Kedudukan Hadis “Aku Tinggalkan Kitab Allah dan Sunahku Agar Tidak Sesat”

Kedudukan Hadis “Aku Tinggalkan Kitab Allah dan Sunahku Agar Tidak Sesat”


إني خلـّفـت فيكم شيئين، لن تضلوا بعدهما أبدا، كتاب الله وسنتي

Aku tinggalkan pada kamu dua hal yang jika kamu pegang teguh pasti kamu  tidak akan sesat selamanya yaitu Kitabullah dan SunahKu

Hadis dhaif jiddan(sangat lemah). Dikeluarkan oleh Malik dalam Al Muwatta II/899 dan Al Hakim I/93. Dalam Al Muwatta, hadis ini dikeluarkan Malik tanpa sanad sehingga terputus dua perawi atau mu’dal. Hadis mu’dal adalah hadis yang sangat dhaif. Dikeluarkan oleh Al Hakim dengan dua jalur. Jalur pertama di dalamnya ada Ibnu Abi Uwais dan Ayahnya, disebutkan dalam At Tahdzib kalau Ibnu Main, Abul Qasim Al Alkaiy dan An Nasai mendhaifkannya. Ia dan ayahnya suka mencuri hadis, Ia dikatakan berdusta dan tertuduh membuat-buat hadis. Jalur kedua didalamnya ada Shalih bin Musa yang dikenal dhaif. Ia didhaifkan Ibnu Main, Abu Hatim, An Nasai, Ibnu Hibban dan Al Bukhari. Disebutkan dalam At Taqrib kalau Shalih bin Musa itu matruk dan Adz Dzahabi menyebutnya wahin(lemah) dalam Al Kasyf. Al Hakim tidak meshahihkan kedua jalur yang ia keluarkan bahkan ia berkata hadis ini gharib(asing) dan begitu pula Adz Dzahabi mendiamkannya, tetapi dalam At Tattabu’ Syaikh Muqbil Wadi’i melemahkan kedua jalur tersebut. Hadis ini bahkan dinyatakan maudhu'(palsu) oleh Sayyid Habib bin Ali As Saqqaf dalam kitab beliau Syarh Aqidah Ath Thahwiyah

.

.

Kekeliruan Syaikh Al Albani

Syaikh Al Albani melakukan kekeliruan yang fatal mengenai hadis ini. Beliau menyatakan shahih hadis ini dalam kitabnya Shahih Jami’us Saghir no 3923. Hadis tersebut adalah riwayat Abu Hurairah yang didalamnya ada Shalih bin Musa yang dilemahkan oleh para ulama pakar hadis. Al Haitsami berkata tentang hadis Abu Hurairah ini dalam Majma Az Zawaid 9/256 no 14958

رواه البزار وفيه صالح بن موسى الطلحي وهو ضعيف

Diriwayatkan oleh Al Bazzar, di dalamnya ada Shalih bin Musa At Thalhy dan ia dhaif.

Selain itu Syaikh Al Albani juga melakukan kekeliruan lain dengan menyatakan hasan hadis riwayat Malik dalam Misykat Al Mashabih. Hadis Malik sudah jelas mu’dal dan dikeluarkan tanpa sanad dalam Al Muwatta sehingga tidak mungkin bisa dikatakan hasan. Jika alasan beliau adalah hadis Malik didukung oleh hadis penguat lain maka telah disebutkan bahwa hadis penguat yang ada, sanadnya sangat dhaif dan tidak mungkin mengangkat derajat hadis Malik sebagai hasan.

Catatan :Tulisan ini adalah hasil karya seseorang dan sebenarnya kami sendiri sudah membahas dengan lebih terperinci perihal hadis ini.



33 Tanggapan

  1. Wah…wah…
    Ini merupakan perihal yang peka dan ushul bagi Ahlussunnah. Apabila hadits ini memang sangat lemah, maka Islam yang menurut golongan Ahlulssunnah adalah sebuah pohon besar, sementara hadits ini sebagai pegangan yang merupakan akarnya, ternyata selama ini pohon Islam telah berdiri di atas akar yang ternyata ‘hanya’ akar serabut yang rapuh dan mudah tumbang? Bagaimana mungkin bisa terus bertahan? Selama ini kan diyakini bahwa pohon besar telah tegak di atas akar tunggang yang kuat, kokoh dan menembus ke kedalaman bumi?

