Area Terlarang
Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kegelisahan saya selama ini. Hidup itu pada dasarnya sederhana makanya jangan dibuat rumit Atau sebenarnya Hidup itu memang rumit tetapi kesederhanaan adalah Pilihan yang baik. Kebanyakan dari kita mungkin tidak suka berpikir yang rumit-rumit, kan lebih enak hidup biasa saja dan sedikit dari kita memang aneh, sepertinya suka sekali merumitkan hal yang biasa-biasa saja. 🙂
Itu Cuma penampakan semata. Semua ini bukan soal biasa dan tidak biasa tapi soal Tujuan hidup. Setiap orang bebas meyakini sesuatu dan menentukan apa tujuan hidupnya. Begitu pula saya, Tujuan hidup saya sangat sederhana ”Menjadi Orang Yang benar”. Ternyata sangat tidak mudah, bahkan sampai sekarang saya tidak begitu mengerti apa maksudnya ”Yang Benar”. 😉
Usaha saya juga tidak muluk-muluk, tidak perlu biaya besar dan cukup dengan mengalir apa adanya. Berpikir dengan baik sebisanya, Membaca yang diperlukan, Hidup menggali hikmah dari siapa saja dan berdoa kepada Tuhan Yang Kuasa. Seperti Perjalanan pada umumnya berkesan semangat di awal dan mulai bosan di tengah jalan hingga hampir putus asa dimana ujungnya. Hanya kata-kata sederhana yang menjadi teman setia, ”Sedikit lagi, sedikit lagi”, atau ”Tuhan tidak melihat hasil”, nah ini yang paling simpel ”Nyantai aja Masbro”.
Cukup, saya tidak sedang berbagi kesedihan. Saya Cuma ingin berbagi pendapatan. Belum lama ini di tengah perjalanan saya terdampar di suatu tempat. Area itu seperti persimpangan dengan banyak jalan tapi sangat tidak jelas. Disana dipenuhi dengan untaian benang Logika yang terpaut kusut dengan benang Keimanan. Benang-benang itu berkesan berubah-ubah di antara Skeptisisme, Rasionalisme, Intuisi, Apologi dan Idealisme. Saya terhentak disana, terdiam dan terkurung dalam Kerisihan.
Tuhan tidak sedang bermain dadu, saya yakin Tuhan bisa dicapai dengan akal dan iman tetapi keyakinan itu Cuma sekedar Apologi pribadi. Jalan Akal dan Jalan iman tidak sepenuhnya searah dan beriringan. Ketika disusuri dengan seksama, akan nampak bagian dimana benang-benang itu terpaut kusut. Semakin diurai dan dibuka justru malah semakin jelas kekusutannya. Seperti Azaz Ketidakpastian, memperjelas salah satu malah mengaburkan yang lain. Sudah cukup lama saya terdampar disana untuk mencoba bersabar mengurai dan menyulam. Setiap satu uraian terbuka maka nampaklah bagian kusut lain yang tertutupi sebelumnya dan begitu seterusnya. Frustasi dan putus asa akhirnya datang mericuhkan suasana. This is Catasthrope For The Truthseeker.
Tuhan sepertinya tidak mau didekati dengan cara seperti itu atau justru Tuhan sebenarnya sedang menantang hamba-hambanya. Area ini susah sekali ditembus dan yang sudah terjebak disana akan sulit untuk keluar. Mungkinkah seharusnya mengambil jalan pinggir dan bukan jalan tengah. Atau tinggal Melakukan Lompatan spektakuler, Bagaimana caranya melompat sejauh itu?. Seandainya bisa juga, mau melompat ke arah mana? Takutnya malah melompat ke jurang tak berdasar?. Aduhai, Siapakah orangnya yang pernah menembus Area ini? Bisa tolong ajarkan saya, Saya sudah karatan disini.
