Apakah Ibnu Umar Meyakini Adanya Tahrif Al Qur’an?

Apakah Ibnu Umar Meyakini Adanya Tahrif Al Qur’an?.

Tulisan ini adalah hadiah bagi kaum salafiyun yang gemar sekali menuduh mazhab Syiah meyakini tahrif Al Qur’an. Tuduhan mereka berdasarkan adanya hadis-hadis Syiah yang seolah-olah menunjukkan tahrif [perubahan] Al Qur’an. Pesan moral dari tulisan ini hendaknya mereka memperhatikan riwayat dalam kitab pegangan mereka sendiri, jangan-jangan ada riwayat yang menunjukkan seolah-olah terjadi tahrif Al Qur’an. Kemudian tanyakan pada diri mereka, apakah mereka sendiri meyakini tahrif Al Qur’an.

Kalau mereka bisa mentakwilkan riwayat-riwayat tersebut maka mazhab Syiah pun bisa mentakwilkan riwayat yang ada di sisi mereka. Kalau sudah disikapi begini maka tuduhan tahrif Al Qur’an itu sudah tidak layak dan isu ini sudah jadi basi alias “tiada guna lagi” [kayak judul lagu]. Toh umat islam baik Sunni maupun Syiah mengakui kalau Al Qur’an itu terjaga dari perubahan. Seperti yang terlihat kayaknya Cuma salafy yang masih mengakui kalau Al Qur’an itu bisa mengalami perubahan, na’udzubillah.

حدثنا إسماعيل بن إبراهيم عن أيوب عن نافع عن ابن عمر قال لا يقولن أحدكم قد أخذت القرآن كله وما يدريه ما كله ؟ قد ذهب منه قرآن كثير ولكن ليقل قد أخذت منه ما ظهر منه

Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim dari Ayub dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata “Janganlah ada salah seorang diantara kalian mengatakan ‘sungguh aku telah mengambil Al Qur’an seluruhnya’. Tahukah ia apa seluruhnya itu?. Sungguh telah hilang darinya Al Qur’an yang banyak, hendaknya ia mengatakan “sungguh aku telah mengambil darinya apa yang ada [nampak] darinya saja [Fadha’il Qur’an Qaasim bin Sallam no 578]

Riwayat ini sanadnya shahih. Selain Abu Ubaid [Qaasim bin Sallaam] riwayat ini juga diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur dalam Sunan Sa’id bin Manshur no 137 dengan sanad yang sama seperti riwayat Abu Ubaid.

  • Isma’il bin Ibrahim adalah Isma’il bin Ibrahim bin Miqsaam Al Asdiy yang dikenal dengan sebutan Ibnu ‘Ulayyah. Dia adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Syu’bah meriwayatkan darinya [berarti tsiqat menurut Syu’bah]. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat ma’mun shaduq”. Abu Dawud berkata “tidak ada seorangpun dari kalangan muhaddis melainkan ia pernah salah kecuali Isma’il bin Ulayyah dan Bisyr bin Mufadhdhal”. Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat tsabit dalam hadis hujjah”. Yaqub bin Syaibah berkata “tsabit jiddan”. Ibnu Syahin memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Ali bin Madini berkata “tidak ada yang mengatakan bahwa ada orang yang lebih tsabit dari Ibnu ‘Ulayyah dalam hadis”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 1 no 513]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat hafizh [At Taqrib 1/90]
  • Ayub bin Abi Tamimah As Sakhtiyatiy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Syu’bah mengatakan kalau Ayub pemimpin para fuqaha. Ibnu Uyainah berkata “aku belum pernah bertemu orang seperti Ayub”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat dan ia lebih tsabit dari Ibnu ‘Aun”. Ibnu Sa’ad menyatakan ia tsiqat tsabit dalam hadis. Abu Hatim menyatakan tsiqat. Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Daruquthni berkata “Ayub termasuk hafizh yang tsabit” [At Tahdzib juz 1 no 733]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit hujjah termasuk fuqaha besar dan ahli ibadah [At Taqrib 1/116]
  • Nafi’ Abu Abdullah Al Madaniy mawla Ibnu Umar adalah tabiin faqih masyhur termasuk perawi kutubus sittah. Malik bin Anas meriwayatkan darinya [berarti tsiqat menurut Malik]. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Bukhari berkata “sanad yang paling shahih adalah Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar”. Al Ijli, Ibnu Khirasy dan Nasa’i menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Khalili menyatakan Nafi termasuk imam tabiin Madinah imam dalam ilmu disepakati shahih riwayatnya. [At Tahdzib juz 10 no 743]. Ibnu Hajar menyatakan Nafi’ tsiqat tsabit faqih masyhur [At Taqrib 2/239]

Hadis di atas secara sanad jelas shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim. Tidak ada keraguan akan shahihnya riwayat tersebut. Hadis tersebut menyatakan kalau Ibnu Umar mengakui ada Al Qur’an yang hilang bahkan cukup banyak sehingga tidak boleh ada satupun orang yang mengatakan kalau ia telah mengambil seluruh Al Qur’an. Sedangkan Al Qur’an yang ada sekarang hanyalah apa yang nampak atau zhahir yang bisa diambil sedangkan yang hilang ya sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu menurut Ibnu Umar, selayaknya orang mengatakan kalau ia mengambil dari Al Qur’an apa yang nampak saja atau apa yang ada saja.

Ada beberapa “pengacara” salafy yang berusaha membela diri dengan mengatakan kalau “dzahaba” disana bermakna “nasakh” bukannya “hilang”. Bisa dibilang ini pembelaan yang dipaksakan, bukan berarti kami menolaknya mentah-mentah. Cukuplah jawaban buat mereka adalah kata-kata yang diucapkan oleh Umar [radiallahu ‘anhu] kepada Abu Bakar [radiallahu ‘anhu]

فقال أبو بكر إن عمر أتاني فقال إن القتل قد استحر بأهل اليمامة من قراء القرآن من المسلمين وأنا أخشى أن يستحر القتل بالقراء في المواطن فيذهب قرآن كثير لا يوعى

Abu Bakar berkata “bahwa Umar datang kepadaku dan berkata sesungguhnya pembunuhan telah memanas di kalangan penduduk Yamamah yaitu terhadap para pembaca Al Qur’an dari kalangan kaum muslimin dan aku khawatir kalau pembunuhan terhadap para pembaca Al Qur’an itu akan memanas di berbagai tempat sehingga akan banyak Al Qur’an yang hilang tanpa disadari. [Musnad Ahmad 1/13 no 76, Syaikah Syu’aib Al Arnauth berkata “sanadnya shahih sesuai dengan syarat Bukhari Muslim]

Pada hadis di atas Umar berkata “Fayadzhaba Qur’an Katsiirun” yang artinya “sehingga akan banyak Al Qur’an yang hilang”. Sangat tidak tepat kalau dikatakan “sehingga akan banyak Al Qur’an yang dinasakh”. Umar [radiallahu ‘anhu] takut kalau sampai terlalu banyak para pembaca Al Qur’an ini wafat maka [baik sedikit ataupun banyak] Al Qur’an yang mereka hafal akan hilang bersama kematian mereka, padahal saat itu Al Qur’an belum dibukukan sehingga Umar menyarankan Abu Bakar untuk segera membukukan Al Qur’an. Peristiwa di atas kan terjadi setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat dimana Abu Bakar mengutus para sahabat untuk memerangi Musailamah di Yamamah [Najd]. Bagaimana mungkin terjadi nasakh kalau Rasulullah [shallallahu ‘alaihis salam] telah wafat?. Disini bisa diketahui bahwa penggunaan kata “dzahaba” terhadap Al Qur’an itu bermakna “hilang”.

Secara zahir hadis Ibnu Umar menunjukkan kalau ia mengakui bahwa banyak Al Qur’an yang hilang, bukankah keyakinan seperti ini menunjukkan adanya tahrif [perubahan] Al Qur’an. Jadi bagaimana dong? Ya gampang, tolak saja hadis Ibnu Umar itu, toh itu kan hanya perkataan sahabat. Kalau perkataan sahabat bertentangan dengan Al Qur’an ya tinggalkan. Tapi demi menjaga kewibawaan Ibnu Umar maka ada baiknya hadis Ibnu Umar itu ditakwilkan.

Ditakwilkan bahwa yang dimaksud Al Qur’an yang hilang itu adalah Al Qur’an yang dinasakh. Tetapi bukankah kalau sudah dinasakh maka itu bukan lagi Al Qur’an. Nah itu dia, tinggal dipercanggih penakwilannya. Ada yang namanya “nasakh tilawah” yaitu ayat atau huruf Al Qur’annya dinasakh tetapi matan atau isi hukumnya tetap berlaku seperti misalnya contoh yang kontroversial adalah ayat rajam. Konon kabarnya Umar [radiallahu ‘anhu] berniat mau menuliskan ayat rajam di Al Qur’an kalau saja ia tidak takut orang-orang akan berkata Umar menambah-nambah Ayat Al Qur’an. Jadi sebenarnya Umar mengakui isinya adalah Al Qur’an tetapi ayat atau hurufnya bukan Al Qur’an. Nah bingung kan, memang tetapi begitulah yang sampai kepada kami.

Apakah penakwilan ini benar?  Ya namanya saja penakwilan, kalau mau diperjelas dengan hadisnya ya mana ada ceritanya dzahaba diartikan nasakh apalagi nasakh tilawah. Tetapi lebih baik mentakwilkan daripada meyakini adanya tahrif Al Qur’an. Akhir kata Apakah Ibnu Umar meyakini tahrif Al Qur’an? Jawaban kami : tidak, mana ada seorang muslim mengakui adanya tahrif Al Qur’an. Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.

Yang kami tidak suka adalah orang-orang salafy yang getol mencela Syiah meyakini tahrif Al Qur’an seraya membawa hadis syiah yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an. Diantaranya ada orang mengaku salafy sering membawakan riwayat [yang ia kutip muwatstsaq] bahwa Al Qur’an syiah ada 17000 ayat

عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ عَنْ هِشَامِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ الْقُرْآنَ الَّذِي جَاءَ بِهِ جَبْرَئِيلُ (عليه السلام) إِلَى مُحَمَّدٍ (صلى الله عليه وآله) سَبْعَةَ عَشَرَ أَلْفَ آيَةٍ

‘Aliy bin Al-Hakam dari Hisyaam bin Saalim dari Abu ‘Abdillah [‘alaihis salaam] ia berkata “Sesungguhnya Al Qur’an yang diturunkan melalui perantaraan Jibril [‘alaihis salaam] kepada Muhammad [shallallaahu ‘alaihi wa aalihi] adalah 17.000 ayat” [Al-Kaafiy, 1/643].

Silakan tuh tanya sama orang syiah atau ulama syiah, tidak ada mereka memiliki Al Qur’an 17.000 ayat dan tidak pula mereka meyakini Al Qur’an mengalami tahrif. Banyak pengikut syiah yang berkomentar mengenai riwayat ini. Ada yang menolak riwayat ini karena syadz dan bertentangan dengan Al Qur’an. Ada yang bilang riwayat ini dhaif mursal karena Al Kulaini tidak bertemu Aliy bin Al Hakam. Ada yang bilang riwayat ini sanadnya bersambung dengan melihat sanad hadis sebelumnya tetapi sanadnya tetap saja dhaif [inilah yang benar]. Ada yang mentakwilkan riwayat ini bahwa yang turun itu Al Qur’an dan wahyu selain Al Qur’an yang jika dikumpulkan berjumlah 17.000 ayat. Yah yang penting jangan sampai riwayat ini dijadikan dasar untuk meyakini tahrif. Nah itulah yang dilakukan Syiah. Bukankah yang Syiah lakukan hampir sama dengan Sunni atau Salafy dalam menyikapi riwayat seolah menunjukkan terjadinya tahrif.

Kami pribadi bisa memberikan penakwilan alternative bagi riwayat Al Kafi di atas, hampir sama dengan ayat rajam. Al Qur’an yang 17.000 ayat itu ya yang turun pada awalnya dibawa Jibril tetapi setelah itu mengalami nasakh tilawah sehingga menjadi Al Qur’an yang ada sekarang. Kalau salafy menolak penakwilan ini maka penolakannya berbalik pada mereka sendiri kalau begitu apa dasarnya mereka mengatakan ada ayat-ayat yang dinasakh tilawahnya. Konsep nasakh tilawah itu memang konsep penyelamatan yang lumayan bisa diandalkan untuk menakwilkan berbagai riwayat seolah adanya tahrif. Konon kabarnya di kalangan Syiah masih kontroversi soal nasakh tilawah ini [mungkin Sunni juga kontroversi]. Jadi kepada salafy tidak perlulah menyibukkan diri dengan menuduh Syiah meyakini tahrif, tuduhan biasanya memicu tuduhan lain jadinya perang tuduh menuduh padahal kami yakin keduanya [syiah dan salafy] berlepas diri dari keyakinan tahrif Al Qur’an.

69 Tanggapan

  1. terima kasih atas tulisannya.. dengan demikian kita meyakini dan mempercayai al Qur’an, wahyu Alloh kepada Nabi saw. yang ditadwin kembali oleh Abu Bakar dkk.

  2. salam@ SP
    bukankah di hadist tsaqalain kita diwajibkan bepegang teguh kpd Kitab Allah dan Ahlul Bait, berarti Al Qur’an sdh berupa Kitab dong! berarti Al Qur’an sdh dihimpun sejak Rasulullah masih hidup.(tlg pencerahannya), tapi banyak riwayat yang mengatakan Al Qur’an dihimpun pasca wafatnya Rasulullah (jadi bingung Nih…) .
    saya yakin baik suni maupun syiah meyakini kemurnian Al Qur’an, Bukankah umat islam percaya bahwa Allah menjamin akan menjaga Al Qur’an sampai hari Akhir.

  3. ana mau tanya, ketika ibnu umar barkata begitu apakah waktu itu Alquran telah dibukukan sprti ynag ada sekarang ini? jika belum mungkin wajar dia berkata seperti itu

  4. hahah jumapa lagi ya SP alias Hp seken.
    penafsiran ente dari hadis di atas kacau balau,

    ijinkan ane mengisi kotak amal ente lagi kali ini, mudah2an apahala ane makin tambah banyak. Amin