    Saya belum ngerti bagaimana hadits ini bisa lolos dan dianggap sebagai hadits yang sangat kokoh?
    Lagipula kalau ditelaah, sangat jelas bahwa hadits ini tidak terdapat dalam Sahih Bukhari-Muslim, Sunan Tirmidzi, dll yang merupakan kitab-kitab pegangan utama golongan Ahlussunnah. Meskipun memang tidak harus ada dalam kitab-kitab utama, namun bukankah hadits di atas selalu menjadi rujukan dan selalu disebut-sebut sebagai pegangan utama Ahlussunah yang menurut saya seharusnya disebutkan dalam berbagai kitab sahih?

    Mohon maaf, ini hanyalah bagian dari koreksi dan kritikan. Semoga ditanggapi dengan bijak dan proporsional.

    Salam

  2. Setelah saya mengikuti blog ini serta blog2 yg lain untuk menimbah ilmu selama hampir setahun. Saya mengambil satu konklusi. Yaitu bahwa dalam perkembangan Islam muncul dua blok :

    1. Blok yang berpegang pada Syiah Ali b. Abi Thalib yang sudah ada sejak jaman Rasul dan
    2. Blok yang berpegang pada Syiah Muawiyah yang muncul pada waktu Muawiyah berkuasa.

    Blok Syiah Ali mempertahankan keberadaannya yang sangat solid dalam menyodorkan nash2 ( Firman Allah maupun sabda Rasulullah) . Susah untuk menggurkan argumentasi mereka. Sedangkan
    Blok Syiah Muawiyah banyak kelemahan. Mereka lebih banyak bertaklid (Dogmatis). Itulah pendapat saya.
    Saya mengatakan demikian karena banyak bukti2 dalam diskusi/komentar menunjukan hal demikian. Wasalam

  3. Kedudukan Hadis “Aku Tinggalkan Kitab Allah dan Sunahku Agar Tidak Sesat”

    Sunah yang mana mas, Soal kita tidak ketemu Rasul. Tolong mas jelaskan . Wasalam

  4. @armand

    Wah…wah…
    Ini merupakan perihal yang peka dan ushul bagi Ahlussunnah. Apabila hadits ini memang sangat lemah, maka Islam yang menurut golongan Ahlulssunnah adalah sebuah pohon besar, sementara hadits ini sebagai pegangan yang merupakan akarnya, ternyata selama ini pohon Islam telah berdiri di atas akar yang ternyata ‘hanya’ akar serabut yang rapuh dan mudah tumbang? Bagaimana mungkin bisa terus bertahan? Selama ini kan diyakini bahwa pohon besar telah tegak di atas akar tunggang yang kuat, kokoh dan menembus ke kedalaman bumi?

    He he he… mas hadits tsb adalah penguat saja, tanpa ada hadits tsb pun kita tetap wajib mengikuti sunnah Rasul, soalnya dalil tentang kewajiban mngikuti sunnah adanya qoth’i di dalam Al-Qur’an jumlah ayat mengenai itu berjibun lagi, so akarnya kuat buangeet lah mas, kalo ga percaya saya, tanyalah ke mas SP itu… :mrgreen:

    Salam damai selalu…

  5. He he he… mas hadits tsb adalah penguat saja, tanpa ada hadits tsb pun kita tetap wajib mengikuti sunnah Rasul, soalnya dalil tentang kewajiban mngikuti sunnah adanya qoth’i di dalam Al-Qur’an jumlah ayat mengenai itu berjibun lagi

    Mana ada dalam Al Quran disebut kata-kata SunnahKu??? Coba tampilkan dong, kita lihat maksud sampean itu

  6. @aburahat

    mo ngomentari komen dikit nih…..

    1. Blok yang berpegang pada Syiah Ali b. Abi Thalib yang sudah ada sejak jaman Rasul dan
    2. Blok yang berpegang pada Syiah Muawiyah yang muncul pada waktu Muawiyah berkuasa.

    ————————————————————————————
    menurut sejarah dua blok tersebut muncul bersamaan saat perang ‘siffin’ , perang antara dua syiah(kelompok), yaitu syiah Ali bin Abi Thali dan syiah muawiah bin abi sofyan, perang itu terjadi waktu kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
    perang itu dimulai oleh syiah muawiah yang menuntut diadilinya pembunuh khalifah Utsman bin Affan kepada khalifah Ali bin Abi Thalib.

