Imam Tsiqat Ikut Membunuh Utsman Atau Sahabat Nabi Yang Masuk Neraka?

Imam Tsiqat Ikut Membunuh Utsman Atau Sahabat Nabi Yang Masuk Neraka?

Judulnya memang agak bombastis tetapi judul tersebut adalah cerminan dari hadis shahih yang rasanya agak jarang dikutip oleh salafiyun. Hadis tersebut mengabarkan tentang perselisihan antara seorang mukhadhramun yang dikenal tsiqat dengan seorang sahabat Nabi. Mereka saling mengungkap keburukan masing-masing, salah satu menuduh yang lain sebagai salah seorang pembunuh Utsman dan sebaliknya orang tertuduh membawakan hadis Nabi kalau si penuduh itu masuk neraka. Kalau tidak percaya, silakan perhatikan hadis berikut

حدثنا علي بن الحسين الرقي قال ثنا عبد الله بن جعفر الرقي قال أخبرني عبيد الله بن عمرو عن زيد بن أبي أنيسة عن عمرو بن مرة عن إبراهيم قال أراد الضحاك بن قيس أن يستعمل مسروقا فقال له عمارة بن عقبة أخو الوليد بن عقبة – أتستعمل رجلا من بقايا قتلة عثمان ؟ فقال له مسروق حدثنا عبد الله بن مسعود وكان في أنفسنا موثوق الحديث أن النبي صلى الله عليه و سلم لما أراد قتل أبيك قال من للصبية ؟ قال ” النار ” فقد رضيت لك ما رضي لك رسول الله صلى الله عليه و سلم

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Husain Ar Raqiy yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Ja’far Ar Raqiy yang berkata telah mengabarkan kepadaku Ubaidillah bin ‘Amru dari Zaid bin Abi Unaisah dari ‘Amru bin Murrah dari Ibrahim yang berkata Dhahhak bin Qais berkeinginan mengangkat Masruq? Maka ‘Umaarah bin Uqbah saudara dari Walid bin Uqbah berkata kepadanya “engkau mengangkat laki-laki yang tersisa dari pembunuh Utsman”?. Maka Masruq berkata kepadanya “telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Mas’ud dan ia di sisi kami seorang yang terpercaya dalam hadisnya, bahwa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] ketika akan membunuh ayahmu, maka [ayahmu] berkata “siapa yang menanggung anak-anakku”?. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab “neraka”. Maka aku ridha untukmu apa yang Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] ridha untukmu [Sunan Abu Dawud 2/66 no 2686]

Hadis di atas sanadnya hasan. Ali bin Husain Ar Raqiy adalah syaikh [guru] Abu Dawud seorang yang shaduq dan dalam periwayatannya dari ‘Abdullah bin Ja’far Ar Raqiy ia memiliki banyak mutaba’ah sehingga secara keseluruhan hadis di atas shahih.

