Riwayat Aisyah Ummul Mukminin Melaknat ‘Amru bin Ash?

Riwayat Aisyah Ummul Mukminin Melaknat ‘Amru bin Ash?

Terdapat riwayat shahih yang menyebutkan kalau Aisyah radiallahu ‘anha Ummul Mukminin melaknat salah seorang sahabat Nabi yaitu ‘Amru bin Ash. Silakan perhatikan riwayat berikut

أخبرنا أبو إسحاق إبراهيم بن محمد بن يحيى ومحمد بن محمد بن يعقوب الحافظ قالا ثنا محمد بن إسحاق الثقفي ثنا قتيبة بن سعيد ثنا جرير عن الأعمش عن أبي وائل عن مسروق قال قالت لي عائشة رضى الله تعالى عنها إني رأيتني على تل وحولي بقر تنحر فقلت لها لئن صدقت رؤياك لتكونن حولك ملحمة قالت أعوذ بالله من شرك بئس ما قلت فقلت لها فلعله إن كان أمرا سيسوءك فقالت والله لئن أخر من السماء أحب إلي من أن أفعل ذلك فلما كان بعد ذكر عندها أن عليا رضى الله تعالى عنه قتل ذا الثدية فقالت لي إذا أنت قدمت الكوفة فاكتب لي ناسا ممن شهد ذلك ممن تعرف من أهل البلد فلما قدمت وجدت الناس أشياعا فكتبت لها من كل شيع عشرة ممن شهد ذلك قال فأتيتها بشهادتهم فقالت لعن الله عمرو بن العاص فإنه زعم لي أنه قتله بمصر

Telah mengabarkan kepada kami Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Muhammad bin Ya’qub Al Hafizh dimana keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq Ats Tsaqafiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id yang berkata telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A’masy dari Abi Wa’il dari Masruq yang berkata Aisyah radiallahu ta’ala ‘anha berkata kepadaku “aku melihat diriku di atas bukit dan disekitarku banyak hewan ternak yang disembelih”. Maka aku berkata kepadanya “Jika benar apa yang anda lihat maka akan terjadi perperangan di sekitar anda”. Aisyah berkata “aku berlindung kepada Allah dari keburukanmu, betapa jeleknya apa yang engkau katakan”. Aku berkata kepadanya “mungkinkah ini menjadi perkara yang memberatkan anda?”. Aisyah berkata “demi Allah, sekiranya aku jatuh dari langit maka itu lebih aku sukai daripada melakukannya”. Suatu ketika setelah persitiwa itu aku menyebutkan disisinya bahwa Ali radiallahu ta’ala ‘anhu telah membunuh Dzu tsudayyah. Aisyah berkata kepadaku “jika engkau mendatangi Kufah maka tulislah kepadaku orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu yaitu dari orang-orang yang dikenal dari penduduk negri”. Ketika aku mendatangi Kufah dan mendapati orang-orang tersebut maka aku menulis kepadanya yaitu mereka sepuluh orang yang termasuk menyaksikan peristiwa tersebut. Maka aku mendatanginya dengan kesaksian mereka kemudian Aisyah berkata “Allah melaknat ‘Amru bin ‘Ash, ia mengaku kepadaku bahwa ia telah membunuhnya [Dzu tsudayyah] di Mesir [Mustadrak Al Hakim juz 4 no 6744]

Al Hakim setelah meriwayatkan hadis ini ia berkata “hadis shahih dengan syarat Bukhari dan Muslim tetapi mereka tidak mengeluarkannya”. Hal ini juga dinyatakan oleh Adz Dzahabi dalam Talkhis Al Mustadrak. Atsar di atas kedudukannya shahih diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat.

