Wasiat Nabi Kepada Aliy Yang Katanya Tidak Diterima Orang Syi’ah

Kedudukan Riwayat Wasiat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] Kepada Aliy bin Abi Thalib Dalam Kitab Al Ghaibah Ath Thuusiy

Beberapa waktu yang lalu ada diantara para pembaca yang meminta kami membahas mengenai hadis dua belas Imam atau dua belas khalifah. Di sisi Sunni hadis dua belas khalifah dari Quraisy kedudukannya shahih hanya saja tidak ada hadis Sunni yang shahih menyebutkan siapa nama-nama mereka. Sedangkan di sisi Syi’ah hadis dua belas imam kedudukannya shahih dan terdapat hadis yang menyebutkan nama-nama siapa kedua belas imam yang dimaksud.

Sebenarnya sebelumnya kami pernah membahas sedikit mengenai hadis dua belas imam di sisi Syi’ah walaupun sebenarnya pokok bahasan yang kami bahas adalah kedustaan nashibiy yang menuduh Al Kulainiy mengubah sanad hadisnya.

Hadis dua belas imam yang dimaksud sudah sedikit dibahas dalam tulisan tersebut dan kedudukannya shahih berdasarkan ilmu Rijal Syi’ah. Jadi di sisi mazhab Syi’ah telah shahih dalil Imamah dua belas imam mereka.

Seperti yang kami katakan bahwa kami bukan penganut Syi’ah oleh karena itu hadis-hadis shahih di sisi mazhab Syi’ah tidak menjadi hujjah bagi kami maka dari itu sampai sekarang kami tetap meyakini keshahihan hadis dua belas khalifah tetapi tidak memiliki bukti shahih siapa nama-nama mereka.

.

.

Dalam tulisan kali ini kami akan membawakan salah satu hadis Syi’ah yang lain dan juga menyebutkan nama kedua belas Imam yaitu riwayat Ath Thuusiy dalam kitabnya Al Ghaibah. Hadis ini kami bahas karena kami melihat terdapat salah seorang pembenci Syi’ah yang juga membahasnya dalam tulisan khusus. Disini kami akan berusaha membahas secara objektif bagaimana sebenarnya kedudukan hadis tersebut berdasarkan standar ilmu hadis Syi’ah. Berikut hadis yang dimaksud

أخبرنا جماعة عن أبي عبد الله الحسين بن علي بن سفيان البزوفري عن علي بن سنان الموصلي العدل عن علي بن الحسين عن أحمد بن محمد بن الخليل عن جعفر بن أحمد المصري عن عمه الحسن بن علي عن أبيه عن أبي عبد الله جعفر بن محمد عن أبيه الباقر عن أبيه ذي الثفنات سيد العابدين عن أبيه الحسين الزكي الشهيد عن أبيه أمير المؤمنين عليه السلام قال قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم في الليلة التي كانت فيها وفاته لعلي عليه السلام يا أبا الحسن أحضر صحيفة ودواة. فأملا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم وصيته حتى انتهى إلى هذا الموضع فقال يا علي إنه سيكون بعدي اثنا عشر إماما ومن بعدهم إثنا عشر مهديا، فأنت يا علي أول الاثني عشر إماما سماك الله تعالى في سمائه عليا المرتضى، وأمير المؤمنين، والصديق الأكبر، والفاروق الأعظم، والمأمون، والمهدي، فلا تصح هذه الأسماء لاحد غيرك يا علي أنت وصيي على أهل بيتي حيهم وميتهم، وعلى نسائي: فمن ثبتها لقيتني غدا، ومن طلقتها فأنا برئ منها، لم ترني ولم أرها في عرصة القيامة، وأنت خليفتي على أمتي من بعدي فإذا حضرتك الوفاة فسلمها إلى ابني الحسن البر الوصول فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابني الحسين الشهيد الزكي المقتول فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه سيد العابدين ذي الثفنات علي، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه محمد الباقر فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه جعفر الصادق، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه موسى الكاظم، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه علي الرضا، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه محمد الثقة التقي، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه علي الناصح، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه الحسن الفاضل، فإذا حضرته الوفاة فليسلمها إلى ابنه محمد المستحفظ من آل محمد عليهم السلام فذلك اثنا عشر إماما، ثم يكون من بعده اثنا عشر مهديا، (فإذا حضرته الوفاة) فليسلمها إلى ابنه أول المقربين له ثلاثة أسامي: اسم كإسمي واسم أبي وهو عبد الله وأحمد، والاسم الثالث: المهدي، هو أول المؤمنين

