Hadis Imam Ali Mengakui Khalifah Peninggalan Rasulullah SAW : Studi Kritis Hujjah Salafy

Hadis Imam Ali Mengakui Khalifah Peninggalan Rasulullah SAW : Studi Kritis Hujjah Salafy

Oknum salafiyun itu ternyata tidak mau berhenti untuk menunjukkan kekeliruannya dalam berhujjah. Ia membawakan dua buah hadis yang dikatakannya sebagai penguat hadis Syu’aib bin Maimun. Mari kita analisis dengan seksama kedua hadis tersebut.

Hadis Pertama diriwayatkan dalam Musnad Ahmad 1/130 no 1078

حدثنا عبد الله حدثني أبى ثنا وكيع ثنا الأعمش عن سالم بن أبي الجعد عن عبد الله بن سبع قال سمعت عليا رضي الله عنه يقول لتخضبن هذه من هذا فما ينتظر بي الأشقى قالوا يا أمير المؤمنين فأخبرنا به نبير عترته قال إذا تالله تقتلون بي غير قاتلي قالوا فاستخلف علينا قال لا ولكن أترككم إلى ما ترككم إليه رسول الله صلى الله عليه و سلم قالوا فما تقول لربك إذا أتيته وقال وكيع مرة إذا لقيته قال أقول اللهم تركتني فيهم ما بدا لك ثم قبضتني إليك وأنت فيهم فإن شئت أصلحتهم وإن شئت أفسدتهم

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Al ‘Amasy dari Salim bin Abi Al Ja’d dari Abdullah bin Sabu’ yang berkata “Aku mendengar Ali berkata “sesungguhnya ini akan dilumuri (darah) dari sini, sehingga tidak ada yang menungguku selain kesengsaraan. Mereka berkata “wahai Amirul Mukminin beritahukanlah kepada kami siapa dia, kami akan membunuh keluarganya. Ali berkata “kalau demikian demi Allah kalian akan membunuh orang yang tidak membunuhku”. Mereka berkata “Maka angkatlah seseorang sebagai penggantimu. Ali berkata “tidak, akan tetapi aku akan meninggalkan kalian pada apa yang Rasulullah SAW meninggalkan kalian. Mereka berkata “Apa yang akan Engkau katakan kepada TuhanMu jika Engkau mendatanginya -Waki terkadang berkata– Jika Engkau bertemu denganNya”. Ali berkata “Ya Allah Engkau membiarkanku di antara mereka dengan kehendakMu lalu Engkau mengambilku ke sisiMu sedang Engkau berada di antara mereka. Jika Engkau menghendaki Engkau dapat memberikan kebaikan pada mereka dan jika Engkau menghendaki Engkau dapat memberikan kehancuran pada mereka”.

Hadis Kedua diriwayatkan dalam Musnad Ahmad 1/156 no 1339

حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا أسود بن عامر أنبأنا أبو بكر عن الأعمش عن سلمة بن كهيل عن عبد الله بن سبع قال خطبنا على رضي الله عنه فقال والذي فلق الحبة وبرأ النسمة لتخضبن هذه من هذه قال قال الناس فأعلمنا من هو والله لنبيرن عترته قال أنشدكم بالله ان يقتل غير قاتلي قالوا أن كنت قد علمت ذلك استخلف إذا قال لا ولكن أكلكم إلى ما وكلكم إليه رسول الله صلى الله عليه و سلم

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin Amir yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Bakar yang berkata telah menceritakan kepada kami Al ‘Amasy dari Salamah bin Kuhail dari Abdullah bin Sabu’ yang berkata “Ali berkhutbah kepada kami, dia berkata “Demi Yang memecahkan biji dan menciptakan Ruh sungguh ini akan dilumuri dari sini. Orang-orangpun berkata “beritahukanlah kepada kami siapa dia? Demi Allah kami akan membunuh keluarganya. Ali berkata “Demi Allah itu berarti orang yang tidak membunuhku akan dibunuh. Mereka berkata “Jika Engkau mengetahui hal itu maka angkatlah seseorang sebagai pengganti. Ali berkata “Tidak, akan tetapi aku meninggalkan kalian pada apa yang Rasulullah SAW meninggalkan kalian”.

.

.

