Abu Ghirarah : Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aniy

Abu Ghirarah : Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aniy

Pembahasan kali ini akan membicarakan salah seorang perawi hadis yang dikenal dengan kuniyah Abu Ghirarah yaitu Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aniy. Dia adalah salah seorang yang meriwayatkan hadis keutamaan Abu Bakar dan Umar Sayyid Kuhul Ahli Surga

حدثنا عبد الله قال حدثني محمد بن عبد الرحيم البزاز أبو يحيى صاعقة ثقة قال أنا سعيد بن سليمان قثنا محمد بن عبد الرحمن بن أبي مليكة قال حدثنا جعفر بن محمد عن أبيه عن جده عن علي قال بينما أنا قاعد عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ طلع أبو بكر وعمر فقال يا علي هذان سيدا كهول أهل الجنة ما خلا النبيين والمرسلين

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdurrahiim Al Bazzaar Abu Yahya Ash Shaa’iqah tsiqat yang berkata telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Sulaiman yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Mulaikah yang berkata telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Muhammad dari Ayahnya dari kakeknya dari Aliy yang berkata aku berada di dekat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam], ketika datang Abu Bakar dan Umar maka Beliau bersabda “wahai Aliy mereka berdua adalah Sayyid Kuhul ahli surga kecuali para Nabi dan para Rasul [Fadha’il Ash Shahabah Ahmad bin Hanbal no 245].

Muhammad bin ‘Abdurrahiim Al Bazaar dalam periwayatan dari Sa’id bin Sulaiman memiliki mutaba’ah dari Muhammad bin Isma’iil Ash Shaigh sebagaimana yang disebutkan Al Ajurry dalam Asy Syari’ah no 1752 dan Iisa bin ‘Abdullah Ath Thayaalisiy sebagaimana disebutkan Al Harbiy dalam Fadha’il Abu Bakar no 34.

Terdapat perbincangan seputar Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Mulaikah. Dia adalah Abu Ghirarah yaitu Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah Al Jud’aniy. Pendapat yang rajih, ia adalah seorang yang dhaif. Dalam Tahdzib Al Kamal disebutkan Ahmad bin Hanbal berkata “tidak ada masalah padanya, termasuk ahlul Makkah”. Abu Zur’ah berkata “tidak ada masalah padanya”. Abu Hatim berkata “syaikh”. Bukhari berkata “munkar al hadits”. Nasa’i berkata “tidak tsiqat” dan terkadang berkata “matruk” [Tahdzib Al Kamal 25/590 no 5390].

.

.

.

Pandangan Al Bukhari

Al Bukhari menyebutkan biografinya dalam Tarikh Al Kabiir juz 1 no 468 dengan menyebutkan “Muhammad bin ‘Abdurrahman Abu Ghiraarah suami Jabrah” dan dalam Tarikh Ash Shaghiir juz 2 no 2204 dengan menyebutkan “Muhammad bin ‘Abdurrahman Abu Ghiraarah Al Qurasyiy dan ia adalah Ibnu Abi Mulaikah At Taimiy Al Jud’aaniy”. Selanjutnya Bukhari mengutip Isma’iil bin Abi Uwais, Bukhari berkata

وقال لي إسماعيل سمعت محمد بن عبد الرحمن بن أبى بكر الجدعانى القرشي المليكي منذ ستين سنة عن عبيد الله وسليمان بن مرتاع

Dan berkata kepadaku Isma’iil, aku mendengar Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aaniy Al Qurasyiy Al Mulaikiy sejak enam puluh tahun lalu, ia meriwayatkan dari Ubaidillah dan Sulaiman bin Mirqa’ [Tarikh Ash Shaghiir juz 2 no 2204]

Kemudian dalam Tarikh Ash Shaghiir juz 2 no 2350 Bukhari menyatakan bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy munkar al hadits, kemudian Bukhari berkata

قال لي إسماعيل سمعت منه منذ ستين سنة التيمى عن سليمان بن مرقاع

Telah berkata kepadaku Isma’iil, aku mendengar darinya sejak enam puluh tahun yang lalu, ia At Taimiy meriwayatkan dari Sulaiman bin Mirqaa’ [Tarikh Ash Shaghiir juz 2 no 2350]

Perawi yang dijarh Bukhari disini adalah Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy dan ia adalah Abu Ghiraarah. Sebagaimana nampak dalam keterangan di atas bahwa Bukhari menukil pernyataan Isma’iil yang mendengar dari Al Jud’aaniy sejak enam puluh tahun dan hal ini disebutkan pula dalam biografi Abu Ghiraarah. Maka sangat jelas bahwa Al Jud’aaniy yang dijarh Bukhari “munkar al hadits” tidak lain adalah Abu Ghiraarah.

