Syiah Berkata Ali Lebih Pemberani Dari Rasulullah [Shallallahu ‘Alaihi Wasallam]?

Syiah Berkata Ali Lebih Pemberani Dari Rasulullah [Shallallahu ‘Alaihi Wasallam]?

Berkatalah salah seorang dengan lisannya yang kotor bahwa diantara penghinaan Syiah kepada Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah ghuluw terhadap Aliy sehingga memuliakannya di atas Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Ia mengutip perkataan Nikmatullah Al Jaza’iriy dalam kitabnya Anwar An Nu’maniyah

وأما ألثلاث التي أعطى علي ولم أشاركه فيها فإنه أعطي شجاعة ولم أعط مثله وأعطى فاطمة الزهراء ولم اعط مثلها وأعطى ولديه الحسن والحسين عليهما السلام ولم أعط مثلهما

Adapun tiga perkara yang diberikan kepada Ali dan Aku tidak memiliki perkara yang serupa adalah Dia diberikan keberanian dan Aku tidak memiliki yang semisalnya. Dia diberikan Fathimah Az Zahraa’ dan Aku tidak memiliki yang semisalnya. Dia diberikan anak-anak seperti Al-Hasan dan Al-Husain [‘alaihimas salam] dan Aku tidak memiliki yang semisal keduanya [Anwar An Nu’maniyah Sayyid  Al Nikmatullah Jaza’iriy 1/19]

Anwar Nu'maniyah juz 1

Anwar Nu'maniyah juz 1 hal 19

.

Nampak bahwa Sayyid Al Jaza’iriy membawakan riwayat dari Syaikh Shaduq bahwa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata [riwayat di atas]. Riwayat ini ternukil tanpa sanad dalam kitab Anwar An Nu’maniyyah. Sebenarnya asal riwayat ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Syaikh Ath Thuusiy dalam kitab Amaliy-nya yaitu sebagaimana berikut

Amaliy Syaikh Ath Thuusiy

Amaliy Syaikh AthThuusiy hal 513 dan 514

أخبرنا ابن الصلت، قال: أخبرنا ابن عقدة، قال: حدثنا علي بن محمد القزويني، قال: حدثنا داود بن سليمان الغازي، قال: حدثنا علي بن موسى، عن أبيه، عن جده عن محمد بن علي، عن أبيه، عن علي بن الحسين، عن أبيه، عن علي (عليه السلام) قال: قال رسول الله (صلى الله عليه وآله): ياعلي، إنك اُعطيت ثلاثاً ما لم أعط أنا، قلت: يارسول الله، ما اُعطيت؟ فقال: اُعطيت صهراً مثلي ولم اُعط، وأُعطيت زوجتك فاطمة ولم اُعط، وأُعطيت مثل الحسن والحسين ولم اُعط

Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Ash Shult yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu ‘Uqdah yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Muhammad Al Qazwiiniy yang berkata telah menceritakan kepada kami Dawud bin Sulaiman Al Ghaariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Aliy bin Musa dari Ayahnya dari kakenya dari Muhammad bin Aliy dari Ayahnya dari Aliy bin Husain dari Ayahnya dari Aliy [‘alaihis salam] yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “wahai Aliy sesungguhnya engkau diberikan tiga hal yang tidak diberikan kepadaku. Aku berkata “wahai Rasulullah apa yang diberikan kepadaku itu?”. Beliau menjawab “engkau diberikan aku sebagai shihran dan aku tidak diberikan semisalnya, engkau diberikan istrimu Fathimah dan aku tidak diberikan yang semisalnya, engkau diberikan Hasan dan Husain dan aku tidak diberikan yang semisalnya [Amaliy Syaikh Ath Thuusiy 12/513-514 no 46]

.

.

.

