Orang Yang Dilaknat Allah dan Rasul-Nya Tetap Diambil Hadisnya?

Orang Yang Dilaknat Allah dan Rasul-Nya Tetap Diambil Hadisnya?

Salah satu masalah besar dalam ilmu hadis adalah inkonsistensi terkait dengan jarh [celaan] dan ta’dil [pujian]. Bagi orang awam ilmu hadis terkesan begitu ilmiah dimana setiap perawi yang menyampaikan hadis mesti dinilai kredibilitasnya tetapi mereka tidak memperhatikan kalau penilaian kredibilitas perawi bersifat “apa adanya” dan “tidak bisa diverifikasi”. Jika seorang perawi dikatakan tsiqat oleh ulama maka tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menerima atau jika mau menolak maka harus merujuk pada ulama lain pula. Tidak ada suatu metode yang bisa digunakan untuk memastikan apakah penilaian seorang ulama terhadap suatu perawi adalah benar atau keliru.

Celah ini akan semakin nyata dengan adanya fakta bahwa terkadang para ulama memberikan penilaian kepada perawi yang hidup jauh sebelum mereka. Bagaimana para ulama bisa mengetahui kredibilitas perawi yang tidak pernah mereka temui?. Bisa jadi dari guru-guru mereka atau bisa jadi dari penilaian mereka terhadap hadis perawi tersebut. Misalnya seorang perawi dari golongan tabiin meriwayatkan suatu hadis yang matannya tentang keutamaan Ahlul Bait dan menurut seorang ulama matan tersebut mungkar maka ulama tersebut akan mencacat perawi tabiin tersebut. Cara seperti ini memang terkesan agak subjektif dan itulah sebabnya mengapa terdapat perbedaan pendapat para ulama tentang kedudukan seorang perawi.

Pertanyaan besar terkait tulisan ini adalah bagaimana jika seorang perawi tersebut ternyata telah di-jarh oleh Allah dan Rasul-Nya?. Masihkah ia dijadikan hujjah hadis-hadisnya?. Kalau iya maka bagaimana sebenarnya kredibilitas yang dimaksud dalam ilmu hadis.

حدثنا أحمد بن منصور بن سيار ، قال : نا عبد الرزاق ، قال : أنا سفيان بن عيينة ، عن إسماعيل بن أبي خالد ، عن الشعبي ، قال : سمعت عبد الله بن الزبير ، يقول وهو مستند إلى الكعبة : « ورب هذا البيت لقد لعن الله الحكم وما ولد على لسان نبيه

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Manshur bin Sayaar yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrazaq yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ismail bin ‘Abi Khalid dari Sya’bi yang berkata aku mendengar ‘Abdullah bin Zubair berkata ketika ia bersandar di dinding Ka’bah “Demi Rabb yang memiliki bait [ka’bah] ini sungguh Allah SWT telah melaknat Al Hakam dan juga anaknya melalui lisan Nabi-Nya [Musnad Al Bazzar 6/177 no 1942]

حدثنا علي بن المنذر الكوفي قال ثنا ابن فضيل بن غزوان قال ثنا إسماعيل بن أبي خالد عن عامر عن عبد الله بن الزبير رضي الله عنهما قال وهو على المنبر ورب هذا البيت الحرام والبلد الحرام إن الحكم بن أبي العاص وولده ملعونون على لسان رسول الله صلى  الله عليه وسلم

Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Mundzir Al Kufi yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail bin Ghazwan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ismail bin Abi Khalid dari ‘Amir dari Abdullah bin Zubair radiallahu’anhum yang berkata ketika ia berada diatas mimbar “Demi Rabb yang memiliki baitul haram dan tanah haram, Al Hakam bin ‘Abil Ash dan anaknya telah dilaknat melalui lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam” [Akhbar Makkah Al Fakihi no 706]

Hadis ini kedudukannya shahih diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat. Diriwayatkan dari Ismail bin Abi Khalid dari Amir Asy Sya’bi dari Ibnu Zubair dan Ismail adalah orang yang paling tsabit mengenai riwayat dari Asy Sya’bi.

