Kedudukan Hadis “Manusia Yang Paling Dicintai Rasulullah Adalah Fatimah dan Ali”

Kedudukan Hadis “Manusia Yang Paling Dicintai Rasulullah SAW Adalah Fatimah dan Ali”

كان أحب النساء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فاطمة ، و من الرجال علي

Wanita yang paling dicintai Rasulullah SAW adalah Fatimah dan dari kalangan laki-laki adalah Ali.

Hadis Shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi hadis no 3868 dan Al Hakim dalam Mustadrak As Shahihain hadis no 4735 dari Ja’far bin Ziyad Al Ahmar dari Abdullah bin Atha’ dari Abdullah bin Buraidah dari Ayahnya. Imam Tirmidzi menyatkan bahwa hadis ini hasan dan Al Hakim mengatakan kalau hadis ini shahih. Adz Dzahabi dalam Talkhis Al Mustadrak juga menshahihkan hadis ini.

Syaikh Al Albani dalam kitabnya As Silsilah Al Ahadits Adh Dha’ifah no 1124 menyatakan bahwa hadis ini batil. Beliau berkata

“(Adapun) Abdullah bin Atha’, Imam Dzahabi sendiri mengatakan dalam kitabnya Adh Dhu’afa’, ‘berkata Nasa’i, ‘tidak kuat.’ Dan Al Hafizh berkata dalam Taqrib, ‘Jujur, tapi salah (dalam meriwayatkan hadits) dan (ia seorang) mudallis.’.”

Adz Dzahabi berkata dalam kitabnya Mughni Adh Dhu’afa bahwa Abdullah bin Atha’ adalah Gurunya Syu’bah yang dinyatakan tsiqat, berkata Nasa’I ‘tidak kuat’. Adz Dzahabi dalam Al Kasyf no 2860 justru mengatakan kalau Abdullah bin Atha’ shaduq(jujur). Dan begitu pula yang beliau sebutkan dalam Mizan Al I’tidal biografi no 4451 Shaduq Insya Allah. Jadi dalam pandangan Dzahabi sendiri Abdullah bin Atha’ adalah seorang yang jujur. Ibnu Syahin dalam Tarikh Asma’ Ats Tsiqat no 622 berkata bahwa Abdullah bin Atha’ perawi kufah yang tsiqat. Dalam Tahdzib At Tahdzib juz 5 no 551 disebutkan bahwa Abdullah bin Atha’ adalah perawi Muslim dan Ashabus Sunan(ini berarti walaupun Imam Nasa’I mengatakan ia tidak kuat beliau tetap menulis hadis Abdullah dalam Kitab Sunannya), Imam Tirmidzi berkata bahwa ia tsiqat di sisi ahli hadis, Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan Ibnu Main juga menyatakan ia tsiqat.

Syaikh Al Albani melanjutkan, ‘(ia seorang mudallis) dan pada sanad ini meriwayatkan dengan ‘an’anah, perawi seperti ini tidak bisa dijadikan hujjah walaupun ia tsiqah. Terlebih, jika ternyata ia hanya seorang yang shaduq (kedudukan shaduq dibawa kedudukan tsiqah).

Sudah jelas bahwa beliau adalah tsiqah, dan dalam hadis ini memang beliau meriwayatkan dengan ‘an’anah tetapi beliau tidak menyendiri dalam meriwayatkan hadis ini. Dan sebagaimana disebutkan dalam At Tahdzib kalau Abdullah bin Atha’ memang meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Buraidah. Disebutkan dalam Thabaqat Al Mudallisin bahwa ia seorang mudallis martabat awal, yang berarti tidak terlalu parah tadlisnya dan tidak merusak hadisnya. Jadi tidak bisa begitu saja dikatakan tidak menjadi hujjah

.

Syaikh Al Albani berkata

Kemudian yang meriwayatkan darinya adalah Ja’far bin Ziyad Al Ahmar, keadaanya diperselisihkan. Imam Dzahabi dalam Adh Dhu’afa’ berkata, ‘ia tsiqah tapi (sering meriwayatkan) sendirian.’
Berkata Ibnu Hibban, ‘(jika meriwayatkan hadits) terbolak balik.’
Dan Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam kitabnya Taqrib, ‘Jujur, terpengaruh paham Syi’ah.’.”

Ja’far bin Ziyad adalah seorang yang tsiqah, Ibnu Syahin memasukkan beliau dalam kitabnya Tarikh Asma Ats Tsiqat no 164. Disebutkan dalam Tahdzib At Tahdzib juz 2 no142 berkata Imam Ahmad bahwa hadisnya baik, Ibnu Main menyatakan ia tsiqat, Yaqub bin Sufyan menyatakan ia tsiqat, Abu Zar’ah dan Abu Daud menyatakannya shaduq(jujur), An Nasa’I berkata “tidak ada cacat”, Al Fasawi menyatakan ia tsiqat, Ibnu Ady berkata ia seorang syiah yang baik, Usman bin Abi Syaibah menyatakan Ja’far shaduq tsiqat dan Al Ajli berkata bahwa ia orang kufah yang tsiqat. Jadi Ja’far bin Ziyad adalah perawi yang dikenal tsiqah dan tidak masalah apakah ia meriwayatkan sendirian atau tidak, lagipula ia tidak meriwayatkan hadis ini sendirian. Mengenai kesyiahannya maka itu tidak merusak hadisnya sebagaimana yang telah diketahui bahwa banyak ditemukan hadis perawi syiah dalam kitab shahih.

Syaikh Al Albani kembali melanjutkan, ‘(jika perawinya) seperti dia (sering salah dan berpaham Syi’ah) maka hati ini tidak tenang terhadap haditsnya, terlebih ketika berbicara tentang keutamaan Ali radhiallahu ‘anhu. Karena sudah diketahui, bagaimana sikap berlebihan Syi’ah terhadap Ali, dan demikian banyaknya mereka membuat hadits-hadits dusta tentang keutamaannya.

Pernyataan seperti ini patut disayangkan keluar oleh seorang Syaikh seperti Al Albani. Pernyataan ini hanyalah dalih yang dicari-cari, kekeliruannya adalah sebagai berikut

  • Keutamaan Imam Ali bukanlah buat-buatan Syiah. Apakah Ahlus Sunnah tidak mengakui keutamaan Ali?. Bukankah banyak kitab hadis yang memuat keutamaan Imam Ali dan tidak jarang diriwayatkan oleh perawi yang tertuduh syiah tetapi hadis tersebut tetap dikatakan shahih.
  • Hadis di atas tidak ada sedikitpun mencerminkan ghuluw atau berlebihan, apakah berlebihan jika seorang Ayah mengatakan bahwa orang yang paling dicintainya adalah Anaknya sendiri. Berlebihankah jika Rasul SAW mengatakan yang paling Beliau SAW cintai adalah Fatimah dan Ali?. Ini adalah salah satu contoh Syiahpobhia yang menyerang para Ulama.
  • Mengenai Syiah yang dikatakan membuat hadis dusta maka apa hubungannya dengan perawi hadis ini. Apakah perawi hadis ini adalah seorang pendusta atau pembuat hadis palsu. Bukankah sudah jelas dilihat bahwa perawi ini dikenal tsiqah. Sungguh aneh sekali

Hadis di atas sudah jelas diriwayatkan oleh para perawi tsiqah sehingga Al Hakim dan Adz Dzahabi sepakat menshahihkannya.

.

.

Hadis dengan makna seperti ini juga diriwayatkan dalam Sunan Tirmidzi hadis no 3874 dan Mustadrak Al Hakim no 4744 dari Jami’ bin Umair menceritakan “Aku bersama Bibiku menemui Aisyah RA dan bertanya kepadanya, Siapa orang yang paling dicintai Rasulullah SAW? Ia menjawab Fatimah. Aku kemudian bertanya “dan diantara laki-laki?”. Ia menjawab “suaminya”. Mengenai hadis ini Imam Tirmidzi berkata ”hasan gharib” dan Al Hakim menyatakan hadis ini shahih.

Adz Dzahabi dalam
Talkhis Al Mustadrak menyatakan Jami’ tertuduh. Aisyah sama sekali tidak mengucapkan kata-kata itu. Pernyataan Adz Dzahabi adalah kurang tepat. Jami’bin Umair adalah memang tertuduh Syiah tetapi beliau adalah Tabiin yang tsiqah.

Dalam Tahdzib At Tahdzib juz 2 no 177 disebutkan

  • Abu Hatim berkata “Dia orang Kufah, seorang Tabiin dan Syiah yang terhormat. Dia jujur dan baik hadisnya”.
  • Al Ajli berkata “Dia seorang Tabiin yang tsiqat”
  • As Saji berkata “Dia memiliki hadis-hadis munkar, dia perlu diteliti lagi dan dia itu jujur”
  • Bukhari berkata “Dia perlu diteliti lagi”
  • Ibnu Adi berkata “Dia seperti yang dikatakan Bukhari, hadis-hadisnya perlu diteliti lagi. Hadis yang diriwayatkannya umumnya tidak diikuti orang”
  • Ibnu Numair berkata “Dia seorang yang paling banyak berdusta. Dia pernah berkata sesungguhnya burung jenjang itu beranak di langit dan anaknya tidak jatuh”
  • Ibnu Hibban berkata “Dia itu Rafidhah yang memalsukan hadis”

Tidak dipungkiri terdapat kontroversi seputar kedudukan Jami’ bin Umair, tetapi dalam hal ini pernyataan tsiqat untuk beliau lebih tepat karena semua jarh yang ditetapkan untuk beliau tidak memiliki alasan yang kuat. Oleh karena itu Ibnu Hajar dalam At Taqrib berkata bahwa Jami’ bin Umair adalah seorang yang jujur walau terkadang salah dan tasyayyu’. Perhatikan, Ibnu Hajar memberikan Jami’ bin Umair predikat yang sama dengan Abdullah bin Atha’ tanpa tambahan mudallis.

Mengenai Jarh terhadap Jami’ maka pembahasannya sebagai berikut

  • Soal tuduhan dusta Ibnu Numair, beliau menampilkan alasan yang aneh karena cerita burung jenjang itu sendiri adalah suatu keanehan dan tidak berkaitan dengan kredibilitas meriwayatkan hadis.
  • Soal pernyataan Ibnu Hibban, hanya beliau sendiri yang menganggapnya pemalsu hadis tetapi tidak disertai dengan bukti yang jelas, oleh karena itu pernyataan beliau tidak bisa menjadi sandaran selagi terdapat banyak pujian ulama lain kepada Jami’ bin Umair. Ditambah lagi Ibnu Hibban melakukan kontradiksi dimana ia memasukkan Jami’ bin Umair ke dalam daftar perawi tsiqat Ats Tsiqat juz 4 no 2070.
  • Soal tuduhan meriwayatkan hadis mungkar, maka jelas tidak ada kemunkaran dalam hadis di atas(akan dijelaskan nanti) dan As Saji pun tetap menyatakan beliau jujur walaupun menurutnya hadis Jami’ terkadang munkar.
  • Mengenai pernyataan Ibnu Ady bahwa riwayatnya tidak diikuti orang maka itu tidak ada kaitannya dengan hadis ini. Karena hadis ini sudah kita lihat diriwayatkan pula oleh Abdullah bin Atha’. Kedua riwayat ini jelas saling menguatkan.

Dengan pertimbangan di atas maka kami menilai bahwa hadis Jami’ bin Umair ini sanadnya Hasan dan dikuatkan oleh hadis Abdullah bin Atha’ sehingga dapat dikatakan Shahih lighairihi. Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini dalam Tahdzib Al Khasais no 107 telah menyatakan shahih hadis Jami’ bin Umair tersebut. Sekedar informasi, hadis Jami’ bin Umair ini telah dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani sendiri dalam Misykat Al Mashabih juz 3 hal 342 hadis no 6146. Anehnya dalam As Silsilah Al Ahadits Adh Dha’ifah beliau mengatakan kalau hadis Jami’ bin Umair ini batil. Sepertinya syiahpobhia membuat beliau mengantagonis dirinya sendiri.

.

.

Syaikh Al Albani menyatakan hadis ini batil dan mungkar dengan alasan hadis ini bertentangan dengan hadis-hadis berikut

Pertama: Al Imam Ahmad berkata, “Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid Al Haddad dari Kahmas dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata, ‘Aku berkata kepada ‘Aisyah, Siapakah manusia yang paling dicintai rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?’ Ia menjawab, ‘’Aisyah.’ Aku bertanya lagi, ‘dan dari kalangan laki-laki?’ Ia menjawab, ‘Bapaknya.’ ‘Kemudian siapa lagi?’ ‘Umar.’ Lalu beliau menyebutkan beberapa orang lagi.” Syaikh Al Albani berkata, “Sanad hadits ini shahih, para perawinya semuanya terpercaya, perawi Al Bukhari.”

Kedua: Diriwayatkan dari ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata, “Aku mendatangi rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, lalu aku bertanya, ‘Siapakah manusia yang paling engkau cintai?’ beliau menjawab, ‘’Aisyah.’ Aku bertanya lagi, ‘dari kalangan laki-laki?’. ‘bapaknya.’ Jawab beliau.” Diriwayatkan Al Bukhari, Muslim, dan Ahmad 4/203.

Riwayat ini dikuatkan oleh hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan Ibnu Majah (101) dan Hakim (4/12) hanyasaja (pada riwayat ini) dicukupkan sampai perkataan rasulullah “Bapaknya”. Setelah menyebutkan riwayat ini Imam Hakim memberikan komentar, “Shahih, atas syarat Bukhari dan Muslim.” Memang hadits ini seperti yang beliau sebutkan

Alasan ini sudah jelas batil, karena menyatakan hadis ini batil karena bertentangan dengan hadis Aisyah dan Abu Bakar(hadis ini memang shahih) adalah senjata makan tuan. Bagaimana dengan hadis-hadis berikut

Dari Salim dari Ayahnyanya bahwa Nabi SAW mengangkat Usamah, lalu mereka memperbincangkannya. Nabi SAW bersabda “ Telah sampai kepadaku berita bahwa kalian memperbincangkan Usamah. Sungguh dia adalah manusia yang paling aku cintai”.(Fath Al Bari Syarh Shahih Bukhari jilid 21 hadis no4468)

Dari Anas RA, ia berkata “Nabi SAW melihat beberapa wanita dan anak-anak berdatangan dari acara pernikahan. Beliau berdiri tegak bersabda “Ya Allah. Kalian adalah orang yang paling aku cintai”. Beliau mengucapkan kalimat tersebut tiga kali. (Mukhtasar Shahih Bukhari Syaikh Nashiruddin Al Albani hadis no 1608, Manaqib Al Anshar).

Dari anas bin Malik RA, ia berkata “Seorang wanita Anshar bersama bayinya mendatangi Nabi SAW. Lalu Beliau SAW bersabda “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya. Sesunggunya Kalian adalah orang yang paling aku cintai”. Beliau mengucapkannya sebanyak dua kali. (Mukhtasar Shahih Bukhari Syaikh Nashiruddin Al Albani hadis no 1609, Manaqib Al Anshar).

