Apa Pentingnya Isu Sunni Syiah?

Jawabannya Tidak penting, ya benar tidak penting. Anda yang Sunni pertahankan Kesunnian anda dan anda yang Syiah pegang erat Kesyiahan anda. Mengapa? karena itu semua bukan urusan saya :mrgreen:

Seorang teman baik pernah bertanya kepada saya “Antum Syiah?”. Saya jawab “bukan” dan seperti biasa, saya tidak merasa perlu memperhatikan apa responnya. Pertanyaan lain “Tulisanmu kok baunya Syiah melulu?”. Jawaban saya “Ya itu karena banyak orang punya masalah dalam membaui sesuatu”. Ada juga yang lain “Kenapa sih kamu suka menulis yang itu-itu aja?”. Jawaban saya adalah kalau mau jujur tidak ada satupun tulisan yang saya suka, saya menulis sekedar menuangkan pikiran saya yang kepenuhan. Sepertinya jika tidak dimuntahkan akan terasa berat menggantung sampai saya tertidur.

Jadi Apa Pentingnya Isu Sunni Syiah? Tidak penting karena itu tidak akan

  • Mengenyangkan anda
  • Memberi anda uang
  • Mengentaskan kemiskinan
  • Memberantas kebodohan
  • Mengayomi orang kecil
  • Menyehatkan orang sakit
  • Memberi makan mereka yang kelaparan
  • Meningkatkan perekonomian dan pembangunan
  • Memberi anda nilai bagus saat ujian

Saya katakan salut pada anda-anda yang memang selalu penting. Sedangkan saya, saya ini tidak penting dan memang kerjaannya juga nggak penting. Saya tidak punya usaha untuk mengatasi masalah disekitar saya karena saya hanya bisa mengeluh. Isu Sunni Syiah hanyalah bagian kecil dari hidup saya dan mendapat porsi besar dalam blog ini karena Saya peduli. Saya peduli dengan sesuatu yang tidak dianggap peduli oleh banyak orang. Ahlul Bait bagi sebagian orang nggak penting tapi bagi saya luar biasa penting. Mereka adalah Guru-guru saya yang tidak terjangkau oleh saya. Mereka adalah Sosok yang membuat saya hanya bisa terpana dan terdiam di ujung Sana. Mereka Sosok yang dipuja-puja sebagian orang dan dilupakan oleh kebanyakan orang. Ok saya klarifikasi Sunni Syiah itu benar-benar tidak penting bagi saya karena yang penting bagi saya adalah Ahlul Bait.

Ahlul Bait, dulu saya cuma kenal sama seperti saya mengenal Descartes, Popper, Muthahhari, M Baqir As Shadr, deelel exct. Sampai akhirnya Tuhan membanting saya hingga hancur remuk karena sikap saya yang cuma kenal-kenal saja. Tuhan memberikan saya satu kehidupan lagi. Saya hanya bisa melakukan apa yang saya bisa. Saya bukan orangnya yang akan memberikan uang bagi setiap peminta-minta, saya bukan orangnya yang bisa menolong orang lain, saya bukan orangnya yang bisa memberikan kebahagiaan pada semua orang. Saya adalah orang yang egois, tidak pedulian dan pecundang. Jadi gak mungkin bisa orang begini menjadi Malaikat Penyelamat. 😦

Ahlul Bait, mau bilang cinta tapi malu, mau biasa aja juga nggak bisa, mau mengenal ya cuma kenal, bahkan saya bingung mau apa. Mau dibela, memangnya membela apa, rasanya setiap orang ngaku-ngakunya pecinta Ahlul Bait. Lagipula siapa saya sok jadi pembela, memangnya pantas? Nah anda lihat Inkonsistensi saya sudah mulai kumat

