Pengajian Dalam Pengkajian

Pengajian Dalam Pengkajian

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan berkah sehingga sangat wajar sekali dalam bulan ini syiar-syiar Islam begitu banyak bertebaran. Hal ini merupakan fenomena yang layak disyukuri. Walaupun begitu hendaknya tetap diingat bahwa terkadang Sesuatu yang nampak baik tidak selalu benar-benar baik. Bagi anda yang terbiasa kritis maka kritik-mengkritik adalah fenomena yang wajar tetapi sebagian makhluk jenis lain ada yang berpikir secara skizofrenik bahwa kritikan adalah cacian. Tulisan ini adalah kritikan dari orang yang tidak penting. 😉

.

Di antara syiar-syiar yang menyebar disana-sini adalah Pengajian. Entah mengapa pengajian sepertinya jadi begitu digrandungi, dimulai dari yang paling mewabah dan membosankan yaitu Kultum Qabla Tarawih sampai yang paling bikin ngantuk yaitu Pengajian Subuh. Entah mengapa saya curiga sepertinya ada konspirasi yang ingin mengganggu waktu istirahat saya. 😈 [Skizofrenik Mode On] dan langsung Off :mrgreen:

.

Jika anda berpikir Umat tambah pintar dengan berbagai pengajian itu maka saya katakan Tidak. Tetapi saya tidak akan mengklaim bahwa umat islam malah menjadi tambah bodoh. Tidak akan pernah, karena di antara Umat ini ada banyak sekali orang-orang pintar. Ya benar tetapi sayangnya tidak seluruhnya.

Pengajian secara teoretis akan memberikan banyak manfaat diantaranya

  • Meningkatkan pengetahuan beragama umat islam
  • Memperbaiki akhlak umat islam
  • Menyebarkan Syiar Islam
  • Menebarkan Amal Ma’ruf Nahi Munkar

.

Hoaaaaaah keren sekali kayaknya, but mari lihat faktanya di lapangan

  • Tidak ada satupun(sebatas pengetahuan saya) survey yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah benar pengetahuan dan akhlak umat islam benar-benar menjadi lebih baik. So ini tidak lebih dari sebuah klaim yang euforistik
  • Secara saya pribadi, saya bisa dibilang tidak mendapat apa-apa baik dalam pengetahuan ataupun akhlak (secara saya memang bejat ya ) :mrgreen:
  • Sejauh pengamatan saya, Maraknya pengajian diiringi juga dengan maraknya SST (Sindroma Setengah Hati). Mereka yang ikut pengajian itu terkesan ikut karena Kebetulan berada disana.(ho ho pasti ada yang tidak suka dengan kata kebetulan)

.

Sindroma Setengah Hati
Kultum Qabla Tarawih diikuti oleh mereka yang kebetulan berada di sana karena memang mereka ingin Sahalat Tarawih. Saya pribadi waktu pergi ke masjid gak pernah niat mau denger kultum, niat saya ya Shalat Tarawih. Buktinya, entah mengapa saya lihat kebanyakan orang sibuk dengan ritual sendiri waktu pengajian berlangsung.

  • Ada yang memejamkan mata seperti sedang memikirkan sesuatu,
  • Ada yang kepalanya tertunduk seperti sedang berdoa,
  • Ada yang diam seperti khusyuk mendengarkan bahkan dia tetap diam sampai orang-orang berdiri untuk shalat.
  • Ada yang mengobrol dengan sengit, prasangka baik saya mereka sedang mengkritik materi pengajian itu.
  • Dan jangan lupa ada yang celingak-celinguk sibuk memperhatikan orang lain (ya saya itu) 😆

.
Pengajian Ba’da Subuh diikuti oleh mereka yang kebetulan berada di sana karena memang mau Shalat Shubuh. Habis Shalat males pulang kerumah, daripada tidur di rumah jadi ya lebih baik disini banyakin pahala ikut pengajian. Walaupun hasil akhirnya malah Tidur di masjid sambil ngeles dapet Pahala pengajian :mrgreen:

.

.