Riwayat yang disebutkan Sayyid Nikmatullah Al Jaza’iriy tidak ditemukan dalam riwayat Ash Shaduq, diantara yang mengutip riwayat tersebut adalah Al Majlisiy dalam Bihar Al Anwar dan Syadzaan bin Jibriil Al Qummiy dalam Al Fadhaa’il. Keduanya dengan matan yang sedikit berbeda dengan yang disebutkan dalam kitab Anwar An Nu’maniyah

Bihar Al Anwar juz 39 cover

Bihar Al Anwar juz 39 hal 90

وأما الثلاث التي أعطيها علي ولم أشاركه فيها فإنه أعطي ابن عم مثلي ولم اعط مثله، وأعطي زوجته فاطمة ولم اعط مثلها، وأعطي ولديه الحسن والحسين ولم اعط مثلهما

Adapun tiga perkara yang diberikan kepada Ali dan Aku tidak memiliki perkara yang serupa adalah Dia diberikan sepupu sepertiku dan Aku tidak memiliki yang semisalnya. Dia diberikan istrinya Fathimah dan Aku tidak memiliki yang semisalnya. Dia diberikan anak-anak seperti Al-Hasan dan Al-Husain dan Aku tidak memiliki yang semisalnya [Bihar Al Anwar Al Majlisiy 39/90]

واما الثلاث التي أعطيت عليا ولم أشاركه فيها فإنه اعطى رسول الله صهرا ولم اعط مثله وأعطى زوجته فاطمة الزهراء ولم اعط مثلها وأعطى ولديه الحسن والحسين (ع) ولم اعط مثلهما

Adapun tiga perkara yang diberikan kepada Ali dan Aku tidak memiliki perkara yang serupa adalah Dia diberikan Rasulullah sebagai shihran dan Aku tidak memiliki yang semisalnya. Dia diberikan istrinya Fathimah Az Zahraa’dan Aku tidak memiliki yang semisalnya. Dia diberikan anak-anak seperti Al-Hasan dan Al-Husain dan Aku tidak memiliki seperti keduanya [Al Fadhaa’il Syadzaan bin Jibriil hal 111-112]

.

.

.

Nampak bahwa tidak ada dalam riwayat tersebut lafaz Syaja’ah [keberanian] sebagaimana yang dinukil Sayyid Nikmatullah Al Jaza’iriy. Lafaz yang benar adalah “Shihraan” sebagaimana yang nampak dalam asal riwayat Amaliy Ath Thuusiy yang bersanad lengkap. Shihraan bermakna hubungan kekerabatan yang timbul dari pernikahan dalam hal hubungan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dengan Aliy adalah sebagai mertua Aliy. Maka disini ada dua kemungkinan

  1. Terjadi tashif dalam kitab Anwar An Nu’maniyah seharusnya lafaznya shihran menjadi syaja’ah
  2. Sayyid Al Jaza’iry keliru dalam menukil riwayat, hal ini dikuatkan bahwa ia juga keliru menukil sumber riwayat dari Ash Shaduuq

Yang manapun dari kedua kemungkinan di atas tetap pada dasarnya riwayat tersebut tidak mengandung penghinaan syiah kepada Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Karena yang dimaksud bukanlah Ali memiliki keberanian dan Rasulullah tidak memiliki yang semisalnya tetapi yang dimaksud adalah Ali memiliki Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagai shihraan dan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] tidak memiliki yang semisalnya.

.

.

Sekedar tambahan bahwa riwayat yang sama juga ditemukan dalam kitab Ahlus sunnah yaitu Riyadh An Nadhirah oleh Muhibbudin Ath Thabariy

 Riyadh An Nadhrah

Riyadh An Nadhrah juz 2 hal 202

روى أبو سعيد في شرف النبوة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لعلي، أوتيت ثلاثا لم يؤتهن أحد ولا أنا، أوتيت صهراً مثلي ولم أؤت أنا مثلك، أو أوتيت زوجة صديقة مثل ابنتي، ولم أؤت مثلها زوجة وأوتيت الحسن والحسين من صلبك، ولم أؤت من صلبي مثلهما، ولكنكم مني وأنا منكم

Abu Sa’id meriwayatkan dalam Syarf An Nubuwah bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata kepada Aliy, engkau telah diberikan tiga perkara yang tidak diberikan kepada siapapun termasuk aku. Engkau telah diberikan shihraan sepertiku dan aku tidak diberikan yang semisalnya, engkau diberikan istri yang shiidiqah seperti anakku dan aku tidak memiliki istri yang sepertinya, engkau telah diberikan Hasan dan Husain dari sulbimu dan tidak diberikan dari sulbiku, seperti keduanya. Tetapi kalian dariku dan aku dari kalian [Riyadh An Nadhirah 2/202].

