Ahlul Bait Mengakui Kepemimpinan Mereka Dengan Ayat Tathhiir

Ahlul Bait Mengakui Kepemimpinan Mereka Dengan Ayat Tathhiir

Dimana saja dan di zaman manapun akan selalu ada orang-orang yang dengan segala cara mengingkari keutamaan Ahlul Bait. Diantara kaum ingkar tersebut, yang paling berbahaya adalah orang yang menyebut diri mereka “salafy”. Dengan symbol palsu seperti itu mereka mengatasnamakan kaum salaf sambil mengutip hadis-hadis yang mereka simpangkan artinya demi mengingkari keutamaan Ahlul Bait. Salafy adalah kaum yang paling keras pengingkarannya terhadap kepemimpinan Ahlul Bait dan insya Allah, dalam perkara “Ahlul Bait” blog ini akan menjadi yang paling keras membantah salafy. Salafy mengingkari kepemimpinan Ahlul Bait maka kami katakan Ahlul Bait sendiri mengakui kepemimpinan mereka

اخبرنا أبو بكر محمد بن عبد الباقي أنا الحسن بن علي أنا محمد بن العباس الخزاز أنا احمد بن معروف نا الحسين بن محمد أنا محمد بن سعد نا يزيد بن هارون أنا العوام بن حوشب عن هلال بن يساف قال سمعت الحسن بن علي وهو يخطب وهو يقول يا أهل الكوفة اتقوا الله فينا فإنا أمراؤكم وأنا اضيافكم ونحن أهل البيت الذين قال الله تعالى ” إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا ” قال فما رأيت يوما قط اكثر باكيا من يومئذ

Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin ‘Abdul Baaqiiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abbas Al Khazzaaz yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ma’ruf yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa’ad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami Al ‘Awwaam bin Hausyab dari Hilal bin Yasaaf yang berkata aku mendengar Hasan bin Ali dan ia berkhutbah, ia mengatakan “wahai ahlul kufah bertakwalah kepada Allah tentang kami, kami adalah pemimpin-pemimpin kalian dan tamu-tamu kalian dan kami ahlul bait yang difirmankan Allah SWT “sesungguhnya Allah SWT berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai ahlul bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya”. [Hilal bin Yasaaf] berkata “aku belum pernah melihat hari dimana banyak orang menangis seperti pada hari itu” [Tarikh Ibnu Asakir 13/270]

Atsar Imam Hasan ini sanadnya shahih. Para perawinya tsiqat, Husain bin Muhammad adalah Husain bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Fahm dikatakan Daruquthni “tidak kuat” tetapi Al Hakim berkata “tsiqat ma’mun hafizh”.

  • Abu Bakar Muhammad bin ‘Abdul Baaqiy adalah Syaikh [guru] Ibnu Asakir yang tsiqat. Adz Dzahabi menyebutnya Syaikh Imam Al Alim. Ibnu Jauzi menyatakan ia tsiqat tsabit dan hujjah [As Siyar 20/23-28 no 12]
  • Hasan bin Ali adalah Abu Muhammad Hasan bin Ali Al Jauhariy Asy Syiraaziy Al Baghdadiy. Adz Dzahabi menyebutnya Syaikh Imam muhaddis shaduq. Al Khatib telah menulis darinya dan menyatakan ia tsiqat dapat dipercaya [As Siyaar 18/68 no 30]
  • Muhammad bin ‘Abbas adalah Abu ‘Umar Muhammad bin ‘Abbas bin Muhammad bin Zakariya bin Yahya Al Baghdadiy Al Khazzaaz yang dikenal dengan Ibnu Haywayh. Adz Dzahabi menyebutnya imam muhaddis yang tsiqat. Al Khatib menyatakan tsiqat. Al Barqaniy berkata “tsiqat tsabit hujjah” [As Siyar 16/409-410 no 296]
  • Ahmad bin Ma’ruf adalah Ahmad bin Ma’ruf bin Basyr bin Musa Abu Hasan Al Khasysyaab mendengar dari Husain bin Fahm dan telah meriwayatkan darinya Ibnu Haywayh. Al Khatib berkata “ia tsiqat” [Tarikh Baghdad 5/368 no 2920]
  • Husain bin Muhammad adalah Husain bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Fahm. Al Hakim berkata “tsiqat ma’mun hafizh” [Mustadrak Ash Shahihain no 4638]. Daruquthni berkata “tidak kuat” [Su’alat Al Hakim no 85]. Al Khatib berkata “ia tsiqat berhati-hati dalam riwayat” [Tarikh Baghdad 8/92 no 4190]
  • Muhammad bin Sa’ad Al Hasyimi Abu ‘Abdullah Al Bashriy penulis kitab Thabaqat. Ibnu Hajar berkata “ia hafizh besar yang tsiqat”. Al Khatib menyatakan Ibnu Sa’ad termasuk ahli ilmu yang memiliki keutamaan, kefahaman dan ‘adalah [At Tahdzib juz 9 no 275]. Ibnu Hajar juga berkata “shaduq memiliki keutamaan” [At Taqrib 2/79].
  • Yazid bin Harun bin Waadiy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Madini berkata “ia termasuk orang yang tsiqat” dan terkadang berkata “aku tidak pernah melihat orang lebih hafizh darinya”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Al Ijli berkata “tsiqat tsabit dalam hadis”. Abu Bakar bin Abi Syaibah berkata “aku belum pernah bertemu orang yang klebih hafizh dan mutqin dari Yazid”. Abu Hatim menyatakan ia tsiqat imam shaduq. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Yaqub bin Syaibah menyatakan tsiqat. Ibnu Qani’ berkata “tsiqat ma’mun” [At Tahdzib juz 11 no 612]
  • ‘Awwaam bin Hausyaab adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Telah meriwayatkan darinya Syu’bah yang berarti Syu’bah menganggapnya tsiqat. Ahmad bin Hanbal berkata “tsiqat tsiqat”. Ibnu Ma’in dan Abu Zur’ah berkata “tsiqat”. Abu Hatim berkata “shalih tidak ada masalah padanya”. Al Ijli, Ibnu Hibban dan Ibnu Sa’ad menyatakan tsiqat [At Tahdzib juz 8 no 298]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat tsabit dan memiliki keutamaan” [At Taqrib 1/759]
  • Hilaal bin Yasaaf adalah perawi Bukhari dalam At Ta’liq, Muslim dan Ashabus Sunan. Ia menemui masa Ali dan meriwayatkan dari Hasan bin Ali. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Al Ijli berkata “tabiin kufah yang tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 11 no 144]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat [At Taqrib 2/274]

Tidak diragukan lagi semua perawinya tsiqat. Hanya Husain bin Fahm yang dikatakan Daruquthni “tidak kuat” tetapi ini bukan jarh yang menjatuhkan karena perawi dengan predikat seperti ini bisa jadi hadisnya hasan. Apalagi jarh Daruquthni ini bersumber dari Al Hakim sedangkan Al Hakim sendiri menyatakan Husain bin Fahm tsiqat ma’mun dan Hafizh. Pendapat yang rajih Husain bin Fahm seorang yang tsiqat.

Hilaal bin Yasaaf dalam periwayatan dari Imam Hasan memiliki mutaba’ah yaitu dari Abu Jamilah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Tafsiir Ibnu Abi Hatim no 16776 dan Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir 3/93 no 2761. Berikut sanad riwayat Ibnu Abi Hatim dari ayahnya

حدثنا أبو الوليد حدثنا أبو عوانة عن حصين بن عبد الرحمن عن أبى جملية قال إن الحسن بن علي

Telah menceritakan kepada kami Abul Walid yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Hushain bin ‘Abdurrahman dari Abi Jamilah yang berkata bahwa Hasan bin Ali-riwayat di atas-

Riwayat Abu Jamilah ini sanadnya hasan. Para perawinya tsiqat kecuali Abu Jamilah ia seorang yang shaduq hasanul hadis. Dalam riwayat Abu Jamilah terdapat tambahan lafaz yang menyebutkan kalau khutbah Imam Hasan itu diucapkan ketika Imam Ali telah wafat.

  • Abu Walid adalah Hisyam bin Abdul Malik seorang Hafizh Imam Hujjah. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat [2/267]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat [Al Kasyf no 5970]
  • Abu Awanah adalah Wadhdhah bin Abdullah Al Yaskuri. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit [At Taqrib 2/283]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqah [Al Kasyf no 6049].
  • Hushain bin Abdurrahman adalah seorang yang tsiqah. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqah [At Taqrib 1/222] dan Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat hujjah [Al Kasyf no 1124]
  • Abu Jamilah adalah Maisarah bin Yaqub seorang tabiin yang melihat Ali dan meriwayatkan dari Ali dan Hasan bin Ali. Ibnu Hibban menyebutkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 10 no 693]. Ibnu Hajar menyatakan ia maqbul [At Taqrib 2/233]. Pernyataan Ibnu Hajar keliru karena sebagai seorang tabiin dan telah meriwayatkan darinya sekumpulan perawi tsiqah bahkan Ibnu Hibban menyebutnya dalam Ats Tsiqat maka dia adalah seorang yang shaduq hasanul hadis seperti yang dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib [Tahrir At Taqrib no 7039]

Abu ‘Awanah dalam periwayatan dari Hushain bin ‘Abdurrahman memiliki mutaba’ah yaitu dari Khalid bin ‘Abdullah Al Wasithiy sebagaimana yang diriwayatkan Ath Thabrani dengan jalan sanad berikut

حدثنا محمود بن محمد الواسطي ثنا وهب بن بقية أنا خالد عن حصين بن أبي جميلة أن الحسن بن علي رضي الله عنه

Telah menceritakan kepada kami Mahmuud bin Muhammad Al Wasithiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyah yang berkata telah menceritakan kepada kami Khalid dari Hushain dari Abu Jamilah bahwa Hasan bin Ali radiallahu ‘anhu-riwayat-

Riwayat ini sanadnya hasan. Mahmud bin Muhammad Al Wasithiy dikatakan Daruquthni seorang yang tsiqat [Su’alat Hamzah no 367]. Wahb bin Baqiyah adalah perawi Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i, Ibnu Hajar berkata “tsiqat” [At Taqrib 2/291]. Khalid bin ‘Abdullah Al Wasithiy adalah perawi kutubus sittah, Ibnu Hajar berkata “tsiqat tsabit” [At Taqrib 1/259]. Dengan mengumpulkan sanad-sanadnya maka riwayat Imam Hasan ini kedudukannya shahih tanpa keraguan. Telah meriwayatkan dari Imam Hasan, Hilal bin Yasaaf dan Abu Jamilah Maisarah bin Ya’qub.
.

.

.

Pembahasan Matan Riwayat

Khutbah Imam Hasan ini diucapkan beliau setelah Imam Ali meninggal atau syahid [sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abu jamilah]. Imam Hasan mengingatkan kepada para penduduk kufah dengan lafaz “wahai penduduk kufah bertakwalah kepada Allah tentang kami”. Lafaz ini menunjukkan bahwa terdapat sesuatu tentang “kami” [yang dikatakan Imam Hasan] dimana hal tersebut diwajibkan bagi umat islam [yang saat itu diseru adalah penduduk kufah].

Apa sebenarnya sesuatu tentang “kami” yang dimaksud oleh Imam Hasan?. Jawabannya terletak pada kalimat setelahnya yaitu pada lafaz “kami adalah pemimpin-pemimpin kalian”. Lafaz “pemimpin” disini diucapkan dalam bentuk jamak, artinya lebih dari satu. Apakah kepemimpinan yang dimaksud merujuk pada kepemimpinan Khalifah dimana Imam Hasan telah dibaiat?. Jawabannya bukan, karena kalau kepemimpinan yang menyangkut pemerintahan maka pemimpin saat itu hanya ada satu yaitu Khalifah Hasan bin Ali radiallahu ‘anhu. Imam Hasan mengucapkan dengan lafaz jamak “kami pemimpin-pemimpin kalian” untuk menunjukkan kepemimpinan jenis lain yaitu kepemimpinan Ahlul Bait sebagai pribadi-pribadi yang menjadi pedoman umat islam agar tidak tersesat. Sehingga kata “kami” yang diucapkan oleh Imam Hasan merujuk kepada “Ahlul Bait”. Lagipula termasuk aneh jika Imam Hasan mengingatkan penduduk Kufah agar mereka mengikuti dirinya dengan cara mengatakan kalau dirinya adalah khalifah mereka, aneh karena sudah sejak awal mereka telah membaiat Imam Hasan sebagai khalifah atau telah mengakui Imam Hasan sebagai khalifah.

Siapakah Ahlul Bait yang ada saat itu dan yang dimaksudkan oleh Imam Hasan dalam ucapannya tersebut?. Jawabannya terletak pada kalimat selanjutnya “kami adalah ahlul bait yang difirmankan Allah SWT : sesungguhnya Allah SWT berkehendak menghilangkan dosa dari kamu ahlul bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya”. Ayat ini turun untuk Imam Ali, Sayyidah Fathimah, Imam Hasan dan Imam Husain, merekalah ahlul bait yang dimaksud. Pada saat Imam Hasan mengucapkan khutbah tersebut, ahlul bait yang dimaksud dalam ayat tathhiir adalah Imam Hasan dan Imam Husain. Mereka berdua yang dimaksud dalam ucapan Imam Hasan “kami adalah pemimpin-pemimpin kalian”.

Khutbah Imam Hasan juga memberikan faedah bagi kita bahwa sebenarnya ayat tathhiir sedari awal memang turun untuk ahlul kisa’. Perhatikan lafaz ucapan Imam Hasan “kami adalah ahlul bait yang difirmankan Allah SWT”, lafaz ini bukti nyata bahwa Imam Hasan mengakui ayat tersebut turun untuk Beliau. Ucapan Imam Hasan ini juga membantah pernyataan kaum pengingkar [baca : Nashibi] yang mengatakan kalau ayat tathhiir turun khusus untuk istri-istri Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sedangkan ahlul kisa’ hanya didoakan oleh Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] supaya ikut masuk.

Khutbah Imam Hasan ini juga memberikan faedah soal makna ayat tathhiir. Bagi kaum pengingkar [baca : salafy nashibi] ayat tathhiir bermakna pribadi-pribadi yang dimaksud harus melaksanakan syariat “jangan berhias” atau “tetaplah dirumahmu” agar mendapatkan penyucian yang dimaksud. Ternyata apa yang dikatakan Imam Hasan sangat jauh dari itu, Bagamana mungkin ahlul bait dalam ayat tathiir harus “tetap di rumahmu” padahal Beliau Imam Hasan malah pergi ke medan perang untuk memerangi Muawiyah dan Imam Hasan mengakui kalau dirinya adalah ahlul bait yang dimaksud dalam ayat tathhiir.

Imam Hasan menjadikan ayat tathhiir sebagai hujjah agar umat islam mengikuti dan berpedoman kepada Ahlul Bait [dalam hal ini beliau sendiri dan Imam Husain]. Hal ini menunjukkan bahwa makna ayat tathhiir dalam pandangan Imam Hasan adalah sebagai iradah yang takwiniyah artinya pribadi-pribadi yang dimaksud telah disucikan sehingga penyucian itu menjadi keutamaan bagi mereka dimana sebagai orang yang suci pribadi tersebut harus diikuti dan dijadikan pedoman agar tidak tersesat. Pandangan seperti ini selaras dengan wasiat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dalam hadis Tsaqalain.

Tentu saja para pengingkar [baca : Nashibi] akan merasa sakit hati untuk mengakui kepemimpinan Ahlul Bait. Mengapa? Karena mereka malu [padahal tidak tahu malu] atau mereka sombong untuk mengakui kebenaran. Akibatnya kerja mereka menebar berbagai syubhat “itu syiah” atau “itu ucapan syiah” atau “syiah yang menyesatkan” atau “hawa nafsu kaum syiah” dan yang lain-lain kalau bisa disyiah-syiahkan. Orang-orang seperti ini mungkin layak untuk dikatakan neonashibi [nashibi model baru]. Penyakit nashibi ini memang parah, setiap yang mengutamakan ahlul bait di atas sahabat pasti akan mereka tuduh syiah padahal itulah kedudukan ahlul bait yang telah ditetapkan Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Siapapun yang berpegang teguh pada sunnah akan mengetahui betapa mulia dan tingginya kedudukan Ahlul Bait sehingga tidak ada satupun [bahkan dari kalangan sahabat] yang dapat dibandingkan dengan Mereka. Akhir kata, kami berlepas diri dari ucapan para penuduh dan pengingkar, kepada Allah SWT kami memohon ampun. Salam Damai

188 Tanggapan

  1. Semoga kita semua dapat meneladani kehidupan ahlul bait yang telah Alloh sucikan tersebut. Amin.

    Salam,

    Abu Yusuf

  2. Sangat sulit untuk membuka mata hati dari pengingkar Ahlul Bait yang mata hatinya telah benar-benar buta sebagai pemimpin kaum muslimin agar tidak tersesat dunia dan akhirat karena bagi mereka dalil apapun itu tetap terbantahkan dengan dalil dari mereka bahwa ahlul bait dan para sahabat adalah sama derajatnya dan bisa salah, walau mereka tahu agama ini tidak akan sempurna tanpa seorang pemimpin yang sempurna yang dipilih oleh Maha Sempurna yang menjaga dan sekaligus menjelaskan alquran yang sempurna,
    “ Ingatlah suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. Dan baran…gsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS al-Isra 71 -72)
    dan juga mereka mengingkari fitrah manusia yang berada dalam diri mereka yang lebih menyukai kesempurnaan, “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk, dan itulah orang-orang yang mempunyai akal” (QS. Az-Zumar: 18)

  3. @all
    Dengan atsar Imam Hasan b. Ali as tsb menunjukan bahwa banyak yang telah menjauhi ( memusuhi) Imam Hasan. Apalagi Muawiayah yang ssedang gencar2 menentang Imam Hasan.
    Pertanyaan saya adalah
    1. Mengapa hingga Imam Hasan mengucapkan demikian? Apakah takut kepimpinannya beralih?
    2.Apabila Ahlulbait ditentukan Allah sebagai pemimpin Umat pasca Rasul. Apakah Allah tdk kuasa mneperetahankan kepimpinan Ahlulbait?
    3. Apakah ada perbedaan antara kepimpinan Pemrintahan ( Khalifah ) dan Kepimpinan Agama (Imam) ?
    Siapa saja yang bisa menjawab silahkan didiskusikan. Wasalam

  4. Tulisan yang amat bagus…
    I like it !!
    Salam Damai

  5. saya anggap ini semua sebagai ujian dari ALLAH SWT, ujian untuk umat MUHAMMAD SAW berfikir, andai diberi dalil terang terangan dari AL QURAN maka setiap umat akan taat dari awalnya melainkan hanya yg benar bodoh saja yang ingkar. dan mungkin pada abad ke 3 h lagi dunia sudah kiamat.

    apabila kita tahu yang AL QURAN menceritakan tentang umat2 yg ingkar, majoriti yang akan menyesatkan, pemimpin yang zalim dan juga hadis2 tentang tanda2 kembalinya imam zaman (as). maka ini semua sudah jelas bagi saya yang ALLAH SWT menjadikan ini sebagai ujian besar buat hambaNYA yang mahu berfikir dan mencari kebenaran.

    wALLAHUALAM

  6. @al kazim
    Ada benarnya apa yang anfa sampaikan. Yakni merupakan ujian/cobaan.
    Dan menjadi contoh sebagai ujian, Allah membiarkan Nabi Adam digoda Iblis,
    Allah menetapkan Khalifah bukan Ali. Walaupun Allah sudah mempersiapkan dan menginginkan Ali b. Abi Thalib penurus Rasul. Apakah ini yang Allah sabdakan : FA’LUN LIMA URID dan QADIRUN LIMAA YASYAA. Wallahu A’lam

  7. Paham Salafy Nashibi berasal dari Riyadh (Najd) yg kata Nabi SAW merupakan sumber fitnah dan mereka keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya. Jadi pantas kalau mereka tidak mengakui Ahlul Bait yg dimaksud dlm hadits Kisa dan ayat Tathhir.

    Wassalam…

  8. Orang2 salafy pd kemana ya!! Sudah beberapa judul ko ga kelihatan… Mungkin mas Sp nya sdh menerapkan aturan ahlaq yg bagus jadi hujatan2anya ga bebas.

    @all, ana ex wahabi salafy bagaimana perihnya di musuhi dan di diamkan oleh2 org2 yg mengaku salafi, mudah2an Allah memberikan petunjuk yang terang dan mengampuninya.

  9. @chany
    urun rembug…
    1. Ini sama sekali tdk terkait dgn peralihan kepemimpinan, karena penunjukkan Imam adalah penunjukkan dari Allah jadi tdk ada yg perlu dikahawatiri oleh Imam Hasan as, Yg beliau khawatirkan adalah keadaan umat yg dipimpinnya sehingga mereka perlu dingatkan, krn kesalahan pilihan mereka mengakibatkan kegagalan umat menemukan jalan yg lurus/benar utk mencapai Tuhannya.
    2. seperti yg saya jelaskan diatas, kedudukan Imam pada ahlul bait tdk akan pernah dipengaruhi apapun karena penetapannya oleh Allah, sedangkan pilihan dari umatnya maka itu sebagai sebuah bentuk ujian ketaatan umat pada Allah swt . Oleh karenanya iradah tasyriiyah ini juga sbg bentuk ujian pada umat.
    3, khalifah pada hakekatnya hampir sama dengan Imam seperti gelar yg di berikan pada Nabi Adam as dan nabi Ibrahim. akan tetapi khalifah dari sisi sejarah lebih berhububgan dgn pilihan mayoritas atau pemenang, semenatara Imam yg berkaitan dgn umat berkaitan dgn penunjukkan Allah swt , even arti Imam saat ini menyempit juga sebatas imam sholat
    cmiw

  10. @bob
    Terima kasih anda ingin berembuk. Anda benar. Ahlulbait tdk akan takut akan terjadi peralihan dalam ke Imamah. Karena menurut saya juga nda mungkin. Karena ilmu yang Allah berikan pada mereka tdk secuilpun dimiliki diluar Ahlulbait.
    Yang menjadi masalah adalah kepiminan Umat yang dikenal dengan sebutan khalifah. Karena waktu Imam Hasan mengucapkan atsar tsb diatas beliau masih berkedudukan sebagai khalifah.
    Menurut penfsiran saya atas atsar tersebut adalah berhubungan derngan kekhalifaan ( mempunyai kewenangan) Dan beliau mengucapkan kata2 demikian sehubungan telah banyak yang lari dari Imam Hasan dan berpihak pada Muawiyah.
    Kekuatiran beliau bukan atas kedudukan khalifah tetapi atas kewenangan memimpin Umat kejalan yang lurus. Wasalam

  11. Sdr.@chany dan @bob

    Saya jadi teringat akan sbh.karya dari Dr.Ali Syariati -“Ummah dan Imamah” yg menyoroti persoalan ini dari tinjauan sosiologis yg sekiranya kita bersetuju dgn tesis beliau, maka tuduhan bwh Syi’ah memiliki keyakinan telah terampasnya hak ke-khalifahan dari tangan Ahlil Bait menjadi tidak relevan untuk dibahas. Sebab pd hakekatnya yg terampas adalah hak Ummat akan akses bimbingan kepada seorang Imam, dan bkn sebaliknya. Hal ini memperkuat penjelasan yg tlh dikemukakan olh mas@SP dgn ungkapan “iradah takwiniyah”.

  12. @maulana..

    Bener nt, itu inti dari sikap keras kepala mereka thdp ahlil bait..

    @chany..

    Wewenang apa? Mengatur ummat islam sedunia? Klo wewenang itu, itu tugas khusus dr ahlil bait yg menjadi imam mahdi dan yg sempat menjadi khalifah..
    Kalo ahlil bait (dan dzuriyatnya) yg lain fungsinya untuk bersama2 dgn Al Qur’an menjaga ummat islam ini agar selalu berada di jalan yg lurus.

    @SP

    Izin copas yah??

  13. Permasalahan imamah ini sangat membingungkan saya. saya tidak meragukan apa yg terdapat dalam al ahzab 33, hanya saja yg membingungkan saya adalah perihal imam yang selanjutnya dimulai dari imam Ali zainal abidin – muhammad al mahdi,
    pertanyaan saya :
    1. Imam ali – muhammad al mahdi tidak pernah di sebutkan dalam al Qur’an jd bagaimana mereka bs menjadi imam dan siapa yang memilih mereka?
    2. saya melihat didalam syiah sendiri terjadi perbedaan dalam menentukan Imamnya, jika memang ada dalilnya mengapa hal ini bisa terjadi?
    pertanyaan ini pernah saya lontarkan dalam beberapa forum namun saya masih belum menemukan jawaban yg memuaskan, mungkin disini ada yg bs membantu saya menemukan jawabannya.
    terimakasih

  14. @taufiq

    seperti yang anda katakan “jika memang ada dalilnya mengapa hal ini bisa terjadi?” lihat saja umat islam sekarang, kalau suma umat mampu menerima dalil tanpa bantahan tiada lagi mazhab2 dan mungkin tiada lagi kristen dan yahudi.

  15. @al kazim
    umat islam berbeda dengan umat lain krn kita memiliki al Qur’an yg jelas dan tidak ada perubahan didalamnya dan Rasulullah merupakan panutan kita yaitu dengan melihat hadist2 yang ada yg tentunya harus sesuai dengan kaedah ilmu hadits.
    saya rasa tidak akan ada umat islam yg berani mempermasalahkan apa2 yg telah Allah tetapkan di dalam al Qur’an.
    maaf sepertinya jawaban bpk masih jauh dari pertanyaan yg saya utarakan, tp terimakasih telah merespon

  16. @taufiq

    maaf pak taufiq, saya sebenarnya tidak menjawab pun pertanyaan anda kerana soalan anda bukan boleh dijelaskan dengan ringkas melainkan dengan usaha anda untuk mencari sendiri. apabila diringkaskan disini mungkin anda akan menafsir lain dari maksud sebenarnya, ambillah masa untuk belajar, dan blog ini insyALLAH banyak ilmunya.

    dan apa yang anda tulis diatas mungkin hanya pandangan golongan anda tapi bagi saya AL QURAN diturunkan untuk seluruh umat manusia, disebabkan itu saya menuliskan “umat” bukan umat islam. kerana kita semua hamba ALLAH, kristen dan yahudi juga ALLAH yang sama, bukan Tuhan yang berbeda.

  17. @alaydrouz dan taufik
    Saya ingin menjawab pertanyaan alaydrouz dulu.
    Wewenang yang saya maksud mempunyai POWER untuk menyampaikan dan menjelaskan Firman Allah dan Sunah ( hadits ) Rasul serta melarang /mencegah terjadi penyelewengangan Hukum2 Allah ( Karena Ahlulbait/Imam Ali lebih mengetahui hukum2 Allah/ pintu ilmu). Kenyataan menurut sejarah Ahlulbait tdk mampu mencegah penyelewengan para Khalifah serta banyak hadits Rasul yang tdk boleh disiarkan. Tapi apabila mereka mempunyai kewenangan maka insya Allah Islam tdk seperti sekarang ini.
    Untuk sdr @taufig
    Anda bertanya soal Imam tdk terdapat dalam Al Qur’an mulai dari Imam Ali Zainal Abidin- Muhd Al Mahdi. Baik, saya coba menampilkan Firman Allah atas hal tsb:
    1.Al Baqarah ayat 124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.
    2. Al Furgan ayat 74. Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
    3.Al Furgan ayat 75. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, dstnya
    4. Al An’am ayat
    90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran).” Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.
    Dan ayat2 sblmnya. ( tafsiran saya yang berhak menerima petunjuk dan petunjuk Allah ini menjadi petrunjuk buat Umat lain adalah para Imam yakni mulai Imam Ali Zainal – Imam Mahdi )
    5.Yasiin ayat 21. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
    6.As Syajadah ayat 21. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
    7. Al Anbiyah ayat 73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah
    Dan masih banyak lagi ayat2 menyatakan kepimpinan mereka.
    7.Dan untuk Imam Mahdi
    An Naml ayat 82. Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami
    ( Menurut tafsiran saya tentang dabbah disini bahwa semua makhluk ciptaan Allah yang berjiwa disebut DABBAH. Jadi termasuk manusia)
    Wasalam. Wallahu A’lam

  18. @al kazim
    Mari sama2 kita belajar dan mendalami apa yg kita yakini dan smoga kita dihindari dari yg namanya taqlid buta
    @chany
    1. al Baqarah 124, ayat ini telah terbukti yaitu dimulai dari nabi Ismail dan Ishaq, tetapi tidak tau apakah nabi ilyas, Ilyasa,Yunus,Yusuf,Zulkifli,dan Yahya memiliki anak atau tidak krn kalau ada ayat ini juga berhubungan dengan garis keturunan mereka.
    2. ayat2 diatas belum menjelaskan penunjukan “Imamah” pada garis keturunan ali zainal – almahdi. Jika memang ayat diatas di peruntukkan bagi mereka mengapa bs berbeda dalam menetapkan imamah dikalangan syiah sendiri?
    3. mengapa tidak ada satu imampun dari garis Hasan, bukankah mereka juga termasuk ahlul bait?
    dari garis zaid bin ali bin husain, umar bin ali bin husain jg tidak ada. jadi bagaimana, mengapa dan siapa yg mengangkat Ali zainal ~ muhammad almaahdi sebagai imam dan atas dasar apa?
    4. dan terakhir yg amat membingungkan saya ialah perihal Muhammad al mahdi yg lahir pada 868 Masehi yg kemudian dikatakan ghaib. mengapa bs menjadi ghaib ???? dan ghaib seperti apa ???
    terimakasih dan maaf kalo banyak tanya, karena saya hanya seorang hamba yg sedang mencari sebuah jawaban.

  19. @taufiq
    Mari kita tinjau ayat dimana anda tdk melihat hubungan Imamah dengan Imam Ali Zainal Abidin- Mahdi.
    Sejak kenabian Ibrahim kemudian Ishak dst tidak ada Imam karena masih berjalan garis kenabian.
    Dari anak Ibrahim ke Nabi Ismail Hanya menurunkan seotang Nabi yakni Muhammad Rasulullah. Dan beliau adalah Nabi terakhir. Apakah pasca Nabi tdk perlu ada pemimpin. pemberi penjelasan dlsb atas hukum dan sareat Allah. Apakah Islam ini akan dipimpin oleh mereka2 yang tdk mengerti hukum2 dan sareat Allah? TIDAK Agama Allah harus ada orang2 yang atas petunjuk Allah untuk memberi petunjuk sampai kiamat. Dan dikarenakan tidak ada Nabi sesudah Rasul maka yang ada adalah Imam seperti yang Allah isyaratkan dalam QS 2 : 124.
    Dan sebagai pendukung dari penjelasan QS 2 : 124 saya relah sampaikan dengan ayat yang menjelaskan prang2 yang mendapat petunjuk.
    Dan penjelasan dari ayat2 ini dijelaskan Rasul dalam Hadits beliau bahwa SIAPA YANG MENINGGAL DAN TDK MENGENAL IMAM PADA MASANYA MAKA IA MATI DALAM KEADAAM JAHILIYAH. Sedangkan siapa Imam setelah Rasul silahkan baca Hadits beliau yang diriwayatkan oleh ahli Hadits Suni yakni
    1. Ibn Shabhaq al Maliki dalam bukunya al Fushuul
    al Muhammad
    2.Ibn Hajar al Hatshami dalam bukunya Shawatig
    al Muhtigah
    Wasalam

  20. terima kasih mas chany.. cuma mungkin akan lebih banyak keraguan yang akan dilontarkan selepas ini.
    kerana asas syiah adalah mencintai Rasul dan Ahlulbaitnya, kerana tanpa cinta itu dalil dari kita hanya akan dianggap rekaan semata mata walau semuanya itu dari ahlul bait sendiri.

    dan cinta kepada ahlulbait yang hanya di lisan x mungkin akan mudah menerimanya melainkan cinta dengan iman. bagi saya sukar untuk org menerima syiah tanpa cinta ini.

  21. @al kazim
    Saya bukan mengkertik atas komentar anda saya hanya menyampaikan informasi.
    Imam Husen as bersabda. Yang menyintai kami belum tentu pengikut kami.Tapi pengikut kami (apalagi yg setia) pasti menyintai kami. Dan benar ucapan beliau.
    Yang menyintai Ahlulbait banyak tapi bukan pengikut Ahlulbait. Wasalam

  22. @chany

    haha, saya ngerti mas, mungkin kerana saya dari malaysia jadi tulisan saya mas jadi salah ngerti. yang saya tulis “ASAS SYIAH ADALAH MENCINTAI AHLUL BAIT”, maksudnya UNTUK MENJADI PENGIKUT AHLULBAIT as bait maka diperlukan cinta ini. dan untuk mengenal syiah juga perlu cinta ini. saya tidak maksudkan golongan yang nak mencintai ahlulbait as tapi golongan yang nak mengenali syiah.

    pada mulanya saya anggap mas taufiq ingin mengenal syiah maka itu saranan saya. saya bukan bicara tentang golongan yang mencintai ahlul bait itu bagaimana. kan kita tahu semua umat islam juga ngaku cinta ahlulbait as.

  23. @chany
    terimakasih sebelumnya, disini anda mengatakan “Sejak kenabian Ibrahim kemudian Ishak dst tidak ada Imam karena masih berjalan garis kenabian”

    “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”
    bila kita lihat bunyi ayat tersebut Allah menjadikan Ibrahim imam bagi seluruh manusia dan juga keturunannya kecuali org yg zalim. dan saya tidak mempertanyakan atau mempermasalahkan ayat ini, yg saya pertanyakan ialah yg no 2~4 diatas. karena saya bingung apakah mungkin seluruh garis keturunan hasan menjadi zalim sehingga tidak layak untuk di ikuti ??

    @al kazim
    saya tidak pernah mengatakan saya tidak mencintai ahlul bait, namun ahlul bait menurut saya disini bukan hanya yg dari garis ali zainal ~ almahdi (9 dari 12 imam) tetapi mencakup seluruh ahlul bait kecuali yg zalim. amatlah disayangkan bila ada yang mengatakan mencintai ahlul bait tp membatasi diri hanya pada yang 12 saja.
    terima kasih. semoga anda tidak bosan dengan pertanyaan saya. saya bertanya diblog2 daan forum2 karena dikota saya minim informasi seputar syiah. dan semoga anda dapat lebih sabar lg dalam menjawaab pertanyaan yg ada.

  24. @taufiq

    siapa yang membataskan kecintaan pada 12 imam saja? bukankah Fatimah as juga ahlulbait? 12 itu adalah imamah dalam syiah.. semudahnya anggap saja kamu ada 5 (termasuk asyari) maka syiah ada 12. bezanya ilmu dari 12 imam adalah sama dari masa RASULULLAH SAW, dan ilmu dari imam sunni yang 5 itu berbeza2 kerana mereka sendiri belajar dari berlainan guru.

    maaf ya, saya memang tiada bakat dalam menunjuk ajar, berdebat atau berdiskusi, hanya mampu komentar biasa2 aja..

    hendak diharap mas SP untuk jawab pertanyaan anda, ngak muncul2 pula.

  25. @al kazim
    Mengenai Ahlulbait memang sulit. Imam Ali as pernah sabda:
    :” Sesungguhnya urusan kami sulit dan
    menyulitkan di mana ia tidak akan diakui melainkan oleh tiga: Malaikat
    yang akrab (malak muqarrab), Nabi yang diutuskan (nabiyyun mursalun)
    dan Mukmin cerdik (mu‘min najib) di mana Allah telah menguji
    keimanannya” Wasalam.

  26. @chany

    ya mas, saya jadi hairan bila mereka menafsir hadis tsaqalin jauh dari maksud sebenar dan bila ada yang berpegang teguh pada hadis itu malah dikatakan sesat.

    bukankah firman ALLAH SWT sudah menjelaskan siapa yang sesat

    “Dan tidaklah patut bagi Mukmin dan Mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata”(Q.S. Al-Ahzab, 33:36)

    hadis tsaqalin bagi saya adalah ketetapan yang jelas.

  27. @taufiq
    Maaf sdr. taufiq bukan karena mereka tdk ditunjuk sebagai Imam berarti mereka Dhalim.
    Anda harus melihat dari segi positif apabila anda menyintai Ahlulbait.
    Allah menunjuk hanya dari keturunan Imam Husein sedangkan dari Imam Hasan tdk ada seorangpun. Jangan ditanya MENGAPA tapi apa hikmahnya.
    1. Bagi keturunan Ahlulbait kedudukan ini tdk dipermasalahkan karena mereka mengetahui. sadar akan kedudukan ini
    2.Allah menunjukan bahwa dalam diri Ahlulbai tdk ada sifat dengki dan hasut
    3. Ilmu Allah yang menyebabkan Imamah diketurunan Husein
    4, Kita tdk mungkin bertanya Kenapa mereka (dari Husein)
    5. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki.
    6. Apabila Ilmu/petuniuk/ketentuan Allah kita bertanya Mengapa. Maka tdk akan mendapat jawaban
    Sebagai contoh saya ingin tanya pada anda: Menurut anda Rasul mempunyai anak perempuan hanya Sauydati Fatimah atau masih ada yang lain?
    Setahu saya masih ada yang lain. Mengapa hanya Fatimah yang menonjol kecintaan Rasul. Apakah Rasul tdk Adil? dlsb.
    Jadi menurut saya dalam hal ketentuan Allah janganlah kita bertanya mengapa. Apalagi berprasangka negatif. Wasalam

  28. @al kazim
    Alhamdulillah. Bagi saya juga karena saya yakin benar kebenarannya.
    Saya yakin karena mengetahui (karena membaca)sebabnya turun wahyu Allah tentang hadits ini. Insya Allah kita berada di jalan yang lurus dan diridhai Allah. Wasalam

  29. @chany
    2.Allah menunjukan bahwa dalam diri Ahlulbai tdk ada sifat dengki dan hasut…<< hal ini dengan maksud umum kah? yaitu keseluruhan ahlul bait ?
    3. Ilmu Allah yang menyebabkan Imamah diketurunan Husein << bisa tolong lebih di perjelas ?
    dari penjelasan anda berarti imamah (9 dari 12) ini merupakan ketetapan Allah kan? lalu mengapa di dalam syiah sendiri bs berbeda dalam menetapkan imamah ?
    contoh: surat al ahzab 33 yg berbicara tentang ahlulbait yg kemudian siapa ahlul bait dalam ayat tersebut bs di lihat pada hadits yg ada sehingga jd jelas.
    perihal 9 dari 12 ini adakah dalil yg jelas seperti al ahzab 33 tersebut ? yang tentunya untuk melihat siapa nama2nya bs di rujuk ke hadist.

