Allah SWT Memerintahkan Rasulullah SAW Mencintai Empat Sahabat

Allah SWT Memerintahkan Rasulullah SAW Mencintai Empat Sahabat

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengatakan kalau Allah SWT memerintahkan Beliau untuk mencintai empat orang sahabat dan Rasulullah SAW juga diberitahu bahwa Allah SWT mencintai keempat sahabat tersebut. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW siapakah keempat sahabat yang mendapat keistimewaan seperti itu. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa mereka adalah Ali RA, Abu Dzar RA, Miqdad bin Aswad RA, dan Salman Al Farisi RA.

Hadis ini diriwayatkan dalam Sunan Tirmidzi 5/636 no 3718, Sunan Ibnu Majah 1/53 no 149, Musnad Ahmad 5/351 no 23018, Mustadrak Al Hakim 3/130 no 4649, Al Kuna Al Bukhari 1/31 no 271 dan Tarikh Ibnu Asakir 21/409. Berikut hadis riwayat Tirmidzi

حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم

Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya

حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا بن نمير عن شريك ثنا أبو ربيعة عن بن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ان الله عز و جل يحب من أصحابي أربعة أخبرني انه يحبهم وأمرني ان أحبهم قالوا من هم يا رسول الله قال ان عليا منهم وأبو ذر الغفاري وسلمان الفارسي والمقداد بن الأسود الكندي

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dari Syarik yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya Allah Azza wajalla mencintai empat orang dari sahabatKu. Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia mencintai Mereka dan memerintahkanKu untuk mencintai Mereka. Para sahabat berkata “siapa mereka wahai Rasulullah?”. Rasulullah SAW  berkata “Ali diantaranya, Abu Dzar Al Ghiffari, Salman Al Farisi dan Miqdad bin Aswad Al Kindi.

.

.

Kedudukan Hadis

Hadis ini adalah hadis hasan shahih karena diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya. Ibnu Hajar dalam Al Ishabah 6/203 menyebutkan hadis ini dalam biografi Miqdad, beliau berkata setelah menyebutkan hadis ini

أخرجه الترمذي وابن ماجة وسنده حسن

Hadis ini dikeluarkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang hasan.

Dalam Musnad Ahmad Tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain no 22864 disebutkan bahwa hadis ini sanadnya hasan. Imam Tirmidzi berkata dalam Sunan Tirmidzi 5/636 no 3718

هذا حديث حسن لا نعرفه إلا من حديث شريك

Hadis ini adalah Hadis Hasan, tidak diketahui kecuali dari hadis Syarik

Al Hakim dalam Al Mustadrak no 4649 mengatakan bahwa hadis ini shahih sesuai dengan syarat Muslim. Adz Dzahabi dalam Talkhis Al Mustadrak mengatakan bahwa Imam Muslim tidak mengeluarkan hadis Abu Rabi’ah. Memang benar Abu Rabi’ah bukanlah perawi Muslim tetapi dia seorang yang tsiqat. Bagi kami hadis ini adalah hadis yang shahih dan para perawinya tsiqat, berikut keterangan mengenai perawi Tirmidzi dan Ahmad

  • Ismail bin Musa Al Fazari adalah seorang perawi yang jujur. Ibnu Hajar menyebutkan biografinya dalam At Tahdzib 1 no 606 bahwa Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat, An Nasa’I berkata “tidak ada masalah dengannya”. Abu Hatim dan Abu Daud menyatakan ia shaduq. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/100 memberikan predikat shaduq yukhti’u (jujur tetapi sering salah). Pernyataan ini keliru, dalam At Tahdzib Ibnu Hajar menyebutkan kalau Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat memberikan predikat yukhti’u tetapi kami temukan biografi Ismail dalam Ats Tsiqat juz 8 no 12444 tidak ada penyebutan yukhti’u. Oleh karena itu dalam Tahrir At Taqrib no 492 Syaikh Syu’aib dan Bashar Awad Ma’ruf memberikan predikat shaduq.
  • Ibnu Numair  adalah perawi yang tsiqat. Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 6 no 110 menyebutkan bahwa ia telah dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Hibban, Ibnu Ma’in, Al Ajli dan Ibnu Sa’ad. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/542 menyatakan ia tsiqat.
  • Syarik bin Abdullah adalah perawi yang tsiqat. Ibnu Hajar menyebutkan dalam At Tahdzib juz 4 no 587 bahwa ia adalah perawi Bukhari dalam Ta’liq Shahih bukhari dan Muslim dalam Shahih Muslim. Syarik juga dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Ma’in, Ibnu Sa’ad, Yaqub bin Syaibah, Al Ajli, Ibrahim Al Harbi, Ibnu Hibban dan Abu Dawud. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/418 memberikan predikat shaduq yukhti’u tetapi dalam Tahrir At Taqrib no 2788 disebutkan kalau Syarik shaduq hasanul hadis.
  • Abu Rabi’ah adalah perawi yang tsiqat. Disebutkan dalam Tarikh Ibnu Main riwayat Ad Darimi 1/241 no 948 kalau Ibnu Ma’in menyatakan ia tsiqat. Imam Tirmidzi telah menghasankan hadis Abu Rabi’ah dalam Sunan Tirmidzi no 3718. Imam Bukhari menyebutkan biografi Abu Rabi’ah dalam Al Kuna 1/31 no 271 kemudian menyebutkan hadis di atas tanpa sedikitpun memberikan komentar cacat terhadapnya. Dalam Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatim 6/109 no 575 disebutkan dalam biografi Umar bin Rabi’ah Abu Rabi’ah bahwa Abu Hatim menyatakan ia munkar al hadis dan Ibnu Ma’in menyatakan ia tsiqat (riwayat Darimi). Pendapat yang benar dalam hal ini adalah Abu Rabi’ah seorang yang tsiqah seperti yang dikatakan oleh Ibnu Ma’in sedangkan cacat yang diberikan Abu Hatim tidak layak diterima karena Abu Hatim dikenal suka berlebihan dalam mencacat orang. Oleh karena itu Jarh yang diberikan Abu Hatim jika ia menyendiri tidak dapat dijadikan hujjah ditambah lagi Tirmidzi menghasankan hadis Abu Rabi’ah dan Bukhari tidak memberikan cacat pada Abu Rabi’ah.
  • Abdullah bin Buraidah adalah tabiin yang tsiqat dan telah dijadikan hujjah oleh Bukhari dan Muslim. Ayahnya Buraidah RA adalah sahabat Nabi SAW. Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 5 no 270 bahwa ia dinyatakan tsiqat oleh Abu Hatim, Ibnu Ma’in dan Al Ajli. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/480 menyatakan ia tsiqat.

Anehnya walaupun hadis ini diriwayatkan oleh para perawi tsiqat, Syaikh Al Albani malah memasukkan hadis ini dalam Dhaif Sunan Tirmidzi no 3718 dan Dhaif Sunan Ibnu Majah no 149. Hadis ini jelas memiliki kedudukan yang shahih atau minimal hasan dan dalam hal ini Syaikh Al Albani sudah keliru mendhaifkan hadis ini.

.

.

Catatan:

  • Orang gila itu walau badannya sakit tapi otaknya tetap terus bekerja tanpa henti :mrgreen:
  • Hujan memang enakan tidur 😛
  • Conficker keren juga ya :mrgreen:

83 Tanggapan

  1. @SP
    Nda salah kata2 mas:Orang gila itu walau badannya sakit tapi otaknya tetap terus bekerja tanpa henti
    Setahu saya bukan badan yang sakit tapi jiwa.

    Atau…….? hehehe

  2. Keempat sahabat tersebut adalah sahabat2 yang disebut Syiah Ali. Bagaimana mereka mau dibandingkan dgn sahabat lain

  3. Hmmm….lagi lagi al Albani…apa kata kita masukkan orang yg satu ini dlm kelompok ‘ahli Hadis’ dhaif jiddan…bisa Mas SP?

  4. Seandainya hadits di atas shahih, lha apa masalahnya? kita memang harus mencintai sahabat Rasulullah kok.. yang jadi masalah adalah kalian membatasi mencintai sahabat hanya beberapa orang saja, padahal sahabat yang lain pun juga wajib dicintai berdasarkan hadits-hadits Nabi yang laen..

    btw.. SP makin membuka diri & menunjukkan jati dirinya ya.. baguslah… wuakakakak..

  5. to imem…

    bisa disebutkan hadits yg mewajibkan mencintai sahabat lain yg sangat clear disebutkan namanya seperti hadits yg diulas @ SP.
    Dan yg paling penting memiliki derajat keshohihan yg sama minimal. …bukan hadits dhoif..

    bisa di share….

  6. Lho bukanx Allah membatasi yah? Ente mah dah dr dl y mbuka kepandiran ente.

  7. @Imem
    Kalau Allah juga menyintai sahabat2 yang lain seperti anda menyintai mereka. Maka hadits Rasul tidak perlu panjang sampai menyebut 4 orang satu persatu. Cukup Rasul katakan semua SAHABAT.
    Mengapa hanya 4 orang tsb. Itu peringatan untuk kita sekarang ini HARUS ber-hati2 pada mereka selain yang 4 itu.

  8. kesamaan mereka berempat,sama dgn rasul saaw,sama2 sangat miskin..”sahabat besar” yg lain,sangat kaya dan memakan harta baitul mal..

  9. Salam,

    Hadits ini berfungsi sebagai penghapus keraguan siapakah yang berada di atas kebenaran manakala kita tahu siapa yang berseberangan,memusuhi bahkan membunuh mereka.