Manhaj Syaikh Syu’aib Al Arnauth

Kedua hadis ini sanadnya dhaif dimana hadis kedua lebih dhaif dari hadis pertama. Kedua hadis tersebut bersumber dari Abdullah bin Sabu’ dia adalah perawi yang tidak ada satu ulama pun yang menyatakan ta’dil padanya kecuali Ibnu Hibban sebagaimana yang disebutkan dalam At Tahdzib juz 5 no 397. Disebutkan pula hanya Salim bin Abil Ja’d yang meriwayatkan hadis darinya. Oleh karena itu dalam Tahrir At Taqrib no 3340 Abdullah bin Sabu’ dinyatakan majhul. Sedangkan hadis kedua selain kemajhulan Abdullah bin Sabu’ hadis ini memiliki illat idhthirab. Yang meriwayatkan dari Abdullah bin Sabu’ bukanlah Salamah bin Kuhail tetapi Salim bin Abil Ja’d. Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir juz 5 no 283 telah membawakan sanad hadis ini dimana Al A’masy meriwayatkan dari Salamah bin Kuhail dari Salim bin Abil Ja’d dari Abdullah bin Sabu’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Salamah bin Kuhail tidak mendengar dari Abdullah bin Sabu’.

Jadi kedua hadis tersebut kedudukannya dhaif dan jika kita gabungkan dengan hadis Syu’aib bin Maimun maka didapati

  • Hadis pertama dhaif karena Abdullah bin Sabu’ majhul
  • Hadis kedua dhaif karena Abdullah bin Sabu’ majhul dan sanadnya mudhtharib
  • Hadis Syu’aib bin Maimun dhaif karena Syu’aib bin Maimun perawi dhaif majhul dan hadisnya mungkar

Ketiga hadis ini sudah jelas cacatnya sama-sama parah dan tidak mungkin bisa saling menguatkan sehingga sungguh tidak benar jika Syaikh Syu’aib menyatakan bahwa hadisnya terangkat menjadi hasan lighairihi.

Apalagi jika dilihat bahwa matan hadis Syu’aib bin Maimun tidaklah sama dengan matan hadis Abdullah bin Sabu’

  • Hadis Syu’aib bin Maimun memuat lafaz Imam Ali mengakui Rasulullah SAW tidak memilih penggantinya dan lafaz bahwa Allah SWT yang mengumpulkan mereka di bawah orang yang terbaik dari kaum muslimin
  • Hadis Abdullah bin Sabu’ tidak mengandung lafaz seperti hadis Syu’aib, matannya hanya berupa Imam Ali meninggalkan mereka pada apa yang Rasulullah SAW meninggalkan mereka.

Kedua lafaz ini memiliki perbedaan yang nyata. Tertera dalam hadis shahih bahwa Rasulullah SAW meninggalkan Ahlul Bait sebagai khalifah untuk kaum muslimin dan jika dikembalikan pada kedua hadis di atas maka hadis Abdullah bin Sabu’ justru mengandung makna bahwa Imam Ali mengakui khalifah itu ada pada Ahlul Bait sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW oleh karena itu Beliau tidak perlu menunjuk pengganti karena Rasulullah SAW telah menetapkan. Sedangkan hadis Syu’aib lafaznya mungkar karena bertentangan dengan hadis shahih.

.

.

Manhaj Syaikh Ahmad Syakir

Salafy cukup dikenal dengan sikap mereka yang merendahkan tautsiq Ibnu Hibban. Mereka tidak menganggap penta’dilan Ibnu Hibban karena Ibnu Hibban suka menyatakan tsiqah kepada perawi-perawi majhul. Kalau begitu sudah seharusnya salafy tidak menggunakan hadis Abdullah bin Sabu’ sebagai hujjah. Tapi ternyata sekarang kita melihat inkonsistensi salafy. Ketika hadis tersebut mau mereka menjadikan hujjah maka tidak ada masalah bagi mereka untuk berhujjah dengan perawi majhul.

Berbeda halnya dengan manhaj Syaikh Ahmad Syakir dalam menilai tautsiq Ibnu Hibban. Menurut syaikh Ahmad Syakir jika seorang perawi disebutkan biografinya oleh Bukhari atau Abu Hatim tanpa menyebutkan jarh dan ta’dil kemudian Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat maka perawi tersebut layak untuk dinyatakan tsiqah walaupun tidak ada ta’dil dari ulama lain.

