Keutamaan Ahlul Bait Rasul

SHAHIH MANAQIB AHLUL BAIT
Hadis Hadis Keutamaan Ahlul Bait Rasul as

Keutamaan Ahlul Bait Rasul as

Hanash Kanani meriwayatkan “aku melihat Abu Dzar memegang pintu ka’bah (baitullah)dan berkata”wahai manusia jika engkau mengenalku aku adalah yang engkau kenal,jika tidak maka aku adalah Abu Dzar.Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Ahlul BaitKu seperti perahu Nabi Nuh,barangsiapa menaikinya mereka akan selamat dan barangsiapa yang tidak mengikutinya maka mereka akan tenggelam”.

Hadis riwayat Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain jilid 2 hal 343 dan Al Hakim menyatakan bahwa hadis ini shahih.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda”Bintang-bintang adalah petunjuk keselamatan penghuni bumi dari bahaya tenggelam di tengah lautan.Adapun Ahlul BaitKu adalah petunjuk keselamatan bagi umatKu dari perpecahan.Maka apabila ada kabilah arab yang berlawanan jalan dengan Mereka niscaya akan berpecah belah dan menjadi partai iblis”.

Hadis riwayat Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain jilid 3 hal 149, Al Hakim menyatakan bahwa hadis ini shahih sesuai persyaratan Bukhari Muslim.

Bahwa Rasulullah SAW bersabda “Wahai manusia sesungguhnya Aku meninggalkan untuk kalian apa yang jika kalian berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat ,Kitab Allah dan Itrati Ahlul BaitKu”.

Hadis riwayat Tirmidzi, Ahmad, Thabrani, Thahawi dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albany dalam kitabnya Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1761.

Keutamaan Sayyidah Fathimah Az Zahra as

Rasulullah SAW bersabda” Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim istri Firaun.

Hadis shahih riwayat Ahmad,Thabrani,Hakim,Thahawi dalam Shahih Al Jami’As Saghir no 1135 dan Silsilah Al Hadits Al Shahihah no1508.

Bahwa ada malaikat yang datang menemui Rasulullah SAW dan berkata “sesungguhnya Fathimah adalah penghulu seluruh wanita di dalam surga”.

Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad yang baik.

Rasululah SAW bersabda kepada Fathimah“Tidakkah Engkau senang jika Engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam”

Hadis riwayat Al Bukhari dalam kitab Al Maghazi .

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Fathimah, tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari ummat ini atau wanita mukmin”

Hadis dalam Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I hlm 518 , Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI hlm 282, Mustadrak Al Hakim jilid III hlm156.

Bahwa Rasulullah SAW bersabda “Fathimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”

Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari Kitab Bad’ul Khalq bab Manaqib Qarabah Rasul.

Bahwa Rasulullah SAW bersabda”Fathimah adalah sebahagian daripadaku; barangsiapa ragu terhadapnya, berarti ragu terhadapku, dan membohonginya adalah membohongiku”

Hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari kitab nikah bab Dzabb ar-Rajuli.

Keutamaan Imam Ali as

bahwa Rasulullah SAW bersabda “Ali bersama Al Quran dan Al Quran bersama Ali. Keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya menemuiku di telaga Haudh”.

Hadis riwayat Al Hafidz Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain juz 3 hal 124. Hadis ini dishahihkan oleh Al Hakim dalam Mustadrak Ash Shahihain yang berkata ”ini hadis yang shahih tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya”. Dalam Talkhis Mustadrak Adz Dzahabi juga mengakui keshahihan hadis ini.

bahwa Rasulullah SAW bersabda “barangsiapa taat kepadaKu, berarti ia taat kepada Allah dan siapa yang menentangKu berarti ia menentang Allah dan siapa yang taat kepada Ali berarti ia taat kepadaKu dan siapa yang menentang Ali berarti ia menentangKu.”

Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak juz 3 hal 121. Al Hakim dalam Al Mustadrak berkata hadis ini shahih sanadnya akan tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Adz Dzahabi juga mengakui kalau hadis ini shahih dalam Talkhis Al Mustadrak.

bahwa Rasulullah SAW bersabda” Kurasa seakan-akan aku segera akan dipanggil (Allah), dan segera pula memenuhi panggilan itu, Maka sesungguhnya aku meninggalkan padamu ats Tsaqalain. yang satu lebih besar (lebih agung) dari yang kedua : Yaitu kitab Allah dan Ittrahku. Jagalah Baik-baik kedua peninggalanku itu, sebab keduanya takkan berpisah sehingga berkumpul kembali denganku di al Haudh. Kemudian beliau berkata lagi: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla adalah maulaku, dan aku adalah maula setiap Mu’min. Lalu beliau mengangkat tangan Ali Bin Abi Thalib sambil bersabda : Barangsiapa yang menganggap aku sebagai maulanya, maka dia ini (Ali bin Abu Thalib) adalah juga maula baginya. Ya Allah, cintailah siapa yang mencintainya, dan musuhilah siapa yang memusuhinya..

Hadis riwayat Al Hakim dalam kitab Mustadrak As Shahihain, Juz III hal 109 . Menurut Al Hakim dalam kitab Al Mustadrak Hadis ini Shahih berdasarkan persyaratan Bukhari dan Muslim , pernyataan ini dibenarkan Adz Dzahabi dalam Talkhis Al Mustadrak.

Keutamaan Imam Hasan as dan Imam Husain as

Bahwa Rasulullah SAW bersabda”Hasan dan Husain adalah dua pemimpin Ahli Surga

Hadis riwayat Ahmad,Turmudzi dan Thabrani dalam Al Awsath dan Shahih Al Jami’ no 3180.

Bahwa Rasulullah SAW bersabda”Hasan dan Husain adalah dua pemimpin para pemuda penduduk surga dan Ayah Mereka lebih baik dari Mereka”.

Hadis shahih riwayat Ibnu Majah dan Al Hakim dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilat As Shahihah no 796 dan Shahih Al Jami’ no 3182.

Bahwa Rasulullah SAW berdoa untuk Hasan”Ya Allah Aku sangat mencintai dan menyayangi Hasan maka cintai dan kasihilah Dia, serta cintai dan sayangilah orang yang mencintai dan menyayanginya”.

Hadis dalam Shahih Bukhari bab Manaqib Al Hasan wa Al Husain no 3749 dan Shahih Muslim bab Fadhail Al Hasan wa Al Husain no 2422.

Suatu ketika Nabi Muhammad SAW berdiri di atas mimbar dan Hasan ada di sampingnya. Beliau SAW menoleh ke arah Hasan dan sesaat kemudian menoleh ke arah kaum muslimin di hadapannya. Lalu Beliau SAW bersabda “AnakKu ini adalah seorang pemimpin. Semoga Allah menyelamatkan dua kelompok dari kaum muslimin dengan berkahnya”.

Hadis dalam Shahih Bukhari bab Manaqib Al Hasan wa Al Husain no 3746.

Nabi Muhammad SAW bersabda “Husain adalah dariKu dan Aku dari Husain. Allah mencintai orang yang mencintainya. Husain adalah keturunan dari keturunan-keturunan Nabi.

Hadis riwayat Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad, Turmudzi dalam Al Manaqib dan berkata hadis ini hasan. Syaikh Al Albani menyatakan hadis ini hasan dalam Shahih Al Jami’ no 3416.

27 Tanggapan

  1. Ass..
    Memang benar bharma, mereka adalah yang utama setelah Rasulullah SAW.

    Wass

  2. @ Ja’far

    Wass
    Iya bener banget bangeeeeeet, saya setuju setujuuuuuuu ,setuju lagi, he he udah ah

  3. Bhar nak nanyo apo pendapatmu mengenai para sahabat nabi saw terutama Abu Bakr, Umar dan Usman ?

  4. Bismillahirrohmanirrohim
    Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala ’ali Muhammad

    BANTAHAN PERTAMA THD SYI’AH
    Saya akan mencoba memberikan bantahan-bantahan terhadap aliran syi’ah dalam hal pandangan syi’ah terhadap sahabat Nabi SAW.

    Aku kopi paste beberapa Hadis Syi’ah tentang kejelekan Abu Bakar, Umar dan Usman dari kitab Al-Kafi bagian pertama yaitu Usul Kafi karangan Abu Ja’far Muhammad bin Ishaq bin Ya’qub Al-Kulaini Ar-Razi (Rujukan Hadis yang pertama bagi syi’ah, kedudukannya sama seperti Hadis Bukhari bagi Sunni), terbitan Malaysia.

