Apakah Ada Ulama Sunni Yang Meyakini Tahrif Al Qur’an?

Apakah Ada Ulama Sunni Yang Meyakini Tahrif Al Qur’an?

Sebelumnya kami pernah mengatakan di dalam blog ini bahwa terdapat ulama Sunni [Ahlus Sunnah] yang meyakini adanya tahrif Al Qur’an. Ulama yang dimaksud adalah Mujahid bin Jabr Al Makkiy dan Utsman bin Abi Syaibah. Silakan ikuti pembahasan ini dan nilailah dengan objektif 

.

.

.حدثني محمد بن عمرو قال، حدثنا أبو عاصم، عن عيسى، عن ابن أبي نجيح، عن مجاهد في قوله: وإذ أخذَ الله ميثاق النبيين لما آتيتكم من كتاب وحكمة، قال: هي خطأ من الكاتب، وهي في قراءة ابن مسعود: وإذ أخذَ الله ميثاق الذين أوتوا الكتاب

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Amru yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aashim dari Iisa dari Ibnu Abii Najiih dari Mujaahid tentang ayat “waidz ‘akhadzallaahu miitsaaqan nabiyyiin lamaa ataytuukum min kitabin wa hikmatinn”. [Mujahid] berkata “itu adalah kesalahan dari juru tulis, dan dalam bacaan Ibnu Mas’ud adalah “waidz ‘akhadzallahu mitsaaqal ladziina ‘uutul kitaab” [Tafsir Ath Thabariy 6/553]

Riwayat ini sanadnya shahih hingga Mujahid, para perawinya tsiqat berikut perinciannya

  1. Muhammad bin ‘Amru adalah Muhammad bin ‘Amru bin ‘Abbas Al Bahiliy termasuk syaikh [guru] Ath Thabariy yang tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Khatib menyebutkan dengan sanadnya dari Abdurrahman bin Yusuf bahwa Muhammad bin ‘Amru Al Bahiliy tsiqat [Mu’jam Asy Syuyukh Ath Thabariy no 307 hal 556-564]
  2. Abu ‘Aashim Dhahhak bin Makhlaad termasuk perawi kutubus sittah [Bukhariy, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah]. Yahya bin Ma’in berkata “tsiqat”. Al Ijliy berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Abu Hatim berkata “shaduq, ia lebih aku sukai dari Rawh bin ‘Ubadah”. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat faqiih”. Ibnu Qaani’ berkata “tsiqat ma’mun”. [Tahdzib At Tahdzib juz 4 no 793]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat tsabit” [Taqrib At Tahdzib 1/444]
  3. Iisa bin Maimun Al Jarsyiy termasuk perawi Abu Dawud dalam Naasikh Wal Mansuukh. Yahya bin Ma’in berkata “tidak ada masalah padanya”. Ia telah dinyatakan tsiqat oleh Abu Hatim, Abu Dawud, Ali bin Madiniy, As Saajiy, Tirmidziy, Abu Ahmad Al Hakim, dan Daruquthniy. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan berkata “hadisnya lurus” [Tahdzib At Tahdzib juz 8 no 439]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat” [Taqrib At Tahdzib 1/776]
  4. Abdullah bin Abi Najih termasuk perawi kutubus sittah. Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in, Abu Zur’ah, Nasa’iy dan Al Ijliy menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [Tahdzib At Tahdzib juz 6 no 102].
  5. Mujahid bin Jabr Al Makkiy termasuk perawi kutubus sittah. Yahya bin Ma’in dan Abu Zur’ah berkata “tsiqat”. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat faqih alim banyak meriwayatkan hadis”. Ibnu Hibban berkata “faqih wara’ ahli ibadah mutqin”. Al Ijliy berkata “tabiin tsiqat” [Tahdzib At Tahdzib juz 10  no 68]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat imam dalam tafsir dan ilmu” [Taqrib At Tahdzib 2/159].

Ada sedikit illat [cacat] pada sanad ini yaitu Abdullah bin Abi Najih dikatakan melakukan tadlis dan ia dikatakan tidak mendengar tafsir dari Mujahid. Ibnu Hibban berkata dalam biografi Abdullah bin Abi Najiih

قَالَ يحيى الْقطَّان لم يسمع التَّفْسِير بْن أبي نجيح من مُجَاهِد قَالَ أَبُو حَاتِم بن أبي نجيح وَابْن جريج نظرا فِي كتاب الْقَاسِم بْن أبي بزَّة عَن مُجَاهِد فِي التَّفْسِير فرويا عَن مُجَاهِد من غير سَماع

Yahya Al Qaththaan berkata Ibnu Abi Najih tidak mendengar tafsir dari Mujahid, Abu Hatim berkata Ibnu Abi Najih, Ibnu Juraij melihat dalam kitab Al Qaasim bin Bazzah dari Mujahid maka keduanya meriwayatkan dari Mujahid bukan dari mendengar langsung [Ats Tsiqat Ibnu Hibban 7/5 no 8759]

وسئل علي: سمع ابن أبي نجيح التفسير من مجاهد ؟ قال: لا، قال سفيان: لم يسمعه أحد من مجاهد إلا القاسم بن أبي بزة أملاه عليه، وأخذ كتابه الحكم وليث وابن أبي نجيح

Aliy pernah ditanya “apakah Ibnu Abi Najih mendengar tafsir dari Mujahid?. Ia berkata “tidak, Sufyan berkata tidak seorangpun mendengar dari Mujahid kecuali Al Qaasim bin Abi Bazzah, ia mengimla’kan kepadanya, dan telah berpegang pada kitabnya Al Hakam, Laits dan Ibnu Abi Najih [Ma’rifat Wal Tarikh Ya’qub Al Fasawiy 1/215].

