Tawadlu’ Imam Ali Dalam Mengutamakan Abu Bakar dan Umar : Bantahan Terhadap Salafy

Tawadlu’ Imam Ali Dalam Mengutamakan Abu Bakar dan Umar : Bantahan Terhadap Salafy

Keutamaan Abu Bakr dan ‘Umar adalah satu hal yang tidak perlu disangsikan lagi. Banyak riwayat, baik berasal dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam atau para shahabat lain yang memuat pujian bagi mereka berdua. Tetapi keutamaan yang dimiliki mereka berdua tidaklah melebihi keutamaan yang dimiliki Imam Ali bahkan telah shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berbagai keutamaan Imam Ali di atas mereka berdua. Siapapun yang dengan sabar dan objektif mengumpulkan semua keutamaan Imam Ali dan keutamaan Abu Bakar dan Umar kemudian membandingkannya maka ia akan mendapatkan kebenaran bahwa kedudukan Imam Ali lebih utama dari Abu Bakar dan Umar.

.

Tawadhu’ Imam Ali AS

Sebagian orang yang menyebut dirinya salafy berhujjah dengan berbagai riwayat Imam Ali yang mengutamakan Abu Bakar dan Umar dibanding dirinya. Riwayat-riwayat tersebut sebenarnya telah kami bahas dan kami tunjukkan bahwa perkataan Imam Ali adalah bagian dari sikap tawadlu’ beliau. Tetapi salafy tidak bisa menerima alasan tawadlu’ tersebut. Oleh karena itu kami katakan kepada agar mereka juga menerima berbagai konsekuensi yang justru menentang keyakinan mereka sendiri. Dengan kata lain jangan berhujjah dengan cara-cara yang tidak konsisten.

حدثنا أبو علي الحسن بن البزار حدثنا الهيثم بن خارجة ثنا شهاب بن خراش عن حجاج بن دينار عن أبي معشر عن إبراهيم عن علقمة قال سمعت عليا على المنبر فضرب بيده على منبر الكوفة يقول بلغني أن قوما يفضلوني على أبي بكر وعمر ولو كنت تقدمت في ذلك لعاقبت فيه ولكني أكره العقوبة قبل التقدمة من قال شيئا من هذا فهو مفتر عليه ما على المفتري أن خير الناس رسول الله صلى الله عليه وسلم وبعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أبو بكر ثم عمر

Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aliy Al-Hasan bin Al-Bazzaar : Telah menceritakan kepada kami Al-Haitsam bin Khaarijah : Telah menceritakan kepada kami Syihaab bin Khiraasy, dari Hajjaaj bin Diinaar, dari Abu Mi’syar, dari Ibraahiim, dari ‘Alqamah, ia berkata : Aku mendengar ‘Aliy di atas mimbar, lalu ia memukul mimbar Kuufah dengan tangannya seraya berkata : Telah sampai kepadaku ada satu kaum yang mengutamakan diriku di atas Abu Bakr dan ‘Umar. Seandainya saja aku dapati hal itu sebelumnya, niscaya aku berikan/tetapkan hukuman padanya. Akan tetapi aku tidak suka ada satu hukuman sebelum permasalahan ada. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu dari hal tersebut, maka ia telah dusta. Baginya diberikan hukuman sebagai seorang pendusta. Bahwasannya sebaik-baik manusia adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakr, kemudian ‘Umar. [As Sunnah Ibnu Abi Ashim no 993]

حدثنا عبد الله حدثني أبو صالح الحكم بن موسى ثنا شهاب بن خراش حدثني الحجاج بن دينار عن أبي معشر عن إبراهيم النخعي قال ضرب علقمة بن قيس هذا المنبر وقال خطبنا علي رضي الله عنه على هذا المنبر فحمد الله وأثنى عليه وذكر ما شاء الله أن يذكر وقال إن خير الناس كان بعد رسول الله صلى الله عليه و سلم أبو بكر ثم عمر رضي الله عنهما ثم أحدثنا بعدهما أحداثا يقضى الله فيها

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Abu Shalih Hakam bin Musa telah menceritakan kepada kami Syihab bin Khirasy telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Dinar dari Abi Ma’syar dari Ibrahim An Nakha’i yang berkata Alqamah bin Qais memukul mimbar ini dan berkata “Ali RA pernah berkhutbah kepada kami di atas mimbar ini. Dia memuji Allah dan menyanjung-Nya. Dia menyebutkan apa yang dikehendaki oleh Allah untuk disebutkannya. Lalu dia berkata “Sesungguhnya manusia terbaik setelah Rasulullah SAW adalah Abu Bakar kemudian Umar. Sepeninggal mereka berdua, kitapun membuat hal-hal baru dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu” [Musnad Ahmad 1/127 no 1051 Syaikh Al Arnauth menyatakan sanadnya kuat]

حدثنا عبد الله قال حدثني عبيد الله بن عمر القواريري ومحمد بن سليمان لوين قالا نا حماد بن زيد وهذا لفظ القواريري قثنا عاصم عن زر عن أبي جحيفة قال خطبنا علي يوما فقال ألا أخبركم بخير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم قال ألا أخبركم بخير هذه الأمة بعد نبيها وبعد أبي بكر عمر

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Ubaidullah bin ‘Umar Al-Qawaariiriy dan Muhammad bin Sulaimaan Luwain, mereka berdua berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Hammaad bin Zaid – dan ini adalah lafadh Al-Qawaariiriy – , ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aashim, dari Zirr, dari Abu Juhaifah, ia berkata : Pada suatu hari ‘Aliy berkhutbah kepada kami, lalu ia berkata : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallaahu ‘alaihi wa sallam? (yaitu) Abu Bakr”. Kemudian ia berkata lagi : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan setelah Abu Bakr ? (yaitu) ‘Umar”. [Fadhail Ash Shahabah no 399]

حدثنا عبد الله حدثني وهب بن بقية الواسطي أخبرنا خالد بن عبد الله عن حصين عن المسيب بن عبد خير عن أبيه قال قام علي فقال خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر وعمر وأنا قد أحدثنا بعدهم أحداثا يقضى الله تعالى فيها ما شاء

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata menceritakan kepadaku Wahab bin Baqiyah Al Wasithi yang berkata telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Hushain dari Al Musayyab bin Abdu Khair dari ayahnya yang berkata “Ali berdiri dan berkata “Orang yang terbaik diantara umat ini setelah Nabi mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Sesungguhnya kita telah membuat hal-hal baru sepeninggal mereka dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu sesuai dengan kehendak-Nya[Musnad Ahmad 1/15 no 926 dishahihkan oleh Syaikh Al Arnauth]

حدثنا محمد بن كثير ثنا سفيان ثنا جامع بن أبي راشد ثنا أبو يعلى عن محمد بن الحنفية قال : قلت لأبي أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أبو بكر قال قلت ثم من قال ثم عمر قال ثم خشيت أن أقول ثم من فيقول عثمان فقلت ثم أنت يا أبة قال ما أنا إلا رجل من المسلمين

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan : Telah menceritakan kepada kami Jaami’ bin Abi Raasyid : Telah menceritakan kepada kami Abu Ya’laa, dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada ayahku (‘Aliy bin Abi Thaalib) : “Siapakah manusia yang paling baik setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam?. Ia menjawab : “Abu Bakr”. Aku kembali bertanya : “Kemudian siapa ?”. Ia menjawab : “Umar”. Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata : “Lalu aku khawatir jika aku kembali bertanya ‘kemudian siapa ?’, lalu ia menjawab ‘Utsmaan”. Aku lalu bertanya : “Apakah setelah itu engkau wahai ayahku ?”. Ia menjawab : “Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”. [Sunan Abu Dawud no 4629]

Semua atsar Imam Ali di atas adalah bagian dari sikap tawadlu’ Beliau. Hal ini nampak jelas dalam perkataan Imam Ali tersebut bagi mereka yang memahaminya dengan baik

  • Mengenai atsar khutbah Imam Ali kepada orang-orang maka di dalamnya terdapat perkataan yang menunjukkan sikap tawadlu’ beliau yaitu perkataan “Sepeninggal mereka berdua, kitapun membuat hal-hal baru dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu”. Perkataan ini jelas tawadlu’ karena Imam Ali tidak pernah membuat hal-hal yang baru dimana Allah SWT akan memberikan hukuman untuk itu. Justru cukup banyak hal-hal baru yang muncul pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Maka tidak bisa tidak perkataan Imam Ali di atas menunjukkan sikap tawadlu’ beliau
  • Mengenai perkataan Imam Ali kepada anaknya Muhammad bin Al Hanafiyah maka di dalamnya terdapat perkataan yang menunjukkan sikap tawadlu’ beliau yaitu “Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”. Sangat jelas ini merupakan sikap tawadlu’ Imam Ali karena telah shahih berbagai hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam keutamaan Beliau diantara semua sahabat yang lain. Sehingga sangat tidak mungkin kalau kedudukan Imam Ali hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin.

Jadi kami memiliki alasan yang cukup untuk menyatakan kalau perkataan Imam Ali dalam atsar-atsar di atas adalah bagian dari sikap tawadlu’ Beliau. Sangat mungkin kalau perkataan Imam Ali ini disampaikan untuk meredakan perselisihan atau pertentangan yang terjadi di antara orang-orang soal kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa Imam Ali pernah berkhutbah dihadapan orang-orang kalau Beliau lebih berhak dalam urusan khilafah daripada Abu Bakar dan Umar dan disebutkan pula bahwa Beliau telah berhujjah dengan hadis Ghadir-khum untuk membuktikan kekhalifahan Beliau.

عن أبي الطفيل قال جمع علي رضي الله تعالى عنه الناس في الرحبة ثم قال لهم أنشد الله كل امرئ مسلم سمع رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول يوم غدير خم ما سمع لما قام فقام ثلاثون من الناس وقال أبو نعيم فقام ناس كثير فشهدوا حين أخذه بيده فقال للناس أتعلمون انى أولى بالمؤمنين من أنفسهم قالوا نعم يا رسول الله قال من كنت مولاه فهذا مولاه اللهم وال من والاه وعاد من عاداه قال فخرجت وكأن في نفسي شيئا فلقيت زيد بن أرقم فقلت له انى سمعت عليا رضي الله تعالى عنه يقول كذا وكذا قال فما تنكر قد سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول ذلك له

Dari Abu Thufail yang berkata “Ali mengumpulkan orang-orang di tanah lapang dan berkata “Aku meminta dengan nama Allah agar setiap muslim yang mendengar Rasulullah SAW bersabda di Ghadir khum terhadap apa yang telah didengarnya. Ketika ia berdiri maka berdirilah tigapuluh orang dari mereka. Abu Nu’aim berkata “kemudian berdirilah banyak orang dan memberi kesaksian yaitu ketika Rasulullah SAW memegang tangannya (Ali) dan bersabda kepada manusia “Bukankah kalian mengetahui bahwa saya lebih berhak atas kaum mu’min lebih dari diri mereka sendiri”. Para sahabat menjawab “benar ya Rasulullah”. Beliau bersabda “barang siapa yang menjadikan Aku sebagai pemimpinnya maka Ali pun adalah pemimpinnya dukunglah orang yang mendukungnya dan musuhilah orang yang memusuhinya. Abu Thufail berkata “ketika itu muncul sesuatu yang mengganjal dalam hatiku maka aku pun menemui Zaid bin Arqam dan berkata kepadanya “sesungguhnya aku mendengar Ali RA berkata begini begitu, Zaid berkata “Apa yang patut diingkari, aku mendengar Rasulullah SAW berkata seperti itu tentangnya” [Musnad Ahmad 4/370 no 19321 dengan sanad yang shahih seperti yang dikatakan Syaikh Syu’aib Al Arnauth]

حدثني روح بن عبد المؤمن عن أبي عوانة عن خالد الحذاء عن عبد الرحمن بن أبي بكرة أن علياً أتاهم عائداً فقال ما لقي أحد من هذه الأمة ما لقيت توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا أحق الناس بهذا الأمر فبايع الناس أبا بكر فاستخلف عمر فبايعت ورضيت وسلمت ثم بايع الناس عثمان فبايعت وسلمت ورضيت وهم الآن يميلون بيني وبين معاوية

Telah menceritakan kepadaku Rawh bin Abdul Mu’min dari Abi Awanah dari Khalid Al Hadzdza’ dari Abdurrahman bin Abi Bakrah bahwa Ali mendatangi mereka dan berkata “tidak ada satupun dari umat ini yang mengalami seperti yang saya alami. Rasulullah SAW wafat dan sayalah yang paling berhak dalam urusan ini [kekhalifahan]. Kemudian orang-orang membaiat Abu Bakar terus Umar menggantikannya, maka akupun ikut membaiat, pasrah dan menerima. Kemudian orang-orangpun membaiat Utsman maka akupun ikut membaiat, pasrah dan menerima. Dan sekarang mereka bingung antara Saya dan Muawiyah [Ansab Al Asyraf Al Baladzuri 1/294 dengan sanad yang shahih sesuai syarat Bukhari]

Perkataan Imam Ali bahwa ia yang paling berhak dalam masalah khilafah jelas mengundang perselisihan dan pertentangan di kalangan orang-orang. Sebagian diantara mereka mulai meragukan keabsahan kekhalifahan Abu Bakar dan Umar [bahkan mungkin ada yang mulai mencela Abu Bakar dan Umar] dan mereka ini ditentang oleh sebagian orang lain yang justru mengutamakan Abu Bakar dan Umar. Perselisihan seperti ini tentu jika dibiarkan berlarut-larut akan melemahkan kekuatan pemerintahan Imam Ali apalagi saat itu Beliau harus menghadapi penentangan dari Muawiyah dan pengikutnya. Oleh karena itu Imam Ali berkhutbah di hadapan orang-orang untuk meredakan perselisihan dengan memuji Abu Bakar danUmar dan mengatakan “Sepeninggal mereka berdua, kitapun membuat hal-hal baru dimana Allah akan memberikan hukuman atas hal-hal baru itu”. Sikap tawadlu’ beliau ini telah meredakan perselisihan yang terjadi diantara pengikut Beliau. Tentu saja semua ini adalah penafsiran yang kami pilih dan lebih sesuai dengan berbagai riwayat lain tentang keutamaan Beliau.

