Sunni Mengambil Ilmu Dari Rafidhah

Sunni Mengambil Ilmu Dari Rafidhah

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi saya membuat tulisan ini, yang kesemuanya adalah untuk menepis syubhat dan tuduhan yang dilakukan oleh pengikut Salafy kepada pengikut Syiah. Saya melihat kerancuan dan ketidakadilan pengikut Salafy dalam bersikap kepada mereka pengikut Syiah. Kerancuan yang dilatarbelakangi oleh penyakit kronis yang sudah sangat parah yaitu Syiahphobia. (Tulisan ini lumayan panjang dan membosankan) 😉

.

.

Rafidhah Adalah Pendusta
Kebanyakan pengikut Salafy seringkali menyebut pengikut Syiah dengan sebutan Rafidhah. Sebutan Rafidhah itu biasanya diringi dengan pernyataan merendahkan dan Tuduhan yang mereka kutip dari perkataan-perkataan Ulama. Pernyataan tersebut yaitu Rafidhah Adalah Seburuk-buruk Pendusta. Dengan ini mereka pengikut Salafy seenaknya menyatakan Setiap orang Syiah sebagai Rafidhah dan Rafidhah adalah seburuk-buruk Pendusta. Artinya yang ingin dinisbatkan oleh pengikut Salafy itu adalah bahwa Pengikut Syiah itu semuanya Pendusta, jadi harus diingkari dan dikecam. Sungguh Argumentum Ad Hominem yang menjijikkan. 😈
.

Bayangkan saja jika ada seorang Syiah yang dengan Itikad baik berdiskusi kepada seorang Sunni atau Salafy maka dengan mudahnya Sunni atau Salafy itu berkata Untuk apa berdiskusi dengan seorang Rafidhah yang terkenal pendusta. Atau mereka Sunni atau Salafy itu ada yang berkata Jangan percaya dengan Rafidhah yang mengutip kitab-kitab hadis Sunni, mereka itu adalah pendusta.

.

Tidak hanya itu, dalam bentuk yang lebih halus dapat dilihat sikap sok bijak yang keblinger. Ada diantara Sunni atau Salafy itu yang ternyata bersedia berdiskusi dengan orang Syiah. Dan seperti biasa mereka yang Syiah akan membawakan dalil-dalil yang mendukung mahzab mereka dari kitab-kitab Sunni sendiri. Setelah terjadi pembahasan yang cukup panjang maka Sang Sunni atau Salafy itu menemukan kekeliruan(menurut mereka) dari mereka pengikut Syiah dalam membawakan hadis Sunni. Kekeliruan itu bisa berupa hadis yang dibawakan adalah dhaif, kekeliruan dalam mengutip pendapat ulama Sunni atau Salafy, kekeliruan dalam menyebutkan rujukan dan lain-lain. Hal ini ternyata membuat orang Sunni atau Salafy itu dengan mudah mengeluarkan kata-kata “Bukankah ini merupakan bukti kalau Syiah Rafidhah itu memang seorang Pendusta”.

.

Memang di antara orang Sunni atau Salafy itu ada yang begitu kentalnya Nuansa Syiahphobia sehingga suatu kekeliruan dalam diskusi ilmiah, ia nyatakan sebagai suatu kedustaan. Padahal kekeliruan dalam diskusi ilmiah sudah sangat sering terjadi bahkan kekeliruan itu sendiri bisa dilakukan oleh pengikut Sunni atau Salafy itu sendiri. Dan Tidak jarang dalam hal ini justru yang keliru itu adalah Pengikut Salafy yang sok menyalahkan dan sebenarnya Pengikut Syiah itu yang benar. Jadi untuk apa membuat tuduhan-tuduhan seenaknya bahwa Kekeliruan adalah suatu Kedustaan. 😦

.

.

.

Perawi Syiah Dalam Hadis Sunni
Bagi Mereka yang tahu maka perkara ini cukup jelas, memang ada cukup banyak perawi hadis dalam Kitab hadis Sunni baik Kutub As Sittah(Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasai, Sunan Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah) maupun yang lainnya (Al Mustadrak Al Hakim, Musnad Ahmad, Mu’jam AtThabrani, Shahih Ibnu Khuzaimah) yang ternyata seorang Syiah. Hal ini tidak dapat ditolak bahkan oleh seorang Salafy sekalipun, hanya saja mereka melakukan akrobat untuk berkelit dari dilema mereka.

.

Sudah seringkali saya melihat bahwa Salafy tidak membedakan apa itu Syiah dan apa itu Rafidhah, bagi mereka Syiah ya sama saja dengan Rafidhah dan mereka Rafidhah adalah pendusta. Kemudian ketika ditunjukkan bahwa perawi hadis Sunni sendiri banyak yang Syiah, mereka berkelit dengan berkata

“Itulah kejujuran Ulama hadis Sunni, mereka mengambil hadis dari orang-orang yang mereka anggap tsiqah walaupun adalah ahlul bid’ah dengan syarat tidak berlebihan dalam kebid’ahannya atau tidak meriwayatkan kebid’ahannya”.

Dalam hal perawi Syiah, mereka Salafy berakrobat dengan berkata Syiah yang dimaksud disini adalah tasyayyu atau berlebihan dalam mengutamakan Ali RA dari sahabat yang lain bukan Rafidhah. Sekarang baru berkata bahwa Syiah itu berbeda dengan Rafidhah, karena mereka tidak berani menisbatkan Syiah disini sebagai Rafidhah yang mereka bilang sebagai Pendusta. Sungguh Sikap Antagonis Yang Menyedihkan.

