Hadis Hasan bin Zaid bin Hasan : Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga

Hadis Hasan bin Zaid bin Hasan : Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga

Hasan bin Zaid bin Hasan putra Zaid bin Hasan bin Aliy disebutkan dalam kitab hadis bahwa ia termasuk perawi yang meriwayatkan hadis Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul ahli surga. Hadis riwayatnya disebutkan oleh Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Al Ajurriy dan Ibnu Asakir. Pembahasan ini adalah tambahan bagi pembahasan kami sebelumnya dalam tulisan Takhrij Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga.

.

Riwayat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal

حدثنا عبد الله حدثني وهب بن بقية الواسطي ثنا عمرو بن يونس يعنى اليمامي عن عبد الله بن عمر اليمامي عن الحسن بن زيد بن حسن حدثني أبي عن أبيه عن على رضي الله عنه قال كنت عند النبي صلى الله عليه و سلم فأقبل أبو بكر وعمر رضي الله عنهما فقال يا على هذان سيدا كهول أهل الجنة وشبابها بعد النبيين والمرسلين

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Wahb bin Baqiyah Al Wasithi telah menceritakan kepada kami Umar bin Yunus yakni Al Yamami dari Abdullah bin Umar Al Yamami dari Hasan bin Zaid bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Ayahnya dari Ali RA yang berkata “aku berada di sisi Nabi SAW kemudian datanglah Abu Bakar RA dan Umar RA maka Nabi SAW bersabda “wahai Ali mereka berdua adalah Sayyid Kuhul dan para pemuda ahli surga setelah para Nabi dan Rasul [Musnad Ahmad 1/80 no 602]

Wahb bin Baqiyah Al Wasithiy dalam sanad di atas adalah seorang yang tsiqat [At Taqrib Ibnu Hajar no 7519]. Riwayat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal ini juga disebutkan dalam Fadhail Ash Shahabah no 141 dan Tarikh Ibnu Asakir 30/165-166. Hanya saja dalam Fadhail Ash Shahabah tidak disebutkan nama ‘Abdullah bin Umar Al Yamamiy, tetapi langsung menyebutkan Umar bin Yunus meriwayatkan dari Hasan bin Zaid bin Hasan.

.

Riwayat Abu Bakar Al Ajurry

أَنْبَأَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ نَاجِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ الْوَاسِطِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْيَمَامِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْحَسَنِ قَالَ جَاءَهُ نَفَرٌ مِنَ الْعِرَاقِ فَقَالُوا يَا أَبَا مُحَمَّدٍ  حَدِيثٌ بَلَغَنَا أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَقَالَ  نَعَمْ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَقَالَ يَا عَلِيُّ هَذَانِ سَيِّدَا كُهُولِ أَهْلِ الْجَنَّةِ بَعْدَ النَّبِيِّينَ وَالْمُرْسَلِينَ

Telah memberitakan kepada kami Abu Muhammad ‘Abdullah bin Muhammad bin Naajiyah yang berkata telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyah Al Waasithiy yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Yuunus Al Yamaamiy dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Hasan bin Zaid bin Hasan yang berkata telah datang kepadanya sekelompok orang dari Iraq, mereka berkata “wahai Abu Muhammad, ada hadis yang sampai kepada kami bahwasanya engkau menceritakan hadis dari Aliy bin Abi Thalib [radiallahu ‘anhu] tentang Abu Bakar dan Umar [radiallahu ‘anhuma]. Ia berkata “benar, telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Ayahnya dari ‘Aliy bin Abi Thalib [radiallahu ‘anhu] yang berkata aku pernah berada di sisi Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] kemudian datanglah Abu Bakar dan Umar. Maka Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “wahai Ali, keduanya adalah Sayyid kuhul ahli surga setelah para Nabi dan Rasul” [Asy Syari’ah Abu Bakar Ajurriy no 1315]

Dalam riwayat Abu Bakar Al Ajurry juga disebutkan bahwa Umar bin Yunus Al Yamamiy meriwayatkan dari Hasan bin Zaid bin Hasan melalui perantara Abdullah bin Umar. Dalam riwayat Al Ajurry hanya disebutkan lafaz Abdullah bin Umar tanpa nisbat Al Yamamiy.