  7. @Hasan As Saqqaf,

    Mana ada dalam Al Quran disebut kata-kata SunnahKu??? Coba tampilkan dong, kita lihat maksud sampean itu

    Jika sampeyan bisa tunjukkan kepada saya ayat di dalam Al-Qur’an mengenai tata cara sholat lengkap dari mulai takbiratul ihram sampai salam, saya akan tunjukkan juga kata2 “sunnahKu” di dalam Al-Qur’an kepada sampeyan :mrgreen:

    Salam damai selalu…

  8. @soegi
    Padahal kan yang bilang bejibun sampean tuh. Mana dalilnya dari Al Quran untuk mengikuti SunnahKu, coba tunjukkan Masbro. Ditanya balik nanya, yo wes kalau gak bisa, gampang toh :mgreen:
    *pake ngeles pula*

  9. @Hasan As Saqqaf

    He…he…biasalah mas, kalo saya liat komentarnya mas soegi ini, emang suka ngeles. Mungkin do’i dulunya pendekar silat, jadi jago ngeles. Lah wong ditanyain ada gak didalam Qur’an untuk mengikuti sunnahKu…eeeeh malah balik nanya lain…..Kan tinggal jawab ya atau tidak.

    Naaaah kalo di Qur’an emang tak ada tuh kaifiyat shalat lengkap dari berdiri, nungging sampai salam, kalo gak salah sudah dijawab sama mas Aburahat deh….addduh pening dah pala’ku….peace ya mas

    *menunggu digebuk mr soegi*

  10. @Kompormsdh
    Maaf disingkat krn panjangnya.
    Mas, terlebih dahulu saya jelaskan arti SYIAH.
    Syiah dalam bahasa Arab adalah pengikut(kelompok). Dan pada jaman Rasul Ali b. Abi Thalib telah mempunyai pengikut yang setia Yakni: Salman Al Farisi, Abu Dzar, Zubair, Migdad dan lain2 mereka ini disebut Syiah Ali. Wasalam

  11. Salam
    untuk mas Aburahat,saya hanya ingin bilang, yg antum bilang itu benar bgt mas, dan mas kompormledugsisindahause juga g salah, karena dalam pandangan saya,dia (mas kompormledugsisindahause) melihatnya dengan terang ketika blok kebenaran dan kebatilan bertempur dalam perang Siffin (antara syiah Ali dan syiah Muawiyah tsb)..
    Afwan wa Syukron
    Salam…

  12. @Arif
    Thanks. Bukan masalah cuma ada yang terlalu meng-ada2 sok pintar padahal tdk tahu sejarah

  13. Promosikan artikel anda di http://www.infogue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, Musikgue & game online untuk para netter Indonesia. Salam!
    http://agama.infogue.com/kedudukan_hadis_aku_tinggalkan_kitab_allah_dan_sunahku_agar_tidak_sesat

  14. @Hasan As Saqqaf

    he he he… coba periksa lagi pertanyaan anda di atas kang, anda bilang mana ada kata2 SunnahKu di dalam Al-Qur’an??? itu kan pertanyaan adik saya yg kelas 3 SD :mrgreen: so saya jawab dg pertanyaan lg agar anda paham… dan baru kalo anda dah paham sy kasih tuch dalilnya yg bejibun di dalam Al-Qur’an… bukan ngeles kang…

    kalo anda ga bisa menunjukkan kaifiyat shalat lengkap dalam Al-Qur’an, berarti anda butuh penjelasan dari sumber lain yaitu Rasulullah dan itulah yg disebut sunnah… dalam Al-Qur’an perintah mengikuti Allah dan Rasul-Nya begitu banyak… makanya hadits tentang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah hanya sebagai penguat saja krn perintah itu sudah ada dan bejibun dalam Al-Qur’an… contoh atu aza ya coba lihat Al-Hasyr:7 pada kalimat : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya“.

    gampang toh… 😆

    @Syiah The Changcuters

    Maklum dech… kadang perlu sedikit jurus dikeluarkan.. bukan untuk mengeles tetapi membalikkan serangan :mrgreen:

    dan efek serangan baliknya masih kerasa kan… bikin pening kepala abang 😆

    “Chidori No Jutsu …!!”

    Ini adalah salah satu jurus terampuh Kakashi di dalam serial Naruto.