Abdullah bin Sabu’ disebutkan Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats Tsiqat juz 5 no 3646. Al Bukhari menyebutkan biografinya dalam Tarikh Al Kabir juz 5 no 283 dan Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 5/68 no 322, keduanya tidak menyebutkan jarh dan ta’dil pada Abdullah bin Sabu’. Maka menurut Syaikh Ahmad Syakir Abdullah bin Sabu’ seorang yang tsiqah sehingga dalam tahqiqnya terhadap hadis tersebut Syaikh menyatakan kedua hadis tersebut shahih.

.

.

Tanggapan Kami

Tentu saja kami tidak mau seperti salafy yang berhujjah dengan cara-cara seenaknya bahkan terkesan inkonsisten atau kontradiktif. Tidak ada celah sedikitpun bagi salafy untuk berhujjah dengan hadis Abdullah bin Sabu’ perawi yang majhul menurut metode salafy.

Pendapat yang benar dalam pandangan kami adalah seperti yang dikatakan Syaikh Ahmad Syakir tetapi kami tidak akan membabi-buta mengikuti Syaikh Ahmad Syakir. Hadis pertama tersebut bersanad hasan dan hadis kedua tersebut dhaif karena idhthirab. Dan sebagai penjelas hadis Abdullah bin Sabu’ adalah hadis Rasulullah SAW berikut

عن زيد بن ثابت قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن تارك فيكم الخليفتين من بعدي كتاب الله وعترتي أهل بيتي وإنهما لن يتفرقا حتى يردا علي الحوض

Dari Zaid bin Tsabit yang berkata “Rasulullah SAW bersabda “Aku tinggalkan untuk kalian dua khalifah (penggantiku) setelahKu yaitu Kitab Allah dan ItrahKu Ahlul BaitKu dan sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sampai kembali kepadaku di Al Haudh. [hadis shahih riwayat Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah no 754].

Jadi mengapa dalam hadis Abdullah bin Sabu’ dikatakan Imam Ali tidak mau menunjuk penggantinya. Hal itu disebabkan Imam Ali menginginkan agar mereka kaum muslimin kembali pada apa yang Rasulullah SAW meninggalkan untuk mereka yaitu Kitab Allah dan Itrah Ahlul Bait Rasulullah SAW.

18 Tanggapan

  1. dan jika dikembalikan pada kedua hadis di atas maka hadis Abdullah bin Sabu’ justru mengandung makna bahwa Imam Ali mengakui khalifah itu ada pada Ahlul Bait sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW oleh karena itu Beliau tidak perlu menunjuk pengganti karena Rasulullah SAW telah menetapkan.

    mana buktinya kok saya tidak melihat kata-kata Imam Ali mengakui Khalifahnya :mrgreen: kok dia ga bilang dengan jelas pada saat itu kepada pengikutnya.. ah pasti SP lagi berangan-angan ya :mrgreen:

    Justru kalau kita pahami, Imam Ali meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu membiarkan Allah dan kaum mukminin yang menentukan pengganti beliau. dan dari do’a beliau tersebut beliau menyerahkan urusan tersebut kepada Allah. demikian yang juga dilakukan Rasulullah, setelah Rasulullah wafat yang dikehendaki Allah dan kaum mukminin adalah Abu Bakar, Seandainya Abu Bakar dianggap telah bersalah karena merampas kekhilafahan Imam Ali, tidak mungkin beliau memuji Abu Bakar bahkan menganggap Abu Bakar adalah manusia paling utama setelah Rasulullah dan amal dan perilaku-nya mengikuti Rasulullah. Tentunya jika Imam Ali melihat pengalaman yang sudah-sudah lebih baik bagi Imam Ali untuk menunjuk penggantinya, kecuali memang beliaupun ridha kepada Abu Bakar, Umar dan Utsman. dan saya memilih yang terakhir, karena bukti yang nyata adalah beliau berbai’at kepada ketiga khalifah sebelumnya.
    .

    Tentu saja kami tidak mau seperti salafy yang berhujjah dengan cara-cara seenaknya bahkan terkesan inkonsisten atau kontradiktif. Tidak ada celah sedikitpun bagi salafy untuk berhujjah dengan hadis Abdullah bin Sabu’ perawi yang majhul menurut metode salafy.

