Sahabat Nabi Yang Menghina Ahlul Bait
Sejarah mencatat bahwa diantara para Sahabat Nabi ternyata ada yang menghina Ahlul Bait Rasul SAW Ali bin Abi Thalib RA. Ada yang mengatakan bahwa hal ini sudah menjadi tradisi dan berawal pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Bahkan sebagian orang menyatakan bahwa tradisi ini justru merupakan perintah atau anjuran Muawiyah sendiri. Terlepas dari apa tujuan tradisi tersebut tetap saja tradisi itu telah menyalahi Ajaran islam. Bukankah Rasulullah SAW telah mengatakan bahwa siapa saja yang mencaci-maki Ali RA berarti sama saja dengan mencaci-maki Beliau SAW.
Salah satu sahabat Nabi SAW yang mencaci-maki Imam Ali AS adalah Mughirah bin Syu’bah.
عن زياد بن علاقة عن عمه أن المغيرة بن شعبة سب علي بن أبي طالب فقام إليه زيد بن أرقم فقال يا مغيرة ألم تعلم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى عن سب الأموات فلم تسب عليا وقد مات
Dari Ziyad bin Alaqah dari Pamannya bahwa Mughirah bin Syu’bah telah menghina Ali bin Abi Thalib kemudian Zaid bin Arqam berdiri dan berkata ”Hai Mughirah bukankah kamu tahu bahwa Rasulullah SAW melarang untuk menghina orang yang sudah mati jadi mengapa kamu menghina Ali setelah kematiannya”.
Hadis Riwayat Al Hakim dalam Mustadrak As Shahihain juz 1 hal 541 hadis no 1419, dimana beliau berkata
هذا حديث صحيح على شرط مسلم ولم يخرجاه
Hadis ini shahih sesuai persyaratan Imam Muslim tapi beliau tidak meriwayatkannya.
Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid juz 8 hal 145 hadis no 13028 juga telah meriwayatkan hadis ini dan berkata
رواه الطبراني بإسنادين ورجال أحد أسانيد الطبراني ثقات
Riwayat Thabrani dengan sanad-sanadnya dan salah satu sanadnya para Perawinya tsiqat.
Catatan Hadis
Thabrani meriwayatkan hadis ini dalam Mu’jam Al Kabir juz 5 hal 168 yaitu hadis no 4973, 4974 dan 4975. Hadis no 4973 dan 4975 di dalam sanadnya terdapat Abu Ayub Maula Bani Tsa’labah sebagaimana disebutkan dalam At Ta’jil Al Manfa’ah Ibnu Hajar juz 2 hal 411 no 1232 bahwa beliau adalah majhul.
Sedangkan hadis riwayat Thabrani no 4974 dan hadis riwayat Al Hakim dalam sanadnya tidak ada Abu Ayub tersebut. Hadis ini lah yang dinyatakan shahih oleh Al Hakim dan seperti yang dikatakan Al Haitsami para perawinya tsiqat.
Hadis yang di dalam sanadnya ada Abu Ayub yaitu perawi yang majhul hal ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad juz 4 hal 369 hadis no 19307 tahqiq Syaikh Syu’aib Al Arnauth. Hadis ini sanadnya dhaif karena perawinya Abu Ayub adalah majhul tetapi hadis ini dikuatkan oleh riwayat Al Hakim dan Thabrani. Oleh karena itu Syaikh Syu’aib berkata mengenai hadis Abu Ayub ini
صحيح وهذا إسناد ضعيف
Shahih tetapi sanad hadis ini dhaif.
Salam Damai
Catatan :
- Sepertinya Menghina disini lebih ke arah caci maki
- Semoga ada tanggapan yang membangun
Salam Kenal…
Tapi sahabat2 nabi yang utama (Abu Bakar, Umar dan Ustman) kan tidak menghina ahlul bait…
@sufimuda
Salam kenal juga
Sahabat yang saya maksud sudah saya sebutkan di atas lho 🙂
Alhamdulillah karena terlahirnya mujaddid besar Khalifah Umar ibn Abdul aziz yang akhirnya menghapuskan kebiasaan menghujat Ali pada khotbah Jum’at…
Salam Kenal…… dari Pengembara Jiwa
Ahlul Bait Nabi adalah Keluarga Nabi yang disucikan Allah Swt.
Siapa yang mencintainya makasama halnya mencintai Rosulullah Saw
Siapa yang mencela dan membencinya maka sama Halnya mencela dan membenci Rosulullah Saw.
saya seorang pengikut madzhab syafi, namun dari golongan ahl bait.
saya rasa tak ada alasan mempermasalahkan sahabat yang menghina para ahl bait.
sesungguhnya jiddina Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana respon beliau ketika dihina para kafir quraish.
Sesungguhnya kita tidak di perintahkan untuk beriman kepada para Sahabat Nabi, apalagi mencaci mereka sebagai mana mereka mencaci kami. Mari kita doakan mereka semoga amal mereka di terima oleh Allah, apalagi mereka telah mendahului kita semua.
Syiah ini terkadang berlebihan… Wahabi terlalu berpikiran sempit… Sudahlah baiknya kita kerjakan apa yang telah jelas di perintahkan dan jauhkan apa yang telah jelas dilarang. Kembali ke usuluddin
@Alaydrous
“saya rasa tak ada alasan mempermasalahkan sahabat yang menghina para ahl bait…”
Saya rasa bukan mempermasalahkan para sahabat, mas, apalagi mengorek “kejelekan” para sahabat sampai2 menghujat atau menghina para sahabat.
Yang perlu bagi kita bukankah para sahabat patut juga diambil suri tauladannya dalam segala hal. Untuk itulah kita hrs lebih mengenal sahabat mana yg akan kita ambil suri tauladannya. Sahabat yang Munafik kah? sahabat yg pengecut kah ? atau lainnya…
Tidak ada yg berlebihan dalam syiah/wahabi. Apalagi Syiah, pembelajaran, pengungkapan, analisis dan lain sebagainya, sudah merupakan budaya bagi mereka. Mereka hrs mengetahui bagaimana, kenapa, siapa yg benar2 hrs diikuti, dijadikan sumber dsb, tentunya tujuan akhirnya petunjuk Allah dan Rasulullah yg hrs diikuti.
