Meluruskan Syaikh Khalid Al Wushabiy : Riwayat Syi’ah Tentang Abu Thalib Menyusui Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]

Meluruskan Syaikh Khalid Al Wushabiy : Riwayat Syi’ah Tentang Abu Thalib Menyusui Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]

Masih bersama Syaikh Khalid Al Wushabiy dan keanehannya. Biasanya memang sebagian ulama yang hobi membantah Syi’ah [sedikit atau banyak] sering terjatuh pada tadlis, talbis, khaththa’ dan mungkar. Diantaranya ada Syaikh Abdurrahman Dimasyiqqiyyah, Syaikh Adnan ‘Aruur, Syaikh Utsman Khamiis dan termasuklah Syaikh Khalid Al Wushabiy. Inilah contoh keanehan Syaikh Khalid Al Wushabiy [sumber dari sini]

Mohon maaf jika kami katakan dalam video di atas, Syaikh Khalid Al Wushabiy terlalu banyak bicara hal-hal yang tidak perlu. Dan memang hal ini bukan semata-mata kesalahan Syaikh Khalid, hal itu dipicu oleh komentar aneh lawan debat Syaikh dari pihak Syi’ah.

Penggalan video diatas membicarakan tentang riwayat Syi’ah dimana Abu Thalib menyusui Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Riwayat yang benar-benar aneh dan menjadi santapan lezat bagi para pencela Syi’ah [baik dari kalangan ulama maupun pengikutnya]. Diskusi ilmiah tentang riwayat ini sebenarnya bisa berlangsung singkat saja tidak perlu banyak basa basi seperti dalam video di atas.

.

.

.

Pembahasan

Bicara soal riwayat maka pertama kali yang harus dibahas adalah validitas riwayat tersebut. Anehnya tidak ada satupun dari keduanya yang membahas validitas riwayat Syi’ah dimana Abu Thalib menyusui Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Orang Syi’ah di atas malah sibuk melakukan pembelaan ala mukjizat dan macam-macam lah yang dengan mudah digoreng sampai garing oleh Syaikh Khalid.

Riwayat tersebut kedudukannya dhaif berdasarkan ilmu hadis mazhab Syi’ah. Tentu lain ceritanya jika kedua orang ini beranggapan bahwa riwayat yang ada dalam kitab Al Kafiy semuanya shahih. Tidak peduli sebanyak apapun ulama Syi’ah yang menganggap Al Kafiy semuanya shahih tetap saja faktanya banyak riwayat dhaif dalam kitab Al Kafiy. Menyatakan sebuah riwayat sebagai valid atau shahih itu ada standarnya, kalau cuma sekedar percaya katanya katanya ya apalah guna ada ilmu hadis.

Al Kafiy cover

Al Kafiy

محمد بن يحيى، عن سعد بن عبدالله، عن إبراهيم بن محمد الثقفي، عن علي بن المعلى، عن أخيه محمد، عن درست بن أبي منصور، عن علي بن أبي حمزة عن أبي بصير، عن أبي عبدالله (عليه السلام) قال: لما ولد النبي (صلى الله عليه وآله) مكث أياما ليس له لبن، فألقاه أبوطالب على ثدي نفسه، فأنزل الله فيه لبنا فرضع منه أياما حتى وقع أبوطالب على حليمة السعدية فدفعه إليها

Muhammad bin Yahya dari Sa’d bin ‘Abdullah dari Ibrahiim bin Muhammad Ats Tsaqafiy dari ‘Aliy bin Mu’alla dari saudaranya Muhammad dari Durusta bin Abi Manshuur dari ‘Aliy bin Abi Hamzah dari Abi Bashiir dari Abi ‘Abdillah [‘alaihis salaam] yang berkata ketika Nabi [shallallahu ‘alaihi wa ‘aalihi] lahir selama beberapa hari tidak ada yang menyusuinya maka Abu Thalib meletakkan Nabi pada dadanya dan Allah menjadikan susu didalamnya maka Nabi menyusu darinya selama beberapa hari sampai Abu Thalib menemui Halimatul Sa’diyah dan menyerahkan Nabi kepadanya [untuk disusui] [Ushul Al Kafiy Al Kulainiy 1/284 no 27]


