Ketika Para Kera Menerapkan Hukum Rajam ; Ketika Sapi Dan Serigala Menasehati Manusia

Ketika Para Kera Menerapkan Hukum Rajam ; Ketika Sapi Dan Serigala Menasehati Manusia

Telah diriwayatkan dalam kitab yang terkenal shahih yaitu Shahih Bukhari bahwa para kera ternyata menerapkan hukum rajam. Diriwayatkan bahwa sekelompok kera merajam seekor kera karena kera tersebut telah berzina. Subhanallah

حدثنا نعيم بن حماد حدثنا هشيم عن حصين عن عمرو بن ميمون قال رأيت في الجاهلية قردة اجتمع قردة، قد زنت، فرجموها، فرجمتها معهم

Telah menceritakan kepada kami Nu’aim bin Hamad yang berkata telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Hushain dari Amru bin Maimun yang berkata “Aku melihat di masa jahiliyah para kera mengerumuni seekor kera yang telah berzina sehingga mereka pun merajamnya [melempari dengan batu] maka akupun ikut merajamnya bersama mereka” [Shahih Bukhari no 3636]

Riwayat ini bisa dibilang musykil karena ada beberapa hal yang patut dicermati. Pertama adalah bagaimana seekor kera bisa dikatakan berzina?. Apakah di dunia para kera memang ada aturan pernikahan?. Mungkinkah kera bisa membedakan suatu pernikahan dan suatu perzinaan?. Sungguh berita ini merupakan informasi baru yang sangat berharga bagi ilmu “kehewanan”.

Hal kedua yang cukup mencengangkan adalah ternyata hukum rajam juga berlaku di dunia kera. Apakah ada yang menyampaikan ayat rajam kepada mereka? Atau mungkinkah ada hadis yang sampai kepada mereka para kera agar mereka merajam kera yang berzina?. Riwayat Bukhari di atas memberikan informasi yang berharga bagi kita bahwa dunia kera itu sama beradabnya dengan dunia manusia, ternyata kera juga punya akal untuk membedakan pernikahan dan perzinaan bahkan kera juga memiliki akal untuk merajam anggota mereka yang berzina. Tapi apakah kera itu memang berakal?. Kami pribadi bertawaquf mengenai riwayat ini. Bagi yang berkepentingan silakan mentakwilkannya dan bagi yang keberatan silakan saja menolaknya.

حدثنا علي بن عبد الله حدثنا سفيان حدثنا أبو الزناد عن الأعرج عن أبي سلمة عن أبي هريرة رضي الله عنه قال صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الصبح ثم أقبل على الناس فقال بينا رجل يسوق بقرة إذ ركبها فضربها فقالت إنا لم نخلق لهذا، إنما خلقنا للحرث. فقال الناس سبحان الله بقرة تكلم، فقال فإني أومن بهذا أنا وأبو بكر وعمر وما هما ثم وبينما رجل في غنمه إذ عدا الذئب فذهب منها بشاة، فطلب حتى كأنه استنقذها منه، فقال له الذئب هذا استنقذتها مني، فمن لها يوم السبع، يوم لا راعي لها غيري. فقال الناس سبحان الله ذئب يتكلم، قال فإني أومن بهذا أنا وأبو بكر وعمر وما هما ثم

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A’raj dari Abi Salamah dari Abu Hurairah yang berkata “Rasulullah SAW mengerjakan shalat shubuh kemudian Beliau mengahadap orang-orang dan berkata “suatu ketika seorang laki-laki menuntun seekor sapi, tiba-tiba ia menungganginya sambil memukulnya, maka [sapi] itu berkata “aku tidak diciptakan untuk ini tetapi aku diciptakan untuk membajak”. Orang-orang pun berkata “Subhanallah, sapi berbicara”. Nabi SAW berkata “aku beriman dengan hal ini begitu pula Abu Bakar dan Umar” [saat itu keduanya tidak berada disana]. Rasulullah SAW kemudian berkata “suatu ketika ada seorang lelaki menggembala binatang ternaknya, seekor serigala kemudian menyerang dan menangkap salah satu binatang ternaknya. Orang itu mengejar serigala seolah-olah menyelamatkan binatang ternaknya. Serigala itu berkata “kamu menyelamatkannya dariku tetapi siapa yang akan menyelamatkan mereka pada hari datangnya binatang buas yaitu hari dimana tidak ada penggembala mereka selain aku”. Orang-orang berkata “Subhanallah serigala berbicara”. Rasulullah SAW berkata “Aku beriman akan hal itu, begitu pula Abu Bakar dan Umar” dan saat itu keduanya tidak berada disana [Shahih Bukhari no 3284]

Riwayat Abu Hurairah ini juga disebutkan dalam Shahih Muslim 4/1857 no 2388 [tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi] dan Musnad Ahmad 2/245 no 7345 [tahqiq Syaikh Syu’aib Al Arnauth dimana ia berkata “shahih sesuai syarat Bukhari Muslim”]. Riwayat ini memberikan informasi kepada kita kalau Sapi dan Serigala berbicara kepada manusia seolah keduanya memiliki akal. Apa makna sebenarnya hadis ini? Bisa dibilang kami belum tahu, karena hadis ini rasanya bukan bercerita soal mukjizat Nabi tetapi hanya bercerita tentang seorang lelaki biasa dengan sapi-nya dan seorang lelaki biasa dengan serigala. Hanya saja sapi dan serigala itu berbicara dalam bahasa manusia. Subhanallah

Kami hadiahkan riwayat-riwayat ini kepada saudara kami pengikut salafy yang gemar mengumpulkan cerita lucu-lucuan mengenai hadis musykil dari kitab mahzab lain. Salah satu situs yang mengaku pengikut salafy merasa geli dan lucu ketika ia membaca sebuah riwayat dalam kitab mahzab syiah [Al Kafi]. Riwayat itu bercerita tentang mukjizat Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh seekor keledai dari ayahnya keledai dari ayahnya dari kakeknya keledai dan seterusnya. Riwayat ini dijadikan bahan tertawaan dalam salah satu tulisannya. Bagaimana bisa keledai menjadi perawi hadis? Apakah keledai memiliki akal?. Ah ada baiknya kami juga bertawaquf mengenai riwayat Syiah ini, toh kami tidak begitu mengenal kitab syiah seperti penulis yang ngakunya salafy itu.  Bagi yang berkepentingan silakan menerimanya dan bagi yang keberatan silakan saja menolaknya.

