Hadis Anas bin Malik : Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga

Hadis Anas bin Malik : Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga

Tulisan kali ini adalah sedikit tambahan terhadap tulisan kami yang lalu mengenai Takhrij hadis Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga. Dalam tulisan tersebut kami menyatakan bahwa hadis tersebut dhaif dengan keseluruhan jalan-jalannya. Pembahasan ini merupakan tambahan yang hanya memfokuskan pada riwayat Anas bin Malik

حدثنا الحسن بن الصباح البزار حدثنا محمد بن كثير العبدي عن الأوزاعي عن قتادة عن أنس قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لأبي بكر و عمر هذان سيدان كهول أهل الجنة ومن الأولين والآخرين إلا النبيين والمرسلين

Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Shabbaah Al Bazzaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir Al ‘Abdiy dari Al ‘Awza’iy dari Qatadah dari Anas yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda kepada Abu Bakar dan Umar “Kedua orang ini adalah Sayyid kuhul ahli surga dari kalangan terdahulu dan kemudian kecuali Para Nabi dan para Rasul” [Sunan Tirmidzi 5/610 no 3664]

Penyebutan Muhammad bin Katsiir Al Abdiy dalam riwayat Tirmidzi di atas keliru karena yang benar adalah Muhammad bin Katsiir Al Mashishiy Ash Shan’aniy sebagaimana yang nampak dalam jumhur riwayat. Al Hasan bin Ash Shabbaah dalam periwayatan dari Muhammad bin Katsiir Ash Shan’aniy memiliki mutaba’ah sebagai berikut

  1. Hadiyah bin ‘Abdul Wahab sebagaimana yang diriwayatkan Ahmad bin Hanbal [Fadha’il Ash Shahabah no 1429]
  2. Salamah bin Syabiib sebagaimana yang disebutkan Ibnu Abi Ashim [As Sunnah no 1420]
  3. Aliy bin Za’id Al Faraidhiy sebagaimana yang diriwayatkan Ath Thahawiy [Syarh Musykil Al Atsar 5/217 no 1963], Al Ajurry [Asy Syari’ah no 1316]
  4. Hasan bin ‘Abdullah bin Manshuur Al Balisiy sebagaimana yang diriwayatkan Ath Thahawiy [Syarh Musykil Al Atsar 5/217 no 1963].
  5. ‘Abbas bin ‘Abdullah At Tarqufiy sebagaimana disebutkan Al Ajurry [Asy Syari’ah no 1317], Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/180] [Tarikh Ibnu Asakir 44/173], Abu Bakar Al Kharaithiy [Makaarim Akhlaaq no 590]
  6. Muhammad bin Ahmad bin ‘Anbasah Al Bazzaar sebagaimana disebutkan Ath Thabraniy [Mu’jam Al Awsath 7/68 no 6873] [Mu’jam Ash Shaghiir 2/173 no 976]
  7. Yusuf bin Sa’id bin Muslim sebagaimana yang diriwayatkan Adh Dhiyaa’ Al Maqdisiy [Al Mukhtarah no 2508], Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/180]
  8. Fahd bin Sulaiman Ad Daaliniy sebagaimana yang diriwayatkan Adh Dhiyaa’ Al Maqdisiy [Al Mukhtarah no 2509], Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/179], Adz Dzahabiy [Mu’jam Asy Syuyukh hal 140]
  9. Muhammad bin Waliid Al Qurasyiy sebagaimana yang diriwayatkan Adh Dhiyaa’ Al Maqdisiy [Al Mukhtarah no 2510], Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/179], l Baghawiy [Syarh As Sunnah 14/102 no 3897]
  10. Ibrahim bin Al Haitsam Al Baladiy sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 7/11] [Tarikh Ibnu Asakir 30/180], Ibnu Najjaar [Dzail Tarikh Baghdad 1/246], Abu Bakar Al Kharaithiy [Makaarim Akhlaaq no 590], Abu Ja’far bin Bakhtariy [Juz Fiihi Sittah Majalisa Min Amaliy Abu Ja’far bin Bakhtariy no 23], Abdul Ghaniy Al Maqdisiy [Ats Tsaniy Min Fadha’il Umar bin Khaththab no 19]
  11. Abu Ishaaq Ibrahiim bin Umayyah sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 7/11]
  12. Ahmad bin Yusuf An Naisabury sebagaimana diriwayatkan Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/180]
  13. Ahmad bin ‘Abdul Wahid Al Asqallaniy sebagaimana diriwayatkan Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/180]
  14. Muhammad bin ‘Auf Ath Tha’iy sebagaimana diriwayatkan Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/180]
  15. Ahmad bin Mas’ud Al Maqdisiy sebagaimana diriwayatkan Ibnu Asakir [Tarikh Ibnu Asakir 30/180]
  16. Muhammad bin Al Haitsam Ats Tsaqafiy sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Busyraan [Amaliy Ibnu Busyraan no 379]