    Aku kopi paste beserta catatan kakinya.. maaf yo aku catatan kakinyo idak dalam superscript, krn di tmpt nulis komen ini dak biso cak itu..semoga dak salah membaconyo

    Hadis syi’ah bahwa mereka yang berpendapat bahwa Abu Bakr dan Umar boleh menjadi khalifah (Sunni) termasuk orang yang dibenci Allah pada hari kiamat dan akan mendapat azab yang pedih:
    Beberapa orang sahabat kami, daripada Ahmad bin Muhammad, daripada al-Wasyaa’, daripada Daud al-Himar, daripada Ibn Abi Ya‘fur, daripada Abu Abdillah a.s telah berkata: Aku telah mendengarnya berkata: Tiga orang yang Allah tidak akan bercakap pada hari Kiamat dan Dia tidak akan membersihkan [dosa] mereka dan bagi mereka azab yang pedih: Sesiapa yang telah mendakwa imamah daripada Allah, tetapi ia bukanlah untuknya, sesiapa yang telah mengingkari seorang imam daripada Allah dan sesiapa yang telah berpendapat bahawa mereka berdua (Abu Bakr dan Umar) mempunyai nasib [menjadi khalifah] di dalam Islam. (Usul Kafi dalam bab 85 tentang Sesiapa Yang Telah Mendakwa Imamah, Tetapi Tidak Mempunyai Kelayakan Dan Sesiapa Yang Telah Mengingkari Para Imam A.S Atau Sebahagian Daripada Mereka Dan Sesiapa yang Telah Menetapkan Imamah Kepada Orang Yang Tidak Mempunyai Kelayakan [man idda‘aa al-Imamata wa-laisa la-ha bi-ahlin wa-man jahada al-Aimmata au ba‘dha-hum wa man athbata al-Aimmata li-man laisa la-ha bi-ahlin] )

    Hadis syi’ah yang menyatakan Abu Bakr dan Umar sebagai Thaghut dan pendukung mereka berdua akan masuk neraka :
    Muhammad bin Yahya, daripada Ahmad bin Muhammad bin Isa, daripada al-Hasan bin Mahbub, daripada ‘Umru bin Thabit, daripada Jabir, berkata: Aku telah bertanya Abu Ja‘far a.s tentang firman Allah: “Dan di antara manusia ada mereka yang menyembah selain Allah (jadi) tandingan-Nya, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah”(1) Beliau a.s telah berkata: Demi Allah, mereka adalah para wali polan(2) dan polan(3) . Mereka telah mengambil “mereka” sebagai para imam, bukan imam yang telah dijadikan oleh Allah untuk manusia.
    Lantaran itu, Dia telah berfirman: “Dan jika seandainya mereka yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa bahawa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahawa Allah amat berat siksaan-Nya. Ketika mereka yang diikuti itu berlepas diri dari mereka yang mengikutinya dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah mereka yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka sebagaimana mereka berlepas diri dari kami” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka”(4) Kemudian Abu Ja‘far a.s telah berkata: Demi Allah, mereka, wahai Jabir, adalah para imam yang zalim dan pengikut-pengikut mereka. (Usul Kafi bab 85)
    Catatan :
    1.Q.S.Al-Baqarah 165
    2.Abu Bakr
    3.Umar bin Khattab
    4.Q.S.Al-Baqarah 165 – 167

    Hadis syi’ah yang menyatakan kezaliman pada kepemimpinan Abu Bakr dan Umar :
    Muhammad bin Yahya, daripada Ahmad bin Abi Zahir, daripada al-Hasan bin Musa al-Khasysyab, daripada Ali bin Hassaan, daripada ‘Abd al-Rahman bin Kathir, daripada Abu Abdillah a.s tentang firman Allah a.w: “Mereka yang beriman dan tidak mencapur-adukkan iman mereka dengan kezaliman”(1) Beliau telah berkata: Wilayah yang dibawa oleh Muhammad s.a.w yang tidak mencampur-adukkannya dengan wilayah polan(2) dan polan(3) kerana wilayah mereka telah bercampur-aduk dengan kezaliman. (Usul Kafi dalam bab 108 tentang Anekdot Dan Kutipan Daripada Al-Qur’an Tentang Wilayah [fi-hi nukat wa-natf min al-Tanzil fi al-Wilayah] )
    Catatan:
    1.Q.S.Al-An’am 82
    2. Wilayah Abu Bakr
    3. Wilayah Umar

    Adapun hadis syi’ah yang jelas secara kasar mengatakan bahwa Abu Bakar r.a, Umar r.a dan Usman r.a adalah Kafir :
    Al-Husain bin Muhammad, daripada Mu‘alla bin Muhammad, daripada Muhammad bin Uramah dan Ali bin Abdullah, daripada Ali bin Hassaan, daripada ‘Abd al-Rahman bin Kathir, daripada Abu Abdillah a.s tentang firman Allah a.w: “Sesungguhnya mereka yang beriman, kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya”(1) “Sekali-kali tidak akan diterima taubatnya”(2)
    Beliau telah berkata: Ayat ini telah diturunkan kepada polan(3), polan(4) dan polan(5) , mereka telah beriman kepada Nabi s.a.w pada mulanya dan mereka telah kafir lagi apabila wilayah [Ali] dibentangkan kepada mereka ketika Nabi s.a.w bersabda: Sesiapa yang mana aku maulanya, maka ini Ali adalah maulanya”. Kemudian mereka telah beriman dengan [memberi] baiah kepada Amir al-Mukminin a.s, kemudian mereka kafir lagi selepas kematian Rasulullah s.a.w, mereka tidak mengakui baiah tersebut. Kemudian kekafiran mereka bertambah apabila mereka mengambil orang yang telah memberi baiah kepadanya (Ali) supaya memberi baiah kepada mereka pula, Justeru, iman tidak tinggal pada mereka walaupun sedikitpun.
    (Usul Kafi dalam bab 108 tentang Anekdot Dan Kutipan Daripada Al-Qur’an Tentang Wilayah [fi-hi nukat wa-natf min al-Tanzil fi al-Wilayah] )
    Catatan :
    1.Q.S.An-Nisa 137
    2.Q.S.Ali-Imran 90
    3.Abu Bakr
    4.Umar
    5.Usman

    Hadis syiah bahwa Abu Bakr, Umar dan Usman telah murtad :
    Dengan sanad-sanad ini, daripada Abu Abdillah a.s tentang firman Allah: “Sesungguhnya mereka yang telah kembali ke belakang (murtad) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka” (1). Beliau telah berkata: Polan, polan dan polan(2), mereka telah murtad daripada keimanan (irtadduu ‘an al-Iman) kerana meninggalkan wilayah Amir al-Mukminin a.s (fi tarki wilayah Amir al-mu’minin a.s). Aku telah berkata: Tentang firman Allah: “Yang demikian itu kerana sesungguhnya mereka itu berkata kepada mereka yang benci kepada apa yang diturunkan Allah: “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”(3)
    Beliau telah berkata: Ayat ini telah diturunkan, demi Allah, kepada mereka berdua(4) dan kepada pengikut-pengikut mereka berdua(5) iaitu firman Allah a.w yang diturunkan oleh Jibrail a.s ke atas Muhammad s.a.w: “Yang demikian itu kerana sesungguhnya mereka itu berkata kepada mereka yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (tentang Ali) Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan” Beliau telah berkata: Mereka telah menyeru Bani Umayyah kepada perjanjian mereka supaya mereka tidak menjadikan urusan [khilafah] kepada kami selepas Nabi s.a.w dan mereka tidak memberi khumus kepada kami dan mereka telah berkata: Jika kita memberinya kepada mereka, nescaya mereka tidak berhajat kepada apa-apa lagi dan mereka tidak peduli bahawa urusan ini untuk mereka.
    Maka mereka telah berkata: Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan yang kamu telah menyeru kami kepadanya iaitu khumus supaya kami tidak memberi khumus kepada mereka dan firman-Nya: “Mereka benci apa yang diturunkan Allah” Dan apa yang diturunkan Allah dan difardukan ke atas makhluk-Nya ialah wilayah Amir al-Mukminin a.s. Bersama mereka ialah Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah sebagai setiausaha mereka. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya: “Bahkan mereka telah menetapkan satu urusan (tipudaya), maka sesungguhnya Kami menetapkan pula. Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan mereka?”(6) (Usul kafi bab 108)
    Catatan :
    1.Q.S.Muhammad : 25
    2.Abu Bakr, Umar dan Usman
    3.Q.S Muhammad : 26
    4.Abu Bakr dan Umar
    5.Termasuk golongan Khawarij, Salafi, Wahabi dan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama‘ah.
    6.Q.S.Zukhruf : 79-80

    Hadis Syi’ah bahwa beberapa sahabat melakukan konspirasi agar tidak mengangkat Imam Ali r.a setelah Rasulullah SAW wafat :
    Dan dengan sanad-sanad ini, daripada Abu Abdillah a.s tentang firman Allah a.w: “Dan sesiapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim”(1) Beliau telah berkata: Ayat ini diturunkan kepada mereka(2) apabila mereka telah memasuki Ka‘bah, lalu mereka membuat perjanjian dan menetapkan di atas kekafiran dan keingkaran mereka terhadap apa yang diturunkan kepada Amir al-Mukminin a.s, maka mereka telah melakukan kejahatan secara zalim kepada Rasulullah s.a.w dan walinya di Ka‘bah, maka alangkah jauhnya golongan yang zalim [daripada kebenaran]. (Usul Kafi bab 108)
    Catatan :
    1.Q.S.Al-Hajj : 25
    2.Abu Bakr, Umar, Khalid bin Walid, Salim Maula Huzaifah dan Sa‘d bin Abi Waqqas. Mereka dikenali dengan “Ashab al-Khamsah” Lima sahabat yang telah membuat perjanjian di hadapan Ka‘bah bahawa apabila Muhammad s.a.w mati, mereka akan menghalang Ali a.s dari menjadi khalifah. Lihat Kitab Sulaim, hlm.87.

