Shalat Jamak Dibolehkan Tanpa Syarat

Sasori

Hukum Shalat Jamak Ketika Tidak Sedang Dalam Perjalanan

Hal yang sangat dikenal di kalangan umat islam adalah diperbolehkannya Menjamak Shalat Ketika Sedang Dalam Perjalanan. Tetapi sangat disayangkan banyak orang Islam yang tidak tahu kalau sebenarnya Menjamak Shalat Dibolehkan Walaupun Tidak Sedang Dalam Perjalanan. Tidak jarang diantara mereka yang tidak tahu itu, pikirannya dipenuhi dengan prasangka-prasangka yang merendahkan ketika melihat orang lain Menjamak Shalat padahal tidak ada Uzur apapun. Beberapa dari mereka berkata “Jangan berbuat Bid’ah” atau “Ah itu mah kerjaan orang Syiah”. Coba lihat dialog ini

Si A :Ntar bareng kesana ya

Si B :Ok, tapi kita shalat dulu

Si A :hmm lagi nanggung, ntar aja deh aku jama’ dengan Ashar

Si B :(terpana)…. emang boleh seenaknya dijamak gitu, bukannya Jama’ itu boleh kalau dalam perjalanan.

Si A :he he he boleh, boleh.

Si B : kamu Syiah ya

Si A : bukan kok

Si B : ya udah terserah kamulah, yang penting saya shalat dulu

Saya cuma bisa tersenyum sinis mendengarkan mereka yang dipermainkan oleh Wahamnya ini. Pikiran mereka ini dipengaruhi oleh Syiahpobhia yang keterlaluan sehingga berpikir setiap amalan yang dilakukan oleh Syiah adalah sesat. Saya katakan Tidak ada urusan mau bagaimana Syiah mengamalkan Ritualnya. Sekarang yang sedang dibicarakan adalah Shalat Jama’ yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 😉

.

.

Menjamak Shalat Dibolehkan Walaupun Tidak Sedang Dalam Perjalanan telah ditetapkan berdasarkan hadis-hadis Shahih dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi dan Musnad Ahmad. Berikut akan ditunjukkan hadis-hadis shahih dalam Musnad Ahmad yang penulis ambil dari Kitab Musnad Imam Ahmad Syarah Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Penerjemah : Amir Hamzah Fachrudin, Hanif Yahya dan Widya Wahyudi, Cetakan pertama Agustus 2007, Penerbit : Pustaka Azzam Jakarta.

Yunus menceritakan kepada kami, Hammad yakni Ibnu Zaid menceritakan kepada kami dari Az Zubair yakni Ibnu Khirrit dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata “Ibnu Abbas menyampaikan ceramah kepada kami setelah shalat Ashar hingga terbenamnya matahari dan terbitnya bintang-bintang, sehingga orang-orang pun mulai berseru, “Shalat, Shalat”. Maka Ibnu Abbas pun marah, Ia berkata “Apakah kalian mengajariku Sunnah? Aku telah menyaksikan Rasulullah SAW menjamak Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’ “. Abdullah mengatakan “Aku merasa ada ganjalan pada diriku karena hal itu, lalu aku menemui Abu Hurairah, kemudian menanyakan tentang itu, ternyata Ia pun menyepakatinya”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad jilid III no 2269, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

Hadis di atas dengan jelas menyatakan bahwa Menjamak Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’ adalah Sunnah Rasulullah SAW , sebagaimana yang disaksikan oleh Ibnu Abbas RA. Dari hadis itu tersirat bahwa Ibnu Abbas RA akan menangguhkan melaksanakan Shalat Maghrib yaitu menjama’nya dengan shalat Isya’ dikarenakan beliau masih sibuk memberikan ceramah. Tindakan beliau ini adalah sejalan dengan Sunah Rasulullah SAW yang beliau saksikan sendiri bahwa Rasulullah SAW menjama’ Shalat Maghrib dengan Isya’ ketika tidak sedang dalam perjalanan.

Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata “Nabi SAW menjama’ Zhuhur dengan Ashar di Madinah ketika tidak sedang bepergian dan tidak pula dalam kondisi takut(khawatir)”. Ia(Sa’id) berkata “Wahai Abu Al Abbas mengapa Beliau melakukan itu?”. Ibnu Abbas menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorangpun dari umatnya”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad jilid III no 2557, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

Kata-kata yang jelas dalam hadis di atas sudah cukup sebagai hujjah bahwa Menjama’ shalat dibolehkan saat tidak sedang bepergian. Hal ini sekali lagi telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sendiri dengan tujuan agar tidak memberatkan Umatnya. Jadi mengapa harus memberatkan diri dengan prasangka-prasangka yang tidak karuan :mrgreen:

Yahya menceritakan kepada kami dari Daud bin Qais, ia berkata Shalih maula At Taumah menceritakan kepadaku dari Ibnu Abbas, ia berkata “Rasulullah SAW pernah menjama’ antara shalat Zhuhur dengan shalat Ashar dan antara shalat Maghrib dengan shalat Isya’ tanpa disebabkan turunnya hujan atau musafir”. Orang-orang bertanya kepada Ibnu Abbas “Wahai Abu Abbas apa maksud Rasulullah SAW mengerjakan yang demikian”. Ibnu Abbas menjawab “Untuk memberikan kemudahan bagi umatnya SAW” (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad jilid III no 3235, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

Lantas apa yang akan dikatakan oleh mereka yang seenaknya berkata bahwa hal ini adalah bid’ah atau dengan pengaruh Syiahpobhia seenaknya menuduh orang yang Menjama’ shalat Zhuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya’ sebagai Syiah. Begitulah akibatnya kalau membiarkan diri tenggelam dalam prasangka-prasangka. 😛

Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata “ Aku pernah shalat bersama Nabi SAW delapan rakaat sekaligus dan tujuh rakaat sekaligus”. Aku bertanya kepada Ibnu Abbas “Mengapa Rasulullah SAW melakukannya?”.Beliau menjawab “Dia ingin tidak memberatkan umatnya”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad jilid III no 3265, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

Hadis di atas juga mengisyaratkan bahwa kebolehan Menjama’ Shalat itu mencakup juga untuk shalat berjamaah. Hal ini seperti yang diungkapkan dengan jelas oleh Ibnu Abbas RA bahwa Beliau pernah melakukan shalat jama’ bersama Nabi SAW.

Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Ibnu Bakar berkata Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, ia berkata Amr bin Dinar mengabarkan kepada kami bahwa Abu Asy Sya’tsa mengabarkan kepadanya bahwa Ibnu Abbas mengabarkan kepadanya, Ia berkata “Aku pernah shalat di belakang Rasulullah SAW delapan rakaat secara jamak dan tujuh rakaat secara jamak”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad jilid III no 3467, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

Begitulah dengan jelas hadis-hadis shahih telah menetapkan bolehnya Menjamak Shalat Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’ ketika tidak sedang dalam perjalanan atau dalam uzur apapun. Hal ini adalah ketetapan dari Rasulullah SAW sendiri dengan tujuan memberikan kemudahan pada umatnya.

Bagi siapapun yang mau berpegang pada prasangka mereka atau pada doktrin Ulama mereka bahwa hal ini tidak dibenarkan maka kami katakan Rasulullah SAW lebih layak untuk dijadikan pegangan. 🙂 Wassalam

Salam Damai

.

.

Catatan: Tulisan ini saya buat dalam kondisi sakit-sakitan, gak nyangka ternyata saya masih bisa-bisanya buat tulisan. Tolong doakan agar saya cepat sembuh ya, hmmm eh salah ding doakan agar badan saya enakan aja deh :mrgreen:

136 Tanggapan

  1. hehe…saya sering melakukannya..walupun memang tidak umum dipraktekkan di kalangan kami…

  2. Ah, saya nggak nuduh syiah kok.

    Tapi…..

    Anda pasti JIL. 😆

  3. pertama kali saya dengar soal jamak menjamak bagi non-musafir ini dari guru ngaji saya. iyah memang tidak harus dalam perjalanan saja. konon ibnu sina dan para filsuf serta saintis muslim dulu suka menjamak salat.

    saya masih penasaran dari mana anda mendapatkan sumber-sumber hadist anda bung second.

  4. Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad…….Alhamdulillah, saya sering melakukannya, apalagi ditempat kerjaan saya yang notabene boss gak menghormati saya sebagai muslim, maklum si boss kong hu cu bin atheis yang gak percaya ama tuhan. Mungkin Mas second prince bisa kasih inputan atawa tulisan tata cara menjama’ shalat, kali aja rekan lain mau tau…….

  5. Imam Ali bilang, sakit itu sebagai tanda bahwa Allah itu lagi ngurangin dosa. Kali aj dosa you lagi dikurangin….hee…he

  6. *senyum-senyum*
    jama’ sholat tanpa syarat ya?

    saya baru tahu beberapa waktu yang lalu, kalo menjama’ sholat itu boleh walu tidak dalam perjalanan.

    Tapi….

    itu kalo ada udzur setahu saya…
    mungkin contoh diatas termasuk juga ya…

    udzur yang saya tau itu…
    misal, kita lagi kerja, dan kantor tempat kita kerja itu ketat banget denga waktu istirahatnya sehingga sulir untuk bisa sholat ashar.
    oleh karena itu kita boleh menjama’ ashar dengan zuhur…

    iya khan…

  7. “Bagi siapapun yang mau berpegang pada prasangka mereka atau pada doktrin Ulama mereka bahwa hal ini tidak dibenarkan maka kami katakan Rasulullah SAW lebih layak untuk dijadikan pegangan. 🙂 Wassalam

    Yang ^ ini lebih menenteramkan :mrgreen:

  8. @gentole
    Sub judul kedua lengkap tuh 🙂

  9. Salam@abu syahzanan.
    Salat Dzuhur terlebih dahulu baru Ashar (tartib), antara keduanya boleh dipisahkan dengan dzikir,doa kemudian iqomat. Demikian pula untuk magrib & Isya.

    btw salam kenal

  10. @hilda
    Iyah, yang itu sih saya tahu. Yang dipake SP itu metode salaf, tapi kesimpulan dia kok beda yah ama salaf? Itu yang saya bingung. Nantilah kalo sempet dibahas lagi.

  11. hehehe….ente fokus dimasalah fiqih ye. aku mau coba cari tulisan-tulisan tentang persatuan umat Islam.

    nampaknya sekarang sedang mulai ditabuh genderang perang untuk memerangi syi’ah.

    coba aja ente lihat di BOTD, beberapa weblog sudah menampilkan tulisan2 yang mendiskreditkan syi’ah.

  12. Saya jg sering melakukan dgn menjama’. Disamping hadis diatas dikuatkan dgn Firman Allah. Beberapa Firman Allah yg intinya mengatakan Aku tdk butuh shalat kalian tp shalat itu utk kamu. Ada jg Firman Allah, bershalat kamu dari terbitnya fajar sampai tergelincirnya matahari dan shalat kamu dimalam hari. Dan juga Shalat itu ringan bagi yg khusu tapi berat bagi yg tdk.. Dari ketiga Firman Allah diatas saya mengambil kesimpulan bahwa cara melaksanakan shalat tergantung kita apakah mau jama’ atau per waktu. Tergantung bgm keadaan kita waktu menghadap Allah dlm shalat.

  13. Pada jasad yang sakit terdapat jiwa yang sehat. Semoga dalam kondisi apa pun tetap mendapatkan kesenangan dan kenikmatan 🙂
    Jadi boleh digabung nih shalat Dzuhurnya ke Asar?

  14. Salam,
    Sedikit menambahkan lagi :
    ALLAH Swt telah memerintahkan/membolehkan hambanya untuk sholat 5x dalam 3 waktu seperti ayat-ayat dibawah ini.
    QS Huud ayat 114

    Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

    QS Al Israa’ ayat 78

    Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan subuh . Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan .

    Bung SP, saya tidak punya buku hadist Bukhari & Muslim lengkap (yang terdiri dari beberapa jilid buku), punya ga hadist riwayat yang ALLAH Swt mengajarkan Rasulullah Saww untuk sholat 5 waktu…? karena dalam buku hadist yang ringkasan semuanya berisi tentang 3 waktu dan bukan 5 waktu… katanya ada hadist dimana Jibril turun 5 kali dalam 5 waktu untuk mengajarkan Rasulullah Saww sholat… di buku hadist mana ya ?