    4. dan terakhir yg amat membingungkan saya ialah perihal Muhammad al mahdi yg lahir pada 868 Masehi yg kemudian dikatakan ghaib. mengapa bs menjadi ghaib ???? dan ghaib seperti apa ???

    wasalam

  30. @taufiq
    Yang no 2 adalah menjadi contoh bagi kita bagaimana didikan Ahlulbai terhadap keturunannya. Yg tdk bersifat HASUT mereka Ahlulbait dan akhlak ini yang kita harus contohi. Itu yang Allah tunjukan.
    Yang nomor 3 jawaban saya BENAR. Sblmnya saya sdh sampaikan Firman2 Allah baca komentar saya tgl 6 juni jam 11,49. Mengenai nama2 baca komentar saya tgl 7 Juni jam 11.22
    Yang nomor 4. Apakah anda tdk mengetahui bahwa semua Imam 1 sd 11 mati dibunuh/racun? Apakah yang ke 12 dibiarkan Allah. Dia adalah Imam terakhir dan Ghaibnya dia dan bukan mati karena mempunyai tugas2 dari Allah. Sesuai sabda Rasul Ghaibnya Imam Mahdi seperti Matahari tertutup awan. Walaupun tdk kelihatan tapi tetap memberi manfaatnya.
    Kalau anda masih belu mengerti saya anjurkan anda cari buku mengenai Imam Mahdi. Sesudah dibaca baru kita diskusi lagi/ Wasalam

  31. @taufiq

    Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.(QS Ali-Imran:103)

    Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Mundzir Al Kufi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari ‘Athiyah dari Abu Sa’id Al A’masy dari Habib bin Abu Tsabit dari Zaid bin Arqam radliallahu ‘anhuma keduanya berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian
    sesuatu yang sekiranya kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, salah satu dari keduanya itu lebih agung dari yang lain, yaitu; kitabullah adalah tali yang Allah bentangkan dari langit ke bumi, dan keturunanku dari ahli baitku, dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di telaga, oleh karena itu perhatikanlah, apa yang kalian perbuat terhadap keduanya sesudahku.” No. Hadist: 3720, Sunan at Tirmidzi

    maka mungkin anda bisa tunjukkan siapa ahlul bait yang dimaksudkan RASULULLAH SAW sekarang? adakah dari ahlul sunnah wa jamaah? dan andai anda kata ada, maka saya katakan mereka juga bertaklid pada imam mazhab 4 dan asyari.

    andai anda hanya mahu katakan ahlul bait yang NABI SAW katakan itu hanya ahlul kisa maka saya katakan yang 9 imam kemudian juga membawa apa yang ahlul kisa bawakan. tidak ada perselisihan antara mereka seperti malik dengan abu hanifah, syafiee dengan malik, ahmad dengan syafiee. (andai mereka itu jauh antara satu dengan lain, bisa diterima mereka hanya berbeda pendapat tetapi mereka adalah anak murid dengan guru. katakan syafiee menolak ijtihad malik, maka org bermazhab syafie harus juga menolak tetapi dibolehkan pula yang mana2 antara 4 itu, heran kan?)

    dan andai anda tetap tidak bisa terima maka anggap saja hadis tsaqalin telah diabaikan dan ternyata sumanya sudah tersesat kerana tidak adapun yang berpegang teguh dengan tali ALLAH. (tapi itu mungkin bagi anda tetapi tidak bagi kami.)

  32. @taufiq
    dan tentang al MAHDI as maka mungkin kamu bisa jawab “YA” atau “TIDAK” untuk soalan ini:

    Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?( AL KAHFI:9)

  33. Sy mendapatkan sebuah artikel yang menyatakan bahwa imam Ja’far bukan seorang syiah dan tdk pernah mengakui dirinya maksum. Bisa berikan tanggapannya?

    berikut linknya: http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/01/31/imam-jafar-ash-shadiq-rahimahullah-imam-ahli-sunnah-bukan-milik-syiah/

  34. @Faqih
    Saya pernah jawab bahwa Imam Jafar bukan Syiah begitu pula Imam Jafar tdk merasa ia tidak Maksum sehingga setiap hari memohon ampun pada Allah. Wasalam

  35. @faqih
    Ada kesalahan yang tertulis begitu pula Imam Jafar tdk merasa ia tidak Maksum sehingga setiap hari memohon ampun pada Allah.
    Seharusnya begitu pula Imam Jafar tdk merasa ia Maksum sehingga setiap hari memohon ampun pada Allah. Wassalam

  36. Alhamdulillah. terima kasih responny
    @alkazim
    benarkah No. Hadist: 3720, Sunan at Tirmidzi yg ini yg di maksud?
    40- بابٌ
    3720- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بنُ يَحْيى أَخْبَرَنَا أَبُو قُتَيْبَةَ سَلْمُ بنُ قُتَيْبَةَ عَن عَبْدِ اللَّهِ بنِ المُثَنَّى عَن ثُمَامَةَ عَن أَنَسِ بن مَالِكٍ قَالَ:
    – “كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يعيدُ الكلمةَ ثلاثاً لِتُعقَل عنهُ”. هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيْبٌ إنَّما نَعْرِفُهُ من حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بنِ المُثَنَّى.

    katakan syafiee menolak ijtihad malik, maka org bermazhab syafie harus juga menolak tetapi dibolehkan pula yang mana2 antara 4 itu,heran kan?
    saya tidak heran, cukup melihat an nisaa 59

    “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. ”

    dan menurut saya tidak ada perbedaan besar yg terjadi diantaranya.

    @chani
    sayangnya saya tidak punya buku2 ini ( Ibn Shabhaq al Maliki dalam bukunya al Fushuul al Muhammad,.Ibn Hajar al Hatshami dalam bukunya Shawatig al Muhtigah )
    mungkin anda bisa menshare disini isinya.
    dari beberapa buku sirah nabawiyah saya tidak menemukan hal yg menjelaskan 9 dari12 imam
    dari ayat-ayat yg anda paparkan pada Juni 7, 2011 at 11:49 saya juga tidak menemukan penjelasan (dalam hadist) perihal penunjukan 9 dari 12, mungkin ada penjelasan dari kitab yg anda miliki?

    Juni 10, 2011 at 4:03 Apakah anda tdk mengetahui bahwa semua Imam 1 sd 11 mati dibunuh/racun? Apakah yang ke 12 dibiarkan Allah.
    ini menimbulkan tanda tanya besar lagi, mengapa harus yg ke 12 dan mengapa harus menghaibkan dengan mengambil contoh spt ashhabul kahfi tidak menghidupkan Ali RA atau yg lain saja agar lebih jelas sebagaimana Firman Allah dalam al Baqarah 73. Ada baiknya kita berhati-hati terhadap hal yg ghaib dan jangan melogikanny.
    Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang ghaib, sehingga dia mengetahui (apa yang dikatakan)? (an najm 35)
    Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)? (al Qalam 47)
    Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?, (Maryam 78)

    back
    1. Imam ali – muhammad al mahdi tidak pernah di sebutkan dalam al Qur’an jd bagaimana mereka bs menjadi imam dan siapa yang memilih mereka?
    2. saya melihat didalam syiah sendiri terjadi perbedaan dalam menentukan Imamnya, jika memang ada dalilnya mengapa hal ini bisa terjadi? (hal ini terus saya tanyakan karena syiah meyakini imamnya Ma’sum)
    3. mengapa tidak ada satu imampun dari garis Hasan, bukankah mereka juga termasuk ahlul bait? (chany mengatakan :Allah menunjuk hanya dari keturunan Imam Husein sedangkan dari Imam Hasan tdk ada seorangpun. Jangan ditanya MENGAPA tapi apa hikmahnya. bila ada dalil yg jelas perihal penunjukannya saya tidak akan bertanya mengapa dan saya akan sami’na wa atha’na)

  37. @taufiq

  38. @taufiq

    kalau mas x bisa buka linknya, copy link nya lalu paste di window yg baru.
    insyAllah.

  39. @taufiq
    Pertanyaan anda saya sendiri tdk mampu ubtuk membayangka ilmu serta kekuasaannya. Jadi saya tdk dapat menjawab. Dan semua manusia terkecuali Rasul.
    Karena pertanyaan anda menuju pada KEWENANGAN Allah.
    Yang saya hanya bisa mengshearing adalah pertanyaan bahwa nama2 ke 9 Imam, yang menurut anda tdk ada dalam Al Qur’an. Jawaban saya dengan pertanyaan agar anda lebih paham.
    Pertanyaan sata adalah: Anda setiap hari sembahtang 5 waktu dengan ketentuan sbb; SUBUH 2 RAKAAT. DHOHOR 4 RAKAAT, ASHAR 4 RAKAAT, MAGRIB 3 RAKAAT dan ISYA 4 RAKAAT. Dan ini wajib HUKUMNIA. Tolong anda sebut disurah mana dan ayat mana tertulis perintah Allah ini. Kalau ini anda bisa tunjukan maka saya akan menunjukan dalam surah apa dan ayat berapa namna2 9 Imam tertera/tertulis. Wasalam

  40. alkazim @
    tenyata dari lidwa. namun sayangnya anda tidak melihat perawinya. saya tidak tau mengapa tirmidzi mengatakan hadits tersebut gharib.
    Dalam at tadrib h.95 derajat jami; tirmidzi turun jika dibandingkan dengan sunan abu daud dan an nasai karena ia memuat hadits al mashlub, al kalabi dan yg sjenis.

    @ chany
    kebiasaan jelek mas, ketika ditanya malah balik bertanya bukan menjawab dulu ^ ^
    mengenai jumlah rakaat shalat bisa di lihat di kitab2 hadits yg anda punya. saya hanya memberi sample saja karena tidak mungkin di paparkan disini semua

    (Bukhari hadis 632, kalau di lidwa 623)
    حدثنا عبد العزيز بن عبد الله قال: حدثنا إبراهيم بن سعد، عن أبيه، عن حفص بن عاصم، عن عبد الله بن مالك ابن بحينة قال: مر النبي صلى الله عليه وسلم برجل.
    قال: وحدثني عبد الرحمن قال: حدثنا بهز بن أسد قال: حدثنا شعبة قال: أخبرني سعد بن إبراهيم قال: سمعت حفص بن عاصم قال: سمعت رجلا من الأزد، يقال له مالك ابن بحينة:
    أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى رجلا وقد أقيمت الصلاة، يصلي ركعتين، فلما انصرف رسول الله صلى الله عليه وسلم لاث به الناس، وقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم: (الصبح أربعا، الصبح أربعا).
    تابعه غندر ومعاذ، عن شعبة في مالك. وقال ابن إسحق، عن سعد، عن حفص، عن عبد الله بن بحينة. وقال حماد: أخبرنا سعد، عن حفص، عن مالك
    (Bukhari 396, di lidwa 389)
    حدثنا مسدد قال: حدثنا يحيى، عن شعبة، عن الحكم، عن إبراهيم، عن علقمة، عن عبد الله قال:
    صلى النبي صلى الله عليه وسلم الظهر خمسا، فقالوا: أزيد في الصلاة؟ قال: (وما ذاك). قالوا: صليت خمسا، فثنى رجليه، وسجد سجدتين.

    (lihat di lidwa musnad ahmad 5376. ctt : ada cacat pada athiyyah)

    adapun ayat mengenai perintah shalat cukup banyak diantaranya
    Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
    Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
    ===================
    dari beberapa buku sirah nabawiyah saya tidak menemukan hal yg menjelaskan 9 dari12 imam
    dari ayat-ayat yg anda paparkan pada Juni 7, 2011 at 11:49 saya juga tidak menemukan penjelasan (dalam hadist) perihal penunjukan 9 dari 12, mungkin ada penjelasan dari kitab yg anda miliki?1. Imam ali – muhammad al mahdi tidak pernah di sebutkan dalam al Qur’an jd bagaimana mereka bs menjadi imam dan siapa yang memilih mereka?
    2. saya melihat didalam syiah sendiri terjadi perbedaan dalam menentukan Imamnya, jika memang ada dalilnya mengapa hal ini bisa terjadi? (hal ini terus saya tanyakan karena syiah meyakini imamnya Ma’sum)
    3. mengapa tidak ada satu imampun dari garis Hasan, bukankah mereka juga termasuk ahlul bait? (chany mengatakan :Allah menunjuk hanya dari keturunan Imam Husein sedangkan dari Imam Hasan tdk ada seorangpun. Jangan ditanya MENGAPA tapi apa hikmahnya. bila ada dalil yg jelas perihal penunjukannya saya tidak akan bertanya mengapa)

    Silahkan MAS

  41. @taufiq

    saya jadi ragu anda ini dari golongan mana? tapi saya rasa tulisan anda bukan dari pikiran seorang tapi lebih dari seorang. mulanya anda ragu dengan hadis yang saya bawa, selepas saya tunjukkan bukti malah anda meragui tirmidzi pula, apa tirmidzi itu imam hadis dari syiah kah? anda patut meragui sunan tirmidzi yg ada pada anda dahulu, mungkin ia dari arab saudi agaknya? 🙂
    dan andai anda hanya mengambil hadis pilihan syeikh al albani, maka saya berlepas diri dari anda. saya x mahu ada apa2 urusan dengan golongan itu.

    kata anda “saya melihat didalam syiah sendiri terjadi perbedaan dalam menentukan Imamnya” untuk pengetahuan anda, syiah imam 12 belas hanya ada satu, syiah imam 12 tidak mengatakan dibolehkan berpindah dari zaidiyiah ke imamiah atau ke ismialiyiah seperti ahlul jamaah yang andai bosan dengan hanafi maka boleh bertukar ke maliki dan hukumnya bercampur aduk antara hak dan batil. andai sesuatu yang haram dari hanafi tetapi halal di syafie, maka boleh anda jawab apa sebenarnya hukumnya? kerana ASWJ mengatakan mana2 mazhab juga boleh.

    syiah imamiah bukan dari hasil ijtihad tapi penerus dari ajaran Nabi saw, hadis tsaqalin adalah petunjuknya, ini bukti yang saya bawa untuk anda. andai anda menolak, terserah saja, saya tidak rugi apa2.
    andai anda seorang mualaf yg mahu mencari islam, apakah anda akan memilih ASWJ yang LANGSUNG TIADA PETUNJUK dari AL Quran dan hadis? sekurang2nya hadis tsaqalin shahih pada syiah dan ASWJ.

    Jabir bin Abdillah berkata:”ketika ayat 55 dari surat Nisa turun yang menegaskan ”taatilah Allah, dan taatilah rasul, dan para pemimin dari kalian” aku bertanya pada rasul SAWW, “kami telah mengetahui tuhan dan rasulnya, namun Ulil Amr yang wajib kita taati tersebut belum kami ketahui, siapakah gerangan mereka itu? Beliau bersabda:”mereka penggantiku, para Imam dan pemimpin sepeninggalku, yang pertama Ali, kemudian secara berurutan Hasan putra Ali, Husain putra Ali, Ali putra Al Husain, Muhammad putra Ali yang dalam Taurat dikenal dengan Baqirul Ulum, dan kamu pada suatu saat akan berjumpa dengannya, dan kapanpun kau menjumpainya sampaikanlah salamku padanya. Kemudian setelahnya secara urut Ja’far putra Muhammad, Musa putra Ja’far, Ali putra Musa, Muhammad putra Ali, Ali putra Muhammad, Hasan putra Ali, dan kemudian putranya yang nama dan kunyahnya (panggilan) sama dengan ku. Tuhan akan menjadikannya pemimin bagi dunia, dan ia akan tersembunyi dari pandangan dan penglihatan, dan ia akan gaib lama sekali. Sampai suatu saat di mana hanya ada orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, yang teruji dan mendalam akan keyakinan terhadap kepemimpinannya. (Muntakhabul Atsar, Ayatullah Shafi, halaman 101).

    tapi adakah anda akan menerima riwayat dari syiah? sebab kalau anda mahu hanya dari ASWJ maka itu sudah jadi berat sebelah. bagaimana kami mahu menunjuk bukti dari ASWJ yg lahir dari restu pemimpin yang memusuhi ahlul bait (as)? jadi jangan anda bertanya banyak jika niat anda dari awal hanya untuk membantah dari menerima.

  42. sedikit pembetulan “dari imamiah ke zaidiyah” bukan dari zaidiyah ke imamiah yang maksudnya syiah selain dari Syiah Imamiah Istna ‘Asyariah jangan dikatakan sebagai satu golongan seperti ASWJ.

  43. @taufiq
    Kebiasaan yang jelek mas kalau ditanya malahan balik bertanya.
    Bagi orang yang pengertian masih awam memang benar, Dan saya yakin anda bukan orang sperti itu walaupun kata2nya demikian
    Jawaban anfa ini menunjukkan bahwa anda tdk bertanya untuk mengetahui yang tdk anda tau, tapi pertanyaan anda mendesak/mencari kelemahan lawan bicaea anda. Kelihatannya anda tdk bisa berpikir dengan jernih dan mengintrospeksi mengapa lawan anda mengajukan pertanyaan kembali. Dan sampai detik ini pun anda tdk mengetahui mengapa saya bertanya balik.
    1. Karena kalau saya jawab maka anda akan bertanya lagi dgn pertanyaan yang sama yakni tdk disebut dalam Alqur’an
    2.Sdh saya jawab pertanyaan anda tapi anda ber pura2 bodoh untuk mendesak lawan.
    3. Anda masih belum sadar bahwa dengan pertanyaan saya anda sudah menjawab pertanyaan anda sendiri.
    4. Karena anda sdh menjawab sendiri maka tdk perlu lagi saya menjawab.

  44. @al kazim
    terima kasih

    saya jadi ragu anda ini dari golongan mana? tapi saya rasa tulisan anda bukan dari pikiran seorang tapi lebih dari seorang. mulanya anda ragu dengan hadis yang saya bawa, selepas saya tunjukkan bukti malah anda meragui tirmidzi pula
    saya sendiri tidak tau saya dari golongan mana (saya hanya berusaha untuk ati’ullah wa ati’urrasul) dan saya bukan nawashib dan bukan pula org yg berlebih2an. saya bukan meragui tirdmizi, tetapi bukankah untuk hadis ada ilmunya jg (‘ulumul hadits).

    (Muntakhabul Atsar, Ayatullah Shafi, halaman 101). yg seperti inilah yg saya ingin tau lebih banyak lg karena saya tidak memiliki kitab yg di pakai syiah makanya saya bertanya kalaulah saya hanya mau melihat dari ahlu sunnah tentunya saya tidak akan bertanya disini.
    mengenai (Muntakhabul Atsar, Ayatullah Shafi, halaman 101) bisa tolong dilengkapi sanadnya atau kemana saya bisa merujuk untuk kitab2nya.dan ada riwayatny lg tdk?

    @chany
    apakah anda merasa terdesak? saya rasa tidak
    apa saya mencari kelemahan, jawabannya apa syii mempunyai kelemahan ?

    1. Karena kalau saya jawab maka anda akan bertanya lagi dgn pertanyaan yang sama yakni tdk disebut dalam Alqur’an.
    bukankah saya bertanya hadisnya ?

    2.Sdh saya jawab pertanyaan anda tapi anda ber pura2 bodoh
    anda telah berburuk sangka dengan mengatakan saya berpura2. saya memang masih bodoh tentang syii makanya bertanya.

    3. Anda masih belum sadar bahwa dengan pertanyaan saya anda sudah menjawab pertanyaan anda sendiri.
    benar sekali saya belum sadar, makanya saya minta untuk di jelaskan

    4. Karena anda sdh menjawab sendiri maka tdk perlu lagi saya menjawab.

    (an Nisaa’ 37) “(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.”

    (al Baqarah 146) “Orang-orang yang telah Kami beri Al Kitab mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.”

    apakah anda termasuk orang yg kikir atau orang yg ingin menyembunyikan kebenaran ?? semuanya terserah anda

  45. @taufik
    Saya sangat sedih dengan komentar anda hi.
    Jawaban saya atas komentar anda dengan membawakan firman Allah. Jawaban saya adalah. Saya berusaha menyampaikan kebenaran. Dan bagi mereka yang benar2 menginginkan kebenaran saya tdk pernah bosan untuk shearing dengan mereka.
    Cuma dalam hal ini anda bertanya yang tdk mungkin kita (yang tdk mengetahui ILMU ALLAH (gaib)) untuk menjawab. Saya pada waktu itu hanya menjawab dengan ISYARAT2 yang Allah firmankan. Tapi anda ngotok se-akan2 harus tertera dengan jelas mengenai 9 Imam. Lalu saya katakan penjelasan nama2 mereka adalah melalui hadits. Tapi anda ngotok meminta dari Alqur’an. Mungkin anda lupa atas komentar anda/pertanyaan anda. Saya akan ingatkan anda lagi.
    1. Baca kembali komentar anda : taufiq, on Juni 6, 2011 at 1:02 pm said: nomr 1
    2.Setelah saya memberi komentar dgn isyarat Allah kom tgl chany, on Juni 7, 2011 at 11:49 am said:
    3.Anda membalas komentar komentar saya kom.taufiq, on Juni 7, 2011 at 9:35 pm said point 2 utk chany (tetap meminta firman Allah). Untuk kom. anda ini saya balas dgn. kom.chany, on Juni 7, 2011 at 11:22 pm said: Kemudian anda komentari bahwa kedudukan mereka tdk jelas dlm Alqur’an kom. anda taufiq, on Juni 8, 2011 at 2:39 pm said:

    Semua komentar anda meminta dijelasakan dgn Firman Allah. Dan saya sdh katakan Allah tdk menyebut nama mereka hanya dengan Isyarat kemudian mengenai nama2 mereka saya menyuruh anda baca hadits2 Rasul.
    Dan anda masih ngotok bahwa penjelasa dari Firman Allah tdk menunjukan ke 9 Imam dan anda tdk memiliki buku2 hadits yang saya sebut kom. anda taufiq, on Juni 13, 2011 at 4:14 pm said Dan kom anda saya jawab chany, on Juni 13, 2011 at 8:49 pm said:
    Lalu anda mengatakan kebiasa jelek. Mengapa saya mengajukan pertanyaan. Karena tetap ngotot bahwa tdk ada dalam Qur’an. Maka pertanyaan saya apakah waktu2 Shalat ada dalam Alqur’an. Tdk ada tapi kita dengan khusuh melaksanakannya. Dari mana penjelasan mengenai waktu tsb. Tentu dari Ulama berdasarkan hadits Rasul. Begitu juga mengenai nama 9 Imam Maksud dengan pertanyaa itu agar anda jangan ngotot dengan kata2 tdk ada dalam Qur’an. Mudah2an dengan penjelasan saya ini tdk terjadi salah paham. Wasalam

  46. @taufik
    anda bertanya “ada riwayatny lg tdk?” agak lucu pertanyaan ini bagi saya. seolah2 anda baru sehari dua mengenal shia. ijin saya ketawa dulu ya. 🙂

    saya cadangkan anda mencari kitab2 ini. andai benar anda mahu mencari riwayat2nya lagi. saya cuma ada Kamaaluddin wa
    Tamaamun Ni’ma dan muntakhabul atsar bahasa inggeris, sahabat saya yang sarankan 3 kitab yg lain kerana dia boleh membaca arab.

    1) Kamaaluddin wa
    Tamaamun Ni’ma (Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali ibn Babawaih al-Qummi)
    2) Muntakhabul Atsar, Ayatullah Shafi
    3) Behar al-Anwar (Muhammad Baqir Majlesi)
    4) Kitab Sulaym Ibn Qais
    5) Isbaat al-Hudaat (Shaikh Hurr al-Aamel)

    saya jadi tertanya2 apa lagi kehendak anda selepas ini, mungkin anda minta perpustakaan dari QOM untuk dihantar ke rumah anda kerana anda cuma mahu duduk diam2 bertanya dan bertanya lagi, usaha anda seperti terbatas untuk itu sahaja. apa anda sekarang terlantar di atas katil dengan hanya tangan dan sebelah mata sahaja yang ALLAH swt izinkan untuk diguna? rajin2kan diri anda ya 🙂

  47. @taufik

    “saya tidak tau mengapa tirmidzi mengatakan hadits tersebut gharib”
    bagi saya kata2 anda ini adalah meragui tirmidzi, melainkan “meragui” dalam bahasa indonesia lain maksudnya dengan mlaysia kerana sya bukan org indonesia 🙂

    dan anda meminta lengkap sanadnya, adakah anda mahu menilai perawinya tsiqat atau tidak di sisi bukhari, muslim, nasai atau mengikut kaedah ilmu hadis anda? walaupun ia dari kitab syiah? 🙂

    sya percaya satu riwayat tidak akan memberi kesan apa2 pada anda, dan tujuan asal anda bertanya juga masih meragukan saya. cari aja kitab2 syiah semampu anda kalau benar anda ingin belajar.

    saya sudah mengakui dari mula yang saya tiada bakat dalam menunjuk ajar, tetapi kalau diam aja takut anda menghukum syiah keseluruhannya berdusta hanya kerana diamnya saya (seperti sebagian besar kaum salafi menilai syiah) dan juga krana diam juga org lainnya, (trimas juga pada mas chany), harapnya sedikit sebanyak membantu anda.

  48. alkazim@
    1) Kamaaluddin wa
    Tamaamun Ni’ma (Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali ibn Babawaih al-Qummi)
    2) Muntakhabul Atsar, Ayatullah Shafi
    3) Behar al-Anwar (Muhammad Baqir Majlesi)
    4) Kitab Sulaym Ibn Qais
    5) Isbaat al-Hudaat (Shaikh Hurr al-Aamel)
    trimakasih referensinya semoga ada di toko buku

    saya jadi tertanya2 apa lagi kehendak anda selepas ini, mungkin anda minta perpustakaan dari QOM untuk dihantar ke rumah anda kerana anda cuma mahu duduk diam2 bertanya dan bertanya lagi, usaha anda seperti terbatas untuk itu sahaja. apa anda sekarang terlantar di atas katil dengan hanya tangan dan sebelah mata sahaja yang ALLAH swt izinkan untuk diguna?
    bukankah sudah saya katakan pada post Juni 8, 2011 at 2:39 itu yg membuat saya kesulitan mencari referensi syiah. jangan kan kitab syiah di kota kecil saya ini mencari kitab2 ahlusunnah saja sulit (tidak lengakap).

    anda meminta lengkap sanadnya, adakah anda mahu menilai perawinya tsiqat atau tidak di sisi bukhari, muslim, nasai atau mengikut kaedah ilmu hadis anda? walaupun ia dari kitab syiah?
    apakah salah bila meminta kelengkapan sanad ?? adakah berbeda ilmunya dalam menentukan keshahihan hadis ? bila berbeda bisa ajarkan saya ? adakah kitab rujukan untuk melihat tingaktan hadistnya?

  49. maaf mas taufiq, kata2 saya itu sekadar menguji anda, rasanya anda juga tahu org yang jenis bertanya dan terus bertanya bukan untuk ilmu, tetapi sebagai senjata untuk menjatuhkan dan menjelekkan org lain (betul ngak apa saya tulis ini? 🙂 )
    mas bisa ngerti kan golongan ini.

    tentang sanad itu saya kurang pasti tapi pada pandangan saya adakah kitab-kitab al-Jarh Wa al-Ta’dil boleh mengadili perawi syiah dengan baik? sebagai contoh seperti yang dibahagikan oleh ibnu hajar golongan tasyayyu, tasyayyu ekstrim, syiah, rafidhah. adakah bila mereka termasuk golongan ini hadis itu menjadi dhaif? dan apabila disisi syiah mungkin mereka ini tsiqat? dan tentang Bukhari, Abd al-Ghani al-Maqdasi, al Dzahabi dan lain2, siapa pula yang akan mengadili mereka tsiqat atau tidak? dan kenapa imam Jaafar (as) imam Musa (as) dan kebanyakan imam ahlul bait seperti dipinggirkan ahlul hadis ASWJ? bukankah ada golongan yang mengaku guru Abu Hanifah itu dari golongan ASWJ. dan adakah perawi tsiqat disisi Abu Ya’la tetap tsiqat juga disisi Abu Dawud? andai mereka ada kepentingan peribadi adakah mereka akan mengadili perawi dengan baik? banyak pertanyaannya kalau betul ada yang mahu menjawab. tapi semua pandangan saya, bukan pandangan syiah, saya juga masih belajar mas.

    sebagai contoh:

    Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepadaku Syababah telah menceritakan kepadaku Warqa` dari Abu Az Zinnad dari Al A’raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Dahulu ada dua orang wanita yang sedang bermain bersama anak mereka masing-masing. Tiba-tiba datang seekor serigala yang menerkam dan membawa anak salah seorang dari mereka berdua. Seorang dari mereka berkata kepada yang lain, ‘sebenarnya yang dimangsa serigala tadi adalah anakmu’. Rupanya wanita yang satunya menyangkal seraya berkata, ‘Tidak, yang dimangsa oleh serigala tersebut adalah anakmu’. Akhirnya kedua wanita meminta keputusan dari Daud, namun Daud menetapkan bahwa anak yang masih hidup itu milik wanita yang usianya lebih tua. Kemudian keduanya pergi menemui Sulaiman bin Daud ‘alaihima salam, lantas kedua wanita tersebut menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, setelah mendengar ceritanya, Sulaiman berkata, ‘Baiklah, sekarang tolong ambilkan aku pisau, aku akan membelah dan membagi dua anak ini untuk kalian berdua’. Tiba-tiba wanita yang lebih muda berkata, ‘Tidak, semoga Allah merahmati anda, berikanlah anak tersebut untuknya’. Maka Sulaiman pun menetapkan anak itu untuk wanita yang lebih muda umurnya.” (Muslim, No. Hadist: 3245 )

    dan surah yang menceritakan tentang nabi Daud

    Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan (SHAAD: 20)

    jika perawinya suma tsiqat tetapi bertentangan dengan Al Quran bagaimana?
    adakah boleh dikata shahih?

    dan kisah ini ada dalam kitab perjanjian lama:

    1_Raja_Raja_3:
    (16) Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya.
    (17) Kata perempuan yang satu: “Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu.
    (18) Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah.
    (19) Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.
    (20) Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku.
    (21) Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan.”
    (22) Kata perempuan yang lain itu: “Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati.” Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: “Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.” Begitulah mereka bertengkar di depan raja.
    (23) Lalu berkatalah raja: “Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.”
    (24) Sesudah itu raja berkata: “Ambilkan aku pedang,” lalu dibawalah pedang ke depan raja.
    (25) Kata raja: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain.”
    (26) Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Tetapi yang lain itu berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!”
    (27) Tetapi raja menjawab, katanya: “Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya.”
    (28) Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.

    panjang bener ya, hanya untuk membuktikan saja saya tidak omong kosong. 🙂 mungkin bisa dibahas hadis ini kalo ada yg mau.

  50. Pembahasan yg menarik, tp di shahihayn banyak sekali hadits yg meriwayatkan sebaliknya. Juga bukankah dgn dibiarkannya 3 khalifah pertama berarti ahlulbayt sendiri mengakui kepemimpinan selain mereka? Ditambah kita semua tahu bahwa bahkan kepemimpinan diserahkan lagi ke yg bkn ahlulbayt oleh imam hasan. Tidak heran syiah zaydiya memakai contoh perbuatan imam hasan utk memilih imam dr non ahlulbayt. Menurut syiah ithna, mengapa sesuatu yg diwajibkan Allah tidak dipraktekkan imam ali selama puluhan tahun kemudian diulangi imam hasan?

  51. @Asad

    kamu mungkin akan lahir sebagai nasrani/hindu/budhiest kalo Imam Ali (as) tidak pilih sabar.
    ,

  52. @asaad
    1.Anda berkata: “Juga bukankah dgn dibiarkannya 3 khalifah pertama berarti ahlulbayt sendiri mengakui kepemimpinan selain mereka?”
    Apakah anda belum membaca sejarah. Bahwa kekhalifaan pertama tdk diakui oleh Ahlulbait. Mereka protes sampai beberapa bulan kemudian baru Imam Ali menbaat? Apakah anda tdk membaca buku2 sejarah karangan Ahlu Sunnah wal Jama’ah dimana kekuasan khalifah I s/d III? Bagaiaman dengan kekuatan materi mereka pengaruhi umat islam yang masih lemah keimanannya? Dan apa HIKMAHnya Allah membiarkan mereka menjadi Khalifah. Tapi SATU yang tdk dapat mereka rebut dari Ahlulbait adalah IMAMAH.
    2.Anda berkata:” Ditambah kita semua tahu bahwa bahkan kepemimpinan diserahkan lagi ke yg bkn ahlulbayt oleh imam Hasan.
    Sebenarnya pertanyaan anda ini sudah lama dibahas. Tapi sekali lagi saya katakan dengan singkat. Imam Hasan Lebih mengutamakan kelanjutan Islam/Umat dpd KEKUASAAN
    3.Anda berkata:” Tidak heran syiah zaydiya memakai contoh perbuatan imam hasan utk memilih Imam dari non Ahlulbai.
    Komentar anda ini salah. Zaid menentang Kekhalifaan ditangan bani Umayah dan mengajak sdrnya Imam Muhammad Albaqir menentang dengan senjata tapi ditolak Imam Baqir dan akjirnya Sahid. Beliau rdk pernah menganjurkan Hak Imamah kelain dari Ahlulbait.Kedudukan Imam bukan milik Ahlulbait tapi MILIK Allah dan diberikan/didelegasikan kepada siapa yang Allah kehendaki. Bukan manusia/Ahlulbait yang menentukan. Mereka meneka para Imam menjabat kedudukan Imam atas petunjuk Allah.
    4,Anda berkata:” Menurut syiah ithna, mengapa sesuatu yg diwajibkan Allah tidak dipraktekkan imam ali selama puluhan tahun kemudian diulangi imam hasan?
    Komentar anda no 4 adalah ngawur. Anda mungkin tdk pernah membaca sejarah

  53. @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.

    @taufiq
    Anda menginginkankan nash berdasarkan hadits atas kesembilan Imam yakni dimulai dari Imam Ali Zainal Abidin – Imam Al Mahdi. Sebagaimana saya sampaikan pada anda bahwa nama2 mereka berdasarkan nash Al Qur’an tdk ada kecuali sabda Rasul.
    Sebelum saya beberkan nama2 mereka berdasarkan sabda Rasul. Yang pertama-tama anda harus diakui sabda beliau : “Barang siapa mati, sedang ia tdk mengenal Imamnya, maka ia mati dengan mati jahiliyah” ( Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya ; Muslim dalam Shahihnya; Ahmad dalam Musnadnya dan masih banyak lagi). Apabila anda tdk mengakui hadits ini maka penjelasan saya selanjutnya tdk perlu dipermasalahkan

    Dari Jabir bin Jazid al Ju’fy, ia berkata, “Jabir bin Abdullah Anshari berkata: “ketika Allah menurunkan ayat “ Wahai orang2 yang beriman, ta’ati Allah dan Rasul dan Ulil Amri diantara kamu (QS an Nisa’ 99)
    Aku berkata: “Wahai Rasulullah kami telah kenal Allah dan RasulNya. Akan tetapi siapakah Ulil amr yang ketaatannya dihubungkan dengan ketaatan anda.
    Maka beliau menjawab: Hai Jabir1 Mereka adalah para khalifah (penggantiku) dan pemimpin umat Islam setelahku. Yang pertama Ali b. Abi Thalib kemudian Hasan dan Husein, kemudian Ali b. Husein kemudian Muhammad b. Ali, yang dalam Taurat dikenal dengan al Baqir dan kamu hai Jabir akan menmuinya. Jika kamu menjumpainya, sampaikan salamku atasnya..Kemudian as Shadiq Ja’far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja’far, kemudian Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. Ali, kemudian Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. Ali, kemudian orang yang nama dan kuniyahnya sama denganku, ia adalah al Hujah (bukti) Allah dibumiNya, peninggalanNya diantara hamba2Nya ia adalah putra Hasan b. Ali. Allah akan menaklukkan Timur dan Barat melalui tangannya. Ia akan menghilang dari Syiahnya dan orang yang menyintainya sehingga tdk akan meyakini immamahnya dengan teguh kecuali orang yang hatinya telah diuji Allah keimanan. Jabir berkata, aku bertanya: “ Wahai Rasulullah apakah pengikut2 (syiah)nya dapat mengambil manfaat darinya pada masa ghaibnya.?” Beliau menjawab:”Demi Dzat yang membangkitkanku dengan kenabian, mereka akan bersinar dengan sinar cahayanya dan mengambil manfaat dengan Wilayahnya pada masa ghaibnya, sebagaimana manusia menarik manfaat dari matahari ketika ditutup oleh awan tebal ( Kamaluddin I:365 ;Ilzam an-Nashib 1:55 ; Yanabi hal. 465 ; Shawaiq 151)
    Dengan jawaban dan penjelasan saya atas pertanyaan anda.mudah2an bisa membantu anda utk memenuhi keinginan anda. Wasalam

  54. @all & SP
    Maaf atas komentar saya yang terkirim ber kali2 karena kesalahan tekhnis. Wasalam

  55. >al kazim menulis:
    >@Asad
    >kamu mungkin akan lahir sebagai nasrani/hindu/budhiest kalo Imam Ali (as) >tidak pilih sabar.
    ,
    maksudnya bersabar menyangkut masalah apa nih mas? tolong diperjelas.

    >chany menulis
    >2.Anda berkata:” Ditambah kita semua tahu bahwa bahkan kepemimpinan >diserahkan lagi ke yg bkn ahlulbayt oleh imam Hasan.
    >Sebenarnya pertanyaan anda ini sudah lama dibahas. Tapi sekali lagi saya >katakan dengan singkat. Imam Hasan Lebih mengutamakan kelanjutan >Islam/Umat dpd KEKUASAAN

    Jgn disimpulkan spt itu mas, karena ketika imam ali berperang pada masa kekhalifahannya itu bukan berarti beliau mengutamakan kekuasaan kok.

