Sahabat Anshar Yang Menyakiti Nabi SAW

Sahabat Anshar Yang Menyakiti Nabi SAW

Tidak ada yang meragukan kemuliaan sahabat Anshar tetapi tidak semua sahabat Anshar baik perilakunya. Di antara mereka ada yang pernah menyakiti Nabi SAW dengan kata-kata yang tidak pantas, tentu perilaku seperti ini tidak patut untuk diteladani.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad 1/453 no 4331

حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا عفان ثنا حماد بن سلمة قال أنا عاصم بن بهدلة عن أبي وائل عن بن مسعود قال تكلم رجل من الأنصار كلمة فيها موجدة على النبي صلى الله عليه و سلم فلم تقرني نفسي أن أخبرت بها النبي صلى الله عليه و سلم فلوددت اني افتديت منها بكل أهل ومال فقال قد آذوا موسى عليه الصلاة و السلام أكثر من ذلك فصبر ثم أخبر ان نبيا كذبه قومه وشجوه حين جاءهم بأمر الله فقال وهو يمسح الدم عن وجهه اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Affan yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah yang berkata telah menceritakan kepada kami Ashim bin Bahdalah dari Abi Wail dari Ibnu Mas’ud yang berkata “Seorang laki-laki Anshar membicarakan sesuatu yang menyinggung Nabi SAW “. Aku merasa tidak tenang sebelum menceritakannya kepada Nabi SAW. Aku sungguh rela bila dapat menebus pembicaraan itu dengan seluruh keluarga dan hartaku. Beliau lalu bersabda “Mereka(Umat Musa) telah menyakiti Musa AS lebih dari itu tetapi dia tetap bersabar”. Beliau lalu menceritakan tentang seorang Nabi yang dianggap berbohong oleh masyarakat(kaum) nya. Mereka melukainya saat dia mendatangi mereka dengan membawa perintah Allah, Lalu dia berdoa sambil mengusap darah dari wajahnya “Ya Allah ampunilah kaumku sesungguhnya mereka tidak mengetahui”.

Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad no 4331 berkata

صحيح لغيره وهذا إسناد حسن

Shahih lighairihi dan sanad hadis ini hasan.

Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiqnya terhadap Musnad Ahmad no 4331 menyatakan bahwa hadis ini shahih. Apa sebenarnya yang dikatakan oleh sahabat Anshar tersebut sehingga begitu terasa berat bagi Ibnu Mas’ud?. Jika kita melihat respon Nabi SAW maka kita mengetahui bahwa sungguh perkataan sahabat Anshar tersebut telah menyakiti Nabi SAW. Dalam Musnad Ahmad 1/380 no 3608 disebutkan dengan jelas perkataan sahabat Anshar tersebut

حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا أبو معاوية ثنا الأعمش عن شقيق عن عبد الله قال قسم رسول الله صلى الله عليه و سلم ذات يوم قسما قال فقال رجل من الأنصار إن هذه لقسمة ما أريد بها وجه الله عز و جل قال فقلت يا عدو الله أما لأخبرن رسول الله صلى الله عليه و سلم بما قلت قال فذكر ذلك للنبي عليه الصلاة و السلام فاحمر وجهه قال ثم قال رحمة الله على موسى لقد أوذي بأكثر من هذا فصبر

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah yang berkata telah menceritakan kepada kami Al’Amasy dari Syaqiq dari Abdullah yang berkata “Suatu hari Rasulullah SAW membagi-bagikan harta rampasan”. Ia berkata “Lalu seorang laki-laki dari kalangan Anshar berkata “Ini adalah pembagian yang tidak didasari mencari ridha Allah ‘azza wajalla”. Ia berkata “aku berkata ‘wahai musuh Allah sungguh akan aku ceritakan kepada Rasulullah SAW apa yang barusan kamu katakan”. Ia berkata “lalu disebutkan hal itu kepada Nabi SAW dan memerahlah wajah Beliau”. Ia berkata “kemudian Beliau bersabda”Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Musa, Ia telah disakiti lebih dari ini namun ia tetap bersabar”.

Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad no 3608 berkata

إسناده صحيح على شرط الشيخين

Hadis ini sanadnya shahih sesuai dengan syarat Bukhari Muslim

Hadis ini juga dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Ahmad no 3608. Jelas sekali perkataan sahabat Anshar tersebut sangat tidak layak untuk dikatakan sampai-sampai Ibnu Mas’ud menyebut sahabat Anshar tersebut dengan sebutan “Musuh Allah”. Dan tidak diragukan lagi bahwa perkataan shahabat Anshar tersebut telah menyakiti Nabi SAW.

46 Tanggapan

  1. Petmax !
    Hadis ini spesial bwt someone yah…? Hehe…
    Met puasa yah bwt semua, mohon ma’af k’lo ada kesalahan selama ini.

  2. @Nomad
    buat siapa saja yang bersedia membacanya 🙂
    Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

  3. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa. Mohon Maaf Jika ada Kesalahan

  4. Yach kirain.. ternyata cuma hadits yg itu tho wuakakakak..

    Cukup kita mengikuti Rasulullah dalam bersikap terhadap Shahabat-Shahabat Anshar dalam hadits-haditsnya yang shahih :

    Dari Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu, ia berkata: rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ya Allah, ampunilah kaum Anshar, keturunan kaum Anshar, dan anak keturunan kaum Anshar.”

    Dari Anas bin Malik bahwa rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “mintakanlah ampun untuk kaum Anshar.”

    Dari Anas bin Malik bahwa nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (kepada kaum Anshar): “Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, Sungguh kalian adalah manusia yang sangat aku cintai” beliau mengulangnya sebanyak tiga kali.

    Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata: rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “mencintai kaum Anshar tanda keimanan dan membenci mereka tanda kemunafikan.”

    Dari Al Bara’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu, ia meriwayatkan hadits dari nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau pernah bersabda tentang kaum Anshar: “Tidaklah mencintai mereka kecuali seorang mukmin dan tidaklah membenci mereka kecuali munafiq. Barangsiapa yang mencintai mereka pasti akan dicintai Allah dan barangsiapa yang membenci mereka pasti akan dimurkai Allah.”

    Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan membenci Anshar seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir.”

    Selengkapnya lihat “Shahih Muslim”

    Sehingga kekeliruan sebagian mereka berdasarkan informasi Al-Qur’an dan Sunnah (termasuk hadits yg diposting SP) telah dihapuskan dan diampuni oleh Allah. Rasul-pun telah memaafkannya dan justru justru beliau mendo’akan mereka, kekeliruan sebagian mereka tidak sebanding dengan iman dan amal mereka. Kisah di atas adalah sebagian rentetan kisah pembagian rampasan Perang sehabis perang Hunain dimana kaum Anshar tidak mendapatkan bagian, yg membuat mereka salah paham karena ketidaktahuan mereka akan alasan Rasulullah, yg telah dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Dan Rasulullah telah menjelaskan kepada kaum Anshar dengan begitu indahnya, hingga membuat kaum Anshar menangis bertaubat dan ridha atas pembagian ghanimah Rasulullah. selesai.. Happy ending..

    Allah berfirman :
    “Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, kaum Muhajirin dan kaum Anshar, yang telah mengikutinya (Nabi) dalam keadaan kesusahan, sesudah hati segolongan mereka hampir-hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengasih Maha Penyayang terhadap mereka sekalian. (At-Taubah: 117)

    Ayat ini menggambarkan kejujuran para sahabat radhiallahuanhum terhadap Allah dan RasulNya, apabila telah berbuat sesuatu yang salah, segera mereka kembali bertaubat, dan sanggup menanggung segala hukuman yang bakal dikenakan ke atas mereka, demi karena hendak mensucikan diri mereka dari kotoran dosanya itu. Lihatlah bukankah Allah telah mengampuni mereka Muhajirin dan Anshar?, kenapa justru sekarang ada orang yg suka sekali mengungkit-ungkit kesalahan-kesalahan mereka? alasannya biar tidak kita jadikan teladan, siapa emang yang mau meneladani kekeliruan? justru perbuatan mereka yang cepat bertaubat itulah yang kita teladani.. maklumlah.. konsep adanya manusia selain Rasul yg maksum yg ga boleh keliru sedikitpun sdh terlanjur terpatri di mindsetnya.. jd kalo ada sahabat yg keliru sueenengnya minta ampun… kalo kita sih maklum aja krn sahabat bukanlah maksum… ya nevermind ajah.. wuakakakak…

    Tugas kita umat mutaakhirin ini adlh mencintai mereka dan mendo’akan mereka sebagaimana perintah Allah yg sdh disebutkan antirafidhah Al-Hasyr :10, mbok ya ngedo’ain kek, malah mengungkit-ungkit .. tanda-tanda apa ini yach??

    Shadaqa Rasul Shalallahu Alaihi wassalam yang telah bersabda dalam hadits yang shahih dan telah terbukti kenyataannya :

    “Tidaklah mencintai mereka (kaum Anshar) kecuali seorang mukmin dan tidaklah membenci mereka kecuali munafiq”.

    Mudah-mudahan Allah memasukkan kami termasuk orang-orang mukmin dengan mencintai sahabat-sahabat Anshar, dan menghindarkan kami menjadi munafik karena membenci sahabat-sahabat Anshar.

    Sungguh semakin jelas tanda-tanda org mukmin dan org munafik itu. Alhamdulillah…

  5. btw… Ramadhan Mubarak! Selamat menjalankan ibadah puasa aja yach… wuakakakak…

  6. Selamat menjalankan ibadah puasa

    In my opinion,
    jika ada beberapa sahabat Anshar yang khilaf, dan kita tidak tahu siapa namanya, dan tidak mempengaruhi aqidah dan ibadah kita sekarang. Maka tidak ada gunanya diangkat cerita ini.

    cobalah berlatih zikir menyebut nama Allah ketika tidur, ketika kita berada diantara sadar dan tidak sadar, ketika jasad dan ruwh kita membentuk bidang 90 derajat, dalam kondisi ini keadaan mata disebut REM, maka kita akan terhubung dengan lawh-i mahfuzh, cobalah lihat apa yang terjadi di masa lalu dan masa depan, sehingga apa yang kita pahami tidak berdasarkan katanyah

    Zümar-The Troops/42: Allah mewafatkan jiwa ketika tiba mati nya, dan (mewafatkan) orang yang belum mati di dalam tidur nya, maka ditahan orang yang ditetapkan atasnya kematian, dan melepaskan yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi kaum yang berpikir.

  7. QS 9 : 58. Dan diantara mereka ada orang2 yang mencelamu tentantang pembagian (shadaqah); jika mereka diberi sebagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.
    Karena Firman Allah mendahului kejadian, maka hadits tsb diatas shahih.
    Allah menujuki bahwa tidak semua disekeliling Rasul orang2 yang benar2 beriman. Wasalam

  8. @rafidhah

    Ayat yang anda bawakan itu berbicara mengenai orang-orang munafik, silahkan perhatikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.

    Sangat berbeda sekali ketika Allah berbicara mengenai kaum Anshar.

    Jadi kalau dalam bahasa jawa, janganlah “Gebyah Uyah” atau men-generalisir. Allah dan rasul-Nya telah dengan jelas membedakan karakteristik orang munafik dan karakteristik sahabat Nabi. harap jangan disamakan. jika ada khilaf pada sebagian sahabat, hal tsb disebabkan karena mereka adalah manusia biasa yg kadang tidak lepas dari ketidaktauan. Allah dan rasul-Nya telah menegur dan mengarahkannya dan mereka-pun cepat bertaubat dari kekeliruan, sehingga Allah dan rasul-Nya pun ridha kepada mereka. Berbeda dengan kaum munafik, perbuatan yang mereka lakukan adalah atas dasar permusuhan dalam hati mereka terhadap Islam.

    Salam

  9. @ibnu sabil

    Memang benar ayat tsb juga ditujukan pd sebagian mereka yang munafik, anda baca komentar saya pada posting: Allah memerintah Rasul menyintai 4 orang. Disitu saya tujukan pada sdr antirafidhah tgl 19/8 jam 10.46 untuk menjelaskan padanya bahwa ada sebagian orang2 Ansar (penduduk Madinah) yang munafik.
    Firman Allah tsb pada Surah at-Taubah ayat 101
    Wasalam

  10. @imem

    Dari Anas bin Malik bahwa nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (kepada kaum Anshar): “Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, Sungguh kalian adalah manusia yang sangat aku cintai” beliau mengulangnya sebanyak tiga kali.