Jarak antara kita dgn Rasulullah sangat jauuuuh, untuk itulah kita hrs mengetahui ajaran mana yg murni dari Rasulullah. Ikut ajaran Rasul yg murni lewat sahabat yg tidak “ngaco” atau sahabat yg suka berijtihad sembarangan ??? Peace ah…
Salam, yuk mari hail
Saya ada baca di tulisan Omar Hasyem (Saqifah) mengenai penghinaan sahabat Mughirah bin Syubah terhadap Imam Ali, yang menurut Beliau diambil dari Musnad Imam Ahmad, jilid 1, hlm. 188; Abu’l-Faraj al-Ishfahani, al-Aghani, jilid 12, hlm. 2; al-Mustadrak, jilid 1, hlm. 385.
Begini riwayatnya;
Mughirah bin Syu’bah yang jadi gubernur di Kufah menyuruh jemaah masjid mengutuk Ali dengan kata-kata: ‘Wahai manusia, pemimpinmu menyuruh kepadaku untuk melaknat Ali, maka kamu laknatilah dia’. Jemaah berteriak ‘Mudah-mudahan Allah melaknati dia!’. Tetapi dalam hati, yang mereka maksudkan dengan ‘dia’ adalah Mughirah. Pelaknatan Mughirah terhadap Imam Ali dilakukan terus menerus. Sekali ia mengatakan dalam khotbahnya:
‘Sesungguhnya Rasul Allah saw tidak menikahkan putrinya dengan Ali karena Rasul menyukai Ali, tetapi untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarga Abu Thalib’. Pada suatu ketika ia ditegur sahabat Zaid bin Arqam: ‘Hai Mughirah, apakah engkau tidak tahu bahwa Rasul saw melarang mencerca orang yang sudah mati? Tidakkah engkau melaknat Ali dan ia sudah meninggal?
Bagaimana mas?
Salam
Sudahlah, kenapa kita mempeributkan aliran? Islam itu cuma satu…tidak ada aliran sunni, syiah dan lain lain…
Semua itu adalah hasil pemikiran manusia. Madzab dan lain lain adalah hasil pemikiran manusia…walau itu berlandaskan hadis dan alqur’an.
Semua itu tetap islam…bukankah Rasullullah telah meninggalkan alqur’an dan sunahnya?
Kembalilah ke fitrah…yaitu sebagai rahmatan lil alamin. Ijtihad itu adalah sah sah saja…tapi bukan sebagai pemecah…
Baik itu sunny, syiah, dll…selama dia mengucapkan dua kalimat syahadat dan tidak menyekutukan Allah dengan segala sesuatu, maka dia muslim. Selama dia berijtihad sesuai dengan alqur’an dan sunnah rasul, maka dia muslim (dan kembali ketentuan pertama tadi dg memegang teguh kalimat syahadat).
Tahukah saudara bahwa kehancuran umat islam itu adalah diakibatkan umat islam itu sendiri? Saling bertikai utk sesuatu yang menurut ukuran “mereka” benar? Padahal di zaman rasulullah perbedaan ijtihad bukanlah permusuhan…semuanya mendapatkan pahala selama sesuai dengan ketentuan.
Tahukah saudara, kenapa kita disuruh menghadap kiblat ketika shallat? Kenapa kita tidak dibebaskan utk shallat menghadap kemana saja (kecuali kita tidak mengetahui arah kiblat sama sekali dalam satu kondisia, atau kita tidak memiliki daya upaya utk menghadap kiblat karena satu kondisi)?
Tahukah saudara kenapa kita anjurkan dg amat sangat utk shallat berjamaah bagi waktu-waktu shallat wajib dan hanya memiliki 1 imam ketika shallat berjamaah pada satu jamaah?
Itu dikarenakan kita dibiasakan utk mengikuti satu tuntunan…kiblat kita satu…dimana saja kita berada hadapkanlah wajah ke arah kiblat..yang berarti…siapapun dia..kembalilah ke fitrah..baik dia berijtihad dengan madzab a, b, c, atau aliran X, Y, Z.
Shallat berjamaah menguatkan ikatan persaudaraan…tiada perbedaan disana karena semua kembali menyembah Allah….dengan satu imam …yaitu agama…islam….
Bangkitlah…jangan engkau terpedaya dengan Iblis, Dajjal dan yahudi….
Mereka tiada akan senang dengan kekuatan dan kebersamaan kita…sehingga perpecahan didalam tubuh kita akan membuat mereka semakin tertawa…dan senang…
Wassalamualaikum W. W
@Fahmi
Setuju mas. Hakikatnya tidak ada Syiah, Sunni dan lain-lain… yang ada hanya Islam. Karena Islamlah yang dikenal oleh penghuni langit dan penghuni Padang Masyhar. Di Padang Masyhar nanti kayaknya memang para Malaikat ga ada yang kenal apa itu Sunni, apa itu Syiah, apa itu Wahabi (ga yakin juga sih) 🙂
Namun begitu kita juga tidak bisa menutup mata bahwa terbentuknya aliran-aliran aliran-aliran (mazhab) dari sebuah institusi keagamaan yang memiliki pengikut dan penganut yang sangat besar seperti Islam adalah merupakan sebuah keniscayaan. Ini sebagai akibat dari berbagai pemikiran dan tafsir atas dalil hadits/riwayat/teks ayat Quran yang diterima.
Lagi pula dengan belum adanya konsep Keimamahan (kepemimpinan) dalam islam maka berbagai pemikiran semakin “tidak terkendali” dan berjalan ke arah yang disesuaikan dengan “selera” masing-masing idividu/ kelompok, baik ia didasarkan atas ketulusan demi ketaatan atas Nabi saw dan pencapaian keridlaan Allah swt, maupun didasarkan atas keinginan-keinginan dan kecenderungan untuk kepuasan duniawi.