    Kalo ada yang tau mohon infonya…
    Syukran
    Wassalam

  15. @Sunni sejati
    oooh udah tahu toh 🙂
    Apa kabarnya?
    Salam

    @Mas Dana
    saya memang dari Jajaran Insan Logis(JIL) :mrgreen:

    @gentole
    wah hadis-hadisnya itu udah saya sebutkan sumbernya

    @Abu syahzanan

    Imam Ali bilang, sakit itu sebagai tanda bahwa Allah itu lagi ngurangin dosa. Kali aj dosa you lagi dikurangin….hee…he

    berarti dosa saya nggak ketulungan ya 😦

    @Snowie

    Tapi….

    itu kalo ada udzur setahu saya…
    mungkin contoh diatas termasuk juga ya…

    Hadisnya tidak bicara soal uzur kok, jadi memang boleh tanpa syarat 🙂

    @Mbak Hilda
    kan selalu damai :mrgreen:

    @baseem
    Salam kenal 🙂

    @gentole

    Iyah, yang itu sih saya tahu. Yang dipake SP itu metode salaf, tapi kesimpulan dia kok beda yah ama salaf? Itu yang saya bingung. Nantilah kalo sempet dibahas lagi.

    Itu karena otak saya dan otak pengikut salaf meamng beda
    silakan dibahas 🙂

    @ressay
    silakan, saya udah lihat kok 🙂

    @Aburahat
    hmm begitu ya 🙂

    @Armand

    Pada jasad yang sakit terdapat jiwa yang sehat. Semoga dalam kondisi apa pun tetap mendapatkan kesenangan dan kenikmatan

    Ini bukannya maksa banget ya :mrgreen:

    Jadi boleh digabung nih shalat Dzuhurnya ke Asar?

    Boleh kalau kata Sang Rasul SAW

    @baseem
    ada kok Mas, ntar yah kalau saya sempat
    thanks tambahannya 🙂

  16. Salam mas,
    Izin copy paste tulisannya ya untuk di informasikan ke rekan2 yang lain.
    Syukran, semoga tulisan2 anda mendapatkan syafaat dari Rasulullah saww, dan ahlul baytnya as.

    Wassalam.

  17. Hadis2 yang anda cantumkan masih hadis ahad.coba cari hujjah yang lebih akurat..saya takut anda Dholla wa adholla

  18. ccckkk…ccckkk.. :mrgreen:

    Seseorg kalau sdh gak mau ya tetap aja ogah. Begitulah manusia, kadang mrk menolak hanya krn merasa tdk nyaman. Kalau mrk mau menerima, dalil yg lemah pun menjadi kuat..

  19. @WeiLee
    Menurut antum, mana yang lebih kuat dalil dari firman ALLAH Swt dalam Al Qur’an yang ada diatas atau hadist tulisan manusia yang kita harus mencari dulu kebenarannya… Kalau ada hadist yang mendukung ayat Al Qur’an apakah hadist tersebut tetap diragukan kebenarannya ?

  20. :: SP

    Hadisnya tidak bicara soal uzur kok, jadi memang boleh tanpa syarat 🙂

    I know that and can’t agree more. Tapi IMO, walupun begitu, jangan sering-sering aja kali ya, kalo hanya dengan alasan, ” ah, males solat zuhur sekarang, nanti aja bareng ashar” cuma karena asyik nggambar. iya khan?

  21. BTW, dah baikan kah? :mrgreen:

  22. @ baseem
    tolong anda cantumkan hadits2 yang berhubungan dengan bab diatas..kemudian teliti lg rijalul haditsnya…sehingga kita semua bisa terbuka..kalau ada yang literatur Arab ya!mengenai ayat-ayat Al Qurannya masih harus ditafsirkan lagi bukan..?dan kita masih belum layak tuk hali itu.karena kita masih menggunakan nafsu kita dalam mengistimbath hukum.. dan kalau sudah seperti itu syetanlah yang menjadi guru kita.
    syukroon

  23. @All
    Dalam kita melaksanakan ibadah kepada Allah yg dinilai bukan kwantitas tapi Kwalitas ibadah kita. Lbh baik lagi seluruh kwantitas berkwalitas. Ingat lagi bahwa Allah tdk butuh apa2 dari kita. Tapi kita setiap helaan napas membutuhkanya

  24. @Weilee

    Mas, saya masih awam. Sorry, tapi kalo saya baca di tafsir Al Isra:78 dari Al Qur’an cetakan PT sari Agung taun 1993:
    “Ayat ini menjelaskan bahwa waktu waktu shalat dimulai sejak tergelincirnya matahari (zuhur dan ashar) sampai datanya gelap malam (magrib dan isya) dan waktu terbit fajar (Subuh)

    Salah satu ustad mengatakan pada saya bahwa shalat 5 waktu ada dalam hadist. Tapi logika saya, hadist khan ngga bisa ngecancel Qur’an, ada juga Qur’an nge-cancel hadist. Itu pasti.

    Sedangkan hadist yang ini klop sama Qur’an..

    Buat orang yg baru belajar, Terus yang bener-bener layak ditanya siapa ya? Nama-nya donk, siapa gitu yang berhak..kalo mas tau, kasih tau kita2 ya biar kalo ada apa2 nanya nya gampang. Tapi kalo Ibnu Taimiyah males ah, wong teori yang bener aja kata dia geosentris ..bukan heliosentris *dung dung..hellooww..haree geneee geosentris..

    Atau kalo misalnya nanya nya ke ustad – ustad “KKK” (Bukan Klu Klux Klan ya- Organisasi rasialis amerika, tapi “Kafar-Kafir-Kufur”, males ah..basi bgt, kayaknya belajar ngafirin orang doang).CABEEDEE (cape deh maksudnya)

    Tenkyu ya mas
    Salam

  25. @Wei Lee

    Saudara Wei Lee,
    Dalam hal Aqidah Kita memerlukan hadist dan sejarah yang meriwayatkan turunnya ayat tersebut untuk kita pelajari dan ambil hikmahnya akan tetapi dalam hal fiqih yang sederhana, ALLAH Swt memberikan secara jelas seperti ayat-ayat diatas dan ayat tentang wudhu dibawah ini :

    QS Al Maidah ayat 6
    Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

    Tapi berbeda dengan masalah Waris, karena ini butuh penjabaran panjang sehingga dalam Al Qur’an ALLAH Swt hanya memberikan penjelasan singkat dan penjelasan lengkapnya ALLAH Swt sampaikan melalui Rasulullah Saw dengan hadistnya.

    Maaf saya disini sama-sama belajar jadi saya hanya sharing apa yang saya ketahui apabila ada yang kurang atau tidak benar silahkan dibenarkan.

    Semoga bermanfaat.

    Wassalam.

  26. @ Snowie
    Walaupun boleh digabung tapi menunda sholat karena hawa nafsu (malas) tetap tidak dibenarkan karena perintah ALLAH Swt sholatlah diawal waktu…
    Ini hanya kemudahan yang ALLAH SWT berikan kepada hamba-NYA agar waktu sholat tidak menjadi beban.
    Ini cuma pembelajaran logika saya saja atas aturan ALLAH Swt.

  27. @baseem
    Menurut saya seseorang yg benar ber Iman yg hendak menghadap Allah tdk utk dirinya tp betul2 hendak menyerahkan diri sepenuhnya pd Allah. Apabila dlm SHALT tdk khusu masalahnta lain. Tetapi apabila mau melaksanakan Shalat pasti melaksanakan dgn ikhlas tdk terpaksa.
    Damai damai. Wasalam

  28. terus bagaimana tata caranya ya menggabung nya ??

  29. @Aburahat
    Setuju…. makanya ada kemudahan agar kita benar & khusyuk dalam menghadap-NYA. tapi juga jangan terlalu mendahulukan dunia.. kalo darurat.. insyaALLAH gapapa… kalo masih bisa ditinggal… (kegiatannya maksudnya)… ya dulukhan sholat…

    @halwa
    Kayaknya saya ada sedikit menerangkan diatas…
    Tambahan sedikit… diantara sholat wajib (Dzuhur & Ashar atau Maghrib & Isya) bisa dipisahkan juga dengan sholat sunnah.

    Semoga bermanfaat…

  30. Saya mau tambahkan sedikit utk Halwa.
    Apabila anda bersembahyang tepat waktu (dhohor) maka anda tarik Ashar dgn Taqdhim. Dan apabila dhohor sdh lewat maka anda dhului shalat dhohor dgn mengucapkan Taakhir. Damai damai. Wasalam

  31. nambahin juga:
    antara dua sholat tsb lebih bagus lagi kalau pindah/geser tempat, biar luasan bumi sebagai “penyaksi” lebih banyak/luas..hehe..tapi saya dilupakan Allah dalilnya…maklum ingatan / hafalan saya agak payah
    @secondprince,
    hadits tentang Ibnu Abbas yang marah-marah ini sangat membekas di hati saat saya mengkajinya kira-kira tahun 1988…

  32. :: baseem to snowie

    yah saya juga mikirnya gitu kok… 😉

  33. Untuk bacaan niat nya sama ga pak ustadz.

  34. @halwa
    Siapa yg anda sebut sebagai USTADZ disini?
    Klu saya bukan ustadz. Kita disini saling memberi ilmu yg kita kehui agar bermanfaat bagi kita semua didunia dan akhirat demi mencari keridhaan Allah. Oleh krn itu kita berdiskusi disini mencari kebenaran demi mendekati kebenaran yg diingini Allah. Damai damai. Wasalam

  35. @Halwa
    Betul kata bung Aburahat, saya juga bukan ustadz karena baru belajar, mungkin sampai kiamat status saya tetap sebagai pelajar yang belajar mencari kebanaran.
    Menjawab pertanyaan Halwa, niat-nya seperti yang telah diterangkan bung Aburahat diatas.
    Wassalam.

  36. wah bener2 rusak nih argumen

    islam itu gampang,tapi jangan d gampang2ngin.
    adanya jama’ khusus buat perjalanan/shafar.

    klu tanpa alasan mendingan kamu g sholat setahun terus di jamak semua.
    hahahahahaha
    msih ada orang yang dangkal ilmunya

  37. Hahaha….

    para syiah mau meniru kristener kali, ibadah sholatnya cuma seminggu sekali 😀

  38. Mas Achmad aljufrye

    Ilmu anda sudah tinggi ??? bisa terbang…bisa ngilang ?? kita semua disini sedang belajar seperti sdr Baseem katakan, sampai kita mati baru habislah belajar kita. Janganlah mengatakan ilmu orang itu dangkal. Semua ilmu yang kita dapat tentunya dari banyak sumber ustadz, habib, buku yaaa dari semuanya sumberlah dan tentu banyak pemahaman2, hargailah pemahaman yang berbeda dengan anda, masalah sesat atau tidak sesat kafir tidak kafir bukan anda yang memvonis, bukan HAK ANDA !!!!! Silahkan “berjalan” dengan pemahaman anda, pls go ahead

    Mas Muhibbin

    Jaga mulut anda, apakah itu yang diajarkan ustadz/habib anda ????!!!!!???? Anda sudah yakin shalat anda yang tunggang tungging setiap waktu pasti diterima Allah……jangan begitu brooo, kita saling menghormatilah
    peace !!!

  39. @ Achmad aljufrye

    wah bener2 rusak nih argumen

    islam itu gampang,tapi jangan d gampang2ngin.
    adanya jama’ khusus buat perjalanan/shafar.

    Gak dibaca hadisnya, lucu amat sih sampean
    orangbicara dengan hadis, sampean kok mencak-mencak gak karuan. Rasulullah SAW lebih tahu keadaan umatnya dibanding sampean. Dasar pengingkar hadis 😆

    klu tanpa alasan mendingan kamu g sholat setahun terus di jamak semua.
    hahahahahaha
    msih ada orang yang dangkal ilmunya

    Eh sampean belajar dulu sana, apa artinya berpegang pada Sunnah. Daasar pendusta hadis. Maling teriak maling.

    @ Muhibbin

    Hahaha….

    para syiah mau meniru kristener kali, ibadah sholatnya cuma seminggu sekali

    Wakakakak 😆 lagi kumat ya, gak ada yang bicara Syiah disini. Sampean ngelantur nih ye
    Calon pengingkaar hadis juga nih sampean 😆

  40. @All
    Bung Muhibbin itu nda pernah baca Alqur’an. Klu dipernah baca Qur’an dia tak akan menfitnah. Krn Alqur’an secara jelas memberitahukan hukum FITNAH. Terkecuali dia baca Qur’an tp nda mengerti.
    @Achmad Aljufrie
    Anda jgn asal ngomong bukti secara nash Alqur’an bahwa yg WAJIB itu 5 waktu dan nda boleh dijama’. Jgn sok dong ngomongnya. Ente ini Aljufrie benar nggak

  41. HEEEIII MARI KITA TINGGALKAN PERBEDAAN
    Buat yang sering meng-kafir atau men sesat-kan orang !!! Kadang kita digontokkan oleh perbedaan paham. akhirnya gak tahu harus menjalankan paham yang mana, kalo kita ikuti paham yang satu, yang lain akan menganggapnya sesat.

