Syubhat Seputar Perawi Syi’ah : Jabir bin Yazid Al Ju’fiy

Syubhat Seputar Perawi Syi’ah : Jabir bin Yazid Al Ju’fiy

Salah satu syubhat miring tentang Syi’ah adalah keraguan seputar Jabir bin Yazid Al Ju’fiy. Bermula dari sebagian pengikut Syi’ah yang mencela Abu Hurairah [radiallahu ‘anhu] dengan banyaknya hadis riwayatnya dalam kitab Ahlus Sunnah maka sebagian ahlus sunnah dan Pembenci Syi’ah balas mencela perawi syi’ah yaitu Jabir bin Yazid Al Ju’fiy yang konon kabarnya memiliki hadis sampai tujuhpuluh ribu [jauh lebih banyak dari Abu Hurairah].

.

.

Kami akan menetapkan terlebih dahulu apa pandangan kami soal Abu Hurairah [sebelum para pencela yang hina dina menuduh yang tidak-tidak kepada kami]. Bagi kami kedudukan Abu Hurairah adalah sama seperti sahabat Nabi lainnya memiliki keutamaan persahabatan dengan Nabi tetapi sebagaimana yang kami pernah tulis dalam tulisan sebelumnya bahwa seorang sahabat Nabi tetap bisa melakukan kesalahan, tidak terlepas Abu Hurairah.

Adapun hadisnya yang banyak maka itupun tidak menjadi masalah, kalau mau dikatakan aneh ya memang aneh, kenapa Abu Hurairah hadisnya jauh lebih banyak dari sahabat Nabi yang lain, tapi ya cukup sampai disitu. Keanehan tersebut bukan suatu perkara yang mustahil dan selagi tidak ada bukti kuat maka tidak ada gunanya menjadikan hal ini sebagai celaan terhadap Abu Hurairah. Prinsip dalam berhujjah adalah mana buktinya? Kalau cuma kemungkinan maka cukup dikatakan kemungkinan yang satu tidak menafikan kemungkinan yang lain. Dan kemungkinan akan selalu bisa dimunculkan sebanyak siapapun bisa berandai-andai. Apalah artinya hujjah yang ujungnya hanyalah andaikata-andaikata.

Begitupula dengan syubhat seputar Jabir bin Yazid Al Ju’fiy, hakikat permasalahannya malah jauh sekali jika dibandingkan dengan Abu Hurairah. Kami tidak akan membahas kedudukan Jabir bin Yazid Al Ju’fiy di dalam kitab Ahlus Sunnah, karena sudah jelas sebagian besar ulama ahlus sunnah mencelanya [dan sebagian kecil memujinya]. Kami hanya akan membahas seputar syubhat yang dilontarkan oleh para Pembenci Syi’ah yang katanya mengambil dari kitab ulama syi’ah.

Syubhat ini salah satunya bisa dilihat dalam salah satu tulisan dari orang yang menyebut dirinya Abul-Jauzaa’. Nampak jelas bahwa orang ini hanya ingin merendahkan mazhab Syi’ah dengan cara yang tidak ilmiah atau bisa disebut peneliti yang berniat bengkong bukan seorang yang objektif. Silakan pembaca bandingkan dengan pembahasan berikut manakah yang lebih objektif dalam mempelajari mazhab Syi’ah dan mana yang membuat syubhat untuk merendahkan mazhab Syi’ah. Pembahasan berikut kami cukupkan pada Jabir bin Yazid Al Ju’fiy adapun untuk Zurarah dan Muhammad bin Muslim akan ada pembahasan khusus.

.

.

Syubhat mengenai Jabir bin Yazid Al Ju’fiy adalah ia dikatakan memiliki tujuhpuluh ribu riwayat dan dinukil dalam riwayat Syi’ah bahwa ia hanya sekali menemui Imam Baqir [‘alaihis salaam] dan tidak pernah menemui Imam Ja’far [‘alaihis salaam]. Bagaimana mungkin bisa riwayatnya sampai tujuh puluh ribu dan bukankah ini jauh lebih musykil dibanding Abu Hurairah.

Kami akan menganalisis hal ini berdasarkan ilmu Rijal Syi’ah, benarkah demikian atau seperti biasanya hanya sekedar syubhat murahan yang dilontarkan terhadap Syi’ah.