    >chany menulis
    >3.Anda berkata:” Tidak heran syiah zaydiya memakai contoh perbuatan imam >hasan utk memilih Imam dari non Ahlulbai.
    >Komentar anda ini salah. Zaid menentang Kekhalifaan ditangan bani Umayah >dan mengajak sdrnya Imam Muhammad Albaqir menentang dengan senjata >tapi ditolak Imam Baqir dan akjirnya Sahid. Beliau rdk pernah menganjurkan >Hak Imamah kelain dari Ahlulbait.Kedudukan Imam bukan milik Ahlulbait tapi >MILIK Allah dan diberikan/didelegasikan kepada siapa yang Allah kehendaki. >Bukan manusia/Ahlulbait yang menentukan. Mereka meneka para Imam >menjabat kedudukan Imam atas petunjuk Allah.

    Tapi apakah memang imam dipilih langsung Allah? Kan ada yang mengikuti imam dari jalur yang berbeda? Apakah maksud nt syiah yg mengikuti selain jalur yang nt percayai termasuk sesat? Karena tentunya imam mereka tidak dipilih Allah menurut faham syiah 12 kan?

    >chany menulis
    >4,Anda berkata:” Menurut syiah ithna, mengapa sesuatu yg diwajibkan Allah >tidak dipraktekkan imam ali selama puluhan tahun kemudian diulangi imam >hasan?
    >Komentar anda no 4 adalah ngawur. Anda mungkin tdk pernah membaca >sejarah

    Munafiq lebih berbahaya daripada kafir, namun selama masa 3 khalifah pertama tidak ada usaha imam ali untuk memerangi mereka yg dianggap munafiq itu. Imam ali membiarkan mereka & juga imam hasan malah menyerahkan kekhalifahannya yg diamanatkan oleh imam ali. Jadi tolong diperjelas maksud ana tidak pernah baca sejarahnya yg mana? Trims

  56. @asad
    Anda berkata: Jgn disimpulkan spt itu mas, karena ketika imam ali berperang pada masa kekhalifahannya itu bukan berarti beliau mengutamakan kekuasaan kok.
    Memang benar demikian dan Imam Hasanpun demikian. Apakah saya mengatakan Imam Hasan menginginkan KEKUASAAN?

    -Anda berkata:Tapi apakah memang imam dipilih langsung Allah? Kan ada yang mengikuti imam dari jalur yang berbeda? Apakah maksud nt syiah yg mengikuti selain jalur yang nt percayai termasuk sesat? Karena tentunya imam mereka tidak dipilih Allah menurut faham syiah 12 kan?
    Saya bukan Syiah. Apakah sabda Rasul bukan WAHYU dari Allah?
    Nama2 mereka sesuai Hadits Rasul ( komemtar saya , on Juni 19, 2011 at 12:53 pm said:)
    Mereka sesat atau tdk Wallahu A’lam

    Anda berkata: Munafiq lebih berbahaya daripada kafir, namun selama masa 3 khalifah pertama tidak ada usaha imam ali untuk memerangi mereka yg dianggap munafiq itu. Imam ali membiarkan mereka & juga imam hasan malah menyerahkan kekhalifahannya yg diamanatkan oleh imam ali. Jadi tolong diperjelas maksud ana tidak pernah baca sejarahnya yg mana? Trims
    Anda tdk bisa samakan Imam Ali dengan kita2 ini dalam bertindak maupun berpikir. Perbedaab sangat jauh. Sebelum Rasulullah SAW wafat, banyak Imam Ali menerima nasehat2 dari Rasul mengenai kelanjutan dari Umat ini. Pada waktu kekhalifaan pertama beliau mencoba mengumpulkan pengikut2nya untuk menentang kekhalifaan pertama. Tapi dikhianayi. Sama dengan perang Jamal dan Shiffin, Apakah menurut anda dengan hanya beberapa orang Imam Ali harus melawan mereka dengan kekerasan yang berakibat MATI KONYOL? Lalu bagaimana dengan umat ini yang masih janin? Saya harap anda juga turut berpikir. Wasalam

  57. @asad

    sedikit kutipan Khotbah Asy-Syiqsyiqiyyah- Imam Ali as

    Demi Allah, putra Abu Quhafah (Abu Bakar) membusanai dirinya dengan (kekhalifahan) itu, padahal ia pasti tahu bahwa kedudukan saya sehubungan dengan itu adalah sama dengan kedudukan poros pada penggiling. Air bah mengalir (menjauh) dari saya dan burung tak dapat terbang sampai kepada saya. Saya memasang tabir terhadap kekhalifahan dan melepaskan diri darinya.

    Kemudian saya mulai berpikir, apakah saya harus menyerang ataukah menanggung dengan tenang kegelapan membutakan dan azab, di mana orang dewasa menjadi lemah dan orang muda menjadi tua, dan orang mukmin yang sesungguhnya hidup di bawah tekanan sampai ia menemui Allah (saat matinya). Saya dapati bahwa kesabaran atasnya lebih bijaksana. Maka saya mengambil kesabaran, walaupun ia menusuk di mata dan mencekik di kerongkongan. Saya melihat perampokan warisan saya sampai orang yang pertama menemui ajalnya, tetapi mengalihkan kekhalifahan kepada Ibnu Khaththab sesudah dirinya………..

    seandainya Imam Ali as tidak pilih sabar, yang akan berada di pihak Ali as adalah sahabat di pihak Abu Bakar dan Umar juga sahabat. Yang pandai tentang Al Quran juga sahabat, yang pandai tentang hukum juga sahabat, bayangkan sebahagian dari mereka terkorban hanya kerana hal khalifah ini? tambahan pula abu sufyan yang mula menawarkan baiat dan sedia berperang untuk Ali, apa harapnya abu sufyan melainkan kekuasaan juga, apakah andai Ali mendapat kemenangan dengan tawaran abu sufyan itu Ali akan membagi kekuasaan dengan bani umayyah? tentu saja tidak, apakah abu sufyan akan diam diri melainkan akan menentang Ali pula. tak perlu lama, 1 thun sudah cukup untuk islam hampir musnah. bayangkan sahabat yang masih ada juga akan turut terkorban untuk peperangan antara muslim ini. apa bisa Islam dapat sampai ke nusantara ini seperti sekarang? dan katakan bani umayyah yang menang kala itu, sedang sahabat2 Nabi SAW banyak terkorban, apa Islam bisa jadi seperti sekarang? walaupun sememangnya bani umayyah mendapat juga apa kehendak mereka setelah 4 khalifah, sekurangnya islam sudah dapat tersebar jauh, tinggal aja perlu mencari yang 1 dari 73. masih dikira beruntung daripada yang datang kepada kita islam dari muawiyah dan yazid.

    ini satu kemungkinan yang mungkin terjadi andai Ali tidak pilih sabar, mungkin banyak lagi kemungkinan dan jalan ceritanya hanya kerana Ali tidak pilih sabar.

  58. >chany menulis
    >@asad
    >Anda berkata: Jgn disimpulkan spt itu mas, karena ketika imam ali >berperang pada masa kekhalifahannya itu bukan berarti beliau >mengutamakan kekuasaan kok.
    >Memang benar demikian dan Imam Hasanpun demikian. Apakah saya >mengatakan Imam Hasan menginginkan KEKUASAAN?

    tidak, anda tidak berkata demikian tp itu yg bisa dibaca dari alasan yg anda kemukakan. Anda menyimpulkan imam hasan menyerahkan kekhalifahan karena tidak menginginkan kekuasaan. Jadi ana melihat itu spt menyimpulkan seolah2 imam ali menginginkan kekuasaan karena tidak melakukan apa yang imam hasan lakukan, yaitu menyerahkan kekhalifahan. Gitu lho maksud ana.

    >-Anda berkata:Tapi apakah memang imam dipilih langsung Allah? Kan >ada yang mengikuti imam dari jalur yang berbeda? Apakah maksud nt >syiah yg mengikuti selain jalur yang nt percayai termasuk sesat? >Karena tentunya imam mereka tidak dipilih Allah menurut faham >syiah 12 kan?
    >Saya bukan Syiah. Apakah sabda Rasul bukan WAHYU dari Allah?
    >Nama2 mereka sesuai Hadits Rasul ( komemtar saya , on Juni 19, >2011 at 12:53 pm said:)
    >Mereka sesat atau tdk Wallahu A’lam

    Oh anda bukan syiah, sori. Kalau hadits itu shahih maka tentunya yang tidak menerima 12 nama itu sebagai imam berarti mengingkari perintah Allah & nabi. Atau mereka yg tidak menerima apakah itu dari sunni maupun dari syiah non imam 12 menganggap hadits itu hadits palsu?

    >Anda berkata: Munafiq lebih berbahaya daripada kafir, namun selama >masa 3 khalifah pertama tidak ada usaha imam ali untuk memerangi >mereka yg dianggap munafiq itu. Imam ali membiarkan mereka & juga >imam hasan malah menyerahkan kekhalifahannya yg diamanatkan oleh >imam ali. Jadi tolong diperjelas maksud ana tidak pernah baca >sejarahnya yg mana? Trims
    >Anda tdk bisa samakan Imam Ali dengan kita2 ini dalam bertindak >maupun berpikir. Perbedaab sangat jauh. Sebelum Rasulullah SAW >wafat, banyak Imam Ali menerima nasehat2 dari Rasul mengenai >kelanjutan dari Umat ini. Pada waktu kekhalifaan pertama beliau >mencoba mengumpulkan pengikut2nya untuk menentang kekhalifaan >pertama. Tapi dikhianayi. Sama dengan perang Jamal dan Shiffin, >Apakah menurut anda dengan hanya beberapa orang Imam Ali harus >melawan mereka dengan kekerasan yang berakibat MATI KONYOL? Lalu >bagaimana dengan umat ini yang masih janin? Saya harap anda juga >turut berpikir. Wasalam

    imam ali tidak melawan karena tidak mau MATI KONYOL? Inilah kadang2 yang ana tidak mengerti. Alasan ini juga diberikan ketika imam ali tidak membalas ketika istrinya dianiaya sampai keguguran. Alasan2 spt ini menurut saya hanya menimbulkan keragu2an akan keberanian & kegigihan imam ali yang sebenarnya dalam membela islam & keluarganya. Spt kita tahu ada syiah yg tidak percaya insiden tsb terjadi krn sangat bertentangan dgn karakter imam ali ketika nabi masih hidup.

  59. @asad
    Dengan jawaban anda pada point pertama, telah saya bayangkan kemana arah diskusi kita. Anda hanya membentuk suatu opini untuk mendesak lawan bicara anda. Alasannya:
    1. Saya tdk mengatakan bahwa Imam Hasan menginginkan KEKUASAAN. Tapi anda mengasumsikan bahwa saya bermaksud demikian
    2. Begitu juga point ke 2 jadi anda se-akan2 mengjudge bahwa saya mengatakan apabila tdk mengikuti nama2 12 Imam yang disampaikan Rasul tsb mereka yang tdk mengakuinya adalah sesat atau hadits tsb palsu.
    Supaya anda tahu saya tdk sama cara berpikir seperti anda.
    3.Penafsiran anda terhadap MATI KONYOL pun berbeda dengan penafsiran saya. Anda menafsirkan mati konyol seperti orang yang takut mati.
    Dari ketiga point tsb diatas saya dapat menilai kemana arah komentar anda.
    Yakni anda mencoba saya atau ingin menjerumuskan saya kedalam ke-ragu2an.
    Sdr. Asad, kalau dalam ilmu science (dunia) mungkin tetapi dalam soal agama sory anda keliru. Wasalam

  60. @All
    Aku mau nanya, karena agak bingung..Apakah kekholifahan itu sama dengan imamah? kalau sama mengapa imam hasan menyerahkan jabatan itu ke Muawiyah. Kalau tidak sama mengapa juga orang syiah ( yang aku tahu dari buku buku) banyak yang tidak suka kepada 3 kholifah sebelum imam Ali?

  61. @chany
    mas, tolong disimak lagi deh jawaban anda dibawah ini

    >Sebenarnya pertanyaan anda ini sudah lama dibahas. Tapi sekali >lagi saya >katakan dengan singkat. Imam Hasan Lebih mengutamakan >kelanjutan >Islam/Umat dpd KEKUASAAN

    Anda masih tidak mengerti maksud saya. Imam hasan menyerahkan kekhalifahan menurut pendapat anda karena beliau lebih mengutamakan kelanjutan islam. Nah imam ali tidak menyerahkan kekuasaan, tapi apakah itu berarti imam ali tidak lebih mengutamakan kelanjutan islam? Tentulah jawabannya 100% tidak. Saya melihat perbedaan apa yg imam ali & imam hasan soal penyerahan kekhalifahan lebih ke perbedaan ijtihad mereka.

    Saya baru di situs ini, bisa diberikan link pembahasan topik diatas? Trims.

    >2. Begitu juga point ke 2 jadi anda se-akan2 mengjudge bahwa saya >mengatakan apabila tdk mengikuti nama2 12 Imam yang disampaikan >Rasul tsb mereka yang tdk mengakuinya adalah sesat atau hadits tsb >palsu.

    Tidak mas, masa sih saya menuduh anda mencap mereka sesat. Kan anda sendiri mengaku bukan syiah, jd tentunya tidak peduli apakah mereka percaya imam2 faham syiah 12 atau tidak.

    Saya cuma mau menjelaskan bahwa banyak kelompok syiah yang mengikuti imam dari jalur keturunan yg lain atau kurang maupun lebih dr 12. Contoh mudah dari negeri nenek moyang saya adalah syiah zaydi yang juga memilih imam dari keturunan imam hasan juga imam husayn & percaya imam dipilih berdasarkan musyawarah. Kekuasaan mereka lebih langgeng dari dinasti syiah lainnya dalam sejarah sampai akhirnya mereka disingkirkan rejim sekuler yaman.

    Jadi imam mesti dari jalur 12 itu bukanlah harga mati menurut kalangan syiah sendiri. Bahkan yang dari jalur imam husayn pun ada yg berbeda pendapat soal imam yg mana yg mesti diikuti kan? Itu lagi2 mengapa saya melihat hal2 tsb dikarenakan masalah perbedaan ijtihad.

    >Dari ketiga point tsb diatas saya dapat menilai kemana arah >komentar anda.
    >Yakni anda mencoba saya atau ingin menjerumuskan saya kedalam ke->ragu2an.
    >Sdr. Asad, kalau dalam ilmu science (dunia) mungkin tetapi dalam >soal agama sory anda keliru. Wasalam

    Saya heran, bagaimana tulisan saya bisa menjerumuskan anda kedalam keragu2an kalau anda sendiri mengaku tidak berfaham syiah? Karena pernyataan yg terkesan defensif itu, saya jadi bertanya2…apa mungkin di hati anda sebenarnya sudah syiah tapi anda masih ragu2 untuk menerima kenyataan itu?

  62. @asag
    Terima kasih atas lomentar anda ini dan merupakan suatu informasi bagi saya.
    Saya akan coba mengomentari komentar anda.diatas. Mudah2an kita bisa berbagi pengatahuan. Terlebih dahulu saya minta maaf afas keteledoran saya.
    1. Benar Imam Ali tdk menyerahkan kekuasaan( kekhalifaan) . Tapi pemimpin setelah Rasulullah menurut Hadits (Khaidir Ghum adalah Imam Ali. Tapi belum secara resmi (dibaiat) telah didahului dengan kejadian di Saqifah, Jadi bagaiamana mungkin diserahkan padahal secara resmu beliau belum menjadi Khalifah beda dengan Imam Hasan Muawiyah memberontak atas Jabatan Khalifah yang sudah disandang Imam Hasan. Pemberontakan sama terhadap Imamn Ali dan Imam Hasan bedanya Imam Ali belum menjabat apa yang disebit khalifah sedang Imam Hasan, sudah. Imam Ali dengan terpaksa membiarkan kepimpinan Islam(haknya) direbut dari tangannya. Beliau tdk mau mengadakan perlawanan dengan alasan demi kepentingan Umat Islam (Beliau berbuat demikian karena beliau sdh berusaha utk menuntut hak tapi dikhianati oleh pengikutnya). Dan Imam Hasan tdk mau lanjutkan peperangan dengan Muawiyah demi kepentingan Umat Islam. Jadi tujuan sama tapi cara berbeda karena situasi dan konfidi.
    2.Point 2 saya tdk bisa menjawab karena saya belum tahu yang anda maksudkan SYIAH yang mana. Sebagai anda ketahui dan saya yakin anda tahu arti Syiah (bukan berarti saya syiah karena saya membaca buku dari semua golomgam untuk mengetahui kebenarannya) ada Syiah Ali ada Syah Zaidiyah (seperti anda katakan) ada Syiah Imamiyah yang bermahzab Jafariyah. Syiah yang mana yang ingin anda diskusikan mengenai Imam
    Karena diuskusi sebelumnya saya menganggap yang kita diskusikan Syiah Imammiyah,
    3. Anda mengatakan terjadi perbedaab dalam mengimani 12 Imam karena perbedaan Ijtihad. Iti pasti. Karena Yang di Imani 12 Imam karena Shahih. Mereka tdk meng Imani atas pribadi Imam/. Menurut saya ijtiihad bisa terjadi apabila tdk terdapat dalam Qur’an dan Sunah/Hadits Rasul. Apabila sudah jelas ada dan mereka membuat ijtihad maka itiu berart meng-ada2kan atau merubah yang sudah ada. Terkecuali mereka tdk mengakui Sabda Rasul atau dianggap palsu(Sepeti anda katakan) .
    Saya ingin mengetahui pendapat anda.
    1. Menurut pengertian anda apa yang dimaksud Rasul dengan IMAM
    2. Menurut anda wajib kita mengimani 12 Imam (tdk perduli siapa mereka2)
    Dengan demikian diskusi kita lebih terarah. Wasalam .

  63. wah lama ga muncul ternyata diskusinya makin berkembang…
    ada yg bisa jelasin bagaimana cara menentukan shahih tidaknya hadist menurut syiah ga ?
    chany postingan Juni 19, 2011 hadis dari jabir ntu shahih ga ?? sanadnya cuma itu sajakah? kira2 shabat (termasuk didalamnya Abu Bakr, Umar) pada waktu itu tau ga mengenai hadis itu ??

    1) Kamaaluddin wa
    Tamaamun Ni’ma (Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali ibn Babawaih al-Qummi)
    2) Muntakhabul Atsar, Ayatullah Shafi
    3) Behar al-Anwar (Muhammad Baqir Majlesi)
    4) Kitab Sulaym Ibn Qais
    5) Isbaat al-Hudaat (Shaikh Hurr al-Aamel)
    ada yg tau berapa harga buku2 itu ?

  64. @taufiq.
    Maaf sdr Taufiq, saya bukan ahli hadits yang bisa menyatakan suatu hadits Shahih atau tidak. Saya orang awam dan membenarkan suatu hadits berdasarkan:
    1. Apakah yang dikatakan sabda Rasul bertentangan dengan Alqur’an atau tdk.
    2.Mendapat dari bacaan buku2. Kemudian mencoba memahami kebenarannya.
    3.Membaca sejarah dari mereka dari buku2 Suni dan Syiah.
    3. Berdasarkan bacaan dari buku2 mereka hampir senua mengakui Ilmu dan akhlak serta ibadah mereka. Maka saya mempunyai keyakinan mereka2 itulah yang mendapat PETUNJUK dari Allah untuk memberi petunjuk pada kita2 ini. Wasalam.

  65. @chany menulis
    >”1. Benar Imam Ali tdk menyerahkan kekuasaan( kekhalifaan) . >Tapi pemimpin setelah >Rasulullah menurut Hadits (Khaidir Ghum >adalah Imam Ali. Tapi belum secara resmi >(dibaiat) telah >didahului dengan kejadian di Saqifah, Jadi bagaiamana mungkin
    >diserahkan padahal secara resmu beliau belum menjadi Khalifah >beda dengan Imam Hasan >Muawiyah memberontak atas Jabatan >Khalifah yang sudah disandang Imam Hasan. >Pemberontakan >sama terhadap Imamn Ali dan Imam Hasan bedanya Imam Ali >belum menjabat >apa yang disebit khalifah sedang Imam Hasan, >sudah. Imam Ali dengan terpaksa >membiarkan kepimpinan >Islam(haknya) direbut dari tangannya. Beliau tdk mau
    >mengadakan >perlawanan dengan alasan demi kepentingan >Umat Islam (Beliau berbuat >demikian karena >beliau sdh >berusaha utk menuntut hak tapi dikhianati oleh >pengikutnya). Dan >Imam Hasan >tdk mau lanjutkan peperangan dengan Muawiyah >demi >kepentingan Umat Islam. Jadi tujuan >sama tapi cara >berbeda karena situasi dan >konfidi.”

    Anda salah mengerti. Ketika saya membandingkan imam ali dengan imam hasan adalah pada masa keduanya sudah menjadi khalifah. Jadi kondisi & situasi imam ali mirip dengan kondisi imam hasan yaitu mereka adalah khalifah dalam masa perang, tapi imam ali tidak melakukan apa yang imam hasan lakukan. Ijtihad pribadi mereka dalam menghadapi masalah yang sama sangat bertolak belakang.

    >2.Point 2 saya tdk bisa menjawab karena saya belum tahu yang >anda maksudkan SYIAH yang >mana. Sebagai anda ketahui dan >saya yakin anda tahu arti Syiah (bukan berarti saya >syiah >karena saya membaca buku dari semua golomgam untuk >mengetahui kebenarannya) ada >Syiah Ali ada Syah Zaidiyah >(seperti anda katakan) ada Syiah Imamiyah yang bermahzab >Jafariyah. Syiah yang mana yang ingin anda diskusikan mengenai
    >Imam>Karena diuskusi sebelumnya saya menganggap yang kita >diskusikan Syiah Imammiyah

    memang saat ini jika berbicara syiah, maka otomatis langsung ke yg dominan di iran. Tapi pada masa awal wafatnya imam hasan askari, para pengikutnya sendiri terpecah menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang percaya beliau ghayb ada jg yg percaya beliau wafat tapi memiliki anak. Bahkan saudara beliau, ja’far dijuluki syiah imam 12, seorang pendusta karena beliau tidak percaya imam hasan memiliki anak. Menurut saya pembahasan masa ghayb asghar sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut untuk mengetahui mengapa perbedaan2 spt itu diantara pengikut hasan askari sendiri terjadi. Apakah mungkin sebagian mereka sendiri tidak mengakui keshahihan hadits imam 12?

    >3. Anda mengatakan terjadi perbedaab dalam mengimani 12 >Imam karena perbedaan Ijtihad. >Iti pasti. Karena Yang di Imani >12 Imam karena Shahih. Mereka tdk meng Imani atas >pribadi >Imam/. Menurut saya ijtiihad bisa terjadi apabila tdk terdapat >dalam Qur’an >dan Sunah/Hadits Rasul. Apabila sudah jelas ada >dan mereka membuat ijtihad maka itiu >berart meng-ada2kan >atau merubah yang sudah ada. Terkecuali mereka tdk
    mengakui >Sabda >Rasul atau dianggap palsu(Sepeti anda katakan).

    Betul, shahih menurut syiah 12 yg skr. Tapi tidak oleh syiah kelompok lain atau non syiah atau juga oleh sebagian pengikut hasan askari sendiri spt saya tuliskan sebelumnya.

    >Saya ingin mengetahui pendapat anda.
    >1. Menurut pengertian anda apa yang dimaksud Rasul dengan >IMAM
    >2. Menurut anda wajib kita mengimani 12 Imam (tdk perduli siapa >mereka2)
    >Dengan demikian diskusi kita lebih terarah. Wasalam .

    saya disini bukan untuk membahas soal itu, tapi soal mengapa kalau hadits itu shahih tapi ada syiah sendiri yang tidak percaya imam 12. Yang penting menurut saya adalah mencari alasan yg membuat banyaknya perbedaan intra syiah soal siapa imam & ghayb tidaknya mereka.

    @taufiq
    Kamal al-Deen wa Tamam al-Ni’mah murah cuma $30, tapi Bihar al-Anwar lebih dari $900….seharga mobil bekas th 90an, kalau yg lainnya saya kurang tahu ya.

  66. @taufiq

    saranan saya perbanyakkanlah sahabat, mungkin ada sahabat yang mahu share dengan anda kitab2 yang agak sukar didapati di tempat anda. bayangkan di malaysia yang syiah ditentang, x mungkin jumpa kitab2 itu, mungkin buku tentang iran pun tidak ada. jadi jaringan internet yang ada ini gunalah sebaiknya.

  67. chany@
    saya bukan meminta anda untuk menetapkan hadis tersebut sahih atau tidak. dari buku2 yang anda baca apakah tidak ada di jelaskan kedudukan hadis tersebut ?? saya belum pernah mendapat hadis tersebut dari kitab sunni.

    @Asad beneran tu harga bukunya $900 @_@

    @alkazim
    mungkin anda mau sedikit berbagi dengan saya ?

  68. @asad

    Ketika saya membandingkan imam ali dengan imam hasan adalah pada masa keduanya sudah menjadi khalifah. Jadi kondisi & situasi imam ali mirip dengan kondisi imam hasan yaitu mereka adalah khalifah dalam masa perang, tapi imam ali tidak melakukan apa yang imam hasan lakukan. Ijtihad pribadi mereka dalam menghadapi masalah yang sama sangat bertolak belakang

    Permasalahan ini apakah diajukan khusus kepada saudara syiah atau utk umum? Pembaca yg bukan syiah merasa euweh-pakeuweh utk nimbrung.

    Salam

  69. @taufiq

    saya di malaysia mas, tapi anda bisa cari aja di google, sya pasti anda boleh membaca arab, ya kan?

    tentang shahih di sisi syiah, saya ringkaskan untuk dari apa yang saya belajar,

    shahih disisi syiah adalah sebuah riwayat yang sanadnya itu terdiri dari perawi-perawi yang adil, bermazhab Imamiyah pada seluruh level sampai kepada Imam ma’shum as. cara mengadili perawi2nya seperti aswj juga, cuma jika ada dari sanad perawinya bukan dari syiah imamiah maka hadis itu dikelaskan sebagai hadis muwatstsaq.

    apabila sanad sampai kepada para imam as, dengan automatiknya jalurnya bersambung kepada Rasulullah SAW. kerana ilmu para imam as diwarisi daripada Rasulullah juga, disebabkan inilah sebagian kelompok yang memfitnah syiah mengambil sunnah imam as lebih dari sunnah Nabi SAW. mungkin kerana mereka salah faham atau benar2 berniat memfitnah. WALLAHUALAM.

    hanya kelompok akhbari yang meyakini keshahihan semua hadis dari kutub al arba’ah syiah, dan kelompok ushuli pula menafikan kesemuanya shahih, saya tidak pasti apakah kelompok akhbari masih ada sekarang.

    saya sebutkan kitab2 rijal dari syiah untuk anda dan jangan tanya pula dimana hendak mencarinya kerana saya juga tidak ada, saya lebih banyak mempelajari hadis dari aswj, dan hadis dari syiah saya berpandu trus pada pandangan sang penulis yang memang ada kitab2 ini.

    1) tanqih al maqal fii ‘ilm al rijal karya syaikh abdullah mamaqani
    2) al fawaid al rijaliyah karya sayid bahrul ‘ulum
    3) kasyf al maqal fii ma’rifah al rijal karya allamah hilli
    4) jami’ al ruwat karya muhammad bin ali ardebili

    andai ada kesalahan dimana2 mohon teguran dari yang pakar 🙂

  70. @armand

    apa itu euweh-pakeuweh utk nimbrung? nak sebutnya aja saya x bisa 🙂

  71. @arman
    Sepertinya pertanyaan @taufik dan @asad ditujukan kepada kawan2 kita yang syi’ah saja. Dan karena disini tidak banyak yang syi’ah maka hanya sedikit yang menanggapi.. 😛

    @Al Kazim
    euweh pakeuweh kira2 berarti:
    Tidak enak/nyaman, malu, ragu2, sungkan dll yang sejenis, yang menyebabkan orang tidak mau menyatakan pendapatnya.
    sorry arman, diduluin jawabnya.. 😉

    salam damai

  72. ijtihad imam ali n imam hasan tdk ada perbedaan keduax berijtihad utk kemaslahatan ummat,apa yg dilakukan imam hasan sama dgn apa yg dilakukan imam ali ketika perselisihan dgn abubakar soal khalifah,n tdk melakukan perlawanan saat umar menjadi khalifah

  73. @asad
    Seperti telah saya katakan saya bukan SYIAH. Kalau pembahasan lebih mendalam terhadap keyakunan Syiah. Silahkan nanti orang Syiah sendiri yang menbjawab,
    Kalau masih berupa Umum mengenai Ahlulbait, mungkin saya masih bisa shearing,
    Nah menuruut saya yang masih umum adalah yang menurut anda Imam Ali berijtihad tdk menyerahkan kekuasaan sedangkan Imam Hasan berijtihad menyerahkan kekuasaan.
    Sebagaimana anda ketahui dan merupakan pendapat Umum:
    Seseorang mempertahankan kekuasaan kalau dia merasa mapu/mempunyai kekuatan untuk bertahan. Dan Imam Ali mempunyai keyakinan mampu untuk menghadapi siapa saja.
    Imam Hasan pada mulanya ia masih yakin akan kemampuan melawan Muawiyah. Sampai dengan banyak pengikutnya meninggalkannya/menghianati dan menyeberang ke Muawiyah Imam Hasan memperhitungkan apabila ia lanjutkan peperangan melawan Muawiyah maka banyak pengikutnya akan musnah.

    @taufiq
    Silahkan anda baca buku2 karangan Alhamid (dia seorang Suni) mengenai Ahlulbai. Bagaimana ia menulis satu demi satu setiap Imam.

  74. @truthseeker08

    trimas penerangannya, x sangka maksudnya lebih mudah disebut dan ditulis,

  75. Wah, kalau diskusinya seperti diatas rasanya jadi nyaman dan teduh membacanya, jangan saling menghujat antara sesama muslim, lanjutkan bro, berikan kami pencerahan

  76. @taufiq
    benar, memang mahal sekali tapi wajarlah karena terdiri dari 52 kitab. Tidak dijual satuan.

  77. @aldj
    >ijtihad imam ali n imam hasan tdk ada >perbedaan keduax berijtihad utk kemaslahatan >ummat,apa yg dilakukan imam hasan sama dgn apa >yg dilakukan imam ali ketika perselisihan dgn >abubakar soal khalifah,n tdk melakukan >perlawanan saat umar menjadi khalifah

    Tidak sama mas. imam ali tidak pernah menjadi khalifah pada masa 3 khalifah pertama, tetapi imam hasan sudah berkuasa ketika memilih untuk menyerahkan kekhalifahannya. Jadi perbandingan itu tidak tepat.

    Perbandingan yang tepat adalah ketika keduanya menjadi khalifah, tapi ijtihad mereka sangat bertolak belakang dalam menghadapi masalah yang sama.

    Kelompok yang tidak percaya muawiyah kafir (sebagian syiah & semua sunni) menjadikan peristiwa ini sebagai dalil bolehnya imam menyerahkan kekhalifahan.

    Yang problematis adalah untuk yang menganggap dia kafir/munafiq. Apakah itu berarti juga imam boleh menyerahkan kekuasaan ke kafir atau sebenarnya imam hasan (yang disebut nabi akan mendamaikan 2 kelompok muslim menurut hadits sunni) menganggap muawiyah bukan kafir?

  78. @chany
    >Seperti telah saya katakan saya bukan SYIAH. >Kalau pembahasan lebih mendalam terhadap >keyakunan Syiah. Silahkan nanti orang Syiah >sendiri yang menbjawab,
    >Sebagaimana anda ketahui dan merupakan >pendapat Umum:
    >Seseorang mempertahankan kekuasaan kalau dia >merasa mapu/mempunyai kekuatan untuk bertahan. >Dan Imam Ali mempunyai keyakinan mampu untuk >menghadapi siapa saja.
    >Imam Hasan pada mulanya ia masih yakin akan >kemampuan melawan Muawiyah. Sampai dengan >banyak pengikutnya meninggalkannya/menghianati >dan menyeberang ke Muawiyah Imam Hasan >memperhitungkan apabila ia lanjutkan >peperangan melawan Muawiyah maka banyak >pengikutnya akan musnah.

    iya, saya ingat anda menjelaskan anda bukan syiah, tapi tidak ada salahnya mengetahui perspektif syiah untuk melihat mengapa akhirnya mereka berpendapat demikian.

    sejarah syiah sendiri membenarkan bahwa pengikut imam ali banyak yang akhirnya meninggalkan beliau setelah siffin & nahrawan, tapi sedikit yg ke kubu muawiyah. Contohnya khawarij yg menentang kedua kelompok atau penduduk kufa yg kemudian menolak berperang & pasif atau kelompok yang tadinya khawarij lalu menurunkan senjata. Tapi imam ali tetap tidak menyerahkan kekuasaan spt imam hasan.

    Jadi ketika imam hasan dipilih menjadi khalifah, beliau sudah tahu benar kondisi beliau sama dengan ayahnya. Jadi tidak tepat dikatakan imam hasan merasa keadaan beliau berbeda. Mereka berada pada kondisi yang sama tapi berijtihad yang sangat berbeda.

  79. @asad
    Komentar anda yang merupakan pendapat anda tdk saya sanggah. Cuma saya ingin shearing sebagai bahan pemikiran kita bersama:
    1.Mengapa Imam Ali tdk menyerahkan kekuasaan.
    a.Pribadai Imam Ali dan kegagahan beliau Ilmu beliau maka musuh2
    nya masih takut dan segan
    b.Imam Ali tdk menyangka bahwa setelah perang Jamal Muawiyah
    melaksanakan pemberontakan
    c. Imam Ali cukup dengan 40 pengikut yang setia mampu
    melawan pemberomtak/
    Menurut saya dengan ketiga faktor (mungkin ada lagi) Imam Ali tdk melepaskan Kekhalifaan.
    2.Mengapa Imam Hasan melepaskan kekhalifaan:
    a.Imam Hasan mengetahui siapa Muawiyah
    b.Ia merasa mendapat dukungan kuat dari orang2 Kufa
    c.Setelah dalam beberapa lama berperang melawan pemberontak
    dan banyak yang beralih ke Muawiyah, maka dengan terpaksa
    beliau mengadakan perjanjian (bukan menyerahkan tanpa
    syarat). Tetapi perjanjian ini dikhianati Muawiyah
    d.Pada waktu mengadakan perjanjian sebelumnya terjadi
    Musyawah dengan pengikutnya
    Jadi menurut saya sebenarnya demi kelanjutan agama Allah dan mereka Ahlulbait sebagai penerusnya tdk akan menyerahkan kekahalifaan kepada para munafik.
    Kejadian pada Imam Hasan ini sama dengan apa yang dialami Imam Ali Pasca Rasul. Terpaksa menyerahkan hak kekhalifaan. Jadi menurut saya tdk ada perbedaan tentang kejadian peralihan kekhalifaan. .

  80. sedikit pandangan dari pemikiran orang awam (saya 🙂 )
    apabila menyebut menyerah kekuasaan kepada muawiyah maka maksudnya seluruh kerajaan islam berpindah kepada muawiyah, termasuk nasrani dan yahudi yang ada dalam kerajaan islam ini,

    syiah meyakini 12 imam (pemimpin) untuk orang mukmin bermula dari imam ali as, jika seorang2 itu mukmin maka peninggalan Rasulullah s.a.w ini lah sebagai petunjuk. kalau kuasa khalifah yang Nabi s.a.w tekankan maka bagaimana pula umat selepas imam mahdi ghaib? dan juga setelah 4 wakil itu wafat siapa pula yang mampu menjadi wakil imam mahdi yang juga khalifah andai khalifah kerajaan islam itu yang jadi masalahnya? dan sekarang hanya syiah yang mengumpul petunjuk dan pengajaran dari 12 imam itu untuk tidak tersesat seperti peringatan nabi s.a.w dalam hadis tsaqalin.

    hak imam ali as yang Nabi s.a.w wasiatkan di ghadir khum walau telah diambil tapi wasiat Nabi s.a.w itu masih berjalan. terpulang pada umat islam untuk memilih khalifah kerajaan islam atau imam org mukmin. bagi saya tidak terbatal wasiat itu walau yang jadi khalifah itu abu bakar cuma saja petunjuk dari imam ali as terbatas seperti kata katanya dalam nahjul balaghah Khotbah Asy-Syiqsyiqiyyah:

    “Air bah mengalir (menjauh) dari saya dan burung tak dapat terbang sampai kepada saya”

    ….dan orang mukmin yang sesungguhnya hidup di bawah tekanan sampai ia menemui Allah (saat matinya). ”

    kata2 ini menunjukkan orang mukmin yang mahu mengikut wasiat Nabi s.a.w terbatas hubungannya dengan imam ali as.

    kenapa Rasulullah mengumumkan wasiat itu pada ratusan ribu orang di ghadir khum? kenapa tidak saja kepada sahabat2nya? pada pandangan saya jika ahlulbaitnya menjadi khalifah kerajaan islam maka stiap muslim itu akan terpimpin seperti yang Nabi mahu dan apabila di didengar oleh ratusan ribu maka peringatan itu akan tersebar kepada yang tidak mendengarnya juga. mungkin rasulullah tahu hak khalifah untuk ahlulbaitnya akan dirampas jadi wasiat ini sebagai peringatan kepada siapa seseorang mukmin itu harus mengambil petunjuknya, kerana itu perintah Nabi s.a.w ini didepan ratusan ribu umatnya. dan ke 12 imam syiah tetap menjalankan perintah Allah walau bukan sebagai khalifah kerajaan islam tetapi sebagai imam orang mukmin. dan untuk yang tidak mau jadi mukmin maka ambil saja petunjuk dari abu hurairah dan lain2. WALLAHUALAM.

