sudah tegas dinyatakan dalam Al Qiran (S. 2:134 dan 141). Begitu juga Imam Mahdi tidak akan lahir lagi karena penutup para nabi hanyalah Nabi kita Muhammad SAW.

    Tinggal bagaimana para khalifah-khalifah (ya raja, presiden, gubernur, pangeran, sultan, bupati atau walikota) kini dan yang akan datang ‘mampu’ membumikan Islam dan Al Quran dalam kehidupan nyata di dunia ini, ya masalah sosial budaya terutama masalah kekuasaan dan pemerintahannya.

  110. @elfan

    saya kutip tulisan SP diatas :

    “Bagi kami keberadaan dan datangnya Imam Mahdi adalah perkara hak yang telah dikabarkan melalui kabar-kabar shahih dan mutawatir.”

    klo penjelasan anda mengutip ayat Al Qur’an, kemudian ditafsirkan sendiri, tidak berdasar pada kabar-kabar shahih dan mutawatir. Jadi penjelasan anda ngaco….

  111. Wahai Syiah ….
    Ketahuilah….
    Imam Mahdi-mu bukan Imam Mahdi-ku

    Imam mahdi-mu adalah MUHAMMAD BIN HASSAN
    Imam Mahdi-ku adalah MUHAMMAD BIN ABDULLAH.

    حدثنا مسدد أن عمر بن عبيد حدثهم ح وثنا محمد بن العلاء ثنا أبو بكر يعني بن عياش ح وثنا مسدد ثنا يحيى عن سفيان ح وثنا أحمد بن إبراهيم ثنا عبيد الله بن موسى أخبرنا زائدة ح وثنا أحمد بن إبراهيم حدثني عبيد الله بن موسى عن فطر المعنى واحد كلهم عن عاصم عن زر عن عبد الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لو لم يبق من الدنيا إلا يوم قال زائدة في حديثه لطول الله ذلك اليوم ثم اتفقوا حتى يبعث فيه رجلا مني أو من أهل بيتي يواطىء اسمه اسمي واسم أبيه اسم أبي

    Telah menceritakan kepada kami Musaddad, bahwasannya ‘Umar bin ‘Ubaid telah menceritakan kepada mereka. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-‘Alaa’ : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr – yaitu – Ibni ‘Ayyaasy. Dan telah menceritakan kepada kami Musaddad : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa, dari Sufyaan. Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Muusaa : Telah mengkhabarkan kepada kami Zaaidah. Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepadaku ‘Ubaidullah bin Muusaa, dari Fithr dengan makna hadits yang sama. Mereka semua dari ‘Aashim, dari Zirr, dari ‘Abdullah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Seandainya dunia ini tidak tersisa kecuali hanya sehari saja”. Zaaidah menyebutkan dalam haditsnya : “maka Allah akan memanjangkan hari itu”. Kemudian mereka (para perawi) bersepakat – dalam menyebutkan lafadz – : “hingga Allah mengutus seorang laki-laki dariku, atau dari keluargaku. Namanya sama dengan namaku, dan nama bapaknya juga sama dengan nama bapakku….” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4282; Al-Albaaniy berkata dalam Shahih Sunan Abi Daawud, 3/20 : “Hasan shahih”]

  112. @abu azifah
    ” Anda berkata Imam Mahdimu bukan Imam Mahdiku. Imam Mahdiku adalah Muhammad bin Abdullah ” Kemudian anda membawa Hadits Rasulullah. Supaya anda tahu juga mereka dari keturunan Rasulullah mempunyai Nasab sampai ke Rasulullah. Karena Muhammad bin Abdullah bernasab ke Rasulullah, maka tolong anda sebut Nasab Muhammad bin Abdullah sampai ke Rasulullah, agar kami lebih yakin perkataan anda. Wasalam

Tinggalkan komentar