Muawiyah Menuduh Sahabat Meriwayatkan Hadis Dusta : Inikah Keadilan Sahabat?

Muawiyah Menuduh Sahabat Meriwayatkan Hadis Dusta : Inikah Keadilan Sahabat?

Pernah ada salafy yang suka “berbasa-basi” mengeluarkan pernyataan bahwa para sahabat semuanya adil dan mereka saling percaya satu sama lain tidak pernah mendustakan sahabat yang lain. Kami tidak heran kalau komentar ini lahir dari orang yang terjangkiti virus salafy nashibi mengingat mereka menelan bulat-bulat doktrin mentah “keadilan sahabat”. Doktrin yang mereka yakini sebagai “kema’shuman sahabat”.

Sudah pasti mereka akan mengingkari kalau sahabat itu ma’shum, mereka berkata sahabat itu manusia yang tidak ma’shum tetapi ketika ditunjukkan sahabat bisa salah, bisa lupa, bisa bermaksiat mereka jadi meradang, mengeluarkan tuduhan “syiah”, membuat dalih penolakan yang dicari-cari untuk membela sahabat. Apa yang terjadi? Kalau memang sahabat Nabi itu juga manusia ya wajar-wajar saja, kalau memang sahabat Nabi tidak ma’shum ya wajar-wajar saja. Jadi perkataan “sahabat tidak ma’shum” itu cuma ocehan di mulut saja tetapi hati mereka meyakini kalau sahabat itu ma’shum.

Benarkah sahabat saling percaya dan tidak mendustakan sahabat yang lain?. Kami jawab itu tidak mutlak karena terdapat kasus dimana ada sahabat Nabi mendustakan sahabat yang lain. Sepertinya sahabat itu tidak meyakini doktrin “semua sahabat itu adil”. Salah satu contohnya adalah riwayat berikut yang sudah pernah kami kutip sebelumnya tetapi disini kami mengutip riwayat dengan lafaz yang jelas agar para “troll salafy nashibi” kehabisan akal untuk berbasa-basi.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ عَنْ أَبِي الأَشْعَث قَالَ كُنَّا فِي غَزَاةٍ وَعَلَيْنَا مُعَاوِيَةُ ، فَأَصَبْنَا ذَهَبًا وَفِضَّةً ، فَأَمَرَ مُعَاوِيَةُ رَجُلاً يَبِيعَهَا النَّاسَ فِي أُعْطِيَّاتِهِمْ ، فَسَارَعَ النَّاسُ فِيهَا ، فَقَامَ عُبَادَةُ فَنَهَاهُمْ فَرَدُّوهَا ، فَأَتَى الرَّجُلُ مُعَاوِيَةَ فَشَكَا إلَيْهِ ، فَقَامَ مُعَاوِيَةُ خَطِيبًا فَقَالَ مَا بَالُ رِجَالٍ يُحَدِّثُونَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَحَادِيثَ يَكْذِبُونَ فِيهَا ، لَمْ نَسْمَعْهَا فَقَامَ عُبَادَةُ ، فَقَالَ وَاللَّهِ لَنُحَدِّثَنَّ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَإِنْ كَرِهَ مُعَاوِيَةُ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لاَ تَبِيعُوا الذَّهَبَ بِالذَّهَبِ ، وَلاَ الْفِضَّةَ بِالْفِضَّةِ ، وَلاَ الشَّعِيرَ بِالشَّعِيرِ وَلاَ التَّمْرَ بِالتَّمْرِ ، وَلاَ الْمِلْحَ بِالْمِلْحِ إلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ عَيْنًا بِعَيْنٍ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahab Ats Tsaqafiy dari Ayuub dari Abu Qilabah dari Abul Asy’ats yang berkata kami pernah berada dalam suatu perperangan dan bersama kami ada Mu’awiyah. Kami mendapatkan emas dan perak, maka Mu’awiyah memerintahkan seorang laki-laki untuk menjualnya kepada orang-orang saat mereka menerima pembagian [ghanimah], maka orang-orang menawarnya. Ubadah berdiri melarang mereka dan menolaknya, maka laki-laki tersebut mengadukan hal itu kepada Muawiyah. Mu’awiyah berdiri dan berkhutbah, ia berkata “mengapa ada orang yang menceritakan dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] hadis yang ia berdusta atasnya, dimana kami tidak pernah mendengarnya”. Maka Ubadah berdiri dan berkata “demi Allah kami akan tetap menyampaikan hadis dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] meskipun Muawiyah membencinya, Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Janganlah menjual emas dengan emas, perak dengan perak, jejawut dengan jejawut, kurma dengan kurma, garam dengan garam kecuali dengan takaran yang sama dan tunai” [Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 7/100 no 22929]

Hadis riwayat Ibnu Abi Syaibah di atas sanadnya shahih diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat.

  • ‘Abdul Wahab Ats Tsaqafiy adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Ma’in menyatakan ia tsiqat dan mengalami ikhtilath di akhir umurnya. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat ada kelemahan padanya”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Ijli menyatakan tsiqat [At Tahdzib juz 6 no 837]. Ahmad bin Hanbal berkata “Abdul Wahab Ats Tsaqafiy lebih tsabit dari ‘Abdul A’la Asy Syammiy” [Al Ilal no 740]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat tetapi mengalami perubahan hafalan sebelum wafatnya” [At Taqrib 1/626]. Abdul Wahab Ats Tsaqafiy memang mengalami ikhtilath tetapi ia tidak meriwayatkan hadis setelah mengalami ikhtilath [Al Mukhtalithin Abu Sa’id Al ‘Ala’iy hal 78 no 32]
  • Ayub bin Abi Tamimah As Sakhtiyatiy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Syu’bah mengatakan kalau Ayub pemimpin para fuqaha. Ibnu Uyainah berkata “aku belum pernah bertemu orang seperti Ayub”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat dan ia lebih tsabit dari Ibnu ‘Aun”. Ibnu Sa’ad menyatakan ia tsiqat tsabit dalam hadis. Abu Hatim menyatakan tsiqat. Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Daruquthni berkata “Ayub termasuk hafizh yang tsabit” [At Tahdzib juz 1 no 733]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit hujjah termasuk fuqaha besar dan ahli ibadah [At Taqrib 1/116]
  • Abu Qilabah yaitu ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Amru adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Ibnu Aun berkata “Ayub menyebutkan kepada Muhammad hadis dari Abu Qilabah maka ia berkata “Abu Qilabah insya Allah tsiqat orang yang shalih”. Al Ijli dan Ibnu Khirasy menyatakan tsiqat [At Tahdzib juz 5 no 388]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat dan memiliki keutamaan [At Taqrib 1/494]
  • Abu Al Asy’ats Ash Shan’aniy adalah perawi Bukhari dalam Adabul Mufrad, Muslim dan Ashabus Sunan. Al Ijli berkata “tabiin syam yang tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 4 no 558]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat” [At Taqrib 1/414]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat [Al Kasyf no 2254]

Tidak diragukan lagi kedudukan atsar di atas adalah shahih. Silakan perhatikan matan hadisnya, Ubadah bin Shamit salah seorang sahabat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyampaikan hadis Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan mencegah orang-orang dari perbuatan yang melanggar syari’at. Anehnya ketika hal ini disampaikan kepada Muawiyah, ia malah berdiri menyampaikan khutbah yang menuduh Ubadah menyampaikan hadis dusta dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam].

