Pemuda Eksentrik Ala BusKota

Pemuda Eksentrik Ala BusKota

Kali ini izinkan saya bercerita tentang kisah seorang Pemuda biasa yang luar biasa. Beliau adalah salah seorang dari mereka yang mendapat tempat di hati saya. Guru yang mengajarkan kepada saya bahwa Kesederhanaan adalah Kekuatan Yang Sebenarnya. Entah kapan saya pertama kali bertemu dengannya, saya benar-benar tidak ingat karena sepertinya tidak ada yang benar-benar berkesan dari pertemuan yang pertama. Orang ini betul-betul biasa layaknya orang biasa sehingga awalnya tak pernah menyangka kalau Dia cukup Istimewa. Hanya setelah berlalu cukup lama maka benar-benar terlihat kalau Beliau begitu menarik. 🙂

Tidak suka filsafat tetapi jangan salah, saya sendiri belum pernah menemukan materi filsafat yang tidak bisa Ia ikuti. Dari yang paling kuno seperti Paradoks Zeno sampai ke Paradoks Russel dan dari yang paling primitive Monisme Spinoza sampai yang paling sulit dimengerti Dasein Heidegger. Pengetahuannya yang terlalu banyak mengundang kecurigaan saya terhadap rasa tidak suka Filsafat yang sering beliau tunjukkan. Bagaimana mungkin orang yang mengaku tidak suka bisa terjun begitu jauh dalam kubangan lumpur (merujuk pada julukan yang ia berikan bagi Area Filsuf)? :mrgreen: Jawabannya sederhana

Jika kau benar-benar lapar maka kau akan memakan apapun yang bisa kau makan baik suka ataupun tidak.

Ho ho ho bukannya itu yang disebut rakus

Kadangkala saya bersyukur bahwa dalam hidup saya selain bertemu dengan tipikal Orang Yang Menyebalkan saya juga bertemu dengan tipikal Orang Besar. Istilah kerennya Mereka yang punya Kelainan Kemampuan Khusus :mrgreen: . Jika saya berumur panjang mungkin suatu saat saya akan buat tulisan khusus soal ini. 😆

Pemuda satu ini jelas masuk dalam Daftar Orang Besar yang saya maksud. Saya masih ingat ketika saya dan yang lain terlibat dalam isu perdebatan Sunni dan Syiah, beliau Cuma diam mendengarkan dan hanya memberi komentar yang sederhana

Sebenarnya saya tidak tahu banyak soal ini, tetapi saya yakin Dia adalah orang yang tidak akan sembarangan berbicara.

Perkataan yang sungguh membuat saya berbesar hati dan cukup untuk membuat Prince yang pertama terdiam. Sayangnya seperti rasa tidak sukanya pada Filsafat, beliau juga tidak pernah tertarik untuk membahas lebih dalam soal isu Sunni Syiah. Beliau lebih tertarik dengan masalah yang sangat sederhana yaitu Ketenangan.

  • Hidup apa adanya
  • Bahagia dengan apa yang dimiliki
  • Tidak diperbudak oleh keinginan
  • Ingin punya istri dan anak
  • Makan yang cukup
  • Istirahat sesuai kebutuhan dan
  • BusKota.

Hal-hal biasa yang menurutnya layak didiskusikan dengan porsi besar. 🙄

Bisa dibilang tidak ada keinginan bagi saya membantah Beliau. Sebaliknya sebagaimana ia biasa mendengarkan saja jika saya berbicara soal Sunni Syiah maka sayapun hanya mendengarkan begitu saja ketika ia berbicara Masalah sederhana tersebut. Bukan karena saya setuju tetapi karena saya menyadari minimnya pengetahuan saya dalam perkara seperti itu. Tetapi dari sekian banyak isu sederhana yang beliau lontarkan yang paling menarik bagi saya dan saya tidak pernah menganggapnya sederhana adalah BusKota. Ok bagaimana kalau kita lihat ulasan menarik seputar BusKota ala beliau ini dan saya yakin anda tidak akan pernah menganggap ini sebagai sesuatu yang Sederhana. 😉

.