Ada yang bilang mungkin itu mukjizat kali ya, namanya saja mukjizat pasti luar biasa. Mereka yang percaya dengan riwayat ini biasanya akan berkata begitu sedangkan mereka yang menolaknya tidak segan-segan menuduh riwayat itu dusta. Penulis salafy itu tidak segan-segan menuduh riwayat syiah itu dusta tetapi apakah yang akan ia katakan mengenai riwayat dalam kitab shahih : para kera merajam kera yang berzina atau sapi dan serigala berbicara menasehati manusia. Mau dikatakan dusta juga? naudzubillah :mrgreen:

Kami-pun sebenarnya juga ikut tertawa membaca tulisannya tetapi bukan karena isi riwayat tersebut tetapi karena tingkah penulisnya yang ternyata maaf “agak kekanak-kanakan”. Mungkin ada baiknya ia banyak membaca kitab hadis agar bisa melihat kalau kitab hadis shahih [yang saya yakin diakuinya] ternyata memiliki riwayat-riwayat musykil yang mungkin bisa ia jadikan olok-olokan atau bahan tertawaan atau mungkin mau didustakan juga. Akhir kata semoga pengikut salafy khususnya situs tersebut berbahagia menerima hadiah dari kami. Wassalam

49 Tanggapan

  1. Met pagiii, siiip postingnya asyik abbis deh, sukses untuk anda.
    Kunjungi juga Blog kami http://www.harisistanto.wordpress.com, ada posting yang membahas : “Persiapan usaha cuci sepeda motor?”, dan artikel lain yang berguna, jangan lupa kasi komentar yaaa. Makasiiih.

  2. An-Naml: 18Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”.

    An-Naml: 18Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh” dst…

    Bagaimana bisa para semut, yang notabene binatang kita pahami tak berakal ternyata memiliki kekhawatiran, mampu berikhtiar, dapat menilai prilaku manusia dan mampu menyampaikan kekhawatiran ini kepada teman2nya?

    Jika ayat AQ spt ini sdh tdk lagi dianggap sebagai dongeng, maka bagi sy merajam bagi sekelompok binatang, menjadi perawi hadits2 Rasul saw adalah bukan lagi sesuatu yg musykil. Menjadi perawi?? 🙂 Bukan main.

    Ngomong2 anjing, kambing, ayam, kucing, dll yg “main seruduk” di jalan2 itu sdh pada ijab duluan ya? 🙂 Yg ini termasuk pertanyaan yg serius, jadi mohon jgn ditanggap negatif.

    Salam

  3. Tindakan2 Hewan yang mirip tindakan manusia mempunyai kualitas yang berbeda. Yang satu dikarenakan Adab, yang lain dikarenakan naluri (ada banyak tindakan hewan yang mirip tindakan manusia).
    Akan sangat janggal ketika sebab dari semua tindakan hewan yang mirip tindakan manusia dijelaskan dengan bagaimana proses mengapa manusia melakukan.

    Salam

  4. Paling tidak riwayat2 di atas yang meriwayatkan adalah manusia, masalahnya yang di kitab Al-Kafi itu periwayatnya adalah keledai bukan manusia.

    wah penulis artikel ini kayaknya ga ngerti ya hal yg dipermasalahkan, bukan masalah matan yang dibicarakan tapi perawinya itu lho. soal matan ma, ada juga kok pohon yang bisa bicara dengan Nabi, kalau riwayat itu shahih ya jelas ga ada yg perlu dipermasalahkan karena perawinya adalah manusia.

    jadi hadiah anda itu ga relevan diberikan kpd mereka , coba tunjukkan donk, ada ga riwayat di sunni yang perawinya adalah binatang? biar anda puas bisa membalaskan sakit hati sampeyan kepada mereka 🙂

  5. @Paiman : Bukannya sama saja, ada keledai dan serigala bisa ngomong 🙂 ?

  6. Yg penting keledainya ngomong kan? Keranya juga menerapkan syariat kan? Sama aja tuh! Konon kera ajamenerapkan syariat, koq Sunni, gak?

  7. @paiman

    Paling tidak riwayat2 di atas yang meriwayatkan adalah manusia, masalahnya yang di kitab Al-Kafi itu periwayatnya adalah keledai bukan manusia.

    Itulah kalau anda kerjanya hanya percaya sama apa yang ditulis salafy. Jelas-jelas keledai yang berbicara itu terletak pada matan riwayat al kafi. Disebutkan dari Imam Ali kalau keledai itu mendapat kabar dari ayahnya dan seterusnya sampai ke Nabi Nuh. btw gak ada ceritanya tuh perawi kitab al kafi itu keledai.Anda gak pernah baca Al Kafi kali ya. Ngomong-ngomong kayaknya baik anda atau penulis salafy itu tidak bisa menunjukkan bukti kalau riwayat tentang keledai tersebut shahih di sisi Syiah. Jangan-jangan riwayat itu dalam Al Kafi dhaif karena gak ada sanadnya?. Beda banget tuh dengan riwayat dalam tulisan di atas yang diakui shahih.

    wah penulis artikel ini kayaknya ga ngerti ya hal yg dipermasalahkan, bukan masalah matan yang dibicarakan tapi perawinya itu lho. soal matan ma, ada juga kok pohon yang bisa bicara dengan Nabi, kalau riwayat itu shahih ya jelas ga ada yg perlu dipermasalahkan karena perawinya adalah manusia.