Untuk membungkam sikap Antagonis Salafy yang menyedihkan itu maka akan ditunjukkan bahwa ada di antara perawi hadis Sunni tersebut yang jelas-jelas seorang Rafidhah. Penunjukkan Rafidhah sepenuhnya dengan bersandar pada perkataan dalam kitab Rijal oleh Ulama yang jelas-jelas menyebutkan bahwa Si Fulan adalah Rafidhah, berikut nama-nama mereka 🙂

.

.

.

Abbad bin Ya’qub Al Asadi Ar Rawajini Al Kufi
Keterangan tentang Beliau dapat ditemukan dalam Hadi As Sari jilid 2 hal 177, Tahdzib At Tahdzib jilid 5 hal 109 dan Mizan Al Itidal jilid 2 hal 376. Disebutkan

  • Ibnu Hajar berkata bahwa Abbad adalah seorang Rafidhah yang terkenal hanya saja Ia jujur
  • Ibnu Hibban berkata bahwa Abbad seorang Rafidhah yang selalu mengajak orang lain mengikuti jejaknya.
  • Saleh bin Muhammad berkata “Abbad memaki Usman bin Affan”

Jadi Abbad adalah Seorang Rafidhah yang oleh Abu Hatim dikatakan “Ia tsiqat”, beliau seorang Rafidhah dimana Hakim berkata Ibnu Khuzaimah ketika membicarakan Abbad, Ia berkata “Riwayat Abbad dapat dipercaya tetapi pendapatnya sangat diragukan” .Adz Dzahabi berkata “Abbad seorang yang berlebihan Syiahnya, Ahli bid’ah tetapi jujur dalam menyampaikan hadis”. Maka sudah jelas Abbad adalah seorang Rafidhah bahkan dikabarkan beliau memaki sahabat Usman bin Affan tetapi tetap saja beliau dinyatakan tsiqat dan jujur. Abbad adalah perawi hadis dalam Shahih Bukhari, Sunan Ibnu Majah, Sunan Tirmdizi, Musnad Ahmad dan Shahih Ibnu Khuzaimah. Apakah para Salafy itu mau berkelit kalau Syiah yang dimaksud disini adalah tasyayyu, padahal zahir lafal jelas adalah Rafidhah? Ah ya mungkin akan ada akrobat yang lain :mrgreen:
.

.

.

Sulaiman bin Qarm Abu Dawud Adh Dhabi Al Kufi
Dalam Kitab Tahdzib At Tahdzib jilid 4 hal 213 dan Mizan Al I’tidal jilid 2 hal 219, disebutkan pernyataan Ulama mengenai Sulaiman bin Qarm. Ada yang menyatakan beliau dhaif(Yahya bin Main dan Abu Hatim) dan ada yang menyatakan beliau tsiqah. Tetapi coba lihat apa yang dikatakan Ibnu Hibban, beliau berkata Sulaiman seorang Rafidhah yang ekstrim. Anehnya walaupun Ibnu Hibban menyatakan Ia Rafidhah, Ahmad bin Hanbal menyatakan Sulaiman tsiqat, tidak ada sesuatu yang membahayakan atas diri Sulaiman hanya saja Ia berlebihan dalam bertasyayyu. Begitu pula pernyataan Ahmad bin Adi “Sulaiman banyak memiliki hadis hasan dan afrad”. Sulaiman bin Qarm adalah perawi hadis dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi. Jika Rafidhah memang pendusta mengapa Ahmad bin Hanbal menyatakan tsiqat pada seorang pendusta, mengapa Imam Muslim meriwayatkan hadisnya dalam kitab Shahih beliau Atau justru sebenarnya Ibnu Hibban keliru. Jika memang Ibnu Hibban keliru maka saya katakan kalau seorang Ulama saja bisa keliru dalam menentukan siapa yang Rafidhah mengapa pengikut Salafy itu begitu soknya dengan mudah berkata siapa yang Rafidhah.

.

.

.

Harun bin Sald Al Ajli Al Kufi
Beliau sebagaimana dijelaskan dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 11 hal 6 dan Mizan Al I’tidal jilid 4 hal 784 adalah perawi yang dapat diterima hadisnya. Tetapi beliau juga dinyatakan sebagai Rafidhah

  • As Saji berkata Dia itu Rafidhah ekstrim
  • Ibnu Hibban berkata Dia Rafidhah ekstrim

Anehnya Harun juga dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Hibban, Ahmad bin Hanbal berkata Harun orang yang saleh dan banyak yang meriwayatkan hadis darinya, Ibnu Abi Hatim berkata “Aku bertanya pada ayahku tentang Harun. Maka dia menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan Harun”. Utsman Ad Darimi mengatakan dari Ibnu Main bahwa tidak ada persoalan dengan Harun walaupun Ad Dauri berkata bahwa Ibnu Main mengatakan Harun itu berlebihan dalam Syiahnya. Hal ini berarti Ibnu Main tidak menganggap kesyiahan Harun sebagai persoalan dalam periwayatan hadis. Jika benar setiap Rafidhah adalah pendusta mengapa Harun yang dikatakan As Saji dan Ibnu Hibban sebagai Rafidhah tetap diterima hadisnya oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim.