Kalau Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadis yang paling dicintai Rasul SAW adalah Fatimah dan Ali sebagai hadis batil dengan alasan bertentangan dengan hadis yang paling dicintai Rasul SAW adalah Aisyah dan Abu Bakar. Maka apa yang akan beliau katakan dengan hadis-hadis di atas. Kenyataannya ketika membahas hadis-hadis tersebut sedikitpun beliau tidak pernah menyinggung bahwa hadis itu batil. Bukankah dengan cara berpikir Syaikh Al Albani maka hadis di atas juga bertentangan dengan hadis yang paling dicintai Rasul SAW adalah Aisyah dan Abu Bakar

  • Hadis bahwa Usamah yang paling dicintai Nabi SAW juga dimasukkan Syaikh Al Albani dalam kitabnya Silsilah Ahadis As Shahihah dan beliau nyatakan shahih tanpa sedikitpun menyinggung bahwa hadis tersebut batil.
  • Begitu pula hadis yang menyatakan Wanita Anshar sebagai orang yang paling dicintai Nabi SAW tidak pernah disinggung sedikitpun hadis tersebut batil dalam kitab Syaikh Al Albani Mukhtasar Shahih Bukhari.

Hal ini sudah cukup menyatakan bahwa perkataan Syaikh Al Albani bahwa hadis yang paling dicintai Rasul SAW adalah Fatimah dan Ali sebagai hadis batil adalah perkataan yang benar-benar batil. Bagaimana mungkin jika seorang ayah mengatakan bahwa anaknya adalah orang yang paling ia cintai maka itu disebut batil. Sedangkan Usamah dan wanita anshar yang bukan darah daging Nabi SAW ketika dikatakan bahwa mereka yang paling dicintai Nabi SAW maka Syaikh Al Albani diam seribu bahasa dan tidak sedikitpun menyinggung bahwa itu batil.

Tanbih : Apapun dalihnya, Syiahpobhia memang telah merambah di kalangan para ulama ternama(terutama Salafy). Syiahpobhia ini mewujud dalam bentuk kecurigaan dan sinisme yang berlebihan kepada hadis-hadis keutamaan Ahlul Bait. Lucu sekali, kalau menyatakan Fatimah dan Ali sebagai yang paling dicintai Nabi SAW dikatakan sebagai ghuluw dan syiah ekstrim. Kemana Cinta kalian kepada Ahlul Bait, wahai para Salafy?.

.

Salam damai

Catatan:

  • Tulisan ini adalah tanggapan terhadap tulisan Haula Syiah
  • Saya sudah pernah lho menulis ini sebelumnya :mrgreen:

84 Tanggapan

  1. PERTAMAX LAGIII :mrgreen:

    saya cuma mo sedikit (eh kyk nya aga banyak :mrgreen: ) mengomentari tulisan mas SP kali ini :

    Sanad Hadits tentang orang yang paling dicintai Rasulullah dari Wanita adalah Fatimah dan dari Laki-laki adalah Ali jelas dalam keadaan diperbincangkan oleh para ulama.

    Menurut saya, kebatilan yang dinyatakan oleh syaikh Al-Albani adalah pada sisi sanad hadits tersebut bukan tentang kecintaan Rasulullah kepada Fatimah dan Ali yg beliau anggap batil.. dan beliau meyakini bahwa hadits mengenai Aisyah dan ayahnya-lah yang shahih secara ilmu hadits sedangkan mengenai Fatimah dan Ali adlah batil secara ilmu hadits, dan beliau melihat pertentangan makna yg jelas antara kedua hadits itu yaitu karena adanya kalimat “orang yang paling dicintai Rasulullah di kalangan wanita dan di kalangan laki-laki” sehingga hanya salah satu yg benar diantara dua hadits tsb…dan ini tidak bisa dibandingkan dg hadits2 lain mengenai kecintaan rasulullah kepada Usamah dll yang mas sudah sebutkan di atas… (jadi wajar kalo beliau tidak menyinggung hadits2 tsb)

    saya yakin seandainya hadits tsb tidak bertentangan dengan hadits yg shahih beliau tidak akan mengingkari hadits tentang kecintaan Rasulullah kepada Fatimah maupun Ali… saya kira anda sudah banyak membaca kitab2 beliau… dan contoh yang nyata tentang keadilan beliau adalah mengenai hadits tsaqalain yg anda juga pernah bahas sebelumnya, beliau mensahihkannya sementara banyak ulama yg mendhaifkannya… bener ga… (seingat saya begitu)

    dan alasan lainnya adalah mungkin karena beberapa perawinya berpaham syi’ah dan kalo ga salah prinsip ahlussunnah adalah akan menerima perawi dari ahlul bid’ah dengan syarat dia tidak mengajak pada kebid’ahannya, mungkin beliau beranggapan pada yg terakhir ini, jadi saya harap mas SP juga jgn terbawa emosi hanya dikarenakan pernyataan itu berlawanan dengan kecenderungan mas…

    Disamping itu mungkin di sini perlu juga kita pahami masalah kecintaan Rasul, yang namanya cinta itu bermacam-macam jenis dan rasanya, kecintaan terhadap istri berbeda dengan kecintaan terhadap anak, kecintaan terhadap sahabat berbeda dengan kecintaan terhadap keluarga dan berbeda pula kecintaan Rasul terhadap umatnya. Jadi kalau ada hadits yang bermacam-macam mengenai kecintaan Rasulullah kepada seseorang ya mesti kita dudukkan dan bukan menjadi ajang saingan dalam hal keutamaan… bagi saya mereka semua shahabat dan ahlul bait Nabi dicintai oleh Rasulullah SAW.

    Saya kira ahlussunnah pun tidak mempermasalahkan jika Rasulullah mencintai Fatimah dan Ali dan itu sangat2 wajar dan memang mereka adalah berhak untuk dicintai oleh Rasulullah saw, tanpa adanya hadits tsb pun ahlussunnah sudah yakin 100% bahwa Sayyidah Fatimah dan Imam Ali adalah orang2 yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW. jadi jika mas membahas suatu hadits harap emosi/kecenderungan jangan dicampur adukkan dan kalo bisa sbgmana yg sering saya harapkan mohon dibahas juga kemusykilan2 riwayat yg ada pada mazhab ahlul bait jika mas ada waktu dan lg mood… 🙂 ah sekedar harapan aza so jgn dimasukin ke hati…

    Salam damai selalu…

  2. Saya ga faham dengan pendirian kelompok Salafy ini. Bukankah kitabus sittah sudah menjadi trademark mereka untuk melakukan hujjah? Seolah-olah tidak boleh seorang pun yang mendhaifkan hadits-hadits yang sudah dishahihkan oleh perawi-perawi mereka ratusan tahun yang lalu? Lihat betapa garangnya mereka jika kita mencoba-coba untuk mendhaifkan hadits-hadits dalam kitabus sittah kemudian mengklaim, bahwa kita ini sampai dimana sih ilmunya, sudah hafal quran belum. Seakan-akan perawi-perawi mereka adalah orang-orang yang paling benar, paling tinggi ilmunya, paling hafal quran, dsb sehingga kita yang masih cetek ini tidak berhak untuk melakukan koreksi keshahihan hadits.
    Namun jika seorang yang mereka anggap syaikh melakukan pendhaifan terhadap hadits-hadits yg sdh dishahihkan, mereka berbalik membela sang syaikh mati-matian (sorry, ga sampe mati sih). Lalu dimana pembelaan sebelumnya ke para perawi? Bukankah sebelum sang syaikh mendhaifkan, para perawi sudah menshahihkan?
    Aneh memang SP, menurut saya. Apakah para perawi tidak pernah memeriksa sebelumnya siapa-siapa yang menjadi sumber riwayatnya? Ketsiqahannya, kejujurannya, keSyiahannya? Mengapa ‘dengan mudahnya’ (pakai tanda petik) sang syaikh mengkoreksi keshahihan hadits dan dengan mudahnya pula para pengikut sang syaikh membenarkan?

    Salam

  3. Salam
    Sahih…
    Penghulu wanita surga (Sayidah Fatimah Az-Zahra as) dan sebaik-baik manusia (khairul basyar) untuk Amirul Mukminin sejati Imam Ali bin Abi Thalib as)…

    Ziarahilah aku, karena aku adalah Al-Husain
    Aku adalah hati yang berdetak di kedalaman jiwa Al-Musthafa (Saw)
    Tanah tempatku terbunuh, lebih mulia dari bait Allah
    Cukuplah sebagai kebangganku bahwa ibuku adalah Fatimah Az-Zahra as
    Ziarahilah aku, karena aku adalah Al-Husain
    Ali ayahku adalah sebaik-baik manusia
    Siapapun yang meragukannya, meski ahli ibadah berarti ia telah kafir
    Ayahku, dialah yang namanya tertulis di Arasy

    Salam

  4. @Arif
    Imam Ali mengatakan, kira-kira begini, bila semua ilmu yang Beliau peroleh dari Rasul saw dikeluarkan, maka orang-orang akan menganggap Beliau sesat.

    Tanah tempatku terbunuh, lebih mulia dari bait Allah

    Ali ayahku adalah sebaik-baik manusia
    Siapapun yang meragukannya, meski ahli ibadah berarti ia telah kafir

    “Gawat” nih…. 🙂

    Salam

  5. @atasku

    Tanah tempatku terbunuh, lebih mulia dari bait Allah

    Benarkah?? 🙄

    Siapapun yang meragukannya, meski ahli ibadah berarti ia telah kafir

    oops… be.. be..benarkah ?? 🙄

    Salam damai selalu….

  6. Salam
    Al Mufadhdhal meriwayatkan dari Imam Ja’far Ash Shadiq as bahwasanya tanah saling membanggakan dirinya atas tanah yang lain, Ka;bah membanggakan dirinya atas tanah Karbala, maka Allah mewahyukan kepadanya, “Diamlah kamu, dan janganlah kamu membanggakan dirimu atas tanah Karbala karena sesungguhnya ia adalah lembah yang diberkahi, yang Musa diseru darinya dari sebatang pohon; sesungguhnya ia adalah tanah tinggi yang datar yang Maryam dan al-Masih as berlindung kepadanya; dan sesungguhnya ia adalah jentera air yang dimandikan didalamnya kepala al-Husain as dan didalamnya pula Maryam memandikan Isa dan dia juga mandi dengannya setelah melahirkan Isa
    Salam

  7. @SP

    Gimana menurut mas SP mengenai hadits yg dibawakan oleh al-akh Arif di atas… termasuk shahih apa ga ya? saya jd berpikir dan merenung nich…apakah mungkin krn hadits2 spt yg mas Arif bawakan yg menyebabkan salafy jadi syiahphobia spt itu ya? (yg menurut mas SP sdh mulai merambah sampai ke ulama), apakah mungkin hadits2 spt itu yg membuat kecurigaan dan sinisme yg berlebihan thd keutamaan ahlul bait yg dibawakan oleh syi’ah?… kalo begitu wajar ato ga ya kalo mereka (salafy dan ulamanya) ga tenang hati terhadap hadits2 keutamaan yg dibawakan oleh perawi syi’ah? apakah mungkin dengan mempercayai hadits2 tsb berarti akan bisa dikatakan salafy telah menunjukkan bukti kecintaan-nya kepada ahlul bait? 🙄

    Allahu ‘alam bishowab…

    Salam damai selalu…

  8. @soegi

    Sanad Hadits tentang orang yang paling dicintai Rasulullah dari Wanita adalah Fatimah dan dari Laki-laki adalah Ali jelas dalam keadaan diperbincangkan oleh para ulama.

    Siapa para ulama yang anda maksud?tentunya selain Syaikh Al Albani. Saya sudah menampilkan bahwa Imam Tirmidzi Al Hakim dan Adz Dzahabi mengakui hadis tersebut.

    Menurut saya, kebatilan yang dinyatakan oleh syaikh Al-Albani adalah pada sisi sanad hadits tersebut bukan tentang kecintaan Rasulullah kepada Fatimah dan Ali yg beliau anggap batil..

    Anda keliru Mas, silakan lihat sendiri sanad tersebut. Sanad itu diriwayatkan oleh perawi yang dikenal tsiqah. Boleh tahu dimana letak kebatilannya. Kemudian Mas dapat lihat sendiri dalam kitab Syaikh Al Albani, beliau jelas mengatakan batilnya hadis ini karena bertentangan dengan hadis Aisyah dan Abu Bakar. Minimal lihat saja tulisan haulasyiah, disitu jelaskan bahwa kebatilannya terletak pada isinya. So, pembelaan Mas kurang valid 🙂

    dan beliau meyakini bahwa hadits mengenai Aisyah dan ayahnya-lah yang shahih secara ilmu hadits sedangkan mengenai Fatimah dan Ali adlah batil secara ilmu hadits,

    bagi saya, secara ilmu hadis maka hadis tersebut shahih. Bukankah Al Hakim dan Adz Dzahabi mengakui keshahihan hadis tersebut.

    dan beliau melihat pertentangan makna yg jelas antara kedua hadits itu yaitu karena adanya kalimat “orang yang paling dicintai Rasulullah di kalangan wanita dan di kalangan laki-laki” sehingga hanya salah satu yg benar diantara dua hadits tsb…

    letak pertentangannya dimana Mas? apakah pada kata orang yang paling dicintai ataukah pada kata di kalangan wanita dan di kalangan laki-laki?

    dan ini tidak bisa dibandingkan dg hadits2 lain mengenai kecintaan rasulullah kepada Usamah dll yang mas sudah sebutkan di atas… (jadi wajar kalo beliau tidak menyinggung hadits2 tsb)

    Coba lihat hadisnya Mas, pertentangan itu terletak pada kata orang yang paling dicintai, makanya hadis Usamah dan Wanita anshar itu jelas sangat relevan untuk dibandingkan. Coba perhatikan hadis Usamah, ketika Rasulullah SAW mengatakan Sungguh dia adalah manusia yang paling aku cintai maka itu juga menyiratkan bahwa Usamah adalah yang paling dicintai Nabi di kalangan para sahabat ketika ada yang membicarakan penunjukkan pimpinan pada Usamah.

    saya yakin seandainya hadits tsb tidak bertentangan dengan hadits yg shahih beliau tidak akan mengingkari hadits tentang kecintaan Rasulullah kepada Fatimah maupun Ali…

    Siapapun bebas untuk meyakini? tetapi apa pertanggungjawaban terhadap apa yang diyakini. Apakah anda tidak tahu dalam Misykat al Mashabih, Syaikh al Albani malah mengahasankan hadis tersebut dan tidak sedikitpun menyatakan hadis itu batil.

    saya kira anda sudah banyak membaca kitab2 beliau… dan contoh yang nyata tentang keadilan beliau adalah mengenai hadits tsaqalain yg anda juga pernah bahas sebelumnya, beliau mensahihkannya sementara banyak ulama yg mendhaifkannya… bener ga… (seingat saya begitu)

    Anda juga keliru Mas disini, hadis Tsaqalain justru telah dishahihkan oleh banyak Ulama. Coba sebutkan siapa yang anda bilang banyak mendhaifkannya, siapa tahu pengetahuan saya yang memang kurang 🙂

    dan alasan lainnya adalah mungkin karena beberapa perawinya berpaham syi’ah dan kalo ga salah prinsip ahlussunnah adalah akan menerima perawi dari ahlul bid’ah dengan syarat dia tidak mengajak pada kebid’ahannya, mungkin beliau beranggapan pada yg terakhir ini,

    Saya tahu kaidah ini, tapi masalahnya apakah Mas paham dengan yang Mas katakan. Begini Mas, apa buktinya kalau hadis ini adalah bagian dari kebid’ahan Syiah. Apakah menyatakan bahwa Fatimah dan Ali yang paling dicintai Nabi SAW adalah bid’ah?

    jadi saya harap mas SP juga jgn terbawa emosi hanya dikarenakan pernyataan itu berlawanan dengan kecenderungan mas…

    Saya mah datar-datar aja, rasanya tulisan saya tidak pakai emosian 🙂

    Disamping itu mungkin di sini perlu juga kita pahami masalah kecintaan Rasul, yang namanya cinta itu bermacam-macam jenis dan rasanya, kecintaan terhadap istri berbeda dengan kecintaan terhadap anak, kecintaan terhadap sahabat berbeda dengan kecintaan terhadap keluarga dan berbeda pula kecintaan Rasul terhadap umatnya.