    Kayaknya yang komen ini gak ngerti bahasa manusia yang diucapkan oleh orang lain selain kelompoknya. Silakan deh perhatikan kisah di kitab al kafi yang dimaksud, jelas-jelas cerita keledai mendengar dari ayahnya itu kan terdapat pada matan hadis 🙂

    jadi hadiah anda itu ga relevan diberikan kpd mereka , coba tunjukkan donk, ada ga riwayat di sunni yang perawinya adalah binatang? biar anda puas bisa membalaskan sakit hati sampeyan kepada mereka

    Saran saya, sebelum berkomentar ya pahami dulu baik-baik pokok permasalahan. Kan lucu sekali kalau anda bilang orang lain gak ngerti pokok permasalahan padahal yang gak ngerti itu kan anda sendiri 🙂

  8. Kera menerapkan hukum rajam? Hebat dan cerdas nian, betul-betul-betul? Wah ini bisa memperkuat teori evolusi darwin yg imajinatif dan dogmatis itu dong..jadi geli sendiri…

    Setahu saya, cerita tentang binatang yang bisa berbicara dengan menggunakan bahasa manusia ada dalam dongeng anak-anak. Kok ini bisa menyelip ke dalam kitab hadis karya manusia ya? Kitab yang oleh sebagian orang dikatakan shahih lagi. Lagi-lagi sebuah tanda tanya besar…

  9. Syiah tu agama baru=pengkhianat ahlul bait=berisi orang2 dungu=pencerca shahabat rasulullah=membolehkan kawin kontrak alias mut’ah=pengikut dajjal=turunan agama yahudi,yg kayak begini ini harus diperangi dan dimusnahkan dr muka bumi.Wekkkk

  10. “Sesungguhnya keledai itu berkata kepada Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya
    ini salah satu rangkaian sanadnya, silahkan ditakhrij ya syaikh 🙂

    Bahwasannya ia pernah bersama Nuuh di dalam perahu. Maka Nuuh bangkit berdiri dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan penutup para Nabi’.

    ini matannya 🙂

  11. @paiman
    he he he ngawur, begini nih riwayatnya

    Dan diriwayatkan bahwasannya Amiirul-Mukminiin (‘alaihis-salaam) berkata : “Sesungguhnya keledai itu berkata kepada Rasulullah- dan seterusnya

    nah itulah matannya. btw mana tuh sanadnya dari Al Kulaini sampai ke Imam Ali. si penulis salafy itu gak bisa menulisnya atau memang gak mampu menulisnya. lalu mana kata anda perawi al kafi-nya keledai. waduh-waduh hayooo buktikan dulu riwayat ini sampai ke Imam Ali itu shahih di sisi Syiah. Kalau nggak ya mana bisa dijadikan hujjah, apalagi untuk mencela syiah. Ehem Dengan logika anda yang begitu maka hadis Bukhari di atas jadinya begini

    Ali bin Abdullah-Sufyan-Abu Az Zanad-Al A’raj-Abi Salamah-Abu Hurairah-Rasulullah SAW-sapi- yang berkata “aku tidak diciptakan untuk ini tetapi aku diciptakan untuk membajak”.

    nah perkataan “aku tidak diciptakan untuk ini tetapi aku diciptakan untuk membajak” itulah matannya, tuh ngawur banget kan :mrgreen:

    sekedar info buat anda. Ibnu Katsir dalam Al Bidayah Wan Nihayah 6/150 membawakan “hadis keledai” diriwayatkan dari sahabat Abi Manzhur yaitu saat kemenangan Khaibar dimana Nabi SAW bertemu seekor keledai yang ketika ditanya Nabi siapa namanya. Keledai itu menjawab “Yazid bin Syihab” dan keledai itu menceritakan bahwa para leluhurnya itu telah dikendarai oleh para Nabi. maka Nabi SAW memberi nama keledai itu Ya’fur dan mengendarainya. Pernah denger tidak cerita ini 🙂

    Mari saya jelaskan rusaknya pikiran anda dan penulis salafy tersebut. Penulis salafy itu menganggap lucu bahwa seekor keledai menjadi perawi hadis lantas anda dengan bersemngat mengatakan periwayat di kitab Al kafi itu keledai. Jadi anda pikir peristiwa ini berbeda dengan hadis yang saya kutip di atas. Bukan begitu mas, riwayat Al Kafi yang dikutip oleh penulis salafy itu adalah riwayat Al Kulaini berupa kesaksian Imam Ali kalau seekor keledai berbicara kepada Rasul SAW. Bukankah yang sehrusnya dibahas oleh penulis salafy itu adalah bagaimana kedudukan riwayat Imam Ali tersebut di sisi Syiah, minimal silakan penulis salafy itu menyebutkan sanadnya. Dari Al Kulaini ke Imam Ali itu kan terpisah jarak yang jauh yang memungkinkan ada banyak perawi. Jadi kalau memang ada sanadnya disebutkan, kalau tidak bersanad maka bagaimana mungkin riwayat itu shahih. Disini saja diketahui kalau perkataan anda “periwayat Al Kafi itu adalah keledai” adalah salah sama sekali.

    Dalam riwayat Imam Ali itu disebutkan kalau keledai tersebut berbicara kepada Nabi SAW. Isi pembicaraanya menerangkan tentang Kenabian Nabi Muhammad SAW yang telah dikabarkan oleh Nabi Nuh. Keledai itu mengatakan kalau ia mengetahuinya dari ayahnya keledai dan seterusnya sampai keledai Nabi Nuh. Jadi Keledai itu adalah keturunan dari keledai yang dijumpai Nabi Nuh. Dimana letak kebathilan dan kedustaan yang dimaksud penulis salafy itu?. Apakah karena keledai tersebut berbicara menyampaikan kabar yang ia dapat dari ayahnya keledai maka langsung dikatakan dusta?. Seandainya di sisi Syiah riwayat tersebut diriwayatkan dengan sanad yang shahih smpai ke Imam Ali maka riwayat tersebut justru memuat kesaksian Imam Ali dan keledai yang berbicara itu dapat saja dianggap sebagai mukjizat kenabian sama halnya yang anda katakan pohon bisa bicara kepada Nabi SAW.