  81. Melanjutkan apa yang dikatakan @Al kazim, yang menjadi pertanyaan, apakah ada Alquran dan Hadis yang menerangkan bahwa mereka diangkat oleh Allah melalui Rasulnya untuk menjadi Imam? Kalau ada, maka sekalipun manusia dan jin berkumpul untuk merebut kemimpinan dari pada Imam, sementara Imam itu melekat pada diri mereka karena Allah dan Rasulnya, maka mereka tetap Imam bagi kaum muslimin

  82. @emansipasi al kazim
    >syiah meyakini 12 imam (pemimpin) untuk orang mukmin bermula >dari imam ali as, jika >seorang2 itu mukmin maka peninggalan >Rasulullah s.a.w ini lah sebagai petunjuk. kalau >kuasa khalifah >yang Nabi s.a.w tekankan maka bagaimana pula umat selepas imam >mahdi >ghaib? dan juga setelah 4 wakil itu wafat siapa pula yang >mampu menjadi wakil imam >mahdi yang juga khalifah andai khalifah >kerajaan islam itu yang jadi masalahnya? dan >sekarang hanya >syiah yang mengumpul petunjuk dan pengajaran dari 12 imam itu >untuk >tidak tersesat seperti peringatan nabi s.a.w dalam hadis >tsaqalin.

    spt saya tuliskan sebelumnya, jika membaca sejarah masa2 setelah wafat imam askari banyak pengikutnya yang menganggap beliau ghayb. Jadi soal imam adalah 12 tidak diyakini sebagian pengikut imam hasan askari sendiri. Mereka beranggapan beliaulah mahdi. Kalau bicara keadaan mayoritas syiah sekarang percaya imam 12 memang demikian adanya, tapi tidak pada awalnya.

    Jangan lupa banyak imam lainnya juga dianggap ghayb (contohnya datuknya imam askari, imam musa ibn ja’far juga dianggap ghayb sebagian syiahnya). Jadi dari sejarah awal syiah sendiri tidak ada persetujuan bahwa imam dari jalur imam musa itu 12. Yang perlu ditelaah adalah apa yang menyebabkan faham imam 12 kemudian menjadi yang dominan sementara sejarah awalnya diantara syiah pengikut imam askari sendiri tidak percaya demikian?

  83. @chany
    >Komentar anda yang merupakan pendapat anda tdk saya sanggah. Cuma saya ingin >shearing sebagai bahan pemikiran kita bersama:
    >1.Mengapa Imam Ali tdk menyerahkan kekuasaan.
    >a.Pribadai Imam Ali dan kegagahan beliau Ilmu beliau maka musuh2
    >nya masih takut dan segan
    >b.Imam Ali tdk menyangka bahwa setelah perang Jamal Muawiyah
    >melaksanakan pemberontakan
    >c. Imam Ali cukup dengan 40 pengikut yang setia mampu
    >melawan pemberomtak
    >Menurut saya dengan ketiga faktor (mungkin ada lagi) Imam Ali tdk melepaskan >Kekhalifaan.

    trims. berikut pendapat saya atas poin2 anda diatas
    ttg imam ali
    a. saya setuju imam ali memiliki kepribadian yg gagah berani & disegani, tapi ketika membaca sejarah syiah beliau tidaklah disegani pada masa khalifah 1,2 & 3.
    b. apakah benar imam ali tidak tahu? bukankah imam ali ingin menggantinya dari posisi gubernur syam sblm terjadi pemberontakan? Jadi tidak tepat beliau kaget muawiyah memberontak.
    c. ana tidak mengerti. maksud anda imam ali mampu melawan kelompok manapun hanya dengan 40 pejuang?

    >2.Mengapa Imam Hasan melepaskan kekhalifaan:
    >a.Imam Hasan mengetahui siapa Muawiyah
    >b.Ia merasa mendapat dukungan kuat dari orang2 Kufa
    >c.Setelah dalam beberapa lama berperang melawan pemberontak
    >dan banyak yang beralih ke Muawiyah, maka dengan terpaksa
    >beliau mengadakan perjanjian (bukan menyerahkan tanpa
    >syarat). Tetapi perjanjian ini dikhianati Muawiyah
    >d.Pada waktu mengadakan perjanjian sebelumnya terjadi
    >Musyawah dengan pengikutnya

    ttg imam hasan
    a. tidak tepat, karena imam hasan pasti tahu keadaan muawiyah sejak ayahnya masih hidup, bahkan sejak masa khalifah 1,2 & 3. Tapi kemudian imam hasan berijtihad berbeda dgn ayahnya.
    b. lagi2 dukungan kufa & lainnya sudah diketahui imam hasan sejak imam ali masih hidup. Jd tidak tepat imam hasan dikatakan berbuat demikian hanya setelah dukungan mereka berkurang, Dukungan sudah berkurang tp imam ali tetap berperang. Ana pernah dengar pendapat yg menyamakan ijtihad imam ali dgn uthman bin affan krn keduanya menolak menyerahkan kekuasaan kepada pemberontak bedanya uthman bin affan memilih utk tdk melawan.
    c. ini juga tidak tepat, lihat poin b.
    d. musyawarah ataupun tidak, pada akhirnya imam hasan & imam ali berijtihad sangat berbeda mengenai masalah yang sama pada kondisi yg sama.

    >Jadi menurut saya sebenarnya demi kelanjutan agama Allah dan mereka Ahlulbait >sebagai penerusnya tdk akan menyerahkan kekahalifaan kepada para munafik.

    Ana setuju dgn poin ini karena bukti imam hasan tidak menganggap muawiyah kafir/munafiq.

    >Kejadian pada Imam Hasan ini sama dengan apa yang dialami Imam Ali Pasca Rasul. >Terpaksa menyerahkan hak kekhalifaan. Jadi menurut saya tdk ada perbedaan tentang >kejadian peralihan kekhalifaan.

    Ana jadi sedikit bingung karena penjelasan anda ini bertentangan dengan penjelasan anda sebelumnya (poin 1 yang anda tulis Juni 23, 2011 at 8:06 pm). Disitu anda menulis imam ali tidak menyerahkan kekuasaan spt imam hasan karena imam ali belum menjadi khalifah. Jadi kapan imam ali menyerahkan kekhalifahannya spt halnya imam hasan? Setahu saya tidak ada dalam sejarah beliau pernah berbuat demikian.

  84. @asad
    Kelihatan terjadi salah pemahaman. Mungkin bahasa saya yang kurang jelas. Ump.
    1.Anda berkata:Ana setuju dgn poin ini karena bukti imam hasan tidak menganggap muawiyah kafir/munafiq.
    Poin ini yang anda maksudkan adalah komentar saya tgl 28 juni jam 9.35 Yang berbunyi: Jadi menurut saya sebenarnya demi kelanjutan agama Allah dan mereka Ahlulbait sebagai penerusnya tdk akan menyerahkan kekahalifaan kepada para munafik
    Anda kurang teliti mengikuti komentar saya. Anda lupa membaca kata SEBENARNYA. Sebelumnya komentar2 saya telah mengatakan bahwa Imam Ali dan Imam Hasan dengan terpaksa membiarkan kekhalifaan direbut orang lain. Jadi kata sebenarnya disini menunjukan bahaw KEKHALIFAAN BUKAN HAK ORANG MUAFIK.Tapi terpaksa dibiarkan dirampas oleh mereka.
    Jadi jelas disini Muawiyah adalah kafir.munafik. Kalau anda menganggap Muawiyah seorang Mukmin itu urusan anda
    Kemudian anda.
    Point selanjutkan anda berkata: Ana jadi sedikit bingung karena penjelasan anda ini bertentangan dengan penjelasan anda sebelumnya (poin 1 yang anda tulis Juni 23, 2011 at 8:06 pm). Disitu anda menulis imam ali tidak menyerahkan kekuasaan spt imam hasan karena imam ali belum menjadi khalifah. Jadi kapan imam ali menyerahkan kekhalifahannya spt halnya imam hasan? Setahu saya tidak ada dalam sejarah beliau pernah berbuat demikian

    Benar anda bisa binging karena anda lupa atas pertanyaan anda tgl 18 Juni dan tdk membaca jawaban saya tgl 18 Juni. Silahkan anda baca lagi diskusi kita sejak anda memasuki blok ini. Wasalam

  85. @asad

    maaf mas asad, mungkin kerana saya tidak membaca sejarah yang anda baca maka saya kurang pasti mengenainya. tapi apa yang membuat anda fikir golongan yang mempercayai imam hasan ghaib itu syiah keseluruhannya, bukankah imam ismail juga dianggap mahdi? anda seperti menghukum seluruh syiah hanya kerana sebagiannya menyimpang begitu. dan untuk mengatakan syiah 12 tidak ada pada mulanya lebih berat lagi, bagaimana hendak membuang riwayat2 shahih dari syiah tentang 12 imam hanya untuk menyokong sejarah yang anda bawa itu?

    saya cuba menjawab dengan logik akal saya, umum tahu imam2 ahlul bait terbatas hubungan dengan umat islam sehingga dengan kuasa Allah imam jaafar as dapat menyebarkan ajarannya lebih luas lagi dan keadaan seperti asalnya tetap terjadi selepas itu. apabila kerajaan islam bani umayyah dan bani abbasiyah berkuasa, terbatasnya ajaran dari ahlul bait menandakan terbatasnya juga ilmu pengikut2nya, jika seorang berteriak mengatakan imam hasan adalah mahdi dan ada yang jahil menyahut, bagaimana pula yang tetap berpegang pada imam 12?

    kalo semua orang beriman maka tidak ada lagi pengikut muawiyah, tidak terjadi perang jamal dan siffin. tidak ada khawarij juga. selagi ada sejarah imam 12 dan ajarannya, maka itulah sejarah imam 12, kalu hendak mengatakan sejarah pengikut imam hasan askari itu, bataskan saja sejarah itu sebagai sejarah mereka, bukan sejarah imam 12.

    anda seperti pernah kembali ke zaman lampau untuk menshahihkan pandangan anda. wujudnya ulama imam 12 selepas gaibnya mahdi bukti syiah imam 12 itu sendiri, dan bukti tiada kesepatan menetukan 12 imam itu hanya dari penulis sejarah yang anda baca.

  86. @asad
    jd menurut anda setelah rosul yg sah menjadi khalifah adalah abubakar?
    dr mana anda punya dalil bhw abubakar adalah khalifah yg syah ba’da rosul?.
    jelas sekali bhw dalil kekhalifahan ba’da rosul adalah ali as,kemudian hasan a.s.
    dan kedua2nya mengambil keputusan yg sama,drm konflik tsb

  87. @asad
    apa yg diperbuat abubakar,umar sama jg dgn apa yg diperbuat oleh muawiyah prihal ke khalifahan,krn mereka menolak kepemimpinan dr ali as n hasan as n keputusan yg diambil oleh ali as n hasan as,adalah keputusan yg sama,yaitu demi kemaslahatan ummat.
    Apabila anda tdk mengakui kekhalifan ali ba’da rosul berarti anda scr tdk langsung mengatakan ali telah berusaha mengambil sesuatu yg bukan haknya.krn dalil riwayat menyatakan bhw ali n fatimah diawal2 stlh wafatnya rosul telah berusaha utk mengembalikan apa yg telah diwasiat kan oleh rosul,bhw beliau adlah khalifah ba’da rosul

  88. @chany
    >Anda kurang teliti mengikuti komentar saya. Anda lupa membaca >kata SEBENARNYA. >Sebelumnya komentar2 saya telah >mengatakan bahwa Imam Ali dan Imam Hasan dengan >terpaksa >membiarkan kekhalifaan direbut orang lain. Jadi kata sebenarnya >disini >menunjukan bahaw KEKHALIFAAN BUKAN HAK ORANG >MUAFIK.Tapi terpaksa dibiarkan >dirampas oleh mereka.
    >Jadi jelas disini Muawiyah adalah kafir.munafik. Kalau anda >menganggap Muawiyah >seorang Mukmin itu urusan anda
    >Benar anda bisa binging karena anda lupa atas pertanyaan anda tgl >18 Juni dan tdk >membaca jawaban saya tgl 18 Juni. Silahkan anda >baca lagi diskusi kita sejak anda >memasuki blok ini. Wasalam

    sepertinya bukan karena saya kurang teliti, tapi karena perbedaan pendapat apakah diamnya imam ali pada masa khalifah awal dengan imam hasan yg menyerahkan kekhalifahan bisa disamakan. Menurut saya tidak bisa tapi menurut anda bisa.

    Saya berpendapat itu berbeda krn imam ali tidak dalam perang ataupun sudah dibaiat sebagai khalifah (masa khalifah 1,2 & 3), sedangkan imam hasan sudah. Jadi menurut anda bisa disamakan, menurut saya tidak bisa. Jadi saya setuju untuk tidak setuju dalam poin ini.

    Poin2 ttg imam ali & imam hasan sudah saya tanggapi, tapi yg ana penasaran adalah apa maksud anda bahwa imam ali bisa melawan pemberontak hanya dengan 40 orang?

    Saya juga penasaran maksud dari pernyataan anda “KEKHALIFAAN BUKAN HAK ORANG MUAFIK”. Apakah berarti khalifah sebelum imam hasan spt abu bakr, umar & utsman juga termasuk kafir/munafiq karena kekhalifahan mereka?

  89. >anda seperti pernah kembali ke zaman lampau untuk menshahihkan >pandangan anda. wujudnya ulama imam 12 selepas gaibnya mahdi >bukti syiah imam 12 itu sendiri, dan bukti tiada kesepatan >menetukan 12 imam itu hanya dari penulis sejarah yang anda baca.

    Anda mengutip imam ismail dianggap ghayb kan? Bukan hanya beliau, tapi saudara beliaupun imam musa juga dianggap ghayb sebagian pengikutnya.

    Ditambah lagi saudara kandung imam askari sendiri tidak mengakui beliau memiliki anak. Sampai syiah imam 12 menjuluki saudara kandung imam askari dengan julukan ja’far si pendusta karena hal tsb. Jadi tidak tepat jika anda menganggap saya mengarang2 cerita.

    Jadi penting sekali kita menganalisa apa sebab terdapat banyaknya perbedaan dari kalangan syiah pada masa itu soal siapakah imam ghayb yg semestinya.

  90. @aldj
    soal penyamaan apa yg dilakukan imam ali pada masa khalifah 1,2 & 3 dgn penyerahan khalifah oleh imam hasan sudah saya jawab ke mas chany. Jd tidak perlu saya ulangi lagi disini. Intinya keduanya tidak bisa disamakan & saya setuju untuk tidak setuju.

    Soal dalil khalifah pertama yang sah adalah imam ali kan menurut keyakinan anda. Masalah ini tergantung dari apa yang menurut anda atau saya shahih. Jadi ngga tepat saya berdalil dgn sesuatu yg menurut anda tidak shahih begitu pula sebaliknya. Contoh mudah adalah syiah sendiri tidak semuanya meyakini dalil imam ada 12 shahih kan?

  91. NB: kepada mas2 yg menanggapi tulisan saya maupun tidak, selamat beristirahat penuh weekend ini, kalau umur panjang, kita bersua lagi minggu depan insha Allah

  92. ya mas asad, bila shahih disisi anda dan tidak disisi kami, mungkin sampai kiamat pun x bisa habis. pegang saja keyakinan anda, dan teruslah bersaudara dengan kami itu lebih afdal rasanya.

  93. @asad
    hahaha…banyak dalil hadis rosul yg bicara bhw imam ali adalah khalifah ba’da rosul, klu anda berkeyakinan lain silahkan anda berikan ke saya dalil bahwa abubakar adalah khalifah ba’da rosul.
    itu klu anda tdk pake dalil “pokoknya”

  94. @alkazim
    >ya mas asad, bila shahih disisi anda dan tidak disisi kami, mungkin >sampai kiamat pun x bisa habis. pegang saja keyakinan anda, dan >teruslah bersaudara dengan kami itu lebih afdal rasanya.

    spt saya sebutkan sebelumnya yang menganggap tidak shahih bukan hanya sunni lho mas, tapi pengikut syiah sendiri pada masa itu sebagian percaya imam ghayb bukan yang ke-12.

    betul mas, kita cuma wajib mengingatkan, soal siapa percaya apa urusan masing2.

  95. @aldj
    >@asad
    >hahaha…banyak dalil hadis rosul yg bicara >bhw imam ali adalah khalifah ba’da rosul, >klu anda berkeyakinan lain silahkan anda >berikan ke saya dalil bahwa abubakar >adalah khalifah ba’da rosul.
    >itu klu anda tdk pake dalil “pokoknya”

    apa benar demikian atau itu cuma penafsiran anda? misalkan anda bicara dalil sunni, apa anda tidak tahu banyak sekali dalil2 yang tidak membenarkan pendapat anda itu?

    contoh mudah hadits ghadir yg sering dijadikan alasan bahwa rasul telah menunjuk imam ali sebagai khalifah berikutnya, padahal banyak dalil serupa yang berbicara ttg mawla tapi tidak berbicara ttg imam ali.

    Tapi apakah kemudian sunni menjadikan dalil lain itu sbg bukti bahwa pribadi atau kelompok itu ditunjuk nabi spt halnya syiah ingin menyimpulkan hadits ghadir?

    Jika kita ingin mengutip hadits ghadir sebagai bukti, maka kita juga mesti mengutip hadits lain dimana nabi juga menyebut orang atau kelompok lain sebagai mawla atau mawali beliau. Jika demikian adanya maka siapa yang sebenarnya nabi tunjuk? Atau sebenarnya mawla di hadits2 situ bukanlah spt yg syiah ingin simpulkan?

    Sunni juga bisa memakai banyak dalil, salah satunya ttg nabi memilih abu bakr ra sebagai imam pada hari2 terakhir. Sunni bisa berkata kenapa abu bakr bukan ali atau sahabat besar lainnya? Contoh itu bisa dipakai untuk menyimpulkan bahwa nabi menginginkan abu bakr menjadi imamnya muslim dibanding yang lain.

    Tapi apakah ada sunni yg percaya nabi mewajibkan demikian? Tentu tidak. Karena tidak ada hadits dimana nabi bersabda muslim wajib memilih abu bakr & mengharamkan yang lain. Jadi tidak ada sunni yang menyatakan memilih abu bakr adalah kewajiban setiap muslim spt halnya syiah mewajibkan memilih imam ali.

    Banyak syiah yang salah faham dan menganggap sunni percaya demikian, padahal tidak. Yang jadi masalah adalah ketika abu bakr dituduh pengingkar amanat nabi & perampas khalifah…itu inti permasalahnnya.

    Apa mungkin dari sekian banyak sahabat pada saat itu, nabi malah memilih seorang pengingkar perintah Allah SWT untuk mengimami umat beliau ketika beliau sendiri atau bahkan imam ali masih hidup? Tolong direnungkan.

  96. @asad
    apakah mungkinkaH juga Nabi Saw memilih Imam (bukan Imam Sholat) pengganti/penerus Risalah beliau saw orang yg dimana anaknya Sayidah Fatimah as.kecewa/sakithati (kalo tdk ingin disebut marah) pd abubakar ra.hingga Sayyidah Fatimah as. tdk berbicara 3 bulan lamanya dengan beberapa sahabat sampai meninggalnya. (shoheh Bukhori) ?? Sabda NAbi SAw , “Fatimah dariku, siapa yang menyakitinya dia menyakitiku dan menyakiti Allah swt…”. …tentang Nabi Saw memilih Abu Bakar sebagai Imam, bukan kah itu hanya Imam Solat mas? renungkan lah

  97. @asad
    mungkinkaH juga Nabi Saw memilih Imam (bukan Imam Sholat) pengganti/penerus Risalah beliau saw orang yg dimana anaknya Sayidah Fatimah as.kecewa/sakithati (kalo tdk ingin disebut marah) pd abubakar ra.hingga Sayyidah Fatimah as. tdk berbicara 3 bulan lamanya dengan beberapa sahabat sampai meninggalnya. (shoheh Bukhori) ?? Sabda NAbi SAw , “Fatimah dariku, siapa yang menyakitinya dia menyakitiku dan menyakiti Allah swt…”. …tentang Nabi Saw memilih Abu Bakar sebagai Imam, bukan kah itu hanya Imam Solat mas? renungkan lah

  98. Pertanyaan nania kok ga ada yang jawab ya? Halo bang sp,..!Pertanyaan nania kok ga ada yang jawab ya? Halo bang sp,..!

  99. @abuzillan
    >mungkinkaH juga Nabi Saw memilih Imam >(bukan Imam >Sholat) >pengganti/penerus >Risalah beliau saw >orang yg dimana >anaknya >Sayidah Fatimah >as.kecewa/sakithati (kalo tdk ingin >disebut >marah) pd abubakar ra.hingga >Sayyidah Fatimah as. >tdk >berbicara 3 >bulan lamanya dengan beberapa >sahabat >sampai >meninggalnya. (shoheh Bukhori) ?? >Sabda NAbi SAw , “Fatimah >dariku, siapa >yang >menyakitinya dia menyakitiku dan >menyakiti >Allah >swt…”. …tentang Nabi Saw >memilih Abu Bakar >sebagai >Imam, bukan >kah itu hanya Imam Solat mas? >renungkan >lah

    saya cuma mengingatkan bahwa setiap hadits bisa disimpulkan menurut apa yang ingin anda simpulkan kalau anda mengabaikan hadits2 lainnya atau mengabaikan latar belakang nabi saaw bersabda demikian.

    mungkin saja abu bakr dipilih nabi hanya untuk menjadi imam shalat & tidak ada sunni yang mengatakan memilih abu bakr adalah wajib krn tidak ada satupun sabda nabi dimana beliau berkata abu bakr atau ali atau umar dll wajib dipilih setelah beliau. Abu bakr sendiri tidak merasa dia wajib menjadi khalifah sehingga beliau berusaha mencalonkan sahabat lain.

    hadits yang membuat marah fatimah membuat marah nabi saaw tidak tepat anda jadikan bukti bahwa abu bakr menyakiti nabi. Apakah anda tidak tahu latar belakang nabi bersabda demikian justru berkaitan dengan kejadian antara fatimah & imam ali bukan ttg abu bakr?

    Sebelum kutip hadits, saya yang sunnipun suka bertanya dulu kepada alim/ustadz agar tidak asal menyimpulkan, apalagi anda yang bukan sunni.

    Apakah tepat jika saya kemudian menyimpulkan imam ali menyakiti Allah & nabi krn hadits itu? Sangat tidak pantas & tidak akan pernah saya atau sunni lainnya akan menyimpulkan seperti itu.

  100. @asad
    Jawaban sangat mengambang.
    Lagi pula semua yang komentar disini punya potensi salah ataupun benar, jadi silakan anda menguji statement mereka jika anda merasa tidak cocok. terlebih ketika anda menganggapnya salah, jangan hanya menyalahkan tanpa mengajukan argumen anda.
    Jika semua yang tidak sesuai dengan penafsiran/pemahaman/keyakinan anda kemudian anda katakan belum cukup membaca, ataupun hanya karena bukan sunni, ataupun anda anggap belum melihat semua dalil, maka komentar anda adalah sia2 dan tidak mengena. Karena jika cara anda dibenarkan, maka apapun yang anda (siapapun) katakan akan mentah hanya dengan mengulang/mengcopy cara anda. Jika saya tidak sepemahaman dengan anda maka anda masih belum membaca semua buku/dalil yang terkait… :D.

    Ditunggu argumen atas keberatan2 anda.

    salam damai

  101. entah kenapa saya baru sedar yg mas asad sebenarnya membawa riwayat2 dari sunni untuk meghujah syiah, awalnya dulu saya sangkakan hujahnya juga dari syiah (disebabkan tiada rujukan kitab yg ditulis) walaupun sy tau mas asad adalah sunni. maka saya pikir mgkin ada riwayat yg belum saya jumpa sepanjang pembelajaran saya.
    dan tentang hadis fitnah kepada imam ali as dengan fatimah as, boleh dikatakan asad x membaca kebanyakan artikel mas sp. maka mas asad mengatakan “Apakah anda tidak tahu latar belakang nabi bersabda demikian justru berkaitan dengan kejadian antara fatimah & imam ali bukan ttg abu bakr?’
    sepatutnya mas asad mengambil jga pandangan syiah tentang hal itu dari mengatakan “syiah tidak tahu latar belakang nabi bersabda demikian” kerana tiap persoalanya juga perlu di lihat jawapan dari syiah.

  102. @truthseeker08

    gaya tulisan dan bahasa anda sgt mirip mas SP. 🙂

  103. @Emansipasi Al_Kazim
    ooo.. begitu kah?.. 🙂

    Salam kenal saudara Al Kazim.

  104. @truthseeker
    >Jawaban sangat mengambang.
    >Lagi pula semua yang komentar disini punya potensi salah ataupun benar, >jadi silakan anda menguji statement mereka jika anda merasa tidak cocok. >terlebih ketika anda menganggapnya salah, jangan hanya menyalahkan tanpa >mengajukan argumen anda.

    Sepengetahuan saya, saya sudah menjelaskan pendapat2 saya disini. Apakah tulisan anda berkaitan dgn hadits mawla atau tulisan abuzillan atau soal tidak semua pengikut imam percaya imam ada 12 atau yang lain nih?

    Anda menilai jawaban saya sangat mengambang tapi komentar anda sendiri mengambang & tidak jelas merespon tulisan saya untuk siapa & yang mana. Walau begitu trims & salam kenal dari sesama penulis mengambang 😀

  105. @kazim
    >entah kenapa saya baru sedar yg mas asad sebenarnya membawa >riwayat2 dari >sunni untuk meghujah syiah, awalnya dulu saya >sangkakan hujahnya juga dari >syiah (disebabkan tiada rujukan >kitab yg ditulis) walaupun sy tau mas asad >adalah sunni. maka >saya pikir mgkin ada riwayat yg belum saya jumpa >sepanjang >pembelajaran saya.
    >dan tentang hadis fitnah kepada imam ali as dengan fatimah as, >boleh >dikatakan asad x membaca kebanyakan artikel mas sp. maka >mas asad >mengatakan “Apakah anda tidak tahu latar belakang >nabi bersabda demikian >justru berkaitan dengan kejadian antara >fatimah & imam ali bukan ttg abu >bakr?’

    mas, tergantung apa yang dibicarakan. Kalau anda bicara soal tulisan ana bahwa tidak semua pengikut imam atau saudara kandung imam hasan askari percaya imam ada 12 memang ana ambil dari sumber syiah, tapi jawaban saya ke abuzillan itu tentunya dari sumber sunni karena dia, abuzillan menulis dari “(shoheh Bukhori)”.

    Jadi saya bertanya apakah dia tidak tahu hadits “marah” yg dia bicarakan justru berkaitan dengan kejadian antara imam ali & fatimah menurut sunni. Okelah saya maklum, mungkin dia mengutip hadits sunni itu karena ketidaktahuan dia akan latarbelakang hadits tsb.

    Bukankah lebih baik anda mengkritik abuzillan agar tidak lagi memakai hadits yang syiah percaya mefitnah imam ali?

  106. @Asad

    Maaf saya hanya mau menanggapi komentar anda yang ini

    hadits yang membuat marah fatimah membuat marah nabi saaw tidak tepat anda jadikan bukti bahwa abu bakr menyakiti nabi. Apakah anda tidak tahu latar belakang nabi bersabda demikian justru berkaitan dengan kejadian antara fatimah & imam ali bukan ttg abu bakr?

    Yang menjadi hujjah adalah matan hadisnya. Latar belakang yang anda sebut berkaitan dengan Imam Ali itu terjadi sebelum Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengucapkan sabda tersebut. Setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengucapkan sabda tersebut maka Imam Ali mematuhinya

    Sabda Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] tersebut tetap berlaku untuk seterusnya sampai ke masa Abu Bakar juga. Kalau terbukti Abu Bakar membuat marah Sayyidah Fathimah maka sama saja halnya Abu Bakar membuat marah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]

    Sebelum kutip hadits, saya yang sunnipun suka bertanya dulu kepada alim/ustadz agar tidak asal menyimpulkan, apalagi anda yang bukan sunni.

    suatu kesimpulan benar atau tidak, tidaklah tergantung pada apakah itu sunni atau syiah, kebenaran dapat dilihat dari argumen atau hujjahnya

    Apakah tepat jika saya kemudian menyimpulkan imam ali menyakiti Allah & nabi krn hadits itu? Sangat tidak pantas & tidak akan pernah saya atau sunni lainnya akan menyimpulkan seperti itu.

    Jelas tidak tepat karena setelah mendengar hadis Rasulullah [shalllallahu ‘alaihi wasallam] tersebut Imam Ali mematuhinya

  107. >Yang menjadi hujjah adalah matan hadisnya. Latar belakang yang anda >sebut berkaitan dengan Imam Ali itu terjadi sebelum Rasulullah >[shallallahu ‘alaihi wasallam] mengucapkan sabda tersebut. Setelah >Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengucapkan sabda tersebut >maka Imam Ali mematuhinya

    Ok, sebelum saya menanggapi, perlu kejelasan posisi anda dimana. berkaitan dengan sebab nabi saaw bersabda demikian. Apakah anda percaya spt al kazim bahwa itu tidak karena marahnya fatimah kepada imam ali?

  108. @Asad

    posisi saya menjelaskan bahwa hadis “siapa yang membuat marah Fathimah itu berarti membuat marah Nabi”. Hadis ini matannya jelas berlaku bagi siapa saja termasuk Abu Bakar.

    Memang ada sebagian pembela Abu Bakar menjadikan hadis itu untuk menyudutkan Imam Ali, mereka mau berkata kalau Abu Bakar dikenakan hadis itu maka Imam Ali lebih layak dikenakan hadis itu. Kalau Imam Ali tidak mau dikenakan hadis itu maka Abu Bakar pun juga tidak. Saya menangkap kesan seperti itu dari komentar anda.

    Cara berhujjah seperti ini bathil dengan dua alasan yaitu Alasan pertama : dalam peristiwa Imam Ali tidak disebutkan Sayyidah Fathimah sedang marah kepada siapa, apakah kepada Imam Ali atau kepada mereka yang menawarkan putrinya kepada Imam Ali. Tetapi dari hadis itu disebutkan bahwa setelah Sayyidah Fathimah mengadukan kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam], Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] langsung berkhutbah dihadapan orang banyak dan menyatakan hadis tersebut. Saya pribadi lebih berpandangan kalau Sayyidah Fathimah marah kepada mereka yang menawarkan putrinya kepada Imam Ali jadi wajar kalau Nabi [shallahu ‘alaihi wasallam] menyampaikan hadis itu kepada banyak orang agar tidak ada satu orangpun diantara mereka menawarkan putrinya kepada Imam Ali sehingga membuat Sayyidah Fathimah marah. Jika memang itu kesalahan Imam Ali maka yang Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] lakukan adalah langsung pergi menemui Imam Ali dan menyampaikan hadis tersebut kepadanya.

    Alasan kedua : Anggap saja mereka yang menyalahkan Imam Ali itu benar, maka hadis ini pun juga tidak bisa dikenakan kepada Imam Ali karena setelah mendengar hadis tersebut, Imam Ali mematuhinya sehingga dalam sejarah masyhur bahwa Sayyidah Fathimah adalah satu-satunya istri Imam Ali sampai Sayyidah Fathimah wafat.

    Berbeda dengan Imam Ali, kasus Abu Bakar sangat jelas menunjukkan kalau Sayyidah Fathimah marah kepadanya [dan itu pun disebutkan sampai tidak berbicara kepada Abu Bakar hingga Sayyidah Fathimah wafat]. Dalam kasus ini pun Abu Bakar sudah mengetahui hadis “membuat marah Sayyidah Fathimah berarti membuat marah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]” atau “menyakiti Sayyidah Fathimah berarti menyakiti Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Abu Bakar telah mengetahui hadis tersebut tetapi tetap saja ia membuat Sayyidah Fathimah marah maka Abu Bakar terkena dengan hadis tersebut.

    Kemarahan Sayyidah Fathimah adalah hujjah. Kisah Imam Ali menunjukkan bahwa kemarahan Sayyidah Fathimah membuat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] membelanya dengan menisbatkan kemarahan itu kepada beliau sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kemarahan Sayyidah Fathimah adalah hujjah seperti kemarahan Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam], sebagaimana Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] tidak akan marah kecuali dalam kebenaran. Seharusnya kalau Abu Bakar memahami hadis tersebut maka kemarahan Sayyidah Fathimah akan menjadi hujjah bagi Abu Bakar untuk mengembalikan apa yang ia ambil dari hak Sayyidah Fathimah.

  109. @SP

    Menyangkut hadits “marahnya Fatimah adalah marahnya Rasul saw” apakah benar asbabun nuzulnya berkaitan dgn keinginan Imam Ali menikah lagi (entah dg siapa?)

    Salam

  110. @SP

    Trims. Sdh tau rupanya ada yg mau nanya 🙂

    Salam

  111. @armand
    kasyaf

  112. @SP
    apakah hadis mengenai marahnya fatimah tersebut berlaku bagi setiap kondisi? dalam arti segala hal (apapun) yang membuat fatimah marah termasuk hal hal kecil termasuk dalam hadis tersebut?

    lalu bagaimana dengan hadis yang mengatakan “tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan muslim yang lain lebih dari tiga malam” ??
    dan hadis “janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam”
    bukankah hadis hadis tersebut bertolak belakang dengan yang mengatakan fatimah marah kepada abu bakar hingga meninggal ?? atau mungkinkah fatimah tidak mengetahui hadis tersebut ??

  113. @taufiq
    anda mesti melihat sebab dr sesuatu,bukan akibat dr sesuatu.
    andai saja abubakar berhenti menzalimi fatimah tentu kemarahan fatimah akan tidak selama itu.
    karna abubakar tdk berhenti menzalimi fatimah maka sangat wajar apabila fatimah pun tdk berhenti kemarahannya trhdp abubakar.
    begitu pula allah dan rosulnya,apabila manusia tdk berhenti berbuat zalim maka allah pun tdk memberi ampunan kepada si penzalim,kecuali dia bertaubat n memohon ampun.
    jadi anda harus melihat dr sisi sebab…maka ada akibat
    krn anda enggan mengkritisi prilaku abubakar,lalu anda tega menyalahkan orang yg telah dizalimi(fatimah)

  114. @aldj
    ada tanggapan mengenai jawaban saya kepada anda yang terakhir soal hadits mawla & khalifah stlh nabi mas?

  115. @SP/truthseeker
    >Memang ada sebagian pembela Abu Bakar menjadikan hadis itu >untuk menyudutkan Imam Ali, mereka mau berkata kalau Abu >Bakar dikenakan hadis itu maka Imam Ali lebih layak dikenakan >hadis itu. Kalau Imam Ali tidak mau dikenakan hadis itu maka >Abu Bakar pun juga tidak. Saya menangkap kesan seperti itu >dari komentar anda.
    > Cara berhujjah seperti ini bathil dengan dua alasan

    Saya tidak perlu jadi pembela abu bakr dengan menyudutkan sahabat lainnya, apalagi menyudutkan imam ali.

    Imam ali mentaati nabi saaw dgn tidak menikah & begitu pula abu bakr taat amanat nabi saaw dgn tidak menyerahkan fadak. Jika ingin memakai hadits sunni, mengapa dipilih2 & mengabaikan hadits sunni lainnya?

    Saya setuju, cara berhujjah dgn menyudutkan imam ali (& juga sahabat lain) adalah cara bathil. Memilih2 hadits sunni tertentu & melupakan hadits sunni yang lain juga bathil.

    Permasalahannya bagi syiah, fatimah maksum & tidak mungkin salah soal ini, sedangkan bagi sunni bukan hanya fatimah tapi semua sahabat bahkan istri2 nabi saaw bisa saja tidak tahu semua sabda nabi saaw.

    Apa yang disampaikan abu bakr dibenarkan sahabat lainnya. Dan kenyataannya pada masa imam ali & imam hasan, tidaklah mereka merubah apa yang abu bakr lakukan. Saya tidak akan kaget jika kemudian ada yang berusaha membantah kenyataan itu.

    >Sikap Abu Bakar yang berhujjah dengan hadis Nabi [shallallahu >’alaihi wasallam] tidak mewariskan, jelas tidak pada >tempatnya sebagaimana tidak pada tempatnya dalam peristiwa >Imam Ali seseorang berhujjah dengan bolehnya poligami di >dalam Al Qur’an.

    Anda membandingkan sesuatu yang berbeda. Tidak pantas muslim berhujjah dgn menolak perintah nabi saaw, tapi apakah abu bakr tidak pantas menolak permintaan fatimah setelah mendengar sabda nabi saaw bahwa beliau saaw tidak meninggalkan warisan?

    Saya yakin bukan pertama kali anda membahas masalah ini, demikian pula ini bukan pertama kalinya untuk saya.

    Jadi tidak mungkin bisa kita setuju soal ini ketika ada jurang pemisah yang sangat dalam berkaitan kepercayaan syiah akan kemaksuman fatimah dengan kepercayaan sunni bahwa beliau tidaklah maksum.

  116. Maaf turut nimbrung

    @taufik

    Tapi apakah abu bakr tidak pantas menolak permintaan fatimah setelah mendengar sabda nabi saaw bahwa beliau saaw tidak meninggalkan warisan?

    Ada pertanyaan yg sy rasa bisa menghilangkan keragu-raguan, yg mampu mendudukkan persoalan sebagaimanamestinya dalam persengketaan fadaq ini; yakni, tidakkah terfikir oleh saudara @taufik bahwa Sayyidatina Fatimah adalah sosok yg seharusnya paling mengetahui hak warisnya dibanding orang lain? bahkan dibanding Abubakar sekalipun? Adakah menurut saudara Nabi saw hanya menjelaskan kepada Abubakar dan tdk menjelaskan kepada anaknya? Mungkinkah itu?

    Dari sisi ini sesungguhnya bukan hanya Sayyidatina Fatimah yg saudara ragukan kejujurannya bahkan Nabi saw pun secara tdk sengaja sdh saudara ragukan sifat Amanah dan Penyampainya. Cobalah direnungkan.

    Kemudian, bukankah pada persengketaan itu ada Yang Dizalimi dan ada Yang Menzalimi? Dimanakah, sebagai umat yang mengaku umat Muhammad saw, harusnya menurut pembelaan kita berikan?