Jika salafy tidak suka atau menentang penafsiran seperti ini ya silakan saja. Justru jika diartikan secara zhahir maka atsar-atsar Imam Ali di atas menunjukkan kalau Imam Ali hanyalah seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin yang telah melakukan hal-hal baru sehingga mendapat hukuman dari Allah SWT. Konsekuensinya salafy harus meyakini kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi anehnya mereka sendiri mengakui bahwa Imam Ali adalah orang yang paling utama diantara para sahabat yang lain setelah Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mengapa mereka tidak berpegang pada perkataan Imam Ali kalau Beliau hanyalah seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin?. Beranikah mereka mengatakan Imam Ali membuat hal-hal baru yang mendapat hukuman dari Allah SWT?. Bukankah mereka salafy menolak untuk mengartikan atsar tersebut dengan sikap tawadhu’. Kalau mereka salafy ingin mengatakan bahwa mereka juga berhujjah dengan berbagai hadis keutamaan Imam Ali yang lain maka itu juga yang telah kami lakukan. Keutamaan-keutamaan Imam Ali yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan keutamaan Imam Ali yang tinggi diantara para sahabat yang lain termasuk Abu Bakar, Umar dan Utsman.

.

.

Tawadhu’ Rasulullah SAW

Sikap tawadlu’ yang ditunjukkan Imam Ali ini pernah pula dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Telah diriwayatkan berbagai hadis shahih bahwa Rasulullah SAW mengatakan jangan mengutamakan Beliau dari para Nabi yang lain atau riwayat dimana Beliau mengatakan Jangan mengutamakanku dari Musa alaihis salam dan sebagainya. Padahal umat islam mengakui kalau Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi yang paling utama Sayyidul anbiya’.

حدثنا يحيى بن بكير، عن الليث، عن عبد العزيز بن أبي سلمة، عن عبد الله بن الفضل، عن الأعرج، عن أبي هريرة رضي الله عنه قال:بينما يهودي يعرض سلعته، أعطي بها شيئا كرهه، فقال: لا، والذي اصطفى موسى على البشر، فسمعه رجل من الأنصار، فقام فلطم وجهه، وقال: تقول: والذي اصطفى موسى على البشر، والنبي صلى الله عليه وسلم بين أظهرنا؟ فذهب إليه فقال: أبا القاسم، إن لي ذمة وعهدا، فما بال فلان لطم وجهي، فقال: (لم لطمت وجهه). فذكره، فغضب النبي صلى الله عليه وسلم حتى رئي في وجهه، ثم قال: (لا تفضلوا بين أنبياء الله، فإنه ينفخ في الصور، فيصعق من في السماوات ومن في الأرض إلا من شاء الله، ثن ينفخ فيه أخرى، فأكون أول من بعث، فإذا موسى آخذ بالعرش، فلا أدري أحوسب بصعقته يوم الطور، أم بعث قبلي، ولا أقول: إن أحدا أفضل من يونس بن متى

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bakiir dari Laits dari ‘Abdul ‘Aziz bin Abi Salamah dari Abdullah bin Al Fadhl dari Al’Araj dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu yang berkata : Suatu ketika seorang Yahudi menawarkan barang dagangannya, seseorang ingin membelinya dengan harga yang tidak disukai [oleh Yahudi tersebut]. Ia berkata “tidak demi Yang memilih Musa untuk sekalian manusia” kemudian seseorang dari kalangan Anshar mendengarnya maka dia bangkit dan menampar wajah yahudi tersebut. Ia berkata “engkau katakan tadi demi Yang memilih Musa untuk sekalian manusia padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ada diantara kami?”. Maka Yahudi tersebut mengahadap Nabi dan berkata “wahai Abul Qasim sesungguhnya aku dalam perlindungan dan perjanjian lantas mengapa fulan menampar wajahku”. Nabi berkata “mengapa engkau menampar wajahnya?”. Maka ia menyebutkannya. Kemudian marahlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga kemarahan terlihat jelas di wajah Beliau. Beliau berkata “janganlah kalian mengutamakan diantara para Nabi Allah sesungguhnya akan ditiup shuur [terompet sangkakala] kemudian yang di langit dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian ditiup sekali lagi maka aku yang pertama kali bangkit dan aku dapati Musa telah memegang pilar Arsy. Aku tidak tahu apakah ia dibebaskan darinya karena telah merasakannya di bukit Thur atau dibangkitkan sebelumku, dan tidak pula aku mengatakan ada seseorang yang lebih utama dari Yunus bin Matta[Shahih Bukhari no 3414]

Dalam riwayat lain disebutkan kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam setelah mendengar alasan lelaki anshar, Beliau berkata

لا تخيروني من بين الأنبياء، فإن الناس يصعقون يوم القيامة، فأكون أول من يفيق، فإذا أنا بموسى آخذ بقائمة من قوائم العرش، فلا أدري أفاق قبلي أم جزي بصعقة الطور

Janganlah mengutmakanku dari Nabi-Nabi Allah [yang lain], sesungguhnya orang-orang akan mati di hari kiamat kemudian aku adalah orang yang pertama bangkit ternyata aku dapati Musa memegang salah satu pilar dari pilar-pilar arsy, aku tidak tahu apakah ia dibangkitkan sebelumku atau telah merasakannya di bukit Thur [Shahih Bukhari no 4638]

Dalam riwayat lain disebutkan kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam setelah mendengar alasan lelaki anshar, Beliau berkata

لا تخيروني على موسى، فإن الناس يصعقون يوم القيامة، فأصعق معهم، فأكون أول من يفيق، فإذا موسى باطش جانب العرش، فلا أدري: أكان فيمن صعق فأفاق قبلي، أو كان ممن استثنى الله

Janganlah kalian mengutamakanku dari Musa, sesungguhnya orang-orang akan mati pada hari kiamat, aku juga mati bersama mereka. Maka aku yang pertama bangkit dan ketika itu Musa berada di bawah Arasy. Aku tidak tahu apakah ia dibangkitkan sebelumku atau ia termasuk yang dikecualikan oleh Allah SWT. [Shahih Bukhari no  2411 dan no 3408]

حدثنا أبو كريب حدثنا عبدة بن سليمان حدثنا محمد بن عمرو حدثنا أبو سلمة عن أبي هريرة قال قال يهودي بسوق المدينة لا والذي اصطفى موسى على البشر قال فرفع رجل من الأنصار يده فصك بها وجهه قال تقول هذا وفينا نبي الله صلى الله عليه و سلم فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم { ونفخ في الصور فصعق من في السموات ومن في الأرض إلا من شاء الله ثم نفخ فيه أخرى فإذا هم قيام ينظرون } فأكون أول من رفع رأسه فإذا موسى آخذ بقائمة من قوائم العرش فلا أدري أرفع رأسه قبلي أو كان ممن استثنى الله ؟ ومن قال أنا خير من يونس بن متى فقد كذب

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib : telah menceritakan kepada kami : ‘Abdah bin Sulaiman : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Amru : telah menceritakan kepada kami : Abu Salamah dari Abu Hurairah yang berkata seorang Yahudi di pasar pernah berkata “tidak demi Yang memilih Musa dari sekalian manusia”. Abu Hurairah berkata seorang laki-laki dari kalangan Anshar mengangkat tangan memukul wajahnya sambil berkata “kamu mengatakan seperti itu sementara diantara kami ada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “dan ditiup sangkakala maka matilah yang ada di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah kemudian ditiuplah sekali lagi maka mereka bangkit dan menunggu” [Az Zumar ayat 68], aku adalah orang yang pertama mengangkat kepala, saat itu Musa telah memegang salah satu pilar dari pilar-pilar ‘arasy aku tidak tahu apakah ia mengangkat kepalanya sebelumku atau termasuk yang dikecualikan Allah SWT? Dan barangsiapa mengatakan aku lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta[Sunan Tirmidzi 5/373 no 3245 dishahihkan oleh Syaikh Al Albani]

Para ulama diantaranya Ibnu Katsir dan Ibnu Qutaibah menafsirkan berbagai riwayat di atas sebagai salah satu sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena sudah jelas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Sayyidul Anbiya’ dan yang paling mulia diantara para Nabi. Sekarang mari kita menafsirkan hadis-hadis di atas dengan menuruti cara berdalil versi salafy. Jika kami mengikuti cara pikir salafy maka kami katakan : sangatlah sulit untuk menerima hujjah bahwa ini adalah sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dari riwayat di atas ditunjukkan

  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah kepada lelaki anshar tersebut sehingga kemarahan tampak jelas dari raut wajah Beliau. Padahal lelaki anshar tersebut mengutamakan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di atas Musa.
  • Lafaz yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah “Jangan mengutamakanku dari Musa” atau “Jangan mengutamakanku dari para Nabi yang lain” merupakan larangan yang jelas
  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan jelas mengatakan siapa yang mengatakan aku [Beliau] lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta.

Mari kita tanyakan kepada salafy, apakah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam lebih utama dari para Nabi yang lain termasuk lebih utama dari Nabi Yunus alaihis salam?. Jika mereka menjawab “ya” maka secara zhahir hadis di atas sangat boleh disebutkan kalau mereka salafy adalah pendusta. Jika mereka menjawab “tidak” maka kalian salafy telah menentang diri kalian sendiri dan umat islam lainnya yang berkeyakinan kalau Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Sayyidul Anbiya’. Bagi kami pribadi, kami lebih memilih menafsirkan hadis-hadis di atas sebagai sikap tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di atas adalah analogi yang baik bagi Atsar Imam Ali soal Abu Bakar dan Umar sebelumnya.

  • Imam Ali mengatakan siapa yang mengutamakan Abu Bakar dan Umar atas dirinya adalah pendusta sama halnya dengan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa siapa yang mengatakan aku [Beliau] lebih baik dari Yunus bin Matta maka ia seorang pendusta. Kedua perkataan ini ditafsirkan dengan sikap tawadhu’
  • Imam Ali dikatakan memukul mimbar ketika mendengar ada yang mengutamakan Abu Bakar dan Umar atas dirinya dan ditafsirkan oleh salafy bahwa ini menunjukkan kemarahan Imam Ali. Maka ini sama halnya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah sehingga kemarahan tampak jelas dari wajah Beliau ketika mendengar perkataan lelaki anshar padahal lelaki tersebut mengutamakan dirinya atas Nabi Musa. Keduanya ditafsirkan sebagai sikap tawadhu’

.

.

Bukti Keutamaan Imam Ali di Atas Abu Bakar dan Umar

Dalam perkara tafdhil kami tidak pernah mencukupkan diri hanya kepada satu riwayat semata seperti yang ditunjukkan oleh para pengikut salafy. Mengapa dalam masalah tafdhil shahabat kami menganggap Imam Ali lebih utama diantara para sahabat lainnya termasuk Abu Bakar dan Umar karena telah diriwayatkan berbagai hadis shahih keutamaan Imam Ali di atas semua sahabat termasuk Abu Bakar dan Umar. Salah satunya adalah sebagai berikut

حدثنا سفيان بن وكيع حدثنا عبيد الله بن موسى عن عيسى بن عمر عن السدي عن أنس بن مالك قال كان عند النبي صلى الله عليه و سلم وسلم طير فقال اللهم آئتني بأحب خلقك إليك يأكل معي هذا الطير فجاء علي فأكل معه

Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa dari Isa bin Umar dari As Suddi dari Anas bin Malik yang berkata Rasulullah SAW suatu ketika memiliki daging burung kemudian Beliau SAW bersabda “Ya Allah datangkanlah hambamu yang paling Engkau cintai agar dapat memakan daging burung ini bersamaKu. Maka datanglah Ali dan ia memakannya bersama Nabi SAW” [Sunan Tirmidzi 5/636 no 3721 hadis shahih dengan keseluruhan jalannya]

ثنا أبو نعيم ثنا يونس ثنا العيزار بن حريث قال قال النعمان بن بشير قال استأذن أبو بكر على رسول الله صلى الله عليه و سلم فسمع صوت عائشة عاليا وهى تقول والله لقد عرفت ان عليا أحب إليك من أبي ومنى مرتين أو ثلاثا فاستأذن أبو بكر فدخل فأهوى إليها فقال يا بنت فلانة الا أسمعك ترفعين صوتك على رسول الله صلى الله عليه و سلم

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim yang berkata telah menceritakan kepada kami Yunus yang berkata telah menceritakan kepada kami Al ‘Aizar bin Huraits yang berkata Nu’man bin Basyir berkata “Abu Bakar meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Kemudian beliau mendengar suara tinggi Aisyah yang berkata kepada Rasulullah SAW “Demi Allah sungguh aku telah mengetahui bahwa Ali lebih Engkau cintai daripada aku dan ayahku” sebanyak dua atau tiga kali. Abu Bakar meminta izin masuk menemuinya dan berkata “Wahai anak perempuan Fulanah tidak seharusnya kau meninggikan suaramu terhadap Rasulullah SAW” [Musnad Ahmad no 18333 tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain dengan sanad yang shahih]

Allah SWT telah mengabulkan doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Imam Ali adalah hamba yang paling dicintai Allah SWT. Keutamaan ini menunjukkan keutamaan yang tinggi Imam Ali di atas semua sahabat lain termasuk Abu Bakar dan Umar. Tidak perlu aneka ragam ta’wil dan sangat jelas ucapan ini berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dikabulkan oleh Allah SWT. Demikian jelas, dapat dipahami semua strata kaum muslimin yang berakal dan paham bahasa manusia.