Kita Cut dulu ya dan balik ke masalah Penting dan Tidak Penting. Mari kita analisis dengan seksama, bicarakan bagaimana sesuatu yang dianggap Penting itu?. Relatif, ya benar-benar relatif. Sesuatu yang dianggap penting oleh orang lain bisa jadi tidak penting bagi orang yang lebih lain. Mari kita asumsikan bahwa yang penting itu adalah yang memberikan Kebehagiaan. Nah apa saja itu

Bisa banyak nih, untuk mereka yang hidup di dunia maka yang di bawah ini benar-benar penting

  • Makanan
  • Minuman
  • Kesehatan
  • Uang
  • Keluarga
  • Orang-orang yang disayangi
  • Teman
  • Hidup enak
  • Kedudukan terhormat
  • Serba Ada

Bagi mereka yang Jiwanya subur maka yang dibawah ini juga penting

  • Akhlak yang terpuji
  • Altruisme
  • Ketenangan
  • Agama or keyakinan
  • Cinta
  • Kemanusiaan
  • Hati nurani

Kalau saya sendiri ada beberapa hal yang saya anggap penting

  • Ahlul Bait
  • Dia
  • Istri kedua (ada yang tahukah?) 😆
  • BusKota
  • FP, Danrad , Ksatria Kasmir, Nita, Dika dan Yang Lain
  • Tidur
  • Depan Rektorat
  • Depan Masjid Agung
  • Langit sore dan Gelap malam
  • Buka Puasa

Sepertinya memang tidak ada batasan khusus soal mana yang penting dan tidak penting. Konsep Yang Penting itu benar-benar relatif :mrgreen: .

Intinya dengan dasar apa anda menilai sesuatu itu penting atau tidak penting . Inilah sebenarnya yang paling penting. Hidup bisa jadi penting atau tidak penting tergantung dari sudut pandang mana anda menilainya. Mengapa Ahlul Bait begitu penting bagi saya?

  • Pertama karena Pencarian Keras saya berujung di sana
  • Kedua karena saya tidak mau dibanting lagi
  • Ketiga karena Setelah saya mati saya harap itu bisa menolong saya

Mengapa Sunni atau Syiah tidak penting bagi saya

  • Pertama karena Saya tidak terikat mahzab apapun
  • Kedua karena Pencarian saya ternyata tidak mengarahkan saya kesana

Seandainya ada yang menyatakan saya Sunni atau ada yang menuduh saya Syiah. Yo wes terserah saya nggak peduli. Silakan saja tidak ada yang melarang. Tetapi isu Sunni Syiah bisa menjadi penting bagi saya jika itu sudah menyangkut soal Ahlul Bait, nah lho Inkonsisten lagi. Kan dah dibilang sudut Kepentingan itu benar-benar menentukan. 😉

Salam Damai

37 Tanggapan

  1. Ahlul Bait..
    syiah ni brother…
    hanya ingin memberitahu:
    hakekat.com

  2. Jadi yang abadi itu adalah kepentingan… :mrgreen:

  3. Salam kenal
    Saya senang sekali baca blog anda mudah2 an bsa ikut nemuin kebenaran. Postin terus ya ide2nya. 🙂

  4. hak what??……..I beg ur pardon?

  5. @anti yahudi,
    Sayang ndak berani menunjukkan identitas.

    @secondprince
    Kalau dunia ini sedang disibukkan dengan dikotomi sunni syiah, lebih enak pake ‘SUSI’ aja. He3x.

  6. Keren abis.. 😛 subjektively buat saya keren abis tulisan ini.
    Gaya bahasanya khas sekali SP. Topik yang diambil sangat mengena pd apa yang ada di isi kepala banyak pengunjung blog ini. Keteguhan pada keyakinannya yang satu terasa tak akan bergeming biar di atas kepalanya ada bom (tularin donk.. i want that faith also).
    Sepintas dibaca membuat tersenyum, lama2 direnungkan membuat mata berlinang2.
    Ya Habibi Ya Rasulullah..inilah salah satu pencinta ahlul bayt mu yang datang hanya dengan cinta tanpa membawa benci. Inilah pecinta mu yang mencintai ahlul bayt mu dengan cara yang engkau ajarkan.
    Ya Habibi Ya Rasulullah aku rindu menjadi pengikut ahlul bayt mu aku mencintai ahlul bayt mu dengan segala kekurangan ku.
    Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Rasulullah dan keluarganya.