    Nih aku juga kopi paste dari Kitab Sulaim terbitan Malaysia tentang ”Ashab Al-Khamsah” / ”Ashab Al-Shahifah” , isinya ada juga mengatakan bahwa masyarakat muslim setelah Rasulullah SAW wafat telah murtad kecuali 4 orang, Kitab Sulaim yang dikenali juga dengan nama al-Saqifah dan Abjad al-Syi‘ah adalah karangan Sulaim bin Qais al-Hilali al-‘Amiri al-Kufi, sahabat Amir al-Mukminin Ali bin Abu Talib r.a. Beliau telah ikut dalam peperangan Jamal, Siffin dan Nahrawan bersama-sama Amir al-Mukminin Ali r.a. Beliau wafat sekitar tahun 90 Hijrah. Dalam Pengantar Buku ini (tambahan penerbitnya) ditulis :
    Al-‘Allamah al-Majlisi r.h. telah meriwayatkan dalam kitabnya Bihar al-Anwar secara mursal daripada Imam Ja‘far al-Sadiq a.s.: “Sesiapa di kalangan Syi‘ah kami dan pencinta kami tidak memiliki Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali maka mereka tidak mengetahui urusan kami dengan sebenarnya. Mereka tidak mengetahui sesuatupun daripada sebab-sebab kami. Ia adalah Abjad Syi‘ah yang mengandungi rahasia daripada rahasia-rahasia keluarga Muhammad Saw.”
    Abu Abdullah Muhammad bin Ibrahim bin Ja‘far al-Nu‘mani di dalam kitab al-Ghaibah berkata: “Bukan semua daripada perawi-perawi Syi‘ah telah meriwayatkannya daripada para Imam a.s. secara langsung Ini berlainan dengan Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali kerana ia secara langsung meriwayatkannya daripada Rasulullah Saw., Amir al-Mukminin Ali a.s., al-Miqdad, Salman al-Farisi dan Abu Dhar serta orang yang bersama-sama mereka yang telah menyaksikan dan mendengar daripada Rasulullah Saw. dan Amir al-Mukminin a.s.” Justeru itu, ia menjadi rujukan Syi‘ah yang muktabar”.
    Al-‘Allamah al-Majlisi dalam Bihar al-Anwar menyatakan bahawa Kitab Sulaim bin Qais adalah terkenal (masyhur), di samping itu terdapat juga pengkritik-pengkritiknya. Meskipun begitu ia adalah daripada sumber rujukan yang muktabar. Beliau berkata: “Aku dapati Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali yang diriwayatkan oleh Abban bin Abi ‘Iyasy dan telah dibacakannya kepada Ali bin al-Husain a.s. yang dihadiri oleh sekumpulan sahabat di antaranya Abu Tufail dan Ali bin al-Husain a.s. telah membuat pengakuan kepadanya dan berkata: Ini adalah hadis-hadis sahih kami”.

    Perhatikanlah testimoni Ahli Hadis ternama Syi’ah, Allahmah Al-Majlisi terhadap keunggulan kitab Sulaim ini.

    Bagian Kitab Sulaim yang kukopi paste tsb :
    Ucapan Ali a.s. selepas memberi bai‘ah secara terpaksa

    Ali a.s. berkata kepada Umar: Wahai Ibn Sahhak! Kami tidak mempunyai hak mengenainya malah ia untuk anda dan anak lelaki kepada wanita pemakan lalat (Abu Bakr). Umar berkata: Tahan diri anda sekarang juga wahai Abu al-Hasan! Kerana anda telah memberi bai‘ah. Lagipun orang ramai meridhai dengan sahabatku dan bukan dengan anda. Justeru itu apakah dosaku?
    Ali a.s. berkata: Tetapi Allah (SWT) dan Rasul-Nya tidak meridhai selain daripadaku. Lantaran itu, terimalah berita gembira untuk anda, sahabat anda dan sesiapa yang mengikut kalian berdua maka kemurkaan Allah, azab-Nya dan penghinaan-Nya.(1)
    Celakalah anda (waila-ka) wahai Ibn al-Khattab! Adakah anda mengetahui dari manakah anda keluar, dari manakah anda masuk, apakah jenayah yang anda perlakukan ke atas diri anda dan sahabat anda? Maka Abu Bakr berkata: Wahai Umar! Tidakkah dia telah memberi bai‘ah kepada kita dan kita telah terselamat daripada kejahatannya, pembunuhannya dan ancamannya? Justeru itu, biarkan dia berkata apa yang dia mahu.
    Lalu Ali a.s. berkata: Aku tidak akan berkata melainkan satu perkara; aku mengingatkan kalian akan Allah, wahai kalian berempat (Salman, Abu Dhar, al-Zubair dan al-Miqdad) bahawa aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Tabut daripada api mengandungi dua belas lelaki. Enam terdiri daripada orang yang terdahulu dan enam lagi terdiri daripada orang yang terkemudian berada di Neraka Jahannam, peringkat terbawah, di dalam Tabut (peti besi) yang bertutup di atasnya dengan batu besar. Apabila Allah ingin memanaskan Neraka Jahannam, Dia akan membuka batu besar tersebut daripada Tabut. Lantas Neraka Jahanam menjadi lebih panas lagi”.
    Ali a.s. berkata: Aku telah bertanya kepada Rasulullah Saw. dan kalian menjadi saksi tentang enam orang yang terdahulu. Maka beliau berkata: Orang yang terdahulu adalah anak lelaki Adam yang telah membunuh saudaranya, ketua segala Fir‘aun yang telah berhujah dengan nabi Ibrahim tentang Tuhannya, dua lelaki daripada Bani Isra’il yang telah mengubah Kitab dan Sunnah mereka. Salah seorang daripada mereka mengyahudikan Yahudi, sementara seorang lagi menasranikan Nasrani, pembunuh unta betina (al-Naqah) dan pembunuh Nabi Yahya bin Zakaria.
    Adapun orang yang terkemudian adalah Dajjal dan lima orang yang membuat perjanjian di hadapan Ka‘bah (Ashab al-Sahifah) bagi menentang anda. Wahai saudaraku! mereka akan melahirkan penentangan ke atas anda selepasku; ini dan ini sehingga dia namakan mereka satu persatu kepada kami. Salman berkata: Maka kamipun berkata: Anda memang benar. Kami bersaksi sesungguhnya kami telah mendengar perkara itu daripada Rasulullah Saw.
    Uthman berkata: Wahai Abu al-Hasan! Adakah di sisi anda dan sahabat anda ada hadis mengenaiku? Ali a.s. menjawab: Ya. Aku telah mendengar Rasulullah Saw. melaknati anda. Kemudian Allah tidak akan mengampuninya selepas beliau melaknati anda. Lantas Uthman memarahinya dan berkata: Apa salahku dan anda? Janganlah anda meninggalkanku pada masa nabi dan selepasnya. Ali a.s. berkata: Ya, Allah telah menundukkan keangkuhan anda.
    Maka Uthman berkata: Demi Allah, sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Al-Zubair akan dibunuh dalam keadaan murtad daripada agama Islam. Salman berkata: Ali a.s. telah berkata kepadaku ketika kami berdua: Benar apa yang telah dikatakan oleh Uthman tadi. Dia telah memberi bai‘ah kepadaku selepas pembunuhan Uthman tetapi dia telah menarik balik bai‘ahnya daripadaku. Justeru itu, dia telah dibunuh dalam keadaan murtad.
    Salman berkata: Maka Ali a.s. berkata lagi: Sesungguhnya orang ramai semuanya telah menjadi murtad selepas Rasulullah Saw. melainkan empat orang. Sesungguhnya orang ramai telah menjadi murtad selepas Rasulullah Saw. sepertilah kedudukan Harun dan orang yang mengikutinya dan kedudukan al-‘Ijl serta orang yang mengikutinya. Maka Ali a.s. diumpamakan seperti Harun dan al-Atiq (Abu Bakr) diumpamakan seperti al-‘Ijl, sementara Umar sepertilah al-Samiri.
    Dan aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Akan datang satu kaum daripada sahabatku yang mempunyai kedudukan yang tinggi di sisiku melalui al-Sirat. Apabila aku melihat mereka dan mereka melihatku, aku mengenali mereka dan mereka juga mengenaliku”. Tiba-tiba mereka dibawa begitu pantas daripadaku, maka akupun berkata: Wahai Tuhanku! (mereka itu) sahabatku, sahabatku. Maka dijawab: Anda tidak mengetahui apa yang telah dilakukan oleh mereka selepas anda. Mereka telah menjadi murtad kebelakang sebaik saja anda meninggalkan mereka”.
    Maka aku berkata: Mohon dijauhkan perkara tersebut! Dan aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Umatku akan mengikut sunnah Bani Isra’il sepenuhnya sehingga jika mereka memasuki lubang biawak sekalipun, mereka akan memasukinya bersama mereka,(2) kerana sesungguhnya Taurat dan al-Qur’an telah ditulis oleh seorang Malaikat dalam satu lembaran dengan satu penulisan. Lantaran itu, contoh-contoh dan sunnah-sunnah adalah sama”.

    Catatan kaki :
    1. Abu Nu‘aim al-Isfahani, Hilyah al-Auliya, i, hlm. 66. al-Kanji al-Syafi‘i, Kifayah al-Talib, hlm. 72.
    2 Ibn Hanbal, Musnad, iii, hlm. 84,94.