Bagaimana mungkin Muawiyah mendustakan hadis Ubadah bin Shamit [radiallahu ‘anhu] dengan alasan “ia tidak pernah mendengarnya”?. Atau mungkin ia menganggap Ubadah tidak terpercaya dalam hadis yang ia riwayatkan. Sepertinya berbeda dengan pengikut salafy nashibi justru idola panutan mereka [kaum nashibi] Muawiyah tidak berkeyakinan kalau semua sahabat itu adil. Buktinya Muawiyah menuduh Ubadah menyampaikan hadis dusta, kalau memang sahabat Ubadah adil dalam pandangan Muawiyah maka mustahil ia akan berkhutbah dan menuduh Ubadah menyampaikan hadis dusta di depan khalayak ramai. Dilematis? Yah begitulah adanya

74 Tanggapan

  1. Assuhbah atau pangkat sahabat sesungguhnya mempunyai takrif yang subjektif.Ada sahabat yang hampir persahabatannya dengan RasuluLlah dan ada sahabat yang jauh persahabatannya dengan RasuluLlah.Tapi di sisi kita orang yang jauh hidup dari zaman mereka,semua yang berdamping dan beriman dengan nabi adalah sahabat yang wajib dihurmati.di dalam hadis di atas tifdak ada bukti muawiyah menuduh ubadah berdusta.muawiyah hanya meragui boleh jadi ubadah tersalah dengar atau tersalah memahami maksud hadis rasulullah.perkataan dusta yang digunakan oleh muawiyah tidak dimaksudkan dengan dusta dengan sengaja.tapi apabila seseorang melaporkan sesuatu perkhabaran dan perkhabaran itu tidak seperti yang sebenarnya maka jadilah perkhabaran itu pada rupanya adalah dusta walaupun pada hakikatnya tidak disengajakan.

  2. @ilham

    di dalam hadis di atas tifdak ada bukti muawiyah menuduh ubadah berdusta.muawiyah hanya meragui boleh jadi ubadah tersalah dengar atau tersalah memahami maksud hadis rasulullah

    Maaf memangnya apa yang anda maksud dengan bukti?. Kalau riwayat jelas di atas saja bukan bukti maka tidak ada lagi bukti yang anda maksud kecuali anda melihat isi hati Muawiyah. Dan sebagai seorang manusia biasa mustahil bukti seperti itu anda dapat. kalau saya katakan “anda meriwayatkan hadis dusta” apakah itu berarti sama dengan saya mengatakan anda “salah dengar” atau “salah memahami”. Memang sejak dulu salafy suka mengubah-ubah bahasa manusia pada umumnya.

  3. Allahumma sholi ala muhammad wa ali muhammad, syukran pencerahanya ustd.. ditunggu tulisan-tulisan yang lain

  4. Perhatikan kalimat yang digunakan dalam hadis:

    مَا بَالُ رِجَالٍ يُحَدِّثُونَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَحَادِيثَ يَكْذِبُونَ فِيهَا ، لَمْ نَسْمَعْهَا
    Artinya:Bagaimanakah (bisa terjadi)orang-orang yang menyampaikan daripada RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wasallam bebrapa hadis mereka berdusta padanya.
    Ada beberapa yang perlu disinggung:

    Muawiyah tidak menuduh Ubadah secara peribadi atau spesifik.Tetapi dia menggunakan sighah umum yang menunjukkan dia sendiri tidak meyakini kalau Ubadah berdusta dengan sengaja.Makanya dia menggunakan sighah umum sebagi beradab terhadap Ubadah.Sikap beradab begitu hanya timbul kalau dia tidak yakin bahawa Ubadah dengan sengaja berdusta tapi dia yakin kalau Ubadah tersilap menyampaikan sehingga jadilah hadis yang disampaikan itu menjadi hadis dusta.Ada beda antara dusta yang jadi karena silap menyampaikan dengan dusta yang jadi karena sengaja mereka-reka hadis.Di sini Muawiyah tidak bermaksud Ubadah mereka-reka hadis hanya saja dia percaya Ubadah silap dalam menyampaikan.Kesilapan itu bisa jadi dari pihak Muawiyah yang salah memahamkan atau dari pihak pelapor yang melaporkannya kepada Muawiyah.Bisa jadi Muawyiah memahamkan Ubadah sedang menyampaikan hadis larangan menjual hasil ghanimah padahal yang dimaksudkan Ubadah adalah larangan terhadap aqad yang mengandungi riba(interest).
    Bukti kedua adalah dalam hadis di atas disebutkan perkataan yang digunakan oleh Muawiyah adalah “mereka berdusta padanya”.Ini juga menunjukkan bahawa Muawiyah tidak menuduh Ubadah berdusta dengan mereka-reka hadis karena kalau dia bermaksud demikian tentulah perkataan yang digunakan adalah “berdusta daripadanya”(yakzibuuna minha) bukan berdusta padanya(yakzibuuna fiihaa).Dari sudutn rahsia bahasa apabila perkataan yakzibuuna fiiha digunakan itu adalah utk menunjukkan dusta itu adalah pada sifat riwayat bukan pada asal riwayat.Tapi kalau perkataan yakzibuuna minha digunakan itu adalah menunjukkan dusta itu adalah pada asal riwayat.Dalam hal ini jelas Muawiyah menggunakan perkataan yakzibuuna fiiha bukan yakzibuuna minha.
    Di dalam hal ini Muawiyah menggunakan perkataan dusta yang dimaksudkan adalah dusta lughawi bukan dusta syar’i yang menjadikan pelakunya sebagai orang yang zalim dan munafik.

  5. @ ILham
    1. Perhatikan kalimat yang digunakan dalam hadis:
    مَا بَالُ رِجَالٍ يُحَدِّثُونَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَحَادِيثَ يَكْذِبُونَ فِيهَا ، لَمْ نَسْمَعْهَا
    Artinya:Bagaimanakah (bisa terjadi)orang-orang yang menyampaikan daripada RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wasallam bebrapa hadis mereka berdusta padanya.
    Ustadz mau nanya arti رِجَالٍ itu seorang laki-laki , atau banyak orang laki-laki……..
    =====================
    2. Ada beberapa yang perlu disinggung:
    Muawiyah tidak menuduh Ubadah secara peribadi atau spesifik.Tetapi dia menggunakan sighah umum yang menunjukkan dia sendiri tidak meyakini kalau Ubadah berdusta dengan sengaja.
    “ Muawiyah tidak menuduh Ubadah secara peribadi atau spesifik” maksudnya apa hanya menggunakan kata ganti orang ustadz…? Tidak menyebut nama langsung… tapi intinya kan tetap sama mendustakan juga
    “Tetapi dia menggunakan sighah umum yang menunjukkan dia sendiri tidak meyakini kalau Ubadah berdusta dengan sengaja.” Wah-wah ustadz bisa menduga hati orang yaaa
    ===================
    3. Makanya dia menggunakan sighah umum sebagi beradab terhadap Ubadah.Sikap beradab begitu hanya timbul kalau dia tidak yakin bahawa Ubadah dengan sengaja berdusta tapi dia yakin kalau Ubadah tersilap menyampaikan sehingga jadilah hadis yang disampaikan itu menjadi hadis dusta.
    Ustadz bukankah telah jelas bahwa ada kata dusta disana …. Tidak ada dikatakan bahwa orang tersilap atau keliru menyampaikan… kalau hanya tersilap tentu bunyi tersilap bukan berdusta..
    ============================
    4. Ada beda antara dusta yang jadi karena silap menyampaikan dengan dusta yang jadi karena sengaja mereka-reka hadis.Di sini Muawiyah tidak bermaksud Ubadah mereka-reka hadis hanya saja dia percaya Ubadah silap dalam menyampaikan.
    Kalimat yang ini prasangka ustadz atau memang matan haditsnya…?
    ===========================
    5. Kesilapan itu bisa jadi dari pihak Muawiyah yang salah memahamkan atau dari pihak pelapor yang melaporkannya kepada Muawiyah.Bisa jadi Muawyiah memahamkan Ubadah sedang menyampaikan hadis larangan menjual hasil ghanimah padahal yang dimaksudkan Ubadah adalah larangan terhadap aqad yang mengandungi riba(interest).
    Tapi sayang ustadz tdk ada bunyi hadits yang menjelaskan hal tersebut..
    ==============

    6. Bukti kedua adalah dalam hadis di atas disebutkan perkataan yang digunakan oleh Muawiyah adalah “mereka berdusta padanya”.Ini juga menunjukkan bahawa Muawiyah tidak menuduh Ubadah berdusta dengan mereka-reka hadis karena kalau dia bermaksud demikian tentulah perkataan yang digunakan adalah “berdusta daripadanya”(yakzibuuna minha) bukan berdusta padanya(yakzibuuna fiihaa).Dari sudutn rahsia bahasa apabila perkataan yakzibuuna fiiha digunakan itu adalah utk menunjukkan dusta itu adalah pada sifat riwayat bukan pada asal riwayat.Tapi kalau perkataan yakzibuuna minha digunakan itu adalah menunjukkan dusta itu adalah pada asal riwayat.Dalam hal ini jelas Muawiyah menggunakan perkataan yakzibuuna fiiha bukan yakzibuuna minha.
    Di dalam hal ini Muawiyah menggunakan perkataan dusta yang dimaksudkan adalah dusta lughawi bukan dusta syar’i yang menjadikan pelakunya sebagai orang yang zalim dan munafik.
    Hehehe ada dusta lughawi ya ustadz apa maksudnya bertaqiyah ????, jadi kesimpulan ustadz apa kalau ada orang bicara (lughawi) dusta maka pada hakikatnya seorang tsb tidak berdusta ….

