Barakah Kubur Husain bin ‘Aliy dan ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa

Barakah Kubur Husain bin ‘Aliy dan ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa

Biasanya para pencela Syi’ah suka mencela orang-orang Syi’ah yang bertabarruk dengan kubur Imam Husain bin ‘Aliy [‘alaihis salaam]. Maka apa jadinya jika ada ulama tsiqat di kalangan Ahlus Sunnah yang mengakui barakah kubur Ahlul Bait yaitu Imam Husain bin ‘Aliy [‘alaihis salaam] dan ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa. Apakah mereka akan mencela dan merendahkan ulama tsiqat tersebut?.

.

Barakah Kubur Husain bin ‘Aliy

Ath Thuyuuriyyaat

Ath Thuyuuriyyaat hal 912

Abu Thaahir As Salafiy dalam kitabnya Ath Thuyuuriyyaat dimana ia menukil kitab tersebut dari ushul kitab Syaikh-nya [gurunya] yaitu Ibnu Thuyuuriy yang berkata

سمعت أحمد يقول : سمعت أبا بكر يقول : سمعت الخلدي يقول : كان في جرب عظيم كثير ، قال: فتمسحت بتراب قبر الحسين ، قال : فغفوت فانتبهت ، وليس علي منه شيء

Aku mendengar Ahmad mengatakan aku mendengar Abu Bakar mengatakan aku mendengar Al Khuldiy mengatakan “aku menderita penyakit kulit yang parah” kemudian ia berkata “maka aku mengusapnya dengan tanah dari kubur Husain” ia berkata “Aku tertidur kemudian terbangun maka sudah tidak ada lagi sedikitpun penyakit itu padaku” [Ath Thuyuuriyyat Abu Thahir As Salaafiy hal 912 no 847]

Atsar di atas sanadnya shahih sampai Al Khuldiy. Abu Thahir As Salaafiy adalah imam allamah muhaddis hafizh muftiy syaikh islam [Siyaar A’laam An Nubaala’ 21/5 no 1]. Gurunya yaitu Abul Husain Mubaarak bin ‘Abdul Jabbaar Ath Thuyuuriy atau dikenal dengan Ibnu Thuyuuriy adalah sorang syaikh Imam muhaddis ‘alim dimana Ibnu Naashir telah berkata tentangnya “tsiqat tsabit shaduq” [Siyaar A’laam An Nubalaa’ 19/213-215 no 132]. Kemudian para perawi atsar di atas adalah sebagai berikut

  1. Ahmad dalam sanad di atas adalah Abul Hasan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Manshuur Al Baghdadiy Al ‘Atiiqiy seorang imam muhaddis tsiqat [Siyaar A’laam An Nubalaa’ 17/602 no 403]
  2. Abu Bakar dalam sanad di atas adalah Muhammad bin Hasan bin ‘Abdaan Abu Bakar Ash Shairafiy. Al Khatib menukil dari Ubaidillah bin Ahmad Ash Shairafiy bahwa ia lebih dari tsiqat [Tarikh Baghdad Al Khatib 2/619-620 no 598]
  3. Al Khuldiy adalah Abu Muhammad Ja’far bin Muhammad Al Khuldiy seorang syaikh imam qudwah muhaddis dan Al Khatib berkata tentangnya “tsiqat” [Siyaar A’laam An Nubalaa’ 15/558-559 no 333]

Al Khuldiy juga disebutkan oleh Ibnu Jauziy bahwa ia seorang yang banyak mendengar hadis dan meriwayatkan dari banyak ulama, telah meriwayatkan darinya Daruquthniy dan Ibnu Syaahiin, ia seorang tsiqat shaduq taat beragama [Al Muntazham Fii Tarikh Ibnu Jauziy 14/119 no 2588].

Para pencela biasanya suka merendahkan orang-orang Syi’ah ketika mengetahui bahwa sebagian pengikut Syi’ah mencari kesembuhan melalui tabarruk dengan tanah kubur Husain. Anehnya ternyata ulama tsiqat ahlus sunnah di atas justru melakukannya dan bersaksi akan kesembuhan penyakitnya setelah tabarruk dengan tanah kubur Husain.

.

.

.

Barakah Kubur ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa

Adapun mengenai barakah kubur ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa maka telah bersaksi atasnya ulama hadis dan rijal yang masyhur yaitu Ibnu Hibbaan. Sebagaimana ia menyebutkan biografi ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa dalam kitabnya Ats Tsiqaat

Ats Tsiqat Ibnu Hibbaan juz 8 Ali Ridha

عَليّ بن مُوسَى الرِّضَا وَهُوَ عَليّ بن مُوسَى بن جَعْفَر بن مُحَمَّد بن عَليّ بن الْحُسَيْن بن عَليّ بن أبي طَالب أَبُو الْحسن من سَادَات أهل الْبَيْت وعقلائهم وَجلة الهاشميين ونبلائهم يجب أَن يعْتَبر حَدِيثه إِذا روى عَنهُ غير أَوْلَاده وشيعته وأبى الصَّلْت خَاصَّة فَإِن الْأَخْبَار الَّتِي رويت عَنهُ وَتبين بَوَاطِيلُ إِنَّمَا الذَّنب فِيهَا لأبى الصَّلْت ولأولاده وشيعته لِأَنَّهُ فِي نَفسه كَانَ أجل من أَن يكذب وَمَات عَليّ بن مُوسَى الرِّضَا بطوس من شربة سقَاهُ إِيَّاهَا الْمَأْمُون فَمَاتَ من سَاعَته وَذَلِكَ فِي يَوْم السبت آخر يَوْم سنة ثَلَاث وَمِائَتَيْنِ وقبره بسنا باذ خَارج النوقان مَشْهُور يزار بِجنب قبر الرشيد قد زرته مرَارًا كَثِيرَة وَمَا حلت بِي شدَّة فِي وَقت مقَامي بطوس فزرت قبر عَليّ بن مُوسَى الرِّضَا صلوَات الله على جده وَعَلِيهِ ودعوت الله إِزَالَتهَا عَنى إِلَّا أستجيب لي وزالت عَنى تِلْكَ الشدَّة وَهَذَا شَيْء جربته مرَارًا فَوَجَدته كَذَلِك أماتنا الله على محبَّة المصطفي وَأهل بَيته صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الله عَلَيْهِ وَعَلَيْهِم أَجْمَعِينَ

‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa adalah ‘Aliy bin Muusa bin Ja’far bin Muhammad bin ‘Aliy bin Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaliib Abul Hasan termasuk penghulu ahlul bait yang paling bijaksana diantara mereka, Hasyimiyyin yang tinggi kedudukannya dan paling mulia diantara mereka. Wajib dijadikan i’tibar hadisnya jika telah meriwayatkan darinya selain dari anak-anaknya, Syi’ahnya dan Abu Shult karena telah datang kabar-kabar darinya yang mengandung perkara-perkara bathil. Sesungguhnya ini hanyalah kesalahan dari Abu Shulth, anak-anaknya dan Syi’ahnya karena ia sendiri seorang yang jauh dari berdusta. Dan telah wafat ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa di Thuus karena racun yang dicampurkan dalam minumannya oleh Al Ma’muun maka ia langsung wafat saat itu, yaitu pada hari Sabtu di akhir hari tahun 203 H. Dan kuburnya yang berada di Sanaa Badz di luar Nuuqaan sangat masyhur diziarahi di samping kubur Ar Rasyiid. Sungguh aku telah berziarah ke kuburnya berulang kali, dan tidaklah aku mengalami kesulitan selama aku tinggal di Thuus maka aku berziarah ke kubur ‘Aliy bin Muusa Ar Ridhaa shalawat Allah atas kakeknya dan dirinya kemudian aku berdoa kepada Allah untuk menghilangkannya [kesulitan] kecuali dikabulkan doaku dan hilanglah kesulitan yang kualami. Perkara ini sudah kulakukan berulang kali dan aku selalu mengalami hal yang sama. Semoga Allah mewafatkan kami di atas kecintaan kepada Al Musthafa dan Ahlul Baitnya, shalawat dan salam Allah atasnya dan atas mereka seluruhnya [Ats Tsiqaat Ibnu Hibbaan 8/456-457 no 14411]

Ibnu Hibbaan adalah penulis kitab hadis Shahih Ibnu Hibbaan dan kitab Rijal Ats Tsiqaat. Apabila para pencela menuduh keyakinan akan barakah kubur Ahlul Bait sebagai perkara yang bid’ah atau syirik maka secara tidak langsung mereka sedang mencela Ibnu Hibban yaitu ulama yang sering mereka jadikan rujukan dalam ilmu Rijal dan Hadis.

.

.

Penutup

Jika para pencela berkata “itu hanya perkataan ulama tidak menjadi hujjah karena tidak ada dalil shahih dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]” maka cukup kami katakan “ya tidak nyambung”. Kami tidak pernah menganjurkan tabarruk atau tawasul dalam tulisan di atas. Yang menjadi inti dari tulisan di atas adalah ketika para pencela menyatakan Syi’ah sesat atau bahkan kafir musyrik karena pengikut Syi’ah yang bertabarruk dan bertawasul dengan kubur Imam mereka maka harusnya mereka juga menyatakan hal yang sama kepada sebagian ulama ahlus sunnah yang juga melakukannya.

3 Tanggapan

  1. artikel yang bagus, ganyang terus bung kaum wahabi itu. mereka tukang ngeyel dan fitnah.
    merekalah yg syirik karena penganut faham mujassimah dan mutasyabbihah.
    mereka yang syirik teriak syirik.
    Wahabi biang kerok kekacauan ummat islam dimana-mana.

  2. Hal yang engada-ada ambil barokah dikubur husen bin Ali, sudah menduakan Allah, kultus kepada kuburan, bukankah itubid`ah menurut AlQuran, tidak Laa ilaaha Illallaah, syahadatnya sudah terkontaminasi dengan kuburan benda mati, aku nggak ngerti mengambil tabarruk dikuburan, Barokah ittu dari Allah bila seseorang beriman mampu meninggalkan kezolimannya, sedangkan kuburan dianggap membawa berkah adalah kezoliman yag besar. Sayyina Ali dan sayyidina husen jika Allah memberi tahu, sangat menyesal meninggalkan pengikutnya cinta kuburan dalam betauhid kepada Allah, dalam mengambil berkah, sama sekali tidak diajarkan oleh AlQuran sahabat Ali dan anaknya Husen, selama hidupnya Ali bin Abi THalib tak pernah mengambil berkah dari kuburan Rasulullah

  3. memang sangat sulit orang-orang sekarang dalam bertauhid yang Haniif kepada Allah swt, pantesan dijelaskan AlQuran yang masuk syurga hanyalah sedikit sekali hanya 1/3 saja dari seluruh manusia yang pernah hidup didunia hingga qiamat ( AlWaqi`ah) 2/3 nya lagi masuk neraka

Tinggalkan komentar