  • Ali bin Husain Ar Raqiy adalah syaikh [guru] Abu Dawud. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 7 no 524]. Ibnu Hajar berkata “shaduq” [At Taqrib 1/692]
  • ‘Abdullah bin Ja’far Ar Raqiy adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Abu Hatim berkata “tsiqat dan ia lebih aku sukai dari Ali bin Ma’bad”. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Nasa’i berkata “tidak ada masalah padanya sebelum hafalannya berubah”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Ijli menyatakan tsiqat [At Tahdzib juz 5 no 296]. Adz Dzahabi berkata “tsiqat hafizh” [Al Kasyf no 2667].
  • Ubaidillah bin ‘Amru bin Abi Walid Al Asdiy adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Ma’in dan Nasa’i menyatakan tsiqat. Abu Hatim berkata “shalih al hadits tsiqat shaduq tidak dikenal memiliki hadis mungkar, ia lebih aku sukai daripada Zuhair bin Muhammad”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Ijli dan Ibnu Numair menyatakan tsiqat. [At Tahdzib juz 7 no 74]
  • Zaid bin Abi Unaisah adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Malik meriwayatkan darinya [itu berarti ia tsiqat menurut Malik]. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Nasa’i berkata “tidak ada masalah padanya”. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Al Ijli, Yaqub bin Sufyan dan Abu Dawud menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 3 no 729]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat [At Taqrib 1/326]
  • ‘Amru bin Murrah Abu Abdullah Al Kufiy adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Abu Hatim menyatakan tsiqat shaduq. A’masy sangat memuji ‘Amru bin Murrah. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Ibnu Numair dan Yaqub bin Sufyan menyatakan tsiqat. [At Tahdzib juz 8 no 163]. Ibnu Hajar berkata “ia ahli ibadah yang tsiqat” [At Taqrib 1/745]
  • Ibrahim bin Yazid bin Qais An Nakha’iy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Hajar menyatakan ia seorang faqih yang tsiqat [At Taqrib 1/69]. Ia dikenal meriwayatkan dari Masruq.

Riwayat Ali bin Husain Ar Raqiy  ini juga diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Dala’il An Nubuwah 6/397 dengan jalan sanad Abu Dawud di atas. Ali bin Husain Ar Raqiy dalam periwayatannya dari Abdullah bin Ja’far Ar Raqiy memiliki mutaba’ah yaitu

  1. Hilal bin Al A’la Ar Raqiy sebagaimana yang disebutkan Al Hakim dalam Mustadrak juz 2 no 2572 dan Baihaqi dalam Sunan Al Kubra 9/65 no 17806. Hilal bin Al A’la Ar Raqiy seorang yang shaduq [At Taqrib 2/273]
  2. Salamah bin Syabib sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abi Ashim dalam Al Ahad Wal Matsani 1/406 no 565. Salamah bin Syabib seorang yang tsiqat [At Taqrib 1/377].
  3. Fadhl bin Ya’qub Ar Rukhamiy sebagaimana yang disebutkan oleh Al Bazzar dalam Musnad Al Bazzar 5/345 no 1712. Fadhl bin Ya’qub seorang yang tsiqat hafizh [At Taqrib 2/13]
  4. Ahmad bin Zuhair bin Harb sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Asy Syaasyiy no 387. Ahmad bin Zuhair bin Harb seorang yang shaduq [Al Jarh Wat Ta’dil 2/52 no 57]
  5. Abu Umayyah Muhammad bin Ibrahim bin Muslim sebagaimana yang disebutkan Ath Thahawi dalam Musykil Al Atsar no 3910. Abu Umayyah seorang yang shaduq [At Taqrib 2/51]

Abdullah bin Ja’far dalam periwayatannya dari Ubaidillah bin ‘Amru memiliki mutaba’ah yaitu dari Shalih bin Malik sebagaimana yang disebutkan Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Awsath 3/213 no 2949 dan Ibnu Adiy dalam Al Kamil 1/157-158. Shalih bin Malik Al Khawarizmiy dimasukkan oleh Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat dan berkata “mustaqim al hadits” [Ats Tsiqat juz 8 no 13647]. Al Khatib berkata “shaduq” [Tarikh Baghdad 10/431 no 4805]

Dengan mengumpulkan jalan-jalannya maka tidak diragukan kalau hadis ini sanadnya shahih. Dalam Atsar di atas Ibrahim mengabarkan perselisihan antara Masruq dengan ‘Umaarah bin Uqbah anak dari Uqbah bin Abi Muith dan saudara Walid bin Uqbah. Siapakah kedua orang tersebut.