    Makanya kita gak akan mungkin bersatu, kenapa sih gak persamaannya aja yang kita jalin untuk maju bersatu ???
    Di Qur’an jelas kok: “Dan masing-masing orang memperoleh derajat yang sesuai dengan amalnya.” (QS. Al-An’am; 132)
    Kita jangan lihat saudara-saudara kita dari paham yang mereka anut, tapi kita ukur mereka dari akhlak dan amalnya; tapi dari APA YANG TELAH KITA BERIKAN TERHADAP AGAMA INI !!, ingat Rasulullah berkata, “Yang paling baik di antara kamu, ialah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.” HAILLL!!

    Mas Aburahat
    Slowdown babe !!! he..hee cape juga mas ngeladenin orang yang selalu merasa alim dan tidak kapir, kita yang waras, sehat, dan berhati nurani bersih ngalah aja mas !!!! Otree

  42. @ Achmad aljufrye & @ Muhibbin

    Silahkan beli Hadis Shahih Bukhari, di Gramedia ada..atau di Gunung Agung. Cover-nya warna hitam, tulisannya silver, pokoknya diantara buku – buku kumpulan hadist yang lain, buku ini salah satu buku yang paling tebal. Lalu, buka halaman 219.

    Saya pribadi udah memastikan ada-nya hadist ini di kitab tersebut…eng ing eng, ternyata:
    ADA!!

    Kecuali kalo ente berdua lebih pinter dari imam bukhari, silahkan rawi hadist sendiri, runut lagi tu hadist2, keluarin kitab hadist shahih sendiri..atau mau bikin heboh dengan bilang shahih bukhari itu kitab hadist syiah monggo..berpendapat silahkan, asal malahan jangan jadi blunder dan bumerang buat diri sendiri..

    Heran, banyak bener orang sotoy..

  43. Banyak sekali umat islam yg lebih memilih fatwa ustad/ulama dan menolak/Hadits Al-Qur’an dan Hadits.
    Mereka tdk akan pernah mau menerima kebenaran drmn (AQ maupun hadits) pun jk bertentangan dg doktrin ustadnya.
    Jadi jgn harap mrk akan comment hadits2 spt ini, mrk lbh memilih menguatkan stigma syiah sesat etc.
    Padahal kl mrk jeli, mrk akan temukan banyak dlm qasidah2 Habib2 mrk puja & puji kpd 12 imam (syi’ah).
    Saya berani jamin Habib2 (yg bukan wahabi) pasti mrk punya kecintaan yg luar biasa kpd 12 imam.

  44. Yup menandakan mereka benar2 tak mau membaca, membaca, membaca, membaca. Untuk menelaah kembali sudah tidak mau, yang ada hanya menuruti apa yang dikatakan ustad/ulama. Padahal yang diperlukan adalah sikap kritis untuk selalu belajar, membaca, menelaah, meng-kaji (not mengaji). Bagi mereka apa yang terlontar keluar dari para ulama adalah kata2 sakti yang sudah final, tidak ada alasan untuk membantah. ITU FINAL !!!!

    Seandainya kita mau membongkar sejarah, membolak balikkan data, meng kros cek ulang, tentu jalan hidayah dan pencerahan akan ditemukan. Sekali lagi, dalam belajar itu, kita harus mengesampingkan sektarian kita, non blok, netral, Insya Allah akan ada sesuatu yang terungkap.

    Pembimbing saya lulusan Qom, berkata,”Untuk belajar agama itu kita harus lepas madzhab. Sesungguhnya orang yang bermadzhab itu adalah orang yang kurang cerdas. Kita harus multi madzhab untuk dipadukan mana yang yang benar sesuai dengan dalil, bukti dan sebagainya ”

    Untuk itu, kepada saudara2 muslim yang membenci syiah/madzhab ja’fari/madzhab ahlul bait, tolong kita buka kembali data-data yang sudah ada, jangan hanya membabi buta saja membuat statemen. Kalau ada perbedaan, itu wajar dan harus dihormati, bukankah lebih baik kita satukan persamaan kita untuk maju beringan. Masih banyak yang harus kita benahi. Disini kita sama belajar sebagi hikmah dan hidayah. Hail

  45. ok deh mas-mas semuanya.

    klo misalnya ada yang belagu kayak ahmad aljufrie and muhibbin ngomong begitu yang isinya menghina atau mengejek, trus kita ga ngelayani kata2nya,dosa ga kira2 atau malah dapat pahala klo ga ngelayani ejekannya.

    gitu aja mas.

  46. Mba/Ms/Mrs Halwa
    Bagi yang pro ataupun yang kontra (terutama saya yang sedang belajar), tidak melayani itu sepertinya merupakan pembenaran bagi “mereka”, setidaknya kita bisa menjelaskan apa dan bagaimana dalilnya dsb, dst, dll, sms, mms bla bla dengan adab kesopanan, akhlak kita, tanpa harus memvonis buta.

    Apa yang kita yakini benar sepatutnya dihargai dan dihormati oleh orang lain. Toh kita tidak pernah mengajak ataupun mempengaruhi. KITA SEDANG BELAJAR dan MENCARI en MENGKAJI. Begitu juga dengan mereka2 yang agak miring. Kita tidak pernah mengatakan apa yang dipercayai mereka2 itu kita anggap salah (pernah gak ???) hanya saja kita mengungkapkan apa yang fakta yg ril sesuai data yg kita kaji sesuai dengan ilmu kita (kemampuan).

    Semua disini adalah belajar, semua benar tidak ada yg salah. Yang salah adalah mereka2 yang tidak mau belajar, yg ga mau shalat, ga puasa, yg maen judi, yang mabok he….hee…..

    DOSA atw PAHALA tergantung bagaimana melayaninya aj. Kalo sampe terlontar kata2 bego, bodoh, jahil beserta sodara2nya yaaaaaa mudah2an Allah mengampuni yang seperti itu…….

    Yang suka memaki bodoh tolol etc itukan cerminan akhlak mereka tul gak ??? Yuk mari kita junjung ISLAM YANG SOPAN dan TIDAK EXTREME….yuk mari….HAIL !!!

  47. “Si B :Ok, tapi kita shalat dulu
    Si A :hmm lagi nanggung, ntar aja deh aku jama’ dengan Ashar”

    Lagi nanggung? kapan kita gak pernah nanggung, mau main, kerja atau apapun namanya gak akan selesai sampe kita mati. bukankah Shalat itu tiang agama? bukan lakukan shalat tapi dirikan shalat. Jujur gw belum bisa selalu tepat waktu tapi bukan berarti harus menjamak kan?

    Ya ALLAH berikan petunjuk dan bukakan hati saudara-saudaraku ini.

  48. B: “Adzan dhuhur nih, shalat yukk..”
    A: “ntar dulu tanggung sejam lagi..”
    B: “Lhoo..lebih afdhol disegerakan, apalagi kt bs berjamaah..”
    A: “tapi boleh juga khan shalat sendiri dan tertunda dr waktu masuknya adzan..?”
    B: “iyya sihh..tp kamu jd menggampangkan..khan shalat tiang agama..jd jgn dinomor 2 kan..!!”
    A: “Kalau mmg gak boleh knp Allah dan Rasul gak sekalian aja melarang menunda atau melarang shalat sendiri2..?”
    B: ” Yaa gak bs begitu lah, Allah khan Maha Mengetahui jadi Allah tahu bhw makhluknya ada kesibukan2/halangan2 sendiri, dan kesibukan/halangan ini oleh Allah diijinkan.
    A: “Jadi gak bisa donk penundaan dianggap sbg menggampangkan/mempermainkan hukum yaa?”
    B: “Emang sihh, krn hukumnya sendiri khan Allah dan Rasul yg membuat, dan pd saat membuat hukum2 tsb pasti mrk sdh tahu apa yg akan terjadi..”
    A: “Jadi mksd kamu, kita serahkan semua niat tsb kpd pertimbangan Allah SWT? Krn Allah lah yg tahu nilai niat kita?”
    B: ” Betul juga kamu..hehe, knp saya jadi menghakimi niat kamu yaa?, padahal semua yg kamu lakukan masih dlm koridor hukum2 islam, iyya deh saya mlh jd introspeksi belum tentu di depan Allah shalat saya yg tepat waktu lebih bernilai dibanding shalat kamu yg ditunda, hanya Allah yg tahu..sipp dehh yg penting kita mengikuti hukum2 yg mmg Allah & Rasul-Nya sdh tetapkan shg ygmn pun shalatnya dilakukan dg ikhlas..”.
    A: “peace..peace… 🙂
    B: “damai..damai.. :mrgreen:

  49. Ya ALLAH berikan petunjuk dan bukakan hati saudara-saudaraku ini

    sdr sumodirjo
    Hati kami selalu terbuka, oleh sebab itu selalu ada pencerahan, selalu ada kejernihan dalam berpikir, menelaah, menganalisis. Jika hati kami tertutup, itu tandanya mandek untuk untuk berpikir serta belajar. Sebab untuk berpikir dan selalu belajar itu adalah dorongan hati kami untuk selalu mencari yang sesungguhnya benar menurut keyakinan kami, walau mungkin bagi anda tidak benar untuk anda yakini.

    Semua yang diatas sudah ada dasarnya lengkap dengan dalil, yaaa terserah mas SP menuangkan lewat blog ini. Anda juga menulis komentar di salah satu judul blog (cek&ricek) ini, terserah anda menulis yang penting ada dasarnya. Naaah semua yg mas SP tulis luuueeeengkap luar biasa ada dasarnya dan argumentasi mantiqnya.

    Terserah anda, mas SP tidak pernah mempengaruhi anda atau yang lainnya. Yaaa tentunya mas SP menulis pasti ada yang gak sreg dihatinya terhadap tulisan orang2 “aneh” di hadapan beliau sesuai dengan kualitas ilmu yang beliau miliki.

    Ya Allah, berikanlah selalu petunjuk kepada kami untuk tetap terus mencari kebenaran, jangan palingkan kami dari kebenaran itu, bukakan hati kami untuk selalu menerima kebenaran walau darimana saja tanpa melihat siapa yg membawanya, Ya Allah lindungi kami dan jagakan akhlak kami dalam menghadapi orang2 yang selalu menutup kebenaran itu. Amin

    HAIL !!

  50. @truthseeker
    mas lagi bikin skenario drama rohani yaaa….he…he….aku ikutan jadi pemain dooong…..aku yang yang jadi A yaaa…peace bratha’

  51. Saya masih merasa heran terhadap mereka yg masih menilai sesuatu ibadah atau amal krn perbuatan dan bukan pd niat. Pd hal Allah katakan setiap amal tergantung pd NIAT. Saya pernah sampaikan bahwa Allah tdk melihat pd kwantitas AMAL tp pd Kwaltas amal. Apakah shalat kita 1000 rakaat sehari tetapi utk menyombongkan diri atau pamrih lain dpt disamakan dgn orang yg shalat 3X sehari tp khusu dan penuh penyerahan diri ? Damai damai. Wasalam

  52. @mas aburahat
    khusu dan penuh penyerahan diri ?

    setujukah mas, khusu dan penuh penyerahan diri itu tercermin pada kualitas akhlak pada sosial keseharian ?? Jadi didalam kehidupan keseharian itulah membuktikan khusu atau tidaknya shalat ketimbang yang 10000X tunggang tungging tapi nol dalam akhlak nya ??? copy gitu !!! HAIL

  53. @abu syahzanan
    Menurut saya blm tentu mas, tp apabila dpt dilaksanakan maka orrang tsb merupakan INSAN KAMIL. Krn kita manusia blm suci terkecuali para Ahlulbait dan Imam mereka telah disucikan oleh Allah Yg Maha Suci. Mas, Khusu dan penyerahan seharusnya mencerminkan kualitas AKHLAK. Tp khusu dan penterahan yg mana. Damai damai . Wasalam

  54. @abu syahzanan, di/pada Juli 8th, 2008 pada 2:39 pm

    Setuju dansuatu keniscayaan. Semua yg baik2 yg kita miliki akan dikatakan baik jika tercermin dr akhlak.

    ILMU => AMAL => AKHLAK

    Kualitas AKHLAK bukanlah cermin dr tinggi/rendahnya ILMU (kebenaran yg diketahuinya), namun cermin dr berapa banyak PERBUATAN/AMAL atas apa yg DIKETAHUINYA/ILMU.

    Khusu’ dan Penyerahan diri bukanlah sekedar ilmu, namun adalah penghayatan dan pengamalan apa yg diketahui/kebenaran/ilmu.

