Hadis Mungkar Pengakuan Akan Keutamaan Abu Bakar dan Umar

Hadis Mungkar Pengakuan Akan Keutamaan Abu Bakar dan Umar

Oknum salafiyun itu juga membawakan hadis lain yang ia jadikan hujjah. Hadis dimana Imam Ali mengakui bahwa Abu Bakar dan Umar beramal seperti amalan Rasulullah SAW. Mari kita analisis hadis-hadis yang dijadikan hujjah oleh oknum salafiyun tersebut.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad Ahmad bin Hanbal 1/128 no 1055

حدثنا عبد الله حدثني سريج بن يونس ثنا مروان الفزاري أخبرنا عبد الملك بن سلع عن عبد خير قال سمعته يقول قام على رضي الله عنه على المنبر فذكر رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال قبض رسول الله صلى الله عليه و سلم واستخلف أبو بكر رضي الله عنه فعمل بعمله وسار بسيرته حتى قبضه الله عز و جل على ذلك ثم أستخلف عمر رضي الله عنه على ذلك فعمل بعملهما وسار بسيرتهما حتى قبضه الله عز و جل على ذلك

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Syuraij bin Yunus yang berkata telah menceritakan kepada kami Marwan Al Fazari yang mengabarkan kepada kami Abdul Malik bin Sal’ dari Abdu Khair yang berkata “Aku pernah mendengar Imam Ali berdiri di atas mimbar dan menyebut nama Rasulullah SAW. Dia berkata “Rasulullah SAW meninggal dunia kemudian Abu Bakar menggantikannya, ia beramal dengan amalan Rasulullah SAW dan mengikuti jejak Beliau hingga Allah SWT mewafatkannya dalam keadaan demikian. Kemudian Umar menggantikannya. Dia juga mengamalkan amalan mereka berdua hingga Allah SWT pun mewafatkannya dalam keadaan demikian.

Hadis ini juga diriwayatkan dalam Musnad Ahmad 1/128 no 1059

حدثنا عبد الله ثنا أبو بكر بن أبي شيبة ثنا بن نمير عن عبد الملك بن سلع عن عبد خير قال سمعت عليا رضي الله عنه يقول قبض الله نبيه صلى الله عليه و سلم على خير ما قبض عليه نبي من الأنبياء عليهم السلام ثم استخلف أبو بكر رضي الله عنه فعمل بعمل رسول الله صلى الله عليه و سلم وسنة نبيه وعمر رضي الله عنه كذلك

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dari Abdul Malik bin Sal’ dari Abdu Khair yang berkata “Aku mendengar Ali berkata Allah SWT telah mewafatkan Nabinya dalam keadaan yang terbaik dimana tidak ada seorangpun dari Nabi-Nabinya yang diwafatkan dalam keadaan seperti itu. Kemudian Abu Bakar menggantikannya, Dia mengamalkan amalan Rasulullah SAW dan Sunnah Nabi-Nya. Demikian pula dengan Umar.

Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan kedua hadis ini hasan. Tentu saja pernyataan beliau ini sebuah keanehan dan kami mengira ini bagian dari tanaqudh Beliau. Kedua hadis ini bersumber dari Abdul Malik bin Sal’. Dia disebutkan dalam At Tahdzib juz 6 no 750 bahwa tidak ada satupun ulama yang menta’dilkannya kecuali Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat juz 7 no 9197 bahkan menyebutkan keterangan tentangnya bahwa dia adalah seorang yang sering salah. Tentu saja dengan manhaj Syaikh Syu’aib Al Arnauth maka Abdul Malik bin Sal’ adalah seorang yang majhul hal dengan predikat yukhti’u (sering salah). Maka bagaimana mungkin hadisnya bernilai hasan.

Dengan menggunakan manhaj Syaikh Ahmad Syakir tetap saja Abdul Malik bin Sal’ tidak bisa dijadikan hujjah karena dia adalah seorang yang sering salah sehingga diragukan untuk menerima hadisnya. Kami katakan hadis ini mengandung lafaz yang mungkar yaitu dimana Imam Ali mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar mengamalkan amalan Rasulullah SAW dan mengikuti jejak Beliau SAW. Kemungkarannya terletak pada kenyataan bahwa kedua khalifah tersebut tidak mengikuti amalan Rasulullah SAW yaitu