    Bukannya hadis ini bertentangan dengan hadis Abu Bakar yang paling dicintai Nabi, weit kalau gaya Syaikh Al Albani hadis yang bertentangan seperti ini mestinya dicap hadis mungkar :mrgreen:

    Sehingga kekeliruan sebagian mereka berdasarkan informasi Al-Qur’an dan Sunnah (termasuk hadits yg diposting SP) telah dihapuskan dan diampuni oleh Allah.

    Tergantung individunya, apakah ia bertaubat atau tidak? 🙂

    kekeliruan sebagian mereka tidak sebanding dengan iman dan amal mereka.

    Ya tergantung perbuatannya, mau sebanding atau tidak, dosa tetap dosa, salah tetap salah, gak mungkin yang salah dibilang benar hanya karena sahabat yang melakukan. Apalagi mau dikatakan ijtihad? menyakiti Nabi disebut ijtihad, waw betapa anehnya itu 🙂

    Kisah di atas adalah sebagian rentetan kisah pembagian rampasan Perang sehabis perang Hunain dimana kaum Anshar tidak mendapatkan bagian, yg membuat mereka salah paham karena ketidaktahuan mereka akan alasan Rasulullah, yg telah dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam,

    hmm kira-kira bagaimana sanad riwayat Ibnu Hisyam itu, tolong ditampilkan kalau memang anda membacanya 🙂

    Dan Rasulullah telah menjelaskan kepada kaum Anshar dengan begitu indahnya, hingga membuat kaum Anshar menangis bertaubat dan ridha atas pembagian ghanimah Rasulullah. selesai..

    Makanya saya jadi bingung, ngapain sahabat Ibnu Mas’ud menceritakan hadis di atas, bahkan beliau bercerita dengan menggunakan kata “musuh Allah” 🙄

    Lihatlah bukankah Allah telah mengampuni mereka Muhajirin dan Anshar?, kenapa justru sekarang ada orang yg suka sekali mengungkit-ungkit kesalahan-kesalahan mereka? alasannya biar tidak kita jadikan teladan, siapa emang yang mau meneladani kekeliruan?

    Yang ngungkit-ngungkit kisah di atas kan Ibnu Mas’ud RA dan dituliskan oleh Al Bukhari dan Ahmad bin Hanbal, ngapain yah mereka ngungkit-ngungkit :mrgreen:

    konsep adanya manusia selain Rasul yg maksum yg ga boleh keliru sedikitpun sdh terlanjur terpatri di mindsetnya..

    Menurut anda, Rasul SAW itu maksum tidak? bisa salah tidak? bisa lupa tidak? :mrgreen:

    kalo kita sih maklum aja krn sahabat bukanlah maksum… ya nevermind ajah.. wuakakakak…

    saya dari dulu kok maklum kalau sahabat bisa salah dan terbukti pernah salah, biasa aja tuh 🙂

    mbok ya ngedo’ain kek, malah mengungkit-ungkit .. tanda-tanda apa ini yach??

    Iya ya saya juga bingung ngapain Ibnu Mas’ud ngungkit-ngungkit cerita ini, dan Beliau malah menyebut lelaki Anshar tersebut dengan sebutan “musuh Allah”. padahal menurut anda kan lelaki Anshar itu sudah bertaubat, kok masih aja disebut musuh Allah waktu Ibnu Mas’ud menceritakan hadis itu *bingung*
    Lagian kok mau-maunya Imam Ahmad mengungkit-ngungkit cerita di atas, tanda-tanda apa ini yach? :mrgreen:

  11. Bukannya hadis ini bertentangan dengan hadis Abu Bakar yang paling dicintai Nabi, weit kalau gaya Syaikh Al Albani hadis yang bertentangan seperti ini mestinya dicap hadis mungkar :mrgreen:

    Kalo menurut sampeyan bertentangan ya monggo, kalo kita ga tuch wuakakakak…

    Tergantung individunya, apakah ia bertaubat atau tidak? 🙂

    Tapi yang jelas dalam At-Taubah : 117 Allah mengampuni Muhajirin dan Anshar tanpa ada perkecualian.. wuakakkak..

    Ya tergantung perbuatannya, mau sebanding atau tidak, dosa tetap dosa, salah tetap salah, gak mungkin yang salah dibilang benar hanya karena sahabat yang melakukan. Apalagi mau dikatakan ijtihad? menyakiti Nabi disebut ijtihad, waw betapa anehnya itu 🙂

    Lah emang siapa yang mengatakan suatu yg salah dibilang benar? kyknya kagak pernah dech… Allah & Nabi saja memaafkan kenapa kitanya yg sewot ya gak.. wuakakakak…

    hmm kira-kira bagaimana sanad riwayat Ibnu Hisyam itu, tolong ditampilkan kalau memang anda membacanya 🙂

    Monggo kalo mau diublek-ublek, kan itu emang kerjaan sampeyan tho.. wuakakakak…

    Makanya saya jadi bingung, ngapain sahabat Ibnu Mas’ud menceritakan hadis di atas, bahkan beliau bercerita dengan menggunakan kata “musuh Allah” 🙄

    Lah itu kan bahasa yang sering digunakan saat itu untuk menunjukkan pengingkaran terhadap sesuatu kesalahan yang diperbuat, walopun itu thd sahabat sendiri.. mosok gitu aja ga tau tho.. wuakakakak…

    Yang ngungkit-ngungkit kisah di atas kan Ibnu Mas’ud RA dan dituliskan oleh Al Bukhari dan Ahmad bin Hanbal, ngapain yah mereka ngungkit-ngungkit :mrgreen:

    Kalo mereka seh saya yakin keadilan mereka dan tidak ada tujuan ungkit mengungkit, karena mereka juga meriwayatkan banyak tentang keutamaan sahabat, dan satu hal yang penting mereka mengakui keadilan sahabat, jadi jelas kredibilitas mereka. Sedangkan sampeyan mas??? dikasih hadits shahih tentang wajibnya mencintai kaum anshar eh malah… wuakakakak… coba kalo anda bukan hanya sekedar mengutip hadits2 yg mereka riwayatkan, tetapi juga mengikuti pemahaman mereka mengenai sahabat.. saya yakin ilmu anda tidak akan spt jasad tanpa ruh spt itu.. wuakakakak…

    Iya ya saya juga bingung ngapain Ibnu Mas’ud ngungkit-ngungkit cerita ini, dan Beliau malah menyebut lelaki Anshar tersebut dengan sebutan “musuh Allah”. padahal menurut anda kan lelaki Anshar itu sudah bertaubat, kok masih aja disebut musuh Allah waktu Ibnu Mas’ud menceritakan hadis itu *bingung*
    Lagian kok mau-maunya Imam Ahmad mengungkit-ngungkit cerita di atas, tanda-tanda apa ini yach? :mrgreen:

    idem dg komen sebelumnya…

    saya dari dulu kok maklum kalau sahabat bisa salah dan terbukti pernah salah, biasa aja tuh 🙂

    kalo gitu mari kita cintai dan do’akan mereka bersama-sama yuk.. 🙂

  12. @imem

    Kalo menurut sampeyan bertentangan ya monggo, kalo kita ga tuch wuakakakak

    ah saya kan cuma menuruti metodenya Syaikh Al Albani saja dalam menolak hadis :mrgreen:
    Ada tuh Hadis bahwa yang paling dicintai Nabi SAW adalah Ali dan Fathimah AS dan Syaikh anda yang terhormat itu mendhaifkan dengan alasan mungkar dan bertentangan dengan hadis Abu Bakar yang paling dicintai Nabi SAW. Lucunya giliran hadis kaum Anshar beliau diam seribu bahasa, tanda-tanda apa itu yach? :mrgreen:

    Tapi yang jelas dalam At-Taubah : 117 Allah mengampuni Muhajirin dan Anshar tanpa ada perkecualian.. wuakakkak..

    Alah memangny anda baca langsung tuh Kitab Al Qur’an. memangnya itu terkait dengan peristiwa apa, mudah amat mengklaim, memangnya pada peristiwa di atas Nabi juga ikut bertaubat, kayaknya yang salah cuma laki-laki Anshar doang. :mrgreen:

    Lah emang siapa yang mengatakan suatu yg salah dibilang benar? kyknya kagak pernah dech… Allah & Nabi saja memaafkan kenapa kitanya yg sewot ya gak.. wuakakakak…

    yah anda kan biasa bilang kesalahan sahabat itu ijtihad yang dapat satu pahala yak, kalau benar dua pahala. Jadi apa menyakiti Nabi SAW dapat satu pahala karena ijtihadnya salah? :mrgreen:

    Monggo kalo mau diublek-ublek, kan itu emang kerjaan sampeyan tho.. wuakakakak…

    Pengalaman saya diskusi dengan anda membuktikan bahwa anda sering berhujjah dengan hadis dhaif dalam membela sahabat. Contohnya tuh di thread tentang Samurah bin Jundub, setelah ditunjukkan bahwa anda berhujjah dengan hadis dhaif eeh anda cuma diam seribu bahasa, jadi wajar dong kalau saya bertanya, siapa tahu kan anda berhujjah dengan riwayat dhaif lagi :mrgreen:

    Lah itu kan bahasa yang sering digunakan saat itu untuk menunjukkan pengingkaran terhadap sesuatu kesalahan yang diperbuat, walopun itu thd sahabat sendiri.. mosok gitu aja ga tau tho.. wuakakakak…

    Buknnya anda bilang laki-laki Anshar itu sudah bertaubat dan dimaafkan Rasul SAW serta diampuni Allah SWT, ya minimal Ibnu Mas’ud menyebutkan bahwa saat itu laki-laki yang dimaksud telah bertaubat. Buknkah ketika Ibnu Mas’ud menceritakan hadis tersebut kepada Syaqiq dan Abu Wa’il sudah berlalu begitu lama persitiwa pertaubatan yang anda klaim itu, lha kok Ibnu Mas’ud masih aja menceritakan dengan kata-kata “musuh Allah”, bukankah seharusnya Ibnu Mas’ud juga menceritakan kalau laki-laki tersebut akhirnya bertaubat, itu ya kalau klaim anda benar, gampang dimengerti kan 🙂

    Kalo mereka seh saya yakin keadilan mereka dan tidak ada tujuan ungkit mengungkit, karena mereka juga meriwayatkan banyak tentang keutamaan sahabat, dan satu hal yang penting mereka mengakui keadilan sahabat, jadi jelas kredibilitas mereka.

    lalu ngapain kalau tidak ada tujuan, yah ngeles aja nih 🙂

    Sedangkan sampeyan mas??? dikasih hadits shahih tentang wajibnya mencintai kaum anshar eh malah… wuakakakak…

    ho ho saya gak ada masalah dengan hadis itu, cuma mau menunjukkan gaya Syaikh anda al Albani yang mudah amat menolak hadis dengan dalih mungkar 🙂

    coba kalo anda bukan hanya sekedar mengutip hadits2 yg mereka riwayatkan, tetapi juga mengikuti pemahaman mereka mengenai sahabat.. saya yakin ilmu anda tidak akan spt jasad tanpa ruh spt itu.. wuakakakak…

    yah berasa sok tahu akan pemahaman mereka dan pemahaman saya, btw perhatikan diri anda yang sering menolak hadis keutamaan Ahlul Bait seperti hadis Tsaqalain dkk.

    kalo gitu mari kita cintai dan do’akan mereka bersama-sama yuk.