    ini baru prolog coi.
    Ibnu Umar bicara tentang perbandingan al-Quran yang tak nampak (misteri yang tidak diketahui oleh Nafi terus hingga ke perawi di bawahnya kecuali Ibnu Umar sendiri yang mengetahuinya) dan yang nampak (ظهر). Karena adanya sebagian sahabt atau orang yang diajak bicara oleh ibnu Umar yang beranggapan bahwa apa yang ia hafal (ambil) dari alquran yang ia tahu ya itulah ALQURAN padahl ternyata tidak seperti itu karena ibnu Umar meniadakan hal itu dengan berkata, “Janganlah ada salah seorang diantara kalian mengatakan ‘sungguh aku telah mengambil Al Qur’an seluruhnya’. Tahukah ia apa seluruhnya itu?. Sungguh telah hilang darinya Al Qur’an yang banyak, hendaknya ia mengatakan “sungguh aku telah mengambil darinya apa yang ada [nampak] darinya saja”
    Hilang dari”nya”, yakni dari al-Qur`an sendiri yang diketahui oleh kebanyakna orang saat itu. Ada dua al-Quran di sini kata ganti “hu”nya adalah al-Quran yang “tak nampak” versi Ibnu Umar (yang ia snediri mengetahuinya). Bukan al-Quran yang nampak versi Nafi atau siapaun yang diajak bicara oleh Ibnu Umar.
    Gini fak ustadz, Al-Qur`an di jaman Nabi itu copyrightnya ada pada sahabt mana??? Ga jelas, semua shabat menguasai alquran dengan gaya mereka sendiri, belum lagi al-Quran yang dinasakh. Jadi alquran yang mana dimaksudnkan oleh ibnu Umar ini???? Ga jelas coi. bisa jadi Alquran versi penduduk Yamamh (pada hadis ke 2) atau versi sahabt yang mana ni, ssaat itu bayak bangat coi?!!!
    Tapi melihat rawi terakhirnya adalah Nafi (tabi’in) besar kemungkinan yang dimaksudkan adalah Al-Quran versi Rasm Utsmani yang dipake hingga jaman sekarang ini. Karena pada jaman tabi’in Muashaf yang dipake kebanyakan versi Utsmani, meskipun masih ada yang ilegal yakni mengajarkan Quran versi Shabat lain (bukan Utsman) secara sembunyi-sembunyi..seperti yang hendak ingin dibuka oleh Ibnu Umar bahwa ada al-Quran lain yang tidak ada pada Alquran yang diyakini Nafi pada saat itu..
    Sekarang kita coba kumpulna seluruh indikasi-indikasi adanay penahrifan al-Quran seperti yang disangkakan oleh Si Sp al-Majhul (anonim)
    Si Sp bikin judul:
    1. Apakah Ibnu Umar Meyakini Adanya Tahrif Al Qur’an?
    Si Sp lagi2 parkir sembarangan. Ga paham hadis bikin judul asal jadi. Apanya yang tahrif (perubahan) ente ngerti tahrif, ga??? Hadis di atas menjelskan “tazhib” (penghilangan) buakannya tahrif (perubahan) kenapa ente malah ngotot pake istilah tahrif, apanya yang ditahrif. Kalo di tazhib iya!!!, karena kedua hadis di atas emang bicara gituh. Kebiasaan lama ente ga berubah fak ustadzzzzzzz!!! “Asal comot hadis lalu asal bikin judul asal jadi”
    2. Ibnu Umar termasuk orang yang paling tidak setara dengan Ibnu Abbas pengetahuannya tentang al-Quran, buktinya ia memiliki Qiraah sendiri. Wajar kalo beliau bicara begitu karena pada saat itu semua al-Quran yang ada pada shabat dieliminasi sehingga ytang tersisa Cuma Mushaf Utsman. Maknaya dia seolah-olah bilang kepada generasi ketiga (tabi’in): jangan kalian bangga diri dengan mengatakan menghafal (mengambil seluruh al-Quran), karena yang ada pada Mushaf Utsman itu tidalah mewakili seluruh al-Quran apda masa sahabat. Buktinya kalo sama antara Mushaf Utsman dengan Mushaf yang lain, ngapain Utsman capek2-mengeliminasi Mushaf Ubai, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Ibnu Abbas dll, lha qurannya sama kok???!!!!! Masa ada orang mau menggangti barang yang sama dengan barang yang sama. Otomatis ini jelasa berbeda.!!!!!!sanagt2 berbeda. Jadi wajar dia ngomong begitu ke anak2nya yang tabiin saat itu. Ujung-ujungnya bahsan ini akan mengarah pada bab: tadwinul quran, bukan tahriful quran. Ente bukan jdul baru lagi. Baru kitra bahas bab: tadwinul quran ini. Biar lebih fokus ya SP.
    3. Ente lucu juga ya Sp. Coba ente tengok bab nasikh mansukh. Apa semua ayat yang mansukh itu di tulis dalam Mushaf Utsmani. Biar tidak dibilang “tahrif” oleh ente. Ya Sp. Hal itu tetap ada tapi dalam hadis. Buka azza buku tafsir bab naskh mansukh itu banyak bahsan sepertri itu….. ya orang lucu.
    4. Kalaupun memang ada al-Quran yang benar2 Quran lalu tidak tercantum dalam Rasm Utsmani sebagaimana yang disangkakan salafi bahwa syiah punya Mushaf Fatimah dan segaiaman yang ente sangkakan bahwa salafi doyan tahrif juga seperti yang ente sangkakan melalui riwayt di atas maka…
    Itu sangt tidak mungkin, karena
    a) Ada dimana Mushaf (al-Quran [yang hilang] yang bicarakan Ibnu Umar) tadi???
    b) Atau kalau ente memang benar, tolong tunjukkan kalau ada hadis-hadis lanjutan dari riwayat Nafi kepada Ibnu Umar tadi, jangan-jangan setelah itu beliau membcakan al-Quran2 yang hilang itu kepada Nafi???? Kalau memang anda sangat yakin kalau salafi itu menahrifkan alquran.
    c) Kalaupun tidak, apa alasan ibnu Umar mengatakn hal itu kepada Nafi, lalu ia sendiri tidak memberitahu nafi al-quran2 yang hilang tadi, apakah ibnu Umar menyembunyikan Ilmunya?????
    5. Besar kesimpulannya kalau yang dimaksud al-Quran yang hilang oleh Ibnu Umar adalah pengetahuan Ibnu Umar sendiri mengenai ayat al-Quran sepanjang ia hidup bersama nabi yang tidak dirasakan secara langsung oleh para tabi’in yang tidak mengalami peristiwa itu secara langsung.!!!! Artinya al-Quran yang mauk ke dada nafi cs tidak sebanding dengan besarnya al-Quran yang masuk ke dada Ibnu Umar saat ia hidup bersama nabi makanya dikatakan telah hilang sebagian besarnya……
    6. Perkataan ibnu Umar itu sederhana untuk dipahami, Cuma si Sp saja yang gemar pitnah. Bikin isi hadis ini jadi ambutadul. Saya kasih contohnya saja….biar ente paham
    Ente terlibat langsung peristiwa terjadinya rovolusi Arab Mesir kemarin
    20 tahun kemduian (2032) datang seorang pemuda bercerita kepada ente tentang revolusi arab 2012
    Apa kira2 ente akan mengtakn dia menguasai seluruh kejadian atau sejarah revolusi yang terjadi 20 tahun sebelum ia lahir? Tidak mungkin la…..
    Makanya ente paling akan mengatakan, Sungguh telah hilang dari ceritanya peristiwa yang banyak, hendaknya ia (anak muda tadi) mengatakan “sungguh aku telah mengambil darinya apa yang ada [nampak] darinya saja”
    Ya wajar lah harus ngomong gitu, orang dia tidak terlibat langsung. Dan bagaiaman mungkin anak muda ini mengambil selkuruhnya peristiwa revolusi arab sedang dia belum lahir dan tak terlibat langsung……apakah semua detil-detil ia tahu, kan tidak, karena yang paling tahu ya yang terlibat langsung pada peristiwa tersebut seperti ibnu Umar….
    7. Hilangnya al-Quran apda hadis kedua riwayat dari Abu Bakar adalah tidak sama maknanya dengan riwatar dari Ibnu Umar. Karena tidak semua sahabt yamamah tewas ada sebagian yang hidup yang memyalin ulang hafalannya dalam tulisan….

    Ini baru intro….bro sebagai second opinion. Belum ngomentari tulisan ente….
    Mengenai penjelasan ente akan ane lanjutkan,
    hidup Muawiyah

  5. @nyalap
    ah itu kan “waham” anda saja, btw kayaknya anda masih belum belajar cara buat “kutipan” ya :mrgreen:

  6. waham kata ente….weleh welwh ada si komo lewat mau ngasih info:

    ya Sp si second phone alias hp seken
    kalo boleh saya jujur justru penjelasan ente dari dua hadis di ats lah yang waham bahkan khayyal
    ente berlagak seperti muhaddits. Pertama2 ente menerjemahkan hadis yang ente kutip lengkap dengan matan dan sanadnya plus info tentang rijal/rawi…dari situs2 (program hadis) syiah berbahsa arab, seakan-seakn orang yang baca melihat ente seorang professional, padahal…………………..seorang pecundang kelas teri.

    ya SP, di era teknologi semacam ini. program software hadis tinggal copi paste alagi yang ada terjemahan ke dalam bahasa indonesia sudah banyak bro…..

    Sp: Hadis di atas secara sanad jelas shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim. Tidak ada keraguan akan shahihnya riwayat tersebut. Hadis tersebut menyatakan kalau Ibnu Umar mengakui ada Al Qur’an yang hilang bahkan cukup banyak sehingga tidak boleh ada satupun orang yang mengatakan kalau ia telah mengambil seluruh Al Qur’an. Sedangkan Al Qur’an yang ada sekarang hanyalah apa yang nampak atau zhahir yang bisa diambil sedangkan yang hilang ya sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu menurut Ibnu Umar, selayaknya orang mengatakan kalau ia mengambil dari Al Qur’an apa yang nampak saja atau apa yang ada saja.
    Lucu sekali syarah ente ini. Sejak akapan ente didaulat jadi Jubir Ibnu Umar yang notabena ente ini jelas2 Rafidhi (pembenci Ibnu Umar).
    Apa yang dimaui oleh Ibnu Umar emang ente ngerti?? Sejak kapan ente jadi murid Ibnu Umar??? jangankan ente, saya yakin Nafi saja belum tentu tahu apa yang sedang diperbicangkan Ibnu Umar. Kalau Nafi tahu tentu akan terbuka lagi pintu baru bagi al-Quran baru….tentu Nafi akan meminta kepada Ibnu Umar untuk memberitahunya apa saja alquran yang hilang itu…makanya saya minta dari ente yang ska copas itu hadis2 lanjutan dari hadis2 yang ente kutip itu agar bisa menjunjukan klaim ente itu benar!!!!
    “Seluruh al-Quran”kata ente….Jangankan Ibnu Umar ke Nafi yang ngomong begitu.. saya sangat yakin Ibnu Umar pun belum tentu mengambil seluruh al-Quran dari Rasulullah!!!!!, termaskuk ente!!! Yang tukang copas dari situs-situs syiah berbahasa arab,,

    Sp: Ada beberapa “pengacara” salafy yang berusaha membela diri dengan mengatakan kalau “dzahaba” disana bermakna “nasakh” bukannya “hilang”. Bisa dibilang ini pembelaan yang dipaksakan, bukan berarti kami menolaknya mentah-mentah. Cukuplah jawaban buat mereka adalah kata-kata yang diucapkan oleh Umar [radiallahu ‘anhu] kepada Abu Bakar [radiallahu ‘anhu]
    Yang ini saya ngga mauu koment, kita masih fokus di makna zahaba, bukan nasakha.

    SP: Umar [radiallahu ‘anhu] takut kalau sampai terlalu banyak para pembaca Al Qur’an ini wafat maka [baik sedikit ataupun banyak] Al Qur’an yang mereka hafal akan hilang bersama kematian mereka, padahal saat itu Al Qur’an belum dibukukan sehingga Umar menyarankan Abu Bakar untuk segera membukukan Al Qur’an. Peristiwa di atas kan terjadi setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat dimana Abu Bakar mengutus para sahabat untuk memerangi Musailamah di Yamamah [Najd]. Bagaimana mungkin terjadi nasakh kalau Rasulullah [shallallahu ‘alaihis salam] telah wafat?. Disini bisa diketahui bahwa penggunaan kata “dzahaba” terhadap Al Qur’an itu bermakna “hilang”.
    Ya lucu nih si rahbar jadi-jadian…Ewnte pikir satu-satu kelompok sahabt yang hafal quran sepeninggal Nabi cuam orang-orang yamamah..Ya jahil baca sejarah dong!!!! Mau dikemanakan sahabat lain macam, ibnu Abbas, ibnu Mas’ud, Ibnu Umar…kekhawatiran Umar tersebut..muncul karena kondisi mencekam waktu itu saja sehingga melupakan adanya sejumlah sahabat lain yang menghafal quran. Umar itu orangnya panikan!!!! Wajar dia ngomong gitu!!! Nabi yang mati saja dia bilang masih hidup!!!

    SP: Secara zahir hadis Ibnu Umar menunjukkan kalau ia mengakui bahwa banyak Al Qur’an yang hilang, bukankah keyakinan seperti ini menunjukkan adanya tahrif [perubahan] Al Qur’an. Jadi bagaimana dong? Ya gampang, tolak saja hadis Ibnu Umar itu, toh itu kan hanya perkataan sahabat. Kalau perkataan sahabat bertentangan dengan Al Qur’an ya tinggalkan. Tapi demi menjaga kewibawaan Ibnu Umar maka ada baiknya hadis Ibnu Umar itu ditakwilkan.
    Lagi2 khayyal ente bermain nih, jahil sekali ente, sudah saya bilang Umar memang mengakui adanya alquran yang hilng dari tewasnya sahabt itu tapi tidak pernah mengkui hilangnya seluruh al-Quran dari seluruh sahabat Nabi yang masih hidup…..
    Saya kasih contoh ente ya biar paham sepaham-pahamnya. Ada 1 file master dalam flash disk saya. Saya copi paste ke 10 flash disk. File masternya di falsh disk yang pertama hilang terbakar. Berarti kopiannya ada di 10 falsh disk tadi. Lalu 5 nya terbakar dan sisanya yang 5 masih ada. Apa saya akan bilang seluruh 10 file tadi telah hilang?!!!, hanya karena 5nya terbakar… Lucu sekali ente…apalgi jumlah sahabt Nabi di Madinah yang hafal quran dari Nabi juga banyak berkeliaran..mau dibuang kemana mereka ini ys sp al-majhul???? Jahil2222 ente tukan waham wa khayyal

    SP: Ditakwilkan bahwa yang dimaksud Al Qur’an yang hilang itu adalah Al Qur’an yang dinasakh. Tetapi bukankah kalau sudah dinasakh maka itu bukan lagi Al Qur’an. Nah itu dia, tinggal dipercanggih penakwilannya. Ada yang namanya “nasakh tilawah” yaitu ayat atau huruf Al Qur’annya dinasakh tetapi matan atau isi hukumnya tetap berlaku seperti misalnya contoh yang kontroversial adalah ayat rajam. Konon kabarnya Umar [radiallahu ‘anhu] berniat mau menuliskan ayat rajam di Al Qur’an kalau saja ia tidak takut orang-orang akan berkata Umar menambah-nambah Ayat Al Qur’an. Jadi sebenarnya Umar mengakui isinya adalah Al Qur’an tetapi ayat atau hurufnya bukan Al Qur’an. Nah bingung kan, memang tetapi begitulah yang sampai kepada kami.
    Ente menggunakan kata “konon”. Justru inilah roh waham yang sebenarnya. Inilah maling teriak maling, orangnya yang ngga maling diteriaki oleh orang yang maling!!! Benar2 nih si SP!!! Saya belum mau komentar sampai ente datangkan sumbernya, dulu!!!!

    SP: Apakah penakwilan ini benar? Ya namanya saja penakwilan, kalau mau diperjelas dengan hadisnya ya mana ada ceritanya dzahaba diartikan nasakh apalagi nasakh tilawah. Tetapi lebih baik mentakwilkan daripada meyakini adanya tahrif Al Qur’an. Akhir kata Apakah Ibnu Umar meyakini tahrif Al Qur’an? Jawaban kami : tidak, mana ada seorang muslim mengakui adanya tahrif Al Qur’an. Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.
    Lucu Ente di awal ente gembor-gembor hadisnya sahih, tapi ujungnya ente malah tidak percaya karena bertentangan dengan dasar umum bahwa al-Quran itu di jaga oleh Allah….luc sekaliii gelagak ente ni…seperti orang yang meyakini bahwa mamnusia itu tidak bisa dipercaya padahal dia sendiri adalah manusia!!!
    Nanti ane lanjut lagi ya Sp

  7. @nyalap
    maaf anda mau lanjutkan “waham” anda atau tidak ya itu terserah anda, hanya saja kayaknya anda tidak pernah belajar dari orang lain. Sampai saat inipun anda belum belajar cara membuat “kutipan” yang baik :mrgreen:

  8. Ada beberapa “pengacara” salafy yang berusaha membela diri dengan mengatakan kalau “dzahaba” disana bermakna “nasakh” bukannya “hilang”. Bisa dibilang ini pembelaan yang dipaksakan, bukan berarti kami menolaknya mentah-mentah. Cukuplah jawaban buat mereka adalah kata-kata yang diucapkan oleh Umar [radiallahu ‘anhu] kepada Abu Bakar [radiallahu ‘anhu]
    فقال أبو بكر إن عمر أتاني فقال إن القتل قد استحر بأهل اليمامة من قراء القرآن من المسلمين وأنا أخشى أن يستحر القتل بالقراء في المواطن فيذهب قرآن كثير لا يوعى

    Abu Bakar berkata “bahwa Umar datang kepadaku dan berkata sesungguhnya pembunuhan telah memanas di kalangan penduduk Yamamah yaitu terhadap para pembaca Al Qur’an dari kalangan kaum muslimin dan aku khawatir kalau pembunuhan terhadap para pembaca Al Qur’an itu akan memanas di berbagai tempat sehingga akan banyak Al Qur’an yang hilang tanpa disadari. [Musnad Ahmad 1/13 no 76, Syaikah Syu’aib Al Arnauth berkata “sanadnya shahih sesuai dengan syarat Bukhari Muslim]

    Pada hadis di atas Umar berkata “Fayadzhaba Qur’an Katsiirun” yang artinya “sehingga akan banyak Al Qur’an yang hilang”. Sangat tidak tepat kalau dikatakan “sehingga akan banyak Al Qur’an yang dinasakh”. Umar [radiallahu ‘anhu] takut kalau sampai terlalu banyak para pembaca Al Qur’an ini wafat maka [baik sedikit ataupun banyak] Al Qur’an yang mereka hafal akan hilang bersama kematian mereka

    Kurang tepat jika kata dzahaba dalam riwayat Ibnu Umar diterjemahkan “hilang” tetapi yang lebih tepat diterjemahkan “pergi” sesuai konteksnya

    mari kita rubah terjemahan yg seharusnya :

    Janganlah ada salah seorang diantara kalian mengatakan ‘sungguh aku telah mengambil Al Qur’an seluruhnya’. Tahukah ia apa seluruhnya itu?. Sungguh telah pergi darinya Al Qur’an yang banyak, hendaknya ia mengatakan “sungguh aku telah mengambil darinya apa yang ada [nampak] darinya saja”

    Jadi dengan terjemahan “pergi” masih klop dengan “nasakh”

    Perhatikan riwayat dari Umar berikut :

    أَيُّها الناس! لا يَجْزِعَن مِنْ آيَةِ الرَجْمِ، فَإِنَها أيَةٌ نزلَتْ في كتابِ اللهِ و قَرَأْناها، و لَكِنَّها ذَهَبَتْ في قُرْآنٍ كَثِيْرٍ ذهَبَ معَ محَمَّدٍ.