    Wassalam

  7. Subhanallah…

    Tulisannya bagus mas, memang tidak penting, tapi hal ini membuat kita lebih perduli…

    Hhhm…larinya sengaja atau gak sengaja, sadar atau gak sadar jadi penting juga tuh…jangan dianggap penting deh, kita perduli aja…bingung ah, yuk mari

  8. setuju Mas….mudah-mudahan ” Setelah saya mati saya harap itu bisa menolong saya ” saya juga ya Mas…..

    salam.

  9. hehehe alergi juga dikatakan syi’ah… enak lho syi’ah bisa nikah mut’ah yang di khawatirkan bukan syiahphobia karena pasti semua suka syi’ah karena mut’ah, hehehe
    istri kedua mas SP di mut’ah aja mas enak lho 😀 😀

  10. mas farid, untuk anda ketahui bahwa ayat mengenai nikah mut’ah itu sampai saat ini belum pernah dimansukh, kecuali oleh Umar.
    Dan yang harus anda camkan baik2 bahwa nikah mut’ah itu pernah dipraktekkan oleh banyak para sahabat termasuk Umar sendiri ! Dan yang lebih mengagetkan ternyata nikah mut’ah itu dipraktekkan pula oleh para perawi hadis yang terdapat kitab Sahih Bukhori ! Nah kalau nikah mut’ah itu menurut versi Sunni dihukum zina, maka betapa banyak hadis2 Sahih Bukhori yang harus dibuang karena dirawikan oleh orang2 zina !

    Perlu anda ketahui bahwa adanya ketentuan nikah mut’ah dlm ajaran Islam Syi’ah tidak secara otomatis dilakukan oleh semua penganut Syi’ah. Kaum Syi’ah hanya ingin menunjukkan bahwa mereka tetap konsekwen dengan ketentuan yang ada dalam AlQuran dan tidak mengubah-ubahnya seperti yang dilakukan oleh Umar.

    Dan anda pun harus tahu bahwa pada waktu sebelum nikah mut’ah dilarang oleh Umar kasus perzinahan sangat sedikit dalam masyarakat Islam. Tetapi sejak pelarangan nikah mut’ah oleh Umar maka perzinahan sangat marak dan terjadi dimana-mana.

    Aturan2 / syarat2 dalam Nikah mut’ah tidak jauh berbeda dengan nikah da’im. Yang membedakan hanya jangka waktunya.

    Jadi tolong deh teliti dulu apa sih nikah mut’ah itu.

  11. @ Farid
    mungkin Asma’ binti abubakar jg keenakan ya..heheheh

  12. @farid
    farid harja y?koq hidup lg?mw mut’ah kah?sebelum aku tahu,apa artinya syiah,kutelah jatuh cint a kepadamu,ooh buruuung nyanyikanlah,katakan kepadanya aku syiah..itu lagu br yg anda buat y?xixixi..damai di alam baqa y..hehe

  13. @farid

    Mungkin anda berpikir dalam syiah sangat mudah sekali nikah mut’ah. Beban dan tanggung jawab nikah mut’ah itu sama dengan nikah da’im. Persyaratannya tidak segampang yang anda pikir.