    Oh ya tentu, tapi sebelumnya pernah dengar kisah Saqifah sahabat Sa’ad bin Ubadah RA, beliau seorang Anshar yang akhirnya tidak membaiat Abu Bakar bahkan di Saqifah Umar berkata “Allah membunuh Sa’ad”. Heran sekali saya begitukah ekspresi kecintaan kepada sahabat Anshar atau memang dicintai dengan cara begitu. jadi bingung 🙄

  13. @imem
    Sahabat adil?masa sih mas?sahabat kebanyakan adil untuk kaum dan orang2 yg loyal thdp sahabat tsb..buktinya umar memberikan ribuan dirham kepada thalhah dan zubair,pdhl dlm hal membela islam,sahabat lainpun tak kalah gigihnya membela islam..begitu juga usman cuma adil bwt klannya sendiri,bahkan marwan bin hakam diberikan ratusan ribu dirham,sdgkan shbt yg lain hanya menerima bbrp dirham saja..mana adilnya mas?beda dngn imam ali as,ketika kakaknya sendiri,yaitu aqil ra meminta harta baitul mal,beliau as malah menempelkan besi panas ketubuh aqil..imam ali as melakukan ini,semata-mata menegakkan keadilan thdp sahabat yg lain..thalhah dan zubairpun dibuat kesal dgn imam ali as,karena dizaman umar,mereka mendapat jatah yg melebihi shbt lain..sehingga akhirnya thalhah dan zubair menentang imam ali as,mereka menjadi lawan imam ali as diperang jamal..
    males ah mas,mencintai dan mendoakan sahabat nabi yg munafik..saya cuma cinta dan berdoa untuk sahabat nabi yang mukmin saja,yg mencintai imam ali as sepenuh hati..karna mencintai imam ali as sama dengan mencintai rasulullah saaw dan mencintai rasulullah saaw sama dengan mencintai Allah..

  14. @imem
    Anda bisa membaca Alqur’an tidak.
    Anda katakan :Tapi yang jelas dalam At-Taubah : 117 Allah mengampuni Muhajirin dan Anshar tanpa ada perkecualian.. wuakakkak.
    Coba anda COPAS ayat tsb lalu anda pakai kaca pembesar supaya tak ada yang ketinggalan membacanya

  15. @arif

    Anda benar kalau kita membaca sejarah para sahabat kecuali yang EMPAT. Semua beriman karena DUNIA/HARTA.
    Dari khalfa I Abubakar, Umar, Utsman kemudia Raja Muawiyah dst
    Data sejarah menyebut bahwa Abubakar mengalami banyak peperangan hampir semua mengenai ZAKAT. Mereka yang tidak membayar Zakat disebut Murtad. Ini yang disebut Rasul fitnah harta
    Khlalifa Umar. Menunjukan ego yang tinggi. Mau menunjukan tdk ada yang berkuasa hanya ia.siapa yang menentangnya dicambuk Menurut Rasul ini Fitnah kekuasaan
    Khalif Utsman. Yang diutamakan bani Umayah clan Umayah. Ini yang Rasul katakan fitnah keluarga. Wasalam

  16. ah saya kan cuma menuruti metodenya Syaikh Al Albani saja dalam menolak hadis :mrgreen:
    Ada tuh Hadis bahwa yang paling dicintai Nabi SAW adalah Ali dan Fathimah AS dan Syaikh anda yang terhormat itu mendhaifkan dengan alasan mungkar dan bertentangan dengan hadis Abu Bakar yang paling dicintai Nabi SAW. Lucunya giliran hadis kaum Anshar beliau diam seribu bahasa, tanda-tanda apa itu yach? :mrgreen:

    Alah anda aja yg sensi ama beliau kalee, lha apa masalahnya jika Rasul juga mencintai sahabat Anshar, Rasulullah hanya mengatakan sangat mencintai aja kok.. wuakakakak…

    Alah memangny anda baca langsung tuh Kitab Al Qur’an. memangnya itu terkait dengan peristiwa apa, mudah amat mengklaim, memangnya pada peristiwa di atas Nabi juga ikut bertaubat, kayaknya yang salah cuma laki-laki Anshar doang. :mrgreen:

    Apapun yang terjadi yang jelas Allah telah mengampuni Taubat Nabi, Muhajirin dan Anshar tanpa terkecuali, ga mungkinlah Allah membatalkan hal itu.. anda tahu kan ayat 9:117-118 tersebut turun bersamaan berkenaan dg tiga sahabat yg tidak ikut dalam perang Tabuk, dan ayat tsb turun setelah beberapa lama perang Tabuk selesai, sedangkan peristiwa rampasan perang yg dipermasalahkan di atas terjadi sebelum perang Tabuk yaitu sekembalinya rasulullah dari perang Hunain, maka sebutan ampunan Allah kepada kaum muhajirin dan Anshar tanpa terkecuali dlm ayat tersebut telah mengcover kesalahan-kesalahan yg dilakukan sebelumnya, yang jelas dia termasuk sahabat Anshar, ya sudah masuk-lah dia dlm ayat tsb… wuakakakak…

    yah anda kan biasa bilang kesalahan sahabat itu ijtihad yang dapat satu pahala yak, kalau benar dua pahala. Jadi apa menyakiti Nabi SAW dapat satu pahala karena ijtihadnya salah? :mrgreen:

    Perasaan dlm threat ini sy ga pernah dech ngucapin istilah “ijtihad”.. mimpi kalee yee… wuakakakak…

    Pengalaman saya diskusi dengan anda membuktikan bahwa anda sering berhujjah dengan hadis dhaif dalam membela sahabat. Contohnya tuh di thread tentang Samurah bin Jundub, setelah ditunjukkan bahwa anda berhujjah dengan hadis dhaif eeh anda cuma diam seribu bahasa, jadi wajar dong kalau saya bertanya, siapa tahu kan anda berhujjah dengan riwayat dhaif lagi :mrgreen:

    Silahkan-silahkan kalo mo bertanya ndak masalah kok.. kalo mo ngublek-ngublek kemana-mana ya monggo… wuakakakak…

    Buknnya anda bilang laki-laki Anshar itu sudah bertaubat dan dimaafkan Rasul SAW serta diampuni Allah SWT, ya minimal Ibnu Mas’ud menyebutkan bahwa saat itu laki-laki yang dimaksud telah bertaubat. Buknkah ketika Ibnu Mas’ud menceritakan hadis tersebut kepada Syaqiq dan Abu Wa’il sudah berlalu begitu lama persitiwa pertaubatan yang anda klaim itu, lha kok Ibnu Mas’ud masih aja menceritakan dengan kata-kata “musuh Allah”, bukankah seharusnya Ibnu Mas’ud juga menceritakan kalau laki-laki tersebut akhirnya bertaubat, itu ya kalau klaim anda benar, gampang dimengerti kan 🙂