    Makanya saya menerima semua hadis tersebut dan tidak perlu dinyatakan pertentangan. Karena Cinta memang luas dan tidak terduga 😛

    Jadi kalau ada hadits yang bermacam-macam mengenai kecintaan Rasulullah kepada seseorang ya mesti kita dudukkan dan bukan menjadi ajang saingan dalam hal keutamaan… bagi saya mereka semua shahabat dan ahlul bait Nabi dicintai oleh Rasulullah SAW.

    Silakan, silakan dan bagi saya keshahihan hadis Fatimah dan Ali di atas tidak merendahkan seorang sahabatpun.

    Saya kira ahlussunnah pun tidak mempermasalahkan jika Rasulullah mencintai Fatimah dan Ali dan itu sangat2 wajar dan memang mereka adalah berhak untuk dicintai oleh Rasulullah saw, tanpa adanya hadits tsb pun ahlussunnah sudah yakin 100% bahwa Sayyidah Fatimah dan Imam Ali adalah orang2 yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW.

    Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menyatakan hadis tersebut batil isinya.

    jadi jika mas membahas suatu hadits harap emosi/kecenderungan jangan dicampur adukkan

    Boleh tanya nggak Mas? di bagian mana saya mencampuradukkan emosi dalam tulisan di atas. Saya kurang tahu dan sangat berkenan untuk diberi tahu

    kalo bisa sbgmana yg sering saya harapkan mohon dibahas juga kemusykilan2 riwayat yg ada pada mazhab ahlul bait jika mas ada waktu dan lg mood…

    Sejauh Mas telah membaca blog ini dan membaca tulisan-tulisan saya maka seharusnya Mas bisa memperkirakan bahwa saya akrab dengan Kitab-kitab Ahlus Sunnah karena itulah yang ada pada saya. Hadis-hadis yang sering saya baca dan pelajari adalah hadis-hadis Ahlus Sunnah. Tidak perlu dihiraukan mereka para pencela yang sering mengatakan saya Syiah atau Rafidhah. Intinya saya memang tidak memiliki kemampuan dalam masalah ini ditambah lagi saya tidak memiliki kitab-kitab Syiah yang muktabar.
    Salam

    @Armand

    Aneh memang SP, menurut saya. Apakah para perawi tidak pernah memeriksa sebelumnya siapa-siapa yang menjadi sumber riwayatnya? Ketsiqahannya, kejujurannya, keSyiahannya? Mengapa ‘dengan mudahnya’ (pakai tanda petik) sang syaikh mengkoreksi keshahihan hadits dan dengan mudahnya pula para pengikut sang syaikh membenarkan?

    Saya sebut itu Syiahpobhia :mrgreen:
    dan saya belum tahu obatnya

    @Arif
    wah wah 🙂

    @soegi

    Gimana menurut mas SP mengenai hadits yg dibawakan oleh al-akh Arif di atas… termasuk shahih apa ga ya?

    gak tahu

    saya jd berpikir dan merenung nich…apakah mungkin krn hadits2 spt yg mas Arif bawakan yg menyebabkan salafy jadi syiahphobia spt itu ya? (yg menurut mas SP sdh mulai merambah sampai ke ulama)

    Mungkin saja 🙂

    apakah mungkin hadits2 spt itu yg membuat kecurigaan dan sinisme yg berlebihan thd keutamaan ahlul bait yg dibawakan oleh syi’ah?…

    Mungkin juga

    kalo begitu wajar ato ga ya kalo mereka (salafy dan ulamanya) ga tenang hati terhadap hadits2 keutamaan yg dibawakan oleh perawi syi’ah?

    Wajar-wajar saja kalau mau curiga. Tetapi prasangka tidak memberikan kebenaran kan 🙂

    apakah mungkin dengan mempercayai hadits2 tsb berarti akan bisa dikatakan salafy telah menunjukkan bukti kecintaan-nya kepada ahlul bait?

    hadis-hadis tersebut yang mana?

  9. @SP

    Saya kira penjelasan mas SP sudah cukup bagi saya, thx a lot 🙂

    mudah2 an kita semua terhindar dari syiahphobia maupun salafyphobia…

    Salam damai selalu…

  10. @SP

    Skrg soal riwayat yg dibawakan mas Arif, kalo menurut mas SP termasuk ekstrim ga riwayat tsb? soalnya disebutkan bahwa karbala lebih mulia dari pada baitullah, dan bagi orang yg mengutamakan selain sayyidina Ali (berarti menomor sekiankan Imam Ali) adalah Kafir… Nah kalo riwayat2 seperti itu tidak diluruskan bisa menambah ekskalasi syiahphobia di muka bumi ini… dan akan semakin menjauhkan persatuan sunni dan syiah…gimana menurut mas SP?

    Salam damai selalu…

  11. Sambil menunggu jawaban dari mas SP, saya ingin mengucapkan saluut saya dulu kepada mas Arif yang mempunyai ketegasan dan keterus-terangan dalam memegang keyakinan… saya kira dia ini lebih baik daripada yang lain, yang suka menyembunyikan keyakinannya… paling tidak perkenankan saya untuk menyampaikan uneg2 saya kepada teman-teman yang bermazhab ahlul bait (syi’ah), tidak usah-lah kalian sembunyikan keyakinan kalian yg ekstrim (contohnya spt riwayat yg dibawakan mas Arif di atas) itu, krn sudah lewat masanya… sebagian kitab2 kalian sekarang lebih mudah diakses drpada zaman dahulu, bahkan skrg bisa dibaca dg online kok, kalo mau akan saya tunjukkan link-nya… (saya yakin kalo dibahas kitab-kitab syi’ah, jarh wa ta’dil ala syiah dsb di blog ini maka akan lebih banyak kemusykilan, rekayasa dll yg bisa dibahas melebihi kitab2 sunni)…

    Kalian selalu berusaha meyakinkan kepada umat Islam bahwa ahlul bait adalah sumber ajaran Islam, ok tdk masalah, sayapun setuju dg prinsip tsb… tetapi bagaimana kalian bisa yakin bahwa apa2 yg kalian pegang saat ini adalah benar2 dari ahlul bait? apakah hanya menggunakan akal dan perasaan saja kah? kalo di sunni sudah jelas bisa diketahui metode pencatatan dan penyaringannya lalu bagaimana dg mazhab ahlul bait? itu yang selalu menjadi pertanyaan buat saya… contoh riwayat dari Imam Ja’far Ash-Shadiq yg dibawakan mas Arif di atas… bagaimana status riwayat tsb? sanadnya bagaimana? bagaimana kita bisa memastikan bahwa itu adalah benar2 perkataan Imam Ja’far ra? kemudian jika itu adalah dari Rasulullah bagaimana sanadnya dari Imam Ja’far sampai ke Rasulullah? mengapa sebagian dari kalian suka mengkritisi hadits2 sunni tetapi tidak pernah menyinggung sedikitpun hadits2 dari kalian sendiri? sebagian dari kalian menolak sebagian hadits sunni (contoh riwayat Isra’ Mi’raj) hanya berdasarkan logika dan perasaan saja, apakah seperti itu metode yg dipake dalam mazhab ahlul bait? bagaimana kalian bisa meyakinkan orang lain jika kalian sendiri tidak bisa menjelaskan cara membangun keyakinan kalian…

    Jika ada yang menampilkan thread tentang rekayasa sunnah ala sunni kalian menyambutnya dengan gegap gempita, tetapi apakah kalian tidak berpikir tentang rekayasa ala mazhab ahlul bait sendiri? apakah kalian tidak pernah merasa bahwa kalian pun terperangkap oleh sebuah rekayasa/konspirasi? dimana kekritisan kalian? kalo sama pegangan sunni aja kalian begitu kritis, kenapa kalian terdiam ketika ada riwayat semisal yang dibawakan oleh Al- Akh Arif di atas? ngakunya semua adalah para pencari kebenaran…untung yg membawakan riwayat tsb bukan seorang salafy, bisa habis tuch orang… paling2 akan dikatain kamu hanya menukil riwayat tsb dari perkataan selain syiah, kalian harus ngambil lgsung dr kaum syi’ah dll… (kalo saya sebut itu adalah penyakit salafyphobia dan sayapun blm menemukan obatnya :mrgreen: )

    Kok aneh mengenai riwayat dari mas Arif kok ga ada yg nanggepin ya? Saya ingin tahu apakah temen2 yg lain juga berkeyakinan seperti itu bahwa Karbala lebih utama drpada Baitullah yg ada di Mekkah? Dan orang2 yang mengutamakan selain Imam Ali adalah kafir? Ada 3 kemungkinan jawaban yg saya prekdisikan dtg dr temen2… bisa iya, bisa tidak ato jawaban yang berbelit-belit… :mrgreen: … jika jawaban temen2 iya, maka mengapa ngatain “Tong Kosong Nyaring Bunyinya” ke temen2 yg mengkafirkan syi’ah? Sedangkan sebagaimana riwayat yg dibawakan oleh mas Arif, syi’ah sendiri pun mengkafirkan orang2 yg meragukan Imam Ali sebagai manusia paling utama di muka bumi… gimana nich? 🙄

    Saya tunggu pencerahannya….

    Salam damai selalu…

  12. Salam
    @soegi
    Imam Ja’far ash-Shadiq sering berkata
    “Hadist-hadist yang aku keluarkan adalah hadits-hadits dari bapakku. Hadist-hadist dari bapakku adalah dari kakekku. Hadist-hadist dari kakekku adalah dari Ali bin Abi Thalib, Amirul Mu’minin. Hadist-hadist dari Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib adalah hadist-hadist dari Rasulullah SAW dan hadist-hadist dari Rasulullah SAW adalah wahyu Allah Azza Wa Jalla.”

    itulah mengapa saya berani menampilkan tentang tanah Karbala lebih utama dari Ka’bah, silakan dibaca dengan teliti lagi,disitu Allah sendiri yang berfirman kepada Ka’bah…

    Saya g pernah ragu dengan apa2 yang diriwayatkan oleh para Imam ahlulbait,terutama Imam Ja’far ash Shadiq as,karena dalam sejarah,hanya beliau yang dengan leluasa menyebarkan ilmu (sunah Rasul SAW) yang selama itu terpendam (karena dilarang oleh Bani Umayyah)…Dimasa beliau as, adalah peralihan dari Bani Umayyah ke Bani Abbasiyah (mereka saling berseteru memperebutkan kekuasaan), sehingga Imam Jafar mempunyai celah untuk menyebarkan ilmu dari Rasul SAW tsb…sedangkan dimasa Imam-imam yang lain (setelah era Imam Husain as),sulit untuk menyebarkan ilmu dari Rasul SAW tsb (karena dilarang oleh penguasa jahil, Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah)…kalau masa Umar bin Abdul aziz berbeda,Umar bin Abdul Aziz pencinta Ahlulbait,mengembalikan Tanah fadak kepada keturunan Rasul SAW…Inilah kisahnya (pengembalian tanah Fadak)
    Mengenai situasi pemerintahan yang terjadi di zaman beliau (Imam Muhammad al Baqir as, ayah Imam Jafar Ash Shadiq as), dua tahun pertama dipimpin oleh Al-Walid bin Abdul Malik yang sangat memusuhi keluarga nabi dan dialah yang memprakarsai pembunuhan Ali Zainal Abidin a.s. Dua tahun berikutnya beliau juga hidup bersama raja Sulaiman bin Abdul Malik yang sama jahat dan durjananya dengan selainnya, yang seandainya dibandingkan maka dia jauh lebih bejat dari penguasa Bani Umayyah yang sebelumnya. Kemudian tampuk kepemimpinan berpindah ke tangan Umar bin Abdul Aziz, seorang penguasa Bani Umayyah yang bijaksana dan lain dari selainnya. Beliaulah yang menghapus kebiasaan melaknat Imam Ali bin Abi Thalib di setiap mimbar Jum’at, yang diprakarsai oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan telah berjalan kurang lebih 70 tahun. Beliau pula yang mengembalikan tanah Fadak kepada Ahlu Bait Nabi yang pada waktu itu diwakili Imam Muhammad aL-Baqir (AL-Khishal. Jilid 3. Najf Al-Asyraf). Namun sayang beliau (Umar bin Abdul Aziz) tidak berumur panjang dan pemerintahannya hanya berjalan tidak lebih dari dua tahun lima bulan. Pemerintahan kemudian beralih ke tangan seorang pemimpin yang lain yaitu Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan.

    Pemerintahan Hisyam diwarnai dengan kebejatan moral serta pengejaran dan pembunuhan terhadap para pengikut Ahlul Bait. Zaid bin Ali seorang keluarga rasul yang alim dan syahid gugur di zaman ini. Hisyam kemudian memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan markas-markas Islam yang dipimpin oleh Imam Baqir a.s. Salah seorang murid Imam al-Baqir yang bernama Jabir al-Ja’fi juga tidak luput dari sasaran pembunuhan. Namun, demi keselamatannya Imam Muhammad al-Baqir menyuruhnya agar pura-pura gila. Beliau pun menerima saran dari Imam dan selamat dari ancaman pembunuhan, karena penguasa setempat mengurungkan niatnya setelah yakin bahwa Jabir benar-benar gila.

    Ketika semua makar dan kejahatan yang telah ditempuh untuk menjatuhkan Imam Muhammad Al-Baqir tidak berhasil, sementara orang-orang semakin yakin akan keimamahannya, maka Bani Umayyah tidak punya alternatif lain kecuali pada tanggal 7 Zulhijjah 114 H, ketika Imam Baqir berusia 57 tahun, Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan si penguasa yang zalim, menjadikan imam syahid dengan meracuninya, dan jenanahnya dibaringkan di Jannatul Baqi’ Madinah.

    Anda mau tahu mas,siapa yang menyuruh Jad’ah bin Asyats (istri Imam Hasan as) untuk meracuni Imam Hasan as? Sesungguhnya Muawiyah berkata kepada Jad’ah, jika Anda mampu meracuni Imam Hasan bin Ali, aku akan memberimu uang 100 ribu dinar dan menikahkanmu dengan Yazid (putraku)…Namun setelah Imam Hasan diracuni dan syahid,Muawiyah hanya memberikan uang 100 ribu dirham tetapi tidak menikahkan dengan Yazid..Ketika ditanya tentang alasannya tidak mengawinkan Ja’dah dengan Yazid, Mu’awiyah berkata: “Bagaimana mungkin aku berani mengawinkan dia dengan anakku? Apabila ia telah tega meracuni cucu Rasulullah saww, maka apa pula yang akan dia lakukan terhadap puteraku, Yazid?” Ja’dah tertegun dan baru sadar setelah semuanya terjadi..