  6. @ Mbak Tiara
    wah mbak dari dulu menunggu terus, kapan berangkatnya :mrgreen:

    @ilham

    saran saya, jangan mengatasnamakan “sudut rahasia bahasa” kalau anda cuma asal berkomentar.

    Muawiyah tidak menuduh Ubadah secara peribadi atau spesifik.Tetapi dia menggunakan sighah umum yang menunjukkan dia sendiri tidak meyakini kalau Ubadah berdusta dengan sengaja.Makanya dia menggunakan sighah umum sebagi beradab terhadap Ubadah

    Apanya yang beradab?. Jelas perkataan itu ditujukan kepada Ubadah karena orang tersebut mengadukan perkataan Ubadah kepada Muawiyah. Dan maaf Ubadah sendiri tidak menganggap ucapan Muawiyah itu sebagai sesuatu yang beradab buktinya ia berdiri dan membantah dengan mengatakan “kami akan tetap meriwayatkan hadis Rasulullah meskipun Muawiyah membencinya”

    Sikap beradab begitu hanya timbul kalau dia tidak yakin bahawa Ubadah dengan sengaja berdusta tapi dia yakin kalau Ubadah tersilap menyampaikan sehingga jadilah hadis yang disampaikan itu menjadi hadis dusta

    Maaf apa anda tidak membaca perkataan Muawiyah لَمْ نَسْمَعْهَا yang kami tidak pernah mendengarnya. Ini menunjukkan Muawiyah menuduh orang yang bersangkutan mengada-adakan hadis bukannya salah memahami seperti klaim anda

    Bisa jadi Muawyiah memahamkan Ubadah sedang menyampaikan hadis larangan menjual hasil ghanimah padahal yang dimaksudkan Ubadah adalah larangan terhadap aqad yang mengandungi riba(interest).

    Dalam Shahih Muslim 3/1210 disebutkan dengan jelas kalau Ubadah menyampaikan hadis larangan itu dan itulah yang sampai kepada Muawiyah. Jadi gak ada ceritanya Muawiyah memahamkan seperti yang anda bilang. Dan soal “sudut rahasia bahasa” itu cuma akal-akalan anda saja,ahli bahasa mana yang bilang begitu 😛

  7. @ilham othmany

    Antum ini ana lihat kerjanya hanya bisa memberikan takwil-takwil batil setiap kali gagal untuk melemahkan hadis-hadis yg tidak sejalan dengan pikiran dan keyakinan antum….dan takwil antum itu sungguh jauh dari ilmiyah….menyedihkan.

  8. kalo boleh tahu, yang salah dari ucapan Muawiyah di atas apa?

  9. Hikhikhihkhihkk…. kasihan si ilham tukang takwil kagak sembuh2 dari penyakitnya ee… malah makin parah! hikhikhihkhihkk..

  10. Na’uzubillah… “ilham othmany” itu goblok apa?? udah dikemukakan bukti lagi mahu ditafsir kepala2 sendiri. Atsar itu sudah disampai terus dr org yang mendengar. masakan orng y mendengar tdk tahu hingga mnggunakan bhs gitu..

    Ah.. mmg kepala nasibi sudah mnganggap Sahabat itu maksum, Rasulullah lagi dihina2kan. dasar org mahu ke nereka

  11. @Ilham :
    1. Bagus sekali tampilan videonya, tapi topiknya sangat menyimpang (khriqul adah) dengan artikel yang ditulis SP
    2. Terus dalam Video dikatakan syiah menganggap “Tidak hanya Rasulullah yang tidak Berjaya tapi Allah juga” karena sahabat semua berbalik kebelakang (murtad) kecuali hanya tiga pertanyaan saya adalah :
    – Siapakah yang tiga itu, sedangkan ahlul kisa saja lebih dari 3 orang….harusnya ustadz tsb bawakan alas an dan dalil-dalilnya
    – Jika dikatakan apabila seorang Rasul Tidak Berjaya maka Allah juga, apakah pengertian Ustadz tsb mengenai Qadha dan Qadhar Allah …
    – dalam Surat Al Baqarah : 91 disebutkan :
    Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah,” mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”
    Apakah ustadz tersebut berani pula mengatakan “Tidak hanya nabi-nabi yang tidak Berjaya tapi Allah juga” karena nabi-nabinya dibunuh (Naudzubillah summa Naudzubillah)..

  12. @ilham othmany

    Apa hubungannya antum membawa-bawa link video tersebut ke sini toh hadist yg ditakhrij oleh mas @SP tidak ada hubungannya dgn literatur yg dimiliki oleh orang-orang syi’ah !
    Apa antum ingin menjadi “jaka sembung” di blog ini? he…he….he

  13. @msaleh

    Sudah dua postingan dari Sp pemilik blog sebelah belum merespon, kira2 kemana si Tambunnya..?

  14. HEY ILHAM OTHMANI YG KAGAK SADAR2 AKAN KEBODOHANNYA.. KASIHAN DEH KAMU, YG DIJAGOKAN KOK USTADZ SPT MAULANA ITU, DIA MAH GAK TAHU APA2 SOAL SYIAH!, HEHEHE

  15. HEY ILHAM OTHMANI DAN JUGA SELURUH USTADZ ANTUM SERTA SELURUH PENDENGKI MAZHAB SYIAH IMAMIYAH YG MEMBACA BLOG INI , BACA PERNYATAAN ULAMA SYIAH DIBAWAH INI DENGAN BAIK!!!

    Ayatullah Makarim Syirazi lebih lanjut mengatakan Wahabi sebagai salah satu sekte dalam Islam yang mewakili kekeraskepalaan dan kesombongan dalam menerima kebenaran. Beliau mengatakan, “Bayangkan, di setiap perpustakaan Saudi tidak satupun terdapat kitab yang ditulis ulama Syiah. Sementara kitab-kitab yang didatangkan dari Mesir, mereka memilah-milahnya, jika memuat materi yang mengkritisi amalan dan keyakinan mereka, maka mereka akan menolaknya. Ini adalah bentuk penolakan baru terhadap kebenaran.”

    Beliau kemudian menyinggung perbedaan tradisi keilmuan di dunia Syiah dengan Wahabi dengan mengatakan, “Kita memegang landasan keyakinan kita dengan kuat dengan berdasar pada argumen yang logis, dan kita tidak khawatir sedikitpun terhadap apa-apa yang mereka tulis sebab itu tidak akan pernah membahayakan aqidah Syiah. Namun mereka sebaliknya, wahabi memiliki keyakinan yang rapuh yang tidak memiliki landasan argument yang kuat dan logis, sehingga mereka khawatir untuk membaca kitab-kitab Syiah sebab itu dapat meruntuhkan bangunan berpikir dan keyakinan mereka.”

