Kekejaman Sahabat Nabi Yang Membunuh Anak Kecil

Kekejaman Sahabat Nabi Yang Membunuh Anak Kecil

Apakah anda bisa membayangkan ada sahabat Nabi yang begitu kejam?. Ia membunuh banyak orang karena orang-orang tersebut adalah pengikut Imam Ali. Ia membunuh keluarga Rasul dan Sahabat Beliau SAW. Tidak hanya itu, ia bahkan tega membunuh kedua anak kecil dengan cara menyembelih mereka di hadapan Ibunya sehingga Sang Ibu menjadi gila. Sulit dipercaya ada seorang sahabat Nabi yang berperilaku seperti itu tetapi begitulah faktanya. Perbuatannya sungguh menakutkan banyak orang, tetapi berlalu seiringnya waktu fakta itu bergeser jauh menyepi tertutupi dogma-dogma “Kemuliaan seluruh Sahabat” sehingga para ulama masih menuliskan hadis-hadisnya dan memberikan predikat “Radiyallahuanhu” padanya. Yah mungkin di mata para ulama semua perbuatan jahatnya betapapun sejahat-jahatnya itu tidak merusak predikatnya sebagai sahabat Nabi.

Sahabat Nabi yang dimaksud adalah Busr bin Arthah Al Amiri. Disebutkan Ibnu Abdil Bar dalam Al Isti’ab 1/160

قال أبو الشيباني لما وجه معاوية بسر بن ارطاة الفهري لقتل شيعة علي رضى الله عنه

Abu Syaibani berkata “Muawiyah mengirim Busr bin Arthah Al Fahri untuk membunuh Syiah Ali RA”.

Al Qurthubi dalam At Tadzkirah hal 442 juga mengutip perkataan Abu Amru Syaibani

و ذكر أبو عمرو الشيباني قال لما وجه معاوية بشر بن أرطاة لقتل شيعة علي رضي الله عنه سار إلى أن أتى المدينة ، فقتل ابني عبيد الله بن العباس ، و فر أهل المدينة حتى دخلوا الحرة حرة بني سليم

Disebutkan Abu Amru Asy Syaibani yang berkata “Muawiyah mengirim Busr bin Arthah untuk membunuh Syiah Ali RA sampai ia tiba di Madinah, Ia membunuh kedua anak Ubaidillah bin Abbas. Penduduk Madinah ketakutan hingga melarikan diri ke perkampungan Bani Sulaim.

ذكر أبو عمرو الشيباني أغار بشر على همدان فقتل و سبى نساءهم ، فكن أول نساء سبين في الإسلام و قتل أحياء من بني سعد

Disebutkan oleh Abu Amru Asy Syaibani bahwa Busr menyerang suku Hamdan membunuh mereka dan menawan para wanita, itulah pertama kali wanita ditawan di dalam Islam dan Busr juga membunuh orang-orang dari bani Sa’ad.

Ibnu Abdil Barr dalam Al Isti’ab 1/159 dan Ibnu Atsir dalam Usdu Al Ghabah 1/269 menyebutkan

نقله أهل الأخبار وأهل الحديث أيضا من ذبحه عبد الرحمن وقثم ابني عبيد الله بن العباس ابن عبد المطلب وهما صغيران بين يدي أمهما

Dinukil dari Ahlul Akhbar dan Ahlul hadis bahwa ia (Busr bin Arthah) menyembelih Abdurrahman dan Qutsam kedua anak Ubaidillah bin Abbas bin Abdul Muthalib yang masih kecil di hadapan Ibunya.

Perbuatan Busr bin Arthah yang membunuh kedua anak Ubaidillah yang masih kecil dengan memotong leher mereka di depan mata Ibu mereka membuat sang Ibu menjadi gila. Kezaliman Busr bin Arthah ini dikatakan oleh Al Qurthubi sama halnya dengan kezaliman Ubaidillah bin Ziyad. Al Qurthubi berkata dalam At Tadzkirah hal 441 setelah menyebutkan kisah pembantaian Imam Husain dan keluarga Beliau oleh Ibnu Ziyad

و مثل صنيع عبيد الله بن زياد صنع قبله بشر بن أرطأة العامري الذي هتك الإسلام ، و سفك الدم الحرام ، و أذاق الناس الموت الزؤام ، لم يدع لرسول الله صلى الله عليه و سلم الذمام ، فقتل أهل بيته الكرام و حكم في مفارقهم الحسام ، و عجل لهم الحمام ذبح ابني عبيد الله بن عباس بن عبد المطلب و هما صغيران بين يدي أمهما يمرحان ،و هما قثم و عبد الرحمن ، فوسوست أمهما و أصابها ضرب من الجان لم أشعله الثكل في قلبها من لهب النيران

Apa yang dilakukan Ubaidillah bin Ziyad di atas telah dilakukan sebelumnya oleh Busr bin Arthah Al Amiri. Ia telah menginjak kehormatan islam dengan menumpahkan darah orang-orang islam dan membunuh mereka secara kejam tanpa mempedulikan sabda Rasulullah SAW. Ia bahkan telah membunuh banyak Ahlul Bait Beliau SAW . Dialah yang tega menyembelih kedua anak Ubaidillah bin Abbas bin Abdul Muthalib yang masih kecil di hadapan ibu mereka yaitu Qutsam dan Abdurrahman sehingga ibu mereka menjadi gila karena terpukul kehilangan kedua anaknya dan karena sangat dendam kepada pembunuh mereka.