    Dari Abu Hanifah (pendiri Mazhab Hanafi)
    Pada suatu ketika khalifah Al-Mansur dari Bani Abbasiyah ingin mengadakan perdebatan antara Abu Hanifah dengan Imam Ja’far ash-Shadiq AS. Khalifah bertujuan untuk menunjukkan kepada Abu Hanifah bahwa banyak orang sangat tertarik kepada Imam Ja’far bin Muhammad karena ilmu pengetahuannya yang luas itu. Khalifah Al-Mansur meminta Abu Hanifah menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk diajukan kepada Imam Ja’afar bin Muhammad AS di dalam perdebatan itu nanti. Sebenarnya Al-Mansur telah merencanakan untuk mengalahkan Imam Ja’far bin Muhammad, dengan cara itu dan membuktikan kepada orang banyak bahwa Ja’far bin Muhammad tidaklah luas ilmunya.
    Menurut Abu Hanifah,
    “Al-Mansur meminta aku datang ke istananya ketika aku tidak berada di Hirah. Ketika aku masuk ke istananya, aku melihat Ja’far bin Muhammad duduk di sisi Al-Mansur. Ketika aku memandang Ja’far bin Muhammad, jantungku bergoncang kuat, rasa getar dan takut menyelubungi diriku terhadap Ja’far bin Muhammad lebih daripada Al-Mansur. Setelah memberikan salam, Al-Mansur memintaku duduk dan beliau memperkenalkanku kepada Ja’far bin Muhammad. Kemudian Al-Mansur memintaku mengemukakan pertanyaan-pertanyaan kepada Ja’far bin Muhammad. Aku pun mengemukakan pertanyaan demi pertanyaan dan beliau menjawabnya satu persatu, mengeluarkan bukan saja pendapat ahli-ahli fiqih Iraq dan Madinah tetapi juga mengemukakan pandangannya sendiri, baik beliau menerima atau menolak pendapat-pendapat orang lain itu sehingga beliau selesai menjawab semua empat puluh pertanyaan sulit yang telah aku sediakan untuknya.”
    Abu Hanifah berkata lagi,
    “Tidakkah telah aku katakan bahwa dalam soal keilmuan, orang yang paling alim dan mengetahui adalah orang yang mengetahui pendapat-pendapat orang lain?”
    Lantaran pengalaman itu, Abu Hanifah berkata,
    “Aku tidak pernah melihat seorang ahli fiqih yang paling alim selain Ja’far bin Muhammad.”

    Dari Malik bin Anas (pendiri Mazhab Maliki)
    Imam Malik menceritakan pribadi Imam Ja’far ash-Shadiq dalam kitab Tahdhib al-Tahdhib, Jilid 2, hlm. 104:
    “Aku sering mengunjungi ash-Shadiq. Aku tidak pernah menemui beliau kecuali dalam salah satu daripada keadaan-keadaan ini:
    1.beliau sedang shalat,
    2.beliau sedang berpuasa,
    3.beliau sedang membaca kitab suci al-Qur’an.
    Aku tidak pernah melihat beliau meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi SAW tanpa taharah. Beliau seorang yang paling bertaqwa, warak, dan amat terpelajar selepas zaman Nabi Muhammad SAW. Tidak ada mata yang pernah melihat, tidak ada telinga yang pernah mendengar dan hati ini tidak pernah terlintas akan seseorang yang lebih utama (afdhal) melebihi Ja’far bin Muhammad dalam ibadah, kewarakan dan ilmu pengetahuannya.”

    Ulama Ahlus Sunnah yang berguru kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq as, imam keenam Syiah Imamiyyah, di antaranya: Abu Hanifah (mazhab Hanafi), Malik ibn Anas (mazhab Maliki), Sufyan Ats-Tsawri, Sufyan ibn Uyaynah, Yahya ibn Said Al-Anshari, Ibnu Jarir Al-Makki, Syu’bah ibn Al-Hajjaj, Abu Ayyub As-Sajistani.
    Jabir ibn Hayyam, seorang ahli kimia dan kedokteran Islam, merupakan murid dari Imam Ja’far. Syahrastani mengatakan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq adalah seorang yang berpengetahuan luas dalam agama, mempunyai budi pekerti yang sempurna serta sangat bijaksana, zahid dari keduniaan, jauh segala hawa nafsu.
    Abu Zuhrah mengatakan, ”Beliau (Imam Ja’far) berpandukan Kitab Allah (Al-Quran), pengetahuan serta pandangan beliau sangat jelas, beliau mengeluarkan hukum-hukum fikih dari nash-nashnya. Beliau berpandukan kepada sunnah, sesungguhnya beliau tidak mengambil melainkan hadis riwayat Ahlul Bayt.”
    Abu Naim mengatakan bahwa di antara murid beliau juga adalah Muslim ibn Al-Hajjaj, perawi hadis shahih masyhur, penulis Shahih Muslim. Beberapa penulis sejarah, seperti Hafizh Abu Abbas Ahmad ibn Uqdah dan Syaikh Najm Ad-Din dalam kitabnya Al-Mu’tabar mencatat tidak kurang dari empat ribu ulama yang pernah belajar kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq AS.

    @all
    Sekedar kisah singkat saya, saya dulu juga termakan isu bahwa Syiah itu kafir,Al Qurannya beda dengan ahlussunah, bla bla bla…saya malah secara langsung bilang gitu ke teman saya (teman kost waktu di jogjakarta) yang ternyata,teman saya itu syiah,karena waktu itu saya tidak tahu kalau dia itu syiah,walaupun dikamarnya dipasang foto Imam Ayatullah Ruhullah Al Musawi Khomeini (Keluarga Khomeini adalah keluarga Sayyid Musawi, keturunan Nabi melalui jalur Imam ketujuh Syi’ah, Imam Musa Al-Kazhim, anak dari Imam Jafar ash Shadiq as,Imam keenam Syiah), namanya juga waktu itu saya g tahu…Saya merasakan bahwa kuping temen saya ini panas juga mendengar omongan saya ttg Syiah,tapi dia berusaha sabar, beberapa hari setelah saya menyampaikan itu kami tidak bertegur sapa…Akhirnya,suatu hari dibulan Ramadan (saat itu saya ingat,bertepatan dengan syahidnya Imam Ali bin Abi Thalib as, 21 Ramadan) tahun 2006, saya diajak oleh teman saya ini untuk mengikuti majelis tempat pengikut ahlubait berkumpul di Jogja…saya semalaman ditempat itu, membaca Tawassul, Doa Jausyan Kabir sampai sekitar jam 2.30 pagi (saya saat itu g tahu kalau yang saya baca itu Tawassul dan Doa Jausyan Kabir,sekedar ikut2an aja), kemudian stlh itu sahur dan pulang kembali kekost…yang saya ketahui waktu itu,bahwa Syiah (Ahlulbait) itu ternyata g ada yang menyimpang (tapi dlm pemikiran saya sblmnya,orang2 ahlussunah mengatakan yg sebaliknya ttg Syiah,bahwa syiah kafir bla bla bla), malah stlh malam itu saya makin ingin tahu tentang Ahlulbait…kebetulan di situ juga ada perpustakaan,saya pinjam beberapa buku tentang sejarah para Imam ahlulbait,Karbala,ghadir Khum dll)
    Saya kemudian berpikir bahwa ternyata dimalam syahidnya Imam Ali bin Abi Thalib as lah,saya telah mendapatkan pencerahan ttg Syiah…dalam analisis saya g sedikit koq orang yg kemudian bermazhab Jafari (Syiah) stlh sblmnya terdogma bahwa syiah itu bukan Islam…g jauh2 koq,ustad dimajelis ini juga dulu pengikut Wahabi tulen di Makassar, beliau kemudian pindah ke Jogja,karena disana beliau sempat diteror, dicari2 untuk dibunuh oleh pengikut Wahabi, ini berdasarkan pengakuan dari ustad tsb loh…sekian kisah saya…

    Saran saya untuk mas soegi, jika ingin tahu tentang ahlulbait,y temui mereka yg bermazhab ahlulbait, temui ahlulbait dari sumber ahlulbait, jangan hanya tahu dari orang2 yang tidak tahu ahlulbait (Syiah),apalagi berita negatif ttg ahlulbait itu ternyata dihembuskan oleh Salafy…
    Salam

  13. Salam
    Alhamdulillah, Allah telah memperkenankan saya untuk mencintai ahlulbait dan menjadi pengikut ahlulbait (Syiah Ali)…
    Salam

  14. @soegi

    Salam kenal,
    Saudaraku mas Soegi, baca baik-baik komentar dari mas Arif. Tanggalkanlah apapun mazhab/golongan anda. Mari kita simak isi komentar tsb, apabila didalamnya ada kebenaran maka ambilah, apabila ada yang salah maka buanglah jauh-jauh.

    Anda mengatakan:

    syi’ah sendiri pun mengkafirkan orang2 yg meragukan Imam Ali sebagai manusia paling utama di muka bumi… gimana nich?
    Saya tunggu pencerahannya….

    Kalau menurut pemahaman saya selama ini, tidak ada ulama syi’ah yg mengkafirkan sesama muslim, mungkin anda yang salah dalam menyikapinya?

    Wasalam

  15. @soegi

    Salam kenal,
    Saudaraku mas Soegi, baca baik-baik komentar dari mas Arif. Tanggalkanlah apapun mazhab/golongan anda. Mari kita simak isi komentar tsb, apabila didalamnya ada kebenaran maka ambilah, apabila ada yang salah maka buanglah jauh-jauh.

    Anda mengatakan:

    syi’ah sendiri pun mengkafirkan orang2 yg meragukan Imam Ali sebagai manusia paling utama di muka bumi… gimana nich?
    Saya tunggu pencerahannya….

    Kalau menurut pemahaman saya selama ini, tidak ada ulama syi’ah yg mengkafirkan sesama muslim, mungkin anda yang salah dalam menyikapinya?

    Wasalam

  16. […] Demikianlah kajian sanad yang dapat kami suguhkan pada kesempatan kali ini sebagai pelurusan dan tanggapan terhadap tulisan Saudara Secondprince. […]

  17. Salam
    @soegi
    Cuplikan khutbah Rasulullah SAW di Ghadir Khum,setelah rasul menunaikan haji wada….

    (Pada rnulanya) Aku memohon kepada Malaikat Jibril agar dia memintakan kepada Allah untuk membebaskan aku dan menyampaikan perintah ini kepada kamu, karena aku tahu betapa sedikitnya orang-orang yang bertakwa, dan betapa banyaknya orang yang munafik, penebar fitnah dan mengolok-olok agama Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Allah karakter-karakter mereka dalam Al-Qur’an, “… kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun juga. dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan, padahal di sisi Allah ia adalah besar. “ (24:15)
    Masih segar dalam ingatanku bagaimana mereka menyebutku sebagal udzun (orang yang tidak teliti dan cepat percaya pada setiap berita yang didengarnya). Mereka mendugaku demikian lantaran seringnya mereka mendapati dia (Ali) duduk bersamaku dan besarnya penghormatanku kepadanya sehingga untuk itu Allah ‘Azza wa jalla menurunkan firman-Nya:
    Di antara mereka (orang-orang munafìk) ada yang menyakiti nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.” Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang mukmin.” (Q.S. 9:61)
    Seandainya aku mau sebutkan nama-nama mereka niscaya akan kusebutkan, atau seandainya aku mau tunjuk wajah-wajah mereka niscaya akan kutunjukkan. Namun —demi Allah— aku telah dan terus akan bersikap sangat bersahabat dan dewasa terhadap mereka. Bagaimanapun, Allah tetap mendesakkan dan tidak akan rela padaku melainkan aku sampaikan apa yang diturunkan-Nya padaku tentang maksud ayat: “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, apabila kamu tidak mengerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan seluruh risalahmu. Allah akan memelihara kamu dari gangguan manusia” (Q.S. 5:67)
    Ketahuilah —wahai umat manusia— sesungguhnya Allah telah menetapkannya (Ali) sebagai wali, pemimpin dan imam bagi kalian. Mematuhinya adalah wajib, baik bagi kalangan Muhajirin, Anshar, generasi-generasi yang baik yang datang setelahnya, orang-orang desa, kota, Ajam (Non Arab), Arab, orang yang merdeka, hamba sahaya, kecil, besar. putih, hitam, dan bagi setiap orang yang menyatakan tauhid kepada Allah (SWT). Keputusan hukum yang diambilnya (Ali) adalalah sah. Kata-katanya wajib didengar dan perintahnya wajib dipatuhi. Orang yang menentangnya akan terkutuk, yang rnengikutinya akan mernperoleh rahmat, dan yang mernpercayainya adalah orang beriman. Allah telah mengampuni orang yang mendengarnya dan yang mematuhinya.
    Wahai umat manusia ini adalah kali terakhir aku berdiri di tempat keramaian ini.
    Dengarlah, patuhilah dan ikutilah perintah Tuhan kamu, karena Allah ‘Azza wa Jalla adalah Tuan, Pelindung, dan Tuhan kamu. Berikutnya adalah Muhammad (saw), yang sekarang tengah berdiri dan berbicara dihadapan kamu sebagai wali dan pemimpin kamu. Setelah aku, Ali adalah Wali dan imam kamu berdasarkan perintah Tuhanmu. Kemudian imamah dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada zuriat keturunanku dari putra-putranya sehinggalah tiba suatu hari di mana kamu akan berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya.

    itulah sebagian isi dari Khutbah Rasul di Ghadir Khum.

    Jika mas soegi menginginkan teks lengkapnya berikut perawi hadisnya; diantara perawi hadis tsb adalah Abu Bakar dan Umar bin Khattab… silakan kirim email kosong ke email saya di : daox_marixo@yahoo.com

    Salam

  18. @arif & asep

    saya mo ngomentari komentar anda sekalian… tapi tau kenapa skrg ada moderasi.. btw kalian juga dimoderasi apa ga? gmn nich mas SP? mudah2 an hanya kesalahan teknis aza & aku bisa ikut meramaikan blog ini lg kalo diperkenankan..