.

Riwayat Ibnu Asakir

أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ الْفَرَضِيُّ أنا أَبُو الْحَسَنِ بْنُ أَبِي الْحَدِيدِ وَأَبُو نَصْرِ بْنُ طَلابٍ قَالا أنا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الْحَدِيدِ ثنا أَبُو الْحُسَيْنِ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ أَبِي الْحَدِيدِ نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ نا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْمَدِينِيُّ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْحَسَنِ أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ فَجَاءَهُ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَسَلَّمُوا ثُمَّ قَالُوا يَا أَبَا مُحَمَّدٍ حَدِيثٌ بَلَغَنَا أَنَّكَ تَذْكُرُهُ عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ قَال حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيٍّ أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَقَالَ هَذَانِ سَيِّدَا كُهُولِ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَشَبَابِهَا بَعْدَ النَّبِيِّينَ وَالْمُرْسَلِينَ لا تُخْبِرْهُمَا يَا عَلِي

Telah mengabarkan kepada kami Abu Hasan ‘Aliy bin Muslim Al Faradhiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Hasan bin Abil Hadiid dan Abu Nashr bin Thalaab, keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abil Hadiid yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Husain Muhammad bin ‘Aliy bin Abil Hadiid yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahiim bin Marzuuq yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Yuunus yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Umar Al Madiiniy dari Hasan bin Zaid bin Hasan bahwasanya ia sedang duduk di Masjid, kemudian datanglah orang-orang dari penduduk Iraq, mereka mengucapkan salam kemudian berkata “wahai Abu Muhammad, telah sampai kepada kami hadis bahwasanya engkau menyebutkannya tentang Abu Bakar dan Umar?. Ia berkata “telah menceritakan kepadaku ayahku dari Ayahnya dari Aliy bahwa ia sedang duduk di sisi Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] kemudian datanglah Abu Bakar dan Umar, maka Beliau bersabda “kedua orang ini adalah Sayyid kuhul dan para pemuda ahli surga setelah para Nabi dan Rasul, jangan kabarkan pada mereka berdua wahai Aliy” [Tarikh Ibnu Asakir 30/166]

Abu Hasan ‘Aliy bin Muslim Al Faradhiy, Adz Dzahabiy menyebutnya Syaikh Imam Allamah, Ibnu Asakir berkata “tsiqat tsabit” [As Siyaar 20/31]. Abul Hasan bin Abil Hadiid, disebutkan Adz Dzahabiy bahwa ia tsiqat ma’mun [As Siyaar 18/418]. Abu Nashr bin Thallaab, Adz Dzahabiy menyebutkan bahwa ia Syaikh Imam Tsiqat [As Siyaar 18/375]. Abu Bakar bin Abil Hadiid, ia dinyatakan tsiqat ma’mun oleh Abdul ‘Aziz Al Kattaniy [As Siyaar 17/185]. Abu Hushain Muhammad bin ‘Aliy bin Abi Hadiid dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Yunus [Tarikh Al Mishriyyun no 1247]. Ibrahiim bin Marzuuq, Nasa’i berkata shalih, Ibnu Yunus berkata “tsiqat tsabit” [As Siyaar 12/355].

Ibnu Asakir menyebutkan bahwa perawi yang meriwayatkan dari Hasan bin Zaid bin Hasan adalah ‘Abdullah bin Umar Al Madiiniy. Ibnu Asakir juga menyebutkan riwayat Wahb bin Baqiyah seperti yang disebutkan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dengan jalan sanad dari Abul Qasim Al Baghawiy dari Wahb bin Baqiyah dengan menyebutkan lafaz ‘Abdullah bin Umar Al Madiiniy.

.