Maka illat [cacat] tersebut tergolong illat yang tidak menjatuhkan karena tafsir Ibnu Abi Najih dari Mujahid adalah melalui perantara Al Qaasim bin Abi Bazzaah dan ia seorang yang tsiqat [Taqrib At Tahdzib 2/18]. Apalagi riwayat Ibnu Abi Najih dari Mujahid telah diambil Bukhariy dan Muslim dalam kitab Shahih mereka. Kesimpulannya riwayat diatas sanadnya shahih.

Matan riwayat di atas menyatakan dengan jelas bahwa Mujahid bin Jabr Al Makkiy telah mengatakan ada kesalahan dalam Al Qur’an Ali ‘Imran ayat 81 yaitu

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ

Dan [ingatlah] ketika Allah SWT mengambil perjanjian dari para Nabi “Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu dari Kitab dan Hikmah…[QS Aliy Imran ; 81]

Menyatakan ada kesalahan dalam Al Qur’anul Karim baik sedikit ataupun banyak sama halnya dengan meyakini adanya tahrif Al Qur’an. Dalam menyikapi atsar Mujahid ini kami katakan bahwa perkataan Mujahid tersebut mungkar dan tertolak, Al Qur’an terjaga dari kesalahan karena Allah SWT telah menjaganya.

.

.

أنا أَبُو نُعَيْمٍ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ يَحْيَى الطَّلْحِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيَّ، يَقُولُ: قَرَأَ عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ: فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسِنَّوْرٍ لَهُ نَابٌ، فَقَالَ لَهُ بَعْضُ أَصْحَابِهِ: إِنَّمَا هُوَ {بِسُورٍ لَهُ بَابٌ} [الحديد: 13] فَقَالَ: أَنَا لَا أَقْرَأُ قِرَاءَةَ حَمْزَةَ، قِرَاءَةُ حَمْزَةَ عِنْدَنَا بِدْعَةٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Ahmad bin ‘Abdullah Al Haafizh yang berkata aku mendengar ‘Abdullah bin Yahya Ath Thalhiy mengatakan aku mendengar Muhammad bin ‘Abdullah Al Hadhramiy mengatakan Utsman bin Abi Syaibah membaca ayat “fadhuriba baynahum bisinnawril lahu naab”. Maka sebagian sahabatnya mengatakan kepadanya, sesungguhnya ayat itu adalah “bisuuril lahu baab” [QS Al Hadiid ; 13]. Maka ia berkata “aku tidak membaca dengan bacaan Hamzah, bacaan Hamzah di sisi kami bid’ah” [Al Jaami’ Li Akhlak Ar Raawiy Wa Adab As Saami’ Al Khatib 1/464-465 no 648]

Atsar di atas sanadnya shahih hingga Utsman bin Abi Syaibah, para perawinya tsiqat berikut rinciannya

  1. Abu Nu’aim Ahmad bin ‘Abdullah Al Hafizh adalah Ahmad bin Abdullah bin Ahmad bin Ishaaq bin Muusa bin Mihraan, Abu Nu’aim Al Ashbahaniy seorang Imam hafizh tsiqat allamah syaikh islam [As Siyaar Adz Dzahabiy 17/454]
  2. Abdullah bin Yahya bin Mu’awiyah Ath Thalhiy, ia telah dinyatakan tsiqat oleh Al Haafizh Muhammad bin Ahmad bin Hammaad [Tarikh Al Islam Adz Dzahabiy 26/210]
  3. Muhammad bin ‘Abdullah Al Hadhramiy seorang hafizh shaduq muhaddis kufah, Daruquthniy menyatakan ia tsiqat, Al Khaliliy berkata “tsiqat hafizh” [As Siyaar Adz Dzahabiy 14/42-43]
  4. ‘Utsman bin Abi Syaibah termasuk perawi Bukhariy, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah. Ia termasuk gurunya Bukhariy dan Muslim. Yahya bin Ma’in menyatakan ia tsiqat. Abu Hatim berkata “shaduq”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [Tahdzib At Tahdzib juz 7 no 299]

Atsar di atas membuktikan bahwa ‘Utsman bin Abi Syaibah mengingkari salah satu ayat Al Qur’an surah Al Hadiid ayat 13 yaitu pada lafaz berikut

فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ

Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu [QS Al Hadiid ; 13]

Utsman bin Abi Syaibah justru tidak menerima bacaan Al Qur’anul Kariim ini dan menyatakannya sebagai bid’ah. Hal ini membuktikan bahwa dalam keyakinannya bacaan Al Qur’an surah Al Hadiid ayat 13 yang ada sekarang adalah bacaan yang bid’ah atau diada-adakan. Keyakinan seperti ini sama saja dengan menyatakan adanya tahrif Al Qur’an.