  10. to Imeem…

    silahkan di share hadits wajibnya mencintai sahabat nabi yang lain, yg isinya sejelas dan sedetail hadits yg dibawakan @SP, disebutkan namanya…
    Dan yang paling penting Hadits itu bernilai..Shohih bukan hadits dhoif..

    jika tdk berarti klaim anda cuma omong kosong…

  11. Utk Secondprince/Ressay :
    Tulisan ini khusus utk anda berdua. Silahkan hapus setelah membacanya.
    Anda kan “bersemangat” sekali membahas penyimpangan para sahabat. Namun anda tak minat membahas penyimpangan di Era Kulayni (dengan paham Goibnya Imam Mahdi dalam 2 phase) serta penyimpangan di era Mufid (sesudahnya) yg berkaitan dengan terbitnya Kitab Sulaim. Dua penyimpangan diatas tergolong TIADA TARA nya karena melahirkan suatu paham/ajaran yg sekarang dianut Syiah Imamiah. Anda mungkin terlupakan membahas penyimpangan ini karena terlalu sibuk dengan program NGRASANI Abubakar, Umar, Usman.
    Kitab Sulaim mulai terbit/dipublikasikan sekitar abad 6H setelah kitab itu dibacakan oleh Al Rais Al Ali Abu Al Baqa th 565 H. Kitab tersebut KATANYA ditulis oleh Sulaim bin Qois sahabat Imam Ali Ra. Suatu kitab yg ditulis di abad 1 H namun baru terbit abad 6 H, dengan alas an bahwa kitab tersebut adalah rahasia. Hanya orang terpercaya saja yg menyimpannya.
    Namun di kitab Biharul Anwar oleh Majlisi (abad 10H) bahwa Jafar Shodiq berkata :
    “ sesiapa di kalangan Syiah kami dan pecinta kami tidak memiliki kitab Sulaim bin Qois al Hilali maka mereka tak mengetahui urusan kami dengan sebenarnya. Mereka tak mengetahui sesuatupun daripada sebab sebab kami. Ia adalah abjad Syiah yg mengandung rahasia daripada rahasia keluarga nabi Muhammad SAW.”
    Maka tersirat bahwa Imam Jafar Shodiq mengetahui bahkan mewajibkan Umat Syiah utk mengetahui kitab tersebut.
    Namun sayang, di Era Kulayni dan para Wakil Imam (abad 4H) tak ada yg mengetahui keberadaan kitab tersebut. Lihat saja di Al Kaffy oleh Kulayni, juga di kitab Manla Yaduru al Faqih oleh Saduq (akhir abad 4H), tak ada satu tex pun yg me -nyebut2 adanya Kitab Sulaim yang katanya diwajibkan Jafar Shodiq.
    Kitab Sulaim oleh Al Rais katanya diperoleh dari Syeh Al Amin al Alim Abu Abdullah bin Ahmad bin Talal Al Miqdad yg memperolehnya dari Mufid bin Tussi. Lihat saja nama2 ini. Diantara mereka inilah yg MENGARANG kisah Kitab Sulaim. Diantara mereka inilah yg BERTANGGUNG JAWAB atas kebohongan/penyimpangan yg TIADA TARA nya tsb. Agar anda membahasnya jika ingin benar2 MENCARI KEBENARAN, sehingga tak ada kesan blog ini hanya sebagai PENCARI PEMBENARAN.

  12. Kepada secondprince
    Saya menantikan anda menulis pengkajian mengenai MM online atau MLM offline dipandang dari Islam. Karena banyak sekali yang berbisnis dengan IM misalnya (internet marketing) yang menganut sistem piramid, dan lainnya. Dan saya masih bingung tentang kedudukannya dalam Islam.

  13. Salam;

    @Lamaru,

    Dari awal anda berbicara tentang penyimpangan/kebohonagan ajaran, nah definisikan dulu yang dimaksud penyimpangan ini, karena yang menurut anda menyimpang menurut yang lain belum tentu, mungkin sebaliknya andalah yang dianggap menyimpang, saya kasih contoh; Tawasul, Ziarah kubur,tabaruk dll menurut wahabi adalah bidah bahkan syirik, tapi menurut Ahlu sunah kan tidak. fair kan,…
    Yang kedua, karena ini forum diskusi, seperti SP ketika mengajukan sebuah hadits, beliau ini (semoga Allah memberikan kesehatan selalu kepadanya) selalu dengan penjelasannya, artinya ketika beliau bilang hadits A sahih, maka keterangan tantang kesahihannya disertakan.

    Akan lebih fair jikalau anda bersikap yang sama, saya dan yang lain yang sedikit pengetahuannya akan tercerahkan.

    Wassalam

  14. @SP
    Pemabuk selalu mabuk walaupun tidak pernah menyentuh minuman keras maupun sesuatu yang haram maupun subhat. Kira2 seimbang tidak dengan orang gila. Mudah2an sifat gila ini selalu dalam petunjuk dan hidayah Allah. Wasalam

  15. Lho bukanx Allah membatasi yah? Ente mah dah dr dl y mbuka kepandiran ente.

    Namanya juga “syiah Muawiyah LA” maaas…wajar klo dia pakai dan ngom apapun untuk bela2 akidah mereka wlpn harus dg PAMER KEPANDIRAN… :mrgreen:

  16. @SP
    Apa alasan Al-Albani men-dha’if-kan hadis yg dibahas? Apakah alasannya dimuat dlm kitabnya Dhaif Sunan Tirmidzi & Dhaif Sunan Ibnu Majah? Trims infonya.

  17. @Badari
    Dalam Dhaif Sunan Tirmidzi dan Dhaif Ibnu majah gak disebutkan alasannya, tetapi dalam Silsilah Ahadis Ad Dhaifah no 1549 Syaikh Albani melemahkan dua orang perawi yaitu Syarik katanya ia dhaif karena hafalannya buruk, pendapat ini tidaklah benar, Syarik telah ditsiqahkan oleh Mutaqadimin sedangkan mereka yang membicarakan hafalnnya berasal dari kalangan muta’akhirin. Kemudian Syaikh Al Albani juga melemahkan Abu Rabi’ah dengan menukil perkataan Abu Hatim. Kedua alasan ini sudah saya bahas di atas bahwa Syarik dan Abu Rabi’ah itu perawi yang tsiqah

  18. Utk SP :

    Nah..anda telah membahas Abu Rabiah dan Syarik. Kenapa anda tak pernah bahas Kulayni, Saduq, Tusi, Mufid dan Majlisi ? kitab2 merekalah yg sekarang menjadi pegangan mazhab ahl bait. Menjadi rujukan cara beribadah, cara bersikap, dan paham2 lain. Jika mereka sidiq/jujur. maka selamatlah mazhab Syiah/ahl bait. Jika mereka sengaja berbohong maka celakalah mazhab yg bernama mazhab ahl bait.

  19. @lahuntermaruh
    lho memangnya nama2 yang anda sebutkan ada dalam kitab yang saya kutip di atas? wah wah makanya Mas pahami dulu tulisan orang lain baru berkomentar

  20. dalam Silsilah Ahadis Ad Dhaifah no 1549 Syaikh Albani melemahkan dua orang perawi yaitu Syarik katanya ia dhaif karena hafalannya buruk, pendapat ini tidaklah benar, Syarik telah ditsiqahkan oleh Mutaqadimin sedangkan mereka yang membicarakan hafalnnya berasal dari kalangan muta’akhirin. Kemudian Syaikh Al Albani juga melemahkan Abu Rabi’ah dengan menukil perkataan Abu Hatim. Kedua alasan ini sudah saya bahas di atas bahwa Syarik dan Abu Rabi’ah itu perawi yang tsiqah

    Ya itu berarti syaikh Al-Albani punya alasan dong mendhaifkan hadits di atas.. dan saya lihat cukup beralasan beliau mendhaifkannya.. Rawi Tsiqah belum cukup untuk menjadikan hadits tsb shahih kalau dia buruk hapalannya, apalagi dalam sanad tsb ada rawi yang dijarh dengan keras oleh ulama hadits, apa lagi jika hadits ini jalurnya dari Syarik saja dan tidak ada penguat dr jalur lain.

    Menurut pendapat saya syaikh lah yang benar bahwa hadits di atas adalah dhaif dan pendapat SP keliru dan tidak bisa diterima..

    Terlepas dari sanad hadits di atas saya setuju dengan saudara Imem, kita memang harus mencintai para sahabat Nabi di atas dan juga sahabat-sahabat Nabi yang lain dan mendo’akan mereka semua.