.

.

Pandangan Abu Hatim

Terdapat sebagian orang yang menyebarkan syubhat bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aniy berbeda dengan Abu Ghirarah Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah Al Jud’aniy. Jarh Bukhari dan Nasa’i ditujukan pada Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aniy bukan kepada Abu Ghirarah. Pernyataan ini keliru dan hanya berdasarkan pada apa yang disebutkan Ibnu Abi Hatim dari Ayahnya dalam kitab Al Jarh Wat Ta’dil.

محمد بن عبد الرحمن بن ابى بكر الجدعانى روى عن سليمان بن مرقاع الجندي عن مجاهد روى عنه عبد الحميد واسمعيل ابنا ابى اويس سمعت ابى يقول ذلك. وسألته عنه فقال ضعيف الحديث

Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aniy meriwayatkan dari Sulaiman bin Mirqaa’ Al Junadiy dari Mujahid, telah meriwayatkan darinya Abdul Hamiid dan Isma’iil keduanya anak Abu Uwais, aku mendengar Ayahku mengatakan demikian. Aku bertanya kepada ayahku tentangnya. Ia berkata “dhaif al hadits” [Al Jarh Wat Ta’dil 7/312 no 1695]

محمد بن عبد الرحمن أبو غرارة القرشى الجدعانى التيمى زوججبرة وهو محمد بن عبد الرحمن بن ابى بكر بن عبيد الله بن ابى مليكة روى عن موسى بن عقبة وعبيد الله بن عمر ومحمد بن المنكدر وروى عن ابيه عن القاسم بن محمد روى عنه أبو عاصم النبيل واسمعيل بن ابى اويس ومسدد وابراهيم بن محمد الشافعي والمقدمي سمعت ابى يقول ذلك، نا عبد الرحمن نا محمد بن حمويه بن الحسن قال نا أبو طالب قال سألت احمد يعنى ابن حنبل عن ابى غرارة محمد بن عبد الرحمن قال لا بأس به من اهل مكة، نا عبد الرحمن قال سألت ابى عن محمد بن عبد الرحمن ابن ابى بكر بن عبيد الله بن ابى مليكة قال كنيته أبو غرارة وهو شيخ، نا عبد الرحمن قال سئل أبو زرعة عن ابى غرارة فقال مكى لا بأس به

Muhammad bin ‘Abdurrahman Abu GhiraarahAl Quraasyiy Al Jud’aniy At Taimiy suami Jabrah, ia adalah Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah yang meriwayatkan dari Musa bin Uqbah, Ubaidillah bin Umar, Muhammad bin Al Munkadir dan meriwayatkan dari ayahnya dari Qasim bin Muhammad. Telah meriwayatkan darinya Abu ‘Aashim An Nabiil, Ismaiil bin Abi Uwais, Musaddad, Ibrahim bin Muhammad Asy Syafi’iy dan Al Muqaddimiy, aku mendengar ayahku mengatakan hal itu. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hammawaih bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Thalib yang berkata aku bertanya kepada Ahmad yakni Ibnu Hanbal tentang Abi Ghiraarah Muhammad bin ‘Abdurrahman, ia berkata “tidak ada masalah padanya, termasuk ahlul Makkah”. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata aku bertanya pada ayahku tentang Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah, ia berkata “kuniyahnya Abu Ghiraarah dan ia Syaikh. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata Abu Zur’ah pernah ditanya tentang Abi Ghiraarah, maka ia berkata “orang Makkah yang tidak ada masalah padanya” [Al Jarh Wat Ta’dil 7/312 no 1696]

محمد بن عبد الرحمن الجدعانى روى عن عبيد الله بن عمر روى عنه عبد الحميد واسمعيل ابنا ابى اويس نا عبد الرحمن قال سمعت ابى يقول ذلك. وسألته عنه فقال هو مكى ضعيف الحديث منكر الحديث

Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy meriwayatkan dari Ubaidillah bin Umar, telah meriwayatkan darinya Abdul Hamiid dan Isma’iil keduanya anak Abu Uwais. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata aku mendengar Ayahku mengatakan hal itu. Dan aku bertanya pada ayahku tentangnya, ia berkata “ia orang Makkah, dhaif al hadits, munkar al hadits” [Al Jarh Wat Ta’dil 7/324 no 1748]

Dari ketiga biografi yang dituliskan Ibnu Abi Hatim di atas dapat diketahui bahwa disini seolah-olah Abu Hatim membedakan tiga orang perawi yaitu

  1. Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Baakar Al Jud’aaniy [Abu Hatim berkata “dhaif al hadits”]
  2. Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah Abu Ghiraarah [Abu Hatim berkata “syaikh”]
  3. Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy [Abu Hatim berkata “dhaif al hadits munkar al hadits”]

Hal ini yang diisyaratkan oleh Ibnu Adiy dalam biografi Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy bahwa ada yang mengatakan kalau Al Jud’aaniy bukanlah Abu Ghiraarah. Oleh karena itu Ibnu Adiy menyatakan ada kemungkinan bahwa mereka dua orang yang berbeda dan ada kemungkinan bahwa mereka satu orang yang sama. [Al Kamil Ibnu Adiy 6/189].

Untuk mengetahui perkara sebenarnya maka harus ditelusuri hadis Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aniy

حدثنا بهلول بن إسحاق بن بهلول الأنباري قال نا إسماعيل بن ابي أويس قال حدثني محمد بن عبد الرحمن الجدعاني عن عبيد الله بن عمر عن نافع عن بن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم اللهم بارك لأمتي في بكورها

Telah menceritakan kepada kami Buhlul bin Ishaq bin Buhlul Al Anbaariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Isma’iil bin Abi Uwais yang berkata telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy dari Ubaidillah bin Umar dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berkahilah umatku dalam pagi hari mereka” [Mu’jam Al Awsath Ath Thabraniy 3/330 no 3312]

Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy dalam riwayat Thabraniy di atas adalah perawi yang disebutkan Ibnu Abi Hatim di no 1748 yang meriwayatkan dari Ubaidillah bin Umar dan telah meriwayatkan darinya Isma’iil bin Abi Uwais. Hadis yang disebutkan Ath Thabraniy di atas juga disebutkan oleh Ibnu Adiy dalam Al Kamil dan ia menegaskan bahwa ini adalah riwayat Al Jud’aaniy

حدثنا محمد بن جعفر الإمام وبهلول بن إسحاق قالا ثنا إسماعيل بن أبي أويس ثنا محمد بن عبد الرحمن بن أبي بكر الجدعاني عن عبيد الله بن عمر بن حفص العمري عن نافع عن بن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال اللهم بارك لأمتي في بكورها قال الشيخ وهذا يرويه الجدعاني عن عبيد الله وقد روى عن يحيى القطان عنعبيد الله وليس بمحفوظ ومحمد بن عبد الرحمن الجدعاني هذا روى عن سليمان بن مرقاع حديثا لأبي بكر الصديق عن النبي صلى الله عليه وسلم في فضل ياسين

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far Al Imam dan Buhlul bin Ishaaq yang keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Isma’iil bin Abi Uwais yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar Al Jud’aaniy dari Ubaidillah bin Umar bin Hafsh Al Umariy dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berkahilah umatku dalam pagi hari mereka”. Berkata Syaikh [Ibnu Adiy] dan ini riwayatnya Al Jud’aaniy dari Ubaidillah, sungguh telah meriwayatkan Yahya Al Qaththaan dari Ubaidillah dan ini tidak mahfuzh. Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy disini adalah yang meriwayatkan dari Sulaiman bin Mirqaa’ hadis Abu Bakar Ash Shiddiiq dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] tentang keutamaan surat Yasiin [Al Kamil Ibnu Adiy 6/188-189]

Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Bakar Al Jud’aaniy yang disebutkan Ibnu Adiy di atas adalah perawi yang disebutkan Ibnu Abi Hatim pada no 1695 dimana ia meriwayatkan dari Sulaiman bin Mirqaa’ dan telah meriwayatkan darinya Isma’iil bin Abi Uwais. Dengan menggabungkan riwayat Ath Thabraniy dan Ibnu Adiy maka nampaklah bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy yang disebutkan Ibnu Abi Hatim pada no 1748 adalah orang yang sama dengan Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aaniy yang disebutkan Ibnu Abi Hatim pada no 1695.

