Apakah Ibnu Budail Al Khuza’iy Termasuk Sahabat Yang Mengepung Utsman?

Apakah Ibnu Budail Al Khuza’iy Termasuk Sahabat Yang Mengepung Utsman?

Tulisan ini sekaligus merevisi tulisan kami sebelumnya dan membantah syubhat nashibi. Dalam tulisan kami dahulu, kami pernah menyatakan bahwa sahabat yang bernama ‘Amru bin Budail Al Khuza’iy termasuk diantara orang-orang yang mengepung khalifah Utsman

Sebelumnya kami mengutip riwayat Ibnu Syabbah dalam kitabnya Tarikh Al Madinah yaitu riwayat berikut

حدثنا عفان قال، حدثنا أبو محصن قال، حدثنا حصين بن عبد الرحمن قال، حدثني جُهيم قال: أنا شاهدٌ، دَخَلَ عليه عمروُ بن بُدَيل الخزاعي واليُّجِيبي يطعنه أحدهما بمشقصٍ في أوداجه، وعلاهُ الآخر بالسيف فقتلوه

Telah menceritakan kepada kami Affan yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Muhsin yang berkata telah menceritakan kepada kami Hushain bin Abdurrahman yang berkata telah menceritakan kepadaku Juhaim yang berkata “aku menyaksikan bahwa Amru bin Budail Al Khuza’i dan At Tajiby masuk ke dalam rumah Usman. Salah satu dari mereka menusuknya dengan pisau dan yang lain memukulnya dengan pedang dan mereka membunuhnya” [Tarikh Al Madinah 4/1303]

Riwayat Juhaim Al Fihriy ini juga disebutkan Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 8/690-691, Al Bukhari dalam Tarikh Al Awsath 1/109 dan Ibnu Asakir dalam Tarikh-nya 39/398-399 dimana ketiganya menyebutkan “Abu ‘Amru bin Budail Al Khuzaa’iy”. Jadi sebenarnya orang yang dimaksud adalah Abu ‘Amru bin Budail Al Khuzaa’iy. Riwayat Juhaim Al Fihriy ini mengandung kelemahan karena Juhaim tidak dikenal kredibilitasnya dan hanya disebutkan Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats Tsiqat. Tetapi Juhaim adalah seorang tabiin maka hadisnya bisa dijadikan i’tibar.

المدائني عن أبي هلال عن ابن سيرين قال: جاء ابن بديل إلى عثمان، وكان بينهما شحناء، ومعه السيف وهو يقول: لأقتلنه،

Al Mada’iniy dari Abi Hilaal dari Ibnu Siriin yang berkata Ibnu Budail datang kepada Utsman dan diantara keduanya terdapat permusuhan, ia membawa pedang dan berkata “aku akan membunuhnya” [Ansab Al Asyraf Al Baladzuri 2/296]

Al Mada’iniy disebutkan Adz Dzahabi bahwa ia Allamah Hafizh shaduq. Ibnu Main berkata “tsiqat tsiqat tsiqat” [As Siyar Adz Dzahabi 10/400]. Ibnu Sirin adalah tabiin yang tsiqat tsabit ahli ibadah [At Taqrib 2/85]

Abu Hilaal adalah Muhammad bin Sulaim Ar Rasibiy perawi Bukhari dalam Ta’liq Shahih Bukhari dan Ashabus Sunan. Abdurrahman bin Mahdi meriwayatkan darinya yang berarti ia menganggap Muhammad bin Sulaim tsiqat. Ibnu Ma’in terkadang berkata shaduq terkadang berkata tidak ada masalah padanya. Abu Dawud menyatakan ia tsiqat. Yahya bin Sa’id tidak meriwayatkan darinya. Nasa’i berkata “tidak kuat”. Ibnu Sa’ad berkata ada kelemahan padanya. Ahmad bin Hanbal menyatakan ia mudhtharib al hadis dari Qatadah. [At Tahdzib juz 9 no 303].

Ibnu Hajar menyatakan “shaduq ada kelemahan padanya” [At Taqrib 2/81]. Adz Dzahabi menyatakan ia shalih al hadits [Man Tukullima Fiihi Wa Huwa Muwatstsaq no 301]. Pada dasarnya ia seorang yang shaduq tetapi ada kelemahan padanya yaitu riwayatnya dari Qatadah yang mudhtharib sehingga sebagian ulama membicarakannya. Tetapi disini bukan riwayatnya dari Qatadah maka riwayatnya baik.

Riwayat Ibnu Sirin ini mengandung kelemahan yaitu Ibnu Sirin lahir dua tahun sebelum berakhirnya masa khalifah Utsman maka ketika terjadi pengepungan terhadap Utsman usianya lebih kurang dua tahun dan ia tidak mungkin menyaksikan secara langsung peristiwa tersebut. Tetapi riwayat ini dapat dijadikan i’tibar.

