Ghuluw : Ali Sudah Ada Semenjak Nabi Terdahulu, Penolong Dakwah dan Pemilik Kunci-Kunci Ghaib?

Ghuluw : Ali Sudah Ada Semenjak Nabi Terdahulu, Penolong Dakwah dan Pemilik Kunci-Kunci Ghaib?

Berhujjah dengan riwayat dhaif untuk mencela mazhab lain adalah tindakan yang tidak bijaksana karena orang tersebut pasti tidak suka jika hujjah yang sama ditujukan pada mazhab-nya. Maka dari itu siapapun yang punya akal pikiran waras akan berhati-hati dalam menuduh mazhab lain. Lain hal-nya jika dari awal, seseorang memang berniat mencela atau memfitnah mazhab lain maka ia tidak akan peduli dengan bagaimana caranya berhujjah. Ia akan terus mencela berulang-ulang dengan hujjah yang lemah sampai akhirnya ia akan dikenal dengan sebutan sang pencela. Sang Pencela mengutip riwayat berikut dari kiitab Tafsir Furat Al Kufiy

فرات قال: حدثني جعفر بن محمد الفزاري قال: حدثنا أحمد بن ميثم الميثمي قال: حدثنا أحمد بن محرز الخراساني عن [ر: قال: حدثنا] عبد الواحد بن علي قال قال أمير المؤمنين [علي بن أبي طالب. ر] عليه السلام أنا أؤدي من النبيين إلى الوصيين ومن الوصيين إلى النبيين، وما بعث الله نبيا إلا وأنا أقضي دينه وأنجز عداته، ولقد اصطفاني ربي بالعلم والظفر، ولقد وفدت إلى ربي اثنى عشر وفادة فعرفني نفسه وأعطاني مفاتيح الغيب ثم قال: يا قنبر من على الباب [ب: بالباب]؟ قال: ميثم التمار! ما تقول ان أحدثك فان أخذته كنت مؤمنا وإن تركته كنت كافرا؟ [ثم. أ] قال: أنا الفاروق الذي أفرق بين الحق والباطل، أنا أدخل أوليائي الجنة وأعدائي النار، أنا! قال الله هل ينظرون إلا أن يأتيهم الله في ظلل من الغمام والملائكة وقضي الامر وإلى الله ترجع الأمور

Fuurat berkata telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Muhammad Al Fazariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Maitsam Al Maitsamiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhriz Al Khuraasaniy dari ‘Abdul Wahid bin ‘Aliy yang berkata Amirul Mukminin [Aliy bin Abi Thalib] berkata aku adalah penyampai dari para Nabi kepada para washi dan dari para washi kepada para Nabi, dan tidaklah Allah mengutus Nabi melainkan aku ikut menegakkan agamanya dan menghancurkan yang memusuhinya, sungguh Allah telah memilihku dengan ilmu dan kemenangan, dan sungguh aku telah menemui Rab-ku dua belas kali dan Ia mengenalkan dirinya, memberikan kepadaku kunci-kunci ghaib. Kemudian Beliau berkata “wahai Qanbar, siapa yang ada di depan pintu?. Ia berkata “Maitsam At Tamaar” apa yang kau katakan jika aku menceritakan kepadamu, maka siapa yang mengambilnya termasuk mukmin dan siapa yang meninggalkannya kafir. Kemudian Beliau berkata “aku adalah Al Faruq yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil, dan aku akan memasukkan para kekasihku ke dalam surga dan para musuhku kedalam neraka, aku yang dikatakan Allah “Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan” [Tafsir Furat bin Ibrahim Al Kufiy hal 67]

Al Majlisiy menukil riwayat ini dalam kitab Bihar Al Anwar dengan sanad berikut

تفسير فرات بن إبراهيم: أحمد بن محرز الخراساني، عن جعفر بن محمد الفزاري، عن أحمد بن ميثم الميثمي، عن عبد الواحد بن علي

Tafsiir Furat bin Ibrahiim : Ahmad bin Muhriz Al Khurasaniy dari Ja’far bin Muhammad Al Fazaariy dari Ahmad bin Maitsam Al Maitsamiy dari ‘Abdul Wahid bin Aliy …[Bihar Al Anwar Al Majlisiy 39/350]

Bihar Al Anwar juz 39

Bihar Al Anwar juz 39 hal 350

Nampak disini seolah terjadi ketidakjelasan dalam sanadnya, kemungkinan terjadi tashif atau kesalahan penukilan dari Al Majlisiy. Pentahqiq kitab Tafsir Furat Al Kufiy menyebutkan bahwa terjadi perbedaan dalam sebagian naskah kitab dan yang tsabit adalah riwayat yang menyebutkan bahwa Syaikh [guru] Al Furat dalam sanad di atas adalah Ja’far bin Muhammad Al Fazaariy dan ia memang dikenal sebagai guru Furat bin Ibrahim Al Kuufiy.

