Keutamaan Imam Ali Sayyid Pemimpin Di Dunia dan Akhirat : Bukti Keutamaan Yang Lebih Tinggi Dari Abu Bakar dan Umar

Keutamaan Imam Ali Sayyid Pemimpin Di Dunia dan Akhirat : Bukti Keutamaan Yang Lebih Tinggi Dari Abu Bakar dan Umar

Telah diriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Ali adalah Sayyid yaitu pemimpin atau penghulu di dunia dan juga di akhirat.

حدثنا أحمد بن عبد الجبار الصوفي قثنا أحمد بن الأزهر نا عبد الرزاق قال انا معمر عن الزهري عن عبيد الله بن عبد الله عن بن عباس قال بعثني النبي صلى الله عليه وسلم الى علي بن أبي طالب فقال أنت سيد في الدنيا وسيد في الآخرة من احبك فقد احبني وحبيبك حبيب الله وعدوك عدوي وعدوي عدو الله الويل لمن ابغضك من بعدي

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdul Jabbar Ash Shufi yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Azhar yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq yang berkata telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Ubaidillah bin Abdullah dari Ibnu Abbas yang berkata “Nabi SAW mengutusku kepada Ali bin Abi Thalib lalu Beliau bersabda “Wahai Ali kamu adalah Sayyid [pemimpin] di dunia dan Sayyid [pemimpin] di akhirat. Siapa yang mencintaimu maka sungguh ia mencintaiku, kekasihmu adalah kekasih Allah dan musuhmu adalah musuhku dan musuhku adalah musuh Allah. Celakalah mereka yang membencimu sepeninggalKu [Fadhail Shahabah no 1092]

Hadis di atas juga diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Al Mustadrak Ash Shahihain no 4640, Al Khatib dalam Tarikh Baghdad 4/261, dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq 42/292. Hadis di atas diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya dan sanadnya shahih tanpa keraguan

  • Ahmad bin Abdul Jabbar Ash Shufi adalah Syaikh Muhaddis yang tsiqat. Al Khatib dan yang lainnya menyatakan ia tsiqat [As Siyar 14/152 no 88]
  • Ahmad bin Al Azhar adalah seorang hafizh yang tsiqat seorang imam yang tsabit. [As Siyar 12/364 no 157]. Abu Hatim dan Shalih Al Jazarah menyatakan ia shaduq. Nasa’i dan Daruquthni menyatakan “tidak ada masalah padanya”. Ibnu Syahin dan Ibnu Hibban menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 1 no 6]. Al Hakim menyatakan kalau Ahmad bin Al Azhar disepakati tsiqat [Al Mustadrak no 4640]
  • Abdurrazaq bin Hammam adalah Al Imam Al Hafizh perawi kutubus sittah dimana Bukhari dan Muslim telah berhujjah dengan hadisnya. Ia seorang hafiz yang dikenal tsiqat sebagaimana disebutkan Ibnu Hajar [At Taqrib 1/599]
  • Ma’mar adalah Ma’mar bin Rasyd  perawi kutubus sittah. Ibnu Ma’in, Al Ajli, Yaqub bin Syaibah, Ibnu Hibban dan An Nasa’i menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 10 no 441] . Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit. [At Taqrib 2/202]
  • Az Zuhri adalah Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab. Al Hafiz Al Faqih yang disepakati [ketsiqahannya], dijadikan hujjah oleh Bukhari Muslim [At Taqrib 2/133]
  • Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud adalah tabiin yang tsiqah dijadikan hujjah oleh Bukhari Muslim. Al Ajli, Abu Zar’ah dan Ibnu Hibban menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 7 no 50]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat faqih tsabit [At Taqrib 1/634].

Hadis ini sangat jelas shahih karena diriwayatkan para perawi yang terpercaya tetapi lagi-lagi ada saja kelucuan yang ditampilkan oleh beberapa ulama yang mengingkari hadis ini.

Al Hakim dalam Al Mustadrak As Shahihain no 4640 setelah meriwayatkan hadis ini, ia berkata

صحيح على شرط الشيخين وأبو الأزهر بإجماعهم ثقة وإذا تفرد الثقة بحديث فهو على أصلهم صحيح

Shahih dengan syarat Bukhari Muslim dan Abul Azhar disepakati para ulama sebagai perawi yang tsiqah dan jika perawi yang tsiqah menyendiri dalam meriwayatkan hadis maka menurut para ulama hadis tersebut shahih. [Al Mustadrak no 4640]

Lucunya Adz Dzahabi setelah membaca pernyataan Al Hakim, ia malah berkata

هذا وإن كان رواته ثقات فهو منكر ليس ببعيد من الوضع

Hadis ini walaupun para perawinya tsiqat adalah hadis mungkar tidak jauh dari derajat palsu [Talkhis Al Mustadrak 3/128]

Begitulah pernyataan putus asa yang dikeluarkan oleh Adz Dzahabi untuk memvonis palsu hadis tersebut. Bukankah ini bukti kalau beberapa ulama mengalami kekacauan jika mereka berhadapan dengan hadis keutamaan Ahlul Bait yang tidak mereka sukai. padahal dimanakah letak kemungkarannya?. Justru yang mungkar itu adalah perkataan Adz Dzahabi dan penolakan dengan gaya semacam Adz Dzahabi ini.

Diantara dalih yang digunakan untuk melemahkan hadis ini adalah Ahmad bin Al Azhar menyendiri dalam meriwayatkan hadis ini dari Abdurrazaq. Tidak jarang diantara mereka malah mengutip pengingkaran Ibnu Ma’in terhadap hadis ini. Lucunya pengingkaran Ibnu Ma’in ini jelas-jelas tidak bisa dijadikan hujjah. Al Khatib berkata

أخبرني محمد بن أحمد بن يعقوب أخبرنا محمد بن نعيم الضبي قال سمعت أبا على الحسين بن علي الحافظ يقول سمعت أحمد بن يحيى بن زهير التستري يقول لما حدث أبو الأزهر النيسابوري بحديثه عن عبد الرزاق في الفضائل ، أخبر يحيى بن معين بذلك ، فبينا هو عنده في جماعة أهل الحديث ،إذ قال يحيى بن معين من هذا الكذاب النيسابوري الذي حدث عن عبد الرزاق بهذا الحديث ؟ فقام أبو الأزهر فقال : هو ذا أنا . فتبسم يحيى بن معين وقال : أما إنك لست بكذاب ، وتعجب من سلامته ! وقال : الذنب لغيرك في هذا الحديث

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ahmad bin Yaqub yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Nu’aim Adh Dhuba’i yang berkata aku mendengar Abu Ali Husain bin Ali Al Hafizh berkata aku mendengar dari Ahmad bin Yahya bin Zuhair At Tusturi yang berkata “ketika Abul Azhar meriwayatkan hadis Abdurrazaq tentang Fadha’il [Imam Ali] kemudian dikabarkan kepada Ibnu Main. Maka pada suatu ketika Ibnu Main duduk bersama para ulama ahli hadis, Ibnu Ma’in berkata “Siapa pendusta dari Naisabur yang meriwayatkan hadis dari Abdurrazaq ini?. Maka Abul Azhar berdiri dan berkata “sayalah orangnya”. Yahya bin Ma’in tersenyum dan berkata “kamu bukan seorang pendusta” [dan ia heran mengapa ia masih selamat]. Kemudian Ibnu Ma’in berkata “ hadis ini dosa orang lain” [Tarikh Baghdad 4/261]

Silakan lihat baik-baik, pengingkaran Ibnu Ma’in itu tidak ada artinya dan tidak bernilai hujjah sedikitpun. Sudah jelas bahwa yang meriwayatkan hadis ini adalah Abul Azhar dan dialah perawi yang berasal dari Naisabur. Ibnu Ma’in pada awalnya dengan sembarangan berkata “siapa pendusta dari Naisabur” tetapi setelah ia melihat dengan jelas kalau yang meriwayatkan hadis tersebut adalah Abul Azhar yang dikenal tsiqah maka tidak ada jalan lain baginya selain berkelit dan mengatakan hadis itu bukan dosa Abul Azhar tetapi dosa orang lain. Lucu bukan, sekarang siapa orang Naisabur yang mau dituduh oleh Ibnu Ma’in itu, sudah jelas tidak ada. Perkataan itu cuma basa-basi untuk menyelamatkan wibawanya dihadapan para ulama lain.

Mengapa Abul Azhar menyendiri meriwayatkan hadis ini?. Ternyata terdapat kisah yang menjelaskan tentang hal ini. Al Khatib berkata

قال أبو الفضل فسمعت أبا حاتم يقول سمعت أبا الازهر يقول خرجت مع عبد الرزاق إلى قريته فكنت معه في الطريق فقال لي يا أبا الازهر أفيدك حديثا ما حدثت به غيرك قال فحدثني بهذا الحديث

Abu Fadhl berkata aku mendengar dari Abu Hatim yang berkata aku mendengar dari Abul Azhar yang mengatakan “aku keluar bersama Abdurrazaq ke desanya dan aku bersamanya dalam perjalanan, kemudian ia berkata kepadaku “wahai Abul Azhar aku akan menceritakan hadis yang belum pernah aku ceritakan kepada siapapun selainmu, maka ia menceritakan hadis tersebut” [Tarikh Baghdad 4/261]

Kisah ini juga diriwayatkan oleh Al Hakim dengan lebih lengkap. Al Hakim berkata

سمعت أبا عبد الله القرشي يقول سمعت أحمد بن يحيى الحلواني يقول لما ورد أبو الأزهر من صنعاء وذاكر أهل بغداد بهذا الحديث أنكره يحيى بن معين فلما كان يوم مجلسه قال في آخر المجلس أين هذا الكذاب النيسابوري الذي يذكر عن عبد الرزاق هذا الحديث فقام أبو الأزهر فقال هو ذا أنا فضحك يحيى بن معين من قوله وقيامه في المجلس فقربه وأدناه ثم قال له كيف حدثك عبد الرزاق بهذا ولم يحدث به غيرك فقال أعلم يا أبا زكريا أني قدمت صنعاء وعبد الرزاق غائب في قرية له بعيدة فخرجت إليه وأنا عليل فلما وصلت إليه سألني عن أمر خراسان فحدثته بها وكتبت عنه وانصرفت معه إلى صنعاء فلما ودعته قال لي قد وجب علي حقك فأنا أحدثك بحديث لم يسمعه مني غيرك فحدثني والله بهذا الحديث لفظا فصدقه يحيى بن معين واعتذر إليه

Aku mendengar Abu Abdullah Al Qurasy berkata aku mendengar Ahmad bin Yahya Al Halwani berkata ketika Abul Azhar kembali dari Shan’a dan meriwayatkan hadis ini kepada penduduk Baghdad maka Ibnu Ma’in mengingkari [hadis tersebut]. Sehingga suatu hari di dalam majelis ia berkata di akhir majelis “siapa pendusta dari Naisabur yang meriwayatkan hadis dari Abdurrazaq ini?”. Maka Abul Azhar berdiri dan berkata “saya orangnya”. Yahya bin Ma’in tersenyum dengan perkataannya, ia berdiri dan membawa Abul Azhar duduk kemudian ia berkata “bagaimana engkau bisa menceritakan hadis dari Abdurrazaq dimana tidak ada selainmu yang menceritakan hadis tersebut. Abul Azhar berkata “wahai Abu Zakaria, suatu ketika aku datang ke Shan’a dan Abdurrazaq sedang tidak ada di desanya, ia berada di tempat yang jauh. Maka aku mendatanginya padahal ketika itu aku sedang sakit. Ketika aku bertemu dengannya, ia menanyakan kepadaku sesuatu tentang Khurasan maka aku menceritakan kepadanya dan menuliskannya. Dan aku menemaninya dalam perjalanan kembali ke Shan’a. Kemudian ia berkata kepadaku “sungguh wajib bagiku untuk membalasmu, aku akan menceritakan sebuah hadis dimana belum ada seorangpun selainmu yang mendengarnya dariku”. Demi Allah inilah hadis yang dikatakannya. Maka Yahya bin Ma’in percaya dan meminta maaf kepadanya. [Al Mustadrak Ash Shahihain no 4640]

Begitulah ketika itu Abul Azhar adalah orang pertama yang mendengar hadis tersebut dari Abdurrazaq dan belum ada seorangpun saat itu yang mendengar hadis tersebut. Tentu saja kesaksian Abul Azhar bisa diterima dan walaupun ia menyendiri meriwayatkan hadis ini dari Abdurrazaq maka itu tidaklah merusak kedudukan hadisnya. Apalagi ternyata diketahui bahwa setelah peristiwa dengan Abul Azhar ini, Abdurrazaq menceritakan hadis tersebut kepada perawi lain yaitu Muhammad bin Ali bin Sufyan Ash Shan’ani. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Al Khatib

وقد رواه محمد بن حمدون النيسابوري عن محمد بن على بن سفيان النجار عن عبد الرزاق

Sungguh telah diriwayatkan Muhammad bin Hamdun An Naisabur dari Muhammad bin Ali bin Sufyan An Najar dari Abdurrazaq [Tarikh Baghdad 4/262]

Kesaksian ini semakin menguatkan kalau hadis Abul Azhar tersebut memang benar tsabit dari Abdurrazaq dan tidak ada lagi yang pantas diragukan kecuali oleh orang-orang yang memiliki sesuatu di hatinya. Orang-orang yang entah mengapa merasa risih jika ada keutamaan yang sangat besar dimiliki oleh Ahlul Bait.

.

.

Singkat Tentang Matan Hadis

Banyak faedah yang bisa dipetik dari matan hadis tersebut. Diantaranya hadis tersebut menunjukkan keutamaan Imam Ali di atas para sahabat lainnya [termasuk Abu Bakar, Umar dan Utsman]. Karena Imam Ali adalah Sayyid [Pemimpin] bagi mereka baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hadis tersebut juga menunjukkan kecaman yang begitu besar kepada mereka yang memusuhi dan membenci Imam Ali karena disebutkan bahwa Musuh Imam Ali adalah Musuh Rasulullah SAW dan musuh Rasulullah SAW adalah musuh Allah SWT. Sungguh celaka sekali mereka yang memusuhi dan membenci Imam Ali.

Hadis di atas bukan hak milik kaum syiah. Hadis ini tidak ada urusan dengan mahzab yang dianut. Hadis ini adalah milik orang islam, betapa menjijikkannya mereka yang menolak hadis ini hanya karena hadis ini dijadikan hujjah oleh Syiah. Dan betapa lucunya mereka para pengingkar yang bekerja keras untuk mencacatkan hadis ini karena mereka tidak akan menemukan cacat selain cacat yang ada pada diri mereka sendiri. Mereka berkata “kami mencintai sahabat Ali” tetapi mengapa mereka keberatan dengan hadis keutamaan Imam Ali di atas. Ataukah mereka mencintai Imam Ali jika dan hanya jika keutamaan Imam Ali di bawah keutamaan Abu Bakar dan Umar. Apakah mereka beranggapan hadis yang menunjukkan keutamaan Imam Ali di atas Abu Bakar dan Umar harus ditolak walau seshahih apapun sanadnya?. Mengapa mereka begitu dengki kepada “para pecinta ahlul bait”?. Tidak jarang mereka merendahkan orang yang mencintai Ahlul Bait dengan sebutan “Rafidhah” kemudian mereka menebarkan syubhat kalau Rafidhah itu sesat dan menyesatkan bahkan bukan islam. Ada apa di hati mereka? Hanya Allah SWt yang tahu. Semoga Allah SWT selalu menjaga para pecinta Ahlul Bait dari kecaman dan kedengkian orang-orang seperti mereka.

Salam Damai

104 Tanggapan

  1. Judulnya keren banget, sangat spesifik.
    Keutamaan Imam Ali Sayyid Pemimpin Di Dunia dan Akhirat : Bukti Keutamaan Yang Lebih Tinggi Dari Abu Bakar dan Umar. Pemimpin dunia akhirat itu ya Rasulullah saw, sunnahnya abadi dijalani umatnya. Tahukah Anda Ali bin Abi Thalib r.a. pernah menolak perintah Rasulullah saw? Bukankah itu BUKTI bahwa Ali pernah berbuat salah dan tidak ma’shum? Keterangannya dapat Anda ketahui dari pemaparan Imam Muslim dalam kitab Sahihnya dari Bara` bin ‘Azib, bahwa Rasulullah saw. memerintahkan Ali bin Abi Thalib seperti ini:
    قَالَ لِعَلِيٍّ : اكْتُبْ الشَّرْطَ بَيْنَنَا بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ هَذَا مَا قَاضَى عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
    فَقَالَ لَهُ الْمُشْرِكُونَ: لَوْ نَعْلَمُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ تَابَعْنَاكَ وَلَكِنْ اكْتُبْ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
    فَأَمَرَ عَلِيًّا أَنْ يَمْحَاهَا
    فَقَالَ عَلِيٌّ لَا وَاللَّهِ لَا أَمْحَاهَا
    فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرِنِي مَكَانَهَا فَأَرَاهُ مَكَانَهَا فَمَحَاهَا وَكَتَبَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ – صحيح مسلم

    Rasulullah saw. memberi perintah kepada Ali: “Tulislah perjanjian antara kami: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah perjanjian yang disepakati oleh Muhammad Rasulullah…”
    Tiba-tiba orang Musyrik menyela: “Seandainya kami tahu engkau adalah Rasul Allah, niscaya kami akan mengikutimu. Karena itu, cukup tulislah, Muhammad bin Abdillah.”
    Maka Rasulullah saw. memerintahkan Ali untuk menghapus tulisan tersebut. Namun Ali Menolak perintah Rasul itu dan berkata: “Demi Allah, saya tidak akan menghapusnya!”.
    Mendapati hal itu, Rasulullah saw bersabda: “Tunjukkanlah kepadaku tempat tulisan tersebut.” Maka ia menunjukkan tempat kata tersebut kepada beliau, dan beliau pun menghapusnya sendiri. Untuk kemudian diganti dengan tulisan: ” .. bin Abdillah.” Sahih Muslim. Hadits no 3336.”
    Sudahlah jangan membanding-bandingkan para sahabat Rasulullah saw. Kesempurnaan dan kemuliaan hanya milik Allah Swt dan Rasul-Nya.
    Bagaimana? Masih ‘ngotot’ juga? Semoga Allah Swt memberikan hidayah bagi siapa yang dikehendaki-Nya ….