جبريل بن أحمد، حدثني محمد بن عيسى، عن إسماعيل بن مهران عن أبي جميلة المفضل بن صالح، عن جابر بن يزيد الجعفي، قال: حدثني أبو جعفر عليه السلام بسبعين ألف حديث لم أحدث بها أحدا قط، ولا أحدث بها أحدا أبدا، قال جابر: فقلت لأبي جعفر عليه السلام جعلت فداك انك قد حملتني وقرا عظيما بما حدثتني به من سركم الذي لا أحدث به أحدا، فربما جاش في صدري حتى يأخذني منه شبه الجنون، قال: يا جابر فإذا كان ذلك فاخرج إلى الجبان فاحفر حفيرة ودل رأسك فيها، ثم قل: حدثني محمد بن علي بكذا وكذا

Jibril bin Ahmad berkata telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Iisa dari Ismaiil bin Mihraan dari Abi Jamiilah Mufadhdhal bin Shalih dari Jabir bin Yazid Al Ju’fiy yang berkata telah menceritakan kepadaku Abu Ja’far [‘alaihis salaam] tujuh puluh ribu hadis yang tidak pernah aku ceritakan pada siapapun dan tidak akan aku ceritakan kepada seorangpun selamanya. Jabir berkata aku berkata kepada Abu Ja’far [‘alaihis salaam] “aku menjadi tebusanmu, sesungguhnya engkau telah membebaniku dengan perkara besar dengan menceritakan kepadaku rahasia yang tidak diceritakan kepada seorangpun maka hal itu bergejolak di dalam dadaku sampai membuatku seperti orang gila. Maka Beliau berkata “wahai Jabir jika demikian maka pergilah engkau ke kuburan dan galilah lubang, letakkan kepalamu di dalamnya kemudian katakanlah “telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Aliy demikian demikian” [Rijal Al Kasyiy 2/441-442]

Riwayat di atas sanadnya dhaif karena Jibril bin Ahmad majhul dan Mufadhdhal bin Shalih seorang yang dhaif.

جبرئيل بن أحمد: الفاريابي، يكنى أبا محمد، كان مقيما بكش، كثير الرواية عن العلماء بالعراق، وقم، وخراسان، رجال الشيخ – مجهول – يروى عنه الكشي كثيرا

Jibra’il bin Ahmad Al Faryaabiy kuniyah Abu Muhammad, ia tinggal di Kasy, banyak memiliki riwayat dari ulama Iraq, Qum dan Khurasan, termasuk Rijal Syaikh, seorang yang majhul, Al Kasyiy banyak meriwayatkan darinya [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadits hal 101]

Mengenai Mufadhdhal bin Shalih Abu Jamiilah, ia didhaifkan oleh Ibnu Ghada’iriy dan An Najasyiy telah melemahkannya dalam biografi Jaabir bin Yazid Al Ju’fiy, ia berkata

روى عنه جماعة غمز فيهم وضعفوا، منهم: عمرو بن شمر، ومفضل بن صالح، ومنخل بن جميل، ويوسف بن يعقوب

Telah meriwayatkan darinya [Jabir bin Yazid], jama’ah yang yang terdapat perbincangan atasnya dan didhaifkan diantara mereka adalah ‘Amru bin Syimr, Mufadhdhal bin Shalih, Minkhal bin Jamiil dan Yusuf bin Ya’quub [Rijal An Najasyiy hal 128 no 332]

المفضل بن صالح، أبو جميلة، الأسدي، مولاهم النخاس ضعيف، كذاب، يضع الحديث

Al Mufadhdhal bin Shhalih Abu Jamiilah Al Asdiy maula mereka An Nukhaas, seorang yang dhaif pendusta dan pemalsu hadis [Rijal Ibnu Ghada’iriy hal 88]

Dalam riwayat Abu Jamiila [Mufadhdhal bin Shalih] yang lain disebutkan bahwa jumlah riwayat yang dimaksud adalah lima puluh ribu

علي بن محمد، قال: حدثني محمد بن أحمد، عن يعقوب بن يزيد، عن عمرو بن عثمان، عن أبي جميلة، عن جابر، قال: رويت خمسين الف حديث ما سمعه أحد مني

Aliy bin Muhammad yang berkata telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ahmad dari Ya’qub bin Yaziid dari ‘Amru bin ‘Utsman dari Abi Jamiilah dari Jaabir yang berkata “aku meriwayatkan lima puluh ribu hadis yang tidak ada seorangpun yang mendengarnya dariku” [Rijal Al Kasyiy 2/440]

Riwayat ini dhaif dengan kelemahan Aliy bin Muhammad, ia adalah Aliy bin Muhammad bin Qutaibah, pembahasan tentangnya telah disebutkan dalam salah satu tulisan khusus. Dan riwayat di atas juga dhaif karena Abu Jamiilah, Mufadhdhal bin Shaalih sebagaimana disebutkan sebelumnya.