Sebagian orang akan melakukan pembelaan basa-basi dengan mengatakan bahwa hal itu hanya merupakan perbedaan qira’at atau qira’at syaadz dan bukan menunjukkan adanya tahrif Al Qur’an. Pembelaan ini tidak ada gunanya karena hanya permainan kata-kata yang tidak bermakna. Terserah apapun para pembela itu menyebut qira’at begini qira’at begitu faktanya kedua ulama tersebut Mujahid dan Utsman bin Abi Syaibah menolak bacaan Al Qur’an yang jelas-jelas sudah beredar di kalangan kaum muslimin. Meyakini adanya bacaan lain kemudian mengingkari bacaan Al Qur’an yang beredar di kalangan kaum muslimin sama halnya dengan meyakini adanya tahrif Al Qur’an.

Atau ada pembelaan lain terkait kasus Utsman bin Abi Syaibah, mereka menyatakan bahwa Utsman bin Abi Syaibah itu tidak menghafal Al Qur’an maka apa yang ia baca bukan menunjukkan tahrif Al Qur’an tetapi ia hanya tidak menghafalnya. Pembelaan inipun tertolak karena kalau memang hakikatnya Utsman bin Abi Syaibah tidak menghafal Al Qur’an maka ketika ia diingatkan oleh para sahabatnya maka ia akan mengoreksi hafalannya bukannya malah menyatakan bacaan yang sebenarnya sebagai bid’ah. Justru atsar tersebut menunjukkan bahwa Utsman bin Abi Syaibah hafal dan yakin akan bacaannya dan mengingkari bacaan Al Qur’an yang beredar di kalangan kaum muslimin dengan berkata bid’ah.

.

.

.

Tulisan ini kami buat bukan bertujuan untuk merendahkan mazhab Ahlus Sunnah melainkan hanya ingin menyajikan informasi yang berimbang terkait masalah tahrif Al Qur’an. Para nashibiy suka merendahkan mazhab Syi’ah dan mengkafirkan mazhab Syi’ah karena didapati sebagian ulama Syi’ah meyakini tahrif Al Qur’an. Padahal hakikat sebenarnya sebagian ulama Syi’ah yang lain mengingkari keyakinan adanya tahrif Al Qur’an dan dalam mazhab Sunnipun ternyata ditemukan ada juga ulama yang meyakini tahrif Al Qur’an.

Tentu kita tidak dapat mengkafirkan suatu mazhab hanya karena pernyataan sebagian ulama mazhab tersebut dimana sebagian ulama lain mengingkari pernyataan mereka. Kami akan menawarkan solusi yang sederhana, siapapun ulamanya baik dalam mazhab Sunni atau Syi’ah yang menyatakan adanya tahrif Al Qur’an maka pernyataan ini tertolak dan tidak perlu dihiraukan karena bertentangan dengan Al Qur’anul Kariim yang jelas-jelas dijaga oleh Allah SWT.

27 Tanggapan

  1. Lanjutkan terus Ustadz penjelasannya. Saya meyakini, secara tersirat penjelasan anda ini berorientasi pada persatuan Sunni-Syiah dengan memberikan pemikiran berimbang.

    Jangan hiraukan para pendengki itu. Mental anda terlalu kuat hanya untuk berciut-nyali menghadapi kicauan para pendengki.

    Salam untuk anda.

  2. Subhanallah anda kecil tapi dalam ilmunya dan semoga islam bersatu antara sunni syiah….

  3. Ustad Secon saya mohon izin dar Ustad untuk mengcopi artikel – artkelnya bolehkan? dan mohon sudilah kiranya Bapak untuk menganalisa sanad hadis tentang 12 Imam yang disebutkan semua namanya yg terdapat dalam kitab Yanabu …. (lupa nama kitabnya) apakah hadis tersebut Shohih, Dhoif, atau apalah. Ustad hadis tersebut sangat pentng bagi saya. Mohooooon Plizzz….!!! Semoga Alloh membalas semua kebaikan Ustad. Amiin.

  4. Pernah baca dimana lupa, kan alquran turun sedikit demi sedikit dan Al Quran diambil dari INDUK kitab yang “DIJAGA” jadi argumen yang blg klo yang dijaga itu ya induk dari Al Quran itu. Sdgkan Al Quran yang kita baca boleh jadi ada perbedaan.
    Meskipun masuk akal tapi musykil juga krn yang hapal Al Quran itu kan banyak dan nabi juga pasti ngecek hapalan dari para sahabat. Jadi setuju ustad SP ulama Sunni atau Syi’ah yg blg kalau Al Quran tjd perbedaan HARUS DITOLAK

  5. Suherman. Hadits 12 khalifah adalah shahih. Tapi apakah yg dimaksud 12 imam itu itrah nabi dari Imam Husein sampai Imam Mahdi, Kiyai SP sendiri bilang menemukan sanadnya disisi ahlussunnah.

    Saya juga menunggu analisa kiyai SP menengai hadits 12 khalifah dari sisi syiah.

    Karena spt-nya Kiyai SP ini mahir baik hadits sunni maupun syiah.

    Two thumbs up Kiyai SP..