Nah itu dari segi faktanya di lapangan, mari lihat dari segi lain yaitu Materi Pengajian itu sendiri. Secara saya pribadi, sudah saya katakan nggak ngaruh apa-apa buat saya. Bisa dibilang Basi, lagu lama yang terus diulang-ulang. Materi yang sama dengan hadis-hadisnya yang sama saja dan celakanya kebanyakan bermasalah. Sehingga tidak berlebihan ada sebagian golongan yang perhatian dengan masalah ini dan memberi tajuk. Maraknya Hadis Dhaif dan Maudhu’ Seputar Ramadhan

.

Ada dua sudut pandang yang dapat kita gunakan dalam masalah ini.

  • Sudut Pandang Orang Awam
  • Sudut Pandang Orang Kritis

.

.

Sudut Pandang Awam
Secara sudut pandang awam maka Pengajian itu menimbulkan Oversensitisasi. Walaupun saya curiga hal ini sudah berlangsung jauh sebelum Ramadhan (contohnya tulisan saya yang ini) tetapi di bulan ini malah cukup kentara dengan jelas. Dimana-mana terdengar Kata Ustad, Tapi Ustad saya bilang,
Tuh denger kata Ustad.
Tidak jarang anak kecil turut menjadi korban Ustadisasi orang tuanya.

  • Dul, sana shalat tarawih kata Ustad banyak pahalanya
  • Mat, puasa itu gak boleh bohong Ustad bilang besar dosanya lho
  • Man, kalau di masjid jangan ribut gak enak dilihat Ustad

Sehingga jangan terkejut kalau Ustad jadi benar-benar ternama di bulan ini, mereka mendadak ngetop seleb dan setiap malam selalu dipinta tanda tangannya oleh para fans berat (ah ya ritual ini masih tetap jadi tradisi di lingkungan saya).

.
Agama islam direduksi dalam bentuk Ustadisme yang Oversensitif. Sedikit-sedikit ustad, menasehati orang pake embel-embel Ustad, berkesan standar kebenaran itu adalah Ustad. Sisi baiknya mungkin orang-orang jadi lebih care sama agamanya tapi sisi buruknya agama jadi ladang khurafat. Jika ada orang yang punya pendapat atau ritual atau keyakinan yang beda dengan yang biasa dari Ustad maka akan dipandang dengan curiga dan sinistik. Padahal bisa jadi justru itulah yang lebih benar sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah ketimbang Ustadnya. 😛

.

.

Sudut Pandang Kritis
Jika dilihat dari Sudut pandang orang kritis maka Pengajian itu justru menimbulkan Desensitisasi. Kebanyakan orang kritis menjadi tidak begitu mudah percaya dengan setiap materi yang disampaikan. Celakanya mereka yang kritis sering terjebak generalisasi bahwa semua Pengajian sama saja. Mereka menjadi tidak acuh dengan materi pengajian dan sudah pasti biasanya yang begini nggak dapet apa-apa dari pengajian itu.

.

Sisi baiknya mereka tidak ikut dalam Ustadisme yang merajalela. Tapi sisi buruknya mereka menjadi kurang sensitif dengan materi keagamaan. Setiap hal-hal yang berbau agama akan dipandang dalam wilayah generalisasi bahwa itu Cuma doktrin jangan mudah percaya.

  • Jika ada yang bicara soal Al Quran mereka akan mementahkan dengan Penafsiran itu banyak.
  • Jika ada yang bicara soal hadis maka mereka akan menunjukkan sikap skpetis dengan dasar Hadis itu sering beda-beda, ntar ada yang bilang dhaif  dan yang lain justru bilang shahih.

Yang lebih disayangkan desensitisasi ini justru menimbulkan sikap alergi dengan tulisan agama yang berbau dalil-dalilan alias Dalilistik. Jadi sepertinya semua orang kebagian getahnya dari pengajian ini ya :mrgreen:

Ah sekian saja, ini Cuma wacana jangan diambil hati. Bagi anda antek-antek Pengajian mohon maaf bukan maksud untuk mengikis ladang kerja anda. Silakan, silakan mungkin saya Cuma ngelantur. Dan bagi para Ustad saya rasa anda semua cukup bijak untuk tidak tersinggung. :mrgreen:
.
.
Salam damai

.