Setelah membawakan hadis di atas Ibnu Adiy melanjutkan dengan perkataan bahwa ada yang mengatakan kalau Al Jud’aaniy disini bukan Abu Ghiraarah

وقد قيل ان محمد بن عبد الرحمن الجدعاني هو غير محمد بن عبد الرحمن أبو غرازة وقيل أبو غرازة غير الجدعاني هذا وجميعا ينسبان إلى جدعان وجميعا من أهل المدينة

Dan sungguh ada yang mengatakan bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy dia bukan Muhammad bin ‘Abdurrahman Abu Ghiraarah, dan dikatakan bahwa Abu Ghiraarah bukan Al Jud’aaniy yang ini. Keduanya bernasab Jud’an dan keduanya termasuk penduduk Madinah [Al Kamil Ibnu Adiy 6/189]

Ibnu Adiy tidak merajihkan pendapat yang ini, ia mengatakan kalau ada kemungkinan keduanya satu orang yang sama dan ada kemungkinan keduanya orang yang berbeda. Pendapat yang rajih mereka adalah orang yang sama. Ibnu Abi Hatim keliru ketika membedakan keduanya. Hujjahnya adalah pada hadis Ibnu Umar dimana Isma’iil menyatakan dengan tegas bahwa Al Jud’aaniy yang dimaksud adalah Abu Ghiraarah

أَخْبَرَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ الرزاز أَخْبَرَنَا مُحَمَّد بن أَحْمَد بْنِ الْحَسَنِ الصَّوَّاف حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ حَدَّثَنِي مُحَمَّد بن عبد الرَّحْمَن بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مليكَة بن عبد الله بْنِ جُدْعَانَ الْقُرَشِيُّ مِنْ بَنِي تَيْمٍ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ عَنْ عبيد الله بْنِ عُمَرَ بْنِ حَفْصٍ الْعُمَرِيِّ عَن نَافِع عَن عبد الله بْنِ عُمَرَ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

Telah mengabarkan kepada kami ‘Aliy bin Ahmad Ar Razzaaz yang berkata telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Hasan Ash Shawwaaf yang berkata telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muusa yang berkata telah menceritakan kepada kami Isma’iil bin Abi Uwais yang berkata telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah bin ‘Abdullah bin Jud’aan Al Qurasyiy dari bani Taim dari penduduk Makkah dari Ubaidillah bin Umar bin Hafsh Al ‘Umariy dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “ya Allah berkahilah umatku dalam pagi hari mereka” [Muudih Awham Al Jami’ Wat Tafriiq Al Khatiib 1/310-311]

Aliy bin Ahmad Ar Razzaaz dikatakan Adz Dzahabiy bahwa ia shaduq [Mizan Al I’tidal 3/113 no 5778]. Muhammad bin Ahmad bin Hasan Ash Shawwaaf dikatakan Adz Dzahabi bahwa ia Syaikh Imam Muhaddits Tsiqat Hujjah [As Siyaar Adz Dzahabiy 16/185]. Bisyr bin Musa bin Shalih dikatakan Adz Dzahabiy bahwa ia Imam Hafizh Tsiqat [As Siyaar Adz Dzahabiy 13/353]. Riwayat Al Khatib di atas sanadnya shahih sampai Isma’iil bin Abi Uwais dan disini Isma’iil menyatakan dengan tegas bahwa Al Jud’aaniy yang dimaksud adalah Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah. Riwayat ini dijadikan hujjah oleh Al Khatib untuk menunjukkan kesalahan Abu ‘Abbas Al Kuufiy atau Ibnu Uqdah dimana ia menyatakan kalau Al Jud’aaniy dan Abu Ghiraarah itu dua orang yang berbeda. [kesalahan yang sama seperti dilakukan Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil].

