Paradoks Pesantren Kilat

Paradoks Pesantren Kilat

Pesantren kilat termasuk fenomena yang mewabah setahun sekali dan biasanya muncul di setiap bulan Ramadhan. Acara ini ditujukan kepada para pelajar atau mahasiswa yang bidang pembelajarannya nonagamis. Layaknya pesantren maka yang disuguhkan adalah berbagai hal yang bersifat agamis, ilmu-ilmu agama yang disampaikan dalam format ceramah-ceramah para da’i [yang biasanya agak membosankan]. Biasanya untuk mengatasi kebosanan panitia acara menyajikan beberapa hiburan dalam bentuk permainan atau tontonan yang menarik [katanya sih, bagi orang-orang tertentu huburannya juga membosankan] 😛

Secara umum acara seperti ini tidak ada masalah bahkan bisa dibilang baik tetapi secara kritis ternyata bermasalah juga [bagi orang stress semuanya bisa jadi bermasalah]. Tetapi sebelum memasuki wilayah kritik mengkritik ada baiknya saya kasih pengumuman dulu, saya tidak antipesantrenkilat. Waktu jadul saya termasuk orang yang sering mengikuti pesantren kilat [walaupun agak terpaksa]. Jadi tolong anggaplah tulisan ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja para panitia pesantren kilat.

.

.

Manfaat Pesantren Kilat

Secara pikir layaknya orang biasa, pesantren kilat punya segudang manfaat. Bayangkan di sela sela kesibukan duniawi akhirnya kita bisa mengisi jiwa kita dengan siraman ruhani ala surgawi. Daripada tidur di hari-hari puasa mendingan ikut pesantren kilat banyak pahalanya apalagi di bulan puasa bisa berlipat-lipat ganda, katanyaaaa. Bayangkan setelah hampir sebelas bulan mengenyam ilmu-ilmu dunia yang ribet menjelimet dengan nilai [rapot or ipk] yang pasang surut akhirnya selama beberapa hari kita disibukkan dengan ilmu-ilmu agama dari para Ustadz or Ustadzoid, Alhamdulillah mari mensyukuri “beberapa hari” itu dalam satu tahun. Dengan pesantren kilat kita bisa meningkatkan Ukhuwah islamiyah diantara sesama muslim uups dan muslimah juga, bayangkan di tengah maraknya retak-retak skizme berbagai aliran yang sama-sama ngaku “Firaqtun Najiyah Ala Salafus Salih” kita masih bisa merekatkan tali persaudaraan yang entah sejak kapan jadi retak-retak begitu. Pesantren kilat ikut membantu dalam mencerdaskan generasi muda bangsa, membentuk generasi muda yang tidak hanya pintar otaknya [katanyaaa] tetapi juga beriman dan bertakwa [katanyaa juga], istilah kerennya kalau gak salah adalah berkualias Iptek dan Imtaq. Nah kurang bagus apa lagi coba, sungguh orang yang menjelekkan pesantren kilat itu berada dalam kesesatan :mrgreen:

Secara pikir layaknya orang tidak biasa, pesantren kilat ternyata ada manfaat juga. Hubungan berpacaran jadi lebih berkualitas bikause ternyata sang pacar alim juga, lumayan juga lah ikut pesantren kilat bisa dapat poin alim [sedikit]. Bagi yang belum punya pacar, pesantren kilat ajang yang baik untuk mencari-cari calon pacar yang alim, maklum zaman sekarang cari pacar alim itu susah. Banggain orang tua lho, karena anaknya jadi rajin ke masjid yang tadinya cuma setahun dua kali [waktu id] jadi nambah beberapa hari, lumayan lah. Apalagi jika momen “bangganya orang tua” ini dimanfaatkan dengan baik wah bisa jadi menambah uang saku. Dapet nilai plus dari guru agama, yah bagi anak yang terkenal “bandit” maka ikut pesantren kilat bisa menjadi fenomena yang menghebohkan, hitung-hitung sedikit memperbaiki image. Beberapa hari “tobat jadi preman” cukup bermanfaat bagi kenyamanan lingkungan sosial persekolahan. Nah ada juga kan manfaatnya :mrgreen:

.

