Tinjauan Tafsir At Taubah Ayat 100 : Sahabat Nabi Yang Berhijrah Bukan Karena Allah

Tinjauan Tafsir At Taubah ayat 100 : Sahabat Nabi Yang Berhijrah Bukan Karena Allah

Ada salah satu ayat Al Qur’an yang sering dicatut kaum nashibi untuk memuliakan para sahabat yaitu At Taubah ayat 100. Ayat tersebut memang membicarakan keutamaan sahabat muhajirin dan anshar serta yang mengikuti mereka dengan baik. Tulisan ini hanya ingin menunjukkan kekeliruan sebagian nashibi yang mengira ayat ini tertuju untuk semua muhajirin dan anshar.

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha pada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya itulah kemenangan yang besar [QS At Taubah : 100]

Muhajirin dalam ayat ini adalah mereka yang berhijrah dengan mengharap ridha Allah dan bukan karena hal lain. Anshar dalam ayat ini adalah mereka dari kalangan kaum Anshar yang dengan ridha menyambut Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bukan sebagian kaum Anshar yang munafik. Sering kaum awam nashibi mengartikan bahwa muhajirin dan anshar dalam ayat ini adalah mutlak untuk semua mereka. Hal ini jelas tidak bisa diterima, para sahabat sendiri mengakui ada orang munafik diantara kaum Anshar maka apakah mereka juga termasuk dalam ayat ini. Sudah jelas tidak.

حدثنا عبد الله قال حدثني أبي قثنا اسود بن عامر قثنا إسرائيل عن الأعمش عن أبي صالح عن أبي سعيد الخدري قال إنما كنا نعرف منافقي الأنصار ببغضهم عليا

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin Amir yang berkata telah menceritakan kepada kami Israil dari Al A’masy dari Abi Shalih dari Abu Sa’id Al Khudri yang berkata “Sesungguhnya kami mengenal orang-orang munafik dari kalangan Anshar melalui kebencian mereka terhadap Ali” [Fadhail Shahabah no 979 dengan sanad shahih]

Begitu juga ternyata ada diantara kaum Muhajirin yang berhijrah bukan karena Allah SWT dan Rasul-Nya melainkan demi kepentingan dunia.

حدثنا محمد بن علي الصائغ ثنا سعيد بن منصور ثنا أبو معاوية عن الأعمش عن شقيق قال قال عبد الله من هاجر يبتغي شيئا فهو له قال : هاجر رجل ليتزوج امرأة يقال لها أم قيس وكان يسمى مهاجر أم قيس

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Aliy As Shaigh yang berkata telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Manshur yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari A’masy dari Syaqiq yang berkata ‘Abdullah berkata “siapa yang berhijrah demi mendapatkan sesuatu maka itulah yang ada untuknya. Ia berkata “seorang laki-laki hijrah demi menikahi seorang wanita yaitu Ummu Qais maka kami menamakannya Muhajir Ummu Qais” [Mu’jam Al Kabir Ath Thabraniy 9/103 no 8540]

Riwayat Thabrani sanadnya shahih diriwayatkan oleh para perawi tsiqat. Syaikh Thabrani Muhammad bin ‘Ali Ash Shaaigh adalah seorang imam yang tsiqat

  • Muhammad bin Ali Ash Shaaigh adalah muhaddis imam yang tsiqat sebagaimana disebutkan Adz Dzahabi [As Siyar 13/428 no 212]
  • Sa’id bin Manshur adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ahmad berkata “termasuk orang yang memiliki keutamaan dan shaduq”. Ibnu Khirasy dan Ibnu Numair menyatakan tsiqat. Abu Hatim menyatakan tsiqat dan termasuk orang yang mutqin dan tsabit. Ibnu Hibban memasukkan dalam Ats Tsiqat. Ibnu Qani’ berkata “tsiqat tsabit”. Al Khalili berkata “tsiqat muttafaq ‘alaih” [At Tahdzib juz 4 no 148]
  • Abu Muawiyah Ad Dharir yaitu Muhammad bin Khazim At Tamimi seorang perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat [At Taqrib 2/70].
  • Sulaiman bin Mihran Al A’masy perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Al Ijli dan Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. [At Tahdzib juz 4 no 386]. Ibnu Hajar menyebutkannya sebagai mudallis martabat kedua yang ‘an anahnya dijadikan hujjah dalam kitab shahih [Thabaqat Al Mudallisin no 55]. Riwayat ‘an anahnya dari para syaikh-nya seperti Ibrahim, Abu Wail dan Abu Shalih dianggap muttashil [bersambung] seperti yang dikatakan Adz Dzahabi [Mizan Al Itidal 2/224 no 3517].
  • Syaqiq bin Salamah Abu Wa’il Al Kufiy adalah Mukhadhramun yang tsiqat perawi kutubus sittah. Ibnu Ma’in, Waki’, Ibnu Sa’ad dan Ibnu Hibban menyatakan ia tsiqat. [At Tahdzib juz 4 no 619]. Ibnu Hajar menyatakan “tsiqat” [At Taqrib 1/421]