  • Ahmad bin Mansur Ar Ramadi adalah seorang hafizh yang tsiqat. Abu Hatim, Daruquthni, Maslamah bin Qasim, dan Al Khalili menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 1 no 143]. Ibnu Hajar menyatakan ia seorang hafizh yang tsiqat [At Taqrib 1/47]. Abdurrazaq bin Hammam adalah seorang hafizh yang tsiqat sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar [At Taqrib 1/599] dan Sufyan bin Uyainah  seorang hafizh tsiqat, faqih, Imam dan Hujjah [At Taqrib 1/371]
  • ‘Ali bin Mundzir Al Kufi adalah perawi Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i yang tsiqat. Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Numair berkata “tsiqat shaduq”. Nasa’i berkata “tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Daruquthni berkata “tidak ada masalah” [At Tahdzib juz 7 no 627]. Muhammad bin Fudhail bin Ghazwan adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Ma’in, Ali bin Madini, Al Ijli, Ibnu Syahin, Ibnu Sa’ad dan Yaqub bin Sufyan menyatakan tsiqat. Ahmad berkata “hasanul hadis”. Abu Zur’ah berkata “shaduq” [At Tahdzib juz 9 no 660]
  • Ismail bin Abi Khalid adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Telah meriwayatkan darinya Syu’bah dan Yahya yang berarti keduanya memandang Ismail tsiqat. Ahmad mengatakan orang yang paling shahih hadisnya dari Sya’bi adalah Ismail bin Abi Khalid. Ibnu Mahdi, Ibnu Ma’in, Nasa’i, Al Ijli, Yaqub bin Abi Syaibah, Abu Hatim, dan Yaqub bin Sufyan menyatakan tsiqat. [At Tahdzib juz 1 no 543]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat tsabit” [At Taqrib 1/93]. ‘Amir Asy Sya’bi adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat, faqih dan memiliki keutamaan [At Taqrib 1/461]

Tidak diragukan lagi kalau hadis ini shahih dan dengan jelas menyatakan kalau Al Hakam bin Abul Ash dan putranya yaitu Marwan bin Hakam adalah orang-orang yang dilaknat oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Al Hakam termasuk orang yang memeluk islam pada saat Fathul Makkah dan ia sudah jelas bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam [Al Ishabah Fi Tamyiz Ash Shahabah 2/104 no 1783] maka menurut definisi sahabat yang dikenal oleh para ulama hadis, Al Hakam termasuk sahabat Nabi. Hanya saja Al Hakam adalah sahabat yang mendapat predikat khusus laknatullah ‘alaih. Bagaimana bisa, bukankah semua sahabat itu adil?. Mau bagaimana lagi begitulah yang disebutkan dalam hadis shahih.

Marwan bin Hakam adalah seorang tabiin, sebagian ulama mengatakan tidak tsabit sima’nya [pendengarannya] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Marwan termasuk orang yang dipercaya oleh Khalifah Utsman untuk memegang jabatan di pemerintahannya. Para ulama tetap mengambil hadisnya dan menshahihkan hadisnya. Bukhari telah berhujjah dengan hadis-hadis Marwan dalam kitab Shahih-nya [Shahih Bukhari no 730, no 3512, no 5793]. Hadis-hadis Marwan juga terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah dan Sunan Nasa’i. Imam Tirmidzi telah menshahihkan hadis Marwan dalam Sunan Tirmidzi 5/233 no 3014 begitu pula Syaikh Al Albani telah menshahihkan hadis Marwan bin Hakam dalam Shahih Sunan Tirmidzi no 3014.

