Penyimpangan Kisah Fadak Oleh Situs Hakekat.Com

Penyimpangan Kisah Fadak Oleh Situs Hakekat.Com

Kali ini tulisan saya adalah tanggapan terhadap tulisan dari situs http://www.hakekat.com tentang Fadak yang berjudul Apakah Abu Bakar membuat Fatimah Murka?Dan Apakah Fatimah Berhak Mendapat Warisan?. Dalam tulisan tersebut terdapat banyak hal yang patut disayangkan. Situs hakekat.com membuat tulisan tersebut sebagai bantahan terhadap Syiah Rafidhah(begitu situs tersebut menyebutnya). Tentu saja hal ini adalah hak mereka sepenuhnya, tapi yang patut disayangkan itu adalah keinginan Situs tersebut untuk membantah telah membuat begitu banyak kekeliruan yang saya nilai masuk dalam kategori Syiahphobia. 😦

Tulisan saya kali ini berusaha untuk menilai kebenaran tulisan situs hakekat.com tersebut. Tulisan saya ini adalah suatu analisis terhadap tulisan hakekat.com yang saya nilai penuh dengan distorsi dari sudut pandang keilmuan Ahlussunnah. Mempertahankan keyakinan suatu mahzab dengan membantah pandangan mahzab lain tentu adalah hal yang biasa dalam dunia permahzaban. Tetapi alangkah baiknya kalau bantahan tersebut bersandar pada dalil-dalil yang kuat dan penarikan kesimpulan yang benar. Sekali lagi patut disayangkan ternyata tulisan hakekat.com itu tidak memiliki kedua hal tersebut. Situs hakekat.com dipengaruhi oleh kebenciannya yang mendalam terhadap Syiah sehingga membuat tulisan yang penuh distorsi dari sudut pandang keilmuan Ahlus Sunnah sendiri. Oleh karena itu saya nilai tulisan tersebut tidak patut dijadikan perwakilan Ahlus Sunnah dalam membantah Syiah. :mrgreen:

Situs hakekat.com awalnya menulis

Syi’ah Rofidhah banyak membuat alasan bahwa Abu Bakar membenci Fatimah dan barang siapa membencinya berarti membenci Rasul SAW.

Dalam hal ini saya tidak akan membela apa pandangan Syiah yang menurut situs hakekat.com menyatakan bahwa Abu Bakar RA membenci Fatimah. Dalam pandangan saya Abu Bakar RA tidak membenci Sayyidah Fatimah AS walaupun begitu sikap Abu Bakar RA terhadap Sayyidah Fatimah AS dalam masalah Fadak adalah keliru. Kemarahan Sayyidah Fatimah dalam hal ini sangat memberatkan pembelaan apapun terhadap Abu Bakar RA karena kemarahan Sayyidah Fatimah AS adalah hujjah akan kebenaran sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW.
“Fathimah adalah bagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”(Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari jilid 5 Bab Fadhail Fathimah no 61).

Situs Hakekat.com kemudian menuliskan hadis yang dalam pandangannya menjadi pembelaan terhadap Abu Bakar RA

Diriwayatkan dari Bukhari dan Muslim dari hadist Al Miswar bin Makhromah berkata: Sesungguhnya Ali telah melamar putri Abu Jahal, Fatimah mendengarnya lantas ia menemui Rasul Saw berkatalah Fatimah: “Kaummu menyangka bahwa engkau tidak pernah marah membela anak putrimu dan sekarang Ali akan menikahi putri Abu Jahal,” maka berdirilah Rasulullah Saw mendengar kesaksian dan berkata: “Setelah selesai menikahkan beritahu saya, sesunggunhya Fatimah itu bagian dari saya, dan saya sangat membenci orang yang menyakitinya. Demi Allah, putri Rasulullah dan putri musuh Allah tidak pernah akan berkumpul dalam pangkuan seorang laki-laki.” Maka kemudian Ali tidak jadi melamar putri Abu Jahal (khitbah itu) (diriwayatkan Bukhori dalam kitab Fadhailu Shahabat)

Dengan hadis ini situs hekekat.com menyatakan

Maka tampak jelas bahwa yang pantas dipahami dari hadis tersebut adalah Ali melamar putri Abu Jahal dan membuat Fatimah marah. Dengan ini bila hadis diterapkan pada setiap orang yang membenci Fatimah maka Ali adalah orang pertama yang termasuk. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata saat membantah keyakinan Rafidhah dalam permasalahan ini. Hadist ini disebabkan lamaran Ali terhadap putri Abu Jahal, penyebab yang masuk dalam sebuah lafadh itu menjadi pasti, dimana setiap lafadh yang berlaku pada suatu sebab tidak boleh dikeluarkan penyebabnya bahkan penyebab yang harus masuk. Disebutkan dalam sebuah hadist (apa yang meragukannya menjadikanku ragu dan yang menyakitkannya menyakitkanku) Dan yang telah dapat dipahami dengan pasti adalah bahwa lamaran terhadap putri Abu Jahal adalah meragukan dan menyakitkan. Nabi Saw dalam hal ini merasa ragu dan menyakitkan. Apabila ini merupakan sebuah ancaman yang harus ditimpakan pada Ali bin Abi Thalib dan bila bukan ancaman yang harus ditimpakan pada pelakunya maka Abu Bakar lebih jauh dari ancaman daripada Ali.

Tanggapan saya : Dalam hal ini situs tersebut keliru dalam mengambil kesimpulan.

  • Sudah jelas dalam hadis di atas disebutkan bahwa Imam Ali AS mengurungkan niatnya oleh karena itu ancaman yang dimaksud jelas tidak bisa ditujukan kepada Beliau AS Sedangkan dalam kasus Fadak Sayyidah Fatimah AS marah kepada Abu Bakar RA selama 6 bulan sampai Beliau AS wafat.
  • Hadis Shahih Bukhari tentang lamaran terhadap putri Abu Jahal jelas menunjukkan bahwa kemarahan Sayyidah Fatimah AS adalah kemarahan Rasulullah SAW dan menjadi hujjah sehingga menyebabkan Imam Ali RA mengurungkan niatnya. Oleh karena itu dengan dalil ini maka seyogianya Abu Bakar RA memberikan Fadak kepada Sayyidah Fatimah AS karena telah membuat Rasulullah SAW marah. Sayangnya Abu Bakar RA tidak mempedulikan kemarahan Sayyidah Fatimah AS dan beliau bersikeras menolak permintaan Sayyidah Fatimah AS. Hal ini jelas bertolak belakang dengan Imam Ali AS yang justru membatalkan niat lamarannya terhadap putri Abu Jahal.

Kemudian situs hakekat.com membawakan riwayat lain yang menunjukkan pembelaan terhadap Abu Bakar RA

Diriwayatkan dari Fatimah Ra. sesungguhnya ia setelah peristiwa itu rela terhadap Abu Bakar. Berdasarkan riwayat Baihaqi dengan sanad dari Sya’bi ia berkata: Tatkala Fatimah sakit, Abu Bakar menengok dan meminta izin kepadanya, Ali berkata: “Wahai Fatimah ini Abu Bakar minta izin.” Fatimah berkata: “Apakah kau setuju aku mengijinkan ?”, Ali berkata: “Ya.” Maka Fatimah mengijinkan, maka Abu Bakar masuk dan Fatimah memaafkan Abu Bakar. Abu Bakar berkata: “Demi Allah saya tidak pernah meninggalkan harta, rumah, keluarga, kerabat kecuali semata-mata karena mencari ridha Allah, Rasulnya dan kalian keluargaku semuanya.” (Assunah Al Kubro Lilbaihaqi 6/301)

Satu lagi kekeliruan hakekat.com adalah mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa riwayat ini berstatus mursal yang berarti sanadnya terputus. Hadis dengan sanad terputus adalah dhaif menurut jumhur Ulama hadis. Hal ini sudah saya bahas dalam tulisan Menolak Keraguan Seputar Riwayat Fadak

Situs hakekat.com berhujjah dengan pendapat Ibnu Katsir yang jelas-jelas keliru

Ibnu Katsir berkata: Ini suatu isnad yang kuat dan baik yang jelas Amir mendengarnya dari Ali atau seseorang yang mendengarnya dari Ali. (Al Bidayah Wannihaayah 5/252).

Kekeliruan dalam hal ini cukup jelas karena

  • Pernyataan Amir Asy Sya’bi mendengar dari Ali dan
  • Pernyataan Amir Asy Sya’bi mendengar dari seseorang yang mendengarnya dari Ali

Adalah dua pernyataan yang berbeda. Lantas yang manakah yang benar? Jawaban sebenarnya adalah kedua pernyataan tersebut keliru. Riwayat tersebut hanya berhenti pada Asy Sya’bi sebagaimana yang disebutkan dalam Sunan Baihaqi. Usaha Ibnu Katsir menyambung riwayat tersebut adalah usaha yang mandul dan hanyalah berdasarkan asumsi belaka. Pernyataan Ibnu Katsir sendiri mengandung keraguan apakah Asy Sya’bi mendengar dari Ali atau dari orang lain yang mendengar dari Ali. Kalau memang Asy Sya’bi mendengar dari Ali maka mengapa pula disebutkan atau Asy Sya’bi mendengarnya dari seseorang yang mendengar dari Ali. Hal ini hanya menunjukkan kebingungan Ibnu katsir. Ibnu Katsir jelas berandai-andai dalam hal ini.
.

Seandainya kita ikuti perandaian Ibnu Katsir tersebut maka tetap saja sanad riwayat tersebut tidak menjadi kuat atau shahih. Perandaian pertama Asy Sya’bi mendengar dari Ali adalah bermasalah. Riwayat Asy Sya’bi dari Ali menjadi perselisihan Ulama ahli hadis. Hadis Asy Sya’bi dari Ali tergolong hadis yang Mursal Khafi. Mursal Khafi berarti putus yang tersembunyi atau putus yang tidak terang. Hadis mursal khafi adalah hadis yang diriwayatkan seorang perawi dari seorang perawi lain yang semasa dan bertemu dengannya tetapi ia tidak menerima hadis itu daripadanya. Asy Sya’bi hanya mendengar satu hadis yang lain dari Ali (Subulus Salam jilid 2 hal 80). Hadis Mursal Khafi adalah hadis yang dhaif menurut metode keilmuan hadis. Hal ini dapat anda lihat dalam Ilmu Mushthalah Hadis A Qadir Hassan Bab Ad Dhaif Mursal Al Khafi hal 112.

Perandaian kedua Asy Sya’bi mendengarnya dari seseorang yang mendengar dari Ali menunjukkan bahwa siapa seseorang yang dimaksud adalah tidak jelas. Ketidakjelasan siapa orang yang Asy Sya’bi dengar menimbulkan keraguan karena bisa saja seseorang yang dimaksud ini adalah perawi yang dhaif atau malah pemalsu hadis. Oleh karena itu perandaian ini malah menunjukkan bahwa riwayat tersebut adalah dhaif dan tidak layak dijadikan hujjah.

Sungguh aneh sekali apa yang ditulis situs hekekat.com setelah membawakan riwayat ini

Dengan demikian terbantah sudah cacian Rafidhah terhadap Abu Bakar yang dikaitkan dengan marahnya Fatimah terhadapnya dan bila memang Fatimah marah pada awalnya namun kemudian sadar dan meninggal dalam keadaan memaafkan Abu Bakar.

Situs hakekat.com hanya mau membantah tetapi tidak kritis dalam berhujjah. Saya tidak akan memusingkan siapa yang mencaci dalam masalah ini tetapi yang patut diperhatikan adalah menarik kesimpulan dari riwayat yang tidak shahih jelas-jelas merupakan kekeliruan. 🙂

Mari kita teruskan kekeliruan situs tersebut

Hal ini tidak berlawanan dengan apa yang tersebut dalam hadist Aisyah yang lalu. “Sesungguhnya ia marah pada Abu Bakar lalu didiamkan sampai akhir hayatnya” hal ini sebatas pengetahuan Aisyah ra saja.

Mari lihat kembali hadis Aisyah dalam Shahih Bukhari yang pernah saya tulis dalam Analisis Riwayat Fadak.

Dari Aisyah, Ummul Mukminah RA, ia berkata “Sesungguhnya Fatimah AS binti Rasulullah SAW meminta kepada Abu Bakar sesudah wafat Rasulullah SAW supaya membagikan kepadanya harta warisan bagiannya dari harta yang ditinggalkan Rasulullah SAW dari harta fa’i yang dianugerahkan oleh Allah kepada Beliau.[Dalam riwayat lain :kamu meminta harta Nabi SAW yang berada di Madinah dan Fadak dan yang tersisa dari seperlima Khaibar 4/120] Abu Bakar lalu berkata kepadanya, [Dalam riwayat lain :Sesungguhnya Fatimah dan Abbas datang kepada Abu Bakar meminta dibagikan warisan untuk mereka berdua apa yang ditinggalkan Rasulullah SAW, saat itu mereka berdua meminta dibagi tanah dari Fadak dan saham keduanya dari tanah (Khaibar) lalu pada keduanya berkata 7/3] Abu Bakar “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Harta Kami tidaklah diwaris ,Harta yang kami tinggalkan adalah sedekah [Sesungguhnya keluarga Muhammad hanya makan dari harta ini, [maksudnya adalah harta Allah- Mereka tidak boleh menambah jatah makan] Abu Bakar berkata “Aku tidak akan biarkan satu urusan yang aku lihat Rasulullah SAW melakukannya kecuali aku akan melakukannya] Lalu Fatimah binti Rasulullah SAW marah kemudian ia senantiasa mendiamkan Abu Bakar [Ia tidak mau berbicara dengannya]. Pendiaman itu berlangsung hingga ia wafat dan ia hidup selama 6 bulan sesudah Rasulullah SAW. Ketika Fatimah meninggal dunia, suaminya Ali RA yang menguburkannya pada malam hari dan tidak memberitahukan kepada Abu Bakar. Kemudian Ia menshalatinya. (Kitab Mukhtasar Shahih Bukhari oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani jilid 3 hal 608 dengan no hadis 1345 terbitan Pustaka Azzam Cetakan pertama 2007 dengan penerjemah :Muhammad Faisal dan Thahirin Suparta.)

Hadis Aisyah jelas-jelas menunjukkan Sayyidah Fatimah AS marah dan mendiamkan Abu Bakar RA hingga wafat yaitu selama 6 bulan. Dengan dasar ini maka riwayat Baihaqi bahwa Sayyidah Fatimah AS berdamai dengan Abu Bakar adalah bertolak belakang dengan hadis Aisyah dalam Shahih Bukhari.

Situs hakekat.com beralasan bahwa hal itu hanya sebatas pengetahuan Aisyah saja ,situs tersebut kemudian menuliskan

Sedang hadist riwayat Sya’bi menambah pengertian kita. Abu Bakar menjenguk Fatimah dan berbicara dengan Abu Bakar serta memaafkan Abu Bakar: Aisyah dalam hal ini menafikan dan Asya’bi menetapkan. Para ulama memahami bahwa ucapan yang menetapkan lebih didahulukan dari pada yang menafikan, karena kemungkinan suatu ketetapan sudah bisa didapatkan tanpa memahami penafian terutama dalam masalah ini, yaitu kunjungan Abu Bakar terhadap Fatimah bukan suatu peristiwa yang besar dan didengar di masyarakat.

Cara penarikan kesimpulan seperti ini keliru karena kedua hadis atau riwayat yang dimaksud berbeda kedudukannya. Hadis Aisyah dalam Shahih Bukhari jelas shahih sedangkan riwayat Baihaqi adalah mursal yang berarti dhaif jadi bagaimana mungkin keduanya mau dibandingkan. Menetapkan lebih dahulu dibanding menafikan bisa saja berlaku kalau memang kedua riwayat itu sama kuat atau shahih. Kalau seandainya yang satu shahih dan yang lain dhaif maka yang shahih jelas harus diutamakan. Yang justru lebih aneh adalah kata-kata terutama dalam masalah ini, yaitu kunjungan Abu Bakar terhadap Fatimah bukan suatu peristiwa yang besar dan didengar di masyarakat. Bagaimana mungkin hal ini luput dari pengetahuan Aisyah padahal beliau benar-benar semasa dengan Sayyidah Fatimah AS dan Abu Bakar RA tetapi justru tampak jelas oleh Asy Sya’bi yang bahkan belum lahir ketika peristiwa tersebut terjadi. Sungguh cara penarikan kesimpulan yang keliru. 😉

Situs hakekat.com kemudian melanjutkan tulisannya

Apa yang telah para ulama ungkapkan tentang Fatimah adalah bahwa ia sama sekali tidak memboikot Abu Bakar. Rasul pun telah melarang kita memboikot seseorang lebih dari tiga hari. Sedang Fatimah tidak berbicara dengannya karena memang sedang tidak ada yang harus dibicarakan.

Sudah jelas untuk mengetahui hal ini tidak perlu jauh-jauh memakai kata Ulama segala. Dengan melihat zahir hadis maka akan tampak sekali bahwa Sayyidah Fatimah AS memang marah dan mendiamkan Abu Bakar selama 6 bulan atau sampai Beliau AS wafat. Dalam hal ini berpegang pada zahir hadis adalah lebih utama sampai ada dasar kuat yang memalingkannya ke makna lain.
Mari kita lihat apa yang dikatakan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir menuliskan

Adapun kemarahan Fatimah terhadap Abu Bakar, aku tidak tahu kenapa? Jika dikatakan ia marah karena Abu Bakar telah menahan harta warisan yang ditinggalkan ayahnya, maka bukankah Abu Bakar memiliki alasan yang tepat atas tindakannya itu yang langsung diriwayatkan dari ayahnya “Kami tidak mewariskan dan apa yang kami tinggalkan adalah sedekah”.

Kemudian Ibnu Katsir menulis

Jika kemarahan Fatimah disebabkan tuntutannya agar Abu Bakar Ash Shiddiq RA menyerahkan pengelolaan tanah yang dianggap sedekah dan bukan warisannya itu kepada Ali, maka Abu Bakar juga memiliki alasan tersendiri bahwa sebagai pengganti Rasulullah SAW maka wajib baginya untuk mengurus apa-apa yang diurus oleh Rasulullah SAW sebelumnya dan menangani seluruh yang ditangani Rasulullah SAW. Oleh karena itulah ia berkata “Demi Allah aku tidak akan meninggalkan suatu perkara yang dilakukan oleh Rasulullah SAW semasa hidup Beliau kecuali akan aku lakukan pula”. Oleh karena itulah Fatimah memboikotnya dan tidak berbicara dengannya hingga ia wafat.


Ibnu Katsir menunjukkan kebingungannya dengan sikap Sayyidah Fatimah AS dan jelas-jelas Ibnu Katsir sendiri menuliskan bahwa Sayyidah Fatimah memang memboikot dan tidak berbicara dengan Abu Bakar hingga Beliau AS wafat. Walaupun sudah jelas Ibnu Katsir dalam hal ini membela apa yang dilakukan Abu Bakar RA. Silakan saja, yang penting zahir hadis bahwa Sayyidah Fatimah AS marah dan mendiamkan Abu Bakar hingga ia wafat adalah benar dan itulah yang ditangkap oleh seorang Ibnu Katsir. Kutipan tulisan Ibnu Katsir diatas diambil dari terjemahan Tartib Wa Tahdzib Kitab Al Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin,Cetakan Keempat, penerjemah : Abu Ihsan Al Atsari ,penerbit Darul Haq Jakarta hal 67

Situs hakekat.com berhujjah dengan pendapat Al Qurtubi

Qurtubi berkata seputar penjelasan hadist Aisyah: Sesungguhnya tidak bertemunya Fatimah dengan Abu Bakar karena kesibukannya dalam menerima cobaan yang menimpanya dan kala keberadaannya selalu di rumah, rawi menggambarkan sebagai memutuskan hubungan. Padahal Rasul sudah bersabda bahwa tidak diperbolehkan bagi orang Islam untuk memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. Padahal Fatimah orang yang paling tahu apa yang dihalalkan dan diharamkan. Juga orang yang paling jauh dari perselisihan dengan Rasul (Hadist AlBukhari. Riwayat Abu Ayyub Al Anshari Ra, lihat Fathul Bari 10-492)

Lihat baik-baik, pernyataan Qurtubi hanyalah suatu perandaian untuk menutupi hal yang sebenarnya. Tanpa merendahkan kedudukan beliau, saya hanya mau menyatakan bahwa apa yang dikatakan Qurtubi hanyalah asumsi belaka. Cobaan apakah yang dialami Sayyidah Fatimah AS yang membuat Beliau begitu sibuknya hingga tidak mau berbicara kepada orang lain? Bukankah sang perawi hadis jelas lebih mengetahui peristiwa sebenarnya dibanding Al Qurtubi karena sang perawi jelas-jelas mendengar langsung apa yang disampaikan kepada mereka.

Masalah Rasulullah SAW tidak membolehkan memutuskan hubungan silaturahmi lebih dari 3 hari maka saya katakan Sayyidah Fatimah AS jauh lebih tahu dalam masalah ini dibanding siapapun. Sikap Beliau Sayyidah Fatimah AS seperti yang saya jelaskan terkait dengan mempertahankan kebenaran. Sikap marah Beliau menunjukkan bahwa Beliau tidak setuju dengan apa yang dinyatakan Abu Bakar. Oleh karena itu perdamaian atau perjalinan hubungan silaturahmi akan kembali jika Abu Bakar RA menyadari kekeliruannya dan menyatakan kebenaran Sayyidah Fatimah AS. Mengapa Sayyidah Fatimah AS mesti dituntut untuk berdamai dengan apa yang Beliau anggap keliru.

Keanehan yang saya tangkap dalam hal ini adalah situs hakekat.com begitu mudahnya membenturkan secara keliru suatu hadis kepada sikap Sayyidah Fatimah AS padahal di lain waktu mereka malah bersikap apatis terhadap hadis yang menunjukkan bahwa kemarahan Sayyidah Fatimah AS adalah kemarahan Rasulullah SAW.

Mengenai pernyataan situs hakekat.com tentang Warisan dalam ajaran Syiah maka hal itu tidak akan saya tanggapi lebih lanjut karena menurut saya, saudara kita yang Syiah lebih layak dan kompeten untuk menanggapi masalah ini. Saya tidak yakin dengan apa yang situs itu nisbatkan kepada Syiah. Kalau situs tersebut saja tidak benar dalam memahami hadis dan dalil berdasarkan metode keilmuan Ahlus Sunnah maka bagaimana mungkin layak berbicara soal mahzab lain. :mrgreen:

Tulisan ini hanya sekedar koreksi terhadap kekeliruan yang penulis lihat. Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan bahwa penulis sendiri keliru. Oleh karena itu penulis selalu terbuka untuk setiap kritik dan diskusi lebih lanjut mengenai tulisan ini. 😉

Salam Damai

Catatan : Tulisan yang serupa dengan tulisan situs hakekat.com ternyata ada dimuat disini. Hmm mohon maaf tulisan sederhana ini dibuat seadanya di tengah banyak hal yang harus saya hadapi akhir-akhir ini. Semoga dapat mengisi kekosongan

235 Tanggapan

  1. Setelah memperhatikan tulisan SP Kisah Fadak maka saya mencoba melihat segi kebenaran dg anggapan bhw apa yg disampaikan oleh pendukung Abubakar dianggap benar yakni:
    1. Bahwa para Nabi tdk meninggalkan warisan tekecuali peninggalan tsb utk umat mrk
    2. Bahwa Abubakar pernah menemui Sayyidah Fatimah berarti Abubakar telah dimaafkan
    3. Bahwa Abubakar tdk mau/pernah meninggalkan apa yg diperbuat Rasul. Ini berarti bahwa Abubakar melaksanakan sunnah Rasul tanpa reserve dan berarti melaksanakan perbuatan yg dirihai Allah dan menolak bermaksiat pd Allah. Dan berarti menjalankan yg HAK dan menolak yg BATHIL.
    Sekarang kita lihat bgm mengenai Sayyidah Fatimah.
    Beliau termasuk salah satu dr Ahlubait yg disucikan Allah se-bersih2nya. Berarti tdk ada najis bathin.(tdk ada sifat hasut, gana’ah dlsb yg merupakan perbuatan yg tdk diridhai Allah/iklas dan ridha atas ketentuan Allah).
    Sekarang kita tinjau kejadian mengenai Fadak:
    1. TUNTUTAN: Beliau tdk akan menuntut klu itu bukan haknya. Krn Beliau jauh dr kemaruk harta dunia. Baca sejarah mengenai penghidupan kel. beliau. semasa Rasul hidup. Beliau menuntu krn merasa ada haknya dan pasti Rasul pernah mengatakan kpd Beliau bahwa Rasul ada meninggalkan sesuatu Walaupun peninggalan tsb bukan utk kepentingan penghidupan kel. beliau. Dan saya yakin itu. Krn hasil tanah Fadak pd masa Rasulullah tdk pernah mrk nikmati. Jd pasti ada maksud2 tertentu dlm menutut tanah Fadak. Dan Rasul sampaikan ini kpd beliau krn Rasul tdk mau melanggar perintah Allah yakni sblm wafat diharuskan berwasiat. Maka dgn dasar ini Sayyidah Fatmah menemui Abubakar menanyakan tanah Fadak. Seharusnya klu Abubakar memgikuti Sunnah Rasul logika kt berbicara bahwa Abubakar tdk boleh menolak walaupun ia berpegang hadis tsb diatas tapi hrs mengajak Sayyidah Fatimah bemusawarah bgm mengatasi peninggalan Rasul tsb. Bgm menmanfaatkan tanah tsb. Sebab walaupun bgm Sayyidah Fatimah msh mempunyai HAK atas tanah tsb se.tidak2nya mempunyai hak mengatur
    2. MARAH. Kita jgn berapriori bahwa Sayyidah marah krn tdk dikembalikan tanah Fadak. Klu hanya soal harta dunia dgn melihat sifat dan kedudukan beliau dimata Rasul dan Umat tdk mungkin beliau marah. Utk ini mari kt lihat kejadian sblmnya :
    2a. Rasul adalah Rakhmat lil Alamin dan pasti anaknya didik sifat rakhma. Jd apabila persoalan pribadi tdk mungkin Sayyidah Fatimah akn marah sampai 6 bln.
    2b.Hak Imam Ali yakni kedudukan setelah Rasul dirampas. Dan ini menurut Sayyidah Fatimah mrk telah berbuat dhalim
    2c. Rumahnya diserang utk memaksa Imam Ali membaiat. Ini jg perbuatan dhalim. Dari ke 3 kejadian tsb merupakan sebab Sayyidah Fatimah marah. Bgm umat ini selanjutnya apabila sdh ada tanda2 perbuatan dhalim. Sdgkan klu menurut apa yg Abubakar katakan ia akan melaksanakan yg HAK dan menolak yg bathil. Apakah yg diperbuat Abubakar terhdp kel. Ahlulbait HAK atau BATHIL?
    3. MEMAAFKAN. Secara logika memaafkan terjadi apabila ada yg meminta maaf. Dan pd umumnya yg meminta maaf adalah yg bersalah. Bgm Abubakar meminta maaf sdgkan ia merasa tdk bersalah. Begitu jg Sayyidah Fatimah beliau tdk mungkin meminta maaf krn dia tdk bersalah(HD). Ada yg mengatakan bahwa Rasullah bersabda bahwa orang muk’min marahnya tdk blh lebih dr 3 hr. Dlm konteks apa diebut 3 hr. Klu soal pribadi ok hrs. Tp klu soal agama dan umat nanti dulu. Contoh Rasul pernah marah sampai merah wajah beliau krn ada para sahabat menolak msk dlm pasukan dibawah pimpinan Usamah. Apakah sesudah 3 hr Rasul maafkan.?
    -Jd menurut logika kebenaran persoalan tanah Fadak keslahan ada pd Abubakar.
    -Kemarahan Sayyidah Fatimah bukan krn kemaruk harta dunia(Fadak). Peace…peace

  2. @SP
    Kemana aja? 🙂
    Perlu diketahui bahwa tulisan ini bukan tulisan yang sederhana. Hanya bahasanya yg sederhana sedangkan isinya sangat lebih dari sederhana.
    Semoga juga bisa bermanfaat bagi pembaca-pembaca yg pernah mampir ke blog Hakekat.com
    Semoga lagi masalahnya mas yg terasa berat bisa menjadi lebih ringan

  3. Pengen menguatkan nih SP walaupun tulisan SP sebenarnya udah OK banget.
    Jikalau hadits marahnya Sayyidatina Fatimah Azzahra kepada Abubakar dan mendiamkannya selama 6 bulan oleh Imam Bukhari shahih dan diakui keshahihannya, maka Abubakar seyogjanya pada saat itu bukan hanya meminta maaf. Namun harus memintakan ampun kepada Sayyidatina Fatimah Azzahra agar Rasul saw kelak memaafkannya. Kalau kita hayati lagi 2 dalil ini, maka permohonan ampun bagi Abubakar sudah menjadi keniscayaan;
    (1) “Fathimah adalah bagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”(Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari jilid 5 Bab Fadhail Fathimah no 61).
    (2) Fatimah termasuk ahlulbait yang dijamin kesuciannya. Yang berarti suci niat, i’tikad dan perbuatan.
    Sehingga apa pun sikap Beliau thd orang yang menyalahinya (marah, diam, dll) harus dipahami tidak akan merubah kesucian jiwanya.

    Kemudian siapa Abubakar? Adakah ayat yang menyatakan kesuciannya? Adakah hadits yang menyatakan kemaksumannya?

    Kemudian saran saya kepada mereka yang selalu berusaha membela pribadi Abubakar mengenai peristiwa Fadak ini, sadarlah. Bukalah hati dan pikiran anda untuk mulai menerima kebenaran. Janganlah karena fanatisme anda thd seseorang/golongan menjadikan anda menulikan telinga anda, membutakan mata anda dan menghijab hati anda. Abubakar ia hanyalah manusia biasa, masih terbuka kemungkinan menerima bujuk rayu setan, masih terbuka baginya ketakutan dengan dunia. Ia bukanlah manusia suci yang tidak bisa khilaf dan tidak mungkin salah.

    Damai…damai

  4. hekekat.com jelas jauh lebih baik dari kesesatan antum

  5. @abu sunni
    Numpang lewat atau gak bisa diskusi mas?..:mrgreen:

  6. @truthseeker
    Just for laugh xixixixi…. to abu sunni, please tunjukkan di mana kesesatan SP dan di mana lebih baiknya hakekat.com

    *maaf nyampah neh*

  7. Mana mungkin Abu sunni2an menjawab pertanyaan. Anda2 berdua. Ngerti yg ditulis SP aja nda apalagi pertanyaan anda2 lbh tdk dimengerti

  8. @hilda alexander
    Maksa banget sihh mba hilda ini..
    org cm mo numpang lewat doank.. :mrgreen:

  9. @Pak Om Truthseeker

    Habis, memangnya si Ngkonx abu sunni itu punya otoritas untuk menabalkan orang lain sesat? Bukannya orang sesat itu adalah orang pemalu? malu bertanya maksudnya xixixixixi….. :mrgreen ….heraaaaan saya…..

  10. @AbuSunni
    ente pantesnye disebut AbuNasibi, pembenci Ahlul-Bayt Nabi

  11. @Ibu hilda alexander
    Emangnya mrk ga punya gitu otoritas tsb?? Syukur deh kl gak..soalnya mrk pikir mrk punya lhoo..

    Saya baru tau orang sesat itu adalah org pemalu..selama ini saya salah menafsirkan peribahasa tsb.. :mrgreen:

  12. apa anda merasa berkompeten membahas kitab-kitab sunni? bagaimana anda bisa berkompeten membahas kitab sunni sementara mindset anda sudah syi’ah? walaupun anda mengaku sunni

    saya ingin mencari penemuan baru yang bisa memberitahu kita apakah seorang syi’ah sedang bertaqiyah atau tidak

  13. @Abdeli
    Anda terlalu picik berbicara. Kita semua dlm mencari kebenaran buku apa saja hrs kita baca apa itu Taurat, Injil apa itu buku ditulis oleh siapa saja. Tdk ada satu manusia yg bs menclaim. tdk berhak atau berkompeten utk menganalisa. Sbh buk sdh terbit bukan milik siapa2 tp milik umum. Dan setiap isinya tdk ada satu orangpun bs melarang utk mengomentari isinya. Apakah mindset dia Sunny , Syiah, Kristen, Yahudi atau Atheis. Itu yg hrs anda fahami sblm anda mecoba berkomentar

  14. Kasihan sekali para syiah,
    masih saja dibohongi oleh para imamnya yang mereka katakan maksum ???

    Kisah tanah fadhak, sebenarnya kisah yang menceritakan tentang ijtima’ saja dan masalah perseteruan hanyalah sebuah hal wajar apabila dalam tukar pendapat. Namun, apabila dikatakan tidak silaturahmi sampai akhir hayat, itu yg mesti dicurigai Apakah mungkin seorang Sayyidah Fathimah (calon Ratunya Bidadari Jannah) dan Sayyidina AbuBakar (Sahabat akrab Rasul) melakukan permusuhan tanpa memandang ajaran RasuluLLAH SAW ?