.

Filosofi BusKota
Coba bayangkan ketika kau sedang duduk dalam buskota dan di suatu perhentian ada seorang wanita yang ikut naik dan duduk disebelahmu. Pikiran yang sudah berjalan keman-mana kini diseret kembali ke dalam BusKota oleh gadis disampingmu. Gadis yang sebelumnya tidak berarti apapun bagimu entah mengapa bisa menyeret pikiranmu. Gadis itu entah siapapun ia telah berhasil membuat dirinya berarti bagimu hingga kau bisa terbangun dari lamunan yang tidak kunjung selesai.

  • Gadis itu tidak seperti anak kecil yang dari tadi menangis sampai akhirnya Ibu dan anak itu turun dengan seperangkat barang wajib dapur.
  • Gadis itu tidak seperti orang tua yang dari tadi mengeluhkan betapa cepatnya Bus itu berjalan.
  • Gadis itu tidak seperti Anak muda menyebalkan yang dari tadi ribut soal siapa penyanyi favorit mereka.

Semua mereka tidak pernah bisa memasuki pikirannya, yang ada malah lamunan itu semakin jauh ke negeri antah berantah. Tetapi gadis ini yang bahkan belum kulihat wajahnya telah berhasil menghantam kesadaranku hingga aku berniat untuk melihat dengan jelas siapakah dia.

Gadis yang manis, rapi dan sepertinya cukup pintar untuk tidak langsung tersenyum ketika aku menatap wajahnya. Tidak seperti gadis-gadis lain yang pernah duduk di sebelahku, penampakan gadis ini tidak melontarkanku kembali ke alam lamunan yang tidak jelas. Menarik sekali ketika kuberanikan diri untuk menyapanya ”Selamat Pagi” dan wah dia baru tersenyum. Nah kau tahu ini benar-benar menarik, gadis ini baru tersenyum ketika aku menyapanya padahal dari tadi aku sudah lama menatapnya dan dia hanya diam saja.

Pernah tidak kau memikirkan apa yang sebenarnya terjadi? Wanita itu benar-benar mengerti Filosofi BusKota. Dalam BusKota, orang-orang terbiasa larut dalam lamunan dan tidak begitu peduli dengan sekitarnya. Nah sebagai seorang yang baru memasuki BusKota, gadis itu menyadari bahwa ia memasuki tempat dimana ada banyak dunia lamunan di sana. Ia mengambil inisiatif untuk duduk di salah satu tempat dan itu tempat duduk di sebelahku. Ia menyadari ketika ia duduk di sana, ia telah mengintervensi ke dalam alam pikiranku. Dan itu memang benar seketika aku terusik dan menatapnya. Ia tahu bahwa aku sedang melihat lebih jelas siapa dirinya yang telah berhasil menghancurkan lamunanku yang sudah begitu jauh.

Ia tidak marah sedikitpun atau merasa terganggu ketika aku menatapnya begitu lama karena ia menyadari situasi itu. Berbeda dengan mereka yaitu gadis-gadis yang mulai kesal ketika ada orang yang tidak dikenal memperhatikannya, gadis seperti ini biasanya akan langsung menyela ”kenapa lihat-lihat, ada yang aneh” . Gadis-gadis seperti inilah yang biasanya melemparkanku kembali ke dalam dunia lamunanku yang mewah.

Gadis itu dengan sabar membiarkan aku menatapnya sampai akhirnya aku menyapa dan dia tersenyum karena dia tahu aku mulai tertarik padanya.