    Hadis Syi’ah bahwa Abu Bakr, Umar dan Usman adalah kafir, fasik dan pelaku maksiat :
    Al-Husain bin Muhammad, daripada Mu‘alla bin Muhammad, daripada Muhammad bin Uramah, daripada Ali bin Hassaan, daripada ‘Abd al-Rahman bin Kathir, daripada Abu Abdillah a.s tentang firman-Nya: “Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan yang terpuji”(1) Beliau telah berkata: Itu adalah Hamzah, Ja‘far,‘Ubaidah, Salman, Abu Dhar, al-Miqdad bin Aswad dan ‘Ammar telah diberi petunjuk kepada Amir al-Mukminin a.s. dan firman-Nya:“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati kamu (Iaitu Amir al-Mukminin a.s) serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan”(2) Orang pertama(3), kedua (4) dan ketiga(5). (Usul kafi bab 108)

    Catatan :
    1.Q.S.Al-Hajj : 24
    2.Q.S.Al-Hujurat : 7
    3.Abu Bakr
    4.Umar
    5.Usman

    Hadis ini juga menyebutkan bahwa hanya 6 sahabat (Hamzah, Ja‘far,‘Ubaidah, Salman, Abu Dhar, al-Miqdad bin Aswad dan ‘Ammar) yang benar-benar setia kepada Amirul Mukminin Imam Ali r.a, selebihnya fasik / murtad?? Padahal dalam kitab Sulaim diatas Imam Ali berkata : ”Sesungguhnya orang ramai semuanya telah menjadi murtad selepas Rasulullah Saw. melainkan empat orang. Sesungguhnya orang ramai telah menjadi murtad selepas Rasulullah Saw.” Sebenarnya 6 atau 4 ?? Kok berubah-ubah ?? Benarkah hadis2 tsb ucapan Imam Ali atau Imam Abu Abdillah ??

    Hadis Syi’ah yang menyatakan bahwa Abu Bakr, Umar, dan Usman adalah sesembahan selain Allah (Jibt dan Taghut) yang telah menyesatkan umat islam :
    Beberapa orang daripada sahabat kami, daripada Ahmad bin Muhammad bin Abi Nasr, daripada Hammad bin Uthman daripada Abi ‘Ubaidah al-Haza’ berkata: Aku telah bertanya Abu Ja‘far tentang kemampuan (istitaa‘ah) dan kata-kata manusia, maka beliau telah berkata: Beliau telah membaca ayat ini: “Tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat, kecuali mereka yang diberi rahmat oleh Tuhanmu dan untuk itulah Allah telah menciptakan mereka”(1) Beliau telah berkata: Wahai Abu ‘Ubaidah, manusia berselisih pendapat tentang ketepatan kata-kata dan semua mereka binasa. Aku telah berkata: Firman-Nya: “Kecuali mereka yang diberi rahmat oleh Tuhanmu”?
    Beliau telah berkata: Mereka itu adalah Syiah kita dan kerana rahmat-Nyalah Dia telah menciptakan mereka, iaitu firman-Nya: “Untuk itulah Dia telah menciptakan mereka” Beliau telah berkata: Kerana ketaatan kepada imam. Tentang rahmat-Nya Dia telah berfirman: “Rahmat-Ku meliputi setiap sesuatu” Beliau telah berkata: Ilmu imam adalah daripada ilmu-Nya yang meliputi setiap sesuatu. Kemudian Dia telah berfirman: “Maka aku tetapkan rahmat-Ku untuk mereka yang bertakwa”(2) Iaitu wilayah imam dan ketaatan kepadanya. Kemudian Dia telah berfirman: “Mereka mendapatinya tertulis di sisi mereka di dalam Taurat dan Injil” Iaitu Nabi s.a.w, wasi dan al-Qaim “Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka mengerjakan yang mungkar” Munkar adalah orang yang mengingkari kelebihan imam dan menentangnya “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik” Iaitu mengambil ilmu daripada ahlinya “Dan menghramkan bagi mereka segala yang buruk”
    Segala yang buruk adalah kata-kata dari musuh(3) “Dan membuang dari mereka beban-beban” Iaitu dosa-dosa yang dahulu sebelum mereka mengetahui kelebihan imam “Belenggu yang ada pada mereka” Iaitu kata-kata mereka yang menentang kelebihan imam. Apabila mereka mengetahui kelebihan imam, lalu dibuang dari mereka beban-beban atau dosa-dosa mereka. Kemudian Dia telah berfirman: “Maka mereka yang beriman kepadanya (Iaitu imam), memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya, mereka itulah mereka yang beriman”(4) Iaitu mereka yang meninggalkan al-Jibt dan al-Taghut dan ibadat terhadap mereka. Al-Jibt dan al-Taghut adalah polan, polan dan polan(5). Dan ibadat kepada mereka iaitu ketaatan manusia kepada mereka. Kemudian Dia telah berfirman: “Dan kembalilah kamu kepada Tuhan kamu dan berserahlah diri kepada-Nya”(6) Kemudian Dia memberi ganjaran kepada mereka, maka Dia telah berfirman: “Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”(7) Imam memberi berita gembira kepada mereka dengan kedatangan al-Qaim [secara khusus] dan kelahirannya, dengan pembunuhan musuh-musuh mereka, kejayaan di akhirat dan mendatangi Muhammad s.a.w di Kolam (al-Haudh) kelak. (Usul Kafi bab 108)

    Catatan :
    1.Q.S.Hud : 118-119
    2.Q.S.Al-A’raf : 156
    3.Yang menentang ahlul bait a.s
    4.Q.S.Al-A’raf : 157
    5.Abu Bakr, Umar dan Usman
    6.Q.S.Az-Zumar : 54
    7.Q.S.Yunus : 64

    Fiuh…banyak bener hadis tentang kejelekan Abu Bakr, Umar dan Usman. Sebenernya masih banyak lagi, cuma saya cukupkan sampai disini..karena capek cari-cari hadis diantara sekian banyak hadis dalam Usul Kafi ini. Saya menghargai dan mencintai para imam ahlul bayt Rasulullah saw sebagaimana perintah Nabi SAW dalam Hadis Tsaqalain yang termaktub di Shahih Muslim. Saya g percaya kalo hadis-hadis dalam Usul Kafi diatas adalah ucapan para imam ahlul bayt. Lihat saja sanadnya, masak ada tulisan “dari beberapa sahabat kami“..“dari sanad-sanad ini”..“dari ibunya“..”dari bapaknya“…“dari lebih daripada seorang“, siapa orang-orang tsb? Sanadnya g jelas !! Beginikah Kitab Hadis Utama yang menjadi Kitabul Hujjah bagi syi’ah ?? Alangkah banyaknya ayat-ayat Qu’ran yang diitafsirkan oleh Syi’ah sebagai kejelekan Abu Bakr, Umar dan Usman. Walaupun begitu, saya yakin tidak semua ulama syi’ah menjelekkan sahabat terutama Abu Bakr, Umar dan Usman. Saya yakin ada ulama-ulama syi’ah yang kritis terhadap hadis yang menjadi rujukan utama syi’ah sebagaimana ada ulama-ulama Sunni yang kritis dan tidak mengganggap semua Hadis Shahih Bukhari itu shahih, akan tetapi yang seperti itu bukan mayoritas kan ?
    Syi’ah juga melebih-lebihkan para imam Ahlul Bayt R.A, masak malaikat turun kepada para Imam R.A , kayak nabi A.S aja ? Lihat Hadis di bawah ini :

    Usul Kafi Bab 31 dengan topik :
    Sesungguhnya Para Imam A.S Adalah Galian Ilmu, Pokok Kenabian Dan Tempat Turunnya Malaikat (inna al-Aimmata ma‘danu al-‘ilmi wa-syajaratu al-Nubuwwah wa-makhtalafu al-Malaikati)

    Ahmad bin Mihran, daripada Muhammad bin Ali, daripada lebih daripada seorang, daripada Hammad bin Isa, daripada Ruba‘i bin Abdullah, daripada Abu Jarud berkata: Ali bin al-Husain a.s telah berkata: Kenapa orang ramai cemburu kepada kami? Demi Allah, kamilah pokok kenabian, rumah rahmat, galian ilmu dan tempat turunnya para Malaikat”

    Muhammad bin Yahya, daripada Abdullah bin Muhammad bin Isa, daripada bapanya, daripada Abdullah bin al-Mughirah, daripada Ismail bin Abu Ziyad, daripada Ja‘far bin Muhammad, daripada bapanya a.s berkata: Amir al-Mukminin a.s telah berkata: Sesungguhnya kami- Ahlu l-Bait- Adalah pokok kenabian, tempat risalah, tempat turunnya para malaikat, rumah rahmat dan galian ilmu.

    Ahmad bin Muhammad, daripada Muhammad bin al-Husain, daripada Abdullah bin Muhammad, daripada al-Khasysyab berkata: Sebahagian sahabat kami telah memberitahu kepada kami daripada Khaisyamah berkata: Abu Abdillah a.s telah berkata kepadaku: Wahai Khaisyamah, kami adalah pokok kenabian, rumah rahmat, kunci hikmah, galian ilmu, tempat risalah, tempat turunnya malaikat, tempat simpan rahasia Allah, kamilah simpanan Allah pada hamba-hamba-Nya, kamilah haram Allah yang lebih besar (nahnu haram Allah al-Akbar), kamilah cagaran Allah (dhimmah Allah), kamilah janji Allah. Sesiapa yang menyumpurnakan janji kami, maka sesungguhnya beliau menyumpurnakan janji Allah. Sesiapa yang mengabaikannya, maka beliau mengabaikan cagaran Allah dan janji-Nya.