  2. @habibie
    tulisannya apa, komentarnya apa. wah wah

    Pemimpin dunia akhirat itu ya Rasulullah saw, sunnahnya abadi dijalani umatnya.

    Kalau ngaku pengikut Rasulullah SAW, silakan denger Rasulullah SAW mengatakan kalau Imam Ali Sayyid dunia dan akhirat. Mau menolak ya urusan sanmpean 🙂

    Tahukah Anda Ali bin Abi Thalib r.a. pernah menolak perintah Rasulullah saw? Bukankah itu BUKTI bahwa Ali pernah berbuat salah dan tidak ma’shum?

    Saya tanya nih, menurut anda Rasulullah SAW pernah berbuat salah tidak?. nah silakan jawab dulu. Pertanyaan ini penting untuk menunjukkan apa sebenarnya keyakinan anda?.

    Mendapati hal itu, Rasulullah saw bersabda: “Tunjukkanlah kepadaku tempat tulisan tersebut.” Maka ia menunjukkan tempat kata tersebut kepada beliau, dan beliau pun menghapusnya sendiri. Untuk kemudian diganti dengan tulisan: ” .. bin Abdillah.”

    Maaf saya mau tanya nih, yang menunjukkan tempat tulisan tersebut siapa ya?. yang mengganti dengan tulisan “bin abdillah” itu siapa ya?.

    Sudahlah jangan membanding-bandingkan para sahabat Rasulullah saw.

    ya udah kalau begitu gak ada gunanya dong mereka yang mengatakan kalau Abu Abakar adalah sahabat yang paling utama, toh katanya jangan membanding-bandingkan, jadi jangan bandingkan Abu Bakar dengan Muawiyah ya sama saja kan :mrgreen:

    Kesempurnaan dan kemuliaan hanya milik Allah Swt dan Rasul-Nya.

    Sangat jelas

    Bagaimana? Masih ‘ngotot’ juga? Semoga Allah Swt memberikan hidayah bagi siapa yang dikehendaki-Nya ….

    Gak ada yang ngotot disini, kita bicara sesuai dalil saja 🙂

  3. Mantap, SP merasa sudah lebih pintar dari Imam Ali, sedangkan Imam Ali sendiri mengatakan bahwa orang terbaik di kalangan umat ini SETELAH NABINYA adalah ABU BAKAR kemudian UMAR.
    Ahmad berkata, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Abdu Khair dari ALI….
    juga dari Asy-Sya’bi, dari Abu Juhaifah, dari Ali…
    juga dari Aun bin Abi Juhaifah, dari ayahnya dari Ali…

    Mari kita lihat bagaimana SP melemahkan hadits ini.

  4. @anti taqiyah

    Mantap, SP merasa sudah lebih pintar dari Imam Ali, sedangkan Imam Ali sendiri mengatakan bahwa orang terbaik di kalangan umat ini SETELAH NABINYA adalah ABU BAKAR kemudian UMAR.

    waduh maaf ya, kayaknya hadis di atas yang bilang itu Rasulullah SAW deh. Apa anda merasa sudah lebih pintar dari Rasulullah SAW?. logika anda gampang sekali tuh ditiru. Silakan dijawab Mas 🙂

    Ahmad berkata, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Abdu Khair dari ALI….
    juga dari Asy-Sya’bi, dari Abu Juhaifah, dari Ali…
    juga dari Aun bin Abi Juhaifah, dari ayahnya dari Ali…

    Mari kita lihat bagaimana SP melemahkan hadits ini.

    ah tidak perlu kok, banyak sekali tuh hadis-hadis shahih bahwa Imam Ali lebih utama dari Abu Bakar dan Umar dan maaf ya itu perkataan Rasulullah SAW. kalau anda cuma tahu hadis itu saja ya bukan salah saya toh 🙂

  5. 1. Hadits diatas seandainya shahih maka masih multitafsir. Mgkn ada sayid umat ini di akherat yg lbh utama dari Ali, yaitu abu bakar dan umar, berdasar hadits2 bukhari muslim dan ijma 4 imam madzhab. Gaya bahasa arab yg digunakan nabi harus ditafsirkan sesuai makna bahasa yg digunakan di jaman itu.

    2. Dlm ilmu hadits, hadits yg sanadnya sahih disebut munkar jika isinya bertentangan dgn hadits2 lain yg sanadnya LEBIH SAHIH DAN LEBIH MUTAWATIR

    3. Isi hadits diatas sekilas bisa dibilang munkar, tapi jika cara menafsirkannya dikompromikan dgn hadits2 lain maka tidak ada masalah, seperti yg saya sebut dlm poin 1. Sehingga isinya tidak lagi munkar.

    4. Tarikh bagdad tidak semua isinya valid, karena itu adalah buku sejarah, maka standarnya dibawah hadits. Kalo dlm sejarah syaratnya sama dgn hadis maka sejarah cina kuno, eropa, semuanya dhoif karena ada perawinya yg majhul, kafir, dll.

    5. Mengenai keutamaan abu bakar dan umar diatas ali maka itu dianut kaum salafy, muhamadiyah, NU, tarekat2 sufi, asyairiyah, maturidiyah, dll. KECUALI SYIAH

  6. @amri

    Hadits diatas seandainya shahih maka masih multitafsir.

    silakan tuh dicari-cari tafsir dalihnya. btw hadis apapun bisa saja dibuat multitafsir, silakan, silakan saya mau lihat 🙂

    Mgkn ada sayid umat ini di akherat yg lbh utama dari Ali, yaitu abu bakar dan umar, berdasar hadits2 bukhari muslim dan ijma 4 imam madzhab.

    hadis yang mana ya? silakan dibawakan, biar saya lihat 🙂

    Gaya bahasa arab yg digunakan nabi harus ditafsirkan sesuai makna bahasa yg digunakan di jaman itu.

    memangnya tafsir yang benar bagaimana, silakan tunjukkan 🙂

    2. Dlm ilmu hadits, hadits yg sanadnya sahih disebut munkar jika isinya bertentangan dgn hadits2 lain yg sanadnya LEBIH SAHIH DAN LEBIH MUTAWATIR

    gampang bung, silakan tunjukkan hadis yang bertentangan dengan hadis shahih di atas 🙂

    3. Isi hadits diatas sekilas bisa dibilang munkar, tapi jika cara menafsirkannya dikompromikan dgn hadits2 lain maka tidak ada masalah, seperti yg saya sebut dlm poin 1. Sehingga isinya tidak lagi munkar.

    Gak kebalik, mungkin hadis di poin satu itu mesti dikompromikan dengan hadis-hadis keutamaan Imam Ali yang begitu banyaknya. btw kenapa harus hadis di atas yang dikatakan mungkar?

    4. Tarikh bagdad tidak semua isinya valid, karena itu adalah buku sejarah, maka standarnya dibawah hadits. .

    Jujur saja ya, saya tidak suka perkataan basa basi. Tarikh Baghdad memang kitab tarikh lebih tepatnya tarikh para perawi beserta hadis yang mereka riwayatkan. Jadi ya di dalamnya terdapat hadis-hadis. Banyak sekali tuh para ulama yang mengambil hadis dari kitab Tarikh Baghdad. Lagipula, hadis di atas itu gak hanya ada di dalam Tarikh Baghdad, silakan baca dengan benar ada tuh dalam Al Mustadrak dan Fadhail Sahabah.

    Kalo dlm sejarah syaratnya sama dgn hadis maka sejarah cina kuno, eropa, semuanya dhoif karena ada perawinya yg majhul, kafir, dll

    Ooh jadi dalam sejarah islam gak pakai standar kayak hadis ya. Jadi riwayat sejarah gak perlu ditimbang pakai jarh wat ta’dil. itukah maksud anda, wah kalau begitu banyak tuh sejarah yang mungkin bisa membangkrutkan keyakinan anda. So anda gak perlu jauh-jauh deh ngurusin sejarah cina dan eropa, la jelas-jelas dalam budaya mereka memang gak berkembang ilmu hadis masa’ mau dipaksain, yang seharusnya anda bahas itu ya sejarah islam.

    5. Mengenai keutamaan abu bakar dan umar diatas ali maka itu dianut kaum salafy, muhamadiyah, NU, tarekat2 sufi, asyairiyah, maturidiyah, dll. KECUALI SYIAH

    Bagi saya aliran-aliran itu gak penting. Standar yang benar itu kan Al Qur’an dan Hadis bukannya aliran-aliran. btw udah dari zaman dulu kali ada yang mengutamakan Ali di atas Abu Bakar dan Umar. Memangnya apa anda pernah mengumpulkan semua hadis shahih tentang keutamaan baik Abu Bakar dan Umar serta hadis keutamaan Imam Ali?. Silakan kumpulkan dan bandingkan, anda akan lihat kok keutamaan Imam Ali di atas Abu Bakar dan Umar.

  7. Berarti Ali yang merasa lebih pintar dari Rasulullah saw. Sebab kalau sudah jelas itu disabdakan Rasulullah saw, mengapa dia malah mengatakan bahwa manusia terbaik itu adalah Abu Bakar dan Umar?
    Atau Ali punya interpretasi lain terhadap hadits kesayyidannya itu? Sehingga dia tidak berhujjah dgn hadits itu ttg keutamaan dirinya dibanding Abu Bakar dan Umar? Malah berpidato di atas mimbar di hadapan orang banyak menyatakan bahwa Abu Bakar dan Umarlah yg lebih utama? Kalau demikian adanya berapa banyak orang yg disesatkan oleh Ali oleh pidatonya itu, belum lagi jawabannya terhadap anaknya sendiri yg menanyakan hal yg sama.

    Mungkin kalau SP ada saat Ali berpidato dia akan segera protes dan menyalahkan Ali karena menurut penafsiran SP dari hadits yg dia bawakan di atas berarti Ali lebih mulia dari Abu Bakar dan Umar dan tentu saja Ali SALAH dalam pidatonya itu.

  8. Sangat jelas dan terang benderang sekali bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:

    “Wahai Ali kamu adalah Sayyid [pemimpin] di dunia dan Sayyid [pemimpin] di akhirat. Siapa yang mencintaimu maka sungguh ia mencintaiku, kekasihmu adalah kekasih Allah dan musuhmu adalah musuhku dan musuhku adalah musuh Allah. Celakalah mereka yang membencimu sepeninggalKu [Fadhail Shahabah no 1092]

    Maka akan celakalah yg membenci Imam Ali, apalagi yg mengatakan bahwa Imam Ali pernah melakukan kesalahan. Artinya mereka adalah musuh Allah dan Rasul-Nya.

    Wslkm

  9. Hadis sahih yang menyatakan Imam Ali.as lebih utama daripada Abu Bakar ratusan kali lebih banyak daripada hadis yang menyatakan Abu Bakar lebih utama daripada Imam Ali.

    Hadis yang mencela Abu Bakar jauh lebih banyak daripada hadis yang mencela Imam Ali.as.

    Maka
    Imam Ali jauh lebih utama daripada Abu Bakar.
    Imam Ali jauh lebih dulu masuk Islam daripada Abu Bakar
    Imam Ali jauh lebih mulia nasabnya daripada Abu Bakar
    Imam Ali jauh lebih dipercayai dalam peperangan daripada Abu Bakar.
    Imam Ali jauh lebih istiqamah daripada Abu Bakar

    Fakta ini tertulis dalam kitab-kitab Ahlusunnah tapi umat agama Ahlusunnah (Salafy) tidak mau percaya karena tidak sesuai dengan hawa nafsu dan kedengkian mereka.

    Kalau berita ini cuma bualan kaum Syiah lalu mengapa pula bayak ulama Ahlusunnah yang mensahihkannya dan hadisnyapun sangat banyak??????

    Sungguh aneh agama kaum pendengki.

  10. kalau saya sih mengikuti pemahaman dan tentunya adalah penafsiran yang benar dari Imam Ali dalam hadits yang shahih dalam Bukhari dan Muslim bahwa sebaik-baik manusia setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakar kemudian Umar radhiyallahu ‘anhuma. sudah pasti dan jelas tidak ada lagi penafsiran yang lain. apakah mungkin Imam Ali salah dalam pemahaman dan penafsiran? apakah mungkin beliau mengucapkan sesuatu yang jelas tetapi hati beliau menyangkal? merenunglah wahai kaum yang berfikir, jangan turuti dengki sehingga orang yang engkau aku sebagai orang yang engkau cintai, engkau dustakan juga perkataannya.

  11. Semua keutamaan yg dimiiki oleh para sahabat jg dimiliki oleh Imam Ali. Tapi apakah keutamaan dan kemuliaan Imam Ali jg dimiliki oleh para sahabat?

    Salam

  12. Ketika semua hadits yang memuliakan Imam Ali digugat dan dipertanyakan kesahihannya, maka sama saja menghancurkan tatanan seluruh hadits.
    Jika mereka yang mendhaifkan/memaudhukan semua hadits keutamaan Imam Ali, jika mereka konsisten maka seluruh hadits yang selama ini dianggap sahih akan gugur kesahihannya.
    Sayangnya mereka2 yang mendhaifkan ini tidak peduli dengan yang namanya konsistensi. Bagi mereka acak2an dan tidak konsisten sah2 saja selama memuaskan kehendak/prinsip mereka.

    Bagi nashibi:
    1. Berhentilah ngawur dengan menuduh penulis (SP) sebagai pemilik hadits. Masa harus diajarkan bahwa semua hadits itu dari Rasulullah dan ditulis oleh salafus salih.
    2. Tidak ada yang mewajibkan seseorang untuk menjadi syiah untuk memuliakan Imam Ali.

    Bagi Yang mengaku pengikut:
    Janganlah menyandingkan kemuliaan Imam Ali dengan cacian kepada orang lain, Imam Ali tidak butuh itu. Cacian2 dan celaan adalah kebutuhan nafsu kita.

    Salam damai.

  13. @edi

    Coba anda tampilkan haditsnya berikut periwayatannya bahwa sebaik-baik manusia setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakar kemudian Umar radhiyallahu ‘anhuma. Biar tidak nyata tapi aneh :mrgreen:

  14. Berikut wasiat Ali bin Abi Thalib ra. Silakan dibaca dan dipahami dengan seksama.
    وصية علي بن أبي طالب رضي الله عنه

    لا تتركوا حج بيت ربكم ، لا يخل منكم ما بقيتم ، فإنكم إن تركتموه لم تنظروا ، وإن أدنى ما يرجع به من أتاه أن يغفر له ما سلف .

    وأوصيكم بالصلاة وحفظها فإنها خير العمل وهي عمود دينكم ، وبالزكاة فإني سمعت رسول الله ( صلى الله عليه وآله ) يقول : الزكاة قنطرة الاسلام فمن أداها جاز القنطرة ومن منعها احتبس دونها ، وهي تطفئ غضب الرب
    .
    وعليكم بصيام شهر رمضان فإن صيامه جنة حصينة من النار ، وفقراء المسلمين أشركوهم في معيشتكم ، والجهاد في سبيل الله بأموالكم وأنفسكم فإنما يجاهد في سبيل الله رجلان إمام هدى أو مطيع له مقتد بهداه ، وذرية نبيكم ( صلى الله عليه وآله ) لا يظلمون بين أظهركم وأنتم تقدرون على الدفع عنهم .

    وأوصيكم بأصحاب نبيكم ، لا تسبوهم ، وهم الذين لم يحدثوا بعده حدثا ، ولم يأتوا محدثا ، فإن رسول الله ( صلى الله عليه وآله ) أوصى بهم.

    وأوصيكم بنسائكم وما ملكت أيمانكم ، ولا يأخذنكم في الله لومة لائم ، يكفكم الله من أرادكم وبغى عليكم ، وقولوا للناس حسنا كما أمركم الله ( عز وجل ) ، ولا تتركوا الامر بالمعروف والنهي عن المنكر ، فيولي الله أموركم شراركم ثم تدعون فلا يستجاب لكم .