  6. Ralat. Kiyai SP bilang “belum” menemukan sanadnya dari sisi ahlusunnah utk hadits 12 khalifah.

  7. SP amat sangat pantas dipanggil Kiyai. Kelasnya bukan ustadz lagi kalo gini..:D

  8. setuju..!!
    Semoga Allah limpahkan rahmat kepada Kiai SP

  9. saya dapat penjelasan dr blog sebelah. tolong kyai sp memberi tanggapan..

    [1]. Adanya satu atau dua riwayat yang mengatakan ini dan itu, di luar pemahaman mainstream para ulama, tidak boleh langsung diterima begitu saja. Harus dilakukan tash-hih (penshahihan) dulu, apakah riwayat tersebut shahih atau tidak. Riwayat-riwayat yang mengatakan telah terjadi perubahan pada Al Qur’an, rata-rata tidak diterima. Karena alasannya: (a) Bertentangan dengan Surat Al Hijr ayat 9, bahwa Allah yang menurunkan Al Qur’an dan Dia pula yang menjaganya; (b) Bertentangan dengan riwayat-riwayat yang lebih kuat, bahwa Al Qur’an itu sempurna, tidak mengalami perubahan; (c) Bertentangan dengan Ijma’ kaum Muslimin sejak masa Rasulullah dan para Shahabat, sampai hari ini. Dengan alasan itu, maka dari sisi telaah Dirayah (substansi hadits), hadits-hadits yang menjelaskan adanya Tahrif itu tertolak. Dalam ilmu hadits, sebuah hadits yang bertentangan secara pasti dengan riwayat-riwayat yang lebih kuat, ia tertolak.

    [2]. Dalam ilmu hadits disebutkan sifat Hadits Mutawatir. Ia adalah hadits yang paling kuat, karena diriwayatkan dari satu generasi ke generasi lain secara kolektif. Bukan sejenis hadits Ahad yang diriwayatkan oleh perawi personal. Orisinalitas Al Qur’an termasuk bagian dari warisan Islam yang diriwayatkan secara Mutawatir oleh para Shahabat, kemudian ke Tabi’in, ke Tabi’ut Tabi’in, dan seterusnya. Dalam hal ini berlaku sebuah kaidah penting: “Tidak mungkin manusia yang banyak, di zaman Shahabat, akan bersepakat untuk dusta bersama-sama menutupi adanya kenyataan bahwa Al Qur’an mengalami distorsi.”

    [3]. Metode pewarisan Al Qur’an dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan cara sebagai berikut: Diajarkan secara talaqqi (pengajaran langsung) dari guru ke murid; ayat-ayat dihafal secara sempurna dan muraja’ah terus-menerus; penulisan Mushaf yang disaksikan oleh para Shahabat dan diteliti ulang oleh mereka; adanya periwayatan silsilah secara bersambung dalam bidang bacaan dan hafalan. Dengan metode demikian, sangat mustahil akan ada distorsi, karena sistemnya telah diproteksi secara ketat. Sampai saat ini, baik bacaan maupun hafalan Al Qur’an, ada silsilah sanad-nya sampai ke Rasulullah Shallallah ‘Alaihi Wasallam.

    [4]. Kalau benar perkataan bahwa Surat Al Ahzab telah berubah (semula 200 ayat, lalu jadi 73 ayat), tentulah hal itu akan diketahui secara MUTAWATIR oleh para Shahabat. Tidak mungkin hanya Aisyah Radhiyallahu ‘Anha saja yang mengetahui. Sangat tidak mungkin hanya Aisyah yang tahu, sementara yang lain lalai. Kesimpulan seperti itu sama saja dengan mengatakan, bahwa: para Shahabat Nabi sepakat untuk berbohong secara berjamaah. Hal ini adalah tuduhan berbisa. Tuduhan semisal ini kalau muncul dari kalangan Syiah, tidak dianggap aneh. Sebab, salah satu “amal shalih” ajaran kekufuran mereka, adalah mencaci-maki para Shahabat dan menistakan kehormatan mereka. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

    [5]. Harus dipahami, bahwa Mushaf Utsmani bukanlah Mushaf yang pertama kali ditulis oleh para Shahabat. Mushaf yang pertama adalah Mushaf Induk yang ditulis oleh panitia yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘Anhu. Mushaf itu disusun atas usul Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu kepada Khalifah Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu, ketika dalam satu pertempuran ada sekitar 70 hafizh Al Qur’an wafat dalam peperangan. Kalau Mushaf tidak segera ditulis, khawatir nanti Ummat Islam akan kesulitan menjaga orisinalitas Al Qur’an. Dari motivasi penyusunan Mushaf ini saja sudah tampak, bahwa tujuannya adalah menjaga ORISINALITAS Al Qur’an. Dan para Shahabat di zaman Khalifah Abu Bakar sudah Ijma’ menerima keaslian Mushaf itu. Tidak ada penolakan sedikit pun di kalangan mereka. Sedangkan Mushaf Ustmani, yang ditulis di masa Khalifah Utsman Radhiyallahu ‘Anhu, hal itu sifatnya hanya PENGGANDAAN saja, bukan penulisan Mushaf sejak awal. Mushaf Induk dari zaman Khalifah Abu Bakar disalin empat, sehingga semuanya ada 5 Mushaf. Tujuan penggandaan ini adalah untuk menyatukan bacaan Al Qur’an kaum Muslimin, agar tidak terjadi .