    Sekali dikeluarkan tiga musuh pun bisa langsung tergeletak … hayyah OOT :mrgreen:

    Salam damai selalu…

  15. @Hasan As Saqqaf

    he he he… coba periksa lagi pertanyaan anda di atas kang, anda bilang mana ada kata2 SunnahKu di dalam Al-Qur’an??? itu kan pertanyaan adik saya yg kelas 3 SD :mrgreen: so saya jawab dg pertanyaan lg agar anda paham… dan baru kalo anda dah paham sy kasih tuch dalilnya yg bejibun di dalam Al-Qur’an… bukan ngeles kang…

    kalo anda ga bisa menunjukkan kaifiyat shalat lengkap dalam Al-Qur’an, berarti anda butuh penjelasan dari sumber lain yaitu Rasulullah dan itulah yg disebut sunnah… dalam Al-Qur’an perintah mengikuti Allah dan Rasul-Nya begitu banyak… makanya hadits tentang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah hanya sebagai penguat saja krn perintah itu sudah ada dan bejibun dalam Al-Qur’an… contoh atu aza ya coba lihat Al-Hasyr:7 pada kalimat : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya“.
    gampang toh… 😆

    @Syiah The Changcuters

    Maklum dech… kadang perlu sedikit jurus dikeluarkan.. bukan untuk mengeles tetapi membalikkan serangan :mrgreen:
    dan efek serangan baliknya masih kerasa kan… bikin pening kepala abang 😆

    “Chidori No Jutsu …!!”
    Ini adalah salah satu jurus terampuh Kakashi di dalam serial Naruto.
    Sekali dikeluarkan tiga musuh pun bisa langsung tergeletak … hayyah OOT :mrgreen:

    Salam damai selalu…

  16. Ini saya coba kirimkan komentar saya yg sama utk keiga kalinya… soalnya yg dua sebelumnya masih aja nyangkut di moderasi… ntah kenapa? kalo msh nyangkut lg… dah pasrah dech gw…

    @Hasan As Saqqaf

    he he he… coba periksa lagi pertanyaan anda di atas kang, anda bilang mana ada kata2 SunnahKu di dalam Al-Qur’an??? itu kan pertanyaan adik saya yg kelas 3 SD :mrgreen: so saya jawab dg pertanyaan lg agar anda paham… dan baru kalo anda dah paham sy kasih tuch dalilnya yg bejibun di dalam Al-Qur’an… bukan ngeles kang…

    kalo anda ga bisa menunjukkan kaifiyat shalat lengkap dalam Al-Qur’an, berarti anda butuh penjelasan dari sumber lain yaitu Rasulullah dan itulah yg disebut sunnah… dalam Al-Qur’an perintah mengikuti Allah dan Rasul-Nya begitu banyak… makanya hadits tentang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah hanya sebagai penguat saja krn perintah itu sudah ada dan bejibun dalam Al-Qur’an… contoh atu aza ya coba lihat Al-Hasyr:7 pada kalimat : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya“.
    gampang toh…

    @Syiah The Changcuters

    Maklum dech… kadang perlu sedikit jurus dikeluarkan.. bukan untuk mengeles tetapi membalikkan serangan :mrgreen:
    dan efek serangan baliknya masih kerasa kan… bikin pening kepala abang 😆

    “Chidori No Jutsu …!!”
    Ini adalah salah satu jurus terampuh Kakashi di dalam serial Naruto.
    Sekali dikeluarkan tiga musuh pun bisa langsung tergeletak … hayyah OOT :mrgreen:

    Salam damai selalu…

  17. salamun alaik

    kalau sekiranya hadits itu kalian anggap lemah coba komentari apa yang di ucapkan oleh

    al-Imam al-Faqih al-Mujaddid Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muthallibi (Ahlul Bait Tulen) -semoga Allah merahmatinya dan menempatkannya disurga-Nya- dalam Kitabnya ar-Risalah (Maktabah Dar at-Turats – Kairo, Cet- Ke-3, T. 1426 H, Tahqiq: Ahmad Syakir) hal. 155. point. 244-:

    “Allah telah mewajibkan kepada manusia untuk mengikuti wahyu-Nya dan Sunnah Rasul-Nya” kemudian beliau membawakan dalil dari al-Qur-an,

    “al-Baqarah:129, 151, Ali Imran:164, al-Jumu’ah:2, al-Baqarah:231, an-Nisaa:113, al-Ahzab:34, ” sampai pada poin. 252: beliau -rahimahullah- berkata,

    “maka telah dijelaskan oleh Allah dalam kitab-Nya, yakni al-Qur-an, dan menjelaskan al-Hikmah, dan aku telah mendengar orang yang aku ridhai dari ahlul ilmi al-Qur-an, mengatakan: “al-Hikmah” adalah “Sunnah Rasulullah”

    kemudian beliau menjelaskan dengan panjang lebar tentang wajibnya mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

    perhatikanlah, wahai pengaku ahlul bait!!!!

    dari apa yang dikatakan oleh seorang ahlul bait tulen.