    Saya kok belum merasa menjadi Salafy tho.. terlalu tinggi sebutan itu bagi saya dan belum pantas sekali kalau saya mewakili salafy.. makanya saya tertawa aja dalam hati ketika SP menyebut saya adalah representatif dari salafy :mrgreen: doain aja dech mudah2an saya bisa jadi Salafy bener2 🙂

    Abdullah bin Sabu’ disebutkan Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats Tsiqat juz 5 no 3646. Al Bukhari menyebutkan biografinya dalam Tarikh Al Kabir juz 5 no 283 dan Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 5/68 no 322, keduanya tidak menyebutkan jarh dan ta’dil pada Abdullah bin Sabu’.

    Nah berarti Abdullah bin Sabu’ tidak majhul dunk.. dan dia tsiqah.. makanya benar pendapat Syaikh Ahmad Syakir bahwa hadits di atas adalah Shahih atau paling tidak Hasan lighairihi spt apa kata Syaikh Syu’aib.. :mrgreen:

    Jadi mengapa dalam hadis Abdullah bin Sabu’ dikatakan Imam Ali tidak mau menunjuk penggantinya. Hal itu disebabkan Imam Ali menginginkan agar mereka kaum muslimin kembali pada apa yang Rasulullah SAW meninggalkan untuk mereka yaitu Kitab Allah dan Itrah Ahlul Bait Rasulullah SAW.

    Mana buktinya? kok saya baca berulang-ulang ga ada sama sekali kata-kata seperti itu di hadits2 di atas?? SP sedang berkhayal ya? makanya hadits jangan disesuaikan dengan angan-angan.. jadi gitu tuch akhirnya :mrgreen:

  2. @ Antirafaidhah

    kenapa Abu Bakar tidak “membiarkan Allah dan kaum mukminin” menentukan pengganti nya????

    jika membiarkan umat tanpa pemimpin adalah perintah Allah dan Sunnah Nabi, maka Abu Bakar adalah penentang Perintah Allah dan Sunnah Nabi karena mengangkat Umar bin Khatab sebagai pengganti…

    – pemikiran anda makin kacau aja- 😀

  3. @antirafidhah

    mana buktinya kok saya tidak melihat kata-kata Imam Ali mengakui Khalifahnya :mrgreen: kok dia ga bilang dengan jelas pada saat itu kepada pengikutnya.. ah pasti SP lagi berangan-angan ya

    ho ho itu tuh kata-kata Rasululullah SAW jelas

    Justru kalau kita pahami, Imam Ali meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu membiarkan Allah dan kaum mukminin yang menentukan pengganti beliau. dan dari do’a beliau tersebut beliau menyerahkan urusan tersebut kepada Allah.

    hadis shahih dari Rasulullah SAW jelas kok 🙂

    demikian yang juga dilakukan Rasulullah, setelah Rasulullah wafat yang dikehendaki Allah dan kaum mukminin adalah Abu Bakar, Seandainya Abu Bakar dianggap telah bersalah karena merampas kekhilafahan Imam Ali, tidak mungkin beliau memuji Abu Bakar bahkan menganggap Abu Bakar adalah manusia paling utama setelah Rasulullah dan amal dan perilaku-nya mengikuti Rasulullah.

    hadis yang satunya akan dibahas nanti, btw apa situ gak pernah tahu kalau Imam Ali pernah menganggap Abu Bakar dan Umar itu pendusta, nah gimana itu 🙂

    Saya kok belum merasa menjadi Salafy tho.. terlalu tinggi sebutan itu bagi saya dan belum pantas sekali kalau saya mewakili salafy.. makanya saya tertawa aja dalam hati ketika SP menyebut saya adalah representatif dari salafy

    baca yang jelas, situ saya sebut oknum salafy :mrgreen:

    Nah berarti Abdullah bin Sabu’ tidak majhul dunk.. dan dia tsiqah.. makanya benar pendapat Syaikh Ahmad Syakir bahwa hadits di atas adalah Shahih atau paling tidak Hasan lighairihi spt apa kata Syaikh Syu’aib

    ho ho situ kan cuma muqallid yang gak punya ketode kecuali asal comot pendapat ulama yang mendukung pandangan anda. nanti kalau saya bawakan hadis yang menentang hujjah anda dengan metode seperti itu, anda mau teriak-teriak majhul wah wah. btw dengan manhaj Syaikh Ahmad Syakir banyak sekali hadis keutamaan Ahlul Bait yang didhaifkan oleh para salafiyun akan menjadi shahih. Salafiyun sih gak akan rela, makanya mereka mati-matian merendahkan tautsiq Ibnu Hibban. Kalau anda siap tidak menerimanya :mrgreen:

    Mana buktinya? kok saya baca berulang-ulang ga ada sama sekali kata-kata seperti itu di hadits2 di atas?? SP sedang berkhayal ya? makanya hadits jangan disesuaikan dengan angan-angan.. jadi gitu tuch akhirnya

    Baca aja tuh hadis Rasulullah SAW nya, kalau berhujjah itu pakai metode yang benar jangan cuma angan-angan. Kan yang biasa menyesuaikan angan-angan itu anda pakai berdalih konteks dan asbabul wurud. he he he baca aja baik-baik hadis Rasulullah SAW yang saya kutip di atas 🙂

  4. @SP

    Awas lho hati2 terhadap antirafidhah, dia sangat mudah untuk dicuci otaknya dgn doktrin2 Salafy/Wahaby yg radikal dan ekstrim. :mrgreen:

    Wassalam…

  5. Ammar bin Yassir mengecam umat Islam yg telah melupakan perintah Rasul SAW utk mengangkat ALi kw sbg khalifah dlm kitab Murrujah Jahhar – kitab sejarah juz 2 hal 252, T arikh Tabari juz 4 hal 233 dan Ibnu Qutaibah Al Imamah wal Syiasah hal 25 :

    Ammar mennasihati khalifah Abu Bakr:
    “Hai Abu Bakr, jgnlah enggkau mengambil hak yg sdh diberikan kpd org selain engkau, jgnlah engkau menjadi org yg pertama menentang Rasul SAW dan melawannya dlm urusan ahlulbaitnya. Kembalikannlah hak itu kpd ahlinya supaya ringan punggumu, supaya kamu berjumpa dgn Rasul dlm keadaan beliau ridokpdmu, kemudian kamu kmbl jod Allah yg maha pengasih dan ia akan menghisab amal kamu dan meminta pertanggung jawaban dr yg kamu kerjakankan”

    Ammar mennasihati khalifah Utsman:
    “K’lo kalian ingin atar org2x tsb tdk bertengkar satu sama lain maka bai’at;lah imam Ali.”

    Miqdad menasihati khalifah Utsman:
    “Benarlah Ammar, k’lo engkau membaiat Ali kami akan berkata sami’na wa atho’na.”

    Ammar berkata kpd umat muslimin :
    “Wahai manusia, sesungguhnya Allah sdh memuliakan kita dgn mendatangkan nabinya dan sdh meninggikan kita dgn agamanya, bgm mungkin kalian mengalihkan urusan ini dr Ahli Bait nabi kalian?! Duhai yg akan menagisi kepergian Islam, menangislah skrg ini, krn kebenaran sdh mati dan kemungkaran mulai hidup.”

    IMAM ALI MENASIHATI AMMAR :
    “.DEMI ALLAH HAI ABU YA’DZON (PANGGILAN AMMAR), KITA INI TDK PUNYA BANYAK PENDUKUNG DAN AKU TDK INGIN MEMBEBANKAN KPD KALIAN APA YG KALIAN TDK MAMPU.”

    Pidato penolakan Imam Ali thd kekhalifahan memang blm atw tdk ditemukan di kitab Sunni, tp ada pd kitab Syi’ah.
    Tp saya kira data yg saya bawa di atas sdh menunjukkan sikap Imam ‘Ali kw & sahabatnya.

  6. ho ho situ kan cuma muqallid yang gak punya ketode kecuali asal comot pendapat ulama yang mendukung pandangan anda. nanti kalau saya bawakan hadis yang menentang hujjah anda dengan metode seperti itu

    Lah apa ga kebalik tuch… pendapat ulama seperti syaikh Syu’aib dan Syaikh Ahmad Syakir anda ambil kalau sesuai dengan prakonsepsi anda aja .. yang mending memilih pendapat merekalah daripada pendapat anda yg menggunakan metode gado-gado ga jelas itu.. emangnya kita ga bisa menilai apa… hahaha.. lucu-lucu :mrgreen:

  7. @antirafidhah

    Lah apa ga kebalik tuch… pendapat ulama seperti syaikh Syu’aib dan Syaikh Ahmad Syakir anda ambil kalau sesuai dengan prakonsepsi anda aja .. yang mending memilih pendapat merekalah daripada pendapat anda yg menggunakan metode gado-gado ga jelas itu.. emangnya kita ga bisa menilai apa… hahaha.. lucu-lucu

    ho ho nggaklah, kita berpegang pada metode Ulumul hadis yang benar, bukannya taklid sama ulama. Dari dulu hal begini mana dimengerti oleh para muqallid. Bukannya anda yang sering menolak ketika saya tunjukkan hadis yang dinyatakan shahih oleh Syaikh Syu’aib atau Syaikh Ahmad Syakir tetapi bertentangan dengan keyakinan anda. Bahkan sebagai muqallid pun anda benar-benar payah :mrgreen:

  8. @ Syiah
    Bagi temen-temen Syiah yg turut memakmurkan blog ini saya ingin antum-antum mau menunjukkan hujjah-hujjah dari kitab-kitab/referensi Syiah yang sahih baik tentang Ahlul Bayt, keutamaan Imam Ali, peristiwa-peristiwa seputar kekhalifahan dll yg penting untuk diketahui umat.
    Setahu saya selama browsing termasuk di blog ini belum pernah melihat orang syiah membawakan hadist dari kitab mereka sendiri !!
    Padahal kalo benar perawi hadisnya adalah kalangan Ahlul bayt sendiri tentu lebih sahih dari segi kwalitas personality.
    Saya ingin melihat redaksi hadis tsaqalayn versi Syiah apakah ada yang beda atau tidak.

    Kalian meyakini Syiah sebagai madzab kebenaran tetapi mengapa tidak berani berhujjah dengan kitab anda??
    Jangan kwawatir aku orangnya obyektif dan bisa menerima kebenaran dari manapun!!
    Tidak seperti gerombolan SALAFIERS !!

    Salam Damai

  9. ho ho nggaklah, kita berpegang pada metode Ulumul hadis yang benar, bukannya taklid sama ulama. Dari dulu hal begini mana dimengerti oleh para muqallid. Bukannya anda yang sering menolak ketika saya tunjukkan hadis yang dinyatakan shahih oleh Syaikh Syu’aib atau Syaikh Ahmad Syakir tetapi bertentangan dengan keyakinan anda. Bahkan sebagai muqallid pun anda benar-benar payah

    he he bukankah ulama juga berpegang pada metode ulumul hadits yang benar ? aneh anda itu :mrgreen: dan andapun menolak hadits yang diyatakan hasan oleh syaikh Syu’aib dengan metode gado-gado anda dan memelintir hadits2 shahih krn bertentangan dengan prakonsepsi dan keyakinan anda..

    dan hal yang paling aneh dan lucu adalah seluruh imam periwayat hadits2 yang anda kutip, pemahaman mereka sangat berbeda dengan pemahaman anda, yang itu membuktikan bahwa anda hanya memahami hadits2 yang mereka riwayatkan secara parsial, tekstual dan hanya mencomot hadits-hadits yg sesuai dg prakonsepsi dan keyakinan anda aja dan mengabaikan sekian banyak hadits2 lain yg bertentangan dg keyakinan anda.. sangat jelas sekali itu.. tapi anehnya anda ga sadar2 juga & sibuk dengan pikiran & angan2 sendiri,.. :mrgreen:

  10. @antirafidhah

    he he bukankah ulama juga berpegang pada metode ulumul hadits yang benar ? aneh anda itu

    ya tinggal dilihat apakah metodenya benar ataukah mereka konsisten atau tidak. Pikir saja kenapa banyak ulama berbeda dalam menilai suatu hadis. Apa mereka benar semua :mrgreen:

    dan andapun menolak hadits yang diyatakan hasan oleh syaikh Syu’aib dengan metode gado-gado anda dan memelintir hadits2 shahih krn bertentangan dengan prakonsepsi dan keyakinan anda..