  10. doni,

    mas doni ana kasihan saja melihat antum yg meyakini pemaparan dari bloq yg antum kutip tersebut yg nyata2 dipaparkan oleh mas SP begitu gamblang dan jelas, kecuali bagi orang yg syiahphobia dan fanatiq mazhab.

    Sebenarnya tahrif al-quran dihadist suni syiah sudah final, bahwa hadist kedua mazhab (suni dan syiah ) telah memuat tentang adanya tahrif. dan keduanya mengingkari adanya tahrif tersebut. tapi wahabi pembenci syiah selalu mengekspose hadist-hadist syiah yg menyatakan adanya tahrif al-quran dan lucunya wahabi membantah habis-habisan tidak adanya tahrif al-quran dalam riwayat suni. orang yg banyak membaca hadist akan mengetahui hal itu. Bahkan ulama hadist sekelas bukhari dan muslim serta ahmad bin hambal ikut mencantumkan dalam riwayat hadist mereka masing2

    tapi baiklah ana akan berikan secara jelas dan tegas jika keterangan mas SP masih ada celah untuk antum ngeles.

    HADIST-HADIST SUNI YG MENYATAKAN ADANYA TAHRIF DALAM AL-QURAN :

    HR.BUKHARI NO: 4190 (no.hadist berdasarkan 9 kitab imam hadist)
    Imam Bukhari meriwayatkan di dalam kitab sahihnya, dengan bersanad dari Ibnu Abbas yang berkata bahwa Umar
    bin Khattab telah berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad saw dengan kebenaran dan telah menurunkan Al-Qur’an kepadanya. DI ANTARA AYAT-AYAT YANG DITURUNKAN OLEH ALLAH ITU IALAH AYAT RAJAM, yang kami telah MEMBACANYA, MENGHAPALNYA DAN MEMAHAMINYA. Oleh karena itu, Rasulullah saw melaksanakan hukum rajam, dan begitu juga kami sepeninggalnya. Sungguh aku khawatir jika jaman berlangsung lama atas manusia akan ada orang yang mengatakan, ‘Demi Allah, kami tidak menemukan ayat rajam di dalam Kitab Allah’, maka mereka pun menjadi sesat karena meninggalkan kewajiban yang telah diturunkan Allah…” Hingga Umar bin khattab mengatakan, “Begitu juga kami pernah membaca sebuah ayat di dalam Kitab Allah yang berbunyi,
    ‘JANGANLAH KAMU MEMBENCI BAPAK-BAPAKMU, KARENA YANG DEMIKIAN ITU ADALAH KEKUFURAN BAGIMU, DAN SESUNGGUHNYA KEKUFURAN BAGIMU IALAH KAMU MEMBENCI BAPAK-BAPAKMU

    hal yang sama dapat kita saksikan juga dihadist BUKHARI NO : 6327

    pemerhati bloq dapat langsung mengcrosschek kebenaran hadist bukhari tersebut disini
    http://www.lidwa.com/app/

    pertanyaannya adalah :
    1. silahkan tunjukan kepada ana dimana SURAH DAN AYAT RAJAM TERDAPAT di AL-QURAN sebagaimana yg tertulis dalam hadist tersebut

    2. silahkan tunjukan kepada ana SURAH APA DAN AYAT BERAPA “ JANGANLAH KAMU MEMBENCI BAPAK-BAPAKMU, KARENA YANG DEMIKIAN ITU ADALAH KEKUFURAN BAGIMU, DAN SESUNGGUHNYA KEKUFURAN BAGIMU IALAH KAMU MEMBENCI BAPAK-BAPAKMU”

    Sebab ana yg sedikit ilmu ini belum menemukan kedua ayat tersebut dalam al-quran. Siapa tahu mas doni dapat menunjukan pada ana atau juga teman-teman pemerhati bloq sudi kiranya memberitahu ana. Terima kasih

  11. HADISTBUKHARI 6328. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa’d dari Shalih dari Ibnu Syihab dari ‘Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud dari Ibnu ‘Abbas mengatakan; aku menyampaikan petuah-petuah untuk beberapa orang muhajirin yang diantara mereka adalah ‘Abdurrahman bin Auf, ketika aku berada di persinggahannya di Mina dan dia bersama Umar bin Khattab, di akhir haji yang dilakukannya…….” Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam dengan membawa kebenaran, DAN TELAH ALLAH TURUNKAN AL QUR`AN KEPADANYA, YANG DIANTARA YANG ALLAH TURUNKAN ADALAH AYAT RAJAM SEHINGGA BISA KITA BACA, KITA PAHAMI DAN KITA CERMATI”….dst

    mas doni juga bisa melihat HADIST BUKHARI No:6778
    ……..”ALLAH TELAH MENGUTUS MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM DENGAN MEMBAWA KEBENARAN DAN MENURUNKAN AL KITAB (AL-QURAN) BERSAMANYA, YANG DIANTARA AYAT YANG DITURUNKAN ADALAH AYAT RAJAM.”

    silahkan lihat dilink ini (antum hanya memasukan nomer hadist dan buktikan sendiri)
    http://www.lidwa.com/app/