Al Majlisi Mirat Uqul juz 5

Al Majlisi Mirat Uqul juz 5 hal 252

Al Majlisiy dalam kitab Mir’atul ‘Uquul 5/252 no 27 berkata tentang hadis ini “dhaif”. Dan pernyataan ini benar sesuai dengan kaidah ilmu hadis dalam mazhab Syi’ah

Setidaknya ada tiga perawi yang bermasalah dalam riwayat di atas yaitu

  1. ‘Aliy bin Mu’alla ia adalah perawi majhul [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadiits hal 414]
  2. Muhammad bin Mu’alla saudaranya juga perawi majhul [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadiits hal 579]
  3. Aliy bin Abi Hamzah Al Bathaa’iniy adalah seorang pendusta [Rijal Al Kasyiy hal 338 no 235]

Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadiits hal 414

Al Mufid Aliy bin Mu'alla

Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadiits hal 579

Al Mufid Muhammad bin Mu'alla

Rijal Al Kasyiy hal 338 no 235

Rijal Al Kasyiy Aliy bin Abi Hamzah

Riwayat Al Kasyiy di atas shahih, Muhammad bin Mas’ud termasuk guru Al Kasyiy dan ia seorang yang tsiqat shaduq [Rijal An Najasyiy hal 350 no 944]. Aliy bin Hasan bin Fadhl gurunya juga seorang yang tsiqat [Al Fahrasat Syaikh Ath Thuusiy hal 156].

.

.

Jadi apa perlunya sibuk berkomentar begini begitu, kedudukan riwayat tersebut dhaif. Tidak ada gunanya menjadikan riwayat ini sebagai bahan celaan atas mazhab Syi’ah. Karena jika hal yang sama dilakukan terhadap mazhab ahlus sunnah [yaitu menjadikan riwayat dhaif sebagai celaan atas ahlus sunnah] maka ulama-ulama ahlus sunnah tersebut akan meradang dan menuduh orang syi’ah melakukan talbis dan dusta.

Sekali lagi inilah Syaikh Khalid Al Wushabiy kebanggaan si pencela Syi’ah Muhammad Abdurrahman Al ‘Amiriy. Masih banyak keanehan-keanehan dari Syaikh ini yang insya Allah jika kami diberikan kemudahan akan dibahas di lain kesempatan.

Seperti biasa jika ada diantara pembaca yang biasanya malas berpikir tetapi mudah naik emosinya maka kami katakan tidak ada disini kami membela orang Syi’ah yang berdebat dengan Syaikh Khalid di atas. Menurut kami orang Syi’ah tersebut juga sama anehnya tetapi sayangnya tidak ada bahasan ilmiah yang bisa dibahas dari keanehannya. Bahkan ia sendiri bukan ulama Syi’ah yang dikenal keilmuannya. Berbeda dengan Syaikh Khalid Al Wushabiy yang bergaya ilmiah membawa kitab-kitab berbicara atas mazhab Syi’ah begini begitu maka banyak pembahasan yang bisa ditampilkan dari keanehannya.

.

.

.

Catatan Tidak Penting

Yah kita dapat memaklumi mengapa di dunia maya banyak bermunculan orang-orang bermental pembuat talbis dan dusta [atas mazhab Syi’ah] seperti Al Amiriy, Jaser Leonheart dan Abul Jauzaa’. Lha ulama-ulamanya saja menampakkan banyak keanehan dalam membahas mazhab Syi’ah apalagi para cecunguk dan recehannya. Prinsipnya adalah jangan mudah percaya kepada ulama atau pengikut suatu mazhab yang merendahkan mazhab lain. Buktikan sendiri dengan dalil dan hujjah maka akan nampak mana kebenaran dan mana kedustaan.

Sebagian orang awam ahlus sunnah di dunia maya ini kalau berbicara tentang Syi’ah cuma sekedar lata ikut-ikutan, ilmu tidak seberapa tetapi emosi setinggi langit. Sedikit-sedikit bilang “kafir” atau “halal darahnya” dan tidak jarang mulut mereka seperti kebun binatang. Begitu pula sebagian orang awam syi’ah di dunia maya kalau berbicara tentang ahlus sunnah juga sekedar lata kopipaste berbagai referensi yang tidak pernah ia baca sendiri sehingga tidak jarang jatuh dalam kedustaan karena kejahilannya. Dan ada juga diantara orang awam Syi’ah tersebut yang suka mengeluarkan berbagai nama binatang dari lisannya.