Ummu Qais termasuk dalam golongan muhajirin awal maka laki-laki yang menyusulnya hijrah dengan berniat menikahi Ummu Qais juga termasuk dalam muhajirin awal.

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ أُمَّ قَيْسٍ بِنْتَ مِحْصَنٍ الْأَسَدِيَّةَ أَسَدَ خُزَيْمَةَ وَكَانَتْ مِنْ الْمُهَاجِرَاتِ الْأُوَلِ اللَّاتِي بَايَعْنَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman yang berkata telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Ubaidillah bin ‘Abdullah bahwa Ummu Qais binti Mihshan Al Asadiyyah singa khuzaimah ia termasuk muhajirin awal dan berbaiat kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] [Shahih Bukhari 7/127 no 5715]

Setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya, jika niatnya karena Allah SWT dan Rasul-Nya maka ia akan mendapatkan keutamaan tetapi jika niatnya demi menikahi wanita atau dunia maka baginya adalah apa yang ia niatkan sebagaimana sabda Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahab yang berkata aku mendengar Yahya bin Sa’id yang mengatakan telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim bahwa ia mendengar ‘Alqamah bin Waqqaash Al Laitsiy yang mengatakan aku mendengar Umar bin Khaththab radiallahu ‘anhu berkata aku mendengar Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “Sesungguhnya semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin diraihnya atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya sekedar mendapatkan apa yang ia niatkan atasnya [Shahih Bukhari 8/140 no 6689]

Riwayat-riwayat shahih di atas menunjukkan betapa lemahnya akal nashibi dalam berhujjah. Mereka sering melakukan bias dalam berhujjah. Terkait tafsir Al Qur’an At Taubah ayat 100 di atas biasnya adalah generalisasi dengan hanya memandang title “muhajirin” dan title “anshar” padahal hakikatnya ayat tersebut tidak untuk semua orang yang bertitel Muhajirin dan Anshar melainkan untuk Muhajirin dan Anshar yang dengan sungguh-sungguh membela Allah SWT dan Rasul-Nya. Salam Damai

36 Tanggapan

  1. Salamun Alaikum SP:
    Udah lama ayat tsb menjadi pertanyaan dalam benak saya, mohon kiranya SP menjelaskanlebih lanjut buat saya :
    1. “Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar “
    Maksudnya apa kalimat tsb,…. Apakah hanya 1 orang (sbg penghormatan dipanggil jamak) atau 2 orang atau 3 orang tertentu yang berada diantara golongan Muhajirin dan Anshar, ataukah golongan (banyak orang) pertama dari Muhajirin dan anshar, adakah riwayat penjelasnya

    Dan adakah hubungannya dengan Alwaqiah ayat 10 :
    Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
    2. “dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,”:
    Maksudnya apakah orang Muhajirin dan Anshar yang mengikuti orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama ataukah orang-orang yang mengikuti Golongan Muhajirin dan Anshar
    Demikian tks, salam

  2. “Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar “

    Artinya yang tengah-tengah dan di akhir tdk termasuk.yg dimaksud ayat ini 🙂

    Salam

  3. ahh… syp lg yg terdahulu keislamannya selain mereka yg sholat pertama kali bersma rosul,

  4. Yang jelas thulaqo macam Abu Sufyan Dan muawiyah laknatullah alaihim tidak termasuk..

    Untunglah..