Catatan :

  • Yang ikut pengajian tetap ikut pengajian ya, Ikuti saja terus tapi jangan lupa tetap kritis dan Selamat Mengaji :mrgreen:
  • Dikau kapan pulang sih, penyakit menulis saya jadi kumat dan tidak terkendali? 😦

13 Tanggapan

  1. mungkin perlu ada pengajian niat mengaji. :mrgreen:

  2. Ah sekian saja, ini Cuma wacana jangan diambil hati. Bagi anda antek-antek Pengajian mohon maaf bukan maksud untuk mengikis ladang kerja anda. Silakan, silakan mungkin saya Cuma ngelantur. Dan bagi para Ustad saya rasa anda semua cukup bijak untuk tidak tersinggung.
    Aneh sekali, sebaiknya kalau mengkritik jangan membuat orang kesal, lalu di akhir kalimat bilang seperti itu.
    Tunjukkan apa yang ente lakukan selama ramadlan langsung di lapangan. kalau cuma di internet, ibu2, bapak2, yang ikut ngaji gak pernah tahu. Paling yang tahu cuma 5 persen.
    Masih mending ustadz2 tersebut. Heran, banyak banget orang yang phobia disini dengan situasi umat skg ini. Mending ngasih nasehat yang baik, ini kayany cari masalah melulu…

  3. oi jeme semende palak taguk pacak dimane kaba ce. cak macak kaba’ nie. awak buyan jeme duson, semende pule. kaba ngambek dalil dari puyang mane mang. kaba nie ngoreksi jeme lain pacak kaba saje dide sembayang nenek moyang.

  4. @toniadq
    Terus Anda disini ngapain?

  5. Kebanyakan orang kritis menjadi tidak begitu mudah percaya dengan setiap materi yang disampaikan. Celakanya mereka yang kritis sering terjebak generalisasi bahwa semua Pengajian sama saja. Mereka menjadi tidak acuh dengan materi pengajian dan sudah pasti biasanya yang begini nggak dapet apa-apa dari pengajian itu.

    oh noo … jangan-jangan saya kritis ?!

    *korek-korek kuping*

  6. @sitijenangDan pernahkah anda berpikir kalau orang

    mungkin perlu ada pengajian niat mengaji. :mrgreen:

    Bisa, bisa. Kalau ada saya juga mau ikut :mrgreen:

    @toniadq

    Aneh sekali, sebaiknya kalau mengkritik jangan membuat orang kesal, lalu di akhir kalimat bilang seperti itu.

    Ada apa dengan kalimat saya di akhir itu?Adakah kata-kata saya yang menyinggung dan menghina?dan siapa orang aneh yang akan kesal dengan kata-kata saya itu?Andakah?Tapi kenapa?. Saya selalu memeriksa tulisan saya dengan baik karena maaf saya tidak pernah berniat untuk merendahkan siapapun. Sejauh pengamatan saya kata-kata saya masih berkesan wajar dan karena anda sepertinya tidak setuju maka coba tolong buktikan bagian mana dari kata-kata saya yang anda kutip itu yang bisa menimbulkan Kesal 🙂

    Tunjukkan apa yang ente lakukan selama ramadlan langsung di lapangan

    Bagaimana caranya duhai Mas, om, Mbak atau tante? Apakah saya harus menampangkan semua video dan foto kegiatan saya di bulan Ramadhan? silakan koreksi kata-kata anda. Dan perlu anda mengerti bahwa seburuk apapun saya maka itu bukan berarti tulisan saya lantas jadi salah semua. Itu Fallacy namanya, ini kalau anda pernah belajar Ilmu Mantiq. Kebenaran dilihat dari sejauh apa nilai premis-premis yang disampaikan bukan dari kedudukan orang yang menyampaikan.
    Mungkin menurut anda hanya orang-orang superhebat dan superbaik saja yang berhak bicara atau menyampaikan kebenaran. Sayangnya apakah anda2 benar-benar tahu bagaimana seseorang itu adalah benar2 baik. Wallahu’alam hati orang siapa yang tahu.

    kalau cuma di internet, ibu2, bapak2, yang ikut ngaji gak pernah tahu. Paling yang tahu cuma 5 persen.