    Dengan menolak hadis-hadis usul kafi diatas, saya bukanlah mengabaikan para imam ahlul bayt r.a. Saya tidak percaya hadis tsb bersumber daripada Imam Alul bait r.a walaupun hadis-hadis tsb berada dalam kitab shahih utama syi’ah. Saya menganggap Ahlul Bait Nabi SAW lebih utama daripada para sahabat. Saya mengagumi para imam ahlul bayt r.a dan merujuk padanya, sebagaimana telah dicontohkan oleh Ulama AhluSunnah Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal. Mereka meriwayatkan hadis dari Imam Ja’far ash-Shodiq r.a dan imam sebelum mereka sebagaimana terbaca dalam musnad as-syafi’i dan musnad ahmad. Memang tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa imam syafi’i mempunyai hubungan langsung terhadap Imam Musa al-Kadzim r.a dan Imam Ali Ridha r.a yang semasa dengan beliau, tetapi Imam syafi’i sangat menghormati imam-imam tersebut, bahkan sebagian dari murid-murid Imam Ja’far Ash-Shodiq r.a diterima riwayat-riwayatnya, bahkan dijadikan rujukan oleh Imam syafi’i. Ibnu Hajar al-’Asqallany dalam Tahzib at-Tahzib menyebutkan sekian banyak guru Imam syafi’i, salah satu diantaranya adalah Abu Ishaq bin Muhammad bin Abi Yahya al-Aslamy (wafat 184 H). Tokoh ini adalah salah seorang murid Imam Ja’far Ash-Shodiq r.a, yang banyak diterima dan disampaikan riwayatnya oleh Imam Syafi’i. Akan tetapi Imam Syafi’i bukanlah syi’ah. Memang ada syair Imam Syafi’i bahwa ia adalah Syi’ah Ali, simpati dan mencintai ahlul bait nabi saw. Tapi syi’ah disini bukanlah syi’ah yang telah ”melembaga” menjadi aliran. Syi’ah Ali dalam puisi imam syafi’i dalam artian pemihak terhadap Ali r.a dalam hal permusuhannya terhadap Mu’awiyah, bahwa Ali r.a lah yang benar. Memang sangat disayangkan sikap Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Abassiyah yang telah menjelekkan dan menghina para ahlul bait r.a dalam mimbar-mimbar Jum’at, akibatnya muncul kefanatikan berlebih, sikap ghuluw (berlebihan) terhadap para imam ahlul bait r.a, penjelekkan terhadap sahabat karena kemuliaan Ahlul bait r.a dikalahkan bahkan tertutupi oleh kebaikan sahabat.
    Saya percaya Imam Ali r.a adalah lebih utama daripada sahabat yang lain. Akan tetapi saya menolak pelecehan terhadap Abu Bakar, Umar dan Usman r.hm. Bagi saya mereka baik dan bertakwa, walaupun Usman r.a juga memiliki kesalahan-kesalahan karena lebih mendahulukan keluarganya Bani Umayyah daripada masyarakat islam akibatnya muncul benih-benih perpecahan dalam islam. Akan tetapi kesalahan Usman r.a tsb tidaklah sampai sebegitu hebatnya, kesalahan tsb bukan pada Usman r.a tapi pada keluarga2nya yang menjabat di pemerintahan.

    Bantahan2 terhadap aliran syi’ah yang lain akan saya sampaikan lain waktu kalo lagi rajin nulis..

    Wassalam.
    Allahumma sholi ’ala Muhammad wa ’ala ’ali Muhammad

  5. Wah kalau yang kayak gini sih butuh kajian khusus
    btw yang terakhir tulisannya Ja’far ya
    ntarlah dibahas
    he he he
    semangat bener belajar

  6. ahahahahaha,, panjang aja Sal komennya,,
    bikin posting sendiri aja,, 😛

  7. Kritik kedua thd Syi’ah :

    SIAPAKAH AHLUL BAIT RASULULLAH SAW ?
    Dalam Q.S.Al-Ahzab 33 :
    “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan menyucikanmu sebersih-bersihnya”

    Syi’ah berpendapat bahwasanya Ahlul bayt Nabi SAW sesuai dengan Asbabun Nuzul ayat di atas adalah terkhusus kepada Ali, Fatimah, Hasan dan Husein -semoga Allah meridhoi mereka-.

    Dalam Tafsir Ath-Tabari sehubungan dengan ayat diatas :
    Ath-Thabari berkata, “Muhammad bin Mutsanna bercerita kepadaku dari Bakar bin Yahya bin Ziyan al-‘Anzi dari Mandal dari A’masy dari Athiyah dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata:
    “Rasulullah SAW bersabda, ‘Ayat ini turun bagi lima orang yaitu saya, Ali, Hasan, Husein dan Fatimah”

    Dalam Ath-Tabari juga disebutkan :
    Abu Kuraib bercerita kepadaku dari Waki’, dari Abdul Hamid bin Bahram, dari Syakir bin Hausyab, dari Fudhail bin Marzuq, dari Athiyah, dari Abu Sa’id al-Khudri, dari Ummu Salamah, ia berkata :
    “Ketika turun ayat ‘…sesungguhnya Allah ingin menghilangkan dosa darimu, wahai ahlul-bait dan menyucikanmu dengan sebersih-bersihnya’ maka Rasulullah SAW memanggil Ali, fatimah, Hasan dan Husein lalu beliau menutup mereka dengan pakaian ala Khaibar dan beliau berkata, ‘Ya Allah mereka itu ahlul baitku. Hilangkan dosa dari mereka dan sucikanlah sebersi-bersihnya.’ Ummu Salamah berkata, ‘Bukankah aku termasuk mereka?’ Nabi SAW berkata, ‘Kamu baik untukku”
    Dalam ath-thabari ini juga disebutkan hadis-hadis lain yang serupa dengan hadis ini dan sama-sama berujung kepada dari Athiyah, dari Abu Sa’id Al-Khudri, dari Ummu Salamah. Syi’ah menegaskan hadis ini menyatakan bahwa Ahlul Bait cuma terbatas pada Ali, Fatimah, Hasan, dan Husein ; Istri Nabi tidak termasuk di dalamnya sebagaimana yang diisyaratkan Ummu salamah tidak masuk ke dalam keluarga yang diselubungi pakaian oleh Nabi SAW.

    Dari segi sanadnya hadis tersebut adalah dhaif. Dalam sanadnya terdapat Athiyah dari Abu Sa’id Al-Khudri. Dikisahkan, Athiyah belajar tafsir dari al-Kalbi, lalu ia memberikan kinayah (nama yang menggunakan ‘Abu’ atau ‘Ummu’) “Abu Sa’id” kepada Al-Kalbi. Selanjutnya ketika meriwayatkan hadis, Athiyah berkata, “Abu Sa’id berkata…” agar disangka yang berkata adalah Abu Sa’id Al-Khudri. Dan Athiyah dinyatakan dhaif oleh Imam Ahmad, Nasa’i dan yang lainnya (Lihat buku “Aqidah al-Imamah ‘Inda as-Syi’ah Al-Itsna ‘Asyariyah” karya DR.Ali Ahmad As-Salus, di Indonesia diterbitan oleh Gema Insani Press dengan judul “Imamah dan Khilafah”).

    Dalam ath-tabari juga ada hadis yang tidak berasal dari Athiyah yaitu :
    Abu Kuraib bercerita dari Khalid bin Mukhalid, dari Musa bin Ya’qub, dari Hisyam bin Uqbah bin Abi Waqqash, dari Abdullah bin Wahb bin Zam’ah, ia berkata, “Ummu salamah memberi tahu kepadaku: “Sesungguhnya Rasulullah SAW mengumpulkan Ali dan Husein kemudian beliau memasukkan ke bawah bajunya lalu berseru kepada Allah seraya berkata ‘Mereka Ahlul-Baitku!’ Maka Ummu salamah berkata, ‘Ya Rasulullah! Masukkanlah saya bersama mereka. Nabi Saw berkata, ‘Sesungguhnya kamu termasuk keluargaku.”
    DR.Ali Ahmad As-Salus dalam buku “Imamah dan Khilafah” menjelaskan panjang lebar sanad hadis tersebut, bahwasanya hadis tsb dhaif yaitu terdapat Khalid bin Mukhalid yang dinilai dhaif.

    Tirmidzi juga menyebutkan riwayat dari Ummu Salamah :
    “…Ummu salamah berkata, ‘Dan saya bersama mereka, ya Rasulullah? Nabi SAW berkata, ‘Kamu tetap di tempatmu dan kamu dalam kebaikan'”
    Tapi menurut Tirmidzi, hadis ini gharib.