Telah mengabarkan kepada kami jama’ah dari Abi ‘Abdullah Husain bin Aliy bin Sufyaan Al Bazuufariy dari Aliy bin Sinaan Al Maushulliy Al ‘Adl dari Aliy bin Husain dari Ahmad bin Muhammad bin Khaliil dari Ja’far bin Ahmad Al Mishriy dari pamannya Hasan bin Aliy dari Ayahnya dari Abi ‘Abdullah Ja’far bin Muhammad dari Ayahnya Al Baqir dari Ayahnya [Aliy bin Husain] dziy tsafanaat sayyidul ‘aabidiin dari Ayahnya Husain Az Zakiy Asy Syahiid dari Ayahnya amirul mukminin [‘alaihis salaam] yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam] berkata kepada Aliy [‘alaihis salaam] pada malam menjelang kewafatannya “wahai Abul Hasan ambilkan kertas dan tinta” maka Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam] membacakan wasiatnya sampai akhirnya Beliau berkata “wahai Aliy, akan ada setelahku dua belas Imam dan setelah mereka ada dua belas Mahdi, Allah menyebutmu dalam langit-Nya Aliy Al Murtadha, Amirul Mukminin, Shiddiq Al Akbar, Faaruuq Al A’zham, Al Ma’mun dan Al Mahdiy, dan sebutan ini tidak diberikan kepada orang lain selain engkau. Wahai Aliy engkau adalah washiy-ku atas ahlul baitku hidup dan mati mereka dan juga atas istri-istriku, barang siapa diantara mereka yang aku pertahankan maka ia akan berjumpa denganku kelak, dan barang siapa yang aku ceraikan maka aku berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di padang mahsyar. Wahai Aliy engkau adalah khalifahku untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah kepada anakku Al Hasan Al Birr Al Wushuul dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anakku Al Husain Asy Syahiid Az Zakiy yang akan terbunuh, dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Muhammad Al Baqir dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Ja’far Ash Shadiq dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Muusa Al Kaazhim dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Aliy Ar Ridha dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Muhammad Ats Tsiqat At Taqiy dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Aliy An Naashih dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Al Hasan Al Fadhl dan jika telah dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya Muhammad, orang yang terpelihara dari keluarga Muhammad [‘alaihis salaam]. Mereka itulah kedua belas Imam dan setelahnya akan ada dua belas Mahdiy, maka jika dekat kewafatannya maka ia serahkan kepada anaknya yang pertama dan paling dekat, ia memiliki tiga nama yaitu nama sepertiku dan nama ayahku Abdullah dan Ahmad dan nama yang ketiga adalah Al Mahdiy dan ia adalah orang pertama yang beriman [Al Ghaibah Syaikh Ath Thuusiy 150-151 no 111]

Riwayat di atas juga disebutkan Al Majlisiy dalam Bihar Al Anwar 36/260. Hadis ini berdasarkan ilmu Rijal Syi’ah kedudukannya dhaif jiddan bahkan maudhu’ karena di dalam sanadnya terdapat

  1. Aliy bin Sinaan Al Maushulliy seorang yang majhul
  2. Aliy bin Husain yang meriwayatkan dari Ahmad bin Muhammad bin Khalil tidak didapatkan keterangannya dari kitab Rijal Syi’ah
  3. Ahmad bin Muhammad bin Khalil seorang yang dhaif jiddan, pendusta, pemalsu hadis
  4. Ja’far bin Ahmad Al Mishriy tidak dikenal kredibilitasnya dalam kitab Rijal Syi’ah maka kedudukannya majhul
  5. Hasan bin Aliy dan Ayahnya tidak didapatkan keterangannya dari kitab Rijal Syi’ah

Jadi hanya Aliy bin Sinaan, Ahmad bin Muhammad bin Khalil, dan Ja’far bin Ahmad Al Mishriy yang disebutkan biografinya dalam kitab Rijal Syi’ah tanpa ada keterangan mengenai kredibilitas mereka

.