Semuanya meriwayatkan dengan jalan dari Muhammad bin Katsir Ash Shan’aniy dari Qatadah dari Anas secara marfu’. Kedudukan hadis ini dhaif dengan illat [cacat] sebagai berikut

Muhammad bin Katsir Ash Shan’aniy, dikatakan oleh Ahmad bin Hanbal bahwa ia dhaif jiddan [sangat lemah], tidak tsiqat, dan munkar al hadits [Aqwal Ahmad no 3009]. Bukhari berkata “meriwayatkan hadis-hadis mungkar” [Tartib Ilal Tirmidzi 1/323]. Dan diantara riwayat mungkarnya adalah riwayatnya dari Ma’mar dan Al Auza’iy. Ibnu Adiy mengatakan bahwa Muhammad bin Katsiir meriwayatkan dari Ma’mar dan Al Auza’iy hadis-hadis yang tidak memiliki mutaba’ah atasnya [Al Kamil Ibnu Adiy 6/255]. Ibnu Ma’in berkata “shaduq” [Su’alat Ibnu Junaid no 372]. Ibnu Sa’ad berkata ia tsiqat dan disebutkan bahwa ia mengalami ikhtilath di akhir umurnya [Ath Thabaqat Ibnu Sa’ad 7/489]. Abu Dawud berkata “tidak memiliki kefahaman dalam hadis” [Su’alat Al Ajurry no 1774]. Al Uqailiy memasukkannya dalam Adh Dhu’afa dan berkata “meriwayatkan dari Ma’mar hadis-hadis mungkar yang tidak ada mutaba’ah atasnya” [Adh Dhu’afa Al Uqailiy no 1691]. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan berkata “sering keliru dan meriwayatkan hadis gharib” [Ats Tsiqat 9/70 no 15236]. Ibnu Hajar berkata “shaduq banyak melakukan kesalahan” kemudian dikoreksi dalam At Tahrir bahwa Muhammad bin Katsir seorang yang dhaif tetapi bisa dijadikan mutaba’ah dan syawahid [Tahrir At Taqrib no 6251].

Qatadah bin Di’aamah As Saduusiy, ia seorang yang tsiqat tetapi telah disifatkan dengan tadlis. Ibnu Hajar memasukkannya dalam mudallis Thabaqat ketiga [Thabaqat Al Mudallisin Ibnu Hajar no 92]. Thabaqat ketiga di sisi Ibnu Hajar berarti hadisnya dengan ‘an anah tidak diterima kecuali ia menyatakan dengan jelas sima’ hadisnya. Dalam hadis di atas Qatadah meriwayatkan dari Anas bin Malik dengan lafaz ‘an anah maka hadisnya tidak bisa diterima.

.

.