    وعليكم بالتواضع والتباذل ، وإياكم والتقاطع والتدابر والتفرق ، وتعاونوا على البر والتقوى ، ولا تعاونوا على الاثم والعدوان ، واتقوا الله إن الله شديد العقاب .

    انظر: الأمالي – الشيخ الطوسي – ص 522 – 523

    Silakan hayati dan pahami ayat berikut.
    وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
    “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Hasyr [59]: 10)

    Berdasarkan wasiat Ali bin Abi Thalib ra dan ayat tersebut sudah jelas disebutkan bahwa dalam menyikapi sahabat, yang diperintahkan Allah Swt kepada kita adalah: mencintai mereka, mendoakan mereka, dan tidak menyimpan kedengkian kepada mereka. Dengan demikian, janganlah Anda membanding-bandingkan para sahabat Rasulullah saw.

  15. Ibn Hajar al ‘Asqallani mengatakan:
    “Jika kamu melihat orang mengkritik seorang saja sahabat Rasulullah saw , ketahuilah bahwa ia itu zindiq. Karena Rasul benar, Al-Quran benar, apa yang dibawanya benar. Disampaikan kepada kita semuanya oleh sahabatnya. Mereka bermaksud untuk mengecam saksi-saksi agama kita untuk membatalkan Al-Kitab dan Sunnah. Merekalah orang-orang zindiq, yang lebih pantas mendapat kecaman.” (Al-Ishabah 1:18).

  16. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    Setelah menelaah artikel Anda, saya terdorong ingin mengajukan pertanyaan, untuk kemudian dijawab dengan teks-teks dari para imam.

    1. Bagaimanakah kedudukan dan keutamaan sahabat Nabi saw menurut imam Ahlul Bait?

    Hasan Al- ‘Askari berkata dalam tafsirnya:

    ( إن كليم الله موسى سأل ربه : هل في صحابة الأنبياء أكرم عندك من صحابتي؟ قال الله عز وجل: يا موسى! أما عملت أن فضل صحابة محمد صلى الله عليه وآله على جميع صحابة المرسلين كفضل آل محمد على جميع آل النبيين وكفضل محمد على جميع المرسلين) .(تفسير الحسن العسكري ص 32).

    “Kalimullah Musa pernah bertanya kepada Rabb-Nya: Apakah diantara sahabat-sahabat para nabi ada yang lebih mulia di sisiMu dibandingkan para sahabatku? Allah swt. berfirman: “Musa! Apakah engkau tidak tahu bahwa keutamaan sahabat Muhammad saw. atas seluruh sahabat para Rasul yang lain adalah laksana keutamaan keluarga Muhammad atas seluruh keluarga para nabi. Dan seperti keutamaan Muhammad atas seluruh Rasul.” (Tafsir Al-Hasan Al-‘Askari, hal. 32)

    2. Apakah para sahabat Nabi bisa dijadikan hujjah dan teladan dalam beragama?

    Ali bin Musa atau yang dikenal dengan Ali ar Ridha menjawab seperti ini:

    قال علي بن موسى الملقب بالرضا – الإمام الثامن عند الشيعة – حينما سئل “عن قول النبي صلى الله عليه وسلم : أصحابي كالنجوم فبأيهم اقتديتم اهديتم ، وعن قوله عليه السلام: دعوا لي أصحابي:؟ فقال: هذا صحيح . (عيون أخبار الرضا (ع)، الشيخ الصدوق ، ج1 ص 93)

    Ali bin Musa ar Ridha imam Ahlul Bait ke delapan ketika ditanya tentang sabda Nabi saw: “Para sahabatku seperti bintang gemintang, dengan siapapun dari mereka kalian mengikut, niscaya kalian akan mendapatkan petunjuk yang benar.” Serta tentang sabda Nabi saw.”Jangan kalian berbuat buruk kepada sahabatku.” Ali ar Ridha menjawab: “hadits itu sahih.” (‘Uyun Akbar ar Ridha, karya Syekh ash- Shaduq, juz 1 hal. 93).

    3. Apakah para sahabat melakukan perbuatan yang menyimpang atau berubah akidahnya dari tuntunan Nabi saw sehingga mereka menjadi orang yang penuh “keraguan, kebohongan, kesalahan, kekeliruan, kebimbangan, kesombongan”?

    Ja’far Shadiq menjawab sebagai berikut:

    أبو عبد الله عليه السلام قال : كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وآله اثني عشر ألفا ثمانية آلاف من المدينة ، و ألفان من مكة ، وألفان من الطلقاء ، ولم ير فيهم قدري ولا مرجي ولا حروري ولا معتزلي ، ولا صحاب رأي ، كانوا يبكون الليل والنهار ويقولون : اقبض أرواحنا من قبل أن نأكل خبز الخمير.”) الخصال، الشيخ الصدوق – ص 639 – 640)

    “Para sahabat Rasulullah saw. ada dua belas ribu orang. Delapan ribu orang dari Madinah, dua ribu orang dari Mekkah, dan dua ribu orang dari kalangan ath-Thulaqa` (yang masuk Islam setelah era Fath Makkah). Dalam diri mereka tidak didapati seorangpun yang menganut paham qadariyah, atau murjiah, atau haruriah, atau mu’tazilah atau rasionalis. Mereka itu selalu menangis di waktu malam dan siang (karena rindu kepada Tuhan mereka) dan mereka berdoa: Ya Allah cabutlah nyawa kami sebelum kami sempat makan roti.” (Al-Khishal, karya Syekh Shaduq, hal. 639-640)

    4. Apakah para sahabat Nabi saw adalah orang yang bersifat munafik, kurang iman, dan cinta kepada Allah sehingga diragukan dan tidak patut diteladani? Apabila sebaliknya, bagaimanakah cara meneladani mereka? Dan jika kami memuliakan para sahabat, meneladani mereka dalam beragama, menjadikan riwayat mereka sebagai hujjah dalam beragama, dan meninggikan derajat mereka serta tidak pernah mencela mereka, apakah dengan perbuatan itu berarti kami menyematkan sifat ‘Ishmah (kemaksuman) kepada mereka?

    Muhammad Al-Baqir menjawab:

    عن سلام بن المستنير قال: كنت عند أبي جعفر، فدخل عليه حمران بن أعين، فسأله عن أشياء، فلما هم حمران بالقيام قال لأبي جعفر عليه السلام: أخبرك أطال الله بقاك وأمتعنا بك، إنا نأتيك فما نخرج من عندك حتى ترق قلوبنا، وتسلوا أنفسنا عن الدنيا، وتهون علينا ما في أيدي الناس من هذه الأموال، ثم نخرج من عندك، فإذا صرنا مع الناس والتجار أحببنا الدنيا؟

    قال: فقال أبو جعفر عليه السلام: إنما هي القلوب مرة يصعب عليها الأمر ومرة يسهل، ثم قال أبو جعفر: أما إن أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم قالوا: يا رسول الله نخاف علينا النفاق، قال: فقال لهم: ولم تخافون ذلك؟ قالوا: إنا إذا كنا عندك فذكرتنا روعنا، ووجلنا، نسينا الدنيا وزهدنا فيها حتى كأنا نعاين الآخرة والجنة والنار ونحن عندك، فإذا خرجنا من عندك، ودخلنا هذه البيوت، وشممنا الأولاد، ورأينا العيال والأهل والمال، يكاد أن نحول عن الحال التي كنا عليها عندك، وحتى كأنا لم نكن على شيء، أفتخاف علينا أن يكون هذا النفاق؟

    فقال لهم رسول الله صلى الله عليه وسلم : كلا، هذا من خطوات الشيطان. ليرغبنكم في الدنيا، والله لو أنكم تدومون على الحال التي تكونون عليها وأنتم عندي في الحال التي وصفتم أنفسكم بها لصافحتكم الملائكة، ومشيتم على الماء، ولولا أنكم تذنبون، فتستغفرون الله لخلق الله خلقاً لكي يذنبوا، ثم يستغفروا، فيغفر الله لهم، إن المؤمن مفتن تواب، أما تسمع لقوله: ] إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ ] وقال: ] وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ] (الكافي ، الكليني ، ج2 ص 423- 424).

    “Dari Salam bin Al-Mustanir ia berkata: Aku suatu hari berada di tempat Abu Ja’far. Kemudian datanglah Hamran bin A’yun. Dan dia pun bertanya kepadanya tentang beberapa masalah. Dan ketika Hamran ingin pamit, ia berkata kepada Abu Ja’far as: “Aku ingin mengadu kepadamu -semoga Allah memanjangkan usiamu dan menjadikanmu selalu memberi manfaat bagi kami-bahwa ketika kami datang kepadamu, selama kami belum keluar pulang dari majlismu, kami merasakan hati kami menjadi lembut, jiwa kami menjadi tidak senang dunia, dan kami tidak silau dengan harta yang ada di tangan manusia. Tapi ketika kami keluar dari majlismu, dan kembali bergaul dengan orang banyak serta para pedagang, ketika itu kami kembali cinta dunia. Bagaimana itu bisa terjadi?”

    Abu Ja’far as menjawab: “Seperti itulah hati manusia. Terkadang sulit dikendalikan dan terkadang mudah.” Kemudian Abu Ja’far kembali berkata: “Para sahabat Rasulullah saw juga pernah berkata: “Rasulullah saw, kami takut mengalami nifaq”. Beliau bertanya: “Mengapa kalian berkata begitu?” Mereka menjawab, “Kami ini jika sedang bersamamu, kami merasakan jiwa kami menjadi halus dan merasakan nuansa ilahiah yang mengisi relung batin kami. Sehingga kami pun lupa terhadap dunia dan tidak ada keinginan meraihnya. Sehingga kami seakan-akan melihat akhirat, surga, dan neraka secara kasat mata ketika kami berada bersamamu. Tapi ketika kami keluar dari majlismu, masuk kembali ke rumah kami, kemudian mencium anak-anak kami, melihat istri dan keluarga kami, serta kembali berurusan dengan harta, maka saat itu kami merasakan mengalami perubahan dari kondisi ketika berada bersamamu, sehingga seakan-akan kami tidak memiliki perasaan tadi lagi. Apakah itu tanda kemunafikan diri kami?”

    Rasulullah saw menjawab mereka: “Itu sama sekali bukan tanda kemunafikan kalian. Itu hanyalah salah satu bentuk godaan setan yang ingin membujukmu agar mencintai dunia. Demi Allah, jika kalian terus berada dalam kondisi ruhaniah seperti yang kalian ceritakan sebelumnya, niscaya kalian akan disalami oleh malaikat, dan kalian bisa berjalan di atas air. Tapi jika kalian tidak berbuat dosa sehingga kemudian Allah mengampuni kalian, niscaya Allah akan menciptakan makhluk lain yang akan berbuat dosa untuk kemudian mereka bersimpuh meminta ampunan kepada Allah, dan Allah pun mengampuni mereka. Karena itulah orang beriman itu bersifat kerap mengalami fitnah (sehingga berbuat dosa) untuk kemudian meminta ampunan Allah. Apakah engkau tidak mendengar firman Allah swt: ” Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat .” (QS al-Baqarah [2]:222) dan firman Allah swt: ” dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya .” (QS Hud [11]:3 ). Lihat: (Al-Kafi, Al-Kulaini, vol. 2 hal. 423-424).

    5. Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap para sahabat Nabi saw? Dan apakah kita boleh berkata buruk tentang mereka, mencela mereka dan membenci mereka, dan betulkah orang yang mencerca sahabat dapat dinamakan sebagai orang zindiq?

    Hasan Al-‘Askari menjawab:

    إن رجلاً ممن يبغض آل محمد وأصحابه الخيرين، أو واحداً منهم يعذبه الله عذاباً لو قسم على مثل عدد خلق الله لأهلكهم أجمعين. (تفسير الحسن العسكري ص196 ، و بحار الأنوار للمجلسي ج 26 ص 331)

    “Orang yang membenci keluarga Muhammad dan para sahabatnya yang mulia, atau terhadap salah seorang dari mereka, niscaya Allah akan adzab mereka dengan adzab yang jika ditimpakan kepada seluruh makhluk Allah niscaya binasalah mereka seluruhnya.”
    (Tafsir Al-Hasan Al-‘Askari, hal. 196. Lihat juga di Biharul Anwar karya Al-Majlisi, juz 26, hal. 331)

    Selanjutnya, berikut ungkapan Ali bin Abi Thalib ra tentang para sahabat yang mulia dan persaksian ta’dil dia terhadap mereka:

    وأوصيكم بأصحاب نبيكم ، لا تسبوهم ، وهم الذين لم يحدثوا بعده حدثا ، ولم يأتوا محدثا ، فإن رسول الله ( صلى الله عليه وآله ) أوصى بهم. ) الأمالي ، الشيخ الطوسي ، ص 522 – 523)

    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka. Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw. juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

    Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut saya pikir ungkapan para imam sangat mencukupi bagi kita untuk tidak membanding-bandingkan para sahabat Rasulullah saw.

  17. @Habibie:
    “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Hasyr [59]: 10)”

    Maksud ayat diatas adalah para sahabat secara kelompok bukan orang per orang, sehingga ayat tsb tidak bisa dijadikan argumentasi bahwa semua sahabat adil dan tdk boleh dikritik/dikecam. Buktinya banyak ayat yg mengecam sebagian sahabat yg melanggar hukum Allah spt ini :

    1. “Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya; dan mereka tiada akan bertangguh untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat.” (QS. 33 al-Ahzab 14)

    2.”Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). (QS. 62 al-Jumu’ah 11)

    3.“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. 49, al-Hujurat 2)

    4.“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. ” (QS. 9 At Taubah 25)

    5. “Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya. ” (QS. 8 Al Anfal 14)

    Al-Quran pun membagi para sahabat menjadi 2 kelompok:
    I. org2 mukminin/saleh dan
    II. org2 yg berada di luar kelompok mukmin/saleh, yg terbagi dlm kelompok2 lagi, yaitu :

    1. Orang2 Munafik Yang Makruf (QS Al-Munafiqun 1)
    2. Orang2 Munafik Yang Tersembunyi (QS At-Taubah 101)
    3. Muradhal Qulub, yaitu kelompok sahabat yang mengikuti jejak orang2 munafik dalam hal spiritual dan sifat2 lemahnya iman kpd Allah SWT dan Rasul-Nya (QS Al-Ahzab 12)
    4. As_Samma’un , yaitu kelompok sahabat yang hatinya bagaikan bulu yang tertiup angin.(QS At-Taubah 45-47)
    5. Mencampur-baurkan Amal Saleh dengan Selainnya (QS At-Taubah 102)
    6. Orang2 Yang Nyaris Murtad (QS Ali Imran 154)
    7. Al Fasiq (QS Al-Hujurat 6)
    8. Al-Muslimun Bukan Al-Mukminun, yaitu kelompok sahabat yang iman mereka belum masuk dalam hatinya. (QS Al-Hujurat 14)
    9. Al-Muallafatu Qulubuhum (QS At-Taubah 60)
    10 Al-Muwallun ammal Kuffar, yaitu kelompok sahabat yang lari/mundur dari peperangan (tawalli ‘anil-jihad). Ini termasuk dosa besar. (QS Al-Anfal 15-16)

    Ayat2 tsb diatas sdh secara jelas dan gamblang menginformasikan kpd kita bahwa TIDAK SEMUA SAHABAT ADIL dan oleh karena itu boleh mengecamnya karena Al-Quran pun telah mengecamnya. Dan kalau Ibnu Hajar mencap zindik org2 yg mengritik sahabat, maka Ibnu Hajar sesungguhnya telah menujukan ucapannya itu kpd Muawiyah, karena dia telah memerintahkan para khotib salat jumat untuk melaknat Ali bin Abi Talib yg dilanjutkan oleh para penguasa Dinasti Umayyah selama 80 tahun . Selain itu antara para sahabatpun terjadi saling laknat.

    Jadi riwayat2 yg anda kutip diatas sebaiknya dikembalikan kpd ayat2 yg saya kutip diatas.

    Adapun maksud “kedengkian” dlm Surat al-Hasyr 10 tsb menurut saya bukan sikap kita terhdp para sahabat, melainkan semacam peringatan dari Al-Quran kpd org beriman untuk tdk meniru para sahabat yg punya perasaan dengki kpd Nabi saw dan Ahlul Baitnya yg telah menerima karunia yg sangat besar dari Allah berupa kenabian dan imamah.

    Jadi kalau kita mengacu kpd ayat2 Al-Quran maka jelaslah diantara para sahabat ada yg mukmin dan ada juga yg fasik dan keduanya berbeda.
    :”Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang fasik ? MEREKA TIDAK SAMA.” (QS As-Sajadah 18).