    Salam damai selalu…

  19. cihuuuiii … dah bisa lagiiii… yes! 😆

  20. Imam Ja’far ash-Shadiq sering berkata
    “Hadist-hadist yang aku keluarkan adalah hadits-hadits dari bapakku. Hadist-hadist dari bapakku adalah dari kakekku. Hadist-hadist dari kakekku adalah dari Ali bin Abi Thalib, Amirul Mu’minin. Hadist-hadist dari Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib adalah hadist-hadist dari Rasulullah SAW dan hadist-hadist dari Rasulullah SAW adalah wahyu Allah Azza Wa Jalla.”

    itulah mengapa saya berani menampilkan tentang tanah Karbala lebih utama dari Ka’bah, silakan dibaca dengan teliti lagi,disitu Allah sendiri yang berfirman kepada Ka’bah…

    Terus gimana kedudukan sanadnya sampai ke Imam Ja’far? apakah benar itu perkataan Imam Ja’far? kalau ternyata ada orang yg berdusta atas nama beliau gimana mas? trs bagaimana karbala bisa lebih utama daripada ka’bah? baitullah yg pertama kali dibangun di muka bumi ini? bagaimana pula Musa diseru dari lembah tsb, padahal Musa saat diseru oleh Tuhannya ada di daerah bukit Thursina sedangkan Karbala ada di Iraq, kemudian juga bagaimana Nabi Isa dimandikan di sana dan Maryam pun mandi di sana setelah melahirkan Isa? padahal mereka kan berada di daerah palestina sono wkt itu… bukan di Iraq… gimana nich…

    Salam damai selalu…

  21. @soegi
    Bismillahirrohmaanirrohim
    Maaf sebelumnya,karena saya tidak menuliskan sumbernya.. tentang tanah Karbala, sumbernya dari buku Dari Adam as hingga Isa as, penerbit Lentera, dan buku ini salah satunya merujuk pada Biharul Anwar….
    silakan lihat kitab biharul anwar mas, kalau mas soegi punya…
    kalau keyakinan saya,tanpa sanad pun,saya yakin itu perkataan Imam Jafar as…
    Kan dalam tulisan saya itu,dikatakan bahwa Allah sendiri yang memperingati Ka’bah, baca dengan teliti mas…
    1. tentang Musa as
    Ada riwayat dari Abu Jafar (Imam Baqir as) dalam kitab biharul anwar, bahwa sebelum meninggal, Imam Ali bin Abi Thalib as berwasiat, “Kuburkan jenazahku di suatu tempat, yang jika angin dingin telah berhembus kepada kalian,kuburkanlah aku disana, karena itu adalah permulaan bukit Sinai (Thursina), maaf saya singkat menuliskan riwayatnya…dan Imam Ali as dikuburkan di Najaf asy Syarif…Anda tahu letak Najaf?Najaf letaknya disebelah timur Karbala, dengan demikian Karbala itu dalam wilayah bukit Thursina…
    2. Tentang Maryam as dan Isa as
    Silakan Anda buka Al-Quran surat Maryam ayat 16, bahwa MAryam as menjauhi keluarganya ke arah timur.. dan dalam riwayat Imam Ahlulbait as, bahwa Maryam as itu menuju arah timur itu menuju Karbala dan melahirkan Isa as di Karbala…bukan hal yang mustahil jika Allah SWT berkehendak, perjalanan Maryam as dari Palestina ke Karbala dan kembali lagi ke Palestina itu menjadi singkat…
    Semoga cukup penjelasan dari saya…

    @all
    Jika tulisan saya ini tidak Anda yakini, y gak apa2, saya disini hanya mencoba berbagi ilmu,walau ada diantara pembaca blog ini merasa sangat heran/bingung dengan apa yang saya kutipkan…

    Afwan wa Syukron
    Salam

  22. @Arif

    kalau keyakinan saya,tanpa sanad pun,saya yakin itu perkataan Imam Jafar as…

    lho… gimana anda bisa yakin mas, berarti kalo gitu namanya subjektif donk mas? begitu lemah sekali hujjah sampeyan kalo begitu… bagaimana anda akan meyakinkan yang lain mas? gimana kalo perkataan tersebut didustakan atas nama Imam Ja’far ato istilah salah seorang komentator ini adalah rekayasa belaka? orang kan bisa berkisah apa saja mas? tetapi semua kembali kepada sampeyan ya mas… cuma yang saya herankan ada saudara2 kita yg berfikir rekayasa sunnah hanya ada di kalangan sunni aja padahal… 😆

    Anehnya nich orang2 kritis yg suka mengkritisi hadits shahih kok ga pada nongol di thread ini ya? ato mungkin thread ini dighaibkan dr mereka kali yaa :mrgreen: kalo hadits shahih tentang Isra’ Mi’raj aja mereka kritisi habis2 an, tentu matan hadits di atas mengenai karbala lebih utama dari baitullah seharusnya lebih layak untuk dikritisi baik dari sisi sanad maupun matan… he he he dasar orang2 aneh 😆 yg terperangkap oleh rekayasa tetapi ga ngrasa malah nuduh orang lain …

    Salam damai selalu…

  23. @Soegi
    Lucu….lucu xixixixi :mrgreen:

  24. […] Tulisan kami yang lalu telah kami tegaskan bahwa Hadis ini adalah shahih. Kemudian selang beberapa lama, saudara haulasyiah memberikan tanggapan yang […]

  25. @soegi
    Mas soegi, apakah mas soegi sudah pernah membaca beberapa buku dari syi’ah (maaf saya benar2 bertanya) karena jika kita baca buku2 mereka dan ucapan2 Imam 12, maka sangat jelas dan tegas bahwa sanad syi’ah tidak terbantahkan dan sempurna. Misal saja jika Imam Ja’far menyampaikan satu hadits maka beliau akan menyebutkan sanad dr hadits tsb:
    Imam Ja’far: dari ayahku Imam Muhammad al-Baqir ayahku dari kakekku Imam Ali Zainal Abidin, dan selanjutnya Imam Husein, Imam Ali dari Rasulullah.
    Jadi sinisme anda sangat menyedihkan hati. Tidak ada sanad yang lebih kuat dari sanad ini. Apakah anda pernah bayangkan seberapa luas ilmu Imam Ali yg didapat dari Rasulullah yg tidak ada dalam buku2 hadits2 standar? Janga kuita bersikap naif mas soegi, jangan karena tidak ada dalam kitab standar kemudian kita menjadi begitu naif menerima kenyataan bahwa banyak ilmu Rasulullah yg mengalir kepada keturunan Beliau SAW yg tidak sampai kepada yg lain. Jangan pula anda berburuk sangka bahwa Rasulullah pilih kasih. Ini hanya dikarenakan umat sendiri yg tdk berminat untuk mencari ilmu tsb. Karena ilmu2 tsb sampai pada pengikut & pecinta ahl bayt.

    Semoga informasi ini bisa membuat anda berbaik sangka kepada mereka.

    Wassalam

  26. @truthseeker08

    Yang ditanyakan Mas Soegi adalah sanad ke Imam Ja’far, bukan dari Imam Ja’far sd Rasululloh. Bagaimana bila ada orang yang mengatasnamakan Imam Ja’far padahal Imam Ja’far tidak pernah mengatakannya?

    Apakah ada jarh wat ta’dilnya? Jadi yang ditanyakan adalah para perowi yang menyampaikannya. Sebagai contoh diriwayatkan dari A dari B dari C dari D dari E dari F dari G dari H dari I dari J dari K dari L dari M dari N dari O dari P dari Imam Ja’far.

    Nah, yang ditanyakan Mas Soegi adalah para perowi A sd P itu statusnya bagaimana? Apakah tsiqot, dhobit, adil dan lainnya?

    Salam damai selalu.

  27. @pencari_kebenaran

    Bagaimana bila ada orang yang mengatasnamakan Imam Ja’far padahal Imam Ja’far tidak pernah mengatakannya?

    Pertanyaan yang sama bisa ditanyakan kepada Hadits2 Sunni. Pertanyaan anda seolah2 problem ini tidak terjadi pada Mazhab Sunni. Tentu di sy’ah pun ada hadits2 yang tidak shahih (tidak tersambung kepada Imam 12 ataupun matannya).
    Bahkan sekarang ini, jika ada seseorang menyampaikan hadits Bukhori yang isinya mengagetkan dan membuat dia ragu, maka orang tsb akan berdalih bahwa hadits itu tdk tersambung kepada Bukhori, ataupun cetakan bukunya berbeda, dll alasan.
    Jadi pertanyaan yang anda sampaikan adalah suatu yang terjadi dimana2. Di syi’ah pun ada hadits2 yang dhaif yang tdk tersambung kepada para Imam 12 hingga Rasulullah. Syiah sendiri jauh lebih rasional dengan tidak pernah mengakui Kitab hadits mereka sebagai kitab yang shahih. Jadi bagi saya ada bbrp kelebihan dari Hadits2 syi’ah:

    1. Jalur sampai pada Imam 12 adalah jalur yang lebih kuat dibandingkan jalur Hadits2 Sunni.
    2. Imam 12 hidup di jaman yang lebih kini daripada Bukhori/Muslim. Sehingga lebih mudah dilacak dan juga sudah banyak cara pencatatan yang lebih reliable di jaman mereka.
    3. Syi’ah tidak mengklaim kitab hadits mereka sebagai shahih (100%).
    4. Jalur Imam 12 adalah jalur yang terjamin/suci (at least menurut syi’ah), sedang jalur Bukhori/Muslim masih bisa diragukan karena penilaian thd mereka adalah penilaian manusia, dimana Sunni (bukhori) tidak bisa/menjamin/meyakini kesucian mereka. Jadi secara metoda lebih masuk akal.
    Agar tidak panjang saya akan tulis terpisah contoh jalur sanad yang pernah saya baca. Setelah komentar ini.

    PS: maaf rekan yang bermazhab syi’ah, saya telah lancang mencoba menanggapi area yang bukan hak saya. Mohon jangan segan2 jika saya salah. Kepada teman2 yg membaca jawaban saya harap jangan menyimpulkan bahwa ini adalah jawaban dari kelompok syi’ah. Ini murni jawaban saya berdasarkan pemahaman saya tentang syi’ah.

    Wassalam

  28. @Pencari_kebenaran & Soegi

    CONTOH:
    Imam Khomeini berkata, ” Sekelompok syaikh yang agung dan para ahli terpercaya yang mulia memberitahukan kepada saya dalam bentuk ijazah, baik melalui tulisan maupun secara langsung lewat ucapan> Diantara mereka itu adalah:

    1. Syaikh Muhammad Taqi al-Isfahani dan Syaikh Abbas al-Qumi; keduanya dari Mirza Husain al-Nuri.dari Allamah Syaikh al-Murtadha Anshari.
    2. Allamah Sayid Muhsin al Amin al Amili dari Sayid Muhammad b Hasyim al Musawi al Ridhawi al Hindi dari Allamah al Anshari.
    3. Sayid Abu al Qasim al Dahkardi al Ishfahani dari Mirza Muhammad Hasyim al Ishfahani dari Allamah al Anshari.
    4. dari Ahmad al Naraqi dari Sayid al Mahdi (Bahr al Ulum) dari Aqa Muhammad Baqir al Bahbahani dari ayahnya Muhammad Akmal dari Syaikh Muhaqqiq al Baha’i dari ayahnya Syaikh Husain dari Syaikh Zayn al Din (Sayid Tsani) dari Syaikh Ali b Abd al Ali al Misi dari Syaikh Syams al Din Muhammad b al Mu’dzin al Jazini dari Syaikh Dhiya’ al Din Ali dari ayahnya Syaikh Syams al Din Muhammad b Makki dari Syaikh Abu Thalib Muhammad Fakhr al Muhaqqin dari ayahnya Ayatullah al Hasan b Muthahhar Allamah al Hilli dari Syaikh Abu al Qasim Ja’far b al Hasan b Sa’id al Hilli dari Sayyid Abu Ali Fakhkhar b Ma’d al Musawi dari Syaikh Syadzan b Jibril al Qumi dari Syaikh Muhammad b Abu al Qasim al Thabari dari Syaikh Abu Ali al Hasan dari ayahnya Syaikh al Tha’ifah Abu Ja’far Muhammad b al Hasan al Thusi (penghimpun al Tahdzib wa al Istibshar) dari Syaikh Abu Abdullah Muhammad b al Nu’man Syaikh al Mufid dari gurunya Syaikh Abu Ja’far Muhammad b Ali b al b al Husain b Musa B Babawaih al Qumi (penulis Man La Yahdhuruhu al Faqih) dari Syaikh Abu al Qasim Ja’far b Quluwaih dari Syaikh Tsiqatul Islam Muhammad b Ya’qub al Kulani (epnulis al Kafi) dari Ali b Ibrahim dari ayahnya dari al Nawfali dari al Sukuni dari Abu Abdullah Imam Ja’far al Shadiq:
    ” Nabi SAW mengirim sebuah pasukan. Ketika mereka kembali, beliau bersabda,”Selamat datang kepada kaum yang telah menyelesaikan jihad kecil (al jihad al-asghar) dan kini mereka harus menghadapi jiha besar (al jihad al-akbar). Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jihad besar itu?” Beliau menjawab, “Adalah jihad melawan hawa nafsu”.

    Wassalam

  29. @truthseeker08

    Thx atas informasinya. Berarti di syiah pun terdapat hadits dhoif. Itu berarti pula bisa ada yang palsu kan?

    Sebetulnya yang ditanyakan oleh Mas Soegi adalah hadits yang diceritakan oleh Mas Arif:

    Al Mufadhdhal meriwayatkan dari Imam Ja’far Ash Shadiq as bahwasanya tanah saling membanggakan dirinya atas tanah yang lain, Ka;bah membanggakan dirinya atas tanah Karbala, maka Allah mewahyukan kepadanya, “Diamlah kamu, dan janganlah kamu membanggakan dirimu atas tanah Karbala karena sesungguhnya ia adalah lembah yang diberkahi, yang Musa diseru darinya dari sebatang pohon; sesungguhnya ia adalah tanah tinggi yang datar yang Maryam dan al-Masih as berlindung kepadanya; dan sesungguhnya ia adalah jentera air yang dimandikan didalamnya kepala al-Husain as dan didalamnya pula Maryam memandikan Isa dan dia juga mandi dengannya setelah melahirkan Isa

    Apakah menurut Anda hadits itu shohih atau dhoif? Begitu juga yang ditulis oleh Mas Armand:
    Imam Ali mengatakan, kira-kira begini, bila semua ilmu yang Beliau peroleh dari Rasul saw dikeluarkan, maka orang-orang akan menganggap Beliau sesat.

    Apa benar jika Imam Ali mengeluarkan semua ilmu, maka beliau akan dianggap sesat? Apakah itu bukan berarti bahwa yang diajarkan Rasul bisa dianggap sesat? Lalu, dimana letak kesesatannya? Apa mungkin hal itu terjadi?

    Salam damai selalu.

  30. @Pencari Kebenaran

    Apa benar jika Imam Ali mengeluarkan semua ilmu, maka beliau akan dianggap sesat? Apakah itu bukan berarti bahwa yang diajarkan Rasul bisa dianggap sesat? Lalu, dimana letak kesesatannya? Apa mungkin hal itu terjadi?

    Saya coba jawab.
    Adalah bahwa tingkatan ilmu seseorang (kesenjangan ilmu) menyebabkan orang yang tidak berilmu (yg lebih rendah) menyalahkan yang berilmu. Sebagaimana anak SD mengklaim sesat Mahasiswa yang menggunakan cara yang berbeda dengan dia dalam menyelesaikan soal matematika.
    Saudaraku, dianggap sesat dengan benar2 sesat itu adalah 2 hal yang sangat jauh berbeda. Apa yang saudara katakan dengan komentar Nasrani/Yahudi yang menyatakan bahwa Rasulullah sesat?.
    Pengetahuan2 Ma’rifatullah tidak semua orang bisa memahami. Hal2 seperti ini adalah suatu yang lumrah dimana seorang Guru bisa saja memiliki murid dengan kemampuan pemahaman yang berbeda. Sehingga sang Guru yang bijak tentunya akan mengajarkan sesuatu sesuai dengan kemampuan pemahaman sang murid.
    Jika seorang isnsiyur civil di suruh menambah tingkat dari suatu bangunan/rumah, maka tentunya dia harus memastikan kekuatan/pondasi dari bangunan/rumah tsb. Ada yang hanya 1 tingkat, ada yang 2 tingkat dan ada yang lebih. Ada juga bahkan yang dikarenakan tanah yang labil rumah tsb tak pernah terbentuk, ataupun hanya sekedar gubuk.