  • Bukankah pesan Rasulullah SAW adalah berpegang teguh kepada Ahlul bait tetapi khalifah Abu Bakar malah menolak kebenaran Sayyidah Fathimah AS sehingga membuat putri tercinta Rasul SAW marah dan mendiamkannya sampai Beliau SAW wafat. Itu artinya Abu Bakar tidak berpegang teguh pada Ahlul bait.
  • Bukankah Rasulullah SAW selalu berlaku baik kepada Ahlul Bait Rasul SAW tetapi ternyata Ahlul Bait Rasul SAW diperlakukan dengan keji yaitu mau diancam untuk dibakar rumahnya padahal di dalamnya ada Ahlul bait Rasul SAW yang sangat dicintai Beliau SAW. Inikah amalan Rasulullah SAW
  • Abu Bakar dan Umar terbukti dalam hadis shahih bahwa mereka melarang pelaksanaan haji tamattu’ dan hal ini terang sekali menentang sunnah Rasulullah SAW.

Ketiga hal ini saja cukup untuk menyatakan bahwa Abu Bakar dan Umar tidak mengamalkan amalan Rasulullah SAW sepenuhnya. Silakan perhatikan hadis berikut

ثنا حجاج ثنا شريك عن الأعمش عن الفضيل بن عمرو قال أراه عن سعيد بن جبير عن بن عباس قال تمتع النبي صلى الله عليه و سلم فقال عروة بن الزبير نهى أبو بكر وعمر عن المتعة فقال بن عباس ما يقول عرية قال يقول نهى أبو بكر وعمر عن المتعة فقال بن عباس أراهم سيهلكون أقول قال النبي صلى الله عليه و سلم ويقول نهى أبو بكر وعمر

Hajjaj menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami dari Al A’masy dari Al Fudhail bin Amr ia berkata tampaknya dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata ”Nabi SAW bertamattu’ ”. Lalu Urwah bin Zubair berkata ”Abu Bakar dan Umar telah melarang tamattu’! ”. Maka Ibnu Abbas berkata ”Apa yang dikatakan Urayyah?”.  Kemudian dijawab ”Ia berkata Abu Bakar dan Umar telah melarang tamattu’ ”. Ibnu Abbas berkata ”Tampaknya mereka akan binasa! Aku katakan ’Nabi SAW bersabda’, ia justru berkata ’Abu Bakar dan Umar melarang’ ”. (Hadis riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad hadis no 3121 dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

Hadis ini adalah bukti nyata kalau kedua khalifah tidak mengamalkan sunah Rasul SAW dan tidak mengikuti jejak Beliau SAW. Oleh karena itu hadis Abdul Malik bin Sal’ di atas jelas tidak bisa dijadikan hujjah dan hadisnya terbukti bertentangan dengan hadis yang shahih sehingga bernilai mungkar.

Oknum salafy itu mengatakan bahwa hadis Abdul Malik bin Sal’ ini menjadi penguat bagi hadis Amru bin Sufyan dalam Dalail Baihaqi. Hal ini sudah jelas mengada-ada. Ada perbedaan yang nyata dari kedua hadis tersebut.

  • Hadis Amru bin Sufyan memuat lafaz Rasulullah SAW tidak menjanjikan kepada kami untuk mendapatkan jabatan ini sama sekali. Sedangkan hadis Abdul Malik tidak mengandung lafaz yang demikian
  • Hadis Amru bin Sufyan mengandung lafaz Kami menganggap bahwa Abu Bakar lah yang pantas menggantikan Beliau SAW. Sedangkan hadis Abdul Malik tidak mengandung lafaz demikian, lafaz hadis Abdul Malik hanya mneyebutkan kalau ketika Rasulullah SAW wafat Abu Bakar menggantikannya, dan setelah Abu Bakar maka Umar menggantikannya. Tidak ada pengakuan Imam Ali seperti yang tertera dalam hadis Amru bin Sufyan.

Oknum salafy itu selain tidak memiliki metode dalam berhujjah mereka juga tidak memiliki kehalusan dalam berhujjah. Kedua hadis dengan lafal yang berbeda dengan seenaknya mereka katakan sama asalkan itu dapat mendukung keyakinan mereka. Yah memang mengecewakan :mrgreen:

    39 Tanggapan

    1. @ SP

      ahasantum… makin asyik aja neh…. 🙂

      @ Salafiyun wal wahabiyun

      silahkan di bantah…:D

    2. Ternyata dari dulu para Salafy sangat pandai mengarang/ menciptakan riwayat-riwayat hadits untuk mendukung keyakinannya. Jangan-jangan semua hadits yg ditampilkan oleh para pengikutnya (Salafy) adalah hasil karangan para pendahulu mereka saja. :mrgreen:

    3. Siip!. Trims buat SP sdh membongkar dan mengkuliti hujjah2 oknum2 salafiyyun yg, uh…, ternyata sering berhujjah dgn sebarang hadits. 😦

      Jurus2 ular yg licin & meliuk-liuk dari oknum2 salafiyyun memang harus dilawan dgn jurus burung garuda nan gagah & perkasa, tangkas mencengkeram & mematuk 🙂

      Salam

    4. salfy oh salafy,,
      apa yg kalian pikirkan??
      apa kalian suka melihat keluarga nabi teraniaya??
      agama apa yang kalian anut??
      jGn2 kalian suka dengan agama kekerasan??
      agama suku BarBar??