Orang-orang seperti mereka justru suka dengan tulisan-tulisan kotor yang berisi fitnah dan takfir seperti lalat yang berkerumun ditempat-tempat kotor. Sebaliknya mereka malah benci dengan tulisan yang mengajak kepada hujjah dan kebenaran bahkan mereka menuduhnya fitnah dan dusta. Lihatlah fitnah dan dusta mereka anggap kebenaran sedangkan kebenaran malah mereka anggap fitnah dan dusta. Penyakit mereka ini susah disembuhkan hanya petunjuk Allah SWT yang bisa menghilangkannya.

Awal mula penyakit orang-orang seperti mereka ini adalah kebodohan dan mudah percaya. Sungguh menyedihkan, mau jadi apa mereka, memalukan sekali mereka mengaku-ngaku islam tetapi hakikatnya jiwa mereka jauh dari islam. Islam itu menjunjung tinggi kebenaran dan berakhlak mulia bukan seperti troll yang berakal kerdil dan berlisan kotor. Mereka ini tidak sadar bahwa orang-orang seperti mereka inilah yang menjadi pemicu konflik dan perpecahan yang bisa berakibat fatal.

Kami paling anti dengan orang-orang seperti ini dan berbagai tulisan kami disini adalah sedikit usaha untuk mengajak siapapun agar tidak menjadi seperti mereka dan kalau ingin berbicara tentang mazhab lain mari berbicara dengan dasar ilmu dan menjunjung tinggi kebenaran. Jadilah orang awam yang berpegang pada islam yaitu dengan berpegang pada kebenaran dan berakhlak mulia. Jangan jadikan ini sekedar slogan, ingat peganglah kebenaran dengan membuktikannya sendiri dan tunjukkanlah akhlak mulia secara nyata bukan sekedar membicarakannya sebagai wacana.

10 Tanggapan

  1. Alhamdulillah, andai banyak ulama yg punya argumen dan penjelasan seperti SP maka akan damai dan maju umat ini

  2. Mengenai isi Saya tidak ada komentar deh.

    Tapi Saya baru saja melihat dengan sangat jelas orang-orang yang masuk ke dalam kriteria ‘awam’ pada catatan tidak penting.

    Al Kisah Saya sedang melakukan hal yang penting tidak penting, yaitu mencari bung SP di kaskus melalui google dengan keyword “secondprince kaskus”.

    Eh ketemu sebuah thread yang membahas tentang sunni syiah. Di dalamnya si penulis mengcopas beberapa tulisan dari bung SP.

    Sempat mengira barang kali si penulis adalah bung SP, tapi gaya menulisnya jelas berbeda.

    Isi thread tersebut penuh dengan orang yang menuduh si penulis bertaqiyah dan tuduhan lawas yang dituduhkan oleh orang-orang anti Syiah kepada mereka yang tidak sependapat.

  3. Di Indosia kan ada istilah settingan (idenya nyontek dari Amerika) misal di dunia artis, settingan dilakukan untuk meningkatkan popularitas artis, misal merid settingan, ribut antar artis settingan atau contoh lain pembukaan toko baru ada pengunjung/pembeli settingan supaya tokonya kelihatan ramai pas buka. Naah apa mungkin debat Wahabi vs Syiah diatas settingan? Jaman sekarang gitu, apa sih yang gak mungkin. Bukankah Wahabi terkenal suka ngelakuin hal hal yang ajaib kalau sudah nyrempet nyrempet Syiah. Kalau cuma bikin settingan debat kayaknya murah deh buat Wahabi duit minyak gitu loh. Apa bisa diverifikasi ulama Syiah lawan debatnya itu betul bermazhab Syiah? Bukan artis bayaran hehehe, cuma iseng saja, siapa tahu ???

  4. wahabi tidak bisa dipercaya..
    wahabi adalah manusia yg paling suka berdusta, paling sadis, paling dungu, dan paling sombong.

    jadi jika ada berita yg asalnya dari wahabi, anda jangan percaya dulu sampai anda melihat dengan mata kepala anda sendiri..

    itu bukan kata saya, tapi kata syaikh hassan bin farhan, ulama tercerahkan asal Saudi sendiri..

    jadi: video debat syiah vs sunni spt yg dibahas syaikh SP diatas, simple saja, saya meragukan keaslian video-nya. saya memilih percaya itu settingan, sampai saya melihat sendiri bahwa video diatas bukan settingan.

    sebab wahabi itu juara berdusta, kata2 syaikh hasan benar2 meresap dihati saya..