    Tolong pikirkan baik2 ^_^

  15. @Muhibbin
    Memang benar anda ASAL NGOMONG aja. Memang klu tukang fitnah kemana aja suka memfitnah. Semua yg diposting berdasarkan NASH klu anda tdk setuju jgn Syiah yg jd sasaran. Tp bantah mereka yg mengeluarkan Hadis. Berani anda membantah.?. Tapi cara membantah hrs ada nash dong. Jangan membantah sebagai bodoh

  16. Kenapa emosi anda yang berperan dalam menggapai Ane? Apakah anda merasa kebohongan pola pemikiran ente mulai tergoncang?

    Hati2,
    jangan sampe ketika antum tidak bisa mencerna suatu hal dan berlawanan dengan ego antum, trus antum membuat suatu fatwa sendiri yang sesuka nafsu ente yg bermain.

    Saya tidak membantah pake nash, karena nash yg ditunjukan diatas harus dipahami dengan benar, dan bukan dipeintir sesuai nafsu.
    Aneh sekali ente, urusan antara orang waktu dahulu yang kejelasannya masih kabur, kok malah bisa2nya menyatakan kesimpulan sendiri???

    Mending ente risau dengan keadaan Umat yang akidah sekarang banyak yang melenceng, daripada membahas masalah yang kejelasannya belum diketahui. Bukan diambil sisi baiknya, malah yang diambil sisi negatifnya.
    Logika sederhana yang blom terpikirkan ya ?

  17. @Muhibbin

    Kasihan sekali para syiah,
    masih saja dibohongi oleh para imamnya yang mereka katakan maksum ???

    Kasihan sekali para Salafi, otaknya nggak pernah beres dan bersih dari menuduh orang lain

    Namun, apabila dikatakan tidak silaturahmi sampai akhir hayat, itu yg mesti dicurigai Apakah mungkin seorang Sayyidah Fathimah (calon Ratunya Bidadari Jannah) dan Sayyidina AbuBakar (Sahabat akrab Rasul) melakukan permusuhan tanpa memandang ajaran RasuluLLAH SAW ?

    Lho yang bilang begitu kan Bukhari Imamnya sampean, kalau begitu kasihan bener ya sampean dibohongi Imam sampean.

    Saya tidak membantah pake nash, karena nash yg ditunjukan diatas harus dipahami dengan benar, dan bukan dipeintir sesuai nafsu.
    Aneh sekali ente, urusan antara orang waktu dahulu yang kejelasannya masih kabur, kok malah bisa2nya menyatakan kesimpulan sendiri???,

    Saya kasihan dengan orang yang tidak punya otak, soal nashnya sih sangat jelas kata-katanya. Jadi yang melintir justru orang-orang Sunni n Salafy dan termasuk sampean juga. Walaupun saya gak tahu sampean melintir pake nafsu apa pake dengkul. Orang-orang dulu sudah tahu yang mana yang benar makanya Syiah Ahlul bait sudah eksis dari dulu. Kasihan sekali ente :mrgreen:

    Mending ente risau dengan keadaan Umat yang akidah sekarang banyak yang melenceng, daripada membahas masalah yang kejelasannya belum diketahui. Bukan diambil sisi baiknya, malah yang diambil sisi negatifnya.Logika sederhana yang blom terpikirkan ya ?

    Nah yang ini lumayan ada isinya, dan setelah saya pikir kayaknya sampean termasuk yang melenceng akidahnya sehingga perlu diluruskan dengan tulisn-tulisan empunya blog di atas :mrgreen:

  18. waduh pake emosi sih makanya jadi berantakan, hai SP lamua tak besuo 😆

  19. @Muhibbin
    Saya kira di sini ga ada kaitannya dengan yang namanya Syiah.
    Yang menyebutkan Sayidatina Fatimah marah bukanlah SP, tapi Imam Bukhari. Mas kok ga ngerti? Kalau mas menjadi curiga, coba buka kitab shahih Bukhari dan baca. Benar ga seperti yg SP tulis? Komentarnya mulai dari situ saja.

    Damai….damai

  20. Yang jelas Imam Ali kw mengakui bahwa orang yang paling utama setelah Rasulullah adalah Sayyidina Abu Bakar baru Sayyidina Umar, beliau bersabda di atas minbar masjid kufah dan di saksikan oleh khalayak (sangat mutawatir):
    أفضل الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر
    jika hal ini pengakuan Imam Ali, maka kalian mau apa hai orang-orang Syiah terhadap Abu Bakar, apakah kalian merasa lebih suci dari Imam Ali???
    Ataukah kalian masih mau berdalih bahwa Imam Ali dengan perkataan itu sedang bertaqiyyah???
    Atau masih adakah argumen lain lain yang bisa dijadikan sebagai tameng???
    Alangkah piciknya pikiran kalian, wahai jongos-jongos yahudi jelma’an bin Saba’.
    Dari perkataan Imam Ali di atas menunjukkan bahwa sebetulnya tidak ada apa-apa antar Abu Bakar dengan Sayyidah Fathimah dan Ahlul Bait yang lain, hanya kalianlah yang membesar-besarkannya dengan kemasan palsu dengan tujuan menurunkan reputasi Abu Bakar (mertua Nabi sekaligus Tsaniyatsnaini)
    (Silahkan komentari ucapan Imam Ali yang sangat mutawatir di atas!!!!)

  21. @Abu Sunni
    Itu kan omongan Anda. Mutawatir kan anda. Tunjukan dong dlm buku apa dan sanadnya. Mungkin dari Mu’awiyah pemalsu Hadis mutawatir Ke Jazid dan sampai ke anda Anda baca nda Nahjul Balaghah?

  22. weh ada abu sunni. kok gak mateng-mateng sih? dah jadi abu tuh.

  23. Abu bakar berbuat demikian atas dasar hukum. perintah rasul,Anda menyatakan abubakar ada dlm murka fatimah pun berdasar hadits. Apa kaidaah Usul Fiqih mengenainya? apakah ada dosa atas abubakar?

    Ibn kasir, bukannya plinplan, akan tetapi inilah sikap yang diambil oleh seorang yamg tahu akan kaidah ilmu, yaitu mengatakan yang sebenarnya bahwa pun ia kurang pasti, dan kejujuran ini tercermin dari ulama ahlu sunnah tidak seperti yang dilakukan oleh syi’ah yang banyak menciptakan kebohongan dalam dien dalam usaha taqiyahnya. tinggal anda pilih “darimana anda akn mengambil agama(ilmu)u.

    Berucap dan menentukan sesuatu dgn hati-hati, itulah yang dilakukan Ibnu kasir. tidak serampangan memfitnah Fatimah maupun Abu bakar. tidak seperti anda yang berani menghina Ibnu kasir.

    Kalupun mendapat murka fatimah, Apakah Abu bakar akan ke Neraka? sedangkan banyak ayat yang menjanjikan surga atas Abu bakar! itupun kalau anda meng Imani Qur’an Mushaf Utsmani!

    Sampai kapanpun Antara syi’ah dan manhaj ilmu ngak bakalan ketemu! Tinggal pilih aj! mau darimana antum mengambil ilmu. dari yang banyak berdusta atau yang jujur.

    hehe sorry if my word is too hard.

  24. @Sayur
    (1) Ngga perlu minta maaf apabila mas yakin kata-kata mas tidak keras
    (2) Percuma minta maaf apabila mas tau kata-kata mas keras tapi tidak segera diperbaiki
    (3) Tulisan ini saya kira tidak sedang memvonis Abubakar apakah ia akan masuk neraka atau tidak akibat kelancangannya thd Sayyidatina Fatimah. Tetapi berusaha menyampaikan hakikat kebenaran dari peristiwa masa lampau yang direkam oleh ulama hadits terkemuka dimana beliau meyakini bahwa Sayyidatina Fatimah marah kepada Abubakar atas peristiwa Tanah Fadak. Di bagian mana dari hadits ini yang belum dimengerti oleh mas Sayur?
    (4) Sesungguhnya untuk mengambil sikap thd peristiwa ini tidak sulit, yaitu hanya dengan penuh kelapangan dan kejujuran kita mengakui bahwa Abubakar bisa saja melakukan kesalahan/kealpaan dan pembangkangan tdh sayyidatina Fatimah, karena Abubakar tidaklah suci sehingga terbebas darinya hawa nafsu dunia dan bebas dari godaan syaitan.
    Kecuali kalau kita tetap bersikukuh bahwa Abubakar juga tidak mungkin salah atau dengan kata lain ia juga suci.

    Damai…damai

  25. @Abusuni
    Bagaimana mungkin manusia yang disucikan Allah swt lebih rendah keutamaannya dengan manusia yang tidak suci?

    Damai…damai

  26. @sayur
    1.Anda katakam: Abu bakar berbuat demikian atas dasar hukum. perintah rasul, Ada hadisnya yg shahih?
    2.Anda katakan :
    Kalupun mendapat murka fatimah, Apakah Abu bakar akan ke Neraka? sedangkan banyak ayat yang menjanjikan surga atas Abu bakar! itupun kalau anda meng Imani Qur’an Mushaf Utsmani!
    Tolong jelaskan atau tunjukan ayat2 yg mana
    3.Dan anda katakan bahwa Sunny jujur dan Syiah berbohong. Tolong anda tunjukan dimana kebohongan agar kita tahu. Tapi jgn asal FITNAH ya buktikan kebohongan dlm tafsir Alqur’an dan Hadis. Kalau anda jujur. Tdk seperti yg lain tukang CACI dan FITNAH. Mudah2 anda bs menjelaskan.

  27. @Abu rahat
    wah penjelasannya banyak juga ya dan hmm setelah saya baca sudah mencakup semua :mrgreen:
    saya cuma mau mengomentari yang menurut saya sedikit berbeda dengan pandangan saya

    2b.Hak Imam Ali yakni kedudukan setelah Rasul dirampas. Dan ini menurut Sayyidah Fatimah mrk telah berbuat dhalim

    Hmm sebagai sebuah kemungkinan, ini bisa saja tetapi kalau dengan hadis Fadak tidak terdapat indikasi soal kedudukan Imam Ali yang dirampas. Hadis tersebut hanya meneceritakan masalah Fadak

    2c. Rumahnya diserang utk memaksa Imam Ali membaiat. Ini jg perbuatan dhalim. Dari ke 3 kejadian tsb merupakan sebab Sayyidah Fatimah marah. Bgm umat ini selanjutnya apabila sdh ada tanda2 perbuatan dhalim. Sdgkan klu menurut apa yg Abubakar katakan ia akan melaksanakan yg HAK dan menolak yg bathil. Apakah yg diperbuat Abubakar terhdp kel. Ahlulbait HAK atau BATHIL?

    Walaupun begitu saya tidak menemukan indikasi yang jelas bahwa kemarahan Sayyidah Fatimah dalam masalah Fadak terkait dengan peristiwa serangan ke rumah Ahlul Bait. Saya tertarik nih Mas, saya pernah baca kalau riwayat tentang ancaman pembakaran rumah Ahlul Bait tetapi saya kurang tahu apakah ancaman itu memang benar-benar terealisasi dalam bentuk serangan. Silakan dijelaskan 🙂
    Selebihnya saya sependapat :mrgreen:

    @armand
    saya sebenarnya disini-sini aja Mas, tetapi yah urusan saja yang suka betul dekat-dekat saya. Jadinya saya harus menyambut semua urusan yang datang dengan baik. Terimakasih doanya, btw tulisan ini memang sederhana kok. Cuma tanggapan sekilas 🙂

    @Abu Sunni
    hmmm mungkin saja ya dalam hal tertentu pengelola hakekat.com lebih baik dari saya. tetapi itu tidak membuat tulisan hakekat.com selalu benar. Tulisan hakekat.com soal Fadak keliru menurut saya dan semuanya sudah saya bahas di atas. Kalau menurut anda saya salah, silakan dibetulkan. Silakan saja kalau mau memvonis saya sesat. Hanya saja saya lebih suka berpegang pada Al Quran dan Sunah yang shahih ketimbang doktrin-doktrin nggak jelas 🙂
    Salam

    @truthseeker
    gak cuma lewat, dia mampir ninggalin jejak :mrgreen:

    @Mbak Hilda
    Mungkin karena hakekat.com menyatakan Syiah sesat makanya dinilai lebih baik 😛

    @Abu Rahat
    hmm kayaknya memang Mas Abu Sunni itu nggak memahami tulisan saya, saya sependapat 🙂

    @truthseeker
    Mbak Hilda suka maksa, wah baru tahu saya :mrgreen:

    @Mbak Hilda
    sesat itu pemalu
    he he he bid’ah itu 😆

    @Quito Riantori
    wah, wah saya nggak ikutan :mrgreen:

    @truthseeker
    Bukan cuma Mas kok yang salah menafsirkan :mrgreen:

    @Abdell

    apa anda merasa berkompeten membahas kitab-kitab sunni?

    Siapa aja bisa kok membahas suatu kitab asalkan berpegang pada metode yang benar 🙂

    bagaimana anda bisa berkompeten membahas kitab sunni sementara mindset anda sudah syi’ah? walaupun anda mengaku sunni

    Saya gak ngerasa kalau mindset saya Syiah atau Sunni, saya cuma berpegang pada metode yang benar Mas yaitu Al Quran dan Hadis yang shahih, silakan kalau mau meluruskan

    saya ingin mencari penemuan baru yang bisa memberitahu kita apakah seorang syi’ah sedang bertaqiyah atau tidak

    Oooh silakan Mas, saat ini hal itu bukan menjadi urusan saya. Semoga Mas bisa menemukannya
    Salam

    @Abu Rahat
    wah sangat sependapat Mas 🙂

    @Muhibbin

    Kasihan sekali para syiah,
    masih saja dibohongi oleh para imamnya yang mereka katakan maksum ???

    Hmm apa hubungannya ya sama tulisan saya

    Kisah tanah fadhak, sebenarnya kisah yang menceritakan tentang ijtima’ saja dan masalah perseteruan hanyalah sebuah hal wajar apabila dalam tukar pendapat.

    Saya setuju kalau masalah perseteruan itu wajar terjadi, oleh karena itu dalam melihat suatu perseteruan saya ingin mengetahui kebenaran berada di pihak siapa, cuma itu kok

    Namun, apabila dikatakan tidak silaturahmi sampai akhir hayat, itu yg mesti dicurigai Apakah mungkin seorang Sayyidah Fathimah (calon Ratunya Bidadari Jannah) dan Sayyidina AbuBakar (Sahabat akrab Rasul) melakukan permusuhan tanpa memandang ajaran RasuluLLAH SAW ?

    Oleh karena itulah Mas, saya menuliskan bahwa kebenaran berada pada Sayyidah Fatimah AS dan dalam hal ini Abu Bakar RA keliru. Semua itu saya ambil berdasarkan ajaran Rasulullah SAW sendiri bahwa kita umat Islam harus berpegang teguh pada Al Quran dan Ahlul bait agar tidak sesat. Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang menjadi pedoman umat Islam, sedangkan Abu Bakar RA bukan Ahlul Bait.
    Salam

    @Abu Rahat
    nyantai aja Mas 🙂

    @Muhibbin

    Hati2,
    jangan sampe ketika antum tidak bisa mencerna suatu hal dan berlawanan dengan ego antum, trus antum membuat suatu fatwa sendiri yang sesuka nafsu ente yg bermain.

    Sejauh ini saya sudah berhati-hati dan saya harap Mas juga berhati-hati untuk tidak seenaknya mengatakan bahwa Ahlul bait itu keliru. Rasulullah SAW mengajarkan umat Islam untuk berpegangteguh pada Ahlul Bait Mas bukan menyelisihi Mereka

    Saya tidak membantah pake nash, karena nash yg ditunjukan diatas harus dipahami dengan benar, dan bukan dipeintir sesuai nafsu.

    Sebenarnya setiap orang bebas mau mengklaim apapun, tetapi bukankah lebih baik kalau klaim Mas itu dibuktikan. Nash mana yang saya pelintir dengan nafsu, saya menggunakan metode yang tepat dalam memahami yaitu logika bahasa yang jelas

    Aneh sekali ente, urusan antara orang waktu dahulu yang kejelasannya masih kabur, kok malah bisa2nya menyatakan kesimpulan sendiri???

    Dari dulu masalah Fadak sudah jelas, kebenaran berada pada Sayyidah Fatimah AS oleh karena itulah sampai akhir hayatnya Sayyidah Fatimah tetap tidak mau membenarkan kekeliruan Abu Bakar RA

    Mending ente risau dengan keadaan Umat yang akidah sekarang banyak yang melenceng, daripada membahas masalah yang kejelasannya belum diketahui. Bukan diambil sisi baiknya, malah yang diambil sisi negatifnya.
    Logika sederhana yang blom terpikirkan ya ?

    Saya memikirkannya dan untuk itulah saya buat blog ini, saya mau menganalisis semua pemahaman Islam yang ditampilkan oleh mahzab apapun itu dan saya nilai yang mana yang benar. Kemudian saya tampilkan untuk diidskusikan lebih lanjut agar jika saya salah seseorang bisa mengoreksi saya dengan menampilkan yang mana yang benar
    Salam

    @almirza
    wah berantakan tuh, iya ya lama nggak OL
    eh Mas ketemuan di darat yuk
    kan kita nggak jauh-jauh amat 🙂

    @armand
    seandainya Mas Muhibbin itu mengerti yang Mas maksudkan, pasti diskusinya bisa lebih nyambung. semoga saja ya
    Salam

    @Abu Sunni
    Saya pernah baca hadis itu kok, sayangnya itu tidak menjadi hujjah apapun. Kalau memang mereka lebih utama dibanding Ahlul Bait tidak mungkin Rasulullah SAW sendiri menyuruh mereka untuk berpegang teguh pada Ahlul Bait seperti yang dikatakan dalam Hadis Tsaqalain.
    Ada nih yang bahas hadis itu silakan dilihat disini

    Btw hadis itu nggak mutawatir Mas, semua sanadnya diriwayatkan melalui Muhammad Al Hanafiyah, atau mungkin Mas lebih tahu, silakan dibahas

    @Abu Rahat
    semoga Mas Abu sunni mau menunjukkan bukti kemutawatiran hadis tersebut

    @ressay
    Abu itu bukan berarti udah kelewat matang :mrgreen:

    @sayur

    Abu bakar berbuat demikian atas dasar hukum. perintah rasul,Anda menyatakan abubakar ada dlm murka fatimah pun berdasar hadits. Apa kaidaah Usul Fiqih mengenainya? apakah ada dosa atas abubakar?

    Kurang tepat Mas, dalam hal ini Abu Bakar RA melanggar ketetapan Rasulullah SAW yang mengharuskan berpegang teguh pada Ahlul Bait AS bukan malah menyelisihinya

    Ibn kasir, bukannya plinplan, akan tetapi inilah sikap yang diambil oleh seorang yamg tahu akan kaidah ilmu, yaitu mengatakan yang sebenarnya bahwa pun ia kurang pasti, dan kejujuran ini tercermin dari ulama ahlu sunnah tidak seperti yang dilakukan oleh syi’ah yang banyak menciptakan kebohongan dalam dien dalam usaha taqiyahnya. tinggal anda pilih “darimana anda akn mengambil agama(ilmu)u.

    Ibnu Katsir mengalami kebingungan mengapa Sayyidah Fatimah AS marah kepada Abu Bakar selama 6 bulan. Dalam hal ini beliau tidak bisa menejlaskan dengan baik sikap Sayyidah Fatimah AS tersebut. Tetapi disisi lain beliau berkeyakinan Abu Bakar RA yang benar
    Kekeliruan Ibnu Katsir adalah beliau tidak menghiraukan sama sekali Hadis Tsaqalain yang merupakan perintah Rasulullah SAW untuk berpegang teguh pada Ahlul Bait agar tidak sesat, dan sekali lagi bukan malah menyelisihi mereka dengan alasan menjalankan Sunnah. Ahlul Bait Rasulullah SAW adalah yang paling tahu masalah sunnah Nabi

    Berucap dan menentukan sesuatu dgn hati-hati, itulah yang dilakukan Ibnu kasir. tidak serampangan memfitnah Fatimah maupun Abu bakar. tidak seperti anda yang berani menghina Ibnu kasir.

    Saya tidak menghina Ibnu Katsir, saya cuma bilang Ibnu Katsir mengalami kebingungan ketika menjelaskan masalah kemarahan Sayyidah Fatimah
    dalam pembahasan hadis Fadak pun beliau keliru karena berhujjah dengan hadis dhaif mursal riwayat Baihaqi, hadis mursal tersebut beliau nyatakan shahih dengan pengandaian bukan dengan metode hadis yang benar

    Kalupun mendapat murka fatimah, Apakah Abu bakar akan ke Neraka? sedangkan banyak ayat yang menjanjikan surga atas Abu bakar! itupun kalau anda meng Imani Qur’an Mushaf Utsmani!

    Tidak ada urusannya sama saya Mas, Biarlah itu menjadi ketetapan Allah SWT, btw saya beriman dengan kebenaran Al Quran kok

    Sampai kapanpun Antara syi’ah dan manhaj ilmu ngak bakalan ketemu! Tinggal pilih aj! mau darimana antum mengambil ilmu. dari yang banyak berdusta atau yang jujur.

    hehe sorry if my word is too hard.

    Gak nyambung sih kalau menurut saya, Saya nggak lagi bicara soal mahzab Syiah. jadi gak perlu minta maaf

    @armand
    hmm yap saya setuju dengan penejelasan itu, tetapi saya ragu apa orang yang dituju itu bisa memahami persoalannya

    @Abu rahat
    semoga yang menyebut dirinya sayur itu bisa menjawab semua pertanyaan Mas 🙂
    Salam

  28. @SP
    Menurut mas SP pernah membaca tapi apakah terrealisai penyerangan. Klu penyerangan pembangkaran memang saya blm membaca. Tp saya akan tuliskan apa yg terjadi pada hari itu dan mas SP menilai WAJARKAH perbuatan ini atau tdk. Saya membaca dari tulisan Muqatil bin Athiyyah al Bakri al Hanafi yg diambil dari Kitab as-Sagifah oleh Abubakar al Jauhari; Al-Imamah wassiyasah susunan Ibnu Qutaibah, Syarah Nahjul Balaghah 2.19 oleh Ibnu Abil Hadid. Begini riwayatnya:
    Setelah Abubakar mengambil bai’at utk dirinya lalu dia mengutus, Umar ibnu Chattab, Qunfudz, Khalid b. Walid, Abu Ubaidah bin Jarrah dll. utk mendatangi rumah Ali dan Fatimah as. Umar mengumpulkan kayu bakar didepan pintu rmh Fatimah dan membakar. Ketika Fatimah berdiri dibalik pintu utk mengusir Umar dan kelompoknya, oleh Umar pintu ditekan dg keras hingga janin yg dikandung gugur dan paku pintu tertanam dlm dadanya, lalu Fatimah as berteriak: Hai Rasulullah, lihat apa yg kami dapatkan dari Ibnul Khattab dan Ibnu Abi quhafah sepeninggal anda.
    Sesudah itu, Umar berpaling melihat orang2 disekelilingnya seraya berkata : Deralah Fatimah; dan layangkan cemeti2 diatas tubuh putri kesayangan dan sibiran Rasulullah SAW hingga membuat ia berdarah.
    Akibat luka2 tsb membuat Fatimah sakit dan sedih sampai beberapa hari kemudian meninggal. Apakah perbuatan2 yg demikian tdk menjadi Fatimah as marah? Dan meninggal Fatimah dlm keadaan marah disebut juga oleh:
    1. Shahih Bukhari dlm kitab Al-Khumus hadits no 2
    2..Kitab al-Fara’idz Shahih Turmudzi jld I hal 127
    3.Mustadrak ash-Shahihain 3/153
    4.Mizan al-I’tidal 2/72
    5.Kanzul Ummal 6/27
    Mudaha2an menjadi jelas bagi mas SP

  29. SP hadits ttg Imam Ali as dgn putri Abu jahal itu tdk shohih karena ada periwayat awalnya..Atiyah? yg baru berumur 8-10 th saat peristiwa itu…
    di blog lain sudah dibahas..tuh..

  30. Kurang tepat Mas, dalam hal ini Abu Bakar RA melanggar ketetapan Rasulullah SAW yang mengharuskan berpegang teguh pada Ahlul Bait AS bukan malah menyelisihinya

    jawaban antum ngelantur

  31. Tidak ada urusannya sama saya Mas, Biarlah itu menjadi ketetapan Allah SWT, btw saya beriman dengan kebenaran Al Quran kok

    Ini Menunjukan pemahaman agama anda sangat dangkal.

  32. Gak nyambung sih kalau menurut saya, Saya nggak lagi bicara soal mahzab Syiah. jadi gak perlu minta maaf

    Ini menunjukan anda ngak mengerti masalah Manhaj. ” Ilmu Itu agama,Maka perhatikanlah darimana ia mengambil agamanya”

  33. Mengenai masalah Wasiat rasulullah atas Ahl bait Ada dalam sesi bahasan yang khusus dan saat ini kita tidak membahasnya. Abu bakar berbuat atas dasar sunnah. menunjukan ia i’tiba dan menghindarkan fatimah dari harta yang mungkin haram atasnya. anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini.

  34. @Abu Rahat
    wah sepertinya saya masih butuh banyak informasi lagi, Kitab Al Jauhari itu belum pernah saya baca, dan seperti yang pernah saya katakan pada Mas Almirza kitab Imamah Was Siayasah saat ini tidak menjadi rujukan atau hujjah buat saya

    Dan meninggal Fatimah dlm keadaan marah disebut juga oleh:
    1. Shahih Bukhari dlm kitab Al-Khumus hadits no 2
    2..Kitab al-Fara’idz Shahih Turmudzi jld I hal 127
    3.Mustadrak ash-Shahihain 3/153
    4.Mizan al-I’tidal 2/72
    5.Kanzul Ummal 6/27

    Lho Mas bukannya hadis ini adalah hadis soal Fadak 🙂
    terimaksih infonya
    Salam

    @bob

    SP hadits ttg Imam Ali as dgn putri Abu jahal itu tdk shohih karena ada periwayat awalnya..Atiyah? yg baru berumur 8-10 th saat peristiwa itu…
    di blog lain sudah dibahas..tuh..

    Mungkin bukan Atiyah ya tetapi Mishwar bin Makhramah, pernah bahas kok soal ini, tetapi tidak semudah itu menjadi tidak shahih karena ada istilah yang namanya Mursal Sahabi
    Salam terimakasih masukannya

    @Sayur

    jawaban antum ngelantur

    Hmmm rasanya jawaban saya nggak ngelantur kok. Bahkan sangat logis. Ketika akhir hidupnya Rasulullah SAW berpesan pada para Sahabat agar berpegang teguh pada Ahlul Bait. Hal ini dijelaskan dalam hadis Tsaqalain
    Setelah Rasulullah SAW wafat ternyata Abu Bakar menolak memenuhi tuntutan Sayyidah Fatimah AS yang merupakan Ahlul Bait Nabi. Jadi Abu Bakar bukannya berpegang teguh pada Ahlul Bait tetapi malah menyelisihi mereka 🙂
    Lebih baik Klaim Mas yang menyatakan saya ngelantur itu dibuktikan dengan penjelasan di bagian mana ngelanturnya dan yang mana yang benar. Gitu aja Mas, biar nggak capek
    Salam

    Ini Menunjukan pemahaman agama anda sangat dangkal.

    Kalau cuma klaim Mas sih saya nggak keberatan, masalahnya sepertinya kita berbeda pandangan soal apa itu yang dangkal dan yang tidak
    Lagipula memang benar Mas, soal siapa yang masuk Surga dan Neraka itu memang bukan urusan saya lho :mrgreen:

    Ini menunjukan anda ngak mengerti masalah Manhaj. ” Ilmu Itu agama,Maka perhatikanlah darimana ia mengambil agamanya”

    Saya sangat mengerti masalah Manhaj, tetapi Mas menempatkannya dalam posisi yang keliru. Tulisan saya adalah sepenuhnya saya ambil dari Sumber Ahlus Sunnah dan saya tafsirkan dengan pemahaman yang benar dan metode yang tepat. Kalau menurut Mas, saya keliru lebih baik tolong ditunjukkan , biar saya bisa mengoreksi pandangan saya atau malah saya yang mengoreksi pandangan Mas.
    Anehnya Mas malah berkomentar soal Syiah, saya rasa Mas cuma mengandalkan prakonsepsi Mas semata bahwa tulisan saya soal Fadak itu berbau Syiah atau Mas mengira saya sebenarnya seorang Syiah
    Semua itu adalah prakonsepsi Mas yang cuma bersifat dugaan dan tidak memiliki bukti apapun
    Jika tulisan saya terkesan sama dengan apa yang diyakini Syiah ya mau gimana lagi, apa harus langsung disalahkan dan dibilang sesat. Saya, Syiah dan anda mungkin sama-sama meyakini bahwa Tiada Tuhan selain Allah SWT, jadi apa kita berdua menjadi sesat atau keliru :mrgreen: .Ya sudah silakan Mas, silakan menduga-duga 🙂

    Mengenai masalah Wasiat rasulullah atas Ahl bait Ada dalam sesi bahasan yang khusus dan saat ini kita tidak membahasnya

    Boleh saja kalau mau membahas di tempat lain. Saya cuma mau memaparkan landasan saya yang menganggap Abu Bakar RA keliru itu sangat berkaitan dengan Hadis Tsaqalain yang merupakan Wasiat Rasulullah SAW.

    Abu bakar berbuat atas dasar sunnah. menunjukan ia i’tiba dan menghindarkan fatimah dari harta yang mungkin haram atasnya

    Itu karena Mas sudah berpegang pada kenyataan Abu Bakar RA benar dalam menyampaikan hadis yang dimaksud. Saya sebenarnya akan membenarkan Abu Bakar RA jika saja tidak ada itu yang namanya Hadis Tsaqalain. Hadis itu menjadi pembeda yang jelas siapakah yang pantas jadi pegangan Umat Islam agar tidak tersesat. Abu Bakar RA bisa saja mendengar hadis tetapi pemahamannya bisa saja keliru jika bertentangan dengan apa yang diyakini Ahlul Bait AS.
    Lihat baik-baik, kata-kata anda yang menyatakan menghindarkan Sayyidah Fatimah dari harta yang haram, mengindikasikan sedikit sikap merendahkan keutamaan Ahlul Bait. Anda dari awal menganggap Sayyidah Fatimah menuntut harta yang haram dan ini beliau keliru, padahal sudah jelas Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang menjadi pegangan Umat Islam termasuk menjadi pegangan Abu Bakar RA sendiri. Jadi anda salah menempatkan posisi Mas

    anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini.

    Lho bagi saya ya terserah mau pakai hadis apa dan pemahaman seperti apa. Hanya saja saya tidak pernah berkeyakinan bahwa semuanya mesti benar dalam pandangan saya. Bagi saya di antara semua pandangan ada pandangan yang lebih benar dibanding yang lain sama halnya ada pandangan yang benar-benar keliru. Tapi kalau orang lain mau berpandangan berbeda, ya silakan Mas
    Saya tidak pernah memaksa
    Anda berkeyakinan Hadis Abu Bakar Ra benar dengan menolak Hadis Tsaqalain ya silakan
    tapi saya menerima Hadis Tsaqalain dan menolak Hadis Abu Bakar RA
    Dari segi sanad hadis Tsaqalain sanadnya shahih lebih banyak sanadnya
    Dari segi matan Hadis Abu Bakar RA bertentangan dengan Al Quran dan banyak hadis lain selain hadis Tsaqalain
    Lihat saja tulisan saya soal Analisis Kisah Fadak
    Saya berpegang pada Al Quran dan Hadis yang shahih
    Komentar saya cuma mau mengoreksi komentar Mas yang saya pandang keliru. Begitu Mas 🙂
    Salam

  35. Abu bakar berbuat atas dasar sunnah. menunjukan ia i’tiba dan menghindarkan fatimah dari harta yang mungkin haram atasnya

    Astagfirullah…saya sampe terkesima membaca komentar spt ini. Sampai begitu parahkah penilaian kalian thd ahl bayt? Ahl bayt adalah tempatnya ilmu. Tega2nya antum mengatakan spt itu seolah2 Sayiddah Fatimah anak kecil yg tdk tahu halal dan haram.
    Mas…semua sahabat datang kpd ahl bayt jika ingin bertanya ttg agama/islam. Ahl bayt bkn anak2 manja yg cuma mengandalkan nasab.
    Sedih saya bacanya. Pantas saja Rasulullah & imam Ali menangis membayangkan keterpurukan umat islam dlm menghormati ahl bayt.
    Tidak sulit bagi saya skr mengerti knp ada begitu banyak umat islam yg tdk bs menghormati dan menjadi pengikut ahl bayt.
    ” Hai Rasul, sampaikanlah apa yg telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan apabila tidak mau sampaikan maka kamu blm menyampaikan risalah. Jangan kamu takut Allah memelihara kamu dari manusia. Sesungguhnya Allah tdk memberikan petunjuk pd orang2 kafir.”