14 Tanggapan

  1. Waduh… Mentah lagi dunk fitnah kaum Nashibi hehehehe… Bravo SP, terus beri pencerahan ke ummat demi Persatuan Islam. Go to Hell Nashibi!!!

  2. admin boleh dibahas bab fiqh-biar semuanya menjadi lurus-atau faham

  3. Setuju SP, pembahasan yg tendensius tampak mudah dipatahkan. tdk semua kitab/hadis kitab2 syiah dipandang sohih/ disetujuhi oleh jumhur syiah,begitu pula hadis2 dr sunni, tdk terkecuali kitab Bukhori-Muslim.
    salam damai…………

  4. Sepertinya para Syi’ah Haters selalu menyrang Syi’ah dari kitabnya Ni’amtullah Al Jaza’iri. Sebenarnya itu kitab bgm sich kando SP??

  5. AllaHumma shalli álaa Muhammad wa aali Muhammad 3x wa ájjil farajaHum…. Ya Allah semoga Engkau Ridha atas apa yang telah dilakukan Saudaraku SP untuk Agama-Mu dan semoga Engkau Ridha kepada kami yang belajar menapaki Jalan-Mu… wa shallallaaHu álaa Muhammadin wa aalihith thayyibiinath thaaHiriin… IlaaHi amin…

  6. pantesan wahabi benci banget sama syiah, takut aqidahnya rontok kali, wong sama ucapan Gong xi fa cai saja aqidah wahabi takut rontok katanya., lagi pula wahabi lagi getol mau berantas qunut,tawassul dan ziarah kubur walinya warga NU, eeh ini syiah malah anjurkan banyak2 tawassul, qunut malah tiap solat dan rajin ziarah kubur, kan jadi tambah cape juru dakwahnya wahabi, he he he

  7. Mengherankan juga ada umat islam yang takut dengan aqidah orang lain.
    Hanya mereka yang aqidahnya lemah yang takut dengan aqidah orang lain.
    Dilarang bergaul dengan mazhab lain, dilarang membaca buku mazhab lain. Jika mau berfikir sedikit akan sama dengan mengatakan, jangan baca buku mazhab lain karena mazhab kita sangat lemah sehingga dikuatirkan kamu pindah mazhab.

  8. @TS08

    Koq bisa sampeyan bilang umat islam yang takut dengan akidah orang lain itu akidahnya lemah. Apa harus kayak gitu, sampeyan tahu isi hati orang islam yang sampeyan tuduh itu. Apa ada hal ghoib yang telah sampeyan terima jadi sampeyan bisa tahu.

  9. @panji
    Mas Panji tidak usah jauh2 ke langit mempersepsikankan komentar saya tetap membumi saja.
    Begini saja dari sejarah islam yang kita ketahui adakah contoh (dari sejak Rasulullah hingga sekarang) dimana islam menghindar dari aqidah yang lain. Kita umat islam diajarkan untuk menghadapi dan membenturkan aqidah kita dengan aqidah orang lain hingga nampak kebenaran aqidah islam. Yang saya tau adalah agama lain yang selalu menghindar untuk mempelajari aqidah islam.
    Dalam islam yang saya pahami, semakin kita belajar/mengenal aqidah orang lain semakin kuat aqidah kita terhadap islam, mengapa? karena aqidah islam adalah aqidah yang sempurna yang akan semakin cemerlang jika disandingkan dengan aqidah2 lain yang gelap/absurd.
    Dalam perjalanan hidup saya, saya sering berhadapan dengan aqidah lain yang melarang untuk mempelajari dan mengenal islam, karena mereka takut pengikut mereka akan berpindah aqidah.
    Ini saja analisa saya, dan saya pikir masih cukup membumi dan alur berfikirnyapun masih normal2 saja. Jika anda menolak semua analisa dengan argumen setiap orang tidak tahu isi hati orang lain dan disindir dengan perkara ghaib segala, maka saya pikir anda yang terlalu banyak mengkhayal saja.
    Tapi kalau anda merasa komentar saya tsb menyindir dan membuat anda tidak nyaman, ya jangan pernah ikut diskusi2 lah. silakan anda bergaul dengan sesama pemahaman anda dan jangan pernah mengenal perbedaan.