    Ada juga sebuah hadis Imam Muslim :
    Dari Aisyah, ia berkata : “Nabi telah keluar pada suatu pagi dengan memakai mard marhal daripada bulu hitam kemudian datang Hasan bin ‘Ali lalu dimasukkan ke dalamnya, setelah itu datang pula Husayn dan dimasukkan ke dalamnya, kemudian datang Fãtimah dan dimasukkan dia ke dalamnya dan akhir sekali ‘Ali datang dan dimasukkan ke dalamnya, lalu membaca ayat “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kalian dari kekotoran wahai Ahlul Bayt dan membersihkan kalian dengan sebersih-bersihnya.” (H.R.Muslim, kitab Fadhail Ash-Shahabah, bab Fadhail Ahlu bait Nabi)

    Dalam hadis shahih mUslim ini dapat dikatakan bahwa Ali, Fatimah, Hasan dan Husein termasuk ahlul bayt Nabi SAW yang terdapat dalam surat Al-Ahzab 33. Perbedaan antara hadis Muslim ini dengan hadis dalam tafsir Ath-thabari dam hadis Tirmidzi adalah perkataan Ummu Salamah yang ingin ikut dan berada di bawah selimut tsb dan Rasulullah menolaknya. Dalam hadis Muslim tidak terdapat kata-kata tersebut. Mungkin inilah yang menyebabkan tirmidzi mengatakan hadis tsb gharib yaitu karena ada tambahan kata-kata tersebut.
    Dalam hadis Muslim tsb tidak menolak kemungkinan bahwa Ahlul bayt nabi saw juga istri-istri nabi, karena tidak ada tambahan kata-kata yang menolak istri nabi untuk ikut dalam penyelimutan tsb. Alasan mengapa istri-istri nabi saw tidak dipangglil dalam penyelimutan tsb walaupun mereka juga adalah ahlul bait nabi saw adalah karena Ali, Fatimah, Hasan dan Husein sebagai ahlul bait yang lebih utama.

    Menurut penulis, ahlul bayt bukanlah terbatas pada keturunan Nabi SAW. Ahlul Bayt juga merujuk kepada para istri nabi SAW, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas. Sebaimana hadis nabi SAW :
    Dari Zaid bin Arqam, ia berkata : Pada suatu hari Rasulullah SAW berdiri untuk menyampaikan khutbah di dekat sumur yang disebut Khuma di antara Mekah dan Madinah. Setelah Rasulullah SAW memuji Allah SWT dan memberikan mau’idzah dan peringatan, beliau berkata, ‘Amma ba’du. Ketahuilah, wahai manusia, sesungguhnya aku manusia yang mungkin utusan Tuhanku datang kepadaku lalu saya menghadap kehadirat-Nya. Saya tinggalkan kepadamu dua hal. Pertama, Kitabullah (Al-Qur’an) yang di dalamnya berisikan petunjuk dan cahaya maka berpegang teguhlah kepadanya. Kemudian beliau berkata, ‘Dan ahlul baitku. Aku ingatkan kamu kepada Allah tentang ahlul baytku.’ Beliau mengucapkan ini sebanyak tiga kali. ‘Lalu Husein berkata, ‘Siapakah ahlul bayt nabi hai Zaid? Bukankah istri-istri nabi itu termasuk ahlul baytnya?’ Zaid berkata, ‘Istri-istri Nabi termasuk ahlul baytnya. Tetapi ahlul baytnya adalah orang yang diharamkan menerima sedekah setelah wafatnya Nabi SAW. Husein berkata, ‘Siapakah mereka itu?’ Zaid berkata, ‘Mereka itu keluarga Ali, Keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas, semoga Allah meridhoi mereka” (H.R.Shahih Muslim)

    Dalam Musnad Imam Ahmad :
    “Husein berkata, ‘Dan siapakah ahlul bait nabi itu, wahai Zaid? Bukankah istri-istri beliau itu termasuk ahlul baitnya?’ Zaid berkata, ‘Sesungguhnya istri-istri Nabi itu termasuk ahlul baitnya. Namun, ahlul baitnya itu orang yang haram menerima sedekah setelah beliau wafat”

    Barangkali ada yang menyangkal; bukankah itu hanya ucapan Zaid? Mungkin saja pemahaman Zaid tentang ahlul bait salah. benarkah hal tsb? coba lihat hadis ini :
    Dari Anas r.a, ia berkata : “Nabi SAW melangsungkan pernikahan dengan Zainab binti Jahsy dengan hidangan roti dan daging maka saya mengirim makanan. Lalu Nabi SAW keluar dan menuju kamar Aisyah seraya berkata, ‘Assalamu’alaikum ahlul bait wa rahmatullah (salam sejahtera atas kamu, wahai ahlul bait dan semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepadamu)’ Maka Aisyah menjawab, ‘Wa alaika salam wa rahmatullah (dan semoga kesejahteraan dan rahmat Allah atasmu). ‘Lalu Nabi SAW mengitari kamar semua istrinya dan berkata kepada mereka seperti yang dikatakan kepada Aisyah, dan merekapun menjawab seperti jawaban Aisyah” (H.R.Shahih Bukhari)
    Hadis ini sangat jelas mengatakan bahwa istri-istri Nabi SAW juga termasuk ahlul bait.

    Syi’ah juga berpendapat dalam Q.S.Al-Ahzab 33 :
    “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa DARIMU, hai ahlul bait dan MENYUCIKANMU sebersih-bersihnya”
    Dalam ayat tsb, Allah menggunakan kata jamak laki-laki (mudzakkar) yaitu kata ‘ankum’ (darimu) dan ‘yuthohhirokum’ (menyucikanmu). Syi’ah mengatakan bahwa ayat itu tidak berkaitan dengan istri Nabi sAW karena jika ayat itu berkaitan dengan istri nabi harusnya kata yang digunakan untuk DARIMU dan MENYUCIKANMU adalah kata jamak perempuan (Muannas) yaitu ‘Ankunna’ dan ‘Yuthohhirokunna’. Syi’ah menganggap penggunaan jamak mudzakkar dalam ayat tsb menyatakan bahwa ahlul bait itu bukan para istri Rasulullah saw, ahlul bait hanya terbatas pada Ali, Fatimah, Hasan dan Husein. Menurut syi’ah, ayat tsb juga menunjukkan kemaksuman Ahlul bayt. Kalo begitu mengapa ayat tsb bisa dijadikan dalil oleh syi’ah bahwa imam Ahlul Bayt syi’ah selain Ali, Hasan dan Husein juga maksum? Bukankah syi’ah mengatakan ayat tsb merujuk kepada Ali, Fatimah, Hasan dan Husein? Mana dalil yang mengatakan ayat tsb juga berkaitan dengan kemaksuman imam ahlul bayt syi’ah selain Ali, Hasan dan Husein?

    Ayat-Ayat sebelum dan sesudah ayat 33 dalam surat Al-Ahzab bercerita tentang istri Nabi SAW (lihat Q.S.Al-Ahzab 28-34), maka sangat tidak masuk akal jika surat al-Ahzab 33 ini bercerita tentang Ali, Fatimah, Hasan dan Husein. Bahkan jika, ayat 33 dilihat seluruhnya ; “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (Q.S.Al-Ahzab : 33). Jelas sekali pangkal ayat 33 tsb mengacu pada para istri Nabi SAW.

    Perhatikan Q.S.Al-Ahzab 28-34 :
    “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik (28). Dan jika kamu sekalian menghendaki Allah dan Rasulnya-Nya serta di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar (29). Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah (30). Dan barang siapa diantara kamu sekalian tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia (31). Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik (32). dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (33). dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah . Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui (34).

    LIhatlah bahwasanya ayat-ayat sebelum (Q.S.Al-Ahzab 28-32) dan sesudah (Q.S.Al-Ahzab 34) dari ayat 33 bercerita tentang istri Nabi SAW, maka tidak mungkin secara logika ayat 33 tsb menyimpang topiknya (mengkhususkan tentang Ali, Fatimah, Hasan dan Husein) padahal ayat 33 tsb ada ditengah-tengah ayat-ayat yang bercerita tentang istri Nabi SAw. Juga salah jika dikatakan ayat 33 tsb hanya berlaku untuk istri nabi SAW padahal Ali, Fatimah, Hasan dan Husein juga termasuk didalamnya sebagaimana hadis shahih Muslim yang disebut diatas.

    Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata bahwa sesungguhnya ayat ini adalah dalil masuknya para istri Nabi SAW dalam ahlul bait karena merekalah yang menjadi sebab turunnya ayat. Dan menurut pendapat shahih, yang termasuk ahlul bait itu adalah mereka ditambah dengan yang lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir)

    Menurut DR.Ali Ahmad As-Salus, Q.S.Al-ahzab ayat 33 tsb berlaku umum yaitu bukan hanya untuk istri nabi saw, tetapi juga untuk Ali, Fatimah, Hasan dan Husein. Jika ayat 33 tsb hanya untuk istri nabi saw maka harusnya digunakan kata jamak perempuan (muannats) yaitu ‘ankunna dan yuthohhirokunna. Alasan mengapa dalam ayat 33 ini digunakan kata jamak laki-laki (Mudzakkar) yaitu ‘ankum (darimu) dan yuthohhirokum (menyucikanmu) adalah karena dalam ayat tsb juga mengacu kepada Ali, Hasan dan Husein. karena Karena jika bentuk Mudzakkar (mengacu pada Ali, Hasan dan Husein) dan Muannats (mengacu Istri-istri Nabi dan Fatimah) berkumpul maka yang digunakan bentuk Mudzakkarnya. Waallahu’alam bishowab.