    Tidak ada pilihan lain bagi kita, Abubakar yg tidak jujur dan merampas hak atau Sayyidatina Fatimah yg ngotot meminta yg bukan haknya. Jika yg kedua saudara pilih, maka saudara juga telah mengklaim ketidakbenaran sifat Amanah dan Penyampai dari Nabi saw.

    Salam

  117. Maaf komennya itu untuk @asad. @asad & @taufik suka katukar

  118. @asad

    Jadi tidak mungkin bisa kita setuju soal ini ketika ada jurang pemisah yang sangat dalam berkaitan kepercayaan syiah akan kemaksuman fatimah dengan kepercayaan sunni bahwa beliau tidaklah maksum.

    Ketidakpercayaan bersumber dari ketidaktahuan. Ketidaktahuan akan hilang dgn membaca, mendengar atau melihat. Pengetahuan belum cukup menjadi penyadaran/pencerahan/hidayah bila tidak diringi dengan tafakkur/perenungan.

    Informasi mengenai kesucian Sayyidatina Fatimah sdh tersedia. Tinggal mau tidak kita membaca dan merenungkannya.

    Salam

  119. @Asad

    Saya ingin meluruskan bahwa orang yang anda sebut SP itu adalah orang yang berbeda dengan truthseeker. Jadi tolong jangan dicampuraduk antara kedua orang itu. yang satu masih muda dan yang satunya udah tua :mrgreen:

    Saya tidak akan berkomentar lebih jauh karena saya sudah pernah membahas masalah ini secara khusus. Soal kemaksuman maka itu tidak perlu anda kaitkan disini, karena maaf saja saya sendiri tidak ada urusan dengan kemaksuman versi Sunni dan Syiah. Dasar saya membela Sayyidah Fathimah karena Beliau adalah ahlul bait yang disucikan, beliau adalah ahlul bait salah satu Ats Tsaqalain yang menjadi pegangan bagi para shabat dan umat islam. Hal ini telah jelas berdasarkan hadis-hadis shahih yang saya teliti dan dan sudah pernah dibahas di blog ini. Sahabat Nabi juga bisa salah dan maaf banyak petunjuk yang menguatkan kalau Abu Bakar salah dalam hal ini. Salam 🙂

  120. @aldj
    wah sepertinya anda sangat benci pada Abu bakr.
    anda mengatakan “abubakar tdk berhenti menzalimi fatimah maka sangat wajar apabila fatimah pun tdk berhenti kemarahannya trhdp abubakar” bisa tolong anda sebutkan penzaliman apa saja yang dilakukan Abu bakr terhadap Fatimah?

    mengenai fadak sendiri adakah yang tau berapa luas tanah tersebut? lalu bagaimana halnya bila dihubungkan dengan “warisanku tidaklah dibagi-bagi baik berupa dinar maupun dirham. selain yang aku tinggalkan selain berupa nafkah untuk istri-istriku dan para pekerjaku, semuanya adalah sebagai sadaqah”

  121. @taufiq
    anda berprasangka,klu anda katakan sy membenci abubakar,
    padahal pertanyaan awal anda tentang kemarahan fatimah justru menunjukan anda berprasangka ke pada fatimah,yg justru beliaulah yg terzalimi
    lucu sekali anda tanyakan ke saya prihal abubakar apa yg dizalimi abubakar terhadap fatimah.??
    sedang pernyataan awal anda mempertanyakan lama marahx fatimah ke abubakar.
    apakah maksud anda fatimah marah tanpa sebab?
    tentu saja marah fatimah krn beliau merasa terzalimi.
    pertanyaan anda seberapa luas tanah fadak tdk ada hubungannya dgn diskusi kita,n spy tdk trll menyimpang jd sy tdk tanggapi.
    soal warisan nabi,sdh ditulis oleh @SP dijudul yg lain.
    intinya
    1.hanya abubakar yg meriwayat kan hadits tsb
    2.terbukti abubakar pernah hendak mengembalikan tanah fadak ke ahlulbait.tp niatan nya berubah
    3.aisyah pernah menuntut ke utsman akan warisan dr nabi.tp ditolak utsman.shngga aisyah pun murka kpd utsman
    4.beberapa khalifah mengembalikan tanah fadak tsb ke ahlulbait
    Selama abubakar tdk mengembalikan tanah fadak n selama itu pula abubakar menzalimi fatimah.

  122. @asad
    apa yg mesti saya tanggapi dr anda?
    saya berbicara dalil anda berbicara pendapat ahlusunnah.
    tentu saja sebagian besar ahlusunnah akan berpendapat ali bukan lah khalifah ba’da rosul.klu mereka berpendapat berbeda tentu akan gugurlah keyakinan mereka.
    tp klu bebicara dalil sanagatlah banyak,bhwsanya ali lah sebagai pewaris nabi,dalam segala hal termasuk kepemimpinan.
    soal mawla abubakar sendiri pernah berkhotbah dgn kata2 yg sama. artinya abubakar sendiri menafsirkan mawla jg kepemimpinan.
    saya hanya minta berikan sy dalil bahwa abubakar pernah ditunjuk sebagai pemimpin/khalifah/pewaris nabi.sebagaimana ali pernah disebutkan dalam berbagai riwayat.
    klu anda masih ngeyel juga,krn tdk memberikan dalil.maka sy ingin anda memberikan jawaban kesaya berkenaan dgn hadits.
    1.”setelah aku ada 12 khalifah semua dr qurays”
    tolong berikan kesaya siapa yg 12 itu baik dalil dr anda sendiri ataw yg lainnya.
    2.barang siapa mati tdk mengenal imam pada zaman nya maka matinya mati jahiliyyah”
    yg sy tanyakan siapa imam zaman setelah rosul?

  123. maksud saya “wali”

  124. kasian ya nania, ga ada yang jawab pertanyaannya

  125. @armand
    >Tidak ada pilihan lain bagi kita, Abubakar yg
    >tidak jujur dan merampas hak atau Sayyidatina
    >Fatimah yg ngotot meminta yg bukan haknya. Jika
    >yg kedua saudara pilih, maka saudara juga telah
    >mengklaim ketidakbenaran sifat Amanah dan
    >Penyampai dari Nabi saw.
    >Salam

    – Bagaimana fatimah bisa disebut ngotot meminta yang bukan haknya kalau beliau tidak mengetahui sabda itu? Kata ngotot tidak pantas disandangkan kepadanya, karena beliau hanya meminta sekali & setelah itu tidak lagi.

    Tidakkah anda pernah berpikir mengapa ketika imam ali menjadi khalifah, beliau tidak membagi2kan fadak untuknya, anak2nya atau istri2 nabi saaw yang masih hidup? Imam ali tetap menjalankan apa yang dijalankan abu bakr.

    – Bagaimana pula abu bakr tidak jujur & merampas hak orang lain padahal dia mengamalkan apa yang nabi saaw amanatkan?

    – saya percaya nabi saaw sudah menyampaikan bahwa beliau tidak meninggalkan warisan tapi anda masih mau mengibaratkan spt ana menganggap nabi tidak beramanah? Audzubillah. Kalau anda bertanya mengapa anak kandungnya sendiri tidak tahu, mengapa anda tidak juga bertanya mengapa istri beliau (yg tentunya lebih tahu beliau & lebih sering bersamanya daripada anaknya sendiri) tidak tahu?

    Tapi ada satu hal yang terlihat sangat janggal dari pembahasan masalah ini & dengan sengaja atau tidak sengaja dilupakan. Mengapa hanya 1 orang yg dibicarakan sementara masih hidup istri2 nabi saaw?

    Bahkan salah satu istri nabi saaw yg masih hidup adalah aisyah, anak kandung abu bakr sendiri. Abu bakr menjalankan amanah nabi saaw biarpun berakibat anak kandungnya sendiri tidak mendapatkan bagian fadak. Apakah fakta itu sengaja ditutup2i?

  126. @armand
    wahh…parah
    ternyata asad tdk tau sejarah,
    @asad
    bc sejarah dgn benar ya,jgn cuma baca pendapat ibnu taimiyah aja,
    ibnu taimiyah super ngawur berpendapat masalah sejarah,terutama yg berhub dgn ahlulbait,

  127. @SP
    >Saya ingin meluruskan bahwa orang yang anda sebut SP itu adalah >orang yang berbeda dengan truthseeker. Jadi tolong jangan >dicampuraduk antara kedua orang itu. yang satu masih muda dan >yang satunya udah tua

    Anda menjawab kebetulan ketika saya membahas hal yang sama dgn truthseeker, ditambah saya sama pendapat dgn al kazim bahwa gaya menulis truthseeker mirip sekali dgn gaya menulis anda. Sori kalau gitu.

    >Saya tidak akan berkomentar lebih jauh karena saya sudah pernah >membahas masalah ini secara khusus. Soal kemaksuman maka itu >tidak >perlu anda kaitkan disini, karena maaf saja saya sendiri tidak >ada >urusan dengan kemaksuman versi Sunni dan Syiah. Dasar saya

    tentu berkaitan sekali mas, karena kepercayaan maksumlah yg menimbulkan pendapat fatimah pasti benar sehingga abu bakr pasti salah walaupun yang lain membenarkan apa yang abu bakr lakukan.

    >membela Sayyidah Fathimah karena Beliau adalah ahlul bait yang >disucikan, beliau adalah ahlul bait salah satu Ats Tsaqalain yang >menjadi pegangan bagi para shabat dan umat islam. Hal ini telah >jelas berdasarkan hadis-hadis shahih yang saya teliti dan dan sudah >pernah dibahas di blog ini. Sahabat Nabi juga bisa salah dan maaf >banyak petunjuk yang menguatkan kalau Abu Bakar salah dalam hal >ini. Salam

    Kalau memang benar anda sudah meneliti hadits2 shahih (sunni) semestinya anda tidak akan menganggap abu bakr perampas hak fadak, tapi justru anda akan mengakui keistiqomahan beliau dalam menjalankan amanat nabi saaw.

    Jadi ana heran hadits2 shahih apa yang anda teliti? Yang pasti anda bukanlah sunni karena berpendapat abu bakr salah soal ini. Misalkan anda bukan syiah, maka saya tidak tahu kelompok selain syiah yang memiliki pendapat abu bakr merampas hak fatimah.

    Tidak akan ada sunni yang membantah bahwa sahabat nabi saaw bisa salah, spt halnya syiah membantah fatimah bisa salah. Tapi pendapat abu bakr dibenarkan sahabat lainnya bahkan imam ali tidak membagi2kan fadak ketika beliau menjabat khalifah.

    Jadi pendapat salahnya abu bakr ini sangat berkaitan dengan kepercayaan kemaksuman fatimah. Kalau anda berkata itu tidak ada hubungannya, ya hak anda untuk berpendapat demikian.

  128. >maksud saya wali

    @aldj

    >tp klu bebicara dalil sanagatlah banyak,bhwsanya
    >ali lah sebagai pewaris nabi,dalam segala hal
    >termasuk kepemimpinan.
    >soal mawla abubakar sendiri pernah berkhotbah dgn
    >kata2 yg sama. artinya abubakar sendiri
    >menafsirkan mawla jg kepemimpinan.

    kita bicara hadits ghadir kan? kenapa dari mawla berubah ke wali? Hadits ghadir menyebut mawla & kalau mawla ditafsirkan kepemimpinan, berarti bukan hanya ahlulbayt, tapi kelompok lain yang nabi saaw pernah sebut sebagai mawla-nya juga berhak menjadi pewaris nabi saaw bukan?

    >saya hanya minta berikan sy dalil bahwa abubakar
    >pernah ditunjuk sebagai pemimpin/khalifah/pewaris
    >nabi.sebagaimana ali pernah disebutkan dalam
    >berbagai riwayat.

    Berbagai riwayat siapa nih? Maksud anda riwayat syiah atau sunni? Saya sudah jawab mas. Apa anda tidak membaca apa yang saya tulis sebelumnya? Tidak ada hadits dimana nabi saaw menunjuk atau mewajibkan abu bakr ataupun ali ataupun siapapun sebagai penggantinya.

    >klu anda masih ngeyel juga,krn tdk memberikan
    >dalil.maka sy ingin anda memberikan jawaban

    Mudah2an ini bukan kebiasaan anda yang tidak mau membaca tulisan orang yg berbeda pendapat. Tidak
    setuju boleh2 saja, tapi paling tidak disimak & jangan terburu2 membaca sehingga tidak bertanya 2 kali.

    >kesaya berkenaan dgn hadits.
    >1.”setelah aku ada 12 khalifah semua dr qurays”
    >tolong berikan kesaya siapa yg 12 itu baik dalil
    >dr anda sendiri ataw yg lainnya.

    Sebelum anda bertanya kepada saya, sebaiknya anda mempelajari sejarah ghayb imam maksum. Kalau
    memang para pengikut imam sudah mengetahui siapa imam mereka atau nabi saaw sudah bersabda jelas
    siapa nama2 mereka, mengapa pengikut imam saat itu berbeda pendapat tentang siapa imam yang ghayb?

    Dan itu bukan cuma imam ke-12, tapi juga imam2 sebelum itu.Kalau memang sudah diketahui & riwayat mutawwatir, lalu mengapa ahlulbayt yang darah daging imam hasan askari sendiri tidak percaya saudara kandungnya memiliki anak yang adalah imam ghayb?

    Sebaiknya anda pelajari dulu sejarah perbedaan pendapat di kalangan syiah sendiri tentang siapa imam yang
    ghayb sebelum bertanya siapa 12 khalifah sunni. Aneh bertanya ke orang lain sementara sejarah syiah bahwa mereka tidak
    sepakat ttg siapa imam 12 mereka saja anda tidak tahu.

    Saya ngga tahu apakah mudah mendapatkan 2 kitab ini di negara anda tinggal, tapi saya sarankan baca:
    – kamaluddin wa tamam-nya syaikh saduq
    – kitab al ghayba-nya syaikh tusi

    Sebelum bertanya siapa khalifah sunni, pelajari dulu sejarah sendiri.

  129. @asad
    perkara khalifah ba’da rosul SP sdh menulisnya,jelas sekali dalil tersebut menyatakan bhw ali ada lah khalifah ba’da rosul.
    dan dalil tsb asalnya dr ahlusunnah.
    ingat yg kita bicarakan dalil hadits,klu pendapat semua bisa berpendapat lain,maka itu sy minta dalil yg sama paling tdk mirip dr anda perihal abubakar,spy penolakan anda terhadap dalil ali bukan hanya sekedar pendapat tanpa dalil
    tp tdk ada salahnya sy muat lg dalil hadits tsb

    ثنا محمد بن المثنى حدثنا يحيى بن حماد عن أبي عوانة عن يحيى ابن سليم أبي بلج عن عمرو بن ميمون عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لعلي أنت مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنك لست نبيا إنه لا ينبغي أن أذهب إلا وأنت خليفتي في كل مؤمن من بعدي

    Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hamad dari Abi ‘Awanah dari Yahya bin Sulaim Abi Balj dari ‘Amr bin Maimun dari Ibnu Abbas yang berkata Rasulullah SAW bersabda kepada Ali “KedudukanMu di sisiKu sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja Engkau bukan seorang Nabi. Sesungguhnya tidak sepatutnya Aku pergi kecuali Engkau sebagai KhalifahKu untuk setiap mukmin setelahKu.

  130. @aldj
    Terkait dengan jawaban anda tentang khalifah ba’da rasul, lebih baik diarahkan agar assad membaca topik yg pernah di-posting oleh SP, agar fokus ke topik diskusi.

    Salam

  131. @taufik

    “janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam”

    Sebaiknya anda lebih berhati2 dan bersikap adil. ketika berbicara ahlou bayt anda mencari segala celah untuk menggugurkan kemuliaan mereka, dan mencari dalil untuk menggugat mereka.
    Namun ketika bicara sahabat anda menggunakan segala cara untuk membela dan mensucikan mereka. Jika sahabat membunuh dan menzalimi sesama muslim maka anda beri mereka pahala satu karena berijtihad.
    Mengapa anda tidak lontarkan hadits tsb kepada para sahabat yang telah saling membunuh, membenci dan bermusuhan? Mengapa anda gunakan prasangka baik tanpa batas kepada mereka, namun anda tuduh ghuluw mereka yang meletakkan ahlul bayt pada derajatnya?

    @Asad

    Dan itu bukan cuma imam ke-12, tapi juga imam2 sebelum itu.Kalau memang sudah diketahui & riwayat mutawwatir, lalu mengapa ahlulbayt yang darah daging imam hasan askari sendiri tidak percaya saudara kandungnya memiliki anak yang adalah imam ghayb?

    Anggap saja riwayat tsb sahih. Tetap ini bukanlah dalil, ini hanya prasangka anda. Tidak ada kebenaran gugur hanya karena pengikutnya berbuat salah.
    Bagaimana anda menjelaskan, penolakan anak Nabi Nuh thd Beliau yang sudah jelas2 Nabi?, bagaimana penolakan ahlul kitab thd kenabian Rasulullah SAW yang sudah jelas dalam kitab2 mereka.
    Jangan naif mas Asad, setiap manusia yang tidak maksum, maka mereka tetap bisa berbuat kebatilan. Tidak layak anda gunakan kesalahan mereka untuk menolak kebenaran.

    Tidakkah anda pernah berpikir mengapa ketika imam ali menjadi khalifah, beliau tidak membagi2kan fadak untuknya, anak2nya atau istri2 nabi saaw yang masih hidup? Imam ali tetap menjalankan apa yang dijalankan abu bakr.

    Lagi2 kenaifan anda sangat menonjol.
    Imam Ali tidak membagi2kan tanah Fadak bukanlah dalil bahwa warisan itu tidak ada, masih ada puluhan alasan bagi Imam Ali untuk tidak melakukan itu.
    Jangan anda mengukur derajat orang lain (Imam Ali) dengan derajat anda.
    Silakan renungkan baik2 apa kira alasan Imam Ali untuk tidak melakukan hal tsb. 🙂

    salam damai

  132. @aldj
    >perkara khalifah ba’da rosul SP sdh menulisnya,jelas sekali dalil
    >tersebut menyatakan bhw ali ada lah khalifah ba’da rosul.
    >dan dalil tsb asalnya dr ahlusunnah.
    >ingat yg kita bicarakan dalil hadits,klu pendapat semua bisa
    >berpendapat lain,maka itu sy minta dalil yg sama paling tdk mirip dr >anda perihal abubakar,spy penolakan anda terhadap dalil ali bukan
    >hanya sekedar pendapat tanpa dalil

    Jelas karena memang anda mau mengartikannya spt itu. Toh banyak hadits ahlussunnah yang tidak sesuai dengan pendapat anda tapi anda lupakan & buang, seolah2 tidak ada.

    Karena anda meminta contoh hadits perihal abu bakr yang mirip, saya berikan contoh hadits khalil.

    Nabi muhammad saaw memakai perumpamaan hubungan nabi musa & nabi harun di hadits yg anda kutip, tapi berkenaan dengan abu bakr, nabi saaw memakai perumpamaan hubungan beliau & Allah SWT.

    Inti hadits itu nabi saaw bersabda kalau saja beliau bisa mengambil khalil selain dari Allah SWT, beliau akan mengambil Abu Bakr sebagai khalilnya.

    Kalau saya cuma baca 1 hadits & tidak pernah baca atau tutup mata akan hadits2 lain, mungkin saya juga akan mengartikan abu bakr dipilih nabi saaw atau bahkan lebih parah dari itu bahwa abu bakr adalah nabi krn cara nabi memakai perbandingan hubungannya dengan Allah tsb.

    Selain itu ada pula hadits dimana imam ali disuruh bertanya kepada nabi saaw siapa penerusnya. Imam ali menolak saran tsb & beliau sendiri tidak tahu siapa penerus nabi saaw. Kalau memang nabi saaw sudah menunjuk beliau sebagai penerusnya sebelum pergi ke tabuk, mengapa imam ali sendiri tidak mengartikan beliau dipilih untuk menjadi khalifah penerus nabi saaw?

    Lagipula bukankah menurut ajaran syiah, penunjukkan imam ali terjadi di ghadir sehingga Islam baru sempurna saat itu? Jadi mana yang benar, sebelum kepergian ke tabuk atau di ghadir?

    Kembali ke hadits yg anda kutip, latar belakang nabi saaw menunjuk imam ali sebagai penggantinya di madinah adalah karena beliau pergi jihad. Kalau mau disamakan dengan nabi musa & harun, maka nabi musa pernah menjadikan nabi harun penggantinya hanya saat beliau pergi.

    Jadi semestinya anda mengartikan bahwa nabi saaw menunjuk imam ali juga hanya ketika beliau pergi bukan seterusnya apalagi diartikan setelah beliau wafat.

    Ditambah lagi kalau anda mau menafsirkan hadits tsb sebagai bukti imam ali adalah penerus nabi saaw, maka perlu anda ketahui nabi harun wafat sebelum nabi musa, jadi bagaimana nabi harun penerus nabi musa padahal beliau wafat terlebih dulu?

    Jadi jelaslah perumpamaan nabi musa & harun yang nabi saaw berikan sangat tepat untuk menghindari kekeliruan penafsiran spt yg anda lakukan. Pertanyaan terakhir saya, apa ada kepemimpinan diteruskan ke seseorang yang sudah wafat?

  133. @truthseeker
    >Anggap saja riwayat tsb sahih. Tetap ini bukanlah dalil, ini hanya prasangka anda. Tidak ada kebenaran gugur
    >hanya karena pengikutnya berbuat salah.
    >Bagaimana anda menjelaskan, penolakan anak Nabi Nuh thd Beliau yang sudah jelas2 Nabi?, bagaimana
    >penolakan ahlul kitab thd kenabian Rasulullah SAW yang sudah jelas dalam kitab2 mereka.
    >Jangan naif mas Asad, setiap manusia yang tidak maksum, maka mereka >tetap bisa berbuat kebatilan. Tidak layak anda gunakan kesalahan
    >mereka untuk menolak kebenaran.

    Kita tidak bicara ttg orang yang ingkar imamah mas. Mereka yang mengingkari imam 12 ghayb justru adalah pengikut2 imam maksum yang percaya imamah & percaya imam akan ghayb. Yang ditolak juga bukan cuma 1 atau 2 imam.

    Berkali2 imam wafat, para pengikutnya saling berbeda pendapat imam ghayb yang mana. Sampai2 saudara imam hasan askari sendiri direndahkan & dihina sebagai pembohong, pemabuk dll karena tidak percaya imam 12.

    >Lagi2 kenaifan anda sangat menonjol.
    >Imam Ali tidak membagi2kan tanah Fadak bukanlah dalil bahwa warisan >itu tidak ada, masih ada puluhan alasan bagi Imam Ali untuk tidak >melakukan itu.
    >Jangan anda mengukur derajat orang lain (Imam Ali) dengan derajat >anda.
    >Silakan renungkan baik2 apa kira alasan Imam Ali untuk tidak >melakukan hal tsb. 🙂
    >salam damai

    Ketika abu bakr tidak membagikan fadak anda sebut perampas, zalim, pendusta dll. Ketika saya mengingatkan bahwa imam ali juga melakukan demikian, anda berkata saya naif.

    Apa benar ada puluhan alasan yang membuat imam ali tidak membagikan fadak atau sebenarnya hanya satu alasan?

    Tidak perlu puluhan alasan mas, cukup 1 alasan saja, yaitu sabda nabi saaw yang membuat imam ali meneruskan apa yang abu bakr lakukan.

  134. @asad
    kt anda:
    Jelas karena memang anda mau mengartikannya spt itu. Toh banyak hadits ahlussunnah yang tidak sesuai dengan pendapat anda tapi anda lupakan & buang, seolah2 tidak ada.

    hehehe..parah nih,mengartkan bgmn lah wong sy tdk mengartikan apa2 ko,itukan dalil dr rosul,
    “Sesungguhnya tidak sepatutnya Aku pergi kecuali Engkau sebagai KhalifahKu untuk setiap mukmin setelahKu.”
    apa yg sy artikan?yg diatas murni ucapan rosul ko
    anda sj lah n orang2 yg menolak hadits rosul ini yg berusaha memelintirkan hadits ini.

    dalil yg anda pake ttg abubakar khalil sdh dibahas sebelumnya dan sdh ada kesimpulan yg diambil,

  135. @asad
    jadi silahkan anda artikan hadits rosul ttg kekhalifahan ali tsb,n kita diskusikan disitu,jgn anda membuat penolakan secara konyol

  136. @Asad

    Mungkin anda kurang paham penjelasan saya sebelumnya.
    Saya sedang menjelaskan secara umum, bahwa komentar, pengingkaran maupun kepercayaan seseorang atas sesuatu tidaklah selalu mewakili kebenaran yang ada dalam kelompok (mazhab)nya.
    Artinya adalah perselisihan dalam mazhab (baik dalam sunni, maupun dalam syi’ah) tidaklah selalu mewakili esensi dari mazhab tsb. Maka kita harus pintar2 memilah kebenaran yang ada dalam mazhab2 tsb yang tersamarkan oleh perilaku pengikut/penganutnya.
    Maaf saya tidak sedang mewakili mazhab manapun, komentar saya hanyalah karena melihat kesalahan anda dalam cara mengambil kesimpulan.
    *semoga paham*

    Ketika abu bakr tidak membagikan fadak anda sebut perampas, zalim, pendusta dll. Ketika saya mengingatkan bahwa imam ali juga melakukan demikian, anda berkata saya naif.

    Wahh rasa2nya saya tidak pernah mengatakan itu. Semoga Allah menjaga saya dalam akhlak saya kepada sahabat2 Rasulullah SAW.
    Lhoo bagaimana sih anda, memangnya Imam Ali sedang merampas hak siapa?

    Apa benar ada puluhan alasan yang membuat imam ali tidak membagikan fadak atau sebenarnya hanya satu alasan?

    insyaallah saya bisa memahami sikap/keputusan Imam Ali atas masalah ini.

    Tidak perlu puluhan alasan mas, cukup 1 alasan saja, yaitu sabda nabi saaw yang membuat imam ali meneruskan apa yang abu bakr lakukan.

    Jangan maksa mas Asad, bukankah riwayat malah menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa beliau tidak pernah mendapatkan wasiat tsb. Atau silakan anda tunjukkan bukti bahwa Imam Ali mendengar wasiat itu dari Rasulullah, atau beliau minta maaf atas masalah tsb.
    Sebagaimana komentar dan pertanyaan dari @armand, on Juli 22, 2011 at 1:36 pm (ada yang belum anda tanggapi), adalah sangat2 tidak mungkin Nabi kita tidak mewasiatkan hal ini kepada anak2 dan cucu2 beliau saw. Sedangkan beliau sendiri memerintahkan/mengajarkan untuk berwasiat. Begitu juga Allah dengan tegas memerintahkan kita untuk berwasiat. Dan wasiat terlebih lagi warisan (diberikan ataupun dihibahkan) haruslah ditujukan kepada ahli waris, jika tidak maka hanya akan menjadi fitnah.

    Salam damai.

  137. @asad

    Kata ngotot tidak pantas disandangkan kepadanya, karena beliau hanya meminta sekali & setelah itu tidak lagi

    Inikan konyol? 🙂 Sayakan hanya ingin menggambarkan persepsi saudara tentang Sayyidatina Fatimah? Jika bukan ngotot saudara mau bilang apa lagi coba, thd Sayyidatina Fatimah yg meminta haknya dan kemudian marah dan tidak berhenti kemarahannya hingga beliau wafat?

    Kalau anda bertanya mengapa anak kandungnya sendiri tidak tahu, mengapa anda tidak juga bertanya mengapa istri beliau (yg tentunya lebih tahu beliau & lebih sering bersamanya daripada anaknya sendiri) tidak tahu?

    Ini juga konyol sih 🙂

    Kok nyinggung ke isteri2 Nabi, emang apa hubungannya?
    Pertanyaan saudara ini bahkan hrsnya ditujukan ke saudara sendiri, bukan ke sy.

    Pertanyaan sy yg belum saudara jawab;
    Apakah Nabi saw tdk pernah menyampaikan hal waris ini kepada anaknya yg notabene harus lebih mengetahui daripada orang lain?

    Inilah yg sy nyatakan, jika menurut saudara Nabi saw tdk menyampaikannya ke Sayyidatina Fatimah maka, saudara sdh menuduh Nabi saw tidak Amanah dan tidak Menyampaikan. Dua sifat yang seharusnya ada dan dimiliki oleh Nabi saw.

    Salam

  138. @truthseeker
    >Maaf saya tidak sedang mewakili mazhab manapun, komentar saya hanyalah karena
    >melihat kesalahan anda dalam cara mengambil kesimpulan.
    >*semoga paham*
    >Wahh rasa2nya saya tidak pernah mengatakan itu. Semoga Allah menjaga saya >dalam akhlak saya kepada sahabat2 Rasulullah SAW.

    Ternyata bukan hanya gaya menulis anda yang mirip dengan SP, tapi pengakuan tidak mewakili satu mazhabnya pun mirip. Dari tulisan anda dengan mudah bisa diterka anda berfaham atau paling tidak simpatisan faham syiah.

    Yang saya perhatikan saya mempertanyakan kepercayaan syiah anda begitu semangat mengkritik, tapi ketika ada penulis yg menuduh & menghujat abu bakr zalim & pendusta, anda diam saja & tidak sekalipun meralat atau mengkritik pendapat tsb.

    Ayolah, mari kita terbuka, anda tidak usah terlalu berpura2 disini.

    >Lhoo bagaimana sih anda, memangnya Imam Ali sedang merampas hak siapa?

    Saya heran dengan pertanyaan ini. Untuk orang yang percaya fadak adalah warisan, mengapa itu cuma hak waris imam ali? Hukum faraid mana yang dipakai disini?

    Fakta Imam ali tidak membagi2kan fadak kepada ahli waris sudah cukup bukti untuk membantah pendapat fadak adalah warisan. Kalau anda tidak mau mengikuti contoh imam ali, ya ngga apa2.

  139. @truthseeker
    >Jangan maksa mas Asad, bukankah riwayat malah >menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa beliau tidak >pernah mendapatkan wasiat tsb. Atau silakan anda >tunjukkan bukti bahwa Imam Ali mendengar wasiat >itu dari Rasulullah, atau beliau minta maaf atas >masalah tsb.

    Ana tidak sebut imam ali mendapat wasiat tersebut dari nabi saaw, yg saya tulis adalah imam ali membenarkan apa yang abu bakr lakukan dgn bukti tidak dibagi2kannya fadak oleh beliau ketika menjabat khalifah.

    ====

    @armand
    >Ini juga konyol sih 🙂
    >Kok nyinggung ke isteri2 Nabi, emang apa hubungannya?
    >Pertanyaan saudara ini bahkan hrsnya ditujukan ke saudara sendiri, bukan ke
    >sy.

    Tentu saja istri2 beliau ada hubungannya dengan pembicaraan ini. Apakah istri anda bukan ahli waris anda?

    Saya bukan bertanya ke anda, tapi hanya memberikan contoh bahwa ternyata bukan hanya fatimah yang tidak tahu, tapi juga istri2 nabi saaw.

    >Pertanyaan sy yg belum saudara jawab;
    >Apakah Nabi saw tdk pernah menyampaikan hal waris ini kepada anaknya yg
    >notabene harus lebih mengetahui daripada orang lain?

    Saya sudah jawab mas. Istri jauh lebih dekat & mengetahui suami luar dalam daripada anak2nya sendiri. Kalau anda menyimak tentunya tidak akan bertanya 2 kali spt ini.

    >Inilah yg sy nyatakan, jika menurut saudara Nabi saw tdk menyampaikannya ke
    >Sayyidatina Fatimah maka, saudara sdh menuduh Nabi saw tidak Amanah dan tidak
    >Menyampaikan. Dua sifat yang seharusnya ada dan dimiliki oleh Nabi saw.
    >Salam

    baca lagi jawaban saya, saya percaya nabi saaw sudah mengamanatkan bahwa beliau tidak meninggalkan warisan, menurut anda nabi saaw tidak pernah & hanya karangan abu bakr.

    Tapi kenyataannya imam ali sendiri tidak pernah membagi2kan fadak ketika beliau menjabat khalifah. Apakah berarti imam ali tidak menjalankan amanat nabi saaw karena tidak membagikan fadak? Tentu saja tidak.

    Tidakkah anda sadar dengan tidak dibagi2kannya fadak oleh imam ali ketika beliau menjadi khalifah adalah sebuah bantahan akan kesimpulan anda yang terlalu dipaksakan?

  140. @aldj
    >hehehe..parah nih,mengartkan bgmn lah wong sy tdk mengartikan apa2 ko,itukan
    >dalil dr rosul,
    >“Sesungguhnya tidak sepatutnya Aku pergi kecuali Engkau sebagai KhalifahKu
    >untuk setiap mukmin setelahKu.”
    >apa yg sy artikan?yg diatas murni ucapan rosul ko
    >anda sj lah n orang2 yg menolak hadits rosul ini yg berusaha memelintirkan
    >hadits ini.
    >dalil yg anda pake ttg abubakar khalil sdh dibahas sebelumnya dan sdh ada
    >kesimpulan yg diambil.

    Seseorang yg faham arab, tahu sejarah nabi musa/harun & tahu latar belakang nabi saaw bersabda demikian tidak akan mengartikan ini penunjukkan khalifah sepeninggal nabi saaw wafat, karena 2 hal a. kaitannya cuma dengan kepergian beliau ke tabuk & b. kaitannya dgn perumpamaan nabi musa & nabi harun.

    Silakan simak:
    – Apa “tidak sepatutnya aku pergi” disini bisa diartikan “tidak sepatutnya aku wafat”?
    – Misalkan bisa diartikan wafat, memakai perumpamaan nabi musa yg wafat setelah nabi harun, apakah nabi saaw juga wafat setelah imam ali? Ngga tepat kan?

    Sangat tepat nabi saaw memberi perumpamaan nabi musa & harun bukan perumpamaan nabi musa & nabi yusha, karena kala anda tahu sejarah maka akan tahu bahwa khalifah penerus nabi musa bukanlah nabi harun tapi nabi yusha.

    >jadi silahkan anda artikan hadits rosul ttg kekhalifahan ali tsb,n kita
    >diskusikan disitu,jgn anda membuat penolakan secara konyol

    Saya sudah jawab disini & balasan sebelumnya, jadi ngga perlu jawab 3 kali.

    Saya disini bukan untuk adu argumen, kebetulan seseorang merekomendasikan link ini & saya terlanjur janji kepadanya untuk mengomentari.

    Sebentar lagi ramadaan, jadi cukup disini tulisan2 saya. Saya tidak akan punya waktu merespon komen2 anda maupun yang lainnya disini.

    Anda terima alhamdulillah, tidak diterima pun itu hak anda.

  141. @Asad

    Ternyata bukan hanya gaya menulis anda yang mirip dengan SP, tapi pengakuan tidak mewakili satu mazhabnya pun mirip. Dari tulisan anda dengan mudah bisa diterka anda berfaham atau paling tidak simpatisan faham syiah.

    apa mau anda dengan berkata seperti itu?. Mungkin anda hanya pernah hidup di lingkungan sempit di tengah2 orang yang semazhab dengan anda saja. Kalau saya pribadi justru sering berada di lingkungan teman-teman yang tidak mewakili mazhab tertentu. Mas truthseeker bagi saya tidak mewakili mazhab syiah. Siapapun yang mencintai dan memuliakan ahlul bait akan mengambil kesimpulan seperti yang kami tunjukkan, terlepas dari apapun mahzabnya.

    Yang saya perhatikan saya mempertanyakan kepercayaan syiah anda begitu semangat mengkritik, tapi ketika ada penulis yg menuduh & menghujat abu bakr zalim & pendusta, anda diam saja & tidak sekalipun meralat atau mengkritik pendapat tsb.

    Lha kenapa anda malah mempertanyakan sesuatu yang sebenarnya ditunjukkan oleh orang lain. Bagi saya, anda terlihat seperti orang yang tidak focus dalam berdiskusi. Tidak objektif sehingga cara penarikan kesimpulan anda juga berantakan. Sekarang apa urusannya anda mempertanyakan apa yang seharusnya dikritik oleh Mas truthseeker. Lebih baik anda focus pada apa yang sudah dikritiknya dari anda, bukannya mempermasalahkan “seharusnya mas truthseeker mengkritik ini itu”.

    Ayolah, mari kita terbuka, anda tidak usah terlalu berpura2 disini.

    Lho orang lain bisa juga mengatakan kepada anda, mari bersikap terbuka dan tidak perlu berpura-pura. Akui saja kalau anda adalah simpatisan nashibi tetapi ngaku-ngaku mencintai ahlul bait. Nah kalau ada yang berkata seperti itu apa jadinya diskusi yang terjadi?. Diskusi itu membahas argument atau hujjah dengan kritis bukannya membahas “kepura-puraan” yang lahir dari persepsi anda saja.

    Saya heran dengan pertanyaan ini. Untuk orang yang percaya fadak adalah warisan, mengapa itu cuma hak waris imam ali? Hukum faraid mana yang dipakai disini?

    Ini salah satu contoh, dari kemarin2 anda tidak mengerti apa yang dikatakan orang lain. Saran saya fokuslah pada argument lawan bicara anda. Jangan mencampuradukkan dengan khayalan anda. Tidak ada yang mengatakan “itu cuma hak waris imam Ali”. Seharusnya anda yang mikir disini, hukum faraidh mana yang dipakai, jika anak yang ditinggalkan tidak mendapatkan warisan sedikitpun dari ayahnya yang wafat. Apa hukum faraidh dalam islam berbunyi seperti itu?.

    Fakta Imam ali tidak membagi2kan fadak kepada ahli waris sudah cukup bukti untuk membantah pendapat fadak adalah warisan. Kalau anda tidak mau mengikuti contoh imam ali, ya ngga apa2.

    Maaf Itu bukan fakta tetapi dugaan. Sekarang saya tanya, anda tahu dari mana Imam Ali tidak membagi-bagikan fadak kepada ahli warisnya?. Adakah riwayat yang menjelaskan soal itu? Bisa saja Imam Ali pernah mau membagikan tetapi ditentang oleh sekelompok orang sehingga Imam Ali khawatir akan terjadi fitnah. Bisa saja Imam Ali menunda hal tersebut sampai keadaan menjadi tenang mengingat situasi saat itu masih dalam keadaan kritis, lihat saja “perang Jamal” dan “perang shiffin”. Karena tidak ada riwayat yang menjelaskan soal itu maka siapapun bisa menduga-duga. Namanya dugaan ya tidak pasti benar, dugaan anda tidak menjadi hujjah bagi orang lain. Begitupun dugaan orang lain tidak menjadi hujjah bagi anda.