      Ya Allah Percepatlah kemunculan Imam Mahdi as,,
      sholawat

    5. Ya memang mungkar kalau menurut syi’ah rafidhah karena merupakan pukulan telak kepada akidah mereka 😆

      Sangat jelas sekali kok sanad hadits di atas adalah hasan sebagaimana ta’liq Syaikh Syu’aib… itulah yang kami pegang, kalo pendapat anda? wah sorry ya :mrgreen:

      argumen2 yg syi’ah banget dah basi…

      Bukankah pesan Rasulullah SAW adalah berpegang teguh kepada Ahlul bait tetapi khalifah Abu Bakar malah menolak kebenaran Sayyidah Fathimah AS sehingga membuat putri tercinta Rasul SAW marah dan mendiamkannya sampai Beliau SAW wafat. Itu artinya Abu Bakar tidak berpegang teguh pada Ahlul bait.

      Ah tidak, menurut hadits dalam kutubussittah yang merupakan pegangan kami, berpegang teguh hanya kepada kitabullah saja dengan banyak hadits shahih yg mendukungnya, sedangkan kepada Ahlul Bait kita ikuti peringatan Rasulullah yaitu perlakuan kita kepada mereka, dan apa yang dilakukan Abu Bakar adalah dalam rangka itu demi menjaga keluarga Rasul agar tidak menyimpang dari apa yang telah digariskan Nabi, berselisih paham adalah hal biasa. :mrgreen:

      Bukankah Rasulullah SAW selalu berlaku baik kepada Ahlul Bait Rasul SAW tetapi ternyata Ahlul Bait Rasul SAW diperlakukan dengan keji yaitu mau diancam untuk dibakar rumahnya padahal di dalamnya ada Ahlul bait Rasul SAW yang sangat dicintai Beliau SAW. Inikah amalan Rasulullah SAW

      Ah saya meragukan riwayat tersebut, buktinya Imam Ali baik-baik saja ketika beliau berbai’at kepada Abu Bakar bahkan memujinya di hadits yang shahih.. apakah itu hanya basa-basi saja? jauh dech Imam Ali dari hal2 spt itu :mrgreen:

      Abu Bakar dan Umar terbukti dalam hadis shahih bahwa mereka melarang pelaksanaan haji tamattu’ dan hal ini terang sekali menentang sunnah Rasulullah SAW.

      perbedaan dalam memahami masalh fiqih itu dah biasa dan wajar aja tuch, mungkin itulah yang dipahami oleh Abu Bakar dan Umar, terlalu berlebihan banget jika hal tsb anda jadikan hujjah penentangan mereka thd Rasul.. parsial banget sih cara memahaminya :mrgreen: , terlalu banyak masalah-masalah istinbat spt itu. dan Abu Bakar dan Umar menjalankan tugas mereka dengan apa yang mereka pahami.. dan mereka tidak bergeser dari apa yag rasulullah sudah tetapkan.. intinya sebagaimana hadits dari Imam Ali di atas “they were on the right track at that time” 😆

      Oknum salafy itu selain tidak memiliki metode dalam berhujjah mereka juga tidak memiliki kehalusan dalam berhujjah. Kedua hadis dengan lafal yang berbeda dengan seenaknya mereka katakan sama asalkan itu dapat mendukung keyakinan mereka. Yah memang mengecewakan

      Lah anda emang punya metode yang jelas? saya liat kok ga tho… :mrgreen:

    6. Ah sepengetahuan saya, Syi’ah menentukan kekhalifahan berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya dalam nash Al Qur’an dan As Sunnah, sedangkan Sunni menentukan kekhalifahan berdasarkan pemilihan manusia (Syuro) di Saqifah Bani Sa’idah. Kita tinggal menilai siapa yg hak dan siapa yg bathil menurut nash Al Qur’an dan As Sunnah. Gitu aja kok repot… :mrgreen:

      Wassalam…

    7. @ salafiyun

      ” itu kambing, walau bisa terbang!!”….

      ingatlah ayat ini:

      “Apabila dikatakan kepada mereka : ‘Marilah ikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul’, mereka menjawab : ‘Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya’. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka itu walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ?” (QS Al Maaidah 104).