  36. Hmmm rasanya jawaban saya nggak ngelantur kok. Bahkan sangat logis. Ketika akhir hidupnya Rasulullah SAW berpesan pada para Sahabat agar berpegang teguh pada Ahlul Bait. Hal ini dijelaskan dalam hadis Tsaqalain
    Setelah Rasulullah SAW wafat ternyata Abu Bakar menolak memenuhi tuntutan Sayyidah Fatimah AS yang merupakan Ahlul Bait Nabi. Jadi Abu Bakar bukannya berpegang teguh pada Ahlul Bait tetapi malah menyelisihi mereka 🙂
    Lebih baik Klaim Mas yang menyatakan saya ngelantur itu dibuktikan dengan penjelasan di bagian mana ngelanturnya dan yang mana yang benar. Gitu aja Mas, biar nggak capek
    Salam

    yg kita bahas mengenai sub fadak Antum ngerti sub ngak akh?

  37. “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana. dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.

    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.

    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka. karena mereka Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum.

  38. Yaa akhi Truth yang sakit……………….

    Mas…semua sahabat datang kpd ahl bayt jika ingin bertanya ttg agama/islam. Ahl bayt bkn anak2 manja yg cuma mengandalkan nasab.
    Sedih saya bacanya. Pantas saja Rasulullah & imam Ali menangis membayangkan keterpurukan umat islam dlm menghormati ahl bayt.
    Tidak sulit bagi saya skr mengerti knp ada begitu banyak umat islam yg tdk bs menghormati dan menjadi pengikut ahl bayt.

    Siapakah ahl Bayt?
    Siapakah Ibnu Abbas?
    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?
    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?
    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?

  39. dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.

  40. @Sayur
    Benar-benar memprihatinkan mendengar keyakinan mas Sayur dan orang-orang sejenis mas thd Ahlulbayt. Keutamaan Ahlulbayt cukup sebagai pengetahuan saja kan?
    Kecintaan kepada mereka cukup diucapkan saja kan?
    Kesucian pribadi-pribadi mereka cukup sebagai teori saja kan?
    Apakah pendapat mas ini juga diyakini oleh syeikh-syeikh dan manhaj mas? Semoga tidak.
    Bagaimana caranya agar mas dan orang-orang yang sekeyakinan dengan mas sadar bahwa Ahlulbayt Rasul saw selalu berada dalam kebenaran karena kesucian pribadi mereka serta karena kedekatannya dgn Rasul saw sehingga mereka tidak mungkin keliru, tidak mungkin lalai, tidak mungkin salah dalam menjalankan isyarat-isyarat dan perintah Allah swt dan isyarat-isyarat/perintah Rasul saw? Dan sehingga setiap pribadi yang tidak suci, jangan mencoba-coba untuk menyelisihinya, berseberangan dengannya, menentangnya, membencinya, membuatnya kecewa, membuatnya sedih serta membuatnya marah.
    Saya khawatir, jika saatnya tiba kedatangan Sang Imam Petunjuk berasal dari dzuriat Rasul saw, mas dan kelompok mas masih dengan keyakinan mas seperti ini, tetap mengunci hati mas, tetap dengan kejahiliyahan, dan enggan menerima kebenaran.

    Damai…..damai

  41. @Teman2 yg mempergunakan AKAL sehat.
    Tdk usaha kita beri komentar terhadap mereka yg berbicara tdk pakai akal. Membuang waktu dan energi aja. Mereka bebicara tanpa ada dalil. Diminta dalil/nash tdk pernah diberikan. Tp ngomongnya ngawur. TONG KOSONG BUNYINYA NYARING. Biarlah mereka dg amalannya yg…………

  42. @SP
    Benar mas bukan soal Fadak tp soal kemarahan Sayyidah Fatimah hingga meninggal dlm keadaan marah. Krn ada hubungan dg postingnya mas, maka saya ikutsertakan. Wasalam

  43. Apakah Bukti kalau antum tu cinta ahl Bayt, yang jelas bukti kecintaan antum sekalian tu hanya menyebarkan api kebencian dalam hati mukmin dengan terus menguak fitnah.

    “TONK BERISI SAMPAH HANYA AKAN MENYEBARKAN BAU BUSUK”

    Siapakah ahl Bayt?
    Siapakah Ibnu Abbas?
    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?
    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?
    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?

    “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana. dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.

    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.

    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka. karena mereka Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum

  44. @ sayur
    Udah basi banget komentar sampean
    jadi nggak berminat mau membantah sanpean

  45. @SP
    bahas tuntas dong soal kitab Imamah Was Siyasah
    kita beda disini kan waktu itu

  46. Bukti seseorang mencintai Alah adalah dengan taat atas keputusan Allah dan Rasulullah (3:31). meskipun itu terhadap Ahl bayt nya Rasulullah. Seandainya Fatimah mencuri pasti Akan dipotong Tangannya itu.

    Apakah Bukti kalau antum tu cinta ahl Bayt, yang jelas bukti kecintaan antum sekalian tu hanya menyebarkan api kebencian dalam hati mukmin dengan terus menguak fitnah.

    “TONK BERISI SAMPAH HANYA AKAN MENYEBARKAN BAU BUSUK”

    Siapakah ahl Bayt?
    Siapakah Ibnu Abbas?
    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?
    Apakah yang dinikahi oleh Ali hanya Fatimah saja?
    Coba anda sebutkan Anak dari Ali. yang diberi nama dgn Nama sohabat? Apa benar anda cinta Ahl Bayt?
    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?
    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?

    “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana. dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.

    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.

    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka. karena mereka Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum

  47. @Sayur

    Bukti seseorang mencintai Alah adalah dengan taat atas keputusan Allah dan Rasulullah (3:31). meskipun itu terhadap Ahl bayt nya Rasulullah. Seandainya Fatimah mencuri pasti Akan dipotong Tangannya itu.

    Jelas sekali Ahlul Bait akan selalu taat pada Allah dan RasulNya

    Apakah Bukti kalau antum tu cinta ahl Bayt, yang jelas bukti kecintaan antum sekalian tu hanya menyebarkan api kebencian dalam hati mukmin dengan terus menguak fitnah.

    Tidak ada yang memfitnah disini
    Kalau memang ada itu adalah orang yang memfitnah bahwa orang-orang disini pada fitnah semua

    “TONK BERISI SAMPAH HANYA AKAN MENYEBARKAN BAU BUSUK”

    Benar kok, dan menurut saya, kata-kata yang kasar adalah cerminan dari tong sampah yang busuk

    Siapakah ahl Bayt?

    Rasulullah SAW berkata bahwa Sayyidah Fatimah AS, Imam Ali AS, Imam Hasan AS dan Imam Husain AS adalah Ahlul Bait Beliau

    Siapakah Ibnu Abbas?

    beliau sahabat Nabi SAW yang mulia

    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?

    Menurut saya nggak

    Coba anda sebutkan Anak dari Ali. yang diberi nama dgn Nama sohabat? Apa benar anda cinta Ahl Bayt?

    Saya tidak tahu, setahu saya anak Imam Ali adalah Imam Hasan dan Imam Husain, jadi Mas kan bisa ajari saya 🙂
    Semoga saya bisa mencintai Ahlul bait

    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?

    Silakan Mas kalau mau bertanya pada siapa saja, yang jelas Rasulullah SAW telah berkata Ahlul bait adalah pegangan agar umat Islam tidak tersesat
    Kalau saya mah gak perlu ditanya, kalau saya sesat dan brengsek itu tidak merubah apapun :mrgreen:

    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?

    Ada banyak yang menghafal al Quran tetapi saya nggak tahu yang paling bagus. Imam Ali menyetujuinya karena tidak ada yang patut untuk ditolak atau ditidaksetujui

    “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana.

    Memang benar, dan kalau saya tidak salah ingat yang pertama mengungkit masalah surga dan neraka adalah Mas kan

    dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.

    Silakan berprasangka, yang jelas Hadis Tsaqalain yang shahih menjelaskan bahwa Ahlul bait adalah pedoman bagi umat Islam termasuk pedoman bagi Abu Bakar sendiri

    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt.

    Gak perlu menghina Mas, di dunia maya setiap orang bisa berlagak sehat dan bisa seenaknya menuduh sakit. Jadi semua hinaan itu tidak berguna
    Anda mungkin saja tidak membenci Ahlul Bait tetapi seperti yang saya katakan bahwa kata-kata anda yang menyatakan menghindarkan Sayyidah Fatimah dari harta yang mungkin haram atasnya, mengindikasikan sedikit sikap merendahkan keutamaan Ahlul Bait. Anda dari awal menganggap Sayyidah Fatimah menuntut harta yang haram dan ini beliau keliru, padahal sudah jelas Sayyidah Fatimah AS adalah Ahlul Bait yang menjadi pegangan Umat Islam termasuk menjadi pegangan Abu Bakar RA sendiri.
    Nah kata-kata itu yang menurut saya dan Mas truthseeker bernada merendahkan

    Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim…………

    Kalau menurut saya, Abu Bakar bertindak berdasarkan pengetahuannya tetapi tetap saja menurut saya beliau keliru karena telah menyelisihi Ahlul bait. Sama halnya pedoman kita adalah Rasulullah SAW maka tidak layak bagi seseorang menyelisihi Rasul SAW. nah kalau Rasulullah SAW berkata Pedoman Umat Islam adalah Ahlul Bait maka umat Islam tidak layak untuk menyelisihi Ahlul Bait

    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka.

    Manusia biasa memang tetapi mereka Ahlul bait adalah pedoman bagi umat Islam yang selalu berada dalam kebenaran. makanya Rasulullah SAW berkata mereka Ahlul bait adalah pegangan bagi umat Islam agar tidak tersesat
    Saya heran betapa saya sering mengulang Hadis Tsaqalain, masa’ hadis tersebut susah sekali dimengerti
    Salam heran deh 🙂

  48. Hal ini karena anda beranggapan Ahl bayt tu maksum. bahkan sampai Imam kalian yang jelas menganjurkan Perjinahan dan pembunuhan pun kalian anggap syah karena sudah ketetapan imam kalian meski bertentangan dengan sunnah Rasulullah juga yang bahkan dilarang oleh syiddina Ali . pun doktrin anda diantaranya ialah dengan menafsirkan A’basa yang bagi orang yang ber ilmu sudah terang kebusukan dakwah IJABI.

    “Apabila Ahl Bayt telah keluar dari Qur’an dan Sunnah Rasulullah, Apakah anda akan tetap berpegang kpd mereka. Afwan not All from ahl Bayt”

    Yang Gue pegang tetaplah Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
    pun ini menjadi Wasiat Rasulullah dalam bbrp hadits.

    Bukti seseorang mencintai Alah adalah dengan taat atas keputusan Allah dan Rasulullah (3:31). meskipun itu terhadap Ahl bayt nya Rasulullah. Seandainya Fatimah mencuri pasti Akan dipotong Tangannya itu.
    Apakah Bukti kalau antum tu cinta ahl Bayt, yang jelas bukti kecintaan antum sekalian tu hanya menyebarkan api kebencian dalam hati mukmin dengan terus menguak fitnah.
    “TONK BERISI SAMPAH HANYA AKAN MENYEBARKAN BAU BUSUK”
    Siapakah ahl Bayt?
    Siapakah Ibnu Abbas?
    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?
    Apakah yang dinikahi oleh Ali hanya Fatimah saja?
    Coba anda sebutkan Anak dari Ali. yang diberi nama dgn Nama sohabat? Apa benar anda cinta Ahl Bayt?
    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?
    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?
    “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana. dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.
    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.
    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka. karena mereka Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum

  49. @sayur

    Hal ini karena anda beranggapan Ahl bayt tu maksum.

    Saya br tahu kalau mas sayur tdk mengimani al-Ahzab: 33. Kalau begitu jelas sdh knp anda mati2an membenarkan Abu Bakar dan lebih memilih menghina Fathimah (tega2nya mengatakan bhw Abu Bakar mencegah Fatimah memakan barang haram).
    Pada saat kebenaran disampaikan dan itu berarti menyatakan bhw sahabat bisa keliru anda mencak2, tp pd saat anda menghina Fatimah (yg lbh mulia dr sahabat) anda begitu relax dan tanpa beban.

  50. @Sayur

    Siapakah ahl Bayt?

    Bagi banyak umat slam sdh jelas siapa ahl bayt. Krn anda cm mau dengar guru anda, silakan tanya kpd beliau.

    Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim

    Insyaallah saya tdk membenci Abu Bakar.
    Jangan menduga2 saya membenci Abu Bakar, silakan tanyakan Bukhori, krn semua ini dibicarakan krn dicatat oleh Bukhori. Knp anda tdk complain kpd Bukhori koq “kurang kerjaan” mencatat cerita ini.

    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum

    Kata Allah dlm QS: Al- Ahzab 33. Lihat, bukankahn Allah telah membedakan/memuliakan mrk dg mensucikan mrkpun anda tdk mau terima apalg hanya penjelasan kami…hehe.. :mrgreen: Kalau menurut guru anda bgm? apakah menurut beliau jg ahlbayt tdk disucikan oleh Allah?

    Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum

    Ngelantur.. (mgkn anda tdk tahu arti kata ngelantur kali yaa..). Emang siapa yg pernah klaim yg paling duluan msk surga, siapa yg ngomong ada yg masuk neraka?. Jadi ngelantur itu adalah mengatakan sesuatu yg tdk ada hubungan dan tdk pernah dibicarakan ditambah lg tdk fokus..that’s ngelantur.. :mrgreen:

  51. HE HE ANDA SEMAKIN NGELANTUR AJA Semakin menunjukan kedangkalan ilmu anda dan menunjukan siapa sebenrnya yang hanya mendengar dari Gurunya Kamu saja padahal sudah jelas ulama syi’ah itu secara manhaj not good bwat diambil ilmunya.”BUKTI BAHWA ANDA NGAK KENAL MANHAJ”………. Kalu antum perhatikan tulisan djuga tulisan ana dibawah ini dgn hidayah mungkin antum ngak kayak gini……. Antum kira ana ngak paham yak siapa tuh Ahl Bayt………. Mungkin benar Ahl bayt disucikan akan tetapi persefsi disucikan menurut antum dgn menurut ulama tuh berbeda ….. u hanya meng ada ada aja……hehe Doktrin yang lain dari IJABI yaitu buku “ALMUSTHOFA” Jalal.
    tetaplah u dalam kesombongan ilmu u.biar perang tuh sesama muslim.
    Hal ini karena anda beranggapan Ahl bayt tu maksum. bahkan sampai Imam kalian yang jelas menganjurkan Perjinahan dan pembunuhan pun kalian anggap syah karena sudah ketetapan imam kalian meski bertentangan dengan sunnah Rasulullah juga yang bahkan dilarang oleh syiddina Ali . pun doktrin anda diantaranya ialah dengan menafsirkan A’basa yang bagi orang yang ber ilmu sudah terang kebusukan dakwah IJABI.

    “Apabila Ahl Bayt telah keluar dari Qur’an dan Sunnah Rasulullah, Apakah anda akan tetap berpegang kpd mereka. Afwan not All from ahl Bayt”

    Yang Gue pegang tetaplah Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
    pun ini menjadi Wasiat Rasulullah dalam bbrp hadits.

    Bukti seseorang mencintai Alah adalah dengan taat atas keputusan Allah dan Rasulullah (3:31). meskipun itu terhadap Ahl bayt nya Rasulullah. Seandainya Fatimah mencuri pasti Akan dipotong Tangannya itu.
    Apakah Bukti kalau antum tu cinta ahl Bayt, yang jelas bukti kecintaan antum sekalian tu hanya menyebarkan api kebencian dalam hati mukmin dengan terus menguak fitnah.
    “TONK BERISI SAMPAH HANYA AKAN MENYEBARKAN BAU BUSUK”
    Siapakah ahl Bayt?
    Siapakah Ibnu Abbas?
    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?
    Apakah yang dinikahi oleh Ali hanya Fatimah saja?
    Coba anda sebutkan Anak dari Ali. yang diberi nama dgn Nama sohabat? Apa benar anda cinta Ahl Bayt?
    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?
    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?
    “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana. dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.
    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.
    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka. karena mereka Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum

  52. […] Penyimpangan Kisah Fadak Oleh Situs Hakekat.Com […]

  53. @ sayur.
    Kata2 anda yg tdk senonoh memaki dll apakah AKHLAK ISLAM? Benar aja akhlak seperti yg anda tunujukan itu orang2 diluar Islam mengatakan bahwa Islam Teroris. Atau apakah anda antek2 mereka yg mau merusak akhlak Islam? Saya sbg orang Islam malu dgn AKHLAK seperti anda.

  54. Astagfirullah, …
    @sayur ,
    anda benar2 Pelaknat yang baik. anda mengutarakan Islam yang baik adalah yang seperti anda pegang.
    Demi Allah !!!! @Muhibbin, @Abu Sunni,@ Abdell dan Syiahphobia lainnya, kalian bisa melihat, kalian bisa menilai. Kalian telah mengatakan kalian Pengikut Sunnah Nabi, tapi coba lihat kembali tulisan para Sunni …. semua melaknat, semua menghina. Apa kalian lihat kami mengatakan Imam-Imam kalian sesat ? Imam-Imam kalian penzina ?? atau Abu bakar adalah ahli neraka ??

    @Sayur
    “Apabila Ahl Bayt telah keluar dari Qur’an dan Sunnah Rasulullah, Apakah anda akan tetap berpegang kpd mereka. Afwan not All from ahl Bayt”

    Apakah anda layak membuat kalimat ini ??
    Muhibbin, Abu Sunni dan lainnya… apakah layak pertanyaan ini dibuat ??

    Yang SP tulis adalah sejarah yang shahih menurut Kitab2 Sunni, dan perkataan Imam-Imam Sunni.
    kenapa ketidak puasan kalian atas Imam-Imam Sunni malah membuat kalian melaknat Imam_Imam Ahlul Bait, melaknat perkumpulan lain yang jelas2 tidak ikutan dalam blog ini.

    @Sayur
    Hal ini karena anda beranggapan Ahl bayt tu maksum. bahkan sampai Imam kalian yang jelas menganjurkan Perjinahan dan pembunuhan pun kalian anggap syah karena sudah ketetapan imam kalian meski bertentangan dengan sunnah Rasulullah juga yang bahkan dilarang oleh syiddina Ali . pun doktrin anda diantaranya ialah dengan menafsirkan A’basa yang bagi orang yang ber ilmu sudah terang kebusukan dakwah IJABI.

    Kami pecinta Ahlul Bait yang suci tidak pernah gentar dengan apapun, Apalagi cuma teriakan, cacian, laknat, fitnahan dari kalian dalam blog ini.

    @sayur
    Demi Allah !!! Semoga Allah senantiasa untuk menunjukkan kebenaran, secepat melebihi apa yang kami anggap tercepat, sebesar melebihi apa yang kami anggap terbesar.

    Semoga Allah senantiasa memberi kesejahteraan kepan NabiNYA dan Imam-Imam yang mulia dari keluarganya, sampaikan sebanyak-banyaknya salam.

  55. @Madopolo dan yang lainnya yang menganggap perkataan ana kurang senonoh dan tidak berakhlakul karimah. ana mau tanya sama antum ! kenapa hal tersebut tidak kalian utarakan pula kepada rekan-rekan saudara yang terlebih dahulu menghina ana….? sudah biasa kelompok u memang berbuat demikian untuk mengalihkan pembicaraan dengan menyudutkan lawan bicara. siapakah yang sebenarnya tonk sampah yang mengeluarkan bau busuk ? ahlu sunnah tidak pernah menguak sejarah- yang telah penuh fitnah sebelum kalian syi’ah yang memulai menyebarkan fitnah atas ahlu sunnah. dakwah kalian tidak bisa lepas dari ini karena bertujuan untuk meruntuhkan hadits yang datangnya daripara sahabat dan hendak membatalkan alqur’an. memang tidak secara langsung tapi sedikit-sedikit kalian mengarahkan umat ke arah sana.

    hehe. Al Ahzab (33) :33 “Kami hendak membersihkan kamu dari dosa-dosa wahai ahl bayt” dari kalimatnya saja udah jelas mereka itu punya dosa dan kesalahan layaknya manusia biasa. seperti pun juga Rasulullah. nah hal inilah yang menjadi perbedaan persefsi kita. u menganggap semua perkataan imam-imam ahlul bayt tanpa kesalahan hanya karena ayat tersebut. BTW kenapa u pake mushaf usmani, mestinya u pake mushaf Fathimiyah karangan imam-imam syi’ah. kalau memang imam-u itu ma’sum kenapa ada banyak sekte di syi’ah bahkan pendapat masing-masing imam pun satu sama lainnya ada perselisihan. mengenai pendapat syi’ah yang mengkafirkan abu bakar dan para sohabat yang lainya bukanlah fitnah yang sunni buat. itu pendapat imam khomaini daripada imam-imam sebelumnya yang kemudian menjadi akidah khomaini pula yang menyangka qur’an pun sudah tidak murni (rusak) didalam kitabnya yang berjudul “Kasyful asrar”.
    Abu bakar dikategorikan sebagai sohabat rasul banyak tersirat dalam Al Qur’an. coba antum baca Tafsir dan asbabunnujulnya, surat at taubah (9) ayat 40 dan ayat 100′ juga coba antum baca asbabun nujul Qs Al Lail. kalaupun dibaca terjemahan saja juga ana rasa mestinya antum sudah paham kepada siapa ayat itu di tujukan. belum lagi ada banyak hadits yang menerangkan keutamaan mereka para ashabii yang di janjikan surga. kendati demikian kami tidak menganggap mereka ma’sum dari kesalahan.

    anda mungkin sangat paham mengenai sifat Ali Ra yang sangat keras. kalaulah memang abu bakar telah menyimpang dari wasiat rasulullah pasti kepalanya telah terpenggal oleh pedangnya. derajat hadits yang Mutawattir tidak mungkin dibantah. Rasulullah saw bersabda ” Tidak mungkin para sahabatku bersepakat dalam kebathilan” toh Ali ber bai’at kpd abu bakar, bahkan turut mengesahkan mushaf utsmani.

    ANDA SEMAKIN NGELANTUR AJA Semakin menunjukan kedangkalan ilmu anda dan menunjukan siapa sebenrnya yang hanya mendengar dari Gurunya Kamu saja padahal sudah jelas ulama syi’ah itu secara manhaj not good bwat diambil ilmunya.”BUKTI BAHWA ANDA NGAK KENAL MANHAJ”………. Kalu antum perhatikan tulisan djuga tulisan ana dibawah ini dgn hidayah mungkin antum ngak kayak gini……. Antum kira ana ngak paham yak siapa tuh Ahl Bayt………. Mungkin benar Ahl bayt disucikan akan tetapi persefsi disucikan menurut antum dgn menurut ulama tuh berbeda ….. u hanya meng ada ada aja……hehe Doktrin yang lain dari IJABI yaitu buku “ALMUSTHOFA” Jalal.
    tetaplah u dalam kesombongan ilmu u.biar perang tuh sesama muslim.

    Hal ini karena anda beranggapan Ahl bayt tu maksum. bahkan sampai Imam kalian yang jelas menganjurkan Perjinahan dan pembunuhan pun kalian anggap syah karena sudah ketetapan imam kalian meski bertentangan dengan sunnah Rasulullah juga yang bahkan dilarang oleh syiddina Ali . pun doktrin anda diantaranya ialah dengan menafsirkan A’basa yang bagi orang yang ber ilmu sudah terang kebusukan dakwah IJABI.

    “Apabila Ahl Bayt telah keluar dari Qur’an dan Sunnah Rasulullah, Apakah anda akan tetap berpegang kpd mereka. Afwan not All from ahl Bayt”

    Yang Gue pegang tetaplah Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
    pun ini menjadi Wasiat Rasulullah dalam bbrp hadits.

    Bukti seseorang mencintai Alah adalah dengan taat atas keputusan Allah dan Rasulullah (3:31). meskipun itu terhadap Ahl bayt nya Rasulullah. Seandainya Fatimah mencuri pasti Akan dipotong Tangannya itu.
    Apakah Bukti kalau antum tu cinta ahl Bayt, yang jelas bukti kecintaan antum sekalian tu hanya menyebarkan api kebencian dalam hati mukmin dengan terus menguak fitnah.

    “TONK BERISI SAMPAH HANYA AKAN MENYEBARKAN BAU BUSUK”

    Siapakah ahl Bayt?
    Siapakah Ibnu Abbas?
    Siapakah yang menikahi putri Rasulullah,Apakah hanya sayyidina ali saja?
    Apakah yang dinikahi oleh Ali hanya Fatimah saja?
    Coba anda sebutkan Anak dari Ali. yang diberi nama dgn Nama sohabat? Apa benar anda cinta Ahl Bayt?
    Apakah benar hanya kepada ahl bayt saja umat bertanya tentang dienul islam?termasuk antumkah?
    Siapakah yang lebih bagus Hapalan Qur’annya? dan kenapa pula Ali menyetujui MUshaf Utsmani?
    “anda sering berhujjah kalu masing masing beramal dgn hadits maka biarkanlah………………kemana tuh usul anda saat ini”. Maksud saya disini adalah hendaknya kita pun bersikap proforsional. dan seperti yang anda katakan, surga dan neraka itu adalah urusan allah. bukannya urusan antum dan ana. dan tidak bisa saya katakan fatimah atau abu bakar yang salah coz keduanya mungkin ada didalam perselisihan yang mungkin masih ada dalam ridhla allah swt.
    dan buat truth yang sakit….. ana mau tanya pula sama antum, dimanakah letak kebencian ana terhadap ahl bayt. akan tetapi saya akan tanya pula pada antum Apakah sedemikian bencinya antum terhadap Abu bakar sehingga menyangka abu bakar akan berbuat sekeji itu dengan merampas harta anak yatim………… Cinta seorang muslim terhadap mereka Ahl Bayt pun terhadap Para sohabatnya adalah sangat besar dan ini merupakan ciri-ciri pengikut sunnah rasulullah.
    Pun kita sadari Mereka adalah manusia biasa yang tidak maksum dari kesalahan. dan ini perbedaan nya yaitu “Maksum” yang mungkin persefsi Maksum kita berbeda. tinggal kita mengambil ibrah dan berhusnudzhon terhadap mereka. karena mereka Yamg mungkin menurut antum sudah pasti neraka atasnya , mungkin mereka telah lebih dahulu masuk surga dibandingkan antum.

  56. @ SP

    Dari surat ali imran (3) 31 dan bayak ayat yang semisal artinya.Dapat kita ambilpelajaran bahwa memang ketaatan itu hanya kepada rasulullah dan allah swt. tidak kepada keinginan ahl bayt dan itulah yang dilakukan abu bakar dengan menentang kenginan fatimah.

  57. sayur…sayur….
    hehehe…..he….persis namanya….sayur…nih org

  58. Rata – rata komentator, “Tong kosong yang nyaring bunyinya.” 😉

  59. @Mihael “D.B.” Ellinsworth

    Kalau anda bagaimana, tunjukkan dong komentar anda yang tdk “tong kosong……” itu bagaimana ?? yuk

  60. Herry : Salam Pak SP. Saya lihat banyak missing link juga dalam penjelasan anda :
    1. Apakah “satu hadits yang lain dari Ali” tersebut derajatnya shahih? Bagaimana matannya?
    2. Bagaimana pendapat para ‘ulama ahli hadits sendiri mengenai riwayat Asy Sya’bi ini di kitab rijal hadits?
    3. Bagaimana pula takhrij riwayat Asy Sya’bi dari Baihaqi diatas?
    Mohon pencerahan.

  61. @Herry Sudjono
    Salam

    1. Apakah “satu hadits yang lain dari Ali” tersebut derajatnya shahih? Bagaimana matannya?

    Wah maaf, saya tidak tahu 🙂

    2. Bagaimana pendapat para ‘ulama ahli hadits sendiri mengenai riwayat Asy Sya’bi ini di kitab rijal hadits?

    Yang ini juga saya tidak tahu, tapi Ibnu Hajar pernah berkata bahwa hadis Asy Sya’bi di atas adalah shahih mursal 🙂

    3. Bagaimana pula takhrij riwayat Asy Sya’bi dari Baihaqi diatas?

    Al Baihaqi meriwayatkan hadis ini dengan sanad yang berhenti pada Asy Sya’bi. Just it
    Salam

  62. Salam Pak SP.

    Setelah saya cek di IMHnya AQ Hassan, saya menemukan kesalahan anda bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi dari ‘Ali itu bukan riwayat Baihaqi diatas, melainkan mengenai kafan (Abu Dawud), dan satu lagi riwayat di subulussalam mengenai hal lain. Jadi Asy-Sya’bi meriwayatkan beberapa hadits dari ‘Ali diantaranya tentang kisah Abu Bakr dan Fathimah, riwayat kafan, dan yang satu lagi di subulussalam itu. Mungkin juga ada beberapa hadits lagi yang melalui jalan Asy-Sya’bi dari ‘Ali yang kita tidak mengetahuinya.

    Saya rasa, kita -yang banyak nggak taunya ini- belumlah dalam level untuk membahas sanad hadits, apalagi meng-claim sebuah hadits sebagai hadits mursal, mengingat di kitab Al-Kaafi 90% haditsnya mursal. Saran saya, sebaiknya hilangkan saja takhrij hadits ‘kira-kira/seadanya’ dari analisa Pak SP diatas. Toh, analisa lainnya tak kalah menggigit.

    Salam
    Herry

  63. @Herry Sudjono

    Setelah saya cek di IMHnya AQ Hassan, saya menemukan kesalahan anda bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi dari ‘Ali itu bukan riwayat Baihaqi diatas, melainkan mengenai kafan (Abu Dawud), dan satu lagi riwayat di subulussalam mengenai hal lain

    Andalah yang keliru Mas, dalam tulisan saya di atas saya tidak pernah menyatakan bahwa hadis Baihaqi soal Sayyidah Fatimah di atas dapat dilihat dalam kitab IMHnya AQ Hassan. Yang saya kutip dari kitab itu adalah informasi ini

    Hadis Asy Sya’bi dari Ali tergolong hadis yang Mursal Khafi. Mursal Khafi berarti putus yang tersembunyi atau putus yang tidak terang. Hadis mursal khafi adalah hadis yang diriwayatkan seorang perawi dari seorang perawi lain yang semasa dan bertemu dengannya tetapi ia tidak menerima hadis itu daripadanya. Asy Sya’bi hanya mendengar satu hadis yang lain dari Ali (Subulus Salam jilid 2 hal 80). Hadis Mursal Khafi adalah hadis yang dhaif menurut metode keilmuan hadis. Hal ini dapat anda lihat dalam Ilmu Mushthalah Hadis A Qadir Hassan Bab Ad Dhaif Mursal Al Khafi hal 112.

    Aneh sekali, sepertinya Mas kurang memahami apa yang Mas baca. Memang benar yang dibahas dalam kitab AQ Hassan adalah hadis Abu Dawud. Inti pembahasan itu adalah memberi contoh hadis yang mursal khafi, nah di buku itu disampaikan contohnya yaitu hadis Amir Asy Sya’bi dari Ali. Riwayat Asy Sya’bi dari Ali adalah mursal khafi karena Asy Sya’bi hanya punya satu hadis dari Ali. Cuma satu dan hadis tersebut jelas bukan hadis Abu Daud tersebut, Oleh karena itulah AQ Hassan mengatakan bahwa hadis Abu Dawud itu dhaif karena mursal khafi. Sama halnya dengan AQ Hassan maka saya juga menarik kesimpulan bahwa perandaian Ibnu Katsir bahwa hadis itu mungkin riwayat Asy Sya’bi dari Ali adalah keliru karena hadis Asy Sya’bi dari Ali itu cuma satu dan jika ada orang2 yang menambahkan riwayat Asy Sya’bi dari Ali maka itu dihukumi sebagai mursal khafi. Hadis mursal khafi sudah jelas dhaif.