  • Ibrahim bin Muhammad bin Yahya adalah Abu Ishaq Al Mudzakkiy seorang Syaikh Imam shaduq qudwah [teladan]. Ia seorang syaikh yang tsiqat terhormat baik zuhud wara’ dan mutqin [As Siyar Adz Dzahabi 17/295-296 no 179]
  • Muhammad bin Muhammad bin Ya’qub adalah Abu Husain Al Hajjaajiy seorang Imam Hafizh syaikh Khurasan. Al Hakim menyebutkan dalam Tarikh-nya bahwa ia seorang yang shalih shaduq dan tsabit [As Siyar Adz Dzahabi 16/240-242 no 169]
  • Muhammad bin Ishaq Ats Tsaqafiy adalah Abul Abbas Ats Tsaqafiy seorang Imam hafizh tsiqat syaikh al islam muhaddis Khurasan. Al Khatib berkata “ia termasuk tsiqat tsabit” [As Siyar Adz Dzahabi 14/388-390 no 216]
  • Qutaibah bin Sa’id Ats Tsaqafiy adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ahmad bin Hanbal memujinya. Ibnu Ma’in, Abu Hatim dan Nasa’i menyatakan ia tsiqat. Al Hakim berkata “tsiqat ma’mun”. Maslamah bin Qasim menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 8 no 641]
  • Jarir bin ‘Abdul Hamiid adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Al Ijli, Abu Hatim dan Nasa’i menyatakan tsiqat. Ibnu Khirasy berkata “shaduq”. Al Lalka’iy berkata “disepakati ketsiqahannya”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Abu Ahmad Al Hakim berkata “tsiqat di sisi para ulama”. Al Khalili berkata “tsiqat muttafaq ‘alaihi” [At Tahdzib juz 2 no 116]
  • Sulaiman bin Mihran Al ‘Amasy perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Al Ijli dan Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. [At Tahdzib juz 4 no 386]. Ibnu Hajar menyebutkannya sebagai mudallis martabat kedua yang ‘an anahnya dijadikan hujjah dalam kitab shahih [Thabaqat Al Mudallisin no 55]. Riwayat ‘an anahnya dari para syaikh-nya seperti Ibrahim, Abu Wail dan Abu Shalih dianggap muttashil [bersambung] seperti yang dikatakan Adz Dzahabi [Mizan Al Itidal 2/224 no 3517].
  • Abu Wa’il Al Kufiy adalah Syaqiq bin Salamah Mukhadhramun yang tsiqat perawi kutubus sittah. Ibnu Ma’in, Waki’, Ibnu Sa’ad dan Ibnu Hibban menyatakan ia tsiqat. [At Tahdzib juz 4 no 619]. Ibnu Hajar menyatakan “tsiqat” [At Taqrib 1/421]
  • Masruq bin Al Ajda’ adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat mukhadhramun. Al Ijli menyatakan ia tsiqat. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat memiliki hadis-hadis shalih”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 10 no 206]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat faqih ahli ibadah mukhadhramun” [At Taqrib 2/175]

Aisyah ra tidak diragukan adalah Ummul Mukminin salah seorang istri Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan ‘Amru bin Ash tidak diragukan pula bahwa ia adalah sahabat Nabi. Atsar di atas menunjukkan bahwa Aisyah ra melaknat ‘Amru bin Ash disebabkan pengakuannya [yang dusta] bahwa ia telah membunuh Dzu Tsudayyah. Karena fakta membuktikan bahwa yang membunuh Dzu Tsudayyah adalah Imam Ali dan para pengikutnya.

Bukankah menurut salafy nashibi mencaci sahabat Nabi itu zindiq atau kafir. Lantas bagaimana dengan Aisyah ra yang melaknat salah seorang sahabat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yaitu ‘Amru bin Ash. Apakah salafy nashibi itu mau mengkafirkan Ummul Mukminin?. Kami berlindung kepada Allah SWT dari konsekuensi yang demikian. Kami tidak perlu berbicara banyak karena riwayat di atas sudah menunjukkan dengan jelas, selebihnya silakan didiskusikan dan direnungkan. Salam Damai

18 Tanggapan

  1. ‘Aisyah maksum, ‘Amru bin Ash maksum bawah sikit dari ‘Aisyah… ha3… ^^

  2. Telah ditanggapi di web berbahasa arab ini. Penambahan lafaz laknat itu tidak sahih

    http://www.dd-sunnah.net/forum/showthread.php?t=56360

  3. @SP
    Tampaknya antum belum memberikan “tanggapan” atas tantangan serius yg dikemukakan blog. “sebelah” (yang serupa tapi tak sama).

  4. @ahmad,
    dalam kitab muslim jilid4. bab keutamaan sohabat, diceritakan Aisyah dan zainab binti jaharsy saling mencerca satu sama lain di depan Baginda Rosulullah Saww, kemudian ketika aisyah mencerca zainab Rosul Saww tertawa bahagia.

    kemudia dalam kitab Jami’ Al Kabir, sunan Ibnu Dawud jilid 4, hadis 4898 menceritakan Aisyah bertengkar dengan hafsah di depan Rosululloh Saw, Zainab mulai mencerca Aisyah, kemudian Rosululloh Saww berkata pd Aisyah, “Cercalah dia juga!”

  5. @Ahmad
    maaf itu sudah saya baca sebelum saya membuat tulisan di atas. Salafy itu tidak mengerti apa yang namanya “syadz” dan apa yang namanya “ziyadah tsiqat”. Kasus riwayat di atas jelas ziyadah tsiqat bukannya syadz. Silakan lihat definisi “syadz” dalam ilmu hadis. Justru lucu sekali kalau orang itu mengatakan riwayat Abu Muawiyah menyelisihi riwayat Jarir sehingga mau diterapkan metode tarjih. Justru yang benar riwayat Abu Muawiyah sama saja dengan riwayat Jarir hanya saja lebih ringkas.

    @msaleh
    maaf tantangan apa yang anda maksud. Soal blog yang “serupa tapi tak sama” jelas bukan tipe blog yang masuk dalam hitungan saya sebagai sesuatu yang perlu ditanggapi. Kalau anda yang berminat silakan anda menanggapinya dan kalau anda merasa perlu menanyakan kepada saya maka silakan tanyakan disini apa yang perlu anda tanya soal tulisan blog itu.