    Oleh karena itu saya menampilkan riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW mengabarkan kalau sapi dan serigala bisa bicara bahasa manusia bahkan menasehati manusia. Apakah anda mau mendustakan hadis tersebut?. Kalau anda mengakui dan tidak mempermasalahkan sapi dan serigala bisa berbicara maka tidak ada hak buat anda untuk mempermaslahkan keledai bisa bicara. Kalau anda mempermasalahkan perkataan keledai dimana ia menceritakan kabar dari ayahnya dan leluhurnya maka mengapa anda tidak mempermasalahkan perkataan sapi dan perkataan serigala di atas. Silakan perhatikan Perkataan sapi “aku tidak diciptakan untuk ini tetapi aku diciptakan untuk membajak”. Kenapa anda tidak berkata dari mana sapi bisa mengetahui kalau ia diciptakan untuk membajak, apakah sapi tahu tujuan penciptaannya? siapa yang mengabarkan kepada sapi? apakah sapi dapat wahyu dari langit?. Nah bukankah dengan gaya sinis anda bisa sok “mendustakan”. Begitu pula perkataan serigala “kamu menyelamatkannya dariku tetapi siapa yang akan menyelamatkan mereka pada hari datangnya binatang buas yaitu hari dimana tidak ada penggembala mereka selain aku”. Kenapa anda tidak berkata bagaimana serigala itu bisa mengetahui kabar ghaib bahwa suatu hari nanti akan ada “hari binatang buas”?. Kalau anda tidak mempermasalahkan perkataan sapi dan serigala yang tergolong luar biasa bahkan ghaib maka mengapa anda mempermasalahkan perkataan keledai padahal ia hanya menceritakan kabar dari ayahnya dari leluhurnya. Silakan dipikirkan dengan kepala dingin.

    Jangan karena kebencian anda kepada mahzab lain membuat anda dengan mudah mengolok-olok riwayat mahzab lain. Kalau penulis salafy itu dengan mudah mendustakan riwayat tersebut hanya karena matan tersebut memuat perkataan keledai yang menurutnya mustahil keledai bisa berkata begitu maka silakan ia dustakan pula perkataan sapi dan perkataan serigala di atas. Kalau penulis salafy itu berkata “Jika manusia – yang notabene makhluk yang dikaruniai akal – harus ditimbang dalam penyampaian riwayat, bagaimana statusnya jika ia seekor keledai ?” terus bagaimana dengan sapi dan serigala dalam hadis Bukhari di atas, status sapi dan serigala di atas sama halnya dengan keledai adalah penyampai suatu kabar. Sapi menyampaikan kabar tujuan penciptaannya, serigala menyampaikan kabar ghaib akan ada suatu hari yang disebutnya “hari binatang buas” dan keledai menyampaikan kabar kenabian Nabi Muhammad dari ayahnya dari leluhurnya. Silakan permasalahkan status sapi dan srigala sebagai penyampai kabar sama halnya penulis salafy itu mempermasalahkan status keledai. Kalau penulis salafy itu berkata “Dan mungkinkah ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu yang terkenal teliti, kritis, dan berilmu menyampaikan khabar ini” maka apa yang ia katakan terhadap Rasulullah SAW yang menyampaikan kabar kalau sapi dan serigala bisa mengatakan sesuatu yang luar biasa bahkan termasuk kabar ghaib.

  12. Pertama, riwayat Al-Bukhari dalam shahihnya itu bersambung, sedangkan riwayat Al-Kulaini ttg keledai apakah dia bersambung dgn sanad yg shahih sampai kepada Rasulullah saw?
    Demikian pula riwayat Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah apa sanadnya bersambung dan shahih??

    Masalah melempar kumpulan kera mengeroyok dan melempari kera lain itu sih saya sendiri pernah liat, jadi tidak ada yg aneh.

    Demikian pula riwayat sapi bicara dan lain sebagainya , itulah adalah kekuasaan Allah, bahkan dalam Al-Qur`an juga diperintah memukulkan lidah sapi untuk memberi tahu seorang pembunuh.

    Intinya, riwayat Al-Kulaini ini bisa saja dipercaya kalau sanadnya shahih. Berhubung sanadnya tidak shahih dan terkesan dibuat-buat karena keledainya hanya empat generasi, maka jelas itu adalah sesuatu yg dipalsukan oleh orang rafidhah.

    Bandingkan dgn riwayat Al-Kulaini, di situ disebutkan bahwa keledai itu hanya empat generasi, berapa sih usia keledai sehingga jarak antara Nabi Muhammad dan Nabi Adam hanya empat generasi keledai?

  13. jin dan binatang apa kaitannya wahai mawlana

  14. @mawlana

    Pertama, riwayat Al-Bukhari dalam shahihnya itu bersambung, sedangkan riwayat Al-Kulaini ttg keledai apakah dia bersambung dgn sanad yg shahih sampai kepada Rasulullah saw?
    Demikian pula riwayat Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah apa sanadnya bersambung dan shahih??

    Nah bagus tuh kalau pikiran anda terbuka, silakan sebarkan nasehat atau pertanyaan anda ini ke para pengikut salafy yang gemar main lucu-lucuan 🙂

    Masalah melempar kumpulan kera mengeroyok dan melempari kera lain itu sih saya sendiri pernah liat, jadi tidak ada yg aneh.

    Lucu, jangan mengukur seolah diri anda adalah pemutus hukum aneh apa tidak, apa anda tidak bisa membaca dengan baik di hadis di atas jelas disebutkan kalau kera itu dirajam karena berzina. terus yang anda lihat itu apa? anda lihat kera berzina? terus bagaimana kok anda bisa mengatakan kera itu berzina? silakan pikir dulu dengan pelan

    Demikian pula riwayat sapi bicara dan lain sebagainya , itulah adalah kekuasaan Allah, bahkan dalam Al-Qur`an juga diperintah memukulkan lidah sapi untuk memberi tahu seorang pembunuh.

