Ibnu Abbas Mengatakan Ada Kesalahan dalam Al Qur’an?

Ibnu Abbas Mengatakan Ada Kesalahan dalam Al Qur’an?

Apakah mungkin Al Qur’an bisa salah?. Sebagai seorang muslim kita katakan dengan tegas, tidak mungkin. Siapapun yang berpendapat demikian maka pendapat tersebut bathil. Al Qur’an telah dijaga oleh Allah SWT oleh karena itu mengatakan ada kesalahan dalam Al Qur’an baik sedikit ataupun banyak adalah suatu kebathilan. Siapapun yang mengatakan seperti itu layak diingkari walaupun orang tersebut adalah orang yang terpandang atau memiliki keutamaan yang banyak.

Diriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa Ibnu Abbas RA pernah berkata demikian ketika membaca salah satu ayat Al Qur’anul Karim.  Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain 2/430 no 3496 meriwayatkan

حدثنا أبو علي الحافظ أنبأ عبدان الأهوازي ثنا عمرو بن محمد الناقد ثنا محمد بن يوسف ثنا سفيان عن شعبة عن جعفر بن إياس عن مجاهد عن ابن عباس رضي الله عنهما  في قوله تعالى  { لا تدخلوا بيوتا غير بيوتكم حتى تستأنسوا } قال  أخطأ الكاتب حتى تستأذنوا

Telah menceritakan kepada kami Abu Ali Al Hafiz yang berkata telah memberitakan kepada kami Abdan Al Ahwazi yang berkata telah menceritakan kepada kami Amr bin Muhammad An Naqid yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Syu’bah dari Ja’far bin Iyas dari Mujahid dari Ibnu Abbas radiyallahuanhum berkata mengenai firman Allah SWT [Laa tadkhuluu buyuutan ghayra buyuutikum hattaa tasta’nisuu] “ Ia berkata “itu kesalahan dari penulisnya” yang benar adalah [hattaa tasta’zinuu].

Al Hakim berkata mengenai hadis ini

هذا حديث صحيح على شرط الشيخين و لم يخرجاه

Hadis ini shahih dengan syarat Bukhari dan Muslim tetapi mereka tidak meriwayatkannya.

Perkataan Al Hakim ini disepakati oleh Adz Dzahabi dalam Talkhis Al Mustadrak. Selain Al Hakim, Atsar Ibnu Abbas ini diriwayatkan pula oleh Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman 6/437 dengan jalan Sa’id bin Jubair [hadis no 8802] dan jalan Mujahid [hadis no 8803]. Diriwayatkan pula oleh Ath Thabari dalam Tafsirnya Jami’ Al Bayan 19/145-146 dengan jalan Sa’id bin Jubair diantaranya

حدثنا ابن بشار ، قال  ثنا محمد بن جعفر ، قال  ثنا شعبة ، عن أبي بشر ، عن سعيد بن جُبير ، عن ابن عباس في هذه الآية( لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ) وقال  إنما هي خطأ من الكاتب حتى تستأذنوا وتسلموا

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Basyar yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abi Bisyr dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas mengenai ayat [Laa tadkhuluu buyuutan ghayra buyuutikum hattaa tasta’nisuu wa tusallimuu ‘alaaa ahlihaa] dan ia berkata “sesungguhnya itu kesalahan dari penulisnya yang benar adalah [hattaa tasta’zinuu wa tusallimuu].

Atsar ini shahih dan telah diriwayatkan oleh para perawi shahih [perawi Bukhari dan Muslim]. Hal ini telah dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al Bari 11/8 yang berkata

فأخرج سعيد بن منصور والطبري والبيهقي في الشعب بسند صحيح أن ابن عباس “كان يقرأ حتى تستأذنوا” ويقول أخطأ الكاتب

Telah dikeluarkan oleh Said bin Manshur, Ath Thabari dan Al Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman dengan sanad yang shahih bahwa Ibnu Abbas membaca [hattaa tasta’zinuu] dan mengatakan [kesalahan penulisnya].