  21. @antirafidhah

    Ya itu berarti syaikh Al-Albani punya alasan dong mendhaifkan hadits di atas.. dan saya lihat cukup beralasan beliau mendhaifkannya.. Rawi Tsiqah belum cukup untuk menjadikan hadits tsb shahih kalau dia buruk hapalannya,

    Kayaknya anda gak paham arti tsiqah. Jika seorang ulama menyebutkan seseorang sebagai tsiqah maka orang tersebut adil dan dhabit. Dalam pernyataan tsiqah sudah terdapat penetapan bahwa hafalannya kuat. Lihat kembali yang saya kutip
    Syarik dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Ma’in, Ibnu Sa’ad,Al Ajli, Ibrahim Al Harbi. Saya ambil contoh Ibnu Ma’in yang termasuk ulama terdahulu dan imam Jarh wat Ta’dil, beliau memberikan Syarik predikat “tsiqat tsiqat”. pengulangan seperti ini justru menunjukkan di mata Ibnu Ma’in hafalan Syarik sangat kuat dan tsabit.
    Mari lihat Syaikh Al Albani, beliau banyak menulis hadis tetapi ternyata beliau memunculkan banyak sekali kontradiksi dalam hadis-hadis yang ia tulis sehingga Syaikh Alawy Hasan As Saqqaf membuat kitab khusus yang memuat kontradiksi Syaikh Al Albani. Dengan mudah bisa saja dikatakan kalau Syaikh Al Albani itu tidak dhabit atau hafalannya buruk, lha buktinya kok banyak sekali kontradiksi. Nah gimana ituuuu
    Lagipula anda juga kayaknya gak memperhatikan kutipan yang ini
    dalam Tahrir At Taqrib no 2788 disebutkan kalau Syarik shaduq hasanul hadis.
    Artinya Syaikh Syu’aib Al Arnauth dan Bashar Awad Ma’ruf justru menyatakan Syarik Shaduq hasanul hadis, predikat ini justru menunjukkan hafalannya gak buruk lho.

    apalagi dalam sanad tsb ada rawi yang dijarh dengan keras oleh ulama hadits

    Ho ho siapa ya, kok gak lihat tuh. Lagian apa gunanya Jarh keras, kalau mendhaifkan hadis cuma mengandalkan adanya jarh keras saja, maka betapa banyaknya hadis Bukhari Muslim yang dhaif. Jika Jarh dan Ta’dil terdapat pada seorang perawi maka jarhnya harus mufassar jika nggak ya nggak diterima. Kalau yang anda maksud Abu Rabi’ah maka lihat baik-baik perbandingannya
    1. Ibnu Ma’in adalah ulama yang dapat dipegang penta’dilannya jika menyendiri
    2. Abu Hatim adalah Ulama yang tidak dapat dipegang jarhnya jika menyendiri
    Hasilnya pernyataan tsiqah Ibnu Ma’in jelas lebih layak diterima

    apa lagi jika hadits ini jalurnya dari Syarik saja dan tidak ada penguat dr jalur lain.

    Perawi tsiqah yang menyendiri dapat dijadikan hujjah, sangat jelas sekali itu

    Menurut pendapat saya syaikh lah yang benar bahwa hadits di atas adalah dhaif dan pendapat SP keliru dan tidak bisa diterima..

    Lha Anda kan cuma bisa bertaklid semata, berhujjah dengan komentar saya yang sudah saya sanggah pula. Maaf apa anda tidak melihat Ibnu Hajar, Hamzah Zain, Tirmidzi dan Al Hakim telah menguatkan hadis tersebut, betapa mudah anda menafikan mereka dan bertaklid pada Syaikh Al Albani.

    Terlepas dari sanad hadits di atas saya setuju dengan saudara Imem, kita memang harus mencintai para sahabat Nabi di atas dan juga sahabat-sahabat Nabi yang lain dan mendo’akan mereka semua.

    Lho terserah, saya justru ngasih tahu bahwa hadis di atas Allah SWT memerintahkan Rasul SAW mencintai 4 sahabat dan Allah SWT mencintai mereka. bukankah anda atau imem itu biasa begitu, ketika Allah dan Rasulnya menyatakan sesuatu dengan lafaz umum anda malah mengkhususkannya, ketika Allah dan RasulNya mengkhususkan eh anda malah menyatakan umum, silakan saja 🙂

  22. @Antirafidhah
    taklid buta syaikh al albani..mnrtmu yg dikatakan al albani shahih semua..capek deh..

  23. Tambahan buat Imem & Rafidhah

    Penunjukkan 4 nama itu adalah pengkhususan. Harap dipahami. Kalau mau bicara umum-umuman maka tdk layak hanya sebatas sahabat, seluruh umat manusia haruslah saling mencintai.

    Salam

  24. @ armand
    Apa maksud anda dengan: Penunjukkan 4 nama itu adalah pengkhususan.
    Tolog dijelaskan agar kita lebih paham. Wasalam

  25. @rafidhah

    *rada sukar menulis kata “rafidhah” ditujukan kepada orang yg sy tau bukanlah rafidhah*

    Pengkhususan di atas artinya ya… pengkhususan. Dari banyak orang yg “mungkin layak” untuk ditunjuk/dipilih Allah, hanya 4 orang yg memperoleh anugerah sebesar itu. Apakah sisanya tdk dicintai atau apa entahlah.

    Mas punya pandangan lain?

    Salam

  26. Lahuntermaru,

    Ha…ketemu lagi. Ayo dong jelaskan kalau memang di era Kulaini mulai terjadi penyelewengan dlm ajaran Syi’ah, di wilayah mana Akidah atau Syari’ah ? Tolong jelaskan secara rinci.

  27. @armand

    Mendapatkan kecintaan Allah tidak mudah. Apalgi memerimtahkan pada Rasul. Ini luarbiasa.
    Menurut pendapat saya makna pengkhususan yakni dari satu kelompok yang Allah cintai kemudian dikhususkan 4 orang ini.
    Sebenarnya bukan pengkhususan tapi. Tapi HANYA mereka yang dicintai Allah diantara sahabat Rasul. Yang lain2 tergantung amal masing2. Wasalam

  28. @all

    Maaf nih motong, dan juga SP,mau numpang nanya…
    Saya dapat info bahwa Abu Hurairah adalah seorang Yahudi sebagaimana halnya Ka’ab, benarkah info itu? Kalau benar mohon rujukannya….

    Jazakumullah syukron katsira

  29. Kayaknya anda gak paham arti tsiqah. Jika seorang ulama menyebutkan seseorang sebagai tsiqah maka orang tersebut adil dan dhabit. Dalam pernyataan tsiqah sudah terdapat penetapan bahwa hafalannya kuat. Lihat kembali yang saya kutip
    Syarik dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Ma’in, Ibnu Sa’ad,Al Ajli, Ibrahim Al Harbi. Saya ambil contoh Ibnu Ma’in yang termasuk ulama terdahulu dan imam Jarh wat Ta’dil, beliau memberikan Syarik predikat “tsiqat tsiqat”. pengulangan seperti ini justru menunjukkan di mata Ibnu Ma’in hafalan Syarik sangat kuat dan tsabit.

    Saya yakin anda sudah cukup mengetahui & mengerti penilaian ulama2 hadits di bawah ini mengenai Syarik, kalau salah silahkan dikoreksi :

    Ibnu Ma’in berkata, “Syarik itu orang jujur dan tsiqat. Hanya saja jika ia berbeda pendapat, pasti saya lebih simpati pada pendapat lawannya” kenapa anda ga sebutkan kalimat terakhir Ibnu Ma’in di atas?

    Ibn Ya’qub ibn Syaiban berkata, “Syarik itu orang jujur dan tsiqat. Tetapi ia jelek hafalannya.”

    Ibn Zara’ah berkata bahwa Syarik banyak lalainya. Ia memiliki hadits, tetapi sewaktu-waktu ia salah.

    Ibn ‘Adi berkata: “Kebanyakan hadits Syarik adalah shahih. Adanya kejanggalan dalam hadits-haditsnya bukanlah suatu kesengajaan. Hal itu terjadi karena keburukan hafalannya saja.”

    Menurut Ibn Sa’ad, ia tsiqat; terpercaya, tetapi sering salah.

    Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat VI:444 dimana Beliau berkata : Syarik pada masa tuanya melakukan kesalahan terhadap apa yang diriwayatkannya. Daya hafalnya berubah. Orang-orang terdahulu yang mendengar darinya adalah orang-orang yang mendengar lewat penengah dan tidak mengandung takhlith(kekacauan) seperti Yazid bin Harun, Ishaq Al Arzaq. Sementara pendengaran hadis yang dilakukan orang-orang terkemudian dari Syarik di Kufah telah mengandung banyak wahm kebimbangan dan keraguan.
    Nah hadits di atas itu siapa yg menjadi pendengar Syarik? ada ga nama yg spt disebutkan oleh Ibnu hiban di atas?

    Abu Thalib berkata : saya bertanya kepada Ahmad, manakah yang lebih teguh (hati dan lidahnya) Syarik atau Israil ? Ahmad menjawab : Israil, dia lebih teguh (hati dan lidahnya) daripada Syarik.

    al-Daaruqthny juga mengatakan ” Wa Syarik Laisa Bil Qawy Fiimaa Tafarrada Bihi” (Syarik tidaklah kuat dalam riwayat yang dia sendiri meriwayatkannya)

    al-Hafidz Ibnu Hajar dengan kata: “صدوق يخطيء كثيرا”, dan ia pun menempatkan nama Syarik dalam Thabaqah al-Tsâniyyah min al-Mudallisîn

    Nah apakah Penilaian dari para ulama di atas tidak cukup untuk mengatakan bahwa walaupun Syarik adalah seorang tsiqah tetapi buruk hapalannya. makanya sungguh bisa dimengerti jika syaikh Al-Albani mendhaifkan hadits tsb, apalagi jelas ada ulama yang mengatakan bahwa Syarik tidaklah kuat dalam riwayat yang dia sendiri meriwayatkannya.

    Apakah anda akan tinggalkan penilaian para ulama di atas untuk bertaklid kepada syaikh Al-Arnaut & mengikuti prakonsepsi anda?

    apa lagi jika hadits ini jalurnya dari Syarik saja dan tidak ada penguat dr jalur lain.

    Perawi tsiqah yang menyendiri dapat dijadikan hujjah, sangat jelas sekali itu

    ckckckck.. jawaban seorang yg ngerti hadits kok kyk gini.. untung kita2 ini orang yg awwam hadits 😆 jelas sekali banyak ulama hadits yang menjarh-nya dalam masalah hafalan yang menyebabkan dia dhaif dan tidak boleh bersendirian dlm meriwayatkan hadits.