    Lho menceritakan kan harus apa adanya yg terjadi pada saat itu, dan dia cukup menceritakan point-point nya aja, ga hrs kemana-mana.. iya tho… itu pun kalo haditsnya shohih… wuakakakak…

    lalu ngapain kalau tidak ada tujuan, yah ngeles aja nih 🙂

    lah yg ngeles siapa kira2 ya.. kok tiba2 bawa2 Imam Ahmad, Imam Bukhari dll.. wuakakakak… yang jelas mereka tidak seperti anda dalam memahami sahabat, anda hanya mengutip hadits riwayat mereka ajah yg kira2 sesuai dg pikiran anda, yg ga sesuai leave it… iya tho.. wuakakakak…

    ho ho saya gak ada masalah dengan hadis itu, cuma mau menunjukkan gaya Syaikh anda al Albani yang mudah amat menolak hadis dengan dalih mungkar 🙂

    Bukankah beliau syaikh anda juga, especially hadits2 yg beliau shahihkan atau dhaifkan & sesuai dg keinginan anda.. iya tho.. wuakakakak..

    yah berasa sok tahu akan pemahaman mereka dan pemahaman saya, btw perhatikan diri anda yang sering menolak hadis keutamaan Ahlul Bait seperti hadis Tsaqalain dkk.

    Tidak perlu terlalu detail utk mengetahui perbedaan pemahaman mereka dan pemahaman anda.. wuakakak…

    Oh ya tentu, tapi sebelumnya pernah dengar kisah Saqifah sahabat Sa’ad bin Ubadah RA, beliau seorang Anshar yang akhirnya tidak membaiat Abu Bakar bahkan di Saqifah Umar berkata “Allah membunuh Sa’ad”. Heran sekali saya begitukah ekspresi kecintaan kepada sahabat Anshar atau memang dicintai dengan cara begitu. jadi bingung 🙄

    Beneran? mau mencintai dan mendo’akan kaum Anshar? pembaca sekalian saksikanlah SP mau mencintai dan mendo’akan sahabat2 Anshar.. Alhamdulillah…

    Ah.. lagi2 .. lagi2… padahal yang dimaksud spt ini : Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” maksudnya Allah yg menghilangkan hak khalifah Sa’ad bin Ubadah..

  17. Ehm…ehm…luthuna.

  18. @imem

    Alah anda aja yg sensi ama beliau kalee, lha apa masalahnya jika Rasul juga mencintai sahabat Anshar, Rasulullah hanya mengatakan sangat mencintai aja kok

    halah gak baca arabnya yah, yang sensi itu syaikh Al Albani kok dia sensi amat dengan hadis keutamaan Ahlul Bait :mrgreen:

    Apapun yang terjadi yang jelas Allah telah mengampuni Taubat Nabi, Muhajirin dan Anshar tanpa terkecuali, ga mungkinlah Allah membatalkan hal itu..

    Lha iya Allah SWT mengampuni mereka yang bertaubat 🙂

    Perasaan dlm threat ini sy ga pernah dech ngucapin istilah “ijtihad”.. mimpi kalee yee… wuakakakak…

    Hoo sekarang anda mengakui bahwa kesalahan sahabat juga ada yang gak pantes disebut ijtihad :mrgreen:

    Silahkan-silahkan kalo mo bertanya ndak masalah kok.. kalo mo ngublek-ngublek kemana-mana ya monggo… wuakakakak…

    lho kok kayak lamaru, situ gak ngeh or gak baca komentar saya sebelumnya yah. Tuh saya dari awal bertanya hmm kira-kira bagaimana sanad riwayat Ibnu Hisyam itu, tolong ditampilkan kalau memang anda membacanya, monggo dijawab

    Lho menceritakan kan harus apa adanya yg terjadi pada saat itu, dan dia cukup menceritakan point-point nya aja, ga hrs kemana-mana.

    Nah itu harus apa adanya, kalau memang laki-laki tersebut sudah bertaubat dan Rasul SAW memaafkan ya harus diceritakan dong itulah apa adanya, atau justru anda yang mengada-ada :mrgreen:

    lah yg ngeles siapa kira2 ya.. kok tiba2 bawa2 Imam Ahmad, Imam Bukhari dll.. wuakakakak…

    Lha iya kan yang ngungkit2 mereka :mrgreen:

    anda hanya mengutip hadits riwayat mereka ajah yg kira2 sesuai dg pikiran anda, yg ga sesuai leave it… iya tho.. wuakakakak…

    Bukannya itu kerja sampean ya :mrgreen:

    Beneran? mau mencintai dan mendo’akan kaum Anshar? pembaca sekalian saksikanlah SP mau mencintai dan mendo’akan sahabat2 Anshar.. Alhamdulillah…

    Apa anehnya ya itu, saya gak ada masalah kok dengan sahabat Nabi, saya mengakui keutamaan mereka tetapi kesalahan mereka ya tetap saja kesalahan. 🙂

    Ah.. lagi2 .. lagi2… padahal yang dimaksud spt ini : Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” maksudnya Allah yg menghilangkan hak khalifah Sa’ad bin Ubadah

    😆 lucunya, gak pernah baca hadis arabnya yah, pantes. Kebiasaan anda suka mengubah hadis memang gak berubah yah. Masa’ sih perkataan membunuh diartikan menghilangkan hak khalifah 😆

  19. Sumpah pingin ketawa. Kayak mbah surip ketawanya. Hahahahaha…i love u full mem. Lanjutkan kepandiranmu. Lebih cepat, lebih baik.