  12. HR.MUSLIM NO. 1740. ( versi 9 kitab imam hadist-lidwa) Telah menceritakan kepadaku suwaid bin said Telah menceritakan kepada kami ali bin mushir dari daud Dari abu harb bin Abul Aswad, dari bapaknya ia berkata “ketika Abu Musa Al Asy’ari mengutus seorang untuk memanggil Qurra (kelompok ahli Al Qur’an ), maka maka datanglah kepadanya 300 orang yg benar-benar menguasai bacaan Al Qur’an, kemudian ia berkata, ‘Kalian adalah sebaik-baik penduduk Bashrah, dan kalian adalah qurra mereka. maka bacalah, dan jangan kalian meninggalkannya terlalu lama hingga membuat hati kalian akan membatu, seperti mengerasnya hati orang-orang sebelum kalian.’ Sesungguhnya kami membaca sebuah surah yang kami serupakan panjang dan kerasnya Surah bara’ah, kemudian aku dilupakan, tetapi aku masih ingat sedikit darinya (ayat) yaitu “KALAU SEANDAINYA ANAK/CUCU ADAM MEMILIKI HARTA BENDA SEBANYAK DUA BUKIT NISCAYA IA AKAN MENCARI BUKIT YANG KETIGA. DAN TIDAK ADA MEMENUHI PERUT ANAK/CUCU ADA KECUALI TANAH. Saat itu kami juga membaca sebuah surah yang serupa dengan salah satu al-musabbihat ( surat yg diawali dengan sabbaha) kemudian aku dilupakan, tetapi aku masih hapal sedikit daripadanya yaitu berbunyi,’ WAHAI ORANGYANG BERIMAN KENAPA KALIAN MENGATAKAN HAL-HAL YANG TIDAK KAMU LAKUKAN, AKAN DITULIS PERSAKSIAN DI LEHER KALIAN, DAN KELAK PADA HARI KIAMAT KALIAN AKAN DITANYA TENTANG HAL TERSEBUT”

    Silahkan antum tunjukan pada ana ayat yg dimaksud dalam hadist muslim tersebut. ia terdapat disurah apa dan ayat berapa tepatnya kalimat (2 ayat) yg ini

    1. “KALAU SEANDAINYA ANAK/CUCU ADAM MEMILIKI HARTA BENDA SEBANYAK DUA BUKIT NISCAYA IA AKAN MENCARI BUKIT YANG KETIGA. DAN TIDAK ADA MEMENUHI PERUT ANAK/CUCU ADA KECUALI TANAH.

    2. WAHAI ORANGYANG BERIMAN KENAPA KALIAN MENGATAKAN HAL-HAL YANG TIDAK KAMU LAKUKAN,’ AKAN DITULIS PERSAKSIAN DI LEHER KALIAN, DAN KELAK PADA HARI KIAMAT KALIAN AKAN DITANYA TENTANG HAL TERSEBUT”

    http://www.lidwa.com/app/

  13. doni
    JADI INTINYA DIHADIST SUNI DAN SYIAH TERDAPAT TAHRIF AL-QURAN.

    Dan kedua mazhab mengakui kalo hadist ini bertentangan dengan Al-quran. Tapi dilemma mazhab suni sudah terlanjur mengatakan bahwa HADIST BUKHARI-MUSLIM ADALAH KITAB TERSHAHIH SETELAH AL-QURAN sedangkan hadist-hadist dalam kitab syiah tidak demikian bahkan al-kafi kitab standart syiah banyak sekali memuat hadist-hadist dhoif dan ada juga palsu atau maudhu dan ini diakui oleh ulama2 syiah. makanya antum tak pernah mendengar ulama syiah yg muktabar mengatakan kitab hadist al-kafi adalah kitab shahih .

    Sehingga ketika menemukan TAHRIF DALAM HADIST BUKHARI-MUSLIM KALIAN KEBINGUNGAN. Dibilang palsu atau dhoif gugurlah DOKTRIN BAHWA HADIST BUKHARI-MUSLIM ADALAH HADIST TERSHAHIH. MAU DIKATAKAN SHAHIH JELAS SESAT DAN MENYESATKAN KARENA BERTENTANGAN DGN AYAT AL-QURAN.

  14. Doni
    Kalau benar perkataan bahwa Surat Al Ahzab telah berubah (semula 200 ayat, lalu jadi 73 ayat), tentulah hal itu akan diketahui secara MUTAWATIR oleh para Shahabat. Tidak mungkin hanya Aisyah Radhiyallahu ‘Anha saja yang mengetahui. Sangat tidak mungkin hanya Aisyah yang tahu, sementara yang lain lalai….dst

    Ana jawab

    Yg ana tahu itu bukan diriwayatkan oleh aisyah tapi diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab . berikut hadistnya:

    Musnad ahmad no 20260 (versi 9 kitab imam hadist-lidwa)

    Telah menceritakan kepada kami Abdullah Telah menceritakan kepada ku wahab bin baqiyah Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Abdullah ath thahan dari yazid bin abu ziyad dari zir bin hubaisy dari Ubay bin Ka’ab yang berkata, “BERAPA AYAT ANDA MEMBACA SURAT AL-AHZAB?” zir bin hubaisy menjawab, ” TUJUH PULUH AYAT LEBIH.” UBAY BIN KA’AB BERKATA,
    “SUNGGUH, SAYA TELAH MEMBACANYA BERSAMA RASULULLAH SAW (PANJANGNYA) SEPERTI SURAT AL-BAQARAH ATAU LEBIH BANYAK DARINYA, DAN DI DALAMNYA TERDAPAT SURAT TENTANG HUKUM RAJAM