Dengan mengumpulkan sanad-sanad riwayat Hasan bin Zaid bin Hasan maka diketahui bahwa perawi yang meriwayatkan hadis tersebut darinya adalah Abdullah bin Umar, yang terkadang dinisbatkan dengan Al Yamamiy dan terkadang dinisbatkan dengan Al Madiiniy. Al Husainiy berkata bahwa ia seorang yang majhul

عبد الله بن عمر اليمامي عن الحسن وعنه عمر بن يونس اليمامي مجهولُّ

‘Abdullah bin Umar Al Yamaamiy meriwayatkan dari Al Hasan dan telah meriwayatkan darinya Umar bin Yunus Al Yamaamiy, ia majhul [Al Ikmal Al Husainiy no 467]

Pentahqiq kitab Musnad Ahmad menyatakan bahwa Abdullah bin ‘Umar yang dimaksud adalah Ibnu Ruumiy yaitu Abdullah bin Muhammad, Abu Muhammad Al Yamaamiy yang juga dikatakan ‘Abdullah bin Umar Al Yamaamiy. Pernyataan ini perlu diteliti kembali, karena Ibnu Ruumiy masyhur di kalangan mutaqaddimin sebagai Abdullah bin Ar Ruumiy, walaupun sebagian mutaakhirin seperti Al Mizziy, Adz Dzahabiy, Ibnu Hajar menukil bahwa ia juga disebut ‘Abdullah bin Umar.

عبد الله بن الرومي أبو محمد اليمامى نزيل بغداد روى عن النضر ابن محمد الجرشى وابي معاويه الضرير وابي اسامة وعمر بن يونس اليمامى ويعقوب بن ابراهيم بن سعد وعبد الرزاق روى عنه ابي وموسى ابن اسحاق الانصاري الخطمى

Abdullah bin Ar Ruumiy Abu Muhammad Al Yamaamiy tinggal di Baghdad meriwayatkan dari Nadhr bin Muhammad Al Harasy, Abu Mu’awiyah Adh Dhariir, Abu Usamah, Umar bin Yunus Al Yamaamiy, Yaqub bin Ibrahim bin Sa’ad dan ‘Abdurrazaaq. Telah meriwayatkan darinya Ayahku, Musa bin Ishaaq Al Anshaariy Al Khaththamiy [Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatim 5/208 no 982]

عبد الله بن الرُّومِي أَبُو مُحَمَّد من أهل بَغْدَاد يروي عَن وَكِيع وَأبي عَاصِم حَدَّثنا عَنهُ أَحْمد بن الْحسن بن عبد الْجَبَّار وَغَيره من شُيُوخنَا مَاتَ سنة أَرْبَعِينَ وَمِائَتَيْنِ أَو قبلهَا أَو بعْدهَا بِقَلِيل

‘Abdullah bin Ar Ruumiy Abu Muhammad termasuk penduduk Baghdad, meriwayatkan dari Waki’ dan Abu Ashim. Telah menceritakan kepada kami darinya Ahmad bin Hasan bin ‘Abdul Jabbaar dan selainnya dari guru-guru kami. Wafat pada tahun 240 atau tidak lama sebelum atau sesudahnya [Ats Tsiqat Ibnu Hibban 8/354 no 13841]

Al Bukhari juga menyebutnya dengan nama ‘Abdullah bin Ar Ruumiy dalam Tarikh Ash Shaghiir [Tarikh Ash Shaghiir juz 2 no 1625]. Al Khatib dalam Tarikh Baghdad menyebutkan “Abdullah bin Muhammad, Abu Muhammad Al Yamamiy yang dikenal Ibnu Ruumiy”[Tarikh Baghdad 11/267 no 5139]. Tidak ada diantara mereka yang menyebutkan bahwa ia adalah ‘Abdullah bin Umar.

عبد الله بن محمد ويقال عبد الله بن عمر اليمامي أبو محمد المعروف بابن الرومي نزيل بغداد

‘Abdullah bin Muhammad, dikatakan ‘Abdullah bin ‘Umar Al Yamaamiy Abu Muhammad dikenal dengan Ibnu Ruumiy tinggal di Baghdad [Tahdzib Al Kamal Al Mizziy 16/105 no 3554]

Penyebutan Al Mizziy ini diikuti oleh muridnya Adz Dzahabiy dan kemudian juga diikuti oleh Ibnu Hajar. Tidak ada di kalangan mutaqaddimin yang menyebut Ibnu Ruumiy dengan ‘Abdullah bin ‘Umar.