    Bagi saya gak ada urusannya kebejatan saya dengan mereka semua yang anda sebut. Saya tidak sedang memaksa mereka untuk berhenti ikut pengajian. Saya cuma menyampaikan pandangan saya dan itu sepertinya tidak akan merugikan siapa-siapa

    Masih mending ustadz2 tersebut. Heran, banyak banget orang yang phobia disini dengan situasi umat skg ini. Mending ngasih nasehat yang baik, ini kayany cari masalah melulu…

    Apa sih ukuran atau cara anda menyebut sesuatu itu mending atau tidak mending? sekedar perasaan anda saja wah kalau begitu perasaan saya, saya tidak punya masalah apa-apa. Saya pikir apa yang saya sampaikan cukup baik tentu itu menurut saya. kalau anda bisa menyatakan sebaliknya atau berkata saya cari masalah maka saya bingung bagian mana dari kata-kata saya yang menunjukkan kalau saya sedang cari masalah?. Dan klarifikasi dari saya Mas, saya tidak pobhia dengan situasi umat seperti yang anda utarakan tetapi saya peduli dan tulisan ini adalah salah satu bentuk kepedulian saya. Kesimpulan saya soal komentar anda adalah bagi saya komentar anda benar2 samar dan semuanya berkesan menyudutkan penulis blog ini oleh karena jika anda memang punya itikad baik untuk mengingatkan maka tolong diperjelas kembali komentar anda, terimakasih dan
    Salam

    @serbasalah

    oi jeme semende palak taguk pacak dimane kaba ce. cak macak kaba’ nie. awak buyan jeme duson, semende pule. kaba ngambek dalil dari puyang mane mang. kaba nie ngoreksi jeme lain pacak kaba saje dide sembayang nenek moyang.

    Sejauh yang saya tahu jeme semende terkenal dengan kesantuan dan kekeluargaan dengan sesama jeme semende. Lalu mengapa anda malah menunjukkan kata-kata yang aneh seperti itu. Saya memang buyan dan memang jeme duson dan anda mungkin pintar. Anehnya saya gak bawa dalil apa-apa dalam tulisan di atas. itu cuma wacana ringan yang entah mengapa ada beberapa orang yang sepertinya tertusuk dengan berat. Apa salahnya jika saya mengkritik dan tahu dari mana denga kalu saya dide sembayang. Ok deh
    Salam 🙂

    @ressay
    entahlah Mas? saya juga kurang tahu 🙂

    @watonist
    Ooooh selamat kalau begitu :mrgreen:

  7. ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
    ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
    ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
    ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI

    MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
    MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
    MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
    MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”

    HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA= http://gambarjamban.notlong.com/

    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
    SITUS YANG KEREN PALING SEKALI

    BARU MAKNYUSS!!
    ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
    ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
    ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄

  8. apaan sih, komen yang berada tepat diatas saya ini….

  9. Saya mencoba membagi tulisan ini menjadi 2 bagian. Bagian pertama yg mana saya tidak setuju, dan bagian kedua yg masuk kategori “it’s ok”.
    Bagian pertama yg berupa gugatan thd kondisi yg ada, dan bagian kedua yg berisi kritik membangun.