    Q.S.Al-Ahzab 33 ini juga tidak menyatakan kemaksuman ahlul bait.
    “…Allah bermaksud HENDAK menghilangkan dosa dari kamu..” (Q.S.Al-Ahzab 33).
    Ayat ini bukanlah bercerita tentang penghapusan dan penyucian dosa ahlul bait. Ayat ini menyatakan keinginan Allah agar ahlul bait suci dan terpelihara dari dosa karena mereka diutamakan oleh Allah. Lihatlah ayat 30-32, dalam ayat ini Allah sangat memperhatikan mereka (istri nabi saw) sehingga bila mereka berbuat dosa maka mereka akan mendapatkan siksaan dua kali lipat dan bila mereka taat maka mereka akan mendapat pahala dua kali lipat. Mereka tidak sama dengan wanita lain jika mereka bertakwa.
    Firman Allah :
    “Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barang siapa diantara kamu sekalian tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa…” (Q.S.Al-Ahzab 30-32)

    Mengapa mereka sangat diperhatikan Allah? yaitu karena Allah ingin / bermaksud / hendak menghilangkan dosa dari mereka sebagai ahlul bait dan menyucikan mereka sebersih-bersihnya sebagaimana tercantum dalam ayat 33. Akan tetapi ahlul bait dalam ayat ini bukan berlaku untuk istri nabi SAW saja tapi juga untuk Ali, Fatimah, Hasan dan Husein sebagaimana yang telah dijelaskan di atas dan serupa dengan pendapat Ibnu Katsir.

    Ibnu Taimiyah berkata bahwa ayat ke-33 surat Al-Ahzab bukanlah berita tentang penghapusan dan penyucian dosa ahlul bait. Dalam ayat ini justru terdapat perintah yang wajib dilaksanakan oleh Ahlul Bait (Al-Muntaqa)..yaitu perintah untuk menjaga kesucian diri dari dosa-dosa.

    Seorang ulama syi’ah, Ath-Thusi, berpendapat bahwa ayat penyucian ini (Al-Ahzab 33) tidak boleh diartikan sebagai “perintah melaksanakan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan” atau “kehalusan Allah SWT kepada manusia sehingga terhindar dari hal-hal yangb buruk”. Sebab, jika diartikan demikian, maka keinginan Allah untuk menyucikan dosa itu berlaku bagi semua manusia, tidak dikhususkan bagi ahlul bait…

    Menurutku, keinginan Allah untuk membersihkan dosa itu meskipun berlaku bagi semua orang mukallaf, ahlul bait lebih khusus dalam hal ini. Sebab mereka adalah panutan manusia dan mereka yang diselimuti pakaian Nabi SAW adalah orang-orang yang lebih sempurna.

    Nah lebih kurang begini pandanganku tentang ahlul bait. Dengan menulis ini bukan berarti saya termasuk yang syi’ahpobia, apa-apa yang dari syi’ah ditolak mentah-mentah. Saya suka membaca buku-buku karangan ulama syi’ah dan saya juga suka membaca perkataan-perkataan yang bijak dari para imam ahlul bait syi’ah. Para imam ahlul bait adalah orang-orang yang mulia. Saya sangat tidak percaya kebanyakan hadis-hadis dari al-Kafi yang dinisbatkan kepada perkataan para imam ahlul bait. Dalam Al-Kafi (kitab hadis rujukan utama syi’ah, serupa dengan hadis Bukhari bagi Sunni), saya banyak membaca hadis-hadis yang menjelekkan Abu Bakr, Umar dan Usman, hadis-hadis bahwa ada kata-kata/ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang telah hilang dan diubah, hadis-hadis yang melebih-lebihkan kedudukan para imam sampai-sampai para imam tsb memiliki sifat Maha Mengetahui dan lebih utama dari para Nabi kecuali Rasulullah SAW, serta hadis-hadis bahwa selain syi’ah adalah isi neraka Jahannam! Na’uzubillah. Dulunya isu-isu ginian kurang saya percaya dan saya anggap itu fitnah thd syi’ah, tapi setelah membaca sendiri kitab Al-Kaafi tsb saya baru percaya!.

    Perbedaan utama yang membedakan antara AhluSunnah dan Syi’ah adalah berkaitan dengan masalah Imamah. Ulama Syi’ah, Muhammad Husain Kasyif Al-Githa mengatakan bahwa ciri khas yang membedakan antara Sunnah dan Syi’ah adalah masalah Imamah (Ashl asy-Syi’ah wa Ushuliha, Asy-Syi’ah wa al-Islam). Jika hal yang membedakan antara Syi’ah dan Sunnah adalah Imamah (percaya bahwa Ali dan keturunannya adalah khalifah/imam setelah Rasulullah SAW) atau kriteria untuk dikatakan syi’ah adalah mempercayai Imamah maka saya bukanlah syi’ah. Saya adalah orang yang menghormati, mengagumi dan mencintai Ahlul Bayt Rasulullah SAW akan tetapi saya bukanlah syi’ah dalam artian yang percaya pada Imamah. Sangat jelas bahwasanya Nabi SAW bersabda ; “Dan saya meninggalkan bagimu dua hal. Pertama, Kitabullah (Al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka jadikanlah dia sebagai pedoman dan berpegang teguhlah kepadanya -beliau mengimbau untuk berpegang teguh Al-Qur’an- dan beliau berkata, “dan ahlul baytku. saya ingatkan kamu terhadap Ahlul Baitku” (H.R.Muslim).

    Mengenai masalah imamah saya kurang sependapat dengan saudara kita dari syi’ah. Mengenai hal ini saya tulis lain kali..

    Wallahu a’lam bishowab
    Kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT.

  8. @ Ja’far
    wah boleh juga nih
    tapi sayangnya saya tidak sependapat dengan Ali As Salus dalam masalah ini, bagi saya Ahlul Bait dalam Ayat tathiir jelas adalah 5 pribadi mulia yang saya sebutkan dalam tulisan saya di atas
    Dalilnya jelas dan justru dalil Ali As Salus yang bias
    Insya Allah Saya akan buat tulisan khusus untuk ini

    Ali As Salus sama seperti Ibnu Taimiyyah berusaha meragukan keutamaan Ahlul Bait seperti hadis Tsaqalain dan hadis Kisa’
    Padahal kedua hadis terbut bahkan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani.
    Ali As Salus mengutip hadis Kisa’ riwayat Tirmidzi yang dikatakan gharib padahal terdapat juga hadis yang sama Dalam Sunan Tirmidzi dimana Tirmidzi mengatakan hadis tersebut shahih bahkan hadis itu dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi

    Ada yang perlu diperjelas
    kedudukan Kitab Al Kafi disisi Syiah jelas berbeda dengan Shahih Bukhari di sisi Sunni
    Shahih Bukhari adalah kumpulan hadis yang diteliti Bukhari dan dinyatakan shahih oleh Bukhari
    sedangkan Al Kafi hanyalah kitab hadis yang dikumpulkan Al Kulaini tanpa menyatakannya shahih, jadi tidak semua hadis Al Kafi shahih dan menyatakan semua yang ada pada Al Kafi sebagai keyakinan syiah jelas tidak benar, karena ulama syiah seperti Allamah Al Hilli juga mengakui banyak riwayat dhaif dalam Al Kafi yg diriwayatkan oleh kaum ghulat

    Masalah imamah adalah perbedaan yang paling dasar
    adalah wajar kalau orang sunni menolak konsep ini
    tetapi menjadikan konsep ini salah hanya karena orang sunni menolaknya juga tidak benar
    Imamah adalah konsep yang punya dasar kukuh dalam Al Quran dan Hadis begitulah yang dikatakan oleh Syiah
    jika berbeda pendapat dalam hal ini adalah wajar karena pijakannya(yaitu hadis yang digunakan) jelas berbeda.

  9. Setahuku Al-Kaafi itu rujukan pertama lho.. Aku ada filenya..
    Oh ya, aku ngarang juga ttg Imamah di wordpressku…

  10. mas Jafarshodiq, memang benar kitab hadis alKaafi menjadi rujukan pertama atau kedua (engga masalah), tapi berbeda dengan Sunni yang menganggap Kutubus Sittah sebagai hadis yang sudah final kesahihannya, Syiah tidak mengklaim hadis2-nya sudah final kesahihannya. Boleh jadi ada hadis2 yang menjelekkan atau mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan Usman. Tapi terlepas dari masalah itu menurut saya hal itu memang merupakan konsekwensi dari perbedaan yang sangat tajam dalam bidang Imamah. Dan bagi Syiah Imamah adalah bagian dari Akidah. Jadi mereka tidak bisa lagi bersikap ngambang atau netral dalam masalah Imamah seperti Sunni. Umpamanya dalam mengambil sikap terhadap Ali dan Muawiyah. Syiah tidak mungkin bersikap netral atau tidak menyalahkan keduanya dalam kasus perang Shiffin tsb.atau dalam doktrin ASWAJA disebut “berdiam atas kelakuan para sahabat”.

    Namun demikian perlu juga diketahui Syiah tidak pernah mengkafirkan saudara2nya dari Sunni.

    Adanya perbedaan dalam penafsiran menurut saya wajar-wajar saja.

  11. @ Ja’far
    Ya benar Al Kafi memang rujukan utama, tetapi pada intinya ia tetap beda dengan Shahih Bukhari, makanya tidak disebut Shahih Al Kafi.
    Ulama-ulama Syiah yang akan merujuk Al Kafi akan menilai kedudukan hadisnya. begitu Mas Ja’far
    terimakasih linknya

    @ T Mulya
    dalam hal ini saya sependapat dengan Mas Mulya
    bahwa keyakinan syiah memiliki dasar yang kuat di dalam rujukan syiah
    dan sebagiannya memang terdapat di dalam sumber sunni
    salam kenal Mas

  12. assalamu alaikum
    Sekedar informasi bagi siapapun yang mengaku pecinta ahlul bait, silahkan buka “haulasyiah.wordpress.com” kalau teman-teman punya hujjah dan argumen yang kuat dan bisa dipertanggung jawabkan. Misalnya,bagaimana tanggapan anda tentang tulisan dalam situs tersebut yang berjudul:
    “CINTA PALSU SYI’AH TERHADAP AHLUL BAIT”
    salah satu isinya antara lain…….