    Apakah anda tidak merasakan kontradiksi anda?

    @all

    Sabda Rasulullah saw. tentang kaum Anshar, “Kaum Anshar, mereka tidak dicintai kecuali oleh orang Mukmin, dan mereka tidak dibenci kecuali orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, ia dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka, ia dibenci Allah.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim).

    menurut kalian, jika hadits di atas shahih (walau saya setuju bahwa hadits di atas adalah dhaif), apakah hadits tsb menafikan perintah Allah untuk mencintai sahabat-sahabat yang lain? apakah empat sahabat di atas termasuk kaum Anshar? berapa banyak kaum Anshar itu?

  30. jadi riwayat bukhari dan muslim bisa dhoif yach?

  31. @antirafidhah
    Mana kedudukan lebih dipercaya hadits anda yang berbunyi::Sabda Rasulullah saw. tentang kaum Anshar, “Kaum Anshar, mereka tidak dicintai kecuali oleh orang Mukmin, dan mereka tidak dibenci kecuali orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, ia dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka, ia dibenci Allah.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim).

    Dan Firman Allah dalam Surah at-Taubah 101. Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu[ itu, ada orang-orang munafik; dan di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu tidak mengetahui mereka, ( Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
    Masih anda sok pintar?

  32. @ Ressay

    maksud saya, riwayat mengenai Allah SWT Memerintahkan Rasulullah SAW Mencintai Empat Sahabat yang dibawakan oleh SP itu yang dhaif.. kalau Riwayat perintah mencintai kaum Anshar itu yang Shahih Jiddan.. 😆

  33. @rafidhah,

    Ayat yang anda bawakan memang benar, dikalangan kaum muslimin di Madinah memang terdapat orang munafik.. so apa masalahnya? Tetapi kemudian Allah memberitahukan siapa orang-orang munafik tsb kepada Rasulullah, dan haditsnya kalau ga salah sudah dibawakan oleh SP di threat yang lalu.

  34. @all
    Ralat :

    Sabda Rasulullah saw. tentang kaum Anshar, “Kaum Anshar, mereka tidak dicintai kecuali oleh orang Mukmin, dan mereka tidak dibenci kecuali orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, ia dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka, ia dibenci Allah.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim).

    menurut kalian, jika hadits mengenai Allah SWT Memerintahkan Rasulullah SAW Mencintai Empat Sahabat yang dibawakan oleh SP di atas shahih (walau saya setuju bahwa hadits di atas adalah dhaif), apakah hadits tsb menafikan perintah Allah untuk mencintai sahabat-sahabat yang lain seperti mencintai sahabat-sahabat Anshar? apakah empat sahabat di atas termasuk kaum Anshar? berapa banyak kaum Anshar itu?

  35. Baru tau hadits itu.

  36. @antirafidhah

    Saya yakin anda sudah cukup mengetahui & mengerti penilaian ulama2 hadits di bawah ini mengenai Syarik, kalau salah silahkan dikoreksi :

    Mari-mari

    Ibnu Ma’in berkata, “Syarik itu orang jujur dan tsiqat. Hanya saja jika ia berbeda pendapat, pasti saya lebih simpati pada pendapat lawannya” kenapa anda ga sebutkan kalimat terakhir Ibnu Ma’in di atas?

    btw itu kan soal pendapat Syarik, sedangkan mengenai periwayatan hadis dalam pandangan Ibnu Main Syarik itu “tsiqat tsiqat” artinya sngt dhabit hafalannya. Lagian dalam hadis di atas Syarik berbeda dengan siapa? 🙄

    Ibn Ya’qub ibn Syaiban berkata, “Syarik itu orang jujur dan tsiqat. Tetapi ia jelek hafalannya.”

    btw kan sudah saya analogikan soal hafalan seorang perawi. Mereka yang menilai hafalan seseorang buruk adalah dengan melihat hadis-hadis yang mereka riwayatkan, mereka menilai hadis-hadis Syarik menyelisihi perawi lain. Ini hanya persepsi yang masih harus dibuktikan. Silakan saja lihat pernyataan Tsiqat dalam Ulumul hadis hanya diberikan pada orang yang adil dan dhabit (hafalannya).

    Ibn Zara’ah berkata bahwa Syarik banyak lalainya. Ia memiliki hadits, tetapi sewaktu-waktu ia salah.

    Bukankah sebelumnya Ibnu Abi Hatim berkata bahwa hadis Syarik dapat dijadikan hujjah, mengenai kesalahan anda harus ingat bahwa kesalahan yang dilakukan seseorang, ada karena kesengajaan ada yang tidak, ada yang menjatuhkan kredibilitas dan ada yang tidak.

    Ibn ‘Adi berkata: “Kebanyakan hadits Syarik adalah shahih. Adanya kejanggalan dalam hadits-haditsnya bukanlah suatu kesengajaan. Hal itu terjadi karena keburukan hafalannya saja.”

    Artinya keburukan hafalan itu hanya dinisbatkan pada hadis Syarik yang janggal saja. Nah dimana letak janggalnya hadis di atas. Lebih mungkin hadis di atas termasuk hadis Syarik yang shahih.

    Menurut Ibn Sa’ad, ia tsiqat; terpercaya, tetapi sering salah.

    sering salah bukan berarti hafalannya buruk. Lagi-lagi saya ulangi dalam pernyataan tsiqah itu ada predikat adil dan dhabit (hafalannya). Jadi kesalahan yang dimaksud jelas bukan karena hafalannya bisa saja berasal dari perawi lain yang meriwayatkan darinya atau kesalahan sebagaimana orang lain bisa salah dan kesalahan seperti ini tidak bersifat menjatuhkan.

    Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat VI:444 dimana Beliau berkata : Syarik pada masa tuanya melakukan kesalahan terhadap apa yang diriwayatkannya. Daya hafalnya berubah. Orang-orang terdahulu yang mendengar darinya adalah orang-orang yang mendengar lewat penengah dan tidak mengandung takhlith(kekacauan) seperti Yazid bin Harun, Ishaq Al Arzaq. Sementara pendengaran hadis yang dilakukan orang-orang terkemudian dari Syarik di Kufah telah mengandung banyak wahm kebimbangan dan keraguan.
    Nah hadits di atas itu siapa yg menjadi pendengar Syarik? ada ga nama yg spt disebutkan oleh Ibnu hiban di atas?

    Kebimbangan dan keraguan atau kekacauan yang dinisbatkan pada hadis Syarik berasal dari para perawi yang meriwayatkan darinya. Itupun kalau memang benar hadis yang dimaksud kacau.

    Abu Thalib berkata : saya bertanya kepada Ahmad, manakah yang lebih teguh (hati dan lidahnya) Syarik atau Israil ? Ahmad menjawab : Israil, dia lebih teguh (hati dan lidahnya) daripada Syarik.

    Pernyataan lebih teguh Israil dari Syarik yang disebutkan Ahmad tidak menyatakan bahwa Syarik buruk hafalannya bisa saja Syarik seorang yang tsabit hafalannya dan Israil lebih teguh dari Ahmad. btw kalau menurut Ibnu Ma’in dan Ali bin Madini mereka lebih menyukai Syarik dari Israil

    al-Daaruqthny juga mengatakan ” Wa Syarik Laisa Bil Qawy Fiimaa Tafarrada Bihi” (Syarik tidaklah kuat dalam riwayat yang dia sendiri meriwayatkannya)

    pernyataan laisa bil qawy memiliki kemungkinan dia seorang yang hadisnya hasan. Laisa biqawwy tidak selalu berarti dhaif, itu adalah jarh yang tidak menjatuhkan. Daruquthni menyebut Syarik laisa bil qawy karena Syarik dalam pandangannya melakukan tadlis. btw Ibnu Hajar dalam Thabaqat Al Mudallisin menyebutkan kalau Daruquthni yang mensifatkan Syarik dengan tadlis.

    al-Hafidz Ibnu Hajar dengan kata: “صدوق يخطيء كثيرا”, dan ia pun menempatkan nama Syarik dalam Thabaqah al-Tsâniyyah min al-Mudallisîn

    Kesalahan Syarik bukan berarti hafalannya buruk, Ibnu Hajar dalam Muqaddimah Al Fath berkata bahwa Syarik dijadikan hujjah oleh jumhur. Syarik disebutkan Ibnu Hajar dalam mudallis tingkatan kedua artinya ia termasuk mudallis yang diterima hadisnya dan dijadikan hujjah dalam kitab Shahih seperti Bukhari dan Muslim. Sealin itu lihat hadis di atas riwayat Ahmad Syarik menyampaikan dengan lafal tsana bukan ‘an. Makanya ibnu Hajar tetap menguatkan hadis Syarik di atas.

    Nah apakah Penilaian dari para ulama di atas tidak cukup untuk mengatakan bahwa walaupun Syarik adalah seorang tsiqah tetapi buruk hapalannya. makanya sungguh bisa dimengerti jika syaikh Al-Albani mendhaifkan hadits tsb, apalagi jelas ada ulama yang mengatakan bahwa Syarik tidaklah kuat dalam riwayat yang dia sendiri meriwayatkannya.

    Jelas tidak cukup karena banyak ulama lain yang menyatakan ia tsiqah dan dalam tsiqah terdpaat pernyataan adil dan dhabit (hafalannya), lagipula Syarik telah dijadikan hujjah oleh jumhur dan kitab Shahih. so silakan saja kalau mau bertaklid pada Syaikh Al Albani. sebelumnya saya sudah pernah katakan bahwa jika melihat tulisan-tulisan Syaikh Al Albani maka akan didapati banyak sekali kontradiksi yang bisa dikumpulkan dalam satu kitab, nah apakah anda berani mengatakan Syaikh Al Albani buruk hafalannya?