.

.

.

Jami’ bin Umairah bin Tsa’labah Al Kufi
Dalam Tahdzib At Tahdzib 2/111 dan Mizan Al ‘Itidal 1/421, didapatkan keterangan tentang Jami’ bin Umair. Beliau dinyatakan Rafidhah oleh Ibnu Hibban. Ibnu Hibban berkata “Dia itu Rafidhah yang memalsukan hadis”. Tetapi walaupun begitu beliau adalah tabiin yang diterima hadisnya

  • Abu Hatim berkata “Dia orang Kufah, seorang Tabiin dan Syiah yang terhormat. Dia jujur dan baik hadisnya”.
  • Al Ijli berkata “Dia seorang Tabiin yang tsiqat”
  • As Saji berkata “Dia memiliki hadis-hadis munkar, dia bisa diperhitungkan dan dia itu jujur”
  • Bukhari berkata “Dia patut dipertimbangkan”
  • Ibnu Adi berkata “Dia seperti yang dikatakan Bukhari,hadis-hadisnya bisa dipertimbangkan. Hadis yang diriwayatkannya umumnya tidak diikuti orang”

Jami’ bin Umairah adalah perawi hadis dalam Sunan Tirmidzi dan Al Mustadrak Al Hakim, Tirmidzi menghasankan sebagian hadisnya dan Al Hakim menshahihkan hadis riwayat Jami’ bin Umairah. Kalau memang yang dinyatakan Ibnu Hibban itu benar maka itu berarti seorang Rafidhah bisa diterima hadisnya.

.

.

.

Abdul Malik bin A’yun Al Kufi
Keterangan tentang Abdul Malik dapat dilihat dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 6 hal 385 dan Mizan Al I’tidal jilid 2 hal 651. Beliau Abdul Malik dinyatakan oleh Al Hamidi dan Sufyan bin Uyainah sebagai seorang Rafidhah

  • Al Hamidi menceritakan bahwa Sufyan menerima hadis dari Abdul Malik seorang Syiah. Al Hamidi berkata bagiku Abdul Malik adalah seorang Rafidhah yang suka menciptakan ajaran bid’ah.
  • Al Hamidi berkata dari Sufyan bahwa Abdul Malik dan kedua saudaranya Zararah dan Hamran adalah penganut Syiah Rafidhah.
  • Al Uqaili dalam Ad Dhuafa menyatakan bahwa Abdul Malik seorang Rafidhah

Tetapi jika kita melihat pernyataan Ulama lain maka ditemukan bahwa Abdul Malik tsiqah dan jujur.

  • Ibnu Hibban menyatakan Abdul Malik tsiqat dan memasukkan namanya dalam Ats Tsiqat
  • Al Ajli menyatakan Abdul Malik sebagai tabiin yang tsiqat
  • Abu Hatim berkata “Ia orang Syiah tetapi jujur”
  • Al Mizzi dalam Tahdzib Al Kamal berkata bahwa Abdul Malik itu Rafidhah tetapi Shaduq(jujur)

Abdul Malik adalah perawi Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi
Jadi bagaimana mungkin Rafidhah yang dikatakan dusta itu diambil hadisnya oleh para Ulama Sunni.

.

.

.

Musa bin Qais Al Hadhramy
Beliau adalah seorang perawi hadis yang tsiqah sebagaimana disebutkan dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 10 hal 366 dan Mizan Al I’tidal jilid 4 hal 217. Anehnya Al Uqaily berkata Dia itu Rafidhah yang ekstrim. Apakah itu berarti Musa adalah Rafidhah yang tsiqah

  • Yahya bin Main berkata “dia tsiqat”
  • Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata dari ayahnya yang berkata Aku tidak mengetahui tentang Musa kecuali kebaikan
  • Ibnu Syahin berkata Musa diantara perawi yang tsiqah
  • Ibnu Numair berkata tentang Musa dia tsiqat, banyak yang meriwayatkan darinya
  • Abu Hatim berkata “tidak ada persoalan dengan dia”

Selain itu Musa bin Qais lebih mendahulukan Ali ketimbang Abu Bakar. Hal ini dinyatakan Adz Dzahabi dalam sebuah riwayat tentang Musa, bahwa Musa berbicara tentang dirinya sendiri bahwa Sufyan bertanya kepadanya tentang Abu Bakar dan Ali, maka katanya Ali lebih kusukai. Musa bin Qais adalah perawi hadis dalam Sunan Abu Dawud.

.

.

.

Hasyim bin Barid Abu Ali Al Kufi
Hasyim bin Barid dinyatakan oleh Al Ajli dan Ibnu Hajar sebagai Rafidhah tetapi mereka berdua tetap mentsiqahkan beliau. Hal ini dapat dilihat dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 11 hal 16 dan Mizan Al I’tidal jilid 4 hal 288.
Al Ajli berkata tentang Hasym “Dia orang Kufah yang tsiqat Cuma dia itu Rafidhah”. Hasym bin Barid telah dinyatakan tsiqah oleh Yahya bin Main, Ibnu Hibban, Ahmad bin Hanbal dan Ad Daruquthni. Hasym adalah perawi hadis dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan An Nasai

.

.