    “Hai sekalian manusia! Jangan ada orang yang sedih atas ayat Rajam. Sesungguhnya ia adalah ayat yang diturunkan dalam Kitab Allah, kami semua membacanya, akan tetapi ia pergi pada banyak ayat Al Qur’an yang pergi bersama (wafatnya) Muhammad.” (Mushannaf; ash Shan’âni,7/345, hadis no.13329)

    Apakah cocok jika riwayat tsb diterjemahkan “akan tetapi ia hilang pada banyak ayat Al-qur’an yang hilang bersama Muhammad” :mrgreen:

    konsekuensinya jika “dzahaba” diterjemahkan “hilang” maka wafatnya Nabi Muhammad SAW juga dikatakan hilang dunk :mrgreen: masih lebih baik wafat-nya Nabi SAW dikatakan “pergi” kalee, contoh kepergian Nabi SAW menghadap tuhannya.

    Jelas bahwa ayat rajam telah dinasakh bacaan-nya tetapi tidak hukumnya karena Nabi dan para sahabat tetap melaksanakannya, maka sekali lagi memang atsar Ibnu Umar di atas masih berkaitan dengan Nasakh.

    Imam Suyuthi dalam Al-Itqan juga memasukkan riwayat Ibnu Umar di atas dalam bab Nasikh wa mansukh. Jelas kan? pilih mana Imam Suyuthi atau Imam Secondprince? :mrgreen:

  9. @secondprince
    “maaf anda mau lanjutkan “waham” anda atau tidak ya itu terserah anda, hanya saja kayaknya anda tidak pernah belajar dari orang lain. Sampai saat inipun anda belum belajar cara membuat “kutipan” yang baik”

    nyalap:
    kalo cuma kata waham2 yang bisa ente bunyikan atau tulis, maka silahkan lanjutkan tugas ente sebagai pekerja keyboard.

    dan sepertinya ente tidak pernah diajari cara mengkritik atau mengoreksi yang benar dan efisien.
    kalo ente menganggap ana tidak tahu cara mengutip, maka di bagian mananya? kasi tahu dong..omongan ente ini namanya nada, do re mi fa sok banget sih ente..

    perlu ente tahu ane ini belum buka blog…jadi wjar ga ada fasilitas buat ngutip2 yang bagus..
    ente ini ada2 aja cari alasan….

  10. terakhir ane cuma mau bilang dari dulu ahlul bida’ itu cari kesalahn bukan di substansi maslah tapi pada hal-hal yang tidak dianggap bernilai.
    misalnya Nabi bicara wahyu mereka bilang nabi berhayal
    Ulama Zuhud mengkritik Aqidah mereka, mereka bilang ulama itu pakaiannya kotor, bau bajunya cuma satu..walah apa hubungannya
    begitu ahlul bida terus ada hingga si SP ini
    ya itulah ente. si SP= Suka Plintat-Plintut

  11. @nyalap : Saran buat anda, dalam berdikusi online spt yg di blog ini, tata cara penulisan dan penyampaian sangat penting karena akan memudahkan pembaca memahami pemikiran anda.

    Pengetahuan yg anda miliki tanpa diiringi dengan cara penyampaian yg baik akan berkurang maknanya.

    Salam

  12. ini sedikit baru ketemu lagi omongan ente sendiri ya SP (SOK PINTAR):
    Pesan Secondprince:
    Peringatan Bagi Siapapun Yang Membaca Blog Ini. Maka Ambillah Hikmah Yang Ada Di Dalamnya Tanpa Perlu Melihat Apa Dan Siapa Pemilik Blog Ini.

    masak ini buat ente doang kalo ada pengunjung seperti ane harus melihat apa dan siapa ane…termasuk ane yang ente bilang belum bisa ngutip. ente memang SP : Si Penakut

  13. Al Qur’an tdk akan mengalami perubahan (tahrif) krn Allah SWT menjaganya hingga akhir zaman dgn cara menurunkan manusia2 suci dr mulai Nabi Muhammad SAW s/d Imam Mahdi AS, kecuali mereka yg tdk mengimani manusia2 suci tsb.

    Wassalam

  14. @nyalap

    lho kok jadi salah paham begitu, saya baca kok komentar anda walaupun bisa dibilang saya gak sepakat, tapi saya sarankan agar lebih enak anda belajar cara membuat kutipan dalam komentar biar komentar anda lebih enak dibaca. Kalau anda tidak berkenan ya tidak apa-apa. Soal komentar anda, maaf saya merasa apapun jawaban saya akhirnya selalu salah dalam pandangan anda. Jadi saya putuskan untuk menanggapi komentar lain.

    @sok tau banget

    Perhatikan riwayat dari Umar berikut :

    أَيُّها الناس! لا يَجْزِعَن مِنْ آيَةِ الرَجْمِ، فَإِنَها أيَةٌ نزلَتْ في كتابِ اللهِ و قَرَأْناها، و لَكِنَّها ذَهَبَتْ في قُرْآنٍ كَثِيْرٍ ذهَبَ معَ محَمَّدٍ.

    “Hai sekalian manusia! Jangan ada orang yang sedih atas ayat Rajam. Sesungguhnya ia adalah ayat yang diturunkan dalam Kitab Allah, kami semua membacanya, akan tetapi ia pergi pada banyak ayat Al Qur’an yang pergi bersama (wafatnya) Muhammad.” (Mushannaf; ash Shan’âni,7/345, hadis no.13329)

    ehem riwayat ini bukannya dhaif ya, di dalam sanadnya terdapat Ali bin Za’id bin Jud’an dan ia seorang yang dhaif [At Taqrib 1/694]. Tidak bisa dijadikan hujjah jika tafarrud :mrgreen:

  15. @sp
    sip…
    engkau tdk nanggapi koment liar nyalap

  16. @aldj

    yah cukuplah yang kemarin itu saja, saya kan mau melihat cara ia menanggapi dan berdiskusi dengan saya. Yah kalau tanggapannya begitu lebih baik saya berdiam diri, lebih enak menanggapi komentar yang lain 🙂

  17. @stb
    itu terjemahannya bukan ia hilang dalam Alquran (tdk ada kata ayat) dengan kata fi nya.
    bersama dengan hilang/wafatnya Muhammad…

    @nyalap
    kasihan deh lu….kalo dihilang (tahzib menurut anda ) atau bertambah apapun istilahnya maka Alquran itu berubah namanya itu disebut tahrif….
    emang pantes kgk dilayan sama @Sp…kagak mutu blass komentarnya…sorry ya jack…

  18. @secondprince:
    ya udah enaknya gimana nih,
    perasaan,, ane ga pernah tuh ngomong ente salah….
    kalaupun ada, itu anggapan ente sendiri merasa salah karena ane,,,
    yeee itu dari ente sendiri kaleeeeee

    ini ane kasih pepatah buat ente:
    “akhirnya burungpun yang hidup berbulan-bulan bersama ayam pun tahu kalau ia burung tanpa harus capek2 diberitahu oleh ayam”

    ane ga tahu ente ga bisa hantam koment ane (selain ngomong waham) karena emang ga bisa atau gimana, paling tidak suruh guru2 atau keroco2 ente balas dengan argumen juga:

    ane ga lihat siapa orangnya tapi isi tulisannya
    kalo langsung caci maki dan sedikitpun ga ada argumen ane malas nanggepin tapi kalo ada caci maki ke ane plus argumen yang kuat baru ane balas..
    kalo macam si
    bob
    aldj
    ga bermutu,, mana bantahan ente,,, yang ada juga cuma buang sampah sembarangan…
    ye malu ama tetangga

  19. @nyalap
    Saya setuju agar anda memperbaiki cara penulisan anda. Dengan begitu panjangnya tulisan anda malas dibacanya kalau acak2an.
    Untuk belajar membuat quote, ya jangan anda minta sp untuk ngajarinlah.. :D. Ada banyak orang di sekitar anda yang bisa bantu untuk itu.

    Salam damai

  20. @nyalap
    Saya sarankan anda baca lagi dengan hati2 artikel dari sp ini.
    Terang benderang bagi saya bahwa SP menentang pemahaman adanya tahrif AQ.
    Tulisan ini dalam rangka mengkritik salafy dengan tuduhan2 tahrif AQ atas syi’ah, yang memiliki hanya karena ada buku2/hadits2 yang menyatakan hal tsb.
    Dengan artikel ini SP ingin menohok salafy yang tidak berkaca pada hadits2 yang ada di sunni yang juga mempunyai warna yang sama tentang tahrif. Namun kita semua umat islam (syi’ah maupun sunni) meyakini tidak ada tahrif dalam AQ (saya tidak tahu dengan salafy, krn dengan ngototnya mrk atas berbedanya AQ syi’ah dengan sunni itu sama saja mereka meyakini bhw AQ tidak terjaga).
    Ini statement yang dengan terang benderang sudah disampaikan oleh SP untuk artikelnya:

    Pesan moral dari tulisan ini hendaknya mereka memperhatikan riwayat dalam kitab pegangan mereka sendiri, jangan-jangan ada riwayat yang menunjukkan seolah-olah terjadi tahrif Al Qur’an. Kemudian tanyakan pada diri mereka, apakah mereka sendiri meyakini tahrif Al Qur’an.

    Jadi sangat lucu ketika salafy ngotot syi’ah meyakini adanya tahrif.
    Yang lebih lucunya anda datang dengan komentar yang tidak nyambung. Karena jika anda setuju tidak tahrif baik di syi’ah maupun di suni maka selayaknya anda diam (krn itu artinya anda sepaham dengan SP), tapi kenyataannya anda nyerocos terus namun omelan2 anda tidak menunjukkan bhw anda berseberangan dengan SP.
    Dan SP sudah meberi jalan keluar yang cukup bijak, yaitu mentakwilkan hadits tsb. Namun anda menolaknya, namun pada saat yang bersamaan anda melakukan takwil atas hadits tsb (walaupun saya akui takwil anda cukup menarik). Tapi bagaimana dengan hadits2 sunni yang lain yang begitu gamblang menyatakan tentang tahrif tsb?.
    Apa yang salah dengan saran SP:

    Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.

    Salam damai

  21. Truthseeker08: Saya sarankan anda baca lagi dengan hati2 artikel dari sp ini.

    NyalaP: Iya saya baca hati2 lagi, trus?!!!
    ===================================

    Truthseeker08: “Terang benderang bagi saya bahwa SP menentang pemahaman adanya tahrif AQ.

    NyalaP:Ya saya dari awal sudah tahu itu!!!
    =================================

    Truthseeker08: Jadi sangat lucu ketika salafy ngotot syi’ah meyakini adanya tahrif.

    NyalaP:Saya tidak ingin komen!!! Diskon buat anda
    ====================================

    ruthseeker08J: “Yang lebih lucunya anda datang dengan komentar yang tidak nyambung. “

    NyalaP:Tidak nyambungnya dimana???? Tunjukin dong jangan Cuma ngomong doang!!!!
    ====================================

    ruthseeker08J: Karena jika anda setuju tidak tahrif baik di syi’ah maupun di suni maka selayaknya anda diam (krn itu artinya anda sepaham dengan SP), tapi kenyataannya anda nyerocos terus namun omelan2 anda tidak menunjukkan bhw anda berseberangan dengan SP.

    NyalaP:Terima kasih, jadi ternyata ini isi yang ingin ente sampaikan, ane pikir apa??? Tapi lumayan lah bikin ane penasaran
    Begini saya jelaskan…
    1. dari sebelum membuat tulisan ini si SP sudah yakin bahwa tidak ada tahrif al-Quran, karena itu bisa bersebrangan dengan aqidahnya sebagai Muslim sekaligus Syiah. Dan ini mengancam eksisitensinya. Kalupun ia yakin jangan2 si SP ini agen orientalist!!
    2. si Sp sengaja membuat tulisan ini agar memancing emosi orang2 salapi yang suka menyerang keyakinannya, biasa hasud lah, ini kan penyakitan calon2 atau bahkan penyakit kronisnya para ulama…kalau orang pemyembah dunia itu, liat temanya pake baju mahal buat pamer ke dia, dia pun tidak mau kalah untuk menjukan bahwa bisa punya baju mahal juga….namun di kalgan ilmuwan tidak dengan materi bung tapi dengan ilmu (yang isnya nalar, dalil, krtitik, ktritis, dll). Initinya kalau salafi menyerang Syiah, Syiahpun akan menbalas dan begitupun sebaliknya. Intinya kalau mau hidup rukun jangan saling menggangu lah..make love not war!!! Ini hanyalah usaha si SP utuk menunjukan eksistensinya sebgai Syiah.
    3. lho justru lucu kalo saya bersebrangan dengan si SP, si SP menyakini tidak ada tahrif alquran masa ente mau maksa ana menyakini adanya tahrif al-Quran, gimana sih ente??? Lucu!!!
    4. Apa yang saya tulis di atas hanya sekedar second Opinion, biar yang baca bisa melihat alternatif2 lain dalam menarik kesimpulan saja…
    5. Kalo ente suruh ana diam untuk tidak sepaham dengan si SP, Buat ane ente ini orang lucu. Kalo ada orang Syiah shalat zuhur pada waktunya apakah ana harus diam tidak ikut shalat untuk menunjukan ane tidak setuju???!!! Ya salam, Mana mau Ane menjadi bodoh seperti ente, ya ane tetap shalat dong, biarlah si Syiah shalat zuhur dengan versi fikihnya dan ane Shalat shalat zhuhur dengan fikih sunni ane. Ya siapa sih nama ente ?? truh seksker ya!!! Apa mau ente namakan cecak semua binatang reptil seperti komodo, biawak, buaya dll. “Ingat bung terlihat sama belum tentu sama” kalo ngga percaya coba aja makan dagingnya!!!! Atau air bensin dengan minyak goreng, apakah karena tidak suka minyak goreng meniru warna bensin, warna minyak goreng harus kita rubah??!!!! Atau sebaliknya dasar Ente orang kerdil akal
    Makanya ane bilang Apa yang saya tulis di atas hanya sekedar second Opinion, biar yang baca bisa melihat alternatif2 lain. Bukan berarti mengiyakan sebgaimana yang ente pahami???!!!! Atau seandainya terjadi sebaliknya, kalo orang Syiah meyakini adanya kewajiban memelihara jenggot apakah ana mau mencukur jenggot ane hanya karena dia Syiah dan ana Sunni. Lucu Ente. Ingat bung ada batas-batasnya benci dan cinta itu. Menurut ane, ENTE itu Nashibi si pembeci Syiah (pemcinta Ahlul Bait). Benci ente itu sudah 100 persen, alias masa bodo yang penting hantam abis ga usah pake logika lagi. Ente ini salapi saklek!!!!!
    Kebut lagi dah pikrian ente agar cepat larinya, kalo kurang oli. Beli aja di lapak2
    6. Ente bilang ane nyerocos terusdan tidak bersebrangan dengan si SP. Ya ane akui dalam kesimpulan akhir tidak ada perbedaan bawha al-Quran tidak ditahrif (yang ini sudah ane bilang ini di no 1 dan 4), tapi dalam pemahaman dari kata “hilangnya al-Quran seluruhnya” si Sp lebih cenderung pada nasakh tilawah. kalau ana justru menolak mentah2 usul takwil yang diajukan si SP ini karena bisa beresiko terhadap terbukanya keraguan akan keotentikan al-Quran yang ada pada Rasm Utsmani. Ingat bung si Sp ini boleh jadi sedang membuat makar artinya ia menyuntikkan virus keyakinan padahal di dalamnya keraguan, karena ia tetap ngotot bawha takwilnya adalh naskh tilawah….
    Ana ga tahu apa ente sudah baca bagaiman si Sp memojokkan Umar dengan menceritakan episode dimana Umar berani memasukan ayat rajam, nah ini kan jelas2 udah bahaya dan akan membuat orang ragu akan keotentikan al-Quran!!!!, bagaimana kalau itu benar2 ayat al-Quran yang ia denganr sendiri dari Nabi namun sahabat lain belum sempat mendengarnya??!!! Lha ini kan bahaya bung!!! Ini baru 1 jurus yang dikeluarkan si SP, ente belum lagi karya orientalist hungaria dan jerman. Bisa mati kutu ente???!! Ga bisa memutar balik bukti dan argumen mereka akan palsunya Rasm Utmani…lepas dari itu

    kalau ane lebih cenderung (bila dibungankan pada hadis ibnu Umar) sebagai keseluruhan pengetahuan Ibnu Umar tentang al-Quran yang ia terima dari Rasulullah atau dari kibarus shahabah (sahabt senior), bahwa ia melihat al-Quran yang sudah jadi secara instant melalui Rasm Utsmani pada zaman tabiin saat ia berbicara dengan Nafi itu tidak mewakili keseluruhan al-Quran yang ia pernah tahu pada saat ia hidup bersama Nabi secara langsung atau dari sahabat senior secara tidak langsung!!!
    Ini takwil saya (kalupun ente mau sebut sebgai takwil), terserah blogger di sini mau milih takwil si Sp atau saya!!!
    ======================================

    ruthseeker08J:Dan SP sudah meberi jalan keluar yang cukup bijak, yaitu mentakwilkan hadits tsb. Namun anda menolaknya,

    Nyalap: Ya jelas saya menolaknya (lihat no 6)
    ====================================

    ruthseeker08J:hadits2 sunni yang lain yang begitu gamblang menyatakan tentang tahrif tsb?.