.

Anomali Pesantren Kilat

Secara pikir layaknya orang yang serius mikir, Pesantren kilat itu gak bagus-bagus amat. Melihat untung dan rugi or manfaat atau tidak, harus melihat apa sebenarnya isi pesantren kilat. Apa yang mereka sebut ilmu agama tidak lain hanyalah ceramah biasa yang mungkin sudah berulang kali terdengar, apalagi di bulan puasa. Ilmu agama yang disampaikan Ustadz or Ustadzoid itu bener-bener gak update. Terkadang bagi murid yang sedikit pintar atau minimal suka baca buku-lah maka ketika ia mendengar Ustad tersebut ceramah kerjanya malah menghitung berapa hadis dhaif dan maudhu’ yang disampaikan. Agak paradoks juga, seharusnya ketika mendengar hadis seseorang harus diam menyimak dengan serius eh ini malah letoy sambil mainin peci dan dengan sinis bergumam “dhaif lagi” atau “yang ini hadis palsu”. Salah siapa? Gak ada yang salah, namanya anak muda ya begitulah mereka begitu mudah bosan apalagi anak muda yang pintar lebih mudah lagi bosannya. Bagi mereka yang pintar pesantren kilat yang seperti itu tidak menambah ilmu agama buat mereka kesannya hanya membuang waktu mending pulang ke rumah baca kitab Musnad Ahmad sambil dengerin Vivaldi :mrgreen:

Terkadang panitia acara yang kreatif menampilkan tontonan yang menarik. Film atau video yang katanya meningkatkan ilmu dan memberikan pencerahan serta meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Ho ho jelas iklannya “sungguh memikat” tetapi kenyataannya “sungguh terlalu”. Film atau video yang ditampilkan biasanya berupa pseudosains yang banyak mengandung fallacy seperti video “keruntuhan teori evolusi” atau “hakikat di balik materi”. Tidak dipungkiri ada beberapa video itu yang bagus tetapi jelas tidak sebanding dengan penyakit yang diam-diam disuntikkan kepada para anak muda.

Keruntuhan teori evolusi seolah menjadi agenda diam-diam para da’i [tertentu] kepada generasi muda. Para pelajar atau mahasiswa yang ikut pesantren kilat jadi terbius dengan keindahan gaya bahasa dan gambar warna warni dan penggalan ayat-ayat Al Qur’an seraya berkata “subhanallah” atau “Allahuakbar”. Iman mereka meningkat [katanya] tetapi pikirannya jadi ikutan rusak, muncul penyakit-penyakit yang tidak perlu.

  • Anggapan kalau banyak ilmuwan barat yang tidak bisa dipercaya alias menipu
  • Anggapan kalau ilmu pengetahuan sekarang dikuasai barat dan merusak keimanan
  • Anggapan bahwa agama bertentangan dengan sains

Dan tentu penyakit seperti ini mudah sekali menyebar karena para pelajar dan mahasiwa ini menjadi batu loncatan menuju kaum awam. Para pelajar atau mahasiswa ini jelas akan menjadi orang bertitel, orang yang dikenal masyarakat sebagai berpendidikan, orang yang menjadi tempat bertanya kaum awam. Nah apa jadinya kalau para pelajar atau mahasiswa ini dari awal sudah menyimpan bibit penyakit “Pseudosains”. Mungkin hanya beberapa pelajar [yang memang suka belajar] atau Mahasiswa [mungkin yang jurusannya memang biologi] yang tidak terjangkiti virus “keruntuhan teori evolusi”. Memang manusia sering menjadi musuh terhadap apa yang tidak ia ketahui. Dampak jangka panjang penyakit seperti ini adalah pembodohan, selagi ilmu di barat sana berkembang terus eh kita malah gak maju-maju sambil membuai diri dengan harga diri kosong.