Abdullah bin Ar Ruumiy adalah Syaikh [guru] Imam Muslim, Abu Ya’la, Ibnu Abi Khaitsamah dan Muhammad bin Ishaaq Ash Shaghaaniy. Tidak ada satupun diantara murid-muridnya yang menyebutnya dengan nama ‘Abdullah bin Umar

  1. Muslim telah meriwayatkan darinya dalam kitab Shahih dan terkadang disebutkan dengan jelas bahwa ia adalah ‘Abdullah bin Muhammad Ar Ruumiy. Muslim menyebutnya ‘Abdullah bin Ar Ruumiy [Shahih Muslim no 135], Abdullah bin Ar Ruumiy Al Yamaamiy [Shahih Muslim no 2362 & 2423], Abdullah bin Muhammad Ar Ruumiy [Shahih Muslim no 1159]
  2. Abdullah bin Ar Ruumiy juga adalah syaikh [guru] Abu Ya’la dan ia menyebutkan dalam Musnad-nya nama gurunya dengan ‘Abdullah bin Ar Ruumiy [Musnad Abu Ya’la no 4894 s/d no 4897].
  3. Begitu pula Ahmad bin Abi Khaitsamah yang merupakan murid Ibnu Ruumiy, ia menyebutkan gurunya dalam kitab Tarikh-nya dengan nama ‘Abdullah bin Ar Ruumiy [Tarikh Ibnu Abi Khaitsamah no 1167 s/d 1169]
  4. Selain Muslim, murid Ibnu Ruumiy yang lain yaitu Muhammad bin Ishaq Ash Shaghaaniy juga menyebutkan nama gurunya dengan lafaz ‘Abdullah bin Muhammad Al Yamaamiy [Syu’aib Al Iman Baihaqiy no 10601].

Pendapat yang rajih disini nama Ibnu Ruumiy adalah ‘Abdullah bin Muhammad Al Yamaamiy seperti yang dinyatakan oleh Al Khatib dan dinyatakan dalam sebagian riwayat oleh murid Ibnu Ruumiy yaitu Muslim dan Ash Shaghaaniy. Sedangkan penyebutan Abdullah bin ‘Umar kepada Ibnu Ruumiy tidak memiliki bukti yang shahih, tidak ditemukan ulama mutaqaddimin dan murid Ibnu Ruumiy yang menyatakan demikian.

Dalam kitab biografi perawi hadis, Ibnu Ruumiy dikenal sebagai murid dari Umar bin Yunus Al Yamaamiy bukan sebagai gurunya. Dan tidak dikenal pula diantara guru Ibnu Ruumiy adalah Hasan bin Zaid bin Hasan. Hasan bin Zaid bin Hasan wafat pada tahun 168 H [Al Kasyf Adz Dzahabiy no 1030]. Sedangkan Abdullah bin Muhammad, Ibnu Ruumiy wafat pada tahun 236 H [Al Kasyf Adz Dzahabiy no 2971]. Jadi diantara wafat keduanya terdapat waktu yang lama yaitu 68 tahun.

Abdullah bin Umar yang meriwayatkan dari Hasan bin Zaid bin Hasan selain dinisbatkan dengan Al Yamaamiy, ia juga dinisbatkan dengan Al Madiiniy. Sedangkan Ibnu Ruumiy walaupun ia dinisbatkan pada Al Yamaamiy ia tidak dinisbatkan dengan Al Madiiniy. Jelas sekali berdasarkan pembahasan di atas maka ‘Abdullah bin ‘Umar Al Yamaamiy yang dimaksud bukan Ibnu Ruumiy melainkan ‘Abdullah bin Umar Al Yamaamiy Al Madiiniy, seorang yang majhul sebagaimana dikatakan Al Husainiy.