Disebutkan juga dalam At Tadzkirah Al Qurthubi hal 442

قال أبو محمد عبد الحق  بشر هذا يقال ولد في زمن رسول الله صلى الله عليه و سلم ، و كانت له أخبار سوء في جانب علي و أصحابه ، و هو الذي ذبح طفلين لعبيد الله بن العباس ، ففقدت أمهما عقلها و هامت على وجهها ، فدعا عليه علي رضي الله عنه أن يطيل الله عمره و يذهب عقله ، كان كذلك ، قال ابن دحية  و لما ذبح الصغيرين و فقدت أمهما عقلهما كانت تقف في الموسم تشعر شعراً يبكي العيون و يهيج بلابل الأحزان و العيون

Abu Muhammad Abdul Haq berkata Busr lahir di zaman Rasulullah SAW, ia memiliki cerita-cerita yang buruk tentang Ali dan sahabat-sahabatnya. Dialah yang telah menyembelih kedua anak Ubaidillah bin Abbas yang masih kecil di depan mata ibu mereka sehingga Ibu mereka menjadi gila. Ali RA pernah berdoa kepada Allah SWT agar ia (Busr) dipanjangkan umurnya dan dihilangkan akalnya, dan begitulah yang terjadi padanya. Ibnu Dihyah berkata “Setelah kedua anaknya disembelih di depan matanya sendiri sang Ibu menjadi gila dan di tengah keramaian ia melantunkan syair yang sangat memilukan hati dan membuat air mata berderai”.

Perbuatan Busr bin Arthah yang membunuh kedua anak Ubaidillah yang masih kecil adalah sejarah yang telah dinukil oleh para ulama dan tidak diragukan lagi kebenarannya. Adz Dzahabi juga menyebutkannya dalam biografi Busr bin Arthah dalam Tarikh Al Islam 5/369 dengan mengutip Ibnu Ishaq

وقال ابن إسحاق قتل بسرعبد الرحمن، وقثم ولدي عبيد الله بن عباس باليمن

Ibnu Ishaq berkata “Busr telah membunuh Abdurrahman dan Qutsam kedua anak Ubaidillah bin Abbas di Yaman”.

Al Bukhari dalam Tarikh As Shaghir juz 1 no 343 juga menyebutkan bahwa Busr bin Arthah telah membunuh Abdurrahman dan Qutsam dan juga ayah mereka Ubaidillah bin Abbas. Padahal Ubaidillah bin Abbas RA adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW seperti yang disebutkan Ibnu Hajar dalam Al Ishabah 4/396-397 no 5307 yang mengutip Ibnu Sa’ad

وقال بن سعد رأى النبي صلى الله عليه وسلم وسمع منه

Ibnu Sa’ad berkata “ia melihat Nabi SAW dan mendengar hadis dari Beliau”.

Dalam At Tahdzib juz 7 no 41 Ibnu Hajar juga menyebutkan

وقال بن حبان وابن عبد البر له صحبة

Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Bar berkata “ia seorang sahabat Nabi”.

Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/633 menyatakan bahwa Ubaidillah bin Abbas adalah sahabat Nabi. Begitu pula yang dikatakan Adz Dzahabi dalam Al Kasyf no 3556

عبيد الله بن العباس الهاشمي أبو محمد له صحبة

Ubaidillah bin Abbas Al Hasyimi Abu Muhammad seorang sahabat Nabi

Secara ringkas diantara perbuatan zalim Busr bin Arthah adalah

  • Membunuh banyak orang karena orang tesebut mengikuti Imam Ali
  • Membunuh kerabat dan sahabat Rasulullah SAW  yaitu Ubaidillah bin Abbas bin Abdul Muthalib
  • Menawan kaum wanita padahal hal itu dilarang oleh Rasulullah SAW
  • Menyembelih Abdurrahman dan Qutsam kedua anak Ubaidillah yang masih kecil di hadapan ibunya
  • Menyerang Madinah dan membuat ketakutan diantara para penduduk Madinah

Benarkah orang seperti ini adalah sahabat Nabi?. Yah begitulah yang dikatakan para ulama. Ibnu Hajar dalam Al Ishabah no 1/289 no 642 berkata tentang Busr bin Arthah

وقال الدارقطني له صحبة وقال بن يونس كان من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم شهد فتح مصر

Daruquthni berkata “dia seorang sahabat Nabi”. Ibnu Yunus berkata “dia termasuk sahabat Rasulullah SAW yang menyaksikan pembukaan Mesir”.

At Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi 1/36 no 24 menuliskan hadis yang dalam sanadnya ia berkata

بسر بن أرطاة صاحب النبي صلى الله عليه و سلم

Busr bin Arthah sahabat Nabi SAW

Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat juz 3 no 117 memasukkan Busr bin Abi Arthah sebagai seorang Sahabat Nabi SAW, menurut Ibnu Hibban nama yang benar adalah Busr bin Abi Arthah bukan Busr bin Arthah. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/125 menyatakan kalau Busr bin Arthah seorang Sahabat Nabi. Begitu pula Adz Dzahabi dalam Al Kasyf no 558 menyatakan hal yang sama dimana ia berkata

بسر بن أرطاة أو بن أبي أرطاة العامري صحابي له حديثان عنه جنادة بن أبي أمية وأيوب بن ميسرة

Busr bin Arthah atau Ibnu Abi Arthah Al Amiri seorang sahabat Nabi, memiliki hadis-hadis(dua hadis) dimana telah meriwayatkan darinya Junadah bin Abi Umayyah dan Ayub bin Maisarah.

Adz Dzahabi juga memasukkan nama Busr bin Abi Arthah dalam kitabnya Tajrid Asma’ As Shahabah juz 1 no 346. Abu Nu’aim dalam Ma’rifat As Shahabah  hadis no 1147, 1148 dan 1149 juga memasukkan nama Busr bin Arthah sebagai sahabat. Ibnu Qani’ memasukkan nama Busr bin Arthah dalam kitabnya Mu’jam As Shahabah no 82. Dalam Su’alat Al Ajri 2/219 no 1660 Abu Dawud menyebutkan bahwa Busr bin Abi Arthah termasuk mereka yang memeluk islam pada Fathul Makkah. Dalam Al Jarh Wat Ta’dil juz 2/422 no 1678 Abu Hatim menyatakan bahwa Busr bin Abi Arthah seorang sahabat Nabi SAW. Ahmad bin Hanbal telah memasukkan hadis-hadis Busr dalam kitab Musnadnya 4/181 dengan judul “Hadis Busr bin Arthah Radiallahuanhu”. Hal ini menunjukkan kalau Imam Ahmad mengakui bahwa Busr seorang sahabat Nabi. Oleh karena itu tidak ada keraguan bahwa ia seorang sahabat Nabi.