Ibnu Abbas tentu adalah sahabat utama yang memiliki keutamaan yang besar diantaranya Nabi Muhammad SAW telah berdoa agar beliau dijadikan seorang yang faqih dalam agama dan dipahamkan dengan ilmu ta’wil. Walaupun begitu perkataan beliau soal kesalahan Al Qur’an [An Nur ayat 27] di atas yang berasal dari penulisnya adalah hal yang harus diingkari. Begitu pula halnya dengan perkataan sahabat mengenai keutamaan Ibnu Abbas diantaranya Ibnu Mas’ud yang berkata

لو أن ابن عباس أدرك أسناننا ما عاشره منا أحدٌ. قال وكان يقول : نعم ترجمان القرآن ابن عباس رضي الله عنه

.
“Apabila Ibnu ‘Abbas menjumpai jaman kita, niscaya tidak ada seorang pun di antara kami yang dapat menandingi (ilmu)-nya. Sebaik-baik penerjemah/penafsir Al-Qur’an adalah Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhu” [Diriwayatkan oleh Abu Khaitsamah dalam Al-‘Ilmu no. 49; Ahmad dalam Fadlaailush-Shahabah no. 1860, 1861, 1863; Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaat 2/366; dan yang lainnya – shahih]

Perkataan ini tidaklah menjadi hujjah mutlak karena terbukti umat islam meninggalkan perkataan Ibnu Abbas yang merupakan sebaik-baik penerjemah Al Qur’an. Semua umat islam membaca ayat tersebut dengan tasta’nisuu bukan tasta’zinuu.

Kami juga meminta perhatian pembaca agar dengan seksama melihat bahwa hadis atau atsar ini walaupun diriwayatkan oleh kitab hadis dan dishahihkan oleh para ulama tetap saja hal ini tidak menjadi akidah kita umat islam. Riwayat-riwayat seperti ini dengan jelas bertentangan dengan Al Qur’anul Karim yang mesti ditolak seshahih apapun kedudukannya.

Berbeda halnya dengan sebagian orang yang mengaku pengikut salafiyun, ia merendahkan mahzab lain yaitu Syiah dan tidak jarang dari mereka mengkafirkan syiah dan pengikutnya hanya karena di dalam kitab syiah terdapat riwayat tentang perubahan Al Qur’an. Tentu saja hal ini adalah bagian dari kepicikan salafy yang hanya ingin merendahkan dan memfitnah mahzab Syiah. Perhatikanlah, riwayat-riwayat yang menunjukkan perubahan Al Qur’an terdapat baik dalam kitab Sunni maupun Syiah dan kedua mahzab tersebut menolak riwayat-riwayat seperti itu. Kedua mahzab tersebut menolak adanya perubahan dalam Al Qur’an karena Sunni maupun Syiah percaya bahwa Al Qur’an akan selalu dijaga oleh Allah SWT.

Kemudian kami juga meminta perhatian pembaca dari kepicikan berpikir orang-orang yang mengaku pengikut salafiyun. Mereka dengan mudah menuduh orang-orang yang membela mahzab syiah sebagai orang syiah. Jika ada orang yang membongkar kedustaan dan fitnah mereka maka orang tersebut akan mereka tuduh sebagai syiah. Jika ada orang yang berhujjah dengan hadis Ahlul Bait semisal hadis Tsaqalain mereka dengan gampangnya menuduh bahwa orang tersebut syiah dan pemahamannya adalah pemahaman syiah. Mereka ini pengidap penyakit syiahpobhia, mereka punya ketakutan yang berlebihan terhadap mahzab syiah sehingga setiap hujjah Syiah harus ditolak [walaupun hujjah tersebut shahih di sisi Sunni], bagi mereka tidak penting apakah harus berdusta atau tidak, pokoknya syiah mesti dikafirkan.

Perhatikanlah wahai pembaca, fitnah terhadap siapapun [tanpa memandang agama dan mahzabnya] adalah kekejian dan layak untuk diluruskan. Orang yang tidak suka jika ada yang meluruskan fitnah kemudian ia menyebar tuduhan adalah orang yang punya penyakit di hatinya. Tidak sulit untuk mengetahui ulama-ulama sunni yang membela Syiah dari kekejian fitnah salafiyun dan ulama-ulama tersebut bukan syiah. Tidak sulit untuk mengetahui ada banyak ulama islam yang mengakui kalau mahzab Syiah adalah Islam dan mereka pengikut syiah adalah saudara bagi pengikut Sunni. Tetapi salafiyun senantiasa menyebar kekejian untuk merendahkan mahzab Syiah. Apa tujuannya? Wallahu’alam.