Hadis Muhammad bin Katsir di atas adalah hadis mungkar sebagaimana yang dinyatakan oleh Bukhari dan Ahmad bin Hanbal, dan diisyaratkan pula oleh Ali bin Madiniy dan Abu Hatim. Adh Dhiyaa’ Al Maqdisiy dalam Al Mukhtarah setelah menyebutkan hadis Anas tersebut, ia berkata

أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ الصَّبَّاحِ الْبَزَّارِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَثِيرٍ عَنِ الأَوْزَاعِيِّ بِإِسْنَادِهِ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَالَ الْبُخَارِيُّ هَذَا حَدِيثٌ مُنْكَرٌ قَالَ التِّرْمِذِيُّ إِنَّمَا أَنْكَرَ مُحَمَّدٌ هَذَا مِنْ حَدِيثِ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Dikeluarkan oleh Tirmidzi dari Hasan bin Ash Shabbaah Al Bazzaar dari Muhammad bin Katsiir dari Al Awza’iy dengan sanadnya dan berkata “hadis hasan gharib dengan sanad ini” dan Bukhari berkata “ini hadis mungkar”. At Tirmidzi berkata “sesungguhnya Muhammad [Bukhari] mengingkari hadis ini dari Qatadah dari Anas dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] [Al Mukhtarah Adh Dhiyaa’ no 2510]

Sebagian orang berusaha menolak kutipan Adh Dhiyaa’ dengan alasan nukilan Bukhari dan Tirmidzi tersebut tidak ditemukan dalam kitab Al Ilal Tirmidzi. Dan sebenarnya yang diingkari oleh Bukhari adalah hadis lain bukan hadis Anas tentang Sayyid Kuhul. Seolah-olah disini Adh Dhiyaa’ telah keliru dalam menukil kutipan yang sebenarnya ditujukan pada hadis Anas yang lain.

Dalam kitab Al Ilal Tirmidzi memang ada hadis lain yang diingkari Bukhari yaitu hadis Muhammad bin Katsir dari Al Auza’iy dari Qatadah dari Anas secara marfu’ tentang akan ada sekelompok orang yang berperang di atas kebenaran sampai hari kiamat.

حَدَّثَنا الحسن بن الصباح حَدَّثَنا محمد بن كثير عن الأَوزاعِيّ عَن قتادة عن أنس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تزال طائفة من أمتي يقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة وأومأ بيده إلى الشام.سَألْتُ مُحَمدًا عن هذا الحديث ، فقال هذا حديث منكر خطأ.إنما هو قتادة عن مطرف عن عمران بن حصين عَن النَّبيِّ صلى الله عليه

Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ash Shabbaah yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir dari Al Auza’iy dari Qatadah dari Anas yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang bersabda “senantiasa sekelompok orang dari umatku berperang di atas kebenaran, mereka akan tetap ada sampai hari kiamat, dan Beliau mengarahkan tangannya ke arah Syam”. Aku bertanya kepada Muhammad [Bukhari] tentang hadis ini, dan Beliau berkata “ini hadis mungkar khata’, sesungguhnya ini adalah hadis Qatadah dari Mutharrif dari ‘Imraan bin Hushain dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] [Tartib Ilal Tirmidzi 1/323 no 598-599]

Hadis ini adalah contoh hadis mungkar yang diriwayatkan Muhammad bin Katsir Ash Shan’aniy dan kemungkaran ini berasal darinya. Maka jarh terhadapnya bahwa ia meriwayatkan hadis mungkar dari Al Auza’iy termasuk jarh mufassar yang mesti didahulukan dari ta’dil. Jadi tidak berlebihan dikatakan bahwa riwayat Muhammad bin Katsir dari Al Auza’iy adalah dhaif mungkar.

Dikatakan Adh Dhiyaa’ salah menukil pernyataan mungkar Bukhari pada hadis Anas Sayyid kuhul yaitu sebenarnya ditujukan pada hadis ini, justru sebenarnya orang yang mengatakan demikianlah yang keliru. Karena Adh Dhiyaa’ juga mengutip hadis Anas riwayat At Tirmidzi di atas kemudian menuliskan “Bukhari berkata hadis mungkar khata’ sesungguhnya ini adalah hadis Qatadah dari Mutharrif dari ‘Imran” [Al Mukhtarah Adh Dhiyaa’ no 2511]. Artinya Adh Dhiyaa’ tidak salah menukil bahkan kutipannya sama persis dengan apa yang tertera dalam Al Ilal Tirmidzi. Walaupun begitu memang pernyataan Bukhari terhadap hadis Sayyid Kuhul riwayat Anas sebagai hadis mungkar tidak ditemukan asal penukilannya selain apa yang dikutip Adh Dhiyaa’.