  55. mas lagi bikin skenario drama rohani yaaa….he…he….aku ikutan jadi pemain dooong…..aku yang yang jadi A yaaa…peace bratha’

    Iyya pemeran utama Dedi Mizwar sdh terlanjur dicontract oleh SP, Dedi Mizwar sebetulnya complain krn saya terlambat menghubungi dia (dia lebih teratarik dg script saya… :mrgreen: ). Jadi kebetulan nihh mas AS mengajukan diri, krn tdk semua bisa dan sanggup. Selain temanya berat, jg bs mengundang hujatan dr sana sini.

  56. @truthseeker

    He..he…he…ya gini nih nih klimaksnya jadi error, saking banyaknya dihujat ma orang akhirnya pade ngelantur ERRRROOORRRR, peace ah, HAIL

  57. Mo tanya ustad..
    Gmn penjelasan tentang ‘ neraka wel bagi orng ya melakukan sholat’

  58. helwa berkata :
    ok deh mas-mas semuanya.

    klo misalnya ada yang belagu kayak ahmad aljufrie and muhibbin ngomong begitu yang isinya menghina atau mengejek, trus kita ga ngelayani kata2nya,dosa ga kira2 atau malah dapat pahala klo ga ngelayani ejekannya.

    gitu aja mas.

    AstaghfiruLLAH….
    sampe segitu parahnya kah keyakinan anda? Apakah anda sudah benar2 membaca argumen singkat Ane dari awal ?
    Apakah anda juga membaca mengenai pemahaman dangkal yg bikin postingan awal mengenai aturan jama’ dalam sholat ?

    Kalau ente menganggap argumen Ane sebagai ejekan, maka Ane hanya bisa turut berduka saja dengan ente. Saran Ane nie, hati2 sama pemahaman syiah dan liberalis di blog ini. Moga ente bisa paham 😀

  59. “akan datang suatu masa pada akhir zaman yang kebodohan dan kekejamanya melebihi dajjal,yaitu ulama’u su'”

    sooo siapa nih yang ulama’ su’ n lebih kejam dari dajjal?.

    kalu mau jama’ sholat apa gunanya azan,azan kan memberitahu WAKTU masuk sah nya solat,di SAFINNATUNAJAH atau kalau mau sarekhnya NAILU ROJA’.

    azan memberi tahu tentang masuknya waktu sholat,kalau anda pakai argument di atas kenapa g azan tiga/dua kali aja sehari aja

    kalau anda semua belum solat zhuhur sedangkan azan ashar sudah masuk,yah wajib hukumnya meng qada'(imam safi’i).

    ana rukhso dulu ya akhi
    🙂
    wailalliqah
    ma’assalamah
    wassalamualikum wr wb

  60. Ada urusan apa orang menganut paham Syiah kek, paham Wahabi/Salafi kek Suni kek nda ada urusan diejek atau dikatakan SESAT. Yg masuk neraka jg bukan anda2 yg mengatakan sesat. Jgn menghina anutan orang lain muhibbin. Anda tdk tau siapa yg sesat mungkin anda jg sesat. Apakah sembahyang di Jama’ atau tdk ttp sah kok

  61. @achmad aljufrye
    Oh jadi gitu yach sabda Nabi achmad aljufrye? Ah saya lebih senang mengikuti sabda Nabi Muhammad bukan Nabi achmad aljufrye.

  62. @achmad aljufrye + @Muhibbin

    Tuan2 tolong fokus dikit aja dan sebentar aja gak usah lama2 kalau tdk sanggup fokus lama2.
    Tulisan ini mengajukan hadits2 (yg semestinya shahih) ttg jama’a shalat. Jadi jgn kalian buyar (tdk fokus) malah jd seolah2 yg bikin hadits itu pemilik blog. Terus kalian mau sarankan apa sm penulis ini?:
    1. Jangan percaya sama hadits tsb?, Hadits tsb tdk shahih, Hadits tsb tdk bersambung kpd rasulullah?
    2. Kalau kalian anggap shahih, apakah hrs ditaati?
    3. atau jk kalian punya tafsir yg berbeda ya monggo silakan diajukan biar kt semua belajar.

    Kalau baca komentar kalian seolah2:
    1. Hadits tsb buatan penulis blog (tdk pernah ada) => mk tugas kalian mmbuktikannya, bukan ngomel2 gak jelas.
    2. Hadits tsb tdk shahih, kl tdk shahih cacatnya dmn (dan artinya tdk semua shahih Ahmad itu hahih?)
    3. Jika hadits itu benar ucapan ibn Abbas tp tdk tersambung kpd Rasulullah, berarti Ibn Abbas berbohong?
    4. Hadits shahih dan terhubung kpd Rasulullah, tp kalian merasa lbh tahu bhw kalian menganggap bhw jama tsb sdh dihapus dr Islam (apalg dg penjelasan logika adzan yg tdk logic)
    Jadi saudara2, komentar2 kalian itu kalau dibaca oleh saya akan muncul kesimpulan2 spt diatas. T krn sy yakin kalian tdk bermaksud spt (ini terjadi hanya krn kalian tdk mampu fokus kpd masalah, dan lbh terjebak kpd membenci jenis org2 merdeka/logic spt penulis mk kalian asal ngamuk).

    Wassalam

  63. @truthseeker,

    Sejenak Ane agak ketawa melihat nick ente. Punya makna “mencari kebenaran”, tapi kok tersesat melulu ? 😀

    Namun inti yang pengen Ane sampein adalah,
    Coba ente gunakan dulu pikiran ente secara waras. Hati-hati dalam menafsirkan hadits diawal forum ini. Tidaklah mungkin Sholat bisa dijama’ tanpa alsan jelas, karena itu sudah sangat bertentangan sekali dengan perintah Rasul SAW untuk melaksanakan Shalat 5 waktu sehari sesuai waktunya. Apakah ente mengira Sifat Rasul mempunyai kontradiksi alais pertentangan? Rasul SAW adalah pribadi yang makshum, yang terjaga langsung oleh ALLAH.

    Coba ente pikirkan dengan baik-baik. Semoga ALLAH masih tetap sayang dengan antum, dan mau memberikan hidayah yang sebenarnya kepada kita semua. Aamiin 🙂

  64. Wah Mas Muhibbin ini, enak sekali ya..kayaknya udah dijamin gak tersesat..paling waras..ati2 mas, ntar kebablasan ngaku jadi nabi, saya gak ikutan ah (kidding 😛 )

    Silahkan beli Hadis Shahih Bukhari, di Gramedia ada..atau di Gunung Agung. Cover-nya warna hitam, tulisannya silver, pokoknya diantara buku – buku kumpulan hadist yang lain. Kalo ngga mau beli (mungkin lagi agak tongpes atau gimana, tanggal tua misalnya..kita semua khan ngalamin), numpang baca aja deh..buku ini salah satu buku yang paling tebal. Lalu, buka halaman 219. (Tolong dicek sebelum mengatakan orang lain sesat)

    Saya pribadi udah memastikan ada-nya hadist ini di kitab tersebut…eng ing eng, ternyata:
    ADA!!. Bahkan disebutkan “HUKUM MENJAMAK SHALAT TANPA ADA SUATU KEPERLUAN”

    Namun demikian..dari tulisan anda, keliatannya anda bisa menyatakan kalau sdr truthseeker tersesat terus, apakah anda yakin bukan anda yang tersesat sementara imam bukhari menyatakan hal itu dengan gamblang-nya? “TANPA ADA SUATU KEPERLUAN”.

    Mengapa anda tidak menyatakan juga kalo Imam Bukhari sesat mas? Bukan kah ini ada hubungan sebab akibat antara hadist didalam kitab bukhari dengan pernyataan truthseeker? Anda tidak bisa menyembuhkan sebuah panu hanya dengan membasmi spora-nya mas, anda harus membasmi sampai ke akar-nya, begitu juga dengan argumen ini. Anda harus bergerak sampai kepada Root Cause atau akar masalah, karena disitulah penyelesaian yang terbaik bisa dirunut ulang..

    Atau mungkin anda mau menyatakan hadist Bukhari tersebut itu ngaco?, lemah dalam Sanad dan Matan? Silahkan, tapi saya lebih percaya ke Imam Bukhari dibanding anda.

    Bila anda tidak setuju, silahkan anda protes ke Imam Bukhari, atau keturunannya. Tapi kalau anda sampai menyatakan orang lain tersesat, anda yakin sekali ya mas..kayaknya udah 100% dijamin masuk surga (Tiket-nya one way atau return? xixixi 😀 )

    Maaf, bisa anda perlihatkan ke saya mas muhibbin, ayat dari Qur’an yang menyatakan secara gamblang:Shalat itu 5 waktu Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, Isya? Jangan yang pakai tafsir ya, saya pengennya ayat yg langsung menjelaskan ke pembagian 5 waktu itu. Misalnya yang langsung “Hai orang2 beriman, kerjakanlah Shalat Subuh saat terbit Fajar, Zuhur Saat matahari berada di atas kepala agak condong sedikit, Ashar bila…dst dst dst

    Selain itu, ini bersambung ke topik mengenai cara shalat..bisakah anda jelaskan juga, atau copy-paste ayat yang menyatakan cara shalat adalah niat, berdiri, takbiratul ihram, tangan bersedekap, ruku, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tahyat awal, tahyat akhir..

    Bila anda bisa menunjukkan hal itu, okay saya akan setuju dengan argumen anda..

  65. @Oky
    Muhibbin pakai hadis orang Yahudi (hadis Israilit).
    Hadis tsb menyatakan Rasul tawar menawar dgn Allah atas perintah Nabi bangsa Yahudi (nabi Musa) dari 50 waktu jd 5 waktu. Karena Nabi Musa lbh Mengetahui Umat Rasul dpd Rasul.
    Heran saya kok hadis ini bs dipakai yg bertentangan dg Qur’an dan sifat Rasul

  66. @Madopolo
    Begitulah, Itu pertanyaan saya dari SMP yang ngga pernah bisa terpuaskan dengan ‘doktrin – doktrin’ guru2 agama SD, SMP, SMA…Seolah menggambarkan sejarah Islam ini indah, tanpa ada kepahitan..tanpa ada pengkhianatan..

    Alhamdulillah Allah swt memperlihatkan mana yang Haq Mana yang Bathil ke kita mas..Alhamdulillah, washalallahu alaa Muhammad wa aliih…

  67. @Muhibbin
    “Apakah anda juga membaca mengenai pemahaman dangkal yg bikin postingan awal mengenai aturan jama’ dalam sholat ? “

    Anda terlalu meremehkan seseorang, sepertinya anda terlalu sombong………biasanya seseorang yang memiliki ilmu tinggi itu akan selalu menunduk, bukan semakin tengadah. Yang tengadah inilah yang “kosong” seperti padi yang tidak ada isinya. Orang sombong itu selalu tengadah…….berarti…..

    “Kalau ente menganggap argumen Ane sebagai ejekan”

    Tidak ada yang mengejek, anda terlalu sensitive ah…

    “maka Ane hanya bisa turut berduka saja dengan ente.”

    Gak ada yg ngelarang tuuu

    “Saran Ane nie, hati2 sama pemahaman syiah dan liberalis di blog ini. Moga ente bisa paham”

    Liberalisnya dimana mas ??

    @madopolo
    “Ada urusan apa orang menganut paham Syiah kek, paham Wahabi/Salafi kek Suni kek nda ada urusan diejek atau dikatakan SESAT. Yg masuk neraka jg bukan anda2 yg mengatakan sesat. Jgn menghina anutan orang lain muhibbin. Anda tdk tau siapa yg sesat mungkin anda jg sesat. Apakah sembahyang di Jama’ atau tdk ttp sah kok”

    Mas mereka itu orang2 yg “berilmu tinggi”, terlalu tingginya, mereka mudah men-cap sesat kepada setiap orang yg gak sesuai dgn pahamnya, untuk itu “kita” yang waras mengalah aja mas, mudah2an Allah selalu melindungi, meridhai, dan menambahkan ilmu kita.

    @ressay
    “Oh jadi gitu yach sabda Nabi achmad aljufrye”

    Loh mas, mang ada nabi baru lagi ???? Saya baru tau loh…he..he..

    @Muhibbin
    “Coba ente gunakan dulu pikiran ente secara waras”

    Kalau tidak waras, tidak mungkin bisa berdiskusi diblog ini.

    “Hati-hati dalam menafsirkan hadits diawal forum ini. Tidaklah mungkin Sholat bisa dijama’ tanpa alsan jelas”

    Saya rasa penulis dan yang lainnya tidak segampang itu mengeluarkan argument. Pasti dengan hati-hati dan tidak berdasarkan “kira-kira” atau “persangkaan”. Semua jelas dalil dan riwayatnya kok.

    “karena itu sudah sangat bertentangan sekali dengan perintah Rasul SAW untuk melaksanakan Shalat 5 waktu sehari sesuai waktunya. Apakah ente mengira Sifat Rasul mempunyai kontradiksi alais pertentangan? Rasul SAW adalah pribadi yang makshum, yang terjaga langsung oleh ALLAH.”