    Hadhrat Ayatullah Makarim Syirazi dipenggalan akhir ceramahnya mengatakan, “Kita berharap semoga ulama-ulama dan cerdik pandai dari kalangan Wahabi bersedia untuk memperbaharui pemikiran mereka dan mengizinkan kepada kaum muda dikalangan pengikut mereka untuk lebih banyak belajar lagi khususnya belajar dari khazanah keislaman yang dimiliki kelompok lain. Perbedaan-perbedaan harus senantiasa didiskusikan untuk kemudian mencari titik temunya sehingga kita bisa menetapi kebenaran yang sesungguhnya. Kalaupun perbedaan tersebut tidak bisa diselesaikan minimal ia harus mampu dijelaskan dengan menggunakan argument-argumen yang kuat dan berdasar bukan dilandasi oleh fanatisme dan taklid buta.” (ABNA.co)

  16. @ilham othmany
    lebih baik antum belajar ilmu bahasa dahulu baru komen, sudah jelas kalimat seperti itu masih dita’wil lagi.
    memang itu kebiasaan pendukung yang kehabisan dalil akhirnya lari ke ta’wil.
    lebih baik diam dan merenung dari pada kelihatan begonya.

  17. Wakakaka..
    Para gembongnya syiah mulai kepanasan.Sejujurnya kalau mau betul-betul debat para ulama syiah itu semua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ulama sunni.Ayo bisa dipanggil para Ayatullah di Iran sana debat sama Maulana Asri di atas.Pasti mereka semua terkentut-kentut dibabat sama Maulana Asri.Kenbanyakan yang terpengaruh syiah tidak mempunyai asas agama yang baik.Mereka semua lemah dalam semua kaedah istimbat dan beristidlal samada kaedah usuliah mahupun kaedah lafziah.Saran lagi,belajar ilmu agama yang benar biar gak ketipu .Ha ha ha…

  18. @salafi irja’i,

    “…Sudah dua postingan dari Sp pemilik blog sebelah belum merespon, kira2 kemana si Tambunnya..?”

    Yang tepat untuk menggambarkan keadaan mereka adalah sebagaimana pepatah yg mengatakan ; Hidup segan…mati tak mau he…he….he….

  19. Wakakaka..

    maklum semakin parah sipenghayal wahabi nashibi ini

    Para gembongnya syiah mulai kepanasan.

    he…he..he.. maklum fatwa si mal’un bin bazz,matahari lg mengedari bumi makax panas

    Sejujurnya kalau mau betul-betul debat

    memang selama ini sipenghayal wahabi nashibi ini suka dusta sama sprt gembong2 wahabi

    para ulama syiah itu semua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ulama sunni.

    he..he..he.. wahabi nashibi ngaku suni, 🙂

    Ayo bisa dipanggil para Ayatullah di Iran sana debat sama Maulana Asri

    maulana asri tukang dusta dianggap hebat gmn yg kroco2 wahabi..??

    Saran lagi,belajar ilmu agama yang benar biar gak ketipu

    he..he..he..ga nyadar klu sipenghayal wahabi nashibi ini sdh tertipu oleh si mal’un bin bazz n si pendusta Maulana Bazzi

  20. @ilham othmany

    “….Wakakaka..
    Para gembongnya syiah mulai kepanasan.Sejujurnya kalau mau betul-betul debat para ulama syiah itu semua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ulama sunni.Ayo bisa dipanggil para Ayatullah di Iran sana debat sama Maulana Asri di atas….”

    Dari pada antum hanya sibuk tertawa dan “omong besar” di Blog. ini lebih baik antum bantu jawab tuh pertanyaan sdr @arsy atas segala pernyataan Maulana Asri agar tidak terkesan antum lari dari tanggung jawab setelah mencantumkan link tersebut seenaknya disini…

  21. dari riwayat diatas telah jelas bahwa para sahabat bisa saja saling menuduh atau ada ketidak cocokan dalam menerima hadist jadi perlu jahr dan ta’dil kepada para sahabat siapa yang periwayatannya lebih kuat antara ubadah bin shamit atau muawiyah bin abu sofyan karena pendapat mereka yang bertentangan tidak mungkin kita terima secara bersama sama(kedua duanya benar) atau kita takwilkan sehingga tidak terjadi pertentangan .
    jadi anggapan bahwa sahabat berijtihad apabila benar mendapat pahala 2 kalau salah mendapat pahala 1, ini berarti siapapun sahabat yang kita ikuti salah atau benar tetap mendapatkan pahala.
    Inilah cara berpikir yang salah karena 2 pendapat yang saling bertentangan kita anggap benar kedua duanya oleh karena itu kita harus memberanikan diri keluar dari dogma yang sudah kita yakini bahwa semua sahabat adalah adil atau tidak ada pertentangan diantara mereka.
    kalaupun kita paksakan menerima dogma keadilan sahabat maka kita harus mendhoifkan hadist hadist tentang pertentangan sahabat keseluruhannya apakah sahabat munafik, sahabat menfitnah, sahabat saling membunuh, sahabat menentang nabi kita anggap hadist hadist seperti itu adalah tidak ada.
    Sahabat bisa benar dan bisa salah mari kita ikuti yang benar saja.
    ini pendapat saya bisa benar dan bisa salah,mudah mudahan tidak diikuti hawa nafsu yang buruk.
    semoga alloh memberikan kedamaian dan memberikan ampunan pada para sahabat nabi.
    trims, wassalam

  22. ILAHM… ILHAM… KASIHAN ANDA, PADA AWALNYA ANDA BEGITU TENANG DAN YAKIN AKAN KEBENARAN KOMENTAR2 ANDA SEHINGGA TERLIHAT KETEGARAN ANDA, NAMUN KAMIN LAMA KEDOK NASIBHI ANDA TERBONGKAR, KEBODOHAN ANDA TERKUAK, DALIL2 YG ANDA BAWAKAN MENYIMPANG, DITAMBAH LAGI DENGAN VIDEO KELAS TERI YG ANDA TAMPILKAN DAN ITU BUKTI BAHWA ANDA SUDAH TIDAK MAMPU LAGI MENUNJUKKAN DALIL KEBENARAN ANDA, DAN KEMUDIAN ANDA MUNCUL LAGI DENGAN KETAWA2, JANGAN2 ANDA JUGA GILA, KASIHAN….

  23. apa yang terjadi di atas tidak menunjukan keadilan sahabat, itu cuma perselisihan biasa saja. si Sp saja yang terlalu membesar-besarkannya. kayak sebuah lagu: “karena (wanita eh sori) si Sp ingin dimengerti :mrgreen:

    besar kemungkinan si Sp ini adalah syiah banci

  24. @syiah tobat
    antum mesti banyak belajar baca pakai akal bukan pakai jenggot dan banyakin istighfar! pemikiran tentang Islam ala ente bisa terkena bencana gunung meletus dan Tsunami…

    ente bilang masalah periwayatan perselisihan HaDIST dusta oleh sahabat dianggap perselisihan biasa saja? Luar Biasa ente..selamat ente sdh ikut menyumbang datangnya azab bagi pemaham “Islam” ala Ente…Kwkwkwk

  25. kan udah dibilang perkataan dusta yang digunakan oleh muawiyah tidak dimaksudkan dengan arti hakikinya.Sama seperti hadis yang bermaksud tidak berdusta Nabi Ibrahim itu melainkan tiga dusta.Bukanlah dalam hadis itu menunjukkan nabi Ibrahim benar-benar berdusta hanya perkataan dusta itu adalah majaz kepada ma’aaridh yang dilakukan oleh nabi Ibrahim.
    Begitu juga dengan perkataan dusta yang digunakan oleh muawiyah terhadap ubadah.Saya sih pasti banget tentu Ubadah dapat membedakan antara yakzibuna(lafaz jamak)fii haa(padanya/didalamnya)-menggambarkan kesalahan yang bersifat juz-iyah dengan yakzibu(lafaz mufrad) minhaa (daripadanya)-menggambarkah kesalahan itu bersifat kulli.Ubadah marah karena dia tidak dapat menerima kalau dia dikatakan telah tersilap.

  26. Salaam..
    Sebenarnya diskusi ini mencari kebenaran atau mencari kesalahan atau kedua2nya?

    Diskusi ini takan mendapatkan titik temu bahkan sejak awal sudah terjadi bias. Karena memang tidak ada kesepakan definisi dari awal mengenai tema yang dibahas. Terutama mengenai definisi keadilan-sahabat itu sendiri.