    Apakah anda akan tinggalkan penilaian para ulama di atas untuk bertaklid kepada syaikh Al-Arnaut & mengikuti prakonsepsi anda?

    btw anda itu belum membaca apa yang disebutkan oleh Syaikh Al Arnauth dalam Tahrir At Taqrib. Makanya tolong dibaca dulu baru komentar. Syaikh Al Arnauth berkata tentang Syarik
    “Syarik shaduq hasanul hadis, ia dinyatakan tsiqat oleh Abu Dawud, Ibnu Sa’ad, Al Ajli. Ibnu Main dan An Nasai berkata “tidak ada masalah dengannya”. Ibnu Jarud berkata “tidak ada masalah dengannya dan tidak kuat” dan Yahya bin Sa’id tidak meriwayatkan darinya. Ibnu Ady berkata “Syarik adalah perawi yang masyhur dari penduduk Madinah, Malik telah meriwaytkan darinya dan tidaklah Malik meriwayatkan kecuali dari orang yang tsiqah dan hadis-hadinya yang diriwayatkan oleh perawi tsiqah maka tidak ada masalah padanya kecuali kalau yang meriwayatkan darinya adalah perawi dhaif. Kami katakan : sebenarnya kedudukan Syarik adalah shaduq karena adanya kesalahan pada hadis Mi’raj. Penulis (ibnu Hajar) berkata dalam muqaddimah Al Fath kalau Syarik dijadikan hujjah oleh jumhur kecuali riwayatnya dari Anas tentang hadis Isra’ adalah syadz”
    Jelas sekali dalam hal ini hujjah Syaikh Arnauth jauh lebih bernilai dari pernyataan Syaikh Al Albani.

    ckckckck.. jawaban seorang yg ngerti hadits kok kyk gini.. untung kita2 ini orang yg awwam hadits 😆 jelas sekali banyak ulama hadits yang menjarh-nya dalam masalah hafalan yang menyebabkan dia dhaif dan tidak boleh bersendirian dlm meriwayatkan hadits.

    banyak dari mana? 🙄 anda cuma menyebutkan Ibnu Syaibah, Ibnu Ady dan Ibnu Hibban dan mereka itu dari kalangan muta’akhirin. Lagian anda itu kayaknya gak ngerti kalau kelemahan pada hafalan itu ada yang berstatus hasan dan ada yang berstatus dhaif. Syarik jelas tidak berstatus dhaif dari segi hafalannya karena mereka yang mengatakan hafalannya buruk berasal dari muta’akhirin yang menilai keburukan hafalan dari hadis-hadis Syarik, padahal seandainya ada yang salah atau syadz pada hadis Syarik itu tidak semata-mata kesalahan Syarik tetapi bisa jadi kesalahan perawi yang meriwayatkan hadis dari Syarik. Syarik telah dijadikan hujjah oleh para ulama, mereka yang melemahkan hafalannya seperti Ibnu Ady tetap menyatakan hadisnya hasan dan Ibnu Hibban serta Ibnu Syaibah tetap menyatakan ia tsiqat.

    Apakah anda tidak merasakan kontradiksi anda?

    Gak salah nih, yang kontradiksi itu Syaikh Al Albani, kalau menurut syaikh hafalan buruk dapat menjadikan seorang perawi sebagai dhaif lantas mengapa beliau malah menghasankan hadis tafarrud Abdullah bin Muhammad bin Aqil yang dikenal buruk hafalannya bahkan yang menyatakan buruk hafalannya berasal dari mutaqaddimin (ulama terdahulu). Padahal kalau mau dibndingkan syarik lebih tsabit dari Ibnu Aqil. Enak saja beliau mendhaifkan hadis Syarik keutamaan Imam Ali tetapi menghasankan hadis Abdullah bin Muhammad bin Aqil tentang keutamaan Abu Bakar dan Umar. Apa itu namanya kalau bukan kontradiksi? 😛

  37. @antirafidhah

    Ayat yang anda bawakan memang benar, dikalangan kaum muslimin di Madinah memang terdapat orang munafik.. so apa masalahnya?

    Masalahnya di Madinah itu kan tempatnya kaum anshar :mrgreen:

    Tetapi kemudian Allah memberitahukan siapa orang-orang munafik tsb kepada Rasulullah, dan haditsnya kalau ga salah sudah dibawakan oleh SP di threat yang lalu

    Jangan mengada-ada atas nama saya dong, saya merasa belum pernah menyebutkan hadis nama-nama orang munafik 😛

  38. @SP

    Jawaban anda tidak kuat dan terlalu banyak asumsi, so saya masih tetep lebih setuju bahwa hadits yang anda bawakan di atas adalah dhaif.

    Masalahnya di Madinah itu kan tempatnya kaum anshar

    So… apa masalahnya?

    Jangan mengada-ada atas nama saya dong, saya merasa belum pernah menyebutkan hadis nama-nama orang munafik

    😆 males jawab ahh… si SP dah mulai… :mrgreen:

  39. Dimana letak asumsinya yah? Gara2 klaim asumsi atau sbetulnya hanya ngeyel dgn keterbatasan ente? Belajarlah jujur pd diri sndr.

  40. Walah… biangnya Fallacy Argumentum Berdebum ada di sini… wuakakakak…

  41. Tuch bener kan kata gw, jadi bukan hanya 4 sahabat itu aja yg musthi dicintai tapi juga sahabat-sahabat yg laen, masih mau ngeyel? berfallacy berdebum? mau ngebelain hadits dhoif, nolak hadits shohih?… mindset model macam apa itu? wuakakakak..

  42. Ya iyalah fallacy. Beberapa kali tuh gw lihat fallacy dicini. Termasuk fallacy argumentum ad pusingan. Apa itu? Yg doyannya muter2 g jelas sampai pusing sendiri. Ciah…

    Akyu baru tau tuh hadits ntu.

  43. @Imem,

    “ngebelain hadits dhoif, nolak hadits shohih?…” yang mana ya?

    Yang dimaksud fallacy itu, apapun yang di dhaifkan Al bany itu pasti Dhaif dan apapun yang dishahihkannya pasti shaih, ….kalau yang ini mindset model apa? ya.

  44. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al-Baqarah: 10)

    Salam

  45. @antirafidhah

    Masalahnya, hadits yang anda sebutkan:”Sabda Rasulullah saw. tentang kaum Anshar, “Kaum Anshar, mereka tidak dicintai kecuali oleh orang Mukmin, dan mereka tidak dibenci kecuali orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, ia dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka, ia dibenci Allah.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim
    Hadits tersebut se-akan2 adalah rekayasa, karena menyebut semua Ansar tanpa pengecualian.
    Tidak mungkin Rasul bertentangan dengan Firman Allah . Terkecuali Rasul mengatakan sebagian.
    Dan menurut saya kalau ada hadits tsb. maka ada kata2 yang dihilangkan yaitu SEBAGIAN

  46. loh,bukanx hadis itu bwt imam ali as?tdk mencintaimu kecuali mukmin,tdk membencimu kecuali munafik..
    hadis buatan bapak kucing cs,jdx dignti kaum anshar dah..

  47. Bapak kucing…? yg dipecutui sama umar ? :mrgreen:

  48. @Imem:
    Tuch bener kan kata gw, jadi bukan hanya 4 sahabat itu aja yg musthi dicintai tapi juga sahabat-sahabat yg laen, masih mau ngeyel? berfallacy berdebum? mau ngebelain hadits dhoif, nolak hadits shohih?… mindset model macam apa itu? wuakakakak..

    Menurut saya apa yg dimaksud dg hadis yg memerintahkan umat Islam untuk mencintai 4 org sahabat Nabi saw : Ali RA, Abu Dzar RA, Miqdad RA dan Salman al Farisi RA tidak berarti melarang umat untuk mencintai para sahabat lain yg setia kpd Nabi saw. Penyebutan ke 4 sahabat tsb hanya untuk menunjukkan kelebih-utamaan keempat org tsb dibandingkan dg sahabat yg setia yg lain.

    Dalam riwayat maupun tarikh kita mendapat informasi bahwa keempat org tsb. dikenal sangat konsisten dlm menegakkan Islam, pemberani dlm setiap peperangan, sangat zuhud dan berani menentang kedzaliman para penguasa, tentunya dg gayanya masing2.

    Menganggap hadis tsb dhaif hanya karena selama ini memahami bahwa seluruh sahabat adil adalah sangat keliru. Bagaimanapun diantara ratusan sahabat yg setia kpd Nabi saw pasti hanya berapa gelintir yg paling utama. Tak mungkinlah banyak.