‘Amru bin ‘Abdul Mun’im pentahqiq kitab Fadha’il Abu Bakar [Abu Thalib Al Harbiy] dalam takhrij hadis no 34, ia menyebutkan riwayat Hasan bin Zaid bin Hasan yang diriwayatkan Abdullah bin Ahmad dan menyatakan bahwa sanadnya dhaif karena ‘Abdullah bin ‘Umar Al Yamaamiy majhul ‘ain. Pendapat inilah yang benar sesuai dengan pembahasan di atas. Kesimpulan : hadis tersebut dhaif karena majhulnya ‘Abdullah bin Umar Al Yamaamiy Al Madiiniy.

7 Tanggapan

  1. Berikut ada sedikit tanggapan dari Fulan bin Fulan dan kami menanggapi komentarnya secara ilmiah agar para muqallidnya bisa belajar bagaimana cara berdiskusi dengan baik dan benar. Tanggapan si Fulan itu kami tulis dalam bentuk quote.

    Sebenarnya Ibnu Hajar telah mengoreksi perkataan Al-Husainiy dalam Al-Ikmaal yang menghukumi majhuul. Ibnu Hajar berkata setelah menyebutkan penyimpulan Al-Husainiy :

    قلت ضرب عليه الحسيني وقال هو بن محمد الذي أخرج له مسلم

    “Aku berkata : Al-Husainiy telah menetapkannya, dan ia berkata : Ia adalah Ibnu Muhammad yang dipakai riwayatnya oleh Muslim” [Ta’jiilul-Manfa’ah, 1/756 no. 571].

    Apa yang dikatakan Ibnu Hajar justru memerlukan dalil?. Abdullah bin ‘Umar Al Yamamiy yang meriwayatkan dari Hasan bin Zaid hanya dikenal periwayatannya dari Hasan bin Zaid dalam hadis Sayyid Kuhul, dan telah dibuktikan di atas bahwa Abdullah bin ‘Umar yang dimaksud juga dikenal dengan Abdullah bin Umar Al Madiiniy. Tidak ada riwayat yang menyatakan bahwa ia disebut juga Abdullah bin Muhammad atau Ibnu Ruumiy yang merupakan Syaikh [guru] Imam Muslim.

    عبد الله بن محمد اليمامي، نزيل ببغداد، المعروف بابن الرومي، ويقال اسم أبيه عمر، صدوق

    “‘Abdullah bin Muhammad Al-Yamaamiy, singgah di Baghdaad, terkenal dengan nama Ibnu Ar-Ruumiy, dan dikatakan nama ayahnya adalah ‘Umar, seorang yang shaduuq” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 544 no. 3628].

    Ini pun sudah dijawab di atas bahwa apa yang dinukil oleh Ibnu Hajar tidak memiliki dasar shahih. Siapakah yang mengatakan bahwa ayah Ibnu Ruumiy adalah Umar?. Baik Ibnu Hajar dan Al Mizziy tidak menyebutkannya. lafaz “dan dikatakan” adalah lafaz yang belum jelas siapa yang mengatakannya. Apalagi Imam Muslim telah menegaskan bahwa nama Ayah dari Ibnu Ruumiy adalah Muhammad, terbukti dalam Shahih Muslim ia menyebutnya dengan nama Abdullah bin Muhammad Ar Ruumiy.Imam Muslim sebagai murid Abdullah bin Ar Ruumiy jelas lebih mengetahui perkara ini dibanding Ibnu Hajar

    Apa yang dikatakan Ibnu Hajar bukanlah tanpa alasan, sebab perawi yang yang dikenal dengan penisbatan Ar-Ruumiy itu juga telah ma’ruuf.

    Ayah dari ‘Abdullah bin ‘Umar Ar-Ruumiy – sebagaimana dimaksudkan Ibnu Hajar – adalah ‘Umar bin ‘Abdillah bin ‘Abdirrahmaan Al-Bashriy, terkenal dengan nama Ar-Ruumiy. termasuk thabaqah ketujuh [Taqriibut-Tahdziib, hal. 722 no. 4964].