    Salam damai

  10. Ooo jadi ceritanya itu sampeyan dulu sering ketemu akidah laen yang suka ngelarang orang belajar islam. Heeem gitu ya ceritanya, trus sampeyan apa dikasih tahu alasannya adalah supaya jemaahnya tidak pindah akidah atau sampeyan yang nebak nebak ato sampeyan dapat bisikan ghoib jadi sampeyan bisa tahu itu alasan pastinya. Kadang orang itu pada pake ilmu pokoknya. Pokoknya dia……….pokoknya mereka……..heeemmmm. Dunia itu tidak bisa dilihat cuma hitam atau putih mas TS08.

  11. @panji

    saya dapat menangkap maksud anda tapi sungguh sebaiknya anda jangan terjebak oleh jawaban yang mungkin tidak berujung. Sifat manusia memang menarik untuk dipelajari dan setiap orang punya pendapat masing2 yang mungkin kita boleh jadi bersetuju dengannya atau beroposisi

    Sering kita terjebak dengan melihat segala sesuatunya dalam polarisasi dua warna saja iaitu hitam dan putih atau dikotomi kita dan mereka. Hal tersebut sebenarnya wajar2 saja bagian dari hukum2 Allah kepada kita sebagai manusia biasa. Dengan pertimbangan selama masing2 pihak masih dapat bersikap wajar.

  12. @panji
    🙂
    Jangan sewot mas Panji, silakan sampeyan tanggapi dimana salahnya. Saya sampai sekarangpun tidak menyebutkan siapa/person. Jawaban/komentar saya bersifat umum. Menurut logika yang saya pahami, suatu aqidah itu haruslah dibenturkan dengan aqidah lain agar teruji kebenarannya. Dan itu yang dilakukan oleh Rasulullah dan ulama2 islam.
    Jadi komentar saya itu dikhususkan kepada mereka umat islam yang takut kepada aqidah orang lain. Ini saya quote lagi statement saya:

    Mengherankan juga ada umat islam yang takut dengan aqidah orang lain.
    Hanya mereka yang aqidahnya lemah yang takut dengan aqidah orang lain.

    Kenapa saya membuat statement ini adalah karena keyakinan saya pada kesempurnaan aqidah islam. Dan semua aqidah akan rontok ketika dibenturkan dengan jujur kepada aqidah islam.
    Jadi menurut sampeyan mereka2 yang takut kepada aqidah orang lain itu seperti apa di pandangan sampeyan? Dan tunjukkan kepada saya ulama2 besar islam yang takut kepada aqidah orang lain. Kalaupun ada hanyalah himbauan/instruksi mereka kepada pengikut mereka (yang mereka anggap masih lemah sehingga dikuatirkan terpengaruh) agar tidak menyentuh sumber2/buku2 dari aqidah lain.
    Jadi selain anda mengkhayal, menebak2 dan menggerutu, silakan tunjukkan dimana salah saya sehingga saya bisa mengkoreksi dan minta maaf.

    salam damai

  13. @TS08

    Yo wis, mengerutunya saya sudah bosan sekarang, nebak2nya ahh capek wong gak pake hadiah. mengkhayalnya hehehe tar tak lanjutken lagi. coba sampeyan ganti kata akidah jadi firqah. gak usah akidah lha wong antar firqah wae banyak koq yang alergi sama firqah laen. trus apa yang alergi itu pasti berasal dari firqah yang dilandasi oleh akidah yang lemah. kalau menurut saya mereka2 yang takut dengan akidah atau firqah lain dalam islam ya biar saja tho gitu koq repot tho mas TS08. selama mereka anteng ya saya anteng juga. kalau mereka dah mulai macem2. ya saya liat2 dulu kalau banyak. saya lari…hehehe

  14. @setiadharma

    boleh jadi saya juga tidak setuju dengan sampeyan

Tinggalkan komentar