Dan dikatakan pula oleh Aisyah radiallahu’ anhu di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan didengar pula oleh Abu Bakar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih mencintai Ali dari Abu Bakar dan Aisyah. Sudah jelas ini adalah bukti nyata keutamaan Imam Ali di atas Abu Bakar radiallahu ‘anhu. Sangat jelas dapat dipahami semua strata kaum muslimin yang berakal dan paham bahasa manusia. Inilah penjelasan dan bukti shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidaklah mengherankan jika Abu Bakar sendiri kendati ia dibaiat sebagai khalifah, ia sendiri mengakui kalau ia bukanlah yang terbaik diantara para sahabat Nabi.

وقال محمد بن اسحاق حدثني الزهري حدثني أنس بن مالك قال لما بويع أبو بكر في السقيفة وكان الغد جلس أبو بكر على المنبر وقام عمر فتكلم قبل أبي بكر فحمد الله وأثنى عليه بما هو أهله ثم قال أيها الناس إني قد كنت قلت لكم بالأمس مقالة ما كانت وما وجدتها في كتاب الله ولا كانت عهدا عهدها الي رسول الله صلى الله عليه وسلم ولكني كنت ارى أن رسول الله سيدبر أمرنا يقول يكون آخرنا وان الله قد أبقى فيكم كتابه الذي هدى به رسول الله فان اعتصمتم به هداكم الله لما كان هداه الله له وأن الله قد جمع أمركم على خيركم صاحب رسول الله صلى الله عليه وسلم وثاني اثنين إذ هما في الغار فقوموا فبايعوه فبايع الناس أبا بكر بيعة العامة بعد بيعة السقيفة ثم تكلم ابو بكر فحمد الله وأثنى عليه بما هو أهله ثم قال أمابعد أيها الناس فاني قد وليت عليكم ولست بخيركم فان أحسنت فأعينوني وان اسأت فقوموني الصدق أمانة والكذب خيانة والضعيف منكم قوي عندي حتى أزيح علته إن شاء الله والقوي فيكم ضعيف حتى آخذ الحق ان شاء الله لا يدع قوم الجهاد في سبيل الله إلا ضربهم الله بالذل ولا يشيع قوم قط الفاحشة إلا عمهم الله بالبلاء أطيعوني ما أطعت الله ورسوله فاذا عصيت الله ورسوله فلا طاعة لي عليكم قوموا الى صلاتكم يرحمكم الله

Dan Muhammad bin Ishaq berkata telah menceritakan kepada kami Az Zuhri yang berkata telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik yang berkata ketika Abu Bakar dibaiat di Saqifah, esok harinya ia duduk diatas mimbar dan Umar berdiri di sampingnya memulai pembicaraan sebelum Abu Bakar. Umar mulai memuji Allah sebagai pemilik segala pujian, kemudian berkata “wahai manusia aku telah katakan kepada kalian kemarin perkataan yang tidak terdapat dalam kitabullah dan tidak pula pernah diberikan Rasulullah SAW kepadaku. Aku berpandangan bahwa Rasulullah SAW akan hidup terus dan mengatur urusan kita maksudnya Rasulullah akan wafat setelah kita. Dan sesungguhnya Allah SWT telah meninggalkan kitab-Nya yang membimbing Rasulullah SAW maka jika kalian berpegang tehug dengannya Allah SWT akan membimbing kalian sebagaimana Allah SWT membimbing Nabi-Nya. Sesungguhnya Allah SWT telah mengumpulkan urusan kalian pada orang yang terbaik diantara kalian yaitu Sahabat Rasulullah dan orang yang kedua ketika ia dan Rasulullah SAW bersembunyi di dalam gua. Maka berdirilah kalian dan berilah baiat kalian kepadanya. Maka orang-orang membaiat Abu Bakar secara umum setelah baiat di saqifah. Kemudian Abu Bakar berkata setelah memuji Allah SWT pemilik segala pujian. Ia berkata “Amma ba’du, wahai manusia sekalian sesungguhnya aku telah dipilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku orang yang terbaik diantara kalian maka jika berbuat kebaikan bantulah aku. Jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku, kejujuran adalah amanah dan kedustaan adalah khianat. Orang yang lemah diantara kalian ia kuanggap kuat hingga aku mengembalikan haknya kepadanya jika Allah menghendaki. Sebaliknya yang kuat diantara kalian aku anggap lemah hingga aku mengambil darinya hak milik orang lain yang diambilnya jika Allah mengehendaki. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah timpakan kehinaan dan tidaklah kekejian tersebar di suatu kaum kecuali adzab Allah ditimpakan kepada kaum tersebut. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku tidak mentaati Allah dan RasulNya maka tiada kewajiban untuk taat kepadaku. Sekarang berdirilah untuk melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian. [Al Bidayah Wan Nihayah Ibnu Katsir 5/269 dan ia menshahihkannya].

Begitu pula yang diakui putra Imam Ali sendiri yaitu Imam Hasan Alaihis Salam dimana ia berkhutbah dihadapan manusia dan menyatakan keutamaan Imam Ali yang tidak bisa dicapai oleh orang sebelum maupun sesudah Beliau.

خطبنا الحسن بن على رضي الله عنه فقال لقد فارقكم رجل بالأمس لم يسبقه الأولون بعلم ولا يدركه الآخرون كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يبعثه بالراية جبريل عن يمينه وميكائيل عن شماله لا ينصرف حتى يفتح له

Hasan bin Ali berkhutbah kepada kami, Beliau berkata “Sungguh kemarin, seorang laki-laki telah meninggalkan kalian, dimana orang-orang terdahulu tidak dapat menandinginya dalam hal keilmuan dan orang-orang yang datang kemudian juga tidak dapat menyainginya. Rasulullah SAW telah mengutusnya untuk memegang bendera pasukan. Saat itu, Jibril berada di sebelah kanannya sedangkan Mika’il berada di sebelah kirinya. Dia tidak akan pulang hingga negeri (yang didatanginya) berhasil ditaklukan [Musnad Ahmad no 1719 dan no 1720 dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dan dihasankan oleh Syaikh Al Arnauth]

Dapat kita lihat bahwa Imam Hasan alaihis salam mengakui keutamaan ayahnya Imam Ali yang tidak bisa dicapai oleh orang sebelum beliau dan setelah beliau. Ini merupakan pengakuan yang jelas akan keutamaan Imam Ali diatas semua sahabat lainnya termasuk Abu Bakar dan Umar. Perkataan Imam Hasan alaihis salam ini lebih dapat dijadikan hujjah karena Beliau adalah ahlul bait yang telah disucikan dan menjadi pedoman bagi umat islam.

Kami pribadi walaupun mengutamakan Imam Ali di atas Abu Bakar dan Umar, tidak pernah kami mencela atau mencaci mereka berdua seperti yang dituduhkan oleh pengikut salafy. Kami tetap menghormati mereka dan tidak pernah bersikap ghuluw terhadap mereka. Kami tidak pernah membela kesalahan mereka seperti yang ditunjukkan oleh sebagian pengikut salafy. Sebagian diantara mereka naik pitam jika kami menunjukkan kesalahan Abu Bakar dan Umar, padahal sebagai seorang yang mengaku pengikut sunnah maka sudah sewajarnya kalau yang menjadi pegangan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seandainya Abu Bakar dan Umar menyalahi ketetapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka tidak ada halangan bagi kami menyalahkan mereka dan sangat tidak perlu kami bersusah-susah membela mereka karena mereka berdua bukanlah orang yang selalu dalam kebenaran, mereka berdua bukanlah orang yang menjadi pedoman bagi umat islam. Maka kita dapat lihat sikap ghuluw salafy terhadap Abu Bakar dan Umar dan bersamaan dengan itu mereka malah meninggalkan Ahlul Bait Rasul. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggalkan Ahlul Bait sebagai pedoman bagi umat islam. Bukannya mengikuti perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , mereka salafiyun malah mendustakannya, entahlah sebenarnya siapa yang diteladani oleh salafiyun?. Kami pribadi tidak paham dan tidak berniat memahami sikap mereka. Salam damai

63 Tanggapan

  1. pertamax….

  2. Memang Abu Bakar dan Umar memiliki keutamaan, namum yang menjadi masalah apakah keutamaan tersebut kekal, sementara mereka berdua setalah sepeninggalan rasul “mengkhianati” janji2 mereka.

    Bukankah Nabi.saw juga sangat murka pada mereka berdua ketika mereka enggan berangkat bersama pasukan Usamah. Apakah kemurkaan Nabi.saw dan Fathimah.as pada mereka berdua tidak akan melemahkan keutamaan mereka??????

    Sementara Allah menilai amal terakhir seseorang. Bukankan dalam logika Islam bila seseorang (termasuk juga sahabat Nabi.saw) berbalik arah maka sia-sialah amal shalih mereka.????

    Mohon Pencerahan!

  3. @ytse-jam
    saya pribadi menganggap saya tidak memiliki hak untuk menilai bagaimana kedudukan akhir seseorang. Yang saya tahu baik Abu Bakar dan Umar memiliki keutamaan dan telah diriwayatkan pula bahwa Abu Bakar dan Umar melakukan kesalahan. Besar tidaknya kesalahan tersebut tentu tergantung penilaian masing-masing. Dalam perkara ini kami menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Allah SWT yang berhak menilai apakah kesalahan tersebut menyebabkan amal shalih mereka sia-sia atau Allah SWT mengampuni kesalahan mereka. Jadi mohon maaf kalau saya tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan 🙂

  4. @ytse-jam,

    Al-Quran lah sebaik baik petunjuk.

    ﴿ وَما مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَ فَإِنْ ماتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلى‏ أَعْقابِكُمْ وَ مَنْ يَنْقَلِبْ عَلى‏ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللهَ شَيْئاً وَ سَيَجْزِي اللهُ الشَّاكِرينَ ﴾

    144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul; sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

  5. @SP
    Saya ragukan atsar yang mas tampilkan dan mas menganggap atsar tsb merupakan ucapan Imam Ali as sebagai KETAWADHUAN beliau. Saya menganggap itu merupakan REKAYASA, untuk mengangkat pamor mereka. Saya berkesimpulan demikian. Karena tidak ada bukti/nash/hadits yang mengutamakan mereka lebih UTAMA dari Imam Ali as, sehingga orang2 tertentu yang tidak senang dengan Imam Ali as merekayasa beberapa atsar .
    Memang kita tidak bisa mengabaikan beberapa keutamaan mereka. Tapi mengatakan mereka lebih UTAMA dari Imam Ali as JAUH API DARI PANGGANG. Menurut saya Imam Ali as tidak pernah bersabda demikian.
    Kalau tawadhu Rasulullah berdasarkan Hirman Allah: ” Laa nufarrigun bainahum” artinya jangan mem.beda2kan antara Rasul. Dan Rasul tidak bersabda lain lain dari pada firman Allah/bertentangan Jadi menurut saya itu bukan TAWADHU tapi Firman Allah yang disampaikan oleh Rasulullah dengan bahasa yang mudah dipahami. Salam damai Wasalam

  6. @ A_Lee

    Bila kita timbang amal Abu Bakar dengan Nash Al-Quran dan Hadis Nabi.saw (terutama yang Nabi.saw ucapkan di saat2 terakhir hidup beliau) keutamaan Abu Bakar dan Umar dalam bahaya besar.

    Pada suatu hari Nabi.saw memerintahkan mereka untuk bergabung dengan pasukan Usamah bin Zaid tapi Abubakar, Umar san Sa’id bin Ubadah mendebat Nabi.saw dengan sangat keras dan mereka tidak bersedia ikut serta dlm pasukan itu sehingga Nabi MELAKNAT mereka yang tidak mau ikut.

    Nabi.saw bersabda: Segara berangkatkan pasukan Usamah, barangsiapa yang enggan bergabung maka LAKNAT ALLAH keatasnya.
    (Asy-Syahrastani, Al-Milal wa an-Nihal, Muqaddimah, hlm.23, dalam kitab yg sama Penerjemah: Prof. Asywadie Syukur, hlm.15)

  7. ِMari kita tanyakan kepada salafy, apakah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam lebih utama dari para Nabi yang lain termasuk lebih utama dari Nabi Yunus alaihis salam?.

    Pertanyaan yg sederhana namun sangat tepat ditujukan kepada shahibul inkonsisten al-wahabiyyun. Kita tunggu jawaban apa yg kita peroleh.

    Salam

  8. @SP
    whehehe tumben koment ane kagak dimunculin…. jangan2 seperti kata pak sp “NGETROLL” tapi husnuzhan aje mungkin kesalahan sofwarenya/jaringan

  9. @abu jufri
    lha itu di atas apa bukan komen anda, kalau begitu komen siapa 🙄

  10. @si SP
    lage dimana pak…? jangan2 lagi mimpi… koment ane pertama bukan koment nyang barusan eto Juni 10, 2010 pada 11:30. wuelehhhhhh……PAK…PAKKK… belum jadi kakek2an????

  11. @ Abu Jufri

    Anda jangan berdusta, blog ini selalu menampilkan komentar pengunjung, baik yang santun maupun yang kasar seperti anda. Tidak pernah beliau membuangnya, yang selalu membuang komentar adalah blog2 Salafy.

    Jauhilah dusta karena dusta itu adalah jalannya Salafy dan Yahudi. Dusta itu adalah pekerjaan setan dan setan itu diantaranya muncul dari Najed yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab AN-NAJDI dan setan itu juga muncul dari Bani Mudhar yaitu Ibnu Taimiyah BIN MUDHAR

    Maaf ya, saya bukan mengejek tokoh2 panutan anda tapi karena Nabi kami MUHAMMAD.SAW telah menyatakan demikian maka saya akan terus mengulang sabda Nabi kami agar mata dan hati anda terbuka.