    Tidak ada keterangan dalam kitab biografi perawi baik itu At Tahdzib, Tahdzib Al Kamal, At Taqriib bahwa Umar bin ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al Bashriy memiliki anak yang bernama Abdullah. Yang disebutkan Ibnu Hajar dalam At Taqrib adalah

    عمر بن عبد الله بن الرومي اسم جده عبد الرحمن بصري مقبول من السابعة

    ‘Umar bin ‘Abdullah bin Ar Ruumiy nama kakeknya adalah Abdurrahman, orang Bashrah maqbul termasuk thabaqat ketujuh.

    Jadi ucapan yang mengatakan bahwa Umar ini adalah ayah dari Ibnu Ruumiy syaikh [guru] Muslim hanyalah asumsi dari pikirannya semata tanpa ada bukti shahih. Seandainya kita menelusuri kitab Rijal maka diketahui bahwa Umar bin ‘Abdullah bin Ar Ruumiy di atas memang memiliki putra yang dikenal dengan Ibnu Ruumiy dan ia adalah Muhammad bin Ruumiy penduduk Bashrah bukan Abdullah bin Ruumiy yang termasuk syaikh Muslim dan penduduk Baghdad.

    Benar bahwa dalam Al-Jarh wat-Ta’diil (5/208 no. 982) bahwa ‘Umar bin Yuunus Al-Yamamiy adalah guru (syaikh) dari ‘Abdullah Ar-Ruumiy. Namun apakah menjadi masalah jika kemudian dalam riwayat disebutkan bahwa ‘Umar bin Yuunus Al-Yamaamiy mengambil riwayat dari ‘Abdullah bin (‘Umar) Ar-Ruumiy ?. Jika dianggap sebagai masalah, lantas apa artinya riwayat akaabir dari ashaaghir yang banyak bertebaran dalam kitab-kitab hadits ?. Adapun tidak disebutkannya periwayatan ‘Abdullah Ar-Ruumiy dari ‘Umar bin Yuunus dalam kitab biografi tidaklah menjadi masalah, karena yang menjadi pokok hujjah adalam riwayat itu sendiri.

    Semua ucapan orang ini bermasalah. Mana buktinya kalau Umar bin Yunus pernah mengambil riwayat dari Abdullah bin Ar Ruumiy. Memang benar jika dikatakan bahwa pokok hujjah adalah riwayat tetapi apa buktinya bahwa Abdullah bin Umar Al Yamamiy yang meriwayatkan dari Hasan adalah Abdullah bin Ar Ruumiy. Justru riwayat tersebut menyebutkan bahwa selain disebut Abdullah bin Umar Al Yamamiy ia juga disebut Abdullah bin Umar Al Madiiniy yang semakin menegaskan bahwa Abdullah bin Umar ini bukanlah Abdullah bin Ar Ruumiy karena ia tidak dikenal dengan sebutan Al Madiniy.

    Permasalahan selisih 68 tahun antara wafatnya Al-Hasan bin Zaid bin Hasan dengan wafatnya ‘Abdullah bin ‘Umar Al-Yamaamiy tidaklah menjadi masalah. Lihatlah thabaqahnya. Al-Hasan merupakan thaqabah ketujuh, setara dengan thabaqah ayah ‘Abdullah bin ‘Umar Al-Yamaamiy sebagaimana disebutkan di atas. Betapa banyak perawi yang berusia panjang ?. Seandainya ‘Abdullah bin ‘Umar Al-Yamaamiy berusia 80 tahun hingga 90 tahun, apakah mustahil ia meriwayatkan dari Al-Hasan bin Zaid ?. Apakah sangat jarang ditemui perawi yang usianya di atas 80 tahun ?.

    Ucapan ini pun bermasalah. Orang ini belum membuktikan bahwa Ayah dari Abdullah bin Umar Al Yamamiy adalah Umar bin Abdullah bin Abdurrahman Al Bashriy, jadi tidak ada gunanya penyebutan Thabaqat seperti yang ia katakan. Mengenai Abdullah bin Ar Ruumiy maka kami katakan tidak diketahui kapan ia lahir dan umur berapa ia wafat karena kitab Rijal tidak menyebutkannya tetapi jika diukur dari tahun wafatnya maka ada selisih 68 tahun antara wafatnya dengan wafat Hasan bin Zaid. Dan tidak disebutkan dalam kitab Rijal bahwa diantara guru Abdullah bin Ar Ruumiy adalah Hasan bin Zaid. Maka hal ini semakin menguatkan bahwa Abdullah bin Umar Al Yamamiy dalam sanad di atas bukanlah Abdullah bin Ar Ruumiy.