  5. Benar pak Sp ayat ini dijadikan oleh pengikut sekte wahabi yang awam bahwa sahabat Nabi dari kalangan muhajirin dan anshar sudah di stempel oleh Allah dan mendapatkan predikat (Allah ridho kpd mereka dan merekapun ridho kpd Allah). Disinilah salafiun menggeneralisasi makna ridho Allah terhadap kaum muhajirin dan Anshar.

    Pada terjemahan Sp diatas lafaz min diartikan (dari golongan muhajirin dan anshar). Tapi pada alquran terjemah indonesia yg dpt hadiah dari keluarga kerajaan saud lafaz min diartikan (diantara orang2 muhajiran dan anshar).

    Jadi kalau disimpulkan tidak semuanya dari kalangan muhajirin dan anshar mendapatkan titel Ridho Allah hanya sebagiannya saja. Dengan demikian hanya mereka yg teguh keyakinanny, dan istiqamah dalam ketaatan kpd Allah dan Rasuln-Nya saja yg akan mendapat Ridha Allah SWT.

  6. andai smua orang memahami Al Quran tdk dengan hawanafsunya…dengan hati dan jiwa besar…dengan meninggalkan taassub dan ashobiyah yg berlebihan……..

    ………Maka Kejadian Bom Bunuh Diri saat ini tak akan pernah terjadi atas nama Islam..! Terkutuklah mereka yg telah menanamkan paham sesat Bom Bunuh Diri atas nama Islam,…terlaknatlah para ustadz dan para ulama yg bersikap diam dan apalagi membenarkan tindakan itu!

  7. @ armand, on September 27, 2011 at 11:57 am said:
    “Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar “
    Artinya yang tengah-tengah dan di akhir tdk termasuk.yg dimaksud ayat ini
    Salam
    Betul, tapi masih munkin termasuk kedalam potongan ayat berikutnya :
    “dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,”
    Karena itu saya amat berharap SP menjelaskannya lebih lanjut.

  8. @ armand, on September 27, 2011 at 11:57 am said:
    “Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar “
    Artinya yang tengah-tengah dan di akhir tdk termasuk.yg dimaksud ayat ini

    Betul, tapi masih munkin termasuk kedalam potongan ayat berikutnya :
    “dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,”
    Karena itu saya amat berharap SP menjelaskannya lebih lanjut.

  9. Tentang Muawiyah, sang munafik besar di jaman Nabi.

    @all,
     

    Ada salah satu hadits terkenal mengenai khalifah Islam ke-6, Muawiyah yang berbunyi : “Semoga Allah tidak mengenyangkan perut Muawiyah”. Riwayat hadits ini keluar adalah saat itu Muawiyah laknat ini sedang makan. Rasulullah ada keperluan dengan Muawiyah dan memanggilnya untuk datang. Tapi Muawiyah menolak bersegera memenuhi panggilan Rasulullah sehingga keluarlah ucapan nabi diatas.
     

     
    Sejak itu, Khalifah Islam ke-6 Muawiyah jika makan tidak pernah kenyang dan hanya berhenti makan ketika kelelahan. Riwayat ini sangat masyhur dan diriwayatkan seluruh ulama ahlussunnah maupun syiah. Hanya salafy yang menafsirkan-nya berbeda. Maklum, salafy ini keturunan pelacur.
     