    Ini dia ucapan Nabi.saw untuk tokoh2 penutan anda semoga laknat Allah menimpa setan-setan itu:

    Riwayat dari Uqbah bin Amir bin Abi Mas’ud, dia berkata: Rasulullah.saw menuding tangannya ke arah Yaman dengan bersabda “Iman yang kuat ada di sana, dan ketahuilah bahwa sifat kasar dan keras hati dimiliki oleh orang2 yang melalaikan agama” lalu beliau menuding KE ARAH TIMUR (NAJED) “dan disanalah muncul GENERASI SETAN di suku RABI’AH dan MUDHAR”
    (Shahih Bukhari, Kitab Badz’i Khalqi, No.3302)

    Fakta:
    Ibnu Taimiyah adalah SETAN dari suku MUDHAR

    ini silsilahnya:
    IBNU TAIMIYAH adalah: Taqiyuddin Abul Abbas bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah bin al-Khadir bin Ali bin abdullah bin TAIMIYAH al-Harrani dari kabilah Qaisiyah dari Bani Numa’ir bin Amir bin Sha’sha’ah dari Qais Ailan bin MUDHAR.
    (Silsilah ini bersumber dari majalah Asy-Syariah Vol. IV/No.45/1429H/2008, Hlm.9)

  12. @abu jufri

    lage dimana pak…? jangan2 lagi mimpi… koment ane pertama bukan koment nyang barusan eto Juni 10, 2010 pada 11:30. wuelehhhhhh……PAK…PAKKK… belum jadi kakek2an????

    Maaf ya kayaknya anda salah tempat kali, gak ada tuh komentar anda. Rasanya dari dulu komentar anda langsung tampil aja tuh, kagak ada moderasi. Kecuali kalau kata-kata anda terlalu kotor nah biasanya wordpress langsung melemparkan anda ke akismet :mrgreen:

  13. @SP
    Biasa, selalu berdusta. Otak mereka hanya diisi dengan, FITNAH, MENCACI, BERBOHONG, BERDUSTA DLSB.
    sALAM DAMAI WASALAM

  14. @ytse-jam
    xixixixii…. BELUM BELI KACA YAH???
    BUKANKAH AJARAN KALIAN MEWAJIBKAN TAQIYAH/BERDUSTA…..NGACA EUY NGACAAAA……
    NABI KALIAN ADALAH ABDULAH IBN SABA YG MENGAJARKAN SYIRIK MENUHANKAN ALI RADHIALLAHUANHU ..ULANGI AJA FATWA BIN SABA’ ITU..KAGAK KENA NEJEDNYA PAK TAPI KE IRAQ TEMPAT KAUM SYIAH YG MENGHIANATI AL HUSAIN RADHIALLAHUANHU..
    FAKTANYA SYAIKHUL ISLAM ADALAH IMAM AHLI SUNNAH MEMBERANTAS SYIRIK,BID’AH DAN AHLI2NYA…
    @sp
    Perkataan kotor…???? udahlah pak… kalo emang gangguan harap ane maklumi.. nyantai aja.

  15. bingung mode on..

    tapi yang jelas, mereka yang antum sebutkan diatas itu, adalah orang-orang yang sudah diJAMIN MASUK SURGA !!

    tinggal kita aja yang belum jelas statusnya ^__^

  16. memang betul,grub tanduk setan ini ga ngerti quran,pngetahuan mereka cuma sebatas tenggorokan,
    ga tau dia klu taqiyah ada disebutkan di quran.
    sdh kehabisan peluru,pake fitnah2 ttg ibnu saba.
    sdh kehabisan akal kali…,maklum akalnya kecil
    kasihan ga nyadar…

  17. Saya sangat bersyukur sekali kepada AllaaH SWT dan Solawat dan Salam untuk Nabi Muhammad dan Keluarga-nya.
    yang selalu membimbing saya dan keluarga “meniti jalan-Nya” melalui orang-orang yang Insyaa AllaaH luas pengetahuan dan hatinya (seperti Saudaraku, Secondprince) untuk tetap terus ikut meluruskan jalan menuju Islam yang sebenarnya.

    Saya dan keluarga hanya bisa mendoakan, semoga AllaaH senantiasa memberikan kekuatan tenaga, pikiran dan hati pada Anda dalam menghadapi celaan, hujatan dan fitnah yang membabi buta.

    Semoga ridha AllaaH SWT tercurah kepada Anda, keluarga dan Saudara-saudaraku yang lain yang dengan suka rela dan senang hati membimbing kami menuju Islam yang sebenarnya, aaamiiin….

    Buat saya pribadi, iman-islam yang sejati itu hanya untuk orang yang berakal (yang mampu menggunakan otak dan hatinya sekaligus).

    Btw. kalo boleh saya usul, bagaimana studi kritis Anda dan Pandangan-pandangan teman-teman ahlussunnah ini Anda bukukan dalam beberapa jilid? Agar lebih diketahui dan bermanfaat lebih luas saudara-saudara kita yang lain dan orang-orang di luar Islam.

    akhir kata, maju terus pantang mundur Saudaraku!

    Wassalaamu ‘alaykum wrhm. wbrk.

  18. @abu jufri

    Perkataan kotor…???? udahlah pak… kalo emang gangguan harap ane maklumi.. nyantai aja.

    Saya nyantai-nyantai saja lho, yang saya heran kan diatas anda itu yang awalnya bilang komentar anda gak dimunculin padahal seperti biasa komentar anda langsung tampil begitu saja tuh seperti komentar-komentar anda lainnya. Saya lihat di moderasi juga tidak ada, jadi yang bermasalah itu dari pihak anda kaliiii. Nyantai ajalah dan gak usah main tuduh biar damai :mrgreen:

    @abunabiel
    Salam kenal, terimakasih atas doanya ya 🙂

  19. @ Abu Jufri

    Kata Anda:
    BUKANKAH AJARAN KALIAN MEWAJIBKAN TAQIYAH/BERDUSTA…..NGACA EUY NGACAAAA……

    Udah koq mas, ngaca dengan al-Qurran dan Sunnah Nabi.
    Faktanya, ajaran Allah dalam al-Quran dan Sunnah Nabi.saw menyatakan bahwa bertaqiyah untuk menjaga, iman dan jiwa dari gangguan kaum zalim (iblis2 neraka seperti Muawiyah cs) SAH SAH SAJA dan WAJIB bila sangat urgen.
    Maka, bila orang Syiah bertaqiyah karena ingin menyelamatkan iman dan jiwanya dari kebiadaban kaum zalim itu artinya orang2 Syiah sedang melaksanakan ajaran Al-Quran dan Sunnah.

    Kata Anda:
    NABI KALIAN ADALAH ABDULAH IBN SABA YG MENGAJARKAN SYIRIK MENUHANKAN ALI RADHIALLAHUANHU ..

    Dalam kitab Syiah mana ada ajaran Abdullah Bin Saba, kalau ada coba anda tampilkan atau minta bantu sama Setan2 Najed kalian.

    Kata anda:
    KAGAK KENA NEJEDNYA PAK TAPI KE IRAQ TEMPAT KAUM SYIAH YG MENGHIANATI AL HUSAIN RADHIALLAHUANHU..

    Lhoo dimana kagak kena, buktinya ini:

    Riwayat dari Uqbah bin Amir bin Abi Mas’ud, dia berkata: Rasulullah.saw menuding tangannya ke arah Yaman dengan bersabda “Iman yang kuat ada di sana, dan ketahuilah bahwa sifat kasar dan keras hati dimiliki oleh orang2 yang melalaikan agama” lalu beliau menuding KE ARAH TIMUR (Najed) “dan disanalah muncul GENERASI SETAN di suku RABI’AH dan MUDHAR”

    Najed itu ada di Arab yang disebut sabagai Arab Badwi, bukan di Irak,

    Dan ini bukti ayat al-Quran:

    Al-A’rabu (arab badwi) amat keras kekafiran dan kemunafikannya, sehingga pantas mereka tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana (QS. at-Tawbah: 97)

    Nah terbuktikan GENERASI SETAN yang kafir dan munafik itu muncul dari Najed yaitu Arab Babwi, dan BANI MUDHAR adalah ARAB BADWI
    (Shahih Bukhari, Kitab Badz’i Khalqi, No.3302)

  20. @ Abu Jufri

    Kata Anda:
    BUKANKAH AJARAN KALIAN MEWAJIBKAN TAQIYAH/BERDUSTA…..NGACA EUY NGACAAAA……

    Udah koq mas, ngaca dengan al-Quran dan Sunnah Nabi.
    Faktanya, ajaran Allah dalam al-Quran dan Sunnah Nabi.saw menyatakan bahwa bertaqiyah untuk menjaga, iman dan jiwa dari gangguan kaum zalim (iblis2 neraka seperti Muawiyah cs) SAH SAH SAJA dan WAJIB bila sangat urgen.
    Maka, bila orang Syiah bertaqiyah karena ingin menyelamatkan iman dan jiwanya dari kebiadaban kaum zalim itu artinya orang2 Syiah sedang melaksanakan ajaran Al-Quran dan Sunnah.

    Kata Anda:
    NABI KALIAN ADALAH ABDULAH IBN SABA YG MENGAJARKAN SYIRIK MENUHANKAN ALI RADHIALLAHUANHU ..

    Dalam kitab Syiah mana ada ajaran Abdullah Bin Saba, kalau ada coba anda tampilkan atau minta bantu sama Setan2 Najed kalian.

    Kata anda:
    KAGAK KENA NEJEDNYA PAK TAPI KE IRAQ TEMPAT KAUM SYIAH YG MENGHIANATI AL HUSAIN RADHIALLAHUANHU..

    Lhoo dimana kagak kena, buktinya ini:

    Riwayat dari Uqbah bin Amir bin Abi Mas’ud, dia berkata: Rasulullah.saw menuding tangannya ke arah Yaman dengan bersabda “Iman yang kuat ada di sana, dan ketahuilah bahwa sifat kasar dan keras hati dimiliki oleh orang2 yang melalaikan agama” lalu beliau menuding KE ARAH TIMUR (Najed) “dan disanalah muncul GENERASI SETAN di suku RABI’AH dan MUDHAR”
    (Shahih Bukhari, Kitab Badz’i Khalqi, No.3302)

    Najed itu ada di Arab yang disebut sabagai Arab Badwi, bukan di Irak,

    Dan ini bukti ayat al-Quran:

    Al-A’rabu (arab badwi) amat keras kekafiran dan kemunafikannya, sehingga pantas mereka tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana (QS. at-Tawbah: 97)

    Nah terbuktikan GENERASI SETAN yang kafir dan munafik itu muncul dari Najed yaitu Arab Babwi, dan BANI MUDHAR adalah ARAB BADWI …!!!

  21. @ Abu Jufri
    Kata Anda:
    FAKTANYA SYAIKHUL ISLAM ADALAH IMAM AHLI SUNNAH MEMBERANTAS SYIRIK,BID’AH DAN AHLI2NYA…

    Omong kosong tuh mas, bagaimana mungkin SETAN BANI MUDHAR imam Ahli Sunnah sementara dia kufur pada Sunnah dan Munafik,

    Ini bukti kekufuran, kebohongan, kesetanan Ibnu Taimiyah bin Mudhar
    http://ibnutaymiah.wordpress.com/

  22. @abu jufri

    BUKANKAH AJARAN KALIAN MEWAJIBKAN TAQIYAH/BERDUSTA…..

    Wahh membedakan taqiyah dengan dusta saja belum paham, koq berani tereak2.. (pasukan berani mati yaaa.. 😀 )
    Yang saya tahu syi’ah mengijinkan taqiyah krn Allah dan Rasul-Nya mengijinkan hal tsb (apakah anda tidak pernah diajarkan oleh ustad anda Qur’an dan Sejarah Islam?
    Istri Fir’aun taqiyah, sahabat2 di mekkah juga taqiyah. Yang anda caci adalah Qur’an dan sahabat Rasul.

    Kalian paling alergi dengan “taqiyah” (versi wahabi) dan mut’ah (versi wahabi) tapi yang paling banyak melakukan taqiyah dan mut’ah adalah kalian.
    Di depan masyarakat kalian tampil tawadhu dan lembut, malamnya kalian buat bom untuk bunuh saudara2nya. Kalian rekrut orang2 awam dengan akhlak, ketika mereka sudah terjebak kemudian kalian ajarkan mereka memusuhi saudara2nya.
    Mengenai mut’ah? silakan anda baca fatwa ulama kalian dengan mut;ah versi wahabi. Dan juga silakan main2 ke Puncak (Bogor) terutama ketika musim haji, maka kalian akan lihat parade mut’ah versi wahabi.
    DUSTA..? Kalian baca saja blog satria syiah yang mengungkap kebohongan2 hakikat.com yang anda banggakan.
    Kalau masih belum cukup kalian kunjungi blog jakfari dan lihat berapa banyak buku2 islam diubah dan dipalsukan oleh kalian.

    Lama2 yang saya tahu adalah semua caci maki anda ternyata sangat tepat sasaran untuk anda sendiri.

    Salafy = Sunni..??
    1. Semua sufi (dari sunni) anda cap sesat.
    2. Indonesia 80%-90% Syafi’i, hampir semuanya anda katakan sesat => masuk neraka.
    3. Wali songo anda cap sebagai penyebar bid’ah ==>neraka.
    4. Tamu2 haji yang datang ke Mekkah kalian teror dengan paham kalian.
    5. Semua sunni ziarah ke kubur Rasulullah dan tabarruk kepada beliau. Apa yang anda lakukan kepada mereka? Bagi anda mereka semua sesat khan??.. 😀

    Ngaku2 sunni tapi sebagian besar sunni anda caci maki dan anda sudah sediakan neraka bagi mereka.