    Saya pribadi telah lama berhujjah dengan pernyataan dan sikap Imam Ali sendiri. Bukankah telah saya tunjukkan Imam Ali di depan banyak orang berkhutbah bahwa ahlul bait lebih berhak akan harta tersebut. Bukankah Imam Ali terus-terusan meminta warisan Sayyidah Fathimah baik di masa Abu Bakar dan di masa Umar. Ini yang merupakan fakta dan maaf tidak bisa anda lihat karena anda sibuk dengan keyakinan anda saja yang berupa “asumsi”.

    Ana tidak sebut imam ali mendapat wasiat tersebut dari nabi saaw, yg saya tulis adalah imam ali membenarkan apa yang abu bakr lakukan dgn bukti tidak dibagi2kannya fadak oleh beliau ketika menjabat khalifah.

    Maaf itu bukan bukti tetapi asumsi, Imam Ali tidak membenarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakar. Bahkan sampai di masa Umar Imam Ali tetap meminta warisan Sayyidah Fathimah. Ini fakta riwayat bukan asumsi.

    Tentu saja istri2 beliau ada hubungannya dengan pembicaraan ini. Apakah istri anda bukan ahli waris anda?
    Saya bukan bertanya ke anda, tapi hanya memberikan contoh bahwa ternyata bukan hanya fatimah yang tidak tahu, tapi juga istri2 nabi saaw.

    Komentar anda ini adalah contoh betapa anda terlalu sibuk dengan persepsi anda tetapi tidak memahami maksud perkataan orang lain. Maksud mas Armand itu, pada dasarnya orang yang menjadi ahli waris Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah keluarganya. Seorang anak adalah ahli waris ayahnya maka jika memang ada hadis yang menyatakan “Nabi tidak mewariskan” maka seharusnya Nabi menyampaikan itu kepada orang yang akan mewarisi Beliau dalam hal ini anaknya. Itulah yang dimaksud Mas Armand, eh anda malah menjawab bukan hanya anaknya yang tidak tahu tetapi istrinya juga. Apa yang anda katakana itu justru menguatkan perkataan Mas Armand. Anak dan istri sebagai yang akan mewarisi adalah orang yang seharusnya diberitahu oleh Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam].

    Saya sudah jawab mas. Istri jauh lebih dekat & mengetahui suami luar dalam daripada anak2nya sendiri. Kalau anda menyimak tentunya tidak akan bertanya 2 kali spt ini.

    Justru kalau anda menyimak maka anda tidak akan menjawab dengan konyol seperti itu. Istri tidak tahu, seharusnya juga menjadi masalah yang ditujukan mas Armand pada anda, jadi itu bukan jawaban wahai Mas Asad. Dan maaf saja bagi saya Sayyidah Fathimah itu lebih dekat kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dibanding istri-istri Beliau. Sayyidah Fathimah itu lebih dicintai oleh Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dibanding istri-istri Nabi

    baca lagi jawaban saya, saya percaya nabi saaw sudah mengamanatkan bahwa beliau tidak meninggalkan warisan, menurut anda nabi saaw tidak pernah & hanya karangan abu bakr.

    Masih ada kemungkinan yang lebih cocok. Abu Bakar salah dalam meriwayatkan hadis yang dimaksud. Jadi kita tidak perlu membuat tuduhan itu hasil karangan Abu Bakar.

    Tapi kenyataannya imam ali sendiri tidak pernah membagi2kan fadak ketika beliau menjabat khalifah. Apakah berarti imam ali tidak menjalankan amanat nabi saaw karena tidak membagikan fadak? Tentu saja tidak.

    Tolong jangan berhujjah dengan asumsi anda terus. Ok deh saya tanya, tolong buktikan anda tahu dari mana Imam Ali tidak pernah membagi-bagikan fadak semasa beliau khalifah?. Pahami pertanyaan saya, anda sekarang diminta bukti bukan asumsi.

    Tidakkah anda sadar dengan tidak dibagi2kannya fadak oleh imam ali ketika beliau menjadi khalifah adalah sebuah bantahan akan kesimpulan anda yang terlalu dipaksakan?

    Maaf itu kan pikiran anda saja. Imam Ali dari awal masalah ini sampai di masa khalifah Umar tetap meminta warisan Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] artinya Imam Ali tidak membenarkan hadis Abu Bakar maka mungkin akan ada berbagai alasan mengapa Imam Ali tidak membagikan fadak semasa Beliau khalifah. Jadi jangan berkutat dengan doktrin anda saja

    Seseorang yg faham arab, tahu sejarah nabi musa/harun & tahu latar belakang nabi saaw bersabda demikian tidak akan mengartikan ini penunjukkan khalifah sepeninggal nabi saaw wafat, karena 2 hal a. kaitannya cuma dengan kepergian beliau ke tabuk & b. kaitannya dgn perumpamaan nabi musa & nabi harun.

    Sebaiknya anda tidak perlu mengatasnamakan “arab”. Andai anda dan yang lainnya berpegang pada lafaz riwayat tersebut maka jelas sekali lafaznya berbunyi “engkau khalifah bagi setiap mukmin sepeninggalku”. Kalau lafaz sejelas ini saja mau dipelintar pelintir maka tidak ada gunanya ribuan dalil. Apapun dalilnya gak akan menjadi hujjah. Saya pribadi sudah membahas masalah hadi sini secara khusus dalam beberapa thread. Jadi kesimpulan anda yang seperti itu sudah saya bahas secara detail. Silakan merujuk kesana

    Sangat tepat nabi saaw memberi perumpamaan nabi musa & harun bukan perumpamaan nabi musa & nabi yusha, karena kala anda tahu sejarah maka akan tahu bahwa khalifah penerus nabi musa bukanlah nabi harun tapi nabi yusha.

    Maaf anda tahu darimana Yusha itu seorang nabi? Kapan Yusha diangkat sebagai Nabi?. Apakah Yusha pernah dipercaya Nabi Musa untuk menggantikan Beliau ketika Nabi Musa pergi?. Apakah yang dipinta Nabi Musa kepada Allah untuk membantunya adalah Yusha?. Jangan menjadikan persepsi anda sebagai hujjah bagi orang lain. Orang lain akan berkata sebaliknya justru analogi Nabi Musa dan Nabi Harun lebih tepat.

    Saya sudah jawab disini & balasan sebelumnya, jadi ngga perlu jawab 3 kali.
    Saya disini bukan untuk adu argumen, kebetulan seseorang merekomendasikan link ini & saya terlanjur janji kepadanya untuk mengomentari.
    Sebentar lagi ramadaan, jadi cukup disini tulisan2 saya. Saya tidak akan punya waktu merespon komen2 anda maupun yang lainnya disini.
    Anda terima alhamdulillah, tidak diterima pun itu hak anda.

    Wah jadi ngapain anda berdiskusi panjang-panjang disini, kalau cuma mau mengiklankan pandangan2 anda maka anda tidak perlu terus-terusan menanggapi komentar orang lain. Kalau anda mau berdiskusi dan mencari kebenaran maka adu argumen itu penting. Kalau anda ingin berpegang pada keyakinan anda ya silakan orang lain juga akan tetap berpegang pada keyakinan mereka. Pandangan yang anda sampaikan bukan hal yang baru, sudah banyak salafy nashibi yang juga berpandangan seperti itu. Poin yang perlu diperhatikan adalah bukan hanya pandangan anda yang memiliki dalil dan hujjah tetapi pandangan orang lain yang bertentangan dengan anda juga memiliki dalil dan hujjah. Tidak menutup kemungkinan kalau dalil dan hujjah orang lain lebih benar daripada dalil dan hujjah anda begitupun sebaliknya. Selamat menunanaikan ibadah puasa.

  142. @asad
    sy jg sdh tdk berminat diskusi dgn anda,krn anda menggunakan asumsi anda sbg dalil,kan konyol.

  143. @asad
    “Sebelum kutip hadits, saya yang sunnipun suka bertanya dulu kepada alim/ustadz agar tidak asal menyimpulkan, apalagi anda yang bukan sunni.”

    sah-sah saja anda melakukan klarifikasi pada org yg anda anggap ‘alim/ustadz…namun hakekat kita muslim sebagai mahluk Tuhan yg di beri akal kebebasan sejatinya tdk lalu sertamerta membenarkan/menelan mentah-mentah 100% apa yg dikatakan tuh Ustadz..itu namanya Taqlid Buta…antum mesti olah kembali dengan anugerah akal yg antum miliki perkataan si yg katanya Ustadz itu (karena Ustadzpun manusia biasa tdk terlepas dari hawa nafsu mas)…apakah sdh sesuai dengan AlQuran dan Ajaran NAbi SAWW hatta ahlulbaytnya yg di maksumkan ol Allah SWT.
    saya harap anda tidak akan mengikuti perilaku para Nasrani/yahudi yg terlalu taqlid pada apa yg dikatakan Pendetanya.

  144. @asadmenurut saya, lebih baik antum dan para ustadz antum tetap mau terus berdialog di Blog ini, agar kita sama2 dapat menemukan kebenaran Islam yang Satu..karena melalui diskusi di blog inilah yg sy anggap sehat dan santun kalau kita bandingkan dg Blognya para Salafy-Nashibi yg mana banyak moderasinya.
    ingat QS.5:105: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk 453. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. 5:105)…
    nah dengan ayat di atas janganlah antum dan ustadz antum kemudian mundur apapun alasannya..anggaplah kita berjahadah/bersungguh-sungguh dalam menegakan kebenaran(karena ana juga butuh masukan dari antum2 semua). saya teringat swaktu saya masih menjadi aktivis PKS,…ketika sy membeli buku buku Ahlulbyt, saya kemudian dilarang untuk membacanya dan dilarang pula untuk berdiskusi dengan para pecinta Ahlulbyt As,..termasuk para ustadz wahabipun berusaha menghindar dan selalu menolak utk berdialog dg para pecinta Ahlulbayt As, alasannya takut nanti akan terbawa oleh paham Syiah..padahal kalaulah kita rujug ayat Al Quran di atas semestinya mereka tdk melakukan hal demikian.

  145. @asad

    Istri jauh lebih dekat & mengetahui suami luar dalam daripada anak2nya sendiri

    Jika saudara maksud “dekat dan mengetahui suami luar-dalam” adalah secara harfiah, ya mungkin saja sih. Tapi kedekatan ini kan mesti dimaknai kecintaan dan kasih sayang? Banyak riwayat menunjukkan tidak ada wanita lain selain Fatimah yang Rasul saw menujukkan kecintaan dan kasih sayangnya yg begitu tinggi.
    Sehingga informasi apa saja yang dimiliki Nabi, misalnya yg berkaitan erat dengan hak dan kewajiban mestinya kan disampaikan ke Fatimah? Saudarakan akan banyak berbicara dengan orang yg anda percayai, sukai, cintai dan sayangi daripada yang tidak?

    Sy benar2 tidak habis pikir bagaimana mungkin NABI SAW TIDAK MENYAMPAIKAN KEPADA FATIMAH BAHWA FATIMAH TIDAK MENDAPAT WARIS SEMENTARA ABUBAKAR YANG NOTABENE BUKAN KELUARGA BISA MEMPEROLEHNYA?

    Ya udah, kepada isteri2nya jugalah. Mengapa nabi saw tidak menyampaikannya? Cobalah anda menyelami kejanggalan ini. Jangan sibuk dengan “Abubakar tidak mungkin keliru”, “Abubakar tidak menungkin berdusta”, “Abubakar sudah pasti benar”. Cobalah melihat sisi bantahan2 orang lain.

    baca lagi jawaban saya, saya percaya nabi saaw sudah mengamanatkan bahwa beliau tidak meninggalkan warisan,

    Iya tapi apakah amanat “tidak meninggalkan warisan” ini sdh disampaikan ke Fatimah?

    menurut anda nabi saaw tidak pernah & hanya karangan abu bakr.

    Ada kemungkinan lain, yakni keliru dalam menafsirkan perkataan Nabi saw.

    Salam

  146. @asad

    Sebentar lagi ramadaan, jadi cukup disini tulisan2 saya. Saya tidak akan punya waktu merespon komen2 anda maupun yang lainnya disini.

    Anda terima alhamdulillah, tidak diterima pun itu hak anda

    Sayang sekali msh banyak pertanyaan penting yg tdk saudara respon. Sayang juga bahwa saudara tdk mau mencoba menyelami pertanyaan dan bantahan lawan diskusi saudara.

    Selamat Menjalankan Ibadah Puasa. Mohon Ma’af Lahir batin.

    Salam

  147. @abuzillan @armand & @aldj
    baru nongol lagi nih. Ngga mas, saya ngga kemana2 kok cuma libur internet selama ramadaan & sampai akhir syawwal 🙂

    @secondprince

    >Mungkin anda hanya pernah hidup di >lingkungan sempit di >tengah2 orang yang >semazhab dengan anda saja. Kalau saya >pribadi justru sering berada di >lingkungan teman-teman yang >tidak >mewakili mazhab tertentu. Mas truthseeker >bagi saya >tidak >mewakili mazhab syiah. >Siapapun yang mencintai dan >memuliakan >ahlul bait akan mengambil kesimpulan >seperti yang >kami >tunjukkan, terlepas >dari apapun mahzabnya.

    Justru karena saya hidup sebagai minoritas di negara barat liberal jadi banyak berinteraksi dengan orang2 berbeda haluan politik/agama, skeptik spt agnost bahkan atheis. Mungkin saya lebih terekspos & bergaul dibandingkan anda.

    Sejak masih kuliah sampai sekarang di lingkungan kerja, interaksi saya bukan cuma dgn 1 versi syiah (sepertinya di indo mayoritas versi syiahnya pro wilayatul faqih/khomeini).

    Syiah yg saya temui disini bukan hanya orang persia (ada hindi, arab, azeri, hazara dll). Jadi interaksi saya bukan cuma di kalangan sunni (atau nasibi sebutan populer yg dipakai syiah2 indonesia :P). Jadi tidak tepat disebut saya hidup di lingkungan sempit semazhab. Kalau anda di indonesia, kemungkinan kecil anda pernah bergaul dgn syiah yg kontra khomeini kan?

    >Lha kenapa anda malah mempertanyakan >sesuatu yang >sebenarnya ditunjukkan oleh >orang lain. Bagi saya, anda terlihat >seperti orang yang tidak focus dalam >berdiskusi. Tidak objektif >sehingga cara >penarikan kesimpulan anda juga >berantakan. >Sekarang apa urusannya anda >mempertanyakan apa yang >seharusnya >dikritik oleh Mas truthseeker. Lebih baik >anda >focus pada apa yang sudah >dikritiknya dari anda, bukannya >mempermasalahkan “seharusnya mas >truthseeker mengkritik ini >itu”.

    Justru penting kita tahu, karena ketika saya berdiskusi dengan syiah disini, mereka tidak malu2 mengakui apa mazhab mereka, sedangkan di blog ini, anda/truthseeker terlihat malu2. Saya yakin kalian paling tidak simpatisan syiah krn begitu semangatnya mengkritik komen yg sedikit mempertanyakan perspektif syiah, tapi diam seribu basa ketika abu bakr, sahabat yang syiah antipati dicerca.

    Kalau memang situs ini tempat diskusi terbuka, kenapa malu2 & ditutup2i?

    >Lho orang lain bisa juga mengatakan kepada anda, >mari >bersikap terbuka dan tidak perlu berpura->pura. Akui saja kalau >anda adalah simpatisan >nashibi tetapi ngaku-ngaku mencintai >ahlul bait. >Nah kalau ada yang berkata seperti itu apa jadinya >diskusi yang terjadi?. Diskusi itu membahas >argument atau >hujjah dengan kritis bukannya >membahas “kepura-puraan” yang >lahir dari persepsi >anda saja.

    OK tidak apa2 kalau anda tidak mau mengakuinya. Memang saya baru sebulan di situs ini, tapi cukup membaca judul posting anda untuk bisa melihat anda berpura2 tidak mewakili faham syiah.

    >Ini salah satu contoh, dari kemarin2 anda tidak >mengerti apa >yang dikatakan orang lain. Saran saya >fokuslah pada argument >lawan bicara anda. Jangan >mencampuradukkan dengan >khayalan anda. Tidak ada >yang mengatakan “itu cuma hak waris >imam Ali”. >Seharusnya anda yang mikir disini, hukum faraidh >mana yang dipakai, jika anak yang ditinggalkan >tidak >mendapatkan warisan sedikitpun dari ayahnya >yang wafat. Apa >hukum faraidh dalam islam berbunyi >seperti itu?.

    Tidakkah anda tahu ada hukum yang berlaku untuk muslimin tapi tidak untuk nabi saaw? Hukum faraidh tidak berlaku untuk nabi saaw seperti halnya hukum haram menikahi lebih dari 4 wanita tidak berlaku untuk beliau saaw. Atau mungkin syiah punya pendapat berbeda? Apa hanya karena pernyataan saya berlawanan dengan kepercayaan anda jadi anda kaget?

    Anda ingin membuktikan Imam hasan mengakui kepemimpinannya memakai riwayat dari kitab tarikh sunni, padahal begitu banyak riwayat dari kitab hadits sunni yg mahsyur yg bisa anda pakai untuk mementahkan klaim anda tapi anda tidak kutip & lupakan.

    Apa lagi alasannya kalau bukan karena riwayat ini bisa anda pakai untuk mengusung kepercayaan anda?

    Oke, saya akui tulisan saya kadang tidak fokus & campuraduk, krn mesti menjawab komen yg tdk fokus jg. Mari fokus ke judul posting anda ini. 100% ke imam hasan.

    Fakta yang berkaitan dengan judul posting ini, imam hasan menyerahkan kepemimpinan. Atau mungkin anda punya asumsi?

    Mengapa imam hasan setelah anda klaim mengakui kepemimpinan adalah hak yg Allah SWT berikan hanya kepada ahlulbayt kemudian menyerahkan kepemimpinan ke non ahlulbayt?

    Apa alasan imam hasan memberikan keputusan yang berlawanan dengan keputusan Allah SWT & mengapa imam ali tidak melakukan hal yang sama?

  148. @Asad

    Salam. Saya akan menanggapi bagian akhir yang menurut anda “focus” sedangkan soal basa-basi lainnya ditunda saja :mrgreen:

    Fakta yang berkaitan dengan judul posting ini, imam hasan menyerahkan kepemimpinan. Atau mungkin anda punya asumsi?

    Saya berharap semoga anda membaca dengan baik tulisan di atas. Kepemimpinan ahlul bait adalah kepemimpinan dalam agama yaitu dalam arti ahlul bait adalah pribadi-pribadi yang harus dipegang teguh sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Pada dasarnya kepemimpinan ini mencakup sebagai imam dalam agama, suri tauladan dalam akhlak dan termasuk juga pemerintahan

    Mengapa imam hasan setelah anda klaim mengakui kepemimpinan adalah hak yg Allah SWT berikan hanya kepada ahlulbayt kemudian menyerahkan kepemimpinan ke non ahlulbayt?

    Yang diserahkan Imam Hasan adalah pemerintahan atau khilafah sedangkan kepemimpinannya sebagai ahlul bait yang layak dipegang teguh jelas masih melekat pada diri Imam Hasan [alaihis salam]. Pada awal Imam Hasan memegang pemerintahan, Beliau sama seperti Imam Ali tetap memerangi Muawiyah dan pengikutnya. Kemudian pada akhir pemerintahannya Beliau mengalami berbagai kondisi yang membuatnya berpandangan bahwa menyerahkan pemerintahan lebih baik daripada meneruskan perperangan. Dapat anda lihat dalam kitab Sirah, bahwa terjadi perpecahan dan pembelotan dalam kubu pengikut Imam Hasan akibat makar Muawiyah dan pengikutnya bahkan akibat makar tersebut Imam Hasan sampai terluka. Hal ini jelas menunjukkan dalam kubu pengikut Imam Hasan tidak semuanya setia dalam membela ahlul bait, ada pihak-pihak yang ikut berperang karena kepentingan, dan ada pihak-pihak yang telah terpengaruh makar atau syubhat yang disebarkan oleh Muawiyah. Imam Hasan berpandangan jika meneruskan perperangan maka hanya akan membuat pengikut setia ahlul bait terbunuh dan Beliau pada dasarnya tidak menyukai pertumpahan darah yang berkepanjangan di antara kaum muslim. Apalagi Beliau teringat akan pesan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bahwa Imam Hasan akan mendamaikan kelompok kaum muslimin yang bertikai. Itulah sebabnya mengapa Imam Hasan menyerahkan pemerintahan kepada Muawiyah

    Berbeda halnya dengan kaum nashibi, mereka mengira Imam Hasan memberikan pemerintahan karena keutamaan Muawiyah. Jelas ini keliru, bagi Imam Hasan sudah jelas Muawiyah dan pengikutnya adalah kelompok pembangkang yang menyeru kepada neraka jadi tidak mungkin Imam Hasan menyerahkan khilafah karena keutamaan Muawiyah. Alasannya adalah seperti yang saya jelaskan sebelumnya

    Apa alasan imam hasan memberikan keputusan yang berlawanan dengan keputusan Allah SWT & mengapa imam ali tidak melakukan hal yang sama?

    Alasannya sudah disebutkan dan itu tidak bertentangan dengan ketetapan Allah SWT dan Rasul-Nya. Bahkan hal itu telah dipesankan oleh Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] terhadap Imam Hasan. Silakan perhatikan hadis berikut

    حدثنا محمود بن غيلان حدثنا أبو داود الطيالسي حدثنا القاسم بن الفضل الحداني عن يوسف بن سعد قال قام رجل إلى الحسن بن علي بعد ما بايع معاوية فقال سودت وجوه المؤمنين أو يا مسود وجوه المؤمنين فقال لا تؤنبني رحمك الله فإن النبي صلى الله عليه و سلم أري بني أمية على منبره فساءه ذلك فنزلت { إنا أعطيناك الكوثر } يا محمد يعني نهرا في الجنة ونزلت { إنا أنزلناه في ليلة القدر * وما أدراك ما ليلة القدر * ليلة القدر خير من ألف شهر } يملكها بنو أمية يا محمد قال القاسم فعددناها فإذا هي ألف يوم لا يزيد يوم ولا ينقص

    Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Daud Ath Thayalisi yang berkata telah menceritakan kepada kami Al Qasim bin Fadhl Al Huddani dari Yusuf bin Sa’ad yang berkata “Seorang laki-laki datang kepada Imam Hasan setelah Muawiyah dibaiat. Ia berkata “Engkau telah mencoreng wajah kaum muslimin” atau ia berkata “Hai orang yang telah mencoreng wajah kaum mukminin”. Al Hasan berkata kepadanya “Janganlah mencelaKu, semoga Allah merahmatimu, karena Rasulullah SAW di dalam mimpi telah diperlihatkan kepada Beliau bahwa Bani Umayyah di atas Mimbarnya. Beliau tidak suka melihatnya dan turunlah ayat “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadaMu nikmat yang banyak”. Wahai Muhammad yaitu sungai di dalam surga. Kemudian turunlah ayat “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al Qur’an] pada malam kemuliaan . Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. Bani Umayyah akan menguasainya wahai Muhammad. Al Qasim berkata “Kami menghitungnya ternyata jumlahnya genap seribu bulan tidak kurang dan tidak lebih” [Sunan Tirmidzi 5/444 no 3350].

    Mengapa Imam Ali tidak melakukannya? Karena perbedaan kondisi yang dihadapi saat Imam Ali memimpin dan saat Imam Hasan memimpin. Keduanya Imam Ali dan Imam Hasan berada dalam kebenaran. Salam

  149. Mungkin agar lebih dapat memahami apa yg dijelaskan oleh @SP, sdr @Asad bisa membaca sebuah buku karya Ali Syariati yg berjudul Ummah dan IMAMAH suatu tinjauan sosiologis….semoga membantu.

  150. Allaahumma solli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aalihiththoyyibiina waththohiriin…

    sy pikir penjelasan kang SP ini sudah begitu jelas, sehingga tiada alasan bagi mereka yg tetap menganggap penyerahan kekuasaan duniawi oleh Imam Hasaan as. kepada Muawiyah adalah karena KEUTAMAAN muawiyah …! dan maka menjadi jelaslah bagi kita bahwa Al Qur’an dan Ahlulbayt tsaqolain tdk akan terpisah selamanya..!

    Allaahumma solli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aalihiththoyyibiina waththohiriin…

  151. Sayangnya wahabi-nashibi tidak mampu melihat hal itu. Bagi mereka ini yang lebih melihat segalanya dengan mata duniawi dan bangga dengan kekerasan, hanya ada 2 kemungkinan bagi Imam Hasan.

    Imam Hasan mempertahankan hak kekhalifahan, yang menurut mereka berarti keserakahan. Atau Imam Hasan menyerahkan kekhalifahan yang menurut mereka berarti Imam Hasan takut mati atau Imam Hasan mengakui keutamaan musuh.

    Mereka tidak melihat bahwa kelangsungan hidup keluarga, pengikut setia ahlulbait serta keutuhan umat Islam menjadi dasar utama penyerahan Imam Hasan. Mereka tidak mampu memahami bahwa kematian bagi ahlulbait Nabi saw adalah lebih akrab daripada bayi dengan dada ibunya. Mereka juga tidak mampu mencerna dengan jernih bahwa posisi Muawiyyah adalah Pemberontak. Ada hak apa Muawiyyah merebut kekhalifahan Imam Hasan? Bukankah dia berkewajiban membaiat Imam Hasan saat Imam Hasan memimpin? Lalu dimana keutamaan Si Pemberontak Muawiyyah? Bagaimana mungkin mereka bisa bersangka Imam Hasan tidak melihat hal ini?

    Salam

  152. @secondprince

    >Salam. Saya akan menanggapi bagian akhir yang menurut anda >“focus” sedangkan soal basa-basi lainnya ditunda saja

    Basa basi saya ngga perlu dijawab. Itu cuma respon dugaan anda bahwa saya cuma bergaul di lingkungan 1 mazhab. Mungkin saja interaksi saya dgn syiah justru jauh lebih luas drpd anda, krn disini syiah bkn cm pro khomeini/wilayatul faqih spt kebanyakan di indonesia 😀

    > Berbeda halnya dengan kaum nashibi, mereka mengira Imam >Hasan memberikan pemerintahan karena keutamaan Muawiyah.

    Betul, imam hasan lebih utama daripada muawiyah, penyerahan & baiat tidak mengindikasikan sebaliknya. Alasan beliau berbaiat bisa sunni sandarkan ke hadits shahih dimana nabi saaw bersabda imam hasan akan mendamaikan 2 kelompok muslim.

    Intinya sunni tidak pernah memakai pembaiatan sebagai bukti muawiyah lebih utama, tapi hanya bukti bahwa imam hasan tidak pernah menganggap muawiyah munafiq/kafir.

    >Yang diserahkan Imam Hasan adalah pemerintahan atau khilafah >sedangkan kepemimpinannya sebagai ahlul bait yang layak >dipegang teguh jelas masih melekat pada diri Imam Hasan [alaihis >salam].

    Bukankah syiah percaya imam adalah pemimpin berotoritas komplit yang ditunjuk langsung oleh Allah SWT sehingga ketika sahabat membaiat abu bakr sbg khalifa, pembaiatan itu dianggap ingkar perintah Allah & wasiat RasulNya. Jadi membaiat abu bakr = ingkar perintah Allah SWT & ngga ada alasan “cuma” soal khilafa.

    Lalu kenapa sekarang ketika imam hasan baiat muawiyah lalu muncul alasan “cuma” soal khilafa?

    Kalau mau fair, mestinya ketika sahabat dianggap ingkar (thd perintah Allah SWT & wasiat NabiNya) karena membaiat abu bakr sbg khalifa maka imam hasan jg ingkar karena membaiat muawiyah. Kenapa ada standar hukum ganda antara sahabat & imam?

  153. @asad berikut perjajian antara Imam hasan as dg Muawiyah…

    coba baca adakah kata imam Hasan as membaiat Muawiyah…

    SURAT PERJANJIAN DAMAI IMAM HASAN & MUAWIYAH
    =================

    Bismillâhirrahmânirrahim.

    Ini adalah pernyataan damai dari Hasan bin ‘Alî kepada Mu’âwiyah bin Abî Sufyân, bahwa Hasan menyerahkan kepada Mu’âwiyah wilayah Muslimîn, dan Mu’âwiyah akan menjalankan Kitâb Allâh SWT dan Sunnah Rasûl Allâh saw. dan tata cara Khulafâ’ ur-Râsyidîn yang tertuntun, dan Mu’âwiyah bin Abî Sufyân tidak boleh mengangkat seseorang jadi khalîfah sesudahnya, tetapi akan diadakan lembaga syura di antara kaum Muslimîn dan bahwa masyarakat akan berada dalam keadaan aman di daerah Allâh SWT di Syam, Iraq, Hijaz dan Yaman, dan bahwa sahabat-sahabat ‘Alî dan Syî’ah-nya
    terpelihara dalam keadaan aman, bagi diri, harta, para wanita dan anak-anak mereka, dan bahwa Mu’âwiyah bin Abî Sufyân setuju dan berjanji dengan nama Allâh bahwa Mu’âwiyah tidak akan mengganggu atau menganiaya secara tersembunyi atau terbuka terhadap Hasan bin ‘Alî atau saudaranya Husain bin ‘Alî atau salah seorang ahlu’l-bait Rasûl Allâh saw. dan tidak akan mengganggu mereka yang berada di seluruh penjuru dan bahwa Mu’âwiyah akan menghentikan pelaknatan terhadap ‘Alî.” {Ibnu Hajar, Shawâ’iq, hlm. 81}

  154. lama kelamaan imam ali pun tidak pernah membaiat abu bakr 😀

  155. bawakan literatur ente om asad…jgn cuma ketawa..yah…nanti ditertawakan org.. hehehehe

  156. @RIAN:

    Ana tersenyum krn anda mengarang sejarah sendiri & malah mengutip imam ibn hajar padahal sunni percaya bukan cuma imam hasan, tapi imam alipun membaiat khalifa yang bukan ahlulbayt.

    Saya ngga tahu syiah di indonesia seperti apa, tapi syiah yang saya temui disini percaya ketika imam membaiat itu terjadi karena wasiat sabar, dipaksa atau taqiyyah.

    Ada baiknya anda baca karya baqir majlisi dimana dia mengutip sebuah riwayat dari kamaluddin syaikh saduq bahwa “ketika imam hasan ibn ali as islah dengan muawiyah bin abi sufyan, orang2 datang & mengkritik pembaiatan yang beliau lakukan. Imam as berkata: Celakalah kalian! Kamu tidak tahu yang aku lakukan. Demi Allah, itu lebih baik untuk syiahku daripada seluruh kekayaan diantara matahari terbit & terbenam. Tidakkah kalian tahu aku adalah imammu yang ketaatan kepadaku adalah wajib atas kalian…” (untuk
    lengkapnya baca biharul anwar – kitab al ghayba dari bab riwayat imam hasan & imam husayn as tentang al qaim)

    Cukup disini jawaban saya karena yang saya tunggu adalah respon penulis artikel ini (SP), bukan anda.

  157. @Asad

    Heran juga saya kalau masih mau lanjut, mengingat saya lihat anda ini seorang nashibi atau simpatisan nashibi. Yah bisa dimaklumi sih kalau anda berpura-pura untuk tidak mengakuinya :mrgreen:

    Kalau anda menunggu tanggapan saya terhadap komentar anda ya tidak masalah saya buat

    Intinya sunni tidak pernah memakai pembaiatan sebagai bukti muawiyah lebih utama, tapi hanya bukti bahwa imam hasan tidak pernah menganggap muawiyah munafiq/kafir.

    Apa hubungannya bung, apa saya pernah menyatakan kepada anda pada “diskusi ini” bahwa muawiyah itu kafir atau munafik. Siapapun tahu bahwa Muawiyah itu muslim atau mengaku muslim pada saat perang shiffin. Kalau ia terbukti kafir atau munafik maka mana ada orang islam dari syam yang mau membela Muawiyah

    Bukankah syiah percaya imam adalah pemimpin berotoritas komplit yang ditunjuk langsung oleh Allah SWT sehingga ketika sahabat membaiat abu bakr sbg khalifa, pembaiatan itu dianggap ingkar perintah Allah & wasiat RasulNya. Jadi membaiat abu bakr = ingkar perintah Allah SWT & ngga ada alasan “cuma” soal khilafa.

    Yah itulah akibatnya kalau orang sudah terkena penyakit waham. Bukankah sudah saya bilang saya bukan syiah. Jadi gak ada gunanya anda mengutip dengan berkata “bukankah syiah percaya”. Lha saya ini bukan syiah, hujjah saya soal kepemimpinan ahlul bait adalah hadis Tsaqalain dan ayat tathiir. Kalau anda tidak tahu ya itu urusan anda.

    Lalu kenapa sekarang ketika imam hasan baiat muawiyah lalu muncul alasan “cuma” soal khilafa?

    Anda tidak menyimak, alasan Imam Hasan menyerahkan khilafah sudah saya kemukakan itu untuk mendamaikan kaum muslimin dan menjaga agar tidak terjadi pertumpahan darah lebih banyak.

    Kalau mau fair, mestinya ketika sahabat dianggap ingkar (thd perintah Allah SWT & wasiat NabiNya) karena membaiat abu bakr sbg khalifa maka imam hasan jg ingkar karena membaiat muawiyah. Kenapa ada standar hukum ganda antara sahabat & imam?

    kalau logika anda dipakai secara konsisten maka saya tidak heran orang seperti anda akan berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] ingkar terhadap perintah Allah karena Beliau beristri lebih dari empat dan tidak berhukum dengan hukum waris yang ditetapkan Allah SWT. Jika anda mau bilang Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] memiliki kekhususan karena Beliau adalah pedoman bagi umat maka seharusnya tidak ada masalah untuk dikatakan Imam Hasan adalah pedoman bagi umat juga jadi apapun yang Beliau lakukan itu adalah kebenaran yang diketahui hikmahnya oleh mereka yang tahu dan tidak diketahui oleh mereka yang tidak tahu. Dalam urusan baiat ini, pihak yang ingkar itu adalah Muawiyah dan pengikutnya karena merekalah yang dikatakan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagai pembangkang yang mengajak ke neraka.

    Saya tanya, apa masuk tuh di logika fair anda, kok Imam Hasan malah menyerahkan kepemimpinan pada Muawiyah pemimpin kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka?. mana bisa logika “rendahan” menjawab pertanyaan ini. Tindakan Imam Hasan itu telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hikmahnya hanya bisa dipahami oleh mereka yang berpegang teguh pada ahlul bait, sedangkan para nashibi mereka malah tersesat dengan menjadikan itu sebagai pembelaan bagi Muawiyah. Padahal hadis shahih Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sangat jelas menyatakan Muawiyah termasuk kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka.

  158. @asad..
    kan sudah saya katakan….kita jangan terjebak pada istilah kekhalifahan samimawon dengan keImamah…hanya saja akan lebih sempurna jika di dalam kita memilih pemimpin/penguasa kita didunia kita memilih pada manusia yang berbuat adil, tdk suka berbuat zolim dan ikut Sunnah NAbi SAw.

    Penyerahan kekhalifahan oleh Imam Hassan kpd Muawiyah hanya penyerahan kekkhalifahan yg bermakna kekuasaan Dunia (mengingat muawiyah mempunyai ambisi thdp kekuasaan, terbukti kekuasaannya berbentuk Monarki) dan bersifat politis bukan syar’ie, karena status ke Imamahan pd Ahlulbayt Al Kisa sdh ditentukan dalam Alqur’an dan Hadist NAbi SAw dan tdk akan bisa dipindahkan kepada manusia yg tdk maksum apalagi pd orang seperti Muawiyah yg oleh kanjeng Nabi Saw dikatakan kelompok yg mengajak ke neraka..!

    sehingga dengan demikiana makna kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Ustman kekhalifahan merekapun tdk sama dengan kekhalifahan Imam Ali As dan Imam Hassan As.

    analoginya seperti para Raja yg ada di Indonesia lah mereka tetap Raja tapi tdk berkuasa….Penguasanya SBY tetapi status Darah Biru/Raja tdk bis melekat pada SBY….apalagi Imamah yg maknanya sampai pada sbg pemimpin di Akherat..karena kita tahu di Hadist Nabi Saw para ahlulbayt NAbi Saw di aherat mereka adalah para Penghulu Mukminin dan Mukminat.

  159. @SP
    >Heran juga saya kalau masih mau lanjut, mengingat saya
    >lihat anda ini seorang nashibi atau simpatisan nashibi.
    >Yah bisa dimaklumi sih kalau anda berpura-pura untuk tidak
    >mengakuinya. Kalau anda menunggu tanggapan saya terhadap
    >komentar anda ya tidak masalah saya buat

    Lho, kan anda belum menjawab kenapa beralasan cuma soal khilafa. Ana penasaran kenapa dibedakan antara kepemimpinan politik & spiritual.

    Cukup membaca tulisan di situs ini untuk mengetahui kesyiahan anda. Salah satu ciri2 syiah yang sering saya temui adalah hobi mencap orang nashibi atau sufyani atau wahabi. Semakin terbuka deh kedok anda.

    >Apa hubungannya bung, apa saya pernah menyatakan kepada
    >anda pada “diskusi ini” bahwa muawiyah itu kafir atau

    Maaf ya mas, saya juga tidak merasa artikel ini diskusi atau analisa pencari kebenaran tapi hanya propagasi faham kesyiahan.

    >munafik. Siapapun tahu bahwa Muawiyah itu muslim atau
    >mengaku muslim pada saat perang shiffin. Kalau ia terbukti
    >kafir atau munafik maka mana ada yang mau membela Muawiyah
    >di antara pengikutnya

    Argumen2 yang anda pakai adalah tipikal syiah, jadi pasti anda tahu status keimanan muawiyah spt apa.