    8. @antirafidhah

      Ya memang mungkar kalau menurut syi’ah rafidhah karena merupakan pukulan telak kepada akidah mereka

      he he he apa peduli saya dengan akidah syiah rafidhah 🙂

      Sangat jelas sekali kok sanad hadits di atas adalah hasan sebagaimana ta’liq Syaikh Syu’aib… itulah yang kami pegang, kalo pendapat anda? wah sorry ya

      silakan saja, kan udah saya bilang anda itu cuma muqallid yang asal comot 😆

      argumen2 yg syi’ah banget dah basi…

      yah gak bisa bantah akhirnya menuduh, silakan menggerutu 😛

      Ah tidak, menurut hadits dalam kutubussittah yang merupakan pegangan kami, berpegang teguh hanya kepada kitabullah saja dengan banyak hadits shahih yg mendukungnya, sedangkan kepada Ahlul Bait kita ikuti peringatan Rasulullah yaitu perlakuan kita kepada mereka,

      ah dusta itu, dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi itu ada kok dua hadis shahih yang menunjukkan kewajiban berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Itrati Ahlul Bait, dishahihkan pula oleh Syaikh salafy yang terkenal Syaikh Al Albani. Sunan Tirmidzi kutubussittah kan, ho ho silakan berdalih 😆

      dan apa yang dilakukan Abu Bakar adalah dalam rangka itu demi menjaga keluarga Rasul agar tidak menyimpang dari apa yang telah digariskan Nabi, berselisih paham adalah hal biasa.

      keluarga Rasul bisa menyimpang, waduh waduh salh satu Tsaqalain saja bisa anda katakan begitu, memang nih oknum salafiyun itu kebanyakan menentang hadis shahih yang bertentangan dengan keyakinan mereka 🙂

      Ah saya meragukan riwayat tersebut, buktinya Imam Ali baik-baik saja ketika beliau berbai’at kepada Abu Bakar bahkan memujinya di hadits yang shahih.. apakah itu hanya basa-basi saja? jauh dech Imam Ali dari hal2 spt itu

      ho ho riwayat itu shahih sesuai standar ilmu hadis, kalau mau menolak ya silakan, emang anda biasa begitu :mrgreen:

      perbedaan dalam memahami masalh fiqih itu dah biasa dan wajar aja tuch, mungkin itulah yang dipahami oleh Abu Bakar dan Umar, terlalu berlebihan banget jika hal tsb anda jadikan hujjah penentangan mereka thd Rasul.. parsial banget sih cara memahaminya

      wah perbedaan memahami masalah fiqih apaan, sudah jelas hadis shahih bahwa haji tamattu dibolehkan, ya yang melarang sudah jelas menentang sunnah Rasul SAW. 🙂

      terlalu banyak masalah-masalah istinbat spt itu. dan Abu Bakar dan Umar menjalankan tugas mereka dengan apa yang mereka pahami.. dan mereka tidak bergeser dari apa yag rasulullah sudah tetapkan..

      lho itu sudah jelas terbukti kalau kedua khalifah menentang sunah Rasul SAW, masih saja anda bilang tidak bergeser dari apa yang Rasul SAW tetapkan.

      Lah anda emang punya metode yang jelas? saya liat kok ga tho…

      yang anda lihat kan isi pikiran anda saja, ya kan imem or antirafidhah :mrgreen:

      @wawansyah17
      pokoknya kata mereka, Syiah itu sesat Mas dalil apapun ya percuma, pokoknya sesat :mrgreen:

      @wong kito galo
      yah begitulah mereka, apa mau dikata :mrgreen:

    9. nich saya ralat ada kata yg ketinggalan “tershahih” dalam kutubussittah “mrgreen”

      keluarga Rasul bisa menyimpang, waduh waduh salh satu Tsaqalain saja bisa anda katakan begitu, memang nih oknum salafiyun itu kebanyakan menentang hadis shahih yang bertentangan dengan keyakinan mereka

      bukan sebaliknya tho ? silahkan ngedumel :mrgreen:

      He he Dan riwayat tentang Imam Ali yang berbai’at dan memuji Abu Bakar & Umar lebih shahih lagi, mau menolak atau memelintir ya silahkan, kan anda biasa begitu :mrgreen:

      wah perbedaan memahami masalah fiqih apaan, sudah jelas hadis shahih bahwa haji tamattu dibolehkan, ya yang melarang sudah jelas menentang sunnah Rasul SAW.

