Hadis Kisa’ : Kejahilan Efendi Nashibi

Nashibi dan pengikutnya seringkali menyatakan bahwa ulama syiah dan pengikutnya jahil dalam berhujjah terutama dengan riwayat-riwayat Sunni. Diantara nashibi yang gemar sekali menyatakan demikian adalah Efendi, para pembaca bisa melihat tulisan di blognya yang mencela ulama syiah dan pengikutnya.

Kami pribadi tidak ada masalah dengan tulisan Efendi nashibi, selagi tulisannya menampilkan bukti dan dapat dipertanggungjawabkan maka itu menjadi info tambahan bagi kami sebagai orang yang berniat mencari kebenaran. Tetapi ternyata Efendi nashibi sendiri menunjukkan kejahilan yang nyata dalam salah satu tulisannya. Kejahilan yang cukup membuat kami tertawa. Kami yakin para pembaca juga akan tertawa membacanya. Silakan lihat disini http://gift2shias.com/2010/03/15/hadith-of-cloak/

Dalam tulisan tersebut Efendi nashibi membahas hadis kisa’ yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah dimana syiah banyak mengutip hadis Kisa’ dengan lafaz “engkau dalam kebaikan”. Kemudian Efendi nashibi ingin menunjukkan versi lain hadis Kisa’

Perhatikan perkataan Efendi dimana ia menyatakan ada versi hadis Kisa’ dimana Ummu Salamah berkata “saya juga?”. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab “dan engkau juga”. Menurut Efendi nashibi, Hadis yang menunjukkannya diriwayatkan Ath Thabari dalam Tafsir-nya. Berikut terjemahan hadis tersebut

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Alaa bin Waashil yang berkata telah menceritakan kepada kami Fadhl bin Dukain yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdus Salaam bin Harb dari Kultsum Al Muhaaribiy dari Abi ‘Ammaaar yang berkata aku duduk di sisi Watsilah bin Al Asqa’ ketika orang-orang menyebutkan Ali dan mencacinya. Ketika mereka berdiri, [Watsilah bin Asqa’] berkata “duduklah aku akan mengabarkan kepadamu tentang orang yang mereka caci, Aku berada di sisi Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] ketika itu datanglah Ali, Fathimah, Hasan dan Husain maka Beliau menyelimuti mereka dengan kain dan berkata “ya Allah mereka adalah ahlul baitKu, ya Allah bersihkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. Aku berkata “wahai Rasulullah dan aku?”. beliau berkata ” engkau”. [Watsilah] berkata “demi Allah hal itu lebih aku percaya daripada amal yang kulakukan”

Silakan para pembaca perhatikan hadis yang dikutip Efendi nashibi diatas disebutkan bahwa yang berkata demikian adalah Watsilah bin Al ‘Asqa’ bukan Ummu Salamah. Ini dusta yang lucu, bagaimana mungkin ia tidak membaca hadis yang ia kutip sendiri. Sejak kapan Ummu Salamah bernama Watsilah bin Al Asqa’. Bagaimana mungkin seorang wanita disebut dengan Fulan bin Fulan?. Bukankah ini kejahilan yang nyata.

Pada poin no 2 Efendi nashibi kembali menyatakan ada versi hadis dimana Ummu Salamah bertanya dan  Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab “engkau termasuk keluargaku”. Efendi menunjukkan bahwa hadis yang dimaksud adalah riwayat Thabari dan Ibnu Hibban di atas. Perhatikan perkataan Efendi “She asked” kemudian silakan pembaca lihat hadis Ath Thabari dan Ibnu Hibban yang dikutip oleh Efendi, itu adalah hadis Watsilah bin Al ‘Asqa’. Setahu saya sih Watsilah itu sahabat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] seorang laki-laki bukan perempuan tetapi mungkin menurut Efendi nashibi Watsilah itu seorang perempuan dan ia adalah Ummu Salamah

Nah kalau kedua hadis yang terakhir memang diriwayatkan oleh Ummu Salamah. Kami pribadi sudah membahas hadis dengan matan seperti ini jadi kami tidak akan mengulanginya disini. Hanya saja kami ingin menunjukkan jika menggunakan ilmu hadis ala Efendi yang suka menukil jarh terhadap perawi dan kemudian melemahkan hadis seenaknya dengan jarh perawi tersebut maka kedua hadis tersebut tidak bisa dijadikan hujjah.

Mengenai Musa bin Ya’qub ternukil jarh terhadapnya, Ali bin Madini berkata “dhaif al hadits mungkar al hadits”. Nasa’i berkata “tidak kuat”. Daruquthni berkata “tidak bisa dijadikan hujjah”. Ibnu Hajar berkata “shaduq buruk hafalannya” [Tahdzib Al Kamal 29/172 no 6315 beserta catatan kakinya, jarh kami nukil dari kitab tersebut dan dari catatan kakinya].