    Nyalap: (mana hadisnya coi, ane penasaran nih!!!)
    ====================================

    ruthseeker08J:Apa yang salah dengan saran SP:

    Nyalap: ane ga pernah bilang dia salah Cuma ane mau ngasih perbandingan saja!!!!! Dengan secon opinion ane… itu azza kaleeee
    ======================================

    ruthseeker08J:Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.

    Nyalap: Menurt ane pilah-pilah dulu hadisnya, ga bisa main pukul rata. Contoh perkataan Umar: hilangnya al-Quran dengan perkataan Ibnu Umar: hilangnya al-Quran ane bedakan, karena kondisi berbeda, ane ga mau pukul rata!!!! Yang ini baca lagi komen ane sebelumnya…

    Salam hormat buat si SP
    salam damai

  22. *edisi revisi*

    @nyalap

    Dan ini mengancam eksisitensinya. Kalupun ia yakin jangan2 si SP ini agen orientalist!!

    No comment…
    Daya imajinasi anda lumayan juga 😀

    2. si Sp sengaja membuat tulisan ini agar memancing emosi orang2 salapi yang suka menyerang keyakinannya, biasa hasud lah,

    hehehe..orang lain anda larang mereka2/menduga2, anda malah sedang meramal.. 😀
    Silakan anda baca tulisan2 SP yang lain. Sebagian besar adalah menanggapi/mengkritik tuduhan2 salafy. Masa menanggapi secara ilmiah tuduhan2 pun anda salahkan?. jadi bagaimana sebaiknya yang anda sarankan?.. :D.
    Bahasa SP yang santun anda hujat habis2an, bagaimana dengan bahasa salafy yang tidak beretika?

    ini kan penyakitan calon2 atau bahkan penyakit kronisnya para ulama…kalau orang pemyembah dunia itu, liat temanya pake baju mahal buat pamer ke dia, dia pun tidak mau kalah untuk menjukan bahwa bisa punya baju mahal juga….namun di kalgan ilmuwan tidak dengan materi bung tapi dengan ilmu (yang isnya nalar, dalil, krtitik, ktritis, dll).

    No comment. Kejauhan ngelanturnya.. :mrgreen:

    Initinya kalau salafi menyerang Syiah, Syiahpun akan menbalas dan begitupun sebaliknya. Intinya kalau mau hidup rukun jangan saling menggangu lah..make love not war!!!

    Setuju..!!
    Apakah ini yang sekarang sedang anda lakukan, menyiarkan kedamaian & kerukunan??.. 😛

    Ini hanyalah usaha si SP utuk menunjukan eksistensinya sebgai Syiah.

    Hahaha.. no comment..

    3. lho justru lucu kalo saya bersebrangan dengan si SP, si SP menyakini tidak ada tahrif alquran masa ente mau maksa ana menyakini adanya tahrif al-Quran, gimana sih ente??? Lucu!!!

    Ooo..saya maksa tohh.. 🙂
    Maaf..maaf… 🙂

    4. Apa yang saya tulis di atas hanya sekedar second Opinion, biar yang baca bisa melihat alternatif2 lain dalam menarik kesimpulan saja…

    Wahh second opinion model baru tuhh, pake mencak2 dan caci maki.. :mrgreen:

    5. Kalo ente suruh ana diam untuk tidak sepaham dengan si SP, Buat ane ente ini orang lucu.

    wahh kapan nih saya minta anda diam ketika anda tidak sepaham?
    *bingung*

    Kalo ada orang Syiah shalat zuhur pada waktunya apakah ana harus diam tidak ikut shalat untuk menunjukan ane tidak setuju???!!! Ya salam, Mana mau Ane menjadi bodoh seperti ente, ya ane tetap shalat dong, biarlah si Syiah shalat zuhur dengan versi fikihnya dan ane Shalat shalat zhuhur dengan fikih sunni ane. Ya siapa sih nama ente ?? truh seksker ya!!! Apa mau ente namakan cecak semua binatang reptil seperti komodo, biawak, buaya dll. “Ingat bung terlihat sama belum tentu sama” kalo ngga percaya coba aja makan dagingnya!!!! Atau air bensin dengan minyak goreng, apakah karena tidak suka minyak goreng meniru warna bensin, warna minyak goreng harus kita rubah??!!!! Atau sebaliknya dasar Ente orang kerdil akal

    No comment ahh..
    Gak mau ikut ngelantur & mencak2.. 😛
    Kalem aja ..:)

    Makanya ane bilang Apa yang saya tulis di atas hanya sekedar second Opinion, biar yang baca bisa melihat alternatif2 lain.

    Ada sih beberapa kalimat anda yang second opinion, namun agak susah memang memilah yang second opinion tersebut dalam belantara cercaan. 😀

    Bukan berarti mengiyakan sebgaimana yang ente pahami???!!!! Atau seandainya terjadi sebaliknya, kalo orang Syiah meyakini adanya kewajiban memelihara jenggot apakah ana mau mencukur jenggot ane hanya karena dia Syiah dan ana Sunni. Lucu Ente. Ingat bung ada batas-batasnya benci dan cinta itu.

    No comment ahh..
    Gak mau ikut ngelantur, apalagi dah bawa2 jenggot serem ahh.. 😀

    Menurut ane, ENTE itu Nashibi si pembeci Syiah (pemcinta Ahlul Bait). Benci ente itu sudah 100 persen, alias masa bodo yang penting hantam abis ga usah pake logika lagi. Ente ini salapi saklek!!!!!
    Kebut lagi dah pikrian ente agar cepat larinya, kalo kurang oli. Beli aja di lapak2

    Lagi ngomong apa yaaa???..
    *bingung lagi*

    6. Ente bilang ane nyerocos terusdan tidak bersebrangan dengan si SP. Ya ane akui dalam kesimpulan akhir tidak ada perbedaan bawha al-Quran tidak ditahrif (yang ini sudah ane bilang ini di no 1 dan 4), tapi dalam pemahaman dari kata “hilangnya al-Quran seluruhnya” si Sp lebih cenderung pada nasakh tilawah. kalau ana justru menolak mentah2 usul takwil yang diajukan si SP ini karena bisa beresiko terhadap terbukanya keraguan akan keotentikan al-Quran yang ada pada Rasm Utsmani.

    Hahhhhh..?? anda paranoid kali yaa.., lhaa ini artikel untuk membantah adanya tahrif di mazhab manapun. Lagi pula dalil yang ada adalah dalil2 yang sudah diketahui umum.
    Supaya tidak membingungkan, lebih baik anda berkomentar dengan lebih fokus dan kurangi belantara cercaan agar ide2 cemerlang anda tidak hilang.

    Ingat bung si Sp ini boleh jadi sedang membuat makar artinya ia menyuntikkan virus keyakinan padahal di dalamnya keraguan,

    hihihi..mulai lagi dah paranoidnya… no comment ajah.. 😉

    karena ia tetap ngotot bawha takwilnya adalh naskh tilawah….
    Ana ga tahu apa ente sudah baca bagaiman si Sp memojokkan Umar dengan menceritakan episode dimana Umar berani memasukan ayat rajam, nah ini kan jelas2 udah bahaya dan akan membuat orang ragu akan keotentikan al-Quran!!!!, bagaimana kalau itu benar2 ayat al-Quran yang ia denganr sendiri dari Nabi namun sahabat lain belum sempat mendengarnya??!!! Lha ini kan bahaya bung!!!

    Hahahaha..paranoid amat. Kenapa anda gak sekalian saja ngamuk2 ke para pengumpul hadits (Bukhori ra dll) bukankah mereka yang menyebabkan semua ini?
    Kalau anda melihatnya spt itu, koq saya melihatnya malah SP sedang memperbaiki pemahaman atas hadits2 yang dimasukan/seolah ada tahrif AQ.
    Atau anda pikir sebaiknya kita semua jangan tahu ttg hal ini (ini bukan berita baru mas nyalap.. 😛 ). Apakah sebaiknya akhirnya kita mendengar ttg ini dari musuh2 islam tanpa punya ilmu disitu.

    Ini baru 1 jurus yang dikeluarkan si SP, ente belum lagi karya orientalist hungaria dan jerman. Bisa mati kutu ente???!! Ga bisa memutar balik bukti dan argumen mereka akan palsunya Rasm Utmani…lepas dari itu

    Hahaha.. anda kayak cacing dalam perut SP .. 🙂
    ..ccckkk..ccckk..
    Anda terlalu memandang rendah orang2 disini, masa takut dengan argumen2 para orientalis. Disinilah doktrin2 bisa dibahas dan ditemukan dalil2 aqlinya.
    Anda jangan menyamakan semua disini dengan rekan2 salafy anda yang tidak kritis dan beragama tanpa dalil aqli, sehingga hidup dalam keraguan, dan ketakutan kalau membaca buku2/artikel2 yang kritis.

    kalau ane lebih cenderung (bila dibungankan pada hadis ibnu Umar) sebagai keseluruhan pengetahuan Ibnu Umar tentang al-Quran yang ia terima dari Rasulullah atau dari kibarus shahabah (sahabt senior), bahwa ia melihat al-Quran yang sudah jadi secara instant melalui Rasm Utsmani pada zaman tabiin saat ia berbicara dengan Nafi itu tidak mewakili keseluruhan al-Quran yang ia pernah tahu pada saat ia hidup bersama Nabi secara langsung atau dari sahabat senior secara tidak langsung!!!
    Ini takwil saya (kalupun ente mau sebut sebgai takwil), terserah blogger di sini mau milih takwil si Sp atau saya!!!

    Silakan bung, disini bebas mengutarakan pendapat anda.
    Makanya kalau anda ingin pendapat anda didengar/dipahami maka tulislah dengan rapi dan dg bahasa yang sopan.
    Ini yang selalu disarankan oleh rekan disini (bukankah saran ini akan menguntungkan anda.. 😛 )

    Nyalap: Ya jelas saya menolaknya (lihat no 6)

    Tolong bantu saya dengan nomor2 yang anda bicarakan, saya tidak temukan penomoran anda.

    Nyalap: ane ga pernah bilang dia salah Cuma ane mau ngasih perbandingan saja!!!!! Dengan secon opinion ane… itu azza kaleeee

    Oooo..gitu tohh.
    Gaya bahasa kita memang jauh berbeda.. :mrgreen:

    Nyalap: Menurt ane pilah-pilah dulu hadisnya, ga bisa main pukul rata. Contoh perkataan Umar: hilangnya al-Quran dengan perkataan Ibnu Umar: hilangnya al-Quran ane bedakan, karena kondisi berbeda, ane ga mau pukul rata!!!!

    Lhoo..memang saran SP gak bisa diterapkan disitu?
    Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.
    Kayaknya kalimat ini sudah memilah kepada khusus hadits2 yang seolah terjadi takhrif. Kalau anda anggap hadits tsb tidak ada potensi seolah terjadi tahrif, yaa gak usah ditakwil atau ditolak lah.
    Aneh juga, saran SP ini malah sangat membantu umat islam dalam menghadapi orientalis atau mereka2 yang menggugat keterjagaan AQ koq. Dan menghilangkan keraguan atas tahrif AQ.

    Salam damai

  23. Hahaha terima kasih mas @truthseeker. Cocok-cocok…
    Gaya mas menjawab si @Nyalap pas sekali. 🙂

  24. @truthseeker

    Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.

    Ini oleh si @Nyalap dikirain pertanyaan mas. Hehehe…

  25. @nyalap

    jiakakakakkakakak……..
    kasihan deh lu….kgk mutu blasss omongannya…

    sudah jelas dibilangin kalau dikurangin atau di tambahin AL quran itu berati ada TAHRIF (perubahan) didalamnya..ngarti nggak ente…

    jadi istilah tahrif dan tahzib itu punya korelasi logis…om kgk nyambung…..

    pantes aja ente dinasehatin banyak org..soalnya..pikirannya kagak runtut alias kacaw balaw…..hihihihihi

    @buat sp
    org kayak @nyalap bagusnya diketawain saja hehhe

  26. ehem riwayat ini bukannya dhaif ya, di dalam sanadnya terdapat Ali bin Za’id bin Jud’an dan ia seorang yang dhaif [At Taqrib 1/694]. Tidak bisa dijadikan hujjah jika tafarrud :mrgreen:

    Mungkin maksud saudara @sok tau banget adalah bukan masalah shahih atau dha’if nya atsar tersebut, tetapi terjemahan kata “Dzahaba” adalah “Pergi” lebih tepat-nya.

    Disamping itu Imam Suyuthi juga memasukkan atsar Ibnu Umar di atas di Bab Nasikh wa mansukh.

    Salam

  27. Dalam satu kalimat digunakan kata ddzahab dan zhahir yaitu dzahab =yang hilang dan zhahir =yang nampak.

    tida tepat diartikan pergi, pergi kemana

    pergi darinya qur’an yang banyak. sopo yang pergi? pergi dari mana? mau kemana?