Kezaliman Busr di atas sangat jelas sekali sehingga Ibnu Ma’in mencela Busr bin Arthah walaupun ia sebenarnya terbukti seorang sahabat Nabi. Hal ini dapat dilihat dalam Al Jarh Wat Ta’dil 2/423 dimana Ibnu Abi Hatim menyebutkan

العباس بن محمد الدوري قال سمعت يحيى بن معين قال بسر بن ابى ارطاة رجل سوء

Abbas bin Muhammad Ad Dawri berkata aku mendengar Yahya bin Ma’in berkata “Busr bin Abi Arthah seorang yang jahat”.

Untuk membungkam syubhat-syubhat seputar status sahabat Busr bin Arthah, maka ada baiknya disebutkan hadis-hadis Busr bin Arthah yang telah dishahihkan oleh para ulama. Hadis tersebut adalah sebaik-baik bukti karena dalam hadis-hadisnya Busr bin Arthah menegaskan bahwa ia mendengar langsung hadis tersebut dari Rasulullah SAW.

عن جنادة بن أمية قال كنا مع بسر بن أرطاة في البحر فأتي بسارق يقال له مصدر قد سرق بختية ( الإبل الخراسانية ) فقال قد سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول ” لاتقطع الأيدي في السفر ” ولولا ذلك لقطعته

Dari Junadah bin Abi Umayyah yang berkata “Kami bersama Busr bin Arthah dalam perjalanan di laut. Kemudian dibawalah seorang pencuri bernama Mashdar yang telah mencuri kain Bukhtiyah. Maka Busr berkata “Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak boleh dipotong tangan karena mencuri dalam perjalanan”. Kalau bukan karena hadis itu pasti sudah aku potong tangannya.

Hadis di atas diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud 2/546 no 4408, Sunan Tirmidzi 4/53 no 1450 (lafaz Tirmidzi adalah dalam perperangan) keduanya telah dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud dan Shahih Sunan Tirmidzi. dan Musnad Ahmad tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain no 17558 (dinyatakan hasan) dan 17559 (dinyatakan shahih).

Diriwayatkan dalam Musnad Ahmad tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain no 17560 dan telah dinyatakan shahih

حدثنا هيثم بن خارجة ثنا محمد بن أيوب بن ميسرة بن حلبس قال سمعت أبي يحدث عن بسر بن أرطاة القرشي يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يدعو اللهم أحسن عاقبتنا في الأمور كلها واجرنا من خزي الدنيا وعذاب الآخرة

Telah menceritakan kepada kami Haitsam bin Kharijah yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ayub bin Maisarah bin Halbas yang berkata aku telah mendengar dari ayahku yang menerima hadis dari Busr bin Arthah Al Qurasy yang berkata aku telah mendengar Rasulullah SAW berdoa “Ya Allah jadikanlah akhir dari semua urusan kami menjadi baik dan lindungilah kami dari kehinaan di dunia dan adzab di akhirat”.

Hadis ini disebutkan oleh Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir juz 2 no 1912 dan diriwayatkan juga dalam Shahih Ibnu Hibban 3/229 no 949 dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth pentahqiq kitab Shahih Ibnu Hibban berkata “sanadnya hasan”. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid 10/282 no 17390 menyebutkan bahwa selain Ahmad hadis ini diriwayatkan oleh Ath Thabrani, beliau berkata

ورجال أحمد وأحد أسانيد الطبراني ثقلت

Para perawi Ahmad dan perawi salah satu sanad Ath Thabrani adalah para perawi tsiqat.

Kedua hadis Busr bin Arthah di atas merupakan bukti paling kuat bahwa Busr pernah mendengar langsung hadis Rasulullah SAW yang berarti dia seorang sahabat Nabi. Dan juga merupakan bukti bahwa kezaliman Busr yang begitu besar tidak mencegah para ulama untuk tetap meriwayatkan dan menshahihkan hadisnya. Sungguh sebuah anomali?.

60 Tanggapan

  1. Sahabaaat lagi… :mrgreen:

  2. @bagir
    kenapa Mas? silakan saja kok kalau mau menyanggah dan membuat pembelaan. jangan sungkan :mrgreen:

  3. Sungguh saya tidak dapat membayangkan dan sulit untuk mempercayainya ada sahabat yg begitu kejam dan jahat membunuh anak kecil dihadapan ibunya sendiri, sehingga ibunya menjadi gila. Makanya tidak heran kalau Islam pada saat sekarang ini ada yg mengatakan teroris, karena sebagian umat Islam ada yg mengikuti sahabat yg sesat dan munafik.

    Wassalam

  4. Tambahan referensi buat dekonstruksi teologi historis.

  5. sahabat lagi,y begitulah oknum sahabat kentir bin gemblung..

  6. @bagir:
    Sahabaaat lagi

    Ya memang, karena merekalah yg mewarnai ajaran yg diterima oleh generasi berikutnya.

  7. Salam

    @ SP

    kenapa Mas? silakan saja kok kalau mau menyanggah dan membuat pembelaan. jangan sungkan

    Mulai dari yg menyakiti Ahlul Bait (as) smp menyakiti pengikutnya, bahkan membantai anak2 pengikutnya…skli lagi atas perintah Muawiyah..!

    Sekali lagi…dan yang udah sekian kali saya bilang…MUAWIYAH LAKNATULLAH..!

    monggo para Nashibi Wahabi pengikut dan pemuja Wuawiyah LA kalo mau nyanggah…

    Wassalam

  8. Ya, namanya juga manusia meskipun menyandang gelar ‘sahabat Nabi’, tetapi kejadian ini menjadi ibroh bagi kita semua. Jangan ‘sahabat’, saudara Nabi pun banyak yang jahat dan lebih kejam. Atau ktidakmampuan Rasul mengajak Abu Thalib untuk masuk Islam, termasuk ketidakmampuan Nabi Nuh untuk mengajak putranya sendiri, Kan’an. Pada akhirnya, semua itu menjadi ibroh bagi kita semua, apakah kita bisa? Asal, jangan dijadikan permakluman bahwa sahabat, saudara, atau para Nabi aja nggak sanggup, apalagi kita … wallahu’alam.