    Jadi Asy-Sya’bi meriwayatkan beberapa hadits dari ‘Ali diantaranya tentang kisah Abu Bakr dan Fathimah, riwayat kafan, dan yang satu lagi di subulussalam itu

    Hadis kisah Abu Bakar dan Fatimah di atas adalah riwayat baihaqi dalam Sunan Baihaqi dan dalam kitab itu sanad hadisnya berhenti pada Asy Sya’bi. Tidak ada dalam kitab Sunan Baihaqi disebutkan kalau riwayat itu dari Ali. Ini cuma andai-andai yang disebutkan oleh Ibnu Katsir. Jadi bagaimana mungkin mengklaim begitu kalau ternyata bukti kata-kata Asy Sya’bi dari Ali tidak ada dalam kitab Sunan Baihaqi.
    Riwayat Asy Sya’bi dari Ali dalam Sunan Abu Dawud adalah hadis yang dihukumi sebagai dhaif. Kitab AQ Hassan jelas2 menyebutkan bahwa itu adalah hadis dhaif dan dhaifnya karena hadis itu terputus yaitu Asy Sya’bi tidak mendengar hadis ini dari Ali. Aneh sekali Mas ini, bukankah sudah membaca buku AQ Hassan itu. Kok yang begini harus saya yang jelaskan.
    Riwayat Asy Sya’bi dari Ali hanya satu yaitu seperti yang dikutip dalam AQ Hassan yaitu ada dalam Kitab Subulus salam. sedangkan riwayat Asy Sya’bi selain itu dari Ali dihukumi sebagai mursal khafi.

    Mungkin juga ada beberapa hadits lagi yang melalui jalan Asy-Sya’bi dari ‘Ali yang kita tidak mengetahuinya.

    Gak ada buktinya kok, walaupun ada hadis tersebut tetap dhaif karena Daruquthni dalam kitab Al Illal jelas2 menyebutkan kalau Asy Sya’bi hanya mendengar satu hadis dari Ali. Cuma satu lho Mas.

    Saya rasa, kita -yang banyak nggak taunya ini- belumlah dalam level untuk membahas sanad hadits, apalagi meng-claim sebuah hadits sebagai hadits mursal,

    Yang bilang hadis tentang Abu Bakar dan Fatimah di atas mursal adalah Ibnu Hajar dalam Fath Al Bari. Nah gimana itu 🙂

    mengingat di kitab Al-Kaafi 90% haditsnya mursal.

    Mana saya tahu soal itu, dan apa urusannya sama saya?. Tulisan di atas juga tidak ada kaitannya dengan Al Kafi. Lagipula mudah sekali bagi saya meragukan kata-kata Mas. bagi saya kalau tulisan sederhana dalam kitab AQ Hassan saja Mas tidak paham maka saya katakan bagaimana mungkin bicara soal Al Kafi yang saya kira bahkan jauh lebih tebal dibanding kitab AQ Hassan.

    Saran saya, sebaiknya hilangkan saja takhrij hadits ‘kira-kira/seadanya’ dari analisa Pak SP diatas. Toh, analisa lainnya tak kalah menggigit.

    Gak perlu kok, karena apa yang saya tulis sudah sesuai dengan dasar-dasar yang benar. Menurut saya komentar dan pemahaman Mas terhadap kitab AQ Hassan yang cuma seadanya itu perlu dikoreksi kembali. Anda merujuk kitab AQ Hassan tapi tidak memahami apa yang anda baca. Buktinya adalah Hadis Abu Dawud dalam kitab itu adalah contoh hadis dhaif dan dhaifnyapun jelas karena Asy Sya’bi tidak mendengar hadis tersebut dari Ali. lantas bagaimana bisa Mas mengatakan bahwa Hadis Abu Dawud tersebut memang diriwayatkan Asy Sya’bi dari Ali. AQ Hassan sendiri saja mengatakan hadis itu mursal atau terputus.

  64. Salam Pak SP.

    Jika Pak SP berpendapat tulisannya berdasarkan kaidah2 yang benar, saya setuju. Namun kalimat Pak SP tentang kutipan dari IMHnya AQH itu menurut saya agak kabur. ada 2 kemungkinan, yakni :
    1. Saya yang telmi, atau
    2. Susunan kalimat Pak SP yang kurang baik.
    Jika Pak SP berpendapat saya yang telmi, nggak pa-pa, hehehe… santai saja Pak SP.

  65. @herry sudjono
    saya gak bilang telmi kok, jadi biasa aja. Gini nih kalau KItab AQH yang ada pada saya, hadis Abu Dawud yang Asy Sya’bi dari Ali itu terletak pada pokok bahasan tentang Hadis dhaif yang mursal khafi. Nah coba klarifikasi ini dulu
    Mengenai susunan kalimat, hmmm saya kan sudah kupipes bagian yang saya ambil dari kitab AQH(itupun saya ambil maknanya), nah bagian itu yang saya ambil
    Dalam tulisan di atas sedikitpun saya tidak mengatakan bahwa saya mengambil riwayat Baihaqi tentang Abu Bakar dan Fatimah dari kitab AQH. Silkan saja dilihat 🙂
    Salam

  66. Salam Pak SP,

    Sukur deh kalo saya ngga dianggap telmi, walaupun saya sekarang menyadari bahwa tulisan saya memang agak2 membingungkan.
    Yang jelas, kutipan subulussalam itu adanya di IMHnya AQH, tapi dalam tulisan Pak SP, seolah-olah itu adalah kutipan Pak SP pribadi yang berhubungan dengan hadits Baihaqi.

    Salam
    Herry

  67. @herry sudjono

    Yang jelas, kutipan subulussalam itu adanya di IMHnya AQH, tapi dalam tulisan Pak SP, seolah-olah itu adalah kutipan Pak SP pribadi yang berhubungan dengan hadits Baihaqi.

    Nggak kok, itu saya ambil dari kitab AQH. Masalahnya saya tidak pernah menulis dengan catatan kaki, jadi catatan kaki yang itu terpaksa saya angkat dan ditulis dalam kurung. Maafkan kalau sudah membuat salah paham
    Salam

  68. Kepada semuanya,

    Saya tertarik mengikuti diskusi karena dari diskusilah kita menemukan kebenaran. Hakekat diskusi bukanlah mencari menang dan kalau, tapi kebenaran. Harapan saya di akhir diskusi tidak ada yang merasa dikalahkan, namun semuanya menang karena semuanya mendapatkan kebenaran.

    Diskusi juga bukan depat politik yang berusaha saling menjatuhkan. Apalagi ini diskusi tentang agama, Islam lagi… yang katanya pengikut nabi yang paling tinggi ahlaknya. Kenapa sih dalam diskusi ini, seringnya ahlak tersebut saya lihat terbang entah kemana. Why?

    Ingat dong…. tidak ada di antara kita yang pegang kunci sorga, sehingga pasti bisa masuk sorga dan orang lain hanya bisa masuk melalui izin kita. Kalau gak salah (tolong Mas SP beritahu saya sumbernya), Allah mengatakan tidak ada orang bisa masuk sorga hanya karena amalnya sendiri.

    Mudah-mudahan kita semua mendapat hidayah Allah dan kelak Allah ridho kita masuk surga-Nya. Amien

  69. Ya Allah, maafkanlah kesalahan Abu Bakar, Ali dan Fathimah. Karena sesudah wafatnya mereka,masih banyak umat nabi-Mu yang memperselisihkan keagungan dan kemuliaan mereka. ( Abi Najwa )

  70. syiah hanya mengkririk hakekat.com tentang fadak. berarti fakta yg lain dari hakekat.com benar dong!

  71. @kembali ke aqidah yg benar

    Kembalilah….segera.

  72. saya ingin kritikan tentang fakta yg lain dari hakekat .com. Jangan hanya fadak saja. Atau anda menyetujui saja tulisan mereka. Atau anda tidak punya dalil yg cukup untuk mengkritik mereka. Tidak punya hujjah yg kuat untuk SEKEDAR mengkritik mereka. Atau anda MENYERAH saja. Dasar syiah! Jgn sekedar logika. Atau sekedar naluri mencintai Ahlul Bayt tanpa hujjah yg kuat. LOgika saja tidak bisa digunakan untuk memahami agama. Pertanyaan “duluan mana telor sama ayam?” saja kalian ga tau. Gimana memahami agama tanpa dalil.

  73. @kembali ke aqidah yg benar

    Coba baca di situs ini…

    http://satriasyiah.wordpress.com

    Sepertinya anda punya dalil yg mau dikongsi ya?

  74. saya mau tanya anda jika semua makhluk yang ALLAH ciptakan berkumpul sepert Malaikat2,Nabi-Nabi,Rasul-Rasul,Ulama-Ulama dan semua Manusia dari Adam sampai saat ini berkumpul menghapus satu(1) Ayat Al-Quran saja boleh nggak.Jika boleh ana minta contoh yang lain selain ayat Mut’ah.sebab ana yang awam ini yakin ALLAH tidak akan membatalkan ayat dengan ayat apalagi dengan hadist.Affuan ana ini muallaf jadi pengen lebih jelas.

  75. @kembali ke aqidah yang benar

    saya ingin kritikan tentang fakta yg lain dari hakekat .com. Jangan hanya fadak saja. Atau anda menyetujui saja tulisan mereka. Atau anda tidak punya dalil yg cukup untuk mengkritik mereka. Tidak punya hujjah yg kuat untuk SEKEDAR mengkritik mereka. Atau anda MENYERAH saja.

    Perlu kita pahami bahwa kita hanyalah tamu di blog ini. Dan sebagai tamu, kita hanya bisa menikmati apa-apa yang disajikan oleh tuan rumah. Sedangkan apa yang tidak disajikan oleh tuan rumah tidak pantas bagi kita untuk memaksa memintanya. Dan sudah sepantasnyalah tuan rumah yang menentukan apa yang ingin dia sajikan. Lagi pula belum tentu tuan rumah tidak memiliki apa yang menjadi keinginan tamu.

    Dasar syiah!

    Ini nih yang hal yang perlu diperbaiki. Kenapa dengan Syiah? Bukankah semua tuduhan dan fitnahan terhadap Syiah sdh dijawab (baik di blog ini maupun di media-media lain) dan saya lihat sdh proporsional. Sebaiknya thread yang disajikan oleh pemilik bloglah yang dikomen dan dikritisi, jangan menyerang pemahaman dan mazhabnya.

    Jgn sekedar logika. Atau sekedar naluri mencintai Ahlul Bayt tanpa hujjah yg kuat. LOgika saja tidak bisa digunakan untuk memahami agama.

    Apakah maksud anda dengan logika adalah akal? Jika demikian, menurut anda jika tidak dengan akal, lalu dengan apa kita memahami agama?

    Pertanyaan “duluan mana telor sama ayam?” saja kalian ga tau. Gimana memahami agama tanpa dalil.

    Jangan menyamaratakan ketidaktahuan anda tentang sesuatu. Ilmu itu tidak ada batasnya. Di atas langit masih ada langit. Lagipula apa sih yang anda maksud dengan Dalil sehingga dia bisa mengalahkan akal/logika?

    Salam

  76. Ketika sayyidah Fathimah radhiallahu ‘anha dan Al ‘Abbas datang menemui khalifah Abu Bakar untuk meminta warisan rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berupa tanah fadak dan keuntungan yang didapatkan dari hasil fadak. Maka khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq berkata: “Aku mendengar rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kami tidak pernah meninggalkan warisan, (harta) yang kami tinggalkan adalah sebagai shadaqah.” Abu Bakar melanjutkan: “Demi Allah! Tidak ada satu perkara pun yang aku lihat rasulullah melakukannya kecuali akan aku lakukan, karena aku khawatir jika melanggar perintah beliau aku akan binasa.” Maka sayyidah Fathimah tidak pernah berbicara lagi dengan Abu Bakar sampai meninggal. (HR Al Bukhari dalam kitab shahihnya)

    Dalam sebagian redaksi hadits, pernyataan khalifah Abu Bakar diatas adalah sebagai jawaban dari argumen yang disebutkan sayyidah Fathimah berupa beberapa ayat Al- Qur’an, diantara firman Allah:

    “Allah mewasiatkan bagi anak-anak kalian, setiap laki-laki akan mendapatkan dua bagian wanita.”

    Para pembaca rahimakumullah

    Jika kita perhatikan kisah diatas, sebenarnya khilaf yang terjadi antara Sayyidah Fathimah dan khalifah Abu Bakar adalah khilaf yang ilmiyyah, masing-masing memiliki hujjah. Akan tetapi kedengkian sebagian pihak terhadap pribadi khalifah Abu Bakar menjadikannya memandang Abu Bakar hanya dengan kacamata hasad. Seandainya mereka mau menimbang ini semua dengan timbangan syari’at pastilah mereka akan berbicara dengan penuh penghormatan dan tidak perlu untuk menjatuhkan dan mencela salah satu dari kedua belah pihak. Karena keduanya memiliki hujjah yang menguatkan alasannya walaupun yang lebih benar hanya salah satu dari keduanya.

  77. Entah apa yang ada dipikiran orang-orang syi’ah, satu sisi mereka menyebutkan bahwa tanah Fadak adalah warisan rasulullah untuk sayyidah Fathimah disisi lain mereka menyebutkan bahwa wanita tidak boleh mendapatkan warisan. Lagi-lagi masalah ini terdapat dalam referensi utama mereka.

    Al Kulaini pengarang kitab “Al kafi”, sebuah kitab yang sangat diagungkan kaum syi’ah, kedudukannya setara dengan shahih Al Bukhari dan Muslim bagi kaum muslimin, memuat satu bab khusus dengan judul

    إنّ النساء لا يرثن من العقار شيئاً

    “Sesungguhnya para wanita tidak mendapatkan warisan perabot rumah sedikitpun

  78. Kemudian ia menyebutkan beberapa riwayat dari imam-imam mereka, diantara adalah:

    Ia meriwayatkan dari Abu Ja’far: “Para wanita tidak mendapatkan warisan tanah dan perabot rumah sedikitpun.”

    Ath Thusi meriwayatkan dalam kitabnya “At Tahdzib” dan Al Majlisi dalam “Biharul Anwar” dari Muyassar: “Aku bertanya kepada Abu Abdillah ‘alaihissalam tentang wanita, bagian warisan apa yang mereka dapatkan? Ia menjawab: “untuk mereka hanya senilai batu bata, bangunan, pasir, dan bambu. Adapun tanah dan perabot rumah maka mereka tidak mendapatkannya sedikitpun.“

    Dari Muhammad bin Muslim dari Abu Ja’far ‘alaihissalam: “Para wanita tidak mendapatkan warisan tanah dan perabot rumah sedikitpun.”

    Dan dari Abdul Malik bin A’yun dari salah seorang dari keduanya ‘alaihimassalam: “Tidak ada bagi para wanita (bagian) dari rumah atau perabotnya sedikitpun.“

    Bagaimana tanggapan kalian wahai kaum syiah???? Bukankah menurut imam kalian wanita juga tidak mendapatkan harta warisan?? Lalu mengapa kalian hanya mencela Abu Bakar dan diam terhadap imam kalian?!!

  79. @kembali ke aqidah yg benar

    Bukankah hadis yg anda bawakan itu dari bab wanita yg kematian suami?

    Imam Ja’far al-Sadiq AS berkata (riwayat no. 6): Isteri tidak mewarisi sedikit pun pusaka berupa Aqqar, tetapi pusaka mereka dinilai dengan harga Aqqar seperti tanah, binaan, dan sebagainya sama ada 1/8 atau ¼ kepada isteri. Dia berkata lagi, “Jika si isteri berkahwin, mereka akan merosakkan (menggunakan) harta pewaris-pewaris yang lain.

    Sedangkan yg dituntut oleh Hazrat Fathimah as adalah warisan dari ayahanda beliau, iaitu Rasulullah saaw? Bedakan…

    Makanya Abu Bakar mmg tercela dgn tindakan dan periwayatan hadis palsu tersebut..

    Wassalam

  80. @kembali ke aqidah yg benar

    Manusia yang benar ketika dia “menghakimi” orang lain dan sudah dijawab/ditanggapi, maka jika tanggapan itu salah maka dia akan menunjukkan kesalahan dr tanggapan tersebut, namun ketika tanggapan/jawaban telah membuka/menunjukkan kesalahan diri (tuduhan)nya maka dia akan merasa berkewajiban untuk meminta maaf.

    Wassalam

  81. Banyak riwayat syiah yang membingungkan, ya memang karena menurut mereka pintu ijtihad tidak tertutup. Dan membuat ijtihad dengan seenak perut mereka. Dengan membuat dalil yg untuk mencela dan menghina para sahabat Nabi SAW. Contohnya SIAPA YG MEMUKUL FATIMAH SAMPAI JANINNYA GUGUR? Dan jawabannya banyak riwayat yg membingungkan. Seolah-olah itu bikinan mereka. Tidak bersumber dari hadits Nabi SAW dan perawi hadits yang mengetahui peristiwa itu lebih dalam. Tapi itu bikinan mereka Dengan seenak perut mereka untuk menjelek-jelekkan para sahabat Nabi. Coba SIAPA YG MEMUKUL FATIMAH HINGGA JANINNYA GUGUR?

    Lalu apa saya percaya bahwa hadits yg saya bawakan itu dari bab wanita kematian suami? Jika jawaban berdasarkan dalil yg simpang siur, tidak jelas dan bikinan seenak perut (ijtihad macam apa?)

  82. @kembali ke aqidah yg benar

    Tidak usah berdalih segala. Anda mengutipnya dari bab Aqqar, dan mengaitkannya dgn Fadak?
    Dan kemudian lari ke peristiwa pemukulan Sayyidah Fathimah as?
    Begitu terdesak ya anda…tanpa sedikit pun rasa bersalah karena membawa riwayat yg salah alamat

  83. Hal itu saya kaitkan karena kebiasaan syiah yg menjelek2kan para sahabat Nabi SAW. Sama bukan tujuannya? Baik hal fadak maupun pemukulan Fatimah, sama-sama bertujuan untuk mencela para sahabat Nabi SAW. Sama kan ? Jadi dibalik tulisan diposting ini, mempunyai niat yg sgt tidak terpuji. Dan itu harus diungkap supaya ketika membaca dan menafsirkan suatu riwayat tidak semena-mena penafsirannya, bertujuan untuk memojokkan Abu Bakar.

  84. BEDAKAN INI WAHAI SYIAH!

    Ketika sayyidah Fathimah radhiallahu ‘anha dan Al ‘Abbas datang menemui khalifah Abu Bakar untuk meminta warisan rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berupa tanah fadak dan keuntungan yang didapatkan dari hasil fadak. Maka khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq berkata: “Aku mendengar rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kami tidak pernah meninggalkan warisan, (harta) yang kami tinggalkan adalah sebagai shadaqah.” Abu Bakar melanjutkan: “Demi Allah! Tidak ada satu perkara pun yang aku lihat rasulullah melakukannya kecuali akan aku lakukan, karena aku khawatir jika melanggar perintah beliau aku akan binasa.” Maka sayyidah Fathimah tidak pernah berbicara lagi dengan Abu Bakar sampai meninggal. (HR Al Bukhari dalam kitab shahihnya)

    Dalam hadits di atas :

    Ahlussunnah memandang
    ————————————-
    Sebenarnya khilaf yang terjadi antara Sayyidah Fathimah dan khalifah Abu Bakar adalah khilaf yang ilmiyyah, masing-masing memiliki hujjah. Akan tetapi kedengkian sebagian pihak terhadap pribadi khalifah Abu Bakar menjadikannya memandang Abu Bakar hanya dengan kacamata hasad. Seandainya mereka mau menimbang ini semua dengan timbangan syari’at pastilah mereka akan berbicara dengan penuh penghormatan dan tidak perlu untuk menjatuhkan dan mencela salah satu dari kedua belah pihak. Karena keduanya memiliki hujjah yang menguatkan alasannya walaupun yang lebih benar hanya salah satu dari keduanya.

    Syiah memandang
    ————————–
    Riwayat ini sengaja dibesar-besarkan untuk mencela Abu Bakar ra. Dengan mencari kesalahan2 yg tidak terjadi. Dan dibesar-besarkan.

    BEDAKAN?

    SAMAKAN INI WAHAI SYIAH

    Antara riwayat FADAK dan PEMUKULAN FATIMAH, terdapat kesamaan, Yaitu kesamaan tujuan dan NIAT syiah untuk mencela Para Sahabat Nabi SAW. NIAT untuk membesar-besarkan masalah yg terjadi antara Putri Nabi SAW dan Sahabat yg lain yg bertujuan……………………………………….? (sdh dijawab di atas)
    Bukan untuk mencari kebenaran.

    SAMA KAN?

  85. @kembali ke aqidah yg benar.
    Nama yg seram. Saya ingin bertanya kepada anda dan tolong dijawab:
    Anda mengatakan para sahabat Nabi SAW (Abubakar dll)
    Pertanyaan saya:
    1. Coba anda jelasakan kreteria sahabat
    2. Kata SAHABAT muncul pada jaman siapa. Apakah pada masa Rasul hidup? Atau pada masa sesudah Rasul.
    Perrtanyaan ini saya ajukan karena anda dalam diskusi lebih mengagungkan (yg anda sebut sahabat) Abubakar dari yg lain. Wasalam

  86. @kembali ke aqidah yg benar.

    Ada beberapa hal yg tidak tuntas di sini:

    1. Anda tidak menjawab darjat hadis yg anda ambil ttg ‘pengkultusan Imam Ali’. Anda tidak tahu bukan?

    2. Anda harus menjelaskan apa hubungan antara hadis Aqqar dan Fadak

    3. Anda meminta agar kita menimbang dari sisi syariat. Maka berdasarkan syariat, ‘hadis’ yg dibawa oleh Abu Bakar itu bertentangan dgn syariat. Masalahnya:
    a. Masa Nabi saaw berbicara melawan syariat
    b. Mengapa waris Nabi saaw tidak mengetahui keberadaan ‘hadis’ ini.
    c. Apa, Abu Bakar diberitahu ttg hukum waris dan sahabat yg lain tidak? Mana sifat tabligh Nabi saaw (kami berlindung dari mempercayai kekurangan sifat mulia ini pada Nabi saaw)

    4. Kesamaan niat? Lalu apa niat Abu Bakar saat mengemukakan ‘hadis’ ini?

    5. Hujjah keduanya benar, hanya yg satu lebih kuat dari yg satu lagi? Apapun ‘hujjah’, yg berlawanan dgn Kitabullah…itu namanya bohong.

    Mengertikan?

  87. @hadi

    1. Dalam hadits yg anda bawa tentang istri kematian suami, Jelas-jelas disitu tertulis ISTRI bukan wanita pada umumnya. Baik wanita ditinggal ayahnya atau ditinggal suami. Apa hadits yg saya bawa, disitu tertulis hanya ISTRI saja?

    2.Abu Bakar bertentangan dg syariat? Jelas-jelas disitu, dalam hadits tentang Fadak beliau berkata berdasarkan Rasulullah dan bersumpah Demi Allah SWT. Beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
    bersabda…………… JELAS KAN ?
    -NABI SAW berbicara melawan syariat ? syariat yg mana?

    3.Inilah niat Abu Bakar
    “Demi Allah! Tidak ada satu perkara pun yang aku lihat rasulullah melakukannya kecuali akan aku lakukan, karena aku khawatir jika melanggar perintah beliau aku akan binasa.” JELAS KAN?

    4. Hujah yg berlawanan dg Kitabullah? hujjah yg mana?

  88. @aburahat

    inilah yg di maksud SAHABAT NABI SAW dalam Al-Qur’an

    “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”. (Qs: at-Taubah : 100).

    Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qs. at-Taubah 89)

    Menurut anda apakah Abu Bakar ra, Ummar bin Khattab ra, Usman bin Affan ra BUKAN sahabat Nabi SAW?

  89. @kembali keaqidah yg benar
    Saya tidak menanyakan pada anda nikmat yang Allah berikan pada mereka. Tapi saya menanyakan apa kreteria SAHABAT. Dan siapa yang memberikan julukan SAHABAT utk Abubakar, Umar, Usman, Ali dll.
    Menurut saya Sahabat merupakan suatu hubungan yang akrab dengan menjaga hak masing2. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita pada sahabat kita. Kurang lebih demikian pengertiannya. Terkecuali ada ketentuan Allah. Wasalam

  90. @all
    Mengenai tanah Fadak merupakan warisan keluarga Nabi atau bukan mari kita lihat dengan pikiran yang jernih dgn tidak dipengaruhi mazhab yang kita anut.
    Allah mewajibkan hamba2 untuk berwasiat sebelum meninggal termasuk warisan.
    Apakah Rasul tidak pernah berwasiat kepada keluarganya?
    Dari mana Saiyidah Fatimah mengetahui bahwa ia memiliki warisan.
    Menurut Abubakar ia mendengar bahwa para Nabi tidak meninggalkan warisan terkecuali utk sedekah.
    Apakah kata2 Rasul ini Saiyidah Fatimah tidak tahu?
    Apabila Saiyidah Fatimah mengetahui apakah ia tetap mengadakan tuntutan?
    Kata2 Abubakar ini sangat bertentangan dgn logika. Mana mungkin kata2 Rasul ini hanya untuk Abubakar. Wasaalam

  91. Behubung tulisa di atas ada kaitannya dengan situs Hakekat.com… maka tidak salah bila kita mengetahui profilnya.

    Profil Hakekat.com

    Domain Name: HAKEKAT.com

    Registrant Contact:
    AICON web
    Eko Andri Prasetyo
    Birthdate: August 4 1979
    Home Phone: 02184995124
    Handphone : 08568585477
    Ofice : AITI – ASPEK Indonesia

    Permata Duta, Blok E4/4, Sukmajaya
    Depok, JAWA BARAT 16412
    ID

    Administrative Contact:
    AICON web
    Eko Andri Prasetyo
    +62.217711730
    Fax: +62.217711730
    Permata Duta, Blok E4/4, Sukmajaya
    Depok, JAWA BARAT 16412
    ID email hawariyyin@yahoo.com

    Technical Contact:
    ArdHosting Corp
    ArdHosting Com (domreg@ardhosting.com)
    +62.8567803232
    Fax: none
    Jl. Maleo XVII Bintaro Jaya
    Tangerang, Banten 15229
    ID

    Status: Active

    Name Servers:
    ns1.dreamhost.com
    ns2.dreamhost.com
    ns3.dreamhost.com

    Creation date: 08 Mar 2005 04:37:28
    Expiration date: 08 Mar 2009 04:37:00

    Lihat Rumah Eko Andri Prasetyo (ADministrator Hakekat.com)

    (info diambi dar situs tetangga).

  92. @Abu Suni
    Omongan anda: Yang jelas Imam Ali kw mengakui bahwa orang yang paling utama setelah Rasulullah adalah Sayyidina Abu Bakar baru Sayyidina Umar, beliau bersabda di atas minbar masjid kufah dan di saksikan oleh khalayak (sangat mutawatir):…..
    (Silahkan komentari ucapan Imam Ali yang sangat mutawatir di atas!!!!)
    ======

    Omongan Anda DUSTA!!!

  93. @Abu Suni
    Omongan anda: Yang jelas Imam Ali kw mengakui bahwa orang yang paling utama setelah Rasulullah adalah Sayyidina Abu Bakar baru Sayyidina Umar, beliau bersabda di atas minbar masjid kufah dan di saksikan oleh khalayak (sangat mutawatir):…..
    (Silahkan komentari ucapan Imam Ali yang sangat mutawatir di atas!!!!)
    ======

    Omongan Anda DUSTA!!!
    Mau sampai kapan Anda sesat dan menyesatkan orang lain?

  94. Utk Secondprince/Ressay :
    Tulisan ini khusus utk anda berdua. Silahkan hapus setelah membacanya.
    Anda kan “bersemangat” sekali membahas penyimpangan para sahabat. Namun anda tak minat membahas penyimpangan di Era Kulayni (dengan paham Goibnya Imam Mahdi dalam 2 phase) serta penyimpangan di era Mufid (sesudahnya) yg berkaitan dengan terbitnya Kitab Sulaim. Dua penyimpangan diatas tergolong TIADA TARA nya karena melahirkan suatu paham/ajaran yg sekarang dianut Syiah Imamiah. Anda mungkin terlupakan membahas penyimpangan ini karena terlalu sibuk dengan program NGRASANI Abubakar, Umar, Usman.
    Kitab Sulaim mulai terbit/dipublikasikan sekitar abad 6H setelah kitab itu dibacakan oleh Al Rais Al Ali Abu Al Baqa th 565 H. Kitab tersebut KATANYA ditulis oleh Sulaim bin Qois sahabat Imam Ali Ra. Suatu kitab yg ditulis di abad 1 H namun baru terbit abad 6 H, dengan alas an bahwa kitab tersebut adalah rahasia. Hanya orang terpercaya saja yg menyimpannya.
    Namun di kitab Biharul Anwar oleh Majlisi (abad 10H) bahwa Jafar Shodiq berkata :
    “ sesiapa di kalangan Syiah kami dan pecinta kami tidak memiliki kitab Sulaim bin Qois al Hilali maka mereka tak mengetahui urusan kami dengan sebenarnya. Mereka tak mengetahui sesuatupun daripada sebab sebab kami. Ia adalah abjad Syiah yg mengandung rahasia daripada rahasia keluarga nabi Muhammad SAW.”
    Maka tersirat bahwa Imam Jafar Shodiq mengetahui bahkan mewajibkan Umat Syiah utk mengetahui kitab tersebut.
    Namun sayang, di Era Kulayni dan para Wakil Imam (abad 4H) tak ada yg mengetahui keberadaan kitab tersebut. Lihat saja di Al Kaffy oleh Kulayni, juga di kitab Manla Yaduru al Faqih oleh Saduq (akhir abad 4H), tak ada satu tex pun yg me -nyebut2 adanya Kitab Sulaim yang katanya diwajibkan Jafar Shodiq.
    Kitab Sulaim oleh Al Rais katanya diperoleh dari Syeh Al Amin al Alim Abu Abdullah bin Ahmad bin Talal Al Miqdad yg memperolehnya dari Mufid bin Tussi. Lihat saja nama2 ini. Diantara mereka inilah yg MENGARANG kisah Kitab Sulaim. Diantara mereka inilah yg BERTANGGUNG JAWAB atas kebohongan/penyimpangan yg TIADA TARA nya tsb. Agar anda membahasnya jika ingin benar2 MENCARI KEBENARAN, sehingga tak ada kesan blog ini hanya sebagai PENCARI PEMBENARAN.

  95. Tolong yang paham masalah ini memberikan jawaban nya aq seneng baca perdebatan ini untuk nambah pengetahuan salam.

  96. salam, wah! nampak meriah aja disini. ijinkan saya ikut serta ya.di mana kita tadi?

  97. Alhamdulillah…bertambah lg pengetahuan. Trimakasih mas SP.. Hakekat.com sdh sy baca seblmnya, sembari mencari kenapa ada bahasan tsb dan ternyata di threat ini dibahas pula. Trimakasih ya mas,..

  98. bagi para nashibi (pembenci orang yang mencintai ahlul bayt) tolong dong kalo mo cari kebenaran pake logika, jangan pake perasaan, tolong otak kalian dipake…. dipake mikir supaya entar pas tua ga pikun…. jangan males mikir… jadi akibatnya kalian bodoh ga ketulungan…mungkin pas lagi anak-anak jarang mikir kali ya… cape deeeh….

    mas SP salut isi blognya…. maju terus untuk mengungkapkan kebenaran…

    Semoga Allah menolong perjuangan anda….