    Gak nyambung nih, heh semuanya juga bisa toh kalau dengan kekuasaan Allah, mau keledai itu empat generasi pun ya bisa saja kalau Allah menghendaki. btw logika yang sama tuh buat anda

    Intinya, riwayat Al-Kulaini ini bisa saja dipercaya kalau sanadnya shahih. Berhubung sanadnya tidak shahih dan terkesan dibuat-buat karena keledainya hanya empat generasi, maka jelas itu adalah sesuatu yg dipalsukan oleh orang rafidhah.

    oooh jadi kalau hadis dalam kitab syiah tidak shahih maka itu dipalsukan oleh orang syiah rafidhah. terus kalau di hadis sunni ada hadis yang tidak shahih maka itu dipalsukan oleh orang sunni, gitu kan Mas

    Bandingkan dgn riwayat Al-Kulaini, di situ disebutkan bahwa keledai itu hanya empat generasi, berapa sih usia keledai sehingga jarak antara Nabi Muhammad dan Nabi Adam hanya empat generasi keledai?

    Ehem mana tuh logika kekuasaan Allah SWT yang anda katakan, hanya berlaku untuk anda saja kah terus tidak berlaku bagi orang lain. Ah sabar aja Mas, kalau memang hadis Al Kulaini itu tidak shahih, so apa yang dipermasalahkan oleh salafy itu. tolong diperhatikan fokus tulisan ini adalah soal sikap

  15. Sayakan sudah katakan bahwa saya akan percaya hadits keledai itu kalau diriwayatkan dgn sanad yg bersambung dan shahih sampai kepada Rasulullah saw, apakah anda mampu membawakannya??

  16. @mawlana
    heh apa urusannya sama saya, kok saya yang harus membuktikan kalau hadis tersebut shahih. Siapa bilang saya mau memaksa atau meyakinkan anda kalau hadis itu shahih. kayaknya anda belum mengerti apa tujuan tulisan saya di atas. btw kalau anda mau tanya riwayat itu shahih atau tidak, tuh tanya saja sama penulis salafy yang memuat riwayat itu, toh mungkin dia merasa lebih kompeten kali dari orang syiah, btw pertanyaan buat anda nih, menurut penulis salafy itu “Jika manusia – yang notabene makhluk yang dikaruniai akal – harus ditimbang dalam penyampaian riwayat, bagaimana statusnya jika ia seekor keledai ?” kalau sapi dan serigala jadi penyampai kabar berita, itu gimana? 🙂

    Dan ngomong-ngomong komentar saya yang ini

    Lucu, jangan mengukur seolah diri anda adalah pemutus hukum aneh apa tidak, apa anda tidak bisa membaca dengan baik di hadis di atas jelas disebutkan kalau kera itu dirajam karena berzina. terus yang anda lihat itu apa? anda lihat kera berzina? terus bagaimana kok anda bisa mengatakan kera itu berzina? silakan pikir dulu dengan pelan

    Tolong ditanggapi, siapa tahu kali anda memang melihat atau memang tahu bagaimana seekor kera bisa berzina? kan itu ilmu yang bagus buat saya 🙂

  17. Setiap suatu kelompok menggugat hadits kelompok lainnya, maka bagi saya logikanya adalah:
    1. Kelompok pemilik hadits meyakini/mengamalkan hadits tsb (terlepas dari sahih ataupun tidaknya).
    2. Kelompok penggugat meyakini hadits tsb tidak sahih.

    Kalau mendengar bahwa kelompok syi’ah tidak pernah mengklaim sahih atas buku2 hadits mereka maka kelompok lain tidak merasa perlu untuk membuktikan sahih (sanad) atau tidaknya.

    @SP
    Saya jadi bertanya2 secara logika, apakah memang perlu dilakukan studi kesahihan sanad dari hadits tsb oleh kelompok lain? Jika hadits tsb belum pernah distudi oleh syi’ah kenapa kelompok lain harus melakukannnya?.
    Jika hadits tsb sudah pernah distudi (dan menjadi ijma ulama syi’ah) bahwa hadits tsb tidak sahih, maka mestinya dengan mudah menjawabnya tuduhan kelompok lain.

    @mawlana
    Argumen salafy dengan mengkritisi matan, yang mana matan yang sejenis juga ada pada kelompok mereka sudah menyalahi logika dan akal.

    Salam damai

  18. logiknya bila manusia yg berperangai seperti kera itu berzina. Yang menjatuh kan hukum rejam itu pun manusia yg berperangai seperti kera.

  19. @truthseeker08

    Saya jadi bertanya2 secara logika, apakah memang perlu dilakukan studi kesahihan sanad dari hadits tsb oleh kelompok lain?

    sebenarnya maksud saya itu sederhana, kalau kita ingin berbicara sesuatu atau menisbatkan sesuatu kepada suatu kelompok. Langkah yang paling awal adalah memastikan bahwa apa yang kita nisbahkan itu shahih berdasarkan keilmuan yang ada pada kelompok tersebut. Ini metode yang wajar saja, soalnya mubazir banget kalau sudah bicara panjang lebar dan kita menisbahkan sesuatu yang ternyata berdasarkan keilmuan di kelompok tersebut justru tidak bisa dijadikan hujjah.

    Jika hadits tsb belum pernah distudi oleh syi’ah kenapa kelompok lain harus melakukannnya?.

    Kalau ini saya kurng tahu, dalam kasus riwayat keledai saya tidak begitu mengenal syiah dan kitab-kitabnya, tetapi yang saya ketahui dalam Al Kafi hadis keledai itu tidak ada sanadnya dari Al Kulaini sampai ke Imam Ali. Jadi Al Kulaini langsung saja meriwayatkan dengan kata-kata “telah diriwayatkan dari Imam Ali”. Sebenarnya cukup dengan melihat ini saja seharusnya pikiran awal yang timbul adalah hadis ini jelas tidak bisa dijadikan hujjah secara metodologis

    Jika hadits tsb sudah pernah distudi (dan menjadi ijma ulama syi’ah) bahwa hadits tsb tidak sahih, maka mestinya dengan mudah menjawabnya tuduhan kelompok lain

    Yang saya tahu dari teman saya yang syiah, pada dasarnya prinsip ilmu hadis di kalangan syiah dan sunni itu mirip sama-sama analisis sanad hanya beda pada penentuan perawi-nya yaitu diriwayatkan oleh para perawi tsiqat dan menganut mahzab imamiyah sampai ke para imam. Nah cukup dengan info ini saja, langkah awalnya adalah sanad itu perlu kalau sanad saja tidak ada maka bagaimana mungkin jadi shahih. Itu yang saya pikirkan, maaf saja kalau ada diantara penganut syiah yang tidak berpikir seperti apa yang saya pikirkan.