.

Aliy bin Sinaan Al Maushulliy disebutkan dalam kitab Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadits bahwa ia seorang yang majhul [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadits Muhammad Al Jawahiriy hal 398]

Ja’far bin Ahmad Al Mishriy disebutkan oleh Asy Syahruudiy dalam Mustadrakat Ilm Rijal dengan lafaz “mereka [para ulama] tidak menyebutkan tentangnya, ia meriwayatkan dari pamannya Hasan bin Aliy dari Ayahnya dari maula kami Ash Shadiq dan telah meriwayatkan darinya Ahmad bin Muhammad bin Khalil” [Mustadrakat Ilm Rijal Al Hadits 2/143 no 2533, Syaikh Aliy Asy Syahruudiy]

أحمد بن محمد بن الخليل أبو عبد الله لم يذكروه، وقع في طريق الشيخ عن علي بن الموصلي، عن علي بن الحسين، عنه، عن جعفر بن محمد المصري، عن عمه الحسين بن علي، عن أبيه، عن الصادق

Ahmad bin Muhammad bin Khalil Abu ‘Abdullah, mereka [para ulama] tidak menyebutkan tentangnya, terdapat dalam jalan Syaikh [Ath Thuusiy] dari Aliy bin Al Maushulliy dari Aliy bin Husain darinya dari Ja’far bin Muhammad Al Mishriy dari pamannya Husain bin Aliy dari Ayahnya dari Ash Shaadiq [Mustadrakat Ilm Rijal Al Hadits 1/434 no 1532, Syaikh Aliy Asy Syahruudiy]

.

.

Begitulah yang disebutkan oleh Asy Syahruudiy tetapi sebenarnya kalau diteliti lebih lanjut maka Ahmad bin Muhammad bin Khalil adalah Ahmad bin Muhammad Al Khaliliy Al ‘Amiliy. Syaikh Ath Thuusiy menyebutkan dalam kitab Al Ghaibah salah satu hadis dengan sanad berikut

وأخبرنا جماعة، عن التلعكبري، عن أبي علي أحمد بن علي الرازي الأيادي قال أخبرني الحسين بن علي، عن علي بن سنان الموصلي العدل، عن أحمد بن محمد الخليلي، عن محمد بن صالح الهمداني

Dan telah mengabarkan kepada kami Jama’ah dari At Tal’akbariy dari Abi Aliy Ahmad bin Aliy Ar Raaziy Al Iyaadiy yang berkata telah mengabarkan kepadaku Husain bin Aliy dari Aliy bin Sinaan Al Maushulliy Al ‘Adl dari Ahmad bin Muhammad Al Khaliliy dari Muhammad bin Shalih Al Hamdaaniy…[Al Ghaibah Ath Thuusiy hal 147 no 109]

Riwayat Ath Thuusiy di atas menunjukkan bahwa Aliy bin Sinaan juga meriwayatkan dari Ahmad bin Muhammad Al Khaliliy tanpa perantara,  kemudian disebutkan dalam riwayat berikut

حدثنا أبو الحسن علي بن سنان الموصلي المعدل، قال أخبرني أحمد بن محمد الخليلي الآملي، قال حدثنا محمد بن صالح الهمداني، قال

