Apakah Hani Nashibi Berdusta?

Kedustaan nashibi ternyata masih berlanjut, kali ini muncul dari nashibi yang menyebut dirinya Hani atau yang dulu ia disebut dengan Tripoly sunni. Para pembaca dapat melihatnya di forum kebanggan mereka yang sedang membahas hadis Sunnah Khulafaur Rasyidin. Silakan lihat disini

http://islamic-forum.net/index.php?showtopic=9097&st=20

Nashibi yang menyebut dirinya Hani menyatakan bahwa hadis “Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin” juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud sebagaimana disebutkan dalam Takhrij kitab As Sunnah no 58 dan riwayat tersebut shahih. Tidak diragukan lagi kalau para pembaca merujuk langsung pada kitab tersebut yaitu Zhilal Al Jannah Fii Takhrij As Sunnah maka ucapan nashibi tersebut adalah dusta. Inilah riwayat yang ada pada no 58

Kalau diterjemahkan bunyinya seperti ini : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Auf yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Shalih dari Muawiyah bin Shalih, [sebagaimana hadis Abi Mas’ud] dan berkata  [Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam] “Berpeganglah kalian dengan SunnahKu dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah itu dengan gigi geraham. Syaikh Al Albani berkata “hadis shahih lihat hadis no 56” .

Tidak ada dalam sanad hadis tersebut bahwa itu diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud. Sanad riwayat tersebut berhenti pada Mu’awiyah bin Shalih. Lafaz “sebagaimana hadis Abi Mas’ud” seolah menunjukkan bahwa sebelumnya sudah ada hadis Abi Mas’ud  dan sanad Muawiyah bin Shalih ini sama dengan hadis Abi Mas’ud. Kami pribadi tidak tahu siapa Abi Mas’ud yang dimaksud tetapi untuk mengetahui sanad lengkap hadis Muawiyah bin Shalih itu telah diisyaratkan oleh Syaikh Al Albani dengan perkataan “lihat hadis no 56”. Maka mari kita lihat hadis no 56 yang dimaksud

Hadis no 56 menyebutkan bahwa sanad lengkap hadis tersebut adalah Muawiyah bin Shalih dari Dhamrah bin Habiib dari ‘Abdurrahman bin ‘Amru dari ‘Irbaadh dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagaimana di atas. Lafaz “sebagaimana di atas” maksudnya matannya serupa dengan hadis no 55. Jadi hadis no 58 yang diriwayatkan Muawiyah bin Shalih adalah hadis Irbaadh bin Saariyah. Bukti lainnya dapat dilihat pada hadis no 59 dimana matannya sama persis dengan matan hadis no 58

Kesimpulannya : tidak ada hadis shahih Sunnah Khulafaur Rasyidin yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud. Hadis yang dimaksud ternyata adalah hadis Irbaadh bin Saariyah maka sudah jelas nashibi itu berdusta atas nama Syaikh Al Albani dan berdusta atas nama kitab As Sunnah.

8 Tanggapan

  1. hanya saja setelah dipikir2 dan dianalisa, hasilnya kurang lebih begini:
    1. Yang tidak awam (yang bisa mengetahui kebohongan mereka/nashibi) memang tidak akan jadi nashibi (baca:salafy)
    2. Yang salafy tidak akan berubah hanya karena terbukti berdusta.
    3. Yang awam tidak pernah tau kalau nashibi pendusta. merekalah memang sasaran nashibi.

    Semoga ada golongan ke 4 dstnya. 😦

    salam

  2. @Bang SP
    Menindak lanjuti permohonan sy yg dulu dan sampai sekarang belum dikabulkan yaitu permohonan agar hadis tsb diatas dibahas agar makna dari hadis tsb jelas ditunjukan utk siapa.

    Saya dulu langganan majalah alfrqon terbitan dari Maktabah Ma’had Al Furqon, Srowo sidayu Gresik jatim (pesantrennya salafi wahhabi), pada sub judul mengkaji Hadis tsb diatas tdk ada tuh bahwa hadis tsb diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud yg ada hanya dr jalur Sahabat Irbadh bin Sariyah.
    Sebelumnya tks…

    @Truthseeker08
    Salam kenal mas…sy salah satu penggemar koment2 sampean,
    Analisa dan logikanya kuat serta wawasannya luas, apakah punya alamat Blog.?

  3. Rightly-guided khaliphs are 12 Imams of Ahlubait (a.s).

    I leave among you two khaliphs: Quran and Ahlubait (as).

  4. Aku adalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya..

  5. @husainahmad
    Salam kenal juga mas Husein Ahmad.
    Terima kasih atas apresiasinya.
    Karena desakan bertubi2 dari SP saya pernah mebuat blog 😀 . Namun blog itu saya sendiri sudah tidak pernah tengok (yang penting saya sudah penuhi permintaan SP) 😛 .
    Saya sekedar mencari kebenaran belum sampai pada penganalisa kebenaran ;), jadi belum layak untuk membuat blog. Pencari kebenaran adalah seorang murid yang akan terus belajar, bukan mengajari (walapun terkadang komentar saya terasa seperti mengajari, itu hanyalah salah satu bagian dari cara saya untuk belajar, banyak kali ketika kita bertanya kita tidak diberi jawaban, namun ketika “seolah-olah” memberi tahu/mengajari maka muncul reaksi2/jawaban2).
    Dengan belajar juga kepada SP, saya menyadari bagi saya (bagi pencari kebenaranyang kurang ilmu ini), haruslah bermodalkan minimal logika/akal yang kokoh. Karena tidak sedikit kita yang tergelincir, tertipu, terdoktrinasi ketika akal/logika kita tidak kokoh. Karena kebenaran bisa tampil dalam banyak ragam wajah, sebagaimana kesesatan.

    salam kenal.

  6. Assalam,,,, Begitulah cara dakwahnya kaum nashibi, selalu memperindah kata2nya lewat FATAMORGANA, siapa pun akan percaya yg namanya air laut itu kelihatannya biru,, LOGIKA orang kebanyakan hanya sampai pada kebenaran yang bersifat SEMU,,, inilah salah satu strategi ilmu yg biasa d pakai oleh kaum wahabiyah,,.

  7. Menarik juga…..

  8. bang SP sy mau tanya apakah sholat dhuha dicontohkn oleh Rosulullh, mohon jwbnya beserta dalilnya krn sy baca doa sholat dhuha kok ky aneh

Tinggalkan komentar