  9. Kalau sy cermati definisi sahabat Nabi yg kita kenal sekarang ini, dimana tdk ada pengelompokkan atas keimanan/kekafiran/kefasikan/kemunafikan mereka, nampaknya jauh berbeda dgn yg dipahami oleh generasi terdahulu. Para generasi terdahulu ini dan penyusun hadits, kita perhatikan tdk pernah segan dan hampir tdk pernah menutup-nutupi kekurangan sahabat yg bahkan sampai pada kefasikan, kejahatan dan kekejaman mereka. Sebagai contoh yg telah kita ketahui berikutnya adalah Busr bin Abi Arthah ini. Menurut pendapat sy, tokoh2 ulama generasi belakangan memang ada bermaksud utk melindungi pribadi2 tertentu yg mereka hormati yg mereka anggap memiliki keutamaan, entah karena kekurangan pengetahuan atau memang berkhusnudhon thd mereka. Namun sayangnya, menurut sy, mereka dan kita2 generasi berikutnya pada akhirnya terjebak dgn menggeneralalisasi makna sahabat, demi membela 2-3 pribadi tertentu, yang di banyak riwayat bahkan mengisahkan keburukan pribadi2 mereka.

    Sebenarnya keburukan sikap pribadi2 tertentu di sekitar Nabi saw, yg telah meninggal dunia, adalah sdh menjadi urusan Allah swt. Jika mereka tetap dgn keburukan hingga akhir hayatnya, Allah adalah Maha Adil dan Maha Keras Siksa-Nya. Jika mereka bertobat di akhir hayatnya Allah adalah Maha Pengampun dan Pemberi Rahmat. Namun yg menjadi masalah, menurut sy, adalah bahwa tdk selayaknya peristiwa2 sejarah serta penyelewengan pribadi2 yg mengikutinya terus dipertahankan dan ditutup-tutupi sampai-sampai generasi berikutnya tdk lagi dapat membedakan mana orang2 di sekitar (sahabat) Nabi saw yg setia dan mana yg khianat, mana yg beriman dan mana yg munafik. Generasi berikutnya hampir tdk lagi dapat mendudukkan secara proporsional dan logik antara Rasul saw dan sahabat Nabi. Punya pengetahuan bahwa Rasul saw adalah maksum sementara sahabat tidak, namun itikadnya menunjukkan kesamaan antara keduanya dan kesamaran istilah maksum. Generasi berikutnya tdk lagi mengetahui dan tdk mampu lagi memahami bahwa ahlulbait Nabi saw sesungguhnya memiliki kedudukan yg jauh….jauh lebih tinggi dari sahabat Nabi yg lain yg sama sekali tak dapat diperbandingkan. Bahkan nash2 yg jelas dan shahih mengenai kemuliaan ahlulbait pun dgn gampangnya disamarkan dan dilemahkan dgn cara memunculkan hadits meninggikan kedudukan sahabat lain yang entah muncul dari mana.

    Darimana ini semua berasal? Jika kita mau berpikir dan membuka hati kita, maka ini semua secara langsung maupun tidk, adalah diakibatkan kebohongan2 sejarah serta pendefinisian sahabat Nabi saw yg keliru sekarang ini.

    Salut buat SP yg telah bersusah-payah utk berani mengungkapkan dan memaparkan kembali peristiwa2 ini. Harapan sy semoga komentar2 kemudian tetap dgn cara yg sopan dan sikap yg lurus serta tdk ada celaan2 dan hujatan yg berpotensi menyakiti hati para pembaca, baik pada tokoh2 sejarah yg telah wafat, maupun pada lawan komentar.

    Salam

  10. @Bang Aswi, yang menjadi inti masalahnya adalah para “Sahabat” ini menjadi rujukan agama dengan alasan mereka yang paling memahami agama karena kedekatan ruang dan waktu dengan Rasulullah SAWW, jadi kalau kemudian hari ketahuan bahwa yg disebut “sahabat” ternyata banyak yang berkelakuan keji, jahat dan durjana, bahkan sampai tingkat menyalahi ajaran Rasulullah saww, golongan ini akan berbuat dengan sekuat tenaga untuk membela para “sahabat” ini dengan berbagai cara, hata dengan hadis dhaif bahkan dengan merendahkan derajat Rasul saww, kenapa?

    Karena dari para “sahabat” lah mereka merujuk agama dan membangun aqidah,

    Kalau rujukan salah dan gak benar maka aqidah dan agamanya juga gak benar,..begitu mas

  11. @all
    Saya pernah berkomentar bahwa kata SAHABAT pada jaman Rasul tdk ada yang ada hanya kata PENGIKUT. Mereka2 yang kemudian yang memberi predikat SAHABAT. Agar pamor pendengki dan pembenci Ahlulbait itu dipuja. Sifat2 kekafiran mereka itu masih melekat dalam diri mereka. Sehingga perbuatan2 JAHILIYAH masih seenaknya diperlakukan. Kalau saya tdk HERAN yang mereka sebut sahabat berbuat demikian. Umar b. Khattab aja membunuh anaknya. Pada hal dia seorang khalifah.

  12. Ntar pasti ada yg blg perbuatan itu adl ijtihad…

  13. Lihatlah saudara, Abu thalib (ayahanda Imam Ali as) sang Pembela Awal Kebenaran atas Nabi SAww, Berkorban utknya harta, kehormatan dan jiwanya, di bilang Penghuni Neraka Daerah Dangkal karena kata mereka kebanyakan, Abu Thalib meninggal tdk ber Islam ????…….sementara musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, diktator Quraisy, pemimpin Kafir dan yg memerangi Rasul sepanjang masa dakwah Islam, Abu Sufyan, dapat bersenang2 dg Hindun, istrinya, di surga bersama Nabi, orang2 dermawan dan para Syuhada?!
    Sungguh Transaksi ala Machiavelli yg Mnguntungkan!……

  14. saudara sekalian…setuju gk bhwa Qt semua sama2 ingin mendapat syapaatnya Rasulullah SAww?Qt prlu tau&ingat bhw syapaat tdk akan prnah sampai terhadap org yg mendiskriditkannya!”Rasul gk bkl rela/ridho kl pamannya dblng kafir”

  15. Rasul jg ga rela sama penzolim dan pembunuh keluarga nya dan jg sama Muslimin yg mengidolakan mereka! Kebenaran dan keburukan tdk bisa disatukan.