      Ah hal yang sudah biasa, bukan hanya sahabat saja ahlul baitpun biasa berbeda pendapat, terlihat tendensius banget sih anda :mrgreen:

      lho itu sudah jelas terbukti kalau kedua khalifah menentang sunah Rasul SAW, masih saja anda bilang tidak bergeser dari apa yang Rasul SAW tetapkan

      Lho imam Ali sendiri kok yang bilang begitu.. bahkan beliau memuji keduanya ketika beliau masih hidup sebagai manusia-manusia terbaik setelah Rasulullah, jadi pemahaman anda itu yang ga sesuai dengan pemahaman Imam Ali.. masak pemahaman beliau dipaksakan mengikuti pemahaman anda, yg bener aja.. :mrgreen:

      yang anda lihat kan isi pikiran anda saja, ya kan imem or antirafidhah

      Memangnya anda ga ya? ga nyadar dech… :mrgreen:

    10. @antirafidhah
      btw saya gak ikutan kalau cuma ngedumel :mrgreen:
      salam

    11. @sp

      idem dech.. :mrgreen:

      salam

    12. @SP
      anda menerima hadits sahih yg mendukung keyakinan anda ,tetapi menolak hadits sahih yg lain yg bertolak belakang dg keyakinan anda.

      TENDENSIUS banget sih anda…..

    13. @sp
      apalagi memahami hadits sahihnya, hanya dilihat sesuai dg isi pikiran anda.

      TENDENSIUS dan SYIAH banget sich anda……

    14. @kembali ke aqidah yang benar

      anda menerima hadits sahih yg mendukung keyakinan anda ,tetapi menolak hadits sahih yg lain yg bertolak belakang dg keyakinan anda.

      TENDENSIUS banget sih anda…..

      coba tanya diri anda, berapa banyak hadis shahih yang anda tolak di blog saya ini, jangan cuma menggerutu saja

      apalagi memahami hadits sahihnya, hanya dilihat sesuai dg isi pikiran anda.

      TENDENSIUS dan SYIAH banget sich anda……

      Maaf ya, saya memahami hadisnya sesuai hadis itu sendiri yang berbicara, beda dengan orang-orang yang menentang hadis shahih dengan dalih-dalih asumsinya sendiri. Saya tanya, apa situ mau dituduh Nashibi? nah kalau gak mau, ya gak usah pake menuduh orang. Mental oknum salafiyun itu kok sama semua, “tukang tuduh”. Daripada menggerutu, lebih baik diskusi yang enak saja :mrgreen:

    15. @sp
      saya tidak menolak hadits sahih, tetapi memahaminya dg benar

      Tetapi kalau anda, menolak banyak hadits sahih, contohnya hadits
      -Imam Ali yang berbai’at dan memuji Abu Bakar &
      Umar

      -hadits berikut:

      عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عَنْهُ خَرَجَ مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجْعِهِ الَّذِي تُوُفِّىَ فِيْهِ فَقَالَ النَّاسُ: يَا أَبَا الْحَسَنِ كَيْفَ أَصْبَحَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَصْبَحَ بِحَمْدِ اللهِ بَارِئًا فَأَخَذَ بِيَدِهِ الْعَبَّاسُ فَقَالَ لَهُ أَلاَ تَرَاهُ أَنْتَ وَاللهِ بَعْدَ ثَلاَثٍ عَبْدُ الْعَصَا وَاللهِ إِنِّي َلأَرَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْفَ تُوُفِّىَ فِي وَجْعِهِ وَإِنِّي َلأَعْرِفُ فِي وُجُوْهِ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ الْمَوْتَ فَاذْهَبْ بِنَا إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَسْأَلُهُ فِيْمَنْ هَذَا اْلأمْرُ؟ فَإِنْ كَانَ فِيْنَا عَلِمْنَا ذَلِكَ وَإْنْ كَانَ فِي غَيْرِنَا عَلِمْنَا ذَلِكَ فَأَوْصَى بِنَا. قَالَ عَلِيُّ وَاللهِ لَئِنْ سَأَلْنَاهَا رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنَعْنَاهَا لاَ يُعْطِيْنَاهَا النَّاسُ بَعْدَهُ وَإِنِّي وَاللهِ لاَ أَسْأَلُهَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. رواه البخاري

      Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Ali bin Abi Thalib keluar dari sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sakit menjelang wafatnya. Maka manusia berkata: “Wahai Abal Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?” Beliau menjawab: “Alhamdulillah baik”. Abbas bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) memegang tangan Ali bin Abi Thalib, kemudian berkata kepadanya: “Engkau, demi Allah, setelah tiga hari ini akan memegang tongkat kepemimpinan. Sungguh aku mengerti bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam akan wafat dalam sakitnya kali ini, karena aku mengenali wajah-wajah anak cucu Abdul Muthalib ketika akan wafatnya. Marilah kita menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menanyakan kepada siapa urusan ini dipegang? Kalau diserahkan kepada kita, maka kita mengetahuinya. Dan kalau pun diserahkan untuk selain kita, maka kitapun mengetahuinya dan beliau akan MEMBERIKAN wasiatnya”. Ali bin Abi Thalib menjawab: “Demi Allah, sungguh kalau kita menanyakannya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau tidak memberikannya kepada kita, maka tidak akan diberikan oleh manusia kepada kita selama-lamanya. Dan sesungguhnya aku demi Allah tidak akan memintanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Bukhari, kitabul Maghazi, bab Maradlun Nabiyyi wa wafatihi; fathlul bari 8/142, no. 4447)

      -“Apa yang diwasiatkan Rasulullah kepada Ali ?” Aisyah menjawab, “Beliau (Rasulullah) menyuruh agar bejana tempat buang air kecil dibawakan, kemudian ia bersandar dan akulah yang menjadi tempat sandarannya, tak lama kepala beliau terkulai jatuh dan ternyata beliau telah wafat tanpa aku ketahui. Jadi bagaimana mungkin orang-orang itu mengatakan bahwa Rasulullah saw memberikan wasiat kepada Ali ?” [Shahih al-Bukhari, kitab al-Wasaya 5/356 dari Fathul Baari, dan Muslim, kitab al-Wasiyah hadits no.1637].
      Hadits tersebut ada didalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah yang ditulis oleh Ibnu Katsir, terbitan Darul Haq, Jakarta, Cetakan pertama tahun 2004 halaman 58.

      Jadi,siapa yg menolak?
      saya atau imam ali ra sendiri atau Abbas bin abdul muthalib atau Aisyah ra YANG MENOLAK pemahaman dan keyakinan anda tentang
      hadits “khalifah sepeninggalku” serta keutamaan abu bakar ra dan umar ra.

    16. @sp

      begitu banyak hadits sahih yg berkontradiktif dg KEYAKINAN dan PEMAHAMAN anda ttg hadits “khalifah sepeninggalku” serta Hadis Mungkar Pengakuan Akan Keutamaan Abu Bakar ra dan Umar ra.

      Jadi siapa yg menolak hadits sahih?

    17. @kembali ke aqidah yang benar
      kedua hadis anda itu sudah dibahas sebelumnya, masih ngeyel ya silakan. makanya jangan asal kopas, tuh lihat hadis Abbas yang anda kutip, bukannya disitu anda menulis

      Abbas bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) memegang tangan Ali bin Abi Thalib, kemudian berkata kepadanya: “Engkau, demi Allah, setelah tiga hari ini akan memegang tongkat kepemimpinan.

      Nah bukannya Abbas mengakui kalau yang akan memegang kepemimpinan adalah Imam Ali. :mrgreen:
      Terus hadis Aisyah,

      -“Apa yang diwasiatkan Rasulullah kepada Ali ?” Aisyah menjawab, “Beliau (Rasulullah) menyuruh agar bejana tempat buang air kecil dibawakan, kemudian ia bersandar dan akulah yang menjadi tempat sandarannya, tak lama kepala beliau terkulai jatuh dan ternyata beliau telah wafat tanpa aku ketahui. Jadi bagaimana mungkin orang-orang itu mengatakan bahwa Rasulullah saw memberikan wasiat kepada Ali ?” [Shahih al-Bukhari, kitab al-Wasaya 5/356 dari Fathul Baari, dan Muslim, kitab al-Wasiyah hadits no.1637].

      Memangnya hadis ini bicara apa, memangnya hadis ini berbicara soal kepemimpinan?. Tahu dari mana anda, gak ada tuh kata-katanya.

      begitu banyak hadits sahih yg berkontradiktif dg KEYAKINAN dan PEMAHAMAN anda ttg hadits “khalifah sepeninggalku” serta Hadis Mungkar Pengakuan Akan Keutamaan Abu Bakar ra dan Umar ra.

      Begitu banyak hadis-hadis shahih yang menunjukkan kepemimpinan Imam Ali dan bertentangan dengan pemahaman dan keyakinan anda :mrgreen:

    18. @sp
      lihat potongan haditsnya:

      Marilah kita menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menanyakan kepada siapa urusan ini dipegang? Kalau diserahkan kepada kita, maka kita mengetahuinya. Dan kalau pun diserahkan untuk selain kita, maka kitapun mengetahuinya dan beliau akan MEMBERIKAN wasiatnya”.