    😆

  28. troll nyalap cuih cuih cuih

    nyalap = pungguk marindukan bulan

    nyalap = katak dalam tampurung 😆

  29. Hhohoho jangan senang dulu……
    ini ane bawa martabak telor special:

    Truthseeker08, (No comment…Daya imajinasi anda lumayan juga)
    ================================================
    Nyalap: [Ini saya ga mau koment, ga ada gairah bo and ga penting kaleee!!!]
    —————————————————————————-
    Truthseeker08, (hehehe..orang lain anda larang mereka2, anda malah meramal)..
    =====================================================
    Nyalap: [ane ga ngerti maksud ente yg ini, “meramal” apa? Jelas2 si sp dari awal mengutarakan kata-kata secara kontekstual bahwa salafi meyakini bahwa dalam agama syiah al-Quran itu ditahrif, lalu bagaimana dengan salafi sendiri, harusnya ngaca dong lewat hadis2 mereka? Lha ini kan hasud, kalau ga hasud harusnya “didiamkan” dan kata2 seperti itu jangan diucapkan di prolognya di atas berikut, dan langsung aja ke substansi inti. Ini kata2 si SP ane kutip:
    “Tulisan ini adalah hadiah bagi kaum salafiyun yang gemar sekali menuduh mazhab Syiah meyakini tahrif Al Qur’an. Tuduhan mereka berdasarkan adanya hadis-hadis Syiah yang seolah-olah menunjukkan tahrif [perubahan] Al Qur’an. Pesan moral dari tulisan ini hendaknya mereka memperhatikan riwayat dalam kitab pegangan mereka sendiri, jangan-jangan ada riwayat yang menunjukkan seolah-olah terjadi tahrif Al Qur’an. Kemudian tanyakan pada diri mereka, apakah mereka sendiri meyakini tahrif Al Qur’an.”
    Ente tahu pengertian “hasud” ga sih dalam kata-kata ane: “si Sp sengaja membuat tulisan ini agar memancing emosi orang2 salapi yang suka menyerang keyakinannya, biasa hasud lah”
    ane heran kenapa ente katakan “meramal”???tuir tuir
    Oe seks seeker yang namanya “meramal” dalam bahasa indonesia adalah menyebutkan suatu peristiwa yang belum terjadi yang ia yakini terjadi. Kalau menyebutkan peristiwa yang sudah terjadi dengan melihat fakta di lapangan dan menelusuri hingga dasarnya (ujung pangkalnya) bagaimana itu bisa terjadi dan terbentuk ini namanya masuk dalam bab penelitian, investigasi dll bukan “ramalan” seperti yang ente bilang. Ente ini aneh. Omongan ente ga ada isinya. Maaf bila saya katakan “bodoh”.]
    —————————————————-
    Truthseeker08, (Silakan anda baca tulisan2 SP yang lain. Sebagian besar adalah menanggapi/mengkritik tuduhan2 salafy. Masa menanggapi secara ilmiah tuduhan2 pun anda salahkan?. jadi bagaimana yang anda sarankan?.. . Bahasa SP yang santun anda hujat habis2an, bagaimana dengan bahasa salafy yang tidak beretika?)
    ======================================================
    Nyalap: [Dari awa saya tidak pernah dengan “terang benderang”, meminjam bahasa ente mengatakan “ ya Sp ente salah” dianya atau entenya saja yang merasa si Sp ini salah”!!!]
    Bung, ini ane kasih pepatah yang cocok buat ente, nang ning nung ning nung biar paham:
    “burung itu kalau tau ia burung ia akan berkicau dengan sendiri tanpa perlu diajari bukannya malah berkokok seperti ayam.” Nah ente dan Sp sudah merasa jadi burung jadi silahkan berkicau jangan berkokok terus!!!!
    Siapa yang anda maksud dengan salafy, ane maksud ente? Sori ane bukan salafi ane ini “nyalap” sekali lagi “N….Y….A….L…A….P…NYALAP” jelas kan?!! Perkara salafi yang tidak beretika dalam mengkritik menurut ane ini dikembalikan ke person masing2…
    Ente kalu mau liat betapa tidak beretikanya seorang syiah dalam mengkritik. lihat orang yang namanya Yasir Habib, kata-katanya lebih kejam dari binatang dalam menggambarkan orang yang dikritiknya. Pengen bukti. Nih linknya: http://www.watan.com/…/ياسر-الحبيب-شيخ-شيعي-لم-يبق-شتيمة-ألا-وشتمها-في -سيدتنا-عائشة.html.
    Nih ane tambah lagi, silahkan pilih azza semau ente
    http://islammemo.cc/search.aspx/ياسر%20حبيب
    ente copas azza link ini. ntar liat belangnya
    kalau ini yang mau ente jadikan patokan. Tapi ane ga mau jadiin yang begini2 patokan karena ga semua syiah bicaranya begitu..udah ane bilang ini kembali ke personaliti masing2 orang…beres. Titik]
    ———————————————————
    Truthseeker08, (No comment. Kejauhan ngelanturnya)
    ========================================================
    Nyalap: “Ngelantur” giman sih? Ente mabuk ya? Omongan orang sadar azza kaya ane ente bilang ngelantur??? Ente Mabuk atau teler?!! Ane ngomong: “ini kan penyakitan calon2 atau bahkan………..hingga selesai”
    Bung sepertinya ente ini tidak tahu arti hasud, makanya ngomongnya ke ane “ngelantur mulu….”. padahl ente yang ngelantur dalam memahami contoh yang ane berikan…
    Gini azza, ane jelasin dulu ke ente (aduh capeknya ngajar anak tk kaya ente):
    Dalam diri orang-orang beragama/filsafat harta paling berharga bagi mereka adalah kebenaran. Mereka terus mencari bahkan nyawa jadi taruhan. Seperti bajak laut yang berburu harta karun samapi ke dasar samudta yang terdalam. Mereka paling tidak bisa melihat orang yang mengklaim kebenaran sendiri atau melecehkan kebenaran yang mereka yakini ataupun melihat ada orang yang lebih tinggi ilmunya dari mereka. Dari hal inilah munculah hasud. Dah dari sinilah budaya kritik-mengkritik itu terjadi!!!! Hingga mucul hnaya satu orang pemenang terakhir. Dialah yang tak terkalahkan…
    Jangankan si SP pendahulu-pendahulunya yakni syaikh kibar syiah getol sekali menyerang shahih bukhari, karena para sunni getol sekali menyerang al-Kafi. Karena kedua merasa benar dengan refernesi hadis mereka masing.masing. Kenapa sunni menyerang al-Kafi, karena buat mereka shahih bukhari yang benar adapun al-kafi isnya hadis palsu, nah ulama syiah pun ga mau tinggal diam, mereka balas lagi menmyerang shahih bukhari karena banyak hadis dhaif di dalmnya. Nah si SP ini pun melakukan kembali budaya kritik mengkritik ini karena adanya hasud yang terwariskan secra bawah sadar dari ulama2nya terdahulu. Seperti yang saya bilang di atas
    Dimana ngelanturnya omongan ane ini?? Dasar ente aja yang maaf bodoh dan pendek akal.
    Kalo Cuma maen asal “tembak” kata-kata gitu dengan kata2 “ngelantur2”, “ga jelas”, “ga bermutu” atau apalah itu tanpa argumen anak SD aja bisa kaleee..asal punya mulut semua kata yang diucapkan diucapkan tanpa bisa mempetanggung jawabkan…malu dong ama ank sd!!!]
    ————————————————————————–
    Truthseeker08, (Setuju..!!
    Apakah ini yang sekarang sedang anda lakukan, menyiarkan kedamaian & kerukunan??..)
    ==========================================================
    Nyalap: Tentu dong ane sedang menyiarkan cinta kasih kepada sesama..hehehehe
    ———————————————————-
    Truthseeker08,Hahaha.. no comment..
    Ooo..saya maksa tohh..
    Maaf..maaf…
    Wahh second opinion model baru tuhh, pake mencak2 dan caci maki..
    ==================================================================
    Nyalap: Koment2 ente yang ini ane ga punya hasrat nanggepin…hambar bo
    ———————————————–
    Truthseeker08,wahh kapan nih saya minta anda diam ketika anda tidak sepaham?
    *bingung*
    =================================================
    Nyalap: Jangan berlagak pikun, atau memang pikun ente udah bau tanah apa? Sehingga tidak ingat kata2 sendiri. Nih ane kasih kutipannya:
    “Karena jika anda setuju tidak tahrif baik di syi’ah maupun di suni maka selayaknya anda diam (krn itu artinya anda sepaham dengan SP), tapi kenyataannya anda nyerocos terus namun omelan2 anda tidak menunjukkan bhw anda berseberangan dengan SP.”
    Itu ada kata diam..ente minta ane diam kan. Ap ente mau menginkari matahari di siang hari?!!!
    —————————————————————————-
    Truthseeker08,Hahhhhh..?? anda paranoid kali yaa.., lhaa ini artikel untuk membantah adanya tahrif di mazhab manapun. Lagi pula dalil yang ada adalah dalil2 yang sudah diketahui umum.
    Supaya tidak membingungkan, lebih baik anda berkomentar dengan lebih fokus dan kurangi belantara cercaan agar ide2 cemerlang anda tidak hilang.
    =============================================================
    Nyalap: “Paranoid” ente bilang? Lucu sekaleeee. Kalo maksud ente ane paranoid yakni takut kalo baca tulisan si Sp ini ane justru jadi ragu ama alquran ya lucu sekali ente ini…siapa si SP ini yang bisa merobohkan keimanan ane?? Lagipula ane udah bantah omongan dia tentang nasakh tilawah itu!!!
    Sekali lagi, Kalo Cuma maen asal “tembak” kata-kata gitu dengan kata2 : “paranoid”, “ngelantur2”, “ga jelas”, “ga bermutu” atau apalah itu tanpa argumen anak SD aja bisa kaleee..asal punya mulut semua kata yang diucapkan diucapkan tanpa bisa mempetanggung jawabkan…malu dong ama ank sd!!!]
    Sori, ane fikir ente sebelumnya nanya2 kaya gitu adalah salafi ternyata ente syiah satu jaringan dengan si Sp. Sori tak kenal maka tak sayang, nah sekarang ane sudah kenal ente makin tambah tak sayang ane sama ente..hehhehe becanda bro
    Dari awal si Sp ini bikin tulisan memang untuk dibaca kroco2 syiah meski tidak terbuka untuk dibca salafi tetap aja siapapun yang membcanya tertarik nanggapin. Apalgi blog ini terbuka untuk umum. Nah saya ngasih second opinion agar kebenarannya tidak dimakan habis oleh si SP. Bgitooo. Bukannay paranoid. Tapi terserah entelah kalo mau ngomong paranoid terus,,karena burung tak bisa dilarang terbang meski sayapnya dipotong. Lanjut gan
    ————————————————————–
    Truthseeker08,hihihi..mulai lagi dah paranoidnya… no comment ajah..
    ==================================================
    Nyalap: sori kalo ane “ngomong” gitu soalnya ane pikir ente salafi ternyata syiah. Tapi Dimana letak keparanoidan dari kata2 ana itu. Itu kan Cuma analisa saja…setahu ane kalo paranoid adalah gangguan mental yang ditandai dengan kecurigaan yang tidak rasional/logis. Biasanya orang akan menggunakan kata-kata yang berlebihan dalam menyikapi sesuatu, “awas jangan dekati blog SP”, “hati-hati jangan baca tulisannya”, menyinkirlah..dan sebagainya (belum apa2 udah dilarang, ini yang ana tahu disebut paranoid). Ane Cuma ngasih analisa tetap ngotot dibilang paranoid, kenapa ga sekalian aja beli parasetamol untuk menghilangkan keparanoidan ente akan analisa orang??
    Tapi terserah entelah kalo mau ngomong paranoid terus,,karena burung tak bisa dilarang terbang meski sayapnya dipotong. Lanjut gan
    —————————————————————————
    Truthseeker08,Hahahaha..paranoid amat. Kenapa anda gak sekalian saja ngamuk2 ke para pengumpul hadits (Bukhori ra dll) bukankah mereka yang menyebabkan semua ini?
    Kalau anda melihatnya spt itu, koq saya melihatnya malah SP sedang memperbaiki pemahaman atas hadits2 yang dimasukan/seolah ada tahrif AQ.
    Atau anda pikir sebaiknya kita semua jangan tahu ttg hal ini (ini bukan berita baru mas nyalap.. ). Apakah sebaiknya akhirnya kita mendengar ttg ini dari musuh2 islam tanpa punya ilmu disitu.
    =====================================================================
    Nyalap: Sudah saya bilang awalnya ane kira ente itu sejenis salafi tapi ternyata jenis syiah. Ane salah alamat ngasih dialog2, karena belum kenal ente..ane dikatain paranoid lagi paranoid lagi…cape deh. Ga sekalian parasetamol bung kayanya ente udah muali teler tuh
    Ane dalam ucapan ane itu hanya melakukan analisis sebab akibat. Kalo begini akan begini kalau begitu akan begitu. Bukannya paranoid. Justru kalau boleh jujur kata-kta ente menuduh ane paranoid itu semakin mebuktikan entelah sebenarnya yang PARANOID. Kalo ente tidak PARANOID ke ane bagaimana mungkin menyimpulkan ane paranoid. Kalo ga percaya tanya semua komentator yang lain yang sunni dan syiah ane yang ente anggap ane paranoid dari tulisan ane itu beanr2 paranoid atau hanya sekedar analisa saja???!!!!!
    Sekali lagi
    Sekali lagi, Kalo Cuma maen asal “tembak” kata-kata gitu dengan kata2 : “paranoid”, “ngelantur2”, “ga jelas”, “ga bermutu” atau apalah itu tanpa argumen anak SD aja bisa kaleee..asal punya mulut semua kata yang diucapkan diucapkan tanpa bisa mempetanggung jawabkan…malu dong ama ank sd!!!]
    burung tak bisa dilarang terbang meski sayapnya dipotong. Lanjut gan
    —————————————————————————
    Truthseeker08,Hahaha.. anda kayak cacing dalam perut SP ..
    ..ccckkk..ccckk..
    Anda terlalu memandang rendah orang2 disini, masa takut dengan argumen2 para orientalis. Disinilah doktrin2 bisa dibahas dan ditemukan dalil2 aqlinya.
    Anda jangan menyamakan semua disini dengan rekan2 salafy anda yang tidak kritis dan beragama tanpa dalil aqli, sehingga hidup dalam keraguan, dan ketakutan kalau membaca buku2/artikel2 yang kritis.
    ===========================================================
    Nyalap: Haha ane ga tau ente yang minta ane sopan dalam berkomentar tiba2 scara mengejutkan menyamakan ane dengan cacing dalam perut..WOW Tapi…sudahlah…
    mudah2an cacing yang baik ya!! karena ga semua cacing dalam perut itu jahat. Ane husnu zhan loh!!!!
    Menurut ane ente ini belum ketemu azza maa orientalis, makanya ngomong semaunya azza…siapa yang takut ama argumen orientalist???….idih idih idih,, ane ngomong gitu khan ke ente bukan buat ane sendiri. Tapi baguslah kalo ente ga takut,,,
    Tapi ini azza dulu, ane mau nanya ente …ente kan bangga diri banget nih, berlagak jagoan…
    Ana mau nanya ente dulu nih, al-quran rasm utsmani yang dibca oleh orang di penjuru dunia saat ini merujuk ke manuskrip yang mana dalam penggarapannya..trus manuskrip itu warisan di masa siapa, bagaimana cara mengetahuinya??? Aslikah palsukah???
    Darimana ia tahu bawah itu adalah amsnukrip asli yang diwariskan oleh Utsman, padahl saat Utsman mati mushaf itu berceceran darah, lebih2 saat itu ga ada mesin print, bagimana pola penggandaanya yakni ketika satu mushaf hilang mushaf yang lain masih tetap ada???
    siapa professor2 (aktor intelektual) yang melakukan tahqiq dan tahlilnya??
    Metode apa yang dia gunakan untuk memvalidkan pola kerjanya sehingga hasilnya benar2 benar dan siap yang membenarkannya???
    Ini azza dulu, kalo ente bisa jawab ane akui ente pintar deh..
    Jangan bicara keyakinan, karena seluruh uamt islam yakin kalau alquran ini adalah al-quran yang diturunkan kepada nabi tanpa tahrif…tapi ane minta ente bahas ini secara jentel men dwengan dali bukan kyakinan. Keyakinan nomor akhir, dalil dulu bung…
    Lanjut ye
    Yang ketakutan dan ragu dan tidak kritis itu itu ya Cuma orang2 yang takut, ragu dan tidak kritis itu sendiri mau dia salafi ke, syiah ke sama saja. Salafi dan syiah itu Cuma kasing doang..yang penting liat mentalnya azza. Ya ngga, karena kalu nnga bgt justru yang ane tahu banyak juga syiah yang takut ketika borok2 agamanya dikuak secara kritis….sebagaimana ahmadiyah takut bisul2 agamanya terkuak seperti akhir2 ini…intinya yang anda bicarakn barusan ini lari lagi ke personal masing2 individu bukan pda aliran agama yang ia jalankan!!!!! Geblek ente
    —————————————————————————–
    Truthseeker08,Silakan bung, disini bebas mengutarakan pendapat anda.
    Makanya kalau anda ingin pendapat anda didengar/dipahami maka tulislah dengan rapi dan dg bahasa yang sopan.
    Ini yang selalu disarankan oleh rekan disini (bukankah saran ini akan menguntungkan anda.. )
    ===========================================================
    Nyalap: Yang ini ane ga mau koment. Karena ga ada yang perlu ane komentarin ini. bonus dah buat ente…ngga mau ana makan sayur tanpa garam
    —————————————————————–
    Truthseeker08,Tolong bantu saya dengan nomor2 yang anda bicarakan, saya tidak temukan penomoran anda.
    ===========================================================
    Nyalap: Dibawah kata2: “Begini saya jelaskan…” ada nomor2 di situ ente liat lagi, kalo rabun pek kacamata dobel azza.. ini Cuma saran azzza
    ——————————————————————–
    Truthseeker08,Lhoo..memang saran SP gak bisa diterapkan disitu?
    Riwayat yang menunjukkan seolah terjadi tahrif Al Qur’an harus ditakwil atau ditolak.
    Kayaknya kalimat ini sudah memilah kepada khusus hadits2 yang seolah terjadi takhrif. Kalau anda anggap hadits tsb tidak ada potensi seolah terjadi tahrif, yaa gak usah ditakwil atau ditolak lah.
    Aneh juga, saran SP ini malah sangat membantu umat islam dalam menghadapi orientalis atau mereka2 yang menggugat keterjagaan AQ koq. Dan menghilangkan keraguan atas tahrif AQ.
    Salam damai
    =======================================================
    Nyalap: Bisa azza bagi yang mau, anda mau?? Ya udah terapin azza. Gitu aza kok repot
    Gini bung, bagi saya tidak ada kontadiksi hadis shahih dengan hadis shahih. Apalagi Hadis shahih dengan quran yang ada itu kontradiski antrara manusia yang terlibat di dalmnya. Jadi sebenarnya takwil itu tidak terlalu berguna, karena takwil itu digunakan kalau seseorang sudah buntu dalam mencari penyelesaian akhir. Ini azza dulu. Capek ngajar anak TK. Besok kita maen petak umpet. Salam damai
    Indonesia tanah air beta
    Mohon maap kalo ada kata2 yang kurang berkenan
    Kalau merasa kurang, kata2 yang kurang berkenan itu akan ane tambahin lgi
    Salam cintai

  30. saran buat pengunjung yang lain:
    Kalo Cuma maen asal “tembak” kata-kata semau ente gitu tanpa argumen anak SD aja bisa kaleee..asal punya mulut semua kata yang diucapkan diucapkan tanpa bisa mempetanggung jawabkan…malu dong ama ank sd!!!]
    burung tak bisa dilarang terbang meski sayapnya dipotong. Lanjut gan

  31. salut buat sp yg sabar dan bijak.