    Ini namanya bukan mencari kebenaran tapi lebih mencari kesalahan..
    Meskipun disela2 diskusi ada juga kebenaran yang terungkap, hanya saja lebih berefek pada emosional yang kontra. Karena yg mengangkat masalah tidak memperhatikan harga diri seseorang yang memiliki keyakinan yang berbeda.
    Tema diatas lebih menyerang harga diri seseorang/kelompok yang kontra dari pada pemikirannya.

  27. @pengamat
    yg hrs dipermasalahkan bukanlah pihak yg membuka topik diskusi. tp pihak yg g tau etika berdiskusi. sebab kalau hanya mengandalkan prinsip asal ngeyel, membahas topik macam apapun ujung2nya y bakal emosi

  28. Didalam mengungkap ‘suatu kebenaran’ Justru yg harus dikemukakan adalah ‘kesalahan ybs itu sendiri (siapapun itu)’!!! Jadi alasan ‘mencari2 kesalahan’ tidak dapat diterima karena kalau yg diungkap hanya ‘kebenaran’ ybs tsb namanya bukan mengungkap kebenaran karena semuanya sudah benar!!!

    Dan dalam suatu kajian atau diskusi ‘saling serang’ itu suatu hal yg memang harus terjadi, tinggal bagaimana kita sebagai pengamat atau pendengar menyikapi ‘saling serang’ dari kedua kelompok yg berbeda tsb.! Argumen siapa dari ke2 kelompok tsb yg kuat mengemukakan dalil2 dan hujah2 yg kuat sehingga layak utk diterima dan diikuti!

    Salam Damai

  29. Definisi keadilan cuma satu yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Contoh pada kasus atsar di atas dimana muawiyah tidak mempercayai Ubadah dan menganggap ubadah telah berdusta atas nama Nabi, dan masih banyak contoh yang lainnya yang berkaitan dengan ketidakadilan sahabat.

  30. @syiahtobat: kok begitu, antum kok tak bantah dalil malah nyerang orangnya. mank low nyerang orang berarti sama dengan mematahkan dalil yach? huft ==a (aneh)

    @ilham: tlong dijwab dua pertanyaan dari arsy tentang video dan dalil spaya ana paham n low bisa scara detail seperti SP karna low asal seperti itu ana gak paham dan jujur gak ngerti kearah mana sebenarnya antum bicaranya >_<

    @pengamat: afwan menyerang yang antum maksud. yang ana tw low kita diserang ada dua yang harus kita lakukan pertama defend(berdiam sambil memikirkan strategi), dan kedua adalah attack(menyerang dengan memberikan dalil sanggahan). low dikit2 mudah kesinggung atau pndungan sampai kapan kita tdak akan bisa mengetahui hal yang benar dan ana menunggu orang yang attack karna ana ingin menyimak diskusi yang saling memberikan argumen bkan mencaci karna low yang ana tw mencaci bkan akhlak Nabi Muhammad SAW, ana melihat Nabi low berdiskusi selalu tenank dan bersikap dengan baik ^_^. Adanya kata 'singgung' karna dia meyakini ajarannya dan ketika ajarannya diusik pasti dia akan marah tapi alangkah baiknya seperti Mahluk Paling Bijak yaitu Rasulullah SAW. Beliau SAW menyanggahnya dengan keilmuaan yang membuat orang bertakjub2

  31. @Yupz1500
    Y: yang ana tw low kita diserang ada dua yang harus kita lakukan pertama defend(berdiam sambil memikirkan strategi), dan kedua adalah attack(menyerang dengan memberikan dalil sanggahan).
    J: dan yang ketiga defend

    Y:low dikit2 mudah kesinggung atau pndungan sampai kapan kita tdak akan bisa mengetahui hal yang benar dan ana menunggu orang yang attack karna ana ingin menyimak diskusi yang saling memberikan argumen bkan mencaci karna low yang ana tw mencaci bkan akhlak Nabi Muhammad SAW, ana melihat Nabi low berdiskusi selalu tenang dan bersikap dengan baik ^_^.
    J: Btw, apa benar anda pernah melihat nabi berdiskusi?:-)
    Hanya saja ada orang yang keliatannya tenang, padahal sebenarnya “mencaci dan “mencela” yang levelnya lebih halus. Bahkan sampai terkesan sombong tingkat tinggi.:-)

  32. @Yupz1500
    ups komentar saya kurang:-)
    maksud saya defend yang terbaik adalah menyerang

  33. @SP
    hadis di atas tidak shahih, karena terdapat banyak an’anah, yang besar kemungkinan di dalamnya terjadi tadlis dan irsal.
    sekalipun an’anah-nya shahih, mohon anda bisa membuktikan adanya “perjumpaan” (liqa) atau “pendengaran” (sima’) antara perawi yang melakukan an’anah di atas sebagai syarat bahwa sanad di atas memang benar-benar muttasil sehingga bisa ditetapkan sebagai hadis shahih.
    adapun bila belum memenuhi persyaratan ini hadis ini tetap dhaif dan sedikitpun tidak bisa dijadikan hujjah.
    adapun takrij anda yang hanya menyebutkan tadil perawi yang anda copy paste dari beberapa kitab saya pikir itu hanya “ngeles” orang bodoh saja untuk menutupi ketidak shahihan hadis di atas dan untuk mengelabui manusia awam yang tidak mengerti hadis. dan saya sangat tidak ragu bahwa anda ini orang bodoh dan penipu.
    modal copy paste saja tidak cukup tanpa bisa menganalisa dengan cermat.
    kesimpulan saya: Anda tidak mengerti hadis dan cara mendudukan hadis.
    terakhir: Anda adalah orang dungu
    @ pembaca yang mencari kebenaran
    Tinggalkan lah blog ini karena ngga ada isinya bahkan pemilikny adalah orang yang berotak tumpul.

  34. @upin

    orang bodoh itu adalah orang yang tidak bisa mengukur ilmunya sendiri tetapi menuduh orang lain bodoh. Maaf jika anda mengatakan riwayat an anah dhaif karena kemungkinan terjadi tadlis dan irsal maka secara tidak langsung anda mendhaifkan banyak [bahkan ratusan atau lebih] hadis dalam Kitab shahih [shahih Bukhari dan Muslim].

    Dalam ulumul hadis, telah disebutkan dan menjadi ijmak di kalangan muhaddis bahwa riwayat an anah perawi tsiqat yang bukan mudalis dan tidak ada keterangan irsal maka riwayatnya dianggap muttashil. Jika tidak percaya silakan lihat kitab Ulumul hadis. saran saya belajarlah dengan baik 🙂
    Salam

  35. hmmm. jadi shahih bukhari dan shahih muslim mau dijadikan tameng ya…
    he he he he.
    begini saja.
    tolong anda cari satu hadis saja dalam shahih bukhari yang disana an’anahnya tidak menunjukan kemuttasilan seorang perawi, bila anda ingin mengaitkan penilaian saya ke anda dengan berpijak pada dua kitab hadis di atas.

    point yang kedua dari anda saya minta dulu buktinya, di kitab mana? jangan hanya klaim!

    nanti kita lihat siapa yang bodoh di antara kita
    salam

  36. @joe: low melihat ana rasa belum tapi low membaca literatur ana udah dan Nabi Muhammad SAW selalu diskusi dengan santun cntoh yang dilakukan dengan Kaum Nasrani. contohnya seperti apa kira2 joe yang dimksud ini ““mencaci dan “mencela” yang levelnya lebih halus. Bahkan sampai terkesan sombong tingkat tinggi.:-)””? gak terlalu paham T_T
    boleh2 masukan tuch yang ketiga tapi bkan menyerang asalkan? hehehe 😀

  37. Vidoe tersebut adalah kebohongan2 yang sengaja disebarkan oleh Ulama Sunnah tertentu atas nama Kaum Syiah

    Kaum Syiah tidak pernah mengatakan bahwa semua sahabat adalah MURTAD; tetapi Kaum Syiah mengatakan bahwa para sahabat adalah manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan; karena tidak ada manusia yang sempurna.