Hakikat di balik materi adalah film lain yang benar-benar gak ada hubungannya dengan sains. Tetapi si pembuat film sok mengutip pendapat para ilmuwan, memperbanyak referensi untuk mengecoh kaum awam dan tentu dengan mengutip ayat-ayat Al Qur’an. Semua isi film ini sebenarnya bisa dimentahkan dengan logika sederhana Silogisme sebab-akibat karena pembahasan dengan kesimpulan tidak ada hubungannya tidak ada silogisme-nya. Tetapi banyak anak muda [bisa pelajar bisa mahasiwa] yang menonton terkesima terpesona berdecak kagum sambil bergumam “Subhanallah” atau “Allahuakbar”. Hanya beberapa orang aneh yang lemah letih lesu tidak semangat dengan sinis geleng-geleng kepala bergumam “sejak kapan orang islam jadi begini” 😦

Secara ringkas poin yang ingin saya tunjukkan disini adalah para pelajar dan mahasiswa itu benar-benar jadi inferior kalau ada orang yang mengutip ayat-ayat Al Qur’an. Seolah-olah apa-apa baik film, perkataan, cerita yang ada ayat Al Qur’annya maka semuanya pasti benar padahal bisa jadi antara ayat Al Qur’an dengan cerita atau filmnya malah gak nyambung. Ayatnya benar tetapi itu tidak membuat filmnya jadi benar. Intinya mereka tidak punya kemampuan memilah-milah antara yang batil dan yang haq padahal zaman sekarang terkadang yang haq bercampur dengan yang bathil. Fenomena ini secara kolektif nampak dalam acara-acara seperti Pesantren kilat. Sungguh paradoks, pesantren kilat yang katanya mencerdaskan generasi muda baik iptek dan imtak malah menjadi sangat tidak mencerdaskan 🙄

.

.

.

Alternatif  Solusi

Secara pribadi saya menganggap keuntungan dan kerugian yang ada dalam acara pesantren kilat tidak bisa dipukul rata sama untuk semua kasus dan di setiap tempat. Solusi kasar hapus pesantren kilat [nah ketahuan nih niat jahatnya] jelas tidak saya anjurkan, bagi saya ini bukan solusi tetapi malah kemunduran. Solusi yang dapat saya tawarkan adalah tingkatkan kualitas acara pesantren kilat. Pihak panitia seharusnya mengadakan rapat khusus yang membahas kualitas acara poin per poin secara komprehensif. Pihak panitia seharusnya lebih detail membahas dan menganalisis secara kritis acara yang akan disampaikan.

Soal ceramah agama, pihak panitia harus pintar memilih Ustadz atau Ustadzoid yang akan memberikan ceramah kemudian tema ceramah jangan kaku harus terikat dengan ramadhan [mentang-mentang bulan puasa]. Pilihlah tema-tema yang tidak hanya mengajak anak muda agar gemar beribadah tetapi juga meningkatkan kualitas ilmu agama mereka seperti materi dasar pengenalan ilmu hadis atau ilmu tafsir. Jika memang tidak mau terlalu teknis maka mintalah kepada da’i yang bersangkutan untuk mengemasnya dalam bentuk yang menarik, ini bukan perkara yang mustahil. Pembahasan tafsir suatu ayat Al Qur’an bagi saya lebih bermanfaat daripada mengulang-ngulang hadis dhaif tentang puasa 🙂

Soal hiburan bagi saya tidak ada masalah dengan permainan dan tontonan asalkan tidak memuat pembodohan semacam pseudosains yang telah saya sebutkan contohnya. Disini tugas panitia adalah melakukan uji validasi atau uji kelayakan tontonan tersebut kepada orang yang memang ahlinya. Contohnya jika memang tontonan tersebut memuat keterangan soal sains misalnya terkait ilmu biologi maka pihak panitia bisa meminta pertimbangan dari guru atau dosen biologi di institusi yang terkait. Bila perlu panitia bisa membentuk tim khusus untuk mencari berbagai referensi mengenai bagaimana isu tontonan tersebut di dunia ilmiah. Bagi saya ini bukan perkara yang sulit mengingat sekarang sudah zamannya informasi mudah didapat. Tinggal buka google ketik dan search.