     
    Mari kita analisis kesehatan dan perilaku halifah Islam ke-6, Muawiyah dari sudut pandang kedokteran. Orang yang makan tapi tidak pernah merasa kenyang, itu berarti :
    1. 99% Muwaiyah menderita diabetes. Hanya penderita diabetes yang memiliki keinginan makan terus-menerus.
    2. 100% Muawiyah adalah memiliki berat badan yang overweight alias kegemukan ekstrim. Dalam riwayat lain, karena kebiasaan Muawiyah yang suka makan terus menerus, Muawiyah sampai tidak kuat berdiri karena kegemukan.
    3. 100% Muawiyah menderita impotensi. Penderita diabetes pasti menderita impotensi!. Ini adalah fakta yang tidak bisa ditolak orang tolol sekalipun. Kecuali salafy yang levelnya ada dibawah tolol. Bukti sahih lainnya adalah Muawiyah hanya memiliki satu anak, Yazid. Hal ini dikarenakan Muawiyah tidak mampu lagi berhubungan badan dengan pelacur sekalipun karena impoten
    4. 100% Muawiyah juga menderita ejakulasi dini tanpa hasil. Kalaupun Muawiyah dapat menyembuhkan impotensi dalam sementara waktu, pasti saat itu menderita ejakulasi dini. Hal ini, karena aliran darah yang menuju kemaluan-nya terhambat karena tingginya gula darah dalam tubuhnya. Maklum diabetes.
    5. 100% kualitas sperma Muawiyah adalah buruk. Hal ini karena selain menderita diabetes, Muawiyah juga masih suka mengkonsumsi alkohol. Diabetes membuat kualitas sperma buruk, ditambah alkohol, kualitas sperma jadi lebih buruk. Fakta sahih tentang hal ini adalah buruknya perilaku dan muka Yazid, anaknya Muawiyah. Hal ini karena kualitas sperma yang buruk.
    6. 100% Mulut dan keringatnya berbau busuk. Orang overweight dan penderita diabetes, pasti keringat dan mulutnya berbau busuk. Hal ini karena metabolisme tubuh yang tidak sempurna karena gula darah yang tinggi.
    7. 99% tititnya atau anunya Muawiyah kecil! . Penderita overweight alias kegemukan ekstrim, hampir pasti tititnya kecil. Hal ini karena kulit kemaluan tertarik perut sehingga menyebabkan kemaluannya tertarik kedalam.
     

    Kasihan sekali Muawiyah atau khalifah Islam ke-6 ini. Sudah diabetes, gemuk, keringat dan bau mulutnya busuk, impoten, ejakulasi dini, burungnya kecil lagi. Dan orang yang seperti ini menjadi kebanggaan Salafy? Makan sono. Pantesan aja, orang salafy pada homo, soalnya lihat cewek impoten sih. Persis Muawiyah …
     

  10. Dan sekarang marilah kita lihat analisis mengenai Imam Ali dari segi kesehatan.
      
    Sangat masyhur riwayat mengenai Imam Ali bahwa beliau adalah tokoh yang memiliki tubuh kekar, kepala botak, banyak berfikir dan merenung, ahli logika, tidak terkalahkan dalam logika perdebatan, super tangguh di medan laga bahkan tidak pernah sekalipun kalah dalam satu pertempuran satu lawan satu,  memiliki tubuh yang kuat diceritakan dalam satu hadits mengenai perang Khaibar beliau mampu mengangkat pintu benteng seorang diri, memiliki banyak anak baik dari Sayyidah Fatimah as maupun istri2 lainnya.
     
     
     
    Orang yang demikian, dari segi kesehatan pastilah :
    1. 100% 
      Imam Ali memiliki peredaran darah yang baik
     
     . Orang yang mampu mengangkat pintu benteng sendirian, peredaran darahnya pasti baik. Tubuhnya kuat, sehat, metabolisme yang terjadi didalam tubuh berjalan secara sempurna. Detak jantung dan denyut nadi berjalan lebih lambat (khas olahragawan) dari manusia kebanyakan karena begitu sehat tubuhnya.
    2. 100%
      Imam Ali memiliki lengan dan kaki yang kuat
    . Orang yang tidak terkalahkan dalam medan laga, pastilah memiliki lengan kaki dan tangan yang kuat. Kalau tidak, bagaimana ia dapat mengangkat pedang dengan sempurna?
    3. 100%
        Imam Ali seorang yang cerdas dan hampir dipastikan memiliki IQ diatas 150 (super jenius)
    . Seseorang yang hafal AlQuran dan mengetahui dengan baik sekali mengenai tafsirnya, pastilah jenius. Selain itu, Imam Ali dikenal secara luas ahli berpidato, ahli berlogika, ahli berdebat dan mampu menjawab persoalan dan pertanyaan dari seseorang dalam sekejap tanpa membutuhkan waktu yang lama. Hanya orang yang super cerdas alias jenius yang dapat berbuat demikian.
    4. 100% 
      Imam Ali keringat dan bau mulutnya tidak busuk
     
     . Hal ini karena metabolisme tubuhnya terjadi secara sempurna sehingga keringat dan kotoran2 yang ada didalam tubuhnya dapat keluar dengan sempurna.
    5. 100%
        Imam Ali adalah seorang super jantan..:)
     