  99. Ane Ikut Nimbrung ya…?
    Untuk direnungkan aja

    Semua Kejadian mengenai masalah kepemimpinan dibumi ini, prosesnya selalu terjadi berulang-ulang, jika kita tidak bisa memahami dan merasakan kejadian pada Zaman Rasulullah secara langsung (terutama setelah sepeninggal Rasul),……bisa dipelajari dengan kejadian/proses kepemimpinan saat ini, bagaimana kejadian terpilihnya pemimpin? dengan cara apa? Apakah kepemimpinan Baru mau melaksanakan kebijakan yang terbaik dari Kepemimpinan yang lama ?
    Kita semua bisa membaca kondisi yang ada….kecuali orang-orang yang tidak berpikir,…….oleh karena itu…..jika memang dasar kebenaran itu mutlak benar, maka tidak akan ada yang bisa membantahnya,….namun jika dasar kebenaran itu menyimpang, maka banyak celah kita untuk mengkoreksi dan membantahnya. Hanya hati orang yang mulya yang bisa memberi koreksi dan menerima koreksi pembenaran.
    Jadi kesimpulannya…..klo memang gak ada lg kitab mazhab yg bisa dijadikan rujukan, kumpulin aja kesamaan-kesamaan dari semua kitab mazhab itu…..gunakan logika berpikir yang tidak Taqlid Buta, pahami sejarah dari sumber yg sama…..buat aja kesimpulan sendiri….gila kan? Ya..gak gila lah….karena Agama yang ada ini hanya untuk orang-orang yang berpikir. Bukan untuk orang2 yang Taqlid Buta,…..mau kritik hadist yg salah aja takut dosa,…..klo mau cari kebenaran aja sudah takut dosa, ya gak usah bahas masalah agama,….bahas masalah Century aja, klo salah palingan cuma ditangkep polisi.
    Jangan bawa-bawa para Imam ma’sum lah, klo ini ana bener2 takut kualat. Karena Islam memang menghendaki adanya Imam utk mengatur kehidupan manusia (bukan Imam Sholat atau Imam Rumah tangga ya_red), inikan sesuai do’anya Nabi Ibrahim, n Jawaban Allah bahwa keturunannya di Jadikan Imam bagi umat manusia,…kecuali yg Zholim,….lanjut diskusinya ya…semoga kebenaran muncul dibenak hati yang paling dalam buat semua yang berdiskusi dlm forum ini

  100. salah seorang ulama syi’ah bernama Al Murtadho Alamul Huda –saudara kandung As Syarif Ar Radhiy, penyusun kitab Nahjul Balaghah- menyatakan: saat Ali menjabat khalifah, ada orang mengusulkan agar Ali mengambil kembali tanah fadak, lalu dia berkata: saya malu pada Allah untuk merubah apa yang diputuskan oleh Abubakar dan diteruskan oleh Umar. Bisa dilihat dalam kitab As Syafi hal 213.

  101. Jika pernyataan ini sahih, maka konsekuensi darinya adalah:

    1. Artinya benar bahwa Sy. Abu Bakar telah merampas hak tanah Fadak dari keluarga Rasulullah.
    2. Imam Ali dengan akhlaknya yang mulia malu kepada Allah SWT untuk merebut hak tsb pada saat beliau memimpin (menjadi khalifah).

    Imam Ali sngguh berakhlak mulia dan punya visi yang jauh ke depan. Bukan akhlak ahlul bayt memaksakan dengan kekuasaan/kekerasan tentang urusan harta mereka. Sangat lucu jika kita yang penuh dengan dosa dan serakah menjudge sikap Imam Ali dengan akhlak kita.
    Tanah Fadak harus dikembalikan oleh umat bukan dirampas kembali.

    Salam damai.

  102. @ja’far

    saya malu pada Allah untuk merubah apa yang diputuskan oleh Abubakar dan diteruskan oleh Umar

    Kalimat ini tdk lengkap atau bukan dari ucapan Imam Ali.
    Banyak alasan mengapa kata-kata ini tdk mungkin dikeluarkan oleh Imam Ali;

    (1) Imam Ali lebih mengetahui masalah hukum waris daripada Abubakar dan Umar. Imam Ali adalah pintu bagi umat Muhammad utk mendapatkan ilmu & hikmah. Tidak setitikpun yg terlewat bagi Beliau AS mengenai hukum dan ilmu warisan. Jika anda menganggap Abubakar & Umar lebih faham mengenai hukum waris, maka anda dgn sengaja telah menyalahi hadits Nabi saw tentang Ali adalah Pintu Ilmu.

    (2) Imam Ali adalah salah satu ahlulbait Nabi saw yg dijamin kesuciannya, sementara Abubakar tidak. Jika ada perbedaan pendapat atau perselisihan antar keduanya, maka pihak mana yg salah dan pihak mana yang benar sdh dapat dipastikan. Jika anda menganggap Abubakar berada posisi yg lebih baik dan benar daripada Imam Ali, maka anda telah meragukan kesucian Imam Ali yang berpotensi menentang firman Allah swt dalam surah Al-Ahzab: 33.

    (3) Imam Ali sangat menghormati Sayyidati Fatimah isteri beliau dimana kita tahu telah terjadi perselisihan antara Sayyidati Fatimah dgn Abubakar dalam masalah Fadak. Dengan ucapan di atas, sama artinya beliau berdiri di belakang Abubakar dan menentang Fatimah, yang jelas tdk mungkin terjadi.

    Salam

  103. Satu hal yang jelas adalah bahwa ktikka menjabat sebagai Khalifah, Imam Ali A.S, Imam Hasan A.S tidak pernah merubah keputusan Abu Bakar R.A. Ini artinya bahwa keputusan tsb benar. Bukan berarti hal ini kontradiksi dengan Q.S. Al Ahzab : 33. Coba anda lihat dalam ayat di atas,
    liyudzhiba ankumur rijza ( menghilangkan dari kalian kotoran ). Bukan Liyunfiya ankum ar rijza ( menafikan dari kalian kotoran/kesalahan ). Sehingga ayat di atas ini bukan berarti Ahlul Bait tidak bisa salah, tapi jika ada kesalahan, mereka diampuni oleh Allah SWT. Karena itu, sangat mungkin jika kemudian Imam Ali A.S. menemukan bahwa dalam hal ini Abu Bakar lebih benar dari pada Sayyidah Fatimah A.S. Wallahu a’lam

  104. @Deskov
    Memang benar mereka tidak> Anda tau kenapa? Paling2 anda ber ASUMSI karena tindakan Khlifa I BENAR.
    Kalau demikian ASUMSI anda maka anda masih sangat jauh menganal Ahlulbait Rasul.

  105. @dektov.
    Memang BENAR Imam Ali dan Imam Hasan pada waktu menjadi Khalifah tidak merobah keputusan Khalifah I. Anda tahu KENAPA? paling2 anda menjawab berdasarkan ASUMSI anda, (karena anda tidak punya NASH) adalah karena keputusan Khalifah I BENAR.
    Kalau demikian cara berpikir anda. Maka saya katakan :” ANDA SAMA SEKALI TIDAK MENGENAL AHLULBAIT RASUL.”

  106. @deskov
    kt anda:
    Sehingga ayat di atas ini bukan berarti Ahlul Bait tidak bisa salah…..Karena itu, sangat mungkin jika kemudian Imam Ali A.S. menemukan bahwa dalam hal ini Abu Bakar lebih benar dari pada Sayyidah Fatimah A.S. Wallahu a’lam
    kt sy:
    asumsi yg ngawur.pake mungkin lg…???
    berarti abubakar yg salah,krn umar bin abdl aziz mengembalikan tanah fadak ke ahlulbait..

    apabila al ahzab 33 bukan suatu jaminan bhw ahlulbait itu maksum,apa gunanya ayat tsb?
    krn toh ahlulbait akan sama dgn ummat muhammad,yaitu bisa berbuat salah.
    pertanyaan sy
    apa maksud n tujuan dr ayat tsb?
    jwb ya..?biar anda tau bhw anda ngawur

  107. Biarlah Imam A.S. yang berkomentar dan memutuskan masalah fadak ini.Imam Muhammad Al Baqir ketika ditanya oleh seorang syiah ,” Apakah Abu Bakar dan Umar telah mezalimi anda dan mengambil hak-hak anda ?”. Beliau A.S. menjawab,” Tidak, Demi Dzat yang telah menurunkan Al Qur’an kepada hambaNya. Mereka berdua tidak mendzalimi kami meskipun hanya seberat biji sawi”. Asy Syi’bi bertanya,” Apakah saya boleh mencintai dan setia kepada keduanya ?”. Imam A.S. menjawab,” Iya, mengapa tidak ? Bersikap setialah kepaa mereka berdua di sunia dan di akhirat” ( Syarah Nahjul Balaghah Juz IV hal. 82 )
    Ketika ditanya tentang tamah fadak, Imam Al Baqir A.S. berkata,” Demi Allah, seandainya khilafah itu ada di tanganlu, niscaya aku akan memutuskannya dengan keputusan Abu Bakar” ( Syarah Nahjul Balaghah Juz IV hal. 42 ). Inilah sikap imam yang sebenarnya berdasarkan riwayat shahih yang tidak disusupi oleh Yahudi

  108. @deskov,

    Penjelasan2 anda dapat dijawab dgn pertanyaan apakah Abu Bakar dan Umar mengimani hadits Tsaqalain?

  109. @deskov
    Anda se-akan2 mengatakan bahwa Imam Ali tidak pernah menuntut Tanah Fadak.
    Silahkan anda baca Kitab Shahih anda Al Bukhari hadits No.
    5.367, ; 8.720 dan 9.408. Dimana Bukhari meriwayatkan bahwa Imam Ali as dan Abbas mendatangi Umar b. Khattab yang sudah menjabat sebagai Khalifah II.
    Mereka mereka datang meminta bahagian mereka. Dan Umar meberikan dengan Syarat agar mereka jalankan sesuai apa yang dilakukan Rasul. Dan disanggupi. Maka Umar mengembalikan Tanah Fadak tsb.
    Jadi menurut saya, karena Umar mengembalikan berarti ini adalah hak Fatimah.

  110. @deskov

    kutipan2 Gen syiah Ustad Mamduh yg anda bawakan itu semua isinya sudah dibantah oleh M anis,
    ustad anda itu memotong dan memelintir kalimat, agar sesuai dengan hawa nafsunya. bahkan memuat kutipan2 yg literaturnya dusta.
    kalo anda tertarik saya bisa copasin bantahan M anis thd buku gen syiah itu, krn disini tdk pada tempatnya.
    atau anda bisa download di situs yayasan fatimah ..

    jadi saran saya jgn jadi penyambung lidah pendusta yah…

  111. @deskov

    kutipan2 Gen syiah Ustad Mamduh yg anda bawakan itu isinya sudah dibantah oleh M anis,
    ustad anda itu memotong dan memelintir kalimat, agar sesuai dengan hawa nafsunya. bahkan memuat kutipan2 yg literaturnya dusta.
    kalo anda tertarik saya bisa copasin bantahan M anis thd buku gen syiah itu, krn disini tdk pada tempatnya.
    atau anda bisa download di situs yayasan fatimah ..

    jadi saran saya jgn jadi penyambung lidah pendusta yah…

  112. @deskov
    ko loncat2? syg loncatnya tambah ngawur,
    anda terlihat cuma copas aja tp tdk menguasai masalah.
    jd ketika ditanya langsung lari kemasalah lain

  113. maaf numpang lewat
    dalam berdiskusi saya mohon hilangkanlah rasa fanatik terhadap satu mazhab karena jika sudah fanatik terhadap sesuatu maka kebenaran tidak akan diterima walaupun kebenaran ada pada mazhab yang dianut oleh yang lain malahan akan membencinya dan hilangkanlah kecendrungan prasangka. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya persangkaan itu tidak berguna sedikit pun untuk mencapai kebenaran (QS Yunus [10] : 36)
    terima kasih
    salam damai Wassalam.

  114. @ Yadi : Kalau Abu Bakar R.A tidak mengimani hadist tsaqalain dan tidak konsekuen dgn hadist tersebut, tidak mungkin Imam Ali A.S. berkata,” Sebaik-baik umat ini sesudah Nabinya SAW adalah Abu Bakr dan Umar” ( H.R. Ahmad ). Adz Dzahabi berkata,” Perkataan ini terkenal dari Imam Ali A.S. Al Bukhari meriwayatkan,” Muhammad bin Ali bin Abi Thalib R.A bertanya kepada ayahnya ( Imam Ali A.S. ),” Siapakah manusia terbaik sesudah Nabi SAW ? Imam A.S. berkata,” Abu Bakar” ( Tarikhul Khulafa’ hal. 42 ).
    @ All: saya tidak copas. Saya ada kitabnya. Tolong anda tampilkan bantahannya jika memang ada dan nanti kita dskusikan. Saya juga tidak tahu, tidak punya dan belum membaca buku Gen syiah. Kalau ada Imam Ali A.S. menuntut hak fadak, tolong hadistnya diperlihatkan donk. Trus Bab apa Juz berapa hal. Berapa. Biar bisa kita cekc

  115. @deskov
    Anda berkata: idak mungkin Imam Ali A.S. berkata,” Sebaik-baik umat ini sesudah Nabinya SAW adalah Abu Bakr dan Umar” ( H.R. Ahmad ). Adz Dzahabi berkata,” Perkataan ini terkenal dari Imam Ali A.S. Al Bukhari meriwayatkan,” Muhammad bin Ali bin Abi Thalib R.A bertanya kepada ayahnya ( Imam Ali A.S. ),” Siapakah manusia terbaik sesudah Nabi SAW ? Imam A.S. berkata,” Abu Bakar” ( Tarikhul Khulafa’ hal. 42 )..
    Coba anda katakan KRITERIA untuk menentukan se-baik2 umat berdasarkan NASH untuk menentukan siapa sebenarnya SE-BAIK2 UMAT SETELAH RASUL..
    Apakah anda bisa? Saya Ragukan. Kalau tidak, cobalah berdasarkan ASUMSI anda

  116. @deskov
    apa anda @syiah ali sama?
    mdh2n anda stlh ini tdk main loncat2 lg n bikin soal baru.
    wlw anda punya kitab belum tentu anda menguasai masalah, n anda cuma bisa memindahkan dr kitab ke diskusi ini,tp stlh dibhs anda trus loncat,terbukti apa yg anda tampilkan cuma itu2 sj.
    utk itu sy konfrontasikan dulu dgn anda hadits yg justru bertolak belakang dgn yg anda tulis.
    1.umar bin khattab:”apabila seluruh planet n tujuh lapis diletakan pd sebuah timbangan n keimanan ali pd sisi yg lain,sisi timbangan ali akan memberati”
    Ar riyadh an nadhirah,muhibbudin Thabari;izalat al khifa masqad
    2.Abu dzar yg mengutip dr abdullah yg mngutip dr ali,bhw rosul berkata:”Barang siapa yg tdk mengatakan bhw ali adalah orang yg terbaik dlm ummat ku,ia adalah orang KAFIR”
    Tarikh,khatib baghdadi,jild 3,hal 19;Tahdzib al tahdzib,Ibnu hajar Asqalani,jild 9, hal 419.
    ini sj dalil yg sy sampaikan.wlw msh banyak lg dalil
    Yg sy tanyakan ke anda.
    Bgmn menurut anda dalil dr anda n dalil dr sy.?
    pdhal dalil antara sy n anda bertolak belakang

  117. @deskov
    Di khasanah kitab (hadits dan riwayat) Islam ada begitu banyak ragam dalil yang bahkan bisa saling bertentangan ataupun seolah2 bertentangan. Ketika anda sunni maka anda akan memilih dalil2 dan menafsirkan agar menguntungkan sunni, dan ketika anda syi’ah maka anda akan menampilkan dan menafsirkan agar menguntungkan.
    Nahh setelah kita mengetahui kenyataan ini, maka sangat membosankan jika kita lagi2 terjebak didiskusi yang tak berujung ini.

    Ketika anda menampilkan dalil yang mendukung sunni (kemuliaan Sy.Abu bakar), apakah anda sudah menelaah pula dalil2 yang memuliakan Imam Ali a.s di atas semua sahabat lainnya?
    Jika anda belum melakukan itu maka bagi saya anda hanyalah spam, krn sudah begitu banyak di blog ini ataupun di tempat lainnya mereka yang menampilkan dalil sebagaimana yang anda tampilkan.
    Sehingga saya lebih menyarankan pada bahwa semua perbedaan ini sudah berumur ribuan tahun dan sudah dilakukan oleh mereka2 yang jauh lebih berilmu dari kita. Tidak perlu yang sunni memaksakan dalilnya (penafsirannya), begitu juga tidak perlu syi’ah memaksakan dalil (penafsirannya).
    Tapi jika forum2 seperti in digunakan untuk lebih memahami pandangan2 saudara2 kita yang berbeda mazhab, maka itu akan menjadi suatu keberkahan dan sesuai dengan hadits Rasulullah: “perbedaan di antara umatku adalah rahmat.”
    Blog ini sebetulnya cukup bagus karena berusaha merehabilitasi mazhab syi’ah yang telah dikorup dan dinista oleh mazhab lain (terutama wahabi), namun dalam perjalanannya tidak terlepas dari mereka2 yang sibuk mempromosikan mazhabnya masing2 dengan cara menista mazhab lainnya.

    Kembali kepada copas2 anda. Apakah ada hal yang baru yang anda ingin sampaikan sehingga layak untuk ditanggapi?

    Salam damai

  118. @truth sekers 08
    kt anda:
    “perbedaan di antara umatku adalah rahmat.”
    kt sy:
    perbedaan yg dimaksud bkn perbedaan yg seperti ini.
    sy lupa dlm kitab apa,ins allah klu diskusi ini besambung akan sy bw dalilnya.
    perbedaan yg dimaksud adalah perbedaan kultur dr ummat rosul pd wkt itu,yg mereka dtg dr segenap penjuru negri.
    mohon koreksi dr kwn2 yg punya dalil utk menambah referensi
    salam

    Diskusi ini akan berjalan baik,asal jgn didasari kefanatikan buta tp didasari

  119. @aldj
    Penafsiran atas suatu teks itu tidak diklaim siapa yang benar dan salah. yang terpenting adalah tafsir tsb masih berkesesuaian dan memiliki hikmah (kebaikan).
    Kebaikan dan hikmah dari tafsir yang sebutkan adalah, bahwa dengan adanya perbedaan ini masing2 mazhab mendalami dan melakukan evaluasi (introspeksi) pada paham mereka. kemudian juga kita mbisa mendapatkan khasanah ilmu yang luar biasa banyak. Misal saja dari tafsir AQ saja kita bisa temukan begitu banyak tafsir yang luar biasa. Mereka yang luas pandanganny akan membaca sebanyak mungkin tafsir sedang mereka yang sempit pandangannya akan mengklaim tafsir idola (mazhab) mereka saja yang benar).
    Jangan kita terjebak pada sisi negatif dari suatu hal. Karena tidak di dunia ini sesuatu yang murni positif setelah masuk kepada hati manusia. Misal saja, kita meyakini Islam adalah agama kebenaran, namun tidak sedikit oknum islam yang membawa bencana/keburukan dengan mengatasnamakan Islam.
    Maka akan begitu pula dengan perbedaan. Perbedaan akan membawa rahmat, namun juga tentu akan membawa permusuhan dll.

    Salam damai

  120. @all
    Saya tidak sependapat dengan kalimat yang berbunyi: PERBEDAAN DINATARA UMATKU ADALAH RAKHMAT. Dan ini bukan hadits ini adalah pepatah Arab Terkecuali perbedaan dalam penafsiran saya bisa terima sebagai bahan pemikiran. Tapi perbedaan dalam AQIDAH bukan membawa RAKHMAT tapi membawa BALA’/ kehancuran.
    Buktinya karena perbedaan Aqidah maka DARAH kaum mukmin berceeran. Jadi hati2 dengan pepatah Arab tsb. Jangan salah menempatkan. Salam damai. Wasalam

  121. @chany
    Cara pikir yang sama digunakan oleh atheis untuk menolak agama. kata mereka agama menyebabkan terjadi perang.
    Dalam memahami sesuatu kita harus bisa membedakan hakikat dan fakta di lapangan.
    Islam adalah rahmatan lil alamin, bagaimana dengan fakta di lapangan?
    Argumen kita adalah, hakikatnya Islam itu rahmatan lil alamin, namun penganutnya tidak bisa merepresentasikan hal tsb.
    Begitu juga dengan perbedaan diantara umatku adalah rahmat. Jika disikapi dengan akhlak yang baik dan benar maka perbedaan tsb akan memperkaya khasanah islam.
    Ketika penganutnya tidak dapat mengemban/menghandle perbedaan, maka jangan salahkan perbedaan tsb.

    Salam damai.

  122. @chany n truthseekers
    fokus…

  123. @truthseekers 08
    Saya masih belum sependapat dengan anda, terkecuali penafsiran anda lain atas pepatah perbedaan diantara umat adalah Rakhmat.
    Saya ingin tanya anda. Ada terdapat perbedaan dalam umat ini. Salah satu contoh:
    Ada golongan yang berdoa dengan Tawassul.
    Ada golongan yang akidahnya tawassul hukumnya SIRIK.
    Perbedaan ini sudah meluas sehingga ada yang mengkafirkan yang lain.
    Pertanyaan saya dimana letak RAKHMATNYA.
    Anda mengatakan Islam adalah Rakhmat lil Alamin. Benar
    Tapi bagaimana Islam ini menjadi Rakmat lil Alamin.
    Jadi hanya ada satu syarat agar Islam ini menjadi Rakhmat lil Alamin. Tidak ada yang kedu yang menyebabkan perbedaan.
    Allah kita SATU dengan segala KemulianNya dan Rasul kita Satu, Alqur’an kita Satu peganganb kita agar Selamat Satu. Salam damai. Wasalam

  124. Nabi SAW memuji para sahabat beliau dengan kapasitas mereka masing2. Zubair R.A misalnya disebut sebagai hawari hadzihil ummah ( pembela setia ummat ini ). Abu ubaidah R.A dipuji sebagai Amiinul Ummah ( kepercayaan ummat ) dll. Ini menunjukkan agar kita semua mencintai dan menghormati para sahabat, bukan membenci apalagi mencari2 kesalahannya (padahal bukan kesalahan, hanya otak kita saja yang belum nyambung dibalik sikap mereka).
    Demikian pula dengan Imam Ali A.S. Beliau memuji Abu Bakar, Umar atau Utsman dengan berbagai sifat keutamaan. Sebaliknya, Abu Bakar, Umar, Utsman dan para sahabat lain memuji Imam Ali sebagai manusia yang utama. Semua pujian tsb bukan berarti menafikan yang tidak dipuji. Intinya adalah bahwa Imam Ali AS dan para sahabat menerapkan akhlak saling berendah hati. Bukan saling memojokkan dan menghujat. Dalam kasus Khalifah Utsman R.A misalnya. Beliau memiliki banyak perbedaan pendapat dengan Imam Ali A.S. Namun meskipun demikian, hal ini tidak menghalangi untuk membela Khalifah Utsman saat beliau dikepung oleh kaum pembangkang. Bahkan Imam Ali mengirimkan putera2 ahlul bait terkemuka, Imam Hasan dan imam Husain A.S untuk menjaga keselamatan Khalifah Utsman. Inilah akhlak mulia para sahabat dan para Imam A.S. Meskipun ada perbedaan di antara mereka, namun mereka saling memuji, saling menghirmati dan saling mencintai. Bukan saling menghujat dan menyalahkan. jika kita pengikut para imam A.S, sudah tentu mestinya kita menghormati, mencintai dan menjaga kehormatan para sahabat utama di atas sebagaimana dilakukan oleh para imam A.S. Kecuali jika cinta kita cinta palsu…

  125. @syiah ali
    anda sprt ingin diposisi seorang yg bijak,tp syg keadilan anda lupakan n kebenaran anda kaburkan
    knp?
    1.Anda memposisikan semua sahabat benar,tp knp sejarah setelah mereka(bani ummayah) ummat ini saling bunuh?apa kah itu terjadi begitu sj.?
    2.sejarah adalah hikmah buat ummat,sehingga alquran banyak bercerita ttg ummat terdahulu,spy kita mendapatkan hikmah dr sejarah tsb.
    Jadi alangkah tdk adilnya apabila sejarah ttg sahabat selalu ditutup2i
    mnceritakan perselisihan diantara mereka,sehingga akan terjadi penulisan ttg kesalahan2 sahabat,jgnlah dikatagorikan mencela atw menghujat sahabat.
    klu anda katakan sprt itu,berarti anda berusaha menutupi sejarah dgn bergaya seorang bijak.
    salah satu knp kebanyakan ummat ini menganggap ahlulbait adalah manusia2 biasa sprt halnya sahabat,bahkan mungkin keutamaan mereka dibwh sahabat,ini dikarnakan orang2 sprt anda yg telah mengkaburkan sejarah.
    Cobalah anda menganggap kesalahan2 sahabat adalah lumrah,krn mereka tdk maksum sprt ahlulbait,maka akan tdk ada masalah,apakah kesalahan mereka itu berakibat besar bwt mereka,itu adalah urusan allah n rosulnya.
    persoalan Utsman…
    inilah knp imam memiliki n mengetahui ttg hal yg ghaib.
    Anda bayangkan perlindungan imam ali terhadap utsman sj beliau sdh difitnah sbg pembunuh utsman,apalagi andai beliau berlepas tangan.
    3.Bacalah sjarah dgn baik,hilangkan fanatik yg salah

  126. Saudaraku Chany..Periode sesudah Rasulullah SAW manusia saling membunuh bukan suatu hal yang baru. Pada masa Rasulullah SAW manusia juga saling membunuh, antara mukmin dan kafir. Pada masa Khulafa Rashidin juga saling bunuh antara mukmin dan kafir. Pada masa Imam Ali A.S terjadi saling bunuh antara Imam dan pengikutnya dengan Bughat ( pemberontak ). ini ada juga ayatnya dalam Al Qur’an. Dst saling membunuh tidak akan pernah berhenti dari kehidupan manusia, baik itu antara keimanan dan kekafiran, atau antar sesama kaum mukmin karena sebagian di atas jalan kebenaran dan sebagian di atas jalan yang salah atau bisa juga saling bunh sesama mukmin karena salah paham dan adu domba pihak luar walaupun kedua2nya sama2 benar.
    Tentang manahan diri dari membicarakan sesuatu yang tidak baik/mencari2 kesalahan shahabat, saya hanya mengikuti sabda Rasulullah SAW, “ Ketika disebut2 ( perselisihan ) tentang sahabat, maka diamlah” ( H.R. At Tabrani dengan Isnad Hasan ). Khalifah yang dipuji oleh Imam Ahlul Bait, Umar bin Abdul Aziz R.A berkata,” Allah telah sucikan tangan kita dari darah2 itu, maka hendaklah kita mensucikan lisan kita darinya “ ( Al Muntakhabat hal. 127 ).
    Menjaga diri dari mencela shahabat bukan hanya jalan kaum sunni. Para Imam Ahlul Bait A.S pun bersikap sama. Imam Ali A.S. berkata, » Aku berwasiat kepada kalian dalam masalah kehormatan para sahabat Rasulullah SAW. Janganlah mencela mereka karena sesungguhnya merka adalah sahabat para Nabi kalian « ( Hayatul Qulub oleh Al Majlisi Juz 2 hal. 323 ). Inilah jalam hidup para keturunan Imam Ahlul Bait, khususnya keturunan sayyid Ali Al Uraidh bin Imam Ja’far Ash Shadiq. di hadhralmaut yang mereka warisi secara turun temurun dari generasi ke generasi dari nenekmoyang mereka. Mereka hidup dalam lingkungan di mana pengaruh Yahudi dan nasrani nyaris tidak menyentuh mereka. Leluhur kami mengatakan bahwa keyakinan kami dalam masalah ini 100% sama dengan keyakinan saudara Sayid Ali Al Uraidh, yaitu Imam Musa al kadzim A.S. Hanya saja beberapa ratus tahun kemudian, di Kufah dan Parsi banyak terjadi penyusupan akidah oleh kaum yang mengaku pecinta ahlul bait dari kalangan Yahudi, majusi dan nasrani. Hingga kemudian muncul sekte Ismailiyah, Qaramithah dll yang menjadikan mencela sahabat bagian dari akidah dan agama…Wallahu A’lam

  127. @Syiah Ali

    Yg anda jelaskan tsb adlh fatwa ulama agar tidak terjadi perselisihan diantara umat Islam dan ukwuah Islam tetap terjaga. Namun tetap saja yg tidak mengimani Tsaqalain adlh orang yg tersesat, karena terbukti dgn nash yg shahih dan mutawatir.

    Kata anda; “Hanya saja beberapa ratus tahun kemudian, di Kufah dan Parsi banyak terjadi penyusupan akidah oleh kaum yang mengaku pecinta ahlul bait dari kalangan Yahudi, majusi dan nasrani”

    Menurut saya: “pernyataan tsb hanya berdasarkan asumsi anda saja, tidak diuji kebenarannya berdasarkan nash”.

    Wassalam

  128. @syiah ali
    anda mulai lg ngawur dlm beragumen.
    1.salah satunya dgn mengatakan antara kaum mukmin saling membunuh,carilah ayat quran yg mengatakan antar mukmin bermusuhan.
    hadits:”tidak membenci engkau ya ali kecuali orang munafik”
    sedang ali adalah pemimpin kaum mukmin,
    mdh2an anda faham.
    2.mencari2 kesalahan sahabat?
    apa yg anda maksudkan?apa ketika sejarah menyatakan mereka melakukan kesalahan terus anda katakan mencari2 kesalahan?
    anda mesti memahami,ketika anda berbicara ttg musa anda tdk akan lepas dr membicarakan firaun.
    atau ketika anda berbicara ttg yusuf maka anda jg tdk lepas dr membicarakan saudara2 yusuf
    mereka semua adalah pelaku sejarah.
    begitu pula ketika kita berbicara ttg sejarah rosul n ahlulbait,maka kita jg tdk akan lepas dr membicarakan orang2 yg berada disekitar mereka.
    permasalahannya orang2 sprt anda ketika membicarakan ummat disekitar rosul,lalu anda serta merta berkonotasi mencela sahabat.anda harus bisa menerima kenyataan bhw sejarah menyatakan sprt itu,asalkan sj kita tdk memutar balikkan sejarah.
    3.penyusupan yahudi?
    lebih baik anda buka apa ajaran mereka yg disusupi yahudi nasrani n majusi.jgn cuma asal tulis sehingga menjadi fitnah.
    lgian penyusupan yahudi sdh berjalan di era sahabat.
    4.anda katakan: leluhur kami 100% sama dgn imam musa khazim?
    ini sangat ngawur,bisa anda buktikan?
    masalah syareat sj berbeda. maaf bukan maksud sy memperlebar perbedaan.tp anda terlalu berlebihan
    Anda mesti fahami bhw sejarah dr zaman awal wafat rosul hingga skrg ini ahlulbait sll mejadi subjek atas perselisihan ummat.dr mulai fadak,perang jamal,shiffin,khawarij,karbala,hingga sekarang ini soal pengkafiran2 trhdp syiah.
    apakah ini pertanda bhw ahlulbait adalah trouble maker?
    atw ada keinginan kuat,dr sebagian ummat ini utk menghilangkan keutamaan ahlulbait?
    dgn membuka kebenaran sejarah lalu ditafsirkan mencela n menghujat sahabat,ini adalah isu yg sengaja utk perpecahan ummat n misi menghilangkan keutamaan ahlulbait.

  129. @syiah ali
    pertanyaan yg sama terhadap @deskov
    apa anda orang yg sama?
    ketika @deskov terdesak dgn pertanyaan2 trus menghilang kemudian muncul anda,begitu pula sebaliknya.n metode penulisan anda pun tdk berbeda,klu benar akui sj.tp klu sy salah sy minta maaf.

  130. @All

    Menurut saya, istilah“perbedaan di antara umatku adalah rahmat.” dgn bahasa yg mudahnya adlh semua perbedaan yg Allah karuniakan kepada manusia merupakan rakhmat, mis; perbedaan; bangsa, suku, warna kulit, Sunni-Syiah, mukmin-munkar, perang-damai, hak-bathil, Islam-Kristen-Yahudi dstnya. Hal ini sesuai dgn firman Allah : “Tuhan tidak ingin membatasi rahmat-Nya hanya untuk kelompok tertentu saja”.

    Wassalam

  131. @SP
    Saya harap anda tegaskan lagi mengenai tujuan Blog ini karena mungkin teman2 telah lupa tujuan sebenarnya BLOG ini. Setahu saya blog ini bertujuan.
    MEMNGANALISA MASALAH2 YANG TERJADI DALAM TUBUH ISLAM AGAR BISA MENDAPAT KEBENARAN ATAU SE-TIDAKNYA MENDEKATI KEBENARAN.
    Blog ini berjudul : Analisa Pencari Kebenaran dan BUKAN Analisa Pencari Ukhwa atau Analisa Pencari Akhlak.
    Sebab dalam mencari kebenaran tidak dapat digandengkan dengan Ukhuwa maupun Akhlak.
    Untuk mengatakan yang BENAR itu SAKIT.
    Allah berfirman dalam Surah Al-Imran ayat 71. Bunyinya lebih kurang sbb. ” Janganlah kamu mencampur adukan antara yang HAQ dan yang BATHIL sedang kamu mengetahui mana yang HAG”. Salam damai Wasalam

  132. Ini adalah kesan yang saya tangkap dari tanggapan kalian atas komentar Syiah Ali:

    @yadi
    Silakan anda ngomong apa saja. Selama ana bukan syi’ah yang membenci dan mencela musuh2 ahlul bayt maka anda akan selalu salah.