    Anda harus kembali melihat realita yang ada sekarang, nikah da’im juga rentan untuk mudah bercerai. Jadi untuk menikah itu tergantung pada niatnya, mau ibadah atau mau nyalurin nafsu doang. Begitu juga dengan anda, jika suatu saat kelak ternyata anda nikah da’im lalu kawin cerai-kawin cerai-kawin cerai, sama juga bodong. Mudah-mudahan jangan sampai anda kawin cerai…he…he…sori man, peace, yuk mari HAIL

  14. Orang Sunni cinta Ahlul bait walau kebanyakan cinta palsu tanpa realisasi sedangkan orang syi’ah cinta sejati hanya kepada Allah Swt, Rasul Saaw, dan ahlul bait A.S

  15. Salam..

    @ ALL

    ada yang menarik dan perlu dicermati di sini :

    http://www.al-islam.org/tahrif/yourimam/index.htm

    wassalam

  16. @Farid
    Haha, ternyata mas ngomong mut’ah enak dimana mana yah…dan seakan itu menjadi komoditas bagi syiah untuk menarik pengikut.

    Mas, logika sampean dan postulat sampean soal Syiah menarik ummat karena ada Mut’ah gak masuk akal. Di agama besar dunia, cuman Islam yang ada Poligami, lantas, apa sekarang Islam agama no.1 dalam hal jumlah penganut?

    Kanapa pas zaman Rasul dulu, para pengikut nasrani, atau yahudi let’s say di Europe ngga ngomong: “Hey, ada agama baru dibawa oleh orang Arab, dibolehkan poligami..kita ikutan join yuk..”

    Wah, ternyata kesimpulan sampean soal Mut’ah ngaco.

    Alhamdulillah, ngga semua orang berfikir soal selangkangan doang..termasuk orang – orang jaman dulu..

    Mustinya, kita yang katanya hidup di jaman modern, berfikirnya kritis, pake logika, lebih terbuka dengan semua pendapat, bisa milah mana yang benar mana yang salah, dan ngga menjadikan perbedaan sebagai komoditas untuk menjauhkan diri dari atau untuk mengucilkan orang lain..

  17. Gak penting memang, tapi orang lain yang membaca kadang nganggap sangat penting,

  18. terkadang memang penting untuk membaca 🙂 bukan karena pentingnya bacaannya tapi mungkin kegiatannya daripada bengong 😛

  19. emang ga penting sih. suni syiah itukan urusan politik orang arab sama orang persia. yang harus kita lakukan terus menambah ilmu mencari kebenarann supaya kita ga perlu bertaklid. kita kan ga ditanya apakah suni atau syiah di akherat tapi kita ditanya berapa banyak amal kita. ya kan?

  20. @agoes moeljadi

    Yang nglarang mut’ah bukan umar saja lho mas…tapi juga imam Ali…:) kayak khamr aja dulunya dibolehkan setelah itu dilarang… apakah para peminum khamr di saat itu yang sudah meninggalkan kebiasaan minum khmr tetep dibilang peminum/pemabuk?

    Dari mana anda dapat info setelah Umar melarang Mut’ah perzinahan jadi marak? jangan asal ketik ya mas…

  21. Rasanya agama ini kurang bijak kl sampai ngelarang kawin kontrak, kasihan dong yg sudah kebelet “pengen” tapi keadaan belum mengijinkan

  22. @atasku
    Lebih bijak lagi sekalian dibangun juga lokalisasi-lokalisasi… demi untuk yang kebelet…

    ayo… siapa yg mau jadi cewe kontrakan! sudah banyak nih calon kontraktor di sini!

  23. Adat kita juga melarang kawin kontrak kok….

  24. hehehehe…kawin kontrak. apa sih kawin kontrak itu?

  25. Definisi Kawin kontrak [menurut IWM]:
    1. Perkawinan yang diatur dengan klausul-klausul tertentu, tanpa cinta, dan biasanya ada unsur-unsur ekonomik (Uang, blablabla)
    2. Perkawinan yang mempunyai masa akhir tak berlaku lagi [kadaluwarsa]

    [PS: Pasti salah 80 % minimum….)

  26. [offtopic]IWM adalah saya[\offtopic]

  27. definisi yang masih membingungkan.

    sebut saja “tanpa cinta”. Definisi cinta apa?