    Argumen salafy dengan mengkritisi matan, yang mana matan yang sejenis juga ada pada kelompok mereka sudah menyalahi logika dan akal.

    Nah ini poin yang kena banget. Penulis salafy dan pengikut salafy lainnya itu cuma bisa main lucu-lucuan dan ketawa ketiwi padahal secara metodologis apa yang mereka lakukan itu cacat. Eh baik-baik saya ingatkan lho kok malah berkeras :mrgreen:

  20. saya menemukan serigala yang bisa berbicara di Youtube. coba lihat videonya :
    klik :

  21. @ Jadilah Bijaksana

    Kalau yang beginian burung beo lebih mahir lagi.

    Masalahnya sekarang berdasarkan kutipan SP di atas, gimana caranya kera menerapkan hukum rajam?? Gimana cara membedakan kera menikah secara syar’i dgn kera berzina ????? Trus, gimana pula tuh kera menikah?????? Kapan ijab kabulnya?????

  22. @ytse-jam

    umat Islam bisa lolos dari kepungan kafir di perang Khandak masuk akal tidak?.

    Rasulullah bisa lolos ketika Kafir mengepung rumahnya masuk akal tidak ? rumah kecil 2 pintu dikepung ratusan orang. rasul bisa keluar tanpa terlihat.

    semua itu semata mata adalah mukjizat.

    tanpa mikjizat kemenangan perjuangan rasul adalah mustahil menurut riset matematik dan logika.

  23. coba anda perhatikan hadits, Utsman dituduh orang orang tak dikenal hanya berdasarkan rumor saja, dan dibunuh orang orang tak dikenal, orang tak dikenal itupun gagal menebas leher Utsman,Leher Ali. dan jika ada yang berteriak dari rumah Utsman : “kuras kekayaan negara” siapa yang tidak akan menyerbu masuk ke rumah Utsman?, bukan karena orang disekitarnya miskin, contohnya saja walaupun seseorang punya 10.000 didompetnya, lalu ada yang membujuknya mengambil uang 5.000 dari rumah Utsman yang sudah tidak ada penjaganya, ya seperti memancing di Air keruh, kesempatan dalam kesempitan.

  24. kasus Suni – Syiah ini seperti kasus benang kusut, bukankah Hasan dan Husein dido’akan selamat oleh Rasul?, jika Yang sesat Ali do’a nabi tidak mempan kalau begitu?, kalau yang sesat Mu’awiyah, kok mu’Awiyyah menang dengan cepat, dan tidak terjadi apa – apa dengan mu’Awiyah ketika menyerang Ka’bah? doa Ibrahim gak mempan kalau begitu?, sebenarnya do’a para Nabi dan Rasul itu sangat manjur bahkan mendatangkan mukjizat besar. itu rtinya Mu’awiyah maupun Ali tidaklah sesat, akan tetapi para pengikutnyalah yang suka menduga – duga.

  25. @ Jadilah Bisaksana

    Nabi.saw dlm perang Khandak tidak berperang sendirian, tapi pake pasukan juga tuh. Nabi.saw bisa meloloskan diri dari musuh bukan berarti Nabi.saw main “simsalabin abrakadabra” tapi pake cara2 yang manusiawi dan banyak bukti sejarah menyatakan Nabi.saw berperang sampai berdarah-darah, patah gigi dan luka-luka seperti halnya manusia biasa, SEMUA ITU LOGIS. Masuk akal.

    Kata anda:
    tanpa mikjizat kemenangan perjuangan rasul adalah mustahil menurut riset matematik dan logika.

    Saya mau tanya nih: Menurut riset matematika logika mana????????

    Ngomong2 soal matematika dan logika, atau mu’jizat versi anda bisa nggak anda jelaskan BAGAIMANA CARA MENANDAKAN KERA BERZINA DENGAN KERA MENIKAH????

  26. @ytse-jam
    kt anda
    bAGAIMANA CARA MENANDAKAN KERA BERZINA DENGAN KERA MENIKAH????
    kt sy:
    ga ada yg bisa jwb,kecuali bangsanya sendiri.
    jd jgn suruh manusia yg jwb

  27. @Jadilah bijaksana
    Bagaimana anda bisa jadi bikjasana kalau cara berpikir anda seperti komentar anda diatas.
    Rasa2nya anda belum meyakini Firman2 Allah dalam Alqur’an. Kalau anda meyakini, maka kata2 anda tidak seperti diatas. Dan apabila anda percaya Allah Maha Kuasa dan Maha Berbuat SekehendakNya, maka komentar anda tidak seperti diatas. Atau anda tidak mengerti apa yang anda tulis.

  28. Kata Jadilah Bijaksana:
    Jika Yang sesat Ali do’a nabi tidak mempan kalau begitu?, kalau yang sesat Mu’awiyah, kok mu’Awiyyah menang dengan cepat, dan tidak terjadi apa – apa dengan mu’Awiyah ketika menyerang Ka’bah? doa Ibrahim gak mempan kalau begitu?, sebenarnya do’a para Nabi dan Rasul itu sangat manjur bahkan mendatangkan mukjizat besar. itu rtinya Mu’awiyah maupun Ali tidaklah sesat, akan tetapi para pengikutnyalah yang suka menduga – duga.

    Kalau cara penilaiannya seperti ini,
    1. Kalau menang dan kalah dijadikan barometer berarti Nabi Yahya.as SESAT karena beliau kalah sehingga berhasil dibunuh oleh orang romawi dan orang romawi itu BENAR karena mampu mangalahkan Nabi Yahya.as. Dan berapa banyak Nabi yang “kalah” dan terbunuh.