  • Dia tahu kalau dirinya telah membuatku beralih dari Rutinitas lamunan BusKota kedalam dunianya.
  • Dia tahu kalau dirinya begitu menarik dan telah berhasil membuatku untuk tidak kembali melamun.
  • Dia tahu kalau dirinya berhasil membuatku melupakan semua lamunan dan memutuskan untuk menyapanya.
  • Dia tahu kalau sapaan itu adalah simbol ketertarikanku terhadapnya dan oleh karena itulah dia tersenyum.
  • Dia tidak ingin mengecewakanku dan dia ingin mengganti dunia lamunan yang ia hancurkan dengan dunia nyata dalam senyumannya.

Gadis seperti ini tidak bisa tidak adalah gadis yang pintar dan yah benar-benar membuatku tertarik. Bagaimana menurutmu?
Sampai disini dia baru meminta komentar saya, Dan yah saya cuma menanggapi seadanya

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tetapi menurutku kau kena waham :mrgreen:

Dan dia tertawa 😆 😆 😆 terus berkata

ah ya kau memang harus banyak belajar bahwa sebenarnya banyak hal sederhana yang dilupakan manusia karena hal itu dianggap tidak penting untuk dibahas.

Kemudian mengakhiri dengan

Semua yang kau pelajari, pikirkan, diskusikan dan kau tulis adalah seperangkat komponen dunia tersendiri dimana banyak orang merasa asing di dalamnya. Semua itu layak dibahas dalam kerangka yang khusus. Tetapi banyak hal sederhana dalam keseharianmu yang benar-benar kau alami setiap saat justru tidak pernah mendapat porsi besar dalam pikiranmu. Pikiranmu asyik dengan dunia metodologis yang khas dimana kau disibukkan oleh kumpulan metode dan analisis tetapi kau tidak memberikan porsi yang layak untuk dunia nyatamu dimana kau memiliki orang-orang yang menyayangimu, tertarik atau peduli denganmu.

Saya tidak tahu apakah cerita BusKota itu benar-benar terjadi atau tidak tetapi entah mengapa cerita ini dalam anggapan saya tidak sederhana. Sepertinya Pemuda ini sedang menyindir saya atau justru saya yang terlalu sensitif. Hmmm yah mungkin Dia benar saya memang tidak memikirkan keseharian saya seperti saya memikirkan soal Kebenaran dan sejenisnya. Utopis dalam dunia pemikiran dan Pecundang dalam dunia nyata. 😈

Masalah BusKota ini akan terus saya ingat dan yah saya ucapkan terimakasih buat Danrad, oh ya ini panggilan yang biasa kami gunakan pada Sang Pemuda BusKota. Pemuda sederhana yang biasa dan dari beliaulah saya belajar menjadi Orang biasa.

.

.

Salam Damai

Catatan : Spesial For Danrad maaf kalau ada sedikit perubahan dan penyesuaian. Salam buat semua dan doakan masalah saya cepat selesai 😦

14 Tanggapan

  1. Benar benar menyindir. *berkaca*

  2. Ah, iya, ini dia. Siapapun pemuda yang kau maksud, saya berbagi pemahaman dengannya. Saya jadi tidak merasa sendiri dengan pengalaman dan pikiran saya yang setelah ngeblog malah jadi tambah ruwet. 😀

    Keseharian, atau istilah teknis filsafatnya “lebenswelt”, memang luar biasa. Saya bisa dibilang jatuh cinta pada keseharian, pada sepeda motor, atau tukang nasi uduk di depan kosan. Pokoknya, yang partikular, yang remeh.

    Gadis seperti ini tidak bisa tidak adalah gadis yang pintar dan yah benar-benar membuatku tertarik. Bagaimana menurutmu?