Isma’iil bin Abi Uwais dalam penyebutan Abu Ghiraarah memiliki mutaba’ah dari saudaranya Abu Bakar Abdul Hamiid bin Abi Uwais, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abu Thahiir berikut

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدُوسٍ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مُوسَى الأَنْصَارِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُدْعَانَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abduus yang berkata telah menceritakan kepada kami Ishaaq bin Muusa Al Anshaariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Uwais yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah bin ‘Abdullah bin Jud’aan dari Ubaidillah bin Umar dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “ya Allah berkahilah umatku dalam pagi hari mereka” [Juz Abu Thahiir no 119]

Muhammad bin ‘Abduus Abu Ahmad dikatakan Adz Dzahabiy bahwa ia Imam Hafizh Hujjah [As Siyaar Adz Dzahabiy 13/531]. Ishaaq bin Muusa Al Anshaariy disebutkan Ibnu Hajar bahwa ia tsiqat mutqin [At Taqrib 1/85].

Ibnu Adiy menegaskan bahwa hadis Ibnu Umar di atas adalah riwayat Al Jud’aaniy dan Ibnu Abi Hatim menegaskan bahwa yang meriwayatkan dari Ubaidillah bin Umar dan telah meriwayatkan darinya Ismail dan Abu Bakar bin Abi Uwais adalah Al Jud’aaniy. Kemudian terbukti dalam riwayat Ibnu Umar tersebut bahwa Al Jud’aaniy yang dimaksud adalah Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah yang dikenal dengan kuniyah Abu Ghiraarah. Maka benarlah Al Khatib yang menyatakan bahwa keduanya adalah satu orang yang sama sedangkan yang membedakan keduanya telah keliru.

Sebenarnya dalam pandangan Abu Hatim, Abu Ghiraarah juga termasuk perawi yang hadisnya mungkar. Ibnu Abi Hatim berkata

وَسَأَلْتُ أَبِي عَنْ حَدِيثٍ رَوَاهُ أَبُو غَرَارَةَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” الرِّفْقُ يُمْنٌ وَالْخُرْقُ شُؤْمٌ ، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِأَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا أَدْخَلَ عَلَيْهِمْ بَابَ الرِّفْقِ ، وَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلا زَانَهُ ، وَإِنَّ الْخُرْقَ لَمْ يَكُنْ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلا شَانَهُ ، وَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الإِيمَانِ وَالإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ ، وَلَوْ كَانَ الْحَيَاءُ رَجُلا كَانَ رَجُلا صَالِحًا ، وَإِنَّ الْفُحْشَ مِنَ الْفُجُورِ وَالْفُجُورُ فِي النَّارِ ، وَلَوْ كَانَ الْفُحْشُ رَجُلا كَانَ رَجُلا سُوءً ، إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَخْلُقْنِي فَاحِشًا . قَالَ أَبِي هَذَا حَدِيثٌ مُنْكَرٌ قَالَ بِهُذَا الإِسْنَادِ هُوَ مُنْكَرٌ

Dan aku bertanya pada ayahku [Abu Hatim] tentang hadis riwayatnya Abu Ghirarah Muhammad bin ‘Abdurrahman At Taimiy dari ayahnya dari Al Qaasim bin Muhammad dari Aisyah yang berkata Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “kelemahlembutan adalah keberkahan dan kekasaran adalah kesialan, jika Allah menghendaki kebaikan bagi suatu keluarga maka Allah akan memasukkan kepada mereka kelemahlembutan. Sesungguhnya Kelemahlembutan tidaklah ada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan Sesungguhnya kekasaran tidaklah ada pada sesuatu kecuali merusaknya. Sesungguhnya malu itu sebagian dari Iman dan Iman akan berada di dalam surga. Sekiranya seseorang itu pemalu maka ia seorang yang baik. Dan sesungguhnya Kekejian adalah bagian dari kejahatan dan kejahatan akan berada di dalam neraka, sekiranya seseorang itu keji maka ia seorang yang jelek. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan bagiku kekejian. Ayahku berkata hadis ini mungkar, Ia berkata “dengan sanad ini, ia mungkar” [Al Ilal Ibnu Abi Hatim 5/244-245 no 1953]

Hadis ini juga disebutkan Bukhari dalam Tarikh Al Kabir biografi Abu Ghirarah [Tarikh Al Kabir juz 1 no 468] dan disebutkan Ibnu Adiy dalam Al Kamil dimana ia menyebutkan bahwa Abu Ghiraarah meriwayatkan hadis ini dari Qasim dari Aisyah tanpa menyebutkan ayahnya [Al Kamil Ibnu Adiy 6/189]. Muhammad bin ‘Abdurrahman Abu Ghiraarah tafarrud dalam periwayatan hadis Aisyah dengan matan ini dan hadis ini mungkar dalam pandangan Abu Hatim.