Tentu perlu kami ingatkan kepada para nashibi [mengingat kebanyakan mereka lemah akalnya] bahwa kami tidak sedang melemahkan kedua hadis di atas tetapi kami hanya menukil jarh terhadap Musa bin Ya’qub sebagai hadiah bagi Efendi yang begitu sering melemahkan hadis dengan ilmu hadis ala nashibi. Akhir kata wahai pembaca, mari kita sama sama berlindung kepada Allah SWT dari kejahilan. Salam Damai

16 Tanggapan

  1. “Kelucuan” apa lagi ini ?…yang dipertontonkan tanpa rasa malu dari seorang yang bernama Farid ? dan bung @SP saya nilai piawai sekali dalam menggali potensi “kelucuan” orang satu ini dimedan diskusi ilmiyah. Selamat bung…teruslah berkarya dan salam dari saya.

  2. @Dafa Sani
    bukan Farid, tetapi temannya yaitu Efendi.

  3. @SP
    Syukron atas sedikit koreksinya….dan tampaknya prototipe dan tipikal keduanya atau bahkan umumnya kaum nashibi tidaklah jauh berbeda yaitu sama-sama memendam potensi “kelucuan” dalam tingkatannya masing-masing……salam.

  4. Salam.. Yah., bgt karakter para pembenci Syiah dr dahulu… yang beragma brdasar hawa nafsu dan mngesampingkan akal..! Syukran.

  5. wahahahahahaha.. ana lebih percaya kalau keledai bisa lompat ke bulan daripada percaya kalau watsilah itu ummu salamah.. untuk doanya آمِيّنْ آمِيّنْ… يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

  6. wahaahahahahaaa,,,,dunia Mungkin akan akan selalu Stress tanpa adanya para NAshibi yg sebenarnya Cocok menjadi Pelawak Stand Up Comedy daripada Cendikiawan….sekali lagi wahahahahahahahah
    Thanx Bro Sp…urat syaraf ana kendor lagi nih

  7. kayanya efendy nashibi ulama bayaran srimulat… :mrgreen:

  8. Koq parah gtu ya..mending diam sja kaLo bicra asaL”an bgtu

  9. Dasar nashibi, otak dikemanain

  10. Qul Jaa-al Ahaq wazahaqol Bathil, Innal Bathi Kaana Zahuuqo

  11. Perlu ada volunteer nih yang membukukan kedustaan para nashibi. Jgn2 mereka gak tahu kali kalo sebutan nashibi itu datangnya dari Allah…….

  12. si efendi kaya pendukung KPSI, ngak punya otak.

  13. Semoga Allah memperbanyak orang seperti anda demi melawan kejahilan para nashibi yang merupakan virus bagi kesucian Islam, dan yang senantiasa semangat dalam menghembuskan permusuhan ditengah-tengah umat Islam.

    semoga pula kajian ustadz (salam salut saya) untuk meng cover ajaran sesat nashibi dapat menjadi imunisasi bagi nasyarakat luas, dan orang awam seperti saya, saya ucapkan tksh.

    teruskan perjuangan ustadz dalam melawan kebathilan!!!

  14. sudah, jangan balah-balah, shiah sudah tidak punya jawapan lagi, kelihatannya semua sudah dijawab disini

    http://soaljawabsunnisyiah.blogspot.com/2012/03/kemaksuman-para-ahlu-bait-bahagian-1.html

  15. @aswj,
    di blog yg mas/mba aswj referensikan itu membantah kemaksuman Ahlul Bait as.. sy mau bertanya kpd anda, bukankah Ali as, Fathimah as, Hasan as dan Husein as adalah para penghulu surga spt yg pernah Rasul sabdakan? kl mereka tdk suci dr dosa atau tdk maksum, mana bisa mereka Ahlul Bait as disabdakan Rasul SAW sbg para penghulu surga.. selain dalil naqli, mohon gunakan dalil aqli kita… knp kalian yg mengaku cinta Ahlul Bait as malah membantah hadits2 yg meriwayatkan keutamaan mereka as walaupun hadits2 itu shahih bahkan didukung Kitabullah? tp ketika ada hadits2 yg berasal dr kitab bukhari dll yg meriwayatkan kebathilan sahabat2 justru kalian bantah jg dgn dalih semua sahabat adil, kl mereka adil dan tanpa salah, maka kalian menganggap mereka maksum, sementara tdk pernah ditemukan dalil2 yg meriwayatkan sahabat itu maksum.. cara berpikir yg aneh menurut sy

  16. Cocoknya komentar efendi disandingkan dengan komentar org yg lg mabuk.

Tinggalkan komentar