  16. @ SP: Apakah seharusnya status Bushr sbg perawi menjadi cacat akibat semua kejahatan yg dilakukannya?

  17. @Nomad :
    @ SP: Apakah seharusnya status Bushr sbg perawi menjadi cacat akibat semua kejahatan yg dilakukannya?

    Makanya oleh mereka buru2 dikasih “tameng” doktrin bahwa seluruh sahabat adil dan oleh karena itu jarh wa ta’dil dlm verifikasi hadis tidak berlaku bagi mereka (para sahabat). Kalau tdk, bisa2 sebagian besar hadis mereka dinyatakan dhoif/maudlu yg notabene menjadi landasan ajarannya.

  18. Anomali dan paradoks, betul itu. Prihatin, kenapa kebenaran anomali yang dikagumi oleh kebanyakan, sementara kebenaran sejati dimusuhi.
    Allohumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ali Muhammad….

    Mas SP, maturnuwun pencerahannya….

  19. SP, Sudah sampai sejauh mana pencarian kebenaran anda dalam kasus ini? Berapa lama anda menggodok kasus ini sehingga anda dapat memastikan kebenarannya? Seberapa netral anda (tanpa melibatkan rasa benci pada salah satu pihak) dalam menganalisa kasus ini?
    Makasih sebelumnya

  20. @rafidhah

    Jika benar Label SAHABAT tidak dikenali (asing) pada masa Rosul, kenapa kemudian ada beberapa hadith yang mencantumkan kata “sahabat”?

    ————–

    @ SP makasih atas pencerahannya

    Perkara sahabat ini sudah menjadi polemik yang berkepanjangan. Saya pernah diusir karena memperlihatkan kerapuhan iman sahabat seperti Abu Bakar, Umar, dan Uthman. Mereka berhujjah bahwa generasi terbaik itu adalah generasi sahabat, dan setelahnya.

    Logika yang aneh :toe:

  21. he,,he,,’

    salam jumpa lagi ibnu jakfari…lama tak bicara ya,,,

    wah dibahas masalah peperangan antara muawiyah dan ali ra ya…

    namanya juga peperangan,,,,,jangan mengadu domba antar shahabat pak ibnu,,,

    bagaimana kalau ada yang menuduh bahwa ALi bin abi thalib ra membunuh shahabat thalhah pada waktu perang Jamal…

    he,,he,,,

  22. he..he…

    pada tahun 36 H, terjadi perang Jamal antara kubu Aisyah ra melawan kubu Ali ra,,,

    Aisyah ra adalah isteri tercinta rasulullah saw setelah khadijah,,

    pada peperangan tsb, shahabat besar Zubair ra dan Thalhah ra terbunuh syahid dalam perang melawan tentara ali ra,..

    nah…sebagai kubu yang berada di pihak aisyah ra, bisa saja orang menuduh ali ra membunuh thalhah dan zubair ra,,,bisa saja ada orang menuduh ali ra membunuh shahabat nabi sendiri,,,

    bagaimana ini.,,,,he…he…semoga tidak bingung,,,

  23. he,,,he,,,

    sumber : tarikhul Khulafa – Imam Suyuthi…

  24. @Nomad

    @ SP: Apakah seharusnya status Bushr sbg perawi menjadi cacat akibat semua kejahatan yg dilakukannya?

    ini masalah yang layak untuk didiskusikan, apakah menurut saudara perbuatan seseorang yang begitu jahat tidak membuat kredibilitasnya jatuh?.

    @Lingga

    SP, Sudah sampai sejauh mana pencarian kebenaran anda dalam kasus ini?

    silakan dilihat dalam tulisan di atas, nah sejauh itulah garis besar apa yang saya capai :mrgreen:

    Berapa lama anda menggodok kasus ini sehingga anda dapat memastikan kebenarannya

    Wah maaf saya tidak begitu ingat berapa lama, perkara ini mah dari dulu juga sudah dikenal 😛

    Seberapa netral anda (tanpa melibatkan rasa benci pada salah satu pihak) dalam menganalisa kasus ini?

    Ooh silakan dilihat sendiri dan nilailah seberapa netral orang berinisial SP ituh :mrgreen:

    Makasih sebelumnya

    Sama-sama

    @Dody kurniawan

    he,,he,,’

    salam jumpa lagi ibnu jakfari…lama tak bicara ya,,

    maaf anda salah orang, blognya mas ibnu jakfari bukan di sini, silakan anda pergi kesana 🙂

    wah dibahas masalah peperangan antara muawiyah dan ali ra ya…

    namanya juga peperangan,,,,,jangan mengadu domba antar shahabat pak ibnu,,,

    Tuh kan anda salah masuk blog, tulisan di atas bukan sedang membahas perperangan Ali dan Muawiyah :mrgreen:

    bagaimana kalau ada yang menuduh bahwa ALi bin abi thalib ra membunuh shahabat thalhah pada waktu perang Jamal…

    Apa urusan saya kalau ada orang yang main tuduh seenaknya, btw yang membunuh Thalhah bukan Imam Ali, lihat saja di kitab-kitab sirah sangat jelas siapa sebenarnya yang membunuh Thalhah.

    nah…sebagai kubu yang berada di pihak aisyah ra, bisa saja orang menuduh ali ra membunuh thalhah dan zubair ra,,,bisa saja ada orang menuduh ali ra membunuh shahabat nabi sendiri,,,

    lha iya setiap orang bisa saja main tuduh seenaknya, faktanya kebenaran selalu bersama Imam Ali, btw apakah kalau ada orang yang memerangi anda maka anda diam saja menunggu dibunuh? he he he jadi bingung :mrgreen:

  25. @kucing kecil
    Kalau dikatakan SAHABAT menurut istilah bahasa adalah 2 atau lebih teman yang kedudukan masing2 sederajat / sama.
    Sedangkan firman Allah tidak demikian. Dalam firman mereka semua harus sami’na wa ata’na, malahan kencintan pada Rasul melebihi diri mereka.
    Mereka teman2 sekeliling Rasul tdk pernah menyebut sahabat tapi berkata YA RASULULLAH.
    Penyebutan SAHABAT sesudah mempunyai maksud tertentu

    @dody
    Pada waktu perang Jamal dan Shiffin kedudukan Imam Ali sebagai Khalifah. Yang telah dibaiat oleh Zubair dan beberapa pengikut perang Badar. Apabila mereka menentang maka berarti mereka memberontak. Dan pemberontak harus dilawan.
    Malahan sebelum Imam Ali as melawan mereka, mereka telah diperingati. Kemudian Aisyah, ia telah melanggar ketentuan Allah dan Rasul.