    Saudara PK, tidak usah saudara bertanya apakah itu yang begitu tingginya sehingga tidak semua orang sanggup menerimanya. Cukup saudara belajar tasawuf saja pun, ada kemungkinan saudara terjebak pada keterbatasan pemahaman sehingga akan menuduh sesat. Bahkan sudah tidak sulit kita temukan sekelompok orang yang krn pemahamannya yang terbatas sehingga terjebak dalam klaim sesat kepada kelompok lain ataupun kepada ilmu tasawuf itu sendiri.

    Wassalam

  31. @truthseeker08

    Thx penjelasannya. Memang harus dijelaskan biar paham.

    Lalu bagaimana dengan yang dikemukakan Mas Arif?

  32. @truthseeker08

    sorry, pertanyaan katrok:
    bagaimana caranya mengutip tulisan orang lain agar mempunyai warna beda? Thx

  33. @truthseeker

    1. Jalur sampai pada Imam 12 adalah jalur yang lebih kuat dibandingkan jalur Hadits2 Sunni.
    2. Imam 12 hidup di jaman yang lebih kini daripada Bukhori/Muslim. Sehingga lebih mudah dilacak dan juga sudah banyak cara pencatatan yang lebih reliable di jaman mereka.
    3. Syi’ah tidak mengklaim kitab hadits mereka sebagai shahih (100%).

    Untuk point 1&2, apakah benar demikian mas? coba anda baca link berikut ini:

    http://kilasanku.wordpress.com/2008/09/25/riwayat-hadits-nabi-saw-dari-kitab-sunni-dan-syiah/

    @pencari_kebenaran

    Salam kenal

    senang ada yang ngebantu ngejelasin… 🙂

    begini cara mengambil kutipan mas:

    teks yang anda kutip

    Silahkan diteruskan diskusinya mas…

    Salam damai selalu…

  34. @soegi

    Salam kenal juga Mas. Saya bukan berdiskusi, hanya bertanya untuk mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya.

    Saya coba kutip tulisan Mas Soegi, bila belum berhasil tolong langkahnya ditulis ya Mas.
    “begini cara mengambil kutipan mas:

    Salam damai selalu.

  35. @pencari_kebenaran

    Eh ..Maaf… ga keliatan ya… coba yg ini :

    <blockquote>
    Teks yang anda kutip </blockquote>

    Salam damai selalu…

  36. @pencari_kebenaran

    Thx penjelasannya. Memang harus dijelaskan biar paham.

    Sama2 terima kasih. Itu sekedar pemahaman saya yang masih minim. Kita semua belajar & mencari.

    Lalu bagaimana dengan yang dikemukakan Mas Arif?

    Saya punya pendapat (sikap) pribadi terhadap tulisan tsb. Bagi saya, saya tidak melihat urgency dari tulisan tsb. Saya memilih untuk berprasangka baik dan tdk terjebak pada masalah yang tidak prinsip. Tanah manapun yang lebih suci saya akan terima saja, jadi bagi saya hadits tsb masih terbuka untuk dinyatakan shahih maupun dhaif. Bagi saya Mekkah, Madinah adalah kota suci, begitu juga Karbala. Apakah menjadi penting ygmn yang lebih suci?. Bagi saya tidak penting saat ini. Sehingga saya tidak tertarik melihat lebih jauh apakah hadits tsb shahih ataukah tidak…. Maaf..maaf..
    (Kecuali ada alasan lain yang memerlukan saya untuk mencari tahu status hadits tsb)

    sorry, pertanyaan katrok:
    bagaimana caranya mengutip tulisan orang lain agar mempunyai warna beda? Thx

    Jangan salah PK, saya yakin setengah dari kita disini pernah menanyakan masalah ini.. :mrgreen: paling tidak pernah bermasalah dengan ini… hehehe..
    Caranya begini PK:
    +

    tulisan yang ingin dikutip

    +
    Harap jangan gunakan tanda + (plus), tanda itu saya gunakan hanya agar tidak terjadi seperti yang diajarkan mas soegi.. :mrgreen: dimana anda tdk bisa lihat bagaimana mas soegi melakukan blockquote..

    Wassalam

  37. @Pencari kebenaran.
    Kalau kita membaca biografi Imam 12 (karena kita tidak hadir bersama mereka) serta ketegasan mereka terhadap suatu hadits maupun sunah Rasul maka kita bisa yakin itu shahih atau tidak. Yang saya maksud apakah benar hadits itu dari jalur itrahti atau tidak. Walaupun yang menyampaikan itu tidak menyebut sanadnya. Karena apabila suatu hadits yang kita terima dan berasal dari mereka tidak akan bertentangan dgn Alqur’an maupun pribadi Rasul.
    Mengenai ilmu Imam Ali dimana telah dijelaskan oleh truthseeker dengan contoh. Maka saya ingin tanyakan apakah mas mengakui apabila dikatakan bahwa ada firman Allah dalam hadits Kutsi mengatakan: Apabila aku mencintai hambaku maka, ia melihat dengan mataKu, mendengar dengan telingaKu berjalan dengan kakiKu pemukul dengan tanganKu. Apabila anda mengakui ini maka sebenarnya bagi mereka ini tidak ada HIJAB lagi. Bagi mereka tidak ada yang gaib lagi. Mas, mas tidak perlu heran kalau Imam Ali membuka Ilmunya pada orang yang bukan MUKMIN akan mengatakan Imam Ali sesat. Itu biasa mas Sedangkan mengenai KEMAKSUMAN Ahlulbait yang ada dalam Alqur’an dan hadits yang menyatakan ayat tersebut untuk 5 orang manusia suci sudah dikatakan sesat. Wasalam

  38. Upppssss…sama dg yg terjadi dg mas soegi…
    SP deh yg bisa bantu…

  39. @truthseeker

    😆 xi xi xi xi…

    tuch saya berhasil nongolin mas 😆

    Salam damai selalu

  40. @aburahat

    Saya pernah mendengar hadits qudsi tersebut walaupun belum paham benar maksudnya. Thx penjelasan tambahannya.

    @truthseeker & @aburahat

    Di link yang diberikan Mas Soegi, ada tulisan:

    dalam kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16199, hanya ada 92 riwayat dari Nabi SAW, sementara riwayat dari Ja’far As Shadiq berjumlah 9219.

    Mengapa dibedakan riwayat dari Nabi dan dari Imam Ja’far? Apakah ini seperti hadits marfu’ dan mauquf?

    nb : sambil mencoba tes blockquote dari mas soegi

  41. @Pencari kebenaran
    Mas. setahu saya tidak ada hadits yang MARFU dan MAUGUF.
    Yang saya tahu memafukan yang mauquf. Mungkin mas bisa kasih contoh yang mana Hadits Marfu dan mana yang Mauquf.
    Tetapi perlu saya katakan bahwa hadits yang disampaikan oleh para Imam tidak pernah memarfukan yang mauguf. Wasalam

  42. @Aburahat

    Saya hanya membaca di internet tentang istilah di bidang hadits. Kalau tidak salah, hadits mauquf itu perkataan sahabat/tabi’in yang diperkirakan bersumber dari Rosululloh. Tapi jika murni perkataan sahabat/tabi’in maka disebut atsar, bukan hadits.

    Sedangkan hadits marfu’ secara sanad memang diketahui tersambung ke Rosululloh. Kalau ngga salah mengerti seperti itu, Mas Aburahat.

    Sekalian mau nanya Mas. Saya kurang paham tentang hadits qudsi yang Mas tulis, walaupun pernah mendengarnya beberapa kali. Yang saya tanyakan, jika memang seperti itu:

    1. Nabi Ibrohim as kan KHOLILULLOH, tapi mengapa beliau masih bertanya tentang bagaimana cara Alloh menghidupkan yang sudah mati?

    2. Nabi Muhammad saw kan HABIBULLOH, tapi:
    i. Mengapa beliau pernah diingatkan oleh Alloh agar tidak memastikan jawaban “Besok” tapi harus menggunakan “Insya Alloh”.
    ii. Mengapa beliau juga diingatkan Alloh ketika beliau berusaha keras mengislamkan paman beliau Abu Tholib.
    iii. Mengapa saat perang Uhud kok umat Islam kalah? Bahkan katanya, gigi depan beliau ada yang patah.
    iv. Saat perang Khondaq, mengapa pembuatan parit atas usul Sahabat Salman Al Farisi, bukan dari Rosululloh? Kan Rosululloh dekat dengan Alloh?

    Salam damai selalu.

  43. @all

    Saya mau menanyakan unek-unek saya yang telah lama terpendam… Wah, puitis banget, yach… 😀 Saya masih bingung dengan ayat Al Quran:

    1. Ketika Alloh hendak menciptakan Nabi Adam as. kok Malaikat mendebat Alloh agar tidak menciptakan makhluk yang suka menumpahkan darah? Katanya malaikat itu paling taat, tidak pernah membantah, tapi kenapa berdebat dengan Alloh? Sampai-sampai Alloh mengeluarkan “jurus pamungkas” :
    “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui”

    Baru setelah itu malaikat tidak berani lagi berdebat.

    2. Ketika Iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam as. kok Alloh bertanya kepada Iblis kenapa tidak mau sujud? Kan Alloh Maha Mengetahui, kenapa masih bertanya pula?

    Thx before atas jawaban yang akan disampaikan. Terus terang, saya masih bingung dengan ayat-ayat tersebut.

    Salam damai selalu.

  44. @Pencari kebenaran
    Mas, yang per-tama2 mas harus ketahui saya bukan seorang ahli dalam soal DIN. Saya hanya seorang pembaca saja. Tapi insya Allah kita yang berniat baik dan ikhlas pada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang akan memberi petunjuk pada kita. Insya Allah.

    Pertanyaan mas, tersebut diatas mungkin saya berusaha memberi menjawab sesuai yang saya tahu. Kalau salah tolong dikoreksi.
    Pertama-tama saya tegaskan dulu. Bahwa Alqu’an dengan semua Firman Allah adalah benar dan tidak perlu diragukan. Kedua Alqur’an untuk hamba2 Allah sampai Allah menarik kembali (Kiamat mungkin).
    Pertanyaan pertama: Nabi Ibrohim as kan KHOLILULLOH, tapi mengapa beliau masih bertanya tentang bagaimana cara Alloh menghidupkan yang sudah mati?
    Allah berfirman (saya tdk sebut ayatnya) bahwa cerita2 (qashash) dalam Alqur’an adalah sebagai contoh, dan peringatan pada kita. Dan mengenai pertanyaan tsb saya rasa Alqur’an telah menjelaskan dengan dialog antara Allah dan Nabi Ibrahim. Disini Allah menunjukan bahwa Allah maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan manusia itu walaupun sudah menjadi Nabi masih blm puas sebelum ainul yakin. Itu sifat manusia. Jadi peringatan pada kita hati2 terhadap godaan Iblis yang membuat kita was2 terhadap Kekuasaan Allah.
    Kedua: Nabi Muhammad saw kan HABIBULLOH, tapi:
    i. Mengapa beliau pernah diingatkan oleh Alloh agar tidak memastikan jawaban “Besok” tapi harus menggunakan “Insya Alloh
    Bukan saja kepada Rasul saja tapi untuk kita semua. Dalam surah Al-Qalam Allah menjelaskannya. Allah mengisyaratkan pada kita bahwa didunia yang fana ini tidak ada yang pasti semua MUNGKIN, tapi keinginan kita akan terkabul dengan izin Allah. Ingat Rasul adalah USWATUN HASANAH. Karena BESOK adalah hal yang GAIB dan itu adalah milik Allah. Dan Rasul pernah bersabda jangan kamu menanyakan padaku soal yang GAIB. karena itu adalah nilik Allah.

    Ketiga:Mengapa beliau juga diingatkan Alloh ketika beliau berusaha keras mengislamkan paman beliau Abu Tholib
    Kalau ayat mengenai: Engkau tidak bisa memberi petunjuk. Akulah yang memberi petunjuk. Menurut saya ayat ini bukan peringatan pada Rasul sehubungan dengan Abu Thalib. Memang ada para mufasir mengatakan demikian. Tapi menurut saya tidak karena bertentangan dengan Firman2 Allah yang lain.
    Keempat:Mengapa saat perang Uhud kok umat Islam kalah? Bahkan katanya, gigi depan beliau ada yang patah.
    Kalau ini beberapa sejarahwan mengatakan karena berebutan atas harta peperangan waktu menang sehingga meninggalkan bukit Uhud yang oleh Rasul sudah di-wanati2 apapun yang terjadi jangan meninggalkan posisi ini. Dan Allah menyebut mereka dalam Alqu’an sebagai munafigin. Ini contoh bagi kita. Kalau soal dunia kita lupa pada ketaatan. Disebut munafik karena pertama meng “IAKAN” tapi kemudian berbalik.

    Kelima: Saat perang Khondaq, mengapa pembuatan parit atas usul Sahabat Salman Al Farisi, bukan dari Rosululloh? Kan Rosululloh dekat dengan Alloh?
    Hal tersebut Rasul memberi contoh atas firman Allah antara lain bunyinya: Bermusyawarah kamu mengenai duniamu tapi putusan terakhir berada ditangan Rasul. Bukan masalah Rasul lebih tahu. Tapi Rasul memberi contoh untuk kita. Karena usulan Salman Al Farisi sesuai dengan keinginan Rasul maka Rasul setuju. Mungkin dalam hal inipun Salaman mendapat hidayah dari Allah. Sampai disini dulu mas. Mudah2an mas sependapat dengan saya. Wasalam

  45. @Aburahat

    Penjelasan Mas sangat jelas. Saya sangat sependapat dengan Mas.

    Tapi, saya masih belum paham tentang hadits qudsi yang Mas tulis dan memang beberapa kali saya pernah membaca dan mendengar tentang hadits ini.

    Apakah hadits ini hanya bersifat metafora? bukan sebenarnya/hakekatnya? Saya kutipkan lagi tulisan Mas:

    Apabila aku mencintai hambaku maka, ia melihat dengan mataKu, mendengar dengan telingaKu berjalan dengan kakiKu pemukul dengan tanganKu. Apabila anda mengakui ini maka sebenarnya bagi mereka ini tidak ada HIJAB lagi. Bagi mereka tidak ada yang gaib lagi. Mas

    Salam damai selalu.

  46. @Pencari kebenaran
    Alhamdulillah. Puji Syukur hanya kepada Allah bahwa mas sependapat dengan saya. Berarti saya tidak sia2 berdiskusi dengan mas. Sungguh saya merasa bahagia.