Jangan terlalu naïf dalam berdakwah. Bukan waktunya lagi kalian terjebak dalam tujuan dakwah yang dogmatis, yang terlalu besar sehingga sulit didefinisikan. Tidak perlu mengharapkan dengan pesantren kilat semua pelajar atau mahasiswa itu berubah menjadi orang alim insan yang bertakwa. Ada berapa banyak pesantren kilat yang sudah dilalui dan nyatanya lepas dari acara tersebut anak muda awam kembali seperti semula seolah tidak berbekas. IMHO lebih baik pesantren kilat itu bermanfaat bagi sedikit manusia yaitu anak muda pelajar atau mahasiswa yang memang ingin meningkatkan kualitas ilmu agama mereka. Biarkan anak muda yang awam dan ikut-ikutan sebagai penggembira saja. Jadi tidak perlulah format acara dibuat bersifat superficial alias yang itu-itu saja dengan tujuan tidak menyulitkan anak muda yang awam. Sudah saatnya dakwah itu bersifat “mendalam” walaupun kesannya bermanfaat bagi mereka yang berminat saja.

Solusi lain yang dapat saya tawarkan dan penawaran ini ditujukan bagi siapa saja yang berminat. Jika anda anak muda baik pelajar atau mahasiswa ingin meningkatkan kualitas ilmu agama maka jangan hanya mengandalkan Pesantren kilat. Ada format lain yang lebih menarik, buatlah halaqah khusus, klub atau kelompok khusus yang terdiri dari beberapa orang misalnya lima atau enam orang [jangan terlalu banyak] yang sama-sama memiliki minat tinggi terhadap keilmuan. Selama bulan ramadhan kalian dapat mendiskusikan tema-tema tertentu soal agama dan yang lainnya apalagi jika sudah direncanakan dari awal dengan mengumpulkan berbagai referensi terlebih dahulu. Dijamin ilmu kalian akan bertambah dengan cepat dan berlipat-lipat. Percayalah, dengan format seperti ini maka kalian tidak akan terlalu tertarik dengan ceramah agama yang superficial atau pesantren kilat. Mungkin bagi kalian hal-hal seperti itu termasuk membuang waktu karena lebih baik jika waktunya dipakai buat berkumpul dan mendiskusikan ilmu agama dalam kelompok atau klub kalian. Apalagi jika kalian membuat blog dan membagi hasil diskusi kalian ke khalayak umum di dunia maya, siapa tahu banyak yang berminat. Halah ini lagi ngomongin siapa sih :mrgreen: [Narsis]. Akhir kata, tulisan ini hanya sekedar masukan tolong ambil saja manfaatnya dan jika ada keburukan maka buanglah yang jauh tidak perlu mencela. Salam Damai

23 Tanggapan

  1. Pertamax, he he he like this :mrgreen:

  2. :mrgreen:

  3. Ga pernah ikut, ga pernah nemenin, jg ga pernah masukin seseorang ke pesantren kilat, jadi ga tau gimana.

    Saran sy, Pesantren Kilat diganti saja namanya menjadi Pesantren Instan hehehe… Soale namanya kilat itu kecepatan geraknya ga pernah sampai hitungan menit, jam apalagi hari? 🙂

    Salam

  4. @Truthseeker08
    ah ikutan aja nih 😛

    @armand
    memangnya di generasi Mas udah ada pesantren kilat :mrgreen:

  5. Kalau saya menanggapi posting tsb diatas secara serius tidak seperti anda2 sebelumnya..
    Saya buta sama sekali mengenai pesantren kilat.
    Tapi waktu membaca apa yang disampaikan SP, maka saya bisa mengambil kesimpulan berdasarkan pandangan SP, bahwa pesantren kilat lebih banyak negatifnya dari pada positifnya.
    Usulan saya, apbaila Pesantren Kilat ini bukan sebagai lahan ……..?, maka
    1.Para peserta BEBAS dari mengeluarkan biaya
    2. Peserta adalah orang dewasa yang sudah bekeluarga dan punya anak
    3. Pemberi Ceramah (Ustadz) harus diseleksi mengenai thema yang akan disampaikan.
    4.Ustadz tidak hanya seorang saja.
    Wasalam

  6. Kenapa ya sampai dinamai pesantren kilat ?
    Tahun depan sy akan bikin pesantren Gledeg/Halilintar supaya gaung-a keras gitu………..

    Klo ga salah ini diantara produk2 ICMI di zaman Habibi.

  7. Mulai dah pindah jadi sosiolog,…udah gitu di comment sendiri paling duluan,…ih gak malu,..biarin aja mereka yang ikut thunder hauzah (terjemahan ngaco dari pesantren kilat-P),,nyaman dengan kegiatannya,..daripada ngabuburit sambil nonton bioskop

  8. jadi inget dulu…hehehe…ikut pesantren kilat…

  9. pernah sih ngikutkan anak di pesantren kilat,panitya nya orang2 HTI,
    murah,ringan dakwahnya,ukhuwan n kegembiraan bg anak2 wlw sesaat.
    wlw kurang melekat.tp scr psikologi baik buat mrk

  10. Secara pikir layaknya orang biasa,
    Secara pikir layaknya orang tidak biasa,
    Secara pikir layaknya orang yang serius mikir,

    secara pikir-pikir punya pikir, layaknya pemikir saya jadi orang biasa yang tidak biasa yang harus serius berpikir….

  11. Ahhh..saya pikir sp saja yang salah masuk. Kelas SP (mahasiswa) masuk ke pesantren kilat (SD) yaaa jelas aja banyak protesnya.
    Wong anak2 yang kesana gak punya pilihan sehebat sp:

    Kesannya hanya membuang waktu mending pulang ke rumah baca kitab Musnad Ahmad sambil dengerin Vivaldi :mrgreen:

    Anak2 lain kalau gak ke pesantren kilat: ikut kebut2an, keluyuran, pacaran dll

    :mrgreen:

    Salam damai

  12. huh mengenang masa lalu bro, ngomongin sanlat kenapa insiden baca buku ndak dimuat? itu pertama kalinya mengenal orang bengal sepertimu. usul bro : evolusi dan hakikat di balik materi buat thread khusus.

    Ahhh..saya pikir sp saja yang salah masuk. Kelas SP (mahasiswa) masuk ke pesantren kilat (SD) yaaa jelas aja banyak protesnya.
    Wong anak2 yang kesana gak punya pilihan sehebat sp

    Huh kata siapa, sp bukan satu-satunya, ada beberapa orang lagi yang malas-malasan tapi soal pilihan hebat gak ada yang sehebat dede :mrgreen:

    Kamu salah truthseeker, sp juga hobi keluyuran juga ada pacar, kalau kebut2an itu baru mustahil karena sp gak bisa nyetir :mrgreen:

  13. Welcome back dede..!!

    Banyak yang salah masuk tohhh… 😛

    Lhooo..kebut2an khan gak selalu harus nyetir, bisa aja pacar SP yang nyetir dan SP mbonceng (pakai jaket kulit, kaca mata hitam, peluk erat2)… :mrgreen:

    Salam

  14. Kalau membaca komentar si dede dan truthseeker08
    kelihatannya anda berdua NGERJAI SP.
    Perspsi saya lain., Apa sebab SP berpandangan NEGATIF terhadap Pesantren Kilat.
    Jangan2 sejak pacar SP mengikuti P K SP dicoweki
    Wasalam

  15. Sy melihat di dua postingan terakhir, mas SP mengkritisi karya Harun Yahya. Sy sendiri termasuk pengunjung tetap laman Harun Yahya sebagaimana sy juga pengunjung tetap blog mas SP ini. Mungkin sy yang salah mempersepsikan tulisan mas SP ttg Harun Yahya, ttp apakah tulisan mas SP itu berarti syiah mendukung konsep evolusi, dan evolusi seperti apakah dalam pandangan syiah, samakah dengan konsep pemikir barat bhw keanekaragaman hayati, fauna semua berasal dari satu sel kemudian sejalan dengan berlalunya waktu mentransformasikan diri menjadi apa2x yang kita lihat skrg?. Mungkin teman2 yang tahu bisa sharing disini bukankah berbagi ilmu di bulan puasa ini bisa menjadi berkah amin…peace

  16. @cahaya musafir
    Saya bukan seorang syiah. Walaupun anda mungkin menghendaki jawaban/pandangan dari pihak syiah.
    Atas pertanyaan anda mengenai konsep evolusi. Saya yakin apabila Syiah yang anda maksudkan adalah Syiah Ahlulbait, maka saya katakan bahwa mereka tidak berpaham konsep evolusi. Tapi berpaham ” QADIRUN MAN YASYAA
    DAN FA’ALUN MAN UFIID. Wasalam

  17. @Cahaya musafir

    teori evolusi

    Q:S 87 : 2 -“yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)”,

  18. @chany & A_Lee

    terima ksh ats responsnya, sy yakin tentunya syiah ahlulbait tdk akan memahami evolusi secara bebas sebagaimana mereka pemikir barat. Sungguh sangat disayangkan karunia ilmu yang Allah berikan kepada mereka tsb diselewengkan dgn mengatasnamakan science dan rasionalitas. Hingga “kursi” Allah yang seharusnya mereka nisbatkan segala sesuatu kepadaNYA mereka nafikan…peace 🙂

  19. @cahaya musafir
    Menurut saya ahlubait memamahami apa yang disebut evolusi secara bebas. Tapi mereka menolak evolusi secara bebas. Maksudnya menolak keyakinan bahwa pertumbuhan/ kejadian da;am alam semesta ini TIDAK ADA YANG MENGATUR
    Wasalam

  20. wah kalo yg dimaksud pesantren kilatnya baca buku musnad Imam ahmad mah itu bukan pesantren kilat… lagi namanya.
    tapi pesantren beneran.

    yg jadi masalah itu mas @ SP abnormal di tingkatannya..
    hehehheheheh piss bro….

  21. Hmmmmmm, begitu ya. ^^

    BTW, ditempat saya namanya Pesantren Ramadhan. ^^

  22. sykron mas atas kritisnya, jadi pengen ikut pesantren kilat lgi sayangnya gak tw dmana ^_^

    Meud LEbaran untuk semua pengunjung blog ini 😀

  23. Happy Ied,…

    Waah kalau saya dulu pernah ngikut PK, keluar malah kayak orang kerasukan, penginnya pecahin kaca, ngantemin orang, abiesnya yg dijadiin materi adalah pideo pembantaian muslim di berbagai belahan negara, dan artikel-artikel di sebuah majalah yang waktu itu kami anggap “berani dan ideal”, tapi sekarang kami menganggapnya majalah yang “sadis dan jauh dari etika jurnalistik serta ngawur”…… he…he…he….. dan abah saya dengan penuh kebanggaan bilang :” setelah ngikut PK, anak ane jadi punya ghirah sama agama”…..ancuurrr…….

Tinggalkan komentar