  28. Bagi yang tinggal di Indonesia dan menjadi salah satu agen pihak yang berkepentingan maka:
    Mengenyangkan anda – YA
    Memberi anda uang – YA
    Mengentaskan kemiskinan – TIDAK
    Memberantas kebodohan – TIDAK
    Mengayomi orang kecil – TIDAK
    Menyehatkan orang sakit – TIDAK
    Memberi makan mereka yang kelaparan – YA (bilamana ikhlas memberi) & TIDAK (bagi yang bakhil)
    Meningkatkan perekonomian dan pembangunan – TIDAK
    Memberi anda nilai bagus saat ujian – TIDAK (rata-rata aktivis agen tsb adalah anggota MaPaLa/Mahasiswa Paling Lama, bahkan sering tidak Lulus)

  29. @Farid
    Apakah anda merasa berhasil telah membelokkan hampir semua topik yang di tulis SP dengan kata Mut’ah (anda aneh juga yah, ga tau apa-apa koq seakan2 anda telah melakukan mut’ah puluhan kali.. ). menurut saya trik anda terlalu primitif (*maaf lho). Mohon kedepannya berubah sedikit2 yah mas Farid, jangan kaya burung beo bunyinya itu2 aja. nanti bikin Syiah di blog ini mengambil keputusan kalo Sunni semua seperti anda, pasti Sunni juga ga mau kan kalo mas Farid yang jadi standardnya.

    =salam damai=

    @oon
    Yang di tulis mas Agus itu sesuai riwayat yang sahih dikalangan Ahlus sunnah. bahwa Umar lah yang melarang 2 Mut’ah.

  30. @InaWarMinister
    Kalau:

    1. Perkawinan yang diatur dengan klausul-klausul tertentu, dengan,/b> cinta, dan bukan hanya unsur-unsur ekonomik (Uang, blablabla)
    2. Perkawinan yang mempunyai masa akhir tak berlaku lagi [kadaluwarsa],

    Kalau yang ini masuk definisi kawin apa ya?

    Kalau:

    1. Perkawinan yang diatur dengan klausul-klausul tertentu, tanpa cinta, dan ada unsur-unsur ekonomik (Uang, blablabla)
    2. Perkawinan yang tidakmempunyai masa akhir tak berlaku lagi [kadaluwarsa]

    Yang ini masuk dalam kategori mana lagi?
    Mohon penjelasannya.dari pakar nikah.. :mrgreen:

    Wassalam

  31. @antiyahudi
    wah wah nggak dibaca ya Mas
    atau masih nggak jelas
    saya nyerah deh kalau gitu 😦

    @Mbak Hilda
    mungkin :mrgreen:

    @Ical
    terimaksih sudah senang
    silakan silakan
    Mas juga bisa sharing idenya

    @Oky
    hmm gak ngerti

    @Ressay
    wah Susi ya, teman saya itu 😆

    @truthseeker08
    No Komen :mrgreen:

    @Abu Syahzanan
    hmm biasa aja kok

    @halwa
    Mari mari

    @Farid
    ah lucu Mas ini, Kalau sudah jadi istri ngapain dimut’ah, saya gak ngerti
    Lagian istri kedua saya itu tidak bisa menerima hanya bisa memberi, jadi situ salah paham kayaknya :mrgreen:
    *memang hanya orang2 tertentu yang mengerti*

    @agoes
    hmm ok deh saya menyimak aja kalau soal mut’ah

    @Bagir
    waduh waduh itu

    @Arif
    kayak nyanyi ya

    @Abu Syahzanan
    He he he mungkin saja ia berpikir begitu

    @Muhammad
    Cinta tidak terkait siapa dia
    ho ho ho maksa banget 😆

    @Bagir
    terimakasih

    @Oky
    seperti biasa, saya hanya menyimak

    @black
    nah itu kepentingan itu relatif :mrgreen:

    @reekoheek
    wah tapi saya suka bengong

    @aman
    menurut saya sih Sunni Syiah bukan urusan politik, dan lagi saya nggak tahu bakal ditanya apa diakhirat nanti 😦

    @Oon
    sabar, sabar

    @Om Paidi
    sepertinya bijak itu relatif :mrgreen:

    @Tonggos
    nh ini buktinya, saya tidak mengerti kalau yang Mas sebutkan itu adalah sesuatu yang lebih bijak :mrgreen:

    @InWarMinister
    Adat itu apa ya?