  20. Ah.. lagi2 .. lagi2… padahal yang dimaksud spt ini : Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” maksudnya Allah yg menghilangkan hak khalifah Sa’ad bin Ubadah

    lucunya, gak pernah baca hadis arabnya yah, pantes. Kebiasaan anda suka mengubah hadis memang gak berubah yah. Masa’ sih perkataan membunuh diartikan menghilangkan hak khalifah

    Kalau memang benar arti dari “Allah membunuh Sa’ad” adalah berarti harfiah, bahwa Sa’ad terbunuh saat pembaiatan Abu Bakar, kayaknya kok malah janggal, bukankah saat pembai’atan, Abu Bakar dan Umar tidak membunuh Sa’ad, dan Sa’ad dalam keadaan hidup dan tidak ada terjadi peristiwa pembunuhan? yang ada hak kekhalifahan Sa’ad atas kaum Anshar yang hilang, maka mereka mengatakan kepada Umar “Kalian telah membunuh Sa’ad” maka Umar menjawab “Allah membunuh Sa’ad”.

    Jadi apa yang dikatakan Imem ada benarnya, mananya yang lucu? justru jika SP mengartikan secara harfiah, itulah yang lucu, karena Sa’ad tidak terbunuh saat pembai’atan Abu Bakar, dia dalam keadaan hidup lho 😆 .

  21. @antirafidhah
    Anda selalu membela kelompok anda walaupun salah.
    Saya ingin bertanya kepada anda:
    Si A memberikan meracuni anda dan antara beberapa waktu kemudian anda meninggal.
    Tolong anda katakan siapa yang membunuh anda?
    Dan saya yakin anda tidk bisa menjawab walaupun pertanyaannya mudah utk dijawab.

  22. Ralat: Si A memberikan tidak ada. Cukup si A meracuni

  23. //

  24. Salam

    @Lamaru
    Sabar mas minum dulu,,jadi suaranya gak keselek di tenggorokan sampai gak keluar gitu

  25. Cuma mau nyebut : I love you full, ha…ha….ha….

  26. @La Hunter Maru

    Mana bukti. Hanya orang kafir aja yang mengatakan cinta penuh pada manusia lain. Full Love only for Allah

  27. @antirafidhah

    yang ada hak kekhalifahan Sa’ad atas kaum Anshar yang hilang,

    Apa sebelumnya Sa’ad punya hak khilafah? 🙄

    Jadi apa yang dikatakan Imem ada benarnya, mananya yang lucu? justru jika SP mengartikan secara harfiah, itulah yang lucu, karena Sa’ad tidak terbunuh saat pembai’atan Abu Bakar, dia dalam keadaan hidup lho

    Kayaknya saya juga gak bilang kalau arti harfiahnya adalah membunuh hingga Sa’ad mati, saya mah belum memberi tafsiran tentang itu. Yang aneh itu anda atau imem yang mengatakan membunuh artinya Allah menghilangkan hak khilafah, lucu sekali. Bandingkan saya dengan anda atau imem, saya belum menafsirkan apa-apa dan anda atau imem sudah mengada-ada, lucu kan 😆
    *intinya saya tidak melihat penggunaan kata membunuh adalah kata yang pantas untuk orang yang seharusnya dicintai, bukankah mencintai sahabat Anshar juga kewajiban Umar, lha kok kasar sekali*

  28. Apa sebelumnya Sa’ad punya hak khilafah?

    Saya yakin anda tahu maksudnya, bahwa Sa’ad dicalonkan oleh kaum Anshar untuk menjadi pemimpin mereka.

    Kayaknya saya juga gak bilang kalau arti harfiahnya adalah membunuh hingga Sa’ad mati, saya mah belum memberi tafsiran tentang itu. Yang aneh itu anda atau imem yang mengatakan membunuh artinya Allah menghilangkan hak khilafah, lucu sekali. Bandingkan saya dengan anda atau imem, saya belum menafsirkan apa-apa dan anda atau imem sudah mengada-ada, lucu kan

    Tetapi lucunya anda telah menganggap lucu saudara Imem yang lebih dulu menafsirkannya daripada anda dalam rangka menjawab syubhat anda atas perkataan Umar di atas 😆

    *intinya saya tidak melihat penggunaan kata membunuh adalah kata yang pantas untuk orang yang seharusnya dicintai, bukankah mencintai sahabat Anshar juga kewajiban Umar, lha kok kasar sekali*

    kasar itu kan menurut anda, jangan samakan donk dg rasa bahasa kita, bahasa Indonesia dengan EYD yg disempurnakan :mrgreen: .. saya kira anda sudah baca riwayat di atas, bahwa Umar hanya menjawab perkataan seseorang yang berkata “kalian telah membunuh Sa`ad”, Umar hanya menjawab sesuai perkataan orang tersebut dengan mengatakan “Allah yang membunuhnya” dan tafsirannya adalah kalian telah menghilangkan hak kepemimpinan Sa’ad dan Umar menjawab “Allah yang telah menghilangkannya” perkataan yang wajar saya kira dan ingat bukan Umar yang memulai percakapan tersebut..

  29. Syiah…?????????????????????????????
    What happen ????
    I don’t know ????….
    kok jadi begini pemikirannya …menghina sahabat…..dll…
    tunggu saja allah akan menjadi hakim yang seadil-adilnya diakhrat kelak…
    mudah-mudahan kita dihindarkan dari pemikiran-pemikiran sampah yang ada diblok ini,,,,,,
    aminnnnn ya allah

  30. @salim
    Tuan Salim blog ini tidak pernah menghina siapa2 tapi mencari kebenaran siapa yang menjadi panutan kita. Kita tidak mau masuk NERAKA.
    Dan dalam mencari kebenaran kita menunjukan kemulian Ahlulbait dan Itrati Rasul. Maka muncul pembicaraan mengenai sahabat.
    Jangan senang menuduh MAS Salim

  31. Udah ga butuh dialog panjang mubadzir waktu..

  32. Kalau mubadzir waktu jangan masuk keblog. Tidur aja

  33. @salim
    jangan masuk blog ini dulu mas,… belajar cara nulis yang bener aja dulu, trus kl udah bisa benerin cara nulis “aminnnnn ya allah”
    Nah kl mas masih suka menuduh yah mending tidur aja mas… lumayan dari pada bangun ga ada manfaat mending tidur bukan ??

  34. Hehehe si salim ksini juga. Berarti bukhari muslim menghina sahabat nabi donk. Mereka meriwayatkan hadist2 yg justru menjatuhkan martabat sahabat nabi. Waduh…jgn gila donk. Kl bego jgn kebangetan donk wahai pemimpi khilafah sampah.