Coba mas sebutkan, institusi (keagamaan) mana yang tidak terlepas dari kecenderungan individu/kelompok dalam menafsirkan hukum-hukumnya sehingga membentuk aliran-aliran (mazhab) yang berbeda. Baik Nasrani, Budha, Hindu, pembentukan aliran-aliran (sekte/mazhab) dalam agama-agama itu merupakan sebuah keniscayaan.
Jadi begitulah, dan memang patut disayangkan, pengelompokkan aliran/mazhab dan kefanatime-an pengikutnya tidak dapat dihindari dan akan terus bergesekan dan berbenturan selama individu-individu/kelompok-kelompok masing-masing meninggikan, memuja kelompoknya bersamaan dengan itu ia merendahkan dan menghina kelompok lainnya. Benturan ini akan semakin keras dengan terus melekatnya hasad dan kedengkian dari satu kelompok kepada kelompok lainnya. Dari sini sebenarnya keimamahan / kepemimpinan 1 Islam sangat dibutuhkan.
Menurut saya, mengenai perbedaan mazhab, yang paling penting adalah, pertama, penerimaan dan pengakuan bahwa baik Sunni maupun Syiah adalah Islam yang sama-sama pembawa dan penerus syareat dan risalah Rasul saw. Makanya saya setuju sekali dengan komen mas ini,
Kedua, saling menghormati dan menghargai, tidak membenci dan merendahkan antara penganut kedua mazhab serta menghilangkan ucapan-ucapan, prilaku-prilaku fanatisme yang menunjukkan kedengkian terhadap salah satu mazhab. Ketiga, melakukan dialog-dialog (jika terbuka kesempatan) yang santun, adil dan bertanggungjawab demi kesempurnaan agama dan keimanan.
Semoga hati dan akal kita dimudahkan Allah swt untuk menerima kebenaran. Amin.
Salam
Ah pokoke yang tidak mencintai dan mengikuti ahlulbait,itu termasuk orang-orang BODOH dan MERUGI…..!!!!Maaf klo agak kasar, tapi mang itu kenyataannya kok
Tuan,
Mughirah bin Syu’bah ra buka maksum seperti juga Ali ra. tidak maksum. Ali ra juga menghina nabi saw semasa penulisan perjanjian Hudaibiyah apabila nabi saw meminta Ali ra memadam tulisan ” Rasullah” tetapi Ali ra tidak mahu sehingga nabi saw memadam sendiri tulisan Ali ra. Ali juga menyebabkan Nabi saw dan juga Fatimah ra marah apabila Ali ra berhajat meminang anak Abu Jahal. Semoga Allah mengampun semua mereka.
@aburedza
Kisah keinginan Imam Ali as utk meminang anak Abu Jahal sudah dibahas sbg bermasalah baik dari sisi matn maupun sanadnya.
Mengenai kisah Imam Ali as enggan memadamkan nama Rasulullah saaw saat Perjanjian Hudaibiyah, ada yg mengatakan, ia tidak seperti yg anda fahami
Wassalam
assalamualaikum,
wahai keluarga nabi saw, perkenankanlah saya yang lemah dan tidak berilmu memetik sedikit dari bunga ilmu keluarga rasulullah, agar hilang sedikit dahaga akan kerinduan terhadap kalian yang telah di sucikan melalui ayat thahirah
wassalam
maqrilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan. jk kita msh mencaci berarti dlm hati kita msh ada kotoran! marilah kt membersihkan hati kita. marilah kita bersatu! bantulah org2 yg membutuhkan kita secara proporsional. tebarkan salam kepada syiah-sunni. biarkan syiah dan sunni berkembang sesuai kehendak masing2. RASUL: AKU DIUTUS KE DUNIA INI BUKAN UNK BERBANTAH-BANTAHA
@yuyun
Sebenarnya antara Syiah dan Suni tidak bermasalah. Yang menyebabkan adanya masalah dari mereka2 yang mengaku diri suni, Dan mereka2 ini yang menimbulkan pertentangan. Wasalam
@ abureza
Kata anda:
Mughirah bin Syu’bah ra buka maksum seperti juga Ali ra. tidak maksum
Mughirah memang tidak maksum, Tapi menurut hadis Nabi.saw yang maksum adalah Ali.as
Yang menyatakan Ali.as maksum bukan hanya kitab2 Syiah saja tapi Kitab2 Sunni pun menyatakan demikian, dalam Shahih Muslim dan beberapa kitab Sunni lainnya dengan jelas dinyatakan Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain adalah orang orang yang maksum yang terhindar dari dosa.
Bukti itu sudah lebih dari cukup meyakinkan orang yang beriman pada sabda Nabi.saw ! Hanya orang kafirlah yang menolak kemaksuman Ali.as.
Salam
abu farj al isbhahani dlm kitab maqa’tilu al-thalibin hal 54-55
ketika imam ali as syahid ……. melakukan sujud syukur, lalu bersyair
kini saatnya berhenti,puas n tenang
bagaikan musyafir kembali kekampung halamannya.
sy tdk sebutkan nama seseorang ini,sy mohon SP bisa meneliti ke shahihan riwayat ini.
@Ytse-Jam
tolong tunjukkan dan buktikan, jangan asbun anda
@Ytse-Jam
Walaupun anda bukti permintaan sok tau banget, tetap dia tak percaya. Karena bagi mereka2 seperti Firman Allah dalam QS 2 : 6. Wasalam
Ya Rasulullah, salam atasmu
Wahai Pelenyap kebatilan
Wahai Yang Mulya kedudukannya
Ahlil Bait Nabi yang Suci
Merekalah !
Lambang kemulyaan, keagungan dan kasih
Para Imam, pewaris Rasul
yang dikenal dengan kemuliaan
serta tingginya kedudukannya
Tidak sejenakpun hati mereka tertuju
kecuali kepada Allah dihadapkan
bersama Al Qur’an mereka senantiasa
kebersamaan yang tidak akan pernah terpisahkan
Ahlil Bait Nabi yang Suci
merekalah Penyelamat Bumi (berpeganglah pada mereka)
Mereka Bahtera Penyelamat
dalam kekhawatiranmu menghadapi badai
dari segala godaan kehidupan
Yaa Allah karuniakanlah kami barokah mereka
serta petunjuk kebenaran demi keutamaan mereka
Yaa Allah matikanlah kami dijalan mereka dan
perlindungan dari segala fitnah
Yaa Allah,
sampaikanlah sholawat dan salam
kepada Muhammad dan keluarganya yg suci,
dengan sebanyak-banyaknya dan
tiada henti-hentinya
tak terbilang banyaknya…Yaa Allah
@sahabat
Amin Ya Rabbal Alamin.