Telah menceritakan kepada kami Abu Hasan Aliy bin Sinan Al Maushulliy Al Mu’adl yang berkata telah mengabarkan kepadaku Ahmad bin Muhammad Al Khaliliy Al Aamiliy yang berkata telah menceirtakan kepada kami Muhammad bin Shalih Al Hamdaaniy yang berkata…[Muqtadhab Al ‘Atsar Ahmad bin ‘Ayaasy Al Jauhariy hal 10]

Kedua riwayat di atas membuktikan bahwa Ahmad bin Muhammad bin Khalil yang dimaksud adalah Ahmad bin Muhammad Al Khaliliy Al ‘Amiliy. Para ulama Rijal Syi’ah telah menyebutkan tentangnya

أحمد بن محمد أبو عبد الله الآملي الطبري ضعيف جدا، لا يلتفت إليه

Ahmad bin Muhammad Abu ‘Abdullah Al ‘Amiliy Ath Thabariy dhaif jiddan, tidak perlu dihiraukan dengannya [Rijal An Najasyiy hal 96 no 238]

أحمد بن محمد، الطبري، أبو عبد الله، الخليلي الذي يقال له غلام خليل، الآملي كذاب، وضاع للحديث، فاسد [المذهب] لا يلتفت إليه

Ahmad bin Muhammad Ath Thabariy Abu ‘Abdullah Al Khaliliy yang dikatakan padanya ghulaam Khalil Al ‘Amiliy seorang pendusta, pemalsu hadis, jelek mazhabnya tidak perlu dihiraukan dengannya [Rijal Ibnu Ghada’iriy hal 42]

أحمد بن محمد، أبو عبد الله الخليلي، الذي يقال له غلام خليل، الآملي الطبري ضعيف جدا، لا يلتفت إليه، كذاب وضاع للحديث، فاسد المذهب

Ahmad bin Muhammad Abu ‘Abdullah Al Khaliliy, dikatakan padanya ghulam Khalil, Al ‘Amiliy Ath Thabariy dhaif jiddaan tidak perlu dihiraukan dengannya, pendusta, pemalsu hadis, jelek mazhabnya [Khulashah Al ‘Aqwaal Allamah Al Hilliy hal 323-324 no 20]

Oleh karena itu pendapat yang rajih Ahmad bin Muhammad bin Khalil adalah Ahmad bin Muhammad Al Khaliliy Al ‘Amiliy seorang yang dhaif jiddaan pendusta dan pemalsu hadis.

.

.

.

Berdasarkan pembahasan di atas maka tidak diragukan kalau kedudukan hadis wasiat yang disebutkan Syaikh Ath Thuusiy dalam Al Ghaibah di atas adalah dhaif jiddaan bahkan maudhu’.

Memang jika diperhatikan dengan baik matan riwayat tersebut termasuk aneh atau gharib dalam sudut pandang mazhab Syi’ah karena riwayat di atas menyebutkan bahwa ada dua belas Imam kemudian akan ada dua belas Mahdiy. Dalam aqidah ushul mazhab Syi’ah yang pernah kami baca dalam kitab-kitab mereka terdapat keterangan mengenai Imamah kedua belas imam ahlul bait tetapi tidak ada disebutkan mengenai dua belas Mahdiy yang akan datang setelah kedua belas Imam. Bahkan yang shahih dalam mazhab Syi’ah bahwa Mahdiy yang dimaksud adalah Imam kedua belas.

Adapun Salah seorang pembenci Syi’ah yang kami sebutkan sebelumnya, ia membawakan riwayat Ath Thuusiy dalam tulisannya dan berdalil dengan riwayat tersebut untuk menunjukkan bahwa Aisyah [radiallahu ‘anha] salah seorang istri Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah ahli surga.

Pada awalnya kami cukup gembira melihat hadis ini karena hadis ini menunjukkan bahwa dalam kitab Syi’ah terdapat dalil yang membuktikan bahwa Aisyah [radiallahu ‘anha] adalah ahli surga. Maka kami berusaha meneliti untuk membuktikan keshahihan hadis tersebut tetapi ternyata sayang sekali riwayat tersebut sangat lemah sekali di sisi mazhab Syi’ah. Hal ini membuktikan bahwa anda para pembaca harus selalu berhati-hati dengan tulisan-tulisan para pembenci Syi’ah, silakan teliti lebih lanjut dengan objektif untuk mengetahui kebenarannya karena mereka para pembenci Syi’ah pada dasarnya bukan sedang bertujuan mencari kebenaran tetapi hanya ingin menyebarkan syubhat untuk merendahkan mazhab Syi’ah.