  18. @anti taqiyah

    Berarti Ali yang merasa lebih pintar dari Rasulullah saw.

    ah itu kan prasangka anda saja 🙂

    Sebab kalau sudah jelas itu disabdakan Rasulullah saw, mengapa dia malah mengatakan bahwa manusia terbaik itu adalah Abu Bakar dan Umar?

    lho kan bisa saja ditafsirkan bahwa mereka mungkin manusia terbaik diantara manusia lain yang bukan Ahlul Bait. Toh Ahlul Bait kan sudah memiliki keutamaan khusus yang Allah SWT tetapkan.Apalagi pada saat itu sudah bayak hadis Rasulullah SAW tentang keutamaan Ahlul Bait di atas manusia yang lain. Jadi menurut Imam Ali sudah jelas maksud pertanyaan orang itu adalah manusia terbaik selain Ahlul Bait Nabi, mungkin lho

    Atau Ali punya interpretasi lain terhadap hadits kesayyidannya itu?

    mungkin yang harus anda katakan interpretasi lain adalah hadis yang katanya Abu Bakar dan Umar manusia terbaik. Itu maksudnya diantara manusia lain selain Ahlul Bait.

    Sehingga dia tidak berhujjah dgn hadits itu ttg keutamaan dirinya dibanding Abu Bakar dan Umar?

    ah anda keliru kali, ada tuh hadis dimana Imam Ali menyatakan bahwa Rasulullah SAW telah melebihkannya di antara semua manusia lain.

    Malah berpidato di atas mimbar di hadapan orang banyak menyatakan bahwa Abu Bakar dan Umarlah yg lebih utama?

    mungkin saja yang dimaksud lebih utama ya selain Ahlul Bait, toh Ahlul Bait dan Rasulullah SAW tidak bisa dibandingkan dengan manusia lainnya. Buktinya banyak tuh di hadis-hadis shahih.

    Kalau demikian adanya berapa banyak orang yg disesatkan oleh Ali oleh pidatonya itu,

    Mungkin anda kali yang merasa disesatkan, kayaknya orang gak akan sesat kalau mereka memperhatikan betapa banyaknya hadis keutamaan Ahlul Bait Nabi di atas semua manusia lainnya.

    belum lagi jawabannya terhadap anaknya sendiri yg menanyakan hal yg sama.

    Perhatikan saja jawaban Imam Ali yang berkata “aku hanyalah seorang dari kalangan kaum muslimin”. Saya tanya pada anda “apakah anda akan menafsirkan kalau Imam Ali itu sama saja dengan kaum muslimin lainnya termasuk yang bukan sahabat [tabiin misalnya].? Toh Imam Ali berkata “hanya dari kalangan kaum muslimin” dan tabiin saat itu ya dari kalngan kaum muslimin juga. Tapi anehnya kok keyakinan sunni pada umumnya justru memuliakan Imam Ali diantara semua sahabat yang lain [selain Abu Bakar dan Umar]. Silakan dijawab

    Ngomong-ngomong sekalian nih saya bawakan hadis shahih dimana Abu bakar mengaku kalau ia bukan yang terbaik diantara semua sahabat Nabi. Ia pernah berkhutbah

    قال أما بعد أيها الناس فأني قد وليت عليكم ولست بخيركم

    Ia berkata “Amma ba’du, wahai manusia sekalian sesungguhnya aku telah dipilih menjadi pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terbaik diantara kalian[Al Bidayah wan Nihayah 5/269]

    Saya mau tanya tuh pada anda. Abu Bakar sendiri menyatakan ia bukan yang terbaik, nah lho apa anda merasa jauh lebih tahu dari Abu Bakar? silakan dijawab

    Mungkin kalau SP ada saat Ali berpidato dia akan segera protes dan menyalahkan Ali karena menurut penafsiran SP dari hadits yg dia bawakan di atas berarti Ali lebih mulia dari Abu Bakar dan Umar dan tentu saja Ali SALAH dalam pidatonya itu.

    Ah maaf ya sekarang saja saat saya gak hidup dimasa itu saya gak berani menyalahkan Imam Ali Ahlul Bait yang menjadi pedoman Umat Islam. Insya Allah begitu pula yang akan saya lakukan jika saya hidup di masa Beliau, paling tidak itulah harapan saya. Menurut saya justru ketika orang mendengar langsung hadis di atas maka mungkin mereka akan tahu maksud Imam Ali mengatakannya.

  19. @Habibie
    Bagaimana Anda bisa pastikan bahwa hadis-hadis yg Anda tampilkan di atas berderajat shahih? Bagaimana kajian sanadnya? Spt metode bung SP dong, perawinya dikaji satu demi satu…

  20. @Pemburu Ilmu: Saya menukil hadits-hadits tersebut kan dari kitab-kitab Anda. Berarti kitab hadits para imam Anda tidak shahih dong …. bagaimana Anda ini? 😉
    @Wahyudi: Masa sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khatab
    yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya layak dikecam oleh Anda. Ayat-ayat Al-Quran yang Anda tuliskan, saya sudah paham, itu semua kan karakteristik orang-orang munafik. Apakah Abu Bakar dan Umar bin Khatab lantas Anda sebut sebagai orang munafik dan tidak adil?

  21. @Habibie

    @Pemburu Ilmu: Saya menukil hadits-hadits tersebut kan dari kitab-kitab Anda. Berarti kitab hadits para imam Anda tidak shahih dong …. bagaimana Anda ini?

    wah Mas, maksudnya Mas Pemburu Ilmu itu kalau anda mengutip hadis silakan analisis dulu kedudukan hadisnya apakah shahih atau tidak. Tidak semua hadis yang tertera dalam suatu kitab adalah shahih. Silakan lihat hadis kutubus sittah tidak semuanya langsung dibilang shahih kan mesti dianalisis sanadnya dulu. Nah itulah yang diminta oleh saudara Pemburu Ilmu. Lagipula silakan jawab pertanyaan saya dengan jujur. Anda menukil riwayat-riwayat syiah itu dari kitab aslinya atau kopipaste darimana?. Kalau dari kitab asli mungkin akan ada sanadnya nah silakan tampilkan serta analisis perawinya, mungkin itu kali maksud Mas Pemburu Ilmu 🙂

    @Wahyudi: Masa sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khatab
    yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya layak dikecam oleh Anda. Ayat-ayat Al-Quran yang Anda tuliskan, saya sudah paham, itu semua kan karakteristik orang-orang munafik. Apakah Abu Bakar dan Umar bin Khatab lantas Anda sebut sebagai orang munafik dan tidak adil?

    Maaf saya rasa anda ini terburu-buru sekali mau membantah lawan bicara anda. Silakan perhatikan baik-baik setiap ayat yang ditampilkan Mas Wahyudi, jangan langsung sembarangan berkata itu semuanya untuk orang munafik. Saya kasih contoh ayat yang ini

    3.“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. 49, al-Hujurat 2)

    Ayatnya saja berkata “hai orang-orang beriman”. kemudian riwayat asbabun nuzul yang shahih justru menunjukkan kalau ayat tersebut turun berkenaan dengan Abu Bakar dan Umar yang bersuara keras melebihi suara Nabi SAW. Jadi silakan deh dipikirkan dan dipelajari dahulu sebelum membantah. Anda tidak mau kan dikatakan “telah menuduh Abu Bakar dan Umar munafik”. Jadi jangan sembarangan menggeneralisasi ayat tersebut[yang dikutip Mas Wahyudi] semuanya untuk orang munafik. salam

  22. @ SP: Apa yg anda katakan hanyalah interpretasi dari perkataan Imam Ali, sementara Imam Ali sendiri jelas mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah manusia terbaik.
    Mengapa Abu Bakar mengatakan bahwa dia bukan yg terbaik? Karena memang dia tidak pernah diberitahu oleh Nabi saw bahwa dia adalah manusia terbaik, sebagaimana dalam hadits Ali sendiri bahwa Nabi saw pernah mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah dua orang sayyid kuhul ahlil jannah dan dalam riwayat Ad-Dulabi dalam Al-Asma wal Kuna Ali memang tidak memberitahukan hal tersebut kepada mereka berdua sampai mereka meninggal, karena memang itulah pesan Rasulullah saw.

    Intinya, mengapa kita tidak mencukupkan diri dgn mengikuti perkataan Imam Ali saja bahwa memang Abu Bakar dan Umar adalah manusia terbaik setelah Nabi saw, apalagi dalam akhir pidatonya Imam Ali mengatakan, “Kalau kalian mau akan aku sebutkan yg ketiga”. Nah siapakah yg ketiga itu?

    Adapun kata sayyid yg anda katakan dalam hadits di atas juga terdapat dalam riwayat hadits lain untuk diri Abu Bakar dan Umar dan saya pikir anda sudah melihat riwayat itu.

    Selanjutnya, hadits Ali yg anda bawakan di atas hanya menyebutkan kata sayyid secara umum dan Alilah yg lebih paham maksudnya sehingga kalau dikompromikan dgn pidatonya ttg keutamaan Abu Bakar dan Umar maka benarlah apa yg dikatakan saudara Amri di atas.

  23. @antitaqiyah

    @ SP: Apa yg anda katakan hanyalah interpretasi dari perkataan Imam Ali, sementara Imam Ali sendiri jelas mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah manusia terbaik.

    ah sudah saya jawab tuh, kalau mau berkeras silakan. Yang patut diherankan adalah anda ini seolah-olah tidak mau memperhatikan hadis keutamaan Imam Ali yang menunjukkan keutamaannya melebihi Abu Bakar dan Umar.

    Mengapa Abu Bakar mengatakan bahwa dia bukan yg terbaik? Karena memang dia tidak pernah diberitahu oleh Nabi saw bahwa dia adalah manusia terbaik,

    hooo begitu ya 🙂

    sebagaimana dalam hadits Ali sendiri bahwa Nabi saw pernah mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah dua orang sayyid kuhul ahlil jannah dan dalam riwayat Ad-Dulabi dalam Al-Asma wal Kuna Ali memang tidak memberitahukan hal tersebut kepada mereka berdua sampai mereka meninggal, karena memang itulah pesan Rasulullah saw.

    saya tanya tuh memangnya di surga ada yang namanya kuhul?. terus bagaimana riwayat yang menyatakan kalau Imam Hasan dan Husain Sayyid pemuda surga dan Ayah mereka lebih baik dari mereka berdua. Pernah baca riwayat ini tidak. Itulah yang saya maksud, jangan cuma bisa fokus pada keutamaan Abu Bakar dan Umar saja. Anda baca dulu tuh hadis keutamaan Imam Ali yang begitu banyaknya.

    Intinya, mengapa kita tidak mencukupkan diri dgn mengikuti perkataan Imam Ali saja bahwa memang Abu Bakar dan Umar adalah manusia terbaik setelah Nabi saw, apalagi dalam akhir pidatonya Imam Ali mengatakan, “Kalau kalian mau akan aku sebutkan yg ketiga”. Nah siapakah yg ketiga itu?

    Perkataan Imam Ali yang anda maksud harus dikompromikan dengan berbagai riwayat lain. Apalagi diketahui ada tuh hadis shahih bahwa Rasulullah SAW menyatakan kalau Ali manusia terbaik begitu pula yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi termasuk Imam Ali 🙂

    Adapun kata sayyid yg anda katakan dalam hadits di atas juga terdapat dalam riwayat hadits lain untuk diri Abu Bakar dan Umar dan saya pikir anda sudah melihat riwayat itu.

    Juga ada tuh dalam riwayat lain kalau Imam Hasan dan Imam Husain sayyid pemuda surga dan ini lebih kuat dan tidaklah musykil karena memang yang ada di surga itu semuanya pemuda. btw bahkan di hadis itu disebutkan kalau Imam Ali tetap lebih baik dari kedua syayyid pemuda surga.

    Selanjutnya, hadits Ali yg anda bawakan di atas hanya menyebutkan kata sayyid secara umum dan Alilah yg lebih paham maksudnya sehingga kalau dikompromikan dgn pidatonya ttg keutamaan Abu Bakar dan Umar maka benarlah apa yg dikatakan saudara Amri di atas.

    btw kalau anda mau berkeras pada interpretasi anda ya silakan, saya pun telah mengajukan interpretasi saya. 🙂

  24. @SP: Sudah menganalisis hadits-hadits yang saya paparkan di atas, shahih kan dari kitab2 para imam! Okelah kalo begitu … jangan membanding-bandingkan sahabat (Abu Bakar dan Umar bin Khatab) Rasulullah saw lagi ya, apalagi mencaci maki! 🙂

  25. Masalah tafsiran kata kuhul itu sudah diinterpretasikan oleh para ulama yg ahli bahasa arab dan saya rasa anda sudah baca itu, jadi cari ajalah sendiri.

    Btw, Dalam hadits Imam Hasan dan Husain tidak disebutkan bahwa mereka sayyid lebih dari semua umat SETELAH NABI DAN RASUL.

    Ya kalau memang anda bersikeras dgn interpretasi anda silahkan saja, tapi jangan menyalahkan orang yg punya interpretasi lain, apalagi interpretasi itu adalah mengikuti pernyataan tegas dari Imam Ali sendiri.

    Saya punya kitab Al-Ahadits wa Al-Atsar fii Fadhaa`il Ash-Shahabah yg delapan jilid itu jadi semua keutamaan Imam Hasan dan Husain pun sudah saya baca. Al-hamdulillah.

  26. @Habibie
    1. Apakah anda ingin mengelabui para pembaca?
    Jika anda membacanya langsung dari kitab-kitab tersebut sungguh anda telah melakukan pengelabuan dengan potong riwayat seenak perutmu.

    Demi Allah saya dulu pernah tertipu dengan gaya hujjah seperti ini. Cara mengatasinya: buka langsung kitab-kitabnya, tinggal download. Ini di antaranya:

    http://www.alkadhum.org/other/mktba/quran/

    http://www.alkadhum.org/other/mktba/index.htm

    2. jika anda copy paste.. anda sok tahu.

    3. Dan lagi apa urusannya dengan syi’ah di blog ini?

    Anda ini lucu, melarang membandingkan, sementara riwayat yang anda bawakan menggunakan perbandingan….. Itu larangan dari mana oy….

  27. @Habibie. (postingan tgl 10-3-2010)
    1. Bagaimanakah kedudukan dan keutamaan sahabat Nabi saw menurut imam Ahlul Bait?
    ====
    Silakan anda dan rekan-rekan semua membukanya, pada kitab Tafsir yang dinisbahkan kepada Imam Hasan al-Askariy tersebut.

    Saya bawakan sebagaian isinya. Riwayat tsb menyatakan bahwa:

    1. Muhammad saww adalah makhluk paling mulia di atas seluruh malaikat dan makhluk lainnya.

    2. keutamaan keluarga (ahlulbayt) Muhammad saww di atas keluarga nabi lainnya, laksana keutamaan Muhammad saww di atas para utusan Allah lainnya.

    3. keutamaan sahabat Muhammad saww di atas para sahabat nabi lainnya, laksana keutamaan keluarga Muhammad saww di atas keluarga nabi lainnya.

    Berdasarkan riwayat di atas pernyataan saudara Habibie adalah benar (jangan membanding-bandingkan sahabat Rasulullah saww) jika yang dimaksud adalah dengan membandingkannya dengan Ahlulbait. Kenapa? TIDAK SELEVEL.

    Adapun siapa yang dimaksud dengan sahabat nabi saww tersebut. itu hal lain. yang jelas bahwa sahabat nabi saww lebih mulia dibandingkan dengan sahabat para nabi lainnya. Membandingkan sahabat nabi dengan keluarga nabi saww adalah perbandingan yang tidak sepadan.

    Imam Ali as berkata:
    Tak seorang pun di antara umat Islam yang dapat dipandang sejajar dengan Keluarga Muhammad SAWW. Orang yang mendapatkan kenikmatan dari mereka tak dapat dibandingkan dengan mereka. Mereka adalah fondasi agama dan tiang iman. Pelari di depan harus berbalik sementara yang di belakang harus menyusul mereka. Mereka memiliki ciri utama kewalian. Bagi mereka ada wasiat dan warisan (Nabi). Inilah waktunya hak itu kembali kepada pemiliknya dan dialihkan kepada pusat tempat kembalinya. • (Nahjul Balaghah, Khotbah no. 2)

  28. @anti taqiyah

    Masalah tafsiran kata kuhul itu sudah diinterpretasikan oleh para ulama yg ahli bahasa arab dan saya rasa anda sudah baca itu, jadi cari ajalah sendiri.

    wah maaf deh, sekarang saya tanya apakah kata kuhul dan kata syabab itu punya arti yang berbeda ataukah sama. Apakah ahlu jannah itu syabab ataukah kuhul? silakan tuh dijawab, mengenai penafsiran ulama itu mah banyak sekali dan macam-macam lah ada yang bilang begini dan ada yang bilang begitu. so mana yang benar dan apa dalilnya? bukankah itu yang mesti dianalisis 🙂

    Btw, Dalam hadits Imam Hasan dan Husain tidak disebutkan bahwa mereka sayyid lebih dari semua umat SETELAH NABI DAN RASUL.

    Jadi kalau begitu apa gunanya kata Sayyid kalau itu berarti tidak bisa dianggap lebih dari semua umat. Sayyid para pemuda ahli surga. Jelas itu berarti Sayyid bagi setiap pemuda ahli surga. kira-kira Abu Bakar dan Umar itu pemuda ahli surga bukan?