  35. Assalam
    Bukannya menuduh atau gmana akhi tapi aku juga pernah ngaji di SYIAH sesat. Adapun hadits yang sering diangkat ” yang dekenal peristiwa hari kamis itu ” memang pernah manggoyang aqidah saya tentang para sahabat yang isnya allah semua dijamin allah masuk surga.
    Klu teman-teman udah merasa bahwa pendusta-pendusta itu akan menolong kalian diakhirat nanti yang telah sengaja manghina sahabat yang telah dijamin sendiri oleh nabi ya tafaddal…
    hanya anggap saja mahusabbah
    Mudah-mudahan Allah tidak menutup rapat-hati kita untuk merima kebenaran.
    silahkan belajar lagi mudah2an anda tidak menjadi korban intelektual..
    alih-alih ingi pintar malah jadi goblok meresa udah pintar
    malah pemikirannya sampah…

  36. hehehehe…setiap orang yang datang kesini mengklaim dirinya pernah ngaji di syiah lah, pingin jadi orang syiahlah. Gw kagak pikirin itu semua. yang gw pikirin, apa yang jadi pendapat dan keyakinan kite sekarang semuanye.

    ente juga belajar lagi yach. Semoga kagak jadi pemimpi khilafah sampah menjijikan.

  37. @salim
    Saya bukan syiah maupun suni tapi kita beribadah pada Allah mengikuti perintahNya. Salah satu perintah Allah menyintai Nabi SAW, Ahlulbaiti dan Itrahti Nabi. Kalau ada yang tidak taat pada Nabi dan Ulil Amri ya KUFUR atas ayat2 Allah. Dan apakah kita mengikuti mereka yang mengkufurkan ayat2 Allah?. Mungkin anda yah terserah anda.

  38. @antirafidhah

    Tetapi lucunya anda telah menganggap lucu saudara Imem yang lebih dulu menafsirkannya daripada anda dalam rangka menjawab syubhat anda atas perkataan Umar di atas

    yang lucu itu syubhatnya imem kalau kata membunuh disana diartikan menghilangkan hak khilafah 🙂

    kasar itu kan menurut anda, jangan samakan donk dg rasa bahasa kita, bahasa Indonesia dengan EYD yg disempurnakan

    anda atau imem mah gak baca teks arabnya, ya wajar suka mengada-ada. kata-kata seperti itu dalam bahasa Arab biasa digunakan sebagai kata-kata kasar, cek aja sendiri bahkan Umar pernah menggunakan kata-kata yang sama terhadap Samurah bin Jundub karena ia menjual khamar :mrgreen:

    @salim
    yah kalau menurut anda sampah, terus ngapain ke sini, suka sama sampah ya :mrgreen:

  39. Blog ini BUKAN mencari KEBENARAN….TAPI mencari AIB!
    Mencari KORENG! yang BAU-BAU dicari!

  40. @komen’i
    Kita mencari tau KORENG YANG BAU agar dihindari. Tapi anda tdk mau cari tau karena anda mungkin salah satu yang berkoreng bau

  41. @rafidhah

    duuuuuh ga ada kerjaan deh nyari-nyari yang bau….

  42. @rafidhah

    diri kita udah banyak aib..ngaku?? so jangan suka ngorek2 aib orang..!!

    kalo ada orang yg tahu rahasia ente, apa yang ente kerjain, ente pikirn, ente mau dibuka aib ente?

  43. @komen’i

    Anda jangan bicara sembarangan ya, disini diskusinya ada dalilnya mas. Kalo ada sahabat yg aib, ya jangan diikutin. Gitu aja kok repot :mrgreen:

  44. http://sangkebenaran.blogspot.com/

    Inilah contoh ajaran PEDOFILIA Muhammad:

    Dikisahkan Jabir bin ‘Abdullah: Ketika aku menikah, Rasullah bersabda kepadaku, perempuan macam apa yang kamu nikahi? Aku menjawab, aku menikahi seorang janda muda? Beliau bersabda, Mengapa kamu tidak bernafsu pada para perawan dan memanjakannya? Jabir juga berkisah: Rasullah bersabda, mengapa kamu tidak menikahi seorang perawan muda sehingga kamu dapat memuaskan nafsumu dengannya dan dia denganmu?

    Hadits Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 17.

    A’isyah (Allah dibuatnya bahagia) diceritakan bahwa Rasullah (semoga damai sejahtera atas beliau) dinikahi ketika usianya tujuh tahun, dan diambilnya untuk rumahnya sebagai pengantin ketika dia sembilan tahun, dan bonekanya masih bersamanya; dan ketika beliau (Nabi Yang Kudus) mampus usianya delapan belas tahun.

    Kitab Sahih Muslim 8, Pasal 3311.

    Dikisahkan A’isyah: bahwa Nabi menikahinya ketika dia berusia enam tahun dan menikmati pernikahannya ketika berusia sembilan tahun. Hisham berkata: Aku telah menceritakan bahwa A’isyah menghabiskan waktunya dengan Nabi selama sembilan tahun (yaitu hingga kematiannya).

    Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 65.

    Muhammad telah bernasu birahi kepada anak berusia enam tahun. Apa yang tersimpan di dalam otak Muhammad? Apa pikiran mesum nabi merupakan perbuatan suci?

  45. @sangkebenaran
    Saya tdk tau anda beragama apa. Hadits yang anda sampaikan adalah hadits2 orang yahudi utk merendahkan Nabi Muhammad SAW. Yang disebut HADITS ISRAILIT. Dan apabila anda seorang Islam saya tdk tahu apa maksud anda dengan membawakan :Inilah contoh ajaran PEDOFILIA Muhammad

  46. Salam

    @Sangkebenaran

    Semoga kamu akan lakukannya…. Jatuhi hukuman bunuh kepada anak lelakimu yang merampas kebebasan anak perempuan kecil. Sebagaimana kamu inginkan. Apakah kamu sanggup menghukum anak lelakimu yang merupakan satu-satunya zuriatmu??

    wasSalam

Tinggalkan komentar