      Seseorang yang memiliki peredaran darah yang baik, tubuh sempurna, dan metabolisme yang sempurna pula, pasti jantan di tempat tidur. Adalah mustahil Imam Ali menderita impotensi dan ejakulasi dini seperti halnya khalifah islam ke-6, Muawiyah.
    6. 100%
        Imam Ali memiliki kualitas sperma yang super bagus
    . Top quality sperm ! Fakta shahih tentang ini adalah Imam Ali memiliki anak yang banyak dari istri yang berbeda. Ditambah lagi, kualitas, kepribadian, dan kecerdasan putra-puteri beliau yang tidak diragukan lagi. Semua putera-puteri beliau juga memiliki kemampuan orasi yang sempurna. Hal ini menandakan bahwa kualitas sperma Imam Ali sangat sempurna sehingga menurun kepada putera-puteri beliau.
     
     
     
    Demikianlah analisis kesehatan Imam Ali. Dan sekarang bandingkan dengan analisis kesehatan yang dimiliki Muawiyah. Muawiyah dibandingkan Imam Ali???? Hemmm, seperti bumi dan langit, seperti kotoran dan intan permata. Jauuuuuuuuuuh sekali bedanya …
     

  11. lha ya kepala botak beliau gimana??

  12. @kanjeng alias spe

    Itu artinya jenius. Orang jenius pasti botak tapi botak belum tentu jenius..

  13. ooo….kirain kekurangan hormon….tapi taklah…lha wong manusia SEMPURNA….tanpa cacat cela….tapi kok botak ya???aduuuhhh….ngapain juga comment diatas ditambah kata botak…bikin celah aja untuk dikomen…

  14. Yang jelas, botaknya imam Ali karena di pake mikir bukan karena bawaan lahir…

  15. @asal

    Betul sekali. Imam Ali botak karena banyak berpikir dan merenungkan. Sedangkan muawiah botak karena stress menderita impotensi dan ejakulasi dini akibat menderita diabetes..

  16. @kanjeng

    Botak bukanlah kekurangan selama bukan bawaan lahir. Bagi banyak orang seperti einstein, schrodinger, richard feynman, paul adrian dirac, botak justru lambang prestise.. Seorang professor botak, aura lecerdasannya justru lebih memancar. Dan itulah yang terjadi pada imam Ali..

    Tapi bagi muawiyah yang bodoh, kebotakannya justru menjadi aib. Karena muawiyah bodoh dan licik, satu2nya penjelasan kenapa Muawiyah botak adalah karena Muawiyah stress karena menderita impotensi dan ejakulasi dini akibat penyakit diabetes..

    Banyak pakar agama yang berkata bahwa nabi musa menderita penyakit gagap setelah menelaah alquran dan cerita dari alkitab.

    Hal yang sama dapat kita gunakan untuk menilai muawiyah dengan melihat hadits2 nabi. Muawiyah jelas menderita diabetes karena beliau jika makan tidak pernah merasa kenyang. Muawiyah juga menderita kegemukan ekstrim. Hal ini bukti shahih jika muawiya kena diabetes. Dan diabetes menyebabkan impotensi dan ejakulasi dini..

    Karena itulah muawiyah stress yang membuat kepalanya sedikit botak dan ubanan..

    Demikianlah..

  17. Berkenaan dengan hadith berikut

    حدثنا عبد الله قال حدثني أبي قثنا اسود بن عامر قثنا إسرائيل عن الأعمش عن أبي صالح عن أبي سعيد الخدري قال إنما كنا نعرف منافقي الأنصار ببغضهم عليا

    Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin Amir yang berkata telah menceritakan kepada kami Israil dari Al A’masy dari Abi Shalih dari Abu Sa’id Al Khudri yang berkata “Sesungguhnya kami mengenal orang-orang munafik dari kalangan Anshar melalui kebencian mereka terhadap Ali” [Fadhail Shahabah no 979 dengan sanad shahih]

    Perkataan al-Ansar disini adalah dari sudut lughawi yakni sesiapa saja dikalangan penduduk madinah