    Ya kalau memang anda bersikeras dgn interpretasi anda silahkan saja, tapi jangan menyalahkan orang yg punya interpretasi lain, apalagi interpretasi itu adalah mengikuti pernyataan tegas dari Imam Ali sendiri.

    Silakan tuh, dari awal saya sudah mempersilakan anda berpegang pada interpretasi anda. kata-kata yang sama juga saya tujukan pada anda. Jangan menyalahkan orang kalau orang lain punya banyak dalil untuk menopang interpretasinya.

    Saya punya kitab Al-Ahadits wa Al-Atsar fii Fadhaa`il Ash-Shahabah yg delapan jilid itu jadi semua keutamaan Imam Hasan dan Husain pun sudah saya baca. Al-hamdulillah.

    Ya baguslah kalau sudah dibaca 🙂

  29. Jelas sekali Imam Ali mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai manusia (di riwayat yg lain umat) terbaik setelah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka setelah Nabi ga ada lagi jeda melainkan langsung Abu Bakar kemudian Umar. hal ini adalah perkataan yang sangat jelas sekali dari beliau. maka dua orang itu pun kedudukannya setelah Nabi BAIK DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT, ibarat dalam dunia kerja Nabi Komisaris, maka mereka berdua adalah direktur utama dan direktur, sedangkan selain mereka adalah General Manager dan Manager departemen. bukankah di perusahaan mereka ini disebut para pimpinan? ada top, middle dan bottom. hal yang sangat sederhana sekali, tapi bagi orang syi’ah dibuat njlimet kayak ulet.

    terserah mau ikut interpretasi Imam Ali yg katanya diaku dicintai atau ngikuti interpretasi pribadi yg penuh hawa nafsu?

  30. @edi

    Maka tampilkanlah hadits Rasulullah saw, bahwa Abubakar dan Umar pantas menjadi pemimpin dunia akhirat itu, jangan hanya ngarang saja 😆

  31. @Habibie menulis:
    2. Apakah para sahabat Nabi bisa dijadikan hujjah dan teladan dalam beragama?

    Ali bin Musa atau yang dikenal dengan Ali ar Ridha menjawab seperti ini:

    قال علي بن موسى الملقب بالرضا – الإمام الثامن عند الشيعة – حينما سئل “عن قول النبي صلى الله عليه وسلم : أصحابي كالنجوم فبأيهم اقتديتم اهديتم ، وعن قوله عليه السلام: دعوا لي أصحابي:؟ فقال: هذا صحيح . (عيون أخبار الرضا (ع)، الشيخ الصدوق ، ج1 ص 93)

    Ali bin Musa ar Ridha imam Ahlul Bait ke delapan ketika ditanya tentang sabda Nabi saw: “Para sahabatku seperti bintang gemintang, dengan siapapun dari mereka kalian mengikut, niscaya kalian akan mendapatkan petunjuk yang benar.” Serta tentang sabda Nabi saw.”Jangan kalian berbuat buruk kepada sahabatku.” Ali ar Ridha menjawab: “hadits itu sahih.” (‘Uyun Akbar ar Ridha, karya Syekh ash- Shaduq, juz 1 hal. 93).
    ======//=====

    Bila anda copy paste, jangan sok tahu. Dan ketahuilah guru anda, saudara anda, atau orang yang memberi kabar kepada anda tentang hadist tersebut telah menipu anda.!!

    Bila anda mengetahuinya, maka anda telah menyembunyikan kebenaran. Anda bermaksud menyesatkan orang-orang yang tidak tahu. Semoga Allah melaknat mulut kotor anda dengan mengatasnamakan Imam ar-Ridha as. Bertaubatlah, berhentilah menyebarkan tipu muslihat untuk mendirikan keyakinan anda yang menyimpang itu.
    Di dunia anda akan rugi, di akherat akan celaka dengan kebohongan yang anda sebarkan itu!!

    Bagi para pembaca saya bawakan haditsnya secara lengkap berikut ini:
    حدثنا الحاكم أبو علي الحسين بن أحمد البيهقي قال حدثني محمد بن يحيى الصولي ، قال حدثني محمد بن موسى بن نصر الرازي ، قال : حدثني أبي ، قال : سئل الرضا عليه السلام عن قول النبي ( ص ) : أصحابي كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم ، وعن قوله عليه السلام : دعوا لي أصحابي فقال عليه السلام : هذا صحيح يريد من لم يغير بعده ولم يبدل قيل : وكيف يعلم أنهم قد غيروا أو بدلوا ؟ قال : لما يروونه : من أنه ( ص ) قال : ليذادن برجال من أصحابي يوم القيامة عن حوضي كما تذاد غرائب الإبل عن الماء فأقول : يا رب أصحابي أصحابي فيقال لي : إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك ؟ فيؤخذ بهم ذات الشمال فأقول : بعدا وسحقا لهم افترى هذا لمن لم يغير ولم يبدل .

    عيون أخبار الرضا (ع) – الشيخ الصدوق – ج 1 – ص 93

    Apa yang dilakukan oleh habibie adalah memotong pernyataan Imam ar-Ridha as. tentang sabda Nabi saww beliau berkata, “ini shahih (benar sabda nabi), yang dimaksud adalah mereka yang tidak merubah dan mengganti (ajaran/tuntunan Nabi) setelah beliau tiada”. selanjutnya Imam membawakan riwayat bahwa banyak sahabat yang diusir dari al-haudh sebagaimana riwayat tersebut kita dapati pula dalam Bukhari (sekitar 5 riwayat) dan di Shahih Muslim (sekitar 6 riwayat).

  32. @Yusuf
    “Apakah anda ingin mengelabui para pembaca?”
    Sungguh, tidak ada sedikit pun saya ingin megelabui para pembaca. Itu tuduhan Anda. Saya niatkan dari awal bahwa saya ingin mengungkapkan kebenaran bahwa hadits yang saya paparkan memang benar adanya, insya Allah shahih dari kitab-kitab para imam.

    “jika anda copy paste.. anda sok tahu”
    Ya saya memang copas hadits tersebut, tapi ditelaah dahulu. Baru saya sampaikan kepada Anda. Kalau Anda tidak mau menerima, ya sudah ….

    “Dan lagi apa urusannya dengan syi’ah di blog ini?”
    Anda ini unik ya, kayanya baru masuk di blog ini ya! Buka mata dan hati ya! 😉

    “Anda ini lucu, melarang membandingkan, sementara riwayat yang anda bawakan menggunakan perbandingan….. Itu larangan dari mana oy….”

    Ya itu kan metode komparatif saya, sekali lagi saya hanya ingin menyampaikan hadits-hadits dari kitab-kitab para imam tentang sahabat Rasulullah saw yang sudah jelas bahwa Ali bin Abi Thalib berwasiat sebagai berikut.

    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka. Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

    “Silakan anda dan rekan-rekan semua membukanya, pada kitab Tafsir yang dinisbahkan kepada Imam Hasan al-Askariy tersebut.”

    Alhamdulillah, syukran. Saya sangat cinta Ahlul Bait dan mengakui keutamaan para sahabat Rasulullah saw dan mengakui bahwa Abu Bakar dan Umar bin Thalib adalah sahabat dan khalifah setelah Rasulullah saw.
    Silakan Anda baca kembali komentar saya dengan baik-baik, apa ada statement bahwa saya tidak mengakui keutamaan para sahabat Rasulullah saw? Yang jadi permasalahannya adalah apakah Anda mengakui Abu Bakar dan Umar bin Thalib adalah sahabat dan khalifah setelah Rasulullah saw?
    Silakan dijawab …. Yes/No (Na’am/La)

  33. @Habibie,

    Coba anda tampilkan haditsnya bahwa Abu Bakar dan Umar adalah khalifah setelah Rasulullah saw, jangan ngarang saja dari dulu :mrgreen:

  34. @Habibie
    Riwayat pertama, bahwa sahabat tidak bisa dibandingkan dengan Ahlulbait. Apakah anda menganggap mereka sama? kalau anda menggunakan dalil tersebut untuk menunjukkan lebih utamanya sahabat dari Ahlulbait atau sejajar . maka anda salah!

    Riwayat kedua, anda memotong pernyataan Imam Ridha as, seolah-olah semua sahabat adil. padahal riwayat tersebut menunjukkan bahwa tidak semua sahabat adil. beliau membawa riwayat hadits al-haudh sebagaimana hal itu juga terdapat dalam kitab shahih bukhari dan shahih muslim.

    Apakah anda mengakui fakta ini?

  35. @anti taqiyah ala syiah

    Btw, Dalam hadits Imam Hasan dan Husain tidak disebutkan bahwa mereka sayyid lebih dari semua umat SETELAH NABI DAN RASUL.

    Astagfirullah.
    Bagi mereka yang dengki memang kalimat yang manapun tidak pernah cukup. Jika anda siap memeriksa diri anda, maka anda akan sadari bahwa yang sedang anda lakukan ini adalah berdalih yang penting mereka tidak mendapatkan kemuliaan tsb.
    Bagi mereka yang memiliki kecintaan kepada cucu Rasul SAW maka redaksi tsb sudah lebih dari cukup.
    Apakah anda sadari bahwa yang sedang anda pertanyakan adalah kemuliaan dari cucu dari Rasul anda sendiri.
    Jika umat Yahudi membunuh Nabi2nya, maka umat Muhammad menelantarkan keluarga Nabinya.

    Ya Habibi, Ya Sayyidi, Ya Nabiullah, Ya sang pemberi syafaat, Ya Rahmatan lil alamin, Ya Rasulullah.., maafkan kami..maafkan umatmu..

  36. @anti taqiyah ala syiah

    Saya punya kitab Al-Ahadits wa Al-Atsar fii Fadhaa`il Ash-Shahabah yg delapan jilid itu jadi semua keutamaan Imam Hasan dan Husain pun sudah saya baca. Al-hamdulillah

    Kalau begitu bantu saya tunjukkan yang lebih mulia dari mereka yang anda coba paksakan ada. (tentunya dengan jumlah buku yang lebih banyak).

    Salam damai.

  37. @Yusuf
    “Imam Ali as berkata:
    Tak seorang pun di antara umat Islam yang dapat dipandang sejajar dengan Keluarga Muhammad SAWW. Orang yang mendapatkan kenikmatan dari mereka tak dapat dibandingkan dengan mereka. Mereka adalah fondasi agama dan tiang iman. Pelari di depan harus berbalik sementara yang di belakang harus menyusul mereka. Mereka memiliki ciri utama kewalian. Bagi mereka ada wasiat dan warisan (Nabi). Inilah waktunya hak itu kembali kepada pemiliknya dan dialihkan kepada pusat tempat kembalinya. • (Nahjul Balaghah, Khotbah no. 2)”

    Anda yakin itu perkataan Ali bin Abi Thalib? Silakan pahami kitab yang Anda baca ….

  38. @Habibie

    Ente tdk bisa menampilkan haditsnya bahwa Abu Bakar dan Umar adalah khalifah setelah Rasulullah saw, berarti ente selama ini taqlid buta kpd tokoh pujaannya itu. Dasar pengkhayal yg aneh :mrgreen:

  39. @Habibie

    Anda mau berhujjah dengan kitab-kitab syi’ah untuk membenarkan keyakinan anda, dan ternyata tidak bisa. Kemudian anda mengelabui pembaca.

    Apakah saya menuduh tanpa fakta?
    Anda membawa riwayat dari Imam yang seolah-olah menyatakan bahwa semua sahabat adil, padahal kenyataannya tidak demikian. Apakah anda mengerti?
    Sampai kapan anda hendak berbuat seperti itu?

  40. @Yadi
    Ikut-ikutan ajah, jawab dahulu pertanyaan saya. Yes/No (Na’am/La) v*_*v

    @Yusuf
    “Anda mau berhujjah dengan kitab-kitab syi’ah untuk membenarkan keyakinan anda, dan ternyata tidak bisa. Kemudian anda mengelabui pembaca.

    Ya iya dong, biar adil dan fair. Anda mungkin yang tidak bisa meyakinkan saya? 😉

    “Apakah saya menuduh tanpa fakta?”

    Ya, karena Anda tidak memahami kitab yang Anda baca sendiri ….

    “Anda membawa riwayat dari Imam yang seolah-olah menyatakan bahwa semua sahabat adil, padahal kenyataannya tidak demikian.”

    Tidak juga. Itu sih interpretasi Anda saja ….

    “Sampai kapan anda hendak berbuat seperti itu?”

    Sampai Anda mengakui bahwa Abu Bakar dan Umar adalah sahabat Rasulullah saw dan khalifah setelah beliau ….

  41. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    @All
    Teman-teman, yuk kita telaah kembali tulisan mas SP.

    Berikut hadits yang diangkat dalam artikel ini.
    حدثنا أحمد بن عبد الجبار الصوفي قثنا أحمد بن الأزهر نا عبد الرزاق قال انا معمر عن الزهري عن عبيد الله بن عبد الله عن بن عباس قال بعثني النبي صلى الله عليه وسلم الى علي بن أبي طالب فقال أنت سيد في الدنيا وسيد في الآخرة من احبك فقد احبني وحبيبك حبيب الله وعدوك عدوي وعدوي عدو الله الويل لمن ابغضك من بعدي

    Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdul Jabbar Ash Shufi yang berkata telah menceritakan kepada kami

    Ahmad bin Al Azhar yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq yang berkata telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Ubaidillah bin Abdullah dari Ibnu Abbas yang berkata “Nabi SAW mengutusku kepada Ali bin Abi Thalib lalu Beliau bersabda “Wahai Ali kamu adalah Sayyid [pemimpin] di dunia dan Sayyid [pemimpin] di akhirat. Siapa yang mencintaimu maka sungguh ia mencintaiku, kekasihmu adalah kekasih Allah dan musuhmu adalah musuhku dan musuhku adalah musuh Allah. Celakalah mereka yang membencimu sepeninggalKu [Fadhail Shahabah no 1092]

    “Orang-orang yang entah mengapa merasa risih jika ada keutamaan yang sangat besar dimiliki oleh Ahlul Bait.”

    Justru saya mengakui keutamaan yang sangat besar dimiliki oleh Ahlul Bait. Namun, saya risih dengan golongan yang tidak mengakui Abu Bakar dan Umar bin Khatab sebagai sahabat dan khalifah setelah Rasulullah saw. Apalagi membanding-bandingkannya.
    Toh dalam hadits yang Anda paparkan juga tidak ada kalimat “Bukti Keutamaan Yang Lebih Tinggi Dari Abu Bakar dan Umar”. Itu kan tambahan dan interpretasi Anda saja.

    “Banyak faedah yang bisa dipetik dari matan hadis tersebut. Diantaranya hadis tersebut menunjukkan keutamaan Imam Ali di atas para sahabat lainnya [termasuk Abu Bakar, Umar dan Utsman].”

    Haditsnya berfaedah, tapi interpretasi Anda tidak berfaedah. Justru terlalu membanding-bandingkan antara Ali bin Abi Thalib dengan Abu Bakar, Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan.

    Sekarang silakan dijawab, apakah Anda mengakui Abu Bakar, Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan sebagai para sahabat Rasulullah saw dan khulafaurrasyidin?

    “Hadis tersebut juga menunjukkan kecaman yang begitu besar kepada mereka yang memusuhi dan membenci Imam Ali karena disebutkan bahwa Musuh Imam Ali adalah Musuh Rasulullah SAW dan musuh Rasulullah SAW adalah musuh Allah SWT. Sungguh celaka sekali mereka yang memusuhi dan membenci Imam Ali.”

    Yang membenci Ali bin Abi Thalib itu siapa? Tolong sebutkan mazhab (bukan mahzab) dan orang-orangnya! Saya kira tidak ada yang membenci Ali bin Abi Thalib dan para sahabat Rasulullah saw.

    Berikut ungkapan Ali bin Abi Thalib ra tentang para sahabat yang mulia dan persaksian ta’dil dia terhadap mereka.

    وأوصيكم بأصحاب نبيكم ، لا تسبوهم ، وهم الذين لم يحدثوا بعده حدثا ، ولم يأتوا محدثا ، فإن رسول الله ( صلى الله عليه وآله ) أوصى بهم. ) الأمالي ، الشيخ الطوسي ، ص 522 – 523)

    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka. Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw. juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

  42. @Habibie
    حدثنا أحمد بن عبد الجبار الصوفي قثنا أحمد بن الأزهر نا عبد الرزاق قال انا معمر عن الزهري عن عبيد الله بن عبد الله عن بن عباس قال بعثني النبي صلى الله عليه وسلم الى علي بن أبي طالب فقال أنت سيد في الدنيا وسيد في الآخرة من احبك فقد احبني وحبيبك حبيب الله وعدوك عدوي وعدوي عدو الله الويل لمن ابغضك من بعدي

    Anda sadar telah meotong pernyataan imam Ridha as di atas dalam postingan Anda?