  32. biarin aja sinyalap ngceh,lumayn buat ngocok perut

  33. Ada kalimat2nya yg menarik, tapi kemasannya benar2 keblinger, semau gue , ga bercermin, dan benar….. ngocok perut hahaha… :mrgreen:

  34. @nyalap

    wahh kapan nih saya minta anda diam ketika anda tidak sepaham?
    *bingung*

    Bandingkan dengan berikut ini:

    “Karena jika anda setuju tidak (ada) tahrif baik di syi’ah maupun di suni maka selayaknya anda diam (krn itu artinya anda sepaham dengan SP)

    Coba anda baca lebih hati2 dan jeli.. 😀 bedakan yang satu kalau sepaham maka diam, kalau tidak sepaham ya monggo.. :mrgreen:

    Bagi saya suatu bantahan ataupun penjelasan atas tuduhan/fitnah mestinya tidak bisa dikategorikan pada provokasi. Anehlah kalau ada orang (mau syi’ah maupun suni ataupun salafy) ketika menulis/berpendapat tidak ada tahrif dalam AQ malah dituduh provokasi (rasanya pendapat seperti ini malah mendamaikan koq). Tulisan ini hanya akan terasa provokasi bagi mereka yang meyakini adanya tahrif (kelihatannya salafy ngotot adanya tahrif dalam AQ?).

    Untuk partai hiburannya bagi saya sudah cukup.. :D.
    Saya akan comment yang terkait langsung dengan artikel ini.
    1. Artikel ini menyanggah tuduhan adanya tahrif AQ dalam semua mazhab, walaupun ada ditemukan kitab2 yang (seolah2) mencatat adanya pendapat ulama bahwa telah terjadi tahrif.
    2. Catatan2 tentang seolah2 ada tahrif ini bukan hanya terjadi di syia’h (catatan juga ada di kitab2 mereka yang sedang memfitnah).
    3. Artikel ini menawarkan solusi, bahwa ketika kita menemukan adanya dalil yang seolah2 mengakui adanya tahrif AQ, maka lakukan 2 hal: takwil atau tolak.

    Nahh dari poin2 tsb, saya menganggap penawaran second opinion (takwil) anda tidaklah bertentangan dg artikel tsb. Alih2 bertentangan koq malah mendukung. Kecuali anda bisa menawarkan alternatif selain takwil atau tolak. (tolong jangan terpaku pada satu hadits ini saja) tapi kenyataannya anda juga memilih takwil (walaupun beda, tapi masih mentakwil).

    Salam damai.
    Salam cinta juga.. 😉

  35. salam,
    fuuiih…pegel mata, baca komentar nyalap jadi ngantuk…huuaahhh.
    “bikin kopi dulu ah”
    burung tak bisa dilarang terbang meski sayapnya dipotong.
    tetep aja ga bisa terbang…!!!!

  36. THE “TAHRIF” CODE
    BY nyaLAP

    Ane mau nanya ke setiap kecoa2 yang asal bicara di atas termasuk di SP yang bikin judul asal jadi yakni “tahrif alquran”,
    WAHAI YANG MERASA PINTAR
    sampe sekarang ane belum ketemu siapa biang kerok yang menyamakan tahrif dengan pengurangan dan penambahan. Memang ada bebarap sumber yang menyebut tahrif itu adalah pengurangan dan penambahan tapi ngga kuat bo!!!! belum ane jumpai sumbernya, yang ada dia juga ngutip dari yang bilang begitu2 juga. CAPE DEH
    Turs dia berani berpendapat seperti itu mana pijakan sumbernya.????? Apalafi si SP bikin judul tahrif al-Quran padhal di dua hadis yang ia bawa sama sekali tidak ada kata tahrif…..
    tahrif itu paling tidak makna yang mendekatinya adalah tashrif bukan tanqish (pengurangan) atau tazwid (penambahan)…
    Gini azza biar mantap kita kembali ke referensi asal kita yakni alquran.
    Ana datangkan hujjah buat kecoa2 yang asal bicara. Macam SP, aldj, bob, Truthseeker08, dede, fuad, ARMAN dan kecoa2 sejenisnya.
    Kita back ke quran: mengenai masdhar (kata tahrif) yang difi’ilkan (yuharrifun) ada tiga surat yang bisa dijumpai dalam al-quran:
    منَ ٱلَّذِينَ هَادُواْ يُحَرفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ (an-nisa: 46)
    يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَنَسُواْ حَظَّا مِّمَّا ذُكِرُواْ بِهِ (al-maidah: 13)
    يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـذَا………(al-maidah: 41)
    Kata “yuharrifuna” selalu bergandengan (tak pernah berpisah) dengan kata sesudahnya yaitu, “Al-kalim” dan “an mawadhi’ihi” dalam ketiga ayat ini.
    Pertanyaan yang kita nanti2, apa yang dimaksud yuharrifunanal kalima an-mawadhi’ihi:
    Ane samperin dulu ucapan Imam Thabari:
    وأما تأويل قوله: { يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَٰضِعِهِ} فإنه يقول: يبدّلون معناها ويغيرونها عن تأويله، والكلم جماع كلمة. وكان مجاهد يقول: عنى بالكلم: التوراة.
    حدثني محمد بن عمرو، قال: ثنا أبو عاصم، عن عيسى، عن ابن أبي نجيح، عن مجاهد في قوله: { يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَٰضِعِهِ} : تبديل اليهود التوراة.
    حدثني المثنى، قال: ثنا أبو حذيفة، قال: ثنا شبل، عن ابن أبي نجيح، عن مجاهد، مثله.
    وأما قوله: { عَن مَّوَٰضِعِهِ} فإنه يعني: عن أماكنه ووجوهه التي هي وجوهه.
    Adapun takwil : yuharrifunanal kalima an-mawadhi’ihi yang dimaksudkan Allah adalah, mengganti maknanya dan merubahnya dari makna yang sebenarnya. “Al-Kalim” adalah bentuk banyak (plural) dari kata “kalimah”. Kata mujahid, maksudku adalah taurat. (nyalap: jadi maksudnya “yuharrifuna taurah an mawadhi’ihi”)
    Muhammad bin Amr mengabarkan kepadaku (thabari): Abu Ashim membawakan riwayat ini dari Isa, dan Isa dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid. Ia menafsirkan: yuharrifunanal kalima an-mawadhi’ihiadalah perubahan (makna) yang dilakukan yahudi pada taurat..
    Mutsanna mengabarkan kepadaku Thabari: Abu Ashim membawakan riwayat ini dari Abu Huzaifah, dari Syibli dari Ibnu Abi Najih dari mujahid, redaksinya sama seperti di atas.
    Adapun firman Allah: an mawadhi’ihi adalah dari tempat yang semestinya dan tujuan/sasaran yang dinginkan. Ini kata Thabari. Lihat tafsir ath-thabari surat an-Nisa ayat: 46)
    Lanjut gan.
    Ibnu Katsir:
    { يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَٰضِعِهِ} أي يتأولون الكلام على غير تأويله، ويفسرونه بغير مراد الله عز وجل قصداً منهم وافتراء
    Maksud yuharrifunanal kalima an-mawadhi’ihi adalah menakwilkan kata-kata bukan pada makna aslinya dan menafsirkannya bukan berdasarkan maksud Allah azza wa Jalla malah dengan maksud mereka sendiri dan pemalsuan.
    Loncat ke Tafsir Jalalain:
    { مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُواْ} قوم { يُحَرِّفُونَ} يغيِّرون { ٱلْكَلِمَ} الذي أنزل الله في التوراة من نعت محمد صلى الله عليه وسلم { عَن مَّوَٰضِعِهِ} التي وضع عليها
    (Orang-orang yang diberi petunjuk) maksudnya adalah kaum/kelompok
    (yuharrifuna) adalah merubah
    (al-kalim), yakni [wahyu yang Allah turunkan dalam taurat mengenai sebagian sifat Muhammad saw
    (an mawadhi’ihi) yakni [maksud/tempat] yang semestinya
    In semua tafsir sunni. Heran ane dari sumber2 di atas tak satupun yang menyebutkan penambahn dan pengurangan?!!!!
    Kita loncat ke tafsir Syiah yang paling heboh saat ini. Al-Mizan thabtha’i
    قد وصف الله تعالى هذه الطائفة بتحريف الكلم عن مواضعه، و ذلك إما بتغيير مواضع الألفاظ بالتقديم و التأخير و الإسقاط و الزيادة كما ينسب إلى التوراة الموجودة، و إما بتفسير ما ورد عن موسى (عليه السلام) في التوراة و عن سائر الأنبياء بغير ما قصد منه من المعنى الحق كما أولوا ما ورد في رسول الله (صلى الله عليه وآله وسلم) من بشارات التوراة، و من قبل أولوا ما ورد في المسيح (عليه السلام) من البشارة، و قالوا: إن الموعود لم يجىء بعد، و هم ينتظرون قدومه إلى اليوم.

    و من الممكن أن يكون المراد بتحريف الكلم عن مواضعه ما سيذكره تعالى بقوله: و يقولون سمعنا و عصينا، فتكون هذه الجمل معطوفة على قوله: يحرفون، و يكون المراد حينئذ من تحريف الكلم عن مواضعه استعمال القول بوضعه في غير المحل الذي ينبغي أن يوضع فيه، فقول القائل: سمعنا من حقه أن يوضع في موضع الطاعة فيقال: سمعنا و أطعنا لا أن يقال: سمعنا و عصينا، أو يوضع: سمعنا موضع التهكم و الاستهزاء، و كذا قول القائل: اسمع ينبغي أن يقال فيه: اسمع أسمعك الله لا أن يقال: اسمع غير مسمع أي لا أسمعك الله و راعنا، و هو يفيد في لغة اليهود معنى اسمع غير مسمع.
    Menyelewengkan perkataan yakni meletakan perkataan pada seseuatu tempat yang sebenarnya tempat itu bukanlah tempat yang benar atau layak untuk diletakkan perkataan itu di dalamnya. Mereka berkata, “kami dengar” yang seharusnya diletakkan pada (atau dilekatkan dengan) kata “taat” seperti: kami denganr dan kami taat malah mereka berkata, “kami dengar namun kami tidak mau melakukannya” atau kata “kami dengar “ malah diletakan pada kondisi mengejek dan mempermainkan. Seperti kata mereka: dengarkan semoga di dalamnya dikatakan: “dengarlah (muhammad), sungguh demi Allah aku mendengarmu” padahal mereka berkata, dengarlah (muhamamad) yang tak bisa mendengar dan raina (bahasa yahudi: bodoh, tolol), yakni sumpah demi Allah aku tidak akan pernah mendengarmu dan bodoh sekali, yakni menjurus pada bahasa yahudi yang bermakna dengarlah wahai yang sulit mendengar.
    Allah menceritakan kelompok ini dengan “tahriful kalim an mawadhi’ihi”. Boleh jadi maknanya adalah merubah kedudukan kata; kata yang di depan diletakan di akhir dan yang akhir diletakkan di depan (kalimat) atau menghapus atau MENAMBAH sebagaimana yang sering ditujukan kepada taurat yang ada saat ini. Atau boleh jadi (tahriful kalim an mawadhi’ihi” adalah) menafsirkan berita yang dibawa musa dalam taurat mengenai keseluruhan para nabi tanpa menyertakan maksud yang sebenarnya dari makna aslinya sebagaimana mereka menakwili (baca; melakukan tahrif) berita datangnya Rasulullah saw dari yang termasuk kabar gembira yang ada dalam taurat..begitu pula mereka menakwili (baca; melakukan tahrif) akan datangnya Almasih Isa. Mereka (yahudi) berkata, penerus Musa yang ditunggu (bukan Isa bukan Muhamamd) itu belum datang hingga sekarang. Mereka terus menunggu datangnya hingga sekarang…
    (nyalap: di atas si thabthai masih ragu dengan mengatakan boleh jadi, artinya ini belum kesimpulan akhir dia. Jadi kroco2 syiah di sini jangan bangga dulu karena si thabthabai mengatakan kata “MENAMBAH” alias ziyadah.)
    Lanjut kita ke penjelasan dia yang kedua:
    Dan yang paling mungkin sekali… (nyalap: artinya paling mendekati kebenaran artinya pernjelasan yang di atas tadi hanyalah penjelasan normatif, biasalah!!! Penjelasan yang berkembang pada kebanyakan pendapat2 alias bukan analisis asli syeikh thabthabi alias ia hanya ngutip sana-sani)
    (nyalap: yang ini baru analisis asli dari si thabatahi)
    Dan yang paling mungkin sekali bahwa yang dimaksud dengan tahriful kalima an mawadhi’ihi adalah apa yang Allah sendiri sebutkan dalam firman-Nya: “mereka berkata kami dengar dan kami taat (QS, an-nisa: 46) ini adalah kalimat yang mengikuti kalimat yang sebelumnya: yuharrifun, dan maksud dari “yuharrifunal kalima an mawadhi’ihi” adalah Menyelewengkan perkataan yakni meletakan perkataan pada seseuatu tempat yang sebenarnya tempat itu bukanlah tempat yang benar atau layak untuk diletakkan perkataan itu di dalamnya. Mereka berkata, “kami dengar” yang seharusnya diletakkan pada (atau dilekatkan dengan) kata “taat” seperti: kami denganr dan kami taat malah mereka berkata, “kami dengar namun kami tidak mau melakukannya” atau kata “kami dengar “ malah diletakan pada kondisi mengejek dan mempermainkan. Seperti kata mereka: dengarkan semoga di dalamnya dikatakan: “dengarlah (muhammad), sungguh demi Allah aku mendengarmu” padahal mereka berkata, dengarlah (muhamamad) yang tak bisa mendengar dan raina (bahasa yahudi: bodoh, tolol), yakni sumpah demi Allah aku tidak akan pernah mendengarmu dan bodoh sekali, yakni menjurus pada bahasa yahudi yang bermakna dengarlah wahai yang sulit mendengar.
    Sumber: http://www.holyquran.net/cgi-bin/almizan.pl
    Si thabthab’i saja lebih cenderung mengartikan tahrif sebagai penyelewengan kata dengan tidak meletakkannya bukan pada tempatnya dan dengan maksud bukan sebgaimana aslinya!!!! BUKANNYA PENGURANGAN ATAU PENAMBAHAN. kalo gapercaya lihat contoh yang ia sebutkan mengenai kata “ra’ina”, “ashaina” di atas!!!! satu pun ga ada yang dikurangi atau ditambahi.
    Tapi kroco2 Macam SP, aldj, bob, Truthseeker08, dede, fuad, ARMAN dan kecoa2 sejenisnya. KOK tiba2 dengan gagah berani tanpa dalil. Alias tong kosong nyaring bunyinya membantah ucapan ane???!!!
    YA BIAR PEMBACA YANG OBJEKTIF SAJA YANG BISA MENILAI KEBENARANNYA!!!!
    WALLAHU A’LAM BISH-SHAWAB

  37. Kita loncat ke tafsir Syiah yang paling heboh saat ini. Al-Mizan thabtha’i
    قد وصف الله تعالى هذه الطائفة بتحريف الكلم عن مواضعه، و ذلك إما بتغيير مواضع الألفاظ بالتقديم و التأخير و الإسقاط و الزيادة كما ينسب إلى التوراة الموجودة، و إما بتفسير ما ورد عن موسى (عليه السلام) في التوراة و عن سائر الأنبياء بغير ما قصد منه من المعنى الحق كما أولوا ما ورد في رسول الله (صلى الله عليه وآله وسلم) من بشارات التوراة، و من قبل أولوا ما ورد في المسيح (عليه السلام) من البشارة، و قالوا: إن الموعود لم يجىء بعد، و هم ينتظرون قدومه إلى اليوم.

    و من الممكن أن يكون المراد بتحريف الكلم عن مواضعه ما سيذكره تعالى بقوله: و يقولون سمعنا و عصينا، فتكون هذه الجمل معطوفة على قوله: يحرفون، و يكون المراد حينئذ من تحريف الكلم عن مواضعه استعمال القول بوضعه في غير المحل الذي ينبغي أن يوضع فيه، فقول القائل: سمعنا من حقه أن يوضع في موضع الطاعة فيقال: سمعنا و أطعنا لا أن يقال: سمعنا و عصينا، أو يوضع: سمعنا موضع التهكم و الاستهزاء، و كذا قول القائل: اسمع ينبغي أن يقال فيه: اسمع أسمعك الله لا أن يقال: اسمع غير مسمع أي لا أسمعك الله و راعنا، و هو يفيد في لغة اليهود معنى اسمع غير مسمع.