    ho ho nggak kok, silakan dilihat kalau saya mendhaifkan riwayat itu karena Abdul Malik bin Sal’ adalah perawi yang sering salah (yukhti’u). btw dia tidak bisa dijadikan hujjah apalagi hadisnya bertentangan dengan hadis shahih :). Syaikh Syu’aib itu di hadis tersebut tidak konsisten, jelas-jelas perawi tersebut kalau menuruti metodenya adalah perawi yang majhul hal bahkan dikatakan yukhti’u. Nah kok bisa jadi hasan itu hadis, seharusnya hadis dengan sanad perawi majhul ya dhaif lah. Itu kan metode yang benar, apakah anda mengerti? :mrgreen:

    dan hal yang paling aneh dan lucu adalah seluruh imam periwayat hadits2 yang anda kutip, pemahaman mereka sangat berbeda dengan pemahaman anda,

    Mau berpegang pada hadis atau berpegang pada ulamanya, silakan pilih. Kalau hadisnya bilang berpegang kepada Kitab Allah dan Ithrah Ahlul Bait, terus ada yang bilang cukup satu saja, itu namanya menentang hadis 🙂

    yang itu membuktikan bahwa anda hanya memahami hadits2 yang mereka riwayatkan secara parsial, tekstual dan hanya mencomot hadits-hadits yg sesuai dg prakonsepsi dan keyakinan anda aja dan mengabaikan sekian banyak hadits2 lain yg bertentangan dg keyakinan anda.. sangat jelas sekali itu.. tapi anehnya anda ga sadar2 juga & sibuk dengan pikiran & angan2 sendiri,.

    silakan ngedumel, saya gak ikutan :mrgreen:

  11. @SP

    Bahkan sebagai muqallid pun anda benar-benar payah

    🙂

    Kata-kata yg pas!

  12. Mana rujukan dari Syiah?? Apa kalian nggak PD dengan kitab-kitab referensi kalian sendiri??
    Padahal referensi sumber kebenaran itu bisa datang dari mana saja termasuk dari kalangan Syiah.
    Saya ingin referensi yang datang dari kalangan Ahlul bayt sendiri.
    Apa takut di kritik kawanan> Salafiers ???
    He..he..he..
    Seharusnya kita tidak mengakui dan menganggap mereka eksis

    Sebab manhaj salafiers pada hakekatnya BID’AH dan bukan hanya MENYELISIH tapi telah menyimpang jauh dari Dienul Islam

    Salam Damai

  13. ha ha kok bisa-bisanya nuduh SYi’ah nggak pede dengsn hadisnya sendiri.. tapi begirtula etika berdialoq yang segat bung

  14. Ma’af nyambung lagi… apa bener sih Sunni punya metode ulmu hadis yang sehat tidak terpengaruh oleh fanatisme kemazhaban atau pilitik penguasa? Di blog jakfari diragukan itu semua.. apa wahavbi2 pernah baca? Pasti jawabnya: TIDAK BERANI TAKUT TERPENGARUH!!! ha ha ha lizik

  15. Halah.. tulisan ibnu Jakfari lagii.. berapa banyak komen gw yg ga ditampilin ama dia…

    hoalah Min.. samin.. emangnya aturan main syi’ah rofidhoh ga amburadul? bangeeeetttt.. emangnya ulumul hadits rofidhoh sehat??? nech gw kasih empat jempol gw mengarah ke bawah… wuakakakak….

    gw berani taruhan berapapun dech ulumul hadits rofidhoh kagak bisa ngalahin ulumul hadits ahlussunnah, gimana bisa ngalahin lha rofidhoh aja ngejiplak kok ama sunni.. wuakakakak…

    Liat semut di seberang lautan tampak, tapi gajah segedhe Gaban di depan mata kagak nampak… itulah akibat terinfeksi VIRUS ROFIDHOH! agama kok Imaginasi… wuakakakak..

  16. Buat rekan-rekan yang membutuhkan kitab rujukan, alhamdulillah saya dapat e-book berisi lebih dari 4700 judul kitab dari berbagai madzhab. Besar file sekitar 2 GB, Namanya Maktabah Ahlulbayt V. 1.0.

    Silakan dpwnload di sini:

    http://www.kaseralsanamain.com/ahlbayt.htm

  17. selamat hari raya Ghadir khum….
    artikel ini sengaja saya angkat keatas utk memperingati Hari yg sangat mulia ini
    allahumma sholli ‘ala muhammad wa ali muhammad

  18. Para pengikut salafy dan wahaby adalah orang yang anti imam zaman, karena itu otaknya seperti orang jahiliah.

Tinggalkan komentar