Salam Damai
Saya malah mulai memasuki
membacaarea Tasawuf*pusing*
Tapi, belum mau menyerah.
kamu juga SP. Berusahalah sampai hembusan nafas terakhir…..
Met LEBARAN 🙂
Saya jadi teringat kata kata imam ali .. yang lebih kurang begini : (maaf saya juga awam jadi tidak bisa merinci sanad dan kitabnya) … “Tidak ada akal dan orang-orang yang berakal bisa menjelaskannya … tidak pula segala imajinasi mampu menggambarkannya…”
pengesaan itu munkin pada akhirnya mengakhiri semua definisi ya ? selama definisi masih dicari, keputus asaan barangkali ada disana. 🙂
Menarik juga apa yang dikatakan imam khomeni .. pertarurang sejati itu adalah pertarungan Akal dan cinta ….
atau bagaimana kalam itu berkata pada musa “aku tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata” …..
Pengembara itu pun terseok seok dilangit gurun kegelapan
lehernya digantung oleh tali yang terikat pada tiang tiang langit kegelapan. Dia mencari yang dekat diluar sana yang luasnya sepenuh langit dan sepenuh bumi
salam kenal
wa alhamdulillahir Rabbil ‘alamin
Salam Eid al-Mubaraq
ALLAH Ta’ala telah menjadikan 7 petala lautan:
Laut Ilmu
Laut Latif ( kelembutan )
Laut Sabar
Laut Akal
Laut Fikir
Laut Rahmat
Laut Cahaya
inna lillahi wa inna lillahi raji’un
wasSalam
TAQOBALLAHU MINNA WAMINKUM. DI HARI YANG FITRI INI MARI KITA JAGA KESUCIAN HATI MENUJU KEMENANGAN SEJATI. http://fikri-akbar.co.cc
bagaimana dengan orang-orang kecil itu ?!
orang-orang yang tidak pernah kita perhitungkan keilmuannya
orang-orang yang tidak kita pandang dari sudut sebelah matapun nilai keagamaannya
yang terkadang bahkan kita hujat dan olok-olok pendapatnya
mereka yang tidak pernah mendengar wejangan muluk-muluk tentang baik dan buruk
tentang benar dan salah
tidak pernah tahu apa itu filsafat
tidak tahu juga apa bedanya syariat sampai hakikat
atau bahkan tidak pernah mendengar sekalipun nama Tuhan versi kita
apalagi sampai mengucapkannya
atau yang kita istilahkan mendzikirkannya
adakah Tuhan memalingkan mukanya dari mereka ??
adakah tidak akan sekalipun dipandang kebaikan-kebaikannya ??
ataukah tidak diterima secuilpun ketulusan mereka ??
tidak
Tuhan tidak pernah lupa pada ciptaannya
tidak pula pernah mengabaikannya
Bagaimana dengan “AKU adalah sebagaimana sangkaan hamba-KU”
Jadi semua balik lagi ke pikiran kita masing-masing, kalau mau rumit ya rumit, mau simple ya simple?
Saya membayangkan para pencari Tuhan itu sebagai orang yang keras kepala yang tidak mau berhenti membenturkan kepalanya ke tembok. Sudah tahu betul ia bahwa tembok itu keras, tapi masih juga dibenturkan itu kepala karena ia tidak bisa tidak berharap bahwa suatu hari ia akan memembus tembok itu. Batas antara kegilaan dan cinta itu memang tipis, begitu juga batas antara kegilaan dan iman. Tapi saya kira ini bukan sesuatu yang buruk, untuk saat ini setidaknya.
*baca2 situasi* (jangan..jangan…, inikah yg dimaksud wt itu???) wah bahaya…, itu terlarang…terlarang!! anda ini ada-ada saja 😆 *sampe guling2*
*serius: ON*
saya sepakat ama mbah waton..
Maap buat mba/mas nurma, ‘wt’ itu apa ya?