Sungguh terharu membaca syair anda. Insya Allah dengan syair anda yang merupakan doa, kita semua yang berpegang pada Al-Qur’an serta Ahlulbait Rasul dan Itrahti Rasul diberi petunjuk ke SHIRATTUL MUSTAQIM dan terhindar dari KESESATAN. Wasalam
@sok tau banget
klu ada dalil ttg kemaksuman mereka bagaimana?
kasihan antum…yahdikumulloohu wa yushlihu baalakum
gugrlah doktn ..klo sahabat smua itu baik ,,,nyatanya ada sahabat yg biadap ….
hehe salam damai ….
Beberapa ulasan kepada artikle ini
1. Ad-Daraqutni mengkritik sanad hadith Syu’bah meriwayatkan dari Mas’ar. Beliau menyebutkan ia sebagai waham
al-Darqutni menyebutkan dalam al-‘Ilal 7/126
حديث شعبة عن مسعر وهم ، والآخران محفوظان
Ini kerana hadith yang diriwayatkan oleh Sufyan at-Thawri dengan sanad yang sahih tidak mempunyai tambahan Mughirah menghina Ali
2. ‘Amru bin Muhammad bin Abi Razeen pula selalu melakukan kesilapan. Ibnu Hibban menyebutkan sebagai tsiqat tapi sering melakukan kesilapan. Rujuk Tahtheeb al-Tahtheeb 8/98
3. Ziyad bin ‘Alaqah pula terkenal dengan seorang yang anti-ahlul bait. Ini disebutkan oleh al-Irdi dalam
Tahtheeb al-Tahtheeb 3/381
4. Para sahabah nabi adalah manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan. Dalam hadith ini, kalaupun ia sahih, Zaid telah menegur kesalahan Mughirah. Maka dengan sifat sangka baik kita tahu Mughirah tidak lagi meneruskannya
5. Sebab celaan dalam hadith ini muncul dengan pelbagai faktor. Boleh jadi Mughirah marah dengan Ali r.a berkenaan dengan peristiwa fitnah. Sebaiknya celaan antara sahabah tidak perlu diperbesarkan kerana boleh jadi ia berlaku atas faktor tidak kesengajaan. Kita juga tahu ‘Abbas pernah memberikan gelaran buruk kepada Ali r.a dalam kasus perwarisan
@Karim
Kalau itu alasannya maka jawabannya sangat sederhana, riwayat Syu’bah dari Mis’ar justru menyebutkan ziyadatus tsiqat yaitu apa yang tidak disebutkan oleh riwayat lainnya.
maaf anda keliru, lafaz yang benar bukan “selalu melakukan kesilapan” atau “sering melakukan kesilapan” tetapi ربما أخطأ . Orang yang anda tanya itu saja mengartikannya “He may make mistakes”. Silakan anda lihat koreksi dalam Tahrir Taqrib At Tahdzib no 5107 bahwa lafaz itu tidak berpengaruh karena seorang yang sangat tsiqat pun pernah melakukan kesalahan. Ibnu Qani’ menyatakan ia shalih, Al Hakim berkata Tsaduq. At Tirmidzi membawakan satu hadis darinya dan berkata Hasan shahih. kesimpulannya ia seorang yang shaduq hasanul hadis.
Gak ngaruh, secara dalam ilmu hadis banyak sekali perawi nashibi dijadikan hujjah bahkan dalam kitab shahih. Kalau mau konsisten silakan tujukan itu pada hadis dalam kitab shahih. Orang yang menyebut dirinya “Tripoly sunni” itu memang asal saja dalam mengkritik hadis. Selain itu ia mengutip ini dari perkataan Al Azdi dan ia sendiri dhaif.
Silakan, saya tidak melarang anda berprasangka baik, tetapi ada baiknya anda memperhatikan riwayat berikut
ثنا محمد بن جعفر ثنا شعبة عن حصين عن هلال بن يساف عن عبد الله بن ظالم قال خطب المغيرة بن شعبة فنال من علي فخرج سعيد بن زيد فقال ألا تعجب من هذا يسب عليا رضي الله عنه أشهد على رسول الله صلى الله عليه و سلم انا كنا على حراء أو أحد فقال النبي صلى الله عليه و سلم أثبت حراء أو أحد فإنما عليك صديق أو شهيد فسمى النبي صلى الله عليه و سلم العشرة فسمى أبا بكر وعمر وعثمان وعليا وطلحة والزبير وسعدا وعبد الرحمن بن عوف وسمى نفسه سعيدا
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far yang menceritakan kepada kami Syu’bah dari Hushain dari Hilal bin Yisaaf dari Abdullah bin Zhaalim yang berkata “Mughirah bin Syu’bah berkhutbah lalu ia mencela Ali. Maka Sa’id bin Zaid keluar dan berkata “tidakkah kamu heran dengan orang ini yang telah mencaci Ali, Aku bersaksi bahwa kami pernah berada di atas gunung Hira atau Uhud lalu Beliau bersabda “diamlah hai Hira atau Uhud, karena di atasmu terdapat Nabi atau shiddiq atau syahid. Kemudian Nabi SAW menyebutkan sepuluh orang. Maka [Sa’id] menyebutkan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair , Sa’ad, Abdurrahman bin ‘Auf dan dirinya sendiri Sa’id” [Musnad Ahmad no 1638 dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir]
Sepertinya Setelah diingatkan oleh Zaid bin Arqam iapun tetap mencela Imam Ali di hadapan Sa’id bin Zaid.
ooh silakan saja kalau mau berkata begitu. Itu kan faktor yang dibuat-buat. Pada saat masa Mughirah Imam Ali sudah wafat dan Muawiyah sudah memegang pemerintahan jadi tidak ada gunanya alasan “peristiwa fitnah” justru Mughirah ini yang sedang menyebarkan fitnah dengan mencaci Imam Ali. Apalagi alasan tidak sengaja hanya alasan yang keluar dari orang yang memiliki sifat nashibi di dalam hatinya. Coba pikirkan tidak sengaja mencaci Imam Ali di atas mimbar padahal saat itu Imam Ali sudah lama wafat.