    Allah menceritakan kelompok ini dengan “tahriful kalim an mawadhi’ihi”. Boleh jadi maknanya adalah merubah kedudukan kata; kata yang di depan diletakan di akhir dan yang akhir diletakkan di depan (kalimat) atau menghapus atau MENAMBAH sebagaimana yang sering ditujukan kepada taurat yang ada saat ini. Atau boleh jadi (tahriful kalim an mawadhi’ihi” adalah) menafsirkan berita yang dibawa musa dalam taurat mengenai keseluruhan para nabi tanpa menyertakan maksud yang sebenarnya dari makna aslinya sebagaimana mereka menakwili (baca; melakukan tahrif) berita datangnya Rasulullah saw dari yang termasuk kabar gembira yang ada dalam taurat..begitu pula mereka menakwili (baca; melakukan tahrif) akan datangnya Almasih Isa. Mereka (yahudi) berkata, penerus Musa yang ditunggu (bukan Isa bukan Muhamamd) itu belum datang hingga sekarang. Mereka terus menunggu datangnya hingga sekarang…
    (nyalap: di atas si thabthai masih ragu dengan mengatakan boleh jadi, artinya ini belum kesimpulan akhir dia. Jadi kroco2 syiah di sini jangan bangga dulu karena si thabthabai mengatakan kata “MENAMBAH” alias ziyadah.)
    Lanjut kita ke penjelasan dia yang kedua:
    Dan yang paling mungkin sekali… (nyalap: artinya paling mendekati kebenaran artinya pernjelasan yang di atas tadi hanyalah penjelasan normatif, biasalah!!! Penjelasan yang berkembang pada kebanyakan pendapat2 alias bukan analisis asli syeikh thabthabi alias ia hanya ngutip sana-sani)
    (nyalap: yang ini baru analisis asli dari si thabatahi)
    Dan yang paling mungkin sekali bahwa yang dimaksud dengan tahriful kalima an mawadhi’ihi adalah apa yang Allah sendiri sebutkan dalam firman-Nya: “mereka berkata kami dengar dan kami taat (QS, an-nisa: 46) ini adalah kalimat yang mengikuti kalimat yang sebelumnya: yuharrifun, dan maksud dari “yuharrifunal kalima an mawadhi’ihi” adalah Menyelewengkan perkataan yakni meletakan perkataan pada seseuatu tempat yang sebenarnya tempat itu bukanlah tempat yang benar atau layak untuk diletakkan perkataan itu di dalamnya. Mereka berkata, “kami dengar” yang seharusnya diletakkan pada (atau dilekatkan dengan) kata “taat” seperti: kami denganr dan kami taat malah mereka berkata, “kami dengar namun kami tidak mau melakukannya” atau kata “kami dengar “ malah diletakan pada kondisi mengejek dan mempermainkan. Seperti kata mereka: dengarkan semoga di dalamnya dikatakan: “dengarlah (muhammad), sungguh demi Allah aku mendengarmu” padahal mereka berkata, dengarlah (muhamamad) yang tak bisa mendengar dan raina (bahasa yahudi: bodoh, tolol), yakni sumpah demi Allah aku tidak akan pernah mendengarmu dan bodoh sekali, yakni menjurus pada bahasa yahudi yang bermakna dengarlah wahai yang sulit mendengar.
    Sumber: http://www.holyquran.net/cgi-bin/almizan.pl
    Si thabthab’i saja lebih cenderung mengartikan tahrif sebagai penyelewengan kata dengan tidak meletakkannya bukan pada tempatnya dan dengan maksud bukan sebgaimana aslinya!!!! BUKANNYA PENGURANGAN ATAU PENAMBAHAN. kalo gapercaya lihat contoh yang ia sebutkan mengenai kata “ra’ina”, “ashaina” di atas!!!! satu pun ga ada yang dikurangi atau ditambahi.
    Tapi kroco2 Macam SP, aldj, bob, Truthseeker08, dede, fuad, ARMAN dan kecoa2 sejenisnya. KOK tiba2 dengan gagah berani tanpa dalil. Alias tong kosong nyaring bunyinya membantah ucapan ane???!!!
    YA BIAR PEMBACA YANG OBJEKTIF SAJA YANG BISA MENILAI KEBENARANNYA!!!!
    WALLAHU A’LAM BISH-SHAWAB

  38. @Truthseeker08
    bantehan ente ga ada mutunya (murahan)….capek deh;
    tapi gimana nih dengan tantangan (pertanyaan) ane di atas mengenai keotentikan quran itu??
    mana bantahan/jawaban ente???

  39. @nyalap
    Semua bantahan ane khan murahan, kenapa ente masih pengen tahu.. 😀
    Jangan2 ente suka yang murahan.. :mrgreen:

    Salam cinta

  40. @Nyalap

    Kecoa? Hehehe silakan…silakan.

    Cuman rasanya sy ga pernah bantah ucapan sampeyan tuh 🙂

    Nasehat sy msh sama: Bersihkan mulut, kurangi berbicara dan banyak bertanya :mrgreen:

    Salam

  41. YA BIAR PEMBACA YANG OBJEKTIF SAJA YANG BISA MENILAI KEBENARANNYA!!!!

    Semua pembaca disini dibilang kroco dan kecoa. Mana ada kecoa objektif?

    Ha..ha..ha..ha :mrgreen:

  42. Tapi kroco2 Macam SP, aldj, bob, Truthseeker08, dede, fuad, ARMAN dan kecoa2 sejenisnya

    hahaha
    lumayan sdh disejajarkan sm sp
    eh sory sp komandanx
    pingin buat bantahan ke @nyalap
    tp bhs n kalimatx ga mutu jd malezzz

  43. @nyalap
    Kalau saya baca komentar anda, hampir semuanya hanya meremehkan pihak lain sesudah tidak mampu berargumentasi. Orang2 seperti anda ini sulit utk diajak diskusi karena suka mengecek lawan diskusi
    FALACY

  44. @chany
    FALACY
    FOLICY
    FULUSY
    FOLUSY

  45. eh nyalap bin Abdul Aziz bin Baz masih hidup … wehehehe ..

    Kalo Cuma maen asal “tembak” kata-kata semau ente gitu tanpa argumen anak SD aja bisa kaleee..asal punya mulut semua kata yang diucapkan diucapkan tanpa bisa mempetanggung jawabkan…malu dong ama ank sd!!!]

    wuehehehehe … nyalap, nyalap… Jadi pembunuh Umar itu Ibnu Muljam atau Abu luluah? Atau jangan-jangan pembunuh Umar itu Sumanto? Jadi yang bener yang mana dong Nyalap? Ente sudah yakin ?

    bwa, bwa, bwa, bwahahahahaha … nyari pembunuh Umar aja, ente sudah kebingungan, pake ngutip Thabatobai segala .. biar dianggap pinter tuh … ya uda deh, kasih, kasih, entar nyalap nangis lagi …

    nyalap pinter, nyalap pinter, nyalap pinter ngebual … bwa, bwa, bwa, bwahahahaa…….

  46. @ wahabi_kampret alias syiah kutu kupret
    silahkan azza ente terus bicara….
    syiah ahmaq kayak ente memang sulit diharap berubah menjadi pintar
    lahir ahmaq
    balita ahmaq
    anak2 ahmaq
    remaja ahmaq
    dewasa ahmaq
    tua ahmaq
    mati pun…..
    masih ahmaq juga
    ya udah…………………
    ngga apa2 ane ga mau larang lagi…..
    silahkan azza terus koar2…
    ane yakin 1000% bahwa si Sp yakin otak ente ini tumpul….

  47. SIAPA PEMBUNUH UMAR

    Alkisah, si Nyalap ditanya sama guru Agamanya,

    Guru Agama : Siapa pembunuh sahabat Umar bin Khattab?
    Nyalap Koplaks : Bukan ane pak, bukan ene pak .. Ane kagak tahu Sumpah bukan ane …
    Guru Agama : Nyalap, pergi keluaaarrr !

    Dengan gontai Nyalap berjalan keluar. Ditengan jalan, nyalap ketemu sama bapaknya.

    Bapaknye Nyalap: Nyalap, kusut banget Ente? kenape?
    Nyalap : Iya pak. Ane dituduh pak Guru sebagai pembunuh Umar.
    Bapaknye Nyalap: Ahhh, keterlaluan itu pak guru. Ayo menghadap pak Guru ..

    Akhirnya, bapak dan anak yang sama-sama koplaks ini, mencoba meloby pak Guru Agama.

    Bapaknye Nyalap : Pak Guru, nyalap, anak ane ini masih kecil.
    Guru Agama : Iya terus kenape?
    Bapaknye Nyalap : Ya, mana mungkin ia berani membunuh Umar bin Khattab.
    Guru Agama: Jadi?
    Bapaknya Nyalap : Ya, intinya, bukan Nyalap pembunuh Umar.
    Guru Agama: Terus siapa?
    Bapaknya Nyalap : Ya Ane gak tahu lag. Ane kan gak ada disitu waktu Umar dibunuh.
    Guru Agama: Pergiiiiiiiiiii keluarrrrrrrr ! ! !

    Akhirnya, dengan gontai Bapak dan Anak berjalan keluar …

    Ditengah jalan, kebetulan keduanya ketemu Bin Baz, guru besar mereka …

    Bin Baz: Ada ape? kok manyun sih tampang kalian …
    Bapaknye Nyalap : Iya nih, masak putra Ane yang masih kecil dituduh membunuh Umar bin Khattab. si Nyalap kan masih kecil. Mana mungkin dia membunuh Umar. Eh, udah gitu, Ane yang dituduh membunuh Umar. Lah, ane menolak lah. Waktu Umar wafat, ane kan gak ada ditempat kejadian.
    Bin Baz : Udah-udah, nyante aje. Bilang aje sama gurunya Nyalap, kalo yang membunuh Umar bin Khattab itu ane. Beres kan …

    Jadilah Bin Baz suspect pembunuh Umar …

  48. Inilah kisah si Nyalap mencari pembunuh Umar … kikikikikkkkiiiiii …………..

    SIAPA PEMBUNUH UMAR
    Alkisah, si Nyalap ditanya sama guru Agamanya,

    Guru Agama : Siapa pembunuh sahabat Umar bin Khattab?
    Nyalap Koplaks : Bukan ane pak, bukan ene pak .. Ane kagak tahu Sumpah bukan ane …
    Guru Agama : Nyalap, pergi keluaaarrr !

    Dengan gontai Nyalap berjalan keluar. Ditengan jalan, nyalap ketemu sama bapaknya.

    Bapaknye Nyalap: Nyalap, kusut banget Ente? kenape?
    Nyalap : Iya pak. Ane dituduh pak Guru sebagai pembunuh Umar.
    Bapaknye Nyalap: Ahhh, keterlaluan itu pak guru. Ayo menghadap pak Guru ..

    Akhirnya, bapak dan anak yang sama-sama koplaks ini, mencoba meloby pak Guru Agama.

    Bapaknye Nyalap : Pak Guru, nyalap, anak ane ini masih kecil.
    Guru Agama : Iya terus kenape?
    Bapaknye Nyalap : Ya, mana mungkin ia berani membunuh Umar bin Khattab.
    Guru Agama: Jadi?
    Bapaknya Nyalap : Ya, intinya, bukan Nyalap pembunuh Umar.
    Guru Agama: Terus siape ?????
    Bapaknya Nyalap : Ya Ane gak tahu lah. Ane kan gak ada disitu waktu Umar dibunuh.
    Guru Agama: Pergiiiiiiiiiii keluarrrrrrrr ! ! !

    Akhirnya, dengan gontai Bapak dan Anak berjalan keluar …

    Ditengah jalan, kebetulan keduanya ketemu Bin Baz, guru besar mereka …

    Bin Baz: Ada ape? kok manyun sih tampang kalian …
    Bapaknye Nyalap : Iya nih, masak putra Ane yang masih kecil dituduh membunuh Umar bin Khattab. si Nyalap kan masih kecil. Mana mungkin dia membunuh Umar. Eh, udah gitu, Ane yang dituduh membunuh Umar. Lah, ane menolak lah. Waktu Umar wafat, ane kan gak ada ditempat kejadian.
    Bin Baz : Udeh-udeh, nyante aje. Bilang aje sama gurunya Nyalap, kalo yang membunuh Umar bin Khattab itu ane. Beres kan …

  49. sambungan dari kisah diatas …

    BALADA SI NYALAP
    Kisah 2.

    Alkisah, Nyalap lagi ngikutin pelajaran agama. Bin Baz yang jadi staff pengajarannya.

    Bin Baz: Nyalap, kenape ente? Dari tandi ngantuk melulu …
    Nyalap : Iya nih pak, kurang tidur ..
    Bin Baz: Emang nape kurang tidur …?
    Nyalap: Kemarin habis dimarahin sama Bonyok.
    Bin Baz: Ceritain coba ke ane, kenapa sampai Bonyok marah sama ente ..
    Nyalap: ntu, kemarin kan ampe jam 12 malem belum tidur2. Terus bokap berbisik-bisik sama nyokap. Nyokap ane terus bilang, jangan Pak, nyalap belum tidur. Eh terus bokap ngebangunin ane. karena ane belum tidur, ya ane jawab. Eh bokap malah marah2 sama ane.
    Bin Baz: Oh gitu. Lain kali, kalo dibangunin sama bokap, pura-pura tidur aje …

    Besoknya, nyalap masih terkantuk-kantuk didalam kelas.
    Bin Baz: Nyalap, kenape ente masih ngantuk didalam kelas?
    Nyalap: Iya nih, gara-gara ene ngikutin saran ente, ane malah dipukulin sama bokap ane.
    Bin Baz: Emang kenape?
    Nyalap: Kemarin kan bokap bangunin ane lagi. Ane diem aje ngikutin saran ente. Terus, gak berapa lame, bokap ane bilang, Ma, aku mau keluar nih. Eh nyokap ane bilang, tunggu Pa, kita keluarnya bareng-bareng ya. Ya ane takut ditinggal sendirian. Ane teriak aja : Nyalap ikuttttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!!! Ya udah deh, tiba-tiba ane ditempeling sama bokap ane….
    Bin Baz: oalaahhhh Nyalap, nyalap …. Ane kasihan sama ente …

    Kisah 3.
    Ceritanya, nyalap naik kelas nih. Gurunya masih sama, Bin Baz.
    Ceritanya, nyalap lagi ngebahas pelajaran sejarah, siapa pembunuh Umar.

    Bin Baz: Kenapa nyalap, kok ente dari tadi ane perhatiin ente ngeludahin tangan terus diusapin ke kepala sih. Ade ape?
    Nyalap : Iya nih, kemarin waktu tidur, ane dengerin percakapan bokap sama nyokap. Terus nyokap ane bilang, Papa, papa, kalo susah masuk, ludahin aja kepalanya. Nah, pan sekarang ane lagi pusing nih pak Guru. Dari tadi pelajaran kagak masuk-masuk. Ya ude, ane ludahin aja kepale ane …
    Bin Baz : oalaahhhh Nyalap, nyalap …. Ane kasihan sama ente …

  50. @ SP : aneh kenapa jadi gini sih isi blognya?

    @wahabi_kampret: ente kayaknya psikopat ya???
    ini khan diskusi tentang tahrif quran…kenapa larinya ke cerita begituan??? ngomong2 udah berapa lam di grogol??!!!

  51. @sp
    Maaf kepada SP. Bukan maksud saya, mau mengotori blog anda. Saya melakukan ini, karena melihat orang seperti @kbas or @nyalap. Omongan kotor seperti dia, hanya pantas dibalas dengan kekotoran pula. SP tidak perlu repot-repot mengotori tangan dan mulut untuk manusia seperti @nyalap. Biar saja yang melakukannya ..

    @nyalap,

    jika anda mau berdiskusi secara benar dan bertanggung jawab, mulai dari belajar menghormati diri sendiri dulu. Baru kemudian, meminta orang lain menghormati anda. Jika tidak, akan keluar balada-balada nyalap lainnya …

  52. @wahabi K
    cukup dah…yg berlebihan sll akan tdk baik jdx

  53. @wahabi_kampret alias syiah kutu air
    ente itu lagak kaya kaya orang…terpelajar
    padahal otak ente ga ada isinya
    bisanya cuma cerocos doang….
    malu ane debat kayak kecoa seperti ente

    paling tidak meski ente mengetai2 ane, keluarkanlah sedikit hujjah jangan kayak si aldj
    ngomongnya gede isinya tumpul
    lagaknya kaya prof
    sejatinya idiot alias pendek akal
    ga bisa berhujjah…
    benar2 ga tau malu

  54. @nyalap

    Saya yakin, Anda seorang muslim. Username Anda pun unik: “nyalap” (nyalaf = orang yang ingin meniru/mencontoh para salafus shalih). Pesan saya untuk Anda:

    * Bila Anda tidak setuju dengan pemahaman SP,
    sampaikanlah dengan bahasa yang santun,
    ilmiah, dan tidak menghujat, karena kualitas
    seseorang dapat dilihat (tergambar) dari
    kata-kata atau tulisan yang dia sampaikan.

    * Bagaimana orang akan menerima kebenaran /
    “sesuatu yang Anda yakini sebagai kebenaran”
    bila Anda menyampaikannya dengan bahasa
    yang kasar dan menghujat.