    Menurut riwayat bahwa hadits Kudsi itu wahyu hanya untuk Rasul. Karena Rasul berbicara maupun berprilaku atas bimbingan Allah dengan Wahyu. Jadi setiap waktu Rasul menerima wahyu. Semua berdasarkan wahyu sesuai Firman Allah. Bahwa semua kata2 dan tingkah laku Rasul adalah Wahyu. Tetapi ada wahyu2 untuk umat. Yaitu Firman2 Allah dalam Alqur’an. Umpanya bagaimana strategi dalam perang UHUD. Mengenai hal ini tidak ada dalam Alqur’an.
    Tetapi tidak senua wahyu yang Rasul terima (bukan dalam Alqur’an) disampaikan Rasul. Hanya hal2 yang bermashlahat terhadap umat yang disampaikan Rasul untuk dicatat ini yang disebut Hadits Kudsi. Sebagai contoh hadits Kudsi diatas. Ini ditulis karena kebaikan bagi umat. Manusia selalu ingin super. Dan apabila mereka dapat menjalankan seperti diatas yang kasarnya bisa disebut KUN FAYA KUN. akan merasa hebat. Mereka orang yang ingin SUPER berusaha dengan ber-macam2 cara. Ber-macam2 ilmu dituntut. Tapi mereka lupa bahwa ada pembatas yakni apabila Allah MENCINTAI, jadi ada ketentuan dari Allah. Setinggi apapun ilmu seseorang tapi kalau Allah belum menyintainya, maka predikat diatas tdk dapat dimiliki. Wasalam

  47. @Aburahat

    Untuk yang satu ini saya masih kurang paham Mas. Ngga papa kan?

    Kalau memang hadits itu bukan metafora (benar-benar hakekat/sebenarnya), harusnya Rasululloh tidak kalah dalam perang Uhud. Kan Rasul bertindak sesuai kehendak Allah. Seperti yang tertulis:

    pemukul dengan tanganKu

    Memukul dengan “tangan” Allah kan dahsyat banget Mas. Tapi kok malah Rasul patah gigi depannya. Bahkan harusnya cukup Rasululloh sendiri yang menghancurkan musuh, ngga perlu banyak orang.

    Katanya lagi, waktu perang Badar, pasukan Islam dibantu oleh para malaikat. Apa memang seperti ini? Jika ya, apa tidak cukup malaikat saja yang berperang?

    Maaf bila pertanyaan saya agak mbulet karena saya memang masih bingung. Ngga papa kan Mas?

    Kalau disimpulkan bahwa hadits qudsi itu hanya sebuah metafora boleh/ngga Mas?

    Salam damai selalu.

  48. @Pencari kebenaran.
    Baik mas, saya coba menjelaskan dengan firman Allah Al Anfaal ayat 17 berbunyi:
    Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

    Mas, semua yang Rasul perbuat atau katakan bukan untuk Rasul tetapi untuk umat dikemudian hari. Berdasarkan ayat diatas seharusnya cukup Rasul sendiri tapi ingat mas, Allah mencoba keimanan dari setiap pengikut Rasul yang telah menyatakan beriman dan Sami’na wa Atha’na.. Maukah mereka untuk bersama Rasul berperang (banyak ayat yang menyatakan kemunafikan mereka pada waktu diajak berperang untuk menegakkan Kalimat Tauhid.
    Mengenai kekalhan diperang UHUD sebenarnya bukan hal penting. Tetapi yang penting bagaimana keimanan para sahabat waktu itu. Allah sedang mencoba keimanan mereka atas ketaatan pada Allah dan Rasul.
    Mungkin ayat dibawa ini dapat sedikit menjelaskan.
    Surah Al Maaidah ayat 48 berbunyi:

    Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

    Mudah2an ada sedikit pencerahan. Wasalam

  49. @all

    Maaf, ada satu lagi unek-unek yang sangat mengganggu saya. Saya tumpahkan di sini, ya. Biar saya ngga stress. Ngga papa kan Mas Secondprince?

    Saya membaca di internet bahwa Rosul meninggal karena sakit.

    Tapi, saya juga membaca di situs lain bahwa Rosul meninggal karena diracun oleh istri beliau. Ini yang membuat saya bingung.

    Kalau Rosul meninggal karena diracun oleh istri beliau, kok seperti kisah Julius Caesar bertekuk lutut di kaki Cleopatra atau Napolen Bonaparte tak berdaya di bawah ketiak Maria Josephine.

    Kalau seorang ksatria meninggal di medan peperangan, tentu sebuah kehormatan. Tapi bila seorang ksatria meninggal karena diracun oleh wanita yang dicintainya, bukankah ini sebuah kehinaan?

    Lalu, mengapa Alloh membiarkan Rosul-Nya, kekasih-Nya meninggal dengan cara serendah itu (diracun oleh istri beliau)? Mana bentuk perlindungan dan kasih sayang Alloh?

    Alloh kan Maha Kuasa. Harusnya Alloh membuat skenario adanya sebuah perang besar, lalu Rosul berperang dengan penuh heroik dan meninggal sebagai syudaha ketika dikepung oleh puluhan musuh. Ini kan lebih elegan untuk seorang Rosul.

    Saya jadi bingung, kok bisa ada cerita bahwa Rosul meninggal karena diracun oleh istri beliau? Apa memang seperti ini?

    Maaf lagi karena saya lagi mencari kebenaran dan alhamdulillah sesuai dengan situs ini.

    Salam damai selalu.

  50. @Pencari kebenaran
    Mas tujukan pertanyaan ini kepeda mas SP atau siapa. Kalu kepada mas SP kita tidak berani melangkahinya. Wasalam

  51. @Aburahat

    Untuk semuanya Mas, yang penting bisa menerangkan kepada saya. Thx

  52. @Aburahat

    Penjelasan Mas tentang perang Uhud cukup jelas. Tapi, masih menyisakan 1 pertanyaan lagi. Ngga papa kan Mas? he he he he he

    Kalau itu untuk menguji iman sahabat, its oke. Tapi, mengapa Rosul sampai patah gigi depan beliau?

    Harusnya kan Rosul mengetahui serangan-serangan yang akan ditujukan kepada beliau.

    Kan beliau melihat dengan “mata” Alloh, mendengar dengan “telinga” Alloh, berjalan dengan “kaki” Alloh dan memukul dengan “tangan” Alloh. Lalu, mana buktinya?

    Dengan patahnya gigi depan beliau, apa itu tidak berarti bahwa hadits itu HANYA SEBUAH METAFORA? Karena kenyataan di lapangan tidak seperti itu.

    Salam damai selalu.

  53. @Pencari kebenaran
    Baik mas. Saya mungkin salah sangka, tapi kira2 kemana jurusan pertanyaan2 mas saya agak memahami. Baiklah mas:
    Kalau ada berita bahwa beliau diracuni oleh istrinya. Maka saya dengan tegas mengatakan berita tsb DHAIF. Apa sebab karena waktu haji WADA beliau sudah mennyampaikan bahwa beliau sudah diberitakan oleh Jibril kapan beliau akan wafat. Begitu juga di Khaidir Gum Sabda beliau :
    “Aku merasa segera akan dipanggil oleh Tuhanku dan aku akan memenuhi panggilan itu. Maka kutinggalkan padamu ats Tsagalain (dua pusaka), yaitu Kitab Allah, tali penghubung yang terbentang dari langit kebumi, dan itrahku yaitu ahlulbaitku. Dan sesungguhnya Allah Yang Maha Mengetahui telah berfirman kepadaku bahwa keduanya tidak akan berpisah sehingga datang menjumpaiku di Telaga Al-Haud. Oleh karena itu, perhatikanlah bagaimana kamu memperlakukan kedua peninggalanku itu.
    ( Dirawayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Sa’id al Khudri lewat dua jalur, pertama di hal. 17 kedua dihal. 26 juz 3 dari kitab Musnadnya. Tersebut pula diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah, Abu Ya’la dan Ibnu Sa’ad dari sahabat abu Sa’id)
    Selain oleh Imam Ahmad banyak lagi dimuat dalam:
    1. Kanzul Ummul juz 1 hal 165
    2. Managib Ali b. Abi Thalib.
    3.Ash-Shawaiq al-Muhriqah
    Dan masih puluhan lain lagi.
    Jadi berdasarkan ucapan beliau maka beliau sudah mengetahui bahwa beliau akan wafat pada waktu dekat.
    Jadi apabila ada yang meriwayatkan beliau diracun itu tidak benar. Wasalam

  54. @aburahat

    Thx mas atas penjelasannya. Kadang baca internet tambah pusing. Saya jadi lebih tenang sekarang. Thx again.

    Terus Mas, pertanyaan saya tentang ayat Al-Qur’an masalah malaikat berdebat dengan Allah dan Allah bertanya kepada Iblis, jawab juga dong Mas.

    Salam damai selalu.

  55. @Pencari kebenaran.
    Sama2 mas kita masing2 sedang belajar jadi kita saling mengisi atas kekurangan masing2

    Yang mana mas maksudkan apakah dari Surah Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:
    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” atau pengakuan Malaikat dalam Surah Al-Baqarah ayat 32 :
    Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Wasalam

  56. @aburahat

    Yang pertama Mas. Kan terlihat Malaikat mendebat Allah? Katanya malaikat itu selalu patuh dan taat, tapi mengapa di ayat itu kok mendebat Allah? Sampai-sampai Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan kalimat “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

    Ini kan mirip seorang kopral mendebat jendral, lalu sang jendral menunjukkan kekuasaannya, “Aku lebih pengalaman daripada kamu.”

    Lalu juga ayat lainnya ketika Iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam as. Di situ kan Alloh bertanya kepada Iblis mengapa tidak mau sujud. Kan Alloh Maha Mengetahui, kok masih bertanya? Apa ini tidak seperti pepatah “sudah gaharu cendana pula, sudah tahu kok bertanya pula”?

    38:75. Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.

    38:76. Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.

    Maaf bila ada yang salah di pemikiran saya ya Mas.

    Salam damai selalu.

  57. @Pencari kebenarab

    Terima kasih mas masih mau berdiskusi dengan saya.
    Mas, sebelumnya kita harus menempatkan posisi Allah diatas segalanya dan Maha segalanya dan kita tidak mungkin membayangkan ke Agungan Allah. Kedua Adalah Muhammad Rasulullah SAW manusia yang paling mulia dari segala makhluk ciptaan Allah.
    Jadi Rasul lebih mulia dari Malaikat.
    Sekarang mengenai pertanyaan mas yang pertama.
    Seperti telah saya pada komentar sebelum ini .. Bahwa Firman2 Allah dalam Alqur’an semua untuk kita manusia. Dan penjelasan Allah banyak dengan contoh2 apakah malaikat atau Nabi. Ini semua maksud Allah agar kita memanfaatkan segenap ciptaannya yang ada pada kita. Saya akan membawakan sebuah riwayat bagiamana kita mensyukuri Nikmat Allah.
    Seorang pendeta menanyakan kepada Imam Ali. Mengapa agama anda bersembahyang dengan cara yang demikian. Mengapa tidak seperti kami? Imam Ali menjawab. Kita Umat Muhammad umat yang selalu mensyukuri nikmat Allah. Allah menciptakan ruas2 tulang dalam tubuh kita maka dalam mensyukuriNya semua yang ada dalam tubuh kita, kita pergunakan.
    Nah begitupula masalah diatas. Allah menciptakan akal kita sebagai ciptaan yang sungguh mulia. Sehingga dalam Alqur’an Allah menyuruh kita berfikir. Lalu malaikat menurut riwayat mereka merupakan makhluk yang hanya menjalankan perintah tanpa membatah. Lalu kok dalam ayat tersebut se-akan2 mengeluarkan buah pikiran mereka.
    Allah Maha Tahu tidak ada sesuatu sekecil apapun yang luput dari pengetahuan Allah. Masa Allah tidak tahu apa yang bakal dikatakan malaikat maupun Iblis yang seperti mas katakan.
    Bukan itu maslahnya mas, menurut pendapat saya semua kejadian tersebut Allah ceritakan pada kita agar kita manusia mengetahui bahwa manusia lebih mulia dari malaikat. Mas perhatikan ayat2 selanjutnya yang menunjukan berfungsinya AKAL.Waktu nabi Adam menjawab pertanyaan Allah. Kemudian malaikat mengakuinya Jadi pergunakan Akal kita yang mulia ini untuk mengenal Allah. Allah tidak membutuhkan segala amal ibadah kita. Kita diciptakan untuk mengenal Allah Maha pencipta. Sedangkan Iblis adalah makhluk sombong. Akibat kesombongannya sendiri maka dikutuk Allah. Kita manusiapun demkian. Kesombongan (ego) kita yang menjerumuskan kita ke api neraka. Kira2 demikian mas kalau ada yang tidak sesuai maafkan atas rendahnya pengetahuan saya. Wasalam

  58. @Aburahat

    Thx atas penjelasan Mas. Tapi saya masih belum paham Mas. Ngga papa kan Mas?

    1. Apa berarti malaikat itu tidak selalu patuh langsung tanpa ada pertanyaan, permintaan atau sanggahan?

    Yang selama ini saya ketahui adalah malaikat itu pasti patuh tanpa syarat.

    Jadi, apakah malaikat boleh menyanggah perintah Alloh walaupun akhirnya taat?

    2. Apa berarti memang terjadi perdebatan antara malaikat dan Allah? Dan itu sah-sah saja karena itu bagian dari cara pengajaran Alloh.

    3. Apa berarti Allah boleh menunjukkan banyak cara untuk menyampaikan maksud-Nya? Sebagai contoh bertanya kepada makhluk-Nya, walaupun sebenarnya Alloh sudah tahu karena Alloh Maha Mengetahui.

    Salam damai selalu.

  59. @Pencari kebenaran
    Mas, ilmu Allah susah untuk dijangkau. Ber-macam2 cara Allah tunjukan pada hambanya agar menjadi hamba2 yan MUFLIHUN. Allah tidak mau mendhalimi hambanya. Tapi manusia ini memang jahil dan zalim mas. Allah mengetahui kemampuna masing2. Dan setiap orang cara menanggapipun berbeda. Oleh karena itu Rasul bersabda apabila engkau membaca Firman2 Allah anggap itu dikenakan pada dirimu sendiri. Mas dunia ini adalah tempat mecoba IMAN kita. Apakah kita kaya, miskin , senang atau susah dlsb itu semua adalah cobaan. Semua isi Alqu’an adalah peringatan anjuran , contoh dll. Allah menunjukan itu semua untuk kita ambil untuk mengambil hikmah. Kalau kita bayangkan akan kekuasaan Allah hal2 yang demikiam tidak mungkin terjadi. Tapi mengapa sampai terjadi yang demikian. Saya tidak dapat mendalami ilmu Allah yang begitu Tinggi mas. Saya coba dengan menjelaskan dengan ayat berikut. Ada puluhan perumpamaan dalam Alqur’an. Semua itu untuk kita pikirkan.
    Malaikat selalu patuh dan mereka tdk membantah. hanya bertanya karena mereka pernah mengetahui makhluk ciptaan Allah seblnya. (mungkin ya). Saya mungkin kurang membaca mas. Karena setahu saya Allah tidak pernah bertanya pada Makhluk Ciptaannya

    Surah Al-Haj ayat 73:

    Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.
    Ini merupaka perumpaan dar Allah agar direnungkan . Wasalam

  60. @aburahat

    Bagaimanapun, thx for your answer. Tapi masih saya masih sulit memahami. Ngga papa kan Mas?