    Pandangan bahwa seluruh sahabat adil adalah tak sesuai dg petunjuk AlQuran. AlQuran sendiri mengelompokkan para sahabat sesuai tingkat keimanannya sbb :

    Kelompok I dibagi lagi menjadi :

    1. As-Sabiqun Al-Awwalun, yaitu orang2 yang paling awal masuk Islam dari Muhajirin dan Anshar. Mereka ridha kepada Allah dan Allah ridho pula kepada mereka. (QS At-Taubah 100)
    2. Al-Mubayi’un Tahta Asy-Syajarah, yaitu orang2 yang berbaiat di bawah pohon (QS Al-Fath 18)
    3. Al-Muhajirin (QS Al-Hasyr 8)
    4. Ash- Habul Fath (QS Al-Fath 29)

    Kelompok II dibagi lagi menjadi :

    1. Orang2 Munafik Yang Makruf (QS Al-Munafiqun 1)
    2. Orang2 Munafik Yang Tersembunyi (QS At-Taubah 101)
    3. Muradhal Qulub, yaitu kelompok sahabat yang mengikuti jejak orang2 munafik dalam hal spiritual dan sifat2 lemahnya iman kpd Allah SWT dan Rasul-Nya (QS Al-Ahzab 12)
    4. As_Samma’un , yaitu kelompok sahabat yang hatinya bagaikan bulu yang tertiup angin.(QS At-Taubah 45-47)
    5. Mencampur-baurkan Amal Saleh dengan Selainnya (QS At-Taubah 102)
    6. Orang2 Yang Nyaris Murtad (QS Ali Imran 154)
    7. Al Fasiq (QS Al-Hujurat 6)
    8. Al-Muslimun Bukan Al-Mukminun, yaitu kelompok sahabat yang iman mereka belum masuk dalam hatinya. (QS Al-Hujurat 14)
    9. Al-Muallafatu Qulubuhum (QS At-Taubah 60)
    10 Al-Muwallun ammal Kuffar, yaitu kelompok sahabat yang lari/mundur dari peperangan (tawalli ‘anil-jihad). Ini termasuk dosa besar. (QS Al-Anfal 15-16)

    Setelah mengelompokkan para sahabat tsb. Al-Quran menutup dengan pernyataan yang tegas :”Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang fasik ? MEREKA TIDAK SAMA.” (QS As-Sajadah 18).

    Oleh karena tidak semua sahabat adil atau mukmin, maka adanya hadis eklusif spt yg dibawakan SP menurut saya tdk bertentangan dg ayat2 AlQuran tsb diatas alias sahih.

  49. @Rizal

    Penjabaran arti sahabat yg menarik. Sayangnya kaum wahabiers tak mampu memahami hal seperti ini. Selama kebodohan masih dipelihara, sepanjang kesombongan masih bersemayam dalam jiwa, maka pengetahuan sekecil apa pun tak akan mampu menjadi hidayah. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

    Salam

  50. @bagir
    betul bgt bro,bpk kucing yg itu,yg dipecutin oleh khalifah umar..

  51. @armand

    semua ayat yg anda bawakan kembali kepada diri kalian sendiri apa ga nyadar tho.. introspeksi dunk..

    @rizal

    Kelompok 1 itulah yang kami maksud sahabat, sedangkan kekurangan sahabat sebagai manusia kami memakluminya, karena mereka bukan maksum termasuk sahabat yang terkategori ahlul bait.. yang maksum hanya Rasulullah saja titik! sedangkan kelompok II yaitu munafik, murtad, kafir jelas bukan sahabat yg kami maksud… kok dr dulu kagak ngerti2 juga seh.. sesungguhnya di hati2 kalian lah yg terdapat penyakit, tapi kalian ga nyadar..

    wuakakakak.. lihatlah si rafidhah, Arif, Bagir ngomongnya sdh nglantur ga karuan, kenapa? mindsetnya yg terinfeksi virus rofidhoh ga bisa terima ada hadits shohih yg bertentangan dg mindset mereka.. jadinya kyk gitu tuch… kalo kita, dg hadits yg dibawain si SP sich setuju-setuju aja ga ada masalah walaupun dhaif, karena ke empat sahabat tsb memang sahabat 2 yg mulia dan harus kita cintai, walaupun tanpa ada hadits semacam itu..

    tetapi lihatlah kalian! pake akal sehat kalian jgn biarkan virus rofidhoh memakannya shg membuat kebenaran itu menjadi kabur dan membuat kalian sentimentil kpd sahabat selain yg empat tsb, padahal begitu bnyk ayat Al-Qur’an dan hadits yang shahih yg memuji sahabat2 yg laen..

    pikirlah sendiri.. kalian dah pada gedhe.. wuakakak…

  52. @ Arif

    Oooo bapak kucing yg dipecuti tho..Hmm..yang Cs nya Muawiyah LA itu..?? :mrgreen:

  53. @Imem

    Sepanjang pengetahuan sy, anda dan kelompok andalah yg gencar mengingkari fakta (kebenaran) yg dipaparkan penulis blog ini, baik berpedoman kepada (itrah) ahlulbait, kesucian/kemaksuman ahlulbait, ketinggian derajat ahlulbait, ketidakpantasan menganggap semua sahabat adil, dll, hingga yang satu ini, pengkhususan keharusan mencintai 4 orang di riwayat di atas. Apakah anda hendak membantahnya? Apa yg anda ingkari, menunjukkan adanya penyakit dalam hati, dengan demikian ayat-ayat yg saya sampaikan ke anda dan manusia sejenis anda memang sdh layak.

    Bagaimana anda mengatakan ayat-ayat tsb dikembalikan ke sy sementara kebenaran-kebenaran tsb sy terima dengan hati dan akal tanpa syarat?

    Salam

  54. @bagir
    tepat,cs muawiyah LA bro..sst,dah ah ntar ada yg kesinggung bro..hehe..

  55. buat imem dan Rizal

    saya kutipkan tulisan dari @anti rafidhoh ttg sahabat anshar

    @all

    Sabda Rasulullah saw. tentang kaum Anshar, “Kaum Anshar, mereka tidak dicintai kecuali oleh orang Mukmin, dan mereka tidak dibenci kecuali orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, ia dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka, ia dibenci Allah.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim).

    menurut kalian, jika hadits di atas shahih (walau saya setuju bahwa hadits di atas adalah dhaif), apakah hadits tsb menafikan perintah Allah untuk mencintai sahabat-sahabat yang lain? apakah empat sahabat di atas termasuk kaum Anshar? berapa banyak kaum Anshar itu?

    anda berdua terlalu bersemangat/emosi sehingga akal sehat anda tdk dipakai. Jelas2 @antirafidhoh menyebuta HADIST diatas DHOIF kok anda mati2an pake dalil ini.

    sahabat anda sendiri sudah bilang Doif pak ,Dhoif…

    kelihatan kepandiran anda jadinya deh..

  56. wuiih rame juga di threat sebelah, ikutan yang ini aja.

    @bob

    bukankah saudara antirafidhah sudah meralat komentarnya di atas seperti ini :

    antirafidhah, di/pada Agustus 19th, 2009 pada 10:58 pm Dikatakan:

    @ Ressay

    maksud saya, riwayat mengenai Allah SWT Memerintahkan Rasulullah SAW Mencintai Empat Sahabat yang dibawakan oleh SP itu yang dhaif.. kalau Riwayat perintah mencintai kaum Anshar itu yang Shahih Jiddan..

    dan

    antirafidhah, di/pada Agustus 19th, 2009 pada 11:14 pm Dikatakan:

    @all
    Ralat :

    Sabda Rasulullah saw. tentang kaum Anshar, “Kaum Anshar, mereka tidak dicintai kecuali oleh orang Mukmin, dan mereka tidak dibenci kecuali orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka, ia dicintai Allah. Dan barangsiapa membenci mereka, ia dibenci Allah.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim).

    menurut kalian, jika hadits mengenai Allah SWT Memerintahkan Rasulullah SAW Mencintai Empat Sahabat yang dibawakan oleh SP di atas shahih (walau saya setuju bahwa hadits di atas adalah dhaif), apakah hadits tsb menafikan perintah Allah untuk mencintai sahabat-sahabat yang lain seperti mencintai sahabat-sahabat Anshar? apakah empat sahabat di atas termasuk kaum Anshar? berapa banyak kaum Anshar itu?

    maaf kalau ikut campur.

  57. @ardhi

    Salam kenal & terima kasih, ternyata anda lebih jeli membaca komentar dibandingkan Mr. Bob 😆

  58. @ardhi
    dah tau cuy.

  59. ardhi
    sepakat atas penjelasan anda, lain kali menulislah dengan jelas. walaupun saya tdk sepakat dengan hadits “sahabat anshar itu”

    sampai sekarang belum ada penjelasan dari anti rafidhoh
    ttg Org2 munafik dimadinah (yg pastinya ini org anshor, krn mereka islam) knp pula mereka harus dicintai semuanya…
    hehehhe

    ditunggu…

  60. @bob

    Allah berfirman mengenai sahabat Anshar :

    Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (Al-Hasyr : 9)

    Mereka-lah orang2 yang beruntung yang sifat2 mereka diabadikan Allah dalam Al-Qur’an. Jelas sahabat Anshar adalah bukan munafik, justru orang yang membenci sahabat Anshar adalah munafik sebagaimana hadits yang telah saya sebutkan.

    Kemudian Allah berfirman dalam ayat selanjutnya:

    Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr : 10)

    Orang-orang yang datang sesudah mereka (sahabat Muhajirin dan Anshar) tentunya termasuk kita, diperintahkan untuk mendo’akan mereka dan tidak dengki kepada mereka. inilah kesesuaian antara ayat Al-Qur’an dengan hadits tentang sahabat Anshar.

    Diambil kesimpulan dari ayat di atas, bahwa orang-orang yg di dalam hatinya terdapat kedengkian terhadap para sahabat Muhajirin dan Anshar, dipastikan dihatinya terdapat penyakit.