17 Tanggapan

  1. Asslmkm……………. @sp,

    ana setuju dan yakin bhw Al’quran memang tdk salah.
    (Qs 56:77-80) :
    – Al’quran adalah bacaan y sangat mulia
    – diturunkan dari Tuhan semesta alam
    – terpelihara di Lauhinmanfudz
    – diturunkan di Lailatul Qadr
    – tdk ada y menyentuhnya kecuali orang2 y disucikan (suci disini bukan fisik).

    Alquran terdiri dr 2 ayat:
    – ayat Muhkamat (terang maknanya)
    -ayat Muhtasyabihat (tdk terang maknanya shhg diperlukan takwil) sdgkan dlm
    (Qs 3:7) –> TIDAK ADA Y MENGETAHUI TAKWILNYA KECUALI ALLAH DAN ORANG2 Y MENDALAM ILMUNYA.

    menurut ana disinilah akar mula masalahnya.
    Bgmn bisa tau siapa “ORANG2 Y MENDALAM ILMUNYA Y BISA MENTAKWILKAN AL’QURAN DAN SYARAT ORANG TERSEBUT WAJIB SUCI”
    kalau sama penerima Al’quran saja tdk mengenal, apalagi memahami pesan2, perintah dan larangan. termasuk sesama muslim saling tuding itu krn tdk mengenal nabi jadi boro2 bisa mencontoh akhlak dan budi pekerti nabi malahan sering menganggap bahwa penerima Alquran (nabi besar kita Muhammad SAW) manusia biasa, bisa salah …….!!!!!?

    Bgmn dg penerus dari penerima Al’Quran krn Al’Quran berlaku sampai Akhir Zaman tdk hanya sampai nabi saja, ya pastinya tambah tdk kenal.
    Al’Quran adalah Tali Allah mrpakan pedoman hidup untuk di dunia dan di Akherat. Bgmn bisa menjalani hidup sesuai perintah y punya dunia dan segala isinya klau tdk paham dg isi Al’Quran y banyak ayat2 Mutasyabihatnya.

    MARI KITA RENUNGKAN:
    -Klau nabi bisa salah, bgmn dg y memilih nabi?
    -Klau nabi bisa salah, terus kita mencontoh siapa?
    -Klau nabi bisa salah bgmn dg bunyi surat (Qs 3:31)
    “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (nabi Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu”.

    semoga tdk salah, kalaupun salah siap dikoreksi.

    salam

  2. maaf nih, saya dulu juga sempat bertanya-tanya, allah itu seperti apa? nabi muammad itu seperti apa?.. maklum saya mikirnya logika banget walawpun saya anaknya bodo banget.. nih cerita kenapa akhirnya gw sadar….. nabi muhammad itu kan buta huruf ,tapi didalam salah satu ayat alquran surat al fushilat ayat 12 dijelaskan seperti ini
    “Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (Al Qur’an, surat fushilat ayat ke 12)”

    Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
    Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.
    sains zaman sekarangpun secara tidak langsung telah membuktikan kebenaran alquran
    1. Troposfer

    2. Stratosfer

    3. Ozonosfer

    4. Mesosfer

    5. Termosfer

    6. Ionosfer

    7. Eksosfer

    otak saya yang sedikit ‘kurang’ ini pun mikir ”masa iya orang yang buta huruf yang udah idup 1400 taun yg lalu bisa bisa tau sains, yang baru berhasil diketahui orang orang pinter (yang gk pake petunjuk alquran)beberapa dekade belakangan” wah otak sayapun akhirnya berkesimpulan alquran tuh ajarannya benarrr ,
    dan datang dari sesuatu yang lebih hebat dari manusia yaitu ALLAH tuhan semesta alam….

    nb: sebenarnya masih banyak ayat-ayat alquran yang berisi sains, walaupun bahasanya ada yang menganggap hampir seperti dongeng yang gak masuk akal..

    sayapun sebenarnya lagi mencari jawaban tentanng salah satu sains yang dijelaskan alquran yang (menurut saya)sudah berhasil di pecahkan seorang nabi sebelum muhammad ,yang pernah dijelaskan alquran hanya dengan kurang dari 2 kalimat…..