Memang kami dapati ada ulama Syi’ah mencela Aisyah [radiallahu ‘anha] tetapi kami dapati pula sebagian ulama Syi’ah lain menahan diri bahkan mengharamkan untuk mencelanya karena Beliau adalah istri Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Oleh karena itu tidak mungkin merendahkan keseluruhan mazhab Syi’ah hanya berdasarkan tindakan ulama Syi’ah tertentu padahal terdapat juga para ulama Syi’ah lain yang menentangnya.

Adapun dalam pandangan dan keyakinan kami, Aisyah [radiallahu ‘anha] adalah istri Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang Mulia, istri Beliau baik di dunia dan akhirat kelak. Hanya saja kami tetap mengakui bahwa bersamaan dengan kemuliaannya ia telah melakukan kesalahan ketika memerangi Imam Aliy [‘alaihis salaam] pada saat perang Jamal.

.

.

Note : Saya akan senang sekali jika ada para pengikut Syi’ah yang dapat menunjukkan hadis shahih dalam mazhab Syi’ah yang memuat pujian atau keutamaan Aisyah [radiallahu ‘anha].

11 Tanggapan

  1. Pak Kiyai,

    Ulasan yg mantap.
    Tp sepertinya, anda belum mengulas hadits yg menyebutkan nama2 imam 12 syiah yg anda bilang shahih.

    Penjelasan diatas, justru mendhaifkan hadits yg menyebutkan nama2 imam.

    Mohon diulas dong, hadits shahih disisi syiah yg menyebutkan nama2 imam 12 syiah..:)

    Mohon maaf jika banyak meminta…

  2. @SP

    Saya melihat catatan anda sepertinya anda agak heran dan terlihat sedikit penasaran dengan tidak adanya hadis2 shahih dari sisi Syiah mengenai keutamaan dari Aisha RA.

    Tapi mengapa?

    Apakah dengan tidak disebutkannya keutamaan dari Aisha RA dalam kitab2 hadis Syiah yang anda baca maka hal itu menunjukkan bahwa Semua orang Syiah tidak menghormati Ummul Mukminin? Bukankah anda sendiri mengatakan ada sebagian ulama Syiah yang mengharamkan untuk mencela Ummul Mukminin Aisha?

    Apakah peran Aisha yang cukup besar untuk meriwayatkan hadist2 Nabi SAW dalam hadis2 Sunni membuat anda menjadi heran tatkala anda tidak menemukan riwayat shahih dari sisi Syiah akan keutamaan2 dari Aisha….

    Bukankah andapun mengatakan Aisha telah melakukan kesalahan dengan membawa pasukan dan memerangi Imam Ali AS….

    Pada bagian akhir tulisan, Anda menulis bahwasannya anda meyakini Aisha RA adalah istri dari Nabi SAW di dunia dan diakhirat….kalau tidak salah tulisan anda itu mengingatkan saya akan sebuah hadis dari Shahih Bukhari tentang perang Jamal yang menceritakan ucapan Imam Hasan AS kepada para penduduk sewaktu beliau naik keatas mimbar saat tersebar kabar bahwa Aisha telah berjalan dengan pasukan menuju Basrah. Tapi apa kira2 kelanjutan dari ucapan beliau tersebut setelah beliau mengatakan bahwa Aisha adalah istri Nabi SAW di dunia dan di akhirat.