Sangat jelas bahwa nama-nama di atas dinyatakan sebagai Rafidhah tetapi tetap saja diterima hadisnya. Hal ini menimbulkan kemusykilan bagi para pengikut Salafy. Sebagian mereka tetap berasumsi bahwa Rafidhah yang dimaksud adalah tasyayyu atau melebihkan Ali RA dibanding sahabat lain. Mereka berkata bahwa kata Rafidhah yang dimaksud di atas bukanlah seperti Syiah Rafidhah yang pencaci sahabat Nabi. Semua itu hanyalah kata-kata berkelit untuk membenarkan sikap mereka yang selalu merendahkan Syiah dengan sebutan Rafidhah. Bukankah Abbad dikabarkan mencaci Utsman bin Affan dan beliau tetap dianggap tsiqah.
Sebagian mereka akan menyatakan bahwa ulama yang menyatakan nama-nama di atas sebagai Rafidhah adalah keliru karena terbukti ada yang mentsiqahkan mereka. Anehnya kenapa tidak sekalian dinyatakan bahwa justru Ulama yang mentsiqahkan itulah yang keliru karena bukankah menurut mereka Salafy, sudah jelas Rafidhah adalah pendusta.

.

.

.

Perawi Hadis Sunni Yang Dikatakan Mencaci Sahabat Nabi
Ada juga perawi hadis yang dikatakan oleh sebagian Ulama telah mencaci sahabat Nabi. Di atas telah disebutkan salah satunya adalah Abbad bin Yaqub. Selain Abbad terdapat juga Abdurrahman bin Shalih Al Azdi yang dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 6 hal 197 dinyatakan bahwa

  • Shalih bin Sulaiman berkata tentang Abdurrahman bin Shalih “Ia orang Kufah yang mencerca Usman tetapi ia jujur”.
  • Musa bin Harun berkata “Ia tsiqat yang bercerita tentang kekurangan-kekurangan para Istri Rasulullah SAW dan para sahabat”
  • Abu Dawud berkata “Aku tidak berminat untuk mendaftar hadis Ibnu Shalih. Ia menulis buku yang mengecam sahabat-sahabat Rasul”

Walaupun begitu tetap banyak yang memandangnya tsiqah

  • Yahya bin Main berkata “Ia tsiqat, jujur dan syiah, baginya jatuh dari langit lebih ia sukai daripada berdusta walau hanya sepatah kata”
  • Abu Hatim berkata Ibnu Shalih seorang yang jujur
  • Ahmad bin Hanbal berkata “Maha suci Allah, ia seorang yang mencintai keluaga Nabi dan ia adil”.

Beliau Abdurrahman bin Shalih Al Azdi adalah perawi hadis dalam Sunan An Nasai.
Seorang yang dikatakan mencaci sahabat-sahabat Nabi ternyata tetap dinyatakan oleh yang lain sebagai tsiqah dan diambil hadisnya.

.

.

.

Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan adalah Dalam Kitab hadis Sunni memang terdapat perawi hadis yang dinyatakan oleh sebagian Ulama sebagai Rafidhah. Oleh karena itu tidak berlebihan kalau Sunni ternyata mengambil hadis juga dari Rafidhah. Apakah Salafy itu akan tetap mengatakan Rafidhah adalah Pendusta?. Kalau tetap begitu, berarti Sunni juga mengambil hadis dari para pendusta. Naudzubillah, saya berlindung kepada Allah SWT dari hal-hal yang demikian.

Salam Damai

Catatan : Tulisan ini hanyalah suatu analisis sederhana terhadap pertentangan yang terjadi antara pengikut Islam Salafy dan Islam Syiah. Penulis tidak memiliki kepentingan dan keuntungan pribadi dalam masalah ini (walaupun sepertinya penulis mungkin akan dirugikan dengan tuduhan-tuduhan yang aneh) :mrgreen:

37 Tanggapan

  1. jadi inget..
    pernah tiba2 ada yg ngajak chat..
    wkt d1a tanya agamaku apa aq jawab Muslim..
    dia tanya lg syiah apa sunny..
    aq jawab islam itu 1 nggak ada syiah n Suni..
    trus aq sok ngasi nasehat agar kembalilah kejalan yg benar (halah), agar islam tak terpecah belah kayak sekarang…
    doi malah kabur..

  2. Pak secondprince, tulisan Anda sama sekali TIDAK membosankan. Kajian Anda sangat membantu untuk menyadarkan & mengajak kalangan Sunni yg Syiahfobia untuk memandang kalangan Syiah sebagai saudara sesama umat Islam yang juga punya pijakan argumen bagi mazhabnya. Mudah2an Sunni yg berakhlak mulia & Syiah yg berakhlak mulia bisa bekerja sama memajukan umat manusia. Adapun Sunni yg belum berakhlak mulia & Syiah yg belum berakhlak mulia mudah2an bisa segera pindah ke mazhab akhlak mulia & bergabung dgn saudara2-nya yg berakhlak mulia. Amin.
    Salam ‘alaykum.