    Didalam kitab Al-Ihtijaj 2/29 karya Abu Manshur Ath-Thibrisi diriwayatkan bahwa Ali bin Husain yang dikenal dengan Zainal Abidin pernah berkata tentang kaum Syi’ah Rafidhah di negeri Irak: “Sesungguhnya mereka menangisi kematian kami padahal siapakah yang membunuh kami, kalau bukan mereka?!”

    Masihkah ada keraguan, apakah Syi’ah Rafidhah benar-benar mencintai Ahlul Bait atau hanya sekedar kedok belaka?! Coba silahkan baca dan pahami sekali lagi! Mudah-mudahan Allah ‘azza wa jalla memberikan taufiq kepada kita semua.

    Hadits-hadits Palsu dan Lemah yang Tersebar di Kalangan Umat

    Hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu:
    مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِيْنَةِ نُوْحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرَقَ
    “Perumpamaan Ahlul Bait-ku seperti kapal Nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya pasti dia selamat dan barangsiapa yang enggan untuk menaikinya, maka dia akan tenggelam (binasa).”

    Keterangan:
    Hadits ini dha’if (lemah) walaupun diriwayatkan dari beberapa sanad (jalan). Beberapa ulama pakar hadits seperti Al-Imam Yahya bin Ma’in, Al-Bukhari, An-Nasaa`i, Ad-Daruquthni, Adz-Dzahabi dan beberapa ulama yang lainnya telah mengkritik beberapa rawi (periwayat) hadits tersebut. (Lihat Silsilah Adh-Dha’ifah no.4503 karya Asy-Syaikh Al-Albani)

    Semoga ini bisa membuka pemikiran kita dan mendobrak kemapanan berpikir kita yang doktriner! sebelum menyatakan kebenaran kita, lihat dulu kebenaran-kebenaran yang lain, termasuk kebenaran diatas..

    wassalam

  13. @ Akbar
    salam kenal Mas
    situs itu sudah sering saya buka dan saya pernah komen disana.
    Artikel itu sudah saya baca juga dan kesannya terlalu tendensius.
    kutipan Al Ihtijaj itu jika memang benar ada atau benar kutipannya maka itu tidak berarti Syiah yang membunuh Imam Husain. Maaf,Bacalah Ihtijaj yang asli jangan sekedar kutipannya dan anda akan tahu bahwa maksudnya beda.
    Anda juga harus membaca sejarah tentang Maqtal Imam Husain, dan akan jelas siapa yang membunuh Imam Husain dan siapa yang menyebabkan Imam Husain terbunuh.
    Anda hanya membaca tulisan dari haulasyiah saja tanpa membaca tulisan lain tentang itu dari ulama syiah atau kitab-kitab sejarah. Jadi seperti kata anda, kita juga harus lihat kebenaran yang lain.

    Mengenai hadis tersebut, lihatlah hadis dalam tulisan saya itu,saya mengutip pernyataan Shahih dari Al Hakim dalam Al Mustadrak. Jadi dalam hal ini tetap saya juga memiliki sandaran.
    Jika memang ingin dibahas maka tunjukkan kritikan yang lebih jelas pada perawi yang dimaksud.
    terimakasih 🙂

  14. salam.allahummasalli ala muhammad wa ali muhammad.semoga allah swt melimpahkan rahmat kepada nabi muhammd beserta ahlul baitnya dan semoga kita semua mendapatkan hidayah dr allah swt.
    saya cuma mau ngasi saran agar apapun yg kita ulas bukan tujuan mencari kemenangan melainkan carilah kebenaran.
    trim.

  15. @ nahwal
    terimakasih
    Insya Allah saya berusaha untuk mencari kebenaran
    oleh karenanya saya ingin kritik itu disampaikan dengan sejelas-jelasnya
    terimaksih 😀

  16. @Akbar
    haulasyiah.wordpress.com? oh…itu mah saya sudah khatam bacanya. kalau mau objektif, silakan lakukan studi komparasi dengan website: http://www.jakfari.wordpress.com. ok?

  17. @ ressay
    hmm wah saya juga sudah baca situs itu Mas,menarik 😀

  18. Ass, shalawat..

    Saya setuju sekali dengan tulisan diatas..
    Semoga kita semua bisa menjadi pengikut dan pecinta AB,

  19. @ Mila
    Amin, mari sama-sama berusaha 🙂

  20. mari kita tingkatkan keimanan kita dengan salah satu cara berbaik sangka kepada semua perjuangan ahlul bait, dan para sahabat, tanpa ada prasangka buruk sekecil apapun, jadikan para pembela islam di masa masa sulit dahulu semua sebagai curi tauladan, tanpa membedakan mereka.

  21. @burit
    Ya tentu, yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah
    Mari kita teladani pribadi-pribadi yang teguh dalam kebenaran
    Salam

  22. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
    Ana cuma mau minta artikel ataupun tulisan lengkap tentang kitab fadhail ash-shab an nabi rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
    Ini untuk lebih memperjelas lagi keutamaan para shahabat/shahabiyah lainnya.
    Syukran

  23. bisa minta tafsir Q.S.AL-Baqarah:165-167..?

    syukron..^-^

  24. salam kenal. mencari kebenaran itu yang utama. bukan mencari pembenaran. jadi sebenarnya antara sunni dan syi’ah itu adalah benar, selama tidak saling menyalahkan. Yang salah itu kalau saling menyalahkan. Ingat islam itu satu tubuh yang saling merasakan antara satu dengan yang lain. Kita semua adalah saudara seiman seagama. okey….

  25. Tentang kewajiban mengikut “Ahlul Bayt” baik mdrasah al khulafa(sunni) mau pun madrasah ahlul bayt(syiah imamiyah) sudah sepakat. perbedaannya ada tentang siapa sebenarnya Ahlul Bayt. Menurut Sunni Ahlul Bayt adalah “SEMUA KELUARGA NABI” seperti 2 MERTUA ABU BAKAR DAN UMAR, ISTRI2 NABI SEPERTI ‘AISYAH DAN HAFSHAH dll” Namun Menurut Syiah berbicara tentang keluarga Nabi Saw bisa dirinci sbb 1.Semua Keluarga Nabi yang disrbut Bani Hasyim. 2.Semua Dzurriyat Nabi seperti Para Habaa ib dan Sayyid dan Asyraf 3. Ahlul Kisa” yaitu Nabi sendiri, Fatimah Hasan dan Husein 4. ITRAH AHLUL BAYT yaitu 13 orang sesuai Jumlah Huruf mulai dari Innama yuriidullooh…….tath hiiira Al Ahzab(33) : 33 yaitu 47 huruf. Yaitu 3 Muhammad =12 Huruf+ 4 Ali=12 Huruf . +1 fathimah =5 huruf + 1 ja’far =4 huruf+ 1 Muusaa=4 huruf +2 hasan =6 huruf =47 Huruf dan Surah ke 47 Surah Muhammad. Jadi “hakikat Ahlul Bayt yang disebut Itrah Ahlul Bayt(Keturunan Ahlul Bayt yang menduduki Trah Imaamah atau Ma’shuumin(orang2 yang disucikan bejumlah 13 orang… jika ditambah Rasul jadi EMPAT BELAS MANUSIA SUCI jika dikurangi Nabi dan Sayyidah Faathimah Az Zahra Ummal Batul menjadi 12 IMAM SUCI PENERUS WASHIYAT KENABIN dst. SAYA PUNYA TESIS TENTANG KEBENARAN MUTLAK ITU HANYA SATU ATAU TUNGGAL… JADI SUATU HAL YANG ALAMIYAH JIKA SUATU KELOMPOK UMAT ISLAM MEMANDANG SESAT BAHKAN MENGKAFIRKAN UMAT ISLAM YANG LAIN. INI SEBUAH KENISCAYAAN….Kita buat sebuah ilustrasi… Ada 73 orang memegang Logam BERWARNA KUNING seberat 1 kg……dan tentu semua logam berjumlah 73 buah…jika dalam sebuah Informasi dan ketentuan bahwa dari 73 logam itu hanya 1 logam yang merupakan Emas murni dan 72 logam yang lainnya adalah KUNINGAN ATAU TEMBAGA..maka SEORANG YANG MERASA MEMEGANG EMAS MURNI 1 Kg itu dan dalam ketentuanya hanya ada 1 buah yang emas murni maka dia harus meyakini dan mau tidak mau bahwa logam yang ada di tangan orang lain(dalam kasus ini) tentu semuanya adalah Kuningan atau emastasi atau emas palsu dsb. Saya Setuju dengan Wahabi Salafi yang menganggap Bida”ah dan Kafir kelompok diluar mereka terutama Syiah.Setuju dengan sikap mereka bukan setuju dengan aqidah mereka. Karena jika tuduhanya tidak benar(menurut hadits shahih) akan berbalik kepada yang menuduh. Misalnya di dalam SULAIM BIN QAIS AL HILALI(silahkan buka di google) bahwa Fathimah mengatakan SEJAHAT_JAHAT MAKHLUK SETELAH WAFAT AYAHKU ADALAH ABU BAKAR DAN UMAR) silahkan baca kitab sulaim

Tinggalkan komentar