    “….Demi Allah sungguh aku mendengar Ammar berkata, Sesungguhnya Aisha telah berjalan menuju Basrah. Demi Allah, ia adalah istri Nabi SAW di dunia dan di akhirat, tapi Mahasuci Allah Yang Mahatinggi, Dia hendak menguji kalian agar Dia mengetahui apakah kepadaNya kalian akan taat atau kepada ia'”

    Siapakah “ia” yang dimaksud dalam kalimat terakhir dari ucapan Imam Hasan itu?

    Guru saya sering mengingatkan kami semua

    Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, Kami telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi? (Al Quran 29:2)

    Dalam tulisan2 anda, anda sering mengatakan apa2 yang menjadi hujjah pada sisi Syiah tidak serta merta menjadi hujjah bagi anda. Demikian juga sebaliknya

  3. @SP

    Saya meminta maaf disebabkan kekeliruan saya dalam membaca hadist saya telah keliru memahami hadist yang saya tulis sebelumnnya. Hadist itu secara lengkap….

    Shahih Bukhari
    Volume 9, Book 88, Number 220:

    Narrated Abu Maryam Abdullah bin Ziyad Al-Aasadi:

    When Talha, AzZubair and ‘Aisha moved to Basra, ‘Ali sent ‘Ammar bin Yasir and Hasan bin ‘Ali who came to us at Kufa and ascended the pulpit. Al-Hasan bin ‘Ali was at the top of the pulpit and ‘Ammar was below Al-Hasan. We all gathered before him. I heard ‘Ammar saying, “‘Aisha has moved to Al-Busra. By Allah! She is the wife of your Prophet in this world and in the Hereafter. But Allah has put you to test whether you obey Him (Allah) or her.”

    Jadi bukan Imam Hasan AS yang berbicara melainkan sahabat Ammar RA.

    Sekali lagi kesalahan ada pada diri saya

  4. Kemungkinan nya nama nama 12 imam itu ada di Musaf. Fatimah, bukan kah musaf itu menceritakan. Kejadian yang akan menimpa keturunan Rosulullah?…..itu dugaan saya, ..tentang hadis yg shahih di sisi syi’ah yg memuat nama nama 12 imam. Saya sedang cari…tpi blm dapet…..(Maklum. Awam)…terima kasih…..

  5. hadis shahih syi’ah tentang nama 12 imam ada dalam kitab Al Kafi 1/525-526 hadis no 1

    عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْبَرْقِيِّ عَنْ أَبِي هَاشِمٍ دَاوُدَ بْنِ الْقَاسِمِ الْجَعْفَرِيِّ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الثَّانِي ع قَالَ أَقْبَلَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ ع وَ مَعَهُ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ ع وَ هُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى يَدِ سَلْمَانَ فَدَخَلَ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ فَجَلَسَ إِذْ أَقْبَلَ رَجُلٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ وَ اللِّبَاسِ فَسَلَّمَ عَلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ فَجَلَسَ ثُمَّ قَالَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَسْأَلُكَ عَنْ ثَلَاثِ مَسَائِلَ إِنْ أَخْبَرْتَنِي بِهِنَّ عَلِمْتُ أَنَّ الْقَوْمَ رَكِبُوا مِنْ أَمْرِكَ مَا قُضِيَ عَلَيْهِمْ وَ أَنْ لَيْسُوا بِمَأْمُونِينَ فِي دُنْيَاهُمْ وَ آخِرَتِهِمْ وَ إِنْ تَكُنِ الْأُخْرَى عَلِمْتُ أَنَّكَ وَ هُمْ شَرَعٌ سَوَاءٌ فَقَالَ لَهُ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ ع سَلْنِي عَمَّا بَدَا لَكَ قَالَ أَخْبِرْنِي عَنِ الرَّجُلِ إِذَا نَامَ أَيْنَ تَذْهَبُ رُوحُهُ وَ عَنِ الرَّجُلِ كَيْفَ يَذْكُرُ وَ يَنْسَى وَ عَنِ الرَّجُلِ كَيْفَ يُشْبِهُ وَلَدُهُ الْأَعْمَامَ وَ الْأَخْوَالَ فَالْتَفَتَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ ع إِلَى الْحَسَنِ فَقَالَ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ أَجِبْهُ قَالَ فَأَجَابَهُ الْحَسَنُ ع فَقَالَ الرَّجُلُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ لَمْ أَزَلْ أَشْهَدُ بِهَا وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللَّهِ وَ لَمْ أَزَلْ أَشْهَدُ بِذَلِكَ وَ أَشْهَدُ أَنَّكَ وَصِيُّ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ الْقَائِمُ بِحُجَّتِهِ وَ أَشَارَ إِلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ وَ لَمْ أَزَلْ أَشْهَدُ بِهَا وَ أَشْهَدُ أَنَّكَ وَصِيُّهُ وَ الْقَائِمُ بِحُجَّتِهِ وَ أَشَارَ إِلَى الْحَسَنِ ع وَ أَشْهَدُ أَنَّ الْحُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ وَصِيُّ أَخِيهِ وَ الْقَائِمُ بِحُجَّتِهِ بَعْدَهُ وَ أَشْهَدُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ أَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ الْحُسَيْنِ بَعْدَهُ وَ أَشْهَدُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ أَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَ أَشْهَدُ عَلَى جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ بِأَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ مُحَمَّدٍ وَ أَشْهَدُ عَلَى مُوسَى أَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ وَ أَشْهَدُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ مُوسَى أَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ مُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ وَ أَشْهَدُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ أَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ عَلِيِّ بْنِ مُوسَى وَ أَشْهَدُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ بِأَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ أَشْهَدُ عَلَى الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بِأَنَّهُ الْقَائِمُ بِأَمْرِ عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ وَ أَشْهَدُ عَلَى رَجُلٍ مِنْ وُلْدِ الْحَسَنِ لَا يُكَنَّى وَ لَا يُسَمَّى حَتَّى يَظْهَرَ أَمْرُهُ فَيَمْلَأَهَا عَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْراً وَ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ ثُمَّ قَامَ فَمَضَى فَقَالَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ اتْبَعْهُ فَانْظُرْ أَيْنَ يَقْصِدُ فَخَرَجَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ ع فَقَالَ مَا كَانَ إِلَّا أَنْ وَضَعَ رِجْلَهُ خَارِجاً مِنَ الْمَسْجِدِ فَمَا دَرَيْتُ أَيْنَ أَخَذَ مِنْ أَرْضِ اللَّهِ فَرَجَعْتُ إِلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ ع فَأَعْلَمْتُهُ فَقَالَ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ أَ تَعْرِفُهُ قُلْتُ اللَّهُ وَ رَسُولُهُ وَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ أَعْلَمُ قَالَ هُوَ الْخَضِرُ ع

    Al Majlisiy menshahihkan sanadnya dalam Mirat Al Uqul 6/203

    hadis ini pernah disinggung SP disini https://secondprince.wordpress.com/2013/10/15/al-kulainiy-tertangkap-basah-mengedit-sanad-hadis-pendahulunya-kedustaan-nashibiy/

  6. Maaf OOT

    Meskipun ada yang meragukan…..

    Tapi…

    Bukankah nama2 para Imam Ahlul Bait AS terpajang pada salah satu sisi dari Masjid Nabawi di Medinah. Allah SWT akan selalu memuliakan para Imam AS dengan kehendak-Nya…

  7. @ Salafy is dead

    Hadis dua belas imam di sisi Syi’ah pernah saya bahas sebelumnya tetapi hanya untuk membantah syubhat nashibiy yang menuduh Al Kulaini mengubah sanadnya. Jika saudara berminat silakan merujuk pada link yang sudah saya sertakan di tulisan di atas.

    btw saudara tidak perlu memanggil saya Kiyai cukup SP saja atau J Algar. Saya keberatan dengan panggilan yang tidak seharusnya disematkan kepada saya. Terimakasih

    @setiadharma

    Tidak ada yang patut dipermasalahkan dalam note saya di atas. Itu cuma perasaan pribadi saya yang lebih senang jika bisa melihat hadis shahih keutamaan Aisyah [radiallahu ‘anha] dalam kitab Syi’ah. Jika tidak ada juga tidak masalah bagi saya. Saya tidak akan memaksakan apa yang saya rasa ke dalam penilaian saya terhadap mazhab Syi’ah. Jika ada, saya lebih senang dan jika tidak ada ya tidak masalah.