Abdul Ghaniy Al Maqdisiy juga menukil pernyataan Ahmad bin Hanbal mengenai hadis Sayyid Kuhul riwayat Anas bin Malik, dimana Ahmad bin Hanbal menyatakan hadis tersebut mungkar. Abdul Ghaniy berkata setelah menyebutkan hadis Anas tersebut

قَالَ عَلِيُّ بْنُ نَصْرٍ عَنِ الإِمَامِ أَحْمَدَ حَدِيثَ الأَوْزَاعِيِّ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ فِي أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ هُوَ وَهْمٌ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَثِيرٍ وَقَالَ أَبُو طَالِبٍ عَنْ أَحْمَدَ هَذَا مُنْكَرُ مَا رَوَى أَحَدٌ عَنْ قَتَادَة عَنْ أَنَسٍ

Aliy bin Nashr berkata dari Imam Ahmad hadis Al ‘Awza’iy dari Qatadah dari Anas tentang Abu Bakar dan Umar, itu adalah kesalahan dari Muhammad bin Katsiir, dan Abu Thalib berkata dari Ahmad “hadis ini mungkar, tidak ada seorangpun yang meriwayatkan dari Qatadah dari Anas [Ats Tsaniy Fadha’il Umar bin Khaththaab no 19]

Kutipan Ahmad bin Hanbal yang dibawakan Abdul Ghaniy Al Maqdisiy juga tidak ditemukan asal penukilannya. Tetapi pernyataan ini bersesuaian dengan kutipan Bukhariy yang dibawakan Adh Dhiyaa’ sebelumnya. Pernyataan Ahmad bin Hanbal bahwa tidak ada seorangpun yang meriwayatkan dari Anas juga dikuatkan oleh pernyataan Ath Thabraniy dimana setelah menyebutkan hadis Anas, Ath Thabraniy berkata

لم يرو هذا الحديث عن الأوزاعي إلا محمد بن كثير ولم يروه عن قتادة إلا الأوزاعي

Tidak meriwayatkan hadis ini dari Al awza’iy kecuali Muhammad bin Katsiir dan tidak meriwayatkannya dari Qatadah kecuali Al Awza’iy [Mu’jam Al Awsath 7/68 no 6873]

Berbeda halnya dengan kutipan Ahmad dan Bukhari, pengingkaran Abu Hatim dan Ali bin Madiniy terhadap hadis sayyid Kuhul riwayat Anas tsabit sanadnya sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Al Ilal Ibnu Abi Hatim.

وقال أَبُو مُحَمَّد ذكرت لأبي فقلت سمعت يونس بْن حبيب قَالَ ذكرت لعلي بْن المديني حديثًا حَدَّثَنَا بِهِ مُحَمَّد بْن كثير المصيصي عَن الأوزاعي عَن قتادة عَن أَنَس قَالَ نظر النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي بكر وعمر ، فقال ” هذان سيدا كهول أهل الجنة ” قَالَ علي كنت أشتهي أن أرى هذا الشيخ فالآن لا أحب أن أراه فقال أَبِي صدق فإن قتادة عَن أَنَس لا يجيء هذا المتن

Abu Muhammad berkata aku menyebutkan kepada ayahku, aku berkata aku mendengar Yunus bin Habiib berkata aku menyebutkan kepada Aliy bin Madiini hadis yang telah menceritakan kepada kami dengannya Muhammad bin Katsiir Al Mashiishiiy dari Al Awza’iy dari Qatadah dari Anas yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] melihat kepada Abu Bakar danUmar, kemudian berkata “kedua orang ini adalah Sayyid kuhul ahli surga”. Aliy bin Madiiniy berkata “dahulu aku menginginkan untuk melihat Syaikh ini tetapi sekarang aku tidak menyukai untuk melihatnya”. Ayahku berkata “benar, sesungguhnya hadis Qatadah dari Anas tidak datang dengan matan ini” [Al Ilal Ibnu Abi Hatim no 2681]