    <b.aldj
    Saya menangkap kesan yang berbeda atas tulisan Siah Ali yang terakhir tidak sebagaimana kesan anda.
    Lagi setiap ada mereka yang dengan bijak menyikapi kisruh antar sahabat di masa lalu, anda2 kembali terjebak kepada benar atau tidknya itu terjadi. Sedangkan orang lain sudah jauh meninggalkan kalian. Yaitu lebih pada apa yang harus dilakukan (sikap apa) yang harus dipilih saat ini ketika mengetahui adanya kisruh tsb.
    Dan ternyata para pengikut (Syiah) Imam Ali malah diansihati oleh orang lain untuk bersikap sebagaimana Imamnya bersikap. Nasihat yang baik dan bijak, namun mereka memilih untuk berseberangan dan kembali lagi pada kebenaran kisruh tsb. Dan akhirnya malah bersikap bertentangan dengan Imam Ali.

    @chany
    Kebenaran tidak bisa dibatasi dan diklaim oleh orang per orang.
    Mencari tahu bagaimana sikap Ahlul Bayt as pun adalah mencari kebenaran.
    Jika Imam Ali menganggap (kebenaran) ukhuwah berada diatas “kebenaran” kekuasaan, mengapa mencontoh sikap Imam Ali as dipersalahkan.
    Kalau orang lain sudah berada diatas level kita (tidak tertarik lagi utk membahas masalah siapa yang salah dan siapa yang benar) kenapa kita harus memaksakan kehendak kia.
    Mereka yang tidak mau membahas masalah khilafah tsb buka berarti mereka hendak menutupi ataupun tidak tahu, namun bagi mereka itu masalah di tataran bawah bukan tataran mereka lagi.
    Sebagaimana kita lihat para wali2 besar mereka tidak tertarik mendiskusikan ini, bukan krn mrk tidak tahu dan ingin menutupi, tapi krn tidak levelnya lagi bicara hal itu.

    Salam damai

  133. Teman2..saya kenal Sdr Syiah Ali di Fb. Kami dulu satu guru, tapi beda angkatan. Sama2 pernah ngambil ilmu dari Najaf. maaf, belum bisa banyak kasih komen, masih ada mantenan.

  134. @truthseeker 08
    Saya tidak menyalahkan utk mencontohi Imam Ali. Dalam mencontohi Imam Ali atas perbuatan beliau harus dilihat situasi dan kondisi.
    Saya ingin bertanya tindakan mana dari sikap Imam Ali yang harus kita contohi dlm keadaan sekarang ini atas kejadian yang Imam Ali alami.,

    1.Berdasarkan Hadits yang saya akui keshahihannya (terkecuali anda tidak mengakuinya) bahwa Imam Ali ditunjuk atau ditetapkan atau diserahi tugas sebagai Wasi, Khalifah penurus Rasul yang disabadakan Rasul di Ghaidir Ghum.
    Dengan penunjukan Rasul ini maka saya yakin bahwa HAK
    kekhalifaan sesudah Rasul adalah Imam Ali
    Tetapi kekhalifaan ini diambil alih oleh Abubakar dgn alasan tertentu.
    Dan pengambilan Hak ini Imam Ali bersikap SABAR tidak mengambil tindakan apa2 Pada point in saya ingin bertanya. Apakah Imam Ali tidak kecewa atau kagetlah ada yang mengambil Haknya atau Beliau setuju dengan Ikhlas tanpa embel2?

    2.Pada waktu beliau Imam Ali as menjadi Khalifah dan ada yang ingin merampas Hak kekhalifaan ini beliau PERANGI yang dalam sejarah dikenal dengan Perang Jamal dan Perang Shiffin. Pertanyaan saya dipoint ini. Mengapa harus diperangi apakah Imam Ali tidak Ikhlas untuk menyerah kepada mereka yang meniginginkan?
    Mengapa ada perbedaan SIKAP Imam Ali terhadap kejadian yang sama? Ke-kedua2nya adalah menginginkan kekhalifan.
    Akhlak/Sikap mana yang akan kita ambil pada waktu sekarang ini. Bersabar atau berperang dalam mempertahankan yang HAK. Wasalam

  135. @truthseekers 08
    sy terjebak benar atw salah,ga jg tuh.sy mlh memposisikan jgn mempermasalahkan ketika sejarah mengungkap bhw ummat pd saat itu ada yg berbuat salah.
    krn sy telah katakan bhw mereka tdk sprt ahlulbait yg maksum.jd biasa2 ajalah n jgn menutup2i sejarah krn ini hal yg wajar2 aja.jd anda salah menafsirkan ttg sy.justru andalah yg terlihat gerah dgn hal yg biasa2 aja ini.
    dan anda jg tdk bisa menyalahkan ketika beberapa orang msh berada dilingkaran mencari mana yg benar n salah.
    krn ini sebagai dasar utk melangkah jauh kedepan.
    sy analogikan dgn kondisi apabila kita naik kereta,maunya naik kereta yg bagus,dgn tujuan kesuatu tmpt,syg sekali setelah kereta berhenti ternyata bukan disitu tmpat yg dituju.
    masih lumayan klu dia menyadari bhw dia ditmpt tujuan yg salah maka dia akan berbalik,andaikan dia tdk tau bhw itu bkn tmpt yg dituju maka kondisinya akan lebih parah.
    kita manusia biasa msh memerlukan yg dinamakan kebenaran,itu klu kita merasa diri kurang.
    kecuali anda sdh merasa pd posisi yg sempurna,sehingga anda tdk lg butuh suatu kebenaran.
    krn anda yakin bhw anda sdh sempurna.
    banyak dalil quran yg mengatakan “hanya sedikit yg kalian ketahui”
    Sy koreksi @syiah ali,krn dia berusaha bijak tp dgn menutup2i sejarah.n memutarbalikan keadaan yg sebenarnya.dan itu cara yg salah utk berlaku bijak.
    Sy sendiri msh tdk mengerti ttg yg anda katakan bertentangan dgn Imam ali.Jgn sampai anda terlalu cpt memposisikan diri,ketika berbeda dgn anda maka bertentangan dgn imam ali.

    salam…

  136. @truthseeker 08

    Saya pikir komen @syiah ali dgn mengatakan saya akan selalu salah, krn dia bukan syi’ah yang membenci dan mencela musuh2 ahlul bayt dan dia tidak mau mendengar omongan dari saya. Hal itu adlh hak @syiah ali, krn tidak ada paksaan dlm agama. Namun dgn dia tidak mau belajar untuk menghargai orang lain, maka justru @syiah ali bertolak belakang dgn nama yg disandangnya. Contoh: @syiah ali tidak menanggapi setiap posting yg ditampilkan oleh @SP, benar atau salah? krn Blog ini judulnya Analisys Pencari Kebenaran. Mungkin @syiah ali cara berpikirnya dia tidak mau mendengar apa saja yg disodorkan oleh @SP, krn ada sebagian dlm postingnya yg mencela sebagian sahabat, makanya dia tidak mendengar dan menanggapi. Apakah cara berpikir seperti itu sama dgn anda?

    Wassalam

  137. @deskov / syiah ali

    Bung SP telah membuktikan dlm tulisannya di atas bahwa pembelaan situs Hakekat.com terhadap Abu Bakar dlm masalah Fadak adalah keliru dari sudut pandang keilmuan Ahlussunnah. Dalam masalah Fadak kebenaran ada di pihak Fatimah as dan kekeliruan ada di pihak Abu Bakar.

    Anda membawakan hadis/riwayat2 yg blm jelas keshahihannya utk menunjukkan bahwa keutamaan Abu Bakar di atas Ahlul Bait as, bahwa para Imam as membenarkan tindakan Abu Bakar dlm masalah Fadak. Tapi sayang hadis/riwayat2 yg anda bawakan tsb bertentangan dg hadis yg sdh jelas keshahihannya mengenai keutamaan Ahlul Bait as. Satu contoh saja; hadis Tsaqalain. Apa ada keutamaan yg lebih besar selain keutamaan sbg pedoman umat spt yg dimiliki Ahlul Bait as? Umat (termasuk Abu Bakar dan Umar tentunya) hrs berpedoman kepada Ahlul Bait as dalam segala hal termasuk masalah Fadak. Jadi dlm masalah ini Abu Bakar jelas keliru. Sbg umat, dia harus berpedoman kpd Fatimah as bukan sebaliknya. Sikap Imam Ali as dan para Imam as sesudahnya tentunya sama dg Fatimah as. Tidak mungkin Imam Bagir as menyelisihi pendapat Fartimah as terkait masalah Fadak.

    @truthseeker 08
    “Kalau orang lain sudah berada diatas level kita (tidak tertarik lagi utk membahas masalah siapa yang salah dan siapa yang benar) kenapa kita harus memaksakan kehendak kia.
    Mereka yang tidak mau membahas masalah khilafah tsb buka berarti mereka hendak menutupi ataupun tidak tahu, namun bagi mereka itu masalah di tataran bawah bukan tataran mereka lagi.
    Sebagaimana kita lihat para wali2 besar mereka tidak tertarik mendiskusikan ini, bukan krn mrk tidak tahu dan ingin menutupi, tapi krn tidak levelnya lagi bicara hal itu.”

    Saya pikir ini masalah pilihan topik diskusi, mas, bukan level2an. Wah berarti kalo menurut kata2 anda, level saya ini naik turun.

    *(Tersenyum sambil membayangkan saya ini masuk level yg mana ya? Gak jelas, naik turun spt timba air)*

  138. @Pemburu ilmu
    :mrgreen:
    Bukan begitu lah. Saya juga masih disini.
    Yang saya maksudkan adalah tidak selalu mereka yang tidak mau membahas masalah ini kita tuduh menyembunyikan kebenaran dll.
    Ada banyak alasan untuk itu.
    Sehingga tidak jarang kita berprasangka buruk kepada ulama2 yang tidak mau membicarakan hal ini (sebagaimana kita yang ,masih getol.. :mrgreen: ) kemudian kita tuduhkan mereka sbg menyembunyikan kebenaran, bagi saya itu terlalu gegabah kita menilai orang yang lebih berilmu dari kita.

    Salam damai.

  139. @yadi
    jelas klu mencela adalah tdk dibenarkan,sy lihat @SP pun tdk mencela.

  140. @aldj

    Dan diposting yg lain @SP mengatakan; “Cukuplah dikatakan bahwa Abu Bakar keliru baik dalam soal fadak ataupun khumus”.
    Sedangkan @Syiah Ali malah memuji keutamaan Abubakar dan Umar yg tidak pernah keliru.

    Wassalam

  141. @yadi
    membuka sejarah kemudian terungkap kesalahan2 ummat pd zaman nabi,menurut sy tdk bisa dikatogorikan mencela.
    ttg @syiah ali,sy jg tdk setuju dgn cara dia berargumentasi.
    hal tsb sdh sy ungkapkan.

  142. @yadi
    Itu bukan mencela.
    🙂
    Hadits Bukhori dll yang memaparkan perisitiwa2 menyangkut kesalahn sahabatpun bukan masuk kategori mencela. Kita harus kembali melihat i’tiqad dari mereka.

    Mencela adalah ketika anda membaca dalil2 tsb kemudian anda mulai membuat kesimpulan2 subjektif dan menyematkan label2 tertentu (buruk) atas mereka.
    Misal:
    Bahkan dalam pelajaran akhlak, ketika kita mendapat berita bhw si fulan ditangkap krn mencuri, kita dilarang mengatakan:
    1. Dasar pencuri.
    2. Memang keturunan bla..bla..
    3. Dasar tidak beragama..
    dll.
    Banyak mereka yang memang gemar mencela mencoba bertamengkan menyatakan “kebenaran”. Khan memang dia mencuri, itu suatu kebenaran (fakta) dan kebenaran tidak boleh disembunyikan.
    QS: An-Nur:19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
    “Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim no. 6537)

    Salam damai

  143. @all
    Kebenaran berada diatas se-gala2nya. Yang Bathil tetap Bathil.
    Dalam menegakan kebenaran memamg harus dengan akhlak. Tapi bukan berarti penegakan kebenaran diabaikan demi Ukhwa maupun basi2 untuk menjaga perasaan lawan yang bebuat bathil . Dalam menentukan HAK atau BATHIL, kita meneliti dan menganalisa kemudian kita mengabil kesimpulan. Kesimpulan tsb dinyatakan sesuai kondisi orang yang mengambil kesimpulan tsb
    Kalau ia meneliti perbuatan sesorang yg bathil berdasarkan fakta2 yang dia miliki maka kesimpulan dari perbuatan bathil itu disebut. Sifulan telah berbuat bathil dengan sifat Munafik/dhalim dll..
    Kita berdiskusi disini dalam konteks ilmu bukan ibadah.
    Firman Allah dalam Surah An-Nisaa ayat
    105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. Wasalam

    ..
    a

  144. @aldj @truthseeker08

    Coba klo kata2 @SP saya rubah dgn memuji “Cukuplah dikatakan bahwa Abu Bakar orang yg hebat, karena telah keliru baik dalam soal fadak ataupun khumus”. Kan jadi rancu :mrgreen:

  145. @yadi
    selama ada dalil kuat ttg suatu riwayat,apakah memiliki dampak positif atw negatif,thdp sseorang atw suatu kaum,hal tsb bukan suatu pujian atw celaan.
    klu anda msh bersikeras,ya tdk apa2.itu pendapat anda,
    Tapi jgn salahkan klu orang2 kafir akan mengatakan bhw alquran sebagian besar isinya hanya mencela.
    atw anda maunya begitu?

  146. @aldj

    Mungkin anda aja yg maunya begitu. 🙂 Menurut saya diantara ayat2 Al Qur’an ada yg bersifat ancaman, celaan, pujian dsbnya; kepada orang2 yg beriman, bertaqwa, fasikh, munafik, munkar dsb dan dijanjikan antara syurga dan neraka kpd orang2 tsb. Kita mesti bisa menempatkan secara proporsional diantara ayat2 tsb.

    Wassalam

  147. @yadi
    ok… terserah anda

  148. @yadi
    Anda benar terhadap isi Alqu’an. Cuma ada TETAPInya. Yakni PENGAMALAN nya.
    Anda juga harus melihat ayat2 lain berupa ANJURAN, PEMBERITAHUAN DLL. Kita tidak boleh menggunakan ayat2 yang anda katakan DIANTARANYA untuk memvoni masalah yang anda hadapi.
    Kita ambil contoh kejadian pengambilan alih Hak Imam Ali as atas Kekhalifaan.
    Rasulullah dan Imam Ali mengetahui bahwa akan terjadi demikian. Oleh karena itu Rasulullah terlebih dahulu mengisyaratkan/bersabda bahwa :”Penggantiku adalah Ali”.
    Dan juga Rasulullah SAW brsabda: “Tidak ada yang memusuhimu terkecuali orang munafik, siapa memusuhimu berarti memusuhi aku dan siapa yang memusuhi aku maka ia memusuhi Allah”
    Dan sebagaimana kita ketahui bahwa tugas Rasulullah hanya MENYAMPAIKAN PERINTAH ALLAH DAN MENJELASKAN. Sedangkan petunjuk hanya dari Allah.
    Coba anda pikirkan; Rasulullah sudah menyampaikan dan menjelaskan tapi tidak ditaati.
    Sekarang kita kembali keposisi kita sekarang dengan mempelajari sejarah tsb.
    Menurut anda tindakan/sikap apa yang akan kita ambil. Wasalam

  149. @chany,

    Trims anda telah menambahkan dan memberi saran. Itu yg saya harapkan, sehingga saya dapat mengambil hikmah untuk menambah wawasan dan pendewasaan dlm kehidupan beragama… Alhamdulilah… Saya yg masih dangkal dan bodoh mengenai agama, kadang suka ngaco dlm menerapkan ilmu, iman dan amal. Adapun contoh dari apa yg anda paparkan mengenai Hak Imam Ali as atas Kekhalifahan dan sabda Rasulullah saw: ”Penggantiku adalah Ali”. Dan juga Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada yang memusuhimu terkecuali orang munafik, siapa memusuhimu berarti memusuhi aku dan siapa yang memusuhi aku maka ia memusuhi Allah”. Tindakan kita sebagai umat Islam berdasarkan nash tsb tiada lain bahwa kita wajib untuk mentaatinya, klo tidak taat, berarti kita memusuhi Allah dan Rasul-Nya.

    Wassalam

  150. @yadi
    BENAR yang anda katakan “tindakan kita sebagai umat Islam berdasarkan nash tsb tiada lain bahwa kita wajib untuk mentaatinya, klo tidak taat, berarti kita memusuhi Allah dan Rasul-Nya”
    Tapi itu adalah masa lalu. Kita sekarang bertugas melihat mana yang Hak dan mana yang BATHIL. Tugas kita memunculkan yang Hak kemudian sampaikan pada mereka yang tidak tahu.
    Kita pelajari untuk menjadi contoh dalam kita melaksanakan tugas sebagai umat Rasulullah.
    Karena Allah berfirman lebih kurang: Perbuatan2 mereka masa lalu adalah urusan mereka, bagimu apa yang kamu perbuat.
    yadi, dunia ini adalah cobaan bagi IMAN kita. Umpama apa yang kita hadapi sekarang ini dalam diskusi juga merupakan cobaan atas iman kita Seberapa teguh keyakinan kita untuk mempertahankan HAK Ahlulbait. Banyak yang mengatakan Cinta tapi tidak taat. Ada yang katakan taat, tapi tidak diamalakan. Ada yang berkata aku telah mengamalakan, tapi karena nafsu/pamrih.
    YANG PASTI KITA SAMA2 MENEGAKAN KEBENARAN APAPUN RISIKONYA. Akhlak Ahlulbait adalah Alqur’an dan Alqur’an adalah KEBENARAN. Wasalam

  151. YANG PASTI KITA SAMA2 MENEGAKAN KEBENARAN APAPUN RISIKONYA

    Kalau memang begitu, kenapa kita masih ongkang2 kaki, masih enak tidur, enak makan, menhabiskan waktu di depan komputer. Bukankah begitu banyak kebatilan di depan mata kita.?? 🙂

    Salam damai

  152. @chany di di/pada Mei 17, 2010 pada 1:10 pm

    Kebenaran berada diatas se-gala2nya. Yang Bathil tetap Bathil.
    Dalam menegakan kebenaran memamg harus dengan akhlak. Tapi bukan berarti penegakan kebenaran diabaikan demi Ukhwa maupun basi2 untuk menjaga perasaan lawan yang bebuat bathil .

    Jika yg dimaksud “penegakan kebenaran”, “kebenaran adalah di atas segala-galanya” dan “yg bathil tetap bathil” oleh mas chany hanya terbatas pada dimensi teoritis, maka sy tdk berkeberatan. Namun jika yg dimaksud adalah menerapkan hukum pada kebenaran & kejahatan secara hitam-putih, maka sy kurang sependapat. Karena “SEORANG PENCURI TIDAK MESTI DIHUKUMI DENGAN MEMOTONG TANGANNYA”.

    Mencerna pelajaran dari sejarah Nabi saw dan para Imam ahlulbayt, penegakan kebenaran bukan saja harus dikendalikan oleh akhlak, tetapi juga msh harus menunggu pertimbangan kemanfaatan & kemudlaratan. Bagaimana sikap Nabi saw yg sabar thd cercaan serta hinaan mental & fisik dalam menjalankan risalahnya adalah contoh bahwa akhlak mengendalikan penegakan kebenaran. Ingat, sebagian orang mungkin berpendapat adalah lebih tepat dan benar jika Nabi saw – demi menegakkan kebenaran – dengan menasehati atau menegur atau bahkan membalas dengan mendoakan bencana bagi mereka. Namun sebaliknya Nabi saw malah mendoakan keselamatan mereka. Bagi yg memahami, memang sikap seperti Nabi inilah yg lebih utama. Bagi yg tidak, yg memiliki konsep sendiri mengenai kebanaran & kejahatan, akan mengambil sikap yg pertama.

    Firman Allah swt:
    Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim (Asy-Syuura: 40)

    Bagaimana sikap Imam Ali as dan Imam Hasan as yg merelakan melepas kekhalifahannya dan para imam lainnya demi kemaslahatan umat adalah contoh bahwa pertimbangan kemanfaatan & kemudlaratan msh di atas penegakan kebenaran yang kita bayangkan. Bagi yg memahami & memiliki ketaatan, maka sikap yg diambil oleh keduanya adalah lebih baik. Namun bagi yg tidak memahami dan tdk taat, maka kemunculan kaum Khawarij adalah bukan sesuatu yg musykil.
    Tentu saja pertimbangan manfaat & mudlarat ini menurut sy hanya mungkin ditetapkan oleh orang2 yg kita anggap ahli (ulil amri).
    Wallahu a’lam.

    Perkataan mas: ‘…maupun basi2 untuk menjaga perasaan lawan yang bebuat bathil‘ agak jauh panggang dari api 🙂
    Yang diungkapkan sebelum-sebelumnya dalam bagaimana mensikapi tokoh2 tertentu yg dianggap buruk adalah bukan basa-basi. Ini memang diucapkan dgn ketulusan serta berdasar atas pengetahuan yg dimiliki. Begitu pula menjaga perasaan. Yang dijaga perasaannya adalah segolongan manusia yg tokoh pujaannya dicerca dan dinista (yang notabene Nabi saw belum pernah menyebut keburukannya). Alasan utamanya adalah demi mencegah munculnya sikap saling membenci dan mencerca. Bukankah ukhuwah antara umat Islam sangat dianjurkan oleh Nabi saw dan para Imam Ahlulbayt? Kebenaran tetap kebenaran, yang bathil tetap bathil. Tapi bagaimana menerapkannya shgg akhlak serta asas kemanfaatan & kemudlaratan tetap yang mengendalikan itulah yg penting.
    Wallahu a’lam.

    Dalam menentukan HAK atau BATHIL, kita meneliti dan menganalisa kemudian kita mengabil kesimpulan. Kesimpulan tsb dinyatakan sesuai kondisi orang yang mengambil kesimpulan tsb
    Kalau ia meneliti perbuatan sesorang yg bathil berdasarkan fakta2 yang dia miliki maka kesimpulan dari perbuatan bathil itu disebut. Sifulan telah berbuat bathil dengan sifat Munafik/dhalim dll..

    Itulah masalahnya…..
    Kesimpulan yg berujung pada sikap atau ucapan buruk kepada si fulan, yg padahal Nabi saw dan para Imam tdk mencontohkan (menyebutkan) menurut sy bukanlah sikap & prilaku yg tepat. Sy sih tdk akan menentang jika Nabi saw pernah menyebut keburukan2 si fulan lalu kita jg ikut menyebut2 spt apa yg diucapkan Nabi saw. Silakan saja, paling yg sy kritisi adalah jika sdh berlebih-lebihan dalam penyebutan keburukannya.

    Kita berdiskusi disini dalam konteks ilmu bukan ibadah.

    Bisa dijelaskan apa maksudnya?

    Firman Allah dalam Surah An-Nisaa ayat
    105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. Wasalam

    Ayat ini agak kurang tepat ditujukan ke orang2 yg sepandangan dgn kami, berhubung kami bukan penentang (orang yg tak bersalah), sebaliknya malah sebagai pembela. Dan kami tdk pernah membela orang2 yang khianat. Ayat tsb ditujukan kepada Nabi saw yg mengetahui siapa-siapa yg khianat sementara kita tdk mengetahuinya kecuali apa yg pernah diucapkan oleh Nabi saw.

    Mohon maaf jika tdk berkenan 🙂

    Salam

  153. @armand
    Anda berkata: Namun jika yg dimaksud adalah menerapkan hukum pada kebenaran & kejahatan secara hitam-putih, maka sy kurang sependapat. Karena “SEORANG PENCURI TIDAK MESTI DIHUKUMI DENGAN MEMOTONG TANGANNYA”.

    Sipencuri tetap PENCURI dan itu adalah SALAh. Mdnghukum adalah tugasYANG BERKUASA.bukan kita yang sedang mencari kebenaran tidak berbicara AKIBAT dari perbuatan tapi SEBAB
    Kita menyelidiki apakah ia benar mencuri, karena apa dia mencuri, mengapa dia tidak dihukum dlsb.
    Cara menerapkan hukumun itu dengan akhlak. perhitungan dan bijaksana.
    Apakah orang mencuri tidak ditangkap? Mengapa ditangkap?
    Anda berkata: tetapi juga msh harus menunggu pertimbangan kemanfaatan & kemudlaratan.
    Mengenai kata2 anda tsb saya sudah jelaskan yakni, dalam menegakan KEBENARAN sbb:
    1.Dengan FISIK kaalau MAMPU kalau tidak
    2.Dengan kata2, kalau tidak mampu
    3.Dengan DIAM kalau tidak mampu
    4.Dengan menghindar.
    Jadi dalam menegakan KEBENARAN,tergantung KONDISI,
    SIAPA yang kita hadapi dll dan itu saya sdh jelaskan dan beri contoh
    Ayat yang anda bawakan tidak sesuai dengan KEBENARAN. Apakah orang2 yang hendak merusak Islam kita MAAFKAN. Jangan masukkan persoalan PRIBADI mas. (Dia tidak suka perbuatan DHALIM)
    Anda berkata, bahwa saya katakan basa basi jauh apai dari panggang.
    Saya ingin tanyakan anda.
    Anda2 katakan bahwa kita tidak boleh membuka AIB mereka yang menghancurkan Islam. Karena Imam Ali tidak pernah berbuat begitu. Anda punya Nash? Jadi anda ingin mencontohi Akhlak Imam Ali walaupun Haknya diambil, Keluarganya diserang Imam Ali tidak membuat reaksi. Sanggupkah anda (jadi mencontohi mereka secara basa basi)
    Anda berkata: Kesimpulan yg berujung pada sikap atau ucapan buruk kepada si fulan, yg padahal Nabi saw dan para Imam tdk mencontohkan (menyebutkan) menurut sy bukanlah sikap & prilaku yg tepat. Sy sih tdk akan menentang jika Nabi saw pernah menyebut keburukan2 si fulan lalu kita jg ikut menyebut2 spt apa yg diucapkan Nabi saw. Silakan saja, paling yg sy kritisi adalah jika sdh berlebih-lebihan dalam penyebutan keburukannya.
    Anda punya NASH berdasarkan kata2 anda tsb
    Saya punya NASH tetapi cara menyampaikan halus.
    Anda minta penjelasan atas pernyataan saya.
    Kita dalam blog ini sedang menganalisa atau meniliti apa yang disodorkan oleh Pemilik Blog ini. Jadi dalam menganalisa dan meneliti harus tidak dikuasai oleh EGO.
    Harus JUJUR mengemukakan HASIL, KESIMPULAN dan ARGUMENT. Kalau Ibadah adalah perbuatan yang mendahulukan AKHLAK. Tapi Ilmu mendahulukan KEBENARAN.
    Anda katakan bahwa ayat saya sodorkan tidak tepat.
    Coba anda baca sekali lagi dengan tnang
    Apakah anda tidak sadar bahwa menyalahkan mereka yang dengan tegas menyalahkan orang2 tertentu dengan cara mereka dan anda membela mereka2 yang mempertahankan para pendahulu yang berbuat kesalahan dengan alasan AKHLAK. Salam damai Wasalam

  154. @truthseekers 08
    Maaf ya sdr truthseekers. Apakah anda tidak membaca penjelasan saya sebelumnya.
    Apakah anda menyangka bahaw kita berdiskusi disini dengan SIA2. Banyak yang membaca dan menilai komentar di BLOG ini. Dan ini adalah SALAH SATU MENEGAKKAN KEBENARAN sesuai KEMAMPUAN kita. Apakah menegakkan KEBENARAN harus BEPERANG atau MASUK KAMPUNG KELUAR KAMPUNG BERDAKWA?. Salam damai Wasalam

  155. @chany
    Tentu saya mengerti, bahwa sebagian dari kita menganggap bahwa komentar2 disini sebagian dari menegakkan “kebenaran” (at least benar menurut versi yang komentar).
    Hanya saja saya menekankan pada kalimat apapun rsikonya.
    Kalau apapun resikonya maka sangat naif jika komentar2 disini adalah dikategorikan menegakkan kebenaran apapun resikonya. Komentar2 disini sekeras apapun adalah yang paling minim resikonya. Lagi pula kebenaran dan kebatilan sangat banyak dan mendesak di sekitar kita bukan hanya masalah masa lalu.
    1. Di Palestina, di chehnya dll ada saudara2 kita yang dibantai, apa yang sudah kita lakukan oleh kita yang siap menerima resiko apapun?
    2. Di jalan2 kita temukan kebatilan, apa yang sudah kita lakukan untuk menegakkan kebenaran di sekitar kita?

    Dll..Dll..Dll..

    Any way OOT nya sudah kebangetan, nanti SP complain.. 😛

    Salam damai.

  156. @Truthseeker 08
    Setuju cuma tidak puas klu blm dijelaskan.
    Kalau bebicara RESIKO, maka resiko itu ber-beda2. Tergantung, Apa yang sedang kita perjuangkan dan bagaimana. Kalau FISIK maka Resiko paling TINGGI adalah MATI. Kalau berdebat paling tinggi di-kata2i. Kalau diam resiko paling tinggi STRESS. Kalau menghindar Resiko paling tinggi DENDAM
    Contoh yang anda bawa tidak relevan dengan thema yang kita bicarakan. Kita sedang berbicara mengenai ilmu dan bukan AMALAN
    . Salam damai Wasalam

  157. @chany
    *Sorry SP diterusin OOTnya*
    Wahh, salah pahamnya sudah jauh betul nihh.
    Saya hanya menyoroti orasi “apapun resikonya”. Kalau kalimat apapun resikonya dihapus maka selesai sudah urusannya.. :mrgreen:
    Yang kita sedang lakukan ini taruh kata sedang “menegakkan kebenaran”, maka itu hanyalah menegakkan segala resiko seminim mungkin. Hampir tidak pengorbanan disini, bagaimana mau disejajarkan dengan “apaun resikonya”… :D.
    Yang hanya ingin saya sampaikan mungkin, sebaiknya kita lebih tawadhu, dengan tidak menggunakan jargon2 yang “exaggerated”.
    Komentar2 kita disini saya pikir belum bisa masuk kategori “menegakkan kebenaran apapun resikonya”.

    Salam damai.

  158. @chany

    Maaf ya dibahas terus…. 🙂

    Sipencuri tetap PENCURI dan itu adalah SALAh. Mdnghukum adalah tugasYANG BERKUASA.bukan kita yang sedang mencari kebenaran tidak berbicara AKIBAT dari perbuatan tapi SEBAB

    Lalu apa maksud mas dgn istilah “menegakkan kebenaran”? Bukankah ini berbicara AKIBAT?
    (semoga sy tdk keliru memahami kalimat mas 🙂 )

    Ayat yang anda bawakan tidak sesuai dengan KEBENARAN. Apakah orang2 yang hendak merusak Islam kita MAAFKAN. Jangan masukkan persoalan PRIBADI mas. (Dia tidak suka perbuatan DHALIM)

    Maaf mas yg ini sy ga faham maksudnya 🙂 kenapa mas memasukkan ‘orang2 yang hendak merusak Islam’ dan ‘jangan masukkan persoalan pribadi’? Lalu bukankah ayat itu jelas bahwa memaafkan adalah lebih utama?

    Anda2 katakan bahwa kita tidak boleh membuka AIB mereka yang menghancurkan Islam.

    Apakah mas bisa menunjukkan ke sy bahwa sy pernah mengatakan spt yg mas tulis? Setahu sy tdk pernah nih.

    …..Karena Imam Ali tidak pernah berbuat begitu. Anda punya Nash?

    Wah….sy ga tau apakah hal spt msh perlu ucapan. Apakah contoh prilaku saja jg tdk cukup?

    Jadi anda ingin mencontohi Akhlak Imam Ali walaupun Haknya diambil, Keluarganya diserang Imam Ali tidak membuat reaksi. Sanggupkah anda (jadi mencontohi mereka secara basa basi)

    Pertimbangan, kebijakan dan kesabaran yg diambil Imam Ali lah yg menjadi contoh kita. Namun sy tdk memungkiri bila itu terjadi pada diri sy, maka sy sangat mungkin tdk mampu melaksanakannya. Adalah aneh jika ada orang yg berpandangan spt kami kemudian dianggap bahwa kami jg akan mampu melaksanakan spt apa yg dilakukan oleh Imam Ali yang di segala hal derajatnya jauh di atas kita. Cukuplah i’tikad dan usaha berprilaku spt itu sebagai ungkapan cinta dan ketaatan.