  26. @SP atw siapa sajalah: Padahal spt Imam Bukhari sgt ketat sekali dlm menseleksi perawi hadis. Contoh yg pernah saya ingat (k’lo tdk salah ) adl ada seorg perawi hadis yg akan memberi makan rumput seekor kambing, kemudian saat kambing tsb hendak mencomot itu rumput, sang perawi tsb malah menjauhkan rumput yg sdh disodorkan ke kambing tsb, atw artinya menipu kambinglah. Akhirnya perawi tsb tdk dipercaya lg sbg perawi hadis yg terpercaya. Lantas dlm kasus ini adl pembunuhan thd muslim yg tdk berdosa, selain itu saya jg pernah dengar hadis 2x yg diriwayatkan oleh Muawiyah. Trus bgm dgn hadis2x sunni yg sdh disahihkan tp diriwayatkan oleh sahabat2x yg jahil?

  27. Mungkin memang ada baiknya jikalau diberikan tabel bagaimanakah posisi gradatif sahabat2 nabi. Tidak semua sahabat nabi adil, dan tidak semua sahabat nabi dzhalim…

    Ada yang mau 😀

  28. SP, oh begitu. Tapi saya sama sekali tidak melihat kenetralan anda.
    Terus terang saya sebenarnya tidak percaya dengan semua tulisan anda (meskipun baru 2 atau 3 tulisan anda yang saya baca), karena anda sendiri sebagai penulis meragukan semua yang anda tulis. Yah mungkin anda tidak butuh rasa percaya saya tapi andapun tidak perlu menulis hal – hal yang anda sendiri masih meragukan kebenarannya.
    Makasih

  29. Mas @sp apakah jarh wa tadil itu diberlakukan juga terhadap sahabat ?
    Kalo ya maka pertanyaannya knp bisa lolos yah org ini! Becanda kali kriteria ini alias lips service.
    Kalo tdk diberlakukan brarti sahabat itu maksum yah, kata siapa ini

  30. @Nomad

    Lantas dlm kasus ini adl pembunuhan thd muslim yg tdk berdosa, selain itu saya jg pernah dengar hadis 2x yg diriwayatkan oleh Muawiyah. Trus bgm dgn hadis2x sunni yg sdh disahihkan tp diriwayatkan oleh sahabat2x yg jahil?

    Makanya jadi anomali, tapi katanya semua sahabat itu adil jadi apapun ceritanya ya mereka adil sehingga tetap selalu kredibel, masih anomali sih :mrgreen:

    @kucing kecil

    Tidak semua sahabat nabi adil, dan tidak semua sahabat nabi dzhalim…

    Setuju 🙂

    @Lingga

    SP, oh begitu. Tapi saya sama sekali tidak melihat kenetralan anda.

    Oooh silakan, itukan pendapat anda 🙂

    Terus terang saya sebenarnya tidak percaya dengan semua tulisan anda (meskipun baru 2 atau 3 tulisan anda yang saya baca), karena anda sendiri sebagai penulis meragukan semua yang anda tulis

    Setidaknya saya yakin dengan apa yang saya tulis bahwa setiap apa yang saya tulis selalu ada dasarnya 🙂
    btw mari kita membuktikan perkataan anda, dalam tulisan saya di atas bagian yang mana dari kata-kata saya yang menurut anda saya sebagai penulis meragukan semua apa yang saya tulis. Silakan ditunjukkan 🙂

    Yah mungkin anda tidak butuh rasa percaya saya tapi andapun tidak perlu menulis hal – hal yang anda sendiri masih meragukan kebenarannya.

    Maaf ya itu kan pendapat anda, dan ngomong2 soal keraguan maka saya katakan kebenaran itu memiliki standar, jika sebuah informasi atau pandangan tidak mencapai standar kebenaran maka sebuah kewajaran jika ada keraguan akan kebenarannya, keraguan tersebut penting adanya sehingga kita dapat mencari informasi yang sesuai dengan standar kebenaran. Apa guna keraguan kecuali sebagai jalan untuk mencari yang benar. Jika anda atau siapa saja tidak pernah merasa ragu akan sesuatu maka tidak ada alasan bagi anda untuk belajar lebih dalam dan menganalisis secara kritis informasi atau pandangan yang ada dalam diri anda. btw silakan mempersepsi or menduga-duga 🙂

    @bob

    Mas @sp apakah jarh wa tadil itu diberlakukan juga terhadap sahabat ?
    Kalo ya maka pertanyaannya knp bisa lolos yah org ini! Becanda kali kriteria ini alias lips service.
    Kalo tdk diberlakukan brarti sahabat itu maksum yah, kata siapa ini

    Di sisi Sunni semua sahabat adil jadi tidak perlu melewati mekanisme jarh wat ta’dil. Tapi lagi-lagi menurut Sunni sahabat adil bukan berarti maksum :mrgreen:

  31. sunguh kejam…

  32. he,,,he…

    nah itulah bro ibnu jakfari,,,anda punya dalilh untuk ,membela shahabat ali ra, sementara orang yang menuduh pun mempunyai dalih….