      Kata siapa Abbas mengetahui bahwa kepemimpinan akan diserahkan ke Ali ra? hehe…
      terlalu dini anda berkesimpulan.

      Terus hadis Aisyah, jelas2 Rasul saw tidak memberikan wasiat apa2 kepada Ali ra, apalagi wasiat kepemimpinan. Itu kata Aisyah ra, sang istri Nabi saw yang selalu setia mendampingi beliau sampai akhir hayat dipangkuannya.

      Jadi keyakinan dan pemahaman anda keliru, tentang “khalifah sepeninggalku”
      .Mereka (Abbas, Ali ra dan Aisyah ra) sendiri tidak sepaham dengan anda.

    19. @kembali ke aqidah yg benar

      Kalau seperti itu pemahaman anda, ya sudahlah kita saling toleransi aja, karena tidak ada paksaan dalam agama 🙂

    20. @kembali ke aqidah yg benar..

      saran saya sih

      “Kembalilah ke Aqidah yg Benar…….”!!!

    21. hadits-hadits sahih tidak mungkin saling berkontradiktif dan bertolak belakang,
      kecuali oleh oknum dengan pemahaman dan penafsiran yg keliru…..

    22. @kembali ke aqidah yang benar

      hadits-hadits sahih tidak mungkin saling berkontradiktif dan bertolak belakang,
      kecuali oleh oknum dengan pemahaman dan penafsiran yg keliru…

      Gak usah sok deh Mas, kalau memang belum banyak belajar hadis shahih ya silakan dipelajari. Hadis-hadis yang kontradiktif adalah fakta dalam kitab-kitab hadis.

    23. ha…ha…..ha…..ternyata nabinya orang Islam itu bodoh yah…kalau lihat dan baca katanya kematian keturunannya sdh diramalkan, tapi tidak TAHU kelakuan para sahabat yang katanya juga MERTUANYA akan membakar keluarga dirinya dan banyak kesalahan yang akan diperbuatnya setelah kematian dirinya…..nabi macam apa itu TIDAK TAHU DIKELILINGI ORANG-ORANG MUNAFIK……berarti itu NYATA BAHWA KITAB YANG KALIAN PEGANG HANYA OMONG KOSONG…..

    24. @NEO NAZI
      anda itu sendiri orang islam atau bukan?. Di thread sebelah anda mengaku-ngaku sebagai orang islam, bukankah sebelumnya anda berkata

      Untuk Anda yang bermazhab Syiah, kenapa orang-orang Sunni “SELALU” dan “LANGSUNG” menganggap Mazhab Anda “SESAT” karena ada beberapa hal yang tidak bisa kami Terima dan sangat bertolak belakang dengan ajaran yang kami anut yaitu Islam yang Rahmatan Lil Alamin

      kemudian sekarang anda malah berkata

      ha…ha…..ha…..ternyata nabinya orang Islam itu bodoh yah…

      kemudian berkata

      nabi macam apa itu TIDAK TAHU DIKELILINGI ORANG-ORANG MUNAFIK……berarti itu NYATA BAHWA KITAB YANG KALIAN PEGANG HANYA OMONG KOSONG…..

      Orang islam macam apa anda ini, yang tidak bisa menjaga lisan bahkan kepada Nabi Muhammad SAW, saya kasihan dengan orang seperti anda ini. Entah apa tujuan anda berkomentar dengan kata-kata yang buruk yang menurut saya hanya dilontarkan oleh orang yang membenci Islam.

    25. @kembali…

      hadits-hadits sahih tidak mungkin saling berkontradiktif dan bertolak belakang,..kecuali oleh oknum dengan pemahaman dan penafsiran yg keliru…..

      Pertanyaannya mas. Bukankah dgn mengatakan demikian, anda meyakini bahwa buku2 hadits (shahih) yg sampai ke kita sekarang ini adalah suci dari kekeliruan & kesalahan? Benarkah?

      Sayangnya mas, hadits2 yg sering anda anggap shahih itu ternyata sarat kontradiksi.

      Sayangnya pula, oknum yg anda sinyalir dgn “pemahaman dan penafsiran yg keliru” adalah tdk lain dari anda sendiri, termasuk oknum2 salafiyyun lainnya.

      Salam

    26. HAHAHAHAHAHHA ITULAH ANGGAPAN AGAMA LAIN TERHADAP KEYAKINAN SAMPEYAN…..MAKA MEMBACA ITU JANGAN HANYA YANG TERSURAT TAPI APA YANG TERSIRAT…….JELAS……….