  3. semua ilmu alam di Alquran tidak ada yang seratus persen betul, semua “mendekati ” benar bahkan ada yang salah total. Tapi mending dari pada Injil dan Perjanjian Lama (Taurot) “sekarang” yang salah total tentang fisika khususnya sampai-sampai “leluhur” fisika dulu “dibantai” oleh Kristen Yahudi. Kebenaran tidak harus dijadikan kebijkakan, Kebijakan tidak harus berlandaskan kebenaran

  4. @kholid…ente kalo ngomong kudu pake fakta….
    jgn asal nguap….ape lagi sok ngomong fiska…
    org berilmu itu lidahnya dibelakang akal bukan sebaliknya…
    nah sekarang coba buktikan ente masuk kelompok yg mana ?

  5. maaf mas kholid, setahu saya ayat2 yg berhubungan dengan sains selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, mungkin mas kholid bisa kasih contoh yg tidak sesuai?atau mngkn karena kebodohan saya sehingga saya tidak tahu.

  6. jadi yang berhak atas pencetakan atau penetapan ayat pada AL QURAN itu siapa?

  7. @bob & jack
    Kalau membaca komentar si kholig kayanya nad pernah baca Alqur’an. Atau menganggap Allah apa ya? Membaca aja nda apa lagi mengerti dan memahami. Kalau pernah membaca Alqur’an pasti tdk berbicara demikian. Allah pencipta Alam Semesta dan semua tunduk pada PengaturanNya. Kok bisa salah. Atau si kholid tdk pula mengerti Islam. Wasalam

  8. (Qs 3:7) –> TIDAK ADA YG MENGETAHUI TAKWILNYA KECUALI ALLAH DAN ORANG2 YG MENDALAM ILMUNYA.

    Ya, hanya Allah swt dan orang2 yg mendalam ilmunya sajalah yg dapat menegtahui takwil dan tafsirnya (maknanya) saja.

    Apakah kita termasuk orang2 yg mendalam ilmunya? sehingga bisa menakwilkan dan menafsirkan seenaknya apalagi sampai menyalahkan? hehehe sungguh terlalu! ngaca dooong????

    Heheheh… mengenai Nabi saw buta huruf, apa betul? Apakah paman beliau yg memelihara dan merawat beliau tidak mengajarkan baca-tulis? Apakah seluruh kerabat beliau buta huruf semua? Imam ‘Ali as saja ‘pakar bahasa’ apalagi Rasulullah saw? masuk akal kagak!

    Lalu bagaimanakah Nabi saw dapat mengkoreksi dan mengetahui kesalahan2 penulisan Al-quran kalau beliau buta huruf? hehehe, rupanya penegertian ‘buta hurufnya Nabi saw’ perlu dikaji kembali!

    Masa makhluk sesempurna Rasul saw, buta huruf!!!

  9. @Joss
    Mengapa anda terjebak dengan Firman Allah QS 3 : 7 yang anda sendiri sampaikan. Siapa yang mengatakan Rasulullah BUTA HURUF? Yang mengatakan Rasul buta huruf hanya mereka yang belum sampai ketingkat QS 3 : 7. Anda sendiri tdk mempercayai Rasulullah buta huruf. Atau anda juga menganggap Rasulullah SAW buta huruf .

  10. @ chany, on Desember 12, 2011 at 10:34 am said:

    Apakah anda ndak membaca komentar saya yg ini?

    Lalu bagaimanakah Nabi saw dapat mengkoreksi dan mengetahui kesalahan2 penulisan Al-quran kalau beliau buta huruf? hehehe, rupanya penegertian ‘buta hurufnya Nabi saw’ perlu dikaji kembali!

    Masa makhluk sesempurna Rasul saw, buta huruf!!!

    Semoga anda mengerti apa yg saya maksud!

    Salam damai

  11. Maaf pernyataan saya diatas untuk Chany saya ralat sbb:

    @ chany,

    Tidak, Justru saya bertanya kepada orang2 yg masih menganggap bahwa Rasulullah saw itu buta huruf!

    Apa anda tidak membaca komentar saya “…. Imam ‘Ali as saja ‘pakar bahasa’ apalagi Rasulullah saw? masuk akal kagak!.

    Salam

  12. @Joss.
    Saya sangat mengerti atas komentar anda. Sebenarnya komentar saya bukan ditujukan pada anda. Tetapi dengan komentar saya anda lebih meperjelaskan kepada mereka yang menganggap Rasul adalah manusia biasa. Wasalam

  13. @SP

    Mereka ini pengidap penyakit syiahpobhia, mereka punya ketakutan yang berlebihan terhadap mahzab syiah sehingga setiap hujjah Syiah harus ditolak [walaupun hujjah tersebut shahih di sisi Sunni], bagi mereka tidak penting apakah harus berdusta atau tidak, pokoknya syiah mesti dikafirkan.