    Tidak ada yang kontradiksi disini, sekali lagi, yang berdiskusi diblog ini semuanya berdasarkan dalil dan riwayat yang diakui/shahih dengan buktinya. Lalu jika anda menentangnya ya silahkan saja. Tidak ada yang melarang anda mau shalat tepat waktu ataupun men-jama’ nya. Dan ternyata semua ada dasarnya, dalilnya, riwayatnya lengkap semuanya. Sepertinya anda meragukan Rasulullah ? ( nah looo).

    @oky & Madopolo
    Mas Oky apa khabar !!
    Sepertinya memang mereka itu tidak mau membaca dan mengutarakan pendapat lewat persangkaan belaka, jadi mereka agak sedikit ngaco, jadi maklumin aja….

  68. @Abu Syahzanan
    Heran saya pada anda , Anda menyuruh kita2 sabar, tenang, maklum, dll pd hal kata2 anda halus tp mengiris jantung sampai putus. Sakit sakit sakit. Tp apa dia ngerti nda wallahualam. Wasalam

  69. @Oky
    Terima kasih… 🙂

    @Muhibbin
    Jika anda tdk berprasangka buruk, mk yg terjadi adalah anda akan menganggap bhw penulis mempunyai pertanyaan bagi kita semua: “Heii teman2 sy ada baca hadits shahih yg menyatakan bhw umat islam bs menjama’ shalat tanpa hrs ada keperluan, coba teman2 bantu saya menganalisa ini”.
    Dan jika anda seorg yg logis dan “objektif” mk jk anda tdk setuju jawaban anda adalah:
    “Maaf saya sy tdk setuju” dan anda akan melakukan hal2 berikut:
    1. Anda paparkan sebab2 ketidaksetujuan anda, dan krn penulis mengajukan dalil mk anda akan mengkoreksi tulisannya dg dalil (bkn prasangka lhoo..).
    2. Anda tdk setuju dan anda belum punya dalil, mk anda katakan anda akan datang lain kali dg dalil.
    Alur yg logis dan objektif adalah spt itu. Tapi anda telah memilih utk tdk logis dan tdk objektif. Anda ngomong tanpa dalil (prasangka) kmd anda jg bukan membicarakan hadits tsb tp anda malah maki2 orang di tempat umum. Bayangkan kl forum ini adalah forum real di seminar.. 🙂
    Knp saya jelaskan ini berkali2, krn sy cb menghirmati guru anda. Jangan anda menampilkan diri anda dan menyebut2 guru anda shg mengurangi ketinggian ilmu guru anda.
    Kalau bs anda sampaikan yg saya tulis kpd guru anda mgkn beliau bs menjelaskan kebenaran ini.
    Salam buat guru anda.

    Wassalam

  70. @madopolo
    kata temen2, saya berbakat jadi psikopat atau pembunuh berdarah dingin…..(becanda)

    @truthseeker
    ooo ingat saya mas, yang suka bawa2 habib itu toh mas ?

  71. @Abu Syahzanan
    Alhamdulillah, Baik2..Syukran…Antum gimana kabar bos?
    Btw, tulisan antum terakhir ngingetin saya juga..kita doakan saja mas, semoga “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, nantinya mas Muhibbin lebih berilmu dari guru-nya.

  72. @oky

    semoga saja ente tidak mendapat adzab dengan tidak bisa kencing seumur hidup atas pola pemikran anda yang aneh 😀

  73. Insya Allah tidak mas, karena saya mendoakan orang lain (dalam hal ini mas muhibbin), dan sebagai pengikut rasul yang mulia saww, mendoakan sesama muslim adalah anjuran beliau.

    Terima kasih kalo mas pun mendoakan saya tidak mendapat adzab dengan tidak bisa kencing seumur hidup. Alhamdulillah 5 menit yang lalu masih bekerja sebagaimana mestinya mas.

    Pola pemikiran yang “aneh” atau yang “berbeda” dengan mas? tolong diperjelas mas..seandainya “berbeda” pemikiran dengan mas terus mendapat adzab ngga bisa pipis, wah..mas muhibbin ini hebat..udah dapet jaminan surga, bisa bikin orang ngga bisa pipis..kayak batu ginjal aja situ, bisa bikin orang gak bisa pipis (xixixi..kidding 😀 )

  74. @Muhibbin.
    Anyway, selain ngedoain orang lain, jawab pertanyaan donk boss…

  75. @Oky
    Mas sebagai sesama muslim dan saudara muslim, mas Oky sudah mendoakan saudaranya. Saya turut mendoakan mas, selalu sehat selalu diberikan Allah.

    Saya lagi absen nih, di luar kota, jd gak bisa menuntut ilmu dari rekan2 lain, cuma sempet nulis ginian aj.

    Buat Mas Muhibbin saya doakan sehat selalu ya, mau puasa minta maaf dulu sama mas, Hail

  76. ane baca postingan Mas Muhibbin dari awal sampai akhir gak nyebutin dalil bantahan. padahal ane tunggu-tunggu lho. Ane yakin, mas Muhibbin lagi nyiapin tulisan untuk ngedukung bantahannya dilengkapi dengan data akurat. Tunggu aja…!!

    heeeiii….. ente-ente semuwa yg beda paham ama Mas Muhibbin….!! terlarang bagi ente pade masup ke surga imajiner Muhibbin…!! hatta cuman nge kost juga ndak boleh, soalnya ntu surga imajiner buwatan engkong Muhibbin…!! howgh……xi…xi…xi….

    ayo mas Muhibbin, bantah hadits diatas dengan tulisan dan data akurat anda..!! saya dukung dengan ngelar tikar di blog ini loh…

  77. Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata “Nabi SAW menjama’ Zhuhur dengan Ashar di Madinah ketika tidak sedang bepergian dan tidak pula dalam kondisi takut(khawatir)”. Ia(Sa’id) berkata “Wahai Abu Al Abbas mengapa Beliau melakukan itu?”. Ibnu Abbas menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorangpun dari umatnya”.

    Penjelasan hadits tersebut :
    Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim,V/215, dalam mengomentari hadits ini mengatakan, “Mayoritas ulama membolehkan menjama’ shalat bagi mereka yang tidak musafir bila ada kebutuhan yang sangat mendesak, dengan catatan tidak menjadikan yang demikian sebagai tradisi (kebiasaan). Pendapat demikian juga dikatakan oleh Ibnu Sirin, Asyhab, juga Ishaq Almarwazi dan Ibnu Munzir. 😀

    @oky,
    udah sholat blom ? jangan suka dijama’ , bisa mnegurangi kesemprnaan sholat 🙂

  78. @Muhibbin

    Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim,V/215, dalam mengomentari hadits ini mengatakan, “Mayoritas ulama membolehkan menjama’ shalat bagi mereka yang tidak musafir bila ada kebutuhan yang sangat mendesak, dengan catatan tidak menjadikan yang demikian sebagai tradisi (kebiasaan). Pendapat demikian juga dikatakan oleh Ibnu Sirin, Asyhab, juga Ishaq Almarwazi dan Ibnu Munzir.

    Begini Mas ketika seseorang membicarakan hadis dan menarik kesimpulan tentangnya maka yang merupakan ketentuan adalah apa yang tersirat dari hadis tersebut.
    Ulama manapun bisa saja memberikan penjelasan atau pendapat tentang hadis, tetapi semua penjelasan mereka harus dinilai apakah berdasarkan dalil atau tidak
    Pernyataan yang Mas kutip seolah mengajukan dua syarat pada hadis di atas yaitu
    1. Adanya kebutuhan yang mendesak
    2. Tidak menjadi kebiasaan
    Kedua hal itu adalah prakonsepsi yang tidak dijelaskan dengan dalil dan tidak tersirat pada hadis tersebut. Justru hadis tersebut tidak mensyaratkan kondisi apapun.
    Kalau kita melihat hadis tersebut dapat diketahui bahwa Ibnu Abbas menjamak shalat karena beliau sedang sibuk ceramah, apakah itu termasuk kebutuhan yang mendesak?. Saya kira tidak, tidak ada sulitnya menghentikan ceramah sebentar untuk shalat kemudian dilanjutkan kembali. Tetapi dalam hal ini Ibnu Abbas justru tetap melanjutkan ceramah dan berniat menjamak shalat. Hal ini Beliau putuskan sesuai dengan Sunnah Rasul SAW yang beliau ketahui yang memang tidak mensyaratkan kondisi mendesak atau apapun lainnya
    Btw Mas saya tidak pernah menyatakan bahwa Shalat jamak harus dibiasakan, saya justru menyatakan bahwa hal itu dibolehkan tanpa syarat. Tetapi pernyataan tidak boleh dibiasakan sendiri adalah suatu keputusan hukum yang membutuhkan dalil dan tidak hanya sekedar Qaul Ulama.
    Salam

  79. @Muhibbin
    Sempurna atau ngga sempurna apakah mas muhibbin yang menilai? Luar biasa, penilaian anda mencerminkan shalat anda pasti sempurna..ckckckck..tambah salut..ati2 terbang mas..hahahaha

  80. @Abu Syahzanan
    Salam! Semoga ibadah antum membuat antum semakin dekat dengan Allah swt dan insya Allah mendapatkan syafaat dari rasul saww dan para imam as, serta membuat mereka tersenyum insya Allah.

  81. Bantahan bagi mereka yang mengatakan bahwa dialog antara RasuluLLAH Muhammad SAW dengan Nabi Musa as dikala Isra’ Mikraj adalah hanya karangan yahudi.

    ‏ ‏حدثنا ‏ ‏شيبان بن فروخ ‏ ‏حدثنا ‏ ‏حماد بن سلمة ‏ ‏حدثنا ‏ ‏ثابت البناني ‏ ‏عن ‏ ‏أنس بن مالك ‏
    ‏أن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏أتيت بالبراق وهو دابة أبيض طويل فوق الحمار ودون البغل يضع حافره عند منتهى طرفه قال فركبته حتى أتيت ‏ ‏بيت المقدس ‏ ‏قال فربطته بالحلقة التي يربط به الأنبياء قال ثم دخلت المسجد فصليت فيه ركعتين ثم خرجت فجاءني ‏ ‏جبريل ‏ ‏عليه السلام ‏ ‏بإناء من خمر وإناء من لبن فاخترت اللبن فقال ‏ ‏جبريل ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏اخترت الفطرة ثم ‏ ‏عرج ‏ ‏بنا إلى السماء فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏فقيل من أنت قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏قيل وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا ‏ ‏بآدم ‏ ‏فرحب بي ودعا لي بخير ثم عرج بنا إلى السماء الثانية فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏عليه السلام ‏ ‏فقيل من أنت قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏قيل وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا بابني الخالة ‏ ‏عيسى ابن مريم ‏ ‏ويحيى بن زكرياء ‏ ‏صلوات الله عليهما فرحبا ودعوا لي بخير ثم عرج بي إلى السماء الثالثة فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏فقيل من أنت قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قيل وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا ‏ ‏بيوسف ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏إذا هو قد أعطي ‏ ‏شطر ‏ ‏الحسن فرحب ودعا لي بخير ثم عرج بنا إلى السماء الرابعة فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏عليه السلام ‏ ‏قيل من هذا قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏قال وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا ‏ ‏بإدريس ‏ ‏فرحب ودعا لي بخير قال الله عز وجل ‏
    ‏ورفعناه مكانا عليا ‏
    ‏ثم عرج بنا إلى السماء الخامسة فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل من هذا قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏قيل وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا ‏ ‏بهارون ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فرحب ودعا لي بخير ثم عرج بنا إلى السماء السادسة فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏عليه السلام ‏ ‏قيل من هذا قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏قيل وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا ‏ ‏بموسى ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فرحب ودعا لي بخير ثم عرج إلى السماء السابعة فاستفتح ‏ ‏جبريل ‏ ‏فقيل من هذا قال ‏ ‏جبريل ‏ ‏قيل ومن معك قال ‏ ‏محمد ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قيل وقد بعث إليه قال قد بعث إليه ففتح لنا فإذا أنا ‏ ‏بإبراهيم ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏مسندا ظهره إلى ‏ ‏البيت المعمور ‏ ‏وإذا هو يدخله كل يوم سبعون ألف ملك لا يعودون إليه ثم ذهب بي إلى السدرة المنتهى وإذا ورقها كآذان الفيلة وإذا ثمرها كالقلال قال فلما ‏ ‏غشيها ‏ ‏من أمر الله ما غشي تغيرت فما أحد من خلق الله يستطيع أن ‏ ‏ينعتها ‏ ‏من حسنها فأوحى الله إلي ما أوحى ففرض علي خمسين صلاة في كل يوم وليلة فنزلت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقال ما فرض ربك على أمتك قلت خمسين صلاة قال ارجع إلى ربك فاسأله التخفيف فإن أمتك لا يطيقون ذلك فإني قد ‏ ‏بلوت ‏ ‏بني إسرائيل ‏ ‏وخبرتهم قال فرجعت إلى ربي فقلت يا رب خفف على أمتي فحط عني خمسا فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏فقلت حط عني خمسا قال إن أمتك لا يطيقون ذلك فارجع إلى ربك فاسأله التخفيف قال فلم أزل أرجع بين ربي تبارك وتعالى وبين ‏ ‏موسى ‏ ‏عليه السلام ‏ ‏حتى قال يا ‏ ‏محمد ‏ ‏إنهن خمس صلوات كل يوم وليلة لكل صلاة عشر فذلك خمسون صلاة ومن هم بحسنة فلم يعملها كتبت له حسنة فإن عملها كتبت له عشرا ومن هم بسيئة فلم يعملها لم تكتب شيئا فإن عملها كتبت سيئة واحدة قال فنزلت حتى انتهيت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فأخبرته فقال ارجع إلى ربك فاسأله التخفيف فقال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فقلت قد رجعت إلى ربي حتى استحييت منه

    Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku didatangi Buraq. Lalu aku menunggangnya sampai ke Baitulmakdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke mesjid dan mengerjakan salat dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitrah. Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu Yusuf as. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa as. Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana. Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratulmuntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa as., ia bertanya: Apa yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel. Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas umatku. Lalu Allah mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa as. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa as. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefarduannya adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap salat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh salat. Dan barang siapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as., lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan, hingga aku merasa malu kepada-Nya
    (Hadits dalam kitab Sahih Muslim : 234)

    Semoga bisa jadi bahan renungan dan islah diri 😀

  82. @GANDUNG
    “ane baca postingan Mas Muhibbin dari awal sampai akhir gak nyebutin dalil bantahan. padahal ane tunggu-tunggu lho. Ane yakin, mas Muhibbin lagi nyiapin tulisan untuk ngedukung bantahannya dilengkapi dengan data akurat. Tunggu aja…!!”

    Betul mas, dari awal memang saya perhatikan beliau gak pernah membuat bantahan dan dalil. Malah sukanya membuat permasalahan baru, padahal masalah yg awal belum selesai….gimana tuh mas muhibbin…..

    “heeeiii….. ente-ente semuwa yg beda paham ama Mas Muhibbin….!! terlarang bagi ente pade masup ke surga imajiner Muhibbin…!! hatta cuman nge kost juga ndak boleh, soalnya ntu surga imajiner buwatan engkong Muhibbin…!! howgh……xi…xi…xi….”

    Saya gak setuju mas gandung bawa2 engkong, gak bagus ah……

    Salam buat semua ah…..lagi diluar daerah, jd cuma gini doang komennya, yuk mari HAIL

  83. @Madopolo
    Bener juga antum bos…

  84. @muhhibin
    salam
    saya ragu dgn copy tlsn anda bhwa rasul saw mndpt masukan dari nabi musa as ttg salat..apakah nabi musa as mengetahui umat rasul saw itu sprti apa?klo rasul saw mengikuti ucapan nabi musa as,brarti rasul saw tdk tahu mengenai umatnya sndri dong?n jika bgtu brarti rasul saw telah zalim thdp umatnya..n juga jika benar rasul saw menerima perintah salat 50x dlm sehari dr Allah,lalu rasul saw minta kepada Allah untk mengurangi jumlah salat,brarti rasul saw tdk ridho thdp prnth Allah tsb dong?hati2lah thdp hadis tsb,memang itu adalah perbuatan zindiq(yahudi)..di Alquran bnyk menyebut kekurangajaran umat yahudi thdp Allah,salahsatu lht al baqarah 63-65..

  85. kok g ada yang mengomentarai perkataan achmad bin ali aljufrye?(yang tentang azan itu loh)

    apa yang di katakan achmad itu benar?

    @achmad aljufrye
    yek jangan di tanggepin?
    yang penting kita sholat.
    dari pada beredebat di sini trus lupa sholat N sudah masuk waktu lain.wajib Qada’ tuh
    sukron yek 🙂

  86. @all
    Bukankah, sholat itu di bagi 5 waktu…yah klo anda bisa 5 waktu knapa harus di jamak….???
    trus klo emang mau di jamak jadi sholat 3 waktu silah mo…seperti terkenal di lombok (suku Sasak) “sholat telu”….ya ndak jadi soal asal jelas pegangan nya…..

    Tapi pada dasarnya Sholat itu di bagi 5 waktu…

    maaf bila kurang ilmiah
    wassalam

  87. Assalamualaikum warahmatuLlahi wabarakatuh,

    Afwan, tulisan dibawah ini copas dari blog lain, dan justru saya
    malah ingin bantuan diskusinya:

    Menjaga Shalat Lima Waktunya Dengan Berjama`ah.
    Diantara adab yang wajib dilaksanakan atas setiap orang yang berpuasa adalah menjaga shalat lima waktunya, sedangkan bagi kaum laki-laki wajib mendirikan shalat lima waktunya dengan berjamaah, karena shalat berjama`ah hukumnya wajib bagi kaum laki-laki baik dalam keadaan mukim maupun safar, baik dalam keadaan aman maupun takut/ perang, berdasarkan nash dari al-Qur`an dan as-Sunnah. Allah  berfirman:
    وَ إِ ذَا كُنْتَ فِيْهِمْ فَأَ قَمْتَ لَهُمُ الصَّلاَ ةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ.
    “Dan apabila kamu berada ditengah-tengah mereka (shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)……” [Q.S. An-Nisa: 102].

    Ayat diatas menjelaskan wajibnya shalat berjama`ah, yang mana Allah  tidak memberikan rukhshah (dispensasi/ keringanan) kepada kaum muslimin pada saat khauf (perang), oleh karenanya shalat jam`ah dalam keadaan perang saja wajib, apalagi dalam keadaan aman.

    Adapun dalil dari sunnah tentang wajibnya shalat berjama`ah, diriwayatkan dalam shahih muslim bahwanya ada seorang laki-laki buta bertanya: “Wahai Rasulullah? Aku tidak ada orang yang menatihku ke Masjid, ia meminta kepada Rasulullah  agar mendapatkan rukhshah bolehnya ia shalat dirumahnya, tidak di Masjid, lalu Rasulullah  pun memberikan rukhshah karena adanya udzur tersebut, ketika seorang laki-laki yang buta itu berpaling hendak beranjak pergi, lalu Rasulullah  memanggilnya dan bertanya:
    (( هَلْ تَسْمَعُ النِّداءَ؟ قَالَ: نَعَمْ .قَالَ: فَأَ جِبْ )).
    “Apakah kamu mendengar adzan? ia menjawab: ya, lalu Rasulullah  bersabda: (kalau begitu) maka wajib atas kamu menghadiri (shalat jama`ah).” [HR Muslim]. Hadits diatas menjelaskan wajibnya shalat berjama`ah, mafhum hadits diatas, bahwa orang yang buta saja wajib mendatangi shalat jama`ah dimasjid, apalagi yang sehat dan tidak buta??.

    Mohon penjelasan hadits di atas seperti “bertentangan” dengan keterangan:

    Ibnu Abbas menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorangpun dari umatnya”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad jilid III no 2557, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

    atau kesimpulan saya:

    mas SP sekadar memperjelas, bahwa Menjamak Shalat Dibolehkan Walaupun Tidak Sedang Dalam Perjalanan? Jadi gak usah dimasalahkan… semua punya dasar…

    analoginya, seperti halnya memberi tahu kepada orang yang terlalu yakin baca buku itu harus dari halaman 1 dst dan orang yang yakin itu selalu ribut kalo baca tidak dari halaman 1 itu salahhh, kemudian mas SP menjelaskan bukti, tuh boleh membaca buku dari halaman mana saja… Dan kalo mau baca urut dari halaman 1 ya boleh juga…

    Gitu kali mas ya?

    AlhamduliLlah, saya berterima kasih, karena sebelum membaca tulisan mas SP ini, saya termasuk “yakin bahwa baca buku itu harus urut dari halaman 1 dst” 🙂

    Wallahu a’lam…

  88. orang Islam kenapa ya sering gak jujur. Kalo bicara soal jumlah umat Islam, dia masukkan semua: Syiah, JIL, dsb, tapi kok kalo bicara refresentasi Islam kenapa dialah yang dianggap mewakili kebenaran Islam dan yang lainnya dianggap sesat dan tidak layak mewakili Islam.

    Orang-orang yang masih menuduh sesama umat Islam itu sesat, saya fikir merekalah yang sesat dan harus diluruskan. Kita harus akui bahwa banyak tokoh Syiah yang telah mengharumkan nama Islam, tapi mengapa masih ada yang phobie terhadap syiah. Takut? atau gak pede karena mereka memang lebih pintar?

  89. Assalamualikum w.b.t.

    Saya sangat menyokong sembahyang jamak pada setiap masa kerana saya mengamalkannya setiap hari begitujuga ahli keluarga saya.

    Terima kasih.

  90. kemarin sy berdebat dgn bapak sy masalah hal ini, guru ngaji ia berkata menjama’ shalat diperbolehkan tanpa syarat memang tetapi tidak boleh dijadikan kebiasaan.

    lalu sy tanya apa dalilnya jama’ shalat tidak boleh jadi kebiasaan?lalu ia menjawab di AlQuran surat AlBaqarah (ia lupa ayatnya) yg telah dijelaskan oleh ustadnya bahwa hal itu dilarang.

    sayang sekali ayatnya lupa, padahal sy mencari dlm surat ABaqarah belum menemukan tentang shalat jama’, kalau qashar sy sudah menemukan.

    debat sy berlangsung panas hingga ngotot2an dan ia membawa status sosial bahwa ustad itu lulusan ini dan itu, sy sayangkan banyaknya ustad/ulama tidak berusaha melihat Islam seobyektiv mungkin dg melihat dari perspektiv lainnya.

    tapi sampai saat ini sy masih melakukan jama’ setiap hari berhubung sy selalu pergi keluar rumah …
    tapi sy meyakini bahwa jawaban nabi Muhammad yaitu “agar tidak menyulitkan umatku” … lalu mengapa ustad/ulama malah ingin memberatkan umat Muhammad????

  91. tapi mejama` shalat di rumah jarang sekali dilakukan rasuluLLAH SAW

  92. Pada intinya boleh kan?

  93. thnks…mudah2an Hadistnya kuat…

  94. @all
    Menurut saya kita tdk perlu ributkan shalat berjama’ah, jama’ maupun ghashar. Anda mau bershalat selama 24 jam pun tanpa membedakan Subu, Dhohor, Ashar, Magrib dan Isya diterima Allah asal IKHLAS tidak RIYA’. Allah tidak membedakan waktu. Karena Allah tdk dibatasi oleh waktu.
    Rasul mencontohkan 5 waktu agar tidak memberatkan Umat.
    Saya ingin bertanya pada anda2. Apakah wajib mentaati SABDA Rasul dan melaksankan SUNAH Rasul?
    Kalau wajib, apa hukumnya kalau tidak dilaksanakan?
    Kalau tidak wajib mengapa Rasul cape2 mengajak/ mendidik/ mengabarkan Firman2 Allah? Wasalam

  95. assalammu’alaikum
    kalau konsisten mahzahab Imam ahmad bin hambal, ya harus konsisten. Kalau mahzab Syafi’i mengharamkan menjama’ tanpa uzur. Harus konsisten juga sebagai pengikut mahzab Syafi’i. jangan kita milih-milih pendap-at yang sesuai dengan hawa nafsu, itu namanya talfiq..
    wa’alaikumsalam..

  96. @ryan
    klu di ahlusunnah susah mo konsisten.
    n milih2 tdk sll identik dgn hawa nafsu,justru yg akan lebih menonjol adalah akal

  97. @Ryan
    kalau saya pribadi konsisten dengan berpegang teguh pada apa yang diajarkan Rasulullah SAW dan Ahlul Bait Rasul SAW 🙂

  98. @Ryan
    kalau saya pribadi konsisten dengan berpegang teguh pada apa yang diajarkan Rasulullah SAW dan Ahlul Bait Rasul SAW 🙂

    ini baru taraf pengakuan atau konsep saja, dan ini yg selama ini anda perdebatkan dg kelompok lain, bagaimana penerapannya? dari jalur mana anda mendapatkan ajaran ahlul bait? apakah ada perbedaan ajaran ahlul bait dengan ajaran sahabat? jika ada, tolong sebutkan contohnya dalam hal yang signifikan, misalnya masalah aqidah.