    >Yah itulah akibatnya kalau orang sudah terkena penyakit
    >waham. Bukankah sudah saya bilang saya bukan syiah. Jadi
    >gak ada gunanya anda mengutip dengan berkata “bukankah
    >syiah percaya”. Lha saya ini bukan syiah, hujjah saya soal

    Bukan waham, tapi mungkin saya sedikit lebih jeli ketika membaca tulisan anda & komen2 cheerleader syiah anda disini.

    Sebutan sunni, syiah, nashibi, khawarij dll kan cuma label, tapi yang mesti dilihat adalah buah pikiran seseorang. Sah2 saja mengaku bukan syiah tapi selama apa yang anda kemukakan sesuai dengan apa yang syiah percaya, sah juga saya menerka anda syiah.

    >syiah percaya”. Lha saya ini bukan syiah, hujjah saya soal
    >kepemimpinan ahlul bait adalah hadis Tsaqalain dan ayat
    >tathiir. Kalau anda tidak tahu ya itu urusan anda.

    Bukan saya tidak tahu, tapi justru karena saya tahu pendapat suyukh syiah seperti apa sehingga bisa melihat kesamaan faham anda dengan mereka.

    Perspektif ahlussunnah mengenai tsaqalain, tathiir, ghadir, manzila dll sudah jelas. Saya yakin orang pintar & sepertinya hobi membaca spt anda sudah tahu spt apa penjelasan2 itu.

    >Anda tidak mneyimak, alasan Imam Hasan menyerahkan
    >khilafah sudah saya kemukakan itu untuk mendamaikan kaum
    >muslimin dan menjaga agar tidak terjadi pertumpahan darah
    >lebih banyak.

    Mendamaikan kaum muslimin atau berdamai & menyerahkan kekuasaan ke pengajak ke neraka?

    Bukankah pemilihan abu bakr juga bisa dilihat sebagai usaha mencegah perselisihan yang mungkin timbul dgn ansar yang pada awalnya berencana memilih pemimpin sendiri?

    Lucunya lalu muncul alasan pembaiatan atau penyerahan ke muawiyah itu cuma soal khilafa alias cuma kepemimpinan politik atau kekuasaan dunia.

    Orang yang berpendapat spt itu berarti tidak faham konsep imamah atau terpaksa berkata demikian karena tidak mampu menjelaskan mengapa imam menyerahkan otoritas yang menurut mereka sendiri hanya Allah berhak berikan.

    Imamah mencakup kepemimpinan politik & spiritual. Sepertinya anda mesti belajar lagi apa itu imamah sebelum membuat situs ini yang justru hanya memperlihatkan kontradiksi pernyataan anda dengan konsep imamah tsb.

    >kalau logika anda dipakai secara konsisten maka saya tidak
    >heran orang seperti anda akan berkata Rasulullah >
    [shallallahu ‘alaihi wasallam] ingkar terhadap perintah
    >Allah karena Beliau beristri lebih dari empat dan tidak
    >berhukum dengan hukum waris yang ditetapkan Allah SWT.
    >Jika anda mau bilang Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
    >wasallam] memiliki kekhususan karena Beliau adalah pedoman
    >bagi umat maka seharusnya tidak ada masalah untuk
    >dikatakan Imam Hasan adalah pedoman bagi umat juga jadi
    >apapun yang Beliau lakukan itu adalah kebenaran yang
    >diketahui hikmahnya oleh mereka yang tahu dan tidak
    >diketahui oleh mereka yang tidak tahu. Dalam urusan baiat
    >ini, pihak yang ingkar itu adalah Mua wiyah dan
    >pengikutnya karena merekalah yang dikatakan Rasulullah >
    [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagai pembangkang yang
    >mengajak ke neraka.

    Sebuah perbandingan yang sangat tidak pantas. Anda ingin menyamakan kekhususan nabi dengan imam hasan? Apa anda percaya imam memiliki kedudukan sejajar dengan nabi seperti kepercayaan sebagian syiah? Saya harap tidak. Apa imam hasan boleh beristri lebih dari 4? Qiyas anda tidak pada tempatnya & terlalu gegabah jika dipaksakan.

    >Saya tanya, apa masuk tuh di logika fair anda, kok Imam
    >Hasan malah menyerahkan kepemimpinan pada Muawiyah
    >pemimpin >kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka?.
    >mana bisa >logika “rendahan” menjawab pertanyaan ini.
    >Tindakan Imam >Hasan itu telah ditetapkan oleh Allah SWT
    >dan Rasul-Nya. >Hikmahnya hanya bisa dipahami oleh mereka
    >yang berpegang >teguh pada ahlul bait, sedangkan para
    >nashibi mereka malah >disesatkan dengan menjadikan itu
    >sebagai pembelaan bagi >Muawiyah. Padahal hadis shahih
    >Rasulullah [shallallahu >’alaihi wasallam] sangat jelas
    >menyatakan Muawiyah >termasuk >kelompok pembangkang yang
    >mengajak ke neraka.

    Logika rendahan adalah ketika ingin menyamakan kekhususan seorang nabi saaw dengan imam hasan yang jelas bukan nabi 🙂

    Lagi2 jurus cap nashibi dipakai. Justru sunni menolak pendapat orang yang secara sadar atau tidak sadar percaya imam hasan menyerahkan kekuasaan ke seorang pengajak ke neraka. Anda yang terlihat lebih seperti nashibi dibanding saya.

    Kalau ada pengikut muawiyah yang mengajak ke neraka memang benar, demikian pula pengikut imam ali (nawashib, khawarij, syiah gulat dll). Alhamdulillah sunni tidak menyalahkan pemimpin atas ulah pendukungnya.

    Adalah sebuah fakta sejarah bahwa pembaiatan itu terjadi bukan cuma menurut sunni tapi menurut suyukh syiah sendiri, tapi tidak masuk logika & tidak fair percaya seorang faqih spt imam hasan
    – menyerahkan kepemimpinan ke pengajak ke neraka
    – menyerahkan tanah muslim ke pengajak ke neraka
    – membaiat & menyuruh pengikutnya membaiat pengajak ke neraka

    Jadi bagaimana cara syiah menjustifikasi pembaiatan yang sudah terjadi tsb? Suyukh syiah beralasan imam bertaqiyyah atau dipaksa. Dipaksa oleh pengajak ke neraka? Nah itu satu lagi contoh logika rendahan.

    Tapi sebagian syiah jaman sekarang sadar bahwa itu logika rendahan sehingga memakai jurus baru & berusaha merevisi sejarah bahwa imam tidak membaiat. Kalau begitu banyak sekali kutub ulama syiah yang mesti dimusnahkan untuk menutup2i kejadian itu.

    Soal pembaiatan sih kontradiksi yang tidak ada apa2nya mas dibanding kesimpangsiuran sejarah siapa penerus imam & siapa mahdi. Kontradiksi konsep imamah dengan konsep ghayba dll.

    Kalau saja itu dibahas bisa2 anda tambah bingung seperti bingungnya syiah masa lalu setiap kali imam wafat.

    Lebih baik direnungkan kontradiksi tsb daripada cuma mampu mencap orang lain nashibi.

    NB: untuk syiah yang penasaran apa kontradiksi imamah & ghayba silakan email saya di asadjafarmuhammad@gmail.com, saya akan berikan bukti dari kutub syiah sendiri. Tapi kalau hanya ingin mencap nashibi lebih baik ngga usah.

  160. @Asad

    Lho, kan anda belum menjawab kenapa beralasan cuma soal khilafa. Ana penasaran kenapa dibedakan antara kepemimpinan politik & spiritual.

    Pertanyaan sudah dijawab di atas, malas ah kalau diulang-ulang. Kalau anda tidak mampu menangkap apa yang saya jelaskan maka masalahnya ada pada mas sendiri.

    Cukup membaca tulisan di situs ini untuk mengetahui kesyiahan anda. Salah satu ciri2 syiah yang sering saya temui adalah hobi mencap orang nashibi atau sufyani atau wahabi. Semakin terbuka deh kedok anda.

    Silakan buktikan tulisan mana yang menunjukkan kesyiahan. Orang yang mengatakan saya syiah karena tulisan saya berarti ia gak paham dengan baik apa yang saya tulis. Justru anda saya katakan nashibi karena anda yang terlebih dahulu mencap saya sebagai syiah rafidhah. Mengapa? anda tidak terima dikatakan nashibi ya kalau begitu jangan menuduh orang lain syiah. Saya sudah berulang kali mengatakan “bukan syiah” eh anda malah maksa. Lihat saja komentar anda ini masih saja mengait-ngaitkan saya dengan syiah. Jadi orang yang dari awal terbuka kedoknya adalah anda.

    Maaf ya mas, saya juga tidak merasa artikel ini diskusi atau analisa pencari kebenaran tapi hanya propagasi faham kesyiahan.

    Silakan memangnya saya peduli apa pendapat anda. Orang lain terserah mau bilang begini begitu. Yang penting yang saya tulis ada dasarnya dan objektif sesuai hadisnya tidak maksa maksa menafsirkan harus begini penafsiran sunni dan tidak boleh menafsirkan seperti syiah. Ya seperti yang anda lakukan ini terjebak dengan dikotomi sunni syiah sehingga tidak bisa memahami hadis dengan objektif. Saya tanya anda wahai Asad, apa makna hadis Tsaqalain di sisi anda?. Jawab dengan lugas jangan basa basi. Bagi saya maknanya jelas Kitab Allah dan Ahlul Bait adalah pedoman umat islam agar tidak tersesat. Nah anda menolak makna ini kan dengan alasan “itu penafsiran syiah” padahal itulah bunyi hadisnya. Anda rela menolak makna tersebut [yang sama saja dengan menolak hadisnya] karena tidak mau maknanya sama dengan apa yang diyakini syiah. Dan dengan alasan itulah anda menuduh saya syiah. Saya justru berpegang pada hadis dan tidak peduli dengan dikotomi sunni syiah sedangkan anda menolak hadis dengan alasan supaya tidak sama dengan syiah.

    Argumen2 yang anda pakai adalah tipikal syiah, jadi pasti anda tahu status keimanan muawiyah spt apa.

    Argumen argumen anda tipikal nashibi. Soal Muawiyah saya sudah banyak membuat tulisan dengan dalil-dalil shahih jadi tidak perlu saya bicarakan. Kalau berminat silakan lihat berbagai tulisan saya tentang Muawiyah dalam “daftar artikel”

    Bukan waham, tapi mungkin saya sedikit lebih jeli ketika membaca tulisan anda & komen2 cheerleader syiah anda disini.

    Orang yang jeli mereka tidak akan bisa menuduh saya syiah. Karena apa yang saya tulis adalah hadis-hadis shahih dan saya tafsirkan sesuai dengan kaidah yang benar dan maaf komentar “cheerleader” yang anda maksud jangan jadikan dasar untuk menilai saya. Hal yang menunjukkan kalau waham anda semakin parah.

    Sebutan sunni, syiah, nashibi, khawarij dll kan cuma label, tapi yang mesti dilihat adalah buah pikiran seseorang. Sah2 saja mengaku bukan syiah tapi selama apa yang anda kemukakan sesuai dengan apa yang syiah percaya, sah juga saya menerka anda syiah.

    Sah sah juga saya mengatakan anda nashibi karena perilaku anda mirip dengan para nashibi. Yah mereka yang menyimpangkan banyak hadis keutamaan ahlul bait karena tidak mau membenarkan syiah. Mereka rela menolak hadis demi alasan membantah syiah. Ambil saya label label itu buat anda.

    Bukan saya tidak tahu, tapi justru karena saya tahu pendapat suyukh syiah seperti apa sehingga bisa melihat kesamaan faham anda dengan mereka.

    Apa hubungannya mau syuyukh syiah seperti apa ya silakan saja?. seandainya ada kesamaan apa yang saya sampaikan dengan yang mereka sampaikan itu tidak menjadi alasan untuk menuduh saya syiah. Karena hujjah saya tegak dari hadis-hadis shahih yang saya bahas. Sedangkan anda lebih suka membahas “waham” dari pada hadis shahih yang saya tulis.

    Perspektif ahlussunnah mengenai tsaqalain, tathiir, ghadir, manzila dll sudah jelas. Saya yakin orang pintar & sepertinya hobi membaca spt anda sudah tahu spt apa penjelasan2 itu.

    Perspektif ahlus sunnah atau perspektif nashibi. Gak usah ngaku-ngaku ahlus sunnah deh. Namanya ahlus sunnah itu setia berpegang pada hadis shahih bukan seperti para nashibi yang menyimpangkan makna hadis shahih karena tidak mau membenarkan syiah.

    Mendamaikan kaum muslimin atau berdamai & menyerahkan kekuasaan ke pengajak ke neraka?

    Bukankah pemilihan abu bakr juga bisa dilihat sebagai usaha mencegah perselisihan yang mungkin timbul dgn ansar yang pada awalnya berencana memilih pemimpin sendiri?

    Lucunya lalu muncul alasan pembaiatan atau penyerahan ke muawiyah itu cuma soal khilafa alias cuma kepemimpinan politik atau kekuasaan dunia.

    Silakan anda lihat apa yang dilakukan Imam Ali ketika Abu Bakar dibaiat. Beliau tidak membaiat Abu Bakar sampai Sayyidah fathimah wafat dan Beliau tidak pula memerangi Abu Bakar. Mengapa? karena Beliau tahu bahwa kepemimpinan itu adalah milik ahlul bait dan Beliau berhak atas itu [banyak hadis shahihnya yang tidak diterima oleh para nashibi] tetapi jika Abu Bakar sudah dibaiat oleh banyak orang maka Beliau tidak mau memeranginya karena akan menimbulkan perpecahan. Status kepemimpinan Beliau sebagai pedoman umat tidak akan berubah walaupun khilafah dipegang oleh Abu Bakar. Khilafah itu memang milik ahlul bait karena mereka adalah pedoman umat islam tapi kalau banyak orang lebih suka memilih membela yang bukan ahlul bait sebagai khalifah seperti Abu Bakar dan Muawiyah ya gak bisa dipaksakan. Imam Ali dan Imam Hasan memiliki prinsip dan pandangan yang sama mereka tidak akan memaksa menjadi khalifah jika menimbulkan perpecahan bagi umat. Itulah pandangan saya dan ini murni saya pahami dari berbagai hadis shahih dan sirah yang saya baca bukannya terkait syiah rafidhah.

    Orang yang berpendapat spt itu berarti tidak faham konsep imamah atau terpaksa berkata demikian karena tidak mampu menjelaskan mengapa imam menyerahkan otoritas yang menurut mereka sendiri hanya Allah berhak berikan.

    Oh silakan saja kalau anda punya teori Imamah sendiri. Saya tidak memaksa anda maka jangan pula anda memaksa saya harus menerima teori Imamah seperti dalam waham anda. Bagi saya sangat jelas baik Imam Ali dan Imam Hasan menjadi khalifah atau tidak mereka tetap Imam bagi umat islam tetap pedoman bagi umat islam agar tidak tersesat. Buktinya sangat jelas dalam hadis Tsaqalain. hadis yang sangat dibenci oleh para nashibi dan mereka simpangkan maknanya agar tidak menjadi hujjah bagi syiah.

    Imamah mencakup kepemimpinan politik & spiritual. Sepertinya anda mesti belajar lagi apa itu imamah sebelum membuat situs ini yang justru hanya memperlihatkan kontradiksi pernyataan anda dengan konsep imamah tsb.

    Ah malas menjelaskan hal yang sama berulang-ulang. Imamah Ahlul Bait sudah jelas mereka adalah pedoman umat Islam agar tidak tersesat. Saya jelas mengakui kalau ini mencakup khilafah tetapi tidak sekaku anda. Apa anda pikr ketika Imam Ali membiarkan Abu Bakar menjadi khalifah dan Imam Hasan menyerahkan khalifah kepada Muawiyah maka mereka berdua sedang menyerahkan status Imamah mereka?. Tidak wahai asad, status ahlul bait sebagai pedoman bagi umat islam itu telah ditetapkan oleh Allah SWT. Nah sedangkan khilafah walaupun tetap bagi Ahlul Bait gak bisa langsung dipaksakan jadi, karena khilafah juga membutuhkan pengakuan dari umat. Kalau sebagian orang lebih suka membela yang bukan ahlul bait sebagai khalifah dan menimbulkan perpecahan atau pertumpahan darah maka masih wajar kalau Ahlul Bait lebih memilih menyerahkan khilafah itu demi menjaga perdamaian dan persatuan umat.

    Sebuah perbandingan yang sangat tidak pantas. Anda ingin menyamakan kekhususan nabi dengan imam hasan? Apa anda percaya imam memiliki kedudukan sejajar dengan nabi seperti kepercayaan sebagian syiah? Saya harap tidak. Apa imam hasan boleh beristri lebih dari 4? Qiyas anda tidak pada tempatnya & terlalu gegabah jika dipaksakan.

    Gak usah ngelantur wahai asad. Anda tidak menangkap apa yang saya sampaikan dengan baik. Rasulullah dan Ahlul Bait adalah pedoman bagi umat Islam jadi sangat wajar kalau Imam Hasan sebagai ahlul bait memiliki kekhususan. Dan saya tidak menyamakan kekhususan itu seperti kekhususan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Justru kekhususan Imam Hasan itu berasal dari ketetapan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang berpesan pada Imam Hasan dimana ia akan menjadi Sayyid yang mendamaikan umat yang sedang berselisih.

    Logika rendahan adalah ketika ingin menyamakan kekhususan seorang nabi saaw dengan imam hasan yang jelas bukan nabi 🙂

    Logika rendahan muncul dari orang yang tidak paham tetapi pura pura paham. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Ahlul Bait adalah pedoman bagi umat Islam. Jadi tindakan mereka akan selalu dalam kebenaran.

    Lagi2 jurus cap nashibi dipakai. Justru sunni menolak pendapat orang yang secara sadar atau tidak sadar percaya imam hasan menyerahkan kekuasaan ke seorang pengajak ke neraka. Anda yang terlihat lebih seperti nashibi dibanding saya.

    Gak usah ngaku ngaku sunni deh kalau tidak tahu hadis Sunni. Muawiyah dan pengikutnya adalah kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka. Ini hadisnya

    ويقول ويح عمار تقتله الفئة الباغية يدعوهم إلى الجنة ويدعونه إلى النار قال فجعل عمار يقول أعوذ بالرحمن من الفتن

    Dan Rasulullah SAW bersabda “kasihan Ammar, ia dibunuh oleh kelompok pembangkang. Ia mengajak mereka ke surga, mereka malah mengajaknya ke neraka. Ammar berkata “Aku berlindung kepada Ar Rahman dari fitnah”. [Musnad Ahmad 3/90 no 11879 shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth]

    Ammar radiallahu ‘anhu terbunuh saat perang shiffin oleh kelompok Muawiyah maka yang dimaksud kelompok pembangkang itu adalah Muawiyah dan pengikutnya. Anehnya Muawiyah setelah mendengar hal ini berdalih bahwa Imam Ali lah yang membuat ‘Ammar terbunuh karena membawanya ke medan perang jadi si Muawiyah ini gak mau dikatakan kelompok pembangkang dan melemparkan itu kepada Imam Ali. Yah inilah logika rendahan Muawiyah yang diikuti oleh para nashibi pembelanya

    Nah Imam Hasan tetap menyerahkan khalifah kepada Muawiyah yang merupakan kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka. Itu sudah jelas, anda yang membela Muawiyah ya tidak mau menerima fakta itu dan anda berulang kali gagal memahami bahwa apa yang dilakukan Imam Hasan gak ada sedikitpun kaitannya dengan kedudukan Muawiyah. karena Muawiyah itu dari awal perperangan statusnya tetap kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka.

    Kalau ada pengikut muawiyah yang mengajak ke neraka memang benar, demikian pula pengikut imam ali (nawashib, khawarij, syiah gulat dll). Alhamdulillah sunni tidak menyalahkan pemimpin atas ulah pendukungnya.

    Pembelaan gak nyambung, begitulah ulah para nashibi berusaha mengelak dari hadis shahih dengan dalih basa basi. Sudah sangat jelas Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyatakan kelompok Muawiyah dalam perang shiffin adalah kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka eh para nashibi berusaha membela dengan mengatakan itu untuk pengikutnya saja sedangkan Muawiyah tidak.

    Adalah sebuah fakta sejarah bahwa pembaiatan itu terjadi bukan cuma menurut sunni tapi menurut suyukh syiah sendiri, tapi tidak masuk logika & tidak fair percaya seorang faqih spt imam hasan
    – menyerahkan kepemimpinan ke pengajak ke neraka
    – menyerahkan tanah muslim ke pengajak ke neraka
    – membaiat & menyuruh pengikutnya membaiat pengajak ke neraka

    Jadi bagaimana cara syiah menjustifikasi pembaiatan yang sudah terjadi tsb? Suyukh syiah beralasan imam bertaqiyyah atau dipaksa. Dipaksa oleh pengajak ke neraka? Nah itu satu lagi contoh logika rendahan.

    Wah saya gak peduli itu apa pendapat syuyukh syiah dan mereka tidak menjadi hujjah saya. Sekarang lihat diri anda sendiri, anda pikir Muawiyah itu orang terhormat yang berhak akan khilafah. Siapa yang jadi khalifah saat itu? Imam Ali terus Imam Hasan. nah apa statusnya Muawiyah oh jelas baghiyah yang menyeru kepada neraka. Apa Imam Ali menyerahkan khalifah pada Muawiyah? tidak, beliau tetap memerangi Muawiyah. Apa Imam Hasan langsung menyerahkan khalifah ketika ia dibaiat? tidak beliau juga tetap memerangi Muawiyah. Lantas kenapa pada akhirnya Imam Hasan menyerahkan khilafah?. kalau itu terkait kedudukan Muawiyah pasti dari awal sudah diberikan khilafah itu tetapi memang bukan karena kedudukan Muawiyah. Penjelasannya sudah saya jelaskan berulang-ulang.

    Tapi sebagian syiah jaman sekarang sadar bahwa itu logika rendahan sehingga memakai jurus baru & berusaha merevisi sejarah bahwa imam tidak membaiat. Kalau begitu banyak sekali kutub ulama syiah yang mesti dimusnahkan untuk menutup2i kejadian itu.

    Mulut anda mau berbuih buih bicara syiah begini syiah begitu ya gak ada kaitannya sama saya. Anda kan terjebak waham anda sendiri yang mengait-ngaitkan saya dengan syiah

    Soal pembaiatan sih kontradiksi yang tidak ada apa2nya mas dibanding kesimpangsiuran sejarah siapa penerus imam & siapa mahdi. Kontradiksi konsep imamah dengan konsep ghayba dll.

    Sudahlah Mas jangan menunjukkan seolah anda paham apa itu namanya kontradiksi. anda sok mau bilang Imamah syiah kontradiksi silakan pakai mata dan logika anda untuk melihat kekhalifahan yang diyakini Sunni. Bukankah khalifah itu diserahkan kepada umat islam terus kenapa Abu Bakar menunjuk Umar. Mengapa Muawiyah menunjuk Yazid sebagai khilafah. Itu kontradiksi atau bukan? anda mau menafsirkan ini itu begini begitu ya silakan maka Syiah juga bisa menafsirkan ini itu begini begitu.

    Kalau saja itu dibahas bisa2 anda tambah bingung seperti bingungnya syiah masa lalu setiap kali imam wafat.

    Anda kali yang bingung . kalau saya sih secara saya bukan syiah dan memang gak begitu paham tentang syiah. Kalau anda sok berasa paling paham tentang syiah ya selamat buat anda. Semoga saja anda tidak seperti tong kosong nyaring bunyinya.

    Lebih baik direnungkan kontradiksi tsb daripada cuma mampu mencap orang lain nashibi.

    Tidak mau dicap nashibi maka berhentilah mencap orang syiah rafidhah. Sejak kapan anda punya hak khusus boleh mencap orang sedangkan orang lain tidak boleh mencap anda. Apa anda hidup di dunia milik anda sendiri wahai Asad.

    NB: untuk syiah yang penasaran apa kontradiksi imamah & ghayba silakan email saya di asadjafarmuhammad@gmail.com, saya akan berikan bukti dari kutub syiah sendiri. Tapi kalau hanya ingin mencap nashibi lebih baik ngga usah.

    Silakan tuh para syiah yang penasaran tapi setidaknya saya ingatkan agar jangan terlalu berharap karena bisa jadi kalian kecewa mengingat cara ia beragumen saja sangat terlihat tidak meyakinkan. 🙂

  161. @asad

    Jika anda tidak ingin dituduh maka berhentilah menuduh. Anda merasa tuduhan anda punya dasar. Orang lain pun sama begitu.

    Salam

  162. @SP

    Saya tidak pernah merendahkan derajat imam ali/hasan, apalagi mendudukkan derajat mereka dibawah muawiyah, tapi karena saya mencap anda syiah, okelah anda balik mencap saya nashibi supaya fair 🙂

    Untuk menjawab klaim pemahaman khilafa saya kaku, ayo kita bandingkan pemahaman kita.

    Konsep imamah anda = setelah nabi saaw mesti ada imam sebagai pemimpin & pedoman umat yg ditunjuk langsung oleh Allah.

    Sedangkan saya percaya khilafa itu penting & dipilih umat, tapi nabi saaw bersabda akan datang suatu masa dimana fitnah merajalela & umat tidak memiliki khalifa. Jadi yang kaku itu justru pemahaman anda.

    Anda percaya imamah mencakup khilafa tapi kemudian menulis:

    >”Nah sedangkan khilafah walaupun tetap bagi Ahlul Bait gak bisa >langsung dipaksakan jadi, karena khilafah juga membutuhkan >pengakuan dari umat.”

    Jadi imam yang dipilih langsung oleh Allah SWT yang otoritasnya mencakup khilafa, tapi membutuhkan pengakuan dari umat? Kalau umat ingkar, perintah Allah SWT jadi boleh tidak dilaksanakan?

    Perintah Allah SWT apa lagi yang boleh tidak dilaksanakan hanya karena tidak mendapat restu umat?

    Bukannya melawan atau menghukum mereka yang ingkar perintahNya, pedoman umat agar tidak tersesat malah membiarkan umat ingkar & tersesat. Ayo siapa yang pakai logika rendahan?

    Tidak akan ada lagi nabi setelah rasulullah saaw, sehingga menurut yang percaya konsep imamah diperlukan seorang imam bagi umat.

    Kalau misalkan imam tidak ada diantara umatnya berarti mengkontradiksi konsep mesti adanya imam ditengah2 umat untuk dijadikan pedoman & pemimpin setelah nabi saaw.

    Jadi sebenarnya konsep imamah dari awal sudah dikontradiksi (red tidak dibenarkan) imam trus 2 abad lebih kemudian (untuk syiah imam 12) dikontradiksi lagi oleh konsep ghayba.

    NB: Saya penasaran nih, anda kan mengaku bukan syiah, lalu imam yang menurut anda ditunjuk Allah SWT sebagai pedoman sekarang siapa & dimana?

  163. @Asad

    Saya tidak pernah merendahkan derajat imam ali/hasan, apalagi mendudukkan derajat mereka dibawah muawiyah, tapi karena saya mencap anda syiah, okelah anda balik mencap saya nashibi supaya fair

    Anda bebas mengaku apa saja, tetapi faktanya adalah apa yang terlihat dari komentar anda atau perkataan anda. Silakan tidak ada masalah itu adalah hak anda

    Untuk menjawab klaim pemahaman khilafa saya kaku, ayo kita bandingkan pemahaman kita.

    Silakan kita lihat seberapa mampu anda berpikir dengan baik dan memahami perkataan orang lain dengan baik

    Konsep imamah anda = setelah nabi saaw mesti ada imam sebagai pemimpin & pedoman umat yg ditunjuk langsung oleh Allah.

    Bahasanya kurang tepat Mas, pertama itu bukan konsep Imamah saya. Kedua yang menyatakan ada pedoman setelah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat adalah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sendiri. Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sendiri yang menyatakan ahlul bait adalah pedoman bagi umat sepeninggal Beliau. Itu tertera jelas dalam hadis Tsaqalain. Harus berapa kali saya bilang supaya anda paham

    Sedangkan saya percaya khilafa itu penting & dipilih umat, tapi nabi saaw bersabda akan datang suatu masa dimana fitnah merajalela & umat tidak memiliki khalifa. Jadi yang kaku itu justru pemahaman anda.

    Lha terserah anda apa yang anda percaya. Saya tanya wahai manusia, kalau memang khalifah harus dipilih umat maka siapa umat yang dimaksud?. Namanya umat itu ya setiap orang yang mengaku muslim dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Apa pakai pemilu kayak sekarang?. Dan maaf dimananya letak pemahaman saya yang kaku. Saya pun mengakui bahwa umat suatu saat tidak memiliki khalifah. Anda masih tetap lucu sok merasa paham mengenai pemahaman saya

    Anda percaya imamah mencakup khilafa tapi kemudian menulis:

    >”Nah sedangkan khilafah walaupun tetap bagi Ahlul Bait gak bisa >langsung dipaksakan jadi, karena khilafah juga membutuhkan >pengakuan dari umat.”

    Jadi imam yang dipilih langsung oleh Allah SWT yang otoritasnya mencakup khilafa, tapi membutuhkan pengakuan dari umat? Kalau umat ingkar, perintah Allah SWT jadi boleh tidak dilaksanakan?

    Ah ini mah jelas sekali. Namanya khalifah itu kan pemimpin banyak orang. Kalau seseorang ditetapkan sebagai pemimpin sekelompok orang tetapi orang-orang tersebut menolak atau tidak mau dipimpin oleh orang tersebut ya apa mau dikata. Bagaimana caranya orang itu jadi Khalifah kalau yang mau dipimpin saja memilih pemimpin yang lain.

    Perintah Allah SWT apa lagi yang boleh tidak dilaksanakan hanya karena tidak mendapat restu umat?

    Bukannya melawan atau menghukum mereka yang ingkar perintahNya, pedoman umat agar tidak tersesat malah membiarkan umat ingkar & tersesat. Ayo siapa yang pakai logika rendahan?

    Maaf bahasa anda itu gak pas sekali, apanya yang “restu”. Khilafah itu berkaitan dengan kepentingan orang banyak sehingga dalam pelaksanaannya perlu penerimaan orang-orang terhadap khalifah tersebut. Bagaimana sang khalifah mau melaksanakan tugasnya kalau orang-orang tidak menerimanya sebagai khalifah. Sejak kapan pedoman umat membiarkan umatnya tersesat?. Logika anda itu yang rendahan, banyak utusan Allah baik Nabi dan Rasul yang diingkari umatnya tetapi mereka tetap gigih menyampaikan risalah, nah Nabi dan Rasul ini juga punya kedudukan sebagai khalifah bagi umatnya tetapi jika umatnya sendiri ingkar maka bagaimana mau jadi khalifah bagi umatnya. Begitu pula Imam Ahlul Bait mereka tetap menyampaikan syariat agama bagi siapapun yang mau berpedoman kepada mereka, lha kalau orangnya yang ingkar dan tidak mau ya itu terserah mereka.

    Tidak akan ada lagi nabi setelah rasulullah saaw, sehingga menurut yang percaya konsep imamah diperlukan seorang imam bagi umat.

    Kalau misalkan imam tidak ada diantara umatnya berarti mengkontradiksi konsep mesti adanya imam ditengah2 umat untuk dijadikan pedoman & pemimpin setelah nabi saaw.

    Yang menentukan Imam ada atau tidak ada itu siapa?. Anda yang merasa rasa atau konsep yang anda bawa dan anda nisbatkan itu kepada saya. Yang saya pahami adalah sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] pedoman bagi umat islam adalah Ahlul Bait, merekalah Imam bagi umat. Kalau yang anda maksud pemahaman syiah ya silakan anda keluhkan itu pada mereka yang mengaku syiah.

    Jadi sebenarnya konsep imamah dari awal sudah dikontradiksi (red tidak dibenarkan) imam trus 2 abad lebih kemudian (untuk syiah imam 12) dikontradiksi lagi oleh konsep ghayba.

    Saya kasih saran sama anda, anda banyak mengalami kontradiksi karena anda tidak bisa berpikir dengan baik. Tidak bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kacau karena mencampuraduk apa yang saya pahami dengan pemahaman syiah yang anda pahami. Maka silakan pilah pilah dengan objektif apa yang saya pahami baru kemudian analisis dengan logika yang benar

    NB: Saya penasaran nih, anda kan mengaku bukan syiah, lalu imam yang menurut anda ditunjuk Allah SWT sebagai pedoman sekarang siapa & dimana?

    Sekarang saya tanya bung, anda ini syiah apa bukan? pasti anda jawab bukan syiah. Kalau anda mengaku bukan syiah sama seperti saya maka silakan tanyakan juga itu pada diri anda. Siapa imam yang menurut anda ditunjuk Allah SWT sebagai pedoman sekarang siapa dan dimana?. Jawaban saya “jelas saya tidak tahu” karena saya tidak tahu dalilnya siapa dan dimana Imam yang ditunjuk Allah SWT sekarang di tahun 2011 ini. Tidak ada susahnya bagi saya menjawab itu dan saya heran mengapa anda bisa berpikir bahwa saya akan kesulitan menjawab pertanyaan seperti itu. Saya merasa lagi lagi anda mengira ngira saya memahami ini saya memahami itu. Saya tekankan lagi kepada anda, anda tidak sedang berhadapan dengan orang yang mewakili mazhab tertentu, anda sedang berhadapan dengan orang yang lebih suka berpegang pada dalil daripada asumsi atau dogma seperti yang anda yakini.

  164. @asad
    Anda berdialog secara fanatik. Tidak memakai AKAL. Kalau khalifah di-pilih Allah maka siapa tdk taat adalah NARAKA tempatnya. Tapi kalau khalifah dipilih manusia yang terserah mau taat atau tdk. Dan seperti sdr SP katakan bahwa yang dikehendaki Allah untuk memimpin umat setelah Rasul adalah mereka2 yang telah disucikan (Ahlulbait).

  165. @asad
    anda terjebak pada pola pikir/pemahaman yg bersifat umum…
    umumnya orang berkata jika pemimpin dipilih oleh orang yg banyak maka pemimpin itu sudah pasti akan BENAR Lahir dan Batin…ahhh negara kitapun sulit utk mengatakan Presiden Demokratis kita telah membawa Rakyatnya Bahagia lahir dan batin

    kedua anda terjebak pada rumus bahwa hanya Nabi dan Rosullah pemimpin yg dipilih/ditetapkan oleh Allah Swt,..karena itu Alloh tdk lagi menetapkan Pemimpin Umat setelah NAbi Muhammad Saw..???

    renungkan AYAT Quran SURAT AL-BAQARAH (2) Ayat 124 berikut ini:

    Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah (setelah itu) berfirman: “Sesungguhnya Aku menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak berlaku untuk orang-orang zalim”.]

  166. @SP
    >Bahasanya kurang tepat Mas, pertama itu bukan konsep Imamah >saya.

    Jadi konsep imamah anda berbeda dgn syiah imamiah atau cuma lagi taqiyyah? Mayoritas syiah jaman sekarang percaya imam berhenti di yg ke-12, kalau imam anda yang terakhir keturunan imam ali yang ke berapa? Tolong dijelaskan jadi jelas.

    >Kedua yang menyatakan ada pedoman setelah Nabi [shallallahu >’alaihi wasallam] wafat adalah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] >sendiri. Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sendiri yang >menyatakan ahlul bait adalah pedoman bagi umat sepeninggal >Beliau. >Itu tertera jelas dalam hadis Tsaqalain. Harus berapa kali >saya >bilang supaya anda paham

    Itu kan cuma pemahaman anda bahwa nabi saaw bersabda menjadikan ahlulbayt pedoman. Justru hadits tsaqalain bukti anda salah mas. Kitabullah masih ada untuk dijadikan pedoman umat sejak nabi saaw wafat sampai sekarang, tapi imam dimana? Apa berarti nabi saaw hanya menjadikan imam sebagai pedoman sementara atau sampai tahun tertentu saja?

    Anda juga mengaku tidak tahu dimana imam kan? Apa anda mau pakai qiyas nabi saaw tidak ada jadi tidak masalah imam juga tidak ada?

    Tidak adanya imam adalah salah satu dari banyak bukti nabi saaw tidak pernah meninggalkan imam untuk dijadikan pedoman umat sepanjang masa.

    Jadi usaha anda pakai hadits tsaqalain terlalu dipaksakan & justru hujjah melawan pemahaman anda.

    >maaf dimananya letak pemahaman saya yang kaku. Saya pun >mengakui >bahwa umat suatu saat tidak memiliki khalifah. Anda >masih tetap >lucu sok merasa paham mengenai pemahaman saya

    Kalau saya percaya imam tidak ada sekarang itu tidak jadi masalah, karena saya percaya nabi saaw tidak meninggalkan imam sebagai pedoman umat setelah beliau saaw wafat. Tapi kalau misalkan saya percaya kitabullah tidak ada, nah itu masalah besar.

    Kalau anda mengakui umat sekarang tidak memiliki imam berarti menyalahi kepercayaan sendiri bahwa nabi saaw sudah meninggalkan imam sebagai pedoman.

    Berarti sekarang pedoman anda ngga lengkap mas, itu tidak benar menurut pemahaman hadits tsaqalain anda kan? Anda mau terlihat luwes justru mengkontradiksi pemahaman sendiri.

    >Ah ini mah jelas sekali. Namanya khalifah itu kan pemimpin >banyak >orang. Kalau seseorang ditetapkan sebagai pemimpin >sekelompok >orang tetapi orang-orang tersebut menolak atau >tidak mau dipimpin >oleh orang tersebut ya apa mau dikata. >Bagaimana caranya orang itu >jadi Khalifah kalau yang mau >dipimpin saja memilih pemimpin yang >lain.

    Jelas sekali apanya mas? Yang menentukan khalifa menurut anda adalah Allah SWT, jadi ketika orang2 menolak & tidak mau trus anda pakai alasan “apa mau dikata”?

    Apa yang menolak & tidak mau ikut perintah Allah SWT lainnya spt zakat atau sholat imam juga bisa pakai alasan “apa mau dikata”? Semakin lama semakin konyol alasan anda.

    “Apa mau dikata” mungkin sikap anda tapi bukan sikap ahlulbayt Nabi saaw ketika melihat perintah Allah SWT diingkari.