    Bagi saya semua kegiatan yg pada dasarnya berdampak baik maka selalu layak dilakukan Terlepas apakah secara efektif kegiatan tsb memberikan hasil sesuai yg semestinya.
    Sebagaimana semua hal2 yg baik, tidaklah selalu berjalan sebagaimana mestinya. Yang bisa kita lakukan adalah mengkritisi utk meningkatkan mutu sehingga tercapai tujuan yg semestinya.
    Kita bisa ambil banyak contoh sebagai analogi. Misalnya, sekolah. Kita semua setuju bhw sekolah adalah suatu wadah menuntut ilmu yg ‘cukup’ baik. Tapi itu tdk berarti sekolah selalu mengasilkan apa yg menjadi tujuan sekolah itu sendiri. Bisa saja dikarenakan guru2nya yg tdk capable, bisa juga murid2nya yg tdk serius, bisa juga lembaganya yg acak2an. Bahkan sekolah bisa menjadi ajang pergaulan bebas, beredarnya narkoba, dll. Tapi dari semua dampak negatif yg bisa muncul (ataupun ketidakefektivan) tidak berarti bhw kita menyimpulkan bhw sekolah adalah wadah yg salah utk pendidikan.
    Jika kita kembali pada topik pengajian dan sejenisnya, maka dg cara pikir yg sama kita bisa lebih fair dalam menjudge pengajian sebagai wadah yg bisa baik, namun juga bisa sama tidak efektifnya jika tdk dilaksanakan dg semestinya.
    Terlebih lagi jika kita menimbang bahwa keefektifan wadah tsb tidaklah bisa kita adlil hanya dr sudut pandang kita. Karena kita tdk pernah tahu seberapa besar manfaat/perubahan yg terjadi pd mrk yg mengikuti kegiatan2 tsb. Barangkali ada yg tadinya berniat korupsi menjadi tdk jadi korupsi, yg tdnya berniat berbuat dosa, membatalkannya krn takut neraka/ancaman (biarpun mrk mendengarkan sembari terkantuk2). Mungkin bagi kita itu adalah pengulangan2 yg membosankan, belum tentu bagi yg lain. Bagi kita semua yg disampaikan sdh kita pahami, belum tentu bagi yg lain.
    Masih banyak lagi hal2 yg kita tdk pernah tahu efektifitasnya, tp tetap kita harus lakukan krn kita tahu itu baik adanya. Bagaimana dg khutbah jum’at? apakah efektif?, bagaimana dg nasihat orang tua yg tdk digubris oleh anak? apakah harus dihentikan?, bagaimana dg nasihat kita pd kawan kita, namun kawan kita tdk pernah peduli?, bagaimana dg manfaat mendengar/membaca Al-Qur’an yg kita tdk pernah tahu artinya? dan banyak lagi hal2 baik yg kita lakukan bukan krn kita mempertimbangkan efektifitasnya saja, namun lebih karena bhw yg kita lakukan itu baik adanya.
    Apalagi kl kita pakai contoh tarawihnya anak2 yg lebih banyak mainnya.. :mrgreen: tapi saya msh bs merasakan manfaatnya lhoo. Sampai skrg saya punya kesan yg baik/indah ttg masjid. Masjid menjadi tempat favorit yg saya perkenalkan pada anak saya.. 😛
    Semua komentar saya di atas adalah menanggapi fragmen pertama tulisan SP.
    Sedang utk fragmen kedua yg lebih mengarah pada kritik membangun (yaitu bagaimana sebaiknya suatu pengajian dilakukan) tentunya baik. Bahwa mereka tdk terjebak pada doktrin2 yg salah. Tapi sekali lagi kita semua harus menyadari bhw, sikap dari mrk yg mengikuti pengajian, maupun ustadnya sendiri, bukanlah dampak dari pengajian itu sendiri. Itu semua adalah cermin dr karakter dan derajat manusianya sendiri.

    PS: Tilpon aja si “dikau”, suruh rubah jadwal liburnya. 2 minggu emang kelamaan lahh.. :mrgreen:

    Wassalam

  10. Blog’s owner, saya mah setuju saja

    Adakah korelasi positif antara pengajian dengan dampaknya ini: Meningkatkan pengetahuan beragama umat islam, Memperbaiki akhlak umat islam, Menyebarkan Syiar Islam, Menebarkan Amal Ma’ruf Nahi Munkar?
    Belum ada studi atau survey atau riset kan?

    Saya suka sekali sinis ttg ustadisasi itu… jadi inget dialog di TV One kemarin jam 7 malam antara Wanda Hamidah, Musdah Mulia dan seorang ustadz golongan Anu yang mengharamkan perempuan menjadi pemimpin. Dia bilang, perempuan bisa menjadi pemimpin di Indonesia jika para lelakinya impoten semua….. respon Musdah Mulia adalah inna lillahi….

    heuheuheu….. membayangkan kalo saya yang mendengar lagu lama yang direwind terus berulang-ulang…. gedek juga…

    .

  11. ALLAH YANG ESA dan MAHA MULIA lagi MAHA TINGGI dan MAHA BESAR.
    DIA-lah YANG ESA; DIA-lah YANG DITUJU; DIA TIDAK BERANAK dan TIDAK DIPERANAKKAN. Tiada sesuatupun yang serupa dengan-NYA.
    Tiada sesuatupun yang serupa dengan-NYA. Tiada sesuatupun yang serupa dengan-NYA.

    Aku bersyahadah: “ASYHADU ANLA ILAHA ILLALLAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH.”
    Aku berbai’ah: “WA ASYHADU ANNA ‘ALIYYAN WALI WA WASI AL-RASUL WA KHALIFATA BIL-HAQ.”

    wa alhamdulillahir Rabbil ‘alamin; inna lillahi wa inna lillahi raji’un; wala hawla wala quwwata illa billah
    Salam hanya kepada para mukmin yang takwa dan mukminat yang takwa.
    SALAMUN’ALAIKA. salam dari-NYA; salam hak-NYA; salam dikembalikan pada-NYA.