    Tidak harus pintar sih. Tetapi kayaknya semua perempuan deskripsi SP menarik. Dan soal wahm, ah siapa sih yang bisa memastikan bahwa wahm itu tidak lebih nyata dari kenyataan! :mrgreen:

    *excited dengan post ini*

  3. Saya tidak tahu apakah cerita BusKota itu benar-benar terjadi atau tidak tetapi entah mengapa cerita ini dalam anggapan saya tidak sederhana. Sepertinya Pemuda ini sedang menyindir saya atau justru saya yang terlalu sensitif.

    hahaha … sepertinya memang sindiran.
    ingatkah dirimu, bahwa masih kamu perlu seperangkat dalil-dalil untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, tidakkah kamu lihat bahwa hanya dengan bermodal nurani saja akan mampu menghadirkan senyum yang indah dan tulus untuk dunia 😀

    *jangn diambil serius* :mrgreen:

  4. saya sendiri tidak terlalu ambil pusing dengan dikotomi filsuf dan non filsuf, tidak menganggap gila para filsuf itu juga tidak menganggap tolol para non filsuf itu. wong cuman jalan, cuman cara … tentu menggelikan kalau sampai dibesar-besarkan.

  5. *unclassified*

    Saya perhatikan, mas getole dan SP sepertinya saling mengagumi satu sama lain deh…. 😛

  6. Setelah Supra Fit, Bus Kota, what’s next? sangat impresif dari para pemikir hebat :mrgreen:

  7. Filsafat kelihatannya saja sulit (complicated) tapi sebenaranya mudah utk dijalani, kehidupan yg nyata mudah utk diamati namun sangat sulit utk dijalani.

    Akhirnya kita tdk tahu lagi mana yg sederhana dan mana yg complicated. Filsafat menjadi (nampak) sederhana ketika dijalani oleh ahlinya, begitu juga hidup nampak sederhana ketika dilakukan oleh sang ahlinya.

    Bagaimana mengaku filosof jika membedakan kelaparan dan rakus pun masih bermasalah, inikan salah satu cth menarik yaa.. :mrgreen: Nampak luar kelaparan dan rakus hampir tdk berbeda yg membedakannya adalah alasan dibalik tindakan tsb. Yang satu krn kelaparan yg lainnya krn ketamakan.

    Sebagaimana tidak tertarik bukan berarti tdk paham, maka terlibat bukan berarti tertarik.

    Gadis itu special/pintar? bisa jadi, tp tentunya yg lebih special adalah sang pria. Sang pria lupa bhw sang Gadis lah yg memilih duduk di sebelah sang Pria. Jangan salah seorg gadis tdk akan sembarang memilih tempat duduk, hanya pria yg membawa magnet khususlah yg membawanya… :P.

    PS: Apakah di dunia ini ada kebetulan? NO WAY…!!!

    Wassalam

  8. @truthseeker
    masalahnya tempat duduk yang kosong cuma di sebelah si pria, sementara yang laen udah terduduki :mrgreen: …. cerdas sekali itu gadis yak

  9. @Mas Dana

    Benar benar menyindir. *berkaca*

    Udah ganteng kok Mas :mrgreen:

    @Gentole

    Keseharian, atau istilah teknis filsafatnya “lebenswelt”, memang luar biasa. Saya bisa dibilang jatuh cinta pada keseharian, pada sepeda motor, atau tukang nasi uduk di depan kosan. Pokoknya, yang partikular, yang remeh.

    Beda sekali ya sama saya, saya mah nggak ahli soal yang partikular :mrgreen:

    Tidak harus pintar sih. Tetapi kayaknya semua perempuan deskripsi SP menarik.

    Kebanyakan wanita yang saya kenal memang menarik lho 😛

    @Watonist

    ingatkah dirimu, bahwa masih kamu perlu seperangkat dalil-dalil untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, tidakkah kamu lihat bahwa hanya dengan bermodal nurani saja akan mampu menghadirkan senyum yang indah dan tulus untuk dunia

    Jadi mikir serius :mrgreen:

    @Watonist

    saya sendiri tidak terlalu ambil pusing dengan dikotomi filsuf dan non filsuf, tidak menganggap gila para filsuf itu juga tidak menganggap tolol para non filsuf itu. wong cuman jalan, cuman cara … tentu menggelikan kalau sampai dibesar-besarkan.