Sepertinya jarh [cacat] dari Allah SWT dan Rasul-Nya tidak cukup untuk membuat ulama menolak hadis-hadis Marwan. Tetapi apakah ada cacat yang lebih jelek dari predikat “dilaknat Allah SWT dan Rasul-Nya”. Kasus seperti ini memang cukup sulit dipahami oleh mereka yang bisa berpikir dengan baik. Salam Damai

28 Tanggapan

  1. Repotnya juga, hadis di atas diriwayatkan oleh Abdullah bin Zubair yang ikut terlibat memerangi Imam ‘Ali dlm Perang Jamal [setahu saya]. Berdasarkan hadis yg juga pernah dianalisis oleh SP, orang yg memerangi Imam ‘Ali, maka konsekuensinya orang itu juga akan diperangi oleh Nabi Muhammad saw. Nah, berarti si perawi ini, Ibnu Zubair, adalah orang yg diperangi oleh Nabi saw.
    Lalu, kenapa orang seperti itu dipercaya juga sbg perawi hadis? Menunggu pencerahan. 🙂

  2. @Badari
    idem deh, saya jg menunggu pencerahan 🙂

  3. @badari

    Kalau dikembalikan ke Org2 yg memerangi Imam Ali as dipertanyakan derajat keperawiannya bisa waduh waduh nih…ane….

    @ Sp
    bener juga yg ente bilang ” Kagak Emas emas Amat ilmu sanad hadits itu ” hehehehhe…

    @ Sp jawabannya semua sahabat itu ‘adil, jadi semua laknat, konflik ,peperangan antar mereka dst bisa diabaikan. even sdh dilaknat Allah dan Rasulnya…
    selesaikan…

    Obat Mujarabnya adalah “SEMUA SAHABAT ADIL”
    dan kgk boleh dikotak katik atau di ganggu gugat apalagi dipertanyakan…hehehheheheh

  4. Kaidahnya.

    No 1. Semua sahabat adil, dan pasti benar

    No 2. Kalau ada sahabat yang berlaku tidak benar,(maksiat; munafiq, minum khamar, membunuh, memperkosa, mencaci, dll) lihatlah kaidah No. 1

    End of story,………….

  5. yalah, “Semua Sahabat itu Maksum”..

    “dan kgk boleh dikotak katik atau di ganggu gugat apalagi dipertanyakan…hehehheheheh”

    Para sahabat boleh saling membunuh.. kita tak boleh
    Para sahabat boleh berzina… kita tak boleh
    Para sahabat boleh minum arak…kita tak boleh
    Para sahabat boleh buat bid’ah… kita tak boleh
    Para sahabat boleh murtad… kita tak boleh

    Para sahabat boleh boleh melawan kata Allah dan Rasul.. kita tak boleh.

    Para sahabat tu sahabat Rasul.. xboleh dicela..

    Oleh itu, kita mesti ingat,
    Para sahabat juga boleh masuk neraka…kita tak boleh… upsss…..!!!!

    (^_^)

  6. Mungkin dibutuhkan seorang pioneer tangguh untuk mereformasi ilmu hadis terutama pada bagian jarh dan ta’dil…

  7. salafi pada tiarap…………………………?

  8. 1. Ada sahabat yang dilaknat oleh Allah.
    2. Ada orang yang dilaknat oleh Allah tetapi masih aja diambil hadits.

    2 keanehan yang cukup sensitif…

  9. Pusink tapi nyata, huft…1500X

    sama kayak SP, tunggu pencerahan juga 😀

  10. @fuad

    Anda salah jika anda anggap mereka tiarap.
    Anda berkata seperti itu karena anda menganggap mereka akan berhujjah dengan cara yang benar.. 😉

    Take it as a challenge.. no hurt feeling.. 🙂

    Salam damai

  11. Salafy/Wahhabi selalu menolak mengakui bahwa mazhab-nya adalah mazhab yang suka mengkafirkan mazhab lainnya. Tetapi fakta berbicara sebaliknya.

    Mereka banyak sekali mengeluarkan fatwa mengkafirkan mazhab atau ulama lain. Bahkan ulama2 dari berbagai lintas mazhab mereka kafirkan, seperti Sayyid Quthb, Muhammad al-Ghazali, Yusuf al-Qardhawi, Abul Ala al-Maududi, Hasan al-Bannaa, Muhammad Surur dan Muhammad Ahmad ar-Raasyid, Said Hawwa, Salman al- Audah, Safar al¬Hawaii, Nashir al- Umr, Aaidh al-Qarni, Mahmud Abdul Halim dan Jasim al-Muhalhal serta murid-murid al-Bannaa, dan keluarga Quthb. Dari Ulama Sufi sampai Ulama syiah, dari HT sampai Ikhwanul Muslimin, dan dari JIL sampai Jamaah Tabligh semuanya kebagian fatwa sesat.