  99. @ paiman

    Kata anda:
    apakah ada perbedaan ajaran ahlul bait dengan ajaran sahabat?

    Jalas beda lah mas, ajaran Ahlulbait sama dengan ajaran Nabi.saw sementara ajaran Sahabat banyak berbeda dengan ajaran Nabi.saw

    Misalnya dalam masalah Wasiat, Mu’tah, Haji Tamattu’, Hukum terhadap orang yang tidak bayar zakat, Baitul Mal, dll dimana antara ajaran Nabi.saw dengan ajaran Nabi.saw beda banget. Tapi kalo ajaran Ahlulbait SAMA PERSIS DENGAN AJARAN NABI.SAW.

    Dalam masalah Aqidah pun ajaran Nabi.saw dengan ajaran Sahabat juga BEDA terutama Aqidah Abu Hurairah yang dipenuhi unsur Yahudi dan Paganisme.

  100. Ralat sedikit:

    Saya menulis:

    Misalnya dalam masalah Wasiat, Mu’tah, Haji Tamattu’, Hukum terhadap orang yang tidak bayar zakat, Baitul Mal, dll dimana antara ajaran Nabi.saw dengan ajaran Nabi.saw beda banget. Tapi kalo ajaran Ahlulbait SAMA PERSIS DENGAN AJARAN NABI.SAW.

    Seharusnya:

    Misalnya dalam masalah Wasiat, Mu’tah, Haji Tamattu’, Hukum terhadap orang yang tidak bayar zakat, Baitul Mal, dll dimana antara ajaran Nabi.saw dengan ajaran Sahabat beda banget. Tapi kalo ajaran Ahlulbait SAMA PERSIS DENGAN AJARAN NABI.SAW.

  101. @paiman
    Anda tanya bagaimana penerapannya. Penerapannya berdasarkan AKHLAK ALQUR’AN
    Dari JALUR AHLULBAITI.
    Anda harus jelaskan SAHBAT YANG MANA.
    Kemudian anda harus jelaskan pengertian AQIDAH menurut anda.

  102. assalamualaikum wr wb
    ini saya temukan jawaban dari seorang ustad :

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    hadits itu benar, namun Rasul saw tidak pernah memerintahkannya melakukan berkesinambungan, dan tidak melakukannya berkesinambungan, dan para sahabat pun tidak melakukannya berkesinambungan, sebagaimana orang orang syiah yg tidak mau tahu kecuali memotong motong syariah seenak mereka, sebagaimana kawin Mut;ah pun pernah dibolehkan kemudian dilarang, mereka tetap berusaha menghalalkannya dg memutar balikkan dalil semaunya

    jumhur seluruh madzhab tidak membenarkan shalat terus dijamak, karena tidak ada contohnya dari Rasul saw, juga dari para sahabat yg ahlul Bait dan bukan ahlulbait, Ibn Abbas ra melakukannya sekali itu., sebagai bayan bahwa hal itu pernah terjadi dimasa Rasul saw, namun melakukannya secara berkesinambungan adalah batil dan penuh kesesatan, karena Allah swt sudah mengatur shalat itu 5 waktu, yaitu waktu subuh, waktu dhuhur, waktu asar, waktu magrib dan waktu isya,

    siapapun yg berusaha mengubahnya maka ia telah terjebak pada kesesatan yg nyata.

    Rasul saw selalu menjamak shalatnya jika safar, jika tidak ada udzur maka Rasul saw tidak pernah melakukannya kecuali sekali, maka tidak dibenarkan melakukannya berkesinambungan.

    berbeda dg hal hal yg sunnah, jika Rasul saw melakukannya sekali, maka sudah bisa diambil kesimpulan bahwa hal itu boleh saja dilakukan, namun dalam hal hal yg fardhu kita tidak bisa menyamakannya dg hal yg sunnah, hal yg fardhu mestilah selalu sejalan dg apa yg diperbuat oleh Rasul saw, jika Rasul saw melakukannya sekali, maka tidak ada kebolehan melakukannya berkesinambungan.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

    Wallahu a’lam

    lengkapnya dapat dilihat di
    http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=21974#21974

  103. @ochan

    karena Allah swt sudah mengatur shalat itu 5 waktu, yaitu waktu subuh, waktu dhuhur, waktu asar, waktu magrib dan waktu isya,

    Sebetulnya enggan menanggapi hasil copas dari ustad2 anda, karena sama saja anda mengatakan tidak menguasai copas anda. Sehingga nantinya tanggapan thd copas anda akan sia2.
    Namun untuk penghormatan kepada pendatang baru.. 😀 saya ingin menanyakan:
    1. Tolong sebut di ayat mana Allah mengatur shalat menjadi 5 waktu.
    2. Siapa yang sedang anda gugat? dan apa yang anda gugat?

    Salam damai

  104. @Ochan

    hadits itu benar, namun Rasul saw tidak pernah memerintahkannya melakukan berkesinambungan, dan tidak melakukannya berkesinambungan, dan para sahabat pun tidak melakukannya berkesinambungan, sebagaimana orang orang syiah yg tidak mau tahu kecuali memotong motong syariah seenak mereka, sebagaimana kawin Mut;ah pun pernah dibolehkan kemudian dilarang, mereka tetap berusaha menghalalkannya dg memutar balikkan dalil semaunya

    Tulisan di atas juga tidak pernah mengajarkan bahwa menjamak shalat yang dimaksud harus berkesinambungan. Tulisan di atas menunjukkan bahwa menjamak shalat tanpa adanya syarat perjalanan dan sebagainya adalah sesuatu yang dibolehkan. Boleh bukan berarti harus dilakukan terus-menerus kok 🙂

  105. Assalamualikum Wr. Wb.
    sya sering ketiduran di wktu sore hari hingga magrib tiba karenanya sya srg ketinggalan shalat ashar. apakah shalat jamak boleh sya kerjakan di wktu juhur karena tsb?

    Trm kasih..

  106. Kalo ikut sholat jamaah dhuhur (sebagai mamkum) terus menjamak ashar boleh ngak yah ? trus gimana niat ya yah ?

  107. […] I travelled from Lappeenranta to London during Ramadhan some years back. I wished i could have done it differently but arent we supposed to accept the easier ways God has provided and treat it as his sedekah? Just like jama’ prayers. I am still disturbed by what the lady in the mosque said to me about it, that it is not allowed unless you’re a traveller. There are several hadith to support it, read here. […]

  108. Udah,udah,udah sholat belum?yang penting semua mengerjakan sholat,ikhlas tatkala mengerjakan,dahulukan sholat tepat waktu,dalil sholat Alqu’an surat 4/101 4/102 4/103….Kemudian,apabila telah merasa aman ,maka laksanakanlah sholat itu (sebagaimana biasa).Sungguh sholat itu adalah kewajiban yang di tentukan waktunya atas orang yang beriman.

  109. Kalau sy berpendapat, shalat dijamak selalu ada udzur. Entah udzur yg ringan krn capai, lelah, ngantuk, khawatir waktu shalat habis, diserang rasa malas, dll sampai udzur berat spt musafir. Ibnu Abbas jg menurut sy menunda shalatnya dan akan menjamak karna udzur menyampaikan ceramah.

    Yang pasti bahwa udzur menjamak dimungkinkan utk musafir. Ulama sunni lebih suka mengambil dgn udzur yg berat. Hal itu menurut sy, utk memastikan penjamak-an shalat pengikutnya karna alasan yang jelas dan objektif, bukan karena nafsu dan kemalasan. Mereka khawatir pengikutnya menjadi lemah dan mudah menyerah dgn nafsu (hal ini jg spt apa yg kita pahami mengenai “tindakan fiqh” yang selalu dilakukan 3 kali sebagai kekhawatiran tidak sempurnanya tindakan).

    Sayangnya hal ini ditafsirkan hitam-putih oleh sebagian orang. Kalau dijama’ berarti sesat, tanpa bersedia memahami hadits2 Nabi saw yang membolehkan menjamak shalat. Sebagian orang itu jg sdh terjangkit virus syiahphobia yang melarang keras jamak karena itu adalah “prilaku” syiah.

    Khusus bagi kaum wahaby, mrk mestinya berkiblat kepada kekhawatiran Nabi saw tentang kemungkinan dijadikannya shalat malam pada bulan Ramadlan menjadi wajib apabila shalat tsb dilakukan secara berjama’ah.

    Wallahu a’lam.
    Semoga kita mendapat petunjuk dari Allah swt.

    Salam

  110. Bukankah, sholat itu di bagi 5 waktu…yah klo anda bisa 5 waktu knapa harus di jamak….???
    trus klo emang mau di jamak jadi sholat 3 waktu silahkan…..
    Tapi pada dasarnya Sholat itu di bagi 5 kali

  111. nabi berjuang dengan penuh kesabaran dalam penyiaran dahwah nya begitu juga syiah banyak yang menghujat nya namun syiah tidak pernah membalas hujatan hujatan itu selamat berljuang syiah

  112. artikel di atas bnar apa salah ya aq bgung jdix

  113. apapun alasan kalian sebaek2 sholat adalah sholat yang dikerjakan tepat pada waktunya!!!!!!
    dijamak skali ya maklum tp dijama’ tiap hari krn kerja it ya ga mutu namane…

  114. menurut saya solah dijamak dan tidak itu seperti orang kawin satu atau poligami, tidak bisa dibandingkan, solat 5x lebih bagus daripada dijamak, tapi dijamak lebih bagus daripada tidak solat, sama beristri satu lebih baik daripada poligami, tapi poligami lebih bagus daripada zina atau kawin banyak (bukan nikah), jadi jangan perbandingkan apel dengan jeruk mas

  115. Maaf mas, saya agak sedikit keberatan dengan postingan ini…
    memang benar bahwa menjama’ sholat boleh dikerjakan oleh orang mukim atau tidak dalam perjalanan, tetapi itu pun harus ada udzur dan sebab yang mendasari. Bukan langsung blak-blakan diperbolehkan.

    Dalam Kitab Fatkhul Qorib Wal Mujib karangan Syekh Muhammad bin Qosim pada bab sholat-tentang jama’ dan qashar, diterangkan bahwa orang mukim boleh menjama’ sholat (dan itu pun hanya jama’ taqdim) dengan syarat tertentu. Misalkan karena hujan deras, silahkan baca kitabnya bila ingin lebih jelas.

    Oh iya, sebagian hadist pun masih bersifat umum, jadi butuh makna lebih mendalam. Lihatlah, hadist yang anda posting para sahabat dan Nabi sendiri melakukan jama’ karena ada alasan, menafsiri hadist jangan hanya dari segi tekstual, analisis kembali makna hadist tersebut, baik dari segi makna maupun keadaan yang dialami Rosulullah SAW dan analisis juga asbabul wurud (sebab2 hadist itu muncul).

    Kalo boleh saya tanya ? ada hadist yang menyatakan bahwa “hari raya jatuh pada hari jum’at, jika sudah melakukan sholat hari raya, maka sholat jum’at hukumnya sunnah”. Mungkin orang awan akan memaknai sesuai teks hadist tersebut, tapi jika kita menganalisis kembali hadist dan asbabul wurudnya, sholat jum’at tetaplah wajib itu hanya berlaku bagi orang tertentu. Kalau g salah keterangannya ada pada Kitab Al-Adzkar,

    Jadi, saya cuma menyarankan jangan mengambil hadist dan menjadikannya sebagai hukum secara tekstual, silahkan cari refrensi tentang keterangan hadist tersebut dari beberapa Kitab.Karena tidak semua hadist bersifat real, tapi sebagian masih membutuhkan penafsiran makna yang lebih.

  116. assalamualaikum wr wb… saudaraku sesama umat muslim (semoga kita semua ada dalam rahmatNya), saya benar2 mau tanya nih karena tidak tahu… apakah hadits (yang merupakan perkataan atau perbuatan atau mendiamkannya) Rosulullah SAW itu terkait dengan keseharian dan kondisi beliau pada saat itu? atau boleh kita mengadop dan mengadaptasinya dengan kondisi sekarang? kemudian apa syarat2 yang harus terpenuhi untuk menyetarakan suatu kondisi pada saat nabi dengan kondisi kita sekarang? tolong sertakan dalilnya yang kuat bagi jawaban2 pertanyaan di atas?

    jawaban terhadap pertanyaan ini bagi saya pribadi akan membawa pemahaman yang berbeda bagaimana saya menyikapi/menjalankan hadits-hadits yang didiskusikan di atas.