    Saya kurang setuju dengan statement SP yang ini. Walaupun saya juga tidak menyalahkan pendapat ini.
    Dari pengalaman saya (bergaul dengan mereka kadang juga jadir di majelis mereka). Fitnah2 dan tuduhan2 syiah (juga tuduhan2/cacian ahli bid’ah, sesat, kafir, syirik, sufi sesat dll) yang disematkan kepada umat islam yang berbeda dengan mereka adalah dikarenakan memang karena mazhab mereka tidak bisa tegak tanpa itu.
    Di majelis2 mereka juga muncul pertanyaan dari pengikutnya ketika mereka goyah oleh argumen2 dan kebenaran2 dari selain mereka, dan jalan pintas yang digunakan oleh ustad mereka adalah tuduhan2 tsb. Sehingga setelah tuduhan tsb ditujukan kepada argumen yang menggoyahkan mereka maka “otomatis” disetujui bersama oleh penanya dan yang ditanya bahwa tidak lagi diperlukan argumen2 untuk mematahkannya (ketika tuduhan syi’ah dll tsb sudah dikeluarkan maka berarti stop discussion!!). berbeda ketika mereka masih bisa berargumen, maka tuduhan tsb tidak terburu2 dikeluarkan.

    @All
    Sains hadir dari kepala manusia (makhluk) dari mempelajari hukum2 alam (makhluk) yang terjadi disekitarnya. Dan sesuai dengan perkembangan sains pula maka dalil2/hujjah2 sains tidaklah kekal (berubah2), bagaimana bisa disandingkan dengan Firman Allah (Pencipta manusia dan hukum2) yang kekal dan tidak berubah2.

    salam damai.

  14. Syi’ah mazhab abdullah bin saba al yahuud……bukan kelompok salaf saja yang mengkafirkan syi’ah,habib Alkaff juga mengkafirkan syi’ah,begitu juga kyai2 NU jawa timur,bahkan imam Asy syafi’ie juga mengkafirkan Syia’ah!!

  15. Kalau syi’ah tidak mengkafirkan sahabat Nabi seluruhhnya,dan memghilangkan akidah bada’ dan tidak merayakan assyuro serta tidak mengkultuskan imam2 yg dua belas,mungkin bisa bersatu dgn Sunni

  16. @Abdul
    Setahu saya syiah tidak mengkafirkan seluruh sahabat, mereka juga memuliakan sahabat seperti Salman, Miqdad, Abu Dzar al Ghifari, dll. Dan tuduhan anda mengkafirkan sebaiknya ditelaah lebih dalam lagi, terutama menyangkut pandangan mereka terhadap Muawiyah, Amr ibn Ash dkk.

    Mengenai akidah Bada sebaiknya anda baca ulasan bung SP di sini.

    Mengenai perayaan Asyura, sebenarnya itu bukan perayaan, itu hari kesedihan, bukan sesuatu untuk dirayakan dengan konotasi bersenangj-senang. Lebih tepatnya itu peringatan Asyura. Dan saya rasa tidak ada salahnya mengenang bagaimana kebenaran berperang melawan kejahatan. Coba anda pelajari lagi dengan lebih bijak mengenai Asyura. Cari sumber yang lebih komprehensif. Niscaya anda tidak akan antipati kepada peringatan Asyura.

    Mengenai pengkultusan Imam 12, lagi2, maaf, kelihatannya anda tidak mendapatkan pengetahuan yang berimbang dari pihak Syiah sendiri. Coba lagi cari info tentang siapa mereka dan kenapa Syiah memuliakan mereka.

    Dan mengenai pengkultusan, bukannya selama ini sebagian besar rekan Sunni juga mengkultuskan Bukhari, sampai2 kitabnya disebut “Shahih Bukhari?” Kitab yang tulisannya tidak boleh diganggu gugat. Tidakkah ini juga pengkultusan dalam bidang keilmuan?

    Isu terbesar sekarang sebenarnya adalah mencari persamaan, bukan perbedaan. Dan setiap diskusi sebaiknya dilandasi dengan niat baik untuk mencari kebenaran, bukan pembenaran.

    Terima kasih.

  17. […] Ibnu Abbas Mengatakan Ada Kesalahan dalam Al Qur’an […]

Tinggalkan komentar