  43. @Habibie

    O…pertanyaan itu ditujukan kepada saya juga tho, saya jawab No. Kemudian jawab pertanyaan saya coba anda tampilkan haditsnya bahwa Abu Bakar dan Umar adalah khalifah setelah Rasulullah saw, jangan ngarang saja dari dulu :mrgreen:

  44. @Habibie

    حدثنا الحاكم أبو علي الحسين بن أحمد البيهقي قال حدثني محمد بن يحيى الصولي ، قال حدثني محمد بن موسى بن نصر الرازي ، قال : حدثني أبي ، قال : سئل الرضا عليه السلام عن قول النبي ( ص ) : أصحابي كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم ، وعن قوله عليه السلام : دعوا لي أصحابي فقال عليه السلام : هذا صحيح يريد من لم يغير بعده ولم يبدل قيل : وكيف يعلم أنهم قد غيروا أو بدلوا ؟ قال : لما يروونه : من أنه ( ص ) قال : ليذادن برجال من أصحابي يوم القيامة عن حوضي كما تذاد غرائب الإبل عن الماء فأقول : يا رب أصحابي أصحابي فيقال لي : إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك ؟ فيؤخذ بهم ذات الشمال فأقول : بعدا وسحقا لهم افترى هذا لمن لم يغير ولم يبدل .

    عيون أخبار الرضا (ع) – الشيخ الصدوق – ج 1 – ص 93

    Anda sadar telah memotong pernyataan Imam Ridha as di atas dalam postingan Anda?

    ===
    maaf SP di atas salah.

  45. @Habibie
    Anda telah membawa dalil-dalil utk menopang doktrin Anda bahwa SEMUA sahabat adalah baik dan jujur, karena itu janganlah membanding-bandingkan para sahabat. Tapi sayangnya dalil Anda lemah dan sudah dipatahkan oleh bung @SP, @Wahyudi, @Yusuf, @Yadi. Anda sendiri juga gagal menunjukkan keshahihan hadis yg Anda bawakan.

    Jadi kesimpulannya : doktrin Anda bahwa SEMUA sahabat baik dan jujur itu salah besar dan tidak laku di forum ini. Doktrin Anda hanya laku di kalangan Salafi-Wahabi-Nashibi.

  46. @Habibie:
    “Sekarang silakan dijawab, apakah Anda mengakui Abu Bakar, Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan sebagai para sahabat Rasulullah saw dan khulafaurrasyidin?”

    Secara de facto kami mengakui Abu Bakar, Umar dan Usman sebagai khalifah (tanpa rasyidin) dan sahabat Rasulullah saw . Dan hal ini merupakan fakta sejarah. Tidak ada masalah.
    Kenapa saya tdk menganggap mereka sbg khulafaurrasyidin, karena mereka adalah para khalifah yg dipilih oleh MASYARAKAT. Tapi jabatan yg pernah disandang oleh ketiga khalifah tsb dan persahabatannya dg Rasulullah saw tdk secara otomatis menjadi pembenaran bahwa mereka memiliki keutamaan yg melebihi org2 selain mereka dan tidak boleh dikritik, kebal hukum dll shg sampai ada yg menyebut mereka dg “khalifah nabi”.

    Sebutan Nabi, “khalifah nabi” atau “khulafaurrasyidin” (khalifah yg mendapat petunjuk) hanya pantas disandang oleh manusia2 tertentu yg dipilih oleh Allah swt dan sesuai fakta sejarah manusia2 yg dipilih oleh Allah swt sepanjang hidupnya tdk pernah bermaksiyat kpd Allah swt. Contohnya Nabi saw dan Ali bin Abi Thalib sejak kecil smp dewasa tdk pernah menyembah berhala dan perbuatan2 maksiyat lainnya. Makanya sangat pantas kalau Ali bin Abi Thalib termasuk dlm org2 yg disebut dlm hadis al-Kisa dmn hadis tsb merupakan penjelasan atas siapa saja figur2 yg dimaksud “ahlul bait” dlm QS 33:33 dan sangat pantas pula menjadi pilihan Nabi sebagai pengganti beliau sbgmana dinayatakan dlm hadis Ghadir Khum.

    Terus bagaimana dg “pernyataan Imam Ali yg anda kutip sbb :
    وأوصيكم بأصحاب نبيكم ، لا تسبوهم ، وهم الذين لم يحدثوا بعده حدثا ، ولم يأتوا محدثا ، فإن رسول الله ( صلى الله عليه وآله ) أوصى بهم. ) الأمالي ، الشيخ الطوسي ، ص 522 – 523)

    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka. Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw. juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

    Menurut saya ini jelas bukan pernyataan Ali bin Abi Thalib karena bertentangan dg Al-Quran yg sdh saya kutip sebelumnya yg banyak mengecam para sahabat yg melanggar ketentuan Allah dan riwayat ini bertentangan dg hadis al-Haudh yg lebih sahih dimana dinyatakan bahwa sepeninggal nabi para sahabat melakukan perubahan2 dlm urusan agama. Apakah menurut anda Ali bin Abi Thalib berani menentang al-Quran ?

    Sementara itu hadis2 yg mendukung keutamaan Abu Bakar, Umar dan Usman yg sering dikutip oleh anda dan org2 semacam anda melalui pembuktian SP ternyata hadis palsu belaka.

    Jadi dlm masalah pemilihan presiden saja harus ada proses seleksi dan membanding-bandingkan antara calon yg satu dg yg lainnya, apalgi dlm kaitan dg para penerus Nabi saw (khalifah nabi) yg jelas lebih penting dan lebih tinggi levelnya dari pemilu presiden. Saya kira sangat wajar dlm masalah Imamah ini kita membanding-bandingkan antara figur yg satu dg figur yg lainnya karena ini menyangkut suatu konsekwensi tertentu dimana kalau yg menyangkut pemimpin keduniaan hanya menyangkut dunia saja sementara kalau khalifah nabi punya konsekwensi dunai dan akhirat atau surga dan atau neraka !

    Memang sangat sulit mempertemukan dua sudut pandang yg berlainan dlm masalah Imamah, dimana anda memandang jabatan khalifah sepeningal Nabi adalah jabatan kekuasaan biasa spt presiden, raja dll. Sementara saya dan teman2 menganggap jabatan sepeninggal Nabi (khalifah Nabi) adalah jabatan ilahiyah dimana figur2 yg menjabatnya wajib maksum mutlak karena salah satu tugas utamanya adalah mengawal dan menjaga keutuhan dan kesucian agama (Islam) smp Hari Kiamat. Org yg pernah apalagi sedang dan ke depannya berpotensi bermaksiyat tak mungkin diberi kepercayaan menduduki posisi spt itu.

    Diantara para sahabat selain ada yg fasik memang ada pula org2 yg saleh dan berakhlak mulia. Tapi belum tentu menjadi pilihan Allah dan Rasul-NYa.

  47. Sudah pasti khalifah Nabi wajib memiliki kapasitas setara dgn Nabi demi menjaga kesucian risalah Islam. Kalau khalifah Nabi boleh dijabat oleh org yg berpotensi maksiat maka kesucian risalah Islam akan kotor dgn kesalahan org2 tersebut. Kalau kesucian Islam tdk terjaga nasibnya tentu tdk jauh bedanya dgn agama2 dahulu? Maka org yg pertama yg seharusnya menjadi khalifah nabi adalah Ali bin Abu Thalib bukan yang lain.

  48. #Wahyudi

    Menurut saya ini jelas bukan pernyataan Ali bin Abi Thalib karena bertentangan dg Al-Quran yg sdh saya kutip sebelumnya yg banyak mengecam para sahabat yg melanggar ketentuan Allah dan riwayat ini bertentangan dg hadis al-Haudh yg lebih sahih dimana dinyatakan bahwa sepeninggal nabi para sahabat melakukan perubahan2 dlm urusan agama. Apakah menurut anda Ali bin Abi Thalib berani menentang al-Quran ?

    Telah terjadi loncatan logika pada statement mas Wahyudi.
    Nasihat saya, hati2 menyatakan adanya pertentangan dengan AQ ketika kita masih dalam tataran subjektifitas penafsiran.
    Apa yang akan anda katakan ketika /jika kalimat tersebut benar2 disampaikan oleh Imam Ali a.s.?
    Apakah akan terjadi kasus sebagaimana yang dilakukan oleh “khawarij” kepada Imam Ali a.s?
    Ketidakmampuan analisa dan tafsir mereka atas perbuatan/perkataan Imam Ali a.s. telah menyesatlkan mereka.

    Salam damai.

  49. @Wahyudi

    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka. Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw. juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

    Bagi saya, perkataan ini tertuju kepada para sahabat yang benar-benar mengikuti Rasulullah SAW dan Ahlul Bait Rasul SAW. Dan mereka tidak melakukan perubahan apapun karena mereka setia berpegang teguh pada Ahlul Bait 🙂

  50. Inti masalahnya disini adalah mas Habibie tidak bisa membuktikan keshahihan hadis-hadis yg telah ia tampilkan, spt “pernyataan Imam Ali” yg ia kutip sbb :
    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka. Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw. juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

    Karena ketidakmampuan mas Habibie membuktikan keshahihannya maka hadis-hadis yg telah ditampilkannya diatas tidak bisa dijadikan hujjah.

    Kesimpulan mas Wahyudi sudah tepat, bukankah ada beberapa ayat Quran (yg telah dikutipnya) yang telah mengecam sahabat karena ketidaktaatan dan pembangkangan mereka pada Nabi SAW. Begitu juga beberapa hadis shahih Nabi SAW yg telah pernah diulas bung SP.

    Dan Imam Ali as sendiri tidak mungkin bertentangan dengan Al Quran, bukankah keduanya selalu sejalan sebagaimana disabdakan Nabi SAW?

  51. @Pemburu Ilmu

    Inti masalahnya disini adalah mas Habibie tidak bisa membuktikan keshahihan hadis-hadis yg telah ia tampilkan, spt “pernyataan Imam Ali” yg ia kutip sbb

    Sebelumnya saya sudah mengingatkan Mas Habibie mengenai masalah ini tapi sepertinya maaf dia tidak mengerti. saya lihat ia pernah berkata kepada anda

    Saya menukil hadits-hadits tersebut kan dari kitab-kitab Anda. Berarti kitab hadits para imam Anda tidak shahih dong …. bagaimana Anda ini?

    wah btw menurut Mas Habibie anda ini pengikut syiah, tapi yah terlepas dari benar tidaknya itu saya mengatakan kalau logika Mas Habibie itu benar2 salah. Hadis dari suatu Kitab baik di Sunni maupun di Syiah tidak semuanya bisa dibilang shahih kecuali jika telah dibuktikan para perawinya terpercaya atau ada ulama yang dengan jelas menyatakan hadis tersebut shahih. Saya ambil contoh di banyak kitab Sunni, misalnya Musnad Ahmad, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah dan Sunan Abu Dawud, tidak semua hadis yang ada di dalamnya bisa dibilang shahih karena terbukti bahwa banyak juga riwayat dhaif yang ditemukan di dalam kitab-kitab tersebut. Jadi logika adanya hadis di suatu kitab berarti hadis itu shahih adalah salah sama sekali. Yah semoga Mas Habibie itu mengerti kali ini 🙂

  52. Hahahahaha….. Sungguh Ane tertawa ketika melihat tulisan ts. Apa coba hubungan hadits diatas ( note : Ane belum meneliti keshahihan hadits diatas, semoga saja benar dan bukan bagian dari takiahnya rafidhah dan sejenisnya ) dengan keutamaan Sayyidina Ali ra dengan Sayyidina Abu Bakar dan Umar ??? Kalau meminjam bahasa mas habibie diatas, bukankah ts memakai interpretasi sendiri ?

    Wahai Ali kamu adalah Sayyid [pemimpin] di dunia dan Sayyid [pemimpin] di akhirat. <==== saya rasa ini sudah terbukti dengan menjadi salah satu khalifatur rasyidin

    Siapa yang mencintaimu maka sungguh ia mencintaiku, kekasihmu adalah kekasih Allah <====== sudah jelas

    dan musuhmu adalah musuhku dan musuhku adalah musuh Allah. <====== barangsiapa yang melakukan fitnah atas nama keluarga Sayyidina, maka menjadi
    musuh Ali ra, begitu juga ALLAH akan membencinya

    Celakalah mereka yang membencimu sepeninggalKu <==== sudah jelas juga

    Fodhol dikoreksi, ini pendapat pribadiku lho 😀

  53. @SP
    Betul apa yg bung SP katakan, tidak mesti hadis yg terdpt dalam suatu kitab pasti shahih meski ada embel-embel kata “shahih” pada kitab tsb. Harus dianalisis dengan teliti sanadnya atau minimal ada ulama terpercaya yang menyahihkannya. Saya kira bung SP dapat diandalkan dan konsisten dalam analisis hadis sebagaimana saya baca pada artikel-artikel sebelumnya. Saya yg awam merasa berterima kasih karena dapat menimba ilmu di sini. Alhamdulillah, teruslah menulis untuk menyingkapkan kebenaran yang sering kali masih tersekat oleh tembok fanatisme mazhab atau tertutupi oleh kemalasan berfikir.

  54. @Muhibbin

    Wahai Ali kamu adalah Sayyid [pemimpin] di dunia dan Sayyid [pemimpin] di akhirat. <==== saya rasa ini sudah terbukti dengan menjadi salah satu khalifatur rasyidin

    oooh itu berarti kepemimpinan Imam Ali ditetapkan oleh Rasul SAW dong, jadi beda nih dengan kepemimpinan Abu Bakar dan Umar :mrgreen:

    dan musuhmu adalah musuhku dan musuhku adalah musuh Allah. <====== barangsiapa yang melakukan fitnah atas nama keluarga Sayyidina, maka menjadi musuh Ali ra, begitu juga ALLAH akan membencinya

    barang siapa berani memerangi Imam Ali maka menjadi musuh Imam Ali dan barang siapa yang membela musuh imam Ali maka ya gak pantes ngaku mencintai Imam Ali. btw siapa tuh yang terbukti memerangi Imam Ali, ya pasti tahu sendirilah. gak usah menggigau deh ngomongin “siapa yang memfitnah atas nama” lha yang nyata-nyata memerangi Imam Ali aja malah dibela-bela. basa basi banget anda :mrgreen:

  55. @Pemburu ilmu
    Maaf ikut nimbrung.
    Bagi saya dalam suatu diskusi untuk mencari kebenaran, jika pembawa statement tidak sanggup membuktikan kesahihan statementnya (terlebih statement itu dikutip dari buku diluar mazhabnya) maka menjadi kewajiban yang berkeberatan untuk membuktikan ketidaksahihan statement tsb.
    Jika Saudara PI hanya menuntut pembuktian dari mas Habibie atas kesahihan statement yang dia kutip dari sumber (?)mazhab saudara PI, namun pada saat yang bersamaan saudara PI tidak membuktikan ketidaksahihannya maka kalah menang diskusi saya yang menjadi tujuan.

    Salam damai.

  56. @Pemburu Ilmu

    Kesimpulan mas Wahyudi sudah tepat, bukankah ada beberapa ayat Quran (yg telah dikutipnya) yang telah mengecam sahabat karena ketidaktaatan dan pembangkangan mereka pada Nabi SAW. Begitu juga beberapa hadis shahih Nabi SAW yg telah pernah diulas bung SP.

    Apakah maksud saudara PI bahwa hadits tsb sudah pasti bukan dari Imam Ali secara matannya?. Kenapa tidak terlebih dahulu dibuktikan bahwa hadits tsb dhaif/palsu?
    Bagi saya tidak terjadi pertentangan diantara keduanya.

    “Aku berwasiat kepada kalian tentang para sahabat Nabi kalian. Jangan kalian cerca mereka.

    Cocok dengan AQ

    Karena mereka tidak melakukan suatu perubahan apa pun terhadap agama setelah Nabi saw. Mereka juga tidak mendatangkan orang yang melakukan perubahan. Dan Rasulullah saw. juga berwasiat seperti itu tentang mereka.” (Al-Amaali, karya Syekh ath-Thuusi, hal. 522-523)

    SP: Bagi saya, perkataan ini tertuju kepada para sahabat yang benar-benar mengikuti Rasulullah SAW dan Ahlul Bait Rasul SAW. Dan mereka tidak melakukan perubahan apapun karena mereka setia berpegang teguh pada Ahlul Bait 🙂

    Saya setuju dengan SP. Masih terbuka kemungkinan konteksnya adalah ketika ada seseorang yang mencerca sahabat Rasul yang soleh dan benar, sehingga Imam Ali menegurnya.
    Dan masih banyak lagi kemungkinan2 lain (termasuk ketidakmampuan kita memahami). Sehingga ketergesaan mempertentangkan keduanya adalah tindakan sembrono.

    Salam damai

  57. @truthseeker08
    Terima kasih atas koreksi sdr. truthseeker. Saya memang telah meminta sdr. Habibie utk membuktikan keshahihan hadis/satatement yg dia bawakan tapi nampaknya dia tdk mampu atau tdk mau menanggapinya sehingga otomatis terbukti dg sendirinya bahwa hadis yg dia bawakan tdk shahih dan tak layak utk dijadikan hujjah. Menurut saya, dlm hal ini saya tdk berkewajiban utk membuktikan ketidakshahihan hadis tsb. Kalau ini dianggap suatu kesembronoan, maafkan saya.