    Rujuk perbahasan disini

    http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=192455

  18. Sadarlah, wahai penulis artikel dan konco-konconya… Kalau anda menafsirkan ayat ini sebagaimana dalam artikel anda dan komentar-komentar konco anda, maka tersirat anda menganggap ‘pengkhianat’ atau ‘kafir’ atas Abu Bakar, Umar dan Ustman dan banyak sahaba yang lain…
    Tahukah anda, Di jaman siapa mengumpulkan ayat-ayat Al-qur’an yang anda tafsirkan itu? Siapa saja yang menyusun dan menjadikannya seperti mushaf yang ada sekarang? Hanya orang-orang syi’ah saja kah?
    Mungkinkah orang yang dianggap kafir oleh Al-qur’an akan memasukkan ayat yang justeru menyerang mereka sendiri?
    Jawablah jika anda memang benar ….
    Namun saya tidak yakin tulisan saya ini akan anda tampilkan!

  19. @Ahmad
    maaf anda sendiri gak ngerti apa yang anda link-kan kepada saya. sahabat Anshar memang penduduk Madinah, jadi apa gunanya perkataan “lughawi” yang anda maksud. heran sekali saya :mrgreen:

    @nopianoor

    Sadarlah, wahai penulis artikel dan konco-konconya… Kalau anda menafsirkan ayat ini sebagaimana dalam artikel anda dan komentar-komentar konco anda, maka tersirat anda menganggap ‘pengkhianat’ atau ‘kafir’ atas Abu Bakar, Umar dan Ustman dan banyak sahaba yang lain…

    Begitulah cara orang yang berpikiran kotor menanggapi suatu tulisan. Di bagian mana saya menganggap sahabat kafir atau pengkhianat. Jangan berdusta dong, malu dilihat orang 🙂

  20. Anda berkata :
    “Begitulah cara orang yang berpikiran kotor menanggapi suatu tulisan. Di bagian mana saya menganggap sahabat kafir atau pengkhianat. Jangan berdusta dong, malu dilihat orang ”

    Anda perlu memahami apa yang saya katakan adalah ‘tersirat’ bukan ‘tersurat’. Karena disinilah celah yang bisa anda manfaatkan. Pertama-tama anda menimbulkan keraguan dalam hati seseorang tentang keutamaan para sahabat. Setelah itu? Wallahu ‘alam.

    Alasan selanjutnya adalah tidak ada bantahan dari saudara ketika @salafy tobat mengomentari disini, mencaci-maki Muawiyah, padahal semuanya itu tanpa bukti dan fakta. Begitu juga dengan @kanjeng dan @asal.
    Namun ketika mereka yang anda anggap ‘berseberangan’ dengan anda memberikan komentar, maka anda pun dengan penuh semangat membantahnya dan berusaha menjerumuskan mereka ke dalam keadaan seakan-akan mereka adalah orang yang paling bodoh dimuka bumi.

    Kalau anda mau bersikap adil, maka simaklah tafsir Ibnu Katsir tentang ayat tersebut. Saya yakin anda pun tahu itu (bahkan mungkin beliau termasuk salah seorang yang anda anggap telah mencatut ayat demi hawa nafsunya). Tetapi sayang, anda yang belum jelas siapa telah dengan begitu pongah membantah ahli tafsir terkemuka sepanjang sejarah.

  21. @nopianoor

    @salafy tobat dan @kanjeng @asal mereka kan sedang berdebat diantara mereka knp pulak @SP ente suruh komentarin….

    mengenai ente @nopianoor jelas2 ente nulis ttg penulis blog ini dan berbicara dengan @sp….ya wajar di tanggapi……setelah ditanggapi kok malah ente jawabnya ngelantur kemana2…typical org yg tdk faham etika berdiskusi…parah….ente

  22. @rian, kalau perdebatan itu di lapaxnya @sp, apa mereka sengaja berdebat disini tanpa alasan? Tanpa ada kaitan langsung maupun tidak langsung dengan isi blog yang diterbitkan?
    Anda yang ‘lebih pandai’ dalam berdiskusi tentu lebih memahami apa yang saya maksud. Hanya saja itu bukan inti permasalahan. Kenapa anda yang sewot? Sabar, mas..