  • Masruq bin Al Ajda’ adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat mukhadhramun. Al Ijli menyatakan ia tsiqat. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat memiliki hadis-hadis shalih”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 10 no 206]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat faqih ahli ibadah mukhadhramun” [At Taqrib 2/175]. Adz Dzahabi menyebutnya Imam Qudwah [teladan] dan Alim [As Siyar 4/63 no 17]
  • ‘Umaarah bin Uqbah bin Abi Muith adalah saudara Walid bin Uqbah termasuk salah seorang sahabat Nabi. Ia memeluk islam pada saat Fathul Makkah, Ibnu Hajar menyebutkannya dalam Al Ishabah [Al Ishabah 4/585 no 5728]. Ibnu Abi Ashim juga memasukkannya sebagai sahabat Nabi [Al Ahad Wal Matsani 1/406].

Dari matan hadis tersebut maka dapat diketahui beberapa hal yang bisa dibilang meruntuhkan sebagian keyakinan salafiyun.

  1. Berdasarkan kesaksian ‘Umaarah bin Uqbah [sahabat Nabi] maka ternyata salah satu yang ikut mengepung dan membunuh Utsman bin ‘Affan adalah Masruq bin Al Ajdaa’ seorang imam mukhadhramun yang tsiqat dimana hadis-hadisnya dijadikan hujjah dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim. Bukankah salafy berkeyakinan kalau yang mengepung dan membunuh Utsman adalah kaum munafik maka itu berarti salafy menuduh Bukhari dan Muslim berhujjah dengan hadis orang munafik.
  2. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Masruq dari Ibnu Mas’ud maka diketahui bahwa ada sahabat Nabi yang dicap masuk “neraka” yaitu anak-anak Uqbah bin Abi Mu’ith yang ketika itu kafir bersama ayahnya diantaranya ‘Umaarah bin Uqbah yang berselisih dengan Masruq di atas. Dan itu berlaku juga buat saudaranya yaitu Walid bin Uqbah sahabat Nabi yang divonis fasik oleh Allah SWT.
  3. Dari hadis ini juga bisa dilihat bahwa Masruq sepertinya tidak berkeyakinan kalau “semua sahabat adalah adil”. Tampak dalam riwayat di atas Masruq berselisih dengan salah seorang sahabat Nabi dan tidak ragu untuk menyatakan keburukannya berdasarkan hadis Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang ia dengar dari Ibnu Mas’ud.

Fakta-fakta ini sangat menyakitkan bagi salafiyun, pastinya mereka akan mencari segala cara untuk berdalih membela diri. Tetapi sayang sekali pedang yang sekarang mereka hadapi itu bermata dua, walaupun mereka bisa selamat dari mulut buaya tetap saja mereka akan langsung masuk ke mulut harimau. Maju kena, mundur kena, apalagi diam ya babak belur dan untuk para muqallid salafy atau troll yang cuma bisa cuap cuap teriak menghina maka kita katakan “matilah dengan kemarahanmu”.

17 Tanggapan

  1. Saat awal-awal generasi ummat Islam pasca meninggalnya Rasulullah, banyak pergolakan politik yang meneteskan darah ribuan ummat Islam. Hanya dengan rahmat dari Alloh semata, ummat Islam generasi akhir masih dapat merasakan (mengetahui) sejarah pertentangan tersebut. Pelajaran terpenting adalah agar kita tidak
    mewarisi perpecahan tersebut.

    Menurut hemat saya, ada dua sikap ekstrim yang tidak tepat, yaitu:

    1) Meyakini semua sahabat adil dan tsiqat. Keyakinan ini akan membawa pelakunya pada ketidakkonsistenan.
    2) Meyakini semua sahabat tidak adil (Na’udzu billahi min dzalik). Sikap ini merupakan sikap musuh-musuh Islam.

    Cukuplah bagi kita untuk berlapang dada mengakui adanya konflik di antaranya generasi ummat Islam terdahulu (sahabat dan tabiin), dan mengambil contoh yang baik dari mereka.