    @zanrevdy azib

    Sebagai suatu kemungkinan ya boleh-boleh saja tetapi tidak ada yang bisa memastikan kemungkinan tersebut. Adapun hadis shahih tentang nama dua belas Imam di sisi Syi’ah itu ada dalam kitab hadis mazhab Syi’ah Al Kafiy. Silakan merujuk pada link yang tertera dalam tulisan saya di atas atau anda bisa melihatnya dari komentar saudara Ja’far di bawah komentar anda.

    @Ja’far
    Terimakasih atas komentarnya 🙂

  8. Salah seorang yg bertanya tentang keshahihan 12 Imam yg MasSP bilang, mungkin saya. Dan saya telah menemukan informasi katanya ada di dalam kitab ” Yanaibul Mawaddah” kalau gak salah, salah satu kitab Sunni. Nah mungkin Mas SP masih mau membahas bagaimana sanad dari hadist 12 Imam yang terdapat dalam kitab tersebut. Mas ini penting, jika hadis itu shoheh, maka tidak ada alasan lagi bagi kita Umat Islam untuk mengakui madhab Syi`ah yang benar.

  9. @ Suherman Thea

    Hadis siapa dua belas imam dalam kitab Yanabi Al Mawaddah sepengetahuan saya kedudukannya dhaif, tidak ada yang shahih. Kalau anda ingin mengandalkan kitab Sunni dalam mencari hujjah hadis nama atau siapa dua belas Imam, saya katakan hujjah tersebut tidak ada. Hanya dalam literatur Syi’ah terdapat hadis shahih [sesuai standar ilmu hadis Syi’ah] yang memiliki hujjah soal siapa atau nama kedua belas imam. Salam

  10. Ada atau tidak ada hadits yang shahih terhadap 12 nama Imam bukan masalah. Yang pasti bahwa Islam pasca Rasulullah SAW harus ada pemimpin, pemberi petunjuk atas pentunjuk Allah.Dan kita sebagai umat awam harus menjadi pengikut. Sekarang tergantung kita menilai siapa pemimpin yang bisa kita ikuti ( syiah ). Apakah Ali dengan keturunannya atau Muawiyah dengan keturunannya. Syiah Ali atau Syiah Muawiyah

  11. Selain Hadits 12 Imam dalam kitab Yanabi Al Mawaddah dapat pula ditemukan dalam Kitab Seperti :al-Bayan karangan al-Hafiz al-Khanji, Fasl al-Khittab karangan Khawajah Faris al-Hanafi, Arba’in karangan Syeikh As’ad bin Ibrahim al-Hanbali, Arba’in karangan Ibn Abi l-Fawarith

    Sayyid Hasyim al-Bahrani di dalam bukunya Ghayah al-Maram telah menjelaskan hadith dua belas imam sebanyak enam puluh riwayat dengan sanad-sanadnya menurut metod Ahlu s-Sunnah wa l-Jama’ah.

    Tujuh riwayat daripada buku Manaqib Amiru l-Mukminin AS karangan Maghazali al-Syafi’i, dua puluh tiga riwayat daripada Fara’id al-Simtin karangan al-Hamawaini, satu riwayat daripada Fusul al-Muhimmah karangan Ibn al-Sibagh al-Maliki dan satu riwayat daripada Syarh Nahj al-Balaghah karangan Ibn Abi l-Hadid.

    Mungkin dengan merujuk sebagian ke kitab-kitab ahl sunnah ini dapat memperkuat dan mempertegas keshahian hadits (nama) 12 imam yang diragukan tersebut.

Tinggalkan komentar