  6. Kalau dilihat dari sejarah pasca wafatnya Rasulullah saw, Sebenarnya hadis2 yg melarang ummat agar jangan mencela, mengkritik, melaknat para sahabat nabi adalah hadis buatan para penguasa saja, dan hasid2 tsb dibuat untuk melindungi para penguasa2 (yg berkedok ahlussunnah ) yg bertindak diluar sunnah Rasulullah saw agar kekeliruan dan kesesatan mereka terlindungi dari hujatan2 dan kritikan2.

    Sebab hadis2 yg melarang mencela, mengkritik dan melaknat sahabat nabi adalah bertentangan dengan Al-qur’an dan sunnah Nabi saw itu sendiri.

    Yg jelas bahwa sahabat yg berkhianat dan yg membangkang terhadap Rasulullah saw memang selayaknya dan pantas untuk dilaknat, dan begitulah adanya suka atau tidak.

    Salam

  7. @sp
    bagaimana dengan Imam ali yang mencerca imam hasan waktu peristiwa penderaan peminum khamar. apakah imam ali zindik dan kafir?

  8. @SP
    Syukron atas tanggapannya

  9. hal yg sangat wajar jika kita rajin menelaah hadist2 suni bahkan yg muktabar sekalipun, dimana akan banyak kontradiksi di dalam masalah penghukumannnya (ta’dil wa jarh ).

    contoh saja: salah seorang perawi sahih Buhori, Haritz bin Uthman jelas dia adalah pendukung bani Umayah, ia melaknat Imam Ali 70x di pagi hari dan 70x di sorenya secara rutin…namun apa juga yg dikatakan Ahmad bin Hambal:”haritz bin uthman adalah Tsiqot!”.

    kemudian dalam soheh Muslim pun diceritakan bahwa Muawiyah La. memerintahkan Sa’ad bin Abi waqos untuk menghina dan mencerca Imam Ali as.

  10. @SP
    “…jelas bukan tipe blog yang masuk dalam hitungan saya sebagai sesuatu yang perlu ditanggapi…..”
    Ana tampaknya harus sepakat dengan pandangan antum untuk tidak menanggapi “ocehan” Blog. tetangga sebelah (yang serupa tapi tak sama) itu. Adapun alasan nya maka lihat saja “postingan” terbarunya yg mungkin antum dan para penikmat tulisan antum dapat menilainya sendiri.

  11. Allahumma sholi ala muhammad wa ali muhammad, mengalir hujah-hujah yang meruntuhkan bangunan paradigma mereka…

  12. @tiaradakwatuna
    “….mengalir hujah-hujah yang meruntuhkan bangunan paradigma mereka…”

    Ana sangat menyukai pilihan kata dari ungkapan anti di atas…..salam damai.

  13. Sahabt mencerca sahabat itu biasalah.Mereka sama-sama setaraf.Cercaan itu bukan macam kita mencerca sahabat yang merupakan cercaan kosong.Cercaan mereka dilandasi semangat membela kebenaran walaupun tersilap namun itu dapat dijelaskan sebagai kesilapan dalam berijtihad.

  14. @ilham O..
    ahh antum nih suka sekali menyembunyikan Fakta….bicaralah yang adil…kerana hal sedemikian sudah menjadi rahasia Umum…..

    Para sahabat yng antum kagumi tu, bukan hanya mencerca tetapi saling membunuh tuk kejayaan..tak ade artinya lah kejayaan t6uh

  15. Bener2 penghayal nashibi berotak udang

    Sahabt mencerca sahabat itu biasalah.

    hukum yg aneh..klu ummat sekarang mengkritisi sahabat knp ga boleh
    lagian aisyah bukan saja mencerca tp melaknat,biasa kali yah..? 🙂
    dmn ya otak si penghayal nashibi ini ttg rosul tdk suka sahabat nya dihina?
    ini gara2 fanatik buta kpd sahabat lalu pernyataan bodoh si penghayal nashibi ini tercetus

    Cercaan itu bukan macam kita mencerca sahabat yang merupakan cercaan kosong

    jadi laknatnya aisyah bukan omong kosong ya? 🙂 berarti amr bin ash memang terlaknat dong.. 🙂

    Cercaan mereka dilandasi semangat membela kebenaran walaupun tersilap

    jadi aisyah salah ya,gmn tuh hukumnya klu melaknat sesorang dan ternyata salah?bukan kah akan kembali kedirinya(aisyah)? walaaah parah nih berarti aisyah terlaknat juga?

    namun itu dapat dijelaskan sebagai kesilapan dalam berijtihad.

    🙂 gmn tuh cara menjelaskan nya? pahala aisyah satu ya? he..he..he.. sahabat maksum dong
    P A R A H……!!!

  16. @uje: minta hadistnya secara lengkap downk soalnya ana baru denger masalah itu? T_T

  17. Apa saja perbedaan kriteria “ziyadah tsiqah” dengan “syadz” dlm penilaian suatu lafazh hadis? Mohon bantuan ilmunya ya. Terima kasih sebelumnya.

Tinggalkan komentar