    Mungkin hadist ( Surat Al Ahzab telah berubah (semula 200 ayat, lalu jadi 73 ayat) )yang antum maksudkan adalah hadist yang ini

    Imam Ahmad bin Hanbal mengeluarkan di dalam Musnadnya, dari UBAY BIN KA’AB yang berkata, “BERAPA AYAT ANDAMEMBACA SURAT AL-AHZAB?” DIJAWAB, “SEKITAR TUJUH PULUH TIGA SAMPAI TUJUH PULUH SEMBILAN AYAT.” UBAY BIN KA’AB BERKATA, “Sungguh, saya telah membacanya bersama Rasulullah saw panjangnya seperti surat al-Baqarah, dan di dalamnya
    terdapat ayat rajam “ (Musnad Ahmad, jld. 5, hal. 131.)

    http://www.lidwa.com/app/

  15. tulisan-tulisan mas SP sangat membantu tidak meluasnya fitnah yg disebarkan wahabi dari najd dan mencounter isu orang-orang awam yg telah teracuni pikirannya oleh wahabi bahwa suni dan syiah tdk mungkin bersatu. Dimana tujuan mereka agar sesama umat islam terus berkelahi (suni-syiah) dan melupakan tugas utama dan musuh bersama YAITU KAFIR HARBI (yahudi yg menjajah palestina dan nasrani barat yg mendukung yahudi serta menghancurkan islam)

    pemerhati bloq tahu kenapa wahabi lakukan hal ini ???
    sebab bani saud raja saudi arabia telah bersekutu dan jadi jongos yahudi.

    APA BUKTINYA ???
    Silahkan lihat sendiri pangkalan meliter AS kafir harbi (baca : tentara yahudi dan nasrani dibawah bendera amerika ) sampai saat ini berdiri disaudi arabia. dan syiekh-syiekh jongos bani saud tersebut diam seribu bahasa bahkan pada saat rudal dan pesawat tempur AS (yahudi dan nasrani) membantai dan membunuh ribuan kaum muslimin mulai dari orang tua, wanita dan anak-anak yg tak berdosa diirak, afganistan dan libya.

    lalu tanpa malu teriak-teriak syiekh/ustad jongos wahabi seperti pahlawan kesiangan : “kamilah (wahabi) yang paling menegakkan tauhid dan mengikuti sunah nabi saw ” ?? ….. DASAR SEKTE PEMBUALAN….

  16. mas sp
    ana mohon maaf kalo mencopas tulisan antum lupa meminta izin terlebih dahulu. Ana mohon diikhlaskan akan kesalahan ana. dan ana minta izin juga untuk mengcopas tulisan-tulisan antum yang lain, yang sangat kritis dan bermutu sehingga membuka cakrawala orang yg mau berpikir dan mencari kebenaran. Semoga Allah membalas semua kebaikan mas SP

    Semoga persatuan suni dan syiah segera terwujud, sehingga umat islam bersatu menghadapi musuh bersama yaitu kafir harbi dikalangan yahudi dan nasrani yg banyak membantai umat islam (amiin)

  17. Maaf saya orang awam ga ngerti bahasa arab…

    Boleh tanya hal lain ga?

    Keluarga terdekat saya pernah tugas di Teheran, ada yang bisa memberikan penjelasan:

    1. kenapa di Teheran adzannya berbeda dengan adzan yang ada di Indonesia (ada tambahan kalimat syahadat Ali) ?
    2. kenapa di Teheran tidak ada masjid seperti di Indonesia, beberapa masjid di sana (yang keluarga saya datangi) tempat imamnya lebih rendah (masuk ke dalam tanah), trus kaligrafi di dinding masjid selain syahadat atas Nabi Muhammad ada tambahan Ali?
    3. Yang paling mengejutkan kenapa di Teheran ada beberapa sinagog (tempat ibadah yahudi) tapi masjid yang seperti di Indo ga ada? #*$## Pusing pala barbie… 🙂
    4. kenapa di Teheran ada perayaan Festival Api, apakah ada kaitannya dengan bangsa penyembah api (majusi). Perayaan itu dilaksanakan 19 Maret 2014 (googling aja ada di tempo.com), kalo negara Islam kok bisa dapat izin resmi? #*%$ makin pusing pala barbie…

    Apa sih yang sebenarnya terjadi di Iran????

    Ohya satu lagi pernah nonton di youtube, yang ngisi ust/ulama dari India kalo ga salah, katanya:
    1. ada beberapa nama anak keturunan dari jalur Ali yang diberi nama dengan nama Abu Bakar/Umar/Utsman,
    2. ada beberapa anak keturunan Ali juga yang menikah/berbesan dengan anak keturunan Abu Bakar/Umar/Utsman,

    berhubung saya tidak bisa bahasa arab, bisakah mas nya carikan di kitab-kitab asli bahasa arab, apakah benar pernyataan tsb?