Abu Hatim membenarkan pengingkaran Ali bin Madiniy seraya menegaskan bahwa riwayat dengan matan tersebut bukanlah riwayat Qatadah dari Anas. Maka pernyataan Abu Hatim ini sesuai dengan kutipan Ahmad bin Hanbal dan Bukhari bahwa hadis ini mungkar dan merupakan bagian dari kesalahan Muhammad bin Katsiir.

Dalam pandangan Abu Hatim, Muhammad bin Katsiir adalah seorang yang shalih tetapi dalam sebagian hadisnya terdapat hal-hal yang mungkar [Tahdzib Al Kamal 26/332]. Maka pernyataan Abu Hatim dalam Al Ilal mengisyaratkan bahwa sebagian hal mungkar yang dilihatnya dalam hadis Muhammad bin Katsiir adalah hadis Sayyid kuhul riwayat Anas bin Malik.

.

.

.

Terdapat dua hadis Anas bin Malik dengan jalan sanad yang tidak melalui Muhammad bin Katsiir tetapi hadis tersebut keduanya maudhu’ karena dalam sanadnya terdapat perawi yang pendusta dan pemalsu hadis

أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عِيَاضِ بْنِ أَبِي عُقَيْلٍ الْقَاضِي بِصُورَ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ جُمَيْعٍ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْخَزَّازُ السُّوسِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَنْبَسَةَ الْمِصِّيصِيُّ أَصْلُهُ بَصْرِيٌّ قَالَ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ” سَيِّدَا كُهُولِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ مِثْلُ الثُّرَيَّا فِي السَّمَاء

Telah mengabarkan kepada kami Abu Muhammad ‘Abdullah bin Aliy bin ‘Iyaadh bin Abi Uqail Al Qaadhiy di Shuur yang berkata telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Jumai’ yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abu ‘Abdullah Muhammad bin Makhlad yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa’iid bin ‘Abdullah Abu ‘Abdullah Al Khazzaar As Suusiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin ‘Anbasah Al Mashishiy Al Bashriy yang berkata telah menceritakan kepada kami Humaid Ath Thawiil dari Anas bin Maliik yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Sayyid kuhul ahli surga adalah Abu Bakar dan Umar, Abu Bakar di dalam surga seperti bintang Tsurayya di langit” [Tarikh Baghdad Al Khatib 3/243]

Hadis ini maudhu’ karena di dalam sanadnya ada Yahya bin ‘Anbasah Al Mashishiy. Daruquthniy mengatakan ia pendusta, dajjal pemalsu hadis [Mausu’ah Aqwal Daruquthniy Fii Rijal no 3862]. Ibnu Hibban mengatakan ia syaikh dajjal pemalsu hadis [Al Majruhin Ibnu Hibban no 1216]. Ibnu Adiy berkata “mungkar al hadits” [Al Kamil Ibnu Adiy 7/254]. Abu Nu’aim mengatakan “ia meriwayatkan dari Malik, Abu Haniifah, Ibnu Uyainah, Daud bin Abi Hind hadis-hadis mungkar yang tidak ada apa-apanya” [Adh Dhu’afa Abu Nu’aim no 276].