  3. Sungguh suatu tulisan Ilmiah bagi kita umat Islam.
    Saya katakan Ilmiah karena tulisan ini mengajak kita melihat kepada KEBENARAN. Bisa saja ada yg tdk setuju. Dan apabila tdk setuju kita bs berdiskusi dgn AKAL YG SEHAT. yakni setiap diskusi mempunyai argumen dgn NASH dan bukan omongan NGAWUR.
    Ada yg perlu saya jelaskan sedikit mengenai sebutan BOHONG.
    Berbohong adalah suatu tindakan menyalahi KENYATAAN (Kenyataan disini bkn penglihatan tp sejarah masa lalu). Klu para ahli sejarah telah mengakui suatu kejadian (dishahihkan) dan ada yg mengatakan bahwa orang yg menyampaikan kejadian itu BOHONG sedangkan semua ahli sejarah mengakui bahwa sipembawa berita dapat dipercaya , maka orang yg mengatakan sipembawa berita BOHONG. Menurut LOGIKA ia yg PEMBOHONG BESAR

  4. Lugas dan logis.

    Ditunggu jurus2 akrobat baru dr Salafy.

    *Mas SP biarpun anda menggunakan data2 yg akurat dan dr ulama2 yg kami percayai, tp tetap saja anda akan kami cap sbg rafidhah, krn tdk mungkin kami mengakui kebenaran yg mengganggu doktrin kami, jd kami akan berusaha sekuat tenaga utk menolak*
    :mrgreen:

  5. Mantaaaap
    he he he he tapi tetap saja u bakal dibilang Syiah Rafidhah 😆
    jangan ngeyel dengan semua tulisan U, kagak bakal U diakui sebagai Sunni oleh Pokoknya Sesat 😆
    Tapi kalau terpaksa U dipanggil Rafidhah, U tetap saya terima tulisannya karena
    Berdasarkan Kitab Tahdzib Al Mirza jilid 12 hal 1212121212
    Mirza berkata “SP itu tertuduh Rafidhah yang tsiqah”
    Almirza menyatakan “SP itu dituduh Rafidhah tapi jujur”
    Ali berkata “Banyak yang membincangkan SP tetapi Mati terkutuk lebih Ia sukai daripada berbohong”
    Husain berkata “SP itu shaduq dan tasyayyu tetapi dituduh Rafidhah ekstrim”
    Jadi walaupun dituduh rafidhah tetap saja tsiqah 😆
    *Tertawa membahana sampai tenggorokan putus*

  6. @elly.s
    pengalaman ya 🙂

    @Badari
    terimakasih 🙂

    @aburahat
    terimakasih juga 🙂

    @truthseeker
    he he he akrobat yang itu mah udah tahu :mrgreen:

    @almirza
    *syok melihat komen Mirza*
    😈
    jangan macam-macam ya 😛

  7. yang demen berakrobat itu bukannya pemain sirkus?

    *lariiii ah :mrgreen:*

  8. Tapi… kenapa masih banyak sunni or salafy yang masih keukeuh berakrobat dan cinta mati terhadap doktrin-doktrin ulama mereka? Padahal sudah diungkapkan kebenaran-kebenaran yang selama ini mereka (tidak ketahui) sanggah?

    by the way, enak ya berakrobat? mending mana sama bermanuver? kalau Fokker 16 meliuk-liuk di udara itu namanya akrobat atau manuver?

    *lari lagi ah…. setelah capek treadmill :mrgreen: *

  9. kalau manuver sdh mengikut sertakan urusan nyawa..:)
    kl akrobatkan msh sekedar pertunjukkan utk mendapat tepuk tangan.. 😛
    Kalau dah bakar2an br msk kategoi manuver.. :mrgreen:

  10. Yg senang berakrobat pd suatu bakal kepleset. Apakah waktu akrobat keadaan tdk fit atau sedang ngelamun. Dan makin tinggi main akrobat makin berbahaya akibatnya bisa2 terbunuh baik klu masuk Surga klu masuk Neraka? Tp biasanya orang main akrobat ingin dipuji atau nda ada kerjaan.

  11. gw doain nt yg masuk neraka.ameen Allahumma ameen

  12. Siapa yg mendoai orang lain masuk neraka ia sendiri mask neraka. Krn Rasul nda pernah doai umatnya masuk neraka. Sebab yg demikian menandakan orangnya………???????.

  13. @hilda alexander

    Kalau mendo’akan org masuk neraka, pasti bukan akrobat khan? Kalau bukan trus apa masuk manuver? Mohon penjelasannya.. 😉

  14. Mas, saya pernah belajar ma Pak Quraish, kalau yang dimaksud “rafidhah” itu Syiah Zaidiyah, sedangkan yang dimaksud syiah secara mayoritas adalah Syiah 12 imam. Jadi, sama2 Syiah cuma berbeda aliran. Menurut sampeyan gimana? Para perawi yang sampeyan sebut itu dari Syiah Zaidiyah atau Imamiyah?

  15. @aburahat
    “Siapa yg mendoai orang lain masuk neraka ia sendiri mask neraka. Krn Rasul nda pernah doai umatnya masuk neraka. Sebab yg demikian menandakan orangnya………??????”

    gilaaaaaa….tul kan mas ??? he…he…

  16. Alhamdulillah, dari blog ini saya jd tahu kalo ada blog yg membahas tentang kesesatan syiah. Terima kasih mas.

  17. @hilda alexander
    Yap benar sekali 🙂

    Tapi… kenapa masih banyak sunni or salafy yang masih keukeuh berakrobat dan cinta mati terhadap doktrin-doktrin ulama mereka? Padahal sudah diungkapkan kebenaran-kebenaran yang selama ini mereka (tidak ketahui) sanggah?