    Kalo bener kok rasanya aneh ya, kalo Ali membenci Abu Bakar/Umar/Utsman kenapa anak keturunannya diberi nama dan menikah dengan keluarga musuhnya???? #@%&&* puciiiiingggg…

    Trus kalo Ali tidak ridho dengan Abu Bakar/Umar/Utsman yang dituduh merebut kekuasaan yang seharusnya diberikan ke Ali, kenapa Ali diem saja pada saat ketiganya berkuasa??? Dengan kata lain kalo gitu Ali penakut donk….

    Maaf ya kalo komentar saya aneh dan culun… karena saya orang awam…

  18. @orang awam

    Wah saya tidak tahu Mas, saya belum pernah ke Teheran. Saya tidak tahu itu benar atau tidak. Kenapa Mas tidak tanya keluarganya yang tinggal di Teheran apa yang terjadi disana?.

    Ohya satu lagi pernah nonton di youtube, yang ngisi ust/ulama dari India kalo ga salah, katanya:
    1. ada beberapa nama anak keturunan dari jalur Ali yang diberi nama dengan nama Abu Bakar/Umar/Utsman,
    2. ada beberapa anak keturunan Ali juga yang menikah/berbesan dengan anak keturunan Abu Bakar/Umar/Utsman,
    berhubung saya tidak bisa bahasa arab, bisakah mas nya carikan di kitab-kitab asli bahasa arab, apakah benar pernyataan tsb?

    Saya pernah menulis sedikit terkait hal ini. Silakan dicek

    Studi Kritis Imam Ali Menamakan Putranya Abu Bakar, Umar dan Utsman.

    Kalo bener kok rasanya aneh ya, kalo Ali membenci Abu Bakar/Umar/Utsman kenapa anak keturunannya diberi nama dan menikah dengan keluarga musuhnya????

    Haaa siapa yang bilang Aliy membenci Abu Bakar, Umar dan Utsman. Itu nanya saya atau nanya orang lain

    Trus kalo Ali tidak ridho dengan Abu Bakar/Umar/Utsman yang dituduh merebut kekuasaan yang seharusnya diberikan ke Ali, kenapa Ali diem saja pada saat ketiganya berkuasa??? Dengan kata lain kalo gitu Ali penakut donk…

    Nggak juga, orang diam bukan berarti penakut. Kalau seseorang melihat lebih banyak fitnah dan mudharat jika memerangi penguasa maka sikap diam dan bersabar itu bisa dimaklumi. Saya cuma membantah alasan anda bahwa diam otomatis penakut. Alasan sebenarnya kenapa Imam Aliy diam itu hanya Allah SWT yang tahu. Siapapun boleh saja berasumsi dengan dasar qarinah [petunjuk] yang mereka miliki.

  19. Terima kasih Mas penjelasannya…. Berarti secara logika Aliy ga membenci Abu Bakar/Umar/Utsman ya Mas….

    “Tanya kenapa” mahzab syiah sebegitu membenci 3 sahabat tsb kalo Aliy dan keluarga sendiri tidak membenci bahkan mencintai 3 sahabat tersebut, buktinya menjadi besan dan menamakan dengan nama 3 sahabat tsb??? @!%$&* tanya kenapa tanya kenapa…..

  20. W O W

    يجوز للمتزوجة ان تتمتع من غير أذن زوجها ، وفي حال كان بأذن زوجها فأن نسبة الأجر أقل ،
    شرط وجوب النية انه خالصاً لوجه الله

    “Diperbolehkan bagi seorang istri untuk bermut’ah (kawin kontrak dengan lelaki lain) tanpa izin dari suaminya, dan jika mut’ah dengan izin suaminya maka pahala yang akan didapatkan akan lebih sedikit, dengan syarat wajibnya niat bahwasanya ikhlas untuk wajah Allah” Fatawa 12/432

    Mana lo gika???

  21. @ orangawam

    Coba saya tanya, anda dapat dari mana kutipan itu. Kitab Fatawa yang anda nukil itu siapa yang nulis. Apa anda pernah baca bukunya?. Jadi sebelum heboh sendiri lebih baik anda cek dulu benar atau tidak. Kalau tidak benar berarti anda sedang berdusta kan, saya kasihan sekali dengan orang seperti anda. Sebelum berbicara tentang logika tolong pakai dulu logikanya 🙂

  22. Dari aku FB istri Kang Jalal 😀 tapi skrg sudah dihapus kayaknya….

  23. Silakan aja ditanya ke istrinya Kang Jalal… monggo ikut nyimak…. ***joged joged

  24. @orangawam

    Maaf orang seperti anda ini menggelikan. Akun facebook yang nggak jelas kok jadi referensi. Terus dipercaya lagi. Takutnya lama-lama nanti sinetron anda jadikan referensi :mrgreen:

  25. […] Apakah Ada Ulama Sunni Yang Meyakini Tahrif Al Qur’an? […]

  26. Umat islam jaman dulu tidak mau ikut si empunya pintu ilmu. jadinya muncul sekte dan macem macem aliran ditambah ulama yang bikin pendapat beda-beda. kita-kita ini cuma kebagian bingungnya saja, untungnya masih ada orang yang tahu boso arab mau berbagi elmunya. selanjutnya terserah andaaaa

  27. Sholawat 3kali

Tinggalkan komentar