    Terus terang saya sendiri tidak menguasai kitab (kitab Syiah ya? Krn level sy skrg baru seorang pecinta Ahlul Bait, belum sampai level pengikut setia Ahlul Bait) yg sdr Habibie sodorkan makanya saya minta dia utk menunjukkan sanadnya dan menganalisisnya agar bisa diketahui shahih tdknya hadis tsb. Atau bila sanadnya sdh diketahui, dan bila bung SP tdk berkeberatan kita bisa minta tolong padanya utk menganalisnya. Tapi sayangnya sdr Habibie tdk menanggapi permintaan saya.

    Maka bertolak dari semua itu, saya setuju dg pendapat mas Wahyudi. Tapi bila diasumsikan hadis yg dibawakan sdr. Habibie shahih maka saya sependapat dg bung SP bahwa perkataan Imam Ali as tsb ditujukan hanya kepada sahabat yg memang benar-benar setia mengikuti Rasulullah SAW. Tidak kepada semua sahabat.

  58. @Pemburu Ilmu

    Saya memang telah meminta sdr. Habibie utk membuktikan keshahihan hadis/satatement yg dia bawakan tapi nampaknya dia tdk mampu atau tdk mau menanggapinya sehingga otomatis terbukti dg sendirinya bahwa hadis yg dia bawakan tdk shahih dan tak layak utk dijadikan hujjah.

    Maaf saudara PI, saya bukan mewajibkan anda untuk membuktikan kesahihan hadits tsb.
    Yang saya lakukan hanyalah mengkritisi logika berfikir yang saya anggap salah.
    Sebagaimana kalimat saudara PI yang saya tebalkan. Sesuatu hadits tidaklah (otomatis) menjadi tidak sahih hanya karena yang mengutip tidak sanggup membuktikan kesahihannya. ini khan logika yang kacau.
    Nahh ketika saudara Wahyudi meminta pembuktian dari saudara Habibie, yang mana tidak sanggup (belum) dilakukan oleh dia, semestinya Wahyudi tidak bisa menyimpulkan diamnya (tidak tahunya) Habibie sebagai bukti ketidaksahihan. Dan parahnya lagi langsung menyimpulkan bahwa hadits yang disampaikan bertentangan dengan AQ.

    Salam damai.

  59. @ truthseeker08
    hehehe ini mungkin terbawa dari suasana akademis kampus dulu, bila kita berada dlm forum ujian dan kita tdk sanggup mempertahankan disertasi/ skripsi yg kita bawakan ya berarti …gagallah kita, ngulang lagi dong…

    Tapi disini bukan forum mempertahankan disertasi atau skripsi. Di sini forum diskusi agama. Memang benar kata Anda, bila yg mengutip hadis tdk bs membuktikan keshahihan hadis tsb bukan berarti hadis tsb otomatis tdk shahih. Mungkin ada org yg lebih ahli yg bs membuktikan keshahihan hadis tsb.
    Jadi kita ya hrs hati-hati, ee sdh kita paparkan dalil-dalil kita ternyata ujung2nya tak sanggup kita mempertahankannya…gimana…?

    Btw trims atas koreksinya. Salam damai juga

  60. Pemburu Ilmu
    Kalau urusan seperti ini memang salafy harus belajar banyak kepada syi’i (antum syi’i khan?.. :mrgreen )

    Salute…salute..

    Semoga Allah membukakan kebenaran bagi antum.

    Salam damai

  61. Andai Imam Ali masih hidup berarti saudara SP ini akan dicambuk olehnya karena telah dianggap berdusta, karena beliau telah mengatakan,
    ولن يبلغني عن أحد يفضلني عليهما الا جلدته حد المفترى
    Lihat takhrijnya dalam Al-Kifayah fii Ilmi Ar-Riwayah oleh Al-Khathib Al Baghdadi, juz 2 hal. 412, juga ada dalam Tarikh Baghdad juz 10 hal. 181 dan dalam As-Siyar oleh Abu Ishaq Al Fazari hal. 327.
    Syahidnya dgn sanad yg dha’if disebutkan oleh Al-‘Asysyari dalam Fadha`il Abi Bakr Ash-Shiddiq yg ditahqiq oleh Amr Abdul Mun’im Salim hal. 63.

  62. @anti taqiyah

    Andai Imam Ali masih hidup berarti saudara SP ini akan dicambuk olehnya karena telah dianggap berdusta, karena beliau telah mengatakan,
    ولن يبلغني عن أحد يفضلني عليهما الا جلدته حد المفترى
    Lihat takhrijnya dalam Al-Kifayah fii Ilmi Ar-Riwayah oleh Al-Khathib Al Baghdadi, juz 2 hal. 412, juga ada dalam Tarikh Baghdad juz 10 hal. 181 dan dalam As-Siyar oleh Abu Ishaq Al Fazari hal. 327.
    Syahidnya dgn sanad yg dha’if disebutkan oleh Al-’Asysyari dalam Fadha`il Abi Bakr Ash-Shiddiq yg ditahqiq oleh Amr Abdul Mun’im Salim hal. 63

    Silakan lengkapi dulu hujjah anda baru saya akan menanggapi. Jangan cuma bisa melempar tuduhan, buktikan hadis di atas memiliki sanad yang shahih dan insya Allah akan saya tanggapi. Kalau tidak mampu membuktikan maka alangkah naifnya anda ini, menuduh seseorang dengan dalil yang anda sendiri tidak tahu shahih apa tidak. silakan :mrgreen:

  63. Alah, bilang aja ngak bisa buktikan kalau hadits itu shahih. Saya sudah memeriksanya dan komentar para muhaqqiq yg ada di kitab-kitab yg saya sebutkan itu sudah jelas kok penjelasannya, persoalannya anda udah liat belum di kitab-kitab yg saya maksudkan.
    Saya sengaja tidak menjelaskan supaya anda cari sendiri.

  64. disuruh njelasin…kok malah nyimpulin si @anti taqiyah…
    heheheh….aneh ini org..

  65. Salam,

    @Anti Taqiyah

    Antum kan bilang sudah memeriksanya, nah yang diminta oleh SP itu, supaya antum menjelaskan hasil pemeriksaan antum tentang siapa para perawinya bagaimana pandangan para ahli hadist terhadap mereka, bagaimana commentnya,..biasalah seperti yg dilakukan oleh SP, jadi elok diskusinya,…berbicara dengan ilmu,…begitu lho,..sanggupkah?

  66. Atsar Imam Ali tersebut ada dalam kitab As-Siyar karya Abu Ishaq Al-Fazari, dia berkata, “Syu’bah menceritakan kepda kami, dari Salamah bin Kuhail, dari Abu Az-Za’ra`, atau dari Zaid bin Wahb bahwa Suwaid bin Ghaflah masu menemui Ali bin Abu Thalib dalam pemerintahannya dan melaporkan….
    DI akhir perkataan Ali disebutkanlah perkataan yg saya tulis di atas itu.
    Syu’bah, imam hafizh sangat terkenal.
    Salamah bin Kuhail, tsiqah lihat Tahdzib At-Tahdzib, 4/137 dan Al-Jar wa At-Ta’dil 1/143
    Abu Az-Za`ra, paman Salamah dianggap tsiqah oleh Ibnu Hibban dalam Ats-Tsiqat 5/14 dan Al-Ijli 2/64.
    Zaid bin Wahb, tsiqah sebagaimana kata Al-Hafizh dalam At-Taqrib 1/332 perawi kutb sittah.
    Suwaid bin Ghaflah, tabi’i mukhadhram Kata Yahya bin Ma’in tsiqah, lihat Al-Jarh wa At-Ta’dil 4/234 dan Tahdzib At-Tahdzib 4/244.

    Gimana ada komentar?

  67. @anti taqiyah
    Hr bukhari 7/369 no 3671
    muh hanafiyah bertanya kpd ayahnya ali bin abithalib,
    “siapakah org terbaik stlh rosul?”
    ali menjwb: “abubakar”,
    hadits ini palsu,.! krn sanadnya tdk bersambung ke muhammad hanafiyah,hadits ini terputus pd IBN SYIHAB aZ ZUHRI,ibn syihab tdk bertemu dgn muh hanafiyah. ibn syihab se zaman umar bin abdul aziz

  68. @aldj: Habis ngigau mas ya? wkwkwk…
    Nih sanadnya:
    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا جَامِعُ بْنُ أَبِي رَاشِدٍ حَدَّثَنَا أَبُو يَعْلَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَنَفِيَّةِ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي
    أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ عُمَرُ وَخَشِيتُ أَنْ يَقُولَ عُثْمَانُ قُلْتُ ثُمَّ أَنْتَ قَالَ مَا أَنَا إِلَّا رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ
    Sejak kapan hadits itu diriwayatkan dari Az Zuhri dari Muhammad bin Al Hanafiyyah, itu hadits riwayat Mundzir Abu Ya’la dan dia memang mendengar dari Muhammad bin Al Hanafiyyah sebagaimana terdapat dalam Tahdzibul Kamal.

  69. @anti taqiyah

    Sudah sangat jelas hadits yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Ali adalah Sayyid yaitu pemimpin atau penghulu di dunia dan juga di akhirat. Ente mencari berbagai dalih untuk mendhaifkan hadits tsb, dasar orang matruk :mrgreen:

  70. Sebenarnya ‘para penentang” di sini ngerti apa ga sih, apa topik yg diangkat bung SP kali ini? Hadis yg dianalisisnya disini adalah tentang Keutamaan Imam Ali as Sayyid Pemimpin di Dunia dan Akhirat. Dan dengan sangat baik bung SP membuktikan bahwa hadis tsb shahih. Nah sekarang tugas anda “para penentang” utk membuktikan kebalikannya atau dengan kata lain anda harus bisa membawa dalil yg meyakinkan bahwa hadis tsb tdk shahih. Saya lihat “para penentang” tdk mampu melakukannya yg berarti mau tdk mau mereka harus mengakui keshahihan hadis tsb.

    Krn tdk bisa mematahkan argumen bung SP, yg bisa mereka lakukan akhirnya melakukan jurus andalan mereka. Apa itu? “Jurus Hadis Tandingan” yg tidak jelas keshahihannya. Haiyyattt..!

  71. Ada hadis dalam Sahih Bukhari yang menyatakan bahwa Ali Bin Abu Thalib.as mengatakan Abu Bakar dan Umar lebih baik daripada beliau…!!!!!!

    Ada juga hadis dalam Sahih Bukhari yang menyatakan bahwa Ali Bin Abu Thalib.as mengatakan Abu Bakar dan Umar sebagai Pembohong, Pendosa, dan Pengkhianat…..!!!!!!!

    Antara dua hadis ini tentunya salah satunya yang benar tidak mungkin dua duanya. KIRA KIRA YANG MANA YANG BENAR YA????????

    Kalau begitu Kitab Sahih Bukhari sama nasibnya dengan Bibel umat Kristen ya, ada hadis ERROR didalamnya atau mungkin lebih banyak lagi dari yang kita tau, lalu mengapa dikatakan kitab itu sahih???? Mau menipu umat ya????

  72. Komentar saya di atas kenapa ngak kunjung dimoderasi?
    @ Pemburu Ilmu: Justru anda itu yg tidak mengerti persoalan. Makanya ikuti perdebatan itu sejak awal. Coba baca lagi komentar-komentar saya dari pertama.
    @ Ytse-Jam: Kalau mau berdusta jangan di sini Mas, sana, di tempat orang yang ngak punya kitab Shahih Al-Bukhari.
    Yang error itu bukan Al Bukhari tapi anda yg mau menipu umat, kalau memang anda jujur sebutkan mana haditsnya Ali bilang begitu pada Abu Bakar dan Umar. Mau menipu umat ya????????

  73. @ Anti taqiyah ala syiah = Kemunafikan ala Sunni

    Ini dia hadisnya:
    Kata Umar ” Setelah Rasulullah wafat Abu Bakar mengatakan ” Aku adalah pengganti rasulullah lalu kalian berdua (Ali dan Abbas) datang meminta warisanmu dari kemenakanmu dan orang ini (Ali) meminta kepada Abu Bakar warisan istrinya dari ayahnya. Kemudian Abu Bakar mengatakan ” Rasul pernah bersabda “Kami tidak mewarisi, harta yang kami tinggalkan adalah sedekah” lalu kalian berdua menganggapABU BAKAR BERDUSTA, CURANG, BERDOSA DAN BERKHIANAT, padahal (kata Umar) dia benar, baik, jujur dan mengikuti kebenaran”
    (Sahih Bukhari, No.3094 dan Sahih Muslim, Kitab Siyaar, bab: Fimaa Yusrafu al-Faa’u Idza Lam Yuujaf “alaihi Bi Qitaali)

    Benarkah Abu Bakar Benar, Baik, Jujur dan Mengikuti Kebenaran???????
    Menurut kesaksian Fathimah.as, Ali.as, Abbas.ra dan mayoritas Kau Muslim masa itu, TIDAK!!!! (silahkan baca Sahih Bukhari, No.4240 dan 4241)

    Nahhhhh,,,,,,,,, Tuh dia buktinya!!!!!!!
    MAZHAB ENTE MENIPU UMAT KAN…..!!!!!!!

  74. @Ytse-Jam

    Tentang hadits yg anda permasalahkan itu, ada uraiannya di blog ini:

    Abu Bakar, Umar dan Ali radhiyallahu ‘anhum adalah seorang pembohong, pendosa, penipu dan pengkhianat ?

  75. Kata Umar ” Setelah Rasulullah wafat Abu Bakar mengatakan ” Aku adalah pengganti rasulullah … ”

    Dlm teks hadits tsb jelas Umar dan Abubakar adalah pembohong, curang, pendusta dan pengkhianat. Karena tidak ada satupun hadits dari Rasulullah saw yg menyatakan bahwa Abubakar adalah pengganti Rasulullah saw. Wslkm

  76. Apakah tidak bisa syi’ah tanpa caci maki?

  77. @truthseeker08,

    Klo tidak ingin dicaci dan dimaki coba anda sebutkan hadits Rasulullah saw yg menyatakan bahwa Abubakar adalah pengganti Rasulullah saw. 🙂

  78. @yadi
    Apakah anda sedang mengatakan bahwa anda diajarkan untuk mencaci maki mereka yang berbeda dengan anda?
    Apakah artinya Islam (mazhab) anda mengajarkan untuk saling caci maki? Karena saya yakin mereka yang berseberangan dengan anda tentu menganggap anda yang salah. Bukankah itu berarti mereka harus mencaci maki anda?
    Mudah2an caci maki tsb hanya dari anda (bukan ajaran mazhab anda), namun jika mereka dari syi’ah berdiam diri maka berarti mereka menyetujui sikap (akhlak) anda.

    QS:3:159: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

    Ini yang saya ketahui. Silakan anda tunjukkan caci maki itu adalah sesuai dengan ajaran anda.
    Tunjukkan kepada saya Rasulullah mencaci maki kaum Quraisy yang menyembah berhala.
    Lebih baik lagi tunjukkan caci maki Rasulullah kepada person yang anda caci maki.

    QS:104:1: Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

    Dan ayat dibawah ini bagi anda hanya hiasan saja? Apakah tidak ada dalam islam yang menjalankan ayat ini?

    “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran:134)

    Salam damai

  79. @truthseeker08,

    Alhamdulillah, terimakasih atas nasihatnya. Saya hanya menanggapi hadits tsb diatas bahwa Umar mengatakan bahwa kalian berdua (Ali dan Abbas) yg menganggap bahwa ABU BAKAR BERDUSTA, CURANG, BERDOSA DAN BERKHIANAT. Apakah anda akan diam saja apabila Imam Ali dituduh seperti itu?

    Maka saya balik menanggapi : Kata Umar ” Setelah Rasulullah wafat Abu Bakar mengatakan ” Aku adalah pengganti rasulullah … ”

    Justru disini sangat jelas bahwa Umar dan Abubakarlah sebagai pembohong, curang, pendusta dan pengkhianat. Karena tidak ada satupun hadits dari Rasulullah saw yg menyatakan bahwa Abubakar adalah pengganti Rasulullah saw. Wslkm

  80. @yadi
    Berdusta berbeda dengan pendusta.
    Bernyanyi berbeda dengan penyanyi.
    Tidak semua mereka yang berbnyanyi adalah penyanyi.
    Apakah anda tidak pernah berdusta seumur hidup anda?
    Jika anda tidak pernah berdusta maka anda layak disejajarkan dengan ahlul bayt.
    Jika anda pernah berdusta apakah anda masuk dalam kelompok pendusta? Jika ya, maka anda tidak layak menulis disini karena anda pendusta.
    Penjelasan ini bukan berarti saya begitu saja menyetujui bahwa Sy. Abu Bakar berdusta, masih banyak pembuktian yang harus dilakukan.
    Sekarang saya lagi hendak bertanya. Apakah Rasulullah tahu bahwa mereka pendusta?
    Jika tidak, mengapa anda bisa lebih tahu?
    Jika ya, apakah Rasulullah memanggil mereka (mencaci) dengan pendusta? Jika tidak, maka darmana anda mencontoh cacian tsb?