.

.

Pandangan Daruquthniy

Ad Daruquthniy memasukkan Abu Ghiraarah Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aniy dalam kitabnya Adh Dhu’afa Al Matrukin

محمد بن عبدالرحمن بن أبي بكر المكي القرشي الجدعاني، عن جعفر بن محمد وعبيدالله بن عمر، وابن أبي مليكة

Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Makkiy Al Qurasyiy Al Jud’aaniy meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, Ubaidillah bin Umar dan Ibnu Abi Mulaikah [Adh Dhu’afa Daruquthniy no 456]

Kemudian ia dengan sharih menyatakan dalam Al Ilal bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Mulaikah adalah seorang yang dhaif.

وروى هذا الحديث محمد بن عبد الرحمن بن أبي بكر بن أبي مليكة وكان ضعيفا عن المثنى بن الصباح عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده عن معاذ ولا يثبت

Dan meriwayatkan hadis ini Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah dan ia seorang yang dhaif dari Al Mutsanna bin Shabaah dari ‘Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Mu’adz, tidak tsabit [Al Ilal Daruquthniy no 988]

.

.

Pandangan Ibnu Hibban

Ibnu Hibban memasukkan Abu Ghiraarah Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy dalam kitabnya Adh Dhu’afa

محمد بن عبد الرحمن بن أبي بكر بن أبي مليكة المليكي القرشي الجدعاني كنيته أبو غرارة منأهل المدينة زوج جبرة بنت محمد بن ثابت بن سباع يروي عن أبيه وعبيد الله بن عمر روى عنه أبو عاصم وابن أبي أويس كان ممن يروي المناكير عن المشاهير وينفرد عن الثقات بالمقلوبات لا يحتج به

Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah Al Malaikiy Al Qurasy Al Jud’aaniy dengan kuniyah Abu Ghirarah termasuk penduduk Madinah. suami Jabrah binti Muhammad bin Tsabit bin Saba’. Meriwayatkan dari ayahnya dan Ubaidillah bin Umar, telah meriwayatkan darinya Abu Ashim dan Ismail bin Abi Uwais. Ia meriwayatkan hadis-hadis munkar dari para perawi masyhur dan menyendiri meriwayatkan dari para perawi tsiqat riwayat yang terbolak balik, tidak boleh berhujjah dengannya [Al Majruhin juz 2 no 942]

.

.

Pandangan Al Uqailiy

Al Uqailiy memasukkan Abu Ghiraarah Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aniy dalam kitabnya Adh Dhu’afa

محمد بن عبد الرحمن بن أبي بكر الجدعاني مدني وقيل مكي هو المليكي قال البخاري هو منكر الحديث من حديثه اللهم بارك لامتي في بكورها ويروى من غير طريقه بإسناد جيد

Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aaniy, orang Madinah dikatakan juga orang Makkah, ia adalah Al Mulaikiy. Bukhariy berkata ia mungkar al hadits. Diantara hadisnya adalah “Ya Allah berkahilah umatku dalam pagi hari mereka” diriwayatkan selain jalannya dengan sanad yang jayyid [Adh Dhu’afa Al Uqailiy 4/101 no 1655]

Disini Al Uqailiy menyatakan dengan jelas bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar Al Jud’aaniy adalah Al Mulaikiy. Itu berarti Al Uqailiy menganggap Al Jud’aniy dan Al Mulaaikiy adalah orang yang sama yaitu Abu Ghiraarah.

.

.