    Lho bukannya jawabannya udah jelas. Yang benar itu ulama yang bukan ulama mah sesat :mrgreen:

    @truthseeker
    ikut aja 🙂

    @abu rahat
    nggak ikutan ah 🙂

    @lavender
    ah maaf saya nggak butuh doanya situ, jadi saya kembalikan ke situ aja ya 🙂

    @abu rahat
    nggak tahu saya 😦

    @truthseeker
    itu namanya jahat bukan :mrgreen:

    @Suyati
    wah nggak tahu ya, keterangannya cuma disebutkan Syiah dan Rafidhah saja, nggak ada embel-embel zaidiyah dan Imamiyah.

    @abu syahzanan
    ooooh gila ya :mrgreen:

    @Mangun
    Sama-sama
    Salam 🙂

  18. @sp,

    tolong ente bedakan antara mengkritik sahabat dengan mencaci para sahabat.
    Apakah pantas kita mencanci beberapa sahabat, seperti yang dilakukan oleh beberapa syiah itsna jakfariyah alias rafidhah, yang bahkan dalam beberapa dzikir mencaci dan menghina beberapa sahabat utama Rasul dengan demikian parahnya ???
    Tidak ada hak kita untuk mencaci para sahabat Rasul SAW 🙂

  19. mas Muhibbin kira2 dzikir mencaci dan menghina sahabat itu seperti apa dan apa memang ada ?

  20. tidak ada yang aneh dari tulisan sp.
    begitulah ulama sunnah, mereka tsiqah dan terpercaya menilai seseorang. Adil dan bermartabat.
    Kenapa ya orang2 ini tidak mengambil nilai tersebutnya?
    Kalau ada orang yang anti syiah, ente pun orang2 yang anti sunnah berarti.
    lalu kenapa ulama2 sunnah yang mengambil sebagian hadits (tolong lain kali disebutkan contoh hadits yang diambil) dr orang2 syiah itu tidak jadi syiah? Aneh kan???
    Sampai ketawa tenggorokan putus segala……
    lalu orang2 syiah yg meriwayatkan tersebut mengambil hadits dari sahabat siapa? tunjukan dong man…….
    lalu sahabat itu apa kemudian mereka juga orang syiah??? Aduh lucu kalian ini. kalau mau logika ya berlogika lah…..

  21. ih lucu deh. diskusi intens di blog ini donk. salurkan bakat dakwah Anda untuk mendakwahi mas SP, tentunya dengan argumen ilmiah, bukan sekedar propaganda.

    Aku tetap sabar menunggu aksi Anda itu lho. 😀

  22. @Muhibbin
    saya sangat bisa membedakan apa itu kritik dan apa itu cacian, terimakasih Mas 🙂

    @Khalisa
    oh saya juga tidak tahu itu 🙂

    @toniadq

    Kenapa ya orang2 ini tidak mengambil nilai tersebutnya?
    Kalau ada orang yang anti syiah, ente pun orang2 yang anti sunnah berarti.
    lalu kenapa ulama2 sunnah yang mengambil sebagian hadits (tolong lain kali disebutkan contoh hadits yang diambil) dr orang2 syiah itu tidak jadi syiah? Aneh kan???

    Mau nanya nih Mas, or siapalah
    komentar anda itu ditujukan buat sayakah? ente itu jadi saya? so saya belum bisa menanggapi yang samar-samar 🙂
    Kalau anda mau berdiskusi maka gunakanlah kata pengganti orang yang tepat sehingga tidak berkesan samar. Awal tulisan anda bilang SP, kemudian anda berkata orang-orang ini , lalu langsung bertanya dengan kata pengganti ente
    terus yang tertawa sampai tenggorokan putus itu jelas bukan saya 🙂
    selanjutnya anda menggunakan kata man dan penutup anda menggunakan kata pengganti kalian. Menurut yang saya pahami, samar bagi saya apakah saya sebagai tertuju atau tidak dalam komentar anda. Jadi sekali lagi mohon maaf belum bisa ditanggapi 🙂
    Salam

    @ressay
    silakan, silakan 🙂

    @ressay

  23. @ Toniadq

    Ngomong opo tho maaassss…??

  24. @muhibbin
    Kalau memang ini mas muhibbin yg dulu itu, apakah mas masih belum juga bisa melihat bahwa di tulisan SP tidak ada cacian thd pribadi sahabat? Apakah mas belum tersadar juga bahwa mas SP HANYA memaparkan suatu informasi dari sebagian kecil sejarah yang menurutnya pantas dan layak untuk dikemukakan? Itu pun dari tokoh-tokoh yang mas muhibbin anggap tsiqah?
    Kalau menurut mas kita ga boleh mengkritisi para sahabat, lalu mengapa mas dan ustadz mas tidak menegur tokoh-tokoh hadits yang mas anggap shahih yang notabene secara terang benderang menyampaikan apa yang mas anggap aib sahabat? Mengapa SP (kami) yang mas tuduh macam-macam?
    Sadarlah mas, agama (islam) ini tidak cuman diperuntukkan untuk golongan mas. Kami juga berhak.