حدثنا أحمد بن إبراهيم عن أبي داود عن حزم القطعي عن أبي الأسود عن طلق بن خشاف قال: قدمت المدينة بعد مقتل عثمان فسألت عائشة عن قتله فقالت: لعن الله قتلته فقد قتل مظلوماً، أقاد الله من ابن أبي بكر وأهدى إلى الأشتر سهماً من سهامه وهراق دم ابني بديل، فوالله ما من القوم أحد إلا أصابته دعوتها

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim dari Abu Dawud dari Hazm Al Qutha’iy dari Abil ‘Aswad dari Thalq bin Khusysyaaf yang berkata aku datang ke Madinah setelah terbunuhnya Utsman maka aku bertanya kepada Aisyah tentang orang yang membunuhnya. Maka ia berkata “laknat Allah terhadap para pembunuhnya sungguh ia terbunuh secara zalim, Allah akan menghukum Ibnu Abi Bakar, menimpakan kepada Al Asytar panah dari panah-panahnya dan mengalirkan darah kedua anak Budail” [Thalq berkata] demi Allah tidak seorangpun dari mereka kecuali menimpa dirinya keburukan [Ansab Al Asyraf Al Baladzuri 2/298]

Riwayat Thalq ini disebutkan juga oleh Al Bukhari dalam Tarikh Al Awsath 1/121, Ath Thabraniy dalam Mu’jam Al Kabir 1/57, dan Ibnu Syabbah dalam Tarikh Al Madinah 4/1244. Riwayat tersebut sanadnya shahih berikut keterangan para perawinya

  • Ahmad bin Ibrahim Ad Dawraqiy termasuk perawi Muslim. Abu Hatim berkata “shaduq”. Al Uqaili berkata “tsiqat”. Al Khaliliy berkata “tsiqat muttafaq ‘alaih”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 1 no 3]
  • Abu Dawud Ath Thayalisiy termasuk perawi Bukhari dalam At Ta’liq  dan perawi Muslim. Amru bin ‘Aliy menyatakan tsiqat. Ibnu Madini berkata “aku tidak pernah melihat orang yang lebih hafizh darinya”. Ibnu Mahdi berkata “Abu Dawud orang yang paling shaduq”. Nu’man bin ‘Abdus Salaam berkata “tsiqat ma’mun”. Al Ijli, Nasa’i dan Al Khatib menyatakan ia tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 4 no 316]
  • Hazm bin Abi Hazm Al Qutha’iy termasuk perawi Bukhari. Ahmad dan Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Abu Hatim berkata “shaduq tidak ada masalah padanya dan ia termasuk orang yang tsiqat diantara sahabat Hasan”. Nasa’i berkata “tidak ada masalah padanya” [At Tahdzib juz 2 no 442]
  • Abul Aswad Al Bashriy termasuk perawi Muslim. Ahmad berkata “aku tidak melihat ada masalah padanya”. Abu Hatim berkata “syaikh”. Nasa’i berkata “tsiqat”. Al Ijliy menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 10 no 251]

Thalq bin Khusysyaaf adalah salah seorang sahabat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagaimana yang dinyatakan oleh Abul Aswad Al Bashriy dalam riwayat yang shahih

نا مسلم نا سوادة نا أبي أنهم دخلوا على طلق بن خشاف رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم

Telah menceritakan kepada kami Muslim yang berkata telah menceritakan kepada kami Sawaadah yang berkata telah menceritakan kepada kami ayahku bahwa mereka menemui Thalq bin Khusysyaaf seorang sahabat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] [Tarikh Al Kabir Bukhari juz 4 no 3137]

Muslim bin Ibrahim Al Azdiy perawi Bukhari dan Muslim seorang yang tsiqat ma’mun [At Taqrib 2/177]. Sawaadah bin Abul Aswad perawi Muslim seorang yang tsiqat [At Taqrib 1/402]. Abul Aswad telah disebutkan sebelumnya bahwa ia perawi Muslim yang tsiqat.

Semua riwayat di atas menunjukkan bahwa kedua anak Budail bin Warqa’a Al Khuza’iy termasuk diantara orang-orang yang mengepung khalifah Utsman [radiallahu ‘anhu]. Disebutkan bahwa salah satunya memiliki kuniyah Abu ‘Amru. Diantara anak Budail bin Warqa’a Al Khuza’iy yang kuniyahnya Abu ‘Amru adalah ‘Abdullah bin Budail bin Warqa’a Al Khuza’iy

Adz Dzahabi menyebutkan biografi ‘Abdullah bin Budail bin Warqa’a Al Khuza’iy dalam kitabnya Tarikh Al Islam dan ia menyebutkan bahwa kuniyahnya adalah Abu ‘Amru, ia yang disebutkan dalam riwayat Bukhari bahwa ia menyerang Utsman dan disebutkan bahwa ia memeluk islam bersama ayahnya sebelum Fathul Makkah [Tarikh Al Islam 3/567].

7 Tanggapan

  1. Pertamax… sekaligus tulisan yg mantab !

  2. Tulisan yg mantap SP!
    Ini membuatkan para Nasibi (Wahabi Salafi) terbungkam.

    entah bilalah mereka nak sedar. Sesungguhnya tunduk pada kebenaran itu jauh lebih utama drpd berpendapat (dan mentakwil) mengikut hawa nafsu kenasibian mereka.

  3. Bodoh kalian!
    Kami mentakwil karena kami tunduk dengan kebenaran Firman Allah SWT dalam surah al-Taubah ayat 100 :
    Dan orang-orang yang terdahulu – yang mula-mula (berhijrah dan memberi bantuan) dari orang-orang “Muhajirin” dan “Ansar”, dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan taat), Allah redha akan mereka dan mereka pula redha akan Dia, serta ia menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar”.

  4. boss, usman masuk surga ape neraka sich? harapan gw sih ade yg jawab, soalnye jawabannye simpel surga atau neraka

  5. Usman mana yg anda maksudkan?

  6. ustman bin affan boss!

    non-syiah dilarang ngejawab, soalnye gw pikir jawabannye simpel
    surga ataw neraka

  7. hihihi tolong bikin artikel ” Apakah Syiah termasuk islam?” 😀

Tinggalkan komentar