أَخْبَرَنَا زَاهِرُ بْنُ أَحْمَدَ الثَّقَفِيُّ بِأَصْبَهَانَ أَنَّ الْحُسَيْنَ بْنَ عَبْدِ الْمَلِكِ الْخَلالَ أَخْبَرَهُمْ أبنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَنْصُورٍ أبنا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أبنا أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ ثنا سَهْلُ بْنُ زَنْجَلَةَ الرَّازِيُّ ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُمَرَ ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْعَبْدِيُّ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ سَيِّدَا كُهُولِ أَهْلِ الْجَنَّةِ مِنَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ

Telah mengabarkan kepada kami Zaahir bin Ahmad Ats Tsaqafiy di Ashbahan bahwa Al Husain bin ‘Abdul Malik Al Khalaal mengabarkan kepada mereka, yang mengatakan telah memberitakan kepada kami Ibrahiim bin Manshuur yang berkata telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Ibrahiim yang berkata telah memberitakan kepada kami Abu Ya’la Al Maushulliy yang berkata telah menceritakan kepada kami Sahl bin Zanjalah Ar Raaziy yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin ‘Umar yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yaziid Al ‘Abdiy yang berkata aku mendengar Anas bin Malik mengatakan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul ahli surga dari kalangan terdahulu dan kemudian” [Ahadist Al Mukhtarah Adh Dhiyaa’ Al Maqdisiy no 2260]

Pentahqiq kitab Adh Dhiyaa’ mengatakan bahwa Abdurrahman bin Umar dan ‘Abdullah bin Yaziid Al ‘Abdiy keduanya tidak dikenal tidak ditemukan biografinya. Menurut kami, Abdurrahman bin Umar yang dimaksud kemungkinan adalah ‘Abdurrahman bin ‘Amru bin Jabalah Al Bahiliy. Kemungkinan disini terjadi tashif dimana lafaz yang seharusnya ‘Amru menjadi Umar karena hilangnya huruf waw. Dan diantara syaikh [guru] Sahl bin Zanjalah tidak ada yang bernama ‘Abdurrahman bin Umar tetapi  yang ada adalah ‘Abdurrahman bin ‘Amru yaitu bin Jabalah Al Bahiliy. Al Uqailiy menyebutkan dalam biografi Yazid bin Adiiy bin Haatim, riwayat Sahl bin Zanjalah dari ‘Abdurrahman bin ‘Amru bin Jabalah [Adh Dhu’afa Al Uqailiy no 2004]. Riwayat ini menegaskan bahwa salah satu guru Sahl bin Zanjalah adalah ‘Abdurrahman bin ‘Amru bin Jabalah Al Bahiliy.

Abdurrahman bin ‘Amru bin Jabalah Al Bahiliy, Abu Hatim mengatakan ia berdusta dan harus ditinggalkan hadisnya. Daruquthniy berkata “matruk pemalsu hadis”. Al Baghawiy berkata “dhaif hadis jiddan” [Lisan Al Mizan juz 3 no 1665]. Abdullah bin Yaziid Al Abdiy yang dimaksud kemungkinan adalah Abdullah bin Yazid bin Adam As Sulamiy Al Awdiy. Disebutkan oleh Ibnu Asakir bahwa ia juga meriwayatkan dari Anas bin Malik [Tarikh Ibnu Asakir 33/367]. Ahmad bin Hanbal berkata tentangnya bahwa hadis-hadisnya maudhu’ [Tarikh Baghdad 11/449 no 5291].

Kesimpulan : Hadis Anas bin Malik tentang Abu Bakar dan Umar sayyid kuhul ahli surga kedudukannya dhaif mungkar dan hadis mungkar tidak bisa dijadikan syawahid atau mutaba’ah.

.

.

5 Tanggapan

  1. Dalam riwayat Muslim, Abu Hurairah berkata, “Rasulullah bersabda kepada pamannya tatkala hendak meninggal, ‘Ucapkanlah Laa ilaaha illallah. ‘ aku akan bersaksi untukmu dengan kalimat itu hari kiamat. Akan tetapi Abu Thalib enggan mengucapkannya, maka Allah pun menurunkan ayat: (Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi…) (HR. Muslim

    mohon kepada ustad agar bisa membahas ini. karena dalam riwayat hadist tersebut terdapat nama ma’mar

    merupakan kehormatan tersendiri bagi saya jika ustad yg berilmu mau membahasnya secara ilmiah tentang kedua hadist tersebut
    karena bagi sy pribadi ini jelas adalah fitnah.tp sy tidak punya cukup ilmu dan juga keterbatasan referensi yg sy miliki. sebelumnya sy pernah baca di sirahnabawiyah karya ibnu hisyam bahwa sebelum abu thalib meninggal beliau sdh memgucapkan 2 kalimah syahadat.