    Kesempurnaan hanya dimiliki oleh ALLAH. Iblis dan Setan tidak pernah berhenti menggoda manusia; termasuk mengoda para Nabi dan juga menggoda para sahabat. Banyak sahabat yang masuk surga dan banyak juga sahabat yang masuk api neraka

    Kaum Syiah percaya bahwa Nabi Muhammad berhasil menyebarkan agama Islam; sehingga sekarang agama Islam menjadi agama ke dua terbesar di dunia. Agama Islam adalah agama tercepat perkembangan di dunia dari pada agama2 lain

    Kegagalan ada di tanggan para Nabi yang lain atau para Nabi yang terdahulu dari Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi; karena mereka gagal menyebarkan agama Islam. Nabi Muhammad adalah orang satu satunya yang berhasil dan berjaya menyebarkan agama Islam

  38. ASSOHAHAABATU ROSULILLAH (perkawanan utusan Tuhan)

    ALLAH dan Rasulullah menggunakan kosa kata SAHABAT untuk orang2 yang masuk surga (Jannah) dan orang2 yang masuk api neraka

    SHOHIB = kawan, teman, penghuni, pemilik dll

    ASHABU = kawan2, teman2, penghuni2, pemilik2 dll

    ALQURAN 7:50
    Ahabu Nar (sahabat2 di api neraka) berkata kepada Ashabu Jannah (sahabat2 di dalam surga): “Berikanlah kami sedikit air atau makanan yang telah diberikan oleh ALLAH kepada kamu!”

    ALQURAN 5:10
    Orang2 Kafir yang mendustakan ayat ayat kami (AlQuran); sesungguhnya mereka Ashabu Al Jahim (sahabat2 di dalam neraka Jahim)

    Jika kita membaca semua kosa kata ASHABU (sahabat2, kawan2, teman2) di dalam AlQuran dengan teliti; maka kita bisa melihat bahwa ALLAH menggunakan kosa kata SAHABAT untuk mereka yang masuk api neraka dan juga untuk mereka yang masuk surga.

    Ulama Sunni sengaja memutar-balikan ayat ayat AlQuran untuk membodohi ummat Islam.

    SYIRIK (dosa terbesar yang tidak akan diampuni oleh ALLAH); adalah aqidah (kepercayaan & keyakinan) kaum Sunni; karena Kaum Sunni rajin memuji para sahabat; sehingga Kaum Sunni tidak bisa melihat dan tidak bisa mempelajari kesalahan2 yang dilakukan oleh para sahabat; padahal semua pujian hanya dimiliki oleh ALLAH.

    Kaum Syiah sengaja mempelajari kesalahan2 yang dilakukan oleh para sahabat setelah Rasulullah wafat; supaya kamu Syiah tidak mengulangi kesalahan2 yang sama; karena Kaum Syiah tidak mau dihukum oleh ALLAH di dunia ini dan di akhirat nanti.

  39. ASHABI (kawan-kawanku, teman-temanku, sahabat-sahabatku)

    SHOHIH BUKHARI, Kitab 60 no 149
    Ibn Abbas melaporkan bahwa Rasulullah berkata (di depan para sahabatnya): “Ya manusia, kamu akan dikumpulkan pada hari Qiyammah di depan ALLAH dalam keadaan telanjang, tidak ada alas kaki dan tidak disunat. Rasulullah mengucapkan ayat ayat ALLAH

    ALQURAN 21:104
    Pada hari kami gulung langit seperti kami gulung lembaran lembaran kertas; sebagaimana kami telah menciptaan ciptaan kami yang pertama; kami akan mengulanginya; karena itu adalah janji kami; sesungguhnya akan terjadi karena kami akan melaksanakannya

    Rasulullah melanjutkan dan berkata: “Orang pertama yang akan diberikan pakaian adalah Nabi Ibrahim pada hari kebangkitan. Banyak orang yang mengikuti saya akan dibawa kepada saya; kemudian mereka dimasukan ke dalam api neraka!”

    Rasulullah akan berkata (kepada ALLAH): “Mereka adalah ASHABI (sahabat-sahabatku, kawan-kawnku, teman-temanku)!”

    ALLAH akan berkata (kepada Nabi Muhammad): “Kamu tidak mengetahui perbuatan mereka setelah kepergianmu (setelah Muhammad wafat); mereka telah MURTAD setelah kepergian kamu!”

    Rasulullah akan mengutip ayat AlQuran yang diucapkan oleh Nabi Isa Al Masih

    ALQURAN 5:118
    Jika anda menyiksa mereka; sesungguhnya mereka adalah hamba-hambamu; jika anda mengampuni mereka; sesungguhnya anda maha perkasa dan maha bijaksana.

    KESIMPULAN

    Perhatikan kosa kata ASHABI (sahabat-sahabatku, kawan-kawanku, teman-temanku) dipergunakan oleh Rasulullah untuk para sahabat yang akan dimasukan ke dalam api neraka.

    Ulama Sunni sengaja menyembunyikan atau rajin menutup-nutupi Hadith ini; supaya SYIRIK (dosa terbesar) tersebar di dalam kalangan Kaum Ahlul Sunnah Wal Jamaah.

    Ulama Sunnah sengaja menyembunyika Hadith tersebut; supaya semua sahabat bisa dipuji oleh ummat Islam; ini adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh Ulama Sunnah; karena semua pujian hanya dimiliki oleh ALLAH; bukan dimiliki oleh para sahabat.

  40. ASHABI (kawan-kawanku, teman-temanku, sahabat-sahabatku)

    SHOHIH BUKHARI, Kitab 76 no 584
    Abu Hurairoh melaporkan bahwa Rasulullah berkata: “Pada hari Qiyammah nanti; saya adalah orang pertama yang tiba di KAUTHAR (mata-air, sungai, danau dll).

    Barangsiapa yang tiba disana akan minum dan barangsiapa yang minum disana tidak akan haus kebali. Banyak orang yang saya kenal datang kepadaku; dan mereka mengenali saya; mereka adalah para pengikutku; tetapi penghalang akan ditaruh antara saya dengan mereka. Kemudian mereka akan diusir dari saya.

    Rasulullah berkata (kepada ALLAH): “Mereka adalah ASHABI (sahabat-sahabatku, kawan-kawanku, teman-temanku)!

    ALLAH akan berkata kepada Nabi Muhammad: “Kamu tidak mengetahui apa yang mereka kerajakan setelah kepergian kamu (setelah Rasulullah wafat). Mereka telah MURTAD dan KAFIR!”

    KESIMPULAN

    Mayoritas Ulama Sunnah adalah orang2 yang pintar karena mereka rajin membaca AlQuran dan Hadith; tetapi minoritas Ulama Sunnah adalah orang2 yang sombong; sehingga mereka rajin menyebarkan kebohongan2 tentang Kaum Syiah.

    Minoritas Ulama Sunni tersebut hendak memuji para sahabat; sehingga mereka sengaja tidak mengakui bahwa para sahabat adalah manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan2; karena tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya dimiliki oleh ALLAH

    Kaum Narani rajin memuji Nabi Isa Al Masih; sehingga ummat Nasrani sudah dikafirkan oleh ALLAH. Ulama Sunnah inggin ummat Islam memuja para sahabat; sehingga mereka marah ketika Kaum Syiah mengatakan bahwa para sahabat bisa melakukan kesalahan2 setelah Rasulullah wafat

  41. ALQURAN 25:30-31

    30. Rasulullah berkata: “Ya Tuhanku, KAUMKU telah meninggalkan AlQuran!”

    31. ALLAH berkata: “dan seperti itulah (yang terjadi); telah kami adakan untuk semua nabi; musuh dari orang orang yang berdosa; dan cukuplah ALLAH menjadi penolong dan pemberi petunjuk

    Perhatikanlah kosa kata KAUMKU di dalam ayat ayat AlQuran tersebut. Para sahabat juga termasuk KAUM MUHAMMAD. Sebagian dari para sahabat melanggar AlQuran setelah kepergian Rasulullah (setelah Nabi Muhammad wafat)

    Mereka yang melanggar AlQuran akan dijadikan musuh2 Nabi Muhammad pada hari Qiyammah nanti. Berapa banyak sahabat yang melanggar AlQuran; sehingga mereka saling membunuh di dalam perang Riddah, perang Siffin, perang Jamal dan perang perang yang lain.