    Namun saya tetap yakin, bahwa @sp tentu lebih memahami apa yang telah ia kemukakan dalam artikelnya. Dan lebih memahami apa yang saya kemukakan dalam komentar saya. Karena semuanya diawali dari niat saudara @sp saat menerbitkan tulisan ini.

  23. @rian : Coba saja anda renungkan jawaban @sp pada @armand : “Artinya yang tengah-tengah dan di akhir tdk termasuk.yg dimaksud ayat ini”, maka tentunya siapapun akan bertanya-tanya, siapakah orang-orang yang dimaksud? Disinilah yang saya maksud saudara @sp menyimpan celah untuk berlari dan menghindar. Disinilah tersimpan makna ‘tersirat’ itu. Dan hanya @sp yang bisa menjelaskan apa maksudnya sejujurnya.

  24. @nopianoor

    Saya tidak mencela Muawiyah tanpa fakta. Saya menulis berdasarkan hadits Muawiyah yg pernah dibahas disini Dan kemudian ane gabungkan dengan ilmu kedokteran.

    Apanya yg salah? Kalo salah, tunjukkan yg mana yg salah?

  25. @ SP, Kapan punya ane dikomentari……

  26. Kalau kita perhatikan dan pelajari dengan benar frman Allah dlm ayat 100 Surah Attaubah. Maka terlihat bahwa Allah tdk berhent firmanNya pada mereka terdahulu. Tapi ada kelanjutan yakni dan diiukuti orang2 dengan baik. Apakah selain Imam Ali as adakah orang lain yang mengikuti mereka2 terdahulu dengan baik? Apakah selain Imam Ali as ada petunjuk2 yang baik? Yang berguna dalam agama. Saya rasa tidak terkecuali dengan PAKSAAN. Wasalam

  27. semua gak ada yg salah, ane yg salah.

  28. WONG HASAN Rohimalloh saja membaiat MUAWIYAH Koq mana mungkin dia membaiat Seorang kafir.. Sebelum Si Yahudi Abdullah Bin Saba muncul tidak ada perpecahan dikalangan kaum muslimin yang berujung pada peperangan….

  29. takono mbah buyutmu kono ,nko kowe nak salah kabeh……..sing bener sholat bareng rerukunan,ojo syuhudzon lan fitnah kancane.kebenaran itu Alloh swt yg tau……..”nulis ngene di arani bid’ah mergo ga ono dalile…….”

  30. resikono atimu kabeh yooo,jo rumongso bener dewe2.ngrumangsanono akeh doso,mulo ojo ayo podo eling marang kang kuoso……supoyo mbesok mlebu suwargo….nak leres to………

  31. Syiah agama palsu ciptaan yahudi….kasian y syiah jadi kacung orang yahudi….didoktrin orang Yahudi supaya saling membenci memecah belah umat Islam …padahal salafy mengharamkan menumpahkan darah orang kafir mu Ahad ….syiah????menghalalkan darah kaum muslimin masyaAllah begitu dunguny kaum syiah

  32. saya seorang ahlul sunnah pun membenarkan pendapat SP, karena tidak semua kaum muhajirin atau pun anshar itu benar-benar ikhlas karena Allah SWT ..kata min seharusnya tdk diterjemahkan semuanya namun diantara sebagian yg lain. dan seorang muawwiyah dan abu sofyan berdasarkan tarikh pun begitu akhlaknya apalagi hati dan niatnya..wallahu’alam

  33. namun alangkah elok jika SP mengfilter tanggapan yg ber’content’ caci makian..itu membuat SP semakin cerdas…

  34. wahhabi syiah iku ngomong opo to?? saking jengkelnya sampai belepotan begitu, penuh2in ruang diskusi ilmiah aja

  35. armand, on September 27, 2011 at 11:57 am said:

    “Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar “

    Artinya yang tengah-tengah dan di akhir tdk termasuk.yg dimaksud ayat ini 🙂

    Salam

    ——————————————-

    Mantab (y) (y) KHALIFAH ABU BAKAR RA TERMASUK ORANG PERTAMA MASUK ISLAM

    NB: TIDAK ADA YANG BERANI MEMBANTAH JANJI ALLAH SWT, SURGA UNTUK YANG PERTAMA KALI MASUK ISLAM

    semua pendapat secondprice gugur!!! :v

Tinggalkan komentar