.

.

حدثني حمدويه وإبراهيم ابنا نصير، قالا: حدثنا محمد بن عيسى عن علي بن الحكم، عن ابن بكير، عن زرارة، قال: سألت أبا عبد الله عليه السلام عن أحاديث جابر؟ فقال: ما رأيته عند أبي قط الامرة واحدة وما دخل علي قط

Telah menceritakan kepadaku Hamdawaih dan Ibrahim, keduanya putra Nashiir, keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Iisa dari Aliy bin Al Hakam dari Ibnu Bukair dari Zurarah yang berkata aku bertanya kepada Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] tentang hadis-hadis Jaabir?. Maka Beliau menjawab “aku tidak pernah melihatnya di sisi Ayahku kecuali satu kali, dan ia tidak pernah masuk menemuiku” [Rijal Al Kasyiy 2/436]

Riwayat ini sanadnya muwatstsaq berdasarkan ilmu Rijal Syi’ah, para perawinya tsiqat hanya saja Ibnu Bukair ia seorang bermazhab Fathhiy

  1. Hamdawaih bin Nashiir dia seorang yang memiliki banyak ilmu dan riwayat, tsiqat baik mazhabnya [Rijal Ath Thuusiy hal 421]
  2. Ibrahiim bin Nashiir seorang yang tsiqat ma’mun banyak memiliki riwayat [Rijal Ath Thuusiy hal 407]
  3. Muhammad bin Iisa bin Ubaid, terdapat perbincangan atasnya. Najasyiy menyebutkan bahwa ia tsiqat, banyak riwayatnya dan baik tulisannya [Rijal An Najasyiy hal 333 no 896]. Ath Thuusiy menyatakan bahwa ia dhaif [Al Fahrasat Ath Thuusiy hal 216]. Pendapat yang rajih ia pada dasarnya tsiqat tetapi dhaif dalam riwayatnya dari Yunus
  4. Aliy bin Al Hakam Al Kuufiy seorang yang tsiqat [Al Fahrasat Syaikh Ath Thuusiy hal 151]
  5. Abdullah bin Bukair adalah seorang yang tsiqat hanya saja bermazhab Fathhiy [Al Fahrasat Syaikh Ath Thuusiy hal 173]
  6. Zurarah bin A’yan seorang yang tsiqat [Rijal Ath Thuusiy hal 337].

Sebelum memahami hadis di atas maka ada baiknya melihat riwayat dari Imam Ja’far [‘alaihis salaam] berikut

حمدويه وإبراهيم، قالا: حدثنا محمد بن عيسى، عن علي بن الحكم عن زياد بن أبي الحلال، قال: اختلف أصحابنا في أحاديث جابر الجعفي، فقلت لهم: أسأل أبا عبد الله عليه السلام، فلما دخلت ابتدأني، فقال: رحم الله جابر الجعفي كان يصدق علينا، لعن الله المغيرة بن سعيد كان يكذب علينا

Hamdawaih dan Ibrahiim keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Iisa dari Aliy bin Al Hakam dari Ziyaad bin Abi Hilaal yang berkata “para sahabat kami berselisih tentang hadis-hadis Jabir Al Ju’fiy, maka aku berkata kepada mereka “Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] pernah ditanya ketika aku masuk menemuinya, Beliau berkata “semoga Allah merahmati Jaabir Al Ju’fiy, ia seorang yang jujur atas kami dan semoga Allah melaknat Mughiirah bin Sa’id, ia seorang yang berdusta atas kami” [Rijal Al Kasyiy 2/436]

Riwayat ini sanadnya shahih berdasarkan ilmu Rijal Syi’ah, berikut keterangan mengenai para perawinya