    2. Berarti berhala2 yang ada dalam ka’bah itu sama benarnya dengan ka’bah itu sendiri, buktinya 360 lebih berhala dalam ka’bah gak kenapa2 sampai Nabi.saw membersihkannya.

    ITUKAH LOGIKA YANG BIJAKSANA?????????

    @ Chany, maklum aja lah bila Jadilah Bijaksana berpikir demikian, karena KEBIJAKSANAAN menurut dia atau mazhabnya memang begitu.

  29. @ytse jam

    oh maaf kalau begitu, saya menarik teori saya yang diatas. ternyata kemenangan dan kekalahan di dunia tidak bisa dijadikan barometer, itu rahasia Allah.

    saya hanya bisa memperlihatkan karomah, seperti video serigala diatas, tetapi saya tidak bisa memperlihatkan Mukjizat kera tiba tiba jadi sangat pintar, karena saya bukan Nabi/rosul. hanya nabi dan rosul yang bisa memperlihatkan bagaimana keraa tiba tiba membuat simulasi syariat.

  30. kalau saya boleh tau, bolehkah saya mengetahui Aliran /Agama dari masing masing Netter?, kalau saya sendiri saya adalah Sunni.
    silahkan saudara saudara Netter memperkenalkan agama /aliran masing – masing :

  31. @Jadilah Bijaksana
    kalau pemilik blog adalah Islam 🙂

  32. @Jadilah bijaksana
    Idem SP, yang selalu mencari kebenaran

  33. Sunni dan Syiah hanyalah jalan yg tujuannya adalah satu, mendapatkan kebenaran. Kalo saya dulunya sunni tapi sekarang Islam.

  34. Dan yang pasti utk mendapatkan Islam sebagaimana Islamnya Nabi.saw WAJIB melalui Itrah Ahlulbait, bukan melalui Abu Bakar apalagi Abu Hurairah.

  35. @SP

    sebenarnya maksud saya itu sederhana, kalau kita ingin berbicara sesuatu atau menisbatkan sesuatu kepada suatu kelompok. Langkah yang paling awal adalah memastikan bahwa apa yang kita nisbahkan itu shahih berdasarkan keilmuan yang ada pada kelompok tersebut. Ini metode yang wajar saja, soalnya mubazir banget kalau sudah bicara panjang lebar dan kita menisbahkan sesuatu yang ternyata berdasarkan keilmuan di kelompok tersebut justru tidak bisa dijadikan hujjah.

    Kalau begitu sp bicara sesuatu yang ideal.
    Kita2 semua disini tidak akan pernah bisa berkomentar jika semua harus dibuktikan dulu kesahihannya. Mungkin yang bisa dilakukan adalah mengkonfirmasi sebelum mengambil kesimpulan.
    Kita lihat saja untuk bicara 1 hadits saja sp sudah menghabiskan begitu banyak waktu, tenaga, dan pikiran.
    Bagi saya ini adalah introspeksi bagi syi’ah utk membuat suatu telaah kritis ataupun syarh atas hadits2 mereka. Jika syi’ah sendiri “belum” melakukan itu bagaimana bisa mazhab lain harus mendahului.

    Kalau ini saya kurng tahu, dalam kasus riwayat keledai saya tidak begitu mengenal syiah dan kitab-kitabnya, tetapi yang saya ketahui dalam Al Kafi hadis keledai itu tidak ada sanadnya dari Al Kulaini sampai ke Imam Ali. Jadi Al Kulaini langsung saja meriwayatkan dengan kata-kata “telah diriwayatkan dari Imam Ali”. Sebenarnya cukup dengan melihat ini saja seharusnya pikiran awal yang timbul adalah hadis ini jelas tidak bisa dijadikan hujjah secara metodologis

    Jika memang begitu, mengapa disalahkan mazhab lain mengutip dalam rangka mencari kelemahan syi’ah. Wong syi’ah membiarkan dirinya untuk diserang.

    Yang saya tahu dari teman saya yang syiah, pada dasarnya prinsip ilmu hadis di kalangan syiah dan sunni itu mirip sama-sama analisis sanad hanya beda pada penentuan perawi-nya yaitu diriwayatkan oleh para perawi tsiqat dan menganut mahzab imamiyah sampai ke para imam. Nah cukup dengan info ini saja, langkah awalnya adalah sanad itu perlu kalau sanad saja tidak ada maka bagaimana mungkin jadi shahih. Itu yang saya pikirkan, maaf saja kalau ada diantara penganut syiah yang tidak berpikir seperti apa yang saya pikirkan.

    Kemudian kenapa al kafi tidak mengikuti kaidah itu. Saya yakin sp akan menjawab tidak tahu. Namun pertanyaan selanjutnya adalah, jika al kafi tidak mengikuti kaidah2 tsb kenapa dibiarkan menjadi rujukan tanpa ada tuntunan?

    Salam damai

  36. @truthseekers
    lebih baik membuka peluang utk dikatakan salah dr pd sesuatu yg bisa salah dikatakan pasti benar.

  37. @ytse jam
    yaaa Alhamdulillah kalau begitu mulai sekarang saya juga Islam yang mengikuti Al – Qur’an dan sunnah.

  38. Islam sejati hanya satu yaitu Islam yang mengikuti dan mengerjakan Al – Qur’an dan Sunnah dengan benar dan sungguh – sungguh. dan para pembaharunya yang diturunkan setiap 100 tahun sekali bersungguh – sungguh memurnikan Islam.