  18. Salaam,

    @ Ibn Adi.
    Yang sedang dibicarakan masalah hadist diatas mas, di tulisan Mas Ady saya tidak menemukan kata kata Imam Syafi’i mengomentari(mensahihkan) hadits di atas, yang ada malah tentang penafsiran beliau terhadap beberapa ayat Al-Quran, sepertinya tidak nyambung dengan bahasan.

    Soal Sunnah Rasulullah, saya sepakat mas dalam hidup kita harus selalu mengikuti sunah beliau. Tapi yang sedang dibahas masalah hadits di atas.

    PS. Mas siapakah yg dimaksud “orang yang aku ridhai dari ahlul ilmi al-Qur-an” olehImam Syafi’i

    Ah, baru dengar juga kalau Imam Syafi’i itu Ahlul Bayt tulen,….(berarti ada ahlu bayt palsu dong)

    Wassalam

  19. Ko bisa2nya disebut Ahlul Bait tulen dari mana yach..?

    Setau saya, Beliau (imam Syafi’i) bukan keturunan Rasul saww… hanya kakeknya saja yg ketemu nasabnya dg kakek Rasul saww yt pada Abdul Manaf…mungkin saya salah..ada yg bisa memberi pencerahan.?

    wahai pengaku ahlul bait!!!!

    siapa nih yg ngaku2 ahlul bait..?

  20. salam
    @ibn adi
    mas,saya br tahu klo ternyata imam syafii itu ahlulbait tulen..tapi yg jd prtnyaan saya,klo memang beliau ahlulbait tulen,mengapa imam syafii tdk belajar kepada anak imam jafar as,yaitu imam musa al kadzim as?yg jelas2 beliau punya nasab sampai ke rasul saw..tp koq mlh bljr ke imam malik?mnrt saya,setiap ahlulbait tulen itu pastilah bergurunya kepada ayah2 atau kakek2 mereka mas..bkn berguru kepada orang lain mas..ingin menambahkan,ternyata dlm sejarah,imam syafii itu dekat dgn harun al rasyid (penguasa dr bani umayyah),maka dgn begitu,mazhab beliau menjadi besar dan berkembang, karena dekat dgn penguasa..
    salam

  21. Selama ini kalau mau dikaji lebih jernih dan dalam, “Sunnah Rasul” hanya merupakan bemper dan tameng. Betapa tidak? Sunnah yang kita yakini sekarang dan kita ikuti notebene sesungguhnya bukanlah Sunnah Rasul, sebab Rasul saw sendiri sudah wafat beratus-ratus tahun lalu, so bagaimana kita bisa mencontoh prilaku Beliau? Syareat, hukum yang kita ikuti sekarang ini pada hakekatnya adalah apa-apa yang kita yakini bahwa yang kita baca dan terima berasal dari Rasul saw. Benar kan?
    Tidak masalah jika berita yang sampai ke kita ditulis/disampaikan oleh manusia-manusia yang terjamin kefaqihannya, keadilan dan kesuciannya. Namun bagaimana jika ia disampaikan oleh manusia-manusia yang masih berpotensi melakukan kesalahan dan kekeliruan? Manusia-manusia yang masih memiliki sifat hasad dan dengki? Manusia-manusia yang masih tergiur dengan kenikmatan dunia? Manusia-manusia yang masih tunduk pada penguasa?
    Lagipula kita telah menyadari bahwa berita-berita (hadits) yang sampai ke kita harus ditelaah kembali kevalidannya karena sudah terkontaminasi akan kebenarannya. Baik ia dilakukan oleh tangan-tangan jahil, maupun atas prakarsa dari penguasa-penguasa dhalim dan durhaka.
    Lantas bagaimana kita masih bisa meyakini bahwa berita-berita tentang prilaku dan ucapan Rasul saw yang sampai ke kita adalah Sunnah Rasul sementara di sisi lain kita tidak memiliki keyakinan penuh bahwa riwayat itu valid?
    Katakanlah saat ini atau saat sebelumnya terdapat ulama yang “mampu” mengkoreksi keshahihan dan atau kedhaifan suatu berita/riwayat seperti halnya Syaikh Al-Albany.
    Namun dengan berjalannya waktu, kita melihat bahwa meskipun Beliau memiliki beberapa sifat yang baik, ternyata Beliau masih sering melakukan kesalahan dan kekeliruan dalam mengkoreksi sebuah riwayat, yang mana Beliau sendiri pun menyadari dan mengakuinya. Bukankah suatu hal yang utama bagi seorang ulama yang berkedudukan sebagai seorang penegas/pengoreksi hadits adalah masalah keilmuannya? Bukankah kekeliruan dan kealpaan Beliau menunjukkan kurangnya keilmuan dalam hal periwayatan hadits yang Beliau miliki? Apakah kita sebagai manusia yang sudah dianugerahkan akal oleh Allah swt yang menunjukkan kesempurnaan penciptaan manusia masih tidak mau berpikir dan menyadari akan kejanggalan-kejanggalan ini? Masih ngotot bahwa hadits-hadits yang sampai ke kita pasti benar?