    atas kesedian ustad sy ucapkan banyak terima kasih. semoga ustad tetap dlm lindungNYA dan dijaga oleh Allah (amin)

  2. dan juga hadist yg sama dari imam muslim

    Dan telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya at-Tujibi telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Wahb dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Said bin al-Musayyab dari bapaknya dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menziarahi Abu Thalib di saat-saat dirinya tengah menghadapi sakaratul maut. Beliau mendapati Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umaiyyah bin al-Mughirah turut berada di sana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Paman! Ucaplah Dua Kalimah Syahadat, aku akan menjadi saksi kamu di hadapan Allah.” Lalu Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah mencelah, ‘Wahai Abu Thalib sanggupkah kamu meninggalkan agama Abdul Muththalib? ‘ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berputus asa malah tetap mengajarnya mengucap Dua Kalimah Syahadat serta berkali-kali mengulanginya. Sehingga Abu Thalib menjawab sebagai ucapan terakhir kepada mereka, bahwa dia tetap bersama dengan agama Abdul MuThalib, dan enggan mengucapkan Kalimah Syahadat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “Demi Allah, aku akan mohonkan ampunan dari Allah untukmu, ” sehingga Allah menurunkan ayat: ‘(Tidak dibenarkan bagi Nabi dan orang-orang yang beriman meminta ampun bagi orang-orang yang syirik sekalipun orang itu kaum kerabat sendiri setelah nyata bagi mereka bahwa orang-orang syirik itu adalah ahli Neraka) ‘ (Qs. AtTaubah: 113). Lalu Allah menurunkan firman-Nya berkenaan dengan peristiwa Abu Thalib: ‘(Sesungguhnya kamu wahai Muhammad tidak berkuasa memberi hidayat petunjuk kepada siapa yang kamu kasihi supaya dia menerima Islam tetapi Allah jualah yang berkuasa memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Dia jualah yang lebih mengetahui siapakah orang-orang yang (bersedia) untuk mendapat petunjuk memeluk Islam) ‘. (Qs. Al Qashash: 56).

  3. sy sempat berpikir bagaimana mungkin abu thalib yg tdk pernah melakukan perbuatan syrik atau menyembah berhala semasa hidupnya dan tak pernah lelah dalam melindungi, menjaga memberi makan, pakaian pada nabi saw berakhir dengan kematian dalam keadaan musryik. Dan sebagian kaum muslimin percaya hal itu dari hadist bukhari, muslim dll yg bersumber dari musayyab dan abu hurairah tersebut.

    Tapi anehnya sebagian kaum muslimin percaya abu sofyan yg memerangi nabi saw dan hindun pemakan hati hamzah ra dikisahkan dan diyakini oleh sebagian kaum muslimin mati dalam keadaan beriman.

    INILAH YG TERUS MENGANGGU PIKIRAN SAYA USTAD.

    SEKALI LAGI SY BERHARAP KPD USTAD SP MAU MEMBUAT TOPIK TERSENDIRI DAN MENCEGAH FITNAH TERSEBUT JIKA IA MEMANG SEBUAH FITNAH.

    SEMOGA ALLLAH MEMUDAHKAN USTAD DAN MENYINARI SERTA MEMBIMBING USTAD DALAM MEMBAHASNYA.
    TERIMA KASIH.

  4. @abu imam, abu hurairah telah berdusta atas nama rasulullah, bagai mana mungkin orang baru masuk islam faska perang khaibar mengabarkan kejadian masa masa rasulullah masih dimekkah jelaslah si abu kucing telah berbohong.

  5. Betullah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tu… Sesungguhnya Allah SWT sahajalah yang memberi hidayah kepada sesiapa yang dia kehendaki.

Tinggalkan komentar