    Seharusnya begitu dan saya sepakat, tetapi saya lihat orang menjadi semakin terbiasa membesar-besarkan 🙂

    @Mbak Snowie

    Saya perhatikan, mas getole dan SP sepertinya saling mengagumi satu sama lain deh

    Kalau saya mah memang kagum dengan beliau, kalau sebaliknya saya nggak tahu 🙂
    *nggak dilarang kan*

    @Mbak Hilda
    pura-pura nggak lihat ah 🙂

    @Truthseeker

    Filsafat kelihatannya saja sulit (complicated) tapi sebenaranya mudah utk dijalani, kehidupan yg nyata mudah utk diamati namun sangat sulit utk dijalani.

    Saya tidak mengerti apa itu yang mudah dan tidak mudah

    Akhirnya kita tdk tahu lagi mana yg sederhana dan mana yg complicated. Filsafat menjadi (nampak) sederhana ketika dijalani oleh ahlinya, begitu juga hidup nampak sederhana ketika dilakukan oleh sang ahlinya.

    Bagi saya, semuanya bisa sederhana atau semuanya juga bisa complicated. Eh saya nggak tertarik dengan ahli filsafat tetapi saya tertarik dengan itu yang namanya Ahli Kehidupan, Bisa dikenalkan pada saya? 🙂

    Apakah di dunia ini ada kebetulan? NO WAY…

    ada atau nggak, tidak jadi masalah buat saya :mrgreen:

    @Mbak Hilda
    Ah biasalah Mbak, namanya juga jawaban tipikal cowok 😛
    *siap-siap digampar truthseeker*

  10. Seharusnya begitu dan saya sepakat, tetapi saya lihat orang menjadi semakin terbiasa membesar-besarkan

    wah wah wah … kesindir nih saya
    ya wis … tolong jangan ditertawakan yah :mrgreen:

  11. @truthseeker

    “Bagaimana mengaku filosof jika membedakan kelaparan dan rakus pun masih bermasalah, …… Nampak luar kelaparan dan rakus hampir tdk berbeda yg membedakannya adalah alasan dibalik tindakan tsb. Yang satu krn kelaparan yg lainnya krn ketamakan.”

    Lapar = insting/naluri dari tubuh
    Tamak = insting/naluri dari nafsu

    Gitu kali mas….

  12. @hildalexander

    masalahnya tempat duduk yang kosong cuma di sebelah si pria, sementara yang laen udah terduduki :mrgreen: ….

    Sayangnya SP tidak melakukan klarifikasi apa alasan si Gadis duduk disebelahnya… 😛

    cerdas sekali itu gadis yak

    Iyya juga sih, what ever the reason, she did good decision.. 😉

    @Abu Syahzanan

    Lapar = insting/naluri dari tubuh => otak => nafsu makan tinggi
    Tamak = insting/naluri dari nafsu

    Jadi masih bingung nih mas. Kalau ilmu ttg lapar mungkin sdh jelas (ujung2nya juga nafsu, walaupun kita tahu nafsu makan adalah nafsu yg baik).
    Nahh kalau tamak ataupun rakus apa sdh ada ilmu yg menyelidikinya? Yang saya tahu sihh, rakus & tamak sama2 mengambil lebih lebih dr yg semestinya. Dan kita tahu itu nafsu yg jelek, tp gmn donk membedakannya secara objektif?

    Wasalam.. :mrgreen:

  13. […] Beliau dikenal sebagai SP (Sang Pemuda buskota). Rasanya SP pernah membuat thread khusus kenapa pemuda ini punya gelar begitu. Komentar yang pas buat dia adalah biasa, sangat malah. Berbeda […]

  14. […] Ehem bosan menyapa kalian lewat facebook sekalian sedikit curhat. Jadi inget orang aneh dengan filosofi buskota yang aneh pula. Tadi sore jalan-jalan nih sendirian jas luking luking, gak ada buku yang bagus, gak ada film yang […]

Tinggalkan komentar