    Salam

  22. @A Ching
    Imam Syafei adalah keturunan dari Ibnu Abbas paman Rasul.
    Sejarah mengenai mengapa Imam Syafei tidak belajar dari Imam Ahlulbait. Karena masalah politik dan keamanan diri dan Islam. Demikian sejarahnya yang saya tahu. Wasalam

  23. @A_Ching
    Ah, baru dengar juga kalau Imam Syafi’i itu Ahlul Bayt tulen,….(berarti ada ahlu bayt palsu dong)

    ya mas banyak yg cuma ngaku keturunan ahlul bait, cuma omdo alias omong doang!!

  24. @Arif

    mending tanya aja ama imam syafi’inya mas biar lebih jelas… 🙂

  25. @A_Ching
    Yang sedang dibicarakan masalah hadist diatas mas, di tulisan Mas Ady saya tidak menemukan kata kata Imam Syafi’i mengomentari(mensahihkan) hadits di atas, yang ada malah tentang penafsiran beliau terhadap beberapa ayat Al-Quran, sepertinya tidak nyambung dengan bahasan.

    punten mas a_ching

    maksud saya teh menampilkan komentar imam Syafi’i diatas untuk menjelaskan sekiranya hadits diatas “dha’if jiddan” maka al-qur-an saja sudah cukup banyak menjelaskan wajibnya mengikuti sunnah rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

    gitu mas A_ching

  26. @armand

    Apakah kita sebagai manusia yang sudah dianugerahkan akal oleh Allah swt yang menunjukkan kesempurnaan penciptaan manusia masih tidak mau berpikir dan menyadari akan kejanggalan-kejanggalan ini? Masih ngotot bahwa hadits-hadits yang sampai ke kita pasti benar?

    Dan saya pun juga bertanya apakah kita masih ngotot juga bahwa hadits-hadits yang disandarkan kepada ahlul bait dan imam-imam keturunan ahlul bait yg sampai ke kita pasti benar? benar2 perkataan mereka?

    Salam damai selalu…

  27. @Hasan As Saqqaf

    @soegi
    Padahal kan yang bilang bejibun sampean tuh. Mana dalilnya dari Al Quran untuk mengikuti SunnahKu, coba tunjukkan Masbro. Ditanya balik nanya, yo wes kalau gak bisa, gampang toh :mgreen:
    *pake ngeles pula*

    he he he… coba periksa lagi pertanyaan anda di atas kang, anda bilang mana ada kata2 SunnahKu di dalam Al-Qur’an??? itu kan pertanyaan adik saya yg kelas 3 SD :mrgreen: so saya jawab dg pertanyaan lg agar anda paham… dan baru kalo anda dah paham sy kasih tuch dalilnya yg bejibun di dalam Al-Qur’an… bukan ngeles kang… 😆

    kalo anda ga bisa menunjukkan kaifiyat shalat lengkap dalam Al-Qur’an, berarti anda butuh penjelasan dari sumber lain yaitu Rasulullah dan itulah yg disebut sunnah… dalam Al-Qur’an perintah mengikuti Allah dan Rasul-Nya begitu banyak… makanya hadits tentang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah hanya sebagai penguat saja krn perintah itu sudah ada dan bejibun dalam Al-Qur’an… contoh atu aza ya coba lihat Al-Hasyr:7 pada kalimat : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya“.

    gampang toh… 😆

    @Syiah The Changcuters

    He…he…biasalah mas, kalo saya liat komentarnya mas soegi ini, emang suka ngeles. Mungkin do’i dulunya pendekar silat, jadi jago ngeles. Lah wong ditanyain ada gak didalam Qur’an untuk mengikuti sunnahKu…eeeeh malah balik nanya lain…..Kan tinggal jawab ya atau tidak.