    Ada hal penting yang terlewatkan oleh orang ini, jika ia bersikeras bahwa yang meriwayatkan dari Hasan bin Zaid adalah Abdullah bin Ar Ruumiy maka dengan bukti apa ia bisa menyatakan sanad tersebut muttasil. Bukankah tidak diketahui tahun lahir dan umur wafatnya Abdullah bin Ar Ruumiy dan selisih 68 tahun tersebut cukup jauh?. Bagaimana ia bisa membuktikan bahwa Abdullah bin Ar Ruumiy semasa dengan Hasan bin Zaid. Bukankah terdapat kemungkinan bahwa umur Abdullah bin Ar Ruumiy ketika wafat 60 atau 70 tahun. Apakah sangat jarang ditemui perawi yang usianya hanya 60 atau 70 tahun?. Kami masih belum lupa bagaimana orang ini begitu semangatnya menyatakan inqitha’ sanad Abu Shalih dari Malik Ad Daar dengan dalih bahwa semasanya itu belum terbukti kalau begitu silakan ia buktikan Abdullah bin Ar Ruumiy semasa dengan Hasan bin Zaid tentu dengan bukti yang jelas bukan andai-andai kemungkinan. Mari kita lihat sejauh mana orang itu konsisten dengan metode ilmu hadis miliknya.

  2. wah seru dan menarik semoga fulan bin fulan berkenan berlanjut.

  3. Bung SP,

    Dahsyat bung. Jelas sekali pembahasaanya..

  4. Sesungguhnya kami (Suni) meyakini Abu Bakar, Umar, Usman dan Aisyah adalah antara insan yang dimuliakan Allah… Mereka2 yang tidak mahu menerima hakikat tersebut akan sedaya-upaya terus mencari jalan mengelirukan orang lain dan teru-menerus menghina para sahabat tersebut. Sesungguhnya kami (suni) memuliakan para sahabat termasuk Saiyidina Ali sesuai dengan tempatnya…. dan tidak berlebih-lebih. Cuba anda selusuri rentetan sejarah.. maka anda akan mendapati betapa besarnya jasa2 para sahabat di dalam dunia Islam……. Berfikirlah dengan iman mu… bukan dengan nafsumu yang tidak sejahtera….

  5. sesungguhnya tanpa bermaksud menghina, memang abubakar dan umar bukanlah sayyid kuhul ahli surga…karena yg sayyid kuhul ahli surga itu sebenarnya adalah cucu Nabi Saw tercinta Hassan wa Hussein sprti yg disebutkan oleh hadis soheh suni..so logikanya ndak mungkin ada sayyid kuhu dgl dua personalitas yg berbeda…ya toh

  6. […] hadis shahih bahwa Sayyid Syabab ahli surga adalah Hasan dan Husain bukan Abu Bakar dan Umar. Hadis riwayat Hasan bin Zaid bin Hasan ini telah kami tulis dalam pembahasan khusus bahwa kedudukann…. Dan sayangnya kami tidak melihat adanya bantahan yang bernilai dari nashibi […]

  7. […] Sebelum kami mengakhiri tulisan di atas ada catatan menarik dari nashibi tersebut dimana ia menyinggung hadis Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul ahli surga yaitu riwayat Hasan bin Zaid bin Hasan yang mengandung matan [wa syabaabuha] “para pemudanya”. Seperti yang pernah kami singgung hadis Hasan bin Zaid bin Hasan yang mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar sebagai Sayyid Kuhul dan Syabab ahli surga adalah mungkar karena terbukti dalam hadis shahih bahwa Sayyid Syabab ahli surga adalah Hasan dan Husain bukan Abu Bakar dan Umar. Hadis riwayat Hasan bin Zaid bin Hasan ini telah kami tulis dalam pembahasan khusus bahwa kedudukann…. […]

Tinggalkan komentar