    Jadi hati2 kalau mencaci orang.

    Salam damai

  23. @teman2
    Mana mungkin mereka wahaby/salafy bisa berkaca dengan Alqur’an dan Sunah Rasulullah. Kacanya hanya disimpan ditong sampah. Sudah pasti tidak memantulkan lagi. Sudah penuH ditutupi debu dan sampah. Yang nyata2 ada dalam Alqur’an dan dilaksanakan oleh Rasul dikatakan DUSTA.. Wasalam

  24. Memahami bahwa Imam Ali as bersikap tawadhu dalam mengutamakan Abu Bakar dan Umar adalah pemahaman lanjutan yang berangkat dari pemahaman awal bahwa Imam Ali as adalah manusia terbaik setelah Rasulullah SAW (berdasarkan hadis-hadis yang terbukti shahih/mutawatir).

    Bila mereka salafiyyun gagal memahami atau menolak pemahaman awal ini maka otomatis mereka tidak akan pernah sampai pada pemahaman lanjutan di atas. Bagaimana mungkin seorang anak berumur 2 tahun bisa mencapai umur 2 tahun tanpa sebelumnya dia berumur 1 tahun?

  25. @ abu Jufri

    Wahai Saudaraku yang pandai, ingatlah sabda Nabi SAWW berikut ini:

    “Wahai para penuntut Ilmu. Sesungguhnya, ilmu mempunyai keutamaan-keutamaan yang banyak. Maka, kepala ilmu : tawaddu’/rendah hati (alias tidak sombong, tidak merasa dirinya paling benar, dan tidak gampang mengatakan : orang itu sesat!!!, kafir!!!) Matanya: berlepas diri dari hasut/iri hati (kalau tidak tahu akan sebuah informasi, ia tidak berani mengomentarinya, Artinya, ia hanya mau mengomentari sesuatu itu berdasarkan fakta saja, bukan opini. Apalagi, berdasarkan desas-desus). Telinganya : memahami dengan benar dan menyeluruh (untuk mengetahui sebuah informasi, berani merisetnya sampai ke akar-akarnya). Lisannya : kejujuran (tidak menutup informasi yang memang dia ketahui alias tidak berani melakukan kebohongan publik). Hafalannya : penyelidikan (berani melakukan riset dari berbagai sumber, termasuk sumber lawannya atau sumber yang awalnya memang ia tidak disukai). Hatinya : niat yang benar/ikhlas. (kalau kenyataanya sebuah informasi itu benar, atau dalilnya lebih kuat dari pemahaman sebelumnya, maka, dengan segera ia berani berubah). Akalnya : pemahaman terhadap segala sesuatu perkara. Tangannya : kasih sayang atau kepeduliaan. Kakinya : ziarah kepada para ulama. Semangatnya : keselamatan. Kebijaksanaannya : menjaga diri dari ketertarikan dunia/wara’/zuhud. ( HR Bukhari & Muslim, Sanad dari Ibnu Abbas:”Baa-bul ‘Ilm”).

    Jadi, kita kan di sini saling menimba ilmu, jadi, bukalah pintu hati dan pikiran Anda se-luas2nya kemudian nalarlah dengan Al-Quran. Jadikan Al Quran sebagai filter hati dan pikiranmu, wahai saudaraku. Jangan biarkan syaitan menguasai dirimu. Yakinilah segala yang haq itu datangnya dari AllaaH, Nabi-Nya dan 12 Imam-nya yang maksum sebagaimana tersebut dlm Al Quran.

    Janganlah Engkau biarkan dirimu menjadi Durhaka sebagaimana Umat Nabi Musa, Nabi Salih dan lain-lainnya.

    Kalau Saudaraku abu Jufri pandai berbahasa inggris, cobalah dibaca dengan hati dan pikiran terbuka buku karya Muhammad al-Tijani berjudul The Shi’ah are (the real) Ahl Sunnah.

    Aku doakan:

    Yaa AllaaH yaa Tuhanku, bukakanlah hati dan pikiran Saudaraku Abu Jufri, agar ia dapat menerima Hidayah dari-Mu. Hidah yang buat sebagian besar manusia di bumi ini tersia-sia. Jadikanlah dia salah satu penolong (agama) -Mu di antara Saudara-saudaraku yang lain. Semoga Engkau Mengabulkan doaku Yaa Rabb. Wash shalaatu wassalaamu ‘alaa Muhammadin wa aalhith Thayyibiinath Thaahiriin, wal hamdulillaaHi Rabbil ‘aalamiin…

  26. analisa saya mengenai SALAFYUN, mereka salafy, kebanyakan adalah manusia2 yg mencoba utk menjadi manusia yg terkesan Soleh dan Baik di mata Sosial Masyarakat, dikarenakan masa lalunya yang banyak berlumuran dosa, keras kepala, sombong, frustasi utk melakukan kesungguhan Taubat….kebetulan saya mengenal beberapa orang yg menjadi salafy dulunya adalah anggota Gang Preman yg sadissss. namun sayang, mngkin karena status sosialnya yg sdh rusak di mata masyarakat, mereka masuk pengajian Salafy yg dengan mudah menerima mereka, hanya utk menutupi Aibnya sendiri yg sdh luber…mereka membuktikan/berusaha ‘melawan’ masyarakat yg sdh terlanjur mencap jelek dengan berbalik menjadi manusia yg Paling Benar di muka bumi ini.
    maaf,… ini hanya analisa saya dlm mengamati mental preman para salafiyun yg ternyata dulunya adalah Preman betulan (walaupun ada juga bekas preman yg sungguh2 bertaubat tetapi tdk menjadi Salafy)…karena ciri2 preman itu, zolim, tdk ada belas kasih, selalu ngin menang dengan segala cara, penjilat (menjilat orang2 berduit/penguasa)..

  27. @ hiroali

    Kata anda:
    analisa saya mengenai SALAFYUN, mereka salafy, kebanyakan adalah manusia2 yg mencoba utk menjadi manusia yg terkesan Soleh dan Baik di mata Sosial Masyarakat, dikarenakan masa lalunya yang banyak berlumuran dosa, keras kepala, sombong, frustasi utk melakukan kesungguhan Taubat….

    Benar sekali, memang golongan salafy ekstrimis itu sudah ditakdirkan menjadi setan dalam umat Muhammad.saw sebagaimana kehadiran ekstrimis yahudi dalam umat Musa.as. Dan Nabi.saw pun sudah pernah meramalkan tentang mereka lengkap dengan ciri-cirinya.

    Sabda Nabi.saw:
    …Apabila kalian lihat shalat mereka seakan tidak bernilai shalat kalian, apabila kalian melihat puasa mereka seakan tidak bernilai puasa kalian, dan apabila kalian melihat amal shalih mereka seakan tidak bernilai amal shalih kalian, (tapi) MEREKA MEMBACA AL-QURAN NAMUN TIDAK MERESAP KE DALAM KERONGKONGAN MEREKA DAN MEREKA LEPAS DARI ISLAM BAGAIKAN ANAK PANAH LEPAS DARI BUSURNYA……(HR. Bukhari)

    Salam

  28. yg saya pahami tanda tanda setan dari nejd :
    1. Muncul di Najd ( Muhammad bin abd Wahab an Najdi )
    2. Ngaji ga sampai kerongkongan ( tekstual banget )
    3. Bercukur kepala ( kelakuan si bedol wahab )
    4. Ulamanya dr Bani Mudhar ( wah … ibn Taimiyah banget nih .. ( ^_^ )
    5. suka menjilat pantat raja2 kerajaan Bid’ah Saud … hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: “Akan keluar nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin” AI-Hadits. (sejarah wahabi banget niy yg dimotori ibn abd wahab & boznya si Raja saud)
    Pantasan kalau kelakuan raja2 saudi sendiri yg mesra sama zionis tuh syekh pada bungkam ,,,, ternyata PENJILAT sesuai sabda Rasul …..
    6. dll

  29. Satu kalimat buat perdebatan kalian diatas
    …Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un…

  30. @ Tuan Doel Ferguson

    Perdebatan untuk mencari kebenaran musti dilakukan asalkan dengan santun, terfokus dan lapang dada.

    Adanya perdebatan seperti di blog ini sangat banyak manfaat karena dengan itu kita mendapatkan informasi untuk membuat kita yakin akan keabsahan agama kita dan kita bisa membedakan yang mana ajaran agama dan yang mana racun yang dibubuhi oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk membunuh agama kita.

    Benar kata anda “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun ”
    Sesungguhnya (semua) milik Allah dan kepada-Nya lah ia akan kembali.

    Justru bila suatu polemik atau suatu hal yang saling bertentangan tidak diperdebatkan untuk mencari kebenaran maka pantas untuk dikatakan “Fasiiru fil ardhi fandluru kaifa kaana ‘aqibatul mukadzibiin”

    Salam

  31. @Ytse-Jam

    “Perdebatan untuk mencari kebenaran musti dilakukan asalkan dengan santun, terfokus dan lapang dada”

    saya setuju dengan pendapat anda diatas…
    tapi saya liat perdebatan diatas banyak kata yang tidak “santun” bahkan cenderung “menghina dan mencaci”
    kesan yang saya terima adalah pertengkaran untuk mencari kemenangan bukan perdebatan untuk mencari kebenaran.

    Maaf kalau saya salah menilai perdebatan kalian, saya hanya prihatin melihat saudara2 sesama ISLAM saling bertengkar, karena kata nenek BERTENGKAR ITU JELEK.

    SALAM

  32. @sp
    ko jd kacau?di hapus n di blok aj pengacau2 tsb.avatarnya aja sdh terlihat
    ko bisanya mereka2 ini punya prilaku kotor,apa mereka ga punya sedikit cahaya dihati mereka

  33. Ramee..euih, boleh nich nonton ama tepuk2 tangan, baru tau klo syiahnya jg dah banyak !

  34. @YOSEP
    Anda kalau belum bisa membedakan mana Syiah dan mana Pencinta Ahlulbait jangan sok komentar

  35. @ YOSEP

    Silahkan anda nonton dan bertepuk tangan, tidak ada yang larang koq. Mudah2an anda bisa menarik dari apa yang anda tonton itu. Soal Syiah atau Sunni itu hanyalah jalan dalam memahami Islam yang masing2 punya dalil dalam berargumen (hanya saja yang perlu diuji adalah keandalan dari dalil itu sendiri). Yang pasti Syiah tidak memusuhi Sunni dan Sunni (yang benar benar Sunni, bukan Salafi atau Wahabi) juga tidak memusuhi Syiah. Yang memusuhi Syiah atau Sunni hanya orang2 yang merasa diri paling dan ngaku-ngaku diri paling.

    Selamat menonton.

  36. SAlam saudara,betapa bagus nya laman ini, banyan membantu says Salam berhafapan hujjah salafi. Dengan kebenaran saudara saya mahu loadkan artikel2 saudarA ke dlm blog saya, harap saudara membenarkan. Salam Dari pengikut ahlul bait Malaysia

  37. Istighfar-lah saudara-saudaraku, janganlah saling berkata-kata penuh kebencian… kita semua bersaudara… di bawah panji Islam, Tuhan yang Maha Perkasa Allah ‘Azza wa Jalla dan Nabi-Rasul Mulia yang sama mengapa kita saling membenci?…

    Jika memang saudara-saudaraku memang mengaku sebagai Ahlus Sunnah yang baik, cobalah kita taati sunnah rasululaaH SAW yang memerintahkan kita untuk berpegang teguh kepada Al-Quran dan Itrah (Ahlul Bayt) beliau yang terpilih dan disucikan sendiri oleh Allah SWT, supaya kita tidak tersesat sampai akhir zaman sepeninggal beliau. (Coba lihat HR. Turmudzi, dalam Shahih-nya, juz V, hal. 329, hadis no. 3876, terbitan Dar al-Fikr, Mesir; Kanz al-‘Ummah, I;154; Mu’jam al-Shaghir, Thabrani, I:135; Usad al-Ghabah fi Ma’rifat al-Shahabah, I:12; dll). Beliau SAW sendiri sudah memastikan bahwa beliau akan melihat kita menentang dalam keduanya.

    Tidak sadarkah kita segala perbuatan, sikap dan kata-kata kita tersebut telah mendurhakai Nabi kita yang mulia SAW?

    Cobalah pertanyakan diri kita ini, di balik kesombongan diri yang mengaku sebagai manusia-manusia muslim penegak Sunnah Rasul ini, ada rasa bersalah karena telah meninggalkan sunnah beliau, yang sering beliau sebut-sebutkan di masa sehat beliau dan di masa akhir umur beliau?

    Lalu cobalah kita membuka mata kita lebar-lebar dengan menggunakan perangkat informasi canggih kita, mestinya kita dapat melihat dunia Islam di belahan dunia yang lain yaitu Mesir, di mana pemuka-pemuka Islam dari kalangan Ahlussunnah baru-baru ini sudah mulai mengakui sebuah doktrin yang mereka sebut doktrin 12 imam. Karena salah seorang pemuka Ahlussunah, DR. Majdi Wahbe, sudah membuktikan sendiri bahwa Al-Quran telah memnyebutkan kata “imam” dan turunan katanya sebanyak 12 kata. kedua belas kata “imam”dan turunan katanya tersebut , menurutnya, kata-kata tersebut membuktikan keberadaan 12 imam yang dimulai dari Imam ‘Ali a.s. sampai berakhir pada Imam Mahdi as. selain itu, beliau juga telah menemukan penggunaaan kata turunan dari kata “kisa” yang berarti kain penutup atau selimut (yang berkaitan dengan peristiwa yang disebut dalam Hadis “Kisa”) diulang di dalam Al-Quran sebanyak 5 kali. Di mana kita ketahui berdasarkan Hadis Kisa tersebut bahwa yang dimaksud Ahlul bayt Nabi Muhammad SAW dalam Surat Al-Ahzab ayat 33 adalah Imam ‘Ali as, Fathimah as, Hasan as. dan Husayn as yang diselimuti oleh dan bersama Nabi sendiri sambil dimohonkan Nabi agar mereka disucikan AllaaH SWT.