  5. betul sekali. wahabi juara bohong nomer wahid

  6. […] Meluruskan Syaikh Khalid Al Wushabiy : Riwayat Syi’ah Tentang Abu Thalib Menyusui Rasulullah [shal… […]

  7. @Secondprince

    Anda berapologetik membela hadis menyusui meskipun sudah tua dan berjanggut dengan penjelasan yaitu tidak secara langsung menyusui tapi melalui wadah, gelas, cangkir atau sejenisnya.

    Bagaimana penerapan menyusui sebagaimana yang diriwayatkan oleh Aisyah r.h.a, dalam kehidupan kita yang modern ini? Meskipun susu itu dituangkan di cangkir atau gelas sebagaimana yang anda sarankan, saya ragu ada pria dewasa saat ini yang mau meminumnya.

    Apakah anda memiliki pengetahuan ayat apakah dalam Al-quran yang memberitahukan cara untuk memuhrimkan pria dewasa dan berjanggut melalui cara penyusuan sebagaimana yang diriwayatkan dan sampai ke tangan kita?

  8. @Fajar

    Sama seperti sebelumnya, anda salah memahami posisi saya dalam kasus ini. Tidak ada dalam tulisan saya kalimat yang menunjukkan saya berhujjah dengan hadis Aisyah [radiallahu ‘anha] dalam menetapkan hukum mahram bagi penyusuan orang dewasa.

    Saya membela hadis Aisyah [radiallahu ‘anha] mengenai kasus Salim karena hadis tersebut shahih. Saya menafsirkan penyusuan itu melalui wadah karena hal itu yang lebih sesuai dengan syariat dan kehormatan wanita

    Adapun soal hukum yang diambil dari hadis tersebut maka hadis tersebut dimaknai bahwa khusus untuk kasus Salim saja karena terdapat hadis-hadis shahih lain yang menunjukkan bahwa penyusuan yang menyebabkan mahram itu dilakukan pada saat masih kecil atau dibawah usia penyapihan. Ditambah lagi memang terdapat hadis dimana istri-istri Nabi yang lain menganggap kasus itu dikhususkan untuk Salim saja

  9. @Secondprince

    Penjelasan anda telah cukup dan jelas.

  10. Terkadang orang suka berbantahan dan menjadikan hal2x pelik yang ada pada mazhab atau agama lain sebagai bahan celaan. Salah satu contoh adalah hadis menyusui pria dewasa, terbukti telah membuat pusing tujuh keliling ulama2x dalam membantah celaan dan olokan yang datang dari orang2x awam diluar mazhab mereka.

    Terlepas dari celaan dan olokan itu. Ramai orang akan bertanya secara serius, mengapa kasus Salim si mantan budak itu mendapatkan pengecualian dan kondisi apa yang melatarbelakangi, atau apakah Salim akhirnya meminum susu tersebut? Bila Salim meminumnya berapa kali dia meminum susu itu 5 kali atau 10 kali? Andaikan istri2x Rasullah menganggap hadis Salim adalah khusus tetapi Mengapa yang tampak dalam hadis itu seolah tidak dikhususkan untuk kasus Salim saja? Bila hadis Salim kedudukannya shahih dan tidak terkandung kekhususan didalamnya mengapa kita harus dipalingkan ke hadis shahih yang lain yang menunjukkan penyusuan yang menyebabkan mahram itu dilakukan pada saat masih kecil atau dibawah usia penyapihan.

    Menjadikan hal2x pelik atau muskil yang terdapat pada satu mazhab atau agama tidak akan mencerahkan bagi sesiapa pun. Selain itu belum tentu agama atau mazhab kita semua terbebaskan dari hal2x pelik dan sulit untuk dapat dikompromikan.

    Bagaimana kita yang hidup dijaman modern ini mensikapi hal yang pelik dan muskil dalam agama atau mazhab kita? Mungkin cara terbaik adalah kembalikan lagi saja kepada Al-quran dengan melalui bertanya kepada ahlinya. Atau bila kita tidak tahu cara bertanya dan mungkin malu kembalikan ke kredo keimanan masing2x.

Tinggalkan komentar