    >Logika anda itu yang rendahan, banyak utusan Allah baik Nabi >dan >Rasul yang diingkari umatnya tetapi mereka tetap gigih >menyampaikan risalah, nah Nabi dan Rasul ini juga punya >kedudukan >sebagai khalifah bagi umatnya tetapi jika umatnya >sendiri ingkar >maka bagaimana mau jadi khalifah bagi umatnya. >Begitu pula Imam >Ahlul B ait mereka tetap menyampaikan syariat >agama bagi siapapun >yang mau berpedoman kepada mereka, >lha kalau orangnya yang ingkar >dan tidak mau ya itu terserah >mereka.

    Lagi2 qiyas nabi dgn imam. Mereka yang ingkar risalah nabi bukan umat mereka mas, sedangkan kita bicara umat nabi saaw yang setelah beliau wafat KATANYA mengingkari perintah Allah SWT, Jadi mereka murtad yg mesti dihukum jika tidak juga bertaubat. Contohnya ketika khalifa memerangi yang ingkar perintah zakat.

    Lagipula bagaimana bisa imam menyampaikan syariat & mengingatkan umat atau dijadikan pedoman kalau dia kemudian tidak ada?

    Perintah Allah kepada imam untuk menjadi khalifa tidak mereka laksanakan hanya karena tidak mendapatkan pengakuan umat. Enak saja membuat2 alasan atas nama ahlulbayt raa.

    Untuk orang yang percaya imam sebagai penegak syariat & pelaksana perintah Allah SWT, alasan anda yang layak disebut logika rendahan.

    Anda percaya nabi saaw menunjuk ali ra kemudian beliau menunjuk hasan ra dst.

    Nah imam yang terakhir dari keturunan imam ali ra yang keberapa? Kenapa imam yang terakhir lagi2 tidak menjalankan wasiat nabi saaw dengan menunjuk imam saat ini?

    Kalau memakai pemahaman hadits tsaqalain anda berarti pedoman anda sekarang cuma kitabullah mas, jadi ngga usah pakai hadits yg justru mengkontradiksi paham anda.

    Ternyata blogger kebanggaan syiah indonesia cuma jago mengkontradiksi kepercayaan sendiri 🙂

  167. @Asad

    Jadi konsep imamah anda berbeda dgn syiah imamiah atau cuma lagi taqiyyah? Mayoritas syiah jaman sekarang percaya imam berhenti di yg ke-12, kalau imam anda yang terakhir keturunan imam ali yang ke berapa? Tolong dijelaskan jadi jelas.

    Wah penyakit wahamnya memang belum hilang. Silakan tuh perhatikan penjelasan saya di atas, sudah sangat jelas sekali. Imam yang menjadi pedoman adalah ahlul bait yang dijelaskan dalam hadis Tsaqalain. Mau bilang berapa kali saya tidak punya urusan dengan keyakinan syiah. Apanya anda sok tanya tanya imam saya? situ imamnya siapa?. Imam anda yang terakhir siapa? atau anda tidak punya imam. Oh berarti anda memang nggak ngikut siapa siapa.

    Itu kan cuma pemahaman anda bahwa nabi saaw bersabda menjadikan ahlulbayt pedoman. Justru hadits tsaqalain bukti anda salah mas. Kitabullah masih ada untuk dijadikan pedoman umat sejak nabi saaw wafat sampai sekarang, tapi imam dimana? Apa berarti nabi saaw hanya menjadikan imam sebagai pedoman sementara atau sampai tahun tertentu saja?

    Kalau anda berhujjah dengan ngeyel maka saya pun bisa berhujjah dengan ngeyel. Kalau anda katakan Kitabullah masih ada maka saya tanya apa Kitabullah itu berbicara dengan anda?. Terus ada tuh orang yang katanya berpegang pada kitab Allah tetapi masih saja disebut sesat yaitu ingkar sunnah. btw orang yang mengingkari hadis Tsaqalain juga layak kali ya dikatakan ingkar sunnah :mrgreen:

    Anda juga mengaku tidak tahu dimana imam kan? Apa anda mau pakai qiyas nabi saaw tidak ada jadi tidak masalah imam juga tidak ada?

    Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] jadi pedoman tidak buat anda?. kalau iya, apa menurut anda Nabi masih hidup?. Kalau anda katakan sudah wafat maka bagaimana anda bisa menjadikan Nabi pedoman. nah itu logika anda kan.

    Tidak adanya imam adalah salah satu dari banyak bukti nabi saaw tidak pernah meninggalkan imam untuk dijadikan pedoman umat sepanjang masa.

    Apa tidak adanya Nabi sekarang menjadi bukti bahwa Allah SWT tidak pernah menjadikan Nabi sebagai pedoman?. Tolong dipikir dulu sebelum bicara.

    Jadi usaha anda pakai hadits tsaqalain terlalu dipaksakan & justru hujjah melawan pemahaman anda.

    Bukannya cara anda berhujjah itu bertentangan dengan keyakinan anda. saya sudah tunjukkan tuh, andalah yang penuh kontradiksi

    Kalau saya percaya imam tidak ada sekarang itu tidak jadi masalah, karena saya percaya nabi saaw tidak meninggalkan imam sebagai pedoman umat setelah beliau saaw wafat. Tapi kalau misalkan saya percaya kitabullah tidak ada, nah itu masalah besar.

    wah maaf ya masalah anda ya itu urusan anda sendiri. Kalau anda percaya Nabi tidak meninggalkan imam sebagai pedoman umat setelah Beliau ya itu keyakinan anda, silakan saja.

    Kalau anda mengakui umat sekarang tidak memiliki imam berarti menyalahi kepercayaan sendiri bahwa nabi saaw sudah meninggalkan imam sebagai pedoman.

    Mengangkat khalifah itu wajib tidak bagi umat islam?. pernah tidak anda baca hadis siap yang mati tanpa membaiat maka ia mati dalam keadaan jahiliyah?. Setahu saya adanya khalifah itu wajib, terus mana khalifah umat islam sekarang? silakan jawab. Kalau logika anda karena tidak ada khalifah sekarang maka keyakinan wajibnya khalifah itu salah. Khalifah itu tidak wajib, nah looo

    Berarti sekarang pedoman anda ngga lengkap mas, itu tidak benar menurut pemahaman hadits tsaqalain anda kan? Anda mau terlihat luwes justru mengkontradiksi pemahaman sendiri.

    Anda yang lebih parah lagi, itu berarti anda sendiri tidak menjadikan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagai pedoman karena sekarang Beliau sudah wafat. kontradiksi nyata tuh

    Jelas sekali apanya mas? Yang menentukan khalifa menurut anda adalah Allah SWT, jadi ketika orang2 menolak & tidak mau trus anda pakai alasan “apa mau dikata”?

    Lha anda ini gak ngerti omongan orang. Yang mengangkat Nabi itu Allah SWT lalu seandainya kaumnya tidak mengakui maka apakah Nabi bisa menjalankan tugasnya mengatur kaumnya.

    Apa yang menolak & tidak mau ikut perintah Allah SWT lainnya spt zakat atau sholat imam juga bisa pakai alasan “apa mau dikata”? Semakin lama semakin konyol alasan anda.

    Apa perintah wajibnya membaiat khalifah sekarang bisa anda lakukan. Atau anda mau berkata “apa mau dikata” khalifah umat islam sekarang tidak ada. Semakin konyol saja tanggapan anda

    “Apa mau dikata” mungkin sikap anda tapi bukan sikap ahlulbayt Nabi saaw ketika melihat perintah Allah SWT diingkari.

    jangan sok membicarakan ahlul bait. Orang seperti anda yang mengingkari ahlul bait sebagai pedoman jelas orang yang gak pantas berbicara bagaimana sikap ahlul bait. Apa gunanya sikap ahlul bait bagi anda kalau anda sendiri tidak mengakui mereka sebagai pedoman. heh lucu sekali

    Lagi2 qiyas nabi dgn imam. Mereka yang ingkar risalah nabi bukan umat mereka mas, sedangkan kita bicara umat nabi saaw yang setelah beliau wafat KATANYA mengingkari perintah Allah SWT, Jadi mereka murtad yg mesti dihukum jika tidak juga bertaubat. Contohnya ketika khalifa memerangi yang ingkar perintah zakat.

    Anda itu gak nangkep letak analoginya. Saya katakan bagaimana Nabi Allah SWT bisa menjalankan tugasnya sebagai Nabi yaitu salah satunya mengatur atau menjadi pemimpin bagi kaumnya kalau kaumnya sendiri tidak mengakui ia sebagai Nabi. Maka begitu pula bagaimana Khalifah bisa menjalankan tugasnya untuk mengatur umat kalau umat sendiri menolaknya sebagai khalifah. Apa anda pikr karena Allah SWT yang mengangkat khalifah maka orang orang pasti akan mengakuinya?. Umat itu adalah kumpulan banyak orang bisa saja ada sebagian yang menolak dan menentang nah itulah yang terjadi dengan kepemimpinan ahlul bait.

    Lagipula bagaimana bisa imam menyampaikan syariat & mengingatkan umat atau dijadikan pedoman kalau dia kemudian tidak ada?

    Bagaimana bisa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyampaikan syariat dan mengingatkan umat atau dijadikan pedoman kalau beliau kemudian tidak ada atau wafat?.

    Perintah Allah kepada imam untuk menjadi khalifa tidak mereka laksanakan hanya karena tidak mendapatkan pengakuan umat. Enak saja membuat2 alasan atas nama ahlulbayt raa.

    Terus anda maunya apa, anda maunya Imam Hasan terus berperang walaupun seorang diri. dan seandainya Beliau wafat, mulut usil anda akan berkata perintah Allah kepada imam untuk menjadi khalifah tidak mereka laksanakan karena mereka wafat. Semakin lama andalah yang semakin nyata mencari cari alasan untuk merendahkan ahlul bait.

    Untuk orang yang percaya imam sebagai penegak syariat & pelaksana perintah Allah SWT, alasan anda yang layak disebut logika rendahan.

    logika Anda jelas jauh lebih rendah karena dengan logika rendahan anda maka Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] tidak bisa jadi pedoman karena Beliau telah wafat. dan begitu pula anda mengingkari wajibnya khilafah bagi umat islam dan wajibnya membaiat khalifah karena sampai sekarang khalifah umat islam tidak ada

    Anda percaya nabi saaw menunjuk ali ra kemudian beliau menunjuk hasan ra dst.

    Nah imam yang terakhir dari keturunan imam ali ra yang keberapa? Kenapa imam yang terakhir lagi2 tidak menjalankan wasiat nabi saaw dengan menunjuk imam saat ini?

    Wah saya gak tahu tuh jawaban atas pertanyaan anda. Karena pertanyaan anda itu lebih layak anda tujukan pada pengikut syiah. Bukankah saya sudah katakan, saya berhujjah dengan dalil, selagi saya tidak menemukan dalil adanya penunjukan saya gak akan bicara soal itu. Kalau anda mah hobinya dengan asumsi dan logika rendahan maka silakan ambil saja buat anda

    Kalau memakai pemahaman hadits tsaqalain anda berarti pedoman anda sekarang cuma kitabullah mas, jadi ngga usah pakai hadits yg justru mengkontradiksi paham anda.

    Kalau memakai pemahaman hadis Tsaqalain versi anda berarti pedoman anda sekarang cuma kitabullah jadi gak usah pakai hadis. Nah itu kan keyakinan anda. Maaf anda cuma membuktikan kalau anda hanya seorang ingkar sunnah. Saran saya gak usah sok bicara kontradiksi kalau anda sendiri gak paham apa itu kontradiksi. Silakan lihat komentar anda dan perhatikan diri anda, anda sendiri penuh kontradiksi

    Ternyata blogger kebanggaan syiah indonesia cuma jago mengkontradiksi kepercayaan sendiri

    Wah siapa nih blogger kebanggan syiah. Saya baru tahu kalau syiah membanggakan blog saya. Syiah punya ulama mereka sendiri. jadi jangan sok tahu deh dan silakan belajar apa itu namanya kontradiksi biar anda bisa berhujjah dengan benar.

  168. @SP

    “Wah saya gak tahu tuh jawaban atas pertanyaan anda. Karena pertanyaan anda itu lebih layak anda tujukan pada pengikut syiah. Bukankah saya sudah katakan, saya berhujjah dengan dalil, selagi saya tidak menemukan dalil adanya penunjukan saya gak akan bicara soal itu. Kalau anda mah hobinya dengan asumsi dan logika rendahan maka silakan ambil saja buat anda..”

    Ini jawaban sanggahan yg paling saya sukai dari anda atas orang yg hanya sibuk dengan asumsinya sendiri……salam.

  169. @asad
    SP anda lawan..

    terus berjuang mas asad pantang mundur,…biar mukalid anda semakin kagum dengan segala bantahan/argumen anda (walau ngawur..hehehe..)

  170. ah Sp ini kayak ngga tahu aja khalifahnya si asad..
    itu tuh raja Abdulloh yg sedang menunggu ajal di Kerajaan Arab SAudi…itulah yg selalu nashibi bangga-banggakan sebagai kekhalifahan Islam, penyumbang terbanyak pembangunan Masjid Kaum Nashibi di negeri Tercinta ini

  171. @zillan….iya bener, di lingkungan rumah ane hampir aja tuh si arab wahabi ngebangun Mesjid lewat yayasan al-huda nya…untung kita-2 pada nolak…..

    dan fitnah-nya para wahabi bahwa semua ahlul sunnah berkongsi dg Syi’ah……SP juga dicap Syiah…emang bener yah ???

  172. @ aswaja selalu

    SP syiah?…hmmmmm…..Insya allah

  173. @cahaya, ga apa2 deh kenal syiah daripada kenal wahabiyyun…

  174. @SP
    >Wah penyakit wahamnya memang belum hilang. Silakan tuh >perhatikan penjelasan saya di atas, sudah >sangat jelas sekali. >Imam yang menjadi pedoman adalah ahlul bait yang dijelaskan >dalam hadis Tsaqalain. >Mau bilang berapa kali saya tidak punya >urusan dengan keyakinan syiah.

    Komen2 cheerleader anda muncul serempak!! 🙂

    Bukan penyakit waham, tapi saya bukan tipe orang asal percaya apalagi setelah menyimak artikel & komen anda disini. Ditambah lagi baru sadar ternyata anda bukan cuma promosi faham syiah tapi situs musadiq si syiah tulen juga dipromosiin tuh. Jadi mau mengaku bukan syiah ya ngga apa2. Saya sih lihat prakteknya aja deh 🙂

    >Apanya anda sok tanya tanya imam saya? situ imamnya siapa?. >Imam anda yang terakhir siapa? atau anda tidak punya imam. Oh >berarti anda memang nggak ngikut siapa siapa.

    Sok tanya apanya? Nabi saaw tidak mewasiatkan atau menunjuk imam jadi itu bukan bagian rukun iman saya. Imam wasiat nabi saaw & pedoman umat kan kepercayaan anda. Jadi mestinya anda yang paling tidak mesti tahu dong & bertanya ke diri sendiri siapa imam anda yg terakhir. Kok imam terakhir ngga berwasiat siapa imam berikutnya? 🙂

    Kalau sekarang sunni tidak punya khalifa itu bukan masalah karena memang nabi saaw sudah bersabda itu akan terjadi. Beliau saaw menerangkan di hadits riwayat hudayfa ra akan datang masa penuh fitnah dimana umat tidak memiliki khalifa.

    Silakan baca kitab al fitan imam bukhari atau kitab al imarah imam muslim.

    >Terus ada tuh orang yang katanya berpegang pada kitab Allah >tetapi masih saja disebut sesat yaitu ingkar sunnah. btw orang >yang mengingkari hadis Tsaqalain juga layak kali ya dikatakan >ingkar sunnah :mrgreen:

    Di kitabullah yang anda punya apa ngga ada firman “taati Allah dan rasul”? Gimana yang ingkar sunnah bisa dianggap berpegang kepada kitabullah padahal mereka ingkar kepada apa yg rasulullah saaw sabdakan (hadits)? Memang cara mereka beribadah belajar sendiri atau belajar dari sabda nabi saaw?

    Ngga usah pelintir tulisan saya mas. Saya tidak pernah menolak hadits tsaqalain, tapi yang saya tolak adalah klaim anda bahwa nabi saaw meninggalkan imam sebagai pedoman umat sepanjang masa spt kitabullah karena terbukti sekarang tidak ada. Mungkin Kitabullah pedoman sepanjang masa, tapi imam pedoman sementara iya?

    >Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] jadi pedoman tidak buat >anda?. kalau iya, apa menurut anda Nabi masih hidup?. Kalau >anda katakan sudah wafat maka bagaimana anda bisa >menjadikan >Nabi pedoman. nah itu logika anda kan.

    Jika seseorang mewariskan sesuatu apakah berarti orang itu mesti ada?

    Ketika Nabi saaw mewariskan kitabullah sebagai pedoman karena nabi saaw akan meninggalkan umatnya. Jadi ketika berpegang kepada pedoman kitabullah berarti menjadikan beliau saaw pedoman 🙂

    Usaha perbandingan nabi & imam anda salah tempat mas. Nabi saaw membawa kitabullah baru yang beliau wariskan & dipakai sebagai pedoman sampai sekarang, tapi apa imam membawa kitabullah baru juga? Trus apa yang diwariskan imam? Mewariskan imam penerus saja juga tidak kok, malah menghilang begitu saja.

    >Mengangkat khalifah itu wajib tidak bagi >umat islam?. pernah >tidak anda baca
    >hadis siap yang mati tanpa membaiat maka
    >ia mati dalam keadaan jahiliyah?. Setahu >saya adanya khalifah >itu wajib, terus >mana khalifah umat islam sekarang? >silakan >jawab. Kalau logika anda karena >tidak ada khalifah sekarang >maka >keyakinan wajibnya khalifah itu salah. >Khalifah itu tidak >wajib, nah looo

    Menjawab hadits argumen favorit syiah soal mati jahilliyah, baca hadits riwayat ibn umar ra. Disitu dijelaskan hal tsb berkaitan dengan orang yang membaiat tapi kemudian mencabut baiat. Tidak ada hadits yang menyebut tidak beriman seseorang kalau tidak punya khalifa (buktinya hadits nabi saaw riwayat hudayfa ra dimana nabi saaw tidak menyuruh hudayfa ra membaiat).

    Justru kontradiksi kalau memakai pemahaman imamah anda bukan saya. Nabi saaw tidak berwasiat khalifa adalah pedoman kok, itu kan cuma kepercayaan anda. Jadi sekali lagi, pertanyaan itu mesti anda tujukan ke diri sendiri.

    Kembali ke hadits riwayat hudayfa ra, Nabi saaw membenarkan akan ada masa tanpa khilafa & terbukti kebenaran hadits tsb.

    Memang nabi saaw mewajibkan umatnya memiliki pemimpin tapi beliau saaw juga membenarkan akan datang masa itu tidak terlaksana contohnya sekarang. Khilafa masih tetap diperjuangkan sampai sekarang & insha Allah bisa terbentuk lagi.

    Jadi bukan kontradiksi kepercayaan saya tapi malah membenarkan hadits yang sudah disampaikan para sahabat raa itu 🙂

    >Bukankah saya sudah katakan, saya berhujjah dengan dalil, >selagi saya tidak menemukan dalil adanya penunjukan saya gak >akan bicara soal itu. Kalau anda mah hobinya dengan asumsi >dan logika rendahan maka silakan ambil saja buat anda..”

    Anda bertumpu dalil? 🙂 Banyak dalil yang menunjukkan kemuliaan abu bakr ra yg ternyata menurut anda ingkar wasiat nabi saaw & juga banyak dalil lain yg tidak membenarkan faham anda tapi anda tutup mata.

    Jadi lebih tepatnya anda berdalil dengan apa yang anda suka 🙂

    >Kalau memakai pemahaman hadis Tsaqalain
    >versi anda berarti pedoman anda sekarang
    >cuma kitabullah jadi gak usah pakai
    >hadis. Nah itu kan keyakinan anda. Maaf

    Anda cuma mengulang perumpamaan ingkar sunnah diatas. Di kitabullah tertulis taati Allah & Rasul. Jika mengaku kitabullah pedoman berarti mesti taat nabi saaw. Hadits itu sabda & perintah siapa? 🙂

    Kembali ke pertanyaan saya, walaupun saya ngga percaya anda bukan syiah imam 12.

    Siapa imam anda sekarang kalau memang imam juga pedoman warisan nabi saaw selain kitabullah? Atau anda mau ikut2an percaya hadits riwayat hudayfa ra bahwa akan ada masa tanpa khalifa?

    Menurut anda, apakah imam hasan imam terakhir? Kenapa imam warisan nabi saaw samar2 dalam mewasiatkan siapa imam penerusnya?

  175. @asad

    Bukan penyakit waham, tapi saya bukan tipe orang asal percaya apalagi setelah menyimak artikel & komen anda disini. Ditambah lagi baru sadar ternyata anda bukan cuma promosi faham syiah tapi situs musadiq si syiah tulen juga dipromosiin tuh. Jadi mau mengaku bukan syiah ya ngga apa2. Saya sih lihat prakteknya aja deh

    Mas, anda sdh dikasi tau bahwa penulis tdk ada sangkut-pautnya dgn Syiah. Tapi anda tetap bandel. Apa gunanya coba buat anda memaksa2 orang harus Syiah? Apakah anda tdk bisa berargumen tanpa prasangka? Hanya orang bodoh yg serangan argumennya selalu tertuju pada subjek bukan objek yg dibicarakan. Anda keliatannya bukan orang spt itu.

    Sok tanya apanya? Nabi saaw tidak mewasiatkan atau menunjuk imam jadi itu bukan bagian rukun iman saya. Imam wasiat nabi saaw & pedoman umat kan kepercayaan anda.

    Mestinya itu menjadi kepercayaan anda juga. Kenapa? Karena bila anda benar2 mengakui kebenaran hadits tsaqalain spt yg anda katakan, maka mempercayai ahlulbait dan itrah ahlulbait sebagai pedoman setelah Nabi saw adalah sebuah konsekuensi.
    Rukun iman tdk ada hubungannya di sini. Dalam rukun iman juga tdk ada pernyataan bahwa semua sahabat adil, tapi toh anda atau sebagian besar umat Islam tetap meyakininya.

    Jadi mestinya anda yang paling tidak mesti tahu dong & bertanya ke diri sendiri siapa imam anda yg terakhir. Kok imam terakhir ngga berwasiat siapa imam berikutnya?

    Sy ga ngerti mengapa ini terus diungkit. Bukankah mas SP sdh menjawab?

    Kalau sekarang sunni tidak punya khalifa itu bukan masalah karena memang nabi saaw sudah bersabda itu akan terjadi. Beliau saaw menerangkan di hadits riwayat hudayfa ra akan datang masa penuh fitnah dimana umat tidak memiliki khalifa.
    Silakan baca kitab al fitan imam bukhari atau kitab al imarah imam muslim.

    Bisakah mas mengatakan sejak kapan “masa penuh fitnah’ itu dan kapan berakhir? Jika tdk, maka argumen mas di atas dgn menggunakan dalih masa penuh fitnah adalah nol besar.

    Ngga usah pelintir tulisan saya mas. Saya tidak pernah menolak hadits tsaqalain, tapi yang saya tolak adalah klaim anda bahwa nabi saaw meninggalkan imam sebagai pedoman umat sepanjang masa spt kitabullah karena terbukti sekarang tidak ada. Mungkin Kitabullah pedoman sepanjang masa, tapi imam pedoman sementara iya?

    Keliatannya anda sama sekali tidak faham dgn hadits tsaqalain. Dan penulis sdh berulangkali menjelaskan. Anda hanya gemar membantah tapi tdk mau memahami perkataan orang lain. Imam sebagai pedoman selalu bersama dengan kitabullah sampai akhir masa. Apakah kalimat simpel di hadits tsaqalain ini tdk bisa anda fahami?

    Usaha perbandingan nabi & imam anda salah tempat mas. Nabi saaw membawa kitabullah baru yang beliau wariskan & dipakai sebagai pedoman sampai sekarang, tapi apa imam membawa kitabullah baru juga?

    Anda tdk mengerti juga. Siapa yg mengatakan seorang imam membawa kitabullah?

    Anda bertumpu dalil? Banyak dalil yang menunjukkan kemuliaan abu bakr ra yg ternyata menurut anda ingkar wasiat nabi saaw & juga banyak dalil lain yg tidak membenarkan faham anda tapi anda tutup mata.
    Jadi lebih tepatnya anda berdalil dengan apa yang anda suka

    Lebih baik anda sanggah setiap dalil yang disodorkan oleh penulis. Tdk perlu mengeluarkan syubhat. Sampai sejauh ini setiap dalil penulis bisa dipertahankan kok.

    Anda cuma mengulang perumpamaan ingkar sunnah diatas. Di kitabullah tertulis taati Allah & Rasul. Jika mengaku kitabullah pedoman berarti mesti taat nabi saaw. Hadits itu sabda & perintah siapa?

    Hadits tsaqalain yang disampaikan Nabi saw adalah untuk mengikuti orang2 tertentu (ahlulbait & itrah ahlulbait) setelah beliau wafat. Apakah anda yg tdk faham2 atau pemahaman anda yg berbeda?

    Salam

  176. @asad

    Maaf ikut nimbrung…

    Bukan penyakit waham, tapi saya bukan tipe orang asal percaya apalagi setelah menyimak artikel & komen anda disini. Ditambah lagi baru sadar ternyata anda bukan cuma promosi faham syiah tapi situs musadiq si syiah tulen juga dipromosiin tuh. Jadi mau mengaku bukan syiah ya ngga apa2. Saya sih lihat prakteknya aja deh

    Mas, anda sdh dikasi tau bahwa penulis tdk ada sangkut-pautnya dgn Syiah. Tapi anda tetap bandel. Apa gunanya coba buat anda memaksa2 orang harus Syiah? Apakah anda tdk bisa berargumen tanpa prasangka? Hanya orang bodoh yg serangan argumennya selalu tertuju pada subjek bukan objek yg dibicarakan. Anda keliatannya bukan orang spt itu.

    Sok tanya apanya? Nabi saaw tidak mewasiatkan atau menunjuk imam jadi itu bukan bagian rukun iman saya. Imam wasiat nabi saaw & pedoman umat kan kepercayaan anda.

    Mestinya itu menjadi kepercayaan anda juga. Kenapa? Karena bila anda benar2 mengakui kebenaran hadits tsaqalain spt yg anda katakan, maka mempercayai ahlulbait dan itrah ahlulbait sebagai pedoman setelah Nabi saw adalah sebuah konsekuensi.

    Rukun iman tdk ada hubungannya di sini. Dalam rukun iman juga tdk ada pernyataan bahwa semua sahabat adil, tapi toh anda atau sebagian besar umat Islam tetap meyakininya.

    Jadi mestinya anda yang paling tidak mesti tahu dong & bertanya ke diri sendiri siapa imam anda yg terakhir. Kok imam terakhir ngga berwasiat siapa imam berikutnya?

    Sy ga ngerti mengapa ini terus diungkit. Bukankah mas SP sdh menjawab?

    Kalau sekarang sunni tidak punya khalifa itu bukan masalah karena memang nabi saaw sudah bersabda itu akan terjadi. Beliau saaw menerangkan di hadits riwayat hudayfa ra akan datang masa penuh fitnah dimana umat tidak memiliki khalifa.

    Silakan baca kitab al fitan imam bukhari atau kitab al imarah imam muslim.

    Bisakah mas menjelaskan apa itu “jaman penuh fitnah”, sejak kapan “masa penuh fitnah’ itu dan kapan berakhir? Jika tdk bisa, maka argumen mas di atas dgn menggunakan dalih masa penuh fitnah adalah tidak berguna.

    Ngga usah pelintir tulisan saya mas. Saya tidak pernah menolak hadits tsaqalain, tapi yang saya tolak adalah klaim anda bahwa nabi saaw meninggalkan imam sebagai pedoman umat sepanjang masa spt kitabullah karena terbukti sekarang tidak ada. Mungkin Kitabullah pedoman sepanjang masa, tapi imam pedoman sementara iya?

    Keliatannya anda sama sekali tidak faham dgn hadits tsaqalain. Dan penulis sdh berulangkali menjelaskan. Anda hanya gemar membantah tapi tdk mau memahami perkataan orang lain. Imam sebagai pedoman selalu bersama dengan kitabullah sampai akhir masa. Apakah kalimat simpel di hadits tsaqalain ini tdk bisa anda fahami?

    Usaha perbandingan nabi & imam anda salah tempat mas. Nabi saaw membawa kitabullah baru yang beliau wariskan & dipakai sebagai pedoman sampai sekarang, tapi apa imam membawa kitabullah baru juga?

    Anda tdk mengerti juga. Siapa yg mengatakan seorang imam membawa kitabullah?

    Anda bertumpu dalil? Banyak dalil yang menunjukkan kemuliaan abu bakr ra yg ternyata menurut anda ingkar wasiat nabi saaw & juga banyak dalil lain yg tidak membenarkan faham anda tapi anda tutup mata.

    Jadi lebih tepatnya anda berdalil dengan apa yang anda suka

    Lebih baik anda sanggah setiap dalil yang disodorkan oleh penulis. Tdk perlu mengeluarkan syubhat. Sampai sejauh ini setiap dalil penulis bisa dipertahankan kok.

    Anda cuma mengulang perumpamaan ingkar sunnah diatas. Di kitabullah tertulis taati Allah & Rasul. Jika mengaku kitabullah pedoman berarti mesti taat nabi saaw. Hadits itu sabda & perintah siapa?

    Hadits tsaqalain yang disampaikan Nabi saw adalah untuk mengikuti orang2 tertentu (ahlulbait dan itrah ahlulbait) setelah beliau wafat. Apakah anda yg tdk faham2 atau pemahaman anda yg berbeda?

    Salam

  177. @SP gimana nih? Udah dapat jawabannya? Kan anda ngaku bukan syiah, jadi kenapa imam anda yang terakhir ngga kasih wasiat siapa imam berikutnya? Imam anda yang terakhir imam hasan, husain atau yang mana nih? Ngaku bukan syiah kok setengah hati sih? 🙂

  178. Reblogged this on Zainab Media | Situs Kajian Islam | Komunitas Ahlul Bait Indonesia and commented:
    Ahlul Bait Nabi SAW, memang mempunyai otoritas tersendiri didalam Islam, karena mereka memang dipilih oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW

  179. Labaika Ya Husain…. Ya Mahdi Adrikni

  180. Wah sudah setahun lebih akhirnya aktif lagi nih topik.

    Haidar, kalau anda mau baca apa kata ulama besar syiah sendiri, yang namanya identitas imam penerus tuh banyak yang ngga diketahui sahabat imam. Seolah2 hadits mutawwatir yang menyebutkan nama2 para imam itu ngga pernah ada & cuma diketahui di kemudian hari. Coba baca kutub para ulama syiah spt kulayni, majlisi, nawbakhti dll dimana mereka meriwayatkan para sahabat dekat imam banyak berbeda pendapat, ngga tahu & bertanya siapa imam berikutnya, bahkan banyak yang memilih imam yang salah.

    Jadi bisa dilihat kalau suksesi imamah saat itu sangat simpang siur & ngga jelas padahal itu jaman imam masih hidup. Banyak yang tidak tahu imam mahdi itu imam keberapa. Kalau memang sudah jelas disebutkan mestinya mereka tahu dong kalau mahdi itu yang ke-12 kan?

    Kalau para sahabat imam yang hidup saat itu saja banyak yang ngga tahu siapa imam berikutnya atau menyangka imam mahdi bukan yang ke-12, kok bisa2nya syiah sekarang mengaku yakin & berkata imam ada 12?

    Kan aneh kalau memang hadis itu mutawwatir tapi sahabat dekat imam malah ngga tahu atau diberitahu imam. Anda akan ditertawakan salah satu sekte syiah ismaili yang sampai sekarang imamnya masih hidup & bisa ditemui.

    Perbanyaklah baca kutub ulama sendiri & coba tanyakan ke ustadz anda apa alasan para sahabat imam berbeda pendapat ttg siapa imam berikutnya kalau memang hadits imam 12 itu ada & mutawwatir.

  181. @asad
    coba antum bantah buku dialog sunnah syiah atau mazhab pecinta keluarga Nabi dengan dalil dan argumentasi yang ilmiah. Asad mengingatkan saya pada suatu jamaah 354 yang berimam pada madigolisme

  182. @haidar

    Saya lebih suka baca kutub ulama mutaqadim syiah imam 12 daripada ulama kontemporer yang otoritasnye tidak ada apa2nya dibanding al kulayni, nawbakhti atau al majlisi.

    Coba deh anda baca sendiri & lihat riwayat2 di al kafi atau firaq as shia atau kitab al ghayba-nya majlisi kalau mau tahu seperti apa sih keadaan suksesi imamah saat itu. Banyak sekali ketidaktahuan para sahabat imam pada saat itu.

    Sahabat imam sendiri ngga tahu imam mahdi itu ada 12 & berbeda pendapat siapa imam berikutanya dll. Kan aneh kalau memang doktrin imam 12 sudah jelas saat itu. Ditambah lagi sampai sekarang masih ada syiah yang imamnya masih bisa ditemui face to face.

    Silakan dibaca sendiri deh kutub tsb, jangan baca kitab kontemporer sunni ataupun syiah tapi baca apa kata ulama besar syiah 12 saat itu untuk tahu lebih jelas keadaannya.

  183. oh iya, kalau penasaran dengan riwayat2 yang saya maksud, silakan email saya di asadjafarmuhammad@gmail.com, nanti saya emailkan

  184. @asad

    Jiaah ngakunya lebih suka baca kutub ulama mutaqadim syiah imam 12 dibanding kontemporer hahahaha Ga yakin si asad ini benar2 punya kitab2 syiah, paling juga copy-an atau hasil scan koleksi syeikh2 pujaanya. Dipikirnya semua riwayat yang ada di kitab syiah shahih semua. ketahuan bau wahabinya anti ulama kontemporer

  185. Saya lebih suka baca ulama syiah spt mereka karena kefaqihannya diakui semua ulama & faksi syiah imam 12 termasuk yang kontemporer.

    Untuk apa cari sumber dari hilir kalau bisa akses di hulu.

    Mungkin anda cuma tahu khomeini saja ya? Di negara saya banyak syiah imam 12 yang tidak suka khomeini & wilayat al faqihnya, tapi ngga ada yang tidak mengakui kefaqihan al kulayni atau nawbakhti atau majlisi.

    Kalau anda yang diatas ini ngga punya atau belum pernah baca jangan asumsi orang lain sama seperti anda asal percaya tapi ngga pernah baca kutub ulama sendiri.

    Silakan email saya di asadjafarmuhammad@gmail.com kalau penasaran. Kalau cuma reply “jiah” atau “wahabi” sih ngga ada gunanya.

    Atau kalau alergi dengan saya, silakan cari & baca sendiri deh kesimpangsiuran suksesi imamah spt apa sih pada jaman imam masih hidup. Banyak sekali kok contohnya disitu,

  186. Hehe iya deeh maap klo dah menduga2.
    Ga tahu ente tuh lagi ada di negara mana, klo dari omongan ente siih kayaknya klo ga iraq ya bahrain, atau pakistan? Ga penting memang hehehe. Loh wilayah al faqihnya Ayatollah khomeini mang banyak gak setuju koq, ulama Iran yang sejaman ma Ayatollah Khomeini saja ada yang menentang yaitu Ayatollah Hussein Ali Montazeri Bahkan beliau dihukum tahanan rumah sampai beliau wafat tahun 2009 kemarin. Ayatollah ali Sistani beliau marja Iraq juga tidak sepenuhnya sepakat trus masalahnya apa? apa karena syiah 12 semua harus sepakat? ga tahu kalo wahabi mungkin iyaaa hehehe. Mau tahu lagi sewaktu Ayatollah Khomeini masih hidup pengikut beliau bukan yang terbanyak. Ente jangan pake logika wahabi tar bingung hehehe.Kata ente dinegara ente tuuh syiah imam 12 banyak naaah kayknya ente harus menggali informasi yang lebih jelas lagi sepertinya siiihh. Masih Kata ente lagi ada kesimpang siuran suksesi imamah, mau tahu, di kitab yang ente katanya punyaaa, juga ada riwayat2 yang menjelaskan imamah secara terang benderang. PR buat ente silahkan ente buka2 lagi kitab yang ente mengaku2 punya hihihi

  187. Saya sudah tulis beberapa judul bukunya di jawaban ke haidar (April 17, 2013 at 6:14 am), Cari disitu jadi saya ngga perlu tulis lagi.

    Disitu bisa ditemukan banyak riwayat & pembahasan dimana para sahabat imam ngga tahu siapa imam berikutnya atau ngga tahu imam mahdi yg ke 12.

    Bahkan disebutkan mayoritas para ulama & sahabat imam salah pilih imam. Aneh kan kalau katanya nama 12 imam ada di hadis mutawatir kok ulama atau sahabat imam saja ngga tahu. Kalau yang ngga tahu syiah awam okelah.

    Tapi sayangnya banyak sekali syiah yang ngga mau baca karya ulama klasik mereka. Lebih parah lagi sudah ngga tahu trus menduga2 orang lain juga ngga tahu & ngga punya (contohnya anda, ngga apa2 disentil dikit ya hehe)

    Anda di indonesia ya? Silakan email saya kalau penasaran daripada menduga2 terus. Nanti saya kirimkan contoh2nya. Lebih enak email2an daripada disini karena biasanya jadi tumpang tindih sama user lain. Jangan takut, saya ngga ngegigit kok 🙂
    Saya tunggu emailnya.

  188. Horreee bisa DEBAT KUSIR ma orang Indo di LN asyiiikkkk. Iyaaa deeeeh ane ngaku kalo mang orang Syiah tuuuh banyak yang awam ma kitab2 mereka. Ga kayak orang AWAM wahabi sangat menguasai sekali kitab2 klasik syeikh2 pujaannya bahkan ada yang konon baca juga kitab klasik ulama syiah contohnya ada. Okeee deh kakak!!
    Ehh mang situ suka gigit orang ya, kenapa?

Tinggalkan komentar