Soal perkara Abbas maka Abbas pun keliru dalam perkataannya tetapi hal ini jelas beda sekali perkaranya dengan Mughirah yang berkhutbah mencaci setelah Imam Ali wafat. Kami bisa memaklumi perkara Abbas yang mungkin karena faktor kemarahan atau tidak terima dengan pernyataan Imam Ali sehingga kelepasan keluar kata-kata seperti itu.. Walaupun begitu Abbas keliru dalam perkataannya karena kebenaran ada pada Imam Ali. [btw bukankah kata-kata yang sama dikeluarkan oleh Imam Ali kepada Abu Bakar dan Umar]. Tetapi kami tidak bisa memaklumi Mughirah yang berkhutbah di hadapan banyak orang mencaci Imam Ali padahal tidak sedang berselisih dengan Imam Ali saat itu karena Imam Ali sudah lama wafat. Mughirah itu jelas memang berniat mencaci Ali.
Dan terakhir anda boleh sampaikan pada orang-orang yang diskusi di sana, blog ini bukan blog Syiah bukan blog Rafidhah. Blog ini adalah blog seorang muslim pecinta Ahlul Bait. Hal ini penting karena sepertinya anda hobi sekali mengutip tulisan blog saya dan mendiskusikannya disana. Saya tidak berkeberatan bahkan berterimakasih karena itu juga jadi pembelajaran buat saya tetapi yang penting saya tidak bicara atas nama syiah dan tidak mewakili mahzab syiah. Tolong camkan itu
Sp, marilah berdiskusi disana, mereka sangat ingin anda datang ke sana. Jadi tak perlulah saya meletakkan hujah anda disana
Mereka tak boleh berbahasa indonesia tapi anda boleh berbahasa inggeris
Maka marilah datang disana
@Karim
maaf yang ingin kan “mereka” bukan “saya”. Lagipula mana bisa saya percaya dengan orang-orang nashibi yang bertaqiyah ngaku-ngaku ahlu sunnah. Itulah hakikat mereka dan mungkin anda juga
btw kira-kira enak tidak kalau kalian semua dipanggil nashibi. Kalau kalian bisa cuap-cuap ngaku ahlu sunnah dan menuduh saya syiah yang bertaqiyah maka bagi saya kalian adalah para nashibi yang bertaqiyah.
Silakan saya tidak keberatan anda menampilkan hujjah saya disana tetapi saya tidak mau datang ke kumpulan para nashibi disana. Diskusi seperti ini lebih aman dan menyenangkan. btw kok saya jarang melihat ada orang syiah yang berdiskusi di thread anda itu ya, tanya kenapa
Sp,
Janganla malu-malu. Ada saja orang syiah disana. Bahkan walid sedang berdebat satu lawan satu dengan Farid di sana
Marilah datang
Usah takut
@Karim
bukan malu kok Mas tapi males, diskusi langsung dengan orang bertabiat buruk atau beraqidah buruk atau suka menuduh orang yang tidak sepaham dengannya sebagai “Syiah” jelas tidak menyenangkan. Bahkan setelah saya menyatakan saya bukan syiah, anda malah menuduh saya taqiyah. ada apa di hati anda itu, kok tidak jauh beda dengan para nashibi yang pernah saya ajak diskusi. oooh ternyata ada orang syiah juga disana 🙂
btw kayaknya anda yang malu dan gak percaya diri, mengapa anda gak debat satu lawan satu saja dengan saya disini. Mengapa harus berlindung dengan mereka yang ada disana
@SP
setuju..!
mereka bukan level anda
@karim
anda bisa lihat diskusi antara SP n alfanar disitus mrk masing2 n betapa alfanar menjadikan asumsi bodohnya menjadi dalil pembenaran.
alfanar mengesampingkan dalil2 kuat dr SP yaitu dgn memakai asumsinya utk menyanggah dalil2 kuat SP
@ Kariem…bawa para nashibi itu ke blog ini…pakai bahasa inggris juga boleh…ane mau tambah ilmu dari perdebatan mereka dgn @sp…. ditunggu yah….
Come on la Sp
Kamu kan bijak pandai. Saya tak sepandai kamu
Pertahankanlah hujah kamu di sana
Janganlah takut
Berjuanglah kerana kebenarian
Saya penat bawa hujah anda disana maka anda tak perlu takut
Jangan malas-malas ya
@karim….
“Para sahabah nabi adalah manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan. Dalam hadith ini, kalaupun ia sahih, Zaid telah menegur kesalahan Mughirah….”
saloom wahai karim…benar semua manusia tdk akan terlepas dari kesalahan..hanya saja untuk kesalahan beberapa sahabat Nabi Saw sudah bukan lagi kesilafan kecil,
1. kesilapannya sampai pada masalah Syariat…seperti menghina dan mencacimaki ahlulbayt as. yg secara syareat Al Quran memerintahkan kita untuk mencintai mereka.
2. Kesilapan Umar bin Khotob yg melakukan tindakan meninggalkan sholat karena tdk mendapatkan air, padahal sdh diingatkan sohabat Ammar bin Yassir tentang bertayyamum.
3. pertentangan/perselisihan para sohabat dalam hal penyusunan Al Qur’an jaman khalifah Ustman, jelas sekali di antara sohabat banyak yg berbeda tentang hal Susunan/Isi Al Qur;an, ini terbukti banyaknya Mushaf dari berbagai versi sohabat sampai pada adanya pertentangan dalam hal upaya penyusunan Al Quran antara beberapa sohabat dengan Ibn Masud hingga Ibn Masud dan Imam Ali yg pada ahirnya tdk bersedia menyerahkan Mushafnya pd Khalifah.