  61. Ali Rs. Miqdad bin Aswad, Salam Farizi, Abi Zar, Abubakar, Umar bin Hattab, Usman Bin Affan, semuanya adalah sahabat nabi. Semuanya memiliki ke fadl an. Namanya manusia, hal biasa jika mereka pernah salah. Namun jika kesalahan mereka tak berdampak pada menyesatkan umat, tak membuat paham/ajaran yg menyesatkan, maka tak terlalu perlu di ungkit2 terus kesalahannya, cukup sebagai informasi saja, tak terlalu perlu dibahas. Yg perlu dibahas adalah para tokoh yg membuat paham menyesatkan seperti paham rajah, bada, kisah goibnya sang Mahdi dlm 2 tahap. dan pembuat kitab Sulaim. maka para dalang kisah2 tsb perlu dibahas agar umat tahu asal usul paham sesat tsb. Agar nama Ahl Bait bersih dari paham2 tsb.

  62. @antirafidhah

    Perhatikan persyaratan orang-orang beriman yg dimaksud surah Al-Hasyr: 9 berikut;

    Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor)

    Artinya orang-orang yg menempati Madinah dibagi 2 kelompok. Kelompok yang beriman dan yang tidak beriman.

    Kemudian menilik kata-kata selanjutnya, maka dari kelompok yang beriman msh lagi dibagi 2, yakni yang beriman sebelum kedatangan Muhajirin & yang beriman setelah kedatangan Muhajirin, sbb;

    sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin)

    Dengan demikian apa yg dimaksudkan sdr Bob bahwa hanya sebagian dari kaum Anshar yang layak untuk dicintai adalah tepat karena …Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung

    Salam

  63. Biasa lah kalo kelompoknya antirafidhoh,imeem dan si lamaru dll
    Seperti yg di lansir oleh @ sp (semoga allah memberikan kesehatan dan keberkahan umurnya) mereka
    Sangat hobi meng umum kan yg khusus atau sebaliknya
    terutama kalo berkaitan dengan keutamaan ahlulbait dan para syiahnya
    Yg penting tersamarkan malah sebisa mungkin mendhoifkannya kaya para mbahnya saja

  64. @armand

    Sebenarnya ayat Al-Qur’an di atas sudah sangat jelas demikian juga hadits Rasulullah mengenai kaum Anshar. apa sih yang membuat anda bingung? anda sendiri yang bilang kalau anda terima kebenaran ayat Al-Qur’an dengan tanpa syarat.

    Orang yang tinggal di Madinah dan tidak beriman ya automaticly bukan orang Anshar yang sifat2 mereka disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah. Karena Anshar adalah istilah yang syar’i, maka jika ada orang munafik yang tinggal di Madinah, maka mereka bukanlah termasuk kategori sahabat Anshar tetapi mereka adalah orang munafik. mudah bukan.

    Jadi Sahabat-sahabat Anshar wajib dicintai dengan dalil Al-Qur’an wa Sunnah.

  65. @antirafidhah

    Jawaban anda tidak kuat dan terlalu banyak asumsi, so saya masih tetep lebih setuju bahwa hadits yang anda bawakan di atas adalah dhaif.

    ngeles nih, bilang saja sudah kehabisan hujjah :mrgreen:
    pendhaifan anda itu yang cuma asumsi semata 😛

  66. Mas antirafidhoh
    Sangat jelas diayat yg anda kutip bahwa anshor yg anda simpulkan disitu yg dipuji
    Allah bersyarat .
    Sedangkan definisi anshor yg anda pakai dlm hadits yg anda kutip itu dan di treat sebelah itu
    Berlaku umum.
    Bgmn mungkin hal yg berlaku khusus anda buat umum?

    Jgn2 definisi ANSHOR anda itu berbeda dengan definisi kebanyakan org atau yg mutawatir
    Silahkan anda jelaskan ?
    Pertanyaan saya apakah umat islam yg ada di madinah itu anda masukkan anshor bukan?
    Biar clear.

  67. @Lahuntermaru:
    “Ali Rs. Miqdad bin Aswad, Salam Farizi, Abi Zar, Abubakar, Umar bin Hattab, Usman Bin Affan, semuanya adalah sahabat nabi. Semuanya memiliki ke fadl an.

    Secara faktual dan kalau yg dimaksud dg pengertian sahabat adalah setiap org yg bertemu/bergaul dg Nabi saw baik sesaat maupun lama, maka Abu Bakar, Umar dan Usman adalah sahabat Nabi saw. Tapi apabila mengacu kpd pengelompokan Al-Quran spt yg sdh saya kemukakan diatas maka pertanyaannya kedalam kelompok mana Abu Bakar, Umar dan Usman harus dimasukkan ? Kelompok I atau II ?

    @Lahuntermaru:
    “Namanya manusia, hal biasa jika mereka pernah salah. Namun jika kesalahan mereka tak berdampak pada menyesatkan umat, tak membuat paham/ajaran yg menyesatkan, maka tak terlalu perlu di ungkit2 terus kesalahannya, cukup sebagai informasi saja, tak terlalu perlu dibahas.”

    Mana mungkin kesalahan yg dibuat oleh org2 yg menjabat khalifah kaum muslimin tdk berdampak pd menyesatkan umat ? Inilah beberapa bukti2 kesalahan mereka yg sangat fatal dan dampak terasa sampai saat ini.

    1. Merampas kekhalifahan Nabi yg seharusnya menjadi hak Ali bin Abi Thalib sesuai wasiat Nabi sewaktu di Ghadir KHum. Ali adalah salah satu figur yg disucikan Allah dlm hadis al Kisa dan Ahzab 33. Jadi jabatan kekhalifahan Nabi (Imamah) adalah suatu kepemimpinan Ilahiyah yg merupakan lanjutan sebelumnya (kenabian) smp Hari Kiamat.

    2. Dampak dari point sangat sangat fatal, yaitu berubahnya jabatan Ilahiyah (yg hanya dijabat oleh org2 maksum) menjadi hanya jabatan keduniaan spt penguasa biasa (presiden, raja, kaisar dll). Seorang khalifah hanya menguasai masalah2 dunia. Ini artinya sejak Abu Bakar menjadi khalifah dst.nya (kecuali era Ali bin Abi Talib) sdh mulai tersemai bibit2 pemisahan antara masalah2 politik dan agama alias sekularisme.

    3. Abu Bakar, Umar dan Usman telah melarang penulisan sunnah Rasul saw (hadis) termasuk penguasa Bani Umayyah shg sunnah Rasul baru dpt dibukukan pada abad III dg mata rantai yg sangat panjang. Dampaknya mencari atau menetapkan sahih tdknya suatu hadis tdk gampang dan sering menjadi hal yg kontroversial.

    4. Pengingkaran terhadap wasiat Nabi saw spt tercantum dlm hadis Tsaqalain : Kitabullah dan Ithrah Ahlul Bait. Dampaknya umat Islam sekarang ini sangat sedikit yg mengenal Ahlul Bait. Mereka lebih mengenal Ahlul Bait hanya sbg istri2 Nabi dan keturunannya (dzuriah) ketimbang Ahlul Bait sbg padanan Kitabullah dan Imam yg harus diikuti ajarannya. Padahal masalah ini sangat menentukan sesat tdknya umat.

    5. Melakukan ijtihad yg bertentangan dg nash.

    6. Mengangkat Muawiyah sbg gubernur Syam yg kelak pada masa Khalifah Ali bin Abi Talib melakukan pemberontakan dan secara tdk langsung membuka jalan bagi munculnya pemerintahan yg berbentuk monarki/dinasti (Dinasti Umayyah dan Abbasiyah)

    @Lahuntermaru:
    Yg perlu dibahas adalah para tokoh yg membuat paham menyesatkan seperti paham rajah, bada, kisah goibnya sang Mahdi dlm 2 tahap. dan pembuat kitab Sulaim. maka para dalang kisah2 tsb perlu dibahas agar umat tahu asal usul paham sesat tsb. Agar nama Ahl Bait bersih dari paham2 tsb.”

    Mas, yg begitu mah, kalaupun ada dlm hadis2 Syi’ah engga masuk dlm akidah Syi’ah. Akidah Syi’ah cuma 5 :
    1. Tauhid
    2. Nubuwwah
    3. Imamah
    4. Ma’ad
    5. Keadilan Ilahi

    Jadi cuma akidah yg lima ini yg menjadi pegangan kaum Syi’ah. Makanya tolong bedakan antara kitab /catatan hadis dan kitab akidah/fiqih. Tolong juga bedakan antara kitab hadis yg merupakan wilayah pembahasan ulama hadis dan kitab2 yg merupakan “hand-book” atau manual bagi umat. Sama juga kan dg Sunni. Kalau kita mau pegang hadis2 riwayat Abu Hurairah mengenai masalah Ketuhanan, maka kita akan bisa menuduh Sunni berpegang kpd ajaran tasybih dan tajsim dlm bidang Ketuhanan. Dan ini sama saja menyamakan Allah dg makhluk !

  68. @imem:
    “Kelompok 1 itulah yang kami maksud sahabat,”

    Kalau memang sahabat dlm kelompok 1 yg anda maksudkan, kenapa anda sering membuat statement yg terlalu umum perihal sahabat. Seharusnya lebih spesifik.

    Dan kalau memang mengakui adanya pengelompokan spt itu sbg akibat dari perbedaan derajat iman, kenapa masih menuduh Syi’ah mencaci atau mengkafirkan seluruh sahabat ?

    @imem:
    “sedangkan kekurangan sahabat sebagai manusia kami memakluminya karena mereka bukan maksum…, ”

    Nah pernyataan anda diatas membuktikan bahwa anda masih menyama-ratakan sahabat dan berusaha menutu-nutupi kesalahan mereka dg dalih bahwa mereka bukan maksum. Persoalan di sini bukan maksum atau tdk maksum tapi salah dan tdk salah. Jadi walaupun disebut sahabat kalau dia salah ya tetap salah.