    Mayoritas Ulama Sunni adalah orang2 yang pintar dan yang mengagumkan; tetapi minoritas Ulama Sunni adalah orang2 yang sombong.

    Minoritas Ulama Sunni inggin ummat Islam memuji para sahabat; dengan alasan semua sahabat adalah manusia yang sempurna; padahal semua pujian hanya dimiliki oleh ALLAH; sehingga tidak mungkin para sahabat melakukan kesalahan2.

    Jika Kaum Syiah mempelajari kesalahan2 yang dilakukan oleh para sahabat setelah Rasulullah wafat; supaya Kaum Syiah tidak mengulangi kesalahan2 yang sama;

    maka Ulama Sunni tersebut akan marah dan akan tersinggung; kemudian Ulama Sunni tersebut menuduh Kaum Syiah sebagai orang2 yang suka menghamun (mencela, menghina) para sahabat; padahal SYIRIK (dosa terbesar) adalah keyakinan Kaum Sunni

  42. @HMA
    msh dgn gaya lamanya sprt di MQ
    berhrp disini mencari kebenaran bkn memperbesar perbedaan.

  43. Kepada ALDJ yang pintar dan yang terhormat

    Kaum Syiah di forum ini berusah mencerdaskan ummat Islam dengan cara memberikan keterangan berdasarkan AlQuran dan Hadith.

    Perbedaan antara Kau Syiah dengan Kaum Sunni terjadi kerang Kaum Syiah mentaati ALLAH dan mentaati Rasul; tetapi Kaum Sunni berkeras menghianti Rasulullah; karena aqidah Kaum Sunni melampaui batas dan Aqidah Kaum Sunni bertentangan dengan AlQuran dan Hadith.

  44. setau sy di forum mq kalangan syiah n suni juga tdk respek trhdp tulisan anda,
    setau sy forum ini jg tdk utk saling mencela,terutama mslh suni syiah,
    setau sy forum disini mencari nilai2 kebenaran dr dalil2 ahlusunnah, yaitu kebenaran yg diusung oleh rosul n ahlulbaitnya.
    setau sy anda sll membawa diskusi di forum mq sll berakhir dgn hujat menghujat.
    Kita lihat sj tanggapan dr mereka yg tdk mengenal anda.
    salam damai

  45. masalah ini sudah dijawab di sini: https://secondprincee.wordpress.com/

  46. @Upin

    you seem very disappointed with the behavior the owner of this blog is a big liar. telling you to learn Ulumul hadith, as if he already understood, but to account for his own writings and what he said he can not.

    That’s the fate of those who haunt the syiah dumb this wordpress blog. science is not clear but already a big way. better a big penis so there are proud of. but in fact his brain is only for fleas.

    It is vain for you to speak with the owner of this stupid blog

  47. @HMA

    Mayoritas Ulama Sunni adalah orang2 yang pintar dan yang mengagumkan; tetapi minoritas Ulama Sunni adalah orang2 yang sombong

    .

    Menurut sy dua kalimat ini tidak nyambung dan kata-kata “sombong” yang saudara labelkan kepada yang minoritas hanya terkesan saudara merasa iri dan dengki (?).

    Perbedaan antara Kau Syiah dengan Kaum Sunni terjadi kerang Kaum Syiah mentaati ALLAH dan mentaati Rasul; tetapi Kaum Sunni berkeras menghianti Rasulullah

    ;

    Ini jelas hanya wahm saudara saja. Syiah maupun Sunni secara personal bisa saja melanggar perintah Allah dan rasul-Nya. Bagaimana saudara bisa mengklaim ketatatan hanya dimiliki Syiah? 🙄 Bangunlah wahai HMA. Hiduplah di dunia nyata.

    karena aqidah Kaum Sunni melampaui batas dan Aqidah Kaum Sunni bertentangan dengan AlQuran dan Hadith.

    Kata-katanya ditulis dengan tanpa emosi, namun isinya sungguh tuduhan yang berat. Aqidah Sunni yg bagaimana yang saudara katakan bertentangan dengan AlQuran dan Hadits? Hadits mana yang saudara jadikan sandaran? Hadits Sunni? Hmmm…

    Salam

  48. @yusuf

    Janganlah mempermalukan diri saudara dengan mempromosikan blog sampah. Komen saja di sini. Bawakan ke sini apa yg menurut saudara benar.

    Salam

  49. @Upin
    sampai mati pun kamu menunggu ngga akan muncul batang idung si SP tolol ini. orang yang banyak bicara namun kosong isinya kayak dia ini, ngga pantes buat diajak debat.

    Saya memaklumi kalau kamu sudah tidak mau menyentuh blog najis ini.

  50. @arman
    dimana sampahnya blog tersebut?
    kalau anda mau mengikuti logika anda (SP), maka bagaimana dengan Imam Ali yang mencela Imam Husein? apakah imam Ali tidak adil? atau imam husein yang tidak adil karena tidak berhukum sesuai ketetapan syariat dalam blog ini:
    http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/07/imam-mashum-tidak-taat-pada-orang-tua.html

  51. @Arman/Sp/Nyadap/ atau apapun itu

    Iya nih saya juga pengen tahu. dimana “sampah” nya sih blog sebelah itu?

    saya ngga lihat dia ngarang cerita sebagaimana anda mengarang cerita seperti di atas. apa yang dia bawakan itu adalah benar dan tidak ada yang salah.

    dalilnya benar dan argumennya juga benar

    lha sementara anda itu hanya mengutip dalil yang benar, namun argumen anda itu berbalik arah dengan kebenaran atau bahasa sederhananya mungkar.

    Mohon disadari lah hal itu. Blog Spe bukan momok menakutkan loh.

  52. @Yusuf
    ini memang blog bagi para keledai. tak pantas manusia cerdas membaca blog ini sebagaimana yang dijelaskan Spe.
    Awalnya saya netral dengan ke2 blog ini, namun lama kelamaan saya kok merasa pemilik blog ini memang seperti yang dikatakan Spe, yaitu dungu dan berotak batu. Naudzu billah

  53. KOMEN UPIN DAN MAS SP KOK SAMA PERSIS YG ADA DI TOPIK

    “Apakah Ada Sahabat Badar Yang Dinyatakan Munafik?”

    SEPERTINYA KOMEN UPIN UDAH TERJAWAB TUH, WKWKWKWK….

  54. ehem, nick name baru…..
    benar2 kelakar tipu menipu.
    kalau sudah di skak mat, pasti muncul keledai baru.
    yo wes…..semua orang sudah tahu

  55. @Upin

    “nanti kita lihat siapa yang bodoh di antara kita?”

    saya sudah lihat! orangnya itu bukan saja bodoh tapi juga tolol bahkan dungu seperti yang dikatakan Spe.

    sedikit tambahan: berotak batu!

  56. turunan nyalap mulai muncul,dgn niat mengotori blog ini.rupa nya tempat sampah nyalap sdh kepenuhan ya..

  57. @yusuf
    @segaf

    Iya saya akui bahwa saya memang tolol dan berotak batu. memang wajud saya masih sama seperti manusia padahal jiwa saya adalah jiwa keledai. saya akui semua itu. dan saya akui bahwa saya adalah pemilik blog ini yang suka nyamar sana sini.

    Apa kalian puas!?
    Tak cukupkah puaskah kalian menghina saya.

    Saya memang tolol dan goblok
    Saya tak pantas lagi hidup di dunia ini

    Bye

  58. @ All
    SAYA SUDAH SADAR. SAYA NYATAKAN SAYA BERTOBAT DARI AGAMA BEJAT SYIAH 12.
    DAN SAKSIKANLAH SAUDARA-SAUDARA SEKALIAN BAHWA SAYA JUGA AKAN TERUS MELAKNAT SP SEBAGAI KELEDAI BEROTAK BATU.