4. Sohabat sampai saling membunuh…..Riwayat Perang dijaman Sohabat.!
Inikah yang anda akan Katakan bahwa Kesalahan Para Sohabat adalah hal yg Biasa saja ??! Sungguh tdk akan Jaya Islam jika di bangun di atas hujjah para Sohabat….
Sp, marilah datang ke forum tersebut. Anda kan hebat dan pakar hadith
Brother Tripolysunni teringin sangat kamu datang ke sana
Ini katanya
‘Tell him we love Ahlul-Bayt (as) and tell him if he really believes he is on truth then he must come and debate the Imamah of ‘Ali (ra), we will prove without the shadow of a doubt that there is no such thing as Imamah.
I am starting to get the feeling that he doesn’t even know the definition of Nasibi.
(Come here ya Indonisi, I know you’re reading this, let’s end you once and for all).
Saya tahu anda bukan pengecut, maka marilah
Datanglah atas dasar kebenaran dan berdiskusi ilmiah
Saya kurang ilmu, tak pandai berhujah dengan SP.
Janganlah takut
Anda mampu menulis ratusan artikel, takkan kamu takut untuk berforum disana
Marilah SP..
@karim
he..he..he.. ga tau malu
apa susahnya dedengkot wahabi nashibi sj yg dtg ke sini n spy kita tau mana tuh kebenaran menurut versi antum,
justru kalianlah yg takut n pengecut,krn khalayak rame akan tau kebodohan kalian.
sdh terbukti kalian banyak melakukan fitnah2 n kalian akan menjebak @SP masuk dlm jebakan kalian utk mebwt fitnah
kang jalal adalah salah satu yg kalian fitnah,kalian bwt video n menyebarkan fitnah trhdp beliau seolah2 kang jalal dlm kebingungan n kesalahan dlm diskusi,pdhal jelas video tsb sdh kalian edit n tdk menunjukan fakta yg sbnrnya.
fitnah memang bag dr akidah kalian,
ayo buktikan klu kalian memang bukan pengecut,dtgkan dedengkot wahabi nashibi n berdiskusi disini spy kita semua bisa menilainya
@Karim
Nah saudara Karim silakan baca baik-baik komentar saya yang ini dan silakan sampaikan pada nashibi yang sok ngaku-ngaku mencintai ahlul bait. Mereka gampang sekali menuduh saya bodoh dan munafik dan saya kembalikan pernyataan itu pada mereka yaitu orang yang menyebut dirinya swords of sunnah dan tripolysunni
Triplysunni yang nashibi itu membahas hadis berikut dan melemparkan pada saya. Sebelumnya ia membawakan komentar “aneh” berikut
Yup memang benar Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] memuji Abu Bakar dan Umar, maaf saya sama sekali tidak keberatan dan bermasalah dengan itu wahai nashibi. Tetapi tidak ada dalil shahih dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] soal Imamah Abu Bakar apalagi hadis yang kami kutip gak ada sedikitpun menyebutkan tentang Imamah Abu Bakar. Apakah setiap orang yang dinyatakan keutamaan “surga” maka itu berarti membuktikan Imamah mereka?. Alangkah bodohnya hujjah seperti ini. Jika anda wahai tripolysunni nanti masuk surga maka apakah itu mmebuktikan bahwa anda punya Imamah. Jika anda wahai nashibi nanti masuk surga maka apakah itu membuktikan anda tidak pernah berbuat dosa. Lain cerita jika anda nanti masuk neraka maka lupakan saja pertanyaan kami ini
Kami heran apa urusannya nashibi ini tiba-tiba membawakan hadis ini. Bukankah sebelumnya yang dibahas soal Mughirah mencaci Ali kok sekarang tiba-tiba menanyakan soal hadis keutamaan Abu Bakar dan Umar. Ini contoh kesekian kalinya [dari pengalaman saya berdiskusi] bahwa orang yang sedang kami ajak bicara ini adalah nashibi yang lemah akalnya. Ia pikir ketika kami membela Imam Ali dan menyalahkan Mughirah yang mencaci Imam Ali maka kami saat itu sedang mencela Abu Bakar dan Umar sehingga ia perlu membawakan hadis ini. Dasar skizofrenic. Hadis itu sudah lama kami bahas dan itu adalah bentuk tawadhu’ Imam Ali. Buktinya terdapat dalam hadis itu sendiri. Bukankah ia mengutip pernyataan Imam Ali
Kalau mau diartikan secara zahir, maka kedudukan Imam Ali itu sama seperti setiap muslim lainnya. Bukankah anda juga wahai tripolysunni juga seorang yang mengaku muslim dan termasuk dalam salah seorang kaum muslimin. Bukankah zahir perkataan Imam Ali itu menunjukkan kedudukannya tidak berbeda dengan setiap muslim lainnya. Sudah jelas hadis ini menceritakan soal tawadhu’ Beliau. Tetapi nashibi yang idiot akan mengklaim bahwa Imam Ali tidak lebih utama dari dirinya dengan zahir perkataan dalam hadis ini.