Pandangan Ibnu Ma’in

Ibnu Syahiin menukil dalam kitabnya Tarikh Asma’ Adh Dhu’afa bahwa Ibnu Ma’in berkata “Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Mulaikah tidak ada apa-apanya” [Adh Dhu’afa Ibnu Syahiin no 578] dan Ibnu Ma’in berkata “Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Mulaikah dhaif” [Adh Dhu’afa Ibnu Syahiin no 584]. Nukilan Ibnu Ma’in ini juga disebutkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil

محمد بن عبد الرحمن بن عبد الله بن ابى مليكة روى عن ابن ابى مليكة روى عنه موسى بن اسمعيل سمعت ابى يقول ذلك، نا عبد الرحمن قال ذكره ابى عن اسحاق بن منصور عن يحيى بن معين انه قال محمد بن عبد الرحمن بن ابى مليكة لا شئ

Muhammad bin ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Abi Mulaikah, meriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaaikah dan telah meriwayatkan darinya Muusa bin Ismaiil, aku mendengar ayahku mengatakan hal itu. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata Ayahku menyebutkan dari Ishaq bin Manshur dari Yahya bin Ma’in bahwa ia berkata “Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Mulaikah tidak ada apa-apanya” [Al Jarh Wat Ta’dil 7/317 no 1718]

Disini seolah-olah Abu Hatim menyatakan bahwa Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abdullah bin Abi Mulaikah berbeda dengan Abu Ghirarah Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah. Menurut kami keduanya adalah orang yang sama dengan qarinah sebagai berikut

  1. Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Al Mulaikah atau Abu Ghiraarah dapat juga disebut dengan Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abdullah bin Abi Mulaikah karena Abu Bakar bin Abi Mulaikah adalah kuniyah dari Abdullah bin Ubaidillah bin Abi Mulaikah. Sudah termasuk hal yang lumrah dalam meriwayatkan hadis sang perawi terkadang menyingkat sebagian nasab gurunya. Dan disebutkan oleh Abu Hatim kalau ia meriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah, hal ini bersesuaian dengan apa yang dikatakan Daruquthniy dalam biografi Al Jud’aaniy bahwa ia meriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah.
  2. Ibnu Jauzi ketika memasukkan Abu Ghirarah Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abi Mulaikah dalam kitabnya Adh Dhu’afa ia menukil pernyataan Ibnu Ma’in yang berkata “tidak ada apa-apanya” [Adh Dhu’afa Ibnu Jauzi no 3062]
  3. Pentahqiq kitab Tahdzib Al Kamal juga mengutip jarh Ibnu Ma’in ini dalam catatan kaki biografi Abu Ghiraarah Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Jud’aaniy yang menunjukkan bahwa jarh Ibnu Main tersebut tertuju pada Abu Ghiraarah. Selain itu jarh Ibnu Ma’in yang dinukil Abu Hatim juga disebutkan dalam kitab Mausu’ah Aqwaal Yahya bin Ma’in no 3491 biografi Abu Ghiraarah.

.

.

Kesimpulan dari pembahasan singkat ini adalah Al Jud’aaniy dan Abu Ghiraarah adalah dua orang yang sama dimana terkumpul padanya ta’dil dari Ahmad dan Abu Zur’ah yang berkata “tidak ada masalah padanya” dan terkumpul pula jarh dari Bukhari dan Abu Hatim “mungkar al hadits”. Nasa’i berkata “matruk”. Ia didhaifkan oleh Daruquthni, Ibnu Ma’in, Ibnu Hibban, Al Uqailiy dan Ibnu Jauziy. Kedudukan yang rajih tentangnya adalah dhaif dan hadisnya tidak bisa dijadikan i’tibar.

6 Tanggapan

  1. Postingan yang cukup lama dinanti2 dari mas @Sp …. sibuk yah mas ?

  2. ya iyalah sesibuk orang yang ngomong sendiri depan cerpin…xi xi xi. yang jelas tulisan di ats tidak lebih dari pempers anak kecil… he he he.

  3. @sana
    bisa ga disanggah tulisan yang lu anggap pempers anak kecil?
    kalo ga bisa sanggah artinya lu kayak isi yang ditampung ma pempers anak kecil itu ;))

  4. Segera saya save tulisan ini sebelum makin banyak komentar berkualitas “pempers bekas” muncul di bagian Tanggapan 😀

  5. biasalah kalo antek wahabi dan pemecah belah umat, mana mau mengkritisi berdasarkan kaidah ilmiah. Yang muncul hanya “kedengkian”

  6. pempers anak kecil….hmmm analogi yg bagus…

Tinggalkan komentar