    Dan tidak tanggung-tanggung, ulama-ulama salafy sendiri juga mereka sesatkan karena tidak mau mendengar ucapan-ucapan ulama panutan mereka, diantaranya Ihya-ut Turats, Abu Bakar Baasyir dan Jafar Umar Thalib.

    Saya yakin, jika dikumpulkan fatwa sesat dari seluruh ulama salafy/wahhabi, maka menurut salafy/wahabi, tidak tersisa satupun umat islam kecuali ulama2 dan pengikut mereka saja.

    Jika ingin tahu pendakwah salafy/wahhabi yang wajib diataati dan jika tidak taat maka bisa dikatakan sesat/kafir (terbukti fatwa sesat kepada Jafar Umar Thalib), silahkan buka di artikel “Siapakah para Ulama dakwah salafiyah masa kini?” di

    http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=418

    Dari site tersebut, disebutkan pendakwah salafy/wahhabi tersebut antara lain :
    *Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz bin Baz
    *Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan
    *Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Ali Syaikh
    *Syaikh Abdullah bin Abdirahman Al Ghadyan
    *Seluruh anggota Haiat Kibarul Ulama As Suudiyah (Lembaga para ulama senior Saudi)
    *Para Ulama di kota Madinah
    *Para Ulama lain yang telah jelas atas mereka dalam menolong Al haq dan memerangi Hizbiyyah

  12. karena hadits yang tidak ada jaminan kebenarannya maka terjadi perpecahan. padahal nabi tidak lain kecuali mengikuti wahyu Quran. maka kembalikanlah kepada Quran.

    gitu aja ga pake repot.

  13. @Humaixi
    Anjing loe….
    Kalo loe ngomong seperti itu di depan ku, aku gak ragu untuk membunuhmu….
    Sekali lagi anjing loe…!!!!

  14. @ Abu Hanin

    Ditunggu hujjah anda bukan caci makinya, kalau untuk mencaci maki semua orang juga bisa.

    Silahkan berhujjah dengan adab yang santun karena saya yakin kita semua manusia beredab dan hidup dalam peradaban. Silahkan mas….!

    as-Salam man ittaba’al huda!

  15. puasa puasa kok cangkem me kayak ngono to sampeyan ustad Abu hanin

  16. @Ytse-jam
    Penghina sahabat Nabi memang harus di gituin, apa salah ana ngomong seperti itu…
    Rasulullah juga bilang orang-orang khawariz itu anjing-anjing neraka..
    Atau antum juga suka menghina sahabat Nabi ya akhi seperti Si Humaixi, mungkin juga si Humaixi ini orang kafir…
    Anjing loe Humaixi..
    @bob.
    lain kali tengok jam waktu ana ngasih komen, udah haram berpuasa jam segitu, jadi ana dah buka, lagian kenapa orang berpuasa mengatakan anjing, apa membatalkan puasa….?

  17. satu lagi , ana bukan ustadz, tapi ana suka sama-orang-orang salafy, kebenaran ada pada mereka..

  18. @humaixi
    Semoga Allah menghinakanmu, mengutukmu, dan memberimu azab yang pedih..

  19. @abu hanin
    bukannya salafi turunan dr khawarij?
    o..ya sahabat ada jg ko yg jd khawarij
    he..he..he.. ternyata banyak juga yg jd anj……….
    permasalahannya anda pukul rata yg namax sahabat
    masa bisa disebut sahabat…
    seseorang yg dikala ada rosul menyakiti hati beliau n setelah wafatnya rosul kerjaan nya menganiyaya anak rosul?? membunuh cucu2 rosul??
    apa ini yg disebut sahabat?
    pastilah orang ini adalah murtad,pemabuk,penzina dan juga munafik.
    jadi mereka bukanlah sahabat rosul,tp….
    gmn mo jd ummat rosul,umat sekarang ini,tp dijiwanya ada kebencian trhdp ahlulbait rosul….