@ mas ical
oh nggak ada yg serius kok 🙂 “wt itu” cuma percakapan org2 yg sedang bingung aja (kebetulan aja salah satunya adl s’org filsuf yg idupnya gak enak klo gak mikir)
Hidup ini dikehendaki oleh Tuhan, sungguh-sungguhlan kpd Tuhan, maka Tuhanpun akan bersungguh-sungguh kpd kita. Knp sulit ditembus, knp disbt area terlarang, mas ini suka ngarang aja. Benar apa yg dikatakan mas Manusia Super ” Aku adalah sebagaimana sangkaan hamba-Ku “.
Masa sihh? Siapa yang memberikan kebebasan itu? Ataukah menurut persangkaan kita saja?… 😉
Sederhana tapi tidak mudah??? gimana ini?…
Masa sihh? Kayaknya searah deh, cuma beda jarak aja, kadang iman di depan, kadang akal di depan…
Including me kahhh??
Cara seperti apa? Sudah dibicarakan kah cara itu sebelumnya? Di paragraf yang mana? Apakah cara mengurai benang kusut? Wahh kalau itu maksudnya maka kayaknya anda di area yang salah dehh..:P Mungkin anda sudah melakukan lompatan dan terjun bebas ke area benang kusut tsb.. 🙂
Wassalam
Datanglah sebagai hamba yang berserah diri
Jika engkau datang kepada-Ku dengan Amal ibadahmu, maka akan kutagih amal ibadahmu itu seberapa banyak sudah amal ibadahmu.
Jika egkau datang kepada-Ku dengan Ilmumu, maka akan kutuntut Ilmumu itu seberapa banyak sudah engkau menuntut Ilmu.
Jika engkau datang kepada-Ku dengan Ma’rifatmu, akan kutanyakan juga MA’rifatmu itu sampai dimana kah sudah engkau berma’rifat kepada-Ku
Tetapi jika engkau datang kepada-Ku dengan seorang diri,berpasrah diri kepada-Ku, tidak beserta sesuatu apapun karena engkau sadar dirimu La… hawla wa la… Quwwata…..
‘
‘
Maka dirimu terlebih baik dan terlebih utama Bagi-Ku, maka “Aku” lah yang akan mendatangimu.
Tuhan tidak bisa di capai oleh akal dan fikir.
@mujahidah wanita
Tuhan tidak bisa dicapai oleh akal dan fikir, kata siapa? itukan sarana manusia untuk mencapai Tuhan, wahai orang yg berfikir.
@mujahidahwanita
Terima kasih mba, dahsyyaatt.. Kita memang sering lupa dan sombong. Kita juga lupa bahwa inti dari islam adalah berserah diri. Wa ana minal muslimin.
Ditunggu pencerahan2 selanjutnya.
Wassalam
”Menjadi Orang Yang benar”. Ternyata sangat tidak mudah….
Setidaknya mas SP selalu menuju ke arah sana…
Agar mengurangi stress, tujuan hidupnya dipersempit saja, bisa seperti: “Menyenangkan Orang Lain”, atau “Menyenangkan Diri Sendiri” atau apalah yang relatif lebih sempit dan nyata. Sementara “Menjadi Orang Yang Benar” mendingan dijadikan visi saja 🙂
Salam
alfabet jawa melukiskan :
HA NA CA RA KA : Rohani yang menjadi unsur kehidupan memiliki aparatur/jasad yang mempunyai daya,cipta,rasa dan karsa
DA TA SA WA LA : terdapat dua kekuatan dalam diri manusia yang berlawanan
PA DA JA YA NYA : Keduanya sama kuat
MA GA BA TA NGA : Pertarungan kedua kekuatan yang berlawanan ini berlangsung terus sampai mati.
memang kedua kekuatan ini yang saling berlawanan sama kuatnya. Manusia harus dengan menggunakan akalnya,dengan sadar mengambil inisiatif untuk mengusir iblis yang mungkin berada dalam rohnya dan mem`program` jiwa dalam jasad dengan sifat2 negatif.