  1. Hamdawaih bin Nashiir dia seorang yang memiliki banyak ilmu dan riwayat, tsiqat baik mazhabnya [Rijal Ath Thuusiy hal 421]
  2. Ibrahiim bin Nashiir seorang yang tsiqat ma’mun banyak memiliki riwayat [Rijal Ath Thuusiy hal 407]
  3. Muhammad bin Iisa bin Ubaid, terdapat perbincangan atasnya. Najasyiy menyebutkan bahwa ia tsiqat, banyak riwayatnya dan baik tulisannya [Rijal An Najasyiy hal 333 no 896]. Ath Thuusiy menyatakan bahwa ia dhaif [Al Fahrasat Ath Thuusiy hal 216]. Pendapat yang rajih ia pada dasarnya tsiqat tetapi dhaif dalam riwayatnya dari Yunus
  4. Aliy bin Al Hakam Al Kuufiy seorang yang tsiqat [Al Fahrasat Syaikh Ath Thuusiy hal 151]
  5. Ziyad bin Abi Hilaal seorang yang tsiqat [Rijal An Najasyiy hal 171 no 451]

Hadis ini menunjukkan bahwa Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] telah memuji Jabir bin Yazid Al Ju’fiy sebagai seorang yang shaduq dalam riwayatnya dari Ahlul Bait. Jika kita memperhatikan riwayat Al Kasyiy sebelumnya dimana Abu ‘Abdullah berkata bahwa Jabir bin Yazid tidak pernah menemuinya dan menggabungkan dengan riwayat dimana Abu ‘Abdullah menyatakan “Jabir seorang yang shaduq atas kami” maka diketahui bahwa maksud hadis Zurarah adalah pada saat Zurarah menanyakan hal itu kepada Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam], Jabir bin Yazid belum mengambil hadis dari Abu ‘Abdullah tetapi setelah itu Jabir menemui dan mengambil hadis dari Abu ‘Abdullah dan Abu Abdullah menyatakan ia seorang yang jujur.

Begitu pula pernyataan Abu ‘Abdullah “aku tidak pernah melihat di sisi Ayahku kecuali satu kali” bukanlah pembatas bahwa Jabir bin Yazid hanya sekali menemui Imam Baqir [‘alaihis salaam]. Terdapat kemungkinan bahwa Jabir bin Yazid bertemu Imam Baqir [‘alaihis salaam] dan pada saat itu Abu ‘Abdullah tidak melihatnya. Yang jelas riwayat Zurarah tidaklah menjatuhkan kredibilitas Jabir bin Yazid Al Ju’fiy apalagi riwayat Ziyad bin Abi Hilal telah menetapkan kejujuran Jabir bin Yazid Al Ju’fiy dalam pandangan Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam].

Riwayat Ziyad bin Abi Hilal lebih kuat kedudukan sanadnya [shahih] dibanding riwayat Zurarah [muwatstsaq] selain itu riwayat Ziyad bin Abi Hilal lebih jelas penunjukkannya dibanding riwayat Zurarah [yang masih mengandung kemungkinan-kemungkinan seperti yang kami jelaskan di atas]. Maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa riwayat Zurarah harus dipalingkan kepada riwayat Ziyaad bin Abi Hilaal.

.

.

Kesimpulan

Maka syubhat bahwa Jabir memiliki tujuhpuluh ribu hadis padahal ia hanya sekali menemui Imam Baqir [‘alaihis salaam] adalah syubhat yang bathil karena dalam kitab hadis Syi’ah, Jabir tidak memiliki hadis sebanyak tujuh puluhribu, hal itu hanyalah riwayat dari Jabir bahwa ia mengaku memiliki tujuh puluh ribu hadis sebagaimana yang disebutkan di atas dan kedudukan hadis tersebut dhaif.

4 Tanggapan

  1. Assalamualaikum ust SP, bisa tolong dibahas mengenai hadis mengenai Harits bin Numa al Firhi yg mendustakan wilayah Ahlul Bait lalu diazab tertimpa batu. Terima kasih.

  2. menurut saya dalam ajaran Syiah banyak sekali hadits palsu

  3. @Alfian

    Hadis tersebut dhaif, saya tidak janji tetapi akan saya pertimbangkan untuk membahasnya dalam tulisan khusus

    @nda

    Yah dalam mazhab Ahlus Sunnah juga banyak hadis palsu sehingga ada sebagian ulama yang menghimpun hadis-hadis palsu menurutnya dalam satu kitab khusus seperti Ibnu Jauzi dengan kitab Al Maudhu’at

  4. terima kasih. semoga ust SP selalu diberi kesehatan dan kelapangan dan amal ust SP diridhoi Allah SWT. salam
    🙂

Tinggalkan komentar