Kalau bicara soal keutamaan Imam Ali diatas Abu Bakar dan Umar maka ada banyak sekali hadis Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang menetapkannya. Sudah lama dibahas
Keduanya adalah hadis Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Jadi kami rasa tidak berlebihan kami menafsirkan bahwa perkataan Imam Ali itu adalah bentuk tawadhu’ Beliau. Untuk lebih jelasnya silakan dibaca dengan detail disini
Kemudian ini jawaban “gak nyambung” dari orang yang menyebut dirinya “sword s of sunnah”
Bukannya jawaban ini yang lebih pantas dikatakan agak “stupid”. Kami menampilkan hadis Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] di atas untuk menunjukkan bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] pernah menunjukkan seolah-olah ia mengingkari keutamaan dirinya atas Nabi lain dengan alasan tawadhu’. Hal itu sama seperti Imam Ali yang seolah-olah mengingkari keutamaan dirinya dan menyebutkan keutamaan Abu Bakar dan Umar dengan alasan tawadhu’.Namanya analogi tidak persis sama hanya bagian yang dianggap samalah yang dijadikan hujjah dalam analogi 😉
Nashibi ini satu ini sibuk dengan wahamnya sendiri soal “option”. Dalam lafaz hadis Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] itu terdapat kalimat Dan barangsiapa mengatakan aku lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta”. Apakah saat itu ada orang yang sedang menyebut Yunus bin Matta? Atau menampilkan option Yunus bin Matta?. Saya tanya wahai Nashibi, apakah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] lebih utama atau lebih mulia atau lebih baik dari Yunus bin Matta?. Silakan jawab kalau memang mampu. Dan kami tunggu jawabannya
Lha kalau begitu mengapa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] spesifik menyebut Yunus bin Matta?. Apa alasannya. Ada banyak alasan yang mungkin mengapa Imam Ali menyebut nama Abu Bakar dan Umar. Mungkin saja saat itu terjadi perselisihan antara sebagian orang dimana diantara mereka ada yang mengutamakan Imam Ali tetapi merendahkan Abu Bakar dan Umar dimana sebagian yang lain mengutamakan Abu Bakar dan Umar kemudian merendahkan Imam Ali. Maka Imam Ali berusaha mendamaikan mereka dengan pernyataan seperti itu. Ini Cuma kemungkinan bisa benar bisa juga tidak. Inti hujjah kami bukan pada penyebutan spesifik nama Abu Bakar dan Umar tetapi pada lafaz perkataan Imam Ali yang menunjukkan sikap tawadhu’ beliau. Nama siapapun yang disebut itu tidak meruntuhkan hujjah kami.
Kalau begitu maka Imam Ali bukan siapa-siapa dalam pandangan anda, dalam pandangan anda kedudukan Imam Ali tidak lebih sama seperti anda yaitu salah seorang dari kaum muslimin. Atau anda mau mengatakan Imam Ali lebih utama dari para sahabat selain Abu Bakar dan Umar?. Kalau iya maka anda sendiri sedang menyangkal perkataan Imam Ali yang anda jadikan hujjah. Kalau tidak maka sudah jelas bagi kami bahwa anda memang seorang nashibi.
Bagi kami sangat jelas bahwa ketika Muhammad Al Hanafiyah menanyakan hal itu kepada Imam Ali. Imam Ali telah mengeluarkan kedudukan dirinya dari pertanyaan yang dimaksud. Jadi jika anaknya terus menanyakan siapa lagi yang terbaik setelahnya terus setelahnya dan terus setelahnya maka Imam Ali akan menyebutkan nama-nama sahabat lain dan tidak akan menyebutkan dirinya. Nampak bahwa ketika tentang dirinya ditanya maka Imam Ali bersikap tawadhu’ dan berkata “aku hanya salah seorang dari kaum muslimin”.
Ngomong-ngomong wahai para nashibi apa kalian tidak pernah membaca hadis shahih bahwa Imam Ali menganggap Abu Bakar dan Umar seorang yang zalim dan durhaka [bahkan dalam lafaz lain pendusta]. Enak sekali berhujjah dengan sebagian perkataan Imam Ali tetapi menolak perkataan Imam Ali yang lain.
Untuk anda yang menyebut dirinya “ahlu sunnah” kalau mengutip hujjah kami tolong tampilkan secara utuh. Soalnya para nashibi disana memiliki keterbatasan akal dalam memahami hujjah orang lain. Jadi kalau ditampilkan sepotong-sepotong maka yang mereka tangkap juga gak nyambung.
Dan ini pernyataan tripolysunni yang kata anda sangat ingin berdiskusi dengan saya. Katakan padanya bahwa ia sebenarnya Cuma berdusta. Ia Cuma ingin menghina orang lain yang ia tuduh syiah. Lihat perkataannya
Kami kembalikan perkataan “idiot munafiq” itu pada dirinya. Wahai nashibi pada bagian mana dalam tulisan kami yang menunjukkan “munafiq”. Apa ketika kami mengutamakan Imam Ali di atas Abu Bakar dan Umar kami anda katakan munafiq?. Jika iya Maka itu menjadi bukti bahwa anda adalah nashibi. Seandainya pun anda menyatakan kami salah maka apa hujjah anda menuduh munafiq. Jika kami tidak seperti yang anda katakan maka perkataan itu akan kembali pada diri anda sendiri.
Ucapan diataslah yang lebih pantas dikatakan dusta karena memang dalam tulisan kami, kami tidak berhujjah dengan riwayat-riwayat Syiah. Kami berulang kali katakan kami bukan syiah tetapi tetap saja ia menuduh kami syiah yang berdusta. Kalau begitu mengapa ia sewot kalau ada yang menyatakan ia nashibi. Ia berulang sok menyatakan kami tidak tahu definisi nashibi terus apakah ia sendiri tau definisi syiah atau rafidhah sehingga ia bisa menuduh kami.
Jadi saudara karim dengan orang-orang seperti itu, anda ingin mengajak saya diskusi. Maaf saja pengalaman saya sudah banyak dengan tipe nashibi seperti itu. Diskusinya gak bakal nyambung karena dalam hati mereka saya adalah syiah rafidhah yang berdusta jadi apapun hujjahnya akan selalu mereka dustakan dan mereka cari-cari takwilnya.
Lihat saja diskusi soal riwayat Mughirah mencaci Ali, bukankah ia mencari-cari takwil untuk membela Mughirah dengan alasan “fitnah”. Pada masa Mughirah itu Fitnah perang jamal dan shiffin sudah berlalu wahai nashibi jadi tidak ada alasan “fitnah” yang anda katakan itu. Hadis shahih telah menetapkan mencaci Ali adalah mencaci Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Kalau ia bertanya apa bukti bahwa ia nashibi, silakan bercermin ketika Mughirah mencaci Imam Ali ia malah sibuk mencari pembenaran pembelaan bagi Mughirah. Lucunya ia mengaku mencintai ahlul bait, ucapan dusta manis di mulut saja.