    Salam,

  2. yang jadi pertanyaan saya adalah:
    mungkinkah peristiwa/keadaan sahabat2 tersebut pasti tdk akan dialami pada masa sekarang?…. sebab dilihat dari sejarah, justru Rasulullah lebih mengkhawatirkan umatnya yg saling berebut dunia dan kekuasaan dari pada kekhawatiran pd umatnya yg murtad….artinya jelas memang sejarah membuktikan Islam dan Ahlulbayt justru lebih direpotkan oleh sebahagian sahabat yg bengkeng/tdk patuh pada para Ahlulbayt yg ditetapkan Allah dan Alquran daripada musuh nyata yg lainnya…?

  3. Kekahawatiran Rosululloh saw memang terbukti dengan adanya konflik di timur tengah sekarang ini! Dan tentang sikap para ‘Ulama2 di sana. Siapa sebenarnya pengikut Rosul dan pengikut Iblis!

  4. Rosululloh saw bersabda: “Janganlah kalian kembali kafir sepeninggalku, sebagian dari kalian akan memenggal leher sebagian yang lain”. (HR. Bukhori-Muslim).

    Hmmm…. namun ternyata sabda Rosululloh saw yang mulia tsb. sekarang telah dilanggar oleh penguasa2 yang dijadikan antek2 si Setan Besar Amerika dan Zionis Israel! (Saudi, Jordania, Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yaman…..)

  5. wah benar2 runtuh nich keyakinan salafy wahabi, benar2 ketohok. Bang Sp sangat cerdik dan pintar untuk membangun keyakinan umat islam agar jangan sampai taqlid buta seprti keyakinan salafi.

    Kalau masruq di katakan munafik oleh salafi maka kosekwensinya sangat berat karena beliau di jadikan imam tsiqah di kutbu sittah. Tapi apa mau hendak di kata orang2 salafi sudah begitu banyak menebrkan pernyataan bahwa yang mengepung dan membunuh Utsman adalah gerombolan orang2 munafik.

    Kemudian untuk anaknya pemuka qurasyi Uqbah bin abi muith yaitu ‘Umaara bin Uqbah adalah sahabat Nabi seperti yg di sebutkan oleh Ibnu hajar dan Ibnu Abi ashim. Bahwa menurut Ibnu Mas’ud apa yg di sampaikan Masruq, Uqbah bin abi muith dan kedua anaknya masuk neraka. Hujjah ini bisa dijadikan pedoman bahwa tdk semua sahabat Nabi adil. Mari kita letakan
    Sesuatu pada tempatnya.

    Sayang sekali orang2 salafinya ga nongol2 sudah beberapa Edisi.

    Sayang

  6. mengkaji hadis tidak cukup dengan melakukan pemotongan seperti di atas. mengkaji hadis harulah menyeluruh, sebab satu yang episode yang hilang maka ceritanya mayoritas terjatuh pada selera pengkajinya, oleh karena itu hati-hati lah dalam membahas hadis,. terlebih blog ini suka memoderasi, sehingga komentar pembanding lain tidak didengarkan yang mana hal ini bisa menimbulkan keserakan diri dalam menentukan kebenaran versi akal pribadi,,,

  7. pasti akan keluar dgn dalilnya yg menyatakan haditsnya tdk shohih,,even sekalipun perawinya dlm riwayat lain dipakai…pokoknya kudu dhoif ini hadits walao dgn dalil amnesia sekalipun…

    btw kenapa salafy yg kemaren kgk ada yg masuk lagih…ape semua dianggap troll @sp atau pada kagak demen masuk lagi?

  8. @apdol
    maaf siapa yang melakukan pemotongan?, episode mana yang hilang? dan apa maksud anda dengan mengkaji hadis haruslah menyeluruh?. Memang banyak orang yang cuma bisa bicara tetapi tidak mengerti apa yang mereka bicarakan

  9. Salafy mengatakan siapa yang membunuh Utsman MUNAFIK.
    Saya sampai sekarang masih bingung. Yang membunuh Munafik atau yang dibunuh.
    Kalau kita membaca buku2 sejarah dari para ahli sejarah Islam.
    Selama kehkalifaan Utsman keadilan diabaikan. Yang melaksanakan aktivitas pemerintahan semua dari keluarga Bani Umayah dan hidup dalam kemewahan (nepotisme). Dan apabila diperingati tdk mau mengakui malahan dihukum.