    Mukjizat Al-Quran tersebut sebenarnya sudah tidak asing lagi di kalangan saudara-saudara Muslim Syi’ah sebagaimana telah diungkapkan dalam buku DR. Abu Zahra’ An Najdiy yang berjudul Min al-I’jaz al-Balaghiy wa al-‘Adadiy li al-Qur’an al-Karim yang terjemahannya dalam Bahasa Indonesia diberi judul Al-Qur’ an dan Rahasia Angka-angka.

    Apakah kita harus terus memperdebatkan sahih/tidak sahih terus menerus, sementara Al-Quran telah memberikan bukti yang nyata? Abaikan perintah Nabi untuk berpegang teguh pada Itrah-nya (Alhlul Baytnya) jika itu kita anggap salah, tapi, bukankah kita harus berpegang teguh kepada Al-Quran? Tanyakanlah pada diri kita, apakah berpegang teguh kepada Al-Quran itu sudah kita lakukan sepenuh hati? Kalau ya, berimanlah! karena segala mukjizat-mukjizat angka yang telah diungkap oleh DR. Majdi Wahbe dan DR. Abu Zahra’ dari Al-Quran itu merupakan BUKTI YANG NYATA. FattaqullaaHa Haqqa Tuqaatih!!!!

    Takutlah kita seharusnya, pada firman AllaaH dalam ayat-ayat berikut:
    “Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang-orang yang kafir ada siksa yang menghinakan.” (QS Al-Mujaadilah (58):5).

    dan:
    Katakanlah(Muhammad): “Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.” (QS Al-An’ am (6):57)

    Marilah kita gunakan akal sehat, hati yang jernih untuk mengkaji satu informasi itu benar atau tidak. marilah kita jadikan Al-Quran sebagai satu-satunya filter kebenaran untuk menyatakan suatu hadits yang shahih sebagai sebuah kebenaran yang bersumber dari Nabi SAW. Karena kita harus yakini bahwa Nabi SAW dan Itrah-nya tidak akan pernah berbuat, berkata dan bersikap yang bertentangan dengan Al-Quran yang datangnya dari AllaaH SWT, karena mereka telah disucikan dan dipelihara AllaaH SWT dari segala kesalahan dan dosa oleh karena itulah mereka bukan manusia biasa sebagaimana sahabat Nabi yang paling taqwa sekalipun.

    Janganlah kita berdebat dengan penuh kebencian, contohlah para pemuka-pemuka Sunni yang terus mencari kebenaran dengan pikiran jernih, hati yang bersih dan sambil terus melakukan dialog-dialog damai dan santun yang bertujuan akhir pada persatuan umat Islam. Karena persatuan bisa terwujud bila kita semua sepaham bukan?

    Salam Damai.

  38. @abunabiel
    Mudah2an Allah membuka pintu HidayahNya bagi mereka. Dan mereka belum sampai pada tingkat KHATTAMULLAH ALA QULUBIHIM DST QS 2: 7. Wasalam

  39. 1. In the example which he gave of Prophet(saw), He(saw) was asked that does he consider himself to be superior to Musa(as) Or people were claiming that Prophet(saw) was better than musa(as), So he prohibited people from that. Here the personality with whom the comparison was made was mentioned.

    2. But in the hadeeth of Ali(ra), he wasn’t given any option, that whether he consider himself superior or ABubakr(ra) superior. He was just asked who were the best people after prophet(saw), WITHOUT ANY OPTIONS being given to him. But Ali(ra) named only two people from himself.

    3. Why didnt Ali(ra) named other companions? If he was being humble then he(ra) should have said that all sahaba are at same level. But he specificaly named Abubakr and Umar.

    4. Why did he differentiate between Abubakr and Umar ? If he was being humble, then he should have applied the same rule towards Abubakr(ra) and Umar(ra). That both were at same level, but he said after Prophet(Saw) Abubaklr is the best and then after him, Umar.

  40. @sword of sunnah

    sebelum menjawab banyolan anda, silakan anda baca dengan lengkap tulisan di atas. Hujjah saya ketika menyatakan riwayat Imam Ali itu twadhu’ karena telah shahih dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bahwa Imam Ali lebih utama dari semua sahabat termasuk Abu Bakar dan Umar. Silakan lihat hadis-hadis yang saya jadikan hujjah di atas [jika kurang masih banyak lagi].

    Kemudian mengapa Imam Ali menyatakan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah orang yang terbaik?. Jawabannya karena diantara para sahabat yang lain memang Abu Bakar dan Umar lebih utama tetapi tidak jika dibandingkan dengan Ahlul Bait. Disinilah letak tawadhu’ nya Imam Ali. Ketika Beliau mengatakan hal itu, Beliau telah mengeluarkan dirinya. Sehingga maksud terbaik disitu adalah diantara umatnya selain Ahlul Bait. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan ahlul bait adalah pegangan umat yang tidak bisa dibandingkan dengan siapapun. Nah mari kita jawab banyolan anda

    1. In the example which he gave of Prophet(saw), He(saw) was asked that does he consider himself to be superior to Musa(as) Or people were claiming that Prophet(saw) was better than musa(as), So he prohibited people from that. Here the personality with whom the comparison was made was mentioned.

    Anda tidak membaca hadis-hadis yang saya tulis. Perkataan Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] itu tertuju untuk semua Nabi Nabi lain tidak hanya Musa. Lafaz hadisnya sangat jelas. Bahkan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengatakan dusta bagi siapa yang mengatakan Beliau lebih baik dari Nabi Yunus. Sekarang saya tanya pada anda apakah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] lebih baik atau utama dari semua Nabi?. Apakah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] lebih baik atau utama dari Nabi Yunus?. Silakan jawab kalau anda mampu.Tentu saja anda hanya akan mampu menjawabnya jika mengartikan hadis-hadis tersebut sebagai tawadhu’ Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Kalau anda tidak mengartikan tawadhu’ dan menjawab “ya” maka anda sudah melanggar perintah dalam hadis di atas dan layak untuk dikatakan dusta

    2. But in the hadeeth of Ali(ra), he wasn’t given any option, that whether he consider himself superior or ABubakr(ra) superior. He was just asked who were the best people after prophet(saw), WITHOUT ANY OPTIONS being given to him. But Ali(ra) named only two people from himself.

    lha apa gunanya adanya option atau tidak. Bukan disitu letak hujjahnya. Hujjahnya adalah apakah perkataan Imam Ali itu menunjukkan bahwa Abu Bakar lebih utama dari dirinya?. Jawabannya tidak, mengapa karena Imam Ali tahu kedudukan dirinya sebagai Ahlul Bait yang tidak bisa dibandingkan dengan siapapun. Jadi maksud yang terbaik disana adalah diantara umatnya atau para sahabat yang lain. Bukti Imam Ali tidak memasukkan dirinya terlihat jelas dari lafaz yang menunjukkan tawadhu’ yaitu “tidaklah aku kecuali seorang dari kaum muslimin”. Lafaz ini hanya bisa dipahami sebagai tawadhu’ tentu bagi mereka yang mengetahui kedudukan Imam Ali sebagai Ahlul Bait. Sedangkan para nashibi, mereka akan bersorak kegirangan dan berkata ternyata Ali tidak lebih kedudukannya dari kaum muslimin yang lain. Dan maaf saya lihat, anda termasuk nashibi yang demikian. Na’udzubillah.

    3. Why didnt Ali(ra) named other companions? If he was being humble then he(ra) should have said that all sahaba are at same level. But he specificaly named Abubakr and Umar.

    Apa relevansinya soal siapa orang yang disebut. Mau disebutkan itu Abu Bakar atau Umar atau siapapun tetap saja hujjah kami sama yaitu seperti yang sudah kami jelaskan.

    4. Why did he differentiate between Abubakr and Umar ? If he was being humble, then he should have applied the same rule towards Abubakr(ra) and Umar(ra). That both were at same level, but he said after Prophet(Saw) Abubaklr is the best and then after him, Umar.

    Baca dong baca, dalam atsar lain. Imam Ali menyebutkan keduanya bersamaan tanpa membedakan Abu Bakar dan Umar.

    حدثنا عبد الله قال حدثني أبي قثنا أبو معاوية قثنا هارون بن سلمان عن عمرو بن حريث قال سمعت عليا يقول خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر وعمر ولو شئت أن أسمي الثالث

    atsar diatas justru menyebutkan Abu Bakar dan Umar bersamaan terbaik setelah Nabi. Aneh, bagian mana yang mau anda jadikan hujjah untuk membantah saya. Mau bersamaan atau tidak tetap saja tidak mengubah hujjah yang saya sampaikan. Mudah sekali untuk mengatakan Abu Bakar dan Umar adalah orang terbaik diantara para sahabat lain dan Abu Bakar lebih utama dari Umar. Tetapi walaupun begitu mereka berdua tidaklah lebih utama dari Ahlul Bait. Bukti paling nyata adalah mereka berdua termasuk orang yang diperintahkan oleh Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] untuk berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Ahlul Bait. Mana mungkin mereka berdua mau dikatakan lebih utama dari Imam Ali yang merupakan Ahlul Bait.Maaf saya bukan syiah dan saya tidak merasa sulit sedikitpun untuk mengakui Abu Bakar dan Umar sebagai orang yang utama dibanding sahabat lain tetapi seperti yang berulang kali saya tekankan kedudukan mereka berdua tetap tidak lebih utama dari Ahlul Bait.

    Ada yang lucu dari tulisan anda. Anda menjadikan hujjah atsar yang justru menentang anda dan menguatkan kami [walaupun kami pribadi tidak berhujjah dengan atsar tersebut]. Inilah riwayat yang anda tulis disini

    4. İbn Asakir in his “Tareeh madinatul dimashq” 30/361 narrated:

    جاء رجل إلى علي بن أبي طالب فقال يا خير الناس بعد رسول الله ( صلى الله عليه و سلم ) قال له رأيت أبا بكر وعمر قال لا قال لو قلت إني رأيتهما لحددتك ثم قال خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر وعمر نحن أهل بيت لا يقاس بنا أحد
    “A man came to Ali and said to him: “O the best of the people after prophet (sallalahu alaihi wa ala alihi wa salam)”. Ali asked:”Have you seen Abu Bakr and Umar?” He said: “No”. Ali said: “If you would reply positively i would implement hadd upon you”. And then he said: “The best of this nation after prophet (sallalahu alaihi wa ala alihi wa salam) are Abi Bakr and Umar, and we are ahle-bayt no one can compared with us”.

    Mengutip tetapi tidak bisa membaca dengan baik, itulah anda. Silakan dibaca itu bagian pernyataan Imam Ali bahwa Beliau adalah ahlul bait yang tidak bisa dibandingkan dengan siapapun

  41. @Tripoly sunni

    Ya Akhi this guy is boring, by Allah he’s boring and he has mental problems and issues may Allah help him, I don’t know what his problem is maybe his wife left him or something but overall he’s one of the worst cases I’ve seen in Shi’ism… So Abu Bakr is saying “I became your leader and I am not the best of you” He could be saying this to soften the hearts or he may be afraid that some companions may be sad or may see themselves as equally worthy of this position so he said it as consolation, when you win a prise in a competition do you jump and say “Yes I am the best”??? or do you say “I really don’t deserve this, many others were more worthy”, and if he weren’t the best the people wouldn’t have given him Baya’ah in the first place, it’s not like he tapped them on the hands and forced them to give the Baya’ah.

    Silakan para pembaca lihat. Mereka yang berdiskusi di forum itu memang mengidap penyakit yang sama yaitu suka menghina orang lain. Soal hinaannya terhadap saya itu saya kembalikan saja kepadanya. wahai nashibi jika anda bisa berkata begini begitu, mungkin Abu Bakar begini mungkin Abu Bakar khawatir dan kemungkinan lainnya yang bisa anda buat sesuka hatinya maka apa susahnya dikatakan kemungkinan Abu Bakar mengatakannya karena ia bukan yang terbaik diantara semua sahabat Nabi. Diskusi ini membosankan karena kalian hanya sibuk dengan pikiran kalian sendiri

    But below you have ‘Ali telling you over and over and over that ABU BAKR IS THE BEST! yet you reject it, if it was out of tawadu’u then why the heck would he keep referring to Abu Bakr and ‘Umar? Why didn’t he say Mu’ath ibn Jabal and Abu Huraira?

    Baca hadis Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] ini baik-baik wahai nashibi

    حدثنا سفيان بن وكيع حدثنا عبيد الله بن موسى عن عيسى بن عمر عن السدي عن أنس بن مالك قال كان عند النبي صلى الله عليه و سلم وسلم طير فقال اللهم آئتني بأحب خلقك إليك يأكل معي هذا الطير فجاء علي فأكل معه

    Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa dari Isa bin Umar dari As Suddi dari Anas bin Malik yang berkata Rasulullah SAW suatu ketika memiliki daging burung kemudian Beliau SAW bersabda “Ya Allah datangkanlah hambamu yang paling Engkau cintai agar dapat memakan daging burung ini bersamaKu. Maka datanglah Ali dan ia memakannya bersama Nabi SAW” [Sunan Tirmidzi 5/636 no 3721 hadis shahih dengan keseluruhan jalannya]

    Bukan Abu Bakar dan bukan Umar. Hamba Allah yang paling Allah cintai adalah Imam Ali. Ini bukti shahih dari Rasulullah [shallallahu ‘walaihi wasallam] bahwa Imam Ali lebih utama dari Abu Bakar dan Umar. Masih ada lagi silakan baca

    دثنا أبو سعيد عمرو بن محمد بن منصور العدل ثنا السري بن خزيمة ثنا عثمان بن سعيد المري ثنا علي بن صالح عن عاصم عن زر عن عبد الله رضى الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الحسن والحسين سيدا شباب أهل الجنة وأبوهما خير منهما

    Telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Amru bin Muhammad bin Manshur Al ‘Adl yang berkata telah menceritakan kepada kami As Sariyy bin Khuzaimah yang berkata telah menceritakan kepada kami Utsman bin Sa’id Al Muri yang berkata telah menceritakan kepada kami Ali bin Shalih dari Ashim dari Zirr dari Abdullah RA yang berkata Rasulullah SAW bersabda “Hasan dan Husain Sayyid [Pemimpin] pemuda surga dan Ayah mereka lebih baik dari mereka” [Al Mustadrak Ash Shahihain no 4779]

    Silakan pikirkan baik-baik Abu Bakar dan Umar itu termasuk pemuda surga atau bukan. Jika anda katakan “bukan pemuda surga”, nah maaf itu berarti anda jauh lebih parah dari syiah rafidhah. Jika iya maka Imam Hasan dan Husain lebih utama dari mereka. Apalagi Imam Ali jauh lebih utama. Itulah yang dikatakan oleh Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam].