    Sadar….sadar…sadar

    Salam

  25. bismillah

    di jaman ini banyak FITNAH (din),khususnya di indonesia banyak sekali orang2 yang mengaku nabi di beri hukuman yang sangat ringan.dan juga banyak dai2 sempalan di layar televisi bermodalkan lisan yang memukau tuk mencari nafkah (dai amplop).
    begitu banyak umat islam yang awam,yang jauh mengenal ilmu agama yang tidak sanggup lagi memilah milah mana yang HAQ dan mana yang BATHIL (bid’ah).
    bertebaranlah PARTAI2 berazaskan ISLAM,seolah olah merekalah berjuang di agama ini hampir semua tidak mengetahui.
    padahal mereka kader2 PARTAI ISLAM,tujuan hanyalah DUNIA mencari nafkah menjual agama slogan2 palsu tuk mengelabui umat islam tuk mencapai dukungan yang penuh.
    mereka anggap DAKWAH tauhid,menghalangi perjuangan mereka seolah olah mereka berJIHAD di medan perang.
    hakikat JIHAD mereka kaburkan dengan menTAKWIL jihad parlemen dengan JIHAD di medan perang sama.
    padahal mereka tidak mengetahui JIHAD MUNAFIQUN adalah JIHAD para ulama rabbaniyin.

    Membantah orang-orang munafiq dan para pembawa kebatilan termasuk bagian daripada jihad fisabilillah. Allah dengan tegas memerintahkan kepada Nabi-Nya:
    يا أيها النبي جاهد الكفار و المنافقين و اغلظ عليهم، و مأواهم النار و بئس المصير
    Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan munafiqin, serta bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat tinggal mereka adalah jahannam, dan itu sejelek-jelek tempat tinggal [At Taubah:73]

    Al Imam Al Mujahid Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata: “Jihad melawan munafiqin ini lebih berat daripada jihad melawan orang-orang kafir. Jihad ini merupakan jihadnya orang-orang khusus dari umat ini, yaitu para ‘ulama pewaris para nabi. Maka orang-orang yang tampil menegakkan jihad jenis ini hanyalah segelintir orang saja, demikian juga orang yang mau membantu mereka hanya sedikit saja. Namun demikian, meskipun secara jumlah mereka itu sedikit, mereka sangat besar kedudukannya di sisi Allah.” –sekian dari Ibnul Qayyim-

    Al Imam Al Harawi meriwayatkan dengan sanad beliau dari Nashr bin Zakariya ia berkata: Saya mendengar Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli berkata: “Saya mendengar Yahya bin Yahya berkata: “Membela Sunnah lebih utama daripada jihad fi sabilillah!” Muhammad bin Yahya berkata (keheranan): “Seorang mujahid telah menyerahkan hartanya, mengerahkan kekuatannya dan berjihad di jalan Allah, lantas (bagaimana mungkin) pembela sunnah itu lebih utama daripadanya?”
    “Benar, bahkan (pembela sunnah) jauh lebih utama!” jawab Yahya [Dzammul Kalam lembaran A-111].

    dengan sering mengembar gemborkan JIHAD lewat demo2 di jalan,tidak pernahlah kalian berpikir atau mengkoreksi diri dari perbuatannya yang menyelisihi sunnah nabi shallallahu alaihi wa salam,dan mereka mendustakan AGAMA menyeret2 agama ini ke lubang kebinasaan (demokrasi ala kuffar) seolah olah agama (TAUHID) ini tujuannya hanya untuk bikin PARTAI.
    wallahu musta’an di antara mereka ada orang2 yang berpendidikan,pernah mengenal SUNNAH dan mereka juga menjauhi SUNNAH ini dari umat islam.orang itu di tugaskan tuk mencounter orang2 yang mengHUJJAH firqahnya.

    Ishaq ibnu Ath-Thiba’ rahimahullahu berkata: Aku mendengar Hammad bin Salamah rahimahullahu berkata:
    “Barangsiapa mencari (ilmu, -pen.) hadits untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membuat makar atasnya.”

    umat islam mangkin bingung dari komentar2 satu sama lain yang menganggap dirinya yang paling benar.
    demi allah azza wa jalla tidak ada sanggup semua umat islam yang beri beban tuk MENELAAH antara HAQ dan BATHIL di antara kedua duanya mengunnakan DALIL hanya orang2 tertentu saja yang membedakan TAKWIL.

    Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata dalam kitabnya Al-Majmu’: “Shalat yang dikenal dengan istilah shalat Ar-Ragha`ib yaitu shalat 12 rakaat yang dilakukan antara Maghrib dan ‘Isya pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab dan shalat pada malam Nishfu Sya’ban sebanyak seratus rakaat, keduanya adalah amalan bid’ah dan mungkar. Janganlah tertipu karena disebutkannya dua jenis shalat ini dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya` ‘Ulumuddin. Dan jangan pula tertipu dengan hadits-hadits yang tersebut di dalam dua kitab tadi. Karena sesungguhnya semua itu batil.”

    sebuah contoh di atas perselisihan,semua di antara mereka mengunakan dalil,membuat umat islam sulit tuk menilai mana yang BATHIL mana yang HAQ?semuanya mengunakan dalil.
    makanya pentingnya umat islam menuntut ilmu agama karena menuntut ilmu agama adalah wajib.