    PERKARA ANTARA DUA PERKARA
    Disebut di sisi Imam al-Ridha (a.s) tentang al-Jabr dan al-Tafwidh. Maka, beliau berkata: “Aku akan memberi kepada kamu asas perkara ini. Kamu tidak akan bertengkar mengenainya melainkan kamu memusnahkannya.”
    Kami bertanya: “Apakah pendapat anda mengenainya?”
    Beliau berkata: “Sesungguhnya, ALLAH tidak ditaati dengan paksaan, dan tidak ditentang dengan kekuatan, Dia tidak mengabaikan hamba-hamba-NYA di dalam kerajaan-NYA, DIA-lah Pemilik manakala DIA memberi mereka hak milik. Dan DIA-lah Penguasa manakala DIA memberi kepada mereka kuasa ke atas sesuatu. Apabila hamba-hamba-NYA mahu melakukan ketaatan, maka ALLAH tidak menjadi penghalang kepadanya (ketaatan), dan penentangnya. Jika mereka mahu melakukan maksiat dan jika ALLAH mahu menghalang mereka, maka DIA boleh melakukannya, dan jika DIA tidak mahu (syaa), dan mereka melakukannya, maka DIA bukanlah yang membuatkan mereka melakukannya.”
    Kemudian beliau berkata: “Sesiapa yang memahami garis sempadan percakapan ini, maka beliau telah menentang mereka yang menyalahinya.”

    CATATAN AL-GHAZALIE
    Aku mengasihi semua sahabatku dengan seluruh jiwa ragaku, sama seperti aku mencintai sanak saudaraku. Seorang sahabat yang baik adalah manusia yang menjaga nama baikku ketika aku hidup atau selepas aku mati.?

    Ketahuilah mengasingkan diri lebih baik daripada bergaul dengan orang jahat. Jika tidak ketemui sahabat yang beriman dan bertakwa, aku lebih rela hidup menyendiri.?

    Duduk sendirian untuk beribadah dengan tenang lebih menyenangkanku daripada bersahabat dengan seseorang yang mesti ku waspadai kejahatan mereka.?

    Ingatlah wahai saudara Islamku sekelian, tenanglah kamu dalam menghadapi perjalanan hidup ini. Sepanjang usiaku yang semakin tua, semakin sukar aku temukan di dunia ini sahabat sejati. Ku tinggalkan orang jahat kerana banyak kejelekannya dan kujauhi orang (sesetengah) berkedudukan kerana kebaikannya sedikit.?

    Ketika aku menjadi pemaaf dan tidak mempunyai dengki, hatiku lega dan jiwaku bebas daripada bara permusuhan. Ketika musuhku lalu di depanku, aku menghormatinya. Semua itu kulakukan supaya aku dapat menjaga diriku daripada kejahatan dan kemungkaran.?

    Aku tunjukkan kemarahan, kesopanan dan persahabatanku kepada orang yang kubenci sama seperti kuperlihatkan hal itu kepada orang yang kucintai. Manusia adalah penyakit, dan penyakit itu akan berjangkit apabila kita mendekati mereka. Namun, menjauhi manusia bererti memutuskan persahabatan dan silaturahim.?

    Kadangkala aku terfikir mudah-mudahan aku dapat bersahabat dengan anjing kerana walaupun hina, ia masih menunjukkan jalan kepada majikannya yang tersesat. Bukan seperti manusia jahat yang selama tidak akan memberi petunjuk.?

    Selamatkanlah dirimu! Jagalah! Lidahmu baik-baik kerana kamu akan bahagia, walaupun kamu terpaksa hidup sendiri di muka bumi ini. Lebih baik kamu bersendiri daripada mendekati manusia yang menipu dan memperdayakanmu.?

    Jika seseorang tidak dapat menjaga maruah dan nama baiknya kecuali dalam keadaan dipaksa oleh orang lain, tinggalkanlah dia dan jangan bersikap belas kasihan kepadanya. Ramai orang lain dapat menjadi penggantinya.?