    apa yang terjadi dalam peperangan ali dan muawiyah adalah persoalan politik, sebagai orang yang mengaku berada di kubu ali ra anda pasti selalu berusaha menyalahkan kubu muawiyah ra…
    padahal dengan demikian anda justru melanggara pesan rasulullah saw sendiri,,,

    anda telah berusaha memunculkan perselisihan diantara shahabat,,,sementara rasul berpesan agar jangan membicarakan perselisihan yang terjadi di antara shahabat..

    apa yang dilakukan kaum syiah adalah melanggar pesan rasul tsb, mereka membicarakan perselisihan antara shahabat nabi saw, bahkan mereka melakukan caci maki kepada salah satu shahabat nabi saw, dan bersikap berlebihan kepada salah satu shahabat yang lain,,,

    mereka tidak hanya melanggar pesan rasul untuk tidak membicarakan perselisihan di antara shahabat nabi saw, tapi mereka malah mencaci salah satu kubu shahabat nabi saw,,,,

    tidak tahukah andai wahai kaum syiah, bahwa rasul bersabda nanti cucuku al husain yang akan mendamaikan perselisiihan di antara shahabatku (kaum muslimin)…

    anda dan semua kaum syiah tidak meneladani apa yang dilakukan ahlul bait, al hasan berdamai dengan muawiyah, dan tidak ada caci maki dari lisan al hasan yang mulia kepada muawiyah ra, tapi apa yang dilakukan kaum syiah justru berbeda dengan ahli bait sendiri, mereka mengobarkan kembali perselisihan di antara shahabat..

    ha,,,ha,,,ha…,bicara pembunuhan,,,,menggelikan, ..

    he…he…salam…

  33. Saya fikir mau dapat masukan ah ternyata siaran ulangan Mas Dody coba antum baca satu satu thread2 sebelumnya biar gak terlalu kelihatan antum gak tahu apa apa, sungguh menggelikan,.

  34. 1. diantara sahabat Nabi sendiri bukan hanya saling caci maki, tetapi saling bunuh. Orang yang tidak mau meyakini fakta ini, berarti otak dan jiwanya sedang terganggu.

    2. Rasulullah berpesan jangan membicarakan perselisihan yang terjadi di kalangan sahabat Nabi? aduh…aduh…berarti bukhari, muslim, dan para perawi melanggar perintah Nabi duonkz? aduh…aduh..otaknya dimana ciy?

  35. @ dody
    ketemu juga di sini… 😀

    btw, yang mendamaikan dua golongan itu sesuai sabda Rosul ya Hasan bin Abu Tholib, bukan Al Husain… 😀

  36. @DodyKurniawan

    Argumen anda yg menggelikan mah, hahaha :mrgreen:

  37. @DodyKurniawan

    he.. he..he.. mas dody pegel sama ibnu jakfari (syi’ah) sampai-sampai kasi komen nyasar ke blog orang lain.. masa udah di ingatkan masih salah juga

    kedua, komennya ora nyambung.. sebaiknya bantah aja argumen mas second-prince diatas, jangan keluar jalur.dan biar nggak kelihatan o’ot
    he..he..he..

  38. @SP & Semua teman dalam blog ini.

    SAYA BESERTA KELUARGA MEMOHON MAAF LAHIR BATHIN, atas kesalahan saya dalam kata2 yang disengaja maupun tidak disengaja. Demi mencari kebenaran. MINAL’AIDIN WAL FAA’IZIN. wASALAM

  39. @all

    otak boleh panas
    ..tapi hati musti damai

    otak boleh beda
    ..tapi hati musti satu

    otak boleh berdebat
    ..tapi hati musti kompromi

    damai di hati, damai di jiwa
    damai untuk diri sendiri, damaikan semua

    sambutlah kemenangan, kemenangan untuk mereka yang mau damai..kemenangan untuk persatuan..kemenangan untuk ISLAM

    SELAMAT MERAIH KEMENANGAN
    SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1430H

    MOHON MAAF LAHIR – BATHIN

  40. […] Apakah anda bisa membayangkan ada sahabat Nabi yang begitu kejam?. Ia membunuh banyak orang karena orang-orang tersebut adalah pengikut Imam Ali. Ia membunuh keluarga Rasul dan Sahabat Beliau SAW. […] Go to Source […]

  41. @All

    Di hari yg Fitri ini dan disertai dgn gema Takbir, saya mengucapkan;

    Taqqobalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa shiyamakum. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1430 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin 🙂

    Wassalam

  42. @All
    SELAMA HARI RAYA ‘IDUL FITRI 1430 H.
    MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

  43. Berbekal Bismillah Menuju Istana Alhamdulillah,
    atas nama Al GhoffurruRohiem Saya mohon Ampun kpd Allah dan MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN kepada temen-temen semua disini atas segala khilaf dan kesalahan dalam kata-kata.
    Beri maaf saya yg dhoif ini.
    Walau kita berbeda hendaklah dilandasi husnudzon karena pada hakekatnya kita mempunyai naluri yang sama dalam menemukan kebenaran, kita tak ingin salah melangkah dan menilai, kita sama-sama umat Muhammad SAW.
    Sadarilah pastinya ada orang atau golongan yg secara “kuliti” sunni namun HAKEKATNYA adalah SYIAH IMAM ALI as dan umat Muhammad saw terbaik
    Dan juga bisa sebaliknya….
    Jadi mari kita saling mengkoreksi diri kita masing-masing.

    Salam Damai

  44. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Mohon maaf lahir dan bathin

    http://qarrobin.wordpress.com/2009/09/18/science-behind-men-in-black/

  45. Muawiyyah bukan sahabat Nabi, ia adalah anak dari Abu Shufyan. Ia berusaha menghapus keburukan ayahnya

    http://qarrobin.wordpress.com/2009/08/11/abu-shofian-dan-muhammad-sebuah-genealogi/

  46. Dengan segala kerendahan hati, saya ingin mengucapkan;
    Taqabalallaahu minna wa minkum, Mohon Maaf Lahir dan batin, kpd seluruh temen2 yg setia pd blog diskusi ini dan wabil khusus utk Sdr. Mas SP”.
    Semogam kita semakin dewasa di dalam setiap berdiskusi utk mencari Kebenaran. Amiin Alhamdulillahirobbl’alamiin

  47. kirain mutu koment nya…
    nggak taunya cuma segitu ajah toh…
    nggak level deh sama @sp

  48. Sahabat emang tukang khianat, terutama yang ada di Jawa Barat. yang jurusan Tegal-Bandung, bilangnya sahabat tapi kalo kita naik kudu bayar..hihiihih itu loh PO. Sahabat

  49. Mas SP, hadits-hadits tentang kekejaman Busr bin Arthah yang dikutip tidak ditampilkan sanadnya? Mohon penjelasannya.