  59. @armand

    🙄

    Salam

  60. SAYA KELUAR DARI PENGIKUT IMAM ‘ALI (SYIAH)? WAH GAK YA?

    Di dalam Bab II, “Sawaiq al-Muhriqah”, Ibn Hajar mencatatkan Hafiz Jamaluddin Mohammad bin Yusuf Zarandi Madani (seorang faqih dan ulama di kalangan mazhab Sunni) yang mengatakan, “… tatkala engkau dan pengikut-pengikut (Syi’ah) engkau akan datang pada Hari Pembalasan kelak di dalam keadaan diridhai Allah dan Allah ridha terhadap kamu semua. Musuh-musuh engkau akan berasa cemburu dan tangan mereka akan dibelenggu ke leher mereka.” Kemudian Ali as bertanya siapakah musuhnya. Rasulullah saww menjawab, “Orang-orang yang memusuhi engkau dan yang menghina engkau.” Allamah Samhudi di dalam “Jawahirul”, dengan pengesahan Hafiz Jamaluddin Zarandi Madani dan Nuruddin Ali bin Mohammad bin Ahmad Maliki Makki yang terkenal sebagai Ibn Sabbagh, yang dianggap sebagai ulama yang berwibawa dari kalangan ulama Sunni dan juga seorang ahli ilmu kalam, di dalam bukunya “Fusul al-Muhimmah”, pada halaman 122, memetik dari Abdullah bin Abbas bahwa, ketika ayat tersebut diwahyukan Rasulullah saww bersabda kepada Ali as, “Engkau dan Syi’ahmu. Engkau dan merekalah yang akan datang di Hari Pembalasan kelak dengan penuh keridhaan dan kepuasan, manakala musuh-musuh engkau akan datang dengan kesedihan dan terbelenggu tangan-tangan mereka.”

    Mir Syed Ali Hamdani Syafie, salah seorang daripada ulama Sunni yang terpercaya, menyebut di dalam bukunya “Mawaddatul Qurba.” Juga Ibn Hajar, seorang yang terkenal sebagai anti-Syi’ah di dalam bukunya “Sawaiq al-Muhriqah” meriwayatkan dari Ummul Mukminin Ummu Salamah, isteri Nabi saww, bahwa Rasulullah saww bersabda, “Hai Ali, engkau dan Syi’ahmu akan kekal di dalam Syurga, engkau dan Syi’ahmu akan kekal di dalam Syurga.”

    Seorang ulama yang terkemuka, Khawarazim Muaffaq bin Ahmad di dalam “Manqib”nya, Bab 19, meriwayatkan dari Rasulullah saww di atas pengesahan yang tidak dapat diragukan, bahwa Baginda Nabi bersabda kepada Ali as, “Di kalangan umatku, engkau adalah seumpama Isa al-Masih Ibn Mariam as, yakni sebagaimana pengikut Nabi Isa as yang telah berpecah kepada tiga kelompok, yaitu yang benar-benar beriman yang dikenali sebagai Hawariyyin, penentangnya yaitu orang-orang Yahudi dan satu lagi golongan yang melampaui batas, yang menyamakan beliau dengan sifat-sifat ketuhanan. Seperti itu juga umat Muslim, yang akan berpecah kepada tiga kelompok terhadap engkau. Salah satu dari mereka adalah Syi’ahmu, dan mereka inilah golongan yang benar-benar beriman. Yang lainnya adalah musuh-musuh engkau dan mereka itulah yang memungkiri janji-janji untuk taat setia kepadamu, dan yang ketiganya adalah golongan yang melampaui batas mengenai kedudukan engkau dan mereka adalah orang-orang yang menolak kebenaran serta tersesat. Jadi, engkau, hai Ali, dan juga Syi’ahmu akan berada di dalam Syurga, dan juga orang-orang yang mencintaimu akan berada di dalam Syurga sedangkan musuh-musuhmu dan mereka yang berlebih-lebihan terhadapmu akan berada di dalam Neraka.”

  61. SAYA MELAKNAT SP YG SECARA TIDAK LANGSUNG SUDAH MENJADI GURU SAYA?, WAH NAUDZU BILLAH MIN DZAALIK, PASTI ADA YG MEMALSUKAN SAYA! DAN ITU ADALAH KERJAAN ANTEK2 BLOG SEBELAH! DASAR!!!

  62. TETAPI KALAU SAYA KELUAR DARI PENGIKUT ABU BAKAR, UMAR, UTSMAN, MUAWIYAH, YAZID DAN BEGUNDAL-BEGUNDALNYA, MAKA SAYA KATAKAN…. YAAAAAAA…. PASTIIIIIII……… WAJIIIIIIIIIIIIIB…..

  63. @ SP

    WAH UDAH MULAI ADA OKNUM2 YG JAHIL NIH, MOHON SEGERA DITELITI……POKOKNYA YG NAMANYA FREEDOM AKAN TERUS MELAWAN PARA NASHIBI-WAHHABI SALAFI SAMPAI MATI!!!

  64. @armand (yang asli)
    Menurut informasi dari salah satu pakar blog, nick name dan avatar dapat dengan mudah dijiplak (manipulasi) oleh orang lain jika dia memiliki alamat email anda. Jika anda merasa tidak ada sahabat anda yang mengetahui email anda maka ada kemungkinan lain yaitu alamat email anda diketahui oleh pemilik2 blog yang anda pernah kunjungi.
    Nahh jika anda pernah mengunjungi blog2 yang sudah terbiasa dengan fitnah dan tipu menipu maka dengan mudah nick dan avatar anda dicuri, sehingga terjadilah komentar sebagaimana komentar: armand, on September 19, 2011 at 1:04 pm said:
    Sayangnya dari berniat untuk menjatuhkan/memfitnah orang lain, dia malah membuka kebejatan moral dan akhlaknya sendiri. Untuk mereka yang jernih akalnya akan mudah menilai kelompok mereka sebagai kelompok sesat. Namun ternyata mereka dan kelompoknya menganggap sah2/halal2 saja berakhlak seperti itu. .. 😦 . Salaf mana yaa yg mereka teladani??? Fitnah munculnya dari Najd memang terbukti.

    Salam damai.

  65. @truthseeker

    Memang sy pernah masuk diblog sampah dgn nickname berbeda yg sekrg dimanfaatkan dgn buruk oleh pemilik sampah tsb. Namun kan orang lain bisa membedakan mana sampah mana yg bukan walau nicknamenya sama? Apa mrk ga bisa? 🙂

    Trims utk penjelasannya

    Salam

  66. @armand
    kerjaan nyalap sdh kelihatan ko dr awal,wahabi memang begitu hobinya memalsukan,n ini pola yg tdk islami(yahudi) kotor n menjijikan..!!
    cara begini mau memimpin islam cape deh…!!

  67. @aldj

    Benar. Hobi mereka memalsukan.
    Hati palsu. Nickname dipalsukan, blog dipalsukan. Sy dengar banyak kitab2 dan pendapat para ulama jg dipalsukan. Ngga heran mrk mengidolakan dan bangga dgn orang2 yang berhati palsu di jaman Nabi saw.

    Pokoknya suka yang palsu 🙂

    Salam

  68. @armand
    Dengar2 sudah ada di mereka fatwa yang membolehkan/menghalalkan berbohong/menipu.

    salam damai

  69. @truthseeker08

    Waduh….!
    Tunggu…apa isinya menghalalkan untuk membohongi/menipu ahli bid’ah dan syiah? Pasti begitu :mrgreen:

    Salam

  70. ehm,setelah sya bc paparan tmn2 diatas sangat luar biasa..tp kesimpulannya tmn2 saling menjelek2an satu sama lain,apakah agama islam mengajarkan hal seperti itu.?klu dmikian terjadi wajar saja konflk2 beda paham keagamman marak terjadi dikalangan org muslim..saya rasa bermujadalah merupakan hal yg sgt bgs sekali,ttp smua aturan dan etika,dan al-qur’an dan hadist telah mengajarkan kt hal tersebut,demi kebaikan kt bersama,mari kita melht nasib islam dimata dunia yg slalu dijajah .syukron kwn.

  71. mari kt memikirkan nasib bangsa islam yg tejajah oleh hegemoni barat,mari kt mengembalikan masa kejayaan islma,.oleh krna itu mr ashabiyah umat islam utk kembali jaya..amiin..ma2f klu diskusix melenceng dar pembahasan kwn..thanks

  72. wah jadi pengen nih masuk syiah biar wahabi/salafi pade kebakaran jenggot he he he

Tinggalkan komentar