    Naaaah kalo di Qur’an emang tak ada tuh kaifiyat shalat lengkap dari berdiri, nungging sampai salam, kalo gak salah sudah dijawab sama mas Aburahat deh….addduh pening dah pala’ku….peace ya mas

    Maklum dech… kadang perlu sedikit jurus dikeluarkan.. bukan untuk mengeles tetapi membalikkan serangan
    dan efek serangan baliknya masih kerasa kan… bikin pening kepala abang 😆

    “Chidori No Jutsu …!!”

    Ini adalah salah satu jurus terampuh Kakashi di dalam serial Naruto.

    Sekali dikeluarkan tiga musuh pun bisa langsung tergeletak … hayyah OOT :mrgreen:

    Salam damai selalu…

  28. @Soegi
    Seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya, mas;

    Tidak masalah jika berita yang sampai ke kita ditulis/disampaikan oleh manusia-manusia yang terjamin kefaqihannya, keadilan dan kesuciannya.

    Salam
    *semoga tidak diperpanjang* :mrgreen:

  29. Salaam Alaykum

    @Abu Adi, pertanyaan kok belum di jawab

    1. Menurut penulis artikel diatas berdasarkan Ilmu hadis & pendapat para ulama ahli hadist, hadits diatas adalah dhaif, bagaimana Mas Abu Adi, sepakat atau tidak? Kalau tidak, kenapa?

    2.PS. Mas siapakah yg dimaksud “orang yang aku ridhai dari ahlul ilmi al-Qur-an” oleh Imam Syafi’i.
    (soalnya yg diridhai sama Imam Syafi’i, belum tentu kan diridhai sama Imam- imam atau ulama lainnya)

    Tambahan nih,
    Mas Abu Adi bicara masalah Ahlul Bayt bahkan bisa membedakan ahlul bayt tulen dan bukan, menurut Mas Abu Adi yang dimaksud Ahlul Bayt itu apa dan siapa?.

    Wassalam

  30. Salam

    pencinta ahlul bayt Nabi s.a.w.w yang dipilih ALLAH s.w.t.

    wasSalam

  31. […] Analisis versi mikro hadis “Al Qur’an dan SunnahKu” […]

  32. Kalau memang ternyata sanad-nya dhaif.. kita tetap mengetahui bahwa maknanya benar..

    Manusia bisa salah, namun wahyu berupa Al-Quran dan As-Sunnah adalah ma’shum dan bebas dari kesalahan. Bahkan para ulama’ bisa salah, apalagi kita.

    Setahu saya yang bodoh ini.. hadits dhaif kalau ada penguat dari hadits shahih lain atau dalil pasti dari Al-Quran (bukan ayat mutasyabihat), apalagi dalil Al-Quran itu banyak, atau hadits penguatnya mutawatir, maka makna hadits tersebut bisa dibenarkan.

    Namun pembenaran makna hadits tidak serta merta menafikan kaidah ilmiyyah untuk membangun sanad dalam ilmu hadits. Sanad harus tetap dijaga karena merupakan bagian yang menjaga kemurnian agama ini. Jika menurut sanad hadits ini dhaif, maka tetap kita katakan dhaif. Sebuah amanah ilmiyyah.

    Yang terpenting dari mempelajari hadits adalah makna yang terkandung dalam hadits, kemudian mengamalkannya dalam praktek membangun i’tiqad, amalan ibadah, ber-mu’amalah dengan manusia, dll. Sunnah adalah bagian dari ilmu, yang tujuannya adalah amal. Karena ilmu tanpa amal sama saja dengan amal tanpa ilmu atau tidak beramal sama sekali.

    Serahkanlah masalah ilmu hadits pada ahlinya. Kita hanya mengikuti warisan para Nabi berupa ilmu yang mereka miliki. Mudah-mudahan Allah memberi petunjuk kepada kita semua. Amin..

  33. biar naik keatas ke tema yg sedang updated
    maka nya tak koment deh…

Tinggalkan komentar