    Berpisah dengannya bererti beristirehat. Dalam hati masih ada kesabaran, meskipun memerlukan daya usaha yang keras untuk mempertahankannya. Tidak semua orang yang kamu sukai, menyukaimu dan sikap ramahmu, kadangkala dibalas dengan sikap biadap.?

    Jangan bersahabat dengan pengkhianat kerana dia tidak memperdulikan kesetiaan. Dia akan memungkiri jalinan kasih yang dibina dan menampakkan hal yang kelmarin menjadi rahsia sulit.?

    Selamat tinggal dunia jika di atasnya tidak lagi ada sahabat jujur dan menepati janji. Biarlah hidup bersendirian daripada mengkhianati manusia. Bersegeralah mendekati orang-orang mulia supaya kamu beroleh kemuliaan hidup di dunia ini.?

    PERSAHABATAN tulen memang sukar dicari. Hanya mereka yang benar-benar
    bersahabat dengan hati tulus dan ikhlas dapat mencari erti persahabatan tulen.

    CATATAN AS-SYAFIEE
    ?Aku mencintai sahabatku dengan segenap jiwa ragaku, seakan-akan aku mencintai sanak saudaraku.
    Sahabat yang baik adalah yang sering sejalan denganku dan yang menjaga nama baikku ketika aku hidup atau selepas aku mati. Aku selalu berharap mendapatkan sahabat sejati yang tidak luntur baik dalam keadaan suka atau duka. Jika itu aku dapatkan, aku berjanji akan selalu setia padanya. Kuhulurkan tangan kepada sahabatku untuk berkenalan kerana aku akan berasa senang. Semakin ramai aku peroleh sahabat, aku semakin percaya diri.

    ?Mencari sahabat pada waktu susah
    Belum pernah kutemukan di dunia ini seorang sahabat yang setia dalam duka. Pada hal hidupku sentiasa berputar-putar antara suka dan duka. Jika suka melanda, aku sering bertanya: “Siapakah yang sudi menjadi sahabatku?” Pada waktu aku senang, sudah biasa ramai yang akan iri hati, namun bila giliran aku susah mereka pun bertepuk tangan.

    ?Pasang surut persahabatan
    Aku dapat bergaul secara bebas dengan orang lain ketika nasibku sedang baik. Namun, ketika musibah menimpaku, kudapatkan mereka tidak ubahnya roda zaman yang tidak mahu bersahabat dengan keadaan. Jika aku menjauhkan diri daripada mereka, mereka mencemuh dan jika aku sakit, tidak seorang pun yang menjengukku. Jika hidupku berlumur kebahagiaan, banyak orang iri hati, jika hidupku berselimut derita mereka bersorak sorai. Mengasingkan diri lebih baik daripada bergaul dengan orang jahat. Apabila tidak ke temu sahabat yang Takwa, lebih baik aku hidup menyendiri daripada aku harus bergaul dengan orang jahat.

    ?Sukarnya mencari sahabat sejati
    Tenanglah engkau dalam menghadapi perjalanan zaman ini. Bersikap seperti seorang paderi dalam menghadapi manusia. Cucilah kedua-dua tanganmu dari zaman itu dan daripada manusianya. Peliharalah cintamu terhadap mereka. Maka, kelak kamu akan memperoleh kebaikannya. Sepanjang usiaku yang semakin tua, belum pernah aku temukan di dunia ini sahabat yang sejati. Kutinggalkan orang bodoh kerana banyak kejelekannya dan kujanji orang mulia kerana kebaikannya sedikit.

    ?Sahabat sejati pada waktu susah
    Kawan yang tidak dapat dimanfaatkan ketika susah lebih mendekati musuh daripada sebagai kawan. Tidak ada yang abadi dan tidak ada kawan yang sejati kecuali yang menolong ketika susah. Sepanjang hidup aku berjuang bersungguh-sungguh mencari sahabat sejati hingga pencarianku melenakanku. Kukunjungi seribu negara, namun tidak satu negara pun yang penduduknya berhati manusia.

    ?Rosaknya keperibadian seseorang
    Dalam diri manusia itu ada dua macam potensi penipuan dan rayuan. Dua hal itu seperti duri jika dipegang dan ibarat bunga jika dipandang. Apabila engkau memerlukan pertolongan mereka, bersikaplah bagai api yang dapat membakar duri itu.