  39. @Jadilah bijaksana
    Anda benar Islam yang benar berpegang teguh pada Alqur’an dan Sunah Rasul yang MURNI.
    Yang menjadi masalah adalah SUNAH. Kalau Qur’an kita tidak ragu akan KEBENARAN nya.
    Tapi Sunah Rasul yang penyampaian dilaksanakan oleh manusia2 yang masih diragukan itikadnya/pribadinya..
    Karena keraguan kita terhadap periwayat Sunah.Maka sunah yang sampai pada kita harus diteliti keabsahannya. Terkecuali yang menyampaikan Sunah Rasulullah SAW mereka2 yang sudah disucikan Allah. Mereka ini Maksum.
    Maka dalam blog ini sdr. SP berusaha mengajak kita ber-sama2 meneliti Sunah2.Hadits2 Rasulullah SAW. Dan bukan mencela pribadi2 tertentu. Salam damai Wasalam

  40. @jadilah bijaksana

    Islam sejati? Siapa sebagai penentunya? Perlukah? Islam ya Islam. Harus berkeyakinan bahwa Alquran adalah kitab yg diturunkan Allah swt kepada hamba-Nya Muhammad saw, merupakan petunjuk dan sdh pasti benar. Meyakini Nabi Muhammad saw adalah Rasul Allah swt, pembawa risalah, penyampai amanah, penyebar rahmat, pemberi tauladan. Apa yg keluar dari mulutnya adalah sudah pasti benar. Sikapnya adalah menjadi i’tibar, prilakunya sdh pasti menjadi contoh. Semua kemuliaan manusia melekat padanya. Semua keistimewaan para nabi pasti dimilikinya.

    Barang siapa yg mengingkari kebenaran keduanya maka ia bukan Islam.

    Salam

  41. @Chany

    Hadits yang bisa dipercaya adalah Hadits Sahih.

  42. @truthseeker
    pertnyaan anda suda terjawab semuanya pada artikel sebelum2nya…
    sayang anda tdk cukup punya keinginan utk mendengar jawaban org lain , kecuali semangat mepermasalahkan saja…

    logisnya…kata shahih dan tdk itu sdh jelas mencerminkan ada yg mentarjih hadits tsb…
    aneh anda ini….

  43. Hadits yang bisa dipercaya adalah Hadits Sahih.???????

  44. @bob
    Maaf jika saya ternyata (menurut anda) kurang mendengarkan pendapat orang lain.
    Saya agak kurang paham dengan komentar anda, mungkin perlu lebih spesifik.
    Dari komentar saya yang terakhir sebetulnya bisa dikatakan tidak ada pertanyaan saya (kepada SP). Di paragraf terakhir memang ada tanda tanya yang bukan pertanyaan.
    Inti dari komentar tsb adalah kritik membangun (jika memang klarifikasi tsb belum pernah dilakukan). Kalau itu mebuat anda tidak nyaman maka itu diluar intensi saya.

    Salam damai.

  45. TENTANG KERA YG MLAKUKAN HUKUM RAJAM :

    Nabi SAW memberi contoh untuk tidak menjelek-jelekan orang lain (kaum lain) dg menyatakan bahwa yg beliau lihat/temukan adalah binatang (kera), padahal yg sesungguhnya beliau melihat kaum jahiliah Qurais yg sedang melaksanakan hukum rajam seperti yg tertera dalam Injil :

    Ulangan 13:10 Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan

    Ulangan 17:5 maka engkau harus membawa laki-laki atau perempuan yang telah melakukan perbuatan jahat itu ke luar ke pintu gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kaulempari dengan batu sampai mati.

    Ulangan 21:21 Maka haruslah semua orang sekotanya melempari anak itu dengan batu, sehingga ia mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu; dan seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut.”

    Ulangan 22:21 maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati–sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

    Ulangan 22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

    mengenai KERA sbg perumpamaannya mungkin itu yg paling cocok spy tidak menjelekan seseorang, sebaliknya kera menjelekan .

    TTG SAPI & SRIGALA YG BERBICARA : Shahih Bukhari no 2156

    yg anda kutip itu PLE-SETAN , krn dijelaskan bahwa keadaan itu belum terjadi melainkan nanti pada kejadian sebelum Qiyamat.

  46. @aswin

    TENTANG KERA YG MLAKUKAN HUKUM RAJAM :
    Nabi SAW memberi contoh untuk tidak menjelek-jelekan orang lain (kaum lain) dg menyatakan bahwa yg beliau lihat/temukan adalah binatang (kera), padahal yg sesungguhnya beliau melihat kaum jahiliah Qurais yg sedang melaksanakan hukum rajam seperti yg tertera dalam Injil :

    Maaf bung sepertinya anda sedang terpeleset, kok bawa-bawa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Coba lihat riwayat Shahih Bukhari di atas tentang kera merajam itu bukan riwayat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] 🙂

    TTG SAPI & SRIGALA YG BERBICARA : Shahih Bukhari no 2156
    yg anda kutip itu PLE-SETAN , krn dijelaskan bahwa keadaan itu belum terjadi melainkan nanti pada kejadian sebelum Qiyamat.

    Dimana letak plesetan-nya. Saya kan cuma mengatakan bahwa sapi dan serigala itu menasehati manusia. Apakah pemahaman itu salah? karena dalam riwayatnya memang nampak seperti itu.

  47. Smw bs tjd klo ALLAH menghendaki
    Apalagi smw Hadits yg di atas
    Itu smw PASTI BENARnya

  48. Saya adalah orang yg percaya binatang itu bisa berbicara kepada nabi..tidak usah jauh” sekarang ini byk burung beo bisa mengucapkan bahasa manusia.apalagi waktu jamannya nabi yg beri kelebihan oleh Allah di atas manusia yg lain..dengan ijin dari Allah.diantara hewan ada bahasa dn peraturan tersendiri contohnya semut atau lebah…jika tidak ada bahasa atau aturan di antara mereka mana mungkin ada yg namanya lebah pekerja lebah prajurit bahkan mereka mempunyai ratu…bukankah itu merupakan tatana kehidupan yg mirip dengan manusia..itu membuktikan bahwa mereka mempunyai bahasa dan peraturan sendiri.tp bedanya dalam dunia binatang tidak ada yg menjadi penjahat..

  49. وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

    (Sahih International)
    And you had already known about those who transgressed among you concerning the sabbath, and We said to them, “Be apes, despised.”

    (Bahasa Indonesia)
    Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!”

    -Surat Al-Baqarah, Ayat 65

Tinggalkan komentar