    Salam,

    Abu Yusuf

  55. nyalap=bisa jg muallap

  56. @Abu Yusuf

    ente Abu Yusuf atau Abu Sofyan bin Hakam???

    ane mau nanya hubungan ente dengan Abu Jahal apa???

    ane tidak kasar
    tidak pula menghujat

    yang kasar dan menghujat itu justru si SP dan kroco2nya di sini

    kalo ada yang nanya:
    loh kok gitu sih? terang-terangan ente yang ngomong kasar??

    maka ane jawab,
    lebih jujur ane dibanding dengan si SP
    ane menghujat dengan kata-kata hujatan
    namun si SP menghujat dengan kata-kata yang bukan hujatan

    padahal apa bedanya??!!!
    hai Abu YUsuf alias si ucup temannya si unyil!!!

    setiap perbuatan anak adam itu dilihat oleh tuhan berdasarkan niatnya dulu…

    ane suntik ente fake hadis:
    sesungguhnya amal itu tergantung niat!!!!

    salam damai!!!!

    si SP udah ane tegur tapi ngga ngasih tanggapan

    bagaiaman bisa dia katakan pengurangan itu sebagai tahrif dalam kasus Ibnu Umar di atas
    padahal tak ada satupun pendapat yang kuat mengatakan tahrif itu sebgai pengurangan

    yang ada itu tahrif adalah
    penyelewengan makna dengan merubah lafalnya!!!
    titik…inikata para ulama terutama si thabthai

  57. luar biasa nyalap. Banyak sekali teori yang dikeluarkan. Persis kayak gurunya Bin baz. Cuma lebih pinter Nyalap sih daripada Bin Baz. Tapi jangan Geer ya nyalap. Bin Baz itu gw puji pinter karena teori-nya yang sangat terkenal : Bumi Itu ceper. Pinter gak menurut elo si Bin Baz? Nah, kalo elo lebih pinter dari Bin baz, artinya elo lebih tolol dari Bin baz… wakakakaka …

    Ini 3 teori baru yang dikemukakan (yang masih ane inget) si jenius, Nyalap berkah Bin Baz :
    1. Khawarij merupakan golongan yang membaiat pemimpin kemudian membatalkan baiatnya. Karena itu, menurut si Nyalap, ibnu Muljam yang membunuh Umar, disebut juga sebagai Khawarij. Eh salah ding, bukan Ibnu Muljam, tetapi Abu luluah …hehehe ..

    Konsekuensi dari teori luar biasa cemerlang ini, maka Zubair bin Awwam dan Thalhah yang membaiat Imam Ali, disebut juga sebagai Khawarij …

    Mari bertepok tangan atas teori yang luar biasa cerdas ini .. plok, plok, plok ….

    2. Pribadi luar biasa Imam Ali terjadi karena peran Muawiyah. Jadi, kalo mencintai Imam Ali, maka harus mencintai Muawiyah juga. Dan sebaliknya.

    Konsekuensinya, Rasulullah luar biasa karena ada Abu Sufyan dan Abu Jahal. Karena itu, siapapun yang mencintai Rasulullah harus mencintai Abu Jahal, terutama Abu Sufyan.

    Bahkan, menurut nyalap, Iblispun harus dicintai. karena, gara-gara Iblis, manusia bisa mencapai maqom yang tinggiiiiii ….

    Luaaaarrrr biasa…. luar biasa cerdas si nyalap ini …

    3. Nyalap tidak kasar walaupun mengeluarkan kata-kata kasar. Kenapa? Soalnya nyalap berterus terang dengan kekasarannya …

    Sedangkan SP dan temen2nya, justru yang kasar. Kenapa? karena mengeluarkan kata-kata kasar (menurut nyalap ya) tetapi tidak dengan kata-kata kasar.

    Ini teori yang paling luar biasaaaaaa …. Nyalap, anda berhak dapat Nobel !!! Dalam betuk brosur ya … hahahahaa …

    Kasihan sekali ya si nyalap? Gara-gara sering ditempelengin bokapnya waktu SD, otak-otaknya jadi rada-rada miring. Tahu kenapa ditempelengin bokapnya? ya itu, malam-malam teriak : Nyalap ikuttttt!!!!!!!!!!! marah-lah bokapnya, masak masih kecil, mau ikut2an keluar bareng bokap-nyokapnya …

    Udah gitu, si nyalap punya kebiasaan ngusap kepala pake ludahnya sendiri lagi… ya itu, kata si Nyalap, supaya gampang menerima pelajaran .. kan kata nyokapnya Nyalap : “papa, papa, supaya kepalanya gampang masuk, ludahin aja kepalanya”. Eh ditiru tuh sama si nyalap. Ampe sekarang …

    Kasihan sekali dikau nyalap … karena kasiha, gw puji elo deh : Luaarrrrrrrrr biasaaaa…….

  58. @wahabi_kampret alias syiah sekarat

    pertama tama ane katakan ente ini STRESS dan SINTING bin SABLENG alias AHMAK

    ini thread tentang tahrif quran bukan thread tentang muawiyah!!!
    kenapa bahasan tetnang muawiyah di bawa kesini

    ini menunjukan bahwa ente ini tidak punya
    self control yang baik!!!!
    alias minus etitut alias tidak punya kepribadian..

    karena udah terlanjur ane jawab azza cerocosan ente!!! (lain kali thread muawiyah jangan dikotori di sini!!!)

    karena ente dulu yang bikin “fatamorgana” ini maka ane ingin tanya dulu ke ente.

    a. kapan zubair dan thalhah memebrontak ke Ali
    apa ente mau jawab saat perang jamal..
    ente ini apa ga ada referensi lain apa?!!!

    thalhah dan zubair itu sebenarnya dijadikan boneka oleh kelompok yang membunuh UStman tanpa sepengetahuan mereka untuk diadu domba dengan Ali
    mereka sengaja di hasut saat itu untuk memrangi Ali saat itu

    sejatinya mereka sendiri tidak ada niatan untuk memerangi Ali

    mau bukti!!!!!

    ente ingat
    ingat ga waktu terjadi perang jamal
    apa kata-kata Ali kepada keduanya???
    apa coba?? kalau ente baca sejarah??!!!!
    tahu ngga??!!
    apakah thalhah dan zubair masih melanjutkan peprangan???!!!!
    kalau meamng mereka berniat memberontak ke Ali seperti khawarij
    harusnya mereka tetap memrangi Ali!!!
    dan masa bodo dengan ucapan ALi

    tetapi kan hal itu dak pernah terjadi
    setealh mendengar kata2 dari Ali mereka bubar jalan
    tidak seperti kahwarij
    udah dikasih tahu ama ali berkali masih ngenyel!!!!
    apa ente mau menyamakan thalhah dan zubair dengan khawrij tersebut??!!!
    lagi[pula setelah buabar jalan mereka pun dibunuh kembali oleh orang-orang yang memPeralat mereka tersebut karena dianggap sudah tidak berguna lagi

    mana ada Ali memerangi mereka kembali
    ada juga ali memerangi khawarij
    ente ini logikanya diparkir dimana sih??!!!

    adapun percikan yang membakar terjadi perang jamal saat iru adalah adanya orang2 misterius (KHAWARIJ) di tengah kelompok aisyah yang berteriak bahwa Ali berkhianat dengan janjinya dan tetap akan memerangi mereka
    dan begitupun di kelompok ALi adanya orang2 misterius yang berteriak2 bawha aisyah berkhianaT dan mereka akan menyerang Ali saat itu juga
    saat itu gelap sekali, orang diprovokasi seperti itu lansung bereaksi sehingga terjadilah apa yang disebut perang jamal

    (begitu kata al_Buthi dalam sirah nabawiyahnya)

    ente ini refernsinya dari mana???
    mohon kasih ane perbandingan versi lain kalau ada
    yang membuktikan bahwa zaubair dan thalhah itu memang dari awal berniat
    untuk memberobntak ke Ali??!!!!
    ini ane serius, soalnya ente ini
    (wallahu alam) goblok atau pintar
    ane ga tahu?!!!
    KARENA KALAU MEMANG ADA NIATAN DARI AWAL DARI MEREKA BERDUA UNTUK MEMBERONTAK
    MAKA ANE BERANI KATAKAN MEREKA DALAH KHAWARIJ!!!!

    JUJUR MATA DISAYANGKAN

    KARENA DARI AWAL THREAD INI KAN TENTANG SAHABaT NABI YANG MUNAFIK

    ANE KASIH CONTOH TENTANG BAGAIMANA SI SP BERANI MELAKUKAN “PENGGENERALISASIAN” KEPADA SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITAR NABI SEBAGAI SAHABATNYA

    MAKANYA ANe KASIH CONTOH TENTANG UMAR YANG DIBUNUH
    OLEH aBU LULUAH (YANG SEBELUMNYA ANE TULIS IBNU MULJAM; PUN ANE UDAH MEREVISINYA..LAGI PULA SEBENARNYA BUKAN INI SUBSTANSI MASLAH,,
    KENANPA ENTE TERUS BAWA2 SIH!!!!!!!,
    ENTE NGERTI BAHSUL MASA`IL ATAU NGGA SIH!!!
    GOBLOK!!!
    ANE KAN TANYA APAKAH ORANG MACAM ABU LULUAH INI YANG SHALAT DI BELAKANG UMAR TETAP DIANGGAP SAHABT UMAR??!!!!

    SEBAGAIMANA ORANG-ORANG MUNAFIK YANG MENAKUTI ONTA RASULULLAH APAKAH MEREKA TETAP DIANGGAP SHABT NABI???

    INI SEBENARNYA SUBSTANSINYA???
    ENTE NGERTI GA SIH
    GOBLOK BANGET ENTE, UDAH ANE BILANGIN BERAPA KALI MASLAH INI MASIH NGEYEL TERUS!!!
    NGGA TAHU MALU!!!

    KEANAPA KESALAHAN PENULSIAN NAMA ITU DIBAWA TERUS!!!!!
    PADAHAL NGGA ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN SUBSTANSI MASAlaH!!!!

    UDAH CEPEK NGERAHIN DOMBA ISRAEL KAYAK ENTE INI

    2. hendaknya Abu sufyan dicintai karena dia masuk islam. abu sufyan lebih baik karena masuk islam dibandingkan Abu thalib yang tidak masuk islam…heheheheh
    nah abu jahal jangan dicintai karena ngga masuk islam!!!

    UNTUK YANG SELANJUTNYA ANE GA MAU TANGGAPIN
    SOALNYA GA ADA ISINYA
    DAN SAMPAH YANG UDAH GA BISA DISAUR ULANG

  59. @Nyalap

    Ngawur!

    Udah ngomel2 ga keruan ngawur lagi! Mulut sampeyan kepenuhan. Kalem n tenang aja.

    Salam

  60. @nyalap, seandainya bahasa yg anda digunakan lebih teratur, pemikiran anda lebih mudah dimengerti dan tidak membuat salah paham.

    Diskusi menggunakan media online tidak sama dengan diskusi secara langsung. Apa yg anda tuliskan, cara anda menuliskan sangat menentukan apakah ide anda dapat dipahami atau malah membuat salah paham.

    maaf kalau salah, sepertinya anda sebelumnya jarang berdiskusi menggunakan media online, sehingga bahasa yg anda gunakan tidak tertata dengan baik.

    Salam Damai

  61. @armand
    NGAWURNYA DIMANA???
    JANGAN ASAL BACOT!!!
    ANE TANTANGIN ENTE SEMUA UNTUK ADU REFRENSI!!!

  62. @baqir
    COBA SEBUTKAN SAJA YANG TIDAK ENTE PAHAMI???
    maaf kalo boleh ane bilang…

    kalo ente bilang ane minus diskusi online, karena kurang cakap dalam penulisan

    maka ane bilang ente gagal total jadi muhaqqiq
    kalau ente mau protes kayak gitu ke smua skript kuno!!!!

    bung!!!
    yang penting laju pemahamannya tertangkap
    lagipula kesalahan penulisan itu hanya pada “salah ketik” bukan salah penggunaan kalimat!!

  63. @Nyalap

    Sy pulang dulu udah jam 5.

    Kalo sampeyan msh keblinger ga keruan gitu, sy lbh suka sorotin prilaku sampeyan daripd diskusi.

    Lagian itu punya si @WK biar @WK yg urusin dulu.

    Salam

  64. @Nyalap, saya jauh lebih mudah memahami diskusi antara Sok Tahu Banget dengan SP, dibandingkan diskusi anda ketika membantah tulisan SP.

    Agar laju pemahamannya tertangkap, kita harus belajar bagaimana menyampaikan pikiran lewat media online. Salah satu caranya, silahkan dilihat cara diskusi antara Sok Tahu Banget dan SP. Kalau anda tidak peduli dengan cara anda menyampaikan, akan muncul debat kusir dan hujatan.

    Salam damai

  65. @nyalap

    ANE KASIH CONTOH TENTANG BAGAIMANA SI SP BERANI MELAKUKAN “PENGGENERALISASIAN” KEPADA SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITAR NABI SEBAGAI SAHABATNYA

    ………..
    ANE KAN TANYA APAKAH ORANG MACAM ABU LULUAH INI YANG SHALAT DI BELAKANG UMAR TETAP DIANGGAP SAHABT UMAR??!!!!

    SEBAGAIMANA ORANG-ORANG MUNAFIK YANG MENAKUTI ONTA RASULULLAH APAKAH MEREKA TETAP DIANGGAP SHABT NABI???

    Kalau anda selektif dalam mengkategorikan sahabat, maka anda sepaham dengan syi’ah.
    Jadinya bagi saya anda salah paham, mereka mengatakan para munafik itu dengan label sahabat adalah dengan menggunakan kriteria sunni atas sahabat.

    diantara umat islam ada yang tidak pernah shalat, apakah kalimat ini anda artikan bahwa mereka bukan islam karena berada diantara?.. :mrgreen:

    ANE TANTANGIN ENTE SEMUA UNTUK ADU REFRENSI!!!

    Nahh baru jelas, rupanya bagi anda diskusi itu adalah adu referensi, makanya ketika ada yang diskusi pakai nalar anda masukan mereka sebagai kasta kecoa ataupun kutu air.
    Kalau anda bilang dari awal kalau anda tidak menerima (tidak paham) argumen nalar/aqli, tentunya tidak akan sampai sejauh ini keributannya.

    Jadi janganlah sewot mereka2 yang dimasukan kasta kecoa & kutu air oleh nyalap karena anda terlalu nalar bagi nyalap.

    Dan juga jangan lagi heran kenapa para salafy terkenal ahli COPAS, krn bagi mereka ahli copas bisa masuk kategori ahli referensi (dan layak dipanggil ustad)..

    Salam cinta buat mas nyalap… 🙂

  66. @bagir,

    maaf kalau salah, sepertinya anda sebelumnya jarang berdiskusi menggunakan media online, sehingga bahasa yg anda gunakan tidak tertata dengan baik

    harap maklum, si nyalap ini baru buka internet. Blockquote aja doi gak kenal. Soalnya, tahunya doi, Bin Baz mengharamkan internet karena internet tidak ada dijaman Nabi. Lagian, di internet banyak situs porno. Padahal, Bin Baz kan gak mengharamkan internet? Kenapa? Soalnya pendukungnya pada protes. Main internet kan enak, gengsi lagi dan keliatan pinter. Pengikut wahhabi/salafy kan ingiiiiinnnnnnnn banget dianggap pinter.

    Ya kayak si nyalap ini …

    @armand

    Udah ngomel2 ga keruan ngawur lagi! Mulut sampeyan kepenuhan. Kalem n tenang aja.

    biar lah, armand. Biarkan nyalap dengan gayanya sendiri. Justru lucu dan menggelikan. Ane ampe ketawa-ketiwi sendiri baca tulisan nyalap. Jadi inget Tukul … hehehee …

    @nyalap

    pertama tama ane katakan ente ini STRESS dan SINTING bin SABLENG alias AHMAK

    ini thread tentang tahrif quran bukan thread tentang muawiyah!!!
    kenapa bahasan tetnang muawiyah di bawa kesini

    Jadi ini thread ini tentang tahrif alQuran ya, tapi kok ente membahas

    thalhah dan zubair itu sebenarnya dijadikan boneka oleh kelompok yang membunuh UStman tanpa sepengetahuan mereka untuk diadu domba dengan Ali
    mereka sengaja di hasut saat itu untuk memrangi Ali saat itu

    lho, kok anda membahas pembunuhan Utsman? Jadi pembunuh utsman siapa? Jangan bilang Sumanto ya … kikikikiiiiiiiiiiiii ….

    KARENA KALAU MEMANG ADA NIATAN DARI AWAL DARI MEREKA BERDUA UNTUK MEMBERONTAK
    MAKA ANE BERANI KATAKAN MEREKA DALAH KHAWARIJ!!!!

    Pada saat Zubair dan Talhah pergi ke Mekkah dan menghasut Aisyah untuk memerangi Imam Ali, pada saat tersebut Zubair dan Talhah khawarij atau tidak? Kalo menggunakan definisi ente, mereka adalah khawarij. Perkara keduanya tobat atau tidak, itu urusan lain. Kalo benar mereka tobat, ya sebut saja Khawarij Tobat. Kalo tidak, ya sudah tetap saja khawarij.

    Begitukan teori menurut ente? Btw, saran ane, silahkan buat buku dan muat teori luar biasa. Saya yakin, anda dapat hadiah nobel. Dalam bentuk brosur tapi ya … kikikiiiiii ……

  67. @Wahabi KAMPRET, ceritanya lucu sekali, wakakakkakakakak

  68. @Nyalap

    Anda hebat anda layak dapat bintaang ….(mungkin dngan dipuji dia baru nyadar kali)….khas orang yang baru mabuk wawasan…..

Tinggalkan komentar