    Jadi sangat wajar kalau kami mengartikan atsar Imam Ali itu sebagai tawadhu’. Ulah kalian para nashibi bisa ditebak kalian akan mencari dalih untuk mendhaifkan hadis hadis tersebut, yah jika demikian maka benarlah bahwa kalian memang munafik. Seharusnya kalau anda konsisten maka anda pun harus mengatakan bahwa Imam Ali menganggap Abu Bakar dan Umar sebagai pendusta, pendosa dan pengkhianat. Itulah yang disebutkan dalam Shahih Muslim. Tetapi apa anda berani mengakuinya, paling anda akan cari-cari alasan dan dalih.

  42. Siapa saja yang menghina pribadi seseorang karena kejahiliannya, maka yang menghina adalah syaitan. Karena hanya syaitan saja yang bisa mememecah bela umat yang beriman.

  43. Ah, time to end your silly rants, if you are talking about hadeeth e Tayr(bird) then its munkar. So just like your dajjali brothers you are using weak reports to deceive people, again.

    Refer this thread:
    http://www.ahlalhdee…read.php?t=9230

    http://gift2shias.co…tayir-analyses/

    INTRSTINGLY, Even all the shia hadees of hadith e tayr are weak
    http://www.fnoor.com/fn0106.htm

    And if you want to use a munkar report against us then here is a report of Ali(ra) for you,

    Ali [ra] said : ولا يبلغني عن أحد يفضلني عليهما إلا جلدته حد المفتري

    “I will lash anyone who prefers me over Abu Bakr and Umar, the lashing of a slanderer.” [Lisan al-Mizan, Vol. III P. 290]

  44. I would be happy to answer fools like you.

    Just as the Jews are like donkeys carrying books, you are the donkey of cut-and-paste. So here’s your answer Mr. Cut-and-Paste Donkey:

    There are no quotation marks in Arabic. Therefore the hadith could be read as “Whoever says I am better than Yunus b. Matta,” but it could very well also read as “Whoever says, ‘I am better than Yunus b. Matta’ is a liar.”

    In the second case, the intent of the hadith is that some jahil people might read the story of Yunus in the Qur’an and think poorly of him because of the punishment he received because of his mistake. This is a warning to such jahil people to not look down upon this great prophet or to think highly of themselves.

    Are you satisfied now. If you were interested in the truth, or had an inkling of knowledge in the Shari’a, you would have discovered this on your own long time ago. This is why I don’t want to waste my time on you.

  45. let me cite thatr report first:

    Narrated Muhammad bin AlHanafiya: I asked my father (`Ali bin Abi Talib), “Who are the best people after Allah’s Apostle ?” He said, “Abu Bakr.” I asked, “Who then?” He said, “Then `Umar. ” I was afraid he would say “Uthman, so I said, “Then you?” He said, “I am only an ordinary person. (Sahi bukhari 5.20)

    The thing which the son of Ali(ra) who had question him, didnt understand, this moron understood it 1400 years later.. what an irony. The questioner who was son of ALi(ra), UNDERSTOOD from the answer of ALi(ra) that ALi(ra) DIDNT include himself in the list of superior, people. Yet this fool tries to explain the opposite. I leave this for the audience to decide. And again this point of mine which this fool tried to refute stands firm.

  46. You said: Apa relevansinya soal siapa orang yang disebut. Mau disebutkan itu Abu Bakar atau Umar atau siapapun tetap saja hujjah kami sama yaitu seperti yang sudah kami jelaskan.

    My reply

    you explanation was stupdity and jahalat, its apparent that you don’t have a sensible answer to the question we asked. So like the above even this point remains irrefutable for you, o undercover shiatu dajjal.

  47. You said: Ada yang lucu dari tulisan anda. Anda menjadikan hujjah atsar yang justru menentang anda dan menguatkan kami [walaupun kami pribadi tidak berhujjah dengan atsar tersebut]. Inilah riwayat yang anda tulis…

    My reply

    Im talking about this narration moron,

    Narrated Muhammad bin AlHanafiya: I asked my father (`Ali bin Abi Talib), “Who are the best people after Allah’s Apostle ?” He said, “Abu Bakr.” I asked, “Who then?” He said, “Then `Umar. ” I was afraid he would say “Uthman, so I said, “Then you?” He said, “I am only an ordinary person. (Sahi bukhari 5.20).

    Read it again, by borrowing working brain from someone…

    btw i have used this report in several articles.

    What a big fool this is, I’m talking about this SAHi narration, i can’t understand why this fool brings some weak reports instead of authentic ones to strengthen his case?

    This is the report im talking about, and its complete:

    Narrated Muhammad bin AlHanafiya: I asked my father (`Ali bin Abi Talib), “Who are the best people after Allah’s Apostle ?” He said, “Abu Bakr.” I asked, “Who then?” He said, “Then `Umar. ” I was afraid he would say “Uthman, so I said, “Then you?” He said, “I am only an ordinary person. (Sahi bukhari 5.20).

  48. @SP

    Mas SP harus tetap sabar dan berlapang dada. Para Imam yang suci adalah contoh yang paling baik dalam menghadapi fitnahan dan hinaan.

    Salam

  49. Narrated Muhammad bin AlHanafiya: I asked my father (`Ali bin Abi Talib), “Who are the best people after Allah’s Apostle ?” He said, “Abu Bakr.” I asked, “Who then?” He said, “Then `Umar. ” I was afraid he would say “Uthman, so I said, “Then you?” He said, “I am only an ordinary person. (Sahi bukhari 5.20)

    Orang yang berakal akan mengerti bahwa ucapan yang keluar dari Imam Ali adalah kedalaman bahasanya dan ketawadhu’annya. Coba pikirkan baik-baik. Siapakah yang lebih tinggi kedudukannya? Si Penilaikah atau Yang Dinilai? Bagaimana mungkin Penilai bisa menilai Yang Dinilai jika kedudukannya lebih rendah?

    Sehingga menjadi jelaslah mengapa Imam Ali menyebutkan nama person tertentu.

    Saya pesimis para nashibi bisa memahami bahasa.

    Salam

  50. @sword of…..
    Kalau dibilang tdk mengerti bisa berbahasa Inggris. Mau dibilang tdk membaca sejarah Islam masih bisa mengeluarkan hadits (walaupun anda tdk mengerti tawadhu).Anda jangan hanya membaca buku2 Nashibi saja. Akibat anda fanatik buta.
    Saya anjurkan anda membaca buku2 ini (sehingga anda tau lebih jelas bahwa kata2 Imam Ali as tentang Abubakar, Umar dan Utsman adalah tawadhu) semua karangan Sunni
    1 al Fushuul al Muhimmah oleh Ibn Sdabbagh al Maliki
    2.ash Shawaiq oleh Ibn Hajar al-Hatsami hal.11.
    3.Is’aaf ar-Raghibiin oleh ibn Shabban.
    Ini merupakan informasi utk anda. Tapi saya yakin anda akan tetap menolak penjelasan mereka.karena
    Sepeti Firman Allah, apapun yang dikatakan tetap ditolak karena hatinya mati, mata tdk bisa membaca, telinga tdk bis mendengar.

  51. bahasa inggris anda akan jadi bumerang membuka kedok akan kepongahan dan kebodohan anda sendiri jika tetap bersikeras membela Muawiyah bin abusofyan dan yazid bin muawiyah la. dan akan secara langsung menghina NAbi Saww dan Ahlulbayt Nabi Saww…
    Ilmu anda terlihat hanya sebatas Copy Paste dari sumber Nashibi dan antek2nya..What a shame guy..

  52. maaf komen sy di atas untuk @ sword of sunnah

  53. @sword of sunnah

    Ah, time to end your silly rants, if you are talking about hadeeth e Tayr(bird) then its munkar. So just like your dajjali brothers you are using weak reports to deceive people, again.

    Refer this thread:
    http://www.ahlalhdee…read.php?t=9230

    http://gift2shias.co…tayir-analyses/

    INTRSTINGLY, Even all the shia hadees of hadith e tayr are weak
    http://www.fnoor.com/fn0106.htm

    Benar sekali dugaan saya, anda tidak berbeda dengan para nashibi lainnya akan melemahkan setiap hadis yang menunjukkan keutamaan Ahlul Bait di atas para sahabat. Hadis Thair memiliki sanad yang banyak sebagian diantaranya shahih sebagian dhaif tetapi secara keseluruhan dengan mengumpulkan jalan jalannya hadis tersebut shahih. Kami pribadi sudah pernah menulis tentang kedudukan hadis tersebut disini. Silakan dibaca

    Imam Ali Manusia Yang Paling Dicintai Allah SWT : Bukti Keutamaan Di Atas Abu Bakar dan Umar

    soal hadis syiah yang anda kutip maka saya katakan, kalian para nashibi untuk hadis dari ahlu sunnah saja kalian bisa otak atik dan lemahkan sesuka hatinya apalagi hadis dari syiah. Bukan urusan saya soal hadis syiah

    And if you want to use a munkar report against us then here is a report of Ali(ra) for you,

    Ali [ra] said : ولا يبلغني عن أحد يفضلني عليهما إلا جلدته حد المفتري

    “I will lash anyone who prefers me over Abu Bakr and Umar, the lashing of a slanderer.” [Lisan al-Mizan, Vol. III P. 290]

    Yang ini juga sudah pernah dibahas bung disini

    Takhrij Hadis “Imam Ali Akan Mencambuk Orang Yang Mengutamakan Dirinya dari Abu Bakar dan Umar”

  54. @sword of sunnah

    I would be happy to answer fools like you.

    Just as the Jews are like donkeys carrying books, you are the donkey of cut-and-paste. So here’s your answer Mr. Cut-and-Paste Donkey:

    Tidak perlu menghina wahai nashibi, sudah terlihat siapa yang berhujjah dengan dalil dan siapa yang asal jawab.

    There are no quotation marks in Arabic. Therefore the hadith could be read as “Whoever says I am better than Yunus b. Matta,” but it could very well also read as “Whoever says, ‘I am better than Yunus b. Matta’ is a liar.”

    Perhatikan baik baik hadisnya wahai nashibi. Hadis itu diucapkan Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] ketika tema yang dibicarakan adalah mengutamakan diantara para Nabi. Jadi jelas pembelaan basa basi anda itu gak kena. Dan perhatikan hadis dimana Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata

    ولا أقول: إن أحدا أفضل من يونس بن متى

    Tidak pula aku mengatakan ada yang lebih utama dari Yunus bin Matta

    Dan dalam lafaz yang lain disebutkan

    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” مَا يَنْبَغِي لِنَبِيٍّ أَنْ يَقُولَ : إِنِّي خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى

    Silakan dibaca dulu hadis hadisnya dengan hati tenang dan tidak perlu emosian.

    In the second case, the intent of the hadith is that some jahil people might read the story of Yunus in the Qur’an and think poorly of him because of the punishment he received because of his mistake. This is a warning to such jahil people to not look down upon this great prophet or to think highly of themselves.

    Namanya alasan atau pembenaran selalu bisa dicari cari. Anda ini saya lihat senang sekali berhujjah dengan gaya “it could be” yah apa sih yang tidak bisa dibuat mungkin oleh orang seperti anda ini. Masalahnya apa buktinya kemungkinan yang anda katakan benar. Saya lebih suka berhujjah dengan riwayat daripada dengan kemungkinan

    Are you satisfied now. If you were interested in the truth, or had an inkling of knowledge in the Shari’a, you would have discovered this on your own long time ago. This is why I don’t want to waste my time on you.

    Jangan sok wahai nashibi, baca dahulu hujjah orang lain sebelum menilai. Anda terlalu sibuk menghabiskan waktu untuk menghina padahal lebih baik kalau waktu itu anda gunakan untuk meneliti hadis-hadis yang saya tuliskan.