    Salam damai

  81. @truthseeker08,

    Ma’af saya ralat : Justru disini sangat jelas bahwa Umar dan Abubakarlah yg berbohong, curang, berdusta dan berkhianat. Karena tidak ada satupun hadits dari Rasulullah saw yg menyatakan bahwa Abubakar adalah pengganti Rasulullah saw. Trims atas kritikannya. Wslkm 🙂

  82. sy setuju dg mas yadi.
    berdustanya abubakar dan umar walaupun cuman skali seumurhidupnya ttg siapa sejatinya pengganti Nabi SAW , justru brakibat fatal bagi umat islam dan islam itu sendiri. Berbeda dg pendusta, namun dia mengimani wasiat NaBI SAW ttg siapa ssghnya washi stlhnya.

  83. @ anti taqiyah
    Maksud saya, mana argumen anda thd keshahihan hadis yg dipaparkan bung SP di atas? Yg anda peragakan kan “Jurus Hadis Tandingan”…

  84. @ edi

    Thanks atas rekomendasi anda, tapi maaf ya, saya sih butuhnya yang pasti-pasti aja bukan link2 dusta seperti yang anda sarankan itu, sekali lagi maaf kalo soal agama saya sih butuh yang sudah pasti kebenarannya bukan yang cuma diduga-duga benar padahal salah, begitu juga dgn mazhab, saya sih milih yang direkomendasikan oleh Nabi.saw aja yaitu Ahlulbait karena untuk menjadi Ahlusunnah yang sebenar-benarnya pastinya melalui Itrah Ahlulbait Nabi, bukan mazhab2 “try and error” seperti mazhab mazhab empat itu apalagi mazhab jahil seperti Salafi/Wahabi itu.

  85. @anti taqy\
    Atsar Imam Ali tersebut ada dalam kitab As-Siyar karya Abu Ishaq Al-Fazari, dia berkata, “Syu’bah menceritakan kepda kami, dari Salamah bin Kuhail, dari Abu Az-Za’ra`, atau dari Zaid bin Wahb bahwa Suwaid bin Ghaflah masu menemui Ali bin Abu Thalib dalam pemerintahannya dan melaporkan….
    DI akhir perkataan Ali disebutkanlah perkataan yg saya tulis di atas itu.
    Syu’bah, imam hafizh sangat terkenal.
    Salamah bin Kuhail, tsiqah lihat Tahdzib At-Tahdzib, 4/137 dan Al-Jar wa At-Ta’dil 1/143
    Abu Az-Za`ra, paman Salamah dianggap tsiqah oleh Ibnu Hibban dalam Ats-Tsiqat 5/14 dan Al-Ijli 2/64.
    Zaid bin Wahb, tsiqah sebagaimana kata Al-Hafizh dalam At-Taqrib 1/332 perawi kutb sittah.
    Suwaid bin Ghaflah, tabi’i mukhadhram Kata Yahya bin Ma’in tsiqah, lihat Al-Jarh wa At-Ta’dil 4/234 dan Tahdzib At-Tahdzib 4/244.

    Gimana ada komentar?

    Kitab as siyar karya abu ishaq???? hal berapa jilid berapa? bawa teks arabnya dong
    Abu Az Za’raa dalam tahrir taqrib tahzib disebut dhaif lho

  86. waduh… syi’ah bener2 terlalu ya…terang2n menghina ABu BAkar dan Umar di forum terbuka, tp sayang cuma brani di dunia maya… saya sngat yakin sekali mereka cecunguk2 pengecut syi’ah ini ga ada nyali menghina Abu Bakar dan Umar di debat terbuka 😀 tul gak ????

    piss 😀

  87. @pencari kebenaran & all…

    Potret Sang Nabi Mulia Dalam Hadis Bukhari! (1)

    silahkan anda telaah..

  88. akankah kita menari di atas Fitnah Pecahbelah Musuh besar kita yg Sebenarnya, ? S T O P utk terpedaya !

    http://www.siaranalhayat.com/2010/02/23/zakaria-boutros-bani-israel/

  89. Blog SYIAH sebaiknye kagak usah kite debatin, buang umur, waktu, biaya de el el…kagak bakalan nemu titik ishlahnye. Coba kite telaah lagi sejarah adanya faham SYIAH biar tahu emang dari awalnya udah kagak bener nih…

  90. @ali bgt…

    Trus wan cinkrang ,ngapain ente kesini….

    disini mah syaratnya kudu bawa otak….wan

  91. lebih mulia sahabat bilal karena dia telah membuktikan iman dan islam-nya walau disiksa majikannya, lebih mulia lagi salman al farisi karena rela meninggalkan kedudukannya saat di persia dan menempuh perjalanan berat untuk memperoleh kebenaran islam bahkan memberi kontribusi sangat penting saat perang khandaq,

    tapi ngomong-ngomong.. yang paling mulia adalah …
    AKU SENDIRI .. karena aku bernama .. PAIJO LAKSA MULIA ..
    ndak usah protes, tanggapanku ini cuma ngawur, sama ngawurnya dengan artikel ini !!

    Sangat tidak layak bagi kita untuk membanding-bandingkan sahabat Nabi, kesemua mereka memberikan kontribusi positif bagi zaman keemasan Islam. sedang kita ..?

  92. @paijolakso

    lebih mulia sahabat bilal karena dia telah membuktikan iman dan islam-nya walau disiksa majikannya, lebih mulia lagi salman al farisi karena rela meninggalkan kedudukannya saat di persia dan menempuh perjalanan berat untuk memperoleh kebenaran islam bahkan memberi kontribusi sangat penting saat perang khandaq,

    Baik Bilal RA maupun Salman RA adalah sahabat mulia tetapi Sayyid bagi keduanya tetap adalah Imam Ali yang menunjukkan kalau Imam Ali lebih mulia dari mereka. Itulah yang saya tulis dalam hadis di atas

    tapi ngomong-ngomong.. yang paling mulia adalah …
    AKU SENDIRI .. karena aku bernama .. PAIJO LAKSA MULIA ..
    ndak usah protes, tanggapanku ini cuma ngawur, sama ngawurnya dengan artikel ini !!

    Perkataan anda sudah jelas ngawur dan artikel di atas gak ada ngawurnya sama sekali. Yang terbiasa ngawur biasanya sudah susah mengerti mana yang ngawur dan mana yang tidak ngawur 🙂

    Sangat tidak layak bagi kita untuk membanding-bandingkan sahabat Nabi, kesemua mereka memberikan kontribusi positif bagi zaman keemasan Islam. sedang kita ..?

    Silakan anda tujukan perkataan itu kepada mereka yang memuliakan atau menganggap Abu Bakar Umar dan Utsman lebih utama dibanding para sahabat lain. Apakah anda juga mau berkata “tidak layak”. Adanya Manusia yang lebih utama dari manusia yang lain adalah perkara yang ma’ruf dan wajar-wajar saja.

  93. Org gila susah….

  94. hehehe, padahal semua kaum muslimin mengakui keutamaan ali bin abu thalib radhiyalaahu a’nhu, bahkan tanpa adanya hadits yang dicantumkan dalam artikel di sini.
    Tapi uniknya, ada beberapa orang yang malah “menantang” dan menyangka bahwa seakan-akan ada segolongan kaum muslimin yang membenci Ali (dan ahlul bait nabi), yang ujung2nya Abu Bakar dan Umar radhiyalaahu a’nhu yang jadi sasaran tembak.
    Aneh…sungguh aneh…

  95. @all
    Kalau kita membaca tulisan mas SP diatas dengan teliti dan tanpa fanatisme, maka akan terlihat bahwa tidak ada yang didiskritkan oleh mas SP disini apakah Abubakar, Umar atau yang lain.
    SP menyodorkan Hadits tsb diatas karena ada para ulama yang mendiskritkan Imam Ali. Dengan adanya adanya Hadits tsb kita bisa mencari kebenaran. Kalau tidak maka kita akan tersesat.

  96. Salam kenal to all……….
    Saya gak akan mengomentari semua comen teman2, krn sy percaya dan meyakini hadits yg mas SP bawakan diatas.
    Namun klo ada persoalan siapa org yg paling mulia setelah Nabi SAW ?, dari dulu sy berkeyakinan bhw Sayyidah Fathimah Az-Zahra ‘alaihas salam adalah org yg termulia setelah Nabi SAW, krn beliau adalah darah daging Nabi SAW. Dan Sabda Nabi SAW : Siapa yg menyakiti Fathimah maka berarti dia telah menyakitiku.

  97. Saudaraku yang mulia !!
    Sejak kita lahir sampai menemui kematian suatu saat, kita dianugerahi rezeki oleh Allah SWT. Dalam AlQuran sering kita membaca ,
    Sesungguhnya ketika Allah SWT menghendaki “MENSUCIKAN SESUCI-SUCINYA AHLUL BAYT RASULULLAH” termasuk diantaranya Imam Ali ra, maka walaupun seluruh makhluk di alam semesta ini menolak ,maka kerugian hanya kembali pada sang penolak kehendak Allah SWT.

    Dalam Alquran , kita membaca bahwa “UPAH DARI SELURUH KENABIAN SELAIN NABI MUHAMMAD AKAN DIANUGERAHKAN OLEH ALLAH KEPADA MASING2 NABI” Sedangkan “UPAH KENABIAN BAGI NABI MUHAMMAD SAW ADALAH KECINTAAN UMAT ISLAM KEPADA KELUARGA NABI”

    Cukuplah sebagai bukti ketulusan KEIMANAN manakala terkait dengan KECINTAAN TERHADAP KEUTAMAAN KELUARGA RASULULLAH SAW.

    Kalau kita berihtiar mempelajari KEUTAMAAN KELUARGA RASULULLAH SAW. maka untaian begitu TERPAMPANG “GRAND STRATEGY DAHSYAT , dari ALLAH SWT dimana , wawasan kita akan mengetahui bahwa jauh sebelum terbentuknya Alam semesta, berlanjut dari pergantian kejayaan generasi umat manusia, kemakmuran bumi dibawah cucu beliau Imam Mahdi, dan berlanjut di alam akhirat dimana TOKOH TOKOH PENGHUNI SYURGA adalah DARI KELUARGA RASULULLAH SAW.

    Apakah karena keutamaan ini kita DENGKI ? atau bergabung lantas membela mahkluk lain yang bahkan tidak memberikan hanya sekedar satu tarikan kepada kita ??

    Subhanallah !
    Semoga Allah yang telah memulai dari_Nya beserta malaikatnya untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad, kita iringi dengan Shalawat dan Salam kita bagi junjungan sang terkasih Muhammad Sayyidul Wujud beserta ahlul baitnya.

    Assalaamu’alaikum wa rahmatullah !

  98. Saudaraku yang MUlia !!

    Sesungguhnya kita (dan seluruh umat manusia) pada detik ini, idealnya berupaya mensucikan diri dan jiwa kita sebelum kematian menjemput.

    Perjuangan mensucikan diri tadi PASTI akan menghadirkan PRESTASI YANG BERBEDA dari tiap-tiap jiwa di hadapan ALLAH SWT.

    NAMUN, BAGI RASULULLAH MUHAMMAD DAN AHLUL BAYTNYA, TERNYATA ATAS KARUNIA TERDAHSYAT DARI ALLAH SWT, TELAH MENSUCIKAN MEREKA SESUCI-SUCINYA !!

    Silahkan dibayangkan ! kalau ALLAH SWT telah menghendaki hal tersebut , mampu kah seluruh makhluk termasuk jamaah JIN dan MANUSIA SELURUHNYA mencapai DERAJAT TERSEBUT ?

    Apakah kita IRI DAN DENGKI ATAS KARUNIA YANG ALLAH SWT ANUGERAHKAN KEPADA KELUARGA RASULULLAH MUHAMMAD SAW ?

    Imam Ali ra, pernah berkata “bahwa seseorang sering membenci sesuatu ketika dia belum mengetahui hakekatnya”

    SEMOGA KITA YANG JAUH DARI KESUCIAN INI, DI SAAT DETIK-DETIK AKHIR TARIKAN NAPAS , KESADARAN KITA ATAS KEHENDAK ALLAH UNTUK MENCINTAI RASULULLAH DAN KELUARGA RASULULLAH.

    SESUNGGUHNYA KECINTAAN KITA KEPADA IMAM ALI DAN KELUARGANYA AKAN MENGUMPULKAN KITA DENGAN MEREKA.

    IBLIS YANG SECARA PRESTASI IBADAH TELAH MENCAPAI DERAJAT PENYUCIAN TINGGI BAHKAN DI ALAM MALAKUT, KETIKA RASA IRI HATI DAN DENGKI KEPADA KEAGUNGAN KARUNIA ALLAH KEPADA ADAM A.S. telah melenyapkan segala ibadah dan penyucian dirinya selama ini.

    YA ALLAH, CABUTLAH NYAWA KAMI DALAM NIKMAT IMAN DAN ISLAM SERTA KETULUSAN CINTA KEPADA YANG TERKASIH SANG JUNJUNGAN SAYYIDUL WUJUD MUHAMMAD DAN KELUARGA MUHAMMAD.

    YA ALLAH, IZINKAN JIWA DAN RUH INI KELAK DI SAAT MENJELANG KEMATIAN , MERASAKAN KENIKMATAN IMAN KEPADAMU DAN KECINTAAN KEPADA SAYYIDUL WUJUD MUHAMMAD DAN KELUARGA MUHAMMAD.

    iKHWAFILLAH,
    ASSALAAMU’ALAIKUM WR.WABARAKATUH

  99. Kemuliaan Makhluk adalah ketika ia mampu memaknai sesuatu keberadaan diluar dirinya dan menyadari bahwa semua keberadaan adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan diperlakukan dengan baik serta penuh tanggung Jawab. seperti seekor singa yang menjaga Syahwat dan rasa laparnya, singa tersebut hanya akan kawin pada musimnya dan makan untuk bertahan hidup. pada manusia yang dikepalanya terdapat otak yang berakal, sungguh mudah mengenali kebenaran….!, karena kebenaran hanya satu… namun nama dan sebutannya yang banyak, dari semua kebenaran hanya satu yang maha benar yaitu Tuhan. kebenaran-kebenaran pada aktualisasi makhluk berakallah yang akan dimintai pertanggung jawabanya. kedzaliman hanya satu…namun nama dan sebutannya yang banyak, ketika manusia terpisah dari Tuhan itulah kedzaliman dan musibah Terbesar pada makhluk yang lupa pada akalnya. Urusan Agama, Ibadah adalah urusan yang sangat pribadi antara seorang Manusia dengan Tuhan-nya. urusan manusia dengan manusia yang lain adalah saling melayani dengan penuh Cinta dan kesadaran. “Seluruh makhluk adalah berkesadaran dan seluruhnya ingin dicintai”.

  100. Siapa Muhammad Bin Abdullah…..?
    Siapa Abubakar…?
    Siapa Isa…?
    Siapa Fir’aun…?
    Siapa Kamu…?
    Siapa Aku…?
    Siapa orang Tua Kita…?
    Siapa……?

    Manusia….mahluk berakal yang pasti dan harus paling mampu melakukan kebaikan pada dirinya.
    proses dalam melakukan kebaikan hanya tiap-tiap diri pribadilah yang mengetahui bahwa waktu adalah bagian dalam proses menuju kesempurnaan.
    manusia hanya harus mengenali kebenaran maka ia akan mampu mengenali kedzaliman.
    ajaklah diri kita pada jalan-jalan kebenaran.
    ajaklah kesadaran ini menuju hanya kepada Tuhan.
    ajaklah hati ini dalam kelembutan saling mencintai sesama mahluk Tuhan.
    ajaklah Cinta ini untuk melayani dengan perjuangan, kesabaran, dengan perhatian penuh hanya kepada Tuhan.
    bekerjalah didunia ini untuk Tuhan…sebagai wakil Tuhan.
    Cinta,…kebaikan,….melayani,…sadar, tulus,…Adil,…Bahagia.

    ” AKU SELALU DALAM KEADAAN PERGI MENUJU TUHAN-KU “

  101. Sebagai Manusia, .. aku meminta Ma’af kepada diriku dan kepada saudaraku sesama manusia.

    ” airmata ini mudah keluar
    amarah dan emosi ini membunuh akal
    syahwat kujumpai menunggang keledai
    sedetik jarak kutempuh buta

    aku ingin hidup
    aku ingin mati
    ajari aku membunuh rasa takut
    lindungi aku dari curiga

    secercah cahaya dibalik fatamorgana
    kuingin menemuimu disana
    para pecinta nan adil
    berjabat tangan sesama manusia “

  102. @Hafizzuddin

    Terima kasih.

    salam kenal

  103. ya Alllah… celakalah kalian yang tidak mengakui keutamaan keluarga Rosul dan wilayah sayidina Ali.. ibadah dan amal kalian seumur hidup tidak akan cukup untuk bisa masuk ke surganya Allah SWT dibandingkan dengan nikmat yang allah berikan, kecuali dengan syafaat Rosul dan keluarganya.

    salam untuk semuanya

Tinggalkan komentar