DIALOG TIPU MUSLIHAT KEBENARAN

Si Saya Yang Skeptis dan Si Teman Yang Pemikir

Punya teman baik itu menyenangkan, banyak sisi yang menyenangkan selain yang menyebalkan tentunya. Salah satunya adalah kita dapat berbagi pemikiran atau diskusi tentang banyak hal atau beberapa hal. Tulisan ini akan menampilkan salah satu bentuk contoh pertemanan yang baik tapi agak mencurigakan memang, ya lihat saja sendiri.

Dua anak manusia sedang beridiskusi seru di suatu tempat tentang hal yang orang lain akan mengatakan “yah terlalu besar untuk anak seusia mereka”. Hal ini jelas terlihat dari keadaan yang awalnya ada 7 anak sekarang tinggal 2 anak, sepertinya kelima anak sebelumnya menyadari betapa berharganya usia mereka. Dua anak ini membicarakan tentang “Kebenaran dan Tipu Muslihatnya”. Sebenarnya cuma “Kebenaran” tetapi Si Saya benar-benar berkeras kalau perlu ditambahkan “dan Tipu Muslihatnya”. Oh ya baiklah sebut saja dua anak itu Si Saya dan Si Teman.

Baca lebih lanjut

BAGAIMANA CARA PIKIRAN BEKERJA

BAGAIMANA CARA PIKIRAN BEKERJA

Manusia adalah makhluk yang berpikir, ini pasti benar dan tidak perlu membuang waktu untuk mengkritik masalah ini, karena pada saat anda mau mengkritik anda justru membuktikan kalau pernyataan itu benar.

Masalahnya pikiran manusia itu macam-macam, ini juga benar dan sekali lagi tidak perlu mengkritik karena saat anda mau mengkritik, anda justru membuktikan pernyataan itu benar, kritikan anda justru menunjukkan perbedaan pikiran anda dan pikiran saya. Kenapa pikiran itu macam-macam? Nah satu-satunya alternatif jawabannya adalah karena cara berpikir manusia yang bermacam-macam.

Kita berpikir karena sesuatu, tidak tahu apa pastinya terserah bisa apa saja yang penting ada alasannnya. Alasannya bisa dari luar si pemikir atau dari dalam si pemikir, alasan ini bisa dalam bentuk informasi, pertanyaan, perasaan atau sesuatu yang tak terkatakan(apa maksudnya anda bisa lihat dialog di akhir tulisan ini).

Alasan-alasan ini dapat disebut sebagai input awal yang biasanya juga memancing input-input yang lain. Input ini yang bisa apa saja akan memasuki proses yang kita sebut Berpikir. Dan setiap proses ini akan selalu menghasilkan sesuatu yang disebut Output. Selalu, benarkah? Anda sudah mulai mau mengkritik Bagaimana kalau apa ya istilahnya ….ah iya pikiran itu buntu, begitu bukan? kalau buntu kan gak ada outputnya. Yang saya maksud jelas tidak seperti itu, walaupun pikiran anda buntu tetap saja ada outputnya yaitu “Anda tahu kalau anda tidak tahu”. Baca lebih lanjut