@Karim
katakan pada Tripolysunni itu kalau memang mau diskusi soal Imamah Ali, maka silakan tegaskan apa yang ia maksud Imamah. Kalau soal Kepemimpinan atau Khilafah maka silakan lihat tulisan kami yang ini
Kami tegaskan kami tidak akan mampir kesana. Sudah banyak artikel yang kami tulis. Kalau mau diskusi ya seperti inilah caranya kalau tidak mau ya sudah. kami saja tidak berdikusi secara langsung dengan alfanarku dan abul jauzaa’ apalagi dengan para nashibi yang ada disana
@Karim & para nawashib
Setelah hujjah anda keok disini, sekarang usunglah tokoh2 anda itu kesini biar kami tahu hujjah mereka,.. kalo mereka benar-benar mencari kebenaran nggak usah takut mas!
blog SP nggak seperti blog para nashibi seperti Abul Jauza dlll yg suka nggak nampilin komen-komen pembaca.
@SP
Cara dialog anda sudah cukup bagus dan jangan terpancing intrik dan tipu muslihat mereka ala gembong kaum munafik Imam Agung para nawashib Muawiyah bin Abi Sufyan.
Hehe, Sp hanya bijak di tempat sendiri tapi tak berani mau disana
Sp tahu mereka tidak berbahasa indonesia maka dia menjawabnya dalam bahasa indonesia
Saya cabar kamu Sp, silalah jawab dalam bahasa inggeris, jadi mereka juga boleh datang ke sini
Sekadar berkokok dilaman sendiri, itu pengecut namanya
@Ahmad
mereka toh “Sekadar berkokok dilaman sendiri, itu pengecut namanya”
coba kalo berani kesini !!
Syafin,
Mereka tak tau berbahasa indonesia, jika tahu sudah pasti mereka disini
Tapi Sp tahu berbahasa inggeris, dia kecut ke sana dan hanya menjawab dalam bahasa indonesia
Sp kecut menjawab dalam bahasa inggeris
@Ahmad
Mereka tdk tau cara berdiskusi. Jika sdh tau tdk sulit akan mampir ke sana.
Salam
@Ahmad
Mas ini blog bahasa Indo… apa nggak ada para nawashib/salafy/wahabi yang bisa menghadapi SP lagi jadi harus impor dari luar sana?
Terus SP juga pandai bahasa arab, apa nggak impor forum diskusi dari web-web yg berbahasa arab untuk menghadapi SP?
sudah cukup bagus SP masih tetap menjawab via @Karim setelah dia mengadukan argumentasi SP kesana…. toh kita juga tau ternyata, jawaban mereka nggak beda dengan nawasib lainnya, baik yang arab, maupun lokal…!
Hehe, kesimpulannya Sp kecut untuk menjawab dalam bahasa inggeris, mudah saja
he..he..he tabiat nashibi sdh kelihatan,ini kah kalimat orang2 yg mau berdiskusi? memaksa n menghujat
Salam,
@ Ahmad,
Saya tak nampak kebolehan awk dalam berhujjah. Yg saya nampak, awk tak lebih daripada seorang pengirim maklumat kelas rendah yg tak tahu apa2 ttg isu yg dibincangkan. Kalau tak tahu jawab, baik awk diam saja ok?
dan Tolong jgn ganggu perbincangan ilmiah di sini. 🙂
@ Karim & Ahmad
gaya awk berdua ni macam Yusof Mohamad kat FB yg kalah debat dengan beberapa pengikut mazhab Ahlul Bayt kat page “Menjawab Membongkar Syiah & Iran” je.. saya agak je la. kalau salah, jgn la melenting pula.
** Ini ke blog Indonesia yg Wahabi Malaysia nak serang (sbg Projek slps raya) tu? Hahaha..lawak la 2 mamak ni.
Jika berani, maka tiada yang bisa menghalang SP untuk menjawab dalam bahasa inggeris
Tripoli sunni, faylaq omar, sowrd of sunnah, kalam dan lain2 sedia menanti di sana
Jika mau mereka datang sini, mudah saja, komen saja dalam bahasa inggeris
al-qaeda,
udah bagi alasan dungu dan udah juga mengaitkan saya dengan mana-mana individu
Kalo kamu pandai berhujah maka datanglah sana
@Ahmad
Sy kira cukup sudah. SP tdk bersedia dan apa pun alasannya tdk selayaknya saudara terus mendesak dan mencela.
Salam
Salam,
@Ahmad.. kenapa tidak awk saja yg menjawab apa yg dikemukakan oleh SP? sbb awk hanya pencacai yg tak punya ilmu? hahaha.. cute la awk ni Ahmad…
Kenapa nak ajak ke sana? awk dah ke mari, teruskan saja di sini. Penakut rupanya awk? hahaha…sudah lah…wahai penyembah tuhan berbayang-bayang! opss..sori…
al-qaeda,
Saya uda bilang, saya kurang ilmu
Sebab tu saya pinta dia datang di sana
Semua sana sangat ingin berdialog dengan Sp
Tapi takpela, Sp memang tidak mau
@ahmad
nah begitu lebih santun
Salam,
@Ahmad
kalau dah tahu kurang ilmu, tak payah la nak beriya sangat jadi pengutus surat (cam muawiyah). AWk masuk ke sini, selesaikan di sini. Kenapa bacul tarik ke sana. Nampak benar pengecutnya awk ni.
dan lagi satu, tak perlu tulis ‘slang’ Bahasa Indonesia, taqiyyah ke apa ni? nak ingkar pd ajaran Mujassimah sendiri ke?
kalau SP tak berminat, tak perlulah paksa. gembel!
al-qaeda,
hehe, kamu kan ilmu banyak
Marilah ke sana
Ke kamu ni pengecut je sama macam Sp?
Salam,
@ Ahmad
Saya tak banyak ilmu pun. Tapi saya cuma nak komen la sikit lebih2 lg sikap org2 pengecut yg masuk ke sini kemudian berperilaku monyet mengajak ke gelanggang sendiri.
Kenapa?? Kecut telur ke awk nak tegakkan kebenaran di sini? telur takda ke? simpan dalam peti sejuk ke? mandul nanti. hehe. jangan marah ye wahai mamak. hehe.
al-qaeda
Dah tau urang ilmu baik diam je, hehe
[…] Riwayat Mughirah bin Syu’bah yang mencela Aliy bin Abi Thalib [radiallahu ‘anhu] […]
Syiah laknatullah sampai kiamat!!