    By the way, saya punya contoh ayat lain yang menunjukkan bahwa Alloh bertanya kepada makhluk-Nya:

    2:260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati”.

    Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?”.

    Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”.

    7:172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”

    Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”.

    Salam damai selalu.

  61. @Pencari kebenaran
    Terima kasih mas, saya kira diskusi kita sudah cukup panjang. Habya sebelum kita hentikan diskusi ini saya sedikit memberi penjelasan atas kata2 saya. Saya tidak berdalih untuk menguatkan pendapat saya. Tapi yang mas sebut pertanyaan bagi saya pertanyaan tapi titiberatnya adalah teguran. Contoh mas perintah anak buah mas untuk melaksanakan sseuatu. Kemudian mas melihat dia belum pergi. Mas akan menegurnya dengan pertanyaan. Belum juga kamu pergi?. Maaf mas bukan bela diri tapi pengertian saya demikian. Wasalam sampai ketemu didiskusi yang lain. Btw terima kasih mas.

  62. @aburahat

    Thx again… By the way, menurut saya malaikat bukan bertanya tentang penciptaan kholifah di bumi, tapi protes/debat. Karena :

    1. Malaikat meremehkan calon kholifah:
    “Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah”

    2. Malaikat mengunggulkan diri mereka:
    “padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”

    Terlihat Malaikat ingin menjadi kholifah di bumi. Jadi itu bukan pertanyaan, tapi protes atau debat.

    Jika agak sopan sedikit, bisa disebut kampanye atau propaganda lah.

    Jika lebih sopan lagi, malaikat melakukan tawar-menawar dengan Alloh agar malaikatlah yang dijadikan kholifah di bumi.

    Tentang Alloh bertanya kepada makhluk-Nya, itu memang pertanyaan Mas. Jika yang dimaksud adalah teguran, mengapa ada jawaban.

    Harusnya makhluk-Nya tunduk saja tanpa berkata atau ada action berikutnya. Buktinya Nabi Ibrohim as. ada kelanjutan kisah tentang 4 burung yang dijadikan contoh.

  63. @aburahat

    Mungkin bisa kita cari titik temu. Alloh bukan bertanya, tapi mempertanyakan, walaupun sebenarnya Alloh sudah tahu karena Alloh Maha Tahu.

    Bagaimana kalau hal-hal seperti itu disebut sebagai salah satu bentuk pengajaran Alloh. Jadi Alloh boleh berbuat semau-Nya dalam hal apa pun termasuk pengajaran.

    Salam damai selalu.

  64. Masya ALLAH…
    Lalu bagaimana dengan hadits berikut ?

    ‏ ‏عن ‏ ‏أبي عثمان ‏ ‏أخبرني ‏ ‏عمرو بن العاص ‏
    ‏أن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بعثه على جيش ذات السلاسل فأتيته فقلت أي الناس أحب إليك قال ‏ ‏عائشة ‏ ‏قلت من الرجال قال أبوها قلت ثم من قال ‏ ‏عمر ‏ ‏فعد رجالا ‏

    ” Dari Amru bin Ash ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya untuk memimpin pasukan tentara Zatussalasil. Aku menemui beliau dan bertanya: Siapakah orang yang paling Anda cintai? Beliau menjawab: Aisyah. Aku bertanya: Dari kaum lelaki? Beliau menjawab: Ayah Aisyah. Aku bertanya: Lalu siapa? Beliau menjawab: Umar. Setelah itu beliau menyebutkan nama beberapa orang sahabat yang lain ”
    ( HR. Muslim:4396)

    @sp ,
    sekedar nasehat untuk ente.

    ” Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor ” (HR. Bukhari)

    WaLLAHU a’lam bishahwab 🙂

  65. @Muhibbin said “WaLLAHU a’lam bishahwab”

    Kepastianmu ada boleh didapati pada sholat wajib, sholat tahajjud, sholat istikharah.

    Maka, berita yang kamu dapati ini adalah yang kamu yakini kebenarannya dengan keadilan.

  66. @Muhibbin said “WaLLAHU a’lam bishahwab”

    Kepastianmu boleh didapati pada sholat wajib, sholat tahajjud, sholat istikharah yang kamu selalu kamu tunaikan. Maka, tunaikan hak sholat jua.

    Maka, berita yang kamu dapati ini adalah yang kamu yakini kebenarannya bersama keadilan.

  67. Aisyah bukanlah isteri yg paling dicintai Nabi saaw, jauh sekali. Buktinya:

    Ketika telah menikah dengan istri-istrinya yang lain sepeninggal Khadijah pun, tidak jarang Rasulullah SAW masih diliputi kenangan akan Khadijah yang terkadang terlontar dalam bentuk pujian-pujian.
    Dan hal ini sempat menimbulkan kecemburuan Aisyah:
    “Alangkah banyak yang kau ingat tentang si pipi merah itu, padahal engkau telah mendapatkan gantinya yang lebih baik dari dia.”

    Wajah Muhammad SAW berubah merah padam mendengar protes itu.
    Dan biasanya hanya pada saat menerima wahyu saja wajah beliau akan menjadi semerah itu. Lalu beliau pun menjawab:

    “Demi Allah, Allah belum menggantikannya dengan yang lebih baik dari dia.
    Dia telah beriman kepadaku ketika semua orang ingkar padaku,
    dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakan, dia memberikan semua hartanya ketika orang-orang tak mau memberiku apa-apa,
    dan melaluinya Allah mengaruniakanku keturunan yang tidak diberikan oleh istri-istriku yang lain.”(HR Ahmad)
    Khadijah ternyata tidak hanya menjadi istri yang paling dicintai Muhammad SAW. Sang Maha Agung dan Malaikat Jibril pun mencintai wanita mulia ini.
    Bahkan, melalui Jibril Allah telah menitipkan salamNya kepada Khadijah, Subhanallah!

    “Wahai Rasulullah, inilah Khadijah, ia akan datang kepadamu dengan membawa tempat yang berisi makanan, lauk dan minuman.
    Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan dariku.”(HR Bukhari & Muslim, dari Abu Hurairah)

    Cinta Allah kepada wanita suci ini bahkan diwujudkanNya pula dengan sebuah rumah permata yang disediakan untuk Khadijah dalam surgaNya.

    “Aku (Muhammad) diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira kepada Khadijah tentang sebuah rumah di surga dari permata dimana di dalamnya tiada keributan dan kepayahan.”(HR Ahmad, Abu Ya’la, ath-Thabrani, dari Abdullah bin Ja’far)

    Betapa beruntungnya Khadijah mendapatkan cinta, salam, dan rumah permata di surga dari Tuhannya.

    Namun “keberuntungan” Khadijah ini bukan didapatnya dengan cuma-cuma;
    dia memperolehnya melalui perjuangan berat yang dilakukannya dengan ikhlas sampai akhir hayatnya. Hanya wanita hebat saja yang pantas diberi salam oleh Tuhannya.

    Lalu…saat Aisyah sendiri meriwayatkan hadis ttg kecintaan Nabi saaw yg padu terhadap Sayyidah Khadijah as Siddiqah al Kubra, maka hadis ‘Aisyah, wanita paling dicintai Nabi saaw’ tidak ada nilainya.
    Lagian hadis itu diriwayatkan oleh musuh Imam Ali as, maka terkesan sebabnya.

    Salam

  68. YANG JELAS MEREKA BERDUA ADALAH ISTRI2 YANG DICINTAI RASUL DENGAN KELEBIHAN YANG DIMILIKI MASING2, INI YANG BENER!! DALILNYA BUANYAK! SO JIKA LO BENER CINTA SAMA RASUL, TUTUP MULUTMU! DARI MENJELEK-JELEKKAN SALAH SATU ISTRI BELIAU! JANGAN SOK KEMINTER LO!

  69. Jika cinta kepada Rasul saaw dijadikan ukuran, maka kebenaran itulah yg harus dipertahankan..
    Tutup mulut dari menyampaikan hadis2 yg benar atau tutup mulut dari berbicara yg palsu?

  70. KEBENARAN APAAN?? VERSI MOYANGMU! SEBELUM KOREKSI ISTRI2 RASUL… INTROSPEKSI DIRI DULU SONO… NGACA DULU DECH! JGN BANYAK LAGAK!

  71. Apa anda sendiri telah mengkoreksi diri anda sesuai dgn ayat ini:

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
    QS. an-Nahl (16) : 125

    Sepertinya anda tiada hujjah selain ayat2 berhuruf besar ya..

  72. @imem,
    sabar yaa akhi. Memang begnilah sifat para syiah rafidhah dan liberalis zaman sekarang. Karena banyaknya pengaruh acara infotainment, sampai-sampai istri-istri RasuluLlah Saw juga jadi ajang gossip bagi mereka 😀
    RasuluLlah bertindak semuanya atas perintah ALLAH ta’ala. Termasuk dalam memilih istri. Apakah mungkin RasuluLlah Saw salah bertindak tindak? Apa mungkin ALLAH sempat lalai dalam menjaga RasulNYA ?
    NaudzubiLlah

    @Leave a Reply,
    Mungkin surat berikut cocok bagi ente :

    1. Demi masa.
    2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
    3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Ashr:1-3)

    😀

  73. @Muhibbin

    Kalau anda mengakui pada zaman Nabi saw tidak ada yg namanya ahlussunah wal jama’ah, mestinya anda sudah sadar akan kekeliruannya selama ini.

  74. baiklah.. saya terima nasehat kalian.. terus terang saja, saya paling eneg sama orang2 yg berani menjelek-jelekkan orang2 disekitar Nabi Shalallahu A’aihi wassalam, apakah mereka tidak sadar bahwa hal itu akan menyakiti pribadi beliau juga? dimana letak cinta mereka itu sebenarnya? apa mrk ga mikir, mrk itu siapa? ingat keluarga Nabi itu bukan hanya Ali, Fatimah, Hasan dan Husein Radhiallahu Anhum saja.. mengapa mrk menghormati yg satu (sampai berlebihan) tetapi menghina yg lain, sedangkan Rasul sendiri begitu menyayangi mereka semuanya.. setan apa yg telah merasuk pada diri mrk? Rafidhah.. Rafidhah.. makanya bener juga kalo Dajjal akan keluar dr tempat mereka..

  75. @imem

    Ah, itu hanya perasaan dan pemahaman anda saja.

  76. @asep,
    keliru bagaimana mksudnya? harusnya ente berpikir dulu sebelum menulis. Coba telaah apa arti dari ahlus sunnah wal jamaah ? 😀

    Dan juga beberapa dalil berikut :

    Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (Ali Imran : 103)

    “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-nya, dan kepada Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasulnya (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih bauk akibatnya”. (An-Nissa’ : 59)

    “Sesungguhnya bani Israil berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu, dan sesungguhnya umat ini akan berpecah-belah menjadi tujuh puluh dua, semuanya di neraka kecuali satu, dan dia adalah jama’ah” [HR Ibnu Majah ; 3983] Dishahihkan Al-Albani Shahih Ibnu Majah 2/364.

    WaLlahu a’alam bishahwab 🙂

  77. @Muhibbin

    (Ali Imran : 103), yang dimaksud tali agama Allah yaitu Al Qur’an dan Ithrah Ahlulbait Nabi saw.

    (An-Nissa’ : 59), yang dimaksud dengan Ulil Amri diantara kamu yaitu dalam setiap zaman ada seorang Imam dari Ahlulbait Nabi saw sampai akhir zaman, hingga turunnya Imam Mahdi as.

    [HR Ibnu Majah ; 3983], sehingga umat Islam tidak terjebak kedalam hadist ini.

    Wassalam

  78. @asep,

    biar ga muter2 mayak ban mobil, coba setiap mengeluarkan suatu keterangan disertai dengan dalil yang jelas dan benar
    ( biar ga dianggap omong kosong geetoh 😀 ).

    Coba ente terangkan dalil apa yang mendasari pernyataan ente barusan. Sukron 🙂

  79. @Muhibbin

    Itu kan sdh jelas dalilnya berdasarkan nash Al Qur’an.

  80. rosulullah adalah manusia yang ma’sum(terjaga) dr sgala kbhongan kbdohan dll.
    yg saya bngng dsni mngapa kaum syiah mncla-cela shabat rosul sdangkan rosul itu sudah jelas ma’sum jd rosul g’ mgkin mncari shabat yg tercela..
    nah jd klo syiah mncela shabat rosul maka scra kasar nya (syiah mngatakan rosulullah itu bodoh g’ bs mncri temen)
    (salam.)

  81. @reza

    Tidak ada yang mencela di sini, yang dibawakan justru dalil2. Ini contoh2nya:

    1.”Dan diantara orang-orang Arab yang (tinggal) di sekitarmu, ada orang-orang munafik. Dan di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang munafik), mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau (Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.” (Qs. At-Taubah: 101)

    2.”Mengapa engkau memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar (berhalangan) dan sebelum engkau mengetahui orang-orang yang berdusta?” (Qs. At-Taubah: 43).

    3.”Jika (mereka berangkat bersamamu), niscaya mereka tidak akan menambah (kekuatan)mu, malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju kedepan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan (dibarisanmu); sedang diantara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah mengetahui orang-orang yang dzalim.” (Qs. At-Taubah: 47)

    4.”Kemudian, setelah kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang kita perbuat dalam urusan ini?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan yang di dalam hatinya apa yang tidak mereka terangkan kepadamu.” (Qs. Ali-Imran: 154).

    5.”Wahai orang-orang yang beriman! Bersiap siagalah kamu dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok atau majulah bersama-sama (serentak). Dan sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran). Lalu jika kamu ditimpa musibah dia berkata, “Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku, karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.” (Qs. An-Nisa’: 71-72).

    6.”Dan apabila mereka melihat perdagangan dan permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik.” (Qs. Al-Jumuah: 11)

    Moga Mas Reza tidak bingung lagi dan tidak berqiyas dengan kata2….

    ‘nah jd klo syiah mncela shabat rosul maka scra kasar nya (syiah mngatakan rosulullah itu bodoh g’ bs mncri temen)’

    Salam Damai

  82. @muhibbin
    Hihihi…premis sudah benar, tp argumen ente sangat tidak masuk akal. Kata ente, “RasuluLlah bertindak semuanya atas perintah ALLAH ta’ala. Termasuk dalam memilih istri. Apakah mungkin RasuluLlah Saw salah bertindak tindak? Apa mungkin ALLAH sempat lalai dalam menjaga RasulNYA ?”

    Bgm dengan istri Nabi Nuh dan Nabi Luth? Apa mungkin Allah sempat lalai dalam menjaga mereka? Hahaha…memang beginilah pemikiran wahabbi-pro barat (terbukti, ada angkatan perang AS di Arab Saudi) 🙂

    @Imem
    kehabisan argumen, bro. Koq marah? Berislam diawali dengan berpikir, jgn asal terima apa kata orang aja. Kl gtu apa bedanya ente dg org Kristen yg meraa nyaman dengan agamanya 🙂 Sono gih, belajar lagi!

  83. Alhamdulillah, insya-Allah, ulasannya baik untuk renungan . . . .

Tinggalkan komentar