    Mohon pencerahannya, terima kasih.

    ozzya

  117. Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh…
    kita sebagai sesama umat islam tidak usah saling menghina, mengejek… islam adalah agama yang damai… kalau tidak orang islam yg menjunjung tinggi kedamaian itu siapa lagi….
    saya mengikuti perdebatan dari awal sampai akhir…
    dari ilmu yg saya dapat saya akan mengurai ayat tentang shalat lima waktu: perintah shalat 5 waktu telah dijelaskan dalam Alquran,,,, salat subuh dijelaskan dalam surat al israk 17: 78: yg artinya: laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) subuh sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat… sedangkan shalat zuhur, ashar, magrib dan isya diterangkan dalam surat hud 11: 114: yg artinya: dan laksanakanlah shalat pada ke dua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)…. dari Al quran sumber salat subuh, zuhur, ashar, magrib dan isya…
    mudah2an bermanfaat… saya tak luput dari kesalahan… hanya dari Allah lah kebenaran yg hakiki… wassalam semoga bermanfaat bagi kita semua… amiiiiin

  118. Menjamak Shalat Dibolehkan Walaupun Tidak Sedang Dalam Perjalanan telah ditetapkan berdasarkan hadis-hadis Shahih dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi dan Musnad Ahmad. Berikut akan ditunjukkan hadis-hadis shahih dalam Musnad Ahmad yang penulis ambil dari Kitab Musnad Imam Ahmad Syarah Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Penerjemah : Amir Hamzah Fachrudin, Hanif Yahya dan Widya Wahyudi, Cetakan pertama Agustus 2007, Penerbit : Pustaka Azzam Jakarta.

    @ Secondprince
    Untuk referrensi dari sahih Bukhari Muslim mana mas?
    ana memerlukannya, kayaknya belum di tampilin…

    Sedikit urun rembug soalnya ada sedikit “kerancuan pemahaman”
    Mohon bedakan Sholat Wajib 5 X DENGAN “WAKTU REAL DALAM SHOLAT”
    Dari sisi waktu hanya ada 3 (
    -mulai tergelincir matahari sampai mendekati terbenam):Sholat Dhuhur dan Ashar
    -memasuki gelap/malam (sepajang malam) : Magrib dan Isya
    -shubuh = Shubuh

    Berhubung jumlah sholatnya ada 5 maka setiap sholat “punya jatah waktu” sehingga jadilah Sholat 5 waktu,
    jadi tiap sholat Insya Allah “punya HAK WAKTU” ini basicnya
    Namun…. kembali dari sisi waktu maka ke lima sholat tadi berada dalam zona 3 WAKTU !

    Jadi yang utama 5 Sholat dikerjakan dalam “5 WAKTU”
    Namun BOLEH/ jika ada udzur/ kepentingan/ sedang tidak dalam kondisi bisa berjama`ah
    MAKA menjamak 2 Sholat tadi BOLEH

    Nah dengan demikian tergantung sikon kita masing-masing dalam kondisi yang mana, disisi lain mengutamakan awal waktu dan berjama`ah
    adalah utama namun disisi lain kita “PASTI” tidak selalu bisa memenuhunya karena hajat dan kepentingan dan Nabi tidak ingin memberatkan ummatnya dalam masalah ini…

    Silakan dikoreksi…

  119. aminlathif, on April 20, 2013 at 9:42 pm said:

    Maaf mas, saya agak sedikit keberatan dengan postingan ini…
    memang benar bahwa menjama’ sholat boleh dikerjakan oleh orang mukim atau tidak dalam perjalanan, tetapi itu pun harus ada udzur dan sebab yang mendasari. Bukan langsung blak-blakan diperbolehkan.

    Dalam Kitab Fatkhul Qorib Wal Mujib karangan Syekh Muhammad bin Qosim pada bab sholat-tentang jama’ dan qashar, diterangkan bahwa orang mukim boleh menjama’ sholat (dan itu pun hanya jama’ taqdim) dengan syarat tertentu. Misalkan karena hujan deras, silahkan baca kitabnya bila ingin lebih jelas.

    Oh iya, sebagian hadist pun masih bersifat umum, jadi butuh makna lebih mendalam. Lihatlah, hadist yang anda posting para sahabat dan Nabi sendiri melakukan jama’ karena ada alasan, menafsiri hadist jangan hanya dari segi tekstual, analisis kembali makna hadist tersebut, baik dari segi makna maupun keadaan yang dialami Rosulullah SAW dan analisis juga asbabul wurud (sebab2 hadist itu muncul)…….

    Maaf mas saya kira teks dan konswekuensi hukum dari hadis tsb sudah jelas seterang matahari terik diatas padang pasir…
    saya/kita setuju dengan argumen mas jika suatu dalil/hadis sulit untuk dipahami orang awam atau memiliki multi tafsir atau “seolah berbenturan” dengan dalil/hadis lain maka kita sangat-sangat setuju dengan anda.
    Tapi dalam kasus ini sudah jelas ada 2 sisi yang garis besarnya sudah saya tulis di atas.
    Kaitannya dengan ini kita lihat dari sisi “Rosul tidak ingin memberatkan ummatnya” dan terbukti kitahidup dizaman skarang yang untuk sebagian besar kita banyak kesibukan dan urusan kemaslahatan sosial dan TANPA mengesampingkan hal yang umum dan lebih utama.

    Salam Dmai

  120. Saya masuk lagi…!!! sebelumnya kita sesama saudara hendaklah saling memaafkan jika ada suatu kesalahan…

    memang Rosulullah tidak ingin memberatkan umatnya, tapi coba kita gali lebih dalam lagi apa makna perkataan Rosulullah SAW tidak ingin memberatkan umatnya dalam hadist di atas ? Apa asbabul wurudnya sampai Rosulullah SAW berkata seperti itu ?. Hadist yang anda posting diatas masih belum jelas sebab-sebab hadist itu muncul (asbabul wurudnya),
    Jika memang menjamak 2 sholat diperbolehkan tanpa suatu illah/ sebab maka seolah2 terkesan meremehkan kewajiban pelaksanaan sholat 5 waktu.
    Nah, jika anda masih ragu…silahkan browsing link berikut pasti akan menjawab masalah ini dan menjelaskan hadist yang anda posting di atas (karena anda tidak menjelaskan makna dibalik hadist tersebut, hanya menjelaskna secara tekstual belaka):

    1) http://arjurohmah.blogspot.com/2013/04/seorang-mukim-bukan-musafir-boleh.html
    2) http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2812-keringanan-menjama-shalat-ketika-mukim.html.

    Kedua link tersebut keterangannya hampir sama. Silahkan dibaca untuk menambah pengetahuan !!!
    Saya mohon maaf karena mungkin terlalu banyak komen dan alangkah lebih baik jika kita saling memaafkan, terima kasih….^_^

  121. ini blog kurang ajar yang mengkorting hukum2 syariat islam, perusak syariat islam, bahaya kalau dibaca muslim yang masih awam dan belum mendalam, gaya berpikirnya mirip mu’tazillah, ini blog diilhami syetan, dan jauh dari kesopanan.

  122. Solat malamnya tidak mahu mengikut Rasulullah tetapi sibuk membicarakan solat jamak padahal ia bukanlah kebiasaan Rasulullah SAW pun!

  123. bukankah sholat awal waktu lebih utama dibanding ditunda2… kalau bukan keperluan yg mendesak kenapa mesti ditunda…

  124. ngertilah saya sekarang kenapa di Iran sholatnya cuma tiga kali. Shubuh, Siang (Dzuhur dan Ashar di Jamak), dan Malam (Magrib dan Isya di Jamak). Ternyata Hadits dari Ibnu Abbas r.a. inilah dasarnya. cerdas dan solutif. di negara2 kutub yg kadang malamnya sangat pendek dibanding siangnya atau sebaliknya, inilah solusinya. orang yg sangat super sibuk, tak perlu meninggalkan sholat, jamak saja solusinya.
    saya berpendapat, justru dalam bab fiqih hadits yg muhkamat (jelas) tidak perlu ditafsirkan lagi.justru saya heran, dalam hal aqidah ada hadits bersifat mutasyabihat (samar) misalnya hadits ttg seorang budak ditanya dimana Alloh?. ia menjawab dgn menunjukan jari ke atas. hadits ini diterima begitu saja tanpa penafsiran, hanya untuk mendukung aqidah Allah bertempat di langit.
    -keanehan salafy-

  125. Begini : Rasulullah memberi contoh bahwa salat wajib bisa dijama’ walaupun tdk dalam keadaan safar bukan berarti menggampang2kan ibadah atau lebih parah lagi mengakomodasi sifat malas, tp beliau saaw telah memprediksi bhw sikon umat yang akan datang sangat berbeda dg sikon pada zamannya dimana tingkat kesibukan manusia sangat tinggi shg waktu terasa sangat sempit. Dan ini sangat sesuai dg semangat tujuan syariat yaitu bukan untuk menyulitkan umat tp sebaliknya untuk membuat mudah umat untuk melaksanakannya. Contohnya bagi orang yg bekerja di perusahaan yg tdk mengijinkan para pekerjanya mengambil waktu terlalu banyak untuk ibadah, rukhsyakh yg diberikan Nabi saaw ini sangat2 membantu.

    Untk mas Muhibbin saya cuma pesan bahwa beragama itu tdk cukup hanya semangat (membeo) saja tp juga dg banyak membaca karena hadis yg membolehkan menjama’ salat di luar waktu safar justru saya temukan dlm buku kumpulan hadis yg diterbitkan oleh penerbit buku2 sunni pada thn 1995.

  126. Itu sunnah boleh di lakukakan sekali seumur hidup itu pun hnya niat untuk mndpat sunnah Rasul..Rasulullah hanya mencontohkan sekali bukan u dilakukan berkali2..buka fathul bari..tu hadis maudu boleh ngumpulin dr alkafi ye hehehe salam damai..

  127. Saudara-saudara, para ikhwan dan akhwat, mari kita berfikir jernih, kenapa Rasulullah melakukan ini (menjamak sholat tanpa udzur), dan beliau mengatakan agar tidak memberatkan ummat ;
    Inilah Rasulullah, kekasih Allah, beliau telah memprediksi bahwa di akhir zaman ummatnya akan sibuk sekali. Perjalanan macet, bahkan terkadang untuk 1 – 2 km saja bisa sampai 2 jam, maka agar ummatnya tidak meninggalkan sholat, Rasulullah memberi tauladan. Adakalanya pengantin baru, karena harus dandan dan sebagainya, akhirnya sholat tertinggal, karena waktunya mepet. Maka dengan menjamak sholat pastinya dia tidak meninggalkan sholat.
    diterima atau tidaknya sholat tersebut, bukan hak kita manusia yang menentukan, biarlah hanya Allah SWT yang menilai.
    Wallahu’alam.

  128. kalau solat jamak seperti itu adalah sunnah, maka kalau mengerjakan shalat cukup di tiga waktu saja. nggak perlu di lima waktu. tapi saya masih ragu dengan hadits2 tersebut dia atas, atau ada kemungkinan salah tafsir. dan satu lagi tidak kah itu menandakan kemalasan, sehingga misalnya ditunda sampai waktu shalat brikutnya dengan alasan sunnah???? tolong dikaji ulang yahhh. kalau perlu pake logika dulu sebelum dipublikasikan. supaya tidak menimbulkan keresahan.

  129. @Intan

    Pahami saja hadis itu apa adanya, tidak usah menambahkan asumsi pribadi. Hadisnya tidak menyatakan itu harus dilakukan setiap saat. Hadisnya menjelaskan bahwa jamak itu dibolehkan. Jadi seharusnya memahami hadis tersebut dengan logika yang baik ya tidak ada masalah. Dan saya heran mengapa pula bisa dikatakan menimbulkan keresahan.

  130. Sebagai orang awam bukan ustad apalagi ulama, untuk urusan ibadah saya cenderung pilih yang mudah saja. Soalnya saya sadar, saya ini kadang bisa malas banget beribadah. Bahkan sudah dimudahkan pun kadang malas juga yang wajib2.

    Pernah nyoba pengen rajin ibadah kayak kaum khawarij itu tuh yang konon bikin banyak sahabat nabi minder, tapi selalu gagal total. Mengapa yah kaum khawarij bisa rajin sekali beribadah dan tidak malas. Seolah2 setan pun enggan merusak kerajinan mereka dalam beribadah.

    Saya sampai sekrg masih gak habis pikir koq bisa yah kaum khawarij ini fenomenal cetar membahana banget dalam hal beribadah. Sikap malas beribadah sama sekali tidak tampak dalam diri mereka. Koq bisa? Bagaimana caranya?

  131. […] Ahmad jilid III no 2557, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir) Baca selengkapnya: https://secondprince.wordpress.com/2008/06/20/shalat-jama-dibolehkan-tanpa-syarat/ 3. Nikah mut’ah Menurut syiah, nikah mut’ah itu dihalalkan oleh Rosululloh, bahkan sampai […]

  132. Hadits shahih pemahaman jahil ya percuma. Jadinya seperti ini.

Tinggalkan komentar