    ?Menghormati orang lain
    Barang siapa menghormati orang lain, tentulah dia akan dihormati. Begitu juga barang siapa menghina orang lain, tentulah dia akan dihinakan. Barang siapa berbuat baik kepada orang lain, baginya satu pahala. Begitu juga barang siapa berbuat jahat kepada orang lain, baginya seksa yang dahsyat.

    ?Menghadapi musuh
    Ketika aku menjadi pemaaf dan tidak mempunyai rasa dengki, hatiku lega, jiwaku bebas daripada bara permusuhan. Ketika musuhku berada dihadapanku, aku sentiasa menghormatinya. Semua itu kulakukan agar aku dapat menjaga diriku daripada kejahatan. Aku nampakkan keramahan, kesopanan dan rasa persahabatanku kepada orang yang kubenci, seperti aku nampakkan hal itu kepada orang yang kucintai.

    ?Tipu daya manusia
    Mudah-mudahan anjing itu dapat bersahabat denganku kerana bagiku dunia ini sudah hampa daripada manusia. Sehina-hinanya anjing, ia masih dapat menunjukkan jalan untuk tuannya yang tersesat, tidak seperti manusia jahat yang selamanya tidak akan memberi petunjuk. Selamatkanlah dirimu, jaga lidahmu baik-baik, tentu kamu akan bahagia walaupun kamu terpaksa hidup sendiri.

    ?Tempat menggantungkan harapan
    Apabila engkau menginginkan kemuliaan orang yang mulia, maka dekatilah orang yang sedang membangun rumah untuk ALLAH. Hanya orang yang berjiwa mulia yang dapat menjaga nama baik dirinya dan selalu menghormati tamunya, baik ketika hidup mahu pun setelah mati.

    ?Menjaga nama baik
    Jika seseorang tidak dapat menjaga nama baiknya kecuali dalam keadaan terpaksa, maka tinggalkanlah dia dan jangan bersikap belas kasihan kepadanya. Banyak orang lain yang dapat menjadi penggantinya. Berpisah dengannya bererti istirahat. Dalam hati masih ada kesabaran buat kekasih, meskipun memerlukan daya usaha yang keras.

    Tidak semua orang yangengkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadang kala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, maka tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat. Tidak baik bersahabat dengan pengkhianat kerana dia akan mencampakkan cinta setelah dicintai. Dia akan memungkiri jalinan cinta yang telah terbentuk dan akan menampakkan hal yang dulunya menjadi rahsia.

    “Anda harus mengelak dari bersahabat dengan [orang tolol] kerana ia berniat untuk memberi manfaat kepada anda tetapi ia akan [merugikan anda]; Anda harus mengelak dari bersahabat dengan [orang kikir] kerana ia [melarikan diri] dari anda ketika anda paling memerlukannya; Anda harus mengelak bersahabat dengan [orang pendosa] kerana ia akan menjual anda dengan [cuma-cuma]; Dan anda harus mengelak diri bersahabat dengan [pembohong] kerana ia adalah seperti [bayangan khayali] membuat anda merasakan barang yang jauh seperti dekat dan barang yang dekat seperti jauh.”

    Barangsiapa menuntut pertanggungjawab dirinya sendiri, akan beruntung; Barangsiapa mengabaikannya, akan menderita; Barangsiapa merasa bimbang, maka ia akan aman; Barangsiapa mengambil pelajaran (dari keadaan sekitarnya), akan beroleh cahaya; Barangsiapa beroleh cahaya, maka ia beroleh pengertian; dan Barangsiapa beroleh pengertian, maka ia beroleh pengetahuan.?

    allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ali muhammad
    allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ali muhammad
    allahumma shalli ‘ala muhammad wa ahlil baitihin
    inna lillahi wa inna lillahi raji’un

    WA ‘ALAIKA WA ‘ALAIHI AL-SALAM
    FATAMORGANA @ tokL4K1

  12. bagi saya apakah ceramah, kultum, nasehat atau taushiyah tetap saja ada manfaatnya selama materi dan metode penyampaiannya gampang dicerna terutama bagi orang awam dan tidak bertentangan dengan hal2 yang prinsip.

  13. kalau kemejid carilah kebaikan, keluar dari mesjid ingat Allah, jangan membicarakan yang tidak perlu seperti membicarakan kekurangan orang lain, contohlah yang baik buang yang tidak baik itu lebih baik…….

Tinggalkan komentar