  10. secondprince. Kamu kena kaji keseluruhan hadis jika kamu ingin katakan “tidak semua sahabat adil”. Dan kamu tidak boleh bahas ikut pemahaman kamu pada hadis itu saja. Kamu kena ambil kira juga perbahasan oleh para ulama lain seperti Imam Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ash-Shabuni dll. Inilah apa yang dikatakan manhaj. Saya sarankan kamu baca dulu kesemua kitab aqidah yang ditulis oleh para ulama mu’tabar.

  11. @Yus
    alhamdulillah saya sudah pernah mengkajinya dan insya Allah akan terus mengkajinya. btw memangnya “sahabat semuanya adil” itu termasuk akidah ya?

  12. Hehe 😀
    apakah manusia berakal tidak punya kemampuan untuk menilai sesuatu atau seseorang itu adil atau tidak?
    Apakah akal menurut anda tidak cukup untuk itu?
    Bukankah jika sesuatu tidak mencocoki selera anda maka anda akan mengatakan bahwa sp belum baca seluruh buku yang ada Di dunia?
    Mestinya anda nilai saja apakah ada yang salah dari pernyataan tersebut.

    Salam damai.

  13. Aneh juga yah informasi seperti ini masih ada aja yang nyoba membantah.

    @Apdol : Silahkan tunjukkan yang anda maksud dipotong.. jadi kita bisa dapat informasi lain.. kalo ga bisa itu namanya tuduhan keji. dan menurut saya justru anda yang harus hati-hati kalo bilang blog ini suka memoderasi.

    pembenaran versi pribadi justru terlihat pada diri and koq.

  14. SP said :
    “Maju kena, mundur kena, apalagi diam ya babak belur dan untuk para muqallid salafy atau troll yang cuma bisa cuap cuap teriak menghina maka kita katakan “matilah dengan kemarahanmu”.”

    Gw jawab :
    “Hehehehe…
    Untuk pentolan2 Syi’ah Rafidhah spt ente pemilik blog ini, and konco2 ente…..kita buktikan kelak di akhirat, siapa yang benar, apakah ente2 orang2 neo Rafidhah si pembenci dan pencela sahabat2 Nabi atau kami pembela2 sahabat2 Nabi semua?”
    See you di Padang Mahsyar……hehehehehe.

  15. @anti rafidhah
    didunia saja anda menolak kebenaran,apa yg akan anda bawa nnt diakhirat..?kefanatiakan saja yg anda bawa…!
    yg ditulis oleh sp adalah dalil shahih dr ahlusunnah ttg kenyataan sejarah,
    apa boleh buat kenyataan sejarah sahabat saling bunuh,mana yg anda bela n mana yg kami cela?
    sdh pasti jwbannya adalah:yg anda bela n kami cela adalah kefanatikan buta..!! dan itulah yg nnt anda n kami bawa ke akhirat

  16. Mas @ Sp saya baca dlm sebuah blog disebutkan kalau Umar ibn saad ibn abi waqash itu shaduq/tsiqat oleh Ibn Hajar Asqalani dalam Tahdzib At-Tahdzib (j.7/ no.747) tapi juga disebutkan kalau dia pembunuh Imam husain as…apakah ini benar ? jika bisa antum memberikan hadist yg diriwayatkan oleh Umar ibn saad ..

    juga ini Ahmad bin Abdullah al-Ijli dalam Tahdib al-Kamal (21/no.4240) : pls share donk

  17. […] Riwayat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bahwa Walid bin Uqbah dan Umaarah bin Uqbah masu… […]

Tinggalkan komentar