  20. @abu hanin
    Anda benar. Jalankan terus cara mengutuk. Nanti akan tau akibatnya.
    Fatwa anda juga MANTAP. Dari mana anda belajar mengeluarkan fatwa?

  21. Ini dia baru seru kalau ada oposisi macam Abu Hanin …..
    Khas para salafy … susah diajak diskusi …..
    Cukup berkata Golongan gua yang paling benar lalu pintu utk diskusi tertutup selamanya …. yang menolak pahamnya wajib diumpat ….
    heheheh …..Salafy GTLOH !!!

  22. @zain
    klu diskusi sm salafi ga susuah malh sangat gampang,krn faham mrk trll banyak kelemahan,
    yg susah itu memasukan cahaya kebenaran diqalbu mrk,

  23. 1) Kabarnya hadis laknat atas Hakam bin ‘Ash & anaknya diriwayatkan juga oleh ‘Aisyah ummul-mu’minin. Ada yg bisa beri info sumber rujukan utk kabar tsb?
    2) Kabarnya juga Abdullah b. Zubayr terlibat dlm pembuatan apa yg disebut “sumpah palsu pertama dlm Islam”? Ada yg bisa berikan info sumber2 rujukannya?
    Trims sebelumnya. Salam.

  24. Only one word for salafy
    Only one word for wahabi
    Only one word for everything they said
    And the word is….

    “PRET”!!! (alias kentutin aje gak usah didengerin)

  25. numpang komen. ane dari sunni bermazhab imam syafi’i. ane setuju dengan syi’ah tentang kecintaan pada ahlul bait, karena imam syafi’i sendiri adalah pecinta ahlul bait. Tapiiiiiiiiii ane sangat tidak setuju dengan orang syi’ah yang mengumpat dengan kata2 yang tidak sopan. Biarlah orang salafi yang selalu mengumpat, mencela, memaki orang yang tidak sefaham dengan akidahnya. Balaslah dengan cara yang santun, jangan balas mereka dengan makian juga, karena Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat santun, suri tauladan yang baik. Kite sama2 islam yang disatukan dengan lafadz “Asyhadu Anla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rosulullah”. Kite semua bersaudara seiman seagama buka???

  26. @essna

    Ane setuju dgn Antum. Menurut ane: Sunni dan Syiah adalah Islam. Kita sebagai ummat Islam jangan terpancing oleh propaganda musuh2 Islam dgn adanya perbedaan mazhab.

    Wassalam

  27. Daftar juga: SETUJU..!!

    Damai..damai..:)

  28. yah.. sunni & syiah sama Islam…
    dia Islam tapi jahil…
    dia Islam tapi pembohong…
    dia Islam tapi penipu…
    dia Islam tapi fasiq…
    dia Islam tapi munafik…
    dia Islam tapi ghurur…
    ada berbagai kan gitu… dia Islam tapi kafir… yg begini kan tidak kena? ada ramai ngaku Islamnya tapi keperibadiannya engga Islam… jika kita kata dalam sunni ada semua yg di atas, apa dalam syiah engga ada.?
    asal sunni bawa dalilnya, dikata fitnah… walhal mereka juga bawa hujjah dari kitab syiah sendiri… itupun fitnah juga… jadinya hujjah n dalil yg bagaimana lagi kok maunya?
    yg sunni bawa hujjahnya tentang diri mereka, maka harus yg syiah juga bawa hujjah akan i’tiqadnya…jgn hentam kata fitnah, tangkas dgn hujjah bukan dgn bawa sebaliknya…
    kita bicara begini, katakan sebelah sunni bawa satu (satu sahaja hadith) kita sama-sama bahas hadith tersebut sampai dpt titik penamat hal berkenaan hadith itu…tapi harus diperakui kedua pihak bahawa hadith itu diterima kedua pihak…lalu seterusnya kita bahas… bawa hujjah masing-masing..
    cuba kita di sini mahu lihat bagaimana hasilnya?
    boleh begitu? salah jugak si????

Tinggalkan komentar