  55. @sword of sunnah

    let me cite thatr report first:

    Narrated Muhammad bin AlHanafiya: I asked my father (`Ali bin Abi Talib), “Who are the best people after Allah’s Apostle ?” He said, “Abu Bakr.” I asked, “Who then?” He said, “Then `Umar. ” I was afraid he would say “Uthman, so I said, “Then you?” He said, “I am only an ordinary person. (Sahi bukhari 5.20)

    Hadis itu sudah saya tulis dan sudah dibahas di atas. Nih saya kutip

    حدثنا محمد بن كثير ثنا سفيان ثنا جامع بن أبي راشد ثنا أبو يعلى عن محمد بن الحنفية قال : قلت لأبي أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أبو بكر قال قلت ثم من قال ثم عمر قال ثم خشيت أن أقول ثم من فيقول عثمان فقلت ثم أنت يا أبة قال ما أنا إلا رجل من المسلمين

    Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan : Telah menceritakan kepada kami Jaami’ bin Abi Raasyid : Telah menceritakan kepada kami Abu Ya’laa, dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada ayahku (‘Aliy bin Abi Thaalib) : “Siapakah manusia yang paling baik setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam?. Ia menjawab : “Abu Bakr”. Aku kembali bertanya : “Kemudian siapa ?”. Ia menjawab : “Umar”. Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata : “Lalu aku khawatir jika aku kembali bertanya ‘kemudian siapa ?’, lalu ia menjawab ‘Utsmaan”. Aku lalu bertanya : “Apakah setelah itu engkau wahai ayahku ?”. Ia menjawab : “Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”. [Sunan Abu Dawud no 4629]

    Kami sebelumnya mengatakan ketika ditanya siapa manusia yang paling baik, Imam Ali telah mengeluarkan dirinya dari lingkup pertanyaan itu. Buktinya terlihat pada perkataan Imam Ali ketika ditanya oleh anaknya فقلت ثم أنت يا أبة Imam Ali menjawabما أنا إلا رجل من المسلمين Jawaban ini adalah jawaban orang yang tawadhu’ akan kedudukannya. Kalau anda tidak mengartikan tawadhu’ maka anda hanya akan mengatakan kalau kedudukan Imam Ali tidak lebih “seorang muslim” seperti anda sendiri. Makanya saya katakan orang yang tidak mengartikan perkataan Imam Ali sebagai tawadhu’ akan jatuh ke dalam perkataan nashibi. Sudah berulang kali disampaikan dan anda masih tidak mengerti

    The thing which the son of Ali(ra) who had question him, didnt understand, this moron understood it 1400 years later.. what an irony. The questioner who was son of ALi(ra), UNDERSTOOD from the answer of ALi(ra) that ALi(ra) DIDNT include himself in the list of superior, people. Yet this fool tries to explain the opposite. I leave this for the audience to decide. And again this point of mine which this fool tried to refute stands firm.

    Apanya yang dipahami oleh anaknya Imam Ali?. Itu kan persepsi anda sendiri seolah Muhammad bin Al Hanafiyah mendukung penafsiran anda. Lagipula dalam tulisan di atas kami bahkan telah berhujjah dengan anak Imam Ali yang lebih utama dari Muhammad bin Al hanafiyah yaitu Imam Hasan yang mengutamakan Imam Ali dari semua para sahabat termasuk Abu Bakar dan Utsman

    خطبنا الحسن بن على رضي الله عنه فقال لقد فارقكم رجل بالأمس لم يسبقه الأولون بعلم ولا يدركه الآخرون كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يبعثه بالراية جبريل عن يمينه وميكائيل عن شماله لا ينصرف حتى يفتح له

    Hasan bin Ali berkhutbah kepada kami, Beliau berkata “Sungguh kemarin, seorang laki-laki telah meninggalkan kalian, dimana orang-orang terdahulu tidak dapat menandinginya dalam hal keilmuan dan orang-orang yang datang kemudian juga tidak dapat menyainginya. Rasulullah SAW telah mengutusnya untuk memegang bendera pasukan. Saat itu, Jibril berada di sebelah kanannya sedangkan Mika’il berada di sebelah kirinya. Dia tidak akan pulang hingga negeri (yang didatanginya) berhasil ditaklukan [Musnad Ahmad no 1719 dan no 1720 dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dan dihasankan oleh Syaikh Al Arnauth]

  56. @sword of sunnah

    My reply

    you explanation was stupdity and jahalat, its apparent that you don’t have a sensible answer to the question we asked. So like the above even this point remains irrefutable for you, o undercover shiatu dajjal.

    Masalahnya wahai nashibi anda tidak memiliki kemampuan dalam berhujjah. poin yang anda kemukakan itu kayak orang menggerutu. Itu tidak tepat pada sasaran untuk membantah penjelasan saya. Makanya saya katakan pada anda bahwa tidak ada relevansinya mau diucapkan nama siapa apakah itu Abu Bakar atau apakah itu Umar. Seandainya nih ya ini seandainya lho atsarnya berbunyi bahwa yang dikatakan terbaik itu Ibnu Abbas radiallahu ‘anhu atau Ammar Bin Yasir radiallahu ‘anhu. Ya tetap saja kami akan menyatakan hal yang sama.

    Read it again, by borrowing working brain from someone…

    btw i have used this report in several articles.

    What a big fool this is, I’m talking about this SAHi narration, i can’t understand why this fool brings some weak reports instead of authentic ones to strengthen his case?

    This is the report im talking about, and its complete:

    Maaf anda tidak bisa membaca komentar saya dengan baik [atau itu kesalahan penerjemah anda] saya sudah mengatakan saya pribadi tidak berhujjah dengan riwayat itu. Saya membawakan atsar itu mengingat anda sendiri yang menuliskannya dalm salah satu tulisan anda dan anda sendiri yang menjadikan diri anda boleh berhujjah dengan “weak report” asal ada “authentic ones”. Itu kan metode anda bung. Mengapa? anda mencela metode seperti itu, bukankah anda sendiri yang menggunakannya. Bukankah sudah saya katakan antara syiah yang anda cela sebagai Dajjal dan anda sendiri sebenarnya sama saja toh.

  57. @armand

    Mas SP harus tetap sabar dan berlapang dada. Para Imam yang suci adalah contoh yang paling baik dalam menghadapi fitnahan dan hinaan.

    Salah satu yang membuat saya malas berdiskusi dengan nashibi adalah karena takut nanti masuk dalam arena cela mencela. Mengingat saya tahu kualitas diri saya dan saya harus berusaha keras untuk bersabar. Tidak enak juga sih kalau “orang orang disana” malah tersinggung dan lebih suka mencela saya. Saya jadi merindukan teman-teman diskusi saya yang dulu *kok jadi curhat ya*

    terimakasih atas sarannya, salam buat keluarga yang lain ya

  58. ternyata mau disini yg pakai bahasa indonesia maupun kampungnya Dr azhari dan dan Nurdin M TOP juga yg berbahasa inggris semuanya isinya SUMPAH SERAPAH, bukan argumen…..kasian para nashibi ini

  59. Tahniah secondprince atas tulisan yang baik

    Tapi saya lihat konklusinya tidak tepat

    Saya melihat penyebutan Abu Bakar sebagai manusia terbaik adalah jelas berdasarkan tiga hadith pertama

    Hadith keempat pula adalah sikap tawadhu’ Ali apabila menyatakan dia hanya seorang lelaki dari kalangan muslimin. Padahal berdasarkan hadith-hadith yang lain, dia juga mempunyai kemuliaannya tersendiri. Maka saya setuju dengan konklusi secondprince disini

    Berkenaan dengan sikap tawadhu’ Rasulullah, ia tidak sama dengan Ali ra. Sikap tawadhu baginda kerana berlaku percakaran dikalangan sahabahnya hingga menyebabkan baginda menuturkan demikian.

    Sedangkan pernyataan Ali sangat jelas untuk menjernihkan suasana supaya manusia tidak berkeyakinan salah dengan menyakini dia yang terbaik.

    Suasana Rasulullah s.a.w tidak sama dengan suasana Ali r.a. Suasana Rasulullah s.a.w memang tawadhu’ kerana baginda memang diketahui selaku manusia yang terbaik.

    Adapun Ali ra, dia tidak diketahui dengan jelas akan kemuliaannya melebihi kesemua sahabah. Hadith ‘burung’ yang dibawakan juga masih diperbincangkan sanadnya serta hadith kemuliaan berdasarkan pernyataan Hasan adalah merujuk kepada keilmuan Ali ra yang ternyata memang tinggi. Manakala pernyataan Aisya adalah pandangan peribadi beliau.

    Berkenaan dengan kekhalifan Ali r.a, hadith Ghadir khum bisa saja digunakan Ali r.a setelah menjadi khalifah yang keempat. Anda memetik dari kitab Asyraf Al Baladzuri 1/294 tapi saya melihat riwayat dalam Sahih al-Bukhari lebih kuat menunjukkan Ali ra memang menganggap khalifah bukan miliknya

    عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عَنْهُ خَرَجَ مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجْعِهِ الَّذِي تُوُفِّىَ فِيْهِ فَقَالَ النَّاسُ: يَا أَبَا الْحَسَنِ كَيْفَ أَصْبَحَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَصْبَحَ بِحَمْدِ اللهِ بَارِئًا فَأَخَذَ بِيَدِهِ الْعَبَّاسُ فَقَالَ لَهُ أَلاَ تَرَاهُ أَنْتَ وَاللهِ بَعْدَ ثَلاَثٍ عَبْدُ الْعَصَا وَاللهِ إِنِّي َلأَرَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْفَ تُوُفِّىَ فِي وَجْعِهِ وَإِنِّي َلأَعْرِفُ فِي وُجُوْهِ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ الْمَوْتَ فَاذْهَبْ بِنَا إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَسْأَلُهُ فِيْمَنْ هَذَا اْلأمْرُ؟ فَإِنْ كَانَ فِيْنَا عَلِمْنَا ذَلِكَ وَإْنْ كَانَ فِي غَيْرِنَا عَلِمْنَا ذَلِكَ فَأَوْصَى بِنَا. قَالَ عَلِيُّ وَاللهِ لَئِنْ سَأَلْنَاهَا رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنَعْنَاهَا لاَ يُعْطِيْنَاهَا النَّاسُ بَعْدَهُ وَإِنِّي وَاللهِ لاَ أَسْأَلُهَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. رواه البخاري

    Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Ali bin Abi Thalib keluar dari sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sakit menjelang wafatnya. Maka manusia berkata: “Wahai Abal Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?” Beliau menjawab: “Alhamdulillah baik”. Abbas bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) memegang tangan Ali bin Abi Thalib, kemudian berkata kepadanya: “Engkau, demi Allah, setelah tiga hari ini akan menjadi hamba tongkat (orang hina rendahan atau orang yang diperintah oleh seseorang). Sungguh aku mengerti bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam akan wafat dalam sakitnya kali ini, karena aku mengenali wajah-wajah anak cucu Abdul Muthalib ketika akan wafatnya.

    Marilah kita menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menanyakan kepada siapa urusan (wewenang) ini dipegang? Kalau diserahkan kepada kita, maka kita mengetahuinya. Dan kalau pun diserahkan untuk selain kita, maka kitapun mengetahuinya. atau kita minta agar beliau mewasiatkan kepada kita. Ali bin Abi Thalib menjawab: “Demi Allah, sungguh kalau kita menanyakannya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau tidak memberikannya kepada kita, maka tidak akan diberikan oleh manusia kepada kita selama-lamanya. Dan sesungguhnya aku demi Allah tidak akan memintanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Bukhari)

    Perkara ini berlaku setelah ghadir khum dan jelas Ali ra mengetahui dia bukan khalifah setelah Abu Bakar

    Apapun, saya menghormati pandangan secondprince dalam masalah ini dan tidak perlu ia diperbesarkan hingga menjadi modal bagi syiah mengjatuhkan para sahabah

  60. @Hakim
    Perhatikan setiap kata yang terjantum dalam ATSAR (bukan Hadits) yang anda sampaikan diatas. Kalau benar begitu bunyi atsar. Maka kata2 ibnu Abbas diucapkan sebelum Rasul meninggal. Artinya Abubakar belum menjadi Khalifah. Bagaimana Abbas bisa mengetahui bahwa Abubakar sertayg lain2 akan menjadi Khalihaf dan bukan Ali.Kalau Abbas mengetahui kejadian yang akan datang apakah Rasul dan Imam Ali tidak tahu. Atau Abbas mendapat WAHYU atau Allah telah membukakan padanya Ilmu Allah.Kalau mereka mengetahui bahwa Abubakar akan menjadi Khalifah karena Allah membukakan Ilmu Allah. Maka yang pasti Imam Ali as TIDAK AKAN MELAWAN TAKDIR. Jadi sya ragukan apa yang anda sebut Hadits. Wasalam

  61. Chany, ini bukan soal samada ‘Abbas mengetahui Abu Bakar menjadi khalifah atau tidak

    Tapi ia soal samada kekhalifan milik ahlul bait atau tidak. Sangat jelas ia bukan milik mereka hasil pengakuan Imam Ali sendiri

    Terpulang untuk kamu menerima atau tidak. Hakikatnya kebenaran memang nyata dan terang

  62. @hakim
    Kita percaya atau tidak bukan soal fanatik terhadap anutan kita. Tetapi kita akan percaya apabila sesuatu benar berdasarkan penjelasan/argumentasi yang dikuatkan dengan nash. Kalau nash yang disodorkan tidak kuat harus dibahas dan bagi saya tdk akan menerima suatu secara membabi buta. Bukan soal shahih sanad saja tapi matan berdasarkan Firman Allah. Karena setiap HADITS atau sabda Rasul tidak menyeleweng dari Firman Allah. Kalau anda bertanya apakah KHALIFAH milik siapa maka saya katakan milik Allah dan Allah yang akan mempersiapkan Siapa yang aan menjadi KHALIFAH selanjutkan yang akan memimpin Umat Allah.
    Sekarang anda katakan bukan milik Alhlulbait tapi milik Umum. Tolong anda bawakan nash ( Alqur’an) yang mendukung pernyataan anda.
    Jangan ATSAR yang diragukan keabsahannya. Atau anda ingin mendiskusikan keabsahan Atsar tsb? Silahkan. Wasalam

  63. […] pokok bahasan ada baiknya kami mengingatkan para pembaca bahwa dahulu kami pernah membahas tentang atsar dimana Imam Ali mengatakan bahwa yang terbaik diantara umat ini adalah Abu Bakar dan Umar. Kami tidak menolak atsar tersebut tetapi kami berpandangan bahwa ketika Imam Ali mengucapkan hal […]

Tinggalkan komentar