    Anda berkata: Kesimpulan yg berujung pada sikap atau ucapan buruk kepada si fulan, yg padahal Nabi saw dan para Imam tdk mencontohkan (menyebutkan) menurut sy bukanlah sikap & prilaku yg tepat. Sy sih tdk akan menentang jika Nabi saw pernah menyebut keburukan2 si fulan lalu kita jg ikut menyebut2 spt apa yg diucapkan Nabi saw. Silakan saja, paling yg sy kritisi adalah jika sdh berlebih-lebihan dalam penyebutan keburukannya.

    Anda punya NASH berdasarkan kata2 anda tsb

    Nashnya adalah sikap& prilaku mrk

    OOTnya memang kebangetan 🙂

    Salam

  159. @armand
    Sdr armand,.posting yang yang sekarang dibahas adalah menngenai Tanah Fadak yang ditafsirkan oleh salafy bahwa Abubakar benar.
    Kdmudian para komentator ada yang pro dan ada yang contra.
    atas penjelasan SP.
    Tapi ada yang secara emosi menyalahkan Abubakar dan menurut saya dengan data yang saya miliki Abubakar Salah Karena Abubakar SALAH ya tetap salah dalam soal fadak apakah yang menyampaikan dengan emosi atau LEMAH LEMBUT itu adalah karakter masing2. Tidak ada manusia yang sama karakternya.
    Tapi persoalan muncul ketika anda dan truthseekers muncul dengan akhlak. Anda2 mengatakan tidak boleh mencaci/mencela, karena itu bukan akhlak Ahlulbait.
    Dan saya sudah katakan bahwa Ahklak Ahlulbait adalah Alqur’an . Yakni KEBENARAN. Dan kalau berbicara mengenai kebenaran, saya ingin taznyakan anda.
    Apa yang akan anda perbuat dalam menghadapi yang HAK dan BATHIL. Kalau anda membela yang BATHIL berarti anda MENEGAKAN yang BATHIL dan sebaliknya. Saya tidak tahu kalau anda mempunyai istilah lain ttg menegakan dalam kasus tsb. Salam damai Wasalam

  160. ikut OOT
    he..he..he.. ayah berdiri,anak berlari…..

  161. @aldj

    :mrgreen:

  162. Abu Bakar di pihak yang benar dalam masalah Fadak, karena dalam riwayat yang shahih Imam Ali dan Abbas telah mengakui bahwa hadits : “Kami para Nabi tidak meninggalkan warisan, harta yang kami tinggalkan adalah sedekah” adalah benar. mari kita ikuti Imam Ali dan jangan menselisihi beliau jika mau selamat.

  163. @chany

    Tapi persoalan muncul ketika anda dan truthseekers muncul dengan akhlak. Anda2 mengatakan tidak boleh mencaci/mencela, karena itu bukan akhlak Ahlulbait.

    Sy msh belum faham kenapa alasan akhlak ini menjadi persoalan? Adakah yg salah dgn argumen ini?

    Dan saya sudah katakan bahwa Ahklak Ahlulbait adalah Alqur’an . Yakni KEBENARAN.

    Yang ini sy kira yg malah berpotensi menjadi persoalan 🙂

    Dan kalau berbicara mengenai kebenaran, saya ingin taznyakan anda.
    Apa yang akan anda perbuat dalam menghadapi yang HAK dan BATHIL.

    Tidak ada yg menentang bahwa yang HAK harus ditegakkan dan yang BATHIL harus disingkirkan. Namun persoalannya:
    (1) Penilaian seseorang tentang HAK & BATHIL sangat mungkin berbeda.
    (2) Cara penegakkan HAK & BATHIL tidak akan sama untuk setiap orang.

    Kalau anda membela yang BATHIL berarti anda MENEGAKAN yang BATHIL

    Sy tdk tau apakah ini dikhususkan dan dituduhkan ke sy atau utk umum 🙂 Yg jelas, jika kita membaca riwayat mengenai Abubakar, baik dalam masalah Tanah Fadak maupun Khumus, menurut sy beliau berada pada posisi yg salah. Hal ini sdh sy utarakan diawal-awal komen sy. Tidak ada keraguan & persoalan di sini. Namun spt jg yg sy kemukakan berulang-ulang adalah bagaimana sikap kita setelah mendapatkan informasi itu. Yang sy bela adalah pribadi Abubakar yg cenderung utk dihujat dan direndahkan, bukan kekeliruannya karena menyelisihi Fatimah maupun menyalahi sunnah Nabi saw tentang Khumus. Yang terakhir ini malah bagi sy msh menyisakan pertanyaan spt apa yg sy komen sebelumnya.

    Mohon mas dapat membedakan mana pembelaan thd perbuatan dan mana pembelaan thd penyerangan pribadi Abubakar.

    Salam

  164. @paiman

    Berdasarkan teks riwayat Tanah Fadak di atas, tidak ada keraguan bahwa Abubakar pada posisi yg salah karena telah menyelisihi dan membuat Fatimah marah. Bukan sesuatu yg aneh mengingat Abubakar bukan pribadi yang suci layaknya Fatimah Az-Zahra Ahlulbayt Nabi saw.

    Salam

  165. Justru apa yg dilakukan Abu Bakar adalah dalam rangka menjaga Ahlul Bait Nabi SAW dari hal-hal yang tidak diridhai beliau SAW sepeninggal beliau dan ini sebagai realisasi/wujud pelaksanaan hadits tsaqalain yang dilakukan oleh Abu Bakar sepeninggal Nabi SAW.

    dan kenyataannya Imam Ali mengakui hadits tsb, apakah mungkin diantara ahlul bait terjadi ketidaksepahaman? Sayyidah Fatimah marah berarti tidak mengakui (walaupun sy yakin beliau akhirnya mengakui), sedangkan Imam Ali mengakui.. maka satu diantaranya adalah yang benar, tidak mungkin benar keduanya. inilah salah satu bukti bahwa ahlul bait adalah tidak maksum, mereka adalah manusia biasa yang bisa saja keliru sama seperti para sahabat.

  166. @paiman

    Justru apa yg dilakukan Abu Bakar adalah dalam rangka menjaga Ahlul Bait Nabi SAW dari hal-hal yang tidak diridhai beliau SAW sepeninggal beliau

    Apakah mas ingin mengatakan bahwa tuntutan Fatimah atas Tanah Fadak keliru dan tdk diridhai oleh Nabi saw?

    dan ini sebagai realisasi/wujud pelaksanaan hadits tsaqalain yang dilakukan oleh Abu Bakar sepeninggal Nabi SAW.

    Seperti apa sih pemahaman mas mengenai hadits tsaqalain? Ga usah banyak basa-basi deh mas

    dan kenyataannya Imam Ali mengakui hadits tsb

    Apa yg diakui oleh Imam Ali? Ah, mas ngawur deh. Tidakkah mas pernah membaca riwayat yg menceritakan Imam Ali berselisih dgn Abubakar dalam masalah ini serta riwayat Imam Ali & ibnu Abbas yang mendatangi Umar semasa Umar memerintah untuk menuntut hak Tanah Fadak ini? Rasanya riwayat tsb pernah dibawakan oleh SP, tapi sy sdh lupa dimana.

    apakah mungkin diantara ahlul bait terjadi ketidaksepahaman?

    Sayangnya mas, ini cuman angan-angan mas saja.

    Sayyidah Fatimah marah berarti tidak mengakui (walaupun sy yakin beliau akhirnya mengakui), sedangkan Imam Ali mengakui..

    Sudah jelas riwayat mengenai Tanah Fadak ini bahwa baik Fatimah maupun Imam Ali tdk mengakui klaim Abubakar. SP sdh banyak memaparkan mengenai topik ini.

    Lagipula siapa yg peduli dgn keyakinan mas bahwa “Fatimah akhirnya mengakui” bila tdk ada buktinya?

    Coba baca yg ini mas;

    Imam Ali Berselisih Dengan Abu Bakar Dalam Masalah Fadak

    maka satu diantaranya adalah yang benar, tidak mungkin benar keduanya.

    Lucunya mas mengatakan ini. Sy mau tanya, pada perselisihan Tanah Fadak antara Fatimah & Abubakar ini siapa yg salah dan siapa yg benar? Fatimahkah yg benar ataukah Abubakar yg benar? Ingat kedua-duanya tdk mungkin sama-sama benar.

    inilah salah satu bukti bahwa ahlul bait adalah tidak maksum, mereka adalah manusia biasa yang bisa saja keliru sama seperti para sahabat.

    Silakan saja mas berangan-angan spt itu. SP sdh banyak mengulas mengenai hal ini. Baiknya kita diskusikan di sana.

    Salam

  167. Saya sudah jawab di atas bahwa Abu Bakar di pihak yang benar,

    Seperti apa sih pemahaman mas mengenai hadits tsaqalain? Ga usah banyak basa-basi deh mas

    orang yg suka menuduh org basa-basi justru dialah yg suka basa-basi. pemahaman saya sebagaimana sunni yg lain memahaminya, sy kira anda sudah tau itu.

    serta riwayat Imam Ali & ibnu Abbas yang mendatangi Umar semasa Umar memerintah untuk menuntut hak Tanah Fadak ini?

    itu die… di situ Imam Ali, Abbas dan lainnya mengakui kebenaran hadits yg dibawakan oleh Abu Bakar bahwa Nabi tidak mewarisi. saat itu Ali dan Abbas sedang bersengketa soal harta Nabi SAW yang diserahkan pengelolaannya pada mereka dan mereka minta putusan Umar sebagai Amirul Mukminin, bukan mau menuntut Umar, jangan salah yee..

    Sayangnya mas, ini cuman angan-angan mas saja.

    sayangnya itu bukan angan-angan tuch mas..

    Lucunya mas mengatakan ini. Sy mau tanya, pada perselisihan Tanah Fadak antara Fatimah & Abubakar ini siapa yg salah dan siapa yg benar? Fatimahkah yg benar ataukah Abubakar yg benar? Ingat kedua-duanya tdk mungkin sama-sama benar.

    wuiih, saya sudah jelas menulisnya di atas bahwa Abu Bakar di pihak yang benar. apa anda tidak membacanya?

  168. @paiman

    Iya mas sy tau menurut mas Abubakar di pihak yg benar. Apakah itu berarti Fatimah di pihak yg salah?

    Itu saja dulu mas. Hanya ingin minta kejelasan saja.

    Salam

  169. @paiman di/pada Mei 20, 2010 pada 9:13 am Dikatakan: r

    Abu Bakar di pihak yang benar dalam masalah Fadak, karena dalam riwayat yang shahih Imam Ali dan Abbas telah mengakui bahwa hadits : “Kami para Nabi tidak meninggalkan warisan, harta yang kami tinggalkan adalah sedekah” adalah benar. mari kita ikuti Imam Ali dan jangan menselisihi beliau jika mau selamat.

    1. Bagaimana dengan warisan Nabi daud kepada Nabi Sulaiman?.
    2. Bagaimana dengan warisan Nabi Zakaria kepada Nabi Yahya?
    3. Apakah Sy Fatimah dan Imam Ali tidak tahu mengenai hadits tsb (padahal salah satu perawi haditsnya adalah Imam Ali).

    Lagi pula, Sy Fatimah pada saat itu tidak menuntut warisan namun menyatakan bahwa tanah fadak telah diberikan kpd Beliau selagi Rasulullah masih hidup.

    Salam damai

  170. Warisan para Nabi adalah berupa ILMU

  171. @paiman
    Maksudnya, kerajaan Nabi Sulaiman tidak sah?.. 😉

    Salam damai

  172. @paiman
    Ooo..saya belum tahu kalau anda sudah memutuskan bahwa para Nabi hanya mewariskan ilmu.
    Anda rupanya terbiasa hanya menjawab yang anda bisa jawab.
    Anda selalu mengatakan para Nabi tidak mewariskan harta.
    Khan Sy fatimah tidak menuntut warisan, Beliau sedang menuntut hak Beliau (tanah Fadak sudah dihadiahkan kepada Beliau sebelum Rasulullah wafat.
    Rasulullah saw bersabda:
    “Sesungguhnya Allah marah karena marahnya Fatimah (sa) dan Allah ridha karena ridhanya.”
    Ahh, namun nampaknya anda tidak peduli dengan puluhan/ratusan hadits seperti ini, krn merugikan diola anda.
    Yang saya yakini adalah Sy Abu Bakar telah salah, namun diakhir hayat beliau minta maaf kpd Sy Fatimah dan dimaafkan.

    Salam damai

  173. Dengan melihat akhlak umat kepada keluarga Rasul sepeninggal Beliau, maka saya sedang membayangkan jika seorang Nabi memiliki beberapa istri dan anak2 yang masih kecil, dengan dalil tsb para nashibi maka yang terjadi ketika Nabi tsb meninggal dunia adalah:
    Istri2 Nabi dan anak2 nabi diusir dari rumah2 mereka (kalau perlu dengan kekerasan) karena untuk menegakkan dalil bahwa para Nabi tidak meninggalkan warisan. betapa tragis dan menyedihkan umat yang berprinsip spt itu.
    Apakah ini yang akan dilakukan oleh kalian pembenci keluarga Nabi?
    Kalau kalian umat yang mengklaim mencintai keluarga Nabi, maka bukan saja tidak berani mengangkangi hak keluarga Nabi bahkan seharusnya kalian berlomba2 memenuhi kebutuhan mereka untuk menunjukkan penghormatan dan takzim kepada Nabi.

    Ada beberapa hal yang saya ingin tanyakan kepada kalian:
    1. Dikemanakan rumah2 Nabi? Apakah juga disita?
    2. Kemana harta2 Beliau yang lain? Apakah juga disita?
    3. Apakah para istri Nabi yang tinggal di rumah Beliau sudah diusir dari rumah2 mereka oleh Khalifah pada saat itu?

    Salam damai

  174. @truthseeker

    Begitulah bila kecintaan hanya berdasar “dalil”. Cinta dari mulut, bukan dari hati.

    Salam

  175. @truthseekers 08
    Anda berkata “dengan dalil tsb para nashibi maka yang terjadi ketika Nabi tsb meninggal dunia adalah :Istri2 Nabi dan anak2 nabi diusir dari rumah2 mereka (kalau perlu dengan kekerasan) karena untuk menegakkan dalil bahwa para Nabi tidak meninggalkan warisan”
    KEJADIAN INI TERJADI PADA NABI KITA TERCINTA RASULULLAH SAW
    Apakah anda tidak perhatikan sejarah Ahlulbait Rasul dan Itrahti Rasul?. Apa yang anda katakan benar2 terjadi. Bukan saja diusir dengan KEKERASAN malahan diracuni atau dibunuh

  176. Saya bertanya kepada Chany, bagaimana pendapat anda dengan fatwa Imam Al Baqir A.S yang ketika beliau ditanya masalah fadak, beliau berkata,” Demi Allah, seandainya khilafah itu ada di tanganku, niscaya aku akan memutuskan dengan keputusan Abu Bakar ” ( Syarh Nahjul Balaghah Juz 4 hal. 42 ). Apakah ini berarti bahwa Imam Imam V bertentangan dengan sayyidah Fatimah A.S ? Atau Sayidah Fatimah telah berubah pendapat dan perubahan ini diwariskan oleh para Imam dari generasi ke generasi hingga Imam V ?

  177. @deskov.
    Bosan saya katakan anda NGAWUR.
    Pertanyaan saya anda hindari, malahan bertanya pada saya dengan pertanyaan yang ngawaur.
    Apakah anda tahu tidak apa isi Nahjul Balaghah yang Asli dan mengenai apa isinya.? Pelajari dulu Sejarah Nahjul Balaghah
    serta apa yang menurut anda kata2 Imam Muhammad al Bagir as.
    Saya ingatkan sekali jangan berdiskusi dengan argumentasi NGAWUR. Yang membaca blog ini bukan saja di Indonesia tapi banyak Negara lain. Apa kata mereka2 negara lain. Beginikah pemluk Islam di Indonesia?

  178. Ngawurnya di mana mas Channy ? Masak orang yang pernah belajar di Najaf ngawur..

  179. Ngawurnya di mana mas Channy ? Saya ingin belajar nih..

  180. @deskov/syiahali
    he..he..he..
    ternyata apa yg sy perkirakan adalah benar.

  181. @siyah ali
    Tempat dimana seseorang belajar belum menjamin atas ilmu yang dipelajari. Tanya aja pada deskov. Dimana letak ngawurnya berpikir. Anda sama setali tiga uang dengan deskov. Pertanyaan saya tidak bisa dijawab malahan mengajukan pertanyaan ke saya. Anda jawab pertanyaan saya dan aldj dulu.

  182. @deskov alias @syiah ali,

    Avatarnya juga sama, pake memuji diri sendiri pernah belajar di Najaf segala. Klo mau beda avatarnya ganti donk emailnya… :mrgreen:

  183. @yadi

    Avatarnya juga sama, pake memuji diri sendiri pernah belajar di Najaf segala. Klo mau beda avatarnya ganti donk emailnya…

    wah coba jangan dikasih tahu, kan sayang

  184. @SP

    Saya merasa kasihan dgn kengawurannya :mrgreen:

  185. @Sp
    iseng juga rupanya,….tp memang kasihan jg,pd hal dr awal sdh diperingati

  186. Kalau saya membaca diskusi disini sy selalu menempatkan dr pd posisi netral (kadang2 memposisikan blm tahu atau diluar islam yg sdg belajar islam)
    Kira2 bisa dianalogikan begini gak ya?
    Ada seorang bapak, mempunyai anak.
    Mungkinkah si bapak ini tdk memberitahu masalah waris ini pada putrinya tp justru pd org lain yg secara nasab tdk ada hubungannya?
    Apakah sikap bpk ini bisa dianggap sbg org yg bijaksana?
    Bagaimana seandainya bapak ini mewariskan harta buat istrinya (rumah) tetapi tidak buat putrinya?
    Mohon saya dikasih pencerahan dari semua yg disini yg alim2 ttg ilmu dan hadis.

  187. @BI
    Kalau contoh yang anda sampaikan, menurut saya bertentangan dengan Firman Allah: Kurang lebih: ” Berwasiatlah kepada keluargamu terdekat.
    Jadi kalau Rasul mempunyai sesuatu yang ditinggalkan maka keluarga terdekat yang harus mengetahui lebih dahulu.
    Sehingga dalam hal ini tidak mungkin Syaidati Fatimah as akan menuntut kalau tidak ada pemberitahuan dari Rasul.
    Tapi maslahnya Khalifah Abubakar tidak mengakui bahwa Rasullullah meninggalkan warisan untuk Syaidati Fatimah as.
    Dengan alasan yang tidak logic bahwa para Nabi saya ulangi para Nabi tidak meninggalkan warisan terkecuali Sadaqah. Dan supaya anda tahu bahwa Rasul dan Ahlulbaitnya serta keturunannya tidak makan Sadaqah. Tapi bagaimana Nabi Daud terhadap Nabi Solaiman yang mewariskan HARTA.? Wasalam
    .

  188. @deskov/Syiah Ali
    Bagus jika anda mempunyai jalur akademis, karena ini akan memudahkan dan membuat diskusi ini lebih bermutu.
    Namun kelebihan dari pendidikan anda harus anda buktikan. Sed\kedar comot dalil tidak membutuhkan sekolah2 tsb. Mereka yang sekolah khusus malah sangat berhati2 dalam melemparkan dalil, tidak akan mengeluarkan dalil sebelum melewati uji.
    kembali ke dalil yang anda samapaikan. Saya ingin kita sepakat bahwa:
    1. Semua dalil bisa memiliki interpretasi/tafsir yang berbeda. yaitu bahwa semua dalil hanyalah teks yang masih butuh penafsiran.
    2. Hanya Al:Qur’an (teks) yang dijamin kesahihannya. Sehingga selain AQ masih bisa diragukan kesahihannya. terlebih lagi hanya sebuah syarh.
    3. Kita semua tidak bisa memaksakan tafsir kita atas sebuah teks (dalil).
    4. Kita harus sanggup menjelaskan adanya pertentangan(seolah2) antara dalil (teks) yang kita ajukan.

    Saya akan coba uji secara logika dalil anda tsb.
    1. Apakah ‘Imam Al Baqir” mungkin melakukan hal yang mendurhakai ibunya yang maksum. Karena jika anda meyakini kemaksuman Imam Al Baqir maka otomatis anda harus meyakini kemaksuman Sayyidati Fatimah.
    ==> Tidak mungkin ==> dalil anda gugur.
    2. Syarh adalah penafsiran dari penulis atas suatu kitab, jadi sangat2 mungkin untuk tidak sahih (terlebih lagi yang disyarh adalah Nahjul Balaghah yang tidak dijamin 100% sahih.
    3. Tidak mungkin Sy Fatimah berubah dalam arti menganggap tuntutannya sebelumnya adalah salah. Beliau bisa saja berubah dalam arti tidak memaksakan diri untuk menuntut, untuk menjaga kehormatan Beliau.
    4. Jika SY Fatimah mengakui kesalahannya pasti beliau akan minta maaf, ataupun Imam Ali akan menyampaikan secara resmi. Dan ini tidak pernah terjadi, maka asumsi anda sangat tidak beralasan.
    5. Karena ini adalah persitiwa yang sangat penting seyogyanya anda menunjukkan dalil lain yang mendukung anda. karena begitu banyajk dalil yang bertentangan dengan teori anda.

    Akhirul kalam, jika anda memang mempunyai pendidikan yang tinggi semestinya adalah anda menjawab semua pertanyaan saya sebelumnya:
    truthseeker08, di/pada Mei 21, 2010 pada 10:38 am Dikatakan:
    Ketika anda menghindar untuk menanggapi hal tsb hanya akan menunjukkan bahwa klaim anda pernah kuliah dinajaf sangat tidak berarti apa2.
    Bagaimana bisa seorang “yang berilmu” menghindar (menutup mata) dari dalil2 yang bertentangan dengan teorinya. Hal ini hanya dilakukan oleh pemula2.

    Salam damai.

  189. Komentar mas deskov/syiah ali dg pertanyaan saya gmn?
    Coz bg saya dilematis, jika saya memihak abu bakar otomatis sy merendahkan sy fatimah dan sy ali (menuntut sesuatu yg bukan haknya) juga merendahkan rosul krn berarti rosul tdk tabligh (tdk bs mendidik) pd keluarga padahal keluarga adalah nmr 1 (kuu anfusakum waahlikum naaro). Jika saya memihak sy ali dan sy fatimah konsekwensinya sy menyalahkan abubakar pd kejadian ini. Bg sy ini lebih aman dibanding pilihan pertama yg amat ngeri.

  190. Oh ya pertanyaan sy juga buat semua yg pro abubakar. Sy pgn tahu alasan pembelaannya pd abubakar secara nalar/logis/kemanusiaan dahulu gak usah pake dalil.

  191. @BI
    he..he..he.. maksa,ketahuan klu tdk netral

  192. Pendapat saya tentang Fadak adalh bahwa apa yang disampaikan oleh Khalifah Abu Bakar R.A adalah semata2 ketaatan beliau terhadap hadist Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam yang didengarnya. Di sini beliau berijtihad berdasarkan hadist tersebut. Masalahnya sekarang adalah bolehkah seseorang berijtihad sementara di sana ada seseorang ahlul bait ? Saya berpendapat bahwa hal ini diperbolehkan. Dasar saya adalah sebagai berikut,
    1. Setelah perang khandaq usai, Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam merencanakan untuk langsung menggempur Yahudi Bani Quraidzah yang telah mengkhianati kaum muslimin. Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam menyeru kaum muslimin; “Ketahuilah, janganlah seseorang shalat ashar melainkan di Bani Quraidzah”. Maka berjalanlah manusia hingga waktu Ashar hamper habis. Sebagian sahabat tidak shalat di perjalanan karena menaati perintah Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam tersebut walaupun dengan konsekuensi kehabisan waktu ashar dan mengatakan,” Kita tidak akan shalat hingga sampai ke tempat tujuan.” Yang lain berkata, “Tidak, kita shalat dulu, beliau tidak bermaksud seperti itu.” Kabar inipun sampai kepada Rasulullah dan beliau tidak menyalahkan seorang dari mereka ( H.R. Bukhari ). Satu hal yang menarik adalah bahwa Imam Ali A.S ada dalam kelompok sahabat tersebut. Dan beliau pasti memilih salah satu dari dua pendapat tersebut. Andaikan Ijtihad yang berbeda dengan pendapat Imam Maksum dilarang, sudh tentu kelompok yang berbeda dengan pendapat Imam Ali A.S mendapat teguran atau kecaman, baik dari Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam maupun dari Imam Ali A.S. Tapi ternyata tidak ada satu pun riwayat kecaman tersebut.
    2. Saat Imam Ali A.S bersengketa dengan salah seorang kafir dzimmi tentang baju besi, beliau berbeda pendapat dengan hakim tang beliau angkat sendiri, yaitu Qadhi Syuraih. Imam Ali berpendapat bahwa Imam Hasan dan Imam Husain boleh menjadi saksi untuk beliau tentang masalah ini. Namun Qadhi Syuraih berpendapat bahwa kesaksian anak untuk orang taunya tidak boleh. Dalam hal ini, Qadhi Syuraih bukan hanya berbeda pendapat dengan Imam Ali A.S, tapi juga dengan kedua Imam yang lain. NamunImam Ali A.S tidak mencela ijtihad Qadhi Syuraih dan bahkan menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Andaikan ijtihad yang berbeda dengan Imam maksum dikutuk dn haram, sudah tentu Imam Ali A.S sudah memperingatkan Qadhi syuraih dalam masalah ini.
    Dari sini, maka menurut saya, Abu Bakar R.A hanya melaksanakan kewajibannya untuk menaati apa yang diyakini dan didengar dari Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam.
    Jika dikatakan siapa yang benar dalam masalah ini ? Maka sikap saya adalah sebagaimana sikap Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam dalam menghadapi kasus shalat Ashar pasukan khandaq di atas. Beliau membenarkan semuanya. Bagi saya, Sayyidah Fatimah A.S pasti benar, Abu Bakar juga benar. Sebagaimana juga ketika Nabi Sulaiman A.S berbeda pendapat dengan Nabi Dawud A.S. Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Ada dua orang wanita masing-masing dengan anaknya. Datanglah seekor serigala dan mencuri anak salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lain, ‘Serigala itu mencuri anakmu.’ Yang lain menjawab, ‘Anakmulah yang dicuri oleh serigala.’ Keduanya mengadukan hal itu kepada Dawud, maka Dawud memutuskan anak itu milik wanitayang lebih tua. Keduanya pergi kepada Sulaiman dan menyamapkan hal itu. Sulaiman berkata, ‘Ambillah untukku pisau. Aku akan membelahnya untuk mereka berdua.’ Wanita muda berkata, ‘Jangan, semoga Allah merahmatimu. Anak ini adalah anaknya.’ Maka Sulaiman memutuskan anak ini adalah anak si wanita muda.”
    ( H.R Bukhari ). Di sini Nabi Dawud A.S memutuskan berdasarkan ketentuan2 peradilan secara fisik, sedangkan Nabi Sulaiman A.S memutuskan berdasarkan firasat. Menurut saya, Nabi Daud pun sebenarnya memiliki firasat yang sama, namun dalam hal ini beliau mengikuti prosedur peradilan yang ada.

    Tentang kemarahan Sayyidah Fatimah A.S, maka saya katakan bahwa apa yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah R.A hanyalah berdasarkan apa yang beliau ketahui. Sedangkan riwayat yang meriwayatkan bahwa Abu Bakar R.A meminta maaf kepada sayyidah Fatimah, walaupun hadist ini mursal, namun menurut Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad hadist mursal tokoh2 besar yang hanya meriwayatkan hadist dari orang jujur, seperti Syi’bi dinilai shahih. Dan ini lebih dekat dengan akhlaq Abu Bakar dan Sayyidah Fatimah A.S. Perlu saya sampaikan di sini, Abu Bakar meminta maaf bukan karena pendapatnya salah, tapi beliau merasa bersalah karena merasa cara penyampaian keputusan beliau kurang tepat secara adab.
    Tentang khumus..apa yang dipermasalahkan ? Saya Syiah kok..

  193. Maaf..saya agak lama menanggapi karena menyesuaikan diri dengan kesibukan. Semoga Allah menerangi kegelapan dalam hati kita semua..Amien..

  194. @Deskov
    Yang menjadi masalah dan terasa anda hanya membabi buta, adalah karena anda tidak mengikuti kaidah ilmiah. Anda memaksakan satu dalil (yang bisa saja tidak sahih ataupun bisa ditafsirkan berbeda) kemudian mengorbankan banyak dalil lainnya.
    Berulang kali dari mereka yang ada disini mengajukan baik nash2/dalil2 keutamaan Sy Fatimah, dan juga banyak dalil logika yang disampaikan namun anda abaikan, bahkan sama sekali anda tidak tanggapi.
    Akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa anda tidak sanggup menjelaskan/menanggapi sanggahan2 tsb, dan hanya bermaksud memaksakan kehendak anda.

    Salam damai.

  195. @aldj
    Iya, sedikit maksa, soaloya belum pernah mendpt jwbn yg memuaskan dr pendukung abu bakar, jadinya msh penasaran.
    @deskov
    Dr kmn mas saya masih bisa kompromi, maksudnya bisajadi abu bakar benar dlm menyampaikan hadis yg beliau dengar. Masalahnya pada saat beliau bertentangan (berbeda) dg sy fatimah. Apakah beliau sesudahnya meminta maaf ataupun dimaafkan itu gak sy permasalahkan.
    Menurut pemikiran sy yg awam, jika yg disampaikan abu bakar benar maka Rosul sudah salah orang, berdasarkan matannya (nabi tdk meninggalkan warisan) bukankah ia berkaitan dg ahli waris nabi.
    Bukankah nabi adalah org pertama yg menjalankan hukum2 alquran? Bagaimana mungkin beliau mengajarkan umat utk berwasiat kpd keluarganya sementara beliau sendiri tdk memberikan wasiat ttg waris kpd ahli warisnya?
    Btw saya sunni koq!

  196. Islam adalah agama yang sempurna yang dibawakan oleh seorang yang sempurna.
    Salah satu dari kesempurnaan dari Islam adalah, bahwa Islam mengatur sistem warisan dan wasiat sebaik mungkin dan detil agar terhindarkan hal2 yang mudharat (misalnya saling klaim antara ahli waris).
    Dengan ajaran/syariat (Islam) yang begitu sempurna dan idsampaikan oleh seorang yang sangat sempurna, bagaimana mungkin malah jebloknya ajaran tsb pada diri Beliau sendiri.. Astagfirullah. Yaa Allah hamba berlindung dari sikap kurang ajar thd Rasul-Mu.

    Salam damai.

  197. Jika perbuatan Abubakar dalam hal Tanah Fadak yg membuat Fatimah marah, pengambilalihan kekhalifahan dari hak Imam Ali dengan kukuh dibenarkan, maka sy skrg percaya bahwa para salafy dan nashibi memang meyakini tokoh yg satu ini adalah maksum.

    Jika para salafy dan nashibi dgn kukuh mengatakan Nabi saw tdk pernah menyampaikan wasiatnya kepada anak-anaknya dan tdk pernah menunjuk penggantinya sepeninggalnya untuk bersanding dgn Alquran, maka sy skrg percaya bahwa para salafy dan nashibi memang telah dengan sengaja mengitikadkan mengurangi kemuliaan Nabi saw.

    Jika perbuatan Umar dalam hal Kamis Kelabu yg akhirnya membuat Nabi saw gusar, serta persengkongkolannya dalam pengambilalihan kekhalifahan dianggap benar, maka sy skrg percaya bahwa memang tokoh yg satu ini pun adalah maksum.

    Jika para salafy dan nashibi kukuh mengatakan bahwa Nabi saw sedang meracau dan tdk bisa dipegang omongannya utk menulis wasiat di peristiwa Kamis Kelabu, maka sy skrg percaya bahwa para salafy dan nashibi memang telah dengan sengaja merendahkan kedudukan Nabi saw.

    Jadi ucapan yg keluar dari bibir mrk bahwa hanya Nabi saw yang maksum dan para sahabat tdk maksum adalah ucapan manis yg hanya penuh dgn kebohongan.
    Huh…! Menista mazhab lain dan memfitnahnya bukan Islam, padahal mazhab mrk menunjukkan kekurangajaran thd Nabi Muhammad saw, nabi yang kemuliaannya telah diakui oleh seluruh mazhab. Entah apa yg ada di kepala mrk mengenai Abubakar & Umar? Entah apa yg ada di kepala mrk mengenai Nabi saw?

    Jika pelanggaran2 serius yg dilakukan oleh kedua tokoh ini dianggap benar, maka sdh tdk ada lagi kemungkinan kekeliruan yg dilakukan oleh mrk selanjutnya. Maka maksumlah mrk.