    27. “HAHAHAHAHAHHA ITULAH ANGGAPAN AGAMA LAIN TERHADAP KEYAKINAN SAMPEYAN…..MAKA MEMBACA ITU JANGAN HANYA YANG TERSURAT TAPI APA YANG TERSIRAT…….JELAS……….”

      Yang TERSURAT dari tulisan diatas antum pandir, yg TERSIRATNYA antum Bahlul,……..

      nasihat antum memang ajib,…….

    28. @SP
      Saya salut untuk mas dalam mendalami hadits. Teruskan mas tunjukan kebenaran. Sudah terlalu lama KEBENARAN disembunyikan/ di-tutup tutupi. Sehingga banyak yang tersesat. Insya Allah Rakhmat Allah akan tercurahkjan untuk mas.

      @Untuk penentang kebenaran.
      Jangankan hadits Firman Allah aja anda2 tolak.
      Contoh, Firman Allah terntang Haji Tamattu anda2 tolak dan menjalankan Ra’yunya Umar. Dan masih banyak lagi Firman2 Allah yang dilanggar oleh Abubakar dan Umar dan menerima Ijtihad mereka berdasarkan Ra’yu.

    29. Alhamdulillah…terimakasih ya Allah, telah Engkau perlihatkan thread ini. Maaf yah mas SP dan saudara2 yg lain, baru mampu menyimak, jd mohon ijin menyimak..

      Semoga Allah slalu memberi taufiq wal inayah-Nya bagi yg slalu mau melihat, mendengar dan mengamalkan kebenaran.. trimakasih…

    30. Hi salam kenal,
      Blognya bagus!!!

      Kunjungin blog saya,

      http://dithoap.wordpress.com

    31. @armand

      Sayangnya pula, oknum yg anda sinyalir dgn “pemahaman dan penafsiran yg keliru” adalah tdk lain dari anda sendiri, termasuk oknum2 salafiyyun lainnya.

      jwb:

      TENDENSIUS bangeeet sich…….anda.

    32. @kembali
      situ apa nggak ngerasa tendensius :mrgreen:

    33. KAB,bilang “hadits-hadits sahih tidak mungkin saling berkontradiktif”

      SP,bilang “Hadis-hadis yang kontradiktif adalah fakta dalam kitab-kitab hadis”

      hayo,jgn melebar ke mana2 dialognya.tunjukkan sapa yg punya bukti kuat..!

    34. @ummat
      kalau soal bukti, sudah jauh-jauh hari saya tampilkan, silakan dilihat

      Hadis Shahih Yang Tidak Shahih

    35. Kalau hadits yang betul dari Rasulullah pasti tidak kontradiksi.
      Hanya saja tidak semua hadits yang diklaim sahih bisa 100% dijamin sahih/tersambung)…begitu yaaa SP?.. 🙂
      Sayangnya kita sudah terpaku pada aturan main sahih yang dibuat oleh ahli hadits yang hidup jauh setelah Rasulullah. Padahal aturan2/metoda tsb dibuat sebagai pendekatan dan alat bantu. Dimana masih terbuka kemungkinan metoda tsb ada celah mensahihkan hadits yang tidak sahih.

      Salam damai

    36. aturan mainnya juga masih amburadul kang mas. Bih baca di sini: http://jakfari.wordpress.com/2009/11/07/masihkah-ahli-hadis-ahlusunnah-dapat-dipercaya-6/

    37. Aslmlkm salam kenal … bukankah hadis bisa dianggap sahih klo gk tabrakan sama Al-Quran ? bukankah di Al-Quran yg harus diikuti itu sudah jelas ?

    38. aku bukan salafy dan juga bukan syiah
      tapi ternyata ini blog syiah
      kerosakan yang dahsyat di dalam salafy dan syiah
      henti kan penghinahan terhadap sahabat rasul

    39. Tampaknya kaliam begitu membenci abu bakar dan umar radhiallahu anhuma. Hendaknya kalian tahu bahwa abu bakar, beliaulah yg menemani rasulullah saat di gua, beliau mengatakan rasulullah benar, saat orang orang mekkah mengatakan “engkau pendusta Muhammad”. Saat beliau sakit, abu bakarlah yg ditunjuk jadi imam. Sedangkan umar, beliaulah orang yg diridhai, telah dijamin masuk surga. Maka jangan kalian berlebihan dalam.agama dengan mengatakan sahabat ali bangkit di hari kiamat, kmudian kalian banyak mmbuat hadits hadits palsu. Celakalah kalian, bertobatlaj, karena pintu tobat masih dibuka sebelum matahari trbit dari barat.

    Tinggalkan komentar