    @imem:
    “…karena mereka bukan maksum termasuk sahabat yang terkategori ahlul bait.. yang maksum hanya Rasulullah saja titik!”

    Rupanya anda terang-terangan mengingkari QS Al-Ahzab 33 dan hadis Al-Kisa perihal penyucian Ahlul Bait yg pada hakikatnya merupakan informasi dari Allah akan keberadaan org2 maksum (hujjatullah ‘ala kholqih) sampai Hari Kiamat yg secara dalil akal wajib adanya sbg representasi keberadaan Allah itu sendiri dan menjalankan hukum-hukm-Nya. Sementara anda hanya mengakui org2 maksum hanya smp Nabi Muhammad saw. Itu artinya anda membatasi kekuasaan Allah terutama kekuasaan dlm pemerintahan/politik di muka bumi ini hanya smp periode Nabi Muhammad saw. Selebihnya kekuasaan pemerintahan Islam diserahkan kpd manusia biasa (tdk maksum). Siapa saja boleh menjabat apakah diktator, tiran, penjahat dsb. Ini artinya pemerintahan tdk lagi dikendalikan oleh org2 maksum yg menguasai masalah2 agama dan dunia alias sekularisme.

    @imem:

    kok dr dulu kagak ngerti2 juga seh..
    Heh ente kali yg ngotot ingin mengatakan semua sahabat adil atau paling tdk “memaklumi kesalahannya”.

    @imem:
    sesungguhnya di hati2 kalian lah yg terdapat penyakit, tapi kalian ga nyadar..

    opo ora kewalik mas ?

  69. Biarkan Syi’ah bicara tentang kesesatannya…

  70. @Ta’im berkata:Biarkan Syi’ah bicara tentang kesesatannya…
    Biasanya kalau golongan sesat tdk mendapat petunjuk apa lagi nahi munkar.
    Tapi HERAN ya Iran yang bermahzab Syiah ditakuti Dajal Malahan yang bermazhab wahabi menjadi kawan Dajal (Amerika/Zionos)

  71. @imem, @ ta’im @yg anti Syi’ah

    Pemahaman kalian semua secara sadar maupun tidak sadar adalah warisan Muawiyah dgn pemahaman Aswajanya dan tidak dikenal samasekali pada zaman Rasulullah saw. Makanya selalu kontradiksi dgn yg pro Syi’ah, lha wong Muawiyah adalah musuh Ahlulbait Nabi saw. Tapi biar ramai, teruskan aja diskusinya :mrgreen:

  72. @dede

    Saya pengen minta 5 contoh “Pemahaman kalian (sunni) SEMUA” /pemahaman muawiyyah dan aswaja yg tidak dikenal di zaman Rosululloh. Saya minta dalam masalah AQIDAH TAUHID, karena itu yg paling pokok.

    Apakah betul tidak dikenal sama sekali di zaman Rosululloh?

  73. @admin & semua

    Kemana ya dede??? kok kagak muncul-muncul???
    Pasti dia lagi bingung neh ngubek2 kitab gara2 menuduh tanpa bukti dan ILMU!
    Yaah.. kalopun bisa jawab paling2 pake hujah hadits2 dhoif atau palsu versi Syiah yg gampang sekali hujahnya dipatahkan.

    @dede
    Ditunggu niiiih…..

  74. @Pecinta Ahlulbait

    Ma’af, saya barusan ada perlu sebentar. Sekali lagi pertanyaannya, biar jelas menjawabnya.

  75. @dede

    Pemahaman kalian semua secara sadar maupun tidak sadar adalah warisan Muawiyah dgn pemahaman Aswajanya dan tidak dikenal samasekali pada zaman Rasulullah saw. Makanya selalu kontradiksi dgn yg pro Syi’ah, lha wong Muawiyah adalah musuh Ahlulbait Nabi saw. Tapi biar ramai, teruskan aja diskusinya :mrgreen:

    Tolong sebutkan 5 pemahaman tsb dalam masalah AQIDAH TAUHID! karena itu yg paling pokok.
    Semoga tuduhan anda bisa dibuktikan!

  76. Knp harus aqidah saja, bukakah tulisan dede td menyebutkan itu.
    1.Pemilihan yazid la sebagai khalifah dinasti sangat Jelas berbeda dgn keptsan rasulullah saw
    Bahkan dengan sunah sahabt “syura terbatas”
    2. Bughot kepad Imam Ali as
    3. Perintah mencela Imam Ali as di mimbar jumat
    Dst

    Segitu ajah udah cukuplah, sok aja anda membuat pledoi buat mereka
    Sbg pencinta dan pengikut mereka wajar dan sudah selayaknya anda membela mati2an sampai kelihatan kepandirnya
    Oleh dunia .

  77. @bob

    Knp harus aqidah saja, bukakah tulisan dede td menyebutkan itu.

    Coba anda lihat trus baca dgn teliti ya..

    Pemahaman kalian semua secara sadar maupun tidak sadar adalah warisan Muawiyah dgn pemahaman Aswajanya dan tidak dikenal samasekali pada zaman Rasulullah saw.

    Memangnya pemahaman Aswaja yg dipahami oleh Muawiyah hanya mengenai kekhalifahan saja?

    Dan memangnya pula pemahaman kami hanya warisan dari Muawiyah saja?!

    Kami Ahlus sunnah wal jamaah mengambil/mewarisi pula pemahaman dari para sahabat yg lain termasuk Imam Ali dan Imam Hasan juga!
    Berarti anda menuduh pula bahwa pemahaman kami khususnya dlm mslh Aqidah yg kami ambil dr Imam Ali dan Imam Hasan adalah pemahaman yg tdk dikenal dikenal sama sekali di zaman Rosul!

    LANCANG BENAR mulut anda! atau anda memang TIDAK WARAS??!

    Kami beribadah kpd Alloh dan mengakui Muhammad adalah utusan Alloh, sama seperti yg dilakukan dan diyakini oleh Imam Ali dan Imam Hasan.
    Apakah pemahaman/keyakinan diatas tidak dikenal dizaman Rosul???

    AYO JAWAB!!!!

    Dan bagi kami, PEMAHAMAN AQIDAH TAUHID adalah yg paling penting dan utama dibanding hal2 yg lain. Karena itulah yg membedakan agama seseorang. Mungkin termasuk juga bagi Syiah.
    Atau anda tdk menganggap penting??

    Tahukah anda hal apa yg Rosululloh dakwahkan pertama kali??
    Yaitu menyeru manusia utk men-Tauhidkan-kan Alloh dgn beribadah hanya kpd Alloh dan meyakini bahwa Muhammad adalah rosul Alloh. BUKAN menyeru untuk mendirikan KEKHALIFAHAN!

    Makanya saya minta contohnya dlm mslh aqidah! Karena saudara dede MENUDUH/MEMFITNAH thd pemahaman Ahlu sunnah waljamaah yg kita anut.

    Coba lihat, anda saja tdk mampu memberikan jawaban yg saya minta!!
    Wong contoh mslh khilafah aja bisanya cuma 3!

    AYO AH JAWAB!!! biar terbukti siapa yang salah dan yang benar!
    Jangan bisanya cuma ngorek2 kesalahan org!

  78. Akhi muhtaram, teruskan perjuangmu… banyak akal-akal sehat yang akan menyambut kebenaran.. biarkan akal-akal busuk berkubang dengan kebusukan kayakinan..
    Kaum wahabi, sekarang bekerja demi melicinkan jalan keluarnya Dajjal yang disponsori Zionis Israel yang sedang dirangkul erat-erat oleh Emir-emir dan ulama istana kerajaan laknat Saudi…
    Akhi Fillah, Anda harus yakin bahwa setiap gerak jari jemari Anda.. setiap detik yang Anda pakai berpikir demi penyebaran dakwah akan menjadi catatan baik dan amal shaleh di sisi-Nya dan pasti akan dibalas kebaikan dan pahala. Amin.
    Terus berjuang… kami selalu mendoakan.

  79. @Ibnu Jakfari

    Mumpung ente ada di sini, ane mo tanya, kenapa komentar ane ga ditampilkan di blog ente?

    Yang pelicin keluarnya Dajjal itu ya para Rofidhoh dan Imam Mahdi yang ditunggunya itu-lah Dajjal itu.. keluarnya aja jelas di pusatnya kaum Rofidhoh dimana diikuti orang Yahudi yang berjubah model ulamanya syi’ah.. dimana Komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah setelah Israel? mikir tho mikir….wuakakakak…

  80. @Kembali…

    Oh itu toh yg menjadi pertanyaan anda. Ma’af saya lupa untuk menjawabnya karena banyak yg memberi komentar. Maksud saya adalah apakah ada dalam hadits Rasulullah saw istilah Aswaja?

    Wassalam

  81. @Imem
    Sudah jelas2 kenyataan yg ada sekarang, Duniapu tahu, Wahabi dg kerajaan Saudinya adalah Pelicin Bagi Kaum Yahudi di Timur Tengah buat menghimpun Pasukan Dajjal melawan Imama Mahdi As, ente Imem masih ajah keukeuh menunjuk Para Ahlulbytl, bagaimana ini, kok diputerbalikan gitu sih…apa kata Dunia

  82. @Imem
    berarti hadis yg ente rujuk salah yah. Kok kenyataannya yg bermesraan dg Kaum Yahudi sekarang adalah Kerajaan Arab Saudi Wahabi pengkhianat, gitu loh

  83. ijin copas.. sykrn.

Tinggalkan komentar