    Salam

  198. @armand
    Mngapa anda baru sekarang percaya Abubakar dan Umar MAKSUM?
    Mdmang mereka yang maksum tidak pernah berbuat SALAH.
    Sedangkan menurut mereka Rasul manusia biasa bisa berbuat SALAH, LUPA dlsb.
    Sedangkan mereka tsb diatas tidak pernah berbuat salah. Jadi siapa yang MAKSUM?
    Salam damai Wasalam

  199. @chany

    Gaya bahasa 🙂

  200. @truthseeker 08
    Di sinilah salah satu contoh titik kelemahan metode berfikir salafy. Karena terlalu bernafsu membela para “sahabat” idolanya, akhirnya pembelaan membabibuta mereka malah berujung pada penistaan thd kesempurnaan dan kemuliaan Nabi SAW. Yg masih menjadi pertanyaan saya dlm hati, sebenarnya mereka sadar nggak sih dg konsekuensi logis dari metode berfikir yg mereka lakukan selama ini?

    @armand
    Karena tdk bisa bersikap proporsional akibatnya salafy terjatuh pada sikap “ghuluw”. Sahabat idola mereka yg jelas tidak maksum mereka “naikkan derajat”nya menjadi selalu benar (maksum?) meski sikap dan pendapat idola mereka itu berseberangan dg Ahlul Bait as yg maksum, dan otomatis secara bersamaan tindakan salafy ini berarti “menurunkan derajat” Ahlul Bait as yg maksum menjadi tidak maksum. Kacau balau bukan? Sebenarnya kasihan para salafy wa nashibi itu, sudah berapa kali bung SP menyentil mereka dalam artikel2nya tapi kok nggak nyadar2 ya?

  201. # في قلو بهم مرض فزادهم الله مرضا #

  202. @Bl
    Siapakah kira2 yang munafik mr BL? Sehingga Allah menabahkan penyakit didalamnya?

  203. Saya tdk akan menunjuk orang, yg pasti adalah org yg mendustakan (tahu sesuatu itu benar tp tdk membenarkan bahkan sebaliknya), sebagaimana kelanjutan ayatnya.
    ولهم عذاب اليم # بما كانو يكذبون‎ ‎#
    Keberanian seseorang mendustakan sebuah kebenaran akan menyebabkan ianya mendustakan kebenaran2 yg lain. Dan berlanjut, bertambah sampai ianya menjadi pembenci kebenaran.
    نعوذ بالله من ذالك

  204. jika keadaan umat dan Islam itu sendiri kini terpecah belah dan terus mengalami kemunduran, mayoritas sdh kehilangan rasa percaya diri, terjajah baik pisik dan ekonomi, terbelakang dan menjadi warga dunia no.4, semua itu akibat dari ulah mereka para sahabat yg telah berani merubah hukum Islam tanpa hak…merampas hak ahlulbayt Nabi Saww sbg khalifatullah…….so keadaan umat sekarang yg menyedihkan, janganlah salahkan umat yg sekarang tapi akibat perbuatan segelintir orang2 yg justru terlanjur telah kita sanjung2 sebagai sahabat utama Nabi Saww yg telah mengambil keputusan yg berlawanan dg AMANAH/Sunnah Nabi Saww hingga berakibat FATAL bagi keberlangsungan kehidupan Umat di dunia

  205. @BL
    sebenarnya tdk masalah anda menunjuk orangnya,asal semua berdasarkan dalil2 yg kuat,
    toh mereka adalah bag n pelaku sejarah,ketika mengaburkan prilaku seseorang artinya jg mengaburkan sejarah.
    membuka sejarah dgn sebenar2nya memang akan berakibat terungkapnya keutamaan n kesalahan dr pelaku2 sejarah.
    Kita sbagai ummat sekarang harus obyektif dlm menilai utk mendapatkan hikmah dr sejarah tsb.
    keutamaan mereka kita jdkan panutan sedangkan kesalahan mereka kita jd kan pelajaran.tp dgn cara yg benar,yaitu bukan mencela,mencaci ataupun menghujat.
    semua kita serahkan ke allah n rosulnya

  206. @hiroali
    Apakah jika shahabat patuh dan tdk terjadi perpecahan umat maka umat islam sekarang tdk terpecah belah dan unggul?
    Saya kira itu sunnatullah, suatu saat umat akan jauh dr nilai2 agama, saat2 dimana imam al mahdi akan datang.
    Buat sy perpecahan umat merupakan cobaan buat kita semua yg pasti terjadi (hadis iftiraq) tinggal bagaimana kita menyikapi dan menempatkan diri. Apakah kt akan menggunakan akal kita utk mencari kebenaran, atau kita cukup ikut2an dan berkata “قالو وجدنا عليها ‏أبآءنا”
    Btw sy blm tahu status hadis iftiraq, buat bung SP tolong dong dikupas!

  207. @aldj
    Aduh mas/mba?, saya ini masih awam ttg ilmu hadits, Saya masih belajar mas (makanya sering mampir sini).
    Saya disini belajar, membaca, mencerna, mengambil kesimpulan awal, mengambil sikap awal (pro kontra) dan mencari pembanding. Bahasa mudahnya sy ingin mengatakan “sy meyakini A benar menurut keilmuan saya, sy akan mencari argumen lain utk mematahkan keyakinan saya agar sy yakin bhw keyakinan sy benar”
    So disini sy lebih suka jadi penanya saja.

  208. @BI
    Kalau dilihat dari ayat yang anda bawakan menurut saya ayat ke 10 msh blm mantap. Lanjutkan sampai ke 14. Sehingga bisa diketahui yang anda maksudkan.
    Penjelasan anda untuk hiroali saya sependapat. Itumerupakan sunatullah.
    Anda bertanya bagaimana kalau ada kepatuhan
    Dan pasti tidak akanada kepatuhan. Karena An-‘am 65.
    Karena kecntaan Rasul kepada umatnya maka beliau memberikan alternatif, mengajak umat ini agar tidak sesat. Salam damai wasalam

  209. @chany
    Sampai 20 lebih mantap.
    Kalau gak salah pernah denger krg lebih siapa yg hafal (dr kt حفظ‎ = ngrekso/menjaga baik bacaan, makna dan pengamalan) al baqarah maka dijaga dr kemunafikan.

  210. @BI
    Benar yang anda katakan. Dimulai dar Wal ladzina kafaru sampai dengan ayat 20. Yang berakibat pada KHATAMULLAH ALA QULUBIHIM….Insya Allah kita dijauhi dari sifat2 ini Amin. Wasalam

  211. @BL,

    Saya tdk akan menunjuk orang, yg pasti adalah org yg mendustakan

    Good…Setuju..!!

    @Hiroali

    semua itu akibat dari ulah mereka para sahabat yg telah berani merubah hukum Islam tanpa hak…merampas hak ahlulbayt Nabi Saww sbg khalifatullah…….so keadaan umat sekarang yg menyedihkan, janganlah salahkan umat yg sekarang

    Pertama adalah bahwa mengkaitkan kondisi sekarang dengan kejadian masa lau adalah suatu yang muskil pastinya, itulah hanyalah rekaan kita saja. kehidupan begitu komplex untuk disederhanakan spt itu..
    Kedua: Hidup adalah pilihan selama masih ada kebaikan maka masih ada pilihan bagi kita. Kenyataannya adalah dengan kondisi masa lalu spt itu tetap saja ada mereka yang masih “di jalan yang benar” koq. Jangan2 anda nanti menyalahkan penciptaan Iblis?..;)
    Kejahatan dan keburukan di dunia akan tetap ada dan itu bagian dari ujian bagi kita.

    @aldj

    sebenarnya tdk masalah anda menunjuk orangnya,asal semua berdasarkan dalil2 yg kuat,
    toh mereka adalah bag n pelaku sejarah,ketika mengaburkan prilaku seseorang artinya jg mengaburkan sejarah.

    Dalil yang kuat?? hehe..setiap orang mengklaim dalilnya kuat. Kita selamanya akan terjebak dalam subjektivitas koq.
    Apap perlunya kita menyebutkan/menyimpulkan (mengelompokkan) mereka jika sejarah sudah banyak bicara.
    Apakah dengan kita tdk menyebutkan maka sejarah menjadi kabur… hehehe.. :mrgreen:
    Sejarah sudah mencatat, apa kuatnya dugaan2 kita, malah akan mengaburkan sejarah. Sejarah adalah harus sedekat mungkin kpd fakta, jika sudah dicampur adkkan dengan pertimbangan2 dan analisa kita itu malah mengaburkan sejarah.
    Menurut syi’ah tafsir atas sejarah oleh salafy mengaburkan sejarah.
    Menurut salafy tafsir sejarah oleh syi’ah mengaburkan sejarah.
    Khan akn muter2 disini.
    Sejarah harus sesedikit mungkin dikaburkan oleh tafsir dan pertimabngan, dan sebanyka mungkin menampilkan fakta

    Salam damai.

  212. @truthseekers
    kt anada:
    Dalil yang kuat?? hehe..setiap orang mengklaim dalilnya kuat.
    kt sy:
    sangat jarang ditemui perbedaan yg ke dua2nya memiliki dalil yg kuat,mungkin anda bisa beri contoh
    kt anda:
    Kita selamanya akan terjebak dalam subjektivitas koq.
    kt sy:
    tdk jg.. selama kita bisa menerima suatu perbedaan,n bisa menghargai suatu argumen yg jujur
    kt anda:
    Apap perlunya kita menyebutkan/menyimpulkan (mengelompokkan) mereka jika sejarah sudah banyak bicara.
    kt sy:
    sejarah sdh banyak bicara,tp sedikit yg mengetahui
    kt anda:
    Apakah dengan kita tdk menyebutkan maka sejarah menjadi kabur… hehehe..
    kt sy:
    sdh terbukti iya,banyak yg tdk mengetahui bhwsanya yg mengatakan rosul meracau adalah umar,krn bukhari tdk menyebut nama,ummat sdh terlanjur mengidolakan tokoh ini,sehingga ketika dibuka,mereka kaget n menolak,lalu memvonis,bhw ada sekolompok aliran menghujat sahabat.
    n banyak lg contoh2 riwayat yg menjd kabur dikarnakan hal tsb.
    kt anda:
    Sejarah sudah mencatat, apa kuatnya dugaan2 kita, malah akan mengaburkan sejarah.
    kt sy:
    dugaan..?yg benar sj…
    kt anda:
    Sejarah adalah harus sedekat mungkin kpd fakta, jika sudah dicampur adkkan dengan pertimbangan2 dan analisa kita itu malah mengaburkan sejarah.
    kt sy:
    he..he..he.. sejarah bukan harus sedekat mungkin dengan fakta,tp sejarah harus merupakan fakta.
    kt anda:
    jika sudah dicampur adkkan dengan pertimbangan2 dan analisa kita itu malah mengaburkan sejarah.
    kt sy:
    Analisa sah2 sj tp utk lebih mendekatkan kita dgn sejarah n utk mempermudah pemahaman kita.tp bkn utk merubah sejarah yg ada.
    kt anda:
    Menurut syi’ah tafsir atas sejarah oleh salafy mengaburkan sejarah.
    Menurut salafy tafsir sejarah oleh syi’ah mengaburkan sejarah.
    Khan akn muter2 disini.
    kt sy:
    sekali lg tdk masalah dgn perbedaan asal tafsir tsb berdasar kejujuran,
    n tdk perlu muter2,masing2 dgn keyakinannya.
    klu masing2 berdasarkan kejujuran,tdk perlu ada saling klaim,tp masing2 harus bisa menghargai.
    persoalannya ummat ini sebagian tdk bisa menerima perbedaan tsb,lalu terjd saling menghujat/mengkafirkan gol lain.
    jgn krn sifat2 buruk tsb,lalu kita mencoba utk menyembunyikan sejarah.
    kt anda:
    Sejarah harus sesedikit mungkin dikaburkan oleh tafsir dan pertimabngan, dan sebanyka mungkin menampilkan fakta
    kt sy:
    uuhh.. ini kalimat yg mengerikan..!!
    sedikit..??
    seberapa itu sedikit ?
    apa selama ini sedikit? pdhal akibatnya besar?
    sedikit sj anda mengaburkan keutamaan ahlulbait akibatnya besaaar….

    salam

  213. Kenapa sy tdk mau menyebut nama?
    Bagi sy munafik adalah sifat yg berkaitan dg hati yg tdk bisa dinilai dr dzohirnya sj dan hanya Allah yg tahu dan org2 yg dikasih tahu.
    Bahkan bs jadi org yg kafir ahir hidupnya jd mu’min dan husnul hotimah tanpa ada yg tahu selain Allah (sy pernah dgr kisah Nabi Musa disuruh mengurus jenazah org yg dianggap paling bejat).
    Begitu pula sebaliknya (kisah sahabat pemberani yg mati dimedan perang sampai sahabat lain terkagum2 dan iri pdnya, tp rosul menyatakan ia masuk neraka).
    Bukankah Allah sdh menyatakan dlm Quran لا تعلمهم نحن نعلمهم
    (Attaubah) juga dlm al hujurat عسي أن يكونوا خيرا منهم
    Bukankah bertaqiyah dibolehkan dlm islam pd kondisi2 ttt.
    Dan buat sy tidak bs satu perbuatan yg mengindikasikan sifat munafik dapat menjadi justifikasi utk menvonis seseorang sbg munafik.
    Ah sayapun tdk menutup2i kalau sy (mungkin jg yg lain) pernah melakukan perbuatan2 munafik (jika berkata dusta, berjanji tp ingkar, jd diamanahi berkhianat ->hadits?).
    Buat sy lebih aman mengatakan misal si A pernah berbuat begini dasarnya ini, dan perbuatan begitu adalah perbuatan munafik (lumrahnya manusia bs salah). Tanpa harus menyimpulkan si A itu munafik (cukup perbuatan si A yg spt itu munafik), ringkasnya menyandarkan sifat munafik pd perbuatannya bukan pd org/pelakunya.
    Itu menurut saya pribadi lho.
    Mohon dikoreksi jika salah.

  214. @BL
    singkatnya mungkin sy bisa beri argumen
    munafik pd zaman rosul terungkap setelah wafat rosul.ini sesuai dgn hadits rosul.jd posisi mereka bukan lg munafik,krn sdh terungkap
    tp menurut sy tdk terlalu penting kita katakan mereka2 yg menentang ahlulbait adalah munafik,yg penting bhw terungkapnya sejarah ada orang2 yg menentang n memusuhi ahlulbait.
    buat ummat sekarang adlh hikmah,mana yg pantas menjd panutan,
    “bertaqwalah kalian dgn sebenar2nya taqwa”
    artinya sih…tinggalkan yg lain n jgn tanggung2 pegang quran n ittrati ahlulbaiti(rosul) aja.

  215. @neon
    Bagaiamana pendapay anda atas QS At-Taubah ayat 7 s/d 10. Menurut para ahli tafsir bahwa ayat 7 mengenai perjanjian perjanjian adalah PERJANJIAN HUDDAIBIAH. Tapi menurut saya perjanjian tsb bukan perjanjian Huddaibiah. Karena perjanjian Huddaibiah terjadi diluar Mekkah sblm Fath Mekkah. Sedangkan dalam ayat tsb disebut disekitar/dekat Masjidil Haram Dan merupakan perjanjian KHUSUS. Wasalam

  216. @BL
    Maaf saya salah alamat. Komentar saya diatas untuk anda. Wasalam

  217. @aldj
    “munafik pd zaman rosul terungkap setelah wafat rosul.ini sesuai dgn hadits rosul.jd posisi mereka bukan lg munafik,krn sdh terungkap”

    Saya koq belum mudeng dg penjelasan mas, bs lebih diperjelas?

    @chany
    Maaf saat ini sy blm bs kasih komentar krn tdk ada sumber rujukan (adanya quran, coz lg di t4 mertua utk urusan yg lumayan lama).
    Mungkin mas SP atau yg lain bisa sharing disini.

    @SP
    Buat mas SP yang baik (ngrayu nih…)Tolong hadis iftiraq dikupas dong. Soalnya hadist ini seringkali menjadi senjata untuk melegitimasi golongan tertentu.

  218. BL & Truthseeker :
    Ketika Rasulullah SAW mengurangi sebagian hak keluarganya, maka hal tsb buknlah sebuah kedzaliman. Tapi bagian dari tarbiyyah/pendidikan. Hal yang sama terjadi ketika pasca perang Hunain. Semua sahabat sebenarnya berhak untuk mendapatkan pampasan perang/ghanimah. Namun oleh Rasulullah SAW, para sahabar senior, speerti kaum Anshar tidak diberi pampasan ini. Justru yang diberikan pampasan lebih banyak adalah para muallaf. Tujuan dari keputusan ini sudah jelas, yaitu untuk memantabkan hati para muallaf dan mendidik kaum anshar agar tidak matre.
    Kasus yang lain terjadi pada Sayyidah Fatimah A.S. Beliau pernah meminta kepada Rasulullah SAW agar diberi pembantu unjtuk meringankan pekerjaan rumah tangga beliau. Namun permintaan ini tidak diterima oleh Rasulullah SAW. Sebagai gantinya, Rasulullah SAW mengajari Sayyidah Fatimah rangkaian dzikir yang kemudian dikenal dengan dzikir Fatimah. Mengapa Rasulullah SAW menolak permintaan puteri yang beloau sayangi,padahal Rasulullah SAW tidak pernah menolak permintaan siapapun dari umatnya ? Sudah tentu hal ini sebagai bagia dari pendidikan agar Sayyidah Fatimah mendapatkan kemuliaan sebagai wanita utama di sisi Allah atas segala kesabaran beliau dalam menempuh berbagai kesulitan.
    Demikian juga dengn kasus Fadak. Ketentuan Al Qur’an sudah jels dalam masalah waris. Namun, sebagaimana riwayat Khalifah Abu Bakar, Rasulullah SAW melakukan pengecualian terhadap puteri beliau sendiri, Fatimah A.S. Hal ini sebagai pendidikan kepada seluruh muslim agar mereka meneladani kesederhanaan dan kesabaran Ahlul Bait A.S. Jadi takhsis ( pengecualian ) yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bukan hal yang baru. Dan semuanya memiliki makna agung dan mulia.

  219. @deskov

    apapun dalih yang anda kemukakan itu tidak nyambung dengan peristiwa Fadak karena sebagimana diketahui Sayyidah Fathimah malah bersikap marah dan mendiamkan Abu Bakar selama 6 bulan. Kalau anda bilang tarbiyah lantas mengapa Sayyidah Fathimah bersikap seperti itu. Lagipula siapa Abu Bakar sehingga diposisikan sebagai orang yang mentarbiyah Sayyidah Fathimah, sangat sangat terbalik. Tarbiyahnya Rasulullah SAW kepada putrinya sudah sangat baik dan tidak perlu ada tarbiyah dari orang lain. Kemudian kalau anda mau mengatakan Rasulullah SAW ingin mentarbiyah putri Beliau SAW dalam soal Fadak ini maka mengapa Rasulullah SAW tidak menjelaskan atau memberitahu kepada Sayyidah Fathimah kalau Nabi SAW tidak mewariskan. Seandainya Nabi SAW memberitahu Sayyidah Fathimah AS maka sudah pasti Sayyidah Fathimah AS akan mematuhinya dan menunjukkan sikap yang berbeda. Kami pribadi sudah lama mencari penafsiran terbaik soal Fadak ini dan hasilnya adalah Abu Bakar keliru dan Sayyidah Fathimah lah yang benar. Penafsiran anda itu hanya membela Abu Bakar tetapi menempatkan sesuatu yang tidak baik pada Sayyidah Fathimah AS dan ini sudah sangat cukup untuk menyatakan kalau anda keliru. Apa menurut anda Abu Bakar tidak bisa keliru? akui sajalah kalau Abu Bakar bisa salah :mrgreen:

  220. @deskov
    Gak nyambung dan tambah ngawur.
    Jawab saja yang runut tanggapan saya.
    Mestinya dengan reputasi pendidikan anda, anda mestinya paham bagaimana menjawab tanggapan saya sebelumnya.
    Sepertinya tidak mungkin (dengan reputasi anda) tidak bisa menangkap point dari tanggapan saya sebelumnya.

    Salam damai.

  221. @ truthseeker
    Wajar aja lah si deskov itu ngawur karena pendidikannya ngawur. Dia tuh gertak aja tuh, paling pendidikannya di emperan/kaki lima.

  222. @Deskov
    Lagi2 belum mendapat jawaban yg memuaskan dari pro Abu Bakar.
    Padahal pingin banget dpt info dalil yg meringankan Abu Bakar, misal pengakuan taubat dan permohonan maaf Abu Bakar.
    …Kecewa lagi deh.

    @all
    Mohon info tempat2 diskusi yg asik yang sekelas blognya mas SP (kritis, obyektif dan apa adanya). Buat nambah ilmu dan wawasan.
    Thanx b4.

  223. @deskov
    masya allah…klu anda mengaku pengikut ahlulbait maka otak anda sdh kebalik dgn argumen sprt itu.tp sy anggap anda wahabi,krn anda jahil.
    klu hal itu tarbiyah dr rosul,maka artinya anda mengatakan bhw fatimah menentang rosul,krn beliau tdk tidak menerima keputusan yg diambil ttg fadak tsb.

    @SP n truth seekers 08
    menurut sy @deskov cuma mau cari2 kekurangan ahlulbait dan mempertahankan pemujaannya trhdp abubakar,dan dgn pemujaannya tsb @deskov tdk perduli apakah dia telah menghina rosul n ahlulbaitnya.
    semua dalil sdfh diberikan,tp fanatik butanya trhdp abubakar n umar membuat dia jd ngawur bin jahil

  224. @deskov
    OMONG KOSONG apa yang anda sampaikan. Kalau menjawab pikir dulu. Jangan ASBUN.. Apa yang dijelasakan SP sudah sangat tepat. Bagi orang berakal sdh lansung mengiakan. Apakah masuk akal anda Syaidati Fatimah as menuntut sesuatu yang tidak pernah ada?
    Dan anda katakan Rasul tidak memberi apa yang diminta Syaidati Fatimah as yakni pembatu tapi memberikan dzikir utk mendidik Syaidati Fatimah.
    Rasulullah memberikan dzikir jauh lebih bernilai daripada 100 pembantu. Rasulullah bukan mendidik Syaidati Fatimah. Tetapi mendidik semua Sahabat dan umat sekarang. Tremasuk Abubakar dan Umar agar mereka mengetaui bahwa Allah adalah Pembantu terbaik. Disamping itu sebagai cambuk bagi mereka. Se-akan2 Rasul mengatakan, “Bantuan kamu semua tidak ada artinya. Allah yang Membantuku.

  225. Gini nich tipical Syi’ah, kalau ada yg beda dengan keyakinan mereka pada ngroyok! jelas Abu Bakar hanya mengikuti rasul dan diakui oleh Imam Ali sendiri, jika Fatimah marah mungkin saja beliau belum mengetahui hal itu, syayidah Fatimah bisa aja keliru.

  226. @paiman
    kan si@deskov ngaku syiah,jd kan ga beda,atw anda tau siapa sebenarnya @deskov?
    lgian ga ada mslh dikeroyok atw tdk,klu yg ngeroyok salah tunjukan salahnya.andakan lihat sendiri tulisan @deskov main loncat,n klu argumennya dipatahkan pake ilmu ngacir, lalu buat masalah baru.tp syg argumennya ngawur
    oh ya,yg ngeroyok bkn cuma syiah,ahlusunnah jg ada.
    Apa anda ga bc jg tulisannya bhw riwayat2 shahih sunni jg katanya kemasukan faham yahudi

  227. @paiman
    Anda bermuka deskov atau syiah ali sama saja. Lebih baik Dasamuka aja.
    Anda memang NGAWUR. pakai kata MUNGKIN lagi anda sangka mereka sama dengan anda. Jauh api dari panggang.

  228. berani sumpah bahwa ane beda ama deskov, tapi ane yakin bgt chany and aldj itu adalah orang yg sama. dasar bermuka dua!

  229. @paiman
    he..he,,he,, anda salah, sebagian pengunjung disini jg tau siapa @aldj n siapa @chany,
    sy kan cuma nanya apa anda tau siapa @deskov,krn anda langsung memposisikan @deskov berfaham sprt anda,pdhal @deskov sll mengatakan dirinya syiah.
    tp klu anda tdk mengetahui ya tdk apa2.
    tp intinya argumn anda kan jg sama2 ngawur

  230. @paiman

    Gini nich tipical Syi’ah, kalau ada yg beda dengan keyakinan mereka pada ngroyok!

    saya tekankan Mas, perbedaan pendapat disini dalam hal membela Sayyidah Fathimah AS bukanlah monopoli Syiah. Saya sendiri sebagai orang yang bukan Syiah telah membela Sayyidah Fathimah. Dan pada dasarnya tidak ada istilah main keroyok, mereka komentator lainnya merespon sesuai dengan apa yang mereka baca, bisa saja atau mungkin saja diantara mereka ada yang syiah atau bisa saja tidak ada. Yang saya tangkap adalah mereka punya semangat dalam membela Ahlul Bait.

    jelas Abu Bakar hanya mengikuti rasul dan diakui oleh Imam Ali sendiri, jika Fatimah marah mungkin saja beliau belum mengetahui hal itu, syayidah Fatimah bisa aja keliru

    Anda silakan pilih penafsiran anda karena itu semua tergantung dari dalil atau keyakinan anda sendiri. Imam Ali sendiri dalam hal ini sependapat dengan Sayyidah Fathimah. Bagi saya, Sayyidah Fathimah adalah Ahlul Bait yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis Tsaqalain sebagai yang harus dipegang teguh atau berpedoman kepadanya agar tidak sesat. Jadi menyatakan Sayyidah Fathimah AS keliru adalah suatu kesalahan.

    berani sumpah bahwa ane beda ama deskov, tapi ane yakin bgt chany and aldj itu adalah orang yg sama. dasar bermuka dua!

    Oh gak usah bersumpah kok. Saya pribadi punya dugaan tersendiri dalam masalah ini, karena cukup mudah untuk mengetahui apakah dua komentator dengan nickname yang berbeda adalah satu orang atau bukan. Jadi nyantai sajalah, gak perlu bersumpah. Nikmati saja diskusinya dengan baik 🙂

  231. @payman
    “Gini nich tipical Syi’ah, kalau ada yg beda dengan keyakinan mereka pada ngroyok!”
    Kalau memang benar kenapa takut?
    Mau sekampung kek, sedunia kek kalau yakin kebenarannya maka pegang keyakinan kita sekuat2nya dan pertahankan semampunya.
    Kalau sudah terbukti ada yg lebih benar buat apa ngeyel?

  232. saya rasa bukan masalah Abu Bakar dan Siti Fatimah tetapi ini masalah syiah itu sendiri, Ketika Siti Fatimah di sakiti Abu Bakar dan dianiya Umar Khatab, kemana Ali bin Abi Thalib yang perkasa pembela kebenaran? kenapa juga malah membantu pemerintahan 2 khlifah di atas dan mau di baiat oleh mereka? apakah dimata orang syiah Ali bin Abi Thalib hanya sekedar tokoh wayang? atau labih kasar lagi seperti kambing congek? kalau Az Zahra membenci Abu Bakar, kenapa juga cucu Az Zahra bernama Abu Bakar? kontradiktif!!

  233. Keterangan dalam Mushannaf Abdur Razak dapat menjadi tambahan ilmu, di antaranya disebutkan sebagai berikut;
    فَلَمْ تُكَلِّمْهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى مَاتَتْ
    “Lalu ia [Fatimah] tidak berbicara dengannya tentang hal itu [tanah Fadak] hingga beliau wafat…”

    Kesimpulan dari sini: Sikap diam Fatimah terbatas pada perkara Fadak saja.

    Selanjutnya, setelah jenazah Fatimah dikuburkan, Ali meminta Abu Bakar mendatanginya. Keterangannya adalah keterangan berikut:

    فَلَمَّا رَأَى عَلِيٌّ انْصِرَافَ وُجُوهِ النَّاسِ عَنْهُ [ص:473]، أَسْرَعَ إِلَى مُصَالَحَةِ أَبِي بَكْرٍ فَأَرْسَلَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ: أَنِ ائْتِنَا وَلَا تَأْتِنَا مَعَكَ بِأَحَدٍ – وَكَرِهَ أَنْ يَأْتِيَهُ عُمَرُ لِمَا يَعْلَمُ مِنْ شِدَّتِهِ – فَقَالَ عُمَرُ: لَا تَأْتِهِمْ وَحْدَكَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَاللَّهِ لَآتِيَنَّهُمْ وَحْدِي، وَمَا عَسَى أَنْ يَصْنَعُوا بِي؟ قَالَ: فَانْطَلَقَ أَبُو بَكْرٍ فَدَخَلَ عَلَى عَلِيٍّ وَقَدْ جَمَعَ بَنِي هَاشِمٍ عِنْدَهُ، فَقَامَ عَلِيٌّ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ، يَا أَبَا بَكْرٍ فَإِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنَا أَنْ نُبَايِعَكَ إِنْكَارٌ لِفَضِيلَتِكَ، وَلَا نَفَاسَةٌ عَلَيْكَ بِخَيْرٍ سَاقَهُ اللَّهُ إِلَيْكَ، وَلَكِنَّا نَرَى أَنَّ لَنَا فِيَ هَذَا الْأَمْرِ حَقًّا، فَاسْتَبْدَدْتُمْ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ: ثُمَّ ذَكَرَ قَرَابَتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَقَّهُمْ، فَلَمْ يَزَلْ يَذْكُرُ ذَلِكَ حَتَّى بَكَى أَبُو بَكْرٍ، فَلَمَّا صَمَتَ عَلِيٌّ تَشَهَّدَ أَبُو بَكْرٍ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ، فَوَاللَّهِ لَقَرَابَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْرَى إِلَيَّ أَنْ أَصِلَ مِنْ قَرَابَتِي، وَاللَّهِ مَا أَلَوْتُ فِي هَذِهِ الْأَمْوَالِ الَّتِي كَانَتْ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ عَنِ الْخَيْرِ، وَلَكِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، وَإِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْمَالِ» وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أَذَكَرُ أَمْرًا صَنَعَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ، إِلَّا صَنَعْتُهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ [ص:474]. ثُمَّ قَالَ عَلِيٌّ: مَوْعِدُكَ الْعَشِيَّةُ لِلْبَيْعَةِ، فَلَمَّا صَلَّى أَبُو بَكْرٍ الظُّهْرَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ ثُمَّ عَذَرَ عَلِيًّا بِبَعْضِ مَا اعْتَذَرَ بِهِ، ثُمَّ قَامَ عَلِيٌّ فَعَظَّمَ مِنْ حَقِّ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَفَضِيلَتِهِ، وَسَابِقِيَّتِهِ، ثُمَّ مَضَى إِلَى أَبِي بَكْرٍ فَبَايَعَهُ، فَأَقْبَلَ النَّاسُ إِلَى عَلِيٍّ فَقَالُوا: أَصَبْتَ وَأَحْسَنْتَ. فَقَالَتْ: فَكَانُوا قَرِيبًا إِلَى عَلِيٍّ حِينَ قَارَبَ الْأَمْرَ وَالْمَعْرُوفَ ”

    “Ketika Ali melihat orang-orang memalingkan wajahnya dari beliau, ia bersegera untuk berdamai dengan Abu Bakar. Lalu ia mengirim [surat] kepada Abu Bakar agar ia datang kepadanya seorang diri. Dan ia tidak suka jika Umar ikut serta datang kepadanya karena ia tahu sikap keras Umar. Lalu Umar berkata: Anda jangan datang sendirian. Kemudian Abu Bakar menjawab: Demi Allah, pasti aku akan datang sendirian………Lalu Abu Bakar pun berangkat. Kemudian masuk menemui Ali sedangkan Bani Hasyim telah berkumpul di samping Ali. Lalu Ali berdiri dan bertahmid, lalu ia berkata: Amma ba’du, Wahai Abu Bakar, sungguh yang menghalangi kami untuk berbaiat kepadamu bukan karena mengingkari keutamaanmu dan bukan pula karena kebaikan yang Allah berikan kepadamu, Tetapi kami memandang, bahwa kami memiliki hak dalam urusan ini [Fadak]……..Lalu Ali menyebut kekerabatannya dengan Rasulullah dan hak mereka. Beliau terus menyebutkannya hingga Abu Bakar menangis. Maka ketika Ali sudah selesai [bicaranya], Abu Bakar pun tasyahhud dan tahmid lalu ia berkata: Amma ba’du, kekerabatan Rasulullah lebih aku perhatikan untuk aku sambungkan daripada kekerabatanku sendiri. Demi Allah

Tinggalkan komentar