    @Ressay
    hmm kira2 apa ya

    @InWarMinister
    saya nggak tahu itu salah apa nggak :mrgreen:

    @Ressay
    ho ho Cinta itu Walaupun Bukan Karena 😆

    @Razifuddin
    Agen apa ya 🙄

    @Abelardo
    nah itu makanya Mas, saya gak pernah menyinggung soal mut’ah di atas tapi ujung2 nya kok kesana. Sepertinya yang ujung-ujung suka diselewengkan :mrgreen:
    *ngawur*

    @Truthseeker08
    ho ho Pakar Nikah rupanya yang datang
    sila, sila
    saya menyimak

  32. salam….inawarminiter
    jgn berfikir begitu….. adat tidak boleh di sama kan dengan agama

  33. Bagi saya tdk ada yang penting didunia ini. Kita nikmati apa yang kita terima dari Maha Pemberi selesai. Mau mati kek, mau jadi pengemis kek. Menjadi apa saja nda penting. Tdk kuat menghadapinya tinggalkan titik. Wasalam

  34. Isu Sunni dan Syiah penting untuk dikenali, diketahui persamaan dan perbedaannya. Kewajiban kita adalah mengambil (mengikuti) yang diyakini paling benar, dengan tetap menjaga semangat toleransi dan kebersamaan.

    Salam,

    Abu Yusuf

  35. Isyu Sunni Syiah penting untuk menambah wawasan dalam agama, namun isyu tsb menjadi senjata ampuh bagi pihak-pihak yang menjadi musuh Islam untuk memecah belah persatuan (Ukhwuah Islam).

    Wassalam

  36. Saya setuju dengan pendapat aburahat. Kalau kita menganggap penting isu Syiah & suni tdk penting. Karena menurut saya kebenaran dari mana saja saya terima. Kalau kita masalahkan Syiah dan Suni maka timbul pro & konyra yang berakibat kebenaran tdk kita lihat secara obyektif

  37. Imam Ja’far as:”hakikat cinta adalah agama”
    tata cara berkasih sayang antara 2 insan yg berlainan jenis jg di cantumkan di dalam alquran.apabila seseorang mencintai pasangannya karena hawa nafsunya..maka ia tidak akan bisa menjalankan hukum 2 agama seutuhnya..nmun apabila seseorang mencintai karena Allah..maka ia harus mencintai pasangannya dengan cara yg sesuai dalam hukum agama yakni alquran, di dalam islam ada 2 pernikahan yakni nikah perkenalan dan nikah daim..
    nikah perkenalan/mut’ah/tamatu’ intinya adalah mensholehakan si wanita..sebelum menuju kepada nikah daim,jd ..mut’ah tidak dilakukan oleh org2 sembarangan..si lelaki hendaklah mempunyai ilmu yg memadai untuk mensholehakan wanitanya..
    al ahzab28:ya Nabi katakanlah kepada istrimu..jika kalian menginginkan dunia dan perhiasannya maka kemarilah aku beri mut’ahnya,sesungguhnya yg demikian itulah perceraian yg baik..
    demikianlah hukum yg ada di alquran ,penjabaran yg sedikit tentang tatacara berkasih sayang..
    Albaqarah 2:”itu kitab tidak ada keraguan dari padanya sebagai petunjuk bagi org yg bertakwa..”
    jadi orang yg meragukan 1 ayat saja berarti ia meragukan semuanya..itu berarti k a f i r..bagaimana lg hukumnya bagi orang yg menghapuskan 1 hukum di al quran?

Tinggalkan komentar