Riwayat ini kedudukannya sangat dhaif di sisi Syiah dengan alasan sebagai berikut. Sebagian perawi-nya tidak dikenal kredibilitasnya di sisi Syi’ah, Ahmad bin Maitsam Al Maitsamiy disebutkan dalam Mustadrak Ilm Ar Rijal tanpa keterangan ta’dil dan tarjih [Mustadrakat Ilm Rijal Hadits 1/397-398, Syaikh Ali Asy Syahruudiy]. Ahmad bin Muhriz Al Khurasaniy disebutkan dalam Al Mamaqaniy tanpa keterangan ta’dil dan tarjih dan nampaknya ia dikenal hanya melalui hadis dalam Tafsir Furat dan Bihar Al Anwar di atas [Tanqiih Maqal Ar Rijal Al Mamaqaniy 7/136 no 880]. Abdul Wahid bin Aliy disebutkan dalam Mustadrak Ilm Ar Rijal tanpa keterangan ta’dil dan tarjih [Mustadrakat Ilm Rijal Hadits 5/152-153, Syaikh Ali Asy Syahruudiy].

Ja’far bin Muhammad Al Fazaariy yang dikenal sebagai salah satu syaikh [guru] Furat bin Ibrahim Al Kuufiy adalah perawi yang dhaif. Najasyiy menyatakan bahwa ia dhaif dalam hadis dan Ahmad bin Husain mengatakan bahwa ia pemalsu hadis [Rijal Najasyiy 1/122 no 313]. Al Hilliy setelah menukil pandangan Najasyiy dan Ahmad bin Husain, ia menukil perkataan Ibnu Ghada’iriy bahwa Ja’far bin Muhammad Al Fazaariy pendusta matruk dan Syaikh Ath Thuusiy menyatakan ia tsiqat, Al Hilliy merajihkan bahwasanya tidak bisa beramal dengan hadisnya [Khulasah Al Aqwal Al Hilliy 1/330-331]. Al Khu’iy menyatakan bahwa taustiq Syaikh Ath Thuusiy tidak bisa dijadikan pegangan karena bertentangan dengan pendhaifan para ulama mutaqaddimin sebelum Ath Thuusiy [Mu’jam Rijal Al Hadits, Sayyid Al Khu’iy 5/89]

Dari segi matan riwayat tersebut mengandung kemungkaran, bagaimana mungkin jika dikatakan Aliy adalah penyampai para Nabi kepada para washiy atau tidaklah Allah mengutus Nabi kecuali Aliy sebagai penolongnya padahal Imam Aliy sendiri baru lahir di masa hidup penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Riwayat di atas dhaif sanadnya dan mungkar matannya maka tidak bisa dijadikan hujjah dari sudut pandang keilmuan Mazhab Syiah.

6 Tanggapan

  1. SYIAH sulit diterima di INDO dan negara tetangga karena ada praktek MUT’AH. jika saja MUT’AH ini dilarang mungkn SYIAH mdh diterima.
    ada teman sy dia BERANI MEMUT’AH 3 WANITA SEKALIGUS

  2. pandanglah mut’ah sebagai solusi, bukan suatu keharusan yang harus dipratikkan.

  3. Wahh jadi menilai benar salah sesuatu bisa dengan segegabah itu?
    Jadi sama bolehnya orang lain menilai islam itu suka membunuh orang tidak berdosa, bunuh diri halal di islam, islam menindas kaum perempuan begitu?

    Lanjutkan mas perjalanan anda dengan lebih kritis dan nalar, jangan biarkan kemalasan mencegah anda memeriksa lebih dalam suatu berita.

    salam.

  4. Terimakasih hadits dan penjelasannya.

  5. Kalo dalam tradisi sufi, sudah menjadi cerita biasa. Sayang, wahabi insyaallah tidak paham. wkwkwkw contoh dari sufi srilanka tentang Ali. http://watung.org/2005/10/24/ali-ra/

  6. Pak Yai SP,

    Akal saya menerima penjelasan anda diatas, bahwa sanad hadits yg anda jelaskan lemah disisi syiah.

    Tetapi hati kecil saya meyakini, seandainya ada yg menceritakan keajaiban Imam Ali walaupun musykil sekalipun.

    Alasan saya sederhana. Karena saya meyakini bahwa Muhammad Rasulullah sbg makhluk termulia -yg karena kecintaan Allah kepada Muhammad, maka Dia menciptakan alam semesta-, maka hati saya mau tidak mau meyakini semua keajaiban yg dimiliki manusia yg serupa Rasulullah yaitu Imam Ali.

    Rasulullah sendiri mengatakan, aku dari Ali dan Ali dariku. Maka hati saya juga meyakini, bahkan jika Rasulullah dan ahlul baitnya ada, atau direncanakan ada sebelum alam semesta diciptakan. Menurut saya, keberadaan Rasulullah dan ahlul baitnya sebelum alam semesta, jauh lebih musykil daripada keberadaan Rasulullah dan ahlul baitnya sebelum diutusnya nabi-nabi.

Tinggalkan komentar