    Al-Hafizh Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata:
    “Menuntut ilmu yang merupakan perkara yang wajib dan sunnah yang sangat ditekankan, namun terkadang menjadi sesuatu yang tercela pada sebagian orang. Seperti halnya seseorang yang menimba ilmu agar dapat berjalan bersama (disetarakan, -pen.) dengan para ulama, atau supaya dapat mendebat kusir orang-orang yang bodoh, atau untuk memalingkan mata manusia ke arahnya, atau supaya diagungkan dan dikedepankan, atau dalam rangka meraih dunia, harta, kedudukan dan jabatan yang tinggi. Ini semua merupakan salah satu dari tiga golongan manusia yang api neraka dinyalakan (sebagai balasan, -pen.) bagi mereka.”
    (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi, hal. 10-11)

    demi allah ini murni dari tulisan ana,sebagian mengutip perkataan2 ulama salaf…………tidak ada satu katapun mengambil dari orang lain.walhamdulillah…….

  26. Ass. Wr. Wb.

    @Salamkenal semuanya,
    Saya sebagai orang awan istilah sunni, syiah, rafidhah, salafy, tsiqat, shaduq, mujtahid, ijma, tassayu, istanariyah, istnaja’fariyah dll, yang ada hubungannya dengan Islam/diskusi ini. Tolong kepada penulis / ustadz yg lainnya supaya bikin terjemahannya di blog ini. Kadang-kadang saya agak lama juga untuk memahaminya terus buka-buka buku, mending kalo langsung ketemu, kalo tidak ketemu ? ya memble aje. Hemmm…mikir lama banget, apalagi ya. Oh iya, terus gimana dengan orang awam lainnya yang tidak ngerti, ya pada memble.
    Demikian, semoga penulis dan ustadz yang lainnya sudi berbagi ilmu.

    Wass, Wr. Wb.

  27. assalamu ‘alaikum..
    boleh urun komentar..

    sebuah judul yg provokatif..
    sebuah talbis yang halus..
    semakin tidak jelas yang haq dan yg bathil..

    semoga Alloh ‘Azza wa Jalla meluruskan ana, antum, dan seluruh kaum muslimin..

  28. nice posting gan

  29. Mau komentar apa yach???….

  30. @ Secondprince
    Anda sudah tau sifat para neo nashibi awam, yg dlm minta penjelasan harus detail dan lengkap.
    Untuk itu tolong bawakan satu hadis saja dari Sahih Bukhary yg memakai perawi Abbad bin Ya’qub yang Syi’i,
    Syukron

  31. @ Secondprince,
    Trims banyak atas linknya, namun Afwan jiddan mas, saya cuman pake hp mas yg amat sangat terbatas, browser saya tdk mendukung bhs Arab, walau sudah aq translate namun hasilnya menyedihkan dan sulit dipahami.
    Semoga mas SP ato yg laen mau bantu sekali lagi ya,

    Trims sebelumnya, maaf ngrepotin.

  32. @Abu Atsary

    حدثني سليمان حدثنا شعبة عن الوليد ح وحدثني عباد بن يعقوب الأسدي أخبرنا عباد بن العوام عن الشيباني عن الوليد بن العيزار عن أبي عمرو الشيباني عن ابن مسعود رضي الله عنه أن رجلا سأل النبي صلى الله عليه وسلم أي الأعمال أفضل قال الصلاة لوقتها وبر الوالدين ثم الجهاد في سبيل الله

    Telah menceritakan kepada kami Sulaiman yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Walid. Dan telah menceritakan kepadaku ‘Abbaad bin Ya’qub Al Asdiy yang berkata telah mengabarkan kepada kami ‘Abbad bin Al ‘Awwaam dari Asy Syaibaniy dari Walid bin ‘Aizaar dari Abi ‘Amru Asy Syaibaniy dari Ibnu Mas’ud radiallahu ‘anhu bahwa seorang lelaki bertanya kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] apakah amal yang paling utama?. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab “shalat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua dan jihad di jalan Allah

  33. Duh, terima kasih banyak Mas SP,
    Atas hadisnya.
    Blog yg mencerahkan
    Amin

  34. Jika anda ingin belajar tentang Islam maka kenalilah Rasulullah dan jika anda ingin belajar tentang syiah maka kenalilah nenek moyangnya (bangsa yahudi) dan kenalilah siapa yang membawa ajaran ini. (Abdullah bin Saba’ -yahudi tulen yang berpura-pura masuk Islam).

  35. Berkaryalah : supersekali mas.. iya telah jelas yang benar dan batil.

    Apakah kita akan tetap membela agama syiah yang dibawa oleh bangsa yahudi dan majusi yang berpura-pura masuk Islam padahal mereka bersekongkol menghancurkan Islam dengan membuat aliran baru yang mencampurkan Islam dan ajaran yahudi.. yang menghalalkan zina atas nama agama dan membuat Kitab suci yg lebih sempurna dari Al Quran juga membuat tandingan Ka’bah di kota Qum Iran.. gunakanlah hati nurani dan akal sehat apa inilah yg masih layak disebut bagian dari Islam.

    Inilah yang kebanyakan orang tidak memahami tentang hakikat syiah sebenarnya.

    #thinkagain.

  36. Betapa legowo nya sunni yang non phobia syiah mengakui kalau ada imam yang tsiqoh dari golongan syiah… pertanyaan saya legowokah dari golongan lain menerima ulama sunni yang bisa di rasakan hati dan di fikir rasional mereka tsiqoh… subkhanaAllah… bagi mereka yang legowo menerima kebenaran… Allahu Akbar.

Tinggalkan komentar