  50. Sebut saja langsung nama Busr bin Arthah, lantas jangan beri judul “Sahabat Nabi” yang membunuh anak kecil. Sahabat nabi kan banyak. Awas saja kalau bilang Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang dimaksud. Paham!!!

  51. @deejay
    yeee gak perlu sensi amat Mas, tinggal dibaca aja tulisannya maka situ bisa tahu siapa sahabat yang dimaksud. Tidak perlu menggerutu karena Busr bin Arthah memang sahabat Nabi toh. Maaf ya judulnya sudah sesuai dengan tulisan, salam 😛

  52. Mas SP kok ga dijawab pertanyaan saya?

  53. Org2 yg ngaku2 Ahlusunnah makin kelabakan aja. Fakta2 yg dibongkar oleh Mr.SP. Pada akhirnya akan terbukti siapakah Ahlusunnah yg sebenarnya dan siapakah ahlusunnah bohong2an.

  54. Ya Allah….kok ada juga muslim yg nyakitin hati semua muslim hanya dengan memakai blog dan keterangan yg rasul sendiri melarangnya yaitu “janganlah kalian membicarakan keburukan orang lain” dan saya mohon janganlah menyembunyikan kefasikan anda dengan dasar keterangan hadist shahih karena jikalau anda benar2 umat nabi MUHAMMAD SAW anda akan sakit hati membaca apa yg tertulis d blog ini atau paling tdk anda akan kecewa dgn para ulama yg masih memberikan predikat SAHABAT pd org2 fasik yg anda tulis ( jika tulisan anda kebenaran yg hakiki)

    terima kasih

  55. Pertanyaan kepada anda,

    Apakah kesemua sanad-sanad yang menyebut kejahatan Busr adalah sahih?

    Hanya kerana ia disebut dalam banyak riwayat-riwayat sejarah, belum tentu ia sahih

  56. @Abdullah

    hujjah dalam tulisan di atas adalah perkataan para ulama, hmm sejauh yang saya ingat para ulama yang menyebutkan “kejahatan” Busr adalah Daruquthni, Ibnu Ma’in, Ibnu Abdil Barr, Ibnu Atsir, Al Qurthubi, Ibnu Yunus, Awanah, Ibnu Ishaq, Abu Muhammad Abdul Haq, Ibnu Dhihyah dan lain-lain.

  57. Saya mengutip tulisan SP yang menukil perkataan Al Qurtubi:

    “Ali RA pernah berdoa kepada Allah SWT agar ia (Busr) dipanjangkan umurnya dan dihilangkan akalnya, dan begitulah yang terjadi padanya”.

    Komentar saya:
    Saya berlindung kepada Alloh dari perilaku Busr tersebut. Dan hisabnya (Busr) ada pada sisi Alloh. Dialah Alloh sebaik-baik pemberi keputusan.

  58. Saya terjumpa kalam pentahqiq kitab Tabaqat Ibnu Sa’ad

    Kesemua riwayat tersebut tidak boleh dipertanggungjawabkan

    بسر بن أبي أرطاة ستأتي ترجمته في هذا القسم (ترجمة رقم 23) ، وبعث معاوية له إلى اليمن. ذكره ابن سعد من طريق الواقدي وهو متروك وذكره الطبري في تاريخه: 5/ 139. ذكر عن زياد البكائي عن عوانة قال: أرسل معاوية … وهذا إسناد منقطع على ما في عوانة بن الحكم الأخباري من كلام. وذكر ابن عبد البر في الاستيعاب: 1/ 159 قصة قتله لابني عبيد الله بن عباس من طريق هشام الكلبي عن أبي مخنف وهما متروكان. وأورد الحافظ ابن كثير في البداية والنهاية: 7/ 322 الخبر نقلا عن الطبري ثم قال: وهذا الخبر مشهور عند أصحاب المغازي والسير وفي صحته عندي نظر والله أعلم. ولم يذكر قتله لشيعة علي باليمن أو الحجاز المؤرخ الثقة خليفة بن خياط في تاريخه (ص 198) وطبقاته (ص 27) وإنما ذكر خبر بعث معاوية له للاستيلاء على اليمن والحجاز وكذلك البخاري في الكبير: 2/ 123 والحاكم في المستدرك: 3/ 591. ولا يصح أبدا أن يأمره معاوية بقتل من كان في طاعة علي كما يذكر الخبر ولكن أن يأمره بالاستيلاء وأخذ البيعة له ثم أثناء ذلك يقع قتال بين الطرفين فهذا أمر أقرب إلى الواقع. وكان ذلك سنة أربعين من الهجرة كما يذكر خليفة والطبري وهي السنة التي قتل فيها علي بن أبي طالب رضي الله عنه

  59. @Abdullah
    Silakan silakan, terimakasih itu tambahan info bagi saya.

  60. Saya juga dapati kritikan dari Ibnu kathir dan Ibnu Hajar berkenaan isu ini

    فلما دخل بسر اليمن قتله وقتل ابنه، ولقى بسر ثقل عبيد الله ابن عباس وفيه ابنان صغيران له فقتلهما وهما عبد الرحمن وقثم، ويقال إن بسرا قتل خلقا من شيعة علي في مسيره هذا وهذا الخبر مشهور عند أصحاب المغازي والسير، وفي صحته عندي نظر والله تعالى أعلم.

    http://islamport.com…eb/927/2810.htm

    Dan juga Ibnu Hajar

    وله أخبار شهيرة في الفتن لا ينبغي التشاغل بها

    http://islamport.com…eb/2934/275.htm

Tinggalkan komentar