Baru setelah itu unsur iblis berhasil diusir,maka roh akan menjadi suci dan jiwa dapat diprogram dengan sifat positif dari Tuhan seluruhnya.
Selama dalam roh manusia masih terdapat unsur2 iblis,Tuhan tidak akan sudi singgah kedalamnya,apalagi menerima roh itu disisiNya.
Dengan diberikannya akal oleh Tuhan kepada manusia,manusia diberikan kebebasan untuk mengambil insiatif guna mencari Tuhannya kembali atau tidak.
salam
Ana, Anta, Huwa. di hadapannya kita adalah buih-buih yang merindukan menatap luasnya samudra. dan buih-buih itu tak mungkin dapat menatap seluruh wajah samudra
Mungin kita selama ini mencari Tuhan menurut versi kita sendiri jadinya malah ribet dan kecemplung di area benang kusut….
jadi bagaimana kalo kita pasrah saja..
biar Allah yang membimbing kita…
karena Allah yang tahu jalan yang terbaik menuju Nya ,pada setiap masing2 hambanya…
amin…
@siapa aja,
Salam Mas
Pasrah dan hanya menanti ketentuan bukanlah ajaran agama.
Firman Allah: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari) keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
QS. al-‘Ankabut (29) : 69
Wassalam
wa alaikum salam
mas hadi…
ehm…
sepertinya saya yang salah posting nya…
sehingga yang ditangkap adalah pasrah dan berdiam diri…
tanpa melakukan apapun…
ini salah besar…
lain kali saya mungkin harus lebih hati2…
trims ya
manusia yang mempunyai akal dan punya rasa trimakasih pasti akan berfikir tentang keberadaan dirinya dan segala penampakan di hadapanya,di balik materi sudah tentu ada informasi,dan siapakah di balik informasi ini?
apa tujuanya Dia ciptakan semua penampakan ini?
seperti itulah Rosululluh MUHAMMAD.SAW mencari hakeket keberadaan,walaupun pada masanya sudah ada agama nasrani, yahudi, majusi dan paganisme.
beliau tidak menerima begitu saja agama-agama tersebut melainkan harus di cari kebenaranya,lima tahun beliau mencari kebenaran dengan menyendiri di gua guna untuk berfikir jernih dan mencari petunjuk,kitapun dituntut untuk itu,sehingga agama yang kita dapat bukanlah warisan dari orang-orang tua kita,ALLAH menciptakan kita tidak ada tujuan lain melainkan hanya untuk mengabdi padanya,”dan tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”(Q.S Adzariyat 56).
bagaimana kita bisa beribadah jika kita sendiri tidak kenal tuhan kita? bisakah kita percaya pada tuhan jika kita sendiri tidak kenal siapa tuhan? Dia telah mengenalkan dirinya dalam Al Qur’an tentang Diri dan sifatNYA,baru setelah itu kita bisa percaya (beriman),seperti saya tidak akan percaya atau mempercayakan sesuatu pada anda karna saya tidak kenal siapa anda,begitulah cara beriman yang benar,ketehuilah ”jalan yang lurus itu sangat sulit,berjalan di atasnya bagaikan berjalan di atas benang yang lebih tajam dari pedang” tidak ada manusia yang bisa menempuhnya melainkan atas pertolongan Tuhan sendiri,dan bagaimana kita bisa mendapat pertolongan dari Tuhan jika kita sendiri tak ada upaya bersungguh-sungguh menempuhnya,ketahui pula kebanyakan manusia adalah penghuni neraka,itu di sebabkan ia tidak mau berfikir tentang hidupnya dari mana dan mau kemana? sehingga tidak ada rasa trima kasih atas pemberian tuhan padanya,jadi berfikirlah sejak anda bangun tidur!
Yah.. Sungguh.. memang Sulit sekali..!